Posisi Indonesia

5
Dilihat dari kondisi geografisnya , Indonesia merupakan wilayah dengan ancaman bencana gempa bumi dan tsunami dengan intensitas yang cukup tinggi. Banyaknya gunung aktif serta bentuknya yang berupa negara kepulauan adalah sebagian faktor yang mempengaruhi seringnya terjadi bencana di Indonesia. Tercatat sebanyak 17 bencana tsunami besar di Indonesia selama hampir satu abad, setelah kejadian tsunami besar Gunung Krakatau yang menewaskan sekitar 36.000 jiwa pada tahun 1883. Gempa dan tsunami besar yang terakhir adalah tsunami Aceh dan sebagian Sumatera Utara yang menewaskan kurang lebih 150.000 orang pada tahun 2004. Kemudian disusul gempa 2005 pada Pulau Nias dan sekitarnya yang menelan korban sekitar 1000 jiwa, serta gempa yang terjadi pada akhir 2006 yang menimpa Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah yang menelan korban sekitar 5000 jiwa dan bencana Gunung Merapi dan tsunami Mentawai pada akhir 2010. Namun selain semua itu, terjadi banyak sekali gempa-gempa lain di Indonesia pada setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan posisi Indonesia yang dikepung oleh tiga lempeng tektonik dunia yakni Lempeng Indo-Australian, Eurasia dan Lempeng Pasific yang apabila bertemu dapat menghasilkan tumpukan energi yang memiliki ambang batas tertentu. Selain itu, Indonesia juga berada pada Pasific Ring Of Fire yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia yang setiap saat dapat meletus dan mengakibatkan datangnya bencana. Catatan Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukan bahwa ada 28 wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan gempa dan tsunami. Di antaranya NAD, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jateng dan DIY bagian selatan, Jatim bagian selatan, Bali, NTB dan NTT, kemudian Sulut, Sulteng, Sulsel, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak-Fak di Papua serta Balikpapan Kaltim.

Transcript of Posisi Indonesia

Page 1: Posisi Indonesia

Dilihat dari kondisi geografisnya , Indonesia merupakan wilayah dengan ancaman

bencana gempa bumi dan tsunami dengan intensitas yang cukup tinggi. Banyaknya

gunung aktif serta bentuknya yang berupa negara kepulauan adalah sebagian faktor yang

mempengaruhi seringnya terjadi bencana di Indonesia. Tercatat sebanyak 17 bencana

tsunami besar di Indonesia selama hampir satu abad, setelah kejadian tsunami besar

Gunung Krakatau yang menewaskan sekitar 36.000 jiwa pada tahun 1883. Gempa dan

tsunami besar yang terakhir adalah tsunami Aceh dan sebagian Sumatera Utara yang

menewaskan kurang lebih 150.000 orang pada tahun 2004. Kemudian disusul gempa

2005 pada Pulau Nias dan sekitarnya yang menelan korban sekitar 1000 jiwa, serta

gempa yang terjadi pada akhir 2006 yang menimpa Yogyakarta dan sebagian Jawa

Tengah yang menelan korban sekitar 5000 jiwa dan bencana Gunung Merapi dan tsunami

Mentawai pada akhir 2010.

Namun selain semua itu, terjadi banyak sekali gempa-gempa lain di Indonesia pada setiap

tahunnya. Hal ini dikarenakan posisi Indonesia yang dikepung oleh tiga lempeng tektonik

dunia yakni Lempeng Indo-Australian, Eurasia dan Lempeng Pasific yang apabila

bertemu dapat menghasilkan tumpukan energi yang memiliki ambang batas tertentu.

Selain itu, Indonesia juga berada pada Pasific Ring Of Fire yang merupakan jalur

rangkaian gunung api aktif di dunia yang setiap saat dapat meletus dan mengakibatkan

datangnya bencana. Catatan Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

(DVMBG) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukan bahwa ada 28

wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan gempa dan tsunami. Di antaranya NAD,

Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jateng dan DIY bagian

selatan, Jatim bagian selatan, Bali, NTB dan NTT, kemudian Sulut, Sulteng, Sulsel,

Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak-Fak di Papua serta Balikpapan

Kaltim.

Page 2: Posisi Indonesia

Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar

Indonesia merupakan daerah

pertemuan tiga lempeng

tektonik besar, yaitu

Lempeng Indo-Australia,

Eurasia dan Lempeng

Pasific. Lempeng Indo-

Australia bertabrakan

dengan Lempeng Eurasia di

lepas pantai Sumatra, Jawa

dan Nusa Tenggara,

sedangkan dengan Pasific di

utara Irian dan Maluku

Utara. Di sekitar lokasi

pertemuan lempeng inilah

terjadi akumulasi energi

tabrakan hingga sampai

suatu titik lapisan bumi

tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi dan akhirnya energi tersebut akan dilepas

dalam bentuk gempa bumi. Pelepasan energi sesaat ini menimbulkan berbagai dampak

terhadap bangunan akibat percepatan gelombang seismik, tsunami, longsor, dan

liquefaction. Besarnya dampak gempa bumi terhadap bangunan bergantung pada

beberapa hal di antaranya adalah skala gempa, jarak epicenter, mekanisme sumber, jenis

lapisan tanah di lokasi bangunan dan kualitas bangunan. Indonesia juga merupakan

negara yang secara geologis memiliki posisi yang unik karena berada pada pusat

tumbukan Lempeng Tektonik Hindia Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia di

bagian Utara dan Lempeng Pasifik di bagian timur laut. Hal ini mengakibatkan Indonesia

mempunyai tatanan tektonik yang kompleks dari arah zona tumbukan yaitu Fore arc,

Volcanic arc dan Back arc. Fore arc merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan

zona tumbukan atau sering disebut sebagai zona aktif akibat patahan yang biasa terdapat

di darat maupun di laut. Pada daerah ini, material batuan penyusun utama lingkungan

juga sangat spesifik serta mengandung potensi sumberdaya alam bahan tambang yang

cukup besar. Volcanic arc merupakan jalur pegunungan aktif di Indonesia yang memiliki

topografi khas dengan sumberdaya alam yang khas juga. Back arc merupakan bagian

paling belakang dari rangkaian busur tektonik yang relatif paling stabil dengan topografi

yang hampir seragam berfungsi sebagai tempat sedimentasi. Semua daerah tersebut

memiliki kekhasan dan keunikan yang jarang ditemui di daerah lain baik

keanegaragaman hayatinya maupun keanekaragaman geologinya.

Indonesia Merupakan Jalur Pasific Ring of Fire

Indonesia merupakan bagian dari jalur The Pasific Ring of Fire (Cincin Api Pasifik),

yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia. Cincin Api Pasifik ini

membentang di antara subduksi maupun pemisahan Lempeng Pasifik dengan Lempeng

Page 3: Posisi Indonesia

Indo-Australia, Lempeng Eurasia, Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Nazca yang

bertabrakan dengan lempeng Amerika Selatan. Jalur ini membentang mulai dari pantai

barat Amerika Selatan, terus ke pantai barat Amerika Utara, lalu melingkar ke Kanada,

semenanjung Kamsatschka, Jepang, melewati Indonesia, Selandia baru dan kepulauan di

Pasifik Selatan. Indonesia memiliki gunung berapi dengan jumlah kurang lebih 240 buah,

dimana hampir 70 di antaranya masih aktif. Zona kegempaan dan gunung api aktif

Circum Pasifik amat terkenal, karena setiap gempa hebat atau tsunami dahsyat di

kawasan itu, dipastikan menelan korban jiwa manusia amat banyak.w Sekitar 90% dari

gempa bumi di dunia dan 80% dari gempa bumi terbesar di dunia terjadi di sepanjang

Cincin Api. Berikutnya wilayah paling seismik (5-6% dari gempa bumi dan 17% dari

gempa bumi terbesar di dunia) adalah sabuk Alpide, yang membentang dari Jawa ke

Sumatera melalui Himalaya, Mediterania, dan keluar ke Atlantik. Mid-Atlantic Ridge

adalah sabuk ketiga tempat sering terjadinya gempa. Indonesia terletak di antara Cincin

Api sepanjang kepulauan timur laut berbatasan langsung dengan New Guinea dan di

sepanjang sabuk Alpide Selatan dan barat dari Sumatera, Jawa, Bali, Flores, dan Timor

yang terkenal dan sangat aktif.

Gunung berapi di Indonesia adalah yang teraktif di antara tempat lainnya yang termasuk

dalam Ring Api Pasifik. Mereka terbentuk dari daerah subbagian antara Lempeng Eurasia

dan Lempeng Indo-Australia. Beberapa gunung berapi yang tercatat Kenyataannya

keadaan geografis Indonesia ini tidak diantisipasi oleh masyarakatnya. Akibatnya,

bencana selalu menimbulkan korban jiwa dalam jumlah besar. Untuk menyiasati hal

tersebut, yang perlu dilakukan pemerintah adalah membangun dan mendidik masyarakat

yang sadar dan tanggap terhadap bencana yang akan dan yang sedang terjadi. Adapun

beberapa hal yang dapat disosialisasikan dan dilatihkan ke masyarakat antara lain

adalah :Pemerintah sebaiknya menyediakan sistem peringatan dini (misalnya sirine,

detektor, alat komunikasi, dan lain-lain) yang dapat diandalkan terutama di daerah rawan

bencana. Sehingga saat bencana terjadi, masyarakat langsung tahu apa yang harus

dilakukan. Hal ini sudah dilakukan pemerintah, khususnya yang terkait dengan bencana

tsunami, melalui TEWS (Tsunami Early Warning System). Penyebab timbulnya korban

dengan jumlah yang cukup banyak adalah ketidaksiapan saat terjadi bencana sehingga

muncul kepanikan.

Page 4: Posisi Indonesia

Masyarakat perlu diberikan pelatihan mengenai

caracara menyelamatkan diri saat bencana

terjadi. Sebenarnya di Indonesia banyak

perusahaan tambang dan minyak yang selalu

menekankan pentingnya keselamatan

pekerjanya. Tentu saja hal ini dapat

dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai mitra

kerjasama.Pengetahuan tentang teknik

pertolongan pertama pada korban bencana

(P3K/First Aid) juga perlu diberikan kepada

masyarakat. Ketika bencana terjadi, tenaga

medis adalah suatu kebutuhan yang bersifat

mendesak. Sering kali ketika didapati korban

dalam jumlah yang cukup besar dan butuh

penanganan secepatnya, rumah sakit tidak

mampu menampung dan merawat seluruhnya

dengan cepat karena terbatasnya fasiltas dan

tenaga medis disana. Hal ini pernah dirasakan

saat gempa Yogyakarta tahun 2006 silam yang

menelan korban lebih dari 5000 jiwa. Karena

banyaknya korban yang membutuhkan

pertolongan, semua rumah sakit menjadi

overload sehingga banyak korban-korban

tersebut yang terpaksa diletakkan di halaman

sampai ke lapangan parkir rumah sakit. Maka

dari itu, Jika masyarakat sudah terlatih untuk

memberikan pertolongan pertama, diharapkan

dapat meminimalisir jumlah korban meninggal,

misalnya dengan menghentikan pendarahan

yang terjadi dan sebagainya.Ketika bencana

terjadi, bantuan logistik pangan baru

berdatangan sekitar 12 jam pasca bencana

terjadi dan ini belum terdistribusi ke seluruh

wilayah bencana. Ada baiknya jika setiap desa

yang rentan bencana memiliki semacam tempat

penyimpanan logistik bencana, yang dapat

dipakai untuk bertahan ketika bencana terjadi,

sambil menunggu datangnya bantuan logistik

dari pemerintah.Untuk meminimalisir

kerusakan pasca terjadinya bencana,

pengetahuan mengenai struktur bangunan tahan

bencana juga perlu diberikan kepada masyarakat yang berada pada daerah rentan bencana.

Harapan ke depan adalah menurunnya jumlah kerusakan bangunan dan korban jiwa

akibat kerusakankerusakan tersebut. (eq) letusannya antara lain Krakatau yang

memberikan efek global pada 1883, Danau Toba dengan letusan supervolcanic yang

Page 5: Posisi Indonesia

diperkirakan terjadi pada 74000SM yang bertanggung jawab atas enam tahun musim

dingin, dan Gunung Tambora yang merupakan letusan tersadis yang tercatat dalam

sejarah di tahun 1815. Gunung berapi paling aktif saat ini adalah Gunung Kelud dan

Merapi di Pulau Jawa yang telah membunuh ribuan penduduk di sekitarnya. Sejak tahun

1000, Gunung Kelud telah meletus 30 kali, dengan letusan terbesar berskala lima dalam

indeks Letusan Gunung Berapi, sementara itu Gunung Merapi meletus lebih dari 80 kali.

The International Association of Volcanology and Chemistry menjuluki Merapi sebagai

gunung berapi 10 tahunan sejak 1995 karena aktivitasnya yang tinggi dan banyaknya

korban yang berjatuhan akibat letusan dengan intensitas kejadian yang cukup tinggi.

Terakhir kali, Gunung Merapi meletus di Yogyakarta pada akhir 2010 lalu memakan

cukup banyak korban.