Potensi Kebocoran Anggaran Pelaksanaan Pekerjaan Rutin Jalan Harus Diusut

3
Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan Jalan Rawan Terjadi Kebocoran Anggaran SURABAYA - Pengendalian kegiatan pemeliharaan jalan bukanlah pekerjaan yang mudah. Masalah di dalam pemeliharaan jalan merupakan masalah umum yang selalu dihadapi oleh hampir seluruh daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten/Kota di wilayah Propinsi Jawa Timur. Kegiatan pemeliharaan jalan yang dilaksanakan selama ini oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten/Kota di wilayah Propinsi Jawa Timur menurut pengamat kontruksi dari LSM di Jawa Timur masih belum menghasilkan kualitas yang maksimal. Hal tersebut terlihat dari hasil analisis Indeks Prasarana Jalan (IPJ) yang menunjukkan kecenderungan mengalami penurunan nilai sampai saat ini walaupun pengeluaran pemerintah daerah untuk kegiatan pemeliharaan jalan cenderung meningkat. Salah satu komponen yang berhubungan dengan kualitas kegiatan pemeliharaan jalan adalah penerapan pengendalian mutu yang merupakan salah satu bagian dari pengelolaan mutu. Adapun tujuan pemeliharaan jalan yakni untuk mempertahankan kondisi jalan mantap sesuai dengan tingkat pelayanan dan kemampuannya pada saat jalan tersebut selesai dibangun dan dioperasikan sampai dengan tercapainya umur rencana yang telah ditentukan/mencegah penurunan kondisi jalan mantap lebih cepat dari rencana umur teknis yang ada serta memperpanjang kurun waktu penurunan kondisi. Bertitik tolak dari kondisi mantap tersebut, pemeliharaan jalan perlu dilakukan secara terus-menerus/rutin dan berkesinambungan khususnya pada jenis konstruksi jalan yang menggunakan sistem perkerasan lentur (flexible pavement). Pemeliharaan jalan tidak hanya pada perkerasannya saja, namun mencakup pula pemeliharaan bangunan pelengkap jalan dan fasilitas beserta sarana-sarana pendukungnya. Dalam kaitannya dengan biaya pemeliharaan rutin, apabila berpatokan pada jalan nasional, biaya per km pemeliharaan rutin jalan nasional adalah sebesar Rp. 50 juta.Sedangkan untuk jalan daerah, rata-rata

Transcript of Potensi Kebocoran Anggaran Pelaksanaan Pekerjaan Rutin Jalan Harus Diusut

Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan Jalan Rawan Terjadi Kebocoran Anggaran

SURABAYA - Pengendalian kegiatan pemeliharaan jalan bukanlah pekerjaan yang mudah. Masalah di dalam pemeliharaan jalan merupakan masalah umum yang selalu dihadapi oleh hampir seluruh daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten/Kota di wilayah Propinsi Jawa Timur. Kegiatan pemeliharaan jalan yang dilaksanakan selama ini oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten/Kota di wilayah Propinsi Jawa Timur menurut pengamat kontruksi dari LSM di Jawa Timur masih belum menghasilkan kualitas yang maksimal. Hal tersebut terlihat dari hasil analisis Indeks Prasarana Jalan (IPJ) yang menunjukkan kecenderungan mengalami penurunan nilai sampai saat ini walaupun pengeluaran pemerintah daerah untuk kegiatan pemeliharaan jalan cenderung meningkat. Salah satu komponen yang berhubungan dengan kualitas kegiatan pemeliharaan jalan adalah penerapan pengendalian mutu yang merupakan salah satu bagian dari pengelolaan mutu.Adapun tujuan pemeliharaan jalan yakni untuk mempertahankan kondisi jalan mantap sesuai dengan tingkat pelayanan dan kemampuannya pada saat jalan tersebut selesai dibangun dan dioperasikan sampai dengan tercapainya umur rencana yang telah ditentukan/mencegah penurunan kondisi jalan mantap lebih cepat dari rencana umur teknis yang ada serta memperpanjang kurun waktu penurunan kondisi.Bertitik tolak dari kondisi mantap tersebut, pemeliharaan jalan perlu dilakukan secara terus-menerus/rutin dan berkesinambungan khususnya pada jenis konstruksi jalan yang menggunakan sistem perkerasan lentur (flexible pavement). Pemeliharaan jalan tidak hanya pada perkerasannya saja, namun mencakup pula pemeliharaan bangunan pelengkap jalan dan fasilitas beserta sarana-sarana pendukungnya.Dalam kaitannya dengan biaya pemeliharaan rutin, apabila berpatokan pada jalan nasional, biaya per km pemeliharaan rutin jalan nasional adalah sebesar Rp. 50 juta.Sedangkan untuk jalan daerah, rata-rata hanya berkisar Rp. 7 s/d 10 juta; jalan dalam kondisi sedang, sudah nampak retak-retak kecil, adanya lendutan awal dan penanganan yang diperlukan adalah pemeliharaan berkala dengan biaya sekitar Rp. 1 miliar/km; (3) Jalan rusak ringan adalah: kondisi jalan yang sudah mulai berlubang dan mulai menghambat perjalanan kendaraan, terapi yang diperlukan dalam hal ini adalah rehabilitasi sekitar Rp. 2 Miliar/per km; sedangkan jalan rusak berat adalah kondisi jalan yang sudah sulit dilewati oleh kendaraan karena kerusakan/lobang terapi yang diperlukan adalah Rekonstruksi yang memakan biaya sekitar Rp. 3 miliar/km. Untuk pembangunan jalan baru diperkirakan memerlukan dana sekitar Rp. 3 s/d 5 Miliar tergantung spec.Fakta dilapangan pelaksanaan pemeliharaan jalan masih banyak terjadi penyimpangan seperti penggunaan mutu material yang kurangtepat,metode pengujian yang kurang tepat dan prosedurimplementasimetodepelaksanaandanpengawasandi lapangantidaktepat..

Adapun kerusakan dini yang sering terjadi pada pelaksanaan pemeliharaan jalan kerusakan dini pada hasil pekerjaan peningkatan maupun pemeliharaan jalan didominasi oleh permukaan berlubang(potholes dan retak (cracking) karena standar mutu pelaksanaan penghamparan dan pemadatan lapis perkerasan tidak tercapaiserta saluran drainase permukaan jalan yang ada tidak berfungsi dengan baik. bebankendaraan berlebih (over-loading) bukan faktor dominan yang menyebabkan kerusakan dini pada pekerjaan pemeliharan jalan tetapi kerusakan structural pada awal operasional lebih disebabkan pemberlakuan standar mutu perkerasan yang tidak diimplementasikan dengan tepat. Kesulitan untuk mengenal dan memahami substansi standar mutu perkerasan jalan Degradasi moral.

Seyogyanya pengendalian mutu dalam pemeliharaan jalan harus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan kegiatan pemeliharaan, khususnya pemeliharaan rutin agar dapat mereduksi potensi kebocoran anggaran serta meminimalisir terjadinya korupsi.Adapun korupsi pada pelaksanaan pemeliharaan yang masuk ranah hukum yakni kasus dugaan korupsi pemeliharaan jalan di Kabupaten Bogor tahun 2014, berdasarkan hasil audit kerugian negara dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait kasus tersebut. Di mana ditemukan unsur kerugian negara pada kasus tersebut senilai Rp19 miliar. (Shb)Edisi mendatang : Potensi Kebocoran Proyek Swakelola dan Kontraktual Dinas Bina Marga Kab.Malang Harus Diungkap