PMK No. 35 Th 2014 Ttg Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek

download PMK No. 35 Th 2014 Ttg Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek

If you can't read please download the document

description

uuk

Transcript of PMK No. 35 Th 2014 Ttg Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek

----------------------- Page 1----------------------- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,Menimbang: a. bahwa untukmeningkatkan mutupelayanankefarmasiandi Apotek yangberorientasi kepadakeselamatanpasien,diperlukansuatustandaryangdapatdigunakansebagaiacuan dalampelayanankefarmasian di Apotek; b. bahwaKeputusanMenteriKesehatan Nomor1027/Menkes/SK/IX/2004tentangStandarPelayananFarmasi di Apotek sudah tidaksesuai denganperkembangan dan kebutuhan hukum;c. bahwaberdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksuddalamhurufadanhurufb,sertauntuk melaksanakanketentuanPasal21ayat(4)PeraturanPemerintahNomor51Tahun2009tentangPekerjaanKefarmasian,perlu menetapkan Peraturan MenteriKesehatantentangStandarPelayananKefarmasiandi Apotek;Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor5 Tahun1997 tentangPsikotropika (LembaranNegaraRepublik IndonesiaTahun1997Nomor10,TambahanLembaranNegaraRepublik Indonesia Nomor 3671);2.Undang-Undang Nomor 32Tahun2004 tentangPemerintahan Daerah (LembaranNegara RepublikIndonesia Tahun2004 Nomor125, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimanatelahdiubahterakhirdenganUndang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);3. Undang-Undang...----------------------- Page 2------------------------ 2 - 3.Undang-Undang Nomor 35Tahun 2009 tentangNarkotika(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2009Nomor143,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 4.Undang-Undang Nomor 36Tahun 2009 tentangKesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2009Nomor144,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5063); 5. PeraturanPemerintahNomor72Tahun1998tentangPengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3781); 6. PeraturanPemerintahNomor51Tahun2009tentangPekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor124,TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044); 7. PeraturanPemerintahNomor40Tahun2013tentangPelaksanaanUndang-UndangNomor35Tahun2009tentang Narkotika(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2013 Nomor 96, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5419); 8. Keputusan MenteriKesehatan Nomor189/Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan ObatNasional; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor1144/Menkes/Per/lll/2010tentangOrganisasi dan TataKerja KementerianKesehatan(Berita NegaraRepublik IndonesiaTahun2010 Nomor 585)sebagaimanatelahdiubahdenganPeraturanMenteriKesehatan Nomor 35 Tahun 2013(Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);10. PeraturanMenteriKesehatan Nomor889/Menkes/Per/V/2011tentang Registrasi,IzinPraktik,danIzinKerjaTenagaKefarmasian (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 322); MEMUTUSKAN:Menetapkan : PERATURANMENTERIKESEHATANTENTANGSTANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK.Pasal 1...----------------------- Page 3----------------------- - 3 - Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:1.Apotek adalahsarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktikkefarmasian oleh Apoteker.2. StandarPelayananKefarmasianadalahtolakukuryangdipergunakansebagaipedomanbagitenagakefarmasiandalammenyelenggarakanpelayanan kefarmasian.3. PelayananKefarmasianadalah suatu pelayananlangsung danbertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkanmutu kehidupan pasien.4. Resepadalahpermintaantertulisdaridokterataudoktergigi,kepadaapoteker, baikdalam bentuk paper maupun electronicuntukmenyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yangberlaku.5. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dankosmetika.6. Obatadalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yangdigunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi ataukeadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsiuntuk manusia.7.AlatKesehatanadalahinstrumen,aparatus,mesindan/atauimplanyangtidakmengandung obatyangdigunakanuntukmencegah,mendiagnosis,menyembuhkandanmeringankanpenyakit,merawatorang sakit,memulihkankesehatanpada manusia,dan/ataumembentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.8. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untukpenggunaansekalipakai(singleuse)yangdaftarproduknyadiaturdalam peraturan perundang-undangan.9.Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagaiapoteker dantelah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.10. TenagaTeknisKefarmasianadalahtenagayangmembantuapotekerdalammenjalaniPekerjaanKefarmasian,yangterdiriatasSarjana Farmasi,AhliMadyaFarmasi,AnalisFarmasi,danTenagaMenengah Farmasi/Asisten Apoteker. 11. Direktur Jenderal...----------------------- Page 4------------------------ 4 -11. Direktur JenderaladalahDirektur Jenderal pada Kementerian Kesehatanyangbertanggungjawabdibidangkefarmasiandanalat kesehatan. Pasal 2 Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek bertujuan untuk:a. meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian;b. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; danc. melindungipasiendanmasyarakatdaripenggunaanObatyangtidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety) . Pasal 3 (1) Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi standar: a.pengelolaanSediaanFarmasi,AlatKesehatan,danBahanMedis Habis Pakai; dan b.pelayanan farmasi klinik.(2)PengelolaanSediaanFarmasi, AlatKesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a.perencanaan; b.pengadaan; c.penerimaan; d.penyimpanan; e.pemusnahan; f.pengendalian; dan g.pencatatan dan pelaporan. (3)Pelayanan farmasi klinik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a.pengkajian Resep; b.dispensing; c. Pelayanan Informasi Obat (PIO); d.konseling; e. Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care); f.Pemantauan Terapi Obat (PTO); dan g.Monitoring Efek Samping Obat (MESO);(4) KetentuanlebihlanjutmengenaipengelolaanSediaanFarmasi,Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakaidan pelayanan farmasi klinik sebagaimanadimaksudpadaayat(2)danayat(3)tercantumdalam LampiranyangmerupakanbagiantidakterpisahkandariPeraturan Menteri ini. Pasal 4... ----------------------- Page 5----------------------- - 5 - Pasal 4 (1) Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek harus didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian yang berorientasi kepada keselamatan pasien. (2) Sumber daya kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a.sumber daya manusia; dan b.sarana dan prasarana. Pasal 5 (1)Untuk menjamin mutu Pelayanan Kefarmasian di Apotek, harus dilakukan evaluasi mutu Pelayananan Kefarmasian. (2)Ketentuan lebih lanjut mengenai evaluasimutu Pelayananan Kefarmasiansebagaimanadimaksudpadaayat(1)tercantumdalam LampiranyangmerupakanbagiantidakterpisahkandariPeraturan Menteri ini. Pasal 6 PenyelenggaraanPelayananKefarmasian di ApotekharusmenjaminketersediaanSediaanFarmasi,AlatKesehatan,danBahanMedisHabisPakai yang aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau. Pasal 7 Penyelenggarakan Pelayanan Kefarmasian di Apotek wajib mengikutiStandar Pelayanan Kefarmasian sebagaimana diatur dalam PeraturanMenteri ini. Pasal 8 ApotekwajibmengirimkanlaporanPelayananKefarmasian secaraberjenjangkepadaDinasKesehatanKabupaten/Kota,DinasKesehatanProvinsi,dan KementerianKesehatansesuaiketentuanperaturanperundang-undangan. Pasal 9 (1) PembinaandanpengawasanterhadappelaksanaanPeraturanMenteri inidilakukanolehMenteri,KepalaDinasKesehatanProvinsi,dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai tugas dan fungsi masing-masing. (2) Pelaksanaan...----------------------- Page 6------------------------ 6 -(2)Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melibatkan organisasi profesi. Pasal 10Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan MenteriKesehatanNomor1027/Menkes/SK/IX/2004tentangStandarPelayananFarmasi di Apotek dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 11Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanMenteri inidengan penempatannya dalam Berita Negara RepublikIndonesia.Ditetapkan di Jakartapada tanggal 7 Juli 2014MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA,ttdNAFSIAH MBOIDiundangkan di Jakartapada tanggal19 Agustus 2014MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd AMIR SYAMSUDINBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR1162----------------------- Page 7----------------------- - 7 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG STANDARPELAYANANKEFARMASIAN DI APOTEK STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEKBAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Undang-UndangNomor 36Tahun 2009 tentangKesehatanmenyebutkan bahwa praktik kefarmasian meliputi pembuatan termasukpengendalian mutuSediaan Farmasi, pengamanan,pengadaan,penyimpanandanpendistribusianObat,pelayananObatatasResepdokter,pelayananinformasiObatsertapengembanganObat,bahanObat dan Obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yangmempunyaikeahlian dankewenangan sesuaidengan ketentuanperaturan perundang-undangan.Berdasarkankewenanganpada peraturanperundang-undangan,Pelayanan Kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanyaberfokus kepada pengelolaanObat (drugoriented) berkembang menjadipelayanan komprehensif meliputi pelayanan Obat dan pelayanan farmasiklinik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitashidup pasien.PeraturanPemerintah Nomor 51Tahun 2009tentangPekerjaanKefarmasian menyatakanbahwaPekerjaan Kefarmasian adalahpembuatan termasuk pengendalianmutuSediaan Farmasi,pengamanan,pengadaan,penyimpanandanpendistribusianataupenyaluran Obat, pengelolaan Obat, pelayanan Obat atas Resep dokter,pelayanan informasiObat, serta pengembanganObat, bahanObatdanObattradisional. Pekerjaan kefarmasian tersebut harus dilakukan olehtenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.PeranApotekerdituntutuntukmeningkatkan pengetahuan,keterampilan, dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsungdengan pasien.Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah pemberianinformasi Obat dan konseling kepada pasien yang membutuhkan. ----------------------- Page 8------------------------ 8 - Apotekerharusmemahamidanmenyadarikemungkinanterjadinya kesalahanpengobatan(medicationerror)dalamprosespelayanandan mengidentifikasi, mencegah, serta mengatasi masalah terkait Obat (drug relatedproblems),masalahfarmakoekonomi,danfarmasisosial(socio- pharmacoeconomy).Untukmenghindarihaltersebut,Apotekerharus menjalankanpraktiksesuaistandarpelayanan.Apotekerjugaharus mampu berkomunikasi dengantenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan terapi untuk mendukung penggunaanObat yang rasional. Dalam melakukan praktik tersebut,Apotekerjuga dituntut untuk melakukanmonitoringpenggunaanObat,melakukanevaluasiserta mendokumentasikan segala aktivitas kegiatannya. Untuk melaksanakan semua kegiatan itu, diperlukan Standar Pelayanan Kefarmasian. Sejalandenganperkembanganilmupengetahuandanteknologi,di bidang kefarmasian telah terjadi pergeseran orientasi Pelayanan Kefarmasiandari pengelolaanObatsebagai komoditi kepada pelayananyangkomprehensif(pharmaceuticalcare)dalampengertiantidaksaja sebagai pengelola Obat namun dalam pengertian yang lebih luas mencakuppelaksanaanpemberianinformasiuntuk mendukung penggunaan Obat yang benar dan rasional, monitoring penggunaan Obat untuk mengetahuitujuanakhir,serta kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan. Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan peraturan perundang-undangan dan perubahan peran Apoteker sebagaimana tersebutdiatas,makaperludilakukanrevisiterhadapKeputusan MenteriKesehatanNomor1027/Menkes/SK/IX/2004tentangStandar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.B. Ruang Lingkup PelayananKefarmasiandi Apotekmeliputi2 (dua) kegiatan,yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaanSediaanFarmasi, AlatKesehatan,danBahanMedisHabisPakaidanpelayananfarmasi klinik.Kegiatantersebutharusdidukungolehsumberdayamanusia, sarana dan prasarana. ----------------------- Page 9------------------------ 9 -BAB II PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN, DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAIPengelolaanSediaanFarmasi,AlatKesehatan,danBahanMedisHabisPakaidilakukansesuaiketentuanperaturanperundang-undanganyangberlaku meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan.A. Perencanaan Dalammembuat perencanaanpengadaan SediaanFarmasi, Alat Kesehatan,danBahanMedisHabisPakai perludiperhatikanpola penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat. B. Pengadaan UntukmenjaminkualitasPelayananKefarmasianmakapengadaan Sediaan Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. C. Penerimaan Penerimaanmerupakankegiatanuntukmenjaminkesesuaianjenis spesifikasi,jumlah,mutu,waktupenyerahandanhargayangtertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. D. Penyimpanan1. Obat/bahanObatharusdisimpandalamwadahaslidaripabrik.Dalamhalpengecualianataudaruratdimanaisidipindahkanpada wadahlain,makaharusdicegahterjadinyakontaminasidanharus ditulisinformasiyangjelaspadawadahbaru.Wadahsekurang- kurangnya memuatnamaObat, nomorbatch dan tanggalkadaluwarsa. 2. SemuaObat/bahanObatharusdisimpanpadakondisiyangsesuaisehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya. 3. Sistem penyimpanandilakukandenganmemperhatikan bentuksediaan dan kelas terapi Obat serta disusun secara alfabetis. 4. PengeluaranObatmemakaisistemFEFO(FirstExpireFirstOut)danFIFO (First In First Out) E. Pemusnahan 1.Obatkadaluwarsaataurusakharusdimusnahkansesuaidengan jenisdanbentuksediaan.PemusnahanObatkadaluwarsaatau rusakyangmengandungnarkotikaataupsikotropikadilakukan oleh Apoteker dandisaksikanolehDinas Kesehatan Kabupaten/Kota. ----------------------- Page 10------------------------ 10 - Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memilikisuratizinpraktikatausuratizinkerja.Pemusnahan dibuktikan denganberitaacara pemusnahanmenggunakan Formulir 1 sebagaimana terlampir. 2.Resepyangtelahdisimpanmelebihijangkawaktu5(lima)tahun dapatdimusnahkan.PemusnahanResepdilakukanolehApoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan caradibakarataucarapemusnahanlainyangdibuktikandengan BeritaAcara PemusnahanResep menggunakanFormulir 2 sebagaimanaterlampirdanselanjutnyadilaporkankepadadinas kesehatan kabupaten/kota. F. Pengendalian Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaansesuaikebutuhanpelayanan,melaluipengaturansistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuanuntukmenghindariterjadinyakelebihan,kekurangan, kekosongan,kerusakan,kadaluwarsa,kehilangansertapengembalian pesanan.Pengendalianpersediaandilakukanmenggunakankartustok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang- kurangnyamemuat nama Obat, tanggalkadaluwarsa,jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.G. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaanSediaanFarmasi,AlatKesehatan,danBahanMedisHabisPakaimeliputipengadaan (suratpesanan,faktur),penyimpanan(kartustock),penyerahan(nota ataustrukpenjualan)danpencatatanlainnyadisesuaikandengan kebutuhan. Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya. Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajibansesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan meliputipelaporannarkotika(menggunakanFormulir3sebagaimana terlampir), psikotropika (menggunakanFormulir 4 sebagaimana terlampir) dan pelaporan lainnya. ----------------------- Page 11----------------------- - 11 -BAB III PELAYANAN FARMASI KLINIKPelayananfarmasiklinikdiApotekmerupakanbagiandariPelayananKefarmasianyang langsung dan bertanggungjawab kepadapasienberkaitan dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis HabisPakaidenganmaksudmencapaihasilyangpastiuntukmeningkatkankualitas hidup pasien. Pelayanan farmasi klinik meliputi:1. pengkajian Resep;2. dispensing;3. Pelayanan Informasi Obat (PIO);4. konseling;5. Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care);6. Pemantauan Terapi Obat (PTO); dan7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO).A. Pengkajian Resep Kegiatan pengkajian Resep meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis. Kajian administratif meliputi: 1. nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan; 2. namadokter,nomorSuratIzinPraktik(SIP),alamat,nomortelepondan paraf; dan 3. tanggal penulisan Resep. Kajian kesesuaian farmasetik meliputi: 1. bentuk dan kekuatan sediaan; 2. stabilitas; dan 3. kompatibilitas (ketercampuran Obat). Pertimbangan klinis meliputi: 1. ketepatan indikasi dan dosis Obat; 2. aturan, cara dan lama penggunaan Obat; 3. duplikasi dan/atau polifarmasi; 4. reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat,manifestasi klinis lain); 5. kontra indikasi; dan 6. interaksi. ----------------------- Page 12------------------------ 12 -JikaditemukanadanyaketidaksesuaiandarihasilpengkajianmakaApoteker harus menghubungi dokter penulis Resep.B. Dispensing Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan danpemberian informasiObat. Setelah melakukan pengkajian Resep dilakukan hal sebagai berikut: 1. Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan Resep:-menghitung kebutuhan jumlah Obat sesuai dengan Resep;-mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan memperhatikannamaObat,tanggalkadaluwarsadankeadaan fisik Obat. 2. Melakukan peracikan Obat bila diperlukan 3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi:-warna putih untuk Obat dalam/oral;-warna biru untuk Obat luar dan suntik;-menempelkan label kocok dahulu pada sediaan bentuk suspensi atau emulsi.4. MemasukkanObatkedalamwadahyangtepatdanterpisahuntukObatyangberbedauntukmenjagamutu Obatdanmenghindaripenggunaan yang salah. Setelah penyiapan Obat dilakukan hal sebagai berikut: 1. Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukanpemeriksaankembalimengenaipenulisannamapasienpadaetiket,carapenggunaansertajenisdanjumlahObat(kesesuaianantarapenulisan etiket dengan Resep);2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien;4. Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat; 5. Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal yang terkaitdengan Obat antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yangharus dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan Obatdan lain-lain; 6. PenyerahanObatkepadapasienhendaklahdilakukandengancara yangbaik,mengingatpasiendalamkondisitidaksehatmungkinemosinya tidak stabil; 7. Memastikan bahwayangmenerima Obat adalah pasienataukeluarganya; 8. MembuatsalinanResepsesuaidenganResepaslidandiparafoleh Apoteker (apabila diperlukan);----------------------- Page 13------------------------ 13 - 9. Menyimpan Resep pada tempatnya; 10. Apoteker membuat catatan pengobatan pasien dengan menggunakanFormulir 5 sebagaimana terlampir. Apoteker di Apotek juga dapat melayani Obat non Resep atau pelayananswamedikasi. Apoteker harus memberikan edukasi kepada pasien yangmemerlukan Obat non Resep untuk penyakit ringan dengan memilihkanObat bebas atau bebas terbatas yang sesuai.C. Pelayanan Informasi Obat (PIO)PelayananInformasiObatmerupakankegiatanyangdilakukanolehApotekerdalam pemberian informasi mengenaiObat yangtidakmemihak,dievaluasidengankritisdandenganbuktiterbaikdalamsegalaaspekpenggunaanObatkepadaprofesikesehatanlain,pasienatau masyarakat. Informasi mengenaiObat termasuk Obat Resep, Obatbebas dan herbal. Informasimeliputidosis,bentuksediaan,formulasikhusus,rutedanmetoda pemberian, farmakokinetik, farmakologi, terapeutik danalternatif, efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui,efek samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari Obat dan lain-lain. Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Apotek meliputi: 1. menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan; 2. membuat dan menyebarkan buletin/brosur/leaflet, pemberdayaan masyarakat (penyuluhan);3. memberikan informasi dan edukasi kepada pasien;4. memberikanpengetahuandanketerampilan kepada mahasiswa farmasi yang sedang praktik profesi; 5. melakukan penelitian penggunaan Obat;6. membuat atau menyampaikan makalah dalam forum ilmiah;7. melakukan program jaminan mutu. PelayananInformasiObatharusdidokumentasikanuntukmembantupenelusurankembali dalamwaktu yangrelatif singkat denganmenggunakan Formulir 6 sebagaimana terlampir.Hal-hal yang harus diperhatikandalamdokumentasi pelayananInformasi Obat : 1. Topik Pertanyaan; 2. Tanggal dan waktu Pelayanan Informasi Obat diberikan;3. Metode Pelayanan Informasi Obat (lisan, tertulis, lewat telepon);----------------------- Page 14----------------------- - 14 -4. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti riwayat alergi, apakahpasien sedanghamil/menyusui, data laboratorium);5. Uraian pertanyaan;6. Jawaban pertanyaan;7. Referensi; 8. Metodepemberianjawaban(lisan,tertulis,pertelepon)dandata Apoteker yang memberikan Pelayanan Informasi Obat.D. KonselingKonselingmerupakanprosesinteraktifantara Apoteker denganpasien/keluargauntuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman,kesadarandankepatuhansehinggaterjadiperubahanperilakudalampenggunaanObatdanmenyelesaikanmasalahyangdihadapipasien.Untukmengawalikonseling, Apoteker menggunakan threeprimequestions. Apabila tingkat kepatuhan pasien dinilai rendah, perludilanjutkandengan metode Health Belief Model.Apoteker harusmelakukan verifikasibahwa pasienataukeluarga pasiensudahmemahami Obat yang digunakan. Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling: 1. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal, ibu hamil dan menyusui).2. Pasiendengan terapi jangka panjang/penyakitkronis (misalnya: TB, DM, AIDS, epilepsi).3. Pasienyang menggunakan Obat dengan instruksi khusus (penggunaan kortikosteroid dengan tappering down/off).4. Pasien yangmenggunakanObat dengan indeks terapi sempit (digoksin,fenitoin, teofilin).5. Pasiendenganpolifarmasi;pasienmenerimabeberapaObatuntuk indikasipenyakityangsama.Dalamkelompokinijugatermasuk pemberian lebih dari satuObat untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis Obat.6. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.Tahap kegiatan konseling: 1. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien2. MenilaipemahamanpasiententangpenggunaanObatmelaluiThree Prime Questions, yaitu: - Apa yang disampaikan dokter tentang Obat Anda? - ApayangdijelaskanolehdoktertentangcarapemakaianObatAnda? - Apayangdijelaskanolehdoktertentanghasilyangdiharapkansetelah Anda menerima terapi Obat tersebut?----------------------- Page 15----------------------- - 15 -3. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan Obat4. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah penggunaan Obat5. Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasienApoteker mendokumentasikan konseling dengan meminta tanda tanganpasien sebagai bukti bahwa pasien memahami informasi yang diberikandalam konselingdengan menggunakan Formulir 7 sebagaimanaterlampir.E. Pelayanan Kefarmasian di Rumah (home pharmacy care)ApotekersebagaipemberilayanandiharapkanjugadapatmelakukanPelayananKefarmasianyangbersifatkunjunganrumah,khususnyauntuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronislainnya. JenisPelayananKefarmasiandirumahyangdapatdilakukanolehApoteker, meliputi : 1.Penilaian/pencarian(assessment) masalahyang berhubungandengan pengobatan 2.Identifikasi kepatuhan pasien 3.Pendampingan pengelolaan Obat dan/atau alat kesehatan di rumah,misalnya cara pemakaian Obat asma, penyimpanan insulin 4.Konsultasi masalah Obat atau kesehatan secara umum 5.Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan Obatberdasarkan catatan pengobatan pasien 6.Dokumentasi pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di rumah denganmenggunakan Formulir 8 sebagaimana terlampir.F.Pemantauan Terapi Obat (PTO)Merupakan proses yang memastikan bahwaseorang pasienmendapatkan terapiObatyang efektif danterjangkaudenganmemaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping.Kriteria pasien:a. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui. b. Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis. c. Adanya multidiagnosis.d. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.e. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.f. MenerimaObatyangseringdiketahuimenyebabkanreaksiObat yang merugikan. ----------------------- Page 16------------------------ 16 - Kegiatan: a.Memilih pasien yang memenuhi kriteria. b.Mengambildatayangdibutuhkanyaituriwayatpengobatanpasien yangterdiridaririwayatpenyakit,riwayatpenggunaanObatdan riwayatalergi;melaluiwawancaradenganpasienataukeluarga pasien atau tenaga kesehatan lain c.MelakukanidentifikasimasalahterkaitObat.MasalahterkaitObat antaralain adalahadanyaindikasi tetapi tidakditerapi, pemberian Obattanpa indikasi, pemilihanObat yang tidak tepat, dosis terlalu tinggi, dosis terlalu rendah, terjadinya reaksi Obatyang tidak diinginkan atau terjadinya interaksi Obat d. Apotekermenentukanprioritasmasalahsesuaikondisipasiendan menentukan apakah masalah tersebut sudah atauberpotensi akan terjadi e.Memberikanrekomendasiataurencanatindaklanjutyangberisi rencanapemantauandengantujuanmemastikanpencapaianefek terapi dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki f.Hasil identifikasi masalah terkaitObatdan rekomendasi yang telah dibuat olehApotekerharusdikomunikasikandengantenaga kesehatan terkait untuk mengoptimalkan tujuan terapi. g.Melakukan dokumentasi pelaksanaan pemantauan terapi Obat dengan menggunakan Formulir 9 sebagaimana terlampir.G. Monitoring Efek Samping Obat (MESO) MerupakankegiatanpemantauansetiapresponterhadapObatyang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis. Kegiatan: a.MengidentifikasiObatdanpasienyangmempunyairesikotinggi mengalami efek samping Obat. b.Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO) c.Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional dengan menggunakan Formulir 10 sebagaimana terlampir. Faktor yang perlu diperhatikan: a.Kerjasama dengan tim kesehatan lain. b.Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat. ----------------------- Page 17----------------------- - 17 -BAB IVSUMBER DAYA KEFARMASIANA. Sumber Daya ManusiaPelayanan Kefarmasian di Apotekdiselenggarakan oleh Apoteker, dapatdibantuoleh Apotekerpendampingdan/atau Tenaga TeknisKefarmasianyangmemilikiSuratTandaRegistrasi,SuratIzinPraktikatau Surat Izin Kerja. DalammelakukanPelayananKefarmasianApotekerharusmemenuhikriteria: 1. Persyaratan administrasi a.Memiliki ijazah dari institusi pendidikan farmasi yang terakreditasi b.Memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) c. Memiliki sertifikat kompetensi yang masih berlaku d.Memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)2. Menggunakan atributpraktikantaralain bajupraktik,tanda pengenal.3. Wajibmengikutipendidikanberkelanjutan/Continuing Professional Development(CPD)dan mampu memberikanpelatihan yang berkesinambungan.4. Apoteker harusmampumengidentifikasikebutuhan akan pengembangan diri, baik melalui pelatihan, seminar, workshop, pendidikan berkelanjutan atau mandiri. 5. Harus memahami dan melaksanakan serta patuh terhadap peraturan perundangundangan,sumpahApoteker,standarprofesi(standar pendidikan,standarpelayanan,standarkompetensidankodeetik) yang berlaku . Dalam melakukan Pelayanan Kefarmasian seorang apoteker harusmenjalankan peran yaitu: a. Pemberi layanan Apoteker sebagai pemberi pelayanan harus berinteraksi dengan pasien.Apotekerharusmengintegrasikanpelayanannyapadasistem pelayanan kesehatan secara berkesinambungan.b. Pengambil keputusan Apoteker harus mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan denganmenggunakanseluruhsumberdayayangadasecaraefektif dan efisien. c. Komunikator Apoteker harus mampu berkomunikasi dengan pasien maupun profesikesehatanlainnyasehubungandenganterapipasien.Oleh karena itu harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik.----------------------- Page 18----------------------- - 18 - d. Pemimpin Apoteker diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin. Kepemimpinan yang diharapkan meliputi keberanian mengambil keputusanyangempatidanefektif,serta kemampuan mengkomunikasikan dan mengelola hasil keputusan. e. Pengelola Apoteker harus mampu mengelola sumber daya manusia, fisik, anggarandaninformasisecaraefektif.Apotekerharusmengikuti kemajuan teknologi informasi dan bersediaberbagi informasi tentang Obat dan hal-hal lain yang berhubungan dengan Obat. f.Pembelajar seumur hidup Apotekerharusterusmeningkatkanpengetahuan, sikap dan keterampilanprofesimelaluipendidikanberkelanjutan(Continuing Professional Development/CPD) g. Peneliti Apoteker harus selalu menerapkan prinsip/kaidah ilmiah dalam mengumpulkan informasiSediaanFarmasi dan Pelayanan Kefarmasian danmemanfaatkannyadalam pengembangan dan pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian. B. Sarana dan PrasaranaApotekharusmudahdiaksesolehmasyarakat.Saranadanprasarana ApotekdapatmenjaminmutuSediaanFarmasi,AlatKesehatan,dan Bahan Medis HabisPakai serta kelancaranpraktik Pelayanan Kefarmasian. SaranadanprasaranayangdiperlukanuntukmenunjangPelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi sarana yang memiliki fungsi: 1. Ruang penerimaan Resep RuangpenerimaanResepsekurang-kurangnyaterdiridaritempat penerimaanResep,1(satu)setmejadankursi,serta1(satu)set komputer. Ruang penerimaan Resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien. 2. RuangpelayananResepdanperacikan(produksisediaansecara terbatas) Ruang pelayanan Resep dan peracikan atau produksi sediaan secara terbatas meliputi rakObatsesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan sekurang-kurangnya disediakan peralatan peracikan, timbanganObat,airminum(airmineral)untukpengencer,sendok Obat, bahan pengemas Obat, lemari pendingin, termometer ruangan, blankosalinanResep,etiketdanlabelObat.Ruanginidiaturagar mendapatkancahaya dansirkulasiudarayangcukup, dapat dilengkapi dengan pendingin ruangan (air conditioner).----------------------- Page 19----------------------- - 19 -3. Ruang penyerahan Obat Ruang penyerahanObatberupa konter penyerahanObat yang dapat digabungkan dengan ruang penerimaan Resep.4. Ruang konseling Ruangkonselingsekurang-kurangnyamemilikisatusetmejadan kursi konseling, lemari buku, buku-buku referensi, leaflet, poster, alat bantu konseling, buku catatan konseling dan formulir catatan pengobatan pasien.5. RuangpenyimpananSediaanFarmasi,AlatKesehatan,danBahan Medis Habis Pakai Ruang penyimpananharus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur, kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas. Ruang penyimpanan harus dilengkapi dengan rak/lemari Obat, pallet, pendingin ruangan (AC), lemari pendingin,lemaripenyimpanankhususnarkotikadanpsikotropika, lemari penyimpanan Obat khusus, pengukur suhu dan kartu suhu. 6. Ruang arsip Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan denganpengelolaanSediaanFarmasi,AlatKesehatan,danBahan Medis Habis Pakai sertaPelayananKefarmasian dalam jangka waktu tertentu. ----------------------- Page 20----------------------- - 20 -BAB V EVALUASI MUTU PELAYANAN KEFARMASIANEvaluasi mutu di Apotek dilakukan terhadap:A. Mutu Manajerial 1. Metode Evaluasia)Audit Audit merupakan usaha untukmenyempurnakankualitaspelayanandenganpengukurankinerjabagiyangmemberikanpelayanandenganmenentukankinerjayangberkaitandenganstandar yang dikehendaki.Oleh karena itu,audit merupakan alat untuk menilai, mengevaluasi,menyempurnakan PelayananKefarmasian secara sistematis. Audit dilakukan oleh Apoteker berdasarkan hasil monitoringterhadap proses dan hasil pengelolaan. Contoh: audit Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai lainnya (stock opname)audit kesesuaian SPOaudit keuangan (cash flow, neraca, laporan rugi laba) b)ReviewReviewyaitutinjauan/kajianterhadappelaksanaanPelayananKefarmasian tanpa dibandingkan dengan standar. Review dilakukanolehApotekerberdasarkanhasilmonitoringterhadappengelolaanSediaanFarmasidanseluruhsumberdaya yang digunakan.Contoh: pengkajian terhadap Obat fast/slow moving perbandingan harga Obat c) ObservasiObservasidilakukanolehApotekerberdasarkanhasilmonitoringterhadap seluruh proses pengelolaan Sediaan Farmasi.Contoh : observasi terhadap penyimpanan Obatproses transaksi dengan distributorketertiban dokumentasi 2. Indikator Evaluasi Mutua)kesesuaian proses terhadap standarb)efektifitas dan efisiensi ----------------------- Page 21------------------------ 21 -B. Mutu Pelayanan Farmasi Klinik 1. Metode Evaluasi Mutu a)Audit Audit dilakukan oleh Apoteker berdasarkan hasil monitoring terhadap proses dan hasil pelayanan farmasi klinik. Contoh : audit penyerahan Obat kepada pasien oleh Apoteker audit waktu pelayanan b)Review ReviewdilakukanolehApotekerberdasarkanhasilmonitoring terhadap pelayanan farmasi klinik dan seluruh sumber daya yang digunakan. Contoh: review terhadap kejadianmedication error c) Survei Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. SurveidilakukanolehApotekerberdasarkanhasilmonitoring terhadapmutu pelayanan denganmenggunakan angket/kuesioner atau wawancara langsung Contoh: tingkat kepuasan pasien d)Observasi Observasi yaitu pengamatan langsung aktivitas atau proses denganmenggunakanceklistatau perekaman.Observasi dilakukanolehberdasarkanhasilmonitoringterhadapseluruh proses pelayanan farmasi klinik. Contoh : observasi pelaksanaan SPO pelayanan 2.Indikator Evaluasi Mutu Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi mutu pelayanan adalah : a) Pelayanan farmasi klinik diusahakanzero deffectdarimedication error b) Standar Prosedur Operasional (SPO): untuk menjamin mutu pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan c) Lama waktu pelayanan Resep antara 15-30 menit d) KeluaranPelayananKefarmasian secara klinik berupa kesembuhan penyakit pasien,pengurangan atau hilangnya gejala penyakit, pencegahan terhadappenyakitataugejala, memperlambat perkembangan penyakit. ----------------------- Page 22----------------------- - 22 -BAB VIPENUTUPStandar Pelayanan Kefarmasian di Apotek ditetapkan sebagai acuanpelaksanaan Pelayanan Kefarmasian diApotek. Untukkeberhasilanpelaksanaan StandarPelayananKefarmasian diApotekdiperlukankomitmen dan kerjasama semua pemangku kepentingan. Hal tersebut akanmenjadikanPelayananKefarmasiandiApoteksemakinoptimaldandapatdirasakanmanfaatnyaolehpasiendanmasyarakatyangpadaakhirnyadapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd NAFSIAH MBOI .----------------------- Page 23----------------------- Formulir1BERITA ACARA PEMUSNAHAN OBAT KADALUWARSA/RUSAK Padahariini........................tanggal................bulan.....................tahun.....................sesuaidenganPeraturan MenteriKesehatan RepublikIndonesia Nomor 35 Tahun 20 14 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian diApotek , kami yang bertanda tangan di bawah ini :Nama Apoteker Pengelola Apotek :Nomor SIPA :Nama Apotek:Alamat Apotek:Dengan disaksikan oleh :1 Nama:NIP : Jabatan: 2Nama:NIP : Jabatan:Telahmelakukan pemusnahanObatsebagaimana tercantum dalam daftarterlampir.Tempat dilakukan pemusnahan :................................................................Demikianlahberitaacarainikamibuatsesungguhnyadenganpenuhtanggung jawab.Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada :1.Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota 2.Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan3.Kepala Dinas Kesehatan Provinsi 4.Arsip di Apotek.20..Saksi-saksi yang membuat berita acara1 NIP.NO. SIPA. 2..NIP ----------------------- Page 24----------------------- DAFTAR OBAT YANG DIMUSNAHKAN No. Nama Obat JumlahAlasan Pemusnahan .20.. Saksi-saksiyang membuat berita acara1 NIP. NO. SIPA.2 .. NIP----------------------- Page 25----------------------- Formulir 2 BERITA ACARA PEMUSNAHAN RESEP Padahariini........................tanggal................bulan.....................tahun.....................sesuaidenganPeraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Nomor Nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar PelayananKefarmasian di Apotek , kami yang bertanda tangan di bawah ini :Nama Apoteker Pengelola Apotek :Nomor SIPA :Nama Apotek:Alamat Apotek:Dengan disaksikan oleh :1 Nama:NIP : Jabatan: 2Nama:NIP : Jabatan:Telah melakukan pemusnahan Resep pada Apotek kami, yang telahmelewati batas waktu penyimpanan selama 5 (lima) tahun, yaitu :Resepdaritanggal....................sampaidengantanggal..............................Seberat .............................. kg.Resep Narkotik.................. lembarTempat dilakukan pemusnahan : Demikianlahberitaacarainikamibuatsesungguhnyadenganpenuhtanggung jawab.Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada :1.Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota2.Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan3.Kepala Dinas Kesehatan Provinsi 4.Arsip di Apotek.20..Saksi-saksi yang membuat berita acara1 NIP.NO.SIPA. 2..NIP ----------------------- Page 26-----------------------Formulir 3 FORMULIR PELAPORAN PEMAKAIAN NARKOTIKA NamaSatuSaldo Pemasukan Pemasukan Penggunaan Penggunaan SaldoNarkotika an Awal Dari Jumlah Untuk JumlahAkhir ..,...........20. Apoteker ----------------------- Page 27----------------------- Formulir 4FORMULIR PELAPORAN PEMAKAIAN PSIKOTROPIKA Nama Satuan Saldo PemasukPemasukan Penggunaan Penggunaan SaldoPsikotropikaAwal an Dari Jumlah Untuk JumlahAkhir ..,...........20.Apoteker ----------------------- Page 28-----------------------Formulir 5CATATAN PENGOBATAN PASIENNama Pasien :Jenis Kelamin :Umur:Alamat:No. Telepon : No Tanggal NamaNama Catatan PelayananDokterObat/Dosis/Cara Apoteker Pemberian----------------------- Page 29----------------------- Formulir 6 DOKUMENTASI PELAYANAN INFORMASI OBAT No. ..... Tanggal : .. Waktu : Metode :Lisan/Tertulis/Telepon )*1. Identitas Penanya Nama .. No. Telp. Status : Pasien / Keluarga Pasien / Petugas Kesehatan (..)*2. Data Pasien Umur : .tahun; Tinggi : .... cm;Berat : kg; Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan )* Kehamilan : Ya (minggu)/Tidak )* Menyusui : Ya/Tidak )*3. Pertanyaan Uraian Pertanyaan : .. .. .. Jenis Pertanyaan: Identifikasi Obat Stabilitas Farmakokinetika Interaksi ObatDosisFarmakodinamika Harga ObatKeracunanKetersediaan Obat Kontra Indikasi Efek Samping Lain-lain Cara PemakaianObat ..Penggunaan Terapeutik 4. Jawaban .. .. ..5. Referensi .. ..6. Penyampaian Jawaban : Segera/Dalam 24 jam/Lebih dari 24 jam )*Apoteker yang menjawab :Tanggal : Waktu : .Metode Jawaban : Lisan/Tertulis/Telepon )*----------------------- Page 30----------------------- Formulir 7 DOKUMENTASI KONSELINGNama Pasien: Jenis kelamin: Tanggal lahir: Alamat : Tanggal konseling: Nama Dokter: Diagnosa : Nama obat, dosis : dan carapemakaianRiwayat alergi : Keluhan: Pasien pernah: Ya/tidakdatang konselingsebelumnya: Tindak lanjut Pasien Apoteker .................... .................----------------------- Page 31-----------------------Formulir 8 DOKUMENTASI PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH (HOME PHARMACY CARE)Nama Pasien :Jenis Kelamin :Umur:Alamat:No. Telepon : No Tanggal KunjunganCatatan Pelayanan Apoteker ................... 20.... Apoteker ----------------------- Page 32-----------------------Formulir 9DOKUMENTASI PEMANTAUAN TERAPI OBATNama Pasien :Jenis Kelamin :Umur:Alamat:No. Telepon :No TanggalCatatan Nama Obat,IdentifikasiRekomendasi/ Pengobatan Dosis, Cara Masalah Tindak Lanjut PasienPemberianterkait Obat Riwayat penyakit Riwayat penggunaan obat Riwayat alergi ........................,20.... Apoteker ----------------------- Page 33-----------------------Formulir10FORMULIR MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO) Nama Apotek :Alamat:Kabupaten/Kota :Provinsi:Triwulan/Tahun : Informasi Obat Informasi PasienBen NoObat Pemberian KTD/ESO Natuk Betsyang Nama Noma Sedi digun Pelapor Obaan akanat bersa maanRiwayatNama/JenisUmCaDosis/ TangTangDeskTangTangg KesudKTD/ESOInisial Kelamur raWaktu gal galripsigal alahanyangpasien in MulaAkhir Mula Akhir pernahdialami1. 2. 3. 4. ..,...........20 Apoteker