ppt 1

46
TRIASE DAN PRIMARY SURVEY PEMBIMBING : DR. WAHYU INDAH DEWI AURORA

description

PPT 1

Transcript of ppt 1

Page 1: ppt 1

TRIASE DAN PRIMARY SURVEYPEMBIMBING : DR. WAHYU INDAH DEWI AURORA

Page 2: ppt 1

Kelompok Tutorial 4

Andika Anjani Agustin G1A112081Ivo Amrina Rasyada G1A112077Nadia Fetrisia G1A112023Miftahul Hayati G1A112025Khalisa Badriani G1A112027Maizola Putri G1A112031Septia Puji Mayasari G1A112075Ahmad Solihi Saad G1A112079Alvin Pratama G1A112083

2/44

Page 3: ppt 1

3

Skenario

Anda adalah Dokter Jaga RSUD yang telah mendapat pelatihan Bantuan Hidup Dasar dan Lanjutan. Pada suatu saat anda dihubungi untuk datang ke lokasi ledakan pabrik gas elpiji di wilayah kerja anda. Sewaktu anda tiba ke lokasi tampak puluhan korban ledakan akibat gas. Serta ditemukan beberapa keadaan pasien sebagai berikut lalu anda melakukan initial assesment. Pasien A adalah seorang pria 25 tahun yang tampak sianosis, takipneu, dan bernapas dengan suara crowing. Terdapat luka bakar berupa eritema dan bula di daerah wajah, leher, dada, dan terdapat jelaga di hidungnya. Pasien B adalah seorang laki-laki 30 tahun yang berkata bahwa ia mengeluh sesak nafas karena dadanya terhempas aspal dan terdapat luka bakar dibagian dada.

Page 4: ppt 1

4

Pasien C seorang laki-laki 17 tahun berjalan dengan pincang dan berteriak “tolong saya, kaki saya terbakar”. Pasien D seorang laki-laki 50 tahun terdengar merintih minta tolong dan tampak celananya basah dengan genangan darah Pasien E tampak tertelungkup dengan luka bakar disekujur tubuh, kepala mengeluarkan darah segar dan tidak sadar.Anda seorang diri beserta anggota tim kesehatan terlatih melakukan bantuan hidup dasar pada beberapa pasien tersebut dan segera membawa ke RSUD. Karena tidak memungkinkan melakukan bantuan dengan jumlah personel terbatas, anda meminta bantuan ke RS lain dan puskesmas terdekat dan melaporkan ke Dinas Kesehatan setempat. Apa tatalaksana lanjutan yang anda lakukan pada pasien setelah di RSUD? Bagaimana sistem rujukan pada RS yang belum memiliki fasilitas trauma center? Bagaimana sistem managemen penanggulangan korban kedaruratan massal seperti diatas?

Page 5: ppt 1

5

Klarifikasi Istilah

1)Bantuan hidup dasar : Tindakan darurat untuk membebaskan jalan napas, membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu.1

2)Bantuan hidup lanjutan : Teknik yang ditujukan untuk memperbaiki ventilasi dan oksigenasi korban dan pada diagnosis.1

3)Initial assement : Suatu bentuk penilaian awal kondisi korban/pasien yang dilakukan secara cepat dan tepat.1

4)Takipnea : Frekuensi pernapasan yang cepat, lebih cepat dari pernapasan normal.3

Page 6: ppt 1

6

5) Sianosis : Warna kebiru-biruan pada kulit dan selaput lendir yang terjadi akibat peningkatan jumlah absolut HB tereduksi (HB yang tidak berikatan dengan oksigen).2

6) Suara crowing : Suara nafas dengan nada tinggi, biasanya disebakan karena pembengkakan (edema) pada trakea.1

7) Luka bakar : Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.3

8) Eritema : Kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh darah kapiler yang reversibel.4

9) Bula : Sebuah lesi menonjol melingkar (> 0.5 cm) yang berisikan cairan serosa di atas dermis.4

10) Triase : Cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber daya yang tersedia/proses prioritas penatalaksanaan trauma pada orang banyak secara bersamaan.1

Page 7: ppt 1

7

1. Jelaskan mengenai bantuan hidup dasar dan lanjutan!

Bantuan Hidup Dasar (BHD)a. Merupakan bagian dari pengelolaan gawat darurat medik, yang bertujuan :

Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi.Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban yang

mengalami henti jantung atau henti napas melalui Resusitasi Jantung Paru (RJP).

b. Tahapan :Primary Survey Airway, Breathing, Circulation, Dissability and Exposure+EnvironmentSecondary Survey AMPLE and Head to Toe Examination

Page 8: ppt 1

8

Primary Survey◦ difokuskan pada bantuan napas dan bantuan sirkulasi

serta defibrilasi◦ tindakan primary survey dirumuskan dengan A, B, C, dan

D, yaitu :• Airway (jalan napas)• Breathing (bantuan napas)• Circulation (bantuan sirkulasi)• Defibrilation (terapi listrik)

Page 9: ppt 1

9

Prosedur awal pada korban :1)Memastikan keamanan lingkungan

bagi penolong.

2)Memastikan kesadaran dari korban

3)Meminta pertolongan

4)Memperbaiki posisi korban / pasien1

5)Mengatur posisi penolong

Page 10: ppt 1

10

A. Airway1)Pemeriksaan jalan napas

ountuk melihat sumbatan benda asingomulut dibuka dengan tehnik Cross Fingerocairan : kasa, benda keras : finger hook

2) Membuka jalan napasoPada korban tidak sadar, sumbatan jalan

nafas terjadi karena tonus otot lidah turun menutupi laring dan faring

oPembebasan jalan napas oleh lidah dapat dilakukan dengan Head tilt – chin lift dan Jaw Trust Manuver

Page 11: ppt 1

11

B. Breathing1)Memastikan korban / pasien tidak bernapas. look, listen and feel

2)Memberikan bantuan napas jika korban tidak bernapas, melalui mulut ke mulut, mulut ke hidung atau mulut ke stoma (lubang yang dibuat pada tenggorokan) o hembuskan napas 2 kali hembusanoWaktu untuk setiap kali hembusan adalah 1,5–2 detik o volume udara yang dihembuskan adalah 400 -500 ml (10 ml/kg) atau sampai dada korban / pasien

terlihat mengembang.

Page 12: ppt 1

12

C. Circulation1) Memastikan ada tidaknya denyut jantung

korban, raba arteri karotis selama 5–10 detik. Jika teraba denyutan nadi periksa pernapasan oJika tidak bernapas lakukan bantuan pernapasano jika bernapas pertahankan jalan napas.

2) Melakukan bantuan sirkulasi jika telah dipastikan tidak ada denyut jantung, lakukan kompresi jantung luar.o Rasio bantuan sirkulasi dan pemberian napas

adalah 30 : 2 o dilakukan baik oleh 1 atau 2 penolong

Page 13: ppt 1

13

Bantuan Hidup Lanjutan (BHL)1)Defibrilasi 2)Farmakologi 3)Alat bantu nafas lanjut

Page 14: ppt 1

14

2. Jelaskan mengenai trauma akibat luka bakar !

o Menurut mekanisme injurinya, luka bakar dibedakan menjadi : a. Luka Bakar Termal (panas) b. Luka Bakar Chemical (kimia) c. Luka Bakar Electrik (listrik) d. Luka Bakar Radiasi

o Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut.4

o Keracunan asap oleh termodegradasi material alamiah dan materi yang diproduksi menyebabkan terbentuknya gas toksik, yang menimbulkan iritasi dan bronkokonstriksi pada saluran napas.

o Obstruksi saluran napas akan lebih hebat akibat adanya tracheal bronchitis dan edema.4

Page 15: ppt 1

15

3. Jelaskan tentang initial assesment!

Pada penderita trauma, waktu sangat penting, diperlukan initial assessement yang mudah dilaksanakan, meliputi :

1)Persiapan a.Fase Pra-Rumah Sakit, titik berat pada penjagaan airway, kontrol perdarahan dan syok,

imobilisasi pasien dan segera ke rumah sakit terdekat dg fasilitas sesuai kebutuhan pasien.b.Fase Rumah Sakit, harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba, semua sudah

dipersiapkan- Perlengkapan airway (laringoskop, endotracheal tube, dsb)- Cairan kristaloid (misalnya Ringer’s Lacatate) yang sudah dihangatkan - Perlengkapan monitoring- Suatu sistem pemanggilan tenaga medik tambahan , tenaga laboratorium dan radiologi.

Page 16: ppt 1

16

2)Triase Cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber daya yang tersedia. Terapi didasarkan pada ABC (Airway dengna kontrol vertebra servikal, Breathing, dan Circulation dengan kontrol perdarahan).

3) Primary survey (ABCDE)oAirway dengan kontrol servikal (cervical spine control)oBreathingoCirculation dengan kontrol perdarahan (hemorrhage control)oDisabilityoExposure/environmental

Page 17: ppt 1

17

4)ResusitasioAirway dijaga dengan baik : Jaw thrust atau chin lift ,naso-pharyngeal airway, oropharyngeal

airway, airway definitive. oBreathing, kontrol jalan napas bila airway terganggu : intubasi endotrakeal (nasal atau oral),

Surgical Airway (cricothyroidotomy), dekompresi, oksigenisasioCirculation dengan kontrol perdarahan (hemorrhage control) : tekanan langsung atau secara

operatif, kateter IV line, resusitasi cairan/darah

5) Tambahan terhadap primary survey dan resusitasi Monitoring EKG, Kateter Gaster dan Uretra, Monitoring lain seperti Laju pernapasan, Analsis Gas Darah, Pulscoxymetry, Tekanan Darah, Pemeriksaan X ray dan Pemeriksaan tambahan lain

6) Pertimbangan kemungkinan rujukan

Page 18: ppt 1

7) Secondary survey (pemeriksaan head to toe examination dan anamnesis head to toe examination, termasuk evaluasi pemeriksaan tanda vital. Anamnesis :

◦ A : Alergi◦ M : Medikasi (obat yang diminum saat ini)◦ P : Pas Ilness (penyakit penyerta/Pregnancy)◦ L : Last Meal◦ E :Event/Environtment (lingkungan) yang berhubungan dengan kejadian perlukaan

8) Tambahan terhadap secondary survey

Foto tambahan dari tulang belakang serta ekstremitas, CT Scan kepala, dada, abdomen, dan spine, urografi, dan angiografi, USG, transesogfageal, bronkhoskopi, esofagoskopi dan prosedur diagnostic lain

9) Pemantauan dan re-evaluasi berkesinambungan

10) Penanganan definitive

18/44

Page 19: ppt 1

19

4. Jelaskan tentang triase! a) Definisi Triase

• Triase (Triage) berasal dari kata perancis yang berarti “menyeleksi”.

•Triage adalah proses memilah pasien dan klasifikasi dari sudut urgensi relatif. Ini untuk memastikan bahwa pasien yang perlu segera diobati dapat tertangani dan sumber daya yang terbatas tidak terbuang percuma pada kasus yang sebenarnya penanganannya dapat ditunda.

•Pada kasus masal maka ada perbedaan dengan triage skala kecil, dimana kasus yang cedera berat dengan kemungkinan hidup kecil akan diletakkan pada prioritas rendah.

Page 20: ppt 1

b) Prinsip-prinsip Triase◦ Triase umumnya dilakukan untuk seluruh pasien◦ Waktu untuk Triase per orang harus lebih dari 30 detik◦ Prinsip utama Triase adalah melaksanakan prioritas dengan urutan “nyawa” > “fungsi” >

“penampilan”.◦ Pada saat melakukan Triase, maka kartu Triase akan dipasangkan kepada korban luka

untuk memastikan urutan prioritasnya (Zailani Dkk, 2009)

c) Dua jenis keadaan triase dapat terjadi : ◦ Multiple Casualties : Penderita dengan masalah yang mengancam jiwa dan multi trauma akan

dilayani lebih dahulu. ◦ Mass Casualties : Penderita dengan kemungkinan survival yang terbesar, serta membutuhkan

waktu, perlengkapan dan tenaga yang paling sedikit akan dilayani lebih dahulu.

20

Page 21: ppt 1

21

Pemberian label kondisi pasien pada musibah massal : a) Label hijau : Penderita tidak luka . Ditempatkan di ruang tunggu untuk dipulangkan.b) Label Kuning : Penderita luka ringan, hanya ditempatkan di ruang IGD bedah minorc) Lebel Merah : Penderita dengan cedera berat. Ditempatkan di ruang resusitasi UGD dan

disiapkan dipindahkan ke kamar operasi mayor UGD apabila sewaktu-waktu akan dilakukan operasi.

d) Label biru : Penderita dalam keadaan berat terancam jiwanya. Ditempatkan di ruang resusitasi UGD disiapkan untuk masuk intensive care unit atau masuk kamar operasi.

e) Label hitam : Penderita sudah meninggal. Ditempatkan di kamar jenazah

Page 22: ppt 1

22

d) Metode – Metode Triase1. Pemilahan Pasien secara Perorangan (Single Patient Triage)

oEmergent : Pasien prioritas pertama, penanganan yang tepat dan segera.

Contohnya: Trauma Mayor, Acute Miokardial Infarction, Sumbatan Jalan Napas, Syok, Anafilaksis

o Urgent : Pasien pasien-pasien yang harus sudah mendapatkan penanganan dalam hitungan jam.Termasuk juga pasien-pasien yang secara fisiologi stabil pada saat mereka datang, tetapi dalam resiko pemburukan jika tidak ditangani dalam beberapa jam.

Contohnya: Spinal Injury, Stroke (Cerebro Vascular Acident), Appendicitis Acuta, Cholecystitis.

Pasien-pasien cedera yang dapat berjalan kaki/ memiliki kondisi sakit yang ringan termasuk dalam kategori ini.Termasuk juga pasien-pasien yang stabil secara hemodinamik tetapi tampak cedera. Contoh: Laserasi kulit, Kontusion, Luka abrasi dan luka lainnya, Fraktur tertentu dan dislokasi, Demam dan kondisi medis lainnya yang termasuk kategori ini

Page 23: ppt 1

23

Pemilahan Korban Masal dalam Kategori Disaster (Triage in Overwhelming Multiple Casualty Incident)

1. SAVE (Secondary Assessment of Victim Endpoint) : sistem triage sekunder, memprioritaskan para korban yang dianggap paling dapat terselamatkan dan memiliki kondisi medis yang memerlukan penanganan segera. Kategori triage dalam SAVE dibagi dalam tiga kategori: Unsalvageable (Kemungkinan mati), Immediate (Kemungkinan hidup), Delayed (Dapat ditunda penanganannya).

2. METTAG ( Triage Tagging System ) yang dianjurkan untuk memprioritaskan tindakan atas korban. Resusitasi di tempat.

3. Simple Triase : Triase sederhana biasanya digunakan dalam sebuah adegan kecelakaan atau insiden korban massal (MCI) dalam rangka untuk mengurutkan pasine sebagai mereka yang membutuhkan perhatian kritis dan transportasi langsung ke RS.

Page 24: ppt 1

24

4. Metode START

Page 25: ppt 1

25

5. Bagaimana urutan prioritas pasien pada skenario?

Pasien PrioritasPasien A Pria 25 th tampak sianosis, takipneu, dan bernapas dengan suara crowing. Terdapat luka bakar berupa eritema dan bula di daerah wajah, leher, dada, dan terdapat jelaga di hidungnya.

Prioritas pertama (merah) karena :Dari keluhan yang dialami terlihat bahwa pasien ini mengalami gangguan pada jalan nafas (airway) karena adanya suara nafas crowing, dan juga kemungkinan pasien mengalami trauma inhalasi, dimana pada trauma inhalasi bisa menyebabkan edema jalan nafas dan kemungkinan terhirupnya CO2 dan bisa meyebabkan keracunan CO2.

Pasien B laki-laki 30 th yang berkata bahwa ia mengeluh sesak nafas karena dadanya terhempas aspal dan terdapat luka bakar dibagian dada.

Prioritas pertama (merah) karena :Dari keluhan yang dialami terlihat bahwa pasien ini mengalami gangguan pada pernapasannya ( Breathing) dan terdapat kemungkinan terjadinya tension pneumothorak dan hematothorak.

Page 26: ppt 1

26

Pasien D :Laki-laki 50 th terdengar merintih minta tolong dan tampak celananya basah dengan genangan darah

Prioritas pertama (merah) karena :Dari keluhan yang dialami terlihat bahwa pasien ini mengalami gangguan pada sirkulasi, pasien tersebut merintih menandakan kesadarannya sudah menurun dan ditakutkan pasien tersebut mengalami syok hipovolemik

Pasien C Laki-laki 17 th berjalan dengan pincang dan berteriak “tolong saya, kaki saya terbakar”.

Prioritas ketiga (kuning) karena :Terlihat bahwa pasien tersebut sadar penuh dan tidak ada gangguan baik airway maupun breathing dan circulation dan tidak membutuhkan stabilisasi segera.

Pasien E Pasien tampak tertelungkup dengan luka bakar disekujur tubuh, kepala mengeluarkan darah segar dan tidak sadar.

Prioritas 0 (hitam) karena :Terlihat bahwa pasien mengalami luka bakar seluruh tubuh serta mengalami cedera kepala, dari keadaan tersebut kemungkinan pasien mengalami cedera fatal dan kemungkinan terselamatkan kecil.

Page 27: ppt 1

27

6. Jelaskan tentang penataksanaan awal dan lanjutan pada masing-masing kasus di skenario!

Page 28: ppt 1

28

7. Bagaimana cara merujuk pasien ke Rumah Sakit yang ada trauma center?

PROTOKOL RUJUKAN Sebelum dirujuk stabilkan dulu kondisi penderita, yaitu :• Airway : Pasang OPA bila perlu intubasi• Breathing : Tentukan laju pernafasan, oxygen bila perlu ventilasi mekanik• Circulation : Kontrol pendarahan• Pasang infus bila perlu 2 jalur• Tentukan jenis cairan• Perbaiki kehilangan darah, bila perlu teruskan selama transportasi• Pemasangan kateter urin• Monitor kecepatan dan irama jantung• Berikan diuretik bila diperlukan

Page 29: ppt 1

29

Bila Curiga Ada Cedera Cervikal Dan Tulang Belakanga) Luka : • Hentikan pendarahan dengan balutan dan tehnik lainnya• Profilaksis tetanus• Antibiotik bila perlu

b) Fraktur : pasang bidai atau traksic) Sebelum melakukan rujukan harus melakukan komunikasi dengan

memberikan informasi ke RS rujukan tentang :• Identitas penderita ;nama, umur, kelamin,dll• Hasil anamnesa penderita dan termasuk data pra RS• Penemuan awal pemeriksaan dengan respon terapi

Page 30: ppt 1

30

d) Informasi untuk petugas pendamping• Pengelolaan jalan nafas• Cairan yang telah/akan diberikan• Prosedur khusus yang mungkin diperlukan• GCS, resusitasi, dan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dalam perjalanan.

PENGELOLAAN SELAMA TRANSPORT• Monitor, tanda-tanda vital bila tersedia, pasang pulse oxymetry• Bantu kardio respirasi bila diperlukan• Pemberian darah bila diperlukan• Pemberian obat-obatan sesuai instruksi dokter atau sesuai protap• Melakukan komunikasi dengan dokter selama transportasi• Dokumentasi

Page 31: ppt 1

31

8.Bagaimana sistem management penanggulangan korban kedaruratan massal?

Harus mengutamakan keselamatan penolongnya baru menyelamatkan korban. Harus dilaksanakan secepat mungkin (dua hari pertama dan umumnya korban menderita, cedera dan kematian). Pada penanganan korban masal dikelompokan menjadi 3 tahap yaitu: o tahap pencarian (search)openyelamatan korban (rescue) opertolongan pertama (life saving)

meliputi, stabilisasi korban, tahap evakuasi dan pengobatan devenitive serta tahap rujukan ke RS yang lebih tinggi kemampuannya bila diperlukan.

Page 32: ppt 1

32

Pada tahap pencarian dan penyelamatan korban dilakukan triase, pemitaan. Triase bertujuan untuk melakukan seleksi korban berdasarkan tingkat

kegawat daruratan untuk memberikan prioritas pertolongan. Upaya yang dilakukan dalam penanganan korban adalah untuk

menyelamatkan korban sebanyak-banyaknya sehingga diharapkan angka morbiditas dan mortalitas rendah.

Hal ini dipengaruhi oleh jumlah korbannya, keadaan korban, geografis lokasi, fasilitas yang tersedia dilokasi dan sumber daya manusia yang ada dilokasi.

Selain itu juga tergantung dari organisasi, fasilitas, komunikasi, dokumen dan tata kerja.

Yang dimaksud dengan fasilitas adalah sarana dan prasarana yang berguna sebagai pendukung pelaksanaan pelayanan medik di lapangan, selama perjalanan dan di puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Page 33: ppt 1

33

pendekatan pelayanan gawat darurat:1. Penanganan Korban

a. Transportasi dan Alat Kesehatan

Fasilitas Kesehatan

Sarana Evakuasi/Transportasi

Kendaraan roda dua kesehtan lapangan

Kendaraan ambulans biasa

Kendaraan ambulans rusuh masal

Kapal motor sungai/laut

Helikopter udara dan Pesawat

• Obat dan Alat Kesehatan

-Obat rutin

-Obat Khusus

-Bermacam-macam pembalut cepat

-Kit Keslap

-Minor surgery

-Oxygen dan perlengkapannya

Page 34: ppt 1

34

• Fasilitas Pendukung Non Medis- Seragam berupa rompi dan topi khusus (bertuliskan- identitas kesehatan daerah dan ditengah ada simbol palang merah- Tandu- Alat Komunikasi- Kendaraan taktis untuk pengawalan evakuasi

• Posko Satgas Kesehatan- Posko kesehatan di lapangan- Posko kesehatan koordinator wilayah

Page 35: ppt 1

35

b. Ketenagaan

Tenaga kesehatan yang diperlukan pada situasi kedaruratan kompleks adalah sebagai berikut:

o Di tempat kejadian/peristiwa sebagai koordinator adalah kasatgas lapangan (dokter/para medik senior) yang berkedudukan di poskes lapangan atau di salah satu ambulans dan mengatur seluruh kegiatan dilapangan.

o Pada setiap ambulans minimal terdiri dari 2 orang para medik dan satu pengemudi (bila memungkinkan ada 1 orang dokter).

o Pada Puskesmas / Poliklinik / RS Swasta / RS Polri / RS TNI tim penanggulangan korban minimal dipimpin seorang dokter dan telah menyiapkan ruang pelayanan khusus atau perawatan khusus.

o Rumah sakit rujukan dipimpin oleh dokter bedah dan telah menyiapkan ruang pelayanan dan rawat khusus.

o Pada Puskesmas dan RS rujukan dapat dibentuk tim khusus untuk pembuatan visum at repertum yang dipimpin oleh dokter dan dibantu 2 orang tenaga administrasi.

Page 36: ppt 1

36

Pelaksanaan di Lapangan

Pertolongan dan evakuasi korban masyarakat umum

Petugas lapangan menilai tingkat kegawatan korban untuk korban luka ringan dan sedang diberi pertolongan pertama di tempat kejadian atau pos kesehatan lapangan.

Korban luka berat segera dievakuasi ke RS rujukan wilayah /RS Swasta/RS Polri/RS TNI terdekat. Korban yang memerlukan perawatan lebih lanjut dapat dievakuasi ke pusat rujukan melalui jalan darat/sungai/laut/ udara sesuai sarana yang dimiliki.

Pertolongan dan Evakuasi Korban petugas/aparat Pengamanan

Korban luka ringan dan sedang diperlakukan sama seperti masyarakat umum.

Korban luka berat segera dievakuasi dengan prioritas ke Rumah Sakit terdekat.

Korban yang memerlukan rawat lanjut dievakuasi ke RS Pusat rujukan.

Page 37: ppt 1

37

9.Jelaskan mengenai luka bakar!

Definisi

Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi.

Etiologi

1. terbakar api langsung

2. pada anak kurang lebih 60% luka bakar disebabkan oleh air panas yang terjadi pada kecelakaan rumah tangga

3. pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia (berupa asam atau basa kuat)

Page 38: ppt 1

38

Tabel 5. Rule of Nines untuk Penatalaksanaan Luka Bakar Pada Permukaan Tubuh

Struktur Anatomi Area Permukaan

Kepala 9%

Badan Depan 18%

Punggung 18%

Tiap Kaki 18%

Tiap Lengan 9%

Genitalia/perineum 1%

Page 39: ppt 1

39

Derajat Luka Bakar Derajat I : hanya mengenai epidermis, biasanya kelihatan kemerahan dan bengkak, tidak ada blister (gelembung) kecil-kecil / bula, kulitnya kering tapi sangat sensitif (hipersensitivitas) dan biasanya sembuh dalam 5 – 7 hari, misalnya tersengat matahari (sun-burn).

Derajat II : luka mencapai dermis namun masih ada elemen epitel sehat yang tersisa, yaitu sel epitel basal, sel kelenjar sebasea, kelenjar keringat dan pangkal rambut. Dengan adanya sisa epitel-epitel ini, luka dapat sembuh sendiri dalam 2-3 minggu. Gejala yang timbul adalah kulit kemerahan yang lebih jelas, kulitnya basah dan masih sensitif , ada gelembung / bula. Bula berisi cairan eksudat yang keluar dari pembuluh darah karena permeabilitas meninggi.

Derajat III : luka meliputi seluruh lapisan kulit sampai sub-kutis atau organ yang lebih dalam. Biasanya terjadi karena temperatur yang tinggi dan kontak yang lama. Tidak ada lagi elemen kulit yang hidup. Untuk mendapatkan kesembuhan harus dilakukan skin-grafting. Kulit tampak pucat abu-abu gelap / hitam atau putih dengan permukaan lebih rendah dari jaringan sekeliling yang masih sehat, permeabilitas kapiler meningkat. Bula tidak ada, rasa nyeri tidak ada.

Page 40: ppt 1

40

Petunjuk klasifikasi beratnya luka bakar menurut ABA

Luka Bakar Berat

25 % pada orang dewasa

25 % pada anak dengan usia kurang dari 10 tahun

20 % pada orang dewasa dengan usia lebih dari 40 tahun

Luka mengenai wajah, mata, telinga, lengan, kaki, dan perineum yang

mengakibatkan gangguan fungsional atau kosmetik atau menimbulkan disabiliti.

LB karena listrik voltage tinggi

Semua LB dengan yang disertai injuri inhalasi atau truma yang berat.

Luka Bakar Sedang

15-25 % mengenai orang dewasa

10-20 % pada anak usia kurang dari 10 tahun

10-20 % pada orang dewasa usia lebih dari 40 tahun

Luka Bakar Ringan

< 10 th

> 40 th

Tidak ada resiko gangguan kosmetik atau fungsional atau disabiliti.

Page 41: ppt 1

41

Komplikasi Luka Bakar Fase Akut: syok, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Fase Subakut: infeksi dan sepsis Fase Lanjut: parut hipertropik

Mortalitas Mortalitas pada luka bakar disebabkan oleh

Syok karena kehilangan cairan Gagal jantung karena Myocardial Depressing Factor

Sepsis Gagal ginjal akut Komplikasi lain seperti pneumonia

Page 42: ppt 1

42

Kontraktur Suatu parut kontraktur adalah suatu pengencangan kulit yang permanen yang bisa mempengaruhi otot dan tendon dibawahnya sehingga membatasi pergerakan dan mungkin merusak atau mengurangi fungsi saraf. Kontraktur terjadi ketika jaringan elastis normal digantikan dengan jaringan berserat yang tidak elastis. Hal ini membuat jaringan tersebut resisten terhadap regangan dan mencegah pergerakan normal area yang terpengaruh.

Fisioterapi, tekanan dan memperbanyak berlatih dapat membantu mengendalikan kontraktur. Jika perawatan ini tidak bisa mengendalikan efek kontraktur, pembedahan mungkin diperlukan. Suatu skin graft atau suatu prosedur penutupan mungkin bisa dilakukan. Apalagi dokter anda bisa merekomendasikan suatu teknik baru seperti Z-Plasty atau perluasan jaringan.1

Page 43: ppt 1

43

Penatalaksanaan Luka Bakar

Page 44: ppt 1

44

Page 45: ppt 1

45

Daftar Pustaka

American Collage Surgeon. Penilaian awal dan pengelolaannya dalam Advanced Trauma Life Support for Doctora. Edisi ke-delapan. Jakarta: IKABI. 2008.

Dorland, W.A.Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : EGC

Guyton AC, dan Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-sembilan. Jakarta: EGC. Hal

Tanto, Chris. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi IV. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2014.

Sjamsuhidajat R. Luka, trauma, syok dan bencana. Dalam : Sjamsuhidajat R, Jong W, ed. Buku Ajar ilmu Bedah. Edisi 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC 1997.

Page 46: ppt 1

46

Terima Kasih