POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI...

97
POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI 2011: STUDI HUBUNGAN BILATERAL MESIR-ISRAEL TAHUN 2011-2013 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Khairul Rizal 11100113000054 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Transcript of POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI...

Page 1: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI 2011:

STUDI HUBUNGAN BILATERAL MESIR-ISRAEL TAHUN

2011-2013

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Khairul Rizal

11100113000054

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014

Page 2: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...
Page 3: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...
Page 4: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...
Page 5: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

iv

Abstraksi

Skripsi ini menganalisis politik luar negeri Mesir setelah revolusi yang

terjadi pada tahun 2011, khususnya yang berkaitan dengan hubungan bilateral

Mesir dengan Israel pada periode tahun 2011 hingga 2013. Tujuan penelitian ini

ialah untuk memberikan gambaran politik luar negeri Mesir, khususnya yang

berkaitan dengan hubungan Mesir dengan Israel pada rezim pemerintahan setelah

revolusi tahun 2011. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi

pustaka, berupa kajian melalui buku-buku serta jurnal yang berkaitan dengan

masalah ini. Selain itu, penelitian ini menggunakan kerangka teori berupa politik

luar negeri dan kebijakan luar negeri yang di dalamnya juga menjelaskan berbagai

sumber yang dapat dijadikan masukan bagi pengambil kebijakan suatu negara.

Pada penelitian ini dapat diketahui bahwasanya politik luar negeri yang

dijalani oleh Mesir pada masa rezim setelah revolusi tahun 2011 berupaya untuk

meningkatkan power Mesir dalam lingkup regional. Dalam masalah hubungan

bilateral dengan Israel, posisi yang ditunjukkan oleh Mesir lebih banyak berfokus

pada permasalahan keberlanjutan perjanjian damai dengan Israel, masalah

keamanan di perbatasan kedua negara yang terletak di wilayah Semenanjung

Sinai, dan masalah konflik Palestina-Israel. Dinamika yang terjadi dalam

hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari

internal maupun eksternal Mesir. Dari faktor internal Mesir dipengaruhi oleh

sistem dan struktur kekuasaan yang mendominasi setelah revolusi, kondisi

geostrategik dan geopolitik Mesir, dan opini publik Mesir. Sementara faktor

eksternal banyak dipengaruhi oleh adanya hubungan yang terjalin antara Mesir

dengan negara-negara atau pihak-pihak lain. Adanya hubungan tersebut

disebabkan oleh faktor kepentingan nasional yang dimiliki oleh kedua belah

pihak.

Pada akhirnya, penelitian ini memberikan sebuah kesimpulan terhadap

politik luar negeri Mesir dan hubungan bilateral dengan Israel bahwa tidak ada

perubahan yang signifikan dari politik luar negeri Mesir, termasuk dalam

hubungan bilateral dengan Israel. Faktor penentunya ialah keberlanjutan

perjanjian damai yang sudah disepakati kedua negara dari tahun 1979. Adapun

sikap atau kebijakan lain dari Mesir pada rezim setelah revolusi tahun 2011

merupakan sebuah bentuk ekspresi terhadap kondisi situasional Mesir saat itu

dengan berdasarkan pada kalkulasi yang dilakukan oleh pengambil kebijakan.

Kata kunci: Politik Luar Negeri, Mesir, Israel, Perjanjian Camp David,

Hubungan Bilateral.

Page 6: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Yang Maha Kuasa, atas selesainya skripsi ini. Penulisan skripsi ini yang berjudul

“Politik Luar Negeri Mesir Setelah Revolusi Tahun 2011: Studi Kasus Hubungan

Bilateral Mesir-Israel Tahun 2011-2013” ditujukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana Strata 1 di program studi Hubungan

Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan skripsi ini pula tidak terlepas dari berbagai

hambatan, baik yang berasal dari diri penulis sendiri, maupun dari faktor-faktor

lain. Namun berkat petunjuk dan bimbingan dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha

Kuasa, serta dari motivasi dan dukungan berbagai pihak, hambatan tersebut

perlahan dapat teratasi.

Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak

yang telah mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Kedua orangtua penulis, Drs. Mahfud dan Rukiah S.Pd.I, yang telah

memberikan berbagai dukungan moril maupun materiil yang tidak terhitung

jumlahnya. Tanpa ridho dan doa dari kalian, tidaklah mampu penulis

melangkah hingga sejauh ini. Terima kasih ayah dan mama.

2. Bapak Dr. Ali Munhanif, MA, selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih

atas segala bantuan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini di tengah

kesibukan yang bapak jalani.

Page 7: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

vi

3. Ibu Debbie Affianty, MA, selaku ketua sekaligus dosen program studi

Hubungan Internasional. Terima kasih atas berbagai ilmu, motivasi, serta

pelayanan yang diberikan selama masa perkuliahan.

4. Bapak Andar Nubowo DEA, selaku dosen pembimbing akademik. Terima

kasih atas segala saran dan motivasi yang diberikan hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen program studi Hubungan Internasional, UIN Jakarta. Meskipun

tidak saya sebut satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat saya.

Terima kasih atas berbagai macam ilmu yang diberikan. Semoga kelak menjadi

ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat.

6. Kedua adik penulis, Khalida Isfahani dan Tazkia Azzahra, yang senantiasa

menjadi teman pelepas kejenuhan. Semoga Allah mengabulkan cita-cita kita.

7. Kepada seluruh keluarga dan sanak saudara yang telah memberi dukungan dan

doa kepada penulis dalam menempuh studi hingga proses penyelesaian skripsi

ini.

8. Seluruh rekan HI B 2010. Terima kasih atas berbagai masukan dan dukungan

selama menempuh studi. Semoga ilmu yang kita dapat di dunia kampus dapat

berguna dan bermanfaat bagi kehidupan kita di masa yang akan datang.

9. Keluarga besar OC, Ade Ayu Farah Yunika, Riedianty, Mar’atul Rifqiyah,

Syifa Kasyifatussaja, Mahbub Alaidrus, Muhammad Zaid, Kahfi Aditya

Ramadhan, Muhammad Faraidly, Ahmad Badzar, Ardhi Suryanto, dan

Muhammad Fitroh.

Page 8: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

vii

10. Seluruh rekan KKN KOMPAK 2013. Syafaat, Fatah, Rasyid, Imam, Doni,

Hafiz, Kahfi, Daus, Alfan, Eva, Nia, Indah, Nurma, Dina, Elis, Rahmi, dan

Ayu. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk

beraktualisasi dan menimba berbagai macam ilmu selama kegiatan KKN.

11. Keluarga besar Yayasan United Islamic Cultural Center of Indonesia (UICCI)

cabang Pejaten. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk dapat

menuntut berbagai macam ilmu pengetahuan.

12. Keluarga besar Naady Araby MAN 4 Jakarta. Terima kasih atas kesempatan

yang diberikan untuk memperoleh banyak pengalaman.

13. Keluarga besar Gugus Depan Shalahudin Al-Ayyubi MAN 4 Jakarta. Terima

kasih atas semangat kekeluargaan doa, dan motivasi yang kalian berikan

kepada penulis.

14. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, membalas segala jenis

kebaikan yang telah kalian berikan.

Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,

penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun untuk

kesempurnaan tulisan ini di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi khazanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang

Hubungan Internasional.

Ciputat, 5 Desember 2014

Khairul Rizal

Page 9: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN …………………………………………….. i

LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………….. ii

LEMBAR PENGESAHAN …………………………….………………. iii

ABSTRAK ………………………………………………...……………. iv

KATA PENGANTAR ………………………………………………….. v

DAFTAR ISI ………………………………………………..………….. viii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah………………………………........................ 1

B. Pertanyaan Penelitian……………………………...……………... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………........... 7

D. Kerangka Konseptual ………………………………………..….. 9

1. Politik luar negeri ……………………………………………. 9

2. Kebijakan luar negeri …………………………………........... 11

E. Tinjauan Pustaka …………………………………………............ 13

F. Metode Penelitian ……………………………………………….. 17

G. Sistematika Penulisan …………………………………………… 18

BAB II POLITIK LUAR NEGERI MESIR SEBELUM REVOLUSI TAHUN

2011

A. Gambaran Umum Orientasi Politik Luar Negeri Mesir .………… 22

B. Politik Luar Negeri Mesir Masa Kepemimpinan

Hosni Mubarak…………………………………………………… 28

C. Sikap Israel terhadap Mesir pada Masa

Pemerintahan Mubarak………....................................................... 29

D. Opini Publik Mesir terhadap Politik Luar Negeri

Mesir terhadap Israel....................................................................... 33

BAB III POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI 2011:

STUDI HUBUNGAN BILATERAL MESIR-ISRAEL TAHUN 2011-2013

A. Politik Luar Negeri Mesir pada Masa Transisi

di bawah Supreme Council of Armed Forces (SCAF)…………… 36

B. Politik Luar Negeri Mesir pada Masa Pemerintahan

Mohammed Morsi…………………………………………........... 42

Page 10: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

ix

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLITIK LUAR

NEGERI MESIR TERHADAP ISRAEL TAHUN 2011-2013

A. Faktor Internal Mesir…………………………………………… 54

1. Struktur kekuasaan dan Pemerintahan…………………....... 54

2. Geostrategik dan Geopolitik Mesir………………………… 58

3. Opini Publik Mesir terhadap Israel………………………… 59

B. Faktor Eksternal Mesir……………………………………......... 61

a. Amerika Serikat………………………………………… 61

b. Uni Eropa………………………………………………. 64

c. Hamas ..……………………………………………........ 67

d. Iran ….…………………………………………….......... 69

e. Arab Saudi…………………………………………........ 72

f. Turki …………………………………………………… 74

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………….............................. 77

B. Saran-Saran…………………………………………………….. 80

DAFTAR PUSTAKA ………………………………...………………... x

LAMPIRAN

Page 11: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Revolusi yang terjadi di Mesir pada 2011 telah menjadi sorotan dunia

internasional. Revolusi tersebut berhasil menggulingkan Presiden Hosni Mubarak,

seorang pemimpin nasional Mesir yang telah menjabat selama 30 tahun.

Berakhirnya kekuasaan Mubarak membuka jalan baru bagi Mesir dalam

menjalankan roda pemerintahan, baik di bidang sosial, politik dan ekonomi,

termasuk kemungkinan adanya perubahan yang mendasar dalam politik luar

negeri. Dalam hal yang terakhir ini, setidaknya sebagaimana yang terlihat dalam

berbagai perkembangan politik setelah revolusi, Mesir dihadapkan pada tantangan

untuk mempertahankan stabilitas keamanan kawasan dan memperkuat hubungan

dengan lingkungan eksternal – baik regional mapun internasional - yang

berdasarkan pada kepentingan nasional.1 Dalam konteks ini pula, salah satu

tantangan terbesar negara ini pada periode setelah-Revolusi adalah menjawab

berbagai persoalan kebijakan luar negeri yang diwariskan oleh pemerintahan

terdahulu, yakni Perjanjian Camp David antara Mesir dengan Israel yang telah

disepakati dan dijalani sejak 1979.2

1 Amr Darrag, “On The New Vision for the Egyptian Foreign Policy After the Revolution”, Tesev

Foreign Policy Programme (March 2013), h. 2 2 María Celeste Baranda, “Post-Mubarak Egypt: Redefining its Role in the New Middle Eastern

Balance of Power”, INEGMA Special Report no. 14 (April 2011), h. 11

Page 12: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

2

Semenjak Mubarak berkuasa (1981-2011), Mesir telah menunjukkan

dominasinya di Timur Tengah dengan kepemimpinannya dalam merespon gejolak

dan dinamika yang terjadi di dunia internasional, khususnya permasalahan dalam

lingkup kawasan. Kepemimpinan Mesir tersebut kemudian diaplikasikan ke dalam

sebuah tatanan formal yang bernama politik luar negeri. Politik luar negeri Mesir

terbentuk dalam bingkai menjawab berbagai prioritas masalah yang ada dan

berkembang saat itu. Dalam perspektif teori Hubungan Internasional, terdapat dua

hal determinan yang mendasari politik luar negeri Mesir pada masa Mubarak,

yaitu: 1) pengaruh dan tekanan dari internal maupun eksternal Mesir, dan 2)

kepentingan nasional yang hendak diraih oleh Mesir.3

Politik luar negeri Mesir di bawah kepemimpinan Mubarak juga tidak bisa

dilepaskan dari pengaruh dari dua faktor determinan tersebut. Sebagaimana kita

tahu dalam berbagai perkembangan dinamika politik Timur Tengah setelahPerang

Oktober 1973 antara Israel melawan gabungan kekuatan militer negara Arab

Mesir, Suriah dan Yordania, Mesir telah menempuh perdamaian dengan Israel

yang disepakati pada 1979.4 Di bawah Anwar Sadat, sejak 1980 Mesir telah

menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dan saling membuka perwakilan

setingkat Duta Besar antara Mesir-Israel. Perdamaian antara dua negara yang

berpengaruh di Dunia Arab itu menyisakan persoalan serius dalam hal tekanan

yang dialami Mesir di kalangan negara-negara Arab yang lain. Pada waktu

Mubarak naik ke tampuk kekuasaan tidak lama setelah Anwar Sadat terbunuh

3 Chen Tianshe, “Four Points toward the Understanding of Egypt’s Foreign Relations”, Journal of

Middle Eastern and Islamic Studies (in Asia) 5 no. 1 (2011), h. 99-100 4 Molad Report, “The Arab Peace Initiative: Israel’s Strategic Loss and Historic Opportunity”, h. 6

Page 13: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

3

pada 1981 sebagai protes terhadap perdamaian Mesir-Isreal, Mesir dihadapkan

pada dilema yang sama, yakni melanjutkan perjanjian damai dengan Israel atau

membatalkannya. Mubarak tampaknya mengambil pilihan yang kedua, yakni

melanjutkan perjanjian damai dengan Israel.5

Menurut sejumlah pengamat, sikap Mubarak itu disebabkan oleh

kepentingan nasional Mesir yang hendak dituju dari perjanjian tersebut. Harus

diakui, berbagai kerugian diplomatis dialami Mesir dengan adanya perjanjian itu.

Salah satu kerugian bagi Mesir yang lahir dari perjanjian damai tersebut adalah

konsekuensi yang mengikat bagi pihak-pihak yang terlibat dalam proses

perjanjian damai, yakni Mesir, Israel, dan Amerika Serikat. Misalnya, sebagai

persyaratan yang harus dipenuhi dari perjanjian damai ini adalah bahwa Mesir

diharuskan mengirimkan gas alam ke Israel untuk memenuhi kebutuhan energi

bagi masyarakat Israel.6 Selain itu, Mesir juga harus menerapkan zona

demiliterisasi di Semenanjung Sinai yang juga menjadi wilayah otoritas Mesir dan

wilayah yang berbatasan dengan Israel. Mesir juga harus menjalin hubungan

bilateral dengan Israel dan AS meskipun terdapat dinamika pasang-surut antara

Mesir dengan kedua negara tersebut.7

Namun demikian, sejumlah keuntungan dari segi politik militer juga

diperoleh Mesir dari perjanjian itu. Misalnya, Mesir mendapatkan bantuan

keamanan, militer, dan ekonomi dari AS selaku mediator dalam perjanjian

5 Baranda, Post-Mubarak Egypt, h. 11

6 Michael Sharnoff, “Post Mubarak Egyptian Attitudes Towards Israel”, Foreign Policy

Researches Institute (October 2011), hal. 1 7 Memo AIPAC, “Post-Mubarak Egypt Must Maintain Peace Treaty with Israel, Cooperation with

United States” (February 2011), hal. 1

Page 14: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

4

tersebut. Berdasarkan hasil laporan bagian penelitian Kongres AS pada tanggal 27

Juni 2013 mengenai bantuan luar negeri AS untuk Mesir, sejak tahun 1948 hingga

2011, Mesir telah menerima bantuan dari AS sekitar $71,6 Milyar, termasuk di

antaranya $1,3 Milyar untuk bantuan militer Mesir pada tahun 1987. Bantuan

dengan jumlah yang sama kembali Mesir terima dari AS pada tahun 2008.

Bantuan senilai $1,3 Milyar secara khusus diberikan AS melalui persetujuan

Kongres yang didistribusikan melalui Foreign Military Financing (FMF),

Economic Support Funds (ESF), dan International Military Education and

Training (IMET).8

Selain bantuan militer, AS juga menjanjikan untuk membantu Mesir

bidang ekonomi. Total bantuan yang diberikan AS untuk membantu ekonomi

Mesir sebesar $815 juta. Secara keseluruhan, total bantuan yang diberikan AS

kepada Mesir tiap tahun pada masa pemerintahan Mubarak mencapai $2,1

Milyar.9 Dengan demikian, bantuan luar negeri yang diberikan AS kepada Mesir

termasuk salah satu pertimbangan yang membuat Mubarak tetap mempertahankan

perjanjian damai dengan Israel hingga akhir kekuasaannya.

Kejatuhan Mubarak menjadi awal transisi politik di negara itu dan

membuat Supreme Council of Armed Forces (SCAF) mengisi kekuasaan

demisioner Mesir. Tugas dari lembaga ini adalah untuk mengawal transisi dan

mencapai tujuan revolusi, yakni menjadikan Mesir sebagai negara yang

8 Jeremy M. Sharp, “Egypt: Background and U.S. Relations”. Congressional Research Service

(2013), hal. 9. 9 Yoram Meita, “Domestic Challenges and Egypt’s U.S. Policy”. Middle East Review of

International Affairs 2 no. 4 (December 1998), hal.7

Page 15: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

5

demokratis seutuhnya. Selain mengurus permasalahan transisi yang sedang

dijalani oleh Mesir, SCAF juga berwenang mengatasi masalah politik luar negeri

Mesir pada saat itu. SCAF membentuk sebuah Deklarasi Konstitusional I yang

salah satu poin pentingnya ialah berkomitmen terhadap berbagai perjanjian

internasional yang telah disepakati dan mengikat Mesir.10

Poin penting ini

merupakan hasil dari upaya SCAF untuk menjadi lembaga yang mewadahi

berbagai jenis aspirasi masyrakat Mesir. SCAF juga melakukan berbagai dialog

dengan berbagai elemen masyarakat dan politik untuk merumuskan kebijakan

dalam proses transisi.

Namun demikian, fenomena yang kontradiktif timbul di kalangan

masyarakat Mesir di mana terdapat aspirasi yang mempersoalkan hasil Deklarasi

Konstitusional 1 poin kelima ini. Pada masa transisi ini, masyarakat Mesir

menyuarakan aspirasi mereka untuk menghentikan perjanjian damai dengan Israel

yang disebabkan pembunuhan yang dilakukan oleh Israel terhadap lima orang

pasukan penjaga perbatasan Mesir di Sinai.11

Kejadian tersebut menimbulkan

protes dan respon anti-Israel dari ribuan massa dengan melakukan aksi

demonstrasi di depan kedutaan besar Israel pada tanggal 9 September 2011.12

Selain itu, terdapat masalah serius lain yang memerlukan perhatian khusus dari

hubungan bilateral antara Mesir dengan Israel pada masa kepemimpinan SCAF

ini, yakni ekspor gas ke Israel. Meskipun ekspor gas ke Israel merupakan sebuah

10

Ibid, h.18 11

Sharnoff, Post-Mubarak Egyptian, Hal. 1 12

Tami Amanda Jacoby, “Israel’s Relations with Egypt and Turkey during the Arab Spring:

Weathering the Storm”. Israel Journal of foreign Affairs VII: 2 (2013), hal.29

Page 16: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

6

konsekuensi dari perjanjian damai kedua negara, namun dibalik itu semua terdapat

sebuah tindakan koruptif yang dilakukan pejabat pemerintahan Mesir.13

Tugas akhir dari SCAF dalam mengawal transisi di Mesir ialah

mengadakan pemilihan umum secara demokratis. Hasil dari pemilihan umum

yang dilakukan secara demokratis itu menunjukkan kondisi perpolitikan Mesir

diisi oleh tokoh-tokoh dari kelompok Islam, yang berhasil mendapatkan suara

terbanyak dalam pemilihan umum. Ikhwanul Muslimin yang pada masa

pemerintahan Mubarak mendapat label sebagai organisasi ilegal berhasil meraih

suara mayoritas (37% suara atau 216 kursi parlemen) melalui sayap politiknya

Freedom and Justice Party (FJP). Selain itu, kelompok ini juga menempatkan

salah satu tokohnya, yakni Mohammed Mursi sebagai presiden baru Mesir.14

Tantangan politik luar negeri Mesir di bawah pimpinan Mursi ini tidak

jauh berbeda dengan masa pemerintahan Mubarak dan masa pemerintahan transisi

di bawah SCAF. Kelanjutan perjanjian Camp David menjadi diskursus yang

semakin kuat di tengah masyarakat Mesir. Hal ini diperkuat dengan latar belakang

presiden Mursi dan FJP selaku partai yang berkuasa. Selaku sayap politik dari

Ikhwanul Muslimin, nilai-nilai ideologis kelompok ini tidak dapat dilepaskan,

khususnya dalam pandangan terhadap eksistensi Israel. Selain itu, dinamika

politik di Timur Tengah saat itu turut memberikan pengaruh terhadap proses

penentuan arah politik luar negeri Mesir, khususnya dalam masalah hubungan

bilateral dengan Israel.

13

Ibid, h.31 14

Sarah Lynch. “Muslim Brotherhood Top Winner in Egyptian Election”, USATODAY, 12 April

2011, dalam www.studentnewsdaily.com/daily-news-article/muslim-brotherhood-top-winner-in-

egyptian-election diakses 17 April 2014

Page 17: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

7

Dinamika politik luar negeri Mesir saat sebelum hingga sesudah revolusi

memiliki daya tarik tersendiri dalam penelitian ini. Faktor pergantian rezim

setelah revolusi menjadi pijakan utama dalam penelitian ini untuk melakukan

identifikasi arah politik luar negeri Mesir terhadap Israel pada masa Mubarak

(sebelum revolusi), hingga memasuki masa transisi di bawah SCAF dan masa

pemerintahan Morsi (setelah revolusi). Selanjutnya, penelitian ini mengambil

batasan waktu dari tahun 2011 hingga tahun 2013. Adapun analisa dari periode

waktu tersebut dimulai saat Mesir berada di bawah rezim SCAF hingga

berakhirnya pemerintahan Mohammed Mursi pada bulan Juni 2013. Fokus

penelitian ini terdapat pada politik luar negeri Mesir setelah revolusi, khususnya

yang berkaitan dengan hubungan bilateral antara Mesir dan Israel pada dua masa

pemerintahan setelah revolusi tahun 2011 tersebut.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pernyataan masalah pada penelitian ini, maka penelitian ini

hendak menjawab pertanyaan:

1. Bagaimana politik luar negeri Mesir terhadap Israel setelah revolusi tahun

2011 hingga tahun 2013?

2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi politik luar negeri Mesir

terhadap Israel setelah revolusi tahun 2011 hingga tahun 2013?

Page 18: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat yang hendak dicapai, antara

lain:

1. Tujuan Penelitian

a. Menjelaskan politik luar negeri Mesir terhadap Israel setelah revolusi

tahun 2011 hingga tahun 2013.

b. Menjelaskan orientasi kebijakan luar negeri Mesir setelah revolusi tahun

2011 hingga tahun 2013.

c. Menjelaskan faktor-faktor internal dan eksternal Mesir yang berpengaruh

dalam hubungan diplomatik dengan Israel setelah revolusi tahun 2011

hingga tahun 2013.

d. Menganalisis perkembangan hubungan diplomatik Mesir-Israel setelah

revolusi tahun 2011 hingga tahun 2013.

2. Manfaat Penelitian

a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan dalam penelitian yang

berkaitan dengan topik pembahasan dan wilayah kajian Timur-Tengah.

b. Penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan dalam bidang hubungan

internasional.

D. Kerangka Konseptual

1. Politik Luar Negeri

Dalam rangka menjelaskan politik luar negeri Mesir setelah revolusi,

penelitian ini menggunakan konsep politik luar negeri terdiri dari dua variabel,

Page 19: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

9

yakni politik atau policy dan luar negeri. Politik merupakan seperangkat

keputusan yang menjadi pedoman untuk bertindak atau seperangkat aksi yang

bertujuan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. Policy berakar dari konsep

pilihan politik yang berarti memilih tindakan atau membuat keputusan untuk

mencapai tujuan. Sementara untuk memahami variabel luar negeri dapat dibantu

dengan menggunakan konsep kedaulatan. Kedaulatan berarti kontrol atas wilayah

yang dimiliki suatu negara. Berdasarkan definisi di atas politik luar negeri

merupakan seperangkat pedoman untuk memilih tindakan yang ditujukan ke luar

wilayah suatu negara.15

Sementara definisi lain politik luar negeri ialah suatu strategi atau rencana

nyata dari pembuat keputusan dalam suatu negara kepada negara lain untuk

mencapai tujuan tertentu yang ditetapkan dalam istilah kepentingan

internasional.16

Dalam pengertian lain politik luar negeri menurut Harry Kissinger

ialah ”foreign policy begins when domestic policy ends”.17

Dari definisi tersebut

menunjukkan bahwa politik luar negeri berada pada intersection antara aspek

domestik dengan aspek internasional suatu negara.

Politik luar negeri mencerminkan tiga hal, yaitu: 1) Desain kepentingan

pada negara masing-masing yang melakukan penyesuaian, bertolak dari

pandangan hidup dan pandangan strategisnya atau dalam rangka merealisasikan

berbagai manfaat untuk banyak orang, serta desain kepentingan tersebut untuk

15

Anak Agug Banyu Perwita dan Yanyan M. Yani, 2005, Pengantar Ilmu Hubungan

Internasional, Bandung: Remaja Rosdakarya, h.48 16

Jack C. Plano and Roy Olton, 1978, The International Relation Dictionary, New York, h.127 17

Wolfram F. Hanrieder, Comparative Foreign Policy: Theoritical Essays, (New York: David

McKay Co, 1971), h.22

Page 20: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

10

mencapai target yang dapat dicapai dengan membuat hubungan kausalitas antara

apa yang ada dan apa yang hendak dicapai, 2) batasan muatan politik luar negeri

dilakukan dengan mempelajari kepentingan dan menyusun dalam skala prioritas

ke dalam kepentingan vital dan sekunder, serta menjelaskan tata cara

mengembannya di luar batas pengaruhnya bagi kepentingan negara lain, dengan

begitu juga bagi negara tersebut, dan 3) proses pelaksanaan, dengan

mengoordinasikan berbagai sarana pelaksanaan, serta penyelarasan antara

kemampuan negara dengan target yang direalisasikan. Keberhasilan dalam politik

luar negeri menuntut adanya pemahaman yang benar mengenai dunia, posisi

internasional, dan hubungan internasional. Maka, kekuatan negara merupakan

sebuah jaminan bagi keberhasilan politik luar negerinya.18

2. Kebijakan Luar Negeri

Menurut Rosenau, kebijakan luar negeri merupakan upaya suatu negara

untuk mengatasi dan memperoleh keuntungan dari lingkungan eksternalnya.19

Kebijakan luar negeri ditujukan untuk memelihara dan mempertahankan

kelangsungan hidup suatu negara. Selain itu, dalam kebijakan luar negeri terdapat

fenomena yang bersifat kompleks dan luas yang meliputi aspek kehidupan

internal dan kehidupan eksternal. Kedua aspek tersebut meliputi aspirasi, atribut

18

Muhammad Musa, 2003, Hegemoni Barat Terhadap Percaturan Politik Dunia: Sebuah Potret

Hubungan Internasional, Jakarta: Wahyu Press, h. 36-37 19

James N. Rosenau, et.al. 1976. World Politics: An Introduction. New York: The Free Press, hal. 27

Page 21: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

11

nasional, kebudayaan, konflik, kapabilitas, institusi, dan aktivitas rutin yang

ditujukan untuk mencapai dan memelihara identitas sosial, hukum, dan geografi.20

Sementara itu, menurut Holsti, kebijakan luar negeri meliputi semua

tindakan serta aktivitas negara terhadap lingkungan eksternalnya. 21

Hal tersebut

dilakukan dalam upaya untuk memperoleh keuntungan dari lingkungan

eksternalnya tersebut, serta hirau akan berbagai kondisi internal yang menopang

formulasi tindakan tersebut. Tujuan-tujuan yang hendak dicapai suatu negara

dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1) nilai yang menjadi tujuan

dari pembuat kebijakan, 2) jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan, dan 3) tipe tuntutan yang diajukan suatu negara kepada

negara lain.22

Dari beberapa teori yang dikemukan oleh para pemikir tentang kebijakan

luar negeri di atas, secara garis besar kebijakan luar negeri merupakan sebuah

tindakan yang dilakukan oleh suatu negara yang disebabkan oleh adanya faktor-

faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal, yang

bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari lingkungan eksternal negara

tersebut dan bergantung pada kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh negara tersebut

berdasarkan skala prioritas yang telah ditentukan oleh suatu negara dan

menentukan jenis kebijakan yang dikeluarkan.

20

Ibid, h.15 21

K.J. Holsti.1988. International Politics: A Framework for Analysis. New Jersey: Prentice Hall, hal. 21 22

Perwita dan Yani, Pengantar Ilmu, 51-52.

Page 22: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

12

Sementara itu, Rosenau mengklasifikasikan sumber-sumber utama dalam

kebijakan luar negeri tersebut kedalam empat kategori, yang mana terdapat

sumber yang berasal dari internal dan eksternal suatu negara, 23

yaitu:

1. Sumber sistemik (systemic sources)

Sumber ini berasal dari lingkungan eksternal suatu negara. Sumber ini

menjelaskan struktur hubungan antara negara-negara besar, pola aliansi antar

negara, dan faktor eksternal lain, seperti isu area atau krisis.

2. Sumber masyarakat (societal resources)

Yaitu, sumber yang mencakup berbagai faktor yang berasal dari internal

negera itu sendiri, antara lain berupa:

a. Kebudayaan dan sejarah, yang meliputi nilai, norma, tradisi, dan

pengalaman.

b. Pembangunan ekonomi, yang mencakup kemampuan suatu negara untuk

mencapai kesejahteraan sendiri.

c. Struktur sosial, yang mencakup sumber daya manusia yang dimiliki suatu

negara atau seberapa besar konflik dan harmoni internal di dalam

masyarakat.

d. Perubahan opini publik, yang mencakup perubahan sentimen masyarakat

terhadap dunia luar.

3. Sumber pemerintahan (governmental resources)

Sumber ini menjelaskan tentang pertanggungjawaban politik dan struktur

dalam pemerintahan. Sumber ini berasal dari internal suatu negara pula. Dalam

23

Rosenau.et.al, World Politics, hal 15-18 dalam Coloumbis and Wolfe, Introduction to

International Relation: Power and Justice, (Englewood Cliffs: Prentice Hall, 1978), h. 129

Page 23: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

13

masalah pertanggungjawaban terhadap politik di suatu negara, pemimpin suatu

negara yang memiliki otoritas dalam pembuatan kebijakan luar negeri dapat

fleksibel untuk merespon situasi eksternal.Yang juga sangat berpengaruh dari

sumber ini ialah struktur kepemimpinan yang berasal dari berbagai individu dan

kelompok yang berbeda-beda.

4. Sumber idiosinkratik (idiosyncratic sources)

Sumber ini berasal dari kepribadian elit-elit politik yang mempengaruhi

persepsi, kalkulasi, dan perilaku mereka terhadap kebijakan luar negeri. Hal ini

juga meliputi persepsi seorang elit politik tentang keadaan alamiah dari arena

internasionaldan tujuan nasional yang hendak dicapai.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian yang ditulis oleh Adhi Cahya Fahadayna yang berjudul

“Pengaruh Ikhwanul Muslimin terhadap Politik Luar Negeri Mesir dalam Konflik

Israel-Palestina” membahas salah satu instrumen yang turut memberikan

pengaruh terhadap kebijakan luar negeri Mesir, yakni eksistensi kelompok

Ikhwanul Muslimin.24

Ikhwanul Muslimin berhasil meraih kekuasaan setelah

pemilihan umum yang diselenggarakan secara demokratis pada tahun 2011-2012

yang lalu. Ikhwanul Muslimin juga menempatkan salah seorang tokoh senior

mereka, Mohammed Mursi, sebagai presiden melalui pemilihan umum secara

demokratis pertama sejak revolusi 2011. Dengan berhasil menguasai

24

Adhi Cahya Fahadayna, “Pengaruh Ikhwanul Muslimin terhadap Politik Luar Negeri Mesir

dalam Konflik Israel-Palestina”, Universitas Airlangga (2013), h. 1

Page 24: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

14

kepemimpinan di Mesir, Mursi dan Ikhwanul Muslimin memberikan pengaruh

signifikan terhadap kebijakan luar negeri Mesir, khususnya yang berkaitan dengan

isu Palestina-Israel.

Selain itu, Adi Cahya juga menilai bahwasanya Ikhwanul Muslimin telah

membuka jalan bagi Mesir untuk melakukan reorientasi dan rekonstruksi politik

luar negeri yang independen. Menurutnya, politik luar negeri Mesir sebelum

pemerintahan Mursi lebih identik dengan kepentingan Amerika Serikat di Timur

Tengah. Oleh sebab itu, semenjak menjabat sebagai presiden, Mursi mencoba

untuk mengembalikan independensi dalam politik luar negeri Mesir. Langkah

Mursi tersebut diimplementasikan dengan melakukan hubungan intensif dengan

negara-negara di Timur Tengah dan Afrika.25

Penelitian yang dilakukan oleh Adhi Cahya Fahadayna melihat peranan

Ikhwanul Muslimin sebagai new religious movements yang membawa unsur-

unsur keagamaan terhadap isu Palestina-Israel. Dengan menjadikan agama

sebagai instrumen utama pergerakan, Ikhwanul Muslimin mampu mendominasi

politik Mesir setelah revolusi dan mampu memperoleh dukungan legitimasi dari

rakyat Mesir. Setelah itu, dalam kasus ini, Ikhwanul Muslimin juga berhasil

merubah orientasi kebijakan luar negeri Mesir Perubahan tersebut terlihat dari

sikap Mesir yang dengan tegas mendukung Palestina sebagai permanent observer

di PBB. Dengan demikian, dukungan tersebut mengindikasikan Mesir sudah tidak

sepenuhnya lagi tunduk pada perjanjian Camp David.26

25

Ibid, h.11 26

Ibid, h. 12

Page 25: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

15

Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Major Ehab Elsayed

Elhadad yang berjudul “The Egyptian Military’s Role In The 25 January

Revolution, And The Post-Revolution Impacts On Egypt’s Foreign Relations And

Middle East Stability” dalam salah satu sub pembahasan menjelaskan tentang

hubungan Mesir-Israel yang sudah terjalin sejak 1948 menunjukkan adanya

ketidakstabilan dan berada pada tingkat ketegangan yang tinggi.27

Hubungan

kedua negara tersebut ditengahi oleh AS yang berujung pada kesepakatan damai

melalui Perjanjian Camp David tahun 1979. Perjanjian tersebut membuat

hubungan kedua negara menjadi harmonis dalam bidang politik maupun ekonomi.

Menurut Major Ehab, setelah revolusi yang terjadi di Mesir pada tahun

2011 lalu, Israel mengalami kekhawatiran akan nasib dari perjanjian tersebut. Hal

ini disebabkan adanya pergantian rezim yang dihasilkan setelah revolusi, yaitu

berakhirnya rezim Mubarak dan terpilihnya Mursi sebagai presiden baru Mesir.

Kekhawatiran Israel terhadap status Perjanjian Camp David dalam pandangan

pemerintah yang baru berdasarkan pada tiga kategori, yaitu:

1. keinginan pemerintah Mesir untuk mengakhiri perjanjian tersebut,

2. keinginan pemerintah Mesir untuk merevisi beberapa poin dalam

perjanjian tersebut,

3. dan keinginan pemerinah Mesir untuk terus berkomitmen menjalani

perjanjian tersebut.28

27

Major Ehab Elsayed Elhadad, The Egyptian Military’s Role In The 25 January Revolution, And

The Post-Revolution Impacts On Egypt’s Foreign Relations And Middle East Stability, (Fort

Leavenworth: Kansas, 2012), h. 62 28

Ibid, h. 63

Page 26: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

16

Dalam tesis Major Ehab juga menjelaskan beberapa faktor yang

menyebabkan adanya upaya untuk mengakhiri Perjanjian Camp David. Faktor-

faktor tersebut antara lain:

1. Masalah pendudukan Israel di Palestina

2. Hubungan erat antara Ikhwanul Muslimin di Mesir dengan gerakan

pembebasan Palestina (PLO) dan gerakan anti-Israel; Hamas.

3. Masalah perbatasan Mesir-Israel di dataran tinggi Sinai.

4. Masalah blokade Israel terhadap kapal Mavi Marmara Turki yang

membawa bantuan untuk Palestina.29

Dari faktor-faktor tersebut, Major Ehab menilai permasalahan Israel

dengan Palestina menjadi permasalahan sensitif yang membuat opini publik di

Mesir mengarahkan pandangannya untuk mengakhiri perjanjian Camp David.

Selain itu, pandangan publik Mesir pula tertuju pada upaya untuk menciptakan

keamanan dan stabilitas di kawasan Timur Tengah yang selama ini terus berada

dalam ketegangan, khususnya dalam konflik Palestina-Israel.30

Berbeda dengan skripsi yang ditulis oleh Adhi Cahya Fahadayna (2011)

yang menyoroti hubungan Mesir-Israel melalui pengaruh Ikhwanul Muslimin

yang dipandang sebagai new religious movement, skripsi ini mencoba meyoroti

hubungan kedua negara melalui kerangka teoritis berupa konsep politik luar

negeri dan kebijakan luar negeri Mesir. Melalui konsep tersebut, skripsi ini

mencoba mengidentifikasi politik luar negeri Mesir dan berbagai faktor-faktor

29

Ibid 30

Ibid, h. 64

Page 27: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

17

yang mempengaruhinya, khususnya dalam hubungan bilateral dengan Israel tahun

2011-2013 (pada masa SCAF dan Mohammed Mursi).

Selain itu, perbedaan antara tesis yang ditulis oleh Major Ehab Elsayed

Elhadad dengan penelitian ini ialah terletak pada pembahasan mengenai sumber

dalam proses pengambilan kebijakan terhadap hubungan diplomatik Mesir dengan

Israel pada periode sebelum hingga sesudah revolusi Mesir. Pembahasan yang

terdapat pada tesis Major Ehab Elsayed Elhadad lebih menyoroti pada pergantian

rezim dan struktur kekuasaan di Mesir setelah diselenggarakannya pemilihan

umum setelah revolusi tahun 2011. Major Ehab lebih melihat pengaruh cara

pandang kelompok yang berkuasa – Ikhwanul Muslimin – dalam masalah

Palestina-Israel setelah berhasil meraih kekuasaan politik dominan di Mesir.

Berbeda dengan tesis Major Ehab, penelitian ini tidak hanya berfokus pada

masalah Palestina-Israel dan disertai dengan cara pandang ideologis Ikhwanul

Muslimin, melainkan juga mengidentifikasi secara umum langkah dan kebijakan

luar negeri Mesir terhadap Israel, dinamika hubungan bilateral Mesir-Israel

setelah revolusi 2011, dan disertai dengan orientasi politik luar negeri Mesir

setelah revolusi 2011.

F. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian

kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif

mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati

Page 28: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

18

dari orang-orang yang diteliti.31

Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan

data dapat melalui teknik wawancara mendalam, pengamatan partisipasi, bahan

dokumenter, serta teknik-teknik baru seperti teknik bahan visual serta teknik

penelusuran bahan internet.

Sementara itu, dalam penelitian ini skripsi ini menggunakan beberapa

teknik pengumpulan data kualitatif, antara lain teknik analisis bahan dokumenter,

yang terdiri dari berbagai jenis buku, jurnal ilmiah, media massa, serta penelitian

terdahulu berupa skripsi dan tesis. Dengan menggunakan teknik pengumpulan

data tersebut, seluruh data yang skripsi ini dapatkan diklasifikasikan ke dalam

jenis data sekunder.

Selain mengolah data-data sekunder, skripsi ini dilengkapi dengan data-

data primer yang bersumber dari berbagai jenis laporan yang terkait dengan

politik luar negeri Mesir setelah revolusi tahun 2011 terhadap Israel, serta faktor-

faktor yang mempengaruhinya, dan berbagai jenis nota kesepahaman antara kedua

negara dalam menjalin hubungan diplomatik.

Semua sumber data tersebut dapat skripsi ini dapatkan dari beberapa

perpustakaan berbagai universitas, baik negeri maupun swasta, serta beberapa

perpustakaan dari lembaga penelitian dan lembaga pemerintahan yang terkait

dengan pembahasan penelitian ini. Selain itu, skripsi ini juga melakukan teknik

pengumpulan data dari berbagai hasil penelusuran di internet untuk mencari

berbagai informasi yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam

penelitian ini.

31

Steven J. Taylor dan Robert Bogdan. Introduction to Qualitative Research Methods: the Search

for Meaning (New York: Wiley & Sons.Inc), 1984, h. 5

Page 29: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

19

G. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini merumuskan kerangka yang sistematis dan sesuai

dengan aturan yang berlaku di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun sistematika penelitian ini

adalah sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan

A. Pernyataan masalah

B. Pertanyaan penelitian

C. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian

D. Tinjauan pustaka

E. Kerangka teori

F. Metode penelitian

G. Sistematika penulisan

Bab II Politik Luar Negeri Mesir Sebelum Revolusi tahun 2011

A. Gambaran Umum Orientasi Politik Luar Negeri Mesir

B. Orientasi Politik Luar Negeri Mesir Masa Kepemimpinan Hosni Mubarak

C. Politik Luar negeri Mesir Masa Kepemimpinan Hosni Mubarak

D. Sikap Israel terhadap Mesir

E. Opini Publik Mesir terhadap Politik Luar Negeri Mesir terhadap Israel

Bab III Politik Luar Negeri Mesir Setelah Revolusi Israel Tahun 2011: Studi

Hubungan Bilateral Mesir-Israel 2011-2013

Page 30: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

20

A. Politik Luar Negeri Mesir pada Masa Transisi di bawah Supreme Council

of Armed Forces (SCAF)

B. Politik Luar Negeri Mesir pada Masa Pemerintahan Mohammed Mursi

Bab IV Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Politik Luar Negeri Mesir terhadap

Israel tahun 2011-2013

A. Faktor Internal Mesir

1. Struktur Kekuasaan dan Pemerintahan

2. Geostrategik dan Geopolitik Mesir

3. Opini Publik Mesir terhadap Israel

B. Faktor Eksternal Mesir

1. Amerika Serikat

2. Uni Eropa

3. Iran

4. Hamas

5. Arab Saudi

6. Turki

Bab V Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran-saran

Page 31: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

21

BAB II

Politik Luar Negeri Mesir Sebelum Revolusi 2011

Bab ini akan menjelaskan politik luar negeri Mesir dengan Israel sebelum

revolusi yang terjadi pada tahun 2011. Batasan waktu pembahasan dalam bab ini

ialah kondisi Mesir di bawah pemerintahan Hosni Mubarak (1981-2011). Fokus

pembahasan bab ini meliputi beberapa hal, antara lain: 1) gambaran umum

orientasi politik luar negeri Mesir, 2) orientasi politik luar negeri Mesir pada masa

pemerintahan Mubarak, 3) kebijakan luar negeri Mesir pada masa pemerintahan

Mubarak terhadap Israel, 4) opini publik terhadap Politik Luar Negeri Mubarak,

dan 5) Sikap Israel terhadap Mesir yang dipimpin oleh Mubarak.

Alasan utama bab ini membatasi periodisasi pembahasan politik luar

negeri Mesir pada masa pemerintahan Mubarak ialah permulaan masa

pemerintahan Mubarak dimulai setelah meninggalnya Anwar Sadat, yang

merupakan salah satu tokoh yang menandatangani perjanjian Camp David pada

tahun 1979. Sejak awal menggantikan posisi Anwar Sadat sebagai presiden,

Mubarak langsung dihadapkan oleh pilihan untuk melanjutkan perjanjian Camp

David atau menghentikannya. Langkah yang diambil oleh Mubarak kemudian

menjadi salah satu faktor yang menunjukkan sikap dan orientasi politik luar negeri

Mesir. Hal tersebut ditambah lagi dengan posisi strategis Mesir di kawasan yang

menjadi pertimbangan dan modal dalam menentukan arah politik luar negeri di

bawah kepemimpinan Mubarak.

Page 32: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

22

1. Gambaran Umum Orientasi Politik Luar Negeri Mesir

Gamal Abdel Nasser dalam The Philosophy of Revolution (1955),

menyatakan bahwa orientasi politik luar negeri Mesir secara umum tidak dapat

dilepaskan oleh faktor historis semenjak revolusi tahun 1952. Terdapat tiga hal

yang menjadi dasar utama orientasi tersebut, yakni Arab, Afrika, dan Islam.32

Pada saat Nasser memimpin Mesir, semangat Nasionalisme Arab menjadi fokus

bagi Mesir untuk menjadi negara yang memiliki kekuatan dominan di Timur-

Tengah. Selain itu, dalam pergaulan internasional, Nasser berfokus untuk

membawa Mesir melakukan hubungan yang intensif dengan Uni Soviet dan Blok

Sosialis. Hal tersebut disebabkan dengan adanya semangat anti-Imprealisme yang

diusung oleh Nasser dalam rangka membangun Mesir dan Dunia Arab dari

penjajahan yang dilakukan oleh Barat33

.

Akan tetapi, memasuki tahun 1970-an, yakni saat jabatan presiden Mesir

dipegang oleh Anwar Sadat dan selanjutnya Hosni Mubarak, politik luar negeri

Mesir sudah mulai mengalami pergeseran orientasi. Politik luar negeri Mesir saat

itu tidak lagi mengutamakan semangat menyatukan Negara-negara Arab,

melainkan cenderung lebih dekat dengan Amerika Serikat (AS), Eropa, dan

Negara-negara Teluk34

. Saat itu pula, Mesir mengadakan kerjasama di berbagai

32

Abdel Monem Said Aly, Post-Revolution Egyptian Foreign Policy, Crown Center of Middle

East Studies No. 86 (November 2014), h. 1 33

Tianse, Four Point Toward, h. 95 34

Said Aly, Post-Revolution Egyptian, h. 1

Page 33: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

23

bidang, seperti ekonomi, militer, dan keamanan dengan Jepang, Australia, dan

Kanada35

.

Selanjutnya, pada periode ini pula Mesir memilih menjadi negara Arab

pertama yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel yang berhasil

dikonfrontasi oleh AS. Perjanjian Camp David yang ditandatangani pada tahun

1979 oleh Anwar Sadat - selaku presiden Mesir - dan Menachem Begin - selaku

presiden Israel-, ini membuat hubungan antara Mesir dengan AS dan Israel terikat

dalam sebuah kesepakatan formal. Perjanjian ini kemudian dilanjutkan oleh Hosni

Mubarak, sebagai pengganti dari Anwar Sadat sebagai presiden Mesir. Dengan

memilih meneruskan Perjanjian Camp David tersebut, orientasi politik luar negeri

Mesir dinilai senantiasa melindungi kepentingan AS di Timur Tengah, khususnya

yang berkaitan dengan eksistensi Israel di kawasan Timur-Tengah.36

Dalam situasi demikian, politik luar negeri Mesir mengalami kemunduran

dari segi eksistensi sebagai representasi negara dunia ketiga.37

Namun, dari segi

eksistensi di berbagai forum internasional, Mesir masih memiliki daya tarik untuk

meraih dukungan dari Dunia Arab dan Afrika dalam organisasi internasional,

seperti Non-Aligment Movement (NAM), Organization of Islamic Conference

(OIC), dan African Union (AU). Hal tersebut berdasarkan pada upaya yang

dilakukan Mesir untuk menyatukan prinsip orientasi politik luar negeri Mesir itu

sendiri; Arab, Afrika, dan Islam.38

Selain itu, langkah tersebut merupakan cara

35

Ibid, h. 3 36

Ashraf Khalil. “Liberation Square: Inside the Egyptian Revolution and The Rebirth of A

Nation”. New York: St. Martin’s Press, hal. 21. 37

Said Aly, Post-Revolution Egyptian, h.3 38

Ibid

Page 34: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

24

yang dilakukan oleh Pemerintah Mesir untuk dapat menarik kembali simpati dari

Negara-negara Arab yang telah mengucilkan Mesir setelah penandatanganan

Perjanjian Camp David dengan Israel.39

Berakhirnya kekuasaan Mubarak akibat revolusi tahun 2011 menyebabkan

orientasi politik luar negeri Mesir banyak diinterpretasikan mengalami perubahan.

Perubahan tersebut dilihat dari kelompok yang mendominasi struktur kekuasaan

Mesir setelah diadakannya pemilihan umum yang menjadikan Ikhwanul Muslimin

melalui sayap politiknya – Freedom and Justice Party (FJP) – sebagai

pemenang.40

Indikasi adanya pergeseran dalam orientasi politik luar negeri Mesir

lebih berdasarkan pada nilai-nilai ideologis Ikhwanul Muslimin yang

mempengaruhi cara pandang dan persepsi permasalahan yang terjadi di

lingkungan eksternal Mesir.41

Dengan demikian, Pemerintah Mesir dinilai lebih

mengakomodir kepentingan religiusitas dalam proses penetapan orientasi politik

luar negeri.

2. Politik Luar Negeri Mesir Masa Pemerintahan Mubarak

Sebagaimana yang dialami pemerintahan negara-negara Timur Tengah

pasca perang 1973, politik luar negeri Mesir menjadi salah satu perhatian yang

harus diutamakan oleh Mubarak. Bagi Mubarak, kepentingan nasional bagi Mesir

39

Tianse, Four Point Toward, h.91 40

“Muslim Brotherhood-backed candidate Morsi wins Egyptian presidential election”, June 24,

2012. Diakes melalui http://www.foxnews.com/world/2012/06/24/egypt-braces-for-

announcement-president/#ixzz2QgHPWWF7 pada 17 April 2014 41

Said Aly, Post-Revolution Egyptian, h.4

Page 35: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

25

merupakan pertimbangan utama dalam merumuskan kebijakan luar negeri Mesir

dan usaha mengawal posisi strategis Mesir di kawasan Timur-Tengah. Dengan

pertimbangan tersebut, Mesir memiliki orientasi tertentu untuk dapat memenuhi

tujuan dan kepentingan nasional dengan membangun kerangka kerjasama, baik

secara bilateral maupun multilateral. Selain itu, orientasi politik luar negeri Mesir

pada masa pemerintahan Mubarak tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai

permasalahan yang melibatkan Mesir dengan pihak-pihak di luar Mesir.

a. Konsisten terhadap Perjanjian Camp David

Sejak penandatanganan Perjanjian Camp David tahun 1979, Mesir terikat

kerjasama triparted dengan Israel dan AS. Sebagai inisiator perjanjian tersebut,

AS bersedia memberikan berbagai jenis bantuan finansial kepada Mesir.42

Kesediaan Mesir untuk mengikat diri dengan Perjanjian Camp David tersebut

mengindikasikan bahwa arah kebijakan luar negeri Mesir lebih condong kepada

kepentingan AS dan sekutunya di Timur-Tengah, yakni Israel.

Konsistensi pemerintah Mubarak dalam menjaga perjanjian dengan Israel

tersebut dipengaruhi oleh kepentingan untuk memenuhi kebutuhan nasional

Mesir. Akibat dari perjanjian ini, Mesir mendapatkan berbagai jenis bantuan

ekonomi, militer, dan persenjataan dari AS. Berdasarkan hasil laporan bagian

penelitian Kongres AS pada tanggal 27 Juni 2013 mengenai bantuan luar negeri

AS untuk Mesir Sejak tahun 1948 hingga 2011, Mesir telah menerima bantuan

dari AS sekitar $71,6 Milyar, termasuk di antaranya $1,3 Milyar untuk bantuan

42

Eric Fillinger, “Mubarak Matters: The Foreign Policy of Egypt Under Hosni Mubarak”, School

of International Service American University (2009), hal. 4

Page 36: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

26

militer Mesir pada tahun 1987. Bantuan dengan jumlah yang sama kembali Mesir

terima dari AS pada tahun 2008. Bantuan senilai $1,3 Milyar secara khusus

diberikan AS melalui persetujuan Kongres yang didistribusikan melalui Foreign

Military Financing (FMF), Economic Support Funds (ESF), dan International

Military Education and Training (IMET). 43

Selain dari bantuan pada bidang militer, Mesir juga menerima bantuan dari

AS untuk bidang ekonomi. Total bantuan yang diberikan AS untuk membantu

ekonomi Mesir sebesar $815 juta. Secara keseluruhan, total bantuan yang

diberikan AS kepada Mesir tiap tahun pada masa pemerintahan Mubarak

mencapai $2,1 Milyar.44

Lalu, berdasarkan data Washington Institute of Near East

Policy, bantuan yang diberikan ekonomi dan militer yang diberikan oleh AS

merupakan sebuah strategi yang disusun untuk mempertahankan perjanjian yang

melibatkan Mesir dengan Israel. Strategi tersebut merupakan upaya mencapai dan

mempertahankan kepentingan nasional AS di Timur Tengah.45

Perjanjian Camp David memberikan dampak jangka panjang bagi

hubungan antara Mesir dengan Israel dan AS. Sejak ditandatangani pada tahun

1979, Mesir menjadi partner strategis bagi AS di Timur Tengah, khususnya dalam

upaya rekonstruksi hubungan negara-negara Arab dengan Israel. AS menilai

pemerintahan Mesir menjunjung tinggi nilai-nilai moderat dan fokus pada upaya

43

Sharp, Egypt: Background, h.9. 44

Meita, Domestic Challenges, h.7 45

Khalil, Liberation Square, h. 21.

Page 37: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

27

stabilisasi kawasan, sehingga cocok dengan kebutuhan AS dalam

mempertahankan kepentingan di Timur Tengah.46

Upaya yang dilakukan Mesir di bawah pemerintahan Mubarak ini pula

turut memberikan dampak positif bagi citra Mesir di dunia internasional sebagai

negara pelopor stabilitas dan keamanan regional. Selain itu, perjanjian Camp

David dalam pandangan pemerintah Mesir memberikan kebutuhan dasar atas

berbagai kebijakan, baik itu kebijakan dalam negeri, maupun kebijakan dalam

negeri. Pemerintah Mesir di bawah pimpinan Mubarak menyadari pentingnya

bantuan yang diberikan oleh AS akibat dari perjanjian damai dengan Israel.

Pemerintah Mubarak meyakini bantuan yang diberikan oleh AS akan terus

diberikan selama digunakan untuk memperkuat posisi Mesir di regional dan terus

mempertahankan kelanjutan perjanjian damai dengan Israel.47

b. Melindungi kepentingan Negara-negara Arab

Selain bertujuan mencapai kepentingan nasionalnya sendiri, Mesir juga

memiliki orientasi politik luar negeri yang bertujuan melindungi kepentingan

negara-negara lain yang berada di kawasan Timur-Tengah, khususnya negara-

negara Arab. Fokus permasalahan yang berada di negara-negara Arab ini ialah

konflik Israel-Palestina. Sebagai wujud komitmen terhadap kepentingan negara-

negara Arab, Mesir senantiasa mendukung Palestina dalam berbagai upaya

46

Samuel J. Spector, “Washington and Cairo: Near theBreaking Point?” Middle East Quarterly

12, no. 3 (2005), 11. 47

Fillinger. Mubarak Matters, h.12

Page 38: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

28

perundingan damai dengan Israel dan tidak segan pula untuk memberikan tekanan

terhadap Israel. 48

Langkah yang dilakukan Mesir dalam mewujudkan orientasi politik luar

negeri yang melindungi kepentingan negara-negara Arab juga terlihat dari adanya

upaya mediasi yang dipelopori oleh Mesir terhadap berbagai permasalahan yang

berkaitan dengan berbagai pihak di negara-negara Arab tersebut. Peran sebagai

mediator tersebut merupakan simbol bagi upaya Mesir meraih kembali legitimasi

sebagai great power dan memperbaiki citra di hadapan negara-negara Arab pasca

penandatanganan perjanjian damai oleh Mesir dan Israel.49

Dalam praktiknya, upaya mencapai orientasi politik luar negeri di atas

seringkali berbenturan dengan kepentingan nasional Mesir itu sendiri. Salah satu

contohnya ialah masalah proteksi yang dilakukan Mesir di Semenanjung Sinai.50

Mesir memiliki kebijakan sendiri terhadap pengamanan di wilayah yang

berbatasan langsung dengan Israel tersebut. Dalam pandangan Mesir, tidak ada

lagi pengakuan, perdamaian, dan perundingan apabila Israel melanggar perjanjian

di perbatasan kedua negara tersebut. Upaya tersebut secara berbeda ditanggapi

oleh negara-negara Arab yang menyatakan langkah sepihak tersebut dapat

menimbulkan kerugian yang besar bagi negara-negara Arab. Hal ini dapat

48

Tianshe. Four Points towards, h. 90 49

Ibid 50

Gabi siboni and ram Ben-Barak, “The Sinai Peninsula Threat Development and Response

Concept”, Analysis Paper The Institute For National Security Studies Number 31, January 2014,

h.1

Page 39: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

29

mengakibatkan terulangnya konflik antara negara Arab dengan Israel pada masa

silam.51

Namun menyadari adanya potensi benturan tersebut, terdapat langkah

preventif yang dilakukan oleh Mesir. Salah satunya ialah Mesir menegaskan untuk

mempertahankan perjanjian damai dengan Israel di saat negara-negara Arab

menolak eksistensi Israel.52

Selain itu, Mesir berupaya menyeimbangkan posisi

antara kepentingan nasional dengan kepentingan negara-negara Arab. Langkah ini

penting dilakukan dalam implementasi politik luar negeri Mesir, karena apabila

terjadi benturan antara kedua kepentingan tersebut akan menimbulkan efek yang

buruk bagi Mesir dan juga bagi negara-negara Arab.53

c. Memperbaiki citra Mesir di kawasan

Pasca penandatanganan perjanjian damai antara Mesir dengan Israel,

negara-negara Arab bersikap antipati terhadap Mesir. Mesir mendapat . Keadaan

tersebut coba diperbaiki oleh Mubarak dengan menerapkan politik luar negeri

yang lebih adaptif dengan kondisi eksternal Mesir. Salah satu langkah yang

dilakukan oleh Mubarak yaitu bersikap dingin terhadap Israel dan menempatkan

hubungan dengan Israel berada pada level terendah.54

Langkah yang dilakukan oleh Mubarak tersebut didasarkan pula pada

keinginan untuk membawa Mesir kembali menjadi kekuatan utama di kawasan.

51

Wang, J, “An Analysis of Egypt’s Foreign Policy”, West Asia and Africa no. 4 (2006), h.32 52

Tianshe. Four Points toward, h.91 53

Yang, H. and Zhu, K., National Conflicts and Religious Disputes: The history of Hotspot Issues

in Contemporary Middle East (Beijing: People’s Publishing House,1996), h.86 54

Tianshe. Four Points toward, h.91

Page 40: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

30

Dengan modal persepsi sebagai negara yang moderat dan stabil, Mubarak

menempatkan keamanan dan stabilitas kawasan sebagai prioritas. 55

Selanjutnya,

Mubarak membawa Mesir untuk memiliki peranan terhadap berbagai

permasalahan yang terjadi di kawasan, khususnya yang melibatkan negara-negara

Arab.56

3. Sikap Israel terhadap Mesir pada Masa Pemerintahan Mubarak

Dalam setiap pelaksanaan politik luar negeri suatu negara, dapat

dipastikan akan mendapat respon dari pihak lain di luar batas teritorial negara

tersebut. Hal ini juga ditunjukkan oleh Israel dalam merespon politik luar negeri

yang dijalankan oleh Mesir pada masa pemerintahan Mubarak. Israel merupakan

pihak yang terlindungi dengan adanya intervensi AS dalam keberlangsungan

perjanjian Camp David antara Mesir dengan Israel. Orientasi politik luar negeri

Mubarak yang memilih untuk menjaga perjanjian damai tersebut semakin

menambah legitimasi Israel dalam mempertahankan eksistensi di Timur-Tengah.

Namun, di lain sisi terdapat hal yang kontradiktif dalam kontinuitas

perdamaian antara Mesir dan Israel pada masa pemerintahan Mubarak yang

didasari oleh Perjanjian Camp David. Dari perspektif Israel, kontinuitas dari

perjanjian tersebut tidak membawa kedua negara pada perdamaian yang

seutuhnya. Selanjutnya, perjanjian ini membuat hubungan kedua negara semakin

55

Mahmoud Muhareb, Israel and Egypt Revolution, Arab Center for Research & Policy Studies

Case Analysis, Doha (May, 2011), hal 4 56

Ibid

Page 41: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

31

kompleks, khususnya yang berkaitan dengan status, peran, dan pengaruh

keduanya dalam konstelasi politik dan keamanan di Timur-Tengah.57

Israel menyiapkan berbagai strategi antisipatif untuk menghadapi

probabilitas dalam menjalani hubungan bilateral dengan Mesir. Strategi yang

dibuat oleh Israel antara lain: 1) memperkuat kapabilitas militer, 2) melakukan

monopoli dalam program proliferasi senjata nuklir, 3) meningkatkan kapabilitas

ekonomi, 4) menyatukan posisi politik dalam masalah keamanan nasional, yakni

menjadikan militer sebagai pemeran utama dalam formulasi tujuan nasional dan

memobilisasi massa untuk mendukung setiap pergerakan yang dilakukan militer,

serta 5) memperkuat hubungan bilateral dengan AS, karena AS merupakan

pendukung utama eksistensi Israel di wilayah Timur-Tengah dengan berbagai

bantuan yang diberikan, seperti bantuan sekonomi, politik, dan militer.58

Berdasarkan pertimbangan power dan kapabilitas, Israel berhasil

mereduksi posisi Mesir dalam level regional dan di antara negara-negara Arab.

Setelah berhasil mereduksi peran Mesir tersebut, Israel merancang agenda politik

luar negeri yang diarahkan untuk permasalahan utama di kawasan, yakni konflik

Palestina-Israel. Israel berhasil melakukan cara untuk merubah Mesir menjadi

negara yang sejalan dengan agenda politik luar negeri Israel terhadap masalah

utama tersebut dan masalah-masalah lain di kawasan. Cara yang dilakukan oleh

57

Ibid, hal 1 58

Sharp, Egypt: Background, h.9

Page 42: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

32

Israel ialah dengan sandiwara mediasi konflik, perang melawan terorisme, dan

konfrontasi dengan kelompok Islamis-Ekstrimis.59

Di balik semua kontradiksi yang terjadi antara Mesir dengan Israel,

terdapat sebuah apresiasi tinggi yang diberikan Israel kepada Mesir. Apresiasi

tersebut ditujukan atas konsistensi Mesir menjaga perjanjian damai dengan Israel

dan menjadi mitra strategis bagi Israel di kawasan. Selain itu, dalam pandangan

Israel, Mesir merupakan negara yang berjasa atas pemenuhan kebutuhan gas

nasional Israel. Selain itu, Mesir juga telah berhasil menjamin stabilitas dan

keamanan Israel di kawasan. Dengan jaminan yang diberikan oleh Mesir tersebut,

Israel berhasil mengurangi beban anggaran yang dialokasikan untuk pertahanan

dan keamanan, khususnya anggaran dalam bidang militer.

Dalam pandangan Israel, Hosni Mubarak merupakan orang yang paling

berjasa dengan adanya kontinuitas perjanjian damai antara Mesir dengan Israel.

Salah satu penyebabnya ialah masa jabatan Mubarak yang lama (1981-2011).

Bagi Israel sendiri, hal tersebut merupakan sebuah keuntungan, mengingat sosok

Mubarak memiliki power yang kuat dalam sistem pemerintahan Mesir dan dalam

lingkup politik internasional. Faktor lain yang membuat Israel dapat terus

menunjukkan eksistensi di Timur-Tengah juga tidak terlepas dari sistem

pemerintahan dibentuk oleh Mesir. Meskipun Mubarak menyebut Mesir sebagai

negara yang demokratis, namun pada realitanya sangat berbeda. Pada masa

pemerintahan Mubarak, Mesir lebih melekat dengan sistem pemerintahan tirani

tersebut kemudian muncul penguasa yang korup disertai dengan orang-orang yang

59

Mahmoud Muhareb, Israel and Egypt Revolution, hal 1

Page 43: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

33

loyal di sekitarnya.60

Dengan demikian, Israel berhasil melihat sebuah celah yang

dapat dimanfaatkan sebagai jalan untuk meraih legitimasi dari Mesir, karena

sentral dari segala kebijakan dalam politik luar negeri Mesir berada di tangan

Mubarak.

Secara umum, perjanjian damai dengan Mesir dijadikan sebuah landasan

bagi Israel untuk menahan diri dari peperangan dengan negara-negara di kawasan

– terlepas dari Intifada dan beberapa perang lainnya.61

Dengan berlandaskan

perjanjian damai tersebut, Israel dapat lebih menentukan skala prioritas dalam

masalah keamanan dan stabilitas di Timur-Tengah. Israel dapat mempersiapkan

kondisi dan kapabilitas militer yang dimiliki dan dapat melakukan kalkulasi

terhadap langkah strategis yang diambil dalam menyikapi tendensi yang terjadi di

kawasan. 62

4. Opini Publik terhadap Politik Luar Negeri Mubarak

Kontinuitas perjanjian damai antara Mesir dengan Israel tidak terlepas dari

tanggapan berbagai pihak. Tanggapan dari berbagai pihak tersebut terbagi

menjadi dua, yakni pihak yang setuju dan mendukung kontinuitas perjanjian

damai tersebut, dan pihak yang tidak setuju dan menolak hal tersebut. Selain itu,

tanggapan yang muncul dari politik luar negeri Mesir pada masa pemerintahan

60

Ibid, hal.2 61

Ibid 62

Elie Podeh and Nimrod Goren, “Israel in the Wake of the Arab Spring: Seizing Opportunities,

Overcoming Challenges” (May 2013), h.1

Page 44: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

34

Mubarak ini mencakup opini dari dalam negeri Mesir, maupun dari luar negeri

Mesir.

a. Opini di dalam negeri Mesir

Dari dalam negeri Mesir, opini pro dan kontra yang muncul akibat

kebijakan politik luar negeri pemerintahan Mubarak ini berasal dari berbagai

kelompok. Dari pihak yang pro antara lain ialah militer Mesir. Hal yang

menyebabkan pihak militer mendukung langkah yang diambil oleh Mubarak ialah

adanya akses lebih bagi militer dalam menempati posisi strategis di dalam sistem

pemerintahan Mesir.63

Selain itu, dengan kebijakan Mubarak ini, militer Mesir

mendapatkan efek langsung berupa bantuan senilai $ 1,3 miliar per tahun dari

AS.64

Hal yang berbeda ditunjukkan oleh kelompok Ikhwanul Muslimin.

Kelompok ini merupakan pihak yang paling keras dalam menentang eksistensi

Israel di Timur Tengah, khususnya di tanah Palestina. Ikhwanul Muslimin menilai

bahwa perjanjian damai dengan Israel merupakan sebuah degradasi bagi Mesir

yang membiarkan pihak asing melakukan intervensi terhadap Mesir.65

Intervensi

yang dimaksud oleh Ikhwanul Muslimin ialah adanya pengaruh dan dukungan AS

dalam perjanjian tersebut.

63

Zeinab Abul-Magd, “Understanding SCAF: The Long Reign of Egypt’s Generals”, Cairo

Review 6 , (2012), hal. 155 64

Sharp, Egypt: Background and U.S. Relations, hal. 9 65

Benny Morris. One State, Two State: Resolving the Israel/Palestine Conflict (New Heaven:

Yale University Press, 2009), hal. 32-33

Page 45: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

35

Salah satu hal yang disoroti dari efek perjanjian ini ialah ekspor gas alam

Mesir ke Israel. Ikhwanul Muslimin menilai ekspor gas alam ini merupakan salah

satu potensi tindakan korupsi yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan pada

masa Mubarak.66

Selain itu, menurut survei yang dilakukan oleh Synovate

Research and Poll pada bulan Oktober 2011, sebanyak 73 persen masyarakat

Mesir menolak ekspor gas yang dilakukan Mesir ke Israel dan hanya 9 persen

masyarakat Mesir yang menyetujuinya.67

Dengan melihat gelombang opini publik

terhadap masalah ekspor gas ini, dapat memperbesar kemungkinan bagi Mesir

untuk menghentikan kebijakan ini.

b. Opini di luar negeri Mesir

Situasi yang tidak jauh berbeda terlihat pada opini di dalam negeri Mesir

dengan opini di luar negeri Mesir. Terdapat pula pihak yang pro dan kontra

terhadap politik luar negeri Mesir pada masa pemerintahan Mubarak ini. Pihak

asing yang pro terhadap langkah yang diambil oleh Mubarak ini ialah AS.

Kepastian dukungan yang diberikan AS ini dapat dilihat dari peran AS sebagai

inisiator dalam perjanjian ini. Selain itu, AS bersedia memberikan bantuan

ekonomi, politik, dan militer bagi Mesir dengan persyaratan tetap

mempertahankan perjanjian damai dengan Israel.68

Sedangkan dari pihak yang kontra dari politik luar negeri Mesir masa

pemerintahan Mubarak ini adalah negara-negara Arab atau secara institusi formal

tergabung dalam Liga Arab (League of Arab). Akibat dari perjanjian damai

66

Sharnoff, Post-Mubarak Egyptian, hal. 3 67

Jacoby. Israel’s Relations, hal. 31 68

Sharp, Egypt: Background and U.S. Relations, h.9

Page 46: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

36

dengan Israel ini, Liga Arab pernah mengeluarkan Mesir dari status

keanggotaan.69

Mesir pun dikucilkan dari pergaulan internasional dan dianggap

telah mencederai perjuangan negara-negara Arab dalam mencapai kepentingan

bersama, yakni keamanan dan stabilitas regional. Selain itu, masalah utama yang

menjadi sorotan negara-negara Arab dari efek perjanjian damai Mesir dengan

Israel ialah masalah konflik Palestina dengan Israel.70

Situasi negara-negara Arab

dalam kasus tersebut untuk membantu membebaskan Palestina dari okupasi yang

dilakukan oleh Israel. Namun, dengan adanya perjanjian damai dengan Israel,

Mesir dianggap telah merubah orientasi dukungannya kepada Israel.

69

Tianshe. Four Points toward, h.89 70

Ibid, h.90

Page 47: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

37

BAB III

POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI 2011: STUDI

HUBUNGAN BILATERAL MESIR-ISRAEL TAHUN 2011-2013

Pada bab ini akan menjelaskan politik luar negeri Mesir setelah revolusi

yang terjadi pada tahun 2011 hingga tahun 2013. Batasan tahun terakhir dalam

pembahasan bab ini ialah masa pemerintahan Mohammed Mursi, yang berakhir

pada bulan Juni 2013. Sebelumnya bab ini akan terlebih dahulu membahas politik

luar negeri Mesir pada masa pemerintahan transisi - setelah berakhirnya

kekuasaan presiden Hosni Mubarak - di bawah Supreme Council of Armed Forces

(SCAF) yang dipimpin oleh Marshall Hussein Tantawi. Dari dua masa

pemerintahan setelah revolusi tersebut, bab ini akan memberikan gambaran terkait

dengan langkah-langkah yang dilakukan oleh masing-masing rezim, khususnya

yang berkaitan dengan hubungan bilateral dengan Israel dan kepentingan nasional

yang hendak dicapai oleh Mesir dari lingkungan eksternal, baik pada level

regional maupun internasional.

A. Politik Luar Negeri Mesir Masa Transisi di bawah Kepemimpinan SCAF

1. Eksistensi SCAF di Mesir pada Revolusi Tahun 2011

Supreme Council of Armed Forces (SCAF) atau Dewan Tinggi Angkatan

Bersenjata Mesir merupakan lembaga yang mengambil alih pemerintahan transisi

Mesir pasca berakhirnya kekuasaan Mubarak pasca revolusi tahun 2011 silam.

SCAF terdiri dari para pejabat senior militer Mesir yang dipimpin oleh Husein

Page 48: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

38

Tantawi. Sebelumnya SCAF merupakan pihak yang mendukung pergerakan yang

dilakukan oleh masyarakat sipil dalam revolusi yang menuntut pemberhentian

Hosni Mubarak sebagai presiden Mesir. Keberpihakan SCAF pada masyarakat

sipil dalam revolusi tahun 2011 ini dibuktikan dengan sikap mereka mendukung

secara penuh dan menjamin aksi masyarakat dalam menyampaikan aspirasi.

SCAF juga bersedia membantu masyarakat untuk mewujudkan cita-cita revolusi

dan mewujudkan aspirasi yang disuarakan oleh masyarakat dalam demonstrasi.71

Keberpihakan SCAF kepada masyarakat sipil pada revolusi 2011 menjadi

sejarah tersendiri bagi Mesir. Berbagai pemberitaan di media, khususnya di media

televisi nasional, menyatakan bahwa keberpihakan SCAF pada rakyat merupakan

sebuah peristiwa hebat. Langkah yang dilakukan oleh SCAF sendiri mendapat

apresiasi yang sangat tinggi dari masyarakat. Saat itu, masyarakat sipil seakan

mendapatkan tambahan kekuatan untuk menghentikan kekuasaan rezim Mubarak

yang sudah menjabat selama 30 tahun.72

2. Peran SCAF dalam Transisi di Mesir

Wewenang yang diberikan kepada SCAF dimulai dari periode Februari

2011 sampai dengan Agustus 2012. Dalam mengisi proses transisi tersebut, SCAF

mengedepankan berbagai diskursus mengenai demokrasi dan mempersiapkan

pemilihan umum; referendum amandemen konstitusi, pemilihan majelis tinggi

dan majelis rendah, dan pemilihan presiden.73

Dengan demikian, SCAF

71

Daniel Brumberg and Hesham Sallam, “The Politics of Security Sector Reform in Egypt”,

United States Institute Of Peace Special Report (October 2012), h.2 72

Abul-Magd, Understanding SCAF, h.156 73

Ibid

Page 49: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

39

bertanggung jawab terhadap stabilitas politik, ekonomi, dan sosial Mesir pasca

revolusi sebagai bentuk realisasi terhadap cita-cita revolusi.

Dalam urusan politik luar negeri, SCAF berperan sebagai pengambil

kebijakan luar negeri (decision-makers). Hal tersebut berdasarkan pada keinginan

militer untuk menjaga peluang meningkatkan power dan meraih keuntungan

materi serta kehendak untuk dapat terus menjaga status quo dalam mendominasi

segala aspek yang berkaitan dengan kepentingan militer. Dengan dominasi dalam

pengambilan kebijakan, militer Mesir dapat menentukan langkah strategis bagi

mereka dengan menjadikan kepentingan nasional Mesir sebagai alat untuk

mencapai kepentingan kelompok militer. Salah satu kepentingan yang ingin

dicapai melalui politik luar negeri Mesir ialah bantuan alat perlengkapan dan

senjata dari AS.74

3. Kebijakan SCAF dalam Politik Luar Negeri Mesir.

a. Mempertahankan Perjanjian Internasional yang telah disepakati dan

mengikat Mesir

Dalam dimensi politik luar negeri Mesir, langkah yang dilakukan oleh

SCAF ialah dengan membentuk sebuah Deklarasi Konstitusional I yang salah satu

poin pentingnya ialah berkomitmen terhadap berbagai perjanjian internasional

yang telah disepakati dan mengikat Mesir.75

Poin penting ini merupakan hasil dari

upaya SCAF untuk menjadi lembaga yang mewadahi berbagai jenis aspirasi

74

Sharp, Egypt: Background, h.9 75

A.M.Fachir, Gerakan Rakyat Untuk Perubahan: Pembelajaran dari Timur Tengah, Jurnal Luar

Negeri Edisi Khusus 2011. Jakarta : Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Luar

Negeri, hal. 18

Page 50: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

40

masyarakat Mesir. SCAF juga melakukan berbagai dialog dengan berbagai

elemen masyarakat dan politik untuk merumuskan kebijakan dalam proses

transisi.

Upaya diplomatik yang dilakukan SCAF dalam masa transisi ini dilakukan

secara terbuka untuk mempertahankan kepentingan nasional. SCAF berupaya

mempertahankan status quo dalam menentukan kebijakan luar negeri Mesir.

SCAF berupaya untuk mempertahankan segala jenis koneksi dengan pihak luar

untuk mencapai kepentingan nasional yang lebih condong kepada pemenuhan

kebutuhan ekonomi domestik.76

b. Berperan dalam Konflik di Kawasan (Arab-Israel)

Dalam rangka upaya memulihkan peran Mesir di kawasan, SCAF sebagai

otoritas tertinggi Mesir saat itu juga mengambil langkah strategis, yakni menjadi

mediator rekonsilisasi antara Fatah dan Hamas, mediator gencatan senjata antara

Palestina-Israel pada tahun 2012, dan mediator pembebasan tahanan antara

Palestina-Israel sebanyak 1027 orang.77

Salah seorang tahanan yang turut

dibebaskan akibat peran yang dilakukan oleh Mesir ini adalah Ghilad Shalit78

.

Pembebasan tersebut diindikasikan sebagai langkah antisipatif Israel terhadap

kemungkinan komunikasi yang terjalin antara kelompok Islam di Mesir dengan

76

Abul-Magd, Understanding SCAF, h.156 77

Jeremy M. Sharp, “Egypt in Transition”, Congressional Reserve Service (November 18, 2011),

h. 8 78

Gilad Shalit merupakan seorang kopral dari angkatan pertahanan Israel yang ditahan oleh

tentara militan Palestina. Ia dtangkap oleh militan Palestina pada sebuah penyerangan di daerah

Jalur Gaza pada 25 Juni 2006.

Page 51: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

41

kelompok Hamas di Palestina saat pemilihan umum yang akan digelar oleh

pemerintahan transisi SCAF pada akhir tahun 2011.79

Pilihan Israel untuk membebaskan 1027 tahanan Palestina dan ditukar

untuk membebaskan seorang anggota tentara merupakan sebuah keputusan yang

telah didasari atas pertimbangan yang matang. Pertimbangan tersebut berasal dari

kondisi Palestina yang sedang mencari dukungan dari dunia internasional untuk

menjadi negara berdaulat.80

Di sisi lain, Mesir yang saat itu akan

menyelenggarakan pemilihan umum memiliki potensi untuk dikuasai oleh

Kelompok Islam – Ikhwanul Muslimin – yang memiliki afiliasi dengan Hamas di

Palestina. Langkah pertukaran tahanan tersebut dijadikan tujuan bagi Israel untuk

dapat memulai negosiasi dengan Hamas, yang semula tidak pernah diajak

negosiasi oleh Israel, dalam proses perdamaian konflik dengan Palestina.81

Dengan demikian, harapan Israel dari langkah tersebut ialah berhentinya proses

pencarian dukungan yang dilakukan oleh Palestina – melalui Presiden Mahmoud

Abbas – dan Israel dapat merasa nyaman berhubungan dengan Mesir manakala

hasil pemilihan umum yang diselenggarakan pada tahun 2012 tersebut berhasil

dikuasai Kelompok Islam.82

c. Keamanan di Semenanjung Sinai

Politik luar negeri Mesir pada masa SCAF ini pula tidak terlepas dari

adanya permasalahan keamanan di Semenanjung Sinai. Peristiwa yang terjadi di

79

Brumberg and Sallam, The Politics of Security, h.2 80

Trias Kuncahyono, “Sersan Gilad Shalit”, Rabu, 19 Oktober 2011,

dalam http://nasional.kompas.com/read/2011/10/19/03350553/.Sersan.Gilad.Shalit diakses pada

20 Desember 2014. 81

Ibid 82

Sharp, Egypt in Transition, h.18

Page 52: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

42

wilayah ini memberikan pengaruh terhadap konstelasi hubungan bilateral antara

Mesir dengan Israel. Hal tersebut dapat dilihat dari peristiwa pada tanggal 18

Agustus 2011. Seorang warga Gaza yang termasuk salah satu anggota jaringan

teroris yang senantiasa melakukan perlawanan kepada Israel melintasi Sinai dan

melakukan penyerangan terhadap angkatan bersenjata Israel. Serangan tersebut

menewaskan 8 warga Israel, dua orang di antaranya merupakan tentara Israel, dan

melukai 31 orang.83

Tidak terima dengan penyerangan tersebut, Israel melakukan aksi balasan

dengan melakukan penyerangan terhadap orang-orang yang dianggap sebagai

militan dari organisasi yang tergolong jaringan teroris Palestina. Namun, serangan

balasan Israel tersebut ternyata turut menewaskan lima orang personel tentara

Mesir yang bertugas menjaga perbatasan Mesir-Israel di Semenanjung Sinai.

Kejadian tersebut langsung mendapatkan respon dari pemerintah Mesir dengan

menuntut pertanggungjawaban Israel.84

d. Memperketat Ekspor Sumber Daya Alam Mesir ke Israel

Pada saat revolusi hingga berakhirnya masa pemerintahan Mubarak,

ekspor gas alam juga mendapat sorotan dari kubu oposisi Mubarak. Pada tanggal

15 September 2011, kepala Egyptian Company for Natural Gases (EGAS)

menyatakan bahwa negosiasi dengan Israel saat ini mengalami kebuntuan. Ia juga

membantah telah mencapai kesepakatan dengan Israel terkait dengan

perkembangan penjualan gas alam Mesir ke Israel.85

Ekspor gas alam Mesir ke

83

Ibid, h.17 84

Ibid 85

“Wizarat al-batrul tanfy al-ittifaq ‘ala ta’dil as’ar al-ghaz li-isra’il,” (The Petroleum Ministry

Rejects the Agreement to Amend Gas Prices to Israel), Akhbar el-Yom, September 15, 2011,

Page 53: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

43

Israel ini merupakan salah satu konsekuensi yang harus ditanggung oleh Mesir

akibat penandatanganan perjanjian Camp David.

Efek dari memburuknya hubungan politik antara Mesir dengan Israel,

hubungan dagang kedua negara pun juga mengalami gangguan. Salah satu

komoditas yang terganggu untuk diekspor ke Israel adalah pohon palem. Daun

dari pohon palem banyak digunakan oleh masyarakat Israel untuk wadah makanan

pada setiap upacara perayaan keagamaan. Jumlah impor Israel terhadap pohon

palem Mesir pada tahun 2010 mencapai 600.000 buah pohon. Namun, pasca

bergantinya rezim dari Mubarak ke rezim transisi di bawah pimpinan SCAF

ekspor pohon palem ke Israel mulai mendapat sorotan dan larangan. Media Al-

Ahram menyatakan bahwa rezim SCAF melarang ekspor pohon palem karena

dalam pandangan SCAF, pohon palem termasuk ke dalam kekayaan alam Mesir

yang mesti dilestarikan dan dilindungi keberadaannya,86

B. Politik Luar Negeri Mesir Masa Pemerintahan Mohammed Mursi

1. Langkah dan Kebijakan Presiden Mursi dalam Politik Luar Negeri

Mesir terhadap Israel

Mohammed Mursi merupakan seorang presiden terpilih secara demokratis

melalui pemilihan umum pasca revolusi tahun 2011. Mursi merupakan seorang

tokoh sipil yang berasal dari kelompok Ikhwanul Muslimin. Mursi terpilih sebagai

presiden setelah meraih suara terbanyak dari kandidat lainnya pada pemilihan

dalam Michael Sharnoff.,“Post-Mubarak Egyptian Attitudes Toward Israel”, Foreign Policy

Research Institute (October 2011), h. 3 86

Sharnoff. Post-Mubarak Egyptian Attitudes, h. 3

Page 54: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

44

umum yang dilaksanakan selama dua putaran. Pada putaran kedua, Mursi

mengalahkan Ahmed Shafiq, yang juga mantan perdana menteri Mesir pada masa

pemerintahan Mubarak.87

Sama seperti halnya masa Mubarak dan masa transisi di bawah

kepemimpinan SCAF, pada masa pemerintahan Mursi juga terdapat beberapa hal

penting yang disoroti dalam politik luar negeri Mesir, khususnya dalam hubungan

bilateral dengan Israel. Adapun sikap yang ditunjukkan oleh Mursi yang

merupakan bagian dari langkah kebijakan dan implementasi politik luar negeri

Mesir antara lain:

1. Dukungan terhadap Palestina

Dukungan terhadap Palestina merupakan salah satu langkah strategis

Mursi dalam merealisasikan politik luar negeri Mesir juga dapat dilihat dari

pandangan dan sikap Mesir terhadap masalah Israel-Palestina. Setelah serangan

Israel ke Gaza pada November 2012, Mursi memberikan tendensi pada kejadian

ini. Mursi memanggil Duta Besar Mesir di Palestina dan Israel untuk

berkonsultasi dengan Liga Arab, dan menghasilkan keputusan untuk mengirimkan

delegasi yang dipimpin oleh Nabil Al Arabi.88

Saat itu, posisi Mursi dihadapkan

pada ketegangan dengan Israel. Hal ini disebabkan karena pada kasus ini, Mursi

lebih memihak kepada Palestina dan menganggap Israel sebagai pihak yang

bersalah dalam masalah ini.

87

Qian Xuewen, “The January Revolution and the Future of Egypt”, Journal of Middle Eastern

and Islamic Studies (in Asia) Vol. 6, No. 2, 2012, hal. 49 88

Ibid

Page 55: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

45

Dalam dukungannya terhadap Palestina, Mesir di bawah kepemimpinan

Mohammed Mursi mewujudkannya dalam langkah konkret berupa pembukaan

pintu perbatasan Rafah yang menjadi jalur penting bagi masyarakat Palestina

untuk memenuhi kebutuhan logistik domestik masyarakat Palestina.89

Selain itu,

Mursi juga membuka blokade di wilayah Jalur Gaza yang telah lama ditutup pada

saat Mubarak berkuasa. 90

Di samping membuka perbatasan di Rafah dan blokade

di Jalur Gaza, Mesir juga memberikan bantuan ekonomi dan politik ke Palestina.

Bantuan ekonomi ke Palestina salah satunya ditunjukkaan dengan ekspor gas

bumi kepada Palestina, dan secara politis, Mesir juga membangun komunikasi

dengan Kelompok Hamas di Palestina.91

Bentuk dukungan Mesir tersebut mendapatkan respon dari Israel selaku

pihak yang merasa terancam dengan langkah yang dilakukan oleh Mesir. Menurut

Israel, langkah yang dilakukan oleh Mesir tersebut mengancam keamanan

nasional Israel, khususnya yang berakaitan dengan penyeludupan orang dan

senjata kepada kelompok ekstremis di Palestina.92

Hal tersebut ditambah dengan

adanya kedekatan antara Kelompok Hamas di Palestina dengan dengan Ikhwanul

Muslimin di Mesir, yang merupakan pemegang kekuatan politik terbesar setelah

pemilihan umum tahun 2012. 93

89

Udi Dekel and Orit Perlov, “President Morsi and Israel-Egypt Relations”, July 25, 2012 dalam

http://www.canadafreepress.com/index.php/article/president-morsi-and-israel-egypt-relations

diakses pada 23 Agustus 2014 90

Ibid 91

Sharp, Egypt in Transition, h.18 92

Jeremy M. Sharp, “The Egypt-Gaza Border and its Effect on Israeli-Egyptian Relations”,

Congressional Researches Services, (February 1, 2008), h. 2 93

Stephen Lendman, “Ongoing Fighting in Sinai: Hamas, Islamic Jihad and Iran Wrongfully

Blame”, Global Research (July 12, 2013), dalam http://www.globalresearch.ca/ongoing-

fighting-in-sinai-hamas-islamic-jihad-and-iran-wrongfully-blamed/5342506 diakses pada 23

Agustus 2014

Page 56: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

46

Namun hal tersebut tetap tidak membuat Mesir mengurungkan langkah

yang sudah diambil. Hal ini berdasarkan pertimbangan ideologi pergerakan yang

telah lama dianut oleh Ikhwanul Muslimin, khususnya dalam persepsi terhadap

masalah konflik Palestina-Israel. Hal tersebut menjadi semakin signifikan dengan

momentum kemenangan yang diraih dalam pemilihan umum tahun 2012 dan

menempatkan Mohammed Mursi – salah satu tokoh Ikhwanul Muslimin – sebagai

presiden Mesir.94

Selanjutnya, afiliasi yang terjalin antara Kelompok Hamas

dengan Ikhwanul Muslimin menjadi jalan lain yang ditempuh untuk mewujudkan

dukungan terhadap Palestina.

Sikap Mesir yang menunjukkan keberpihakan kepada Palestina kembali

terlihat saat pemberian status baru yang diberikan kepada Palestina oleh PBB

sebagai permanent observer. Status ini didukung oleh 138 negara dan Mesir

termasuk di dalamnya sehingga menghasilkan resolusi 67/19 Majelis Umum

PBB.95

Sikap yang ditunjukkan oleh Mursi ini tidak terlepas dari kemenangan

kelompok Ikhawanul Muslimin melalui sayap politik Freedom and Justice Party

(FJP) dalam pemilihan umum tahun 2012 di bawah pimpinan Mursi paca revolusi.

Selanjutnya, dalam menyatakan pandangan dan sikap terkait dengan isu Palestina-

Israel, Mursi juga melakukan inisiasi untuk menyorot segala bentuk kekerasan

yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina. Hal ini dilakukan untuk

mengarahkan opini publik agar dapat lebih bersimpati kepada Palestina dan ikut

mendukung Palestina sebagai negara merdeka. Mesir di bawah pimpinan Mursi

94

“Muslim Brotherhood-backed candidate Morsi wins Egyptian presidential election”, June 24,

2012. Diakes melalui http://www.foxnews.com/world/2012/06/24/egypt-braces-for-

announcement-president/#ixzz2QgHPWWF7 pada 17 April 2014 95

Khaled Elgindy. “Egypt, Israel and Palestine: Prospects for Peace After the Arab Spring”.

Cairo Review Vol. 6 (2012), h, 172

Page 57: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

47

mendukung solusi untuk menjadikan Palestina sebagai negara merdeka untuk

mengakhiri konlik antara Palestina-Israel.96

2. Mengatasi Problem Perbatasan Mesir-Israel

Problem perbatasan antara Mesir dengan Israel bermuara dengan adanya

kelompok Badui yang bedomisili di Semenanjung Sinai. Kelompok ini

memberikan kekhawatiran tersendiri bagi Mesir maupun Israel. Hal ini

disebabkan oleh adanya afiliasi antara kelompok Badui Sinai ini dengan

kelompok Jihadis Palestina maupun Al-Qaeda.97

Dengan adanya afiliasi tersebut,

kelompok Badui Sinai ini banyak melakukan aksi teror di sepanjang garis

perbatasan antara Mesir-Israel di Semenanjung Sinai. Pada tahun 2011, menurut

laporan salah satu lembaga intelejen Israel, Shin Bet, jumlah militan gerakan

Salafi yang berafiliasi dengan al-Qaeda mencapai 15 orang dan kemungkinan

akan terus mengalami peningkatan.98

Kekhawatiran lain dari berkembangnya aksi kelompok Badui Sinai yang

berafiliasi dengan kelompok ekstremis tersebut ialah kemungkinan mereka akan

menyerang Israel. Apabila hal itu terjadi, akan sangat merugikan bagi pemerintah

Mesir dalam mencapai kepentingan keamanan nasional di Sinai. Selain itu,

apabila penyerangan dilakukan oleh Badui Sinai ke Israel, dipastikan akan terjadi

serangan balasan dari tentara militer Israel dan akan menimbulkan korban dan

kerugian lebih banyak lagi bagi Mesir.99

96

Ibid, h. 173 97

Gabi Siboni and Ram Ben-Barak. “The Sinai Peninsula Threat Development and Response

Concept”.The Saban Center for Middle Easr Policy at Brookings ( January 31, 2014), h. 1 98

Ibid, h.3 99

Ibid, h.9

Page 58: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

48

Pada saat revolusi Mesir tahun 2011 lalu, The Multinational Force and

Observers (MFO)100

mencatat adanya peningkatan radikalisme yang dilakukan

oleh kelompok Badui Sinai. Radikalisme tersebut meningkat dengan dibarengi

dengan perkembangan jumlah senjata yang mereka miliki dan datangnya para

pejuang asing yang masuk ke Sinai. Bahkan MFO juga merupakan target dari aksi

kekerasan kelompok Badui Sinai ini. menyikapi ancaman tersebut, MFO lebih

waspada dalam pegerakannya. Para anggota MFO lebih membatasi diri dan

mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi kepada mereka dalam

upaya mencapai misi yang akan mereka capai.101

Untuk menyelesaikan masalah Badui Sinai ini, pada saat satu tahun masa

pemerintahan presiden Mursi melakukan pendekatan kepada kelompok ini. Mursi

menjanjikan perbaikan standar kehidupan; langkah-langkah untuk memfasilitasi

mereka sebagai bagian dari masyarakat Mesir dan implementasi terhadap proyek

pembangunan baru, bagi kelompok Badui Sinai. Namun, apabila janji-janji Mursi

tersebut tidak direalisasikan, kelompok tersebut mengancam untuk melakukan

perlawanan dengan berbagai aksi kekerasan.102

Namun, pemerintah Mursi telah terlebih dahulu menyediakan langkah

preventif apabila terjadi upaya perlawanan yang dilakukan oleh Badui Sinai,

Langkah tersebut berupa penambahan jumlah personel angkatan bersenjata yang

beroperasi di Sinai. Akan tetapi, penambahan jumlah personel tersebut harus

100

MFO merupakan lembaga internasional yang bertugas untuk menjaga perdamaian di sebagian

wilayah Timur Semenanjung Sinai yang melintasi pebatasan Israel. Dengan adanya lembaga ini,

peran militer Mesir di wilayah tesebut secara drastis mengalami pembatasan. Lembaga ini

meupakan lembaga yang ditunjuk untuk melakukan monitoring terhadap implementasi

perjanjian damai Mesir-Israel. 101

Siboni and Ben-Barak, The Sinai Peninsula Threat,h.3 102

Ibid, h.10

Page 59: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

49

berdasarkan kesepakatan dengan Israel. Hal ini merupakan bagian dari poin-poin

yang terdapat dalam perjanjian damai Mesir-Israel. Beberapa kalangan menilai

persyaratan ini merupakan sebuah bentuk diskredit terhadap pemerintah Mesir.103

Dengan adanya persyaratan tersebut, kepentingan keamanan nasional Mesir dari

kasus di Semenanjung Sinai ini dapat terganggu. Pemerintah Mesir semestinya

dapat bertindak lebih jauh manakala dapat meninjau ulang perjanjian damai

dengan Israel, khususnya poin-poin yang berkaitan dengan keamanan di

Semenanjung Sinai.

3. Kontinuitas Perjanjian Camp David

Adanya ketegangan dengan Israel dalam beberapa isu tidak membuat

Mursi mengambil kebijakan yang mengakibatkan perubahan drastis, yakni

pemutusan perjanjian damai antara Mesir-Israel yang sudah berlangsung sejak

1979. Bahkan, Mursi menegaskan akan terus menaati segala bentuk perjanjian

yang telah disepakati Mesir oleh pihak lain. Surat kabar the Telegraph

melaporkan, dalam sebuah jumpa pers Mursi membantah dirinya menentang

Amerika Serikat dan Israel. Mursi mengatakan bahwa "Mesir menjalankan peran

dengan tidak mengancam siapapun dan tidak boleh ada keprihatinan internasional

dengan kehadiran pasukan keamanan kami di Semenanjung Sinai,"104 Dengan

demikian, di sisi lain Mursi ingin menunjukkan bahwa Mesir di bawah

103

Ibid 104

Ardini Maharani, “Mursi Tetap Hormati Perjanjian Damai Dengan Israel”, merdeka.com, Rabu,

29 Agustus 2012 dapat diakses melalui http://www.merdeka.com/dunia/mursi-tetap-hormati-

perjanjian-damai-dengan-israel.html diakses pada 11 November 2014

Page 60: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

50

pimpinannya merupakan negara yang moderat dan siap bekerjasama dengan pihak

mana pun untuk mencapai kepentingan nasional.105

Kontinuitas perjanjian Camp David pada masa pemerintahan Mursi ini

tidak terlepas dari pertimbangan logis dalam menentukan arah politik luar negeri

Mesir. Mesir akan menghadapi berbagai risiko apabila pembatalan tersebut

dilakukan oleh Mursi. Pembatalan perjanjian tersebut secara otomatis akan

merusak atau bahkan dapat menghentikan hubungan bilateral antara Mesir dengan

Israel. Sebagai negara yang berbatasan darat langsung, permasalahan antara Mesir

dan Israel terletak di perbatasan kedua negara di Semenanjung Sinai. Mursi

menitikberatkan permasalahan di perbatasan kedua negara ini sebagai

pertimbangan utama karena dapat menimbulkan konflik bersenjata, bahkan dapat

kembali menimbulkan peperangan antar kedua negara.106

Selanjutnya, pertimbangan untuk meneruskan perjanjian yang telah

ditandatangani sejak tahun 1979 ini juga berdasarkan atas aliansi dan kerjasama

yang terjalin antara Mesir dengan Barat, khususnya AS. Sebagai mediator

perjanjian antara Mesir dengan Israel, AS berkomitmen untuk membangun aliansi

dengan Mesir dan bersedia membantu Mesir dalam bidang ekonomi dan militer.

Namun, apabila perjanjian tersebut dibatalkan oleh Mesir, maka secara otomatis

AS akan menghentikan bantuan tersebut. Lebih dari itu, Mesir juga akan

kehilangan berbagai jenis bantuan lainnya yang diberikan oleh pihak lain sebagai

105

Ibid 106

Joshua Haber Dan Helia Ighani,” A Delicate Balancing Act: Egyptian Foreign Policy After The

Revolution”, Imes Capstone Paper Series (May 2013), h.34

Page 61: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

51

representasi dari Barat, yakni International Monetary Fund (IMF) dan Uni

Eropa.107

Selain pertimbangan dari faktor eksternal Mesir, pemerintahan baru Mesir

di bawah pimpinan Mursi juga memiliki pertimbangan dari internal Mesir sendiri.

Pertimbangan tersebut berasal dari kalangan militer. Meskipun pimpinan tertinggi

Mesir adalah seorang presiden, namun intervensi militer dalam setiap

pengambilan kebijakan luar negeri Mesir masih memiliki posisi yang kuat. Dalam

hal pembatalan Perjanjian Camp David, militer dapat melakukan konfrontasi

terhadap presiden apabila hal tersebut dilakukan. Sikap yang dilakukan oleh

militer tersebut didasari oleh prediksi dampak yang akan terjadi antara kedua

negara, khususnya dari segi keamanan domestik dan stabilitas kawasan.108

4. Normalisasi hubungan dengan negara-negara dominan di kawasan Timur

Tengah.

a. Normalisasi hubungan dengan Iran

Upaya yang dilakukan oleh Mursi dalam melakukan normalisasi hubungan

dengan negara-negara di Timur-Tengah dapat terlihat dengan kunjungan Mursi

setelah resmi menjabat sebagai presiden. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk

melakukan normalisasi terhadap hubungan Mesir dengan negara-negara lain yang

dominan di Timur Tengah.109

Hal tersebut ditandai dengan kunjungan Presiden

Mesir, Mohammed Mursi, ke Iran dalam rangka menghadiri KTT Non-Blok pada

Agustus 2012 di Tehran. Kemudian Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad,

107

Ibid 108

Casey Friedman, Dominic K. Albino, and Yaneer Bar-Yam, “Political Stability and Military

Intervention in Egypt”, New England Complex Systems Institute (July 8, 2013), h.2-3 109

Mehmet Özkan. “Egypt’s Foreign Policy under Mohammed Morsi” . Ortadogu Analiz Vol. 5,

No. 51 (2013). h, 16

Page 62: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

52

membalas kunjungan Mursi tersebut dengan kunjungan balik presiden

Ahmadinejad ke Kairo dalam rangka Konferensi OKI pada Februari 2013.110

Upaya yang dilakukan oleh kedua kepala negara tersebut memberikan

dampak optimistis bagi kedua negara dalam mengupayakan terciptanya kekuatan

baru Islam di Timur-Tengah. Hal ini disebabkan karena kondisi hubungan antara

Mesir dengan Iran saat sebelum pemerintahan Mursi diwarnai oleh sentimen

Sunni dan Syiah yang mendominasi kelompok masyarakat di Mesir dan Iran.

Selain itu, langkah yang diambil kedua negara tersebut merupakan implementasi

dari tujuan politik luar negeri masing-masing negara, yakni menjadi kekuatan

yang memiliki pengaruh dan dominasi di kawasan Timur-Tengah.111

b. Mempertahankan Kerjasama dengan Arab Saudi

Sebagai bentuk konsitensi Mesir dalam upaya menjaga hubungan baik

dengan seluruh negara-negara di Timur-Tengah, mempertahankan kerjasama

dengan negara-negara dominan, seperti Arab Saudi, merupakan salah satu upaya

yang rasional dalam pengambilan kebijakan luar negeri. Meskipun kekhawatiran

sempat muncul dari Arab Saudi akibat rezim yang berkuasa merupakan kelompok

yang menentang hubungan yang dibentuk oleh pemerintah Mubarak dengan Arab

Saudi, namun hal itu semua telah diredam oleh sikap moderat dan terbuka

pemerintah Mursi. Bahkan, sesaat setelah pengumuman kemenangannya, Mursi

menyampaikan pidato yang berisi niat untuk berkunjung dalam waktu dekat dan

110

“Egypt and The Influence of Iran”. Diakes dari http://www.eturbonews.com/35117/egypt-and-

influence-iran pada 8 Oktober 2014. 111

Haber and Ighani, A Delicate Balancing Act, h. 46

Page 63: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

53

meyakinkan keberlanjutan hubungan aliansi strategis dengan negara-negara teluk,

khususnya Arab Saudi.112

Jawaban lain Mesir dari kekhawatiran Arab Saudi pada masa

pemerintahan Mursi ialah sikap Mesir yang ditunjukkan dalam perang sipil di

Suriah. Secara konkret, Mursi memutuskan hubungan diplomatik dengan Suriah.

Selain itu, Mursi juga menginisasi komisi yang terdiri dari Iran, Turki, Mesir, dan

Arab Saudi untuk mengakhiri perang sipil yang terjadi di Suriah melalui jalur

politik. Langkah yang diambil oleh Mesir ini sebagai wujud konsekuensi dari

upaya menjadi kekuatan dominan di kawasan dengan melakukan rekonsiliasi

negara-negara dominan di kawasan.113

112

Heba Saleh and Camilla Hall, “Morsi Eager to Ease Saudi Fears”, Financial Times, 12 July

2012 113

Özkan, Egypt’s Foreign Policy, h.16

Page 64: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

54

BAB IV

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Politik Luar Negeri Mesir

Tahun 2011-2013

Pada bab ini akan dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi politik luar

negeri Mesir revolusi. Karenanya deskripsi dari bab ini meliputi kebijakan luar

negeri yang berlangsung antara 2011 hingga 2013. Secara spesifik, faktor-faktor

tersebut merujuk ke dalam sumber-sumber kebijakan luar negeri yang terdapat

dalam konsep kebijakan luar negeri versi Howard Lentner yang diklasifikasikan

ke dalam dua kategori, yakni faktor internal atau determinan domestik dan faktor

eksternal atau determinan luar negeri dari suatu negara.114

Klasifikasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan politik luar

negeri Mesir pasca revolusi tahun 2011 hingga tahun 2013 secara otomatis

mengarah pada kondisi lingkungan domestik dan internasional Mesir. Dalam

kasus hubungan bilateral Mesir dengan Israel, faktor-faktor yang mempengaruhi

sikap dan kebijakan luar negeri Mesir terhadap Israel juga melihat respon yang

terjadi dalam lingkup internal dan lingkup eksternal Mesir. Respon tersebut

kemudian dijadikan sebuah input yang merupakan salah satu instrumen dalam

pengambilan kebijakan luar negeri Mesir terhadap Israel.

114

Lentner, Foreign Policy Analysis, h. 105-171

Page 65: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

55

A. Faktor Internal

1. Sistem Pemerintahan dan Stuktur Kekuasaan

Pasca berakhirnya rezim kekuasaan Hosni Mubarak 2011 silam, struktur

kekuasaan Mesir berubah drastis pada pasca pemilihan umum legislatif dan

pemilihan presiden pada 2012. Dengan adanya pemilihan umum yang lebih

demokratis, kelompok Islam mendominasi struktur pemerintahan dan kekuasaan

yang ada di Mesir. Hal ini ditandai dengan kemenangan Freedom and Justice

Party (FJP) yang merupakan sayap politik dari kelompok Ikhwanul Muslimin

(IM) dan terpilihnya Mohammed Mursi (tokoh dari IM) sebagai presiden baru

Mesir. Selain itu, turut mengikuti pula perolehan suara dari An-Nour Party,

yang merupakan sayap politik dari kelompok Salafi, yang berhasil menempati

posisi terbanyak kedua dalam pemiliham legislatif Mesir dan memutuskan untuk

mendukung Mursi dalam pemilihan presiden.115

Akan tetapi, dominasi kelompok Islam dalam struktur pemerintahan dan

kekuasaan Mesir tidak semutlak yang dibayangkan. Hal ini terjadi karena militer

Mesir - khususnya yang ditunjukkan oleh Angkatan Udara dan Angkatan Darat -

masih mempunyai posisi yang kuat di hampir semua proses politik dan ekonomi

yang di negara itu. Dengan demikian, upaya transisi pemerintahan yang baru di

bawah pimpinan Mursi perlu mengedepankan konsolidasi dengan berbagai

115

Hadeel al-Shalchi, “Egypt Elections 2011: Salafis, Ultraconservative Islamist Movement, Make

Election Debut”, dalam http://www.huffingtonpost.com/2011/11/28/egypt-elections-2011-

salafis_n_1117463.html Diakses pada 17 April 2013

Page 66: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

56

kalangan untuk mengakomodir kepentingan dan aspirasi masing-masing

kelompok.116

Dalam menetapkan kebijakan luar negeri Mesir, terdapat beberapa

lembaga yang memiliki peranan sentral, antara lain presiden, kementerian luar

negeri, militer, dan intelejen (GIS).117

Masing-masing lembaga tersebut

berwenang untuk mengatasi berbagai macam permasalahan yang menuntut

untuk dikeluarkannya sebuah kebijakan. Kewenangan tersebut tentu atas

berbagai macam situasi dan kondisi yang secara spesifik berurusan langsung

dengan lembaga-lembaga tersebut.118

Namun di sisi lain, lembaga kepresidenan Mesir memiliki peran yang

amat besar dalam proses pengambilan kebijakan luar negeri. Posisi presiden

dalam mengeluarkan kebijakan luar negeri ialah sebagai aktor utama dalam

penetapan kebijakan luar negeri. Kebijakan yang dikeluarkan oleh presiden

kemudian dialihkan kepada kementerian luar negeri Mesir untuk diterapkan

pelaksanaannya, baik hal-hal yang berupa teknis maupun strategis. Peran sentral

presiden Mesir dalam menetapkan kebijakan luar negeri ini merupakan

implementasi dari artikel 141 draft konstitusi Mesir tertanggal 30 November

2012 yang berbunyi119

:

“[t]he President of the Republic shall exercise presidential authority via

the Prime Minister and the Prime Minister’s deputy ministers, except

116

Patrick Kingsley, “Mohamed Morsi backs Egyptian military after malpractice allegations”, The

Guardian, Friday 12 April 2013, dapat diakses melalui

http://www.theguardian.com/world/2013/apr/12/mohamed-morsi-backs-egyptian-military

diakses pada 4 Januari 2015. 117

Haber and Ighani, A Delicate Balancing Act,h. 20 118

Ibid 119

Nariman, Egypt’s Draft Constitution Translated.

Page 67: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

57

those authorities related to defense, national security and foreign

policy…”

Selain itu juga terdapat pada artikel 145 yang berbunyi “the President of

the Republic shall represent the State in foreign relations.”120

Dan artikel 193

yang menyatakan bahwa dalam membentuk Dewan Keamanan Nasional (NSC)

aturannya ialah “presided over by the President,” while calling to account

ministers of defense, foreign relations, and other government institutions.121

Namun, dalam praktik di lapangan, beberapa analis menilai bahwa

kekuatan militer memiliki posisi yang jauh lebih besar ketimbang presiden

dalam upaya menetapkan kebijakan luar negeri Mesir. Menurut Steven Cook,

terdapat dua cabang dalam pembuatan kebijakan luar negeri Mesir, yakni antara

presiden dan militer.122

Dualisme tersebut dapat dilihat dari kasus hubungan

bilateral antara Mesir dengan AS dan Israel. Saat itu, presiden Mursi

menyatakan kesediaan menjembatani negosiasi antara militer AS dengan militer

Mesir. Negosiasi tersebut dimaksudkan untuk membicarakan bantuan ekonomi

dan keamanan yang akan diberikan AS kepada Mesir sebagai imbalan atas

konsistensi Mesir menjaga hubungan bilateral dengan Israel. Akan tetapi, militer

Mesir memilih untuk menahan diri dari negosiasi tersebut. Hal tersebut

disebabkan dengan adanya pandangan dari militer Mesir bahwa AS dan Israel

selama ini telah melanggar kedaulatan Mesir.123

120

Ibid 121

Ibid 122

Haber and Helia. A Delicate Balancing Act, h. 21 123

Ibid

Page 68: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

58

Terlepas dari adanya dualisme dalam penetapan kebijakan luar negeri

Mesir, secara konstitusional posisi presiden lebih absah sebagai aktor utama

pengambilan kebijakan luar negeri Mesir. Namun dengan kewenangan yang

diberikan itu terkadang mengabaikan lembaga lain yang juga memiliki

keterkaitan dalam proses pengambilan kebijakan luar negeri. Hal tersebut

disebabkan pula oleh adanya orang-orang di sekitar presiden Mursi, yang

dijadikan sebagai penasihat dalam urusan tersebut. Salah satu orang yang

dipercaya Mursi dalam urusan kebijakan luar negeri Mesir ialah Essam al-

Haddad. Ia merupakan salah seorang penasihat yang juga berasal dari kelompok

yang sama dengan presiden Mursi –Ikhwanul Muslimin. Ia telah beberapa kali

melakukan perjalanan ke AS dan Eropa bersama dengan tim penasihat yang

lainnya sebagai delegasi Mesir yang diutus oleh Mursi. Bahkan Essam al-

Haddad tercatat lebih sering menyambut menteri luar negeri negara lain yang

berkunjung ke Mesir ketimbang menteri luar negeri Mesir sendiri, Mohamed

Kamel Amr. Dan pada beberapa kesempatan, ia ditempatkan pada posisi yang

sebenarnya merupakan tempat bagi menteri luar negeri.124

Sebagai presiden yang diusung oleh Freedom and Justice Party,

keberadaan orang-orang yang berpengaruh dalam mengusung kebijakan luar

negeri mayoritas berasal dari partai yang mengusungnya tersebut. Selain Essam

al-Haddad, terdapat pula nama Gehhad al-Haddad, yang juga anak dari Essam,

Khaled el-Qazzaz, dan Amr Darrag. Nama-nama tersebut merupakan tokoh-

tokoh yang berpengaruh dalam penentuan kebijakan luar negeri berdasarkan

124

Ibid, h. 22

Page 69: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

59

sudut pandang FJP, yang kemudian dikonversi menjadi pandangan dan masukan

bagi pemerintahan Mursi. Dengan kapasitas sebagai pemenang dalam pemilihan

legislatif Mesir saat itu, pengaruh FJP merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan

dari proses pengambilan kebijakan luar negeri Mesir saat itu.125

Kesamaan posisi Mursi dalam pengambilan kebijakan luar negeri yang

tidak jauh berbeda dengan pandangan umum FJP bisa dilihat dari kasus yang

terjadi antara Palestina dengan Israel. Mursi dan FJP sama-sama menyuarakan

hak kemerdekaan bagi rakyat palestina dari okupasi yang dilakukan oleh Israel.

Saat masa pemerintahan Mubarak, FJP menilai Mesir dibawa ke dalam situasi

kemunduran akibat mengabaikan kebutuhan yang seharusnya diberikan kepada

Palestina. Saat itu Mesir kehilangan identitas, baik dari sisi historis, religiusitas,

maupun politis. Oleh sebab itu, FJP dengan Mursi ingin mengembalikan

kembali nilai-nilai yang dianggap hilang dalam selama rezim terdahulu terhadap

masalah Palestina-Israel ini. Bentuk konkret Sikap Mesir yang menunjukkan

keberpihakan kepada Palestina terlihat saat pemberian status baru yang

diberikan kepada Palestina oleh PBB sebagai permanent observer. Status ini

didukung oleh 138 negara dan Mesir termasuk di dalamnya sehingga

menghasilkan resolusi 67/19 Majelis Umum PBB.126

125

Haber and Ighani. A Delicate Balancing Act, h.16 126

Khaled Elgindy. “Egypt, Israel and Palestine: Prospects for Peace After the Arab Spring”.

Cairo Review Vol. 6 (2012), h, 172

Page 70: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

60

2. Geostrategik dan Geopolitik Mesir

Faktor ini merupakan faktor yang mengidentifikasi serangkaian peristiwa

dan kepentingan yang mempengaruhi pengambilan kebijakan luar negeri Mesir

dan menjadikan letak geografis Mesir menjadi bahan pertimbangan utama

dalam pengambilan kebijakan tersebut. Secara geografis sendiri, Mesir berada di

dua wilayah yang secara geopolitis dapat memberikan berbagai keuntungan,

yakni Afrika Utara dan Timur-Tengah. Kedua wilayah tersebut merupakan

wilayah yang dekat dengan Laut Mediterania. Mesir berbatasan langsung

dengan Israel dan jalur Gaza di sebelah Timur, Libya di sebelah Barat, Sudan di

sepanjang Laut Merah. Dengan letak geografis demikian, Mesir menjadi tempat

transit utama jalur perdagangan dan menjadi pemimpin utama dalam

menciptakan keamanan regional.127

Mesir juga memiliki aset sentral yang dapat menjadikan kunci dalam

upaya menciptakan stabilitas regional, yakni Terusan Suez. Terusan Suez ini

merupakan lokasi pusat pelayaran dan lalu lintas perdagangan internasional,

khususnya digunakan untuk kapal-kapal eksportir minyak bumi.128

Terusan

Suez pula digunakan oleh pasukan AS untuk memindahankan perlengkapan

militer mereka ke berbagai tempat, seperti Afrika, Samudera Hindia, dan Teluk

Persia. Hal itu pun memerlukan akses khusus dari Mesir untuk dapat melakukan

pemindahan tersebut. Secara khusus pula, Terusan Suez merupakan aset yang

127

Brian Katulis, Managing Change in Egypt: Advancing a New U.S. Policy that Balances

Regional Security with Support for Egyptian Political and Economic Reforms, June 2012, hal.

16 128

Arik Segal. “Egypt Uprising: Implications for Regional Stability”, hal. 2 dapat diakses melalui

www.culturaldiplomacy.org tanggal 30 oktober 2014

Page 71: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

61

vital bagi hubungan antara Mesir dan negara-negara tetangga Mesir, khususnya

Israel.129

3. Opini Publik Mesir

Menurut Annual Arab Public Opinion Survey yang diselenggarakan oleh

Shibley Telhami pada tahun 2011 menyatakan bahwa 37 persen masyarakat

Mesir menyatakan untuk tetap mempertahankan perjanjian Camp David,

sementara 35 persen masyarakat menolak untuk melanjutkan perjanjian Camp

David.130

Selanjutnya pada tahun 2012, survei yang dilakukan oleh Gallup poll

juga mengindikasikan adanya penolakan masyarakat Mesir untuk menghentikan

perjanjian Camp David. Dari hasil survei tersebut menghasilkan 48 persen

masyarakat Mesir menganggap perjanjian tersebut merupakan sebuah hal yang

positif bagi negara, sedangkan 42 persen masyarakat Mesir menilai

sebaliknya.131

Dari hasil survei opini publik Mesir tersebut menunjukkan bahwasanya

upaya untuk menghentikan perjanjian Camp David merupakan sesuatu yang

tidak terlalu populer di tengah masyarakat Mesir saat itu. Masyarakat Mesir

lebih cenderung menginginkan pemerintahan Mursi untuk fokus membenahi

perekonomian dan stabilitas domestik sebagai bentuk upaya pembenahan dari

krisis ekonomi yang berujung pada revolusi tahun 2011 silam.

129

Ibid 130

Telhami, Lebson, Lewis, and Medoff, “2011 Arab Public Opinion Survey.” Dalam Joshua

Haber and Helia Ighani, A Delicate Balancing, hal.35 131

Dalia Mogahed, “Opinion Briefing: Egyptians Skeptical of U.S. Intentions.” Dalam Dalam

Joshua Haber and Helia Ighani, A Delicate Balancing, hal.35

Page 72: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

62

Di lain pihak survei yang dilakukan oleh Pew Research Center for the

People and the Press pada 24 Maret sampai 7 April 2011 terhadap 1000 orang

menyatakan 54% masyarakat Mesir mendukung pembatalan perjanjian damai

antara Mesir dengan Israel yang sudah dijalani sejak tahun 1979.132

Hal tersebut

menunjukkan adanya dorongan dari masyarakat Mesir yang melihat dampak

negatif dari adanya perjanjian tersebut dan sikap Israel yang kontradiktif

dengan kehendak rakyat Mesir.

Selanjutnya, pendapat mengenai perjanjian Camp David juga disampaikan

oleh berbagai kelompok yang berpengaruh di Mesir. FJP selaku pemegang

kekuasaan di dewan legislatif Mesir berpandangan bahwa penghentian perjanjian

Camp David yang melibatkan Mesir dengan Israel semestinya harus melalui

persetujuan mayoritas masyarakat Mesir. Hal ini tidak boleh hanya berasaskan

keadilan yang diusung oleh kepentingan partai politik atau golongan semata.

Sementara An-Nour Party melalui penasihat seniornya, Dr. Hatem Al-Haj,

menyatakan bahwa perjanjian Camp David semestinya mesti direvisi secara

berkala dan dari beberapa poin dalam perjanjian tersebut, khususnya yang

berkaitan dengan kepentingan nasional Mesir.133

Di sisi lain, salah satu tokoh dari kalangan oposisi dan juga merupakan

kandidat presiden Mesir yang berasal dari kelompok nasionalis, Hamdeen Sabahi,

memberikan pernyataan kontradiktif dengan kelompok Islam –FJP dan An-Nour

Party- terkait dengan perjanjian Camp David ini. Ia berpandangan bahwa akan

132

Ravi Bhavnani and Karsten Donnay, “Here’s Looking at You: The Arab Spring and Violence in

Gaza, Israel and the West Bank”, Swiss Political Science Review, hal. 5 133

Joshua Haber and Helia Ighani, A Delicate Balancing, hal.36

Page 73: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

63

menjaga seutuhnya segala jenis perjanjian dan kesepakatan yang membawa

dampak perdamaian. Menurutnya, akan menjadi hal yang subjektif apabila

perjanjian ini di-review ataupun dibatalkan.134

B. Faktor Eksternal

1. Amerika Serikat

Pengaruh adanya hubungan Mesir-Israel dengan politik luar negeri Mesir

tidak terlepas dari kepentingan Amerika Serikat (AS) di kawasan Timur Tengah.

Gen. James N. Mattis selaku komandan pusat angkatan bersenjata AS

menyebutkan ada empat hal yang menjadi fokus AS di kawasan Timur Tengah

pasca revolusi yang terjadi di Mesir pada tahun 2011 silam. Keempat faktor

tersebut adalah 1) Keamanan nasional AS dan warga negara AS, 2) stabilitas

regional, 3) promosi terhadap efektivitas dan legitimasi pemerintahan, hak asasi

manusia, penegakkan hukum, dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi, dan 4)

kebebasan untuk melakukan hubungan dagang, baik melalui jalur laut, darat

maupun udara di dalam lingkup regional.135

Sebagai negara yang memiliki

sekitar 90 juta orang penduduk, Mesir merupakan negara dengan jumlah

populasi terbanyak di kawasan Timur-Tengah dan juga memiliki jumlah

personel tentara militer terbanyak di antara negara-negara Arab lainnya. Di mata

AS, Mesir merupakan negara yang memiliki pengaruh secara politik, ekonomi,

134

Ibid 135

Katulis. Managing Change in Egypt, h.5

Page 74: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

64

dan budaya. Hal ini menjadi faktor pendorong bagi AS untuk terus menjalin

dan memperkuat hubungan diplomatik dengan Mesir.136

Setidaknya terdapat dua hal yang dapat dilakukan AS dalam rangka upaya

mempererat hubungan bilateral dengan Mesir, antara lain 1) menciptakan

keamanan regional dan memerangi jaringan teroris, serta 2) mendukung proses

transisi Mesir pasca revolusi untuk menciptakan pemerintahan yang efektif dan

dapat memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat Mesir.137

Langkah-langkah

tersebut tentu merupakan sebuah implementasi dari kepentingan nasional dan

kepentingan keamanan nasional AS terhadap kawasan Timur-Tengah,

khususnya aliansi dengan Mesir.

Dalam upaya menciptakan keamanan regional, AS melihat potensi Mesir

yang begitu besar dari segi politik dan geografis untuk dapat mewujudkan

stabilitas di Timur Tengah. Selain itu, dalam upaya mendukung AS dalam

memerangi jaringan terorisme; Al-Qaida, Mesir memiliki peran yang penting

pula. Antara AS dan Mesir telah lama memiliki kerjasama dalam upaya

memerangi kelompok Al-Qaida dan yang berafiliasi dengan kelompok tersebut.

Dengan rezim yang baru pasca revolusi, Mesir tetap berfokus untuk menghadapi

kelompok-kelompok ini, khususnya yang masuk di wilayah Semenanjung

Sinai.138

Selanjutnya AS memiliki peran tersendiri dalam rangka mengawal proses

transisi yang ada di Mesir pasca revolusi tahun 2011 lalu. AS mendorong

136

Ibid, h.6 137

Ibid 138

Barak Ravid, “Shin Bet Forms New Unit to Thwart Attacks on Israel by Sinai Jihadists,”

Haaretz, August 20, 2013, http://www.haaretz.com/news/diplomacy-defense/.premium diakses

pada 20 Desember 2014

Page 75: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

65

terciptanya pemerintahan Mesir yang baru yang transparan dan memberikan

kesempatan kepada seluruh rakyat Mesir untuk memperoleh hak-hak mereka,

baik itu hak ekonomi maupun hak politik. Bagi AS, apabila hak-hak tersebut

tidak terpenuhi selama masa transisi, maka Mesir akan dihadapkan pada perang

saudara yang akan menambah beban dan menambah panjang penderitaan rakyat

Mesir. Dari sisi politis, apabila hal itu terjadi akan memberikan dampak negatif

terhadap upaya pemulihan nama baik Mesir di dalam lingkup regional maupun

internasional.139

Secara langsung, AS memiliki orientasi pragmatis dalam hubungan

bilateral yang telah terjalin sejak lama dengan Mesir hingga proses transisi

pasca revolusi tahun 2011. Namun di sisi lain, AS memiliki beban moral untuk

mengawal proses tranisi tersebut, khususnya dalam bidang politik dan ekonomi.

Sebagai bentuk keseriusan dalam mendukung proses transisi di bidang politik

dan ekonomi, AS menyetarakan orientasi strategis di bidang keamanan regional

dengan kedua bidang tersebut. Penyetaraan tersebut tidak lain sebagai jawaban

dari pemerintah AS terhadap pemerintahan Mesir yang baru yang skeptis

terhadap bantuan AS. Hal tersebut berdasarkan pada pengalaman AS yang

menempatkan keamanan regional menjadi high priority ketimbang masalah

ekonomi dan politik yang memberikan dampak positif bagi rakyat Mesir.140

Presiden Barrack Obama saat pidato di Department of State, menyatakan

bahwa AS akan terus mendorong upaya transisi Mesir di bawah rezim

pemerintahan yang baru. AS akan membuat program bantuan ke Mesir dengan

139

Katulis. Managing Change in Egypt, h. 6 140

Ibid, h.28

Page 76: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

66

anggaran mencapai 165 juta US dollar. Selain itu, AS akan memberikan

pinjaman kepada Mesir sebesar 1 miliar dollar AS untuk kebutuhan

pengembangan dan pertumbuhan ekonomi di Mesir.141

2. Uni Eropa

Uni Eropa merupakan salah satu pihak yang turut memberikan pengaruh

terhadap politik luar negeri Mesir. Hubungan dengan Mesir sudah terjalin dari

adanya hubungan dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial-budaya.

Hubungan kerjasama dengan Uni Eropa menjadikan posisi Mesir sebagai

jembatan penghubung antara Barat dengan Dunia Arab. Dengan demikian, posisi

strategis yang dimiliki oleh Mesir salah satu instrumen dalam upaya meraih

kembali dominasi dan menambah kekuatan di kawasan Timur-Tengah.

a. Kerjasama Kebudayaan Uni Eropa-Mesir

Kerjasama antara Mesir dengan Uni Eropa telah terjalin sejak tahun 1995

melalui Deklarasi Barcelona. Saat itu Uni Eropa membuka hubungan kerjasama

juga dengan negara-negara di wilayah Mediterania. Program kerjasama tersebut

dinamakan Euromed Programmes dan bergerak dalam bidang kebudayaan dan

audiovisual. Program kerjasama dengan Mesir yang dijalani oleh Uni Eropa ini

berjalan hingga tahun 1998. Dari kerjasama yang berlangsung antara kedua pihak,

Mesir mendapat kompensasi sebesar 3 Miliar Euro untuk membantu program

141

Ibid, h.18

Page 77: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

67

promosi kebudayaan dan kreativitas yang ada di Mesir. 142

Dengan adanya

kompensasi tersebut membawa keuntungan tersendiri bagi Mesir untuk

mengembangkan program-program yang berkaitan dengan sejarah, kebudayaan

dan industri kreatif.

Kerjasama dalam bidang kebudayaan juga salah satu upaya yang

dilakukan oleh Uni Eropa dalam memahami konstelasi politik yang berkembang

di Mesir dan wilayah sekitar Mesir. Penyesuaian strategi yang dilakukan oleh Uni

Eropa tersebut membuat kerjasama tersebut terus berlangsung. Sejak tahun 2007,

Uni Eropa memberikan bantuan sekitar 2 Miliar Euro bagi Mesir untuk

memperkuat kerjasama di bidang kebudayaan. Sementara itu, sejak tahun 2010

Mesir mengirimkan delegasi untuk berkontribusi dalam panorama film Eropa

yang diorganisir oleh MISR International.143

Edisi keenam dari kegiatan yang

diorganisir oleh organisasi tersebut dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2013.

Dengan partisipasi Mesir dalam upaya promosi kebudayaan yang dilakukan oleh

Uni Eropa, Mesir juga mendapat tambahan kompensasi sebesar 35.000 Euro.

Selanjutnya pada tahun 2012, delegasi yang dikirimkan oleh Mesir mendapat

kompensasi sebesar 9000 Euro dalam festival film Eropa. Pada saat itu juga

berbagai film yang diproduksi di Eropa mendapat izin untuk diterjemahkan ke

dalam Bahasa Arab.144

142

“Preparatory Action Culture in EU External Relations”. Country report Egypt, h.17 143

Ibid, hal. 18 144

Ibid

Page 78: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

68

b. Kerjasama dalam bidang politik

Faktor lain yang membuat Uni Eropa menjadi salah satu pihak yang

mempengaruhi politik luar negeri Mesir ialah adanya hubungan kerjasama dalam

bidang politik. Hal ini dapat dilihat dari pertemuan pemerintah Mesir dengan

pihak Uni Eropa untuk membicarakan rencana program bantuan Uni Eropa dalam

proses transformasi politik yang ada di Mesir pada November tahun 2012.145

Pasca revolusi yang terjadi pada tahun 2011, Uni Eropa merupakan salah satu

pihak eksternal yang mendukung upaya reformasi politik di Mesir yang bertujuan

membawa Mesir menjadi negara yang demokratis yang menjunjung tinggi hak-

hak sosial-ekonomi masyarakat sipil, khususnya masalah kebebasan, keadilan

sosial, dan kesejahteraan.146

Uni Eropa mengadakan pendekatan baru untuk menyikapi dinamika

politik yang berada di Mesir pasca revolusi yahun 2011. Pendekatan yang

dilakukan ialah dengan melakukan pembaruan terhadap program European

Neighbourhood Policy (ENP) yang dibuat pada Mei 2011.147

Melalui program

tersebut, Uni Eropa berkomitmen untuk mendukung upaya percepatan transisi

Mesir menuju negara yang demokratis dan memberikan solusi atas masalah

sosial-ekonomi yang dihadapi oleh Mesir sejak revolusi tahun 2011 silam.148

145

Muriel Asseburg. The Arab Spring ang The European Response. The International Spectator,

Vol. 48, No.2, June 2013, hal. 57 146

“EU-Egypt Task Force”, Co-chairs conclusions, November 14, 2012, h. 1 147

Ibid 148

Riccardo Alcaro and Miguel Haubrich-Seco, ed. “Re-Thinking Western Policies Inlight Of The

Arab Uprisings”, IAI Research Paper (2012), h. 97

Page 79: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

69

3. Iran

Hubungan antara Mesir dengan Iran memberikan berbagai indikasi dan

dugaan dari berbagai kalangan perihal politik luar negeri dan kebijakan luar

negeri yang dirancang oleh pemerintahan Mursi. Hubungan antara kedua negara

tersebut – Mesir dan Iran – sudah lama mengalami kebekuan diplomatik.

Kebekuan tersebut bermula saat ditandatanganinya perjanjian Camp David

antara Mesir dengan Israel. Baru setelah Mursi terpilih menjadi presiden Mesir

pasca revolusi tahun 2011, hubungan kedua negara kembali normal. Hal tersebut

ditandai dengan kunjungan presiden Mesir ke Iran dalam rangka menghadiri

KTT Non-Blok pada Agustus 2012 di Tehran. Kemudian Iran membalas

kunjungan Mursi tersebut dengan kunjungan balik presiden Ahmadinejad ke

Kairo dalam rangka Konferensi OKI pada Februari 2013.149

Menteri luar negeri Iran, Ali Akbar Salehi menyebut Mesir sebagai

sebuah mitra strategis bagi Iran di Timur Tengah.150

Kembali pulihnya

hubungan antara Mesir dengan Iran ini diharapkan dapat menciptakan kekuatan

Islam yang baru di Timur Tengah. Dan bagi Iran sendiri, normalisasi hubungan

dengan Mesir memberikan keuntungan strategis, yakni untuk memperluas

pengaruh dan eksistensi dalam lingkup regional yang selama ini terhalangi oleh

sebab perbedaan sekte antara Islam Sunni dan Syiah.151

Sementara itu di dalam negeri Mesir sendiri, khususnya di dalam

kelompok Islam yang mendominasi terdapat perbedaan pendapat mengenai

149

“Egypt and The Influence of Iran”. Diakes dari http://www.eturbonews.com/35117/egypt-and-

influence-iran pada 8 oktober 2014. 150

Fahim and El Shaikh, “Ahmadinejad Visits Egypt, Signaling Realignment,” The New York

Times. 151

Joshua Haber and Helia Ighani, A Delicate Balancing, hal.36

Page 80: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

70

normalisasi hubungan antara Mesir dengan Iran ini. Bagi Ikhwanul Muslimin,

langkah yang diambil oleh Mursi dinilai sebagai sebagai konsekuensi atas

pandangan politik yang independen guna membawa Mesir kembali menjadi

kekuatan dominan di Timur Tengah. Langkah tersebut sebagai upaya

memperluas jaringan dan aliansi dengan negara-negara lain di Timur Tengah

yang jauh dari pengaruh Barat, khususnya AS. Sedangkan kelompok Salafi yang

berafiliasi dengan An-Nour Party tidak menghendaki adanya kelanjutan

hubungan tersebut dengan dasar sentimen antara Sunni dan Syiah.152

Dalam masalah hubungan bilateral antara Mesir-Israel, rekonstruksi

hubungan antara Mesir dan Iran membuat Israel merasa khawatir. Kekhawatiran

tersebut berdasarkan pada gabungan kekuatan Islam yang mendominasi kedua

negara. Selanjutnya, faktor religiusitas menjadi salah satu cara pandang Mesir –

di bawah kekuasaan FJP dan Mursi- dan Iran dalam menyatakan dukungan

kepada Palestina dalam konflik Palestina-Israel.153

4. Hamas

Salah satu masalah internasional yang menjadi perhatian serius Mursi

saat awal masa jabatannya ialah masalah konflik Palestina-Israel. Perhatian

tersebut merupakan sebuah refleksi dari ideologi Ikhwanul Muslimin –

organisasi asal dari Mursi – yang sangat mendukung perjuangan rakyat Palestina

dalam upaya membebaskan diri dari okupasi Israel. Selain itu, adanya afiliasi

antara Ikhwanul Muslimin dengan Gerakan Pembebasan Rakyat Palestina

152

Ibid 153

Fahadayna, Pengaruh Ikhwanul Muslimin, h.9

Page 81: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

71

(Hamas) semakin menguatkan keberpihakan Mursi dalam upaya menentukan

sikap terhadap masalah ini. Bahkan Mursi menempatkan masalah ini dalam

skala prioritas paling tinggi dalam politik luar negeri Mesir.154

Dalam upaya mendukung kemerdekaan Palestina dari okupasi yang

dilakukan oleh Israel, pemerintahan Mursi mendapat dukungan dari berbagai

pihak sehingga memberikan dukungan tambahan bagi Mursi untuk menerapkan

langkah konkret politik luar negeri Mesir tersebut. Salah satu cara yang

digunakan oleh Mursi dalam menghadapi situasi demikian ialah dengan

melibatkan militer dan intelejen (GIS) Mesir untuk menjalin hubungan dengan

Hamas. Namun, langkah tersebut menimbulkan konsekuensi terhadap hubungan

Mesir dengan AS dan Israel. Pada kondisi demikian, posisi Mursi berada dalam

dilema.

Dilema yang dihadapi oleh Mursi juga disebabkan oleh adanya dorongan

dari publik untuk menghentikan perjanjian Camp David sebagai wujud relevansi

antara prioritas politik luar negeri yang telah ditetapkan oleh Mursi. Di lain sisi,

perjanjian yang sudah lama disepakati antara Mesir dengan Israel tersebut juga

memiliki keuntungan sendiri bagi Mesir, yakni untuk menjaga stabilitas dan

perdamaian regional dan mencegah instabilitas yang terjadi di Gaza yang akan

berdampak pada negara-negara yang berbatasan langsung.155

Untuk mencegah instabilitas yang terjadi di Gaza, militer Mesir

membangun komunikasi dengan Hamas. Komunikasi tersebut dilakukan untuk

154

Haber and Ighani. A Delicate Balancing Act, h. 46 155

Sharp, The Egypt-Gaza Border, h.8

Page 82: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

72

mengatasi ancaman nasional dan ketakutan adanya spill over apabila terjadi

chaos di tanah Palestina, khususnya menghindari reaksi yang terjadi di Sinai.

Realita pada kasus ini, Hamas merupakan kelompok yang memiliki pengaruh

negatif di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza di Semenanjung Sinai. Efek negatif

tersebut berasal dari adanya afiliasi antara Hamas dengan kelompok badui di

Sinai yang mengakibatkan munculnya gerakan yang mempengaruhi stabilitas

keamanan Mesir. Kelompok tersebut mendorong adanya penyeludupan orang

dan senjata ke wilayah Semenanjung Sinai. Kelompok tersebut seringkali

memicu adanya pertempuran dengan tentara keamanan Mesir. Salah satunya

terjadi pada Agustus 2012, pertempuran antara kelompok badui dan tentara

Mesir di Sinai menewaskan 16 orang tentara Mesir.156

Pemerintah Mesir mengambil langkah logis untuk mengatasi masalah

tersebut. Cara yang digunakan oleh Mesir ialah dengan mengadakan komunikasi

dan kesepakatan secara terselubung dengan Israel untuk menghentikan aksi

Hamas di perbatasan Gaza. Selanjutnya pada Februari 2013, dengan inisiatif

militer dan intelejen (GIS), Mesir menutup terowongan yang menghubungkan

Mesir dengan Gaza untuk menghentikan aksi people smuggling dan

penyeludupan senjata tersebut. Langkah tersebut turut didukung pula oleh Mursi

dan penasihatnya, Essam el-Haddad dan dianggap sebagai upaya untuk

mempertahankan kepentingan keamanan nasional Mesir.157

156

“Israel and Hamas: Fire and Ceasefire in a New Middle East,” International Crisis Group, h. 15 157

Ibid, h.48

Page 83: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

73

Berbagai langkah diplomasi yang dilakukan oleh Mursi untuk mengatasi

permasalahan antara Palestina-Israel, khususnya yang berkaitan dengan

keamanan perbatasan di Semenanjung Sinai, merupakan sebuah kesuksesan

tersendiri bagi Mesir. Dengan berhasil memainkan peran sebagai mediator

perdamaian antara Hamas dengan Israel mengakibatkan stabilitas keamanan

nasional Mesir tetap terjaga. Dan peran Mesir tersebut juga berhasil membuat

banyak pihak yang terlibat merasa puas dan memberikan apresiasi yang tinggi

dengan langkah diplomasi Mursi.

5. Arab Saudi

Salah satu faktor yang juga menentukan arah politik luar negeri Mesir

ialah adanya hubungan dengan Arab Saudi. Sebagai salah satu negara teluk dan

memiliki kapabilitas domestik yang tinggi, Arab Saudi menjadi salah satu partner

strategis Mesir untuk mencapai kepentingan keamanan nasional dan stabilitas

regional. Sejak masa pemerintahan Mubarak, antara Mesir dengan Arab Saudi

telah menjalin hubungan yang erat. Bahkan secara informal kedua negara

melakukan aliansi strategis di bidang keamanan, meskipun hubungan tersebut

mendapat berbagai penolakan dari pihak oposisi pemerintah Mubarak yang

menyoroṭi adanya penetrasi ideologi Wahabi ke Mesir di balik motif kerjasama

kedua negara. Aliansi strategis antara Mesir dan Arab Saudi memiliki musuh

Page 84: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

74

bersama yang harus dihadapi, yakni mencegah eksistensi dan dominasi Iran di

kawasan Timur-Tengah. 158

Pada saat kekuasaan pemerintah Mubarak berakhir pada revolusi tahun

2011, Arab Saudi mendukung upaya yang dilakukan oleh Supreme Council of

Armed Forces (SCAF) untuk mengambil alih pemerintah transisi. Sebagai bentuk

konkret dukungannya, Arab Saudi memberikan bantuan ekonomi sebesar $ 4

miliar. Dukungan yang diberikan oleh Arab Saudi tersebut memiliki motif

terselubung, yakni dijadikan sebagai langkah yang diupayakan untuk menahan

eksistensi Ikhwanul Muslimin di Mesir menjelang pemilihan umum legislatif

yang akan dilaksanakan pada November 2011 sampai Januari 2012 .159

Namun, dengan kondisi yang diharapkan oleh Arab Saudi tidak tercapai.

Ikhwanul Muslimin berhasil meraih kemenangan dalam pemilihan umum

legislatif dan menempatkan salah satu tokohnya sebagai presiden baru Mesir. Hal

tersebut membuat kekhawatiran tersendiri bagi Arab Saudi terhadap masa depan

politik luar negeri Mesir di bawah pimpinan Mursi, khususnya yang berkaitan

dengan isu-isu yang dapat menimbulkan sentimen antara kelompok yang berkuasa

di Mesir –Ikhwanul Muslimin- dengan pemerintah Arab Saudi, seperti kasus

konflik di Suriah. Dan di tengah kekhawatiran Arab Saudi tersebut, Mursi

mencoba untuk meyakini pemerintah Arab Saudi melalui pidato sesaat setelah

pengumuman kemenangan Mursi dalam pemilihan presiden. Mursi mengatakan

158

Yasmine Farouk, “More Than Money: Post-Mubarak Egypt, Saudi Arabia, and the Gulf”, Gulf

Research Center, 2014, hal. 3 159

Guido Steinberg, “Leading the Counter-Revolution: Saudi Arabia and the Arab Spring”,

Stiftung Wissenschaft und politik German Institute for Internastional and Security Affarirs,

2014, hal. 17

Page 85: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

75

bahwa ia akan segera mengunjungi Arab Saudi dan menjamin bahwa keamanan di

negara-negara Teluk memiliki keterkaitan dengan kepentingan keamanan nasional

Mesir.160

Secara umum, faktor yang menjadikan hubungan Mesir dengan Arab

Saudi ini turut mempengaruhi politik luar negeri Mesir dapat dilihat dari upaya

intervensi Arab Saudi terhadap pemimpin yang berkuasa di Mesir pasca-Revolusi.

Arab Saudi menghendaki pemerintah yang berkuasa di Mesir setelah rezim

Mubarak ialah rezim yang dapat bekerjasama dan dapat menjadi partner strategis

Arab Saudi di Timur-Tengah. Kondisi demikian juga secara otomatis memberikan

kesamaan pandangan terhadap masalah yang terjadi di kawasan dan membentuk

kekuatan bersama untuk menyelesaikan masalah tersebut.161

Pengaruh yang terdapat dari hubungan antara Mesir-Arab Saudi ini juga

berdampak terhadap hubungan Mesir-Israel. Hal ini tidak terlepas dari

kepentingan Mesir untuk membentuk kerjasama strategis di kawasan dengan

negara-negara dominan lain. Pada masa pemerintahan Mursi, khususnya, politik

luar negeri Mesir diarahkan untuk lebih independen dan tidak bergantung pada

aliansi yang terbangun sejak Perjanjian Camp David terbentuk; Mesir-AS-

Israel.162

160

Heba Saleh and Camilla Hall, “Morsi Eager to Ease Saudi Fears”, Financial Times, 12 July

2012 161

Steinberg, Leading the Counter-Revolution, h.18 162

Fahadayna, Pengaruh Ikhwanul Muslimin, h. 22

Page 86: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

76

6. Turki

Turki merupakan salah satu negara yang memiliki peran penting dalam

menjaga stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah. Setelah terjadi revolusi di

negara-negara yang berada di Timur-Tengah – salah satunya Mesir - , Turki

melalui perdana menteri Recep Tayip Erdoğan memiliki visi untuk mendukung

secara utuh demokratisasi yang menjadi cita-cita para revolusioner. Menurut

Erdogan, setiap pemerintah harus berdasarkan pada legitimasi yang diberikan oleh

rakyat dan rakyat harus diberikan kebebasan untuk dapat menyampaikan segala

bentuk aspirasi kepada pemerintah.163

Pandangan Erdoğan tersebut berdasarkan

pada tuntutan yang disampaikan oleh para demonstran dalam revolusi yang terjadi

di Mesir, Tunisia, dan Libya, yang telah merasa jenuh dengan kekuasaan absolut

yang diduduki oleh rezim yang berkuasa dalam waktu yang lama dan tidak

membawa dampak yang signifikan terhadap kondisi kesejahteraan rakyat.

Selain itu, dalam rangka berperan aktif dalam menjaga stabilitas kawasan

Timur-Tengah, Turki juga memberikan pandangannya terhadap Israel, khususnya

yang berkaitan dengan konflik Palestina-Israel. Erdoğan menghimbau kepada

Israel untuk menghormati hak asasi manusia, penegakkan hukum, dan

demokrasi.164

Ketiga pilar pokok tersebut merupakan dasar untuk menciptakan

stabilitas yang ada di kawasan Timur-Tengah. Erdogan mengingatkan agar Israel

tidak lagi merasa nyaman dengan status quo dalam hubungan bilateral dengan

Mesir setelah revolusi tahun 2011. Hal tersebut disebabkan pergantian rezim yang

163

Nuh Yilmaz and Kadir Ustun, “The Erdoğan Effect: Turkey, Egypt and the Future of the

Middle East”, Cairo Review 3 (2011), h.85 164

Ibid

Page 87: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

77

berdasarkan pada keinginan rakyat dan membuat perubahan dalam politik luar

negeri Mesir terhadap Israel.165

Selanjutnya, setelah revolusi yang terjadi di Mesir, Turki menjadikan

Mesir sebagai sasaran untuk dijadikan mitra strategis dalam membangun kekuatan

baru di Timur-Tengah.166

Keinginan Turki tersebut bertepatan dengan kekosongan

kekuasaan di Mesir dan melemahnya pengaruh Amerika Serikat dalam urusan

yang berkaitan dengan kebijakan luar negeri Mesir. Hal tersebut didukung dengan

investasi yang dilakukan Turki ke Mesir untuk membantu perekonomian Mesir

yang terpuruk sejak revolusi tahun 2011. Ahmet Davutoğlu yang saat itu menjabat

sebagai Menteri Luar Negeri Turki memprediksi kerjasama kedua negara tersebut

akan memberikan keuntungan sebesar $3,5 miliar sampai $5 miliar dalam jangka

waktu dua tahun.167

Menurut Davutoğlu, hubungan intensif kedua negara ini

merupakan salah satu langkah strategis yang dibentuk oleh kedua negara untuk

dapat membentuk kekuatan dominan baru di kawasan.168

Hubungan Turki dengan Mesir juga dipengaruhi oleh kondisi eksternal

yang berada di kawasan, khususnya kasus Palestina-Israel. Secara umum,

masyarakat Turki mendukung Palestina untuk dapat membebaskan diri dari

okupasi yang dilakukan oleh Israel. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari faktor

pemegang kekuasaan dominan politik di Turki, yang sejak tahun 2002 dikuasai

165

Ibid, h.90 166

Hannah Stuart, “Turkey and the Arab Spring”, A Henry Jackson Society Strategic Briefing,

(October 2011), h. 2 167

‘Davutoglu to ‘NYT’: Ankara seeking Turkey-Egypt alliance,’ Jerusalem Post,19 September

2011 dalam Hannah Stuart, “Turkey and the Arab Spring”, A Henry Jackson Society Strategic

Briefing, (October 2011), h.8 168

Stuart, Turkey and the Arab Spring, h.8

Page 88: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

78

oleh Adalet ve Kalkinma Partisi (AKP) atau Partai Keadilan dan Pembangunan

yang berbasiskan Islam.169

Faktor ideologis dari partai ini kemudian

diimplementasikan dalam kebijakan luar negeri Turki yang peduli terhadap

keadaan kondisi negara-negara yang berpenduduk muslim, seperti Palestina.

Kondisi serupa juga dialami Mesir setelah revolusi tahun 2011. Freedom

and Justice Party (FJP) selaku sayap politik kelompok Ikhwanul Muslimin

berhasil meraih kekuasaan dominan dalam pemilihan umum di Mesir.170

Dengan

memiliki landasan pergerakan yang serupa dengan AKP di Turki, pemerintahan

Mesir di bawah pimpinan Mursi menempatkan masalah Palestina-Israel sebagai

prioritas utama dalam politik luar negeri Mesir.171

Dengan demikian, fokus utama

dari langkah kebijakan luar negeri yang terhadap konflik Palestin-Israel ialah

untuk membebaskan Palestina dari okupasi yang dilakukan oleh Israel dan

menjadikan Palestina sebagai negara merdeka.

169

Ahmet Yidiz, “Problemating The Intellectual and Political Vestiges: From Welfare to Justice

and Development Party”, dalam Umit Cizre ed., Secular and Islamic Politics in Turkey (New

York: Routledge, 2008), h.41 170

Sarah Lynch. “Muslim Brotherhood Top Winner in Egyptian Election”, USATODAY, 12 April

2011, dalam www.studentnewsdaily.com/daily-news-article/muslim-brotherhood-top-winner-in-

egyptian-election diakses 17 April 2014 171

Elgindy, Egypt, Israel and Palestine, h. 172

Page 89: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

79

Bab V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melihat dinamika yang terjadi dalam politik luar negeri Mesir

setelah revolusi tahun 2011 hingga 2013, terdapat kesamaan langkah dan orientasi

yang ditetapkan oleh rezim berkuasa. Pada masa SCAF maupun pada masa

pemerintahan Mohammed Mursi, titik sentral politik luar negeri Mesir berfokus

pada permasalahan kontinuitas perjanjian Camp David yang sudah berlangsung

dari tahun 1979. Dampak dan konsekuensi yang dihadapi oleh Mesir dari adanya

perjanjian tersebut antara lain dapat dilihat dari adanya hubungan bilateral antara

Mesir dengan Israel. Selain itu, Mesir juga diharuskan untuk melakukan ekspor

gas alam dan berbagai jenis barang kebutuhan ke Israel. Selain itu, AS selaku

pihak yang mendorong dan memfasilitasi perjanjian damai tersebut menjadikan

Mesir sebagai mitra strategis di kawasan Timur-Tengah yang ditujukan untuk

menjaga kepentingan dan keamanan nasional AS dan menjaga eksistensi Israel di

kawasan tersebut. Sebagai imbalannya, AS memberikan bantuan ekonomi,

teknologi, dan militer kepada Mesir selama masih konsisten untuk menjaga dan

mempertahankan perjanjian damai dengan Israel.

Setelah revolusi tahun 2011, fokus penetapan arah dan kebijakan dalam

politik luar negeri Mesir secara umum banyak dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal Mesir. Secara khusus, pertimbangan utama pengambil kebijakan Mesir

lebih condong untuk membawa Mesir mencapai kepentingan nasional, yakni

Page 90: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

80

pemenuhan segala jenis kebutuhan domestik dan keinginan menjadi kekuatan

dominan di kawasan Timur-Tengah. Rasionalitas pengambil kebijakan luar negeri

Mesir beserta seluruh elemen yang terlibat, menjadi unsur yang dominan dalam

penentuan arah politik luar negeri Mesir. Hal tersebut terbukti dengan upaya

menengahi konflik antara Palestina dengan Israel, normalisasi hubungan antara

Mesir dengan negara dominan lain di Timur-Tengah, dan tetap melanjutkan

hubungan damai dengan Israel.

Selanjutnya, dampak langsung dari penerapan politik luar negeri Mesir

terhadap Israel ialah adanya pasang-surut hubungan kedua negara. Hal tersebut

disebabkan oleh keberpihakan Mesir pada isu-isu strategis yang bersinggungan

langsung dengan Israel, antara lain masalah Palestina-Israel, keamanan di

Semenanjung Sinai, dan normalisasi hubungan dengan Iran. Dari beberapa sikap

Mesir dalam isu-isu tersebut menunjukkan posisi Mesir yang seringkali

berlawanan dengan kepentingan Israel. Hal ini pada akhirnya tidak jarang

menyebabkan kebekuan dalam hubungan diplomatik kedua negara.

Dinamika yang terjadi dalam politik luar negeri Mesir, khususnya dalam

hubungan bilateral dengan Israel, tidak membuat perubahan drastis dalam arah

dan orientasinya. Keberlanjutan perjanjian damai antara Mesir-Israel menjadi

bukti tidak adanya perubahan tersebut. Meskipun terdapat banyak tuntutan

domestik Mesir untuk mengakhiri perjanjian tersebut, namun banyak pula

pertimbangan dan dukungan untuk tetap melanjutkan hubungan dengan Israel,

yang mayoritas berada dalam lingkup kekuasaan. Oleh karena itu, pilihan untuk

mempertahankan perjanjian damai tersebut merupakan langkah rasional

Page 91: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

81

pemerintah Mesir dalam rangka fokus membangun stabiltas domestik dan

kekuatan di kawasan setelah revolusi 2011,

B. Saran-saran

Sejak awal telah dijelaskan bahwa penelitian ini mengambil ruang lingkup

penelitian pada dua masa pemerintahan setelah revolusi tahun 2011 hingga tahun

2013, yakni masa pemerintahan SCAF dan Mohammed Mursi. Namun mengingat

berakhirnya pemerintahan Mursi pada bulan Juni 2013, masih terdapat rentang

waktu pada tahun tersebut yang belum dibahas dalam penelitian ini. Oleh sebab

itu, kiranya perlu menjadi objek kajian tambahan pada penelitian berikutnya, yang

mengambil topik dan fokus permasalahan yang sama dengan penelitian ini, untuk

memasukkan politik luar negeri Mesir pada sisa waktu di tahun 2013 tersebut,

atau bahkan menambahkan periode waktu pembahasan hingga pemerintahan

Mesir setelah masa Presiden Mohammed Mursi.

Page 92: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

x

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Cantori, Louis J., and Sally Ann Baaynard e.d., David E. Long and Bernard

Reich. The Government and Politics of The Middle East and North Africa.

2002.

Couloumbis, Theodore, and James Wolfe. 1986.Terjemahan Marcedes Marbun.

Pengantar Hubungan Internasional: Keadilan dan Power. Englewood

Cliff, NJ: Prentice-Hall Inc.

Fachir, M. 2011. Gerakan Rakyat Untuk Perubahan: Pembelajaran dari Timur

Tengah, Jurnal Luar Negeri Edisi Khusus. Jakarta : Badan Pengkajian dan

Pengembangan Kebijakan Luar Negeri

Holsti, K.J. 1988. International Politics: A Framework for Analysis. New Jersey:

Prentice Hall.

Lee, Robert. D. 2010. Religion and Politics in The Middle East: Identity,

Ideology, Institutions, and Attitudes. Philadelphia: Westview Press

Morgenthau, Hans. 1973. Politics Among Nations: The Struggle for Power and

Peace. New York: Knopf.

Musa, Muhammad. 2003. Hegemoni Barat Terhadap Percaturan Politik Dunia:

Sebuah Potret Hubungan Internasional, Jakarta: Wahyu Press

Nariman, Egypt’s Draft Constitution Translated.

Nydell, Margareth. K. 2012. Understanding Arabs: A Contemporary Guide to

Arab Society .Fifth Edition. Boston: Intercultural Press.

Palmer, Monte. 2007. The Politics of Middle East. Second Edition. Emeritus:

Florida State University.

Papp, Daniel S. 1988. Contemporary International Relations: A Framework for

Understanding. New York: MacMillian Publishing Co.

Page 93: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

xi

Perwita , Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochammad Yani . 2006. Pengantar

Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Rosenau, James N., Gavin Boyd and Kenneth W. Thompson. 1976. World

Politics: An Introduction. New York: The Free Press

Rubeinstein , Alvin Z. 1976. Soviet and Chinese Influence in the Third World.

New York: Praeger Publisher.

Snyder, Richard C., H.W. Bruck and Burton Sapin. 1962. Foreign Policy

Decision-Making: An Approach to The Study of International Politics.

New York: The Free Press.

Taylor, Steven J. dan Robert Bogdan. 1984. Introduction to Qualitative Research

Methods: the Search for Meaning. New York: Wiley & Sons.Inc.

Jurnal

Alpher, Yossi. 2013. Revolutionary events in Egypt: Ramifications for Israel.

NOREF.

Aly, Abdel Monem Said. 2014. Post-Revolution Egyptian Foreign Policy, Crown

Center of Middle East Studies No. 86

Baranda, Maria Caleste. 2011. Post-Mubarak Egypt: Redefining its Role in the

New Middle Eastern Balance of Power. Non-Resident Anlyst, INEGMA.

Darrag, Amr. 2013. On The New Vision for the Egyptian Foreign Policy After the

Revolution, Tesev Foreign Policy Programme.

El Medni, Bakry M. 2013. Civil Society and Democratic Transformation in

Contemporary Egypt: Premise and Promises. University of Delaware

Newark, DE 19716, United States. International Journal of Humanities and

Social Science Vol. 3 No. 12 [Special Issue – June 2013].

Elgindy, Khaled. 2012. Egypt, Israel and Palestine: Prospects for Peace After the

Arab Spring. Cairo Review Vol. 6

Page 94: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

xii

Fillinger, Eric. 2009. Mubarak Matters: The Foreign Policy of Egypt Under Hosni

Mubarak. School of International Service American University

Haber, Joshua dan Helia Ighani, 2013. A Delicate Balancing Act: Egyptian

Foreign Policy After The Revolution, Imes Capstone Paper Series

Jacoby, Tami Amanda. 2013. Israel’s Relations with Egypt and Turkey during

the Arab Spring: Weathering the Storm. Israel Journal of foreign Affairs

VII : 2.

Katulis, Brian. 2012 Managing Change in Egypt: Advancing a New U.S. Policy

that Balances Regional Security with Support for Egyptian Political and

Economic Reforms,

Khalifa, Dareen. ICSR Atkin Fellow. Saving Peace: The Case for Amending the

Egypt-Israel Peace Treaty. February 2013.

Khalil, Ashraf. Liberation Square: Inside the Egyptian Revolution and The

Rebirth of A Nation. New York: St. Martin’s Press. 2011.

Magd, Zeinab Abul. 2012. Understanding SCAF: The Long Reign of Egypt’s

Generals, Cairo Review 6

Meita, Yoram. 1998. Domestic Challenges and Egypt’s U.S. Policy. Middle East

Review of International Affairs 2 no. 4

Muhareb, Mahmoud.2011. Israel and Egypt Revolution, Arab Center for Research

& Policy Studies Case Analysis, Doha

Özkan, Mehmet. 2013. Egypt’s Foreign Policy under Mohammed Morsi .

Ortadogu Analiz Vol. 5, No. 51.

Podeh, Elie and Nimrod Goren. 2013. Israel in the Wake of the Arab Spring:

Seizing Opportunities, Overcoming Challenges

Relations, Journal of Middle Eastern and Islamic Studies (in Asia) 5 no.1.

Sharnoff, Michael. 2011. Post-Mubarak Egyptian Attitudes Toward Israel. Middle

East Media Monitor.

Page 95: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

xiii

Sharp, Jeremy M.. 2008. The Egypt-Gaza Border and its Effect on Israeli-

Egyptian Relations, Congressional Researches Services

______. 2013. Egypt: Background and U.S. Relations. Congressional Research

Service.

Siboni, Gabi and Ram Ben-Barak. 2014. The Sinai Peninsula Threat Development

and Response Concept, Analysis Paper The Institute For National Security

Studies Number

Spector, Samuel. J. 2005. Washington and Cairo: Near theBreaking Point?

Middle East Quarterly 12, no. 3

Tianshe, Chen. 2011. Four Points toward the Understanding of Egypt’s Foreign

Foreign Relations, Journal of Middle Eastern and Islamic Studies (in

Asia) Vol. 5 no. 1

Wistrich, Robert S. 2012. Post-Mubarak Egypt: The Dark Side of Islamic Utopia.

Israel Journal of Foreign Affairs VI: I.

Xuewen, Qian, 2012. The January Revolution and the Future of Egypt, Journal of

Middle Eastern and Islamic Studies (in Asia) Vol. 6, No. 2

Skripsi

Fahadayna, Adhi Cahya. Pengaruh Ikhwanul Muslimin terhadap Politik Luar

Negeri Mesir dalam Konflik Israel-Palestina. S1 Ilmu Hubungan

Internasional. Universitas Airlangga.

Tesis

Elhadad, Major Ehab Elsayed. 2012. The Egyptian Military’s Role In The 25

January Revolution, And The Post-Revolution Impacts On Egypt’s Foreign

Relations And Middle East Stability. Fort Leavenworth, Kansas

Page 96: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

xiv

Internet

“Muslim Brotherhood-backed candidate Morsi wins Egyptian presidential

election”,

June 24, 2012. Diakes melalui

http://www.foxnews.com/world/2012/06/24/egypt-braces-for-

announcement-president/#ixzz2QgHPWWF7 pada 17 April 2014

Trias Kuncahyono, “Sersan Gilad Shalit”, Rabu, 19 Oktober 2011, dalam

http://nasional.kompas.com/read/2011/10/19/03350553/.Sersan.Gilad.Shal

it diakses pada 20 Desember 2014.

Udi Dekel and Orit Perlov, “President Morsi and Israel-Egypt Relations”, July 25,

2012 dalam http://www.canadafreepress.com/index.php/article/president-

morsi-and-israel-egypt-relations diakses pada 23 Agustus 2014

Stephen Lendman, “Ongoing Fighting in Sinai: Hamas, Islamic Jihad and Iran

Wrongfully Blame”, Global Research (July 12, 2013), dalam

http://www.globalresearch.ca/ongoing-fighting-in-sinai-hamas-islamic-

jihad-and-iran-wrongfully-blamed/5342506 diakses pada 23 Agustus 2014

Ardini Maharani, “Mursi Tetap Hormati Perjanjian Damai Dengan Israel”,

merdeka.com, Rabu, 29 Agustus 2012 dapat diakses melalui

http://www.merdeka.com/dunia/mursi-tetap-hormati-perjanjian-damai-

dengan-israel.html diakses pada 11 November 2014

“Egypt and The Influence of Iran”. Diakes dari

http://www.eturbonews.com/35117/egypt-and-influence-iran pada 8

oktober

2014.

Hadeel al-Shalchi, “Egypt Elections 2011: Salafis, Ultraconservative Islamist

Movement, Make Election Debut”, dalam

http://www.huffingtonpost.com/2011/11/28/egypt-elections-2011-

salafis_n_1117463.html Diakses pada 17 April 2013

Page 97: POLITIK LUAR NEGERI MESIR SETELAH REVOLUSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27485/1/KHAIRUL... · hubungan kedua negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, ...

xv

Table of U.S. Foreign Assistance to Egypt ($ in millions)

Fiscal Year 1948-2011

Source: Allocation tables provided to CRS by the Department of State, F Bureau

Fiscal Year Economic Military IMET Total

1948-1997 23,288.6 22,353.5 27.3 45,669.4

1998 815.0 1,300.0 1.0 2,116.0

1999 775.0 1,300.0 1.0 2,076.0

2000 727.3 1,300.0 1.0 2,028.3

2001 695.0 1,300.0 1.0 1,996.0

2002 655.0 1,300.0 1.0 1,956.0

2003 911.0 1,300.0 1.2 2,212.2

2004 571.6 1,292.3 1.4 1,865.3

2005 530.7 1,289.6 1.2 1,821.5

2006 490.0 1,287.0 1.2 1,778.2

2007 450.0 1,300.0 1.3 1,751.3

2008 411.6 1,289.4 1.2 1,702.2

2009 250.0 1,300.0 1.3 1,551.3

2010 250.0 1,300.0 1.9 1,551.9

2011 249.5 1,297.4 1.4 1,548.3

Total 31,070.3 40,509.2 43.14 71,623.6