pptreferat

26
KELAINAN REFREAKSI Verawati 09700102 Eka P Frendy A 09700193 Pembimbing: dr. Rini Kusumawardhany Sp.M 1

description

mfvhfhmfhfhmfjfhhhkgfkjghglhlhju;ojojk'

Transcript of pptreferat

Page 1: pptreferat

KELAINAN REFREAKSI

Verawati09700102Eka P Frendy A09700193Pembimbing:

dr. Rini Kusumawardhany Sp.M

1

Page 2: pptreferat

Latar Belakang

2

-Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, dan panjangnya bola mata.

-Refraksi adalah suatu fenomena fisika berupa penyerapan sinar yang melalui media transparan yang berbeda.

-Kelainan refraksi pada mata terdiri atas miopia, hipermetropia, astigmatisme dan presbiopia.

Page 3: pptreferat

3

Kelainan refraksi adalah keadaan di mana bayangan tegas tidak dibentuk pada retina (macula

lutea). Pada kelainan refraksi terjadi ketidakseimbangan sistem optik pada mata

sehingga menghasilkan bayangan kabur.

Dikenal beberapa titik di dalam bidang refraksi, seperti Punctum Proksimum dan

Punctum Remotum.

Definisi

Page 4: pptreferat

4

Ametropia merupakan kelainan refraksi yang dapat berupa miopia, hipermetropia, atau astigmatisme.

Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea (mendatar atau mencembung) atau adanya perubahan panjang (lebih panjang atau lebih

pendek) bola mata maka sinar normal tidak akan terfokus pada makula.

Ametropia

Page 5: pptreferat

5

-Mata dinyatakan mempunyai refraksi emetropia, jika sinar-sinar yang sejajar dengan sumbu mata tersebut, oleh mata tersebut tanpa akomodasi dibias pada retina,sehingga tajam penglihatannya adalah maksimum.

-Mata emetropia akan mempunyai penglihatan normal atau 6/6 atau 100%.

Emetropia

Page 6: pptreferat

6

Akomodasi

-Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot siliar.

-Mata akan berakomodasi bila bayangan difokuskan di belakang retina.

-Dikenal beberapa teori akomodasi, seperti: Teori akomodasi Hemholtz dan Teori akomodasi Thsernig

Page 7: pptreferat

7

Miopia adalah salah satu bentuk kelainan refraksi

di mana sinar yang datang

sejajar dari jarak yang tak

berhingga difokuskan di

depan retina saat mata tidak

berakomodasi.

Derajat myopia pasien dapat ringan (1-3

dioptri), sedang (3-6 dioptri), atau berat

(lebih dari -10 dioptri). Pada mata dengan miopia tinggi akan

terdapat kelainan pada fundus okuli seperti degenerasi makula,

degenerasi retina bagian perifer, dengan myopik kresen pada papil saraf

optik. rakomodasi.

MIOPIA

Page 8: pptreferat

8

Lensa kontak dapat dipergunakan pada penderita myopia. Pada saat ini myopia dapat dikoreksi

dengan tindakan bedah refraksi pada kornea atau lensa. Penyulit yang dapat timbul pada pasien

dengan miopia adalah terjadinya ablasi retina dan juling.

Page 9: pptreferat

Etiologi:1. Axial miopi2. Kurvatural miopi3. Positional miopi4. Index myopia5. Miopi yang

berhubungan dengan akomodasi yang berlebihan.

Variasi Klinis Miopia:1. Miopia Kongenital2. Miopia Simplek

Gejala Klinis:1. Gejala Subjektif2. Gejala Objektif

9

Page 10: pptreferat

Pemeriksaan

• Ketajaman penglihatan yang keduanya dari jarak jauh (Snellen) dan jarak dekat (Jaeger)

• Uji pembiasan• Uji penglihatan terhadap warna• Uji gerakan otot-otot mata• Pemeriksaan celah dan bentuk tepat di depan mata• Mengukur tekanan cairan di dalam mata• Pemeriksaan retina

10

Page 11: pptreferat

Penatalaksanaan

11

1. Non Farmakologi- Kacamata- Lensa Kontak

2. Farmakologi 3. Terapi Pembedahan

- Radial Keratotomy- Photorefractive Keratectomy (PRK)- Laser in-situ Keratomileusis (LASIK)

Page 12: pptreferat

Komplikasi:

• Strabismus• Perdarahan badan kaca• Ablasi retina

12

Page 13: pptreferat

HIPERMETROPIA

13

• Hipermetropia atau rabun dekat merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata di mana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina.

• Hal ini dikarenakan bola mata penderita terlalu pendek atau daya pembiasan kornea dan lensa terlalu lemah.

Page 14: pptreferat

14

Klasifikasi Hipermetropia Berdasarkan Kemampuan Akomodasi:1.Hipermetropi Manifes2.Hipermetropi Laten3.Hipermetropi Total

Gejala Klinis:1. Gejala Subjektif2. Gejala Objektif

Pemeriksaan:1.Refraksi Subyektif2.Refraksi Obyektif

Page 15: pptreferat

15

Penatalaksaan:-Kacamata

- Lensa kontak

Komplikasi:-Glaukoma sudut

tertutup-Esotropia -Ambliopia

Page 16: pptreferat

ASTIGMATISMA

16

Astigmatisma adalah keadaan dimana terdapat

variasi pada kurvatur kornea atau lensa pada meridian yang berbeda yang

mengakibatkan berkas cahaya

tidak difokuskan pada satu titik.

Definisi

Astigmat biasanya bersifat diturunkan atau terjadi

sejak lahir, dan biasanya berjalan bersama dengan myopia dan hipermetropia dan tidak banyak terjadi perubahan selama hidup.

Astigmatisma dapat disebabkan oleh kelainan pada kurvatur, aksis, atau

indeks refraksi.

Etiologi

Page 17: pptreferat

Jenis Astigmatisma

1. Astigmatisma Reguler- Simple astigmatism

- Compound astigmatism- Mixed astigmatism

2. Astigmatisma Irreguler

Page 18: pptreferat

18

1. Melihat jauh kabur sedang melihat dekat lebih baik

2. Melihat ganda dengan satu atau kedua mata

3. Penglihatan akan kabur untuk jauh atau pun dekat

4. Bentuk benda yang dilihat  berubah (distorsi)

5. Mengecilkan celah kelopak jika ingin melihat

6. Sakit kepala7. Mata tegang dan pegal8. Mata dan fisik lelah9. Astigmat tinggi

Gejala Klinis

Page 19: pptreferat

19

Diagnosa:Diagnosa ditegakkan

berdasarkan anamnesa dan

pemeriksaan fisik.

Penatalaksanaan:1.Kacamata silinder

2.Lensa kontak3.Pembedahan:

- Radial Keratotomy

- Photorefractive Keratectomy (PRK)

- Laser in-situ Keratomileusis (LASIK)

Page 20: pptreferat

PRESBIOPIA

20

Presbiopia adalah semakin berkurangnya kemampuan akomodasi

mata sesuai dengan makin meningkatnya

umur. Kelainan ini terjadi pada mata normal berupa gangguan

perubahan kecembungan lensa

yang dapat berkurang akibat berkurangnya

elastisitas lensa sehingga terjadi

gangguan akomodasi.

Definisi

Page 21: pptreferat

21

Etiologi:-Kelemahan otot akomodasi-Lensa mata yang tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa

Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya

refraksi mata karena adanya perubahan

keseimbangan antara elastisitas matriks lensa

dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras (sklerosis) dan kehilangan

elastisitasnya untuk menjadi cembung, dengan

demikian kemampuan melihat dekat makin

berkurang.

Patofisiologi

Page 22: pptreferat

22

1. Pada pasien berusia lebih dari 40 tahun, akan memberikan keluhan setelah membaca mata menjadi lelah, berair dan sering terasa pedas.

2. Karena daya akomodasi berkurang maka titik dekat mata makin menjauh dan pada awalnya akan kesulitan pada waktu membaca dekat huruf dengan cetakan kecil.

3. Penderita cenderung menegakkan punggungnya atau menjauhkan obyek yang dibacanya.

Gejala Klinis

Page 23: pptreferat

• Penderita yang akan diperiksa penglihatan sentral untuk jauh dan diberikan kacamata jauh sesuai yang diperlukan (dapat positif, negatif ataupun astigmatismat)

• Ditaruh kartu baca dekat pada jarak 30-40 cm (jarak baca)

• Penderita disuruh membaca huruf terkecil pada kartu baca dekat

• Diberikan lensa positif mulai S +1 yang dinaikkan perlahan-lahan sampai terbaca huruf terkecil pada kartu baca dekat dan kekuatan lensa ini ditentukan

• Dilakukan pemeriksaan mata satu per satu.

23

YO UC A NM A K E

Y O U R O W

N M E S S A G E ST O G E T T H E A U D I E N C

E T O P A Y A T T E N T I O N

Pemeriksaan

Page 24: pptreferat

24

Diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman umur yaitu umur 40 tahun (umur rata-rata)

diberikan tambahan sferis +1.00 dan setiap 5 tahun di atasnya ditambahkan lagi sferis + 0.50

Penatalaksanaan

Lensa sferis (+) yang ditambahkan dapat diberikan dalam berbagai cara:1.Kacamata baca untuk melihat dekat saja2.Kacamata bifokal untuk sekaligus mengoreksi kelainan yang lain3.Kacamata trifokus mengoreksi penglihatan jauh di segmen atas, penglihatan sedang di segmen tengah, dan penglihatan dekat di segmen bawah4.Kacamata progressive mengoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh, tetapi dengan perubahan daya lensa yang progresif dan bukan bertingkat.

Page 25: pptreferat

Kesimpulan

25

Kelainan refraksi adalah keadaan di mana bayangan tegas tidak dibentuk pada retina (macula lutea). Pada kelainan

refraksi terjadi ketidakseimbangan sistem optik pada mata sehingga menghasilkan bayangan kabur.

Dikenal istilah emetropia yang berarti tidak adanya kelainan refraksi dan ametropia yang berarti adanya

kelainan refraksi seperti miopia, hipermetropia, astigmat, dan presbiopia

Kelainan-kelainan refraksi dapat dikoreksi dengan menggunakan lensa yang sesuai.

Page 26: pptreferat

26