POLIKLINIK (Potensi Dibalik Limbah Tutup Botol Dengan Strategi Pemasaran Interaktif)

download POLIKLINIK (Potensi Dibalik Limbah Tutup Botol Dengan Strategi Pemasaran Interaktif)

of 42

description

POLIKLINIK (Potensi Dibalik Limbah Tutup Botol Dengan Strategi Pemasaran Interaktif), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, MalangRandi Dwi Anggriawan115080300111130

Transcript of POLIKLINIK (Potensi Dibalik Limbah Tutup Botol Dengan Strategi Pemasaran Interaktif)

POLIKLINIK POTENSI DIBALIK LIMBAH TUTUP BOTOL DENGAN STRATEGI PEMASARAN INTERAKTIF

Diajukan Untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Kreatif 2011

Disusun oleh : RANDI DWI ANGGRIAWAN 115080300111130

JURUSAN TEKNIK HASIL PERIKANAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk dan pertolonganNya dalam proses penyelesaian karya tulis ini. Karya tulis yang berjudul (POLIKLINIK)POTENSI DIBALIK LIMBAH TUTUP BOTOL DENGAN STRATEGI PEMASARAN INTERAKTIF ini dengan baik. Akhirnya, Tiada gading yang tak retak. Demikian juga dengan hasil penulisan karya tulis ini, pastilah masih memiliki beberapa kekurangan yang mungkin akan ditemukan oleh para pembaca. Hal ini terkait dengan kemampuan penulis yang terbatas. Selain itu, penulis mengakui bahwa jika tanpa bantuan beberapa pihak, maka pembuatan karya tulis ini ini akan banyak menemukan kendala. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada : 1. Dekan FPIK Unibraw, Prof.Dr.Ir. Eddy Suprayitno, MS 2. Dr. Ir. Harsuko Riniwati, MP, selaku PD III FPIK UB dan sekaligus sebagai dosen pembimbing dalam pembuatan karya tulis ini. 3. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan doa dan motivasi. Semoga tulisan sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak lagsung dengan tema yang diangkat dalam karya ini. Untuk perbaikan penulisan karya tulis selanjutnya, penulis sangat mengharapkan masukan baik berupa kritik maupun saran dari pembaca.

Malang, 20 Desember 2011

Penulis

Daftar IsiHalaman Judul......................................................................................................i Kata Pengantar ................................................................................................... ii Daftar Isi ............................................................................................................ iii Abstrak ...............................................................................................................v BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2 1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................................... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampah ........................................................................ 4 2.2 Pengertian Pemasaran ..................................................................... 6 2.3 Kewirausahaan ............................................................................... 14 BAB III METODE PENULISAN3.1 Jenis Penulisan ..................................................................................... 18 3.2 Sumber Data ......................................................................................... 18 3.3 Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 19 3.4 Teknik Analisis Data ............................................................................. 19 BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

4.1 Modifikasi Limbah Tutup Botol ......................................................... 204.2 Strategi Pemasaran Interaktif .................................................................. ..24

BAB V PENUTUP5.1 Kesimpulan ............................................................................................ ..37 DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK

Setiap manusia menghasilkan sampah setiap hari. Oleh karena itu semakin besar suatu kota akan semakin besar pula sampah yang dihasilkan. Pada tahun 2005 sampah yang dihasilkan DKI Jakarta sebanyak 6000 ton/hari (25.687 m3/hari). Tutup merupakan salah satu limbah yang kurang botol minuman dalam

diperhatikan

masyarakat. Selama ini daur ulang botol minuman hanya terfokus pada botolnya saja, namun tutupnya dibuang begitu saja, padahal sebenarnya tutup botol minuman yang memiliki lapisan lebih tebal dibandingkan tubuh botol itu sendiri berpengaruh terhadap lingkungan karena bahannya yang lebih sulit terurai. Oleh karena itu, penulis mendapat gagasan untuk memanfaatkan limbah tutup botol menjadi barang yang memiliki nilai guna lain bahkan nilai jual. Dimana selain membuat gantungan kunci dari limbah tersebut juga didukung oleh strategi pemasaran interaktif sehingga lebih efektif dalam pemasarannya.

Kata Kunci : limbah, tutup botol, pemasaran.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Setiap manusia menghasilkan sampah setiap hari. Oleh karena itu semakin besar suatu kota akan semakin besar pula sampah yang dihasilkan. Pada tahun 2005 sampah yang dihasilkan DKI Jakarta sebanyak 6000 ton/hari (25.687 m3/hari). Sampah tersebut langsung dibuang ke TPA Bantar Gebang, Bekasi, tanpa memisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik(Sagala, 2005). Apabila dilihat dari segi sumber sampah berdasarkan wilayah, maka Jakarta Pusat menghasilkan 5.280 m3, Jakarta Utara 4.182 m3, Jakarta Barat 5.476 m3, Jakarta Selatan 5.307 m3, dan Jakarta Timur 5.442 m3. Apabila dilihat dari komposisinya maka 65,05% merupakan sampah organik, sedangkan 34,95% merupakan sampah nonorganik yang terdiri atas 10,11% kertas, 3,32% kayu, 2,45% kain/textil, 0,55% karet/kulit tiruan, 11,08% plastik, 1,90% metal/logam, 1,63%

gelas/kaca, 0,28% baterai, 1,09% tulang/kulit telur, serta lain-lain 2,74%. Timbunan sampah menurut sumbernya terdidir atas sampah dari pasar temporer 629 m3 (2,4%), PD Pasar Jaya 1.888 m3 (7,4%), industri 3.776 m3 (14,7%), jalan dan taman 3.776 m3 (14,7%), sungai 505 m3 (2%), dan rumah tinggal 15.113 m3 (58,8%) totalnya 25.687 m3 (Sagala, 2005). Tutup botol minuman merupakan salah satu limbah yang

kurang diperhatikan dalam masyarakat. Selama ini daur ulang botol minuman hanya terfokus pada botolnya saja, namun tutupnya dibuang begitu saja, padahal sebenarnya tutup botol minuman yang memiliki lapisan lebih tebal dibandingkan tubuh botol itu sendiri berpengaruh terhadap lingkungan karena bahannya yang lebih sulit terurai. Tutup botol minuman yang terbuat dari aluminium bahkan memberi dampak buruk bagi lingkungan, karena bahannya yang akan bereaksi dengan keadaan lingkungan serta sifatnya yang mengalami korosif dapat

menghasilkan disekitarnya.

racun Memang

bagi ini

tumbuhan terlihat

dan

hewan namun

yang disini

hidup tidak

sepele,

membicarakan mengenai satu tutup botol, namun beribu-ribu tutup botol yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Sehingga dengan keadaan seperti ini butuh penanganan agar limbah tutup botol tidak menjadi faktor pencemar lingkungan yang lebih parah. Dalam karya tulis ini terdapat gagasan dalam mendaur ulang limbah tutup botol menjadi barang yang memiliki nilai guna lain, yaitu dengan implementasi modifikasi sederhana dengan beberapa bahan yang mudah didapat. Tutup botol yang tak terpakai menjadi tidak berguna jika tidak dimanfaatkan, bahkan dapat mencemari lingkungan dengan bahan-bahan penyusunnya yang sukar terurai. Dalam masyarakat keberadaan tutup botol sangatlah banyak dan jarang ada yang memanfaatkannya. Oleh karena itu, penulis mendapat gagasan untuk memanfaatkan limbah tutup botol menjadi barang yang memiliki nilai guna lain bahkan nilai jual. Hanya dengan memodifikasi tutup botol (terutama tutup botol kaca) dengan beberapa asesoris hingga menjadi barang cantik yang memiliki nilai lain, yaitu dimodifikasi menjadi gantungan kunci ataupun asesoris fashion wanita. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana implementasi modifikasi tutup botol? Bagaimana strategi pemasaran interaktif hasil dari modifikasi limbah tutup botol?

1.3. Tujuan Untuk mengetahui implementasi limbah tutup botol. Untuk mengetahui strategi pemasaran interaktif hasil dari modifikasi limbah tutup botol.

1.4. Manfaat - Bagi masyarakat : dapat membuka peluang usaha baru dalam pemanfaatan limbah tutup botol. - Bagi akademisi : dapat berkontribusi terhadap permasalahan limbah tutup botol dengan memberikan nilai tambah terhadap limbah tersebut. - Bagi pemerintah : sebagai acuan dalam menangani limbah tutup

botol.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampah Sampah adalah istilah umum yang sering digunakan untuk menyatakan limbah padat. Limbah sendiri atau bahan buangan dapat terdiri dari tiga bentuk keadaan, yakni limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Dari ketiga bentuk limbah ini, limbah padat atau sampah lebih sering dijumpai, terdapat dimana-mana dan kini semakin menjadi topik pembicaraan hangat untuk ditanggulangi (Gumbira Said, 1987). Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang sampai saat ini belum dapat ditangani secara baik, terutama pada negaranegara sedang berkembang, sedangkan kemampuan pengelola sampah dalam menangani sampah ini tidak seimbang dengan produksinya, sehingga menumpuk dimana-mana. Sampah yang tidak terurus dengan baik akan menyebabkan menurunnya kesehatandan nilai estetika lingkungan karena pencemaran air, udara, dan berkembangnya hama penyakit, sehingga pemukiman penduduk di sekitar tumpukan sampah tersebut tidak layak lagi bagi penduduk. Masalah sampah yang timbul di kota-kota besar adalah karena sulitnya pengumpulan, pengangkutan, pembuangan, pemanfaatan, dan pemusnahan sampah, baik sampah

yang berasal dari rumah tangga, pasar, industri, maupun sampah kantor. Sulitnya penanganan sampah erat kaitannya dengan buruknya kondisi pemukiman penduduk, karena pertumbuhan pemukiman yang semrawut mempersulit proses pengumpulan dan pengangkutan sampah sehingga akhirnya menumpuk (Yul H.Bahar, 1986). Menurut Gumbira Said (1987), pembagian sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari kondisi yang dianut oleh kebijakan negara setempat. Ada yang berdasarkan sumber penghasilnya, ada yang berdasarkan komposisinya, dan ada pula yag berdasarkan cara penanganannya. Namun demikian ada dua cara pembagian yang sering

digunakan, yakni berdasarkan istilah teknis dan berdasarkan kepada sumbernya. Pembagian berdasarkan istilah teknis menghasilkan adanya enam jenis sampah, yakni: 1. Sampah yang bersifat semi basah. Golongan ini merupakan bahan-bahan organik, misalnya sampah dapur dan sampah restoran, yang kebanyakan merupakan sisa buangan sayuran dan buah-buahan. Sampah jenis ini bersifat mudah terurai, karena mempunyai rantai ikatan kimiawi yang pendek. 2. Sampah anorganik yang sukar terurai karena mempunyai rantai ikatan kimia yang panjang, misalnya plastik, kaca, dan selulosa. 3. Sampah berupa abu yang dihasilkan pada proses pembakaran. Secara kuantitatif sampah jenis ini sedikit, tetapi pengaruhnya bagi kesehatan cukup besar. 4. Sampah berupa jasad hewan mati, misalnya bangkai tikus, anjing, ayam, ikan, dan burung. 5. Sampah jalanan, yakni semua sampah yang dapat dikumpulkan secara penyapuan dijalan-jalan, misalnya daun-daunan, kantung plastik, kertas, dan lain-lain. 6. Sampah industri, yakni sampah yang berasal dari kegiatan produksi di industri. Secara kuantitatif jenis limbah ini banyak, tetapi ragamnya tergantung pada jenis industri tersebut. Berdasarkan sumbernya, sampah dibedakan menjadi empat jenis yakni: 1. Sampah Domestik Sesuai dengan asal katanya, maka sampah ini berasal dari lingkungan perumahan atau pemukiman, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Ragam sampah di daerah perkotaan biasanya lebih banyak serta jenis sampah anorganiknya secara kuantitatif dan kualitatif lebih kompleks. Sampah di pedesaan umumnya lebih berupa bahan-bahan organik sisa produk pertanian, sedangkan sampah anorganiknya lebih sedikit.

2. Sampah Komersial Yang dimaksud sampah komersial tidaklah berarti sampah tersebut mempunyai niai ekonomi untuk dapat langsung diperdagangkan, tetapi lebih merujuk kepada jenis kegiatan yang menghasilkannya. Sampah komersial dihasilkan dari lingkungan kegiatan

perdagangan seperti toko, warung, restoran, pasar, dan toko swalayan. Keragaman jenis sampahnya sangat tinggi, dan dapat berupa bahan organik maupun anorganik 3. Sampah Industri Setelah disebutkan di muka. Sampah ini merupakan hasil samping kegiatan industri, yang jenisnya sangat tergantung pada kegiatan industri itu sendiri. 4. Sampah Alami dan Lainnya Sampah jenis ini dapat berupa dedaunan, sisa bencana alam dan lain-lain. Selain itu dapat juga merupakan sampah-sampah yang dihasilkan oleh taman, tempat-tempat rekreasi, kendaraan umum, terminal, pelabuhan udara, dan lain-lain.

2.2 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara ke konsumen. Definisi lain menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu/kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan

mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. Pemasaran melibatkan banyak kegiatan yang berbeda yang menambah nilai produk pada saat produk bergerak melalui sistem tersebut. 2.2.1 Fungsi Pemasaran : 1. Fungsi pertukaran Produk harus dijual proses pemasaran Misal : dan dibeli sekurang-kurangnya sekali selama

Produsen Konsumen Produsen Tengkulak Tengkulak Pedagang Besar Tengkulak Pengecer Didalam proses jual beli terbentuklah harga. Harga terbentuk dari bertemunya antara penawaran dengan permintaan dalam pasar persaingan. Pihak yang terlibat bisa banyak, yaitu produsen, tengkulak, pedagang besar, agen/distributor, pedagang antar kota, pedagang pengecer, konsumen, dan sebagianya. Pihak-pihak tersebut ada yang mempunyai hak milik, ada yang tidak tetapi masing-masing mendapat imbalan sesuai dengan jasanya. Kebanyakan produk Agribisnis dijual/dibeli beberapa kali selama proses pemasaran tergantung panjang pendeknya saluran pemasaran. 2. Fungsi Fisis Yang termasuk dalam kegiatan-kegiatan fungsi fisis yaitu

pengangkutan, penggudangan, dan pemrosesan produk. Mengingat sifat produk pertanian yang musiman, mudah rusak dan tidak tahan lama, membuat fungsi fisis sangat perlu diperhatikan. Mudah rusaknya komoditi pertanian membuat perlua adanya penanganan khusus pada saat pendistribusian dan pengangkutan, seperti pengemasan yang tepat untuk setiap jenis produk, pengiriman dengan sarana transportasi dengan lemari pendingin, dan sebagainya. Beberapa komoditi pertanian yang bersifat musiman, tidak mungkin memenuhi permintaan pasar setiap saat dalam bentuk segar. Sehingga pada saat tidak musimnya, konsumen tidak dapat mendapatkannya. Tetapi dalam bentuk olahan, memungkinkan produsen dan pemasar memenuhi permintaan sepanjang tahun. Untuk itulah diperlukan fungsi fisis berupa pemrosesan produk. Adanya kegiatan pemrosesan, berarti juga sangat terkait dengan kebutuhan penyimpanan dan penggudangan untuk mengatur stok. 3. Fungsi penyediaan sarana Informasi pasar

Sumber/produsen, harga pada beberapa pasar, mutu, tarif angkutan, dsb Standarisasi mutu Standarisasi komoditi pertanian dalam bentuk segar lebih sulit distandarisasi dari pada produk dalam bentuk olahan Pembiayaan Lembaga keuangan negara & swasta, kebijakan pemerintah (kredit ringan, bantuan modal), dsb Penanggungan resiko Resiko Fisis : angin, kebakaran, banjir, pencurian, kerusakan. Resiko Pasar :tidak laku, harga jatuh, persaingan ketat 2.2.2 Aspek pasar dan strategi pemasaran Aspek pasar dan strategi pemasaran dalam studi rancangan usaha menempati posisi yang penting, karena sebagai titik tolak penilaian apakah suatu usaha akan dapat berkembang, tetap seperti saat didirikan, atau bahkan cenderung akan mengalami penurunan. Pada tahap ini besarnya permintaan produk serta kecenderungan perkembangan

permintaan yang akan datang

selama

usaha yang dijalankan perlu

dianalisis dengan cermat. Tanpa perkiraan jumlah permintaan produk yang cermat dikemudian hari usaha dapat terancam yang disebabkan karena kekurangan atau kelebihan permintaan.Tidak sedikit suatu usaha yang berjalan tersendat-sendat hanya karena permintaan produknya jauh lebih kecil dari perkiraan, ataupun karena sebelum mengembangkan usaha tidak dilakukan analisis perkiraan permintaan. Kekurangan permintaan produk mengakibatkan bawah kapasitas, jumlah mesin dan peralatan yang berlebihan, bekerja di organisasi Oleh

karyawan

perusahaan tidak sepadan sehingga beban biaya menjadi berat.

karena itu, maka analisis aspek pasar dan strategi pemasaran dalam studi rancangan usaha agribisnis menjadi sangat penting untuk dilakukan. Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha

pemasaran dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan serta lokasinya. Strategi pemasaran modern secara umum terdiri dari tiga tahap yaitu: segmentasi pasar (segmenting), penetapan pasar sasaran

(targeting), dan penetapan posisi pasar (positioning) (Kotler, 2001). Setelah mengetahui segmen pasar, target pasar, dan posisi pasar maka dapat disusun strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari strategi produk, harga, penyaluran/ distribusi dan promosi (Assauri, 1999). a. Segmentasi Pasar (Segmenting) Secara umum, terdapat tiga falsafah dasar sebagai pedoman bagi perusahaan untuk mendekati pasar, yakni pemasaran masal dimana keputusan untuk memproduksi dan mendistribusi produk secara masal, pemasaran berbagai produk yang menyajikan pilihan produk berbeda untuk segmen berbeda, dan pemasaran terarah yang mengembangkan produk untuk pasar yang spesifik. 1. Pemasaran masal, di mana para penjual memproduksi secara masal, mendistribusikan secara masal, dan mempromosikan secara masal satu produk kepada semua pembeli. Pemikirannya, bahwa biaya produksi dan harga menjadi murah dan dapat menciptakan pasar potensial paling besar. 2. Pemasaran berbagai produk, di mana penjual memproduksi dua macam produk atau lebih yang mempunyai sifat, gaya, mutu, ukuran dan sebagainya yang berbeda. Pemikirannya, bahwa konsumen memiliki selera berbeda yang berubah setiap waktu, dan selalu mencari variasi serta perubahan. 3. Pemasaran terarah, di sini penjual mengenali berbagai segmen pasar, memilih satu atau beberapa di antaranya, dan mengembangkan produk serta bauran pemasaran yang disesuaikan dengan karakteristik masingmasing konsumen. b. Target Pasar (Targetting) Dalam menetapkan sasaran pasar (target pasar), perusahaan terlebih dulu harus melakukan segmentasi pasar, dengan cara

mengelompokkan konsumen (pembeli) ke dalam kelompok dengan ciri-ciri

(sifat) yang hampir sama. Setiap kelompok konsumen dapat dipilih sebagai target pasar yang akan dicapai. Segmentasi pasar dimaksudkan untuk mengkaji dan mencari kesempatan segmen pasar yang dihadapi perusahaan, menilai segmen pasar, dan memutuskan berapa banyak dari segmen pasar yang ada tersebut yang akan dilayani oleh perusahaan. Penentuan target pasar sangat penting karena perusahaan tidak dapat melayani seluruh konsumen atau pembeli yang ada di pasar. Pembeli yang ada terlalu banyak dengan kebutuhan dan keinginan yang beragam atau bervariasi, sehingga perusahaan harus mengidentifikasi bagian pasar mana yang akan dilayaninya sebagai target pasar. Kegiatan pemasaran akan lebih berhasil jika hanya diarahkan kepada konsumen tertentu sebagai target pasar yang dituju. Target pasar adalah kelompok konsumen yang agak homogen, yang akan dijadikan sasaran pemasaran perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan jenis kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain itu perlu diperhatikan pula kebutuhan dan keinginan kelompok konsumen manakah yang akan dipenuhi. Konsumen memang pembeli yang harus dilayani perusahaan dengan memuaskan. Namun, tidak mungkin perusahaan benar-benar dapat memberikan kepuasan kepada seluruh konsumen yang ada di pasar, karena terbatasnya kemampuan atau sumber daya perusahaan. Untuk itu perusahaan perlu menentukan batas pasar yang akan dilayani atau yang menjadi target pasar, melalui pengelompokkan konsumen berdasarkan ciri-ciri atau sifatnya dikaitkan dengan kebutuhan dan keinginan mereka. c. Diferensiasi dan Positioning Setelah mengidentifikasi segmen pasar, maka sebuah perusahaan juga harus mengidentifikasi cara-cara spesifik yang dapat mendiferensiasikan produknya dan memilih competitive positioning. Pada dasarnya diferensiasi adalah tindakan merancang satu set perbedaaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing (Kotler, 1997). Diferensiasi dapat dilakukan melalui lima dimensi berikut ini :

a.

Diferensiasi Produk, membedakan produk utama berdasarkan keistimewaan, kinerja, kesesuaian, daya tahan, keandalan,

kemudahan untuk diperbaiki, gaya dan rancangan produk. b. Diferensiasi Pelayanan, membedakan pelayanan utama berdasarkan kemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan, pelatihan

pelanggan, konsultasi pelanggan, pemeliharaan dan perbaikan. c. Diferensiasi Personil, membedakan personil perusahaan berdasarkan kemampuan, kesopanan, kredibilitas, dapat diandalkan, cepat tanggap dan komunikasi yang baik. d. Diferensiasi Saluran, langkah pembedaan melalui cara membentuk saluran distribusi, jangkauan, keahlian dan kinerja saluran-saluran tersebut. e. Diferensiasi Citra, membedakan citra perusahaan berdasarkan perbedaan identitas melalui penetapan posisi, perbedaan lambang dan perbedaan iklan. Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada dalam benak pelanggan sasarannya (Kotler, 1997). Positioning merupakan elemen yang sangat utama dalam suatu strategi pemasaran. Sebuah perusahaan dapat menentukan posisinya melalui persepsi pelanggan terhadap produknya dan produk pesaingnya sehingga akan dihasilkan peta persepsi. Dengan menggunakan informasi dari peta persepsi itu, dapat dikenali berbagai strategi penentuan posisi antara lain : a. Positioning menurut atribut produk. Usaha memposisikan diri menurut atribut produknya. b. Positioning menurut manfaat. Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu c. Positioning menurut harga/ kualitas. Produk diposisikan sebagai nilai (harga dan kualitas) terbaik. d. Positioning menurut penggunaan/ penerapan. Usaha memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah penggunaan/ penerapan.

e. Positioning menurut pemakai. Usaha memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai f. Positioning menurut pesaing. Produk memposisikan diri sebagai lebih baik daripada pesaing utamanya. g. Positioning menurut kategori produk. Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk. Setelah kita menentukan dan memilih pasar sasaran, maka langkah selanjutnya adalah menentukan strategi pokok untuk masuk ke dalam persaingan bisnis dan pasar yaitu : a. Memposisikan produk Anda di pasar sebagai langkah merebut pasar di pikiran konsumen (mind share). b. Strategi diferensiasi produk Anda (differentiation) sebagai langkah strategis untuk membedakan produk Anda dengan produk pesaing dalam pikiran konsumen (mind share). c. Strategi penguatan merek (branding) dari propduk Anda sebagai langkah strategis untuk menahan konsumen agar tetap loyal, setia, bangga, dan puas dengan cara memasarkan dan menjual secara experiential (pengalaman) dan emotional (emosi) di hati para calon konsumennya (heart share).

d. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Marketing mix atau bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Marketing mix adalah semua faktor yang dapat dikuasai oleh seseorang manajer pemasaran dalam rangka mempengaruhi permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu: Product, Place, Price, Promotion. Sementara itu, sebagai tambahan dari 4P di atas, Booms & Bitner telah menambah 3P lagi kepada bauran pemasaran tersebut yaitu

People (faktor manusia yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam , Process (proses/prosedur kerja) dan Physical Evidence. People: Faktor manusia (yang terlibat secara langsung & tidak langsung) dalam aktiviti penyampaian produk di pasaran tidak patut dikecualikan. Peranan kakitangan yang menjalankan pelbagai aktiviti berkaitan pemasaran perlu dijadikan sebagai strategi. Oleh itu inisiatif dari aspek kebolehan, kemampuan dan kepakaran para pekerja dan pihak pengurusan di industri perlu juga di beri perhatian dalam strategi meningkatkan keupayaan pemasaran. Process: Proses / aliran kerja termasuk arahan dan prosedur yang bertepatan bagi setiap aktiviti merupakan elemen yang akan menentukan keberkesanan dan kejayaan pemasaran. Oleh itu, ianya juga adalah inisiatif yang strategik sesebuah industri untuk memasukkan unsur process ini kedalam strategi pemasarannya. Physical Evidence: Kebolehan dan keupayaan industri dalam penyampaian perkhidmatan mestilah dipadankan bersesuaian dengan persekitaran pasaran di mana perkhidmatan diberikan. Ini akan

meningkatkan lagi keberkesanan dalam berkomunikasi dan melaksanakan penyampaian produk, khasnya dalam aspek kepuasan kepada pengguna sasaran. Strategi pemasaran 4 P boleh dikatakan sebagai tindakan empat serangkai oleh pemasar untuk menawarkan produk kepada pelanggan sasaran dengan cara yang lebih efektif. Sementara tambahan 3P lagi kepada bauran tersebut adalah sebagai pelengkap yang khususnya disarankan bagi industri yang menawarkan produk jenis

perkhidmatan/servis. Uraian analisis tentang persaingan, keunggulan dan

kelemahan pesaing meliputi : produk, harga, dll. Mengembangkan Bauran Pemasaran (MarketingMix). Membuat anggaran pemasaran dan mengalokasikan anggaran tersebut ke berbagai bauran pemasaran (4 P)

Tawaran PRODUK ke pasar meliputi : kualitas, bentuk, dan kemasan serta dilengkapi dengan pelayanan Harga (PRICE) yang ditetapkan harus sebanding penawaran nilai kepada pelanggan

merek,

dengan

Tempat (PLACE) distribusi merupakan hal yang penting agar pelanggan dapat memperoleh produk dengan mudah PROMOSI,diperlukan untuk mengkomunikasikan produk ke pasar sasaran

2.3 Kewirausahaan Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola,

mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau

kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu-ke waktu, hari demi hari, minggu demi minggi selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil

memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam emnjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya,

dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya. Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go between. Pada abad pertengahan istilah entrepreneur digunakan untuk menggambarkan seseorang actor yang memimpin proyek produksi, Konsep wirausaha secara lengkap

dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau pun yang telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk

memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta sering digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda. Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties. Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental,

pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan

tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan

sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya

kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.

Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu : 1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994). 2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959). 3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996). 4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997). 5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih. 6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi

baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko. Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan

melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai

kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut maka definisi kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif. (Pekerti, 1997)

BAB III METODE PENULISAN

3.1 Jenis Penulisan Karya tulis ini berfokus pada proses pembuatan gantungan kunci dari limbah tutup botol dan pemasarannya. Agar pondasi dari ide yang digagas dalam karya tulis ini semakin kuat, maka dilakukan studi literatur untuk mencari data-data yang mendukung gagasan penulis. Baik berasal dari Buku-buku, buku pengembangan SDM, artikel dan jurnal di internet dan diskusi dengan beberapa teman. Jenis penulisan yang digunakan yaitu penulisan deskriptif.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah prosedur penulisan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan pelaku yang diamati, didukung dengan studi literatur atau studi kepustakaan berdasarkan pendalaman kajian pustaka berupa data dan angka, sehingga realitas dapat dipahami dengan baik. (Moleong, 2004:5). 3.2. Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan adalah data sekunder, yaitu data-data yang berasal tidak langsung dari pihak yang bersangkutan (obyek yang diteliti), melainkan berasal dari pihak lain seperti literaturliteratur kepustakaan, artikelartikel dalam majalah, jurnal-jurnal penulisan yang berkaitan dan sumber media massa lainnya serta hasil penulisan terdahulu (Moleong, 2004:112). Di dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan empat sumber data utama yaitu buku-buku Entreprenuership nabi Muhammad SAW, buku Ekonomi Islam, buku Ciputra Quantum Leapbuku Re-Code dan buku-buku pengembangan SDM. Selain itu, untuk mendukung gagasan penulis karya tulis ini juga mengambil referensi dari sumbersumber lain seperti, seperti artikel-artikel, internet, jurnal, maupun literaturliteratur kepustakaan yang sesuai dengan masalah yang diangkat.

3.3 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data melalui kepustakaan dilakukan dengan mencari dan membaca literature yang relevan dengan pembahasan karya tulis ini. Sumber lainnya penulis ambil dari jurnal-jurnal dan literaturliteratur yang tersedia dan sesuai dengan masalah yang ada, baik berupa pustaka cetak maupun pustaka elektronik (internet), sehingga data-data terkumpul dan dari sinilah sumber data sekunder diperoleh. 3.4 Metode Analisa data Sehubungan dengan permasalahan yang tertulis pada rumusan masalah dan pendekatan penulisan yang digunakan, penulis menganalisa data-data yang diperoleh dengan metode penulisan analisa deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh kemudian disusun, sehingga mempermudah pembahasan masalah-masalah yang ada. Karena titik fokus penulisan ini adalah penulisan yang berbasis literatur (pustaka), maka data yang dikumpulkan merupakan data kualitatif dan Kuantitatif. Setelah berhasil menganalisis data, penulis memformulasikan

gagasannya kedalam karya tulis ini. Proses analisa data dalam tulisan ini terjadi dalam 4 jalur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : a. Pengumpulan data (data collection) b. Reduksi data (data reduction) c. Penyajian data (data display) d. Penarikan kesimpulan dan verifikasi. (Miles dan Huberman, 1994)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Modifikasi Limbah Tutup Botol Limbah tutup botol memiliki nilai tambah ketika dapat dijadikan sebagai assesoris atupun gantungan kunci. Limbah ini kemudian dapat dipasarkan dengan menggunakan strategi pemasaran internet marketing dimana tentunya dengan adanya pemanfaatan limbah tutup botol tersebut bisa memberikan peluang usaha baru bagi masyarakat pada umumnya. Hal ini dikarenakan proses pembuatannya yang relatif mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Dalam hal ini langkah-langkah-langkah pembuatan gantungan kunci dengan bahan dasar limbah tutup botol adalah sebagai berikut : Pengumpulan

Pembersihan

Persiapan

Pembuatan

Pemasaran

Gambar. 4.1 Alur pembuatan gantungan kunci Keterangan : 1. Pengumpulan Dalam hal ini limbah-limbah tutup botol dikumpulkan dari rumah makan, tempat sampah, ataupun langsung menghubungi para pengumpul sampah(pemulung). Limbah tutup botol yang dimaksud

disini adalah yang terbuat dari semacam seng/alumunium bukan yang terbuat dari plastik. 2. Pembersihan Setelah limbah tutup botol terkumpul maka proses selanjutnya adalah pembersihan dimana setiap limbah tutup botol dibersihkan dengan cara direndam dalam air hangat agar semua kotoran terangkat. Kemudian dicuci sampai bersih dengan air pancuran. Selanjutnya dikeringkan dengan kain ataupun lap dan dimasukkan kedalam wadah atau ember untuk dipilah-pilah sesuai dengan bentuknya. 3. Persiapan Dalam hal ini persiapan yang dimaksud adalah menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan gantungan kunci. Berikut ini adalah alat dan bahan yang dibutuhkan : Bahan-bahan : 1. Resin Jernih 2. Resin Warna 3. Katalis Oil Bahan-bahan diatas bisa dibeli di toko kimia terdekat dengan harga yang relatif terjangkau. Alat-alat : 1.Cetakan dari plastik Mika/OHP 2.Tempat untuk mencampur bahan kimia 3.Penggaris 4.Cutter 5.Gunting 6.Lem 7.Hiasan Kemudian pastikan juga bahwa alat dan bahan tersebut dapat berfungsi dengan baik sehingga tidak mengahmbat proses pembuatannya.

4. Pembuatan Pertama-tama kita bersihkan tutup botolnya, kemudian jemur. Kami menggunakan vernis bening untuk melapisi skaligus mengurangi karat. Kemudian keringkan lagi.

Gambar 4.2

Gambar 4.3 Selanjutnya, Pilih dan gunting Gambar/ Huruf/ Kata-kata di majalah bekas, koran yang kemudian ditempelkan ke tutup botol. Untuk pin, tempelkan di bagian belakang tutup botol dengan karton tebal/ kancing kemudian tempelkan peniti/ magnetnya. Jika ingin membuat gantungan Hp/ Gantungan kunci, buat lubang kecil di atas tutup botol, tambahkan tali/ ring gantungan.

Gambar 4.4

Gambar 4.5 Supaya gambar lebih awet, dilapisi vernis bening/ kilap lagi. Jemur sampai kering.

Gambar 4.6

Gambar 4.7 5. Pemasaran Setelah produk jadi maka proses selanjutnya adalah pemasaran dalam hal ini pemasaran dilakukan dengan strategi internet marketting.

4.2 Strategi Pemasaran interaktif Tujuan dari pemasaran interaktif adalah untuk memikat dan memelihara konsumen yang akan menjadi rekan bisnis dalam penciptaan, pembelian, dan pengembangan produk dan layanan. Konsumen tidak hanya sebagai peserta pasif yang menerima iklan sebelum membeli, melainkan konsumen diharapkan proaktif dan interaktif dalam pemasaran. Proses pemasaran interaktif meliputi 2 metode: Push dan Pull Marketing. Maksudnya adalah bahan pemasaran disajikan pada layar komputer konsumen menggunakan teknologi Push dan Pull Marketing. Pull Marketing menyerahkan sepenuhnya kepada konsumen yang

membutuhkan informasi, baik melalui internet atau Web menggunakan Web browser; untuk mencari, membaca atau download informasi dari situs Web perusahaan. Sedangkan Push Marketing lebih menggantungkan pada Software Web Broadcasters atau Net Broadcasters, seperti: PointCast, BackWeb, dan Castanet. Software tersebut secara otomatis mengirim macam-macam informasi yang dipilih oleh konsumen dari Web sumber ke komputer konsumen, bisa ditampilkan berupa Barner atau Screen Server pada komputer konsumen.

Informasi Push Marketing biasanya berupa harga dolar, emas, atau saham. Silicon Graphics (www.sgi.com) adalah perusahaan yang

membuat workstation dan minisupercomputer dengan teknologi handal. Komputer produk SGI digunakan untuk membuat photorealistic images, misal: film Hollywood dan video game. SGI telah menerapkan pemasaran interaktif sebagai komponen pedoman strategi untuk memenangkan kompetisi. Staff pemasaran, teknisi, konsumen support SGI dilibatkan dalam diskusi dan newsgroups internet. Sehingga pada saat ada konsumen yang menulis E-mail untuk bertanya atau mengomentari produk SGI, staff teknisi dan konsumen support dapat berdialog langsung dengan konsumen, bukan hanya sekedar menjawab pertanyaan saja, melainkan konsumen dapat juga dilibatkan dalam pengembangan produk.

KEUNTUNGAN BERBISNIS LEWAT INTERNET The internet provides a synthesis of computing and communication capabilities that adds value to every part of the business cycle (Cronin,1995). Keuntungan yang diperoleh dari berbisnis lewat internet dapat dilihat pada Gambar 5, merupakan kesimpulan yang diperoleh bisnis lewat internet dari 100 perusahaan pengguna internet peringkat tertinggi. Dari Gambar 5 juga dapat dilihat persentase tertinggi adalah penghematan biaya (35%), karena aplikasi yang diterapkan pada teknologi internet lebih murah untuk dikembangkan, dioperasikan, dan dirawat, jika dibandingkan dengan sistem tradisional. Contoh: American Airlines menghemat biaya konsumen support, setelah pembuatan situs Web dibandingkan biaya telepon (Gow, 1997). Tujuan perusahaan membangun situs komersial pada World Wide Web adalah: a. Menarik konsumen baru melalui pemasaran dan periklanan Web. b. Memperbaiki pelayanan konsumen yang sudah ada melalui fungsi pelayanan dan dukungan Web konsumen.

c. Mengembangkan saluran pemasaran dan distribusi berdasarkan Web yang baru untuk produk yang sudah ada. d. Mengembangkan informasi baru dari produk yang dapat diakses lewat Web. Aplikasi berdasarkan internet dapat memberi keunggulan strategi bisnis untuk memenangkan kompetisi dalam: a. Global Dissemination. Karena sekarang negara-negara sudah tersambung dengan internet, komunikasi global dalam bisnis menjadi benar-benar hidup. E-mail, electronic mailing list, situs World Wide Web, dan pelayanan internet lainnya, mengakibatkan penyebaran informasi sekala internasional menjadi lebih cepat, murah dan mudah. Hal ini memberi keuntungan strategi bisnis dalam meningkatkan penghematan dan efisiensi komunikasi global, dan mampu untuk menjangkau, menjual, serta pengembangan pelayanan pasar konsumen internasional.

b. Interaction. Komunikasi interaktif adalah kemampuan internet yang lain, seperti: forum diskusi dan chat groups; Formulir interaktif untuk pesanan, feedback, dan dukungan teknis; E-mail untuk menjawab permintaan dan komentar secara on-line. Feedback yang cepat dan efisien kepada konsumen dan tanggapan dari konsumen support specialists memberi beberapa kesempatan untuk menunjukkan perhatian perusahaan pada konsumennya. Sehingga teknologi internet membantu bisnis membangun peranan dan loyalitas konsumen. c. Customization. Kemampuan untuk mengotomatisasi penyediaan informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan masing-masing konsumen, merupakan kemampuan strategi bisnis internet. Informasi dapat diakses dan disebarkan dari server jaringan, tergantung pada kebutuhan pemakainya. Sebagai contoh: mengisi formulir pendaftaran untuk pengaksesan yang cepat dalam memilih tingkat situs Web. Efisiensi, biaya

murah, dan sasaran pemasaran interaktif kepada masing-masing konsumen adalah kunci keunggulan bisnis dengan teknologi internet. d. Collaboration. Internet mungkin memudahkan dan mengefisienkan akses data, hardware dan software yang ada pada jaringan secara bersama. Sebagai contoh: informasi pada situs Web dapat diperoleh dengan mudah menggunakan Web browsers. Groupware tools yang lain membantu koordinasi proyek dan mengurus informasi yang disimpan pada server situs Web cross-link. Hal ini dapat meningkatkan kerja sama diantara tim, workgroups, dan rekan bisnis, sehingga dapat melengkapi peran strategi bisnis perusahaan. e. Electronic Commerce. Internet menjadi platform teknologi EC. Internet menghubungkan sehingga perusahaan dengan konsumen pengguna dan penjualnya, dapat

memungkinkan

perusahaan

internet

memasarkan, membeli, menjual, serta mendukung produk dan pelayanan secara elektronik. Beberapa keuntungan berbisnis lewat internet terletak pada aplikasi EC. EC memungkinkan untuk membuka pasar dan/atau membuat produk dan pelayanan baru. f. Integration. Perusahaan yang bekerja menggunakan internet

mengintegrasikan aktivitas di luar dengan proses bisnis di dalam perusahaan secara online. Sebagai contoh: situs Web perusahaan tersambung dengan database operasional yang tersimpan pada Server Web Intranet, sehingga pengunjung situs Web perusahaan tersebut dalam memperoleh informasi lebih detil, up-to-date, dan dapat digunakan untuk mendukung aplikasi EC. Sehingga keuntungan perusahaan dari teknologi internet timbul dari efisiensi dan inovasi proses di dalam dan luar perusahaan.

KEUNTUNGAN YANG DIPEROLEH KONSUMEN DARI INTERNET The driving force behind world economic growth has changed from manufacturing volume to improving konsumen value. As a result, the key success factor for many firms is maximizing konsumen value (Cronin, 1995). Untuk beberapa perusahaan, keuntungan yang diperoleh dari

internet ditimbulkan dari kemampuan menjaga loyalitas konsumen, mengantisipasi kebutuhan konsumen mendatang, menanggapi kepedulian konsumen, dan memperbaiki pelayanan konsumen. Dari sudut pandang konsumen, perusahaan secara konsisten dapat memberikan yang terbaik, dengan menjaga kebutuhan masing-masing konsumen, mempertahankan kecenderungan pasar, menyediakan informasi yang ada hubungannya secara menarik, sewaktu-waktu, dimana saja dalam beberapa media, dan menyediakan pelayanan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Hal tersebut di atas menunjukkan alasan kenapa begitu banyak perusahaan berinvestasi pada teknologi informasi cukup tinggi dan sistem komplek yang saling tersambung dengan jaringan komputer, mengingat perusahaan sedang mencari konsumennya lewat internet. Karena kebutuhan konsumen berkembang sangat cepat, perusahaan berharap dapat berkomunikasi dengan konsumennya lewat internet. Sehingga internet menjadi strategi dan memberi kesempatan kepada perusahaan besar dan kecil untuk menawarkan secara cepat dengan biaya murah, menanggapi produk dan pelayanan dengan kualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Internet membuat channel baru untuk komunikasi interaktif antara kosumen, penjual, dan rekan bisnis lainnya. Hal ini memungkinkan perusahaan berinteraksi dan bekerja sama secara terus menerus dalam pengembangan produk, pemasaran, pengiriman,

pelayanan, dan dukungan teknik.

ELECTRONIC COMMERCE The internet is redefining the model for EC to one that supports the complete seller-to-buyer relationship. This model includes promoting and communicating company and product information to a global user base, accepting orders and payment for gods and services Online, delivering software and information products Online, providing ongoing konsumen support, and engaging in Online collaboration for new product development (Cronin, 1996).

Pada abad internet, EC bukan hanya sekedar digunakan untuk membeli dan menjual produk secara Online. EC mengubah proses pengembangan, pemasaran interaktif, penjualan, pemesanan, pengiriman, pelayanan, dan pembayaran produk dan jasa yang dibeli lewat internet secara on-line, juga komunikasi global konsumen secara virtual, menunjang jaringan rekan bisnis sedunia. Sistem EC bertumpu pada resources internet dan jaringan komputer lain untuk menunjang setiap langkah dalam proses tersebut di atas. Teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet adalah teknologi yang dibutuhkan oleh EC. Tabel 2 adalah garis bersar arsitektur teknologi pelayanan EC. Pada kerangka ini aplikasi EC meliputi 6 lapisan pelayanan teknologi informasi: application service, brokerage dan manajemen data, interface services, secure messaging, middleware services, dan network infrastructure. Arsitek tersebut untuk menekankan lingkup pelayanan yang harus disediakan dalam mendukung sistem EC perusahaan. Menerapkan pelayanan EC sebelumnya sulit sekali, dengan adanya internet dan World Wide Web kesulitan tersebut dapat diatasi. 1. Business-to-Consumer Commerce Pada aplikasi EC bentuk ini, perusahaan harus mengembangkan pasar elektronik yang menarik untuk memikat, menjual produk dan melayani pelanggan. Sebagai contoh, perusahaan mungkin menawarkan situs Web multimedia untuk melengkapi storefronts dan shopping malls virtual, pemrosesan order secara interaktif, dan keamanan sistem pembayaran elektronik. Technology is transforming consumer choices, which in turn transform the dynamics of the marketplace and organization themselves. Technology embodies adaptability, programmability, flexibility, and other qualities so essential for customization. Together they have created the promise of any thing, any way, any time (Kalakota, 1996). EC antara penjual dan konsumen pada internet dipengaruhi cepat oleh teknologi informasi, perilaku konsumen, proses bisnis, dan pasar.

Menurut Alison dan Richard Ashton (1999:6), konsultan teknologi informasi Amerika Serikat, ada dua strategi yang harus diperhatikan dalam Business-to-Consumer Commerce. Pertama, strategi yang

berkaitan dengan penarikan minat konsumen. Kedua, strategi yang berkaitan dengan penjagaan loyalitas konsumen. Sedangkan tip-tip agar Business-to-Consumer Commerce sukses adalah jagalah kesederhanaan, berikan nilai tambah, mudahkan cara pembelian, tunjukkan sertifikasi keamanan, menjaga privasi pelanggan, berikan harga terendah,

mudahkan akses, beri nomor bebas pulsa, usahakan tepat waktu, berilah jawaban secepatnya, gunakan penjawab otomatis, lakukan konfirmasi, berikan pengiriman terendah, dan sertakan garansi kepuasan. a. Jagalah kesederhanaan. Situs yang didesain harus sederhana, lebih baik menyajikan informasi produk ketimbang memuat gambar-gambar yang tidak penting, apalagi menampilkan banyak animasi serta program multimedia. Karena tidak semua pemakai internet memiliki browser dan jaringan internet yang sempurna. Animasi dan efek multimedia yang disertakan dalam situs akan sia-sia, jika pengunjung situs tidak memiliki program plug-ins atau akses internet yang lambat, bahkan kemungkinan besar pengunjung internet meninggalkan situs tersebut. b. Berikan nilai tambah. Menyediakan katalog produk serta deskripsi sedetildetilnya, karena pengunjung sangat menyukai situs yang

menyajikan informasi mendalam tentang produk yang dijual. Informasi produk barang di situs dapat dilengkapi dengan foto-foto sederhana yang tidak menggangu kinerja browser dan jaringan internet pengunjung situs. c. Mudahkan cara pembelian. Jangan biarkan pengunjung mendatangi situs tanpa membeli satupun barang yang ditawarkan. Pengunjung situs umumnya akan cepat pergi meninggalkan situs suatu toko begitu pengunjung merasa kesulitan untuk melakukan deal pembelian. Dengan mudahnya seseorang berpindah dari satu situs toko ke situs toko lain di internet, maka harus diberi cara termudah bagi pengunjung situs dalam melakukan transaksi. Contoh: Amazon.com menawarkan cara pembelian berdasarkan kebiasaan pelanggannya melakukan browsing situs.

Shopping cart selalu ditampilkan dalam setiap halaman produk, sehingga memudahkan pengunjung untuk melakukan transaksi pembelian. d. Tunjukkan sertifikasi keamanan. Faktor utama keberhasilan

penjualan lewat internet adalah kepercayaan. Baik kepercayaan dalam hal pelayanan (misalnya pengiriman barang yang tepat waktu) maupun keamanan. Faktor terakhir yang sangat penting karena orang tidak akan mudah mengeluarkan uangnya begitu saja tanpa percaya bahwa uang yang dikirim lewat internet aman dari gangguan hacker. Salah satu lembaga yang memberikan sertifikat keamanan bagi situs EC adalah VeriSign, berpusat di Mountain View, California. Bagi pemilik situs yang mendapatkan sertifikasi dari lembaga ini, harus menampakkan pada situs Web-nya agar konsumen dapat melihatnya dengan jelas. e. Jaga privasi pelanggan. Informasi yang diberikan konsumen menjadi tanggung jawab dan rahasia pemilik situs. Pemilik situs tidak berhak atau bahkan bisa dituntut jika menyebarkan informasi konsumennya. Ada beberapa konsumen yang tidak suka memberikan informasi pribadinya di internet, sekalipun nama dan alamat. Karena itu, pemilik situs harus memiliki kebijakan mengenai hal ini. Salah satu cara dengan memberikan pengumuman kepada konsumen bahwa informasi yang diberikan akan disimpan baik-baik dan menjadi tanggung jawab pemilik situs. f. Berikan harga terendah. Banyak orang membeli barang lewat internet bukan karena faktor keamanan, tetapi karena harga yang ditawarkan lebih murah dari harga rata-rata yang ditawarkan toko tradisional. Sebetulnya inilah kelebihan toko di internet. Barang yang dijual seharusnya lebih murah dari harga di toko-toko tradisional. Soalnya, pemilik toko bisa mengurangi harga sewa tempat yang umumnya dimasukkan dalam harga barang oleh toko-toko tradisional. g. Mudahkan akses. Kendati semua komunikasi dan transaksi bisa dilakukan lewat internet, jangan kesampingkan media off-line. Konsumen menyukai situs yang memasang jelas-jelas nomor telepon, faks, serta alamatnya. Biar bagaimanapun tidak semua orang merasa nyaman

berbelanja lewat internet, untuk itu harus diberi pilihan transaksi lewat cara-cara tradisional. h. Beri nomor bebas pulsa. Tak semua calon pembeli mempercayai internet. Banyak dari pengguna internet, kendati mereka melakukan surfing berjam-jam setiap hari, belum merasa nyaman melakukan transaksi lewat web. Untuk orangorang seperti ini, perlu diberikan nomor telepon bebas pulsa. Karena bagi mereka, berbicara secara langsung lewat telepon terasa lebih nyaman ketimbang berhadapan dengan halaman-halaman web. i. Usahakan tepat waktu. Ketika dijanjikan barang akan terkirim dalam waktu 24 jam, usahakan untuk ditepati. Kalau tidak bisa, jangan berikan janji itu. Sebab menurut penelitian Paul Bates, Wakil Presiden Information Products Group, hanya 22% pembeli yang bersedia kembali membeli lagi setelah mereka dikecewakan oleh keterlambatan pengiriman. Sementara menurut Bates 52% pembeli mengaku akan kembali lagi, jika barang yang mereka pesan diantar tepat waktu. j. Selalu Kontrol Infrastruktur. Infrastruktur tidak boleh disepelekan karena semua pelayanan dan sistem pengamanan yang baik akan sia-sia jika server tempat meletakkan situs web anda tidak bisa menampung lalulintas pengguna yang terus meningkat. Hardware dan software ini sama pentingnya dengan gedung atau showroom bagi toko-toko tradisional. k. Berilah jawaban secepatnya. Jangan biarkan pelanggan menunggu jawaban, karena kecepatan respon menunjukkan mutu pelayanan yang diberikan. Menurut penelitian Jupiter Communication lebih dari 40% situssitus terkenal memberikan respon lambat kepada pengunjung yang menyurati. Padahal, lebih dari 5 hari saja email tidak dijawab, orang akan malas mengirim lagi. l. Gunakan penjawab otomatis. Situs-situs besar di internet umumnya sudah melakukan hal ini. Webmaster bisa dimintai untuk membuatkan mesin penjawab email secara otomatis. Penjawab otomatis memiliki dua keuntungan sekaligus. Pertama tidak perlu mempekerjakan banyak orang

untuk menjawab satu persatu pesanan konsumen. Kedua konsumen merasa puas karena dilayani secara cepat. Tapi usahakan redaksi surat jawaban yang dikirimkan terlihat personal dan memenuhi tuntutan si pengirim.

m. Lakukan konfirmasi. Sebelum mengirimkan barang yang telah disepakati, lakukan konfirmasi, baik lewat e-mail maupun telepon. Tidak sedikit pelanggan yang merasa puas dan nyaman, jika transaksi lewat internet diiringi dengan konfirmasi sebelum pengiriman barang. n. Berikan pengiriman termurah. Persoalan serius yang dialamai transaksi lewat internet adalah masalah pengiriman. Karena konsumen selalu membandingkan harga barang yang ditawarkan di internet dengan barang yang sama di toko dekat rumah konsumen. Jika harga barang ditambah ongkos kirim sama dengan harga barang di toko dekat rumah konsumen, konsumen akan melupakan tawaran di internet. o. Sertakan garansi kepuasan. Hal terakhir yang perlu diperhatikan adalah garansi kepuasan. Layanan belum lengkap, jika tidak memberikan jaminan kepuasan kepada konsumen. Misalnya: dengan mengatakan kepada konsumen jika barang yang diterima dalam keadaan rusak, perusahaan bersedia mengganti atau biaya pengiriman perusahaan yang menanggung atau dibebaskan dari pajak pembelian.

2. Business-to-Business Commerce Because of the radical changes brought about by the internet, centuries-old basic business processes such as buying and selling are going to change dramatically. Both buyers and sellers will be demanding more information and better information, and will demand it faster than ever. This transformation-a true paradigm shift-will forever alter the way society operates (Kastner, 1997). Business-to-Business Commerce adalah situs perdagangan partai. Contoh: perusahaan penjaul produk ke perusahaan lain. Hubungan jaringan bisnis dengan perusahaan lain diperlukan untuk menjalin dan

menjual produk disebut supply chain. Sistem EC ini mirip dengan Electronic Data Interchange (EDI), dan proses manajemen perusahaan mirip dengan rantai manajemen perusahaan. Sebelum adanya internet EDI disambungkan secara point-to-point, maksudnya komputer antara perusahaan tersambung dengan SLJJ, sehingga biaya komunikasinya lebih mahal, jika dibandingkan dengan komunikasi lewat internet. Supply Chain Management (SCM) adalah konsep manajemen yang mengintegrasikan manajemen dengan proses rantai persediaan. Tujuan dari SCM adalah untuk meminimalkan biaya, meningkatkan keuntungan, memperbaiki kinerja, dan memberi nilai tambah untuk bersaing. Sesuai dengan kemajuan dewan pabrikasi, SCM mempunyai 3 tujuan bisnis: a. Memperoleh produk yang benar pada tempat yang tepat dengan biaya serendah mungkin. b. Menjaga persediaan serendah mungkin dengan tetap dapat melayani konsumen sebaik mungkin. c. Mengurangi waktu pesanan. SCM merupakan operasi yang sederhana dan lebih cepat, seperti pengiriman bahan baku yang dibutuhkan untuk diproses.

EDI melibatkan pertukaran dokumen bisnis secara elektronik melalui jaringan komputer antara perusahaan. Data dalam dokumen transaksi bisnis (Misal: pesanan pembelian, invoice, dan nota pengiriman) dipertukarkan antara komputer perusahaan secara elektronik

menggunakan format dokumen standar. Biasanya software EDI digunakan untuk mengkonversikan format dokumen perusahaan ke dalam format EDI standar industri kebanyakan dan protokol internasional. Sehingga EDI adalah contoh proses EC yang cukup kompleks. EDI membatasi pencetakan, surat-menyurat, pemeriksaan, dan jumlah salinan dokumen bisnis untuk ditangani oleh beberapa pegawai. Juga karena format dokumen adalah standar, keterlambatan yang disebabkan oleh surat atau komunikasi telepon antara perusahaan dapat dikurangi secara drastis. Beberapa keuntungan EDI berakibat

pengurangan kertas, biaya kirim, dan biaya pengawai; aliran transaksi lebih cepat; memperkecil kesalahan; meningkatkan produktivitas;

menunjang kebijaksanaan persediaan tepat waktu; dan mengurangi tingkat persediaan. Contoh: RJR Nabisco membutuhkan biaya $70 untuk memproses pesanan pembelian menggunakan sistem lama, menurun menjadi kurang dari 1$ setelah menggunakan EDI (OBrien, 1999:334). PEMBAYARAN ELEKTRONIK DAN KEAMANANNYA Pembayaran produk dan pelayanan yang dibeli adalah langkah nyata yang penting sekali dalam pemrosesan transaksi EC. Tetapi proses pembayaran elektronik tidak sederhana, sebab orang-orang di lingkungan transaksi elektronik yang tidak diharapkan berada di antara sistem jaringan komputer pembeli dan penjual juga ikut tertarik, untuk itu keamanan harus diperhatikan. Proses pembayaran EC merupakan proses yang komplek, sebab macam-macam pilihan kartu debet atau kredit, dan lembaga keuangan atau perantara yang mungkin menjadi bagian dalam proses. Untuk itu macam-macam sistem pembayaran elektronik telah berkembang melampaui waktunya. Sistem pembayaran baru

dikembangkan dan diuji keamanan dan tantangan secara teknik dari EC melalui internet. Sistem Electronic Funds Transfer (EFT) adalah bentuk dari sistem EC yang penting dalam perbankan dan pedagang eceran. Sistem EFT menggunakan bermacam-macam teknologi informasi untuk mendapatkan dan memproses uang dan transfer kredit antara bank dan konsumennya. Sebagai contoh: jaringan per-bank-kan mendukung kasir di bank dan Automated Teller machines (ATM). Bank mungkin juga mendukung pelayanan pembayaran lewat telepon, yang mengijinkan konsumen bank untuk menggunakan telepon konsumen sebagai terminal untuk membayar rekening secara elektronik. Sebagai tambahan wide area network mungkin menyambungkan terminal Point Of Sale toko penjual eceran dengan sistem EFT bank. Pasar ini memungkinkan konsumen

menggunakan

kartu

debet/kredit

untuk membayar,

dalam rangka

menunjang penjualan eceran. One of the most visible and contentious topics in internet commerce today is the security of internet transactions. While the technical difficulties may be soluble, a less obvious problem is how to define standard to let all consumers and merchants do business with each other while satisfying security requirements of the financial institutions involved (OBrien, 1999:336). Saat konsumen membeli secara On-line lewat internet, informasi kartu kredit konsumen tidak kebal terhadap penyergapan oleh sniffer jaringan, perangkat lunak dengan mudah mengenal format nomor kartu kredit. Beberapa dasar pengukur keamanan digunakan untuk menyelesaikan masalah keamanan: (1) Encrypt data yang dikirimkan antara konsumen dan penjual. (2) Encrypt data yang dikirimkan antara konsumen dan perusahaan yang diberi hak transaksi kartu kredit. (3) Menjaga kepekaan informasi off-line. Sebagai contoh, beberapa perusahaan menggunakan metode keamanan yang dikembangkan oleh Netscape adalah Secure Socket Layer (SSL), untuk mengotomatisasi penyandian data yang dikirim antara Web Browser konsumen dengan server pedagang. Dimana informasi peka masih tidak kebal kesalahan saat dikembalikan dari sandi, sehingga pendekatan dompet digital seperti system pembayaran CyberCash perlu dikembangkan. Pada metode ini, perlu menambahkan perangkat lunak keamanan pada modul Web Browser. Hal ini memungkinkan Browser menyandikan kartu kredit, sedemikian rupa sehingga hanya bank yang diberi hak oleh perusahaan tersebut saja yang bisa melakukan

transaksi dengan kartu kredit. Secure Electronic Transaction (SET) adalah standar keamanan pembayaran elektronik yang merupakan pengembangan dompet digital cybercash. Pada metode ini perangkat lunak EC menyandikan digit amplop berisi pembayaran detil untuk setiap transaksi. SET disetujui oleh VISA, MasterCard, IBM, Microsoft, dan Netscape.

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan Terdapat lima tahapan dalam proses implementasi modifikasi limbah tutup botol menjadi gantungan kunci yaitu: Pengumpulan, pembersihan, persiapan, pembuatan, pemasaran. Tujuan dari pemasaran interaktif adalah untuk memikat dan memelihara konsumen yang akan menjadi rekan bisnis dalam penciptaan, pembelian, dan pengembangan produk dan layanan. Konsumen tidak hanya sebagai peserta pasif yang menerima iklan sebelum membeli, melainkan konsumen diharapkan proaktif dan interaktif dalam pemasaran. Proses pemasaran interaktif meliputi 2 metode: Push dan Pull Marketing.

DAFTAR PUSTAKA

H. Bahar, Yul. 1986. Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. PT. Waca Utama Pramesti: Jakarta M.Agr, Bintoro. 2008. Sampah Kota, Kompos, dan Banjir. IPB Press: Bogor Said, E. Gumbira. 1987. Sampah, Masalah Kita Bersama. PT. Melton Putra: Jakarta Kasali, Rhenald. 2000. Peluang Pasar e-Commerce dan Bagaimana Menyiasatinya. Makalah Seminar Sukses Berbisnis di era Internet: Kiat Membangun Situs Web yang Populer. Hyatt Regency, Surabaya.

Kastner, Peter, and Christoper Stevens. 1997.Electronic Commerce: A True Challenge for IT Manager. In Enterprise Solutions: Electronic Commerce, Computerworld. OBrien, James A. 1999.Management Information System: Managing Information Technology in the Internetworhed Enterprise, Fourth Edition, United States: Irwin Mc.Braw-Hill.

Yuhefizar. 2005.10 Jam Meng. Internet, Teknologi, dan Aplikasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.