Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai...

13
18 TINJAUAN PUSTAKA Pola Konsumsi Pangan Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan. Konsumsi pangan (makanan) dipengaruhi oleh kebiasaan makan, perilaku makan dan keadaan ekonomi (Almatsier 2003). Konsumsi pangan adalah informasi tentang jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dapat ditinjau dari aspek jenis pangan yang dikonsumsi maupun jumlah pangan yang dikonsumsi. Susunan jenis pangan yang dikonsumsi berdasarkan kriteria tertentu disebut pola konsumsi pangan (Hardinsyah & Martianto 1992). Kebiasaan (habit) adalah pola perilaku konsumsi pangan yang diperoleh dari pola praktek yang terjadi berulang-ulang. Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan makannya meliputi sikap, kepercayaan, dan pemilihan makanan. Sikap orang terhadap makanan dapat bersifat positif atau negatif. Sikap positif atau negatif terhadap makanan dapat bersumber pada nilai-nilai afektif yang berasal dari lingkungan (alam, sosial, budaya) dimana manusia atau kelompok manusia itu tumbuh. Kepercayaan terhadap makanan berkaitan dengan nilai kognisi baik atau buruk, menarik atau tidak menarik. Pemilihan adalah proses psikomotor untuk memilih makanan sesuai dengan sikap dan kepercayaan (Khumaidi 1989). Frekuensi Pangan (Food Frequency) Food frequency questionnaire (FFQ) dikenal sebagai metode frekuensi pangan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi pola konsumsi pangan seseorang. Oleh karena itu, diperlukan kuesioner yang terdiri dari dua komponen yaitu daftar jenis pangan dan frekuensi konsumsi pangan (Riyadi 2004). Frekuensi konsumsi makanan dan minuman pada responden dapat dilihat dalam satu hari atau minggu atau bulan atau dalam satu tahun. Kuesioner FFQ dapat terdiri dari list jenis makanan dan minuman (FKM UI 2007): a. Simple atau non-quantitative FFQ, tidak memberikan pilihan tentang porsi yang biasa dikonsumsi sehingga mengunakan standar porsi. b. Semiquantitative FFQ, memberikan porsi yang dikonsumsi misalnya sepotong roti, secangkir kopi. c. Quantitative FFQ, memberikan pilihan porsi yang biasa dikonsumsi responden seperti kecil, sedang atau besar.

Transcript of Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai...

Page 1: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk

18

TINJAUAN PUSTAKA

Pola Konsumsi Pangan

Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan

makanan. Konsumsi pangan (makanan) dipengaruhi oleh kebiasaan makan,

perilaku makan dan keadaan ekonomi (Almatsier 2003). Konsumsi pangan

adalah informasi tentang jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang

pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dapat ditinjau dari aspek jenis pangan

yang dikonsumsi maupun jumlah pangan yang dikonsumsi. Susunan jenis

pangan yang dikonsumsi berdasarkan kriteria tertentu disebut pola konsumsi

pangan (Hardinsyah & Martianto 1992).

Kebiasaan (habit) adalah pola perilaku konsumsi pangan yang diperoleh

dari pola praktek yang terjadi berulang-ulang. Tingkah laku manusia atau

kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan makannya meliputi sikap,

kepercayaan, dan pemilihan makanan. Sikap orang terhadap makanan dapat

bersifat positif atau negatif. Sikap positif atau negatif terhadap makanan dapat

bersumber pada nilai-nilai afektif yang berasal dari lingkungan (alam, sosial,

budaya) dimana manusia atau kelompok manusia itu tumbuh. Kepercayaan

terhadap makanan berkaitan dengan nilai kognisi baik atau buruk, menarik atau

tidak menarik. Pemilihan adalah proses psikomotor untuk memilih makanan

sesuai dengan sikap dan kepercayaan (Khumaidi 1989).

Frekuensi Pangan (Food Frequency)

Food frequency questionnaire (FFQ) dikenal sebagai metode frekuensi

pangan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi pola konsumsi pangan

seseorang. Oleh karena itu, diperlukan kuesioner yang terdiri dari dua komponen

yaitu daftar jenis pangan dan frekuensi konsumsi pangan (Riyadi 2004).

Frekuensi konsumsi makanan dan minuman pada responden dapat dilihat dalam

satu hari atau minggu atau bulan atau dalam satu tahun. Kuesioner FFQ dapat

terdiri dari list jenis makanan dan minuman (FKM UI 2007):

a. Simple atau non-quantitative FFQ, tidak memberikan pilihan tentang porsi

yang biasa dikonsumsi sehingga mengunakan standar porsi.

b. Semiquantitative FFQ, memberikan porsi yang dikonsumsi misalnya

sepotong roti, secangkir kopi.

c. Quantitative FFQ, memberikan pilihan porsi yang biasa dikonsumsi

responden seperti kecil, sedang atau besar.

Page 2: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk

19

Penggunaan metode frekuensi pangan bertujuan untuk memperoleh data

konsumsi pangan secara kualitatif dan informasi deskriptif tentang pola

konsumsi. Metode ini tidak digunakan untuk memperoleh data kuantitatif pangan

maupun intik konsumsi zat gizi (Gibson 1990, diacu dalam Kusharto & Yayah

2006). Metode frekuensi konsumsi pangan juga dapat digunakan untuk menilai

konsumsi pangan secara kuantitatif selama kurun waktu yang spesifik (misalnya

per hari, minggu, bulan, tahun). Hal ini tergantung dari tujuan studi yang akan

dilakukan. Kuesioner mempunyai dua komponen utama yaitu daftar pangan dan

frekuensi penggunaan pangan (Kusharto & Yayah 2006).

Pengukuran frekuensi konsumsi dapat dilakukan pada tiap periode (per

hari, per minggu, per bulan, per tahun). Pencatatannya dilaksanakan melalui

proses interview/wawancara dan dapat menggunakan kuesioner. Keterbatasan

dan kegunaan frekuensi konsumsi ini antara lain hanya menggambarkan data

secara deskriptif saja, tidak dapat menghitung kandungan gizi dari kelompok

pangan yang dikonsumsi, menggunakan teknik employed cross-validation (recall

24 jam atau dietary history), meningkatkan kualitas kontrol data dan bermanfaat

secara klinik dalam pengukuran konsumsi zat gizi (Sanjur 1982).

Kafein (1,3,7-Trimetilxantin)

Kafein merupakan salah satu jenis alkaloid yang dapat dijumpai secara

alami dalam makanan contohnya pada biji kopi, teh, biji kelapa, buah kola (Cola

nitida), guarana dan mate. Kafein mempunyai rasa yang pahit, dan mampu

merangsang saraf pusat, jantung dan pernafasan. Selain itu, kafein juga bersifat

diuretik (mempercepat proses urinasi). Kafein berbentuk serbuk putih yang

mengandung gugus metil dengan rumus kimia C8H10N4O2 (Wikipedia 2007).

Gambar 1 struktur molekul kafein

Menurut Wikipedia (2007) mekanisme kerja kafein pada sel saraf

memberikan kontribusi pada efek kafein. Aktivitas sel saraf dipengaruhi oleh

senyawa adenosin. Adenosin adalah senyawa nukleotida yang berfungsi

mengurangi aktivitas sel saraf saat menempel pada sel tersebut. Menurut

Ikrawan (2002) kafein bekerja di dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor

Page 3: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk

20

adenosin dalam sel saraf yang akan memacu produksi hormon adrenalin dan

menyebabkan peningkatan tekanan darah, sekresi asam lambung, dan aktifitas

otot, serta perangsangan hati untuk melepaskan senyawa gula pada aliran darah

untuk menghasilkan energi ekstra.

Kafein diserap di bagian perut kemudian dimetabolisme dalam hati dan

dikeluarkan dari tubuh selama 2-10 jam. Pada umumnya perokok mempunyai

metabolisme kafein lebih cepat daripada bukan perokok. Penambahan kafein

pada obat-obatan dapat meningkatkan sistem kerja dengan cara menstimulasi

sistem saraf. Kadar pengaruh konsumsi kafein dalam tubuh dipengaruhi oleh laju

metabolisme kafein dalam tubuh (Prehati 2001).

Pengaruh fisiologis kafein terhadap tubuh adalah bersifat stimulasi

pernafasan dan jantung. Selain itu, kafein juga dapat memberikan efek samping

berupa rasa gelisah, tidak dapat tidur, dan denyut jantung yang tidak beraturan

(Soemardji et al. 1984, diacu dalam Julita 1992). Sebesar 150-250 mg kafein

dapat menstimulasi cortex, mengurangi kelelahan, stimulasi organ sensory dan

dapat meningkatkan aktivitas motorik tubuh. Sebesar 200-500 mg kafein dapat

menyebabkan sakit kepala, tubuh gemetar dan merasa gelisah/gugup. Dosis

kafein 100 mg dapat menunda tidur meskipun dampak yang dirasakan tiap

individu dapat berbeda-beda (Apgar & Tarka 1999). Menurut Barone & Roberts

(1996); Frary et al. (2005), diacu dalam IFIC (2007) jumlah kafein dalam produk

makanan bervariasi tergantung pada ukuran penyajian, tipe produk, dan metode

penyiapan. Adapun kandungan kafein dalam berbagai minuman dijelaskan

secara rinci pada Tabel 1.

Tabel 1 Kandungan kafein dalam berbagai minuman

Jenis Minuman Satuan*

Kandungan Kafein dalam Satu Cangkir (mg)

Menurut Asia Fit (2000), diacu dalam Hardinsyah

(2005)

Menurut IFIC (2007)

Kopi biasa diendapkan Cangkir 20 – 30 - Kopi biasa tidak diendapkan Cangkir 60 – 120 65-120 Kopi instan Cangkir 60 – 80 60-85 Kopi dekafeinasi** Cangkir 2 – 5 2-4 Teh biasa Cangkir 10 – 30 - Teh celup Cangkir 40 – 70 - Teh instant Cangkir - 24-31 Teh hijau Cangkir 50 – 80 - Teh herbal Cangkir 0 - Coca Cola biasa Kaleng 30 – 60 30-60 Coca Cola diet Kaleng 40 – 60 - Susu coklat biasa Cangkir 20 1-15 Minuman berenergi Botol kecil 40 – 60 50-160

Keterangan: *Satu cangkir setara dengan setengah gelas **Kopi dekafeinasi (kopi dengan kadar kafein rendah)

Page 4: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk

21

Beberapa Jenis Pangan Sumber Kafein

Kopi (Coffea sp.)

Kopi merupakan bahan penyegar yang biasanya disajikan dalam bentuk

minuman yang dipersiapkan dari biji tanaman kopi yang telah dipanggang.

Tanaman kopi terbagi menjadi dua spesies yaitu arabika dan robusta. Arabika

adalah kopi tradisional yang memiliki rasa paling enak. Sedangkan robusta

memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi dan memiliki rasa pahit dan asam

(Wikipedia 2007). Menurut Wijaya (2006) keberadaan kafein dalam secangkir

kopi tergantung varietas kopi, misal robusta (2.18-2.61%) lebih tinggi daripada

arabika (1.32%).

Kopi bubuk terbuat dari biji kopi yang disangrai kemudian digiling dengan

atau tanpa penambahan bahan lain dalam kadar tertentu tidak membahayakan

bagi kesehatan. Kopi gula susu dalam kemasan yaitu produk berbentuk bubuk

yang terdiri dari campuran kopi instant, gula putih serta susu dan derivasinya

dengan atau tanpa tambahan pangan lain yang diijinkan dan dikemas secara

hematis. Kopi mix merupakan produk berbentuk serbuk, mudah larut dalam air,

yang diperoleh dengan campuran kopi dengan atau tanpa bahan tambahan

makanan lain yang diijinkan (SNI 2002). Kopi espresso merupakan kopi pekat

dan memiliki rasa yang kuat. Kopi latte merupakan kopi dengan kombinasi

sepertiga espresso dan dua per tiga susu. Sedangkan kopi matte merupakan

kopi dengan kombinasi susu dan sari nabati (Anonim 2008).

Caffeol merupakan minyak esensial yang bersifat volatil yang dapat

mempengaruhi karakteristik flavor dan aroma pada kopi. Asam organik dan

caramel yang terdapat pada biji kopi juga menentukan flavor dan warna minuman

kopi (Miller 1960).

Senyawa terpenting yang terdapat dalam kopi adalah kafein. Kafein

dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol,

rasanya pahit dan dapat digunakan untuk obat-obatan. Senyawa kafein dalam

kopi dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, otot dan ginjal. Pengaruhnya

terhadap sistem saraf pusat adalah membuat keadaan untuk mencegah rasa

kantuk, menaikkan daya tangkap panca indera, mempercepat daya pikir dan

mengurangi rasa lelah (Muchtadi & Sugiyono 1989). Menurut Miller (1960) efek

fisiologis minuman kopi yaitu bersifat diuretic, dapat mengiritasi sistem

pencernaan dan menstimulasi sistem saraf (overstimulate) jika dikonsumsi

secara berlebihan.

Page 5: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk

22

Konsumsi kafein sebanyak 1000 mg per hari yang terdapat dalam 10

cangkir kopi dapat menimbulkan kafeinisme. Kafeinisme yaitu sekumpulan gejala

yang ditimbulkan oleh keracunan kafein seperti insomnia, tubuh menjadi gelisah,

kepala pusing, tubuh gemetar, mudah tersinggung (Hutapea 1996).

Berdasarkan hasil penelitian Julita (1992), hasil ekstraksi kopi diperoleh

dari rendemen kafein sebanyak 13-14 persen (w/w). Remaja wanita biasa

mengkonsumsi 0.04-0.05 mg kafein tiap ml dalam 150 ml seduhan kopi.

Sedangkan remaja pria biasa mengkonsumsi 0.08-0.1 mg kafein tiap ml dalam

150 ml seduhan kopi. Selain itu, diperoleh hasil bahwa sebanyak 20-25 gram

kopi dalam 150 ml seduhan kopi dianggap sebagai formulasi yang biasa

digunakan untuk membuat minuman kopi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Oglesby Paul

(Dosen Fakultas Kedokteran Northern University di Chicago) selama lima tahun

membuktikan bahwa kopi dapat meningkatkan angka risiko penyakit jantung

koroner. Selain itu, Boston Colloborative Drug Surveillance Program juga

membuktikan bahwa lima cangkir kopi sehari atau lebih akan meningkatkan risiko

serangan jantung sebesar dua kali lipat (Hutapea 1996).

Teh (Camelia sinensi)

Teh merupakan bahan penyegar yang mengandung kafein, teofilin dan

antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat dan protein yang mendekati nol

persen. Teh dapat digunakan sebagai minuman dengan cara menyeduh daun,

pucuk daun, tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camelia sinensis

dengan air panas (Wikipedia 2007). Kandungan kafein dalam teh dapat

memberikan rasa kesegaran dan ketagihan (Julita 1992).

Tabel 2 Komposisi kimia daun teh segar

Zat Persen Bahan Kering

Selulosa dengan serat kasar 34 Protein 17 Klorofil dan pigmen 1.5 Tanin 25 Pati 0.5 Kafein 4 Asam amino 8 Gula 3 Abu 5.5

Sumber: Harler 1964, diacu dalam Muchtadi & Sugiyono 1989

Teh dibagi menjadi tiga kelas yaitu teh hitam (telah mengalami proses

fermentasi), teh hijau (tidak mengalami proses fermentasi) dan teh oolong

(mengalami proses semi fermentasi). Adapun perbedaan ketiga teh tersebut

Page 6: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk

23

yaitu dalam hal proses pembuatannya, umur daun yang digunakan dan kondisi

pertumbuhan daun. Semua teh yang dibuat akan melalui proses pelayuan,

pengeringan, penggulungan dan pemanggangan (Miller 1960). Sedangkan teh

wangi (jasmine tea) yaitu teh hijau yang telah mengalami pengolahan lebih lanjut,

termasuk pewangian dengan menggunakan bunga melati, bunga melati gambir

dan atau bunga cula (SNI 2002).

Komponen yang terdapat dalam teh antara lain kafein (memberi efek

stimulan), tanin (karakterisitk astringent dan warna), dan minyak esensial (flavor

dan aroma) (Miller 1960). Sensitifitas seseorang terhadap kafein dari teh dapat

berbeda-beda, misalnya satu cangkir teh (60 mg) dapat mengakibatkan

seseorang terjaga dari tidur atau bahkan tidak mempunyai pengaruh apapun

(Wiseman 2002).

Salah satu komponen penting dalam teh yaitu tanin yang dapat

memberikan kesegaran (astringent). Teh dapat mengakibatkan ketidaknyamanan

perut karena dapat menstimulasi sekresi asam hidroklorik (hydrochloric acid).

Saat susu (protein) dikombinasikan dengan tanin dalam teh maka dapat

mengurangi sifat astringent pada teh. Selain itu, susu tidak berpengaruh

terhadap reaksi kafein dalam tubuh. konsumsi teh yang mengandung kafein

dapat menjadi suatu kebiasaan namun tidak menimbulkan bahaya seperti

ketagihan obat (Wiseman 2002). Efek fisiologis kafein dalam teh dapat

mempercepat pengeluaran urin (diuresis), menstimulasi sistem saraf dan

mengiritasi sistem pencernaan (Miller 1960).

Coklat (Theobroma cacao L)

Coklat merupakan sumber pangan yang kaya lemak (30%), karbohidrat

(60%), protein, dan mineral seperti magnesium, kalium, natrium, kalsium, besi,

tembaga, fosfor dan berbagai jenis flavonoid seperti epikatekin, epigalokatekin,

dan prosianidin serta komponen bioaktif lainnya (Yulianto 2007). Konsumsi coklat

dalam jumlah yang dianjurkan (moderate) dinyatakan aman bagi kesehatan.

Coklat susu merupakan coklat yang terbuat dari penambahan gula dan

padatan susu. Sedangkan susu coklat bubuk merupakan produk makanan

olahan berbentuk bubuk dibuat dari susu bubuk, kakao bubuk dan gula dengan

atau tanpa penambahan bahan makanan lain yang diijinkan, tidak termasuk susu

formula (SNI 2002).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kris-Etherton dan

Mustad (1994), konsumsi coklat susu (milk chocolate) sampai 280 gram per hari

Page 7: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk

24

ternyata tidak meningkatkan konsentrasi kolesterol ”jahat” low density lipoprotein

dan total kolesterol plasma. Kadar flavonoidnya yang tinggi yang terdapat pada

coklat dapat menjaga kesehatan jantung (Yulianto 2007).

Senyawa alkaloid metilxantin yang terdapat pada coklat diantaranya

kafein dan theobromin. Kafein bekerja pada sistem saraf pusat dan jantung.

Stimulasi jantung akan meningkatkan aliran darah dan pernafasan. Efek

psikologis yang dirasakan biasanya meningkatnya aktivitas mental dan tetap

terjaga atau melek. Sedangkan pengaruh theobromin dari hasil studi dengan

menggunakan hewan percobaan dilaporkan memiliki efek stimulasi lebih rendah

dan memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai puncak efek farmakologis

dibandingkan dengan kafein (Yulianto 2007).

Menurut Apgar & Tarka (1999) sebesar 1-5 persen dosis kafein dan 11-17

persen dosis theobromin diekskresikan melalui urin. Kafein dapat bertahan dalam

tubuh kira-kira 2.5-4.5 jam dan theobromin kira-kira 10 jam. Theobromin, kafein,

dan theophylin dalam coklat dapat menstimulasi sistem saraf pusat, diuretik bagi

tubuh, serta menstimulasi otot jantung. Kafein dapat meningkatkan kerja otak

dan otot rangka, theophypilin mempengaruhi kerja hati, bronkhia, dan ginjal,

sedangkan theobromin memberikan pengaruh fisiologis yang lebih rendah

dibandingkan dengan kafein dan theophylin.

Kola (Cola nitida)

Kola merupakan sejenis minuman manis berkarbonasi yang biasanya

mengandung pewarna karamel dan mengandung kafein. Minuman kola yang

beredar dipasaran adalah campuran dari lemon, kayu manis dan vanila. Namun

kandungan utama kola berasal dari biji tumbuhan yang disebut kola (dari nama

pohon inilah nama minuman ini berasal). Beberapa merek kola yang dikenal di

Indonesia adalah Coca cola dan pepsi (Wikipedia 2007). Rata-rata kandungan

kafein dalam coca cola yaitu 45.6 mg dalam 354.84 ml sedangkan pada pepsi

yaitu 38.4 mg dalam 354.84 ml (Balentine et al. 1998). Kafein yang ditambahkan

dalam minuman ringan jenis ini hanya digunakan sebagai agen penambah rasa

(Drewnowski 2001, diacu dalam IFIC 2007).

Minuman Berenergi (Energy drink)

Minuman berenergi (energy drink) adalah minuman yang mengandung

kafein dan gula dengan tambahan asam amino atau vitamin di dalamnya.

Menurut ensiklopedia wikipedia, definisi energy drink adalah minuman yang

mengandung stimulan yang diijinkan, vitamin (terutama vitamin B) dan mineral

Page 8: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk

25

yang bertujuan memberikan tambahan energi dengan cepat bagi peminumnya

(Evelin 2006).

Kafein dalam minuman berenergi dapat diserap sempurna selama 30-60

menit setelah dikonsumsi. Maksimal efek yang terjadi di otak akan muncul dalam

dua jam. Oleh karena itu, kafein tidak memberikan pengaruh langsung bagi

peminumnya. Kombinasi kafein dan asam amino taurin dalam minuman

berenergi akan merangsang sistem saraf pusat untuk memicu reaksi katabolisme

yang menghasilkan energi di otot. Mekanismenya adalah melalui pengaktifan

kerja saraf yang menghasilkan percepatan denyut jantung untuk memompa

darah dan oksigen serta menstimulasi peningkatan kadar gula darah. Kerja taurin

dan kafein berfungsi sebagai perangsang (stimulan) dalam pembentukkan energi

(Evelin 2006).

Berdasarkan keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan

no HK.00.05.23.3644 batas maksimal kadar kafein yang diperbolehkan dalam

makanan termasuk suplemen dan minuman berenergi adalah 150 mg per hari.

Batas aman yang diperbolehkan untuk kandungan kafein dalam minuman

penambah energi tidak boleh melebihi 50 mg per satu kali minum dengan

frekuensi konsumsi tiga kali sehari (Evelin 2006).

Konsumsi Pangan Sumber Kafein

Istilah konsumsi memiliki arti yang luas dan arti ini terkait dengan jenis

atau kategori produk dan jasa yang dibeli atau dipakai. Jenis produk atau jasa

berupa minuman, obat-obatan memiliki arti konsumsi untuk diminum sedangkan

makanan berarti dimakan. Penggunaan suatu produk atau konsumsi produk

dapat diketahui melalui tiga hal yaitu (1) frekuensi konsumsi, (2) jumlah konsumsi

dan, (3) tujuan konsumsi. Frekuensi konsumsi menggambarkan seberapa sering

suatu produk dipakai atau dikonsumsi. Jumlah konsumsi menggambarkan

kuantitas produk yang digunakan konsumen. Tujuan konsumsi sering

menggambarkan situasi pemakaian oleh konsumen (Sumarwan 2003).

Konsumsi kafein tidak boleh melebihi 50 mg per satu kali minum. Jika

mengkonsumsi tidak sesuai anjuran maka dalam jangka panjang peminumnya

bisa terkena risiko penyakit jantung koroner, darah tinggi, ginjal hingga penyakit

gula. Konsumsi kafein harus berhati-hati terutama pada orang yang

sensitif/beresiko tinggi seperti individu dengan gangguan fungsi jantung/ginjal.

Biasanya, konsumsi kafein lebih sering dimanfaatkan untuk menghasilkan efek

stimulan (Evelin 2006).

Page 9: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk

26

Menurut Drewsnowki (2001), diacu dalam IFIC (2007) konsumsi kopi dan

minuman lain yang mengandung kafein secara teratur dapat mengalami

beberapa efek ringan yang tidak diinginkan. Gejala jangka pendek akan terasa

jika menghentikan kebiasaan konsumsi kafein terutama jika tidak mengkonsumsi

secara tiba-tiba. Konsumsi kafein dalam jumlah wajar (moderate intake) sekitar

300 mg per hari (± tiga cangkir kopi per hari) tidak meyebabkan gangguan

kesehatan pada orang dewasa meskipun pada beberapa kelompok penderita

hipertensi dan kelompok lansia menjadi lebih beresiko terkena penyakit tersebut.

Menurut Knight (2004), diacu dalam IFIC (2007) konsumsi kafein pada anak dan

remaja biasanya berupa kola dan teh.

Minum kopi secara reguler dapat mengakibatkan tubuh menjadi kurang

sensitif terhadap adanya kafein dalam tubuh. Konsumsi kopi merangsang

lambung untuk mengeluarkan asam lambung lebih banyak dari jumlah normal.

Asam lambung yang berlebihan akan mempercepat pembentukan penyakit maag

serta penyakit lambung lainnya. Dr. Roth dari Fakultas Kedokteran University of

Pennsylvania menyatakan bahwa dua cangkir kecil kopi dapat merangsang

pengeluaran asam lambung selama lebih dari satu jam. Kopi juga dapat

merangsang ginjal untuk membentuk dan membuang air seni lebih banyak dari

jumlah air yang diminum. Kopi yang diminum sewaktu makan akan mengurangi

penyerapan besi sebanyak 40 persen dan meningkatkan pembuangan kalsium

dari dalam tubuh (Hutapea 1996).

Konsumsi teh dan kopi dengan ukuran sedang berpengaruh kecil

terhadap tekanan darah. Hasil studi di Inggris dan Amerika Serikat

menyimpulkan bahwa konsumsi teh dan kopi dengan ukuran sedang (1-6 cangkir

per hari) tidak signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung maupun stroke.

Selain itu, kafein juga dapat mengurangi gejala batu ginjal/batu dalam kandung

empedu. Penelitian yang dilakukan pada 81000 perempuan yang diberikan

perlakuan minum kopi 200 ml (satu cangkir) per hari menunjukkan berkurangnya

risiko batu ginjal sebanyak 10 persen (Prehati 2001).

Konsumsi kafein secara berlebihan dapat menyebabkan intoksikasi kafein

(yaitu mabuk akibat kafein). Gejala penyakit ini adalah keresahan, kerisauan,

insomnia, keriangan, muka merah, sering buang air kecil (diuresis), dan masalah

gastrointestial. Gejala-gejala ini bisa terjadi walaupun hanya mengkonsumsi 250

mg kafein per hari. Jika lebih dari satu gram kafein dikonsumsi dalam satu hari,

gejala yang ditimbulkan adalah kejang otot (muscle twitching), kekusutan pikiran

Page 10: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk

27

dan perkataan, aritmia kardium (gangguan pada denyutan jantung) dan

bergejolaknya psikomotor (psychomotor agitation). Intoksikasi atau keracunan

kafein juga bisa mengakibatkan kepanikan (Wikipedia 2007).

Di Australia menunjukkan adanya kecenderungan ditambahkannya kafein

pada kola dan minuman berenergi dimaksudkan sebagai efek pemacu aktivitas

seseorang. Kebiasaan seseorang dalam mengkonsumsi kopi atau teh tidak

hanya karena merasa haus namun adanya kenikmatan pengaruh kafein di

dalamnya (Wiseman 2002).

Persepsi

Persepsi merupakan proses yang mendorong seseorang dalam

menyeleksi, mengorganisasi dan menginterpretasikan stimuli dari lingkungan

(Solomon 2001). Persepsi dimulai dengan adanya tanggapan terhadap

rangsangan yang berupa suara, sentuhan, rasa, aroma dan penglihatan.

Persepsi terhadap informasi yang disampaikan tergantung kepada individu yang

menerimanya. Cara individu menafsirkan informasi tergantung pada pendidikan,

pekerjaan, pengalaman dan kerangka pikirnya. Proses persepsi seseorang juga

dipengaruhi oleh frekuensi stimulus yang sampai pada panca indera (Samovar &

Porter 1994, diacu dalam Hidayati 1999).

Menurut Cohen (1981) persepsi merupakan interpretasi dari

sensasi/proses kompleks dimana seseorang menyeleksi, mengatur dan

menafsirkan tanggapan terhadap rangsangan sensory untuk menghasilkan

sesuatu yang bermanfaat. Persepsi ditentukan oleh rangsangan yang mengenai

pancaindera dan merupakan suatu reaksi yang mengatur pancaindera dalam

menghasilkan suatu pengalaman. Faktor lain yang mencerminkan persepsi

antara lain status psikologi dan sejarah individu. Proses terjadinya persepsi yaitu

individu mengatur dan menafsirkan stimuli dari pancainderanya dan

mengembangkan pemahaman (interpretasi terhadap makna stimulus) pada

lingkungan sekitar.

Persepsi dibentuk saat impuls elektrik diproses di otak. Sensory receptors

merupakan sumber impuls elektrik yang bertanggung jawab dalam menerima

rangsangan dari indera penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan

perasa. Rangsangan tersebut kemudian diterjemahkan di sistem pusat (otak)

(Galler 1984).

Persepsi ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal

meliputi kecerdasan, minat, emosi, pendidikan, pendapatan, kapasitas alat

Page 11: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk

28

indera, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor eksternal yaitu pengaruh kelompok

dan pengalaman masa lalu (Surata 1993, diacu dalam Farohah 2003). Setiap

orang akan memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam menghadapi situasi

yang sama karena informasi yang diterima oleh pancaindera kemudian

diterjemahkan secara pribadi masing-masing (Martias 1997, diacu dalam

Farohah 2003).

Manfaat negatif yang dirasakan seseorang disebut sebagai risiko yang

didapat akibat mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi suatu produk.

Seseorang seringkali merasakan manfaat negatif berdasarkan persepsinya

mengenai manfaat tersebut. Inilah yang disebut sebagai persepsi risiko

(perceived risk). Risiko fisik (physical risk) yaitu dampak negatif yang akan

dirasakan seseorang karena menggunakan/mengkonsumsi jenis pangan tertentu

(Sumarwan 2003).

Menurut Mowen (1998), diacu dalam Sumarwan (2003) menyatakan

bahwa persepsi meliputi berbagai tahap meliputi pemaparan stimulus, perhatian

(kapasitas pengolahan terhadap stimulus yang masuk) dan pemahaman. Cara

konsumen melihat realitas di luar dirinya atau dunia sekelilingnya biasa disebut

dengan persepsi seorang konsumen. Konsumen seringkali membeli suatu

produk berdasarkan persepsinya terhadap produk tersebut.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Myers & Reynold 1967, mengemukakan bahwa persepsi dapat

dipengaruhi oleh dua faktor:

1. Faktor stimulus (eksternal) terdiri dari karakteristik suatu objek seperti

warna, ukuran, tekstur dan atribut yang terdapat dalam produk.

2. Faktor individu (internal) terdiri dari karakteristik seseorang, kemampuan

dasar proses penginderaan, pengalaman yang telah dimilikinya, motivasi

dan pengaruh keadaan yang dialami individu (baik senang maupun

depresi).

Remaja dan Mahasiswa TPB IPB

Remaja merupakan masa transisi anak dan dewasa yang berawal pada

usia 12 – 13 tahun dan berakhir di usia 19 tahun atau 20 tahun. Pada tahap ini,

remaja terjadi pertumbuhan fisiologis dengan cepat dimana fungsi organ

reproduksi dan organ seks primer telah terjadi kematangan serta karakteristik

organ seks sekunder mulai muncul (Papalia & Olds 1978). Periode remaja

Page 12: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk

29

merupakan periode kritis dimana terjadi perubahan fisik, biokimia dan emosional

yang cepat (FKM UI 2007).

Menurut Syamsu (2007) masa remaja meliputi (a) remaja awal: 12-15

tahun, (b) remaja madya: 16-18 tahun, (c) remaja akhir: 19-22 tahun. Remaja

belum sepenuhnya matang baik secara fisik, kognitif dan psikososial. Remaja

sangat mudah terpengaruh oleh keadaan lingkungan karena dalam masa

pencarian identitas. Teman (akrab) sebaya berpengaruh besar pada remaja

dalam hal memilih jenis makanan. Kebiasaan makan remaja juga dapat

dipengaruhi oleh keluarga dan media (terutama iklan di televisi) (Arisman 2004).

Menurut Santrock (2003) remaja pada umumnya tidak memiliki informasi yang

memadai mengenai berbagai topik kesehatan dan memiliki kesalahan persepsi

yang signifikan mengenai kesehatan.

Masalah gizi pada remaja perlu mendapat perhatian khusus karena

berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta

dampaknya pada masalah gizi saat dewasa. Saat ini populasi remaja didunia

telah mencapai 1200 juta jiwa atau sekitar 19 persen dari total populasi dunia

(WHO 2003, diacu dalam FKM UI 2007). Di Indonesia, persentase populasi

remaja yaitu mencapai 21 persen dari total populasi penduduk atau sekitar 44

juta jiwa (BPS 2003, diacu dalam FKM UI 2007).

Mahasiswa adalah pengguna jasa layanan perguruan tinggi, sekolah,

maupun lembaga diklat sekaligus juga merupakan masukan (input) di dalam

sistem ini. Kualitas masukan ini akan mempengaruhi kualitas hasil karena di

dalam proses ini ada perlakuan-perlakuan khusus yang akan menangani

kelompok-kelompok mahasiswa yang berbeda. Kemampuan awal mahasiswa

beragam meskipun telah disaring melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi dan

Penelusuran Bakat dan Minat (PMDK), ternyata variasi didalamnya memerlukan

penanganan khusus. Secara logika mahasiswa mengalami defisit kemampuan

awal, di dalam proses harus memperoleh perlakuan secara lebih intensif agar

kualitas keluaran relatif sama atau bahkan berada pada kurva sisi positif

(Suparno 2001).

Mahasiswa TPB (Tingkat Persiapan Bersama) IPB merupakan

mahasiswa IPB yang berada pada semester satu dan dua yang termasuk dalam

kelompok remaja. Mahasiswa TPB IPB diwajibkan tinggal di Asrama TPB selama

satu tahun sebagai cara untuk mempermudah dalam proses adaptasi terhadap

lingkungan yang baru. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan rasa aman dan

Page 13: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk

30

peningkatan kesejahteraan mahasiswa. Penerimaan mahasiswa baru angkatan

2007 menunjukkan proporsi jumlah mahasiswa putri lebih besar (61%)

dibandingkan dengan mahasiswa putra (39%) (TPB dalam Angka 2006).