POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA
description
Transcript of POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKAL DI KABUPATEN BANJARNEGARA
POTENSI DOMBA BATUR SEBAGAI TERNAK LOKALDI KABUPATEN BANJARNEGARA
Oleh :
1. ARIF SUGIANTO, S.Pt2. DIAH PUSPITASARI, S.Pt3. PUGUH BUDI SANTOSO, S.Pt4. MOHAMMAD HARIR AHSIN, S.Pt
PROGRAM STUDI PASCA SARJANA ILMU PETERNAKANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO2011
I. TINJAUAN UMUM
Sektor peternakan mempunyai peranan cukup penting bagi
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan protein hewani asal ternak.
Pembangunan sektor peternakan dewasa ini tidak saja berorientasi pada
komoditas ternak, tetapi berorientasi pada pemberdayaan ekonomi rakyat
dengan optimalisasi sumber daya yang ada. Salah satu bentuk
pemberdayaan ekonomi rakyat adalah dengan usaha peternakan domba.
Domba merupakan salah satu jenis ternak yang mempunyai peranan
dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya petani peternak di
pedesaan. Salah satu jenis domba yang dipelihara di Kecamatan Batur,
Kabupaten Banjarnegara adalah Domba Batur. Domba Batur dikenal sebagai
domba unggulan karena memiliki postur yang besar dengan bobot mencapai
dua kali lipat domba lokal lainnya antara 60-80 kg, berat maksimal mencapai
120 kg serta memiliki tipe bulu seperti bulu domba Australia. Domba Batur
merupakan hasil persilangan antara tiga bangsa domba yaitu domba lokal
(domba ekor tipis) sebagai domba asli Indonesia, domba suffolk dan domba
texel (Priyono, 2009). Adapun ciri-ciri Domba Batur adalah sebagai berikut :
1) bentuk badan kompak menyerupai segi empat; 2) badan penuh bulu,
struktur bulu halus dan tebal, warna putih, keriting atau ikal; 3)kepala bulat
kecil, terdapat jambul. Muka ditumbuhi bulu, tidak bertanduk; 4) kaki pendek
dan ditumbuhi bulu; dan 5) ekor tipis dan berbulu (Dinas Pertanian,
Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Banjarnegara, 2006).
Gambar1. Domba Batur
Populasi ternak domba di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010
sebanyak 107.272 ekor. Dari populasi tersebut sejumlah 17.349 ekor
merupakan Domba Batur. Sedangkan sebanyak 3.692 ekor terdapat di
Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara, yang terdiri dari 3.384 ekor jantan
dan 9.395 ekor betina (dewasa) serta 1.177 ekor jantan dan 3.064 ekor betina
(muda dan anak). Domba Batur hingga kini banyak dikembangkan karena
tergolong tipe dwiguna, yakni dimanfaatkan sebagai penghasil daging
sekaligus penghasil wool dari bulunya. Meski demikian, masih ada peternak
yang belum memanfaatkan bulu domba secara optimal.
Peternak di Kecamatan Batur sebagian besar didominasi oleh
peternakan dengan skala usaha kecil dengan tatalaksana tradisional. Usaha
ini juga dilaksanakan secara terpadu/terintegrasi dengan usahatani kentang
dan sayuran. Usahatani terpadu merupakan sistem usahatani yang
memadukan pemeliharaan ternak dengan usaha pemeliharaan tanaman.
Dalam hal ini, Domba Batur oleh sebagian Peternak dijadikan sebagai usaha
sampingan dari usaha bertani, namun ada pula yang menjadikan Domba
Batur ini sebagai usaha pokok. (Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Banjarnegara, 2006). Peternak dalam mengusahakan ternak
Domba Batur mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan guna
menambah pendapatan keluarga atau memenuhi kebutuhan hidupnya.
II. TINJAUAN KHUSUS
2.1 Keadaan Wilayah Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara
Kecamatan Batur merupakan bagian dari wilayah administrasi di
Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, atau terletak di bagian
ujung utara diantara 7.28° - 7.31° Lintang Selatan dan 2.40° - 3.47° Bujur
Timur. Secara geografis, Kecamatan Batur berada di daerah dataran tinggi
atau pegunungan dengan ketinggian 1.663 meter diatas permukaan laut
sehingga memiliki iklim yang cukup dingin dengan suhu rata-rata mencapai
15° Celcius.
Wilayah yang akrab dengan usaha peternakan domba ini terhitung
cukup jauh dengan Ibu kota Kabupaten Banjarnegara hingga berjarak sekitar
42 kilometer. Adapun batas-batas wilayah yang mengelilingi Kecamatan
Batur adalah :
Sebelah Utara : Kabupaten Batang
Sebelah Timur : Kabupaten Wonosobo
Sebelah Selatan : Kecamatan Pejawaran
Sebelah Barat : Kecamatan Wanayasa
Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara menyebutkan
bahwa Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara memiliki luas wilayah
47,17 kilometer persegi yang terbagi menjadi delapan desa, yakni Desa
Batur, Sumber Rejo, Pasurenan, Bakal, Dieng Kulon, Karangtengah,
Kepakisan dan Pekasiran. Data luas wilayah Kecamatan Batur selangkapnya
tersaji dalam Tabel 1.
Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan Batur menurut Desa dan Presentasenya
No Desa/Kelurahan Luas (Ha) Presentase (%)1.2.3.4.5.6.7.8.
BaturSumberejoPasurenanBakalDieng KulonKarangtengahKepakisanPekasiran
1.212,142792,932154,420484,850337,846488,811562,882719,217
25,7016,81
3,2710,28
7,1610,3611,1715,25
Jumlah 4.717,100 100,00Sumber : BPS Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
2.2 Keadaan Penduduk Kecamatan Batur, kabupaten Banjarnegara
Penduduk di Kecamatan Batur menurut data statistik Kecamatan Batur
pada tahun 2009 berjumlah 38.361 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki
sebanyak 19.502 jiwa dan perempuan 19.359 jiwa. Jumlah penduduk
terbesar terdapat di Desa Batur dengan jumlah 10.901 jiwa, sedangkan
jumlah penduduk terkecil terdapat di Desa Pasurenan sebanyak 2.715 jiwa.
Diamati dari kepadatan penduduk, per kilometer persegi mencapai angka
kepadatan rata-rata sebesar 824 jiwa. Data kepadatan penduduk
selengkapnya tersaji pada Tabel 2.
Tabel 2. Kepadatan Penduduk Setiap Desa di Kecamatan Batur
No Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Luas(km²)
Kepadatan Penduduk/km²
1.2.3.4.5.6.7.8.
BaturSumberejoPasurenanBakalDieng KulonKarangtengahKepakisanPekasiran
10.9015.5522.7153.8683.2654.6862.7965.078
12,127,931,544,853,384,895,277,19
889700
1.763798966958531706
Jumlah 38.861 47,17 7311
Sumber : BPS Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
Tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Batur tergolong masih
rendah, sebagian besar penduduk didominasi oleh tamatan Sekolah Dasar
(SD) yang mencapai 40,04 persen. Penduduk yang memiliki tingkat
pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau sederajat
sebesar 6,25 persen. Penduduk yang memiliki tingkat pendidikan sampai
dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau sederajat sebesar 4.42
persen dan sebagian kecil penduduk yang menyelesaikan pendidikan sampai
dengan Diploma maupun Perguruan Tinggi yakni sebesar 0,55 persen.
Penduduk yang memiliki tingkat pendidikan rendah, memiliki alasan
untuk tidak meneruskan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu faktor
ekonomi keluarga. Alasan lain tidak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
adalah keinginan sendiri yang lebih memilih untuk bekerja agar dapat hidup
mandiri atau untuk membantu perekonomian keluarga. Tingkat pendidikan
penduduk di Kecamatan Batur hingga akhir 2010 dapat dilihat secara rinci
pada Tabel 3.
Tabel 3. Tingkat Pendidikan Penduduk di Kecamatan Batur
No Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1.2.3.4.5.6.7.
Tidak/Belum SekolahTidak Tamat SD/SederajatBelum Tamat SD/SederajatTamat SDTamat SLTP/SederajatTamat SLTA/SederajatTamat Diploma/Universitas
3.9514.4848.825
14.1742.2141.565
196
11,1612,6624,9240,04
6,254,420,55
Jumlah 35.409 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
2.3 Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Batur, Kabupaten
Banjarnegara
Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Batur bervariasi baik dari
jenis maupun jumlahnya. Dominasi mata pencaharian di bidang petani
menyebabkan penduduk Kecamatan Batur banyak yang memelihara Domba
Batur karena merupakan usaha sambilan yang efektif. Jumlah penduduk
menurut mata pencaharian disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Batur
No Desa/Kelurahan Jumlah (jiwa) Persentase (%)1.2.3.4.5.6.7.8.9.
10.11.12.
PetaniBuruh TaniBuruh IndustriBuruh bangunanJasa SosialPedagangAngkutanPNSTNI/POLRIPensiunanPengusahaLain-lain
13.4495.6352.727
843476
3.054658479
23241258326
47,7420,00
9,682,991,67
10,842,351,700,080,850,951,15
Jumlah 28.169 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
Wilayah Kecamatan Batur sebagian besar dimanfaatkan untuk usaha
pertanian, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya jumlah penduduk di
Kecamatan Batur yang bermata pencaharian di sektor pertanian. Penduduk
dengan mata pencaharian sebagai petani sebanyak 13.449 jiwa sedangkan
buruh tani sebanyak 5.635 jiwa. Areal pertanian yang luas dan subur menjadi
faktor pendorong masyarakat untuk bergerak pada sektor pertanian dengan
komoditi utama berupa kentang, kubis, wortel, jagung serta berbagai jenis
sayuran lainnya. Sektor ini menyumbang sebesar 66,65 persen dari
Pendapatan di Kecamatan Batur, atau separuh lebih tingkat kehidupan
penduduk ditopang pada sektor pertanian.
2.4 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk Kecamatan Batur, Kabupaten
Banjarnegara
Keadaan sosial ekonomi dan kesejahteraan penduduk tercermin dari
angka kemiskinan di suatu daerah. Semakin berkurangnya angka kemiskinan
berarti tingkat kesejahteraan penduduk di daerah tersebut mulai meningkat.
Data angka kemiskinan tahun 2005 hingga 2008 di Kecamatan Batur
menunjukkan adanya penurunan angka kemiskinan yang signifikan, artinya
keadaan sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Batur mulai beranjak ke
meningkatnya kesejahteraan rumah tangga.
Data Balai Pusat Statistik Kecamatan Batur menyebutkan bahwa angka
kemiskinan di Kecamatan Batur berdasarkan hasil pendataan Sosial Ekonomi
Tahun 2005/2006 mencapai 42,6 persen, kemudian hasil Pendataan Program
Sosial 2008 (PPLS08) menunjukkan hasil yang cukup baik tercatat angka
kemiskinan sebesar 31,47 persen atau turun sebanyak 10,59 dari tahun 2005.
Tabel 5. Jumlah Rumah Tangga Miskin PPLS 2008 Dirinci Menurut Desa dan Presentase di Kecamatan Batur
No Desa/KelurahanBanyaknya Rumah Tangga
Presentase(%)Jumlah Rumah
TanggaJumlah Rumah Tangga Miskin
1.2.3.4.5.6.7.8.
BaturSumberejoPasurenanBakalDieng KulonKarangtengahKepakisanPekasiran
2.3981.1375598647011.0665501.035
625304238341154270277406
26,0626,7442,5839,4721,9725,3350,3639,23
Jumlah 3.810 2.615 31,47Sumber : BPS Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
2.5 Keadaan Peternakan Kecamatan Batur, kabupaten Banjarnegara
Jenis ternak di Kecamatan Batur cukup bervariasi. Hal tersebut dapat
dilihat dari populasi ternak yang dipelihara oleh masyarakat. Populasi ternak
di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada Diagram 1.
Populasi ternak terendah adalah kuda (0,03 persen). Domba merupakan
ternak yang memiliki populasi terbanyak di Kecamatan Batur, yaitu sebanyak
17.174 ekor (46,93 persen).
Komoditas utama ternak di Kecamatan Batur ialah domba yang
digunakan sebagai penghasil utama daging dan wool. Jenis domba yang
dipelihara merupakan domba hasil persilangan domba lokal (domba ekor
tipis), Domba Suffolk, dan Domba Texel atau sering disebut dengan Domba
Batur. Domba ini sangat cocok jika dipelihara di daerah dataran tinggi atau
pegunungan dengan iklim tropis basah. Peternakan Domba Batur memiliki
prospek yang baik sebab keadaan geografis Kecamatan Batur yang berada
pada ketinggian ± 1.663 – 2.560 meter diatas permukaan laut, dengan iklim
sejuk sangat cocok dengan lingkungan habitat Domba Batur. Disisi lain, curah
hujan yang cukup tinggi memudahkan peternak dalam memberikan pakan
hijauan untuk ternak ruminansia terutama ternak Domba Batur yang tersedia
cukup banyak dan tumbuh subur di wilayah sekitar Kecamatan Batur.
Sumber : BPS Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
Diagram 1. Diagram Keadaan Peternakan Kecamatan Batur
Prospek permintaan Domba Batur cukup tinggi. Beberapa peternak di
luar Kecamatan Batur seperti Bogor, tertarik untuk membeli Domba Batur
dalam jumlah yang cukup besar secara kontinyu sebanyak 500 ekor setiap
satu bulan sekali. Permintaan dalam jumlah besar dan kontinyu belum dapat
dipenuhi oleh peternak, karena populasi Domba Batur yang jumlahnya masih
terbatas. Bulu wool dari Domba Batur belum dimanfaatkan dengan baik,
padahal wool mempunyai prospek yang baik. Bulu wool hanya dimanfaatkan
untuk pembuatan bantal, guling, dan kasur. Peternak pernah mendapatkan
bantuan mesin pembuatan wool, tetapi karena pembuatan wool
membutuhkan tenaga yang kuat saat memintal wool dan pernah membuat
pekerjanya cidera, pembuatan wool dihentikan. Oleh karena itu, peternak
meminta bantuan alat pembuat wool yang lebih efisien dalam penggunaan
tenaga kerja kepada Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten
Banjarnegara. Adanya pemanfaatan wool sebagai produk yang bernilai
ekonomis mampu menambah pendapatan peternak.
Domba Batur yang dipelihara di Kecamatan Batur menunjukkan
perkembangan cukup baik dengan populasi yang semakin meningkat.
Meskipun demikian, komoditi unggulan ini justru masih dipandang sebelah
mata oleh sebagian besar masyarakat di Kecamatan Batur. Masyarakat
mengutamakan usaha pertanian sebagai sumber penghasilan utama
keluarga, sedangkan usaha Domba Batur hanya diperuntukkan sebagai
usaha sampingan. Padahal jika dioptimalkan, usaha ternak Domba Batur
mampu memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap penghasilan yang
diperoleh petani. Data sebaran poulasi Domba Batur di Kecamatan Batur
yang dirinci menurut desa dapat dilihat pada tabel 5
Tabel 5. Jumlah Populasi Ternak Domba Batur Dirinci menurut Desa Di Kecamatan Batur
No Desa/Kelurahan Populasi Domba Batur (ekor)
Persentase (%)
1.2.3.4.5.6.7.8.
BaturSumberejoPasurenanBakalDieng KulonKarangtengahKepakisanPekasiran
6.6222.4431.2151.3061.3121.4061.4011.315
38,9114,35
7,147,677,718,268,237,73
Jumlah 17.020 100,00Sumber : BPS Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
2.6 Keadaan Kelompok Tani Ternak Domba Batur
Data sekunder yang diperoleh dari Dinas terkait melaporkan bahwa,
terdapat 13 kelompok tani ternak Domba Batur yang masih aktif, tetapi
kenyataan di lapangan saat dilakukan survey, ada beberapa kelompok yang
sudah tidak aktif lagi. Kelompok yang sudah tidak aktif antara lain adalah
Srikandi (Desa Dieng Kulon), Toto Rahardjo (Desa Kepakisan), dan Sido
Maju (Desa Pekasiran). Beberapa kelompok yang sudah tidak aktif itu
mendirikan kelompok bertujuan untuk mendapatkan bantuan ternak Domba
Batur dari pemerintah.
Tabel 7. Daftar Kelompok Tani Ternak Domba Batur
No Nama Kelompok Alamat Jumlah Anggota (orang)
1 Mantap Desa Batur 272 Mandiri (SMD) Desa Batur 243 Caping Gunung Dusun Bandingan 254 Sido Hasil Dusun Bakalan 545 Berkah Dusun Jlegong 306 Ngudi Rahayu Dusun Tieng 307 Guci Mulyo Desa Sumberejo 308 Tunas Melati Desa Pasurenan 249 Sido Maju Desa Pekasiran 30
10 Toto Raharjo Desa Kepakisan 3011 Abadi Desa Bakal 2412 Sumber Harapan Desa Karang Tengah 3013 Srikandi Desa Dieng Kulon 30
Total 388Sumber: Data Sekunder, 2011
Kegiatan kelompok tani ternak Domba Batur di Kecamatan Batur terdiri
dari kegiatan rutin dan kegiatan insidental. Kegiatan rutin kelompok terdiri dari
pertemuan bulanan dan biasanya dilakukan setiap 35 hari sekali. Pertemuan
tersebut dilakukan di rumah ketua kelompok, atau bergilir di rumah anggota.
Pertemuan umumnya dilakukan setiap pasaran dan sering diisi dengan
penjelasan atau penyuluhan oleh Petugas Penyuluh Lapangan (PPL).
Kegiatan insidental adalah peternak yang berkunjung ke peternak lain untuk
berdiskusi dan melihat usaha ternak Domba Batur, atau disebut dengan
anjangsana.
2.7 Tingkat Pendapatan Peternak Domba Batur
Suharyanto dkk (2004) menyatakan bahwa, pendapatan usaha tani
merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya produksi. Pendapatan
usaha tani merupakan ukuran penghasilan yang diterima oleh petani dari
usaha taninya. Analisis usaha tani, pendapatan petani digunakan sebagai
indikator penting karena merupakan sumber utama dalam mencukupi
kehidupan sehari-hari. Tingkat pendapatan peternakDomba Batur dapat
dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Tingkat Pendapatan
No Tingkat PendapatanJumlah (orang)
Persentase (%)
1 Tinggi (4.634.334 - 6.700.000) 5 6,582 Sedang (2.568.667 - 4.634.333) 15 19,743 Rendah (503.000 - 2.568.666) 56 73,68
Jumlah 76 100,00Sumber : Ahsin (2010)
Tabel 8 menunjukkan bahwa sebanyak 73,68 persen peternak Domba
Batur masih memiliki pendapatan yang rendah, yaitu pendapatannya kurang
dari Rp 2.568.666,00 per tahun. Pendapatan tersebut masih dibawah standar
Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Banjarnegara yang berkisar
antara Rp 400.000 sampai dengan Rp 500.000 per bulan.
Rendahnya pendapatan yang diperoleh peternak disebabkan karena
jumlah ternak Domba Batur yang dimiliki sebagian besar peternak masih
rendah, yaitu kurang dari 10 ekor. Hal ini menyebabkan biaya produksi untuk
usaha ternak tinggi, tapi biaya tersebut tidak diikuti dengan penerimaan yang
tinggi dan penjualan yang kontinyu, sehingga pendapatan yang diperoleh
peternak tidak tetap. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pendapatan perlu
penambahan jumlah ternak. Soekartawi (2002), jumlah kepemilikan ternak
memepengaruhi pendapatan peternak dan jumlah ternak yang dipelihara
sangat mempengaruhi efisiensi usaha. Semakin banyak ternak yang
dipelihara maka semakin tinggi pendapatan yang diperoleh dan sebaliknya,
semakin sedikit jumlah ternak yang dimiliki maka semakin rendah pula
pendapatan yang diperoleh. Selain itu, sebagian besar peternak
mengusahakan ternak Domba Batur hanya sebagai usaha sambilan, peternak
lebih mengutamakan pertanian, sehingga penerimaan dari sektor peternakan
Domba Batur sedikit (Ahsin, 2010).
Faktor lain yang mempengaruhi tingkat pendapatan peternak Domba
Batur rendah adalah cara beternak yang tidak berubah dari tahun ke tahun,
sebagian besar peternak belum memanfaatkan teknologi peningkatan kualitas
pakan, seperti amoniasi, silase, fermentasi. Hal tersebut disebabkan
terbatasnya akses informasi peternak. Peternak yang mencari informasi dari
media informasi ataupun berkomunikasi dengan peternak-peternak lain
tentang ilmu peternakan dapat meningkatkan pengetahuan dan teknologi
beternak, serta meningkatkan produktivitas ternak (Wijayanty, 2010).
2.8 Kontribusi Pendapatan Usaha Ternak Domba Batur terhadap
Pendapatan Usahatani
Kontribusi pendapatan usaha ternak merupakan besarnya sumbangan
pendapatan yang berasal dari usaha ternak yang dibandingkan dengan
pendapatan dari usaha lain yakni usaha pertanian. Besarnya kontribusi usaha
ternak Domba Batur terhadap total pendapatan yang diterima peternak
(pendapatan usaha ternak dan usaha tani) ialah sebesar 28,57 persen
(Sugianto, 2010). Artinya, usaha Domba Batur di Kecamatan batur
menyumbang cukup besar terhadap penerimaan peternak sebanyak 28,57
persen. Meskipun besarnya sumbangan belum cukup tinggi, namun memiliki
peran yang signifikan dalam meningkatkan pendapatan peternak. Hal
tersebut diperkuat oleh penelitian Sugianto (2010) yang menyebutkan bahwa
besarnya sumbangan ternak Domba Batur dari skala usaha yang kecil,
namun memiiki kontribusi yang besar. Dengan demikian, jika skala usaha
ditingkatkan, maka pendapatan peternak akan semakin meningkat.
2.9 Tata Laksana Usaha Ternak Domba Batur, Kabupaten Banjarnegara
Usaha ternak Domba Batur di kabupaten Banjarnegara merupakan
usaha ternak yang dijalankan secara tradisional dan terintegrasi dengan
usaha pertanian. Secara umum peternak Domba Batur melakukan pola
pemberian pakan secara sederhana yakni dengan memberikan hijauan yang
berupa rumput, limbah pertanian serta pemberian air yang addlibitum karena
sumber alam yang melimpah.. Meskipun manajemen pemeliharaan masih
terhitung sederhana tetapi ada pola yang diadopsi dan dilaksanakan hingga
sekarang yaitu sistem Zero Waste.
III. SARAN
1. Pemerintah melalui Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) melakukan
pendekatan terhadap peternak dalam satu kelompok, maupun antar
kelompok, sehingga tercipta komunitas usaha ternak Domba Batur yang
solid.
2. Pemerintah diharapkan memberikan bantuan mesin pembuat wool,
untuk meningkatkan nilai ekonomi dari wool, agar pendapatan peternak
Domba Batur meningkat, sehingga peternak dapat menggeser usaha
ternak Domba Batur, yang awalnya sebagai usaha sambilan menjadi
usaha utama.
3. Pemerintah diharapkan dapat berperan aktif dalam pengembangan
peternakan Domba Batur melalui pemberian bantuan modal atau
membuka kredit dari semua sumber dengan cara yang mudah sehingga
peternak dapat meningkatkan skala usaha.
4. Petugas penyuluh lapangan (PPL) diharapkan selalu aktif dan terjadwal
dalam memberikan pelatihan-pelatihan atau workshop untuk
mentransfer teknologi peternakan terbaru yang dapat mengingkatkan
produktivitas ternak sehingga pendapatan peternak dapat ditingkatkan.
5. Perubahan kearah yang lebih baik merupakan tanggung jawab
bersama, sehingga diperlukan kerjasama yang baik antara peternak,
pemerintah, dalam mengembangkan usaha ternak Domba Batur.
6. Sebaiknya peternak mampu menempatkan usaha ternak bukan hanya
sebagai usaha sambilan, tapi memprioritaskan skala usahanya untuk
memperoleh pendapatan yang lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ahsin, M.A. 2010. Studi Modal Sosial Pada Kelompok Tani Ternak Domba Batur dan Hubungannya Dengan Pendapatan Peternak di Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara. Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2009. Kecamatan Batur Dalam Angka (Batur in Figure) 2009. Kerjasama Bappeda dan BPS Kabupaten Banjarnegara. Banjarnegara.
Dinas Pertanian, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Banjarnegara. 2006. Profil Domba Batur. Banjarnegara.
Priyono. 2009. Domba Batur Plasma Nutfah yang Harus Dilestarikan. Artikel Ilmiah Universitas Diponegoro. Semarang
Soekartawi. 2002. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Codd Douglas. PT Raya Grafindo Persada. Jakarta.
Suharyanto, Suprapto dan Rubiyo. 2004. Analisis Pendapatan dan Distribusi Pendapatan Usahatani Tanaman Perkebunan Berbasis Kelapa di Kabupaten Tabanan. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Vol 7, No 2, Juli 2004: 146-154.
Sugianto, Arif. 2010. Kontribusi Usaha Ternak Domba Batur dalam Sistem Usaha Tani Terpadu di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Wijayanty, V. A. 2010. Studi Modal Sosial Pada Kelompok Tani Ternak Kambing Peranakan Etawah ” Setya Makarya Tani ” Desa Tanjung Tirta Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto. (Tidak di publikasikan)