Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

download Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

of 14

Transcript of Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    1/30

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    2/30

    A.  Judul Penelitian

    Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok Larutan

    Elektrolit dan Non Elektrolit Kelas X SMAN 1 Krian Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

    B.  Bidang Kajian

    Pendidikan Kimia

    C.  Latar Belakang Masalah

    Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat,

    meliputi struktur, komposisi, sifat; dinamika, kinetika, dan energetika yang

    melibatkan keterampilan dan penalaran. Konten ilmu kimia yang berupa konsep,

    hukum, dan teori, pada dasarnya merupakan produk dari rangkaian proses

    menggunakan sikap ilmiah. Oleh sebab itu, pembelajaran kimia harus memperhatikan

    karakteristik kimia sebagai proses, produk, dan sikap (Fadiawati,2011).

    Karakteristik kimia sebagai proses dalam pembelajarannya di sekolah, dapat

    digunakan untuk melatihkan  Higher Order Thinking Skills (HOTS). HOTS

    didefinisikan di dalamnya termasuk berpikir kritis, logis, reflektif, metakognisi dan

    kreatif (King, dkk., 2011). Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan pada Kurikulum

    2013 untuk dimensi keterampilan, siswa diharapkan memiliki kemampuan pikir dan

    tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai

     pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri (Kemdikbud No 54,

    2013).

    Pembelajaran kimia di sekolah sebaiknya melibatkan siswa secara aktif dalam

     proses memperoleh pengetahuan yang akan dipelajarinya. Faktanya, pembelajaran

    kimia di sekolah masih belum melibatkan siswa secara aktif. Berdasarkan hasil

     penelitian Octia, 2013 yang dilakukan di SMA Negeri 2 Metro Lampung, diperoleh

    informasi bahwa pembelajaran kimia masih menggunakan model pembelajaran

    konvensional, yaitu dominan ceramah. Pembelajaran kimia di SMA Negeri 2 Metro

    Lampung masih berpusat pada guru (teacher learning centered ), siswa kurang

    memiliki kesempatan secara aktif untuk mengeksplorasi keterampilan berpikirnya

    dengan cara mengajukan ide, gagasan ataupun pertanyaan sehingga siswa belum

    memiliki keterampilan berpikir kreatif. Hal ini tidak sesuai dengan Standar

    Kompetensi Lulusan pada Kurikulum 2013 untuk dimensi keterampilan, yakni siswa

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    3/30

    diharapkan memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam

    ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah

    secara mandiri.

    Keterampilan pada abad ke-21 berfokus pada keterampilan pembelajaran yang

    kritis dan inovasi. Keterampilan berfikir kritis dan pemecahan masalah merupakan

    dasar pembelajaran abad ke-21 (Trilling, 2009). Keterampilan berpikir kritis menuntut

    siswa untuk dapat berpikir seperti seorang ahli dengan cara memberi alasan yang

    efektif, menggunakan sistem berpikir siswa, membuat pertimbangan dan keputusan,

    serta menyelesaikan masalah. Menurut Norris (dalam Nur, 2008) bahwa pengajaran

     berpikir kritis adalah menciptakan suatu semangat berpikir kritis, yang mendorong

    siswa mempertanyakan apa yang mereka dengar dan mengkaji pikiran mereka sendiri

    untuk memastikan tidak terjadi logika yang tidak konsisten atau keliru.

    Sulistianingsih (2011) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa guru

     belum melatihkan keterampilan berpikir kritis. Dilihat dari hasil angket siswa

    memperlihatkan 70% siswa menyatakan yang mereka lakukan selama proses

     pembelajaran kimia adalah permasalahan dengan tipe C1, C2, dan C3 sedangkan tipe

    C4, C5, dan C6 jarang dilatihkan, padahal soal tipe C4, C5, dan C6 penting untuk

    dilatihkan kepada siswa untuk saat ini

    Penelitian lain yang mendukung hal ini adalah penelitian yang dilakukan oleh

    Redhana (2008) tentang pandangan guru kimia terhadap program pembelajaran

     berpikir kritis diperoleh bahwa 47.50% guru kimia tidak mengetahui tentang

     pembelajaran keterampilan berpikir kritis. 85% guru kimia menyatakan belum pernah

    merancang model atau program pembelajaran berpikir kritis. Hal ini menunjukan

     bahwa keterampilan berpikir kritis belum menjadi tujuan utama dalam pembelajaran. .

    Padahal tujuan pembelajaran menurut Sugandi, dkk (2000:25) adalah membantu

    siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah

    laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang

     berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa. 

    Dari uraian diatas dapat menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis yang

    dimiliki siswa masih sangat rendah, oleh karena itu keterampilan berpikir kritis perlu

    dikembangkan atau ditingkatkan. Peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa

    sangat penting khususnya pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit.

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    4/30

    Berdasarkan kurikulum 2013, siswa harus menguasai Kompetensi Inti (KI)

     pada setiap jenjang pendidikannya dan KI ini dijabarkan dalam bentuk Kompetensi

    Dasar (KD). Beberapa KD yang harus dikuasai pada kelas X semester genap adalah

    KD 3.8, yaitu menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit

     berdasarkan daya hantar listriknya serta KD 4.8, yaitu merancang, melakukan, dan

    menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan

    elektrolit dan larutan non-elektrolit. KD 3.8 dan 4.8 merupakan KD untuk materi

    larutan elektrolit dan non-elektrolit.

    Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih

    keterampilan berpikir kritis pada materi ini adalah model pembelajaran inkuiri

    terbimbing. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing melibatkan secara maksimal

    seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,

    logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan

     penuh percaya diri (Gulo dalam Trianto,2007). Arifin (2005) berpendapat bahwa

    melalui proses inkuiri orang dapat menemukan hal-hal yang baru dan pengetahuan-

     pengetahuan yang baru. Dengan kata lain model pembelajaran inkuiri merupakan

    model pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga pada akhir pembelajaran

    siswa ditunutut untuk menemukan konsep secara mandiri.

    Melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing diharapkan dapat

    meningkatkan kemampuan berpikir kritis untuk memenuhi tuntutan kurikulum yang

     berlaku saat ini dan juga karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses. Selain

    dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, penggunaan model pembelajaran

    inkuiri terbimbing ini juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini didukung

    oleh penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2013) bahwa ketuntasan hasil belajar

    siswa secara klasikal sebesar 80% dengan 24 siswa yang tuntas dari 30 siswa setalah

    diterapkan model pembelajaran inkuiri.

    Berdasarkan uraian diatas peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan

     judul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok

    Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Kelas X SMAN 1 Krian untuk

    Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”. 

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    5/30

    D.  Rumusan Masalah

    1.  Bagaimana hasil belajar siswa melalui penerapan Model Pembelajaran  Inkuiri

    Terbimbing pada Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit?

    2.  Bagaimana respon siswa mengenai Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri pada

    Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit?

    E.  Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

     berikut :

    1.  Untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui penerapan Model Pembelajaran 

    Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.

    2. 

    Untuk mengetahui respon siswa mengenai Penerapan Model Pembelajaran

    Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.

    F.  Manfaat Penelitian

    Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi semua

     pihak terutama yang berhubungan dengan dunia pendidikan.

    1.  Bagi siswa

    Dapat membantu siswa dalam menemukan dan memahami konsep-konsep,

    memahami hubungan antar konsep serta aplikasi di dalam kehidupan sehari-hari

    yang telah diajarkan melalui Model Inkuiri Terbimbing.

    2.  Bagi guru atau peneliti lain

    Dapat menjadi alternatif suatu model pembelajaran yang inovatif di dalam proses

     belajar mengajar, sehingga tercipta pembelajaran yang bermakna.

    3.  Bagi institusi

    Untuk memberikan masukan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yang

    terus mengalami perubahan seiring dengan berjalannya waktu.

    G.  Definisi Operasional, Asumsi, dan Pembatasan Masalah

    1.  Definisi Operasional

    a.  Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

    Inkuiri terbimbing ( guided Inquiry) yaitu inkuiri dimana guru

    membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan

    mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    6/30

    menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Model inkuiri

    terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan

     pendekatan inkuiri.

    b.  Aktivitas Siswa

    Aktivitas siswa merupakan segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa

    selama proses belajar mengajar yang berupa tingkah laku siswa serta

    mendukung model Inkuiri untuk melatihkan kemampuan berpikir kritis.

    Aktivitas siswa ini diamati dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas

    siswa.

    c. 

    Kemampuan Berpikir Kritis

    Suatu keterampilan berpikir yang dapat memfokuskan pertanyaan

    (merumuskan pertanyaan), menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi

    (membuat hipotesis, menarik kesimpulan sesuai fakta, merancang percobaan),

    mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi (melaporkan hasil

    observasi), mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak

    (kemampuan untuk memberi alasan).

    d.  Materi Pokok larutan elektrolit dan non elektrolit

    Pada kurikulum 2013 materi larutan elektrolit dan non elektrolit

    merupakan salah satu materi pelajaran kimia di kelas X semester genap.

    Materi larutan elektrolit dan non elektrolit memiliki standar kompetensi:

    Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud

    kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi

    sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif;Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,

    objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,

     bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam

    merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam

    sikap sehari-hari; Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta

    damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya

    alam; Menunjukkan perilaku responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai

    wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan;

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    7/30

    Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit berdasarkan

    daya hantar listriknya; Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta

    menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan

    larutan non elektrolit.

    2.  Asumsi

    a.  Penelitian ini mengasumsikan bahwa pengamat mengisi lembar pengamatan

    dengan jujur, obyektif, dan sungguh-sungguh.

     b. 

    Siswa mengisi soal pretest-postest dengan bersungguh-sungguh

    3.  Pembatasan Masalah

    a. 

    Penelitian hanya dilakukan kepada siswa kelas X di SMA.

     b.  Penelitian ini dibatasi dengan dilaksanakan pada satu kelas sasaran

    saja, tanpa menggunakan kelas pembanding.

    c.  Penelitian ini hanya dibatasi pada materi pokok larutan elektrolit dan

    non elektrolit serta elektrolit kuat dan elektrolit lemah.

    d. 

    Kemampuan berpikir kritis yang diterapkan adalah menyatakan masalah

    atau pertanyaan; menyatakan hipotesis; mengidentifikasi variabel independen

    (tidak terikat), dependen (terikat), dan terkendali; menata dan menunjukkan

    data; mengevaluasi hipotesis berdasarkan data

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    8/30

    H. Kajian Pustaka

    1.  Model Pembelajaran

    a.  Pengertian M odel Pembelajaran

    Model menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan pola

    (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau

    dihasilkan. sedangkan pembelajaran menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003

    Tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20  menyatakan bahwa pembelajaran merupakan

    sebuah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

    dalam suatu lingkungan belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model

     pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai

     pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalamtutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran (Arrend dalam

    Hamruni, 2009). Sehingga, nantinya ada kesesuaian yang jelas antara perangkat

    yang digunakan dalam pembelajaran dengan proses pembelajaran yang

    direncanakan.

    b.  Cir i Khusus Model Pembelajaran

    Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada

    strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus

    yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:

    1.  rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya

    2.  landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan

     pembelajaran yang ingin dicapai)

    3.  tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

    dengan berhasil

    4. 

    lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai

    (Trianto, 2010:74)

    http://www.asikbelajar.com/2013/07/4-ciri-khusus-model-pembelajaran.htmlhttp://www.asikbelajar.com/2013/07/4-ciri-khusus-model-pembelajaran.html

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    9/30

    c.  Jenis-Jenis M odel Pembelajaran

    Joyce dan Weil (1980) dalam bukunya  Models of Teaching  menggolongkan

    model-model pembelajaran salah satunya ke dalam rumpun model-model

     pengolahan informasi. Model-model pembelajaran dalam rumpun ini bertitik

    tolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-

    cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi

    data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan masalah, dan

    menggunakan simbol-simbol.

    Beberapa model pembelajaran dalam rumpun ini berhubungan dengan

    kemampuan pebelajar (siswa) untuk memecahkan masalah, dengan demikian

    dalam belajar siswa menekankan pada berpikir produktif. Sedangkan beberapa

    model pembelajaran lainnya berhubungan dengan kemampuan intelektual secara

    umum, dan sebagian lagi menekankan pada konsep dan informasi yang berasal

    disiplin ilmu secara akademis.

    Jenis model-model pembelajaran yang termasuk ke dalam rumpun

     pengolahan informasi ini adalah seperti pada tabel 1

    TABEL 1

    MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

    PENGOLAHAN INFORMASI

     No Model Tokoh Misi/tujuan/manfaat

    1 Berpikir

    Induktif

    Hilda Taba Terutama ditujukan untuk

     pembentukan kemampuan

     berpikir induktif yang banyak

    diperlukan dalam kegiatan

    akademik meskipundiperlukan juga untuk

    kehidupan pada umumnya.

    2. Latihan

    inkuiri

    Richard

    Suchman

    s.d.a

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    10/30

    4. Pembentuk

    an konsep

    Jerome

    Bruner

    Dirancang terutama untuk

     pembentukan kemampuan

     berpikir induktif, tetapi juga

    untuk pengembangan konsep

    dan analisis

    5 Perkembang

    an kognitif

    Jean Piaget

    Irving Sigel

    Edmun

    Sullivan

    Lawrence

    Kohlberg

    Dirancang terutama untuk

     pembentukan kemampuan

     berpikir/pengembangan

    intelektual pada umumnya,

    khususnya berpikir logis,

    meskipun demikian

    kemampuan ini dapat

    diterapkan pada kehidupan

    sosial dan pengembangan

    moral.

    6.

    Advance

    Organizer

    David

    Ausubel

    Dirancang untuk

    meningkatkan kemampuan

    mengolah informasi dan

    7. Memori Harry

    Lorayne

    Jerry Lucas

    1.   Model Pembelajaran berpikir Induktif

    Model pembelajaran ini dikemukakan oleh Hilda Taba. Ia menganalisis

     berpikir dari sudut psikologi dan butir-butir logika, kemudian ia menyimpulkan

     bahwa “Sementara proses-proses berpikir itu merupakan proses psikis, oleh

    karena itu terpengaruh oleh proses analisis psikologis, produk dan isi berpikir

    harus dinilai dengan kriteria logis dan dinilai oleh aturan aturan logis.” 

    Taba mengajukan tiga postulat mengenai berpikir, yaitu sebagai berikut,

    o  Proses berpikir dapat dipelajari.

    o  Proses berpikir merupakan transaksi aktif antara individu dan data.

    Prinsip mengajar dengan model ini meminta guru agar melihat tugas-tugas

    kognitif apa yang dapat diberikan kepada siswa pada waktu yang tepat. Fungsi

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    11/30

    utama guru adalah sebagai pemonitor cara-cara siswa melakukan proses

    informasi. Guru harus menentukan kesiapan siswa untuk menerima pengalaman

     baru.

    2.   Model pembelajaran Latihan Inkuiri

    Latihan inkuiri berasal dari suatu keyakinan bahwa siswa memiliki kebebasan

    dalam belajar. Model pembelajaran ini menuntut partisipasi aktif siswa dalam

    inkuari (penyelidikan) ilmiah. Siswa memiliki keingintahuan dan ingin

     berkembang, dan latihan inkuari menekankan pada sifat-sifat siswa ini, yaitu

    memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi dan memberikan arah

    yang spesifik sehingga area-area baru dapat tereksplorasi dengan lebih baik.

    Tujuan umum dari model latihan inkuari adalah membantu siswa

    mengembangkan keterampilan intelektual dan keterampilan-keterampilan

    lainnya, seperti mengajukan pertanyaan dan menemukan (mencari) jawaban yang

     berawal dari keingintahuan mereka.

    Model pembelajaran latihan inkuiri dikemukan oleh Richard Suchman, ia

    menginginkan siswa untuk bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi, kemudian

    siswa melakukan kegiatan, mencari jawaban, memproses data secara logis,

    sampai akhirnya siswa mengembangkan strategi pengembangan intelektual yang

    dapat digunakan untuk menemukan mengapa suatu fenomena bisa terjadi.

    3.  Model pembentukan Konsep 

    Model pembelajaran ini dikembangkan oleh  Jerome Bruner . Model ini

    muncul dari studi tentang proses berpikir. Menurut Bruner, suatu konsep

    memiliki lima komponen, yaitu 1) nama, 2) contoh-contoh, 3) atribut (esensial

    dan non esensial), 4) nilai atribut , dan 5) aturan. Memahami suatu konsep berarti

    mengetahui semua komponen ini.

     Nama,  merupakan istilah yang diberikan pada suatu kategori, sebagai

    contoh : konsep pohon, konsep pohon berasal dari sejumlah tumbuh-tumbuhan

    yang mempunyai karakteristik-karakteristik umum. Karakteristik (ciri-ciri ) ini

    disebut atribut. Suatu konsep didefinisikan oleh atribut-atributnya. Belajar

     penemuan biasanya dimulai dengan menghadapkan siswa pada suatu situasi yang

    membingungkan atau suatu masalah. Kemudian siswa dituntut untuk

    membandingkan realita di luar dirinya dengan model-model mental yang telah

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    12/30

    dimilikinya. Dengan pengalaman-pengalamannya, ia akan mencoba untuk menata

    kembali struktur-struktur gagasannya dalam rangka untuk meningkatkan hingga

    mencapai keadaan yang seimbang. Untuk mencapai hal ini, ia harus mencoba

    mengadakan sintesis dan analisis untuk menemukan informasi baru dan

    menyingkirkan informasi yang tidak diperlukan serta mengubah gagasan-gagasan

    tersebut.

    4.   Model Pembelajaran Perkembangan Kognitif

    Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang ahli

     psikologi perkembangan dari Swiss. Model ini dikembangkan dengan bertitik

    tolak dari perkembangan kognitif. Piaget meyakini bahwa tingkat berpikir

    manusia akan meningkat ke arah yang lebih kompleks dalam tahap-tahap tertentu.

    Setiap tahap perkembangan berpikir ini mempunyai ciri-ciri tertentu. Piaget

    menekankan belajar sebagai suatu proses pengolahan informasi yang aktif.

    Konsep-konsep dasar teori belajar Piaget terdiri atas asimilasi dan akomodasi.

    Menurutnya, proses belajar merupakan proses pengembangan skema-skema baru

    melalui akomodasi. (baca kembali teori belajar Piaget).

    Model pembelajaran perkembangan kognitif ini berasal dari prinsip-

     prinsip wawancara klinis yang dikembangkan Piaget. Dalam model ini menuntut

    guru untuk memberikan tugas kepada siswa dan mencatat bagaimna siswa

     berinteraksi dengan tugas tersebut.

    5.   Model Pembelajaran Advance Organizer

    Model pembelajaran ini dikembangkan oleh David Ausubel. Ia adalah

    salah seorang penganut aliran psikologi perkembangan kognitif sama halnya

    dengan Piaget dan Bruner. Ia menekankan pada cara belajar secara verbal

     bermakna, yaitu suatu cara belajar yang menurut dia merupakan kenyataan dalam

     praktik pengajaran yang berlangsung di sekolah-sekolah.

    Ausubel sangat peduli untuk membantu guru dalam menyajikan

    informasi secara bermakna dan secara efisien. Teorinya digunakan pada situasi

     bila guru berperan sebagai penceramah atau sebagai pemmberi penjelasan. Model

     pembelajaran yang dikemukakanya dirancang untuk menguatkan struktur kognitif

    siswa ketika mempelajari pengetahuan. Selanjutnya menurut Ausubel, setiap

     pengetahuan (ilmu) mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    13/30

    kerangka dari sistem pemrosesan informasi yang dikembangkan dalam ilmu itu.

    Tugas guru dalam mengajar pertama-tama adalah menyajikan kerangka konsep

    yang umum dan menyeluruh untuk kemudian dilanjutkan dengan penyajian

    informasi yang lebih spesifik. Kerangka umum (organizer)  tersebut akan

     berfungsi sebagai penyusun yang mengorganisasikan semua informasi

     berikutnya yang akan diasimilasikan oleh siswa.

    2. Model Pembelajaran Inkuiri

    Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model yang dapat

    mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Kunandar (2010: 371)

    menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri adalah kegiatan pembelajaran dimana

    siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan

    konsep-konsep dan prinsip-prinsip, guru mendorong siswa untuk memiliki

     pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan

     prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

    Lebih lanjut, Wina (2006: 196) menyatakan bahwa strategi pembelajaran

    inkuiri adalah rangkaian pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir

    secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari

    suatu masalah yang dipertanyakan.

    Menurut Martin, Lisa dan Hansen (2002: 35) terdapat empat tingkatan inkuiri

    antara lain:

    1.  Inkuiri terbuka (Open Inkuiri) 

    2.  Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) 

    3.  Inkuiri Termodifikasi ( Modified Inquiry) 

    4.  Inkuiri Terstruktur (Structure Inqury) 

    Model inkuiri tercipta melalui konfrontasi intelektual, di mana siswa

    dihadapkan pada suatu situasi yang unik, dan siswa mulai bertanya-tanya tentang

    hal tersebut. Dikarenakan tujuan akhir model ini adalah pembentukan

     pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan pada suatu yang memungkinkan untuk

    diselidiki dengan lebih cermat (Joice and Weil, 1986). Setelah situasi tersebut

    disajikan pada siswa, kepada mereka diajarkan bahwa pertama-tama mereka perlu

    mengupas beberapa aspek dari situasi ini, misalnya sifat dan identitas objek serta

    kejadian yang berhubungan dengan situasi tersebut.

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    14/30

    3. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

    Menurut Paul Suparno (2007: 68) “ inkuiri yang terarah adalah inkuiri yang

     banyak dicampuri oleh guru. Guru banyak mengarahkan dan memberikan

     petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan

     pengarahan selama proses inkuiri. Dalam bentuk inkuiri ini, guru sudah memiliki

     jawaban sebelumnya. Sehingga siswa tidak begitu bebas mengembangkan

    gagasan dan idenya. Masalah yang diberikan oleh guru dan siswa memcahkannya

    sesuai dengan prosedur tertentu yang diarahkan oleh guru.

    Peran guru dalam inkuiri terbimbing dalam memecahkan masalah yang

    diberikan kepada siswa adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam

     proses penemuan sehingga siswa tidak akan kebingungan. Sehingga kesimpulan

    akan lebih cepat dan mudah diambil. Guru bertindak sebagai penunjuk jalan,

    membantu siswa agar menggunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah

    mereka pelajari sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru.

    Pengajuan pertanyaan yang tepat oleh guru akan merangsang kreativitas siswa

    dan membantu mereka dalam „menemukan‟ pengetahuan baru tersebut. Model

     pembelajaran inkuiri terbimbing memang memerlukan waktu yang relatif banyak

    dalam pelaksanaanya, akan tetapi hasil belajar yang dicapai tentunya tentunya

    sebanding dengan waktu yangdigunakan. Pengetahuan baru akan melekat lebih

    lama apabila siswa dilibatkan secara langsung dalam proses.

    Tabel 1 Tahapan Model Inkuiri Terbimbing Sebagai Berikut :

    Tahap Pembelajaran Kegiatan Guru

    Tahap 1

    Penyajian Masalah

    Guru menyajikan suatu permasalahan dan

    menjelaskan prosedur / langkah – langkah

    inkuiri

    Tahap 2

    Pengumpulan data verifikasi

    Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan

    informasi, serta membimbing siswa untuk

    mengklasifikasi data.

    Tahap 3

    Pengumpulan Data

    Eksperimentasi

    Guru membimbing siswa melakukan

    experiment, mengatur data/variabel,

    mengarahkan pertanyaan –  pertanyaan kepada

    siswa, membimbing siswa untuk mengamati

     perubahan yang terjadi, serta menumbuhkan dan

    meningkatkan interaksi antar siswa.

    Tahap 4Organisasi data dan formulasi Guru membimbing siswa melakukan penataandata/ hasil eksperiment, dan membimbing siswa

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    15/30

    kesimpulan untuk mebuat suatu kesimpulan.

    Tahap 5

    Analisis proses inkuiri

    Guru membimbing siswa untuk memahami

     pola-pola penemuan yang telah dilakukan,

    membimbing siswa menganalisis tahap-tahap

    inkuiri yang telah dilaksanakan dan

    membimbing siswa melihat kelemahan-kelemahan/ kesalahan-kesalahan yang mungkin

    terjadi.

    Joice and Weil (1986: 61)

    Syarat agar Inkuiri dapat Berjalan Dengan Baik:

    Suchman dalam Trowbridge (1996:176) “beberapa syarat agar terjadi inkuiri yang

     baik, yaitu : adanya kebebasan siswa untuk menemukan dan mencari informasi”.

    Siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan hipotesisnya, menyusun

    eksperimen yang mau digunakan, dan mencari informasi apapun yang dianggap perlu untuk memecahkan persoalan dalam penelitiannya. Lingkungan atau

    suasana yang responsif: ada laboratorium, computer, kelas, pustaka, dan sarana

    yang mendukung terjadinya proses inkuiri. Fokus: persoalan yang mau dialami

    harus jelas arahnya dan dapat dipecahkan siswa. Dalam inkuiri yang terarah

     persoalan memang harus sangat jelas . bila muncul banyak persoalan yang

    diajukan oleh siswa dengan melihat gejala yang ada, dapat dipilih salah satu yang

    terpenting dan soal itu memang mungkin dipecahkn oleh siswa.

    Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri

    a.  Kelebihan

    1. 

    Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada

     pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang

    sehingga pembelajaran dengan strategi ini dianggap lebih bermakna

    2. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan

    gaya belajar mereka.

    3. Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan

     psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses

     perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

    4. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas

    rata-rata.

    (Wena, 2009)

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    16/30

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    17/30

    2.  Teori Bruner

    Teori belajar Bruner hampir serupa dengan teori Piaget, Bruner mengemukakan

     bahwa perkembangan intelektual anak mengikuti tiga tahap representasi yang

     berurutan, yaitu: a) enaktif, segala perhatian anak tergantung pada responnya; b)

    ikonik, pola berpikir anak tergantung pada organisasi sensoriknya dan c) simbolik,

    anak telah memiliki pengertian yang utuh tentang sesuatu hal sehingga anak telah

    mampu mengutarakan pendapatnya dengan bahasa.

    Implikasi teori Bruner dalam proses pembelajaran adalah menghadapkan anak

     pada suatu situasi yang membingungkan atau suatu masalah.Dengan pengalamannya

    anak akan mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali struktur-strukturidenya dalam rangka untuk mencapai keseimbangan di dalam benaknya.

    3.  Teori Vygotsky

    Teori Vygotsky beranggapan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak-anak

     bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas

    itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya ( zone of proximal development ),

    yaitu perkembangan kemampuan siswa sedikit di atas kemampuan yang sudah

    dimilikinya. Vygotsky juga menjelaskan bahwa proses belajar terjadi pada dua

    tahap: tahap pertama terjadi pada saat berkolaborasi dengan orang lain, dan tahap

     berikutnya dilakukan secara individual yang di dalamnya terjadi proses internalisasi.

    Selama proses interaksi terjadi, baik antara guru-siswa maupun antar siswa,

    kemampuan seperti saling menghargai, menguji kebenaran pernyataan pihak lain,

     bernegosiasi, dan saling mengadopsi pendapat dapat berkembang.

    6.  Kemampuan Berpikir Kritis

    Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk

    merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Berpikir

    kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi

     bukti, asumsi, logika dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain. Berpikir

    kritis juga merupakan berpikir dengan baik, dan merenungkan tentang proses

     berpikir merupakan bagian dari berpikir dengan baik (Neni, 2010:36).

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    18/30

    Menurut R. H. Enis, “berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan

    reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus

    dipercayai atau dilakukan”. Berpikir kritis dapat dicapai dengan lebih mudah apabila

    seseorang itu mempunyai disposisi dan kemampuan yang dapat dianggap sebagai

    sifat dan karakteristik pemikir yang kritis.

    Menurut Facione, ada enam kecakapan berpikir kritis utama yang terlibat di

    dalam proses berpikir kritis. Kecakapan-kecakapan tersebut adalah interpretasi,

    analisis, evaluasi, inference, penjelasan dan regulasi diri.

    Berikut adalah deskripsi dari ke enam kecakapan berpikir kritis utama:

    a.  Interpretasi, adalah memahami dan mengekspresikan makna atau signifikan

    dari berbagai macam pengalaman, situasi, data, kejadian-kejadian, penilaian,

    kebiasaan atau adat, kepercayaan-kepercayaan, aturan-aturan, prosedur atau

    kriteria-kriteria.

     b. 

    Analisis, adalah mengidentifikasi hubungan-hubungan inferensional yang

    dimaksud dan aktual diantara pernyataan-pernyataan, pertanyaan-pertanyaan

    konsep-konsep, deskripsi-deskripsi.

    c.  Evaluasi,adalah menaksir kredibilitas pernyataan-pernyataan atau representasi-

    representasi yang merupakan laporan-laporan atau deskripsi-deskripsi dari

     persepsi, pengalaman, penilaian, opini dan menaksir kekuatan logis dari

    hubungan-hubungan inferensional atau dimaksud diantara pernyataan-

     pernyataan, deskripsi-deskripsi, pertanyaan-pertanyaan atau bentuk-bentuk

    representasi lainnya.

    d.  Inference, mengidentifikasi dan memperoleh unsur-unsur yang masuk akal,

    membuat dugaan-dugaan dan hipotesis, dan menyimpulkan

    konsekuensikonsekuensi dari data.

    e.  Penjelasan, mampu menyatakan hasil-hasil dari penjelasan seseorang,

    mempresentasikan penalaran seseorang dalam bentuk argumen-argumen yang

    kuat.

    f.  Regulasi diri, berarti secara sadar diri memantau kegiatan-kegiatan kognitif

    seseorang, unsur-unsur yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan tersebut dan

    hasil-hasil yang diperoleh, terutama dengan menerapkan kecakapankecakapan

    di dalam analisis dan evaluasi untuk penelitian penilaian inferensial sendiri

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    19/30

    dengan memandang pada pertanyaan, konfirmasi, validitas atau mengoreksi

     baik penalarannya atau hasil-hasilnya.

    Sedangkan menurut Glaser, indikator-indikator berpikir kritis adalah

    sebagai berikut: a) Mengenal masalah; b) menemukan cara-cara yang dipakai

    untuk menangani masalah-masalah;c) mengumpulkan dan menyusun informasi

    yang diperlukan; d) mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan;

    e) memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas; f) menganalisis

    data; g) menilai fakta dan mengevaluasi pernyataanpernyataan; h) mengenal

    adanya hubungan yang logis antara masalahmasalah; i) menarik kesimpulan-

    kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan; j) menguji kesamaan-

    kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seseorang ambil; k) menyusun

    kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas; l)

    membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam

    kehidupan sehari-hari.

    Menurut Ennis indikator kemampuan berpikir kritis dapat diturunkan dari

    aktivitas kritis siswa meliputi: a) mencari pernyataan yang jelas daripertanyaan; b)

    mencari alasan; c) berusaha mengetahui informasi dengan baik; d) memakai

    sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya; e) memerhatikan situasi

    dan kondisi secara keseluruhan; f) berusaha tetap relevan dengan ide utama; g)

    mengingat kepentingan yang asli dan mendasar; h) mencari alternatif; i) bersikap

    dan berpikir terbuka; j) mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk

    melakukan sesuatu; k) mencari penjelasan sebanyak mungkin; l) bersikap secara

    sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah.

    Selanjutnya Ennis mengidentifikasi 12 indikator berpikir kritis yang

    dikelompokannya dalam lima besar aktivitas sebagai berikut:

    a) Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi; memfokuskan pertanyaan,

    menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang

    suatu penjelasan atau pernyataan,

     b) Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas memper-timbangkan

    apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengenai serta

    mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.

    c) Menyimpulkan yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau

    mempertimbangkan hasil deduksi, meninduksi atau mempertimbangkan

    hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan,

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    20/30

      d) Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi istilah-

      istilah dan deinisi pertimbangan dan juga dimensi, serta mengidentifikasi

    asumsi

    e) Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakan dan

     berinteraksi dengan orang lain.

    7.  Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit

    Air merupakan pelarut universal. Zat-zat yang larut dalam air dapat digolongkan

    dalam dua kelompok besar berdasarkan sifat daya hantar listriknya. Zat-zat terlarut

    yang dapat menghantarkan arus listrik disebut zat elektrolit . Sedangkan zat-zat terlarut

    yang tidak mampu menghantarkan arus listrik disebut  zat nonelektrolit . Larutan

    elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit

    terbentuk dari zat elektrolit yang terlarut dalam air. Larutan nonelektrolit adalah zat

    nonelektrolit yang dilarutkan di dalam air. Zat elektrolit terbagi menjadi dua bagian,

    yaitu zat alektrolit kuat dan zat elektrolit lemah. Cuka dan amonium hidroksida

    Terdiri dari

    menghasilkanmenghasilkan

     Dapat

    berupa

    menghasilkan

    dibedakan

    LARUTAN

     Non-elektrolitelektrolit  pelarutZat terlarut

    Senyawa ionunsur

    senyawa

    campuranSenyawa

    kovalen

     polar  Non polar

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    21/30

    tergolong elektrolit lemah, sedangkan garam dapur, asam sulfat, dan asam klorida

    merupakan elektrolit kuat.

    Suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik, jika di dalam larutan terjadi

    ionisasi. Semakin banyak ion-ion yang dihasilkan di dalam larutan elektrolit, semakin

     besar daya hantar listriknya. Dalam ionisasi zat tersebut terurai menjadi partikel-

     partikel yang bermuatan listrik positif (ion positif = kation) dan bermuatan listrik

    negatif (ion negatif = anion). Ion adalah atom atau gugusan atom yang bermuatan

    listrik.

    Elektrolit dapat berupa senyawa ion atau Senyawa kovalen

    Senyawa terbagi menjadi dua, yaitu  senyawa ion dan senyawa kovalen. Senyawa

    ion adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan ion, misalnya NaCl. Kristal NaCl

    terdiri atas ion Na+ dan ion Cl-. Jika kristal NaCl itu dilarutkan dalam air maka ikatan

    antara ion positif (Na+) dan ion negative (Cl-) terputus, dan ion-ion itu akan tersebar

    dan bergerak bebas di dalam larutan. Adanya ion-ion yang bergerak bebas inilah yang

    menyebabkan adanya aliran listrik. Oleh karena itu, setiap senyawa ion dalam bentuk

    lelehan dan larutan bersifat elektrolit.

     NaCl(s) + air(aq) Na+(aq) + Cl- (aq)

    Kristal NaCl dalam bentuk lelehan dapat menghantarkan arus listrik, karena

    lelehan senyawa ion/senyawa ion cair jika dialiri arus listrik, ionionnya dapat

     bergerak bebas.

    Senyawa kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan kovalen. Tetapi

    tidak semua senyawa kovalen bersifat elektrolit. Senyawa kovalen yang jika

    dilarutkan dalam air menghasilkan ion-ion, berarti senyawa itu bersifat elektrolit.

    Misalnya:

    HCl(g) + air(aq) H+(aq) + Cl-(aq)

    Selain asam klorida, asam sulfat (H2SO4) merupakan senyawa kovalen yang juga

     bersifat elektrolit. Senyawa kovalen terdiri dari senyawa kovalen polar dan senyawa

    kovalen nonpolar. Senyawa kovalen polar seperti HCl dan CH3COOH dalam air

    merupakan penghantar listrik yang baik, sebaliknya senyawa kovalen nonpolar seperti

    gula dalam air tidak dapat menghantarkan arus listrik karena di dalam air, gula tidak

    menghasilkan ion-ion. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa senyawa

    yang dapat menghantarkan listrik adalah senyawa ion dan senyawa kovalen polar.

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    22/30

    8.  Penelitian yang Relevan

    1.  Rizal Hendi Ristanto (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Pembelajaran

    Berbasis Inkuiri Terbimbing dengan Multimedia dan Lingkungan Riil

    Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Awal. Penelitian ini

    menyatakan bahwa pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing pada siswa

    yang memilki kemampuan awal tinggi memberikan pengaruh prestasi belajar

     biologi pada materi pokok ekositem daripada siswa yang memiliki

    kemampuan awal rendah.

    2.   Nina Susantidkk (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan

    Keterampilan Berpikir Fleksibel dengan Menggunakan Model Pembelajaran

    Inkuiri Terbimbing. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa model

     pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan keterampilan

     berpikir fleksibel pada materi koloid.

    3.  Reliyana dkk (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas

    Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dalam Meningkatkan Motivasi Belajar dan

    Penguasaan Konsep Siswa, menyatakan bahwa model inkuiri terbimbing

    efektif dalam meningkatkan motivasi belajar dan penguasaan konsep hukum-

    hukum dasar kimia siswa.

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    23/30

    9.  Kerangka Konseptual

    Fakta :

    1.  Berdasarkan hasil penelitian Octia, 2013 yang

    dilakukan di SMA Negeri 2 Metro Lampung,

    diperoleh informasi bahwa pembelajaran kimiamasih menggunakan model pembelajaran

    konvensional, yaitu dominan ceramah

    2.  Sulistianingsih (2011) dalam penelitiannya

    mengungkapkan bahwa guru belum melatihkan

    keterampilan berpikir kritis

    3.  Redhana (2008)bahwa 85% guru kimia 

    menyatakan belum pernah merancang model

    atau program pembelajaran berpikir kritis

    Harapan :

    1.  Standar Kompetensi Lulusan pada Kurikulum 2013

    untuk dimensi keterampilan, siswa diharapkan

    memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektifdan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret

    2.  Menurut Norris (dalam Nur, 2008) bahwa

     pengajaran berpikir kritis adalah menciptakan suatu

    semangat berpikir kritis 

    3.  Sugandi, dkk (2000:25) tujuan pembelajaran adalah

    membantu siswa agar memperoleh berbagai

     pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku

    yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan,

    dan nilai atau norma 

    Masalah :

    Belum adanya proses pembelajaran yang menuntut siswa untuk berperan aktif

    sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna karena belum berpusat pada siswa

    Teori :

    1.  Teori Piaget : konsep-konsep dasar proses

    organisasi dan adaptasi intelektual menurut Piaget

    yaitu: schemata, asimilasi, akomodasi, dan

    equilibrium (bila keseimbangan tercapai maka

    siswa mengenal informasi baru).

    2.  Teori Bruner: dalam proses pembelajaran adalah

    menghadapkan anak pada suatu situasi yang

    membingungkan atau suatu masalah. Dengan

     pengalamannya anak akan mencoba menyesuaikan

    atau mengorganisasikan kembali struktur-struktur

    idenya dalam rangka untuk mencapai

    keseimbangan di dalam benaknya

    3.  Teori Vygotski: Selama proses interaksi terjadi,

     baik antara guru-siswa maupun antar siswa,

    kemampuan seperti saling menghargai, menguji

    kebenaran pernyataan pihak lain, bernegosiasi, dan

    saling mengadopsi pendapat dapat berkembang

    Harapan :

    1.  Rizal Hendi Ristanto (2010) dalam penelitiannya

    yang berjudul Pembelajaran Berbasis Inkuiri

    Terbimbing dengan Multimedia dan Lingkungan

    Riil Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi dan

    Kemampuan Awal.

    2.   Nina Susantidkk (2013) dalam penelitiannya yang

     berjudul Peningkatan Keterampilan Berpikir

    Fleksibel dengan Menggunakan Model

    Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

    3.  Reliyana dkk (2013) dalam penelitiannya yang

     berjudul Efektivitas Pembelajaran Inkuiri

    Terbimbing dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

    dan Penguasaan Konsep Siswa

    Solusi :

    Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbinguntuk meningkatkan kemampuan beberpikir kritis 

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    24/30

    I.  METODE PENELITIAN

    1.  Jenis Penel it ian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian tipe  Pra Experimental Design  dengan

    menggunakan metode One Group Pretest Posttest Design.

    2.  Sasaran Peneli tian atau populasi dan sample

    Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas X program MIA di SMA N 1 Krian

    dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang bertujuan untuk meningkatkan

    kemampuan berpikir kritis siswa pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit

    Populasi

    Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 115), populasi adalah keseluruhan subjek

     penelitian, maka penelitiannya merupakan elemen yang ada di wilayah penelitian,

    maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Penilitian populasi hanya dapat

    dilakukan bagi populasi terhingga dan subjek yang tidak terlalu banyak. 

    Berdasarkan pendapat di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini

    adalah seluruh siswa kelas X program MIA di SMA N 1 Krian.

    Sampel

    Dalam penelitian pendidikan, subyek yang dikenal penelitian biasanya

    dilakukan terhadap sampel. Jika peneliti akan meneliti sebagian dari populasi, maka

     penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil

     populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006, 131). Sedangkan menurut

    (Sugiono, 2010: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

    dimiliki oleh populasi tersebut.

    Untuk menentukan jumlah sampel yang harus diambil dari suatu populasi

     peneliti menggunakan kriteria, apabila subyeknya kurang dari 100 maka semua

    subyek diambil, sehingga penelitian tersebut merupakan populasi. Tetapi jika

     jumlah subyeknya besar atau lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau

    20-25% atau lebih (Suharsimi Arikunto, 2006: 134).

    Karena penelitian ini adalah sampel, maka yang digunakan untuk menentukan

    ukuran sampel dalam penelitian ini adalah terdiri dari satu kelas yang di ambil dari

     populasi tanpa adanya kelompok pembanding. 

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    25/30

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    26/30

     

    c.  Buku siswa

    Buku yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku kimia yang menjadi

     pegangan siswa kelas X program MIA SMA Negeri 1 Krian.

    d. Lembar Kerja Siswa (LKS)

    Lembar kerja siswa yang digunakan merupakan lembar kerja praktikum yang

    disusun dengan berorientasi pada model Inkuiri Terbimbing. LKS yang

    dikembangkan bertujuan untuk melatihkan kemampuan berpikir kritis siswa.

    Langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan pada LKS disesuaikan

    dengan sintak-sintak model Inkuiri Terbimbing serta berisi tugas-tugas untuk

    melatihkan kemampuan berpikir kritis.

    5.  I nstrumen Peneli tian

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

    a.  Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

    Lembar pengamatan aktivitas siswa merupakan lembar pengamatan

     berdasarkan aktivitas siswa yang diamati setiap 5 menit yang dilakukan selama

     pembelajaran dengan menggunakan model Inkuiri Terbimbing. Lembar

     pengamatan ini diisi oleh pengamat yang mengamati seluruh kegiatan

     pembelajaran. Lembar pengamatan aktivitas siswa ini berisi aktivitas siswa dan

    frekuensi aktivitas yang sering dilakukan siswa selama pembelajaran  Inkuiri

    Terbimbing.

    b.  Lembar penilaian kemampuan Berpikir Kritis Siswa

    Lembar penilaian ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan

     berpikir kritis siswa dalam menguasai materi serta dalam upaya pemecahan

    masalah sebelum dan setelah penerapan model  Inkuiri Terbimbing. Lembar

     penilaian berupa  pretest  dan  postest  mengenai materi larutan elektrolit dan non

    elektrolit yang berkaitan dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari.  Pretest  

    dan  posttest   yang digunakan berupa soal essay dengan jumlah soal sebanyak 5

    soal, dimana tiap soal untuk  pretest   dan  posttest   merupakan soal yang berbeda

    namun tetap di tingkatan yang sama.

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    27/30

    c.  Lembar Angket Respon Siswa

    Lembar angket respon siswa merupakan lembar yang digunakan untuk

    mengumpulkan data tentang pendapat dan tanggapan siswa terhadap

     pembelajaran dengan model Inkuiri Terbimbing. Angket respon siswa ditinjau

    dari aspek keterlibatan siswa dalam setiap sintak pembelajaran, keaktifan siswa,

    dan motivasi belajar siswa. 

    6.  Teknik Pengumpulan Data

    a.  Metode Pengamatan

    Metode pengamatan digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa

    menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa. Pengisian lembar pengamatan

    dilakukan oleh pengamat yang berjumlah 3 orang pada saat kegiatan belajar

    mengajar berlangsung.

    b.  Metode Tes Berpikir Kritis

    Metode tes adalah cara pengumpulan data dengan pemberian butir-butir soal

    tes yang kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis

    masalah siswa sebelum dan setelah penerapan Inkuiri Terbimbing. Tes yang

    diberikan berupa  pretest  dan  postest .  Pretest  diberikan pada pertemuan pertama

    sebelum siswa menerima Inkuiri Terbimbing sedangkan  postest   diberikan pada

     pertemuan terakhir setelah siswa menerima Inkuiri Terbimbing. Bentuk tes yang

    digunakan adalah bentuk tes obyektif. Dari hasil  pretest   dan  posttest   ini akan

    diketahui apakah keterampilan berfikir kritis siswa mengalami kenaikan atau

     bahkan mengalami penurunan.

    c. 

    Metode Angket

    Dalam metode ini, siswa diberikan angket yang berisi beberapa pernyataan

    menyangkut apa yang dirasakan siswa sebelum, saat, dan sesudah diberi

     perlakuan. Angket siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap

    model pembelajaran yang diterapkan.

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    28/30

    7.  Teknik Analisis Data

    a.  Analisis Aktivitas Siswa

    Analisis aktivitas siswa mempunyai tujuan yaitu merekam seluruh kegiatan

    siswa di dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

    Inkuiri Terbimbing. Segala aktivitas siswa dapat diukur dengan menggunakan

     persentase waktu setiap 5 menit sekali. Perhitungannya seperti berikut :

    % Waktu Aktivitas Siswa =waktu yang terukur

    waktu keseluruhan x 100 %

    b.  Analisis Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

    Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis

    siswa dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing  pada materi pokok larutan

    elektrolit dan non elektrolit. Analisa kemampuan berpikir kritis siswa dapat

    dilihat melalui tes yang diberikan saat pretest  dan postest . Perhitungan dilakukan

    dengan mencari ketuntasan kemampuan berpikir kritis siswa secara individu,

    dinilai menggunakan skala 1-4 yang dikonversi ke dalam predikat A sampai D.

    Kemampuan pemecahan masalah siswa dikatakan tuntas apabila siswa secara

    individu memperoleh nilai minimal 2,84 dan kelas dianggap tuntas apabila

    memperoleh nilai minimal 2,84. Nilai kemampuan berpikir kritis siswa dihitungmenggunakan rumus sebagai berikut :

     Nilai kemampuan pemecahan masalah =skor yang diperoleh

    skor maksimal x 4

     Nilai kemampuan pemecahan masalah tersebut dikonversi ke dalam rentang nilai

    A sampai D.

    Tabel 4 Rentang Nilai Kemampuan Berpikir Kritis

    No. Nilai Predikat

    1. 3,85 –  4,00 A

    2. 3,51 –  3,84 A- 

    3. 3,18 –  3,50 B+ 

    4. 2,85 –  3,17 B

    5. 2,51 –  2,84 B- 

    6. 2,18 –  2,50 C+ 

    7. 1,85 –  2,17 C

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    29/30

  • 8/19/2019 Pnenerapan inkuiri terbimbing materi ikatan kimia

    30/30

    Prosentase dari data angket ini diperoleh berdasarkan perhitungan skala Guttman

     pada tabel

    Tabel.Skala Guttman

    Jawaban Nilai/Skor

    Ya 1

    Tidak 0

    (Riduwan, 2012)

    Untuk menghitung prosentase kelayakan dari tiap indikatornya digunakan

    rumus sebagai berikut:

    P(%) =∑  ℎ    

       100% 

    Hasil analisis angket respon siswa digunakan untuk mengetahui tingkat

    keberhasilan model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan kemampuan

     berpikir kritis siswa Hasil dari angket respon siswa ini digunakan untuk tolak

    ukur kebutuhan siswa terhadap proses pembelajaran yang menarik, bukan

    merupakan penentu kelayakan yang mutlak.

    skor kriterium = skor tertinggi tiap item x jumlah item x jumlah responden