POLA PENATAAN MASSA BANGUNAN TINGGI UNTUK … fileLatar Belakang 1 •Fenomena UHI. •Ada...
Transcript of POLA PENATAAN MASSA BANGUNAN TINGGI UNTUK … fileLatar Belakang 1 •Fenomena UHI. •Ada...
P O L A P E N ATA A N M A S S A B A N G U N A N T I N G G I
U N T U K E F E K T I F I TA S A L I R A N U D A R A P E R K O TA A N
D I D A E R A H B E R I K L I M T R O P I S L E M B A B
Mahasiswa
Tri Woro Setiati / 3210204005
Dosen Pembimbing
Ir. I Gusti Ngurah Antaryama, PhD
Dr.Eng.Ir.Dipl-Ing. Sri Nastiti N Ekasiwi, MT
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 2013
1
Latar Belakang
1
• Fenomena UHI.
• Ada keterkaitan antara : UHI-Angin-City Form
2• Permasalahan aliran udara perkotaan di
kawasan bangunan tinggi.
3• Adanya perubahan kondisi angin akibat
peningkatan bangunan tinggi di Jakarta
2
Perumusan Masalah
• Bagaimana pengaruh pola tata letak massa bangunan tinggi terhadapPerilaku aliran udara aliran udara ?
• Pola massa bangunan tinggi yang bagaimana yang dapat membantuefektifitas aliran udara perkotaan?
Tujuan Penelitian• Menganalisa pengaruh pola tata letak massa bangunan terhadap Perilaku
aliran udara aliran udara .
• Mengevaluasi dan membandingkan efektifitas aliran udara perkotaan.
• Menjelaskan hubungan beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitasaliran udara perkotaan pada kawasan bangunan tinggi dengan pola crossdan memusat.
Manfaat Penelitian• Memberikan pemahaman baru mengenai alilran udara yang terjadi di
kawasan bangunan tinggi dengan pola cross dan memusat.
• Memberikan rekomendasi kawasan bangunan tinggi yang sesuai dengandaerah tropis lembab, didasarkan pada efektifitas aliran udara perkotaan.
3
4
Tinjauan Pustaka
Givonni (1998) Semakin tinggi kepadatan bangunan dan panjangkoridor dalam suatu kawasan maka kecepatan anginakan semakin rendah.
Hang dan Li (2010)
Penurunan kecepatan angin dan nilai ACH mengikutipeningkatan kepadatan pada suatu kawasan bangunantinggi dan panjang koridor.H/W yang lebih tinggi memiliki nilai inflow rate yanglebih tinggi juga.
Oke (1998) dan Blocken (2005)
Kecepatan angin akan lebih rendah pada deep canyoonkarena aliran udara cukup terhalang masuk ke dalamlorong (skimming flow pada lorong yang tegak lurus danresistance flow pada lorong yang paralel).
5
Tinjauan Pustaka
Olgyay (1963), Lechner (2002) dan Aynsley (1977)
Penataan bangunan yang acak seperti papan catur akanmengoptimalkan aliran udara di daerah tropis lembab.
Boutet (1987) Bangunan dengan orientasi 45 derajat terhadap arahdatang angin akan menciptakan aliran eddy yang lebihpanjang sehingga bangunan dibelakangnya hanyamenerima angin dengan kecepatan rendah.
6
Tinjauan Pustaka
Hang dan Li (2010)
• Evaluasi fluktuasi kecepatan angin
• Evaluasi airflow ratedan ACH
Yuan dan Ng (2012)
• Evaluasi frekuensi relatif kecepatan angin berdasaran tingkat kenyamanan di daerah sub-topis
• 0,3 – 0,6 m/s : buruk
• 0,6 – 1,0 m/s : rendah
• 1,0 – 1,3 m/s : memuaskan
• >1,3 m/s : baik
Lechner (2002)
• Semakin banyak sisibangunan yangterkena atauterekspos langsungangin maka ventilasialami danpendinginan padaselubung bangunanakan lebih optimal.
Klasifikasi kecepatanangin didasarkan padapenelitian Sangkertadi(2012)
Defraeye (2011) :kecepatan anginoptimum untuk konveksipada selubungbangunan > 2,5 m/s
7
Metodologi
Tujuan Penelitian : mengkaji dan mengevaluasi pengaruh tata letak massabangunan tinggi terhadap efektifitas aliran udara perkotaan
Paradigma Postpositivistik
Validitas Internal Validitas Eksternal
Variabel Terikat : Kecepatan angin (m/s)
Energi kinetik turbulensi (m²/s²) Air Exchange Rate Luasan sisi bangungan (wind exposure (m²)
Variabel Bebas : Pola massa bangunan (linear,
cross, dan memusat) : nilai H/W dan panjang koridor Orientasi kawasan (0º, 45º, 90º)
Metode Eksperimen
Simulasi dan Permodelan
Permasalahan Eksisting :Kondisi aliran udara di
Jakarta
Hasil Simulasi
9
Rancang Eksperimen
Model yang diuji :1. Pola Linear2. Pola Cross3. Pola Memusat
Dimensi bangunan : 30x45m Jarak antar bangunan : 30m Jarak koridor : 40m Tinggi bangunan : 150m
Treatment Condition :Variasi Orientasi kawasan
Orientasi kawasan (0º, 45º,
90º)
Analisa dan Evaluasi Efektifitas Aliran Udara
Perkotaan di Tropis Lembab
Ruang luar : 1. Frekuensi relatif kecepatan
angin (nyaman-sejuk)2. Nilai ACH
Bangunan :Pendinginan konveksi pada selubung bangunan (potensi wind exposure)
Control Condition : Pola linear (Orientasi kawasan 90º)
Verifikasi data input
Data BMKG (5 Tahun terakhir) Survey : kecepatan angin dan
arah datang angin di kawasan
10
Hasil PenelitianFREKUENSI RELATIF KECEPATAN ANGIN
Orientasi kawasan 0º Orientasi kawasan 45º