Plasenta Previa

15
PLASENTA PREVIA Definisi Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demekian rupa hingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum. Klasifikasi 1. Plasenta previa totalis atau komplit Merupakan plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum 2. Plasenta previa parsialis Merupakan plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum 3. Plasenta previa marginalis Merupakan plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum 4. Plasenta letak rendah Merupakan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa hingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum.

description

obstetri

Transcript of Plasenta Previa

Page 1: Plasenta Previa

PLASENTA PREVIA

Definisi

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim

demekian rupa hingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.

Klasifikasi

1. Plasenta previa totalis atau komplit

Merupakan plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum

2. Plasenta previa parsialis

Merupakan plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum

3. Plasenta previa marginalis

Merupakan plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri

internum

4. Plasenta letak rendah

Merupakan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim

demikian rupa hingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm

dari ostium uteri internum.

Insiden

Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada usia

di atas 30 tahun juga lebih sering pada kehamilan ganda daripada kehamilan

ganda daripada kehamilan tunggal. Uterus bercacat ikut mempertinggi angka

kejadiannya. Pada beberapa rumah sakit umum pemerintah dilaporkan insidennya

berkisar 1,7% sampai dengan 2,9%. Di negara maju insidennya lebih rendah yaitu

kurang dari 1%, mungkin disebabkan berkurangnya perempuan hamil paritas

Page 2: Plasenta Previa

tinggi. Dengan meluasnya penggunaan ultrasonografi dalam obstetrik yang

memungkinkan deteksi lebih dini, insiden plasenta previa bisa lebih tinggi.

Etiologi

Penyebab blastokista berimplantasi pada segmen bawah rahim berjumlah

diketahui dengan pasti. Mungkin secara kebetulan saja blastokista menimpa

desidua di daerah segmen bawah rahim tanpa latar belakang lain yang mungkin.

Teori lain mengemukakan sebagai salah satu penyebabnya adalah vaskularisasi

desidua yang tidak memadai, mungkin sebagai akibat dari proses radang atau

atrofi. Paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim misalnya bekas bedah sesar, kerokan,

miomektomi, dan sebagainya berperan dalam proses peradangan dan kejadian

atrofi di endometrium yang semuanya dapat dipandang sebagai faktor resiko bagi

terjadinya plasenta previa. Cacat bekas bedah sesar berperan menaikkan insiden 2

sampai 3 kali. Pada perempuan perokok dijumpai insidensi plasenta previa lebih

tinggi dua kali lipat. Hipoksemia akibat karbonmono/oksida hasil pembakaran

rokok menyebabkan plasenta menjadi hipertrofi sebagai upaya kompensasi

plasenta yang terlalu besar seperti pada kehamilan ganda dan eritroblastostosis

fetalis bisa menyebabkan pertumbuhan plasenta melebar ke segmen bawah rahim

sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.

Patofisiologi

Pada usia kehamilan lanjut, umumnya pada trimester ketiga, dan mungkin juga

lebih awal, oleh karena telah mulai terbentuknya segmen bawah rahim, tapak

plasenta akan mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui tapak plasenta

terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis yang bertumbuh

menjadi bagian dari uteri. Dengan melebarnya istmus uteri menjadi segmen

Page 3: Plasenta Previa

bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi di situ sedikit banyak akan

mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua sebagai tapak plasenta.

Demikian pula pada waktu serviks mendatar (effacemente) dan membuka

(dilatation) ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat laserasi itu akan

menjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruangan

intervillus dari plasesnta. Oleh karena fenomena pembentukan segmen bawah

rahim itu perdarahan pada plasenta previa betapapun pasti akan terjadi

(unavoidable bleeding) perdarahan di tempat itu relatif dipermudah dan

diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan serviks tidak mampu

berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang demikiannya sangat minimal,

dengan akibat pembuluh darah pada tempat itu tidak akan tertutup dengan

sempurna. Perdarahan akan berhenti karena terjadi pembekuan kecuali jika ada

lasserasi mengenai sinus yang besar dari plasenta padamana perdarahan akan

berlangsung lebih banyak dan lebih lama. Oleh karena pembentukan segmen

bawah rahim itu akan berlangsung progresif dan bertahap, maka laserasi baru

akan mengulang kejadian perdarahan. Demikianlah perdarahan akan berulang tapa

sesuatu sebab lain (causeless). Darah yang keluar berwarna merah segar tanpa

rasa nyeri (painless). Pada plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum

perdarahan terjadi lebih awal dalam kehamilan oleh karena segmen bawah rahim

terbentuk lebih dahulu pada bagian terbawah yaitu pada bagian ostium uteri

internum. Sebaliknya, pada plasenta previa parsialis atau letak rendah, perdarahan

baru terjadi pada waktu mendekati atau mulai persalinan. Perdarahan pertama

biasanya sedikit tetapi cenderung lebih banyak pada perdarahan berikutnya. Untuk

berjaga-jaga mencegah syok hal tersebut perlu dipertimbangkan. Perdarahan

pertama sudah bisa terjadi pada kehamilan di bawah 30 minggu tetapi lebih

Page 4: Plasenta Previa

separuh kejadiannya pada umur kehamilan 34 minggu ke atas berhubung.

Berhubung tempat perdarahan terletak dekat dengan ostium uteri internum, maka

perdarahan lebih mudah mengalir ke luar rahim dan tidak membentuk hematoma

retroplasenta yang mampu merusak jaringan lebih luas dan melepaskan

tromboplastin ke dalam sirkulasi maternal. Dengan demikian sangat jarang terjadi

koagulopati pada plasenta previa.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dinding segmen bawah rahim yang

tipis mudah diinvasi oleh [ertumbuhan vili dari trofoblas, akibatnya plasenta

melekat lebih kuat pada dinding uterus. Lebih sering menjadi plasenta akreta dan

plasenta inkreta, bahakan plasenta perkreta yang pertumbuhan vilinya bisa samoai

menembus buli-buli dan ke rektum bersama plasenta previa. Plasenta akreta dan

inkreta lebih sering terjadi pada uterus yang sebelumnya pernah bedah sesar.

Segmen bawah rahim dan serviks yang rapuh mudah robek oleh sebab kurangnya

elemen otot yang terdapat di sana. Kedua kondisi ini berpotensi meningkatkan

kejadian perdarahan pada plasenta [previa, misalnya dalam kala 3 karena plasenta

sukar melepas dengan sempurna (retensio plasentae), atau setelah uri lepas karena

segmen bawah rahim tidak mampu berkontraksi dengan baik.

Gejala Klinik

Ciri yang menonjol pada plasenta revia adalah perdarahan uterus keluar melalui

vagina tanpa rasa nyeri. Perdarahan biasanya baru terjadi pada akhir trimester

kedua ke atas. Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri.

Perdarahan kembali terjadi tanpa sesuatu sebab yang jelas setelah beberapa waktu

kemudian, jadi berulang. Pada setiap pengulangan terjadi perdarahan yang lebih

banyak bahkan seperti mengalir. Pada plasenta letak rendah perdarahan baru

Page 5: Plasenta Previa

terjadi pada waktu mulai persalinan., perdarahan bisa sedikit sampai banyak mirip

pada solusio plasenta. Perdarahan diperhebat berhubung segmen bawah rahim

tidak mampu berkontraksi sekuat segmen atas rahim. Dengan demikian,

perdarahan bisa berlangsung sampai pasca persalinan. Perdarahan bisa juga

bertambah disebabkan serviks dan segmen bawah rahim pada plasenta previa

lebih rapuh dan mudah mengalami robekan. Robekan lebih mudah terjadi pada

upaya pengeluaran plasenta dengan tangan misalnya pada retensio plasenta

sebagai komplikasi plasenta akreta.

Berhubung plasenta terletak pada bagian bawah, maka pada palpasi

abdomen seriing ditemui bagian terbawah janin masih tinggi di atas simfisis

dengan letak janin tidak dalam letak memanjang. Palpasi abdomen tidak membuat

ibu hamil merasa nyeri dan perut tidak tegang.

Diagnosis

Perempuan hamil yang mengalami perdarahan dalam kehamilan lanjut biasanya

menderita plasenta previa atau solusio plasenta. Gambaran klinik yang klasik

sangat menolong membedakan antara keduanya. Dahulu untuk kepastian

diagnosis pada kasus dengan perdarahan banyak pasien dipersiapkan di dalam

kamar bedah demikian rupa segala sesuatunya termasuk staf dan perlengkapan

anastesi semua siap untuk tindakan bedah sesar. Dengan pasien dengan posisi bn

litotomi di atas meja operasidilakukan periksa dalam (vaginal toucher) dalam

lingkungan disinfeksi tingkat tinggi (DTT) secara hati-hati dengan jari telunjuk

dan jari tengah meraba forniks posterior untuk mendapat kesan ada atau tidak ada

bantalan antara jari dengan bagian terbawah janin. Perlahan jari-jari digerakkan

menuju pembukaan serviks untuk meraba jaringan plasenta .

Page 6: Plasenta Previa

Komplikasi

1. Anemia

Karena pembentukan segmen rahim terjadi secara ritmik, maka pelepasan

plasenta dari tempat melekatnya di uterus dapat berulang dan semakin

banyak, dan perdarahan yang terjadi tidak dapat dicegah sehingga

penderita mengalami anemia bahkan syok.

2. Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan sifat segmen

ini yang tipis memudahkan jaringan trofoblas dengan kemampuan

invasinya menerobos ke dalam miometrium bahkan sampai ke

perimetrium dan menjadi sebab plasenta inkreta bahkan plasenta perkreta.

Paling ringan adaah plasenta akreta yang perlekatannya lebih kuat tetapi

vilinya masih belum masuk ke dalam miometrium. Walaupun biasanya

tidak seluruh permukaan maternal plasenta mengalami akreta atau inkreta

akan tetapi dengan demikian terjadi retensio plasenta dan pada bagian

plasenta yang sudah terlepas timbullah perdarahan dalam kala tiga.

Komplikasi ini lebih sering terjadi pada uterus yang pernah seksio sesaria.

3. Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya akan pembuluh

darah sangat potensial untuk robek disertai oleh perdarahan yang banyak.

Oleh karena itu, harus sangat berhati-hati pada semua tindakan manual di

tempat ini misalnya pada waktu mengeluarkan anak melalui insisi pada

segmen bawah rahim ataupun waktu mengeluarkan plasenta dengan

tangan pada retensio plasenta. Apabila oleh salah satu sebab terjadi

perdarahan banyak yang tidak terkendali dengan cara-cara yang lebih

sederhana seperti penjahitan segmen bawah rahim, ligasi arteria uterina,

Page 7: Plasenta Previa

ligasi arteria ovarika, pemasangan tampon, atau ligasi arteria hipogastrika,

maka pada keadaan yang sangat gawat seperti ini jalan keluarnya adalah

melakukan histerektomi total. Morbiditas dari semua tindakan ini tentu

merupakan komplikasi tidak langsung dari plasenta previa.

4. Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi. Hal ini

memaksa lebih sering mengambil tindakan operasi dengan segala

konsekuensinya.

5. Kelahiran prematur dan gawat janin sering tidak terhindarkan sebagian

oleh karena tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan dalam

kehamilan belum aterm. Pada kehamilan < 37 minggu dapat dilakukan

amniosentesis untuk mengetahui kematangan paru janin dan pemberian

kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru janin sebagai upaya

antisipasi.

6. Komplikasi lain dari plasenta previa yang dilaporkan dalam kepustakaan

selain masa rawatan yang lebih lama, adalah beresiko tinggi untuk solusio

plasenta (Resiko Relatif 13,8), seksio sesaria (RR 3,9), kelainan letak

janin (RR 2,8), perdarahan pasca persalinan (RR 1,7), kematian maternal

akibat perdaarahan (50%), dan disseminated iintravascular coagulation

(DIC) 15,9%.

Penanganan

Setiap perempuan hamil yang mengalami perdarahan dalam trimester kedua atau

trimester ketiga harus dirawat di dalam rumah sakit. Pasien diminta istirahat

baring dan dilakukan pemeriksaan darah lengkap termasuk golongan darah dan

faktor Rh. Jika Rh negaif RhoGam perlu diberikan pada pasien yang belum

Page 8: Plasenta Previa

pernah mengalami sensitisasi. Jika kemudian ternyata perdarahan tidak banyak

dan

Prognosis

Prognosis ibu dan anak dengan plasenta previa dewasa ini lebih baik

dibandingkan dengan masa lalu. Hal ini berkaitan dengan diagnosis yang lebih

dini dan tidak invasif dengan USG di samping ketersediaan transfusi darah dan

infus cairan telah ada di hampir semua rumah sakit kabupaten. Rawat inap yang

lebih radikal ikut berperan terutama bagi kasus yang pernah melahirkan dengan

seksio sesarea atau bertempat tinggal jauh dari fasilitas yang diperlukan.

Penurunan jumlah ibu hamil dengan paritas tinggi dan usia tinggi berkat

sosialisasi program keluarga berencana menambah penurunan insiden plasenta

previa. Dengan demikian, banyak komplikasi maternal yang dapat dihindarkan.

Namun, nasib janin masih belum terlepas dari komplikasi kelahiran prematur baik

yang lahir spontan maupun karena intervensi seksio sesarea. Karenanya kelahiran

prematur beum sepenuhnya dihindari sekaliun tindakan konservatif diberlakukan.

Pada satu penelitian yang melibatkan 93.000 persalinan oleh Crane dan kawan-

kawan (1999) dilaporkan angka kelahiran prematur 47 %. Hubungan hambatan

pertumbuhan janin dan kelainan bawaan dengan plasenta previa belum terbukti.

Vasa Previa

Vasa previa adalah keadaan di mana pembuluh darah janin berada di dalam

selaput ketuban dan melewati ostium uteri internum untuk kemudian sampai ke

dalam insersinya di tali pusat. Perdarahan terjadi bila selaput ketuban yang

melewati pembukaan serviks robek atau pecah dan vaskular janin itu pun ikut

Page 9: Plasenta Previa

terputus. Perdarahan antepartum pada vasa previa menyebabkan angka kematian

janin yag tinggi (33% sampai 100%).

Faktor resiko antara lain pada plasenta bilobata, plasenta suksenturiata, plasenta

letak rendah, kehamilan pada fertilisasi in vitro, dan kehamilan ganda terutama

triplet. Semua keadaan ini berpeluang lebih besar bahwa vaskular janin dan

selaput ketuban melewati ostium uteri. Secara teknis keadaan ini dimungkinkan

pada dua situasi yaitu pada insersio velamentosa dan , plasenta suksenturiata.

Pembuluh darah janin yang melewati pembukaan serviks tidak terlindung dari

bahaya terputus ketika ketuban pecah dalam persalinan dan janin mengalami

perdarahan akut yang banyak.

Keadaan ini sangt jarang kira-kira 1 dalam 1.000 smapai 5.000 kehamilan. Untuk

berjaga-jaga ada baiknya bila dalam asuhan prenatal ketika pemeriksaan USG

dilakukan, perhatian diperluas kepada keadaan ini dengan pemeriksaan

transvaginal Color Doppler ultrasonografi. Bila terduga telah terjadi perdarahan

fetal, untuk konfirmasi dibuat pemeriksaan yang bisa memastikandarah tersebut

berasal dari tubuh janin dengan pemeriksaan APT atau Kleihauer-Betke.

Pemeriksaan ini didasari darah janin yang tahan terhadap suasana alkali.

Pemeriksaan yang terbaik adalah dengan elektroforesis.

Bila diagnosis dapat ditegakkan sebelum persalinan, maka tindakan terpilih untuk

menyelamatkan janin adalah melalui bedah sesar.