Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf...

95
Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf khadijah Aisyah Pesanggrahan Jakarta selatan Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: Ririn Gustiawati NIM: 107051002851 JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H /2013

Transcript of Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf...

Page 1: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf

Di yayasan wakaf khadijah Aisyah

Pesanggrahan Jakarta selatan

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Ririn Gustiawati

NIM: 107051002851

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H /2013

Page 2: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah
Page 3: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah
Page 4: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

ABSTRAK

RIRIN GUSTIAWATI

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI ANTARA PIMPINAN DAN BAWAHAN DI

YAYASAN WAKAF KHADIJAH AISYAH

Komunikasi merupakan suatu kekuatan yang luar biasa dalam kehidupan organisasi,bisa

kita bayangkan, jika salah dalam pemberian intruksi, salah dalam penafsiran perintah atau tugas

dari atasan maka akan menjadi fatal dalam mekanisme kerja organisasi perusahaan . bahkan

ketika pemimpin dan bawahan tidak ada komunikasi maka suatu organisasi atau perusahaan akan

menjadi statis tidak ada aktifitas dan tidak ada kemajuan. yayasan Wakaf Khadijah Aisyah

Adalah yayasan yang bergerak di bidang sosial khususnya pendidikan. Dalam suatu yayasan

tentulah terdapat pemimpin yang merupakan faktor yang penting dalam suatu organisasi, untuk

berinteraksi antara pemimpin dan yang dipimpin untuk mengajak, membujuk, merayu, dan

mengkooordinasi anggota organisasi demi tercapainya tujuan bersama.

Pertanyaan utama ialah Bagaimana bentuk komunikasi organisasi di Yayasan khadijah

Aisyah? Bagaimana pengambilan Keputusan dalam komunikasi organisasi `diyayasan Wakaf

Khadijah Aisyah?

Bentuk komunikasi di yayasan wakaf khadijah Aisyah ialah komunikasi internal yang

terdiri dari horizontal dan vertikal. Salah satu dimensi iklim komunikasi terdapat dimensi

partisipasi membuat keputusan. Pemimpin yang demokratis selalu menyeimbangi kepentingan

bersama dengan melakukan musyawarah mufakat termasuk dalam hal pengambilan keputusan

dan pemimpin di Yayasan wakaf Khadijah Aisyah ini selalu melakukannnya karena dalam

pengambilan keputusan pemimpin selalu mengajak bawahan untuk turut berpartisipasi membuat

keputusan, sehingga keputusan bukan kehendak pemimpin atau individu namun keputusan

dilakukan bersama-sama dan pemimpin selalu melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan

bawahannya, begitu juga sebaliknya. Komunikasi yang efektif dapat dilihat dari komunikasi

organisasinya. Peneliti menggunakan teori Charles Redding yang mengemukakan lima dimensi

iklim komunikasi sebagai indikator penelitian.

Metode yang digunakan ialah metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa data-data lisan dari para informan dan perilaku yang dapat

diamati. Tehnik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa komunikasi yang dilakukan

ialah dengan komunikasi internal yang terdiri dari komunikasi horizontal dan vertikal. Dalam

pengambilan keputusan di yayasan ini dilakukan secara bersama sama hal ini bisa dilihat dari

penjabaran 5 dimensi partisipasi membuat keputusan. Pemimpin di yayasan ini menjadikan hal

tersebut sebagai sarana yang objektif dan demokratis dalam mencapai sebuah mufakat dalam

sebuah keputusan ,serta memberikan kesempatan kepada bawahan untuk menyampaikan

pendapat demi kemajuan sekolah.

Page 5: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

KATA PENGANTAR

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang terus menerus

tanpa berhenti sedetikpun memberikan dan melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya

yang tidak terhitung kepada penulis. Terutama nikmat Iman, Islam dan kesehatan

serta kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis meyakini

bahwa penulisan skripsi ini mustahil selesai tanpa pertolongan dan bimbingan

Allah SWT. Shalawat tering salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada

sang panutan dan uswah Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para

sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia menjalankan ajarannya hingga akhir

zaman.

Penulis sadar bahwa karya tulis ini masih sangat sederhana dan jauh dari kata

sempurna, memang tidak mudah bagi penulis untuk menyelesaikan karya yang

sangat sederhana ini, karena banyak hambatan dan tantangan yang harus penulis

hadapi baik dari faktor internal maupun eksternal. Maka disinilah pertolongan Allah

SWT dan peran orang-orang terdekat yang dapat memberikan pemikiran dan

motivasi, serta dukungan semua pihak penulis rasakan. Secara khusus ucapan terima

kasih untuk orang tuaku tercinta Bapak Agus dan Ibu Munawaroh dan kakaku Nurul

Rizkilillah yang telah memberikan kasih sayangnya, motivasi, restu dan doanya.

Pada kesempatan in penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih yang

tidak terhingga kepada semua pihak yang telah berperan dan berkontribusi yang

berharga kepada penulis baik selama penulisan skripsi maupun selama masa kuliah.

Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis menghaturkan rasa terima

kasih kepada:

Page 6: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si, selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi Penulis.

3. Ibu Dra. Umi Musyarofah, MA, selaku sekertaris jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam yang telah memberikan masukan serta memotivasi penulis

dalam pengerjaan skripsi ini.

4. Ibu DRa. Rini Laili Prihatini, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi terima

kasih atas kesabaran dan ketulusannya memberikan bimbingan, serta

dorongan agar Penulis tetap semangat dalam menyelesaikan penyusunan

skripsi ini.

5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap ilmu yang diberikan

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Segenaf Staf Pengurus Perpustakaan Umum serta Perpustakaan Dakwah

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan Penulis

untuk mencari sumber serta buku bacaan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini tanpa kesulitan mencari sumber bacaan.

7. Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah Aisyah.

terimakasih banyak atas waktunya serta dukungannya, yang telah banyak

membantu penulis untuk menyelesaikan penelitian ini, atas segalanya

penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih.

Penulis menyadari bahwa dalam pembahasan ini masih banyak terdapat

kekurangan dan kejanggalan, baik dari segi materi maupun susunan bahasanya. Oleh

Page 7: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

semua pihak yang berguna untuk di masa yang akan datang.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah Penulis berlindung, mohon Hidayah,

taufik dan inayah-Nya, agar senantiasa hidup dalam kebenaran dan penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada

umumnya. Amin-amin ya Robbal `aalamiin.

Jakarta, 7 maret 2013

Penulis

Ririn Gustiawati

Page 8: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................ ……. i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... v

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................... 7

C. Tujuan Penelitian dan manfaat ............................................................. 8

D. Tinjauan Teori ...................................................................................... 9

E. Sistematika Penulisan ........................................................................... 10

BAB 11 LANDASAN TEORI

A. Pola Komunikasi ................................................................................... 12

B. Organisasi ............................................................................................. 13

C. Komunikasi Organisasi ......................................................................... 16

D. Kepemimpinan ...................................................................................... 25

BAB 111 METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian…………………………………………………. 31

B. Jenis penelitian………………………………………………………… 32

C. Lokasi dan jadwal penelitian………………………………………….. 33

D. Subjek dan objek penelitian………………………………………….... 33

E. Sumber data…………………………………………………………… 34

Page 9: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

vi

F. Teknik pengumpulan data…………………………………………….. 35

G. Fokus pertanyaan penelitian…………………………………………... 36

H. Uji validitas dan kredibilitas…………………………………………... 36

I. Tehnik analisa data……………………………………………………. 38

J. Tehnik pemeriksaan data……………………………………………… 39

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENELITIAN

A. Gambaran Umum Yayasan Wakaf Khadijah Aisyah…………………. 41

a. Sejarah yayasan……………………………………………………. 41

b. Visi dan misi yayasan……………………………………………… 42

c. Struktur organisasi………………………………………………… 42

d. Program yayasan………………………………………………….. 45

B. Temuan dan Analisa data…………………………………………….. 48

a. pola komunikasi di yayasan khadijah aisyah………………….. 48

b. Pola pengambilan keputusan di yayasan…………………………. 50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan hal yang mengikat kesatuan organisasi.

Komunikasi membantu anggota-anggota organisasi mencapai tujuan individu dan

juga organisasi, merespon dan mengimplementasikan perubahan organisasi, dan

ikut memainkan peran dan hampir semua tindakan organisasi yang relevan. Meski

demikian, berkomunikasi dengan baik tidaklah mudah. Bila sebuah organisasi

sampai pada titik dimana komunikasi dalam organisasi tidak seefektif yang

seharusnya, organisasi itu tidak akan berfungsi seefektif yang seharusnya.1

Dalam pesprektif agama, komunikasi sangat penting peranannya dalam

kehidupan manusia bersosialisasi, manusia dituntut agar pandai dalam

berkomunikasi. Dapat kita lihat dalam al-qur’an surat ar-rahman ayat 1-4 yang

berbunyi 2

" (Tuhan) Yang Maha pemurah, yang telah mengajarkan Al Qur'an. Dia menciptakan

munusia, mengjarkannya pandai berbicara" QS Ar Rahman.

Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan

ataupun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat didalamnya guna

1 John M.Ivan cevich, perilaku dan manajemen organisasi, (Jakarta: PT: Gelora Aksara

Pratama, 2005), jilid II, h 115 2 Prof. R.H. A. Soenarjo S.H. dkk, Al-qur’an dan terjemahan, ( yayasan penyelenggara

penterjemah /pentafsiran Al- qur’an’ Jakarta, 1 Maret 1971),h. 885

Page 11: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

2

mencapai kesamaan makna. Tindak komunikasi tersebut dapat dilakukan dalam

beragam konteks, antara lain adalah dalam lingkup organisasi (Organizational

Communication). Dalam konteks organisasi, pemahaman mengenai peristiwa-

peristiwa komunikasi yang terjadi di dalamnya, seperti apakah intruksi pimpinan

sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan ataupun bagaimana bawahan

mencoba menyampaikan keluhan pada atasan, memungkinkan tujuan organisasi

yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan,

merupakan contoh sederhana untuk memperlihatkan bahwa komunikasi

merupakan aspek yang penting dalam suatu organisasi.3

Komunikasi merupakan suatu kekuatan yang luar biasa dalam kehidupan

organisasi, jika salah dalam pemberian intruksi salah dalam penafsiran perintah

atau tugas dari atasan maka akan menjadi fatal dalam mekanisme kerja organisasi

perusahaan. Bahkan ketika pemimpin dan bawahan tidak ada komunikasi maka

suatu organisasi atau perusahaan akan menjadi statis tidak ada aktifitas dan tidak

ada kemajuan.4

Komunikasi sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi, proses

komunikasi yang dilakukan oleh setiap personalia dalam sebuah organisasi akan

memudahkan pimpinan maupun bawahan saling mengetahui konsep-konsep,

perasaan-perasaan, dan harapan -harapan dari anggota organisasi. Hal ini mampu

diorientasikan untuk menjaga stabilitas kinerja sebuah organisasi merupakan hal

3Burhan bungin, sosiologi komunikasi, (jakarta:kencana,2007),h.257.

4 Abdullah masmuh, komunikasi organisasi dalam prespektif teori dan praktek,(malang:

universitas muhammadiyah malang, 2008),7-8.

Page 12: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

3

yang perlu menjadi perhatian seorang pimpinan organisasi karena faktor tersebut

banyak sedikitnya ikut mempengaruhi kepada tingkah laku karyawan.5

Jika sebuah organisasi sampai pada titik dimana komunikasi dalam

organisasi tidak seefektif yang seharusnya, organisasi itu tidak akan berfungsi

seefektif yang seharusnya. Contohnya, dalam banyak perusahaan, program

orientasi karyawan baru seharusnya dapat memberikan kesempatan bagi karyawan

untuk menjalin komunikasi yang efektif antar karyawan. Di hotel Marriot

International, jaringan hotel yang tersebar di seluruh dunia, 40 persen karyawan

baru keluar dari perusahaan dalam jangka waktu tiga bulan setelah diterima.

Setidaknya inilah yang terjadi dulu. Belakangan ini, angka keluar (turnover)

karyawan berkurang secara signifikan karena Mariott telah berusaha memperbaiki

cara perusahaan berkomunikasi dengan karyawan barunya.6

Devito dalam Burhan Bungin menjelaskan bahwa sebuah organisasi

sebagai wadah kelompok individu yang diorganisasi untuk mencapai tujuan

tertentu. Jumlah anggota organisasi untuk mencapai tujuan tertentu jumlah

anggota organisasi bervariasi dari tiga atau empat sampai ribuan anggota.

Organisasi juga memiliki struktur formal maupun informal. Organisasi juga

memiliki tujuan umum untuk meningkatkan pendapatan, namun juga memiliki

tujuan-tujuan spesifik yang dimiliki oleh orang-orang dalam organisasi itu. Dan

5 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi ,

( Jakarta: Bumi Aksara,2005), cet ke-10 h.

6 Khomisarial romli, Komunikasi Organisasi Lengkap,(Jakarta: PT Grasindo, 2011),h.7.

Page 13: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

4

untuk mencapai tujuan, organisasi membuat norma aturan yang dipatuhi semua

anggota organisasi. 7

Goldhaber memberikan definisi sebagai berikut, ”organizational

communications is the process of creating and exchanging messages within a

network of interdependent relationship to cope with uncertainty environmental.”

Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan

dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk

mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah8

Dalam suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang peranan yang

penting karena pemimpin itulah yang akan menggerakan dan mengarahkan

organisasi dalam mencapai tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak

mudah. Tidak mudah, karena harus memahami setiap perilaku bawahan yang

berbeda-beda. Pemimpin dalam tugasnya menggunakan gaya masing-masing,

yaitu bagaimana ia berkomunikasi dengan bawahannya, ia akan disebut sebagai

pemimpin yang efektif bila ia mampu berkomunikasi secara efektif sehingga

menimbulkan suasana yang saling mendukung. Dari sini dapat dipahami bahwa

tugas utama seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya

terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi

lebih dari itu yaitu pemimpin harus mampu melibatkan seluruh lapisan

organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga

7Burhan,bungin, sosiologi komunikasi, (jakarta:kencana,2007),h.274.

Page 14: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

5

mereka mampu memberikan kontribusi yang positif dalam usaha mencapai

tujuan.9

Pemimpin adalah orang yang dapat mempengaruhi bawahannya, hal ini

dimaksudkan agar tujuan organisasi dapat dijalankan sesuai dengan harapan.

Pemimpin yang baik mampu mempengaruhi bawahannya untuk bekerja

semaksimal mungkin, pemimpin juga harus mampu menyatu dengan bawahan dan

mampu mendengar keluh, ide, gagasan, saran dan memberikan solusi terbaik

untuk keluhan mereka, jika hal itu yang terjadi maka dengan sendirinya akan

memotivasi bawahan untuk bekerja lebih baik lagi. Dalam menjalankan tugasnya

pemimpin harus banyak berkomunikasi dengan bawahan, atau teman sejawat.

Menurut W.G Scott dan T.R Mitchell yang dikutip oleh Stepen P.Robbins dalam

buku perilaku organisasi bahwa ia menyatakan “komunikasi menjalankan empat

fungsi utama di dalam suatu kelompok atau organisasi yaitu kendal/kontrol,

motivasi, pengungkapan emosional, dan informasi.”10

Pemimpin adalah seseorang atau individu yang diberi stasus berdasarkan

pemilihan, keturunan atau cara-cara lain, sehingga memiliki otoritas atau

kewenangan untuk melakukan serangkaian tindakan dalam mengatur, mengelola,

dan mengarahkan sekumpulan orang melalui institusi atau organisasi untuk

mencapai tujuan tertentu.11

9 Purwanto A.Ngalim, Administrasi dan supervise pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda

Karya) 10

Stephen p. Robbins, perilaku organisasi, (Jakarta:PT.prenhalindo,1996), Edisi Bahasa

Indonesia, h.5. 11

A. Halim, Rr.suhartini, M. Choirul arif, A.sunarto As, manajemen

pesantren.(yogyakarta:pustaka pesantren,2005), hal 77.

Page 15: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

6

Keberadaan suatu organisasi tidak lepas dari adanya suatu ide atau

gagasan dari seseorang atau sekelompok orang yang memiliki tujuan dan cita-cita

yang sama. Dalam realita sosial pola kehidupan masyarakat senantiasa dilingkupi

oleh bentuk interaksi yang beraneka ragam sesuai dengan situasi, kondisi, budaya,

keyakinan dan adat istiadat dimana masyarakat itu berada. Pola interaksi sosial

yang terjadi antar individu kemudian menjadi suatu kelompok dalam masyarakat

akan melahirkan suatu perkumpulan atau organisasi sosial yang disepakati

bersama, komunikasi dalam organisasi juga merupakan sarana penghubung antara

atasan dan bawahan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

Komunikasi antara atasan dan bawahan sangat penting dalam organisasi

karena dengan komunikasi berpengaruh untuk kelangsungan organisasi. Adanya

hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan yang efektif dapat menciptakan

kondisi yang menyenangkan dalam organisasi, yang kemudian berpengaruh

terhadap kepercayaan dan kepuasaan karyawan yang pada akhirnya ikut

menentukan kinerja karyawan.

Seperti Yayasan wakaf khadijah Aisyah adalah yayasan sosial yang

bergerak di bidang pendidikan yang sudah memiliki beberapa cabang

diantaranya,di daerah sukabumi dan di daerah Pandeglang banten,yayasan ini

memiliki beberapa program pendidikan yaitu taman pendidikan Al-qur’an(TPA),

Taman kanak kanan(TK) dan khadijah Aisyah English course (KEC). Yayasan

ini mempunyai tujuan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat yang

memiliki kebutuhan ekonomi yang kurang mencukupi, yayasan ini juga sudah

memiliki izin dari departemen agama, yayasan wakaf khadijah aisyah adalah

Page 16: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

7

lembaga pemberdayaan umat khususnya untuk meningkatkan kualitas hidup

kaum dhuafa. Dalam sebuah lembaga pendidikan atau yayasan mempunyai

pimpinan yang mengatur yayasan tersebut,salah satunya adalah yayasan wakaf

khadijah yang mempunyai seorang pemimpin dan beberapa pengawai, dan untuk

menjalin kerja sama yang baik mereka membutuhkan komunikasi.

Berdasarkan gambaran diatas maka penulis ingin meneliti masalah ini

dalam sebuah bentuk skripsi yang berjudul “ Pola Komunikasi Organisasi

Antara Pimpinan Dan Staf di Yayasan Wakaf Khadijah Di jakarta”

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Dalam hal ini peneliti membatasi penelitian ini pada komunikasi pimpinan

yaitu Kepala Sekolah Raudhatul Athfal ( taman kanak kanak). Staf yaitu guru

yayasan khadijah aisyah di pesanggrahan jakarta selatan. Maka komunikasi

organisasi di batasi hanya komunikasi vertikal yaitu komunikasi Downward

atasan ke bawahan dan dan komunikasi upward atau dari bawahan ke atasan.

Dan untuk perumusan masalah dapat di tarik dari latar belakang masalah

yaitu:

1. Bagaimana pola komunikasi organisasi di Yayasan Wakaf Khadijah

Aisyah?

2. Bagaimana pola pengambilan Keputusan dalam komunikasi organisasi

diyayasan Wakaf Khadijah Aisyah.

Page 17: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

8

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pola komunikasi yang digunakan Antara pimpinan

dan bawahan di yayasan Khadijah Aisyah.

2. Untuk mengetahui pengambilan keputusan di yayasan khadijah aisyah.

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberi manfaat dari segi ilmu

pengetahuan, akademis dan praktis

1. Secara ilmu pengetahuan ,diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan

baru pada mata kuliah komunikasi, khususnya komunikasi organisasi.

2. Secara akademis, diharapkan penelitian ini dapat memperkaya dan

mengembangkan ilmu pengetahuan yang diterapkan di bidang Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Khususnya dalam hal komunikasi

organisasi.

3. Secara praktis,hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

bagi akademisi dan masyarakat luas mengenai komunikasi antara

pimpinan dan Staf yayasan wakaf khadijah aisyah. Untuk yayasan wakaf

khadijah aisyah sebagai bahan informasi dan evaluasi mengenai

komunikasi antara pimpinan dan Staf.

Page 18: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

9

E. Tinjauan Pustaka

Eska Ariyati dalam skripsinya mengungkapkan tentang komunikasi

organisasi dalam kepemimpinan di SMU Muhammadiyyah 04 Jakarta. Secara

garis besar berisikan tentang komunikasi organisasi pada kepemimpinan di SMU

Muhammadiyyah 04 Jakarta. Persamaannya sama-sama membahas tentang

komunikasi organisasi, sedangkan Perbedaaannya terletak pada subjek dan

objeknya.12

Kedua, Komunikasi Organisasi badan komunikasi pemuda remaja masjid

Indonesia larangan Tangerang, penulis Edwin Saleh. Pada skripsinya saudara

Edwin melakukan penelitian pada cara penyampaian pesan komunikasi pemuda

remaja masjid Indonesia Larangan Tangerang dalam organisasinya. Persamaannya

dengan penelitian ini sama - sama memakai teori Charles Redding, dan

perbedaannya adalah saudara Edwin ini meneliti organisasi ikatan remaja

masjid.13

Ketiga, Komunikasi Organisasi di badan perencanaan pembangunan

daerah kabupaten Bogor, penulis Hayustiro. Pada skripsi ini hayustiro meneliti

media yang digunakan pimpinan BAPPEDA dalam menyampaikan informasi

kepada anggotanya.persamaannya dengan penelitian ini adalah keduanya

mengangkat permasalahan dari segi komunikasi dan perbedaannya dengan

12

Eska Asriyati, Komunikasi Organisasi dalam kepemimpinan di SMU Muhammadiyyah

04 Jakarta, skripsi, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi jurusan komunikasi dan

penyiaran islam, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010. 13

Edwin, Komunikasi organisasi badan komunikasi pemuda remaja masjid Indonesia

Larangan Tangerang,skripsi, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi jurusan komunikasi

dan penyiaran islam, Universitas Islam Negeri Jakarta,2010.

Page 19: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

10

penelitian ini adalah bahwa penelitian ini tidak membahas perihal

kepemimpinan.14

Dari beberapa skripsi diatas bahwa skripsi yang penulis ajukan tidak

sama dengan ketiga skripsi diatas. Pada skripsi ini penulis meneliti bentuk

komunikasi organisasi di yayasan wakaf Khadijah Aisyah dan pola pengambilan

keputusan dalam komunikasi organisasi di yayasan wakaf Khadijah Aisyah

F. Sistematika Penulisan

Untuk membahas materi dalam skripsi ini, sudah tentu diperlukan

sistematika penulisan yang tepat. Sistematika pada skripsi ini adalah sebagai

berikut:

BAB 1 : Pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah

perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan kepustakaan, dan sistematika penulisan

BAB 11 : Tinjauan Teori yang membahas pola komunikasi, dan komunikasi

organisasi dan kepemimpinan

BAB III : Metodologi Penelitian terdiri dari Lokasi dan Jadwal Penelitian,

Subjek dan Objek penelitian, Tehnik Pengambilan Data, Sumber

Data,Fokus Pertanyaan Penelitian, Uji Validitas, Tehnik analisa

Data.

14

Hayustiro, komunikasi organisasi di badan perencanaan pembangunan daerah

Kabupaten Bogor, Skripsi, Fakultas Ilmu Dakwah dan ilmu Komunikasi jurusan komunikasi dan

penyiaran islam,Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009.

Page 20: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

11

BAB IV : Analisa hasil penelitian. Menjelaskan pola komunikasi di yayasan

Wakaf Khadijah Aisyah, dan menjelaskan cara pengambilan

keputusan dalam komunikasi organisasi di yayasan Wakaf

Khadijah Aisyah.

BAB V : penutup, yaitu berisi kesimpulan dan saran-saran.

Page 21: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

12

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian pola komunikasi

Kata pola dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya bentuk atau sistem.1 Ca-

ra atau benuk yang tetap sehingga pola dapat dikatakan sebagai contoh atau cetakan.

Secara etimologis menurut onong uchjana Effendi “ istilah komunikasiberasal

dari perkataan inggris communication yang bersumber dari bahasa latin, communication

berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Makna hakiki dari communication adalah

communis yang berarti sama, atau kesamaan arti sama, atau kesamaan arti sama halnya

dengan pengertian tersebut.2

Sedangkan menurut Wilbur Schramm dalam uraiannya mengatakan bahwa de-

finisi komunikasi berasal dari bahasa latin communis, common. Bilamana kita menga-

dakan komunikasi itu artinya kita mencoba untuk berbagi informasi,ide, atau sikap.Jadi

esensi dari komunikasi adalah menjadikan si pengirim dapat berhubungan bersama den-

gan si penerima guna menyampaikan isi pesan tersebut.3

1 Departemen pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa Indonesia,(Jakarta : balai pusta-

ka,1996),h.778 2 Onong Uchjana Effendi, spectrum komunikasi, ( Bandung : Bandar maju, 1992), cet ke-1,h.4

3 T. A. Latief Rosyidi, dasar-dasar rethorika komunikasi dan informasi, (medan: 1985), h.48.

Page 22: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

13

B. Organisasi

1. Pengertian Organisasi

Organisasi sudah diterapkan manusia dari dulu. Adanya bentuk kerjasama antara

manusia satu sama dengan yang lainnya untuk meraih sesuatu merupakan salah satu ke-

giatan organisasi. Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa yang dimaksud den-

gan organisasi, menurut Khocler yang dikutip oleh Onong Uchayana dalam buku ilmu

komunikasi teori dan praktek mengatakan organisasi adalah “sistem hubungan yang

berstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan

tertentu “ 4

Selanjutnya menurut Schien yang dikutip oleh Arni Muhammad dalam buku

komunikasi organisasi mengatakan bahwa “Organisasi adalah suatu koordsasi rasional

kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum untuk pembagian pe-

kerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.” Lain lagi dengan pen-

dapatnya Wright yang dikutip Onong Uchayana, dia mengatakan bahwa “Organisasi

adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktifitas yang di koordinasikan oleh dua orang

atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama .”5

4

Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi teori dan praktek,( Bandung: PT. Remaja Rosda-

karya,2002).Cet. Ke-6, h.7

5 Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi teori dan praktek,( Bandung: PT. Remaja Rosda-

karya,2002).Cet. Ke-6, h.7

Page 23: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

14

1. Ciri-Ciri Organisasi

Tiap organisasi disamping mempunyai elemen yang umum juga mempunyai

karakteristik yang umum, yaitu:

a. Dinamis, yaitu terbuka terus menerus mengalami perubahan

b. Memerlukan informasi

c. Mempunyai tujuan

d. Terstruktur

Organisasi memang bijak untuk kemajuan organisasi. Untuk mempermudah da-

lam koordinasi dibutuhkan struktur organisasi agar ada pembagian kerja yang jelas se-

hingga roda organisasi dapat berputar.

2. Unsur - Unsur Organisasi

Organisasi sangat bervariasi ada yang sangat sederhana ada juga yang sangat

kompleks. Maka untuk membantu kita memahami organisasi tersebut perhatikanlah

model berikt yang menggambarkan elemen dasar dari organisasi dan saling keteerkaitan

satu elemen harus bersifat dinamis, pujian dan kritikan harus ditanggapi dengan dengan

elemen lainnya.

a. Struktur sosial

Struktur sosial adalah pola atau aspek hubungan yang ada antara partisipan di da-

lam suatu organisasi. Struktur sosial dapat dipisahkan menjadi dua komponen yaitu

struktur normatif dan struktur tingkah laku. Struktur normatif menyangkut nilai, norma

dan peranan yang diharapkan. Nilai adalah kriteria yang digunakan dalam memilih tu-

Page 24: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

15

juan tingkah laku. Sedangkan norma adalah aturan umum mengenai tingkah laku mem-

bentuk norma-norma sebagaimana halnya norma membentuk tingkah laku.

b. Partisipan

Partisipan adalah individu-individu yang memberikan kontribusi kepada organisa-

si. Semua individu berpartisipasi lebih dari pada satu organisasi dan keterlibatannya pa-

da masing-masing organisasi tersebut sangat bervariasi. Misalnya, seorang karyawan

pada suatu perusahaan adalah anggota organisasi dari perkumpulan perusahaannya, juga

anggota dari perkumpulan agamanya, anggota dari masyarakat dan organisasi lainnya.

Sifat dari kepribadian dari seorang partisipan juga akan bervariasi dari suatu organisasi

kepada organisasi lainnya, tergantung kepada tipe dan peranan dalam organisasi terse-

but.

c. Tujuan

Konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dan kontroversial dalam

mempelajari organisasi. Ahli analisis mengatakan bahwa tujuan sangat diperlukan da-

lam memahami organisasi, yang lainnya mengatakan apakah tujuan terbentuk suatu

fungsi lain dari pada membenarkan tindakan yang lalu. Kemudian ahli tingkah laku

menjelaskan bahwa individu-individu yang mempunyai tujuan organisasi tidak. 6

6 Arni Muhammad, komunikasi organisasi,(Jakarta:PT. Bumi Aksara,2007), cet. Ke-8, h, 23.

Page 25: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

16

d. Teknologi

Yang dimaksud dengan teknologi adalah penggunaan mesin-mesin atau perleng-

kapan mesin juga pengetahuan teknik dan keterampilan partisipan. Tiap-tiap organisasi

mempunyai teknologi dalam melakukan pekerjaannya. Beberapa organisasi memproses

materi input atau masukan dalam membangun perlengkapan perangkat keras (hard

ware). Organisasi lainnya memproses orang, hasil produksinya menghasilkan individu-

individu yang berpengetahuan, yang terampil atau individu yang lebih sehat.

e. Lingkungan

Sebagai organisasi berada pada keadaan fisik tertentu, teknologi, kebudayaan

dan lingkungan sosial, terhadap mana organisasi tersebut harus menyesuaikan di-

ri.semua tergantung pada lingkungan yang lebih besar untuk dapat untuk hidup, tetapi

pekerjaan sekarang menitikberatkan kepada limgkungan hidup.7

C. Komunikasi Organisasi

1. Pengertian komunikasi Organisasi

Menurut Redding dan Sanborn yang dikutip oleh Arni Muhammad dalam buku

komunikasi organisasi, menurut mereka” komunikasi organisasi adalah pengiriman dan

penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dengan bidang

ini adalah komunikasi internal, komunikasi upward, dan lain-lain.8

Berbeda dengan Redding dan Sanborn, dalam buku komunikasi organisasi karya

R. Wayne Pace dan Don F. Faules menjabarkan bahwa definisi komunikasi organisasi

7 Arni Muhammad, komunikasi organisasi,(Jakarta:PT. Bumi Aksara,2007), cet. Ke-8, h, 23.

8 Ibid h.67

Page 26: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

17

dapat dilihat dari sudut pandang yaitu Definisi Subjektif dan definisi Objektif. Kedua-

nya memiliki ciri khas masing-masing.

Komunikasi dalam prespektif subjektif adalah perilaku pengorganisasian yang

terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi

makna atas apa yang terjadi. Pada prespektif ini yang ditekankan adalah proses pencip-

taan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi.

Sedangkan dalam definisi objektif adalah kegiatan penanganan pesan yang terkandung

dalam suatu batas organisasi. Pada prespektif ini yang lebih ditekankan pada komunika-

si sebagai suatu alat yang memungkinkan orang beradaptasi dengan lingkungan mere-

ka.9

Hampir sama dengan Redding dan Sanborn, Joseph Devito yang dikutip oleh

Soleh Soemirat dkk, dalam buku komunikasi organisasi organisasional menyatakan

bahwa” komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan baik dalam

organisasi di dalam kelompok formal maupun informal organisasi”10

Dari ketiga pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi orga-

nisasi adalah suatu proses komunikasi yang kompleks, komunikasi tersebut dapat me-

nimbulkan pengertian yang sama sehingga dapat mewujudkan organisasi tersebut.

9 R. Wayne Pace dan Don F. faules, Komunikasi Organisasi, ( Bandung: Rosdakarya, 2006),

hal.33 10

Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi organisasional, ( Jakarta:Universitas Terbuka, 2000),

modul kuliah, hal. 1.3

Page 27: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

18

2. Arus Informasi Dalam Organisasi

Dalam berkomunikasi terdapat arus informasi yang perlu diperhatikan, untuk itu

akan di bahas berdasarkan tempat dimana khalayak sasaran berada, yaitu:

a. Komunikasi Internal

komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi didalam organisasi atau pe-

rusahaan. Dalam penerapan komunikasi beragam karena sesuai dengan struktur organi-

sasi. Komunikasi dalam organisasi biasa terjadi diantara orang yang memiliki level ke-

pangkatan yang sama, diantara pimpinan dan bawahan, dan lain-lain.11

Berdasarkan alur komunikasi yang terjadi di dalam Organisasi, maka komunika-

si internal terbagi menjadi 4 (empat) jalur yaitu vertikal, horizontal, diagonal, dan gra-

pevine.

1. Komunikasi vertikal

Komunikasi vertikal adalah arah arus komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah

( downward communication) dari bawah ke atas (upward communication). Pada

downward communication, pimpinan menyampaikan pesan kepada bawahan. alur ini

memiliki fungsi sebagai berikut:

Pemberian atau penyampaian intruksi kerja, bentuknya perintah, arahan, pene-

rangan, manual kerja, uraian tugas.

11

Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Organisasional,( Jakarta, Universitas Terbuka, 2000), mod-

ul kuliah, hal.2.12

Page 28: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

19

a. Penjelasan dari pemimpin mengenai mengapa suatu tugas perlu dilaksanakan. Hal

ini ditunjukan agar pekerja mengetahui bagaimana tugas-tugas berkaitan dengan

tugas dan posisi yang lain di organisasi dan mengapa mereka mengerjakan tugas

mereka tersebut.

b. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku seperti ba-

gaimana waktu kerja, cara pengaturan gaji, asuransi kesehatan, dan lain-lain.

c. Penyampaian informasi mengenai bagaimana penampilan pekerja, baik itu pe-

nampilan fisik maupun penampilan kemampuan menjalankan pekerjaan dan

memperlihatkan daya tahan dalam keberhasilan kerja.

d. Pemberian informasi bagaimana mengembangkan misi perubahan.12

Metode upward communication memiliki beberapa fungsi,lain yaitu:

a. Penyampaian informasi mengenai pekerjaan yang sudah dan yang belum disele-

saikan.

b. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan.

c. Membantu pemimpin dalam pengambilan keputusan.13

2. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal yaitu informasi yang terjadi secara mendatar atau sejajar di

antara para pekerja dalam satu unit. Menurut soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto da-

lam buku Komunikasi Organisasional, tujuan dari arus informasi ini antara lain.

12

Soleh Soemirat, dkk, komunikasi organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka,2000) hal.

2.14 13

Ibid h. 2.15

Page 29: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

20

a. Mengkoordinasikan pekerjaan tugas

b. Bertukar informasi dalam rencana dan kegiatan

c. Mengatasi masalah

d. Mendapatkan pemahaman bersama.

e. Memusyawarahkan, negosiasi, dan menengahi perbedaan.

f. Membangun dukungan interpersonal.14

Dalam penerapan jalur komunikasi horizontal banyak cara yang digunakan para

karyawan, misalnya percakapan pada saat istirahat, percakapan, melalui telephone,

menggunakan memo, dengan diadakannya rapat diantara para karyawan yang sejajar

kedudukannya, dan lain-lain.

3. Komunikasi diagonal

Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang terjadi didalam sebuah organisasi

diantara seseorang dengan orang lain yang satu sama lain berbeda dalam kedudukannya

dan bagian. Dalam komunikasi ini tidak ada perintah maupun pertanggung jawaban bi-

asanya hanya menyampaikan ide.

Komunikasi diagonal diperlukan khususnya bagi level bawah guna menghemat

waktu. Dalam penggunaan alur ini diperlukan dua syarat yakni:

a) Setiap pekerja melakukan komunikasi secara diagonal harus memperoleh izin dari

atasannya langsung.

14

Soleh Soemirat,dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2000)

h.217

Page 30: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

21

b) Setiap pekerja yang melakukan komunikasi diagonal harus menginformasikan ha-

sil yang dicapai kepada atasan langsung.

4. Grapevine

“Grapevine adalah perkataan inggris untuk tanaman anggur dan karena tanaman

anggur yang arena tanaman ini menjalar tanpa arah dan bentuk tertentu, kadang-kadang

seperti spiral dan lingkaran yang kait mengait maka perkataan inilah yang dipilih untuk

sistem komunikasi informal. “15

komunikasi berlangsung dari mulut ke mulut, tetapi

informasi yang disampaikan sering kali tidak lengkap yang memungkikan disalah arti-

kan, namun begitu umumnya 75% sampai 90% pesan grapevine akurat yang berkaitan

dengan situasi tempat kerja.

b. Komunikasi Eksternal

“Komunikasi eksternal ialah komunikasi antara orang-orang yang berbeda di da-

lam dengan kahalayak di luar organisasi.” Adapun tujuan utama dilaksanakan komuni-

kasi eksternal oleh sebuah organisasi adalah:

a. Untuk membina dan memelihara hubungan yang baik

b. Untuk menciptakan opini publik yang menguntungkan

c. Untuk memelihara dan menjaga citra organisasi agar tetap positif.

3. Iklim Komunukasi Organisasi

Iklim Komunikasi organisasi dalam suatu perusahaan sangat menentukan kiner-

ja karyawan, maka dari itu pemimpin harus jeli dalam menangkap situasi dan kondisi

iklim komunikasi di perusahaan tersebut. “istilah “Iklim” disini merupakan kia-

15

Phill. Astrid s. susanto, komunikasi dalam teori dan praktek, ( Jakarta :Bina cipta, 1986),

cet. Ke-4,h.89

Page 31: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

22

san(metafora). Kiasan adalah bentuk ucapan yang didalamnya suatu istilah atau frase

jelas artinya dalam situasi yang berbeda yang bertujuan menyatakan suatu kemiripan.

Contohnya : tempat ini di rumah sendiri, nyaman, suasananya kekeluargaan, meskipun

perbandingan Figuratif, perbandingan tersebut memberi informasi mengenai ini, struk-

tur, dan arti situasi baru tersebut.

Dalam menelaah iklim komunikasi organisasi, kita harus memilah terlebih dahu-

lu apa itu iklim komunikasi dan iklim organisasi. Kedua bentuk iklim tersebut saling

mempengaruhi satu sama lain. Untuk pertama-tama akan dibahas terlebih dahulu iklim

komunikasi.

Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu evaluasi

makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon terhadap pegawai, ha-

rapan-harapan, konflik-konflik antarpersonal dan kesempatan bagi pertumbuhan dan

organisasi tersebut. Iklim komunikasi berbeda dengan iklim organisasi dalam arti iklim

komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan-pesan dan peristiwa yang ber-

hubungan dengan pesan-pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang ter-

jadi dalam organisasi.

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi berhubun-

gan dengan persepsi- persepsi anggota perusahaan terhadap informasi dan peristiwa

yang terjadi. Dengan begitu jika komunikasi berjalan positif diantara anggota, maka

akan timbul suasana kerja yang penuh dengan persaudaraan, para anggota perusahaan

berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah, dengan anggota lain. Hal ini dengan

Page 32: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

23

sendirinya dapat meningkatkan kinerja mereka. Sedangkan iklim komunikasi negative

dapat menyebabkan saling curiga dan tertutup antar karyawan.

Sebenarnya pengertian iklim organisasi belum ada kesepakatan yang sama dari

para ilmuwan. Menurut penulis hal ini dikarenakan iklim organisasi sangat kompleks

cakupan pembahasannya, karena mencakup semua unsur dasar organisasi yaitu anggota,

pekerjaan, praktik-praktik yang berhubungan dengan pengelolaan , struktur dan pedo-

man. Namun dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi yang ter-

bentuk dari perpaduan unsur-unsur organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja anggo-

ta organisasi.

Dari perjalanan iklim komunikasi dan iklim organisasi di atas, ditemukan kesa-

maan diantara keduanya, yaitu sama-sama dapat mempengaruhi kinerja anggota organi-

sasi . setelah kita menelaah iklim organisasi komunikasi dan iklim organisasi, maka kita

akan membahas secara keseluruhan yaitu iklim komunikasi organisasi. Menurut Fal-

cionone yang dikutip oleh Wayne Pace dan Don F.Faules dalam buku komunikasi orga-

nisasi menjelaskan bahwa:

Iklim komunikasi organisasi adalah suatu citra makro, abstrak dan gabungan da-

ri suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Kita mengasumsikan

bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai

suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter

yang relatif langgeng pada organisasi.

Page 33: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

24

Untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi dapat mengkaji teori Charles

Redding yang dikutip oleh Arni Muhammad dalam buku komunikasi organisasi yang

mengemukakan lima dimensi penting dari iklim organisasi yaitu:

1. Supportivennes atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka

dengan atasan membantu mereka membangun, dan menjaga perasaan diri ber-

harga, dan penting.

2. Partisipasi membuat keputusan.

3. Kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia.

4. Keterbukaan, dan keterusterangan.

5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan

dengan jelas kepada anggota organisasi.16

Supportiveness dapat dibagi lagi menjadi beberapa kategori, menurut Gibb

yang dikutip oleh Soleh Soemirat, dkk dalam buku komunikasi organisasional bahwa”

tingkah laku komunikasi tertentu dari anggota organisasi mengarahkan kepada iklim

supportiveness. Di antara tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut:

1. Deskripsi, anggota organisasi menfokuskan pesan mereka kepeda kejadian yang

diamati dari pada evaluasi secara subjektif atau emosional.

2. Orientasi masalah, anggota organisasi menfokuskan komunikasi mereka kepada

pemecahan kesulitan secara bersama.

3. Spontanitas, anggota organisasi berkomunikasi dengan sopan dalam merespons

situasi yang terjadi

16

Arni Muhammad, komunikasi organisasi,(Jakarta:PT. Bumi Aksara,2007), cet. Ke-8

Page 34: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

25

4. Empati, anggota organisasi memperlihatkan perhatian dan pengertian terhadap

anggota lainnya

5. Kesamaan, anggota organisasi memperlakukan anggota yang lain sebagai teman

dan tidak menekankan kepada kedudukan dan kekuasaan.

6. Provisionalism, anggota organisasi bersifat fleksibel dan menyesuaikan diri pada

situasi komunikasi yang berbeda. 17

3. Kepemimpinan

1. Pengertian kepemimpinan

Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk

mendukung pencapaian tujuan organisasi yang relevan.18

Dalam organisasi untuk men-

dukung pencapaian tujuan organisasi formal maupun informal selalu ada seseorang

yang dianggap memiliki kemampuan lebih dari yang lain. Seseorang yang memiliki

kemampuan lebih tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang diper-

cayakan untuk mengatur orang lain dalam organisasi.

Sedangkan kepempimpinan menurut istilah, dalam hal ini para ahli banyak ber-

pendapat, di antaranya: Onong Uchajana dalam bukunya, Human Relations dan Public

Relations dalam management, mengatakan bahwa” kepemimpinan adalah suatu proses

17 Soleh Soemirat,dkk., Komunikasi Organisasional, h.217

18 John M.Ivan Cevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson, perilaku dan Manajemen Org-

nisasi, ( Jakarta: Erlangga,2005), h. 194.

Page 35: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

26

dimana seseorang memimpin (directs), membimbing (guides), mempengaruhi (influ-

ences), atau mengontrol (controls) pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain.19

Howard H. Hoyt yang dikutip kartini Kartono dalam bukunya pemimpin dan

kepemimpinan, mendefinisikan kepemimpian sebagai berikut:”kepemimpinan adalah

seni mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang.20

2. Gaya Kepemimpinan

Tipe-tipe kepemimpinan sering disebut sebagai perilaku kepemimpinan atau

gaya kepemimpinan (leadership style). “ gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh

dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak konsisten dari

falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang.21

Di bawah ini akan diuraikan tipe-tipe atau gaya-gaya kepemimpinan tersebut di

atas dengan maksud memberikan gambaran yang jelas mengenai persamaan dan perbe-

daannya

a. Kepemimpinan otoraksi atau otoriter

Pemimpin otoriter semacam ini menentukan kebijakan kelommpok dan mem-

buat keputusan tanpa berkonsultasi atau memastikan persetujuan dari para anggotanya.

Pemimpin ini bersifat impersonal yang mana komunikasi mengalir dari anggota ke ang-

gota.

19

Onong uchjana, Human relation dan public relations dalam management, (Bandung: CV.

Mandar maju, 1989), cet. Ke-7, h. 195.

20

Kartini Kartono, pemimpin dan kepemimpinan, ( Jakarta: PT. raya Grafindo pesada,1989),cet.

Ke-8, h.49. 21

Rivai, kepemimpinan dan perilaku organisasi, h. 64.

Page 36: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

27

Pemimpin otoriter berusaha meminimumkan komunikasi antar kelompok,

sehingga membuat peran pemimpin otoriter mengasumsikan tanggung jawab terbesar

bagi perkembangan kelompok dan meginginkan tidak adanya campur tangan dari para

anggota, pemimpin ini mengharapkan kelompok dapat menerima menerima keputusan-

nya, dan pemimpin ini memusatkan tanggung jawab kepada dirinya sendiri.

Gaya kepemimpinan otoriter adalah seorang pemimpin dalam menentukan kebi-

jakan kelompok atau membuat keputusan tanpa berkonsultasi atau memastikan persetu-

juan dari para anggotanya. Pemimpin ini bersifat impersonal.22

Ciri-ciri gaya kepemimpinan otoraksi diantaranya adalah:

1. Semua ketentuan kebijakan oleh pemimpin

2. Tekhnik dan langkah aktifitas ditentukan oleh penguasa satu persatu, sehingga

langkah-langkah masa depan umumnya selalu tidak pasti.

3. Pemimpin biasanya mendikte tugas kerja bagian dan kerja bagian dan kerja bersa-

ma setiap anggota.

4. Pengusaha cenderung bersifat “pribadi” dalam memuji dan mencela pekerjaan mas-

ing-masing anggota, mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila

menunjukkan keahliannya.23

22

Abdullah Masmuh, komunikasi organisasi, (Malang: UMM press, 2008),h. 266. 23

Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig, Organisasi dan manajemen, (Jakarta: Bumi Aksa-

ra, 1995), Cet-5, h. 536.

Page 37: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

28

b. Kepemimpinan Demokrasi

Pemimpin seperti ini memberikan pengarahan, tetapi mengijinkan kelompok

untuk mengembangkan dan melaksanakan cara yang dikehendaki anggotanya. Para

anggota kelompok didorong untuk menentukan sasaran dan prosedur. Pemimpin demo-

kratis merangsang timbulnya pengarahan sendiri dan aktualisasi diri pada para anggota

kelompok. Tidak seperti pemimpin lepas kendali, pemimpin demokratis memberikan

pemantapan kepada para anggotanya dan berkontribusi memberikan saran untuk penga-

rahan dan alternatif tindakan. Gaya kepemimpinan demokrasi adalah seorang pemimpin

dalam menentukan kebijakan melibatkan anggota kelompok untuk dimintai masukan-

masukan. Sehingga tugas pimpinan selain memberikan pengarahan juga mengijinkan

kelompok untuk mengembangkan dan melaksanakan cara yang dikehendaki para ang-

gotanya.

Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokrasi adalah:

1. Semua kebijakan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan di ambil dengan

dorongan dan bantuan dari pimpinan.

2. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok

di buat, dan bila dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis, pemimpin menyarankan

dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat di pilih.

3. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih, dan pemberian

tugas ditentukan oleh kelompok.

Page 38: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

29

4. Pemimpin adalah objektif atau “fact minded” dalam memberikan pujian dan ke-

camannya, dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa

dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.24

c. Kepemimpinan Laisser Faire

Gaya kepemimpinan ini juga biasa disebut gaya kepemimpinan lepas kendali

karena pemimpin ini tidak berinisitif untuk mengarahkan alternatif tindakan.” Gaya pe-

mimpin laisser Faire adalah seorang pimpinan dalam menentukan kebijakan tidak me-

miliki inisiatif untuk mengarahkan atau menyarankan alternative tindakan.25

Akan tetapi

pemimpin ini lebih mengijinkan kelompok untuk mengembangkan dan melaksanakan

pekerjaannya sendiri. Bahkan termasuk juga mengijinkan untuk melakukan kesalahan.

Pemimpin semacam ini menolak setiap wewenang yang diberikan. Pemimpin

lepas kendali hanya menjawab pertanyaan dan memberikan informasi yang relevan jika

di minta secara khusus. Pemimpin ini hanya sedikit memberikan pemantapan kepada

kelompok. Pada saat yang sama, pemimpin ini tidak akan menghukum anggotanya se-

hingga ia pun tidak terancam.

Ciri-ciri gaya Kepemimpinan laisser faire diantaranya:

1. Kebebasan penuh untuk keputusan kelompok atau individu dengan minimnya

partisipasi pemimpin.

24

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi, (Malang: UMM press,2008),h. 266-267. 25

Ibid h. 267

Page 39: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

30

2. Macam-macam bahan disediakan pemimpin, yang dengan jelas mengatakan

bahwa ia akan menyediakan keterangan apabila ada permintaan, ia tidak turut

mengambil bagian dalam diskusi kelompok.

3. Pemimpin tidak berpartisipasi sama sekali

4. Komentar spontan yang tidak frekuen atau aktifitas-aktifitas anggota dan ia tidak

berusaha sama sekali untuk menilai at mengatur kejadian-kejadian.26

26

Winardi , Kepemimpinan dalam manajemen, (Bandung: rineka cipta,1990) h.79

Page 40: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan

kualitatif. Menurut Bagdan dan Taylor, pendekatan kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar

individu tersebut secara utuh.1

Sedangkan menurut Nawawi pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai

rangkaian kegiatan atau proses menjaring informasi, dari kondisi sewajarnya

dalam kehidupan suatu obyek, dihubungkan dengan pemecahan suatu masalah,

baik dari sudut pandang teoritis maupun praktis. Penelitian kualitatif dimulai

dengan mengumpulkan informasi-informasi dalam situasi sewajarnya, untuk

dirumuskan menjadi suatu generalisasi yang dapat diterima oleh akal sehat

manusia.2

Berdasarkan pendapat diatas maka, pendekatan kualitatif dipilih karena

peneliti ingin mendeskripsikan dan memperoleh gambaran nyata serta menggali

1 Lexy J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja : Rosdakarya,

1991).,h,3. 2 Nawawi hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta : Gajah Mada

University Press, 1992) h. 209

Page 41: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

32

informasi yang jelas mengenai Pola komunikasi organisasi pimpinan dan bawahan

di yayasan wakaf khadijah.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif yaitu

metode yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan

nyata sekarang (sementara berlangsung). Tujuan utama menggunakan jenis

penelitian ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara

berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu

gejala tertentu.3

Metode deskriptif dapat diartikan pula sebagai upaya untuk melukiskan

variabel demi variabel, satu demi satu, sebagai prosedur pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek

pebelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lainnya) pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Pada umumnya

penelitian analisis deskriptif adalah penelitian non hipotesa sehingga dalam

langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesa.4

Dalam penelitian deskriptif memiliki beberapa cara yang dimana dalam

skripsi ini hanya dengan melakukan survei. Menurut Notoatmodjo yang dimaksud

dengan survey adalah suatu penelitian yang dilakukan terhadap sekelompok objek

dalam waktu tertentu dengan tujuan untuk menilai kondisi atau penyelenggaran

3 Consuelo G. Sevilla, dkk, Pengntar Metode Penelitian, (Jakarta; Penerbit Universitas

Indonesia (UI Press), 2006), cet. 1, hal. 71 4 Dr. Suhasimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (jakarta; PT. Bina Aksara, 1985), cet. 2,

hal. 139

Page 42: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

33

suatu program dan hasil penelitiannya digunakan untuk menyusun suatu

perencanaan demi perbaikan program tersebut.5

Dalam penelitian ini, peneliti terlibat dalam penelitian dengan melakukan

observasi dan wawancara tentang pola komunikasi pimpinan dan staff di yayasan

wakaf khadijah Aisyah. Dalam kegiatan penilitian ini peneliti tidak intervensi

dalam memberikan masukan dan arahan pada pimpinan dan staff yayasan, ini

dimaksudkan agar hasil penelitian yang ada dapat senaturalistik mungkin.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan wakaf khadijah jl. M. Saidi 1/ 3A

RT. 009 petukangan selatan Kec. Pesanggrahan Jakarta Selatan. Waktu penelitian

mulai bulan Maret 2013 sampai Mei 2013. Pemilihan lokasi adalah secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan efesiensi biaya, jarak, dan tenaga dari peneliti.

Selanjutnya Yayasan wakaf khadijah Aisyahdipilih karena pengelolaan yayasan

sosial yang bersifat kekeluargaan yang menarik untuk dibahas pola komunikasi

antara pimpinan dan staf.

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pimpinan dan staf di yayasan wakaf khadijah.

Penulis berupaya melakukan penelitian ini dengan menggunakan sudut pandang

orang-orang yang menjadi sumber data primer penelitian ini, melalui interaksi

dengan subjek penelitian terjadi secara alamiah dan tidak memaksa, sehingga

tindakan dan cara pandang subjek tidak berubah.

Page 43: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

34

Informan adalah seseorang yang dapat memberikan informasi mengenai

situasi dan latar penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moloeng,

bahwasanya pemanfaatan Informan dalam penelitian adalah agar dalam waktu

yang singkat banyak informasi yang didapatkan. Sedang menurut Neuman konsep

sample dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan bagaimana memiliki

informan atau situasi sosial yang dapat memberikan informasi yang mantap dan

terpercaya mengenai informasi-informasi yang ada. Untuk memilih sampel

informan lebih tepat dilakukan dengan sengaja (purpose sampling).

Informan yang peneliti gunakan yaitu, orang orang yang memiliki

keterkaitan dengan penelitian penulis. Adapun yang menjadi sampel informan

adalah kepala sekolah di yayasan Khadijah Aisyah, dan guru-guru di Yayasan

Wakaf Khadijah Aisyah.

5. Sumber data

Dalam penelitian ini, yang dijadikan sumber data adalah sebagai berikut

a. Data Primer

Data yang diperoleh melalui observasi atau pengamatan langsung lagi

mendalam kepada responden, yaitu dari pimpinan dan staff yayasan Wakaf

Khadijah Aisyah.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan

dengan penelitian baik referensi buku, majalah dan berbagai literatur yang

berkaitan dengan tema penelitian.

Page 44: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

35

Data pendukung yang diperoleh dari buku, majalah dan berbagai literatur

lainnya yang berkaitan dengan tema penelitian.

6. Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data yang peneliti pakai adalah tekhnik

pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data kualitatif berupa pengumpulan

data dalam bentuk kalimat, kata dan gambar.

Pelaksanaan tekhnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan :

a. Observasi

Observasi adalah berusaha untuk memperoleh dan mengumpulkan data

dengan melakukan pengamatan terhadap suatu kegiatan secara akurat, serta

mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek

dalam penomena tersebut.6 Tekhnik observasi atau pengamatan yang peniliti

gunakan adalah bersifat langsung dengan mengamati objek yang diteliti, yakni

bagaimana pola komunikasi organisasi pimpinan dan staff di yayasan wakaf

khadijah Aisyah.

b. Wawancara

Merupakan salah satu bentuk alat pengumpulan informasi secara langsung

tentang beberapa jenis data. Peneliti melakukan wawancara demi memperoleh

data yang diperlukan dan berhubungan dengan tema yang peneliti ajukan. Dalam

6 Lexi J. Moleong, Metode penelitian kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2006),

cet. Edisi Revisi , h.37.

Page 45: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

36

penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan berbagai sumber.

Diantaranya dengan pimpinan dan bawahan di yayasan wakaf khadijah.

c. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang tidak dapat

diperoleh dengan cara wawancara atau observasi. Tekhnik dokumentasi penulis

lakukan dengan cara menelaah buku-buku, majalah, artikel maupun sumber-

sumber yang berkaitan dengan komunikasi organisasi antara pimpinan dan

bawahan.

7. Fokus pertanyaan penelitian

a. Bentuk Komunikasi organisasi

1) Komunikasi dari atasan ke bawahan

2) Komunikasi dari bawahan ke atasan

b. Pola Pengambilan keputusan

1) Kepercayaan

2) Pembuatan keputusan bersama

3) Kejujuran

4) Keterbukaan

8. Uji Validitas dan Kredibilitas

Pada penelitian ini penulis menggunakan uji validitas untuk menjamin

bahwa subjek penelitian diidentifikasi dan dideskripsikan secara akurat. Penulis

Page 46: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

37

mendapatkan penjelasan bahwa data penelitian tidak terlepas dari kompleksitas,

sehingga mudah untuk di reduksi dan dilihat dalam keseluruhan keterkaitannya.

Peneliti menguraikan secara jelas parameter, langkah-langkah, pedoman-

pedoman, batasan dan ukurannya.

Adapun uji validitas yang penulis gunakan yaitu validitas komunikatif,

yaitu peneliti melakukan konfirmasi kembali tehadap responden penelitian.

Aspek komunikasi menjadi penting dan baik dalam mengungkapkan latar

belakang penelitian, sudut pandang pribadi dan profesinal. Sehingga penulis bisa

mereflesikan realitas subjektif.7

Kredibilitas data adalah upaya peneliti untuk menjamin kesahihan data

dengan mengkonfirmasikan antara data yang diperoleh dengan objek penelitian.

Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa apa yang diamati peneliti sesuai

dengan apa yang sesungguhnya ada dan sesuai dengan apa yang sebenarnya

terjadi pada objek penelitian.8

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi dengan sumber,

yang berarti membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

Hal itu dapat dicapai dengan jalan:

a. Membandingkan data haasil pengamatan dengan data hasil wawancara

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi

7 E. Kristi poewandari., “pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia”

(Jakarta; LPSP UI,2005) h. 182. 8 8 Lexy J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja :

Rosdakarya, 1991).,

Page 47: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

38

c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

Jadi dengan triangulasi peneliti dapat mengecek temuannya dengan jalan

membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori.

Dengan demikian langkah yang ditempuh dalam tahap triangulasi adalah

peneliti melakukan pengecekan tentang hasil pengamatan selama berada

dilapangan dengan hasil data yang menggunakan sumber data dalam

penggaliannya, baik itu sumber data primer yang bersumber dari hasil

wawancara maupun sumber data sekunder yang bersumber dari buku, dan

dokumen seperti foto-foto kegiatan dan lain sebagainya.

c. Tehnik Analisa Data

Setelah penulis mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan,

maka dalam analisisnya teknik yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data”kasar” yang muncul

dari catatan-catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data,

dimulai dengan membuat ringkasan, menelusuri tema, menulis memo, dan lain

sebagainya dengan maksud menyisihkan data/ informasi yang tidak relevan,

dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga akhirnya data yang

terkumpul dapat di verifikasi. Dalam penelitian ini peneliti membuat transkip,

membuat kata kunci untuk setiap pertanyaan.

2. Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

Page 48: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

39

tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam teks naratif. penyajian juga

dapat berbentuk matriks, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna

menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah

dipahami. Dalam penelitian ini peneliti membuat kutipan dalam bentuk

pernyataan.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan akhir penelitian

kualitatif. Peneliti harus sampai pada kesimpulan dari verifikasi. Baik dari segi

makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati oleh subjek tempat

penelitian itu dilaksanakan. Makna yang dirumuskan peneliti dari data harus

diuji kebenaran , kecocokan dan kekokohannya.9 Dalam penelitian ini peneliti

membuat dengan cara mengkaitkan antara kata kunci

8. Teknik Pemeriksaan Data

Teknik penumpulan data memiliki sejumlah kriteria tertentu, yaitu:

1. Derajat kepercayaan, yaitu melaksanakan penelitian sedemikian rupa

sehingga tingkat kepercayaannya dapat dicapai atau dengan kata lain

mempertunjukan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan

pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Artinya

peneliti melakukan penelitian sedemikian rupa dengan melakukan observasi,

wawancara, catatan lapamgan terhadap penyuluh agama berkaitan dengan

penelitian yang telah dilakukan pada kenyataan-kenyataan di lapangan.

9 Husnaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi penelitian Sosial, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2008) cet 1 edisi 2, h. 85-87.

Page 49: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

40

2. Keteralihan, yaitu seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan

kejadian empiris data dan kesamaan konteks. Artinya sampel yang peneliti

teliti di harapkan mampu menggenalisir, sehingga penemuan penelitian

yang diperoleh oleh sampel yang secara representative mewakili populasi

pimpinan dan bawahan dengan mencari dan mengumpulkan kejadian-

kejadian yang diamati untuk mencari kesamaan konteks.

3. Kepastian peneliti dengan responden berharap memilki kesepakatan apa

yang diinginkan peneliti terhadap apa yang ditelitinya terhadap responden

dengan tidak menyampingkan data yang diperoleh dari hasil observasi,

wawancara, catatan lapangan maupun dokumentasi sehingga mampu

dipertanggung jawabkan dan dapat di pastikan kebenaran secara faktual.

Dengan demikian dalam penelitian ini peneliti membuat analisa dengan

cara mengkaitkan kata kunci dengan hasil wawancara, observasi dan teori.

Page 50: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

41

BAB IV

HASIL DAN ANALISA PENELITIAN

A. Gambaran umum Yayasan Wakaf Khadijah Aisyah

1. Sejarah berdirinya Yayasan wakaf Khadijah Aisyah

Yayasan wakaf Khadijah Aisyah merupakan yayasan yang berdiri secara

bertahap mempunyai cita-cita membantu masyarakat yang kurang beruntung dalam

arti yang kurang mampu baik dari segi keuangan, serta kemampuan dalam ilmu

pengetahuan yang sangat kurang dalam kehidupannya. Yayasan wakaf Khadijah

Aisyah sesuai dengan visinya berperan dalam peningkatan kualitas hidup umat.

Yayasan didirikan oleh Bapak Ali Ibrahim yang ingin membantu kaum dhuafa

khususnya dalam bidang pendidikan. Yayasan wakaf Khadijah Aisyah (YWKA)

yang didirikan pada bulan juli 2003, yang dipimpin oleh Fahmi Asegaff SH. Dan

wakil ketua Rugayah melalui H. Haryanto.SH. MBA dan telah mendapat pengesahan

dari departemen hukum dan HAM RI No.C- 369.HT.01.02.TH.2005. Tanda daftar

yayasan atau badan sosial No: 05.40207.1120B. Pada saat itu yang pertama kali

beroperasi terlebih dahulu adalah taman pendidikan al-qur’an (TPA) di petukangan

Jakarta Selatan. Yayasan wakafkhadijah aisyah berkantor di JL.M Saidi / 3A RT.009

/01 Petukangan Selatan Kec. Pesanggrahan Jakarta Selatan.1

1 Wawancara Pribadi dengan Nurlaela Budi Ningsih, kepala sekolah, Jakarta, 9 Maret 2013

pukul 13.00, yayasan Wakaf Khadijah Aisyah.

Page 51: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

42

Salah satu hal yang melatar belakangi berdirinya yayasan wakaf khadijah

aisyah, yaitu adanya dorongan kuat pendiri yayasan yang kegiatan-kegiatannya

mengarah pada bidang pendidikan, sosial, dan keagamaan. Menurutnya jika

masyarakat mengalami kesulitan, maka hal itu dapat membuat mereka terjebak pada

situasi yang sulit, apalagi menyangkut masalah keimanan dan keyakinan, serta

ekonomi mereka. Hal tersebut yang menjadi alasan bapak Ali Ibrahim mendirikan

yayasan wakaf khadijah aisyah.

Adapun maksud dan tujuan berdirinya yayasan ini adalah meningkatkan

pendidikan, baik pendidikan bersifat umum ataupun pendidikan agama, dan

memberikan bantuan kepada dhuafa khususnya dalam bidang pendidikan.

2. Visi dan misi Yayasan Wakaf Khadijah Aisyah

Visi dari yayasan ini adalah berperan dalam peningkatan kualitas hidup umat.

Dan didukung pula oleh beberapa misi, yaitu membangun diri menjadi lembaga

penghimpun dan pendayagunaan dana umat secara amanah dan professional,

menumbuh kembangkan kualitas hidup umat dengan program-program strategis.

3. Struktur Organisasi dan pengelolaan

Agar pengelolaan pelaksanaan yayasan Wakaf Khadijah Aisyah lebih

mudah,maka dibentuklah struktur organisasi yayasan yang terdiri dari.2

2 Dokumentasi Yayasan Wakaf Khadijah Aisyah

Page 52: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

43

a. Pembina, mempunyai tugas yang meliputi:

1. Keputusan mengenai perubahan anggaran dasar yayasan, kecuali mengenai

maksud dan tujuan yayasan tidak dapat dilakukan pengubahan.

2. Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus dan anggota pengawas

yayasan.

3. Penetapan kebijaksanaan umum yayasan berdasarkan anggaran dasar yayasan.

4. Pengesahan Program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan.

5. Penetapan keputusan mengenai penggabungan dan pembubaran yayasan.

b. Pengurus, yayasan diurus oleh suatu kepengurusan yang sedikitnya terdiri dari:

1. Ketua

2. Sekertaris

3. Bendahara

Adapun tugas dan wewenang pengurus meliputi:

1. pengurus wajib menjalankan tugasnya dengan itikad baik dan penuh tanggung

jawab untuk kepentingan dan tujuan yayasan.

2. Pengurus berkewajiban melaksanakan ketentuan anggaran dasar yayasan sebaik-

agar maksud dan tujuan yayasan terlaksana dan berkewajiban mengurus,

memelihara dan mendayagunakan kekayaan (aset), dana, milik dan keuangan

yayasan sebaiki-baiknya.

3. Pengurus bertanggung jawab penuh atas kepengurusan yayasan untuk

kepentingan dan tujuan yayasan.

Page 53: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

44

c. Pengawas atau pelaksana kegiatan, mempunyai tugas yang meliputi

1. Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan

tugas untuk kepentingan yayasan.

2. Pengawas melakukan pengawasan atas kebijaksanaan pengurus dalam

memberikan nasihat kepada pengurus dalam menjalankan yayasan dan wajib

memberikan laporan secara tertulis kepada pembina tiap semester atas

pengawasan yang telah ditentukan.

Susunan kepengurusan di yayasan adalah sebagai berikut;

a. Pembina : Ali Ibrahim

b. Pengurus

Ketua : Fahmi Asegaff

Wakil : Rugayah

Sekertaris : Wardah

Bendahara : Ir. Iis Latifah

c. Pengawas : Husein Ibrahim

4. Program- program Yayasan Wakaf Khadijah Aisyah

Program dapat diartikan sebagai daftar atau rangkaian kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapakan.Yayasan wakaf khadijah aisyah ini bergerak dalam bidang pendidikan,

Page 54: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

45

kesejahteraan sosial dan keagamaan, yang berupaya menghadirkan pendidikan

berkualitas namun terjangkau khususnya warga sekitar yang kurang mampu.

Beberapa program yayasan wakaf khadijah aisyah adalah:

1. TKA

Sebagai sarana peningkatan kualitas pendidikan pada jenjang kanak-kanak

yang memadukan karakter asli taman kanak-kanak al-qur’an (TKA) dan

kurikulum berbasis Taman kanak-kanak regular yang dikeluarkan oleh

depdiknas.

2. TPA (Taman Pendidikan Alqur’an )

lembaga luar sekolah yang fokus dalam memberikan kemampuan al-qur’an.

3. Khadijah Aisyah Course (KEC)

lembaga pengajaran bahasa Inggris yang memilki komitmen untuk

meningkatkan kemampuan umat dalam bahasa asing khususnya bahasa

inggris.

4. Jejaring Taman Pendidikan Alqur’an Untuk meningkatkan pengajaran

Alqur’an di masyarakat, jejaring taman pembelajaran Alqur’an, hadir

meningkatkan kualitas manajemen, kurikulum dan kualitas pengajar.

5. Kelompok Dongeng Matahari (KDM)

Program ini bertujuan untuk mengajarkan kegiatan membaca sejak dini.

Kegiatan yang dilaksanakan mendongeng dan bermain dalam kelompok

dongeng matahari.

Page 55: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

46

6. Program Tahsin dan Tahfidz Alqur’an

Selain kemampuan membaca al-qur’an perlu ditunjang dengan hafalan al-

qur’an yang dapat meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah, target program

ini adalah melahirkan banyak orang yang memiliki hafalan al-qur’an lebih

dari satu (1) juz.

7. Jejaring TPA

Untuk meningkatkan pengajaran al-qur’an di masyarakat, “jejaring taman

pendidikan Alqur’an hadir untuk meningkatkan kualitas manajemen,

kurikulum dan kualitas pengajar.

8. Program pembinaan keagamaan

Tujuannya untuk membina lingkungan sekitar yayasan Wakaf Khadijah

Aisyah sehingga mereka dapat menimba ilmu lebih jauh tentang islam dan

membentuk lingkungan yang kondusif untuk taat kepada Allah

9. Program Kesehatan

Yayasan wakaf khadijah aisyah membantu kaum dhuafa untuk hidup

sehat,program-program yang di lakukan untuk menunjang hal tersebut

Adalah:

a. Program pemeriksaan kesehatan dan pengobatan

b. Program senam

c. Program donor darah

d. Program kerjasama dengan kesehatan lain

10. Bantuan sosial dan beasiswa

Page 56: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

47

Situasi krisis yang terus berkepanjangan semakin menambah berat beban

hidup kaum dhuafa, oleh karena itu yayasan Wakaf Khadijah Aisyah berusaha

membantu meringankan beban hidup mereka yang kurang beruntung. 3

Selain kegiatan diatas yayasan wakaf khadijah aisyah memiliki program tahunan

yaitu:

a. Sunatan masal

b. Pembagian makanan pada bulan ramadhan

c. Pemberian santunan kepada Anak yatim

B. Bentuk komunikasi organisasi di Yayasan Khadijah Aisyah

Di dalam yayasan Khadijah Aisyah memiliki beberapa bentuk pelaksanaan

penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan atau yang disebut dengan

komunikasi di lakukan seperti berikut ini:

Komunikasi internal di yayasan Khadijah Aisyah melakukan komunikasi

internal dengan penyampaian gagasan diantara pimpinan dan bawahan yang ada

dalam struktur organisasi tersebut. Biasanya gagasan yang disampaikan berupa

informasi -informasi organisasi, misalkan pengumuman untuk datang ke rapat

maupun isi rapat organisasi itu sendiri. Melalui media lisan secara langsung, SMS (

Short Message Service), telepon dan undangan tertulis di kertas. Hal ini seperti yang

di sampikan oleh kepala sekolah.berikut ini hasil wawancara dengan Nurlaela Budi

Ningsih, selaku kepala sekolah. “biasanya kalau memberitahukan tentang rapat

3 Dokumen yayasan wakaf khadijah Aisyah

Page 57: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

48

langsung pada saat guru-guru mengisi absen, tapi terkadang melalui sms atau

telepon”4

Komunikasi horizontal biasanya di lakukan dalam hal penyampaian pesan dari

guru raudhatul athfal kepada guru yang lain, biasanya ide baru, kegiatan baru

ataupun sesuatu hal tentang kemajuan bidang masing-masing. Melalui media lisan

secara langsung ataupun sms. Berikut ini kutipan wawancara dengan bu Ati wijiyati

“ biasanya guru-guru sering membicarakan kegiatan apa yang akan

dilakukan selama seminggu ke depan, ya kita saling membantu, memberikan

ide untuk sentra seni, ya sharing sesama guru, atau menyiapkan materi yang

akan diberikan ke murid-murid untuk seminggu ke depan, dan guru-guru

mendiskusikan ide baru tersebut sebelum di sampaikan ke atasan.”

Komunikasi vertikal terdiri dari downward communication dan upward

communication. Donward communication adalah penyampaian informasi sekolah

dari kepala sekolah terhadap guru-guru bidang masing masing pada saat rapat yang di

laksanakan setiap hari jum’at.

Upward communication adalah komunikasi yang mengalir dari guru- guru

sentra persiapan, sentra alam, sentra agama, sentra balok terhadap kepala sekolah,

biasanya berisi tentang masukan- masukan atau kritik,gagasan, saran ataupun ide

kepada kepala sekolah mengenai rencana kegiatan harian (RKH). Seperti yang di

sampaikan saudari Ningsih.“ pada acara rapat yang kami laksanakan pada hari jum’at

4 Wawancara Pribadi dengan Nurlaela budi ningsih, kepala sekolah, Jakarta, Sabtu 12 April

2013 pukul 13.00, yayasan Wakaf Khadijah Aisyah.

Page 58: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

49

kami mengevaluasi kegiatan selama seminggu, setelah itu guru-guru pada bidang

masing-masing menyampaikan saran, kritik dan idea atau gagasan.”5

Dalam teori komunikasi organisasi di kenal dengan istilah aliran informasi

dalam organisasi yaitu alur komunikasi yang terjadi di dalam Organisasi, maka

komunikasi internal terbagi menjadi 4 (empat) jalur yaitu vertikal, horizontal,

diagonal, dan grapevine.6 Komunikasi vertikal adalah arah arus komunikasi yang

terjadi dari atas ke bawah ( downward communication) dari bawah ke atas (upward

communication), Pemberian atau penyampaian intruksi kerja, bentuknya perintah,

arahan, penerangan, manual kerja, uraian tugas. Komunikasi horizontal yaitu

informasi yang terjadi secara mendatar atau sejajar di antara para pekerja dalam satu

unit.

Dari keterangan diatas peneliti menyimpulkan bahwa, bentuk komunikasi

organisasi yang terjadi di yayasan khadijah aisyah adalah vertikal dan horizontal, hal

ini di dasarkan pada pengamatan peneliti dilokasi penelitian, kepala sekolah

berkomunikasi dengan staf yaitu guru, atau sebaliknya, guru berkomunikasi dengan

kepala sekolah, selain itu guru-guru yang kedudukan sama saling berkomunikasi

5 Wawancara Pribadi dengan Ningsih, guru sentra seni, Jakarta, Sabtu 20 April 2013 pukul

10.00, yayasan Wakaf Khadijah Aisyah. 6 Soleh Soemirat, dkk, komunikasi organisasional, hal. 2.14

Page 59: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

50

untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan agar tujuan dari yayasan

tercapai.7

C. Pengambilan Keputusan dalam komunikasi Organisasi di yayasan

Khadijah Aisyah.

Setiap organisasi tentulah memiliki atmosfer yang berbeda-beda, ahli

komunikasi menggunakan istilah komunikasi organisasi untuk menggambarkan

tingkat kenyamanan yang para karyawan rasakan di tempat kerjanya. Iklim

komunikasi organisasi sangat berpengaruh terhadap kinerja, kepuasan, kenyamanan

para karyawan ketika berada dilingkungan kerja. Iklim komunikasi yang positif

mampu menciptakan suasana kerja yang bersifat kekeluargaan dan karyawan pun

akan merasa bebas leluasa mengemukakan apa saja yang ada dalam pikiran mereka

baik itu dikemukakan pada sesama rekan kerja ataupun kepada atasan. Suasana yang

nyaman di tempat kerja adalah iklim mendukung. Berikut hasil wawancara dengan

Ati Wijiawati. “ ya Alhamdulillah suasana kerja disini nyaman, rekan kerja sudah

seperti keluarga sendiri.’’ Ini salah satu hal yang membuat saya nyaman mengajar

disini”. 8

7 Wawancar Pribadi dengan kepala sekolah dan guru, yayasan wakaf khadijah aisyah, 18

April 2013, 8 Wawancara Pribadi dengan Ati Wijiyati, guru, Jakarta, sabtu 16 Maret 2013 pukul 11.00,

yayasan wakaf khadijah aisyah, Jakarta.

Page 60: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

51

Dalam teori komunikasi organisasi di kenal dengan istilah iklim organisasi

yaitu sifat emosional intern organisasi yang didasarkan pada bagaimana senangnya

para anggota organisasi terhadap satu sama lain dan terhadap organisasi.

Peneliti dalam penelitian ini mengasumsikan bahwa iklim komunikasi yang

positif akan menciptakan suasana kerja yang kekeluargaan dan karyawan akan leluasa

mengemukakan pendapatnya baik kepada sesama rekan kerja maupun terhadap

atasannya.

Dalam menganalisa, penulis menggunakan teori Charles Redding yang

mengemukan lima demensi penting iklim organisasi dan akan dijabarkan satu

persatu. 9

1. Supportivennes

Supportivennes atau dukungan atasan kepada bawahan dapat di lihat dari

seberapa seringnya kepala sekolah memberikan saran, dan solusi. Untuk

memudahkan kinerja guru maka kepala sekolah memfalisitasi guru untuk mengikuti

training dibeberapa pelatihan. Seperti yang disampaikan oleh saudara Ningsih

“Dukungan dari kepala sekolah terhadap guru, mengikutkan guru ke seminar,

mengikut sertakan guru ke perlombaan tingkat Jakarta selatan, agar guru

mempunyai wawasan yang lebih banyak lagi, niat dari kepala sekolah untuk

mencapai guru-guru yang berkualitas.10

9 Arni Muhammad, komunikasi organisasi,(Jakarta:PT. Bumi Aksara,2007), cet. Ke-8

10 Wawancara Pribadi dengan Ati Wijiyati, guru, Jakarta, sabtu 16 Maret 2013 pukul 11.00,

yayasan wakaf khadijah aisyah, Jakarta.

Page 61: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

52

Suasana suportif atasan ke bawahan dapat di lihat dari seberapa sering atasan

memberikan saran dan solusi yang baik kepada bawahan, itu merupakan salah satu

bentuk dukungan atasan untuk membantu mengatasi permasalahan bawahannya .

suasana ini sering terjadi, biasanya atasan memanggil salah satu atau beberapa

karyawan ke ruangannya, dalam pembicaraan tertutup atasan segera memberikan

petunjuk untuk mengatasi masalah tersebut. Hal seperti ini sering terjadi hampir

setiap hari. Atasan (Kepala Raudhatul Athfal yayasan Khadijah Aisyah) memantau

pekerjaan karyawannya setiap hari.

diatas adalah dukungan dari kepala sekolah, dan itu semua merupakan

beberapa dukungan yang dapat diberikan dari kepala sekolah kepada guru, dukungan

diberikan untuk menunjang kinerja guru, agar guru dapat mengatasi permasalahan

dalam kinerjanya. Masukan atau laporan dari guru sering terjadi, dan biasanya jika

terjadi suatu masalah kepala sekolah akan memanggil guru yang berwenang ke

ruangannya, dan dalam hal itu atasan mendengarkan laporan permasalahan apa yang

sedang terjadi, dan jika memang bawahan merasa sulit dalam menangani masalah

tersebut maka atasan memberikan petunjuk untuk menyelesaikan masalah.

Pada teori suportivennes dapat dijabarkan lagi menjadi beberapa kategori, hal

ini sesuai dengan pendapat Gibb yang dikutip oleh Soleh Soemirat, dkk dalam buku

Komunikasi Organisasional yaitu:11

11

Soleh Soemirat,dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2000)

Page 62: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

53

a. Deskripsi

Rapat merupakan salah satu alternatif untuk membicarakan pekerjaan kepada

atasan dan kepada sesama rekan kerja. Rapat di yayasan wakaf khadijah Aisyah di

lakukan 1 (satu) minggu sekali di hari jum’at, tapi disisi lain terkadang ada rapat-

rapat yang tidak tentu waktunya.“ rapat biasanya diadakan seminggu sekali pada hari

jum’at, tapi ada rapat yang tidak waktu tidak pasti atau belum ditentukan , biasanya

sich di beritahu sehari sebelumnya.”12

Dalam rapat akan banyak yang didiskusikan, berbagi pengamalan, tukar

pikiran, mengutarakan masalah yang terjadi, mencarikan solusi yang terbaik, dan

merencanakan program kerja yang akan dilaksanakan kemudian hari. Review lebih

mengevaluasi pada minggu lalu, bagaimana kinerja minggu lalu dan seperti apa

pencapaian kerja minggu lalu. Problem Solving, mengevaluasi masalah-masalah apa

saja yang terjadi pada minggu lalu, masalah itu dicari penyelesaianya apa yang

terbaik untuk memecahkan masalah pada minggu lalu. Setelah itu ditemukan solusi,

apa yang harus segera dilakukan untuk menuju hari esok atau minggu.

b. Orientasi Masalah

Jika terjadi suatu masalah maka anggota organisasi baik atasan maupun

bawahan saling bekerjasama untuk memecahkan hal tersebut. Bagi atasan Pendapat

12

Wawancara Pribadi dengan Nurlaela Budi Ningsih, kepala sekolah, Jakarta, 9 Maret 2013

pukul 13.00, yayasan Wakaf Khadijah Aisyah.

Page 63: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

54

dari bawahan baik berupa ide, saran ataupun kritik sangat penting untuk manajemen

Yayasan. Karena bawahanlah yang bekerja di lapangan dan mengetahui kondisi dan

situasi yang terjadi dilapangan.

Guru bekerja di dalam ruangan, guru menghadapi ketika berhubungan dengan

anak murid yang sulit diatur, disinilah fungsi keterbukaan dengan atasan. Karena

dengan dibicarakan akan menghasilkan saran dan solusi yang terbaik. Dalam

penyampaian ide, saran maupun kritik, dan lain-lain bawahan dapat

menyampaikannya kepada atasan.

c. Spontanitas

Ketika rapat memang bawahan dan atasan dituntut untuk mengutarakan

pendapatnya. Jika memang ada yang tidak disetujui dengan idea tau gagasan yang di

berikan oleh atasan, bawahan bebas saja untuk memberikan komentar. Namun

terkadang ada juga sebagian karyawan yang tidak berani menolak pendapat dari

atasan dan hasilnya mereka melakukan gravine yaitu komunikasi informal berjalan

berbelok- belok dengan derajat ikatan bathin yang dimiliki anggota, biasanya disebut

dengan desas desus.

Grapevine Biasanya akan terjadi karena adanya rasa ketidak puasan karyawan

akan suatu hal, misalnya gaji yang minim. Selain itu adanya keakraban antara karena

karyawan karena sering bekerjasama maka disamping pekerjaan resmi yang

dibicarakan juga hal hal lain yang menyangkut orang-orang dalam lingkungan

Page 64: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

55

kerjanya. Hal ini sama dengan beberapa karyawan yang diwawancarai “ kalo kita

biasanya kalo hal yang mengganjal lebih sering ngomong dibelakang tentang suasana

kantor yang kadang kurang nyaman, biasanya ngak berani ngomong langsung ke

pimpinan.

“Untuk berkomunikasi dengan atasan memang kadang sungkan untuk

mengkritik maupun memberikan pendapat. Tidak ada penyampaian saran atau

kritik melalui media misalnya kotak saran. Saran dan kritik disampaikan

langsung kepada pemimpin. Tapi jika hanya berdua dengan atasan memang

bias terbuka. Tapi intinya menyampaikan kritik atau saran harus dengan hati-

hati”.13

Tidak semua karyawan yang berani untuk mengungkapkan pendapatnya

langsung kepada atasan. Harus ada media lain yang digunakan agar ide, kritik, saran

dari para bawahan dapat tersampaikan. Penulis mengamati tidak ada media seperti

kotak saran yang dipasang, selain itu para karyawan yang tidak setuju dengan

pendapat atasan hanya membicarakan dibelakang namun tidak disampaikan langsung

ke atasan. Inilah salah satu kendala untuk membentuk iklim komunikasi yang positif

di perusahaan.

Sebenarnya informasi dari komunikasi grapevine dapat di gunakan pemimpin

untuk meningkatkan pengertian dan kerjasama dan suasana kerja yang baik dalam

organisasi.selain itu juga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk membuat

kebijakan yang lebih baik untuk karyawan.

13

Wawancara Pribadi dengan Ati Wijiyati, guru, Jakarta, sabtu 16 Maret 2013 pukul 11.00,

yayasan wakaf khadijah aisyah, Jakarta.

Page 65: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

56

d. Empati

Deskripsi empati ialah manusia dapat bertenggang rasa dengan sesame

mahluk hidup, rasa empati d yang ada yaitu dapat dirasakan oleh kepala sekolah

maupun guru disekolah terhadap orang tua siswa yang belum dapatmelunasi iuran

sekolah anakanya di yayasan wakaf khadijah aisyah ( YWKA). Lewat organisasi

antar wali murid jika terjadi hal yang demikian, maka pimpinan dari komite akan

mengajukan surat permohonan keringanan kepada wali kelas, dan bagian keuangan

agar memberikan keringanan kepada wali murid tersebut. Berdasarkan hasil data

yang ditemukan penulis dapat menganalisa bahwa komite sekolah yaitu organisasi

antar wali murid sepakat akan adanya rasa empati yang ditunjukkan pihak kepala

sekolah terhadap orang tua murid.

e. Kesamaan

Di Yayasan Wakaf Khadijah Aisyah , suasana yang dirasakan nyaman atasan

dengan bawahan, bawahan dengan bawahan bebas melakukan komunikasi formal

maupun informal, dan mereka saling menghargai pendapat masing-masing. Penulis

mewawancarai beberapa guru mengenai komunikasi organisasi, menurut informan

ningsih “ seperti yang anda lihat saat ini, kita sangat memiliki suasana kerja yang

nyaman dan kekeluargaan karena dengan suasana kerja yang nyaman dan

kekeluargaan kerja pun merasa senang, disisni kita sudah anggap keluarga sendiri,

Page 66: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

57

karena pimpinan juga mengatakan kepada kita jika kita merasa susah atau senang,

maka yang lainnya kalau bisa juga ikut merasakan.14

Iklim komunikasi yang positif tidak hanya dilihat dari tingkat kenyamanan

berkomunikasi dengan sesama rekan kerja namun juga keterbukaan dan kenyamanan

berkomunikasi dengan atasan. Atasan memberikan waktu dan tempat kepada

bawahannya untuk mengutarakan pendapatnya, bisa mengenai kritik, saran, ide,

gagasan dan lainnya. Dan hal ini terlihat dari penuturan atasan (kepala Sekolah)

menurutnya: “ ya untuk kritik atau saran sih sebenarnya guru biasanya langsung

sampaikan kepada saya, walaupun mereka diskusikan terlebih dahulu.” 15

Tingkat derajat kedudukan di sekolah ini memang berlaku , artinya semua

anggota organisasi saling menghargai kedududukan-kedudukan masing-masing

namun itu hanya sebatas profesionalis pekerjaan semata, akan tetapi mereka semua

yang kedudukannya lebih tinggi ataupun rendah saling memperlakukan anggota lain

sebagai teman dan tidak menekankan pada kedudukan dan kekuasaan.

Ketika dalam rapat pengambilan keputusan kesamaan yang dirasakan ialah

semua guru yang ingin berpendapat akan mendapatkan giliran untuk mengajukan

masukannya, baik berupa kritik ataupun saran, tidak akan ada otoritas dalam

pengambilan keputusan.

14

Wawancara Pribadi dengan Nurlaela Budi Ningsih, kepala sekolah, Jakarta, 9 Maret 2013

pukul 13.00, yayasan Wakaf Khadijah Aisyah. 15

Wawancara Pribadi dengan Nurlaela Budi Ningsih, kepala sekolah, Jakarta, 9 Maret 2013

pukul 13.00, yayasan Wakaf Khadijah Aisyah.

Page 67: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

58

F. Profisionalisme

Dalam berorganisasi dibutuhkan sifat dari setiap anggota organisasi karena

akan memudahkan jalannya organisasi dan hal itulah yang menjadi acuan dalam

melakukan komunikasi organisasi di sekolah ini.

Profesional dicerminkan melalui hasil dari pengambilan keputusan yang

menjadi prioritas dalam melaksanakan kegiatan disekolah, bhwa keputusan yang

telah menjadi proritas dalam melaksanakan kegiatan di sekolah, bahwa keputusan

yang menjadi kesepakatan bersama tidak akan bisa diganggu gugat oleh pihak

manapun, karena hal itu akan menjadi hambatan berorganisasi, seperti halnya yang

diceritakan oleh nurlaela bahwa,“ ketika ada rapat yang membahas mengenai masalah

iuran spp itu semua dilakukan karena akan dicabutnya subsidi yang diberikan oleh

kecap Korma, jadi waktu itu kita rapat resmi di akhir bulan juni 2012 lalu dan

otomatis rapat seperti itu menghadirkan semua guru dan pihak perwakilan wali murid

agar perwakilan ini bisa menyampaikan perihal rencana kenaikan iuran SPP ini pada

wali murid yang lain.”16

2. Partisipasi Membuat Keputusan

Setiap karyawan memang diharapkan untuk berpartisipasi dalam membuat

keputusan, ketika rapat memang beberapa bawahan aktif, mereka juga memberikan

16

Wawancara Pribadi dengan Nurlaela budi ningsih, kepala sekolah, Jakarta, sabtu 13 April

2013 pukul 13.00, yayasan Wakaf Khadijah Aisyah.

Page 68: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

59

saran untuk memecahkan masalah. Misalnya ketika membahas masalah hari libur idul

fitri maupun idul adha, ataupun akan mengadakan acara perlombaan. Hampir semua

guru aktif dalam komunikasi pada rapat yang diadakan. Contoh masalah tentang hari

libur idul adha, kepala sekolah mengusulkan beberapa tanggal kepada guru-guru dan

kemudian untuk mengambil keputusan untuk bersama-sama mereka mengambil

keputusan seperti voting sederhana dengan mengangkat tangan jika setuju dan tidak

mengangkat tangan jika tidak setuju dan itu melibatkan semua guru yang hadir saat

itulah keluarlah tanggal libur idul adha yang menjadi keputusan bersama. Seperti

yang disampaikan oleh salah satu guru. “waktu itu pernah kami membicarakan soal

penetapan hari libur idul adha, bu kepala sekolah sih memberikan beberapa pilihan

dan dengan voting kami dapat mengmbil keputusan bersama.”17

Rapat yang efektif adalah rapat yang membuat rancangan kerja dan skedul

pekerjaannya, dari opini para anggota organisasi itu sendiri, dan bukan merupakan

objek-objek para individu, sehingga rapat itu tidak menjadi rapat yang khusus bagi

pimpinan atau hanya untuk manajemen.18

Namun untuk membuat keputusan sebuah masalah yang dirasa sangat besar

oleh pimpinan sekolah, maka ia hanya mengambil beberapa guru yang dianggap

berkompeten untuk dimintakan pendapat dan masukan.

17

Wawancara pribadi dengan Nurlaela budiningsih, kepala sekolah & guru, jakarta, jum’at

19 April 2013 pukul 13.00, Yayasan Khadijah Aisyah 18

Jamal Magdi, Menjadi pemimpin yang efektif dan berpengaruh,(bandung: PT.Syamil Cipta

Media, 2001),h. 81

Page 69: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

60

Dalam proses pengambilan keputusan dan penetapan tujuan biasanya secara

langsung (direct) atau tatap muka (face to face) serta ada di dalam rapat atau tatap

muka di ruang rapat.19

Dalam beberapa rapat seperti rapat mengenai seperti perlombaan, persiapan

ujian dan penerimaan murid baru yang peniliti ikuti. Peneliti menemukan adanya

kesepakatan bersama dalam hal memutuskan hasil rapat dan tidak adanya hirarki

pimpinan dalam putusan hasil rapat.20

3.Kepercayaan

Kepercayaan merupakan faktor penting yang harus ditanamkan oleh suatu

organisasi. Jika tidak adanya kepercayaan maka suatu organisasi tidak akan berjalan

lancar dan adanya kerugian satu sama lain.

Di yayasan wakaf Khadijah Aisyah atasan kurang memberikan kepercayaan a

terhadap bawahannya, akan tetapi Atasan selalu mengadakan evaluasi.berikut ini

kutipan wawancara dengan nurlaela budi ningsih.“ masalah kepercayaan saya

terhadap para guru di yayasan, karena dengan mengadakan evaluasi saya bisa

mengetahui kendala apa yang mereka hadapi. ”21

19

Wawancara Pribadi dengan Ningsih, guru sentra seni, Jakarta, Sabtu 20 april 2013 pukul

10.00, yayasan Wakaf Khadijah Aisyah. 20

Hasil observasi, 1 maret 2013 dan 19 april 2013 saat rapat berlangsung. 21

Wawancara Pribadi dengan Nurlaela Budi Ningsih, kepala sekolah, Jakarta, sabtu, 9 Maret

2013 pukul 13.00, yayasan Wakaf Khadijah Aisyah.

Page 70: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

61

Adanya rasa saling percaya antara atasan dan bawahan adalah rasa yang

mahal harganya dan menjalin organisasi, kepala sekolah dengan tanggung jawab yang

telah diberikannya kepada guru, dan guru menjalankan beban tanggung jawab yang

telah di berikan kepada guru dan guru pun menjalankan beban tanggung jawab yang

telah diberikan dengna semaksimal mungkin. Dengan adanya rasa percaya ini kepala

sekolah tidak begitu saja lepas tangan dengan apa yang dikerjakan oleh guru akan

tetapi kepala sekolah tetap melakukan kontrol, karena rasa percaya yang diberikan

semata-mata sebagai rasa demokratisnya seorang pemimpin dengan memberikan

kepercayaan itu pimpinan tetap mengontrol dan memberikan arahan kepada

bawahannya, seperti yang di ungkapkan oleh ibu kepala sekolah,

“saya selalu berusaha percaya dan jujur dengan orang-orang yang berada di

bawah saya seperti guru, dan lainnya, karena jika kejujuran dan kepercayaan

tidak dijalani secara bersamaan dan tidak diterapkan dalam berorginasi ini

maka buat apa dibuatkannya semacam struktur organisasi, kan percuma saja

kami kan membentuk struktur itu untuk nantinya kami bisa saling jujur dan

mempercayai terhadap apa yang telah diamanatkan kepada masing-masing.22

Rasa percaya dan jujur memang harus dijalankan secara bersamaan karena

salah satu faktor sukses dalam menjalankan sebuah organisasi adalah dengan adanya

rasa percaya dan kejujuran bukan hanya milik atasan atau bawahan saja, melainkan

milik kedua-duanya.

Rasa kepercayaan ini bukan berarti atasan melepas kontrol begitu saja, namun

dilakukan secara demokratis yaitu gaya kepemimpinan dengan memberikan

22

Wawancara pribadi dengan Nurlaela Budi Ningsih, kepala sekolah dan guru, jakarta, Sabtu, 9

Maret 2013 pukul 14.00, Yayasan Khadijah Aisyah

Page 71: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

62

kesempatan kepada anggota (bawahannya) untuk mengembangkan kemampuannya

dan melaksanakan cara yang dikehendaki para bawahannya namun atasan tetap

memberikan arahan dan kontrol pada bawahan.

3. Keterbukaan

Selain beberapa faktor diatas ( kepercayaan dan kejujuran) maka ada satu hal

lagi yang harus menjadi perhatian anggota organisasi yaitu sifat keterbukaan karena

untuk melancarkan jalannya tugas atau masalah yang ada dalam organisasi maka

semua harus memiliki sifat terbuka, atasan hendaknya terbuka dengan bawahan,

begitu pula sebaliknya, karena rasa terbuka akan menumpuk rasa kekeluargaan yang

tinggi dalam organisasi.

Yang dimaksud dengan keterbukaan komunikasi Atasan terhadap bawahan

adalah anggota organisasi Relative mudah menperoleh informasi yang berhubungan

dengan tugas mereka, organisasi dan rencana-rencana organisasi. Terkecuali

informasi mengenai hal-hal yang bersifat pribadi.

Atasan dalam mendengarkan saran-saran atau laporan-laporan masalah yang

dikemukakan oleh bawahan dalam organisasi. Informasi dari bawahan dipandang

cukup penting untuk dilaksanakan jika tidak berlawanan dengan tujuan organisasi

semua guru dapat memperoleh informasi dengan sangat mudah. Jika ada intruksi

yang kurang jelas guru bisa menanyakan kembali kepada pimpinan sampai jelas atau

Page 72: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

63

benar-benar paham, dengan demikian informasi yang dibutuhkan sangat mudah

diperoleh.23

Keterbukaan sangat dibutuhkan atasan terhadap bawahan begitu juga

bawahan terhadap atasannya misalnya ketebukaan mengenai subsidi dari PT korma

jaya akan dihentikan . karena gaji guru sebagian bersumber dari subsidi tersebut.

Keterbukaan adalah salah satu cara untuk meningkatkan rasa empati,

sehingga anggota organisasi saling memperlihatkan perhatian dan pengertian

terhadap anggota lainnya. Kedekatan yang terjalin antara anggota organisasi tentulah

berawal dari rasa keterbukaan yang akan mempererat rasa persaudaraan . keterbukaan

bisa dilakukan melalui berkomunikasi baik itu komunikasi formal maupun informal.

Melalui komunikasi informal inilah biasanya anggota organisasi mengawali sifat

keterbukaannya, karena tentunya suasana yang cenderung rileks, berbeda dengan

komunikasi formal misalnya seperti rapat, biasanya anggota organisasi enggan untuk

mengatakan apa yang ada dalam pikirannya.

Melihat hal semacam ini atasan harus mampu berbaur dengan bawahannya dan

berkomunikasi antarpribadi bukan hanya mengenai masalah pekerjaan namun bisa

juga membicarakan kehidupan pribadi masing-masing.” Kalau berbicara diluar

konteks kerjaan pasti pernah, itu namanya informal. Menurut saya melalui

komunikasi informal itulah saya dapat mengetahui siapa dan bagaimana guru itu.

23

Wawancara pribadi dengan Dwi, guru sentra persiapan , jakarta, s abtu 27 april

2013pukul 13.00, Yayasan Khadijah Aisyah

Page 73: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

64

Lagi pula gak seharusnya yang kita bicarakan itu terus-menerus kerjaan kan bisa

bosen kalo begitu”.24

4. Tujuan kinerja tinggi

Tujuan kinerja harus dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota

organisasi, atasan harus memberikan informasi yang mengenai tugas pekerjaan

bawahannya agar tidak terjadi kesalahan di kemudian hari, hal ini dilakukan agar

tercapainya tujuan visi dan misi organisasi tersebut. Tujuan dari organisasi harus

menjadi acuan karyawan dalam bekerja, karena dengan adanya tujuan tersebut dapat

menjadi cambuk semangat bagi anggota organisasi. Di yayasan wakaf Khadijah

Aisyah setiap guru diberikan pedoman mengajar agar mereka dapat melihat sampai

mana batasan-batasan bahan ajar yang harus disampaikan kepada siswa, dan agar

guru dapat bekerja dengan baik.” Kejelasan mengenai pekerjaan guru saya rasa cukup

jelas, setiap awal tahun ajaran biasanya kita akan mengikuti rapat yang di pimpin oleh

kepala sekolah mengenai hak dan kewajiban juga tanggung jawab sebagai guru dan

pemegang bidang-bidang tertentu”.25

Di yayasan wakaf khadijah aisyah kejelasan informasi mengenai pekerjaan di

dapat dari buku pedoman yang didapatkan dari sekolah, dan jika ada suatu hal yang

24

Wawancara pribadi dengan Nurlaela Budi Ningsih, kepala sekolah , jakart & guru, jum’at

,22 Maret pukul 13.00, Yayasan Khadijah Aisyah 25

Wawancara pribadi dengan Dwi Sulastri, guru sentra persiapan, yayasan wakaf khadijah

aisyah, senin, 15 April 2013.

Page 74: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

65

dianggap kurang jelas maka guru bisa bertanya kepada koordinator yang

bersangkutan atau bertanya langsung kepada kepala sekolah.

Tujuan yayasan harus menjadi acuan karyawan dalam bekerja, karena tujuan

tersebut menjadi semangat untuk bekerja semaksimal mungkin untuk menggapai

tujuan bersama. Kinerja karyawan juga ditentukan oleh atasannya. Jika atasannya

dapat memberikan pengarahan dengan benar, tidak selalu menekan dan bersikap

kasar, dengan sendirinya bawahan akan menjalankanpekerjaanya dengan baik.

Atasan setidaknya harus memahami arti kepemimpinan, karena dengan begitu

atasan tidak akan bertindak sewenang-wenang dengan bawahannya.atasan dan

bawahan harus bisa bekerja sama dengan baik.karena atasan tanpa bawahan yang

loyal maka dapat dipastikan perusahaan tidak akan berjalan lancar.

Page 75: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pola Komunikasi yang terjadi di Yayasan wakaf Khadijah Aisyah adalah

komunikasi vertikal, yaitu komunikasi yang dilakukan oleh atasan terhadap

bawahan dan sebaliknya dari bawahan kepada atasan.

2. Pola pengambilan keputusan dalam komunikasi organisasi di yayasan wakaf

Khadijah Aisyah bersifat demokrasi karena pimpinan( kepala sekolah) memberikan

ruang untuk bawahan (guru) untuk turut serta dalam membuat keputusan, sehingga

keputusan bukan untuk pimpinan semata namun milik anggota organisasi

bersama.karena adanya keterbukaan dalam komunikasi, adanya kesepakatan

bersama dalam memutuskan hasil rapat dan tidak adanya hirarki kepemimpinan

dalam putusan hasil rapat, pegawai atau anggota organisasi dapat mengutarakan dan

menyampaikan isi pikiran mereka tanpa memandang berbicara dengan atasan

ataupun bawahan.mudah memperoleh informasi, terciptanya hubungan yang

harmonis di antara para anggota organisasi, atasan selalu mendengarkansaran atau

laporan-laporan masalah yang dikemukakan oleh bawahan dan adanya perhatian

terhadap kesejahteraan anggota organisasi.

Page 76: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

67

B. Saran

1. Diharapkan dengan adanya penelitian di yayasan wakaf Khadijah Aisyah ini

mengenai pola komunikasi organisasi, anggota organisasi mampu mengutarakan

ide/gagasan untuk kemajuan yayasan.

2. Disarankan agar yayasan wakaf Khadijah Aisyah menyediakan ruangan khusus

untuk para guru menyampaikan informasi, dan menyediakan sarana berupa

kotak saran sebagai media untuk para guru lebih mengutarakan isi pikirannya

juga dapat menampung saran dan kritik dari guru yang kurang memiliki

keberanian untuk menyampaikan langsung apa yang ada dalam pikirannya,

karena tidaksemua guru berani berbicara langsung terhadap atasan.

3. Untuk Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya

Fakukltas ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi, agar menyeimbangkan antara

teori dan praktek, terutama yang berkaitan dengan komunikasi. Dan akan lebih

baik lagi diadakannya praktek kerja lapangan guna menerapkan ilmu yang telah

digali dibangku kuliah dan agar mahasiswa memiliki bekal pengalaman kerja.

Page 77: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

DAFTAR PUSTAKA

Arni, Muhammad, komunikasi organisasi,Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. Ke-8,

2007

Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana prenada media

group,2007.

Canaga, Hafied, pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada,2008

Cevich, Ivan John M, konopaske Robert,Michael T.Matteson, perilaku dan

managemen Organisasi, Jakarta:Erlangga,2005.

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Hadari, nawawi, Instrumen Penelitian Bidang Sosial Yogyakarta : Gajah

MadaUniversity Press, 1992

Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT.Raja Grafindo

Persada,

Kast Fremont E. dan Rosenzweig James E. , Organisasi dan manajemen, (Jakarta:

Bumi Aksara, 1995)

Masmuh, Abdullah, Komunikasi Organisasi, Malang:UMM Press, 2008.

Moleong, Lexy. M.A. Metodologi Penelitian , Bandung:PT. Remaja

Rosdakarya,2004.

Ngalih, purwanto A. , Administrasi dan supervise pendidikan, Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya

R. pace Wayne and Faules Don F, Komunikasi Organisasi Strategi meningkatkan

kinerja Perusahaan, PT.Remaja Rosda Karya, Cet.ke-6,2006.

Robbins, Stephen p., perilaku organisasi, Jakarta: PT.prenhallindo,Edisi Bahasa

Indonesia, 1996.

Soemira,t Soleh dkk, Komunikasi organisasional, Jakarta: Universitas

terebuka,2000.

Uchyana, Onong, Human relation dan public relations dalam management,

Bandung: CV.Mandar maju, 1989

Page 78: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

______Ilmu Komunikasi teori dan Praktek , Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,

cet.ke6,2002.

Widjaja, A. w, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta; Bumi

Aksara,1997), Cet. Ke-3

Winardi, Kepemimpinan dalam manajemen, (bandung: rineka cipta,1990)

Page 79: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah
Page 80: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah
Page 81: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah
Page 82: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah
Page 83: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

BERITA WAWANCARA

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI ANTARA PIMPINAN DAN BAWAHAN DI

YAYASAN WAKAF KHADIJAH AISYAH

Oleh: Ririn Gustiawati

NIM: 107051002851

Responden : Nurlaela Budi Ningsih.S.Aq

Jabatan : Kepala Sekolah

Koresponden : Ririn Gustiawati

Waktu : sabtu, 9 maret 2013, pukul 13.00

Tempat : Yayasan Wakaf Khadijah Aisyah

T. Apakah anda memiliki kepercayaan yang tinggi kepada bawahan?

J. tidak percaya sepenuhnya, oleh karena itu diadakan monitoring maupun evaluasi setiap

minggunya.

T. Apakah ketika pengambilan keputusan dalam rapat adanya kesepakatan bersama atau

adanya hirarki pimpinan?

J. ia ada, dalam keputusan rapat adanya kesepakatan bersama, buat apa ada rapat kalau toh

keputusan ditentukan oleh pimpinan

T. Apakah ada ruang komunikasi yang tersedia bagi seluruh pegawai untuk berkonsultasi

dalam proses pengambilan keputusan dan penetapan tujuan organisasi?

J. Ada di ruangan saya.

Page 84: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

T. Biasanya Hal apa yang mereka sampaikan?

J. ya biasanya guru- guru menyampaikan tentang Rancangan Kegiatan Harian.

T. Bagaimana Hubungan Antar Guru?

J. ya yang saya silat mereka cukup solid, terlihat dari keseharian antar guru

T. berapa kali dalam sebulan pertemuan / rapat dengan guru diadakan?

J. biasanya sebulan 4 kali. Diadakan setiap hari jum’at di mulai dari jam 11.30 sampai

12.30

T. Hal apa saja yang dibahas dalam rapat?

J. biasanya mengevalusi kegiatan yang sudah dilaksanakan seminggu yang lalu, dan

membahas Rancangan kegiatan harian (RKH)

T. Apakah dalam pertemuan rapat guru bisa menyampaikan ide/ gagasannya secara

terbuka?

J. penyampaian idea tau masukan bisa dilakukan guru ketika rapat atau diluar pertemuan,

kami semua terbuka dengan ide atau segala masukan dari dewan guru, ya kalau ide

memang baik ya kita ambil.

T. Apakah Anda menerima setiap masukan dari guru?

J. ya semua masukan yang baik pasti saya tampung karena itu semua untuk kebaikan

bersama. Sebaiknya memang harus disampaikan jadi jangan ad aide yang dipendam

sendiri, kalau bisa hal-hal yang baik harus di sampaikan ke yanglain.

Page 85: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

T. bagaimana cara pengambilan keputusan ketika rapat?

J. semua guru dipersilahkan untuk memberikan masukannya dan untuk kami tampung

terlebih dahulu, kemudian dari beberapa masukan tersebut kita ambil dengan cara

voting, suara terbanyak maka itu yang terpilih. Tapi jika untuk masalah yang tergolong

besar terkadang saya hanya meminta pendapat dari beberapa guru saja.

T. Bagaimana Atasan berkomunikasi dengan guru?

J. saya kalau ada hal yang mau dibicarakan dengan guru mengenai sekolah, ya saya

panggil keruangan kepala sekolah, atau saya hampiri keruangannya.

T. kalau pembicaraan diluar kerjaan pernah ngak bu?

J. pernah, menurut saya melalui komunikasi itulah saya dapat mengetahui siapa dan

bagaimana guru tersebut.

T. Apakah ada kendala dalam berkomunikasi dengan guru?

J. kendala yang saya hadapi terkadang guru tidak bisa menjalankan konsekuensi yang telah

kita tetapkan . seperti masih ada guru yang terlambat datang

T. Apakah guru bebas menyampaikan pesan kepada atasan?

J. bebas, karena jika ada hala yang ingin mereka sampaikan tapi menyangkut hal sekolah

dan kemudian mereka merasa ngak enak atau apalah dan pesan tersebut tidak sampai

pada saya karena mungkin rasa canggung tadi ya saya gak akan tau apa yangsedang

terjadi dan akhirnya timbullah masalah disekolah.

Page 86: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

T. Apakah informasi yang disampaikan oleh guru dipandang cukup penting oleh anda

untuk dilaksanakan?

J. Bagi saya setiap Informasi yang dewan guru sampaikan sangat penting, baik untuk

dilaksanakan maupun untuk disimpan,

T. Apakah ada ruangan khusus yang tersedia bagi guru untuk berkonsultasi dalam proses

pengambilan keputusan.

J. tidak kami tidak mempunyai ruangan khusus, yang kami punya hanya ruang kantor,

disitulah para guru dapat berkonsultasi.

T. apakah para guru menunjukan komitmen kerja tinggi?

J. secara mayoritas iya, kenyataan dilapangan, kadang masih ada yang tidak

komitmen.masalah pribadi menjadi permasalahan karena bisa mengalahkan komitmen.

T. Apakah semua guru relative mudah memperoleh informasi?

J. gampang, karena jika sulit justru akan menghambat perkembangan yayasan khususnya

Raudhatul athfal (taman kanak-kanak)

T. sarana apa saja yang digunakan dalam menyampaikan informasi atau intruksi kepada

pegawai?

J. kita memakai sarana telephone, sms dan surat.

T. Apakah ada perhatian serius kepada kesejahteraan semua pegawai?

Page 87: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

J. ada, dengan adanya perhatian mengenai kesejahteraan justru akan memotivasi kerja

karyawan.

T. Apakah kesejahteraan dianggap penting bagi manajemen seperti pentingnya tujuan

organisasi berkinerja tinggi?

J. sangat dianggap penting, bukan hanya materi saja, refreshing dan reward

Kepala Sekolah

Nurlaela budi ningsih S.Aq

Page 88: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

Responden : Wijiati

Jabatan : guru sentra balok

Hari sabtu tanggal : 16 maret 2013 jam 13.00

T. Apakah Anda memilki kepercayaan kepada Atasan Anda?

J. iya, harus punya, kalau ngak percaya buat apa masih bekerja disini.

T. Apakah ketika pengambilan dalam rapat adanya kesepakatan bersama atau adanya

otoritas dari Atasan?

J. Adanya Keputusan. Hasilnya baru ditetapkan oleh pimpinan.

T. Apakah ada ruang komunikasi yang tersedia bagi seluruh pegawai untuk berkonsultasi

dalam proses pengambilan keputusan dan penetapan tujuan organisasi?

J. Ada, di ruang Kepala Sekolah.

T. Bagaimana bila Informasi atau intruksi yang kurang jelas?

J. biasanya , bertanya lagi kepada yang memberikan informasi.

T Bagaimana Hubungan Antar Pegawai?

J. baik, kekeluargaannya cukup tinggi

T. Apakah Anda memiliki wewenang untuk mengeluarkan kebijakan?

J. gak, kan wewenang ada di kepala sekolah kita sebagai pegawai hanya ikut berpendapat,

Page 89: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

T. Untuk berkomunikasi dengan atasan terbuka tidak bu? Misalnya menyampaikan kritik,

dan lain-lain?

J. berkomunikasi dengan atasan cukup terbuka contohnya dalam rapat yang diadakan

seminggu sekali kita bisa menyampaikan ide baru juga bisa langsung kita sampaikan

tanpa harus menunggu rapat terlebih dahulu.

T. jika ada masalah ataub keluh kesah terbuka tidak ke atasan?

J. adakalanya terbuka adakalanya tidak tergantung situasi

T. bagaimana suasana kerja di yayasan bu?

J. menyenangkan, hubungan sesame guru serta atasan cukup baik.

T. Bagaimana Komunikasi Anda Dengan Atasan?

J. lumayan baik.

T Apakah Ide/ gagasan anda diterima baik oleh Kepala Sekolah?

J. setiap kali rapat kalau saya memiliki ide pasti saya sampaikan, dan Alhamdulillah ibu

menerima dan menampung ide tersebut, kalau di anggap baik pasti dilaksanakan.

T. Apakah Kepala sekolah Bersedia mendengar Keluhan Anda?

J. ibu selalu bersedia mendengarkan masalah yang saya hadapi selama mengajar.

T. Apakah ketika pengambilan Rapat Adanya Kesepakatan Bersama?

Page 90: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

J kesepakatan bersama itu harus dan perlu dan disini selalu melakukan itu, karena

keputusan yang akan diambil untuk kepentingan bersama.

T. Dukungan seperti apa yang diberikan kepala sekolah kepada guru?

J. dukungan dari kepala sekolah itu banyak yang terutama yang ketahui untuk menunjang

kinerja guru, seperti mengadakan pelatihan-pelatihan untuk guru, jadi nanti guru tidak

terpaku dengan apa yang diaketahui.

T. terkadang kita sungkan untuk memberikan saran atau kritik ke atasan gimana tuh bu?

J. mungkin kalau sendiri / perorangan kita agak sungkan, kalau terjadi seperti itu biasanya,

kita bicarakan ke guru-guru yang lain permasalahan yang adablalu kita sampaikan ke

atasan.

Guru sentra balok

Wijiati

Page 91: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

Responden : Sunarningsih

Jabatan : guru sentra seni

Hari sabtu tanggal : 13 April 2013 jam 09.00

T. Bagaimana suasana kerja di yayasan bu?

J. suasana cukup baik, menyenangkan dan lingkungan di sekeliling yayasan juga cukup

mendukung

T. Apakah Anda memilki kepercayaan kepada Atasan Anda?

J. kita sich percaya aja kepada atasan

T. Apakah ketika pengambilan dalam rapat adanya kesepakatan bersama atau adanya

otoritas dari Atasan?

J. Oh ia tentu, kami kan ketika rapat yang bentuknya adalah musyawarah jadi harus ada

keputusan dan kesepakatan bersama, biasanya kita dengan memnggunkan suara

terbanyak.

T . Apakah ada ruang komunikasi yang tersedia bagi seluruh pegawai untuk berkonsultasi

dalam proses pengambilan keputusan dan penetapan tujuan organisasi?

T. Bagaimana bila Informasi atau intruksi yang kurang jelas?

J. biasanya saya tanyakan ke guru yang lain, kalo belum jelas juga saya menanyakan

langsung ke kepala sekolah.

T Bagaimana Hubungan Antar Pegawai?

Page 92: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

J. hubungan antar pegawai sangat baik, udah seperti keluarga sendiri.

T. Apakah Anda memiliki wewenang untuk mengeluarkan kebijakan?

J. soal wewenang ya kita tidak memilikinya, ya kita hanya menyampaikan pendapat saja.

T. Bagaimana Komunikasi Anda Dengan Atasan?

J. baik, tidak ada hambatan. Selama ini atasan selalu mudah diajak berkomunikasi.

T Apakah Ide/ gagasan anda diterima baik oleh Kepala Sekolah?

J. sangat di terima dengan baik, pi kalo berupa kritik biasanya kita bicarakan dulu dengan

guru yang lain.

T. terkadang kita sungkan untuk memberikan saran atau kritik ke atasan, gimana tuh bu?

J. terkadang memang sungkan sih memberikan saran atau kritik tapi kami mencoba

mendiskusikannya kepada rekan kerja, dan apabila ada kesempatan yang pas

pada saat diskusi dengan atasan kami suka menyampaikan saran kritik tersebut.

T. Apakah ketika pengambilan Rapat Adanya Kesepakatan Bersama?

J. ada kesepakatan bersama karena rapat bentuknya musyawarah.

T. Dukungan seperti apa yang diberikan kepala sekolah kepada guru?

J. dukungan dari kepala sekolah, yaitu dengan memberikan pelatihan, atau di ajak ke

seminar- seminar yang menambah pengetahuan guru.

Page 93: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

T. Apakah pegawai dalam organisasi menunjukan komitmen terhadap tujuan

berkinerja kerja?

J. ia, tapi ada karyawan yang menunjukan komitmen kerja kurang seperti dating

telat.

Guru sentra seni

Sunarningsih

Page 94: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

Responden : Dwi sulastri

Jabatan : guru sentra persiapan

Hari sabtu tanggal : 6 April 2013

T. menurut anda bagaimana suasana kerja di tempat ini?

J. Suasana kerja kekeluargaan, guru yang satu dengan yang lain bisa bekerja sama dengan

baik.

T. bagaimana anda menyampaikan informasi yang berkaitan dengan kepala sekolah?

J. Menyampaikan informasi saya lebih sering langsung menghadap ke ruangannya, tapi

kadang mendiskusikan dulu sama guru yang lain.

T. Bagaimana komunikasi dengan atasan?

J. lumayan baik

T. Apakah kepala sekolah bersedia mendengar keluhan anda?

J. ya sampai sekarang, bu bisa mendengarkan keluhan walapun ya solusi, ngak langsung

diberikan.

T. Apakah atasan anda menerima saran dan kritik?

J. menerima aja sih dan kalau bisa janga Cuma menerima aja kalau bisa diusahakan atau

dirubah kearah yang lebih baik.

Page 95: Pola Komunikasi antara Pimpinan dan Staf Di yayasan wakaf ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28141/1/RIRIN... · Segenap pengurus dan pegawai Yayasan Wakaf Khadijah

T. Berapa kali pertemuan rapat diadakan?

J. seminggu sekali yaitu pada hari jum’at.

T. Bagaimana komunikasi anda dengan atasan?

J. cukup baik.

T. Apakah ada ruangan yang tersedia bagi seluruh karyawan untuk berkonsultasi dalam

proses pengambilan keputusan dan penetapan tujuan organisasi?

J. ruangan untuk berkomunikasi ada.

Guru sentra persiapan

Dwi sulastri