Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
-
Upload
nela-andriani -
Category
Documents
-
view
281 -
download
2
Transcript of Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
1/30
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
2/30
A. Judul Penelitian
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok Larutan
Elektrolit dan Non Elektrolit Kelas X SMAN 1 Krian Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
B. Bidang Kajian
Pendidikan Kimia
C. Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat,
meliputi struktur, komposisi, sifat; dinamika, kinetika, dan energetika yang
melibatkan keterampilan dan penalaran. Konten ilmu kimia yang berupa konsep,
hukum, dan teori, pada dasarnya merupakan produk dari rangkaian proses
menggunakan sikap ilmiah. Oleh sebab itu, pembelajaran kimia harus memperhatikan
karakteristik kimia sebagai proses, produk, dan sikap (Fadiawati,2011).
Karakteristik kimia sebagai proses dalam pembelajarannya di sekolah, dapat
digunakan untuk melatihkan Higher Order Thinking Skills (HOTS). HOTS
didefinisikan di dalamnya termasuk berpikir kritis, logis, reflektif, metakognisi dan
kreatif (King, dkk., 2011). Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan pada Kurikulum
2013 untuk dimensi keterampilan, siswa diharapkan memiliki kemampuan pikir dan
tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri (Kemdikbud No 54,
2013).
Pembelajaran kimia di sekolah sebaiknya melibatkan siswa secara aktif dalam
proses memperoleh pengetahuan yang akan dipelajarinya. Faktanya, pembelajaran
kimia di sekolah masih belum melibatkan siswa secara aktif. Berdasarkan hasil
penelitian Octia, 2013 yang dilakukan di SMA Negeri 2 Metro Lampung, diperoleh
informasi bahwa pembelajaran kimia masih menggunakan model pembelajaran
konvensional, yaitu dominan ceramah. Pembelajaran kimia di SMA Negeri 2 Metro
Lampung masih berpusat pada guru (teacher learning centered ), siswa kurang
memiliki kesempatan secara aktif untuk mengeksplorasi keterampilan berpikirnya
dengan cara mengajukan ide, gagasan ataupun pertanyaan sehingga siswa belum
memiliki keterampilan berpikir kreatif. Hal ini tidak sesuai dengan Standar
Kompetensi Lulusan pada Kurikulum 2013 untuk dimensi keterampilan, yakni siswa
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
3/30
diharapkan memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah
secara mandiri.
Keterampilan pada abad ke-21 berfokus pada keterampilan pembelajaran yang
kritis dan inovasi. Keterampilan berfikir kritis dan pemecahan masalah merupakan
dasar pembelajaran abad ke-21 (Trilling, 2009). Keterampilan berpikir kritis menuntut
siswa untuk dapat berpikir seperti seorang ahli dengan cara memberi alasan yang
efektif, menggunakan sistem berpikir siswa, membuat pertimbangan dan keputusan,
serta menyelesaikan masalah. Menurut Norris (dalam Nur, 2008) bahwa pengajaran
berpikir kritis adalah menciptakan suatu semangat berpikir kritis, yang mendorong
siswa mempertanyakan apa yang mereka dengar dan mengkaji pikiran mereka sendiri
untuk memastikan tidak terjadi logika yang tidak konsisten atau keliru.
Sulistianingsih (2011) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa guru
belum melatihkan keterampilan berpikir kritis. Dilihat dari hasil angket siswa
memperlihatkan 70% siswa menyatakan yang mereka lakukan selama proses
pembelajaran kimia adalah permasalahan dengan tipe C1, C2, dan C3 sedangkan tipe
C4, C5, dan C6 jarang dilatihkan, padahal soal tipe C4, C5, dan C6 penting untuk
dilatihkan kepada siswa untuk saat ini
Penelitian lain yang mendukung hal ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
Redhana (2008) tentang pandangan guru kimia terhadap program pembelajaran
berpikir kritis diperoleh bahwa 47.50% guru kimia tidak mengetahui tentang
pembelajaran keterampilan berpikir kritis. 85% guru kimia menyatakan belum pernah
merancang model atau program pembelajaran berpikir kritis. Hal ini menunjukan
bahwa keterampilan berpikir kritis belum menjadi tujuan utama dalam pembelajaran. .
Padahal tujuan pembelajaran menurut Sugandi, dkk (2000:25) adalah membantu
siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah
laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang
berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa.
Dari uraian diatas dapat menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis yang
dimiliki siswa masih sangat rendah, oleh karena itu keterampilan berpikir kritis perlu
dikembangkan atau ditingkatkan. Peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa
sangat penting khususnya pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit.
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
4/30
Berdasarkan kurikulum 2013, siswa harus menguasai Kompetensi Inti (KI)
pada setiap jenjang pendidikannya dan KI ini dijabarkan dalam bentuk Kompetensi
Dasar (KD). Beberapa KD yang harus dikuasai pada kelas X semester genap adalah
KD 3.8, yaitu menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit
berdasarkan daya hantar listriknya serta KD 4.8, yaitu merancang, melakukan, dan
menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan
elektrolit dan larutan non-elektrolit. KD 3.8 dan 4.8 merupakan KD untuk materi
larutan elektrolit dan non-elektrolit.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih
keterampilan berpikir kritis pada materi ini adalah model pembelajaran inkuiri
terbimbing. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,
logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri (Gulo dalam Trianto,2007). Arifin (2005) berpendapat bahwa
melalui proses inkuiri orang dapat menemukan hal-hal yang baru dan pengetahuan-
pengetahuan yang baru. Dengan kata lain model pembelajaran inkuiri merupakan
model pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga pada akhir pembelajaran
siswa ditunutut untuk menemukan konsep secara mandiri.
Melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis untuk memenuhi tuntutan kurikulum yang
berlaku saat ini dan juga karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses. Selain
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, penggunaan model pembelajaran
inkuiri terbimbing ini juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2013) bahwa ketuntasan hasil belajar
siswa secara klasikal sebesar 80% dengan 24 siswa yang tuntas dari 30 siswa setalah
diterapkan model pembelajaran inkuiri.
Berdasarkan uraian diatas peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan
judul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Kelas X SMAN 1 Krian untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”.
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
5/30
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil belajar siswa melalui penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing pada Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit?
2. Bagaimana respon siswa mengenai Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri pada
Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.
2.
Untuk mengetahui respon siswa mengenai Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi semua
pihak terutama yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
1. Bagi siswa
Dapat membantu siswa dalam menemukan dan memahami konsep-konsep,
memahami hubungan antar konsep serta aplikasi di dalam kehidupan sehari-hari
yang telah diajarkan melalui Model Inkuiri Terbimbing.
2. Bagi guru atau peneliti lain
Dapat menjadi alternatif suatu model pembelajaran yang inovatif di dalam proses
belajar mengajar, sehingga tercipta pembelajaran yang bermakna.
3. Bagi institusi
Untuk memberikan masukan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yang
terus mengalami perubahan seiring dengan berjalannya waktu.
G. Definisi Operasional, Asumsi, dan Pembatasan Masalah
1. Definisi Operasional
a. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Inkuiri terbimbing ( guided Inquiry) yaitu inkuiri dimana guru
membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan
mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
6/30
menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Model inkuiri
terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan
pendekatan inkuiri.
b. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa merupakan segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa
selama proses belajar mengajar yang berupa tingkah laku siswa serta
mendukung model Inkuiri untuk melatihkan kemampuan berpikir kritis.
Aktivitas siswa ini diamati dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas
siswa.
c.
Kemampuan Berpikir Kritis
Suatu keterampilan berpikir yang dapat memfokuskan pertanyaan
(merumuskan pertanyaan), menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
(membuat hipotesis, menarik kesimpulan sesuai fakta, merancang percobaan),
mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi (melaporkan hasil
observasi), mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
(kemampuan untuk memberi alasan).
d. Materi Pokok larutan elektrolit dan non elektrolit
Pada kurikulum 2013 materi larutan elektrolit dan non elektrolit
merupakan salah satu materi pelajaran kimia di kelas X semester genap.
Materi larutan elektrolit dan non elektrolit memiliki standar kompetensi:
Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud
kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi
sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif;Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam
merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam
sikap sehari-hari; Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta
damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya
alam; Menunjukkan perilaku responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai
wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan;
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
7/30
Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit berdasarkan
daya hantar listriknya; Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta
menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan
larutan non elektrolit.
2. Asumsi
a. Penelitian ini mengasumsikan bahwa pengamat mengisi lembar pengamatan
dengan jujur, obyektif, dan sungguh-sungguh.
b.
Siswa mengisi soal pretest-postest dengan bersungguh-sungguh
3. Pembatasan Masalah
a.
Penelitian hanya dilakukan kepada siswa kelas X di SMA.
b. Penelitian ini dibatasi dengan dilaksanakan pada satu kelas sasaran
saja, tanpa menggunakan kelas pembanding.
c. Penelitian ini hanya dibatasi pada materi pokok larutan elektrolit dan
non elektrolit serta elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
d.
Kemampuan berpikir kritis yang diterapkan adalah menyatakan masalah
atau pertanyaan; menyatakan hipotesis; mengidentifikasi variabel independen
(tidak terikat), dependen (terikat), dan terkendali; menata dan menunjukkan
data; mengevaluasi hipotesis berdasarkan data
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
8/30
H. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran
a. Pengertian M odel Pembelajaran
Model menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan pola
(contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau
dihasilkan. sedangkan pembelajaran menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003
Tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 menyatakan bahwa pembelajaran merupakan
sebuah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
dalam suatu lingkungan belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalamtutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran (Arrend dalam
Hamruni, 2009). Sehingga, nantinya ada kesesuaian yang jelas antara perangkat
yang digunakan dalam pembelajaran dengan proses pembelajaran yang
direncanakan.
b. Cir i Khusus Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada
strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus
yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:
1. rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya
2. landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai)
3. tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil
4.
lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai
(Trianto, 2010:74)
http://www.asikbelajar.com/2013/07/4-ciri-khusus-model-pembelajaran.htmlhttp://www.asikbelajar.com/2013/07/4-ciri-khusus-model-pembelajaran.html
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
9/30
c. Jenis-Jenis M odel Pembelajaran
Joyce dan Weil (1980) dalam bukunya Models of Teaching menggolongkan
model-model pembelajaran salah satunya ke dalam rumpun model-model
pengolahan informasi. Model-model pembelajaran dalam rumpun ini bertitik
tolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-
cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi
data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan masalah, dan
menggunakan simbol-simbol.
Beberapa model pembelajaran dalam rumpun ini berhubungan dengan
kemampuan pebelajar (siswa) untuk memecahkan masalah, dengan demikian
dalam belajar siswa menekankan pada berpikir produktif. Sedangkan beberapa
model pembelajaran lainnya berhubungan dengan kemampuan intelektual secara
umum, dan sebagian lagi menekankan pada konsep dan informasi yang berasal
disiplin ilmu secara akademis.
Jenis model-model pembelajaran yang termasuk ke dalam rumpun
pengolahan informasi ini adalah seperti pada tabel 1
TABEL 1
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
PENGOLAHAN INFORMASI
No Model Tokoh Misi/tujuan/manfaat
1 Berpikir
Induktif
Hilda Taba Terutama ditujukan untuk
pembentukan kemampuan
berpikir induktif yang banyak
diperlukan dalam kegiatan
akademik meskipundiperlukan juga untuk
kehidupan pada umumnya.
2. Latihan
inkuiri
Richard
Suchman
s.d.a
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
10/30
4. Pembentuk
an konsep
Jerome
Bruner
Dirancang terutama untuk
pembentukan kemampuan
berpikir induktif, tetapi juga
untuk pengembangan konsep
dan analisis
5 Perkembang
an kognitif
Jean Piaget
Irving Sigel
Edmun
Sullivan
Lawrence
Kohlberg
Dirancang terutama untuk
pembentukan kemampuan
berpikir/pengembangan
intelektual pada umumnya,
khususnya berpikir logis,
meskipun demikian
kemampuan ini dapat
diterapkan pada kehidupan
sosial dan pengembangan
moral.
6.
Advance
Organizer
David
Ausubel
Dirancang untuk
meningkatkan kemampuan
mengolah informasi dan
7. Memori Harry
Lorayne
Jerry Lucas
1. Model Pembelajaran berpikir Induktif
Model pembelajaran ini dikemukakan oleh Hilda Taba. Ia menganalisis
berpikir dari sudut psikologi dan butir-butir logika, kemudian ia menyimpulkan
bahwa “Sementara proses-proses berpikir itu merupakan proses psikis, oleh
karena itu terpengaruh oleh proses analisis psikologis, produk dan isi berpikir
harus dinilai dengan kriteria logis dan dinilai oleh aturan aturan logis.”
Taba mengajukan tiga postulat mengenai berpikir, yaitu sebagai berikut,
o Proses berpikir dapat dipelajari.
o Proses berpikir merupakan transaksi aktif antara individu dan data.
Prinsip mengajar dengan model ini meminta guru agar melihat tugas-tugas
kognitif apa yang dapat diberikan kepada siswa pada waktu yang tepat. Fungsi
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
11/30
utama guru adalah sebagai pemonitor cara-cara siswa melakukan proses
informasi. Guru harus menentukan kesiapan siswa untuk menerima pengalaman
baru.
2. Model pembelajaran Latihan Inkuiri
Latihan inkuiri berasal dari suatu keyakinan bahwa siswa memiliki kebebasan
dalam belajar. Model pembelajaran ini menuntut partisipasi aktif siswa dalam
inkuari (penyelidikan) ilmiah. Siswa memiliki keingintahuan dan ingin
berkembang, dan latihan inkuari menekankan pada sifat-sifat siswa ini, yaitu
memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi dan memberikan arah
yang spesifik sehingga area-area baru dapat tereksplorasi dengan lebih baik.
Tujuan umum dari model latihan inkuari adalah membantu siswa
mengembangkan keterampilan intelektual dan keterampilan-keterampilan
lainnya, seperti mengajukan pertanyaan dan menemukan (mencari) jawaban yang
berawal dari keingintahuan mereka.
Model pembelajaran latihan inkuiri dikemukan oleh Richard Suchman, ia
menginginkan siswa untuk bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi, kemudian
siswa melakukan kegiatan, mencari jawaban, memproses data secara logis,
sampai akhirnya siswa mengembangkan strategi pengembangan intelektual yang
dapat digunakan untuk menemukan mengapa suatu fenomena bisa terjadi.
3. Model pembentukan Konsep
Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Jerome Bruner . Model ini
muncul dari studi tentang proses berpikir. Menurut Bruner, suatu konsep
memiliki lima komponen, yaitu 1) nama, 2) contoh-contoh, 3) atribut (esensial
dan non esensial), 4) nilai atribut , dan 5) aturan. Memahami suatu konsep berarti
mengetahui semua komponen ini.
Nama, merupakan istilah yang diberikan pada suatu kategori, sebagai
contoh : konsep pohon, konsep pohon berasal dari sejumlah tumbuh-tumbuhan
yang mempunyai karakteristik-karakteristik umum. Karakteristik (ciri-ciri ) ini
disebut atribut. Suatu konsep didefinisikan oleh atribut-atributnya. Belajar
penemuan biasanya dimulai dengan menghadapkan siswa pada suatu situasi yang
membingungkan atau suatu masalah. Kemudian siswa dituntut untuk
membandingkan realita di luar dirinya dengan model-model mental yang telah
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
12/30
dimilikinya. Dengan pengalaman-pengalamannya, ia akan mencoba untuk menata
kembali struktur-struktur gagasannya dalam rangka untuk meningkatkan hingga
mencapai keadaan yang seimbang. Untuk mencapai hal ini, ia harus mencoba
mengadakan sintesis dan analisis untuk menemukan informasi baru dan
menyingkirkan informasi yang tidak diperlukan serta mengubah gagasan-gagasan
tersebut.
4. Model Pembelajaran Perkembangan Kognitif
Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang ahli
psikologi perkembangan dari Swiss. Model ini dikembangkan dengan bertitik
tolak dari perkembangan kognitif. Piaget meyakini bahwa tingkat berpikir
manusia akan meningkat ke arah yang lebih kompleks dalam tahap-tahap tertentu.
Setiap tahap perkembangan berpikir ini mempunyai ciri-ciri tertentu. Piaget
menekankan belajar sebagai suatu proses pengolahan informasi yang aktif.
Konsep-konsep dasar teori belajar Piaget terdiri atas asimilasi dan akomodasi.
Menurutnya, proses belajar merupakan proses pengembangan skema-skema baru
melalui akomodasi. (baca kembali teori belajar Piaget).
Model pembelajaran perkembangan kognitif ini berasal dari prinsip-
prinsip wawancara klinis yang dikembangkan Piaget. Dalam model ini menuntut
guru untuk memberikan tugas kepada siswa dan mencatat bagaimna siswa
berinteraksi dengan tugas tersebut.
5. Model Pembelajaran Advance Organizer
Model pembelajaran ini dikembangkan oleh David Ausubel. Ia adalah
salah seorang penganut aliran psikologi perkembangan kognitif sama halnya
dengan Piaget dan Bruner. Ia menekankan pada cara belajar secara verbal
bermakna, yaitu suatu cara belajar yang menurut dia merupakan kenyataan dalam
praktik pengajaran yang berlangsung di sekolah-sekolah.
Ausubel sangat peduli untuk membantu guru dalam menyajikan
informasi secara bermakna dan secara efisien. Teorinya digunakan pada situasi
bila guru berperan sebagai penceramah atau sebagai pemmberi penjelasan. Model
pembelajaran yang dikemukakanya dirancang untuk menguatkan struktur kognitif
siswa ketika mempelajari pengetahuan. Selanjutnya menurut Ausubel, setiap
pengetahuan (ilmu) mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
13/30
kerangka dari sistem pemrosesan informasi yang dikembangkan dalam ilmu itu.
Tugas guru dalam mengajar pertama-tama adalah menyajikan kerangka konsep
yang umum dan menyeluruh untuk kemudian dilanjutkan dengan penyajian
informasi yang lebih spesifik. Kerangka umum (organizer) tersebut akan
berfungsi sebagai penyusun yang mengorganisasikan semua informasi
berikutnya yang akan diasimilasikan oleh siswa.
2. Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model yang dapat
mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Kunandar (2010: 371)
menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri adalah kegiatan pembelajaran dimana
siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip, guru mendorong siswa untuk memiliki
pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan
prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Lebih lanjut, Wina (2006: 196) menyatakan bahwa strategi pembelajaran
inkuiri adalah rangkaian pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir
secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan.
Menurut Martin, Lisa dan Hansen (2002: 35) terdapat empat tingkatan inkuiri
antara lain:
1. Inkuiri terbuka (Open Inkuiri)
2. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
3. Inkuiri Termodifikasi ( Modified Inquiry)
4. Inkuiri Terstruktur (Structure Inqury)
Model inkuiri tercipta melalui konfrontasi intelektual, di mana siswa
dihadapkan pada suatu situasi yang unik, dan siswa mulai bertanya-tanya tentang
hal tersebut. Dikarenakan tujuan akhir model ini adalah pembentukan
pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan pada suatu yang memungkinkan untuk
diselidiki dengan lebih cermat (Joice and Weil, 1986). Setelah situasi tersebut
disajikan pada siswa, kepada mereka diajarkan bahwa pertama-tama mereka perlu
mengupas beberapa aspek dari situasi ini, misalnya sifat dan identitas objek serta
kejadian yang berhubungan dengan situasi tersebut.
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
14/30
3. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Menurut Paul Suparno (2007: 68) “ inkuiri yang terarah adalah inkuiri yang
banyak dicampuri oleh guru. Guru banyak mengarahkan dan memberikan
petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan
pengarahan selama proses inkuiri. Dalam bentuk inkuiri ini, guru sudah memiliki
jawaban sebelumnya. Sehingga siswa tidak begitu bebas mengembangkan
gagasan dan idenya. Masalah yang diberikan oleh guru dan siswa memcahkannya
sesuai dengan prosedur tertentu yang diarahkan oleh guru.
Peran guru dalam inkuiri terbimbing dalam memecahkan masalah yang
diberikan kepada siswa adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam
proses penemuan sehingga siswa tidak akan kebingungan. Sehingga kesimpulan
akan lebih cepat dan mudah diambil. Guru bertindak sebagai penunjuk jalan,
membantu siswa agar menggunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah
mereka pelajari sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru.
Pengajuan pertanyaan yang tepat oleh guru akan merangsang kreativitas siswa
dan membantu mereka dalam „menemukan‟ pengetahuan baru tersebut. Model
pembelajaran inkuiri terbimbing memang memerlukan waktu yang relatif banyak
dalam pelaksanaanya, akan tetapi hasil belajar yang dicapai tentunya tentunya
sebanding dengan waktu yangdigunakan. Pengetahuan baru akan melekat lebih
lama apabila siswa dilibatkan secara langsung dalam proses.
Tabel 1 Tahapan Model Inkuiri Terbimbing Sebagai Berikut :
Tahap Pembelajaran Kegiatan Guru
Tahap 1
Penyajian Masalah
Guru menyajikan suatu permasalahan dan
menjelaskan prosedur / langkah – langkah
inkuiri
Tahap 2
Pengumpulan data verifikasi
Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan
informasi, serta membimbing siswa untuk
mengklasifikasi data.
Tahap 3
Pengumpulan Data
Eksperimentasi
Guru membimbing siswa melakukan
experiment, mengatur data/variabel,
mengarahkan pertanyaan – pertanyaan kepada
siswa, membimbing siswa untuk mengamati
perubahan yang terjadi, serta menumbuhkan dan
meningkatkan interaksi antar siswa.
Tahap 4Organisasi data dan formulasi Guru membimbing siswa melakukan penataandata/ hasil eksperiment, dan membimbing siswa
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
15/30
kesimpulan untuk mebuat suatu kesimpulan.
Tahap 5
Analisis proses inkuiri
Guru membimbing siswa untuk memahami
pola-pola penemuan yang telah dilakukan,
membimbing siswa menganalisis tahap-tahap
inkuiri yang telah dilaksanakan dan
membimbing siswa melihat kelemahan-kelemahan/ kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi.
Joice and Weil (1986: 61)
Syarat agar Inkuiri dapat Berjalan Dengan Baik:
Suchman dalam Trowbridge (1996:176) “beberapa syarat agar terjadi inkuiri yang
baik, yaitu : adanya kebebasan siswa untuk menemukan dan mencari informasi”.
Siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan hipotesisnya, menyusun
eksperimen yang mau digunakan, dan mencari informasi apapun yang dianggap perlu untuk memecahkan persoalan dalam penelitiannya. Lingkungan atau
suasana yang responsif: ada laboratorium, computer, kelas, pustaka, dan sarana
yang mendukung terjadinya proses inkuiri. Fokus: persoalan yang mau dialami
harus jelas arahnya dan dapat dipecahkan siswa. Dalam inkuiri yang terarah
persoalan memang harus sangat jelas . bila muncul banyak persoalan yang
diajukan oleh siswa dengan melihat gejala yang ada, dapat dipilih salah satu yang
terpenting dan soal itu memang mungkin dipecahkn oleh siswa.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri
a. Kelebihan
1.
Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang
sehingga pembelajaran dengan strategi ini dianggap lebih bermakna
2. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
3. Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas
rata-rata.
(Wena, 2009)
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
16/30
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
17/30
2. Teori Bruner
Teori belajar Bruner hampir serupa dengan teori Piaget, Bruner mengemukakan
bahwa perkembangan intelektual anak mengikuti tiga tahap representasi yang
berurutan, yaitu: a) enaktif, segala perhatian anak tergantung pada responnya; b)
ikonik, pola berpikir anak tergantung pada organisasi sensoriknya dan c) simbolik,
anak telah memiliki pengertian yang utuh tentang sesuatu hal sehingga anak telah
mampu mengutarakan pendapatnya dengan bahasa.
Implikasi teori Bruner dalam proses pembelajaran adalah menghadapkan anak
pada suatu situasi yang membingungkan atau suatu masalah.Dengan pengalamannya
anak akan mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali struktur-strukturidenya dalam rangka untuk mencapai keseimbangan di dalam benaknya.
3. Teori Vygotsky
Teori Vygotsky beranggapan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak-anak
bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas
itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya ( zone of proximal development ),
yaitu perkembangan kemampuan siswa sedikit di atas kemampuan yang sudah
dimilikinya. Vygotsky juga menjelaskan bahwa proses belajar terjadi pada dua
tahap: tahap pertama terjadi pada saat berkolaborasi dengan orang lain, dan tahap
berikutnya dilakukan secara individual yang di dalamnya terjadi proses internalisasi.
Selama proses interaksi terjadi, baik antara guru-siswa maupun antar siswa,
kemampuan seperti saling menghargai, menguji kebenaran pernyataan pihak lain,
bernegosiasi, dan saling mengadopsi pendapat dapat berkembang.
6. Kemampuan Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk
merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Berpikir
kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi
bukti, asumsi, logika dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain. Berpikir
kritis juga merupakan berpikir dengan baik, dan merenungkan tentang proses
berpikir merupakan bagian dari berpikir dengan baik (Neni, 2010:36).
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
18/30
Menurut R. H. Enis, “berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan
reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus
dipercayai atau dilakukan”. Berpikir kritis dapat dicapai dengan lebih mudah apabila
seseorang itu mempunyai disposisi dan kemampuan yang dapat dianggap sebagai
sifat dan karakteristik pemikir yang kritis.
Menurut Facione, ada enam kecakapan berpikir kritis utama yang terlibat di
dalam proses berpikir kritis. Kecakapan-kecakapan tersebut adalah interpretasi,
analisis, evaluasi, inference, penjelasan dan regulasi diri.
Berikut adalah deskripsi dari ke enam kecakapan berpikir kritis utama:
a. Interpretasi, adalah memahami dan mengekspresikan makna atau signifikan
dari berbagai macam pengalaman, situasi, data, kejadian-kejadian, penilaian,
kebiasaan atau adat, kepercayaan-kepercayaan, aturan-aturan, prosedur atau
kriteria-kriteria.
b.
Analisis, adalah mengidentifikasi hubungan-hubungan inferensional yang
dimaksud dan aktual diantara pernyataan-pernyataan, pertanyaan-pertanyaan
konsep-konsep, deskripsi-deskripsi.
c. Evaluasi,adalah menaksir kredibilitas pernyataan-pernyataan atau representasi-
representasi yang merupakan laporan-laporan atau deskripsi-deskripsi dari
persepsi, pengalaman, penilaian, opini dan menaksir kekuatan logis dari
hubungan-hubungan inferensional atau dimaksud diantara pernyataan-
pernyataan, deskripsi-deskripsi, pertanyaan-pertanyaan atau bentuk-bentuk
representasi lainnya.
d. Inference, mengidentifikasi dan memperoleh unsur-unsur yang masuk akal,
membuat dugaan-dugaan dan hipotesis, dan menyimpulkan
konsekuensikonsekuensi dari data.
e. Penjelasan, mampu menyatakan hasil-hasil dari penjelasan seseorang,
mempresentasikan penalaran seseorang dalam bentuk argumen-argumen yang
kuat.
f. Regulasi diri, berarti secara sadar diri memantau kegiatan-kegiatan kognitif
seseorang, unsur-unsur yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan tersebut dan
hasil-hasil yang diperoleh, terutama dengan menerapkan kecakapankecakapan
di dalam analisis dan evaluasi untuk penelitian penilaian inferensial sendiri
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
19/30
dengan memandang pada pertanyaan, konfirmasi, validitas atau mengoreksi
baik penalarannya atau hasil-hasilnya.
Sedangkan menurut Glaser, indikator-indikator berpikir kritis adalah
sebagai berikut: a) Mengenal masalah; b) menemukan cara-cara yang dipakai
untuk menangani masalah-masalah;c) mengumpulkan dan menyusun informasi
yang diperlukan; d) mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan;
e) memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas; f) menganalisis
data; g) menilai fakta dan mengevaluasi pernyataanpernyataan; h) mengenal
adanya hubungan yang logis antara masalahmasalah; i) menarik kesimpulan-
kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan; j) menguji kesamaan-
kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seseorang ambil; k) menyusun
kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas; l)
membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut Ennis indikator kemampuan berpikir kritis dapat diturunkan dari
aktivitas kritis siswa meliputi: a) mencari pernyataan yang jelas daripertanyaan; b)
mencari alasan; c) berusaha mengetahui informasi dengan baik; d) memakai
sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya; e) memerhatikan situasi
dan kondisi secara keseluruhan; f) berusaha tetap relevan dengan ide utama; g)
mengingat kepentingan yang asli dan mendasar; h) mencari alternatif; i) bersikap
dan berpikir terbuka; j) mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk
melakukan sesuatu; k) mencari penjelasan sebanyak mungkin; l) bersikap secara
sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah.
Selanjutnya Ennis mengidentifikasi 12 indikator berpikir kritis yang
dikelompokannya dalam lima besar aktivitas sebagai berikut:
a) Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi; memfokuskan pertanyaan,
menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang
suatu penjelasan atau pernyataan,
b) Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas memper-timbangkan
apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengenai serta
mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.
c) Menyimpulkan yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau
mempertimbangkan hasil deduksi, meninduksi atau mempertimbangkan
hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan,
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
20/30
d) Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi istilah-
istilah dan deinisi pertimbangan dan juga dimensi, serta mengidentifikasi
asumsi
e) Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakan dan
berinteraksi dengan orang lain.
7. Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit
Air merupakan pelarut universal. Zat-zat yang larut dalam air dapat digolongkan
dalam dua kelompok besar berdasarkan sifat daya hantar listriknya. Zat-zat terlarut
yang dapat menghantarkan arus listrik disebut zat elektrolit . Sedangkan zat-zat terlarut
yang tidak mampu menghantarkan arus listrik disebut zat nonelektrolit . Larutan
elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit
terbentuk dari zat elektrolit yang terlarut dalam air. Larutan nonelektrolit adalah zat
nonelektrolit yang dilarutkan di dalam air. Zat elektrolit terbagi menjadi dua bagian,
yaitu zat alektrolit kuat dan zat elektrolit lemah. Cuka dan amonium hidroksida
Terdiri dari
menghasilkanmenghasilkan
Dapat
berupa
menghasilkan
dibedakan
LARUTAN
Non-elektrolitelektrolit pelarutZat terlarut
Senyawa ionunsur
senyawa
campuranSenyawa
kovalen
polar Non polar
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
21/30
tergolong elektrolit lemah, sedangkan garam dapur, asam sulfat, dan asam klorida
merupakan elektrolit kuat.
Suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik, jika di dalam larutan terjadi
ionisasi. Semakin banyak ion-ion yang dihasilkan di dalam larutan elektrolit, semakin
besar daya hantar listriknya. Dalam ionisasi zat tersebut terurai menjadi partikel-
partikel yang bermuatan listrik positif (ion positif = kation) dan bermuatan listrik
negatif (ion negatif = anion). Ion adalah atom atau gugusan atom yang bermuatan
listrik.
Elektrolit dapat berupa senyawa ion atau Senyawa kovalen
Senyawa terbagi menjadi dua, yaitu senyawa ion dan senyawa kovalen. Senyawa
ion adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan ion, misalnya NaCl. Kristal NaCl
terdiri atas ion Na+ dan ion Cl-. Jika kristal NaCl itu dilarutkan dalam air maka ikatan
antara ion positif (Na+) dan ion negative (Cl-) terputus, dan ion-ion itu akan tersebar
dan bergerak bebas di dalam larutan. Adanya ion-ion yang bergerak bebas inilah yang
menyebabkan adanya aliran listrik. Oleh karena itu, setiap senyawa ion dalam bentuk
lelehan dan larutan bersifat elektrolit.
NaCl(s) + air(aq) Na+(aq) + Cl- (aq)
Kristal NaCl dalam bentuk lelehan dapat menghantarkan arus listrik, karena
lelehan senyawa ion/senyawa ion cair jika dialiri arus listrik, ionionnya dapat
bergerak bebas.
Senyawa kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan kovalen. Tetapi
tidak semua senyawa kovalen bersifat elektrolit. Senyawa kovalen yang jika
dilarutkan dalam air menghasilkan ion-ion, berarti senyawa itu bersifat elektrolit.
Misalnya:
HCl(g) + air(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
Selain asam klorida, asam sulfat (H2SO4) merupakan senyawa kovalen yang juga
bersifat elektrolit. Senyawa kovalen terdiri dari senyawa kovalen polar dan senyawa
kovalen nonpolar. Senyawa kovalen polar seperti HCl dan CH3COOH dalam air
merupakan penghantar listrik yang baik, sebaliknya senyawa kovalen nonpolar seperti
gula dalam air tidak dapat menghantarkan arus listrik karena di dalam air, gula tidak
menghasilkan ion-ion. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa senyawa
yang dapat menghantarkan listrik adalah senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
22/30
8. Penelitian yang Relevan
1. Rizal Hendi Ristanto (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Pembelajaran
Berbasis Inkuiri Terbimbing dengan Multimedia dan Lingkungan Riil
Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Awal. Penelitian ini
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing pada siswa
yang memilki kemampuan awal tinggi memberikan pengaruh prestasi belajar
biologi pada materi pokok ekositem daripada siswa yang memiliki
kemampuan awal rendah.
2. Nina Susantidkk (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan
Keterampilan Berpikir Fleksibel dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa model
pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan keterampilan
berpikir fleksibel pada materi koloid.
3. Reliyana dkk (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dalam Meningkatkan Motivasi Belajar dan
Penguasaan Konsep Siswa, menyatakan bahwa model inkuiri terbimbing
efektif dalam meningkatkan motivasi belajar dan penguasaan konsep hukum-
hukum dasar kimia siswa.
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
23/30
9. Kerangka Konseptual
Fakta :
1. Berdasarkan hasil penelitian Octia, 2013 yang
dilakukan di SMA Negeri 2 Metro Lampung,
diperoleh informasi bahwa pembelajaran kimiamasih menggunakan model pembelajaran
konvensional, yaitu dominan ceramah
2. Sulistianingsih (2011) dalam penelitiannya
mengungkapkan bahwa guru belum melatihkan
keterampilan berpikir kritis
3. Redhana (2008)bahwa 85% guru kimia
menyatakan belum pernah merancang model
atau program pembelajaran berpikir kritis
Harapan :
1. Standar Kompetensi Lulusan pada Kurikulum 2013
untuk dimensi keterampilan, siswa diharapkan
memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektifdan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
2. Menurut Norris (dalam Nur, 2008) bahwa
pengajaran berpikir kritis adalah menciptakan suatu
semangat berpikir kritis
3. Sugandi, dkk (2000:25) tujuan pembelajaran adalah
membantu siswa agar memperoleh berbagai
pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku
yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan,
dan nilai atau norma
Masalah :
Belum adanya proses pembelajaran yang menuntut siswa untuk berperan aktif
sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna karena belum berpusat pada siswa
Teori :
1. Teori Piaget : konsep-konsep dasar proses
organisasi dan adaptasi intelektual menurut Piaget
yaitu: schemata, asimilasi, akomodasi, dan
equilibrium (bila keseimbangan tercapai maka
siswa mengenal informasi baru).
2. Teori Bruner: dalam proses pembelajaran adalah
menghadapkan anak pada suatu situasi yang
membingungkan atau suatu masalah. Dengan
pengalamannya anak akan mencoba menyesuaikan
atau mengorganisasikan kembali struktur-struktur
idenya dalam rangka untuk mencapai
keseimbangan di dalam benaknya
3. Teori Vygotski: Selama proses interaksi terjadi,
baik antara guru-siswa maupun antar siswa,
kemampuan seperti saling menghargai, menguji
kebenaran pernyataan pihak lain, bernegosiasi, dan
saling mengadopsi pendapat dapat berkembang
Harapan :
1. Rizal Hendi Ristanto (2010) dalam penelitiannya
yang berjudul Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Terbimbing dengan Multimedia dan Lingkungan
Riil Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi dan
Kemampuan Awal.
2. Nina Susantidkk (2013) dalam penelitiannya yang
berjudul Peningkatan Keterampilan Berpikir
Fleksibel dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
3. Reliyana dkk (2013) dalam penelitiannya yang
berjudul Efektivitas Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
dan Penguasaan Konsep Siswa
Solusi :
Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbinguntuk meningkatkan kemampuan beberpikir kritis
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
24/30
I. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penel it ian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tipe Pra Experimental Design dengan
menggunakan metode One Group Pretest Posttest Design.
2. Sasaran Peneli tian atau populasi dan sample
Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas X program MIA di SMA N 1 Krian
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit
Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 115), populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian, maka penelitiannya merupakan elemen yang ada di wilayah penelitian,
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Penilitian populasi hanya dapat
dilakukan bagi populasi terhingga dan subjek yang tidak terlalu banyak.
Berdasarkan pendapat di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X program MIA di SMA N 1 Krian.
Sampel
Dalam penelitian pendidikan, subyek yang dikenal penelitian biasanya
dilakukan terhadap sampel. Jika peneliti akan meneliti sebagian dari populasi, maka
penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006, 131). Sedangkan menurut
(Sugiono, 2010: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.
Untuk menentukan jumlah sampel yang harus diambil dari suatu populasi
peneliti menggunakan kriteria, apabila subyeknya kurang dari 100 maka semua
subyek diambil, sehingga penelitian tersebut merupakan populasi. Tetapi jika
jumlah subyeknya besar atau lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau
20-25% atau lebih (Suharsimi Arikunto, 2006: 134).
Karena penelitian ini adalah sampel, maka yang digunakan untuk menentukan
ukuran sampel dalam penelitian ini adalah terdiri dari satu kelas yang di ambil dari
populasi tanpa adanya kelompok pembanding.
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
25/30
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
26/30
c. Buku siswa
Buku yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku kimia yang menjadi
pegangan siswa kelas X program MIA SMA Negeri 1 Krian.
d. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa yang digunakan merupakan lembar kerja praktikum yang
disusun dengan berorientasi pada model Inkuiri Terbimbing. LKS yang
dikembangkan bertujuan untuk melatihkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan pada LKS disesuaikan
dengan sintak-sintak model Inkuiri Terbimbing serta berisi tugas-tugas untuk
melatihkan kemampuan berpikir kritis.
5. I nstrumen Peneli tian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Lembar pengamatan aktivitas siswa merupakan lembar pengamatan
berdasarkan aktivitas siswa yang diamati setiap 5 menit yang dilakukan selama
pembelajaran dengan menggunakan model Inkuiri Terbimbing. Lembar
pengamatan ini diisi oleh pengamat yang mengamati seluruh kegiatan
pembelajaran. Lembar pengamatan aktivitas siswa ini berisi aktivitas siswa dan
frekuensi aktivitas yang sering dilakukan siswa selama pembelajaran Inkuiri
Terbimbing.
b. Lembar penilaian kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Lembar penilaian ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan
berpikir kritis siswa dalam menguasai materi serta dalam upaya pemecahan
masalah sebelum dan setelah penerapan model Inkuiri Terbimbing. Lembar
penilaian berupa pretest dan postest mengenai materi larutan elektrolit dan non
elektrolit yang berkaitan dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari. Pretest
dan posttest yang digunakan berupa soal essay dengan jumlah soal sebanyak 5
soal, dimana tiap soal untuk pretest dan posttest merupakan soal yang berbeda
namun tetap di tingkatan yang sama.
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
27/30
c. Lembar Angket Respon Siswa
Lembar angket respon siswa merupakan lembar yang digunakan untuk
mengumpulkan data tentang pendapat dan tanggapan siswa terhadap
pembelajaran dengan model Inkuiri Terbimbing. Angket respon siswa ditinjau
dari aspek keterlibatan siswa dalam setiap sintak pembelajaran, keaktifan siswa,
dan motivasi belajar siswa.
6. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Pengamatan
Metode pengamatan digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa
menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa. Pengisian lembar pengamatan
dilakukan oleh pengamat yang berjumlah 3 orang pada saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
b. Metode Tes Berpikir Kritis
Metode tes adalah cara pengumpulan data dengan pemberian butir-butir soal
tes yang kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis
masalah siswa sebelum dan setelah penerapan Inkuiri Terbimbing. Tes yang
diberikan berupa pretest dan postest . Pretest diberikan pada pertemuan pertama
sebelum siswa menerima Inkuiri Terbimbing sedangkan postest diberikan pada
pertemuan terakhir setelah siswa menerima Inkuiri Terbimbing. Bentuk tes yang
digunakan adalah bentuk tes obyektif. Dari hasil pretest dan posttest ini akan
diketahui apakah keterampilan berfikir kritis siswa mengalami kenaikan atau
bahkan mengalami penurunan.
c.
Metode Angket
Dalam metode ini, siswa diberikan angket yang berisi beberapa pernyataan
menyangkut apa yang dirasakan siswa sebelum, saat, dan sesudah diberi
perlakuan. Angket siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
model pembelajaran yang diterapkan.
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
28/30
7. Teknik Analisis Data
a. Analisis Aktivitas Siswa
Analisis aktivitas siswa mempunyai tujuan yaitu merekam seluruh kegiatan
siswa di dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Inkuiri Terbimbing. Segala aktivitas siswa dapat diukur dengan menggunakan
persentase waktu setiap 5 menit sekali. Perhitungannya seperti berikut :
% Waktu Aktivitas Siswa =waktu yang terukur
waktu keseluruhan x 100 %
b. Analisis Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis
siswa dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada materi pokok larutan
elektrolit dan non elektrolit. Analisa kemampuan berpikir kritis siswa dapat
dilihat melalui tes yang diberikan saat pretest dan postest . Perhitungan dilakukan
dengan mencari ketuntasan kemampuan berpikir kritis siswa secara individu,
dinilai menggunakan skala 1-4 yang dikonversi ke dalam predikat A sampai D.
Kemampuan pemecahan masalah siswa dikatakan tuntas apabila siswa secara
individu memperoleh nilai minimal 2,84 dan kelas dianggap tuntas apabila
memperoleh nilai minimal 2,84. Nilai kemampuan berpikir kritis siswa dihitungmenggunakan rumus sebagai berikut :
Nilai kemampuan pemecahan masalah =skor yang diperoleh
skor maksimal x 4
Nilai kemampuan pemecahan masalah tersebut dikonversi ke dalam rentang nilai
A sampai D.
Tabel 4 Rentang Nilai Kemampuan Berpikir Kritis
No. Nilai Predikat
1. 3,85 – 4,00 A
2. 3,51 – 3,84 A-
3. 3,18 – 3,50 B+
4. 2,85 – 3,17 B
5. 2,51 – 2,84 B-
6. 2,18 – 2,50 C+
7. 1,85 – 2,17 C
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
29/30
-
8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia
30/30
Prosentase dari data angket ini diperoleh berdasarkan perhitungan skala Guttman
pada tabel
Tabel.Skala Guttman
Jawaban Nilai/Skor
Ya 1
Tidak 0
(Riduwan, 2012)
Untuk menghitung prosentase kelayakan dari tiap indikatornya digunakan
rumus sebagai berikut:
P(%) =∑ ℎ
100%
Hasil analisis angket respon siswa digunakan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa Hasil dari angket respon siswa ini digunakan untuk tolak
ukur kebutuhan siswa terhadap proses pembelajaran yang menarik, bukan
merupakan penentu kelayakan yang mutlak.
skor kriterium = skor tertinggi tiap item x jumlah item x jumlah responden