Potensi Tanaman Alelopati Dapat Dimanfaatkan Sebagai Pestisida Alternatif Yang Ramah Lingkungan
-
Upload
sekar-nur-insani -
Category
Documents
-
view
83 -
download
2
description
Transcript of Potensi Tanaman Alelopati Dapat Dimanfaatkan Sebagai Pestisida Alternatif Yang Ramah Lingkungan
POTENSI TANAMAN ATAU TUMBUHAN ALELOPATI SEBAGAI PESTISIDA
ALTERNATIF
Di bidang pertanian, pestisida diartikan sebagai bahan kimia yang digunakan untuk
membunuh atau mengendalikan organisme penggangu tanaman (OPT), yaitu hama,
penyakit, dan tumbuhan pengganggu (gulma). Penggunaan pestisida ini dimaksudkan untuk
mengurangi populasi OPT dan menekan kehilangan hasil akibat serangan OPT tersebut.
Dewasa ini, pestisida merupakan sarana yang sangat diperlukan di bidang pertanian.
Bahkan ada yang mengatakan bahwa petani dan pestisida adalah dua sisi yang tidak bisa
dipisahkan. Penggunaan pestisida oleh sebagian besar petani dianggap lebih efektif, praktis,
serta mendatangkan keuntungan ekonomi lebih besar dibanding teknik pengendalian hama
lainnya.
Dari waktu ke waktu penggunaan pestisida meningkat dengan pesat. Peningkatan
penggunaan pestisida ini disebabkan karena peningkatan pembangunan pertanian itu
sendiri, seperti yang disampaikan oleh Untung (2007), kebijakan intensifikasi pertanian
mendorong peningkatan penggunaan pestisida oleh petani di Indonesia yang semula belum
mengenal pestisida. Dalam program swasembada pangan, pestisida dimasukkan sebagai
salah satu paket produksi yang harus diambil sebagai kredit oleh petani peserta program.
Memang kita akui, pestisida banyak memberi manfaat dan keuntungan, diantaranya
cepat menurunkan populasi OPT, cara penggunaannya mudah dan praktis serta secara
ekonomi penggunaan pestisida relatif menguntungkan. Namun, dibalik manfaatnya yang
besar bagi peningkatan produksi pertanian, terdapat bahaya yang mengerikan. Tak bisa
dipungkiri, bahaya pestisida semakin nyata dirasakan masyarakat, terlebih akibat
penggunaan pestisida yang tidak bijaksana. Pestisida dapat berpengaruh buruk bagi
kesehatan manusia, pencemaran lingkungan, serta kehidupan flora dan fauna. Oleh
karenanya diperlukan alternatif lain yang lebih banyak memberikan dampak positif bagi
kesehatan manusia dan lingkungan. Alternatif lainnya yaitu dengan memanfaatkan
fenomena alelopati.
Alelopati adalah suatu fenomena alam dimana suatu organisme memproduksi dan
mengeluarkan suatu senyawa yang dapat berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan
organisme lain. Sehingga tanaman atau tumbuhan yang berada di sekitar tanaman yang
menghasilkan senyawa alelopati menjadi terganggu pertumbuhannya atu bahkan mati. Oleh
karena itu, alelopati dapat dimanfaatkan sebagai pembasmi gulma, sehingga mengurangi
penggunaan herbisida sintetis yang dapat merusak lingkungan. Risvi et al. (1992) cit. Master
(2012) melaporkan beberapa senyawa yang diidentifikasi sebagai senyawa alelopati yaitu
flavanoid, tanin, asam fenolat, asam ferulat, kumarin, terpenoid, stereoid, sianohidrin,
quinon, asam sinamik dan derivatnya.
Batish et al. (2001) cit. Djazuli (2011), melaporkan 56 spesies tanaman semusim
bersifat alelopati terhadap tanaman yang lain, 56 spesies tanaman semusim bersifat
alelopati terhadap gulma, dan 31 spesies tanaman semusim bersifat autotoxic (meracuni
tanaman itu sendiri). Berdasarkan beberapa penelitian, tanaman atau tumbuhan yang
bersifat alelopati dapat digunakan sebagai herbisida, fungisida maupun insektisida alami.
Berikut adalah beberapa hasil penelitian mengenai beberapa tanaman alelopati yang dapat
dijadikan sebagai alternatif pestisida alami.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Soekarno et al. (2012), ekstrak daun
kangkung (Ipomea aquatica) 20% dapat digunakan sebagai biofungisida untuk menghambat
pertumbuhan dan perkembangan jamur Fusarium sp. yang menyebabkan busuk buah pada
tomat. Daun kangkung mengandung flavanoid sebesar 37.6% yang merupakan senyawa
fenolat terhidroksilasi dan senyawa tersebut disintesis tanaman sebagai respons terhadap
infeksi mikrob patogen (Yadav dan Argawala 2011 cit. Soekarno et al., 2012). Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, ekstrak kangkung mempunyai potensi sebagai anticendawan untuk
menekan pertumbuhan Fusarium sp. penyebab penyakit busuk buah tomat.
Penelitian lain dilakukan terhadap tumbuhan Kirinyu (Chromolaena odorata). Kirinyu
adalah gulma yang pertumbuhannya sangat cepat dan sulit dikendalikan, sehingga dapat
menjadi kompetitor bagi tanaman budidaya. Akan tetapi, di sisi lain tumbuhan ini juga dapat
digunakan sebagai pestisida alami karena diduga memiliki efek alelopati. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Thamrin et al. (2013), yaitu ekstrak daun kirinyu efektif mengendalikan
ulat grayak dengan mortalitas 80-100%, serta menekan tingkat kerusakan kedelai hingga
55,2%. Menurut Biller et al. (1994) cit. Thamrin et al. (2013), kirinyu mengandung
pryrrolizidine alkaloids yang bersifat racun.
Tanaman lain yang bersifat alelopati dan memiliki potensi sebagai herbisida alami
yaitu kacang asu (jawa) (Calopogonium mucunoides) dari famili leguminosae yang sering
digunakan sebagai tanaman penutup tanah (legume cover crop) di lahan perkebunan.
Ekstrak daun Calopogonium mucunoides dapat menurunkan daya perkecambahan dan
pertumbuhan, serta meningkatkan persentase kematian anakan gulma ara sungsang
(Asystasia gangetica). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sihombing et al. (2012),
menyatakan bahwa pada daun Calopogonium mucunoides tersebut terdapat senyawa
flavanoid dan tanin yang dapat menyebabkan terganggunya kerja enzim pada gulma,
sehingga penyerapan unsur hara dan air menjadi terganggu. Hal tersebut akan
mengakibatkan terhambatnya proses fisiologi tumbuhan secara keseluruhan. Tanaman dari
famili leguminoseae lain yang juga memiliki kemampuan alelopati adalah kacang hijau. Tang
dan Zhang (1986); Waller et al. (1995) cit. Solichatun (2000), menemukan bahwa kacang
hijau memiliki kemampuan alelopati terhadap beberapa jenis gulma dan tanaman budidaya
seperti selada, tomat dan kacang hijau itu sendiri.
Penggunaan tanaman alelopati sebagai pestisida tersebut dapat dilakukan dengan
cara menanam tanaman alelopati didekat tanaman utama (tanaman yang hendak kita
budidayakan). Akan tetapi kita harus memperhatikan apakah tanaman alelopati tersebut
akan berkompetisi dan mengganggu pertumbuhan tanaman yang kita budidayakan atau
tidak. Sehingga kita harus pandai dalam memadu padankan tanaman yang sesuai agar
tidak terjadi kompetisi yang merugikan. Selain dengan cara menanam langsung, dapat juga
dengan cara mengambil ekstrak dari tanaman yang mengandung senyawa alelopati
tersebut, ekstrak tersebut kemudian digunakan sebagai pestisida. Potensi tanaman alelopati
ini sangat besar untuk dikembangkan sebagai pestisida alternatif yang ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Untung, K. 2007. Kebijakan Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Master, J.. 2012. Alelopati. <http://staff.unila.ac.id/janter/2012/09/10/alelopati/>. Diakses pada 21 September 2014.
Djazuli, M.. 2012. Potensi senyawa alelopati sebagai herbisida nabati alternatif pada budidaya lada organik. Semnas Pesnab IV. <http://balittro.litbang.deptan.go.id/ind/images/publikasi/prosiding/pesnabiv/15.Djazuli%20herbnab%20alelopati%20177-186p.pdf>. Diunduh pada 21 September 2014.
Soekarno, B. P. W., Surono, dan E. Marhaenis. Potensi ekstrak kangkung sebagai biofungisida untuk mengendalikan penyakit busuk buah Fusarium pada tomat. Jurnal Fitopatologi Indonesia. 8(5):121-126.
Thamrin, M., S. Asikin, dan M. Willis. 2013. Tumbuhan kirinyu Chromolaena odorata (L) (Asteraceae: Asterales) sebagai insektisida nabati untuk menendalikan ulat grayak Spodoptera litura. J. Litbang Pert. 33(3):112-120.
Sihombing, A., S. Fatonah, dan F. Silviana. 2012. Pengaruh alelopati Calopogonium mucunoides Desv. terhadap perkecambahan dan pertumbuhan anakan gulma Asystasia gangetica (L.) T. Anderson. Biospecies. 5(2):5-10.
Solichatun. 2000. Alelopati ekstrak kacang hijau (Vigna radiata (L.) Wilczek) terhadap perkecambahan kedelai (Glycine max Merr.). BioSmart. 2(2):31.