Potensi Tanaman Alelopati Dapat Dimanfaatkan Sebagai Pestisida Alternatif Yang Ramah Lingkungan

5
POTENSI TANAMAN ATAU TUMBUHAN ALELOPATI SEBAGAI PESTISIDA ALTERNATIF Di bidang pertanian, pestisida diartikan sebagai bahan kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan organisme penggangu tanaman (OPT), yaitu hama, penyakit, dan tumbuhan pengganggu (gulma). Penggunaan pestisida ini dimaksudkan untuk mengurangi populasi OPT dan menekan kehilangan hasil akibat serangan OPT tersebut. Dewasa ini, pestisida merupakan sarana yang sangat diperlukan di bidang pertanian. Bahkan ada yang mengatakan bahwa petani dan pestisida adalah dua sisi yang tidak bisa dipisahkan. Penggunaan pestisida oleh sebagian besar petani dianggap lebih efektif, praktis, serta mendatangkan keuntungan ekonomi lebih besar dibanding teknik pengendalian hama lainnya. Dari waktu ke waktu penggunaan pestisida meningkat dengan pesat. Peningkatan penggunaan pestisida ini disebabkan karena peningkatan pembangunan pertanian itu sendiri, seperti yang disampaikan oleh Untung (2007), kebijakan intensifikasi pertanian mendorong peningkatan penggunaan pestisida oleh petani di Indonesia yang semula belum mengenal pestisida. Dalam program swasembada pangan, pestisida dimasukkan sebagai salah satu paket produksi yang harus diambil sebagai kredit oleh petani peserta program. Memang kita akui, pestisida banyak memberi manfaat dan keuntungan, diantaranya cepat menurunkan populasi OPT, cara penggunaannya mudah dan praktis serta secara ekonomi penggunaan pestisida relatif menguntungkan. Namun, dibalik manfaatnya yang besar bagi peningkatan produksi pertanian, terdapat bahaya yang mengerikan. Tak bisa dipungkiri, bahaya pestisida semakin nyata dirasakan masyarakat, terlebih akibat penggunaan pestisida yang tidak bijaksana. Pestisida dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan manusia, pencemaran lingkungan, serta kehidupan flora dan fauna. Oleh karenanya diperlukan alternatif lain yang lebih banyak

description

artikel tentang potensi tanaman alelopati sebagai pestisida alternatif

Transcript of Potensi Tanaman Alelopati Dapat Dimanfaatkan Sebagai Pestisida Alternatif Yang Ramah Lingkungan

Page 1: Potensi Tanaman Alelopati Dapat Dimanfaatkan Sebagai Pestisida Alternatif Yang Ramah Lingkungan

POTENSI TANAMAN ATAU TUMBUHAN ALELOPATI SEBAGAI PESTISIDA

ALTERNATIF

Di bidang pertanian, pestisida diartikan sebagai bahan kimia yang digunakan untuk

membunuh atau mengendalikan organisme penggangu tanaman (OPT), yaitu hama,

penyakit, dan tumbuhan pengganggu (gulma). Penggunaan pestisida ini dimaksudkan untuk

mengurangi populasi OPT dan menekan kehilangan hasil akibat serangan OPT tersebut.

Dewasa ini, pestisida merupakan sarana yang sangat diperlukan di bidang pertanian.

Bahkan ada yang mengatakan bahwa petani dan pestisida adalah dua sisi yang tidak bisa

dipisahkan. Penggunaan pestisida oleh sebagian besar petani dianggap lebih efektif, praktis,

serta mendatangkan keuntungan ekonomi lebih besar dibanding teknik pengendalian hama

lainnya.

Dari waktu ke waktu penggunaan pestisida meningkat dengan pesat. Peningkatan

penggunaan pestisida ini disebabkan karena peningkatan pembangunan pertanian itu

sendiri, seperti yang disampaikan oleh Untung (2007), kebijakan intensifikasi pertanian

mendorong peningkatan penggunaan pestisida oleh petani di Indonesia yang semula belum

mengenal pestisida. Dalam program swasembada pangan, pestisida dimasukkan sebagai

salah satu paket produksi yang harus diambil sebagai kredit oleh petani peserta program.

Memang kita akui, pestisida banyak memberi manfaat dan keuntungan, diantaranya

cepat menurunkan populasi OPT, cara penggunaannya mudah dan praktis serta secara

ekonomi penggunaan pestisida relatif menguntungkan. Namun, dibalik manfaatnya yang

besar bagi peningkatan produksi pertanian, terdapat bahaya yang mengerikan. Tak bisa

dipungkiri, bahaya pestisida semakin nyata dirasakan masyarakat, terlebih akibat

penggunaan pestisida yang tidak bijaksana. Pestisida dapat berpengaruh buruk bagi

kesehatan manusia, pencemaran lingkungan, serta kehidupan flora dan fauna. Oleh

karenanya diperlukan alternatif lain yang lebih banyak memberikan dampak positif bagi

kesehatan manusia dan lingkungan. Alternatif lainnya yaitu dengan memanfaatkan

fenomena alelopati.

Alelopati adalah suatu fenomena alam dimana suatu organisme memproduksi dan

mengeluarkan suatu senyawa yang dapat berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan

organisme lain. Sehingga tanaman atau tumbuhan yang berada di sekitar tanaman yang

menghasilkan senyawa alelopati menjadi terganggu pertumbuhannya atu bahkan mati. Oleh

karena itu, alelopati dapat dimanfaatkan sebagai pembasmi gulma, sehingga mengurangi

penggunaan herbisida sintetis yang dapat merusak lingkungan. Risvi et al. (1992) cit. Master

(2012) melaporkan beberapa senyawa yang diidentifikasi sebagai senyawa alelopati  yaitu

Page 2: Potensi Tanaman Alelopati Dapat Dimanfaatkan Sebagai Pestisida Alternatif Yang Ramah Lingkungan

flavanoid, tanin, asam fenolat, asam ferulat, kumarin, terpenoid, stereoid, sianohidrin,

quinon, asam sinamik dan derivatnya.

Batish et al. (2001) cit. Djazuli (2011), melaporkan 56 spesies tanaman semusim

bersifat alelopati terhadap tanaman yang lain, 56 spesies tanaman semusim bersifat

alelopati terhadap gulma, dan 31 spesies tanaman semusim bersifat autotoxic (meracuni

tanaman itu sendiri). Berdasarkan beberapa penelitian, tanaman atau tumbuhan yang

bersifat alelopati dapat digunakan sebagai herbisida, fungisida maupun insektisida alami.

Berikut adalah beberapa hasil penelitian mengenai beberapa tanaman alelopati yang dapat

dijadikan sebagai alternatif pestisida alami.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Soekarno et al. (2012), ekstrak daun

kangkung (Ipomea aquatica) 20% dapat digunakan sebagai biofungisida untuk menghambat

pertumbuhan dan perkembangan jamur Fusarium sp. yang menyebabkan busuk buah pada

tomat. Daun kangkung mengandung flavanoid sebesar 37.6% yang merupakan senyawa

fenolat terhidroksilasi dan senyawa tersebut disintesis tanaman sebagai respons terhadap

infeksi mikrob patogen (Yadav dan Argawala 2011 cit. Soekarno et al., 2012). Berdasarkan

hasil penelitian tersebut, ekstrak kangkung mempunyai potensi sebagai anticendawan untuk

menekan pertumbuhan Fusarium sp. penyebab penyakit busuk buah tomat.

Penelitian lain dilakukan terhadap tumbuhan Kirinyu (Chromolaena odorata). Kirinyu

adalah gulma yang pertumbuhannya sangat cepat dan sulit dikendalikan, sehingga dapat

menjadi kompetitor bagi tanaman budidaya. Akan tetapi, di sisi lain tumbuhan ini juga dapat

digunakan sebagai pestisida alami karena diduga memiliki efek alelopati. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Thamrin et al. (2013), yaitu ekstrak daun kirinyu efektif mengendalikan

ulat grayak dengan mortalitas 80-100%, serta menekan tingkat kerusakan kedelai hingga

55,2%. Menurut Biller et al. (1994) cit. Thamrin et al. (2013), kirinyu mengandung

pryrrolizidine alkaloids yang bersifat racun.

Tanaman lain yang bersifat alelopati dan memiliki potensi sebagai herbisida alami

yaitu kacang asu (jawa) (Calopogonium mucunoides) dari famili leguminosae yang sering

digunakan sebagai tanaman penutup tanah (legume cover crop) di lahan perkebunan.

Ekstrak daun Calopogonium mucunoides dapat menurunkan daya perkecambahan dan

pertumbuhan, serta meningkatkan persentase kematian anakan gulma ara sungsang

(Asystasia gangetica). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sihombing et al. (2012),

menyatakan bahwa pada daun Calopogonium mucunoides tersebut terdapat senyawa

flavanoid dan tanin yang dapat menyebabkan terganggunya kerja enzim pada gulma,

sehingga penyerapan unsur hara dan air menjadi terganggu. Hal tersebut akan

mengakibatkan terhambatnya proses fisiologi tumbuhan secara keseluruhan. Tanaman dari

Page 3: Potensi Tanaman Alelopati Dapat Dimanfaatkan Sebagai Pestisida Alternatif Yang Ramah Lingkungan

famili leguminoseae lain yang juga memiliki kemampuan alelopati adalah kacang hijau. Tang

dan Zhang (1986); Waller et al. (1995) cit. Solichatun (2000), menemukan bahwa kacang

hijau memiliki kemampuan alelopati terhadap beberapa jenis gulma dan tanaman budidaya

seperti selada, tomat dan kacang hijau itu sendiri.

Penggunaan tanaman alelopati sebagai pestisida tersebut dapat dilakukan dengan

cara menanam tanaman alelopati didekat tanaman utama (tanaman yang hendak kita

budidayakan). Akan tetapi kita harus memperhatikan apakah tanaman alelopati tersebut

akan berkompetisi dan mengganggu pertumbuhan tanaman yang kita budidayakan atau

tidak. Sehingga kita harus pandai dalam memadu padankan tanaman yang sesuai agar

tidak terjadi kompetisi yang merugikan. Selain dengan cara menanam langsung, dapat juga

dengan cara mengambil ekstrak dari tanaman yang mengandung senyawa alelopati

tersebut, ekstrak tersebut kemudian digunakan sebagai pestisida. Potensi tanaman alelopati

ini sangat besar untuk dikembangkan sebagai pestisida alternatif yang ramah lingkungan.

Page 4: Potensi Tanaman Alelopati Dapat Dimanfaatkan Sebagai Pestisida Alternatif Yang Ramah Lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Untung, K. 2007. Kebijakan Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Master, J.. 2012. Alelopati. <http://staff.unila.ac.id/janter/2012/09/10/alelopati/>. Diakses pada 21 September 2014.

Djazuli, M.. 2012. Potensi senyawa alelopati sebagai herbisida nabati alternatif pada budidaya lada organik. Semnas Pesnab IV. <http://balittro.litbang.deptan.go.id/ind/images/publikasi/prosiding/pesnabiv/15.Djazuli%20herbnab%20alelopati%20177-186p.pdf>. Diunduh pada 21 September 2014.

Soekarno, B. P. W., Surono, dan E. Marhaenis. Potensi ekstrak kangkung sebagai biofungisida untuk mengendalikan penyakit busuk buah Fusarium pada tomat. Jurnal Fitopatologi Indonesia. 8(5):121-126.

Thamrin, M., S. Asikin, dan M. Willis. 2013. Tumbuhan kirinyu Chromolaena odorata (L) (Asteraceae: Asterales) sebagai insektisida nabati untuk menendalikan ulat grayak Spodoptera litura. J. Litbang Pert. 33(3):112-120.

Sihombing, A., S. Fatonah, dan F. Silviana. 2012. Pengaruh alelopati Calopogonium mucunoides Desv. terhadap perkecambahan dan pertumbuhan anakan gulma Asystasia gangetica (L.) T. Anderson. Biospecies. 5(2):5-10.

Solichatun. 2000. Alelopati ekstrak kacang hijau (Vigna radiata (L.) Wilczek) terhadap perkecambahan kedelai (Glycine max Merr.). BioSmart. 2(2):31.