Pompanisasi Pada Areal Persawahan Tagal Hambing Di Kabupaten Toba Samosir

13
1 PENYEDIAAN AIR PADA PERSAWAHAN TAGAL HAMBING DENGAN POMPANISASI SEBAGAI ALTERNATIF DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR Oleh: ROBERT SIHOTANG A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Daerah tinggi Tapanuli terkenal dengan julukan salah satu Daerah/Peta Kemiskinan di Indonesia. Kegiatan kehidupan masyarakat di sana pada umumnya sebagai petani, sebagian kecil sebagai nelayan dan pedagang. Infrastruktur irigasi teknis belum ada. Kondisi tofografi terdiri dari perbukitan dan pegunungan. Tanahnya tandus dan termasuk daerah sulit atau daerah rawan air. Meskipun demikian masyarakat petani disana bekerja dengan keras, ulet dan tabah di sawah guna terwujudnya pemenuhan kebutuhan dasar yakni sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. Karena tofografinya berbukit, sejak lama petani membuat petak-petak sawah berukuran kecil dan bertingkat mengikuti kountur tanah dimana sumber air bakunya adalah air tadah hujan atau disebut “Tagal Hambing”. Dan demi adanya suplai air yang sangat terbatas terhadap petak-petak sawah tersebut, masyarakat menyuplai air dengan cara “Mandabu Aek” yang dilaksanakan pada siang dan malam hari bahkan para petani tidur sambil menjaga air di sawah pada malam hari selama penggemburan tanah dan selama musim tanam. Musim tanam hanya dapat berlangsung pada saat musim penghujan. Musim panen sangat terbatas hanya 1 (satu) kali

Transcript of Pompanisasi Pada Areal Persawahan Tagal Hambing Di Kabupaten Toba Samosir

Page 1: Pompanisasi Pada Areal Persawahan Tagal Hambing Di Kabupaten Toba Samosir

1

PENYEDIAAN AIR PADA PERSAWAHAN TAGAL HAMBING DENGAN POMPANISASI SEBAGAI ALTERNATIF

DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR Oleh:

ROBERT SIHOTANG

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Daerah tinggi Tapanuli

terkenal dengan julukan

salah satu Daerah/Peta

Kemiskinan di Indonesia.

Kegiatan kehidupan

masyarakat di sana pada

umumnya sebagai petani,

sebagian kecil sebagai

nelayan dan pedagang.

Infrastruktur irigasi teknis belum ada. Kondisi tof ografi

terdiri dari perbukitan dan pegunungan. Tanahnya ta ndus dan

termasuk daerah sulit atau daerah rawan air. Meskip un

demikian masyarakat petani disana bekerja dengan ke ras,

ulet dan tabah di sawah guna terwujudnya pemenuhan

kebutuhan dasar yakni sandang, papan, kesehatan dan

pendidikan. Karena tofografinya berbukit, sejak lam a petani

membuat petak-petak sawah berukuran kecil dan berti ngkat

mengikuti kountur tanah dimana sumber air bakunya adalah

air tadah hujan atau disebut “Tagal Hambing”. Dan d emi

adanya suplai air yang sangat terbatas terhadap pet ak-petak

sawah tersebut, masyarakat menyuplai air dengan car a

“Mandabu Aek” yang dilaksanakan pada siang dan mala m hari

bahkan para petani tidur sambil menjaga air di sawa h pada

malam hari selama penggemburan tanah dan selama mus im

tanam. Musim tanam hanya dapat berlangsung pada saa t musim

penghujan. Musim panen sangat terbatas hanya 1 (sat u) kali

Page 2: Pompanisasi Pada Areal Persawahan Tagal Hambing Di Kabupaten Toba Samosir

2

dalam setahun. Untuk mengurangi beban petani dalam

mengelola sawah akibat terbatasnya suplai air baku, perlu

pemikiran pembangunan irigasi untuk mengairi petak- petak

sawah Tagal Hambing. Selain mengurangi beban petani untuk

“Mandabu Aek”, dan demi terjaminnya suplai air bak u yang

memadai, petani akan dapat menggandakan musim tanam padi,

yang berimplikasi kepada peningkatan produktifitas padi

sekaligus meningkatkan pendapatan para petani.

2. Kondisi Geografis

Kawasan ini berada di Kabupaten Toba Samosir Provin si

Sumatera Utara pada bagian tengah, dengan batas-bat as

geogarafis yakni 2º03’– 2º04’ LU dan 98º56’– 99º40’ BT.

3. Kondisi Tofografi

Lokasinya tepat berada pada kisaran elevasi 900 – 2 .200 m

diatas permukaan laut, persis berada disekitar Buki t

Barisan dengan klasifikasi permukaannya adalah buki t dan

gunung.

4. Kondisi Musim

Kondisi musim di kawasan sekitar Danau Toba, terdir i dari 2

musim; yakni musim kemarau pada periode bulan April s.d.

Agustus dan musim penghujan pada periode September s.d.

Maret. Kondisi musim tersebut berulang secara rutin ; Pada

musim penghujan petani memanfaatkannya sebagai masa musim

tanam dan pada musim kemarau tidak difungsikan dika renakan

kesulitan air. Rata-rata tingkat curah hujan perbul an pada

14 stasiun pengamatan adalah 175 mm pada Tahun 2009 dan

jumlah hari hujan adalah 10 hari / bulan dan curah hujan

tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar 228 mm ju mlah

hari hujan 5 hari, sedangkan curah hujan terendah t erjadi

pada bulan April yakni 135 mm dengan hari hujan 8 h ari.

Sedangkan suhu udara berkisar 17º-29ºC, rata-rata

Page 3: Pompanisasi Pada Areal Persawahan Tagal Hambing Di Kabupaten Toba Samosir

3

kelembaban udara 85,04% (sumber: Badan Meteorologi dan

Geofisika Wilayah I Medan)

5. Kebiasaan Gotong Royong

Masyarakat yang tinggal

disana dalam melaksanakan

kegiatan sehari-hari maupun

melaksanakan suatu kegiatan

adat ataupun kegiatan untuk

pembuatan fasilitas umum

sangat kental dengan adat

budaya yakni dengan cara

gotong royong yang disebut “Marsiadapari” yang dila ksanakan

secara berkelompok dan bergiliran untuk setiap angg ota

kelompok, dimana secara operasionalnya: Yang tua se bagai

pemikir dan yang muda sebagai pekerja. Hal ini dila ksanakan

secara turun temurun sejak leluhur hingga saat ini, dimana

terlebih dahulu diproses secara demokratis melalui

bermusyawarah dan bermufakat untuk menentukan perso nil atau

pihak yang bertanggung jawab terhadap suatu pengemb anan

tugas.

6. Mata Pencaharian

Aktifitas kehidupan sehari-

hari masyarakat di Kabupaten

Toba Samosir adalah bertani,

kebiasaan bertani

dilaksanakan turun temurun

sejak leluhur, dimana

teknologi pertaniaannya

secara tradisionil dan

pengelolaannya sudah mendarah daging dan caranya ti dak

perlu diragukan lagi, karena hasil-hasil pertanian disana

sejak dahulu dapat dikatakan sudah swasembada beras . Pada

Tahun 2007 surflus sebesar 50,757 Ton (Patar Nadapd ap,4

Page 4: Pompanisasi Pada Areal Persawahan Tagal Hambing Di Kabupaten Toba Samosir

4

Desember 2008), Tahun 2009 surflus sebesar 34.944 T on dan

Tahun 2010 surflus sebesar 106.075 Ton yang ditanam pada

areal persawahan 18.005 Ha dimana penanaman yang da pat

dilakukan 2 kali musim tanam terdapat pada persawah an

sebanyak 5.553 Ha, selebihnya hanya 1 kali musim ta nam

(Sumber: Website Pemerintah Kabupaten Toba samosir) . Hasil

pertanian masyarakat diutamakan untuk kebutuhan pok ok

sehari-hari serta kebutuhan biaya pendidikan anak-a nak

setiap rumah tangga pada tingkat Sekolah Dasar hing ga

Perguruan Tinggi.

7. Kondisi Perekonomian masyarakat

Sebagai gambaran PDRB mayarakat di Kabupaten Tobasa mosir

adalah sebagai mana diperlihatkan Tabel 1 berikut:

Tabel 1: PDRB Kab. Toba Samosir (Harga Konstan Tahu n 2000)

PDRB PER TAHUN ( Rp.) No. URAIAN

2005 2006 2007 2008 2009 1 Kab. Tobasa 1.353.109 1.423.051 1.501.683 1.585.967 1.669.356

Sumber: Toba Samosir Dalam Angka Tahun 2010.

B. KONDISI INFRASTRUKTUR PENGAIRAN DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

1. Data dan Jaringan Irigasi

Pada Tahun 2010 luas irigasi

di Kabupaten Toba Samosir

adalah sebesar 13.060 Ha,

terdiri dari: Irigasi

Setengah Teknis 3.818 Ha dan

Irigasi Sederhana 9.242 Ha,

Lokasi Irigasi berdasarkan

kecamatan sebagaimana

ditunjukkan pada Tabel 2.

Page 5: Pompanisasi Pada Areal Persawahan Tagal Hambing Di Kabupaten Toba Samosir

5

Tabel 2: Daftar Jaringan Irigasi di Kabupaten Toba Samosir

JENIS DAN LUAS IRIGASI (Ha) No. LOKASI KECAMATAN

TEKNIS SETENGAH TEKNIS

SEDERHANA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16

Balige Tampahan Laguboti Habinsaran Borbor Nassau Silaen Sigumpar Porsea Pintu Pohan Meranti Siantar Narumonda Lumban Julu Uluan Ajibata Parmaksian Bonatua Lunasi

- - - - - - - - - - - - - - - -

811 530

1.244 145

- -

158 223

- - - -

253 - -

454

853 30

769 872 276

- 1.930

559 976

- 700 847 426

- 299 706

1.664 560

1.913 917 276

- 2.088

782 976

- 700 847 679

- 299

1.160

JUMLAH - 3.818 9.242 13.060

Sumber: Toba Samosir Dalam Angka, Tahun 2011.

Tabel 3: Daftar Luas Panen, Produktivitas Padi Sawa h

No. KECAMATAN Luas Panen (Ha)

Produksi Padi (Ton)

Produktivitas (Kw/Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Balige Tampahan Laguboti Habinsaran Borbor Nassau Silaen Sigumpar Porsea Pintu Pohan Meranti Siantar Narumonda Lumban Julu Uluan Ajibata Parmaksian Bonatua Lunasi

3.855 689

1.781 1.781

382 1.336 2.155

763 2.284

479 691

1.888 1.642

462 - -

19.227 3.481 9.347 7.401 2.082 6.797

11.745 4.158

12.448 2.575 3.765

10.272 8.670 2.500

- -

49,88 50,52 52,48 52,94 54,50 50,88 54,50 54,50 54,50 53,76 54,49 54,41 52,80 54,11

- -

J u m l a h 19.805 104.468 52,75

Sumber: Toba Samosir Dalam Angka, Tahun 2010.

Sebagaimana diperlihatkan Tabel 2 dan Tabel 3 diata s,

tidak terdapat jumlah sawah yang dilayani dengan ir igasi

teknis, sedangkan Lahan produktif tersebar pada 14

Kecamatan sebesar 19.805 Ha. Pemberian air pada lah an

persawahan masyarakat dilakukan dengan cara “Mandab u Aek”

untuk mengairi sawahnya setiap saat dan sepanjang t ahun.

Sejak lama tidak ada peningkatan atau penambahan

Page 6: Pompanisasi Pada Areal Persawahan Tagal Hambing Di Kabupaten Toba Samosir

6

infrastruktur irigasi atau sangat minim usaha nyata dari

pemerintah untuk penanggulangan yang dilaksanakan u ntuk

mengatasi kerawanan air baku persawahan guna mening katkan

pendapatan masyarakat.

2. Peran serta masyarakat dalam penyediaan infrastruk tur

bidang Irigasi

Sebagai gambaran pada masa yang lalu hingga saat in i,

infrastruktur pengairan seperti bendungan atau tang gul-

tangul sungai sangat sederhana, tali air dan petak- petak

sawah dibangun atau dibuat sendiri oleh masyarakat setempat

dengan cara manual dan dilakukan secara bergotong r oyong

dengan menggunakan peralatan sederhana seperti Cang kul,

Pangali, Parang (Golok), Pikulan, dll. Tali air pen gairan

yang dibangun tidak diperkeras dengan campuran pasa ngan

batu dan semen serta Bangunan bendung terdiri dari tanggul

tumpukan atau susunan gebalan tanah, sehinga bangun an

tersebut sangat rentan terhadap kerusakan longsor, atau

ambrol pada saat musim penghujan tiba. Dan sebalikn ya

terjadi kesulitan petani untuk mendapatkan air pada saat

musim kemarau.

3. Masa musim tanam dan produksi pertanian

Sebagaimana disebutkan diatas bahwa metode penyupla ian air

kepada petak-petak sawah adalah dengan cara "Mandab u Aek".

Mandabu aek sangat membebani petani sebagaimana dik etahui

bahwa kebutuhan air ke petak sawah cukup besar dan harus

terus menerus disuplai selama musim tanam hingga mu sim

panen guna hasil panen sawah tetap memadai. Sebagai

gambaran untuk kondisi sistem pengairan dengan cara sebagai

mana disebutkan diatas, hasil produksi sawah dalam 1 (satu)

kali musim tanam pada saat musim penghujan. Sekali lagi

disebutkan bahwa hasil ini adalah berkat semangat d an kerja

keras dan ketabahan para petani, untuk menopang keb utuhan

dasarnya.

Page 7: Pompanisasi Pada Areal Persawahan Tagal Hambing Di Kabupaten Toba Samosir

7

C. PERMASALAHAN PENGADAAN AIR BAKU

Sebagaimana disebutkan diatas permasalahan yang dip ikul oleh

masyarakat petani dalam mengelola sawahnya adalah t erbatasnya

suplay air sebagai berikut:

1. Kesulitan memperoleh

air baku untuk

pengairan sawah

dikarenakan terbatasnya

badan sungai dan sangat

tergantung kepada musim

penghujan;

2. Adanya penomena perubahan iklim yang tidak menentu;

3. Kerusakan bendungan/tanggul tanah dan tali air yang tidak

permanaen akibat sangat rentan terhadap longsor dan ambrol

pada pada saat musim penghujan;

D. USULAN PEMBANGUNAN IRIGASI DENGAN SISTEM POMPANISASI

Sebagaimana tersebut

diatas bahwa untuk

meniapkan sejumlah air

untuk mengairi persawahan

selama musim tanam sangat

membebani masyarakat

petani dan sangat

tergantung kepada musim

penghujan. Untuk mengurangi beban masyarakat dalam menyuplai

air persawahan serta masyarakat dapat menggandakan musim tanam

padi, maka perlu dibangun infrastruktur sumber daya air untuk

mensuplai air secara terus menerus. Sebagai salah s atu

alternatif Penyediaan Air Baku untuk persawahan pad a Tagal

Hambing di Toba Samosir di sekitar Danau Toba perlu dibangun

sistem irigasi dengan cara pompanisasi. Pompa dapat digerakkan

dengan sumber tenaga listrik menggunakan tenaga mat ahari atau

Solar Cell (PLTS)ataupun menggunakan tenaga listrik yang

Page 8: Pompanisasi Pada Areal Persawahan Tagal Hambing Di Kabupaten Toba Samosir

8

bersumber dari PLN. Sebagaimana diketahui bahwa sin ar matahari

di Kabupaten Toba Samosir sangat memadai dan memun gkinkan

untuk itu ataupun dengan menggunakan aliran listrik PLN yang

bersumber dari PLTA Sungai Asahan untuk menggerakka n pompa.

Pompanisasi di Kawasan Toba Samosir untuk mendukung pengairan

persawahan diuraikan berikut:

1. Sumber air irigasi menggunakan air Danau Toba atau sungai-

sungai di sekitar persawahan sebagai bahan baku den gan

menggunakan pompanisasi untuk menaikkan permukaan a ir

dengan menggunakan listrik dengan sumber tenaga mat ahari

(Solar Cell/PLTS) ataupun menggunakan aliran listri k PLN.

Air ditampung dalam Reservoar selanjutnya disalurka n ke

petak-petak sawah melalui tali-tali air yang telah ada.

2. Jumlah Pompa dan Reservoar dapat disesuaikan dengan

kondisi, posisi ketinggian dan kebutuhan petak-pet ak

sawah.

3. Petani tidak perlu lagi Mandabu Aek secara terus me nerus,

tugasnya berubah menjadi mengatur operasi pompa ses uai

kebutuhan air di sawah.

4. Musim tanam dapat digandakan karena tidak tergantun g lagi

kepada musim penghujan dan musim kemarau. Pada saat musim

kemarau dapat dilakukan musim penanaman padi karena suplai

air sudah lebih terjamin.

5. Musim tanam padi cukup dilaksanakan 2 kali dalam se tahun

sisanya dapat dipergunakan untuk tanaman plawija se perti

bawang, kacang, sayur-mayur, dll. Kegunaan penanama n

plawija dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kep ada

tanah persawahan untuk istirahat dari tanaman padi dan ada

kesempatan mensuplai pupuk organik dan penyegaran t anah

termasuk juga memutus mata rantai perkembangan kehi dupan

hama seperti tikus, ulat, serangga, dan lain-lain.

Page 9: Pompanisasi Pada Areal Persawahan Tagal Hambing Di Kabupaten Toba Samosir

9

6. Lahan-lahan tandus atau lahan tidur yang selama ini tidak

dapat ditanami padi dan plawija, dapat diairi dan dibuat

lahan persawahan baru.

E. DAMPAK IRIGASI (PENGAIRAN) DENGAN POMPANISASI

1. Pengaruhnya terhadap Ekonomi

Dengan terjaminnya air suplai setiap saat, musim ta nam padi

dapat dilakukan 2 (dua) kali setahun sehingga produ ksi

menjadi 2 (dua) kali lipat dari produksi semula, da n dengan

bertambahnya lahan produktif akibat adanya perobaha n lahan

tidur menjadi lahan produktif juga ditambah lagi de ngan

hasil panen plawija yang mana kesemuanya ini akan

meningkatkan pendapatan masyarakat petani dan denga n

otomatis akan meningkatkan daya beli masyarakat. De ngan

meningkatnya pendapatan masyarakat tentu akan mengu rangi

jumlah masyarakat miskin di Indonesia secara umum d an

khususnya di Kabupaten Toba Samosir.

2. Dampak terhadap Lingkungan

Dikarenakan sumber air Toba

berasal dari Daerah Aliran

Sungai (DAS) disekeliling Danau

Toba sebanyak 145 Bh sungai

dengan debit yang masuk pada

kondisi normal 215,7 m3/s dan

kondisi banjir 515,05 m3/s yang

tersebar pada 7 kabupaten yakni Kabupaten Humbang

Hasundutan, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupa ten Toba

Samosir, Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Samosir dan

Kabupaten Tapanuli Utara. Debit yang masuk tersebut belum

termasuk akibat direct rain fall diperkirakan debit sebesar

70–80 m3/s dengan asumsi Kondisi DAS Baik, Luas DAS 364.854

Ha yang terdiri dari Perairan Danau Toba 110.260 Ha dan

Daratan 254.590 Ha. (Sumber: Data Statistik Sumut,

Page 10: Pompanisasi Pada Areal Persawahan Tagal Hambing Di Kabupaten Toba Samosir

10

1991)serta kondisi sungai diperkirakan 80% adalah k ritis

(Sumber: Profil Wilayah Sungai Sumatera II Ditjen S umber

Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum). Posisi petak sawah

yang akan diairi berada pada DAS yang mengaliri Dan au Toba

termasuk juga air yang dimanfaatkan untuk mengairi sawah

sebahagian menjadi air permukaan dan sebahagian men jadi air

resapan dan menjadi peningkatan kondisi DAS Danau T oba.

Memang ada sebahagian air tersebut yang digunakan o leh padi

dan penguapan hal ini perlu penelitian khusus agar ada

pembatasan jumlah pemompaan air danau untuk menghin dari

penurunan muka air Danau Toba pada saat musim kemar au demi

keberlangsungan suplai air kepada 4 (empat) Bendung an PLTA

di Sungai Asahan yakni:PLTA.Sigura-gura, PLTA.Sipan si-

Haporas, PLTA.Siruar, dan PLTA.Tangga yang merupaka n sumber

devisa negara. Atau secara praktisnya bahwa jumlah

pemompaan tidak dapat melebihi debit air yang masuk akibat

direct rain fall sebagaimana tersebut diatas.

Sedangkan pengaruh akibat

adanya pengairan pada

persawahan yang terus

menerus pada persawahan

dan daerah lahan tandus

yang selama ini mengalami

kekeringan dapat dirubah

menjadi persawahan dan atau akan menambah kesuburan tanah

akibat telah mendapat suplai air, tentu akan berpen garuh

pada penambahan daerah tanaman hijau yang merupakan resapan

air pada saat hujan dan akan menambah aliran air ba wah

tanah menuju Danau Toba. Hal ini akan mengurangi al iran

permukaan tanah yang cenderung menggerus dan menimb ulkan

pengikisan tanah atau longsor terutama pada daerah tebing

bukit/gunung pada saat hujan.

Page 11: Pompanisasi Pada Areal Persawahan Tagal Hambing Di Kabupaten Toba Samosir

11

F. PENUTUP

1. Kesimpulan

a) Untuk mengurangi beban kerja petani di sekitar Dana u

Toba dalam hal penyediaan air pada persawahan sanga t

diperlukan irigasi teknis.

b) Karena keterbatasan aliran sungai di sekitar Danau

Toba Kab. Toba Samosir dan musim tanam sangat

tergantung kepada musim, dan tofografi daerahnya

terdiri dari bukit dan gunung serta Bangunan irigas i

teknis belum ada, maka Sistem Pompanisasi merupakan

alternatif dan patut diterapkan.

c) Pompa dapat digerakkan oleh energi yang bersumber d ari

Tenaga Surya/Solar Cell (PLTS) ataupun menggunakan

aliran listrik PT. PLN.

d) Pemompaan dapat diatur sesuai kebutuhan dan waktu

musim tanam padi.

e) Dengan adanya penyuplaian air secara teratur dan

kontiniu, maka dapat dilakukan musim tanam lebih da ri

1 (satu) kali dan tidak tergantung lagi kepada musi m

penghujan.

2. Saran

Diperlukan penelitian khusus tentang pengaruh jumla h

pemompaan terhadap penurunan permukaan air Danau To ba

sepanjang tahun.

G. REFERENSI

1. Direktorat Pengelolaan Air Irigasi Direktorat Jende ral Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertania n, 2012, Pedoman Teknis Pengembangan Sumber Air;

2. PT. Avet Surya Lestari,2005, Pemanfaatan Pompa Air Tenaga Surya

3. Mori, Kiyota, 1999, Hidrology untuk Pengairan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta Penerjemah: L. Taulu, Edi tor: Ir. Suyono Sosrodarsono dan Kensaku Takeda;

4. Angoedi, Abdulla, 1984. Sejarah Irigasi di Indonesia, Komite Nasional Indonesia-International Commision o n Irigation and Drainage, Jakarta;

Page 12: Pompanisasi Pada Areal Persawahan Tagal Hambing Di Kabupaten Toba Samosir

12

5. R. Ismu Tribowo, Agusto WM, Alternatf Model Sistem Irigasi dan Drainase Daerah Tepian Sungai, Prosiding Seminar Evaluasi Hasil Kegiatan Litbang LIPI di Kalimantan Timur Pelita V;

6. Sutarno, Peranan Peningkatan Irigasi dengan Pompanisasi Air Sungai terhadap Produktivitas Lahan, Kesempatan Kerja dan Pendapatan Petani/ di Kabupaten Wonogiri;

Page 13: Pompanisasi Pada Areal Persawahan Tagal Hambing Di Kabupaten Toba Samosir

13

H. LAMPIRAN:

Sawah tadah hujan diseputaran Danau Toba di Kabupat en Toba -Samosir yang membutuhkan pompanisasi.

Pompanisasi yang diperkenalkan oleh: Mining Constru ction dengan judul Prospek dan Arah -Pengembangan Agribisnis Duk ungan Aspek Mekanisasi Pertanian