pppw2001

download pppw2001

of 26

Transcript of pppw2001

  • EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI (P-KSP) DI PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

    Tahun : 2001 Kerjasama : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Prop. Kalimantan Timur Author : Ir. Gusti Hafiziansyah., M.Si

    rogram Pengembangan Kawasan Sentra Produksi (P-KSP) merupakan program pemerintah yang mempunyai tujuan ganda, dalam rangka mengatasi kondisi krisis yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 dan memacu pertumbuhan ekonomi melalui pusat-pusat kawasan sentra produksi. Ditinjau berdasarkan iden dan konsepnya program ini sangat baik, tetapi

    mempunyai kelemahan yang sangat menyolok pada pendekatannya yang Top Down. Sehingga implementasinya di tingkat pelaksanaan (kabupaten dan kota) kurang berjalan dengan baik. Koordinasi dari tingkat propinsi ke kabupaten atau kota kurang berjalan dengan serasi. Penerapan otonomi daerah memberikan respon yang cukup tajam terhadap program P-KSP ini, terutama yang berkaitan dengan pola pendekatan Top Down yang dianggap kurang aspiratif dan sembrono dengan program pembangunan yang direncanakan oleh kabupaten atau kota. Namun demikian, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota sangat tertarik untuk menerapkan konsep P-KSP untuk percepatan pembangunan di daerahnya masing-masing, terutama untuk bidang pertanian dalam arti luas. Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur sangat berkepentingan untuk memprogramkan rencana pembangunan di seluruh lokasi P-KSP yang telah ditetapkan, sehingga pembangunannya dapat berkelanjutan dengan baik, terarah dan terpadu. Dengan demikian akan diperoleh hasil seperti yang diharapkan.

    Studi evaluasi pelaksanaan program P-KSP di Kalimantan Timur dilaksanakan dengan tujuan: ! Untuk mengevaluasi sampai sejauh mana keberhasilan pelaksanaan/ implementasi program yang telah dibuat dan dijalankan pada ke 4 KSP prioritas, sehingga dapat diketahui pola penerapan program yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan setempat, " Membuat revisi/ perbaikan terhadap program yang dianggap kurang mendukung laju perkembangan dan pertumbuhan kawasan, # Mengoptimalkan program yang telah berjalan dan sesuai kebutuhan untuk meningkatkan laju pembangunan, $ Untuk mengetahui langkah-langkah kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah kabupaten.

    Berdasarkan hasil evaluasi dan telaahan terhadap pelaksanaan program P-KSP di Kalimantan Timur hingga tahun 2001, untuk perbaikan atau penyempurnaan program ke depan perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut: ! Melakukan identifikasi potensi dan permasalahan secara lebih mendetail pada setiap lokasi P-KSP untuk menggali segala hal baru yang sedang berkembang, sehingga akan mempermudah penyusunan perencanaan, " Membuat perencanaan ulang dalam bentuk Master Plan dan Action Plan yang melibatkan semua pihak dan kepentingan, sehingga perencanaan yang dibuat nantinya dapat dijadikan acuan oleh semua stake holder, # Mengadakan penilaian/ skoring terhadap rencana pembangunan untuk menentukan prioritas dari keinginan dan kebutuhan setempat.

    P

  • PENGEMBANGAN BUDAYA DAYAK DI LONG PESO Tahun : 2001 Kerjasama : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bulungan Author : Prof. Subroto dan Fredy Sampe., SP

    akekat pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya, material dan spiritual. Sehingga, pembangunan bidang sosial budaya mempunyai arti sangat penting seperti halnya pembangunan prasarana fisik, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, di Kalimantan Timur yang wilayahnya cukup luas dan dengan kelompok etnis yang jumlahnya relatif banyak. Termasuk, suku Dayak dan anak-anak

    sukunya yang mendiami wilayah Long Peso Kabupaten Bulungan. Budaya dan adat istiadat suku Dayak berkembang secara dinamik, sehingga terjadi variasi di masing-masing wilayah tempat tinggal mereka. Keragaman budaya tersebut apabila dibina dan dikembangkan dengan baik akan menjadi aset yang sangat mahal, tetapi sebaliknya apabila menjadi kebanggaan yang berawawasan sempit akan menjadi sumber konflik antar etnis. Oleh karena itu, pengembangan budaya Dayak di Long Peso Kabupaten Bulungan ini mempunyai nilai strategis dan moment yang tepat pada era otonomi daerah saat ini baik untuk pembentukan integritas nasional sehingga menjadi aset pemersatu bangsa dan sekaligus dengan segala keunikan karakteristik etnisnya akan menjadi daya tarik yang kuat untuk pengembangan pariwisata pada masa yang akan datang.

    Studi ini merupakan elemen rencana strategis pembangunan Kabupaten Bulungan, dan tujuan studi ini adalah untuk: ! Mengidentifikasi kondisi budaya Dayak dalam upaya pelestarian dan pengembangan nilai budaya dan adat istiadat di Long Peso Kabupaten Bulungan, " Mengkaji kelayakan suatu model pendekatan pembangunan melalui pendekatan budaya dalam pengembangan wilayah yang didasarkan kepada potensi yang dimiliki, serta identifikasi faktor sensitivitas budaya Dayak, # Menetapkan model program kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pengembangan budaya Dayak untuk dapat dijadikan pusat pengembangan budaya Dayak, $ Menyusun perencanaan yang akan dijadikan model pembangunan di wilayah pedesaan yang berbasis budaya Dayak dan dunia usaha sebagai obyek dan subyek pembangunan untuk pariwisata budaya dan alam di Kecamatan Long Peso.

    Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan data-data sekunder dari Dinas/ Instansi terkait diketahui bahwa: ! Budaya masyarakat Dayak di Long Peso cukup terbuka sehingga mempunyai potensi untuk dikembagnkan, " Bilamana ingin dikembangkan sebagai obyek wisata budaya dan alam perlu dukungan pembangunan secara terpadu dari semua sektor, terutama sektor perhubungan transportasi dan perhotelan, # Pengembangan sumberdaya manusia melalui pendidikan formal maupun non formal merupakan program yang sama pentingnya dalam mendukung suksesnya pengembangan obyek wisata budaya dan wisata alam, maupun kegiatan pembangunan secara umum di wilayah Long Peso.

    Keluaran atau output dari studi ini adalah berupa: ! Program pengembangan budaya Dayak di Kabupaten Bulungan khususnya Long Peso, " Tersusunnya rencana dan strategi operasional pelaksanaan program pembangunan budaya Dayak menuju pelestarian dan pengembangan seni budaya dan pariwisata, # Teridentifikasinya potensi pariwisata alam dan paket budaya Dayak di Long Peso.

    H

  • PROFIL INVESTASI KABUPATEN BULUNGAN

    Tahun : 2001 Kerjasama : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kab. Bulungan Author : Prof. Subroto dan D. Dhonanto., SP

    emerintah Kabupaten bulungan dalam merespon pelaksanaan otonomi daerah mengeluarkan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi, baik investasi daerah, nasional (dalam negeri), maupun asing. Peningkatan investasi dimaksudkan untuk memacu percepatan pembangunan, khususnya di sektor produksi dan jasa. Peluang investasi di Kabupaten Bulungan cukup besar, seiring dengan pesatnya kegiatan pembangunan yang

    dilaksanakan di segala bidang dan masih banyaknya sumber daya alam yang belum dimanfaatkan. Dalam rangka merangsang investasi masuk ke Kabupaten Bulungan, pemerintah kabupaten menerbitkan beberapa peraturan yang memudahkan dan menjamin keamanan investasi di daerah ini, selain itu disediakan pula informasi yang seluas-luasnya tentang peluang investasi beserta prasarana dan sarana pendukung yang tersedia.

    Profil investasi Kabupaten Bulungan disusun dengan tujuan untuk: ! mengidentifikasi peluang investasi pada berbagai sektor pembangunan, " menginformasikan prsarana dan sarana yang tersedia, dan # menyajikan prosedur penanaman modal di Kabupaten Bulungan.

    Berdasarkan studi yang dilakukan dalam Profil Investasi Kabupaten Bulungan ini disajikan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan yang tersedia. Peluang investasi untuk masing-masing kecamatan, sesuai dengan potensinya, meliputi sektor-sektor sebagai berikut: ! pertanian dalam arti luas, termasuk peternakan dan perkebunan, " perikanan, # kehutanan, dan $ pertambangan.

    A. PERTANIAN

    Komoditi pertanian yang dapat diunggulkan di Kabupaten Bulungan meliputi: 1) Kecamatan Tanjung Palas

    !" Tanaman Pangan : Padi sawah, Kedelai, Kacang Tanah !"Sayuran : Bayam, Kacang Panjang, Ketimun, Pare, dll !"Buah-buahan : Durian Berayut !"Perkebunan : Kakao, Kelapa Sawit, Kelapa Nyiur !" Ternak : Sapi, Kambing, Babi, Kerbau dan Ayam potong

    2) Kecamatan Peso !" Tanaman Pangan : Padi ladang, !"Sayuran : Kubis dan Wortel !"Buah-buahan : Kelengkeng dan Sunkist !"Perkebunan : Kopi, Kakao, Aren dan Kayu Manis !" Ternak : Babi

    3) Kecamatan Sesayap !" Tanaman Pangan : Padi Sawah, Jagung dan Kedelai !"Sayuran : Kacang-kacangan !"Buah-buahan : Pisang dan Jeruk !"Perkebunan : Kelapa Sawit dan Karet !" Ternak : Sapi

    4) Kecamatan Sekatak !" Tanaman Pangan : Padi Sawah, Ubi Jalar dan Ubi Kayu !"Sayuran : Kacang-kacangan !"Buah-buahan : Mangga dan Rambutan !"Perkebunan : Kelapa Sawit dan Kakao !" Ternak : Sapi

    5) Kecamatan Bunyu

    P

  • !" Tanaman Pangan : Padi sawah dan Ubi-ubian !"Sayuran : Kacang-kacangan !"Buah-buahan : Pisang, Nenas dan Jambu Mete !"Perkebunan : Karet dan Kelapa Sawit !" Ternak : Sapi

    B. PERIKANAN Komoditi perikanan yang dapat dijadikan andalan di Kabupaten Bulungan, antara lain:

    #" Tanjung Palas : Tambak Udang dan Bandeng #" Bunyu : Tambak Bandeng #" Sekatak : Tambak Bandeng

    C. KEHUTANAN Kecamatan yang menjadi andalan bagi pengembangan dan pengusahaan hutan antara lain:

    Kecamatan Peso Kecamatan Sekatak Kecamatan Tanjung Palas Kecamatan Sesayap

    D. PERTAMBANGAN Jenis bahan-bahan tambang di Kabupaten Bulungan yang sudah berproduksi (ept = eksploitasi) maupun belum produksi (epr = eksplorasi) antara lain: a. Kecamatan Tanjung Palas:

    $" Batuan Kristal (epr) $" Batu Bara (epr) $" Batu Kapur (epr) $" Timbal seng (epr) $" Cadangan Minyak Bumi (epr) $" Sumber Gas Bumi (epr)

    b. Kecamatan Peso: $" Emas Alluvial (epr) $" Timbal Seng (epr) $" Granit/ Granodiorit (epr)

    c. Kecamatan Sekatak: $" Batu Bara (epr) $" Timbal (epr) $" Emas Alluvial (epr)

    d. Kecamatan Sesayap: $"Timah Hitam dan Seng (epr) $"Sinabar Cair (epr) $"Piolit (epr) $"Andesit (epr) $"Granit/ Granodiorit (epr) $"Wolfram (epr) $"Batu Bara (epr)

    e. Kecamatan Bunyu: $"Minyak dan Gas Bumi (ept) $"Batu Bara (epr) $"Sumber Gas Bumi (epr)

    E. PARIWISATA Objek wisata yang terdapat di Kabupaten Bulungan, meliputi: 1. Wisata Alam

    a. Air Terjun %"Bo Anye, Sungai Lutung, Alok Bang (Kecamatan Peso)

  • %"Sungai Keburau, Gunung Putih, KM 18 Jl. Bulungan-Berau (Kecamatan Tanjung Palas) b. Jeram

    &"Jeram Lung, Jeram Gaharu (Kecamatan Tanjung Palas) c. Pantai

    '"Nibung (Kecamatan Bunyu) '"Tirta Kuning (Kecamatan Tanjung Palas) 2. Wisata Budaya

    a. Lamin Adat dan Seni Budaya Dayak ("Desa Long Peso (Kecamatan Peso) ("Desa Long Beluah, Pimping, Tengkapa, Teras (Kecamatan Tanjung Palas)

    b. Museum (Kecamatan Tanjung Palas) c. Masjid peninggalan Kesultanan Bulungan (Kecamatan Tanjung Palas).

    F. INDUSTRI JASA

    1. Transportasi )" Pelabuhan sungai : Tanjung Selor )" Pelabuhan laut : Tanah Kuning (Kec. Tanjung Palas) )" Pelabuhan udara perintis : Tanjung Selor, Long Bia, Long Beluah )" Darat : Tanjung Selor, Tanjung Palas, Tanah Kuning )" Sungai : Sungai Kayan

    2. Perhotelan *" Hotel Bintang Satu : Tanjung Selor *" Hotel Melati : Tanjung Selor, Tanjung Palas *" Penginapan : Di setiap ibukota kecamatan, Long Beluah

    3. Perdagangan +" Mini market : Tanjung Selor, Long Beluah +" Toko : Di tiap ibukota kecamatan +" Warung : Di tiap desa +" Pergudangan : Tanjung Selor, Tanah Kuning

    4. Pendidikan ," Universitas : Tanjung Selor ," Sekolah Tinggi : Tanjung Selor ," Sekolah Teknik : Tanjung Selor ," SD, SMP, SMU : Tanjung Selor, di tiap desa/ kelurahan ," TK/ Play Group : Tanjung Selor, di tiap ibukota kecamatan

    G. INDUSTRI PERKAPALAN : Tanjung Palas, Sesayap

    H. AGROINDUSTRI : Tanjung Palas I. INDUSTRI RUMAH TANGGA : Tiap desa/ kelurahan

    PENGEMBANGAN KAWASAN ANDALAN DI KABUPATEN BULUNGAN Tahun : 2001 Kerjasama : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Bulungan Author : Prof. Subroto dan Donny Dhonanto., SP

    elaksanaan Otonomi Daerah merupakan peluang dan sekaligus tantangan bagi Pemerintahan Kabupaten dan Pemerintah Kota untuk meningkatkan perannya dalam melaksanakan pembangunan di segala bidang. Desentralisasi pengelolaan pembangunan memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota untuk

    melakukan pengelolaan kegiatan pembangunan di daerahnya masing-masing sehingga, percepatan laju kegiatan pembangunan dan pemerataannya sangat ditentukan oleh kebijakan dan strategi pembangunan yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten. Pemerintah Kabupaten Bulungan

    P

  • merencanakan pengembangan kawasan andalan yang diharapkan dapat memacu percepatan kegiatan pembangunan, dan selanjutnya mendorong kegiatan produksi dan perekonomian masyarakat di segala bidang. Pada akhirnya semua kegiatan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberadaan kawasan andalan memegang peranan penting sebagai acuan lokasi investasi bagi pemerintah, swasta dan masyarakat, khususnya dalam upaya mencapai efisiensi, efektifitas dan nilai tambah dari investasi yang dilakukan. Penentuan kawasan andalan tersebut didasarkan pada potensi-potensi tertentu yang berkembang maupun prospektif untuk dikembangkan.

    Studi ini bertujuan untuk: ! mengidentifikasi dan mengevaluasi seluruh potensi wilayah yang ada di Kabupaten Bulungan, " memadukan secara serasi antara rencana pengembangan kawasan andalan yang diprioritaskan dengan rencana tata ruang daerah kabupaten, # menyusun informasi peluang (investasi) yang sekaligus membuka peluang pengembangan untuk sektor strategis, kawasan strategis dan pengembangan sistem prasarana, $ menetapkan sebagai acuan alokasi penggunaan ruang pembangunan daerah melalui pengembangan wilayah, % menyiapkan rencana program pembangunan yang akan dikembangkan Pemerintah Kabupaten, & mengidentifikasi program pengembangan kawasan yang akan menjadi tanggung jawab pemerintah dan dunia usaha dalam satu kesatuan paket pertumbuhan ekonomi wilayah.

    Berdasarkan hasil analisis data primer dan data sekunder yang telah dilakukan, maka dapat didimpulkan bahwa lima kecamatan yang ada di Kabupaten Bulungan mempunyai potensi yang besar dan berbeda-beda di berbagai sektor yang belum sepenuhnya digarap dan dikembangkan serta layak menjadi daerah/ kawasan andalan bagi Kabupaten Bulungan. Sektor-sektor pembangunan yang berpeluang dikembangkan di kawasan andalan adalah: pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, pertambangan dan pariwisata.

    STUDI KELEMBAGAAN DESA DALAM RANGKA GERBANGDAYAKU

    Tahun : 2001 Kerjasama : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Kutai Kertanegara Author : Ir. Fahrunsyah., MP

    emerintah Kabupaten Kutai Kertanegara dalam melaksanakan kegiatan pembangunan diekspresikan dengan suatu gerakan yang diberi nama Gerbang Dayaku (Gerakan Pengembangan Pemberdayaan Kutai). Visi utama Gerbang Dayaku adalah menciptakan masyarakat madani, yaitu masyarakat yang hidup rukun, mandiri, kreatif dan sejahtera lahir-batin; melalui pemberdayaan seluruh komponen masyarakat, pemerintah dan swasta dalam

    proses pembangunan secara berkesinambungan. Pencetusan Gerbang Dayaku oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kertanegara bertepatan dengan beberapa kejadian penting, antara lain: ! era reformasi segala bidang kehidupan, termasuk pembangunan, " melaksanakan otonomi daerah, # menyonsong era perdagangan bebas ASEAN, Asia Pasifik, hingga global. Sehingga tantangan pembangunan mendatang, sesungguhnya menjadi lebih berat dan kompleks, serta penuh tantangan. Permasalahan yang dihadapi dalam merealisasikan Berbang Dayaku adalah masih rendahnya partisipasi masyarakat, karena pengaruh berbagai faktor. Pengembangan peran dan fungsi kelembagaan desa merupakan faktor pendorong partisipasi masyarakat, sehingga program pembangunan dapat dilakukan secara sinergis antara perencanaan top down danbottom up.

    Penelitian ini bertujuan untuk mendukung Gerbang Dayaku, melalui penelaahan terhadap kondisi aktual kelembagaan desa di Kabupaten Kutai Kertanegara. Secara rinci tujuan penelitian ini adalah untuk: ! mengetahui kinerja organisasi/lembaga dalam menunjang aktivitasnya, " mengetahui kendala yang jadi penyebabnya belum optimalnya kinerja organisasi/ lembaga desa, # menetapkan strategi yang diperlukan dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi/ lembaga desa agar aktivitasnya lebih optimal.

    Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa kelembagaan desa di Kutai Kertanegara peran dan fungsinya belum optimal. Hal tersebut dipengaruhi antara lain oleh: ' faktor Sumber Daya Manusia, " kultur budaya subsisten, # isolasi daerah, $ luasnya daerah tanggung jawab. Adapun strategi untuk mengatasi hal-hal seperti di atas dapat dikelompokkan menjadi

    P

  • dua, yaitu ! strategi peningkatan daya dukung ekstrem organisasi/ lembaga desa, seperti (a) pembinaan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan, (b) peningkatan kegiatan pendidikan formal, beserta penyiapan dan pengadaan sarana dan prasarana yang diperlukan, (c) peningkatan kualitas kesehatan, (d) pengembangan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat, (e) meningkatkan aksesbilitas desa-desa terpencil. ( strategi peningkatan daya dukung intern organisasi/ lembaga desa, seperti (a) peningkatan fungsi dan peran lembaga desa, (b) peningkatan partisipasi masyarakat dalam keanggotaan lembaga desa.

    IDENTIFIKASI KAWASAN PEMUKIMAN TANJUNG DAN BANTARAN SUNGAI TENGGARONG

    Tahun : 2001 Kerjasama : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Kutai Kertanegara Author : Ir. Fahrunsyah., MP

    ota Tenggarong merupakan salah satu tujuan wisata di Kalimantan Timur. Kenyataan demikian nerupakan respon terhadap banyaknya benda peninggalan bersejarah di kota ini, terutama yang disimpan di Museum Mulawarman. Selain itu, ada pula kegiatan pesta adat dan seni ERAU yang dilaksanakan secara periodik terjadwal dan telah dipromosikan ke

    mancanegara. Namun kunjungan wisatawan, baik mancanegara ataupun domestik, dalam periode 1996 2000 menunjukkan kecenderungan yang menurun. Penurunan kunjungan wisatawan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti krisis ekonomi, stabilitas politik dan keamanan, dan daya tarik Kota Tenggarong untuk dikunjungi. Bilamana memperhatikan Kota Tenggarong secara aktual memang sangat dirasakan perlunya pembenahan dalam segala hal, terutama tata ruang dan keindahan fisik kota. Sebelum terlanjur parah dan kompleks permasalahannya seperti di kota-kota besar, maka dearah-daerah pemukiman kumuh dan lingkungan yang tidak asri dan mengganggu estetika perlu segera dikelola dengan baik dan terencana. Khusus untuk penataan daerah pemukiman kumuh harus dilakukan secara bijak dan memperhatikan aspirasi masyarakat, agar tidak menimbulkan konflik sosial, tetapi tujuan pembangunan tetap tercapai.

    Tujuan dilaksanakannya studi identifikasi kawasan pemukiman tanjung dan bantaran Sungai Tenggarong ini adalah: ! mengidentifikasi dan menginventarisasi persepsi dan keinginan masyarakat kawasan Tanjung dan Bantaran Sungai Tenggarong tentang rencana pemerintah untuk membuat jalur hijau pada kawasan tersebut, " mengetahui bentuk solusi/ kompromi yang terbaik, sehingga semua kepentingan dapat terakomondasi.

    Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dan analisis yang telah dilakukan, maka pengembangan dan penataan kawasan pemukiman tanjung dan bantaran sungai Tenggarong memerlukan suatu kearifan, baik dari sisi kebijakan Pemerintah Kabupaten Kutai Kertanegara maupun masyarakat yang menetap di kawasan tersebut. Kearifan ini sangat diperlukan agar bentuk perencanaan pembangunan dan pengembangan kawasan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan harapan masyarakat dan pemerintah kabupaten, sehingga tidak menimbulkan konflik sosial. Adapun pola pengembangan yang harus dilakukan meliputi: pola pengembangan dan penataan kawasan, pola pengembangan dan penanganan masyarakat dan langkah penyusunan perencanaan dan implementasi.

    K

  • IDENTIFIKASI POTENSI KONSERVASI LAHAN MENUJU SISTEM PERTANIAN

    BERKELANJUTAN DI KALIMANTAN TIMUR Tahun : 2001 Kerjasama : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prop. Kalimantan Timur Author : Ir. Gusti Hafiziansyah., M.Si

    embangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui peningkatan produksi komoditi pertanian yang diusahakan. Peningkatan peoduksi berdasarkan pemanfaatan lahan dapat dilakukan melalui ekstensifikasi, intensifikasi, diversifikasi maupun rehabilitasi. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, tekanan

    terhadap pemanfaatan lahan menjadi lebih berat. Akibatnya, produktivitas lahan usahatani menjadi menurun. Dalam rangka untuk mempertahankan produksi komoditi pertanian secara berkelanjutan, kegiatan atau usaha konservasi lahan merupakan kebutuhan yang mutlak diperlukan. Problem konservasi lahan pertanian di Kalimantan Timur kondisinya lebih memerlukan perhatian yang serius, hal ini berkaitan dengan jenis tanah, teknologi pengolahan tanah, pola budidaya tanaman, kualitas SDM dan kemampuan ekonomi pertanian. Penerapan pola konservasi yang sesuai dan tepat pada kawasan-kawasan budidaya pertanian terutama yang terletak pada Kawasan budidaya Non Kehutanan (KBNK) memerlukan pengkajian-pengkajian yang lebih mendalam. Hal tersebut dimaksudkan untuk menggali berbagai permasalahan yang ada, seperti kondisi sumberdaya lahan, sumberdaya manusia dan kebijakan yang diterapkan.

    Studi ini bertujuan untuk menelaah kondisi aktual lahan budidaya pertanian di Kalimantan Timur dalam rangka untuk: ! menginventarisasi kawasan budidaya pertanian pangan yang menjadi pusat aktivitas para petani di Kalimantan Timur, " mengidentifikasi faktor-faktor penyebab menurunnya produktivitas lahan pada kawasan budidaya pertanian pangan, # merekomendasikan pola dan metode konservasi yang sesuai dengan kondisi lahan untuk tujuan penerapan sistem pertanian pangan berkelanjutan.

    Berdasarkan data yang diperoleh dan analisis yang telah dilakukan, untuk keperluan konservasi lahan pertanian pangan di Kalimantan Timur dilakukan pengelompokkan antara lahan kering dengan lahan basah. Lahan basah dibagi menjadi delapan satuan lahan, sedangkan lahan kering dibagi menjadi sembilan satuan lahan.

    Kegiatan konservasi untuk lahan basah secara garis besar berkaitan dengan pengelolaan drainase, pembuatan embung, pengayaan bahan organik dan pengelolaan pemupukan. Pertimbangan lebih lanjut yang harus diperhatikan untuk lahan basah adalah keadaan lahan (rawa, pasang surut, tadah hujan) dan kemungkinan adanya gambut dan pirit. Kegiatan konservasi untuk lahan kering terutama memperhatikan tingkat kelerengan, jenis tanah, pengayaan bahan organik, teknik pengelolaan tanah dan pemupukan.

    IDENTIFIKASI POTENSI LAHAN UNTUK PERWILAYAHAN KOMODITI PERTANIAN DI KALIMANTAN TIMUR

    Tahun : 2001 Kerjasama : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prop. Kalimantan Timur Author : Ir. Nimatuljannah A., MP

    anaman bilamana dibudidayakan pada lahan yang sesuai akan tumbuh dengan baik dan memberikan hasil yang tinggi. Kesesuaian lahan mempunyai hubungan yang erat dengan kondisi iklim, kesuburan tanah dan topografi. Identifikasi potensi kesesuaian lahan untuk budidaya tanaman sangat bermanfaat untuk penetapan wilayah pengembangan suatu komoditi tertentu. Selanjutnya, berdasarkan perwilayahan komoditi tersebut, dapat dievaluasi kondisi

    aktual sumberdaya pendukung yang tersedia dan yang menjadi pembatas pengenbangan. Sehingga dapat disusun skala prioritas input dan teknologi yang diperlukan untuk mengembangkan komoditi yang dipilih. Dengan demikian pengembangan komoditi pertanian, sebagai bentuk pengelolaan usahatani dapat dilakukan secara efisien, produktif, dan berkelanjutan.

    P

    T

  • Studi identifikasi perwilayahan komoditi ini bertujuan untuk: ! Mengidentifikasi potensi lahan diu Kalimantan Timur untuk pengembangan komoditi pertanian tanaman pangan dan hortikultura, " Mengidentifikasi wilayah potensial pengembangan dan skala prioritas pengelolaannya.

    Berdasarkan data yang diperoleh dan analisis yang dilakukan dalam study ini, ditetapkan wilayah kecamatan pengembangan di Kabupaten Berau, Bulungan, Kutai Barat, Kutai Kertanegara, Kutai Timur, Malinau, Nunukan dan Pasir untuk komoditi:! padi gogo (ladang), " padi sawah, # jagung, $ kacang tanah, % sayuran, & buah-buahan (durian, lai, rambutan, langsat, salak, nenas, jambu mente, jeruk dan kelapa).

    Perwilayahan Komoditi prioritas/ terpilih dan Pola Pengembangannya

    No Komoditas Kabupaten Kecamatan Pola Pengembangan Nunukan Krayan, Lumbis

    PPR

    Malinau Pujungan, Mentarang, Kayan Hulu, Kayan Hilir

    PPR

    Bulungan Peso, Sekatak PPR Berau Tj, Redeb, Kelay, Segah PPR Kutai Timur Muara Wahau, Muara

    Bengkal, Sangatta PPR

    Kutai Kertanegara

    Tenggarong, Ma. Badak, Ma. Kaman,, Ma. Wis, Marangkayu, Tabang, Kenohan, Ma. Muntai, Kembang janggut, Loa Janan

    PPR

    Kutai Barat Damai, Long Pahangai, Long Apari, Long Hubung, Long Iram, Bongan, Ma.Lawa, Ma.Pahu, Bentian, Jempang, Long.Bagun, Penyinggahan

    PPR

    1. Padi gogo, jagung, kacang tanah

    Pasir Long Ikis, Kuaro, Tanjung Aru Batu Sopang, Ma.Koman.

    PPR

    Nunukan Nunukan, Sebatik, Sembakung,

    PPR

    Malinau Malinau PPR Bulungan Tj. Palas, Bunyu, sesayap,

    sekatak PPR

    Berau Gn Tabur, Sambaliung PPR Kutai Timur Sangkulirang, Ma Ancalong PPR Kutai Kertanegara

    Tenggarong Seberang, Kota Bangun, Samboja, Loa Kulu, Sebulu, Ma. Kaman, Ma Wis, Sanga-sanga, Anggana

    PPR

    Kutai Barat Melak, Barong Tongkok PPR

    2.

    Padi sawah, jagung, kacang tanah

    Pasir Sepaku, Panajam, Waru, Babulu, Long Kali

    PPR

    3. Kacang Kedelai Pasir Panajam, Waru, Babulu, Pasir

    Balengkong, Tj Aru PPR

    Nunukan Lumbis PPR

    Malinau Pujungan, Malinau, Kayan Hulu, Kayan Hilir

    PPR

    Bulungan Bunyu, Tj. Palas PPR Berau Segah, Derawan, Talisayan,

    Biduk-biduk PPR

    4.

    Sayuran, Cabe, Tomat

    Kutai Timur Sangatta, Ma. Ancalong PPR

  • No Komoditas Kabupaten Kecamatan Pola Pengembangan Kutai Kertanegara

    Tenggarong Seberang., Ma Muntai, Ma Jawa, Loa Kulu, Loa Janan, Ma. Wis, Kembang Janggut, Tabang

    PPR

    Kutai Barat Barong Tongkok, Jembang, Peyinggahan

    PPR

    Pasir Sepaku, Panajam, Waru, Babulu, Long Kali, Long Ikis, Kuaro, Tanah Grogot, Pasir Balengkong, Tj. Aru

    PPR

    Tarakan Tarakan PPR/PPB Balikpapan Balikpapan PPR/PPB

    Samarinda Samarinda PPR/PPB

    5. Sayuran, Asparagus

    Kutai Barat

    Mentarang, Melak, Barong Tongkok, Long Pahangai, Long Apari, Long Hubung, Long Iram, Bongan, Ma.Lawa, Long Bagun

    PPB

    Nunukan Lumbis, Sembakung, Krayan PPR/PPB Malinau Malinau, Pujungan,

    Mentarang, Kayan Hulu, Kayan Hilir

    PPR/PPB

    Bulungan Peso, Sesayap, Sekatak PPR/PPB Berau Gn. Tabur, Kelai, Segah PPR/PPB Kutai Timur PPR/PPB Kutai Kertanegara

    Tenggarong, Kahala, Tabang, Loa Kulu, Loa Janan, Ma.Wis, Kembang Janggut

    PPR/PPB

    Kutai Barat Melak, Barong Tongkok, Damai, long Pahangai, Long Apari, Long Hubung, Long Iram, Ma Lawa, Long Bagun

    PPR/PPB

    6.

    Buah- buahan Durian, Rambutan, Langsat, Lai

    Pasir Long Kali, Long Ikis. Kuaro PPR/PPB Nunukan Nunukan, Sebatik PPR/PPB Bulungan Tanjung Palas, Bunyu,

    Sesayap PPR/PPB

    Berau Tj, Redeb, Gn. Tabur, Sambaliung, Kelai, Segah, Derawan, Talisayan, Biduk-biduk

    PPR/PPB

    Kutai Timur Sangatta, Sangkulirang, Ma. Wahau, Ma. Bengkal, Ma. Ancalong

    PPR/PPB

    Kutai Kertanegara

    Tenggarong Seberang, Ma. Muntai, Kota Bangun, Ma. Jawa, Semboja, Ma. Badak, Sebulu, Ma. Kaman, Sanga-sanga, Anggana

    PPR/PPB

    Kutai Barat Bongan, Ma. Pahu, Jempang PPR/PPB

    7.

    Buah-buahan : Salak, Nenas, Jambu Mente, Kelapa

    Pasir Sepaku, Penajam, Waru, Babulu, Long Kali, Long Ikis, Tanah Grogot, Pasiur Balengklong, Tj, Aru, Batu Sopang, Ma. Koman

    PPR/PPB

  • OPTIMALISASI PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KALIMANTAN TIMUR

    Tahun : 2001 Kerjasama : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prop. Kalimantan Timur Author : Prof. Subroto dan Desy Eka Nuryani., SP

    embangunan pertanian (agribisnis) merupakan program utama Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur dan seluruh Pemerintah Kabupaten di Kalimantan Timur. Namun realisasi program pembangunan bidang pertanian ini masih sangat jauh dari harapan masyarakat. Program dan proyek pembangunan yang dilakukan oleh dinas/ instansi terkait masih bersifat rutinitas dengan pendekatan program secara sektoral, belum berorientasi kepada pendekatan

    kewilayahan yang menyentuh perubahan yang mendasar dan strategis untuk dapat meningkatkan pendapatan petani secara nyata. Pembangunan bidang pertanian di Kalimantan Timur masih menghadapi kendala yang cukup banyak, terutama ketersediaan dan kualitas Sumber Daya Manusia yang relatif masih rendah, managemen Sumber Daya Buatan dan Sumber Daya Alam yang belum efektif. sehingga penerapan sapta usahatani belum dapat dilaksanakan secara sempurna.

    Studi optimalisasi pembangunan pertanian di Kalimantan Timur ini mempunyai tujuan untuk: ! mengkaji kelayakan stiap program kegiatan pembangunan pertanian yang akan dituangkan dalam rencana induk pengembangan wilayah secara terpadu, " mengoptimalisasikan program pengembagan yang sesuai dengan potensi pertanian yang dimiliki oleh suatu wilayah, agar diperoleh suatu hasil kegiatan yang benar-benar efisien dan efektif, #membuat model perencanaan pembangunan yang dilakukan dengan pendekatan wilayah secara tersistem dan terpadu dengan melibatkan partisipasi aktif petani dan pemerintah.

    Berdasarkan data-data yang diperoleh dan analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pembangunan pertanian di Kalimantan Timur sangat perlu ditingkatkan dari berbagai aspek. Mulai dari pengelolaan usahatani, penggunaan input sarana produksi, penyuluhan, bentuk dan fungsi kelembagaan, hingga alokasi biaya yang diperlukan untuk seluruh kegiatan pembangunan pertanian. Model pendekatan yang harus dikembangakan adalah pendekatan perencanaan bottomup dan partisipatif dengan pendekatan kewilayahan, pemberdayaan petani dengan pengembangan pola insentif terhadap hasil dengan mengurangi pola subsidi pada proses produksi semaksimal mungkin.

    KONSOLIDASI LAHAN USAHATANI DI KALIMANTAN TIMUR Tahun : 2001 Kerjasama : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prop. Kalimantan Timur Author : Dr. Ir. Suyadi., MP

    etersediaan lahan merupakan keunggulan komparatif pengembangan pertanian di Kalimantan Timur. Meskipun demikian, lahan yang tersedia tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan lahan usahatani tersebut dipengaruhi oleh faktor pengendali antara lain: ! kuantitas (luas lahan), " kualitas (kesuburan) lahan, dan #

    posisi (letak, lokasi) lahan. Penguasaan lahan rata-rata per kepala keluarga di Kalimantan Timur relatif luas, tetapi kenyataan menunjukkan bahwa lahan petani di desa-desa terpencil yang menguasai lahan cukup luas, sedangkan petani di daerah sentra produksi pertanian hanya memiliki lahan yang relatif sempit. Konsolidasi lahan usahatani merupakan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pertanian yang ada agar dapat difungsikan secara efektif. Pada tahap selanjutnya dapat dilakukan optimalisasi kegiatan usahatani, sehingga produktivitas lahan usahatani meningkat dan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani.

    Studi tentang konsolidasi lahan usahatani di Kalimantan Timur ini dilakukan dalam rangka penggalian data dan informasi aktual tentang status sumberdaya pertanian, dan tujuannya adalah untuk: ! mengidentifikasi faktor-faktor pembatas konsolidasi lahan usahatani di Kalimantan Timur, " menyusun pola dan sistem pengelolaan lahan usahatani secara terkonsolidasi dan terpadu, # membuat desain konsolidasi lahan usahatani di Kalimantan Timur.

    P

    K

  • Berdasarkan data yang diperoleh dan analisis yang telah dilakukan, maka desain konsolidasi lahan usahatani di Kalimantan Timur ditentukan berdasarkan perbedaan tingkat perkembangan pengelolaan usahatani dan letak wilayah pengembangan usahatani. Sehingga pola konsolidasi lahan dapat ditentukan sebagai berikut: ! Pola pengembangan pemanfaatan teknologi dengan karakteristik padat karya, untuk wilayah yang relatif mudah dijangkau dan peran petani cukup menonjol, " Pola pengembangan pemanfaatan potensi wilayah dengan karakteristik padat modal dan teknologi, untuk wilayah yang relatif terisolasi dan peran sumberdaya alam cukup menonjol, # Pola subsidi untuk wilayah dengan karakteristik sumberdaya (Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan dan Sumber Daya Manusia) rendah dan terisolasi.

    Saran-saran penyusunan skala prioritas untuk program konsolidasi lahan usahatani di Kalimantan Timur adalah sebagai berikut: ! Peningkatan Sumber Daya Manusia Pertanian, " Pengembangan Sistem Pemasaran, # Pembangunan infrastruktur perhubungan, $ Penyediaan sarana produksi, % Pengembangan teknologi mulai dari kegiatan produksi hingga pemasaran, & Pengembangan agroindustri, ) Penyediaan permodalan.

    PROSPEK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TANAMAN PADI PADA BEBERAPA KABUPATEN DI PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

    Tahun : 2001 Kerjasama : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prop. Kalimantan Timur Author : Prof. Subroto dan Desy Eka Nuryani., SP

    embangunan pertanian merupakan program yang hingga saat ini masih terus dilaksanakan, dengan tujuan utama untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani serta menciptakan ketahanan pangan baik secara regional maupun nasional. Petani di Kalimantan Timur hinggga saat ini masih belum mendapatkan keuntungan yang layak dalam kegiatan

    usahatani padi, tetapi sebaliknya peningkatan produksi padi sangat diharapkan dalam rangka mendukung ketahanan pangan di Kalimantan Timur maupun tingkat nasional. Pendekatan agribisnis dalam pengembangan komoditi tanaman padi, secara teoritis dan tekhnis merupakan langkah yang paling baik dan harus dijalankan untuk meningkatkan hasil padi dan sekaligus pendapatan serta kesejahtraan petani. Namun kenyataan di Kalimantan Timur, dalam rangka pengembangan komoditi padi secara agribisnis masih menghadapi banyak kendala, karena baru sub sistem produksi yang relatif mendapatkan perhatian. Sedangkan, sub sistem agribisnis yang lainnya seperti agroindustri belum mendapatkan perhatian yang berarti.

    Studi ini mempunyai tujuan untuk mencari dan menyusun suatu model atau pola yang dapat mengoptimalkan fungsi faktor produksi dan meningkatkan hasil pertanian tanaman pangan (padi) di Kalimantan Timur, khususnya Kabupaten Kutai Kertanegara, Kutai Barat, Pasir dan Berau. Secara lebih terarah, tujuan penelitian ini adalah untuk: ! mengidentifikasi daerah-daerah potensial untuk pengembangan tanaman padi sawah dan ladang, " mengoptimalkan program pengembangan pada beberapa daerah potensial tersebut dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan ketahanan pangan masyarakat Kalimantan Timur, # menyusun pola dan sistem pengelolaan usahatani yang berwawasan agribisnis secara terpadu untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahtraan petani.

    Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari berbagai dinas/ intansi terkait dan data primer hasil survey dan pengamatan di lapangan, dalam penelitian ini dapat dikemukakan hasil-hasil sebagai berikut: ! Daerah-daerah potensial untuk pengembangan produksi padi di Kalimantan Timur dan faktor-faktor pembatasnya adalah sebagai berikut:

    P

  • Kecamatan-kecamatan yang potensial sebagai kawasan sentra produksi padi sawah dan padi ladang.

    No Kabupaten Kecamatan Padi sawah

    Padi ladang

    Upaya Optimalisasi

    1. Kutai Kertanegara

    Tenggarong Kenohan Tabang Muara Muntai Kota Bangun Muara Jawa Samboja Loa Kulu Loa Janan Muara Badak Sebulu Muara Kaman Muara Wis Sanga-sanga Anggana Marang Kayu Kembang Janggut

    -

    -

    -

    -

    - Drainase pengering dan pengendali banjir,

    - Irigasi - Pemupukan N, P, K - Pengapuran - Pencetakan sawah - Agroindustri - Balai benih/ penangkar

    benih

    2. Kutai Barat

    Bongan Peyinggahan Jempang Muara Pahu Muara Lawa Damai Melak Long Iram Long Hubung Bentian Besar Long Bagun

    -

    -

    -

    - Drainase pengering dan pengendali banjir,

    - Irigasi - Pemupukan N, P, K - Pengapuran - Pencetakan sawah - Agroindustri - Balai benih/ penangkar

    benih

    3. Berau Tanjung Redeb Gunung Tabur Sambaliung Kelay Segah Talisayan Biduk-biduk

    -

    -

    -

    -

    - Drainase pengering dan pengendali banjir,

    - Irigasi - Pemupukan N, P, K - Pengapuran - Pencetakan sawah - Agroindustri - Balai benih/ penangkar

    benih 4. Pasir Sepaku

    Penajam Waru Babulu Long Kali Long Ikis Kuaro Tanah Grogot P. Balengkong Tanjung Aru Batu Sopang Muara Komam

    -

    -

    -

    -

    -

    - Drainase pengering dan pengendali banjir,

    - Irigasi - Pemupukan N, P, K - Pengapuran - Pencetakan sawah - Agroindustri - Balai benih/ penangkar benih

  • " Pemerintah harus secara konsisten menyiapkan program dalam mengembangkan Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan dan Sumber Daya Manusia untuk mendukung semua sub sistem agribisnis komoditi tanaman padi # Pemerintah harus dapat memberdayakan semua dinas/ instansi terkait untuk memacu kontribusi sub sistem penyediaan input dan termasuk permodalan, agro industri dan pemasaran $ Pengembangan teknologi budidaya dan kemampuan Sumber Daya Manusia petani secara terus menerus harus konsisten dilakukan untuk mendukung sub sistem produksi yang sudah ada.

    SURVEY POTENSI DAN PERENCANAAN PERTANIAN KABUPATEN MALINAU Tahun : 2001 Kerjasama : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malinau Author : Prof. Subroto dan D. Dhonanto., SP Kabupaten Malinau merupakan pemekaran dari Kabupaten Bulungan yang dikukuhkan pada tahun 1999. sebagai kabupaten baru, Pemerintah Kabupaten Malianu memacu kegiatan pembangunan di segala bidang sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki. Bidang pertanian dalam arti luas merupakan sektor andalan dan mendapat prioritas tinggi. Penetapan demikian mengacu pada kenyataan bahwa sektor pertanian merupakan penggerak perekonomian Indonesia yang handal, dan terbukti mempunyai ketahanan paling tinggi dalam emnghadapi krisis sejak tahun 1997. Agar produk komoditi pertanian tersebut dapat bersaing di pasaran, terutama pada era pasar bebas, maka pengelolaan usahatani harus dilakukan secara efisien, produktif dan berkelanjutan. Untuk itu, pembangunan pertanian harus direncanakan secara matang dan mempertimbangkan segala aspek yang mempengaruhinya, dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki.

    Survei potensi dan perencanaan pertanian di Kabupaten Malinau ini bertujuan untuk: ! mengidentifikasi potensi lahan untuk pengembangan pertanian, " menentukan letak dan potensi luas lahan, # melakukan analisis terhadap pola pengembangan pertanian, dan memilih pola pengembangan pertanian yang sesuai untuk daerah setempat, $ menyusun buku referensi untuk program-program pembangunan pertanian Kabupaten Malinau.

    Berdasarkan hasil survei dan analisis terhadap data-data yang diperoleh diketahui bahwa: ! ketersediaan lahan pertanian di Kabupaten Malinau secara kuantitatif relatif luas, namun tingkat kesuburan kimiawi tanahnya relatif rendah dan kelerengannya relatif terjal lebih dari 80 % lahannya berkelerengan > 35 %, " komoditi pertanian dapat dikembangkan di semua kecamatan Kabupaten Malinau, kecuali padi sawah dan perikanan dalam sekala relatif besar hanya di kecamatan Malinau, # pembangunan pertanian sangat membutuhkan dukungan kebijakan pemerintah kabupaten secara sungguh-sungguh dan konsisten dengan orientasi agribisnis dan agri industri bidang perkebunan.

    PRODUK UNGGULAN DI KABUPATEN MALINAU Tahun : 2001 Kerjasama : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malinau Author : Ir. Nimatuljannah A., MP

    Kegiatan pembangunan yang ideal harus dapat memanfaatkan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Buatan secara optimal serta selalu meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia untuk dapat menguasai teknologi yang diperlukan. Pemerintah Kabupaten Malinau menyadari bentuk kondisi aktual daerahnya, sehingga bermaksud untuk mengembangkan produk-produk yang unggul secara komparatif dan kompetitif di pasaran. Dalam rangka memacu percepatan kegiatan pembangunan,

  • sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan sekaligus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    Penelitian ini dilakukan pada semua kecamatan di Kabupaten Malinau, dengan tujuan untuk: ! mengetahui produk-produk unggulan daerah, " mengetahui peta lokasi produk unggulan, # mengidentifikasi upaya-upaya yang diperlukan untuk mengoptimalkan fungsi ekonomis dan ekologis produk unggulan, dan $ meningkatkan pembangunan untuk pengembangan produk unggulan secara lebih terintegrasi.

    Berdasarkan kegiatan survei di lapangan dan analisis komparatif yang dilakukan terhadap produk unggulan yang meliputi bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, pertambangan, kerajinan rakyat, pariwisata, seni dan budaya; diketahui produk-produk unggulan dan distribusinya di Kabupaten Malinau sebagai berikut:

    Produk Unggulan di Kabupaten Malinau. No Sektor Produk Unggulan Lokasi (Kecamatan)

    - Padi Ladang* Kayan Hulu, Kayan Hilir, Mentarang, Pujungan.

    - Padi Sawah* Kecamatan Malinau Palawija :Jagung, K. Tanah*, K. Hijau*, Ubikayu, Ubijalar.

    Di semua Kecamatan

    Hortikultura : Cempedak*. Kecamatan Malinau Nenas, Jeruk Sunkis*. Kecamatan Kayan Hulu dan

    Kayan Hilir Durian*, Lai*, Mata Kucing, Langsat*, Rambutan, Kedondong*.

    Di Semua Kecamatan

    1 Pertanian

    Bawang Daun, Asparagus, Apel. Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir

    - Kopi Arabica*, Kakao*

    Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hulu dan Pujungan

    - Kopi Robusta*, Kakao*. Kecamatan Malinau dan Mentarang

    2 Perkebunan

    - Kayu Manis Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir dan Pujungan

    3 Kehutanan - Kayu log*, Gaharu*, Damar, Sarang burung walet, Madu.

    Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Pujungan, Mentarang

    - Babi*, Ayam buras dan Itik Di semua kecamatan 4 Peternakan - Sapi*, Kambing Kecamatan Malinau dan

    Mentarang - Batu bara* Kecamatan Malinau - Emas* Kecamatan Kayan Hulu, Kayan

    Hilir dan Pujungan - Timah dan Seng Kecamatan Pujungan dan

    Mentarang

    5 Pertambangan

    - Batu Kapur Kecamatan Mentarang 6 Kerajinan Rakyat Pakaian adat Dayak*, Taplak meja*,

    tas*, anjat*, topi*, kalung*, gelang dari manik*.

    Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Mentarang dan Pujungan

    - Wisata alam* : (Air terjun, gunung dan jeram)

    Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Mentarang dan Pujungan

    - Wisata Marga satwa*. Kecamatan Pujungan dan Mentarang

    - Wana wisata*. Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Mentarang dan Pujungan

    7 Pariwisata

    - Wisata budaya* dan wisata kerajinan tradisional Dayak*

    Di semua kecamatan

  • No Sektor Produk Unggulan Lokasi (Kecamatan) 8 Seni Budaya

    Tradisional Dayak - Seni musik, seni suara, seni ukir Di semua kecamatan

    Keterangan : * = Merupakan produk unggulan prioritas.

    PEMBANGUNAN KAWASAN WANA-AGROWISATA TERPADU DAN BUMI PERKEMAHAN SUNGAI TANGAP KAB. BERAU

    Tahun : 2001 Kerjasama : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Prop. Kalimantan Timur Author : Ir. Gusti Hafiziansyah., M.Si

    Belum optimalnya perkembangan daerah wisata di Kabupaten Berau, menyebabkan masyarakat di kabupaten ini mengalami kesulitan untuk melakukan kegiatan wisata. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat di daerah ini untuk berwisata harus pergi keluar daerah.

    Melihat kondisi tersebut maka untuk saat ini dianggap perlu untuk membuat satu kawasan wisata yang representatif yang mampu menyajikan berbagai pilihan kawasan wisata. Pemilihan kawasan wisata Sungai Tangap untuk dioptimalkan menjadi kawasan wisata terpadu dianggap cukup tepat, karena posisi kawasan yang cukup strategis serta didukung dengan kondisi alam dan lingkungan yang menarik.

    Studi ini bertujuan ; !Untuk mengidentifikasi potensi Kecamatan Sungai Tangap secara menyeluruh untuk pengembangan kawasan Wana-Agrowisata terpadu. "Penyusunan tata ruang kawasan sesuai syarat dan peruntukannya. #Penyusunan suatu set perencanaan pembangunan dalam bentuk Master Plan dan Action Plan. Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan ini ; ! Identifikasi potensi kawasan Sungai Tangap. " Analisa perencanaan kawasan untuk berbagai peruntukan yang meliputi: Zona Bumi Perkemahan dan Petualangan, Zona Hunian, Zona Tanaman Pangan dan Hortikultura, Zona Perkebunan, Zona Peternakan dan Mini Zoo, Zona Perikanan dan Taman Air, Zona Rimba, Zona Olahraga dan Bermain, Peruntukan lainnya yang dianggap perlu. # Penyusunan Peta Tata Ruang Kawasan Pengembangan Wana-Agrowisata skala 1 : 50.000.

    Pengembangan obyek wisata Sungai Tangap di Kabupaten Berau dilakukan pembagian zonasi kawasan antara lain kesesuaian lahan untuk tanaman pangan, tanaman hortikultura, perkebunan, kesesuaian lahan peruntukan, peternakan, untuk lokasi rekreasi, untuk arena olah raga dan lintas alam.

    Hasil studi menunjukkan bahwa pengalokasian pemanfaatan ruang antara lain; Kawasan budidaya meliputi untuk zona pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, Kawasan hiburan meliputi untuk zona rekreasi dan bermain, panggung hiburan zona olah raga, zona kebun binatang dan taman burung. Kawasan Hunian dan Perbelanjaan meliputi Cottage bernuansa lokal, hotel, rumah panggung/lamin, pusat souvenir, warung wisata dan arena hiburan. Kawasan Perkemahan dan Wisata Alam meliputi bumi perkemahan, Camping ground, olah raga petualangan, lintas alam. Kawasan Konservasi dan Hutan Penelitian.

  • Rencana Program Pembangunan Zonasi Wisata

    Volume Pelaksanaan (Tahun Ke) No Uraian Satuan

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Pelaksana Sumber Dana Alokasi Dana (juta)

    Pembangunan Zona Wisata Rekreasi dan Hiburan : a. Arena Bermain Paket - 1 - - - - - - - - 1 Pemda/Swasta APBD/ Swasta 500 b. Taman Buaya Unit - 1 - - - - - - - - 1 Pemda/PU APBD 200 c. Mini Zoo Unit - 1 - - - - - - - - 1 Pemda/Swasta APBD/ Swasta 400 d. Kolam Renang Unit - - 1 - - - 1 - - - 2 Pemda/ Swasta APBD/ Swasta 1000 e. Taman Burung Unit - 1 - - - - - - - 1 Pemda/ Swasta APBD/ Swasta 250 f. Panggung Hiburan

    terbuka Unit - - 1 - - - - - 1 - 2 Pemda/ Swasta APBD/ Swasta 500

    g. Gedung Seni & Budaya

    Unit - - - 1 - - - - - - 1 Pemda/Swasta APBD/ Swasta 700

    h. Museum Unit - - - 1 - - - - - - 1 Pemda/Swasta APBD/Swasta 400

    1

    Pembangunan Zona Hunian dan Pusat Perbelanjaan : a. Cottage Unit - - 5 - - 5 - - 5 - 15 Pemda/ Swasta APBD/ Swasta 3.000 b. Rumah Lamin Unit - - 1 - - 1 - - - - 2 Pemda/ Swasta APBD/ Swasta 250

    2.

    c. Restauran Unit - - 1 - - - - - - - 1 Pemda/ Swasta APBD/ Swasta 300 d. Mini Market Unit - - 1 - - - - - - - 1 Pemda/ Swasta APBD/ Swasta 500

    Pembangunan Zona Perkemahan dan Petualangan : a.Bumi perkemahan Paket - - - - 1 - - - - - 1 Pemda APBD 1.200 b.Arena Lintas Alam Paket - - - - - 1 - - - - 1 Pemda APBD 500

    3

    c.Panjat Tebing Paket - - - - - 1 - - - - 1 Pemda APBD 150 Pembangunan Zona Olahraga dan Area Pemancingan : a. Lap. Bola Mini Unit - - - - - 1 - - - - 1 Pemda/ Swasta APBD/ Swasta 250

    b. Lap. Golf Mini Unit - - - - - 1 - - - - 1 Pemda/ Swasta APBD/ Swasta 1.500

    c. Lapangan Tenis Unit - - - 1 - - - 1 - - 2 Pemda/Swasta APBD/Swasta 200

    d.Arena Motor Cros Unit - - - - - - 1 - - - 1 Pemda/ Swasta APBD/ Swasta 800

    4

    e. Kolam Pemancingan

    Unit - - - 1 - - 1 - - - 2 Pemda/ Swasta APBD/ Swasta 200

  • Volume Pelaksanaan (Tahun Ke) No Uraian Satuan

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Pelaksana Sumber Dana Alokasi Dana (juta)

    f. Olah Raga Terbuka

    Paket

    - - - 1 - - - - - - 1 Pemda/Swasta APBD/Swasta 3.000

    g. Olah Raga Tertutup

    Paket

    - - - - - - 1 - - - 1 Pemda/Swasta APBD/Swasta 1.500

    Pembangunan Zona Budidaya :

    a.Pertanian Pangan Ha - - - - 6 - - 2 - - 8 Pemda/ Distan APBD/ Swasta 120

    b.Hortikultura Ha - - - - 2 - - 2 - - 4 Pemda/ Distan APBD/ Swasta 60

    c.Perkebunan Ha - - - - 10 - - - - - 10 Pemda/ Disbun APBD/ Swasta 200

    d.Peternakan Ha - - - - 10 - - - - - 10 Pemda/ Disnak APBD/ Swasta 200

    5

    e.Perikanan Ha - - - - 2 - - 2 - - 4 Pemda/ Diskan APBD/Swasta 100

    6 Pembangunan Zona Hutan Penelitian

    Ha - - - - - - 100

    - - - 100 Pemda/ Dishut APBD 1.000

  • PEMANFAATAN DAN PENGAMANAN KAWASAN PERTANIAN TERBATAS DI TAMAN NASIONAL KUTAI KAB. KUTAI TIMUR

    Tahun : 2001 Kerjasama : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Timur Author : Ir. Gusti Hafiziansyah., M.Si

    Taman Nasional Kutai merupakan kawasan lindung dan penyangga ekosistem, selain itu juga merupakan kawasan untuk kegiatan pelestarian sumberdaya hutan dan dapat juga berfungsi sebagai tempat penelitian. Taman Nasional Kutai (TNK) meliputi areal seluas 198.694 ha. Keberadaan kawasan ini di masa mendatang dapat terjadi perubahan fungsi kondisi aktual akibat perambahan dan tekanan penduduk. Untuk tetap memberikan peluang agar eksistensi TNK terjamin dan penduduk dapat hidup dan berkembang dengan baik kepada masyarakat yang hidupnya sangat tergantung pada usahatani yang mereka lakukan di sebagian areal TNK maka perlu dilakukan suatu alternatif pemecahan masalah yaitu dengan mengenclave kawasan yang sudah banyak penduduknya ke dalam wilayah TNK. Upaya penanganan kawasan TNK hendaknya tetap berpegang pada azas kelestarian kawasan tersebut namun juga diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian masyarakat dan pemerintah kabupaten Kutai Timur.

    Studi ini bertujuan untuk 1) memformulasikan bentuk penanganan dan pengelolaan kawasan TNK secara terpadu sehingga keberadaan kawasan ini dapat bertahan secara lestari. 2) Menetapkan bentuk penanganan dan pengelolaan kawasan TNK yang mampu memberikan kontribusi terhdap perekonomian daerah. 3) Mengantisipasi bentuk-bentuk intervensi aktivitas masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung yang berpengaruh terhadap keberadaan kawasan TNK. 4) Mengidentifikasi areal-areal potensial untuk enclave. 5) Menentukan jenis komoditi yang sesuai dan bernilai ekonomis tetapi bersinergis dengan upaya konservasi TNK.

    Ruang lingkup dari studi ini 1) Identifikasi kawsan TNK secara menyeluruh yang meliputi ekosistem kawasan, sosial budaya masyarakat di sekitar kawasan dan aktivitas perekonomian masyarakat. 2) Analisis dan evaluasi aspek fisik, sosial, ekonomi dan budaya. 3) Membuat satu bentuk perencanaan yang tersusun dan terkoordinasi secara lintas sektoral.

    Keluaran dari studi Pemanfaatan dan Pengamanan Kawasan Pertanian Terbatas di Taman Nasional Kutai Kabupaten Kutai Timur ini berupa 1) Identifikasi areal-areal yang potensial di dalam dan di sekitar TNK dan areal yang tidak layk untuk dienclave dengan sistem dan pola pertanian terbatas. 2) Identifikasi solusi enclave dan atau reseltemen di luar TNK. 3) Model pola pertanian terbatas dan jenis komoditi yang banyak secara ekologis dan berikan ekonomis tinggi. 4) Terbentuknya pengawasan dan pengamanan yang terencana dalam mengupayakan pengelolaan TNK secara lestari.

    Studi pemanfaatan dan pengamanan kawasan pertanian terbatas di Taman Nasional Kutai dilaksanakan dengan menggunakan metode pendekatan yaitu metode deskriptif atau metode survei. Fokus utama pengamatan pada daerah studi dititikberatkan pada pemanfaatan lahan aktual saat ini di kawasan TNK untuk kegiatan budidaya pertanian. Selain itu pengamatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas masyarakat dalam pemanfaatan segala sumberdaya yang ada di TNK.

    Berdasarkan hasil observasi lapang dan analisis yang telah dilakukan maka diambil beberapa kesimpulan pokok yaitu 1) Bahwa kondisi Taman Nasional Kutai saat ini sudah berada pada tahap yang cukup memprihatinkan, karena telah terjadi beberapa kerusakan akibat aktivitas manusia yang tak terkendali dan bencana kebakaran hutan. 2) Secara kondisi fisik lingkungan sebagian wilayah Taman Nasional Kutai yang telah dienclave cukup prospektif untuk dijadikan sebagai kawasan pengembangan pertanian terbatas dengan berbagai komoditi yang bernilai ekonomis tinggi. 3) Pola pemanfaatan dan pengamanan kawasan Taman Nasional Kutai yang dianggap paling efektif adalah melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam penyusunan perencanaan pengembangan kawasan sehingga tercipta program yang sinergis antara pemerintah dan masyarakat.

    Agar perencanaan pemanfaatan dan pengamanan kawasan Taman Nasional Kutai dapat berjalan sesuai dengan harapan yang ingin dicapai maka disarankan 1) Menata ulang batas, fungsi dan struktur penanganan Taman Nasional Kutai, terutama pada wilayah enclave. 2) Membuat program lanjutan berupa penelitian skala kecil untuk pengembangan beberapa komoditi pertanian sebelum melangkah ke

  • perencanaan skala lebih besar. 3) Secepatnya membuat dan menetapkan suatu Peraturan Daerah (PERDA) yang mengatur segala hal sehubungan dengan pemanfaatan dan pengamanan kawasan Taman Nasional Kutai. 4) Meningkatkan pembinaan kepada masyarakat di kawasan TNK untuk semua aspek kehidupan dari seluruh instansi teknis terkait.

    KEGIATAN KONSULTAN SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN AGRIBISNIS (SP2AB) KABUPATEN KUTAI TIMUR

    Tahun : 2001 Kerjasama : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Timur Author : Ir. Fahrunsyah., MP Kabupaten Kutai Timur merupakan kabupaten baru hasil pemekaran Kabupaten Kutai, diresmikan tanggal 12 Oktober 1999. Kebijakan pembangunan di Kabupaten ini, memprioritaskan pembangunan daerah yang bertumpu pada pemanfaatan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dan menjadikan Kabupaten Kutai Timur tahun 2010 sebagai pusat agribisnis dan agroindustri di Kalimantan Timur. Perwujudan visi Kabupaten Kutai Timur tersebut dengan direkrutnya 188 orang SP2AB yng diharapkan dapat menjadi inovator, motivator, dinamisator dan fasilitator pembangunan agribisnis di masing-masing desa tempat mereka bertugas. Untuk mengoptimalisasi hasil yang ingin dicapai diperlukan konsultansi SP2AB. Tujuan konsultan SP2AB adalah membantu tenaga SP2AB dalam rangka mengidentifikasi dan menginventarisasi potensi dan permasalahan pengembangan agribisnis, membantu pengelola SP2AB dalam mengevaluasi kegiatan dn program SP2AB.

    Kegiatan konsultansi SP2AB dimulai tanggal 15 Agustus 31 Desember 2001 di seluruh desa di Kabupaten Kutai Timur. Metodologi yang digunakan pada kegiatan ini adalah pengumpulan data sekunder di instansi-instansi terkait dan pengumpulan data primer melalui observasi langsung di lokasi penelitian dan dibantu kuisioner. Responden dalam kegiatan ini adalah tenaga SP2AB, camat, Kades, PPL, tokoh masyarakat dan ketua kelompok tani. Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif dan dilanjutkan dilakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Oppurtinity dan Threath).

    Rekomendasi diberikan dalam rangka peningkatan kinerja SP2AB di masa yang akan datang sebagai berikut 1) Program SP2AB terus dilanjutkan, namun dengan catatan perlu perbaikan menyangkut program, kelembagaan dan teknis pelaksanaannya. 2) Penempatan tenaga SP2AB sebaiknya mempertimbangkan disiplin ilmu yang bersangkutan. Dalam hal ini tenaga SP2AB seyogyanya memiliki latar belakang ilmu yang sesuai dengan sub sektor unggulan di lokasi bertugas. 3) Harus diterbitkan panduan kerja bagi tenaga SP2AB, berkaitan dengan fungsi, tugas, hak dan hirarki pertanggungjawaban tenaga SP2AB. 4) Tugas dan fungsi SP2AB diusulkan sebagai berikut : sebagai penggerak kegiatan agribisnis di desa, mensuksekan Gerdabangagri di Kab. Kutai Timur, Memberikan asistensi kepada petani, kepala desa, camat dan pelaku-pelaku agribisnis di wilayah tugas masing-masing dalam rangka mensukseskan Gerdabangagri, memotivasi petani dan pelaku-pelaku agribisnis untuk menggali potensi dan mewujudkan potensi yang ada di desa dalam rangka pengembangan agribisnis, memotivasi masyarakat untuk menekuni usaha-usaha agribisnis, memberikan advokasi kepada bupati dan penentu kebijakan di bidang agribisnis sebagai masukan/saran dalam upaya untuk mensukseskan Gerdabangagri. 5) Kesejahteraan SP2AB disesuaikan dengan kondisi lapangan. 6) Bagi tenaga SP2AB yang dinilai mampu melaksanakan tugas dan fungsinya, sebaiknya diberikan imbalan prestasi agar menjadi pemacu semangat tenaga SP2AB yang bersangkutan dan peningkatan motivasi tenaga SP2AB lainnya untuk meraih prestasi. 7) Pembuatan percontohan perlu diintensifkan karena merupakan cara yang dianggap paling tepat untuk memotivasi dan menggerakkan petani dalam mengembangkan agribisnis. Untuk itu tenaga SP2AB perlu diberikan pelatihan sesuai dengan program atau komoditi unggulan di lokasi penempatan. 8) Tenaga SP2AB dituntut untuk lebih pro aktif dalam menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan mencari peluang pasar produk pertanian di lokasi mereka bertugas.

  • IDENTIFIKASI POTENSI LAHAN KABUPATEN KUTAI BARAT UNTUK PENGEMBANGAN KOMODITI PERTANIAN

    Tahun : 2001 Kerjasama : Bappeda Kabupaten Kutai Barat Author : Prof. Subroto dan Syahril., SP Pembangunan pertanian harus dikelola secara efisiensi, produktif dan sustainable. Dalam mengimplementasikan tersebut pemerintah harus bertindak proaktif dan mengambil inisiatif untuk merangsang aktifitas dan partisipasi aktif masyarakat. Selain itu pemerintah juga memberikan alternatif dan insentif pengembangan sektor pertanian yang jelas dan tepat sesuai kondisi masing-masing daerah. Penelitian identifikasi potensi lahan di Kab. Kutai Barat berbasis perencanan pembangunan pertanian dengan pendekatan kewilayahan diharapkan dapat meningkatkan pembangunan pertanian yang berorientasi agribisnis dan dapat meningkatkan pendapatan petani dan daerah.

    Kegiatan penelitian ini bertujuan, 1) Mengidentifikasi potensi lahan di Kab. Kutai Barat untuk pengembangan komoditi pertanian. 2) Identifikasi wilayah-wilayah potensi pengembangan dan prioritas penangganannya.

    Untuk mencapai maksud tersebut maka metode pendekatan yang digunakan adalah metode survei/metode deskriptive, yaitu mengumpulkan referensi dan data sekunder pada beberapa instansi teknis terkait. Studi lapang pada areal kunci di Kab. Kutai Barat dengan cara pengamatan langsung serta mengumpulkan data responden melalui kuesioner.

    Kab. Kutai Barat secara geografis terletak pada koordinat antara 1130 45 05 1160 31 19 BT dan 10 3135 10 10 16 LS dengan luas wilayah 31.628,7 km2. Tipe hujan 2000-4000 mm/tahun termasuk dalam sistem iklim Oldeman. Rata-rata hujan terendah pada bulan Pebruari (20 mm) dan tertinggi terjadi pada bulan Mei (182 mm). Potensi ketersediaan air sangat baik untuk pengembangan komoditi pertanian. Dengan indikasi suplay air melebihi kebutuhan rata-rata tanaman pertanian per tahun.

    Bentuk wilayah Kab. Kutai Barat didominasi bentuk dataran, berombak hingga berbukit dengan kemiringan lahan berkisar 0-30 %. Prosentase luas wilayah berdasarkan kemiringan lahan 0-2% (11,6%), 2-8% (13%), 8-15% (20,6%) dan 15-30% (27,7%) dari luas wilayah Kab. Kutai Barat dan selebihnya 27,1% berupa perbukitan dengan kelerengan >30%.

    Kab. Kutai Barat didominasi jenis tanah ultisols (>60%) selebihnya tanah Inseptisols, Entisols, Histosols dan Spodosols dengan tingkat kesuburan kimiawi tanahnya rendah. Kecuali tanah Entisols dataran alluvial sungai dengan kesuburan relatif lebih baik. Serta satuan fisiografi lahan di Kab. Kutai barat ada 27 jenis dengan fisiografi yang dominan yaitu Lawanguang (LWW), dan Teweh (TWH).

    Faktor produksi yang mempunyai kontribusi paling rendah adalah manajemen usahatani (38,39%) penerapan teknologi (44,88%) kebijakan pemerintah (45%) dan SDM (51,25%). Pengembangan sub sektor perkebunan rakyat dan pola PIR mengalami kendala dalam ; a) Alokasi lahan memerlukan biaya tinggi dan penuh potensi konflik dengan sektor lain serta masyarakat, b) Alokasi modal tunai belum dapat menstimulasi sektor perkebunan rakyat, c) Transportasi dan industri penunjang belum memadai.

    Pengembangan sub sektor tanaman pangan mengalami kendala dalam ; a) Manajemen usaha pada level petani masih rendah, b) Kebijakan pembangunan pertanian belum mengarah pada kondisi wilayah sehingga belum efektif dan efisien, c) SDM petani, inovasi dan daya adopsi teknologi pertanian relatif rendah, d) Teknologi yang telah dan sedang digunakan belum efektif mempengaruhi peningkatan hasil pertanian. e) Iklim periode dan intensitas penyinaran relatif kurang untuk merangsang pembungaan dan pengisian biji sehingga proses pembentukan biji sebagai hasil pertanian tidak maksimal, f) Kesuburan kimiawi tanah rendah, karena tanah memiliki KTK rata-rata < 25 m.e./100 gr tanah, sehingga tanah kurang respon terhadap pemupukan, g) Penyediaan modal tunai kurang efektif dan efisien, terutama proses administrasinya sulit dan kadang-kadang kurang tepat sasaran serta waktu.

    Pengembangan sub sektor perikanan rakyat mengalami kendala dalam ; a) Manajemen usaha dalam perencanaan alokasi dan penyediaan saprodi (bibit dan makanan) relatif sulit sehingga sangat sukar untuk mengatur periode pemanenan dan pemasaran hasil, b) Teknologi yang digunakan sebagian besar nelayan relatif sederhana dan bahkan justru merusak lingkungan sehingga belum efektif mempengaruhi

  • peningkatan dan kualitas hasil, c) Iklim tropis basah relatif konstan, sehingga hujan turun sepanjang tahun sangat mempengaruhi masa pemanenan dan pengolahan hasil.

    Pengembangan sub sektor peternakan rakyat mengalami kendala dalam; a) Manajemen usaha belum berorientasi keuntungan (pendapatan) sebagian masih merupakan usaha sampingan dan untuk memenuhi kebutuhan protein keluarga (subsisten), b) Teknologi budidaya peternakan sangat rendah, karena masih mengandalkan kondisi alam, c) Kebijakan pemerintah untuk mengembangkan ternak di Kabupaten Kutai Barat belum menyentuh, sedangkan program yang ada terbatas hanya pada jenis ternak tertentu, dan belum spesifik sesuai potensi daerah, d) SDM petani relatif rendah dalam membudidayakan ternak, terutama ternak unggas dan jenis sapi introduksi, e) Iklim tropika humida yang menyebabkan kadar air udara relatif sangat tinggi secara potensial menyebabkan beberapa jenis penyakit ternak dapat berkembang biak dengan cepat dan mudah, maka kondisi iklim tersebut sangat berpengaruh jelek terhadap kesehatan ternak.

    Saran-saran penelitian ini adalah ; a) Perbaikan manajemen usahatani yang berorientasi agribisnis, pada tahap awal segera dibangun pusat-pusat sentra produksi yang difasilitasi secara terintegrasi dengan pusat pertumbuhan wilayah, b) Ditingkatkan terus kemampuan, daya inovasi dan adopsi teknologi serta pengetahuan petani dengan mengadakan in house training sesuai sektornya, penyuluhan dan menggalakkan program pendampingan petani oleh tenaga sarjana setiap hamparan satuan hamparan usahatani, c) Perbaikan dan peningkatan teknologi yang relevan dan potensi lahan serta SDM petani setempat dengan mengadakan dan menggalakkan penelitian, pengujian secara simultan, terkoordinasi sehingga lebih tepat dan efisien, d) Memperbaiki sistem perkreditan perbankan untuk petani dan pengusaha di sektor pertanian, e) Mengembangkan upaya-upaya penelitian untuk memperbaiki varietas-varietas lokal yang produksinya tinggi dan laku dipasaran, mempunyai adaptasi tinggi terhadap kondisi klimatis dan lahan di Kabupaten Kutai Barat, f) Kedepan segera dikembangkan pola perkebunan besar untuk komoditi sawit, karet, kakao, rotan dan nenas. Sedangkan kelapa, lada, dan kopi dengan pola perkebunan rakyat, g) Pertanian tanaman pangan dan hortikultura dikembangkan dengan pola pengembangan pertanian rakyat usahatani campuran (units farming) yang didukung agroindustri, h) Pengembangan perikanan dilakukan dengan memperbaiki pola pengembangan perikanan rakyat tradisional menjadi modern yang didukung industri pengolahan dan pengawetan serta pengolahan hasil yang bermutu ekspor, terutama komoditi ikan lokal, I) Untuk peternakan segera dikembangkan pola peternakan rakyat dengan penyediaan bibit dan saprodi yang memadai dan terjangkau petani, peternakan pola besar (ranch) juga cocok dikembangkan untuk jenis sapi Bali pada areal-areal potensial seperti dataran alluvial dan dataran tinggi. Dari segi klimatis Kabupaten Kutai Barat sangat sesuai untuk sentra penghasil hijauan pakan ternak, j) Perlu segera di bangun Balai Benih dan pelatihan untuk teknologi tepat guna bidang pertanian di lahan, pada kawasan-kawasan sentra produksi

    Rekomendasi yang diharapkan adalah ; 1) Pembangunan infrastruktur perhubungan dan prasarana pertanian pada pusat-pusat produksi pertanian secara terintegrasi dengan pembangunan wilayah, 2) Pola pembangunan pertanian di Kab. Kutai Barat adalah rekayasa sosial-budaya dengan mengubah pola usahatani tradisional menjadi agribisnis dengan menyiapkan, memperbaiki semua unsur dan faktor produksi yang mempengaruhinya., 3) Penerapan teknologi merupakan rekayasa teknis mutlak diperlukan dalam pengembangan agribisnis sesuai kondisi di Kab. Kutai Barat, 4) Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga penyuluh lapangan pertanian dengan mengadakan pelatihan secara terus menerus, 5) Penyediaan dan perbaikan sistem lembaga permodalan dibidang pertanian yang mendorong terjadinya proses memandirikan dan mensejahterakan petani, 6) Memperbaiki posisi petani dengan menciptakan pasar baru untuk komoditi pertanian dengan diversifikasi produk atau peningkatan kualitas produk dan penguatan lembaga-lembaga advokasi di bidang pemasaran hasil pertanian, 7) Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan usahatani pada satuan fisiografi lahan basah, 8) Tindakan yang dilakukan dalam pemanfaatan lahan untuk kegiatan budidaya memberikan hasil yang memuaskan baik dari sisi produksi maupun pemanfaatan lahan pada satuan fisiografi lahan kering, yang direkomendasikan antara lain; Pembuatan sistem guludan, sistem perataan tanah harus diterapkan untuk mencegah cepatnya pergerakan air, penggunaan pupuk organik pada areal usahatani yang mempunyai tekstur tanah ringan (pasir, pasir berlempung) maupun berat (liat, liat halus), penanaman menurut kontur atau strip cropping pada areal usahatani dengan kemiringan lahan 5 15%, pembuatan teras gulud atau Cover Crops di aral usahatani dengan kemiringan lahan 15-30%, penanaman tanaman penutup tanah bila lahan tidak dimanfaatkan (diberokan), penggunaan mulsa untuk mencegah erosi dan evaporasi air yang berlebihan pada sistem pertanian terbuka terutama untuk tanaman pangan dan sayuran.

  • IDENTIFIKASI POTENSI PENGEMBANGAN KEC. LONG IRAM SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS AGRIBISNIS.

    Tahun Penelitian : 2001 Kerjasama : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Barat Author : Prof. Subroto dan Syahril., SP Keberhasilan pengembangan agribisnis akan mendorong peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Agribisnis memiliki 4 sub-sistem yaitu,1) Pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan pengembangan SDM. 2) Produksi pertanian. 3) Agroindustri. 4) Pemasaran hasil. Diharapkan perencanaan pengembangan agribisnis dipersiapan secara matang dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pelestarian lingkungan hidup serta menghasilkan produk agroindustri yang mempunyai daya saing tinggi.

    Tujuan studi yang ingin dicapai ; 1) Deskripsi SDA, SDM, dan SDB yang terdapat di Kec. Long Iram, 2) Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya tersedia yang mendukung pengembangan agribisnis sebagai motor pengerak kegiatan perekonomian masyarakat pedesaan, 3) Model dan pola pendekatan yang menunjang pengembangan agribisnis.

    Pendekatan studi didasarkan kepada konsep pengembangan wilayah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berbasis agribisnis. Dengan strategi dan konsep pengembangan bersifat multi-level, multi-sector dan multi- section.

    Mengingat usahatani secara umum rentan terhadap fluktuasi harga, maka pengembangan agribisnis dan agroindustri merupakan pilihan tepat untuk mendukung pengembangan usaha tani. Berdasarkan kesesuaian lahan, kebijaksanaan daerah dalam pengembangan komoditas, pasar serta kondisi pertanian maka komoditas yang potensial untuk dikembangkan adalah padi dan palawija, tanaman perkebunan seperti kakao, karet dan kelapa sawit, serta buah-buahan lokal seperti durian, lai, cempedak dan rambutan. Pola usaha tani campuran pada skala kecil antara buah-buahan, tanaman pangan dan ternak. Sedangkan sistem tumpang sari atau pergiliran tanaman dianjurkan pada lahan kering.

    Lahan kering dengan topografi kelerengan >35% diusulkan untuk lahan buah-buahan lokal seperti durian, lai, cempedak dan rambutan. Tanaman padi lahan tadah hujan merupakan tanaman pangan yang cocok diusahakan, sedangkan tanaman palawija diusahakan pada lahan dengan luasan yang relatif kecil.

    Program pengembangan sosial budaya di bidang pendidikan meliputi;1) Perbaikan komposisi penduduk berdasarkan struktur usia sekolah, maka 1 desa memerlukan 2 unit SLTP dan 1 unit SMU, 2) Penyuluhan intensif, 1 orang penyuluh dengan luasan 100 ha, 3) Mengadakan kursus teknis budidaya dan pengelolaan hasil. Fasilitas Kesehatan di Kec. Long Iram masih terbatas, terutama tenaga medis serta prasarana dan sarana masih terbatas. Keagamaan, sarana peribadatan sudah memadai, namun ketersedian prasarana perlu penambahan. Budaya dan Kelembagan perlu koordinasi dengan pemerintah daerah setempat, agar terjadi koordinasi yang harmonis.

    Kegiatan ekonomi kerakyatan merupakan sasaran dan program utama pembangunan yang dilaksanakan di Long Iram perlu ditingkatkan antara lain : a) Pengembangan sistem usahatani, b) Peningkatan industri rumah tangga, c) Pengembangan KUD diarahkan pada penumbuhan kesadaran masyarakat dalam membangun perekonomian berbasis agribisnis, d) Pengadaan pelatihan dalam rangka peningkatan SDM secara terus menerus.

    Strategi pengembangan agribisnis dan agroindustri di Kec. Long Iram adalah 1. Peningkatan daya saing aset, dengan peningkatan kualitas SDM dan sumber daya buatan. 2. Peningkatan daya saing proses perbaikan kebijakan yang menganut asas efisiensi.

    Berdasarkan prospek agribisnis dan kesesuaian lahan serta kebijakan pemerintah, maka disarankan untuk pengembangan optimalisasi pertanian yaitu; 1) Diarahkan untuk tanaman padi, palawija, sayuran dan buah-buahan, 2) Pengembangan tanaman perkebunan pada lahan usaha tani non pangan, 3) Pembuatan jalan dan jembatan di jalan penghubung antara pasar dan pusat produksi, 4) Meningkatkan produktifitas petani, subsidi pemerintah pada produk baik kualitatif atau kuantitatif, pengembangan program pembangunan pertanian berorientasi bisnis dan profit, program agroindustri pada skala kabupaten untuk menjamin nilai tambah dan pembangunan pertanian harus berorientasi pada potensi

  • dan pembangunan wilayah bukan program sektoral serta membangun sistem irigasi dan drainase dengan menggunakan kincir angin untuk mengangkut dan menguras air pada daerah-daerah aliran sungai.

    PENGEMBANGAN POTENSI SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI MASYARAKAT DAYAK, DALAM RANGKA MENUJU HETEROGENITAS BUDAYA DI KAB. BULUNGAN

    Tahun : 2001 Kerjasama : Departemen Pekerjaan Umum, Pemukiman dan Prasarana Wilayah Republik Indonesia Author : Prof. Subroto dan D. Dhonanto., SP

    Pembangunan budaya itu sendiri tidak dapat mengikuti perkembangan teknologi fisik, akibatnya mencuatlah konflik individual hingga tingkat daerah sampai nasional dan bahkan internasional dalam menyikapi setiap perubahan-perubahan dan akselerasinya serta untuk melihat sebuah kenyataan interaksi sosial dan budaya secara alami dapat lebih memberikan jaminan keharmonisan interaksi sosial, maka pendekatan budaya dengan sebuah kesadaran adopsi dan adaptasi dan penerimaan apa adanya dan pengakuan kepada keberbedaan yang tulus akan memberikan harkat dan martabat yang tinggi terhadap sebuah keragaman orientasi dan nilai kemanusiaan.

    Studi ini bertujuan 1) Mencari bentuk dan pola pemberdayaan masyarakat dayak. 2) Menggali aspirasi adat dan seni budaya masyarakat dayak untuk mencari pola interaksi sosial yang adil dan saling menghargai sehingga dapat hidup berdampingan secara harmonis dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3) Mencari pola dan bentuk pembangunan yang sesuai dengan adat budaya mereka sehingga pembangunan Kimpraswil tersebut dapat dirasakan sebagai perbaikan kesejahteraan masyarakat dayak.

    Dengan demikian diharapkan hasil studi ini akan memberikan jawaban terhadap asumsi bahwa pendekatan kebudayaan dengan memberikan pengharkatan kepada keragaman adalah pendekatan yang efektif karena menempatkan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat inmaterial lebih tinggi daripada materialisme.

    Lokasi studi di Desa Long Beluah termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Tanjung Palas Kabupaten Bulungan Propinsi Kalimantan Timur. Secara administratif dan ekonomis masih relatif terisolir. Populasi penduduk di desa Long Beluah berjumlah 2.658 jiwa dengan suku Dayak Kenyah merupakan suku dominan dan penganut agama mayoritas adalah Kristen Protestan. Secara sosio kultural dan etnik telah berinteraksi cukup intensif dengan sosio kultural dari etnik non dayak.

    Masyarakat Dayak Kenyah di Long Beluah adalah masyarakat yang terbuka dan demokratis, hal ini terlihat dari bentuk-bentuk interkasi sosial dengan etnis dan budaya lain non dayak serta adopsi terknologi religi dan budaya yang cukup baik. Masyarakat Dayak Kenyah telah mempunyai motivasi yang besar untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan terutama Kimpraswil. Masyarakat Dayak Kenyah telah mempunyai rasa memiliki terhadap pembangunan dan hasil-hasilnya dengan cukup baik, hal ini terlihat pada inisiatif-inisiatif pelaksanaan pembangunan Kimpraswil yang telah mereka lakukan secara gotong-royong dan mandiri.

    Maka bentuk dan pola pemberdayaan masyarakat Dayak Kenyah di Desa Long Beluah adalah pemberdayaan melalui demokrasi, musyawarah dan partisipasi aktif. Hukum Adat dan Hukum Negara dapat dipakai secara sinergis oleh masyarakat Kenyah Desa Long Beluah. Masyarakat Desa Long Beluah bisa menerima budaya dari luar asal tidak merusak pranata adat budaya yang mereka miliki, dan sebagian besar warga etnis dayak bersikap terbuka dan dapat menerima pendatang baru dari luar dengan syarat harus menghormati adat budaya mereka dan mengakui Hukum Adat Dayak Kenyah.

    Pola dan bentuk pembangunan yang sesuai dengan masyarakat Dayak Kenyah di Long Beluah adalah: Pola partisipatif langsung dari bawah "bottom up planning" untuk proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sedangkan sumber dana diharapkan dari alokasi pembangunan pemerintah daerah atau pusat.

  • STUDI PERENCANAAN WILAYAH KAWASAN PERTANIAN TERPADU JELARAI SELOR TANAH KUNING KECAMATAN TANJUNG PALAS

    Tahun : 2001 Kerjasama : Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan Author : Prof. Subroto dan D. Dhonanto., SP

    Kawasan Jelarai Selor Tanah Kuning yang di antaranya terdapat desa-desa dan kawasan yang potensial untuk pengembangan sektor pertanian, hal ini akan didukung oleh pesatnya pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut dalam waktu dekat ini, yang selanjutnya diharapkan dapat menjadi kawasan pertanian yang maju secara terpadu dan menjadi kawasan andalan di Kabupaten Bulungan. Agar pembangunan pertanian di Kawasan Jelarai Selor Tanah Kuning dapat dikelola secara efisien, produktif dan sustainable serta terpadu, maka langkah strategis yang harus dilakukan adalah identifikasi potensi daya dukung lahan dan analisis kesesuaian lahan untuk beberapa komoditas yang akan diusahakan, sehingga pembangunan pertanian tersebut berbasis pada pendekatan kewilayahan bukan sektoral. Dengan berhasilnya pembangunan pertanian secara terpadu tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan taraf hidup petani yang selanjutnya dapat menopang pertumbuhan ekonomi daerah.

    Tujuan dilakukan Studi Perencanaan Wilayah Kawasan Pertanian Terpadu Jelarai Selor Tanah Kuning Kecamatan Tanjung Palas adalah 1) Mengidentifikasi potensi lahan untuk pengembangan pertanian. 2) Menentukan letak, luas dan potensi lahan. 3) Melakukan analisis terhadap pola pengembangan pertanian, dan memilih pola pengembangan pertanian yang sesuai untuk daerah/wilayah Jelarai Selor Tanah Kuning (Desa Jelarai Selor, Desa Bumi Rahayu, Desa Gunung Sari, Desa Apung, Desa Tanjung Agung, Desa Wonomulyo, Desa Sajau, Desa Tanah Kuning, Desa Mangkupadi).

    Studi perencanaan Wilayah Kawasan Pertanian Terpadu Jelarai Selor Tanah Kuning Kecamatan Tanjung Palas, meliputi beberapa aspek penelitian yang akan dilakukan secara terpadu. Sebagai tahap awal dari kegiatan ini adalah mengadakan studi pustaka dari beberapa buku teori dan laporan serta peta-peta tematik untuk mengidentifikasi dan melihat karakteristik iklim, tanah, relief/topografi, geologi dan bahan induk. Kegiatan selanjutnya adalah mengadakan penelitian di lapangan yang merupakan survey dan observasi serta identifikasi potensi lahan dan kondisi sosial budaya dan ekonomis masyarakat setempat.

    Analisis data primer maupun sekunder menggunakan metode komparatif antara kondisi aktual dengan kondisi potensial. Metode ini dikembangkan oleh Tim Puslitbangwil Unmul.

    Hasil Studi Perencanaan Wilayah Kawasan Pertanian Terpadu Jelarai Selor Tanah Kuning Kecamatan Tanjung Palas, maka dapat disimpulkan hasil identifikasi dan penentuannya berdasarkan kesesuaian lahan sebagai berikut: 1) Lahan yang potensial untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian padi sawah, palawija ternak sapi penggemukkan, ayam kampung, itik dan perikanan sungai adalah seluas 12.189 ha, pada satuan fisiografi dataran sungai Jelarai, Sajau dan Apung (KHY) terletak di desa Jelarai Selor, Apung, Tanjung Agung, Wonomulyo dan Sajau. 2) Lahan yang potensial untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian lahan kering, perkebunan kelapa sawit, karet, kopi dan kakao, buah-buahan seperti durian, cempedak, mente, lai dan rambutan serta ternak sapi gembala dan ayam kampung adalah seluas 90.066 ha yaitu pada satuan fisiografi dataran endapan yang berombak hingga bergelombang (LWW) dan dataran sedimen yang berbukit (TWH) terdapat di seluruh desa/ wilayah studi. 3) Sedangkan lahan yang potensial untuk dikembangkan sebagai lahan peternakan sapi, ayam dan itik adalah pada dataran muara sungai (KHY), dataran endapan yang berombak hingga bergelombang (LWW), daerah pantai dengan cekungan-cekungan kecil (PTG) dan dataran sedimen yang berbukit (TWH). Lahan yang potensial untuk dikembangkan sebagai lahan perkebunan kelapa sawit, karet, kelapa dan coklat adalah pada dataran endapan yang berombak hingga bergelombang (LWW), Teras marine (PST), dan dataran sedimen yang berbukit (TWH). 4) Agroforestry dan hutan lindung dialokasilan pada satuan fisiografi perbukitan batuan endapan yang tidak simetris atau tidak teratur (MPT). 5) Lahan untuk perikanan tambak dan kelapa cocok dikembangkan pada dataran pantai pasang surut dengan vegetasi nipah dan mangrove (KJP) di desa Jelarai Selor dan Sajau. 6) Satuan lahan dataran beting pantai (PTG) di desa Tanah Kuning dan Mangku Padi cocok untuk tanaman

  • kelapa, jambu mente, taman wisata pantai dan ternak sapi gembala. 7) Pola pertanian yang dapat dikembangkan adalah: (a) Pertanian campuran (mix farming) dengan tingkat usaha skala kecil (petani kecil) yaitu pada satuan fisiografi dataran sungai (KHY) seluas 12.189 ha dan komoditi yang dikembangkan antara lain adalah padi, palawija, jagung, ternak sapi, ayam, itik, dan kambing pada dataran pantai pasang surut (KJP) seluas 18.085 ha dengan komoditi perikanan tambak dan kelapa. (b) Pola perkebunan besar dan atau kemitraan dengan masyarakat petani adalah pada satuan fisiografi dataran sedimen yang berbukit (TWH) seluas 75.699 ha dan pada dataran endapan yang berombak hingga bergelombang (LWW) seluas 14.367 ha serta pada teras marine (PST) seluas 30.816 ha dengan jenis komoditi antara lain adalah kelapa sawit, karet, kakao, kopi, jambu mente dan buah-buahan seperti durian dan cempedak. (c) Komoditi pertanian rakyat adalah padi ladang yang dapat dikembangkan pada satuan fisiografi dataran endapan yang berombak hingga bergelombang (LWW) seluas 14.367 ha dan pada dataran sedimen yang berbukit (TWH) seluas 75.699 ha. (d) Pada satuan fisiografi perbukitan batuan endapan yang tidak simetris atau tidak teratur (MPT) seluas 51.709 ha dapat dikembangkan komoditi kehutanan dan buah-buahan dengan pola usaha skala besar seperti kehutanan, Hutan Tanaman Industri (HTI) dan agroforestry. (e) Ternak sapi dan komoditas kelapa, nenas serta jambu mente juga dapat dikembangkan pada dataran beting pantai berpasir (PTG) seluas 1.356 ha dengan pola usaha tani rakyat. 8) Agroindustri yang perlu untuk diusahakan guna mendukung pengembangan agribisnis adalah : industri pengolahan kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan bahan industri, industri pengolahan kakao menjadi tepung dan makanan jadi, industri pakan ternak, industri pengemasan pengolahan beras sebagai bahan siap jual dan bahan baku kue, industri kecil untuk mengolah kedelai, jagung dan kacang tanah menjadi bahan baku industri hilir dan pakan ternak, industri pengolahan karet menjadi bahan baku setengah jadi.

    A. PERTANIANF. INDUSTRI JASAG. INDUSTRI PERKAPALAN: Tanjung Palas, SesayapPerwilayahan Komoditi prioritas/ terpilih dan Pola PengembangannyaPPRPPR

    Rencana Program Pembangunan Zonasi Wisata