Pola Kepemimpinan Ketua Bar3t dalam Mengkampanyekanrepository.fisip-untirta.ac.id/835/1/NOVRAN...
Transcript of Pola Kepemimpinan Ketua Bar3t dalam Mengkampanyekanrepository.fisip-untirta.ac.id/835/1/NOVRAN...
Pola Kepemimpinan Ketua Bar3t dalam Mengkampanyekan
Safety Driving di dalam Komunitas Mobil Bar3t (Banten Auto
Revolutions)
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
Disusun Oleh :
NOVRAN EFRIANGGA
082108
KONSENTRASI ILMU HUMAS
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG – BANTEN
2014
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Novran Efriangga
NIM : 6662082108
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 05 November 1990
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Strategi Kampanye Safety Driving
Komunitas Mobil Bar3t (Banten Auto Revolutions) adalah hasil karya saya sendiri,
dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan benar.
Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar
kesarjanaan saya bisa dicabut.
Serang, 15 November 2013
Novran Efriangga
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : NOVRAN EFRIANGGA
NIM : 6662082108
Judul : POLA KEPEMIMPINAN KETUA BAR3T DALAM
MENGKAMPANYEKAN SAFETY DRIVING DI DALAM
KOMUNITAS BAR3T (BANTEN AUTO REVOLUTIONS)
Telah disajikan dihadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi dan Sidang
Komprehensif di Serang, Tanggal 12 Bulan Februari Tahun 2014 dan
dinyatakan LULUS.
Serang, 12 Februari 2014
Ketua Penguji :
Neka Fitriyah S.Sos, M.Si …………………………….
NIP. 197708112005122003
Anggota :
Burhanudin M, SE, M.Si …………………………….
NIP. 197504052008121001
Anggota :
Ari Pandu Witantra, S.Sos …………………………….
NIP. 198204222006041002
Mengetahui,
Dekan FISIP UNTIRTA Ketua Prodi Ilmu Komunikasi
Dr. Agus Sjafari, M.Si. Neka Fitriyah S.Sos, M.Si
NIP.197108242005011002 NIP. 197708112005122003
ABSTRAK
Novran Efriangga. NIM. 082108. Skripsi. Pola Kepemimpinan Ketua Bar3t
dalam Mengkampanyekan Safety Driving di Komunitas Bar3t (Banten Auto
Revolutions)
Setiap komunitas memiliki kebiasaan dan ciri khas masing-masing. Dalam hal ini
Bar3t, komunitas mobil yang sudah cukup matang dan mempunyai julukan “clubnya
para pejabat” ini berdomisili di Banten menggunakan berbagai pendekatan secara
personal dan melakukan kampanye dengan cara memberikan contoh langsung ke
anggotanya untuk menerapkan sistem safety driving dalam berkendara. Sebuah
komunitas pada umumnya hanya memilih cara yang bersifat informal untuk
memberikan kampanye tersebut kepada anggotanya karena cara tersebut mudah untuk
dimengerti dan lebih efektif dibandingkan dengan cara formal seperti seminar, dan
sebagainya. Hal tersebut bukan hanya akan membuat suasana menjadi membosankan
akan tetapi juga akan membuat pesan yang dibawa oleh komunikator tidak akan
tersampaikan dengan maksimal. Untuk memulai proses kampanye tersebut harus
dilakukan memalui pendekatan personal terlebih dahulu supaya apapun yang
disampaikan oleh komunikator dapat tersampaikan dan terlaksana dengan baik oleh
setiap anggota Bar3t. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimana
strategi pesan safety driving ini tersampaikan dengan baik atau tidak, mampu diserap
dan diterima dengan baik atau tidak oleh setiap anggota Bar3t. Teori yang dipakai
pada penelitian ini adalah Teori Elaboration likelihood models (ELM) dari Petty dan
Cacioppo. Teori ini adalah menelaah perbedaan motivasi atau penangkapan makna
pesan dikarenakan perbedaan latarbelakang pendidikan dan kesadaran akan suatu hal
yang berkaitan dengan pesan tersebut yang akan berdampak pada hasil akhir
penerimaan pesan, dan juga seberapa lama efek dari pesan itu dapat ditimbulkan oleh
komunikan itu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Karena tujuan pokok penelitian ini adalah untuk
menggambarkan dan memberikan penjelasan tentang kampanye safety driving yang
dilakukan oleh komunitas Bar3t. Penelitian difokuskan kepada anggota Bar3t karena
sasaran dari penelitian ini adalah anggota Bar3t. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah melakukan wawancara dan observasi. Dari hasil observasi tersebut
dapat disimpulkan bahwa strategi kampanye safety driving yang dilakukan oleh
komunitas Bar3t memiliki beberapa cara yaitu melakukan pendekatan personal dan
bersifat kekeluargaan. Efek yang ditimbulkan karena memakai pendekatan tersebut
yaitu kurang terserapnya informasi safety driving kepada anggota Bar3t karena
perbedaan latarbelakang pendidikan dan pengetahuan tentang safety driving
menjadikan anggota Bar3t terbagi menjadi dua kelompok yaitu tingkat elaborasi
tinggi dan tingkat elaborasi rendah dan menjadikan pemaknaan pesan yang
disampaikan sama akan tetapi efek yang akan ditimbulkan berbeda.
Kata Kunci : Safety Driving, Pola Kepemimpinan, Kampanye, Feedback
ABSTRACT
Novran Efriangga. NIM. 082108. Thesis. Patterns in Leadership Chair of Bar3t
Campaigning Safety Driving in Bar3t Community (Banten Auto Revolutions)
Each community has a habit and characteristics on it own. Bar3t In this case , is a car
community had already quite mature and has a of nickname " club of the officials " is
domiciled in Banten using a variety of personal approach and conduct campaigns by
giving examples directly to its members to implement the system of safety in driving.
Normally a community just choose informal way to give the campaign to their
members because of the way it is easy to understand and more effective than formal
methods such as seminars , and so on . It not only will make the atmosphere would be
bored but it will also make the message brought by the communicator will not be
conveyed to the maximum . To begin the process of the campaign should be carried
out through a personalized approach so that any advance given by the communicator
can be delivered and implemented well by every member of Bar3t . This study aims
to determine the extent of driving safety message is conveyed properly or not , can be
absorbed and well received or not by every member of Bar3t . The theory used in this
research is the Theory Elaboration likelihood models ( ELM ) of Petty and Cacioppo .
This theory is examined differences in motivation or capture the meaning of a
message due to differences in educational background and awareness of the issues
related to the message that will have an impact on the final result message reception ,
and also how long the effect of the message can be caused by the communicant . The
method used is descriptive method with qualitative approach . Because the main
purpose of this study is to describe and provide an explanation of the safety driving
campaign conducted by Bar3t community . The research focused on members Bar3t
because the target of this research is Bar3t members . Data collection techniques used
were interviews and observation . From these observations it can be concluded that
the strategy of safety driving campaign conducted by Bar3t community has several
ways to approach personal and family-oriented . The effects due to using this
approach is less absorption of safety driving information to members Bar3t due to
differences in educational background and knowledge of the make safety driving
Bar3t members are divided into two groups: high- level elaboration and low levels of
elaboration and make meaning of the message will be the same but will it have a
different effect .
Keywords : Safety Driving, Pattern of Leadership, Campaign, Feedback
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi ALLAH SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang
tidak terkira dan tidak terbatas, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti telah berupaya semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan peneliti untuk mendapat hasil yang terbaik dalam
menyelesaikan skripsi ini. Namun demikian peneliti menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Untuk itu, peneliti dengan senang hati menerima saran
dan masukan untuk menyempurnakan skripsi ini.
Skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa ada bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka semua. Dalam
kesempatan kali ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
terutama kepada kedua orangtua yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan
sampai terselesaikannya skripsi ini. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, semoga Untirta menjadi lebih baik kelak.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik.
3. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu
Komunikasi.
4. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos M.Ikom selaku Sekretaris Jurusan Program
Studi Ilmu Komunikasi.
5. Bapak M. Jaiz, S.Sos M.Pd selaku dosen pembimbing akademik sejak peneliti
kuliah semester pertama hingga selesai.
6. Ibu Rd Nia Kania., S.Ip, M.Si selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar
memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti untuk menyelesaikan
skripsi.
7. Bapak Ari Pandu Witantra., S.Sos selaku dosen pembimbing II yang dengan
sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti untuk
menyelesaikan skripsi.
8. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu yang sangat
bermanfaat kepada peneliti.
9. Seluruh Staf Jurusan Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah membantu
peneliti melancarkan penyelesaian skripsi peneliti.
10. Marli Suhibyat selaku ketua umum Bar3t yang bersedia memberikan
pengetahuan baru kepada peneliti tentang dunia komunitas mobil.
11. Teman-teman Bar3t yang dengan terbuka menerima peneliti untuk bertukar
informasi tentang dunia komunitas mobil.
12. Adikku Meika Alfiat dan Septa Firmansyah yang selalu memberikan
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
13. Isniyunisyafna Diah Delima, Wahyu Annas, Diaz Ananta, Trami Vidya,
Yuyun Y, Ayu Farisa Novalia, Aulia Shofan Hidayat, Hendika SP,
Mayabella, Jonah Silas, Boyke Fakhri, Nanda Avreska, Aan A, Annisa Dian
F, Inge Yulistia, Rexy Fajrin, Yolanda Fatharani, Nawang, Farissa Azmi,
Fawaiz Rasyid Rozaldi, Sieska Kusmanawati, dan semua yang tidak bisa
disebutkan satu-persatu.
14. Sahabat seperjuangan mahasiswa Humas D 2008 Ilmu Komunikasi.
15. Keluarga besar DEVELLA, Inggit Nugroho, Andru Prima, Nurul Ichwan, dan
Ridho Ilhami.
16. Keluarga besar HIMAKOM Untirta 2009-2013.
17. Keluarga besar BEM FISIP Untirta 2009-2013.
18. Keluarga besar KOVIKITA.
19. Keluarga besar KKM 15 Untirta 2011.
20. Keluarga besar PASAKOSTA.
21. Kakak-kakak komunikasi Untirta 2006 dan 2007.
22. Teman-teman Ilmu Komunikasi 2008 Humas dan Jurnalistik.
23. Adik-adik FISIP Untirta 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013
24. Teman-teman dari Fakultas FISIP, FKIP, Hukum, Teknik, Pertanian, dan
Ekonomi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
25. Dan semuanya yang membantu peneliti yang tidak bisa peneliti sebutkan satu
persatu.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...………………………………………………. 1
1.2 Perumusan Masalah …………………...……………………………….... 12
1.3 Identifikasi Masalah ………………...…………………………………… 12
1.4 Tujuan Penelitian ………………..……………………………………… 13
1.5 Manfaat Penelitian …………………………………..…………………... 13
1.5.1 Manfaat Teoritis …………………………..…………………………. 13
1.5.2 Manfaat Praktis ……………………… …………………………….. 13
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………...…………………. 15
2.1 Komunikasi ………………………..……………………………………... 15
2.2 Persuasif ……………………..…………………………………………… 16
2.3 Kampanye ……………………..…………………………………………. 17
2.4 Komunitas ………………………..………………………………………. 19
2.5 Strategi Komunikasi ……………………..……………………………..... 21
2.6 Kepemimpinan ………………..……………………………………….. 22
2.7 Safety Driving ……………………… …………………………………... 22
2.8 Komunitas Mobil di Indonesia …………………….………………….... 36
2.8.1 Sejarah Komunitas Mobil di Indonesia …………..…………... 36
2.8.2 Perkembangan Komunitas Mobil di Banten ……………........ 38
2.9 Teori Penunjang …………...…………………………………………...... 39
2.10 Kerangka Berfikir ……………...………………………………………. 42
2.11 Penelitian Terdahulu ……………...…………………………………..... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………………... 45
3.1 Metode Penelitian ………………………………………………………… 45
3.2 Paradigma Penelitian …………………………………………………….. 47
3.3 Key Informan ……………………………………………………………... 48
3.4 Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………. 49
3.5 Analisis Data ……………………………………………………………… 50
3.6 Lokasi Penelitian dan Waktu …………………………………………….. 51
BAB IV PEMBAHASAN ……………………………………………………... 52
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ……………………………………………...... 52
4.1.1 Komunitas Bar3t ……………………………………………… 52
4.1.2 Informan Penelitian ……...………………………………….... 53
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ……………………...…………………….. 54
4.2.1 Cara dalam Berkampanye Safety Driving ……………...…... 76
4.2.2 Hambatan yang Terjadi dalam Kampanye ……………...….. 76
4.2.3 Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan ……..... 77
4.3 Pembahasan Penelitian dengan Teori Penelitian …………...………. 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………...…….... 84
5.1 Kesimpulan …………………………...………………………………….... 84
5.2 Saran ………………………………...…………………………………….. 85
5.2.1 Saran Teoritis ………………………………...…………………. 86
5.2.2 Saran Praktis …………………………...……………………….. 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Speed Index dan Load Index …………………………………… 29
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Booklet GT Peduli Keselamatan Anda dan Keluarga ……… 26
Gambar 2.2 Ban Vulkanisir ...……………………………………………… 33
Gambar 2.3 Ban Batikan ...…………………………………………………. 33
Gambar 2.4 Ban A/T………………………………………………………… 34
Gambar 2.5 Ban M/T………………………………………………………... 34
Gambar 2.6 Booklet GT Care ...……………………………………………. 35
Gambar 2.7 Model Kemungkinan Elaborasi ...……………………………. 41
Gambar 2.8 Kerangka Berfikir .……………………………..……………... 43
Gambar 4.1 Cara Pemakaian Sabuk Pengaman…………………………... 71
Gambar 4.2 Kondisi Rem yang Baik .…..………………………………….. 72
Gambar 4.3 Contoh Memegang Stir yang Benar………………………….. 73
Gambar 4.4 Rambu-Rambu Lalu Lintas…………………………………… 73
Gambar 4.5 Elaboration Likelihood Model (ELM).………...……………... 80
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 : Jadwal Bimbingan
Lampiran 3 : Pedoman Wawancara
Lampiran 4 : Dokumentasi
Lampiran 5 : Safety Driving PJR
Lampiran 6 : Riwayat Hidup Peneliti
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kendaraan bermotor saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap
orang dikarenakan merupakan alat bantu yang sangat efektif untuk cepat berpindah-
pindah tempat dengan waktu yang singkat. Hal tersebut sudah menjadi biasa dewasa
ini jika ingin menghemat waktu tempuh dalam perjalanan.
Setiap orang memiliki kebutuhannya masing-masing, waktu terkadang
menjadi hal yang sangat penting bagi setiap orang, sehingga orang sering melupakan
hal yang paling penting dalam berkendara yaitu seperti sabuk pengaman dan
sebagainya. Hal tersebut bisa menjadi sangat membahayakan dirinya dan pengguna
jalan lain yang berada di sekitarnya.
Manusia perlu suatu wadah agar mendapatkan kepuasan-kepuasan seperti
pengetahuan dari generasi-generasi sebelumnya tentang keamanan berkendara,1
dimana orang tersebut dapat berinteraksi serta bertukar pikiran untuk mencapai
sasaran utama seperti keamanan saat berkendara, tertib lalu lintas, dan sebagainya.2
Pertumbuhan kendaraan bermotor bukan tidak menyebabkan dampak. Banyak
konsekuensi yang harus ditanggung oleh masyarakat luas akibat dari cepatnya
pertumbuhan kendaraan bermotor ini. Pertama, kepadatan yang terjadi di jalan raya
1 Winardi J. 2003. Teori organisasi & pengorganisasian. Jakarta:Raja Grafindo Persada hal.4
2Ibid hal.17
2
yang mengakibatkan kemacetan yang terjadi di mana-mana, hal ini terjadi
diakibatkan pertumbuhan dari kendaraan bermotor baik sepeda motor maupun mobil
dan tidak diimbangi dengan pertumbuhan jalan raya tempat mobil dan sepeda motor
tersebut berjalan. Konsekuensi pertama tadi juga menjadi penyebab pada konsekuensi
yang kedua yaitu terjadinya pencemaran lingkungan, pencemaran lingkungan yang
terjadi disini yaitu polusi udara. Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan
bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas
buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari
sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah,
kebakaran hutan, dan lain-lain.3
Konsekuensi lainnya yang harus dihadapi yaitu pengguna dari kendaraan
bermotor tersebut tidak mematuhi peraturan yang berlaku saat mengendarai
kendaraan, salah satunya yaitu umur pengendara.
Selain itu, dalam peraturan lalu lintas di Indonesia yang tertuang dalam
Undang Undang Lalu Lintas No 22 Tahun 2009 Pasal 77 ayat 1 menyebutkan setiap
orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib memiliki SIM sesuai
dengan jenis kendaraan bermotor yang dikemudikan. Padahal, sesuai dengan Pasal 81
ayat 1 dan 2, untuk mendapatkan SIM, setiap orang harus memenuhi persyaratan usia,
administratif, kesehatan dan lulus ujian. Dari sisi usia, untuk SIM A, C, dan D,
3 http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid-pemantauan-pencemaran/94-
pencemaran-udara-dari-sektor-transportasi diakses pada Kamis 8 Agustus 2012 jam 15.35 WIB
3
minimal pemilik SIM harus berusia 17 tahun. Sedangkan B1 minimal 20 tahun dan
B2 minimal 21 tahun.4
Saat ini sudah banyak pengendara dibawah umur yang sudah mengendarai
kendaraan bermotor dan dikhawatirkan masih belum mengerti peraturan lalu lintas
dan mengindahkannya karena umur mereka yang masih anak-anak / remaja yang
pada dasarnya masih awam tentang peraturan lalu lintas. Jika hal tersebut terus
dibiarkan dan pengguna kendaraan bermotor belum menyadari akan bahayanya
berkendara jika belum mengerti peraturan lalu lintas, maka yang terjadi adalah
tingginya angka kecelakaan yang terjadi. Kecelakaan yang terjadi merupakan suatu
perilaku yang menyimpang dari pengguna kendaraan bermotor yang mematuhi
peraturan lalu lintas, baik karena belum mengetahui peraturan tersebut ataupun sudah
tahu akan tetapi tetap saja melanggarnya dengan berbagai alasan. Alasan-alasan
tersebut tidak dibenarkan karena mengakibatkan kecelakaan, kecelakaan tersebut
menimpa diri sendiri dan orang lain.
Contoh yang sangat dekat yaitu kasus kecelakaan AQJ yang terjadi diwilayah
tol Jagorawi. Dalam kecelakaan itu mengakibatkan banyak orang yang tewas, hal ini
dikarenakan umur AQJ yang memang semestinya belum mengendarai kendaraannya
sendiri yaitu pada saat ia berumur 14 tahun. Belum lagi kecelakaan yang terjadi di
wilayah Banten sendiri belum lama ini. Kecelakaan yang terjadi di daerah Widya Asri
Ciracas Serang yang berkaitan dengan pejabat, yaitu kecelakaan yang menelan 2
korban jiwa dan salah satunya merupakan pejabat dinas di Kota Serang. Kecelakaan
4 http://www.beritaglobal.com diakses pada Kamis 08 Agustus 2012 jam 16.40 WIB
4
ini disebabkan oleh human error yaitu pengemudi mengendarai kendaraan dalam
keadaan mabuk sehingga mengakibatkan kecelakaan tersebut.
Kasus-kasus diatas merupakan contoh kecelakaan yang mengakibatkan
jatuhnya korban jiwa dikarenakan beberapa faktor yaitu umur yang belum layak
mengemudi dan berkendara dalam keadaan mabuk. Di Banten sendiri, kasus
kecelakaan lalu lintas dari awal tahun 2010 - 2011 ini telah mencapai 3.558 kasus
kecelakaan dan angka kerugian materil diperkirakan Rp 15,8 miliar. Dari jumlah
kasus kecelakaan tersebut telah menyebabkan korban tewas sebanyak 1.227 orang,
korban luka berat sebanyak 1.837 orang,dan korban luka ringan sebanyak 3.640
orang.5
Agar orang-orang dapat lebih menyadari pentingnya keamanan berkendara,
dibutuhkan sebuah organisasi yang dekat dengan masyarakat banyak yang berinisiatif
dan bergerak cepat dalam menanggapi permasalahan ini. Dalam hal ini, orang-orang
yang mempunyai hobi dan kesadaran yang sangat tinggi terhadap pentingnya safety
driving bagi berkendaralah yang mampu berperan penting dalam memberikan contoh,
mengajak, dan merangkul teman-temannya dan orang disekitarnya untuk berkendara
secara aman. Dan lama-kelamaan kebiasaan yang positif ini akan menular pula
kepada orang-orang yang berada disekitarnya dan tidak menutup kemungkinan pula
diikuti oleh orang-orang lainnya. Berkendara secara aman dewasa ini sudah mulai
diabaikan oleh pengendara kendaraan dengan berbagai alasan. Padahal hal ini
5 http://m.sentanaonline.com/news/read/5237/1/29/11/2011/Kecelakaan-Lalu-Lintas-Banten-Sudah-
Mengkhawatirkan diakses pada Kamis 21 Juni 2012 jam 20.55 WIB
5
merupakan hal yang sangat penting bagi pengendara kendaraan karena dapat menjaga
keselamatan baik pengendara itu sendiri maupun pengguna jalan lainnya. Belum lagi
faktor-faktor yang membuat seorang pengendara kehilangan kendali saat berkendara
yang disebabkan karena pengemudi mengantuk saat berkendara, penggunaan obat-
obatan terlarang, memainkan ponsel saat berkendara dan sebagainya. Hal-hal ini juga
mempengaruhi seseorang untuk berkendara dengan aman karena terpengaruh oleh
pengaruh luar seperti kantuk dan obat-obatan yang dapat mempengaruhi
kesadarannya dalam berkendara.
Dari fakta-fakta dan data-data diatas mencerminkan bahwa angka kecelakaan
lalu lintas masih sangat tinggi. Hal ini sangat memprihatinkan bagi dunia lalu lintas
Banten, karena itu peneliti merasa sangat perlu untuk melakukan penelitian tentang
safety driving ini karena seperti yang terlihat dari data-data diatas bahwa angka
kecelakaan di jalan raya khususnya lalu lintas sudah sampai pada tahap
memprihatinkan. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan lalu lintas, seperti kondisi kendaraan, kondisi jalan, lingkungan, dan
pengendara.
Faktor-faktor seperti ini merupakan faktor-faktor yang termasuk dalam
keamanan berkendara (safety driving), kondisi kendaraan merupakan salah satu faktor
terjadinya kecelakaan seperti kurangnya tekanan ban mobil, perawatan mobil,
pengecekan mesin, dan sebagainya. Apabila tidak melakukan perawatan berkala yang
disarankan oleh produsen mobil atau standarisasi safety driving maka kendaraan
tersebut akan menjadi buruk performanya dan berkurangnya fungsi dari berbagai
6
spare part dari kendaraan tersebut. Kondisi jalan juga merupakan salah satu faktor
terjadinya kecelakaan di jalan raya, karena kondisi jalan berlubang yang ada di jalan
beraspal dapat menyebabkan pengendara terkejut dan berusaha menghindar
sementara dari arah lainnya juga ada kendaraan yang melintas sehingga terjadilah
kecelakaan tersebut. Lingkungan juga menjadi salah satu faktor terjadinya
kecelakaan, maksudnya disini yaitu lingkungan dimana tempat pengendara tinggal
atau beradaptasi maka lingkungan itu yang menentukan apakah pengendara tersebut
akan menerapkan safety driving atau mengabaikannya. Faktor lainnya yaitu
pengendara itu sendiri, apakah ia akan menerapkan safety driving dalam mengendarai
kendaraannya atau bersikap seenaknya dan ugal-ugalan di jalan raya tanpa
mempedulikan pengguna jalan lainnya.
Pada kenyataan yang terjadi disekitar kita juga berbanding lurus dengan apa
yang disampaikan diatas, contoh kecilnya yaitu seorang pelajar, mahasiswa, atau
pegawai dan sebagainya jika berangkat ke tempat kegiatannya masing-masing
menggunakan kendaraan pribadi dengan keadaan terburu-buru dikarenakan terlambat
bangun atau hal lainnya, mereka akan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin
yang tidak menutup kemungkinan melupakan berbagai ketentuan safety driving
seperti lupa memakai safety belt, memacu kendaraannya dengan kecepatan yang
tinggi tanpa memperdulikan pengguna jalan lainnya, dan sebagainya. Hal ini sangat
sering sekali terjadi pada diri kita atau orang yang berada di sekeliling kita, terlebih
lagi dengan adanya komunitas komunitas mobil yang hanya ada karena kesenangan
atau hobi yang sama antar anggota-anggota komunitas ini, seperti hanya dengan
7
memodifikasi kendaraannya menjadi terlihat sangat bagus dengan tampilan luar dan
dalamnya, bukan karena menerapkan safety driving dan berjiwa sosialnya yang
tinggi.
Akan tetapi, banyak juga komunitas-komunitas mobil yang berdiri
berdasarkan rasa kesadarannya yang sangat tinggi dalam menerapkan safety driving
bahwa safety driving merupakan bagian yang sangat penting dalam berkendara dan
berjiwa sosial yang sangat tinggi kepada orang-orang yang sedang membutuhkan
bantuan seperti mengadakan kegiatan baksos dan sebagainya. Menurut Jefkins,
komunitas adalah kelompok orang yang tinggal di sekitar wilayah operasi satu
organisasi yang bisa berupa pabrik, areal penambangan, kantor atau bengkel yang
disebutnya sebagai tetangga.6 Kita semua bertetangga, baik antar areal perumahan,
kecamatan, kota, bahkan tetangga satu negara. Dan beberapa orang yang mempunyai
hobi yang sama yaitu mobil membentuk kelompok tersendiri, karena kepedulian
komunitas mobil ini kepada masyarakat sekitar, maka mereka berinisiatif untuk
melakukan pengarahan cara berkendara yang baik. Komunitas ini memiliki rasa
tanggung jawab untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi.
Komunitas seperti ini berkomunikasi dengan masyarakat sekitar, komunikasi
yang digunakan yaitu komunikasi yang memiliki arti suatu proses sosial yang
mempunyai relevansi luas di dalam memfungsikan suatu kelompok, organisasi atau
6 Iriantara Yosal. 2004. Community Relations Teori & Aplikasinya. Bandung:Simbiosa Rekatama
Media hal.22
8
masyarakat.7 Pernyataan diatas membuktikan bahwa organisasi komunitas tadi
mempunyai tanggung jawab sosial kepada masyarakat.
Komunitas termotivasi dengan 3 hal, yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan.8
Pada kenyataannya bahwa manusia mempunyai kebutuhan untuk berkendara supaya
segala aktifitasnya berjalan dengan cepat karena dengan berkendara maka ia dapat
menghemat waktu dalam perjalanan yang ditempuh, dalam aktifitas berkendaranya
maka ia akan merasa perlu atau butuh akan membentuk sebuah kelompok yang
mempunyai kegiatan atau hobi yang sama. Hal ini dapat menghasilkan berbagai hal
yaitu dapat memperoleh informasi yang berkaitan dengan aktifitasnya sehari-hari
tentang berkendara dan mungkin mendapat nilai plus berupa eksistensi di
kalangannya maupun di masyarakat luas seperti membentuk atau sekedar masuk ke
dalam sebuah komunitas dan sebagainya yang mempunyai satu visi dan tujuan
dengannya, bahkan membentuk atau masuk ke dalam sebuah organisasi resmi yang
terstruktur untuk mewujudkan visi, misi dan tujuannya itu.
Komunitas Bar3t ini pun mempunyai tujuan atau dorongan untuk menekan
angka kecelakaan yang terjadi belakangan ini. Karena organisasi seperti komunitas
ini pun juga memiliki tujuan yang rasional seperti mengurangi konflik dengan
masyarakat, meningkatkan keamanan dalam berlalu lintas dan memberikan
7 Thoha Miftah. 1983. Perilaku organisasi konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta:Raja Grafindo
Persada hal.185 8 Ibid hal 207
9
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat tentang cara berkendara yang
aman.9
Konflik yang ingin dikurangi seperti memperbaiki citra tentang komunitas
kendaraan bermotor yang sudah terlanjur buruk di mata masyarakat, lalu
meningkatkan keamanan berlalu lintas seperti mengurangi atau menekan angka
kecelakaan yang terjadi di jalan raya, dan informasi yang diberikan kepada
masyarakat seperti cara memakai sabuk pengaman yang baik dan benar, berapa
tekanan angin pada ban yang baik dan sebagainya.
Dalam hal ini masyarakat berperan aktif dalam berkendara yang aman, karena
masyarakat merupakan sasaran utama dari sosialisasi ini. Selain itu, aparat kepolisian
juga harus berperan aktif dalam sosialisasi ini dikarenakan pihak kepolisian berperan
sebagai pengawas dalam kehidupan berkendara sehari-hari. Komunitas Bar3t pun
tidak kalah pentingnya dalam sosialisasi ini karena komunitas ini merupakan
perantara atau penghubung antara pihak kepolisian sebagai pembuat kebijakan dan
masyarakat luas sebagai komunikannya. Oleh karena itu komunitas ini menjadi
perantara dalam sosialisasi tentang keamanan berkendara (Safety Driving) yang
dicanangkan oleh aparat kepolisian sebagai komunikator kepada masyarakat sebagai
komunikan yang menjalankan kebijakan tersebut. Dan ada juga satu hal yang penting
dalam sosialisasi ini yaitu pemilihan media yang tepat dalam menyampaikan pesan
tersebut sehingga efektif dalam penyampaian dan penerimaan pesannya.
9 Shaun Tyson & Tony Jackson. 1992. Perilaku Organisasi. Yogya:Andi hal 166
10
Perilaku masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti usia,
kecerdasan, karakteristik populasinya dan sebagainya, kelompok orang tua
melahirkan pola perilaku yang pasti berbeda dengan kelompok anak-anak muda.10
Dikarenakan pola pikir dari keduanya yang memang secara alamiah tidak sama dan
pengalaman yang mereka alami sangat berbeda, itu menjadi penyebab perilaku dari
kedua kelompok ini berbeda.
Tidak sepenuhnya perilaku itu berasal dari masyarakat itu sendiri, dan tidak
dapat dipungkiri lagi kalau perilaku seseorang atau masyarakat berasal dari
lingkungan dimana asal masyarakat tersebut, termasuk dalam perilaku berkendara.
Karena sebenarnya sistem kepribadian manusia terdiri dari id, ego, dan superego 11
.
Dan yang menggerakkan perilaku manusia tersebut adalah ego, ego merupakan
mediator antara hasrat hewani dengan tuntutan rasional atau realistik, dan hal tersebut
harus dikendalikan secara benar melalui berbagai pengalaman dan informasi yang
didapat dari orang lain.
Hal seperti ini yang membuat peneliti merasa perlu diadakannya penelitian
tentang strategi-strategi yang dirancang oleh komunitas-komunitas mobil dalam
melakukan kampanye safety driving kepada anggota-anggotanya khususnya dan
untuk masyarakat luas pada umumnya mengingat pentingnya safety driving dalam
berkendara karena menyangkut keselamatan pengendara itu sendiri dan pengguna
10
Rakhmat Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosakarya hal.46 11
Ibid hal 19
11
jalan lain serta mengingat tingginya angka kecelakaan kendaraan bermotor khususnya
mobil di wilayah Banten.
Seperti yang kita ketahui saat ini, anak muda yang mempunyai komunitas
mobil atau sekedar mempunyai mobil dalam aktivitasnya lebih mementingkan gaya
atau style dalam berkendara dibandingkan keamanan dalam berkendara (safety
driving).
Banten Revolution Team (Bar3t) merupakan sebuah komunitas mobil di
Banten yang berdiri sejak tahun 2004 dan mempunyai anggota kurang lebih
berjumlah 30 orang yang aktif di organisasi Bar3t dan mencapai 80 orang yang non
aktif di organisasi Bar3t, anggota dari Banten Revolution Team (Bar3t) ini berasal
dari berbagai kalangan, baik kalangan tua maupun muda dan dari berbagai profesi
yang ada seperti pelajar, mahasiswa, sampai kepolisian dan pejabat, baik yang di
pemerintahan kabupaten kota maupun tingkat provinsi. Komunitas Bar3t ini juga
dikenal sebagai komunitasnya para pejabat dikarenakan anggota-anggota dari
komunitas ini sebagian merupakan orang yang bekerja di tingkat pemerintahan dan
mempunyai jabatan. Oleh sebab itu komunitas ini dapat lebih mudah dalam
menjangkau masyarakat sekitar dari berbagai kalangan maupun usia dan dapat
menularkan kebiasaan safety driving yang dimilikinya, akan tetapi kebiasaan safety
driving tersebut harus dimulai dari dalam tubuh komunitas ini sehingga dapat
menularkan kebiasaan tersebut kepada orang lain.
Banten Revolution Team (Bar3t) berdiri cukup lama di Banten sehingga
mempunyai banyak pengalaman dan informasi yang cukup dalam melakukan
12
kampanye safety driving dan menerapkannya sehingga dapat ditularkan kebiasaan
safety driving tersebut kepada anggota-anggotanya. Dapat dilihat dari tahun
berdirinya komunitas Bar3t yang sudah menginjak umur ke 9 tahun, sebagian dari
anggotanya dapat membuka link ke kepolisian baik Polres, Polda, sampai ke Polri
untuk mendapatkan arahan langsung tentang safety driving, dan anggota dari Bar3t
ini terdiri dari berbagai profesi khususnya dari kepolisian yang merupakan tempat
atau sumber dari kampanye safety driving itu sendiri. Lalu bagaimanakah strategi
komunikasi yang dilakukan Banten Revolution Team (Bar3t) dalam melakukan
kampanye safety driving kepada anggotanya?, Oleh karena itu penulis bermaksud
melakukan penelitian dengan judul “Strategi kampanye Safety Driving komunitas
mobil Banten Revolution Team (Bar3t).”
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas terdapat pertanyaan yang dapat diteliti dan
ditemukan jawabannya yaitu :
Bagaimana Strategi komunikasi komunitas mobil Banten Revolution Team (Bar3t)
dalam proses kampanye safety driving?
1.3 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana cara pimpinan Bar3t dalam mengkampanyekan safety driving ?
2. Hambatan apa yang dihadapi pimpinan Bar3t dalam mengkampanyekan safety
driving ?
13
3. Bagaimana upaya mengatasi hambatan dalam mengkampanyekan safety
driving ?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk :
1. Mengetahui cara pimpinan Bar3t dalam mengkampanyekan safety driving
2. Mengetahui hambatan apa yang dihadapi pimpinan Bar3t dalam
mengkampanyekan safety driving
3. Mengetahui bagaimana upaya untuk mengatasi hambatan dalam
mengkampanyekan safety driving
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis / Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontibusi bagi ilmu
pengetahuan khususnya ilmu komunikasi tentang cara-cara atau strategi
komunikasi yang tepat dalam berkampanye.
1.5.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan untuk membuka mata dan lebih memberi
perhatian bagi instansi terkait seperti kepolisian dalam bekerjasama dengan
komunitas-komunitas mobil yang menganut safety driving dalam aturan
utama clubnya dan bagi masyarakat luas dalam keamanan saat berkendara
demi tertekannya angka kecelakaan di wilayah Banten.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah lepas dari kegiatan komunikasi,
komunikasi memiliki arti penting bagi manusia dalam berinteraksi. Komunikasi
merupakan sarana dalam melakukan suatu hubungan atau interaksi dengan orang lain.
Manusia selalu mengaktualisasikan diri dalam suatu lingkungan dengan memberikan
simbol-simbol atau makna melalui pertukaran informasi.
Komunikasi merupakan penyampaian informasi, gagasan, emosi,
keterampilan, dan sebagainya dengan menggunakan lambang atau kata-kata, gambar,
bilangan, grafik, dan lain-lain, kegiatan atau proses penyampaian pesan tersebut
dinamakan komunikasi.12
Safety driving merupakan suatu lambang atau kata-kata
yang bertujuan untuk memberikan pesan bahwa pentingnya keamanan saat
berkendara, oleh karena itu komunikasi sangat diperlukan dalam menyampaikan apa
yang diinginkan oleh komunikator kepada komunikan. Menurut Hovland, komunikasi
merupakan proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal
untuk mengubah tingkah laku orang lain.13
Dalam hal ini ketua club Bar3t
memberikan contoh kepada anggotanya untuk bersikap sepertinya yaitu berkendara
dengan aman agar ditiru juga oleh anggotanya.
12
Ruslan Rosadi. 2005. Kiat & Strategi kampanye Public Relations. Jakarta:Raja Grafindo hal 17 13
Muhamad Arni. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta:PT Bumi Aksara hal.4
15
Menurut Theodore M Newcomb, komunikasi yaitu suatu transmisi informasi
yang terdiri dari rangsangan yang diskriminatif dari sumber kepada penerima.14
Pimpinan Bar3t memberitahu kepada anggota-anggotanya baik secara verbal maupun
non verbal bahwa pentingnya keamanan saat berkendara merupakan hal yang sangat
vital dalam berkendara baik diri sendiri maupun pengguna jalan lainnya.
2.2 Persuasif
Menurut Ronald L. Applbaum dan Karl W.E. Anatol
“Persuasif adalah proses komunikasi yang kompleks ketika individu atau
kelompok mengungkapkan pesan yang disengaja maupun yang tidak disengaja
melalui cara-cara verbal dan nonverbal untuk memperoleh respon tertentu dari
individu atau kelompok lain. Sementara itu Bettinghous merumuskan persuasi
sebagai “komunikasi manusia yang dirancang untuk mempengaruhi orang lain
dengan usaha mengubah keyakinan, nilai, atau sikap mereka.”15
Komunikator memberikan berbagai pesan-pesan kepada anggotanya baik
verbal seperti peraturan tertulis maupun non verbal seperti memberikan contoh
kepada anggota-anggotanya dengan cara mempraktekkan safety driving dalam
berkendaranya. Menurut Winston Brembeck dan William Howell dalam persuasion a
means of social change (1952) definisi persuasi yaitu usaha sadar untuk mengubah
pikiran dan tindakan dengan memanipulasikan motif-motif orang kearah tujuan yang
14
Mulyana Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung:PT Rosda hal.62 15
Afrilla Naniek. 2011. Komunikasi Persuasi. Serang:Sayuti.com hal 35
16
ditentukan dan komunikasi tersebut dimaksudkan untuk mempengaruhi pilihan orang
lain. Dan Burke yang dikutip Larson dalam Persuasion berpendapat bahwa definisi
dari persuasif yakni penciptaan bersama suatu pernyataan identifikasi atau kerjasama
diantara sumber pesan dengan penerima pesan yang diakibatkan oleh penggunaan
simbol-simbol.16
Komunikator memberikan informasi tentang safety driving kepada
komunikannya dan menjelaskan secara detail dan bukti nyata tentang peristiwa yang
diakibatkan oleh pengemudi yang lalai atau tidak berkendara secara aman seperti
memakai safety belt, menerobos lampu merah, belok tanpa menggunakan lampu sen
dan sebagainya. Hal ini dilakukan oleh komunikator untuk memberi awereness
kepada komunikannya agar mengikuti aturan safety driving dalam berkendara.
2.3 Kampanye
Berbagai definisi dari banyak ahli banyak sekali mendefinisikan kampanye itu
apa. Salah satunya menurut Leslie B Snyder, kampanye merupakan aktifitas
komunikasi yang terorganisasi, secara langsung ditujukan kepada khalayak tertentu,
sedangkan menurut Rogers dan Storey, kampanye merupakan serangkaian kegiatan
komunikasi yang terorganisasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu
terhadap sebagian besar khalayak secara berkelanjutan dalam periode waktu
tertentu.17
16
Ibid hal 36 17
Rosadi. 2005. Kiat & Strategi kampanye Public Relations. Jakarta:Raja Grafindo hal 23
17
Proses kampanye yang dilakukan komunikator dalam hal ini melakukan
ajakan-ajakan yang dilakukan secara terus menerus kepada komunikannya agar
komunikan tersebut berkendara secara aman. Lain lagi definisi dari Pfau dan Parrot
yang berpendapat bahwa kampanye merupakan suatu proses yang dirancang secara
sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu
dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditentukan sebelumnya,
komunikator dengan jelas memberikan ajakan-ajakan tersebut kepada komunikannya
dengan keadaan sadar bahwa tindakannya tersebut akan mengubah sikap dari
komunikannya agar dapat melakukan apa yang menjadi tujuan dari komunikatornya
tersebut.
Rajasundaram dalam buku Antar Venus juga berpendapat bahwa kampanye
dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda
secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk mengarahkan
khalayak pada masalah tertentu berikut pula pemecahan masalahnya.18
Komunikator
memberikan berbagai alasan kepada anggota-anggotanya mengapa ia memberikan
instruksi atau ajakan kepada mereka dan memberikan sebuah solusi bagaimana
permasalahan yang mereka hadapi dapat terpecahkan, hal inilah yang membuat
komunikan dapat mengikuti apa yang diinstuksikan oleh komunikator karena jelas
kenapa dan mengapa mereka harus mengikuti apa yang disarankan atau yang
diinstrusikan oleh komunikator tersebut.
18
Venus Antar. 2004. Manajemen Kampanye. Bandung:Simbiosa Rekatama Media hal 8
18
2.4 Komunitas
Komunitas bukanlah bahasa baru dalam ruang lingkup sosial. Komunitas
sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan,
umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia,
individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya,
preferensi, kebutuhan, resiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Menurut Basu
Swastha Dharmmesta dan T Hani Hadoko :
“Komunitas adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat individu – individu
berinteraksi satu sama lain, karena adanya hubungan diantara mereka. Sebagai hasil
dari interaksi yang terus – menerus ini adalah, lambat laun akan tercipta struktur
diantara mereka.”19
Adapun definisi komunitas menurut Burhan Bungin adalah hubungan antara
manusia yang mewujudkan adanya sistem komunikasi dan peraturan – peraturan yang
mengatur hubungan antara mereka. Melalui sistem hidup tersebut muncullah budaya
yang mengikat antara satu manusia dengan manusia lain.20
Sedangkan menurut
Stewart E. Perry memandang ada dua makna komunitas. Pertama, komunitas sebagai
kategori yang mengacu pada orang yang saling berhubungan berdasarkan nilai – nilai
dan kepentingan bersama yang khusus , seperti para penyandang cacat, jamaah masjid
atau kelompok imigran. Kedua, secara khusus menunjuk pada satu kategori manusia
19
Basu Swastha Dharmmesta dan Hadoko, T Hani. Manajemen Pemasaran “analisa perilaku
konsumen. Yogyakarta : Liberty. 2009. Hal 66 20
Bungin Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana. 2006. Hal 29
19
yang berhubungan satu sama lain karena didasarkan pada lokalitas itu secara tak
langsung membuat mereka mengacu pada kepentingan dan nilai – nilai yang sama.21
Kekuatan pengikat suatu komunitas, terutama, adalah kepentingan bersama
dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya, didasarkan atas
kesamaan latar belakang budaya, ideologi, sosial-ekonomi. Disamping itu secara fisik
suatu komunitas biasanya diikat oleh batas lokasi atau wilayah geografis. Masing –
masing komunitas karenanya akan memiliki cara dan mekanisme yang berbeda
dalam menanggapi dan menyikapi keterbatasan yang dihadapainya serta
mengembangkan kemampuan kelompoknya.
Terdapat tiga karakteristik utama komunitas yang selalu muncul, yaitu :22
1. Kesatuan Tempat (locality)
Komunitas didefinisikan secara fisik sebagai entitas spasial di mana
titik beratnya lebih kepada lokasi geografis seperti desa atau perkotaan
2. Jaringan Sosial (social network)
Komunitas dikatan eksis apabila didalamnya terdapat network
interrelationship antar anggota di dalam suatu tempat yang sama
3. Hubungan (relationship-communion)
Komunitas didefinisikan sebagai suatu hubungan perasaan saling
21
http://www.cedworks.com/article_3.html diakses pada Sabtu, 9 Juni 2012 jam 16.00 WIB 22
KW. Adiputra, http://eprints.undip.ac.id/29477/1/Skripsi015.pdf diakses pada hari Sabtu, 09 Juni
2012 jam 16.10 WIB
20
2.5 Strategi Komunikasi
Strategi adalah suatu perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan
tertentu dalam praktek operasionalnya. Komunikasi secara efektif adalah bagaimana
mengubah sikap, mengubah opini, dan mengubah perilaku. Tujuan utama strategi
menurut R.Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnet yaitu :
1. Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi.
2. Cara penerimaan terus terbina dengan baik.
3. Penggiatan untuk memotivasinya.
4. Tercapainya tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses
komunikasi tersebut.23
Dalam strategi ini, hal penting yang harus diperhatikan adalah sasaran
kampanye, harus melihat segmentasi sasaran tersebut untuk mempermudah
mengidentifikasi sasaran. Saat itu perlu membagi sasaran ke dalam lapisan-lapisan
yaitu sasaran utama, sasaran lapis satu, sasaran lapis dua, dan seterusnya sesuai
dengan tujuan kampanye 24
. Karena kampanye akan berjalan efektif apabila pesan
kampanye yang disampaikan tepat pada sasarannya.
23
Rosadi. 2005. Kiat & Strategi kampanye Public Relations. Jakarta:Raja Grafindo hal 37 24
Venus Antar. 2004. Manajemen Kampanye. Bandung:Simbiosa Rekatama Media hal 150
21
2.6 Kepemimpinan
Menurut Howard H. Hoyt dalam bukunya yang berjudul Aspec of modern
Public Administration, kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku
manusia, juga kemampuan untuk membimbing orang.25
Menurut George R. Terry dalam bukunya Principle of Management
memberikan definisi kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar
mereka suka berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok.26
2.7 Safety Driving
Safety driving merupakan tata cara perilaku dalam mengendarai kendaraan
yang aman dan nyaman bagi diri sendiri maupun pengguna jalan lainnya.27
Seperti
memakai sabuk pengaman, berkendara tidak dalam keadaan mengantuk, dan
sebagainya. Karena hal tersebut dapat menghindari dari resiko kecelakaan lalu lintas,
dan pada kenyataannya kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang paling
banyak mengakibatkan kematian. Oleh karena itu komunitas mobil ini berinisiatif
untuk memberikan sosialisasi dan berbagai macam pengarahan serta pengetahuan
agar masyarakat dapat sadar akan pentingnya safety driving.
25
Kartono Kartini 1992. Pemimpin dan Kepemimpina. Jakarta:RajaGrafindo Hal. 87 26
Ibid 27
Kurniawan Boykhe. Buku panduan Yamaha Safety Riding Science hal 1
22
Safety driving terbagi menjadi beberapa point seperti :
1. Pemeriksaan awal kendaraan seperti : pengecekan lampu indikator, tekanan
angin pada ban, ban cadangan, dan pengecekan apakah terjadi kebocoran pada
oli atau minyak rem atau tidak.
2. Pemeriksaan berat beban angkut mobil.
3. Pemakaian safety belt.
4. Menyesuaikan posisi spion depan dan samping.
5. Perhatikan posisi stir yang aman yaitu kedua tangan ada pada posisi jam 3 dan
jam 9, untuk mengantisipasi kecelakaan karena airbag akan mengembang di
posisi tersebut.
6. Menjaga jarak aman dengan kendaraan lain.
Beberapa hal tersebut merupakan standar safety driving yang menjadi standar
keamanan yang diberikan oleh perusahaan pembuat kendaraan bermotor.28
Pemeriksaan awal kendaraan jelas sangat diperlukan karena dalam perjalanan sebuah
persiapan merupakan modal yang sangat penting dalam berkendara, seperti
memeriksa kelayakan dari semua bagian dari mobil termasuk lampu indikator, mesin,
oli, minyak rem, dan memposisikan kaca spion agar mendapatkan pandangan terjelas
dari segala sisi. Berikutnya saat berkendara, hal yang harus diperhatikan adalah
pemakaian safety belt agar posisi menyetir tidak berubah dalam kondisi apapun, lalu
posisi stir yang kedua tangan kita harus berada di jam 3 dan 9 karena airbag akan
28
http://www.astracreditcompanies.com/news_archieves/read/131/tips_mengemudi _dengan_aman
diakses pada Kamis, 14 November 2013 jam 13.00 WIB
23
mengembang tepat diposisi tersebut sehingga dapat menyelamatkan nyawa
pengemudi jika terjadi kecelakaan.
Menurut instansi terkait yaitu PJR, mereka mengeluarkan standar safety
driving sebagai berikut :29
Cara Safety Mengemudi
• Sikap
– Pengecekan pra-perjalanan
– Meniadakan hal yang mengalihkan perhatian mental dan fisik
– Mengenal rute perjalanan
– Menyiapkan diri untuk mengemudi secara defensif
• Ruang
– Menyiapkan waktu dan ruang untuk bermanufer saat diperlukan
• Bidang pandang (5 sikap pengamatan)
– Jauh ke depan
– Kuasai seluruh bidang pandang
– Gerakan mata anda
– Sediakan ruang untuk menghindar
– Pastikan mereka melihat anda
Peraturan yang Wajib dilaksanakan
1. Posisi tangan yang benar ialah antara “10-2”
2. Sabuk pengaman dikenakan setiap saat
29
Panduan keamanan safety driving Polisi Jalan Raya (PJR)
24
3. Perhatikan batas kecepatan maksimum yang tertera di rambu jalan
4. Tidak dibenarkan meminum minuman beralkohol
5. Perhatikan kelengkapan standar kendaraan (reflektor, kotak PPPK, pemadam
kebakaran, dll)
Daftar periksa keamanan pra perjalanan
1. Pastikan semua lampu berfungsi
2. Periksa bahan bakar, minyak mesin, cairan pendingin mesin
3. Periksa tekanan udara ban
4. Pastikan semua peralatan yang kendur sudah dikencangkan
5. Periksa kelengkapan standar kendaraan
6. Pastikan kaca depan dan jendela (kanan & kiri) bersih
7. Pastikan kaca spion telah distel untuk pandangan yang benar
8. Hidupkan mesin dan amati seluruh instrumen
9. Pastikan sistem rem bekerja dengan baik (pengecekan 4 titik)
10. Periksa ulang dokumen yang diperlukan
11. Kencangkan sabuk pengaman
Banyak hal lain yang bisa diperiksa sebelum berkendara, salah satunya yang
paling penting yaitu pemeriksaan ban. Mulai dari tekanan angin pada ban, ukuran
velg yang dipakai, kondisi ban cadangan, dan sebagainya.
Menurut booklet yang dikeluarkan oleh salah satu perusahaan produksi ban di
Indonesia yang berjudul “GT Care” edisi Februari 2012 mengatakan adanya banyak
fungsi dan peran penting ban dalam berkendara, salah satunya tentang pemilihan
25
spesifikasi ban yang tepat.30
Apakah fungsi ban tersebut untuk kondisi jalan yang
beraspal atau tanah, apakah ukuran dari velg ban tersebut aman untuk berkendara,
apakah ukuran velg tersebut mengganggu sistem operasi unsur-unsur lain pada
kendaraan atau tidak, pentingnya ban cadangan, beban yang aman untuk diberikan
kepada ban, keterkaitan ban dengan suspensi dalam kenyamanan berkendara, dan
sebagainya. Ban merupakan unsur vital dalam pengoperasian kendaraan baik roda
dua maupun roda empat sehingga harus mendapat perawatan serta perhatian lebih
dari pengendara sebelum melakukan perjalanan, baik perjalanan dekat maupun
perjalanan jauh demi keselamatan dan keamanan setiap pengendara tentunya.
Gambar 2.1
Booklet GT Peduli Keselamatan Anda dan Keluarga
30
Sigit Tri Santoso. 2012. GT Care. Jakarta:Pinpoint Publications
26
Ban memiliki fungsinya tersendiri, secara umum fungsi ban untuk semua jenis
kendaraan sama, yaitu :31
1. Menahan beban
Dalam hal menahan beban yang paling berpengaruh adalah tekanan
angin, karena angin pada ban berfungsi untuk menopang berat
kendaraan dan muatan.
2. Meredam guncangan
Tekanan angin dan type ban (radial/bias) sangat berpengaruh dalam
meredam guncangan awal sebelum diredam lagi oleh suspensi. Ban
tipe radial mampu meredam guncangan lebih baik daripada ban tipe
bias.
3. Meneruskan tenaga dari mesin
Ban berfungsi untuk meneruskan gaya gerak dan pengereman ke
permukaan jalan, hal ini berkaitan dengan kinerja traksi dan
pengereman yang berpengaruh dalam hal ini adalah pattern atau
kembangan ban.
4. Meneruskan fungsi kemudi
Ban sangat penting dalam mengontrol arah kendaraan, hal ini akan
menentukan kemampuan bermanuver dan kestabilan dalam
berkendara.
31
GT Radial Peduli Keselamatan Anda & Keluarga. PT Gajah Tunggal Tbk.
27
Dilihat dari pentingnya fungsi ban pada kendaraan, banyak hal-hal tentang
ban yang harus diperhatikan dalam safety driving menurut sumber ini, yaitu sebagai
berikut :
1. Ban diciptakan berbeda tapi dengan satu tujuan
Tiap ban diciptakan berbeda-beda tipenya akan tetapi fungsinya tetap
sama yaitu memaksimalkan performa dari kendaraan agar sesuai
dengan kebutuhannya. Contohnya ban untuk kendaraan penumpang
berbeda dengan ban untuk kendaraan komersial, ban kendaraan untuk
penumpang diciptakan agar saat dipakai bisa memberikan kenyamanan
kepada penumpang dan punya kemampuan yang baik terhadap segala
efek yang mungkin timbul (panas, guncangan, dan traksi) saat melaju
cepat. Sementara ban kendaraan komersial diprioritaskan supaya
mampu menahan beban dalam jumlah besar, sesuai spesifikasinya.
Tak heran speed index pada ban kendaraan penumpang akan lebih
tinggi dibanding dengan ban kendaraan komersial. Sebaliknya load
index pada ban kendaraan komersial akan lebih tinggi daripada ban
untuk mobil penumpang.
28
Tabel 2.1
Speed Index dan Load Index
2. Perhatikan ukuran velg
Kebanyakan pemilik kendaraan khususnya anggota komunitas ingin
sekali kendaraannya terlihat indah dan enak dilihat, hal yang paling
mudah yaitu merubah ukuran velg agar terlihat lebih sporty dan gagah.
Tidak ada yang melarang hal tersebut untuk dilakukan akan tetapi
harus tetap tidak melupakan faktor keselamatan. Produsen mobil telah
memperhitungkan spesifikasi bagian per bagian mobil secara detail.
Kaitan antara komponen satu dengan komponen yang lain saling
mempengaruhi. Terutama soal velg dan ban yang sangat berpengaruh
pada sistem kerja suspensi, kemudi, dan tentu saja rem. Bila keluar
29
dari kaedah yang ditentukan artinya kita harus menyesuaikan
komponen lainnya agar secara kesatuan sistem bisa berjalan benar.
Dengan menambah diameter velg maka akan ada penambahan berat
dan kita akan merasakan bagaimana roda sangat mempengaruhi
akselerasi, deselerasi, dan pengendalian mobil. Memakai ukuran roda
yang lebih besar maka akan membutuhkan daya untuk berakselerasi
yang besar pula sehingga akselerasi akan terasa melambat. Sama
halnya dengan pengereman, jarak pengereman relatif akan lebih
panjang karena beban muatan berlebih yang ditimbulkan oleh
penambahan diameter velg. Ukuran velg boleh saja ditambahkan akan
tetapi pabrikan hanya membolehkan untuk naik sampai dua inci saja
seperti contohnya jika velg standar kita berukuran 15 inci maka hanya
direkomendasikan untuk naik hanya 2 inci dari ukuran velg standar
yaitu sampai 17 inci itupun performa sistem rem yang bisa menurun.
Selain itu perbesaran diameter pada velg juga mempengaruhi
keakuratan dari speedometer dan odometer, tingkat kenyamanan
berkendara juga akan ikut menurun karena suspensi menjadi lebih
keras dan radius putar dari roda depan tidak bisa lagi dibelokkan
secara maksimal karena mentok di rumah roda.
3. Ban cadangan itu bersifat sederhana
Hal ini yang harus diperhatikan bagi pengendara kendaraan bermotor,
ban cadangan memang sangat penting keberadaannya didalam mobil
30
akan tetapi hal kecil yang selalu terlewatkan adalah sifat ban cadangan
yang hanya sementara. Artinya ban tersebut dipakai kendaraan disaat
tertentu saja seperti ban kempis saat berada dijalan tol karena kita akan
sulit menemukan bengkel dijalan tol dan dalam keadaan yang sama
dimana kita sulit menemukan tukang tambal ban tersebut sehingga kita
harus menggantinya terlebih dahulu sampai menemukan toko ban
resmi ataupun bengkel. Ukuran ban cadangan yang lebih kecil
daripada ban standar yang ada merupakan alasan mengapa ban
tersebut hanya bersifat sementara. Ban cadangan lebih baik digunakan
dalam keadaan darurat seperti saat kita kesulitan menemukan bengkel
yang dapat menambal atau memberikan tekanan angin tambahan
kepada ban standar. Hal lainnya yang harus diperhatikan dengan
penggunaan ban cadangan adalah selama memakai ban cadangan
janganlah melaju terlalu kencang, maksimal 80 km/jam saja. Pastikan
sebelumnya ban cadangan tersebut terisi tekanan angin yang sama
dengan ban standar yang dipakai pada kendaraan itu. Sesuaikan cara
mengemudi kendaraan dengan menggunakan ban cadangan karena
berbeda dengan ban standar lainnya. Ukuran besar kecilnya ban tidak
akan menjadi masalah selama kita tahu cara memakainya.
4. Tukang ban “pinggiran jalan” tak selamanya menjadi “penolong”
Disaat dalam keadaan genting seperti tiba-tiba ban kempis atau
sekedar ingin mengganti ban/velg baru tetapi keuangan menipis atau
31
berhemat, “toko-toko” ban pinggir jalan menjadi alternatif untuk
mewujudkannya. Banyak dari kita tidak tahu apa saja yang dijual di
toko ban pinggir jalan tersebut, apakah aman untuk keselamatan atau
tidak. Ditoko ban pinggir jalan itu menjual beberapa jenis ban yaitu
ban bekas dengan tingkat keausan 10-30%, dengan tingkat keausan
yang rendah maka ketebalan ban masih terlihat tebal dan masih layak
pakai. Kedua ada ban batikan, yaitu ban bekas yang sudah tidak layak
pakai akan tetapi diukir lagi oleh “pengrajin” ban sehingga groove nya
kembali dalam. Secara logika ban yang diukir kembali oleh
“pengrajin” ban akan jauh lebih mudah tergerus oleh guncangan dan
panas yang ditimbulkan saat mobil sedang melaju karena daya
cengkramnya akan berkurang dan bisa menghancurkan konstruksi ban
batikan ini. Hal ini disebabkan karena ban tersebut sudah tidak layak
pakai tetapi dipaksakan dipakai demi keuntungan ekonomis. Ketiga
adalah ban vulkanisir, ban ini ban yang dilapis ulang karena ban ini
merupakan ban yang masih layak pakai tetapi diberi “daging” baru
sehingga ketebalannya menjadi seperti ban baru dan memiliki tapak
yang baru pula. Ban seperti ini biasanya dipakai oleh bus dan truk.
Bagaimanapun ban bekas, ban baru akan lebih baik daripada ban
vulkanisir apalagi ban batikan.
32
Gambar 2.2
Ban Vulkanisir
Gambar 2.3
Ban Batikan
33
5. Berbeda ban beda medan jelajahnya
Gambar 2.4 Gambar 2.5
Ban A/T Ban M/T
Setiap ban memiliki karakternya sendiri, seperti ban yang dipakai saat
berjelajah di medan bertanah dan berlumpur masuk dalam kategori ban
M/T atau Mud Terrain karena ban tersebut memiliki daya cengkram
yang kuat di medan seperti itu. Berbeda dengan kategori ban A/T atau
All Terrain karena ban jenis ini mempunyai kemampuan jelajah di
segala medan aspal dan tanah yang tidak ekstrem. Silihat dari
perbedaan karakter kedua ban seperti ini jelas bahwa karakter ban
harus disesuaikan dengan medan jelajah yang akan ditempuh, ban
kategori M/T hanya bisa digunakan pada medan jelajah tanah ekstrem
yang berlumpur karena daya cengkramnya yang kuat jika dipakai
dijalan beraspal maka akan berakibat pada jarak sistem pengereman
34
akan lebih panjang dikarenakan penampang tapak ban pada aspal lebih
sedikit dibanding ban kategori A/T. Sebaliknya ban dengan kategori
A/T hanya bisa digunakan di medannya saja yaitu aspal dan tanah
yang tidak ekstrem karena jika dipaksakan untuk menjelajahi medan
yang bersifat tanah berlumpur dan berbatu maka akan licin
dikarenakan banyaknya penampang tapak ban nya hampir keseluruhan
yang berakibat ban tidak dapat mencengkram medan tersebut secara
maksimal. Lebih baik menggunakan ban kategori tertentu di medan
semestinya ban itu berjelajah.
Gambar 2.6
Booklet GT Care
35
2.8 Komunitas Mobil di Indonesia
Banyak orang yang berkumpul dikarenakan persamaan hobi atau sekedar
ingin bertukar informasi tentang apa yang menjadi minat dari mereka, seperti
komunitas mobil yang ada di Indonesia. Pada umumnya mereka membentuk suatu
komunitas berdasarkan kesamaan jenis kendaraan yang mereka punya, daerah
domisili dimana mereka tinggal, atau juga persamaan visi yaitu ingin membuat
komunitas yang ramah lingkungan, dan sebagainya. Beberapa alasan ini memang
sudah menjadi landasan mereka untuk membentuk sebuah komunitas mobil tetapi
tidak semua komunitas memperhatikan panduan keamanan safety driving seperti yang
ditetapkan kepolisian atau perusahaan pembuat kendaraan bermotor walau diantara
mereka juga tidak sedikit yang taat dan menjadikan safety driving sebagai panutan
dalam berkendaranya, bahkan menjadikannya bagian dari peraturan didalam tubuh
komunitas tersebut. Bagi yang melanggar bisa langsung diberi teguran bahkan sampai
dikeluarkan dari komunitas itu
2.8.1 Sejarah Komunitas Mobil di Indonesia
Komunitas atau perkumpulan yang berlandaskan dengan kesamaan hobi atau
gaya hidup sudah ada sejak lama, sama halnya dengan komunitas mobil yang ada di
Indonesia.
“Menurut sejarah, PPMKI (Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia)
adalah komunitas mobil klasik tertua di Indonesia, ide awalnya dari pameran
otomotif pertama di Indonesia yang diselenggarakan oleh IKIA, Inc. pada
bulan November 1979 di Balai Sidang Jakarta, event ini menjadi momentum
cikal bakal terbentuknya komunitas pecinta mobil kuno dan akhirnya pada
tanggal 13 November 1979 Bapak Solichin G.P. bersama kawan-kawannya
36
membentuk organisasi PPMKI ini yang merupakan cikal bakal dari
komunitas-komunitas pecinta mobil yang ada di Indonesia”.32
Bapak Solichin G.P. merupakan Gubernur Jawa Barat pada era tersebut dan
membentuk suatu cikal bakal dari komunitas-komunitas mobil di Indonesia.
Walaupun disela kesibukannya yang sangat padat dikarenakan ia adalah seorang
gubernur Jawa Barat, ia tetap peduli kepada perkumpulan-perkumpulan komunitas
pecinta otomotif seperti PPMKI ini. Pada awalnya ia miris dengan kondisi mobil
kuno pada zaman itu, tidak terawat dan hanya menjadi bagian dari sejarah saja
bahkan berpindah tangan kepada kolektor-kolektor luar negeri. Keprihatinannya ini
membuat dirinya tergerak untuk membentuk PPMKI yang menjadi wadah bagi
pecinta mobil kuno di Indonesia dan untuk melestarikan dan menyelamatkan mobil
kuno dari ancaman “terlupakan” tergerus zaman.
Organisasi ini juga membuat suatu event dimana Bapak Solichin G.P.
mengundang pereli-pereli kawakan seperti : Tinton Suprapto, Helmy Sungkar, Doly
Sofary, dan Doly Indra Nasution. Gubernur Jawa Barat era itu Bapak Solichin G.P.
beserta kawan-kawannya berhasil melaksanakan event tersebut yaitu reli dari Jakarta
menuju Pantai Carita yang dinamakan “Joy Tour”, dan kegiatan ini diakui sebagai
Event Otomotif Nasional dan menjadi agenda rutin komunitas non komersial ini.33
Event yang diadakan oleh PPMKI ini ternyata membuat berbagai wilayah pun
ikut membentuk PPMKI di berbagai daerah, seperti DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah,
DIY, Jawa Timur, hingga ke Pulau Sulawesi dan Sumatera dan sampai saat ini sudah
tercatat ada 400 orang anggota yang tersebar diseluruh Indonesia.
32
LuvHobbiez Admin, http://www.hobyhoby.com/artikel/185-komunitas-mobil-kuno-pertama-di-
indonesia.html diakses pada Sabtu, 9 Juni 2012 jam 16.00 WIB 33
Ibid
37
2.8.2 Perkembangan Komunitas Mobil di Banten
Ternyata komunitas mobil seperti itu juga berkembang di kalangan
masyarakat kelas atas yaitu kelas yang bisa membeli mobil. Mereka termotivasi
dengan adanya komunitas mobil yang ada sejak dahulu. Rasa persamaan hobi
menjadi alasan utama mengapa mereka bergabung atau mendirikan sebuah komunitas
mobil. Persamaan jenis mobil tertentu, domisili yang sama di daerah tertentu, serta
ada pula yang dikarenakan memiliki persamaan dalam hobi memodifikasi kendaraan
tersebut. Lebih uniknya lagi, selain untuk mempererat tali silaturahmi dan jiwa sosial,
komunitas juga bisa menjadi ajang membantu sesama anggotanya untuk mencari
pekerjaan bahkan mungkin tambatan hati. Walau banyak berita negatif tentang club-
club mobil yang sering membuat onar atau kebut-kebutan dijalan, mereka tetap
menjalankan organisasi atau komunitas mereka dengan baik tanpa kekerasan, yang
pasti harus tetap berpegang teguh kepada aturan yang berlaku dan berkendara dengan
aman (safety driving).
Ada banyak komunitas mobil yang berada di wilayah Banten, seperti Bar3t,
X-Rules, 234 SC, Reject, dan lainnya. Komunitas-komunitas ini memiliki banyak
anggotanya bahkan ada yang tersebar di seluruh wilayah Banten dan masing-masing
dari komunitas ini mempunyai ciri khas disetiap komunitasnya. Persamaan dari
komunitas-komunitas ini yaitu secara rutin melakukan kegiatan sosial berupa baksos
atau santunan untuk orang yang membutuhkan secara berkala setiap bulan atau setiap
tahunnya.
38
2.9 Teori Penunjang
Teori yang dapat dipakai yaitu Teori Elaboration Likelihood Model (ELM).
Teori ini merupakan salah satu teori yang paling populer saat ini karena teori ini
kemungkinan menjelaskan bahwa keputusan dibuat bergantung pada jalur yang
ditempuh dalam memproses sebuah pesan. Jika seseorang secara sungguh-sungguh
mengolah pesan-pesan persuasif yang diterimanya dengan semata-mata berfokus
pada isi pesan tersebut maka orang tersebut menurut teori ELM dianggap
menggunakan jalur sentral (Central Route). Sementara bila orang tersebut tidak
melakukan evaluasi yang mendalam terhadap isi pesan yang diterimanya melainkan
lebih memperhatikan daya tarik penyampai pesan, kemasan produk, atau aspek
periferal lainnya maka ia dipandang menggunakan jalur pinggiran (Peripheral
Route).34
Dalam hal ini penerima pesan dapat mencerna dan menerjemahkan pesan
persuasif sesuai dengan persepsi masing-masing individu. Jika penerima pesan lebih
aktif dan kritis dalam memikirkan dan menimbang-nimbang isi pesan tersebut dengan
menganalisis dan membandingkan dengan pengetahuan dan informasi yang telah ia
miliki maka ia dianggap mengambil central route dalam mengolah pesan-pesan
persuasif dan jalur ini biasanya diambil oleh orang-orang berpendidikan tinggi.
Sementara orang yang berpendidikan rendah cenderung mengambil jalur periferal
karena mereka lebih cenderung melihat faktor-faktor diluar isi pesan seperti siapa
34
Venus Antar 2004,Manajemen Kampanye Bandung:Simbiosa Rekatama Media hal 121
39
yang menyampaikan pesan tersebut dan cara pengemasan pesan persuasif itu. Berikut
merupakan pola kerja dari Model Kemungkinan Elaborasi35
35
Ibid hal 123
40
Gambar 2.7
Model Kemungkinan Elaborasi
(Diadapsi dari Petty & Cacioppo, 1983)
Jalur Periferal
(Image Komunikator)
Pesan
Kampan
ye
Jalur Sentral
(isi Pesan)
Elaborasi Tinggi
(Kemampuan dan Motivasi
mengolah informasi tinggi)
Pengolahan informasi tidak
berhati-hati
Tingkat perubahan
dipengaruhi kualitas
argumentasi
Elaborasi rendah
(Kemampuan dan Motivasi
mengolah informasi rendah)
Pengolahan informasi
dilakukan secara hati-hati
Tingkat perubahan lebih
dipengaruhi faktor
nonargumentasi
Perubahan
Sikap
41
Dari Model Kemungkinan Elaborasi ini dapat dilihat bahwa bagaimana cara
komunikator melakukan kampanye itu mempengaruhi efek yang terjadi kepada
komunikan. Akan tetapi faktor komunikan mempengaruhi juga dalam tercapainya
suatu tujuan dari komunikator tersebut, jika kita lihat seperti model ELM diatas
faktor komunikannya juga sangat berpengaruh dalam proses komunikasi ini. Seperti
komunikan yang bersikap acuh terhadap komunikatornya atau komunikan yang hanya
melihat image atau siapa komunikatornya bukan pesan apa yang dibawa oleh
komunikatornya juga akan menjadi faktor penghambat dalam tercapainya proses
komunikasi tersebut.
2.10 Kerangka Berfikir
Dari Elaboration Likelihood Models dapat dilihat perbedaan pemaknaan pesan
yang dibawa oleh komunikator dikarenakan perbedaan tingkat elaborasi dari
komunikan tersebut. Komunikasi yang dilakukan oleh Marli terhadap anggota-
anggotanya saat memberikan pesan safety driving dilakukan dengan cara komunikasi
pemimpin yang berlandaskan kekeluargaan dan persaudaraan. Beberapa hal ini dapat
mempengaruhi tingkat perubahan dan feed back dari anggota-anggota Bar3t lainnya
dalam menerapkan safety driving.
Ini merupakan cara dari Marli pula untuk mengajak dan mengarahkan anggota
Bar3t untuk bersikap safety driving karena dengan cara ini secara tidak langsung
Marli memberikan arahan dikarenakan anggota Bar3t tersebut berada dalam
keterikatan emosional yang sangat dekat dengan Marli, jadi arahan dari Marli akan
didengar dan dilaksanakan oleh anggota Bar3t lainnya.
42
Sumber : Peneliti
Gambar 2.8
Kerangka Berfikir
2.11 Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang kampanye atau sosialisasi keamanan berkendara yaitu
safety riding / safety driving sebenarnya sudah dilakukan penelitiannya oleh orang
lain diantaranya :
1. Muhammad Asdar pada tahun 2013 dengan judul “Perilaku Safety Riding
pada Siswa SMA di Kabupaten Pangkep”.
Perilaku safety riding merupakan upaya untuk mengurangi angka kecelakaan
lalu lintas dan cidera akibat kecelakaan lalu lintas. Kecelakan lalu lintas menjadi
masalah global seiring dengan transisi pola penyakit. Di Indonesia kecelakaan
lalu lintas menjadi pembunuh urutan ketiga setelah penyakit jantung dan stroke.
Sebesar 70% kecelakaan lalu lintas terjadi pada sepeda motor. Kelompok umur
remaja (15-25) paling banyak mengalami kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini
Marli
Anggota yang
berpengalaman
Elaboration
Likelihood Model
Secara ikatan
Persaudaraan dan
Kekeluargaan
Safety Driving
43
bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku safety
riding pada siswa SMA di Kabupaten Pangkep. Jenis penelitian yang digunakan
adalah observasional analitik dengan desain cross sectional study.
Populasinya adalah seluruh siswa kelas X dan XI yang mengendarai sepeda
motor di SMAN 1 Pangkajene dan SMAN 1 Bungoro sebanyak 425 siswa dan
sampel sebanyak175 siswa. Penarikan sampel menggunakan proportional random
sampling. Analisa data secara univariat dan bivariat dengan uji chi square.
Hasil penelitian terdapat 3 variabel yang memiliki hubungan dengan variabel
dependen, yaitu: kepemilikan SIM (p=0,022),sikap (p=0,005),dan dukungan
keluarga (p=0,00). Sedangkan variabel pengetahuan tidak berhubungan (p=0,18).
Penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan antara kepemilikan SIM, sikap
dan dukungan keluarga dengan perilaku safety riding dan tidak ada hubungan
antara tingkat pengetahuan dengan perilaku safety riding siswa SMA di
Kabupaten Pangkep. Penelitian ini menyarankan agar pihak sekolah melakukan
pengawasan terhadap siswa yang mengendarai sepeda motor ke sekolah dan
sosialisasi safety riding serta aturan lalu lintas bekerjasama dengan pihak satuan
lalu lintas. Selain itu, perlunya peran orang tua dalam memberikan dukungan
kepada anak terkait perilaku safety riding berupa teguran dan nasehat mengenai
kelengkapan kendaraan dan alat pelindung diri.
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3. 1 Metode Penelitian
Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan
kebenaran atau lebih membenarkan kebenaran. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu
menggambarkan satu peristiwa yang terjadi saat ini tanpa melakukan hipotesis atau
membuat prediksi, tidak mencari hubungan atau menjelaskan hubungan.
63 Menurut Rakhmat dalam bukunya Metode Penelitian Komunikasi, penelitian
deskriptif ditujukan untuk : (1) mengumpulkan informasi actual secara rinci yang
melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi
praktek – praktek yang berlaku, (3) membuat perbandingan atau evaluasi, (4)
menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama
dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada
waktu yang akan datang.64
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara tringulasi (gabungan), analisis data
63
Jalaludin Rakhmat. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung:PT.Remaja Rosadakarya,hal 24 64
Ibid hal 25
45
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.67
Pendekatan penelitian yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Melalui pendekatan kualitatif, peneliti berupaya untuk
memperoleh informasi secara menyeluruh mengenai kegiatan strategi komunikasi
persuasif yang dilakukan oleh komunitas mobil Bar3t dalam mengkampanyekan
safety driving kepada anggota clubnya. Pendekatan kualitatif dipilih agar peneliti bisa
mendapatkan pemahaman yang dalam terhadap permasalahan yang ada.
Dengan digunakan pendekatan kualitatif, maka data didapat akan lebih
lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat
tercapai. Dan dapat ditemukan data yang bersifat proses kerja, perkembangan suatu
kegiatan, deskripsi yang luas dan mendalam, perasaan, norma, keyakinan, sikap
mental, etos kerja, dan budaya yang dianut seorang, maupun sekelompok orang
dalam lingkungan kerjanya.68
Menurut Sugiyono, bila dilihat dari level of explanation, penelitian kualitatif
bisa menghasilkan informasi yang deskriptif yaitu memberikan gambaran yang
menyeluruh dan jelas terhadap situasi sosial yang diteliti.69
Jadi, penelitian kualitatif
deskriptif ini hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa yang diteliti. Penelitian ini
67
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitaif,Kualitatif,dan R & D. Bandung:Alfabeta hal 1 68
Ibid hal 181 69
Ibid hal 21
46
tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat
prediksi.
Suatu penelitian itu bersifat kualitatif berdasarkan ciri – ciri berikut :
1. Memiliki minat pada proses interpretasi manusia
2. Memfokuskan perhatian pada situasi tindakan manusia dan artefak yang
tersituasikan secara sosial.
3. Menggunakan manusia sebagai instrument penelitian utama
4. Mengandalkan terutama bentuk – bentuk naratif untuk mengkode data dan menulis
teks untuk disajikan kepada khalayak.
Jadi, penelitian kualitatif memang bukan semata – mata mencari kebenaran,
tetapi lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya.
3.2 Paradigma Penelitian
Paradigma menurut Kuhn didefinisikan sebagai suatu cara pandang, nilai-
nilai, metode-metode, prinsip dasar, atau cara memecahkan sesuatu masalah, yang
dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada suatu masa tertentu.70
Peneliti dalam
melakukan penelitian ini menggunakan paradigma post – positivis, karena dengan
menggunakan paradigma post – positivis ini, peneliti berusaha untuk memahami
lebih dalam mengenai pola kepemimpinan ketua Bar3t. Selain itu peneliti tidak hanya
70
Satori, Djaman & Komariah, Aan. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Hal
9.
47
mengolah data mentahnya saja, tetapi peneliti lebih mencari tahu di setiap kejadian
apa yang menyangkut penelitian ini.
Ditinjau dari perspektif post-positivis, tujuan penelitian kualitatif pada
umumnya, dapat bersifat :
1. Eksploratif, memahami fenomena secara garis besar tanpa mengabaikan
kemungkinan pilihan fokus tertentu secara khusus,
2. Eksplanatif, memahami ciri dan hubungan sistematis fenomena berdasarkan
faktanya,
3. Teoritis, menghasilkan formasi teori secara substantif berdasarkan
konseptualisasi, abstrak ciri, dan sistemisasi hubungan konsep berdasarkan relasi
dan kemungkinan variasinya, dan
4. Memahami makna fenomena dihubungkan dengan kepentingan terapan atau
nilai praktis tertentu.71
3.3 Key Informan
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh
Spadley dinamakan “Social Situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga
elemen, yaitu : tempat (place), pelaku (actors), dan aktifitas (activity) yang
berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai
objek penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi” didalamnya.72
71
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 7. 72
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif R&D. Alfabeta:Bandung,hal.215
48
Pada istilah kualitatif juga tidak menggunakan istilah sample. Sample pada
penelitian kualitatif disebut sebagai informan atau subyek penelitian, yaitu orang
– orang yang dipilih diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan penelitian.
informan disebut sebagai subyek penelitian karena informan dianggap aktif
mengkonstruksi realitas bukan sekedar objek yang hanya mengisi kuesioner.
Adapun yang menjadi key informan dalam penelitian ini adalah :
1. Marli Subhiyat, S.Si (Ketua Umum Bar3t)
2. Apti Nurmayati, S.Ikom (Anggota Bar3t)
Adapun teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik snowball sampling. Teknik ini merupakan teknik penentuan
subjek yang awalnya berjumlah kecil kemudian berkembang menjadi semakin
banyak. Orang yang dijadikan informan pertama diminta memilih atau menunjuk
orang lain untuk dijadikan informan lagi, begitu sebaliknya.73
Informan dalam
penelitian ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan peneliti.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini, peneliti melakukan teknik
pengumpulan data :
a. Wawancara Mendalam
73
Sugiyono. 2008. Metode penelitian kuantitatif,kualitatif R&D. Bandung:Alfabeta. Hal 157
49
Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam (depth
interview) atau wawancara tidak terstruktur yang bertujuan untuk
mengetahui pandangan personal subjek penelitian. Dimana responden
dapat memberikan jawaban – jawaban secara menyeluruh dan mendalam
tentang objek penelitian.
b. Observasi
Peneliti menggunakan obseravsi partisipatif, menurut Sugiyono dalam
bukunya memahami penelitian kualitatif sebagai berikut : “dalam observasi
ini peneliti terlibat dalam kegiatan sehari – hari orang yang sedang diamati
atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian”.74
3.5 Analisis Data
Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan Model Milles and
Huberman, mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh.75
Aktifitas analisis data, yaitu :
a. Data reduction (redaksi data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak ,untuk itu
perlu dicatat secara teliti dan rinci, mereduksi data berarti merangkum,
74
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D,Alfabeta:Bandung,hal.220 75
Ibid
50
memilih hal – hal yang pokok, memfokuskan pada hal – hal yang
penting dicari tema dan polanya.
b. Data display ( penyajian data )
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan lainnya.
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
c. Conclusion drawing / verification
Dalam hal ini setelah dilakukan reduksi data, dan menyajikan data yang
didapat dari lapangan maka langkah terakhir adalah penarikan
kesimpulan verifikasi terhadap data – data yang ada.
3.6 Lokasi Penelitian dan Waktu
Peneliti melaksanakan penelitian di Bengkel BAC (Bar3t Auto Car) tepatnya
di Palima, Serang di tempat mereka biasa berkumpul. Adapun pelaksanaan penelitian
ini berlangsung selama kurang lebih 1 bulan dari tanggal 1 Juni 2013 sampai 29 Juni
2013.
51
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Komunitas Bar3t
Bar3t (Banten Revolution Team) merupakan sebuah perkumpulan club
mobil yang lahir di Kota Serang Provinsi Banten didirikan pada tanggal 3
Maret 2004 dan bersatu dalam menyalurkan hobby di bidang otomotif. Bar3t
didirikan oleh 3 orang saudara kandung yang mempunyai hobi yang sama
yaitu dibidang otomotif. Huruf “E” pada tulisan Bar3t diubah menjadi angka
“3” dikarenakan pendiri komunitas ini yang merupakan 3 bersaudara yaitu
Marli, Oka, dan Ari. Safety driving merupakan pedoman yang selalu diingat
dalam komunitas ini dan menjadi dasar berdirinya Bar3t pada awal mulanya.
Menariknya, Bar3t mempunyai julukan khas menurut pandangan
komunitas mobil lainnya yaitu “clubnya para pejabat”. Awal mula terbentuk
Bar3t ini dimulai saat mereka yaitu Marli, Oka, dan Ari sama-sama mencintai
dunia otomotif. Kecintaan mereka terhadap dunia otomotif dimulai saat
mereka masih hanya memiliki sepeda motor tua, dari sana mereka lalu
mendirikan sebuah perkumpulan pecinta motor tua atau antik di pertengahan
1999 an. Komunitas tersebut bertahan selama kurang lebih 5 tahun, sampai
akhirnya mereka mampu untuk membeli kendaraan roda empat dan
mendirikan Bar3t ini yang sekarang berkembang menjadi club mobil
52
dikarenakan mereka sudah mampu memiliki mobil sendiri, bukan club balap
mobil akan tetapi Bar3t aktif dalam berbagai kompetisi modifikasi interior
dan eksterior mobil yang dikirim untuk mewakili Bar3t itu sendiri.
4.1.2 Informan Penelitian
1. Marli Suhibyat
Marli merupakan pegawai di salah satu dinas yang berada di
Pemerintahan Provinsi Banten, Marli merupakan anak pertama dari 3
bersaudara yang pertama kali mencetuskan untuk membuat komunitas
Bar3t ini oleh karena itu Marli merupakan pendiri Bar3t dan sekaligus
menjadi Ketua Umum dari Bar3t saat ini.
Hobinya di dunia otomotif membuat Marli beserta adiknya Oka dan
juga sepupunya Ari mempunyai ide untuk membuat komunitas tapi pada
awal mulanya Bar3t itu berasal dari komunitas motor jadul dan akhirnya
berkembang sampai menjadi Bar3t saat ini dan komunitas motor tersebut
masih ada hingga saat ini walau yang menjalankan organisasinya bukan
mereka lagi karena mereka sudah fokus di Bar3t.
2. Apti Nurmayati
Apti adalah anak bungsu dari tiga bersaudara, lahir tumbuh dan
berkembang di Kota Serang. Pergaulannya sangat luas di sekolah
menengah pertama maupun di sekolah menengah atas dan berlanjut
sampai ia melanjutkan pendidikannya dan menyelesaikannya di
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
53
Kecintaannya pada dunia otomotif khususnya design interior dan
eksterior dari mobilnya merupakan modal awal alasan ia masuk Bar3t,
alasan berikutnya yaitu persaudaraan dan kekeluargaan dalam Bar3t yang
sangat kental membuat dia semakin ingin terus berada di dalam Bar3t.
Kondisinya yang sudah menikah dan mempunyai anak tidak membuat
Apti berhenti untuk terus mengikuti Bar3t akan tetapi justru ia mengajak
pula suaminya untuk ikut serta kedalam Bar3t. Mungkin sedikit banyak
Bar3t juga sudah ada di dalam hidup suaminya, pada saat pernikahan
mereka pun banyak dihadiri oleh anak-anak komunitas Bar3t. Sehingga
Bar3t sudah menjadi bagian dalam keluarga kecil mereka.
4.2.Deskripsi Hasil Penelitian
Bar3t merupakan sebuah komunitas pecinta otomotif yang ada di Serang dan
anggotanya tersebar di seluruh Provinsi Banten, dan uniknya Bar3t ini
mempunyai julukan “clubnya pejabat” oleh komunitas mobil sejenis lainnya di
Provinsi Banten ini.
Marli sebagai Pendiri Bar3t memberikan pernyataannya:
“ ya mungkin dikarenakan sebagian anggota dari Bar3t berprofesi sebagai
PNS baik di pemkab, pemkot, bahkan di tingkatan pemprov.”76
Marli tidak menyangkal jika memang komunitas Bar3t ini mempunyai
julukan “clubnya pejabat” dikalangan komunitas mobil sejenis lainnya. Dikarenakan
memang dari anggota Bar3t pun sebagian ada yang bekerja sebagai PNS di
76
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t
54
pemerintahan, baik pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi. Sebab lain mengapa
Bar3t disebut sebagai “clubnya pejabat” yaitu hampir semua anggota Bar3t itu
bekerja, tidak menganggur. Jika memang ada yang belum bekerja itu dikarenakan
mereka masih menempuh pendidikan, baik SMA maupun kuliah. Hal itu tidak
membuat pendiri Bar3t ini menjadi risau, justru menjadi pemicu semangat untuk
komunitas Bar3t membuktikan kepada komunitas sejenis lainnya jika “clubnya para
pejabat” ini juga sama seperti mereka bahkan lebih baik dikarenakan perilaku dan
sikap dari anggota Bar3t yang menjunjung tinggi kekeluargaan dan persaudaraan baik
dalam komunitasnya maupun diluar komunitasnya.
Marli juga mengungkapkan alasan dan sedikit cerita tentang berdirinya Bar3t,
pada awalnya mereka yaitu Marli, Oka, dan Ari membuat komunitas pecinta sepeda
motor “jadul”. Mereka juga suka konvoi keliling kota bahkan sampai puncak mereka
berkonvoi menggunakan sepeda motor tersebut. Sampai akhirnya pekerjaan mereka
memberikan kesempatan kepada mereka untuk bisa membeli mobil dan akhirnya
didirikanlah Bar3t ini.
“Awalnya sekedar hobi aja di bidang otomotif motor dikarenakan kita masih
belum memiliki mobil, akan tetapi berkembang menjadi club mobil
dikarenakan kita masih memiliki hobi yang sama pula di bidang otomotif
mobil. Club motor itu juga masih ada kok walaupun bukan kita lagi yang
ngurusin, tapi Bar3t ini bukan club balap tapi aktif mengikuti berbagai
kompetisi design interior dan eksterior mobil (modifikasi) dan paling juga
slalom”.77
Tidak hanya sekedar hobi saja di dalam Bar3t, tetapi juga adanya sifat
persaudaraan dan kekeluargaan, inilah yang membuat Bar3t dapat bertahan selama
77
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t
55
ini. Bisa solid dan tetap peduli terhadap masing-masing anggotanya jika dalam situasi
tertentu seperti dalam kesusahan atau dalam keadaan berbahagia.
“Hubungan kekeluargaan dan persaudaraan itu merupakan landasan dasar
dari Bar3t itu sebabnya mengapa kami sampai bertahan selama ini”.78
Bar3t juga mempunyai caranya untuk menyeleksi calon anggotanya yang
ingin bergabung dalam komunitas ini. Sama seperti komunitas mobil pada umumnya
tetapi dalam proses penyeleksian, Bar3t memiliki caranya tersendiri agar calon
anggotanya nanti mempunyai motivasi lebih untuk menjadi anggota Bar3t. Tidak
hanya sekedar mengikuti teman-temannya yang terlebih dahulu bergabung kedalam
komunitas Bar3t dan tidak membuat malu nama Bar3t nantinya setelah ia bergabung
kedalam komunitas ini. Proses penerimaan anggota baru di Bar3t sendiri dilakukan
dengan cara memperkenalkan Bar3t itu sendiri dan membiarkan anggota baru ini
beradaptasi selama beberapa minggu sehingga dapat mengenal Bar3t lebih dalam.
“Proses recruitment dalam Bar3t dilakukan dalam beberapa tahap, pertama
calon anggota diperkenalkan apa itu Bar3t kemudian diajak untuk ngumpul
tiap minggunya pada saat agenda rutin tiap minggu biasanya diadain di
Islamic atau sesuai kesepakatan anak-anak aja dimana enaknya, lalu setelah
mulai beradaptasi selama beberapa minggu lalu diadakan “ospek” untuk
calon anggota ini. Ospeknya juga gak diluar batas kewajaran kok, hanya
disuruh melewati beberapa pos yang didalamnya terdapat pos tentang apa itu
Bar3t, bagaimana cara safety driving yang baik seperti yang dicontohkan
oleh ketua umum dan anggota kepolisian, dan lain-lain. Cuma seperti itu aja
kok”.79
78
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t 79
Wawancara dengan Apti Nurmayati, Anggota Bar3t
56
Anggota Bar3t juga terdiri dari berbagai profesi dan latar belakang
pekerjaannya karena Bar3t lebih menekankan pada nilai silaturahminya, sehingga
siapapun yang berminat bisa ikut bergabung. Tidak terkecuali dengan yang ingin
bergabung tetapi tidak memiliki mobil sendiri, mereka juga boleh ikut bergabung ke
dalam komunitas ini akan tetapi tetap harus mengikuti peraturan yang dibuat oleh
Bar3t itu sendiri.
“Anggota kita juga banyak ko yang tidak memiliki mobil, karena kita lebih
menekankan pada nilai silaturahminya dan juga anggota kita banyak
background pekerjaannya mulai dari pelajar, mahasiswa, PNS, wiraswasta,
dan berbagai profesi lainnya. Kebetulan jika kita lagi konvoi seenggaknya
ada temen buat ngobrol atau gantian nyetir sehingga menipiskan
kemungkinan juga terjadinya mengantuk dan sebagainya. Kita juga punya
anggota cewek ko, yaa walau gak banyak karena club ini gak mengharuskan
mesti cowok anggotanya. Biasanya anggota cewek ini terbawa oleh pacarnya
yang kebetulan anak Bar3t juga dan kemudian dia tertarik masuk Bar3t, ada
juga yang sekedar diajak buat nemenin pacarnya yang lagi ikutan acara
Bar3t sehingga bisa membaur sama anak-anak lainnya. Anggota Bar3t
lainnya pasti melindungi mereka karena mereka sudah termasuk keluarga
bagi anak-anak”.80
Dilihat dari dalamnya hubungan kekeluargaan dan persaudaraan yang kental
dalam komunitas ini, sudah pasti setiap anggotanya saling peduli terhadap anggota
lainnya dan tidak ingin terjadi hal yang buruk menimpa mereka, baik dalam keadaan
senang maupun sedih anggota Bar3t akan selalu ada untuk memberikan dukungan
agar bisa tetap bangkit dalam keadaan apapun. Sikap kekeluargaan juga ditunjukkan
oleh anggota Bar3t ini dalam rangka memperingati hari besar dari anggota-
anggotanya, misal ulang tahun atau pernikahan dari anggotanya.
“Setiap anggota Bar3t maupun petinggi-petingginya juga akan menghadiri
acara besar anggotanya seperti di hari pernikahan salah satu anggotanya,
80
Wawancara dengan Apti Nurmayati, Anggota Bar3t
57
maka mereka semua kompak untuk menghadirinya dan rela jika memang
harus mengambil cuti dari tempat kerja mereka”.81
Jiwa kekeluargaan dari Bar3t sendiri juga terlihat saat ada anggota yang
belum mempunyai pekerjaan maka mereka akan membantunya dengan cara
memberikan info tentang lowongan pekerjaan kepada anggota yang membutuhkan.
Karena anggota komunitas ini terdiri dari berbagai macam profesi dan pekerjaan, jadi
memiliki banyak peluang untuk membantu sesama anggota Bar3t yang sedang
mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan sehingga tidak aneh jika komunitas ini
mendapat julukan “Clubnya Pejabat” karena memang seluruh anggotanya memiliki
pekerjaan yang kebetulan bekerja di instansi pemerintahan dan tidak ada yang
menganggur.
“jika memang ada keluarga kita dalam hal ini anak-anak Bar3t yang belum
memiliki pekerjaan setelah lulus kuliah atau habis resign, maka anak anak
akan membantu sebisanya dengan memberikan info tentang lowongan
pekerjaan kepadanya dan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh orang tersebut
sehingga anak-anak gak ada yang nganggur”.82
Hubungan baik tersebut tidak hanya kepada anggota Bar3tnya saja, kepada
anggota keluarga mereka pun Bar3t juga membina hubungan baik sehingga keluarga
mereka juga ikut memberikan dukungan kepada Bar3t dalam setiap kegiatannya,
sebagai contohnya jika ada salah satu anggota keluarga yang ingin mengetahui
bagaimana kegiatan Bar3t itu sendiri maka mereka diinfokan bahkan diajak untuk
bergabung agar dia tahu apa saja yang dilakukan anggota keluarganya di Bar3t ini.
“jika memang ada salah satu anggota kita yang masih berstatus pelajar atau
mahasiswa dan orang tuanya ingin mengetahui anaknya ngapain aja di
Bar3t, kita infokan ko jika perlu kita undang orang tuanya untuk ikut serta
81
Wawancara dengan Apti Nurmayati, Anggota Bar3t 82
Wawancara dengan Apti Nurmayati, Anggota Bar3t
58
dalam acara kita. Bahkan jika perlu, anggota Bar3t juga boleh mengajak
keluarga, pacar, atau siapapun itu dalam acara kami untuk memeriahkan dan
meramaikan acara kita juga. Kan jadi lebih seru dan asyik.”83
Bar3t tidak hanya membina hubungan kekeluargaan dengan sesama anggota
Bar3t dan keluarganya saja, Bar3t tetap membina hubungan baik dengan club mobil
lain juga untuk menjaga tali silaturahmi dan persaudaraan antar sesama komunitas
pecinta otomotif. Sebagai contohnya saat mengadakan suatu acara Bar3t turut
mengundang pula club mobil lainnya untuk ikut serta berpartisipasi dalam acara
tersebut. Banyak manfaat yang didapat karena membina hubungan baik tersebut,
selain untuk memupuk tali silaturahmi juga dapat membantu sesama yang sedang
membutuhkan.
“Selain acara ulang tahun Bar3t, kita juga sering mengadakan beberapa
acara seperti baksos, santunan, buka bersama dan sahur on the road tiap
bulan puasanya serta pengajian rutin setiap 1 bulan sekali. Dalam
kesempatan tersebut kita juga mengajak club mobil lain seperti Reject, Cocot,
dan lainnya untuk ikut bergabung meramaikan acara kita ini. Selain untuk
menjaga tali silaturahmi, acara ini juga diadakan untuk membantu sesama
yang sedang membutuhkan”.84
Sangat terlihat bagaimana kentalnya hubungan kekeluargaan dalam Bar3t dan
itu merupakan modal supaya kampanye safety driving yang dilakukan dapat
tersampaikan dan akan terus tertanam dalam benak komunikan, dikarenakan yang
menyampaikan informasi tersebut merupakan keluarga mereka maka akan lebih
didengar dan terus terekam dibanding yang menyampaikan informasi tersebut adalah
83
Wawancara dengan Apti Nurmayati, Anggota Bar3t 84
Wawancara dengan Apti Nurmayati, Anggota Bar3t
59
orang lain. Nilai kedekatan dari komunikator ke komunikan merupakan hal yang
sangat penting untuk tersampaikannya informasi safety driving ini.
Dalam keamanan dan keselamatan anggota lainnya sebuah hal yang
diprioritaskan oleh Bar3t. Pemberian arahan tentang pentingnya safety driving
diberikan kepada pendiri Bar3t dan diteruskan kepada anggota lainnya yang
kebetulan merupakan anggota dari kepolisian baik kepolisian tingkat Resort (Polres),
tingkat Daerah (Polda), maupun tingkat Nasional (Polri). Selain merupakan
kewajiban mereka untuk mensosialisasikan pentingnya safety driving, mereka juga
bisa melindungi “keluarga” mereka di Bar3t dari bahaya kecelakaan yang selalu
mengintai.
“iya memang benar, anggota kami ada yang berasal dari Polres Serang,
Polda Banten, bahkan juga ada yang bertugas di Polri, dan mereka turut
membantu saya dalam memberikan arahan safety driving ini ke anak-anak”.85
Dalam melakukan kegiatan positif tersebut, Marli sebagai pendiri dari Bar3t
tidak melakukannya dengan seminar-seminar, pelatihan, workshop, dan sebagainya.
Akan tetapi ia langsung memberikan contoh safety driving langsung dalam
berkendaranya sehari-hari, ia mempunyai alasan tersendiri bahwa jika kita melakukan
dan memberikan contoh yang baik secara berkesinambungan maka secara berkala
pula pola pikir dari komunikannya akan berubah seperti yang diharapkan.
“saya melakukannya dengan cara memberikan contoh dulu di depan anggota
Bar3t, baik saat ada acara maupun saat kongkow-kongkow saja bareng anak-
anak Bar3t, dan turut juga dibantu oleh anggota Bar3t juga yang kebetulan
85
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t
60
kerjanya sebagai polisi karena mereka memiliki pengetahuan lebih dari kami
dalam hal safety driving”.86
Menurut Marli hal tersebut sangat efektif dikarenakan anggota-anggota dari
komunitas Bar3t biasanya tidak menyukai hal-hal yang terlalu formal seperti seminar,
workshop, dan lainnya. Mereka senang dengan hal-hal yang informal seperti
berbincang-bincang ringan, kumpul-kumpul sesama anggota, dan sebagainya. Dalam
kondisi seperti itu bisa dimasukkan pesan-pesan berupa pesan kampanye agar dapat
merubah pola pikir serta sikap dari anggota Bar3t untuk tetap berpegang teguh
kepada safety driving.
“alasan lain mengapa saya hanya memberikan contoh nyata bukan
mengadakan semacam acara workshop dikarenakan memang kita merupakan
komunitas bukan sebuah instansi”.87
Sebelum memulai konvoi dalam berbagai acara misalnya ulang tahun Bar3t
dan lain sebagainya mereka meminta kawalan dari polisi PJR untuk mengamankan
konvoi, polisi PJR ini juga memberikan arahan bagaimana safety driving yang
sederhana dan mudah diterapkan. Misalnya jika mengantuk lebih baik berhenti atau
jika memang terpaksa untuk melanjutkan maka mereka tetap harus berhenti sejenak
untuk push-up untuk menghilangkan rasa kantuk tersebut. Hal ini dipertegas oleh
anggota lain yang menyebutkan bahwa polisi PJR juga memberikan arahan kepada
anggota-anggota Bar3t sebelum memulai konvoi.
86
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t 87
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t
61
“Biasanya setiap ada acara konvoi yang melibatkan polisi PJR, dia suka
ngasih arahan gitu sebelum mulai konvoi dan anak-anak ngikutin konvoi itu
sesuai dengan arahannya pak polisi PJR”.88
Sosok Marli sebagai pendiri juga sedikit banyak memberikan dampak
perubahan kepada pola pikir dan sikap dari anggotanya, selain memberikan contoh
yang diberikan oleh Polisi PJR tersebut Marli juga memberikan instruksi kepada
anggotanya sebelum memulai konvoi seperti pengecekan mesin, tekanan ban, sabuk
pengaman, dan sebagainya. Jika ada mobil yang tidak layak untuk mengikuti konvoi
maka mobil tersebut ditinggal di bengkel BAC (Bar3t Auto Car) tempat mereka biasa
berkumpul dan pengemudinya menumpang ke anggota lain yang mobilnya layak
untuk ikut konvoi.
“A Marli sendiri merupakan sosok yang santun dan disegani oleh anak-anak,
sedikit banyak bisa lah merubah sikap anak-anak biar agak bener dikit hehe,
tapi a Marli tetep kasih ilmu tentang safety driving ke kita kayak ngecek
mesin, angin di ban, sabuk pengaman, dan sebagainya sebelum konvoi
malahan a Marli ikutan meriksain juga mobilnya anak-anak“.89
Disamping sosok Marli yang santun dan menjadi panutan bagi anggota Bar3t,
Marli juga tegas dalam mengambil sikap dan keputusan. Jika ada anggotanya yang
mempunyai kasus diluar atau terbukti masalah tersebut bersumber dari anggotanya,
maka Marli dengan tegas akan memberikan sanksi kepada anggotanya tersebut.
Karena Marli menganggap anggota dari Bar3t ini sebagai adiknya sendiri yang akan
88
Wawancara dengan Apti Nurmayati, Anggota Bar3t 89
Wawancara dengan Apti Nurmayati, Anggota Bar3t
62
diberikan hukuman jika adiknya bersalah. Jika adiknya tidak bersalah maka Marli
sebagai kakak akan memberikan pertolongan kepada anggota Bar3t tersebut.
“A Marli itu pokoknya TOP BGT lah a, dia itu gimana ya.. udah santun,
bijaksana, tapi juga tegas ke setiap anggota-anggotanya. Jadi apa yang
dibilang sama a Marli sudah pasti udah bener dan udah dipikirin
kedepannya”.90
Ketua umum Bar3t ini memang dikenal tegas dan tidak pandang bulu jika
menyangkut peraturan Bar3t. Jika ada yang melanggar harus mendapatkan sanksi,
apalagi jika sudah mencemarkan nama baik Bar3t sudah bisa dipastikan anggotanya
tersebut akan dikeluarkan dari komunitas ini.
“Jika memang mereka melakukan pelanggaran terhadap aturan apalagi
aturan tidak boleh mengebut udah pasti ditegur sama a Marli, tapi kalau
udah masalah kriminal seperti balap liar atau narkoba udah pasti dikeluarin
dari Bar3t. Udah ada kok yang pernah dikeluarin dari sini gara gara bikin
masalah diluar kayak tadi”.91
Kampanye safety driving yang dilakukan Marli dan beberapa anggotanya
yang mempunyai pengetahuan dibidang safety driving terhadap anggota-anggota
yang lainnya merupakan niat baik untuk memberikan pengetahuan kepada anggota
Bar3t agar terhindar dari accident dijalan raya yang akan merugikan dirinya sendiri
maupun orang lain. Seperti pemakaian safety belt, berkendara dalam keadaan fit atau
sadar, tidak berkendara dalam keadaan mengantuk atau mabuk, dan sebagainya. Hal
ini dipraktekkan langsung oleh Marli dan beberapa anggotanya yang mempunyai
90
Wawancara dengan Way, Anggota Bar3t 91
Wawancara dengan Apti Nurmayati, Anggota Bar3t
63
pengetahuan dibidang safety driving kepada anggota Bar3t dalam kehidupan sehari-
hari.
“Hal yang dilihat secara terus menerus secara berkesinambungan secara
tidak langsung akan merubah sikap seseorang, sama halnya dengan anggota
Bar3t yang melihat perilaku safety driving saya, yaa minimal lihat saya selalu
memakai safety belt disaat mamakai mobil, bukan karena disaat ada polisi
saja. Itu juga bisa bikin mereka ngikutin perilaku saya kok”.92
Dalam berkampanye biasanya menggunakan media pendukung seperti media
cetak, media TV, dan sebagainya. Hal unik ditemukan pada kampanye ala Marli ini
karena tidak memerlukan media khusus tetapi hanya memberikan contoh secara
langsung dan menggunakan komunikasi tatap muka melalui simbol-sombol atau
komunikasi langsung secara non verbal. Komunikasi seperti ini menurut Marli
merupakan komunikasi yang paling efektif karena kita akan melihat sendiri feedback
nya bagaimana, perilaku dan pola pikirnya apakah berubah atau tidak walaupun
feedback nya tidak akan didapatkan secara langung pada saat itu juga.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, peneliti melihat bahwa cara
yang dilakukan Marli dalam mengkampanyekan safety driving dengan memberikan
contoh saja yang bekerjasama dengan anggota Bar3t lainnya yang berprofesi sebagai
polisi itu lebih efektif dibandingkan dengan memberikan pesan tersebut dalam acara-
acara khusus seperti seminar, workshop, dan lainnya. Alasan yang Marli ambil yaitu
dengan memberikan contoh secara langsung. Semua anggota secara keseluruhan akan
mengerti karena hal-hal yang disampaikan merupakan hal-hal yang sederhana tanpa
92
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t
64
memerlukan pengetahuan secara khusus dan tinggi untuk memahaminya, sehingga
pesan tersebut dapat tersampaikan.
“anak komunitas lain saja bilang kami clubnya para pejabat, sudah pasti
tingkat pendidikan kami rata-rata sudah lulus SMA, walaupun masih ada
yang belum lulusan SMA tapi saya yakin mereka semua bisa memahami suatu
arahan yang sederhana”.93
Karena Marli berpendapat bahwa komunikasi yang dijalin ke anggota lainnya
juga sangat baik, walau tidak setiap hari Marli bisa menyempatkan diri datang ke
basecamp Bar3t di BAC (Bar3t Auto Car) Palima Serang dikarenakan ia juga sibuk
bekerja di Pemprov Banten. Akan tetapi Marli selalu menyempatkan diri untuk hadir
disetiap acara yang dibuat oleh anggota-anggota Bar3t.
“ya tidak setiap hari saya bisa kesana, tetapi saya menyempatkan diri untuk
datang disetiap acara-acara yang anak-anak bikin, walau saya juga sibuk
dengan pekerjaan saya di Pemprov Banten tetap akan saya sempatkan hadir
untuk menjalin komunikasi yang baik kepada mereka”.94
Pernyataan yang diberikan oleh Marli itu mendapatkan tanggapan positif dari
anggotanya sendiri, dan mereka pun setuju dengan statement dari a Marli yang
mempunyai caranya tersendiri untuk menjalin komunikasi yang baik dengan anggota
lainnya.
“iya, a Marli walaupun tidak bisa datang setiap hari ke bengkel, tapi ia
nyempet-nyempetin datang di acara yang kita buat. Apalagi jika acara ulang
tahun Bar3t dan pelantikan anggota baru, ia selalu hadir tanpa absen
sekalipun.”95
93
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t 94
Ibid 95
Wawancara dengan Way, Anggota Bar3t
65
Suatu upaya apapun itu pasti memiliki sebuah hambatan dalam
melakukannya, tidak terkecuali untuk upaya yang dilakukan untuk
mengkampanyekan safety driving kepada anggota Bar3t. Hambatan tersebut eolah
sudah menjadi satu paket dengan apa yang ingin Marli lakukan ke anggota-
anggotanya, hambatan tersebut adalah tidak semua anggota dapat diperlihatkan
contoh safety driving nya Marli karena jumlah anggota yang banyak dan tidak
terjangkau keseluruhannya. Tidak meratanya pesan yang disampaikan Marli itu yang
merupakan hambatan dalam kampanye safety driving nya.
“namanya kan juga ngasih contoh, kan gak mungkin ngeliatin ke semua
anggota Bar3t, kalo ngeliatin ke semua nanti malah disangka sok paling
bener lagi dan itu namanya udah workshop dan anak-anak kurang minat
dengan hal begituan”.96
Tujuan yang diharapkan jelas untuk jangka waktu yang panjang dikarenakan
Marli ingin menanamkan budaya safety driving didalam kesadaran anggotanya.
Sehingga dikemudian hari bisa ditularkan kebiasaan berkendara secara amannya dan
bisa juga menjadi contoh dan panutan bagi orang-orang disekitarnya. Selain untuk
menjaga nama baik Bar3t itu sendiri, hal tersebut dilakukan agar anggota Bar3t ini
bisa berguna khususnya bagi masyarakat yang berada di sekitarnya karena
memberikan pengetahuannya tentang safety driving dan untuk menekan angka
kecelakaan lalu lintas di Banten pada umumnya.
“Tujuan saya disini untuk memberikan pengetahuan dan pendidikan kepada
anggota Bar3t supaya bisa ditularkan dan jadi contoh buat temen-temen
96
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t
66
disekelilingnya biar ngerti dan paham tentang safety driving itu sendiri, dan
nantinya mereka juga akan merasakan manfaatnya kok.”97
Hal lain yang peneliti temukan saat berbincang dengan anggota Bar3t lainnya
yang masih menempuh pendidikan adalah mereka ternyata mengikuti pesan yang
disampaikan oleh Marli sebagai ketua umum Bar3t hanya karena mereka kagum dan
menghormati sosok Marli akan tetapi mereka kurang mendalami atau memahami
pesan safety driving tersebut.
“A Marli buat kita udah kayak aa kita sendiri, dia baik, berwibawa, dan tegas
sama anak anak, makannya kita segan dan hormat sama a Marli”.98
Mereka berpendapat bahwa pesan safety driving yang benar adalah yang
disampaikan oleh Marli dikarenakan Marli merupakan ketua umum Bar3t dan selama
ini merupakan sosok yang berwibawa dan memiliki pengetahuan lebih dalam safety
driving melebihi orang lain.
“Selama ini a Marli selalu memberikan contoh bagaimana safety driving
yang benar dan juga dibantu beberapa anggota Bar3t lainnya juga sih, tapi
tetep aja buat saya mah a Marli yang paling tahu safety driving soalnya a
Marli sih yang sering banget kasih tahu kita soal hal beginian”.99
Menurut mereka, Marli saja yang lebih mengerti safety driving dikarenakan
selama ini Marli saja yang memberikan contoh kepada mereka dan Marli sudah
sangat dekat dengan mereka dan mereka anggap sebagai kakak sekaligus panutan
dalam diri mereka di Bar3t.
97
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Pendiri Bar3t 98
Wawancara dengan Way, Anggota Bar3t 99
Wawancara dengan Way, Anggota Bar3t
67
“Bar3t ini sudah kami anggap seperti keluarga kami sendiri dan a Marli
sudah kami anggap sebagai kakak sendiri, kan gak mungkin kakak kita
sendiri memberikan hal yang menjerumuskan kita, makannya apa yang a
Marli bilang pasti kita lakuin”.100
Apa yang disampaikan oleh anggota Bar3t diatas sudah cukup
memperlihatkan bahwa anggota Bar3t yang memiliki tingkat elaborasi rendah hanya
melihat sosok Marli sebagai kakak di dalam keluarga Bar3t nya, tidak melihat
seberapa penting pesan safety driving yang disampaikan oleh Marli tersebut. Memang
tujuan yang diharapkan Marli untuk dapat membuat setiap anggota Bar3t menjadi
pengendara yang menerapkan safety driving bisa terwujud akan tetapi bagaimana
pesan tersebut berproses dalam diri anggotanya tersebut berbeda dengan apa yang
diinginkan olehnya.
Tidak semua dari anggota Bar3t memiliki tingkat elaborasi yang rendah, ada
juga anggotanya yang tingkat elaborasinya tinggi. Mereka memahami bahwa safety
driving memang diperlukan sebagai pengendara kendaraan bermotor, dan mereka pun
sudah mendapatkan pesan tersebut dari banyak sumber dan membandingkan dengan
pesan yang dibawa oleh Marli dan ternyata pesan tersebut tidak jauh berbeda dan
sangat bermanfaat untuk keselamatan kita sebagai pengendara. Mereka umumnya
merupakan anggota lama dari Bar3t dikarenakan teah menerima banyak pesan safety
driving dari mana-mana dan mereka juga kebanyakan berprofesi sebagai polisi yang
selayaknya memperoleh lebih banyak info tentang safety driving.
100
Wawancara dengan Way, Anggota Bar3t
68
“kita sudah tau kok pentingnya safety driving bagi pengendara karena di
pendidikan, di pergaulan dan di kantor kita juga diajarkan tentang safety
driving, masa iya kita sebagai polisi malah berkendara ugal-ugalan kayak
orang yang gak tau peraturan aja. Secara gak langsung itu udah bikin jelek
nama baik kita serta profesi kita, a Marli juga memberikan instruksi langsung
kepada anggota-anggotanya untuk ngecek semua nya seperti pengecekan
lampu, kaca spion, mesin, dan sebagainya”.101
Apa yang dilakukan Marli sesuai dengan apa yang menjadi standar safety
driving yang dikeluarkan oleh salah satu perusahaan pembuat kendaraan motor
yang berasal dari Jepang. Yaitu dengan mengecek kembali mesin, tekanan angin
pada ban, kaca spion, dan sebagainya. Berikut adalah standar safety driving
tersebut102
:
1. Pemeriksaan awal kendaraan seperti : pengecekan lampu indikator, tekanan
angin pada ban, ban cadangan, dan pengecekan apakah terjadi kebocoran pada
oli atau minyak rem atau tidak.
2. Pemeriksaan berat beban angkut mobil.
3. Pemakaian safety belt.
4. Menyesuaikan posisi spion depan dan samping.
5. Perhatikan posisi stir yang aman yaitu kedua tangan ada pada posisi jam 3 dan
jam 9, untuk mengantisipasi kecelakaan karena airbag akan mengembang di
posisi tersebut.
6. Menjaga jarak aman dengan kendaraan lain.
101
Wawancara dengan Oka, Pendiri Bar3t 102
http://www.astracreditcompanies.com/news_archieves/read/131/tips_mengemudi _dengan_aman
diakses pada Kamis, 14 November 2013 jam 13.00 WIB
69
IMI (Ikatan Motor Indonesia) juga mengeluarkan standar safety driving yang
dimasukkan kedalam sebuah buku yang berjudul “Triple S” (Be Smart, Be Skill,
Be Safety).103
Dalam buku ini dijelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam berkendara baik roda dua (motor) maupun roda empat (mobil). Berikut isi
dari buku tersebut :
1. Disiplin
Pengendara harus mempunyai cukup istirahat, tidak meminum
minuman keras/menggunakan narkoba karena jika tubuh kirang
istirahat atau pengendara dalam pengaruh alkohol tentunya akan
mengakibatkan konsentrasi berkendara menjadi menurun dan
berakibat fatal di jalan raya.
2. Berjiwa Sosial
Setiap pengendara harus memiliki kepekaan yang tinggi, salah satu
cara untuk melatihnya adalah dengan menghormati sesama pengguna
jalan, mau saling berbagi dengan lingkungan yang kurang beruntung.
Jadi jangan hanya berkendara saja, tetapi harus juga mempunyai jiwa
sosial yang tinggi.
3. Rendah Hati
Seorang pengendara harus low profile, tidak arogan, sombong, dan
mau menang sendiri akan tetapi harus mau belajar banyak dengan
103
http://imi.co.id diakses pada hari Jumat, 15 Nopember 2013 pukul 11.00
70
membaca teori berkendara dengan baik karena dapat meningkatkan
kemampuan berkendara yang berkesinambungan.
4. Pakailah Sabuk Pengaman
Gambar 4.1. Cara pemakaian sabuk pengaman
Gunakanlah sabuk pengaman dengan baik dan benar agar dapat
menyelamatkan nyawa anda. Pemakaian sabuk pengaman harus
sampai terdengar bunyi “klik” agar dapat lebih membuat aman kepala
anda
5. Periksa Kondisi Rem
71
Gambar 4.2. Kondisi rem yang baik
Anda harus memeriksa kondisi kendaraan agar semua instrumen
berfungsi sempurna. Saat anda memasuki kendaraan, pastikan rem
berfungsi dengan baik dengan cara menginjak pedal rem. Apabila
tidak terasa adanya tekanan, biarkan montir yang memeriksanya. Juga
sesuaikan arah spion dan atur kursi untuk mengemudi dan periksa
panel instrumen yang berada pada dashboard.
6. Gerakan Tangan
Gambar 4.3. Contoh memegang stir yang benar
72
Pada stir, tangan kanan tidak boleh menyebrang ke kiri (posisi maju
jam 12 ke jam 6) sedangkan tangan kiri tidak boleh menyebrang ke
kanan (posisi maju dari jam 6 ke jam 12).
7. Usahakan Untuk Senantiasa Terlihat
Pengemudi harus memastikan dirinya terlihat oleh pengendara lain,
terutama saat kondisi gelap atau malam hari. Nyalakan lampu dan
menghindari blind spot kendaraan lain.
8. Menaati Setiap Rambu-Rambu Lalu Lintas
Gambar 4.4 Rambu-Rambu Lalu Lintas
Pengendara harus taat peraturan lalu lintas agar kondisi lalu lintas
tetap lancar dan berjalan sebagaimana mestinya dan untuk
menghindari kecelakaan di jalan raya.
9. Memeriksa segala persiapan sebelum mengemudi
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengemudi yaitu cek
kelayakan ban dan ban cadangan, untuk mengantisipasi terjadinya
73
pecah ban atau kurangnya tekanan angin pada ban saat sedang
berkendara. Berikutnya yaitu dongkrak, keberadaan dongkrak
merupakan bagian yang sangat penting dikarenakan jika terjadi pecah
ban atau kurangnya tekanan angin pada ban maka untuk menggantinya
diperlukan dongkrak agar ban dapat dengan mudah diganti dengan ban
cadangan. Lalu segitiga pengaman, alat ini sangat berperan sebagai
tanda jika sedang memperbaiki kendaraan dipinggir jalan sehingga
orang mengetahui bahwa kita sedang memperbaiki mobil agar
menghindari terjadinya tabrak belakang. Ada lagi yaitu P3K, peralatan
kesehatan ini sangat diperlukan seandainya pengendara atau
penumpang tiba tiba berada dalam kondisi kurang sehat maka
persediaan pertolongan pertama ada didalam mobil tersebut. Dan hal
yang penting berikutnya pada proses ini adalah pengecekan lampu-
lampu, baik lampu jauh, lampu dekat, lampu rem, lampu sign, dan
lampu mundur karena lampu-lampu selain untuk menjadikan penerang
saat dalam keadaan gelap dan hujan, lampu juga berfungsi untuk
memberi tanda kepada pengendara atau pengguna jalan lain supaya
terhindar dari kecelakaan lalu-lintas.
Beberapa hal diatas merupakan kebiasaan yang juga dicontohkan oleh Marli
dan anggota lainnya yang memiliki pengetahuan lebih tentang safety driving
kepada anggota Bar3t lainnya pada setiap kesempatan. Tidak semua panduan
safety driving yang ada itu diketahui dan diperdalam serta dipraktekkan kepada
74
anggota Bar3t, hal-hal seperti pemeriksaan detail spesifikasi ban seperti
perawatan ban, tingkat keausan ban, dan ukuran velg yang baik untuk dipakai itu
diserahkan kepada pihak bengkel BAC (Banten Auto Car) yaitu montir bengkel
itu sendiri dikarenakan ketidakahlian Marli dan anggota Bar3t yang lainnya
didalam berbagai unsur mobil, salah satunya pengetahuan tentang ban. Contoh
yang sangat terlihat ada pada bentuk velg ban dari mobil-mobil Bar3t yang tidak
standar pabrik lagi dikarenakan keindahan dari mobil-mobil tersebut sangat
terlihat pada velg nya, karena itu merupakan hal yang paling mudah dalam
membedakan mana mobil standar mana mobil hasil modifikasi yang terlihat jelas
pada bentuk dan warna dari velg itu sendiri.
Perubahan yang ditunjukkan oleh anggota Bar3t dalam safety driving sudah
menunjukkan yang signifikan, terutama yang sudah lama bergabung dengan
Bar3t. Untuk yang masih baru bergabung dengan Bar3t, mereka juga melakukan
perubahan secara perlahan.
“Anak-anak menerapkan kok apa yang saya dan teman-teman berikan kepada
mereka tentang safety driving, ya walau emang gak semuanya bisa diatur tapi
mereka yang tidak bisa diatur pun punya kesadaran akan pentingnya safety
driving ini. Ada yang sudah bener-bener nerapin pake safety belt terus jika
sedang di dalam kendaraan, selalu membawa ban cadangan, memeriksa tekanan
ban sebelum berangkat bepergian menggunakan mobil, selalu mengecek kondisi
mesin mobilnya ada yang kurang atau tidak, dan sebagainya. Tapi ada juga yang
masih dikit-dikit nerapinnya dan biasanya anak-anak yang masih baru gabung
sama kita, pokoknya anak-anak sedikit banyak udah ngerti tentang safety driving
ini.”104
104
Wawancara dengan Marli Suhibyat, Ketua Umum Bar3t
75
4.2.1 Cara dalam Berkampanye Safety Driving
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan seperti yang diinginkan,
diperlukan sebuah strategi yang jitu dan ampuh, dalam hal ini Marli sebagai Pendiri
sekaligus ketua umum dari Bar3t mempunyai cara tersendiri. Cara yang dipakai oleh
Marli ini yaitu memberikan contoh secara langsung kepada anggota-anggotanya
untuk berkendara secara aman. Seperti pemakaian safety belt, tidak ugal-ugalan
dijalan, tidak mengendarai kendaraan disaat mengantuk atau mabuk, dan sebagainya.
Hal ini diyakini oleh Marli dapat memberikan efek yang baik untuk merubah pola
pikir dan sikap dari anggotanya yang belum menerapkan safety driving di dalam
kehidupannya sehari-hari. Akan tetapi diakuinya memang cara seperti ini mempunyai
kelemahannya juga. Itu yang akan menjadi penghambat Marli dalam menyampaikan
pesan safety driving kepada anggota dari Bar3t itu sendiri sehingga tujuan dari Marli
yang menginginkan untuk setiap anggota Bar3t berkendara secara aman itu terancam
tidak maksimal.
4.2.2 Hambatan yang Terjadi dalam Kampanye
Setiap kegiatan kampanye sudah pasti memiliki kendala-kendala atau yang
sering disebut hambatan, entah dari komunikatornya, komunikannya, maupun dari
faktor-faktor lainnya. Dalam hal ini hambatan yang dialami oleh Marli sebagai
komunikator dari kampanye safety driving nya yaitu jumlah anggota Bar3t yang
banyak yaitu berjumlah 80 orang sehingga pesan yang disampaikan tidak merata.
Tidak mungkin memberikan contoh kepada setiap anggota Bar3t secara keseluruhan
karena itu bukan komunikasi informal lagi akan tetapi sudah masuk ke komunikasi
76
formal, yaitu seminar atau workshop, dan hal ini tidak berkenan dikalangan anggota
Bar3t karena anggota Bar3t lebih menyukai hal-hal yang bersifat informal.
Hambatan berikutnya adalah karakter dari masing-masing anggota yang
berbeda-beda. Perbedaan karakter merupakan faktor yang paling menghambat ketika
memberikan pesan kampanye berupa safety driving, tidak semua dari anggota Bar3t
bisa menerima pesan tersebut dikarenakan memang karakter dari orang itu yang keras
dan sangat sulit untuk diberitahu. Dan komunikator disini yaitu Marli tidak bisa
memaksakan kehendak kepada anggotanya tersebut dikarenakan hambatan ini
merupakan hambatan dari dalam diri anggota Bar3t itu sendiri.
Hambatan lainnya yaitu dari pergaulan anggota Bar3t diluar komunitas ini.
Marli sebagai komunikator sekalipun tidak bisa mengontrol 24 jam pergaulan
anggotanya diluar komunitas Bar3t, karena sekali lagi dikarenakan jumlah yang
banyak dan tidak dapat terkontrol satu persatu. Pergaulan diluar komunitas juga
mempengaruhi sikap dan perilaku anggotanya.
4.2.3 Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan
Dalam mengatasi hambatan yang terjadi, Marli mempunyai beberapa cara
untuk mengatasinya. Cara yang dilakukan cenderung bersifat menunggu dikarenakan
ia melakukan kegiatan kampanye untuk mengubah perilaku dan pola pikir seseorang.
Pertama, dalam mengatasi hambatan yang dikarenakan jumlah anggotanya terlalu
banyak Marli menyiasati dengan cara melakukan kampanye tersebut atau
memberikan contoh safety driving di acara-acara besar yang diadakan oleh anggota
77
Bar3t, karena disana banyak anggota yang berkumpul sehingga semakin banyak
anggota Bar3t yang melihat contoh yang diberikan oleh Marli.
Kedua, untuk menghadapi hambatan yang berhubungan dengan karakter
masing-masing anggota Bar3t, Marli menyiasatinya dengan cara terus saja
memberikan contoh kepada orang tersebut karena lama-kelamaan jika orang tersebut
melihat kegiatan positif yang sama secara terus menerus maka ia akan dengan
sendirinya mengikuti walau kembali terkendala dengan waktu feedback yang
tertunda.
Ketiga, untuk mengatasi hambatan yang datangnya dari luar komunitas, sebisa
mungkin Marli mengontrol sesuai dengan kemampuannya, seperti memberikan tugas
kepada anggota yang lebih senior atau pengurus harian yang kebetulan mempunyai
kesamaan daerah tinggal, tempat kerja, tempat belajar atau kuliah dengan anggota
lainnya untuk membimbing dan mengontrol mereka semua karena Marli juga sehari-
hari disibukkan dengan pekerjaannya sebagai salah satu PNS di pemerintahan
provinsi Banten.
4.3 Pembahasan Penelitian dengan Teori Penelitian
Komunitas terbangun berdasarkan persamaan antar anggotanya, seperti
persamaan hobi, persamaan daerah tinggal, persamaan tempat kerja, dan lainnya.
Komunitas Bar3t sendiri terbentuk berdasarkan sebuah persamaan, yaitu persamaan
hobi di bidang otomotif.
Dalam penelitian ini safety driving yang merupakan aspek terpenting dalam
berkendara juga harus diperhatikan oleh pecinta otomotif seperti Bar3t ini. Mereka
78
memiliki hobi yang sama yaitu dibidang otomotif dan harus memperhatikan safety
driving agar terciptanya keselamatan di wilayah Banten khususnya dan untuk
pengendara pengguna jalan pada umumnya. Marli sebagai komunikator disini
memberikan pesan kepada komunikannya yaitu anggota dari Bar3t dimana Marli
bertujuan agar setiap anggota “keluarga” Bar3t tidak mengalami kecelakaan
dikarenakan kelalaian dalam berkendara. Marli mempunyai cara yaitu memberikan
contoh secara langsung kepada anggotanya akan tetapi melalui cara informal.
Langsung dipraktekkan dihadapan anggotanya bagaimana cara berkendara dengan
aman, dibantu juga oleh anggota lainnya yang berprofesi sebagai polisi.
Peneliti menggunakan Model ELM (Elaboration Likelihood Model) sebagai
panduan dalam meneliti kasus yang terjadi di Bar3t ini. Peneliti melihat adanya
perbedaan cara penerimaan pesan yang disampaikan oleh Marli sebagai komunikator
kepada anggota Bar3t yang disini berperan sebagai komunikannya. Ada yang melihat
pesan yang disampaikan Marli sebagai kebutuhannya dikarenakan safety driving
merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam berkendara secara aman (Jalur
Sentral), ada pula yang menyikapi pesan yang disampaikan oleh Marli dikarenakan
sosok Marli yang bijaksana, santun, dan tegas sebagai seorang Ketua Umum dari
Baret (Jalur Periferal).
79
Gambar 4.5
Elaboration Likelihood Model (ELM)
Jalur Periferal
(Image Komunikator)
Safety
Driving
Jalur Sentral
(isi Pesan)
Elaborasi Tinggi
Melihat Safety Driving sebagai
kebutuhan dalam berkendara
Mengolah pesan hanya yang
disampaikan oleh Marli
Tingkat perubahan
dipengaruhi kualitas
argumentasi (Isi Pesan)
Elaborasi Rendah
Melihat sosok Marli sebagai
pembawa pesan Safety Driving
Mengolah pesan Safety Driving dari
Marli secara teliti (membandingkan
dengan sumber lain)
Tingkat perubahan lebih
dipengaruhi faktor
nonargumentasi (Sosok Marli)
Perubahan
Sikap
80
Yang dimaksudkan sebagai penempat posisi Elaborasi Tinggi rata-rata
merupakan anggota Bar3t yang pengalaman tentang safety drivingnya yang tinggi
juga, seperti anggota Bar3t yang bekerja sebagai polisi dan sebagainya yang berkaitan
dengan safety driving. Berbeda dengan kelompok penempat posisi Elaborasi Rendah
yaitu rata-rata merupakan anggota Bar3t yang masih belum memiliki banyak
pengalaman atau pengetahuan tentang safety driving.
Anggota Bar3t yang memiliki tingkat elaborasi tinggi ini memandang pesan
yang dibawa oleh ketua umum Bar3t yaitu Marli merupakan suatu kebutuhan karena
memang safety driving adalah suatu hal yang sangat penting dalam berkendara.
Diluar pendekatan yang dilakukan oleh Marli sebagai ketua umum dan anggota lain
yang memiliki pengetahuan lebih tentang safety driving, mereka memang sudah
menyadari pentingnya hal tersebut. Kebanyakan dari mereka memang sudah berusia
dewasa dan mereka juga sudah mengetahui serta mempunyai cukup informasi dan
pengalaman dalam berkendara sehingga mereka akan menjalani instruksi dari Marli
dan anggota lainnya yang memiliki pengetahuan lebih dalam safety driving. Mereka
pun juga telah membandingkan berbagai informasi yang mereka dapatkan di Bar3t
dengan apa yang mereka dapatkan juga diluar Bar3t, apa yang mereka dapatkan
ternyata tidak jauh berbeda dikarenakan memang yang disampaikan oleh Marli dan
anggota lainnya yang memiliki pengetahuan lebih tentang safety driving tersebut
merupakan standar safety driving yang dipakai oleh kebanyakan pengemudi
kendaraan bermotor pada umumnya.
81
Sebagai contoh hampir setiap pengemudi setuju bahwa pemeriksaan mesin,
minyak rem, lampu indikator, pemakaian safety belt, dan sebagainya merupakan
semua hal yang harus dilakukan jika ingin aman saat berkendara. Baik aman untuk
dirinya sendiri maupun pengguna jalan lain pada umumnya. Sama halnya dengan
komunitas Bar3t ini, mereka juga menyetujui bahwa safety driving yang benar itu
seperti apa yang disebutkan sebelumnya karena memang beberapa poin tentang safety
driving tersebut bermanfaat dan akan menimbulkan keamanan dalam berkendara bagi
dirinya sendiri.
Faktor yang mendukung lainnya yaitu mereka juga merupakan panutan bagi
anggota Bar3t lainnya yang masih sangat muda. Hal-hal tersebut yang menjadi faktor
mereka yang mempunyai elaborasi tinggi dalam Bar3t memandang pesan yang
dibawa oleh Marli dan dibantu oleh beberapa anggota yang memiliki pengetahuan
lebih tentang safety driving.
Berbeda dengan anggota Bar3t yang memiliki tingkat elaborasi rendah,
mereka memandang pesan yang dibawa oleh Marli sebagai sebuah keharusan akan
tetapi berbeda pandangan dengan anggota Bar3t lainnya yang termasuk dalam tingkat
elaborasi tinggi. Anggota yang memiliki tingkat elaborasi rendah ini hanya melihat
sosok Marli sebagai ketua umum Bar3t yang berwibawa, santun, serta tegas dalam
bersikap kepada anggotanya. Apa saja yang dikatakan atau diinstruksikan oleh Marli
selalu dilaksanakan, akan tetapi hanya melihat sosok Marlinya saja, tidak melihat
betapa pentingnya pesan safety driving yang dibawa oleh Marli tersebut. Hal ini
memang terlihat baik-baik saja akan tetapi yang dikhawatirkan oleh Marli yaitu jika
82
pesan tersebut disampaikan oleh orang lain yang mempunyai pengetahuan yang sama
bahkan melebihi Marli dalam safety driving maka mereka akan mengacuhkannya. Ini
akan membuat mereka ketergantungan informasi hanya kepada satu orang saja dan
akan berakibat mereka akan tertutup kepada setiap orang yang menyampaikan
informasi tersebut selain Marli.
Perbedaan ini merupakan perbedaan yang sangat mendasar dikarenakan
pesan yang diterima sama akan tetapi proses penerimaan pesannya yang berbeda. Hal
tersebut memungkinkan pesan yang ingin disampaikan untuk mengubah pola pikir
dan perilaku dari anggota Bar3t menjadi meleset dan tidak maksimal. Walau sosok
komunikator memang penting sebagai faktor berhasilnya suatu pesan, akan tetapi
faktor pesannya itu yang lebih penting dikarenakan jika seseorang memperhatikan
pesan tersebut secara benar maka pesan itu akan terus dipegangnya sampai kapanpun
karena orang tersebut menganggap pesan tersebut sebagai kebutuhan. Beda halnya
dengan yang hanya melihat sosok komunikatornya, ia justru akan lebih mengabaikan
pesan yang diterimanya dikarenakan ia hanya menerima sosok komunikannya bukan
seberapa pentingnya pesan tersebut sehingga pesan itu tidak akan dijadikan
kebutuhan olehnya. Teori ini membantu peneliti untuk melihat sejauh mana pesan
tersebut tersampaikan dan dilakukan oleh komunikannya yaitu anggota Bar3t itu
sendiri.
83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis kualitatif yang telah dilakukan peneliti terkait strategi
kampanye safety driving komunitas Bar3t (Banten Auto Revolutions) maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Cara yang digunakan oleh pimpinan Bar3t yaitu menggunakan Relationship
Lead dimana Marli sebagai ketua Bar3t menganggap setiap anggotanya
seperti keluarga, sehingga Marli menghargai setiap anggotanya seperti
adiknya sendiri. Demikian dengan anggota Bar3t lainnya yang menyegani dan
menghormati Marli seperti kakaknya sendiri.
2. Hambatan yang dihadapi marli dalam memberikan arahan safety driving yaitu
banyaknya jumlah anggota Bar3t yang mencapai 80 orang, perbedaan karakter
dari setiap anggotanya dan pergaulan anggotanya yang tidak bisa di kontrol
dan diawasi satu persatu.
3. Upaya yang diambil untuk mengatasi hambatan tersebut adalah memberikan
contoh safety driving di acara besar Bar3t agar setiap anggotanya dapat
melihat dan mengikutinya, kemudian memberikan pesan terus menerus
kepada setiap anggota bar3t karena jika pesan tersebut diberikan secara terus
menerus bagaimanapun karakternya maka akan diikuti pesannya walau waktu
84
feedbacknya tertunda, lalu memberikan tugas kepada orang yang dekat atau
akrab dengan anggota tersebut agar dapat mengontrol dan mengawasi
pergaulan dari anggota itu.
5.2 Saran
Adapun dari penelitian ini peneliti dapat memberikan beberapa saran agar
kampanye safety driving yang dilakukan Marli dan kawan-kawannya dapat memiliki
harapan atau penyampaian pesan secara maksimal. Saran tersebut diantaranya :
1. Dalam kampanye yang dilakukan oleh Marli kepada anggota Bar3t Lainnya
kurang tersampainya pesan secara maksimal oleh karena itu sebaiknya Marli
juga melakukan pendekatan yang lebih personal lagi dibantu oleh anggota lain
yang memiliki pengetahuan lebih tentang safety driving agar mendengarkan
semua info safety driving dan menganggapnya sebagai kebutuhan dalam
berkendara. Sehingga semua anggotanya melihat dari sisi sentralnya
(Pesannya) bukan dari sisi periferalnya (Sosok komunikator)
2. Dalam memberikan arahan atau contoh safety driving sebaiknya
mengumpulkan dan memberitahukan contoh tersebut ke banyak anggota
Bar3t. Tidak hanya ke beberapa orang saja karena semakin banyak yang tahu
maka akan semakin baik pula sikap dari semua anggota Bar3t sehingga setiap
anggota Bar3t dapat berkendara dengan aman (safety driving).
3. Mengadakan acara yang berkaitan dengan safety driving secara rutin sehingga
dapat tersampaikan pesan safety driving tersebut karena pesannya
disampaikan secara rutin.
85
Penelitian ini melibatkan dua key informan dan satu informan
pendukung. Melalui penelitian ini, peneliti mendapati beberapa masalah
terkait strategi kampanye safety driving komunitas Bar3t. Dari penelitian yang
dilakukan peneliti, maka peneliti memiliki saran :
5.2.1. Saran Teoritis
1. Ilmu komunikasi khususnya dalam bidang kampanye agar dapat mengetahui
strategi kampanye yang efektif untuk mencapai tujuan tertentu, seperti
melakukan pendekatan secara lebih personal lagi kepada komunikan, dan
sebagainya.
2. Suatu strategi harus sadar akan hambatan yang akan terjadi. Maka diperlukan
upaya-upaya kampanye dan persuasif untuk mengurangi hambatan tersebut
serta lebih mengutamakan aspek-aspek apa saja yang akan menjadi
penghambat dan mencari cara untuk menganggulanginya.
5.2.2. Saran Praktis
1. Dapat dijadikan bahan rujukan atau referensi bagi peneliti lain dalam
penelitian selanjutnya, khususnya dalam komunikasi yang khusus kepada
strategi kampanye.
2. Hasil penelitan ini diharapkan dapat menambah pembelajaran bagi kita akan
pentingnya safety driving dikarenakan dapat menekan angka kecelakaan
dalam jangka panjang.
86
3. Penelitian mengenai strategi kampanye safety driving ini diharapkan dapat
merubah sikap untuk lebih memperhatikan safety driving dalam berkendara
karena menyangkut kepentingan diri sendiri maupun kepentingan orang lain.
4. Penelitian ini diharapkan dapat membuat pengendara kendaraan bermotor
untuk lebih memperhatikan semua aspek safety driving mulai dari persiapan
pra perjalanan seperti memperhatikan dan memeriksa tekanan angin pada ban,
kelayakan ban, rem, kaca spion dan lain-lain. Persiapan dalam perjalanan
seperti memperhatikan jarak antar kendaraan, tidak mengebut saat dijalan
raya, saat mengantuk harus beristirahat, dan lain-lain.
5. Penelitian ini diharapkan pula dapat memberikan pencerahan dan sebagai
bahan evaluasi untuk komunitas Bar3t pada khususnya dan komunitas-
komunitas lain pada umumnya untuk lebih merangkul dan memperhatikan
setiap anggotanya sehingga pesan-pesan penting seperti safety driving ini
dapat diserap dan teraplikasikan pada kehidupan sehari-hari.
6. Penelitian ini diharapkan membuat kepolisian setempat untuk terus
mendukung kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan oleh komunitas
semacam ini. Jika perlu beberapa dari anggota kepolisian bisa masuk kedalam
komunitas mobil untuk mengkampanyekan safety driving di komunitas
tersebut sehingga dapat pula memberikan pengetahuan yang dimiliki olehnya
untuk dibagi kepada komunitas–komunitas seperti Bar3t ini.
87
DAFTAR PUSTAKA
Afrilla Naniek. 2011. Komunikasi Persuasi Serang:Sayuti.com
Basu Swastha Dharmmesta dan Hadoko, T Hani. 2009. Manajemen Pemasaran “analisa
perilaku konsumen. Yogyakarta : Liberty.
Bungin Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Iriantara Yosal. 2004. Community Relations Teori & Aplikasinya,Bandung:Simbiosa
Rekatama Media
Jalaludin Rakhmat. 2005. Metode Penelitian Komunikasi,Bandung:PT.Remaja Rosadakarya
Kurniawan Boykhe. Buku panduan Yamaha Safety Riding Science
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara
Muhamad Arni. 2004. Komunikasi Organisasi,Jakarta:PT Bumi Aksara
Mulyana Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung:PT Rosda
Rakhmat Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi.Bandung: PT Remaja Rosakarya
Ruslan Rosadi. 2005. Kiat & Strategi kampanye Public Relations Jakarta:Raja Grafindo
Satori, Djaman & Komariah, Aan. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Shaun Tyson & Tony Jackson. 1992. Perilaku Organisasi Yogya:Andi
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitaif,Kualitatif,dan R & D,Bandung:Alfabeta
Thoha Miftah. 1983. Perilaku organisasi konsep dasar dan aplikasinya,Jakarta:Raja
Grafindo Persada
Venus Antar. 2004. Manajemen Kampanye. Bandung:Simbiosa Rekatama Media
Winardi J. 2003. Teori organisasi & pengorganisasian,Jakarta:Raja Grafindo Persada
Sumber lain :
http://imi.co.id
http://m.sentanaonline.com/news/read/5237/1/29/11/2011/Kecelakaan-Lalu-Lintas-Banten-
Sudah-Mengkhawatirkan
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4246/MUHAMMAD%20ASDAR_
K11109367.pdf?sequence=1
http://www.astracreditcompanies.com/news_archieves/read/131/tips_mengemudi
_dengan_aman
88
http://www.beritaglobal.com
http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid-pemantauan-
pencemaran/94-pencemaran-udara-dari-sektor-transportasi
http://www.cedworks.com/article_3.htm
KW. Adiputra http://eprints.undip.ac.id/29477/1/Skripsi015.pdf
LuvHobbiez Admin, http://www.hobyhoby.com/artikel/185-komunitas-mobil-kuno-pertama-
di-indonesia.html
Panduan keamanan safety driving Polisi Jalan Raya (PJR)
89
LAMPIRAN
90
Acara Ulang Tahun Bar3t
Santunan Anak Yatim
Mobil-Mobil Bar3t dalam
Car Contest di Untirta
91
Nomor : /H.43.VI.2/PP/2011 12 September
2012 Lamp : - Perihal : Permohonan Ijin Penelitian Yth.,
Ketua Banten Revolution Team Di Tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan tugas akhir mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Untirta, kami bermaksud mengutus mahasiswa atas nama :
Nama : Novran Efriangga NIM : 6662082108
Prodi : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Contact Person : 085692727949
yang bersangkutan mohon diberi ijin untuk mencari data/sebar kuisioner di perusahaan/ lembaga/instansi yang bapak pimpin. Kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa tersebut di atas dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul :
“Strategi Kampanye Safety Driving Komunitas Bar3t (Banten Revolution
Team)“ Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang diberikan, kami mengucapkan terima kasih.
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi,
Neka Fitriyah S.Sos M.Si NIP. 197708112005012003
92
PEDOMAN WAWANCARA Pola Kepemimpinan Ketua Bar3t dalam Mengampanyekan Safety Driving di dalam
Komunitas Mobil Bar3t (Banten Auto Revolutions)
1. Strategi
Bagaimana cara pimpinan Bar3t dalam mengkampanyekan Safety Driving di
komunitasnya ?
Apakah pimpinan Bar3t melibatkan pihak ketiga atau bagaimana dalam
membantu kampanye tersebut ?
Bagaimana hambatan yang dihadapi pimpinan Bar3t dalam
mengkampanyekan Safety Driving di komunitasnya ?
Hambatannya dari dalam atau dari luar Bar3t ?
2. Kampanye
Dengan cara apakah pimpinan Bar3t mengkomunikasikan pesan Safety
Driving didalam komunitasnya ?
Media apa yang dipakai ?
Efek apa saja yang diharapkan dapat ditimbulkan dalam kampanye tersebut
?
Jangka pendek atau jangka panjang ?
93
Transkrip Wawancara
Wawancara dengan Marli Suhibyat
Nama : Marli Suhibyat S.Si
Tempat. Tanggal Lahir : Serang, 15 Maret 1984
Pendidikan Terakhir : Sains Universitas Padjajaran 2007
Alamat : Griya Asri, Ciracas, Serang
Kontak : 0818 0910 1222
Pekerjaan : Dinas PU Provinsi Banten
1. Bare3t itu apa ?
- Bar3t itu sebuah komunitas yang anggotanya memiliki hobi yang sama di bidang
otomotif khususnya mobil.
2. Bar3t sendiri komunitas yang fokusnya pada sisi apa ?
- Kita biasanya fokus pada bidang design interior dan eksterior akan tetapi kita tetap
mematuhi dan menjalankan safety driving dalam berkendara sehari-hari.
94
3. Bagaimana cara supaya setiap anggota Bar3t dapat mematuhi aturan safety
driving tersebut ?
- Biasanya saya sendiri dan dibantu oleh beberapa anggota bar3t yang mempunyai
pengetahuan lebih tentang safety driving memberikan contoh langsung kepada
anggota lainnya seperti selalu memakai safety belt, melakukan pengecekan mesin
sebelum jalan, memeriksa kondisi ban juga, dan lain-lain.
4. Apakah ada pihak ketiga yang membantu aa dalam memberikan contoh
tersebut ?
- Ada, kebetulan beberapa anggota dari bar3t juga ada yang bekerja sebagai polisi
baik di polsek, polres, maupun polda dan mereka pun diluar sebagai anggota
Bar3t, mereka juga mempunyai kewajiban untuk menekan angka kecelakaan.
5. Bar3t kan punya julukan “clubnya pejabat”, kok cara untuk memberikan
arahan safety driving ini hanya dengan memberikan contoh langsung saja ?
- Ooh club pejabat ya.. mungkin karena sebagian dari anggota Bar3t sendiri
berprofesi sebagai PNS di pemerintahan, baik pemerintahan kota/kabupaten
maupun provinsi dan mungkin karena semua anggota Bar3t alhamdulilah tidak
ada yang menganggur. Jadi kalau ditanya mengapa kita memberikan contoh saja
jawabannya ya karena kita adalah komunitas bukannya sebuah instansi yang
mengadakan seminar maupun workshop. Belum lagi anak-anak memang tidak
terlalu menyukai hal-hal yang bersifat formal seperti itu. Jangankan pesannya
tersampaikan dan dijalankan, untuk bisa datang aja belum tentu mau.
95
6. Ada tidak hambatan yang aa temuin dalam memberikan arahan safety driving
ini ke anak-anak yang lain ?
- Kalau ditanya hambatan ya pastinya ada. Pertama jumlah anggota kita yang cukup
banyak, lalu perbedaan karakter dari masing-masing anggota Bar3t itu sendiri,
kemudian pergaulan anak-anak yang tidak bisa dikontrol dan diawasi oleh kita pas
diluar komunitas ini.
7. Efek apa saja yang ingin aa lihat dan rasakan dari arahan safety driving ini ?
- Sudah jelas efek yang mau saya lihat dan rasakan ya anak-anak bisa bersikap
safety dalam berkendaranya, tidak ugal-ugalan, taat peraturan lalu lintas, dan yang
paling penting itu semua akan berdampak juga sama nama baik Bar3t ini sendiri.
Pastinya tidak saat saya memberitahukan saja mereka mau mentaati aturan safety
drivingnya akan tetapi safety driving akan terus tertanam dalam benak mereka dan
menjadikannya sebagai kebutuhan untuk keselamatan mereka sendiri juga.
96
Transkrip Wawancara
Wawancara dengan Apti Nurmayati
Nama : Apti Nurmayati S.Ikom
Tempat Tanggal Lahir: Serang, 22 April 1989
Pendidikan Terakhir : Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2012
Alamat : Kavling puri raya, Ciracas, Serang
Kontak : 0877 7144 8395
Pekerjaan : IRT
1. Bar3t itu apa ?
- Bar3t ya anak-anak yang suka otomotif, design interior, design eksterior, dan tidak
lupa pada safety drivingnya.
2. Bagaimana Bar3t terbentuk ?
- Awalnya sekedar hobi aja di bidang otomotif motor dikarenakan kita masih belum
memiliki mobil, akan tetapi berkembang menjadi club mobil dikarenakan kita masih
memiliki hobi yang sama pula di bidang otomotif mobil. Club motor itu juga masih ada
97
kok walaupun bukan kita lagi yang ngurusin, tapi Bar3t ini bukan club balap tapi aktif
mengikuti berbagai kompetisi design interior dan eksterior mobil (modifikasi) dan paling
juga slalom.
3. Bagaimana cara memimpinnya a Marli di Bar3t ?
- A Marli itu orangnya tegas, ramah, dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
Menghargai anggotanya seperti keluarganya sendiri, mungkin karena itu a Marli
begitu disegani sama anak-anak. Belum lagi dengan orang terdekat dari anggota
Bar3t itu sendiri misalnya keluarga, sahabat, atau pacar dari anggotanya. A Marli
juga ramah terhadap mereka.
4. Jika memberikan arahan safety driving, bagaimana cara a marli melakukannya
?
- Biasanya a Marli kasih contoh langsung aja gimana safety driving yang benar itu
dan dibantu juga oleh beberapa anak bar3t yang memang berprofesi sebagai
anggota kepolisian.
5. Media apa yang dipakai a Marli dalam memberikan arahan tersebut ?
- Yaa a Marli kasih contoh gitu aja ke anak-anak. Seperti pemakaian safety belt,
pengecekan mesin, pengecekan tekanan ban, dan lainnya..
6. Media Informal dong ya kalau begitu ?
- Yaa seperti itu lah.
98
RIWAYAT HIDUP
I. DATA DIRI
Nama : Novran Efriangga
Nama Panggilan : Novran
NIM : 082108
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 05 November 1990
Agama : Islam
Alamat : Jl. Murai III Blok E26 No. 34 Pondok Sejahtera
Kotabumi, Tangerang
Telp : 085692727949
E-mail : [email protected]
Hobi : Main alat musik, Main game, Jalan-jalan, Bikin
film.
Tinggi Badan / Berat Badan : 170 cm / 85 kg.
II. PENDIDIKAN FORMAL
1995-1996 : TK Islam Al Amanah - Tangerang
1996-2002 : SDN Kutabumi IV Tangerang
2002-2005 : SMPN 1 Tangerang
2005-2008 : SMA PGRI 109 Tangerang
2008-sekarang : Konsentrasi Humas, Ilmu Komunikasi, FISIP
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang
99
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Komunitas Video Komunikasi Untirta (KOVIKITA)
2. Div. Pengabdian Masyarakat IMIKI
(Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia) Untirta 2009
3. Div. Minat dan Bakat HIMAKOM 2010
4. Ketua Pelaksana HIMAKOM CUP 2010
5. Koord. Div. Minat dan Bakat HIMAKOM 2011
6. Ketua Pelaksana Acara Puncak The Power Of Communications (D’POC) tahun 2011
7. Ketua Pelaksana KPU-M FISIP 2011
8. Koord. Div. Minat dan Bakat BEM FISIP 2012
9. Ketua Pelaksana Acara Puncak FISIPHORIA 2012
10. Anggota ID Event Organizer (IDEO)