Poin Diskusi Dan Notulensi
-
Upload
sutama-arimbawa -
Category
Documents
-
view
230 -
download
3
description
Transcript of Poin Diskusi Dan Notulensi
-
POIN DISKUSI UNDANG-UNDANG DAN ETIKA KESEHATAN
MENCEGAH MEDICATION ERROR DI RUMAH SAKIT
OLEH:
KELOMPOK 4
Ida Bagus Sutama Arimbawa 1208505021 (+)
I Gusti Putra Purnama 1208505030 (++) menjawab 2 kali
Komang Alan Ariadi 1208505045 (+++) menjawab 3 kali
Ngakan Made Rudiarta 1208505047 (+)
I Dewa Gede Panca Yoga Subratha 1208505048 (+++) Persentasi, menjawab
2 kali
Kadek Yudiastra 1208505068 (+++) menjawab 3 kali
I Gusti Lanang Bagus Wirajaya 1208505075 (+)
Keterangan:
Lambang plus (+) menunjukkan keaktifan mahasiswa
Semakin banyak nilai plus (+) semakin aktif mahasiswa dalam diskusi
-
Notulensi Diskusi Undang-Undang Etika dan Kesehatan
Medication Error di Rumah Sakit
1. Payung hukum medication error meliputi:
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28H
ayat 1
UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
UU No. 44 tahun 2009 yang berkaitan dengan tanggung jawab
umum rumah sakit, hak pasien dan kebijakan yang mendukung
Keselamatan Pasien
Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 Tentang Pelayanan
Kefarmasian
Permenkes 58 tahun 2014 Pelayanan Kefarmasian
2. Diskusi Kasus
Penyerahan obat oleh perawat di rumah sakit sebagai penyebab
terjadinya medication error.
Medication Error adalah pelayanan yang dapat meyebabkan
penurunan standar keamanan dari pasien itu sendri. Peran
Apoteker di rumah sakit yaitu sebagai monitoring drug delivery
system yaitu sistem distibusi obat di rumah sakit yang masing-
masing memiliki standar misalnya penggunaan sistem satelit, dan
drug dispensing system yaitu penyerahan obat kepada pasien.
Dalam kasus ini perlu diperhatikan apakah sistem rumah sakit
sudah berjalan dengan baik sesuai SOP tidak hanya merupakan
dari kesalahan apoteker yang melalaikan tugasnya dalam
penyerahan obat kepada pasien. Prawat juga dapat menyerahkan
obat kepada pasien jika memah sudah sesuai dengan standar SOP
pada rumah sakit yang diawasi oleh dokter dan apoteker
Kelalaian penggunaan 2 obat yang memiliki efek yang sama yang
memiliki nama dagang yang berbeda
-
Dalam Kasus ini perlu diperhatikan rekonsiliasi obat dan urutan
pekerjaan kefarmasian (Berkaitan dengan penggunaan sistem
dalam rumah sakit tang bersangkutan) dalam tata laksana terapi.
Dalam Kasus ini Apoteker berperan dalam pencatatan medical
record penggunaan obat oleh pasien, pemantauan terapi dan
pemantauan terapi oleh apoteker beserta tim medis lainnya. Perlu
diperhatikan apakah sistem yang digunakan berjalan atau tidak
dalam rumah sakit tersebut. Medication error pada kasus tersebut
dapat disebabkan oleh apoteker yang kurang awas dalam
pemantauan, rekonsiliasi dan pencatatan medical record.