Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

21
Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta dengan perubahan agraria dan industri ekstratif di Indonesia Epistema Institute Jakarta 13 Juli 2016 Bosman Batubara

Transcript of Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

Page 1: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjirJakarta dengan perubahan agraria dan industri

ekstratif di Indonesia

Epistema Institute

Jakarta 13 Juli 2016

Bosman Batubara

Page 2: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

Jawa: Jakarta dan Jawa Tengah

Page 3: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

Penggusuran di Jakarta, 2015

Penggusuran di Kalijodo ;• 726 KK• Sekitar 4 hectares• 5000 aparat• Untuk meningkatkan ruang hijau (manajemen banjir)• Selama 2015 : 113 penggusuran di JKT (10 untuk waduk; 38 untuk normalisasi sungai

atau bangunan air; 4 untuk taman kota; menggusur total 8.145 KK dan 6.283 aktivitasekonomi). Sekitar 46% penggusuran untuk alasan manajemen banjir (LBHJ, 2016)

Penggusuran di Kalijodo, Februari 2016. Photo: BosmanPenggusuran di Kampung Pulo, Agustus 2015. Photo:http://photo.sindonews.com/view/14016/penggusuran-di-kampung-pulo-ricuh

Page 4: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

Penolakan terhadap tambang dan pabrik semendi Jawa Tengah

• Akan menghancurkan akuiferkarts

• Akan menyebabkan banjirbandang

• 2015; ada 252 konflik agraria diIndonesia

Photo: http://www.mongabay.co.id/2015/11/18/gugat-izin-lingkungan-tambang-semen-warga-kendeng-menang/ Perkebunan; 127

Infrastruktur; 70

Hutan; 24

Tambang; 14

Lain2; 9 Pertanian; 4 Perikanan; 4

Konflik Agraria (KPA, 2016)

Page 5: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

Semen dibutuhkan untuk pembangunan NCICD (infrastrukturraksasa untuk penanganan banjir Jakarta)

Page 6: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

Masalah, pertanyaan, dan proposal

• Masalah: Political Ecology (PE); PE di pedesaan tidak begitu banyak

berhubungan dengan konteks perkotaan, dan sebaliknya Manajemen banjir: infrastruktur hidrologi memproduksi

ketakmerataan, bahkan kadang memperparah banjir Gerakan sosial: relatif terpisah antara yang berbasis di desa dan

berbasis di kota Gerakan sosial: relatif terpisah antara yang berbasis di desa dan

berbasis di kota• Pertanyaan: Teori sosial seperti apa yang dapat membantu kita untuk

memperdalam pemahaman tentang proses-proses ini?• Proposal Political Ecology of Urbanization (PEU)/Politik Ekologi Urbanisasi

Page 7: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

Presentasi

• Politik Ekologi Urbanisasi

• Banjir di Jakarta

• Apa yang terlihat dan mengapa Politik EkologiUrbanisasi penting?Urbanisasi penting?

Page 8: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

Ekologi Politik Urbanisasi I

• Analisis ditekankan pada proses urbanisasi,bukan pada kota sebagai teitori yang “sudahpasti”

• Keluar dari “methodological cityism”• Keluar dari “methodological cityism”(memberikan porsi empiris dan analitis yangbanyak pada “kota” sembari mengeksklusiproses lain seperti urbanisasi)

Page 9: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

Ekologi Politik Urbanisasi II

• Ekologi Politik: studi tentang perubahansosiolamiah, mengkonfrontasiketidakadilan, serta memunculkan agendaemansipasi.

• Urbanisasi: bukan hanya perpindahan orang dari• Urbanisasi: bukan hanya perpindahan orang daridesa ke kota (konsentrasi populasi secaraspasial), namun juga sebagai proses difusi sistemnilai dan perilaku masyarakat industri kapitalisdengan cara mendekomposisi strukturmasyarakat yang ada serta memobilisasi oranguntuk menjadi buruh di sektor-sektor industribesar di perkotaan.

Page 10: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

Banjir Jakarta

Geografi:• Dibangun oleh Belanda pada 1617 pada

kawasan rawa dengan jejaring kanal• 13 sungai membelah kota• 40% area kota di bawah ketinggian muka

laut• Hampir semuanya berada dalam 1• Hampir semuanya berada dalam 1

cekungan sungai• Banjir; air datang dari bagian puncak ke

kota; rob; hujan dalam kota• Konversi lahan terjadi di puncak dan di

dalam kota Contoh banjir:• Sekarang hampir tiap tahun; 2007: sekitar

60% dari seluruh kota, 74meninggal, 400.000 orangterdampak, kerugian 9 T IDR (±600 millionEuro)

sum

ber

:Cal

jow

,Nas

,an

dP

rati

wo

(20

05

)

Page 11: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

Populasi (2010: hampir 30 Juta di Jabodetabek)

source: Girot 2013

Page 12: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

6,164,848

10,075,300

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000

Po

pu

lati

on

[pe

rso

n]

Population of Jakarta City

Sources:Jakarta City:1673 and 1815 (Castles, 1967)1900: Rukmana (2013)1940 and 85: Gunawan (2010)1952: McNicoll (1968)1961 and 71: Caljow, Nas and Pratiwo (2008)2014: BPS Provinsi DKI Jakarta (2014)

Sources:Jakarta City:1673 and 1815 (Castles, 1967)1900: Rukmana (2013)1940 and 85: Gunawan (2010)1952: McNicoll (1968)1961 and 71: Caljow, Nas and Pratiwo (2008)2014: BPS Provinsi DKI Jakarta (2014)

32,06847,217 115,000

544,823

1,782,000

2,973,053

4,684,000

0

2,000,000

4,000,000

6,000,000

1650 1700 1750 1800 1850 1900 1950 2000

Po

pu

lati

on

[pe

rso

n]

Year

Page 13: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

• Kebutuhan dasar di Jakarta

Air tanah untuk minum: 40-70% dari populasi

Amblesan: 1-15 cm/year, 20-28 cm/year

Populasi dan kebutuhan dasar

30% sampah langsung 30% sampah langsungdibuang ke sungai

Penyempitan saluran

source: Girot 2013

Page 14: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

Konversi Lahan

Rencana area hujau RUTR 1985-2005 (kiri) dan RTRW 2000-2010 (kanan). Sumber: Rukmana (2015).

5,155 ha area hijau sudah dikonversi menjadimall, pemukiman mewah, hotel, pabrik otomotif

Page 15: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

Konversi lahan

Sumber: Rukmana (2015).

Page 16: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

“methodological cityism” parsial

• Para periset dalam manajemen banjir diJakarta—serta intervensi infrastruktur yangada—mengenali koneksi hidrologi puncak-kota(urbanisasi air), konversi lahan (urbanisasi(urbanisasi air), konversi lahan (urbanisasitanah), namun tidak mempertanyakandarimana, dan mengapa, orang-orang datangke Jakarta.

Page 17: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

In-migrasi ke JKTPoin Data Sumber

Mayoritas lelaki kepala keluarga yang lahirdi luar JKT, datang dari desa

67.6% dari 5.940samples (1953)

Heeren (1955);dikutip juga dalamMcNicoll (1968)

Alasan utama meninggalkan desa danpindah ke JKT adalah kurangnya pekerjaandi pedesaan

survey dengan totalsample of 3.197 (1972)

Temple (1973)

Alasan ekonomi menjadi faktor penting 74.4% pada 1955; Dalam Azuma,Alasan ekonomi menjadi faktor pentingmigrasi rural-urban bagi mereka yangbekerja di (apa yang disebut sebagai) sektorinformal di Jakarta

74.4% pada 1955;62.8%, 1976; 94.8%,1979; 65.4% pada1981; 98.1% pada1988-9; dan 78.0%pada 1990

Dalam Azuma,(2000)

Rasio tak bertanah di kalangan migranrural-urban ke JKT lebih dari 50%

1976: 70.6%;1980: 73.2%;1984: 63.5%-79.0%

Dalam Azuma (2000)

Page 18: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

27

0,0

00

31

8,0

00

30

0,0

00

30

0,0

00 33

0,0

00

34

7,0

00

20

0,0

00

17

6,0

00

23

1,5

50

25

0,0

00

25

0,0

00

18

0,7

67

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

mig

rati

on

[pe

rso

n]

In-migration to JakartaSource:1971, 2, 3, 4, and 5 Kompas 22 February 1977, p.III1983, Kompas, 24 May 1985, p. III1987, Kompas 4 March 19871992, Kompas 2 May 1992, p.71995, Kompas 9 March 19951996, Kompas 28 February 19961998 and 2001, Kompas 1 December 2003, p.171999 and 2000, Kompas 18 January 2000, p.72002, Kompas 19 November 2003, p.62003, Kompas 27 November 2003, p.172004, Kompas 6 November 2004, p.172005 and 2006, Kompas 10 November 2006, p.272007, 8, 9, 10, and 11 Kompas 22 August 2012, p.12012, Kompas 1 August 2013, p.262013, Kompas 28 August 2013, p.252014, Kompas 1 August 2014, p.2

Source:1971, 2, 3, 4, and 5 Kompas 22 February 1977, p.III1983, Kompas, 24 May 1985, p. III1987, Kompas 4 March 19871992, Kompas 2 May 1992, p.71995, Kompas 9 March 19951996, Kompas 28 February 19961998 and 2001, Kompas 1 December 2003, p.171999 and 2000, Kompas 18 January 2000, p.72002, Kompas 19 November 2003, p.62003, Kompas 27 November 2003, p.172004, Kompas 6 November 2004, p.172005 and 2006, Kompas 10 November 2006, p.272007, 8, 9, 10, and 11 Kompas 22 August 2012, p.12012, Kompas 1 August 2013, p.262013, Kompas 28 August 2013, p.252014, Kompas 1 August 2014, p.2

14

,03

8

18

,69

1

26

,63

1

30

,29

8

40

,37

0

10

4,6

64

17

6,0

00

18

0,7

67

12

4,4

27

10

9,6

17

88

,74

3

69

,55

4

59

,21

5

51

,87

5

47

,83

2

54

,75

7

68

,50

0

0

50,000

100,000

150,000

200,000

19

71

19

72

19

73

19

74

19

75

19

76

19

77

19

78

19

79

19

80

19

81

19

82

19

83

19

84

19

85

19

86

19

87

19

88

19

89

19

90

19

91

19

92

19

93

19

94

19

95

19

96

19

97

19

98

19

99

20

00

20

01

20

02

20

03

20

04

20

05

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

20

12

20

13

20

14

in-m

igra

tio

n[p

ers

on

]

Year

2014, Kompas 1 August 2014, p.22014, Kompas 1 August 2014, p.2

“Akhir” dari “Orde Baru” (1965/7-1998)“Developmental state”

Page 19: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

Pergolakan politik 1965(Pembangunan ekonomi: 1965/7-1998 dan setelahnya)

Sebelum Sesudah

1957-65; nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing(tambang, bank, transportasi laut, danperkebunan)

1967: UU Pertambangan, Kehutanan danPMA

Keluar dari IMF, WB and UN Bergabung kembali dengan IMF, WB andKeluar dari IMF, WB and UN Bergabung kembali dengan IMF, WB andUN

1960: UUPA 1965-7; pembatalan Reforma Agrariasecara perlahan

Tanah untuk Rakyat Tanah untuk Korporasi(kayu, perkebunan, dan tambang)> 70% hutan adalah “hutan politik”petani tak bertanah/“absolute landless”: 21% pada 1983; 30% pada 1993; dan36% pada 2003 (Bachriadi andWiradi, 2013)

Page 20: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

Apa yang terlihat dan mengapa PolitikEkologi Urbanisasi penting?

• Banjir di JKT adalah produk dari pembangunan yang tak merata(uneven development) itu sendiri

• Manajemen banjir pada gilirannya memproduksi ketakmerataantersendiri baik di dalam kota Jakarta (penggusuran), maupun di luarkota Jakarta seperti di Jawa Tengah

• Jika intervensi infrastruktur penanganan banjir tidak meletakkandirinya dalam konteks yang melampaui dikotomi desa dan kota,dirinya dalam konteks yang melampaui dikotomi desa dan kota,kemungkinan besar dia takkan berhasil

• Solusi untuk penanganan banjir JKT bisa saja berada di pedesaamjauh dari kota JKT, misalnya Reforma Agrari untuk menahan laju in-migrasi ke JKT.

• Membuka kemungkinan teoritis untuk aliansi gerakan sosial yanglebih luas (melampaui dikotomi desa dan kota dalam gerakan sosial)

Page 21: Politik Ekologi Urbanisasi: Menghubungkan banjir Jakarta ...

Terima kasih...

Photo: Bosman, 2016