Plasenta Previa

8
Tugas 1. Teori terjadinya plasenta previa? 2. Mengapa pada plasenta previa terjadi perdarahan? 3. Pada usia kehamilan berapa terjadi perdarahan? 4. Jelaskan solusio plasenta? 5. Apa penyebab solusio plasenta? 6. Apa manifestasi klinik dari solusio plasenta? 7. Apa penanganan dari solusio plasenta? Jawaban 1. Penyebab terjadinya plasenta previa belum diketahui secara pasti, salah satu teori mengatakan bahwa proses perkembangan plasenta previa terjadi akibat gangguan vaskularisasi desidua yang memungkinkan terjadi akibat perubahan atrofik atau inflamatorik. Faktor lainnya adalah plasenta yang ukurannya besar sehingga sehingga membentang dan meliputi daerah uterus yang luas. Oleh karena itu bagian bawah palsenta kadang-kadang mencapai daerah ostium internum dan secara lengkap ( total ) atau sebagian (parsial) saling bertumpuk dengan ostium tersebut. Terjadinya plasenta previa juga dihubungkan dengan faktor risiko diantaranya: a. Usia ibu diatas 35 tahun meningkatkan risiko kejadian plasenta previa b. Paritas yang tinggi kejadian plasenta previa makin besar

description

plasenta previa

Transcript of Plasenta Previa

Tugas1. Teori terjadinya plasenta previa?2. Mengapa pada plasenta previa terjadi perdarahan?3. Pada usia kehamilan berapa terjadi perdarahan?4. Jelaskan solusio plasenta?5. Apa penyebab solusio plasenta?6. Apa manifestasi klinik dari solusio plasenta?7. Apa penanganan dari solusio plasenta?

Jawaban

1. Penyebab terjadinya plasenta previa belum diketahui secara pasti, salah satu teori mengatakan bahwa proses perkembangan plasenta previa terjadi akibat gangguan vaskularisasi desidua yang memungkinkan terjadi akibat perubahan atrofik atau inflamatorik. Faktor lainnya adalah plasenta yang ukurannya besar sehingga sehingga membentang dan meliputi daerah uterus yang luas. Oleh karena itu bagian bawah palsenta kadang-kadang mencapai daerah ostium internum dan secara lengkap ( total ) atau sebagian (parsial) saling bertumpuk dengan ostium tersebut.Terjadinya plasenta previa juga dihubungkan dengan faktor risiko diantaranya:a. Usia ibu diatas 35 tahun meningkatkan risiko kejadian plasenta previab. Paritas yang tinggi kejadian plasenta previa makin besarc. Endometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi ( SC dan miomektomi), kuretase, dan manual plasenta.d. Riwayat plasenta previae. PerokokWilliam dan rekan-rekannya mendapat risiko relatif untuk plasenta previa meningkat dua kali lipat berkaitan dengan merokok. Mereka mengemukakan teori bahwa hipoksemia akibat karbonmonoksida menyebabkan hipertrofi plasenta kompensatorik. Temuan-temuan ini dikonfimrasi oleh Handler dan rekannya mungkin terdapat kaitan antara gangguan vaskularisasi dsidua yang mungkin disebabkan oleh peradangan atau atrofi dengan terjadinya plasenta previa.

2. Sebagaimana diketahui tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis yang bertumbuh menjadi bagian dari uri. Dengan melebarnya isthmus uteri menjadi segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi sedikit banyak akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua sebagai tapak plasenta. Demikian pula pada waktu serviks mendatar dan membuka ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat laserasi itu akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruangan intervillus dari plasenta. Perdarahan akan dipermudah dan diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang dimiliki sangat minimal, dengan akibat pembuluh darah pada tempat itu tidak akan tertutup sempurna.

3. Perdarahan pertama pada plasenta previa sudah bisa terjadi pada usia kehamilan dibawah 30 minggu tetapi lebih separuh kejadiannya pada umur kehamilan 34 minggu keatas.

4. Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum bayi lahir. Dalam klinis solusio plasenta dibagi ke dalam berat ringannya gambaran klinik sesuai dengan luasnya permukaan plasenta yang terlepas yaitu solusio plasenta ringan, sedang , dan berat.

a. Solusio plasenta ringan: bila luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25% atau kurang dai 1/6 bagian. Jumlah darah yang keluar biasanya kurang dari 250 ml. Darah yang keluar terlihat seperti darah darah menstruasi yang bervariasi dari sedikit sampai menstruasi yang banyak. Gejala gejala perdarahan sukar dibedakan dari plasenta previa kecuali warna darah yang kehitaman. Komplikasi terhadap ibu dan janin belum ada.b. Solusio plasenta sedang: bila luas plasenta yang terlepas telah melebihi 25% tetapi belum mencapai 50%. Jumlah darah yang keluar lebih banyak dari 250 mltetapi belum mencapai 1.000 ml. Umumnya pelepasan darah terjadi ke luar dan ke dalam bersama sama. Gejala dan tanda tanda sudah jelas seperti rasa nyeri pada perut yang terus meneru, denyut jantung janin menjadi cepat, hipotensi dan takikardi.c. Solusio plasenta berat: bila luas plasenta terlepas melebihi 50% dan jumlah darah yang keluar telah mencapai 1.000 ml atau lebih. Pelepasan darah bisa terjadi keluar dan ke dalam bersama-sama. Gejala-gejala dan tanda-tanda klinis jelas, keadaan umum penderita buruk yang disertai dengan syok, dan hampir semua janinnya telah meninggal. Komplikasi koagulopati dan gagal gainjal yang ditandai pada oliguria biasanya telah ada.

5. Penyebab solusio plasenta tidak diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa keadaan patologik yang terlihat lebih sering bersama dengan atau menyertai solusio plasenta dan dianggap sebagai faktor resiko diantaranya:a. Riwayat solusio plasenta: 10-25 %b. Ketuban pecah preterm : 2,4-3%c. Sindroma pre eklamsia : 2,1 -4%d. Merokok: 1,8-3 %e. Mioma dibelakang plasenta : 8-14%f. Gangguan sistem pembekuan darah berupa trombofilia: 7%g. Acquired antiphospolipid autoantibodies: Jarangh. Trauma abdomen dalam kehamilan: Jarangi. Plasenta sirkumvalata: Jarang

6. Manifestasi klinik solusio plasenta: Terjadinya perdarahan yang berwarna merah tua keluar melalui vagina (80% kasus) Rasa nyeri perut dan uterus tegang terus menerus Sejumlah penderita bahkan tidak menunjukkan gejala klasik.Secara khusus gambaran klinik solusio plasenta bervariasi sesuai dengan berat ringannya atau luas permukaan maternal plasenta yang terlepas. Solusio plasenta ringanKurang lebih 30% penderita solusio plasenta ringan memperlihatkan gejala. Pada keadaan yang sangat ringan tidak ada gejala kecuali hematom yang berukuran beberapa sentimeter terdapat pada permukaan maternal plasenta. Rasa nyeri pada perut masih ringan dan darah yang keluar masih sedikit, sehingga belum keluar melalui vagina. Tanda tanda vital dan keadaan umum ibu ataupun janin masih baik. Solusio plasenta sedangGejala gejala dan tanda tanda sudah jelas seperti rasa nyeri pada perut yang terus menerus, denyut jantung janin biasanya telah menunjukkan gawat janin, perdarahan yang tampak keluar lebih banyak, takikardi, hipotensi, kulit dingin dan keringatan, oliguria mulai ada, kadar fibrinogen berkurang antara 150-250 mg/100 ml, dan mungkin kelainan pembekuan darah dan gangguan fungsi ginjal sudah mulai ada. Perdarahan pervaginam jelas dan berwarna kehitaman, penderita pucat karena mulai ada syok sehingga keringat dingin. Keadaan janin biasanya sudah gawat. Pada stadium ini bisa jadi telah timbul his dan persalinan telah mulai. Solusio plasenta beratPerut sangat nyeri dan tegang serta keras seperti papan ( defance musculaire) disertai perdarahan yang berwarna hitam. Fundus uteri lebih tinggi daripada yang seharusnya oleh karena telah terjadi penumpukan darah di dalam rahim . Jika dalam masa observasi tinggi fundus uteri masih bertambah berarti perdarahan baru masih berlangsung. Pada asukultasi denyut jantung janin tidak terdengar lagi akibat anatomik dan fungsi dari plasenta. Keadaan umum menjadi buruk dan disertai syok.

7. Penanganan solusio plasentaSemua pasien yang menderita solusio plasenta harus dirawat inap di rumah sakit yang berfasilitas cukup. Ketika masuk harus diperiksa darah lengkap termasuk kadar Hb dan golongan darah serta gambaran pembekuan darah dengan memeriksaan waktu pembekuan, waktu protrombin, waktu tromboplastin parsial, kadar fibrinogen, dan kadar hancuran fibrin dan fibrinogen dalam plasma. Pemeriksaan USG berguna untuk membedakan dengan plasenta previa dan memastikan janin masih hidup.Manakala diagnosis belum jelas dan janin hidup tanpa tanda tanda gawat janin, observasi yang ketat dengan kesiagaan dan fasilitas yang bisa segera diaktifkan untuk intervensi jika sewaktu-waktu muncul kegawatan.Persalinan pervaginam dapat pula perabdominal bergantung pada banyaknya perdarahan, telah ada tanda-tanda persalinan spontan atau belum dan tanda-tanda gawat janin. Penanganan terhadap solusio plasenta bisa bervariasi sesuai keadaan kasus masing-masing tergantung berat ringannya penyakit, usia kehamilan, serta keadaan ibu dan janinnya. Bila janin masih hidup dan cukup bulan dan belum ada tanda tanda persalinan pervaginam umumnya dipilih persalinan perabdominal yakni SC. Pada perdarahan yang cukup banyak segera lakukan resusitasi dengan pemberian transfusi darah dan kristaloid yang cukup diikuti persalinan yang dipercepat untuk mengendalikan perdarahan dan menyelamatkan ibu. Umumnya kehamilan diakhiri dengan induksi atau stimulasi partus pada kasus yang ringan atau janin telah mati, atau langsung dengan SC pada kasus yang berat atau telah terjadi gawat janin.

DAFTAR PUSTAKA

Prawihardjo,S. Saifuddin, A. B. Raschimhadhi, T. Wiknjosastro, G.H. Ilmu Kebidanan. Ed. 4. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.2010Ronardy,D.H.Ed. Obstetri William. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.2006