POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul...

101
POTENSI PEM KONTRIBUS SAY Seba SEKO MANFAATAN LAHAN PEKARANG SINYA TERHADAP PENDAPATAN YURAN DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS Oleh NURUL CAHYANI 11210016 Skripsi agai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pertanian Pada Jurusan Agribisnis OLAH TINGGI ILMU PERTANIAN DHARMA WACANA METRO 2015 NGAN DAN N PETANI G r N

Transcript of POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul...

Page 1: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP

SAYURAN

Sebagai Salah Satu S

SEKOLAH TINGGI

POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN IBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN PETANISAYURAN DI KECAMATAN GISTING

KABUPATEN TANGGAMUS

OlehNURUL CAHYANI

11210016

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSarjana Pertanian

PadaJurusan Agribisnis

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIANDHARMA WACANA METRO

2015

POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN PENDAPATAN PETANI

DI KECAMATAN GISTING

yarat Untuk Mencapai Gelar

PERTANIAN

Page 2: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

ABSTRAK

POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI

SAYURAN DI KECAMATAN GISTINGKABUPATEN TANGGAMUS

Oleh

Nurul Cahyani

Pekarangan merupakan lahan terbuka yang terdapat di sekitar rumah tinggal.Peran dan pemanfaatan pekarangan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain, tergantung dari tingkat kebutuhan. Usahatani di pekarangan jika dikelola secara intensif sesuai dengan potensi pekarangan, maka dapat memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga, juga dapat memberikan kontribusi pendapatan bagi keluarga dan dapat mengurangi pengeluaran.Penelitian ini bertujuan untuk ; (1)Untuk mengetahui total pendapatan petani dari sayuran di lahan usahatani non pekarangan dan lahan pekarangan di Desa Gisting Atas Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus; (2)Untuk mengetahui besarnya kontribusi pendapatan petani dari tanaman sayuran pada lahan pekarangan DesaGisting Atas Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.

Untuk menjawab tujuan yang pertama yaitumenggunakanmetode analisis pendapatan, dan untuk menjawab tujuan yang kedua yaitu mengguanakan metode analisis kontribusi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gisting Atas Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Rata-ratapendapatan yang diperoleh petani di lahan pekarangan sebesar Rp.561.983/panen. Rata-rata pendapatan rumah tangga petani pada lahan non pekarangan adalah sebesar Rp.20.534.989/panen atau dengan total pendapatan rata-rata sebesar Rp.21.096.972.(2) kontribusi sayuran dari lahan pekarangan terhadap pendapatan petani sayuran sebesar 2,7 %.

Kata kunci :Pemanfaatan Lahan Pekarangan, Pendapatan, Kontibusi,

Page 3: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

HALAMAN PERSETUJUAN

JudulSkripsi: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PETANI SAYURAN DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS.

NamaMahasiswa : NurulCahyani

No. PokokMahasiswa : 11210016

Program Study : Agribisnis

Jurusan : Agribisnis

MENYETUJUI1. KomisiPembimbing

Pembimbing I PembimbingII

Ir.MS. Djoko Umar Said, M.M Zulkarnain, S.P.,M.E.PNUPN. 9902702235 NIDN. 0205058102

2. KetuaJurusan

IsmaliaAfriani, S.P., M.SiNIP. 197504172005012001

Page 4: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Ir. MS. Djoko Umar Said., M.M

Penguji Utama : Imron, S.P

Anggota : Zulkarnain, S.P., M.E.P

2. KetuaSekolahTinggiIlmu Pertanian (STIPER)

Ir. Rakhmiati, M.T.ANIP.19630408 198903 2 001

Tanggal lulus ujianskripsi :25Mei 2015

Page 5: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

RIWAYAT HIDUP PENULIS

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Nurul Cahyani

Tempat Dan Tanggal Lahir : Purwodadi,19 September 1992

Alamat Asal : RT 002.RW 006, Purwodadi kecamatan Gisting

Kabupaten Tanggamus.

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

PENDIDIKAN

1. Madrasah IbtidaiyahMathla‘ul Anwar tamat padatahun 2004.

2. Madrasah TsanawiyahMathla‘ul Anwartamatpada tahun 2007.

3. Madrasah AliyahMathla‘ul Anwartamatpada tahun 2010.

4. SelanjutnyaMelanjutkanPendidikanProgram Sarjana SI PadaTahun 2011

diSekolah Tinggi Ilmu Pertanian(STIPER) Dharma Wacana Metro tamattahun

2015.

Metro, 15 Mei 2015

Nurul Cahyani

Page 6: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

PERSEMBAHAN

1. Ayahanda dan ibunda tercinta sebagai tanda bukti, hormat, dan rasa

terimakasihku yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini

kepada ayah dan ibu yang telah memberikan kasih sayang, segala

dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga, yang tiada mungkin dapat

kubalas, hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan

persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ayah dan

ibu bahagia. Untuk ayah dan ibu yang selalu membuatku termotivasi,

menasehatiku menjadi lebih baik, mendoakan atas keberhasilanku,

terimakasih ayah dan ibu.

2. Adikkutersayang Evi Nur Safitri dan kakak-kakakku tercinta yang selalu

memberi dukungan dan motivasi.

3. Bapak Ir. MS. Djoko Umar Said.,M.M selakuPembimbingI, atas

bimbingan, arahan dan nasehatnya.

4. BapakZulkarnain, S.P., M.E.P selakuPembimbing II, atas bimbingan,

arahan dan nasehatnya.

5. Bapak Imron, S.P selaku Penguji Utama, atas saran dan nasehatnya.

6. IbuIsmaliaAfriani, S.P., M.Si selakuKetuaJurusanAgribisnis.

7. IbuIr. Rahkmiati, M.T.A selakuKetua STIPER Dharma Wacana Metro.

8. HendriAsmoroyang selalu memberi motivasi, bantuan dan mendoakan atas

keberhasilanku.

9. Ndooq Fifi, abang Embul, mb Umi, mba Reni, Roma, terimakasih atas

dukungan dan motivasinya.

Page 7: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

10. Teman-teman di Kampus STIPERDhrama Wacana Metro : Novi, mb Ami,

Dewi, mba Titin, mba Imah, adek Rion,Eko, mb okta, mba Diah, ndooq

Risma lela, yang selalu memberi semangat dan saling memberi dukungan

serta saling memberi motivasi.

11. Almamaterkudanteman-

temanseperjuangansertadosendankaryawanSTIPER Dharma Wacana

Metro yang

telahmendampingikuhinggapenulisdapatmenyelesaikanProgram SarjanaSI

di STIPER Dharma Wacana Metro.

Metro, 15 Mei 2015

Nurul Cahyani

Page 8: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

MOTTO

Memangbenartempatitumenentukankeberhasilan, tapi kesungguhanhatilebihpenting

Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras

Janganlah meminta bukti bahwa doamu akan dijawab oleh Tuhan, tapi buktikanlah kesungguhan dari doamu.

Page 9: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

KATA PENGANTAR

Alhamdullilahirobbil ‘alamin, segala puji hanya kepada Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW, yang telah memberikan teladan dalam setiap kehidupan.Dalam

kesempatan ini, dengan rendah hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. MS. DJoko Umar Said, M.M selakuPembimbing I, atas bimbingan,

arahan dan nasehatnya.

2. BapakZulkaranain, S.P., M.E.P selakuPembimbing II,atas bimbingan, arahan

dan nasehatnya.

3. Bapak Imron, S.P selaku Penguji Utama, atas arahan dan nasehatanya

4. IbuIsmaliaAfriani, S.P.,M.SiselakuKetuaJurusanAgribisnis.

5. SeluruhDosen, Karyawan diSekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma

Wacana Metro dan rekan-rekan serta semua pihak yanng telah membantu

dalam menyelesaikan karya kecil ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah

diberikan, semoga karya kecil yang masih jauh dari kesempurnaan ini dapat

memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Akhirnya, penulis

meminta maaf jika ada kesalahan dan kepada Allah SWT penulis mohon ampun.

Metro, 15 Mei 2015

Nurul Cahyani

Page 10: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR TABEL................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... v

I. PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang ............................................................................................ 1

1.2 Masalah ...................................................................................................... 6

1.3 Tujuan......................................................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKADAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. TinjauanPustaka ........................................................................................ 8

2.1.1 Intensifikasi Lahan Pekarangan....................................................... 8

2.1.1.1 Pengertian Pekarangan........................................................ 9

2.1.1.2 Pengaturan Pekarangan....................................................... 9

2.1.2PemanfaatanLahanPekarangan.......................................................... 9

2.1.3KeuntunganPekaranganProduktif...................................................... 12

2.1.4 Kawasan Rumah Pangan Lestari.....................................................14

2.1.5Usahatani ...........................................................................................15

2.1.6 Tanaman Hortikultura .....................................................................17

2.1.7Pendapatan ........................................................................................19

2.1.8AnalisisPendapatan ...........................................................................20

2.1.9Kontribusi..........................................................................................22

2.2 KerangkaPemikiran ....................................................................................23

Page 11: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

III. METODE PENELITIAN

3.1 DefinisiOperasional .................................................................................25

3.2 Batasan Operasional................................................................................27

3.3Lokasi Dan Waktu ....................................................................................27

3.4Sumber Data..............................................................................................28

3.5PopulasidanSampel ...................................................................................28

3.5.1 Populasi .......................................................................................................28

3.5.2 Sampel.........................................................................................................28

3.6MetodeAnalisis .........................................................................................29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Letak Geografis Dan Luas Wilayah...............................................................31

4.1.1 Topografi Dan Iklim .............................................................................31

4.1.2 Penggunaan Lahan ...............................................................................31

4.1.3 Keadaan Penduduk...............................................................................32

1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur............................................32

2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan......................33

3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Matapencaharian..........................34

4.2 Karakteristik Responden .................................................................................35

1. Umur ..........................................................................................................35

2. Luas Dan Status Kepemilikan Lahan.........................................................36

3. Lama Berusahatani.....................................................................................37

4.3 Keragaan Usahatani Sayuran ..........................................................................38

1. Penggunaan Benih .....................................................................................38

2. Penggunaan Pupuk.....................................................................................39

3. Penggunaan Pestisida.................................................................................40

4. Penggunaan Tenaga Kerja .........................................................................41

5. Penggunaan Peralatan ...............................................................................43

4.4 Analisis Usahatani..........................................................................................44

4.5 Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan ..................................................65

Page 12: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .....................................................................................................68

5.2 Saran................................................................................................................68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Halaman

1. LuasPanen, Produksi, ProduktivitasSayuran di Provinsi Lampung pada

tahun 2010-2012 ................................................................................................... 2

2. LuasPanen, Produksi, Produktivitas Sayuran di KabupatenTanggamus

padatahun 2012 .............................................................................................. 4

3. Luas lahan Desa Gisting Atas berdasarkan pola penggunaanya.......................32

4. Sebaran jumlah penduduk Desa Gisting Atas menurut umur ...........................33

5. Sebaran jumlah penduduk Desa Gisting Atas berdasarkan matapencaharian ..35

6. Sebaran tingkat umur responden.......................................................................36

7. Sebaran lama berusahatani sayuran respoden ..................................................37

8. Rata-rata penggunaan pupuk dalam per 0,58 Ha di desa gisting atas pada lahan

non pekarangan, 2015 ....................................................................................39

9. Rata-rata penggunaan pupuk dalam per 105,33 m2Desa Gisting Atas pada

lahan pekarangan, 2015..................................................................................39

10. Rata-rata penggunaan tenaga kerja per 0,58 Ha pada lahan non pekarangan

di Desa Gisting Atas ............................................................................................41

11. Rata-rata penggunaan tenaga kerja per 105,33 m2 pada lahan pekarangan

di Desa Gisting Atas .............................................................................................42

12. Rata-rata penggunaan peralatan dalam usahatani sayuran per 0,58 Ha pada

lahan non pekarangan di Desa Gisting Atas, 2015 ........................................43

13. Rata-rata penggunaan peralatan dalam usahatani sayuran 105,33 m2 pada

lahan pekarangan di Desa Gisting Atas, 2015 ...............................................43

14. Rata-rata penerimaan, pendapatan dan R/C per usahatani ( 0,58 Ha ) pada

lahan non pekarangan di Desa Gisting Atas, 2015 ........................................45

15. Rata-rata penerimaan, pendapatan dan R/C per 105,33 m2 pada lahan

pekarangan di Desa Gisting Atas, 2015.........................................................52

16. Rata-rata penerimaan, pendapatan dan R/C pada lahan pekarangan dengan

luas lahan per hektar di Desa Gisting Atas, 2015 ..........................................57

Page 14: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan
Page 15: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuisioner Responden ...................................................................................... 72

2.Luas Panen, Produksi, Produktivitas Sayuran Di Kabupaten Tanggamus...... 74

3. Jumlah Tenaga Kerja Pengolahan Lahan Pada Lahan Non Pekarangan......... 76

4. Jumlah Tenaga Kerja Penanaman Pada Lahan Non Pekarangan................. 77

5. Jumlah Tenaga Kerja Pemupukan Pada Lahan Non Pekarangan ................. 78

6.Jumlah Tenaga Kerja HPT Non Pekarangan ................................................... 79

7.Jumlah Tenaga Kerja Panen Pada Lahan Non Pekarangan ............................ 80

8.Biaya Produksi Pada Lahan Non Pekarangan................................................. 81

9. Biaya Produksi Pada Lahan Non Pekarangan................................................ 82

10. Biaya Produksi Pada Lahan Non Pekarangan.............................................. 83

11. Biaya Peralatan Pada Lahan Non Pekarangan ............................................. 84

12. Pendapatan Pada Lahan Non Pekarangan Dengan Memperhitungkan (Tenaga

Kerja Dalam Keluarga dan Luar Keluarga) ................................................. 86

13. Pendapatan Pada Lahan Non Pekarangan Dengan Memperhitungkan Tenaga

Kerja Luar Keluarga.................................................................................. .. 87

14.Biaya Tenaga Kerja Pengolahan Lahan Pada Lahan Pekarangan.................. 88

15. Biaya Tenaga Kerja Penanaman Pada Lahan Pekarangan............................ 89

16. Biaya Tenaga Kerja Pemupukan Pada Lahan Pekarangan ........................... 90

17. Biaya Tenaga Kerja Hpt Pada Lahan Pekarangan ........................................ 91

18. Biaya Panen Pada Lahan Pekarangan ........................................................... 92

19. Biaya Benih Pada Lahan Pekarangan .......................................................... 93

20. Biaya Pupuk Pada Lahan Pekarangan........................................................... 94

21. Biaya Pestisida Pada Lahan Pekarangan....................................................... 95

22. Biaya Peralatan Pada Lahan Pekarangan ..................................................... 96

23. Pendapatan dan R/C Pada Lahan Pekarangan Dengan Memperhitungkan... 98

Tenaga Kerja Dalam Keluarga dan Luar Keluarga............................................. 99

Page 16: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

24. Pendapatan dan R/C Pada Lahan Pekarangan Hanya Memperhitungkan

Tenaga Kerja Luar Keluarga..............................................................................100

25. Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan .................................................101

Page 17: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

DAFTAR GAMBAR

GambarHalaman

1. KerangkaPemikiran...........................................................................................24

Page 18: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan potensi sumber daya

sehingga pertanian merupakan salah satu sektor penting bagi Negara. Sektor

pertanian juga dapat menjadi basis dalam mengembangkan kegiatan ekonomi

pedesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian yaitu agribisnis dan

agroindustri.Dengan pertumbuhan yang terus positif secara konsisten, sektor

pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Komoditas hortikultura khususnya sayuranmerupakan produk yang prospektif,

baik untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional.Di

samping itu, sayuran juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sehingga

menyebabkan permintaan sayuran semakin meningkat.Provinsi Lampung

memiliki potensi untuk pengembangan komoditas sayuran.Adapunluas panen,

produksi dan produktivitas beberapa sayuran di Provinsi Lampung dapat dilihat

pada tabel 1.

Page 19: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

2

Tabel 1. Luas Panen, Produksi, Produktivitas Sayuran di Provinsi Lampung Tahun 2010-2012.

No Komoditas Tahun2010 2011 2012

1 Kubis Luas Panen(ha) 1036 726 696Produksi(ku) 16.265 14.655 13.803Produktivitas(ku) 15.69 19.23 19.83

2 Sawi Luas Panen(ha) 1.919 1.687 1.586Produksi(ku) 164.782 151.536 147.652Produktivitas(ku) 85,87 89,82 93.08

3 Terung Luas Panen(ha) 3.586 3.448 3.365Produksi(ku) 294.223 244.568 246.407Produktivitas(ku) 82,04 70,93 73,22

4 Buncis Luas Panen(ha) 1.453 1.296 1.146Produksi(ku) 90.442 88.073 78.940Produktivitas(ku) 62,24 67,95 68,88

Sumber : Badan Pusat Statistik, LampungDalam Angka 2013

Berdasarkan tabel 1. Menunjukan bahwa dari segi produksi, sayuran Kubis, Sawi

dan Buncis di Provinsi Lampung dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan,

namun untuk Terung mengalami fluktuasi, hal ini dikarenakan luas lahan semakin

berkurang karena alih fungsi lahan pertanian menjadi bangunan gedung, sarana

prasarana dan lainya. Sedangkan dari segi produktivitas, Kubis, Sawi dan Buncis

selalu mengalami peningkatan,namun Terung mengalamifluktuasi.Meskipun

terjadi fluktuasi, secara umum sayuran memiliki produktivitas yang tinggi.Ini

berarti petani sayuran di Provinsi Lampung sudah mendekati potensial produksi.

Seiring dengan semakin besar jumlah penduduk, semakin sempitnya lahan

pertanian karena alih fungsi lahan menjadi bangunan gedung dan lainnya, hal ini

akan tetap menjadi permasalahan pokok di sebagian besar wilayah. Upaya

membangun ketahanan pangan keluarga salah satunya dapat dilakukan dengan

memanfaatkan sumberdaya yang tersedia, diantaranya melalui pemanfaatan lahan

pekarangan(Ashari dkk,2012).

Page 20: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

3

Pekarangan adalah lahan terbuka yang terdapat di sekitar rumah tinggal.Luas

lahan pekarangan di Indonesia mencapai 7,7 juta hektar (Rohaidah,2014).Lahan

pekarangan memiliki potensi dalam penyediaaan bahan pangan keluarga dan

dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga petani, namun sejumlah kendala

kerap dijumpai dalam pemanfaatan lahan pekarangan, diantaranya masih bersifat

sambilan dan belum berorientasi pasar, Oleh Karena itu diperlukan perencanaan

dan dukungan dalam pemanfaaatan lahan pekarangan sehingga mampu lebih

optimal(Ashari dkk,2012).

Peran dan pemanfaatan pekarangan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang

lain,tergantung dari tingkat kebutuhan.Usahatani di pekarangan jika dikelola

secara intensif sesuai dengan potensi pekarangan, maka dapat memenuhi

kebutuhan konsumsi rumah tangga, juga dapat memberikan kontribusi pendapatan

bagi keluarga dan dapat mengurangi pengeluaran.Lahan pekarangan sudah lama

dikenal dan memiliki fungsi multiguna, misalnya dengan menanam tanaman

produktif seperti tanaman hias, buah, sayuran, rempah-rempah dan obat-obatan.

Dengan menanam tanaman produktif di pekarangan akan memberi keuntungan

ganda, selain pendapatan juga memberikan kepuasan jasmani dan rohani

(Anonim, 2009).

Di masyarakatterutama di pedesaan pemanfaatan lahan pekarangan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga sudah berlangsung dalam waktu yang lama.Di

Kabupaten Tanggamus komoditas hortikultura khususnya sayuranmenjadi

komoditas utama yang di budidayakan dalam pekarangan.Adapun luas

Page 21: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

4

panenproduksi dan produktivitas sayuran di Kabupaten Tanggamus dapat di lihat

pada tabel 2.

Tabel 2.Luas Panen,Produksi,Produktivitas Sayuran di Kabupaten Tanggamus Pada Tahun 2013.

No Kecamatan KomoditasLuas

Panen(Ha)Produksi

(ton)Produktivitas

(ton/ha)1 Kota Agung Kubis 3 38 12,66

Sawi 5 33 6,6Terung 3 9 3Buncis 14 98 7

2 Sumberejo Kubis 19 38 2Sawi 18 122 6,77Terung 23 115 5Buncis 15 151 10,06

3 Ulu Belu Kubis 54 675 12,5Sawi 39 261 6,69Terung 69 345 5Buncis 53 318 6

4 Gisting Kubis 118 1.475 12,5Sawi 124 843 6,79Terung 198 1.084 5,47Buncis 76 766 10,07

5 Gunung alip Kubis 3 38 12,66Sawi 11 75 6,81Terung 3 16 5,33Buncis 7 71 10,14

Sumber :Dinas Pertanian,Perikanan Dan Kehutanan, Kabupaten Tanggamus2013 * Untuk 15 kecamatan lainnya tertera pada lampiran 2.

Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa pada tahun 2013 Kecamatan Gisting

merupakan kecamatan yang memilikiproduksi sayuran terbesar di bandingkan

dengan kecamatan lainya di Kabupaten Tanggamus, dengan rincian produksi

Kubis 1.475 ton, Sawi 843 ton, Terung 1.084 ton, Buncis 766 ton.Hal ini di

karenakan Kecamatan Gisting memiliki luas panen dan produktivitas yang cukup

besar.Luas panen dan produktivitas yang besar dikarenakan sebagian besar

penduduk Kecamatan Gisting memanfaatkan lahannya untuk berusahatanisayuran

baik itu di tegal maupun di pekarangan, sehingga produksi sayuran menjadi besar.

Page 22: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

5

DesaGisting Atas merupakan salah satu desayang ada di Kecamatan Gisting dan

termasukdaerah yang terletak di dataran tinggi yaitu 800 dpl,dengan intensitas

hujan mencapai 3.000 mm/tahun, sehingga sangat berpotensi untuk dibudidayakan

komoditas sayuran dan juga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian

sebagai petani. Masyarakat DesaGisting Atas telah memanfaatkan lahan

pekarangannya untuk berusahatani sayuran sejak dulu hingga saat ini.

Memanfaatkan pekarangan untuk berusahatani juga bisa memberikan kontribusi

positif bagi petani untuk mendapatkan sumber penerimaan alternatif.Dari

besarnya kontribusi yang diberikan oleh sayuran tersebut dapat dipastikan bahwa

usaha bertanam sayuran di pekarangan sangat diperlukan.Bagi masyarakat di

pedesaan, bukan saja untuk memenuhi kebutuhan sendiri, melainkan juga untuk

menambah penghasilan keluarga karena hasil panen dapat dijual ke

pasar.Kegiatan bertanam sayur di pekarangan saat ini telah menjadi alternatif

penyaluran hobi yang positif dan bermanfaat yang banyak dilakukan ibu rumah

tangga.

DesaGisting Atas juga merupakandesayang termasuk wilayah yang penduduknya

semakin banyak dan memiliki lahan yang semakin sempit sehingga menjadi

menarik untuk dikaji seberapa besar manfaat lahan pekarangan dapat membantu

ekonomi rumah tangga petani.Dengan melihat adanya sejumlah manfaat dan nilai

ekonomi yang terkandung dalam usahatani lahan pekarangan, dan untuk

mengembangkan pemanfaatan lahan pekarangan,maka dilakukan penelitian yang

mengkaji tentang suatu nilai ekonomi dengan judul “Potensi Pemanfaatan

Page 23: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

6

Lahan Pekarangan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Petani sayuran

di Desa Gisting Atas Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus”.

1.2 Masalah

Lahan pekarangan di DesaGisting Atas memiliki potensi dalam penyediaan bahan

pangan keluarga, mengurangi pengeluaran rumah tangga dan meningkatkan

pendapatan rumah tangga petani. Sejumlah kendala terkait masalah sosial,

budaya, dan ekonomi masih dijumpai dalam pemanfaatan lahan pekarangan,

diantaranya belum membudayanya budidaya secara intensif, masih bersifat

sampingan dan kurang tersedianya tekhnologi budidaya spesifik pekarangan,serta

proses pendampingan dari petugas yang belum memadai.

Perhatian petani terhadap pemanfaatan lahan pekarangan masih terbatas.Padahal

dengan pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman pangan, tanaman

hortikultura dan lainnya berpotensi dapat memenuhi kebutuhan keluarga bila

dikelola dengan baik.Berdasarkan penjelasan masalah yang telah dikemukakan

tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan “Seberapa besarkah kontribusi

dari penjualan sayuran pada lahan pekarangan terhadap pendapatantotal petanidi

Desa Gisting Atas”

1.3 Tujuan

Page 24: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

7

1. Untuk mengetahui total pendapatan petani dari sayuran di lahan usahatani non

pekarangan dan lahan pekarangan di Desa Gisting Atas Kecamatan Gisting.

Kabupaten Tanggamus.

2. Untuk mengetahui besarnya kontribusi pendapatan petani dari tanaman sayuran

pada lahan pekarangan di Desa Gisting Atas Kecamatan Gisting Kabupaten

Tanggamus.

Page 25: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

8

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 IntensifikasiLahanPekarangan

Pengembangan pertanian yang sudah dilaksanakan sekarang ini masih terbatas

pada penanganan lahan sawah, sedangkan untuk pekarangan belum banyak

mendapatkan perhatian. Mengenai pekarangan kalau kita lihat hampir semua

tempat di Indonesia ini dapat kita jumpai adanya pekarangandan pekarangan

merupakan agroekosistem yang sangat baik serta mempunyai potensi yang tidak

kecil dalam mencukupi kebutuhan hidup petani atau pemiliknya, bahkan kalau

dikembangkan secara baik akan dapat bermanfaat lebih jauh lagi, seperti

kesejahteraan masyarakat sekitar, pemenuhan kebutuhan pasar bahkan mungkin

memenuhi kebutuhan nasional(Setiono,2011).

Pekarangan yang berada disekitar rumah tersebut dapat memberi tambahan hasil

berupa bahan makanan seperti palawija, buah-buahan dan sayur-sayuran, kayu-

kayuan baik untuk bahan kayu bakar maupun untuk kayu bahan bangunan. Maka

untuk merubah penghasilan petani dan pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat

perlu memperhatikan arti penting lahan pekarangan(Setiono, 2011).

2.1.1.1 Pengertian Pekarangan

Page 26: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

9

Pekarangan adalah sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah di usahakan

dengan tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan

menu keluarga. Pekarangan sering juga disebut sebagai lumbung hidup, warung

hidup atau apotik hidup. Dalam kondisi tertentu,pekarangan dapat memanfaatkan

kebun/rawa di sekitar rumah (Riah, 2002).

2.1.1.2 Pengaturan Pekarangan.

Pekarangan sering memberikan kesan pada yang melihatnya sebagai hutan rimba

yang produktif (Agroforesty) atau sebagai kebun yang terlantar karena pekarangan

tersebut ditumbuhi oleh bermacam-macam tanaman. Pengaturan pekarangan yang

kurang baik akan memberikan pandangan yang kurang baik pula. Dengan

pengaturan tanaman dalam pekarangan secara baik akan menciptakan keindahan

alam lingkungan terbuka di pekarangan. Keindahan pekarangan tidak saja

memberi kegembiraan pada pemiliknya tetapi juga memberi kesenangan pada

siapa saja yang lewat dan memandangnya(Setiono, 2011).

2.1.2Pemanfaatan Lahan Pekarangan

Pemanfaatan pekaranganjuga meupakan pekarangan yang dikelola melalui

pendekatan terpadu. Kegiatan dengan menanam berbagai jenis tanaman, ternak

dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang

beranekaragam secaraterus-menerus, guna pemenuhan gizi keluarga. Tanaman

hortikultura yaitu sayur-sayuran seringkali menjadi tanaman pokok yang ditanam

di lahan pekarangan.Tanaman hortikultura termasuk tanaman yang secara tidak

Page 27: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

10

langsungmemiliki nilai keindahan.Itulah sebabnya, banyak orang yang menanam

sayur-sayuran di pekarangan (Sunarjono, 2005 dalam Roza,2012).

Pemanfaatan lahan pekarangan dapat dilakukan dengan tiga model penanaman

yaitu penanaman secara konvensional, penanaman dengan menggunakan pot dan

penanaman secara vertikultur. Penanaman konvensional adalah penanaman

tanaman langsung di tanah dan prinsipnya sama dengan berkebun sayuran dalam

arti sebenarnya, tetapi skalanya lebih kecil sesuai dengan lahan yang tersedia.

Sementara, penanaman dengan menggunakan pot adalah sebuah alternatif untuk

lebih memperbanyak jumlah tanaman dan jenis sayur yangdiusahakan dan

penanaman secara vertikultur adalah pola bercocok tanam yang menggunakan

wadah tanam vertikal untuk mengatasi keterbatasan lahan.Dan setiap model

penanaman membutuhkan persiapan tersendiri (Agus, 2001).

Memilih jenis-jenis tanaman yang akan ditanam di pekarangan memerlukan kiat

tersendiri. Beberapa faktor yang harus diperhatikan diantaranya adalah luas

pekarangan, iklim dan manfaat dari tanaman yang dihasilkan. Beberapa tanaman

yang dikembangkan di pekarangan dapat digolongkan menjadi beberapa jenis

yaitu :1) tanaman pagar; 2) tanaman hias berkhasiat obat; 3) tanaman sayur-

sayuran; 4) tanaman buah-buahan(Sopiah, 2006).

Menurut Sopiah lahan pekarangan memiliki berbagai fungsi sebagai berikut :

a. Fungsi Lumbung Hidup

Untuk menghadapi musim paceklik, pekarangan biasanya dapat membantu

penghuninya menyediakan sumber pangan yang hidup(lumbung hidup) seperti

Page 28: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

11

:tanaman palawija, tanaman pangan dan hortikultura, hasil binatang peliharaan,

dan ikan.

b. Fungsi Warung Hidup

Pekarangan menyediakan berbagai jenis tanaman dan binatang peliharaan yang

setiap saat siap dijual untuk kebutuhan keluarga pemiliknya.

c. Fungsi Apotik Hidup

Pekarangan menyediakan berbagai jenis tanaman obat-obatan, misalnya;

sembung, jeruk nipis,kunir, kencur, jahe, kapulaga dan sebagainya.Tanaman

tersebut dapat digunakan untuk obat-obatan tradisional yang tidak kalah

khasiatnya dengan obat-obatan yang diproduksi secara kimiawi.

d. Fungsi Sosial

Lahan pekarangan yang letaknya berbatasan dengan tetangga biasanya

digunakan untuk ngumpul-ngumpul hajatan, tempat bermain, berdiskusi, dan

kegiatan sosial lainnya.Hasil pekarangan biasanya saling ditukarkan dengan

hasil pekarangan tetangga untuk menjalin keeratan hubungan sosial.

e. Fungsi Sumber Benih dan Bibit

Pekarangan yang ditamani berbagai jenis tanaman dan untuk memelihara

ternak atau ikan mampu menyediakan benih atapun bibit baik berupa biji-

bijian, stek, cangkok, okulasi maupun bibit ternak dan benih ikan.

f. Fungsi Pemberi Keasrian

Pekarangan yang berisi berbagai jenis tanaman, baik tanaman merambat,

tanaman perdu maupun tanaman tinggi dan besar, dapat menciptakan suasana

asri dan sejuk.

Page 29: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

12

g. Fungsi Pemberi Keindahan

Pekarangan yang ditanami dengan berbagai jenis tanaman bunga-bungaan dan

pagar hidup yang ditata rapi akan memberi keindahan dan ketenangan bagi

penghuninya.

Melihat fungsi diatas, Poerwadarminta dalam Priyatmoko (2009) menambahkan

bahwa pekarangan adalah sebidang tanah darat yang terletak langsung di sekitar

rumah tinggal dan jelas batas-batasannya, ditanami dengan satu atau berbagai

jenis tanaman dan masih mempunyai hubungan pemilikan dan fungsional dengan

rumah yang bersangkutan. Hubungan fungsional yang dimaksudkan disini adalah

meliputi hubungan sosial budaya, hubungan ekonomi, serta hubungan biofisika.

Dengan menanam tanaman yang berproduktif, taman pekarangan dapat

memberikan kesehatan yang memenuhi kepuasan jasmaniah dan rohaniah.

Pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif seperti tanaman holtikultura

(tanaman buah-buahan, sayur-sayuran dan tanaman hias), rempah-rempah, obat-

obatan, bumbu-bumbuan dan lainnya akan memberikan keuntungan yang berlipat

ganda.

2.1.3 Keuntungan Pekarangan Produktif

Berbagai keuntungan diperoleh dengan memanfaatkan pekarangan menjadi

produktif secara konseptual adalah sebagai berikut:

1. Banyak yang tidak menyadari akan potensi pekarangan sebagai penghasil

(tambahan), seperti bahan pangan atau bahan obat-obatan bahkan ternak

Page 30: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

13

untuk kebutuhan hidup sehari-hari dalam rangka hidup sehat, murah dan

mudah.

2. Pemanfaatan pekarangan merupakan bagian dari pembangunan hutan kota,

guna lingkungan yang nyaman, sehat dan indah, sangat mendukung

pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (suistanable

development), karena pemanfaatan pekarangan merupakan pelestarian

ekosistem yang sangat baik.

3. Jika setiap rumah mempunyai pekarangan yang indah serta terpelihara,

sekaligus akan meningkatkan pembangunan hutan kota yang berbentuk

menyebar dengan struktur yang berstrata akan meningkatkan kualitas

lingkungan yang sejuk, sehat dan indah.

4. Dengan membuat taman pekarangan, ini berarti akan dapat menyalurkan

segala kreatifitas dan kesenangan ataupun hobi semua anggota keluarga.

5. Unsur utama dalam pemanfaatan pekarangan adalah tanaman, apakah itu

tanaman hortikultura, obat-obatan, bumbu-bumbuan, rempah-rempah dan

lainnya.

6. Pemanfaatan pekarangan dengan taman pekarangan yang konseptual akan

memberikan kenyamanan serta dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah dan

rohaniah terutama anggota keluarga, maupun siapa saja yang lewat disekitar

rumah kita.

7. Pemanfaatan pekarangan mengandung nilai pendidikan khususnya dapat

mendidik anggota keluarga cinta lingkungan,juga pekarangan dapat menjadi

laboratorium hidup (Ginting, 2010).

Page 31: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

14

2.1.4 Kawasan Rumah Pangan Lestari

Kawasan rumah pangan lestari (KRPL) adalah pemanfaatan pekarangan yang

ramah lingkungan, dalam suatu kawasan, untuk:

1. Pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga;

2. Peningkatan pendapatan keluarga;

3. Meningkatkan kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat.

Adapun tujuan pengembangan kawasan rumah pangan lestari adalah :

1. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga melalui optimalisasi

pemanfaatan pekarangan secara lestari.

2. Meningkatkan kemampuan keluarga & masyarakat dalam pemanfaatan

lahan pekarangan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran,

tanaman obat, ternak, ikan, pengolahan hasil dan kompos.

3. Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan

pemanfaatan pekarangan.

4. Melestarikan tanaman pangan lokal untuk masa depan.

5. Mengembangkan ekonomi produktif keluarga, hingga mampu

meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan lingkungan hijau, bersih dan

sehat secara mandiri.

Prinsip dasar kawasan rumah pangan lestari adalah: (1) pemanfaatan pekarangan

yang ramah lingkungan dan dirancang untuk ketahanan dan kemandirian pangan,

(2) diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, (3) konservasi sumberdaya

genetik pangan (tanaman, ternak, ikan), dan (4) menjaga kelestariannya melalui

Page 32: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

15

kebun bibit desa menuju (5) peningkatan pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat(Litbang pertanian 2015).

2.1.5Usahatani

Usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan

mengkoordinir faktor-faktor produksi yang berupa lahan dan alam sekitarnya

sebagai modal sehingga memberi manfaat yang sebaik-baiknya.Sebagai ilmu

pengetahuan, ilmu usaha tani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani

memnentukan, mengorganisasikan penggunaaan faktor-faktor produksi seefektif

dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberi pendapatan semaksimal

mungkin.

Menurut Soekartawi (1986) biaya atau pengeluaran usahatani adalah semua nilai

masuk yang habis atau dikeluarkan dalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga

kerja keluaraga petani.Menurut Hernanto (1991) biaya atau pengeluaran usahatani

adalah semua biaya oprasional dengan tanpa memperhitungkan bunga dari modal

usahatani dan nilai kerja pengelola usaha tani. Pengeluaran ini meliputi

pengeluaran tunai, penyusutan benda fisik, pengurangan nilai inventaris, nilai

tenaga kerja yang tidak di bayar.

Biaya usaha tani ini dapat digolongkan berdasarkan sifatnya yaitu biaya tetap dan

biaya variabel.Biaya tetap adalah biaya yang tidak ada kaitanya dengan jumlah

barang yang di produksi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya

berubah sebanding dengan besarnya produksi(Soekartawi, 1986).

Page 33: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

16

Penerimaan usahatani adalah hasil perkalian dari jumlah produksi total dan harga

satuan dari hasil produksi. Menurut Soekartawi (1986 ) penerimaan usahatani

adalah nilai produk total usaha tani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual

maupun yang tidak dijual. Penerimaan mencakup produk yang dijual, dikonsumsi

sendiri baik yang digunakan kembali untuk bibit atau yang disimpan

digudang.Menurut Hernanto (1991) peneriman usahatani adalah penerimaan dari

semua sumber usahatani.Penerimaan ini terdiri dari jumlah penambahan

inventaris, nilai penjualan hasil dan nilai produk yang dikonsumsi rumah tangga.

Menurut Sumarwan (2005) pendapatan usahatani adalah seluruh perolehan petani

dalam usahatani dalam waktu satu tahun baik yang dapat diperhitunngkan maupun

yang tidak dapat diperhitungkan.Dengan meningkatkan produksi tentunya dapat

meningkatkan pendapatan petani.Untuk itu agar produksi dapat meningkat

diperlukan faktor produksi yang dapat menunjang, baik faktor internal maupun

faktor eksternal. Faktor lain yang dapat meningkatkan produksivitas usahatani

adalah ketrampilan petani yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

tingkat pendidikan atau latihan yang pernah diperoleh dan pengalaman berusaha

tani.

Pendapatan usahatani adalah selisih dari biaya yang dikeluarkan dengan yang

diperoleh.Dalam menganalisa pendapatan usaha tani diperlukan dua keterangan

pokok yaitu keadaan penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu yang

ditetapkan.Analisa pendapatan mempunyai kegunaan bagi petani maupun bagi

pemilik faktor produksi.

Page 34: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

17

Ada dua tujuan dari analisa pendapatan, yaitu :

1. Menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usaha

2. Menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan.

2.1.6 Tanaman Hortikultura

Hortikultura merupakan suatu cabang dari ilmu pertanian yang mempelajari

budidaya buah-buahan, sayuran dan tanaman hias.Hortikultura merupakan

perpaduan antara ilmu, teknologi, seni, dan ekonomi. Praktek pertanian

hortikultura modern berkembang berdasarkan pengembangan ilmu yang

menghasilkan teknologi untuk memproduksi dan menangani komoditas

hortikultura yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi maupun

kesenangan pribadi (Silvia, 2014).

Pada umumnya komoditas hortikultura dimanfaatkan dalam keadaan masih hidup

sehingga perisibel (mudah rusak), dan air merupakan komponen penting dalam

kwalitas.

Ciri-ciri penting komoditas Hortikultura adalah:

1. Komoditas hortikultura (sebagian besar) dipasarkan dalam keadaan hidup.

Maksudnya sesuatu yang akan mati/rusak dan tidak ada nilainya.

2. Komoditas hortikultura mudah rusak. Artinya komoditas ini tidak dapat

disimpan lama, harus segera dipasarkan dan dikonsumsi.

3. Komoditas hortikultura diperdagangkan dengan kandungan air tinggi dan

meruah (voluminous). Artinya untuk pengangkutan dan penggudangan

Page 35: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

18

memerlukan ruang yang luas. Transportasi lewat udara memerlukan biaya yang

tinggi karena kandungan air.

4. Kualitas adalah kata kunci pada komoditas ini. Produk hortikultura yang tidak

berkualitas tidak akan ada harganya.

5. Komoditas ini tidak dikonsumsi sebagai sumber karbohidrat, tetapi sebagai

sumber vitamain, mineral atau kesenangan. Sebagai sumber kesenangan, maka

sekali lagi kualitas merupakan hal yang sangat penting.

6. Komoditas ini memerlukan penanganan pasca panen yang baik. Ini merupakan

konsekuensi dari tuntutan terhadap kualitas, dan karena komoditas ini mudah

rusak.

7. Komoditas ini biasanya memberikan pemasukan yang baik. dimana, komoditas

hortikultura di Indonesia diusahakan dalam skala usaha yang sempit / kecil,

tetapi memberikan hasil ekonomi yang tinggi (Silvia, 2014).

Jenis-jenis Tanaman Hortikultura:

1. Pomologi / Frutikultur (tanaman buah).

2. Florikultura (tanaman bunga).

3. Biofarmaka (tanman obat).

4. Olerikultura (tanaman sayur) : Kubis, Sawi, Terung, Buncis dan lain-lain.

Padaperkembangan tanaman hortikultura menjadi tanaman budidaya di

perkebunan skala besar.Tanaman hortikultura tersebut layak untuk di budidayakan

dipekarangan rumah, Tanaman atau buahnya bisa memberi manfaat langsung

kepada orang yang membudidayakan tanaman hortikultura tersebut.Tanaman

sayur, adalah tanaman yang di budidayakan di ladang,tapiketika di taman di

Page 36: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

19

pekarangan juga bisa langsung dimanfaatkan, itu adalahprinsip tanaman

hortikultura. Sayuran memiliki kontribusi dalam memenuhi kebutuhan gizi

manusia seperti serat, vitamin,kalsium, zat besi dan gizi lainnya yang dapat

mencegah kehadiran penyakit. Pentingnya sayuran bagi kesehatan memicu

peningkatan permintaan produk sayuran(Tim Penulis PS, 2008).

2.1.7 Pendapatan

Pendapatan adalah hasil berupa uangatau hasil materi lainnya yang dicapai dari

penggunaan kekayaan atau jasa-jasa manusia. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi perbedaan tingkat pendapatan yang diterima: (1) Tingkat

pendidikan; (2) Pengalaman kerja; (3) Keahlian yang dimiliki; (4) Sektor usaha;

dan (5) Jenis usaha dan lokasi.

Menurut Tohar dalam Anita (2005) pendapatan dibedakan menjadi :

1) Pendapatan Asli

Yaitu pendapatan yang diterima oleh setiap orang yang langsung ikut serta

dalam produksi barang.

2) Pendapatan turunan (sekunder)

Yaitu pendapatan dari golongan penduduk lainnya yang tidak langsung ikut

serta dalam produksi barang seperti dokter, ahli hukum dan pegawai negeri.

Pendapatan menurut bentuknya dapat dibedakan menjadi :

3)Pendapatan berupa uang

Adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya

sebagai balas jasa, sumber utamanya berupa gaji, upah, bangunan, pendapatan,

Page 37: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

20

bersih dari usaha sendiri dan pendapatan dari penjualan seperti; hasil sewa,

jaminan sosial, premi asuransi.

4)Pendapatan tidak berupa uang

Adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler dan biasanya tidak berbentuk

balas jasa dan diterima dalam bentuk barang.

2.1.8 Analisis Pendapatan

Pendapatan terdiri dari pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Menurut

Soekartawi (1991) pendapatan kotor usahatani (gross farm income) didefinisikan

sebagai nilai produksi total usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang

dijual atau yang tidak dijual. Pendapatan bersih(net farm income) didefinisikan

sebagai selisih pendapatan kotor usahatani dengan pengeluaran total usahatani.

Perhitungan dalam melakukan analisis pendapatan dengan melihat selisih antara

penerimaan dan biaya.Penerimaan merupakan jumlah produk atau barang yang

dihasilkan dikalikan dengan harga.Biaya merupakan biaya produksi yang

dikeluarkan dalam suatu usaha.Biaya ini terdiri dari biaya tetap dan biaya

variabel.Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan jumlahnyatidak berubah-

ubahselama beberapa kali produksi.Biaya variabel merupakan biaya yang

dikeluarkan berulang-ulang sesuai dengan volume produksi (Noor, 2007).

Page 38: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

21

Menurut Mubyarto (1967) dan Soekartawi(1991), biaya usahatani dibedakan

menjadi :

1. Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang relative tetap jumlahnya

2. Biaya tidak tetap ( variable cost) yaitu biaya yang ditentukan oleh besar

kecilnya produksi.

Soeharjo dan patong (1973) menyatakan bahwa penerimaan usahatani dapat

berupa :

1. Hasil penjualan ternak, tanaman, ikan atau produk yang akan dijual.

2. Produk yang dikonsumsi selama melakukan kegiatan.

3. Kenaikan nilai investasi.

Adapun rumus analisis pendapatan sebagai berikut :

= TR-TC

Keterangan:

= Pendapatan (Rp)

TR = Total Revenue atau total penerimaan (Rp)

TC = Total Cost atau total biaya (Rp)

Analisis R/C

Analisis R/C merupakan perbandingan antara penerimaan total dengan biaya total

yang menunjukan nilai penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah yang

dikeluarkan.

Kriteria :

R/C > 1 usaha memberi keuntungan

R/C < 1 usaha memberi kerugian

R/C = 1 usaha berada dalam keadaan tidak rugi maupun untung.

Page 39: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

22

2.1.9Kontribusi

(T. Guritno, 1992) menyatakan bahwa kontribusi sesuatu yang diberikan bersama

– sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian tertentu atau bersama.

Kontribusi penerimaan dari satu jenis kegiatan terhadap total penerimaan usaha

tergantung pada produktivitas faktor produksi yang digunakan dari jenis kegiatan

yang bersangkutan (Nurmanaf, 2006).

Kontribusi pendapatan dari satu jenis kegiatan terhadap total pendapatan rumah

tangga tergantung pada produktivitas faktor produksi yang digunakan dari jenis

kegiatan yang bersangkutan. Stabilitas pendapatan rumah tangga cenderung

dipengaruhi dominasi sumber-sumber pendapatan.Jenis-jenis pendapatan yang

berasal dari luar sektor pertanian umumnya tidak terkait dengan musim dan dapat

dilakukansetiap saat sepanjang tahun(Suratiyah, 2003).

Adapun rumus kontribusi pendapatan (Handayani, 2009).

QxP = x 100%

Qy

Keterangan:

P = Kontribusi pendapatan tanaman sayuranpada lahan pekarangan (%).

Qx =Pendapatandari penjualan sayuran pada lahan pekarangan(Rp/panen).

Qy=Pendapatan total sayuran pada lahan usahatani non pekarangan dan

lahanpekarangan (Rp/panen).

Page 40: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

23

2.2 Kerangka Pemikiran

Sayuranmerupakan komoditas yang banyak dibudidayakan di

KecamatanGisting.Desa Gisting Atas adalah salah satu desa yang

membudidayakan sayuran di Kecamatan Gisting, karena DesaGisting Atas berada

pada dataran tinggi sehingga sangat berpotensi untuk pengembangan budidaya

sayuran. Obyek dalam penelitian ini adalah masyarakat desaGisting Atas yang

memanfaatkan lahan pekarangannya untuk berusahatani sayuran.Tujuan dari

usahatani dilahan pekarangan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan/konsumsi

sayuran dan meningkatkan pendapatan petani.

Usahatani dilahan pekarangan merupakan usaha yang dijalankan oleh masyarakat

Desa Gisting Atas sejak dulu hingga sekarang. Suatu usaha yang baik, seharusnya

memiliki inventarisir input maupun output. Kegiatan menginventarisir input

output merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menganalisis total biaya

produksi yang dikeluarkan dalam berusahatani sayuran sepertibenih, pupuk,

peralatan, pestisida dan tenaga kerja, menganalisis penerimaan dari penjualan

produksi sayuran tersebut serta kontribusinya terhadap pendapatan petani sayuran.

Oleh sebab itu perlu melakukan analisis pendapatan guna untuk mengetahui

seberapa besarkah kontribusi dari usahatani di lahan pekarangan. Untuk lebih

jelasnya kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 1.

Page 41: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

24

Keterangan :

Mempengaruhi

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Usahatani Sayuran

Inventarisasi Output

1. Produksi

Inventarisasi Input

1. Lahan2. Benih /bibit 3. Pupuk4. Pestisida5. Peralatan6. Tenaga kerja

Analisis Pendapatan

1. Lahan pekarangan2. Lahan non

pekarangan

PenerimaanBiaya Produksi

Analisis kontribusiR/C

Harga

Page 42: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

25

III. METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional

Definisioperasional pada penelitan ini adalah :

1. Usahatani sayuran di lahan pekarangan merupakan usahatani sayuran yang di

budidayakan di lahan pekarangan di Desa Gisting Atas.

2. Usahatani lahan non pekarangan merupakan usahatani sayuran yang di

budidayakan di lahan non pekarangan (tegal/kebun) di Desa Gisting Atas.

3. Benih merupakan salah satu faktor yang penting dalam berusahatani sayuran.

4. Pupuk merupakanbahan-bahan organik maupun anorganik yang diberikan

pada tanah guna memperbaiki keadaan fisik tanah sekaligus melengkapai

substansi anorganik yang esensial bagi tanaman.

5. Pestisida merupakansuatu bahan atau campuran bahan untuk mencegah

/membasmi, menolak atau mengurangi hama yang menyerang tanaman dan di

daerah penelitian menggunakan pestisida berupa fungisida, insektisida dan

herbisida.

6. Peralatan merupakanalat-alat produksi pertanian yang masih sederhana

seperti halnya cangkul, handsprayer, sabit, golok, karung.

Page 43: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

26

7. Tenaga kerja merupakan tenaga kerja baik dari dalam keluarga maupun dari

luar keluarga yang digunakan untuk kegiatan usahatani lahan pekarangan

maupun non pekarangan di daerah penelitian dengan satuan (HOK).

8. Inventarisasi input merupakan pendataan faktor-faktor produksi didaerah

penelitian seperti benih/bibit, pupuk, pestisida,peralatan, tenaga kerja yang

mendukung kegiatan produksi.

9. Inventarisasi output merupakan pendataan hasil produksi didaerah penelitian

seperti produksi sayuran.

10. Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan jumlahnya berubah-ubah

sejumlah dengan tingkat produksiatau dengan kata lain biaya yang habis

dalam satu kali pakai dengan satuan rupiah (Rp).contohnya,benih, pupuk,

pestisida dan tenaga kerja

11. Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan jumlahnya tidak berubah-ubah

selama beberapa kali produksi dengan satuan rupiah (Rp). Contohnya,

penyusutan peralatan

12. Total biaya merupakan penjumlahan dari biaya variabel dan biaya tetap yang

dikeluarkan pada proses produksi dengan satuan rupiah (Rp).

13. Harga merupakan nilai yang ditetapkan oleh tengkulak yang di ukur dalam

satuan rupiah dengan satuan rupiah (Rp).

14. Penerimaan merupakan nilai rupiah yang dihasilkan dari penjualan hasil

produksi pada usahatani di daerah penelitian dengan satuan rupiah (Rp).

15. Pendapatan merupakan nilai rupiah yang didapatkan dari selisih penerimaan

dikurangi dengan total biaya selama proses produksi dengan satuan rupiah

(Rp).

Page 44: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

27

16. R/C rasio merupakan perbandingan antara penerimaan dan total biaya untuk

melihat penerimaan dalam rupiah dari setiap biaya yang dikeluarkan.

17. keuntungan atau kerugian merupakan nilai yang terlihat dari kriteria R/C

rasio.

18. Kontribusi adalah besarnya persentase (%) sumbangan dari hasil penjualan

usaha tani lahan pekarangan terhadap total penerimaan usaha tani dengan

satuan rupiah (Rp).

3.2 Batasan Operasional

1. Objek dalam penelitian ini adalah petani sayuran yang memanfaatkan lahan

pekarangannya untuk berusahatani sayuran.

2. Pada lahan pekarangan maupun lahan non pekarangan yang di analisis adalah

tanaman sayuran.

3. Untuk di lahan non pekarangan, sayuran yang dianalisis adalah semua jenis

sayuran dan untuk di lahan pekarangan, sayuran yang dianalisis adalah

sayuran kubis, buncis, sawi dan terung.

4. Pendapatan yang di analisis adalah pendapatan per satu kali panen.

3.3Lokasi Dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di DesaGisting Atas Kecamatan Gisting Kabupaten

Tanggamus.Pemilihan lokasi atas dasar pertimbangan bahwa di DesaGisting Atas

merupakan daerah yang telah menjalankan Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk

berusahatani sayuran sejak dulu hingga saat ini.Desa Gisting Atasjuga merupakan

desayang termasuk wilayah yang penduduknya semakin banyak dan memiliki

Page 45: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

28

lahan yang semakin sempit sehingga menjadi menarik untuk dikaji seberapa besar

manfaat lahan pekarangan dapat membantu sosial ekonomi rumah tangga

petani.Waktu penelitian yaitu pada bulan januari hingga februari 2015.

3.4 Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

a. Data Primer yaitu data yang bersumber dari hasil wawancara langsung

dengan petani sayur diDesaGisting Atas Kecamatan Gisting dengan

menggunakan kuesioner.

b. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari dokumen, buku serta laporan-

laporan yang berkaitan dengan penelitian

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah unit atau individu pada suatu area penelitian yang akan dijadikan

obyek penelitian. Pada penelitian ini populasi diambil dari seluruh petani sayuran

yang memanfaatkan lahan pekarangannya untuk berusahatani sayuran di

DesaGisting Atas Kecamatan Gisting berjumlah sebanyak 210 orang.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah unit atau individu dari jumlah populasi yang ada. Untuk

mendapatkan jumlah sampel yang ada maka digunakan teori (Arikunto, 2006)

dengan ketentuan yaitu jika populasi diatas 100 orang maka diambil 10% dari

jumlah populasi yang ada, sedangkan jika jumlah populasi kurang dari 100 orang

Page 46: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

29

maka sampel diambil dari jumlah populasi yang ada. Jadi jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah 210 orang x 10 % =21 orang.Sampel di pilih secara purposif

yaitu petani sayuran yang menanam sayuran kubis, sawi, buncis dan terung di

lahan pekarangannya.

3.6 Metode Analisis

a. Analisis pendapatan usahatani lahan pekarangan dan non pekarangan.

Pendapatan dihitung dengan melihat selisih antara peneriman dan total biaya.

= TR-TC

Keterangan:

= Pendapatan (Rp)

TR=Total Revenue atau total penerimaan (Rp)

TC= Total Cost atau total biaya (Rp)

Penerimaan

TR= P x Q

Keterangan :

TR= Total Penerimaan (Rp)

P= Harga Produk (Rp)

Q= Jumlah produksi yang diperoleh(Kg)

Total biaya

TC = TFC + TVC

Keterangan :

TC = Total Cost atau biaya total (Rp)

TFC = Total Fixed Cost atautotalbiayatetap (Rp)

TVC = Total Variable Cost atautotalbiayavariabel (Rp)

Page 47: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

30

R/C rasio

R/C rasio =Keterangan :

TR = Total Revenue atau total penerimaan (Rp)

TC = Total Cost atau total biaya (Rp)

Kriteria :

R/C > 1 usaha memberi keuntungan

R/C < 1 usaha memberi kerugian

R/C = 1usaha berada dalam keadaan tidak rugi maupun untung

b. Untuk menghitung kontribusi pendapatan digunakan rumus (Handayani, 2009)

QxP = x 100%

Qy

Keterangan:

P= Kontribusi pendapatan tanaman sayuran pada lahan pekarangan (%)

Qx= Pendapatan dari penjualan sayuran pada lahan pekarangan (Rp/panen)

Qy= Pendapatan total sayuran pada lahan usahatani non pekarangan dan lahan

pekarangan (Rp/panen).

Page 48: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah

Desa Gisting Atas merupakan salah satu pekon yang ada di Kecamatan Gisting

Kabupaten Tanggamus. Desa Gisting Atas mempunyai luas wilayah 567.5 km2

dengan batas – batas administratif, yaitu :

1. Sebelah Utara : Desa Gisting Bawah

2. Sebelah Selatan : Desa Gisting Permai

3. Sebelah Barat : Register 30

4. Sebelah Timur : Register 28

4.1.1 Topografi dan Iklim

Desa Gisting Atas terletak di dataran tinggi yaitu dengan ketinggian 800 dpl. Dan

dengan bentang wilayah berbukit,curah hujan 3.000 mm / tahun, suhu rata-rata

240C.

4.1.2 Penggunaan Lahan

Pengunaan lahan di DesaGisting Atas meliputi lahan sawah, lahan perkebunan

dan fasilitas umum lainnya. Luas lahan berdasarkan penggunaannya dapat dilihat

pada tabel 3 berikut :

Page 49: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

32

Tabel 3. Luas Lahan Desa Gisting Atas Berdasarkan Pola Penggunaanya

Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha) Persentase (%)SawahLadangPerkebunanPemukiman Pekarangan

1710059,5

297,7593,25

2,317, 6210,3952,4616,43

Jumlah 567.5 100Sumber :Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan kecamatan

Gisting,2014

Tabel 3 diatas menunjukan penggunaan lahan di Desa Gisting Atas sebagian besar

digunakan untuk pemukiman penduduk yaitu dengan jumlah297,75 ha (52,46 %),

sawah 17 ha (2,3%), ladang 100 (17,62%), perkebunan 59,5 (10,39%) dan

pekarangan 93,25 (16,43%). Dengan persentase 16,43% lahan pekarangan,

menunjukan bahwa Desa Gisting Atas memiliki potensi untuk mengembangkan

usahatani sayuran di lahan pekarangan.

4.1.3 Keadaan Penduduk

1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur

Penduduk Desa Gisting Atas berjumlah 7.548 jiwa yang terdiri dari 3.886 laki-

laki(51,48 %) dan 3662 perempuan(48,51 %) dengan kepala keluarga 1.879 kk.

Sebaran penduduk berdasarkan golongan umur yang secara rinci dapat dilihat

pada tabel 4.

Page 50: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

33

Tabel 4. Sebaran Jumlah Penduduk Desa Gistinng Atas Menurut Umur

Umur (th) Jumlah (jiwa) Persentase (%)0-12-45-1213-2526-4546-58> 58

238363899212926201250103

3.154,8011,9128,2034,7116,561,36

jumlah 7.548 100Sumber : Profil Desa Gisting Atas, 2014

Tabel 4 diatas menunjukan penduduk di Desa Gisting Atas sebagian besarberada

pada umur produktif yaitu 21- 54 tahun. Umur produktif merupakan usia yang

cukup potensialuntuk melakukan kegiatan usahatani. dengan persentase tertinggi

yaitu pada tingkat umur 26-45 tahun yakni dengan persentase 34,71 %. Hal ini

menunjukan bahwa penduduk Desa Gisting Atas cukup potensial untuk

melakukan kegiatan usahatani.

2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Penduduk Desa Gisting Atas jika ditinjau dari pendidikan formal memiliki

pendidikan yang beragam yaitu sekolah dasar, sekolah menengah pertama,

sekolah menengah umum dan perguruan tinggi. Secara rinci jumlah penduduk

Desa Gisting Atas berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 5

berikut :

Page 51: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

34

Tabel 5. Sebaran Jumlah Penduduk Desa Gisting Atas Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)Belum Sekolah Tidak Pernah Sekolah Tidak Tamat SDTamat SDTamat SLTP/ SederajatTamat SLTA / SederajatPerguruan Tinggi / Sederajat

4921145121374120521601691

6,511,51

6,7818,2015,9632,5922,40

Jumlah 7.548 100Sumber : Profil Desa Gisting Atas, 2014

Tabel 5 di atas menunjukan bahwa jenjang pendidikan tertinggi di Desa Gisting

Atas yaitu pada tingkat SLTA/sederajat dengan persentase (32,59). Walaupun

sebagian besar penduduk di Desa Gisting Atas berpendidikan tinggi namun

tingkat pendidikan perlu ditingkatkan supaya sumber daya manusianya lebih

berkwalitas.

3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Matapencaharian

Mata pencaharian penduduk Desa Gisting Atas terdiri dari berbagai macam

kegiatan pekerjaan, namun dengan demikian yang paling dominan bermata

pencaharian sebagai petani. Secara rinci sebaran penduduk dapat dilihat pada tabel

6 sebagai berikut :

Page 52: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

35

Tabel 6. Sebaran Penduduk Desa Gisting Atas BerdasarkanMata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1234567

GuruPetaniBuruh TaniPedagangPeternakPNSLainya

3503.450450

1.625252200435

5,1751,026,6524,033,722,956,43

Jumlah 6.762 100Sumber : Profil Desa Gisting Atas, 2014

Tabel 6 diatas menunjukan bahwa sebagian besar penduduk Desa Gisting Atas

bermatapencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 3.450 jiwa dengan persentase

51,02 %.Hal ini dikarenakan kondisi dan potensi di Desa Gisting Atas cocok

untuk lahan pertanian. Dengan adanya jumlah petani yang besar akan dapat

meningkatkan produksi pertanian di Desa Gisting Atas.

4.2. Karakteristik Responden

Untuk mengetahui latar belakang dan identitas responden, maka perlu diketahui

berbagai hal yang berhubungan dengan keadaan responden, seperti umur, tingkat

pendidikan yang ditamatkan, pekerjaan dan lain-lain. Pada uraian berikut ini

disajikan informasi yang berhubungan dengan keadan responden.

1. Umur

Umur responden dapat mempengaruhi kegiatan bertani dan produktivitas kerja di

sektor pertanian. Menurut Rusli (1983) kriteriaumur produktif seseorang berkisar

antara 15-64 tahun. berdasarkan penelitian di Desa Gisting Atas didapatkan umur

Page 53: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

36

respoden yang berbeda-beda antara 25-65 tahun.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 7.

Tabel 7. Sebaran tingkat umur responden

No Golongan Umur Jumlah Persentase1 25-35 3 14,282 36-45 7 33,333 46-55 5 23,804 56-65 6 28,57

Jumlah 21 100Sumber : data primer (olahan)

Bedasarkan tabel 7 diatas menunjukan bahwa sebagian besar petani berada pada

rentang kelompok umur 36-45 tahun dengan jumlah 33 %. Dengan melihat umur

angkatan kerja, kelompok umur 36-45 tahun dikatakan golongan umur yang

masih produktif . Dengan kondisi umur petani yang produktif ini maka diharapkan

petani memiliki kemampuan fisik yang kuat sehingga memberikan kontribusi

tenaga kerja yang lebih besar terhadap usahataninya, dengan demikian diharapkan

dapat meningkatkan produksi usahataninya.

3. Luas dan Status Kepemilikan Lahan

Luas lahan garapan yang di kelola oleh setiap petani akan berpengaruh terhadap

hasil panen. Semakin luas lahan usahatani yang di pergunakan akan memiliki

kemungkinan yang lebih besar untuk memperoleh hasil yang lebih besar, dan

sebaliknya. Menurut Hernanto, (1994) menyebutkan klasifikasi luas kepemilikan

lahan yaitu petani luas (lebih dari 2 ha), petani sedang (0,5-2 ha), petani sempit

(0,5) dan buruh tani tidak bertanah. Rata-rata luas lahan kepemilikan petani

responden pada lahan non pekarangan di Desa Gisting Atas adalah 0,58 ha,

termasuk klasifikasi lahan sedang sehingga di perlukan peningkatan modal dan

Page 54: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

37

tenaga yang lebih baik untuk dapat meningkatkan produksi sayuran. Sedangkan

rata-rata luas lahan di lahan pekarangan adalah 105,33 m2.

Status kepemilikan lahan terbagi menjadi 2 yaitu pribadi dan sewa. Responden

yang status lahannya sewa adalah responden yang memanfaatkan lahan

pekarangan atau tanah orang lain untuk digarap/dimanfaatkan dan dikenakan

biaya sewa. Rata-rata status kepemilikan lahan pekarangan responden di daerah

penelitian adalah milik pribadi.

4. LamaBerusahatani

Usahatani sayuran telah dilakukan oleh sebagian masyarakat DesaGisting Atas.

Mereka memiliki pengalaman yang bertahun-tahundalam menekuni usahatani

budidaya sayuran. lama berusahatani sayuran di ukur dari berapa lama (tahun)

petani telah menekuni usahataninya. Pengalaman menjalani usahatani suatu

komoditas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

usahatani. Dengan pengalaman yang dimiliki maka petani akan memahami

berbagai hal yang berkaitan dengan komoditas sayuran, dengan pengalaman yang

dimiliki diharapkan petani akan mampu mengelola dan meningkatkan hasil

usahataninya dengan berbagai cara. Petani di DesaGisting Atas memiliki

pengalaman berusahatani yang bervariasi, lama berusahatani petani disajikan pada

tabel 8 berikut ini :

Page 55: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

38

Tabel 8. Sebaran lama berusahatani sayuran responden

No Lama berusahatani Jumlah Orang Persentase %12

1-910-19

36

14,2928,57

3 20-29 9 42,854 >30 3 14,29

Jumlah 21 100Sumber : data primer (olahan)

Berdasarkan tabel 8 di atas menunjukan bahwa sebagian besar respondentelah

memiliki pengalaman berusahatani sayuran lebih dari 10 tahun. Tetapi ada

sebagian kecil responden yang pengalaman usahataninya kurang dari 10 tahun.

Sedangkan petani yang memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun ada 18 orang

atau sekitar 85 %.Sebagian besar petani sayuran telah memiliki pengalaman yang

cukup lama atau lebih dari 15 tahun.

4.3 Keragaan Usahatani Sayuran

1. Penggunaan Benih

Ketersediaan benih merupakan salah satu faktor yang penting dalam berusahatani

sayuran. Uapaya peningkatan produksi sayuran perlu adanya penggunaan benih

yang bermutu. Benih bermutu yaitu benih yang asli, murni, bersih, memiliki

viabilitas tinggi dan sehat. Petani responden memperoleh benih dengan membeli

di kios(agen) dengan harga yang bervariasi.

Pada lahan pekarangan benih yang digunakan adalah kubis, buncis, sawi dan

terung dan penggunaan masing-masing benih untuk kebutuhan lahan pekarangan

bebeda. Pada lahan pekarangan ini benih sayuran yang digunakan berjumlah

antara 0,75 sampai 3bungkus(sesuai kemasan) atau menyesuaiakan dengan luas

Page 56: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

39

lahan pekarangan tersebut. untuk di lahan non pekarangan benih yang digunakan

adalah semua jenis sayuran. penggunaan masing-masing benih untuk kebutuhan

lahan pekarangan bebeda dan benih yang digunakan berjumlah antar 1 sampai 15

bungkus(sesuai kemasan) atau menyesuaiakan dengan luas lahan tersebut.

2. Penggunaan Pupuk

Pupuk adalah bahan-bahan organik maupun anorganik yang diberikan pada tanah

guna memperbaiki keadaan fisik tanah sekaligus melengkapai substansi anorganik

yang esensial bagi tanaman. Pemupukan merupakan salah satu usaha untuk

meningkatkan produksi sayuran. Pupuk yang digunakan petani di lahan non

pekarangandan di lahan pekarangan adalah pupuk NPK, Ureadan pupuk Kandang.

Rata – rata penggunaan pupuk oleh petani di daerah penelitian dapat dilihat pada

Tabel 9.

Tabel 9. Rata-rata penggunaan pupuk dalam per 0,58 Hadi Desa Gisting Ataspada lahan non pekarangan, 2015.

Pupuk penggunaan(kg)

Penggunaan per ha

Anjuran penggunaan

per ha

Jumlah pengguna

pupuk (orang)Pupuk NPK 132 227 500 21Pupuk Urea 173 298 200-400 12Pupuk Kandang 551 950 200-400 7

Sumber : data primer (olahan)

Berdasarkan tabel 9 menunjukan bahwa penggunaan pupuk NPK sebesar 132 kg,

Urea 173 kg dan pupuk Kandang sebesar 551 kg. Untuk petani yang

menggunakan pupuk NPK sebanyak 21 orang, yang menggunakan pupuk Urea

sebanyak 12 orang dan yang menggunakan pupuk Kandang sebanyak 7 orang.

Penggunaan pupuk NPK dan Urea masih dalam pemakaian standar sesuai dengan

Page 57: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

40

anjuran dosis pemupukan 200-400 kg/ha (Sutarya, R, 2012), namun untuk

penggunaan pupuk kandang sudah melebihi dosis anjurannya 200-400

kg/ha(Sutriadi, 2003). Pemakaian pupuk secara berlebihan selain pemmborosan,

juga tidak menguntungkan bagi kelestarian lahan dan lingkungan

Tabel 10. Rata-rata penggunaan pupuk dalam per 105,33 m2diDesa Gisting Atas pada lahan pekarangan, 2015.

Pupuk penggunaan(kg)

Jumlah pengguna pupuk(orang)

Pupuk NPK 6 19Pupuk Urea 5 16Pupuk Kandang 74 16

Sumber : data primer (olahan)

Berdasarkan tabel 10 menunjukan bahwa penggunaan pupuk NPK sebesar 6 kg,

Urea 5 kg dan pupuk Kandang sebesar 74 kg. Untuk petani yang mengguanakan

pupuk NPK sebanyak 19 orang, yang menggunakan pupuk Urea sebanyak 16

orang dan yang menggunakan pupuk Kandang sebanyak 16 orang.

3.Penggunaan Pestisida

Pestisida merupakan suatu bahan atau campuran bahan untuk mencegah

/membasmi, menolak atau mengurangi hama yang menyerang tanaman. Secara

umum petani responden di daerah penelitian menggunakan pestisida berupa

fungisida, insektisida dan herbisida(Biocron, Regent, Cleser, Demolis). Dalam

usahatani, fungisida digunakan untuk memberantas jamur, insektisida digunakan

untuk memberantas hama dan herbisida digunakan untuk memberantas gulma.

Page 58: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

41

4.Penggunaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam

berusahatani. Menurut Mubiyarto 1985, bahwa dalam berusahatani sebagian besar

tenaga kerja berasal dari keluarga sendiri yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak

petani. Pemakaian tenaga kerja digunakan untuk kegiatan pengolahan lahan,

persemaian, penanaman, pemupukan, penyiangan, penyemprotan dam

pemanenan. Tenaga-tenaga kerja tersebut terdiri dari tenaga kerja wanita dan

tenaga kerja pria yang di samaratakan dalam satuanhari orang kerja (HOK)

dengan standar jam kerja sebanyak 8 jam kerja per hari berdasarkan tingkat upah

kerja yang berlaku.

Data yang diperoleh dari penelitian menunjukan bahwa mayoritas penggunaan

tenaga kerja oleh petani responden banyak berasal dari dalam keluarga (DK)

sehingga petani tidak mengeluarkan biaya untuk membayar upah tenaga kerja.

Hanya sebagian petani yang menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga (LK).

Upah rata-rata jam kerja di daerah penelitian adalah sebesar Rp 50.000,00 dengan

lama jam kerja 8 jam per hari.

Tabel 14. Rata-rata penggunaan tenaga kerja per 0,58 Ha pada lahan non pekarangan di Desa Gisting Atas , 2015

Jenis KegiatanPenggunaan Tenaga Kerja

LK (HOK) (%)

DK (HOK)

(%)Jumlah (Hok)

(%)

Pengolahan tanah 8 16,33 11 22,45 19 39Penanaman 1 2,04 4 8,16 5 10Pemupukan 0 - 3 6,12 3 6Penyemprotan/HPT 2 4,08 4 8,16 6 12Panen 10 20,41 6 12,24 16 33Jumlah 21 42,86 28 57,14 49 100

Sumber : data primer (olahan)

Page 59: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

42

Berdasarkan tabel 14 menunjukan bahwa jumlah tenga kerja yang digunakan pada

usahatani sayuran di lahan non pekarangan tersebut berasal dari tenaga kerja

dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja yang banyak di

gunakan dalam uasahatani sayuran di lahan non pekarangan tersebut adalah

tenaga kerja dari dalam keluarga(57,14 %)dan digunakan untuk kegiatan

pengolahan tanah dan panen, sedangkan tenaga kerja dari luar keluarga(42,86%)

paling tinggi digunakan pada saat kegiatan panen karena untuk menyerempakan

waktu panen. Contohnya seperti sayuran kubis dan sawi harus ditanam dan panen

secara serempak. Adapun tabel rata-rata penggunaan tenaga kerja dapat dilihat

pada tabel 15.

Tabel 15. Rata-rata penggunaan tenaga kerja per 105,33 m2pada lahan pekarangan di Desa Gisting Atas, 2015

Jenis KegiatanPenggunaan Tenaga Kerja

LK (HOK)

(%)DK

(HOK)(%)

Jumlah (Hok)

(%)

Pengolahan tanah - - 1,32 32,2 1,32 32Penanaman - - 0,45 11,0 0,45 11Pemupukan - - 0,42 10,2 0,42 10Penyemprotan/HPT - - 1 24,4 1 24Panen - - 0,91 22,2 0,91 22,2Jumlah - - 4,1 100,0 4,1 100,0

Sumber : data primer (olahan)

Berdasarkan tabel 15 menunjukan bahwa jumlah tenaga kerja yang digunakan

pada usahatani sayuran di lahan pekarangan tersebut (100 %) berasal dari tenaga

kerja dalam keluarga, karena luas lahan pekarangan yang kecil dan tidak banyak

membutuhkan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja yang banyak di gunakan

dalam uasahatani sayuran di lahan pekarangan tersebutdigunakan untuk kegiatan

pengolahan tanah dan panen, karena untuk mempercepat penanaman dan

Page 60: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

43

menyerempakan waktu panen. Contohnya seperti sayuran kubis dan sawi harus

ditanam dan panen secara serempak.

5. Penggunaan Peralatan

Petani tradisional umumnya mengunakan alat-alat produksi pertanian yang masih

sederhana seperti halnya cangkul, handsprayer, sabit, golok, karung. Rata-rata

umur ekonomis dan penyusutan untuk peralatan di lahan non pekarangan tersebut

adalah 5 tahun rata-rata rupiah sebesar Rp 19.904,764 per tahun.Jumlah, umur

ekonomis dan penyusutan peralatan dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16. Rata-rata penggunaan peralatan dalam usahatani sayuran per 0,58 Ha sayuran pada lahan nonpekarangan di Desa Gisting Atas , 2015

Peralatan Jumlah Umur ekonomis (tahun)

Penyusutan(Rp/thn)

Cangkul 1,81 5 21.714,29Sabit 1 5 4.666,67Handsprayer 1 5 50.000,00Golok 1 5 6.428,57Karung 16,71 2 16.714,29

JumlahRata-rata

99.523,8219.904,764

Sumber : data primer (olahan)

Rata-rata umur ekonomis dan penyusutan untuk peralatan di lahan pekarangan

tersebut adalah 5 tahun dan rata-rata rupiah sebesar Rp.17.678,57per tahun.

Jumlah, umur ekonomis dan penyusutan peralatan dapat dilihat pada tabel 17.

Page 61: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

44

Tabel 16. Rata-rata penggunaan peralatan dalam usahatani sayuran per 105,33 pada lahan pekarangan di Desa Gisting Atas , 2015

Peralatan Jumlah Umur ekonomis (tahun)

Pnyusutan(Rp/thn)

Cangkul 1 5 12.000,00Sabit 2 5 4.666,67Handsprayer 0,95 5 47.619,05Golok 1 5 6.428,57

JumlahRata-rata

70.714,2917.678,57

Sumber : data primer (olahan)

4.5 Analisis Usahatani

Konsep rumah tangga menunjuk pada arti ekonomi dari satuan keluarga, seperti

bagaimana keluarga itu mengelola kegiatan ekonomi keluarga, pembagian kerja dan

fungsi, kemudian berapa jumlah pendapatan yang diperoleh atau konsumsinya serta

jenis produksi dan jasa yang dihasilkan (Raharjo dalam Ranti, 2009). Jika keluarga

semakin besar, membuka kesempatan bagi pencari pendapatan (income earner) akan

memberikan kontribusinya terhadap pendapatan keluarga.

Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh petani dari usahatani lahan pekarangan

baik berupa komoditi yang dijual maupun komoditi yang dikonsumsi. Pada penelitian

ini, pendapatan rumah tangga berasal dari dua sumber, yaitu dariusahatani non

pekarangan dan usahatani pekarangan. Pendapatan yang diperoleh petani pada

pekarangan merupakan pendapatan sampingan dari pekerjaan utama yaitu non

pekarangan. Usahatani lahan pekarangan merupakan kegiatan yang positif seperti

bercocok tanam tanaman yang ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan gizi

keluarganya. Hasil dari pemanfaatan lahan pekarangan sebagian besar dimanfaatkan

petani untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga sehingga mengurangi beban

pengeluaran untuk belanja konsumsi sayur-sayuran sehari-hari, namun ada juga

Page 62: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

45

petani yang sebagian hasil panennya dikonsumsi dan lebihnya dijual. Bagi petani

yang menjual hasil usahataninya, mereka menjual ke warung-warung terdekat rumah

atau pedagang pengumpul untuk dijual ke pasar. Berdasarkan penelitian, besarnya

penerimaan,biaya usahatani,pendapatan dan R/C dapat dilihat pada tabel 17.

Page 63: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

46

Page 64: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

47

Page 65: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

48

Berdasarkan tebel 17 menunjukan pendapatan usahatani sayuran pada lahan non

pekarangan di Desa Gisting Atas yaitu :

1. Buncis

Produksi buncis yang diperoleh dengan rata-rata luas lahan(0,6 ha) yaitu

sebesar 1.238 kgdengan harga jualRp. 4.500, sehingga penerimaaan petani

sebesar Rp.5.571.000, biaya tunai yang dikeluarkan sebesar Rp.3.448.633,

rata-rata pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani sayuran sebesar

Rp.2.122.367. NilaiR/C atas biaya tunai adalah sebesar (R/C=1,6), yang

berarti setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran akan

menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,6 sehingga usahatani sayuran ini

menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani mengalami keuntungan

karena penerimaan lebih besar dari biaya.Sedangkan biaya total yang

dikeluarkan sebesar Rp. 4.881.333, rata-rata pendapatan atas biaya total

yang diperoleh petani sayuran sebesar Rp.689.667.NilaiR/C atas biaya

total adalah sebesar (R/C=1,1), yang berarti setiap Rp. 1,00 yang

dikeluarkan untuk usahatani sayuran akan menghasilkan penerimaan

sebesar Rp.1,1 sehingga usahatani sayuran ini menguntungkan. Pada

posisi dengan R/C>1 petanimengalami keuntungan karena penerimaan

lebih besar dari biaya.

2. Kubis

Produksi kubis yang diperoleh dengan rata-rata luas lahan(0,76 ha) yaitu

sebesar 11.900 kgdengan harga jualRp. 2.000, sehingga penerimaaan

petani sebesar Rp 23.800.000, biaya tunai yang dikeluarkan sebesar

Page 66: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

49

Rp.3.220.242, rata-rata pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani

sayuran sebesar Rp.20.579.758. NilaiR/C atas biaya tunai adalah sebesar

(R/C=7,3) yang berarti setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani

sayuran akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 7,3 sehingga

usahatani sayuran ini menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani

mengalami keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya.

Sedangkan biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp.5.285.928, rata-rata

pendapatan atas biaya total yang diperoleh petani sayuran sebesar

Rp.18.514.072.NilaiR/C atas biaya total adalah sebesar (R/C=4,5), yang

berarti setiap Rp.1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran akan

menghasilkan penerimaan sebesar Rp.4,5 sehingga usahatani sayuran ini

menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani mengalami keuntungan

karena penerimaan lebih besar dari biaya.

3. Sawi

Produksi sawi yang diperoleh dengan rata-rata luas lahan(0,375 ha) yaitu

sebesar 1.250 kgdengan harga jualRp. 3.250, sehingga penerimaaan petani

sebesar Rp.4.062.500, biaya tunai yang dikeluarkan sebesar Rp.770.500,

rata-rata pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani sayuran sebesar

Rp. 3.292.000. NilaiR/C atas biaya tunai adalah sebesar (R/C=5,2), yang

berarti setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran akan

menghasilkan penerimaan sebesar Rp 5,2 sehingga usahatani sayuran ini

menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani mengalami keuntungan

karena penerimaan lebih besar dari biaya. Sedangkan biaya total yang

dikeluarkan sebesar Rp.2.478.000, rata-rata pendapatan atas biaya total

Page 67: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

50

yang diperoleh petani sayuran sebesar Rp.1.584.500.NilaiR/C atas biaya

total adalah sebesar (R/C=1,6), yang berarti setiap Rp.1,00 yang

dikeluarkan untuk usahatani sayuran akan menghasilkan penerimaan

sebesar Rp.1,6 sehingga usahatani sayuran ini menguntungkan. Pada

posisi dengan R/C>1 petani mengalami keuntungan karena penerimaan

lebih besar dari biaya.

4. Terung

Produksi terung yang diperoleh dengan rata-rata luas lahan(0,25 ha) yaitu

sebesar 350 kgdengan harga jualRp. 3.500, sehingga penerimaaan petani

sebesar Rp.1.225.000, biaya tunai yang dikeluarkan sebesar Rp. 627.500,

rata-rata pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani sayuran sebesar

Rp. 597.500. NilaiR/C atas biaya tunai adalah sebesar (R/C=1,9), yang

berarti setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran akan

menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,9 sehingga usahatani sayuran ini

menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani mengalami keuntungan

karena penerimaan lebih besar dari biaya. Sedangkan biaya total yang

dikeluarkan sebesar Rp. 1.440.500, rata-rata pendapatan atas biaya total

yang diperoleh petani sayuran sebesar Rp.-215.500.NilaiR/C atas biaya

total adalah sebesar (R/C=0,8), yang berarti petani mengalami kerugian

sebesar Rp.-215.500 (0,8). Pada posisi dengan R/C<1 petani mengalami

kerugian karena penerimaan lebih kecil dari biaya. Hal ini dikarenakan

petani terung menggunakan tenaga kerja banyak dari dalam keluarga.

Page 68: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

51

5. Rampai

Produksi rampai yang diperoleh dengan rata-rata luas lahan(0,5 ha) yaitu

sebesar 185 kgdengan harga jualRp. 7.250, sehingga penerimaaan petani

sebesar Rp 1.341.250, biaya tunai yang dikeluarkan sebesar Rp. 858.000,

rata-rata pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani sayuran sebesar

Rp. 483.250. NilaiR/C atas biaya tunai adalah sebesar (R/C=1,5), yang

berarti setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran akan

menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,5 sehingga usahatani sayuran ini

menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani mengalami keuntungan

karena penerimaan lebih besar dari biaya. Sedangkan biaya total yang

dikeluarkan sebesar Rp. 1.680.000, rata-rata pendapatan atas biaya total

yang diperoleh petani sayuran sebesar Rp.-338.750.NilaiR/C atas biaya

total adalah sebesar (R/C=0,7), yang berarti petani mengalami kerugian

sebesar Rp -215.500 (0,7). Pada posisi dengan R/C<1 petani mengalami

kerugian karena penerimaan lebih kecil dari biaya. Hal ini dikarenakan

petani rampai menggunakan tenaga kerja lebih banyak dari dalam

keluarga.

6. Kacang panjang

Produksi kacang panjang yang diperoleh dengan rata-rata luas lahan(0,125

ha) yaitu sebesar 1.500 ikat dengan harga jualRp. 700, sehingga

penerimaaan petani sebesar Rp.1.050.000, biaya tunai yang dikeluarkan

sebesar Rp. 345.000, rata-rata pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh

petani sayuran sebesar Rp. 705.000. NilaiR/C atas biaya tunai adalah

sebesar (R/C=3,0), yang berarti setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan untuk

Page 69: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

52

usahatani sayuran akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 3,2

sehingga usahatani sayuran ini menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1

petani mengalami keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya.

Sedangkan biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp. 749.000, rata-rata

pendapatan atas biaya total yang diperoleh petani sayuran sebesar

Rp.301.000.NilaiR/C atas biaya total adalah sebesar (R/C=1,4), yang

berarti setiap Rp.1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran akan

menghasilkan penerimaan sebesar Rp.1,4 sehingga usahatani sayuran ini

menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani mengalami keuntungan

karena penerimaan lebih besar dari biaya.

Page 70: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

53

Page 71: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

54

Berdasarkan tebel 18 menunjukan pendapatan usahatani sayuran pada lahan

pekarangan di Desa Gisting Atas yaitu :

1. Buncis

Produksi buncis yang diperoleh dengan rata-rata luas lahan(115 m2) yaitu

sebesar 90 kgdengan harga jualRp. 4.625, sehingga penerimaaan petani

sebesar Rp 416.250, biaya tunai yang dikeluarkan sebesar Rp. 150.750,

rata-rata pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani sayuran sebesar

Rp.265.500. NilaiR/C atas biaya tunai adalah sebesar (R/C=2,7), yang

berarti setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran akan

menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,6 sehingga usahatani sayuran ini

menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani mengalami keuntungan

karena penerimaan lebih besar dari biaya. Sedangkan biaya total yang

dikeluarkan sebesar Rp.420.750, rata-rata pendapatan atas biaya total yang

diperoleh petani sayuran sebesar Rp.-4.500.NilaiR/C atas biaya total

adalah sebesar (R/C=0,5), yang berarti Pada posisi dengan R/C<1 petani

mengalami kerugian karena penerimaan lebih kecil dari biaya. Hal ini

dikarenakan produksi yang kecil dan petani di lahan pekarangan

menggunakan tenaga kerja dari dalam keluarga.

Page 72: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

55

2. Kubis

Produksi kubis yang diperoleh dengan rata-rata luas lahan(126,4 m2) yaitu

sebesar 400 kg dengan harga jualRp. 2000, sehingga penerimaaan petani

sebesar Rp 800.000, biaya tunai yang dikeluarkan sebesar Rp. 113.050,

rata-rata pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani sayuran sebesar

Rp. 686.950. NilaiR/C atas biaya tunai adalah sebesar (R/C=7,0), yang

berarti setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran akan

menghasilkan penerimaan sebesar Rp 7,0 sehingga usahatani sayuran ini

menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani mengalami keuntungan

karena penerimaan lebih besar dari biaya. Sedangkan biaya total yang

dikeluarkan sebesar Rp. 367.075, rata-rata pendapatan atas biaya total

yang diperoleh petani sayuran sebesar Rp.432.925.NilaiR/C atas biaya

total adalah sebesar (R/C=2,1), yang berarti setiap Rp.1,00 yang

dikeluarkan untuk usahatani sayuran akan menghasilkan penerimaan

sebesar Rp.2,1sehingga usahatani sayuran ini menguntungkan. Pada posisi

dengan R/C>1 petani mengalami keuntungan karena penerimaan lebih

besar dari biaya.

3. Sawi

Produksi sawi yang diperoleh dengan rata-rata luas lahan(103,43 m2) yaitu

sebesar 450 kg dengan harga jualRp. 1.393, sehingga penerimaaan petani

sebesar Rp.626.850, biaya tunai yang dikeluarkan sebesar Rp. 88.725,

rata-rata pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani sayuran sebesar

Rp. 538.125,00. NilaiR/C atas biaya tunai adalah sebesar (R/C=7,0), yang

berarti setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran akan

Page 73: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

56

menghasilkan penerimaan sebesar Rp 7,0 sehingga usahatani sayuran ini

menguntungkan. Pada posisi dengan R/C > 1 petani mengalami

keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya. Sedangkan biaya

total yang dikeluarkan sebesar Rp.356.799, rata-rata pendapatan atas biaya

total yang diperoleh petani sayuran sebesar Rp.270.051.NilaiR/C atas

biaya total adalah sebesar (R/C=1,7), yang berarti setiap Rp.1,00 yang

dikeluarkan untuk usahatani sayuran akan menghasilkan penerimaan

sebesar Rp.1,7sehingga usahatani sayuran ini menguntungkan. Pada posisi

dengan R/C>1 petani mengalami keuntungan karena penerimaan lebih

besar dari biaya.

4. Terung

Produksi terung yang diperoleh dengan rata-rata luas lahan(79,2 m2) yaitu

sebesar 100 kgdengan harga jualRp. 1.625, sehingga penerimaaan petani

sebesar Rp.162.500, biaya tunai yang dikeluarkan sebesar Rp.69.430, rata-

rata pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani sayuran sebesar

Rp.93.070. NilaiR/C atas biaya tunai adalah sebesar (R/C=2,3), yang

berarti setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran akan

menghasilkan penerimaan sebesar Rp 2,3 sehingga usahatani sayuran ini

menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani mengalami keuntungan

karena penerimaan lebih besar dari biaya. Sedangkan biaya total yang

dikeluarkan sebesar Rp.420.750, rata-rata pendapatan atas biaya total yang

diperoleh petani sayuran sebesar Rp.-136.493.NilaiR/C atas biaya total

adalah sebesar (R/C=0,9), yang berarti Pada posisi dengan R/C<1 petani

mengalami kerugian karena penerimaan lebih kecil dari biaya. Hal ini

Page 74: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

57

dikarenakan produksi terung yang kecil dan petani terung di lahan

pekarangan menggunakan tenaga kerja dari dalam keluarga. Jika tenaga

kerja dari dalam diperhitungkan HOK nya maka petani mengalami

kerugian, tetapi jika tenaga kerja dari dalam keluarga tidak diperhitungkan

HOK nya, maka petani menagalami keuntungan.

Hasil analisis penelitian menunjukkanrata-rata peningkatan pendapatan petani

dalam melaksanakan pemanfaatan lahan pekarangan tidak besar sehingga

perubahan atau penambahan pada pendapatan rumah tangga petani juga tidak

terlalu besar. Hal ini disebabkan karena rata-rata petani hanya memiliki luas lahan

yang kecil dan lahan tidak dimanfaatkan secara optimal sehingga mempengaruhi

hasil produksi usahatani. Besar kecilnya pendapatan petani dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya berapa besar produksi yang diperoleh, berapa besar

tingkat harga jual sayuran yang dijual oleh masing-masing petani, luas lahan yang

dimiliki oleh petani dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani.

Page 75: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

58

Page 76: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

59

Page 77: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

60

Berdasarkan tebel 19 menunjukan pendapatan usahatani sayuran pada lahan non

pekarangan dengan rata-rata luas lahan per 1 Ha di Desa Gisting Atas yaitu :

1. Buncis

Produksi buncis yang diperoleh dengan rata-rata luas lahan per 1 ha yaitu

sebesar 2.063kgdengan harga jualRp.4.500, sehingga penerimaaan petani

sebesar Rp. 9.285.000, biaya tunai yang dikeluarkan sebesar

Rp.5.747.722, rata-rata pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani

sayuran sebesar Rp.3.537.278. NilaiR/C atas biaya tunai adalah sebesar

(R/C=1,6), yang berarti setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani

sayuran akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,6 sehingga

usahatani sayuran ini menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani

mengalami keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya.

Sedangkan biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp.8.135.555, rata-rata

pendapatan atas biaya total yang diperoleh petani sayuran sebesar

Rp.1.149.445. NilaiR/C atas biaya total adalah sebesar (R/C=1,1), yang

berarti setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran akan

menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,1 sehingga usahatani sayuran ini

menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani mengalami

keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya.

Page 78: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

61

2. Kubis

Produksi kubis yang diperoleh dengan rata-rata luas lahan per 1 ha yaitu

sebesar 15.658 kgdengan harga jualRp.2000, sehingga penerimaaan

petani sebesar Rp.31.315.789, biaya tunai yang dikeluarkan sebesar

Rp.4.237.161, rata-rata pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani

sayuran sebesar Rp.27.078.629. NilaiR/C atas biaya tunai adalah sebesar

(R/C=7,3), yang berarti setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani

sayuran akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 7,3sehingga

usahatani sayuran ini menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani

mengalami keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya.

Sedangkan biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp.6.955.168, rata-rata

pendapatan atas biaya total yang diperoleh petani sayuran sebesar

Rp.24.360.621. NilaiR/C atas biaya total adalah sebesar (R/C=4,5), yang

berarti setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran akan

menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 4,5 sehingga usahatani sayuran ini

menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani mengalami

keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya.

3. Sawi

Produksi sawi yang diperoleh dengan rata-rata luas lahan per 1 hektar

yaitu sebesar33.333kgdengan harga jualRp. 3.250, sehingga penerimaaan

petani sebesar Rp.10.833.333, biaya tunai yang dikeluarkan sebesar

Rp.2.054.667, rata-rata pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani

sayuran sebesar Rp.8.778.667. NilaiR/C atas biaya tunai adalah sebesar

Page 79: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

62

(R/C=5,2), yang berarti setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani

sayuran akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp.5,2 sehingga

usahatani sayuran ini menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani

mengalami keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya.

Sedangkan biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp. 6.608.000. rata-rata

pendapatan atas biaya total yang diperoleh petani sayuran sebesar

Rp.4.225.333. NilaiR/C atas biaya total adalah sebesar (R/C=1,6), yang

berarti setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran akan

menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,6 sehingga usahatani sayuran ini

menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani mengalami

keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya.

4. Terung

Produksi terung yang diperoleh dengan rata-rata luas lahan per hektar

yaitu sebesar1.400kgdengan harga jualRp.3.500, sehingga penerimaaan

petani sebesar Rp. 4.900.000, biaya tunai yang dikeluarkan sebesar

Rp.2.510.000, rata-rata pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani

sayuran sebesar Rp.2.390.000. NilaiR/C atas biaya tunai adalah sebesar

(R/C=2), yang berarti setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani

sayuran akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp.2,sehingga usahatani

sayuran ini menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani

mengalami keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya.

Sedangkan biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp.5.762.000, rata-rata

pendapatan atas biaya total yang diperoleh petani sayuran sebesar Rp.-

862.000. NilaiR/C atas biaya total adalah sebesar (R/C=0,9), yang berarti

Page 80: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

63

Pada posisi dengan R/C<1 petani mengalami kerugian karena

penerimaan lebih kecil dari biaya, Hal ini dikarenakan produksi terung

yang kecil.

5. Rampai

Produksi rampai yang diperoleh dengan rata-rata luas lahan per 1 ha yaitu

sebesar370kgdengan harga jualRp.7.250, sehingga penerimaaan petani

sebesar Rp.2.682.500, biaya tunai yang dikeluarkan sebesar

Rp.1.716.000, rata-rata pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani

sayuran sebesar Rp.966.500. NilaiR/C atas biaya tunai adalah sebesar

(R/C=1,5), yang berarti setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani

sayuran akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp.1,5sehingga

usahatani sayuran ini menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani

mengalami keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya.

Sedangkan biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp.3.360.000, rata-rata

pendapatan atas biaya total yang diperoleh petani sayuran sebesar Rp. -

677.500. NilaiR/C atas biaya total adalah sebesar (R/C=0,9), yang berarti

Pada posisi dengan R/C<1 petani mengalami kerugian karena

penerimaan lebih kecil dari biaya, Hal ini dikarenakan produksi rampai

yang kecil.

6. Kacang Panjang

Produksi kacang panjang yang diperoleh dengan rata-rata luas lahan per

1 ha yaitu sebesar 12.000 ikatdengan harga jualRp. 4.500, sehingga

penerimaaan petani sebesar Rp. 8.400.000, biaya tunai yang dikeluarkan

Page 81: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

64

sebesar Rp. 2.760.000. rata-rata pendapatan atas biaya tunai yang

diperoleh petani sayuran sebesar Rp. 5.640.000. NilaiR/C atas biaya tunai

adalah sebesar (R/C=3), yang berarti setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan

untuk usahatani sayuran akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 3

sehingga usahatani sayuran ini menguntungkan. Pada posisi dengan

R/C>1 petani mengalami keuntungan karena penerimaan lebih besar dari

biaya. Sedangkan biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp. 5.992.000,

rata-rata pendapatan atas biaya total yang diperoleh petani sayuran

sebesar Rp. 2.408.000. Nilai R/C atas biaya total adalah sebesar

(R/C=1,4), yang berarti setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan untuk usahatani

sayuran akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,4 sehingga

usahatani sayuran ini menguntungkan. Pada posisi dengan R/C>1 petani

mengalami keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya.

Berdasarkan perhitungan analisis pendapatan sayuran di lahan non pekarangan

dengan luas lahan rata-rata per 1 hektar, sayuran yang memiliki R/C tertinggi

adalah kubis (4,5), Kemudian diikuti dengan sayuran lainya yaitu sawi (1,6),

kacang panjang (1,4), buncis(1,1), terung (0,8), rampai (0,7). untuk sayuran terung

dan rampai R/C kurang dari 1, yang artinya usahatani tersebut mengalami

kerugian.

Kombinasi sayuran antara lahan non pekarangan dan lahan pekarangan adalah

kubis dengan kubis, dengan luas lahan 1 hektar di non pekarangan akan

mengahsilkan R/C sebesar 4,5 dan dengan luas lahan 126,4 m2 akan

menghasilkan R/C sebesar 2,1.

Page 82: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

65

4.4 Kontribusi Pendapatan Lahan Pekarangan

Kontribusi adalah besarnya sumbangan yang diberikan dari suatu kegiatan atau

pekerjaan terhadap pendapatan keluarga. Kontribusi pendapatan petani dari usahatani

lahan pekarangan terhadap pendapatanpetani sayur, telah memberikan kontribusi

yang cukup membantu pendapatan rumah tangga petani. Mencermati harga-harga

kebutuhan konsumsi sehari-hari mahal di Desa Gisting Atas Kecamatan Gisting dan

harga beberapa komoditi sayuran meningkat, petani merasakan dapat menekan

pengeluaran konsumsi makanan sehari-hari, sehingga petani memanfaatkan lahan

pekarangan mereka untuk berusahatani.

Agar dapat mengetahui besarnya kontribusi rata-rata pendapatan petani dalam

menjalankan usahatani lahan pekarangan terhadap peningkatan pendapatan rumah

tangga, maka digunakan rumus menurut (Handayani, 2009) Sehingga didapat rata-

rata kontribusi pendapatan yang diberikan petani terhadap pendapatan rumah

tangga dalam menjalankan pemanfaatan lahan pekarangan adalah sebagai berikut :

QxP = x 100%

Qy

P= Kontribusi pendapatan tanaman sayuran pada lahan pekarangan (%)

Qx= Pendapatan dari penjualan sayuran pada lahan pekarangan (Rp/panen)

Qy= Pendapatan total sayuran pada lahan usahatani non pekarangan dan lahan

pekarangan (Rp/panen).

561.983P = x 100%

21.096.972

P = 2,7 %

Page 83: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

66

Hasil penelitian menujukkan rata-rata kontribusi yang telah disumbangkan petani

lahan pekarangan terhadap pendapatan petani sayuradalah sebesar 2,7 %, dengan

rincian pendapatan lahan non pekarangan sebesar Rp.20.534.989, pendapatann

pekarangan sebesar Rp. 561.983 dan dengan pendapatan total sebesar Rp.

21.096.972, sehingga kontribusi yang didapatkan adalah sebesar 2,7%.Walaupun

kontribusinya tidak besar, namun kegiatan usahatani lahan pekarangan dirasakan

petani berperan cukup penting dalam menambah pendapatan rumah tangga dan

dapat mengurangi pengeluaran serta telah memberi manfaat baik secara ekonomi

maupun sosial.

Manfaat tidak tunai artinya hasil panen dari usahatani lahan pekarangan tidak

hanya berupa uang dan jika diuangkan akan sejumlah nominal yang diuraikan

diatas. Manfaat tidak tunai tersebut adalah hasil usahatani lahan pekarangan lebih

besar dimanfaatkan petani untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari rumah tangga

sehingga dapat menekan pengeluaran belanja. Rata-rata pendapatan yang

merupakanmanfaat tidak tunai artinya dari hasil panen usahatani, petani tidak lagi

membeli sayuran untuk konsumsi rumah tangga sehari-hari untuk beberapa hari

kedepan dan pengeluaran yang seharusnya digunakan untuk belanja kebutuhan

dapat ditabung petani untuk keperluan lainnya seperti kebutuhan sekolah anak dan

belanja lainnya.

Manfaat lain dari adanya pemanfaatan lahan pekarangan ini adalah :

1. Untukmenanambah pendapatan petani yang bersifat positif di Desa Gisting

Atas dengan melakukan usahatani sayuran.

Page 84: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

67

2. Menciptakan keterampilan baru dalam bercocok tanam bagi petani serta

dapat memperindah pekarangan rumah dan memenuhi gizi keluarga.

3. Berfungsi sebagai sumber ekonomi melainkan juga memberi sumbangan

sosial di masyarakat. Di masa lalu petani, jika hendak memenuhi

kebutuhan sandang dan alat-alat rumah tangga, menjual hasil panenan

pekarangan ke pasar.

4. Menjadi sarana sosialisasi dengan tetangga sekitar. Ketika petani

memanen hasil pekarangannya, mereka berbagi antar tetangga dan saling

bersilaturahmi bahkan tidak jarang petani saling bertukar informasi tentang

usahatani yang mereka lakukan.

Page 85: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

68

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Rata-rata pendapatan yang diperoleh petani di lahan non pekarangan

adalah sebesar Rp. 20.534.989 dan di lahan pekarangan adalah sebesarRp.

561.983 jadi total pendapatan petani adalah sebesar Rp. 21.096.972

2. Kontribusi sayuran dari pemanfaatan lahan pekarangan terhadap

pendapatan petani sayuran adalah sebesar 2,7 %. Walaupun kontribusinya

tidak besar, namun kegiatan usahatani lahan pekarangan dirasakan petani

berperan cukup penting dalam menambah pendapatan rumah tangga dan

dapat mengurangi pengeluaran serta telah memberi manfaat baik secara

ekonomi maupun sosial.

5.2 Saran

1. Peran penyuluh untuk mengenalkan potensi lahan pekarangan kepada

masyarakat sebagai bentuk solusi untuk memenuhi gizi keluarga dan

menambah pendapatan rumah tangga.

2. Penyuluh berperan penting dalam memberikan pengetahuan yang diperlukan

masyarakat, seperti pengetahuan tentang budidaya dan pemasaran usahatani.

3. Memberikan pelatihan dalam bentuk bercocok tanam yang baik merupakan

solusi yang mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani

dalam berusahatani.

Page 86: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

69

DAFTAR PUSTAKA

Agus, 2001.Memanfaatkan Lahan Pekarangan Sebagai Apotik Hidup. Penebar Swadaya. Jakarta.

Anita, A. 2005.Pengaruh Ibu Rumah Tangga yang Bekerja di Luar Sektor Pertanian Terhadap Pendapatan Keluarga. Studi Kasus : Desa Purwosari Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang. Semarang : Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Ekonomi.

(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/indeks/assoc/HASHdaff.dir/doc.pdf,diakses pada tanggal 15 November 2014).

Anonim, 2009.Manfaatkan Pekarangan Rumah yang Sempit Menjadi Lahan Produktif.http://iconagry.com/2009/09/tekan-budaya-konsumtif-mulailah.html diakses 15 November 2014.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Ashari, dkk.2012. Potensi Dan Prospek Pemanfaatan Lahan Pekarangan Untuk Mendukung Ketahanan Pangan.Artikel.Bogor.

Badan Pusat Statistik.Provonsi Lampung. 2013.

Balai Pekon Gisting Atas. 2014.

Dinas Pertanian Perikanan Dan Kehutanan. Kabupaten Tanggamus. 2013.

Ginting, M. 2010. Pekarangan Petani Dan Kemiskinan. Gadjah Mada University press.Yayasan Agroekonomika.

Guritno, 1992.Kamus Ekonomi (Bisnis & Perbankan).Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Handayani, M.2009. Kontribusi pendapatan ibu rumah tangga pembuat makanan olahan terhadap total pendapatan keluarga. Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.Volume V No. 1 Juli 2009.Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Univ.Udayana.

Hernanto. 1991. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Page 87: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

70

Hernanto. 1994. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mubiyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3 ES. Jakarta.

Noor, H.F. 2007.Ekonomi Manajerial.Rajawali Pers.Jakarta.

Nurmanaf, A. R. 2006. Peranan Sektor Luar Pertanian Terhadap Kesempatan Dan Pendapatan Di Pedesaan Berbasis Lahan Kering. Jurnal SOCA vol 8. no3. November 2008, hal 318-322.

Ranti, D. 2009. Peranan Program Pemberdayaan Pertanian Lembaga Amil Zakat (LAZ) Swadaya Ummah terhadap Peningkatan Pendapatan Petani di Kelurahan Kulim Kecamatan Tanayan Raya Kota Pekanbaru. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UNRI. Pekanbaru.

Riah. 2005. Pemanfaatan Lahan Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rohaidah, I. 2014. Pemanfaatan Lahan Pekarangan Sebagai Upaya Pemenuhan Kebutuhan Keluarga. Karya Tulis Ilmiah. Jurusan Agribisnis Universitas Siliwangi.Tasikmalaya.

Roza, Y.2012. Kontribusi Usahatani Lahan Pekarangan Terhadap Ekonomi Rumah Tangga Petani Di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan.Volume 3,

Nomor 2, Desember 2012.Riau.

Rusli. 1983. Perkembangan pertanian. Bali pustaka. Yogyakarta.

Sapril,M.2012“Kontribusi Penerimaan Penjualan Limbah Kotoran Ternak Unggas Terhadap Penerimaan Total Peternak Ayam Petelur di Kec.Kulo Kab Sidrap.Skripsi. Universitas Muhamadiyah. Makasar.

Setiono. 2011. Intensifikasi lahan pekarangan. http://setiono774.com/2011/01/intensifikasi-lahan-pekarangan.html.

Soeharjo, Dan Patong. 1973. Sendi-Sendi pokok Usahatani. Depertemen Ilmu Ekonomi. Fakultas Ilmu Pertanian Bogor. Bogor.

Soekartawi.1991. Agribisnis Teori Dan Aplikasinya. PT. Raja. Grafindo Persada. Jakarta.

Soekartawi. 1986. Agribisnis Teori Dan Aplikasinya. PT. Raja. Grafindo Persada. Jakarta.

Sopiah, P. 2006. Menghijaukan Pekarangan Dengan Tanaman yang Bermanfaat PT Sinergi Pustaka. Jakarta.

Silvia, M. 2014. Pengertian Pertanian Hortikultura.

Page 88: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

71

http://hutantani.com/2014/ pengertian pertanian hortikultura, diakses pada tanggal 15 Februari 2015.

Sumarwan. 2005. Ilmu Usaha Tani. Kanisius.Yogyakarta.

Sutarya. 2012. Perakitan Teknologi, Pengelolaan Tanamana Terpadu, Teknologi Produksi Dan Penggunaaan Benih Sayuran. Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

www.balitsa.litbang.deptan.go.id.

Sutriadi.2003. Pengaruh Pemupukan Nitrogendi Atas Dosis Rekomendasiterhadap Produksi Tananaman Sayurandan Pendapatan Petanidi Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wownosobo. Penelitian Badan Litbang Pertanian. Cimanggu Bogor.

Tim penulis. 2008. Agribisnis Tanaman Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta

Vincent, Yamaguchi, M. 1999.Sayuran Dunia 3. Institut Tekhnologi Bandung. Bandung.

Page 89: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

Lampiran 1.Kuisionerresponden

KUISIONER POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI SAYURAN DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS.

1. IDENTITAS RESPONDEN

Namaresponden : ..............................................................................Umur : ..............................................................................Alamat : ..............................................................................Jeniskelaminresponden :...............................................................................Luastanahusahatani : ..............................................................................Status kepemilikanlahan : ..............................................................................Jenistanaman yang di tanam:Lama berusahatani ...............: ..............................................................................

2. DATA BIAYA USAHA TANI (TENAGA KERJA)

No JenisKegiatanTenagaKerja HOK

BiayaDK LKO H J K Hok

L P L P1 Pengolahanlah

an2 Penanaman3 -Pemupukan I

-Pemupukan II4 Penyiangan5 Penyemprotan6 Panen7 Pascapanen

Keterangan :

HOK : Hari Orang Kerja O : OrangDk : DalamKeluarga H : HariLk : LuarKeluarga J : JamL : Laki-Laki K : KonversiP : Perempuan

Page 90: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

3. DATA BIAYA PRODUKSI

No UraianKebutuhan Jumlah Harga (Rp) Jumlah(Rp)1 Benih2 BiayaPupuk

-Npk-Urea---

3 BiayaAlat Usaha-Cangkul-Sabit-Golok-Handspreyer-Karung---

4 BiayaObat/ Pestisida1. Herbisida---2. Fungisida---3. Insektisida---

5 BiayaTransportasi

4. DATA PENDAPATAN USAHA TANI

No Uraian Jumlah / Satuan Nilai Rupiah1 Produksisayuran2 Harga4 Penerimaanpetani5 Total biaya6 Pendapatanpetani

Page 91: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

Lampiran 2. Luas Panen, Produksi, Produktivitas Sayuran di Tanggamus

No Kecamatan Komoditas LuasPanen(Ha) Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

6

Talang padang

Kubis - - -Sawi - - -Terung 8 44 5,5Buncis 8 81 10,1

7 Wonosobo

Kubis - - -Sawi 2 14 7Terung 11 57 5,1Buncis 9 65 7,2

8

Pulau panggung

Kubis - - -Sawi 31 211 6,8Terung 28 140 5Buncis 75 563 7,5

9 Cukuh balak

Kubis - - -Sawi - - -Terung 22 79 3,5Buncis 33 248 7,5

10 Pugung

Kubis - - -Sawi - - -Terung 7 25 3,5Buncis - - -

11 Pematang sawa

Kubis - - -Sawi - - -Terung 36 144 4Buncis 6 42 7

12 Semaka

Kubis 30 375 12,5Sawi - - -Terung 101 515 5,0Buncis 85 638 7,5

13 Limau

Kubis - - -Sawi - - -Terung 5 18 3,6Buncis 1 8 8

14 Kelumbayan

Kubis - - -Sawi - - -Terung 18 64 4Buncis - - -

15Kota agung

timur

Kubis 11 138 12,5Sawi - - -Terung 16 49 3,0Buncis 38 383 10,0

16Kota agung

barat

Kubis - - -Sawi - - -Terung 6 18 3Buncis - - -

Page 92: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

17 Air naningan

Kubis 5 63 12,6Sawi - - -Terung 3 15 5Buncis - - -

18 Bulok

Kubis - - -Sawi - - -Terung 151 544 3,6Buncis 1 10 10

19Bandar negri

semuong

Kubis 3 38 12,6Sawi - - -Terung 27 132 4,8Buncis - - -

20Kelumbayan

barat

Kubis - - -Sawi - - -Terung - - -Buncis - - -

Page 93: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

57

Tabel 17. Rata-rata penerimaan, biaya, pendapatan dan R/C per usahatani (0,58 ha )pada lahan non pekarangan di Desa Gisting Atas , 2015

Uraian Buncis Kubis Sawi Terung

FisikHarga(Rp)

Nilai(Rp)

fisikHarga (Rp)

Nilai (Rp)

FisikHarga (Rp)

Nilai (Rp)

FisikHarga(Rp)

Nilai (Rp)

Penerimaan 1.238 kg 4.500 5.571.000 11.900 kg 2.000 23.800.000 1.250 kg 3.250 4.062.500 350 kg 3.500 1.225.000

Biaya produksi1.Biaya tunaiBenih 6,2 bks 54.000 334.800 9,2 bks 61.000 561.200 4 bks 15.000 60.000 2 bks 35.000 70.000

0

Pupuk npk 132

kg2.500 282.500 163 kg 2.500 407.500 88 kg 2.500 220.000 50 kg 2.500 125.000

Pupuk urea 300 kg 2.000 600.000 163kg 2.000 326.000 75 kg 2.000 150.000 0 0 0Pupuk kandang 500 kg 200 100.000 650 kg 200 130.000 1000 kg 200 200.000 500 kg 200 100.000Ajir/ bambu 375.000 0 0 0Obat-obatan 448.000 579.500 140.500 70.000Tk. Luar keluarga 1.308.333 1.216.042 0 262.500Total biaya tunai 3.448.633 3.220.242 770.500 627.500

ll. Biaya diperhitungkanPenyusutan Alat 95.200 98.900 107.500 88.000TK. dalam keluarga 1.337.500 1.966.786 1.600.000 725.000Total biaya diperhitungkan 1.432.700 2.065.686 1.707.500 813.000

Total Biaya 4.881.333 5.285.928 2.478.000 1.440.500

Pendapatan1.pendapatan tunai 2.122.367 20.579.758 3.292.000 597.500ll. Pendapatan total 689.667 18.514.072 1.584.500 -215.500R/C atas biaya tunai 1,6 7,3 5,2 1,9R/C atas biaya total 1,1 4,5 1,6 0,8

Page 94: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

57

Lanjutan tabel 17

Uraian Rampai k.pnjangPenerimaan Fisik Harga(Rp) Nilai(Rp) Fisik harga (Rp) nilai Rp)

185 kg 7.250 1.341.250 1.500 ikat 700 1.050.000

Biaya produksi1.Biaya tunai

Benih 1,5 bks 30.000 45.000 3 bks 15.000 45.0000

Pupuk npk 88 kg 2.000 176.000 50 kg 2.500 125.000Pupuk urea 100 kg 2.000 200.000 1.500 kg 0 0Pupuk kandang 60 kg 200 12.000 0 0Ajir/ bambu 0 700 100.000Obat-obatan 75.000 75.000Tk. Luar keluarga 350.000 0Total biaya tunai 858.000 345.000

ll. Biaya diperhitungkanPenyusutan Alat 72.000 79.000TK. dalam keluarga 750.000 325.000Total biaya diperhitungkan 822.000 404.000

Total Biaya 1.680.000 749.000

Pendapatan1.pendapatan atas biaya tunai 483.250 705.000ll. Pendapatan atas biaya total -338.750 301.000R/C atas biaya tunai 1,5 3,0R/C atas biaya total 0,7 1,4

Sumber : data primer ( data olahan 2015)

Page 95: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

57

Tabel 18. Rata-rata penerimaan, biaya, pendapatan dan R/C per usahatani (105,33 m2) pada lahan pekarangan di Desa Gisting Atas , 2015

Uraian Buncis Kubis Sawi TerungFisik Harga

(Rp)Nilai(Rp)

Fisik Harga (Rp)

Nilai (Rp) Fisik Harga (Rp)

Nilai (Rp) Fisik Harga (Rp)

Nilai (Rp)

Penerimaan 90 kg 4.625 416.250 400 kg 2.000 800.000 450 kg 1.393 626.850 100 kg 1.625 162.500

Biaya produksi1.Biaya tunaiBenih 1,5 bks 15.000 22.500 0,675 bks 60.000 40.500 1,5 bks 15.000 22.500 0,325 bks 35.000 11.375

Pupuk npk 9 kg 3.500 31.500 5 kg 3.500 17.500 5 kg 3.500 17.500 4 kg 3.500 14.000Pupuk urea 7 kg 2.000 14.000 4 kg 2.000 8.000 4 kg 2.000 8.000 4 kg 2.000 8.000Pupuk kandang 61,25 kg 200 12.250 0,6 kg 200 14.800 88 kg 200 17.600 68,3 kg 200 13.660Ajir/ bambu 3 batang 16.250 48.750 0 0 0Obat-obatan 21.750 32.250 23.125 22.395Tk. Luar keluarga - - - -Total biaya tunai 150.750 113.050 88.725 69.430

ll. Biaya diperhitungkanPenyusutan Alat 76.250 68.400 64.800 78.000TK. dalam keluarga 193.750 185.625 203.274 151.563Total biaya diperhitungkan 270.000 254.025 268.074 229.563

Total Biaya 420.750 367.075 356.799 298.993

Pendapatan1.Pendapatan atas biaya tunai 265.500 686.950 538.125 93.070ll. Pendapatan atas biaya total -4.500 432.925 270.051 -136.493R/C atas biaya tunai 2,7 7,0 7,0 2,3R/C atas biaya total 0,9 2,1 1,7 0,5

Sumber : data primer ( data olahan 2015)

Page 96: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

57

Tabel 19. Rata-rata penerimaan, biaya, pendapatan dan R/C pada lahan non pekarangan dengan luas lahan per hektar di Desa Gisting Atas , 2015

Uraian Buncis Kubis Sawi Terung

FisikHarga(Rp)

Nilai(Rp)

fisikHarga (Rp)

Nilai (Rp)

FisikHarga (Rp)

Nilai(Rp)

FisikHarga(Rp)

Nilai(Rp)

Penerimaan 2.063 kg 4.500 9.285.000 15.658 kg 2.000 31.315.789 3.333 kg 3.250 10.833.333 1.400 kg 3.500 4.900.000

Biaya produksiI. Biaya tunaiBenih 10 bks 54.000 558.000 12 bks 61.000 738.421 11 bks 15.000 160.000 8 bks 35.000 280.000

Pupuk npk 188 kg 2.500 470.833 214 kg 2.500 536.184 235 kg 2.500 586.667 200 kg 2.500 500.000Pupuk urea 500 kg 2.000 1.000.000 214 kg 2.000 428.947 200 kg 2.000 400.000Pupuk kandang 833 kg 200 166.667 855 kg 200 171.053 2.667 kg 200 533.333 2.000 kg 200 400.000Ajir/ bambu 625.000Obat-obatan 746.667 762.500 374.667 280.000Tk. Luar keluarga 2.180.555 1.600.055 1.050.000Total biaya tunai 5.747.722 4.237.161 2.054.667 2.510.000

ll. Biaya diperhitungkanPenyusutan Alat 158.667 130.132 286.667 352.000TK. dalam keluarga 2.229.167 2.587.876 4.266.667 2.900.000Total biaya diperhitungkan 2.387.833 2.718.008 4.553.333 3.252.000

Total Biaya 8.135.555 6.955.168 6.608.000 5.762.000

Pendapatan1.pendapatan tunai 3.537.278 27.078.629 8.778.667 2.390.000ll. Pendapatan total 1.149.445 24.360.621 4.225.333 -862.000R/C atas biaya tunai 1,6 7,3 5,2 1,9R/C atas biaya total 1,1 4,5 1,6 0,8

58

Page 97: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

57

Lanjutan tabel 19

Uraian Rampai k.pnjangFisik Harga(Rp) Nilai(Rp) Fisik harga (Rp) nilai Rp)

Penerimaan 370 kg 7.250 2.682.500 12.000 ikat 700 8.400.000

Biaya produksi1.Biaya tunai

Benih 3 bks 30.000 90.000 24 kg 15.000 360.000

Pupuk npk 176 kg 2.000 352.000 400 kg 2.500 1.000.000Pupuk urea 200 kg 2.000 400.000Pupuk kandang 120 kg 200 24.000Ajir/ bambu 800.000Obat-obatan 150.000 600.000Tk. Luar keluarga 700.000Total biaya tunai 1.716.000 2.760.000

ll. Biaya diperhitungkanPenyusutan Alat 144.000 632.000TK. dalam keluarga 1.500.000 2.600.000Total biaya diperhitungkan 1.644.000 3.232.000

Total Biaya 3.360.000 5.992.000

Pendapatan1.pendapatan atas biaya tunai 966.500 5.640.000ll. Pendapatan atas biaya total -677.500 240.8000R/C atas biaya tunai 1,5 3R/C atas biaya total 0,7 1,4

Sumber : data primer ( data olahan 2015)

Page 98: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

57

Page 99: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

Lampiran 13 . Pendapatan Pada Lahan Non Pekarangan dengan memperhitungkan Tenaga Kerja Luar Keluarga.

1 Miran Buncis 0,25 150.000 238.000 675.000 1.063.000 850 5.000 4.250.000 3.187.000 4,00

2 Giman Kubis 1 700.000 112.000 2.205.000 3.017.000 15.000 2.000 30.000.000 26.983.000 9,94

3 Mujiati Sawi 0,5 - 132.000 663.000 795.000 2.000 3.000 6.000.000 5.205.000 7,55

4 Katiman Kubis 1 500.000 126.000 2.075.000 2.701.000 16.000 2.000 32.000.000 29.299.000 11,85

5 Heri Kubis 0,5 1.075.000 72.000 1.100.000 2.247.000 8.000 2.000 16.000.000 13.753.000 7,12

6 Sadirun Kubis 0,25 262.500 100.000 637.500 1.000.000 4.500 2.000 9.000.000 8.000.000 9,00

7 Gunari Terung 0,25 262.500 88.000 365.000 715.500 350 3.500 1.225.000 509.500 1,71

8 Paijan Kubis 0,5 50.000 110.000 1.100.000 1.260.000 7.500 2.000 15.000.000 13.740.000 11,90

9 Sumardi Rampai 0,5 350.000 79.000 585.000 1.014.000 250 6.500 1.625.000 611.000 1,60

10 Sukir K.panjang 0,125 - 179.000 245.000 424.000 1.500 700 1.050.000 626.000 2,48

11 Gimin Buncis 1 25.000 535.000 1.990.000 2.550.000 2.600 5.000 13.000.000 10.450.000 5,10

12 Saiful Bahri Rampai 0,25 - 65.000 304.500 369.500 120 8.000 960.000 590.500 2,60

13 Darno Buncis 0,5 - 388.000 602.500 990.500 850 3.000 2.550.000 1.559.500 2,57

14 Sugiman Buncis 1 1.900.000 720.000 1.930.000 4.550.000 2.500 5.000 12.500.000 7.950.000 2,75

15 Jaimun Kubis 1 100.000 142.000 2.450.000 2.692.000 16.000 2.000 32.000.000 29.308.000 11,89

16 Ahmad Supardi Buncis 0,25 400.000 245.000 582.500 1.227.500 750 5.000 3.750.000 2.522.500 3,05

17 Juriah Sawi 0,25 - 83.000 457.500 540.500 500 3.500 1.750.000 1.209.500 3,24

18 Heri Kurniawan Kubis 0,125 175.000 84.000 705.000 964.000 2.500 2.000 5.000.000 4.036.000 5,19

19 Warto Kubis 1 287.500 122.000 2.430.000 2.839.500 17.000 2.000 34.000.000 31.160.500 11,97

20 Daslan Kubis 1 650.000 110.000 2.445.000 3.205.000 16.000 2.000 32.000.000 28.795.000 9,98

21 Budiman Kubis 1 750.000 110.000 2.490.000 3.350.000 16.500 2.000 33.000.000 29.650.000 9,85

12,25 7.637.500 3.840.000 26.037.500 37.515.000 131.270 68.200 286.660.000 249.145.000 135,35

0,58 363.690 182.857 1.239.881 1.786.429 6.251 3.248 13.650.476 11.864.048 6,45 Rata-rata

R/C Biaya produksi Total biaya Produksi Harga Penerimaan Pendapatan 2No Nama Sayuran Luas lahan Biaya tenaga kerja Biaya alat

Jumlah

Page 100: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan

Lampiran 25. kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan

pendapatan pendapatan total kontribusi 1 pendapatan pendapatan total kontribusi 2

Non P P pendapatan % Non P P pendapatan %

1 Miran Buncis 80 2.487.000 5.500 2.492.500 0,2 3.187.000 300.000 3.487.000 8,6

2 Giman Kubis 120 23.583.000 400.750 23.983.750 1,7 26.983.000 800.000 27.783.000 2,9

3 Mujiati Sawi 300 2.730.000 (1.750) 2.728.250 (0,1) 5.205.000 750.000 5.955.000 12,6

4 Katiman Kubis 72 27.786.500 228.750 28.015.250 0,8 29.299.000 500.000 29.799.000 1,7

5 Heri Kubis 300 13.053.000 1.208.000 14.261.000 8,5 13.753.000 1.700.000 15.453.000 11,0

6 Sadirun Sawi 100 6.887.500 129.500 7.017.000 1,8 8.000.000 562.500 8.562.500 6,6

7 Gunari Terung 80 (215.500) (118.250) (333.750) 35,4 509.500 135.000 644.500 20,9

8 Paijan Terung 60 12.665.000 (93.500) 12.571.500 (0,7) 13.740.000 140.000 13.880.000 1,0

9 Sumardi Sawi 100 (351.500) 415.500 64.000 649,2 611.000 720.000 1.331.000 54,1

10 Sukir Terung 120 301.000 (190.500) 110.500 (172,4) 626.000 195.000 821.000 23,8

11 Gimin Buncis 300 8.575.000 270.750 8.845.750 3,1 10.450.000 1.100.000 11.550.000 9,5

12 Saiful Bahri Sawi 72 53.000 242.500 295.500 82,1 590.500 495.000 1.085.500 45,6

13 Darno Buncis 40 622.000 (101.250) 520.750 (19,4) 1.559.500 160.000 1.719.500 9,3

14 Sugiman Buncis 40 6.050.000 (72.000) 5.978.000 (1,2) 7.950.000 180.000 8.130.000 2,2

15 Jaimun Kubis 40 25.858.000 58.000 25.916.000 0,2 29.308.000 300.000 29.608.000 1,0

16 Ahmad Supardi Sawi 32 1.247.500 (26.500) 1.221.000 (2,2) 2.522.500 140.000 2.662.500 5,3

17 Juriah Sawi 40 484.500 (100.000) 384.500 (26,0) 1.209.500 150.000 1.359.500 11,0

18 Heri Kurniawan Sawi 80 2.873.500 597.500 3.471.000 17,2 4.036.000 900.000 4.936.000 18,2

19 Warto Terung 100 29.535.500 (151.750) 29.383.750 (0,5) 31.160.500 165.000 31.325.500 0,5

20 Daslan Kubis 100 27.445.000 328.750 27.773.750 1,2 28.795.000 700.000 29.495.000 2,4

21 Budiman Terung 36 28.300.000 (138.875) 28.161.125 (0,5) 29.650.000 110.000 29.760.000 0,4

2212 239.395.000 2.891.125 222.861.125 578,4 249.145.000 10.202.500 259.347.500 248,6

105,33 11.399.762 262.830 10.612.435 27,5 11.864.048 485.833 12.349.881 11,8

Ket :

Non P = Non pekarangan

P = Pekarangan

kontribusi 1 = Memperhitungkan tenaga kerja dari dalam keluarga

kontibusi 2 = Tidak memperhitungkan tenaga kerja dari dalam keluarga

Rata-rata

No Nama Sayuran Luas lahan

Jumlah

Page 101: POTENSI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DAN …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/127/1/Skripsi Nurul Cahyani.pdf · 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan