POLA PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA VESPA ANTIQUE CLUB …

172
POLA PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA VESPA ANTIQUE CLUB DALAM MODIFIKASI SKUTER VESPA SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi DISUSUN OLEH : SUSILAWATI NIM. 6662091047 KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2016

Transcript of POLA PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA VESPA ANTIQUE CLUB …

POLA PENCARIAN INFORMASI ANGGOTA VESPA

ANTIQUE CLUB DALAM MODIFIKASI SKUTER VESPA

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Komunikasi pada Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi

DISUSUN OLEH :

SUSILAWATI

NIM. 6662091047

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2016

Dr. us S art M.SiNIP 1.97108242005011002

.197107182005011001a SE. M.SiProf. Dr. H. A Sihabudin, M.Si

NIP. 132314682

---------Pembimbing II,Pembimbing I,

Menyetujui,

Serang, 19 November 2015Skripsi imTelah Drsetujui tmttrkDinjikan

Nama : SusilawatiNIM : 091047Judul Skripsi : POLA PENCARIAN INFGORMASI ANGGOTA VESPA

ANTIQUE CLUBE DALAM MODIFIKASI SKUTER VESPA

LEMBAR PERSETUJUAN

.Dr. s S' . M.SI" NlP-_I.crV:68242005011002

••-•I ~Prodi Jlmu KomuDiluts1- .,

... A~~I

Mcngetabui,

Angi0ta n :PusPita All'; POtfU. S.Sos.M.lkomNIP.198407132008122002

Anuota I : Buman.din. S.L M.S!NIP .19750405200812100 1

KctuaPenguji : Dr.Rabml Win.nRib. M.SiNfI'.196810192005012001

Serang, MUfI:12016

Tclab diuji di hadapan Dewan Pcnguji Sidang Skripsi &; Kompn:hensifdi Scrang

tanggal 26 Janeari 2016 dan dinyatakan LULUS.

: POLA PF.NCARJAN INFORMASI ANGCOTA VESPA

ANTIQUE CLUB DALAM MOOlflKASJ SKUTERVESPA.

Judul Skipsi

:6662091047NLM

: SUSILAWATINama

LEMBAR PENGESAHAN SKIlI1'SI

Menyalakan bahwa skripsi yang berjudul POLA PENCARIAN INFORMASIANGGOTA VESPA ANTIQUE CLL'lB DALAM MODIFIKASI SKUTER VESPAadaIah hasiI kacya. saya sendiri, dan selmuh sumber yang dik:utip manpun yang dirujuktelab saya nyatakan beaar, ApabiIa dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandungunsurplagial:, maka gelarkesatjanaan saya bisa dicabut.

: Cimahi" 9 November 1989Tempat Tanggal-Labir

Pmwam .Stndi

; 6662091047NIM

Nama

Yang ~an di bawah ini :

PERNYATAAN ORlSINALlTAS

\~

“Perjalanan hidup penuh dengan skenario Tuhan…

bersyukur dan selalu iklas adalah kuncinya”

Susi, seorang Ibu yang tak kenal lelah bertatih-tatih

dalam pengerjaan Skripsi.

Meskipun banyak sekali kekurangan,

ku persembahkan hasil kerja kerasku ini

untuk kalian yang kucintai.

Mama..Bapak..Suamiku..dan Anakku..

ABSTRAK

Susilawati. NIM. 6662091047. Skripsi. Pola Pencarian Informasi Anggota

Vespa Antique Club dalam Modifikasi Skuter Vespa. Pembimbing I: Prof.

Dr. H. A. Sihabudin, M.Si., Pembimbing II: Teguh Iman Prasetya, S.E.,

M.Si., Program Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2016.

Penelitian ini membahas tentang bagaimana pola pencarian informasi anggota

Vespa Antique Club (VAC) dalam modifikasi skuter Vespa. Masalah dalam

penelitian ini adalah tidak semua anggota VAC mengerti mengenai otomotif juga

modifikasi, dan informasi akan modifikasi merupakan suatu kebutuhan yang harus

terpenuhi. Kebutuhan akan informasi muncul membuat anggota VAC bertindak

untuk mencari informasi baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola

pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter

Vespa. Pola pencarian informasi tersebut mencakup strategi pencarian informasi

seperti apa yang dilakukan oleh anggota VAC, serta untuk mengetahui informasi

apa saja yang paling dicari oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter Vespa.

Peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif dalam penelitian ini.

Narasumber dalam penelitian ini adalah pendiri kelompok VAC, Ketua VAC

regional Cimahi, anggota VAC yang memodifikasi skuter Vespa serta beberapa

orang yang terkait dalam modifikasi skuter Vespa. Teori yang dipakai dalam

penelitian ini adalah teori kebutuhan oleh Abraham dan didukung oleh model

pencarian informasi karya Donohew dan Tipton. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pencarian informasi yang dilakukan anggota VAC menggunakan strategi

fokus sempit, hanya mempercayakan pada satu sumber informasi yang dianggap

relevan yaitu mekanik. Pola pencarian informasi pada proses modifikasi skuter

Vespa menghasilkan informasi penting yang paling sering dikomunikasikan.

Kata kunci : Modifikasi Skuter Vespa, Pola Pencarian Informasi, Vespa

Antique Club.

ABSTRACT

Susilawati. NIM. 6662091047. Thesis. Member Information Search Patterns

Vespa Antique Club in Vespa Scooter Modifications. Supervisor I: Prof. Dr. H.

A. Sihabudin, M.Sc., Advisor II: Teguh Imam Prasetya, S.E., M.Sc., Science

Communication Program. Faculty of Social Science and Political Science.

University of Sultan Ageng Tirtayasa. 2016.

This research discusses about how information search pattern Vespa Antique

Club members (VAC) in the modification of the Vespa scooter. The problem in

this research is that not all members of the VAC understand the automotive,

modification, and will modify the information is a requirement that must be met.

The need for information appears to make VAC members act to seek new

information. The purpose of this study was to determine the pattern of information

search conducted by members of the VAC in a modification of the Vespa scooter.

The search pattern information includes information such as what search

strategies carried out by members of VAC, and to know what information is the

most sought after by members of the VAC in modifying the Vespa scooter.

Researchers used a qualitative approach in this study. Informant in this research

is a founding member of the VAC, Chairman of the regional VAC Cimahi,

member VAC modifies Vespa scooters and several people involved in the

modification of the Vespa scooter. The theory used in this research is the theory of

needs by Abraham and supported by information search model works Donohew

and Tipton. The results showed that the search for information by members of the

VAC using a narrowly focused strategy, just rely on one source of information

considered relevant, namely mechanics. Search pattern modification process

information on Vespa scooters yield important information most often

communicated.

Keywords: Pattern Search Information, Modified scooter Vespa, Vespa Antique

Club.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Pola Pencarian Informasi Anggota Vespa Antique Club dalam

Modifikasi Skuter Vespa. Penulisan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat

untuk meraih gelar kesarjanaan srata satu (S1) program studi Ilmu Komunikasi,

konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik di Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa, Serang-Banten.

Dengan segala kemampuan dan upaya yang ada, penulis menyadari

sepenuhnya bahwa dengan keterbatasan waktu, pustaka, pengalaman, serta

pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Namun, penulis berusaha unuk menyajikan dengan sebaik-baiknya. Dalam

mencapai keberhasilan penulis menyelasaikan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan dan support dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, ijinkan penulis

menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Dr.Rahmi Winangsih, M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

4. Bapak Darwis Sagita, M.I.Kom, selaku Sekretaris Prodi Ilmu Sosial Ilmu

Politik.

5. Bapak Prof. Dr. H. A. Sihabudin, M.Si, selaku pembimbing I, yang sangat

bijaksana dalam membimbing penulis, terimakasih atas waktu,

kesempatan, kesabaran dan bimbingannya yang sangat berarti bagi

penulis.

6. Bapak Teguh Iman Prasetya, S.E., M.Si., selaku Pembimbing II,

terimakasih atas kesempatannya, kesabaran dan bimbingannya yang sangat

berarti bagi penulis.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa selaku pengajar dari semester satu sampai delapan, yang telah

memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis.

8. Seluruh staf administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa yang melayani kepentingan penulis dalam

berbagai hal untuk melancarkan jalannya skripsi ini.

9. Sonny S. (Gogon) selaku key informan yang telah menyempatkan

waktunya dalam memberikan banyak informasi kepada penulis, sehingga

penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. Abah Dodo, Kang Opik, Kang

Cepi, Kang Deni Gozil, dan seluruh keluarga besar Vespa Antique Club

yang telah bersedia menjadi informan dalam penelitian ini. Terimakasih

banyak.

10. Mamaku, Ibu Eulis Karliah, S.pd. Satu-satunya wanita hebat sekaligus

motivator yang telah menyekolahkan penulis dengan kerja keras dan do’a

tulusnya sehingga bisa seperti ini. Terimakasih banyak, mah.

11. Bapakku M.Tohir, terimakasih untuk dukungan dan semangatnya.

12. Suamiku tercinta, Arif Munandar Amd. Pendamping hidupku, yang tak

kenal lelah mendampingi penulis melewati suka duka pengerjaan skripsi

ini. Terimakasih sayang.

13. Anakku sayang, Qisya Aqilah Tahsina Munandar. Kesayanganan yang

selalu memberikan senyum mungil dan kecerian untuk bunda.

Terimakasih sayang.

14. Adik-adikku Indah Diana dan Tania Mulyani, terimakasih atas motivasi

dan dukungan kalian.

15. Paman serta Bibiku, Om Yudi juga Bi Eni yang turut mendukung penulis

dalam pengerjaan skripsi ini, terimakasih banyak.

16. Mertuaku, Ibu Deti Cantini, dan Kakak iparku Alfi Ramdhani, Amd., serta

Adik-adik iparku Astri Kusmayanti juga Nuranisa terimakasih banyak

untuk semangat dan dukungan kalian semua.

17. Sahabat-sahabatku, Siti Rahmi Fathia, Pirasatnawati, Pratiwi Budi Utami,

Eka Agustini, Nike Herlina, Satria Kinayungan, Tresna Amaliawati, Syifa

Rohaini, M. Hanif Alhadad, seluruh personil geng KOJO; Hammas,

Shandy, Indra, Arif, Yanuar, Dany, Danang, Bayu, Ashadi, Randy,

Iskandar, Kori, Anjas, juga, terimakasih untuk kebersamaan yang telah

kita lalui. Semoga kita bisa terus menjalin silaturrahim di masa depan

dengan cerita tentang kesuksesan kita masing-masing.

18. Teman-teman Ilmu Komunikasi dan Konsentrasi Jurnalistik, Harun

Kurnia, Indra Permana Suparlin (KM Abadi), Niken, Lilin, Anisa, Selig,

Daru, Dayat, Santi, Dedew, Hayu, Widia, Agung, Febi, Krisna, Andini,

Elga, Tulus, Jihan, maaf jika penulis terdapat banyak kesalahan. Semoga

kita semua bisa bekerja sesuai dengan mimpi dan passion masing-masing.

Amin.

19. Teman-teman dan Senior di UKM Jurnalistik Untirta, T.B. Ghoni Arro’ad,

Raynelson Sirait, Faisal Abdul, Indah, Adam, Dara, Panji, Emple, Bang

Oyan, Bang Qiwonk, Bang Niji, Bang Enjang, Bang Nofa, Bang Fajar,

Yoski, terimakasih untuk begitu banyak pengetahuan dan pelajaran

berharganya dalam kehangatan keluarga UKM Jurnalistik.

20. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih

telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini baik dengan doa dan

dukungannya.

Dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis mendoakan semoga Allah

membalas kebaikan dan pengorbanan kalian.

Akhir kata, penulis berharap semoga apa yang telah penulis lakukan dapat

bermanfaat, meskipun skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

Serang, Januari 2016

Penulis

Susilawati

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………….. i

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………… ii

LEMBAR ORISINALITAS ………………………………………………….. iii

ABSTRAK …………………………………………………………………….. iv

ABSTRACT …………………………………………………………………... v

KATA PENGANTAR ………………………………………………….…….. vi

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. vii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. viii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………………... 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………......... 5

1.3 Identifikasi Masalah ………………………………………………….......... 5

1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………………............. 5

1.5 Manfaat Penelitian …………………………………………………........... 6

1.5.1 Signifikansi Akademis …………..…………………………………... 6

1.5.2 Signifikansi Praktis ……………...…………………………………... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pola Pencarian Informasi …………………………………………............. 7

2.1.1 Pola………………………………………………………………….. 7

2.1.2 Informasi ……………………….…………………………………… 8

2.1.3 Pencarian informasi …….……………………………………....…… 10

2.2 Khalayak ………………………………………………………………….. 12

2.2.1 Komunitas ………………………………………...………………… 12

2.3 Model dan Teori ……………………………..…………………………… 14

2.3.1 Teori Kebutuhan ……………………………………………….…… 18

2.4 Kerangka Berfikir ……………………………………...…………………. 21

2.5 Penelitian Sebelumnya ………….………………………………………... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian …………………………………………………………. 29

3.2 Penentuan Informan ……………………………………………………….. 30

3.3 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………….. 34

3.4 Teknik Ananlisis Data ………………………………………………….… 37

3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian ……………………………………………… 39

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ……………………………………………….. 40

4.1.1 Sejarah Vespa ....................................………………………………. 40

4.1.2 Sejarah Vespa Antique Club.................……………………………... 41

4.1.2.1 Logo Vespa Antique Club.......…………………………….... 42

4.1.2.2 Maskot Vespa Antique Club...……………………………..... 43

4.1.2.3 Organisasi dan Keanggotaan Vespa Antique Club..……….... 45

4.1.2.4 Visi dan Misi Vespa Antique Club.………………………..... 48

4.2 Deskripsi Data …………………………………………….......................... 49

4.3 Hasil penelitian ……………………………………………………………. 50

4.3.1 Kegiatan Kelompok VAC………………………………………….... 51

4.3.1.1 Kumpul Malam Minggu...…………………………………... 51

4.3.1.2 Kirab Merah Putih……............……………………………....54

4.3.1.3 Kegiatan Vespa Racing VAC...……………………………... 56

4.3.2 Modifikasi Vespa Racing.…………………………………………....57

4.3.2.1 Alasan Melakukan Modifikasi Skuter Vespa...……………....61

4.3.2.2 Persiapan Sebelum Modifikasi…………………………….....68

4.3.2.3 Menetapkan Mekanik Sebagai Sumber Informasi..……….....70

4.3.2.4 Modifikasi Skuter Vespa.........………………………….…... 73

4.3.3 Informasi dalam obrolan anggota VAC…..………………………....75

4.3.3.1 Informasi Mesin......................…………………………….... 78

4.3.3.2 Informasi Body Vespa.............…………………………….... 84

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………. 88

5.2 Saran-saran ……………………………………………………………….. 90

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… x

LAMPIRAN …………………………………………………………………...xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel penelitian sebelumnya ......................................………... 24

Tabel 2.2 Tabel penelitian sebelumnya ......................................………... 25

Tabel 2.3 Tabel penelitian sebelumnya ......................................………... 27

Tabel 3.1 Tabel Jadwal Penelitian ………………………...…………...... 39

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Pencarian Informasi Donohew dan Tipton……………. 14

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir...........................…………………………… 23

Gambar 4.1 Logo Vespa Antique Club ................................……………… 42

Gambar 4.2 Vespa Berlogo VAC ....................…………………………….. 43

Gambar 4.3 Maskot Vespa Antique Club .........................………………... 44

Gambar 4.4 Konvoi VAC menggunakan jaket kulit bergambar mascot ...… 45

Gambar 4.5 Anggota VAC Cimahi berkumpul di depan Toko Kartikasari... 52

Gambar 4.6 Konvoi anggota VAC menuju Braga …....…………………… 53

Gambar 4.7 Konvoi Kirab Merah Putih di Jl.Dago ..................……………. 55

Gambar 4.8 Dzikri Anshari 224 di Sirkuit Brigif 15 Kujang ........................ 57

Gambar 4.10 Gogon Key Informan ....................…………………………….59

Gambar 4.11 Key Informan Gogon dengan Skuter Vespa Racing........……...61

Gambar 4.12 Model Pencarian Informasi ....................……………………... 76

Gambar 4.13 Foto informan Cepi ....................……………………………....79

Gambar 4.14 Boring Vespa ....................……………………………............ 80

Gambar 4.15 Carbulator Vespa....................………………………….....….. 82

Gambar 4.16 Foto Deni Gozil di bengkel cat ....................…………………. 86

Gambar 4.17 Body skuter Vespa ....................…………………………........ 87

ix

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Vespa Antique Club (VAC) yang berdiri pada 28 Oktober 1993,

merupakan sebuah komunitas di Kota Bandung yang beranggotakan para

penggemar sepeda motor jenis skuter vespa. Sesuai dengan namanya anggota

dari kelompok ini memiliki skuter vespa. Didirikannya VAC pada waktu itu,

adalah bertujuan guna menjadi wahana silaturahmi, komunikasi dan

menyalurkan hobi wisata berkendaraan para pemilik/pemakai/penggemar

roda dua jenis Vespa yang berazaskan kekeluargaan.

Sedangkan kata antique itu sendiri, adalah merupakan kalimat yang

sering kali didengar para pendiri sebagai ungkapan spontan masyarakat

ketika melihat dan memperhatikan Vespa diterima dan didengar waktu

itu, maka sepakat menyertakan kata Antique dalam nama organisasi pemilik

dan penggemar Vespa, yaitu VESPA ANTIQUE CLUB.

Vespa itu sendiri merupakan merek sepeda motor jenis skuter yang

berasal dari Italia, sampai saat ini sudah puluhan varian Vespa yang mampir di

Indonesia. Dari yang paling tua hingga yang paling baru ada di Indonesia,

mungkin Indonesia masih bisa disebut sebagai surganya Vespa. Hal ini

terbukti dengan banyaknya komunitas-komunitas Vespa yang tetap eksis

sampai saat ini, salah satu contohnya adalah Vespa Antique Club (VAC).

2

VAC memiliki cabang-cabang tersendiri di Wilayah-wilayah besar di

Kota Bandung, salah satunya adalah VAC Cimahi. VAC Cimahi yang resmi

terbentuk pada 18 September 2001 merupakan gabungan dari beberapa

anggota VAC yang berdomisili di Wilayah Cimahi yang di pimpin oleh

Taufik Hidayat atau yang akrab dipanggil Opik. Sampai saat ini

keanggotaannya sudah mencapai sekitar 200 orang anggota dari berbagai

macam latar belakang.

Semua anggota yang tergabung dalam VAC memiliki skuter jenis

Vespa, karena memilki Vespa merupakan syarat utma untuk tergabung dalam

VAC. Seiring dengan perkembangan zaman dan tekhnologi yang terus-

menerus mengalami perubahan, tidak sedikit individu yang menerima

perubahan atau inovasi ataupun ingin melakukan perubahan. Persetujuan akan

inovasi akan lebih mungkin terjadi pada orang-orang yang suka akan

perubahan, menghargai kebutuhan akan inovasi dan mencari informasi baru.1

Seperti halnya anggota VAC yang menerima inovasi dan melakukan

pencarian informasi berkaitan dengan Vespa. Tidak sedikit dari mereka yang

memodifikasi Vespa kepunyaannya mengikuti perkembangan zaman. Saat ini

sedang marak jenis Vespa racing atau balapan, banyak anggota VAC Cimahi

yang memodifikasi mesin Vespa mereka menjadi mesin racing.

Modifikasi adalah cara merubah bentuk sebuah barang dari yang

kurang menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya,

serta menampilkan bentuk yang lebih bagus dari aslinya. Pengetahuan akan

1 McQuail Denis, Model-model Komunikasi, alih bahasa Putu Laxman Pendil. hal.61

3

informasi mengenai modifikasi sangatlah dibutuhkan oleh angggota VAC,

mulai dari memilih kualitas bahan hingga jangkauan keungan untuk

modifikasi sangatlah diperlukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan

memuaskan.

Pada kenyataannya anggota VAC tidak semua mengetahui masalah

otomotif, mereka berasal dari berbagi latar belakang pfrofesi yang berkumpul

menjadi satu dalam kelompok penggemar vespa, tidak semua anggota VAC

memiliki keahlian dalam memodifikasi vespa. Pengetahuan akan informasi

mengenai apa saja yang harus dipersiapkan untuk memulai modifikasi sampai

tangan ahli yang terlatih sangatlah dibutuhkan. Kebutuhan akan informasi

tersebutlah yang dibutuhkan oleh anggota VAC untuk memodifikasi skuter.

Kebutuhan manusia selalu bertingkat-tingkat, manusia tidak akan

penah puas begitulah yang sering kita dengar. Pada dasarnya tingkah laku

individu berguna untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Abraham Maslow

manusia diibaratkan seperti binatang yang selalu berkeinginan, kebutuhan

manusia selalu bertingkat-tingkat, bila kebutuhan terpenuhi kebutuhan lain

akan muncul dan kebutuhan yang lebih tinggi menjadi dominan.2 Begitu pula

dengan kebutuhan informasi anggota VAC yang selalu bertingkat-tingkat. Jika

satu informasi telah di dapatkan akan ada kebutuhan untuk mencari informasi

lain.

Kebutuhan akan informasi pada anggota VAC dapat berupa rasa ingin

mencari informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan modifikasi vespa.

2 Santoso, Slamet. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. 2010.Hal 140

4

Pencarian informasi merupakan kegiatan seseorang yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi. Manusia akan menunjukan perilaku pencarian

informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku pencarian informasi

dimulai ketika seseorang merasa bahwa pengetahuan yang dimilikinya saat itu

kurang dari pengetahuan yang dibutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhan

tersebut seseorang mencari informasi dengan menggunakan berbagai sumber

informasi. Seperti halnya anggota VAC yang merasa memerlukan kebutuhan

akan informasi mengenai modifikasi skuter.

Informasi merupakan pengetahuan yang menjadi milik bersama karena

dikomunikasikan. Berbicara mengenai dikomunikasikan, terkandung

pengertian bahwa informasi tak hanya terdapat dalam bentuk komunikasi

percakapan saja, tetapi juga dalam bentuk terekam pada medi-media lain,

seperti Koran, Radio, Televisi dan lain-lain. Media-media komunikasi tersebut

dapat diterapkan dalam pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota

VAC.

Dalam masyarakat, berbagai informasi diproduksi, didistribusikan,

disimpan dan doterima dalam bentuk yang tak pernah dialami sebelumnya.

Pada saat yang sama individu semakin sulit mendapatkan informasi yang

relevan. Ini menimbulkan keinginan untuk meneliti masalah bagaimana orang

mencari informasi.3

Jika dilihat dari penjelasan diatas apa yang terjadi pada anggota VAC

bahwa anggota VAC memiliki kebutuhan informasi akan hal-hal yang

3 McQuail Denis, Model-model Komunikasi, alih bahasa Putu Laxman Pendil. Hal.93

5

berkaitan dengan modifikasi vespa. Keterbatasan kemapuan dan pengetahuan

yang dimiliki dalam memodifikasi vespa yang mereka punya menumbuhkan

rasa ingin tahu dan mencari informasi akan hal tersebut. Disinilah peneliti

ingin tahu informasi apa saja yang paling dicari oleh anggota VAC dalam

modifikasi skuter Vespa, serta strategi apa yang dilakukan dalam proses

pencarian informasi, dapat disimpulkan bagaimana pola pencarian informasi

yang dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi vespa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis dapat merumuskan masalah

sebagai berikut: “Bagaimana Pola Pencarian Informasi Anggota Vespa Antique

Club dalam Modifikasi Skuter Vespa?”

1.3 Identifikasi Masalah

1. Strategi pencarian informasi seperti apa yang dilakukan oleh anggota VAC

dalam modifikasi skuter vespa?

2. Informasi apa saja yang paling dicari oleh anggota VAC dalam proses

dalam modifikasi skuter vespa?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui strategi pencarian informasi seperti apa yang

dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter vespa.

2. Untuk mengetahui informasi apa saja yang paling dicari oleh anggota

VAC dalam modifikasi skuter vespa.

6

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Signifikasi Akademis

Dari segi akademis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan

sumbangaan pikiran mengenai kebutuhan yang ada pada manusia bersifat

bertingkat-tingkat. Seperti halnya kebutuhan akan informasi yang

diperlukan oleh individu akan mendorong individu tersebut untuk

memenuhi kebutuhannya. Dalam penelitian ini kaitan kebutuhan akan

informasi, dan diperlukannya tahapan-tahan pencarian informasi melalui

pola pencarian informasi. penulis juga ingin memberikan deskripsi dan

menambah referensi mahasiswa komunikasi dalam pola pencarian

informasi.

1.5.2 Signifikasi Praktis

Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan

manfaat dalam tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh anggota VAC

dalam pencarian informasi berkaitan dengan kebutuhannya dalam

modifikasi skuter pada khususnya, dan komunitas lain pada umumnya.

Dengan demikian akan memudahkan mereka untuk memenuhi kebutuhan

informasi yang dibutuhkan, dan menjadi lebih efektif. Bagi penulis dan

mahasiswa Ilmu Komunikasi lainnya, diharapkan penelitian ini berguna

untuk menghasilkan teori yang diperoleh selama di perkuliahan dalam

pencairan informasi.

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori yang digunakan

dalam penelitian ini, serta beberapa pemikiran para ahli dalam bidangnya yang

berhubungan dengan masalah pada penelitian ini, yaitu “bagaimana pola

pencarian informasi anggota Vespa Antique Club dalam modifikasi skuter

vespa?” Sebagai garis besarnya peneliti akan menjelaskan mengenai apa yang

dimaksud dengan pola pencarian informasi, khalayak, model dan teori, serta

kerangka berfikir yang peneliti buat agar memudahkan dalam penelitian dan

obeservasi lapangan.

2.1 Pola Pencarian Informasi

Pada pengertian mengenai pola pencarian informasi peneliti akan terlebih

dahulu menjelaskan pengenai pola, apa itu pola? Bagaimana pengertiannya?

Begitu juga dengan informasi dan pencarian informasi.

2.1.1 Pola

Pola adalah bentuk atau model (atau, lebih abstrak, suatu set peraturan)

yang bisa dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan suatu atau bagian dari

sesuatu, khususnya jika sesuatu yang ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang

sejenis untuk pola dasar yang dapat ditunjukkan atau terlihat, yang mana sesuatu

itu dikatakan memamerkan pola.4

4http://id.wikipedia.org/wiki/Pola diakses pada Jumat, 06 Desember 2013 pukul 11.20 WIB

8

Pengertian pola dalam ilmu sosiologi merupakan corak hubungan yang

tetap atau ajeg dalam interaksi sosial yang dijadikan model bagi semua anggota

masyarakat atau kelompok.5

Berdasarkan pemaparan diatas dalam penelitian ini pola dapat diterapkan

sebagai bentuk atau model yang menunjukan alur pencarian informasi oleh

anggota VAC dalam modifikasi skuter. Pola disini dapat menggambarkan

bagaiamana proses pencarian informasi itu berlangsung, dengan peneliti membuat

bentuk atau model pencarian informasi sebagai corak hubungan yang tetap dalam

interaksi sosial yang dilakukan oleh anggota VAC.

2.1.2 Informasi

Peneliti berasumsi bahwa informasi di era globalisasi sekarang merupakan

sesuatu yang tidak asing lagi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Bahkan

informasi merupakan kebutuhan penting yang tidak dapat diabaikan begitu saja

bagi sejumlah masyarakat. Informasi merupakan segala sesuatu yang baru

diketahui oleh seseorang dengan menggunakan pancaindera.

Menurut sudut pandang dunia kepustakaan dan perpustakaan, informasi

adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-

putusan yang dibuat seseorang. Dalam hal ini, informasi lebih bermakna berita.

Berita adalah bentuk dalam pesan-pesan komunikasi.6

Informasi itu sangat beragam, baik dalam jenis, tingkatan, maupun

bentuknya. Dengan demikian maka fungsinyapun akan beragam pula karena akan

bergantung pada manfaatnya bagi setiap orang yang kebutuhannnya berbeda-

5http://glosarium.org/arti/?k=pola diakses pada Jumat, 06 Desember 2013 pukul 11.30 WIB

6 Drs.pawit m.yusup, M.S. ilmu informasi, komunikasi, dan kepustakaan. Bumi aksara Jakarta:

2013 hal.13

9

beda. Pun demikian fungsinya bagi suatu organisasi atau kelompok, ia akan

disesuaikan dengan jenis organisasi atau kelompok bersangkutan.7

Menurut pakar sosiologi Indonesia Prof. Selo Sumardjan (1989),

informasi dalam bahan pustaka dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:

1. Informasi konsumtif (consumptive information), adalah informasi yang berguna

secara konsumtif yang dapat dinikmati secara langsung oleh pengguna, karena

sifat-sifat informasi yang terkandung dalam informasi itu sendiri, misalnya karya

fiksi, cerpen, lagu, film, berita dan sebagainya.

2. Informasi modal capital information), adalah informasi yang diperlukan untuk

proses produksi untuk menyiapkan sesuatu hasil yang masih berupa bahan baku

yang memerlukan pengolahan.

Informasi merupakan pengetahuan yang menjadi milik bersama karena

dikomunikasikan. Berbicara mengenai dikomunikasikan, terkandung pengertian

bahwa informasi tak hanya terdapat dalam bentuk komunikasi percakapan saja,

tetapi juga dalam bentuk terekam pada media-media lain, seperti Koran, Radio,

Televisi dan lain-lain.

Dengan melihat pengertian yang diberikan beberapa ahli tersebut, terlihat

begitu luasnya pengertian dari kata informasi. Dalam penelitian ini informasi

menjadi apa yang dicari oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter, penelitian ini

menelaah bagaimana proses pencarian informasinya seperti apa.

Sesuasi dengan pembahasan mengenai pola sebelumnya, bentuk atau

model yang dibuat untuk menunjukkan alur pencarian infromasi yang dilakukan

7 Dr. Atwar Bajari, M.Si. komunikasi dan informasi , mitra bestari , bandung : 2014

10

oleh anggota VAC, informasi dapat menjadi penentu bentuk atau model pola itu

sepertia apa. Serta penelitian ini dapat menyimpulkan informasi konsumtif atau

informasi modalkan yang dicari oleh anggota VAC.

2.1.3. Pencarian Informasi

Terdapat dua metode popular yang sering digunakan seseorang dalam

mencari informasi adalah mencari (searching). berarti pengguna mencari

langsung ke kata/kalimat/koleksi yang diinginkan secara terstruktur dan

menerawang (browsing) berarti pengguna melakukan eksplorasi secara acak

(tidak terstruktur) terhadap sebuah informasi.

Perilaku pencarian informasi adalah kegiatan seseorang yang dilakukan

untuk mendapatkan informasi. Manusia akan menunjukan perilaku pencarian

informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku pencarian informasi dimulai

ketika seseorang merasa bahwa pengetahuan yang dimilikinya saat itu kurang dari

pengetahuan yang dibutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut seseorang

mencari informasi dengan menggunakan berbagai sumber informasi.

Pannen (1990) menghubungkan, pencarian informasi dengan penggunaan

informasi. Menurut Pannen pencarian dan penggunaan informasi merupakan

keadaan ketika orang bergerak melewati ruang dan waktu menemukan dirinya

pada suatu keadaan di mana dia harus menjawab pertanyaan, memecahkan

masalah, melihat suatu fakta, agar dapat mengetahui sesuatu untuk terus bergerak

(Suwanto, 1997: 21-22).8

8http//s1.undip.ac.id/d.bmk diakses pada Jumat, 06 Desember 2013 pukul 12.25 WIB

11

Menurut Lasa (1998: 65),pencarian Informasi adalah proses penemuan

kembali akan informasi yang tersimpan pada pusat informasi dengan peralatan

dan cara tertentu. Agar proses ini berlangsung cepat dan tepat, pencari informasi

harus:9

1. Memahami pusat-pusat maupun sumber-sumber informasi;

2. Menyusun strategi penelusuran;

3. Mampu menggunakan peralatan dan teknologi;

4. Melaras diri dengan informasi (keeping up to datewith information).

Berdasarkan penjelasan perilaku pencarian informasi yang dikemukakan

oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa hakekat perilaku pencarian

informasi seseorang adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang

melalui tahap-tahap atau proses tertentu dengan tujuan untuk memperoleh

informasi berkenaan dengan jawaban terhadap pertanyaan tertentu, pemecahan

masalah, pengambilan keputusan atau melakukan suatu karya yang berarti bagi

dirinya.

Perilaku pencarian informasi tersebut pastilah ada dalam setiap individu

untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Begitu juga pada setiap

anggota Vespa Antique Club dalam mencari informasi mengenai vespa dan

kebutuhan informasi lainnya yang dapat diperoleh dari kelompok tersebut. Sesuai

dengan judul penelitian ini, agar peneliti dapat mengetahui bagaimana pola

pencarian informasi yang dilakukan anggota VAC mengenai modifikasi skuter.

9http//s1.undip.ac.id/d.bmk diakses pada Jumat, 06 Desember 2013 pukul 12.25 WIB

12

2.2 Khalayak

Khalayak dalam penelitian ini adalah anggota VAC. Kembali pada

masalah dalam penelitian ini mengenai bagaimana pola pencarian informasi yang

dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter, maka penelitian ini

mencari proses pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC. Seperti

dalam pembahasan sebelumnya untuk memecahkan masalah pada penelitian ini,

peneliti membuat suatu model alur pencarian informasinya.

Khalayak atau publik adalah sejumlah orang yang memiliki minat sama

terhadap suatu kegemaran/ persoalan tertentu tanpa harus mempuanyai pendapat

yang sama, dan menghendaki pemecahan masalah tanpa adanya pengalaman

untuk itu.10

Berdasarkan pemaparan mengenai khalayak diatas peneliti menyimpulkan

bahwa anggota VAC adalah sejumlah orang yang memiliki minat dan kegemaran

yang sama dalam hal ini adalah modifikasi skuter vespa. VAC adalah sebuah

komunitas atau kelompok anak muda yang tergabung dalam satu wadah dan

memiliki kesamaan dalam kegemarannya mengenai vespa.

2.2.1 Komuniatas

Komunitas merupakan istilah yang sering digunakan dalam percakapan

sehari-hari oleh berbagai kalangan. Seperti halnya kebanyakan istilah yang

populer, maka maknanya pun bisa beragam tergantung pada konteks kalimatnya.

Kita biasa mendengar ada orang yang mengatakan, “komunitas ilmuan yang

10

Hhtps://id.m.wikipedia.org/wiki/Khalayak 11:18 AM senin 28 September 2015

13

mendukung teori evolusi”. Sedangkan mahasiswa Jurnalistik mungkin lebih akrab

dengan “Jurnalisme komunitas”

Komunitas dimaknai sebagai kelompok manusia yang bisa saja tinggal di

berbagai lokasi berbeda atau mungkin juga berjauhan jaraknya, namun

dipersatukan minat dan kepentingan yang sama. Komunitas juga bisa menunjuk

satu kelompok yang memiliki kesamaan karakteristik dan kesamaan keyakinan

yang berbeda. Komunitas juga dapat diartikan dengan kumpulan individu yang

mendiami lokasi tertentu dan bisanya tekait dengan kepentingan yang sama.11

Arti Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme

yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.

Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki

maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah

kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang

berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti

"sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak".12

Seperti yang saat ini di Kota Cimahi terdapat komuniatas vespa, yang

menyatukan minat dan bakat serta keinginan bagi para penggemar skuter antik

tersebut. Mereka berkumpul dari berbagai belahan wilayah di Kota Cimahi untuk

menyatukan ide serta bertukar informasi satu sama lain. Komunitas tersebut

dikenal dengan nama Vespa Antique Club (VAC).

11

Yosal Iriantara, Community Realtions. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007. Hal 21 12

http://djepok.blogspot.com/2011/09/arti-komunitas.htmldiakses pada Jumat, 06 Desember 2013

pukul 10.25 WIB

14

2.3 Model dan Teori

Pada penelitian mengenai pencarian informasi ini peneliti menggunakan

model karya Donohew dan Tipton (1973) dalam buku Denis McQuail dan Sven

Windahl sebagai berikut.

tidak ya

Luas

sempit

Gambar 2.1 Model Pencarian Informasi Donohew dan Tipton

Atensi (perhatian)

Membandingkan

dengan citra

sesuai tolak? Berakhir

(stop)

Bertindak?

?

Tetapkan prioritas

Lihat

situasi tutup

Tetapkan

sumber

Fokus luas atau

fokus sempit

Kosultasi dengan

sumber khusus

Cek sumber

untuk

relevansi

bertindak

Evaluasi umpan

balik

Ganti citra

15

Sebelum menjelaskan model ini, akan dibicarakan dulu beberapa konsep-

konsep kuncinya, kita akan mulai dengan citra atau realitas. Citra pertama-tama

adalah merupakan hasil pengalaman sepanjang hidup individu dan terdiri dari

tujuan, keyakinan dan pengetahuan yang telah diperolehnya.

Bagian kedua dari citra terdiri dari konsep pribadi yang mencakup

penilaian terhadap kemampuan mengatasi berbagai situasi. Ketiga, citra realitas

terdiri dari satu set penggunaan informasi yang mengatur tingkahlaku individu

dalam mencari dan memproses informasi.

Pada saat mencari informasi, individu memilih strategi yang akan

digunakan. Strategi dibedakan antara strategi berfokus sempit dengan strategi

berfokus luas. Strategi berfokus luas, individu mengumpulkan kemungkinan-

kemungkinan sumber informasi, menilainya dan menentukan sumber mana yang

akan dipakai. Dalam strategi berfokus sempit, satu sumber informasi dianggap

sebagai titik keberangkatan dan kemudian dengan dasar itu ia mencari lagi

informasi lainnya.

Secara garis besarnya pada model ini, ketika seseorang dihadapkan pada

seberkas stimuli, terhadap stimuli ini ia bisa menaruh perhatian, bisa tidak.

Apakah ia akan menaruh perhatian, tergantung sebagiannya pada karakteristik

stimuli itu.13

Kemudian marilah kita asumsikan bahwa orang tadi menempatkan stimuli

dalam tingkat prioritas tertentu. Dalam memilih situasi orang akan memutuskan

untuk memakai penutup karena merasa sudah memperoleh informasi atau mencari

13

Denis mcquial model-model komunikasi, alih bahasa : 1982 hal.94

16

lagi informasi tambahan. Jika ia mencari informasi tamhan, dia harus mengetahui

informasi apa yang dibutuhkannya dan menimbang-nimbang, sumber informasi

mana yang paling potensial.

Kalau sudah ada lebih dari satu sumber potensial maka sesorang harus

membuat keputusan strategi informasi apa yang akan digunakannya dan kemudian

bertindak melakukan trayek pencarian informasi. Kemudian sesorang akan

menilai apakah informasi yang digunakannnya itu relevan atau tidak.14

Pada tahap akhirnya, proses ini dapat menghasilkan revisi citra realita.

Pengalaman baru seseorang dapat merubah pandangannnya terhadap lingkungan

dan konsep-konsep pribadinya. “Gaya” pencarian informasi juga dapat dirubah

atau diperkuat oleh hasil proses ini.15

Berdasarkan pemaparan diatas mengenai model pencarian informasi yang

dibuat oleh Donohew dan Tipton dapat peneliti simpulkan bahwa arus pencarian

informasi bermula dari adanya stimuli, stimuli disini yang berarti adalah sebuah

informasi. Informasi muncul berawal dari sebuah kebutuhan karena adanya

persetujuan terhadap inovasi yang mungkin terjadi pada orang-orang yang suka

terhadap perubahan, menghargai kebutuhan akan inovasi dan mencari informasi

baru.

Peneliti disini akan mencoba menerapkan model karya Donohew dan

Tipton tersebut pada permasalahan penelitian ini mengenai, “bagaimana pola

pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter?”

kita mulai dengan anggota VAC yang menerima kabar mengenai modifikasi dan

14

Denis mcquial model-model komunikasi, alih bahasa : 1982 hal.95 15

Ibid.

17

dikategorikan sebagai stimuli. Anggota VAC akan menganggapnya relevan, dan

kalaupun tidak ia tentu akan menganggap informasi itu positif sehingga tidak

menolaknya dan memutuskan untuk bertindak karena menjadi suatu kebutuhan.

Peneliti berasumsi anggota VAC akan menempatkan informasi itu pada

skala prioritas tinggi. Ketika meninjau situasinya, anggota VAC merasa informasi

yang dia miliki kurang lengkap, ia akang menimbang-nimbang sumber informasi

mana yang harus dicarinya untuk memenuhi kebutuhannnya. Jika anggota VAC

menggunakan strategi fokus sempit, ia hanya menghubungi satu orang yang

dianggap sumber relevan, ataupun jika sebaliknya menggunakan strategi fokus

luas, ia akan menggunakan berbagai sumber informasi untuk memenuhi

kebutuhannnya.

Ketika anggota VAC meninjau kembali situasinya dengan apa yang

didapatkan mengenai informasi, jika ia merasa informasi cukup (closure) dan

bertindak sesuai informasi yang ia dapatkan itu. Modifikasi skuter vespa dapat dia

kuasai, dan anggota VAC akan menganggap bahwa tindakannya benar, begitu

pula informasinya. Citra realita pada dirinya akan sedikit berubah setelah

pengalamannya tersebut.

Untuk menguraikan alur model pencarian tersebut, peneliti menggunakan

teori kebutuhan sebagai dasar dari pencarian informasi yang dilakukan oleh

anggota VAC, selanjutnya peneliti akan menjelaskan mengenai teori kebutuhan

pada bahasan berikutnya.

Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan akan informasi pada anggota VAC,

berupa informasi mengenai modifikasi skuter vespa. Informasi disini dapat

18

berbentuk pesan atau pengetahuan baru yang dibutuhkan dalam modifikasi skuter,

yang menjadi titik keberangkatan pencarian informasi oleh anggota VAC

menggunakan strategi fokus luas atau sempit. Dalam menentukan sumber

informasi yang relevan tentunya anggota VAC akan melakukan sebuah interaksi

sosial dengan sumber yang ia anggap relevan, maka peneliti juga akan

menjelaskan mengenai interaksi sosial yang dipaparkan oleh ahlinya.

2.3.1 Teori Kebutuhan

Dari penjelasan sebelumnya sudah sangat jelas bahwa interaksi dalam

proses komunikasi dilakukan tidak akan lepas dari suatu informasi. Individu-

individu yang ada di masyarakat bergabung dan berkumpul bersama karena

adanya suatu kebutuhan.

Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan informasi yang ingin mereka

dapatkan dari sesama individu di kelompoknya. Kebutuhan tersebut didapatkan

melalui suatu proses interaksi sosial seperti penjelasan sebelumnya.

Peneliti menggunakan teori kebutuhan sebagai dasar dari pencarian

informasi yang dilakukan oleh anggota VAC. Teori ini dikemukakan oleh Abraha

Maslow, Frederick Herzberg, dan David Mc. Clelland. Teori ini pada dasarnya

menyebutkan bahwa tingkah laku individu berguna untuk memenuhi

kebutuhannya, dapat disebut menjadi Teori Pemenuh Kebutuhan

Teori Pemenuhan Kebutuhan / Satisfaction of Needs Theory dikemukakan

oleh Abraham Maslow di mana teori ini mempunyai empat prinsip landasan,

yakni:

a. Manusia adalah binatang yang berkeinginan.

19

b. Kebutuhan manusia tampak terorganisir dalam kebutuhan yang bertingkat-

tingkat.

c. Bila salah satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lain akan muncul.

d. Kebutuhan yang telah terpenuhi tidak mempunyai pengaruh, dan kebutuhan

lain yang lebih tinggi menjadi dominan.

Dalam kebutuhan manusia, Abraham Maslow membagi menjadi lima

macam kebutuhan manusia, yaitu:

a. Physical Needs (Kebutuhan-kebutuhan fisik)

Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan kondisi

tubuh seperti pangan, sandang, dan papan.

b. Safety Needs (Kebutuhan-kebutuhan rasa aman)

Kebutuhan ini lebih bersifat psikologis individu dalam kehidupan sehari-hari.

Misal: perlakuan adil, pengakuan hak dan kewajiban, jaminan keamanan.

c. Sosial Needs (Kebutuhan-kebutuhan sosial)

Kebutuhan ini juga cenderung bersifat psikologis dan sering kai berkaitan

dengan kebutuhan lainnya. Misal: diakui sebagai anggota, diajak

berpartisipasi, berkunjung ke tetangganya, dan sebagainya.

d. Esteem Needs (Kebutuhan-kebutuhan penghargaan)

Kebutuhan ini menyangkut prestasi dan prestise individu setelah melakukan

kegiatan. Misal: dihargai, dipuji, dipercaya.

e. Self Actualization Needs (Kebutuhan aktualisasi diri)

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi dari individu dan kebutuhan ini

sekaligus paing sulit dilaksanakan. Misal: mengakui pendapat orang lain,

20

mengakui kebenaran orang lain, mengakui kesalahan sendiri, dapat

menyesuaikan diri dengan situasi.

Masing-masing kebutuhan tersebut dapat saling memberi motivasi pada

tingkah laku individu dan motivasi ini bergerak dari kebutuhan yang paling

mudah untuk memenuhinya. Dalam hal ini kebutuhan fisik dipenuhi dahulu oleh

individu baru kemudian menyusul kebutuhan rasa aman. Begitu kebutuhan rasa

aman terpenuhi maka kemudian muncul kebutuhan sosial untuk dipenuhi dan

begitu seterusnya sampai kebutuhan katulisasi diri terpenuhi.

Pada masing-masing kebutuhan tersebut, tiap-tiap individu dapat berbeda

satu sama lain, hal ini dapat terjadi karena:

a) Status individu seperti ayah, ibu, anak.

b) Latar belakang pendidikan sperti SD, SLTP, SMU, dst.

c) Latar belakang pengalaman, misalnya miskin pengalaman dan kaya

pengalaman.

d) Cita-cita dan harapan individu.

e) Pandangan hidup individu.16

Abraham Maslow mengungkapkan bahwa ada lima motive yang ada pada

individu dan motive-motive berasal dari kebutuhan individu. Motive-motive

dimaksud adalah:

1) Physiological, yakni motive yang berasal dari kebutuhan fisik.

2) Safety, yakni motive yang berasal dari kebutuhan rasa aman.

16Santoso, Slamet. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. 2010.Hal 111

21

3) Love, yakni motive yang berasal dari kebutuhan mencinta atau dicinta.

4) Esteem, yakni motive yang berasal dari kebutuhan untuk

berprestasi/gengsi.

5) Self-actualization, yakni motive yang berasal dari kebutuhan untuk

mengaktualisasi diri.17

Dalam kehidupan sehari-hari, individu menghadapi situasi sosial bersama

individu lain dan hal ini telah terbukti bahwa dalam situasi sosial masing-masing

individu mengadakan komunikasi dengan individu lain, melalui bahasa/berbicara

atau gerakan tubuh yang lain. Oleh karena itu, bahasa dan berbicara merupakan

alat utama individu dalam berkomunikasi dengan individu lain.18

2.4 Kerangka Berfikir

Kerangka beasirfikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi

pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar

dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran selanjutnya.19

Menurut Widayat dan Amirullah (2002) kerangka berfikir atau juga

disebut sebagai kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi

sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir juga menjelaskan sementara

terhadap gejala yang menjadi masalah (objek) penelitian. Deskripsi teori

17

Ibid Hal 119-120

18 Santoso, Slamet. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. 2010.Hal 140

19http://id.scribd.com/doc/37396255/Kerangka-berpikir diakses pada Jumat, 06 Desember 2013

pukul 13.30 WIB

22

penelitian terdahulu merupakan landasan utama untuk menyusun kerangka

berpikir yang pada akhirnya digunakan dalam merumuskan hipotesis.20

Agar sajian kerangka berfikir dapat diterima secara lamiah, maka perlu

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Merumuskan konsep-konsep.

2. Merumuskan proposisi.

3. Merumuskan variable-variabel yang akan diteliti.

4. Merelevansi teori yang diapakai dengan objek masalah.

5. Mempersiapkan rancangan hipotesis yang akan disusun.

6. Membuat definisi operasional.21

Penulis meneliti bagaimana pola pencarian informasi yang dilakukan

anggota VAC untuk memodifikasi skuternya, yang berlandaskan adanya

kebutuhan akan informasi. Strategi pencarian informasi seperti apa yang

digunakan oleh anggota VAC akan dikaji, infomasi apa saja yang paling dicari

dalam proses pencarian ini tentunya akan terjawab.

Teori kebutuhan digunakan penulis sebagai dasar untuk melihat kebutuhan

informasi seperti apa yang menyebabkan anggota VAC melakukan pencarian

akan informasi dan bagaimanakah polanya untuk mengkonseptulisasikan

kerangka berpikir penulis terhadap masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

Peneliti membuat sebuah kerangka berfikir yang dia adapatasi dari model pola

pencarian informasi karya Donohew dan Tipton (1973) dalam buku Denis

20

Masyhuri. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: Refika Aditama.

2008. Hal 133 21

Ibid. Hal 115

23

McQuail dan Sven Windahl. Model tersebut peneliti gunakan dalam menguraikan

hasil penelitian, dan mengetahui jawaban dari masalah pada penelitian ini.

Luas

Sempit

2.6 Penelitian Sebelumnya

Penelitian-penelitian mengenai pola atau perilaku pencarian informasi atau

pun penelitian-penelitian mengenai kebutuhan informasi telah banyak diteliti

sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut memberikan sedikit banyak gambaran

bagi calon peneliti-peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa.

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

Sumber : diadaptasi dari model pola pencarian informasi

Denis McQuail dan Sven Windahl

Kebutuhan

Informasi

Bertindak Tetapkan

Prioritas

Lihat situas Tetapkan Sumber

Informasi

Strategi Fokus

luas atau fokus

sempit Cek sumber untuk

relevansi

Konsultasi dengan sumber khusus Informasi

Baru

24

Karena adanya kesamaan fokus penelitian yaitu mengenai kebutuhan

informasi dan pola pencarian informasi, maka beberapa penelitian berikut ini

memberikan peneliti referensi dan gambaran bagaimana tahapan-tahapan yang

harus peneliti lakukan.

Tabel 2.1 Perbandingan dengan penelitian sebelumnya

Judul

Penelitian

Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Tuna Netra di

Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Nama peneliti Ana Pujiastuti / 2012

Perguruan

Tinggi

Universitas Islam Nusantara Sunan Kalijaga Yogyakarta

Metode

penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti

menggambarkan bagaiman pola atau atau rumusan mengenai

perilaku pencarian informasi akan kebutuhan informasi

mahasiswa tuna netra di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Kesimpulan

penelitian

Setelah melakukan analisis terhadap perilaku pencarian

informasi yang dilakukan oleh para informan, dapat

disimpulkan bahwa perilaku pencarian informasi informan

terkait dengan pandangan tentang ruang perpustakaan yang

nyaman dan koleksi yang disajikan oleh pustakawan.

Sementara itu, teknologi yang telah dimiliki informan turut

25

berperan dalam keberhasilan pencarian informasi.

Persamaan - Meneliti pencarian informasi berdasarkan kebutuhan

akan informasi.

- Peneliti menggunakan metode penelitian kualitataif.

Perbedaan - Penelitian lebih menekankan pada perilaku dalam

pencarian informasi.

Kritik Penelitian ini cukup jelas dalam menggambarkan kebutuhan-

kebutuhan informasi mahasiswa tuna netra, dan metode

penelitian pun sudah tepat.

Tabel 2.2 Perbandingan dengan penelitian sebelumnya

Judul Penelitian Pola Pencarian Informasi Masyarakat Pesisir Pantai

Kabupaten Kulon Progo dalam Mengambil Keputusan

Terkait dengan Proyek Tambang Pasir Besi di

Kabupaten Kulon Progo

Nama Peneliti Christina Tyas Utami Ari Mukti / 2014

Perguruan Tinggi Universitas Atmajaya Yogyakarta

Metode penelitian Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Peneliti membahas mengenai pola

pencarian informasi yang

terbentuk pada masyarakat pesisir pantai Kabupaten Kulon

Progo terkait dengan adanya proyek tambang pasir besi di

26

Kulon Progo dalam pengambilan sebuah keputusan.

Kesimpulan

penelitian

Di dalam penelitian ini dapat dilihat adanya keterkaitan antara

pola pencarian informasi yang dilakukan oleh masyarakat

pesisir dengan keputusan yang diambil mengenai proyek

tambang pasir besi. Pola pencarian informasi dapat

diidentifikasi melalui tiga unsur utama proses komunikasi

yaitu sumber (source), pesan dan saluran atau media.

Pencarian informasi kepada sumber (source) melalui saluran

tertentu dan

pesan yang disampaikan tentu akan mempengaruhi seseorang

dalam mengambil keputusan.

Persamaan - Meneliti pencarian informasi berdasarkan

kebutuhan akan informasi.

- Peneliti menggunakan metode penelitian kualitataif.

Perbedaan - Lebih menekankan pada pengidentifikasian unsur

proses komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat

pesisir pantai Kulon Progo dalam mengurangi

disonansi yang dirasakan oleh masyarakat pesisir

sebelum seseorang mengambil sebuah keputusan

tertentu.

Kritik dan Saran Penelitian ini kurang menggambarkan mengenai pola

pencarian informasinya, tetapi lebih menekankan proses

komunikasi.

27

Tabel 2.3 Perbandingan dengan penelitian sebelumnya

Judul Penelitian Pola Pencarian informasi Karyawan PT. Krakatau

Steel (Persero) dalam Sistem Pensiun

Nama Peneliti Lilis Nurlailah / 2010

Perguruan Tinggi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan

pendekatan kualitatif. Teknik sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik purposive sample..

Kesimpulan

penelitian

Hasil dalam penelitian ini memperihatkan bahwa

karyawan PT.Karatau Steel (Persero) melakukan

pencarian informasi dengan beberapa kategori informasi

pensiun, yaitu kategori pelatihan kewirausahaan, hak-hak

yang didapatkan setelah pensiun, Masa persiapan pensiun

(MPP) dan usia pensiun.

Persamaan - Meneliti pencarian informasi berdasarkan

kebutuhan akan informasi.

- Menggunakan pendekatan kualitatif.

- Teori yang digunakan adalah Teori Kebutuhan

Maslow

- Menggunakan model pencarian informasi

Donohew dan Tipton.

Perbedaan - Focus dan obyek dalam penelitian ini adalah

pencarian informasi Karyawan PT. Krakatau Steel

28

(Persero)

- Menggunakan metode studi kasus dengan teknik

sampel menggunakan Purposive sample.

Kritik Penelitian ini sudah cukup jelas dalam menggambarkan

pola pencarian informasi karyawan PT. Krakatau Steel

(Persero) dalam sitem pensiun. Teori yang digunakan

sudaah sangat tepat dan dapat dijadikan refensi untuk

peneliti dalam penelitian berikutnya.

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai metodologi penelitian.

Metodologi penelitian merupakann metode yang digunakan dalam suatu

penelitian mulai dari metode itu sendiri apa yang akan digunakan, pada umumnya

terbagi menjadi dua metode kualitatif dan kuantitatif, kemudian akan dijelaskan

juga mengenai penentuan informan atau sampling, teknik pengumpulan data serta

rencana analisis data.

3.1 Metode Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan dan lain-lain dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, memanfaatkan berbagai metode ilmiah.22

Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan

kebenaran atau untuk lebih membenarkan pembenaran dan menemukan fakta.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif,

yaitu hanya “memaparkan situasi atau peristiwa, Penelitian ini tidak mencari atau

menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.”23

22

Lexy J. Moleong.Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya:2006) Hal 6 23

Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007)

Hal 24

30

Penelitian ini menggunakan tradisi fenomenologis, tradisi ini lebih

memberi penekanan persoalan pengalaman pribadi, termasuk pengalaman pribadi

yang dimiliki seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain.24

Penelitian ini menggunakan paradigma postpositivisme, dimana melalui

paradigma ini peneliti tidak bisa mendapatkan fakta dari suatu kenyataan apabila

ia membuat jarak (distance) dengan kenyataan atau objek peneliti. Peneliti perlu

membaur dengan objek penelitian yang sedang diteliti, dalam hal ini kelompok

Vespa Antique Club (VAC), khususnya anggota VAC.

Sehubungan dengan masalah penelitian ini, peneliti mencoba mendalami

pola pencarian informasi yang terdapat dalam kelompok VAC ketika sedang

memodifikasi Vespa. Peneliti berusaha untuk menggambarkan secara jelas segala

yang terjadi di lapangan dan kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil yang

berdasarkan tujuan penelitian.

Sebelum tahap penelitian ke lapangan dimulai, peneliti menyusun rencana

kerja atau pedoman pelaksanaan penelitian, mengumpulkan catatan, tanggapan,

informasi, konsep-konsep dan keterangan yang berbentuk uraian dalam

mengungkapkan pola pencarian informasi oleh anggota VAC mengenai

modifikasi skuter Vespa.

3.2 Penentuan Informan

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh

Spardley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga

24

Pawito ‘Penelitian Komunikas Kualitatif’ (Yogyakarta: PT. LKis Pelangi Aksara Yogyakarta,

2008), hal.22.

31

elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang

berinteraksi secara sinergis.25

Berdasarkan pemaparan diatas mengenai tiga elemen penting dalam

penelitian kulaitatif ini, peneliti menentukan tempat dalam penelitian ini adalah

tempat-tempat yang berkaitan dengan keberadaan anggota VAC seperti tempat

kumpul atau nongkrong, bengkel sampai sirkuit. Pelaku dalam penelitian ini

sudah sangat jelas yaitu anggota VAC, dan aktivitas dalam penelitian ini fokus

pada aktivitas anggota VAC yang berhubungan dengan modifikasi skuter vespa.

Sampel dalam penelitian kualitaif bukan dinamakan responden, tetapi

sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman, dan guru dalam penelitian.

Sampel dalam penelitian kua litatif juga bukan disebut sampel statistik, tetapi

sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan

teori.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik snowball untuk

menetapkan key informan. Snowball atau bola salju juga dikenal sebagai prosedur

“rantai rujukan” atau juga prosedur networking, sering juga dianggap prosedur

purposive namun sesungguhnya berbeda.26

Dalam snowball, dengan siapa peserta atau informan pernah dikontak atau

pertama kali bertemu dengan peneliti adalah penting untuk mengguanakan

jaringan sosial mereka untuk merujuk peneliti kepada orang lain yang berpotensi

25

Ibid. Hal 49 26

Prof burhan burgin, penelitian kualitatif. Kencana: Jakarta. 2007. Hal.108

32

berpartisipasi atau berkontribusi dan mempelajari atau memberikan informasi

kepada peneliti.27

Penelitian menggunakan teknik Linier Snowball Modle seperti dibawah

ini:28

Model snowball linier memungkinkan peneliti bergerak linier untuk

menenntukan informan baru, dari satu informan ke informan lain, dan me

mbentuk bola salju yang besar secara linier.

Dalam permasalahan penelitian ini mengenai “bagaimana pola pencarian

informasi anggota VAC dalam modifikasi skuter Vespa?” peneliti memulai

dengan menetapkan informan dari ketua VAC Cimahi sebagai informan pertama

yang peneliti temui. Informan selanjutrnya merupakan anggota VAC yang

melakukan modifikasi pada skuter vespanya, informan tersebut peneliti tetapkan

berdasarkan rujukan dari informan pertama dan seterusnya arus linier snowball

bergerak merujuk informan berikutnya.

Pada penelitian kualitatif tentunya ada yang dinamanakan Key Informan

atau informan kunci, yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan

kondisi penelitian. Kriteria yang harus dimiliki oleh key informan, yaitu seseorang

yang terlibat dan masih berpartisipasi, tahu betul tentang VAC dan merupakan

orang yang tahu betul mengenai proses modifikasi Vespa. Sedangkan informan

adalah orang yang memberikan informasi untuk melengkapi data.

27

Prof burhan burgin, penelitian kualitatif. Kencana: Jakarta. 2007. Hal.108 28

Ibid.hal109

33

Peneliti memilih key informan dan informan menggunakan Linier

Snowball Modle seperti pada pembahasan sebelumnya. Pertimbangan tertentu ini

berdasarkan pertimbangan bahwa orang tersebut yang dianggap paling tahu

tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin ia merupakan penguasa sehingga

akan memudahkan penulis menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti.29

Berikut adalah Key informan dan informan dalam penelitian ini:

1. Dodo Suhendar, pria paruh baya yang akrab dengan panggilan Abah Dodo

ini merupakan salah satu pendiri Vespa Antique Club. Abah Dodo tentu

memiliki begitu banyak informasi mengenai sejarah VAC sebagi obyek

pada penelitian ini.

2. Taufik yang sering dipanggil Kang Opik. Penulis memilih Kang Opik

sebaga informan pertama karena ia merupakan seorang pimpinan dalam

organisasi yang sedang peneliti teliti saat ini. Tentunya sebagai pimpinan

atau Ketua yang menjabat selama 11 Tahun, ia mengetahui berbagai

macam sumber informasi yang dibutuhkan peneliti dan akan merujuk

peneliti pada key informan yang tahu betul mengenai modifikasi vespa.

3. Gogon yang memiliki nama lengkap Sonny S. ini adalah anggota VAC

yang memodifikasi Vespa kepunyaannya, peneliti menetapkan Gogon

sebagai Key informan. Sebagai anggota VAC dan memiliki Vespa

modifikasi, ia tentunya mengetahui dengan baik seperti apa proses

modifikasi Vespa yang menjadi fokus pada penelitian ini. Gogon tahu

betul apa saja kendala yang dihadapi, bagaimana pola pencarian

29

Ibid. Hal 90

34

informasinya atau hal-hal lainnya yang berhubungan dengan pencarian

informasi mengenai modifikasi skuter.

4. Cepi sebagai mekanik dan juga merupakan anggota VAC, peneliti

tetapkan sebagai informan pada penelitian ini. Peneliti memilih Cepi

sebagai informan karena ia merupakan anggota VAC yang sekaligus

mekanik yang bertugas memodifikasi skuter vespa milik Key informan

Gogon. Informasi mengeanai Cepi didapatkan dari rujukan oleh Gogon.

Peneliti ingin mengetahui apa saja yang Cepi kerjakan dalam modifikasi

ini, bagaimana prosesnya serta berbagai informasi yang akan peneliti gali

lebih dalam dari Cepi.

5. Deni yang akrab dipanggil Gozil merupakan pemilik bengkel cat, dia tahu

betul segala sesuatu yang berhubungan dengan cat. Key informan Gogon

menggunakan jasa Gozil dalam proses pengecatan vespa miliknya, yang

direkomendasikan jasanya oleh Cepi yang berwenang sebagai mekanik.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan, maka teknik

pengolahan data yang dilakukan penelitu yaitu:

1. Observasi partisipasi

Yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana

observer atau penulis benar-benar terlibat dalam keseharian responden. Di

sini, penulis bertindak sebagai insider (orang dalam) dari kelompok yang

diamati, dan melakukan pengamatan terhadap kelompok tersebut. Untuk

35

menjaga keabsahan data, penulis sebagai peneliti disini sifatnya

unobstrusive (observasi tak mengganggu).30

Cara pengambilan data yaitu dilakukan dengan cara bergabung

dengan objek penelitian untuk mengumpulkan data sesuai dengan

permasalahan. Dengan mendatangi tempat-tempat berkumpulnya anggota

VAC mulai September 2014 sampai dengan September 2015. Observasi

dilakukan untuk memperoleh data-data mengenai pola pencarian informasi

yang dilakukan anggota VAC dalam modifikasi skuter Vespa.

Hal-hal yang akan peneliti amati diantaranya:

1.) Bagaimana proses pencarian informasinya dan menggunakan

strategi apa.

2.) Informasi apa saja yang paling dicari dalam modifikasi skuter

Vespa.

Setelah melakukan observasi partisipasi, peneliti membuat catatan

lapangan dari hasil penelitian. Peneliti mengamati apa yang dilihat,

didengar, dari kejadian selama observasi, kemudian penulis simpulkan dan

membuatnya ke dalam bentuk tertulis yang disebut dengan format catatan

lapangan. Catatan lapangan ini memuat format nomor catatan, sumber

(subjek), lokasi, isi yang memuat deskripsi hasil penelitian lapangan dan

argument sebagai penilaian peneliti terhadap hasil observasi. Untuk

catatan observasi, peneliti lampirkan di halaman lampiran.

30

Rachmat Kriyantono. Teknik praktis riset komunikasi: disertai contoh praktis riset media, public

relations, advertising, komunikasi organisasi, komunikasi pemasaran. (Jakarta: Kencana, 2009).

Hal 111

36

2. Wawancara (Indepth Interview)

Indepth interview yaitu suatu teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan informasi yang didapat dari narasumber langsung, baik

melalui percakapan atau tanya jawab secara mendalam. Masalah yang

diteliti dalam penelitian ini adalah pola pencarian informasi anggota VAC.

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara,

dengan cara peneliti mendatangi langsung kepada informan lalu bertanya

mengenai bagaimana proses pencarian informasi yang dilakukan oleh

anggota VAC dalam mencapai kebutuhannya mengenai modifikasi skuter.

Kedekatan dengan mekanik, bagaimana hubungan mereka untuk mencapai

tujuan dalam modifikasi skuter. Semua kegiatan dilakukan berdasarkan

teori yang di kemukakan oleh Abraha Maslow bahwa tingkah laku

individu berguna untuk memenuhi kebutuhannya, dapat disebut menjadi

Teori Pemenuh Kebutuhan.

Pada wawancara mendalam ini, terlebih dahulu peneliti

menyiapkan sejumlah pertanyaan yang ditulis dalam pedoman wawancara.

Dalam melakukan wawancara dengan informan, peneliti merekam

pernyataan atau informasi yang didapatkan melalui perekam suara dari

handphone, lalu menulis ulang semua yang informan ucapkan. Hasil

wawancara langsung yang peneliti lakukan dengan key informan

merupakan data primer dalam penelitian ini. Sedangkan hasil

dokumentasi, observasi dan studi dokumenter merupakan data sekunder.

37

Secara garis besar, hal-hal yang ingin peneliti ketahui diantaranya:

a) Pengetahuan mengenai VAC, kebutuhan informasi saja dalam

proses modifikasi skuter.

b) Bagaimana proses pencarian informasinya dan kendala apa saja

yang dihadapi dalam pencarian tersebut.

c) Bagaimana alurnya dan siapa saja yang terlibat.

d) Strategi apa yang digunakan dalam pencarian informansi.

e) Apa saja yang paling dicari dalam modifikasi skuter Vespa.

3. Studi Dokumenter

Menurut Soehadi Sigit yang dikutip Bungin, studi dokumenter

adalah mempelajari apa yang tertulis dan dapat dilihat dari dokumen-

dokumen berupa buku, surat kabar, arsip-arsip dan sebagainya.31

Metode

ini digunakan untuk memperolah data-data yang diperlukan dalam

penelitian ini, seperti catatan kegiatan, dan juga foto-dokumentasi kegiatan

VAC.

3.4 Teknik Analisis Data

Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan Model Milles dan

Huberman, yang mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas

sehingga datanya sudah jenuh.32

Dalam menganalisis data, penulis melalui

tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

31

Burhan Bungin.Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2007) Hal 108 32

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif (Bandung: R&D Alfabeta, 2008) Hal 220

38

Mereduksi data berarti merangkum, memilih pada hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting hingga menemukan hasil.

Berbagai data yang diperoleh dari hasil wawancara, hasil dokumentasi,

observasi dan studi dokumenter yang didapat, peneliti kategorikan sesuai

dengan identifikasi masalah.

Seperti data mana saja yang masuk ke dalam analisis anggota, pola

pencarian informasi, dan penggunaan media yang dilakukan oleh anggotra

VAC. Kemudian data tersebut peneliti jabarkan secara jelas dan terbuka,

sehingga dengan demikian dapat disimpulkan hasil dari penelitian

mengenai pola pencarian informasi anggota VAC dalam modifikasi skuter.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan

data. Melalui penyajian data, maka peneliti dapat menyusun data-data

yang telah didapat dari penelitian ke dalam pola hubungan, sehingga akan

semakin mudah dipahami dan dianalisa. Hasil dari analisa dan

pembahasan, peneliti sajikan dalam bentuk uraian narasi.

3. Penarikan kesimpulan (Verification)

Setelah mereduksi dan menyajikan data yang didapat dari

lapangan, maka langkah terakhir adalah menarik kesimpulan atau

verifikasi terhadap data-data yang ada.33

Data inilah yang kemudian

disusun, lalu dikategorikan sesuai dengan masalah-masalahnya sehingga

peneliti menjadi lebih mudah menarik kesimpulan. Kesimpulan yang

33

Matthew B. Milles, A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif (Jakarta: Universitas

Indonesia Press, 1992) Hal 25

39

peneliti ingin sampaikan adalah mengenai pola pencarian informasi

anggota VAC dalam modifikasi skuter vespa.

3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Lokasi pada penelitian ini adalah bertempat di Cimahi Jawa Barat, dimana

terdapat tempat berkumpulnya kelompok Vespa Antique Club (VAC) Cimahi.

Peneliti akan mendatangi tempat berkumpulnya kelompok VAC seperti sekretariat

dan tempat-tempat kegiatan kelompok VAC, serta mengikuti dan berbaur dalam

kegiatan-kegiatan kelompok VAC. Adapapun proses penelitian ini akan dilakukan

selama satu tahun, mulai September 2014 hingga September 2015

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Februa

ri 2013

s.d

Juni

2013

Juli

2013

s.d

April

2014

Oktob

er

2014

September

2014

s.d

September

2015

Oktobe

r

2015

Novem

ber-

Desemb

er

2015

Januari

2016

1. Pra Riset

Observasi awal

Penyusunan

Bab I – III

X

2. Sidang outline X

3. Riset lapangan X X

4. Penyusunan

Bab 1V X

5. Penyusunan

Bab V X X

6. Sidang Skripsi X

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian pada bab ini akan peneliti uraikan berdasarkan model

karya Donohew dan Tipton dalam buku Denis Mcquail dan Sven Windahl, yang

telah peneliti jelaskan pada bab tinjauan pustaka. Sebelum menjelaskan mengenai

hasil penelitian, terlebih dahulu peneliti akan menjelaskan mengenai deskripsi

obyek penelitian dan deskripsi data yang peneliti dapatkan dilapangan.

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Dalam pembahsan menngenai deskripsi obyek penelitian, peneliti akan

menjelaskan mengenai kelompok Vespa Antique Club (VAC) yang menjadi

fokus pada penelitian ini. Peneliti akan mulai mendeskripsikan sejarah motor

vespa, kemudian sejarah kelompok VAC itu sendiri, dilanjutkan dengan deskripsi

mengenai keanggotaan VAC dan visi misi kelompok VAC.

4.1.1 Sejarah Vespa

Vespa adalah merek sepeda motor jenis skuter yang berasal dari Italia,

didirikan pada 23 April 1946 di Florence dan memiliki slogan “Not just a scooter,

a way of life”. Perusahaan induk dari Vespa, adalah Piaggio. Pada awal

kedatangannya Vespa mempunyai saingan berat skuter Lambretta, sekarang

otomatis Vespa sebagai motor skuter yang tidak mempunyai saingan lagi. Motor

ini ternyata mempunyai penggenar fanatik, dan klub-klub penggemar Vespa

(terutama Vespa klasik) menjamur diberbagai kota di Indonesia. Vespa sering

disebut dengan Piaggio Kodok karena mirip VW Kodok dan Vespa menjadi alat

41

transportasi modern dan ekonomis sampai saat ini, karena harganya yang relatif

murah tapi berkualitas.34

Sampai saat ini sudah puluhan varian Vespa yang mampir di Indonesia,

dari yang paling tua hingga yang paling baru ada di Indonesia. Indonesia mungkin

masih bisa disebut sebagai surganya Vespa. Hal ini terbukti dengan banyaknya

komunitas-komunitas Vespa yang tetap eksis sampai saat ini, salah satu

contohnya adalah Vespa Antique Club (VAC) yang menjadi fokus pada penelitian

ini.

4.1.2 Sejarah Vespa Antique Club

Berangkat dari kesamaan hobi dan kecintaan terhadap kepemilikan Vespa

serta menjadi wahana tumbuhnya jalinan silaturahmi dan komunikasi yang

dilandasi kebersamaan dan rasa kekeluargaan, maka terbesit pikiran yang

sama dari beberapa orang (Pendiri) untuk mewadahi kesamaan hobi tersebut

dalam bentuk organisasi perkumpulan pemilik dan penggemar Vespa.

Dengan dilatar belakangi kesamaan hobi berkendaraan Vespa serta untuk

lebih mempererat tali silaturahmi sesama pemilik dan penggemar, pada

Jumat 28 Oktober 1993 di Jalan Jamika Kota Bandung, diprakarsai oleh Drs.

Solehudin (001), Drs. Acep Rahmat SH. (002), Dodo Suhendar (004), dan

Franky Rahmat (007), secara resmi mendeklarasikan VESPA ANTIQUE CLUB

(VAC).

34

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Vespa pada jam 10.00 (02-11-2013)

42

Berdasarkan keterangan dari salah satu pendiri VAC yaitu Dodo Suhendar

yang akrab dipanggil dengan sebutan Abah ini, informan menjelaskan mengenai

tujuan dari didirikannnya VAC itu sendiri, berikut pernyataannnya.

“Didirikannya Vespa Antique Club pada waktu itu, tujuannnya adalah

supaya bisa menjadi wahana silaturahmi, komunikasi dan menyalurkan

hobi wisata berkendaraan para pemilik/pemakai/penggemar roda dua

jenis Vespa yang berazaskan kekeluargaan.”35

Berdasarkan informasi dari Abah Dodo, kata antique dalam VAC

merupakan kalimat yang sering kali didengar para pendiri sebagai ungkapan

spontan masyarakat ketika melihat dan memperhatikan vespa diterima dan

didengar waktu itu, maka mereka sepakat menyertakan kata Antique dalam

nama organisasi pemilik dan penggemar Vespa, yaitu VESPA ANTIQUE CLUB.

4.1.2.1 Logo Vespa Antique Club

Gambar 4.1

Logo Vespa Antique Club

Berdasarkan keterangan dari Abah Dodo pendiri VAC, lambang atau logo

organisasi Vespa Antique Club, adalah berupa perisai bulat yang ditengah gambar

35

Lampiran

43

Vespa berdasarkan warna hujau, putih dan merah, yang disekeliling kiri ke kanan

bertuliskan VESPA ANTIQUE CLUB dan diatasnya bertuliskan kedudukan

daerah organisasi tingkat cabang dan paling atas tulisan Indonesia.

Warna dasar lambang memberikan arti, hijau kedamaian dan kesejukan,

putih adalah kesucian dan merah adalah keberanian, yang bermakna berani

menghadapi tantangan dalam kedamaian dan kesucian hati.

Gambar 4.2

Vespa Berlogo VAC

Logo VAC tersebut biasanya digunakan sebagai atribut pada motor Vespa

para anggota VAC, hal tersebut terbukti pada observasi di lapangan yang memang

benar adanya logo pada setiap vespa anggota VAC. Logo tersebut dapat

menjadikan identitas bagi penggunanya ketika berkendara di Jalan Raya, sehingga

dapat saling mengenali sesama anggota VAC ketika sedang melakukan perjalanan

jauh diluar daerah asalnya.

4.1.2.2 Mascot Vespa Antique Club

Sedangkan Mascot Vespa Antique Club adalah atribut khas organisasi

berupa gambar abstrak serangga Tawon/ lebah dengan lambang Vespa yang

44

menggambarkan anggota perkumpulan organisasi VAC yang memiliki sifat dan

perilaku sebagaimana kehidupan serangga Tawon, berikut penjelasan Abah Dodo:

“Gambar lebah pada mascot kami menggambarkan bahwa kami memiliki

kesatuan dan persatuan dalam sikap, tekad dan gerak dalam membangun

dan memperkokoh komunitas dari suatu kesamaan hobi atau kegemaran

otomotif Vespa. Kebersamaan dan kegotong royongan yang berdasar atas

prinsip kekeluargaan.”36

Gambar 4.3

Mascot Vespa Antique Club

Peneliti berasumsi berdasarkan informasi narasumber diatas dan observasi

dilapangan bahwa anggota VAC selalu kompak bersama-sama dalam hal apapun,

dengan tujuan memberikan manfaat dan berguna tidak saja untuk dirinya dan

komunitasnya, tetapi juga untuk orang lain dan lingkungan sekitar. Setiap anggota

VAC selalu berdedikasi dan berloyalitas terhadap tegaknya kehormatan dan

keharuman organisasi. Hal tersebut terbukti dari kecintaan anggota VAC pada

organisasi, mereka memakaikan mascot VAC pada bagian rompi berbahan kulit

yang selalu dikenakan dalam setiap kegiatan VAC.

36

Lampiran

45

Gambar 4.4

Konvoi VAC menggunakan jaket kulit bergambar mascot

4.1.2.3 Organisasi dan Keanggotaan Vespa Antique Club

Kegiatan organisasi Vespa Antique Club (VAC) yang sementara

berawal dari kesamaan hobi tersebut, tentunya dimaklumi bahwa kegiatan

yang diselengarakan lebih mengedepankan aspek silaturahmi, menyalurkan

hobi otomotif dan melakukan perjalanan wisata berkendaraan.

Berdasarkan apa yang peneliti temukan dilapangan pada saat observasi,

konsep penyelenggaraan organasasi dan kenggotaan-pun relatif sederhana dan

tidak terlalu formal, akan tetapi walaupun dengan kesederhanaan dan tidak

terprogram secara formal, segala kegiatan VAC berjalan dengan lancar

dilengkapi suasana kekeluargaan dan kegotong royongan.

Begitupun dalam penerimaan anggota, dimana pengurus atau pendiri

mengawali dengan komunikasi atau obrolan, selanjutnya menyampaikan

ajakan bergabung masuk keanggotaan yang tanpa adanya perlengkapan

persyaratan administrasi maupun persyaratan yang sangat rumit.

46

Melalui suatu proses perjalanan yang cukup panjang serta berbagai

upaya pembenahan dan penyempurnaan dari setiap priode kepengurusan, Vespa

Antique Club (VAC) telah banyak mengalami perkembangan dan peningkatan,

baik dalam program kerja, jenis kegiatan yang diselenggarakan, organisasi

dan keanggotaan Vespa Antique Club (VAC) tidak lagi berpusat di Bandung

sebagai kota kelahiran, tetapi telah menyebar ke daerah Kabupaten/Kota di

Jawa Barat maupun keluar Jawa Barat.

Perkembangan terakhir komunitas pemilik dan pengendara Vespa

dibawah binaan organisasi VAC Indonesia, antara lain adalah : VAC

Bandung Raya, VAC Bogor, VAC Indramayu, VAC Jakarta, VAC

Pangandaran, VAC Purwakarta, VAC Subang, VAC Cimahi, VAC Sukabumi,

VAC Sumedang, VAC Tasikmalaya, VAC Lampung, VAC Lubuk Linggau,

VAC Padang, VAC Banten, VAC Tanggerang, VAC Garut, VAC Cirebon,

VAC Cianjur, dan VAC Banjaran. Dengan jumlah keanggotaan sampai dengan

akhir Agustus 2010 adalah sebanyak 5.560 orang anggota. (Sumber :

Sekretariat Vespa Antique Club (VAC) Bandung Raya).

Sedangkan periode kepemimpinan organisasi VAC Indonesia dari

tahun ke tahun, adalah sebagai berikut :

1. Periode tahun 1993 sampai dengan tahun 1994, adalah Drs. Solehudin. (001).

2. Periade tahun 1994 sampai dengan tahun 1996, adalah Franky.R. (007).

3. Periode tahun 1996 sampai dengan tahun 1999, adalah Acep Rahmat SH.

(002).

4. Periode tahun 1999 sampai dengan tahun 2000, adalah Oong Komara. (051).

47

5. Periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2002, adalah Ajat Sudrajat.

(055).

6. Periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2007, adalah Oong Komara. (051).

7. Periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, adalah Dedy Ibonk.(026).

8. Periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, adalah Dedy Ibonk. (026).

Dalam penelitian ini peneliti mencoba berfokus pada VAC Cimahi yang

merupakan salah satu cabang dari VAC Bandung Raya seperti dijelaskan

sebelumnya. Sedikit mengenai sejarah VAC Cimahi peneliti dapatkan dari hasil

wawancara dengan Ketua umum VAC Cimahi yaitu Taufik, berikut

pernyataannya:

“Awal mulanya waktu itu kita tergabung dalam cabang dari VAC

Bandung Raya bagian Bandung Barat sama Baleendah. Dikarenakan jarak

dan tempat terlalu jauh dari rumah masing-masing, sedangkan jumlah

anggota yang beralamatkan Cimahi cukup banyak, makanya anak-anak

Cimahi berunding untuk mendirikan Cabang VAC Cimahi dengan anggota

sebanyak 50 orang. Berdirilah VAC Cimahi pada tahun 2001, dan

diresmikan pada 18 September 2001. Cimahi menjadi urutan bagian ke

delapan, kemudian Padalarang dan Banjaran terakhir.”37

Berdasarkan penuturan dari Taufik dapat penulis hitung bahwa VAC

Cimahi sudah berdiri selama 14 tahun sampai saat ini. Kemudian Taufik yang

biasa sering dipanggil Opik ini menjelaskan mengenai kepemimpinanya di VAC

Cimahi, berikut pernyataannya:

“Dari tahun 2001 itu ada kang Nopi yang menjabat selama dua tahun,

kemudian dilanjutkan dengan kang Jejen dan selanjutnya saya sampai

sekarang. Sedangkang Sampai sekarang anggota kita yang terdata itu ada

sekitar 200 orang, namun pada saat kegiatan dan dilapangan yang aktif

sekitar 60-90 orang yang silih berganti antara yang berdatangan antara

pekerja dan yang masih sekolah.”

37

Lampiran

48

Berdasarkan hasil wawncara dengan Opik, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa Opik tahu betul mengenai VAC karena dia seorang ketua VAC cimahi dan

sudah lama menjabat, tentunya peneliti menetapkan Opik sebagai informan pada

penelitian ini.

4.1.2.4 Visi dan Misi Vespa Antique Club

Berikut ini merupakan visi dan misi kelompok VAC, dan menjadi pondasi

dasar dari keberadaan kelompok VAC tersebut. Visi dan misi ini dapat menjadi

tuntunan kemana mereka melangkah dan tujuan seperti apa yang ingin dicapai

secara bersama-sama.

Visi : Menjadi club otomotif terdepan, mantap dan mandiri.

Misi : Kebersamaan, kekeluargaan menjadi modal dasar dalam bertindak hingga

mewujudkan ketangguhan dan kesejahteraan.38

Berdasarkan apa yang peneliti dapatkan dan lihat dalam observasi

dilapangan, begitu banyak suka duka, pengalaman serta keluarga baru yang

peneliti dapatkan dari kelompok VAC ini. Visi kelompok VAC yang ingin

menjadi kelompok otomotif terdepan, mantap dan mandiri tentunya sudah dapat

dicapai oleh VAC.

Peneliti berasumsi bahwa VAC sudah dapat dikategorikan ke dalam salah

satu kelompok otomotif terbesar di Indonesia. Keanggotaan VAC yang sudah

tersebar ke seluruh Nusantara, dan selalu aktif dalam kegiatan kelompok, sosial

maupun nasional menjadikan VAC kelompok yang mandiri.

38

Sumber: Sekertariat Vespa antique Club (VAC) Bandung Raya

49

Keberhasilan VAC tersebut juga tidak terlepas dari misi yang mereka

miliki, selalu mengedepankan kebersamaan serta kekeluargaan dalam segala

kegiatannya. Hal tersebut telah menjadi modal dasar bagi VAC sehingga masih

tetap eksis dengan menjadi kelompok otomotif terdepan.

4.2 Deskripsi Data

Peneliti menetapkan fokus pada penelitian ini, mengenai pola pencarian

informasi anggota VAC Cimahi dalam modifikasi skuter. Dalam penelitian ini,

pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan observasi.

Adapun data-data yang dicari dalam penelitian ini adalah data-data yang dapat

menjawab identifikasi masalah penelitian yang telah dipaparkan di bab 1, yaitu

mengenai bagaimana pola pencarian informasi anggota VAC dalam modifikasi

skuter, meliputi strategi pencarian informasi seperti apa yang dilakukan oleh

anggota VAC dan informasi apa saja yang paling dicari dalam proses modifikasi.

Dalam menetapkan informan, penelitian ini menggunakan teknik snowball

seperti penjelasan pada bab sebelumnya bahwa Snowball atau bola salju juga

dikenal sebagai prosedur “rantai rujukan” atau juga prosedur networking.

Khususnya pada penelitian ini model snowball linier yang peneliti gunakan,

peneliti bergerak linier untuk menenntukan informan baru, dari satu informan ke

informan lain, dan membentuk bola salju yang besar secara linier. Dapat

disimpulkan bahwa dalam pencarian Key informan, peneliti mendapatkan rujukan

dari informan sebelumnya yang paling dianggap tahu tentang apa yang diteliti

oleh peneliti.

50

Peneliti melakukan wawancara dengan cara mendatangi dan menanyakan

langsung kepada key informan dan informan mengenai hal-hal yang peneliti telah

sebutkan di atas. Peneliti mencatat hasil wawancara dengan menggunakan alat

tulis dan rekaman. Wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara

semiterstruktur dan wawancara tidak terstruktur pada tanggal september 2014

sampai dengan september 2015.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap key informan Sonny

S. (Gogon) sebagai anggota VAC yang memodifikasi skuter. Key informan

didapatkan berdasarkan rujukan dari informan pertama, yaitu Taufik Hidayat

(Opik) sebagai ketua VAC Cimahi. Key informan merujuk dua informan lainnnya

yaitu kang Cepi sebagai mekanik dan Gozil sebagai mekanik sekaligus spesialis

cat.

Berikut ini adalah model yang peneliti terapkan berdasarkan model

snowball linier dalam penentuan key informan.

Informan Informan Key Informan Informan Inforrman

4.3 Hasil penelitian

Hasil penelitian mengenai pola pencarian informasi anggota VAC dalam

modifikasi skuter, peneliti membagi ke dalam tiga tema, yaitu kegiatan-kegiatan

kelompok VAC, modifikasi skuter vespa dan Informasi yang menjadi obrolan

Gogo

n

Opik Dodo Cepi Gozil

51

anggota VAC. Hasil penelitian tersebut didapatkan berdasarkan wawancara

semiterstruktur dan tidak terstruktur, serta obervasi.

Seperti penjelasan peneliti sebelumnya, bahwa peneliti akan menguraikan

hasil penelitian pada bab ini menggunakan pola pencarian informasi karya

Donohew dan Tipton dalam buku Denis Mcquail dan Sven Windahl. Sebelum

membahas permasalahan diatas peneliti mencoba mendeskripsikan terlebih dahulu

beberapa kegiatan besar VAC yang peneliti ikuti selama dalam masa penelitian.

4.3.1 Kegiatan kelompok VAC

Selama proses observasi peneliti mengikuti beberapa kegiatan dilakukan

oleh anggota VAC, mulai dari kegiatan kumpul rutin setiap malam minggunya,

kumpul malam minggu wajib yang mereka namakan malam Detas, acara Kirab di

hari proklamasi yang selalu diadakan tiap tahun ditanggal 17 Agustus, juga

kegiatan isidental yang berkaitan dengan apa yang menjadi fokus penelitian ini

seperti pada rangkaian proses modifikasi vespa sampai pada lapangan sirkuit.

Dalam penelitian ini peneliti berfokus pada modifikasi vespa racing yang

dilakukan oleh anggota VAC, sehingga peneliti mengikuti kegiatan VAC sampai

ke lapangan sirkuit. Berikut ini adalah beberapa kegiatan besar VAC yang perlu

peneliti deskripsinkan untuk berbagi pengalaman dengan para pembaca penelitian

ini.

4.3.1.1 Kumpul malam minggu

Pada kegiatan rutin malam minggu ini terdapat dua jenis kumpul malam

minggu, yang pertama adalah kumpul rutin setiap malam minggu yang biasanya

bertempat di regional masing-masing VAC sesuai domisili. Kedua adalah malam

52

detas yang merupakan kumpul malam minggu wajib yang dilakukan setiap

minggu pertama di awal bulan dan bertempat di Jl.Braga.

Pada saat observasi di lapangan peneliti mengikuti kegiatan kumpul

malam minggu wajib DETAS (Dedititas Sosialitas). Malam Detas yang peneliti

ikuti bertepatan pada tanggal empat juli 2015. Sedikit deskripsi dari peneliti,

sekitar jam sepuluh malam peneliti berkumpul dengan anggota VAC lainnnya di

depan toko Kartikasari Cimahi dan siap untuk mengikuti malam Detas.

Pada malam itu barisan skuter Vespa yang berjejer rapih memenuhi trotoar

depan toko Kartikasari. Tidak hanya VAC yang berkumpul malam minggu itu,

banyak kelompok motor lainnnya yang menjadikan halaman depan setiap

pertokoan di Jl.Raya Cibabat dijadikan tempat berkumpul yang rutin ada setiap

malam minggunya.

Gambar 4.5

Anggota VAC Cimahi berkumpul di depan toko Kartikasari

Sambil menunggu anggota lainnya datang, anggota VAC yang sudah hadir

saling tegur sapa, sambil menikmati beberapa cangkir kopi yang dijual oleh

pedagang kelontongan. Satu jam setelah semuanya berkumpul, anggota VAC

53

berkonvoi menuju monumen perjuangan yang telah dihadiri oleh anggota VAC

dari regional lainnnya.

Selang 15 menit semua berbondong-bondong menuju Braga menggunakan

skuter Vespa masing-masing, dengan suara knalpotnya yang khas kelompok VAC

menghiasi ramainya jalanan malam Kota Kembang. Braga menjadi titik tempat

berkumpulnya anggota VAC se-Bandung Raya pada malam Detas, ratusan Vespa

menghiasi jalanan Braga pada malam itu. Hal tersebut dapat dibuktikan tentunya

jika kita berkunjung ke Kota Kembang pada malam minggu pertama di awal

Bulan, pemandangan lautuan Vespa di Jl.Braga dapat kita nikmati di malam

menjelang dini hari.

Gambar 4.6

Konvoi anggota VAC menuju Braga

Peneliti melihat banyak sekali anggota VAC yang saling tegur sapa dan

menghabiskan malam sambil bercengkrama. Malam dimana peneliti bergabung

pada malam itu betepatan dengan bulan suci ramadhan, mereka bisa

54

menghabiskan waktu untuk berkumpul hingga pukul dua dini hari dan setelah itu

bubar kembali kerumah masing-masing.

Kegiatan malam Detas tersebut menjadikan pengalaman baru bagi peneliti,

banyak hal positif yang dapat peneliti ambil dari kegiatan VAC ini. Peneliti

melihat keakraban pada semua anggota VAC yang berkumpul malam itu, mereka

berasal dari berbagai wilayah Kota Bandung dan menjadi satu keluarga besar.

Atmosfer kekeluargaan terasa sangat hangat, banyak hal yang menjadi topik

perbincangan pada sertiap perkumpulan kelompok VAC. Kegiatan tersebut juga

dapat menjadi kesempatan dimana banyak pertukaran informasi baru pada setiap

anggota VAC.

4.3.1.2 Kirab Merah Putih

Selain Detas yang dipaparkan diatas, peneliti juga mengikuti acara besar

tahunan VAC yang dinamakan Kirab Merah Putih. Begitu banyak sekali

pengalaman dan nilai positif yang peneliti dapatkan dengan keikutsertaan peneliti

dalam acara tersebut.

Kirab Merah Putih adalah acara konvoi ratusan motor vespa bahkan bisa

ribuan yang didukung kelompok motor lainnya. VAC melakukan konvoi kirab

merah putih keliling kota Bandung dengan start di Lapangan Gasibu, yang dilepas

langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.

Acara yang diikuti anggota VAC se-Indonesia ini memang menjadi acara

tahunan VAC setiap hari proklamasi, sehingga banyak anggota VAC yang

antusias untuk berpartisipasi. Karena ini merupakan acara Nasional VAC, tidak

55

sedikit yang datang dari luar kota Bandung mulai dari Lampung hingga

Yogyakarta mengirimkan delegasinya pada hari itu untuk turut memeriahkan.

Gambar 4.7

Kovoi Kirab Merah Putih di Jl.Dago

Selama perjalanan keliling kota Bandung, lautan vespa menghiasi untaian

jalanan Kota Kembang dengan beraneka ragam warna dan jenis vespa yang unik.

Atmosfer kehangatan, kekeluargaan, kebersamaan dan rasa bangga dapat peneliti

rasakan pada saat itu, dan tentunya bagi anggota VAC yang ikut berpartisipasi

pada kemeriahan tersebut. Konvoi kirab merah putih kemudian finish di Senbik

Soekarno Hatta.

Setibanya di pelataran gedung senbik, ratusan vespa berbaris rapih

mengiasi parkiran. Usai konvoi dilakukan mereka dihibur oleh panggung musik

yang diadakan oleh panitia hingga sore hari. Pada hari itu banyak hadiah yang

dibagikan termasuk dorprize sebuah vespa klasik ber warna merah tua, sebagai

hadiah untuk para scooterist beruntung yang setia mengikuti acara hingga akhir.

Pada acara kirab tersebut peneliti berhasil berbincang-bincang dengan

Abah Dodo yang merupakan salah satu pendiri VAC, beliau menuturkan bahwa

56

kirab merah putih sudah rutin dilakukan oleh VAC setiap tahunnya dengan

dukungan dari pemda Jawa Barat, Kepolisian serta beberapa klub motor lainnnya,

berikut penuturannya:

“ini adalah acara tahunan VAC untuk memperingati HUT RI dan pada

tahun ini bertepatan pada kirab yang ke-17. Setiap HUT RI VAC

menampilkan 17 vespa warna merah, 8 vespa warna putih, dan 45 vespa

beraneka warna untuk membentuk formasi dibarisan paling depan. Acara

kirab ini siapa saja boleh ikut serta dengan membeli kaos acara ini, dan

tahun ini kita sudah keluarkan sekitar 1500 kaos kirab. Hal positif buat

acara ini, tujuannya supaya tetap menjaga rasa kemerdekaan bagi kita

semua dan sebagai wadah silaturahmi bagi VAC dan kelompok-kelompok

lainnya.”39

4.3.1.3 Kegiatan Vespa Racing VAC

Dalam memuaskan hobby modifikasinya tersebut Gogon juga sering

mengikuti kegiatan balapan yang diadakan di Bandung ataupun luar kota

Bandung. Salah satu balapan Vespa yang Gogon ikuti dan peneliti berhasil

bergabung untuk menyaksikan kegiatan tersebut, bertepatan pada 5 September

2015 di Lapangan Brigif 15 Kujang. Peneliti melihat tim Gogon di sirkuit begitu

kompak. Joki yang Gogon gunakan jasanya pada saat itu adalah Dzikri Anshari

pada kategori Scooter NBR Pemula.

Pada siang itu skuter-skuter Vespa menghiasi lapangan sirkuit Brigif

Cimahi. Balapan vespa memang menjadi daya tarik tersendiri bagi semua

penonton yang hadir, Vespa yang memiliki bentuk dan suara yang unik itu

memecahkan semua tatapan penonton. Acara balap terebut juga di ikuti oleh

motor-motor Jepang yang membuat pandangan mata terasa monoton, karena

39

Lampiran

57

banyaknya kategori motor jepang, ketika Vespa yang saling menancap gas dapat

menjadikan hiburan bagi semua yang hadir.

Di lapangan sirkuit peneliti melihat Dzikri begitu piawai dalam

mengendari Vespa balap, begitu kencannya Vespa milik Gogon melaju

mengelilingi sirkuit Brigif pada saat itu. Walaupun pada saat itu gelar juara belum

dapat diraih, namun kerja keras Joki Dzikri membuahkan hasil karena masuk pada

peringkat kelima.

Gambar 4.8

Dzikri Anshari 224 di Sirkuit Brigif 15 Kujang.

Keahlian Dzikri yang piawai dalam mengendarai Vespa balap tersebut

karena seringnya latihan yang dilakukan. Pada saat observasi lapangan peneliti

juga beberapa kali melihat kegiatan Joki muda tersebut ketika berlatih sebelum

mengikuti balapan di Brigif.

4.3.2 Modifikasi Vespa Racing

Fokus pada penelitian ini adalah mengenai modifikasi skuter Vespa yang

dilakukan anggota VAC, sehingga peneliti mengikuti setiap kegiatan yang

58

berhubungan modifikasi tersebut. Mulai dari tahapan modifikasi sampai balapan

di lapangan sirkuit peneliti ikuti untuk mendapatkan informasi yang peneliti

perlukan pada penelitian ini.

Dalam penelitian ini, awal mula peneliti mencoba menggali informasi

pada informan pertama mengenai VAC. Pria yang pada saat diwawancara

mengenakan kaos oblong berwarna abu tua dan celana bahan hitam, merupakan

Ketua VAC Cimahi yang akrab dipanggil Opik. Pada pertemuan pertama dimana

peneliti bertemu dengan Opik, informan menceritakan pengalamannya bersama

VAC.

“Saya menjabat menjadi ketua VAC Cimahi kurang lebih sudah 10 tahun,

mulai dari tahun 2004, bisa dibilang ketua VAC paling lama karena

setelah saya menjabat menjadi ketua tidak ada lagi yang mau dan sanggup

untuk menggantikan saya. Alhamdulilah sampai saat ini teman-teman

masih mempercayai saya. Kalau di urutkan dari tahun 2001 itu ada kang

Nopi yang menjabat selama dua tahun, kemudian dilanjutkan dengan kang

Jejen dan pada 2004 selanjutnya saya yang menjadi ketua sampai

sekarang.”40

Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti berasumsi bahwa Opik sudah

memiliki banyak pengalaman mengenai VAC. Pria penggemar warna merah ini,

merupakan Ketua VAC Cimahi paling lama menjabat jadi tentunya banyak

informasi yang dapat peneliti dapatkan dari Opik.

Sehubungan dengan apa yang ingin peneliti teliti disini, peneliti mencoba

bertanya kepada Opik mengenai alasan dari anggota VAC memodifikasi skuter

vespa, berikut pernyataannya:

“….tidak sedikit sekarang anggota VAC yang memodifikasi Vespa

mereka, udah macem-macemlah pokonyamah. Tapi karena sekarang lagi

40

Lampiran

59

musimnya racing jadi kebanyakan pada modifikasi mesin vespa jadi

racing. Selain hobby juga menghasilkan uang jika ikut kejuaraan. Salah

satunya anggota kita yang rajin modifikasi skuter ada tuh Gogon, karena

udah hobby ikut kejuaran terus uang juga mendukung dia mah. Walaupun

sekarang udah jadi aparat juga tapi gak ada bosen-bosennya ngabisin

waktu sama vespanya.”41

Berdasarkan informasi dari informan pertama tersebut, peneliti

mendapatkan rujukan dalam menentukan Key informan pada penelitian ini. Gogon

yang dirujuk oleh informan pertama sebagai anggota VAC yang memodifikasi

skuter vespa, maka peneliti menetapkan Gogon sebagai Key Informan.

Sonny S. atau yang akrab dipaggil Gogon, bertemu dengan peneliti

pertama kali pada Rabu, 20 Oktober 2014 di kediaman temannya di jl. Gunung

Batu. Ketika itu Gogon sedang berkumpul dengan teman-temannya di VAC

mendiskusikan skuter Vespanya yang akan dimodifikasi.

Gambar 4.9 Gogon Key informan

41

Lampiran

60

Singkat cerita mengenai Key Informan Gogon yang merupakan kunci

utama dalam penelitian ini. Gogon adalah anggota VAC yang memodifikasi

skuter Vespa kepunyaannya, pria yang juga merupakan anggota kepolisian ini

merubah skuter Vespa miliknya menjadi vespa racing. Kata racing atau balap

tentu sudah tidak asing lagi di telingan kita, dan memang saat ini dunia balap

sedang marak-maraknya dikalangan otomotif begitu juga Vespa.

Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan, Gogon adalah orang yang

sangat ramah dan selalu antusias ketika menceritakan pengalamannnya di VAC.

Sesekali Gogon bercerita sambil melontarkan senda gurau dengan temannnya.

Pria yang sekarang bekerja di kepolisian ini bergabung menjadi anggota VAC

sejak tahun 1997, berikut kutipan pengalaman Gogon dengan VAC:

“Saya gabung di VAC itu anak-anaknya solid banget sama enaklah

kebersamaaannya. Kalo ngomongin pengalaman sama VAC banyak

banget, dulu pernah digebugin sama gangster tahun 2002 kalau gak salah

itu kejadiannnya di Cihampelas. Dulu kami kumpul dari Monument

langsung ke Braga, nah abis dari Braga kami nongkrong di Cihampelas

sampe jam 3 subuh. Pas jam 4 ada rombongan geng motor Monreker dari

arah Dago turun ke bawah ke tempat kami nongkrong, dulu kami berempat

ada Gogon, Rudi, Omo, Cepi. Nah disitu gengster lewat ngelempar pake

bom molotok kena motor saya dulu, padahal kita gak ada salah apa-apa

abis aja digebugin disitu. Pasa malem minggu besoknya kita balik lagi

kesana, kita niatnya mau bales taunya anggota VAC se-Jawa Barat keluar

semua gak mikirin apa-apa di babad aja semuanya. Dulu urusannnya

sampe ke polisi juga, cuma Alhamdulillah sekarang udah beres urusannya.

Ya kalau diambil hikmahnya jadi belajar kebersamaannya disitu, terus

geng motor manapun udah gak ada lagi yang berani sama VAC secara

anggota menang dikita kalau dikumpulin dan kita mah cinta damai.”42

42

Lampiran

61

Gambar 4.10

Key informan Gogon dengan skuter vespa racing miliknya.

Begitu banyak pengalaman yang Gogon dapatkan di VAC salah satunya

seperti pernyataan Gogon diatas. Gogon yang tergabung dalam VAC sejak tahun

98 ini mengaku bahwa dia memiliki vespa dari sejak umurnya masih belia, berikut

pernyataannnya:

“sebelumnya saya punya vespa dulu itu waktu kelas 3 SMP, awalnya mah

buat gagayaan da jaman dulu mah jarang anak SMP punya motor sendiri

gak kaya anak jaman sekarang SD aja udah pada bisa naik motor. Karena

waktu itu saya punya motor vespa, terus temen yang kebelutan punya

vespa juga ngajakin gabung di komunitas vespa. Tujuannnya biar nambah

temen relasi vespa terus kalo ada masalah sama mesin jadi gampang minta

bantuannnya. Tahun 98 saya langsung gabung di VAC, padahal grup

vespa waktu itu udah banyak tapi temen ngajakin ke VAC dan kebetulan

ada sepupu yang udah gabung duluan di VAC. Alhamdulillah saya punya

keluarga baru sampai saat ini.”

4.3.2.1 Alasan Melakukan Modifikasi Skuter Vespa

Berawal dari kesenangan atau hobby yang menjadikan modifikasi skuter

menjadi suatu kebutuhan, melakukan modifikasi disini berarti adanya perubahan

62

atau inovasi. Dalam penelitian ini peneliti mengamati bahwa Gogon sebagai

anggota VAC menyetujui akan adanya inovasi. Persetujuan terhadap inovasi akan

lebih mungkin terjadi pada orang-orang yang suka akan perubahan, menghargai

kebutuhan akan inovasi dan mencari informasi baru.43

Kemudian bertanya pada informan mengenai alasannya memodfifikasi

Vespa, berikut pernyataannya:

“…karena dari dulu sampai sekarang saya sukanya kekebutan, bisa

dibilang hobby. Dari dulu saya seneng beli Vespa terus dimodifikasi jadi

vespa racing, sekalipun lagi punya vespa ancur tapi mesinnya tetep racing.

Awalnya sih pas semenjak gabung di VAC saya sering main di rumah

Cepi sepupu saya yang juga anggota VAC, Cepi juga ahli di bidang

permesinan vespa racing di daerah Pagarsih. Setiap lagi disana dulunya

saya suka ngeliatin dia ngemodif motor-motor orang buat diracingin,

lama-lama tertarik juga pengen ngemodif motor sendiri. Ya bisa jadi

karena faktor lingkungan juga kali ya makanya sekarang jadi ada di dunia

vespa racing.”44

Begitupun Opik informan pertama, walaupun dia tidak memodifikasi

Vespanya tapi tahu betul bagaimana kesibukan anggotanya dengan vespa, berikut

pernyataannya:

“Saya ngeliat Gogon kalau soal ngemodif vespa racing itu udah kaya

perlakuan bapak sama anaknnya, berapapun biaya yang dibutuhkan buat

bikin vespanya jadi alus lah kasarnya mah moal lebaran. Soalnya udah jadi

kebutuhan sih teh.”45

Menanggapi pernyataan dari Opik mengenai dana yang harus dikeluarkan

untuk modifikasi, peneliti mencoba bertanya pada Gogon mengenai biaya yang

dikeluarkannnya untuk modifikasi, berikut kutipannnya:

“Biayanya kalo buat Vespa racing sehari-hari minimal lima juta, kalau

Vespa tempur atau balap bisa sampai 15 juta. Soalnya alat-alat ada yang

import dari Itali, mahal di Boring itu pakai Boring racing. Tapi besarnya

43

Denis mcquail hal 61 44

Lampiran 45

Lampiran

63

biaya bisa diamininlah kalo mekaniknya pinter-pinter siasatin mesin, kalau

keuangan lagi pas-pasan biasanya mesin bawaan dirubah jadi mesin racing

bisa aja kalau mekaniknya ahli mah. ”46

Dari dua pernyataan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa anggota

VAC menjadikan kegiatan memodifikasi vespa menjadi suatu kebutuhan. Peneliti

mencoba menghubungkan fenomena yang terjadi dengan teori kebutuhan yang

dikemukakan oleh Abraha Maslow yang menyebutkan bahwa tingkah laku

individu berguna untuk memenuhi kebutuhannnya, yang kemudian disebut

dengan teori pemenuh kebutuhan.47

Teori yang dikemukakan oleh Abraham Maslow memiliki empat prinsip

landasan, yakni:

1) Manusia adalah binatang yang berkeinginan.

2) Kebutuhan manusia dapat terorganisir dalam kebutuhan yang bertingkat-

tingkat.

3) Bila satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lain akan muncul.

4) Kebutuhan yang sudah terpenuhi tidak mempunyai pengaruh, dan

5) Kebutuhan lain yang lebih tinggi akan lebih dominan.

Dari beberapa pengertian sebelumnya mengenai persetujuan terhadap

inovasi akan lebih mungkin terjadi pada orang-orang yang suka akan perubahan,

menghargai kebutuhan akan inovasi dan mencari informasi baru. Dapat peneliti

simpulkan bahwa kegiatan modifikasi dalam penelitian ini penulis anggap sebagai

kebutuhan. Kemudian Gogon akan mencari informasi sebagai pemenuh

kebutuhannya.

46

Lampiran 47

Teori pemenuh kebutuhan abraha maslow

64

Berdasarkan uraian tersebut peneliti mencoba menerapkannya pada

kebutuhan anggota VAC mengenai modifikasi skuter:

1) Manusia adalah binatang yang berkeinginan. Manusia dianggap seperti

binatang karena binatang adalah makhluk hidup yang liar, selalu berambisi

dalam berburu makanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika

diibaratkan anggota VAC yang menjadikan modifikasi sebagai kebutuhan,

maka dia akan melakukan apa saja yang bisa dilakukan untuk memenuhi

kebutuhannnya, mulai mencari informasi baru sebagai pemenuh

kebutuhannya.

2) Kebutuhan manusia dapat terorganisir dalam kebutuhan yang bertingkat-

tingkat. Kata terorganisir disini bererti terstruktur, mulai dari kebutuhan

yang tidak penting sampai kebutuhan yang paling penting. Dalam hal ini

anggota VAC menempatkan modifikasi sebagai kebutuhan yang penting

sampai yang paling penting.

3) Bila satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lain akan muncul. Manusia

adalah individu yang tidak pernah puas, jika sudah mencapai apa yang

diinginkan akan ada rasa ingin untuk memenuhi kebutuhan yang lainnya.

Apabila diibaratkan pada anggota VAC jika kebutuhan akan informasi

mengenai modifikasi sudah terpenuhi, maka dia akan berarlih kepada

kebutuhan lainnnya seperti pengecatan skuter agar tampilan luar lebih

dominan.

4) Kebutuhan yang sudah terpenuhi tidak mempunyai pengaruh, dan

kebutuhan lain yang lebih tinggi akan lebih dominan. Dalam hal ini

65

anggota VAC yang sudah terpenuhi kebutuhannya akan informasi dan

merasa puas dengan hasil yang diperoleh, maka tidak memungkiri jika ada

keinginan untuk membeli skuter kembali dan mengulangi proses

modifikasi.

Dalam kebutuhan manusia, Abraha Maslow membagi menjadi lima

macam kebutuhan manusia, yaitu:

a. Physical Needs (Kebutuhan-kebutuhan fisik)

Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan kondisi

tubuh seperti pangan, sandang, dan papan.

b. Safety Needs (Kebutuhan-kebutuhan rasa aman)

Kebutuhan ini lebih bersifat psikologis individu dalam kehidupan sehari-

hari. Misal: perlakuan adil, pengakuan hak dan kewajiban, jaminan

keamanan.

c. Sosial Needs (Kebutuhan-kebutuhan sosial)

Kebutuhan ini juga cenderung bersifat psikologis dan sering kali berkaitan

dengan kebutuhan lainnya. Misal: diakui sebagai anggota, diajak

berpartisipasi, berkunjung ke tetangganya, dan sebagainya.

d. Esteem Needs (Kebutuhan-kebutuhan penghargaan)

Kebutuhan ini menyangkut prestasi dan prestise individu setelah

melakukan kegiatan. Misal: dihargai, dipuji, dipercaya.

e. Self Actualization Needs (Kebutuhan aktualisasi diri)

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi dari individu dan kebutuhan

ini sekaligus paling sulit dilaksanakan. Misal: mengakui pendapat orang

66

lain, mengakui kebenaran orang lain, mengakui kesalahan sendiri, dapat

menyesuaikan diri dengan situasi.

Berdasarkan macam-macam kebutuhan manusia diatas, dan dengan apa

yang peneliti amati bahwa kebutuhan modifikasi skuter dapat dikategorikan ke

dalam kebutuhan manusia pada jenis Esteem Needs (Kebutuhan-kebutuhan

penghargaan). Seperti yang dejalaskan oleh Abraham Maslow, kebutuhan tersebut

menyangkut prestasi dan prestisis setelah melakukan kegiatan. Rasa puas dan rasa

bangga terhadap apa yang diperoleh akan muncul ketika kebutuhan tersebut

terpenuhi, seperti peryataan Gogon berikut ini:

“...selain karena saya hobby kebut-kebutan, saya modif Vespa jadi racing

juga ga cukup di ngemodif doang. Tapi saya juga suka ikut kejuaranlah

paling rutinnya balap roadrace. Nah kalau gelar juara udah di dapet

disitulah kepuasannya, ngarasa bangga lah pokonyamah. Bangga punya

Vespa bisa menang kompetisi, lebih banyak dikenal di kalangan Vespa

racing terus nilai jual motor di kemudian hari juga bisa jadi tinggi.”48

Pada saat wawancara dengan key informan yang juga merupakan anggota

Polisi berperawakan sedikit berisi ini, bercerita mengenai kejuaran balap Vespa

yang sering dia ikuti selama ini. Dengan penuh nada gembira beliau bercerita,

berikut pernyataannya:

”Balapan Roadrace tiap dua minggu sekali ada, biasanya di Brigif atau

sentul mulai dari sta ndar tune up, NMB, FFA. Semua jenis roadrace kita

udah pernah nyoba. Jadi saya sama mekanik tuh ibarat tim lah. Kebetulan

kalau balapan saya suka pakai Joki, bisa kang Cepi atau siapa aja yang

ngejoki tapi pendaftaran atas nama tim Gogon jadi kan kalau menang yang

bangga satu tim itu.”49

48

Lampiran 49

Lampiran

67

Peneliti dapat melihat pria yang memiliki dua orang anak ini sangat

antusias sekali ketika peneliti wawancara mengenai kejuaraan Vespa, walaupun

pada saat terjun kelapangan sirkuit bukan dia sendiri yang mengemudikan Vespa

racingnya tetapi dia merasa puas apabila gelar juara disandang oleh skuter Vespa

miliknya, seperti penuturan berikut ini:

“Kalau dulu sih waktu masih muda sering Gogon sendiri yang turun, tapi

ngeliat sekarang badan udah gak sixpack lagi ibaratnya, daripada barerat

mending pakai Joki. Tapi waktu jaman dulu jamannnya berdua sama

mekanik mah nyeting ongkoh, turun ongkoh, segala sama sendiri lah. Ya

sekarang mah banyak Joki yang nyari motor malah, emang jamannnya

udah gitu sih the jadi udah gak usah susah-susah lagi nyari joki buat

turnamen.”50

Berdasarkan beberapa pernyataan Gogon diatas dapat disimpulkan

kembali bahwa kebutuhan modifikasi Gogon termasuk dalam kebutuhan Esteem

Needs (kebutuhan-kebutuhan penghargaan). Kegiatan balapan Vespa yang sering

Gogon ikuti selama ini bertujuan untuk melengkapi kebutuhan-kebutuhan

penghargaan untuk dirinya. Walaupun pada proses balapanan di arena sirkuit

menggunakan Joki tetapi dia tetap merasa puas dan bangga karena yang terdaftar

dalam kompetisi tetap menggunakan namanya sendiri.

Maka ketika Vespanya menjadi juara pun namanya yang tercantum dalam

piagam penghargaan. Oleh karena itu kebutuhan Gogon dalam memodifikasi

Vespa pada penelitian ini dapat disimpulkan termasuk ke dalam kebutuhan

Esteem Needs (kebutuhan-kebutuhan penghargaan).

Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas mengenai kebutuhan informasi,

pada tahap ini kebutuhan informasi menjadi titik awal keberangkatan alur pola

50

Lampiran

68

pencarian informasi. Kebutuhan informasi anggota VAC yang menimbulkan rasa

ingin tahu untuk mencari informasi baru, seperti yang diutarakan oleh Abraha

Maslow bahwa tingkah laku individu berguna untuk memenuhi kebutuhannnya.

4.3.2.2 Persiapan Sebelum Modifikasi

Sebelum melakukan sebuah kegiatan atau rutinitas tentunya setiap

manusia selalu merancang atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan

agar apa yang akan dikerjakan berjalan lancar. Begitupun dengan anggota VAC

yang akan memodifikasi skuter Vespanya menjadi racing tentunya ada beberapa

yang harus dipersiapkan.

Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai alasan

anggota VAC melakukan modifikasi adalah adanya suatu kebutuhan. Dalam

keinginannnya memenuhi kebutuhannnya tersebut, anggota VAC memulainya

dari skuter Vespanya sendiri, dia harus memenuhi kebutuhan akan informasi apa

saja agar modifikasi skuter Vespanya berjalan lancar.

Informasi di era globalisasi sekarang merupakan sesuatu yang tidak asing

lagi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Bahkan informasi merupakan

kebutuhan penting yang tidak dapat diabaikan begitu saja bagi sejumlah

masyarakat. Informasi merupakan segala sesuatu yang baru diketahui oleh

seseorang dengan menggunakan pancaindera. Begitupun dengan Gogon yang

memulai mencari segala informasi yang berkaitan dengan proses modifikasi

skuter Vespanya.

Bersarkan model pola pencarian informasi, tahapan selanjutnya yang

bermula dari kebutuhan akan informasi, kemudian anggota VAC mulai bertindak

69

mencari informasi. Peneliti mencoba bertanya pada Gogon mengenai hal pertama

yang dia lakukan sebelum memulai modifikasi, berikut pernyataannya:

“Yang pertama kalo mau ngemodifikasi pastinya harus punya Vespa. Saya

sendiri mulai punya Vespa dari tahun 98 aja sampe sekarang. Cuma tahun

2003 sempet gak punya Vespa dulu karena ada pendidikan kepolisian.

Mungkin ada 10 tahun ga pake Vespa, tapi tetep nongkrong sih suka

ikutan, cuma ga pake Vespa. Nah baru 2013 kemarin beli Vespa lagi.”51

Begitu pula dengan Opik yang memberikan pernyataan yang sama, berikut

pernyataannya:

“....pastinya harus punya vespa teh kalo mau ngemodifikasi, bener ga? Ya

kalo ga punya Vespa apa yang mau dimodifikasi kan. Kalau sekarang sih

Vespa udah macem-macem harganya mulai dari harga dua jutaan sampe

puluhan juta ada, jadi gimana kitanya mau beli Vespa jenis apa dan kuat

uangnya berapa.”52

Disamping itu selain harus memiliki skuter vespa, Gogon yang merupakan

keturunan asli sunda ini mengungkapkan hal lain yang harus dipersiapkan untuk

modifikasi Vespa, berikut ini pernyataan Gogon :

“..intinya mah dompet harus mendukung teh, ngemodif pasti banyak yang

harus dicari dan dibeli. Dananya harus kuat, tapi da kalo udah hobby mah

segimana mahal juga kalau emang mampu mah pasti gakan lebar soal uang

mah. Bisa juga cari mekaniknya yang bisa siasatin barang-barang yang

ada, kalau emang bisa biking sendiri ya bikin aja gak usah beli, lumayan

seengganya hemat uang. Tapi ada juga mekanikyang gamau ribet yang

maunya cuma tinggal pasang-pasang aja dan gak mau bantuin usaha

manfaatin sparepart yang ada. Ya selain punya Vespa dan uang, mekanik

juga jadi faktor paling penting kalo mau modifikasi Vespa.”53

Berdasarkan pernyataan dari Gogon dan Opik dapat disimpulkan bahwa

hal pertama yang harus dilakukan ketika memulai modifikasi haruslah memiliki

skuter Vespa. Dalam hal ini skuter Vespa merupakan objek dalam proses

51

Lampiran 52

Lampiran 53

Lampiran

70

modifikasi. Selain itu faktor ekonomi juga berpengaruh dalam pengerjaan

modifikasi skuter Vespa, jadi apabila skuter Vespa dan keuangan sudah

mendukung barulah bisa mulai melakukan modifikasi, dan mencari informasi apa

saja yang diperlukan serta menetapkan mekanik yang mampu melakukan

modifikasi Vespa racing.

4.3.2.3 Menetapkan Mekanik sebagai Sumber Informasi

Modifikasi mulai dilakukan oleh anggota VAC dengan menetapkan

mekanik yang mampu memodifikasi skuter Vespa menjadi skuter Vespa racing.

Pada tahap ini anggota VAC akan menetapkan sumber informasi yang dipercayai

akan memberikan informasi yang dibutuhkan dalam modifikasi skuter Vespa. Pria

yang pada saat diwawancara mengenakan kaos oblong hitam, celana jeans hitam

dan sesekali menghisap rokok ini dengan penuh santai menjawab pertanyaan dari

peneliti, berikut kutipannya:

“Kalau vespa kan udah pasti punya kalau mau ngemodif. Nah pertama

saya nanya dulu sama mekanik kang Cepi, apa aja yang harus dicari nih

buat ngemodif terus juga ngobrolin soal rincian perkiraan biayanya.

Alahmdulillah sama Cepi udah ga segen lagi da udah saya anggap kaka aja

begitupun sebaliknya, soalnya udah lama kan saya diem diruma Cepi liatin

dia kerja sebagai mekanik. Waktu itu saya dateng ke tempat Cepi bawa

Vespa yang mau di modif, terus Cepi ngasih tau apa aja yang harus diganti

dan dicari, sambil ngasih saran nyarinya dimana aja. Biasanya sih kalau

sama Cepi karena dia juga ahli bubut, Cepi mah jago manfaatin sparepart

yang ada jadi racing. Contohnya aja Boring yang standaran dibubut sama

Cepi jadi boring racing.”54

Berdasarkan pernyataan Gogon peneliti mencoba menelusuri Cepi sebagai

mekanik yang jasanya digunakan dalam modifikasi skuter Vespa menjadi racing.

Ketika peneliti bertemu dengan Cepi ditemani Gogon, penulis dapat melihat

54

Lampiran

71

keakraban diantara keduanya yang saling rangkul dan berjabat tangan pada saat

bertemu, sesekali saling bersenda gurau dengan raut wajah yang gembira satu

sama lain. Dapat peneliti simpulkan diantara Gogon dan Cepi sudah tidak ada lagi

jarak dan terlihat seperti keluarga.

Mekanik yang dipercayai oleh Gogon dan dianggap sebagai Kakak ini,

merupakan anak laki-laki dari Bapak Dodo yang merupakan pendiri VAC. Cepi

yang terlihat sederhana dalam penampilannnya, saat pertama kali bertemu

mengenakan kaos hitam dan celana jeans pendek ini berpostur badan tidak terlalu

tinggi. Peneliti mencoba mewawancara Cepi berkaitan dengan pernyataan Gogon,

berikut kutipannya:

“Ya Gogon adalah temen lama saya, temen deket, temen seperjuangan,

temen heureuylah dari awal masih pada muda di VAC. Walupun awalnya

duluan Cepi di VAC terus nyusul Gogon, yang pertamanya dulu dia suka

ikut-ikutan nongkrong dirumah Cepi. Kebetulan di depan rumah saya

terasnya jadi tempat ngoprek motor, nah dulu Gogon waktu masih SMA

sering main dirumah sambil liatin saya bongkar-bongkar mesin vespa.

Saking lamanya babarengan Gogon udah saya anggep kaya keluarga lah

kalau dirumah udah kaya adik sendiri, sebaliknya juga Gogon udah

nganggep saya Kakak. Nah sekarang juga walaupun udah beda profesi

Gogon mah udah sukses jadi polisi sedangkan saya ngoprek mesin sama

ngebubut aja kerjaannya, tapi diantara kita mah gak ada beda kasta, VAC

yang mempersatukan kita. Jadi gogon udah gak sungkan lagi lah kalo

sama saya.”55

Berdasarkan pernyataan Cepi tersebut membenarkan asumsi peneliti

sebelumnya bahwa sudah terjalin hubungan kedekatan seperti hubungan keluarga

antara Gogon dan Cepi. Peneliti berasumsi berdasarkan keterangan antara Gogon

dan Cepi yang menceritakan kedekatan mereka, dan didasari oleh background

55

Lampiran

72

Cepi yang ahli dibidang modifikasi mesin racing, membuat Gogon

mempercayakan Cepi sebagai mekanik untuk modifikasi skuter Vespa miliknya.

Pada saat mencari informasi, individu akan memilih strategi yang akan

digunakan. Strategi pencarian informasi dibedakan menjadi yang pertama strategi

berfokus luas, individu mengumpulkan kemungkinan-kemungkinan sumber

informasi, menilainya dan menetapkan pilihan sumber mana yang akan dipakai.

Kedua stategi berfokus sempit, satu sumber informasi dianggap sebagai titik

keberangkatan dan kemudian dengan dasar itu ia mencari lagi informasi baru.56

Berdasarkan observasi lapangan yang peneliti amati, anggota VAC dalam

menetapkan sumber informasi tidak memilih dari berbagai sumber, namun

langsung mempercayakan pada mekanik Cepi, seperti halnya keterangan dari Cepi

berikut ini:

“Bukan Cuma sekali dua kali Gogon suka minta tolong saya buat dandanin

Vespanya, seringlah Gogon dateng ke saya bawa Vespa terus bilang gini

“mang urang tarikeun deui vespa nu ieu ah, cikkan tingali naon wae nu

kudu diganti?” (“Om kita kencengin lagi vespa yang ini, liatin apa aja

yang harus diganti?” dari pertama Gogon punya vespa sampai sekarang

kalau urusan Vespa mah pasti langsung dateng ke saya. Kalau dia mau

ngemodif paling sama saya diliat dulu kondisi Vespanya kaya gimana, apa

aja yang harus diganti sama dicari. Intinyamah sih dimesinnnya pasti

banyak yang harus dirombak kalau racing itu.”57

Jika dikaitkan dengan masalah pada penelitian ini mengenai strategi

pencarian informasi seperti apa yang dilakukan oleh anggota VAC dalam

modifikasi skuter Vespa, maka berdasarkan pernyataan Cepi, dapat peneliti

simpulkan mengenai strategi pencarian informasi yang dilakukan oleh Gogon.

56

Denis mcquail model pencarian informasi hal 93 57

Lampiran

73

Dalam penelitian ini Gogon menetapkan Cepi yang merupakan mekanik sebagai

sumber informasi yang dianggap tahu mengenai modifikasi skuter Vespa,

berdasarkan keahlian yang dimiliki Cepi dan hubungan kedekatan antara

keduanya.

Pada penelitian ini dapat peneliti simpulkan bahwa anggota VAC

menggunakan strategi pencarian informasi berfokus sempit. Seperti pada

pemaparan sebelumnya strategi berfokus sempit yaitu strategi pencarian informasi

yang menetapkan satu sumber informasi, dianggap sebagai titik keberangkatan

pencarian informasi dan kemudian dengan dasar itu ia mencari lagi informasi

baru.

4.3.2.4 Modifikasi Skuter Vespa

Pada awal mula sebelum proses modifikasi dimulai, Gogon mendatangi

Cepi dengan membawa Vespanya sambil berkonsultasi soal Vespa yang akan

Gogon modifikasi. Pada tahap awal ini Gogon menetapkan Cepi sebagai sumber

informasi yang menentukan awal titik dari keberangkatan informas-informasi

lainnnya yang harus gogon cari.

Setelah strategi pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC

terjawab, kemudian peneliti menelusuri dan mengamati bagaimana proses

pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter

Vespa menggunakan strategi berfokus sempit. Berikut ini adalah pernyataan

Gogon mengenai apa yang dia lakukan setelah mendapatkan sumber informasi

dari Cepi:

“Saya kan pertamanya konsultasi dulu lah sama Cepi soal keadaan Vespa

saya, biasanya mesinnnya di bongkar dulu sama Cepi, baru disitu ketahuan

74

apa aja yang harus diganti, Cepi ngasih tahu saya ini, itu, dan ini yang

harus dicari. Paling Cepi ngasih tau nyarinya dimana aja, dan saya nyari

dulu ke temen-temen anak VAC kira-kira ada yang punya gak?, terus

kalau di anak komunitas ga ada yang punya baru deh ke anak Vespa lain,

soalnya kan kita hubungan bukan sama anak VAC aja, keluar juga cari

informasi. Karena mesin vespa masih satu mesin satu pabrik lah jalurnya

bukan cuma itu-itu aja, jadi anak-anak yang suka main sama kita

dihubungin. Biasanya kalau sama anak Vespa lain kita sering ketemunya

di sirkuit atau kadang di monumen Bandung, atau Dago kalau malem

minggu. Jadi sharinglah sama yang lain, nah paling kata temen ada tuh

temen yang jual disana, ada tuh disini, ya paling gitu nyarinya.”58

Hasil anggota VAC berkonsultasi dengan sumber khusus yaitu mekanik,

dalam penelitian ini Gogon mulai mencari informasi yang berawal dari Cepi dia

lanjutkan dengan mencari informasi dari teman-temannnya di komunitas VAC.

Jika informasi yang dibutuhkannnya belum terpenuhi, maka Gogon akan

melakukan pencarian informasi kembali pada teman-temannnya di komunitas

Vespa lainnnya.

Untuk melengkapi pernyataan Gogon mengenai proses modifikasi,

kemudian peneliti mewawancarai Cepi sebagai informan rujukan dari Key

informan. Cepi yang merupakan mekanik pada skuter modifikasi kepunyaan

Gogon, dan sebagai awal dari berbagai informasi yang akan dicari oleh Gogon.

Sedikit deskripsi mengenai Cepi yang merupakan anak sulung dari pendiri

VAC ini sudah mengenal Vespa sejak masih kanak-kanak, Ayah dari Cepi adalah

Bapak Dodo yang sudah senior di dunia Vespa. Pertemuan pertama peneliti

dengan informan bertepatan dengan hari pertama dimana peneliti bertemu dengan

Key informan Gogon. Akan tetapi kesempatan dimana peneliti dapat menggali

58

Lampiran

75

lebih banyak informasi dari informan, peneliti dapatkan dikediamanan Cepi

daerah Pagarsih, Bandung. Berikut pernyataan Cepi mengenai modifikasi Vespa :

“Paling pertama harus punya Vespa itu sudah sangat jelas, terus kondisi

Vespanya dilihat seperti apa, setelah itu baru ketahuan apa aja yang harus

diganti atau dibeli. Paling intinya sih sparepart mesinnya pasti ada yang

harus diganti. Dan saya nyuruh Gogon nyari ke anak-anak dulu kalau ada

yang punya kan harga gakan tinggi kalau masih sesama VAC mah, terus

kalau gak dapet saja saya nyuruh Gogon nyari ke Kedungdoro atau

Borobudur, atau toko Sparepart Vespa lainnya.”59

Berdasarkan pernyataan Gogon dan Cepi dapat peneliti simpulkan bahwa

alur dari pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC berawal dari

sumber informasi pada mekanik. Setelah diadapatkan informasi apa saja yang

harus dicari, kemudian anggota VAC memulai melakukan pencarian pada sesama

anggota VAC, jika informasi belum terpenuhi pencarian berlanjut ke anggota

Vespa lainnya, dan apabila masih belum terpenuhi maka pencarian berlanjut pada

toko sparepart Vespa.

4.3.3 Informasi dalam obrolan anggota VAC

Pada penelitian mengenai pola pencarian informasi anggota VAC dalam

modifikasi skuter Vespa ini, ada dua bagian informasi yang menjadi penting dan

selalu menjadi topik perbincangan dalam modifikasi skuter Vespa. Informasi

tersebut dikategorikan menjadi informasi mengenai mesin dan informasi body

Vespa.

59

Lampiran

76

Gambar 4.12 Model Pencarian Informasi

Luas

Sempit

Seperti yang peneliti ungkapkan sebelumnya bahwa fokus pada penelitian

ini akan peneliti uraikan berdasarkan model karya Donohew dan Tipton dalam

buku Denis Mcquail dan Sven Windahl. Model pola pencarian informasi karya

Donohew dan Tipton tersebut pada kerangka berfikir di bab sebelumnya telah

peneliti buat lebih ringkas, sehingga lebih mudah dimengerti dan mudah juga

untuk dipahami seperti pada model pencarian informasi di atas.

Model pencarian informasi diatas akan membantu peneliti untuk

mengetahui pola pencarian informasi anggota VAC dalam modifikasi skuter

Vespa. Seperti pada bab tinjauan pustaka sebelumnya bahwa penelitian ini akan

menjelaskan mengenai pola, sebagai bentuk atau model yang menunjukan

perilaku pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC dalam modifikasi

skuter.

Kebutuhan Informasi

Bertindak Tetapkan Prioritas

Lihat situas Tetapkan Sumber

Informasi

Strategi

Fokus luas

atau fokus

sempit

Cek sumber untuk

relevansi

Konsultasi dengan sumber khusus Informasi

Baru

77

Perilaku pencarian informasi adalah kegiatan seseorang yang dilakukan

untuk mendapatkan informasi. Manusia akan menunjukan perilaku pencairan

informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku pencarian informasi dimulai

ketika seseorang merasa bahwa pengetahuan yang dimilikinya saat itu kurang dari

pengetahuan yang dibutuhkannnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut

seseorang mencari informasi dengan menggunakan berbagai sumber informasi.

Alur pencarian informasi berdasarkan model diatas menunjukan beberapa

tahapan penting dalam pencarian informasi. Mulai dari kebutuhan informasi,

bertindak, melihat situasi, menetapkan sumber informasi, strategi pencarian

informasi, hingga menemukan informasi baru.

Seiiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern ditambah

dengan maraknya berbagai inovasi dari segala bidang. Setiap individu tentunya

mau tidak mau mengikuti perkembangan zaman, walaupun ada beberapa individu

yang tetap mempertahankan budayanya.

Persetujuan terhadap inovasi akan lebih mungkin terjadi pada orang-orang

yang suka akan perubahan, menghargai kebutuhan akan inovasi dan mencari

informasi baru.60

Kebutuhan tersebut menjadi awal mula pencarian informasi disini. Karena

proses pencarian informasi timbul karena adanya kebutuhan seperti pengertian

diatas. Dalam penelitian ini peneliti mengacu pada teori kebutuhan oleh Abraha

Maslow yang menyebutkan bahwa tingkah laku individu berguna untuk

memenuhi kebutuhannya.

60

McQuail Denis dan Sven windail. Model-model Komunikasi. Alih bahasa : hal.61

78

Teori kebutuhan tersebut mempunyai empat prinsip landasan yakni,

manusia adalah binatang yang berkeinginan, kebutuhan manuasia tampak

tergorganisir dalam kebutuhan yang bertingkat-tingkat, bila salah satu kebutuhan

terpenuhi, kebutuhan lain akan muncul begitupun dengan kebutuhan lebih tinggi

yang lebih dominan.

4.3.3.1 Informasi Mesin

Dalam modifikasi skuter Vespa menjadi racing, mesin merupakan bagian

penting yang paling utama dibicarakan dan paling dicari. Berdasarkan pemaparan

sebelumnya mengenai strategi pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota

VAC adalah strategi berfokus sempit, sehingga menetapkan mekanik sebagai

sumber informasi. Mekanik menjadi titik keberangkatan pencarian informasi,

maka peneliti mewawancara Cepi berkaitan dengan informasi apa saja yang

paling dicari, berikut pernyataannnya:

“...paling intinya sih yang harus diganti buat jadi racing itu Boring,

Silindercop, dan Carbulator itu aja jantungnya yang harus dicari mah,

yang lainnya nanti ngikutin aja. Ya gitu saya saranin biasanya mending

nyari bekas dulu ke anak-anak VAC ada yang punya gak? atau anak Vespa

lain, kalau udah mentok ya nyari ke toko beli baru tapi usahain mah jangan

beli di toko soalnya kualitas toko sama bawaaan mesin beda jauh. Bekas

gak apa-apa tapi original, kaya boring bekas sekitar lima ratus sampai

enam ratus ribu, di toko yang baru kisaran tiga ratus ribu tapi jelek

kualitasnya karena kandungan logamnya juga beda. Jadi kalau boring

bawaan motor yang orisinil semakin panas gak ngedrop, tapi sama

kencengnya sama Boring, Silindercop, Carbulator bermerek Mallosi,

Pilasco, Polini produk itali ya bisa nyeimbanginlah, ada istilahnya tilas

tapi raos (bekas tapi enak). Tapi kalau bawaan mesin vespa yang

standarannya masih bagus, biasanya saya bubut aja dirubah dikit bentuk

sparepartnya, contohnya aja Boring yang kalau standarannnya mah

lubang-lubang anginnya kecil terus saya bubut dirubah jadi aga besar biar

tekanan udara yang masuk banyak, jadi hamplah lah istilahnya mah kalo di

sirkuit. ”61

61

Lampiran

79

Berdasarkan pernyataan dari Cepi sudah sangat jelas apa saja yang harus

dicari Gogon untuk modifikasi vespanya menjadi racing. menjadi awal dari

pencarian Gogon. Peneliti berasumsi bahwa Gogon akan mencari informasi

mengenai sparepart mesin yang dibutuhkan untuk melengkapi mesin racing pada

vespanya.

Cepi yang bukan hanya ahli dalam permesinan ini tetapi juga menguasai

teknik bubut pada logam besi, sehingga memudahkahkan dalam proses modifikasi

sebuah sparepart mesin racing. Berdasarkan observasi dilapangan keahlian bubut

tersebut Cepi miliki karena dalam rutinitas kesehariannnya Cepi bekerja di

bengkel bubut daerah Pagarsih.

Gambar 4.13

Foto Informan Cepi di Bengkel Pagarsih

Menjadi mekanik adalah kegiatan sampingan Cepi yang selalu

diluangkannnya diluar jam kerja. Cepi senantiasa memeberikan jasa dalam

memodifikasi untuk mebantu rekan-rekannnya jika ada masalah mengenai mesin

vespa. Berikut pernyataan Cepi yang berkaitan dengan keahlian dalam membubut

yang diceritakannnya ketika bertemu dengan informan:

80

“Yang bisa bikin sendiri mah biasanya kita bikin aja, jadi yang bawaan

vespanya di bongkar terus di bubut lagi. Sparepart yang digunakan buat

mesin standar dirubah jadi sparepart yang bisa digunakan buat mesin

racing. Tapi biasanya gimana yang punya vespa sih, kalau Gogon udah

tiga kali kan dia ngemodif vespa mulai dari sparepart yang beli online dari

itali, sparepart bekas, sampai yang bubutan saya udah pernah diapakai.

Alahmdulillah kalau ahli ngebubutnya mah dan pas dudukannya bisa

kenceng lah mesinnnya gak jauh beda sama mallosi. Seperti ini boring

yang bawaan kan lubang-lubangnya kecil kalau untuk racing harus besar

lubangnnya biar memeperpanjang nafas istilahnya mah, jadi dibubut

disini.”62

Gambar 4.14

Boring standar sebelum bubut (kiri) dan Boring racing hasil bubut (kanan).

Pada saat observasi dilapangan, sesekali informan juga membicarakan soal

sparepart mesin online. Berdasarkan keterangan dari informan beberapa tahun

kebelakang Gogon juga pernah membeli sparepart melalui internet atau belanja

online. Peneliti mencoba mengkonfirmasi pernyataan Cepi kepada Gogon, berikut

pernyataannya Gogon:

“Saya dulu pernah nyari-nyari lewat internet, majalah mah jarang. Kalau

lewat internet pertamanya nyari aja iseng-iseng di Google, terus misalnya

masukin aja kata kunci sparepart vespa merek malosi buatan itali, nanti

kan banyak tuh yang keluar situs-situsnya. Yang harus teliti sih perhatikan

62

Lampiran

81

keresmian dari situsnya, jangan asal-asalan. Saya waktu itu pernah

ngeberaniin diri beli sparepart online buat Vespa saya sebelumnya, dan

Alhamdulillah ga kena tipu terus barang juga memuaskan karena asli

buatan itali. Kenapa nekat beli online karena waktu itu saya lagi nyari

boring di anak-anak gak ada yang punya, terus mau beli lokal suka

nanggung jauh banget kualitasnya, dan kebetulah lagi ada uang makanya

beli online.”63

Begitu pesatnya perkembangan tekhnologi saat ini, yang menyebabkan

anggota VAC mencari-cari kebutuhan informasinya melalui media internet.

Walaupun semakin canggihnya teknologi jejaring internet, dan terkadang

dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk melakukan

penipuan, tapi Gogon tetap melakukan transaksi online, seperti penuturannya

berikut ini:

“Ya pertama kali saya takut, takut barang gak nyampe sedangkan uang

udah di transfer, waktu itu kita belinya pake dollar yang kalau di rupiahin

sampe 15juta. Tapi saya yakin sih gakan mungkin ketipu soalnya situsnya

resmi, terus udah banyak testimoni dari banyak konsumen di berbagai

negara, makanya saya beraniin aja order sparepart dari situ. Alhamdulillah

ditungguin deg-degan seminggu nyampe juga, dan hasilnya memuaskan

gak diragukan lagi kualitas itali mah pasti paling bagus soalnya kan Vespa

lahirnya disana.”64

Berdasarkan pernyataan Gogon tersebut menandakan bahwa produk

buatan luar negri dapat dipercaya kualitasnya. Dapat peneliti simpulkan pula jika

Gogon dalam pencarian informasinya tidak terpenuhi pada sesama anggota VAC

dan komunitas Vespa lain, maka dia akan mencari ke toko sparepart, tetapi jika

pada saat itu keadaan keuangan Gogon mampu untuk membeli online maka dia

akan mencari menggunakan media internet.

63

Lampiran 64

Lampiran

82

Dalam mencari sparepart mesin ada pilihan lain jika ingin menghemat

biaya, Gogon biasanya meminta Cepi untuk memanfaatkan keahliannnya dalam

membubut. Apabila sparepart mesin yang dicari sulit untuk ditemukan, maka Cepi

dapat membubut sparepart mesin Vespa standar menjadi sparepart racing. Namun

ada beberpa sparepart yang harus tetap dicari karena tidak dapat dimodifikasi

dengan membubut yaitu carbulator yang biasanya mereka pakai dengan

menggunakan Carbulator dari motor Jepang seperti Kawasaki Ninja.

Gambar 4.15

Carbulator Kawasaki Ninja (kiri) , Carbulator Vespa (kanan).

Pencarian informasi yang dilakukan anggota VAC, seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya anggota VAC akan memulai pencarian kepada sesama

anggota VAC terlebih dahulu. Malam minggu menjadi jadwal berkumpulnya

anggota-anggota VAC, berdasarkan informasi dari informan mereka selalu

berkumpul di depan toko Kartikasari. Kegiatan kumpul tersebut menjadi

kesempatan untuk Gogon mencari informasi mengenai apa yang dibutuhkannnya,

banyaknya anggota VAC yang hadir dapat dimanfaatkan oleh Gogon.

83

Selain kumpul malam minggu tersebut, banyak acara VAC yang dapat

dimanfaatkan oleh Gogon untuk mencari informasi dimana semua teman-

temannnya di VAC berkumpul.

Peneliti berasumsi bahwa kebutuhan informasi yang Gogon cari pada

sesama anggota VAC belum terpenuhi, maka Gogon akan mencari ke komunitas

vespa lainnya. Banyak tempat dimana gogon dapat bertemu dengan anggota vespa

lainnya, berikut pernyataan Gogon mengenai hal tersebut:

“Kalau ketemu anak vespa lain cukup lumayan sering, kita bisa ketemu

pas malem minggu, biasanya kelompok lainnya juga pada ngumpul kalau

malem minggu. Terus bisa ketemu di bengkel, di sirkuit balap atau di

tempat biasa latihan di Brigif. Semua anak vespa mah kalaupun beda

komunitas juga bisa dibilang keluarga, jadi moal asa-asa kalo minta

informasi soal mesin yang lagi saya cari misalnya. Ketemu dijalan juga

walaupun gatau nama tapi suka tegur sapa, “man..” terus dijawab

“yo...man” udah gak aneh lah istilah gitu di vespa mah. ”65

Kegiatan-kegiatan rutin VAC dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan

tali silaturahmi antar anggota VAC sekaligus menambah keakraban sesama

anggota. Manfaat yang diterima Gogon dengan adanya banyak kegiatan di VAC,

dapat menjadi peluang bagi Gogon untuk mendapatkan banyak informasi yang

bersumber dari sesame anggota VAC, seperti pernyataan gogon berkut:

”Kalau kumpulan yang malam minggu khusus ka rena itu wajib saya suka

nyempetin dateng, biasanya jam 11 baru turun ke jalan dan ketemu sama

anak-anak VAC se-Bandung Raya disana. ya buat mertahanin silaturahmi

sama saling tukar informasi baru lah sama yang lainnnya, Alhamdulillah

istri saya juga gak pernah protes walaupun acara kumpul wajib itu

biasanya sampai jam 3 subuh baru pada bubar.”66

65

Lampiran 66

Lampiran

84

Berdasarkan informasi-informasi yang peneliti dapatkan dari key informan

dan didukung oleh observasi di lapangan, dapat disimpulkan bahwa informasi

paling dicari oleh anggota VAC dalam modifikasi skuter Vespa adalah iniformasi

berkaitan dengan keberadaan sparepart yang dibutuhkan dalam modifikasi Vespa

Boring, Silindercop, dan Carbulator.

Dalam proses pencariannya kegiatan yang dilakukan oleh anggota VAC

berawal dari informasi yang didapatkan dari mekanik, mekanik akan

memeberikan informasi apa saja yang harus dicari oleh anggota VAC. Setelah

mendapatkan informasi apa saja yang harus dicari, barulah anggota VAC

melakukan pencarian yang bermula dari sesama anggota VAC, anggota kelompok

vespa lainnya hingga toko sparepart mesin kendaraan bermotor.

Dapat disimpulkan kembali bahwa informasi apa saja yang paling dicari

dalam proses modifikasi yaitu informasi mengenai keberadaan sparepart mesin

Boring, Silindercop, dan Carbulator. Mesin Sparepart tersebut menjadi jantung

dari Vespa racing agar dapat berlari kencang dilapangan sirkuit.

4.3.2.2 Informasi Body Vespa

Body pada Vespa disini merupakan bagian luar dari sebuah vespa, sesuatu

yang menonjol diluar yang juga dapat menjadi identias seperti pada cat.

Modifikasi Vespa tidak terhenti pada mesin racing saja, namun cat pada body luar

Vespa merupakan pelengkap dari sebuah modifikasi.

Warna cat pada skuter Vespa dapat mencerminkan identitas si pemilik. Cat

identik dengan warna, dan terkadang suatu warna memiliki arti tersendiri.

Sedangkan knalpot menjadikan suara khas tersendiri yang terkadang membuat

85

bising lapangan sirkuit, anggota memilih menggunakan knalpot dengan suara

tetentu.

Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan informasi bahwa Gogon

sebagai pemilik Vespa racing menyukai warna ungu untuk vespanya. Berikut

adalah alasan Gogon kenapa memilih warna ungu:

“sebenernya saya gak sengaja milih warna ungu tuh. Dulu ungu juga

bukan warna favorit saya, awalnya ngeliat sandal anak saya yang baru satu

tahun. Ceritanya anak saya baru belajar jalan dulu tuh, dikasih sandal cross

yang buat balita gitu warna ungu kombinasi pink, nah pas lagi dipakai

anak saya belajar jalan sambil liat perkembangan dia jalan eh saya

perhatiin kok bagus juga ya kombinasi warnanya. Dari situ deh saya

cobain di motor dan hasilnya bagus, jadi gitu sampai sekarang motor vespa

saya kenapa warna ungu kombinasi pink, bukan Cuma Vespa aja tapi

motor matic sama kupling yang di rumah juga saya cat ungu pink.”67

Dalam pencarian informasi mengenai pengecatan sama seperti startegi

yang dilakukan pada sparepart mesin, menggunakan strategi fokus sempit.

Anggota VAC penyuka makanan pedas ini mempercayakan soal pengecatan pada

Deni yang juga merupakan anggota VAC dan merupakan rujukan dari Cepi

mekanik. Gogon menyetujui rujukan cepi tanpa memilih-milih dari berbagai

sumber. Peneliti menetapkan Gozil sebagai informan pada penelitian ini.

Pria yang akrab dipanggil Gozil ini sudah ahli dalam pengecatan sejak

tahun 2012 walaupun awal mulanya hanya sekedar coba-coba saja. Kegiatan

lainnnya selain meberikan jasa cat, Gozil juga memahami soal mesin Vespa. Pria

lajang ini membuka bengkel sederhana dirumahnya, halaman kecil sekitar 5x2

67

Lampiran

86

meter dijadikannya sebagai tempat berkarya dalam pengecatan ataupun

memperbaiki mesin Vespa.

Gambar 4.16

Foto Deny Gozil di bengkel cat.

Pertama kali saat peneliti bertemu dengan informan di kediamannya, pada

saat itu informan sedang asik mengecat body vespa Gogon. Peneliti saat itu

melihat body motor Gogon sedang digantung untuk dikeringkan karena telah

selesai dalam pengecatan. Warna unggu mengkilat myelimuti vespa Gogon pada

saat itu, terlihat sangat cantik dan elegant untuk warna kesukaan seorang pria.

Berdasarkan hasil observasi dilapangan pada tahap pengecatan ini

membutuhkan waktu yang tidak sedikit, karena memerlukan ketelitian serta

keahlian khusus dalam melakukan tahap ini. Faktor cuaca juga menjadi sangat

penting dalam proses pengecatan ini, karena menentukan durasi waktu ketika

pengerjaannya. Berikut adalah pernyataan Gozil:

87

“Kalau soal cat mah biasanya ngerjainnnya barengan sama mesin, jadi

misalnya mesin lagi dikerjain di bengkel nah bodynya dibawa kesini buat

di cat. Jadi pengerjaannya itu biasanya barengan dan pas beres juga dua-

duanya barengan. Mesin beres terus cat beres, kalau udah dua-duanya

beres baru deh tinggal naikin mesinnya buat tahap finishing. Jadi

sebenernyamah cat bukan tahap terakhir kalau modifikasi itu.

Penegrjaanya sih kalau cat tergantung cuaca sama kualitas cat yang

dipakai, menurut saya sih cat bisa jadi tahap y ang penting juga kalau

ngemodif, biasanya kurang lengkap kalau ngemodif mesin aja tapi body

dibiarin gitu aja kan sayang.”68

Gambar 4.17

Body skuter Vespa dalam proses pengecatan.

Bedasarkan hasil wawancara dengan informan Gozil, peneliti berasumsi

bahwa tahap pengecatan ini juga merupakan tahapan paling penting dalam

modifikasi Vespa. Walaupun tidak berkaitan dengan permesinan tetapi cat adalah

bagian lalpisan paling luar dari sebuah Vespa yang dapat menonjolkan identitas

pemiliknya.

68

Lampiran

88

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis di kelompok Vespa

Antique Club (VAC) Cimahi dengan judul “Pola Pencarian Informasi Anggota

Vespa Antique Club dalam Modifikasi Skuter Vespa”, penulis menyimpulkan :

1) Strategi pencarian informasi yang dilakukan oleh anggota VAC dalam

mencari informasi mengenai modifikasi skuter vespa adalah strategi fokus

sempit. Strategi fokus sempit itu sendiri adalah strategi pencarian

informasi yang hanya fokus pada satu sumber informasi dan dianggap

sebagai titik keberangkatan untuk mencari informasi baru. Pencarian

informasi disini timbul karena adanya kebutuhan akan informasi, dimana

kebutuhan modifikasi skuter vespa oleh anggota VAC merupakan

kebutuhan Esteem Needs (kebutuhan-kebutuhan penghargaan).

Dalam penelitian ini anggota VAC fokus pada satu sumber

informasi yang berasal dari mekanik, tanpa mengumpulkan berbagai

sumber informasi lainnya. Mekanik memberikan informasi apa saja yang

harus dicari dalam modifikasi skuter Vespa, salah satunya adalah

informasi mengenai sparepart mesin pada skuter Vespa. Mekanik

memberikan informasi mengenai dimana saja sparepart mesin yang

dibutuhkan dalam modifikasi didapatkan. Mekanik memerintahkan agar

89

anggota VAC mencari sparepart mesin yang dibutuhkan pada sesama

anggota VAC terlebih dahulu, jika belum terpenuhi lanjut kepada teman-

teman di komunitas Vespa lainnnya, dan yang terakhir adalah di toko

sparepart.

2) Informasi yang paling dicari dan paling sering dikomunikasikan pada

pencarian informasi mengenai modifikasi skuter Vespa penulis

mengkategorikan menjadi dua macam informasi. Informasi yang pertama

adalah informasi mesin yang meliputi tiga mesin sparepart yang menjadi

jantung dalam modifikasi skuter vespa racing, yaitu Boring, Silindercop,

dan Carbulator. Ketiga mesin sparepart tersebut didapatkan dari hasil

pencarian informasi yang dilakukan anggota VAC menggunakan staregi

fokus sempit dengan dasar kebutuhan akan informasi.

Informasi yang kedua adalah informasi mengenai Body Vespa.

Body pada Vespa disini merupakan bagian luar dari sebuah Vespa,

sesuatu yang menonjol diluar yang juga dapat menjadi identias seperti

pada cat. Modifikasi Vespa tidak terhenti pada mesin racing saja, namun

cat pada body luar Vespa merupakan pelengkap dari sebuah modifikasi.

Warna cat pada skuter Vespa dapat mencerminkan identitas si pemilik. Cat

identik dengan warna, dan terkadang suatu warna memiliki arti tersendiri.

Dalam modifikasi skuter Vespa disini anggota VAC memilih perpaduan

warna ungu dan merah jambu untuk mempercantik Vespanya. Anggota

VAC mempercayakan sepenuhnya mengenai pengecatan pada ahli cat

yang merupakan rujukan dari mekanik. Seperti halnya informasi mesin

90

anggota VAC menggunakan strategi fokus sempit yang menyerahkan

sepenuhnya pengerjaan body Vespa pada ahli cat.

5.2 Saran-saran

1) Kurangnya pengetahuan anggota VAC mengenai sparepart mesin dan rasa

tidak mau repot dalam pengerjaan modifikasi sehingga semua

dipercayakan pada mekanik. Namun setidaknya anggota VAC harus

mengetahui pengetahuan dasar mengenai sparepart mesin dan body luar

Vespa agar dapat menekan biaya produksi modifikasi, sehingga tidak

sepenuhnya dilimpahkan kepada pihak kedua.

2) Dalam pelaksanaan strategi seleksi dan penggunaan media, dirasa masih

kurang, dan internet masih belum menjadi prioritas di jaman yang sudah

berkembang ini. Sebaiknya penggunaaan media internet lebih

ditingkatkan, karena banyak hal positif yang dapat diambil dalam

pencarian sparepart mesin dan pengetahuan mengenai body Vespa.

Seperti lebih sering membuka-buka blog mengenai modifikasi skuter

Vespa, akun jual beli sparepart mesin, toko-toko online dengan kualitas

tinggi dan harga terjangkau tentunya banyak sekali di Indonesia namun

tetap harus selektif. Membuka forum diskusi online juga dapat menjadi

wawasan dalam pencarian informasi, seperti Facebook, Kaskus, dan Blog

dapat dijadikan wadah untuk pertukaran informasi yang dapat dijangkau

oleh seluruh pengguna Vespa se-Indonesia yang sifatnya mengehemat

waktu dan biaya karena tidak diperlukan pertemuan secara langsung.

91

DAFTAR PUSTAKA

Burgin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.

Fikom, Universitas Padjadjaran. 2014. Komunikasi dan Informasi. Bandung :

Mitra Bestari.

Iriantara, Yosal. 2007. Community Realtions. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh

Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi,

Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.

Masyhuri. 2008. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif.

Bandung: Refika Aditama.

Milles, Matthew B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

McQuail, Denis dan Sven Windail. 1982. Model-model Komunikasi. Jakarta : Alih

Bahasa Putu Laxman Pendil.

Nazsir, R. Nasrullah. 2008. Dinamika Kelompok & Kepemimpinan. Bandung:

Widya Padjadjaran.

Pawito. 2008. Penelitian Komunikas Kualitatif. Yogyakarta: PT. LKis Pelangi

Aksara.

Rakhmat, Jalaludin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Santoso, Slamet. 2010. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: R&D

Alfabeta,.

Yusup, Pawit M. 2013. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Webbsite:

http://djepok.blogspot.com : Arti Komunitas. Diakses pada tanggal 06 Desember

2013 Pukul 10.25 WIB.

Hhtps://id.m.wikipedia.org : Pengertian Khalayak. Diakses pada tanggal 28

September 2015 Pukul 11.30 WIB.

http://id.m.wikipedia.org : Vespa. Diakses pada tanggal 02 September 2015 Pukul

10.00 WIB.

http://id.scribd.com/doc/37396255 : Kerangka Berpikir. Diakses pada tanggal 06

Desember 2013 Pukul 13.00 WIB.

92

http://id.wikipedia.org/wiki : Pola. Diakses pada tanggal 06 Desember 2013 Pukul

11.20 WIB.

http://glosarium.org : Arti Pola. Diakses pada tanggal 06 Desember 2013 Pukul

11.30 WIB

http//s1.undip.ac.id/d.bmk Diakses pada tanggal 06 Desember 2013 Pukul 12.25

WIB.

pukul 13.30 WIB.

93

DAFTAR LAMPIRAN BIODATA

INFORMAN

DAN TRANSKIP WAWANCARA

94

Lampiran 1

Biodata Key Informan

Nama Lengkap : Sonny S.

Nama Panggilan : Gogon

Alamat : Puri Cipageran Blok E.41 Rt.04/24 Cimahi Utara0

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 07 Oktober 1986

No.Tlp/Hp : 08567747783

Usia : 29 tahun

Jabatan : Anggota Vespa Antique Club

Pengalaman Organisasi : VAC 1998-2015

Pendidikan : Pendidikan Kepolisian

Pekerjaan : Polisi

Kriteria : Penulis memilih Gogon sebagai key informan karena

ia adalah anggota VAC yang memodifikasi skuter

Vespa sesuai dengan fokus pada penelitian ini.

Penentuan Gogon sebagai key informan juga

berdasarkan rujukan dari informan-informan

sebelumnya, menggunakan teknik snowball linier.

95

Lampiran 2

Transkrip Wawancara

Wawancara dengan Sonny S. (Gogon) dilakukan tiga kali, pertama tanggal 20

Oktober 2014 pukul 16.00 WIB bertempat di Jl.Gunung Batu Bandung, untuk

bertanya perihal VAC dan pengalamnnya selama bersama kelompok VAC, dan

pertemuan kedua pada tanggal 11 Februari 2015 pukul 15.00 WIB di Brigif 15

Kujang Cimahi. Pertemuan ketiga pada tanggal 8 September 2015 pukul 15.00

WIB di Brigif 15 Kujang Cimahi.

T: Dapatkah anda menceritakan pengelaman anda bergabung dengan

VAC?

J: Saya gabung di VAC itu anak-anaknya solid banget sama enaklah

kebersamaaannya. Kalo ngomongin pengalaman sama VAC banyak

banget, dulu pernah digebugin sama geng motor tahun 2002 kalau gak

salah itu kejadiannnya di Cihampelas. Dulu kami kumpul dari Monument

langsung ke Braga, nah abis dari Braga kami nongkrong di Cihampelas

sampe jam 3 subuh. Pas jam 4 ada rombongan geng motor Moonreker dari

arah Dago turun ke bawah ke tempat kami nongkrong, dulu kami berempat

ada Gogon, Rudi, Omo, Cepi. Nah disitu mereka lewat ngelempar pake

bom molotok kena motor saya dulu, padahal kita gak ada salah apa-apa

abis aja digebuggin disitu. Pasa malem minggu besoknya kita balik lagi

kesana, kita niatnya mau bales taunya anggota VAC se-Jawa Barat keluar

semua gak mikirin apa-apa di babad aja semuanya. Dulu urusannnya

sampe ke polisi juga, cuma Alhamdulillah sekarang udah beres urusannya.

Ya kalau diambil hikmahnya jadi belajar kebersamaannya disitu, terus

96

geng motor manapun udah gak ada lagi yang berani sama VAC secara

anggota menang dikita kalau dikumpulin dan kita mah cinta damai.

T: Sejak kapan anda menggunakan sepeda motor jenis skuter Vespa?

J: Sebelumnya saya punya Vespa dulu itu waktu kelas 3 SMP, awalnya buat

gagayaan soalnya jaman dulu mah jarang anak SMP punya motor sendiri

gak kaya anak jaman sekarang SD aja udah pada bisa naik motor. Ya

banggalah kelas 3 SMP udah punya motor sendiri walaupun Vespa. Tapi

dari situ awal mulanya saya suka Vespa samapi sekarang jadi hobby.

Sekarang juga walaupun udah ada motor lain yang buat operasional kalau

kerja atau kesana sini tapi Vespa tetep harus punya, buat kumpul sama

anak-anak.

T: Sejak kapan bergabung dengan Vespa Antique Club?

J: Karena waktu itu saya punya motor Vespa, terus temen yang kebelutan

punya Vespa juga ngajakin gabung di komunitas Vespa. Tujuannnya biar

nambah temen relasi Vespa terus kalo ada masalah sama mesin jadi

gampang minta bantuannnya. Tahun 98 saya langsung gabung di VAC,

padahal grup Vespa waktu itu udah banyak tapi temen ngajakin ke VAC

dan kebetulan ada sepupu yang udah gabung duluan di VAC.

Alhamdulillah saya punya keluarga baru sampai saat ini.

T: Pendapat keluarga bagaimana dengan keikutsertaan anda dalam

VAC?

J: Alhamdulillah teh, kalau keluarga dari dulu sampe sekarang selalu

ngedukung. Orangtua juga gak pernah ngelarang soal hobby Gogon, cuma

97

waktu itu sempet istirahat dulu momotorannnya buat pendidikan. Ya demi

nyenengin hati orangtua Gogon nurut aja, terus pas udah beres pendidikan

dan apa yang di pengen mamah sama Bapa tercapai, Gogon tempur lagi di

Vespa, makanya udah tua kaya gini juga masih aja ikut ngerameinlah.

Selain itu juga walaupun saya sekarang udah berkeluarga dan punya

buntut dua, Alhamdulillah juga istri mendukung dan gak pernah

ngelarang-larang soal hobby Gogon. Kalau istri Gogon mah mau jungkir

balik sama Vespa juga gakan ngelarang yang penting buat dia mah asal

jangan main cewe aja, tanggung jawab terus bisa ngatur waktu antara

keluarga sama hobby.

T: Kenapa memilih memodifikasi skuter Vespa menjadi mesin racing?

J: Karena dari dulu sampai sekarang saya sukanya kekebutan, bisa dibilang

hobby. Dari dulu saya seneng beli Vespa terus dimodifikasi jadi Vespa

racing, sekalipun lagi punya Vespa ancur tapi mesinnya tetep racing.

Awalnya sih pas semenjak gabung di VAC saya sering main di rumah

Cepi sepupu saya yang juga anggota VAC, Cepi juga ahli di bidang

permesinan Vespa racing di daerah Pagarsih Bandung. Setiap lagi disana

dulunya saya suka ngeliatin dia ngemodif motor-motor orang buat

diracingin, lama-lama tertarik juga pengen ngemodif motor sendiri. Ya

bisa jadi karena faktor lingkungan juga kali ya makanya sekarang jadi ada

di dunia Vespa racing. Tapi pada dasarnya mah dari dulu sampe sekarang

seneng kebut-kebutan teruslah, jiwa mudanya masih ada. Nah itu yang jadi

alesan saya kenapa ngemodifikasi Vespa, soalnya kalau udah hobby mah

98

susah teh ninggalinnya. Walaupun kata orang awam gada kerjaan dan

ngabisin duit, tapi jadi kepuasan buat sayanya.

T: Berapa kisaran biaya yang harus dikeluarkan untuk modifikasi

skuter Vespa racing?

J: Biayanya kalo buat Vespa racing sehari-hari minimal lima juta, kalau

Vespa tempur atau balap bisa sampai 15 juta. Soalnya alat-alat ada yang

import dari Itali, ataupun beli di Indonesia juga masih mahal harganya,

mahal di Boring itu pakai Boring racing. Tapi besarnya biaya bisa

diamininlah kalo mekaniknya pinter-pinter siasatin mesin, kalau keuangan

lagi pas-pasan biasanya mesin bawaan dirubah jadi mesin racing bisa aja

kalau mekaniknya ahli mah bisa dibubut.

T: Tujuan modifikasi Vespa racing untuk apa?

J: Selain karena saya hobby kebut-kebutan, saya modifikasi Vespa jadi

racing juga ga cukup di ngemodif doang. Tapi saya juga suka ikut

kejuaranlah paling rutinnya balap roadrace. Nah kalau gelar juara udah di

dapet disitulah kepuasannya, ngarasa bangga lah pokonyamah. Bangga

punya Vespa bisa menang kompetisi, lebih banyak dikenal di kalangan

vespa racing terus nilai jual motor di kemudian hari juga bisa jadi tinggi.

T: Kejuaraan apa saja yang sudah anda ikuti dengan Vespa racing milik

anda?

J: Balapan Roadrace tiap dua minggu sekali ada, biasanya di Brigif atau

sentul mulai dari Standar Tune Up, NBR, FFA. Semua jenis roadrace kita

udah pernah nyoba. Jadi saya sama mekanik tuh ibarat tim lah. Kebetulan

99

kalau balapan saya suka pakai Joki, kalau dulu bisa kang Cepi atau siapa

aja yang ngejoki tapi pendaftaran atas nama tim Gogon jadi kan kalau

menang yang bangga satu tim itu.

T: Kenapa menggunakan Joki dalam balapan di lapangan sirkuit?

J: Kalau dulu sih waktu masih muda sering Gogon sendiri yang turun, tapi

ngeliat sekarang badan udah gak sixpack lagi ibaratnya, daripada barerat

mending pakai Joki. Tapi waktu jaman dulu jamannnya berdua sama

mekanik mah nyeting ongkoh, turun ongkoh, segala sama sendiri lah. Ya

sekarang mah banyak Joki yang nyari motor malah, emang jamannnya

udah gitu sih the jadi udah gak usah susah-susah lagi nyari joki buat

tempur.

T: Apa saja yang ahrus dipersiapan jika ingin memodifikasi skuter

Vespa?

J: Yang pertama kalo mau ngemodifikasi pastinya harus punya Vespa. Saya

sendiri mulai punya Vespa dari tahun 98 aja sampe sekarang. Cuma tahun

2003 sempet gak punya Vespa dulu karena ada pendidikan kepolisian,

mengharuskan saya ngejual Vespa buat nambahin biaya pendidikan.

Mungkin ada 10 tahun gak pake Vespa, tapi tetep nongkrong sih suka

ikutan, cuma ga pake Vespa. Nah baru 2013 kemarin beli Vespa lagi.

T: Selain Vespa apa saja yang harus dipersiapkan untuk modifikasi?

J: Intinya mah dompet harus mendukung teh, ngemodif pasti banyak yang

harus dicari dan dibeli. Dananya harus kuat, tapi da kalo udah hobby mah

segimana mahal juga kalau emang mampu mah pasti gakan lebar soal uang

100

mah. Bisa juga cari mekaniknya yang bisa siasatin mesin-mesin yang ada,

kalau emang bisa biking sendiri ya bikin aja gak usah beli, lumayan

seengganya hemat uang. Tapi ada juga mekanik yang gak mau ribet yang

maunya cuma tinggal pasang-pasang aja dan gak mau bantuin usaha

manfaatin sparepart yang ada. Ya selain punya Vespa dan uang, mekanik

juga jadi faktor paling penting kalo mau modifikasi Vespa.

T: Tahapan modifikasi skuter Vespa racing bisa diceritakan prosesnya

seperti apa?

J: Kalau vespa kan udah pasti punya kalau mau ngemodif. Nah pertama saya

nanya dulu sama mekanik kang Cepi, apa aja yang harus dicari nih buat

ngemodif terus juga ngobrolin soal rincian perkiraan biayanya.

Alahmdulillah sama Cepi udah ga segen lagi da udah saya anggap kaka aja

begitupun sebaliknya, soalnya udah lama kan saya diem dan nongkrong

dirumah Cepi liatin dia kerja sebagai mekanik. Waktu itu saya dateng ke

tempat Cepi bawa Vespa yang mau di modifikasi, terus Cepi ngasih tau

apa aja yang harus diganti dan dicari, sambil ngasih saran nyarinya dimana

aja. Biasanya sih kalau sama Cepi karena dia juga ahli bubut, Cepi mah

jago manfaatin sparepart yang ada jadi racing. Contohnya aja Boring yang

standaran dibubut sama Cepi jadi boring racing, jadi kalau uang lagi pas-

pasan gak usah pusing-pusing harus beli sparepart baru.

T: Untuk pencarian sparepart mesinnya anda mencari kemana saja?

J: Saya kan pertamanya konsultasi dulu lah sama Cepi soal keadaan Vespa

saya, biasanya mesinnnya di bongkar dulu sama Cepi, baru disitu ketahuan

101

apa aja yang harus diganti, Cepi ngasih tahu saya ini, itu, dan ini yang

harus dicari. Paling Cepi ngasih tau nyarinya dimana aja, dan saya nyari

dulu ke temen-temen anak VAC kira-kira ada yang punya gak?, terus

kalau di anak komunitas ga ada yang punya baru deh ke anak Vespa lain,

soalnya kan kita hubungan bukan sama anak VAC aja, keluar juga cari

informasi. Karena mesin Vespa masih satu mesin satu pabrik lah jalurnya

bukan cuma itu-itu aja, jadi anak-anak yang suka main sama kita

dihubungin. Biasanya kalau sama anak Vespa lain kita sering ketemunya

di sirkuit atau kadang di monumen Bandung, atau Dago kalau malem

minggu. Jadi sharinglah sama yang lain, nah paling kata temen ada tuh

temen yang jual disana, ada tuh disini, ya paling gitu nyarinya. Kalau

ketemu anak Vespa lain cukup lumayan sering, kita bisa ketemu pas

malem minggu, biasanya kelompok lainnya juga pada ngumpul kalau

malem minggu. Terus bisa ketemu di Bengkel, di Sirkuit balap atau di

tempat biasa latihan di Brigif. Semua anak Vespa mah kalaupun beda

komunitas juga bisa dibilang keluarga, jadi moal asa-asa kalo minta

informasi soal mesin yang lagi saya cari misalnya. Ketemu dijalan juga

walaupun gatau nama tapi suka tegur sapa, “man..” terus dijawab

“yo...man” udah gak aneh lah istilah gitu di Vespa mah. Kalau kumpulan

yang malam minggu khusus karena itu wajib saya suka nyempetin dateng,

biasanya jam 11 baru turun ke jalan dan ketemu sama anak-anak VAC se-

Bandung Raya disana. ya buat mertahanin silaturahmi sama saling tukar

informasi baru lah sama yang lainnnya, Alhamdulillah istri saya juga gak

102

pernah protes walaupun acara kumpul wajib itu biasanya sampai jam 3

subuh baru pada bubar.

T: Dalam pencarian informasi pernah menggunakan media internet?

J: Saya dulu pernah nyari-nyari lewat internet, majalah mah jarang. Kalau

lewat internet pertamanya nyari aja iseng-iseng di Google, terus misalnya

masukin aja kata kunci sparepart Vespa merek Malosi buatan Iitali, nanti

kan banyak tuh yang keluar situs-situsnya. Yang harus teliti sih perhatikan

keresmian dari situsnya, jangan asal-asalan. Saya waktu itu pernah

ngeberaniin diri beli sparepart online buat Vespa saya sebelumnya, dan

Alhamdulillah gak kena tipu terus barang juga memuaskan karena asli

buatan itali. Kenapa nekat beli online karena waktu itu saya lagi nyari

Boring di anak-anak gak ada yang punya, terus mau beli lokal suka

nanggung jauh banget kualitasnya, dan kebetulah lagi ada uang makanya

beli online.

T: Apakah tidak ada kekhawatiran membeli sparepart mesin secara

online?

J: Ya pertama kali saya takut, takut barang gak nyampe sedangkan uang

udah di transfer, waktu itu kita belinya pake dollar yang kalau di rupiahin

sampe 15juta. Tapi saya yakin sih gak akan mungkin ketipu soalnya

situsnya resmi, terus udah banyak testimoni dari banyak konsumen di

berbagai Negara, makanya saya beraniin aja order sparepart dari situ.

Alhamdulillah ditungguin deg-degan seminggu nyampe juga, dan hasilnya

103

memuaskan gak diragukan lagi kualitas Itali mah pasti paling bagus

soalnya kan Vespa lahirnya disana.

T: Ada jadwal balap roadrace terdekat yang akan diikuti?

J: Ada teh, nanti sekitaran bulan September di Brigif 15 Kujang. Acaranya

sih baisa mayoritas buat balap motor jepang, tapi ada kategori buat Vespa

juga. Kalau yang roadrace khusus Vespa ada si sentul sekitaran akhir

Oktober. Yang di Brigif ini saya pasti ikutan soalnya motor juga udah

beres, sekalian ngetes mesin sebelum ke Sentul.

T: Apakah anda menggunakan Joki dalam roadrace di Brigif?

J: Iya kita tim kita pakai Joki namanya Dzikri Anshari, masih muda sih dia

sekitaran 22 tahun. Dia masih dibilang junior, tapi udah sering tempur

sebelumnya bawain motor jepang, Cuma pas saya ajakin buat bawain

motor Vespa saya dia langsung mau aja dulu sekitar dua tahunan bareng-

bareng sama saya.

T: Berapa biaya yang dikeluarkan untuk balap di Brigif nanti?

J: Biaya masih standar, buat pendaftaran sekitar 350 ribu, buat jokinya

sendiri kan menang gak menang harus tetep di bayar dengan harga pasaran

300ribu. Yang ekstra biaya sih di Vespanya itu sendiri, harus ada dua juta

jaga-jaga mah buat bayar mekanik, benerin mesin kalau ada yang rusak

sama bahan bakar juga pakai bensol yang buat pesawat. Tapi kalau

menang kan lumayan hadiahnya juara 3 aja dua juta lima ratus, ya kalau

pun kalah juga gak masalah namanya juga kompetisi pasti ada menang dan

kalah. Intinya harus berani rugi kalau mau berhasil.

104

T: Kenapa anda memilih menggunakan warna ungu pada tampilan body

Vespa?

J: Sebenernya saya gak sengaja milih warna ungu tuh. Dulu ungu juga bukan

warna favorit saya, awalnya ngeliat sandal anak saya yang baru satu tahun.

Ceritanya anak saya baru belajar jalan dulu tuh, dikasih sandal cross yang

buat balita gitu warna ungu kombinasi pink, nah pas lagi dipakai anak saya

belajar jalan sambil liat perkembangan dia jalan eh saya perhatiin kok

bagus juga ya kombinasi warnanya. Dari situ deh saya cobain di motor dan

hasilnya bagus, jadi gitu sampai sekarang motor Vespa saya kenapa warna

ungu kombinasi pink, bukan cuma Vespa saja tapi motor matic sama

kupling yang di rumah juga saya cat ungu pink.

105

Lampiran 3

Biodata Informan

Nama Lengkap : Dodo Suhendar

Nama panggilan : Abah Dodo

Alamat : Gg.Madrasah No.20 Pagarsih, Bandung

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 24 Oktober 1958

No.Tlp/Hp : 085316161542

Usia : 57 tahun

Jabatan : Pendiri Vespa Antique Club

Pengalaman Organisasi : VAC 1993-2015

Pendidikan : STMN 1 Bandung

Kriteria : Sebagai pendiri kelompom Vespa Antique Club

tentunya Abah Dodo mengetahui sejarah VAC, dan

sebagai informan pertama yang yang akan merukuj

informan lainnya.

106

Lampiran 4

Transkip Wawancara

Wawancara dengan Dodo Suhendar (Abah Dodo) berlangsung satu kali pada

tanggal 13 September 2014, bertempat di Bengkel Vespa Brong di Jl.Hujung

Cimahi.

T: Apa tujuan didirikannnya kelompok Vespa Antique Club?

J: Didirikannya Vespa Antique Club pada waktu itu, tujuannnya adalah

supaya bisa menjadi wahana silaturahmi, komunikasi dan menyalurkan

hobby wisata berkendaraan untuk para penggemar Vespa yang

berazaskan kekeluargaan. Waktu itu pas hari Jumat 28 Oktober 1993,

saya sama teman-teman yang hobby di Vespa meresmikan Vespa Antique

Club di Jalan Jamika Kota Bandung. Yang hadir waktu itu Drs.

Solehudin (001), Drs. Acep Rahmat SH. (002), Franky Rahmat (007),

Dodo Suhendar (004) yaitu saya sendiri. Kita waktu itu berpikir kalau

kumpul-kumpul terus anak Vespa kan gak jelas kalau gak ada tujuannnya,

makanya bikin kelompok aja biar ada visi misi kedepannnya mau dibawa

kemana komunitas ini.

T: Ada berapa anggota yang tergabung dalam VAC pada saat itu?

J: Awal mula VAC dibentuk kita masih belum sebanyak sekarang

anggotanya, masih sekitar puluhan. Namun respon dari tahun ke tahun

dengan banyak muda-mudi yang kreatif dan suka sama Vespa, makin sini

makin banyak anggota, sampai diluar daerah Kota Bandung banyak yang

ingin diresmikan daerahnya untuk membuat VAC regional kota masing-

masing. Kalau sekarang mungkin sudah mau ribuan anggota VAC di

107

seluruh Indonesia. Dan perlu dicacat VAC juga sudah resmi terdaftar di

Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bandung, Jawa Barat dengan nomor

registrasi 053.

T: Ada kriteria khusus untuk menjadi anggota VAC?

J: Kita mah sistemnya kekeluargaan, jadi gak milih-milih orang untuk

gabung, siapa aja yang mau gabung ayo sini, karena gak ribet masuk VAC.

Paling syarat standar aja untuk anggota baru yang berkaitan dengan

keselamatan kendaraan bermotor. Syaratnya minimal berusia cukup umur

17 tahun dan wajib punya SIM C, mengisi formulir dan kalau masih

pelajar harus ada persetujuan orangtuanya. Anggota VAC dilarang

menkonsumsi narkoba, wajib pakai helm, jaket, sepatu, ada spion, celana

panjang kalau berkendara.

T: Apakah ada senioritas untuk anggota baru?

J: Senioritas pasti tetap ada untuk anggota baru, namun tetap kekluargaan di

VAC mah, gak sampai ada perpeloncoan. Untuk anggota baru VAC kita

namakan Embrio, bisa diibaratkan sebagai bibitlah, dia harus menjadi

Embrio dulu selama satu tahun baru diangkat jadi anggota resmi, ya

istilahnya mah magang dulu.

T: Prestasi terbesar apa yang selama ini sudah diraih oleh Vespa

Antique Club?

J: Selama 22 tahun ini Alhamdulillah kalau soal prestasi mungkin banyak

dari berbagai bidang, dari hal kecil positif yang dilakukan oleh anggota

pun kita udah bangga dan bisa dibilang prestasi. Seperti kegiatan-kegitan

108

sosial, memperingati hari kemerdekaan tiap taunnnya dengan acara

tahunan kita Kirab Merah Putih, juga kalau di balapan bagaian anak-anak

yang suka skuter racing juga banyak yang sudah memberikan gelar juara,

ya banyak sekali. Kalau yang mendunianya mungkin dulu pada tahun

2002, waktu itu anggota VAC asal padang berhasil mencapai puncak

Gunung Merapi menggunakan Vespa. Bayangin aja naik Gunung sambil

bawa Vespa tentunya suatu hal yang sulit, makanya VAC dapet

penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Kemudian pada

tahun 2010 kembali VAC mecahin rekor MURI dengan memarkirkan

100.000 skuter Vespa di Taman mini Indonesia. Alhamdulillah saya

bangga sama anggota-anggota VAC sekarang, semuanya memiliki

semangat positif.

T: Acara besar tahunan apa yang sering diadakan VAC setiap

tahunnya?

J: Pastinya rutin setiap tahun semua juga pasti melakukan hal sama kalau

ulang tahun, setiap tanggal 28 Oktober kita rutin bikin acara tahunan yang

wajib diikuti oleh seluruh anggota namun ini sifatnya resmi jadi cuma

anggota saja yang boleh bergabung. Kalau untuk umum yang boleh siapa

saja ikut VAC punya acara tahunan Kirab Merah Putih, ini adalah acara

tahunan VAC untuk memperingati HUT RI dan pada tahun ini bertepatan

pada kirab yang ke-17. Setiap HUT RI VAC menampilkan 17 Vespa

warna merah, 8 Vespa warna putih, dan 45 Vespa beraneka warna untuk

membentuk formasi dibarisan paling depan. Acara kirab ini siapa saja

109

boleh ikut serta dengan membeli kaos acara ini, dan tahun ini kita sudah

keluarkan sekitar 1500 kaos kirab. Hal positif buat acara ini, tujuannya

supaya tetap menjaga rasa kemerdekaan bagi kita semua dan sebagai

wadah silaturahmi bagi VAC dengan masyarakat dan kelompok-kelompok

lainnya.

110

Lampiran 5

Biodata Informan

Nama Lengkap : Taufik Hidayat

Nama panggilan : Opik

Alamat : Jl.Nanjung No.121 Rt.04/Rw.13 Cimahi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Cimahi, 1 September 1981

No.Tlp/Hp : 085659009832

Usia : 34 tahun

Jabatan : Ketua VAC Regional Cimahi

Pengalaman Organisasi : VAC 1998-2015

Pendidikan : SMKN 1 Cimahi

Pekerjaan : Wiraswasta

Kriteria : Sebagai ketua VAC Cimahi tentunya informan

memiliki banyak pengalaman dengan VAC, dan juga

anggotanya, tentu akan banyak informasi dari

informan yang dapat merujuk pada penentuan key

informan dalam penelitian ini.

111

Lampiran 6

Transkip Wawancara

Penulis melakukan wawancara dengan informan Taufik Hidayat (Opik). Penulis

bertemu dengan informan pada tanggal 14 September 2015 di kediaman informan

di Jl.Nanjung 121, pada pukul 16.00 WIB.

T: Sejak kapan anda bergabung dalam VAC? Bisa ceritakan pengalaman

anda?

J: Saya bergabung dengan VAC dari tahun 1998 samapi saat ini, dulu saya

tergabung dalam VAC Bandung Raya. Lebih detailnya awal mulanya waktu

itu saya dan teman-teman yang berdomisili di Cimahi tergabung dalam

cabang dari VAC Bandung Raya bagian Bandung Barat sama Baleendah.

Dikarenakan jarak dan tempat terlalu jauh dari rumah masing-masing,

sedangkan jumlah anggota yang beralamatkan Cimahi cukup banyak,

makanya anak-anak Cimahi berunding untuk mendirikan Cabang VAC

Cimahi dengan anggota sebanyak 50 orang. Berdirilah VAC Cimahi pada

tahun 2001, dan diresmikan pada 18 September 2001. Cimahi menjadi

urutan bagian ke delapan, kemudian Padalarang dan Banjaran terakhir.

Banyak sekali pengalaman saya bersama VAC, suka, duka, susah, senang

bareng-bareng anak-anak. Banyak kegiatan positif yang kita laluin bareng-

bareng selama di VAC. Mulai dari bakti sosial kalau ada sudara kita yang

kena musibah, kumpul bareng, liburan sama touring bareng sampai buka

puasa bareng anak yatim yang merupakan agenda rutin kita setiap tahunnya.

Alhamdulillah kita masih selalu dapat berbagi dengan sesama, tujuan kita

selalu ingin menjadi sekumpulan anak muda yang tidak hanya sekedar

112

kumpul-kumpul untuk menyalurkan hobby kita dalam Vespa tetapi juga ini

dapat bermanfaat bagi orang lain.

T: Sejak kapan diberikan amanat untuk menjadi ketua VAC Cimahi?

J: Saya menjabat menjadi ketua VAC Cimahi kurang lebih sudah 10 tahun,

mulai dari tahun 2004, bisa dibilang ketua VAC paling lama karena setelah

saya menjabat menjadi ketua tidak ada lagi yang mau dan sanggup untuk

menggantikan saya. Alhamdulilah sampai saat ini teman-teman masih

mempercayai saya. Kalau di urutkan dari tahun 2001 itu ada kang Nopi

yang menjabat selama dua tahun, kemudian dilanjutkan dengan kang Jejen

dan pada 2004 selanjutnya saya yang menjadi ketua sampai sekarang.

T: Ada berapa banyak anggota VAC Cimahi yang bergabung?

J: Dari tahun 2001 selama 14 tahun ini sudah banyak anggota yang bergabung

dalam VAC Cimahi. Sampai sekarang anggota kita yang terdata itu ada

sekitar 200 orang, namun pada saat kegiatan dan dilapangan yang aktif

sekitar 60-90 orang yang silih berganti antara yang berdatangan dan yang

sibuk dengan kesibukan pribadinya masing-masing, karena latar belakang

mereka ada yang pekerja dan ada yang masih sekolah.

T: Bagaimana dengan anggota VAC yang melakukan modifikasi Vespa?

J: Tidak sedikit sekarang anggota VAC yang memodifikasi Vespa mereka,

udah macem-macemlah pokonyamah. Tapi karena sekarang lagi musimnya

racing jadi kebanyakan pada modifikasi mesin vespa jadi racing. Selain

hobby juga menghasilkan uang jika ikut kejuaraan. Salah satunya anggota

kita yang rajin modifikasi skuter ada tuh Gogon, karena udah hobby ikut

113

kejuaran terus uang juga mendukung dia mah. Walaupun sekarang udah jadi

aparat juga tapi gak ada bosen-bosennya ngabisin waktu sama vespanya.

T: Bagaimana pendapat anda mengenai anggota yang aktif dalam

modifikasi skuter Vespa?

J: Saya ngeliat Gogon kalau soal ngemodif Vespa racing itu udah kaya

perlakuan bapak sama anaknnya, berapapun biaya yang dibutuhkan buat

bikin Vespanya jadi alus lah kasarnya mah moal lebaran. Soalnya udah

hobby terus jadi kebutuhan sih teh.

T: Berapa kisaran biaya yang harus anggota anda keluarkan dalam

modifikasi skuter Vespa?

J: Saya gak tau secara spesifik sih soalnya gak mendalami soal modifikasi.

Mungkin biaya sekitaran 10 jutaan mungkin lebih, ya memang bukan angka

yang sedikit juga untuk sebuah Vespa, tapi karena hobby dan sudah menjadi

kebutuhan itu tadi jadi harga gak jadi masalah. Tapi biasanya gimana

mekaniknya juga sih, kalau nekanik bisa press harga dan manfaatin apa

yang ada, mungkin kalau soal biaya bisa ditekan lebih hemat.

T: Apa sih yang harus dipersiapkan untuk modifikasi sepengetahuan

anda?

J: Pastinya harus punya Vespa teh kalo mau ngemodifikasi, bener ga? Ya kalo

ga punya Vespa apa yang mau dimodifikasi kan. Kalau sekarang sih Vespa

udah macem-macem harganya mulai dari harga dua jutaan sampe puluhan

juta ada, jadi gimana kitanya mau beli Vespa jenis apa dan kuat uangnya

berapa. Yang kedua itu tadi seperti yang saya bilang sebelumnya, dompet

114

juga harus mendukung, ya kalau pas-pasan mah jangan maksakeunlah

istilahnya. Terus pengetahuan soal modifikasi minimal dasarnya taulah, biar

gak salah milih mekanik atau joki pula kalau emang tujuannnya untuk

tempur di Sirkuit.

T: Apa kebanggaan anda soal VAC selama ini?

J: Kalau ditanya soal itu gak perlu saya jawab panjang lebar, saya bangga bisa

menjadi bagian dari keluarga VAC terutama ketika diberikan amanat untuk

mempimpin sebagian teman-teman VAC Cimahi, tentu suatu kehormatan

buat saya. InsyaAllah saya ingin memberikan yang terbaik untuk teman-

teman di VAC, disamping itu keluarga juga mendukung saya terutama istri

yang selalu memeberikan dukungan positif untuk hobby dan amanah yang

saya pegang ini.

115

Lampiran 7

Biodata Informan

Nama Lengkap : Septian Permana

Nama panggilan : Cepi

Alamat : Gg.Madrasah Pagarsih Bandung

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 16 September 1979

No.Tlp/Hp : 082240353599

Usia : 36 tahun

Jabatan : Anggota VAC Bandung Raya

Pengalaman Organisasi : VAC 1990-2015

Pendidikan : SMAN 13 Bandung

Pekerjaan : Wiraswasta

Kriteria : Sebagai anggota VAC yang juga merupakan mekanik

yang dipercaya key informan untuk modifikasi skuter

Vespanya, maka peneliti menetapkan Cepi sebagai

Informan pada penelitian ini.

116

Lampiran 8

Transkip Wawancara

Penulis melakukan wawancara pada informan Septian Permana (Cepi) pada

tanggal 30 Juni 2015, bertempat di kediaman Cepi di daerah Pagarsih Bandung

pada pukul 20.00 WIB.

T: Bagaimana hubungan personal anda dengan Gogon ?

J: Ya Gogon adalah temen lama saya, temen deket, temen seperjuangan,

temen heureuylah dari awal masih pada muda di VAC. Walupun awalnya

duluan Cepi di VAC terus nyusul Gogon, yang pertamanya dulu dia suka

ikut-ikutan nongkrong dirumah Cepi. Kebetulan di depan rumah saya

terasnya jadi tempat ngoprek motor, nah dulu Gogon waktu masih SMA

sering main dirumah sambil liatin saya bongkar-bongkar mesin Vespa.

Saking lamanya babarengan Gogon udah saya anggep kaya keluarga lah

kalau dirumah udah kaya adik sendiri, sebaliknya juga Gogon udah

nganggep saya Kakak. Nah sekarang juga walaupun udah beda profesi

Gogon mah udah sukses jadi polisi sedangkan saya ngoprek mesin sama

ngebubut aja kerjaannya, tapi diantara kita mah gak ada beda kasta, VAC

yang mempersatukan kita. Jadi gogon udah gak sungkan lagi lah kalo

sama saya.

T; Apakah Gogon sering menemui anda untuk memodifikasi skuter

Vespa?

J: Bukan Cuma sekali dua kali Gogon suka minta tolong saya buat dandanin

vespanya, seringlah Gogon dateng ke saya bawa vespa terus bilang gini

“mang urang tarikeun deui vespa nu ieu ah, cikkan tingali naon wae nu

kudu diganti?” (“bang kita kencengin lagi vespa yang ini, liatin apa aja

yang harus diganti?” dari pertama Gogon punya vespa sampai sekarang

kalau urusan vespa mah pasti langsung dateng ke saya. Kalau dia mau

ngemodif paling sama saya diliat dulu kondisi vespanya kaya gimana, apa

aja yang harus diganti sama dicari. Intinyamah sih dimesinnnya pasti

banyak yang harus dirombak kalau racing itu.

T: Apa saja yang harus dipersiapkan untuk mulai modifikasi?

J: Paling pertama harus punya Vespa itu sudah sangat jelas, terus kondisi

Vespanya dilihat seperti apa, setelah itu baru ketahuan apa aja yang harus

117

diganti atau dibeli. Paling intinya sih sparepart mesinnya pasti ada yang

harus diganti. Dan saya nyuruh Gogon nyari ke anak-anak dulu kalau ada

yang punya kan harga gakan tinggi kalau masih sesama VAC mah, terus

kalau gak dapet saja saya nyuruh Gogon nyari ke Kedungdoro atau

Borobudur, atau toko sparepart Vespa lainnya.

T: Informasi mengenai apa saja yang paling dicari dalam modifikasi?

J: Paling intinya sih yang harus diganti buat jadi racing itu Boring,

Silindercop, dan Carbulator. Itu aja jantungnya yang harus dicari mah,

yang lainnya nanti ngikutin aja. Ya gitu saya saranin biasanya mending

nyari bekas dulu ke anak-anak VAC ada yang punya gak? atau anak Vespa

lain, kalau udah mentok ya nyari ke toko beli baru tapi usahain mah jangan

beli di toko soalnya kualitas toko sama bawaaan mesin beda jauh. Bekas

gak apa-apa tapi original, kaya Boring bekas sekitar lima ratus sampai

enam ratus ribu, di toko yang baru kisaran tiga ratus ribu tapi jelek

kualitasnya karena kandungan logamnya juga beda. Jadi kalau Boring

bawaan motor yang orisinil semakin panas gak ngedrop, tapi sama

kencengnya sama Boring, Silindercop, Carbulator Mallosi, Pilasco, Polini

produk Itali ya bisa nyeimbanginlah, ada istilahnya tilas tapi raos (bekas

tapi enak). Tapi kalau bawaan mesin Vespa yang standarannya masih

bagus, biasanya saya bubut aja dirubah dikit bentuk mesinnya, contohnya

aja Boring yang kalau standarannnya mah lubang-lubang anginnya kecil

terus saya bubut dirubah jadi aga besar biar tekanan udara yang masuk

banyak, jadi hamplah lah istilahnya mah kalo lagi tempur.

T: Kenapa memilih membubut mesin sparepart?

J: Yang bisa bikin sendiri mah biasanya kita bikin aja, jadi yang bawaan

Vespanya di bongkar terus di bubut lagi. Sparepart yang digunakan buat

mesin standar dirubah jadi sparepart yang bisa digunakan buat mesin

racing. Tapi biasanya gimana yang punya Vespa sih, kalau Gogon udah

tiga kali kan dia ngemodif Vespa mulai dari sparepart yang beli online

dari Itali, sparepart bekas, sampai yang bubutan saya udah pernah

diapakai. Alahmdulillah kalau ahli ngebubutnya mah dan pas dudukannya,

bisa kenceng lah mesinnnya gak jauh beda sama Mallosi. Seperti ini

Boring yang bawaan kan lubang-lubangnya kecil kalau untuk racing harus

besar lubangnnya biar memeperpanjang nafas istilahnya mah, jadi dibubut

disini.

118

Lampiran 9

Biodata Informan

Nama Lengkap : Deni

Nama panggilan : Gozil

Alamat : Pasteur Bandung

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 16 SepMaret 1984

No.Tlp/Hp : 087722071863

Usia : 31 tahun

Jabatan : Anggota VAC Bandung Raya

Pengalaman Organisasi : VAC 1990-2015

Pendidikan : SMAN 9 Bandung

Pekerjaan : Wiraswasta

Kriteria : Sebagai anggota VAC yang juga merupakan ahli

pengecatan pada skuter Vespa milik Informan.

119

Lampiran 10

Transkip Wawancara

Penulis bertemu untuk wawancara dengan informan Deni (Gozil) pada tanggal 5

Juli 2015, bertempat di kediaman informan di daerah Pasteur Bandung.

T: Sudah berapa lama anda memberikan jasa dalam pengecatan skuter

Vespa?

J: Awalnya sih waktu tahun 2012 Cuma sekedar coba-coba saja, salnya mah

Cuma belajar ngoprek mesin aja. Service dikit-dikit lah harus bisa kalau

punya Vespa mah, soalnya kan kalau tiba-tiba mogok di jalan dimana

susah nyari bengkel Vespa kita seengganya harus ngerti soal mesin jadi

bisa benerin sendiri, separah-parahnya mogok juga minimal kalau ngerti

mah jadi tau apa yang harus dilakuin. Kalau cat dulu coba-coba sama

Vespa sendiri, awalnya pengen ganti cat cuma mikir lagi kalau ngecat ke

orang biaya pasti gede, mending cat sendiri aja. Ya alhamdulillah teh

hasilnya lumayan memuaskan, bangga lah sama hasil sendiri. Lama-lama

temen pada naya soal cat Vespa saya, terus ada yang minta bantuin ngecat

juga. Saya seneng aja kalau ada temen yang mau saya kerjain buat cat

Vespanya, walaupun Cuma dibayar pake rokok juga saya mah iklas da

niatnya bantuin temen sama buat ngelatih kemampuan saya. Ya gitu aja

seterusnya, samapai sekarang udah banyak yang percaya buat ngecat

Vespanya sama saya termasuk Gogon, bisa dibilang jadi mata pencaharian

saya buat cari nafkah disini. Lumayan walaupun halaman kecil kaya gini

juga saya jadiin bengkel buat saya kerja kalau ada orderan ngecat.

Alhamdulillah ada aja rejekinya, kalau ngecat kan gabisa sehari dua hari

jadi, paling lama sebulan tapi suka ada aja yang nunggu giliran selanjutnya

buat bulan depan, harus di boking dulu lah istilahnya mah.

T: Pernahkanh anda mengecat kendaraan lain selain skuter Vespa?

J: belum berani kalau kendaraan lain, beda soalnya sama Vespa. Kalau

Vespa karena saya anak Vespa terus tiap hari sama Vespa jadi udah hafal

lekukan-lekukannya. Jadi gak mau aja kalo ngecat yang lain mah, setialah

sama Vespa. Dan sayanya juga belum percaya diri kalau ngecat kendaraan

yang lain.

T: Bisa diceritakan bagaimana proses pengecatan yang anda lakukan

pada skuter Vespa?

120

J: Kalau proses pengecatan kita gabisa pastiin soal waktu cepat atau lambat,

soalnya semua tergantung sama cuaca, kalau lagi musim panas ya cepet

tapi kalau lagi musim hujan bisa lama untuk selesainya. Kalau soal cat

mah biasanya ngerjainnnya barengan sama mesin, jadi misalnya mesin lagi

dikerjain di bengkel nah bodynya dibawa kesini buat di cat. Jadi

pengerjaannya itu biasanya barengan dan pas beres juga dua-duanya

barengan. Mesin beres terus cat beres, kalau udah dua-duanya beres baru

deh tinggal naikin mesinnya buat tahap finishing. Jadi sebenernyamah cat

bukan tahap terakhir kalau modifikasi itu. Pengerjaanya sih kalau cat

tergantung cuaca sama kualitas cat yang dipakai, menurut saya sih cat bisa

jadi tahap yang penting juga kalau ngemodif, biasanya kurang lengkap

kalau ngemodif mesin aja tapi body dibiarin gitu aja kan sayang.

T: Berapa biaya yang harus dikeluarkan dalam pengecetan skuter

Vespa?

J: Biasanya tergantung dari yang punya Vespanya juga, misalnya minta mau

pakai cat apa, atau punya uang segini nih minta dicukup-cukupin. Tapi

kalau sama Vespa Gogon yang ini, Gogon tipe orang yang gak mau ribet

jadio dia percayakan semuanya sama saya. Dia kasih uang 2 juta sama

saya, tau beres aja katanya. Tapi kalo harga segitu emang udah pakai

kualitas cat yang bagus. Saya juga pasti memberikan yang terbaik buat

Gogon, dimana dia juga teman saya, gak mau ngecewainlah biar buat

kedepannya jasa saya juga bisa dipercaya lagi.

121

Lampiran Catatan Observasi dan

Studi Dokumenter Vespa Antique

Club.

122

Lampiran 11

CATATAN OBSERVASI

Pola Pencarian Informasi Anggota Vespa Antique Club Mengenai

Modifikasi Skuter Vespa.

Tanggal : Sejak September 2014 s.d september 2015

Hari,

Tanggal

Kegiatan

Sabtu, 13

September

2014

Wawancara dengan Dodo Suhendar ( Abah Dodo) Pendiri VAC.

Catatan :

Penulis bertemu dengan informan untuk mengetahui bagaimana

sejarah VAC, dan kegiatan rutin VAC apa saja. Informan

menjelaskan bagaimana pengalamannya bersama VAC selama

22 tahun belakangan ini. Pria lanjut usia ini walaupun sudah

berumur tetapi masih terlihat sangat beremangat dan antusias

dalam segala kegiatan VAC.

Penulis menemui beliau pada malam minggu di bengkel Vespa

milik Brong, di Jl.Hujung Cimahi, secara tidak disengaja penulis

dapat bertemu langsung dengan ketua VAC tersebut yang pada

saat itu sedang mampir di bengkel Vespa. Banyak informasi yang

dapat penulis dapatkan dari informan.

Penulis menceritakan maksud dari penulis ingin melakukan

wawancara pada anggota VAC, khususnya dalam penelitian ini

pada modifikasi Vespa racing yang sedang banyak dilakukan

123

belakangan ini. Secara ramah dan terbuka informan mendukung

maksud dan tujuan penulis.

Abah Dodo juga memiliki anak yang aktif dalam dunia

modifikasi skuter Vespa, informan merujuk Taufik yang

merupakan ketua VAC Cimahi untuk penulis wawancara

berkaitan dengan maksud dan tujuan penulis dalam penelitian ini.

Dalam hal penentuan informan ini teknik snowball linier penulis

gunakan untuk menetapkan informan hingga Key Informan.

Penulis bergerak linier untuk menenntukan informan baru, dari

satu informan ke informan lain, dan membentuk bola salju yang

besar secara linier.

Minggu, 14

September

2014

Wawancara dengan Ketua VAC Cimahi, Taufik Hidayat (Opik).

Catatan:

Pada hari pertama penulis melakukan observasi, penulis

melakukan wawancara dengan Opik, ketua VAC Cimahi yang

menjadi informan pertama penulis dalam skripsi ini pada pukul

16.30 WIB di di kediaman Opik di Jl.Nanjung, Cimahi.

Pria yang sudah berkeluarga dan dikaruniai seorang anak ini,

pada saat bertemu dengan informan mengenakan baju oblong

berwarna abu-bau dengan celana bahan hitam. Berdasarkan

pengamatn penulis, Opik adalah pribadi yang sederhana, tidak

terlalu banyak bicara namun tegas dalam setiap kata yang

dilontarkannnya.

124

Kecintaan informan pada skuter Vespa terlihat dari koleksi

Vespa yang dimiliki informan di garasi rumahnya. Bahkan

informan bercerita mengenai mahar perkawinan dengan istrinya

saja adlah sebuah skuter Vespa.

Selama satu jam pertemuan pertama penulis dengan informan

berlangsung, karena waktu yang sudah sangat sore menjelang

magrib. Sebagai permulaan sudah banyak informasi yang penulis

dapatkan dari informan. Muali dari sejarah VAC, pengalam

informan dengan VAC sampai anggota VAC yang menjadi fokus

pada penelitian ini, yaitu anggota VAC yang memodifikasi skuter

Vespanya.

Senin, 20

Oktober 2014

Penulis melakukan wawancara dengan Sonny S. (Gogon)

sekaligus melakukan pengamatan.

Catatan :

Hari pertama penulis bertemu dengan Gogon yang merupakan

Key Informan rujukan dari Opik ketua VAC Cimahi. Penulis

membuat janji untuk bertemu dengan informan di kediaman

temannya di Jl.Gunung Batu. Ketika itu Gogon sedang

berkumpul bersama teman-temannya di VAC dan sedang

berdiskusi mengenai skuter vespanya yang dalam modifikasi dan

akan menuju proses pengecatan.

Berdasarkan apa yang penulis amati di lapangan, Gogon adalah

orang yang sangat ramah dan selalu antusias ketika menceritakan

125

pengalamannnya di VAC. Sesekali Gogon bercerita sambil

melontarkan senda gurau dengan temannnya. Pria yang sekarang

bekerja di kepolisian ini bergabung menjadi anggota VAC sejak

tahun 1997.

Banyak informasi yang penulis dapatkan dari Key informan,

seputar pengalamnnya bersama VAC samapi modifikasi Vespa.

Pada saat wawancara pun trelihat teman-teman Key informan

yang pada saat itu sangat ramah dan mendukung sekali kegiatan

modifikasi yang dilakukan oleh Gogon.

Rabu, 11

Februari 2015

Wawancara Lanjutan dengan Key Informan Gogon.

Catatan :

Di hari kedua dimana penulis bertemu dengan Key Infroman

Gogon bertempat di Lapangan Brigif 15 Kujang. Dimana pada

hari itu sedang berlangsung race latihan semua jenis motor

racing, yang memang sudah menjadi jadwal rutin latihan para

pengendara motor racing.

Key informan Gogon mengenakan vespa jenis super berwarna

hijau tua saat bertemu dengan penulis, didampingi oleh Dzikri

Anshari yang merupkan Joki motor racing yang dimilikinya pada

saat ada roadrace dan dua teman lainnya Ivan dan Toni.

Pada pertemuan kedua itu banyak informasi yang diadapatkan

penulis dari Key Informan, terutama informasi mengenai

modifikasi skuter Vespa. Secara detail Key informan

126

menjelaskan mengenai proses modifikasi skuter vespa

kepunyaannya, memaparkan siapa saja yang terlibat dan

prosesnya bagaimana.

Rabu, 30 Juni

2015

Wawancara dengan Informan Septian Permana (Cepi) dan

Observasi.

Kegiatan :

Pada hari ini penulis bertemu dengan Informan Cepi yang

merupakan mekanik yang dipercaya Key Informan dalam

modifikasi skuter Vespa, Pkl. 20.00 WIB di kediaman Cepi,

daerah Pagarsih Bandung.

Ketika peneliti bertemu dengan Cepi ditemani Gogon, penulis

dapat melihat keakraban diantara keduanya yang saling rangkul

dan berjabat tangan pada saat bertemu, sesekali saling bersenda

gurau dengan raut wajah yang gembira satu sama lain. Dapat

peneliti simpulkan diantara Gogon dan Cepi sudah tidak ada lagi

jarak dan terlihat seperti keluarga.

Mekanik yang dipercayai oleh Gogon dan dianggap sebagai

Kakak ini, merupakan anak laki-laki dari Bapak Dodo yang

merupakan pendiri VAC. Cepi yang terlihat sederhana dalam

penampilannnya, saat pertama kali bertemu mengenakan kaos

hitam dan celana jeans pendek ini berpostur badan tidak terlalu

tinggi.

Malam itu Cepi memang sedang asik memodifikasi mesin pada

127

Vespa yang akan dimodfikasi. Cepi memberikan berbagai

macam informasi yang dibutuhkan oleh penulis mengenai

modifikasi. Sambil menghisap rokok dengan tangan yang sudah

gelap karena oli pada mesin ini, informan antuis bercerita

mengenai proses modifikasi yang dilakukan oleh Gogon secara

bertahap-tahap.

Halam rumah yang tidak terlalu luas dijadikan Informan sebagai

tempat mengais rejeki tambahan sekaligus membeantu rekan-

rekan sesama VAC yang ingin meminta banyuannnya dalam hal

permesinan jika ada kerusakan.

Semakin malam semakin ramai halaman rumah Cepi, semakin

banyak anggota VAC yang datang untuk memeperbaiki mesin

atau sekedar mengobrol.

Terlihat suasana hangat seperti keluarga jika melihat anggota

VAC berkumpul, hal paling sering dibicarakan pada saat itu

adalah seputar sparepart mesin Vespa dan balapan sirkuit.

Sabtu, 4 Juli

2015

Mengikuti kegiatan VAC di malam DETAS (Dedikasi

Solidaritas) Pengamatan Langsung

Catatan :

Pada kegiatan rutin malam minggu ini terdapat dua jenis kumpul

malam minggu, yang pertama adalah kumpul rutin setiap malam

minggu yang biasanya bertempat di regional masing-masing

VAC sesuai domisili. Kedua adalah malam detas yang

128

merupakan kumpul malam minggu wajib yang dilakukan setiap

minggu pertama di awal bulan dan bertempat di Jl.Braga.

Pada saat observasi di lapangan peneliti mengikuti kegiatan

kumpul malam minggu wajib DETAS (Dedititas Sosialitas).

Malam Detas yang peneliti ikuti bertepatan pada tanggal empat

juli 2015. Sedikit deskripsi dari peneliti, sekitar jam sepuluh

malam peneliti berkumpul dengan anggota VAC lainnnya di

depan toko Kartikasari Cimahi dan siap untuk mengikuti malam

Detas.

Pada malam itu barisan skuter Vespa yang berbaris rapih

memenuhi trotoar depan Toko Kartikasari. Tidak hanya VAC

yang berkumpul malam minggu itu, banyak kelompok motor

lainnnya yang menjadikan halaman depan setiap pertokoan di

Jl.Raya Cibabat dijadikan tempat berkumpul yang rutin ada

setiap malam minggunya.

Selang 15 menit semua berbondong-bondong menuju Braga

menggunakan skuter vespa masing-masing, dengan suara

knalpotnya yang khas kelompok VAC menghiasi ramainya

Jl.Braga menjadi titik tempat berkumpulnya anggota VAC se-

Bandung Raya pada malam Detas, ratusan Vespa menghiasi

jalanan Braga pada malam itu. Hal tersebut dapat dibuktikan

tentunya jika kita berkunjung ke Kota Kembang pada malam

minggu pertama di awal Bulan, pemandangan lautuan Vespa di

129

Jl.Braga dapat kita nikmati di malam menjelang dini hari. alanan

malam Kota Kembang.

Penulis pada saat itu melihat keabraban diantara kerumunan

anggota VAC yang saling bertukar informasi. Nah kegiatan

seperti ini digunakan oleh Key Informan untuk bertukar

informasi mengenai apa saja yang dibutuhkan dan harus dicari

dalam modifikasi skuter vespa.

Minggu, 5

Juli 2015

Wawancara dengan Deni (Gozil) ahli pengecatan body Vespa,

pengamatan langsung.

Catatan :

Hari ini, pada pukul 2 siang saya menemui informan selanjutnya

yang merupakan orang yang dipercayai oleh Key informan untuk

memepercantik tampilan luar Vespanya. Penulis bertemu dengan

informan di kediamannnya daerah Pasteur Bandung.

Pria yang akrab dipanggil Gozil ini sudah ahli dalam pengecatan

sejak tahun 2012 walaupun awal mulanya hanya sekedar coba-

coba saja. Kegiatan lainnnya selain meberikan jasa cat, Gozil

juga mehami soal mesin vespa. Pria lajang ini membuka bengkel

sederhana dirumahnya, halaman kecil sekitar 5x2 meter

dijadikannya sebagai tempat berkarya dalam pengecatan ataupun

memperbaiki mesin Vespa.

Pertama kali saat peneliti bertemu dengan informan di

kediamannya, pada saat itu informan sedang asik mengecat body

130

Vespa Gogon. Peneliti saat itu melihat body motor Gogon sedang

digantung untuk dikeringkan karena telah selesai dalam

pengecatan. Warna unggu mengkilat menyelimuti Vespa Gogon

pada saat itu, terlihat sangat cantik dan anggun untuk warna

kesukaan seorang pria.

Berdasarkan hasil observasi dilapangan pada tahap pengecatan

ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit, karena memerlukan

ketelitian serta keahlian khusus dalam melakukan tahap ini.

Faktor cuaca juga menjadi sangat penting dalam proses

pengecatan ini, karena menentukan durasi waktu ketika

pengerjaannya.

Banyak informasi yang penulis dapatkan dari informan mengenai

pengecatan pada body Vespa, mulai dari prosesnya bagaimana

samapi kisaran biaya yang harus dikeluarkan.

Minggu, 2

Agustus 2015

Observasi lapangan mendatangi toko sparepart Vespa Borobudur.

Catatan :

Pada hari ini, penulis melihat Toko Sparepart Vespa melihat-

lihat apa saja yang dijual pada toko tersebut. Penulis mendatangi

toko tersebut pada sore hari sedikit berbincang-bincang dengan

pemilik toko, meanayakan biasanya apa saja yang paling dicari

para pemilik Vespa untuk modifikasi skuter. Vespa

Banyak informasi yang peneliti dapatkan pada saat itu, memang

131

toko tersebut hanya menjual sparepart untuk Vespa saja.

Senin, 17

Agustus 2015

Mengikuti Kegiatan Kirab Merah Putih, Observasi lapangan.

Catatan :

Hari ini, bertepatan dengan hari Proklamasi Kemerdekaan

Republik Indonesia. Penulis mengikuti kegiatan VAC dalam

memperingati kemerdekaan ini, yang sudah rutin dilaksanakan

setiap taunnya. Hanya dengan membeli kaos kegiatan dan

memakainya pada hari itu, siapa saja dapat ikut bergabung.

Kirab Merah Putih adalah acara konvoi ratusan motor Vespa

bahkan bisa ribuan yang didukung kelompok motor lainnya.

VAC melakukan konvoi Kirab Merah Putih keliling kota

Bandung dengan start di Lapangan Gasibu, yang dilepas

langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.

Acara yang diikuti anggota VAC se-Indonesia ini memang

menjadi acara tahunan VAC setiap hari proklamasi, sehingga

banyak anggota VAC yang antusias untuk berpartisipasi. Karena

ini merupakan acara Nasional VAC, tidak sedikit yang datang

dari luar kota Bandung mulai dari Lampung hingga Yogyakarta

mengirimkan delegasinya pada hari itu untuk turut memeriahkan.

Selama perjalanan keliling kota Bandung, lautan Vespa

menghiasi jalanan Kota Kembang dengan beraneka ragam warna

dan jenis Vespa yang unik. Atmosfer kehangatan, kekeluargaan,

132

kebersamaan dan rasa bangga dapat peneliti rasakan pada saat

itu, dan tentunya bagi anggota VAC yang ikut berpartisipasi pada

kemeriahan tersebut. Konvoi Kirab Merah Putih kemudian finish

di Senbik Soekarno Hatta.

Setibanya di pelataran Gedung Senbik, ratusan Vespa berbaris

rapih mengiasi parkiran. Usai konvoi dilakukan mereka dihibur

oleh panggung musik yang diadakan oleh panitia hingga sore

hari. Pada hari itu banyak hadiah yang dibagikan termasuk

dorprize sebuah Vespa klasik berwarna merah tua, sebagai

hadiah untuk para scooterist beruntung yang setia mengikuti

acara hingga akhir.

Dalam acara tersebut Key Informan Gogon memiliki tanggung

jawab sebagai bagian dari panitia acara tersebut berlangsung.

Penulis melihat Key informan yang sangat aktif dalam beberapa

kegiatan VAC, tidak hanya berfokus pada Vespa racing saja.

Jumat, 8

September

2015

Observasi lapangan, Latihan sirkuit Brigif 15 Kujang.

Hari ini penulis melakukan observasi lapangan dimana dijadikan

sebagai uji coba skuter Vespa Gogon yang sudah layak untuk

megikuti roadrace. Sore hari sekitar Pkl.15.00 WIB Key

Informan menggunakan jasa Dzikri Anshari sebagai Joki yang

mengemudikan skuter Vespa racingnya.

Dzikri sudah dipercaya oleh Key Informan selama dua tahun

terakhir sebagai Joki skuter Vespa racingnya. Pria muda yang

133

baru menginjak usia 23 tahun ini sudah sering terjun dilangan

sirkuit untuk memeperebutkan gelar juara. Walaupun masih

dibilang kelas junior tapi Dzikri sudah dapat memegang amanah

di lapangan sirkuit.

Dua hari lagi pada Minggu, 10 Agustus 2015 akan diadakan

kegiatan balap di Brigif yang diikuti oleh kelas motor Jepang dari

berbagai kategori dan juga kategori untuk skuter Vespa.

Sore itu Key Informan terlihat menyemangati Jokinya, Dzikri

juga terlihat bersemangat sekali ketika sedang latihan

mengemudikan Vespa racing milik Gogon. Latihan pun usai

ketika hari mulai menjelang gelap. Dan keesokan harinya masih

ada waktu untuk latihan, namun latihan yang diadakan keesokan

harinya bersifat resmi.

Sabtu, 9

September

2015

Latihan resmi Brigif Pikoli Race Matic 2015

Catatan :

Hari ini, adalah hari dimana sebagai latihan resmi bagi pada

peserta yang mengikuti acara Pikoli Race Matic 2015 yang akan

dilaksanakan pada keesokan harinya. Penulis menghadiri

kegiatan latihan resmi tersebut untuk untuk melakukan observasi.

Penulis masuk ke arena paddock dengan membeyar tiket

Rp.60.000,- untuk dua hari, keuntungan membeli tiket paddock

mempermudah penulis untuk berinteraksi dengan para peserta

roadrace. Jika hanya membeli tiket tribun, tentunya penulis tidak

134

ada kesempatan untuk mengetahui persiapan apa saja yang

dilakukan oleh peserta.

Pada kesempatan ini peneliti sudah merasakan atmosfer

perlombaan yang ramai sekali dengan banyak lautan manusia.

Yang menjadi nilai tambahan bagi para peserta dari kategori

kelompok skuter Vespa racing, mereka tidak menggunakan tenda

pada paddock. Anak Vespa yang identik sangat sederhana sekali

sehingga mereka lebih memilih pohon rindang untuk berteduh

sebagai tempat istirahat dan mempersiapkan kebutuhan roadrace.

Begitupun tim dari key informan, yang memilih tempat di tepi

danau sebagai tempat mereka menunggu giliran turun ke

lapangan sirkuit.

Pada siang itu sekitar Pkl.13.00 WIB adalah giliran Dzikri

Anshari yang turun untuk mengikuti latihan resmi, yang dapat

dijadikan acuan untuk sirkuit keesokan harinya. Dzikri pada saat

latihan resmi tersbut dapat menempati posisi pertama selama 12

laps putaran sirkuit. Hal tersebut dapat menjadi kebanggaan

tersendiri bagi Key informan dan Dzikri sendiri.

Pujian dan semangat terus dilontarkan oleh semua teman yang

hadir melihat aksi Dzikri pada saat itu. Semua berharap Dzikri

dapat memprtahankan posisinya di sirkuit yang sebenarnya pada

esok harinya.

Minggu, 10 Pikoli Race Matic 2015, Observasi lapangan.

135

September

2015

Catatan :

Hari ini adalah dimana hari yang sebenarnya untuk tim Key

Informan Gogon dan khususnya Dzikri Anshari untuk

membuktikan prestasinya di lapngan sirkuit. Pada hari itu

kategori balap dari skuter Vespa dibagi menjadi dua kategori

yaitu, Scooter NBR Open dan Scooter NBR Pemula. Dzikri pada

saat itu masuk ke dalam Scooter NBR Pemula, sesuai dengan

usianya.

Selama menunggu giliran untuk terjun di lapangan sirkuit pada

saat itu, banyak sekali yang dipersiapkan oleh tim Gogon. Seperti

mengecek mesin skuter Vespa sampai kepercayaan diri Joki agar

tidak gugup.

Semua tim berharap Joki dapat mempertahankan prestasinya

seperti latihan resmi kemarin. Doa adalah keuatan yang dapat

menentramkan, sehingga 15 menit sebelum menunggu giliran,

semua tim berkumpul dan berdoa bersama untuk kelancaran Joki

di lapangan sirkuit.

Waktu menunjukan pkl.13.00 WIB yang mengharuskan Joki

bersiap dibelakang start utuk menjalankan tugasnya sebagai

amanah dari tim. Sedotan nomor start diambil pada saat itu Joki

mendapatkan start yang kurang sedikit hoki karena menduduki

start dengan nomor 19 dari 25 nomor start. Namun Dzikri tetap

semnagat dan terus berdoa untuk memberikan yang terbaik.

136

Bendera roadrace berkibar diiringi suara peluit, 25 skuter Vespa

dengan suara uniknya menghiasi lapngan sirkuit Brigif 15

Kujang, Cimahi pada saat itu.

Keadaan tegang dirasakan oleh semua para pendukung

jagoannya, tiap putaran laps dilalui dengan baik oleh Dzikri. Raut

muka tegang terlihat dari paras Gogon yang tidak hentinya terus

berdoa agar Dzikri dapat memberikan yang terbaik. 12 laps

sudah dilewati oleh para peserta roadrace, namun kesempatan

juara 1 seperti latihan resmi kemarin gagal diarih oleh Dzikri.

Walaupun tidak memberikan gelar juara, namun Dzikri sudah

memberikan yang terbaik dengan memperebutkan pisisi finish

kelima pada saat itu. Tidak ada penyelasan karena in adalah soal

keberuntungan. Dari nomor start 19 hingga mendapatkan posisi

kelima adalah prestasi tersendiri yang sudah dapat dibuktikan

oleh Joki. Walau demikian semua tim tetap bersyukur dengan

apa yang diarih oleh Joki, karena masih ada balapan lainnnya

yang dapat dikejar untuk menunjukkan prestasi.

137

Lampiran 12

Foto-foto kegiatan Vespa Antique Club

Logo Vespa Antique Club (Sumber: sekretariat VAC Bandung)

Foto penulis saat observasi lanpangan mengikuti kegiatan kelompok Vespa Antique Club

dalam acara Kirab Merah Putih (Sumber: dokumentasi penulis pada saat observasi).

138

Mascot VAC pada rompi kulit, sebagai tanda anggota resmi (Sumber: dokumentasi

penulis saat observasi).

Mascot Embrio untuk anggota baru VAC yang dikenakan pada rompi berbahan jeans

(Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

139

Proses modifikasi skuter Vespa Key Informan Gogon pada saat merakit menaikkan mesin

di kediaman mekanik Cepi (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

Proses modifikasi skuter mesin skuter Vespa key informan pada saat merakit meaikkan

mesin di kediaman mekanik Cepi (Sumber:dokumentasi penulis saat observasi).

140

Foto Key informan Gogon dengan Abah Dodo pendiri VAC di kediaman mekanik

Cepi (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

.

Foto penulis bersama Key informan Gogon, Mekanik Cepi dan dua anggota VAC

lainnya pada saat wawancara pertama dengan Key informan (Sumber:

dokumentasi penulis saat observasi dan wawancara).

141

Foto Informan Opik ketua VAC Cimahi di kediamannya pada saat wawancara

(Sumber : dokumentasi penulis saat observasi).

Foto Key informan Gogon bersama Joki Dzikri, Ivan dan Rudi setelah wawancara

kedua di Brigif 15 Kujang (Sumber: dokumentasi penulis saat wawancara dan

observasi).

142

Foto sparepart mesin skuter Vespa racing Gogon hasil modifikasi dengan sparepart

Vespa standar di bengkel Informan Cepi (Sumber: dokumentasi penulis saat wawancara

dan observasi).

Foto penulis dengan Informan Cepi di kediaman Informan setelah wawancara (Sumber:

dokumentasi penulis saat wawancara dan observasi).

143

Barisan skuter Vespa anggota VAC depan Toko Kartikasari pada kumpul malam minngu

(Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

Kegiatan diskusi yang rutin dilaksanakan setiap malam minggu, disini terjadi pertukaran

informasi (Sumber: dokumentasi penulis saat Observasi).

144

Konvoi anggota VAC regional Cimahi menuju Braga untuk mengikuti kumpul malam

minggu wajib DETAS (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

Barisan skuter Vespa milik anggota VAC yang memenuhi Jl.Braga Bandung pada dini

hari di malam DETAS (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

145

Foto penulis dengan Key Informan Gogon pada saat wawancara di malam DETAS

(Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

Foto penulis bersama Informan Opik Ketua VAC Cimahi di Braga pada malam DETAS

(Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

146

Foto body skuter Vespa milik key informan Gogon sedang dalam proses pengeringan

setelah pengecatan di bengkel cat informan Gozil (Sumber: dokumentasi penulis saat

observasi).

Dempul dan cat yang digunakan untuk skuter Vespa key informan (Sumber:

dokumentasi penulis saat observasi).

147

Foto penulis bersama dengan informan Gozil di Bengkel cat Pasteur Bandung (Sumber:

dokumentasi penulis saat observasi).

Bagian body Vespa menggunakan perpaduan antara warna Ungu dan Merah jambu

(Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

148

Foto penulis depan Toko sparepart mesin Vespa Borobudur di Jl.Raya Cibereum

(Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

Susana persiapan konvoi Kirab Merah Putih di Jl.Dago (Sumber: dokumentasi penulis

saat observasi).

149

Konvoi Kirab Merah Putih memperingahti hari Proklamasi mengelilingi Kota Bandung

(Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

Ratusan skuter Vespa berbaris rapi di parkiran Gd.Senbik sebagai finish dari konvoi

Kirab Merah Putih (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

150

Anggota VAC yang sedang mengikuti Games di panggung hiburan Kirab Merah Putih di

Lapangan Gd.Senbik Soekarno Hatta (Sumber: dokumentasi penulis pada saat observasi).

Doorprize acara Kirab Merah Putih sebuah skuter Vespa cantik berwarna merah maroon

untuk anggota VAC yang beruntung (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

151

Foto penulis bersama Abah Dodo (kaos merah) dan anggota VAC lainnya di acara Kirab

Merah Putih (Sumber:dokumentasi penulis pada saat observasi).

Foto penulis dengan Boim pemain sinetron Preman Pensiun di acara Kirab Merah Putih

(Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

152

Foto penulis bersama tim mekanik skuter Vespa racing key informan di acara Kirab

Merah Putih (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

Key informan Gogon dengan skuter Vespa racing miliknya pada saat latihan uji coba

mesin di Brigif 15 Kujang (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

153

Tim mekanik sedang memeriksa mesin skuter Vespa milik key informan untuk uji coba

mesin di lapangan manunggal Brigif 15 Kujang Cimahi (Sumber; dokumentasi penulis

pada saat observasi).

Dzikri Anshari menggunakan wearpack menaiki skuter Vespa Key informan untuk

latihan uji coba sebelum tempur di sirkuit (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

154

Dzikri Anshari sedang bersiap untuk menunggu giliran tempur di sirkuit Pikoli Matic

Race 2015 di lapangan manunggal Brigif 15 Kujang (Sumber: dokumentasi penulis saat

observasi).

Suasana Pikoli Matic Race 2015 di lapangan Brigif Manunggal 15 Kujang, ketika skuter

Vespa saling tancap gas dalam persaingan. (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

155

Foto prnulis bersama Joki Dzikri Anshari di arena paddock Pikoli Matic Race 2015

(Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

Dzikri Anshari 224 sedang berlaju di lapangan Manunggal Brigif 15 Kujang dalam Pikoli

Matic race 2015 (Sumber: dokumentasi penulis saat observasi).

156

BIODATA PENULIS

Nama : Susilawati

Tempat Tanggal Lahir : Cimahi, 09 November 1989

Konsentrasi : Ilmu Jurnalistik

Agama : Islam

Riwayat Pendidikan : - SDN Utama 3 Cimahi 2002

- SMPN 9 Cimahi 2005

- SMAN 2 Cimahi 2008

- Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2016

Pengalaman Organisasi : - UKM Jurnalistik Untirta 2009-2015