Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai...
Transcript of Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai...
![Page 1: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012921/5c8a549709d3f26d5f8c767f/html5/thumbnails/1.jpg)
18
TINJAUAN PUSTAKA
Pola Konsumsi Pangan
Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan
makanan. Konsumsi pangan (makanan) dipengaruhi oleh kebiasaan makan,
perilaku makan dan keadaan ekonomi (Almatsier 2003). Konsumsi pangan
adalah informasi tentang jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang
pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dapat ditinjau dari aspek jenis pangan
yang dikonsumsi maupun jumlah pangan yang dikonsumsi. Susunan jenis
pangan yang dikonsumsi berdasarkan kriteria tertentu disebut pola konsumsi
pangan (Hardinsyah & Martianto 1992).
Kebiasaan (habit) adalah pola perilaku konsumsi pangan yang diperoleh
dari pola praktek yang terjadi berulang-ulang. Tingkah laku manusia atau
kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan makannya meliputi sikap,
kepercayaan, dan pemilihan makanan. Sikap orang terhadap makanan dapat
bersifat positif atau negatif. Sikap positif atau negatif terhadap makanan dapat
bersumber pada nilai-nilai afektif yang berasal dari lingkungan (alam, sosial,
budaya) dimana manusia atau kelompok manusia itu tumbuh. Kepercayaan
terhadap makanan berkaitan dengan nilai kognisi baik atau buruk, menarik atau
tidak menarik. Pemilihan adalah proses psikomotor untuk memilih makanan
sesuai dengan sikap dan kepercayaan (Khumaidi 1989).
Frekuensi Pangan (Food Frequency)
Food frequency questionnaire (FFQ) dikenal sebagai metode frekuensi
pangan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi pola konsumsi pangan
seseorang. Oleh karena itu, diperlukan kuesioner yang terdiri dari dua komponen
yaitu daftar jenis pangan dan frekuensi konsumsi pangan (Riyadi 2004).
Frekuensi konsumsi makanan dan minuman pada responden dapat dilihat dalam
satu hari atau minggu atau bulan atau dalam satu tahun. Kuesioner FFQ dapat
terdiri dari list jenis makanan dan minuman (FKM UI 2007):
a. Simple atau non-quantitative FFQ, tidak memberikan pilihan tentang porsi
yang biasa dikonsumsi sehingga mengunakan standar porsi.
b. Semiquantitative FFQ, memberikan porsi yang dikonsumsi misalnya
sepotong roti, secangkir kopi.
c. Quantitative FFQ, memberikan pilihan porsi yang biasa dikonsumsi
responden seperti kecil, sedang atau besar.
![Page 2: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012921/5c8a549709d3f26d5f8c767f/html5/thumbnails/2.jpg)
19
Penggunaan metode frekuensi pangan bertujuan untuk memperoleh data
konsumsi pangan secara kualitatif dan informasi deskriptif tentang pola
konsumsi. Metode ini tidak digunakan untuk memperoleh data kuantitatif pangan
maupun intik konsumsi zat gizi (Gibson 1990, diacu dalam Kusharto & Yayah
2006). Metode frekuensi konsumsi pangan juga dapat digunakan untuk menilai
konsumsi pangan secara kuantitatif selama kurun waktu yang spesifik (misalnya
per hari, minggu, bulan, tahun). Hal ini tergantung dari tujuan studi yang akan
dilakukan. Kuesioner mempunyai dua komponen utama yaitu daftar pangan dan
frekuensi penggunaan pangan (Kusharto & Yayah 2006).
Pengukuran frekuensi konsumsi dapat dilakukan pada tiap periode (per
hari, per minggu, per bulan, per tahun). Pencatatannya dilaksanakan melalui
proses interview/wawancara dan dapat menggunakan kuesioner. Keterbatasan
dan kegunaan frekuensi konsumsi ini antara lain hanya menggambarkan data
secara deskriptif saja, tidak dapat menghitung kandungan gizi dari kelompok
pangan yang dikonsumsi, menggunakan teknik employed cross-validation (recall
24 jam atau dietary history), meningkatkan kualitas kontrol data dan bermanfaat
secara klinik dalam pengukuran konsumsi zat gizi (Sanjur 1982).
Kafein (1,3,7-Trimetilxantin)
Kafein merupakan salah satu jenis alkaloid yang dapat dijumpai secara
alami dalam makanan contohnya pada biji kopi, teh, biji kelapa, buah kola (Cola
nitida), guarana dan mate. Kafein mempunyai rasa yang pahit, dan mampu
merangsang saraf pusat, jantung dan pernafasan. Selain itu, kafein juga bersifat
diuretik (mempercepat proses urinasi). Kafein berbentuk serbuk putih yang
mengandung gugus metil dengan rumus kimia C8H10N4O2 (Wikipedia 2007).
Gambar 1 struktur molekul kafein
Menurut Wikipedia (2007) mekanisme kerja kafein pada sel saraf
memberikan kontribusi pada efek kafein. Aktivitas sel saraf dipengaruhi oleh
senyawa adenosin. Adenosin adalah senyawa nukleotida yang berfungsi
mengurangi aktivitas sel saraf saat menempel pada sel tersebut. Menurut
Ikrawan (2002) kafein bekerja di dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor
![Page 3: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012921/5c8a549709d3f26d5f8c767f/html5/thumbnails/3.jpg)
20
adenosin dalam sel saraf yang akan memacu produksi hormon adrenalin dan
menyebabkan peningkatan tekanan darah, sekresi asam lambung, dan aktifitas
otot, serta perangsangan hati untuk melepaskan senyawa gula pada aliran darah
untuk menghasilkan energi ekstra.
Kafein diserap di bagian perut kemudian dimetabolisme dalam hati dan
dikeluarkan dari tubuh selama 2-10 jam. Pada umumnya perokok mempunyai
metabolisme kafein lebih cepat daripada bukan perokok. Penambahan kafein
pada obat-obatan dapat meningkatkan sistem kerja dengan cara menstimulasi
sistem saraf. Kadar pengaruh konsumsi kafein dalam tubuh dipengaruhi oleh laju
metabolisme kafein dalam tubuh (Prehati 2001).
Pengaruh fisiologis kafein terhadap tubuh adalah bersifat stimulasi
pernafasan dan jantung. Selain itu, kafein juga dapat memberikan efek samping
berupa rasa gelisah, tidak dapat tidur, dan denyut jantung yang tidak beraturan
(Soemardji et al. 1984, diacu dalam Julita 1992). Sebesar 150-250 mg kafein
dapat menstimulasi cortex, mengurangi kelelahan, stimulasi organ sensory dan
dapat meningkatkan aktivitas motorik tubuh. Sebesar 200-500 mg kafein dapat
menyebabkan sakit kepala, tubuh gemetar dan merasa gelisah/gugup. Dosis
kafein 100 mg dapat menunda tidur meskipun dampak yang dirasakan tiap
individu dapat berbeda-beda (Apgar & Tarka 1999). Menurut Barone & Roberts
(1996); Frary et al. (2005), diacu dalam IFIC (2007) jumlah kafein dalam produk
makanan bervariasi tergantung pada ukuran penyajian, tipe produk, dan metode
penyiapan. Adapun kandungan kafein dalam berbagai minuman dijelaskan
secara rinci pada Tabel 1.
Tabel 1 Kandungan kafein dalam berbagai minuman
Jenis Minuman Satuan*
Kandungan Kafein dalam Satu Cangkir (mg)
Menurut Asia Fit (2000), diacu dalam Hardinsyah
(2005)
Menurut IFIC (2007)
Kopi biasa diendapkan Cangkir 20 – 30 - Kopi biasa tidak diendapkan Cangkir 60 – 120 65-120 Kopi instan Cangkir 60 – 80 60-85 Kopi dekafeinasi** Cangkir 2 – 5 2-4 Teh biasa Cangkir 10 – 30 - Teh celup Cangkir 40 – 70 - Teh instant Cangkir - 24-31 Teh hijau Cangkir 50 – 80 - Teh herbal Cangkir 0 - Coca Cola biasa Kaleng 30 – 60 30-60 Coca Cola diet Kaleng 40 – 60 - Susu coklat biasa Cangkir 20 1-15 Minuman berenergi Botol kecil 40 – 60 50-160
Keterangan: *Satu cangkir setara dengan setengah gelas **Kopi dekafeinasi (kopi dengan kadar kafein rendah)
![Page 4: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012921/5c8a549709d3f26d5f8c767f/html5/thumbnails/4.jpg)
21
Beberapa Jenis Pangan Sumber Kafein
Kopi (Coffea sp.)
Kopi merupakan bahan penyegar yang biasanya disajikan dalam bentuk
minuman yang dipersiapkan dari biji tanaman kopi yang telah dipanggang.
Tanaman kopi terbagi menjadi dua spesies yaitu arabika dan robusta. Arabika
adalah kopi tradisional yang memiliki rasa paling enak. Sedangkan robusta
memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi dan memiliki rasa pahit dan asam
(Wikipedia 2007). Menurut Wijaya (2006) keberadaan kafein dalam secangkir
kopi tergantung varietas kopi, misal robusta (2.18-2.61%) lebih tinggi daripada
arabika (1.32%).
Kopi bubuk terbuat dari biji kopi yang disangrai kemudian digiling dengan
atau tanpa penambahan bahan lain dalam kadar tertentu tidak membahayakan
bagi kesehatan. Kopi gula susu dalam kemasan yaitu produk berbentuk bubuk
yang terdiri dari campuran kopi instant, gula putih serta susu dan derivasinya
dengan atau tanpa tambahan pangan lain yang diijinkan dan dikemas secara
hematis. Kopi mix merupakan produk berbentuk serbuk, mudah larut dalam air,
yang diperoleh dengan campuran kopi dengan atau tanpa bahan tambahan
makanan lain yang diijinkan (SNI 2002). Kopi espresso merupakan kopi pekat
dan memiliki rasa yang kuat. Kopi latte merupakan kopi dengan kombinasi
sepertiga espresso dan dua per tiga susu. Sedangkan kopi matte merupakan
kopi dengan kombinasi susu dan sari nabati (Anonim 2008).
Caffeol merupakan minyak esensial yang bersifat volatil yang dapat
mempengaruhi karakteristik flavor dan aroma pada kopi. Asam organik dan
caramel yang terdapat pada biji kopi juga menentukan flavor dan warna minuman
kopi (Miller 1960).
Senyawa terpenting yang terdapat dalam kopi adalah kafein. Kafein
dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol,
rasanya pahit dan dapat digunakan untuk obat-obatan. Senyawa kafein dalam
kopi dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, otot dan ginjal. Pengaruhnya
terhadap sistem saraf pusat adalah membuat keadaan untuk mencegah rasa
kantuk, menaikkan daya tangkap panca indera, mempercepat daya pikir dan
mengurangi rasa lelah (Muchtadi & Sugiyono 1989). Menurut Miller (1960) efek
fisiologis minuman kopi yaitu bersifat diuretic, dapat mengiritasi sistem
pencernaan dan menstimulasi sistem saraf (overstimulate) jika dikonsumsi
secara berlebihan.
![Page 5: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012921/5c8a549709d3f26d5f8c767f/html5/thumbnails/5.jpg)
22
Konsumsi kafein sebanyak 1000 mg per hari yang terdapat dalam 10
cangkir kopi dapat menimbulkan kafeinisme. Kafeinisme yaitu sekumpulan gejala
yang ditimbulkan oleh keracunan kafein seperti insomnia, tubuh menjadi gelisah,
kepala pusing, tubuh gemetar, mudah tersinggung (Hutapea 1996).
Berdasarkan hasil penelitian Julita (1992), hasil ekstraksi kopi diperoleh
dari rendemen kafein sebanyak 13-14 persen (w/w). Remaja wanita biasa
mengkonsumsi 0.04-0.05 mg kafein tiap ml dalam 150 ml seduhan kopi.
Sedangkan remaja pria biasa mengkonsumsi 0.08-0.1 mg kafein tiap ml dalam
150 ml seduhan kopi. Selain itu, diperoleh hasil bahwa sebanyak 20-25 gram
kopi dalam 150 ml seduhan kopi dianggap sebagai formulasi yang biasa
digunakan untuk membuat minuman kopi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Oglesby Paul
(Dosen Fakultas Kedokteran Northern University di Chicago) selama lima tahun
membuktikan bahwa kopi dapat meningkatkan angka risiko penyakit jantung
koroner. Selain itu, Boston Colloborative Drug Surveillance Program juga
membuktikan bahwa lima cangkir kopi sehari atau lebih akan meningkatkan risiko
serangan jantung sebesar dua kali lipat (Hutapea 1996).
Teh (Camelia sinensi)
Teh merupakan bahan penyegar yang mengandung kafein, teofilin dan
antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat dan protein yang mendekati nol
persen. Teh dapat digunakan sebagai minuman dengan cara menyeduh daun,
pucuk daun, tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camelia sinensis
dengan air panas (Wikipedia 2007). Kandungan kafein dalam teh dapat
memberikan rasa kesegaran dan ketagihan (Julita 1992).
Tabel 2 Komposisi kimia daun teh segar
Zat Persen Bahan Kering
Selulosa dengan serat kasar 34 Protein 17 Klorofil dan pigmen 1.5 Tanin 25 Pati 0.5 Kafein 4 Asam amino 8 Gula 3 Abu 5.5
Sumber: Harler 1964, diacu dalam Muchtadi & Sugiyono 1989
Teh dibagi menjadi tiga kelas yaitu teh hitam (telah mengalami proses
fermentasi), teh hijau (tidak mengalami proses fermentasi) dan teh oolong
(mengalami proses semi fermentasi). Adapun perbedaan ketiga teh tersebut
![Page 6: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012921/5c8a549709d3f26d5f8c767f/html5/thumbnails/6.jpg)
23
yaitu dalam hal proses pembuatannya, umur daun yang digunakan dan kondisi
pertumbuhan daun. Semua teh yang dibuat akan melalui proses pelayuan,
pengeringan, penggulungan dan pemanggangan (Miller 1960). Sedangkan teh
wangi (jasmine tea) yaitu teh hijau yang telah mengalami pengolahan lebih lanjut,
termasuk pewangian dengan menggunakan bunga melati, bunga melati gambir
dan atau bunga cula (SNI 2002).
Komponen yang terdapat dalam teh antara lain kafein (memberi efek
stimulan), tanin (karakterisitk astringent dan warna), dan minyak esensial (flavor
dan aroma) (Miller 1960). Sensitifitas seseorang terhadap kafein dari teh dapat
berbeda-beda, misalnya satu cangkir teh (60 mg) dapat mengakibatkan
seseorang terjaga dari tidur atau bahkan tidak mempunyai pengaruh apapun
(Wiseman 2002).
Salah satu komponen penting dalam teh yaitu tanin yang dapat
memberikan kesegaran (astringent). Teh dapat mengakibatkan ketidaknyamanan
perut karena dapat menstimulasi sekresi asam hidroklorik (hydrochloric acid).
Saat susu (protein) dikombinasikan dengan tanin dalam teh maka dapat
mengurangi sifat astringent pada teh. Selain itu, susu tidak berpengaruh
terhadap reaksi kafein dalam tubuh. konsumsi teh yang mengandung kafein
dapat menjadi suatu kebiasaan namun tidak menimbulkan bahaya seperti
ketagihan obat (Wiseman 2002). Efek fisiologis kafein dalam teh dapat
mempercepat pengeluaran urin (diuresis), menstimulasi sistem saraf dan
mengiritasi sistem pencernaan (Miller 1960).
Coklat (Theobroma cacao L)
Coklat merupakan sumber pangan yang kaya lemak (30%), karbohidrat
(60%), protein, dan mineral seperti magnesium, kalium, natrium, kalsium, besi,
tembaga, fosfor dan berbagai jenis flavonoid seperti epikatekin, epigalokatekin,
dan prosianidin serta komponen bioaktif lainnya (Yulianto 2007). Konsumsi coklat
dalam jumlah yang dianjurkan (moderate) dinyatakan aman bagi kesehatan.
Coklat susu merupakan coklat yang terbuat dari penambahan gula dan
padatan susu. Sedangkan susu coklat bubuk merupakan produk makanan
olahan berbentuk bubuk dibuat dari susu bubuk, kakao bubuk dan gula dengan
atau tanpa penambahan bahan makanan lain yang diijinkan, tidak termasuk susu
formula (SNI 2002).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kris-Etherton dan
Mustad (1994), konsumsi coklat susu (milk chocolate) sampai 280 gram per hari
![Page 7: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012921/5c8a549709d3f26d5f8c767f/html5/thumbnails/7.jpg)
24
ternyata tidak meningkatkan konsentrasi kolesterol ”jahat” low density lipoprotein
dan total kolesterol plasma. Kadar flavonoidnya yang tinggi yang terdapat pada
coklat dapat menjaga kesehatan jantung (Yulianto 2007).
Senyawa alkaloid metilxantin yang terdapat pada coklat diantaranya
kafein dan theobromin. Kafein bekerja pada sistem saraf pusat dan jantung.
Stimulasi jantung akan meningkatkan aliran darah dan pernafasan. Efek
psikologis yang dirasakan biasanya meningkatnya aktivitas mental dan tetap
terjaga atau melek. Sedangkan pengaruh theobromin dari hasil studi dengan
menggunakan hewan percobaan dilaporkan memiliki efek stimulasi lebih rendah
dan memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai puncak efek farmakologis
dibandingkan dengan kafein (Yulianto 2007).
Menurut Apgar & Tarka (1999) sebesar 1-5 persen dosis kafein dan 11-17
persen dosis theobromin diekskresikan melalui urin. Kafein dapat bertahan dalam
tubuh kira-kira 2.5-4.5 jam dan theobromin kira-kira 10 jam. Theobromin, kafein,
dan theophylin dalam coklat dapat menstimulasi sistem saraf pusat, diuretik bagi
tubuh, serta menstimulasi otot jantung. Kafein dapat meningkatkan kerja otak
dan otot rangka, theophypilin mempengaruhi kerja hati, bronkhia, dan ginjal,
sedangkan theobromin memberikan pengaruh fisiologis yang lebih rendah
dibandingkan dengan kafein dan theophylin.
Kola (Cola nitida)
Kola merupakan sejenis minuman manis berkarbonasi yang biasanya
mengandung pewarna karamel dan mengandung kafein. Minuman kola yang
beredar dipasaran adalah campuran dari lemon, kayu manis dan vanila. Namun
kandungan utama kola berasal dari biji tumbuhan yang disebut kola (dari nama
pohon inilah nama minuman ini berasal). Beberapa merek kola yang dikenal di
Indonesia adalah Coca cola dan pepsi (Wikipedia 2007). Rata-rata kandungan
kafein dalam coca cola yaitu 45.6 mg dalam 354.84 ml sedangkan pada pepsi
yaitu 38.4 mg dalam 354.84 ml (Balentine et al. 1998). Kafein yang ditambahkan
dalam minuman ringan jenis ini hanya digunakan sebagai agen penambah rasa
(Drewnowski 2001, diacu dalam IFIC 2007).
Minuman Berenergi (Energy drink)
Minuman berenergi (energy drink) adalah minuman yang mengandung
kafein dan gula dengan tambahan asam amino atau vitamin di dalamnya.
Menurut ensiklopedia wikipedia, definisi energy drink adalah minuman yang
mengandung stimulan yang diijinkan, vitamin (terutama vitamin B) dan mineral
![Page 8: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012921/5c8a549709d3f26d5f8c767f/html5/thumbnails/8.jpg)
25
yang bertujuan memberikan tambahan energi dengan cepat bagi peminumnya
(Evelin 2006).
Kafein dalam minuman berenergi dapat diserap sempurna selama 30-60
menit setelah dikonsumsi. Maksimal efek yang terjadi di otak akan muncul dalam
dua jam. Oleh karena itu, kafein tidak memberikan pengaruh langsung bagi
peminumnya. Kombinasi kafein dan asam amino taurin dalam minuman
berenergi akan merangsang sistem saraf pusat untuk memicu reaksi katabolisme
yang menghasilkan energi di otot. Mekanismenya adalah melalui pengaktifan
kerja saraf yang menghasilkan percepatan denyut jantung untuk memompa
darah dan oksigen serta menstimulasi peningkatan kadar gula darah. Kerja taurin
dan kafein berfungsi sebagai perangsang (stimulan) dalam pembentukkan energi
(Evelin 2006).
Berdasarkan keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan
no HK.00.05.23.3644 batas maksimal kadar kafein yang diperbolehkan dalam
makanan termasuk suplemen dan minuman berenergi adalah 150 mg per hari.
Batas aman yang diperbolehkan untuk kandungan kafein dalam minuman
penambah energi tidak boleh melebihi 50 mg per satu kali minum dengan
frekuensi konsumsi tiga kali sehari (Evelin 2006).
Konsumsi Pangan Sumber Kafein
Istilah konsumsi memiliki arti yang luas dan arti ini terkait dengan jenis
atau kategori produk dan jasa yang dibeli atau dipakai. Jenis produk atau jasa
berupa minuman, obat-obatan memiliki arti konsumsi untuk diminum sedangkan
makanan berarti dimakan. Penggunaan suatu produk atau konsumsi produk
dapat diketahui melalui tiga hal yaitu (1) frekuensi konsumsi, (2) jumlah konsumsi
dan, (3) tujuan konsumsi. Frekuensi konsumsi menggambarkan seberapa sering
suatu produk dipakai atau dikonsumsi. Jumlah konsumsi menggambarkan
kuantitas produk yang digunakan konsumen. Tujuan konsumsi sering
menggambarkan situasi pemakaian oleh konsumen (Sumarwan 2003).
Konsumsi kafein tidak boleh melebihi 50 mg per satu kali minum. Jika
mengkonsumsi tidak sesuai anjuran maka dalam jangka panjang peminumnya
bisa terkena risiko penyakit jantung koroner, darah tinggi, ginjal hingga penyakit
gula. Konsumsi kafein harus berhati-hati terutama pada orang yang
sensitif/beresiko tinggi seperti individu dengan gangguan fungsi jantung/ginjal.
Biasanya, konsumsi kafein lebih sering dimanfaatkan untuk menghasilkan efek
stimulan (Evelin 2006).
![Page 9: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012921/5c8a549709d3f26d5f8c767f/html5/thumbnails/9.jpg)
26
Menurut Drewsnowki (2001), diacu dalam IFIC (2007) konsumsi kopi dan
minuman lain yang mengandung kafein secara teratur dapat mengalami
beberapa efek ringan yang tidak diinginkan. Gejala jangka pendek akan terasa
jika menghentikan kebiasaan konsumsi kafein terutama jika tidak mengkonsumsi
secara tiba-tiba. Konsumsi kafein dalam jumlah wajar (moderate intake) sekitar
300 mg per hari (± tiga cangkir kopi per hari) tidak meyebabkan gangguan
kesehatan pada orang dewasa meskipun pada beberapa kelompok penderita
hipertensi dan kelompok lansia menjadi lebih beresiko terkena penyakit tersebut.
Menurut Knight (2004), diacu dalam IFIC (2007) konsumsi kafein pada anak dan
remaja biasanya berupa kola dan teh.
Minum kopi secara reguler dapat mengakibatkan tubuh menjadi kurang
sensitif terhadap adanya kafein dalam tubuh. Konsumsi kopi merangsang
lambung untuk mengeluarkan asam lambung lebih banyak dari jumlah normal.
Asam lambung yang berlebihan akan mempercepat pembentukan penyakit maag
serta penyakit lambung lainnya. Dr. Roth dari Fakultas Kedokteran University of
Pennsylvania menyatakan bahwa dua cangkir kecil kopi dapat merangsang
pengeluaran asam lambung selama lebih dari satu jam. Kopi juga dapat
merangsang ginjal untuk membentuk dan membuang air seni lebih banyak dari
jumlah air yang diminum. Kopi yang diminum sewaktu makan akan mengurangi
penyerapan besi sebanyak 40 persen dan meningkatkan pembuangan kalsium
dari dalam tubuh (Hutapea 1996).
Konsumsi teh dan kopi dengan ukuran sedang berpengaruh kecil
terhadap tekanan darah. Hasil studi di Inggris dan Amerika Serikat
menyimpulkan bahwa konsumsi teh dan kopi dengan ukuran sedang (1-6 cangkir
per hari) tidak signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung maupun stroke.
Selain itu, kafein juga dapat mengurangi gejala batu ginjal/batu dalam kandung
empedu. Penelitian yang dilakukan pada 81000 perempuan yang diberikan
perlakuan minum kopi 200 ml (satu cangkir) per hari menunjukkan berkurangnya
risiko batu ginjal sebanyak 10 persen (Prehati 2001).
Konsumsi kafein secara berlebihan dapat menyebabkan intoksikasi kafein
(yaitu mabuk akibat kafein). Gejala penyakit ini adalah keresahan, kerisauan,
insomnia, keriangan, muka merah, sering buang air kecil (diuresis), dan masalah
gastrointestial. Gejala-gejala ini bisa terjadi walaupun hanya mengkonsumsi 250
mg kafein per hari. Jika lebih dari satu gram kafein dikonsumsi dalam satu hari,
gejala yang ditimbulkan adalah kejang otot (muscle twitching), kekusutan pikiran
![Page 10: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012921/5c8a549709d3f26d5f8c767f/html5/thumbnails/10.jpg)
27
dan perkataan, aritmia kardium (gangguan pada denyutan jantung) dan
bergejolaknya psikomotor (psychomotor agitation). Intoksikasi atau keracunan
kafein juga bisa mengakibatkan kepanikan (Wikipedia 2007).
Di Australia menunjukkan adanya kecenderungan ditambahkannya kafein
pada kola dan minuman berenergi dimaksudkan sebagai efek pemacu aktivitas
seseorang. Kebiasaan seseorang dalam mengkonsumsi kopi atau teh tidak
hanya karena merasa haus namun adanya kenikmatan pengaruh kafein di
dalamnya (Wiseman 2002).
Persepsi
Persepsi merupakan proses yang mendorong seseorang dalam
menyeleksi, mengorganisasi dan menginterpretasikan stimuli dari lingkungan
(Solomon 2001). Persepsi dimulai dengan adanya tanggapan terhadap
rangsangan yang berupa suara, sentuhan, rasa, aroma dan penglihatan.
Persepsi terhadap informasi yang disampaikan tergantung kepada individu yang
menerimanya. Cara individu menafsirkan informasi tergantung pada pendidikan,
pekerjaan, pengalaman dan kerangka pikirnya. Proses persepsi seseorang juga
dipengaruhi oleh frekuensi stimulus yang sampai pada panca indera (Samovar &
Porter 1994, diacu dalam Hidayati 1999).
Menurut Cohen (1981) persepsi merupakan interpretasi dari
sensasi/proses kompleks dimana seseorang menyeleksi, mengatur dan
menafsirkan tanggapan terhadap rangsangan sensory untuk menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat. Persepsi ditentukan oleh rangsangan yang mengenai
pancaindera dan merupakan suatu reaksi yang mengatur pancaindera dalam
menghasilkan suatu pengalaman. Faktor lain yang mencerminkan persepsi
antara lain status psikologi dan sejarah individu. Proses terjadinya persepsi yaitu
individu mengatur dan menafsirkan stimuli dari pancainderanya dan
mengembangkan pemahaman (interpretasi terhadap makna stimulus) pada
lingkungan sekitar.
Persepsi dibentuk saat impuls elektrik diproses di otak. Sensory receptors
merupakan sumber impuls elektrik yang bertanggung jawab dalam menerima
rangsangan dari indera penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan
perasa. Rangsangan tersebut kemudian diterjemahkan di sistem pusat (otak)
(Galler 1984).
Persepsi ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
meliputi kecerdasan, minat, emosi, pendidikan, pendapatan, kapasitas alat
![Page 11: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012921/5c8a549709d3f26d5f8c767f/html5/thumbnails/11.jpg)
28
indera, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor eksternal yaitu pengaruh kelompok
dan pengalaman masa lalu (Surata 1993, diacu dalam Farohah 2003). Setiap
orang akan memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam menghadapi situasi
yang sama karena informasi yang diterima oleh pancaindera kemudian
diterjemahkan secara pribadi masing-masing (Martias 1997, diacu dalam
Farohah 2003).
Manfaat negatif yang dirasakan seseorang disebut sebagai risiko yang
didapat akibat mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi suatu produk.
Seseorang seringkali merasakan manfaat negatif berdasarkan persepsinya
mengenai manfaat tersebut. Inilah yang disebut sebagai persepsi risiko
(perceived risk). Risiko fisik (physical risk) yaitu dampak negatif yang akan
dirasakan seseorang karena menggunakan/mengkonsumsi jenis pangan tertentu
(Sumarwan 2003).
Menurut Mowen (1998), diacu dalam Sumarwan (2003) menyatakan
bahwa persepsi meliputi berbagai tahap meliputi pemaparan stimulus, perhatian
(kapasitas pengolahan terhadap stimulus yang masuk) dan pemahaman. Cara
konsumen melihat realitas di luar dirinya atau dunia sekelilingnya biasa disebut
dengan persepsi seorang konsumen. Konsumen seringkali membeli suatu
produk berdasarkan persepsinya terhadap produk tersebut.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Myers & Reynold 1967, mengemukakan bahwa persepsi dapat
dipengaruhi oleh dua faktor:
1. Faktor stimulus (eksternal) terdiri dari karakteristik suatu objek seperti
warna, ukuran, tekstur dan atribut yang terdapat dalam produk.
2. Faktor individu (internal) terdiri dari karakteristik seseorang, kemampuan
dasar proses penginderaan, pengalaman yang telah dimilikinya, motivasi
dan pengaruh keadaan yang dialami individu (baik senang maupun
depresi).
Remaja dan Mahasiswa TPB IPB
Remaja merupakan masa transisi anak dan dewasa yang berawal pada
usia 12 – 13 tahun dan berakhir di usia 19 tahun atau 20 tahun. Pada tahap ini,
remaja terjadi pertumbuhan fisiologis dengan cepat dimana fungsi organ
reproduksi dan organ seks primer telah terjadi kematangan serta karakteristik
organ seks sekunder mulai muncul (Papalia & Olds 1978). Periode remaja
![Page 12: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012921/5c8a549709d3f26d5f8c767f/html5/thumbnails/12.jpg)
29
merupakan periode kritis dimana terjadi perubahan fisik, biokimia dan emosional
yang cepat (FKM UI 2007).
Menurut Syamsu (2007) masa remaja meliputi (a) remaja awal: 12-15
tahun, (b) remaja madya: 16-18 tahun, (c) remaja akhir: 19-22 tahun. Remaja
belum sepenuhnya matang baik secara fisik, kognitif dan psikososial. Remaja
sangat mudah terpengaruh oleh keadaan lingkungan karena dalam masa
pencarian identitas. Teman (akrab) sebaya berpengaruh besar pada remaja
dalam hal memilih jenis makanan. Kebiasaan makan remaja juga dapat
dipengaruhi oleh keluarga dan media (terutama iklan di televisi) (Arisman 2004).
Menurut Santrock (2003) remaja pada umumnya tidak memiliki informasi yang
memadai mengenai berbagai topik kesehatan dan memiliki kesalahan persepsi
yang signifikan mengenai kesehatan.
Masalah gizi pada remaja perlu mendapat perhatian khusus karena
berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta
dampaknya pada masalah gizi saat dewasa. Saat ini populasi remaja didunia
telah mencapai 1200 juta jiwa atau sekitar 19 persen dari total populasi dunia
(WHO 2003, diacu dalam FKM UI 2007). Di Indonesia, persentase populasi
remaja yaitu mencapai 21 persen dari total populasi penduduk atau sekitar 44
juta jiwa (BPS 2003, diacu dalam FKM UI 2007).
Mahasiswa adalah pengguna jasa layanan perguruan tinggi, sekolah,
maupun lembaga diklat sekaligus juga merupakan masukan (input) di dalam
sistem ini. Kualitas masukan ini akan mempengaruhi kualitas hasil karena di
dalam proses ini ada perlakuan-perlakuan khusus yang akan menangani
kelompok-kelompok mahasiswa yang berbeda. Kemampuan awal mahasiswa
beragam meskipun telah disaring melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi dan
Penelusuran Bakat dan Minat (PMDK), ternyata variasi didalamnya memerlukan
penanganan khusus. Secara logika mahasiswa mengalami defisit kemampuan
awal, di dalam proses harus memperoleh perlakuan secara lebih intensif agar
kualitas keluaran relatif sama atau bahkan berada pada kurva sisi positif
(Suparno 2001).
Mahasiswa TPB (Tingkat Persiapan Bersama) IPB merupakan
mahasiswa IPB yang berada pada semester satu dan dua yang termasuk dalam
kelompok remaja. Mahasiswa TPB IPB diwajibkan tinggal di Asrama TPB selama
satu tahun sebagai cara untuk mempermudah dalam proses adaptasi terhadap
lingkungan yang baru. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan rasa aman dan
![Page 13: Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya ... · dalam kopi berfungsi sebagai senyawa perangsang yang bersifat bukan alkohol, rasanya pahit dan dapat digunakan untuk](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012921/5c8a549709d3f26d5f8c767f/html5/thumbnails/13.jpg)
30
peningkatan kesejahteraan mahasiswa. Penerimaan mahasiswa baru angkatan
2007 menunjukkan proporsi jumlah mahasiswa putri lebih besar (61%)
dibandingkan dengan mahasiswa putra (39%) (TPB dalam Angka 2006).