Positivisme

6
Penegakan Hukum Dalam Kajian Penegakan Hukum Dalam Kajian Sosiologi Hukum. Sosiologi Hukum. KPK Trigger mechanism Extra ordinary crime Intregatet Criminal Justice System Independensi yang Imperatif KORUPSI KELEMBAGAAN

description

bahan kuliah

Transcript of Positivisme

Page 1: Positivisme

Penegakan Hukum Dalam Kajian Penegakan Hukum Dalam Kajian Sosiologi Hukum.Sosiologi Hukum.

KPKTrigger mechanism

Extra ordinary crime

Intregatet Criminal Justice

System

Independensi yang Imperatif

KORUPSI KELEMBAGAAN

Page 2: Positivisme

Dimana letak Kajian Sosiologi Dimana letak Kajian Sosiologi HukumHukum 1. Gangguan optimalisasi penegakan 1. Gangguan optimalisasi penegakan

hukum ada pada lingkaran internal hukum ada pada lingkaran internal penegak hukum.penegak hukum.

2. Penempatan lembaga hukum 2. Penempatan lembaga hukum dalam subordinasi kekuasaan.dalam subordinasi kekuasaan.

3. Sikap Non sinergis dari lembaga 3. Sikap Non sinergis dari lembaga penegak hukum justru melemahkan penegak hukum justru melemahkan penegakan hukum.penegakan hukum.

Page 3: Positivisme

PositivismePositivisme Adalah suatu paham yang menuntut Adalah suatu paham yang menuntut

agar setiap metodologi yang agar setiap metodologi yang dipikirkan untuk menentukan dipikirkan untuk menentukan kebenaran hendaknkebenaran hendaknyaya memperluas memperluas realitas sebagai suatu eksis , yang realitas sebagai suatu eksis , yang harus dilepaskan dari prakonsepsi harus dilepaskan dari prakonsepsi metafisis yang sifatnya subyektif .metafisis yang sifatnya subyektif .

Page 4: Positivisme

1.Bebas Nilai (obyektif). Dikotomi yang tegas 1.Bebas Nilai (obyektif). Dikotomi yang tegas antara fakta dan nilai mengharuskan subyek antara fakta dan nilai mengharuskan subyek peneliti mengambil jarak dengan semesta peneliti mengambil jarak dengan semesta dengan bersikap imparsial-netral. Peneliti dengan bersikap imparsial-netral. Peneliti hanya melalui fakta – fakta yang teramati hanya melalui fakta – fakta yang teramati terukur maka pengetahuan tersusun dan terukur maka pengetahuan tersusun dan terjadi cerminan realitas( korespondensi).terjadi cerminan realitas( korespondensi).

2.Fenomalis . Ilmu Pengetahuan yang absah 2.Fenomalis . Ilmu Pengetahuan yang absah hanya berfokus pada fenomenhanya berfokus pada fenomenaa semesta . semesta . Metafisika hanya mengandalkan sesuatu di Metafisika hanya mengandalkan sesuatu di belakang fenomena ditolak mentah-belakang fenomena ditolak mentah-mentah(antimetafisika).mentah(antimetafisika).

4040

Page 5: Positivisme

3.3. Normalisme : Positivisme berfokous Normalisme : Positivisme berfokous pada yang individual partikular pada yang individual partikular karena itulah kenyataan satu-karena itulah kenyataan satu-satunya. Semua bentuk Universalisme satunya. Semua bentuk Universalisme adalah semata pemahaman dan adalah semata pemahaman dan bukan kenyataan itu sendiri.bukan kenyataan itu sendiri.

4.4. Reduksionisme. Alam semesta Reduksionisme. Alam semesta direduksi menjadi fakta-fakta yang direduksi menjadi fakta-fakta yang dapat dipersepsi (pengurangan dapat dipersepsi (pengurangan realitas).realitas).

Page 6: Positivisme

5.5. Naturalisme. Paham tentang Naturalisme. Paham tentang keteraturan dari peristiwa alam, keteraturan dari peristiwa alam, yang menisbikan penjelasan yang menisbikan penjelasan kodrati.kodrati.

6.6. Mekanisme. Paham yang Mekanisme. Paham yang mengatakan bahwa semua mengatakan bahwa semua gejala alam dapat dijelaskan gejala alam dapat dijelaskan secara mekanikal-determinisme secara mekanikal-determinisme seperti layaknya mesin (sistem seperti layaknya mesin (sistem mekanistis).mekanistis).

4242