plasenta previa

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plasenta merupakan organ yang berfungsi untuk memberi nutrisi untuk perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2007). Plasenta previa merupakan salah satu komplikasi kehamilan, dimana plasenta berada pada bagian terendah dari rahim (uterus) dan menutupi seluruh atau sebagian jalam menuju serviks (leher rahim). Plasenta previa biasanya terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan, disertai dengan terjadinya perdarahan per vaginam (melalui vagina), yang merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin (Benson, 2008). Angka kematian plasenta previa dinegara maju berkisar antara 0,26% - 2,00% dari seluruh jumlah kehamilan, sedangkan di Indonesia dilaporkan oleh beberapa peneliti berkisar antara 2,4% - 3,56% dari seluruh kehamilan. Angka kejadian plasenta previa relatif tetap tinggi yaitu rata-rata 0,36% - 0,37%, tetapi pada dekade selanjutnya angka kejadian meningkat menjadi 0,48% (Wardana, 2007). Menurut data sertifikat kelahiran di Amerika Serikat tahun 2003, plasenta previa mempersulit hampir I diantara 300 pelahiran (Martin dkk., 2005). Dari Nova Scotia, Crane dkk., (1999) menemukan insiden sebesar I diantara 300 pada hampir 93000 perlahiran. Di Parkland Hospital, insiden ditemukan sebesar I diantara 390 pada lebih dari 280.000 pelahiran yang terjadi antara tahun 1998 dan 2006. Prevalensi ini sangat mirip bila dipertimbangkan bahwa tidak terdapat kepastian mengenai 1

description

good bangettttty

Transcript of plasenta previa

Page 1: plasenta previa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Plasenta merupakan organ yang berfungsi untuk memberi nutrisi untuk perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2007). Plasenta previa merupakan salah satu komplikasi kehamilan, dimana plasenta berada pada bagian terendah dari rahim (uterus) dan menutupi seluruh atau sebagian jalam menuju serviks (leher rahim). Plasenta previa biasanya terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan, disertai dengan terjadinya perdarahan per vaginam (melalui vagina), yang merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin (Benson, 2008).

Angka kematian plasenta previa dinegara maju berkisar antara 0,26% - 2,00% dari seluruh jumlah kehamilan, sedangkan di Indonesia dilaporkan oleh beberapa peneliti berkisar antara 2,4% - 3,56% dari seluruh kehamilan. Angka kejadian plasenta previa relatif tetap tinggi yaitu rata-rata 0,36% - 0,37%, tetapi pada dekade selanjutnya angka kejadian meningkat menjadi 0,48% (Wardana, 2007).

Menurut data sertifikat kelahiran di Amerika Serikat tahun 2003, plasenta previa mempersulit hampir I diantara 300 pelahiran (Martin dkk., 2005). Dari Nova Scotia, Crane dkk., (1999) menemukan insiden sebesar I diantara 300 pada hampir 93000 perlahiran. Di Parkland Hospital, insiden ditemukan sebesar I diantara 390 pada lebih dari 280.000 pelahiran yang terjadi antara tahun 1998 dan 2006. Prevalensi ini sangat mirip bila dipertimbangkan bahwa tidak terdapat kepastian mengenai definisi dan identifikasi, karena alasan yang telah dibicarakan sebelumnya.

Peristiwa yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa nyeri, yang biasanya tidak terjadi hingga mendekati akhir trimester kedua atau setelahnya. Namun, perdarahan dapat terjadi sebelumnya, dan terkadang aborsi dapat terjadi akibat lokasi abnormal plasenta yang sedang berkembang.

Pada banyak kasus plasentaa previa, perdarahan dimulai tanpa gejala peringatan dan tanpa disertai nyeri pada perempuan yang sebelumnya mengalami riwayat pranatal normal. Untungnya, perdarahan inisial ini jarang sedemikian masif sehingga fatal. Biasanya, perdarahan ini berhenti, kemudian berulang kembali. Pada beberapa perempuan, khususnya mereka dengan plasenta yang berimplementasi di dekat tetapi tidak menutupi ostium uteri internum, perdarahan tidak terjadi hingga dimulainya persalinan. Kemudian, perdarahan dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga masif, dan secara klinis, dapat menyerupai solusio plasenta.

1

Page 2: plasenta previa

Penyebab perdarahan ditekankan kembali: jika plasenta terletak menutupi ostium uteri internum, pembentukan segmen bawah uterus dan pembukaan ostium uteri internum, pembentukan segmen bawah uterus dan pembukaan ostium uteri internum akan menyebabkan perobekan perlekatan plasenta. Perdarahan ini diperhebat oleh ketidakmampuan bawaan serat miometrium di segmen bawah uterus untuk berkontraksi untuk menutup pembuluh yang terobek.

Perdarahan dari tempat implantasi di segmen bawah uterus dapat berlanjut setelah dilahirkannya plasenta kaarena segmen bawah uterus berkontraksi dengan buruk. Perdarahan dapat pula terjadi dari robekan di serviks dan segmen bawah uterus yang rapuh, khususnya setelah pengeluaran manual plasenta yang agak melekat.

Sebagai seorang perawat hendaknya dapat memahami hal-hal tersebut termasuk diagnosa plasenta previa, jenis-jenis dari plasenta previa, komplikasi apa saja yang dapat terjadi dari plasenta previa serta perencanaan dan penanganan yang dapat diberikan dengan tujuan agar ibu dan janin tetap dapat selamat sehingga angka kematian maternal dan neonatal menjadi turun.

Oleh karena itu, pada makalah ini tim penyusun akan membahas tentang asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dean plasenta previa yang akan diulas dari segi tinjauan teori maupun tinjauan kasus.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah konsep dasar teori dari plasenta previa?

2. Bagaimanakah asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan plasenta previa?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui konsep dasar teori dari plasenta previa

2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan plasenta previa

2

Page 3: plasenta previa

BAB II

KONSEP DASAR TEORI

2.1 Definisi Plasenta Previa

Perdarahan yang terjadi pada trimester II lebih banyak disebabkan oleh kelainan letak implantasi plasenta atau plasenta previa. Plasenta previa berasal dari bahasa latin yaitu pre artinya sebelum dan via yang berasal dari kata viaduct dan avenue yang berarti jalan lahir. Placenta previa diartikan sebagai keadaan dimana plasenta ternidasi secara tidak normal sehingga menghalangi jalan lahir. Angka kejadian plasenta previa berkisar 5-20% dari letak plasenta normal (Miller,2004) dan 1% merupakan plasenta previa totalis.

Gambar 2.1 Plasenta Previa

2.2 Etiologi

Penyebab pasti plasenta previa hingga saat ini belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa faktor risiko terjadinya plasenta previa (Miller,2004), riwayat section secareare dipersalinan sebelumnya, di mana hal tersebut dihubungkan dengan jejas pada uteus, yang memungkinkan plasenta mencari tempat yang tepat untuk menanamkan diri, multiparitas, pada ibu dengan paritas lebih dari 2 memiliki kemungkinan mengalami plasenta previa 60-70% (Erez dkk,2012), usia ibu terlalu tua memiliki kemungkinan mengalami plasenta previa sebesar 30% (Erez dkk,2012), kehamilan kembar,kelainan haematologi ibu, kebiasaan ibu kurang baik seperti mengkonsumsi rokok dan obat-obatan terlarang (Oyelese dkk,2006).

2.3 Klasifikasi

Berdasarkan letak implantasinya, plasenta previa dibedakan menjadi empat, yaitu :

3

Page 4: plasenta previa

1. Plasenta previa complete, di mana bagian plasenta menutup ostium secara menyeluruh

2. Plasenta previa partial, di mana plasenta tertanam menutup sebagian dari ovarium uteri internum

3. Plasenta previa marginalis, di mana plasenta tertanam tepat di atas ostium uteri internum

4. Plasenta letak rendah (low lying), di mana plasenta tertanam agak rendah dan mendekati ostium uteri internum

Gambar 2.2 Klasifikasi Plasenta Previa

2.4 Manifestasi Klinis1. Perdarah tanpa nyeri2. Perdarahan berulang3. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal,

kecuali bila dilakukan perikas dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak

4. Warna perdarahan merah segar5. Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas6. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi7. Denyut jantung janin ada8. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina

2.5 Komplikasi1. Janin (Miller,2004)

Komplikasi yang mungkin terjadi pada janin yaitu dapat menyebabkan kelainan letak janin, kelahiran preterm meningkat sebesar 4.4 kali (Erez dkk,2012), distress janin, pertumbuhan janin terhambat memiliki kemampuan terjadi sebesar 1.58 kali (Erez dkk,2012), kematian pada janin.

2. Ibu (Frazer dkk,2011)Plasenta previa akan meningkatkan kejadian abruption plasenta, anemia akibat pendarahan hebat sehingga membutuhkan tranfusi darah, meningkatkan kejadian plasenta akreta hingga 15% (Oyelese,2006),

4

Page 5: plasenta previa

terjadinya emboli udara pada plasenta yang mengakibatkan emboli air ketuban, meningkatkan kelahiran section secareare, dan kematian ibu.Vasa Previa

Keadaan lain yang disebut vasa previa, didiagnosis jika pembuluh-pembuluh janin berjalan memalui membran dan terdapat di os serviks. Pada vasa previa janin berada dalam bahaya besar karena pecahnya selaput ketuban dapat disertai oleh ruptur pembuluh janin yang menyebabkan eksanguinasi. Sayangnya,jumlah darah janin yang dapat dikeluarkan tanpa mematikan janin relatif sedikit. Cara cepat dan mudah untuk mendeteksi darah janin relatif sedikit. Cara cepat dan mudah untuk mendeteksi darah janin adalah dengan membuat apusan darah pada kaca objek untuk diwarnai dengan pewarna Wright. Sediaan diperiksa untuk mencari sel-sel darah merah berinti yang secara normal terdapat di daerah tali pusat tetapi tidak terdapat di darah ibu.

Plasenta Akreta,Inkreta dan Perkreta

Hampir 7 persen kasus plasenta mungkin berkaitan dengan plasenta akreta atau salah satu dari bentuk lanjutnya, plasenta inkreta atau perkreta. Pelekatan plasenta yang terlalu erat ini dapat diantisipasi karena kurang berkembangnya desidua di segmen bawah uterus disertai oleh adanya plasenta previa.

2.6 Pemeriksaan Diagnostik- Anamnesis.

Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung tanpa nyeri terutama pada multigravida, banyaknya perdarahan tidak dapat dinilai dari anamnesis, melainkan dari pada pemeriksaan hematokrit.

- Pemeriksaan LuarBagian bawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul presentasi kepala, biasanya kepala masih terapung di atas pintu atas panggul mengelak ke samping dan sukar didorong ke dalam pintu atas panggul.

- Pemeriksaan In Spekulo. Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari osteum uteri eksternum atau dari ostium uteri internum, adanya plasenta previa harus dicurigai.

- Penentuan Letak Plasenta Tidak Langsung. Penentuan letak plasenta secara tidak langsung dapat dilakukan radiografi, radioisotope, dan ultrasonagrafi. Ultrasonagrafi penentuan letak plasenta dengan cara ini ternyata sangat tepat, tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan janinnya dan tidak menimbulkan rasa nyeri. (Wiknjosostro, 2005)

- Pemeriksaan Ultrasonografi.

5

Page 6: plasenta previa

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan implantasi plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium bila jarak tepi 5 cm disebut plasenta letak rendah.

- Diagnosis Plasenta Previa Secara DefenitifDilakukan dengan PDMO yaitu melakukan perabaan secara langsung melalui pembukaan serviks pada perdarahan yang sangat banyak dan pada ibu dengan anemia berat, tidak dianjurkan melakukan PDMO sebagai upaya menetukan diagnosis.

2.7 PenatalaksanaanPenatalaksanaan pada janin prematur, tetapi tanpa perdarahan aktif, berupa

pengawasan ketat. Pada sebagian kasus,pasien mungkin sebaiknya dirawat inap; namun,pasien dapat dipertimbangkan untuk dipulangkan jika perdarahan telah berhenti dan janin dinilai sehat. Hal yang penting adalah wanita dan keluarganya harus benar-benar memahami masalah plasenta previa dan siap untuk segera mengantar pasien ke rumah sakit. Janin dapat dilahirkan jika perdarahan akibat plasenta previa terjadi menjelang atau setelah aterm.

Usia gestasi saat sonografi (minggu)Previa atau perdarahan saat

persalinan (%)

<20

20-25

25-30

30-35

2,3

3,2

5,2

24

Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan trimester ketiga, dirawat dirumah sakit tanpa pemeriksaan dalam. Bila pasien dalam keadaan syok karena perdarahan yang banyak, harus diperbaiki keadaan umumnya dengan pemberian infus atau transfusi darah.

Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada:a. Keadaan umum pasien, kadar Hbb. Jumlah perdarahan yang terjadic. Umur kehamilan atau taksiran BB janind. Jenis plasenta previa

1. Penanganan EkspektifKriteria:

a. Umur kehamilan kurang dari 37 minggub. Perdarahan sedikitc. Belum ada tanda-tanda persalinan

6

Page 7: plasenta previa

d. Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebihRencana Penanganan:

a. Tirah baringb. Infus D5% dan elektrolitc. Spasmolitik, tokolitik, plasentotrofik, roboransiad. Periksa Hb, HCT, COT, golongan darahe. Pemeriksaan USGf. Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi, dan denyut

jantung janin2. Penanganan Aktif

Kriteria:a. Umur kehamilan > 37 minggu, BB janin > 2500 grb. Perdarahan banyak 500 cc atau lebihc. Ada tanda-tanda persalinand. Keadaan umum pasien tidak baik, ibu anemis Hb < 8 gr%

Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau partus pervaginum, dilakukan pemeriksaan dalam kamar operasi, infus transfusi darah terpasang.

Indikasi Sesario Caesar:a. Plasenta previa totalisb. Plasenta previa pada primigravidac. Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsangd. Fetal distresse. Plasenta previa lateralis, jika:

Pembukaan masih kecil dan perdarahan sangat banyak Sebagian besar ostium uteri internum ditutupi plasenta Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior)

f. Profause bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan cepat.

2.8 PatofisiologiPerdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20

minggu saat segmen bawah uteri telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan.

Pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinus robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti plasenta letak normal.

7

Page 8: plasenta previa

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

I. Identitas Pasien

Meliputi Nama, jenis kelamin, Usia, Alamat, Agama, status perkawinan, bahasa yang digunakan, Pendidikan, Pekerjaan, Golongan darah, anggal masuk Rymah sakit, dan Diagnosis medis.

II. Riwayat Penyakit Keluhan utama : Biasanya Ibu mengeluh keluar darah merah segar

dari kemaluannya kadang disertai nyeri perut dan untuk mengetahui pengkajian lengkap tentang nyeri dapat dilakukan metode PQRST

Riwayat Penyakit Ibu : Pada pengkajian ini, perawat dapat menemukan kemungkinan ibu pernah melakukan section secareare, dan mengkonsumsi alkohol dan merokok

Riwayat Penyakit Keluarga : -Dalam keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit kronis,seperti

jantung,hipertensi dan TBC. Riwayat obstetrik:

Dalam pemeriksaan ini yang dikaji oleh perawat adalah Riwayat kehamilan ibu, Tipe persalinan, keadaan bayi, adakah masalah saat nifas dan Riwayat menstruasi.

III. Pola Fungsi Kesehatana. Pola Nutrisi

Dalam pola nutrisi biasanya terdapat pola makan yang berubah dikarenakan rasa mual pada saat hamil dan rasa ngidam. Biasanya akan ada penurunan nafsu makan pada saat hamil. Sehingga perlu dikaji pola makan pada saat hamil dan pola makan setelah masuk rumah sakit.b. Pola eliminasi

Sebelum hamil biasanya pola eliminasi klien dalam hal BAB tidak ada masalah yaitu dalam sehari klien BAB 1x sehari. Sedangkan selama hamil untuk BAK karena adanya tekanan terhadap kandung kemih, klien mengalami peningkatan frekuensi BAK, yaitu klien lebih sering BAK tetapi dalam BAK tidak ada keluhan yang dapat mengganggu klien BAK. Setelah masuk RS pola eliminasi (BAB dan BAK) klien tidak ada masalah yang dapat mengganggu dalam proses BAB dan BAK klien.

c. Pola aktivitas istirahat dan tidur

8

Page 9: plasenta previa

Pada saat hamil dan sakit biasanya kegiatan seorang ibu rumah tangga sedikit mengurangi aktivitas yang berat, biasanya pola tidur tidak ada gangguan yang terlalu berat.d. Pola kebersihan Diri

Sebelum sakit klien bisa melakukan ADL secara mandiri, namun setelah sakit dan dirawat di RS dalam memenuhi ADLnya klien memerlukan banuan minimal. Dalam hal kebersihandiri, klien bisa melakukan kebersihan diri secara mandiri.

e. Pola Reproduksi seksualMenstruasi pertama 12 tahun, lama siklus 7-8 hari, keputihan terkadang

ada, dismenore ada dan biasanya terjadi pada hari pertama dan kedua haid, permasalahan dalam hubungan seksual tidak ada masalah, operasi pada alat reproduks itidak pernah.

f. Aspek mental, intelektual, sosial, spiritual:

Konsep diri:

Identitas diri:

Klien adalah seorang wanita dengan umur.... pernah hamil...x, melahirkan...x, Kondisi genetalia klien normal tidak ada masalah.

Harga diri:

Dalam kesehariannya klien sering berkumpul dengan tetangganya dirumah, klien juga aktif mengikuti kegiatan yang diadakan dikampungnya yaitu seperti arisan PKK, pengajian ibu-ibu, kerja bakti dll. Dalam berhubungan dengan orang lain klien tidak pernah merasa minder atau malu.

Intelektual (pengetahuan tentang penyakit yang diderita dan kesehatan secara umum):

Menurut klien kesehatan itu merupakan hal yang sangat penting, sehingga selama hamil klien selalu rutin memeriksakan kehamilannya di bidan praktek yang ada di kampungnya. Namun saat klien mengalami perdarahan saat hamil ini klien belum mengetahui secara jelasmengenai sakit yang dideritanya dan klien belum paham mengenai penyebab sakit yang dialaminya sekarang.

Hubungan interpersonal/sosial: hubungan perkawinan, keluarga dan masyarakat:

9

Page 10: plasenta previa

Dalam beruhungan dengan anggota keluarga yang lain, hungungan dengan masyarakat klien tidak ada masalah.

Mekanisme koping individu:

Dalam mengatasi masalah yang sedang dihadapi sekarang klien berusaha untuk sabar dan tegar menghadapi sakitnya ini, walaupun klien terkadang merasa cemas dengan kondisi janin yang ada dalam rahimnya bila sering terjadi perdarahan.

1. Anamnesis Pendarahana. Perdarahan yang terjadi terjadi tanpa rasa sakit.b. Dapat sedikit demi sedikit atau jumlah banyak.c. Dapat berulang-ulang, sebelum persalinan langsung.d. Cepatnya dan jumlah darahnya yang hilang dapat menimbulkan gejala

klinik pada ibu dan janin.2. Pemeriksaan fisik

a. Pemeriksaan umum Hasil pemeriksaan umum targantung penggolongan kehilangan darah, yaitu kelas I s.d IV. Ika sudah diketahui kelas kehilangan darah, dapat direncanakan:

Cairan pengganti untuk sementara. Pemberian cairan sementara koloid.

Transfusi darah sesuai dengan kehilangan darah atau minimal Hb mencapai 10g%Dapat diberikan obat smtomatik sesuai gejala penyerta dan antibiotik profilaksis dengan dosis adekuat.

b. Pemeriksaan obstetri Palpasi Abdomen

- Bagian terendah janin belum masuk PAP, mengambang karena sekitar osteum uteri tertutup oleh jaringan plasenta.

- Terdapat kelainan letak janin intrauteri: Letak sungsang Letak lintang Bagian terendah miring.

- Dinding abdomen tidak tegang atau kaku sehingga mudah melakukan pemeriksaan janin intrauteri dengan palpasi.

c. Pemeriksaan Auskultasi Pemeriksaan auskultasi dapat dilakukan dengan fundoskopi

Lenek, untuk mendengar detak jantung janin. Pemeriksaan menggunakan Doppler sehingga detak jantung

janin dapat di dengar oleh ibu.

10

Page 11: plasenta previa

Merekam detak jantung janin dengan menggunakan CTG (kardiotografi).

Hasil pemantauan detak jantung janin, tergangtung dari jumlah dan cepatnya kehilangan darah maternal sehingga dapat memengaruhi sirkulasi retroplasenter yang selanjutnya akan langsung memengaruhi nutrisi dan pertukaran O2/CO2

intraplasenta.Dengan demikian, pada janin di dalam uterus dapat terjadi :

Tidak terjadi perubahan apapun karena terjadi perdarahan kelas I sehingga masih dapat dikompensasi oleh ibu.

Terjadi asfikasi ringan sampai berat, yang dapat direkam oleh ctg interminten atau terus-menerus.

Keadaan anemia begitu berat sehigga janin intrauteri tidak mugkin di tolong lagi.

d. Pemeriksaan dalamSejak penggunaan ultrasonografi secara luas dalam bidang obstetri, kehamilan dengan perdarahan tidak terlalu banyak dilakukan pemeriksaan dalam. Menghindari pemeriksaan dalam bertujuan untuk mengurangi kemungkinan bertambahnya perdarahan .Sebelum penggunaan ultrasonografi, pemeriksaan dalam merupakan tindakan yang harus dilakukan untuk:

Menegakkan diagnisis pasti jenis plasenta previa.- Melakukan pemeriksaan dengan spekulum sehingga

keluarnya darah dari osteum uteri dapat dilihat jelas.- Melakukan perabahan fornises, akan terdapat bantalan antara

bagian terendah janin dengan dinding segmen bawah rahim, yang menunjukkan adanya plasenta previa

- Melakukan pemeriksaan pada kanalis servikalis untuk menegakkan diagnosis pasti jenis plasenta previa:

Plasenta previa marginalis Plasenta previa parsialis Plasenta previa totalis Plasenta letak rendah

Sesuai pembukaan yang ada saat ini. Melakukan pemecahan ketuban pada pasien plasenta previa,

marginalis atau parasialis, sehingga bagian rendah janin dapat bertindak sebagai tamponade. Indikasi pemecahan ketuban, yaitu:- Plasenta prasenta marginalis/parsialis:

Janin telah meninggal, pemecahan ketuban untuk menghentikan perdarahan yang banyak untuk menyelamatkan jiwa ibu.

11

Page 12: plasenta previa

Kehamilan aterm janin hidup, untuk induksi persalinan.

- Pada plasenta previa marginalis/parsialis untuk persiapan tindakan opratif selanjutnya agar perdarahan segera berhenti:

Versi Braxton Hicks Pemasangan cunam Willer

g. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan Darah : 120/80mHg

Nadi : 115x/menit

Respirasi : 28x/menit

Suhu : 36,8 °C

Kepala : Conjunctiva : anemis (-/-)

Sklera : ikterik (-/-)

Leher : Tiroid : t.a.k

KGB : t.a.k

Thoraks : Cor : BJ I, BJ II, murni reguler murmur(-)

Pulmo : VBS ki=ka . rh(-) wh(-)

Abdomen : Cembung Lembut

Hepar : Sulit dinilai

Lien : Tidak teraba

Edema : -/-

Varices : -/-

h. Pemeriksaan Lab Hb : 11,0 gr/dL

Leukosit : 8.700/mm3

Trombosit : 378.000/mm3

12

Page 13: plasenta previa

Eritrosit : 3,77 juta/mm3

Hematokrit : 33%

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan : kehilangan darah berlebihan akibat implantasi plasenta yang abnormal

2. Gangguan perfusi jaringan : perifer yang berhubungan dengan hipovolemia karena kehilangan darah (perdarahan)

3. Cemas yang berhubungan dengan risiko terhadap kesejahteraan janin

3.3 Intervensi Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan : kehilangan darah berlebihan akibat implantasi plasenta yang abnormal

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24jam volume cairan terpenuhi

Kriteria hasil :- Mendemostrasikan kestabilan / perbaikan keseimbangan cairan yang dibuktikan oleh tanda-tanda vital stabil

Intervensi :

- Ambil darah,periksa golongan,dan periksa silang untuk memastikan kompatibilitas darah

- Catat jumlah pembalut yang digunakan; perhatikan kuantitas,kualitas dan konsistensi drainase untuk mengkaji kehilangan darah

- Mulai dan pertahankan infus IV untuk pemberian darah,antibiotik dan obat lain (sesuai indikasi)

- Ganti cairan IV sesuai program untuk menjamin keseimbangan elektrolit

- Lakukan intervensi keperawatan untuk mengatasi syok,jika perlu; berikan oksigen untuk menstabilkan tekanan darah

2. Gangguan perfusi jaringan (plasental) tidak efektif b.d. hipovolemia karena kehilangan darah (perdarahan).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat menunjukkan perfusi yang adekuat

13

Page 14: plasenta previa

Kriteria hasil:

- Tanda-tanda vital stabil

- Membrane mukosa berwarna merah muda

- Pengisian kapiler normal

- Haluaran urin adekuat.

- Pernapasan adekuat

Intervensi:

- Kaji penyebab terjadinya perdarahan (abrasi plasenta, plasenta previa, merokok, penggunaan kokain, PIH (pregnance induced hiertention).

- Kaji secara akurat kemunginan harapan hidup janin, kaji juga kapan menstruasi terakhir ibu, prioritaskan pelaporan yang didapat dari Ultrasound atau riwayat obstetrik.

- Inspeksi keadaan perineum, hitung jumlah dan karkateristik perdarahan.

- Monitor TTV

- Lakukan persiapan prosedur emergency antepartum , partum, seperti terapi oksigen, terapi parenteral IV dan mungkin infuse parallel.

- Catat masukan dan pengeluaran makanan dan minuman.

- Elevasikan ekstremitas bawah untuk meningkatkan perfusi ke organ vital dan fetus.

3. Cemas b.d. risiko terhadap kesejahteraan janin

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 3x24 jam diharapkan klien dapat:

- Tidak terjadi trauma fisik selama perawatan.

- Mempertahankan tindakan yang mengontrol cemas.

- Mengidentifikasi tindakan yang harus diberikan ketika terjadi cemas.

- Memonitor faktor risiko dari lingkungan.

Intervensi :

- Membantu klien mengidentifikasi penyebab cemas yang dialaminya.

- Mengajari klien cara melakukan teknik relaksasi

14

Page 15: plasenta previa

- Klien dapat menyebutkan penyebab cemas yang sedang di alaminya.

- Memberikan penjelasan kepada klien mengenai kondisi penyakit yang sedang dialaminya

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Simpulan

Pada masa kehamilan , hampir seluruh tubuh wanita hamil mengalami perubahan. Untuk itu, perwatan prenatal yang baik sangat penting untuk mencegah timbulnya komplikasi yang menyertai kehamilan. Status kesehatan ibu hamil merupakan modal dasar kesehatan dan pertumbuhan generasi penerus, sehingga perlu perhatian serius untuk menurunkan tingkat kematian ibu dan bayi. Angka kematian ibu (AKI) merupakan indikator pelayanan kesehatan di suatu daerah.

Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum). Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada beberapafaktor yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa, misalnya bekasoperasi rahim (bekas sesar atau operasi mioma), sering mengalami

15

Page 16: plasenta previa

infeksirahim (radang panggul), kehamilan ganda, pernah plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim.

4.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini pengetahuan tentang masalah keperawatan di bidang Plasenta Previa dapat diatasi dan semakin menunjukkan peningkatan manajemen keperawatan. Selain itu Plasenta Previa merupakan sebuah keadaan abnormal dimana penyebabnya masih belum diketahui secara pasti, namun masih banyak keadaan pada Plasenta Previa yang masih belum mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal. Hal inilah yang diharapkan dapat berubah ke arah kemajuan dan dapat mengurangi terjadinya keadaan abnormal pada massa kelahiran dengan diadakannya penyuluhan kesehatan di bidang plasenta previa.

16