Potensi Dan Ancaman Perlindungan Tumbuhan
-
Upload
auroradanista -
Category
Documents
-
view
125 -
download
0
Transcript of Potensi Dan Ancaman Perlindungan Tumbuhan
5/12/2018 Potensi Dan Ancaman Perlindungan Tumbuhan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/potensi-dan-ancaman-perlindungan-tumbuhan 1/6
POTENSI DAN ANCAMAN PERLINDUNGAN TUMBUHAN
DI KAWASAN CAGAR ALAM MUARA KAMAN SEDULANG
TUGAS PERLINDUNGAN TUMBUHAN
Oleh
Afifi Rahmadetiassani (083112620150008)
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA
2011
5/12/2018 Potensi Dan Ancaman Perlindungan Tumbuhan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/potensi-dan-ancaman-perlindungan-tumbuhan 2/6
Cagar Alam Muara Kaman Sedulang
Cagar alam merupakan suatu kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas tumbuhan,
satwa dan ekosistemnya. Pengertian lainya adalah suatu ekosistem tertentu yang perlu dilindungi
untuk kepentingan ilmu pengetahuan, kebudayaan dan perkembanganya yang berlangsung secara
alami. Di Indonesia memiliki bernacam-macam cagar alam yang berpotensi untuk kelangsungan
makhluk hidup. Namun belakangan ini, banyak sekali permasalahan-permasalahan yang terdapat
di kawasan tersebut. Salah satunya adalah Cagar Alam Muara Kaman Sedulang.
Cagar alam ini terletak di tiga kecamatan dan dua kabupaten yaitu Kecamatan Muara
Kaman Sedulang di Kabupaten Kutai Kartanegara serta Kecamatan Muara Bengkal dan
Kecamatan Muara Calong di Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur. Cagar alam ini
disahkan oleh pemerintah pada tahun 1995, dimana sesuai dengan SK. Menhut Nomor :
598/Kpts-II/1995, 2 November 1995 dengan luas kawasan 62.500 Ha.
Gambar 1. Lokasi Cagar Alam Muara Kaman Sedulang
Potensi Tumbuhan di CA Muara Kaman Sedulang
Ekosistem yang ada disana antara lain : hutan rawa, rawa air tawar, hutan dataran rendah
dan perairan tawar. Daerah tersebut memiliki keanekaragaman tumbuhan yang cukup besar,
5/12/2018 Potensi Dan Ancaman Perlindungan Tumbuhan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/potensi-dan-ancaman-perlindungan-tumbuhan 3/6
dimana tumbuhan tersebut dimanfaatkan oleh penduduk sekitar. Contohnya adalah pohon
meranti, banggeris, ulin dan nyirih.
1. Meranti
Pohon ini memiliki manfaat sebagai bahan bangunan. Merupakan anggota dari famili
Dipterocarpaceae mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, baik yang berupa kayu, buah, maupun
hasil metabolisme sekundernya. Kayu dari jenis-jenis Dipterocarpaceae sangat terkenal dan
mempunyai nilai perdagangan yang tinggi. Selain itu buahnya juga memiliki nilai perdagangan
yang dikenal dengan buah tengkawang. Hasil dari metabolisme sekunder yang berupa damar,
kapur, minyak kruing, minyak guryam merupakan produk yang sangat berharga.
Karena kayu dari jenis-jenis tersebut bernilai tinggi maka sejak akhir tahun 1960-an
banyak jenis meranti yang dieksploitasi. Bahkan pada awal tahun 1980-an eksploitasi kayu
meranti terjadi secara intensif besar-besaran dengan menggunakan alat mesin, sehingga
menimbulkan kerusakan yang sangat serius terlihat nyata tahun 1990-an. Sejak saat itu populasi
dan persebaran Dipterocarpaceae mendekati kehancuran atau bahkan kepunahan. Oleh sebab itu
Departemen Kehutanan berusaha keras untuk menyelamatkan serta mengembangkan potensi dan
penyebaran jenis-jenis Dipterocarpaceae dengan membangun sumber-sumber benih, dan Kebun
Benih Meranti.
2. Pohon benggaris
Buah pohon ini dimanfaatkan satwa sebagai bahan makanan. Selain itu digunakan untuk
bahan mebel, patung, ukiran & kerajinan tangan, dan Finir mewah.
3. Pohon nyirih
Masyarakat disana menggunakan pohon ini sebagai obat tradisonal. Selain itu,
dimanfaatkan juga sebagai bahan bangunan, kayu lapis, mebel, lantai, papan dinding, bantalan,rangka pintu dan jendela, perkapalan, finir mewah, arang, dan moulding
5/12/2018 Potensi Dan Ancaman Perlindungan Tumbuhan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/potensi-dan-ancaman-perlindungan-tumbuhan 4/6
Jenis-jenis lain yang ada disana, antara lain :
Tabel 1. Jenis Tumbuhan di CA Muara Kaman Sedulang
Ancaman di Cagar Alam Muara Kaman Sedulang
Ancaman yang sering terjadi disekitar wilayah tersebut antara lain :
1. Kebakaran hutan
Kebakaran hutan merupakan salah satu bentuk gangguan yang makin sering terjadi.
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan cukup besar mencakup kerusakan
ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, merosotnya nilai ekonomi hutan dan
produktivitas tanah, perubahan iklim mikro maupun global, dan asapnya mengganggu kesehatan
masyarakat serta mengganggu transportasi baik darat, sungai, danau, laut dan udara. Gangguan
asap karena kebakaran hutan Indonesia akhir-akhir ini telah melintasi batas negara.
Menurut Danny (2001), penyebab utama terjadinya kebakaran hutan di Kalimantan
Timur adalah karena aktivitas manusia dan hanya sebagian kecil yang disebabkan oleh kejadianalam. Proses kebakaran alami menurut Soeriaatmadja (1997), bisa terjadi karena sambaran petir,
benturan longsuran batu, singkapan batu bara, dan tumpukan srasahan. Namun menurut Saharjo
dan Husaeni (1998), kebakaran karena proses alam tersebut sangat kecil dan untuk kasus
Kalimatan kurang dari 1 %.
No Nama Daerah Nama Ilmiah
1 Nyirih Xylopia spp
2 Nyatoh Palaquium leiocarpum3 Meranti Shorea uliqiminosa
4 Banggeris Garcinia sp
5 Jambu Eugenia sp
6 Kenari Canarium sp
7 Kempas Koompasia sp
8 Resak Vaatica sp
9 Ulin Eusideroxilon zwagerii
10 Rotan Calamus sp
11 Rengas Gluta rengas
12 Bambu Bambusa sp
5/12/2018 Potensi Dan Ancaman Perlindungan Tumbuhan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/potensi-dan-ancaman-perlindungan-tumbuhan 5/6
Kebakaran hutan besar terpicu pula oleh munculnya fenomena iklim El-Nino seperti
kebakaran yang terjadi pada tahun 1987, 1991, 1994 dan 1997 (Kantor Menteri Negara
Lingkungan Hidup dan UNDP, 1998). Perkembangan kebakaran tersebut juga memperlihatkan
terjadinya perluasan penyebaran lokasi kebakaran yang tidak hanya di Kalimantan Timur, tetapi
hampir di seluruh propinsi, serta tidak hanya terjadi di kawasan hutan tetapi juga di lahan non
hutan.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama kebakaran
hutan adalah faktor manusia yang berawal dari kegiatan atau permasalahan sebagai berikut:
1. Sistem perladangan tradisional dari penduduk setempat yang berpindah-pindah.
2. Pembukaan hutan oleh para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) untuk insdustri
kayu maupun perkebunan kelapa sawit.
3. Penyebab struktural, yaitu kombinasi antara kemiskinan, kebijakan pembangunan dan
tata pemerintahan, sehingga menimbulkan konflik antar hukum adat dan hukum positif
negara.
2. Perubahan iklim
Setiap tahun akan mengalami peningkatan suhu, hal ini dikarenakan faktor alam dan faktor
manusia. Seiring dengan isu perubahan iklim, degradasi biodeversitas dan ekosistem merupakan
suatu wacana yang sering diasumsikan merupakan dampak akibat perubahan iklim. Biodiversitas
sangat berkaitan erat dengan perubahan iklim. Perubahan iklim berpengaruh terhadap perubahan
keanekaragaman hayati dan ekosistem baik langsung maupun tidak langsung.
3. Spesies invasif
Spesies invasif merupakan spesies yang dimana spesies tertentu (seperti tumbuhan) hidup
bukan dihabitat aslinya dan dapat menyebabkan kompetisi yang tidak sehat. Contohnya pohon
akasia yang hidup di wilayah CA Muara Kaman Sedulang. Pohon tersebut akan tumbuh secara
cepat dan mendominasi wilayah tersebut sehingga spesies lain yang khas di daerah itu tersaingi.
Bila hal ini didiamkan akan mengakibatkan kematian pada spesies aslinya.
5/12/2018 Potensi Dan Ancaman Perlindungan Tumbuhan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/potensi-dan-ancaman-perlindungan-tumbuhan 6/6
4. Tekanan populasi
Sensitifitas terhadap kepunahan tergantung dari kemampuan reproduksi spesies. Spesies
yang mempunyai kemampuan reproduksi tinggi (kecepatan pertumbuhan populasi tinggi) akan
lebih adaptif dibandingkan dengan spesies yang kemampuan reproduktifnya lebih rendah, seperti
pertumbuhan populasi manusia dan beberapa spesies satwa atau tumbuhan yang kemampuan
reproduksinya tinggi. Tekanan populasi tersebut membutuhkan sumber daya secara legal,
namun, apabila sumber daya terbatas maka, tindakan ilegal menjadi pilihan, seperti illegal
loging.
5. Pembukaan lahan
Kebutuhan manusia akan pangan sangat tinggi. Masyrakat disana membuka lahan tanpa
memikirkan efek jangka panjang. Contohnya seperti pembukaan lahan kelapa sawit, tambang,
pemukiman, dan lain sebagainya. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia
yang merupakan efek dari kecepatan pertambahan jumlah penduduk yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Danny, W., 2001. Interaksi Ekologi dan Sosial Ekonomi Dengan Kebakaran di Hutan Propinsi
Kalimantan Timur, Indonesia. Paper Presentasi pada Pusdiklat Kehutanan. Bogor. 33 hal.
http://dishut.jabarprov.go.id/data/arsip/PERLINDUNGAN%20HUTAN%20DAN%20KONSER
VASI%20ALAM.pdf
http://www.bksdakaltim.dephut.go.id/.../Cagar_Alam_Muara_Kaman.pdf
http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/1855
http://www.dephut.go.id/INFORMASI/PROPINSI/SUMSEL/jenis_kayu_dagang.html
Saharjo dan Husaeni, 1998. East Kalimantan Burns. Wildfire 7(7):19-21.
Soeriaatmadja, R.E. 1997. Dampak Kebakaran Hutan Serta Daya Tanggap PengelolaanLingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam Terhadapnya. Prosiding Simposium:
³Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Sumberdaya Alam dan Lingkungan´. Tanggal 16Desember 1997 di Yogyakarta. hal: 36-39.