ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

42
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA ANGKATAN 2010 YANG TINGGAL DI RUMAH KOS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini, pendidikan menjadi sangatlah penting, baik untuk mengembangkan potensi dalam diri maupun untuk mencapai impian masa depan. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 yang menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dan Pendidikan di Indonesia sendiri terbagi menjadi Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas maupun Perguruan Tinggi. Biasanya pendidikan dasar pada masyarakat Indonesia yang berupa Taman Kanak-Kanak, maupun Sekolah Dasar, dilaksanakan di lembaga atau sekolah yang lokasinya dekat dengan rumah atau dikota mereka masing-masing. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas para Rumah Kontrakan

description

,,nn bjklbjkbkjbppppppppppppppppkj

Transcript of ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

Page 1: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA ANGKATAN 2010 YANG TINGGAL DI

RUMAH KOS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi seperti saat ini, pendidikan menjadi sangatlah penting,

baik untuk mengembangkan potensi dalam diri maupun untuk mencapai impian

masa depan. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun

2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 yang menyatakan

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanan belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dan Pendidikan di Indonesia sendiri

terbagi menjadi Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah

Pertama, Sekolah Menengah Atas maupun Perguruan Tinggi. Biasanya

pendidikan dasar pada masyarakat Indonesia yang berupa Taman Kanak-Kanak,

maupun Sekolah Dasar, dilaksanakan di lembaga atau sekolah yang lokasinya

dekat dengan rumah atau dikota mereka masing-masing. Sedangkan untuk

Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas para orang tua di

Indonesia pada umumnya mendaftarkan anak-anak mereka dikota tempat tinggal

maupun diluar kota yang termasuk daerah yang dekat dengan rumah mereka, …..

Hal ini banyak terjadi karena masyarakat Indonesia masih menganggap bahwa

anak umur sekolah, belum bisa mandiri dan mengatur kehidupan mereka sendiri.

Namun, biasanya pada saat anak menjalani masa untuk menempuh Perguruan

Tinggi, orang tua cenderung membolehkan dan mendukung anak mereka untuk

menjalani masa kuliah, baik di daerah mereka masing-masing maupun diluar

daerah, karena sebagai orang tua mereka menginginkan anak- anak mereka

Rumah Kontrakan

Page 2: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

mendapatkan kualitas pendidikan terbaik, yang mungkin tidak selalu mereka

dapatkan di daerah mereka sendiri, walaupun dengan biaya yang tidak murah.

Hal tersebut juga banyak di lakukan oleh masyarakat luar daerah. Orang

tua mendukung anak-anak mereka, baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun

yang berjenis kelamin perempuan untuk melanjutkan kuliah di luar kota, hal ini

terjadi karena meningkatnya kesadaran orang tua dalam bidang pendidikan, yang

tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan dan adanya Undang-Undang

Dasar yang mengatur tentang penghapusan diskriminasi pendididkan terhadap

perempuan, yang termuat dalam pasal 10 bagian III yang menyatakan bahwa

“Negara-negara peserta wajib membuat peraturan yang tepatuntuk menghapus

diskriminasi terhadap perempuan guna menjamin bagi mereka hak-hak yang

sama dengan laki-laki di lapangan pendidikan” (Handayani, 2008).

Pemilihan Perguruan Tinggi atau Universitas di luar tempat tinggal asal

biasanya terjadi karena masyarakat menganggap bahwa Perguruan Tinggi atau

Universitas memiliki kualitas yang lebih baik, jika dibandingkan Universitas yang

berada di tempat tinggal asal. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan

bahwa banyak provinsi di Indonesia (terutama di luar pulauJawa) yang belum

memiliki cukup Perguruan Tinggi, baik dari segi kuantitas maupun

kualitas(Hidajat, dkk.,2000).

Banyak daerah yang bisa dijadikan pilihan dalam memilih tujuan kuliah di

pulau Jawa, misalnya kota Jakarta, Yogyakarta, Jawa Barat (Bandung, Bogor),

Jawa Tengah (Semarang, Solo), maupun Jawa Timur (Surabaya, Malang), karena

selain terdapat banyak pilihan perguruan tinggi, baik berupa perguruan tinggi

negeri maupun swasta yang menawarkan banyak pilihan fakultas, kota-kota

tersebut terkenal dengan kualitas perguruan tinggi yang baik, dan sudah terkenal

ke seluruh Indonesia. Selain itu, kota-kota tersebut juga memiliki iklim yang

kondusif dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh

Veni, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berasa dari

Lampung pada bulan September 2008 ,Universitas yang dipilih oleh Veni untuk

melanjutkan program studinya adalah Universitas Muhammadiyah Surakarta

tepatnya di propinsi Jawa Tengah, dan merupakan Universitas Islam terbesar di

Jawa Tengah. Dari data yang diperoleh dari, BAA (2008).

Page 3: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

Dapat diketahui bahwa terdapat 134 mahasiswa luar jawa dari 4592

mahasiswa baru tahun 2007, yang berarti ada 2, 92% dari total populasi

mahasiswa baru UMS adalah mahasiswa yang berasal dari luar jawa. Karena

letaknya UMS yang berada di kota Solo, Universitas ini pun kental dengan

budaya Jawa, baik yang berupa adat istiadat, tata krama, unggah ungguh, maupun

bahasa. Masyarakat Solo sendiri adalah masyarakat yang masih menjunjung tinggi

adat istiadat Jawa, hal ini dimungkinkan karena dikota ini berdiri megah keraton

kasultanan Surakarta.

Masyarakat Solo juga terbiasa sejak kecil untuk menerapkan unggah

ungguh maupun tata krama, baik dalam berkomunikasi dengan orang tua maupun

orang lain. Selain itu, mayoritas penduduk Solo juga banyak yang mengunakan

bahasa Jawa, terutama dalam situasi informal, sehingga sedikit banyak, membuat

masyarakat yang berasal dari daerah lain merasa kesulitan berkomunikasi dengan

masyarakat setempat.

Menurut data dari penelitiian sebelumnya yang dilakukan mahasiswa-

mahasiswa baru tahun 2007 yang berasal dari luar jawa paling banyak adalah

yang berasal dari Lampung, diikuti dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,

Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara

Timur, maupun Nusa Tenggara Timur Perbedaan karakteristik sosial budaya

antara kota Surakarta dengan daerah asal, membuat mahasiswa baru harus banyak

melakukan adaptasi. Karena mahasiswa yang melanjutkan kuliahnya di

Universitas Muhammadiyah Surakarta berasal dari berbagai macam daerah,

berbagai macam suku bangsa dan tentu saja memiliki budaya yang berbeda oleh

(niam2000), .

Hal serupa juga diungkapkan yang menyatakan bahwa dampak negatif dari

kecemasan yang dialami oleh mahasiswa baru di New Zealand adalah masalah

akademis (termasuk didalamnya perbedaan bahasa dan sistem pembelajaran

disana), masalah sosial (tidak bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitar), dan

masalah pribadi (karena merasa sendiri dan rindu rumah) (dalam Sodjakusumah,

1996.

Mahasiswa banyak menghadapi berbagai permasalahan yang khas antara

lain perubahan sistem belajar dari sekolah lanjutan yang berbeda dengan

Page 4: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

perguruan tinggi dan mereka menghadapi suatu lingkungan yang baru. Dalam

pondokan mahasiswa selalu menghadapi berbagai perubahan dalam

kehidupannya, baik tata cara bergaul, pola dan jenis makanan, bahasa untuk

komunikasi serta tata cara kehidupan secara menyeluruh. Berbagai perubahan itu

sering menimbulkan frustasi, konflik dan situasi krisis yang tidak dapat dihindari.

Stres dan adaptasi itulah yang menyebabkan kecemasan. Kecemasan dapat

mengakibatkan masalah akademik, olahraga dan penampilan sosial. Kecemasan

menimbulkan gangguan pada proses pikir, konsentrasi belajar, persepsi dan dapat

menimbulkan bahaya dalam kehidupan mereka yang masih belajar yang sudah

tentu mempengaruhi prestasi belajarnya (Prawirohusodo, 1991).

Kecemasan, diketahui sebagai rasa tidak aman yang timbul karena

kekhawatiran akan terjadinya sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sebagian

sumbernya tidak diketahui (Maramis, 1995), sehingga pada penelitian ini peneliti

akan mencoba untuk melihat gambaran tingkat kecemasan pada mahasiswa yang

tinggal di rumah kos pada mahasiswa angkatan 2010 program studi pendidikan

dokter universitas syahkuala yang tinggal di rumah kos

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas menjadi perumusan masalah dalam penitilian

ini adalah :

a. Apakah mahasiswa program studi pendidikan dokter fakultas kedokteran

universitas syiahkula angakatan 2010 yang tinggal di rumah kos(mahasiswa

perantauan) mengalami kecemasan?

b. Berapakah persentase terhadap gambaran kecemasan yang dialami mahasiswa

program studi pendidikan dokter fakultas kedokteran universitas syiahkula

angakatan 2010 yang tinggal di rumah kos(mahasiswa perantauan)

1.2 Tujuan dari penelitian ini adalah :

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena dan persentase

gambaran kecemasan yang dialami oleh mahasiswa prodi pendidikan dokter

Sudah termasuk dalam rumusan masalah b

a.Berapakah persentase kecemasan mahasiswa program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala angakatan 2010 yang tinggal di rumah kontrakan?

b. Faktor-faktor apasaja yang menimbulkan kecemasan mahasiswa program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala angakatan 2010 yang tinggal di rumah kontrakan?

Page 5: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

fakultas kedokteran unversitas syahkuala angkatan 2010 yang tinggal di rumah

kos(mahasiswa perantauan).

1.2.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui gambaran persentase kecemasan yang dialami

mahasiswa prodi pendidikan dokter fakultas kedokteran unversitas syahkuala

angkatan 2010 yang tinggal di rumah kos(mahasiswa perantauan) melaui 14

karakteristik gejala yang tercantum pada halminton ratting scale(vikram patel

2009)

1.3 Mamfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermamfaat bagi upaya-upaya

pemecahan problem psikiatri baik secara teoritis maupun praktis bagi pihak-pihak

seperti di bawah ini :

a. Memberikan data ilmiah tentang hasil gambaran persentase dan fenomena

mengenai kecemasan terhadap fenomena dan angka persentase pada mahasiswa

fakultas kedokteran angkatan 2010 yang bertempat tinggal di rumah kos melalui

hasil proposal dan skripsi yang dibuat oleh peneliti.

b. Secara akademis dapat menjadi penelitian awal yang dapat dikembangkan oleh

peneliti selanjutnya

c. Secara teoritis dapat diajadikan paduan atau bahan bacaan oleh mahasiswa baru

yang akan berpindah dari lingkungan sekolah menengah atas ke dunia unversitas

yang tak lain adalah lingkungan yang baru dan asing bagi mahasiswa.

Berapakah persentase kecemasan mahasiswa program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala angakatan 2010 yang tinggal di rumah kontrakan

Dibagi menjadi manfaat :

a. Akademis

…………………………………….

b. Praktis

…………………………………….

c. Institusional

…………………………………….

Page 6: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Konsep Dasar Mahasiswa Kost

Kost-kostan alias pondokan yaitu sebagai tempat tinggal bagi pelajar atau

mahasiswa yang melanjutkan studinya di luar kota(mulyana2000).Kost atau

indekost adalah sebuah jasa yang menawarkan sebuah kamar atau tempat untuk

ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu

(umumnya pembayaran per bulan. Kata "kost" sebenarnya adalah turunan dari frase

bahasa Belanda "In de kost". Definisi "In de kost" sebenarnya adalah "makan di dalam"

namun bila frase tersebut dijabarkan lebih lanjut dapat pula berarti "tinggal dan ikut

makan" di dalam rumah tempat menumpang tinggal(wikipedia)

Pada zaman kolonial / penjajahan Belanda di Indonesia, "in de kost"

adalah sebuah gaya hidup yang cukup populer di kalangan menengah ke atas

untuk kaum pribumi, terutama sebagian kalangan yang mengagung-agungkan

budaya barat / Eropa khususnya adat Belanda, dengan trend ini mereka berharap

banyak agar anaknya dapat bersikap dan berprilaku layaknya bangsa Belanda atau

Eropa yang dirasa lebih terhormat saat itu. (………….)

Dalam masa penjajahan, bangsa Belanda ataupun bangsa Eropa pada

umumnya mendapat status sangat terpandang dan memiliki kedudukan tinggi

dalam strata sosial di masyarakat, terutama di kalangan masyarakat pribumi

Indonesia. Orang-orang yang bukan orang Belanda dan berpandangan non-

tradisional menganggap perlunya anak mereka bersikap "seperti layaknya" orang

Belanda. Dengan membayar sejumlah uang tertentu sebagai jaminan, anaknya

diperbolehkan untuk tinggal di rumah orang Belanda yang mereka inginkan,

dengan beberapa syarat yang sudah diperhitungkan, dan resmilah si anak diangkat

sebagai anak angkat oleh keluarga Belanda tersebut. (………….)

Setelah tinggal serumah dengan keluarga Belanda tersebut, selain

diperbolehkan makan dan tidur di rumah tersebut, si anak tetap dapat bersekolah

dan belajar menyesuaikan diri dengan gaya hidup keluarga tempat ia menumpang.

Dari situasi inilah mungkin sisi paling penting dari konsep "in de kost" jaman

dulu, yaitu mengadaptasi dan meniru budaya hidup, bukan sekedar hanya makan

Wikipedia jangan dijadikan referensi, lihat referensi apa yang dicantumkan disana

Page 7: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

dan tidur saja, namun diharapkan setelah berhenti menumpang, sang anak dapat

cukup terdidik untuk mampu hidup mandiri sesuai dengan tradisi keluarga tempat

dimana ia pernah tinggal. Hal ini dianggap mirip atau sama dengan konsep "Home

stay" (bahasa Inggris) di zaman sekarang. (………….)

Mahasiswa atau Mahasiswi adalah panggilan untuk orang yang sedang

menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi Pada

dasarnya setiap lingkungan baru akan menghadirkan suasana yang tidak nyaman

bagi sebagian orang. Hal ini dikarenakan seseorang yang memasuki lingkungan

baru dituntut untuk mempunyai kemampuan beradaptasi (menyesuaikan diri) baik

secara fisik maupun psikologis. Lingkungan baru disini adalah seggala sesuatu

atau situasi yang ada ditempat dimana mahasiswa melaksanakan studi yang

langsung maupun tidak langsung dalam mempengaruhi proses belajar, baik fisik

maupun non fisik (Gunarsa, 1987 : 57)

Pada mahasiswa kost Kehadiran seseorang di dalam lingkungan baru akan

memberikan konsekuensi adanya penyesuaian diri, sehingga setiap individu

dituntut untuk mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang baik agar

dapat melakukan tugas-tugas perkembangan yang baik pula. Seseorang yang tidak

mampu menyesuaikan diri cenderung akan lebih banyak mengalami ketegangan,

kekhawatiran dan kecemasan. Sebaliknya individu yang mempunyai kemampuan

penyesuaian diri yang baik maka permasalahan yang dihadapi di lingkungan baru

tidak terlalu sulit untuk diatasi. Hal ini dapat kita pahami karena seseorang yang

mampu melakukan penyusuaian diri akan dapat berinteraksi dengan baik dan

berkomunikasi dengan diri dan lingkungannya untuk memperoleh informasi yang

tepat dalam rangka menyelesaikan tugas-tugas atau tuntutan lingkungan

sekitar(andrian1997).

Dari hasil penelitian Niam (2008), mengungkapkan bahwa kesulitan yang

sering dialami mahasiswa luar daerah sewaktu pertama kali ketempat tujuan

adalah perbedaan bahasa dan rasa makanan. Seperti dialami beberapa mahasiswa

laki-laki yang berasal dari luar Pulau Jawa di kota Jogja, dalam wawancara yang

dilakukan oleh Kedaulatan Rakyat pada hari Minggu 2 Maret 2008, para

mahasiswa yang terkumpul dalam asrama tersebut merasa kurang dapat

menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan penduduk setempat, karena dalam

(Andrian, 1997)

Page 8: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

pergaulan penduduk setempat masih menggunakan bahasa Jawa, sehingga mereka

pun merasa kesulitan dalam berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan lingkungan

mereka yang baru tersebut.

Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi

terciptanya kesehatan mental individu. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-

orang mengalami stress dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk

melakukan penyesuaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan. Banyak individu

yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena

ketidakmampuan hidupnya dalam menyesuaikan diri baik dengan kehidupan

keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya.Sebenarnya

dalam bahasa inggris, istilah penyesuaian diri memiliki dua kata yang berbeda

maknanya, yaitu adaptasi (adaptation) dan penyesuaian (adjustment). Kedua

istilah tersebut sama-sama mengacu pada pengertian menganai penyesuaian diri,

tetapi memiliki perbedaan makna yang mendasar. (………….)

Adaptasi memiliki pengertian individu melakukan penyesuaian diri

dengan lingkungan. Pengertian ini lebih menekankan pada perubahan yang

individu lakukan terhadap dirinya supaya tetap bisa sesuai dengan lingkungannya.

Penyesuaian diri (adjustment) dipahami sebagai mengubah lingkungan agar

menjadi lebih sesuai dengan diri individu. Pengertian ini lebih menekankan pada

perubahan lingkungan yang dilakukan oleh individu sehingga tetap sesuai dengan

dirinya. (………….)

Penyesuaian diri yang dimaksud dalam pembahasan ini meliputi

penyesuaian diri baik dalam pengertian adaptation maupun adjustment. Individu

yang mampu menyesuaikan diri dengan baik idealnya mampu menggunakan

kedua mekanisme penyesuaian diri tersebut secara luas, tergantung pada

situasinya. Sebaliknya, individu dianggap kaku bila kurangmampu menggunakan

kedua mekanisme tersebut dengan baik atau hanya salah satu cara saja yang

dominan digunakan. Menjadi mahasiswa mengharuskan remaja yang

bersangkutan untuk melakukan penyesuain diri dengan situasi dan tuntutan yang

baru. Kekurangmampuan dalam melakukan penyesuaian diri dengan situasi dan

tuntutan yang ada dapat menimbulkan tekanan-tekanan bagi remaja yang

Page 9: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

bersangkutan. Hal ini bila dibiarkan tanpa penyelesaian akan mempengaruhi

kesehatan mental yang bersangkutan. (………….)

beberapa masalah yang harus diperhatikan oleh mahasiswa dalam

kaitannya dengan penyesuaian diri dengan situasi dan status baru yang dihadapi.

Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri dari beberapa masalah tersebut

dapat menimbulkan gangguan mental bagi yang bersangkutan,(Alisjahbana,1983).

Masalah pertama yang perlu diperhatikan adalah mngenai perbedaan cara

belajar. Pelajar SMU biasanya memiliki cara belajar yang lebih pasif bila

dibandingkan dengan mahasiswa. Ini disebabkan oleh cara pembelajaran yang

memang berbeda. Hamper semua materi pelajaran SMU diberikan oleh guru.

Berbeda dengan perguruan tinggi yang menuntut mahasiswa untuk lebih aktif

dalam mempelajari dan memahami materi. Belum lagi perbedaan system paket

yang diterapkan di SMU dan system SKS yang berlaku diperguruan tinggi

(Maslim, 1997).

Masalah kedua adalah berkaitan dengan perpindahan tempat. Bagi

sebagian besar mahasiswa, memasuki perguruan tinggi berarti juga harus

berpindah dari tempat tinggal bersama dengan orangtua, menjadi tinggal bersama

dengan oranglain entah itu kost, kontrakan atau tinggal bersama saudara. Belum

lagi bila situasi di tempat asal ternyata berbeda sama sekali dengan situasi di

tempat yang baru. Perpindahan tempat semacam ini membutuhkan energi yang

besar untuk melakukan penyesuaian diri pada awalnya(Maslim, 1997) .

Masalah ketiga berkaitan dengan mencari teman baru dan hal-hal yang

berkaitan dengan pergaulan. Mencari teman yang cocok bukanlah merupakan hal

yang mudah. Apalagi biasanya teman-teman kuliah maupun di tempat sekitar

tinggal biasanya juga berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. (………….)

Masalah keempat berkaitan dengan pengaturan waktu. Ketidakmampuan

dalam mengatur waktu antara kegiatan kuliah, belajar, bermain dan aktifitas

lainnyadapat mengakibatkan munculnya masala-masalah lain yang terutama

berkaitan dengan tugas belajarnya(Maslim, 1997) .

Masalah lainnya menyangkut nilai-nilai hidup. Berbagai macam orang

yang ditemui serta berbagai macam informasi yang diterima di perguruan tinggi

yang biasanya lebih terbuka, bisa mengakibatkan mahasiswa yang bersangkutan

di perguruan tinggi. (Maslim, 1997)

Page 10: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

mengalami krisis nilai. Tidak jarang pada masa krisisi ini, kahidupan masiswa

yang bersangkutan menjadi tidak menentu dan membawa dampak yang negatife

bagi kesejahteraanya(Maslim, 1997) .

Masalah-masalah diatas menjadi sumber tekanan atau stress dan

membangkitkan emosi tersendiri bagi mahasiswa. Bila mahasiswa yang

bersangkutan berhasil menangani tekanan-tekanan yang dihadapinya tersebut

dengan sukses, maka dia akan menjalani kehidupan dan perananya sebagai

mahasiswa dengan baik dan lancar. Namun bila mahasiswa tersebut gagal

menangani tekana-tekanan yang ada, maka perananya sebagai mahasiswa dan

kehidupan pribadinya akan mengalai gangguan dan hambatan. Gangguan dan

hambatan tersebut bermacam-macam bentuknya, mulai dari kekurangmampuan

untuk menunjukkan hasil yang optimal dalam belajar gangguan-gangguan psikis,

seperti gangguan suasana perasaan (Maslim, 1997)

2.2 Kecemasan

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari Bahasa

Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik.

mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu

tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi

adaptif yang sesuai(Alwisol, 2005:28).

Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena

kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak

dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego

dikalahkan.kecemasan ialah suatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan

mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan

menghadapi masalah atau adanya rasa aman. Perasaan yang tidakmenyenangkan

ini umumnya menimbulkan gejala-gejala fisiologis (seperti gemetar,berkeringat,

detak jantung meningkat, dan lain-lain) dan gejala-gejala psikologis (sepertipanik,

tegang, bingung, tak dapat berkonsentrasi, dan sebagainya). Perbedaan intensitas

kecemasan tergantung pada keseriusan ancaman dan efekivitas dari operasi-

operasikeamanan yang dimiliki seseorang. Mulai munculnya perasaan-perasaan

tertekan, tidakberdaya akan muncul apabila orang tidak siap menghadapi ancaman

Taylor (1995).

Page 11: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

2.3 Faktor-Faktor resiko Yang Menimbulkan Kecemasan dan etiologinya

2.3.1 Etiologi

Ada beberapa teori mengenai penyebab kecemasan: (………….)

a) Teori Psikologis

Dalam teori psikologis terdapat 3 bidang utama:

b) Teori psikoanalitik

Freud menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu sinyal

kepada ego yang memberitahukan adanya suatu dorongan yang

tidak dapat diterima dan menyadarkan ego untuk mengambil

tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam tersebut.

Idealnya, penggunaan represi sudah cukup untuk memulihkan

keseimbangan psikologis tanpa menyebabkan gejala, karena

represi yang efektif dapat menahan dorongan di bawah sadar.

Namun jika represi tidak berhasil sebagai

Pertahanan, mekanisme pertahanan lain (seperti konversi,

pengalihan, dan regresi) mungkin menyebabkan pembentukan

gejala dan menghasilkan gambaran gangguan neurotik yang

klasik (seperti histeria, fobia, neurosis obsesif-kompulsif).

c) Teori perilaku

Teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan disebabkan

oleh stimuli lingkungan spesifik. Pola berpikir yang salah,

terdistorsi, atau tidak produktif dapat mendahului atau menyertai

perilaku maladaptif dan gangguan emosional. Penderita

gangguan cemas cenderung menilai lebih terhadap derajat

bahaya dalam situasi tertentu dan menilai rendah kemampuan

dirinya untuk mengatasi ancaman.

d) Teori eksistensial

Teori ini memberikan model gangguan kecemasan umum

dimana tidak terdapat stimulus yang dapat diidentifikasikan

secara spesifik untuk suatu perasaan kecemasan yang kronis.

e) Teori Biologis

Fondnya harus sama semua

Page 12: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

Peristiwa biologis dapat mendahului konflik psikologis namun

dapat juga sebagai akibat dari suatu konflik psikologis.

f) Sistem saraf otonom

Stresor dapat menyebabkan pelepasan epinefrin dari adrenal

melalui mekanisme berikut ini:

Ancaman dipersepsi oleh panca indera, diteruskan ke korteks

serebri, kemudian ke sistem limbik dan RAS (Reticular Activating

System), lalu ke hipotalamus dan hipofisis. Kemudian kelenjar

adrenal mensekresikan katekolamin dan terjadilah stimulasi saraf

otonom (Mudjaddid, 2006).

Hiperaktivitas sistem saraf otonom akan mempengaruhi

berbagai sistem organ dan menyebabkan gejala tertentu,

misalnya:

- kardiovaskuler (contohnya: takikardi), muskuler (contohnya:

nyeri kepala), - - gastrointestinal (contohnya: diare), dan

pernafasan (contohnya: nafas cepat).

g) Neurotransmiter

Tiga neurotransmiter utama yang berhubungan dengan

kecemasan adalah norepinefrin, serotonin, dan gamma-aminobutyric

acid (GABA).

2.4 Patofisiologi

(………….)

a. Norepinefrin

Pasien yang menderita gangguan kecemasan mungkin

memiliki sistem noradrenergik yang teregulasi secara buruk.

Badan sel sistem noradrenergik terutama berlokasi di lokus

sereleus di pons rostral dan aksonnya keluar ke korteks

serebral, sistem limbik, batang otak, dan medula spinalis.

Percobaan pada primata menunjukkan bahwa stimulasi lokus

sereleus menghasilkan suatu respon ketakutan dan ablasi

lokus sereleus menghambat kemampuan binatang untuk

membentuk respon ketakutan. Pada pasien dengan gangguan

kecemasan, khususnya gangguan panik, memiliki kadar

Dikutip darimana?

Page 13: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

metabolit noradrenergik yaitu 3-methoxy-4-hydroxyphenylglycol

(MHPG) yang meninggi dalam cairan serebrospinalis dan urin.

b. Serotonin

Badan sel pada sebagian besar neuron serotonergik

berlokasi di nukleus raphe di batang otak rostral dan berjalan

ke korteks serebral, sistem limbik, dan hipotalamus.

Pemberian obat serotonergik pada binatang menyebabkan

perilaku yang mengarah pada kecemasan. Beberapa laporan

menyatakan obat-obatan yang menyebabkan pelepasan

serotonin, menyebabkan peningkatan kecemasan pada

pasien dengan gangguan kecemasan.

c. Gamma-aminobutyric acid (GABA)

Peranan GABA dalam gangguan kecemasan telah

dibuktikan oleh manfaat benzodiazepine sebagai salah satu obat

beberapa jenis gangguan kecemasan. Benzodiazepine yang

bekerja meningkatkan aktivitas GABA pada reseptor GABAA

terbukti dapat mengatasi gejala gangguan kecemasan umum

bahkan gangguan panik. Beberapa pasien dengan gangguan

kecemasan diduga memiliki fungsi reseptor GABA yang

abnormal (Kaplan dan Saddock, 2005). Faktor budaya juga

merupakan salah satu penyebab kecemasan yang penting.

Pekerjaan, pendidikan, institusi agama, dan sosial budaya

semuanya dapat menjadi konflik yang menyebabkan

kecemasan.

2.5 Faktor –faktor resiko kecemasan (Solomon, 1974).

Mengemukakan bahwa factor yang melatarbelakangi munculnya kecemasan

adalah situasi yang mengancam keberadaan individu antara lain konflik dan

berbagai frustasi, ancaman terhadap keselamatan, ancaman terhadap self esteem

dan tekanan-tekanan untuk bertindak diluar kemampuannya. Lebih lanjut Ia

mengatakan ada beberapa situasi yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan,

antara lain :

a. Adanya motif-motif yang saling bertentangan

Referensi tidak boleh dicantumkan di judul

Fond harus sama

Page 14: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

b. Mengalami konflik antara perilaku dan nilai

c. Memasuki situasi yang tidak biasa, dimana individu tidak dapat memahami dan

menyesuaikan diri dengan cepat terhadap situasi tersebut

d. Memasuki situasi yang tidak menentu yang tidak dapat diramalkan

Collins (dalam Surabda, 1983:48) menyebutkan bahwa kecemasan timbul

karena adanya beberapa factor, antara lain :

a. Threat (ancaman)

b. Conflict (pertentangan)

c. Fear (ketakutan)

d. Unmet Needs (kebutuhan yang tidak terpenuhi)

2.5.1 Kecemasan Merupakan Pengalaman Emosional

Reaksi emosional/cemas terhadap situasi yang menekan merupakan bagian

dari pengalaman manusia sehari-hari. Kecemasan memiliki tingkatan tertentu

yaitu kecemasan yang wajar atau tidak. Kecemasan yang wajar tidak akan

mengganggu kehidupan manusia sehari-hari, dan akan mendorong individu untuk

lebih berhati-hati dalam menghadapi situasiyang mengancam (Barstein, 1994).

Kecemasan dapat timbul ketika individu menghadapi pengalaman-

pengalaman baru seperti masuk sekolah, memulai pekerjaan baru atau melahirkan

bayi (Stuart & Sundeen,1993).

Kecemasan juga merupakan sesuatu yang diperoleh dari belajar. Hal ini

ditunjukkan dengan kesukaran berfikir jernih dan bertindak secara efektif terhadap

tuntutan lingkungan (Mischel, 1991).

Individu akan belajar dari pengalaman kegagalan memenuhi tuntutan

lingkungan yang mengancam. Individu yang merasa terancam akan menimbulkan

kecemasan. Kecemasan sebagai sesuatu emosi yang muncul dari pengalaman

subyektif individu biasanya tidak dapat dikenali secara nyata. Hal ini berdasarkan

pernyataan bahwa ”Emosi yang tidak disertai dengan obyek yang spesifik

biasanya dibangkitkan oleh sesuatuyang tidak dikenal.”(Stuart & Sundeen, 1993).

Kecemasan merupakan perasaan subyektif yang dialami oleh individu. Hal

ini disebabkan oleh situasi-situasi yang mengancam sehingga menyebabkan

ketidakberdayaan individu (Freud, 1954). Referensi sudah terlalu lama sebaiknya 5 tahun terakhir

Page 15: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

Kecemasan pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari

respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari. Kecemasan merupakan suatu

penyerta normal dari pertumbuhan, perubahan, pengalaman sesuatu yang baru dan

belum dicoba serta penemuan identitas diri dan juga menemukan arti hidup.

(Kaplan, dkk, 1996).

Dari sumber lain juga mengemukakan kecemasan sebagai pengalaman

individu yang timbul karena menghadapi konflik, ketegangan, ancaman

kegagalan, maupun badaman. Individu yang mengetahui penyebab sumber

kecemasannya merupakan suatu pertanda bahwakecemasan tersebut adalah suatu

emosi yang wajar. Whitehead, (1985)

2.5.2 Kecemasan Merupakan Hasil dari Situasi yang Mengancam

Kecemasan ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut.

Segala bentuk situasi yang mengancam kesejahteraan organisme dapat

menyebabkan kecemasan (Atkinson,1996).

Situasi yang mengancam meliputi ancaman fisik, ancaman terhadap harga

diri, dan tekanan untuk melakukan sesuatu di luar kemampuan juga dapat

menyebabkan kecemasan.Kecemasan merupakan akibat dari suatu konflik,

ketegangan, ancaman kegagalan maupun perasaan tidak aman (Whitehead, 1985).

Individu yang merasa berada pada suatu kondisi yang tidak jelas akan

menimbulkan kecemasan, contohnya: khawatir akan kehilangan orang yang kita

cintai, perasaan-perasaan bersalah dan berdosa yang bertentangan dengan hati

nurani, dan sebagainya (Kartono, 1981).

bahwa kecemasan merupakan perasaan yang tidak menyenangkan karena

individu mengalami frustasi dan ketidakpastian tentang apa yang terjadi dimasa

yang akan datang, juga adanya suatu ancaman tentang kegagalan dan rasa sakit

yang akan dialaminya. Kecemasan merupakan bagian dari kondisi manusia yang

dianggap mengancam keberadaan individu dinyatakan Branca (1946).

cemas merupakan afek atau perasaan yang tidak menyenangkan dan dapat

berupa ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul akibat sesuatu

yang mengecewakan serta ancaman terhadap keinginan pribadi. Kecemasan

sebagai suatu tanda bahaya yang membuat orang bersangkutan waspada dan

Page 16: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

bersiap diri melakukan upaya untuk mengatasi ancaman yang bersifat internal,

dan tidak jelas. (May, 1950).

kecemasan adalah emosi yang dikarakteristikkan oleh keadaan pemikiran dan

pengantisipasian terhadap bahaya. Hal ini muncul dikarenakan keputusasaan

individu yang tidak mampu menyelesaikan masalahnya (Hurlock, 1978).

Kecemasan digunakan untuk menggambarkan respon seseorang yang berada

dalam bahaya. Sumber bahaya tersebut tidak bisa diidentifikasi dengan jelas

(Chruden & Sherman, 1972).

Kecemasan merupakan implementasi rasa aman dari situasi yang menyatakan

bahwa situasi kecemasan seperti ini biasanya dialami saat seorang wanita

menjalani kehamilan dan persalinan. Kebutuhan rasa aman ini menyangkut

kegelisahan dan ketakutan yang dialami Hal ini berdasarkan Kartono, (1992) .

2.5.3 Gejala Fisik, Psikologis, Sosial dari Kecemasan

Adanya gejala-gejala fisik maupun psikologis yang menyertai kecemasan

dapat dijelaskan sebagai berikut: gejala fisik meliputi telapak tangan basah,

tekanan darah meninggi, badan gemetar, denyut jantung meningkat dan keluarnya

keringat dingin. gejala-gejala fisik yang menyertai kecemasan adalah palpitasi,

keringat dingin, telapak tangan basah, denyut jantung meningkat, serta keluarnya

keringat dingin Hal ini berdasarkan (Maramis, 1980; Sulistyaningsih, 2000)

Kecemasan merupakan respon terhadap kondisi stres atau konflik.

Rangsangan berupakonflik, baik yang datang dari luar maupun dalam diri sendiri.

Hal ini akan menimbulkan respon dari sistem syaraf yang mengatur pelepasan

hormon tertentu. Akibat pelepasan hormon tersebut, maka muncul perangsangan

pada organ-organ seperti lambung, jantung, pembuluh darah maupun alat-alat

gerak. Selain itu juga dapat memicu Sistem Simpatis sebagai mekanisme

pertahanan tubuh. Sistem ini menutup arteri-arteri yang mengalir ke organ-organ

yang tidak esensial untuk pertahanan. Sistem simpatis ini mempersiapkan tubuh

untuk menghadapi kondisi darurat dan bahaya (Mongan, 2005:55)

Individu yang mengalami ancaman akan mengakibatkan perubahan-

perubahan fisiologik dari sistem endokrin. Hal ini akan menyebabkan peningkatan

kerja dari simpatik dan parasimpatik susunan syaraf otonom. Gangguan hormonal

Page 17: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

inilah yang akan menyebabkan terjadinya perubahan aktivitas metabolik di dalam

tubuh (Simandjuntak, dkk,1984)

Kecemasan akan melibatkan komponen kejiwaan maupun fisik. Hal

tersebut pada tiap individu bentuknya berbeda-beda. Gejala-gejala tersebut

merupakan akibat dari rangsangan sistem syaraf otonom maupun viceral. Individu

akan mengeluh sering kencing atau susah kencing, mulas, mencret, kembung,

perih di lambung, keringat dingin, berdebar-debar, darahtinggi, sakit kepala, dan

sesak nafas. (………..)

Ada faktor-faktor yang dapat menyebabkan individu mengalami

kecemasan. Faktor faktor tersebut adalah keadaan biologis, kemampuan

beradaptasi/ mempertahankan diri terhadap lingkungan yang diperoleh dari

perkembangan dan pengalaman, serta adaptasi terhadap rangsangan, situasi atau

stressor yang dihadapi. Sumber stressor/situasi yang dapat menyebabkan

kecemasan didapatkan dari lingkungan sosial. (………..)

Lingkungan sosial mempunyai aturan-aturan, kebiasaan, hukum-hukum

yang berlaku di daerah tertentu. Hal inilah yang menyebabkan individu harus

dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang ada. Individu yang tidak

dapat menyesuikan diri dengan norma/aturan dalam masyarakat akan

menyebabkan ketidakseimbangan dalam diri dan sosialnya, sehingga dapat

menimbulkan kecemasn (Simandjuntak, dkk, 1984)

Anxietas Dapat disebabkan oleh ancaman terhadap konsep diri, status

kesehatan, status sosial ekonomi, fungsi peran, pola interaksi ataupun lingkungan.

Adanya ancaman terhadap kehidupan, konflik yang tidak disadari oleh individu,

kebutuhan yang tidak terpenuhi ataupun karena adanya flashback. Hal ini

dibuktikan oleh adanya tanda dan gejala otonom seperti takikardi, nafas cepat,

palpitasi, ketegangan otot dan diaphoresis. Perasaaan ketakutan, cemas dan

khawatir. Peningkatan gejala-gejala seperti mimpi buruk/flashback dan

ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan. (………..)

ada dua tingkatan kecemasan. Pertama, kecemasan normal, yaitu pada saat

individu masih menyadari konflik-konflik dalam diri yang menyebabkan cemas.

Kedua, kecemasan neurotik, ketika individu tidak menyadari adanya konflik dan

Page 18: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

tidak mengetahui penyebab cemas, kecemasan kemudian dapat menjadi bentuk

pertahanan diri ,Jersild (1963).

Bucklew (1980), para ahli membagi bentuk kecemasan itu dalam dua

tingkat, yaitu :

1. Tingkat psikologis. Kecemasan yang berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan,

seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi, perasaan tidak

menentu dan sebagainya.

2. Tingkat fisiologis. Kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud pada

gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi sistem syaraf, misalnya tidak dapat

tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut mual, dan sebagainya.

Simptom-simptom somatis yang dapat menunjukkan ciri-ciri kecemasan

menurut adalah muntah-muntah, diare, denyut jantung yang bertambah keras,

seringkali buang air, nafas sesak disertai tremor pada otot.

kecemasan ditandai dengan emosi yang tidak stabil, sangat mudah

tersinggung dan marah, sering dalam keadaan excited atau gempar gelisah

Stern(1964) .

manifestasi kecemasan terwujud dalam empat hal berikut ini. ( Kartikasari, 1995)

No. Komponen Simptom

1. Suasana hati Diikuti oleh symptom psikologis berupa perasaan

tegang, dan mudah marah

2. Pikiran Diikuti oleh symptom berupa rasa kuatir, sukar

berkonsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan

ancaman, memandang diri sangat sensifit dan merasa

tidak berdaya

3. Motivasi Diikuti oleh symptom berupa menghindari situasi

ketergantungan yang tinggi dan ingin melarikan diri dari

masalah

4. Perilaku Diikuti oleh symptom berupa gugup, kewaspadaan yang

berlebihan, gelisah

5. Gejala biologis Berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual dan

sering buang air

Page 19: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

Penelitian mengatakan sumber-sumber ancaman yang dapat menimbulkan

kecemasan tersebut bersifat lebih umum. Penyebab kecemasan menurut Horney,

dapat berasal dari berbagai kejadian di dalam kehidupan atau dapat terletak di

dalam diri seseorang Horney (dalam Arndt, 1974),.

Suatu kekaburan atau ketidakjelasan, ketakutan akan dipisahkan dari

sumber-sumber pemenuhan kekuasaan dan kesamaan dengan orang lain adalah

penyebab terjadinya kecemasan dalam konsep kecemasan Angyal (Arndt, 1974).

Selanjutnya, berkaitan dengan sebab-sebab kecemasan, mengemukakan

bahwa lemahnya ego akan menyebabkan ancaman yang memicu munculnya

kecemasan. Freud berpendapat bahwa sumber ancaman terhadap ego tersebut

berasal dari dorongan yang bersifat insting dari id dan tuntutan-tuntutan dari

superego. ego disebut sebagai eksekutif kepribadian karena ego mengontrol pintu-

pintu ke arah tindakan, memilih segi-segi lingkungan kemana ia akan memberikan

respon, dan memutuskan insting- insting manakah yang akan dipuaskan dan

bagaimana caranya. Dalam melaksanakan fungsi-fungsi eksekutif ini, ego harus

berusaha mengintegrasikan tuntutan id, superego, dan dunia luar yang sering

bertentangan. Hal ini sering menimbulkan tegangan berat pada ego dan

menyebabkan timbulnya kecemasan Freud (dalam Hall dan Lindzay, 1995)

sumber-sumber ancaman yang dapat menimbulkan kecemasan tersebut

bersifat lebih umum. Penyebab kecemasan menurut Horney, dapat berasal dari

berbagai kejadian di dalam kehidupan atau dapat terletak di dalam diri seseorang

Horney (dalam Arndt, 1974).

Suatu kekaburan atau ketidakjelasan, ketakutan akan dipisahkan dari

sumber-sumber pemenuhan kekuasaan dan kesamaan dengan orang lain adalah

penyebab terjadinya kecemasan dalam konsep kecemasan Angyal (Arndt, 1974).

sumber-sumber kecemasan adalah need-need untuk menghindar dari terluka

(harmavoidance), menghindari teracuni (infavoidance), menghindar dari

disalahkan (blamavoidance) dan bermacam sumber-sumber lain. Disamping

ketiga need tersebut, kecemasan dapat merupakan reaksi emosional pada berbagai

kekhawatiran, seperti kekhawatiran pada masalah sekolah , masalah finansial,

kehilangan objek yang dicintai dan sebagainya (Arndt 1974).

Page 20: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

Berkaitan dengan kecemasan pada pria dan wanita, perempuan lebih

cemas akan ketidakmampuannya dibanding dengan laki-laki, laki-laki lebih aktif,

eksploratif, sedangkan perempuan lebih sensitif. Penelitian lain menunjukkan

bahwa laki-laki lebih rileks dibanding perempuan (Power dalam Myers, 1983).

perempuan memiliki skor yang lebih tinggi pada pengukuran ketakutan dalam

situasi sosial dibanding laki-laki Morris (dalam Leary, 1983)

juga mengungkapkan bahwa neurosa kecemasan ialah kondisi psikis

dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis, sungguhpun tidak ada rangsangan

yang spesifik Kartono (1981).

Ada perbedaan mendasar antara

kecemasan dan ketakutan. Pada ketakutan, apa

yang menjadi sumber penyebabnya selalu

dapat ditunjuk secara nyata, sedangkan pada

kecemasan sumber penyebabnya tidak dapat

ditunjuk dengan tegas, jelas dan tepat.

( Wignyosoebroto 1981).

2.6 Kerangka teoriMAHASISWA

KOST

Stresor :

ganguan penyesuaian pada mahasiswa

perantauan (Maslim, R: 1997)

a) lingkungan tempat tinggal baru.

b) perbedaan cara belajar

c) perbedaan budaya dengan tempat

tinggal asal

d) nilai hidup

e) pergaulan baru

f) kebutuhan waktu terbatas

Page 21: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

Tekanan mental: (niam2005)

a) gangguan alam perasaan

b) kecemasan/anxietas

c) depresi

d) culture shock

Kecemasan:

a) definisi cemas

b) etiologi cemas

c) patofisiologi cemas

d) gejala dan manifestasi klinis cemas

Page 22: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Survey deskriptif yang dilakukan

dengan bertujuan untuk melihat gambaran fenomena, yang terjadi pada populasi

tertentu.survey deskriptif juga dapat didefenisikan suatu penelitiaan yang

dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang

terjadi dalam masyarakat(notoadmojo2010)

3.2 Definisi Operasional

variabel Definisi

operasional

Alat ukur Hasil ukur skala

Cara

Penyesuaian

Mahasiswa

Kos

Persepsi

mengenai

menghadapi

berbagai

permasalahan

yang khas antara

lain perubahan

sistem belajar

dari sekolah

lanjutan yang

berbeda dengan

perguruan tinggi

dan mereka

menghadapi

suatu

lingkungan yang

baru

Kuisioner A

terdiri dari 8

pertanyaanmen

gunakan skala

brugman untuk

pertanyaan

0= tidak

1= ya

Jumlah Total skor

tentang persepsi

permasalahan

mengenai

adaptasi pada

mahasiswa kos

nilai ukur

Skor minimal =0

Skor maksimal=8

Untuk

menjelaskan

secara deskriptif

maka data

dikategorikan

6-8=BURUK

3-6=BAIK

<3= BAIK

Interval

Tidak sesuai judul

Page 23: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

Gambaran Tingkat kecemasan pada mahasiswa perantauan(kos)

Adalah respon

emosional

terhadap situasi

yang

menyebabkan

cemas

KuisionerB(ha

rs)halminton

anxiety ratting

scale yang

terdiri dari 14

jumlah

pertanyaan

untuk

kecemasan

menjelaskan

secara

deskriptif

maka

dikategorikan:

0= tidak ada

pernah ada

gejala

1=ada gejala

(ada dari satu

point)

2=sedang(sepa

ruh dari point

yang ada pada

hars

3=berat dari

gejala separuh

yang ada

4=sama/sekali

panik(semua

gejal yang ada)

Total nilai ukur

Total nilai

<14=tidak ada

kecemasan

>20=cemas

ringan

21-27 cemas

sedang

28-41=cemas

berat

42-56=cemas

berat sekali

interval

Page 24: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

3.2.1 Penjabaran Variabel

Variabel independent :1. Gambaran kecemasan

Bucklew (1980), para ahli membagi bentuk kecemasan itu dalam dua tingkat, yaitu : a) Tingkat psikologis. Kecemasan yang berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan,

seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi, perasaan tidak menentu

dan sebagainya.

b) Tingkat fisiologis. Kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud pada

gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi sistem syaraf, misalnya tidak dapat tidur,

jantung berdebar-debar, gemetar, perut mual, dan sebagainya.

Simtom-simtom somatis yang dapat menunjukkan ciri-ciri kecemasan menurut

adalah muntah-muntah, diare, denyut jantung yang bertambah keras, seringkali

buang air, nafas sesak disertai tremor pada otot. Kartono (1981) menyebutkan

bahwa kecemasan ditandai dengan emosi yang tidak stabil, sangat mudah

tersinggung dan marah, sering dalam keadaan excited atau gempar gelisah

Stern(1964) .

Sue, dkk (dalam Kartikasari, 1995) menyebutkan bahwa manifestasi kecemasan

terwujud dalam empat hal berikut ini.

No. Komponen Simptom

1. Suasana hati Diikuti oleh symptom psikologis berupa

perasaan tegang, dan mudah marah

2. Pikiran Diikuti oleh symptom berupa rasa kuatir,

sukar berkonsentrasi, pikiran kosong,

membesar-besarkan ancaman, memandang diri

sangat sensifit dan merasa tidak berdaya

3. Motivasi Diikuti oleh symptom berupa menghindari

situasi ketergantungan yang tinggi dan ingin

melarikan diri dari masalah

Page 25: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

4. Perilaku Diikuti oleh symptom berupa ,gugup,gemetar

kewaspadaan yang berlebihan, gelisah

5. Gejala biologis Berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar,

mual dan sering buang air

2. penyesuaian Penyesuaian diri adalah pengertian adaptation maupun adjustment.

Individu yang mampu menyesuaikan diri dengan baik idealnya mampu

menggunakan kedua mekanisme penyesuaian diri tersebut secara luas, tergantung

pada situasinya. Sebaliknya, individu dianggap kaku bila kurangmampu

menggunakan kedua mekanisme tersebut dengan baik atau hanya salah satu cara

saja yang dominan digunakan. (Alisjahbana,1983)

Variable dependent : Mahasiswa kostMahasiswa kos adalah, yang berpindah dari tempat tinggal bersama

dengan orangtua, menjadi tinggal bersama dengan oranglain entah itu kost,

kontrakan atau tinggal bersama saudara

Pada mahasiswa kost Kehadiran di dalam lingkungan baru akan

memberikan konsekuensi adanya penyesuaian diri, sehingga setiap individu

dituntut untuk mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang baik agar

dapat melakukan tugas-tugas perkembangan yang baik pula. Seseorang yang tidak

mampu menyesuaikan diri cenderung akan lebih banyak mengalami ketegangan,

kekhawatiran dan kecemasan. Sebaliknya individu yang mempunyai kemampuan

penyesuaian diri yang baik maka permasalahan yang dihadapi di lingkungan baru

tidak terlalu sulit untuk diatasi. Hal ini dapat kita pahami karena seseorang yang

mampu melakukan penyusuaian diri akan dapat berinteraksi dengan baik dan

berkomunikasi dengan diri dan lingkungannya untuk memperoleh informasi yang

tepat dalam rangka menyelesaikan tugas-tugas atau tuntutan lingkungan

sekitar(andrian1997).

3.3 Tempat dan Waktu

3.3.1 Tempat

Page 26: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

tempat penelitian di fakultas kedokteran universitas syahkuala.

3.3.2 Waktu:

waktu penelitian pada bulan februari?

3.4 Populasi dan Sample

Populasi dalam penelitian adalah semua mahasiswa) angkatan 2010 program studi

pendidikan dokter fakultas kedokteran universitas syahkuala sebanyak 250

orang,sementara sample adalah mahasiswa (perantauan ) angkatan 2010 program

studi pendidikan dokter fakultas kedokteran universitas syahkuala yang tinggal di

rumah kos sebanyak 60 orang

Dalam penelitian ini ,pengambilan sample disesuaikan dengan rumus yang

dikemukakan oleh slovin (1960),yang dikutip oleh (Notoadmojo2005) yaitu

sebagai berikut :

n = N

1+N(d)²

Keterangan

N = BESAR populasi

n = BESAR sample

d = Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketidaktepatan

yang diinginkan(10%)

Kriteria inklusi dan eklusi:

Inklusi:

1.Mahasiswa luar daerah

2.Sudah 18 bulan tinggal di rumah kos

3.Kuliah di fakultas kedokteran sejak tahun 2010

4.Masih aktif di fakultas kedokteran (angkatan 2010)

5.Bersedia menjadi responden

Eklusi:

1.Mengalami penurunan status mental

2.Meninggalkan kuisioner ,karena berbagai alasan

3.5 Alur penelitian

Berapa besar sampelnya?

Page 27: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

Survey lapangan dengan pengambilan data mahasiswa program studi pendidikan

dokter angkatan 2010 pada bagian subpendidikan fakultas kedokteran universitas

syiah kuala banda aceh,kemudian dilanjutkan dengan survey lapangan

menggunakan 2 buah kuisioner :

1.Kuisioner A.

hamilnton rating scalle untuk melihat kecemasan secara umum,penjabaran

pertanyaan dcamtumkan dalam 14 butir dengan skor tertentu.

2.kuisioner B.

yaitu kuisioner yang berisi 8 pertanyaan untuk mengetahui masalah yang dialami mahasiswa kos dalam kehidupan sehari-hari.kuisioner ini menggunakan skala ggrutman Skala Guttman dikembangkan oleh Louis Guttman. Skala ini mempunyai ciri penting, yaitu merupakan skala kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu variabel yang multi dimensi, sehingga skala ini termasuk mempunyai sifat undimensional. Skala Guttman yang disebut juga metode scalogram atau analisa skala (scale analysis) sangat baik untuk menyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut isi universal (universe of content) atau atribut universal (universe attribute). Dalam prosedur Guttman, suatu atribut universal mempunyai dimensi satu jika menghasilkan suatu skala kumulatif yang sempurna,yaitu semua responsi diatur sebagai YA DAN TIDAK

(………..) kemudian dilanjutkan dengan studi pustaka,hal ini dilakukan

untuk menunjang pengumpulan informasi atau data untuk menjawab masalah-

masalah yang sudah dirumuskan .di samping itu studi pustaka juga dilakukan

untuk mendapatkan kerangka teoritis dalam penelitian,studi pustaka dalam

penelitian ini diambil dari beberapa jurnal dan buku metode penelitian sebagai

mana dijelaskan pada bab II dan bab III yang tertera pada proposal.

3.6 teknik analisis data penelitian

teknik analis data pada penelitian ini hanya sampai pada analisis univariate

yaitu untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristikan setiap variabel

penelitian (notoadmojo2010)

3.7 analisis data

analisis data dilakukan secara deskriptif dengan teknik analisi

univariate.data kemudian diinterprestasikan dalam tabel distribusi

frekuansi.kemudian dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian sesuai dengan

teori kepustakaan (chandra,2008).

Page 28: ppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

Untuk mengukur ujivaliditas pada kuisioner B digunakan uji Koefisien

Reprodusibilitas, yang mengukur derajat ketepatan alat ukur yang telah dibuat

(yaitu daftarpertanyaan tadi) dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Kr = 1- e n

di mana:n = total kemungkinan jawaban, yaitu jumlah pertanyaan x jumlah responden.e = jumlah error.Kr = koefisien reprodusibilitas

Koefisien Skalabilitas:

Ks =1- e p

dimana:e = jumlah error.p = jumlah kesalahan yang diharapkan.Ks = koefisien skalabilitas.

Perbaikan:1. Koreksi kata/kalimat yang diberi warna merah2. Fond penulisan harus sama (Time New Roman3. Huruf awal Judul sub Bab ditulis huruf besar4. Ketikan alenia pertama dalam 5 ketukan