PPH DAN PPN
-
Upload
umi-pujiati -
Category
Education
-
view
10.631 -
download
3
description
Transcript of PPH DAN PPN
PAJAKILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VIII
SMP AL HIKMAH SURABAYA
CREATED BY: UMI PUJIATI, M.Pd
DAFTAR ISI
Apa itu pajak?
Fungsi pajak itu apa saja, ya?
Trus, tahukah kita jenis-jenis pajak itu apa aja ya????????????????
Apa sajakah tarif pajak itu, kawan?
Dan, bagaimana kita bisa menghitung pajak penghasilan maupun pajak bumi dan bangunan, saudara?
PENGERTIAN PAJAK
iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang yang pemungutannya dapat dipaksakan dan tanpa memperoleh balas jasa (kontraprestasi) secara langsung
DI INDONESIA, lembaga pemerintah yang mengelola perpajakan adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) ada di bawah naungan Departemen Keuangan Republik Indonesia
LANDASAN HUKUM
Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang.
Pasal 23 Ayat 2 UUD 1945
Undang-Undang perpajakan yang disempurnakan dan berlaku sejak 1 Januari 2001
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (PPh).3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa (PPn) serta Pajak tentang Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM).
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan dan Keputusan Menteri Keuangan No 201/ KMK.04/2000 tentang Penyesuaian Besarnya NJOPTKP sebagai Dasar Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan.
JUST TO KNOW ABOUT:
• orang perorangan atau badan hukum yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, ditetapkan untuk melakukan kewajiban membayar pajak
Subjek pajak
• hal yang dikenakan pajak, misalnya penghasilan, bumi dan bangunan, mobil, dan motor.
Objek pajak
• ketentuan mengenai berapa besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak, berdasarkan objek pajak yang dimaksud
Tarif pajak
1. Fungsi Budgeter
pajak sebagai sumber penerimaan negara untuk membiayai pengeluaran pemerintah
contoh: belanja pegawai, belanja barang,
dan pemeliharaan
2. Fungsi Mengatur (Regulerend/Regulatory)
pajak sebagai alat mengatur kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi
contoh: dalam
rangka merangsang dan meningkatkan investasi maka pemerintah
dapat memberikan fasilitas keringanan pajak investasi
FUNGSI PAJAK
3. Fungsi Stabilitas
Melalui pungutan pajak, pemerintah dapat mengatur aktivitas ekonomi masyarakat sehingga akan tercipta kondisi ekonomi yang stabil
contoh: belanja pegawai, belanja barang, dan pemeliharaan
4. Fungsi Redistribusi Pendapatan
Dengan adanya pungutan pajak, pemerintah dapat mengatur distribusi dan mengalokasikan peruntukan pajak sehingga semua masyarakat secara langsung ataupun tidak langsung dapat merasakan manfaat dari hasil pemungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah.
FUNGSI PAJAK
JENIS-JENIS PAJAK
Penanggung Pajak
Pajak Langsung
pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak boleh dilimpahkan ke orang lain
Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Tak Langsung
pajak yang dapat dilimpahkan kepada orang lain
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Contoh barang yang dikenai Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
JENIS-JENIS PAJAK
Lembaga Pemungut
nya
Pajak Pusat
pajak yang dipungut oleh pemerintah
pusat untuk membiayai rumah
tangga negara
contoh: PPN, PBB,
PPnBM
Pajak Daerah
pajak yang dipungut oleh
pemerintah daerah untuk membiayai
rumah tangga daerah
TK IPajak Bumi
dan Bangunan
TK II
Pajak
Hiburan, Pajak reklame, Pajak Penerangan dan Pajak Kendaraan
Bermotor.
Contoh barang yang dikenai pajak pertambahan nilai (PPN)
Contoh Pajak Pusat Pajak Barang Mewah (PPnBM)
JENIS-JENIS PAJAK
Sifat Objek Pajak
Pajak pribadi
pajak yang pengenaannya
bersifat pribadi wajib pajak
Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak kebendaan
pajak yang pengenaannya
memerhatikan objek pajak (benda yang
dikenai pajak)
contoh: PPN, bea masuk, cukai, pajak barang ekspor
Contoh benda kena cukai
TARIF PAJAK
• makin tinggi nilai objek pajak, persentase tarif pajak makin meningkat
Tarif Progresif
• makin tinggi nilai objek pajak, persentase tarif pajak makin menurun
Tarif Degresif
• persentase tarif pajak tetap, berapapun nilai objek pajaknya
Tarif Proporsional
• nilai nominal pajak yang harus dibayar tetap, berapapun nilai objek pajak
Tarif Tetap
BAGAIMANA CARA MENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN?
01. Pajak PenghasilanPajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan.
Pajak Penghasilan diatur dalam Undang-undang No. 28 Tahun 2007.
Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.
Subyek pajak di sini dapat berupa orang pribadi atau badan misal PT dan Koperasi.
Mulai 1 Januari 2013 batas Penghasilan tidak kena pajak ini atau yang disebut PTKP (Penghasilan Tidak kena Pajak) dinaikkan menjadi Rp 24.300.000 atau jika dihitung per bulannya adalah Rp 2.025.000.
Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan nomor: PMK-196/PMK.011/2012 tentang penyesuaian besarnya PTKP. Peraturan ini berlaku definitif mulai 1 Januari 2013.
01. Pajak Penghasilan
Selengkapnya kenaikan PTKP ini dapat dilihat sebagai berikut:
1. TK, Lajang (tidak menikah), Lama: Rp. 15.840.000,- Baru: Rp. 24.300.000,-
2. TK1, Lajang dengan 1 tanggungan, Lama Rp. 17.160.000,- Baru: 26.325.000,-
3. TK2, Lajang dengan 2 tanggungan, Lama Rp. 18.480.000,- Baru: 28.350.000,-
4. TK3, Lajang dengan 3 tanggungan, Lama Rp. 19.800.000,- Baru: 30.375.000,-
5. K, Menikah tanpa tanggungan, Lama Rp. 17.160.000,- Baru: 26.325.000,-
6. K1, Menikah dengan 1 tanggungan, Lama Rp. 18.480.000,- Baru: 28.350.000,-
7. K2, Menikah dengan 2 tanggungan, Lama Rp. 19.800.000,- Baru: 30.375.000,-
8. K3, Menikah dengan 3 tanggungan, Lama Rp. 21.120.000,- Baru: 32.400.000,-
01. Pajak Penghasilan
PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) http://www.pajak.go.id/content/penyesuaian-besaran-penghasilan-tidak-kena-pajak
Keterangan Wajib Pajak Kawin Tanggungan Jumlah PTKP
TK 24.300.000,- - - 24.300.000,-
TK1 24.300.000,- - 2.025.000 26.325.000,-
TK2 24.300.000,- - 4.050.000 28.350.000,-
K/0 24.300.000,- 2.025.000 - 26.325.000,-
K/1 24.300.000,- 2.025.000 2.025.000 28.350.000,-
K/2 24.300.000,- 2.025.000 4.050.000 30.375.000,-
K/3 24.300.000,- 2.025.000 6.075.000 32.400.000,-
Keterangan
TK : tidak kawin
TK1 : lajang dengan 1 tanggungan
TK2 : lajang dengan 2 tanggungan
K/0 : kawin, tidak punya tanggungan
K/1 : kawin dengan 1 tanggungan
K/2 : kawin dengan 2 tanggungan
K/3 : kawin dengan 3 tanggungan
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif
Sampai dengan Rp 50.000.000,00
Di atas Rp 50.000.000,00 – Rp 250.000.000,00
Di atas Rp 250.000.000,00 – Rp 500.000.000,00
Di atas Rp 500.000.000,00
5%
15%
25%
30%
Contoh perhitungan pajak penghasilan (PPH)
Seorang pegawai mendapat gaji setiap bulan Rp3.000.000,00. Ia mempunyaisatu istri tidak bekerja dan satu anak. Hitunglah pajak penghasilan pegawai tersebut!
Penghasilan 1 tahun = 12 bulan × Rp3.000.000,00 = Rp36.000.000,00Penghasilan tidak kena pajak: Wajib pajak Rp 24.300.000 Istri Rp 2.025.000 Anak Rp 2.025.000 +
Penghasilan Tidak Kena Pajaknya Rp 28.350.000,00 - Penghasilan Kena Pajak Rp 7.650.000,00 Pajak yang harus dibayar 5% × 7.650.000 Rp 382.500,00 Pajak 1 bulan adalah Rp 382.500,00 : 12 Rp 31.875,00
PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) http://www.pajak.go.id/content/penyesuaian-besaran-penghasilan-tidak-kena-pajak
Keterangan Wajib Pajak Kawin Tanggungan Jumlah PTKP
TK 24.300.000,- - - 24.300.000,-
TK1 24.300.000,- - 2.025.000 26.325.000,-
TK2 24.300.000,- - 4.050.000 28.350.000,-
K/0 24.300.000,- 2.025.000 - 26.325.000,-
K/1 24.300.000,- 2.025.000 2.025.000 28.350.000,-
K/2 24.300.000,- 2.025.000 4.050.000 30.375.000,-
K/3 24.300.000,- 2.025.000 6.075.000 32.400.000,-
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif
Sampai dengan Rp 50.000.000,00
Di atas Rp 50.000.000,00 – Rp 250.000.000,00
Di atas Rp 250.000.000,00 – Rp 500.000.000,00
Di atas Rp 500.000.000,00
5%
15%
25%
30%
Contoh perhitungan pajak penghasilan (PPH)
Tuan Bendi mempunyai penghasilan setahun Rp 72.000.000,00. Wajib pajak berstatus menikah dengan 1 (satu) orang anak, sedangkan istrinya tidak bekerja. Hitunglah pajak penghasilan Bapak Bendi!
Penghasilan 1 tahun = Rp 72.000.000,00Penghasilan tidak kena pajak: Wajib pajak Rp 24.300.000 Istri Rp 2.025.000 Anak Rp 2.025.000 +
Penghasilan Tidak Kena Pajaknya Rp 28.350.000,00 - Penghasilan Kena Pajak Rp
43.650.000,00 Pajak yang harus dibayar 15% × 43.650.000 Rp 6.547.500,00 Pajak 1 bulan adalah Rp 6.547.500,00 : 12 Rp 545.625,00
Tuan Parto seorang pegawai PT Opera, menerima penghasilan tiap bulan Rp 3.000.000,00. Wajib pajak berstatus kawin dan mempunyai 3 (tiga) anak, sedangkan istrinya tidak bekerja. Berapa pajak penghasilan yang harus dibayar oleh Tuan Parto tiap bulan?
Contoh perhitungan pajak penghasilan (PPH)
LET SEE THE EXPLAINATION ON THE NEXT SLIDE
Jawab:
PTKP setahun:Wajib pajak : Rp 24.300.000Wajib pajak kawin : Rp 2.025.000Tambahan 3 anak : Rp 6.075.000 +
Rp 32.400.000Penghasilan setahun:12 x Rp 3.000.000,00 = Rp 36.000.000,00PTKP = Rp 32.400.000,00 _Penghasilan kena pajak Rp 3.600.000,00
Pajak Penghasilan5% x Rp 3.600.000,00 = Rp 180.000,00PPh setahun = Rp 180.000,00PPh sebulan = Rp 180.000,00 : 12 = Rp 15.000,00
Pak Lutfi menerima penghasilan netto setahun sebesar Rp 96.800.000,00. Wajib pajak berstatus kawin dan mempunyai 3 (tiga) anak, sedangkan istrinya tidak bekerja. Hitunglah pajak Pak Lutfi selama setahun!
Jawab:
Penghasilan neto 1 tahun Rp 96.800.000,00
PTKP Rp 24.300.000,00 _
Penghasilan kena pajak Rp 72.500.000,00
Pajak penghasilan terutang
5% x Rp 50.000.000,00 Rp 2.500.000,00
15% x Rp 22.500.000,00 Rp 3.375.000,00 +
Jumlah Rp 5.875.000,00
Jadi, besarnya pajak yang harus dibayar dalam satu tahun ialah Rp 5.875.000,00
PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) http://www.pajak.go.id/content/penyesuaian-besaran-penghasilan-tidak-kena-pajak
Keterangan Wajib Pajak Kawin Tanggungan Jumlah PTKP
TK 24.300.000,- - - 24.300.000,-
TK1 24.300.000,- - 2.025.000 26.325.000,-
TK2 24.300.000,- - 4.050.000 28.350.000,-
K/0 24.300.000,- 2.025.000 - 26.325.000,-
K/1 24.300.000,- 2.025.000 2.025.000 28.350.000,-
K/2 24.300.000,- 2.025.000 4.050.000 30.375.000,-
K/3 24.300.000,- 2.025.000 6.075.000 32.400.000,-
Seorang suami dalam tahun 2010 memperoleh penghasilan netto sebesar Rp 219.608.000,00. Wajib pajak berstatus kawin pisah harta dengan 3 (tiga) anak, sedangkan istrinya memperoleh penghasilan netto dari usahanya sebesar Rp 109.192.000,00. Hitunglah pajak penghasilannya!
Penghasilan suami Rp 219.608.000,00
Penghasilan istri Rp 109.192.000,00 +
Penghasilan gabungan Rp 328.800.000,00PTKP setahun:Wajib pajak Rp 24.300.000,00Wajib pajak kawin Rp 2.025.000,00Tambahan 3 anak Rp 6.075.000,00Tambahan istri bekerja Rp 24.300.000,00 + Rp 56.700.000,00Penghasilan kena pajak:Penghasilan gabungan Rp 328.800.000,00PTKP Rp 56.700.000,00 _
Rp 272.100.000,00PPh terhutang gabungan (suami dan istri)5% x Rp 50.000.000,00 Rp 2.500.000,0015% x Rp 200.000.00,00 Rp 30.000.000,0025% x Rp 22.100.000,00 Rp 5.525.000,00 +Jumlah Rp 38.025.000,00
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)Pajak pertambahan nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang atau jasa didalam daerah pabean (daerah pajak).Pertambahan nilai timbul karena digunakannya faktor – faktor produksi dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan, dan memperdagangkanbarang atau jasa kepada konsumen.
Barang Dan Jasa Yang Tidak Termasuk Objek Pajak
a) Kelompok Barang
1) Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya.
2) Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak.
3) Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya.
4) Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga
Barang Dan Jasa Yang Tidak Termasuk Objek Pajak
b) Kelompok Jasa
1) Jasa di bidang kesehatan medik.
2) Jasa di bidang pelayanan sosial.
3) Jasa pengiriman surat dengan perangko.
4) Jasa di bidang perbankan dan asuransi.
5) Jasa di bidang keagamaan.
6) Jasa dibidang pendidikan.
7) Jasa dibidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan.
Barang Dan Jasa Yang Tidak Termasuk Objek Pajak
b) Kelompok Jasa
8) Jasa dibidang penyiaran yang bukan bersifat iklan.
9) Jasa komersial angkutan umum di darat dan di air.
10) Jasa di bidang tenaga kerja
11) Jasa di bidang perhotelan
12) Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum.
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM)
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) diatur dalam undang-undang yang sama dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yaitu Undang-Undang No. 28 tahun 2007. Pajak ini hanya dikenakan sekali.
Tarif Pajak PPnBM paling rendah 10 % dan paling tinggi 75 % yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah. Atas ekspor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah dikenakan pajak 0 % yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.