Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

download Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

of 17

description

Perencanaan Kota

Transcript of Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

  • 7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

    1/17

    Pengertian kota

    Menurut Wirsh:

    Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni

    oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.

    Menurut Max Weber :

    Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian

    besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.

    Menurut Dwigth Sanderson

    Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.

    Jadi, Pengertian kota adalah kelompok masyarakat dalam jumlah besar yang dengan

    penghuni stempatnya memilki profesi yang heterogen demi memenuhi kebutuhan

    ekonominya.

    URBANISASI

    Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah

    masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata

    antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial

    kemasyarakatan.

    Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang

    biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi

    media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi. Pengaruh pengaruh

    tersebut adalah sebagai berikut :1

    A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi

    1. Kehidupan kota yang lebih modern dan mewah

    2. Sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap

    3. Banyak lapangan pekerjaan di kota

    4. Di kota banyak perempuan cantik dan laki-laki ganteng

    5. Pengaruh buruk sinetron Indonesia

    1 Wikipedia. Urbanisasi. htm. 2011

    http://id.wikipedia.org/wiki/Desahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kotahttp://id.wikipedia.org/wiki/Desahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kota
  • 7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

    2/17

    6. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih baik dan berkualitas

    B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi

    1. Lahan pertanian yang semakin sempit

    2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya

    3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa

    4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa

    5. Diusir dari desa asal

    6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya

    C. Keuntungan Urbanisasi

    1. Memoderenisasikan warga desa2. Menambah pengetahuan warga kota

    3. Menjalin kerja sama yang baik antar warga suatu daerah

    4. Menyeimbangkan masyarakat kota dengan masyarakat desa

    Faktor penghubung interaksi antar kota yang berkaitan dengan urbanisasi dapat

    dimunculkan pada teori (penghubung)linkage. Karena, di dalam kta terdapat

    banyak elemen-elemen pendukung seperti ; jalan kotamadya, jembatan, rel kereta

    api.

    LINKAGE

    Gambar Rel kereta api di Sumatra Gambar Jembatan Suramadu

  • 7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

    3/17

    Linkage is simply the glue of the city. It is act by wich we unite all the layers of activity

    and resulting form in the city.2

    Hubungan sebuah tempat dengan yang lain

    Bagaimanakah keteraturan massa dan ruangnya secara tekstural (tata ruangperkotaan)? Untuk mengetahuinya perlu dilihat dari keterbatasan kelompok teori

    figure/ground karena, disamping memiliki kelebihan, pendekatannya sering mengarah

    ke gagasan-gagasan ruang perkotaan yang bersifat dua dimensi saja dan perhatiannya

    terhadap ruang perkotaan terlalu statis. Artinya dinamika hubungan secara arsitektural

    antara berbagai kawasan kota belum dilihat lebih baik

    Setiap kota memiliki pola masing-masing yang saling berhubungan antara satu

    dan lainnya. Perhubungannya di bahas dalam kelompok teori yang mempunyai istilah

    linkage (penghubung), yang memperhatikan dan menegaskan hubungan-hubungan dan

    gerakan-gerakan (dinamika) sebuah tata ruang perkotaan (urban fabric). sebuahlinkage perkotaan dapat diamati dan dikemukakan dalam tiga pendekatan sebagai

    berikut:

    a) Linkage yang visual

    b) Lingkage yang struktural

    c) Linkage bentuk yang kolektif

    Kota adalah sesuatu yang kopleks dan rumit, maka erkembangan kota sering

    mempunyai kecenderungan membat orang merasa tersesat dalam gerakan di daerah

    kota yang belum mereka kenal. Hal itu terjadi di daerah yang tidak mempunyai linkage.

    Setiap kota memiliki banyak fragmen kota, yaitu kawasan-kawasan kota yang berfungsi

    sebagai beberapa bagian tersendiri dalam kota.

    Walaupun identitas serta bentuk massa dan ruang fragmen-fragmen itu bisa tampak

    sangat jelas, orang masih sering bingung saat bergerak di dalam satu daerah yang

    belum cukup mereka kenal. Kota-kota seperti New York atau Mexico City dan juga kota-

    kota Asia telah menggambarkan masalah tersebut.

    2 Maki, Fumihiko. Investigation In Collective For. St. Louis. 1964. hlm. 29.

    Gambar Broadway, NYC

  • 7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

    4/17

    Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kuantitas dan kualitas masing-masing bagian

    (fragmen) di kota tersebut belum memenuhi kemampuan untuk menjelaskan sebagai

    bagian dalam keseluruhan kota. Oleh karena itu, diperlukan elemen-elemen

    penghubung, yaitu elemen-elemen lingkage dari suatu kawasan ke kawasan lain yang

    membantu orang untuk mengeti fragmen-fragmen kota sebagi bagian dari suatu

    keseluruhan yang lebih besar.

    Linkage visual

    Istilah linkage visual dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Dalam linkage yang visual dua atau lebih banyak fragmen kota dihubungkan menjadi

    satu kesatuan secara visual.

    Edmund Bacon membahas tema ini secara mendalam. Bukunya sudah menjadi

    standart di dalam teori perkotaan secara khusus memperhatikan linkage yang visual.3Teorinya menjadi terkenal pada saat ia mengemukakan kasus-kasus yang

    menunjukkan dampak elemen-elemen visual di dalam sejarah kota. Artinya, elemen-

    elemen tersebut sudah lama dikenal dan dapat dipakai baik dalam skala makro (besar)

    maupun mikro (kesil), yaitu dalam kota secara keseluruhan maupun dalam kawasankota,karena sebuah linkage yang visual mampu menyatukan daerah kota

    dalamberbagai skala. Pada dasarnya, ada dua poko perbedaan linkage visual, yaitu :

    Yang menghubungkan kedua daerah secara netral

    Yang menghubungkan kedua daerah dengan mengutamakan satu daerah

    Kebanyakan penghubung bersifat kaitan saja dan dapat ditemukan di banyak daerah

    kota-kota seluruh dunia, misalnya kota-kota di italia atau di kota-kota Amsterdam

    (Belanda), Washington (Amerika Serikat), Jaipur (Cina), Yogyakarta (Indonesia).

    Hubungan yang bersifat sebagai focus lebih sedikit, karena memusatkan sebuah

    kawasan tertentu. Walauun demikian, cara keterkaitan tersebut juga ada beberapa

    daerah di kota-kota, khususnya di dalam pusatnya. Contoh yang baik ada di Versailles

    (Prancis), atau di Paris(Prancis), serta di daerah Monas Jakarta (Indonesia). Daerah

    3 Bacon, Edmund N. Design of cities. New York. 1978.

  • 7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

    5/17

    fokus tersebut sering memiliki fungsi dan arti khusus di dalam kotanya bersifat

    dominan dan menonjol daripada lingkungannya.

    Lima elemen linkage visual

    Ada lima elemen linkage visual yang menghasilkan hbungan

    secara visual,yaitu garis, koridor, sisi, sumbu, dan irama. Setiap

    elemen memiliki ciri khas atau suasana tertentu yang akan

    digambarkan satu per satu. Bahan-bahan dan bentuk-bentuk yang

    dipakai dalam sistem penghubungnya dapat berbeda. Namun,

    perlu ditekankan bahwa dengan merancang lansekap (yang sering

    hanya dianggap sebagai dekorasi perkotaan), akan sangat efektif

    bila menghubugkan fragmen dan bagian kota dengan cara linkage

    visual.

    Elemen garis menghubungkan secara langsung dua tempat satu

    deretan massa. Untuk massa tersebut bias diapakai sebuah

    deretan bangunan atau sebuah deretan pohon yang memiliki rupa

    massif, elemen koridor yang dibentuk oleh dua deretan massa

    (bangunan atau pohon) membentuk sebuah ruang. Elemen sisi

    sama dengan elemen garis, menghubungkan dua kawasan

    dengan satu massa. Walaupun demikian, perbedaanya dibuat

    secara tidak langsung, sehingga tidak erlu dirupakan dengan

    sebuah garis yang massanya kurang penting. Elemen tersebut

    ?

    ?

    Gambar dua macam hubungan

    visual secara diagramatis

  • 7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

    6/17

    bersifat massif di belakang tampilannya, sedangkan di depan

    bersifat spasial. Elemn sumbuirip dengan elemen koridor yang

    bersifat spasial. Namun, perbedaan ada pada dua daerah yang

    dihubungkan oleh dua elemen. Tersebut, yang sering

    mengutamakan salah satu daerah tersebut. Elemen irama

    menghubungkan dua tempat dengan variasi massa dan ruang.

    Elemen tersebut jarang diperhatikan dengan baik, walaupun juga

    memiliki sifat yang menarik dalam menghubungkan dua tempat

    secara visual

    Elemen-elemen tersebut digambarkan dengan berbagai contoh yang menegaskan sifat

    elemen masing-masing. Perlu dtegaskan di sini bahwa cara pemakaian lansekap di

    dalam kota akan sangat mendukung dan memperjelas sistem hubungan yang ada di

    dalam kota. Sayangnya, potesi penanaman pohon-pohon jarang dipakai sesuai

    kebutuhan lingkungan, baik secara visual maupun fungsional (sudah diketahui bahwa

    pohon-pohon besar adalah paru-paru kota dan mengurangi kepanasan dan udara

    kotor di dalam kota!). pohon-pohon sering hanya dianggap sebagai penghias kawasan

    ota saja. Sudah saatnya bahwa pendekatan terhadap lansekap-dan secara khusu

    mengenai pohon-pohon diganti dengan suatu pendekatan yang lebih berart di dalam

    kota tropis. Itulah alasan bahwa dalam (gambar) semua elemen linkage visual

    digambarkan dengan memakai pohon-pohon, walaupun di dalam kenyataanya lebih

    sering ada massa bangunan yang berfungsi sebagai elemen-elemen tersebut.

    Gambar contoh pola tipe elemen

    garis perkotaan

    Gambar contoh pola tipe elemen

    koridor perkotaan

  • 7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

    7/17

    Linkage struktural

    Sebuah kota memiliki banyak kawasan. Beberapa kawasan mempunyai bentuk dan cirri

    khas yang mirip, tapi juga ada kawasan yang sangat berbeda. Sering pula terjadi

    perbedaan antara kawasan yang letaknya saling berdekatan sehingga terlihat agak

    terpisah dan berdiri sendiri. Hal ini disebabkan karena kurangnya bentuk jaringan.

    Dalam kota sering melihat tidak adanya hubungan antara satu daerah dan daerah yang

    Gambar contoh pola tipe elemen

    sumbu perkotaan

    Gambar contoh pola

    tipe elemen irama

    perkotaan

  • 7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

    8/17

    lain. Permasalahan tersebut telah dicoba untuk diatasi dengan pendekatan linkage

    yang visual. Tetapi solusi visual tersebut sering kurang tepat, sehingga perlu

    ditambahkan bahwa masalah masalah kurangnya bentuk jaringan kawasan perkotaan

    juga penting dibahas secara structural. Di dalam realitasnya, kota tidak hanya

    mementingkan masalah yang bersifat visual saja, tetapi juga hubungan structural

    nya.yang jarang sekali diperhatikan secara baik dalam perancangan perkotaan.Colin

    Rowe sebagai tokoh perancang kota secara struktural melihat masalah tersebut

    sebagai suatu krisis objek-objek perkotaan dengan kondisi struktur yang sangat

    disayangkan.4 Ia menggambarkan bahwa kawasan-kawasan yang tidak terubungkan

    secara struktural, atau terhubungkan tapi secara kurang baik,akan menimbilkan suatu

    kualitas kota yang diragukan.

    Linkage struktural dengan system kolase

    Lalu agaimana perancang kota dapat mengatasi secara arsitektural masalah perbedaan

    kawasan-kawasan yang nyata ini? Colin Rowe memakai sebuah sistem perencanaan

    yang mampu mengatasi masalah tersebut dengan menyatukan kawasan-kawasan kota

    melalui bentuk jaringan struktural yang lebih dikenal sebagai sistem kolase. Istilah

    kolase(dari bahasa inggris : Collage) biasanya dipakai di bidang seni lukis yang

    bersifat tekstural saja, di mana sebuah gambar ditempel dengan beberapa bahan

    tekstur (yang sering berbeda-beda) menjadi satu kesatuan di dalam tatanannya. Pada

    tingkat kota, Rowe mengamati bawa sistem kolase ini juga dapat dipakai secara efektif

    sebagai berikut :

    Dalam linkage yang struktural dua tau lebih bentuk struktur kota digabungkan menjadi

    satu kesatuan dalam tatanannya .5

    4 Rowe, Colin; Koetter, Fred. College city. Cambridge. 1979. Hlm 100.5 Rowe, Colin; Koetter, Fred. College city. Cambridge. 1979. Hlm 122.

    Gambar system kolase dalamperancangan

    kota di kota London (digambar ulang

    menurut Rowe dan Koetter. Op.cit. hlm. 163)

  • 7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

    9/17

    Sama seperti linkage yang visual, dalam lingkage yang struktural pada dasarnya dapat

    diamati perbedaan poko sebagai berikut:

    Menggabungkan dua daerah secara netral

    Menghubungkan dua daerah dengan mengutamakan satu daerah

    Pemakaian kedua cara tersebut juga tergantung ada fungsi kawasan di dalam konteks

    masing-masing. Tidak setia kawasan mamilki arti struktural yang sama di dalam kota.

    Sehingga cara hubungannya secara hierarkis juga dapat berbeda (menyamakan duakawasan atau mengutamaka salah satunya). Hal tersebut digambarkan secara

    diagramatis dalam bagan

    Fungsi linkage dalam struktural di dalam kota

    Dalam linkage struktural yang baik, pola ruang perkotaan dan bangunanya sering

    berfungsi sebagai sebagai stabilisator dan koordinator di dalam lingkungannya,

    karean setiap kolase (atau dengan kata lain, penghubung fragmen-fragmen) perlu

    diberikan stabilitas tertentu dan koordinasi tetentu dalamstrukturnya. Tanpa ada

    daerah-daerah yang polanya tidak dikoordinasikan serta distabilkan tata lingkungannya,

    Gambar dua macam hubungan

    struktural secara diagramatis

    ?

    ?

  • 7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

    10/17

    maka cenderung akan muncul pola tata kouta yang kesannya agak kacau. Hal itu dapat

    diatasi dengan memprioritaskan sebuah daerah yang menjelaskan lingkungannya

    dengan suatu struktur, bentuk, wujud, atau fungsi yang memberikan susunan tertentu di

    dalam prioritas penataan kawasan

    Elemen elemen linkage structural

    Ada tiga elemen linkage struktural yang

    mencapai hubungan secara arsitektura, yaitu:

    tambahan, sambungan, serta tembusan. Setiap

    elemen tersebut memiliki ciri khas dan tujuan

    tertentu di dalam sistem hubungan dengan

    berbagai kawasan perkotaan. Karena tiga

    elemen struktural ini bersifat agak astra, seringkali elemen-elemen linkage yang struktural

    kurang diperhatikan di dalam erancangan

    perkotaan. Tiap elemen memiliki pengaruh

    masing-masing terhadap lingkungannya akan

    sangat berbeda.

    Secara struktural elemen tambahan melanjutkan

    pola pembangunan yang sudah ada sebelumnya.

    Bentuk-bentuk massa dan ruang yang ditambah

    daat berbeda, namun pola kawasannya tetapdimengerti sebagai bagian atau tambahan pola

    yang sudah ada disekitarnya.

    Berbeda halnya dengan elemen sambungan

    karena elemen ini memerkenalkan pola baru

    pada lingkungan kawasannya. Dengan pola baru

    ini, diusahakan menyambung dua atau lebih

    banyak pola disekitarnya, supaya

    keseluruhannya dapat dimengerti sebagai satu

    kelompok yang baru memilki kebersamaanmelalui sambungan itu elemen tersebut sering

    diberi fungsi khusus di dalam lingkungan kota,

    karena rupanya agak istimewa.

    Lain pula halnya dengan ciri khas elemen

    tembusan karena elemen ketiga ini tidak

    memeperkenalkan pola baru yang belum ada.

  • 7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

    11/17

    Elemen tembusan sedikit mirip dengan elemen

    tambahan, namun lebih rumit polanya karena di

    dalam elemen tembusan terdapat dua atau lebih

    pola yang sudah ada di sekitarnya dan akan

    disatukan sebagai pola-pola yang sekaligus

    menembus di dalam suatu kawasan. Dengan

    cara demikian, sebuah kawasan yag memakai

    elemen tembusan tidak akan memilki keunikan

    dari dirinya sendiri, melainkan hanya campuran

    dan lingkungannya.

    Colin Rowe mengemukakan beberapa kasus di

    dalam sejarah kota, misalnya di kota Roma,

    Italia. Sistem linkage struktural sudah lama

    dipakai dalam suatu kualitas menghubungkan

    berbagai kawasan. Oleh karea itu, banyak tokoh

    perancang tertarik menerapkan teori Colin Rowe

    (mengenai perhatian kota secara struktural).

    Misalnya Roger Trancik memakai linkage

    struktural untuk sebuah studi pengembangan

    kawasan kota Goteborg di Swedia.6 Dalam

    perancangan tersebut sistem linkage struktural

    dipakai.

    6 Trancik,Roger. Op. cit. hlm. 99

    Gambar Elemen-elemen linkagestructural system kolase sebagai

    penghubungnya

    Gambar contoh elemen tambahan (1) sebelum

    pembangunan dan (2) sesudah pembangunan

  • 7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

    12/17

    Linkage sebagai bentuk kolektif

    Seperti telah dikemukakan terdahulu, kelompok teori linkage memperhatikan susunan

    dan hubungan bagian-bagian kota satu dengan yang lainnya. Roger Trancik

    Gambar contoh elemen

    sambungan kiri: sebelum

    dibangun, kanan : setelah

    dibangun

    Gambar contoh elemen tembusan untuk

    kota Romadan Frienza, Italia

  • 7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

    13/17

    membandingkan dinamika itu seperti suatu komposisi musik dengan suatu sistem

    datum.7 Dan Francis Ching memaknai istilah yang sama dengan definisi berikut :

    suatu datum diartikan sebagai suatu garis, bidang atau ruang acuan untuk

    mengubungkan unsur-unsur lain didalam kompisisi. Datum mengorganisir

    suatu pola acak unsur-unsur melalui keteraturan kontinuitas dan kehadiranyang konstan. Sebagai contoh, garis-garis lagu berfungsi sebagi suatu

    datum yang memberi dasar visual untuk membaca note dan irama nada-

    nada yang ada secara relatif.8

    Garis-garis lagu adalah suatu datum konstan yang menyiapkan suatu bingkai pada

    seorang komponis. Itu sama halnya dengan lingkungan perkotaan, karena suatu datum

    (atau kesamaan ) yang bersifat spasial akan berfungsi sebagi landasan tertentu.Contoh

    datum yang bersifat spasial adalah; sebuah garis lahan-lahan, suatu aliran gerakan

    yang diarahkan, sebuah sumbu yang besifat organikrasional atau sebuah sisi

    kelompok bangunan.9 Selanjutnya bentuk dan pola datum perkotaan sudah banyaksekali. Ching mengamati dengan baik, bahwa sebagai pengatur yang efektif, sebuah

    garis datum harus meiliki sebuah kontinuitas visual untuk menembus atau melintasi

    semua unsur yang diorganisir sebagai figur yang dapat merangkum atau

    mengumpulkan semua unsur-unsur yang terorganisir di dalam lingkungannya. Jika

    demikian, garis datum yang spasial yang menunjukkan suatu sistem penghubung yang

    perlu dipertimbangkan seandainya ada suatu tambahan atau perubaan massa atau

    ruang di dalam lingkungannya.

    Walaupun demikian, di dalam realitas kota dan perancangannya , faktor-faktor penting

    itu jarang diperhatikan dengan baik. Sering dilupakan sebuah kota memiliki arti lebihluas daripada jumlah gedung dan prasarananya saja.10 sebuah kota hanya akan berarti

    sebagai sejumlah unit-unit. Kenyataan tersebut telah dibahas dengan memperhatikan

    unit-unit secara visual dan struktural. Meskipun demikian, masih perlu ditambah satu

    cara lagi yang memperhatikan secara langsung keadaan rupa bentuk yang bersifat

    kolektif didalam kawasan kota.

    Implikasi keadaan tersebut kurang disadari. Masalah itu muncul karena secara nyata

    dikota juga ada kawasasn yang berbentuk kolektif, tapi bentuk tesebut sering kurang

    jelas dalam batasan maupun ciri khasnya . kenyataan ini menunjukkan perlu adanya

    perhatian secara khusus terhadap analisis mengenai keberadaaan kolektif di kota,karena dengan hal tersebut akan dicapai landasan perancangan untuk memerkuat

    kualitas kawasan melalui pengelompokaka berbagai objek sebagai bagian dari satu

    bentuk kolektif. Perhatian perlu diberikan secara khusus pada ciri khas, organisasi, dan

    7 Trancik. Roger. Op. cit. hlm, 99.8 Ching, Francis D. K.Arsitektur, bentuk, ruang, dan susunannya. Jakarta. 1991. Hlm.3589 Trancik. Roger. Op. cit. hlm. 106.10 Ibid. hlm. 166

  • 7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

    14/17

    hubungan bentuk yang bersifat kolektif, baik di suatu daerah maupun dengan daerah

    yang lain, karena sebuah kota memiliki banyak wilayah yang mempunyai arti terhadap

    hubungan dari dalam dan luar yaitu dari diri sendiri maupun dari lingkungannya. Oleh

    sebab itu, kawasan-kawasan perkotaan yang mempunyai sifat kolektif merupakan

    karakter fisik perkotaan yang penting. Fumihiko Maki menganggap kriteria linkage

    tersebut sebagai karakteristik yang sangat penting di dalam lingkungan perkotaan:

    Penghubung (linkage) adalah hakikat utama di dalam kota. Penghubung adalah tindakan

    yang menyatukan semua lapisan aktifitas serta hasilnya yang memilki rupa secara fisik di

    dalam kota... perancangan kota memperhatikan pertanyaan yang membuat hubungan

    secara luas antara objek yang dipisahkan. Sebagai akibatnya, penghubungan merupakan

    upaya memperjelas sebuah keberadaan yang luas sekali dengan mengartikulasikan

    bagiannya.11

    Perbedaan dan hubungan terhadap lingkungan

    Supaya sebuah bentuk kolektif dapat dilihat, maka syaraf yang diperlukan adalah

    bagaimana fungsi arsitektural dari bentuk kolektif tersebut. Ada dua syarat, yaitu bentuk

    kolektif yang berbeda dengan lingkungannya dan bentuk kolektif yang berhubungan

    dengan lingkungannya.

    Bentuk kolektif yang berbeda dengan lingkungannya

    Sebuah bentuk kolektif tidak dapat dilihat tanpa sedikit wujud perbedaan terlihat pada

    lingkungannya. Hal itu berarti batasan visual atau struktural diperlukan agar bentuk

    kolektif jelas dalam keseluruhannya. Batasan visual atau struktural itu bisa elemenalamiah ataupun buatan.

    Bentuk kolektif yang berhubungan dengan lingkungannya

    Ssebuah bentuk kolektif tidak dapat dilihat tanpa sedikit wujud hubungan tampak pada

    lingkungannya. Hal itu berarti bahwa suatu hubungan visual / struktural diperlukan

    supaya bentuk kolektif jelas dalam keseluruhannya. Hubungan visual / struktural itu

    boleh menjadi elemen alamiah atau buatan.

    Elemen-elemen sistem bentuk kolektif

    Fumihiko Maki melihat tiga tipe bentuk kolektif, yaitu compositional form, mega form,

    serta group form.12

    11 Trancik, R. op.cit. hlm.106.12 Maki, Fumihiko. Investigation in collective form. St.Louis. 1964. Hlm. 29.

  • 7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

    15/17

    Sebuah compositional form atau bentuk komposisi merancang obyek-obyek seperti

    komposisi dua dimensi dan individual yang hubungan masing-masing agak abstrak.

    Dalam tipe ini linkage agak diasumsikan dan tidak langsung kelihatan. Tipe ini sering

    dipakai dalam desain fungsionalisme atau gerakan modernism klasik pada tahun 1930-

    an samai sekarang. Namun demikain, penghubung tersebut sering kurang

    memerhatikan fungsi ruang terbuka di dalam segala aktifitas para pelakunya. Oleh

    sebab itu, ruang terbuka di dalam pembentukan tersebut sering berkualitas rendah

    karena sering tidak terwujud dengan jelas serta tidak dapat dipakai secara fungsional.

    Sebuah mega form atau bentuk mega13 menghubungkan struktur-struktur seperti

    bingkai linier atau sebuah grid. Dala tipe ini, linkage dicapai melalui hirarki-hirarki yang

    bersifat open ended (masih terbuka untuk berkembang). Secara alami mega form dapat

    dilihat di dalam skala yang bermacam-macam. Suatu contoh yang paling tampak dan

    umum adalah bentuk dan pola pohon. Banyak eksperimen desain tipe seperti ini dibuat

    pada tahun 1960-an yang memberikan perhatian secara khusus pada kota yang

    bersifat mega struktural. Pada masa kini perhatian pada elemen megaform sudah

    berkurang, namun cara perancangannya sering dipakai dalam proyek-proyek besar,

    khususnya kalau melibatkan banyak prasarana dan sirkulasi di dalam kawasan yang

    bersifat makro (misalnya lapangan terbang, stasiun, kampus, industri, daerah-daerah

    metropolitan). nama elemen tersebut sudah menjelaskan bahwa sebuah mega form

    kurang tepat dalam skala mikro saja (yaitu gedung) karena sifat elemen tersebut

    cenderung makro.

    Sebuah grup form muncul dari penambahan akumulasi bentuk dan struktur yang

    biasanya berdiri disamping ruangan terbuka publik. Dalam tipe ini linkage

    dikembangkan secara organis. Kota kuno dan tradisional cenderung mengikuti tipe ini.

    Tetapi pada saat ini elemen group form juga sering dipakai dalam perancangan

    kawasan baru dengan dibuat suatu akumulasi bangunan sebagai satu kelompok.

    Kelompok tersebut akan mengekspresikan suatu persamaan bangunan di dalam

    kawasannya, yang terwujud melalui pola sstruktur yang saling terkait.

    Gambar menunjukkan beberapa contoh yang mengilustrasikan tiga cara yang

    membentuk sebuah elemen yang bersifat kolektif.

    13 Istilah mega dimengerti secara umum sebagai sesuatu yang sangat besar.

    Gambar contoh tipe bentuk

    compositional form

    Gambar contoh tipe bentuk mega

    form

  • 7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

    16/17

    Kesimpulan

    Dari penjelasan sebelumnya dapat di ambil kesimpulan:

    Gambar contoh tipe bentuk

    group form

  • 7/16/2019 Interaksi Urbanisasi Antar Kota (Teori Linkage)

    17/17

    1. Penduduk desa dapat berpindah (urbanisasi) ke kota melalui elemen-elemen

    kotanya.

    2. Urbanisasi terjadi karena ada hal yang mempengaruhi dalam kota sehingga

    menarik perhatian penduduk desa di sekitar kota.

    3. Bentuk jembatan, rel kereta api, jalan kotamadya adalah jalur penting terjadinya

    urbanisasi.

    Daftar Pustaka

    1. Ching, Fancis D.K. 1991. Bentuk, ruang, dan susunannya. Jakarta: Erlangga.

    2. Maki, Fumihiko. 1964. Investigations in collective form. St. Louis: Washington universityPublications.

    3. Trancik, Roger.1986. Finding Lost Space. Theories of Urban Design. New York: Van

    Nostrand Reinhold Company.

    4. Zahnd, Markus. 2006. Perancangan Kota Secara terpadu. Yogyakarta: PemerbitKanisius.

    5. Wikipedia.