POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu,...

125
Dimas Suryo Aribowo 1 MATERI KULIAH FORMULASI TEKNOLOGI PENYUSUN : DIMAS SURYO ARIBOWO., S. Far., M. Sc., Apt POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU 2012

Transcript of POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu,...

Page 1: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 1

MATERI KULIAH

FORMULASI TEKNOLOGI

PENYUSUN :

DIMAS SURYO ARIBOWO., S. Far., M. Sc., Apt

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

JURUSAN DIII JAMU

2012

Page 2: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 2

PENDAHULUAN

Indonesia terkenal dengan khasanah tanaman obatnya. Namun demikian,

pengembangan tanaman obat Indonesia dirasakan belum maksimal. Padahal, dunia

barat kini diliputi semangat kembali ke alam, salah satunya mencari upaya pengobatan

melalui bahan-bahan yang tersebar di alam.

Jauh sebelum pelayanan kesehatan internal dengan obat-obatan modern

menyentuh masyarakat. Selain bagi ekonomi, efek samping dari obat herbal sangat

kecil. Oleh karena itu, penggunaan obat herbal alami dengan formulasi yang sangat

penting dan tentunya sangat aman dan efektif.

Penggunaan tanaman obat untuk penyembuhan suatu penyakit didasarkan

pada pengalaman secara turun-temurun diwariskan ke generasi berikutnya.

Setiap manusia pada hakekatnya mendambakan hidup sehat dan sejahtera lahir

dan batin. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, disamping

kebutuhan akan sandang, pangan, papan dan pendidikan, karena hanya dengan

kondisi kesehatan yang baik serta tubuh yang prima manusia dapat melaksanakan

proses kehidupan untuk tumbuh dan berkembang menjalankan segala aktivitas

hidupnya.

Maka tidak terlalu berlebihan, jika ada selogan “Kesehatan memang bukan

segala-galanya, tetapi tanpa kesehatan anda tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan

segala-galanya itu mungkin akan sirna”. Bertolak dari hal itu maka upaya kesehatan

terpadu (sehat jasmani, rokhani dan sosial) mutlak diperlukan baik secara pribadi

maupun kelompok masyarakat untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010. Keterpaduan

upaya kesehatan tersebut meliputi pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan

(kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) serta peningkatan kesehatan (promotif).

Berbagai cara bisa dilakukan dalam rangka memperoleh derajat kesehatan yang

optimal, salah satunya dengan memanfaatkan tanaman obat yang dikemas dalam

bentuk jamu atau obat tradisional.

Adapun yang dimaksud dengan obat tradisional adalah obat jadi atau ramuan

bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau

campuran bahan-bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk

pengobatan berdasarkan pengalaman.

Kategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka.

Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan, klaim pengguna dan tingkat

pembuktian khasiat,yaitu:

1. Jamu

Jamu merupakan bahan obat alam yang sediannya masih berupa simplisia

sederhana, seperti irisan rimpang, daun atau akar kering. Sedang khasiatnya dan

Page 3: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 3

keamanannya baru terbukti setelah secara empiris berdasarkan pengalama turun-

temurun. Sebuah ramuan disebut jamu jika telah digunakan masyarakat melewati 3

generasi. Artinya bila umur satu generasi rata-rata 60 tahun, sebuah ramuan disebut

jamu jika bertahan minimal 180 tahun.

Sebagai contoh, masyarakat telah menggunakan rimpang temulawak untuk

mengatasi hepatitis selama ratusan tahun. Pembuktian khasiat tersebut baru sebatas

pengalaman, selama belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa temulawak

sebagai antihepatitis. Jadi Curcuma xanthorriza itu tetaplah jamu. Artinya ketika

dikemas dan dipasarkan, prosuden dilarang mengklaim temulawak sebagai obat.

Selain tertulis "jamu", dikemasan produk tertera logo berupa ranting daun

berwarna hijau dalam lingkaran.

Di pasaran banyak beredar produksi kamu seperti Tolak Angin (PT Sido

Muncul), Pil Binari (PT Tenaga Tani Farma), Curmaxan dan Diacinn (Lansida Herbal),

dll.

2. Obat Herbal Terstandar

Obat Herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan

keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah

distandardisasi.

Jamu dapat dinaikkan kelasnya menjadi herbal terstandar dengan syarat bentuk

sediaannya berupa ekstrak dengan bahan dan proses pembuatan yang terstandarisasi.

Disamping itu herbal terstandar harus melewati uji praklinis seperti uji toksisitas

(keamanan), kisaran dosis, farmakodinamik (kemanfaatan) dan teratogenik (keamanan

terhadap janin).

Uji praklinis meliputi in vivo dan in vitro. Riset in vivo dilakukan terhadap hewan

uji seperti mencit, tikus ratus-ratus galur, kelinci atau hewan uji lain.

Sedangkan in vitro dilakukan pada sebagian organ yang terisolasi, kultur sel atau

mikroba. Riset in vitro bersifat parsial, artinya baru diuji pada sebagian organ atau pada

cawan petri. Tujuannya untuk membuktikan klaim sebuah obat. Setelah terbukti aman

dan berkhasiat, bahan herbal tersebut berstatus herbal terstandar. Meski telah teruji

secara praklinis, herbal terstandar tersebut belum dapat diklaim sebagai obat. Namun

konsumen dapat mengkonsumsinya karena telah terbukti aman dan berkhasiat. Hingga

Page 4: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 4

saat ini, di Indonesia baru 17 produk herbal terstandar yang beredar di pasaran.

Sebagai contoh Diapet (PT Soho Indonesia), Kiranti (PT Ultra Prima Abadi), Psidii (PJ

Tradimun), Diabmeneer (PT Nyonya Meneer), dll. Kemasan produk Herbal Terstandar

berlogo jari-jari daun dalam lingkaran.

3. Fitofarmaka

Fitofarmaka adalah obat dari bahan alam terutama dari alam nabati, yang

khasiatnya jelas dan terbuat dari bahan baku, baik berupa simplisia atau sediaan

galenik yang telah memenuhi persyaratan minimal, sehingga terjamin keseragaman

komponen aktif, keamanan dan kegunaannya.

Sebuah herbal terstandar dapat dinaikkan kelasnya menjadi fitofarmaka setelah

melalui uji klinis pada manusia. Dosis dari hewan coba dikonversi ke dosis aman bagi

manusia. Dari uji itulah dapat diketahui kesamaan efek pada hewan coba dan manusia.

Bisa jadi terbukti ampuh ketika diuji pada hewan coba, belum tentu ampuh juga ketika

dicobakan pada manusia.

Uji klinis terdiri atas single center yang dilakukan di laboratorium penelitian dan

multicenter di berbagai lokasi agar lebih obyektif. Setelah lolos uji fitofarmaka, produsen

dapat mengklaim produknya sebagai obat. Namun demikian, klaim tidak boleh

menyimpang dari materi uji klinis sebelumnya. Misalnya, ketika uji klinis hanya sebagai

antikanker, produsen dilarang mengklaim produknya sebagai antikanker dan

antidiabetes. Kemasan produk fitofarmaka berupa jari-jari daun yang membentuk

bintang dalam lingkaran.

Saat ini di Indonesia baru terdapat 5 fitofarmaka, contoh Nodiar (PT Kimia

Farma), Stimuno (PT Dexa Medica), Rheumaneer PT. Nyonya Meneer), Tensigard dan

X-Gra (PT Phapros).

Page 5: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 5

Itulah tiga kriteria produk bahan alam dan tahapan panjang yang harus dilalui

oleh produsen obat bahan alam untuk mendapatkan status tertinggi sebagai obat yaitu

fitofarmaka. Semua uji tersebut ditempuh demi keamanan konsumen.

Penggunaan obat tradisional di Indonesia sudah berlangsung sejak ribuan tahun

yang lalu, sebelum obat modern ditemukan dan dipasarkan. Hal itu tercermin antara

lain pada lukisan di relief Candi Borobudur dan resep tanaman obat yang ditulis dari

tahun 991 sampai 1016 pada daun lontar di Bali.

Indonesia yang beriklim tropis merupakan Negara dengan keanekaragaman

hayati terbesar kedua di dunia setelah Brazil. Indonesia memiliki sekitar 25 000-30 000

spesies tanaman yang merupakan 80% dari jenis tanaman di dunia dan 90 % dari jenis

tanaman di Asia.

Oleh karena itu makalah ini dibuat agar masyarakat lebih mengerti tentang obat

tradisional dan penggunaannya. Tanaman yang dijelaskan dalam makalah ini

diantaranya, Kejibeling, Meniran, sirih, kunyit, jahe, rosella, mengkudu, jintan hitam,

jambu biji, dan daun ungu.

Jamu merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia khususnya di bidang

kesehatan dan estetika. Semangat “back to nature” yang mendunia dan dukungan dari

pemerintah menjadikan jamu yang beberapa dasawarsa sebelumnya sempat

terpinggirkan, saat ini telah menjadi salah satu komoditi yang patut diperhitungkan.

Dalam rangka memperluas penerimaan dari konsumen, beberapa produk jamu

tradisional saat ini dikemas dalam bentuk sediaan yang lebih praktis, modern dengan

rasa yang mudah diterima pula, alias tidak pahit. Parameter rasa ini merupakan satu hal

yang sangat penting mengingat jamu pada awalnya sering tidak dilirik karena

berkonotasi pahit.

Jamu dominan memiliki rasa pahit yang biasa dijajakan sebagai jamu gendong

dan diklaim dapat mengatasi berbagai permasalahan kesehatan, dimulai dari keluhan

sederhana seperti gatal-gatal, kurang nafsu makan, jerawat, pegal dan pusing, sampai

pengobatan penyakit kronis seperti kencing manis, dan hiperkolesterol. Walaupun

racikan pahitan sangat bervariasi, sebagai bahan baku dasar adalah daun sambiloto

(Andrographis paniculataNess). Beberapa pedagang jamu menambahkan bahan-bahan

lain yang rasanya juga pahit seperti batang brotowali(Tinospora tuberculata Beumee),

widoro laut (Strychnos ligustrina Bl.), dan babakan pule (kulit batang Alstonia

scholaris(L.)R.Br.). Bahan lain seperti buah adas (Foeniculum vulgareMill) dan atau

empon-empon juga sering ditambahkan ke dalam komposisi jamu pahitan.Pembuatan

jamu pahitan adalah dengan merebus semua bahan sampai air rebusan menjadi tersisa

sekitar separuhnya. Walaupun rasanya sangat pahit, ke dalam jamu tersebut tidak

ditambahkan pemanis. Sebagai penawar rasa pahit, sesudahnya diberikan jamu yang

mempunyai rasa manis dan segar seperti sinom atau kunir asam.

Page 6: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 6

TEKNOLOGI SEDIAAN JAMU

Formulasi teknologi sediaan jamu adalah metode, alat dan bahan yang

digunakan untuk membuat suatu sediaan yang berasal dari alam sehingga dapat

mempengaruhi keadaan mental dan fisioligis manusia. Dengan adanya formulasi

teknolgi sediaan jamu ini diharapkan jamu yang beredar di masyarakat akan lebih

menarik, lebih baik dalam efek farmakoterapi dan lebih dapat diterima sebagai salah

satu pengobatan ataupun perawatan tubuh bagi manusia.

Page 7: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 7

BENTUK SEDIAAN OBAT

1. Bentuk sediaan obat padat

A. Serbuk /powder (pulvis n pulveres)

B. Granul (granual / dry granule)

C. Tablet (compresi)

D. Kapsul (capsulae)

2. Bentuk sediaan obat cair

A. Solutiones (larutan)

B. Suspensiones (suspensi)

C. Emulsa (emulsi)

� Bentuk sediaan obat cair oral

A. Potiones (obat minum)

B. Elixir

C. Sirup

D. Guttae (drop, tetes)

� Bentuk sediaan obat cair topikal

A. Collyrium (kolirium)

B. Guttae ophthalmiceae (tetes mata)

C. Gargarisma (gargle)

D. Mouthwash

E. Guttae nasales (tetes hidung)

Page 8: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 8

F. Guttae auricularis (tetes telinga)

G. Irrigationes (irigasi)

H. Inhalatoines

I. Epithema

J. Lotion

K. Linimentum (liniment)

� Bentuk sediaan cair rektal/vaginal

A. Lavament/clysma/enema

B. Douche

3. Bentuk sediaan injeksi (Injection)

4. Bentuk sediaan setengah padat

A. Cremores (krim)

B. Jelly (gel)

C. Pastae (pasta)

D. Unguenta (salep)

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 007 TAHUN 2012 TENTANG REGISTRASI OBAT TRADISIONAL Pasal 8 Obat tradisional dilarang dibuat dan/atau diedarkan dalam bentuk sediaan: a. intravaginal; b. tetes mata; c. parenteral; dan d. supositoria, kecuali digunakan untuk wasir.

Page 9: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 9

SIMPLISIA

TEKNOLOGI PENYIAPAN SIMPLISIA TERSTANDAR TANAMAN OBAT

Panen merupakan salah satu rangkaian tahapan dalam proses

budidaya tanaman obat. Waktu, cara pemanenan dan penanganan bahan setelah

panen merupakan periode kritis yang sangat menen-tukan kualitas dan kuantitas hasil

tanaman. Oleh karena itu waktu, cara panen dan penanganan tanaman yang tepat dan

benar merupakan faktor penentu kua-litas dan kuantitas. Setiap jenis tanaman

memiliki waktu dan cara panen yang berbeda. Tanaman yang dipanen buahnya

memiliki waktu dan cara panen yang berbeda dengan tanaman yang dipanen berupa

biji, rimpang, daun, kulit dan batang. Begitu juga tanaman yang mengalami stres

lingkungan akan memiliki waktu panen yang ber-beda meskipun jenis tanamannya

sama.

Berikut ini diuraikan saat panen yang tepat untuk beberapa jenis tanaman obat.

Biji. Panen tidak bisa dilakukan secara serentak karena perbedaan waktu pematangan

dari buah atau polong yang berbeda. Pemanenan biji di-lakukan pada saat biji telah

masak fisiologis. Fase ini ditandai dengan sudah maksimalnya pertumbuhan buah atau

polong dan biji yang di dalamnya telah terbentuk dengan sempurna. Kulit buah atau

polong mengalami perubahan warna misalnya kulit polong yang semula warna hijau kini

berubah menjadi agak kekuningan dan mulai mengering. Pemanenan biji pada

tanaman se-musim yang sifatnya determinate dilakukan secara serentak pada suatu

luasan tertentu. Pemanenan dilaku-kan setelah 60% kulit polong atau kulit biji sudah

mulai mongering. Hal ini berbeda dengan tanaman se-musim indeterminate dan

tahunan, yang umumnya dipanen secara ber-kala berdasarkan pemasakan dari

biji/polong.

Buah. Buah harus dipanen setelah masak fisiologis dengan cara me-metik.

Pemanenan sebelum masak fisiologis akan menghasilkan buah dengan kualitas yang

rendah dan kuantitasnya berkurang. Buah yang dipanen pada saat masih muda,

seperti buah mengkudu, jeruk nipis, jambu biji dan buah ceplukan akan memiliki rasa

Page 10: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 10

yang tidak enak dan aromanya kurang sedap. Begitu pula halnya dengan pemanenan

yang terlambat akan menyebabkan pe-nurunan kualitas karena akan terjadi

perombakan bahan aktif yang ter-dapat di dalamnya menjadi zat lain. Selain itu tekstur

buah menjadi lembek dan buah menjadi lebih cepat busuk.

Daun. Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh maksimal dan

sudah memasuki periode matang fisiologis dan dilakukan dengan memangkas

tanaman. Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan pisau yang bersih atau

gunting stek. Pemanenan yang terlalu cepat menyebabkan hasil produksi yang

diperoleh rendah dan kandungan bahan bahan aktifnya juga rendah, seperti tanaman

jati belanda dapat dipanen pada umur 1 - 1,5 tahun, jambu biji pada umur 6 - 7 bulan,

cincau 3 - 4 bulan dan lidah buaya pada umur 12 - 18 bulan setelah tanam. Demikian

juga dengan pe-manenan yang terlambat menyebab-kan daun mengalami penuaan

(se-nescence) sehingga mutunya rendah karena bahan aktifnya sudah ter-degradasi.

Pada beberapa tanaman pemanenan yang terlambat akan mempersulit proses panen.

Rimpang. Untuk jenis rimpang waktu pe-manenan bervariasi tergantung peng-gunaan.

Tetapi pada umumnya pe-manenan dilakukan pada saat tanam-an berumur 8 - 10

bulan. Seperti rimpang jahe, untuk kebutuhan eks-por dalam bentuk segar jahe

dipanen pada umur 8 - 9 bulan setelah tanam, sedangkan untuk bibit 10 - 12 bulan.

Selanjutnya untuk keperluan pem-buatan jahe asinan, jahe awetan dan permen

dipanen pada umur 4 - 6 bulan karena pada umur tersebut serat dan pati belum terlalu

tinggi. Sebagai bahan obat, rimpang di-panen setelah tua yaitu umur 9 - 12 bulan

setelah tanam. Untuk temu-lawak pemanenan rimpang dilaku-kan setelah tanaman

berumur 10 - 12 bulan. Temulawak yang dipanen pada umur tersebut menghasilkan

kadar minyak atsiri dan kurkumin yang tinggi. Penanaman rimpang dilakukan pada saat

awal musim hujan dan dipanen pada pertengahan musim kemarau. Saat panen yang

tepat ditandai dengan mulai menge-ringnya bagian tanaman yang berada di atas

permukaan tanah (daun dan batang semu), misalnya kunyit, temulawak, jahe, dan

kencur.

Bunga. Bunga digunakan dalam industri farmasi dan kosmetik dalam bentuk segar

maupun kering. Bunga yang digunakan dalam bentuk segar, pemanenan dilakukan

pada saat bunga kuncup atau setelah per-tumbuhannya maksimal. Berbeda dengan

bunga yang digunakan dalam bentuk kering, pemanenan dilakukan pada saat bunga

sedang mekar. Seperti bunga piretrum, bunga yang dipanen dalam keadaan masih

kuncup menghasilkan kadar piretrin yang lebih tinggi dibandingkan dengan bunga yang

sudah mekar.

Page 11: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 11

Kayu. Pemanenan kayu dilakukan setelah pada kayu terbentuk senyawa metabolit

sekunder secara maksimal. Umur panen tanaman berbeda-beda tergantung jenis

tanaman dan ke-cepatan pembentukan metabolit sekundernya. Tanaman secang baru

dapat dipanen setelah berumur 4 sampai 5 tahun, karena apabila dipanen terlalu muda

kandungan zat aktifnya seperti tanin dan sappan masih relatif sedikit.

Herba. Pada beberapa tanaman semusim, waktu panen yang tepat adalah pada saat

pertumbuhan vegetatif tanaman sudah maksimal dan akan memasuki fase generatif

atau dengan kata lain pemanenan dilakukan sebelum ta-naman berbunga. Pemanenan

yang dilakukan terlalu awal mengakibat-kan produksi tanaman yang kita dapatkan

rendah dan kandungan bahan aktifnya juga rendah. Sedang-kan jika pemanenan

terlambat akan menghasilkan mutu rendah karena jumlah daun berkurang, dan batang

tanaman sudah berkayu. Contohnya tanaman sambiloto sebaiknya di-panen pada

umur 3 - 4 bulan, pegagan pada umur 2 - 3 bulan setelah tanam, meniran pada umur

kurang lebih 3,5 bulan atau sebelum berbunga dan tanaman ceplukan dipanen setelah

umur 1 - 1,5 bulan atau segera setelah timbul kuncup bunga, terbentuk.

Cara Panen

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari

cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang diguna-kan dipilih dengan tepat untuk

mengurangi terbawanya bahan atau tanah yang tidak diperlukan. Seperti rimpang, alat

untuk panen dapat menggunakan garpu atau cangkul. Bahan yang rusak atau busuk

harus segera dibuang atau dipisahkan. Penempatan dalam wadah (keran-jang,

kantong, karung dan lain-lain) tidak boleh terlalu penuh sehingga bahan tidak

menumpuk dan tidak rusak. Selanjutnya dalam waktu pengangkutan diusahakan

supaya bahan tidak terkena panas yang berlebihan, karena dapat menyebab-kan

terjadinya proses fermentasi/ busuk. Bahan juga harus dijaga dari gang-guan hama

(hama gudang, tikus dan binatang peliharaan).

Penanganan Pasca Panen

Pasca panen merupakan kelanjut-an dari proses panen terhadap tanaman budidaya

atau hasil dari penambangan alam yang fungsinya antara lain untuk membuat bahan

hasil panen tidak mudah rusak dan memiliki kualitas yang baik serta mudah disimpan

untuk diproses selanjutnya. Untuk memulai proses pasca panen perlu diperhatikan

cara dan tenggang waktu pengumpulan bahan tanaman yang ideal setelah dilakukan

Page 12: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 12

proses panen tanaman tersebut. Selama proses pasca panen sangat penting

diperhatikan keber-sihan dari alat-alat dan bahan yang digunakan, juga bagi

pelaksananya perlu memperhatikan perlengkapan seperti masker dan sarung tangan.

Tujuan dari pasca panen ini untuk menghasilkan simplisia tanaman obat yang bermutu,

efek terapinya tinggi sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Secara umum faktor-faktor

dalam penanganan pasca panen yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

Penyortiran (segar)

Penyortiran segar dilakukan setelah selesai panen dengan tujuan untuk memisahkan

kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing, bahan yang tua dengan yang muda atau

bahan yang ukurannya lebih besar atau lebih kecil. Bahan nabati yang baik memiliki

kandungan campuran bahan organik asing tidak lebih dari 2%. Proses penyortiran

pertama bertujuan untuk memisahkan bahan yang busuk atau bahan yang muda dan

yang tua serta untuk mengurangi jumlah pengotor yang ikut terbawa dalam bahan.

Pencucian

Pencucian bertujuan menghilang-kan kotoran-kotoran dan mengurangi mikroba-

mikroba yang melekat pada bahan. Pencucian harus segera di-lakukan setelah panen

karena dapat mempengaruhi mutu bahan. Pen-cucian menggunakan air bersih seperti

air dari mata air, sumur atau PAM. Penggunaan air kotor menye-babkan jumlah

mikroba pada bahan tidak akan berkurang bahkan akan bertambah. Pada saat

pencucian per-hatikan air cucian dan air bilasan-nya, jika masih terlihat kotor ulangi

pencucian/pembilasan sekali atau dua kali lagi. Perlu diperhatikan bahwa pencucian

harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat mung-kin untuk menghindari larut dan

terbuangnya zat yang terkandung dalam bahan. Pencucian bahan dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain :

a. Perendaman bertingkat

Perendamana biasanya dilakukan pada bahan yang tidak banyak mengandung kotoran

seperti daun, bunga, buah dll. Proses perendaman dilakukan beberapa kali pada

wadah dan air yang berbeda, pada rendaman pertama air cuciannya mengandung

kotoran paling banyak. Saat perendaman kotoran-kotoran yang melekat kuat pada

Page 13: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 13

bahan dapat dihilangkan langsung dengan tangan. Metoda ini akan menghemat peng-

gunaan air, namun sangat mudah melarutkan zat-zat yang terkandung dalam bahan.

b. Penyemprotan

Penyemprotan biasanya dilakukan pada bahan yang kotorannya banyak melekat pada

bahan seperti rimpang, akar, umbi dan lain-lain. Proses penyemprotan dilakukan de-

ngan menggunakan air yang ber-tekanan tinggi. Untuk lebih me-nyakinkan kebersihan

bahan, ko-toran yang melekat kuat pada bahan dapat dihilangkan langsung dengan

tangan. Proses ini biasanya meng-gunakan air yang cukup banyak, namun dapat

mengurangi resiko hilang/larutnya kandungan dalam bahan.

c. Penyikatan (manual maupun oto-matis)

Pencucian dengan menyikat dapat dilakukan terhadap jenis bahan yang keras/tidak

lunak dan kotoran-nya melekat sangat kuat. Pencucian ini memakai alat bantu sikat

yang di- gunakan bentuknya bisa bermacam-macam, dalam hal ini perlu diper-hatikan

kebersihan dari sikat yang digunakan. Penyikatan dilakukan terhadap bahan secara

perlahan dan teratur agar tidak merusak bahannya. Pem-bilasan dilakukan pada bahan

yang sudah disikat. Metode pencuci-an ini dapat menghasilkan bahan yang lebih bersih

dibandingkan de-ngan metode pencucian lainnya, namun meningkatkan resiko kerusa-

kan bahan, sehingga merangsang tumbuhnya bakteri atau mikro-organisme.

Penirisan/pengeringan

Setelah pencucian, bahan lang-sung ditiriskan di rak-rak pengering. Khusus untuk

bahan rimpang pen-jemuran dilakukan selama 4 - 6 hari. Selesai pengeringan

dilakukan kem-bali penyortiran apabila bahan lang-sung digunakan dalam bentuk segar

sesuai dengan permintaan. Contoh-nya untuk rimpang jahe, perlu dilakukan penyortiran

sesuai standar perdagangan, karena mutu bahan menentukan harga jual. Berdasarkan

standar perdagangan, mutu rimpang jahe segar dikategorikan sebagai berikut :

• Mutu I : bobot 250 g/rimpang, kulit tidak terkelupas, tidak me-ngandung benda asing dan tidak berjamur.

• Mutu II : bobot 150 - 249 g/rim-pang, kulit tidak terkelupas, tidak mengandung benda asing dan tidak berjamur.

Page 14: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 14

• Mutu III : bobot sesuai hasil analisis, kulit yang terkelupas maksimum 10%, benda asing maksimum 3%, kapang mak-simum 10%.

Untuk ekspor jahe dalam bentuk asinan jahe, dipanen pada umur 3 - 4 bulan, karena

pada umur tersebut serat dan pati jahe masih sedikit. Mutu jahe yang diinginkan adalah

bobot 60 - 80 g/rimpang. Selesai penyortiran bahan langsung dikemas dengan

menggunakan jala plastik atau sesuai dengan permintaan. Di samping dijual dalam

bentuk segar, rimpang juga dapat dijual dalam bentuk kering yaitu simplisia yang

dikeringkan.

Perajangan

Perajangan pada bahan dilakukan untuk mempermudah proses selanjutnya seperti

pengeringan, pengemasan, penyulingan minyak atsiri dan penyimpanan. Perajangan

biasanya hanya dilakukan pada bahan yang ukurannya agak besar dan tidak lunak

seperti akar, rim-pang, batang, buah dan lain-lain. Ukuran perajangan tergantung dari

bahan yang digunakan dan ber-pengaruh terhadap kualitas simplisia yang dihasilkan.

Perajangan terlalu tipis dapat mengurangi zat aktif yang terkandung dalam bahan.

Sedangkan jika terlalu tebal, maka pengurangan kadar air dalam bahan agak sulit dan

memerlukan waktu yang lama dalam penjemuran dan kemungkinan besar bahan

mudah ditumbuhi oleh jamur.

Ketebalan perajangan untuk rimpang temulawak adalah sebesar 7 - 8 mm, jahe, kunyit

dan kencur 3 - 5 mm. Perajangan bahan dapat dilakukan secara manual dengan pisau

yang tajam dan terbuat dari steinlees ataupun dengan mesin pemotong/ perajang.

Bentuk irisan split atau slice tergantung tujuan pemakaian. Untuk tujuan mendapatkan

minyak atsiri yang tinggi bentuk irisan sebaiknya adalah membujur (split) dan jika ingin

bahan lebih cepat kering bentuk irisan sebaiknya me-lintang (slice).

Pengeringan

Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan dengan cara

mengurangi kadar air, sehingga proses pem-busukan dapat terhambat. Dengan

demikian dapat dihasilkan simplisia terstandar, tidak mudah rusak dan tahan disimpan

dalam waktu yang lama Dalam proses ini, kadar air dan reaksi-reaksi zat aktif dalam

bahan akan berkurang, sehingga suhu dan waktu pengeringan perlu diperhati-kan.

Page 15: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 15

Suhu pengeringan tergantung pada jenis bahan yang dikeringkan. Pada umumnya

suhu pengeringan adalah antara 40 - 600C dan hasil yang baik dari proses

pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar air 10%. Demikian pula de-

ngan waktu pengeringan juga ber-variasi, tergantung pada jenis bahan yang

dikeringkan seperti rimpang, daun, kayu ataupun bunga. Hal lain yang perlu

diperhatikan dalam pro-ses pengeringan adalah kebersihan (khususnya pengeringan

mengguna-kan sinar matahari), kelembaban udara, aliran udara dan tebal bahan (tidak

saling menumpuk). Penge-ringan bahan dapat dilakukan secara tradisional dengan

menggunakan sinar matahari ataupun secara mo-dern dengan menggunakan alat pe-

ngering seperti oven, rak pengering, blower ataupun dengan fresh dryer.

Pengeringan hasil rajangan dari temu-temuan dapat dilakukan de-ngan menggunakan

sinar matahari, oven, blower dan fresh dryer pada suhu 30 - 500C. Pengeringan pada

suhu terlalu tinggi dapat merusak komponen aktif, sehingga mutunya dapat menurun.

Untuk irisan rim-pang jahe dapat dikeringkan meng-gunakan alat pengering energi

surya, dimana suhu pengering dalam ruang pengering berkisar antara 36 - 450C

dengan tingkat kelembaban 32,8 - 53,3% menghasilkan kadar minyak atsiri lebih tinggi

dibandingkan dengan pengeringan matahari lang-sung maupun oven. Untuk irisan

temulawak yang dikeringkan dengan sinar matahari langsung, sebelum dikeringkan

terlebih dulu irisan rimpang direndam dalam larutan asam sitrat 3% selama 3 jam.

Selesai peren-aman irisan dicuci kembali sampai bersih, ditiriskan kemudian dijemur

dipanas matahari. Tujuan dari perendaman adalah untuk mencegah terjadinya

degradasi kur-kuminoid pada simplisia pada saat penjemuran juga mencegah peng-

uapan minyak atsiri yang berlebihan. Dari hasil analisis diperoleh kadar minyak atsirinya

13,18% dan kur-kumin 1,89%. Di samping meng-gunakan sinar matahari langsung,

penjemuran juga dapat dilakukan dengan menggunakan blower pada suhu 40 - 500C.

Kelebihan dari alat ini adalah waktu penjemuran lebih singkat yaitu sekitar 8 jam, di-

bandingkan dengan sinar matahari membutuhkan waktu lebih dari 1 minggu. Pelain

kedua jenis pengeri-ng tersebut juga terdapat alat pengering fresh dryer, dimana

suhunya hampir sama dengan suhu ruang, tempat tertutup dan lebih higienis.

Kelemahan dari alat ter-sebut waktu pengeringan selama 3 hari. Untuk daun atau

herba, penge-ringan dapat dilakukan dengan me-nggunakan sinar matahari di dalam

tampah yang ditutup dengan kain hitam, menggunakan alat pengering fresh dryer atau

cukup dikering-anginkan saja.

Pengeringan dapat menyebabkan perubahan-perubahan hidrolisa enzi-matis,

pencokelatan, fermentasi dan oksidasi. Ciri-ciri waktu pengering-an sudah berakhir

apabila daun atau-pun temu-temuan sudah dapat di-patahkan dengan mudah. Pada

Page 16: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 16

umumnya bahan (simplisia) yang sudah kering memiliki kadar air ± 8 - 10%. Dengan

jumlah kadar air tersebut kerusakan bahan dapat ditekan baik dalam pengolahan mau-

pun waktu penyimpanan.

Penyortiran (kering).

Penyortiran dilakukan bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing yang terdapat

pada simplisia, misalnya akar-akar, pasir, kotoran unggas atau benda asing lainnya.

Proses penyortiran merupakan tahap akhir dari pembuatan simplisia kering sebelum

dilakukan pengemasan, penyimpanan atau pengolahan lebih lanjut. Setelah penyortiran

simplisia ditimbang untuk mengetahui rendemen hasil dari proses pasca panen yang

dilakukan.

Pengemasan

Pengemasan dapat dilakukan terhadap simplisia yang sudah di-keringkan. Jenis

kemasan yang di-gunakan dapat berupa plastik, kertas maupun karung goni.

Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu produk yang dikemas, mudah

dipakai, tidak mempersulit pena-nganan, dapat melindungi isi pada waktu

pengangkutan, tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi dan kalau boleh mempunyai

bentuk dan rupa yang menarik.

Berikan label yang jelas pada tiap kemasan tersebut yang isinya menuliskan ; nama

bahan, bagian dari tanaman bahan yang digunakan, tanggal pengemasan, nomor/kode

produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih, metode pe-nyimpanan.

Penyimpanan

Penyimpanan simplisia dapat di-lakukan di ruang biasa (suhu kamar) ataupun di ruang

ber AC. Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya cukup kering dan ber-

ventilasi. Ventilasi harus cukup baik karena hama menyukai udara yang lembab dan

panas. Perlakuan sim-plisia dengan iradiasi sinar gamma dosis 10 kGy dapat

menurunkan jumlah patogen yang dapat meng-kontaminasi simplisia tanaman obat

(Berlinda dkk, 1998). Dosis ini tidak merubah kadar air dan kadar minyak atsiri simplisia

selama penyimpanan 3 - 6 bulan. Jadi sebelum disimpan pokok utama yang harus

Page 17: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 17

diperhati-kan adalah cara penanganan yang tepat dan higienes. Hal-hal yang perlu

diperhatikan mengenai tempat penyimpanan simplisia adalah :

• Gudang harus terpisah dari tem-pat penyimpanan bahan lainnya ataupun penyimpanan alat dan dipelihara dengan baik.

• Ventilasi udara cukup baik dan bebas dari kebocoran atau ke-mungkinan masuk air hujan.

• Suhu gudang tidak melebihi 300C. • Kelembabab udara sebaiknya di-usahakan serendah mungkin (650 C) untuk

mencegah terjadinya penyerapan air. Kelembaban udara yang tinggi dapat memacu pertumbuhan mikroorganisme se-hingga menurunkan mutu bahan baik dalam bentuk segar maupun kering.

• Masuknya sinar matahari lang-sung menyinari simplisia harus dicegah. • Masuknya hewan, baik serangga maupun tikus yang sering me-makan simplisia

yang disimpan harus dicegah.

(Sumber: Bagem Sembiring, Warta Puslitbangbun Vol.13 No. 2, Agustus 2007)

Untuk mengenal lebih dalam macam-macam simplisia dapat dilihat di MMI atau

database simplisia…

Page 18: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 18

GALENIK

Adalah sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau

tumbuhan yang disari. Disari artinya diambil sarinya (ekstraksi) dengan menggunakan

pelarut yang cocok.

Beberapa sediaan galenik :

1. tinctura

2. extracta

3. infusa

1. Tinctura

adalah larutan dalam alcohol atau hidro alcohol yang dibuat dari bahan tumbuh –

tumbuhan atau dari bahan kimia. Jumlah kandungan alcohol 15 – 80 % dari total

larutan. Fungsi alcohol sebagai pelarut dan anti mikroba.

Cara mendapatkan sediaan tincture ada :

a. Maserasi (untuk sebagian besar bahan) dengan metode perendaman : untuk

pembuatan 100 ml tincture, maserasi dengan 750 ml pelarut yang ditetapkan

atau campuran pelarut yang ditetapkan atau campuran pelarut dalam satu

wadah yang dapat ditutup dan diletakan ditempat yang hangat. Digoyang

goyangkan sering – sering selama 3 hari atau lebih hingga diperoleh zat yang

larut dalam larutan. Penyimpanan tincture yaitu disimpan dalam wadah tertutup

rapat, tidak tembus cahaya, jauh dari cahaya matahari dan panas berlebih.

b. Perkolasi, sediaan simplisia ditambah pelarut terendam sempurna selama 15

menit setelah itu dipindahkan ke percolator.

Tuangkan larutan QS ad jenuh, bagian atas percolator ditutup, ketika cairan

hamper menetes, keran bawah ditutup,maserasi selama 24 jam atau seperti

yang ditetapkan.Buka kran biarkan perkolat mengalir dan tambahnkan pelarut

QS ad perkolat 1000 ml.

c. Melarutkan, melarutkan bahan utama zat kimia yang spesifik seperti yodium –

timerosol. Pelarutnya umumnya alcohol atau air atau campuran keduanya.

Page 19: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 19

Kandungan simplisia untuk tincture :

a. 20 g / 100 ml untuk bahan obat yang tidak berkhasiat keras.

b. 10 g / 100 ml untuk bahan obat yang berkhasiat keras.

2. Extractum

adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisia nabati

atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir

semua diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian

sehingga memenuhi baku yang ditetapkan (F I ed IV).

Bentuk ekstrak :

a. ekstrak cair / extractum liquidium.

b. ekstrak kental / extractum spissum.

c. ekstrak kering / extractum siccum.

Metode pembuatan :

a. Maserasi

b. Perkolasi

c. Reperkolasi

3. Infusa

adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air

pada suhu 90◦C selama 15 menit (F I ed IV).

Cara pembuatan :

Simplisia dengan derajat halus yang sesuai

a. Tambahkan air yang sesuai

b. Tambahkan air ekstra 2x berat simplisia

c. Masukan dalam panci infuse

Dipanaskan pada suhu 90°C selama 15 menit dengan sesekali diaduk

Page 20: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 20

Diserkai selagi panas melalui kain flannel

Jika air masih kurang tambahkan air panas melalui ampas QS ad volume yang

dikehendaki.

Simplisia yang diserkai pada saat dingin :

a. Infuse daun sena

b. Infuse minyak atsiri

c. Infuse cortex condurango

4. Decogta

Definisi sama dengan infusa hanya saja berbeda pada waktu pemanasan hanya 30

menit (F I ed IV) .

Page 21: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 21

PULVIS

Pulvis / serbuk adalah sediaan padat berupa partikel serbuk yang merupakan

campuran kering bahan obat / zat kimia, yang ditujukan pemakaian oral / topical.

Sarat :

• halus,

• kering,

• homogen

Keuntungan penggunaan pulvis :

• penyebaran obat lebih luas dan cepat dari sediaan kompak.

• Lebih cepat diabsorbsi.

• Obat lebih stabil dibandingkan dengan sediaan cair terutama obat yang rentan

rusak oleh air.

• Mengurangi local iritasi.

• Membebaskan dokter untuk pemilhan obat kombinasi dan dosis.

• Dibuat untuk zat aktif yang memiliki volume yang sangat besar.

• Lebih menguntungkan untuk anak – anak atau orang dewasa yang sukar

menelan.

• Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si

penderita.

Kerugian : untuk bahan yang mudah rusak oleh udara atau atmosfer.

Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam pencampuran :

a. Banyak sedikitnya bahan obat.

Page 22: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 22

b. Bj serbuk

c. Kontras warna

Cara mengenal kerusakan sediaan : secara higroskopis kerusakan dapat dilihat

dari timbulnya bau tidak enak, perubahan warna, banyak yang menggumpal.

Penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup rapat ditempat yang sejuk dan

kering dan terlindungi cahaya matahari.

Derajat halus serbuk dan pengayak dalam farmakope dinyatakan dalam uraian

yang dikaitkan dengan nomor pengayak yang ditetapkan untuk pengayak baku, seperti

yang tertera pada tabel di bawah ini.

Sebagai pertimbangan praktis, pengayak terutama dimaksudkan untuk

pengukuran derajat halus serbuk untuk sebagian buat keperluan farmasi (walaupun

penggunaannya tidak meluas untuk pengukuran rentang ukuran partikel) yang

bertujuan meningkatkan penyerapan obat dalam saluran cerna. Untuk pengukuran

partikel dengan ukuran nominal kurang dari 100 mesh, alat lain selain pengayak

mungkin lebih berguna.

Tabel : Klasifikasi serbuk berdasarkan derajat halus (menurut Fl IV)

Klasifikasi Serbuk Simplisia Nabati & Hewani Bahan Kimia

Nomor Batas Derajat Halus 2) Nomor Batas Derajat Halus 2)

Serbuk 1) % No. Pengayak Serbuk 1) % No. Pengayak

Sangat Kasar 8 20 60

Kasar 20 40 60 20 60 40

Setengah Kasar 40 40 80 40 60 60

Halus 60 40 100 80 60 120

Sangat Halus 80 100 80 120 100 120

Page 23: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 23

Keterangan :

1. Semua partikel serbuk melalui pengayak dengan nomor nominal tertentu

2. Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah

ditentukan.

A. Jenis Pulvis / Serbuk

1. Pulvis Adspersorius

Adalah serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat

luar. Umurnnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk

memudahkan penggunaan pada kulit.

Catatan :

a. Talk, kaolin dan bahan mineral Iainnya yang digunakan untuk serbuk tabur harus

memenuhi syarat bebas bakteri Clostridium tetani, Clostridium Wellcii, dan

Bacillus Anthrocis.

b. Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka

c. Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100

mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.

Contoh: Pulvis Adspersorius Zinci Undecylenatis Pulyis Adspersorius (For. Nas)

Sulfanilamidi Pulvis Adspersorius (Form.Indo) Pulvis Paraformaldehydi

Compositus (Form. Indo) Pulvis Salicylatis Compositus (Form Indo)

2. Pulvis Dentifricius

Serbuk gigi, biasanya menggunakan carmin sebagai pewarna yang dilarutkan

terlebih dulu dalam chloroform / etanol 90 %.

3. Pulvis Sternutatorius

Adalah serbuk bersin yang penggunaannya dihisap melalui hidung, sehingga

serbuk tersebut harus halus sekali.

4. Pulvis Effervescent

Serbuk Effervescent merupakan serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan

tertebih dahulu dalam air dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini akan

mengeluarkan gas C02, kemudian membentuk larutan yang pada umumnya jernih.

Page 24: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 24

Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam sitrat atau asam tartrat)

dengan senyawa basa (natrium carbonat atau natrium bicarbonat). Interaksi asam dan

basa ini dalam air akan menimbulkan suatu reaksi yang menghasilkan gas

karbondioksida. Bila ke dalam campuran ini ditambahkan zat berkhasiat, maka akan

segera dibebaskan sehingga memberikan efek farmakologi dengan cepat. Pada

pembuatan, bagian asam dan basa harus dikeringkan secara terpisah.

B. Cara Mencampur Serbuk

Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat dan jaga agar

jangan ada bagian yang menempel pada dinding mortir. Terutama untuk serbuk yang

berkhasiat keras dan dalam jumlah kecil. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam

membuat serbuk :

1. Obat yang berbentuk kristal / bongkahan besar hendaknya digerus halus dulu.

2. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat

penambah (konstituen) dalam mortir.

3. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah

merata.

4. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan tertebih dahulu. Obat yang volumenya

kecil dimasukkan tertebih dahulu.

Serbuk dengan bahan bahan padat

Dengan memperhatikan hal hal diatas masih ada beberapa pengecualian

maupun yang dikerjakan secara khusus. Seperti hal sebagai berikut :

1. Serbuk halus sekali

a. Serbuk halus tidak berkhasiat keras

• Belerang

Belerang tidak dapat diayak dengan ayakan dari sutera maupun logam

karena menirnbulkan butiran bermuatan listrik akibat gesekan, karena itu

dalam pembuatan bedak tabur tidak ikut diayak.

Page 25: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 25

• lodoform

Karena baunya yang sukar dihilangkan maka datam bedak tabur diayak

terpisah (gunakan ayakan khusus).

b. Serbuk sangat halus dan berwarna

Misalnya : rifampisin, Stibii Penta Sulfidum

Serbuk dapat masuk ke dalam pori pori mortir dan warnanya sulit hitang, maka

pada waktu menggerus mortir dilapisi zat tambahan (konstituen)

c. Serbuk halus berkhasiat keras

Dalam jumlah banyak, Digerus dalam mortir dengan dilapisi zat tambahan.

Dalam jumlah sedikit (kurang dari 50 mg), dibuat pengenceran.

2. Serbuk berbentuk hablur dan Kristal

Sebelum dicampur dengan bahan obat yang lain, zat digerus terlebih dahulu.

Contoh : Serbuk dengan champora

Champora sangat mudah mengumpul lagi, untuk mencegahnya dikerjakan dengan

mencampur dutu dengan eter atau etanol 95% (untuk obat dikeringkan dengan zat

tambahan). Cara ini pun harus hati hati karena tertalu lama menggerus atau dengan

sedikit ditekan waktu menggerus akan mengumpulkan kembali campuran tersebut.

Serbuk dengan asam salisilat

Serbuk sangat ringan dan mudah terbang yang akan menyebabkan rangsangan

terhadap selaput lendir hidung dan mata hingga akan bersin. Dalam hal ini asam

salisilat kita basahi dengan eter dan segera dikeringkan dengan zat tambahan.

Serbuk dengan asam benzoat, naftol, mentol, thymol, dikerjakan seperti di atas.

Untuk obat dalam dipakai etanol 95% sedangkan untuk obat luar digunakan eter.

Serbuk dengan garam garam yang mengandung Kristal, dapat dikerjakan dalarn

Page 26: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 26

tumpang panas, misaInya KI dan garam garam bromida. Garam garam yang

mempunyai garam exiccatusnya, lebih baik kita ganti dengan exiccatusnya.

Penggantiannya adalah sbb :

Natrii Carbonas 50% atau 1/2 bagian

Ferrosi Sulfas 60% atau 2/3 bagian

Aluminii et Kalii Sulfas 67% atau 2/3 bagian

Magnesii Sulfas 67% atau 2/3 bagian

Natrii Sulfas 50% atau 1/2 bagian

Serbuk dengan bahan setengah padat

Bahannya terdapat dalam bedak tabur. Yang termasuk bahan setengah padat

adalah adeps lanae, cera flava, cera alba, parafin padat, vaselin kuning dan vaselin

putih. Dalarn jumlah besar sebaiknya dilebur dulu diatas tangas air, baru dicampur

dengan zat tambahan. Dalam jumlah sedikit digerus dengan penambahan aceton atau

eter, baru ditambah zat tambahan.

Serbuk dengan bahan cair

1. Serbuk dengan minyak atsiri

Minyak atsiri dapat diteteskan terakhir atau dapat juga dibuat oleo sacchara,

yakni campuran 2 gram gula dengan 1 tetes minyak. Bila hendak dibuat 4 g oleo

sacchara anisi, kita campur 4 g saccharurn dengan 2 tetes minyak atsiri.

2. Serbuk dengan tincture

Page 27: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 27

Contohnya serbuk dengan Opii Tinctura, Digitalis Tinctura, Aconiti Tinctura,

Belladonnae Tinctura, Digitalis Tinctura, Ratanhiae Tinctura.

Tinctur dengan jumlah kecil dikerjakan dengan lumpang panas, kemudian

dikeringkan dengan zat tambahan. Sedangkan dalam jurnlah besar dikerjakan dengan

menguapkan di atas tangas air sampai kental baru ditambahkan zat tambahan (sampai

dapat diserap oteh zat tambahan) aduk sampai kering kemudian diangkat. Tinctur yang

diuapkan ini beratnya 0, untuk semua serbuk terbagi kehilangan berat tidak pertu

diganti, sedangkan untuk serbuk tak terbagi harus diganti seberat tinctura itu dengan

zat tambahan.

Zat berkhasiat dari tinctur menguap, pada umumnya terbagi menjadi 2 :

a. Tinctur yang dapat diambil bagian bagiannya

Spiritus sebagai pelarutnya diganti dengan zat tambahan. Contohnya iodii

tinc, Camphor Spiritus, Tinc.Opfi Benzoica

b. Tinctur yang tidak dapat diambil bagian bagiannya

Kalau jumlahnya banyak dilakukan pengeringan pada suhu serendah

mungkin, tapi kalau jumlahnya sedikit dapat ditambah langsung ke dalam

campuran serbuk. Kita batasi maksimal 4 tetes dalarn 1 gram serbuk.

Contohnya Valerianae Tinc, Aromatic Tinc.

Serbuk dengan Extractum

1. Extractum Siccum (ekstrak kering)

Pengerjaannya seperti membuat serbuk dengan zat padat halus. Contohnya: opii

extractum, Strychni extractum.

2. Extractum Spissum (ekstrak kental)

Dikerjakan dalam lumpang panas dengan sedikit penambahan pelarut (etanol

70%) untuk mengencerkan ekstrak, kemudian tambahkan zat tambahan sebagai

pengering. Contohnya Belladornnae extractum, Hyoscyami extractum.

3. Extractum Liquidum (ekstrak cair)

Page 28: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 28

Dikerjakan seperti mengerjakan serbuk dengan tinctur. Contohnya Rhamni

Purshianae ext.

Serbuk dengan Tablet atau Kapsul

Dalam membuat serbuk dengan tablet dan kapsul diperlukan zat tambahan

sehingga perlu diperhitungkan beratnya. Dapat kita ambil bentuk tablet atau kapsul itu

langsung. Tablet digerus halus kemudian ditimbang beratnya. Kapsul dikeluarkan isinya

kemudian ditimbang beratnya. Kalau tabtet/ kapsut terdiri dari satu macam zat

berkhasiat diketahui kadar zat khasiatnya dapat kita timbang dalam bentuk zat aslinya.

Contohnya Chlortrimeton tablet kadarnya 4 rng, dapat juga diambil Chlorpheniramin

Maleas dalam bentuk serbuk yang sudah diencerkan dalam laktosa.

C. Cara Pengemasan Serbuk

Secara umumnya serbuk dibungkus dan diedarkan dalarn 2 macam kemasan

yaitu kemasan untuk serbuk terbagi dan kemasan serbuk tak terbagi. Serbuk oral dapat

diserahkan dalam bentuk terbagi pulveres atau tidak terbagi (pulvis).

Kemasan untuk Serbuk Terbagi

Pada umumnya serbuk terbagi terbungkus dengan kertas perkamen atau dapat

juga dengan kertas sekofan atau sampul potietitena untuk melindungi serbuk dari

pengaruh lingkungan. Serbuk terbagi biasanya dapat dibagi langsung (tanpa

penimbangan) sebelum dibungkus dalam kertas perkamen terpisah dengan cara seteliti

mungkin, sehingga tiap tiap bungkus berisi serbuk yang kurang lebih sama jumlahnya.

Hat tersebut bisa dilakukan bila prosentase perbandingan pemakaian terhadap dosis

maksimat kurang dari 80%. Bila prosentase perbandingan pemakaian terhadap DM

sama dengan atau lebih besar dari 80% maka serbuk harus dibagi berdasarkan

penimbangan satu per satu.

Pada dasarnya langkah langkah melipat atau membungkus kertas pembungkus

serbuk adalah sebagai berikut :

Page 29: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 29

1. Letakkan kertas rata di atas permukaan meja dan lipatkan 1/2 inci ke arah kita pada

garis memanjang pada kertas untuk menjaga keseragaman, langkah ini harus

dilakukan bersamaan dengan lipatan pertama sebagai petunjuk.

2. Letakkan serbuk baik yang ditimbang atau dibagi bagi ke tengah kertas yang telah

dilipat, satu kali lipatannya mengarah ke atas di sebelah seberang dihadapanmu.

3. Tariklah sisi panjang yang belum dilipat ke atas dan letakkanlah pada kira kira garis

lipatan pertama, lakukan hati hati supaya serbuk tidak berceceran.

4. Peganglah lipatan dan tekanlah sampai menyentuh dasar kertas dan lipatlah ke

hadapanmu setebal lipatan pertama.

5. Angkat kertas, sesuaikan dengan ukuran dos tempat yang akan digunakan untuk

mengemas, lipat bagian kanan dan kiri pembungkus sesuai dengan ukuran dos tadi.

Atau bila pengemasnya plastik yang dilengkapi klip pada ujungnya usahakan ukuran

pembungkus satu dengan yang lainnya seragam supaya tampak rapi.

6. Kertas pembungkus yang telah terlipat rapi masukkan satu per satu dalam dos atau

plastik klip. Pada lipatan kertas pembungkus tidak boleh ada serbuk dan tidak boleh

ada ceceran serbuk.

Kemasan untuk Serbuk Tak Terbagi

Untuk pemakaian luar, serbuk tak terbagi umumnya dikemas dalam wadah

kaleng yang berlubang lubang atau sejenis ayakan untuk memudahkan penggunaan

pada kulit. MisaInya bedak tabur. Sedangkan untuk obat dalam, serbuk tak terbagi

biasa disimpan dalam botol bermulut lebar supaya sendok dapat dengan mudah ketuar

masuk melalui mutut botol. Contohnya serbuk antacid, serbuk laksativa. Wadah dari

gelas digunakan pada serbuk yang mengandung bahan obat higroskopis/ mudah

mencair, serbuk yang mengandung bahan obat yang mudah menguap. Untuk serbuk

yang komponennya sensitif terhadap cahaya menggunakan wadah gelas berwarna

hijau.

Page 30: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 30

PULVERES

Adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus

menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.

Pulveres atau Serbuk bagi adalah serbuk yang dibuat dalam bobot yang lebih

kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali

minum. Untuk serbuk bagi yang mengandung bahan yang mudah meleleh atau atsiri

harus dibungkus dengan kertas perkamen atau kertas yang mengandung lilin kemudian

dilapisi lagi dengan kertas logam. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik. Serbuk

diracik dengan cara mencampur bahan obat satu per satu, sedikit demi sedikit dan

dimulai dari bahan obat yang jumlahnya sedikit. Jika jumlah obat kurang dari 50 mg

atau jumlah tidak dapat ditimbang, harus dilakukan pengenceran menggunakan zat

tambahan yang cocok.

Contoh kertas :

1. kertas perkamen

2. kertas dilapisi paraffin

3. kertas selofan

Cara Penyiapan

1. Membersihkan alat dan meja, menyetarakan timbangan.

2. Baca resep dengan baik, periksa kelengkapan resep.

3. Analisa resep dengan seksama apakah ada hal-hal yang harus dilaporkan pada

dokter mengenai bahan, kelengkapan ataupun sediaan. Apakah ada hal-hal khusus

mengenai bahan obat, sediaan atau cara peracikan bahan yang dituangkan dalam

KETERANGAN .

4. Menghitung pemakaian dibandingkan dengan Dosis Maksimal atau Dosis Lazim lalu

disimpulkan jika perlu diberitahukan dokter.

5. Menghitung jumlah bahan yang dibutuhkan disesuaikan dengan bahan-bahan yang

tersedia.

6. Menuliskan cara pembuatan resep sesuai dengan spesifikasi sediaan dan bahan.

7. Membuat etiket dengan signa yang benar dan ceklist kebenaran etiket.

Page 31: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 31

8. Menuliskan khasiat masing-masing bahan obat.

9. Menyiapkan pelayanan informasi obat ( PIO ).

Cara Peracikan

1. Cara Pengambilan dan Pelipatan Kertas Perkamen:

a. Ambilah kertas perkamen yang bersih.

b. Hitunglah jumlah kertas perkamen sesuai dengan jumlah serbuk yang akan

dibungkus/dibuat.

c. Lipatlah bagian atas dari kertas perkamen ± 1 cm.

d. Lipatlah bagian lain dari kertas perkamen hingga ujung bagian kertas perkamen

tersebut tepat berada dibagian lain dalam lipatan pertama.

e. Buatlah bungkusan dengan cara melipat - lipat sehingga ujung kertas perkamen

yang satu dapat masuk pada bagian ujung kertas lainnya.

f. Samakan besarnya bungkusan agar kelihatan rapih.

g. Usahakan besarnya bungkusan tidak memberikan kesan terlalu kecil atau terlalu

besar.

2. Cara Membagi dan Membungkus Pulveres

a. Setelah serbuk menjadi halus, keluarkanlah serbuk tersebut dengan cara

mengambil dengan menggunakan mika dari mortir, hingga seluruh serbuk keluar,

dan mortir tampak bersih, tampunglah dengan kertas perkamen.

b. Bagilah serbuk keatas perkamen yang sudah tersusun rapi.

c. Mulailah dari kertas perkamen yang berada pada posisi barisan atas dan paling

kiri, dilanjutkan kearah kanan, menyusul pada baris berikutnya dimulai dari

bagian kiri.

d. Perhatikan dengan cermat agar pembagian serbuk sama banyak.

e. Mulailah membungkus serbuk dari posisi paling bawah dan paling kanan.

Page 32: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 32

f. Setelah semua serbuk terbungkus, susunlah bungkusan dengan rapi, sama

tinggi dan menghadap arah yang sama.

g. Untuk pulveres berjumlah maksimal dua belas bungkus dapat dibagi sama rata

menurut pandangan mata langsung.

h. Lebih dari dua puluh dikerjakan dengan dibagi dahulu dengan jalan

penimbangan lalu dibagi sama rata.

i. Untuk bahan-bahan yang pemakaiannya lebih dari 80% dari dosis maksimalnya

maka harus ditimbang satu persatu dengan cara ditimbang hasil serbuknya,

tentukan berat rata-rata dikurangi 5-10 mg lalu timbang satu persatu, jika pada

penimbangan sisa bagi sama rata.

3. Cara Menggunakan Mortir dan Stamper dalam Peracikan Pulveres

a. Mulut dari mortir senantiasa mengarah ke kiri.

b. Maksudnya agar ketika stamper dibersihkan stamper senantiasa tetap pada

mulut mortir.

c. Bersihkan permukaan stamper dengan cara memutarnya, sementara mika tetap

berada di kepala stamper.

d. Mortir diletakkan diatas meja praktik dialasi dengan lap pada waktu menggerus

bahan obat.

e. Bila akan meletakkan stamper, letakkan selalu disebelah kanan dan dialasi

dengan kertas, kepala stamper harus mengarah kepada kita.

f. Stamper dipegang seperti memegang pulpen.

g. Putarlah stamper berlawanan dengan arah jarum jam.

h. Gerakan tangan sebatas pergelangan, sambil setelah stamfer dibersihkan

dengan menggunakan mika.

i. Bersihkan permukaan stamper dengan cara memutarnya, sementara mika tetap

berada dikepala stamper.

j. Ulangi beberapa kali sampai serbuk halus.

4. Cara Mencampur Bahan – Bahan Obat Dalam Serbuk.

a. Lapisilah mortir dengan sedikit bahan tambahan terlebih dahulu.

Page 33: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 33

b. Dimulai dari bahan yang jumlahnya sedikit.

c. Bahan-bahan obat yang berwarna diaduk diantara dua lapisan zat netral

d. Bahan obat yang kasar dihaluskan terlebih dahulu

e. Bahan obat yang berbobot/bermasa ringan dimasukkan terakhir, begitu juga

dengan bahan obat yang mudah menguap.

5. Cara Menata Serbuk dalam Kemasan

a. Kemasan pot yang ada, maka serbuk ditata dalam posisi lipatan kertas

menghadap kearah yang sama, dibuat rapi panjangnya kurang lebih sama dan

tidak besar pada salah satu sisi kertas serbuk, etiket dan label yang tertempel

diletakkan di dalam pot.

b. Jika tersedia plastik klip, maka penataan sedemikian sehingga teratur satu posisi

dan dirapikan menyesuaikan plastik klip, etiket dan label berada diluar plastik

disesuaikan dengan cetakan klip.

6. Contoh Resep Pulveres

a. Resep Pulveres dengan TRITURATIO

dr. Anugerah Sehat

SIP No: 14/ KANDEP / IJIN / XII / 1988

Jl. Maluku I / 100 Semarang Telp: 024-6712345 Semarang,

R/ Coffein Ergotamin Pulv no X

S t dd I

Pro: Karina Ny.

• Dilihat dulu resep tersebut, berarti harus buka resep standard terlebih dahulu

yaitu dari Formularium Nasional ( Fornas ).

• Coffeini Ergotamini Pulveres

• Ergotamin Tartras 1 mg - Coffein 100 mg 3. Karena ergotamin jumlahnya

terlalu kecil dan tidak dapat ditimbang (karena penimbangan terkecil adalah

50 mg), maka dilakukan pengenceran = trituratio.

Page 34: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 34

• Trituratio Ergotamin Tartras: yaitu bahan obat dikalikan hingga bobot terkecil

yang bisa ditimbang yaitu 50 mg. misalnya Trituratio Ergotamin tartras (1 = 5)

berarti penimbangan akhirnya adalah 10 mg x 5 = 50 mg Pembuatannya

adalah 50 mg Ergotamin Tartras ditambah laktosa ad 250mg ( dari 50 mg x 5

) dan ditimbang = 50 mg sisanya dibungkus dan diberi tanda “ sisa trituratio

Ergotamin Tartras dalam laktosa ( 1 = 5 ) ” dibungkus dalam kertas yang

sudah diberi identitas terlebih dahulu, jika tidak maka kertas akan berlubang

dan serbuknya tumpah keluar.

• Boleh juga pengenceran 1 = 10 , langkahnya sama yaitu timbang Ergotamin

Tartras 50 mg ditambahkan laktosa ad 500 mg. dan ditimbang = 100 mg.

• Kerasionalan sediaan pulveres untuk pasien dewasa ditanyakan, tetapi jika

dilihat dari dosis lazimnya dan khasiatnya maka resep ini memang untuk

Nyonya, tetapi tetap perlu ditanyakan kerasionalan bentuk sediaannya

ditanyakan apakah memang dikehendaki pulveres.

• Untuk serbuk bagi ada ketentuan massa serbuknya yaitu untuk anak-anak

250 mg, dan dewasa antara 500 mg - 1 g jadi perhitungan massa atau bobot

serbuk adalah:

Page 35: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 35

PIL (PILULAE)

Definisi : merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung satu /

lebih bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral.

Saat ini jarang digunakan karena tergusur oleh sediaan tablet dan kapsul untuk

penggunaan obat kimia. Tetapi sering digunakan pada sediaan jamu.

Berdasarkan berat, pil dibedakan menjadi :

1. Boli >300 mg

2. Pil 60 – 300 mg

3. Granul < 60 mg Ph. Ned < 30 mg

Komposisi pil :

1. Bahan aktif / zat aktif

2. Bahan pengisi

3. Bahan pembasah

4. Bahan penabur

5. Bahan penyalut

Sarat yang harus dipenuhi :

1. Keseragaman bobot

2. Waktu hancur sesuai dengan monografi

3. Pada penyimpanan bentuknya harus tetap, tapi tidak begitu keras sehingga dapat

hancur dalam saluran cerna.

4. Pil salut enteric dapat disalut secara khusus sehingga bisa hancur dalam lambung,

tapi hancur dalam usus.

Page 36: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 36

Cara agar memenuhi sarat diatas :

1. Keseragaman bobot :

a. ditimbang 20 pil satu per satu,

b. hitung bobot rata – rata,

c. penyimpangan terbesar yang diperbolehkan terhadap bobot rata –rata.

2. Waktu hancur

Memenuhi waktu hancur yang tertera pada compressi F1 III

3. Bahan pengisi : jika dalam bahan obat terlalu sedikit, maka diperlukan bahan pengisi

yang didapat berat pil tertentu pada umumnya berat pil 100 – 150 mg (rata – rata

120 mg).

4. Bahan pengikat : bahan ini membantu adhesi partikel – partikel, jika ditambah bahan

pembasah, maka serbuk – serbuk saling berlekatan.

Bahan : dengan bahan ini maka campuran serbuk akan (kempal) dan akan terjadi

massa pil yang elastic.

5. Bahan penabur : berguna untuk mencegah melekatnya adonan pada pemotong pil

dan mencegah pil melekat satu dengan yang lainya.

6. Bahan penyalut : berguna untuk = menutup rasa yang tidak enak, melindungi zat

yang terkandung dalam pil terhadap oksidasi ex : garam ferro, mencegah pil hancur

dalam lambung pada pil – pil yang dikehendaki hancur dalam usus (pil enteric).

7. Bahan pengisi : digunakan antara lain ( akar manis, bolus alba, saccharum laktis).

8. Bahan pengikat : antara lain (succus liquiritae (2 g untuk 60 pil), tragakan 5 %,

akasia 5 % - 10 % (lebih dari ini pil terlalu keras)).

Pulvis gumosus (500 mg untuk 60 pil) terdiri dari : saccharum lactis, gummi arabicum,

tragakan.

Sari – sari kental, ex : ext liquiritae 1 -2 g untuk 60 pil, ext gentianae 2 -4 g untuk 60 pil.

Bahan pembasah : menggunakan (aqua, aqua glicerinata, sirup simplex, madu).

Page 37: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 37

Bahan penabur : menggunakan (lycopodium, talcum)

Bahan penyalut : mengguanakan tolubalsam, keratin, gelatin, gula.

Cara pembuatan pil :

a. pembuatan massa pil yang elastic

• campur serbuk kering (bahan obat, pengisi, pengikat) sampai homogen (bahan

ini harus dalam bentuk serbuk yang halus).

• Ditambah bahan pembasah sedikit – sedikit sambil ditekan hingga didapat

massa yang elastic.

b. Penggulungan

c. Pemotongan

d. Pembulatan

e. Penyalutan (jika perlu)

Enteric pil

• Dimaksudkan pil akan hancur dalam usus (tidak larut dalam lambung).

• Sebagai bahan penyalut digunakan : keratin, shellac, salol, stearic acid, dll.

• Bahan – bahan penyalut ini digunakan untuk menyalut pil- pil dengan obat / zat yang

:

a. Mengiritasi membrane mukosa lambung.

b. Terurai oleh cairan lambung.

Efeknya terutama ditujukan dalam usus , ex : anthelmetic, amoeboids

Page 38: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 38

TABLET

Definisi :

1. sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih /

sirkuler, kedua permukaan rata / cembung mengandung satu jenis bahan obat /

lebih dengan / tanpa zat tambahan (F1).

2. Sediaan padat mengandung bahan obat takaran tunggal yang dapat dikempa dari

serbuk kering / granulat.

Keuntungan :

1. Dalam tablet / kapsul terdapat untuk yang tepat dari dosis lazim.

2. Biaya pembuatan paling murah.

3. Ringan dan kompak.

4. Mudah dalam pemakaian.

5. Stabilitas paling baik.

6. Biaya distribusi murah.

7. Dapat dibuat produk dengan pelepasan khusus.

Kekurangan :

1. Beberapa obat tidak dapat dikempa mejandi padat (amorf,flokulasi,bj rendah)

2. Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya besar.

3. Obat yang rasanya pahit.

4. Baunya tidak dapat hilang.

5. Peka terhadap oksigen dan kelembaban.

Tantangan dalam mendesain, memformulasikan dan membuat tablet

Tujuan akhir :

1. menghasilkan obat yang manjur, aman dan acceptable.

2. Obat yang bermutu.

3. Jadi mutu harus dibangun dari sejak awal pembuatan.

Kriteria tablet yang baik :

1. Produk yang bioavailibilitas yang baik (melepaskan zat aktif).

2. Stabil secara fisika, kimia dan bebas kontaminasi.

Page 39: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 39

(kerapihan, kekerasan, pelunturan / perubahan kadar zat aktif)

3. Merupakan produk yang menarik.

Sediaan farmasi bahan aktif

Bahan in aktif / excipients

Sifat – sifat dipengaruhi oleh :

1. Proses variable.

2. Interaksi antara bahan tambahan dan

Dibutuhkan informasi yang banyak tentang sifat – sifat fisika kimia dari bahan

aktif dan eksipien (baik tunggal / campuran / kombinasi).

Kajian preformulasi

Harmonisasi bahan aktif dengan bahan tambahan

Obat yang bermutu / berkualitas

1. Aman

2. Manjur

3. Acceptable

Bahan aktif adalah bahan berkhasiat / bahan yang bertanggung jawab efek

farmakologisnya.

Fungsi :

1. Mencegah.

2. Menyembuhkan.

3. Memelihara.

4. Promotif.

Page 40: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 40

Spesifikasi dan kualitas

Produk sendiri

Sumber zat aktif standart ?

Produk lain

Memenuhi spesifikasi / persyaratan farmakope dan standar internal pabrik.

Mencakup :

1. Identitas.

2. Kekuatan.

3. Kualitas.

4. Kemurnian.

Bahan tambahan (excipients)

Bahan tambahan = pembantu = penolong

Definisi :

1. Webster , suatu substansi yang inert / netral (ex : gom, amilum) sebagai vehicle /

pembawa obat.

2. National formulary , suatu komponen (selain zat aktif), yang sengaja ditambahkan

untuk memformulasikan suatu sediaan dalam definisi ini tidak dikatakan sebagai

substansi yang inert.

3. Hand book pharmaceutical, suatu additives yang digunakan untuk merubah suatu

senyawa aktif farmakologis menjadi bentuk sediaan farmasi sehingga sesuai untuk

digunakan oleh pasien.

4. IPEC (international pharmaceutical excipiens council), suatu substansi selain zat

aktif obat, yang telah dievaluasi kemananya dan dimasukan / ditambahkan dalam

sistem penghantaran obat untuk berbagai maksud :

a. Sebagai pembantu dalam proses pembuatan.

b. Meprotect, mensupport, meningkatkan dan bioavalaibilitas.

c. Untuk mengidentifikasi produk.

d. Untik meningkatkan keamanan, aktifitas obat selama penyimpanan / digunakan.

Page 41: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 41

Perlu diketahui bahwa bahan tambahan bukan zat aktif dan sangat menentukan

hasil akhir.

Jadi jika ingin menggunakan bahan tambahan memenuhi kriteria essential :

1. Inert secara fisiologis.

2. Stabil fisika kimia.

3. Tersedia dalam jumlah yang cukup.

4. Tidak boleh saling kontra indikasi.

5. Bebas dari segala jenis mikroba.

6. Color compatible (tidak mengganggu warna).

7. Memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh badan POM.

8. Tidak mengganggu bioavailibilitas dan dapat melepaskan zat aktifnya.

9. Harga murah.

Menurut fungsinya bahan tambahan tablet dapat dibagi menjadi :

1. Bahan pengisi (diluents / fillers).

2. Bahan pengikat (binder).

3. Bahan penghancur (disintegran).

4. Bahan pelicin.

Bahan pengisi (diluents / fillers)

Bahan pengisi ditambahkan, bila : jumlah zat aktif sedikit, za sulit dikempa, untuk

memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung.

Ex :

a. laktosa

b. amilum

c. kalsium fosfat dibasis

d. selulosa mikrokristalin

e. avicel pH 101 serbuk, pH 102 granul

f. sta – rx 1500

Page 42: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 42

Bahan pengikat / perekat (binder)

Tujuan tambahan bahan pengikat :

a. Membesarkan gaya adesi pada serbuk sewaktu granulasi dan pada tablet kempa

langsung.

b. Menambahkan daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi.

Bahan pengikat ada dalam bentuk kering, larutan (lebih efektif)

Ex :

a. Gom akasia

b. Gelatin

c. Sukrosa

d. Povidon

e. Metil selulosa

f. Karboksi metal selulosa

g. Pasta amilum terhidrolisis (mucilage amilum)

Bahan penghancur (disintegran)

Fungsi sebagai membantu hancurnya tablet setelah ditelan / jika kontak dengan

lingkungan berair / cairan saluran cerna. Menyebabkan tablet pecah menjadi fragmen –

fragmen menentukan kelarutan selanjutnya dari obat dan tercapainya bioavailibiltas

yang diharapkan.

Ex :

a. Amilum 5 – 20 %, artinya amilum dan selulosa termodifikasi secara kimia 5%

(primojel)

b. Asam alginate 5 – 10 %.

c. Avicel 5 – 20 %

d. Bentonit 5 – 15 %

e. Vegum 5 – 15 %

f. Eksplotab 5 20 %

Mekanisme aksi bahan penghancur tablet :

1. Pengembangan (swelling).

Page 43: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 43

Fungsi pokok bahan penghancur terletak pada kemampuanya mengembang dan

menyerap air, juga tergantung dari jenis bahan pengahncur yang digunakan. Air

masuk ke dalam tablet melalui celah antar partikel / melalui jalur hidrofil yang

dibentuk oleh bahan penghancur.

2. Aksi kapiler (wicking).

Begitu tablet kontak dengan air maka air segera masuk ke dalam tablet melalui

saluran pori – pori yang terbentuk selama proses penabletan. Kemampuan

penyerapan air ke dalam partikel adalah melalui celah yang terdapat diantara

susunan jaringan tablet. Karena sifat hidrofilitas bahan penghancur maka

perembesan air lewat pori aka lebih cepat dan efektif, sehingga akhirnya akan

memisahkan partikel partikel granul dan menghancurkan tablet.

3. Perubahan bentuk.

Beberapa partikel akan mengalami deformasi dengan adanya tekanan. Tetapi

partikel tersebut dapat kembali kebentuk semula.

4. Repulsion.

Teori ini menerangkan bahwa partikel tidak mengembang tetapi dengan adanya air

masuk melalui jaringan kapiler didalam tablet, maka partikel akan saling tolak

menolak akibat dari netralisasi muatan listrik antar partikel yang terbentuk saat

pengempaan. Sehingga mereka akan saling melepaskan diri, kemudian dari

susunanya di dalam komponen tablet proses ini akan membantu terjadi disintegrasi.

Bahan pelicin

Bahan pelicin dapat berfungsi sebagai :

1. Lubricant.

Untuk mengurangi gesekan selama proses pengempaan antara tablet dan dinding.

2. Glidant.

Bahan yang dapat menaikan kemampuan mengalir serbuk, umunya digunakan

dalam proses kempa langsung tanpa proses granulasi.

3. Anti adherent.

Mencegah agar bahan yang dikempa tidak melekat pada permukaan stempel dan

matris.

Pada umunya lubricant bersifat hidrofobik sehingga cenderung menurunkan

desintegrasi dan disolusi tablet. Oleh karena itu kadar lubricant yang berlebihan harus

dihindari.

Page 44: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 44

Ex :

a. Talk 5 %

b. Mg stearat 1%

c. Derivate silica 0,25 – 3 %

d. Amilum jagung 5 – 10 %

Zat pewarna, pemberi rasa dan pemanis

Fungsi zat pewarna :

1. Menutupi warna obat yang kuarng baik.

2. Identifikasi hasil produksi.

3. Membuat suatu produk yang lebih menarik.

Zat pemberi rasa dan pemanis, dibatasi pada tablet kunyah, effervescent, dan

tablet lain yang dimaksudkan untuk larut dalam mulut.

Ex :

a. Manitol (pemanis)

b. Sucrose (pemanis)

c. Sakarin (pemanis)

Kesimpulan :

1. Bahan tambahan hampir mutlak di[perlukan dalam formulasi.

2. Walaupaun bahan tambahan merupakan bahan tidak aktif, namun berpengaruh

langsung pada kualitas dan effektifitas hasil akir.

3. Pemilihan bahan tambahan harus sesuai dengan sifat kimia fisika dari bahan obat,

serta dengan tujuan yang ingin dipakai.

Page 45: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 45

KAPSUL

MASIH DALAM PROSES PENGERJAAN HEHEHE….

Page 46: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 46

SUPPOSITORIA

Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang

diberikan melalui rectal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut

pada suhu tubuh. Suppositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat,

sebagai pembawa zat terapetik yang bersifat local atau sistematik. Bahan dasar

suppositoria yang umum digunakan adalah lemak coklat, gelatin tergliserinasi, minyak

nabati terhidrogenasi, campuran polietilen glikol berbagai bobot molekul dan ester asam

lemak polietilen glikol (Anonim, 1995)

Bahan dasar yang digunakan harus dapat larut dalam air atau meleleh pada

suhu tubuh. Bahan dasar yang sering digunakan adalah lemak coklat (Oleum cacao),

polietilenglikol atau lemak tengkawang (Oleum Shoreae) atau Gelatin. Bobot

suppositoria kalau tidak dinyatakan lain adalah 3 g untuk orang dewasa dan 2 g untuk

anak. Suppositoria supaya disipan dalam wadah tertutup baik dan di tempat yang sejuk.

Keuntungan bentuk torpedo adalah bila bagian yang besar masuk melalui otot penutup

dubur, maka suppositoria akan tertarik masuk dengan sendiri.

Keuntungan penggunaan suppositoria dibanding penggunaan obat per oral atau

melalui saloran pencernaan adalah :

1. Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung.

2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan

3. Obat dapat masuk langsung dalam saluradarah dan berakibat obat dapat memberi

efek lebih cepat daripada penggunaan obat per oral

4. Baik, bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar (Anief, 2004)

Tujuan penggunaan suppositoria yaitu :

1. Untuk tujuan lokal, seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit

infeksi lainnya. Suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena

dapat diserap oleh membrane mukosa dalam rectum. Hal ini dilakukan terutama bila

penggunaan obat per oral tidak memungkinkan seperti pada pasien yang mudah

muntah atau pingsan.

2. Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat. Kerja awal akan lebih cepat karena

obat diserap oleh mukosa rektal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh

darah.

3. Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan

perubahan obat secara biokimia di dalam hati (Syamsuni, 2005).

Page 47: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 47

Pembuatan suppositoria secara umum dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

Bahan dasar yang digunakan supaya meleleh pada suhu tubuh atau larut dalam cairan

yang ada dalam rectum. Obatnya supaya larut dalam bahan dasar apabila perlu,

dipanaskan. Bila obatnya sukar larut dalam bahan dasar maka harus diserbuk halus.

Setelah campuran obat dan bahan dasar meleleh atau mencair, dituangkan dalam

cetakan suppositoria dan didinginkan. Cetakan tersebut dibuat dari besi dan dilapisi

nikel atau logam lain, ada juga dubuat dari plastik. Cetakan ini mudah dibuka secara

longitudinal untuk mengeluarkan suppositoria. Untuk mencetak basila dapat digunakan

tube gelas atau gulungan kertas (Anief, 2004).

Isi berat dari suppositoria dapat ditentukan dengan membuat percobaan sebagai

berikut:

1. Menimbang obat untuk sebuah suppositoria

2. Mencampur obat tersebut dengan sedikit bahan dasar yang telah dilelehkan

3. Memasukakn campuran tersebut ke dalam cetakan

4. Menambah bahan dasar yang telah dilelehkan sampai penuh

5. Mendinginkan cetakan yang berisi campuran tersebut. Setelah dingin suppositoria

dikeluarkan dari cetakan dan ditimbang

6. Berat suppositoria dikurangi berat obatnya merupakan berat bahan dasar yang

harus ditimbang

7. Berat jenis obat dapat dihitung dan dibuat seragam (Anief, 2004).

Untuk menghindari massa yang hilang maka selalu dibuat berlebih dan untuk

menghindari massa yang melekat pada cetakan maka cetakan sebelumnya dibasahi

dengan parafin, minyak lemak, spritus Saponatus (Soft soap liniment). Yang terakhir

jangan digunakan untuk suppositoria yang mengandung garam logam, karena akan

bereaksi dengan sabunnya dan sebagai pengganti dapat digunakan larutan Oleum

Ricini dalam etanol. Untuk suppositoria dengan bahan dasar PEG dan Tween tidak

perlu bahan pelican karena pada pendinginan mudah lepas dari cetakan karena

mengkerut (Anief, 2004).

Faktor yang mempegaruhi absorpsi obat per rektal yaitu :

1. Faktor fisiologis, antara lain pelepasan obat dari basis atau bahan dasar, difusi obat

melalui mukosa, deteoksifikasi atau metabolisme, distribusi di cairan jaringan, dan

terjadinya ikatan protein di dalam darah atau cairan jaringan.

2. Faktor fisika kimia obat dan basis antara lain kelarutan obat, kadar obat dalam

basis, ukuran partikel, dan basis suppositoria (Syamsuni, 2005).

Page 48: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 48

Basis berlemak merupakan basis yang paling banyak dipakai, karena pada

dasarnya oleum cacao termasuk kelompok ini, utama dan kelompok ketiga merupakan

golongan basis-basis lainnya. Diantara bahan-bahan berminyak atau berlemak lainnya

yang biasa digunakan sebagai basis suppositoria : macam-macam asam lemak yang

dihidrogenasasi dari minyak nabati seperti minyak palem dan minyak biji kapas. Juga

kumpulan basis berlemak yang mengandung gabungan gliserin dengan asam lemak

dengan berat molekul tinggi, seperti asam palmitat dan asam stearat, mungkin

ditemukan dalam basis suppositoria berlemak.

Emulsi merupakan suatu campuran yang tidak stabil dari dua cairan yang pada

dasarnya tidak saling bercampur, pada umumnya untuk membuat kedua cairan tersebut

dapat bercampur diperlukan zat pengemulsi (emulsifying agent) sehingga sediaan

emulsi dapat stabil (Ansel,1989; Martin, 1993). Beberapa zat pengemulsi diantaranya

gom arab, tragakan, gelatin, pektin, lecithin, stearil alkohol, bentonit, dan zat pembasah

atau surfaktan. Berdasarkan strukturnya zat pengemulsi bersifat amfifilik karena

memiliki molekul-molekul yang terdiri dari bagian hidrofobik (oleofilik) dan hidrofilik

(oleofobik) (Swarbrick, 1995).

Lecithin adalah phospolipid yang merupakan komponen essensial dari membran

sel dan pada prinsipnya terdapat pada berbagai varietas makhluk hidup. Pada

kenyataannya, lecithin banyak ditemukan dalam tanaman-tanaman seperti kedelai,

kacang tanah, biji kapas, bunga matahari, dan jagung. Lecithin banyak digunakan

dalam pendahuluan. Emulsi merupakan suatu campuran yang tidak stabil dari dua

cairan yang pada dasarnya tidak saling bercampur, pada umumnya untuk membuat

kedua cairan tersebut dapat bercampur diperlukan zat pengemulsi (emulsifying agent)

sehingga sediaan emulsi dapat stabil (Ansel,1989; Martin, 1993). Beberapa zat

pengemulsi diantaranya gom arab, tragakan, gelatin, pektin, lecithin, stearil alkohol,

bentonit, dan zat pembasah atau surfaktan. Berdasarkan strukturnya zat pengemulsi

bersifat amfifilik karena memiliki molekul-molekul yang terdiri dari bagian hidrofobik

(oleofilik) dan hidrofilik (oleofobik) (Swarbrick, 1995).

Lecithin adalah phospolipid yang merupakan komponen essensial dari membran

sel dan pada prinsipnya terdapat pada berbagai varietas makhluk hidup. Pada

kenyataannya, lecithin banyak ditemukan dalam tanaman-tanaman seperti kedelai,

kacang tanah, biji kapas, bunga matahari, dan jagung. Lecithin banyak digunakan

dalam industri farmasi sebagai zat pendispersi, pengemulsi dan penstabil (stabilizing

agent) (Wade, 1994).

Page 49: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 49

Komposisi lecithin tergantung dari sumbernya.Lecithin dari telur mengandung

69% phosphatidylcoline dan 24% phosphatidylethanolamine, lecithin dari kacang

kedelai mengandung 21% phosphatidylcoline, 22% phosphatidylethanolamine dan 19%

phosphatidylinositol (Wade, 1994). Hingga saat ini efektivitas lecithin sebagai emulgator

di dalam sediaan emulsi minyak ikan belum dilakukan pengujiaannya. Penelitian ini

mempunyai tujuan untuk menguji efektivitas lecithin dan mengetahui konsentrasi yang

tepat untuk digunakan sebagai emulgator dalam sediaan emulsi minyak ikan.

Sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal,

vagina atau uretra, umumnya meleleh , melunak atau melarut pada suhu tubuh.

Untuk vagina disebut pessarium, untuk disaluran urine disebut bougie.

Bahan dasar yang digunakan harus dapat larut dalam air atau meleleh pada suhu

tubuh. Bahan dasar yang sering digunakan adalah lemak coklat (Oleum

Cacao),Polietlenglikol, atau lemak tengkawang (Oleum Shoreae) atau gelatin. Bobot

suppositoria kalau tidak dinyatakan lain adalah 3 g untuk orang dewasa dan 2 g untuk

anak. Supositoria supaya disimpan dalam wadah tertutup baik dan ditempat yang sejuk.

Keuntungan bentuk torpedo adalah bila bagian yang besar masuk melalui otot penutup

dubur, maka suppositoria akan tertarik masuk dengan sendiri. Keuntungan penggunaan

suppositoria dibanding penggunaan obat per os adalah;

1. Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung.

2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan.

3. Obat dapat masuk langsung dalam saluran darahdan berakibat obat dapat memberi

efek lebih cepat daripada penggunaan obat peroral.

4. Baik, bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar

Tujuan penggunaan:

1. lokal: untuk memudahkan defekasi (gliserin suppositoria, bisakodil suppo),

mengobati gatal, iritasi, dan inflamasi karena hemoroid (antibakteri basilla bentuk

uretral), antihaemoroid, mengandung anestesi lokal, vasokontriktor adstringen,

analgesik, emolien.

2. Sistemik: Aminofilin dan Teofilin untuk obat asma, Chlorpromazin untuk antimuntah,

chloral hydrat untuk sedatif dan hipnotif, aspirin untuk anagetik antipiretik.

Page 50: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 50

Keuntungan:

1. Menghindari pengrusaan oleh enzim atau pH lambung atau usus

2. Menghindari perangsang lambung oleh obat

3. Menghindari pengrusakan dalam sirkulasi portal

4. Digunakan pada pasien yang tidak dapat menelan

5. Cara yang efektif untuk yang suka muntah

Kelemahan:

1. Tidak nyaman digunakan

2. Absorbsi obat sering kali tak teratur atau sulit diramalkan

Suppositoria dengan bahan dasar lemak coklat

Lemak coklat merupalkan trigliserida, berwarna kekuningan, bau yang khas. Jika

dipanasi sekitar 30º mulai mencair dan biasanya meleleh sekitar 34º- 35º C, tetapi pada

suhu dibawah 30º merupakan masa semi padat, mengandung banyak kristal dari

trigleserida padat dan merupakan bagian nyata dari cairan. Dan yang cair diikat dengan

tenaga tegangan muka. Sering dilupakan dalam melelehkan lemak coklat terdapat

kondisi pemanasan, karena akan memperoleh hasil yang kurang

menyenangkandengan adanya modifikasi sifat fisika yang karakteristik dari asam

coklat. Jika pemanasannya tinggi, lemak coklat akan mencair sempurna seperti minyak

dan kehilangan semua inti krital yang stabil yang berguna untuk memadat. Bila

didinginkan dibawah 15ºakan mengkristal dalam bentuk kristal metastabil

Untuk meninggikan titik lebur lemak coklat digunakan tambahan cera atau

cetaceum. Penambahan cera flava dapar menaikkan daya serap lemak coklat terhadap

air.

Pada pengisiaan masa supositoria ke dalam cetakan, kemak coklat cepat

membeku dan pada pendinginan terjadi susut volume hingga terjadi lubang di atas

masa, maka pada pengisian cetakan harus diisi lebih, baru setelah dingin kelebihannya

dipotong.

Penanganan secara khusus

1. balsam digerus dulu dengan sebagian lemak coklat sampai menjadi pasta dan

selanjutnya sisa zat sigerus dan dicampurkan.

Page 51: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 51

2. ekstrak kering, opium concentratumdan pantopon digerus dulu dalam mortir yang

dialasi sulu dengan saccharus lactis agar tidak lengket pada mortir. Setelah itu

campuran serbuk yang halus digerus dengan sedikit lemak coklat.

3. ichtammolum dalam supositoria dikerjakan seperti pada balsamum sebagian lemak

coklat diganti dengan cera flava 5% agar supositoria tidak meenjadi lembek.

Suppositoria dengan bahan dasar PEG

PEG adalah polyaethylenglikolum merupakan polimerisasi etilenglikol dengan

berat molekul antara 300 sampai 6000

PEG dibawah 1000 adalah cair sedangkan diatas 1000 adalah padat lunak

seperti malam. Kentungan dari bahan dasar mudah larut dalam cairan alam rektum,

dan tidak ada modifikasi titik lebur yang bererti tidak mudah meleleh pada penyimpanan

suhu kamar.

Pembuatan supositoria dengan PEG dilakukan dengan melelehkan bahan dasar

lalu dituangkan dalam cetakan seperti pada pembuatan supositoria dengan bahan

dasar lemak coklat.

Percobaan hassler dan sperandio dengan bermacam macam garam barbital

yang larut dalam air menunjukkan dengan bahab dasar lemak coklat, aksi kerja awal

lebih cepat, sedangkan dwngan bahan dasar PEG menunjukan aksi lama kerja lebih

lama. Ini disebabkan bahwa coklat adalah cepat meleleh dan obat akan terlepas dan

dapat diabsorbsi sedangkan dengan PEG basis harus larut baru obatnya dapat

diabsorpsi.

Supositoria dengan bahan dasar gelatin

Dalam farmakope belanda terdapat formula suppositra dengan bahan dasar

gelatin, yaitu:panasi 2 bagian gelatin dengan 4 bagian air dari 5 bagian gliserin sampai

diperoleh masa yang homogen. Tambahkan air panas sampai diperoleh 11 bagian.

Biarkan masa cukup dingindan tuangkan dalam cetakan, hingga diperolehsupositoria

dengan berat 4 g

Obat yang ditambahkan dilarutkan atau digerus dengan sedikit air atau gliserin

yang disisakan dan dicampurkan pada masa yang sudah dingin. Bila obatnya sedikt

dikurangkan pada berat air dan bila obatnya banyakdikurangkan berat masa bahan

dasar.

Kontrol Kualitas Formulasi Sediaan Suppositoria

Kontrol kualitas formulasi sediaan suppositoria untuk menjamin tiap lot

suppositoria yang dibuat, secara tetap memenuhi standar yang ditetapkan selama

Page 52: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 52

pembuatan lot eksperimen awal. Suppositoria akhir secara rutin diperiksa

penampilannya, setelah dipotong memanjang, untuk keseragaman campuran tersebut.

Suppositoria tersebut diuji bahan-bahan aktifnya untuk menjamin bahwa masing-

masing suppositoria isinya sesuai dengan apa yang disebutkan pada etiket.Kontrol

kualitas sediaan suppositoria anatara lain uji kisaran leleh, uji pencairan atau waktu

melunak, uji kehancuran, uji ukuran partikel atau penghabluran, uji distribusi bahan obat

dan uji disolusi.

Berikut kontrol kualitas sediaan suppositoria yaitu (Pharmaceuticalsciences and

health):

Uji Kisaran Leleh

Uji ini disebut juga kisaran meleleh makro, dan uji ini merupakan suatu ukuran

waktu yang diperlukan suppositoria untuk meleleh sempurna bila dicelupkan dalam

penanggas air dengan temperatur tetap (37oC). Sedangkan uji kisaran meleleh mikro

adalah kisaran leleh yang diukur dalam pipa kapiler hanya untuk basis lemak. Alat yang

biasa digunakan untuk mengukur kisaran leleh sempurna dari suppositoria adalah suatu

Alat Disintegrasi Tablet USP. Suppositoria dicelupkan seluruanya dalam penanggas air

yang konstan, dan waktu yang diperlukan suppositoria untuk meleleh sempurna atau

menyabar dalam air disekitarnya diukur.

Pola pelepasan obat secara in vitro diukur dengan menggunakan alat kisaran

leleh yang sama. Jika volume air yang mengelilingi suppositoria diketahui, maka

dengan mengukur alikuot aiar untuk masa obat yang dikandung pada bagian interval

dalam periode meleleh, ustu kurva waktu terhadap kadungan obat (pola pelepasan obat

in vitro) dapat digambar.

Uji Pencairan atau Waktu Melunak

Suatu modifikasi dari metode yang dikembangkan oleh Krowezynski adalah uji

suppositoria yang akhir lain yang berguna. Uji tersebut terdiri dari pipa-U yang sebagian

dicelupkan ke dalam debagian penanggas air yang bertemperatur konstan.

Penyampitan pada satu sisi menahan suppositoria tersebut pada tempatnya dalam

pipa. Sebuah batangan dari kaca ditempatkan di bagian atas suppositoria, dan waktu

yang diperlukan batangan untuk melewati suppositoria sampai penyempitan tersebut

dicatat sebagai ”waktu melunak”. Ini dapat dilaksanakan dalan berbagai temperatur dari

35,5 sampai 37°C sebagai suatu pemeriksaan pengawasan mutu, dan dapat juga dikaji

sebagai suatu ukuran kestabilan fisika terhadap waktu. Suatu penanggas air dangan

elemen pendingin dan pemanas harus digunakan untuk menjamin pengaturan panas

dangan parbedaan tidak lebih dari 0.1°C.

Page 53: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 53

Uji melunak untuk mengukur waktu yang diperlukan suppositoria rektal untuk

mencair dalam alat yang disesuaikan dengan kondisi in vivo. Suatu penyari melalui

selaput semiparmiabel, yakni pipa selofan, diikat pada kedua ujung kondensor dengan

masing-masing ujung pipa terbuka. Air pada 37°C disirkulasi melalui kondensor

tersebut pada laju sedemikian rupa, sehingga separuh bagian bawah pipa selofan

kempis dan separuh bagian atas terbuka. Tekanan hidrostatis air dalam alat tersebut

kira-kira nol ketika pipa tersebut mulai kempis. Bila temperatur air dibuat stabil pada

37°C, suppositoria turun., dan waktu tersebut diukur untuk suppositoria meleleh dengan

sempurna dalam pipa tersebut.

Uji Kehancuran

Uji kehancuran dirancang sebagai metode untuk mengukur keregasan atau

kerapuhan suppositoria. Alat yang digunakan untuk uji tersebut terdiri dari suatu ruang

berdinding rangkap dimana sppositoria yang diujikan ditempatkan. Air 37°C dipompa

melewati dinding rangkap ruang tersebut, dan suppositoria diisikan ke dalam dinding

dalam yang kering, menopang lempeng di mana suatu batang diletakkan. Ujung lain

dari batang tersebut terdiri dari lempeng lain di mana beban digunakan. Uji

dihubungkan dangan penempatan 600 g di atas lempeng datar. Pada unterval waktu

satu menit, 200 g bobot ditambahkan, dan dimana suppositoria rusak adalah titik

hancurnya, atau gaya yang menentukan karakteristik kekerasan dan kerapuhan

suppositoria tersebut. Suppositoria dangan bentuk-bentuk yang berbeda mempunyai

titik hancur yang berbesa pula. Titik hancur yang dikehendaki dari masing-masing

bentuk suppositoria yang beranekaragam ini ditetapkan sebagai level yang menahan

kekuatan (gaya) hancur yang disebabkan oleh berbagai tipe penanganan, yakni

produksi, pemgemasan, pengiriman dan pengangkutan dalam penggunaan untuk

pasien.

Uji Ukuran Pertikel atau Penghabluran

Penghabluran dikhawatirkan terjadi, jika bahan obat melarut dalam masa basis

suppositoria yang dipanaskan dan pada saat pendinginannya atau juga pada saat

penyimpanannya mengalami pengaruh kelarutan. Dibuat penampang melintang tipis

dari suppositoria dan ukuran partikelnya diukur dibawah mikroskop dengan bantuan

mikrometer okuler yang telah ditera. Pada penyimpanan suppositoria, pengujian

diulangi dalam intrval waktu yang teratur.

Uji Distribusi Bahan Obat

Untuk menguji kandungan bahan obat dari suppositoria dalam suatu bact

(keseragaman kandungan), diambil sejumlah suppositoria yang mewakili bach tersebut

Page 54: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 54

lalu ditimbang. Kadungan bahan obatnya ditentukan dengan metode yang cocok dan

prosentual penyimpangan dari kandunga seharusnya, dutentukan.

Dengan cara yang sama dapat diuji distribusi bahan aktif dalam suppositoria menurut

segmentasinya (melintang terhadap sumbu panjang). Hasil yang diperoleh

menginformasikan tentang sedimentasi dari bahan padat selama penuangan

danpembekuan leburan.

Uji Disolusi

Pengujian laju penglepasan zat obat dari suppositoria secara in vitro selalu

mengalami kesulitan karena adnya pelelehan, perubahan bentuk dan dispersi dari

medium disolusi. Pengujian awal dilakukan dengan penetapan biasa dalam gelas piala

yang mengandung suatu medium.

Dalam usaha untuk mengawasi pada antarmuka massa/medium, berbagai cara telah

dipakai, termasuk keranjang kawat mesh atau suatu membran untuk memisahkan

ruang sampel dari bak reservoar. Sampel yang ditutup dalam pipa dialisis atau

membran alami juga dapat dikaji. Alat sel air (flow cell) digunakan untuk menahan

sempel ditempatnya dengan kapas, saringan kawat, dan yang paling baru dengan

manik-manik gelas.

Page 55: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 55

UNGUENTA / SALEP

Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topical pada

kulit atau selaput lendir (F I ed IV).

Salep berdasarkan fungsinya :

1. Antipuritik, menghilangkan gatal – gatal. Ex : salep yang mengandung mentol

0,25 %, phenol 0,5 %, camphora 2 %.

2. Keratoplastik, menebalkan lapisan tanduk. Ex : salep yang mengandung asam

salisilat 1 – 2 %.

3. Keratolitik, melunakan lapisan tanduk. Ex : salep yang mengandung resorcinol 2

– 4 %, asam salisilat 4 – 10 %.

4. Emollients, melunakan kulit. Ex : cold cream.

5. Protektif, melindungi kulit terhadap kelembaban udara dan zat – zat kimia. Ex :

zinc oxide ointment.

6. Anti parasitic, melindungi kulit dari parasit. Ex : benzyl benzoate 10 – 30 %

7. Anti eksim, ,melimdungi kulit dari hewan. Ex : salep hidrokortison 0,5 - 1 %

8. Anti bakteri dan anti fungi, melindungi kulit dari bakteri dan jamur. Ex : salep

vioform 3 %, salep undercrylenic acid.

Salep berdasarkan penetrasi :

1. Salep epidermik, daya penetrasinya sedikit sekali, sebagai dasar salepnya

digunakan basis berminyak dan hidrokarbon.

2. Salep endodermik, mempunyai daya penetrasi cukup besar terhadap kulit,

sebagai dasar salepnya lanolin dan minyak dari tumbuhan.

3. Salep diadermik, menembus kulit dan memberikan absorbsi sistemis (daya

penetrasinya besar), dasar salepnya yang larut dengan air dan basis emulsi.

Basis / dasar salep

Basis yang akan digunakan tergantung dari sifat zat aktif dan tujuan

penggunaan.

1. Dasar salep berlemak / hidrokarbon, memiliki sifat : tidak berair, tidak larut air,

tidak bisa dibilas dengan air.

2. Dasar salep resap, memiliki sifat : suka air, tidak larut dalam air, tidak bisa dicuci

dengan air. Ex : cold cream, lanolin.

Page 56: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 56

3. Dasar salep emulsi, memiliki sifat : berair, suka air, tidak laurt dalam air, dapat

dibilas dengan air merupakan emulsi o / w. ex : vanishing cream, hydrophilic

ointment.

4. Dasar salep larut dalam air, memiliki sifat : tidak berair, suka air, dapat dibilas

denga air, dapat larut dalam lemak, tetapi tidak berlemak. Ex : polyethilen glikol

ointment yaitu dengan pencampuran antara PEG 4000 sebanyak 400 g dengan

PEG 400 sebanyak 600 g.

Perlu diketahui bahwa pemilihan dasar salep berdasarkan :

1. Khasiat yang diinginkan.

2. Ketersediaan

3. Stabilitas

4. Sifat bahan obat yang dicampurkan

5. Daya tahan sediaan jadi

Aturan pembuatan salep :

1. Bahan yang dapat larut dalam jumlah banyak campuran lemak, maka dilarutkan

terlebih dahulu dengan cara pemanasan.

2. Bahan yang dapat larut dalam air, dilarutkan terlebih dahulu dengan air, jika

jumlah air yang diperlukan untuk melarutka dapat diserap oleh campuran lemak.

Maka jumlah air yang digunakan dikurangi dari jumlah campuran lemak yang

tersedia.

3. Bahan yang sukar / sebagian larut dalam lemak dan air. Sebaiknya dibuat dalam

serbuk terlebih dahulu. Kemudian diayak dengan ayakan ukuran B40. pada

pembuatan ini bahan padatnya dicampur dengan lemak terlebih dahulu dan

dicairkan dari setengah sediaan ad sama berat dengan sediaan padat tersebut.

Kemudian sediaan lemak dibubuhkan sedikit demi sedikit dalam keadaan cair

atau tidak.

4. Jika salep – salep dibuat dengan cara mencairkan maka campuranya diaduk

sampai dingin agar homogen.

Salep mata (oculenta, ophthalmic oint)

Yaitu salep yang digunakan pada permukaan mata (F I ed IV).

Page 57: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 57

Dasar salep mata :

1. Tidak boleh mengiritasi mata.

2. Dapat larut / difusi obat dalam cairan mata.

3. Dalam jangka waktu tertentu sediaan tidak berubah fisik maupun kandunganya

dengan kondisi penyimpanan yang benar.

4. Mengandung bahan yang sesuai.

5. Bebas partikel kasar.

6. Memenuhi syarat kebocoran dan partikel logam pada uji salep.

Pasta (pastae)

Yaitu sediaan semi padat yang mengandung satu / lebih bahan obat yang ditujukan

untuk pemakaian topical.

Sediaan ini memilki ciri – cirri sebagai berikut :

1. sediaan bahan lebih padat / kental / mudah beku.

2. kekuatan absorbsinya besar.

3. sedikit berminyak dibandingkan salep dengan basis yang sama.

Ex : pasta zinc

Krim (cremores)

Yaitu bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih zat aktif terlarut atau

terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai(F I ed IV) .

Sediaan ini keadaan emulsi AM atau MA.

Sediaan krim :

1. Mengandung air ≥ 60 %.

2. Penggunaan sebagai kosmetika dan estetika.

3. Dapat digunakan melalui vaginal

4. Dapat dibilas dengan air.

Zat pengemulsi : sabun, twen dan span, trietanol amin, emulgid.

Zat pengawet yang dapat digunakan : metil paraben 0,12 – 0.18 %.

Page 58: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 58

GUTTAE (OBAT TETES)

Yaitu sediaan cairan berupa larutan, emulsi atau suspensi yang berfungsi untuk

obat dalam atau obat luar. Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes

yang menghasilkan tetesan setara dengan yang dihasilken penetes baku yang

disebutkan farmakope Indonesia (F I ed III).

Sediaan obat tetes dapat berupa :

1. Guttae, obat tetes pada makanan atatu minuman.

2. Guttae oris, obat tetes yang digunakan pada ??? dengan cara diencerkan dan

tidak di t???

3. Guttae auriculares, obat tetes yang digunakan pada ??? zat basisnya bukan air,

ex basis : glycerol, etanol, minyak atsiri, propilen glikol, heksilen glikol.

4. Guttae nasales, obat tetes yang digunakan pada ??? zat basisnya boleh

menggunakan air, sediaan isotonis atau hampir isotonis.

5. Guttae opthalmicae, sediaan steril berupa larutan atau suspensi yang digunakan

untuk ???, dengan cara meneteskan pada selaput lender di sekitar kelopak mata

atau bola mata.

Syarat – syarat guttae opthalmicae :

1. Steril

2. Isotonis

3. Isohidris

4. Bebas partikel

Tidak boleh digunakan ≥ 1 bulan setelah segel dibuka.

Page 59: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 59

FERMENTASI

Fermentasi berasal dari bahasa latin Ferfere : mendidihkan, yaitu berdasarkan

ilmu kimia terbentuknya gas-gas (CO2) dari suatu cairan kimia

Sejarah Perkembangan Teknologi Fermentasi

• Fermentasi (konvensional) : Perubahan sari buah menjadi alcohol

• Fermentasi (Ilmiah):

1. Louis Pasteur (1858)(Prod. Asam laktat)

Fermentasi terjadi jika ada sel-sel khamir

2. Buchner (1897) “Cell Free Extract”

- Fermentasi terjadi tanpa adanya sel-sel hidup

- Fermentasi terjadi karena aktifitas enzim

Fermentasi (Biokimia):

Aktifitas mikrobiologi untuk memperoleh energi yang diperlukanuntuk

metabolisme dan pertumbuhannya melalui pemecahansenyawa2 organik secara

anaerobik.

Fermentasi sebenarnya:

Aktifitas matabolisme mikroorganisme baik secara aerobikmaupun anaerobik

dimana terjadi perubahan atau transformasikimiawi dari substrat organic

Reaksi oksidasi reduksi, dimana zat yang dioksidasi (pemberielektron) adalah

zat organik dengan melibatkan zat yangdireduksi (penerima elektron) adalah zat

organik denganmelibatkan mikroorganisme (bakteri, kapang dan ragi)

Page 60: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 60

Teknologi Fermentasi:

Ilmu teknik terapan yang mendasari industri fermentasi melaluipemanfaatan

secara terpadu berbagai cabang ilmu seperti :Mikrobiologi, Biokimia, Kimia, Keteknikan,

rekayasa Genetika danBiologi Molekuler

Industri Fermentasi

• Perang Dunia I : Ind.Gliserol,aseton-butanol, antibiotika

• Teknik isolasi mikroba,penggunaan biakan murnidst

• Penggunaan fermentor

Produk-produk fermentasi

1. Alkohol, Bir, khamer (fermentasi bahan yang mengandung pati atau kadar gula tinggi

dengan menggunakan.ragi Sacharomyces cereviciae) ada 3 tahap :

- Pembuatan larutan.nutrien

- Fermentasi

- Destilasi etanol

Menurut Mentri Kesehatan No.86Th.1997,minuman berakohol dibagidalam 3 gol :

a . G o l A : k a d a r a l k o h o l 1 - 5 % ( B i r )

b . G o l B : k a d a r a l k o h o l 5 - 2 0 % ( a n g g u r )

c. G o l C : k a d a r a l k o h o l 2 0 - 5 5 % ( w h i s k y dan

Brandy)

2. Yogurt (fermentasi susu dengan bakteri Lactobacillus acidophilus) → Produk Probiotik

Probiotik : kultur (mikroba) yang disajikan dalam keadaan hidup, jumlahnya banyak (>1 juta per

gram), dapat hidup stabil dalam ekosistem usus

Page 61: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 61

Fungsi Probiotik : kekebalan tubuh, tambahan nutrisi setelah mengkonsumsi antibiotik, pengobatan

candidiasis

3. MSG (monosodium glutamat),fermentasi dari media tebu, jagung,beras, cassava,

biang gula dan sagu

4. Produk minuman spt : Calpico

5. Kecap (cina sejak 722 SM), coklat,teh hitam, keju

6. Peuyeum/ tape (fermentasi guladalam singkong dengan khamir/ragi)

Proses-proses fermentasi

Proses fermentasi yang penting dalam industri komersial adalah:

1 . P r o d u k s i s e l m i k r o b a

2 . P r o d u k s i e n z i m m i k r o b a

3 . P r o d u k s i h a s i l m e t a b o l i s m e m i k r o b a

4. P r o s e s t r a n s f o r m a s i

Produksi sel mikroba

1 . P r o d u k s i r a g i ( a w a l 1 9 0 0 )

2. P r o d . P r o t e i n S e l T u n g g a l / C e l l M a s s Production/protein mikroba

(mulai1960)

keuntungan : untuk menggantiprotein alami yang relatif mahal sebagai diet bagi

manusia maupun binatang

Produksi enzim mikroba

Enzim dapat diperoleh dari :

1. Hewan

2. Tanaman

3. Mikroba (Hasil >>) melalui teknik fermentasi dan lebih mudah untukmemperbaiki

produktivitasnya daripada tanaman dan hewan

Page 62: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 62

Produksi hasil metabolisme

Pertumbuhan mikroba ada beberapa tahap :

1. Fasa adaptasi

2. Fasa Eksponensial (prod.merabolit primer)

3. Fasa stasioner (metabolit sekunder)

4. Fasa kematianKinetika pertumbuhan ini diikuti dengan produk yang dihasilkan

Contoh: sel, asam amino, nukleotida, as.nukleat, lipida, karbohidrat dll

Beberapa produk metabolit utama dan fungsi dalam industri :

Metabolit utama

1. Etanol

2. Asam Sitrat

3. Aceton-butanol

4. Asam glutamate

5. Lisin- vitamin

Fungsi dalam Industri

1. Bahan bakar, minuman, obat

2. Industri pangan

3. Pelarut

4. Penyedap rasa

5. Bahan tambahan

Page 63: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 63

Proses Transformasi

Sel mikroba dapat digunakan untuk mengubah senyawaan menjadi senyawa lain yang secara

struktur berkaitan yang mana senyawa yang dihasilkan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi

Reaksi yang terlibat :dehidrogenasi, oksidasi, hidroksilasi, dehidrasi dan kondensasi.

Contoh : Pengubahan alkohol menjadi asam asetat, D-arabitol menjadi xylitol, produksi

antibiotik, produksi sel amobil (merupakan usaha prosestransformasi yang dapat

digunakan berulang)

Komponen Proses Fermentasi

1. susunan medium untuk pengembangan inokulum dan di dalam fermentor

2. sterilisasi medium, fermentor dan peralatanyang lain

3. Aktivitas produksi, pemanfaatan kultur murni, jumlah inokulum untuk produksi

4. Pertumbuhan mikroba dalam fermentor produksi pada kondisi optimum untuk

pembentukan hasil

5. ekstraksi produk dan pemurnian

6. Penanganan limbah yang dihasilkan selama proses

MINUMAN FERMENTASI (YOGURT)

Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang diproses melalui proses

fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang baik, salah satunya yaitu

bakteri asam laktat. Di pasaran yoghurt terbagi dalam dua jenis, yang pertama adalah

yoghurt plain yaitu yoghurt tanpa rasa tambahan dan yang kedua adalah drink yoghurt

yaitu yoghurt plain yang oleh produsen telah ditambahkan perasa tambahan buah-

buahan seperti rasa strawberry, jeruk ataupun leci .

Kelebihan Yoghurt :

Bila di nilai dari kandungan gizinya, yoghurt tidaklah kalah dengan susu pada

umumnya. Hal ini karena bahan dasar yoghurt adalah susu, bahkan ada beberapa

kelebihan yoghurt yang tidak dimiliki oleh susu murni yaitu :

Page 64: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 64

1. Sangat cocok dikonsumsi oleh orang yang sensitif dengan susu (yang ditandai

dengan diare) karena laktosa yang terkandung pada susu biasa sudah

disederhanakan dalam proses fermentasi yoghurt.

2. Bila dikonsumsi secara rutin bahkan mampu menghambat kadar kolestrol dalam

darah karena yoghurt mengandung bakteri lactobasillus. Lactobasillus berfungsi

menghambat pembentukan kolestrol dalam darah kita yang berasal dari

makanan yang kita makan seperti jeroan atau daging.

3. Meningkatkan daya tahan tubuh kita karena yoghurt mengandung banyak bakteri

baik sehingga secara otomatis dapat menyeimbangkan bakteri jahat yang

terdapat dalam susu kita.

Manfaat Yoghurt

1. Menyehatkan pencernaan

Berdasarkan hasil penelitian, yoghurt dapat mengatasi berbagai masalah

pencernaan seperti diare, radang usus, kanker usus atau intoleransi laktosa.

2. Mengurangi risiko terjadinya infeksi pda vagina

Wanita yang mengkonsumsi yoghurt dapat mengurangi tingkat keasaman (pH)

sehingga dapat mengurangi perkembangan infeksi jamur.

3. Menurunkan risiko darah tinggi

Dengan mengkonsumsi yoghurt 2-3 porsi sehari, dapat mengurangi risiko

tekanan darah tinggi.

4. Mencegah osteoporosis

Karena berbahan dasar susu, maka dalam yoghurt mengandung kalsium dan

vitamin D. Kedua zat ini dapat membentu seseorang terkena osteoporosis.

5. Membantu kita lebih kenyang

Kandungan kalori yang terdapat dalam yoghurt manjadikan yoghurt makanan

yang dapat membantu sesorang merasa lebih kenyang.

Page 65: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 65

Yoghurt untuk Penderita Intoleransi Laktosa

Intoleransi laktosa yaitu ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa, gula yang

paling banyak terkandung dalam susu. Sewaktu seseorang mengkonsumsi laktosa

yang terdapat dalam susu dan produk-produk sejenisnya maka bakteri dalam usus

besar mengubah laktosa itu menjadi asam laktat dan karbon dioksida. Dalam waktu 30

menit saja, timbul gejala-gejala umum, yang mencakup mual, kejang otot, kembung,

dan diare. Bagaimana dengan yoghurt yang merupakan produk susu juga?

Yoghurt mengandung laktosa hampir sebanyak susu, namun beberapa penderita

intoleransi laktosa dapat mencernanya tanpa mengalami gangguan. Karena yoghurt

mengandung mikroorganisme yang mensintesis laktase, dan ini membantu pencernaan

laktosa. Yoghurt lebih mudah dicerna oleh tubuh dibanding susu.

Meski rasanya sedikit asam, namun Anda dapat memperoleh manfaat melalui yoghurt.

Saat ini, terdapat banyak produk yang dibuat dari yoghurt yang menambah kenikmatan

dan cita rasa dari yoghurt seperti frozen yoghurt serta berbagai yoghurt dengan rasa

buah. Konsumsi yoghurt dapat membuat tubuh Anda lebih sehat

Cara Pembuatan

•Susu dipanaskan pada suhu 90°C

bertujuan membunuh sel-sel vegetatif dan menurunkan kadar oksigen terlarut.

Terjadi denaturasi protein menjadi kasein yang menyebabkan hasil akhir yang stabil dan

konsistensinya merata

Kadang pemberian skim atau senyawa2 tambahan lain seperti gelatin (0,1-0,3%), agar-agar

dan alginat dapat meningkatkan sifat fisik dan stabilitas dari produk akhir

Penggunaan Inokulum

•Kultur campuran :

a. Streptococcus thermophilus (Lactis)

Akan menguraikan laktosa atau gula menjadiasam laktat dan senyawa peptida yang

sedrehana

Page 66: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 66

b.Lactobacillus bulgaricus

Bekerja pada pH 4,5 , untuk menghasilkanasetaldehid

Sifat-sifat khusus dari Yogurt karena adanya as.Laktat, asetaldehid, diasetil, asam

cuka. Rasa dan aroma banyak dimodifikasi dengan cara penambahan sukrosa dan

buah-buahan

http://www.scribd.com/doc/26623145/Teknik-Fermentasi

Cara Membuat Yoghurt Sendiri Dan Membeli Yoghurt Buatan Sendiri

Peach & Strawberry Yoghurt Parfaits

si susu fermentasi berasa asam yang memiliki khasiat baik untuk tubuh: mulai dari

memperlancar masalah pencernaan, menurunkan berat badan juga menurunkan kadar

kolesterol dalam darah jika diminum secara teratur

Ada banyak yoghurt yang dijual di luar sana. Berbagai merek tersedia dalam berbagai

range harga. Namun pernahkah terpikir oleh anda untuk membuat yoghurt sendiri?

Terlepas dari isu zat aditif yang digunakan oleh produsen untuk membuat produk

mereka tahan dalam mengarungi mata rantai distribusi, memasak bagi sebagian orang

adalah kegiatan yang menyenangkan kan? ;)

Caranya ternyata sederhana saja:

1. Sediakan susu murni segar. Susu murni segar y, bukan susu dalam kemasan

bebentuk bubuk, kental manis atau yang sudah di kemas dalam kotak karton.

Alasannya? Tidak efisien. Saran: coba beli langsung ke peternak sapi perah

atau koperasi peternak susu.

2. Pasteurisasi / Sterilkan susu tersebut. Caranya, panaskan susu tersebut hingga

suhu 90 derajat celcius selama 15-30 menit. Gunakan panci, kompor dan

termometer dalam langkah ini.

Page 67: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 67

Pasteurisasi yoghurt. Di panaskan dalam suhu 90 derajat celcius selama 15-30

menit

3. Kulturisasi, atau dalam bahasa sederhananya: Masukkan bibit yoghurtnya. Yang

dimaksud dengan bibit yoghurt disini ya yoghurt yang sudah jadi. Kombinasinya:

Bibit yoghurt 5% dari jumlah susu. Jadi jika susu yang anda mau jadikan yoghurt

adalah satu liter, masukkan 0.05 liter yoghurt yang sudah jadi kedalam susu

yang sudah di pasteurisasi tersebut. Dapat yoghurt yang sudah jadi dimana?

Anda bisa meluncur ke minimarket terdekat :)

4. Inkubasi. Hangatkah susu yang sudah dikulturkan tersebut dalam suhu 45

derajat celcius selama 8 jam. Prakteknya seperti ini: Kardus, di tempeli lampu

bohlam (yang diatur agar lampu bohlam tersebut bisa dinyalakan sehingga

mampu memberikan kehangatan kepada susu tersebut) lalu di beri dua lubang

untuk ventilasi. Masukan susu yang sudah di kulturkan ke dalam botol atau

tupperware (aduh, jadi nyebut merek :P) lalu taruh di dalam kerdus tersebut

selama 8 jam. Nyalakan lampunya selama susu berada di dalam kardus

tersebut.

Page 68: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 68

Kotak inkubasi yoghurt. Buat dari kardus yang dillubangi, lalu di pasang bohlam.

As easy as that :D

5. Setelah, 8 jam? Yoghurt siap disantap! kalau kami biasa dinginkan dulu

yoghurtnya di dalam kulkas agar lebih mantap.

6. Semakin tinggi total solidnya maka cairan bening yang tersisa semakin sedikit,

dan yoghurt yang dihasilkan semakin bagus. Solid yoghurt yang belum diberikan

tambahan rasa ini dapat juga dijadikan bibit yoghurt untuk pembuatan

selanjutnya.

7. Setelah berbentuk yoghurt dapat ditambahkan sirup atau gula bagi yang tidak

kuat asamnya, bahkan bisa ditambahkan dengan perasa tambahan makanan

seperti rasa jeruk, strawberry dan leci yang dapat kita peroleh di apotek-apotek

atau toko bahan kimia. Yoghurt dapat disajikan tidak hanya sebagai minuman,

tetapi juga dapat disajikan bersama salad buah sebagai sausnya ataupun

sebagai bahan campuran es buah.

8. Yoghurt yang sudah jadi dapat ditempatkan di wadah plastik ataupun kaca.

Kalaupun kita ingin menggunakan wadah plastik sebaiknya yang agak tebal,

akan tetapi bila ingin menyimpan yoghurt untuk waktu yang lebih lama sebaiknya

menggunakan wadah kaca.

Kebersihan merupakan hal yang harus sangat kita perhatikan, sehingga sebaiknya

semua alat yang digunakan direbus terlebih dahulu dalam air mendidih selama 5-10

menit. Apabila kebersihan tidak dijaga dapat mengakibatkan yoghurt tidak jadi, dengan

ciri-ciri tidak berasam walaupun berbentuk solid, di permukaan solid ditumbuhi jamur

yang berbentuk bintik-bintik hitam dan berbau asam yang sangat tajam. Untuk yoghurt

yang kita buat sendiri sebaiknya paling lama penyimpanannya selama 1 minggu.

Selain masalah kebersihan, masalah penyimpanan yoghurt juga perlu untuk

diperhatikan.

Page 69: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 69

Ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu :

1. Yoghurt tidak boleh terkena sinar matahari.

2. Tidak boleh ditaruh dalam suhu ruangan, harus disimpan dalam suhu

dingin/kulkas tetapi juga tidak boleh diletakkan dalam freezer. Yoghurt tidak

boleh disimpan dalam freezer karena bahan dasar yoghurt yang berupa susu

dapat pecah dan justru itu akan merusak yoghurt.

Tips Memilih Yogurt

Bila anda tidak sempat membuat dan ingin membeli yogurt di pasaran maka ada

beberapa hal yang harus diperhatikan :

1. Pilihlah yoghurt yang kental.

2. Pilihlah yoghurt yang disimpan di suhu dingin jangan yang di luar karena

biasanya sudah disterilkan lagi sehingga mikroorganismenya sudah tidak ada.

3. Dicermati labelnya yang plain yoghurt atau yang drink yoghurt disesuaikan

dengan kebutuhan kita.

4. Dicermati tanggal kadaluarsanya

PROSES PEMBUATAN YOGURT YANG BAIK DAN BENAR

Proses Fermentasi Yoghurt

Susu terfermentasi dapat dibuat melalui beberapa cara yaitu menambahkan enzim-enzim untuk proses fermentasinya atau menambahkan mikrobia yang dapat melakukan proses fermentasi susu, cara yang pertama sangat mahal karena enzim-enzim yang harus ditambahkan jumlahnya lebih dari satu dan harus diberikan dalam kondisi tingkat kemurnian tinggi. Oleh sebab itu cara penambahan mikrobia yang dipilih, karena mikrobia tersebut secara alami terdapat pada susu, kita hanya tinggal mengisolasinya menjadi biakan murni untuk selanjutnya diperbanyak dan ditambahkan pada susu yang difermentasi. (Septia,2010)

Yogurt dibuat dengan bantuan dua jenis bakteri menguntungkan, satu dari keluarga lactobacillus yang berbentuk batang (Lactobacillus bulgaricus) dan lainnya dari keluarga streptococcus yang berbentuk bulat (Streptococcus thermophilus). Kedua bakteri yogurt ini merupakan bakteri penghasil asam laktat yang penting peranannya dalam pengaturan mikroflora usus. Saat bertumbuh di usus, Lactobacillus bulgaricus dan S. thermophilus

mampu menciptakan keadaan asam yang menghambat bakteri lain. Bakteri penyebab penyakit yang umumnya tak tahan asam tak mampu bertahan di lingkungan bakteri yogurt. Sementara bakteri lain yang memang seharusnya melimpah dirangsang untuk bertumbuh. Sehingga mikroflora dalam usus didorong mendekati keadaan seimbang

Page 70: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 70

yang normal. Banyak penelitian menunjukkan bahwa bakteri dalam yogurt dan susu fermentasi ulain memberi ekstra manfaat bagi tubuh. Bakteri yogurt membutuhkan kondisi pertumbuhan yang cocok terutama suhu yang tepat. Umumnya bakteri tumbuh baik pada keadaan hangat. Bakteri yogurt S. thermophilus dan L. bulgaricus paling cepat tumbuh di sekitar suhu 40– 44°C (bergantung pada galurnya). Jika suhu terlalu rendah bakteri akan berkembang biak lambat atau tidak sama sekali. Sementara jika suhu terlampau panas bakteri bisa rusak dan mati. Bahaya lain, yaitu merajalelanya mikroba lain yang kondisi optimumnya di suhu lebih tinggi atau rendah. Karena lebih cepat berkembang biak di suhu tersebut, jumlah mikroba penyusup tadi dapat menyusul bahkan menyisihkan bakteri yogurt semula. (Widodo,2002)

Adapun tahap – tahap pembuatan yogurt adalah seperti berikut ini (Septia, 2010):

1. Susu segar dipanaskan sampai suhu 90 °C dan selalu diaduk supaya proteinnya tidak mengalami koagulasi. Pada suhu tersebut dipertahankan selama 1 jam. Apabila dilakukan pasteurisasi maka suhu pemanasannya adalah 70 – 75 °C . Jika hal ini yang dilakukan, maka pemanasan dilakukan sebanyak dua kali.

2. Setelah dipanaskan, selanjutnya dilakukan pendinginan sampai suhunya 37- 45 °C. Pendinginan tersebut dilakukan dalam wadah tertutup.

3. Setelah suhu mencapai 37-45 °C maka dilakukan inokulasi / penambahan bakteri ke dalam susu tersebut sejumlah 50 – 60 ml/liter susu. Penambahan bakteri dilakukan dengan teknik aseptic (di dekat api).

4. Setelah ditambah bakteri, selanjutnya diperam pada ruangan hangat (30-40 °C), dalam keadaan tertutup rapat selama 3 hari.

5. Tahap selanjutnya adalah filtrasi. Hal ini dilakukan untuk memisahkan bagian yang padat / gel dengan bagian yang cair. Pada waktu pemisahan ini diusahakan dilakukan di dekat api sehingga bagian yang cair (sebagai stater berikutnya) terhindar dari kontaminasi. Bagian yang padat inilah yang siap dikonsumsi (yoghurt). Bagian yang cair berisi bakteri Lactobacillus sp yang dapat digunakan untuk menginokulasi susu yang segar.

6. Supaya yogurt lebih lezat rasanya dapat ditambah dengan potongan buah – buahan yang segar, cocktail, nata de coco atau dibekukan menjadi es, dapat pula dicampur dengan berbagai buah-buahan untuk dibuat juice (minuman segar).

Sebagian besar senyawa alam terdegradasi oleh beberapa jenis mikroba dan bahkan banyak senyawa buatan manusia juga diserang oleh bakteri. Terjadi dalam lingkungan tanpa oksigen (atau kondisi untuk reaksi redoks yang cocok), degradasi ini mengakibatkan terjadinya fermentasi.

Page 71: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 71

Meskipun banyak metode yang menggunakan bakteri untuk melakukan fermentasi terhadap senyawa organik, tetapi pada dasarnya yang terjadi pada semua fermentasi adalah NAD+ hampir selalu direduksi menjadi NADH.

Metabolisme yang melibatkan oksidasi substrat, elektron dari molekul organik akan paling sering diberikan ke NAD. (Hal ini berlaku baik dalam fermentasi dan respirasi). Di bawah ini ditampilkan contoh pengurangan NAD

– oksidasi gliseraldehida-3-fosfat untuk 1,3 bisphosphoglycerate. Elektron akan dihapus dari karbon dilambangkan dengan warna merah dan disumbangkan ke NAD +.

Fermentasi menghasilkan banyak NADH. Akumulasi NADH menyebabkan masalah pad areaksi anaerob. NADH yang terlalu banyak akan mencegah oksidasi lebih lanjut dari substrat karena kurangnya + NAD untuk menerima elektron. Dalam jalur fermentasi banyak, langkah-langkah setelah produksi energi dilakukan sebagian untuk menyingkirkan NADH tersebut. Piruvat sebagai perantara penting Banyak reaksi yang pada akhirnya menghasilkan piruvat. Piruvat adalah perantara yang berharga karena dapat digunakan untuk sintesis sel dan enzim yang berbeda dapat bertindak di atasnya. Ini memberikan fleksibilitas mikroba.

Energi berasal dari Substrat-Tingkat Fosforilasi (SLP) Substrat diubah menjadi senyawa terfosforilasi dan dalam reaksi selanjutnya fosfat energi tinggi ditransfer ke ATP.

Fermentasi dapat melibatkan setiap molekul yang dapat mengalami oksidasi. Substrat umum termasuk gula (seperti glukosa) dan asam amino. Produk khas tergantung pada substrat tetapi bisa termasuk asam-asam organik (asam laktat, asam asetat), alkohol (etanol, metanol, butanol), keton (aseton) dan gas (H2 dan CO2)

Preparasi Pembuatan Yoghurt

Selain dibuat dari susu segar, yoghurt juga dapat dibuat dari susu skim (susu tanpa lemak) yang dilarutkan dalam air dengan perbandingan tertentu, tergantung kepada kekentalan produk yang diinginkan. Selain dari susu hewani, belakangan ini yoghurt juga dapat dibuat dari campuran susu skim dengan susu nabati (susu kacang-kacangan). Sebagai contoh, yoghurt dapat dibuat dari kacang kedelai, yang sangat

Page 72: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 72

populer dengan sebutan “soyghurt”. Yoghurt juga dapat dibuat dari santan kelapa, yaitu yang disebut dengan “miyoghurt”.

Prinsip pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Kedua macam bakteri tersebut akan menguraikan laktosa (gula susu) menjadi asam laktat dan berbagai komponen aroma dan citarasa. Lactobacillus bulgaricus lebih berperan pada pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus thermophilus lebih berperan pada pembentukan citarasa yoghurt. Yoghurt yang baik mempunyai total asam laktat sekitar 0,85-0,95%. Sedangkan derajat keasaman (pH) yang sebaiknya dicapai oleh yoghurt adalah sekitar 4,5.

Langkah-langkah dalam pembuatan yogurt dapat diterangkan dari yang paling mudah dan sederhana hingga yang menyerupai produk komersial. Cara yang paling sederhana untuk pembuatan yogurt, bahan yang diperlukan hanyalah susu dan bibit yogurt, serta peralatan dapur sederhana seperti panci dan sendok. Segala macam jenis susu dapat digunakan untuk pembuatan yogurt, mulai dari susu sapi dan kambing, kuda dan unta, susu nabati dari kedelai, kecipir, almond, kacang tanah, santan, dan sebagainya. Variasi susu yang digunakan dapat berupa susu segar, susu cair dalam botol/karton, susu krim, susu skim, atau susu bubuk yang telah dicampur kembali dengan air. Meski demikian, sebaiknya tidak menggunakan susu kental manis karena terlalu banyak mengandung gula. Juga perlu diperhatikan bahwa ada produk susu cair dan bubuk yang mengandung pengawet, sehingga menghambat pertumbuhan bakteri yogurt. Jenis susu seperti demikian tidak dapat dijadikan yogurt.

Secara prinsip cara pembuatan yogurt dari susu nabati seperti susu kedelai sama saja seperti pembuatan yogurt lain, yaitu dengan menambahkan sejumlah bibit yogurt pada susu. Hanya saja, karena yogurt kedelai yang sudah jadi lebih sukar diperoleh, untuk pembuatan pertama terpaksa digunakan bibit yogurt dari susu sapi. Yogurt kedelai sedikit lebih encer daripada yogurt susu sapi. Pembuatan yogurt memerlukan suhu fermentasi yang kurang lebih konstan. Karena suhu ruangan tempat menyimpan yogurt lebih dingin (25°C) dibandingkan suhu fermentasi yang seharusnya (40–44°C), maka susu akan menjadi dingin. Suhu konstan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti alat pembuat yogurt listrik, menggunakan bola lampu dan kotak kardus atau menggunakan baskom dan air hangat. Cara yang paling praktis adalah yang pertama, karena di dalam alat tersebut terdapat pengukur suhu dan pemanas otomatis untuk menjaga suhu.

Apabila tidak ada alat pembuat yogurt, dapat digunakan cara yang kedua yaitu menggunakan bola lampu dan kotak kardus. Tempat yang berisi susu hangat yang telah diberi bibit yogurt dimasukkan ke dalam kotak kardus. Kemudian digantung sebuah bola lampu 60 watt di dekat wadah untuk menghangatkan susu. Suhu di dalam kotak kardus harus selalu diperiksa dengan termometer. Suhu optimum harus berada sekitar 42–45°C, yaitu 1–2°C lebih tinggi dari suhu fermentasi. Jika terlalu panas atau dingin, letak bola lampu dapat diatur (atau diganti ukuran wattnya). Jika cara pertama

Page 73: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 73

dan kedua tidak memungkinkan, dapat digunakan air penghangat. Susu hangat yang telah diberi bibit diletakkan dalam panci logam. Panci dimasukkan ke baskom atau ember yang lebih besar. Kemudian air hangat (42–45°C) dituangkan di sekeliling panci hingga mencapai tepian. Air yang digunakan dijaga jangan sampai masuk ke susu. Sekitar setengah jam sekali, air yang telah dingin dihangatkan kembali dengan menambahkan sedikit air panas. Suhu air selalu diukur dan diatur agar berkisar 42–45°C kembali. Kegiatan ini selalu diulangi dengan jangka waktu setengah jam kemudian hingga yogurt jadi. Penggunaan bibit serbuk diperlukan untuk memulai (starter) jika tidak tersedia yogurt jadi. Selanjutnya untuk beberapa kali pembuatan, dapat mengambil bibit dari yogurt hasil sebelumnya. Saat kualitas yogurt mulai menurun barulah kembali menggunakan bibit serbuk. Yogurt menggumpal disebabkan selain butiran lemak dan air, susu juga terdiri dari bola-bola protein kecil yang disebut misel. Letaknya berjarakan satu dengan yang lain. Jika suasana susu tidak asam, bertabrakan pun misel-misel ini berpantulan dan memisah kembali. Tapi saat susu menjadi asam oleh asam laktat dari bakteri yogurt, misel seolah-olah lengket dan ketika bertabrakan terbentuklah jaring-jaring yang memerangkap air. Dalam pengamatan, susu nampak menggumpal.

Secara umum ada dua jenis yogurt yang bisa dibuat yaitu setengah padat dan cair. Yogurt setengah padat bentuknya seperti tahu dan tidak diaduk. Untuk pembuatan yogurt setengah padat ini dibutuhkan susu yang kental, yang kandungan padatannya banyak, biasanya dengan menambahkan sejumlah susu skim padat ke dalam susu murni atau dengan membiarkan sebagian air dari susu menguap saat dipanaskan. Sedangkan yogurt cair, bentuknya encer dan dapat diminum karena kandungan padatan susunya lebih rendah. Malah yogurt cair ini dapat lebih encer dibandingkan susu murni.

Perbedaan komposisi antara yogurt padat, sedang, dan encer (cair)

Sumber : Widodo (2002).

Page 74: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 74

Standard Nasional indonesia Yoghurt

(SNI 2981:2009)

Sebab-sebab kegagalan pembuatan yoghurt

Kegagalan pembuatan yogurt merupakan peristiwa yang umum terjadi. Sebab-sebab kegagalan dan cara mengatasinya dapat dilihat pada Tabel 3.4. Apabila masih mengalami kegagalan, maka perlu diperhatikan penggantian bahan yang dicurigai membuat gagal (baik dari susu atau bibitnya) dengan yang baru dari tempat atau sumber lain. Patut pula diperhatikan kebersihan.

Page 75: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 75

Kemungkinan kegagalan dalam pembuatan yogurt dan pengatasannya

Page 76: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 76

(Sumber Widodo,2002)

Page 77: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 77

Daftar Pustaka

Anonim. 2011. Lactobacillus : Learn How to Prevent Infections. http://www.vaxa/lactobacillus.cfm. Diakses tanggal 1 Desember 2011

Anonim. 2011. Penentuan Komposisi Biopolimer sebagai Bahan Pengeenkapsul. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/51162/F11adr_BAB%20IV%20

Hasil%20dan%20Pembahasan.pdf?sequence=8. Diakses tanggal 30 Desember 2011

Cai H, Rodriguez BT, Zhang W, Broadbent JR, and Steele JL. 2007. Genotypic

and penotypic characterization of Lactobacillus casei strains isolated from different

ecological niches suggest frequent recombination and niche specificity. Microbiology. Volume 153. P. 2655-2665.

Chan B, Bonilla L, and Velazquez AC. 2003. Using banana to generate lactic acid

thorugh batch process fermentation. Applied Microbiology Biotechnology. Volume 63. p. 147-152

Evillya.2010.Lactobacillus casei.http://heartfoods.Wordpress.com/2011/06/23/.

lactobacillus_casei Diakses tanggal 13 Desember 2011.

Krisno, A. 2011. Pemanfaatan bakteri lactobacillus casei dalam upaya menjaga

kesehatan pencernaan manusia. http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/11/pemanfaatan-bakteri-lactobacillus-

casei-dalam-upaya-menjaga-kesehatan-pencernaan-manusia. diakses pada tanggal 13 Desember 2011

Septia I. 2010. Teknik pembutaan Susu Fermentasi (Yoghurt). http://itaseptia.blogspot.com/2010/05/susu-fermentasi-yoghurt.html. diakses pada tanggal 13 Desember 2011

Widodo W. 2002. Bioteknologi Fermentasi Susu. Universitas Muhamadiyah. Malang. Hal.

Widodo, Suparni, Wahyuni, Endang. 2003. Bioenkapsulasi Probiotik \

(Lactobacillus casei) dengan Pollard dan Tepung Terigu serta Pengaruhnya terhadap

Viabilitas dan Laju Pengasaman. Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Page 78: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 78

KOSMETIKA

Kosmetik secara terminology memiliki pengertian yakni bahan atau material yang

dimanfaatkan pada bagian luar tubuh manusia seperti bagian epidermis, rambut, kuku,

bibir dan organ genital bagian luar manusia. Dalam perkembangannya, kosmetik juga

seringkali dimanfaatkan untuk perawatan gigi dan mukosa mulut terutama untuk

membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan atau memperbaiki bau badan atau

melindungi serta memelihara tubuh sehingga tetap berada pada kondisi yang baik.

Kosmetik cenderung digunakan oleh kaum wanita meski tak sedikit kaum pria yang

menggunakan kosmetik guna merawat kesehatan tubuh dan kulit mereka.

Namun kini, tidak sedikit kosmetik palsu beredar di pasaran, terutama kosmetik

yang mengandung bahan-bahan atau materi kimia yang berbahaya bagi tubuh. Kaum

perempuan yang nyaris tak bisa meninggalkan ketergantungannya pada alat-alat

kosmetik harus cerdas memilih dan menentukan jenis kosmetik yang cocok serta aman

bagi dirinya. Iklan kosmetik yang seringkali ditampilkan di berbagai media cetak

maupun elektronik cenderung menampilkan kecantikan dan/atau ketampanan seorang

artis atau model produk kosmetik tertentu, serta menawarkan sesuatu yang

menggiurkan sehingga konsumen tertarik untuk membelinya. Namun, belum tentu

produk tersebut cocok dan aman bagi kulit tubuh anda.

Memilih kosmetik hanya berdasarkan informasi iklan atau trend merupakan suatu

tindakan yang tidak objektif. Anda harus lebih jeli dalam memilih kosmetik yang aman

bagi tubuh anda secara keseluruhan sehingga terhindar dari efek samping yang

merugikan. Kosmetik yang aman tidak mengandung bahan-bahan kimia yang

berbahaya bagi tubuh sehingga meminimalisir timbulnya efek samping merugikan bagi

kulit maupun tubuh.

Berikut ini tips dari saya dalam mengidentifikasi aman atau tidaknya suatu

produk kosmetik. Ada lima langkah cerdas memilih kosmetik yang aman yaitu dengan

metode KLIKK (Kemasan, Label, Izin, Kegunaan, dan Kedaluwarsa). Pengertian

Kosmetik yang Aman meliputi :

Kemasan

1. Kenalilah kemasan suatu produk kosmetik dengan baik.

2. Jangan membeli produk kosmetik dengan kemasan atau segel yang rusak atau

jelek.

Page 79: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 79

3. Cermati dan telitilah kemasan atau wadah kosmetik yang akan anda beli, baik

penampilan fisik (segel rusak atau tidak) maupun isinya.

4. Produk yang masih baik memiliki bentuk dan warna yang merata, stabil serta

tidak terdapat bercak kotoran.

Label

Pastikan label tercantum jelas dan lengkap. Setiap kosmetik wajib mencantumkan

penandaan/label yang benar, meliputi :

1. Nama produk

2. Nomor izin edar

3. Nomor badge/kode produksi

4. Nama dan alamat produsen/importir/distributor

5. Netto dan komposisi bahan

6. Batas kedaluwarsa (expiration date)

Kegunaan

Suatu produk kosmetik yang aman pasti mencantumkan keguanaan dan cara

penggunaannya secara singkat dan eksplisit sehingga memudahkan pengguna dalam

proses pemakaian. Biasanya, produk kosmetik yang telah memiliki izin dari Badan

POM, mencantumkan informasi yang lengkap dalam Bahasa Indonesia, kecuali untuk

produk kosmetik tertentu yang sudah jelas cara penggunaannya.

Izin Edar

1. Lihatlah apakah kosmetik yang anda beli tersebut sudah memiliki Nomor Izin

Edar dari Badan POM

2. Setiap kosmetik yang akan diedarkan wajib memiliki Nomor Izin Edar dari Badan

POM

Kedaluwarsa

Pilihlah kosmetik yang sesuai kebutuhan Anda dan bukan karena iklan semata. Bacalah

terlebih dahulu kegunaan dan cara penggunaan yang tercantum pada label (untuk

produk yang belum jelas cara penggunaannya). Kosmetik dengan kestabilan kurang

dari 30 bulan wajib mencantumkan batas kedaluwarsa (minimal dalam bulan dan

tahun). Kosmetik dengan kestabilan lebih dari 30 bulan boleh tidak mencantumkan

batas kedaluwarsa (expiration date).

Page 80: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 80

LULUR

Lulur tradisional (bedak mangir dalam istilah jawa) adalah ekstrak bahan alami dari

tanaman dan buah – buahan yang dibuat dalam bentuk scrub yang digunakan untuk

kecantikan dioleskan dan digosok perlahan – lahan keseluruh tubuh sehingga kulit

terlihat bersih dan halus.

Ada banyak sekali Jenis-jenis lulur tradisional dan manfaatnya diantaranya sebagai

berikut : Lulur terbuat dari bahan-bahan alami bisa ekstrak rempah, daun-daunan,

bunga, susu, coklat, coffee, juga buah-buahan. Ada bermacam jenis lulur yang

mengandung berbagai macam zat-zat alami di dalamnya. Setiap bahan dan zat-zat

tersebut akan memberikan manfaat yang bermacam-macam bagi kulit. Kasiat lulur

menghilangkan kotoran, menghaluskan, menjaga kelembaban kulit, merawat elastisitas

sekaligus mencerahkan kulit, member nutrisi pada kulit, aromatherapy dan mengangkat

sel – sel mati.

Lulur dibedakan menjadi dua kelompok :

1. Lulur krim. Lulur berbentuk krimmemiliki tekstur butiran yang kasar dan dapat

mengangkat sel – sel kulit mati.

2. Lulur bubuk. Lulur berbentuk bubuk atau powder dengan zat – zat aktif tertentu

dapat menutrisi kulit, biasanya dibuat dari susu, kelapa dan sari bengkoang.

LULUR COKLAT :

- Mengandung antioksidan yaitu Flafonol sehingga menjadikan kulit cantik dan

sehat.

- Kandungan katekinnya bisa membuat kulit bersih dan bercahaya.

- Kandungan antioksidan yang tinggi menjadikan kulit lembab, halus dan tidak

terlalu sensitive terhadap sinar matahari.

- Menghilangkan bau badan.

- Memberikan makanan atau nutrisi pada kulit.

- Mengangkat sel-sel kulit mati dan dapat juga memperbaiki sel-sel yang rusak.

LULUR KOPI (COFFEE ) :

- Mengangkat sel-sel kulit mati sehingga memperbaiki sel-sel rusak.

- Menetralkan kulit yang teriritasi sekaligus memberi nutrisi pada kulit .

- Menghilangkan bau badan, merevitalisasikan sel-sel kulit baru dan menjaga

kelembaban kulit

Page 81: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 81

- Menghilangkan bekas jerawat, flek dan noda yang membandel

- Sebagai astringent karena kandungan PH nya yang sama dengan kulit yaitu 4,5

sehingga mampu menghilangkan jerawat ataupun noda di kulit.

- Memberikan proteksi pada kulit terhadap sinar matahari dan ultraviolet yang

membuat kulit kering dan menghindari penuaan kulit secara dini.

LULUR MELATI :

- Mengandung sari bunga melati dan herbal lainnya sebagai penangkal sinar

matahari terutama radikal bebas .

- Mendinginkan kulit.

- Menghaluskan dan melembutkan kulit.

- Dapat mengangkat sel-sel mati .

- Menghaluskan badan dengan aroma melati.

LULUR KEMUNING :

- Mengandung ekstrak kemuning, rempah dan herbal sebagai penangkal radikal

bebas.

- Mendinginkan kulit serta membuat kulit menjadi lebih halus dan cantik.

- Dapat mengangkat sel-sel mati kulit mati, membunuh bakteri.

- Membunuh bakteri.

- Mengurangi bau badan yang tak sedap pada tubuh .

- Dan mengharumkan tubuh.

LULUR STRAWBERRY :

- Terbuat dari bahan –bahan alami, ekstrak buah, ekstrak rempah dan daun-

daunan yang bermanfaat untuk kecantikan kulit dan kesehatan tubuh.

LULUR GREEN TEA :

- Mengandung sari Green tea dan herbal lainnya sebagai penangkal radikal

bebas.

- Mendinginkan kulit, menjadikan kulit lebih halus dan cantik.

- Menghaluskan badan dan menyegarkan kulit sehingga kulit tidak kusam atau

kering.

Page 82: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 82

LULUR SUSU :

- Vitamin A yang terkandung memberi nutrisi pada kulit

- Asam bethidroksi berperan sebagai pelembab alami kulit, pelembab ini akan

mengangkat dan membuang sel-sel kulit yang mati, melembutkan dan

menghaluskan kulit sehingga kulit akan nampak halus dan bercahaya.

- Asam laktat yang terkandung di dalamnya dapat membantu membersihkan dan

melembutkan kulit serta merangsang proses pembentukan kembali sel-sel kulit.

LULUR COCONUT :

Lulur yang berbahan dasar Coconut atau kelapa muda ini sangat cocok untuk

mencegah keriput dan penuaan dini pada kulit. Lulur coconut ini juga dapat

melembabkan kulit sehingga terhindar dari kekeringan, mengangkat kulit mati, kotoran

dan debu, menghilangkan bau badan, memberi nutrisi pada kulit, memperbaiki sirkulasi

O2 dan peredaran darah tepi, memutihkan kulit, menjaga kelembaban kulit, mencegah

kulit keriput, menghilangkan selulit, mengandung zat antioxidant, menghilangkan bekas

jerawat, flek-flek, mencegah kanker kulit, sangat sesuai dengan kulit kering akibat AC,

membuat warna kulit merata dan bercahaya

LULUR CENDANA :

- Sebagai penangkal radikal bebas.

- Mendinginkan kulit serta membuat kulit menjadi lebih halus dan lembut.

- Dapat mengangkat sel kulit mati, menghaluskan badan dengan aroma cendana

LULUR BOREH (GINGER) :

- Dapat membuang racun – racun dari dalam tubuh

- Menyembuhkan masuk angin, nyeri otot, sehingga peredaran darah menjadi

lancar , menyehatkan kulit dan mengatasi bakteri pada kulit

LULUR BENGKOANG :

Bengkoang memiliki zat pembersih yang sempurna. Manfaat dari lulur jenis ini

diantaranya untuk mengangkat sel kulit mati, melenyapkan bau badan, memberi nutrisi

pada kulit, memperbaiki peredaran darah, mencerahkan kulit kusam dan menjaga

kelembaban kulit agar tidak cepat keriput.

Page 83: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 83

LULUR KETAN HITAM (BLACK) :

Para wanita di Kalimantan biasanya menggunakan bahan lulur Ketan Hitam ini pada

prosesi perawatan pra nikah. Pekatnya ketan hitam mampu menggantikan sel kulit mati

dengan sel kulit baru yang lebih halus dan lembut, juga mengandung antioksidan,

mengandung pelembab alami, serta dapat mendinginkan kulit.

LULUR AVOCADO (ALPUKAT) :

Avocado atau buah Alpukat kaya akan vitamin E, dan mengandung omega 3 sehingga

dapat menjadi antioksidan yang baik, mencegah penuaan dini, dan sebagai pelembab

kulit alami. Buah alpukat juga bersifat anti inflamasi sehingga dapat mendinginkan kulit.

Cocok untuk kulit kering atau yang sering berada di dalam ruangan berpendingin

ruangan (AC)

Pengertian kosmetik dan bagaimana memilih kosmetik yang aman

http://www.produkkosmetik.org/

Pharmaceuticalsciences and health http://unhy-ongol.blogspot.com/

Page 84: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 84

EMULSI , SHAMPO , LOTION , CLENSING CREAM

A. Emulsi

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan

obat yang terdispersi dalam cairan pembawa dan distabilkan oleh zat pengemulsinya

atau surfaktan yang cocok ( Farmakope Indonesia Ed.III )

Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat

bercampur, biasanya terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu terdispersi

menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Dispersi ini tidak stabil, butir – butir ini

bergabung ( koalesen ) dan membentuk dua lapisan yaitu air dan minyak yang terpisah

yang dibantu oleh zat pengemulsi ( emulgator ) yang merupakan komponen yang

paling penting untuk memperoleh emulsa yang stabil .

Semua emulgator bekerja dengan membentuk film ( lapisan ) di sekeliling butir –

butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinya koalesen

dan terpisahnya cairan dispersi sebagai zat pemisah. Terbentuk dua macam tipe emulsi

yaitu tipe M/A dimana tetes minyak terdispersi dalam fase air dan tipe A/M dimana fase

intern adalah air dan fase ekstern adalah minyak .

Zat-zat pengemulsi ( Emulgator ) yang biasa digunakan adalah PGA, PGS,

Gelatin, Tragacantha, Sapo, ammonium kwartener, senyawa kolestrol, Surfaktan

seperti Tween dan Span, kuning telur atau merah telur, CMC, TEA, Sabun, dll.

Teori Emulsifikasi

Ada 3 teori tentang pembentukan emulsi , yaitu :

1. Teori Tegangan Permukaan

Teori ini menjelaskan bahwa emulsi terjadi bila ditambahkan suatu substansi

yang menurunkan tegangan antar muka diantara 2 cairan yang tidak

bercampur .

Page 85: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 85

2. Teori Orientasi Bentuk Baji

Teori ini menjelaskan fenomena terbentuknya emulsi dengan dasar adanya

kelarutan selektif dari bagian molekul emulgator, ada bagian yang bersifat suka

terhadap air atau mudah larut dalam air ( hidrofil ) dan ada bagian yang suka

dengan minyak atau larut dalam minyak ( Lifofil ) .

3. Teori Film Plastik

Teori ini menjelaskan bahwa emulgator ini mengendap pada permukan

masing-masing butir tetesan fase dispersi dalam bentuk film yang plastis.

( Farmasetika , 180 )

Surfaktan dapat membantu pembentukan emulsi dengan mengabsorpsi antar

muka, dengan menurunkan tegangan iterfasial dan bekerja sebagai pelindung agar

butir-butir tetesan tidak bersatu. Emulgator membantu terbentuknya emulsi dengan 3

jalan, yaitu :

1. Penurunan tegangan antar muka ( stabilisasi termodinamika ).

2. Terbentuknya film antar muka yang kaku ( pelindung mekanik terhadap koalesen ).

3. Terbentuknya lapisan ganda listrik, merupakan pelindung listrik dari pertikel.

Penggunaan Emulsi

Penggunaan Emulsi dibagi menjadi 2 golongan yaitu emulsi untuk pemakaian

dalam dan emulsi untuk pemakaian luar. Emulsi untuk pemakaian dalam meliputi

peroral atau injeksi intravena sedangkan untuk pemakaian luar digunakan pada kulit

atau membran mukosa yaitu liniment, lotion, krim dan salep. Emulsi utuk penggunaan

oral biasanya mempuyai tipe M/A. Emulgator merupakan film penutup dari minyak obat

agar menutupi rasa obat yang tidak enak. Emulsi juga berfaedah untuk menaikkan

absorpsi lemak melalui dinding usus. Emulsi parental banyak digunakan pada makanan

dan minyak obat untuk hewan dan juga manusia.

Emulsi yang dipakai pada kulit sebagai obat luar bisa dibuat sebagai emulsi M/A

atau A/M, tergantung pada berbagai faktor seperti sifat zat terapeutik yang akan

dimasukkan ke dalam emulsi, keinginan untuk mendapatkan efek emolient atau

pelembut jaringan dari preparat tersebut dan dengan keadaan permukaan kulit. Zat

obat yang mengiritasi kulit umumnya kurang mengiritasi jika ada dalam fase luar yang

mengalami kontak langsung dengan kulit.

Page 86: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 86

( Ansel , 377 )

Pembuatan Emulsi

Dalam membuat emulsi dapat dilakukan dengan 3 metode , yaitu :

1. Metode Gom Basah ( Metode Inggris )

Yaitu dengan membuat mucilago yang kental dengn sedikit air lalu ditambahkan

minyak sedikit demi sedikit dengan diaduk cepat. Bila emulsi terlalu kental,

ditambahkan air sedikit demi sedikit agar mudah diaduk dan diaduk lagi

ditambah sisa minyak. Bila semua minyak sudah masuk ditambahkan air sambil

diaduk sampai volume yang dikehendaki. Cara ini digunakan terutama bila

emulgator yang akan dipakai berupa cairan atau harus dilarutkan dulu dengan

air.

2. Metode Gom Kering

Metode ini juga disebut metode 4:2:1 ( 4 bagian minyak, 2 bagian air dan 1

bagian gom ), Selanjutnya sisa air dan bahan lain ditambahkan. Caranya ialah 4

bagian minyak dan 1 bagian gom diaduk dan dicampur dalam mortir yang kering

dan bersih sampai tercampur benar, lalu ditambahkan 2 bagian air sampai terjadi

corpus emulsi. Tambahkan sirup dan tambahkan sisa air sedikit demi sedikit, bila

ada cairan alkohol hendaklah ditambahkan setelah diencerkan sebab alkohol

dapat merusak emulsi .

3. Metode HLB

Dalam hal ini berhubungan dengan sifat-sifat molekul surfaktan mengenal sifat

relatif dari keseimbangan HLB ( Hydrophiel-Lyphopiel Balance ). ( Farmasetika ,

186-187 )

Ketidakstabilan emulsi dapat digolongkan sebagai berikut , yaitu :

1. Flokulasi dan Creaming

2. Merupakan pemisahan dari emulsi menjadi beberapa lapis cairan, dimana

masing-masing lapis mengandung fase dispersi yang berbeda.

3. Koalesen dan pecahnya emulsi ( Craking atau breaking )

Page 87: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 87

Pecahnya emulsi yang bersifat tidak dapat kembali. Penggojokkan sederhana

akan gagal untuk mengemulsi kembali butir-butir tetesan dalam bentuk emulsi

yang stabil.

4. Inversi adalah peristiwa berubahnya tipe emulsi M/A ke tipa A/M atau sebaliknya

.( IMO , 148 )

B. Shampoo

Shampoo adalah sabun cair yang digunakan untuk mencuci rambut dan

kulit kepala yang terbuat dari campuran bahan – bahan alami ( tumbuhan ) atau zat-zat

kimia. Pengertian lain dari sampo yaitu sediaan yang mengandung surfaktan dalam

bentuk yang cocok berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat

pada rambut dan kulit kepala tidak membahayakan rambut, kulit kepala, dan kesehatan

Si pemakai.

Semula sampo dibuat dari berbagai jenis bahan yang diperoleh dari sumber

alam, seperti sari biji rerak, sari daging kelapa, dan sari abu merang (sekam padi).

Sampo yang menggunakan bahan alam sudah banyak ditinggalkan, dan diganti

dengan sampo yang dibuat dari detergen, yakni “zat sabun” sintetik, sehingga saat ini

jika orang berbicara mengenai sampo yang dimaksud adalah sampo yang dibuat dari

detergen. Dan untuk sampo yang dibuat dari bahan lain, biasanya diberikan penjelasan

seperlunya, misalnya sampo merang.

Agar sampo berfungsi sebagaimana disebutkan di atas, sampo harus memiliki

sifat berikut :

1. Sampo harus membentuk busa yang berlebih, yang terbentuk dengan cepat,

lembut dan mudah dihilangkan dengan membilas dengan air.

2. Sampo harus mempunyai sifat detergensi yang baik tetapi tidak berlebihan,

karena jika tidak kulit kepala menjadi kering.

3. Sampo harus dapat menghilangkan segala kotoran pada rambut, tetapi dapat

mengganti lemak natural yang ikut tercuci dengan zat lipid yang ada di dalam

Page 88: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 88

komposisi sampo. Kotoran rambut yang dimaksud tentunya sangat kompleks

yaitu : sekret dari kulit, sel kulit yang rusak, kotoran yang disebabkan oleh

lingkungan dan sisa sediaan kosmetika.

5. Tidak mengiritasi kulit kepala dan mata.

6. Sampo harus tetap stabil. Sampo yang dibuat transparan tidak boleh menjadi

keruh dalam penyimpanan. Viskosita dan pH-nya juga harus tetap konstan,

sampo harus tidak terpengaruh oleh wadahnya ataupun jasadrenik dan dapat

mempertahankan bau parfum yang ditambahkan ke dalamnya.

Detergen yang digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan sampo

memiliki sifat fisikokimia tersendiri yang umumnya tidak sepenuhnya searah dengan ciri

sifat yang dikehendaki untuk sampo. Umumnya, detergen dapat melarutkan lemak dan

daya pembersih kuat, sehingga jika digunakan untuk keramas rambut, lemak rambut

dapat hilang, rambut menjadi kering, kusam, dan mudah menjadi kusut, menyebabkan

sukar diatur.

Sifat detergen yang terutama dikehendaki untuk sampo adalah kemampuan

membangkitkan busa. Jenis detergen yang paling lazim diedarkan tergolong alkil sulfat,

terutama laurilsulfat, juga alkohol monohidrat dengan rantai C 10 – 18.

Di samping itu detergen yang digunakan untuk pembuatan sampo, harus

memiliki sifat berikut :

1. harus bebas reaksi iritasi dan toksik, terutama pada kulit dan mata atau mukosa

tertentu.

2. Tidak boleh memberikan bau tidak enak, atau bau yang tidak mungkin ditutupi

dengan baik.

3. Warnanya tidak boleh menyolok.

Zat tambahan sampo

Zat tambahan sampo terdiri dari berbagai jenis zat, yang dikelompokkan sesuai

dengan kesamaan fungsi yang diharapkan dalam formulasi sampo.

Alkilbromida asam lemak

Digunakan untuk meningkatkan stabilitas busa dan memperbaiki viskosita. Zat ini

merupakan hasil kondensasi asam lemak dengan monoetanolamina (MEA),

dietanolamina (DEA), atau isopropanolamina yang sesuai. Zat ini juga menunjukkan

Page 89: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 89

sifat dengan mendispersi kerak sabun kalisium atau magnesium, dan mencegah

pengerakan kedua jenis sabun itu pada kulit kepala dan rambut.

Lemak bulu domba, lanolin atau salah satu derivatnya, kolesterol, oleilalkohol,

dan asetogliserida

Digunakan untuk makud memperbaiki efek kondesioner detergen dasar sampo

yang digunakan, sehingga rambut yang dikeramas-sampokan akan mudah diatur dan

memberikan penampilan rambut yang serasi.

Lanolin atau serbuk telur acapkali digunakan sebagai zat tambahan sampo dan

dinyatakan khusus untuk maksud memberikan rambut berkilau dan mudah diatur.

Asam amino

Terutama asam amino esensial digunakan sebagai zat tambahan sampo dengan

harapan, setelah rambut dikeramas-sampokan, zat ini akan tetap tertinggal pada kulit

kepala dan rambut, dan berfungsi sebagai pelembab, karena asam amino memiliki sifat

higroskopik yang akan memperbaiki kelembaban rambut.

Zat tambahan sampo lain

Terdiri dari berbagai jenis zat, umumya diharapkan untuk menimbulkan efek

terhadap pembentukan dan stabilisasi busa; meliputi zat golongan glikol,

polivinilpirolidon, karboksimetilselulosa, dan silikon cair, terutama yang kadarnya lebih

kurang 4%.

Penyajian

Sampo disajikan dalam bebagai bentuk, meliputi bubuk, emulsi, krim atau pasta,

dan larutan. Selain itu jga dapat disajikan dalam :

1. Sampo bubuk

Sebagai dasar sampo digunakan sabun bubuk, sedangkan sebagai zat

pengencer biasanya digunakan natrium karbonat, natrium bikarbonat, natrium

seskuikarbonat, dinatrium fosfat atau boraks. Sampo jenis ini dapat dikombinasikan

dengan zat warna alam hena atau kamomil, sehingga dapat memberikan sedikit

efek pewarnaan pada rambut.

Page 90: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 90

Agar dalam air sadah dapat berbusa, biasanya bubuk sabun diganti dengan natrium

laurilsulfat.

2. Sampo emulsi

Sampo ini mudah dituang, karena konsistensinya tidak begitu kental. Tergantung

dari jenis zat tambahan yang digunakan, sampo ini diedarkan dengan berbagai

nama seperti sampo lanolin, sampo telur, sampo protein, sampo brendi, sampo

susu, sampo lemon atau bahkan sampo strawberry.

3. Sampo krim atau pasta

Sebagai bahan dasar digunakan natrium alkilsulfat dari jenis alkohol rantai

sedang yang dapat memberikan konsistensi kental. Untuk membuat sampo pasta

dapat digunakan malam seperti setilalkohol sebagi pengental. Dan sebagai

pemantap busa dapat digunakan dietanolamida minyak kelapa atau

isopropanolamida laurat.

4. Sampo larutan

Merupakan larutan jernih. Faktor yang harus diperhatikan dalam formulasi

sampo ini meliputi, viskosita, warna, keharuman, pembentukan dan stabilitas busa

dan pengawetan.

Zat pengawet yang lazim digunakan meliputi, 0,2% larutan formaldehida 40%,

garam fenilraksa; kedua zat ini sangat beracun, sehingga perlu memperhatikan

batas kadar yang ditetapkan pemerintah.

Parfum yang digunakan berkisar antara 0,3%-1,0%, tetapi umumnya berkadar

0,5%.

Cara pembuatan

a. Sampo krim atau pasta

Detergen dipanaskan dengan air pada suhu pada lebih kurang 800 dalam

panci dinding rangkap, sambil terus diaduk. Tambahkan zat malam, terus diaduk

lebih kurang 15 menit. Biarkan campuran ini pada suhu lebih kurang 40-500C.

Page 91: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 91

Tambahkan parfum, aduk terus hingga homogen; lanjutkan pengadukan untuk

menghilangkan udara. Wadahkan selagi panas.

a. Sampo larutan

Jika digunakan alkilolamida, mula-mula zat ini dilarutkan dalam setengah

bagian detergen yang digunakan dengan pemanasan hati-hati. Kemudian

tambahkan sisa detergen sedikit demi sedikit, sambil terus diaduk; tambahkan

zat warna yang telah dilarutkan dalam air secukupnya; jika masih terdapat sisa

air tambahkan sedikit demi sedikit, sambil terus diaduk untuk mencegah

terjadinya busa.

Shampoo yang baik

- Harus dapat mencuci rambut dan kulit kepala dengan bersih dan tidak

menimbulkan rangsangan

- Harus mempunyai sifat detergent yang baik tetapi tidak membuat kulit kepala

menjadi kering

- Harus dapat menghasilkan rambut yang halus, mengkilat, tidak kasar, tidak

mudah patah, serta mudah diatur

- Harus memiliki konsistensi yang stabil, dapat menghasilkan busa dengan cepat,

lembut, dan mudah dihilangkan dengan pembilasan

Jenis-jenis Shampoo

- Liquid Shampoo (Sampo Cair)Lotion Shampoo (Sampo Losio)

- Creme paste Shampoo (Sampo Pasta Krim)

- Gel Shampoo (Sampo Jeli)

- Aerosol Shampoo (Sompo Erosol)

- Dry Shampoo (Sampo Serbuk)

Bahan Utama

Bahan utama pada shampoo adalah surfaktan (sabun dan detergent)

Sabun adalah garam dan asam lemak

Page 92: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 92

Hasil reaksi antara lemak dan minyak hewan dan tumbuhan dengan alkali (cth. NaOH,

KOH)

Kekurangan : tidak membentuk busa oleh air sadah, diatasi dengan penambahan

chelating agent

Surfactant (1)

a. Anionik

- Gol. Alkyl benzene sulfonat

Mis. Sodium dodecyl benzene sulfonate

- Gol. Primary alkyl sulfat

Mis. Triethanolamine lauryl sulfate

- Gol. Secondary alkyl sulfat

Mis. Lauryc monoglyceride ammonium sulfate

- Gol. Sarcosine

Mis. Laurosyl sarcoine, Cocoyl sarcosine

Surfaktan

b. Kationik

Garam amonium kuarterner

Mis. Dstearyl dimethyl ommonium chloride, dilauryl dimethyl ammonium chloride,

cetyl trimethyl ammonium bromide

c. Amfoterik

Mis. Miranol

d. Non Ionik

Mis. Tween, Pluronic F-68

Page 93: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 93

Bagaimana Shampoo bekerja

Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air → meningkatkan kemampuan air untuk

membasahi kotoran yang melekat (Ingat Makin kecil nilai tegangan permukaan air,

makin besar kemampuan air membasahi benda).

Surfoktan bergerak di bawah lapisan berminyak → mengangkat dan permukaan →

partikel berbentuk bola.

Bahan Tambahan

Ditambahkan ke dalam sampo untuk menghasilkan sampo yang aman memiliki

viskositas yang baik, busa yang stabil, dan dapat mengoptimalkan kerja detergent

- Opocifying agen

- Clarifying agen

- Foam builder

- Conditioning agen

- Thickening agen

- Chelating agen

- Preservotif

- Active agent

Foam Builder

- Bahan yang meningkatkan kualitas, volume, dan stabilitas busa

- Membantu meningkatkan stabilitas dan efek kondisioner

- Contoh : dodecyl benzene sulfonate, lauroyl monoethanolomide

Conditioning agent

- Merupakan bahan berlemak yang memudahkan rambut untuk disisir

- conditioning agent melapisi helai rambul → halus dan mengkilap

- Harus mudah dibilas, tidak meninggalkan rasa berminyak (lengket) di rambut

Page 94: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 94

- contoh lanolin, minyak mineral, telur, polipeptida

Opacifying agent

- Bahan yang memberikan warna buram pada shampoo

- Penting pada pembuatan shampoo jenis krim & losio

- Contoh : Cetyl alcohol, stearyl alcohol, spermaceti, glycol monodistearate, Mg

stearate

Clarifying agent

- bahan yang digunakan untuk mencegah kekeruhan pada shampoo

- terutama untuk shampoo dengan bahan utama sabun

- Penting pada pembuatan shampoo cair (likuid shampoo)

- contoh : butil alkohol, isopropil alkohol etil alkohol, metilen glikol, EDTA

Cleating agen Sequestering agent

- Bahan yang mencegah terbentuknya sabun Ca atau Mg karena air sadah

- Contoh : asam sitrat, EDTA

- Dapat digantikan oleh surfaktan non-ionik

Thickening agent

- Bahan yang meningkatkan viskositas shampoo

- Contoh : gom akasia, tragakan, CMC, Methocel

- Kekurangan : dapat membentuk lapisan film pada helai rambut

Preservatif

- Bahan yang berguna melindungi sampo dari mikroba yang dapat menyebabkan

rusaknya sampo,

- Harus dipilih

- contoh : formadehid, etil alkohol, ester parahidroksibenzoat

Antidandruff agent

Page 95: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 95

- Antidandruff agent umumnya bersifat antimikroba

- ditambahkan ke dalam shampoo dalam jumlah kecil

- Contoh : Sulfur, Asam Salisilat, Resorsinol, Selenium Sulfida, Zink Piriton

Penunjang Stabilitas

Bahan-bahan tertentu dapat ditambahkan ke dalam sampo dengan tujuan menunjang

stabilitas shampoo (stability additive)

- Antioxidant

Mencegah perubahan warna dan bau sediaan akibat oksidosi,

- Sunsreen

Melindungi sediaan dari sinar matahari, Contoh : Benzophenon

- Suspending agent

Contoh : veegum, bentonit

- pH control agen (larutan dapar)

Mencegah perubahan worna dan bau sediaan akibat perubahan pH

Cosmetics additive

Bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sampo dengan tujuan memperbaiki tampilan

shampoo (cosmetics adihtive)

- Perfume

campuran minyak atsiri atau sintetik

- Pewarna (dye)

Pewarna yang digunakan harus terdaftar pada Federal Food, Drug, and

Cosmetics Act

- Pearlescent pigements

C. Lotion

Page 96: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 96

Lotion adalah Sediaan cair berupa suspensi atau dispersi yang

digunakan sebagai obat luar dapat berbentuk suspensi zat padat dalam serbuk halus

dengan bahan pensuspensi yang cocok , emulsi tipe o/w dengan surfaktan yang cocok.

Kegunaan : membersihkan make-up (rias wajah) dan lemak dari wajah dan

leher.

Ciri-ciri Lotion :

- Lebih mudah digunakan (penyebaran losio lebih merata daripada krim)

- Lebih ekonoms (Lotio menyebar dalam lapisan tipis)

Ada 2 jenis Lotio :

- Larutan detergen dalam air

- Emulsi tipe M/A

D. Cleansing Cream

Kegunaan Cleansing Cream adalah membersihkan make-up (rias wajah)

dan lemak dari wajah dan leher. Krim pembersih adalah modifikasi dari cold cream

(krim sejuk). Cold cream diformulasi oleh Galen (150 AD), terdiri atas campuran malam

lebah, minyak zaitun dan air.

Ada 2 jenis cleansing cream : tipe beeswax-borax dan tipe krim cair.

1. Tipe Emulsi Beeswax-Borax

- Formula populer untuk krim pembersih

- Berwarna putih dan bebas dari butiran

Page 97: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 97

- Mudah mencair dan menyebar pada kulit

- Mengandung mineral oil dalam jumlah besar

- Tipe emulsi M/A Inversi ke Tipe A/M pada kulit

2. Tipe Krim Cair

- Terdiri dari campuran minyak dan malam yang mencair jika dioleskan

- Efek membersihkan sama dengan tipe beeswax-borax

- Dapat ditambahkan emolien untuk meninggalkan lapisan berminyak pada kulit

- Tampilannya tembus cahaya (translucent)

- Untuk membuat tampilannya buram (opaque) ditambah 2 % Zn O, TiO2, Mg

stearat, atau Zn stearat

- Ditujukan untuk kulit kering

Pada umumnya sediaan perawatan dan pembersih kulit terdapat dalam bentuk

krim atau emulsi, dan yang akan dibicarakan dalam bab ini meliputi :

1. Krim Penghapus dan Krim Dasar

2. Krim Pembersih dan Krim Pendingin

3. Krim Urut dan Krim Pelembut

4. Krim Tangan dan Badan.

Krim Penghapus dan Krim Dasar (Vanishing and Faundation Cream)

Krim penghapus adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud

menghilangkan tatarias wajah, sehingga wajah menjadi bersih dan siap dilekati dengan

krim dasar.

Krim dasar adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud sebagai

dasar tatarias wajah.

Bahan : bahan yang digunakan mencakup zat manfaat dan zat tambahan,

termasuk parfum dan zat warna.

Page 98: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 98

Krim Pembersih dan Krim Pendingin (Cleansing and Cold Cream)

Krim pembersih adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud

menghilangkan kotoran yang larut dalam air maupun yang larut dalam minyak secara

efisien.

Krim pendingin adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud

memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit.

Ciri khas krim pendingin ialah kandungan airnya relatif banyak yang diikat dalam

bentuk emulsi m-a.

Bahan : bahan yang digunakan mencakup zat manfaat dan zat tambahan,

termasuk parfum dan zat pengawet.

Krim Urut dan Krim Pelembut (Massage and Emollient Creams)

Krim urut dan krim pelembut adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk

maksud memperbaiki kulit rusak karena suatu unsur atau bahan misalnya, detergen.

Biasanya, krim ini tetinggal pada kulit untuk beberapa jam, umumnya semalam.

Krim ini tidak boleh digosokkan karena terlalu cepat diabsorpsi melalui kulit. Krim yang

tetinggal merupakan lapisan yang tidak boleh telalu ditekan atau cepat hilang karena

gesekan dengan kain alas tidur.

Dasar krim, terutama yang mengandung banyak minyak, yaitu air dalam minyak,

krim lembut atau emulsi kental, mudah digunakan tetapi tidak mudah hilang. Krim sepeti

ini akan lama tinggal di kulit, sehingga dapat melindungi kulit dan mengurangi

penguapan air dari kulit. Makin lama tinggal di kulit makin banyak krim yang diaborpsi.

Juga dapat berfungsi sebagai lubrikan dan sebagai emolien.

Bahan : bahan yang digunakan mencakup zat manfaat, antara lain emolien

termasuk emolien alami yang larut dalam minyak,pelembab humektan, dan zat

tambahan termasuk zat pengawet dan parfum.

Krim Tangan dan Badan (Hand and Body Cream)

Page 99: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 99

Krim tangan dan badan adalah sediaan dan kosmetika yang digunakan untuk

maksud melindungi kulit supaya tetap halus dan lembut dan kering, bersisik dan mudah

pecah.

Kulit mengeluarkan lubrikan alami yaitu sebum, untuk mempertahankan agar

permukaan kulit tetap lembut, lunak dan terlindung. Lapisan sebum dapat menjadi

rusak atau hilang jika kulit dicuci atau dicelupkan dalam larutan sabun atau detergen.

Jika sebum hilang sacara lebih cepat dari pada terbentuknya, kulit menjadi

kering dan bersisik. Permukaan kulit dapat pecah, mempermudah masuknya bakteri,

dapat terjadi infeksi, akhirnya kulit akan mengeluarkan cairan, jika dibiarkan dapat

menyebabkan dermatitis.

Kulit juga mengandung lapisan lemak yang berfungsi untuk mengontrol

penguaan air, kulit juga mengeluarkan cairan pelembab alami. Keseimbangan

kandungan kulit air dalam kulit sangat penting untuk diperhatikan.

Pada umumnya kulit tahan terhadap penggunaan sabun dan air untuk waktu

yang tidak terbatas. Kulit tidak tahan jika terus menerus terkena angin atau udara

kering, atau terlalu sering dan terus menerus menggunakan sabun atau detergen,

kecuali dilindungi dengan cara tertentu.

Biasanya disajikan dalam bentuk krim dan krim cair atau emulsi.

Bahan : bahan yang digunakan mencakup zat emolien, zat sawar (barier), zat

penutup untuk kulit yang berpori lebar, zat humektan, zat pengental dan pembentuk

lapisan tipis, zat pengemulsi, zat pengawet, parfum, dn zat warna.

(Formularium Kosmetika Indonesia, 1985, 330-357)

Daftar Pustaka

Anonim .1979 . Farmakope Indonesia Ed . III . Depkes RI : Jakarta

Anief. Farmasetika Gajah Mada University Press: Yogyakarta.

Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Ed 4. Universitas Indonesia

Press: Jakarta.

Anonim.1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Depkes RI : Jakarta

Page 100: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 100

TEKNIK PENYORTIRAN JAMU

Page 101: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 101

Page 102: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 102

Page 103: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 103

Page 104: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 104

Page 105: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 105

Page 106: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 106

Page 107: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 107

Page 108: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 108

MENYIMPAN BAHAN JAMU DAN SEDIAAN DENGAN AMAN

Kata “higiene” berasal dari bahasa yunani yang artinya ilmu untuk membentuk

dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate, H.A, 1986). Dalam sejarah

yunani, higiene berasal dari nama seorang dewi yaitu Hygea (dewi pencegah penyakit).

Higiene adalah suatu usaha kegiatan pencegahan yang menitikberatkan usahanya

pada kegiatan-kegiatan yang mendukung kebersihan, kesehatan, dan keselamatan

jasmani maupun rohani manusia dan juga lingkungan hidup sekitarnya.

Sanitasi adalah usaha pecegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya

pada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup. Menurut Mukono (2004), sanitasi

adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan

lingkungan, misalnya penyediaan tempat sampah agar sampah tidak dibuang

sebarangan. (http://wahyu-artea.blogspot.com/2011/04/higiene-dan-sanitasi.html)

Ruang lingkup sanitasi dan higiene dalam industri farmasi meliputi personil,

bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, dan segala

sesuatu yang dapat merupakan sumber pencemaran produk.

Sanitasi dan hegiene pada produk herbal

Personil dipercayakan dengan penanganan bahan herbal, obat herbal dan

produk herbal jadi harus diminta untuk memiliki tingkat tinggi kebersihan pribadi dan

telah menerima pelatihan yang memadai tentang pengendalian kebersihan mereka.

Personil harus diminta untuk tanpa penyakit infeksi, atau penyakit kulit. Prosedur

terdokumentasi daftar persyaratan higienis dasar harus tersedia. Personil harus

dilindungi dari kontak dengan iritan beracun dan bahan tanaman berpotensi alergi

dengan menggunakan pakaian pelindung yang memadai. Mereka harus mengenakan

sarung tangan yang sesuai, topi, masker, baju kerja dan sepatu melalui seluruh

prosedur dari pabrik pengolahan dan manufaktur produk.

Page 109: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 109

1. Bangunan dan fasilitas

Sebagai prinsip umum, bangunan harus dirancang, yang terletak, dikonstruksi,

disesuaikan, dan dipelihara sesuai dengan pelaksanaan GMP untuk dilakukan.

Karena potensi mereka untuk degradasi dan kutu dengan hama tertentu serta

sensitivitas mereka terhadap kontaminasi mikrobiologi, produksi dan terutama

penyimpanan bahan herbal dan obat herbal menganggap penting.

2. Penyimpanan daerah

Area penyimpanan harus terorganisir dengan baik dan disimpan secara berurutan.

Perhatian khusus harus diberikan terhadap kebersihan dan pemeliharaan yang baik.

Setiap tumpahan disengaja harus segera dibersihkan menggunakan metode

pembersihan yang meminimalkan risiko kontaminasi silang dari bahan lain dan harus

dilaporkan.

Set up tempat penyimpanan sebagian besar tergantung pada jenis bahan yang

ditempatkan. Daerah harus baik berlabel dan kondisi penyimpanan harus dalam cara

untuk menghindari resiko kontaminasi silang. Sebuah wilayah karantina harus

diidentifikasi untuk semua bahan herbal yang masuk.

Area penyimpanan harus diletakkan-out untuk memungkinkan pemisahan yang efektif

dan teratur dari berbagai kategori bahan yang ditempatkan, dan untuk memungkinkan

perputaran persediaan. Bahan herbal yang berbeda harus disimpan dalam area

terpisah.

Untuk melindungi dan mengurangi resiko serangan hama, waktu penyimpanan bahan

herbal dalam bentuk membongkar harus disimpan pada waktu yang sesingkat mungkin.

Masuk bahan herbal segar harus diproses, kecuali ditentukan lain, sesegera mungkin.

Jika perlu, mereka harus disimpan antara 2°C dan 8°C sementara bahan beku harus

disimpan di bawah produk -18°C.

Dalam kasus penyimpanan massal, untuk mengurangi resiko pembentukan cetakan

atau fermentasi maka disarankan untuk menggunakan kamar soda atau kontainer

menggunakan aerasi alami atau mekanis / ventilasi.

Daerah ini juga harus dilengkapi sedemikian rupa untuk memberikan perlindungan

terhadap masuknya serangga atau hewan lain, terutama hewan pengerat. Tindakan

Page 110: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 110

yang efektif harus diambil untuk membatasi penyebaran hewan dan mikroorganisme

dibawa dengan bahan tanaman dan untuk mencegah kontaminasi silang.

Bahan herbal, bahkan bila disimpan dalam drum serat, tas, atau kotak harus disimpan

dari lantai dan sesuai ditempatkan terpisah untuk memungkinkan pembersihan dan

inspeksi.

Penyimpanan tumbuhan, ekstrak, tincture dan persiapan lainnya mungkin memerlukan

kondisi khusus dari kelembaban dan suhu atau perlindungan dari cahaya; langkah yang

tepat harus diambil untuk memastikan bahwa kondisi-kondisi disediakan, dipelihara,

dipantau dan dicatat.

Bahan herbal termasuk bahan baku herbal harus disimpan di daerah kering dilindungi

dari kelembaban dan memungkinkan untuk menjaga prinsip “pertama masuk dan

keluar” (FIFO).

PRODUK OBAT HERBAL

1. UMUM

Tidak seperti produk farmasi konvensional, yang biasanya dibuat dari bahan sintetis

denganteknik dan prosedur pembuatan yang dapat diproduksi ulang, produk obat

herbal dibuar dari bahan tumbuhan asal yang dapat terkontaminasi dan terurai,

serta memiliki komposisis dan sifat yang bervariasi. Selain itu, dalam pembuatan

dan pengawasan mutu obat herbal,prosedur dan teknik yang sering digunakan

memiliki perbedaan mendasar dari yang digunakan pada produk farmasi

konvensional.

Pengawasan bahan awal, penyimpanan dan pengolahan dianggap sangat penting

karena sifat banyak produk obat herbal yang sering kompleks dan variabel serta

jumlah dan kuantitas kecil dari penetapan bahan aktif yang terdapat di dalamnya.

2. BANGUNAN

Area penyimpanan

Bahan tumbuhan obat harus disimpan dalam area yang terpisah. Area penyimpanan

harus memiliki ventilasi yang baik dan dilengkapi sedemikian rupa sehingga

terlindungi dari masukknya serangga atau hewan lain, terutama hewan pengerat.

Tindakan yang efektif harus dilakukan untuk membatasai penyebaran hewan dan

Page 111: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 111

mikroba terhadap bahan tumbuhan serta untukmencegah kontaminasi silang.

Wadah harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan sirkulasi udara

bebas.

Perhatian khusus harus diberikan terhadap kebersihan dan pemeliharaan yang baik

pada area penyimpanan, khususnya bila ada penumpukan debu.

Penyimpanan tumbuhan, ekstrak, tingtur dan sediaaan lainnya mungkin

membutuhkan kondisi kelembaban dan suhu yang khusus atau perlindungan dari

cahaya; langkah2 harus dilakukan untuk memastikan bahwa kondisi tersebut

tersedia dan dipantau.

Area produksi

Untuk memudahkan pembersihan dan menghindari kontaminasi silang ketika ada

penumpukan debu, tindakan pengamanan khusus harus dilakukan selama

pengambilan sampel, penimbangan, pencampuran dan pengolahan tumbuhan obat,

misalnya dengan menggunakan penghisap debu atau bangunan khusus.

3. Dokumentasi

Spesifikasi bahan awal

4. Sdfvd

Page 112: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 112

CPOB : PEMASTIAN MUTU OBAT TRADISIONAL

Cara Pembuatan Obat yang baik (CPOB) adalah pedoman pembuatan obat bagi

industri farmasi di Indonesia yang bertujuan untuk menjamin mutu obat yang dihasilkan

senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan dan sesuai dengan

tujuan penggunaannya. Mutu suatu obat tidak dapat ditentukan berdasarkan

pemeriksaan produk akhir saja, melainkan harus dibentuk kedalam produk selama

keseluruhan proses pembuatan. CPOB mencakup seluruh aspek produksi mulai dari

personalia, dokumentasi, bangunan, peralatan, manajemen mutu, produksi, sanitasi

dan higiene, pengawasan mutu, penanganan keluhan, penarikan obat dan obat

kembalian, analisis kontrak serta validasi dan kualifikasi.

Industri obat-obat tradisional juga memiliki CPOB, yang biasa disebut CPOTB (Cara

Pembuatan Obat Tradisional Baik). CPOTB adalah bagian dari Pemastian Mutu yang

memastikan bahwa obat tradisional dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk

mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan

dalam izin edar dan Spesifikasi produk. Salah satu cakupan dari CPOTB adalah

pengawasan mutu.

Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOTB yang berhubungan dengan pengambilan

sampel, spesifikasi dan pengujian, serta dengan organisasi, dokumentasi dan prosedur

pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan dan relevan telah

dilakukan dan bahwa bahan yang belum diluluskan tidak digunakan serta produk yang

belum diluluskan tidak dijual atau dipasok sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan

memenuhi syarat. Setiap industri obat tradisional hendaklah mempunyai fungsi

pengawasan mutu. Fungsi ini hendaklah independen dari bagian lain. Sumber daya

yang memadai hendaklah tersedia untuk memastikan bahwa semua fungsi

Pengawasan Mutu dapat dilaksanakan secara efektif dan dapat diandalkan.

Page 113: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 113

Persyaratan dasar dari pengawasan mutu adalah bahwa:

1. sarana dan prasarana yang memadai, personil yang terlatih dan prosedur yang

disetujui tersedia untuk pengambilan sampel, pemeriksaan dan pengujian bahan

awal,bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi, dan bila

perlu untuk pemantauan lingkungan sesuai dengan tujuan CPOTB;

2. pengambilan sampel bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk

ruahan dan produk jadi dilakukan oleh personil dengan metode yang disetujui

oleh pengawasan mutu;

3. metode pengujian disiapkan dan divalidasi (bila perlu);

4. pencatatan dilakukan secara manual atau dengan alat pencatat selama

pembuatan yang menunjukkan bahwa semua langkah yang dipersyaratkan

dalam prosedur pengambilan sampel, inspeksi dan pengujian benar-benar telah

dilaksanakan Tiap penyimpangan dicatat secara lengkap dan diinvestigasi;

5. produk jadi berisi bahan atau ramuan bahan yang dapat berupa bahan nabati,

bahan hewani, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari

bahan-bahan tersebut dengan komposisi kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan

yang disetujui pada saat pendaftaran, serta dikemas dalam wadah yang sesuai

dan diberi label yang benar;

6. dibuat catatan hasil pemeriksaan dan analisis bahan awal, bahan pengemas,

produk antara, produk ruahan, dan produk jadi secara formal dinilai dan

dibandingkan terhadap spesifikasi; dan

7. sampel pertinggal bahan awal dan produk jadi disimpan dalam jumlah yang

cukup untuk dilakukan pengujian ulang bila perlu. Sampel produk jadi disimpan

dalam kemasan akhir kecuali untuk kemasan yang besar.

Pengawasan Mutu secara menyeluruh juga mempunyai tugas lain, antara lain

menetapkan, memvalidasi dan menerapkan semua prosedur pengawasan mutu,

mengevaluasi, mengawasi, dan menyimpan baku pembanding, memastikan kebenaran

label wadah bahan dan produk, memastikan bahwa stabilitas dari zat aktif dan produk

jadi dipantau, mengambil bagian dalam investigasi keluhan yang terkait dengan mutu

produk, dan ikut mengambil bagian dalam pemantauan lingkungan. Semua kegiatan

tersebut hendaklah dilaksanakan sesuai dengan prosedur tertulis dan jika perlu dicatat.

Personil Pengawasan Mutu hendaklah memiliki akses ke area produksi untuk

melakukan pengambilan sampel dan investigasi bila diperlukan.

Page 114: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 114

Ketentuan umum dalam pengawasan mutu meliputi:

1. Sistem Pengawasan Mutu

Sistem pengawasan mutu harus dirancang dengan tepat, untuk menjamin setiap OT

(obat tradisional) yang diproduksi:

• Mengandung bahan alami yang benar dan bersih,

• Sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan,

• Dibuat dalam kondisi yang tepat serta mengikuti prosedur tetap,

• Tidak mengandung bahan kimia dan bahan baku obat.

Sehingga OT tersebut senantiasa memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan untuk

khasiat, mutu dan keamanannya.

2. Ruang Lingkup Pengawasan Mutu

Semua fungsi analisis yang dilakukan di laboratorium, termasuk :

Pengambilan contoh,

• Pemeriksaan dan pengujian :

o Bahan awal,

o Produk antara,

o Produk ruahan, dan

o Produk jadi.

o Program dan kegiatan lain yang terkait dengan mutu produk:

program uji stabilitas,

Page 115: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 115

• pemantauan lingkungan kerja,

• pengkajian dokumen batch,

• program penyimpanan contoh pertinggal,

penyusunan dan penyimpanan spesifikasi yang berlaku dari tiap bahan dan produk,

termasuk metode pengujian.

3. Sistem Dokumentasi dan Prosedur

Sistem dokumentasi dan prosedur pelulusan dilakukan oleh Bag. Pengawasan Mutu.

Hendaknya menjamin Pelulusan:

• Pemeriksaan dan pengujian yang diperlukan telah dilaksanakan;

• Bahan awal, produk antara, produk ruahan tidak digunakan sebelum dari hasil

pemeriksaan dan pengujian mutu dinilai memenuhi spesifikasi yang ditetapkan;

• Produk jadi tidak didistribusikan atau dijual sebelum hasil pemeriksaan dan

pengujian mutu dinilai memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.

Page 116: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 116

4. Bagian Pengawasan Mutu

Bagian Pengawasan Mutu merupakan bagian yang berdiri sendiri, bukan subbagian

dari Bagian Produksi. Wewenang Bagian Pengawasan Mutu :

• Meluluskan/menolak Bahan awal yang akan digunakan untuk produksi;

• Meluluskan/menolak Produk antara dan produk ruahan untuk diproses lebih

lanjut;

• Meluluskan/menolak Produk jadi yang akan distribusikan

• Tanggung jawab Bagian Pengawasan Mutu:

o Di laboratorium : Menyelenggarakan fungsi analisis.

o Di luar laboratorium : Berperan dalam pengambilan keputusan terhadap

hal-hal yg mempengaruhi mutu produk

o Bagian Pengawasan Mutu juga bertanggung jawab:

� memastikan apakah bahan awal telah memenuhi spesifikasi;

� memastikan apakah tahapan produksi telah dilaksanakan sesuai

prosedur dan divalidasi sebelumnya

� apakah pengawasan selama proses dan pengujian laboratorium

telah dilaksanakan,

Page 117: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 117

� apakah bets produk yang dihasilkan telah memenuhi spesifikasi

sebelum didistribusikan;

� apakah produk diperedaran tetap memenuhi syarat mutu selama

waktu yang telah ditetapkan.

� � Kesimpulan

Cara Pembuatan Obat yang baik (CPOB) adalah pedoman

pembuatan obat bagi industri farmasi di Indonesia yang bertujuan

untuk menjamin mutu obat yang dihasilkan senantiasa memenuhi

persyaratan mutu yang telah ditentukan dan sesuai dengan tujuan

penggunaannya. Adapun untuk industri obat-obat tradisional juga

memiliki CPOB, yang biasa disebut CPOTB (Cara Pembuatan Obat

Tradisional Baik).CPOTB yang merupakan bagian dari Pemastian

Mutu yang memastikan bahwa obat tradisional mencapai standar

mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan

dalam izin edar. Salah satu cakupan dari CPOTB adalah

pengawasan mutu.

Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOTB yang berhubungan

dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, serta

dengan organisasi, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang

memastikan bahwa pengujian yang diperlukan dan relevan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2006). Cara Pembuatan Obat Baru (CPOB). Depkes RI

: Jakarta

Dirjen POM. (1986). Pengujian Bahan Kimia Sintetik Dalam

Obat Tradisional. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik

Indonesia.

Page 118: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 118

Dirjen POM. (1994). Petunjuk Pelaksanaan Cara Pembuatan

Obat Tradisional Yang Baik (CPOTB). Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Suyono. H. (1996). Obat Tradisional Jamu di Indonesia.

Surabaya. Universitas Airlangga.

STANDARDISASI EKSTRAK HERBAL

Pembuatan Simplisia

Sediaan obat tradisional atau herbal dibuat dari simplisia tanaman atau bagian dari

hewan, atau mineral dalam keadaan segar atau telah dikeringkan dan diawetkan. Agar

sediaan obat tradisional atau herbal tersebut dapat dipakai dengan aman, terjaga

keseragaman mutu dan kadar kandungan senyawa aktifnya, maka diperlukan

standardisasi. Sebelum melalui tahap standardisasi sediaan, maka diperlukan

standardisasi bahan baku simplisia, yang meliputi :

1. Bahan baku simplisia

Dapat berupa tumbuhan liar atau berupa tumbuhan budidaya

1. Proses pembuatan simplisia termasuk cara penyimpanan bahan baku simplisia

2. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia (Depkes RI, 1985).

a. Pengumpulan Bahan Baku

Kualitas bahan baku simplisia sangat dipengaruhi beberapa faktor, seperti : umur

tumbuhan atau bagian tumbuhan pada waktu panen, bagian tumbuhan, waktu panen

dan lingkungan tempat tumbuh (Depkes RI, 1985).

b. Sortasi

Sortasi dilakukan untuk memisahkan kotoran – kotoran atau bahan – bahan asing

lainnya dari bahan simplisia sehingga tidak ikut terbawa pada proses selanjutnya yang

akan mempengaruhi hasil akhir. Sortasi terdiri dari dua cara, yaitu:

Page 119: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 119

1. Sortasi basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan asing lainnya

setelah dilakukan pencucian dan perajangan.

1. Sortasi kering

Sortasi kering bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian

tumbuhan yang tidak diinginkan dan pengotoran lain yang masih ada dan tertinggal

pada simplisia kering (Depkes RI, 1985).

c. Pengeringan

Pengeringan dilakukan agar memperoleh simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga

dapat disimpan dalam waktu yang lama. Pengeringan dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu pengeringan secara alami dan secara buatan. Pengeringan alami dilakukan

dengan memanfaatkan sinar matahari baik secara langsung maupun ditutupi dengan

kain hitam. Sedangkan pengeringan secara buatan dilakukan dengan oven. Bahan

simplisia dapat dikeringkan pada suhu 30oC – 90oC (Depkes RI, 1985).

d. Pengemasan dan Penyimpanan

Pengepakan simplisia dapat menggunakan wadah yang inert, tidak beracun, melindungi

simplisia dari cemaran serta mencegah adanya kerusakan.Sedangka penyimpanan

simplisia sebaiknya di tempat yang kelembabannya rendah, terlindung dari sinar

matahari, dan terlindung dari gangguan serangga maupun tikus.

Standardisasi Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai bahan obat, kecuali

dipergunakan sebagai bahan obat, kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah

dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia terdiri dari simplsiia

nabati, hewani dan mineral. nabati, hewani dan mineral. Simplisia nabati adalah

simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Yang di

maksud eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari selnya atau

zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya. Simplisia

hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh atau zat-zat yang berguna yang

dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia pelikan atau mineral

adalah simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah dengan

cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni. Untuk menjamin keseragaman

Page 120: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 120

senyawa aktif, keamanan maupun kegunaan simplisia harus memenuhi persyaratan

minimal untuk standardisasi simplisia. Standardisasi simplisia mengacu pada tiga

konsep antara lain sebagai berikut:

• Simplisia sebagai bahan baku harus memenuhi 3 parameter mutu umum

(nonspesifik) suatu bahan yaitu kebenaran jenis (identifikasi), kemurnian, aturan

penstabilan (wadah, penyimpanan, distribusi)

• Simplisia sebagai bahan dan produk siap pakai harus memenuhi trilogi Quality-

Safety-Efficacy

• Simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang berkontribusi terhadap

respon biologis, harus memiliki spesifikasi kimia yaitu komposisi (jenis dan

kadar) senyawa kandungan (Depkes RI, 1985).

Kontrol kualitas merupakan parameter yang digunakan dalam proses standardisasi

suatu simplisia. Parameter standardisasi simplisia meliputi parameter non spesifik dan

spesifik. Parameter nonspesifik lebih terkait dengan faktor lingkungan dalam

pembuatan simplisia sedangkan parameter spesifik terkait langsung dengan senyawa

yang ada di dalam tanaman. Penjelasan lebih lanjut mengenai parameter standardisasi

simplisia sebagai berikut:

1. Kebenaran simplisia

Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan dengan cara organoleptik, makroskopik dan

mikroskopik. Pemeriksaan organoleptik dan makroskopik dilakukan dengan

menggunakan indera manusia dengan memeriksa kemurnian dan mutu simplisia

dengan mengamati bentuk dan ciri-ciri luar serta warna dan bau simplisia. Sebaiknya

pemeriksaan mutu organoleptik dilanjutkan dengan mengamati ciri-ciri anatomi histologi

terutama untuk menegaskan keaslian simplisia.

1. Parameter non spesifik

Parameter non spesifik meliputi uji terkait dengan pencemaran yang disebabkan oleh

pestisida, jamur, aflatoxin, logam berat, penetapan kadar abu, kadar air, kadar minyak

atsiri, penetapan susut pengeringan.

1. Parameter spesifik

Parameter ini digunakan untuk mengetahui identitas kimia dari simplisia.Uji kandungan

kimia simplisia digunakan untuk menetapkan kandungan senyawa tertentu dari

simplisia. Biasanya dilkukan dengan analisis kromatografi lapis tipis (Depkes RI, 1985).

Page 121: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 121

Standardisasi Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari

simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang diperoleh

diperlukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Standardisasi

ekstrak tidak lain adalah serangkaian parameter yang dibutuhkan sehingga ekstrak

persyaratan produk kefarmasian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

Ekstrak terstandar berarti konsistensi kandungan senyawa aktif dari setiap batch yang

diproduksi dapat dipertahankan, dan juga dapat mempertahankan pemekatan

kandungan senyawa aktif pada ekstrak sehingga dapat mengurangi secara signifikan

volume permakaian per dosis, sementara dosis yang diinginkan terpenuhi, serta ekstrak

yang diketahui kadar senyawa aktifnya ini dapat dipergunakan sebagai bahan

pembuatan formula lain secara mudah seperti sediaan cair , kapsul, tablet, dan lain-lain.

1. Parameter Non Spesifik

a) Susut Pengeringan

Susut pengeringan merupakan pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada

temperatur 105oC selama 30 menit atau sampai konstan, yang dinyatakan dalam

porsen. Dalam hal khusus (jika bahan tidak mengandung minyak menguap/atsiri dan

sisa pelarut organik) identik dengan kadar air, yaitu kandungan air karena berada di

atmosfer/lingkungan udara terbuka (Depkes RI, 2000).

b) Bobot Jenis

Parameter bobot jenis ekstrak merupakan parameter yang mengindikasikan spesifikasi

ekstrak uji. Parameter ini penting, karena bobot jenis ekstrak tergantung pada jumlah

serta jenis komponen atau zat yang larut didalamnya (Depkes RI, 2000).

c) Kadar air

Kadar air adalah banyaknya hidrat yang terkandung zat atau banyaknya air yang

diserap dengan tujuan untuk memberikan batasan minimal atau rentang tentang

besarnya kandungan air dalam bahan (Depkes RI, 2000).

Page 122: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 122

d) Kadar abu

Parameter kadar abu merupakan pernyataan dari jumlah abu fisiologik bila simplisia

dipijar hingga seluruh unsur organik hilang. Abu fisiologik adalah abu yang diperoleh

dari sisa pemijaran (Depkes RI, 2000).

2. Parameter Spesifik

a) Identitas

Identitas ekstrak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Deskripsi tata nama:

1. Nama Ekstrak (generik, dagang, paten)

2. Nama latin tumbuhan (sistematika botani)

3. Bagian tumbuhan yang digunakan (rimpang, daun, buah,)

4. Nama Indonesia tumbuhan

Ekstrak dapat mempunyai senyawa identitas artinya senyawa tertentu yang menjadi

petunjuk spesifik dengan metode tertentu. Parameter identitas ekstrak mempunyai

tujuan tertentu untuk memberikan identitas obyektif dari nama dan spesifik dari

senyawa identitas (Depkes RI, 2000).

b) Organoleptik

Parameter oranoleptik digunakan untuk mendeskripsikan bentuk, warna, bau, rasa

menggunakan panca indera dengan tujuan pengenalan awal yang sederhana dan

seobyektif mungkin (Depkes RI, 2000).

c) Kadar sari

Parameter kadar sari digunakan untuk mengetahui jumlah kandungan senyawa kimia

dalam sari simplisia. Parameter kadar sari ditetapkan sebagai parameter uji bahan baku

obat tradisional karena jumlah kandungan senyawa kimia dalam sari simplisia akan

berkaitan erat dengan reproduksibilitasnya dalam aktivitas farmakodinamik simplisia

tersebut (Depkes RI,1995).

Page 123: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 123

d) Pola kromatogram

Pola kromatogram mempunyai tujuan untuk memberikan gambaran awal komponen

kandungan kimia berdasarkan pola kromatogram kemudian dibandingkan dengan data

baku yang ditetapkan terlebih dahulu (Depkes RI, 2000).

WASPADA KONTAMINASI PRODUK HERBAL

Ramuan herbal yang diolah secara tradisional, apalagi yang diproduksi perorangan

atau rumah tangga, dapat saja berkualitas buruk dan tidak higienis jika tidak diolah

secara hati-hati. Berbagai bahan yang mungkin berbahaya dapat terkandung dalam

ramuan herbal tersebut.

Kandungan yang tidak diinginkan ini bisa saja memang merupakan bahan alami yang

terkandung dalam komponen herbal tadi, atau akibat ketidaktahuan peramu akan

kandungan masing-masing komponen herbal atau juga akibat proses pengolahan yang

tidak hati-hati.

Beberapa zat berbahaya yang mungkin terikutkan dalam ramuan herbal antara lain

logam berat, jamur beracun, dan pestisida

.

Logam berat

Kontaminasi logam berat dapat terjadi dalam pengobatan herbal, misalnya berupa

arsenik, merkuri dan tembaga. Keracunan akut dari kontaminasi ini dapat berakibat

kegagalan fatal pada organ-organ tubuh. Misalnya masalah pada hati dan pembuluh

darah yang merupakan dampak dari penggunaan garam arsenik dalam pengobatan

psoriasis. Di beberapa negara, arsenik juga umum digunakan dalam pengobatan gigi.

Logam berat bisa masuk ke dalam produk herbal antara lain karena tempat tumbuh

herba yang tercemar oleh logam berat tadi, sehingga logam berat menumpuk sedikit

demi sedikit dalam tanaman itu, baik lewat akar, kulit maupun daun. Tanaman herba

yang tumbuh di dekat pabrik-pabrik atau tempat-tempat yang menggunakan bahan

kimia sangat mungkin tercemar oleh logam berat.

Racun

Page 124: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 124

Produk herba dapat tercemar oleh jamur yang bersifat racun atau mikotoksin. Saat ini

telah dikenal 300 jenis mikotoksin, salah satu jenis di antaranya sangat berpotensi

menyebabkan penyakit baik pada manusia maupun hewan, yaitu aflatoksin. Racun ini

bersifat karsinogenik, hepatatoksik, mutagenik, tremogenik dan sitotoksik. Selain itu,

aflatoksin juga bersifat immunosuppresif yang dapat menurunkan sistem kekebalan

tubuh.

Kadar aflatoksin tidak akan hilang atau berkurang dengan pemasakan atau

pemanasan. Selain itu, aflatoksin juga tidak terurai pada suhu didih air, seperti pada

saat penyiapan minuman obat

Umumnya mikotoksin bersifat kumulatif, sehingga efeknya tidak dapat dirasakan dalam

waktu cepat dan sulit dibuktikan secara etiologi

.Jamur penyebab racun ini bisa tumbuh dan berkembang antara lain akibat bahan baku

herbal yang disimpan terlalu lama atau tempat penyimpanan yang lembab, atau dapat

juga karena proses penyiapan bahan baku herbal yang tidak bersih.

Beberapa tumbuhan obat khususnya bagian daun, diketahui mengandung beberapa

jenis cendawan patogen yang berpotensi menghasilkan mikotoksin. Selain itu spesies

cendawan juga ditemukan pada rimpang jahe dan kunyit.

Pestisida

Ramuan herbal dapat juga tercemar oleh pestisida. Hal ini bisa terjadi antara lain akibat

pestisida yang masuk ke dalam tanaman dan terus menumpuk sampai tanaman itu

dipanen, baik lewat akar, kulit batang maupun daun tanaman herba. Tanaman herbal

yang pada waktu dibudidayakan dan dirawatnya memakai pestisida secara intensif,

mungkin saja produk herbalnya tercemar oleh residu pestisida.

Tips menggunakan produk herbal:

• Konsultasikan dengan dokter atau praktisi kesehatan sebelum menggunakan

pengobatan herbal,

• Gunakan produk yang berasal dari produsen yang anda percayai atau

reputasinya kredibel,

• Jangan gunakan produk yang belum anda kenal atau harganya yang sangat

miring,

Page 125: POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN DIII JAMU … fileKategori obat bahan alam antara lain jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengelompokan tersebut berdasar atas cara pembuatan,

Dimas Suryo Aribowo 125

• Periksa kode produksi, tanggal kedaluarsa atau perijinan dari instansi

berwenang,

• Pastikan produk herbal yang anda gunakan terlihat bersih dan kemasannya tidak

rusak,

• Produk terlihat segar, tidak berjamur, tidak berubah warna dan baunya atau tidak

ada tanda-tanda kerusakan lainnya,

• Jangan percaya begitu saja testimonial produk, carilah informasi dari

pengalaman orang-orang lain di media massa, forum internet dan lain-lain,