Pola kerja Public Relation di Zaman Teknologi Informasi

23

Click here to load reader

Transcript of Pola kerja Public Relation di Zaman Teknologi Informasi

Page 1: Pola kerja Public Relation di Zaman Teknologi Informasi

Pola kerja Public Relation di Zaman Teknologi Informasi

Public Relations (PR) adalah sebuah profesi yang sudah terbangun berpuluh-puluh tahun

lalu. Imu ke-PR-an sudah tertata begitu bagus dan mapan, serta diajarkan di berbagai Perguruan

Tinggi, baik di Jurusan Komunikasi, maupun di sekolah-sekolah khusus ke-PR-an seperti

London School of Public Relation. British Institute of Public Relations melihat fungsi public

relations sebagai upaya yang mantap, berencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan 

membina pengertian bersama antara organisasi dan publiknya.

Berikut pengertian /definisi humas menurut beberapa pendapat :

•Menurut Majalah Public Relations News, Humas adalah: fungsi manajemen yang menilai sikap

masyarakat, mengidentifikasi karsa dan perilaku individu ataupun suatu organisasi terhadap

kepentingan umum, untuk kemudian merencanakan dan melaksanakan program aksi untuk

mendapatkan pengertian dari masyarakat dengan tujuan agar diterima masyarakat.

•Menurut The International Public Relations Assosiation, Humas adalah fungsi manajemen yang

berkelanjutan dan terarah lewat sebuah organisasi dan lembaga umum maupun pribadi, berusaha

memenangkan dan mempertahankan pengertian, simpati, dan dukungan orang-orang yang

mereka inginkan dengan menilai pendapat umum di sekitar mereka sendiri, guna mencapai

kerjasama yang lebih produktif dan lebih effisien untuk memenuhi kepentingan bersama, dengan

suatu informasi yang direncanakan dan disebarluaskan.

•Menurut The British Institute of Public Relations, humas adalah : suatu usaha yang sengaja

dilakukan, direncanakan secara terus  menerus untuk menciptakan dan memelihara saling

pengertian antara sutu organisasi dengan masyarakatnya.

Page 2: Pola kerja Public Relation di Zaman Teknologi Informasi

•Profesi Humas adalah pekerjaan yang terdiri dari semua bentuk organisasi yang terencana, baik

ke dalam maupun keluar antara sebuah organisasi dan publiknya untuk mencapai tujuan khusus

mengenai pengertian bersama (Frank Jeffkins pakar humas dari inggris).

• Humas adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam

rangka mendukung fungsi dan tujuan manejemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama

dan pemenuhan kepentingan bersama (Dr. Rex Harlow).

Eksistensi humas sebagai pelembagaan kegiatan komunikasi dalam organisasi justru

untuk menunjang upaya manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan

untuk mencapai suatu tujuan dalam teori manajemen disebutkan harus melalui tahap-tahap yang

salah satu diantaranya adalah perencanaan. Perencanaan adalah menetapkan tujuan dan tindakan-

tindakan untuk mencapai tujuan. Dalam menyusun sebuah rencana diperlukan kemampuan

meramalkan dan menvisualisasikannya. Pentingnya kemampuan meramalkan, karena dengan

imajinasi dapat diperkirakan hambatan-hambatan yang mungkin akan dijumpai. Dengan

demikian dalam pelaksanaannya kelak dapat diambil tindakan dengan segera, apabila ternyata

membentuk rintangan. Sedangkan pentingnya kemampuan memvisualisasikan suatu rencana,

karena memungkinkan siapa saja dapat melihat dan menghayati dengan cepat apa yang harus

dilakukan untuk melaksanakan rencana yang disusun itu guna mencapai tujuan yang ditetapkan.

Dengan demikian sebuah perencanaan bagi humas sangat penting karena perencanaan pula lunas

akan dapat menentukan aktivitas menetapkan tujuan dan tindakan-tindakan (Onong Uchajana

Effendy; 1992:134

Secara lebih spesifik, Pedro E Teodhore menyebut tujuan komunikasi melalui public

relations adalah menciptakan iklim dan pendapat umum yang menguntungkan  lembaga. Untuk

mencapai tujuan tersebut perlu tercipta harmoni antara lembaga dengan lingkungannya. Public

Relations yang diterjemahkan menjadi hubungan masyarakat (humas) mempunyai dua

pengertian.

Pertama, humas dalam artian sebagai teknik komunikasi atau technique of

communication dan kedua, humas sebagai metode komunikasi atau method of communication

Page 3: Pola kerja Public Relation di Zaman Teknologi Informasi

(Abdurrahman, 1993: 10). Konsep Public Relations sebenarnya berkenaan dengan kegiatan

penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan

muncul perubahan yang berdampak (lihat Jefkins, 2004: 2). Public Relations menyangkut suatu

bentuk komunikasi yang berlaku untuk semua organisasi (non profit – komersial, publik- privat,

pemerintah – swasta). Artinya Public Relations jauh lebih luas ketimbang pemasaran dan

periklanan atau propaganda, dan telah lebih awal.

Dewasa ini, Public Relations harus berhadapan dengan fakta yang sebenarnya, terlepas

dari apakah fakta itu buruk, baik, atau tanpa pengaruh yang jelas. Karena itu, staff Public

Relations dituntut mampu menjadikan orang-orang lain memahami suatu pesan, demi menjaga

reputasi atau citra lembaga yang diwakilinya.

Dari beragam aktivitas public relations, sesungguhnya dapat dicermati atau dibedakan

kedalam dua kelompok peran atau fungsi, teknisi dan manajerial. Peran teknisi lebih

menekankan pada aspek-aspek praktis public relations, sedangkan peran manajerial menunjukan

kemampuan dan independensi praktisi public relations dalam mengelola aktivitas manajerial

public relations. Pengklasifikasian peran public relations pertama kali dilakukan oleh Glen M.

Broom dan G.D. Smith pada tahun 1979, kemudian dikembangkan oleh para peneliti public

relations.

Klasifikasi peran public relations dapat dilihat pada bagan dibawah ini :

1. Communication Technician Role (Peran Teknisi Komunikasi)

Praktisi public relations dalam bidang ini biasanya ditekankan pada komunikasi jurnalistik,

maksudnya adalah mengenai kemampuan menulis, pengeditan, produksi audio visual, grafis dan

produksi pesan yang digunakan dalam melaksanakan program public relations. Beberapa

contohnya adalah; menulis press release, feature, newsletter, pengembangan isi web organisasi,

dan menangani kontak media. Dalam hal ini, praktisi public relations tidak terlibat dalam

pengambilan keputusan organisasi. Pihak manajemen atau koalisi dominan dalam organisasi

membuat keputusan-keputusan strategis dan merancang aksi komunikasi yang ditujukan pada

public organisasi. Praktisi public relations dalam peran ini, hanya melaksanakan keputusan

pimpinan dan tidak melakukan penelitian untuk merencanakan atau mengevaluasi kerja mereka.

Praktisi public relations lebih memegang peranan penting dalam organisasi yang mengutamakan

Page 4: Pola kerja Public Relation di Zaman Teknologi Informasi

informasi publik, atau hubungan media.

2. Communication Manager Role (Peran Manajer Komunikasi)

Praktisi public relations secara sistematis merencanakan dan mengatur program public relations

sebuah organisasi, memberi masukan pada manajeman atau koalisi dominan dalam sebuah

perusahaan, dan membuat kebijakan, khususnya dlam bidang komunikasi. Para praktisi public

relations secara langsung terlibat dalam semua unsur pembuatan kebijaksanaan public relations

dan secara berkesinambungan mengadakan penelitian atau melakukan evaluasi kerja. Pihak

manajemen memberikan wewenang bagi praktisi public relations untuk mengelola secara

independen segala kegiatan yang berhubungan dengan fungsi kehumasan. Peran Manajer

Komunikasi atau “Communication Manager Role”.

Communication manager role terdiri dari 3 (tiga) sub peran :

1) Expert Prescriber, manajer public relations bisa jadi berfungsi sebagai “ahli” dalam

mendefinisikan masalah public reltions, merencanakan, membuat program dan

bertanggungjawab atas program tersebut. Praktisi public relations dikenal sebagai informed

practioner. Pihak manajemen bergantung sepenuhnya (secara pasif) kepada praktisi untuk

mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi oleh suatu organisasi dan memberikan solusi

terbaik dengan mempertimbangkan faktor yang berhubungan dengan organisasi yang

bersangkutan.

2) Communication facilitator, praktisi public relations berperan sebagai ‘perantara ‘ yang

mempunyai tugas untuk menjaga kualitas dan kuantitas alur komunikasi dua arah antara

organisasi dengan publiknya. Dalam peranannya ini, praktisi public relations berfungsi sebagai

liaison, interpreter, dan mediator yang bertujuan untuk menghilangkan hambatan komunikasi.

Tujuannya adalah untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen dan

publik organisasi atau perusahaan, dalam upaya pengambilan keputusan yang akan memberikan

keuntungan bagi keduanya. Dalam peranan sebagai media komunikasi organisasi atau

perusahaan, praktisi komunikasi bertindak sebagai sumber informasi dan kontak resmi anatara

organisasi dengan publiknya. Praktisi public relations juga bertugas mengelola interaksi,

menentukan agenda diskusi, meringkas dan menyatakan kembali (mengelola) pandangan

berbagai pihak, menyerap tanggapan-tanggapan, dan membantu publik menganalisa dan

Page 5: Pola kerja Public Relation di Zaman Teknologi Informasi

mengoreksi kondisi yang menghambat hubungan komunikasi. Aktifitas ini berdasarkan asumsi

bahwa komunikasi dua arah yang efektif akan meningkatkan kualitas keputusan organisasi yang

berhubungan dengan kebijakan, prosedur, dan tindakan untuk kepentingan bersama.

3) Problem-solving process facilitator, praktisi public relations membantu pihak manajemen

organisasi untuk mencari solusi dari masalah komunikasi dan relasi organisasi. Peran ini

melibatkan anggota dari bidang atau departerment lain dalam perusahaan atau klien organisasi

jika fasilitator bekerja untuk sebuah biro public relations, dan membantu merencanakan dan

melaksanakan secara rasional program public relations. Peran problem-solving process facilitator

berbeda dengan peran expert prescriber. Pada peran expert presciber, keterlibatan manajemen

bersifat pasif, sedangkan peran problem-solving process facilitator bekerja sama dengan pihak

manajemen secara hati-hati untuk menyelesaikan masalah secara bertahap. Upaya untuk

melibatkan seluruh anggota koalisi dominan dalam menyelesaikan masalah organisasi mungkin

akan menghabiskan waktu. Meskipun demikian, untuk jangka panjang cara penyelesaian dengan

melibatkan pihak manajemen akan lebih baik, karena mereka akan memiliki komitmen dengan

program yang telah ditetapkan. Peran ini sangat penting dalam organisasi yang mempraktekan

model komunikasi dua arah (two way symmetric model).

Idealnya peran teknisi dan manajerial ini harus ada dalam kegiatan public relations

sebuah organisasi. Peran yang dijalankan oleh praktisi public relations tidak lepas dari

wewenang yang diberikan oleh pihak manajemen organisasi. Manajemen menyadari arti penting

keberadaan public relations dalam perusahaan akan memberikan wewenang atau otonomi bagi

praktisi public relations untuk menjalankan kegiatan public relations dalam perusahaan. Dalam

hal ini, praktisi public relations dapat menjalankan peran communication manager yang mana

kebebasan menentukan strategi dan model public relations yang diterapkan diharapkan dapat

membantu peningkatan citra dan pencapaian objektif perusahaan.

Pihak manajemen tidak akan turut campur dalam pembuatan kebijakan public relations.

Praktisi public relations bahkan bisa memberikan masukan yang berguna pada tingkat

pengambilan keputusan perusahaan. Sebagai konsekuensi, semua kegiatan yang dilakukan oleh

praktisi public relations harus dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak manajemen

Page 6: Pola kerja Public Relation di Zaman Teknologi Informasi

perusahaan. Adakalanya praktisi public relations menerapkan beberapa peran sekaligus dalam

menghadapi suatu masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan.

Manajer public relations merupakan bagian dari manajemen organisasi. Peran ini

membutuhkan keahlian riset, minat pada pemikiran strategis, dan tendensi untuk berfikir dari

segi hasil atau dampak dari aktivitas public relations. Praktisi dalam peran manajer public

relations tidak membatasi taktik mereka hanya pada komunikasi. Mereka menggunakan scanning

lingkungan dan Inteligen organisasi, negosiasi dan pembentukan koalisi, manajemen isu,

evaluasi program, dan konseling manajemen sebagai alat-alat public relations. Akuntabilitas dan

partisipasi dalam manajemen organisasi membuat para praktisi ini menerima gaji besar yang

berbanding lurus dengan tingkat kesibukan dan kadar stress yang mungkin dihadapi. Akan tetapi

riset yang dilakukan kepada 321 organisasi di Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris menemukan

bahwa ciri-ciri public relations yang baik adalah sejauh mana eksekutif public relations sebuah

organisasi mampu melaksanakan peran manajer diatas peran teknisi

Dari beberapa literatur yang saya baca, seorang Public Relation yang baik setidaknya

harus memiliki kemampuan-kemampuan berikut ini :

Komunikasi

Ini kemampuan wajib yang paling utama dimiliki oleh seorang Public Relation dalam

suatu organisasi,perusahaan maupun pemerintahan. Baik berupa komunikasi lisan maupun

komunikasi tulisan. Komunikasi lisan jelas amat diperlukan ketika menghadapi public internal

atau eksternal dari tempat seorang public relation bekerja. Komunikasi lisan yang baik akan

berdampak pada penyampaian informasi yang disampaikan akan dimengerti oleh publik sasaran

dengan baik serta maksud dan tujuan yang disampaikan oleh si public relation itu tersampaikan.

Komunikasi tulisan yaitu bagaimana seorang public relation mampu menulis sebuah berita atau

informasi yang akan disampaikannya pada public internal maupun eksternal tempat ia bekerja.

Hal ini dapat ia wujudkan dalam bentuk press release, feature, news letter ataupun mengisi

informasi terbaru pada website perusahaan (jika ada). Tapi perlu ditekankan bahwa kompetensi

komunikasi yang dimiliki buka hanya sekedar kemampuan untuk membuat siaran pers dan

berhubungan dengan media. Komunikasi disini adalah kemampuan untuk menulis ala internet

Page 7: Pola kerja Public Relation di Zaman Teknologi Informasi

dengan bahasa yang kasual, sebuah revolusi komunikasi lisan yang ditulis.  Sebuah kemampuan

komunikasi bukan hanya mampu menulis yang baik, tapi mampu berinteraksi dengan konsumen.

Ketrampilan Teknik Kehumasan

Ketrampilan dalam teknik kehumasan ini maksudnya ialah bagaimana seorang public

relation dapat menerapkan teknik – teknik kehumasan pada saat menyampaikan pesan kepada

khalayak agar mudah dimengerti oleh masyarakat sebagai komunikannya.

Pemasaran

Para praktisi Public Relation pada akhirnya juga harus mengerti konsep-konsep

pemasaran. Karena ketika Public Relation harus berhubungan langsung dengan konsumen, maka

ilmunya harus diperluas dengan ilmu pemasaran untuk menarik minat masyarakat tehadapa apa

yang akan disampaikannya. Di era social media saat ini batas sebuah peran Public Relation dan

Marketing semakin kabur. Maka dari itu seorang praktisi Public Relation saat ini juga harus bisa

menganalisis, memahami media apa yang akan di gunakan untuk melakukan suatu pemasaran

produk perusahaan tempat ia bekerja. Misalnya tim public relation dan pemasaran suatu

perusahaan akan menggunakan sarana internet sebagai jalur perkenalan perusahaan mereka.

Mereka mau tak mau harus belajar mengenai tren perilaku konsumen di dunia internet, dan

bagaimana cara mendekati mereka melalui media promosi yang ada di internet.

Kompeten dalam Manajemen issue dan research

Seorang public relation haruslah mengerti bagaimana cara menghadapi dan menanggapi

berbagai issue yang berkembang tentang hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan tempat ia

bekerja. Dan apabila terjadi suatu kejadian yang dapat merusak citra baik perusahaan, maka

sudah pasti peran seorang public relation menjelaskan pada masyarakat luas tentang hal apa

yang terjadi sebenarnya, dan agar tidak melebarnya berita tersebut menjadi sebuah hoax.

Melakukan sebuah riset yang di rasa perlu untuk sebuah perkembangan citra perusahaan dapat

dilakukan oleh public relation, agar dapat mengetahui saat ini hal apa yang di inginkan oleh

masyarakat terhadap perusahaan tempat public relation itu bekerja. Sehingga public relation

dapat menjelaskan kepada public internal perusahaannya agar apa yang di inginkan oleh

masyarakat sebagai public eksternal mereka dapat terpenuhi. Public relation tidak hanya

Page 8: Pola kerja Public Relation di Zaman Teknologi Informasi

berperan sebagai corong perusahaan kepada masyarakat tapi juga bisa sebagai pembuat masalah.

Pembuat masalah di dalam kondisi tertentu misalnya karena di dalam perusahaan tidak ada

terjadi apa-apa, suasana pekerjaan datar-datar saja, maka public relation bisa saja menyebar issue

bahwa dalam waktu dekat perusahaan akan mengadakan pengurangan pekerja, padahal hal

tersebut hanya agar para karyawan bekerja semakin giat lagi. Semua ini dilakukan agar suasana

kerja tidak monoton.

Managerial, Leadership dan ethic

Manajemen dalam public relation berarti, seorang public relation haruslah pandai

mengatur segala kegiatan kehumasannya agar rencana – rencana yang telah disusun dapat

berjalan sesuai urutan. Dan apabila rencana awal yang telah ditetapkan mengalami kendala

bahkan kegagalan, seorang public relation sudah harus memiliki rencana lain sebagai pengganti

tidak berjalannya rencana awal. Dalam menjalankan tugasnya, seorang public relation yang baik

memiliki sikap kepemimpinan yang baik agar dapat memimpin atau mengarahkan tim yang

bekerja sama dengannya agar tercapainya tujuan dari perusahaannya.

Informasi Teknologi dan Keahlian Bahasa

Praktisi Public Relation pada akhirnya harus update dengan teknologi terbaru. Mereka

harus terus mengikuti perkembangan teknologi. Bila sekarang sedang tren Twitter, maka mereka

harus terjun ke dalamnya biar mengerti bagaimana sebenarnya Twitter itu. Apa yang bisa

dilakukan, aplikasi apa saja yang ada di Twitter yang bisa mendukung pekerjaan mereka. Praktisi

Public Relation juga wajib mempelajari Facebook. PR harus mengerti apa beda Profile Page,

Fans Page, Groups, dan Causes di Facebook, termasuk memantau perkembangan yang sangat

pesat. Fans Page Facebook misalnya, terus menerus mengalami perubahan dan perbaikan yang

bermanfaat untuk komunikasi merek. Pada saat yang sama praktisi Public Relation juga perlu

memahami aplikasi Facebook yang juga berkembang sangat cepat. Dengan memahami teknologi

ini, praktisi Public Relation diharapkan memahami implikasi aplikasi baru tersebut terhadap

perusahaan dan merek yang ditangani. Serta memiliki kemampuan berbahasa yang baik, dengan

menggunakan bahasa yang baik dan sopan serta sesuai dengan lingkungan atau keadaan tempat

Page 9: Pola kerja Public Relation di Zaman Teknologi Informasi

public relation berbicara, dapat menarik public agar tertarik terhadap apa yang disampaikan oleh

si public relation tersebut.

Seorang Public Relation harus memiliki kemampuan yang telah disebutkan d atas

( Komunikasi, Ketrampilan teknik kehumasan, Pemasaran, Kompeten dalam manajemen issue

dan research, Managerial, Leadership dan ethic, Informasi teknologi dan keahlian berbahasa )

karena hal itu sangat penting agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Apalagi saat ini

perkembangan berita amatlah pesat seiring dengan berkembangnya teknologi. Dan masyarakat

terutama di perkotaan banyak yang menggunakan internet sebagai sarana mencari informasi

yang mereka inginkan lebih cepat. Untuk hal terakhir pada kemampuan yang harus dimiliki oleh

seorang public relation yaitu kemampuan dalam bidang Informatical Technology atau yang biasa

di singkat IT. Saat ini para praktisi Public Relation mulai mempertimbangkan penggunaan

internet sebagai salah satu cara strategi komunikasi Public Relation (Holtz, 1999). Mereka tidak

punya pilihan lain dan menjadikan internet menjadi bagian dari budaya perusahaan. Melalui

Internet ini pula setiap individu bisa menjadi penerbit, konsumen atau melakukan kampanye

untuk mempengaruhi perilaku konsumen.

Karena biasanya seorang public relation menggunakan cara komunikasi yang tradisional

yaitu misalnya pola komunikasi dari atas ke bawah, pola komunikasi massa atau horizontal. Saat

ini pola – pola tersebut mulai di tinggalkan seiring munculnya teknologi yang bernama internet,

Dari sini lahir istilah cyber Public Relations atau e-Public Relations.

Menurut buku “ Strategi Mengelola Public Organisasi” arti sesungguhnya dari e-PR itu

adalah :

- E yaitu untuk elektronik ( elektronik ). Sejalan dengan perkembangan revolusi

online, demikian juga dengan huruf ‘e’ dalam e-PR sama artinya dengan ‘e’ sebelum

mail dan commerce yang merujuk pada medium electronic ( elektronik ) dunia

internet. E-PR mencakup seluruh aspek internet, meliputi sistem email termasuk juga

World Wide Web.

- P untuk Public ( publik ). Ide untuk memakai kata tunggal publik saat ini telah banyak

dipakai. Ada baiknya anda mempertimbangkan berbagai public atau audien.

Page 10: Pola kerja Public Relation di Zaman Teknologi Informasi

Terutama sekali ketika pokok pembicaraan seputar dunia internet yang

mengakomodasi berbagai pasar dan komunitas mikro.

- R untuk Relation ( hubungan ). Membangun hubungan antara bisnis anda dengan

audien merupakan kunci keberhasilan dalam dunia internet mengingat sifatnya yang

interaktif. Oleh karena itu internet merupakan sarana pembangunan hubungan yang

sangat kuat dalam dunia bisnis.

Kegiatan e-PR ini dilakukan melalui internet misalnya dengan mengirim email karena

email merupakan sarana yang kuat untuk membangun serta meruntuhkan reputasi, karena

melalui email ini informasi dapat kita sampaikan dengan cepat melintasi waktu dan melalui

email pula kita dapat membangun suatu customers service serta membangun merek email.

Kemudian memasang iklan perusahaan d internet, membuat website perusahaan agar bisa terjadi

komunikasi langsung dengan membuka situs perusahaan

e-Public Relation memiliki beberapa keunggulan yaitu :

Komunikasi yang terjadi konstan

Dalam arti internet tidak pernah tidur dengan target audiensnya diseluruh dunia mampu bekerja

24jam non stop.

Respon yang cepat

Internet dapat merespon secara cepat  dengan semua permasalahan dan pertanyaan dari para

prospek dari pelanggan.

Interaktif

Dengan adanya internet para praktisi PR memperoleh feedback dari pelanggan atau pengunjung

website perusahaan. Sedangkan PR konvensional feedbacknya dengan cara tatap muka langsung,

dan berkomunikasi langsung

Biaya hemat

Page 11: Pola kerja Public Relation di Zaman Teknologi Informasi

Dengan adanya  internet ini, praktisi PR dan perusahaan tidak harus mengeluarkan uang banyak,

karena cukup dengan memberikan informasi secara jelas melalui website, semua orang bisa

melihatnya. Dan juga dalam hal membuat suatu program perusahaan. Sedangkan pada  PR

konvensional ketika melakukan program harus mengeluarkan biaya besar dalam sebuah

perusahaan besar. (Caca,2007)

Komunikasi dua arah

Komunikasi dua arah perusahaan dengan publiknya merupakan slah satu tujuan utama dari e-PR, karena komunikasi tersebut membangun pola komunikasi yang kuat dan menguntungkan

E-PR merupakan sebuah bentuk pemasaran internet,karena melaui e-PR ini tersedia suatu cara melihat keseluruhan prosses pemasaran, promosi website perusahaan tempat kita bekerja serta menjadi saranuntuk menjual produk perusahaan secara online. Jadi internet bisa dikatakan sebagai kegiatan dan informasi yang menjadi landasan bagi seluruh kegiatan e-PR

Dengan memiliki e-PR ada tiga hal yang dipelajari yaitu :

1. Relations ( hubungan ), e-PR merupakan kegiatan pembangunan hubungan dengan berbagai audiens melalui proses interaksi. Proses yang berhasil adalah hubungan yang dapat bertahan lama dan saling menguntungkan.

2. Reputation ( reputasi ), merupakan aset bisnis yang paling penting. Dalam konteks tersebut, e-PR merupakan sebuah seni dalam mengelola reputasi online. Memicu, mempertahankan dan melakukan konsolidasi merupakan kegiatan-kegiatan yang esensial dalam membangun hubungan jangka panjang tersebut.

3. Relevance ( relevansi ), kita harus memastikan bahwa informasi apa pun yang dimuat secara online harus relevan dengan audiens kita. Banyak contoh yang kelihatannya relevan padahal relevan atau sebaliknya kelihatan relevan padahal tidak relevan.

Ketika ingin membangun sebuah e-PR ada beberapa hal yang diperhatikan seperti tujuan dan strateginya, hal ini perlu diperhatikan agar dapat mengetahui cara-cara pencapaian hal-hal yang di iningkan dari e-PR ini. Tujuan e-PR misalnya apa yang di inginkan dari adanya e-PR di perusahaan tempat kita bekerja dengan mempertimbangkan berbagai alasan mengapa menggunakan internet misalnya seperti :

Untuk memperluas bisnis Untuk menjual produk atau jasa secara online Untuk menjual produk atau jasa secara offline

Page 12: Pola kerja Public Relation di Zaman Teknologi Informasi

Untuk mendapat dukungan Unruk memperkenalkan bisnis, produk atau jasa dari perusahaan tempat bekerja Untuk mendapat opini dari publik Untuk mendapat lebih banyak uang

Setelah memikirkan pertimbangan-pertimbangan tersebut kita juga harus meninjau dari sisi audiens atau sasaran kita, jika kita meninjau dari sisi audiens dan mengetahui apa yang si inginkan maka dipastikan tujuan yang di tetapkan akan pada arah yang benar. Pada prinsipnya tujuan e-PR memiliki dua elemen yaitu apa yang ingin di capai ( bagi perusahaan dan audiens) dan waktu pencapaian tujuan tersebut. Dari elemen – elemen tersebut ada hal yang harus di pertimbangkan :

Spesifik, tujuan yang belum jelas, seperti “untuk mendapatkan sebanyak mungkin pengunjung ke situs saya”, “untuk memperoleh publisitas online yang maksimal” atau “ untuk memenuhi tuntutan audien online” merupakan contoh tujuan yang tidak terbilang baik. Tujuan yang kita buat harus jelas dan mempunyai fokus. Misalnya, perusahaan federal Express menentukan tujuan yang ingin di capai yaitu untuk menyediakan berita terkini yang tidak di sensor.

Realistik, jangan mengharap terlalu banyak dan terlau cepat karena pernyataan tujuan “untuk menyediakan spesialisasi buku – buku fiksi yang lebih baik di bidang kejahatan dalam kurun waktu enam bulan ke depan” akan lebih realistik jika di bandingkan dengan tujuan “ agar lebih dikenal dalam kurun waktu enam bulan”.

Pikirkan tentang audiens, memikirkan bagaimana membantu audiens, kita akan mampu memanfaatkan e-PR pada perspektif yang tepat.

Strategi e-PR ketika tujuan dari e-PR telah di tentukan maka langkah selanjutnya, strategi e-PR memuat bagaimana agar tujuan yang telah di susun dapat tercapai. Tujuan e-PR dibuat berkaitan dengan website perusahaan, strategi dibuat harus memuat hal hal lain yang terdapat dalam website seperti membuat forum diskusi online. Langkah – langkah yang diperlukan :

Memiliki sebuah tujuan ( tujuan yang dibuat harus berisi hal tersebut ) Melakukan penelitian untuk mengetahui metode online seperti apa yang akan di

jalankan sesuai dengan kegiatan kita dan audiens Membuat sebuah rencana berdasarkan tujuan dan penelitian Memiliki sumber daya yang diperlukan

Terdapat audien yang berbeda yang dapat mempengaruhi bisnis online yaitu meliputi :

Konsumen Calon konsumen Konsumen lain Investor

Page 13: Pola kerja Public Relation di Zaman Teknologi Informasi

Pesaing Organisasi perdagangan Jurnalis Kalangan Industri Moderator diskusi kelompok Karyawan Regulator online Pemasang iklan online Sponsor online LSM Perusahaan yang terhubung pada website kita

Di dalam audien tersebut terdapat beberapa batasan yang harus di buat, contohnya kita harus membedakan kelompok yang menjadi target. Dengan memperhatikan factor – factor di bawah ini :

Usia, kita buat sebuah spot dengan target liputan pangsa pasar anak muda, disamping satu liputan lain sebagai remaja dewasa

Geografi, meskipun internet merupakan sebuah fenomena global, namun perbedaan kultur tetap merupakan hal yang harus dipertimbangkan

Gender, produk tertentu biasanya hanya untuk jenis kelamin tertentu Sosial – demografi, anda juga bisa saj membuat target pasar berdasarkan cakupan

sosial demografi. Pemakai internet, pengelompokkan yang dapat dibuat misalnya berdasarkan

regular dan temporer. Loyalitas, audiens kita bisa juga dikelompokkan berdasarkan audien yang loyal

dan konsumen pengekor

Dari segi manfaat, e-PR bermanfaat sebagai penjalin hubungan yang baik dengan

berbagai media melalui media center online, dapat membangun digital brand image, menjadi

suatu pasar global karena dengan internet kita tidak serasa tidak terpisah secara geografis karena

dapat berinteraksi langsung melalui media ini, dapat digunakan sebagai sarana komunikasi mitra

bisnis internasional dengan biaya yang relatif minim,bagi perusahaan yang ingin menekan biaya

komunikasi pasti akan menggunakan email sebagai sarananya, hal ini tidak mudah dilakukan di

PR konvensional, karena feedback yang di dapat dari media internet dapat langsung di dapat,

sehingga membuat kondisi menjadi lebih interaktif

Page 14: Pola kerja Public Relation di Zaman Teknologi Informasi

Contoh kasus dari keuntungan penggunaan e-PR yaitu, siaran pers yang di terbitkan oleh

divisi humas Southwest Airlines di internet, divisi humas perusahaan ini mendesain sedemikian

rupa siaran pers mereka dan menemukan kata kunci yang sering di gunakan oleh pengguna

internet untuk mencari tiket. Kata kunci itu seperti “cheap airlines ticket” dan “cheap airfare”.

Siaran pers tersebut di rancang seoptimal mungkin oleh tim humas Southweest Airlines agar web

mereka bisa di dapat oleh pencari dan mereka dengan cerdasnya menyelipkan kata kunci “cheap

airlines ticket” dan “cheap airfare”. Dan tentu saja siaran pers ini dilengkapi dengan link – link

penting seperti penjualan tiket online. Mereka menyebarkan siaran tersebut ke Yahoo News dan

Google News, menurut Nielsen/Net Rating, pada Juni 2004 saja tercatat 21 juta orang membaca

Yahoo News. Sementara itu, hanya setahun setelah peluncurannya, Google News diakses oleh

6,5 juta orang setiap bulannya. Dan inilah fakta menariknya: pembaca utama Google News dan

Yahoo News bukan wartawan melainkan konsumen pembaca berita. Mereka juga menggunakan

siaran pers tersebut sebagai sarana peningkatan citra perusahaan mereka terutama yang

berhubungan dengan dua kata kunci tersebut dan hasilnya dalam waktu delapan bulan mereka

berhasil mencetak penjualan tiket online sebanyak 1,5 juta dolar Amerika dari siaran pers yang

mereka sebar itu.

Tapi tidak seluruh publik mengetahui dan mengerti apa itu internet, dan bagaimana cara

penggunaannya. Jadi cara kerja public relation yang lama pun tetap harus dilaksanakan, karena

cara manual tetap dibutuhkan saat ini. Karena public relation dan sebuah perusahaan atau

organisasi tidak dapat menyamakan kriteria suatu publik. Karena tingkat pendidikan sebuah

masyarakat berbeda – beda. Namun dari semua hal tersebut public relation sudah jelas tentu

harus mempelajari teknologi sebagai penunjang pekerjaannya dan mengikuti perkembangan

jaman. Karena jika seorang public relation tertinggal informasi yang sedang ramai di bicarakan d

masyarakat hal itu dapat menghambat cara kerja mereka karena ketertinggalan itu tadi. Maka

seorang public relation benar – benar harus selalu mengikuti perkembangan teknologi, berita,

isu yang sedang berhembus di publik, baik public internal maupun eksternal agar dapat

memanajemen apabila terjadi suatu masalah. Mengutip kalimat dari seorang praktisi kehumasan

Frida Kusumastuti yaitu Cyber media merupakan pelengkap sempurna dari semua media off line

PR.

Page 15: Pola kerja Public Relation di Zaman Teknologi Informasi

Daftar Pustaka ;

file:///C:/Documents%20and%20Settings/USER/Desktop/my%20paper/Cyber%20PR

%20%20Humas%20pun%20Bisa%20Menggoalkan%20Penjualan%20%C2%AB%20Internet

%20Business,%20Strategy%20&%20Marketing%20Indonesia.htm

file:///C:/Documents%20and%20Settings/USER/Desktop/my%20paper/

PR_KONVENSIONAL_DAN_E-PR.htm

file:///C:/Documents%20and%20Settings/USER/Desktop/my%20paper/Apa%20Yang

%20Dibutuhkan%20Public%20Relations%20Di%20Era%20Social%20Media

%20%20%C2%AB%20Internet%20Business,%20Strategy%20&%20Marketing

%20Indonesia.htm

file:///C:/Documents%20and%20Settings/USER/Desktop/my%20paper/rumah

%20komunikasi.htm

file:///C:/Documents%20and%20Settings/USER/Desktop/my%20paper/Humas

%20Korporat.htm

file:///C:/Documents%20and%20Settings/USER/Desktop/my%20paper/

Public_Relations_Indonesia_Antara_Era_Sertifikasi_dan_Cyber_Public_Relations.htm

Strategi Mengelola Public Relation karangan Drs.Suryadi