Ppt.puisi

23
Disusun Oleh : Rika Afriani Lisa Purnama Sari Suci Agresita Suharti Adestri Sinto Resmi Marsuki Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Balikpapan Ketidaklangsungan Ekspresi Puisi

Transcript of Ppt.puisi

Disusun Oleh :Rika Afriani

Lisa Purnama SariSuci Agresita

SuhartiAdestri Sinto Resmi

Marsuki

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaUniversitas Balikpapan

Ketidaklangsungan Ekspresi Puisi

A. Pengertian Puisi

B. Ketidaklangsungan Ekspresi Puisi

Ketidaklangsungan Ekspresi Puisi 1. Penggantian

Arti

2. Penyimpangan Arti

3. Penciptaan Arti

• Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari kata poesis yang artinya berati penciptaan.

• Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya.

• Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari kata poesis yang artinya berati penciptaan.

• Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya.

A. Pengertian Puisi

A. Pengertian Puisi

• Di dalam puisi banyak hal diungkapkan secara tidak langsung. Macam-macam ucapan kiasan merupakan bentuk pengungkapan tidak langsung. Dikatakan “A”, dimaksudkan “B”.

• Penunjukan arti yang jauh dari arti harfiahnya ini menimbulkan ketidaklangsungan dalam aturan sastra yang disebut sebagai ketidaklangsungan ekspresi.

• Di dalam puisi banyak hal diungkapkan secara tidak langsung. Macam-macam ucapan kiasan merupakan bentuk pengungkapan tidak langsung. Dikatakan “A”, dimaksudkan “B”.

• Penunjukan arti yang jauh dari arti harfiahnya ini menimbulkan ketidaklangsungan dalam aturan sastra yang disebut sebagai ketidaklangsungan ekspresi.

B. Ketidaklangsungan Ekspresi Puisi

B. Ketidaklangsungan Ekspresi Puisi

Menurut Riffatere (dikutip oleh Hermintoyo 2003:32), konvensi ketidaklangsungan ekspresi dalam puisi disebabkan oleh tiga aspek;

1.Penggantian arti (displacing of meaning),

2.Penyimpangan arti (distorting of meaning), dan

3.Penciptaan arti (creating of meaning).

Menurut Riffatere (dikutip oleh Hermintoyo 2003:32), konvensi ketidaklangsungan ekspresi dalam puisi disebabkan oleh tiga aspek;

1.Penggantian arti (displacing of meaning),

2.Penyimpangan arti (distorting of meaning), dan

3.Penciptaan arti (creating of meaning).

1.Penggantian Arti

Unsur atau sebab yang menghasilkan ketidak-langsungan ekspresi adalah penggantian arti karena makna primer (denotatif) telah rusak, dan makna skunder (konotatif) menggantikan tempatnya.

Colour schemea. Perbandingan Metaforacontoh pada sajak “Cinta itu buta”.

Simile atau perbandingan,Contohnya “Gadis mimpimu kusut basahseperti sampah”.

LitotesContohnya pada sajak “dia sama sekali tidak Lemah..”

Kategori Penggantian

Arti

Kategori Penggantian

Arti

Alegori

Pernah engkau dengarNyanyian burung murai

Ketika gerimis turunLangit tertutup kabut

Bersiul memilukanBerderai menikam embun

Suara lautpun sirnaTerbang entah kemana

b.PemanusianPersonifikasiAku sering merasa kesal serta bosanMenunggu matahari bangkit dari tidur

c.Penyebutan SebagaianSinekdoke Pras Pro Toto

Contoh :

Memang bila kita kaji lebih jauhDalam kekalutan masih banyak tangan yang

berbuat nista(Untuk Kita Renungkan)

d. Metonimia

Dengan sembraninya ia melaju di jalan berbatudengan penuh cemas.

SAJAK PUTIH

Bersandar pada tari warna pelangiKau depanku bertudung sutra senjaDihitam matamu kembang mawar dan melatiHarum rambutmu mengalun bergelut senda Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tibaMeriak muka air kolam jiwaDan dalam dadaku memerdu laguMenarik menari seluruh aku 

Hidup dari hidupku, pintu terbukaSelama matamu bagiku menengadah Selama kau darah mengalir dari lukaAntara kita Mati datang tidak membelah….

2. Penyimpangan Arti

•Dalam pemahaman Riffattere, makna konotasi yang terwujud

dalam puisi adalah  hasil dari perusakan arti.

•Riffattere hanya menunjuk ada penyimpangan di sana, makna

awal rusak dan menghasilkan makna baru. Menurut Riffattere, ini

dikarenakan tiga hal: ambiguitas, kontradiksi dan nonsense

b. KontradiksiKontradiksi dalam puisi erat kaitannya dengan penggunaan kata-kata yang berlawanan pilihan kata maupun maknanya. Kontradiksi dapat dikategorikan menjadi 5, yaitu:

AntitesisKetika kami berdukacita, mereka datang dengan senyum kegembiraan

Paradoks

Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita

Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa (Berita kepada kawan).

Hiperbola

Pengorbanan yang tak sia-siaUntuk negeri yang dicintai, dikasihiTangan dan kaki rela kau serahkanDarah, keringat rela kau curahkan (Seraut Wajah)

Ironi

Contoh :

Tidakkah kau lihat indahnya, sumber air mengering dan sungai enggan mengalir?

Eufemisme

Contoh :

Ketika ia dibebastugaskan ia meronta, hilang kendali hatinya

Du..du..du...duDu...du...du..du...du...duOh...ohhh....ohhh...ohhh...hoAnugrah dan bencana adalah kehendakNyaKita mesti tabah menjalaniHanya cambuk kecil agar kita sadarAdalah dia di atas segalanyaAdalah dia di atas segalanya(Berita Kepada Kawan)

3. Nonsense

Nyanyian ladangKau akan cukup punya istirahDi hari siang. Setelah selesai mengerjakan sawahPak tani, jangan menangisKau akan cukup punya sandangBuat menikah. Setelah selesai melunas hutang.Pak tani, jangan menangis.Kau akan cukup punya panganBuat si ujang, setelah selesai pergi kondangan.Pak tani,jangan menangis.Kau akan cukup punya ladangBuat bersawah. Setelah selesai mendirikan kandang.Pak tani, jangan menangis.

(Daerah Perbatasan, 1970:19

• Ketidaklangsungan ekspresi juga terbentuk karena penciptaan arti.

• Proses penciptaan kata-kata unik dan kreatif oleh pengarang dalam sajak dan lirik dikatakan sebagai simbol khusus (Private symbol). Private symbol berfungsi untuk menimbulkan bayangan yang konkret dan mampu menciptakan makna tambahan yang dapat menimbulkan imajinasi bagi pembaca.

3. Penciptaan Arti

Contoh :

Tuhan pasti telah memperhitungkanAmal dan dosa yang kita perbuat (Untuk

Kita Renungkan)

KEHARUANKarya : Subagio

Aku tak terharu lagiSejak bapak tak mencium ku di ubun.Aku tak terharu lagiSejak perselisihan tak selesai dengan ampun. Keharuan menawan Ketika Bung Karno bersama rakyat

Teriak “Merdeka” 17 kali.Keharuan menawan Ketika pasukan griliya masuk jogja

Sudah kita rebut kembali.

SEKIAN

Terimakasih…..