POLIFARMASI

2
POLIFARMASI Polifarmasi merupakan penggunaan obat dalam jumlah yang banyak dan tidak sesuai dengan kondisi kesehatan pasien. Meskipun istilah polifarmasi telah mengalami perubahan dan digunakan dalam berbagai hal dan berbagai situasi, tetapi arti dasar dari polifarmasi itu sendiri adalah obat dalam jumlah yang banyak dalam suatu resep (dan atau tanpa resep) untuk efek klinik yang tidak sesuai. Jumlah yang spesifik dari suatu obat yang diambil tidak selalu menjadi indikasi utama akan adanya polifarmasi akan tetapi juga dihubungkan dengan adanya efek klinis yang sesuai atau tidak sesuai pada pasien (Rambadhe dkk., 2012). Rambadhe, S, Chakarborty, A, Shrivastava, A, Ptail, UK, Rambadhe, A 2012, ‘A Survey on Polypharmacy and Use of Inappropriate Medications’, Toxicol Int., 19(1), pp. 68-73. Penderita usia lanjut umumnya mengalami beberapa penyakit secara bersamaan, dan ada kemungkinan dokter (beberapa dokter) berusaha memberikan obat untuk setiap penyakit. Jumlah obat-obat yang banyak ini dapat menimbulkan masalah baru antara lain karena efek samping dan interaksi obat. Walaupun tidak mudah mengelola penderita lanjut usia dengan multipatologi, beberapa pedoman dapat dipakai sebagai pegangan, antara lain: Langkah-langkah untuk menghindari polifarmasi(14,15) a. catat semua obat yang dipakai, untuk review dan monitoring b. kenali nama generik dan golongan obat c. kenali indikasi klinik untuk setiap obat d. ketahui profil efek samping setiap obat e. kenali faktor risiko sesuatu efek yang tak terduga f. hentikan pemberian obat tanpa manfaat penyembuhan g. hentikan pemberian obat tanpa indikasi klinik h. gantilah dengan obat yang lebih aman

description

polifarmasi

Transcript of POLIFARMASI

POLIFARMASIPolifarmasi merupakan penggunaan obat dalam jumlah yang banyak dan tidak sesuai dengan kondisi kesehatan pasien. Meskipun istilah polifarmasi telah mengalami perubahan dan digunakan dalam berbagai hal dan berbagai situasi, tetapi arti dasar dari polifarmasi itu sendiri adalah obat dalam jumlah yang banyak dalam suatu resep (dan atau tanpa resep) untuk efek klinik yang tidak sesuai. Jumlah yang spesifik dari suatu obat yang diambil tidak selalu menjadi indikasi utama akan adanya polifarmasi akan tetapi juga dihubungkan dengan adanya efek klinis yang sesuai atau tidak sesuai pada pasien (Rambadhe dkk., 2012).Rambadhe, S, Chakarborty, A, Shrivastava, A, Ptail, UK, Rambadhe, A 2012, A Survey on Polypharmacy and Use of Inappropriate Medications, Toxicol Int., 19(1), pp. 68-73.

Penderita usia lanjut umumnya mengalami beberapa penyakit secara bersamaan, dan ada kemungkinan dokter (beberapa dokter) berusaha memberikan obat untuk setiap penyakit. Jumlah obat-obat yang banyak ini dapat menimbulkan masalah baru antara lain karena efek samping dan interaksi obat. Walaupun tidak mudah mengelola penderita lanjut usia dengan multipatologi, beberapa pedoman dapat dipakai sebagai pegangan, antara lain: Langkah-langkah untuk menghindari polifarmasi(14,15) a. catat semua obat yang dipakai, untuk review dan monitoring b. kenali nama generik dan golongan obat c. kenali indikasi klinik untuk setiap obat d. ketahui profil efek samping setiap obat e. kenali faktor risiko sesuatu efek yang tak terduga f. hentikan pemberian obat tanpa manfaat penyembuhan g. hentikan pemberian obat tanpa indikasi klinik h. gantilah dengan obat yang lebih aman i. jangan menangani efek tak terduga suatu obat dengan obat lagi j. gunakan obat tunggal bila cara pemberiannya tidak sering

Obat-obat herbal yang banyak beredar di masyarakat dan dikonsumsi juga oleh golongan lanjut usia tidak boleh dianggap sepenuhnya aman. Fitofarmaka dengan menggunakan obatobat ini dapat menyebabkan efek samping dan interaksi obat yang berat sama dengan obat-obat sintetik.Carlson JE. Perils of polypharmacy: 10 steps to prudent prescribing. Geriatrics 1996; 51: 26-30.Supartondo, Roosheroe AG. Pedoman memberi obat pada pasien geriatric serta mengatasi masalah polifarmasi. Dalam: Buku ajar geriatric ilmu penyakit dalam. Jilid III. Jakarta: Geriatri; 2006. hal. 1437-8.