Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI...

37
1 Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI BIOKONVERSI PROSES PRODUKSI TERNAK Tujuan Instruksional Umum : Memberikan pengertian dan pemahaman tentang biokonversi yang berlangsung pada proses produksi ternak dan strategi dalam mendapatkan nilai tambah Tujuan Instruksional Khusus : Memberikan pengertian dan pengetahuan tentang beberapa diversifikasi usaha ternak potong/kerja/perah/unggas, baik melalui usaha pertanian terpadu maupun implementasi dari konsep daur ulang, sehingga usaha peternakan mendapatkan nilai tambah yang tinggi (maksimal) Uraian : Prinsip dasar dari usaha meningkatkan nilai tambah dari perubahan proses biologis (biokonversi) adalah bagaimana mengubah sesuatu dari nilai ekonomi yang potensial menjadi nilai ekonomi yang riil yang juga meningkatkan nilai manfaat bagi kepentingan manusia (termasuk konsumen). Sebagai contoh hasil pembuahan ternak (zygote), secara ekonomi tidak memiliki nilai yang berarti, tetapi setelah zygote menjadi embrio, kemudian lahir dan tumbuh sampai mencapai bobot potong, akhirnya menghasilkan daging, ternyata memiliki nilai tambah yang tinggi. Untuk mendapatkan nilai tambah/manfaat yang lebih tinggi/maksimal, disamping efisiensi produksi, usaha lain yang perlu dilakukan terhadap proses produksi ternak adalah diversifikasi usaha dan menerapkan proses daur ulang dalam sistem usaha pertanian – peternakan yang terintegrasi (integrated farming). Prinsip proses biokonversi dari integrated farming adalah peningkatan nilai tambah dari semua produk biologis yang berasal dari ternak. Dalam pertanian terpadu / terintegrasi digunakan konsep LEISA.

Transcript of Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI...

Page 1: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

1

Pokok bahasan :

PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI BIOKONVERSI

PROSES PRODUKSI TERNAK

Tujuan Instruksional Umum :

Memberikan pengertian dan pemahaman tentang biokonversi yang

berlangsung pada proses produksi ternak dan strategi dalam mendapatkan

nilai tambah

Tujuan Instruksional Khusus :

Memberikan pengertian dan pengetahuan tentang beberapa diversifikasi

usaha ternak potong/kerja/perah/unggas, baik melalui usaha pertanian

terpadu maupun implementasi dari konsep daur ulang, sehingga usaha

peternakan mendapatkan nilai tambah yang tinggi (maksimal)

Uraian :

Prinsip dasar dari usaha meningkatkan nilai tambah dari perubahan proses

biologis (biokonversi) adalah bagaimana mengubah sesuatu dari nilai ekonomi yang

potensial menjadi nilai ekonomi yang riil yang juga meningkatkan nilai manfaat bagi

kepentingan manusia (termasuk konsumen). Sebagai contoh hasil pembuahan ternak

(zygote), secara ekonomi tidak memiliki nilai yang berarti, tetapi setelah zygote

menjadi embrio, kemudian lahir dan tumbuh sampai mencapai bobot potong,

akhirnya menghasilkan daging, ternyata memiliki nilai tambah yang tinggi.

Untuk mendapatkan nilai tambah/manfaat yang lebih tinggi/maksimal,

disamping efisiensi produksi, usaha lain yang perlu dilakukan terhadap proses

produksi ternak adalah diversifikasi usaha dan menerapkan proses daur ulang dalam

sistem usaha pertanian – peternakan yang terintegrasi (integrated farming). Prinsip

proses biokonversi dari integrated farming adalah peningkatan nilai tambah dari

semua produk biologis yang berasal dari ternak. Dalam pertanian terpadu /

terintegrasi digunakan konsep LEISA.

Page 2: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

2

LEISA

(Low External Input Sustainable Agriculture)

Konsep LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture) sebagai arah baru

bagi pertanian konvensional (HEIA : High External Input Agriculture), sangat cocok

dilaksanakan pada sistim pertanian negara-negara berkembang termasuk Indonesia

mengingat negara kita dengan kekayaan dan keanekaragaman sumber daya alam

yang terkandung di tanah air kita sangat memungkinkan konsep LEISA ini menjadi

konsep pertanian masa depan yang diharapkan mampu mengantarkan bangsa kita

menjadi bangsa yang besar dengan tingkat kemakmuran dan kemandirian yang

lestari sehingga mampu bersaing menghadapi persaingan bebas pada waktu yang

akan datang.

Konsep LEISA merupakan penggabungan dua prinsip yaitu agro-ekologi serta

pengetahuan dan praktek pertanian masyarakat setempat/tradisional.

Agro-ekologi merupakan studi holistik tentang ekosistim pertanian termasuk

semua unsur lingkungan dan manusia. Dengan pemahaman akan hubungan dan

proses ekologi, agroekosistim dapat dimanipulasi guna peningkatan produksi agar

dapat menghasilkan secara berkelanjutan, dengan mengurangi dampak negatif yang

ditimbulkan bagi lingkungan maupun sosial serta meminimalkan input eksternal.

Secara singkat konsep LEISA dapat dijabarkan sebagai berikut :

Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal

Memaksimalkan daur ulang (Zero waste)

Meminimalkan kerusakan lingkungan (ramah lingkungan)

Secara cermat mendiversifikasikan usaha

Sasaran produksi stabil, memadai dalam jangka panjang

Sasaran akhir adalah menciptakan kemandirian

Page 3: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

3

SISTEM PERTANIAN TERPADU

Sistem pertanian terpadu merupakan kombinasi dari berbagai teknologi atau

metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani yang utuh.

Di Amerika Serikat pada bulan Januari 1988 United States Departement of

Agriculturre (USDA) telah lebih dahulu mereformasi kebijakan pertanian yaitu Low

Input Sustainable Agriculture (LISA) merupakan kombinasi teknologi dan metoda

bertani secara terpadu. Kombinasi tersebut merupakan kesatuan dari bermacam-

macam metoda bertani, seperti perpaduan antara pengendalian hama terpadu,

kontrol biolgis, pergiliran tanaman berbasis tanaman kacang-kacangan

(leguminosa). Teknologi tersebut merupakan penyimpangan satu kesatuan

pertanian modern yang diadopsi secara meluas. Situasi tersebut disebabkan para

petani dinegara paman Syam tersebut menghadapi tekanan finasial akibat

penurunan ekspor produk pertanian, harga komoditi, dan nilai tanah. Solusi

tradisional dengan memacu produksi malah semakin menjatuhkan harga komoditas

pertanian. Petani juga berada dalam tekanan publik untuk mengurangi polusi

akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida serta mengurangi erosi lahan.

LISA juga dimaksudkan untuk memenuhi dua kepentingan petani, yaitu produksi

dan konservasi. Pendekatan konvensional dengan teknologi modern cenderung

mengabaikan faktor konservasi sumberdaya atau proteksi lingkungan. Meskipun

konservasi sesuatu yang penting dan dibutuhkan, bagi petani dianggap sebagai

beban atau pembatas maksimalisasi keuntungan. Untuk itu perlu disediakan

bantuan teknis dan finansial dalam rangka mendukung hal tersebut. Kebijakan itu

secara konseptual mempunyai dua tujuan, yaitu untuk memperbesar pendapatan

petani dan memelihara lingkungan melalui pembangunan suatu sistem pertanian

terpadu. Adapun tujuan yang mendasar program ini untuk penyediaan pangan dan

hasil pertanian.

Program LISA dipilih sebagai kebijakan alternatif dengan beberapa

kelebihannya. Secara teknis sistem pertanian yang diterapkan berpotensi

mengurangi ketergantungan para petani kepada pembelian berbagai input eksternal,

sehingga keuntungan yang diperoleh lebih meningkat.

Page 4: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

4

Dari peluang kesempatan kerja dan diversifikasi usaha diyakini juga

membangkitkan kekuatan vital dipedesaan. Juga menguntungkan masyarakat dalam

menekan kerusakan lingkungan akibat erosi dan pencemaran bahan kimia terhadap

air, tanah, dan udara, pengurangan beban pajak konsumen dalam program bantuan

harga dari pemerintah, penghematan bahan baakar minyak, serta pemeliharaan

kelanjutan lahan untuk generasi mendatang.

Dampak negatif program ini antara lain ketidak seimbangan perdagangan

(impor ekspor), kenaikan harga beberapa bahan pangan, penurunan pendapatan

perusahaan produsen bahan kimia sintetis, serta ketimpangan produksi dan

pendapatan antar kawasan.

Pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan program LISA yaitu multi

disiplin, regional, dan lintas sektoral, melibatkan instansi publik, swasta, dan para

petani. Para Petani, pakar dari berbagai disiplin ilmu yang berasal dari kalangan

perguruan tinggi, lembaga penelitian, lembaga konsultasi / pelayanan, NGO, dll

bekerjasama secara optimal mulai perumusan tujuan, perioritas, perencanaan

program, pengembangan teknologi sampai proses evaluasi kegiatannya. Pada

awalnya program ini ditekankan pada penyediaan informasi yang lengkap dan siap

pakai berkenaan dengan pertanian berkelanjutan. Informasi tersebut antara lain

berasal dari hasil penelitian yang telah dan sedang berlangsung. Selanjutnya para

petani diberikan insentif yang diperhitungkan dari tingkat keuntungan yang akan

diperoleh petani. Pertimbangan lain dari pemberian insentif adalah resiko kerugian

finansial/kegagalan. Kerugian finansial/kegagalan bisa disebabkan oleh produksi,

pencemaran lingkungan, dan gangguan kesehatan para petani. Kebijakan ini

menunjukan adanya suatu kesadaran baru dengan tidak melihat pencapaian tingkat

produksi tertentu sebagai tujuan. Implikasi tujuan produksi terhadap faktor lain

seperti lingkungan, sosial budaya, ekonomi, dan politik menjadi sama pentingnya.

Berbagai kajian dan penelitian yang bersifat teoritis atau empiris secara intensif.

Petani dan semua pihak yang terkait dilibatkan sepenuhnya. Berbagai akses fasilitas,

insentif, jaminan seharusnya disiapkan. Kajian sementara menunjukan bahwa sistem

Page 5: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

5

pertanian berkelanjutan sangat menjanjikan, karena banyak keuntungan yang dapat

diraih secara ekonomis, ekologis, dan sosiologis.

Pembangunan pertanian di Indonesia mensyaratkan paradigma baru dari

para pengambil kebijakan. Sektor pertanian dalam paradigma baru perlu dilihat

sebagai suatu sistem yang integral. Seluruh komponen sistem idealnya harus

diuntungkan dan berkembang secara proporsional. Kondisi ini belum terjadi di

Indonesia. Oleh karena itu diperlukan reformasi kebijakan pembangunan pertanian

yang mengacu konsep pertanian berkelanjutan.

Sebelum reformasi itu digulirkan, pemerintah masih harus membenahi

masalah besar yang belum terjawab diera orde baru, yaitu ketidakseimbangan antara

faktor-faktor produksi : tanah, tenaga kerja, dan modal. Pembenahan ini perlu

karena usaha tani berkelanjutan biasanya menempuh strategi diversifikasi usaha tani

dan padat karya.

Agar usaha tani tersebut layak secara ekonomis, dibutuhkan tingkat pemilikan

modal dan tanah tertentu. Oleh karena itu, diperlukan reformasi dibidang

pertanahan dan permodalan agar petani memperoleh kemudahan dan akses

memperoleh modal.

Faktor lain yang perlu disiapkan untuk mendukung sistem pertanian

berkelanjutan adalah kesiapan petani. Hal mendasar yang dibutuhkan petani adalah

suatu model pendidikan yang memicu kesadaran kritis mereka. Hal ini penting agar

para petani dapat mengambil sikap terhadap pilihan-pilihan yang diberikan kepada

mereka, misalnya dalam hal teknologi. Sistem pertanian berkelanjutan juga

mensyaratkan informasi yang utuh, terpercaya, dan dapat diakses dengan mudah

oleh petani.

Dari pihak pemerintah, dituntut kemauan pilitiknya untuk mereformasi

kebijakan, pendekatan, serta metodologi pembangunannya selama ini. Misalnya

untuk mengurangi segala macam peraturan (regulasi) dan pengendalian yang

cenderung berlebihan serta membelenggu kebebasan dan mengingkari hak-hak

Page 6: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

6

petani. Dukungan berupa insentif seperti asuransi juga perlu untuk dipertimbangkan

diberikan kepada petani.

Kelembagaan petani juga perlu diperkuat dengan jalan memberikan akses

kepada petani seluas luasnya untuk mengorganisir diri dan memperkuat posisi

mereka tanpa intervensi dan pembatasan oleh pemerintah. Perlu disadari bahwa

agenda pertanian berkelanjutan hanyalah merupakan salah satu dari sekianbanyak

agenda reformasi sektor pertanian yang perlu terus diperjuangkan. Masih banyak

lagi masalah-masalah petani yang sampai sekarang belum teratasi. Semua itu

disebabkan oleh kebijakan pembangunan pertanian selama ini masih belum berpihak

kepada para petani. Petani umumnya dibiarkan berjuang sendiri untuk

memperjuangkan hak-haknya. Aksi-aksi menuntut reformasi yang marak sekarang

ini perlu digunakan sebagai momentum untuk membangun jaringan aliansi yang

lebih luas sambil terus menerus memperjuangkan kebijakan alternatif sistem

pertanian berkelanjutan di Indonesia. Semua itu tentu dalam kerangka

merekonstruksi kebijakan pembangunan pertanian masa lalu yang belum

berpihak kepada petani http://www.deptan.go.id/bpsdm/bbpp-

binuang/index.php?option=com_content&task=view&id=70&Itemid=1

Pertanian terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan seluruh potensi

energi sehingga dapat dipanen secara seimbang. Pertanian melibatkan makhluk

hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu

serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Dengan pertanian terpadu ada

pengikatan bahan organik di dalam tanah dan penyerapan karbon lebih rendah

dibanding pertanian konvensional yang pakai pupuk nitrogen dan sebagainya. Agar

proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka

sebaiknya produksi pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan. Pada kawasan

tersebut sebaiknya terdapat sektor produksi tanaman, peternakan maupun

perikanan. Keberadaan sektor-sektor ini akan mengakibatkan kawasan tersebut

memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen produksi tidak akan menjadi

limbah karena pasti akan dimanfaatkan oleh komponen lainnya. Disamping akan

terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya produksi sehingga efektivitas

Page 7: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

7

dan efisiensi produksi akan tercapai. Selain hemat energi, keunggulan lain dari

pertanian terpadu adalah petani akan memiiki beragam sumber penghasilan. Sistem

Pertanian terpadu memperhatikan diversifikasi tanaman dan polikultur. Seorang

petani bisa menanam padi dan bisa juga beternak kambing atau ayam dan menanam

sayuran. Kotoran yang dihasilkan oleh ternak dapat digunakan sebagai pupuk

sehingga petani tidak perlu membeli pupuk lagi. Jika panen gagal, petani masih bisa

mengandalkan daging atau telur ayam, atau bahkan menjual kambing untuk

mendapatkan penghasilan.

Pertanian terpadu merupakan konsep pemanfaatan lahan yang tersedia

semaksimal mungkin untuk menghasilkan produk pertanian yang beraneka ragam

dengan kualitas tinggi. Hasil yang beragam dari tiap komoditas pertanian tersebut

diolah kembali untuk sumber masukan energi dalam melakukan aktivitas pertanian

lainnya. Pemanfaatan komponen-komponen pertanian yang saling terkait antara satu

dengan yang lainnya akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi yaitu

berupa peningkatan hasil produksi yang bersifat ramah lingkungan. Konsep pertanian

terpadu ini juga merupakan upaya petani dalam memperbaiki sifat tanah dengan

penambahan input bahan organik dari dalam sistem pertanian itu sendiri.

Bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di

alam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa

mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil

atau humus. Bahan organik yang dihasilkan dalam sistem pertanian terpadu ini

memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung

tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah

dalam mendukung produktivitas tanaman juga menurun.

Bahan organik secara langsung merupakan sumber hara N, P, S, unsur mikro

maupun unsur hara esensial lainnya. Secara tidak langsung bahan organik

membantu menyediakan unsur hara N melalui fiksasi N2 dengan cara menyediakan

energi bagi bakteri penambat N2, membebaskan fosfat yang difiksasi secara kimiawi

maupun biologi dan menyebabkan pengkhelatan unsur mikro sehingga tidak mudah

hilang dari zona perakaran. Membentuk agregat tanah yang lebih baik dan

Page 8: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

8

memantapkan agregat yang telah terbentuk sehingga aerasi, permeabilitas dan

infiltrasi menjadi lebih baik. Akibatnya adalah daya tahan tanah terhadap erosi akan

meningkat, meningkatkan retensi air yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman,

meningkatkan retensi unsur hara melalui peningkatan muatan di dalam tanah,

mengimmobilisasi senyawa antropogenik maupun logam berat yang masuk ke dalam

tanah dan meningkatkan kapasitas sangga tanah.

Usaha yang dipakai dalam menerapkan pertanian terpadu adalah dengan

menggabungkan dua subsistem utama yaitu peternakan dan pertanian.

Ternak dapat dipelihara sebagai bagaian yang integral dalam system pertanian

tersebut.

KONSEP LEISA

TERNAK

LIMBAH

ORGANIK

TANAMAN

PERTANIAN

(HORTIKULTURA)

BIOGAS

PUPUK ORGANIK

PADAT & CAIR

PRODUK

UTAMA

PERTANIAN

MANUSIA

LIMBAH

PERTANIAN

PASAR, RUMAH

TANGGA

PASAR

Page 9: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

9

Analisis input pada peternakan ini adalah kebutuhan pakan sapi sebanyak 50

kilogram per hari. Pakan yang diberikan pada sapi peternakan tersebut adalah jerami

dan shorgum. Terkadang untuk menambah nutrisi pakan jerami biasanya ditambah

dengan pakan konsentrat berupa campuran jagung giling dan katul. Jagung giling

dapat di ganti dengan ubi kayu. Pemberian konsentrat tersebut sebanyak 1% dari

berat bobot pakan. Karena kebutuhan pakan yang cukup banyak, terkadang input

dari dalam belum mampu memenuhi sehingga sebagian kebutuhan mendatangkan

pakan dari luar. Sedangkan air tidak terlalu diperhitungkan karena sapi biasanya

mendapatkan air dari campuran pakan yang telah diberikan.

Analisis output dari peternakan berupa pupuk kandang berupa urin dan feces

yang dihasilkan oleh sapi. Dalam satu tahun sapi dapat menghasilkan pupuk kandang

sekitar 5,4 ton dengan rincian tiap hari menghasilkan 15 kilogram kotoran. Dikaitkan

dengan kebutuhan lahan, informasi yang didapat bahwa sejumlah lima ekor sapi

mampu mencukupi kebutuhan pupuk organik selama satu tahun. Agar kotoran dapat

Page 10: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

10

menjadi pupuk kandang biasanya diakukan dekomposisi selama 4 bulan agar pupuk

kandang dapat langsung digunakan pada lahan pertanian. Selain output dari hasil

pupuk kandang, peternakan tersebut juga mendapatkan output dari hasil penjualan

ternak.

Pemilihan sapi sebagai subsistem utama pertanian terpadu tersebut sangat

tepat. Sapi dapat digunakan sebagai sumber pemenuh kebutuhan hara bagi

pertanian lain. Sebagai pertimbangan bahwa pada tahun pertama pertanian tersebut

memiliki 5 ekor sapi, kemudian pada tahun kedua dan ketiga berturut-turut sebanyak

10 dan 15 ekor. Meningkat di tahun ke 4 berjumlah 17 ekor. Dari ke 17 ekor sapi itu

terdiri dari jenis Simental, Limousin dan Berangus. Dari jumlah tersebut sapi dapat

dijual sebagian untuk membantu pemasukan petani. Sisanya berjumlah 8 ekor sapi

tetap dipertahankan untuk pemenuhan kebutuhan hara dan investasi petani ke

depan. Keunggulan lainnya adalah sapi dapat berkembang biak dalam waktu yang

singkat.

Pemeliharaan sapi dengan penggemukan hanya dengan waktu pemeliharaan

8-12 bulan. Hasil pupuk kandang dari peternakan yaitu dalam satu hektar lahan

pertanian tersebut dapat dicukupi kebtutuhan haranya oleh lima ekor sapi.

Satu ekor sapi dapat memproduksi 15 kilogram kotoran tiap hari sehingga dalam

setahun dapat mencapai 5, 4 ton kotoran yang dimanfaatkan sebagai pupuk.

Sistem pertanian dalam sistem pertanian terpadu berupa penanaman secara

multiple cropping. Jenis pertanian yang diusahakan adalah penanaman tanaman

musiman jagung, ketela pohon, cabai, kacang tanah dan sawi serta tanaman keras

berupa jati dan sengon.

Sistem tumpangsari tumbuhan dan ternak pada umumnya banyak

dipraktekkan dengan tanaman perkebunan. Tujuan sistem ini adalah untuk

pemanfaatan lahan secara optimal, namun belum banyak mendapat perhatian. Di

dalam sistem tumpangsari ini tanaman perkebunan sebagai komponen utama dan

tanaman rumput dan ternak yang merumput diatasnya merupakan komponen kedua.

Dari berbagai penelitian dilaporkan bahwa integrasi antara tanaman perkebunan dan

peternakan dapat meningkatkan kualitas tanah, produksi kelapa, produksi kopra,

Page 11: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

11

hasil buah sawit segar dan keuntungan ekonomis serta meningkatkan hasil ternak,

menurunkan biaya penyiangan dan mempermudah pengumpulan buah kelapa.

Keuntungan-keuntungan dari sistem ini antara lain : (1) tersedianya tanaman

peneduh bagi ternak sehingga dapat mengurangi stress karena panas, (2)

meningkatkan kesuburan tanah melalui proses kembaliya air seni dan feces ke dalam

tanah, (3) meningkatkan kualitas pakan ternak, membatasi pertumbuhan gulma, (4)

mengurangi penggunaan herbisida, (5) meningkatkan hasil tanaman perkebunan dan

(6) meningkatkan keuntungan ekonomis termasuk hasil ternaknya.

Input yang diberikan pada pertanian ini adalah bahan organik yang berasal

dari seresah daun, jerami, atau hasil sampingan peternakan sapi yang telah

terdekomposisi. Pengolahan feses dan urin sapi masih dengan bantuan petani,

biasanya dilakukan penambahan MARROS Bio-Activa yang berfungsi sebagai

akselerator pematangan feses dan urin agar dapat dijadikan pupuk bagi tanaman.

Jerami juga dapat dikomposkan menjadi pupuk kompos bagi tanaman.

Meskipun jerami tersebut tidak diberi biodekomposer, tetapi telah ada

biodekomposer alami (pelaku/aktor yang merombak bahan organik secara alami).

Bedanya dengan biodekomposer yang ditambahkan, kemampuannya sudah lebih

terseleksi akan lebih cepat terurai. Pada prinsipnya proses pelapukan adalah suatu

proses alamiah dlm rangka mikroba(dekomposer) memanfaatkan jerami sebagai

sumber energinya, untuk membangun biomassa. Untuk pertumbuhan dan

perkembangan butuh rasio C, N, P.

Input lain yaitu berkaitan dengan pengendalian hama dan penyakit

digunakan taktik pengendalian hayati. Pengendalian ini dengan menggunakan

senyawa atraktan, berupa metyl eugenol. Taktik ini berfungsi untuk menarik

serangga lalat buah jantan melalui aromanya. Sehingga lalat akan terkecoh dan

masuk dalam perangkap.

Output yang dihasilkan adalah hasil pertanian utama seperti untuk tanaman

jagung dapat menghasilkan kira–kira 4-5 ton selama 3 tahun, dengan harga jual Rp

2000/kilogram. Ketela pohon dapat menghasilkan lebih dari 9 kg/ batang. Cabe

merah dapat menghasilkan ½ kg satu tanaman dengan harga Rp 2000/kg. Sawi

Page 12: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

12

dapat menghasilkan 3 kg / m3 dengan luas lahan 8000 m3 dan harga jual Rp 1000/

kg. Selain itu terdapat hasil sampingan berupa seresah daun, rumput, dan

brangkasan yang berguna untuk pakan sapi pada peternakan disana, atau

dimanfaatkan untuk cadangan pupuk musim tanam berikutnya.

Integrated Farming System, Mungkinkah?

Integrated Farming System, atau sistem pertanian terpadu (Indonesia, red),

didefinisikan sebagai penggabungan semua komponen pertanian dalam suatu sistem

usaha pertanian yang terpadu. Sistem ini mengedepankan ekonomi yang berbasis

teknologi ramah lingkungan dan optimalisasi semua sumber energi yang dihasilkan.

Di Indonesia, model usaha ini masih sebatas wacana karena masih kurangnya

pengetahuan masyarakat dan diperlukan modal yang cukup tinggi. Padahal usaha ini

sangat cocok digunakan di Indonesia yang memiliki iklim tropis dengan limpahan

sinar matahari sepanjang tahun dan curah hujan tinggi. Beberapa metode

diversifikasi pertanian seperti minapadi (padi dengan ikan) dan longyam (balong

ayam/ ikan dengan ayam) mengadopsi model integrated farming system ini.

Komponen Integrated Farming System

Sistem ini memiliki satu pusat dan satu tujuan yaitu manusia yang harus

dipenuhi kebutuhannya. Pusat ini dikelilingi dengan berbagai model kegiatan

ekonomi pertanian yang saling berkaitan satu sama lain misalnya peternakan,

perikanan, ladang/persawahan dan pengelolaan limbah (waste treatment). Satu

persatu kita akan membahas komponenintegrated farming system tersebut:

1. Manusia

Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan energi sebagai motor

kehidupannya. Dengan integrated farming system, manusia tidak hanya

mendapatkan keuntungan finansial tetapi juga pangan sebagai kebutuhan primer

dan energi panas serta listrik.

Page 13: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

13

Skema alur interaksi antara satu komponen dengan komponen lainnya

dalam integrated farming system

(Gambar : www.fao.org)

2. Peternakan

Peternakan memainkan peran sebagai sumber energi dan penggerak ekonomi

dalamintegrated farming system. Sumber energi berasal dari daging, susu, telur

serta organ tubuh lainnya bahkan kotoran hewan. Sedangkan fungsi penggerak

ekonomi berasal dari hasil penjualan ternak, telur, susu dan hasil sampingan ternak

(bulu dan kotoran).

Dalam mendesain komponen peternakan yang akan digunakan

untuk integrated farming system faktor biosekuriti adalah faktor penting yang harus

selalu diperhatikan. Adalah pencegahan penularan penyakit antar hewan yang

menjadi fokus biosekuriti tersebut.

Seperti kita ketahui bahwa babi dan unggas air tidak boleh dipelihara

berbarengan dengan ayam. Hal ini dikarenakan unggas air adalah reservoir yang

akan menularkan virus AI ke berbagai hewan termasuk ayam tanpa unggas air

tersebut menderita sakit. Sedangkan babi adalah mixing vessel, yang bila bersamaan

Page 14: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

14

terinfeksi virus AI dan influenza manusia, berpotensi menghasilkan virus baru yang

dikhawatirkan dapat menyerang manusia dan ayam. Oleh karena itu, keduanya tidak

boleh dipelihara dalam satu peternakan.

Hal serupa juga berlaku untuk sapi dan babi. Keduanya disarankan tidak

dipelihara dalam satu lokasi karena beresiko terjadi penularan cacing pita dari sapi ke

babi atau sebaliknya.

Di lapangan, kombinasi antar hewan ternak umumnya jarang dilakukan.

Biasanya ternak dikombinasikan dengan ikan. Jikapun ada, biasanya dipelihara dalam

kandang atau lokasi berbeda, terpisah jarak yang jauh juga sistem kerja yang

terpisah, atau dengan kata lain, tidak berhubungan satu sama lain. Contohnya

adalah pekerja di kandang babi tidak boleh masuk ke kandang sapi begitupun

sebaliknya.

3. Persawahan atau Ladang

Syarat tanaman yang bisa diusahakan adalah bernilai ekonomi dan bisa

menyediakan pakan untuk peternakan. Padi, strawberi, apel, anggur, singkong,

tomat, talas dan jamur dapat digunakan dalam integrated farming system.

Perhatikan bahwa padi yang digunakan harus berlabel biru atau yang tahan terhadap

air yang agak tinggi. Hasil samping pertanian berupa jerami, sekam dan sisa batang

dapat digunakan sebagai pakan ternak dan ikan, pembuatan biogas dan kompos.

Page 15: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

15

Jamur dapat dipilih karena menggunakan kotoran ternak dan tidak membutuhkan

lahan luas

(Gambar : Simon & Schuster 1994)

4. Perikanan

Ikan yang digunakan untuk integrated farming system adalah ikan air tawar

yang dapat beradaptasi dengan lingkungan air yang keruh, tidak membutuhkan

perawatan ekstra, mampu memanfaatkan nutrisi yang ada dan memiliki nilai

ekonomis. Ikan yang sering digunakan adalah ikan nila, gurami, mas, tambakan dan

lele. Ikan dapat dipeli-hara secara tunggal (monoculture) atau campuran

(polyculture), asalkan jenis yang dipelihara mempunyai kebiasaan makan berbeda

agar tidak terjadi perebutan pakan, misalnya ikan mas dengan gurami.

Nutrisi untuk ikan berasal dari jatuhan kotoran ternak yang kering dan sisa

pakan ternak. Selain yang kering, kotoran ternak yang jatuh ke kolam juga memacu

perkembangan plankton yang menjadi makanan ikan. Oleh karena itu, sebaiknya

peternak juga memilih ikan yang dapat memanfaatkan plankton di dalam kolam

seperti ikan tambangan.

Page 16: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

16

Ikan nila, gurami, mas dan lele adalah ikan yang dapat digunakan

dalam integrated farming system

(Gambar : wikipedia.com)

5. Waste Treatment

Komponen ini berperan dalam penyediaan energi dan penekan pencemaran

lingkungan. Hasil dari pengolahan limbah tersebut adalah:

Kompos dan pupuk kandang

Bahan pembuat kompos adalah kotoran sapi (80-83%), jerami padi (bisa sekam,

serbuk gergaji dan lain-lain sebanyak 5%), abu dapur (10%),

bakteri starter (0,25%) dan kapur (2%). Bahan lain dapat digunakan asalkan

kotoran sapi minimal 40% dan kotoran ayam 25%.

Teknik pembuatannya adalah sebidang tempat beralas tanah dan dibagi menjadi

4 lokasi (lokasi 1, 2, 3, 4) sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan dan tempat

tersebut dinaungi agar pupuk tidak terkena sinar matahari dan air hujan secara

langsung. Proses pembuatannya diawali dengan membiarkan kotoran sapi (feses

dan urin) selama 1 minggu agar kadar air menurun hingga 60%. Lalu kotoran

dipindahkan ke lokasi satu dan dicampur merata dengan jerami padi, abu dapur,

kapur dan bakteri starter.

Page 17: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

17

Setelah satu minggu tumpukan dipindahkan ke lokasi kedua dengan cara diaduk/

dibalik secara merata untuk menambah suplai oksigen dan meningkatkan

homogenitas bahan. Pada tahap ini diharapkan terjadi peningkatan suhu hingga

70OC untuk mematikan pertumbuhan biji gulma sehingga kompos yang

dihasilkan bebas dari biji gulma. Dan kompos didapat telah siap digunakan

(www.sinartani.com).

Biogas

Biogas terbentuk dari hasil penguraian kotoran hewan oleh mikroorganisme yang

terdiri atas karbondioksida (30-40%), hidrogen (1-5%), metana (50-70%), uap

air (0,3%), nitrogen (1-2%), dan hidrogen sulfat (endapan). Metana sebagai

komponen terbesar dapat dimanfaatkan untuk memasak dan pemanas.

Banyaknya metana yang dihasilkan juga menentukan daya listrik yang dihasilkan.

Satu meter kubik (m3) metana yang setara dengan 10 kWh atau 0,6 liter bensin,

mampu menghidupkan lampu 60-100 watt selama 6 jam. Cukup 3 ekor sapi

untuk memenuhi kebutuhan energi skala rumah tangga.

Pada dasarnya, biogas dapat diolah dari berbagai macam feses. Hanya, tiap feses

ternyata memiliki kelebihan dan kekurangan. Contoh, feses sapi yang mudah

dibuat biogas karena sedikit mengandung unsur-unsur kimia. Selain itu,

perbandingan C/N (Carbon/Nitrogen) feses sapi adalah yang paling baik sehingga

bakteri pembentuk gas dapat tumbuh lebih baik.

Lain halnya dengan feses ayam yang dipelihara secara intensif. Feses ayam

tersebut memiliki kandungan zat kimia yang tinggi sehingga membutuhkan

perhatian khusus dalam pembuatannya. Terlepas dari itu, feses ini juga

mengandung lebih banyak nitrogen dan mekar lebih banyak sehingga dapat

menghasilkan biogas dan pupuk lebih banyak.

Prinsip utama pembuatan biodigester (tabung pembuatan biogas) adalah

kedap udara. Gambar di bawah ini memperlihatkan biodigester menggunakan

dua tabung yang saling berhubungan. Melalui pipa (lubanginlet), kotoran dan

air dimasukkan menuju tabung pertama. Perbandingan kotoran dengan air

Page 18: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

18

adalah 1:2. Jika kotoran terlalu padat maka biogas yang dihasilkan tidak

optimal karena sulit dibebaskan ke biodigester.

Ilustrasi pembuatan biogas dari kotoran ayam

(Gambar: Poultry Indonesia April 2009)

Letak tabung pertama harus lebih rendah daripada tabung kedua. Saat kotoran baru

dimasukkan ke tabung 1, kotoran yang lama akan terdesak ke tabung kedua. Di

tabung pertama inilah tempat keluarnya biogas. Beberapa peternak menggunakan

plastik yang didesain sedemikian rupa membentuk balon berisi biogas sebagai

penampung biogas. Plastik ini biasanya digantung di langit-langit kandang dan

terlindung dari hujan dan panas. Dari penampung biogas inilah, biogas dialirkan ke

rumah-rumah menggunakan selang plastik.

Tabung kedua berfungsi sebagai tempat kontrol kualitas biogas dan juga tempat

pengambilan ampas kotoran. Jika yang terdapat di permukaan tanah adalah endapan

kotoran, berarti proses berjalan baik. Namun jika yang tampak adalah air maka

dipastikan telah terjadi kebocoran instalasi atau terjadi proses biogas yang tidak

optimal (Poultry Indonesia April 2009, hal 55-56).

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah jangan memasukkan air yang mengandung

desinfektan dan antibiotik ke dalam tempat pembuatan kompos dan biogas.

Tindakan ini akan mematikan mikroorganisme tersebut.

Page 19: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

19

Kelebihan dan Kelemahan Integrated Farming System

Tentunya sistem ini memiliki beberapa kelebihan antara lain:

1. Sepanjang penggunaan obat-obatan masih mengikuti aturan pakai, sistem ini

sangat ramah lingkungan

2. Efisiensi energi, karena tidak ada energi yang terbuang percuma

3. Meningkatkan efektivitas lahan, dengan luas lahan yang sama, peternak bisa

memiliki dua usaha sekaligus

4. Sumber dana terus menerus tanpa waktu kosong

Meski begitu, peternak tetap memperhitungkan beberapa hal yaitu :

1. Resiko penularan penyakit antar hewan. Biosekuriti ketat dan tidak

memelihara lebih dari satu hewan ternak dapat menjadi solusi

2. Daya tampung satu komponen terhadap komponen lain agar tercipta

keseimbangan. Contoh, populasi ayam harus menyesuaikan populasi ikan di

kolam agar ikan tidak keracunan ammonia

3. Peningkatan resistensi antibiotik di lingkungan. Solusinya adalah rolling

antibiotik dilakukan lebih sering dan mengikuti aturan pakai yang telah

ditetapkan

Penerapan sistem pertanian terpadu integrasi ternak dan tanaman terbukti

sangat efektif dan efisien dalam rangka penyediaan pangan masyarakat. Siklus dan

keseimbangan nutrisi serta energi akan terbentuk dalam suatu ekosistem secara

terpadu. Sehingga akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi yang berupa

peningkatan hasil produksi dan penurunan biaya produksi.

Kegiatan terpadu usaha peternakan dan pertanian ini, sangatlah menunjang

dalam penyediaan pupuk kandang di lahan pertanian, sehingga pola ini sering

disebut pola peternakan tanpa limbah karena limbah peternakan digunakan untuk

pupuk, dan limbah pertanian untuk makan ternak. Integrasi hewan ternak dan

tanaman dimaksudkan untuk memperoleh hasil usaha yang optimal, dan dalam

rangka memperbaiki kondisi kesuburan tanah. Interaksi antara ternak dan tanaman

Page 20: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

20

haruslah saling melengkapi, mendukung dan saling menguntungkan, sehingga dapat

mendorong peningkatan efisiensi produksi dan meningkatkan keuntungan hasil

usaha taninya. Sistem tumpangsari tanaman dan ternak banyak juga dipraktekkan di

daerah perkebunan. Di dalam sistem tumpangsari ini tanaman perkebunan sebagai

komponen utama dan tanaman rumput dan ternak yang merumput di atasnya

merupakan komponen kedua.

Praktek penerapan pola usaha tani konservasi ini hendaknya dilakukan secara

terpadu, seperti sistem multiple croping (pertanaman ganda / tumpang sari),

agroforestry, perternakan, dan dipadukan dengan pembuatan teras. Misalnya dalam

praktek PHBM, tanaman pangan ditanam pada bidang teras meliputi kedelai, kacang

tanah, jagung dan kacang panjang yang di tanaman diantara tanaman tahunan

(misal: jati, mauni atau pinus sebagai tanaman pokok). Pada tepi teras ditanami

dengan tanaman penguat teras yang terdiri dari tanaman rumput, lamtoro dan dapat

ditanami tanaman hortikultura seperti srikaya ataupun nanas dan pisang. Tanaman

rumput pada tepi teras disamping berfungsi sebagai penguat teras juga sebagai

sumber pakan ternak (sapi atau kambing)

http://berusahatani.blogspot.com/2010/12/pertanian-terpadu.html

Contoh Integrated Farming System

Beberapa contoh integrated farming system adalah:

1. Ayam-Ikan-Padi

Di Indonesia, adaptasi sistem ini adalah longyam atau balong ayam.

Keuntungan sistem ini adalah:

Efisiensi pakan ikan yang berasal dari kotoran ayam dan jatuhan pakan ayam

(± 1-5% dari pakan yang diberikan ke ayam)

Efisiensi lahan diatas kolam yang tidak dimanfaatkan

Sistem ini lebih dianjurkan untuk ayam kampung karena kepadatan ayam

yang berada di atas kolam lebih rendah. Ayam kampung pun dinilai lebih mudah

beradaptasi terhadap lingkungan kandang longyam.

Page 21: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

21

Kandang dibangun di atas kolam berbentuk bujur sangkar dengan ketinggian

1,2 meter dari permukaan air dan kedalaman kolam 1,5 meter. Tujuannya untuk

sirkulasi udara dan mencegah pelembaban lantai kandang oleh kolam. Ikan nila dan

lele direkomendasikan untuk sistem ini karena sangat toleran dengan level oksigen

yang rendah. Satu hektar kolam dapat menampung 12500 ekor ikan nila ukuran 3-5

cm.

Padi sebagai komponen terakhir akan memanfaatkan air dari kolam ikan yang

kaya dengan unsur-unsur hara. Timbal baliknya adalah sisa panen padi berupa

sekam dapat dimanfaatkan sebagai litter kandang dan jerami dapat dijadikan

kompos.

2. Tebu-Sapi-Cacing Tanah-Biogas

Model ini juga menarik untuk dikembangkan. Tebu yang akan diolah menjadi

gula dan menyisakan ampas tebu, daun dan tetes tebu. Umumnya ampas tebu

digunakan untuk bahan bakar pemasak (ketel) di pabrik. Selain itu, digunakan untuk

briket, bahan baku pulp, bahan kimia (xylitol, methanol dan metana) dan bioetanol

melalui fermentasi.

Tetes tebu (molasses) popular sebagai sumber energi dalam pakan ternak.

Penambahan maksimal 5% dalam pakan akan meningkatkan berat badan sapi

karena peningkatan jumlah energi dalam pakan. Penambahan 2-5% akan

meningkatkan palatabilitas (cita rasa) pakan. Dalam industri pakan, molasses juga

berfungsi sebagai pembentuk pellet (pellet binder). Jika dicampur dengan pupuk

urea, bungkil kelapa, tepung batu gamping, dedak padi, gandum, dan garam dapat

membentuk UMB (urea molasses block) yang dapat digunakan sebagai suplemen

pakan.

Page 22: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

22

Model integrated farming system tebu-sapi-cacing tanah-biogas diterjemahkan

dari grafik ini

(Gambar : www.fao.org)

Dalam sistem ini, kotoran sapi berfungsi sebagai media pembiakkan cacing

tanah dan bahan baku biogas. Ternyata feses sapi adalah media terbaik untuk

membiakkan cacing tanah karena kandungan protein tercernanya rendah. Sebelum

dijadikan media pembiakkan, feses tersebut harus difermentasikan selama tiga

minggu.

Cacing tanah yang dapat dibiakkan ialah Lumbricus rubellus dan Eisenia

foetida. Setelah 40 hari di-biakkan, telur dan cacing tanah dapat dipanen. Bahkan,

media pembiakkan cacing tanah juga bernilai ekonomi yang disebut vermikompos.

Dari 100 kg media pembiakkan, dapat diperoleh 70 kg vermikompos. Vermikompos

mengandung Phospor (0,6-0,7%), Kalium (1,6-2,1%), Nitrogen total (1,4-2,2%), C/N

rasio (12,5-19,2), Magnesium (0,4-0,95%), Calsium (1,3-1,6%), pH 6,5-6,8 dengan

kandungan bahan organik mencapai 40,1–48,7%. Vermikompos dan pupuk kompos

dari biogas dapat digunakan untuk pupuk bagi tanaman tebu dan juga buah-buahan.

Page 23: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

23

Pembuatan Integrated Farming System

Proses mendesain integrated farming system harus mencakup faktor-faktor di

bawah ini yaitu:

1. Modal

Penekanan faktor modal meliputi modal teknis dan non teknis. Modal teknis

meliputi biaya pembuatan kandang, pembuatan kolam, harga tanah untuk lahan

persawahan/ ladang dan sebagainya. Peternak dapat meninjau modal teknis dari

kondisi lingkungan seperti ketersediaan air bersih, agen penyakit, suhu, kondisi

tanah dan sebagainya. Lakukan survei pendahuluan untuk memetakan bagaimana

desain integrated farming system yang akan dibuat. Lalu perhitungkan berapa modal

yang dibutuhkan, kapan modal akan kembali, berapa besar resiko yang akan

dihadapi dan sebagainya.

Modal non teknis menyangkut perizinan usaha tersebut. Integrated farming

system merupakan gabungan dari pertanian, peternakan dan perikanan maka

peternak wajib mengantongi izin untuk ketiganya.

2. Tenaga Kerja

Tabel 1 menerangkan bagaimana perbandingan kebutuhan tenaga kerja jika

Anda akan membangun suatu integrated farming system. Misalnya, akan lebih hemat

jika menggabungkan padi dengan ikan dibandingkan buah dengan babi.

3. Teknologi

Pemakaian teknologi lebih baik tentu berakibat pada dua hal yaitu modal dan

tenaga kerja. Penggunaan teknologi yang modern dalam budidaya buah dan ikan

tentunya akan menurunkan biaya untuk tenaga kerja.

4. Keuntungan

Keuntungan bersih didapatkan dari selisih antara biaya (cost) dan pendapatan

kotor (bruto). Gunakan perhitungan biaya berdasarkan kegiatan produksi (FC, VC,

dan TC). Biaya tetap (fixed cost/ FC) digunakan untuk biaya yang harus keluar meski

usaha sedang tidak berjalan misalnya penyusutan kandang, retribusi dan sebagainya.

Page 24: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

24

Biaya berubah (variable cost / VC) adalah biaya yang jumlahnya mengikuti volume

produksi. Contoh, biaya pakan, pupuk, obat-obatan dan sebagainya. Keduanya harus

dijumlahkan dan digabungkan menjadi biaya total (total cost / TC).

Keuntungan berasal dari penjualan hasil produksi. Berdasarkan tabel 1, usaha

yang paling menguntungkan dalam integrated farming system adalah perikanan.

Penyebab utama adalah biaya pakan ikan turun drastis. Suatu farm

sistem longyam di Amerika Serikat diberitakan mengantungi keuntungan US$ 1883/

hektar atau Rp. 17.888.500,-/ hektar (Kurs Rupiah = Rp 9500,-) yang 87% berasal

dari ikan (± Rp. 15,6 juta).

Tabel 1. Perbandingan tenaga kerja, modal, teknologi dan keuntungan berbagai

komponen integrated farming system

http://chickaholic.wordpress.com/2010/07/09/integrated-farming-system-mungkinkah/

Sebagai contoh pada ternak potong, nilai tambah / manfaat dari proses

produksi ternak potong tidak hanya berasal dari produk daging (karkas), tetapi juga

pemanfaatan produk lain yang menghasilkan nilai tambah seperti kulit, tanduk, feses

dan energi mekanik. Dengan skill dan teknologi, produk sampingan ternak tersebut

dapat diubah menjadi produk lain yang mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi.

Produk sampingan kulit, dapat diubah menjadi hasil kerajinan berupa sepatu,

tas dan sebagainya yang nilai ekonominya lebih tinggi. Demikian pula dengan

tanduk. Limbah ternak yang berupa feses, tidak hanya digunakan sebagai pupuk

organik saja, tetapi nilai tambahnya dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan

limbah tersebut menjadi sumber energi gas bio dan pupuk sludge. Sumber energi

gas bio dapat digunakan untuk keperluan memasak dan penerangan. Di beberapa

negara gas bio bahkan telah digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak

untuk kendaraan bermotor atau mennggerakkan generator listrik. Sludge hasil sisa

Page 25: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

25

gas bio dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dengan kualitas yang lebih tinggi atau

sebagai pakan ikan.

Energi mekanik yang berasal dari biokonversi nutrisi melalui proses

metabolisme, aktivitas fisiologi (terutama kontaksi dan relaksasi otot) dan pelatihan

terprogram pada ternak (terutama ruminansia besar (sapi dan kerbau) dan non

ruminansia (kuda)) dapat menghasilkan prestasi kerja, misalnya pengolahan lahan

pertanian, sarana transportasi dan menggerakkan generator/dinamo untuk

elektrifikasi melalui gerakan berputar dari sapi/kerbau.

Dengan rekayasa dan pengembangan teknologi, yang didasarkan dari hasil

penelitian mutakhir, nilai tambah melalui biokonversi tersebut dapat ditingkatkan.

Teknologi baru yang juga dipertimbangkan implementasinya dalam biokonversi

ternak antara lain teknologi embryo transfer, rekayasa genetik pada hewan dan

mikroba (termasuk kloning hewan), optimalisasi peranan mikroba dalam rumen,

teknologi pengawetan pakan melalui rekayasa mikroba dan sebagainya. Peningkatan

nilai tambah melalui biokonversi dapat dilakukan pula dengan penerapan usaha

peternakan yang dikombinasikan dengan sektor pertanian, perikanan, kehutanan

atau perkebunan dalam konsep usaha pertanian terintegrasi atau implementasi dari

konsep daur ulang (recycling process). Contoh – contoh :

Pemanfaatan feses ternak untuk pupuk, sludge untuk pupuk dan gas bio

sebagai bahan bakar, implikasinya dapat menghemat pengeluaran petani,

peternak untuk pembelian bahan bakar (kayu, minyak tanah) dan pupuk.

Pemanfaatan sludge untuk menumbuhkan dan memproduksi pakan ikan

merupakan diversifikasi usaha untuk meningkatkan nilai tambah dan

peningkatan pendapatan.

Pemanfaatan energi untuk gerakan mekanik dalam rangka pengolahan lahan

pertanian dapat menunjang kegiatan produksi di sektor pertanian,

implikasinya dapat meningkatkan pendapatan petani/peternak. Pendapat

peternak yang sebelumnya hanya berasqal dari penjualan anak/ternak dewasa

atau nilai dari daging termasuk non karkas, dapat ditingkat melalui uang sewa

dari pemanfaatan ternak kerja, peningkatan produksi pertanian dari

Page 26: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

26

penggunaan pupuk, peningkatan produksi ikan dari pemanfaatan sludge dan

penghematan bahan bakar dari pemanfaatan biomassa.

Dalam konteks proses daur ulang dan sistem pertanian terpadu tersebut,

pemilihan spesies komoditi ternak menjadi faktor utama yang berpengaruh terhadap

besarnya peningkatan nilai tambah dari biokonversi. Pada ternak babi atau kelinci

(non ruminansia), proses daur ulang tersebut tidak semuanya dapat dilakukan

karena babi, kelinci dan ruminansia kecil (domba, kambing) tidak mungkin energi

mekanik yang dihasilkan dapat digunakan sebagai tenaga kerja.

Penerapan biokonversi yang menghasilkan peningkatan nilai tambah pada

semua proses biologis (baik ternak, ikan maupun tanaman) perlu dilakukan secara

selektif, namun untuk penngembangannya perlu dilakukan penelitian yang

mendalam untuk menemukan teknologi baru.

Biokonversi Sampah Organik Menjadi Silase Ransum Komplit

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap

aktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume

sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita

gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari

jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa

lepas juga dari „pengelolaan‟ gaya hidup masyarakat. Peningkatan jumlah penduduk

dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Misalnya saja, kota

Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m3 per hari dan

pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3 per hari. Jika dihitung dalam

setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai 170 kali besar Candi

Borobudur (volume Candi Borobudur = 55.000 m3) [Bapedalda, 2000].

Searah dengan perkembangan wilayah yang pesat kearah modernisasi,

permasalahan penanganan Sampah semakin komplek, bahkan cenderung kontradiksi

dengan orientasi tuntutan kehidupan modern. Bahkan yang terjadi di perkotaan

adalah adanya gangguan polusi udara (bau), pencemaran air, dan bahaya banjir

yang secara langsung menurunkan tingkat kesehatan masyarakat. Selain itu, wilayah

Page 27: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

27

perkotaan dihadapkan pada kondisi tingginya konversi lahan untuk ruang terbuka

hijau (lahan pertanian) ke bangunan dan perumahan. Hal ini menyebabkan

ketersediaan pakan sapi, kerbau, kambing dan domba menurun drastis akibat dari

berkurangnya lahan pengangonan. Padahal ternak tersebut selain makan hijauan

juga dapat memanfaatkan bahan organik seperti Sampah, tetapi dengan prasyarat

Sampah tersebut harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan bahan yang

merugikan kesehatan ternak seperti cacing dan bakteri patogen.

Berdasarkan hasil analisis kimia, perbandingan kandungan nutrisi bahan baku

pakan ternak yang sudah biasa di konsumsi ternak (hijauan, konsentrat) dengan

sampah organik (limbah sayuran, limbah restoran, dll) tidak begitu jauh berbeda. Hal

yang perlu menjadi perhatian adalah pada proses pengelolaannnya sehingga

diperoleh pakan jadi yang berkualitas dan palatable bagi jenis ternak yang

mengkonsumsinya. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk mencapai

kondisi tersebut adalah teknologi biokonversi melalui proses fermentasi sampah

organik dengan campuran bahan baku pakan lainnya (konsentrat).

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pengolahan Sampah Organik di

Perkotaan melalui teknologi biokonversi/fermentasi menjadi pakan komplit

merupakan solusi yang tepat. Biokonversi ini memberikan dua kontribusi positif;

pertama kontribusi positif terhadap permasalahan Sampah, yaitu mengeliminasi

gangguan kesehatan, karena semua Sampah Organik Perkotaan dapat diserap dalam

jumlah yang besar. Kedua, memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian

wilayah dan membangun ”masyarakat sehat” dan ”kota lingkungan”.

PAKAN BERBASIS SAMPAH ORGANIK

Terdapat tiga unsur utama yang menentukan produktivitas usaha peternakan,

yang dikenal dengan istilah gold triangle, yaitu : Breeding, Feeding, Management.

Unsur penentu dalam keberhasilan teknis dan ekonomis peternakan adalah

kemampuan mengintegrasikan ketiga faktor di atas (Breeding-Feeding-

Management), sehingga tercapai hasil yang efisien. Fungsi pakan bagi ternak,

terutama ruminansia tidak hanya sebagai sumber energi untuk hidup, tetapi pakan

tersebut juga berperan sebagai bahan yang akan diubah bentuknya menjadi daging

Page 28: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

28

dan susu, sehingga ketersediaan pakan berkualitas menjadi syarat utama untuk

dapat menghasilkan daging dan susu yang berkualitas juga. Pakan yang berkualitas

tinggi tentunya akan memberikan tingkat efisiensi dalam penggunaan sumber daya

dan pembiayaan usaha, karena kualitas pakan yang baik akan memberikan implikasi

positif terhadap aspek produksi dalam budidaya ternak.

Pemanfaatan pakan, terutama dari bahan baku yang bersumber dari sampah

organik, merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi

permasalahan ketersediaan pakan. Untuk lebih menjamin ketersediaan dan kualitas

pakan asal sampah organik, teknologi fermentasi pakan menjadi silase merupakan

metode pengolahan yang tepat untuk diterapkan. Beberapa hal yang menjadi

pertimbangan penggunaan teknologi fermentasi untuk bahan baku pakan dari

sampah organik adalah sebagai berikut :

Ekonomis.

Pembuatan silase tidak membutuhkan peralatan yang rumit dan mahal.

Peralatan untuk pembuatan silase dapat dibuat sendiri dan tidak lagi

membutuhkan pengering. Peralatan utama yang disediakan adalah silo

(wadah fermentasi) yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi

setempat. Silo tersebut dapat dibuat dalam skala besar maupun skala kecil.

Tahan lama (awet).

Bila kondisi anaerob telah tercapai, mikroorganisme aerob akan lenyap dan

mikroorganisme anaerob, khususnya bakteri penghasil asam laktat akan

berkembang. Kondisi tersebut tercapai pada hari ke-21 dan pH 3,8-4,2.

Praktis untuk bahan agroindustri yang mempunyai kadar air tinggi.

Bahan baku yang berkadar air tinggi jika dikeringkan akan membutuhkan

waktu yang relatif lama dan dibutuhkan biaya dan tenaga yang cukup besar.

Lebih jauh metode ini akan beresiko terhadap kerusakan nutrien bahan.

Page 29: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

29

Dapat dimanipulasi kualitasnya.

Kualitas bahan fermentasi dapat dimanipulasi sesuai dengan keinginan

pembuat. Inovasi silase ransum komplit diantaranya bertujuan untuk dapat

meningkatkan kualitas pakan dan memudahkan teknis pemberiannya pada

ternak.

Produk/pakan yang dihasilkan lebih ramah lingkungan.

Sampah organik yang tidak terolah dengan cepat tidak hanya menimbulkan

polusi bau tetapi juga pencemaran terhadap air dan udara, khususnya

pencemaran karena mikroorganisme. Teknologi fermentasi dapat mengubah

bau menjadi asam, dan cenderung memberikan aroma yang wangi.

Teknologi fermentasi dapat membunuh mikroorganisme patogen dan cacing

(parasit lainnya) yang terdapat dalam sampah organik.

Oleh karena itu pakan yang dihasilkan akan terbebas dari mikroorganisme

patogen, cacing dan parasit lainnya, dan aman untuk dikonsumsi ternak.

SILASE RANSUM KOMPLIT BERBASIS SAMPAH ORGANIK

Kondisi iklim tropis wilayah Indonesia, menuntut adanya terobosan teknologi

dalam manajemen penyediaan dan pemberian pakan yang semakin mendesak.

Kurangnya pakan hijauan pada musim kemarau dan rendahnya kualitas pakan

konsentrat menyebabkan kebutuhan gizi untuk asupan ternak tidak dapat tercukupi

dengan optimal. Akibatnya adalah produksi daging dan atau susu pada ternak

ruminansia tidak mencapai harapan bahkan tingkat produksinya pun menurun. Selain

itu, para peternak masih terbiasa memberikan pakan hijauan dan konsentrat secara

terpisah. Hal ini mengakibatkan tidak seimbangnya kandungan nutrisi pakan yang

diberikan dan tidak sesuai dengan kebutuhan ternak. Permasalahan dalam

pemberian pakan ini biasa terjadi pada ternak-ternak yang dikandangkan.

Produktivitas ternak akan optimal secara teknis maupun ekonomis jika persediaan

bahan pakan kontinu (tersedia sepanjang waktu), pakan yang diberikan dapat

memenuhi kebutuhan gizi ternak serta mudah dalam pemberiannya.

Page 30: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

30

Ransum komplit untuk ternak ruminansia merupakan campuran dari berbagai

macam bahan makanan yang mengandung nilai gizi yang lengkap dan dapat

memenuhi kebutuhan hidup dan produksi bagi ternak. Bentuk pakan komplit dapat

berupa pakan kering (dry feed) maupun pakan basah (silase). Pakan komplit ini

merupakan pakan yang di dalamnya tercampur antara pakan hijauan dan pakan

penguat (konsentrat) yang sebagian besar berupa bahan pakan sumber protein dan

kalori yang cukup tinggi seperti bungkil dan dedak atau limbah seperti ampas kecap

atau tahu, onggok, dll. Dibandingkan dengan pakan komplit kering, pakan basah

(silase) memiliki beberapa kelebihan, yaitu, selain proses pembuatannya yang relatif

sederhana dan mudah, kualitasnya juga lebih baik serta memiliki daya tahan yang

cukup lama.

PROSES PEMBUATAN SILASE RANSUM KOMPLIT

A. Peralatan yang Digunakan

Alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan silase ransum komplit sangatlah

sederhana. Peralatan yang paling umum adalah ketersediaan silo yang merupakan

alat utama dalam proses fermentasi bahan pakan. Silo dapat dibuat dengan berbagai

macam bentuk tergantung pada lokasi, kapasitas, bahan yang digunakan dan luas

areal yang tersedia. Secara umum, jenis-jenis silo dibedakan menjadi dua, yaitu

tower silo dan bunker silo. Tower silo adalah silo yang dirancang membentuk sebuah

menara menjulang ke atas yang bagian atasnya tertutup rapat. Sedangkan bunker

silo adalah silo yang rancangannya dibuat dengan cara menggali tanah, sehingga

berbentuk lubang atau parit, yang nantinya dilakukan penutupan silo tersebut

dengan menimbunnya kembali.

Beberapa bentuk silo dari kedua jenis tersebut secara umum adalah :

Pit Silo: silo yang dirancang berbentuk silindris (seperti sumur) dan di bangun di

dalam tanah.

Trech Silo: silo yang dibangun berupa parit dengan struktur membentuk huruf V.

Fench Silo: silo yang bentuknya menyerupai pagar atau sekat yang terbuat dari

bambu atau kayu.

Page 31: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

31

Box Silo: silo yang rancangannya berbentuk seperti kotak.

Namun demikian, selain silo-silo tersebut, sebenarnya para petani peternak

yang mengolah bahan pakan dengan teknologi silase juga dapat memanfaatkan

alternatif lain sebagai silo. Alternatif lain yang dapat digunakan sebagai silo adalah

dengan menggunakan drum plastik atau plastik polybag. Khusus untuk plastik

polybag, dapat digunakan untuk membuat silase dengan porsi atau jumlah produksi

silase yang dihasilkan adalah untuk sekali makan (1 kantong plastik = 1 porsi pakan

yang akan dimakan oleh seekor ternak).

Selain silo, peralatan lainnya yang digunakan antara lain meliputi pemotong

(Copper), pencampur (mixer), truck, ban berjalan(conveyor), sekop, dan plastik

untuk alas atau penutup.

B. Metode

Metode pembuatan silase ransum komplit, dimulai dengan pemilihan bahan

baku yang dapat berasal dari sampah organik untuk selanjutnya dilakukan

pencampuran sesuai dengan komposisi kandungan gizi yang diinginkan. Selanjutnya

bahan campuran tersebut dimasukkan ke dalam silo, dipadatkan dan ditutup untuk

mendapatkan suasana anaerob. Silase akan terbentuk setelah 2-3 minggu kemudian.

Tahap 1. Pemilihan Bahan

Tahap pertama dalam pembuatan silase adalah melakukan pemilihan dan

penentuan jenis dan standar kualitas bahan yang akan digunakan. Beberapa hal

yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan bahan adalah bahwa bahan tersebut

terjamin ketersediaanya sepanjang tahun dan berada dilokasi pembuatan silase,

dalam arti bahwa bahan tersebut tidak harus didatangkan dari tempat lain, terlebih

lagi memerlukan biaya transportasi. Pertimbangan tersebut akan membantu efisiensi

biaya, sehingga bahan yang digunakan benar-benar merupakan bahan yang murah.

Selain itu, bahan-bahan yang digunakan juga perlu dipilih berdasarkan kandungan

nutrisinya yang sesuai dengan kebutuhan ternak. Bahan-bahan yang dipilih harus

merupakan bahan pakan yang menjadi sumber protein, energi, vitamin, mineral

serta serat.

Page 32: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

32

Bahan-bahan yang dipilih hendaknya dipertahankan kandungan airnya

sedapat mungkin seperti kondisi asalnya, sekitar 50-60% untuk bahan sampah

organik. Hal ini akan membantu memudahkan proses silase dengan mengoptimalisasi

proses fermentasinya serta memberikan efisiensi ekonomis. Selain kandungan nutrisi,

hal lain yang juga harus menjadi perhatian adalah bentuk fisik bahan pakan tersebut,

apakah butiran, tepung/serbuk atau mungkin batangan. Terutama untuk bahan yang

berbentuk batangan, sebelum dicampur harus dipotong-potong/dicopper terlebih

dahulu dengan ukuran sekitar 3-5 cm, sehingga akan memudahkan proses

pencampuran dengan bahan-bahan dalam bentuk fisik lainnya.

Tahap 2. Formulasi/Penyusunan Ransum

Formulasi atau penyusunan ransum dapat dilakukan dengan cara

komputerisasi atau dengan cara manual. Persyaratan utama untuk menyusun

ransum adalah diketahuinya kandungan/komposisi kimia dan nutrisi dari bahan-

bahan yang akan digunakan tersebut. Untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan

analisis laboratorium atau melihat daftar kandungan/komposisi kimia dan nutrisi yang

sudah ada dari hasil penelitian. Oleh karena itu, alat-alat yang sangat diperlukan

pada tahap ini, selain computer dan software-nya juga diperlukan alat-alat analisis

laboratorium lainnya.

Tahap 3. Pencampuran

Proses pencampuran bahan memerlukan tempat atau wadah yang bersih,

untuk menghindari kontaminasi terhadap campuran yang dihasilkan. Untuk

pembuatan silase dalam skala besar, pencampuran hendaknya dilakukan dengan

menggunakan mixer atau mesin pencampur, sehingga campuran merata. Namun

apabila jumlah tenaga kerja cukup banyak, pencampuran bahan silase dalam skala

besar dapat dilakukan secara massal. Sementara itu, untuk pencampuran bahan

dalam skala kecil, dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan sekop.

Tempat atau wadah yang digunakan sebaiknya didalam ruangan dan berbentuk

flat/datar, berbentuk kolam/bak dengan alas keras atau tembok. Alat-alat lain yang

harus tersedia diantaranya adalah; sekop, timbangan, mixer, alas pencampur, dan

lain sebagainya.

Page 33: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

33

Proses pencampuran harus dilakukan secara merata, untuk menghasilkan

silase yang berkualitas baik, dan hal ini akan berkaitan dengan bentuk fisik dan

ukuran bahan yang digunakan. Oleh karena itu, proses pemilihan bahan dan

pengelolaan bahan batangan pada tahap 1 perlu menjadi perhatian. Proses

pencampuran sebaiknya dilakukan dari bahan yang jumlahnya sedikit. Hal ini

dilakukan karena dalam kapasitas yang cukup besar, dikhawatirkan bahan

aditif/suplemen yang ditambahkan tidak tercampur dengan merata, sehingga kualitas

silase yang dihasilkan tidak bagus.

Tahap 4. Fermentasi

Setelah dicampur, material silase ransum komplit dengan kandungan air 45-60

%, dimasukan ke dalam silo untuk disimpan selama kurang lebih 2-3 minggu, dalam

kedaan tertutup rapat. Bahan-bahan yang dimasukan ke dalam silo harus dalam

kondisi padat dan tertutup dengan rapat untuk selanjutnya disimpan. Selama

penyimpanan tersebut akan terjadi proses fermentasi, dalam kondisi anaerob. Silase

akan terbentuk sempurna pada minggu ke 2-3 tergantung pada bahan dan volume

yang digunakan..

Alat-alat yang digunakan dalam proses fermentasi ini antara lain adalah

pemanfaatan silo-silo yang dibuat dalam beragam bentuk atau dengan

memanfaatkan wadah-wadah yang telah ada, misalnya drum plastik, atau bahkan

kantong plastik/polybag. Untuk skala kecil, penggunaan kantong plastic atau drum

plastic sangat disarankan, namun untuk skala yang lebih besar sebaiknya digunakan

bunker silo. Dibandingkan dengan tower silo, bunker silo lebih tepat digunakan,

disamping biayanya yang relative murah juga proses pembuatannya tidak sulit.

Beberapa hal yang harus menjadi perhatian dalam penggunaan bunker silo adalah;

sudut kemiringan pada tata letak silo, konstruksi bagian tutup yang harus gampang

untuk dibuka namun tertutup dengan rapat, lubang saluran pembuangan, dan harus

terletak ditempat yang teduh tidak terkena secara langsung (ternaungi) dari sinar

matahari dan hujan.

Page 34: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

34

Tahap 5. Produk Silase

Pada hari ke-21 (duapuluhsatu) atau sekitar minggu ke-3 (tiga), silase ransum

komplit siap untuk diberikan kepada ternak. Pada saat dibuka, disarankan

produk/silase tidak diberikan langsung ke ternak. Produk fermentasi mengandung

sejumlah gas yang dihasilkan selama proses fermentasi berlangsung. Kondisi ini

dapat menekan konsumsi dan dapat berbahaya bagi ternak. Oleh karena itu,

sebelum diberikan pada ternak, silase perlu diangin-anginkan terlebih dahulu, untuk

menghilangkan aromanya yang menyengat, dan juga perlu dilakukan uji terhadap

logam-logam berat yang mungkin mencemarinya. Produk silase yang dijatahkan

untuk diberikan pada ternak harus habis untuk sekali pemberian dan tidak

diperkenankan disisakan untuk pemberian keesokan harinya.

C. Karakteristik Silase Ransum Komplit Yang Baik

Ciri-ciri yang baik dari produk silase dapat diidentifikasikan secara kualitatif

dan kuantitatif. Secara kualitatif, ciri-ciri produk silase yang baik adalah sebagai

berikut :

Aroma : Asam Laktat

Warna : Segar seperti warna aslinya

Tekstur : Tidak Menggumpal

Tidak berjamur

Sedangkan secara kuantitaif, ciri-ciri produk silase yang baik, diidentifikasikan

sebagai berikut :

Berada pada pH 3,8 – 4,2 dengan kandungan asam laktat yang cukup banyak

Disukai ternak/palatabilitas tinggi

D. Manajemen Silase Ransum Komplit

Mengingat proses fermentasi terjadi dalam waktu yang relatif panjang, sekitar

21 (duapuluh satu) hari, para peternak perlu mengantisipasi ketersediaan silase

untuk menjaga kontinuitas pemberian pakan. Apabila pembuatan silase dalam skala

Page 35: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

35

kecil, para peternak harus membuat silase dan menyimpannya dalam silo secara

bergiliran, sejumlah kebutuhan dan sesuai dengan siklus pembuatan silase. Silo yang

dapat digunakan adalah drum plastik atau kantong plastik/polybag dengan porsi

untuk sekali pemberian.

Apabila pembuatan silase dilakukan dalam skala besar dan dilakukan secara

kolektif/bersama-sama, sebaiknya para petani peternak (misal jumlah ternak 10-15

ekor) memiliki sedikitnya 10 (sepuluh) buah drum plastik untuk ditukarkan dengan

drum plastik yang berisi silase ditempat pembuatan kolektif tadi. Drum plastik

tersebut berfungsi sebagai silo bergerak dan alat kemas kedap udara sekaligus

sebagai alat transportasi silase jika lokasi ternak jauh dari lokasi pembuatan silase,

sehingga produk silase dapat disimpan dan kebusukan dapat dicegah dengan

kemasan drum plastik ini. Dengan sistem yang menyerupai sistim isi ulang, setiap

peternak cukup hanya memiliki drum plastik berpelat yang kosong, untuk kemudian

ditukarkan/diisi ulang dengan drum yang sudah berisi silase, untuk mengadakan

penyediaan pakan bagi ternaknya.

KANDUNGAN NUTRISI SILASE RANSUM KOMPLIT

Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan

Fakultas Peternakan IPB, untuk mengetahui kandungan nutrisi dari Silase Ransum

Komplit dengan bahan baku limbah sayuran dan limbah restoran, memberikan bukti

yang positif tentang kandungan nutrisi dalam pakan tersebut. Kandungan nutrisi

tersebut dapat diidentifikasi dan diuraikan sebagai berikut :

Silase ransum komplit dengan bahan baku tersebut di atas memiliki pH yang

cukup rendah, yaitu sekitar 3,82-4,28 dan berada pada kondisi asam, yang

menunjukan bahwa silase tersebut adalah silase dengan kualitas yang sangat

baik. Hal ini dipertimbangkan karena pada kisaran pH 3,5 – 4,0 adalah kunci

untuk mencegah mikroorganisme penyebab kebusukan dan atau

mikroorganisme patogen.

Dengan penambahan konsentrat, kandungan bahan kering dalam silase

ransum komplit menjadi lebih tinggi, yaitu sekitar 38,70 - 45,42%. Hal ini

Page 36: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

36

menunjukan bahwa dengan kandungan bahan kering tersebut, kualitas silase

sangat baik dan layak untuk dikonsusmi ternak.

Mengingat silase ransum komplit dibuat sesuai kebutuhan nutrisi ternak, maka

kandungan gizi dan nutrisinya dapat dijamin sesuai dengan kebutuhan ternak

tersebut.

Konsentrasi NH3 yang dihasilkan sangat optimum bagi pertumbuhan mikroba,

yaitu sekitar 9,42 -14,11 mM. Hal ini berarti bahwa produksi amonia sebagai

sumber nitrogen utama dalam pembentukan protein mikroba telah terpenuhi,

sehingga dapat memberikan sumbangan protein yang cukup bagi kebutuhan

ternak ruminansia.

Daya cerna ternak terhadap produk silase ransum komplit berada dalam batas

nilai cerna yang normal. Hasil penelitian menunjukan bahwa kecernaan bahan

kering terhadap silase ransum komplit dengan bahan baku sampah organik

adalah sebesar 60,09-62-25%, dan kecernaan bahan organik sebesar 60,07-

63-24%. Nilai kecernaan tersebut sangat tergantung pada bahan suplemen

yang dipakai.

CATATAN PENUTUP

Pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak dalam bentuk silase

ransum komplit melalui teknologi biokonversi telah terbukti menunjukan hasil dan

keuntungan yang perlu dikembangkan dan diaplikasuikan lebih lanjut. Dampak positif

terhadap kondisi lingkungan sedikit demi sedikit akan mampu teratasi, terlebih lagi

apabila skala pengolahan sampah organik tersebut dapat dilakukan dalam skala

industri.

Namun demikian, keberhasilan dan dampak positif dari wacana dan aplikasi

biokonversi sampah organik menjadi silase ransum komplit ini perlu didukung oleh

hal-hal lain yang juga sama pentingnya. Hal-hal tersebut diantaranya adalah;

pertama, perlunya perubahan wacana dan perubahan kebiasaan dalam diri

masyarakat dan lingkungannya untuk lebih peduli dan mandiri dalam proses

pengumpulan dan pemilihan sampah organik dan anorganik, sehingga akan

Page 37: Pokok bahasan : PENINGKATAN NILAI TAMBAH DARI …ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id/Kuliah/materi_20151_doc/X. PRO… · metoda bertani yang dipadukan dalam rencana manajemen usahatani

37

memudahkan proses pengolahan lebih lanjut sebagai pakan ternak tadi. Selain juga

memberikan dampak ekonomis dan kondisi yang lebih kondusif dari sampah. Kedua,

dalam pengembangannya, orientasi industri pakan ternak berbasis sampah organik

perlu didukung dan dilakukan secara terpadu dengan usaha ternak (penggemukan

ternak untuk ternak ruminansia) disekitar lokasi industri pakan tersebut yang juga di

konsentrasikan berada di sekitar tempat pembuangan sampah akhir. Usaha-usaha

penggemukan ternak tersebut dapat diarahkan dalam bentuk kemitraan dengan

masyarakat disekitar lokasi TPA, sehingga dapat memberikan dampak ekonomi bagi

kesejahteraan hidup mereka. http://darsonoww.blogspot.com/2010/09/biokonversi-

sampah-organik-menjadi.html

Latihan soal :

1. Berilah contoh fakta di lapangan konsep “pola pertanian terintegrasi” yang

melibatkan ternak (potong, perah, unggas). Berikan analisa apakah

keuntungan dan penerapan sistem tersebut!

2. Penerapan teknologi gas bio merupakan implementasi dari teori daur ulang,

jelaskan!!!

Rangkuman Singkat :

Untuk meningkatkan nilai tambah dari usaha peternakan, maka biokonversi

yang berlangsung pada proses produksi ternak, perlu dikembangkan dan diperluas

ke beberapa sektor produksi.

Diversifikasi usaha yang diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah antara

lain :

1. Penggunaan feses ternak untuk pupuk dan bahan bakar gas bio

2. Penggunaan energi mekanik dari ternak untuk aktivitas kerja

3. Penggunaan hasil sampingan lain (kulit, tanduk dan lain – lain) untuk komoditi

kerajinan dan sebagainya.