PPT Cedera Kepala
-
Upload
ayashaa-belle -
Category
Documents
-
view
51 -
download
23
description
Transcript of PPT Cedera Kepala
Penegakkan Diagnosis Cedera Kepala
DR. RUSSY NOVITA A-KELOMPOK DOKTER INTERNSIP UGD-RSIY PDHI YOGYAKARTA
IDENTITAS PASIENNama : Nn. AJenis Kelamin : PerempuanUmur : 18 tahunAlamat : MBS/ Marangan BokoharjoPekerjaan : PelajarAgama : IslamPendidikan terakhir : SMPStatus pernikahan : Belum menikahSuku bangsa : JawaNo. RM : 79694HMRS : 20 Desember 2015
Keluhan Utama
kepala terbentur post jatuh dari motor
Primary SurveyA: bicara jelas (+), snoring (-), gurgling (-) clearB: napas spontan (+), RR: 20x/menit, simetris (+),
ketinggalan gerak (-)C: nadi: 88x/menit (kuat angkat, isi cukup, simetris),
akral hangat, CRT <2 detik, TD: 120/70mmhgD: GCS: E4V5M6 (15/15)
pupil isokor Ø3mm, refleks cahaya +/+
Initial assessment non life threatening
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• ±20 menit sebelum masuk RS, pasien terjatuh setelah ditabrak motor dari belakang, kepala terbentur
• Post jatuh pingsan (-) helm tidak terlepas dari kepala• Pusing (+), nyeri pada bagian luka kaki dan tangan (+), mual
(+), muntah (-), benjolan pada kepala (-), gangguan penglihatan (-), gangguan pendengaran (-), keluar darah dari hidung, telinga (-) kelemahan anggota gerak (-), sesak (-), BAK(+)N.
Hari masuk RS
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Kejadian serupa (-)• Hipertensi (-)• Diabetes Mellitus (-)• Alergi (-) • Asma (-)• Jantung (-)• Keganasan (-)• Mondok (-)
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Keadaan umumCM
Kulit luka lecet multipel (+) pada siku kanan, lutut kanan dan lutut kiri
Kepala pusing (+).
Mata gangguan penglihatan (-)
Telinga gangguan pendengaran (-), discarge (-)
HidungPilek (-), mimisan (-)
Mulut dan tenggorokanSulit menelan (-), suara serak (-), gusi berdarah (-)
Anamnesis Sistem
Leher (-)
DadaBatuk (-), dahak (-), sesak nafas (-), batuk darah (-)
Jantung sesak (-), nyeri dada (-)
VaskulerRiwayat hipertensi (-)
GastrointestinalMual (+), muntah (-), kembung (-), nyeri seluruh lapang perut (-), nafsu makan menurun (-), BAB (+)N
GenitourinariaBAK (+) N, sakit saat berkemih (-), keluar darah saat berkemih (-)
Muskuloskeletalkesulitan gerak (-), nyeri siku kanan, lutut kanan dan lutut kiri (+)
Anamnesis Sistem
PEMERIKSAAN FISIK
KU: CM Vital Sign
TD 120/70 mmHg RR 20 kali/menit, tipe abdominothoracal, reguler N 84 kali/menit, simetris, reguler, isi cukup, kuat angkat T 36.7 oC, axilla, termometer raksa
Pemeriksaan Kepala & Leher Kepala
Inspeksi
Mata : conjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Hidung : epistaxis (-), nafas cuping hidung (-)
Mulut : mukosa kering (-), pucat (-), gusi berdarah (-), faring hiperemis (-)
Leher
Inspeksi
o JVP tidak meningkat
Palpasi
o Limfonodi tak teraba
Pemeriksaan Saraf Kranialis I: II: III, IV, VI: V: VII: VIII: IX: X: XI: XII:
Dalam batas normal
Pemeriksaan Thorax - Pulmo
DEPAN Kanan KiriInspeksi Simetris (+), KG(-), jejas (-), retraksi (-),
barrel chest (-)Palpasi Ekspansi paru simetris, nyeri tekan (-),
fremitus D/S NPerkusi Sonor (+) Sonor (+)Auskultasi Suara dasar
vesikularSuara dasar
vesikular
Pemeriksaan Thorax - Jantung
Ins : ictus cordis tak tampak
Pa : ictus cordis teraba pada SIC V linea midklavikula
sinistra, reguler, kuat angkat, thrill (-)
Pe : cardiomegali (-)
Au : S1-2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Abdomen
I : dinding perut sejajar dinding abdomen, distensi (-)
A : suara peristaltik 19x/menit, suara tambahan (-)
Pe : timpani (+), hepatosplenomegali (-)
Pa : nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Muskuloskeletal
Status lokalis pada regio antebrachii dextra, genu dextra dan sinistra: L: tampak vulnus excoriatum multiple (+), perdarahan (-) F: Nyeri tekan (+) M: bebas
Kekuatan
5 55 5
Refleks FisiologisN NN N
Refleks Patologis
- -- -
Pemeriksaan Extremitas
Akral hangat CRT < 2 detik Sianosis (-) Edema - | -
- | - Clubbing finger (-)
DIAGNOSIS KLINIS
Cedera Kepala Ringan Multiple Vulnus Excoriatum
PENATALAKSANAAN
Inj. Ketorolac 1 amp Inj. Ondansentron 1 amp Tab Cafadroxil 2x1 tab Tab Asam Mefenamat 3x1 tab Tab Ranitidin 2x1 tab Edukasi jika dalam 24 jam terdapat penurunan kesadaran,
muntah proyektil segera kembali ke IGD
PEMBAHASANPenegakkan DiagnosisCedera Kepala
?Definisi
Segala bentuk trauma kepala, dengan atau tanpa cedera pada otak.
Cedera Kepala
?Cedera tumpul, penetrasi, atau ledakan pada otak.
Traumatic Brain Injury
“”
Curigai terjadinya kekerasan dalam rumah tangga pada pasien anak dengan cedera kepala.NICE CLINICAL GUIDELINE 176: HEAD INJURY. 2014.
ATLS 2008
Fisiologi Otak
Tekanan Intrakranial (TIK/ICP) TIK normal resting state: ±10mmHg Tekanan >20mmHg, terutama yang refrakter dan bertahan lama
prognosis buruk Peningkatan TIK:
Mengurangi perfusi cerebral Eksaserbasi iskemia
Fisiologi OtakDoktrin Monroe-Kellie Volume isi intrakranial akan selalu
konstan. Penambahan massa (c/o. Hematoma)
akan menyebabkan dikeluarkannya CSF dan darah vena, sehingga TIK akan tetap normal.
Namun, bila mekanisme kompensasi sudah maksimal, maka TIK akan naik.
ATLS 2008
Fisiologi OtakCerebral Blood Flow CBF rendah iskemia otak Vaskularisasi pra kapiler otak dalam kondisi normal
mampu menyesuaikan diri dengan MAP Cerebral Perfusion Pressure (CPP) = MAP – ICP MAP 50-150mmHg autoregulasi CBF tetap konstan TBI berat mengacaukan CPP
MAP rendah iskemia, infark MAP tinggi edema otak TIK ↑
Perubahan PaO2, PaCO2 akibat hipotensi, hipoksia, hiper/hipokapnea vasodilatasi/konstriksi otak
CBF dan CPP harus dipertahankan dengan:
Mengurangi TIK↑
Mempertahankan volume intravaskuler normal
Mempertahankan MAP Memperbaiki oksigenasi normal
dan normocapnea Hematoma dan lesi di evakuasi
segera
Initial Assessment
Airway Breathing Circulation Disability Exposure
1
Glasgow Coma Scale
≥ 4 years old < 4 years oldRESPONSE SCORE RESPONSE SCORE
EYE OPENING EYE OPENING Spontaneously 4 Spontaneously 4To verbal stimuli 3 To verbal stimuli 3To painful stimuli 2 To painful stimuli 2No response to pain 1 No response to pain 1BEST VERBAL RESPONSE BEST VERBAL RESPONSE Orientated and converses 5 Appropriate words or social smile,
fixes, follows5
Confused and converses 4 Cries but consolable; less than usual words
4
Inappropriate words 3 Persistently irritable 3Incomprehensible sounds 2 Moans to pain 2No response to pain 1 No response to pain 1BEST MOTOR RESPONSE BEST MOTOR RESPONSE Obeys verbal commands 6 Spontaneous or obeys verbal
commands6
Localises to stimuli 5 Localises to stimuli 5Withdraws to stimuli 4 Withdraws to stimuli 4Abnormal flexion to pain (decorticate)
3 Abnormal flexion to pain (decorticate)
3
Abnormal extension to pain (decerebrate)
2 Abnormal extension to pain (decerebrate)
2
No response to pain 1 No response to pain 1
2
PENILAIAN DERAJAT CEDERA KEPALA
RINGAN
SEDANG
BERAT
GCS: 13-15 Mortalitas: 0,1%
GCS: 9-12 Mortalitas: 10%
GCS: <9 Mortalitas: 40%
Kemungkinan membutuhkan bantuan
ventilasi
Konsul Bedah Saraf secepatnya
Pemeriksaan Neurologis 3
Refleks Cahaya
PupilTingkat
kesadaran Lateralisasi
Nervus Cranialis
Status Psikiatrik
Gangguan memori
Tanda dan Gejala
N.I Anosmia kerusakan fossa cribiformis Fraktur linear cranium ↑ kemungkinan perdarahan intracerebral 400x
4Fraktur Basis Cranii Ekimosis periorbita (Racoon
eyes) Ekimosis retroaurikuler
(Battle’s sign) Kebocoran CSF rhinorrhea,
otorrhea Gangguan N.VII & N.VIII
paralisis facialis, gangguan pendengaran Dapat terjadi dalam hitungan
hari setelah cedera
Impending Herniation Dilatasi pupil ipsilateral Defisit neurologis
hemiparesis kontralateral Atau hemiparesis ipsilateral
pada kasus yang langka
Secondary Survey Anamnesis Awal Pasien cedera kepala?
Saksi mata?
Tipe dan mekanisme cedera?
Periode hilang kesadaran? Lucid interval?
Adanya riwayat cedera kepala sebelumnya? Gangguan psikiatrik? Penyakit co-morbid?
Konsumsi alkohol atau obat-obatan? Terapi antikoagulan?
5
High velocity
Low velocity
Konsiderasi adanya cedera
spinal
Kapan perlu dilakukan CT-scan?
DEWASA GCS <13 saat pemeriksaan awal di IGD GCS <15 pada 2 jam setelah cedera
saat pemeriksaan di IGD Suspek fraktur terbuka atau depresi
cranium Segala tanda fraktur basis cranii:
Haemotympanum, raccoon eyes, kebocoran CSF dari hidung atau telinga, Battle’s sign
Kejang post-trauma Defisit neurologis fokal Muntah lebih dari 1 episode Usia >65th
ANAK Curiga cedera bukan karena kecelakaan Kejang post-trauma tanpa riwayat epilepsi Pemeriksaan awal GCS <14 (atau <15
pada usia <1th) GCS <15 pada 2 jam setelah cedera Suspek fraktur terbuka/depresi cranium,
atau fontanella yang tegang Segala tanda fraktur basis cranii:
Haemotympanum, raccoon eyes, kebocoran CSF dari hidung atau telinga, Battle’s sign
Defisit neurologis fokal Anak <1th: adanya memar, bengkak, atau
laserasi lebih dari 5cm di kepala
Lakukan CT-scan dalam 1 jam pertama kedatangan, bila:
NICE 2014
6
Kapan perlu dilakukan CT-scan?
ANAK Kehilangan kesadaran lebih dari 5 menit (dengan saksi) Mengantuk tidak wajar Episode muntah tiga kali atau lebih Mekanisme cedera berbahaya (high velocity injury) Amnesia (anterograde atau retrograde) yang bertahan lebih dari 5
menit
Jika tidak ada tanda sebelumnya.Lakukan CT-scan dalam 1 jam pertama kedatangan,bila memiliki lebih dari satu tanda di bawah ini:
NICE 2014
Kapan perlu dilakukan CT-scan?
ANAK GCS <15 Muntah berlanjut Episode mengantuk tidak wajar berkelanjutan
Jika hanya ada satu tanda sebelumnya Observasi minimal 4 jamLakukan CT-scan dalam 1 jam pertama, bila selama observasi menemukan tanda:
NICE 2014
Kapan perlu dilakukan CT-scan?
Jika tidak ditemukan tanda-tanda sebelumnya:• Pasien dalam terapi warfarin CT-scan dalam 8 jam post trauma
NICE 2014
Kapan perlu dilakukan CT-scan?
Ulangi CT-scan dalam 12-24 jam (atau setelah terdapat perbaikan klinis)Pada pasien CKS dan CKB
ATLS 2014
JANGAN MENUNDA WAKTU MERUJUK KE BEDAH SARAF UNTUK MENUNGGU CT-SCAN !
ATLS 2008
Subgaleal hematoma
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
X-ray
MRI
• Elektrolit Hiponatremia edema otak
• Studi Koagulasi eksklusi koagulopati
• Skrining level alkohol dan obat-obatan
• Fungsi ginjal Rhabdomyolisis• Persiapan operasi• Evaluasi fraktur cranial• Suspek multiple trauma• Suspek KDRT• Persiapan operasi
• Pasien dengan abnormalitas status mental yang tidak dapat dijelaskan oleh CT-scan
• Trauma penetrasi bahan-bahan non magnetik (c/o kayu)
Tujuan Utama Penatalaksanaan
Mencegah/meminimalisir cedera otak sekunder, akibat: Hipoksia Perfusi cerebral yang buruk Perdarahan cerebral Hipoglikemia Kejang Demam
Tatalaksana CKR
ATLS 2008
Tatalaksana CKS
ATLS 2008
Tatalaksana CKB
ATLS 2008
Tatalaksana MedikamentosaCairan Intravena Pertahankan kondisi
normovolemi Jangan gunakan:
Cairan hipotonik: ketidakseimbangan tekanan osmotik
Glukosa: hiperglikemia berbahaya pada trauma otak
Gunakan RL atau salin normal
Monitor kadar Na hiponatremia edema otak
HiperventilasiPertahankan normokarbia, lakukan dalam waktu singkat Hiperventilasi menurunkan
PaCO2 vasokontriksi cerebral Bila terlalu lama dan agresif
hipokarbia (PaCO2 <30mmHg) iskemia otak
Hiperkarbia (PaCO2 >45mmHg) vasodilatasi TIK↑
Target PaCO2: 35mmHg Hiperventilasi dilakukan saat
menunggu terapi lanjutan (c/o. Bedah)
ATLS 2014
Tatalaksana MedikamentosaManitol Untuk menurunkan TIK Sediaan umum: 20% (20g
dalam 100cc pelarut) Kontraindikasi: hipotensi Indikasi pada pasien euvolemia:
• Deteriorasi neurologis akut• Hilangnya kesadaran
Bolus manitol 1g/kg dalam 5 menit
Pasien di CT-scan atau pembedahan
Tidak adekuat pada pasien hipovolemi
Salin Hipertonis Untuk menurunkan TIK Gunakan larutan konsentrasi 3-
23,4% Lebih baik pada pasien
hipotensi karena bukan diuretik Tidak ada perbedaan dengan
manitol dalam menurunkan TIK Tidak adekuat pada pasien
hipovolemi
ATLS 2014
Tatalaksana MedikamentosaBarbiturat Efektif menurunkan TIK↑ yang
refrakter dengan terapi lain Mengakibatkan hipotensi Kontraindikasi: hipotensi dan
hipovolemi Tidak diindikasikan dalam
resusitasi akut Waktu paruh lama
mempengaruhi keputusan diagnosis brain death
Antikonvulsan Kejang akut dapat diatasi dengan
antikonvulsan, namun tidak mengubah prognosis jangka panjang pada trauma
Dapat mencegah perbaikan otak hanya dipakai saat benar-benar dibutuhkan
Fase akut: Fenitoin dan Fosfenitoin Loading dose dewasa: Fenitoin 1g
kecepatan tidak lebih dari 50mg/menit Maintenance dose dewasa: Fenitoin
100mg/8jam di titrasi sampai kadar terapeutik dalam serum
Diazepam dan lorazepam dapat digunakan untuk tambahan sampai kejang berhenti
Kejang berkelanjutan konsiderasi anestesi umum karena dapat menyebabkan cedera otak sekunder
ATLS 2014
• Kejang post trauma kepala tidak dapat ditangani dengan pelumpuh otot
• Pelumpuh otot dapat menutupi kondisi kejang yang masih terjadi di otak
Perubahan Kondisi Pasien Dalam Observasi Yang Memerlukan Assessment Ulang Segera Munculnya perilaku abnormal atau agitasi Penurunan satu poin GCS yang bertahan lama (min. 30 menit)
konsiderasi lebih tinggi pada penurunan skor motorik GCS Penurunan GCS tipe apapun lebih dari 2 poin tanpa
memperhitungkan durasi Munculnya nyeri kepala berat (atau semakin memberat), atau
muntah persisten Perburukan gejala neurologis (atau muncul gejala baru) seperti
pupil anisokor atau lateralisasi
mTBI Warning Discharge InstructionsPatient Name: ---------------- Date: _________________ __• We have found no evidence to indicate that your head injury was serious. However, new symptoms and unexpected complications can develop hours
or even days after the injury. The first 24 hours are the most crucial and you should remain with a reliable companion at least during this period.
• If any of the following signs develop, call your doctor or come back to the hospital.
1. Drowsiness or increasing difficulty in awakening patient (awaken every 2 hours during period of sleep)
2. Nausea or vomiting
3. Convulsions or fits
4. Bleeding or watery drainage from the nose or ear
5. Severe headaches
6. Weakness or loss of feeling in the arm or leg
7. Confusion or strange behavior
8. One pupil (black part of eye) much larger than the other; peculiar movements of the eyes, double vision, or other visual disturbances
9. A very slow or very rapid pulse, or an unusual breathing pattern.
• If there is swelling at the site of the injury, apply an ice pack, making sure that there is a cloth or towel between the ice pack and the skin. If swelling increases markedly in spite of the ice pack application, call us or come back to the hospital.
• You may eat or drink as usual if you so desire. However, you should NOT drink alcoholic beverages for at least 3 days after your injury.
• Do not take any sedatives or any pain relievers stronger than acetaminophen, at least for the first 24 hours. Do not use aspirin containing medicines.
• If you have any further questions, or in case of emergency, we can be reached at: <telephone number>
Physician's Signature --------------
Diagnosis Brain DeathKlinis GCS = 3 Pupil nonreaktif Hilangnya refleks batang
otak: Refleks kornea, okulosefalik
(caloric test), refleks muntah, doll’s eye phenomenon
Tidak ada usaha napas spontan saat apnea testing
Penunjang EEG: tidak ada aktivitas pada
high gain Isotop, doppler: Cerebral
Blood Flow terhenti Angiografi cerebral
ATLS 2014
Referensi
American College of Surgeons. 2008. Advance Trauma Life Support Student Course Manuals: Eight Edition. American College of Surgeons: Chicago.
National Institute for Health and Care Excellence. 2014. NICE Clinical Guideline 176: Head injury - Triage, assessment, investigation and early management of head injury in children, young people and adults. guidance.nice.org.uk/cg176
Townsend Jr., C.M., MD., et al. 2012. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical Practice: 19th Edition. Elsevier Saunders: Canada.
Terima kasih