Poligon Acara 2

8
ACARA II : MEMASANG TITIK – TITIK POLIGON PERAPATAN Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Kamis, 9 Oktober 2014 Lokasi : Padukuhan Cokrowijayan Desa Banyuraden A. Dasar Teori Pengukuran awal dari pekerjaan pemetaan adalah pengadaan titik –titik kerangka dasar pemetaan (TKDP) yang cukup merata di daerah yang akan dipetakan. TKDP ini akan dijadikan ikatan dari detil – detil yang merupakan obyek dari unsur – unsur yang ada di permukaan bumi yang akan digambarkan dalam peta. Apabila kerangka peta ini baik, dalam arti bentuk, distribusi dan ketelitiannya sesuai dengan yang diharapkan, maka bisa diharapkan bahwa peta yang akan dihasilkan juga baik. Namun sebaliknya, apabila kerangka dasar pemetaannya tidak baik, peta yang dihasilkan juga diragukan kualitasnya. Kerangka dasar (kontrol) dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu kerangka horizontal (planimetris) dan kerangka vertikal (tinggi). Kerangka dasar pemetaan horizontal bermacam – macam, pemilihan dan pemakaiannya ditentukan oleh banyak faktor, antara lain luas daerah yang dipetakan, ketersediaan peralatan dan kemudahan perhitungan. Adapun kerangka peta yang umum dipakai dalam bidang geodesi dapat dibuat dengan cara berikut : - Triangulasi, yaitu cara penentuan posisi horizontal banyak titik, dengan cara menghubungkan titik satu dengan lainnya 1

description

Te

Transcript of Poligon Acara 2

ACARA II : MEMASANG TITIK TITIK POLIGON PERAPATAN

Hari dan Tanggal Pelaksanaan: Kamis, 9 Oktober 2014Lokasi: Padukuhan Cokrowijayan Desa Banyuraden

A. Dasar TeoriPengukuran awal dari pekerjaan pemetaan adalah pengadaan titik titik kerangka dasar pemetaan (TKDP) yang cukup merata di daerah yang akan dipetakan. TKDP ini akan dijadikan ikatan dari detil detil yang merupakan obyek dari unsur unsur yang ada di permukaan bumi yang akan digambarkan dalam peta. Apabila kerangka peta ini baik, dalam arti bentuk, distribusi dan ketelitiannya sesuai dengan yang diharapkan, maka bisa diharapkan bahwa peta yang akan dihasilkan juga baik. Namun sebaliknya, apabila kerangka dasar pemetaannya tidak baik, peta yang dihasilkan juga diragukan kualitasnya. Kerangka dasar (kontrol) dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu kerangka horizontal (planimetris) dan kerangka vertikal (tinggi). Kerangka dasar pemetaan horizontal bermacam macam, pemilihan dan pemakaiannya ditentukan oleh banyak faktor, antara lain luas daerah yang dipetakan, ketersediaan peralatan dan kemudahan perhitungan. Adapun kerangka peta yang umum dipakai dalam bidang geodesi dapat dibuat dengan cara berikut : Triangulasi, yaitu cara penentuan posisi horizontal banyak titik, dengan cara menghubungkan titik satu dengan lainnya sehingga membentuk jaringan atau rangkaian segitiga. Selanjutnya pada setiap segitiga diukur ketiga sudutnya. Trilaterasi, cara ini sama dengan triangulasi, namun yang diukur adalah jarak semua sisi sisinya. Rangkaian segitiga, yang diukur semua sudut sudutnya dan jarak sebuah sisi-sisinya. Jaringan segitiga, yang diukur semua sudut sudutnya dan jarak sebuah sisinya. Poligon atau traverse. Pemotongan ke muka Pemotongan ke belakangDalam bidang pengukuran tanah atau plane surveying, cara poligon umumnya lebih disukai daripada cara yang lain, karena kerangka ini memiliki banyak keuntungannya, antara lain sebagai berikut : Bentuknya mudah disesuaikan dengan daerah yang akan dipetakan Pengukurannya sederhana Peralatannya mudah didapat Perhitungannya mudahPada kegiatan praktikum ini digunakan metode poligon dalam membuat kerangka peta. Poligon berasal dari kata poli yang berarti banyak dan gonos yang berarti sudut. Secara harfiahnya, poligon berarti sudut banyak. Namun arti yang sebenarnya adalah rangkaian titik titik secara berurutan, sebagai kerangka dasar pemetaan. Sebagai kerangka dasar, posisi atau koordinat titik titik poligon harus diketahui atau ditentukan secara teliti. Karena akan digunakan sebagai ikatan detil, pengukuran poligon harus memenuhi kriteria persayaratan tertentu. Poligon ada bermacam macam. Poligon dibedakan berdasarkan pada kriteria tertentu. Berdasarkan titik ikat, poligon dapat dibedakan menjadi :1. Poligon Terikat SempurnaSuatu poligon yang terikat sempurna dapat terjadi pada poligon tertutup ataupun poligon terbuka, suatu titik dikatakan sempurna sebagai titik ikat apabila diketahui koordinat dan jurusannya minimum 2 buah titik ikat dan tingkatnya berasa diatas titik yang akan dihasilkan.2. Poligon Terikat Tidak SempurnaSuatu poligon yang terikat tidak sempurna dapat terjadi pada poligon tertutup ataupun poligon terbuka, dikatakan titik ikat tidak sempurna apabila titik ikat tersebut diketahui koordinat atau hanya jurusannya. 3. Poligon Tidak Terikat/BebasPada poligon tidak terikat/bebas akan terjadi pada daerah daerah yang tidak ada titik tetapnya dan sulit melakukan pengukuran baik dengan cara astronomis maupun dengan satelit. Poligon semacam ini dihitung dengan orientasi lokal artinya koordinat dan azimuth awalnya di misalkan sembarang.

Berdasarkan bentuk, poligon dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :1. Poligon TerbukaPoligon terbuka adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya merupakan titik yang berlainan (tidak bertemu pada satu titik).

2. Poligon TertutupPoligon tertutup atau kring adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya bertemu pada satu titik yang sama. Pada poligon tertutup, koreksi sudut dan koreksi koordinat tetap dapat dilakukan walaupun tanpa tiik ikat.

3. Poligon BercabangPoligon bercabang adalah suatu poligon yang dapat mempunyai ssatu atau lebih titik simpul, yaitu dimana cabang itu terjadi.

4. Poligon KombinasiBentuk poligon kombinasi merupakan gabungan dua atau tiga dari bentuk poligon yang ada.

Berdasarkan dasar alat yang digunakan untuk pengukuran, poligon dapat dibedakan menjadi :1. Poligon TeodolitPada poligon teodolit, semua sudut sudutnya dihitung. Sudut sudut ini akan dipakai nantinya untuk mencari sudut jurusan atau azimut dari sisi sisi poligon yang berikutnya dengan menggunakan alat ukur teodolit.2. Poligon KompasPada Poligon Kompas, setiap arah yang dibidik akan terbaca sudut jurusannya (azimut kompas).Titik Dasar Teknik Perapatan dibuat dengan alasan tidak dimungkinkannya dilakukan pengikatan langsung suatu bidang tanah dari TDT orde 0,1,2,3 atau 4. Untuk itu diperlukan titik titik bantu yang merapatkan TDT tersebut dan bersifat sementara, atau dengan kata lain harus dipergunakan pada saat pengukuran bidang tanah dilaksanakan. Dalam praktek di lapangan, TDT Perapatan dibuat dengan bahan sederhana yang tersedia di daerah setempat., misalnya patok kayu dan paku seng. Bahan bahan ini nantinya tidak digunakan untuk waktu yang cukup lama karena pada dasarnya walaupun pengikatan suatu bidang tanah dilakukan dari TDT Perapatan, pekerjaan rekonstruksi batas tetap dilaksanakan dengan mengikatkan TDT orde 0,1,2,3 atau 4.

B. Prosedur KerjaLangkah langkah yang dilaksanakan dalam memasang titik titik poligon perapatan yaitu :1. Memastikan lokasi pemasangan titik poligon perapatan sesuai dengan perencanaan di lapangan dengan melihat kondisi nyata di lapangan. Pada tahap ini, setiap titik yang akan dipasang di lapangan dan titik yang akan dipakai sebagai titik ikatan TDT Orde 4 harus ditinjau kondisi fisiknya. Titik titik poligon perapatan yang dipasang dan diukur dengan pengukuran terrestrial haruslah memenuhi kriteria kriteria sebagai berikut :a. Setiap titik pada poligon perapatan yang akan dibuat harus dapat terlihat dengan titik sebelum dan sesudahnyab. Sudut yang akan diukur harus tidak lancip (sudut tidak kurang dari 300) dan tidak terlalu tumpul (sudut tidak lebih dari 3300)c. Jarak antara titik poligon perapatan tidak lebih dari 70 meter dan tidak kurang dari 25 meter.d. Tidak berada pada tanah dengan kemiringan yang curam serta tidak berawa.2. Jika kriteria kriteria untuk pemasangan titik poligon perapatan tersebut telah dipenuhi, maka selanjutnya pasanglah titik titik poligon perapatan dengan bahan yang tersedia seperti patok kayu atau paku seng;3. Titik titik poligon perapatan telah ditentukan dan diberi tanda. Selanjutnya dapat dilaksanakan pengukuran jarak maupun sudutnya.Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya :a. Total Station/Theodoliteb. Meteranc. Tanda Patok/Pakud. Pilox

2