POLI ANAK

21
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS ‘’HDM’’ POLI ANAK DI RUMAH SAKIT Dr.SAIFUL ANWAR MALANG Disusun oleh: Suci Lestari (11.036) AKADEMI KEPERAWATAN KOSGORO

Transcript of POLI ANAK

Page 1: POLI ANAK

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN KASUS ‘’HDM’’

POLI ANAK DI RUMAH SAKIT Dr.SAIFUL ANWAR

MALANG

Disusun oleh:

Suci Lestari (11.036)

AKADEMI KEPERAWATAN KOSGORO

KOTA MOJOKERTO

2013

Page 2: POLI ANAK

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN KASUS ‘’HDM’’

DI INSTALANSI POLI ANAK

RSSA MALANG

Mahasiswa

Pembimbing ruangan Pembimbing akademik

Page 3: POLI ANAK

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

ALERGI DEBU

1. KONSEP TEORI

A. DEFINISI

Alergi atau hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh

seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan

yang umumnya nonimunogenik. Dengan kata lain, tubuh manusia bereaksi berlebihan

terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing atau berbahaya.

Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut allergen.(Smelzer

Suzanne : 2001).

Reaksi alergi adalah masalah yang diderita banyak orang.Salah satu jenis alergi paling umum adalah alergi debu.Tungau debu serta jumlah debu berlebih dalam rumah bisa memicu reaksi alergi.alergi debu rumah adalah Penyakit alergi yang disebabkan paparan dengan debu rumah pada penderita atopi yang sensitif terhadap debu rumah.

Alergi debu : Alergi debu disebabkan ketidakbiasaan tubuh dalam menerima kehadiran debu. Hal ini dapat menimbulkan penderita dapat mengalami bersin-bersin dalam frekuensi yang sering, flu, rasa gatal, dan hidung tersumbat. .

B. ETIOLOGI

a. Lingkungan

b. Genetik

c. Psikis

C. MANIFESTASI KLINIK

Mata gatal, bersin-bersin, mengeluarkan ingus, batuk, gejala nafas sesak sampai

terjadi serangan asma.Sering pula muncul keluhan mual, muntah dan diare. Sebagian

gejala alergi debu hampir mirip dengan gejala alergi pada hewan peliharaan.Gejala

biasanya akan semakin intensif saat seseorang membersihkan rumah, atau setelah sekedar

membersihkan debu dari tempat tidur.Gejala lain yang juga muncul adalah hidung meler

Page 4: POLI ANAK

dan hidung gatal, batuk, serta iritasi pada tenggorokan.Asma atau kesulitan bernafas juga

bisa menjadi pertanda alergi debu. Berikut adalah daftar gejala lain yang mungkin

dialami:

Kemerahan di mata

Eksim

Alergi serbuk bunga

Gatal-gatal

Sinus

Bengkak di bawah mata

D. ANATOMI FISIOLOGI

alergi yang disebabkan oleh alergi seperti debu, binatang, makanan, rokok dan obat-obatan.

Klien dengan asma alergi biasanya mempunyai riwayat keluarga dengan alergi dan riwayat

alergi rhinitis, sedangkan non alergi tidak berhubungan secara spesifik dengan

alergen.Faktor-faktor seperti udara dingin, infeksi saluran pernafasan, exercise, emosi dan

lingkungan dengan polusi dapat menyebabkan atau sebagai pencetus terjadinya serangan

asma. Jika serangan non alergi asma menjadi lebih berat dan sering dapat menjadi bronkhitis

kronik dan emphysema selain alergi juga dapat terjadi asma campuran yaitu alergi dan non

alergi.

Page 5: POLI ANAK

E. JENIS-JENIS ALERGI

a.       Asma

Asma adalah peradangan saluran pernafasan yang mengakibatkan kesulitan

bernafas karena menyempitnya saluran udara bronkial sehingga pasokan udara ke paru-

paru menjadi kurang. Asma tidak selalu disebut alergi, namun disebut sebagai gejala

alergi yang disebabkan oleh alergen yang terhirup. Gejala-gejala asma yang umum

adalah nafas pendek, batuk, nafas berbunyi dan dada sesak.

b.      Alergi Selaput Lendir hidung (Rhinitis)

Alergi jenis ini dapat didiagnosa karena ada peradangan di dalam saluran hidung.

Alergi ini dialami oleh 1 dari 5 orang di Amerika dan dikenal sebagai gejala sakit yang

umum diseluruh dunia. Ini memicu berbagai gejala yang lain termasuk hidung

tersumbat dan gatal, bersin-bersin, mata berair, hidung beringus, post nasal drip (sensasi

menetesnya  lendir di belakang hidung) dan hidung berair.

Alergi selaput lendir hidung secara garis besar digolongkan menjadi dua grup,

yaitu terus-menerus dan musiman. Alergi yang terus menerus disebabkan oleh kontak

dengan alergen secara terus menerus seperti debu dan tungau (kutu mikroskopik), jamur

dan bulu binatang. Alergi jenis ini yang musiman juga disebut sebagai demam rumput

kering (hay fever), disebabkan serbuk sari yang terbang musiman. Kejadian alergi

musiman akan timbul disaat musim serbuk sari berkembang.

c.       Alergi mata atau alergi Konjungtivitis

Alergi ini disebabkan oleh peradangan selaput yang meliputi bola mata dan

struktur dibawah bola mata. Ada 5 gejala umum dari alergi  konjungtivitis yaitu,

bertambahnya produksi airmata, putih mata menjadi merah begitu juga bagian dalam

kelopak mata, mata menjadi gatal, pandangan kabur dan pembengkakan kelopak mata

atau sekitarnya.

d.      Alergi Eksim

Alergi eksim atau kulit meradang adalah alergi akibat bakteri yang berkembang di

kulit. Karakter umum alergi kulit ini adalah peradangan atau iritasi pada kulit, bisa gatal

ataupun tidak gatal. Gejalanya berbeda pada tiap orang.

Kulit berbintik-bintik merah, gatal dan bengkak. Dikenal juga dengan urtikaria, karakter

alergi ini adalah kulit menjadi merah pucat serta benjol bengkak di beberapa bagian

Page 6: POLI ANAK

kulit yang muncul karena kontak dengan alergen. Kulit menjadi gatal dan kadang

menyebabkan rasa seperti terbakar atau tersengat. Ini bisa muncul pada semua bagian

tubuh termasuk permukaan kulit, telinga, tenggorokan dan lidah. Biasanya berbentuk

bentol-bentol kecil, tapi pada beberapa kasus, urtikaria bisa menyebabkan benjolan

sebesar piring makan.

e.       Alergi Makanan

Ini adalah payung dari alergi yang biasanya disebut ketidak-toleranan terhadap

jenis makanan. Ada beberapa jenis makanan yang bisa menyebabkan alergi yang

umumnya timbul pada masyarakat Amerika termasuk alergi susu, kacang, alergi telur,

alergi ikan, alergi kerang dan kedelai. Alergi makanan : Penolakan tubuh terhadap suatu

makanan yang telah dikonsumsi. Gejala yang dapat ditimbulkan yaitu perut merasakan

mual dan muntah, merasakan nyeri di bagian ulu hati, mengalami diare, gatal-gatal atau

munculnya ruam, terjadinya pembengkakan terhadap tenggorokan, dan lain-lain.

f. Alergi udara

Alergi ini diakibatkan oleh alergen udara. Ketidakmampuan sistem imun

menerima udara dingin misalnya dapat mengakibatkan jaringan dalam hidung menjadi

bengkak, sehingga hidung pun menjadi tersumbat. Gejala yang dapat dialami jika

seseorang menderita alergi udara adalah seringnya mengalami bersin-bersin, gatal-gata,

mata merah dan berair.

g. Alergi obat

Jenis alergi ini disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu. Reaksi yang

diberikan tubuh pun sangat keras. Contohnya dapat menyebabkan gatal-gatal, terdapat

bercak-bercak merah pada kulit, mual dan muntah.

Page 7: POLI ANAK

F. PATOFISIOLOGI

ALERGI

Internal external

Pesikis dan genetik lingkungan

Macam-macam alergi

Asma, Alergi Selaput Lendir hidung (Rhinitis)

Alergi mata atau konjungtivitis

Alergi eksim,alergi makanan,

alergi obat,alergi udara

faktor pencetus alergi debu

(alergen,emosi/setres,obat-obatan,infeksi)

Reaksi antigen dan

antibodi

Ringan sedang berat

(gatal-gatal,bersin-bersin) gangguan pola nafas

Page 8: POLI ANAK

G. KOMPLIKASI

Ada kasus yang parah alergi yang dapat mematikan. Ini disebut anafilaksis.

Setiap jenis alergen dapat memicu serangan yang menghasilkan sesak napas, palpitasi,

dan pembengkakan yang signifikan. Ketika saluran udara tersumbat, dan serangan

berlangsung untuk sementara waktu, ini menjadi masalah yang sangat serius. Perawatan

darurat diperlukan, dan harus dibawa ke perhatian dokter, sebaiknya suatu alergi.

Komplikasi lain alergi termasuk Sinusitis kronis, asma dan gatal-gatal. Sinusitis kronis

adalah peradangan pada sinus mana hidung tersumbat, sakit kepala dan gejala terkait

lainnya dialami untuk waktu yang lama (atau mereka terus datang kembali). Asma adalah

penyumbatan saluran udara, membuat seseorang tidak mampu bernapas dengan benar.

Hive bengkak, benjolan kulit merah gatal yang dapat menyebabkan iritasi parah, rasa

terbakar, beberapa menyengat, dan bahkan tanda goresan.

H. PENATALAKSANAAN

Terapi ideal adalah menghindari kontak dengan allergen penyebab dan eliminasi.

Terapi simtomatis dilakukan melalui pemberian antihistamin dengan atau tanpa

vasokonstriktor atau kortikosteroid per oral atau local.

Untuk gejala yang berat dan lama, bila terapi lain tidak memuaskan dilakukan

imunoterapi melalui desensitisasi dan hiposensitisasi atau netralisasi

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tes IgE spesifik dengan RAST (radio immunosorbent test) atau ELISA (enzyme

linked immuno assay).Secara in vivo dengan uji intrakutan yang tunggal atau berseri, uji

tusuk (prick test), uji provokasi hidung/ uji inhalasi, dan uji gores. Dilakukan diet

eliminasi dan provokasi untuk alergi makanan.

Page 9: POLI ANAK

J. PENCEGAHAN

a. Hindari ruangan yang sedang dibersihkan

b. Usahakan rumah anda mempunyai ventilasi yang baik dan sinar matahari

dapat masuk

c. Bersihkan AC atau kipas angin seminggu sekali

d. Hindari kasur dan bantal kapuk

e. Bersihkan karpet setiap hari dengan penyedot debu

f. Hindari binatang berbulu seperti kucing atau kelinci

g. Cucilah sprei dan sarung bantal 1 minggu sekali

h. Hindari asap rokok

i. Hindari ruangan yang lembab

K. PENGOBATAN ALERGI DEBU

Obat antihistamin merupakan salah satu pilihan untuk meredakan alergi debu.

Dekongestan akan membantu meringankan masalah hidung tersumbat.

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan

Page 10: POLI ANAK

a. Biodata

b. Keluhan utama

c. Riwayat kesehatan klien

d. Pola aktifitas atau istirahat

e. Pola makan dan minum

f. Pola higiene

g. Pemeriksaan fisik

1. kulit, seluruh kulit harus diperhatikan apakah ada peradangan kronik, bekas garukan

terutama daerah pipi dan lipatan kulit daerah fleksor.

2. Mata, diperiksa terhadap hiperemia, edema, sekret mata yang berlebihan dan katarak

yang sering dihubungkan dengan penyakit atropi.

3. Telinga, telinga tengah dapat merupakan penyulit rinitis alergi.

4. Hidung, beberapa tanda yang sudah baku misal: salute, allergic crease, allergic

shiners, allergic facies.

5. Mulut dan orofaring pada rinitis alergik, sering terlihat mukosa orofaring kemerahan,

edema. Palatum yang cekung kedalam, dagu yang kecil serta tulang maksila yang

menonjol kadang-kadang disebabkan alergi kronik.

6. Dada, diperiksa secara infeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. Pada waktu serangan asma

kelainan dapat berupa hiperinflasi, penggunaan otot bantu pernafasan.

7. Periksa tanda-tanda vital terutama tekanan darah.

H .Pemeriksaan Diagnostik.

a. Pemeriksaan pada jumlah leukosit dan hitung jenis sel.

b. Pemeriksaan sel eosinofil pada sekret konjungtiva, hidung, sputum.

c. Pemeriksaan serum Ig E total dan Ig G spesifik.

Pemeriksaan dilakukan dengan

Page 11: POLI ANAK

a. Tes kulit.

Untuk menentukan antibodi Ig E spesifik dalam kulit pasien.

b. Tes tusuk (Prick Test)

Hasil tes negatif apabila tidak ada bentol atau eritema atau hasil tes sama dengan

kontrol

Hasil tes positif apabila terjadi bentul atau eritema

- Positif 1 : bila didapatkan tidak ada bentul dan diameter eritema < 20 mm.

- Positif 2 : bila didapatkan tidak ada bentul dan diameter eritema > 20 mm.

- Positif 3 : bila didapatkan bentul dan eritema.

- Positif 4 : bila didapatkan dengan psudopodia.

c. Tes tempel (Patch Test)

Tes negatif bila tidak ada reaksi terhadap zat yang ditempati yang menunjukkan

alergi.

Hasil tes positif

- Positif 1 : bila ada eritema.

- Positif 2 : bila ada eritema dan papula.

- Positif 3 : bila ada eritema, papula dan vesikuler.

d. Tes provokasi

- tes hidung

Hasil tes positif bila dalam beberapa menit timbul bnersin-bersin, pilek, hidung

tersumbat, kadang-kadang batuk, pada mukosa hidung tampak bengkak.

- Tes provokasi bronkia.

Tes yang sering dipakai adalah tes kegiatan jasmani, tes inhalasi antigen, tes

inhalasi metakolin, tes inhalasi histamin.

e. Foto thorax

Page 12: POLI ANAK

Untuk melihat komplikasi asma dan sinus paranasal untuk mengetahui komplikasi

rinitis.

f. Spirometri

Untuk menentukan obstruksi saluran nafas baik beratnya maupun reversibilitas.

g. Pemeriksaan tinja

Untuk melihat cacing dan telurnya pada kasus ursikaria.

B. Diagnosa Keperawatan

a. ketidak efektifan pola nafas b/d obstruksi bronkial.

b. Gangguan konsep diri, gambaran diri b/d adanya lesi yang menonjol.

c. Gangguan pola istirahat b/d gatal-gatal.

d. Intoleransi aktivitas b/d nyeri.

C. Intervensi Keperawatan.

a. Dx : ketidakefektifan pola pernafasan bd obstruksi bronkial.

Tujuan : setelah dilakukan intervensi maka pasien mampu mempertahankan pola

pernafasan efektif.

Kriteria hasil : - pasien tidak mengalami sesak nafas.

- bebas dari tanda dan gejala sesak nafas.

Intervensi:

Mengidentifikasi faktor pencetus

Awasi kesesuaian pola nafas

Auskultasi bunyi nafas, tandai daerah paru adanya bunyi adventisius, misal:

krekels, mengi, ronchi

Berikan periode istirahat yang cukup dientara waktu aktivitas perawatan

Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien kontrol diri dengan nafas lambat atau

dalam

Page 13: POLI ANAK

Ajarkan cara batuk efektif

Tepat dalam memilih tindakan terapeutik

Kesulitan nafas dan peningkatan tekanan jalan nafas dapat memperburuk kondisi

terjadinya komplikasi

Memperkirakan adanya perkembangan komplikasi / infeksi pernafasan

Menurunkan konsumsi O2.Membantu pasien mengalami efek fisiologis hipoksia

yang dapat di menifestasikan sebagai rasa takut

Membantu mengeluarkan sputum

Rasional

Berikan tambahan O2 melalui cara yang sesuai lewat masker, kanul

· Berikan obat-obatan sesuai indikasi seperti bronkodilator, ekspektoran ·

Mempertahankan ventilasi / oksigenasi efektif untuk mencegah / memperbaikai

krisis pernafasan

· Mungkin diperlukan untuk meningkatkan / mempertahankan jalan nafas

b. Dx : gangguan konsep diri, gambaran diri b/d adanya lesi

Tujuan : setelah dilakukan intervensi maka pasien dapat meningkatkan integritas diri

Kriteria hasil : - mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam menghadapi penyakit

- perubahan gaya hidupIntervensi Rasional

· Berikan kesempatan mengungkapkan masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan.

· Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang terdekat menerima keadaan atau

keterbatasan

Page 14: POLI ANAK

· Dukung pasien untuk mengungkapkan aktualisasi dirinya · Berikan kesempatan untuk

mengidentifikasi rasa takut atau kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung

· Isyarat verbal atau non verbal oranmg terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada

bagaimana pasien memandang dirinya sendiri

· Ungkapam perasaan pasien dapat mengurangi perasaam cemas

c. Dx : ganguan pola istirahat b/d gatal-gatal

Tujuan : setelah dilakukan intervensi maka pasien mampu untuk mentoleransi

Kriteria hasil : - pasien melaporkan dapat beristirahat dengan cukup

- mengurangi atau menghilangkan rasa gatal

Intervensi Rasional

· Berikan bedak pada area yang gatal

· Beritahu pasien untuk tidak menggaruk area yang gatal

· Beritahu pasien untuk menghindari makanan yang dapat menimbulkan alergi

· Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat · Mengurangi pelebaran area yang gatal

· Mencegah terjadinya luka akibat garukan

· Makanan dapat memperparah gatal

· Untuk lebih mempermudah dalam proses pengobatan

Page 15: POLI ANAK

d. Dx : intolerasi aktivitas b/d nyeri

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan klien maka diharapkan beradaptasi dengan nyeri

Kriteria hasil : - perasaan nyeri berkurang

- pasien mampu melakukan aktivitas secara mandiri

MandiriIntervensi Rasional

· Kaji derajat nyeri melalui isyarat verbal maupun non verbal

· Ajarkan teknik relaksasi

· Ajarkan teknik distraksi dengan masase

· Tindakan dan reaksi nyeri adalah individual dan berdasarkan pengalaman

· Dengan nafas panjang otot menjadi kendur atau rileks sehingga nyari berkurang

· Dengan teknik distraksi bisa mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri

KolaborasiIntervensi Rasional

· Berikan analgesik dan obat-obatan lain sesuai indikasi · Obat-obat analgesik dapat

mengurangi rasa nyeri

Page 16: POLI ANAK