Potensial Sel Kelompok Iiia

51
LABORATORIUM KIMIA FISIKA Percobaan : POTENSIAL SEL Kelompok : III A Nama : 1. M. Bayu Prasetyo NRP. 2313 030 049 2. Vonindya Khoirun N.M. NRP. 2313 030 021 3. Maulana Adi W. NRP. 2313 030 025 Tanggal Percobaan : 2 Desember 2013 Tanggal Penyerahan : 9 Desember 2013 Dosen Pembimbing : Nurlaili Humaidah, S.T., M.T. Asisten Laboratorium : Dhaniar Rulandri W. PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

Transcript of Potensial Sel Kelompok Iiia

Page 1: Potensial Sel Kelompok Iiia

LABORATORIUM

KIMIA FISIKA

Percobaan : POTENSIAL SEL Kelompok : III A

Nama : 1. M. Bayu Prasetyo NRP. 2313 030 049 2. Vonindya Khoirun N.M. NRP. 2313 030 021 3. Maulana Adi W. NRP. 2313 030 025

Tanggal Percobaan : 2 Desember 2013

Tanggal Penyerahan : 9 Desember 2013

Dosen Pembimbing : Nurlaili Humaidah, S.T., M.T.

Asisten Laboratorium : Dhaniar Rulandri W.

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2013

Page 2: Potensial Sel Kelompok Iiia

i

ABSTRAK

Percobaan potensial sel ini bertujuan untuk mengukur potensial sel pada elektrokimia pada

larutan CuSO4 dengan ZnSO4 dengan kosentrasi larutan yang berbeda-beda.

Prosedur yang digunakan pada percobaan ini adalah yang pertama Isi beaker glass yang

berisi lempengan logam tembaga dengan larutan CuSO4 konsentrasi pertama 0,12N. Kemudian

mengisi beaker glass lain yang berisi lempengan logam sampel dengan larutan garam sejenis Zn(SO4)

konsentrasi pertama 0,12N. Lalu, hubungkan kedua beaker glass dengan jembatan garam. Kemudian,

hubungkan kutub negatif voltmeter pada elektroda tembaga da nkutub positif pada elektroda sampel.

Selanjutnya, amati voltase yang terjadi. Yang terakhir, ulangi percobaan dengan konsentrasi larutan

yang berikutnya menggunakan variabel konsentrasi 0,15N; 0,18N; 0,21N; 0,23N; 0,25N; 0,30N;

0,60N; 0,90N

Dari percobaan potensial sel ini didapatkan potensial sel dari masing-masing konsentrasi

larutan. Pada konsentrasi 0,12N rata-rata harga potensial sel sebesar 29,1 volt. Pada konsentrasi

0,15N rata-rata harga potensial sel sebesar 38,1 volt. Pada konsentrasi 0,18N rata-rata harga

potensial sel sebesar 61,27 volt. Pada konsentrasi 0,21N rata-rata harga potensial sel sebesar 44,47

volt. Pada konsentrasi 0,23N rata-rata harga potensial sel sebesar 23,47 volt. Pada konsentrasi 0,25N

rata-rata harga potensial sel sebesar 49 volt. Pada konsentrasi 0,30N rata-rata harga potensial sel

sebesar 31 volt. Pada konsentrasi 0,60N rata-rata harga potensial sel sebesar 54,2 volt. Pada

konsentrasi 0,90N rata-rata harga potensial sel sebesar 71,27 volt. Dari percobaan diatas dapat

disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur yang ada dimana seharusnya

besarnya harga potensial sel sebanding dengan besarnya konsentrasi larutan.

Page 3: Potensial Sel Kelompok Iiia

ii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................................... . i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iv

DAFTAR GRAFIK ......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ................................................................................................ I-1

I.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... I-1

I.3 Tujuan Percobaan ............................................................................................ I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori..................................................................................................... II-1

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

III.1Variabel Percobaan ........................................................................................ III-1

III.2 Bahan yang Digunakan ................................................................................. III-1

III.3Alat yang Digunakan ..................................................................................... III-1

III.4 Prosedur Percobaan ..................................................................................... III-1

III.5 Diagram Alir Percobaan ............................................................................... III-2

III.6 Gambar Alat Percobaan ................................................................................ III-4

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Percobaan ............................................................................................ IV-1

IV.2 Pembahasan ................................................................................................. IV-1

BAB V KESIMPULAN ................................................................................................... V-1

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... vi

DAFTAR NOTASI ......................................................................................................... vii

APPENDIKS ................................................................................................................... viii

LAMPIRAN

- Laporan Sementara

- Fotokopi Literatur

- Lembar Revisi

Page 4: Potensial Sel Kelompok Iiia

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1.1 Susunan Sel Volta .................................................................................. II-1

Gambar III.6 Alat Percobaan ...................................................................................... III-4

Page 5: Potensial Sel Kelompok Iiia

iv

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Harga Potensial Sel ................................................................................... II-6

Tabel II.2 Data Keselamatan Tembaga (II) Sulfat .................................................... II-15

Tabel II.3 Data Keselamatan Seng Sulfat .................................................................. II-19

Tabel IV.1.1 Hasil Percobaan Potensial Sel .................................................................. IV-1

Page 6: Potensial Sel Kelompok Iiia

v

DAFTAR GRAFIK

Grafik IV.2.1 Hubungan antara Voltase Rata-rata dengan Konsentrasi Larutan CuSO4 dan

ZnSO4 ...................................................................................................... IV-2

Page 7: Potensial Sel Kelompok Iiia

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari dapat dengan mudah ditemui pemanfaatan

elektrokimia. Melalui elektrokimia dapat dipelajari bagaimana reaksi kimia dapat

menghasilkan listrik dan bagaimana listrik dapat membuat reaksi kimia berlangsung.

Aplikasi praktis dari elektrokimia sangat bervariasi dari mulai pembuatan baterai,

pemurnian logam, pembuatan senyawa kimia dan pencegahan korosi. Melalui elektrokimia

dapat juga memahami lebih dalam reaksi yang melibatkan transfer electron, yaitu oksidasi

dan reduksi. Sel elektrokimia merupakan suatu sistem yang terdiri atas dua elektrode, yaitu

katode dan anode, serta elektrolit sebagai penghantar elektron. Pada katode terjadi reaksi

reduksi dan pada anode terjadi reaksi oksidasi.

Dalam sel elektrokimia berlangsung proses elektrokimia, yaitu suatu proses

elektrokimia menghasilkan arus listrik, atau sebaliknya, arus listrik menyebabkan

terjadinya suatu reaksi kimia. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa sel

elektrokimia dibagi dua berdasarkan reaksinya, yaitu Sel Volta dan Sel Elektrolisis.

Oleh karena itu mengingat pentingnya sel elektrokimia dalam kehidupan sehari-

hari, terutama yang berkaitan dengan pengubahan energi kimia menjadi energi listrik, yaitu

sel volta, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengukur potensial sel pada sel

elektrokimia. bertujuan Sehingga manfaat yang dapat diambil oleh praktikan adalah

praktikan dapat membuat rangkaian sel volta dengan kemampuan masing-masing.

Praktikan dapat menghitung besar beda potensial yang dihasilkan oleh elektroda pada sel

volta. Praktikan dapat mengetahui bagaimana jumlah energy listrik yang dihasilkan oleh

elektroda pada rangkaian sel volta.

I.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah cara mengukur potensial sel pada elektrokimia pada larutan CuSO4

dengan ZnSO4 dengan kosentrasi larutan yang berbeda-beda ?

I.3. Tujuan Percobaan

Untuk mengukur potensial sel pada elektrokimia pada larutan CuSO4 dengan ZnSO4

dengan kosentrasi larutan yang berbeda-beda.

Page 8: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori

Pengertian Sel Volta

Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia yang dapat

menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan. Dalam sel

volta, energi listrik dihasilkan dengan jalan pelepasan elektron pada suatu elektroda

(oksidasi) dan penerimaan elektron pada elektroda lainnya (reduksi). Elektroda yang

melepaskan elektron akan membentuk kutub negatif (-) dinamakan anoda, sedangkan

elektroda yang menerima elektron akan membentuk kutub positif (+) dinamakan katoda.

Jadi, sebuah sel volta terdiri dari dua bagian atau dua elektroda dimana setengah reaksi

oksidasi berlangsung pada anoda dan setengah reaksi berlangsung pada katoda. Reaksi

redoks spontan yang dapat mengakibatkan terjadinya energi listrik ini ditemukan oleh

Luigi Galvani dan Alessandro Guiseppe Volta (Anonym, 2013).

Sel Volta (sel galvani) memanfaatkan reaksi spontan (∆G < 0) untuk

membangkitkan energi listrik, selisih energi reaktan (tinggi) dengan produk (rendah)

diubah menjadi energi listrik. Sistem reaksi melakukan kerja terhadap lingkungan. Sel

Elektrolisa memanfaatkan energi listrik untuk menjalankan reaksi non spontan (∆G > 0)

lingkungan melakukan kerja terhadap sistem. Kedua tipe sel menggunakan elektroda, yaitu

zat yang menghantarkan listrik antara sel dan lingkungan dan dicelupkan dalam elektrolit

(campuran ion) yang terlibat dalam reaksi atau yang membawa muatan (Lindra, 2011).

Gambar II.1.1 Susunan Sel Volta

Page 9: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-2

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Sel volta menjadikan perubahan energi bebas reaksi spontan menjadi energi listrik

Energi listrik ini berbanding lurus dengan beda potensial antara kedua elektroda (voltase)

atau disebut juga potensial sel (Esel) atau gaya electromotive (emf) (Lindra, 2011).

Untuk proses spontan Esel > 0, semakin positif Esel semakin banyak kerja yang

bisa dilakukan oleh sel. Satuan yang dgunakan 1 V = 1 J/C. Potensial sel sangat

dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi, oleh karena itu potensial sel standar diukur pada

keadaan standar (298 K, 1 atm untuk gas, 1 M untuk larutan dan padatan murni untuk

solid) (Lindra, 2011).

Potensial elektroda standar adalah potensial yang terkait dengan setengah reaksi

yang ada (wadah elektroda). Menurut kesepakatan potensial elektroda standar selalu ditulis

dalam setengah reaksi reduksi. Bentuk teroksidasi + ne à bentuk tereduksi E 1/2 sel.

Potensial elektroda standar seperti halnya besaran termodinamika dapat dibalik dengan

mengubah tandanya,

E sel = E katoda – E anoda

Ilmuwan telah menyepakati untuk memilih setengah reaksi rujukan dengan nilai 0

untuk reaksi:

2H+(aq, 1 M) + 2e à H2(g, 1 atm) Eorujukan = 0

H2(g, 1 atm) à 2H+(aq, 1 M) + 2e –Eorujukan = 0

Dengan nilai rujukan ini kita bisa menyusun sel volta yang menggunakan elektroda

hidrogen standar sebagai salah satu elektrodanya dan mengukur potensial sel dengan alat

ukur, kemudian kita dapat menentukan potensial elektroda standar banyak zat secara luas.

Semua nilai adalah relatif terhadap elektroda hidrogen standar (referensi)

2H+ (aq, 1 M) + 2e Û H2 (g, 1 atm)

(Lindra, 2011).

Menurut konvensi semua setengah reaksi ditulis sebagai reaksi reduksi artinya

semua reaktan pengoksidasi dan semua produk pereduksi. Nilai Eo yang diberikan adalah

setengah reaksi tertulis, semakin positif nilainya semakin besar kecenderungan reaksi

tersebut terjadi. Nilai Eo memiliki nilai yang sama tetapi berbeda tanda jika reaksinya kita

balik. Berdasarkan tabel semakin keatas semakin oksidator dan semakin kebawah semakin

reduktor (Lindra, 2011).

Reaksi Redoks spontan

Setiap reaksi redoks adalah jumlah dari kedua setengah reaksi, sehingga akan ada

reduktor dan oksidator ditiap-tiap sisi reaksi. Berdasarkan tabel maka reaksi spontan

Page 10: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-3

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

(Eosel> 0) akan terjadi antara oksidator (sisi reaktan) dan reduktor (sisi produk) yang

terletak dibawahnya, Misal Cu2+ (kiri) dan Zn (kanan) bereaksi spontan dan Zn terletak

dibawah Cu2+, Logam yang dapat menggantikan H2 dari asam. Ambil salah satu logam,

tuliskan reaksi oksidasinya lalu jumlah untuk memperoleh Eosel jika positif maka H2 akan

terlepas (Anonym, 2010).

Logam yang tidak dapat menggantikan H2, dengan langkah yang sama, namun jika

hasilnya Eosel < 0, maka reaksi tidak spontan. Logam yang dapat menggantikan H2 dari

air, logam yang terletak dibawah reduksi air. Logam yang dapat menggantikan logam lain

dari larutannya, yaitu logam yang terletak dibagian bawah tabel dapat mereduksi logam

yang terletak dibagian atas tabel (Anonym, 2010).

Pengaruh Konsentrasi terhadap Potensial Sel

Sejauh ini potensial sel standar diukur dari potensial setengah sel juga pada

keadaan standar sementara kebanyakan sel volta tidak beroperasi pada keadaan standarnya

Berdasarkan persamaan yang telah diketahui:

∆G = ∆Go + RT ln Q sedangkan

∆G = -nFEsel juga ∆Go = -nFEosel sehingga

-nFEsel = -nFEosel + RT ln Q

Esel = Eosel – (RT/nF) ln Q

Notasi sel : Zn/ Zn2+

// Cu2+

/ Cu

Potensial elektroda standar suatu elektroda adalah DGL(Daya Geral Listrik) suatu s

el yang terdiri dari elektroda yang dicelupkan ke dalam larutan yang mengandungionnya d

engan keaktifan satu dan elektroda Hidrogen standar.

Sistem elektroda harus reversible secara termodinamika

Mn+

+ ne M

IUPAC menetapkan untuk menggunakan potensial reduksi atau potensial elektroda

EMn+

|M = E0 M

n+|M – (RT/nF). Ln (1/ aM

n+)

EMn+

|M = E0 M

n+|M – (RT/nF). Ln (1/ {M

n+})

Logam Cu mempunyai potensial reduksi yang lebih positif dibanding logam Zn , sehingga

logam Zn bertindak sebagai anoda dan logam Cu bertindak sebagai katoda.

Persamaan reaksi ionnya:

Zn(s) + Cu2+

(aq) → Zn2+

(aq) + Cu(s)

Persamaan reaksi setengah selnya:

Page 11: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-4

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

(Ahmadi, 2008)

Penulisan reaksi redoks tersebut dapat juga dinyatakan dengan diagram sel berikut:

Zn(s) | Zn2+

(aq) || Cu2+

(aq) | Cu(s)

Pada proses pembentukan energi listrik dari reaksi redoks dalam sel volta. Logam

Zn akan teroksidasi membentuk ion Zn2+

dan melepaskan 2 elektron. Kedua elektron ini

akan mengalir melewati voltmeter menuju elektroda Cu. Kelebihan elektron pada elektroda

Cu akan diterima oleh ion Cu2+

yang disediakan oleh larutan Cu(NO3)2 sehingga terjadi

reduksi ion Cu2+

menjadi Cu(s). Ketika reaksi berlangsung, dalam larutan Zn(NO3)2 akan

kelebihan ion Zn2+

(hasil oksidasi). Demikian juga dalam larutan CuSO4 akan kelebihan

ion NO3– sebab ion pasangannya (Cu

2+) berubah menjadi logam Cu yang terendapkan pada

elektroda Cu. Kelebihan ion Zn2+

akan dinetralkan oleh ion NO3– dari jembatan garam,

demikian juga kelebihan ion NO3– akan dinetralkan oleh ion Na

+ dari jembatan garam.

Jadi, jembatan garam berfungsi menetralkan kelebihan ion-ion hasil reaksi redoks.

Dengan demikian, tanpa jembatan garam reaksi berlangsung hanya sesaat sebab

kelebihan ion-ion hasil reaksi redoks tidak ada yang menetralkan dan akhirnya reaksi

berhenti seketika. Dalam sel elektrokimia, tempat terjadinya reaksi oksidasi (elektroda Zn)

dinamakan anoda, sedangkan tempat terjadinya reaksi reduksi (elektroda Cu) dinamakan

katoda. Alessandro Volta melakukan eksperimen dan berhasil menyusun deret keaktifan

logam atau deret potensial logam yang dikenal dengan deret Volta.

Semakin ke kiri suatu unsur dalam deret Volta, sifat reduktornya semakin kuat.

Karena suatu unsur akan mampu mereduksi ion-ion unsur di sebelah kanannya, tetapi tidak

mampu mereduksi ion-ion dari unsur di sebelah kirinya. Logam Na, Mg, dan Al terletak di

sebelah kiri H sehingga logam tersebut dapat mereduksi ion H+ untuk menghasilkan gas

H2, sedangkan logam Cu dan Ag terletak di sebelah kanan H sehingga tidak dapat

mereduksi ion H+

(tidak bereaksi dengan asam). Deret Volta juga dapat menjelaskan reaksi

logam dengan logam lain. Misalnya, logam Zn dimasukkan ke dalam larutan CuSO4.

Li⎯K⎯Ba⎯Ca⎯Na⎯Mg⎯Al⎯Nu⎯Zn⎯Cr⎯Fe⎯Cd⎯Co⎯Ni⎯Sn⎯H⎯Cu⎯Ag⎯Hg⎯Pt⎯Au

Pada elektroda Zn : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e–

Pada elektroda Cu : Cu2+(aq) + 2e– → Cu(s)

Reaksi redoks : Cu2+

(aq) + Zn (s) → Cu (s) + Zn2+

(aq)

Page 12: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-5

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Reaksi yang terjadi adalah Zn mereduksi Cu2+

(berasal dari CuSO4) dan menghasilkan

endapan logam Cu karena Zn terletak di sebelah kiri Cu.

II.1.2 Potensial Sel

Potensial sel adalah Gaya yang dibutuhkan untuk mendorong elektron melalui

sirkuit eksternal. Potensial sel dihasilkan dari sel Galvani atau sel volta. Besarnya potensial

sel dari suatu reaksi redoks dalam sel volta merupakan total dari potensial elektroda unsur-

unsur sesuai dengan reaksinya. Hasil perhitungan potensial sel dapat bernilai positif atau

negatif. Jika potensial sel bertanda positif berarti reaksi dapat berlangsung, sedangkan jika

potensial sel bertanda negatif berarti reaksi tidak dapat berlangsung.

Potensial sel tergantung pada suhu, konsentrasi ion dan tekanan parsial gas dalam

sel. Potensial sel standar E0 sel : potensial pada 25

0C, konsentrasi ion 1 M dan tekanan

parsial 1 atm. Potensial sel standar dihitung dengan menggunakan potensial-potensial

standar zat-zat yang mengalami redoks.

E0oks = potensial standar zat yang mengalami oksidasi

E0red = potensial standar zat yang mengalami reduksi

(Ratna, 2009)

Zn(s)+CuSO4(aq)→ZnSO4(aq)+Cu(s)

atau Zn(s) + Cu2+

(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)

E0 sel = E0 red – E0 oks

Page 13: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-6

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Tabel II.1 Harga Potensial Sel

Macam-macam Elektroda

Dalam sel elektrokimia suatu elektroda dapat disebut sebagai anoda atau katoda.

Anoda ini didefinisikan sebagai elektroda di mana elektron datang dari sel elektrokimia

dan oksidasi terjadi, dan katoda didefinisikan sebagai elektroda dimana elektron memasuki

sel elektrokimia dan reduksi terjadi. Setiap elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau

katoda tergantung dari tegangan listrik yang diberikan ke sel elektrokimia tersebut.

Elektroda bipolar adalah elektroda yang berfungsi sebagai anoda dari sebuah sel

elektrokimia dan katoda bagi sel elektrokimia lainnya.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Elektroda)

Elektroda dibagi menjadi:

a. Logam-ion logam

Elektroda ini terdiri atas logam yang setimbang dengan ion logamnya, seperti Zn, Cu,

Cd, Na dan sebagainya.

b. Amalgama

Hampir sama dengan elektroda logam-ion logam tetapi dipakai amalgama. Sifatnya

lebih aktif dan aktivitas logamnya lebih rendah sebab diencerkan Hg. Contohnya

elektroda Pb(Hg) dalam larutan Pb2+

Page 14: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-7

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

c. Non metal-non gas

Elektroda ini disusun dengan menempatkan zat yang bersangkutan dalam tabung,

kemudian di atasnya diberi larutan ion yang bersangkutan. Hubungan dengan air dapat

dilakukan dengan logam inert seperti Pt.

d. Gas

Elektroda gas terdiri atas gas yang dimasukkan bergelembung ke dalam larutan yang

berisi ion dan setimbang dengannya. Sebagai hubungan luar biasanya dipakai Pt

dilapisi Pt hitam.

e. Logam-garam tidak larut

Dalam hal ini termasuk:

1. Elektroda kalomel

2. Elektroda perak-perak klorida

3. Elektroda timbal-timbal sulfat

4. Elektroda perak-perak bromida

Elektroda ini setimbang dengan ion-ion sisa asam dari garam yang bersangkutan.

f. Logam-oksida tidak larut

Elektroda ini setimbang dengan ion OH- dalam larutan.

g. Oksidasi-oksidasi

Elektroda ini terdiri atas logam Pt yang dimasukkan dalam larutan yang terbentuk

oksidasi dan reduksinya.

(Sukardjo,2002)

Reaksi dan Persamaan Elektrokimia dan Elektrolisis

Elektrokimia adalah salah satu dari cabang ilmu kimia yang mengkaji tentang

perubahan bentuk energi listrik menjadi energi kimia dan sebaliknya. Proses

elektrokimia melibatkan reaksi redoks. Proses transfer elektron akan menghasilkan

sejumlah energi listrik. Aplikasi elektrokimia dapat diterapkan dalam dua jenis sel, yaitu

sel volta dan sel elektrolisis. Ada dua metode untuk menyetarakan persamaan redoks.

Salah satu metode disebut metode perubahan bilangan oksidasi (PBO), yang berdasarkan

pada perubahan bilangan oksidasi yang terjadi selama reaksi. Metode lain, disebut metode

setengah reaksi (metode ion-elektron). Metode ini melibatkan dua buah reaksi paruh, yang

kemudian digabungkan menjadi reaksi redoks keseluruhan (Anonym, 2012).

Reaksi oksidasi dan reduksi sering diistilahkan dengan ―reaksi redoks‖, hal ini

dikarenakan kedua peristiwa tersebut berlangsung secara simultan. Oksidasi merupakan

Page 15: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-8

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

perubahan dari sebuah atom atau kelompok atom (gugus) melepaskan elektron, bersamaan

itu pula atom atau kelompok atom akan mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Demikian

pula sebaliknya reduksi adalah perubahan dari sebuah atom atau kelompok atom menerima

atau menangkap elektron. Sel elektrokimia dibagi menjadi dua yaitu:

1. Sel kimia

a. Tidak dengan pemindahan

b. Dengan pemindahan

2. Sel konsentrasi

a. Tidak dengan pemindahan

b. Dengan pemindahan

(Maron Lando, 1974)

Elektrolisis adalah suatu proses dimana reaksi kimia terjadi pada elektroda yang

tercelup dalam elektrolit. Ketika tegangan diberikan terhadap elektroda itu. Elektroda yang

bermuatan positif disebut anoda dan elektroda yang bermuatan negatif disebut katoda.

Elektroda seperti platina yang hanya mentransfer elektron dari larutan disebut elektron

inert. Elektroda reaktif adalah elektroda yang secara kimia memasuki reaksi elektroda

selama elektrolisis, terjadilah reduksi pada katoda dan oksidsi pada anoda. Gambaran

umum tipe reaksi elektroda dapat diringkas sebagai berikut:

a. Arus listrik yang membawa ion akan diubah pada elektroda

b. Ion negatif yang sulit dibebaskan pada katoda menyebabkan pengurangan H2O dan

pembentukan H2 dan OH- dan absorpsi elektron.

c. Ion negatif yang sulit dibebaskan pada anoda menyebabkan pengurangan H2O dan

elektron.

(Dogra, 1998)

Sel galvani menghasilkan arus listrik bila reaksi berlangsung spontan. Sel elektrolit

menggunakan elektrolit untuk menghasilkan perubahan kimia. Proses elektrolisis meliputi

pendorongan arus listrik melalui sel untuk menghasilkan perubahan kimia dimana potensi

potensial sel adalah negatif .

(Strjer, 1994)

Elektrolisis adalah peristiwa penguraian suatu elektrolit oleh suatu arus listrik. Jika

dalam sel volta energi kimia diubah menjadi energi listrik, maka dalam sel elektrolisis

yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu energi listrik diubah menjadi energi kimia. Dengan

mengalirkan arus listrik ke dalam suatu larutan atau leburan elektrolit, akan diperoleh

Page 16: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-9

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

reaksi redoks yang terjadi dalam sel elektrolisis. Faktor yang menentukan reaksi kimia

elektrolisis antara lain konsentrasi (keaktifan) elektrolit yang berbeda ada yang bersifat

inert dan elektoda tidak inert. Hasil elektrolisis dapat disimpulkan; reaksi pada katoda

(katoda tidak berperan) ada K+, Ca

2+, Na

+, H

+. Dari asam dan logam lain (Cu

2+), reaksi

pada anoda, untuk anoda inert ada OH-, Cl

-, Br

-, dan I

- dan sisa asam lainnya serta anoda

tidak inert (bukan Pt dan C).

(Anshory, 1984).

Dalam elektrolisis, sumber aliran listrik digunakan untuk mendesak elektron agar

mengalir dalam arah yang berlawanan dengan aliran spontan. Hubungan antara jumlah

energi listrik yang dikonsumsi dan perubahan kimia yang dihasilkan dalam elektrolisis

merupakan salah satu persoalan penting yang dicarikan jawabannya oleh Michael Faraday

(1791-1867). Hukum faraday pertama tentang tentang elektrolisis menyatakan bahwa

―jumlah perubahan kimia yang dihasilkan sebanding dengan besarnya muatan listrik yang

melewati suatu elektrolisis‖. Hukum kedua tentang elektrolisis menyatakan bahwa :

―Sejumlah tertentu arus listrik menghasilkan jumlah ekivalen yang sama dari benda apa

saja dalam suatu elektrolisis‖.

(Petrucci, 1985)

Untuk menginduksi arus agar mengalir melewati sel elektrokimia, dan

menghasilkan reaksi sel non-spontan, selisih potensial yang diberikan harus melebihi

potensial arus-nol sekurang-kurangnya sebesar potensial lebih sel, yaitu jumlah potensial

ubin pada kedua elektroda dan penurunan ohm (I x R) yang disebabkan oleh arus yang

melewati elektrolit. Potensial tambahan yang diperlukan untuk mencapai laju reaksi yang

dapat terdeteksi, mungkin harus besar, jika rapatan arus pertukaran pada elektrodanya

kecil. Dengan alasan yang sama, sel galvani menghasilkan potensial lebih kecil ketimbang

pada kondisi arus nol.

(Atkins, 1990)

Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi

redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas di dalam masyarakat kita. Baterai aki

yang dapat diisi ulang merupakan salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis dalam

kehidupan sehari-hari. Baterai aki yang sedang diisi kembali (recharge) mengubah energi

listrik yang diberikan menjadi produk berupa bahan kimia yang diinginkan. Air (H2O),

dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam sel elektrolisis. Proses ini akan

Page 17: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-10

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

mengurai air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Reaksi yang terjadi adalah sebagai

berikut :

2 H2O(l) ——> 2 H2(g) + O2(g)

Rangkaian sel elektrolisis hampir menyerupai sel volta. Yang membedakan sel

elektrolisis dari sel volta adalah, pada sel elektrolisis komponen voltmeter diganti

dengan sumber arus (umumnya baterai). Larutan atau lelehan yang ingin dielektrolisis,

ditempatkan dalam suatu wadah. Selanjutnya, elektroda dicelupkan ke dalam larutan

maupun lelehan elektrolit yang ingin dielektrolisis. Elektroda yang digunakan umumnya

merupakan elektroda inert, seperti Grafit (C), Platina (Pt), dan Emas (Au). Ada dua tipe

elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis larutan. Pada proses

elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti teroksidasi di anoda.

(http://esdikimia.wordpress.com/2011/09/28/sel-elektrolisis/)

Berikut ini adalah contoh reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl. Dikenal dengan

istilah sel Downs :

Katoda (-) : 2 Na+

(l) + 2 e-

——> 2 Na(s)

Anoda (+) : 2 Cl-(l) ——> Cl2(g) + 2 e

-

Reaksi sel : 2 Na+

(l) + 2 Cl-(l) ——> 2 Na(s) + Cl2(g)

Reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl menghasilkan endapan logam natrium di

katoda dan gelembung gas Cl2 di anoda .

(Andy, 2009)

Hukum-Hukum yang Mendasari

Kebergantungan potensial elektroda pada konsentrasi telah dibahas. Untuk

persamaan sel umum,

aA +bB xX + yY

potensial sel diberikan oleh persamaan Nernst.

E = Eθ – (RT/nF) ln([X]

x[Y]

y)/([A]

a[B]

b)

Eθ adalah potensial elektroda normal (potensial elektroda semua zat dalam reaksi

sel dalam keadaan standar), n adalah jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi, F adalah

tetapan Faraday (Anonym, 2009).

Potensial sel non standar dapat dihitung dengan persamaan Nernst sebagai berikut :

Page 18: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-11

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

)(

)(log

0592,00

reduksimassa

oksidasimassa

nEselE sel

Eo adalah potensial elektroda normal (potensial elektroda semua zat dalam reaksi

sel dalam keadaan standar), n jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi, sedangkan

oksidasi dan reduksi masing-masing menyatakan konsentrasi partikel hasil oksidasi dan

konsentrasi partikel hasil reduksi (Anonym, 2009).

1. Pengukuran Daya Gerak Listrik (DGL) Sel

Besarnya daya gerak listrik antara dua elektroda dapat diukur dengan voltmeter

atau multimeter. Namun cara ini tidak teliti karena akan ada arus dari sel yang melalui

voltmeter dan akan menyebabkan perubahan DGL yang diukur. Salah satu alat yang

dapat digunakan untuk mengukur DGL secara teliti adalah Potensiometer.

Menggunakan cara yang telah disebutkan di atas, yang dapat diukur adalah beda

potensial antara dua buah elektroda. Tidak mungkin mengukur potensial suatu

elektroda tunggal. Sehingga yang disebut dengan satu sistem sel pasti terdiri dari dua

elektroda. Untuk mengukur potensial suatu elektroda tertentu maka diperlukan

elektroda lain yang disebut sebagai elektroda pembanding. Dengan demikian beda

potensial kedua elektroda dapat diukur, karena besarnya potensial elektroda

pembanding sudah diketahui dengan pasti, maka besarnya potensial elektroda yang

ingin diketahui dapat dihitung.

Sebagai elektroda pembanding dipilih elektroda hidrogen standar yang

berdasarkan perjanjian potensialnya berharga nol volt ( 0 Volt). Suatu elektroda yang

dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung ionnya dengan keaktifan berharga satu

(a= 1) dan diukur dengan elektroda pembanding elektroda hidrogen standar pada suhu

25 oC disebut potensial elektroda standar.

Elektroda hidrogen standar, elektroda ini terdiri atas logam platina yang dicelupkan

ke dalam suatu larutan asam yang mengandung ion H+) dengan konsentrasi 1,0 M (dan

koefisien keaktifan a = 1) dan dialiri gas hidrogen pada tekanaan .

2. Potensial Elektroda Standar (EӨ)

Potensial elektroda standar dari suatu elektroda didefinisikan sebagai DGL (daya

gerak listrik) suatu sel yang terdiri dari elektroda yang dicelupkan ke dalam suatu

larutan yang mengandung ionnya dengan keaktifan berharga satu ( a = 1) dan elektroda

hidrogen standar sebagai pembanding, pada tekanan hidrogen 1 atm dan suhu kamar.

Sistem elektroda dalam sel tersebut harus reversibel secara termodinamika yaitu :

Page 19: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-12

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Mn+ (a=1) + n e ‹══› M

Sebenarnya yang diukur bukanlah potensial elektroda, tetapi lebih tepat bila

dikatakan sebagai beda potensial (terhadap hidrogen = 0 v). Yang umum dikenal

adalah potensial reduksi standar.

3. Menghitung DGL sel menggunakan data potensial elektroda

DGL standar suatu sel besarnya adalah selisih kedua potensial elektroda atau sama

dengan potensial sel elektroda standar dari katoda dikurangi potensial standar anoda.

Misal menentukan E Ө sel untuk sistem : Zn (s) │ Zn 2+ (aq) ││ Cu2+ (aq) │ Cu

(s) yaitu : Yang mengalami oksidasi adalah Zn berarti Zn merupakan anoda, sedangkan

yang mengalami reduksi adalah Cu, atau Cu sebagai katoda, maka :

EӨ sel = EӨ Cu2+ │ Cu - EӨ Zn 2+ │Zn = E Ө katoda – E Ө anoda

4. Pengaruh Konsentrasi terhadap Potensial Sel

Sejauh ini potensial sel standar diukur dari potensial setengah sel juga pada

keadaan standar sementara kebanyakan sel volta tidak beroperasi pada keadaan

standarnya Berdasarkan persamaan yang telah diketahui:

Tembaga (II) Sulfat (CuSO4)

Tembaga(II) sulfat, juga dikenal dengan cupri sulfat, adalah sebuah senyawa kimia

dengan rumus molekul CuSO4. Senyawa garam ini eksis di bumi dengan kederajatan

hidrasi yang berbeda-beda. Bentuk anhidratnya berbentuk bubuk hijau pucat atau abu-abu

putih, sedangkan bentuk pentahidratnya (CuSO4·5H2O), berwarna biru terang (Anonym,

2013).

Proses Pembuatan

Tembaga(II) sulfat diproduksi dalam skala besar dengan cara mencampurkan

logam tembaga dengan asam sulfat panas atau oksidanya dengan asam sulfat. Untuk

penggunaan di laboratorium, tembaga (II) sulfat biasanya dibeli (tidak dibuat manual).

∆G = ∆Go + RT ln Q sedangkan

∆G = -nFEsel juga ∆Go = -nFEosel

sehingga

-nFEsel = -nFEosel + RT ln Q

Esel = Eosel – (RT/nF) ln Q

Page 20: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-13

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Bentuk anhidratnya ditemukan dalam bentuk mineral langka yang disebut kalkosianit.

Tembaga sulfat terhidrasi eksis di alam dalam bentuk kalkantit (pentahidrat) dan 2 mineral

lain yang lebih langka: bonatit (trihidrat) dan bootit (heptahidrat) (Anonym, 2013).

Sifat-Sifat Kimia

Tembaga(II) sulfat pentahidrat akan terdekomposisi sebelum mencair pada 150 °C,

akan kehilangan dua molekul airnya pada suhu 63 °C, diikuti 2 molekul lagi pada suhu

109 °C dan molekul air terakhir pada suhu 200 °C. Proses dehidrasi melalui dekomposisi

separuh tembagatetraaqua(2+), 2 gugus aqua yang berlawanan akan terlepas untuk

menghasilkan separuh tembagadiaqua(2+). Tahap dehidrasi kedua dimulai ketika 2 gugus

aqua terakhir terlepas. Dehidrasi sempurna terjadi ketika molekul air yang tidak terikat

terlepas. Pada suhu 650 °C, tembaga (II) sulfat akan terdekomposisi menjadi tembaga(II)

oksida (CuO) dan belerang trioksida (SO3). Warna tembaga(II) sulfat yang berwarna biru

berasal dari hidrasi air. Ketika tembaga(II) sulfat dipanaskan dengan api, maka kristalnya

akan terdehidrasi dan berubah warna menjadi hijau abu-abu. Tembaga sulfat bereaksi

dengan asam klorida. Pada reaksi ini, larutan tembaga(II) yang warnanya biru akan

berubah menjadi hijau karena pembentukan tetraklorokuprat(II):

Cu2+

+ 4 Cl– → CuCl4

2–

Tembaga(II) sulfat juga dapat bereaksi dengan logam lain yang lebih reaktif dari tembaga

(misalnya Mg, Fe, Zn, Al, Sn, Pb, etc.):

CuSO4 + Zn → ZnSO4 + Cu

CuSO4 + Fe → FeSO4 + Cu

CuSO4 + Mg → MgSO4 + Cu

CuSO4 + Sn → SnSO4 + Cu

3 CuSO4 + 2 Al → Al2(SO4)3 + 3 Cu

Tembaga yang terbentuk akan terlapisi di permukaan logam lainnya. Reaksi akan berhenti

ketika tidak ada lagi permukaan kosong pada logam yang dapat dilapisi oleh tembaga

(Anonym, 2013).

Kegunaan

1. Sebagai herbisida, fungisida dan pestisida

Tembaga(II) sulfat pentahidrat adalah sebuah fungisida. Namun, beberapa jamur

mampu beradaptasi dengan peningkatan kadar ion tembaga. Dicampur dengan

kapur biasanya disebut campuran Bordeaux dan digunakan untuk mengontrol jamur

pada tumbuhan anggur, melon, dan beri lainnya Keguanaan lainnya adalah senyawa

Page 21: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-14

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Cheshunt, sebuah campuran dari tembaga sulfat dan amonium karbonat digunakan

dalam hortikultura untuk mencegah pelembaban pada biji. Penggunaannya sebagai

herbisida bukan pertanian, melainkan untuk kontrol searangan tanaman air dan akar

tumbuhan dengan pipa yang mengandung air. Hal ini juga digunakan di kolam

renang sebagai sebuah algaecide. Sebuah larutan encer tembaga sulfat digunakan

untuk mengobati ikan akuarium dari infeksi parasit, dan juga digunakan untuk

menghilangkan siput dari akuarium. Ion tembaga sangat beracun bagi ikan,

sehingga perawatan harus dilakukan dengan memperhatikan dosis. Sebagian besar

spesies alga dapat dikontrol dengan konsentrasi tembaga sulfat yang sangat rendah.

embaga sulfat menghambat pertumbuhan bakteri seperti Escherichia coli.

Untuk sebagian besar dari abad ke-20, tembaga arsenat dikrom (CCA) adalah tipe

dominan untuk pengawetan kayu. Untuk membuat pressure-treated wood, tabung

yang besar diisi dengan sebuah bahan kimia encer. Tembaga(II) sulfat pentahidrat

dilarutkan di dalam air bersama dengan zat aditif sebelum kayu ditempatkan di

dalam tabung. Ketika tabung diberi tekanan, bahan kimia diserap oleh kayu,

memberikan kayu fungisida, insektisida, dan sinar ultraviolet yang memantulkan

sifat yang membantu melestarikannya.

2. Reagen analisis

Beberapa tes kimia menggunakan tembaga sulfat. Tembaga sulfat digunakan dalam

larutan fehling dan larutan benedict untuk mengetes gula pereduksi, yang nantinya

akan mereduksi tembaga(II) sulfat yang berwarna biru menjadi tembaga(I) oksida

yang berwarna merah. Tembaga sulfat juga digunaka pada reagen biuret untuk

mengetes protein.

Tembaga sulfat juga digunakan dalam uji darah seseorang penderita anemia. Uji

darah dilakukan dengan meneteskannya pada larutan tembaga sulfat. Dengan efek

gravitasi, darah yang banyak mengandung hemoglobin akan dengan cepat

tenggelam karena massa jenisnya besar, sedangkan darah yang hemoglobinnya

sedikit akan lebih lama tenggelam.

3. Sintesis organik

Tembaga sulfat juga digunakan dalam sintesis organik. Tembaga sulfat anhidrat ini

akan mengkatalis transasetilasi pada sintesis organik. Tembaga sulfat terhidrasi

yang direaksikan dengan kalium permanganat akan menjadi oksidan untuk

mengkonversi alkohol primer.

Page 22: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-15

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

(Anonym, 2013).

Efek Racun

Tembaga sulfat bersifat mengiritasi. Biasanya manusia terpapar tembaga sulfat melalui

kontak mata atau kulit, termasuk juga dengan menghirup serbuk atau debunya. Kontak

dengan kulit akan menyebabkan eksim. Kontak tembaga sulfat dengan mata dapat

menyebabkan konjungtivitis dan radang pada kelopak mata dan kornea.

Asalkan tidak terkena paparan tinggi, sebenarnya tembaga sulfat tidak terlalu beracun.

Menurut sebuah studi, tembaga sulfat menjadi racun dalam tubuh manusia setelah terkena

paparan 11 mg/kg. Karena tembaga sulfat akan menyebabkan iritasi pada sistem

pencernaan, maka biasanya orang yang menelannya akan langsung muntah. Setelah 1-12

gram tembaga sulfat tertelan, tanda-tanda racun akan muncul seperti rasa terbakar di dada,

mual, diare, muntah, sakit kepala, yang nantinya akan menyebabkan kulit menjadi kuning.

Selain itu, keracunan tembaga sulfat juga merusak otak, hati, dan ginjal (Anonym, 2013).

Tabel II.1 Data Keselamtan Tembaga (II) Sulfat

Informasi produk

Grade ACS,ISO,Reag. Ph Eur

Synonyms Copper monosulfate pentahydrate, Copper vitriol

pentahydrate

Rumus kimia CuO4S * 5 H2O

Formulasi kimia CuSO4 * 5 H2O

Kode HS 2833 25 00

Nomor EC 231-847-6

Massa molar 249.68 g/mol

Nomor indeks EC 029-004-00-0

Nomor CAS 7758-99-8

Data kimia dan fisika

Page 23: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-16

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Kelarutan di dalam air 317 g/l (20 °C)

Massa molar 249.68 g/mol

Densitas 2.284 g/cm3 (20 °C)

Angka pH 3.5 - 4.5 (50 g/l, H2O, 20 °C)

Informasi keselamatan berdasarkan GHS

Hazard Statement(s) H302: Berbahaya jika tertelan.

H315: Menyebabkan gangguan pada kulit.

H319: Menyebabkan gangguan mata berat.

H410: Sangat beracun bagi mahluk dalam air

dengan dampak jangka panjang.

Precautionary

Statement(s)

P273: Hindarkan pelepasan ke lingkungan.

P302 + P352: JIKA TERKENA KULIT: Cuci

dengan banyak sabun dan air.

P305 + P351 + P338: JIKA TERKENA MATA:

Bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa

menit. Lepas lensa kontak, jika digunakan dan

mudah melakukannya. Lanjutkan membilas.

Signal Word Peringatan

Hazard Pictogram(s)

Kelas penyimpanan 10 - 13 Cairan dan padatan lain

WGK WGK 3 sangat berbahaya untuk air

Disposal 15

Page 24: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-17

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Larutan dan padatan yangmengandung logam

berat : Wadah E. Aduk nikel Raney (juga: nikel

Urushibara) di dalam bentuk larutan suspensi ke

dalam asam klorida (Item No. 100312) sampai

larut (Wadah E). Baik nikel Raney maupun filter

residunya tidak boleh dibiarkan mengering, jika

terjadi dapat menyala secara spontan di udara

terbuka. Di dalam konteks ini, logam berat yang

dimaksud adalah segala senyawa dari antimoni,

arsenik, kadmium, chromium(VI), tembaga,

timbal, nikel dan timah, termasuk zat-

zat/senyawa-senyawa di dalam bentuk metal,

jika mereka diklasifikasikan ke dalam kategori

bahaya (menurut AbfallverzeichnisV - Peraturan

Kalatog Limbah, Appendiks 3). Logam berat

lainnya harus dikumpulkan secara terpisah.

Informasi keselamatan kerja

Frase R R 22-36/38-50/53

Berbahaya jika tertelan.Mengiritasi mata dan

kulit.Sangat beracun untuk organisme air, dapat

menyebabkan efek merugikan jangka-panjang dalam

lingkungan air.

Frase S S 22-60-61

Jangan menghirup debu.Bahan ini dan/atau wadah harus

dibuang sebagai limbah berbahaya.Hindari

pelepasan/tumpah ke lingkungan. Rujuklah petunjuk

khusus/lembar data keselamatan.

Jenis-jenis bahaya berbahaya, mengiritasi, berbahaya bagi lingkungan

Hazard Symbol

Harmful

Page 25: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-18

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Dangerous for the environment

(Merck, 2013)

Seng Sulfat (ZnSO4)

Seng sulfat adalah senyawa anorganik dengan rumus ZnSO4 serta salah satu dari tiga

hidrat .Zat ini secara historis dikenal sebagai " vitriol putih ". Zat ini adalah tidak berwarna

padat yang merupakan sumber umum dari ion seng larut (Anonym, 2013).

Produksi dan reaktivitas

Seng sulfat diproduksi dengan memperlakukan seng dengan asam sulfat encer :

Zn + H2SO4 + H2O → 7 ZnSO4 ( H2O ) 7 + H2

Farmasi kelas seng sulfat dihasilkan dari kemurnian tinggi seng oksida :

ZnO + H2SO4 + 6 H2O → ZnSO4 ( H2O ) 7

Di laboratorium , juga dapat dibuat dengan menambahkan seng solid untuk tembaga ( II )

sulfate solution :

Zn + CuSO4 → ZnSO4 + Cu

Dalam larutan berair, segala bentuk seng sulfat berperilaku identik. Solusi ini berair terdiri

dari logam aquo [ Zn ( H2O ) 6 ] 2 + dan kompleks - ion SO42 . Bentuk barium sulfat

ketika solusi ini diperlakukan dengan solusi ion barium :

ZnSO4 + BaCl2 → BaSO4 + ZnCl2

Dengan potensi penurunan -0.76 , seng ( II ) mengurangi hanya dengan susah payah .

Ketika dipanaskan lebih dari 680 C , seng sulfat terurai menjadi gas belerang dioksida dan

seng oksida fume , yang keduanya berbahaya (Anonym, 2013).

Aplikasi dan Kegunaan

Hidrat, terutama heptahydrate tersebut , merupakan bentuk utama yang digunakan secara

komersial. Aplikasi utama adalah sebagai koagulan dalam produksi rayon . Ini juga

merupakan prekursor ke lithopone pigmen . Seng sulfat digunakan untuk memasok seng

dalam pakan ternak, pupuk, dan semprotan pertanian. Seng sulfat, seperti banyak senyawa

seng, dapat digunakan untuk mengontrol pertumbuhan lumut pada atap . Hal ini digunakan

sebagai elektrolit dalam untuk seng plating, sebagai mordan untuk pencelupan, sebagai

pengawet untuk kulit dan kulit dan dalam kedokteran sebagai zat dan muntah (Anonym,

2013).

Page 26: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-19

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Bahan Galian

Sebagai ZnSO4 mineral · 7H2O dikenal sebagai goslarite . Seng sulfat terjadi karena

beberapa mineral minor lainnya Zinc - melanterite ( Zn , Cu , Fe ) SO4 · 7H2O ( struktural

berbeda dari goslarite ) . Hidrat rendah seng sulfat yang jarang ditemukan di alam : ( Zn ,

Fe ) SO4 · 6H2O ( bianchite ) , ( Zn , Mg ) SO4 · 4H2O ( boyleite ) , dan ( Zn , Mn ) SO4 ·

H2O ( gunningite ) (Anonym, 2013).

Tabel II.2 Data Keselamtan Seng Sulfat

Informasi produk

Grade ACS,ISO,Reag. Ph Eur

Synonyms Zinc vitriol

Rumus kimia O4SZn * 7 H2O

Formulasi kimia ZnSO4 * 7 H2O

Kode HS 2833 29 20

Nomor EC 231-793-3

Massa molar 287.54 g/mol

Nomor indeks EC 030-006-00-9

Nomor CAS 7446-20-0

Data kimia dan fisika

Kelarutan di dalam air 965 g/l (20 °C)

Massa molar 287.54 g/mol

Densitas 1.97 g/cm3 (20 °C)

Angka pH 4 - 6 (50 g/l, H2O, 20 °C)

Informasi keselamatan berdasarkan GHS

Page 27: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-20

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Hazard Statement(s) H302: Berbahaya jika tertelan.

H318: Menyebabkan kerusakan mata berat.

H410: Sangat beracun bagi mahluk dalam air

dengan dampak jangka panjang.

Precautionary

Statement(s)

P273: Hindarkan pelepasan ke lingkungan.

P280: Pakai pelindung mata.

P305 + P351 + P338: JIKA TERKENA MATA:

Bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa

menit. Lepas lensa kontak, jika digunakan dan

mudah melakukannya. Lanjutkan membilas.

P313: Cari pertolongan medis.

Signal Word Bahaya

Hazard Pictogram(s)

Kelas penyimpanan 10 - 13 Cairan dan padatan lain

WGK WGK 3 sangat berbahaya untuk air

Disposal 14

Garam anorganik : Kategori I. Larutan netral

dari garam-garam ini : Kategori D. Sebelum

dimasukkan ke dalam kategori D, periksa pH

dengan Indikator pH Universal (Item No.

109535).

Informasi keselamatan kerja

Page 28: Potensial Sel Kelompok Iiia

II-21

Bab II Tinjauan Pustaka

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI-ITS

Frase R R 22-41-50/53

Berbahaya jika tertelan.Risiko cedera serius pada

mata.Sangat beracun untuk organisme air, dapat

menyebabkan efek merugikan jangka-panjang dalam

lingkungan air.

Frase S S 22-26-39-46-60-61

Jangan menghirup debu.Jika kena mata, segera bilas

dengan banyak air dan dapatkan bantuan medis.Pakai

pelindung mata/wajah.Jika tertelan, segera dapatkan

bantuan medis dan tunjukkan wadah ini atau

labelnya.Bahan ini dan/atau wadah harus dibuang

sebagai limbah berbahaya.Hindari pelepasan/tumpah ke

lingkungan. Rujuklah petunjuk khusus/lembar data

keselamatan.

Jenis-jenis bahaya Berbahaya, mengiritasi, berbahaya bagi lingkungan

Hazard Symbol

Harmful

Dangerous for the environment

(Merck, 2013)

Page 29: Potensial Sel Kelompok Iiia

III-1

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

III.1. Variabel Percobaan

a) Variabel Bebas : - Konsentrasi larutan CuSO4

- Konsentrasi larutan ZnSO4

b) Variabel Terikat : - Elektroda Cu

- Elektroda Zn

- Volume larutan CuSO4

- Volume larutan ZnSO4

c) Variabel Kontrol : - Jenis zat terlarut dan zat pelarut

III.2. Alat Percobaan

a) Beaker Glass 250 ml

b) Voltmeter

c) Jembatan garam (selang)

d) Logam Tembaga (Cu)

e) Logam Aluminium (Zn)

f) Labu Ukur 1000 ml

g) Gelas Ukur 100 ml

h) Kaca arloji

i) Pipet tetes

j) Spatula

k) Corong kaca

III.3. Bahan Percobaan

a) Larutan Zn(SO4)

b) Larutan CuSO4

c) Larutan NaCl jenuh

d) Aquades

Page 30: Potensial Sel Kelompok Iiia

III-2

Bab III Metodologi Percobaan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI - ITS

III.4 Prosedur Percobaan

1. Isi beaker glass yang berisi lempengan logam tembaga dengan larutan CuSO4

konsentrasi pertama 0,12N

2. Isi beaker glass lain yang berisi lempengan logam sampel dengan larutan garam

sejenis Zn(SO4) konsentrasi pertama 0,12N

3. Hubungkan kedua beaker glass dengan jembatan garam

4. Hubungkan kutub negative voltmeter pada elektroda tembaga dan kutub positif

pada elektroda sampel

5. Amati voltase yang terjadi

6. Ulangi percobaan dengan konsentrasi larutan yang berikutnya menggunakan

variabel konsentrasi 0,15N; 0,18N; 0,21N; 0,23N; 0,25N; 0,30N; 0,60N; 0,90N

III.5 Diagram Alir

Mulai

Isi beaker glass yang berisi lempengan logam tembaga

dengan larutan CuSO4 konsentrasi pertama 0,12N

Isi beaker glass lain yang berisi lempengan logam sampel

dengan larutan garam sejenis Zn(SO4) konsentrasi

pertama 0,12N

Hubungkan kedua beaker glass dengan jembatan garam

Hubungkan kutub negative voltmeter pada elektroda tembaga dan

kutub positif pada elektroda sampel

A

Page 31: Potensial Sel Kelompok Iiia

III-3

Bab III Metodologi Percobaan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI - ITS

A

Amati voltase yang terjadi

Ulangi percobaan dengan konsentrasi larutan yang lain hingga selesai

Selesai

Page 32: Potensial Sel Kelompok Iiia

III-4

Bab III Metodologi Percobaan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI - ITS

III.6 Gambar Alat

Beaker Glass Voltmeter

Jembatan Garam (selang)

Logam Tembaga (Cu)

Logam Aluminium (Al)

Labu Ukur

Gelas Ukur

Kaca arloji

Pipet tetes

Spatula

Corong kaca

Page 33: Potensial Sel Kelompok Iiia

III-5

Bab III Metodologi Percobaan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI - ITS

Page 34: Potensial Sel Kelompok Iiia

III-6

Bab III Metodologi Percobaan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI - ITS

Page 35: Potensial Sel Kelompok Iiia

III-7

Bab III Metodologi Percobaan

Laboratorium Kimia Fisika

Program Studi D3 Teknik Kimia

FTI - ITS

Page 36: Potensial Sel Kelompok Iiia

IV-1

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Percobaan

Dari percobaan Potensial Sel didapatkan hasil percobaan adalah sebagai berikut :

Tabel IV.1.1 Hasil percobaan Potensial Sel

IV.2 Pembahasan

Berdasarkan tabel IV.1.1 didapatkan dengan menggunakan skala 200m pada

voltmeter adalah pada konsentrasi larutan CuSO4 dan ZnSO4 0,12 N jarum pada

voltmeter pada percobaan pertama menunjuk angka rata-rata 29,1, pada konsentrasi

0,15 N volt rata-rata 38,1, pada konsentrasi 0,18 N volt rata-rata 61,27, pada konsentrasi

0,21 N volt rata-rata 44,47, pada konsentrasi 0,23 volt rata-ratanya 23,47, pada

konsentrasi 0,25 N volt rata-rata 49, pada konsentrasi 0,30 N volt rata-rata 31, pada

konsentrasi 0,60 N volt rata-rata 54,2, pada konsentrasi 0,90 N volt rata-rata 71,27.

Konsentrasi Larutan

CuSO4 dan ZnSO4

Voltase Rata-rata

I II III

0,12 36,6 20,3 30,3 29,1

0,15 31 45,5 37,8 38,1

0,18 69,5 37,8 76,5 61,27

0,21 32,5 57,7 43,2 44,47

0,23 33,6 19,2 17,6 23,47

0,25 50,3 58,4 38,3 49

0,30 26,3 25,1 41,6 31

0,60 58,5 52,6 51,5 54,2

0,90 79,5 78,4 55,9 71,27

Page 37: Potensial Sel Kelompok Iiia

Bab IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

IV-2

Laboratorium Kimia Fisika

Program studi D3 Teknik Kimia

FTI - ITS

Berdasarkan hasil pengamatan dari proses percobaan yang telah dilakukan,

larutan CuSO4 dan ZnSO4 yang dihubungkan dengan jembatan garam berupa selang

yang berisi larutan NaCl jenuh bertindak sebagai elektrolit. Sedangkan Logam yang

dimasukkan pada kedua larutan itu disebut elektrode. Elektrode pada sel ini terbuat dari

tembaga (Cu) dan seng (Zn). Tembaga berfungsi sebagai katode (+), sedangkan besi

berfungsi sebagai anode (-).

Reaksi redoks yang terjadi pada sel volta sebagai berikut :

(anode) : Zn(s) → Zn2+

(aq) + 2e

(katode) : Cu2+

(aq) + 2e → Cu(s)

Reaksi sel : Zn(s) + Cu2+

(aq) → Zn2+

(aq) + Cu(s)

Berdasarkan proses yang berlangsung pada sel di atas, logam Seng akan

melepaskan elektron dan membentuk ion Zn2+

(aq). Elektron tersebut akan mengalir

melalui pipa penghubung, selanjutnya diterima oleh ion Cu2+

untuk membentuk

endapan logam tembaga (Cu). Akibatnya larutan CuSO4 semakin berkurang

konsentrasinya, sedangkan electrode Cu (katode) semakin bertambah massanya.

Sementara itu, logam Zn semakin berkurang massanya karena berubah menjadi ion Zn2+

sehingga jumlah ion Zn2+

dalam larutan semakin bertambah. Penambahan ion

Zn2+

ini tidak seimbang dengan jumlah anion SO42-

yang tetap. Karena ion positif dan

negative tidak seimbang. Anion SO42-

yang berasal dari jembatan garam akan masuk ke

dalam larutan yang mengandung ion Zn2+

(daerah anode). Akibatnya larutan di daerah

anode semakin pekat.

Penulisan reaksi sel tersebut dapat diseerhanakan dalam bentuk lambing sel

berikut :

Reaksi oksidasi diruas kiri (anode) dan reaksi reduksi di ruas kanan (katode),

keduanya dipisahkan dengan jembatan garam (tanda ||). Jembatan garam ini berfungsi

mentransfer elektron dan menyeimbangkan muatan pada setiap larutan.

Zn(s) | Zn2+(aq) || Cu2+(aq) | Cu(s)

Page 38: Potensial Sel Kelompok Iiia

Bab IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

IV-3

Laboratorium Kimia Fisika

Program studi D3 Teknik Kimia

FTI - ITS

Grafik IV.2.1 Hubungan Antara Voltase Rata-rata dengan Konsentrasi Larutan CuSO4 dan

ZnSO4

Berdasarkan grafik IV.2.1 hasil yang didapatkan bila dibentuk grafik adalah tidak sesuai

dengan literatur yang ada dimana kenaikan konsentrasi larutan akan diimbangi dengan

kenaikan voltase pada voltmeter namun, pada percobaan potensial sel kali ini hasil yang

dicapai naik turun atau tidak konstan naik. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa

faktor diantaranya kurang teliti dalam membuat larutan serta saat penimbangan, voltmeter

digital yang digunakan cenderung berubah-ubah terus menerus, hanya beberapa percobaan

saja dimana voltmeter dapat berhenti dan menunjukkan hasil yang akurat.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0,12 0,15 0,18 0,21 0,23 0,25 0,3 0,6 0,9

Konsentrasi CuSO4 dan ZnSO4 (N)

Voltase

(V)

Page 39: Potensial Sel Kelompok Iiia

Bab IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

IV-4

Laboratorium Kimia Fisika

Program studi D3 Teknik Kimia

FTI - ITS

Grafik IV.2.2 Deviasi Nilai Potensial Sel

Berdasarkan grafik IV.2.2, deviasi nilai potensial sel dari percobaan ini antara hasil percobaan

dengan hasil reaksi mengalami perbedaan yang sangat besar. Pada potensial sel hasil reaksi

mengalami fluktuasi yang besar sedangkan pada potensial sel hasil reaksi mengalami grafik

yang lurus.

0

20

40

60

80

100

120

0,12 0,15 0,18 0,21 0,23 0,25 0,3 0,6 0,9

Po

ten

sial

Se

l (V

)

Konsentrasi (N)

Potensial hasil percobaan

Potensial hasil reaksi

Page 40: Potensial Sel Kelompok Iiia

V-1

BAB V

KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari percobaan potensial sel ini didapatkan pada konsentrasi 0,12N rata-rata potensial

sel sebesar 29,1 volt. Pada konsentrasi 0,15N rata-rata potensial sel sebesar 38,1 volt.

Pada konsentrasi 0,18N rata-rata potensial sel sebesar 61,27 volt. Pada konsentrasi

0,21N rata-rata potensial sel sebesar 44,47 volt. Pada konsentrasi 0,23N rata-rata

potensial sel sebesar 23,47 volt. Pada konsentrasi 0,25N rata-rata potensial sel sebesar

49 volt. Pada konsentrasi 0,30N rata-rata potensial sel sebesar 31 volt. Pada

konsentrasi 0,60N rata-rata potensial sel sebesar 54,2 volt. Pada konsentrasi 0,90N

rata-rata potensial sel sebesar 71,27 volt.

2. Hasil optimum yang diperoleh pada percobaan potensial sel ini adalah 71,90 Volt pada

konsentrasi larutan CuSO4 dan ZnSO4 0,90N.

3. Hasil minimum yang diperoleh pada percobaan potensial sel ini adalah 23,47 Volt

pada konsentrasi larutan CuSO4 dan ZnSO4 0,23N.

4. Berdasarkan hasil percobaan didapatkan konsentrasi berbanding lurus dengan nilai

dari potensial sel dimana semakin besar konsentrasi maka akan semakin besar nilai

dari potensial sel tersebut.

Page 41: Potensial Sel Kelompok Iiia

vi

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, I. (2008, Oktober 8). Home. Retrieved Desember 15, 2013, from Wordpress:

http://imamahmadi.wordpress.com/sel-volta/

Andy. (2009, September 10). Home. Retrieved Desember 15, 2013, from Wordpress:

http://andykimia03.wordpress.com/2009/09/10/elektrokimia-ii-sel-elektrolisis/

Anonym. (2013, September 07). Article. Retrieved December 15, 2013, from Wikipedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Zinc_sulfate

Anonym. (2009, Oktober -). Home. Retrieved Desember 15, 2013, from Blogspot:

http://k15tiumb.blogspot.com/2009/10/potensial-sel.html

Anonym. (2009, Juni -). Home. Retrieved Desember 15, 2013, from blogspot:

http://chemsin.blogspot.com/2009/06/persamaan-nernst-dan-sel-konsentrasi_16.html

Anonym. (2010, Januari -). Home. Retrieved Desember 2013, 2013, from Wordpress:

http://zhivinachem.wordpress.com/reaksi-redoks-dan-elektrokimia/

Anonym. (2012, februari -). home. Retrieved desember 15, 2013, from blogspot:

http://belajar-sob.blogspot.com

Anonym. (2013, April 06). home. Retrieved Desember 15, 2013, from Wikipedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_galvani

Anonym. (2013, April 7). Home. Retrieved Desember 15, 2013, from Wikipedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Tembaga%28II%29_sulfat

Lindra. (2011, - -). Home. Retrieved Desember 15, 2013, from wordpress:

http://lindrakimiapasca.wordpress.com/kelas-xii-2/30-2/sel-volta/

Ratna. (2009, Desember 12). home. Retrieved Desember 15, 2013, from Chem-is-try:

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/potensial-sel-reaksi-sel-

dan-penentuan-potensial-reduksi/

Page 42: Potensial Sel Kelompok Iiia

vii

DAFTAR NOTASI

Simbol Keterangan Satuan

m Massa gram

M Molaritas M

N Normalitas N

V Volt V

V Volume L

Page 43: Potensial Sel Kelompok Iiia

APPENDIKS

Percobaan I

a. Membuat larutan CuSO4 0,12N

Diketahui :

1. NCuSO4 = 0,12N

2. Mr CuSO4 = 161,4

3. Ekuivalen CuSO4 = 2

Ditanya :

Massa CuSO4 ?

Jawab :

N = M.e

0,12 = M. 2

M = 0,06M

M = 𝑚

𝑀𝑟 𝑥

1000

𝑣

0,06 = 𝑚

161,4 𝑥

1000

250

Massa = 2,421 gram

b. Membuat larutan ZnSO4 0,12N

Diketahui :

4. NZnSO4 = 0,12N

5. Mr ZnSO4 = 161,4

6. Ekuivalen ZnSO4 = 2

Ditanya :

Massa ZnSO4 ?

Jawab :

N = M.e

0,12 = M. 2

M = 0,06M

M = 𝑚

𝑀𝑟 𝑥

1000

𝑣

0,06 = 𝑚

161,4 𝑥

1000

250

Massa = 2,421 gram

Page 44: Potensial Sel Kelompok Iiia

Percobaan II

a. Membuat larutan CuSO4 0,15N

Diketahui :

1. NCuSO4 = 0,15N

2. Mr CuSO4 = 161,4

3. Ekuivalen CuSO4 = 2

Ditanya :

Massa CuSO4 ?

Jawab :

N = M.e

0,15 = M. 2

M = 0,075M

M = 𝑚

𝑀𝑟 𝑥

1000

𝑣

0,075 = 𝑚

161,4 𝑥

1000

250

Massa = 3,02625gram

b. Membuat larutan ZnSO4 0,15N

Diketahui :

1. NZnSO4 = 0,15N

2. Mr ZnSO4 = 161,4

3. Ekuivalen ZnSO4 = 2

Ditanya :

Massa ZnSO4 ?

Jawab :

N = M.e

0,15 = M. 2

M = 0,075M

M = 𝑚

𝑀𝑟 𝑥

1000

𝑣

0,075 = 𝑚

161,4 𝑥

1000

250

Massa = 3,02625gram

Page 45: Potensial Sel Kelompok Iiia

Percobaan VIII

a. Membuat larutan CuSO4 0,60N

Diketahui :

1. NCuSO4 = 0,60N

2. Mr CuSO4 = 161,4

3. Ekuivalen CuSO4 = 2

Ditanya :

Massa CuSO4 ?

Jawab :

N = M.e

0,60 = M. 2

M = 0,009M

M = 𝑚

𝑀𝑟 𝑥

1000

𝑣

0,030 = 𝑚

161,4 𝑥

1000

250

Massa = 3,6315gram

b. Membuat larutan ZnSO4 0,15N

Diketahui :

1. NZnSO4 = 0,15N

2. Mr ZnSO4 = 161,4

3. Ekuivalen ZnSO4 = 2

Ditanya :

Massa ZnSO4 ?

Jawab :

N = M.e

0,15 = M. 2

M = 0,075M

M = 𝑚

𝑀𝑟 𝑥

1000

𝑣

0,075 = 𝑚

161,4 𝑥

1000

250

Massa = 3,02625gram

Page 46: Potensial Sel Kelompok Iiia

Percobaan IV

a. Membuat larutan CuSO4 0,18N

Diketahui :

1. NCuSO4 = 0,18N

2. Mr CuSO4 = 161,4

3. Ekuivalen CuSO4 = 2

Ditanya :

Massa CuSO4 ?

Jawab :

N = M.e

0,18 = M. 2

M = 0,09M

M = 𝑚

𝑀𝑟 𝑥

1000

𝑣

0,09 = 𝑚

161,4 𝑥

1000

250

Massa = 3,6315gram

b. Membuat larutan ZnSO4 0,18N

Diketahui :

4. NZnSO4 = 0,18N

5. Mr ZnSO4 = 161,4

6. Ekuivalen ZnSO4 = 2

Ditanya :

Massa ZnSO4 ?

Jawab :

N = M.e

0,18 = M. 2

M = 0,09M

M = 𝑚

𝑀𝑟 𝑥

1000

𝑣

0,09 = 𝑚

161,4 𝑥

1000

250

Massa = 3,6315gram

Page 47: Potensial Sel Kelompok Iiia

Percobaan V

a. Membuat larutan CuSO4 0,21N

Diketahui :

1. NCuSO4 = 0,21N

2. Mr CuSO4 = 161,4

3. Ekuivalen CuSO4 = 2

Ditanya :

Massa CuSO4 ?

Jawab :

N = M.e

0,21 = M. 2

M = 0,0105M

M = 𝑚

𝑀𝑟 𝑥

1000

𝑣

0,0105 = 𝑚

161,4 𝑥

1000

250

Massa = 4,23675gram

b. Membuat larutan ZnSO4 0,21N

Diketahui :

7. NZnSO4 = 0,15N

8. Mr ZnSO4 = 161,4

9. Ekuivalen ZnSO4 = 2

Ditanya :

Massa ZnSO4 ?

Jawab :

N = M.e

0,21 = M. 2

M = 0,0105M

M = 𝑚

𝑀𝑟 𝑥

1000

𝑣

0,0105 = 𝑚

161,4 𝑥

1000

250

Massa = 4,23675gram

Page 48: Potensial Sel Kelompok Iiia

Percobaan VI

a. Membuat larutan CuSO4 0,23N

Diketahui :

4. NCuSO4 = 0,23N

5. Mr CuSO4 = 161,4

6. Ekuivalen CuSO4 = 2

Ditanya :

Massa CuSO4 ?

Jawab :

N = M.e

0,23 = M. 2

M = 0,115M

M = 𝑚

𝑀𝑟 𝑥

1000

𝑣

0,115 = 𝑚

161,4 𝑥

1000

250

Massa = 4,64025gram

c. Membuat larutan ZnSO4 0,23N

Diketahui :

10. NZnSO4 = 0,115N

11. Mr ZnSO4 = 161,4

12. Ekuivalen ZnSO4 = 2

Ditanya :

Massa ZnSO4 ?

Jawab :

N = M.e

0,115 = M. 2

M = 0,115M

M = 𝑚

𝑀𝑟 𝑥

1000

𝑣

0,115 = 𝑚

161,4 𝑥

1000

250

Massa = 4,64025gram

Page 49: Potensial Sel Kelompok Iiia

Percobaan VII

a. Membuat larutan CuSO4 0,25N

Diketahui :

1. NCuSO4 = 0,25N

2. Mr CuSO4 = 161,4

3. Ekuivalen CuSO4 = 2

Ditanya :

Massa CuSO4 ?

Jawab :

N = M.e

0,25 = M. 2

M = 0,125M

M = 𝑚

𝑀𝑟 𝑥

1000

𝑣

0,125 = 𝑚

161,4 𝑥

1000

250

Massa = 5,04375gram

b. Membuat larutan ZnSO4 0,25N

Diketahui :

1. NZnSO4 = 0,25N

2. Mr ZnSO4 = 161,4

3. Ekuivalen ZnSO4 = 2

Ditanya :

Massa ZnSO4 ?

Jawab :

N = M.e

0,25 = M. 2

M = 0,125M

M = 𝑚

𝑀𝑟 𝑥

1000

𝑣

0,125 = 𝑚

161,4 𝑥

1000

250

Massa = 5,04375gram

Page 50: Potensial Sel Kelompok Iiia

Percobaan VIII

a. Membuat larutan CuSO4 0,30N

Diketahui :

1. NCuSO4 = 0,30N

2. Mr CuSO4 = 161,4

3. Ekuivalen CuSO4 = 2

Ditanya :

Massa CuSO4 ?

Jawab :

N = M.e

0,30 = M. 2

M = 0,15M

M = 𝑚

𝑀𝑟 𝑥

1000

𝑣

0,15 = 𝑚

161,4 𝑥

1000

250

Massa = 12,105gram

b. Membuat larutan ZnSO4 0,30N

Diketahui :

1. NZnSO4 = 0,30N

2. Mr ZnSO4 = 161,4

3. Ekuivalen ZnSO4 = 2

Ditanya :

Massa ZnSO4 ?

Jawab :

N = M.e

0,30 = M. 2

M = 0,15M

M = 𝑚

𝑀𝑟 𝑥

1000

𝑣

0,15 = 𝑚

161,4 𝑥

1000

250

Massa = 6,0525gram

Page 51: Potensial Sel Kelompok Iiia

Percobaan XI

a. Membuat larutan CuSO4 0,90N

Diketahui :

1. NCuSO4 = 0,90N

2. Mr CuSO4 = 161,4

3. Ekuivalen CuSO4 = 2

Ditanya :

Massa CuSO4 ?

Jawab :

N = M.e

0,90 = M. 2

M = 0,45M

M = 𝑚

𝑀𝑟 𝑥

1000

𝑣

0,45 = 𝑚

161,4 𝑥

1000

250

Massa = 18,1575gram

b. Membuat larutan ZnSO4 0,90N

Diketahui :

1. NZnSO4 = 0,90N

2. Mr ZnSO4 = 161,4

3. Ekuivalen ZnSO4 = 2

Ditanya :

Massa ZnSO4 ?

Jawab :

N = M.e

0,90 = M. 2

M = 0,45M

M = 𝑚

𝑀𝑟 𝑥

1000

𝑣

0,45 = 𝑚

161,4 𝑥

1000

250

Massa = 18,1575gram