PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa....

190
PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Laila Rizki Madhania NIM: 101134237 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa....

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP

TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI

PADA MATA PELAJARAN IPA

DI SD TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Laila Rizki Madhania

NIM: 101134237

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

i

PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP

TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI

PADA MATA PELAJARAN IPA

DI SD TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Laila Rizki Madhania

NIM: 101134237

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya.

2. Orangtuaku yang selalu mendoakan dan mendukungku.

3. Kakak-kakakku yang selalu memberikan semangat dan dukungan.

4. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

5. Teman-teman yang selalu memberikan motivasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

v

MOTTO

“Ada dua buah nikmat yang kebanyakan orang terperdaya karenanya; yaitu

kesehatan dan waktu luang.”

(HR. Bukhari dari Ibnu Abbas Ra)

“Barang siapa yang keluar rumah untuk belajar satu bab dari ilmu pengetahuan,

maka ia telah berjalan fisabilillah sampai ia kembali ke rumahnya.”

(HR. Tirmidzi dari Anas Ra)

“Anak muda tidak takut menyongsong masa depan. Kelak ia akan pulang,

menjawab doa ibunya, menjawab doa ayahnya dengan membawa ilmu, membawa

manfaat bagi kampung halamannya, bagi negerinya, dan bagi umatnya.”

(Anies Baswedan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

viii

ABSTRAK

Madhania, Laila Rizki. (2014). Pengaruh penggunaan metode mind map

terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi pada mata pelajaran

IPA di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas

Sanata Dharma.

Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengujicobakan metode

mind map terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map pada mata pelajaran

IPA terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi siswa kelas IV SD Tarakanita

Bumijo Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian

yang digunakan adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent control

group design. Populasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa.

Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30

siswa (kelas IVA1) sebagai sampel kelompok kontrol. Variabel independennya

adalah metode mind map dan variabel dependennya adalah kemampuan evaluasi

dan inferensi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah test. Analisis

statistik dengan program IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat

kepercayaan 95%.

Hasilnya sebagai berikut: pertama, penggunaan metode mind map

berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi. Berdasarkan uji selisih skor pretest

dan posttest I terhadap kemampuan evaluasi diperoleh sig. (2-tailed) sebesar

0,027 (atau p < 0,05) dengan nilai M = 1,0179, SD = 0,73, SE = 0,14, dan t(56) =

-2,27. Besar pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan

evaluasi menunjukkan efek besar dengan harga r = 0,81 atau 67%. Kedua,

penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan inferensi.

Berdasarkan uji selisih skor pretest dan posttest I terhadap kemampuan inferensi

diperoleh sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05) dengan nilai M = 1,000, SD

= 0,82, SE = 0,16, dan t(56) = -4,941. Besar pengaruh penggunaan metode mind

map terhadap kemampuan inferensi menunjukkan efek besar dengan harga r =

0,77 atau 60%.

Kata kunci : metode mind map, kemampuan evaluasi, kemampuan inferensi, mata

pelajaran IPA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

ix

ABSTRACT

Madhania, Laila Rizki. (2014). The effect of the use of mind map method on

evaluation and inference abilities in science subject at SD

Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Elementary

Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.

The background of this research was to test the mind map method on

the evaluation and inference abilities. This research was aimed to determine the

effect of the use of mind map method in science subject on the evaluation and

inference abilities of the fourth grade students at SD Tarakanita Bumijo

Yogyakarta in the second semester in the academic year of 2013/2014. The type of

the research used was quasi-experimental design, with non-equivalent control

group design type. The population was taken from the fourth grade students

consisting of 149 students. As many as 28 students (class IVA3) were selected as

the samples of the experimental group and 30 students (class IVA1) were selected

as the samples of the control group. The independent variable was the mind map

method and the dependent variables were evaluation and inference abilities. The

data collection technique used was tests. The data analysis used parametric

statistics tests by using IBM SPSS Statistics 22 for Windows computer program

with 95% of confidence interval.

The result was as the following: first, the use of the mind map method

affected the ability of the evaluation. Based on the difference in test scores of the

pretest and posttest I on the evaluation ability, it was obtained that the price of

sig. (2-tailed) is 0,027 (or p < 0,05), with M value = 1,0179, SD = 0,73, SE =

0,14, and t(56) = -2,27. The amount of the effect of the use of mind map method

on the evaluation ability showed a large effect, with r price = 0,81 or by 67%.

Second, the use of mind map method affected the inference ability. Based on the

difference in the test scores of pretest and posttest I on the inference ability, it was

obtained that the price of sig. (2-tailed) is 0,000 (or p < 0,05), with M value =

1,000, SD = 0,82, SE = 0,16, and t(56) = -4,941. The amount of the effect of the

use of mind map method on the inference ability showed a large effect with r price

= 0,77 or by 60%.

Keywords: mind map method, evaluation ability, inference ability, natural science

subject.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Metode Mind Map terhadap Kemampuan Evaluasi dan

Inferensi pada Mata Pelajaran IPA di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta”. Skripsi

ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari

bahwa penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan

perhatian dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung

memberikan bantuan dan dukungan terselesainya skripsi ini:

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya.

2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan.

3. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi S-1

sekaligus dosen pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan dan

kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing II

yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Thomas Mardiono, S.Pd dan Floribertus Supriya, S.Pd selaku kepala sekolah

SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian dan

dukungan kepada penulis.

6. B. Sumardiman selaku guru mata pelajaran IPA di SD Tarakanita Bumijo

yang telah membantu dan memberikan waktu sebagai guru mitra penelitian

kolaboratif.

7. Siswa kelas IV SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta yang telah bekerjasama

sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

8. H. Joko Iswaji dan Hj. Titi Widiarti yang senantiasa memberikan doa,

dukungan baik secara moral maupun materiil, perhatian dan semangat kepada

penulis selama menyelesaikan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

xi

9. Aji Fajar Windrato dan Asih Budhiastuti serta Aira Sakina Dinada yang

senantiasa memberi dukungan dan motivasi kepada penulis selama

menyelesaikan skripsi.

10. Keluarga besar Sapri Supriyanto dan Nitidimedjo yang selalu memberikan

dukungan, perhatian, semangat, dan doa selama ini untuk penulis.

11. Luki dan Farida yang selalu bekerjasama membantu kelancaran selama

penelitian dan penyusunan skripsi.

12. Teman-teman satu kelompok payung IPA yang telah memberikan dukungan,

masukkan dan bertukar pengetahuan (Luki, Rida, Sinta, Mita, Yola, Tri,

Patris, Yuni, Anjar, Renny, Mita, Lia, Lusi, Priyanti, Bowo, Probo dan Dani).

13. Teman-teman PGSD USD Kelas D Angkatan 2010 yang selalu memberikan

motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih banyak

kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan semua pihak

memberikan kritik dan saran yang membangun. Semoga karya tulis ini

bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma khususnya dan bagi

semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv

MOTTO ................................................................................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL................................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5

1.5 Definisi Operasional .................................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 8

2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................. 8

2.1.1 Teori-teori yang Mendukung....................................................................... 8

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak .......................................................................... 8

2.1.1.2 Metode Pembelajaran ................................................................................ 10

2.1.1.3 Metode Mind Map ..................................................................................... 11

2.1.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam ............................................................................ 13

2.1.1.5 Materi IPA ................................................................................................. 14

2.1.1.6 Berpikir Kritis ........................................................................................... 15

2.1.1.7 Kemampuan Evaluasi dan Inferensi.......................................................... 16

2.1.2 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan ......................................... 17

2.1.2.1 Penelitian-penelitian tentang Mind Map ................................................... 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

xiii

2.1.2.2 Penelitian-penelitian tentang Berpikir Kritis ............................................. 19

2.1.2.3 Literature Map .......................................................................................... 21

2.2 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 22

2.3 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 24

3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 24

3.2 Setting Penelitian ....................................................................................... 25

3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................. 27

3.4 Variabel Penelitian .................................................................................... 28

3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 29

3.6 Instrumen Penelitian .................................................................................. 31

3.7 Teknik Pengujian Instrumen ..................................................................... 34

3.7.1 Pengujian Validitas ................................................................................... 34

3.7.2 Pengujian Reliabilitas ................................................................................ 36

3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................. 37

3.8.1 Uji Normalitas ........................................................................................... 37

3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan ............................................................................. 38

3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................................. 38

3.8.2.2 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest ......................................................... 39

3.8.3 Analisis Lebih Lanjut ................................................................................ 39

3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest .................................................. 39

3.8.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect Size) .............................................. 41

3.8.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................................ 42

3.8.3.4 Dampak Perlakuan .................................................................................... 43

3.8.3.5 Konsekuensi Lebih Lanjut ........................................................................ 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 44

4.1 Implementasi Pembelajaran ...................................................................... 44

4.1.1 Kelompok Kontrol ..................................................................................... 45

4.1.2 Kelompok Eksperimen .............................................................................. 46

4.2 Hasil Penelitian ......................................................................................... 47

4.2.1 Uji Pengaruh Penggunaan Metode Mind Map terhadap Kemampuan

Evaluasi ................................................................................................................. 48

4.2.1.1 Uji Normalitas terhadap Kemampuan Evaluasi ........................................ 49

4.2.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Evaluasi .......... 50

4.2.1.3 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan Evaluasi ... 52

4.2.1.4 Uji Analisis Lebih Lanjut terhadap Kemampuan Evaluasi ....................... 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

xiv

4.2.2 Pengaruh Penggunaan Metode Mind Map terhadap Kemampuan Inferensi .

................................................................................................................... 60

4.2.2.1 Uji Normalitas terhadap Kemampuan Inferensi ........................................ 60

4.2.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Inferensi .......... 62

4.2.2.3 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan Inferensi ... 64

4.2.2.4 Uji Analisis Lebih Lanjut terhadap Kemampuan Inferensi ...................... 66

4.3 Pembahasan ............................................................................................... 71

4.3.1 Pengaruh Penerapan Metode Mind Map terhadap Kemampuan Evaluasi 71

4.3.2 Pengaruh Penerapan Metode Mind Map terhadap Kemampuan Inferensi 73

4.3.3 Dampak Perlakuan terhadap Siswa ........................................................... 74

4.3.3.4 Konsekuensi Lebih Lanjut ........................................................................ 77

BAB V KESIMPULAN....................................................................................... 79

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 79

5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 80

5.3 Saran .......................................................................................................... 80

DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 81

LAMPIRAN ......................................................................................................... 84

CURRICULUM VITAE ..................................................................................... 171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data. .................................................................... 27

Tabel 3.2 Topik Wawancara terhadap Kelompok Eksperimen ............................ 30

Tabel 3.3 Topik Wawancara terhadap Guru Mitra ............................................... 31

Tabel 3.4 Matriks Pengembangan Instrumen........................................................ 32

Tabel 3.5 Rubrik Penilaian. ................................................................................... 32

Tabel 3.7 Perhitungan Validitas. ........................................................................... 35

Tabel 3.8 Kriteria Koefisien Reliabilitas .............................................................. 36

Tabel 3.9 Perhitungan Reliabilitas ........................................................................ 37

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Evaluasi .......................... 49

Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Evaluasi

................................................................................................................... 51

Tabel 4.3 Hasil Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan

Evaluasi. ................................................................................................................ 53

Tabel 4.4 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan

Evaluasi. ................................................................................................................ 55

Tabel 4.5 Hasil Uji Besar Efek Perlakuan terhadap Kemampuan Evaluasi ......... 57

Tabel 4.6 Hasil Uji Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Evaluasi ............ 58

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Inferensi. ......................... 61

Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Inferensi.

................................................................................................................... 63

Tabel 4.9 Hasil Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan

Inferensi................................................................................................................. 65

Tabel 4.10 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan

Inferensi................................................................................................................. 67

Tabel 4.11 Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi ......... 69

Tabel 4.12 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi ...... 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Mind Map Sistem Utama Tubuh .......................................... 12

Gambar 2.2 Literature Map dari Penelitian Terdahulu yang Relevan .................. 21

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian ........................................................................ 25

Gambar 3.2 Variabel Penelitian ............................................................................ 29

Gambar 3.3 Rumus Persentase Peningkatan Pretest ke Posttest I ........................ 40

Gambar 3.4 Rumus Uji Paired Samples t-test ...................................................... 41

Gambar 3.5 Rumus Uji Wilcoxon Signed Ranks Test ........................................... 41

Gambar 3.6 Rumus Persentase Peningkatan Posttest I ke Posttest II ................... 43

Gambar 4.1 Diagram Batang Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap

Kemampuan Evaluasi ........................................................................................... 54

Gambar 4.2 Diagram Grafik Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap

Kemampuan Evaluasi ........................................................................................... 56

Gambar 4.3 Diagram Grafik Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap

Kemampuan Evaluasi ........................................................................................... 59

Gambar 4.4 Diagram Batang Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap

Kemampuan Inferensi ........................................................................................... 66

Gambar 4.5 Diagram Grafik Peningkatan Skor Pretest dan Posttest I terhadap

Kemampuan Inferensi ........................................................................................... 68

Gambar 4.6 Diagram Grafik Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap

Kemampuan Inferensi. .......................................................................................... 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 3.1 Instrumen Penelitian ....................................................................... 85

Lampiran 3.2 Kunci Jawaban ................................................................................ 88

Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian Instrumen Penelitian .......................................... 90

Lampiran 3.4 Tabulasi Skor Pengujian Validitas ................................................ 92

Lampiran 3.5 Uji Validitas Instrumen Penelitian ................................................ 94

Lampiran 3.6 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian .............................................. 95

Lampiran 3.7 Resume Expert Judgement .............................................................. 96

Lampiran 4.1 Silabus Pembelajaran Kelompok Eksperimen ................................ 98

Lampiran 4.2 Silabus Pembelajaran Kelompok Kontrol .................................... 103

Lampiran 4.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ....... 108

Lampiran 4.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol.............. 118

Lampiran 4.5 Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen ............................... 126

Lampiran 4.6 Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol ...................................... 134

Lampiran 4.7 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Evaluasi Kelompok Eksperimen 143

Lampiran 4.8 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Evaluasi Kelompok Kontrol ..... 144

Lampiran 4.9 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Inferensi Kelompok Eksperimen145

Lampiran 4.10 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Inferensi Kelompok Kontrol ... 146

Lampiran 4.11 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Evaluasi ................ 147

Lampiran 4.12 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan

Evaluasi ............................................................................................................... 148

Lampiran 4.13 Hasil Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan

Evaluasi ............................................................................................................... 149

Lampiran 4.14 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap

Kemampuan Evaluasi ......................................................................................... 150

Lampiran 4.15 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan

Evaluasi ............................................................................................................... 151

Lampiran 4.16 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Evaluasi ....

................................................................................................................. 152

Lampiran 4.17 Uji Normalitas terhadap Kemampuan Inferensi ......................... 153

Lampiran 4.18 Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Inferensi .

................................................................................................................. 154

Lampiran 4.19 Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan

Inferensi............................................................................................................... 155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

xviii

Lampiran 4.20 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan

Inferensi............................................................................................................... 156

Lampiran 4.21 Uji Besar Efek Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi ........ 157

Lampiran 4.22 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi....

................................................................................................................. 158

Lampiran 4.23 Transkrip Wawancara Guru........................................................ 159

Lampiran 4.24 Transkrip Wawancara Siswa ...................................................... 161

Lampiran 4.25 Foto Kelas Kontrol ..................................................................... 167

Lampiran 4.26 Foto Kelas Eksperimen ............................................................... 168

Lampiran 4.27 Surat Ijin Penelitian .................................................................... 169

Lampiran 4.28 Surat Keterangan Melakukan Penelitian .................................... 170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan pondasi untuk membangun bangsa yang lebih

maju. Pendidikan adalah proses terlatih dan terencana dalam mengembangkan

potensi diri individu untuk mewujudkan tujuan nasional Indonesia (Sanjaya, 2006:

2). Proses pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

Pembelajaran memiliki peranan yang penting dalam menyongsong masa depan

yang lebih baik. Pembelajaran dapat membuat orang yang tidak tahu menjadi

tahu. Artinya, seseorang memperoleh suatu pengetahuan harus melalui

serangkaian proses pembelajaran. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan

tergantung bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Guru

sebagai pengajar merupakan fasilitator dan motivator bagi siswa, sedangkan siswa

sebagai subjek pembelajaran yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan oleh

guru. Proses pembelajaran yang ideal yaitu di mana strategi belajar yang

diciptakan oleh guru dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

secara menyeluruh. Penerapan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran akan

berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan di

Indonesia. Adanya peningkatan mutu pendidikan Indonesia, maka akan tercipta

sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tinggi sehingga mampu

menghadapi perkembangan dunia global dan bersaing dengan negara lain.

Pada kenyataannya, kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal

dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Indonesia menduduki peringkat

bawah yaitu peringkat 57 dari 65 negara partisipan dengan skor pada kemampuan

bidang sains 383. Peringkat tersebut dikemukakan oleh PISA (Programme for

International Student Assesment) pada tahun 2009. Hasil evaluasi internasional

selanjutnya yang dilakukan oleh PISA pada tahun 2012 menunjukkan bahwa

kualitas pendidikan di Indonesia semakin menurun. Indonesia menduduki

peringkat 64 dari 65 negara partisipan dengan skor pada kemampuan bidang sains

382. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

2

proses pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan kinerja guru yang kurang

maksimal dalam melayani siswa. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas

hanya difokuskan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi yang

ditransfer oleh guru melalui metode konvensional atau metode ceramah sehingga

kurang memahami informasi yang diterimanya dan mengkaitkan pada kehidupan

sehari-hari (Trianto, 2009: 6).

Berdasarkan hasil observasi di sekolah pada tanggal 16 Januari 2014,

selama proses pembelajaran berlangsung guru tidak mengkombinasikan

penerapan metode inovatif dalam proses pembelajaran. Guru hanya menerapkan

metode ceramah untuk menjelaskan materi pelajaran. Pemilihan metode ceramah

dalam proses pembelajaran di kelas cenderung membosankan dan monoton,

sehingga mengakibatkan kurangnya motivasi siswa untuk belajar. Selain itu,

proses pembelajaran juga berpusat pada guru, sedangkan siswa hanya mencatat

hal-hal yang dianggap penting. Pembelajaran yang diterima oleh anak hanya

berupa hafalan materi pelajaran. Tentu permasalahan tersebut akan mempengaruhi

hasil belajar siswa.

Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran. Misalnya pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) seharusnya menekankan pada pemberian

pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa. Siswa

dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar dengan kemampuan berpikir kritis

dan sistematis sehingga memberikan pengalaman langsung bagi siswa untuk

memperoleh pemahaman yang lebih bermakna. Namun berdasarkan hasil

wawancara pada tanggal 16 Januari 2014, siswa mengatakan bahwa “Saat belajar

IPA jarang sekali melakukan praktikum, kayaknya baru sekali atau dua kali

saja”. Dalam wawancara pada hari yang sama, siswa yang lain juga mengatakan,

“Biasanya kalau belajar IPA kegiatannya mendengarkan materi, terus siswa

mencatat yang penting-penting”. Berdasarkan observasi dan wawancara tersebut

dapat diketahui bahwa dalam proses pembelajaran IPA, siswa tidak dapat

mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sistematis, karena metode

pembelajaran yang melibatkan kemampuan berpikir kritis tidak diterapkan secara

maksimal dalam proses pembelajaran di kelas sehingga mempengaruhi hasil

belajar siswa dan rendahnya kemampuan berpikir kritis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

3

Berpikir kritis adalah penilaian yang terarah dan terukur yang

menghasilkan interpretasi, analisis evaluasi, kesimpulan, dan juga penjelasan

terhadap pertimbangan-pertimbangan faktual, konseptual, metodologis,

kriterilogis, atau kontekstual yang menjadi dasar penilaian tersebut (Facione,

1990). Dalam hal ini hanya akan difokuskan pada kemampuan evaluasi dan

inferensi saja karena kedua kemampuan tersebut termasuk ke dalam beberapa

bagian penting dalam kemampuan berpikir kritis. Kemampuan evaluasi

merupakan kecakapan untuk menilai kredibilitas pernyataan atau ungkapan lain

yang mencerminkan persepsi, pengalaman, situasi, penilaian, kepercayaan, atau

opini seseorang untuk menimbang bobot dari suatu penalaran yang berkaitan

dengan pernyataan, deskripsi, pertanyaan, atau ungkapan lainnya (Facione, 1990:

8). Sub kecakapan dalam kemampuan evaluasi yaitu menilai klaim dan menilai

argumen. Kemampuan inferensi merupakan kecakapan mengidentifikasi dan

memastikan elemen-elemen yang diperlukan untuk menarik alasan yang masuk

akal, merumuskan dugaan dan hipotesis, mempertimbangkan informasi-informasi

yang relevan, dan menarik konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari

data, pernyataan, prinsip, bukti, penilaian, kepercayaan, opini, konsep, gambaran,

pertanyaan, atau bentuk ungkapan lainnya (Facione, 1990: 9). Sub kecakapan

dalam kemampuan inferensi yaitu menguji bukti-bukti, menerka alternatif, dan

menarik kesimpulan.

Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya tersebut terwujud melalui program

sertifikasi guru. Namun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), program sertifikasi guru bertujuan untuk

meningkatkan kinerja guru supaya menjadi guru yang semakin profesional dan

memfasilitasi siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa (Chang, dkk, 2014: 98). Pemerintah memberikan apresiasi yang lebih

kepada guru melalui pemberian tunjangan untuk memotivasi guru dalam

meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan

bahwa kualitas proses sertifikasi secara keseluruhan tidak sebaik tujuan yang

dimaksudkan sehingga hampir tidak ada bukti perbedaan kompetensi antara guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

4

bersertifikat dan guru yang tidak bersertifikat atau dampaknya terhadap hasil

belajar siswa (Chang, dkk, 2014: 184).

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kebijakan politik pemerintah

Indonesia terkait program sertifikasi guru yang bertujuan untuk meningkatkan

mutu pendidikan Indonesia ternyata tidak efektif digunakan sebagai solusi inti

permasalahan pendidikan di Indonesia. Program sertifikasi tersebut tidak tepat

sasaran atau tujuan utamanya karena tidak secara langsung mempengaruhi metode

pembelajaran yang diciptakan oleh guru, namun hanya sebagai aksesoris semata.

Hasil belajar siswa tetap rendah meski pemerintah sudah mengeluarkan dana yang

banyak untuk upaya melakukan reformasi pendidikan di Indonesia. Fakta

berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa untuk memperbaiki kualitas

pendidikan di Indonesia, program yang diberikan harus secara langsung tertuju

pada sasaran utama yang menjadi permasalahan pendidikan selama ini, yakni

pembaharuan metode pembelajaran di dalam kelas.

Upaya untuk memperbarui metode pembelajaran tersebut, perlu dirancang

metode yang dapat melibatkan kemampuan berpikir dan pengembangan potensi

diri siswa melalui aktivitas pembelajaran yang melibatkan siswa. Salah satu

metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran dan diduga efektif mampu

mempengaruhi ketrampilan berpikir siswa yakni dengan menggunakan metode

mind map. Metode mind map memungkinkan kita untuk menyusun fakta dan

pengetahuan sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal

melalui pemetaan yang hebat dalam kegiatan berpikir manusia (Buzan, 2008: 5).

Metode mind map memberikan pandangan yang menyeluruh terhadap pokok

permasalahan dan mendorong pemecahan masalah melalui terobosan kreatif baru.

Penelitian eksperimen ini merupakan salah satu upaya untuk melakukan

perbaikan kualitas pendidikan Indonesia, khususnya pada mata pelajaran IPA.

Penelitian ini akan mengujicobakan secara sistematis dan metodis untuk

mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap keterampilan

berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar. Dengan adanya

penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia

pendidikan untuk mengetahui pengaruh salah satu metode pembelajaran yang

inovatif dalam mengembangkan mutu pendidikan Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

5

Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan metode mind map

terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi pada mata pelajaran IPA siswa kelas

IV di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran

2013/2014. Materi pembelajaran yang digunakan hanya dibatasi pada materi yang

terdapat pada Standar Kompetensi 7. Memahami gaya dapat mengubah gerak

dan/atau bentuk suatu benda, sedangkan Kompetensi Dasar yang digunakan 7.1

Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat

mengubah gerak suatu benda.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penggunaan metode mind map pada mata pelajaran IPA

berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi siswa kelas IV SD Tarakanita

Bumijo Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014?

1.2.2 Apakah penggunaan metode mind map pada mata pelajaran IPA

berpengaruh terhadap kemampuan inferensi siswa kelas IV SD Tarakanita

Bumijo Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map pada mata pelajaran

IPA terhadap kemampuan evaluasi siswa kelas IV SD Tarakanita Bumijo

Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map pada mata pelajaran

IPA terhadap kemampuan inferensi siswa kelas IV SD Tarakanita Bumijo

Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Guru

Guru mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas dalam

menerapkan metode mind map pada mata pelajaran IPA sehingga

memberikan inspirasi untuk menggunakannya pada mata pelajaran lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

6

1.4.1 Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermanfaat untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan metode

mind map dalam mata pelajaran IPA.

1.4.2 Sekolah

Laporan penelitian ini dapat menambah referensi bacaan di perpustakaan

sekolah terkait tentang penelitian eksperimen mengenai pengaruh

penggunaan metode mind map terhadap kemampuan berpikir kritis pada

mata pelajaran IPA. Selain itu, hasil penelitian ini dapat memberikan

masukkan dan pertimbangan bagi sekolah sebagai bahan kajian dalam

usaha memperbaiki proses pembelajaran di kelas untuk meningkatkan

mutu pendidikan sekolah.

1.4.3 Peneliti

Peneliti mendapatkan pengetahuan dan pengalaman berharga dalam

menerapkan metode mind map terhadap kemampuan berpikir kritis pada

mata pelajaran IPA sehingga bermanfaat sebagai bekal bagi peneliti untuk

menerapkannya kelak setelah menjadi guru.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun untu memfasilitasi

siswa dalam mengembangkan potensi agar tujuan belajar tercapai secara

optimal.

1.5.2 Mind map adalah metode pembelajaran dengan cara mencatat informasi

secara kreatif dengan menggunakan kombinasi warna, gambar, dan

cabang-cabang melengkung agar lebih mudah dalam mengingat informasi

tersebut.

1.5.3 Berpikir kritis adalah penalaran logis dalam menjelaskan tujuan,

memeriksa asumsi, nilai-nilai, pikiran, mengevaluasi bukti, menyelesaikan

tindakan, dan menilai kesimpulan dalam memecahkan suatu

permasalahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

7

1.5.4 Kemampuan evaluasi adalah kecakapan untuk menilai kredibilitas

pernyataan atau ungkapan lain yang mencerminkan persepsi, pengalaman,

situasi, penilaian, kepercayaan, atau opini seseorang untuk menimbang

bobot dari suatu penalaran yang berkaitan dengan pernyataan, deskripsi,

pertanyaan, atau ungkapan lainnya.

1.5.5 Kemampuan inferensi adalah kecakapan mengidentifikasi dan memastikan

elemen-elemen yang diperlukan untuk menarik alasan yang masuk akal,

merumuskan dugaan dan hipotesis, mempertimbangkan informasi-

informasi yang relevan, dan menarik konsekuensi-konsekuensi yang

mungkin timbul dari data, pernyataan, prinsip, bukti, penilaian,

kepercayaan, opini, konsep, gambaran, pertanyaan, atau bentuk ungkapan

lainnya.

1.5.6 IPA adalah ilmu tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam di mana

pengetahuan tersebut didapatkan melalui serangkaian metode ilmiah yang

sistematis.

1.5.7 Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dapat mengakibatkan

bergeraknya suatu benda.

1.5.8 Siswa SD adalah siswa kelas IV SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta pada

semester genap tahun ajaran 2013/2014 yang tergolong pada

perkembangan anak dalam tahap operasional konkret.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang Mendukung

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak

Setiap anak perlu melakukan adaptasi untuk menunjukkan pola hubungan

individu dengan lingkungannya dalam proses perkembangan kognitif (Piaget

dalam Suyono dan Harianto, 2011: 86). Adanya dorongan untuk

mengorganisasikan pengalaman agar mendapatkan adaptasi yang optimal

(ekuilibrium) disebut ekuilibrasi (Hergenhahn dan Olson, 2008: 316). Agar terjadi

ekuilibrasi antara individu dengan lingkungan, maka peristiwa asimilasi dan

akomodasi harus terjadi secara terpadu (Schunk, 2012: 334). Asimilasi merupakan

proses penggabungan informasi baru yang ditemui dalam kehidupan nyata,

kemudian informasi tersebut dikelompokkan ke dalam istilah yang sebelumnya

telah dipahami anak. Sedangkan akomodasi merupakan mengubah struktur

kognitif yang sudah dimiliki sebelumnya untuk disesuaikan menghadapi

tantangan baru. Jadi setiap organisme yang melakukan adaptasi dengan

lingkungannya harus mencapai keseimbangan (ekuilibrium), antara aktivitas

individu terhadap lingkungan (asimilasi) dan aktivitas lingkungan terhadap

individu (akomodasi).

Menurut Piaget (dalam Suyono dan Harianto, 2011: 83) setiap anak

mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut tahapan perkembangan

kognitif yang teratur berupa aktivitas yang gradual dari konkret menuju abstrak.

Empat tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget (Hergenhahn dan Olson,

2008: 318): 1) tahap sensorimotor (sekitar 0-2 tahun), 2) tahap pra-operasional

(sekitar 2-7 tahun), 3) tahap operasional konkret (sekitar 7-11 tahun), dan 4) tahap

operasional formal (sekitar 11-15 tahun).

Dalam tahapan sensorimotor, ditandai dengan aktivitas anak dilakukan

secara spontan dan menunjukkan adanya usaha untuk memahami dunia (Schunk,

2012: 332). Pengetahuan anak diperoleh melalui interaksi fisik, seperti: melihat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

9

meraba, memegang, mengecap, mencium, mendengarkan dan menggerakkan

anggota tubuh. Dalam hal ini anak sangat mengandalkan kemampuan sensorik

dan motoriknya. Kemampuan kognitif yang muncul pada saat ini adalah anak

mulai memahami bahwa perilaku tertentu menimbulkan akibat tertentu pula bagi

dirinya.

Dalam tahapan pra-operasional, perkembangan bahasa dan ingatan pada

tahap ini membuat anak mampu mengingat banyak hal tentang lingkungannya.

Anak mulai membentuk konsep sederhana seperti mengklasifikasikan benda-

benda berdasarkan kemiripannya, namun masih banyak melakukan kesalahan

dalam memahami konsep. Anak lebih menjadi tidak egosentris karena menyadari

bahwa orang lain dapat berpandangan berbeda terhadap suatu objek yang mereka

pikirkan (Schunk, 2012: 333).

Dalam tahapan operasional konkret, anak memperlihatkan pikiran yang

sudah lebih tidak egosentris dan bahasanya menjadi semakin bersifat sosial

(Schunk, 2012: 333). Anak mengembangkan kemampuan untuk mempertahankan,

kemampuan mengklasifikasi secara memadai, melakukan pengurutan, dan

menangani konsep angka. Selama tahap ini proses pemikiran anak diarahkan pada

kejadian konkret yang diamati oleh anak.

Dalam tahapan operasional formal, proses berpikir anak semakin logis

(Hergenhahn, 2008: 320). Anak sudah mampu berpikir abstrak, yaitu berpikir

mengenai ide dan memikirkan beberapa alternatif pemecahan masalah sehingga

proses berpikirnya tidak lagi bergantung pada hal-hal yang langsung dan riil. Oleh

karena itu pada tahap ini anak sudah dapat bekerja secara efektif dan sistematis,

secara proporsional, serta menarik generalisasi secara mendasar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa SD kelas

IV tergolong pada tahap operasional konkret. Di dalam tahap operasional konkret,

proses pembelajaran yang diberikan pada siswa hendaknya melibatkan aktivitas-

aktivitas yang konkret untuk menyelesaikan masalah yang kompleks selama

masalah tersebut merupakan objek yang tidak abstrak. Melalui aktivitas konkret

tersebut maka ada kesempatan untuk merangsang siswa mengembangkan pikiran

logisnya. Salah satu metode pembelajaran yang cocok untuk siswa dalam tahap

operasional konkret adalah dengan menggunakan metode mind map. Metode mind

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

10

map melibatkan siswa dalam aktivitas konkret yakni melalui aktivitas

menggambar mind map pada kertas putih. Hal ini akan membuat siswa memiliki

pengalaman belajar yang lebih bermakna melalui aktivitas pembuatan mind map

dalam pembelajaran.

2.1.1.2 Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk

menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan bagi kelancaran

proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan (Sumantri

dan Permana, 2001: 114). Sedangkan menurut Sanjaya (2006: 147) metode

pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan

rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan dapat tercapai

secara optimal. Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli mengenai metode

pembelajaran, peneliti menyimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara

yang digunakan guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun

untu memfasilitasi siswa dalam mengembangkan potensi agar tujuan belajar

tercapai secara optimal.

Metode pembelajaran yang dipilih oleh guru hendaknya dapat

memfasilitasi siswa untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal.

Beberapa metode pembelajaran yang dapat dilaksanakan dalam proses belajar di

kelas antara lain (Sumantri dan Permana, 2001: 116): 1) metode ceramah,

penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan-penjelasan

secara lisan kepada peserta didik, 2) metode demonstrasi, penyajian pelajaran

dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses

atau situasi tertentu, baik sebenarnya atau hanya tiruan, dan 3) metode diskusi,

penyajian pelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan dengan

tujuan siswa mampu memecahkan masalah, menjawab pertanyaan, menambah

dan memahami siswa, serta membuat keputusan secara bersama-sama.

Beberapa ahli telah menjelaskan beberapa metode yang sering diterapkan

dalam proses pembelajaran di kelas. Peneliti memilih salah satu metode selain

metode di atas yang sesuai untuk siswa kelas IV dalam tahap operasional konkret.

Metode yang dipilih oleh peneliti yakni metode mind map. Huda (2013: 307-308)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

11

menjelaskan bahwa salah satu metode yang efektif untuk mengembangkan

gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta yakni dengan menggunakan mind

map. Oleh karena itu peneliti membahas metode mind map tidak pada sub-bab

metode pembelajaran namun pada sub-bab yang berbeda agar metode mind map

dapat dimengerti lebih jelas.

2.1.1.3 Metode Mind Map

Mind map (Buzan, 2008: 4-5) merupakan cara mencatat yang kreatif,

efektif, dan memetakan pikiran-pikiran kita serta menyusun fakta sedemikian rupa

sehingga cara kerja alami otak dilibatkan. Informasi-informasi yang diperoleh

disusun menjadi diagram warna-warni yang teratur dan penuh kreativitas sehingga

bentuknya menarik, mudah dipelajari, dan memusatkan perhatian siswa agar

mudah diingat. Michalko (dalam Buzan, 2008: 4) berpendapat bahwa mind map

adalah sebuah alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linier.

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan mind map akan membuat proses berpikir

menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala sudut.

Peneliti menyimpulkan pengertian mind map adalah metode pembelajaran dengan

cara mencatat informasi secara kreatif dengan menggunakan kombinasi warna,

gambar, dan cabang-cabang melengkung agar lebih mudah dalam mengingat

informasi tersebut.

Menurut Michalko (dalam Buzan, 2008: 6) manfaat penggunaan mind map

dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) mengaktifkan seluruh otak, 2)

membereskan akal dari kekusutan mental, 3) memungkinkan kita berfokus pada

pokok bahasan, 4) membantu menunjukkan hubungan bagian-bagian informasi

yang saling terpisah, 5) memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan

perincian, 6) dapat mengelompokkan dan membandingkan konsep, dan 7)

memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan

informasi ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

Menurut Buzan (2006: 15-16) terdapat tujuh langkah dalam membuat

mind map, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

12

1. Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan

mendatar, karena memulai dari tengah memberikan kebebasan kepada otak

untuk menyebarkan informasi ke segala arah.

2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral, karena sebuah gambar membantu

mengembangkan imajinasi berpikir sehingga lebih menarik dan tetap fokus

dalam berkonsentrasi.

3. Gunakan warna agar mind map lebih hidup, menambah energi pada pemikiran

kreatif, dan menyenangkan.

4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan pada

cabang tingkat dua dan tiga hal sekaligus, dengan begitu akan lebih mudah

mengerti dan mengingatnya. Setiap cabang pada sub pokok yang berbeda,

gunakanlah warna yang berbeda agar tidak membingungkan.

5. Buat garis hubung yang melengkung dan organis, seperti cabang pohon, bukan

garis lurus. Hal ini jauh lebih menarik bagi mata.

6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena dengan kata kunci tunggal

memberi banyak daya dan fleksibilitas.

7. Gunakan gambar, karena seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna

seribu kata.

(Sumber: Buzan, 2006: 136)

Gambar 2.1 Contoh Mind Map Sistem Utama Tubuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

13

Perbedaan utama peta konsep dengan mind map yakni pada mind map ada

titik sentral yang diletakkan di tengah dan antar cabangnya tidak perlu

dihubungkan dengan cabang-cabang yang lain, sedangkan peta konsep tidak

terdapat titik sentral dan antar cabangnya dihubungkan satu sama lain untuk

memetakan suatu konsep. Peta konsep merupakan ilustrasi grafis konkret yang

menunjukkan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep

lain pada kategori yang sama (Martin dalam Trianto, 2009: 158). Dengan kata lain

dalam peta konsep lebih menekankan untuk menunjukkan keterkaitan atau

hubungan suatu konsep dengan konsep lainnya.

Penggunaan mind map pada pembelajaran untuk anak dalam tahap

perkembangan operasional konkret sesuai karena adanya keterkaitan antara mind

map dengan aktivitas konkret yang bisa dilakukan oleh anak. Melalui metode

mind map anak dapat mengembangkan kemampuannya untuk berpikir logis

melalui aktivitas konkret dalam pembuatan mind map. Aktivitas konkret tersebut

berupa proses menggambar mind map yang dilakukan oleh anak pada selembar

kertas putih. Proses pembuatan mind map akan merangsang perkembangan cara

berpikir anak dalam mengelompokkan, mengembangkan ide-ide, menguatkan

peta-peta pikiran dalam otak, dan menangani suatu konsep yang diarahkan pada

kejadian riil, sehingga siswa mampu memecahkan suatu permasalahan.

2.1.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai bentuk penyelidikan

yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam (Iskandar,

1996: 1). Definisi IPA menurut Webster (dalam Iskandar, 1996: 2) merupakan

pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya. Purnell (dalam Iskandar, 1996: 2)

berpendapat bahwa IPA adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan

melalui observasi dan eksperimen yang sistematis. Peneliti menyimpulkan bahwa

IPA adalah ilmu tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam di mana

pengetahuan tersebut didapatkan melalui serangkaian metode ilmiah yang

sistematis.

Menurut Iskandar (1996: 11) hakekat IPA meliputi pengetahuan tentang

alam berupa produk IPA yang diperoleh melalui proses IPA dengan dilandasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

14

pemilihan sikap ilmiah tertentu. Menurut Darmodjo dan Kaligis (1991: 5)

menguraikan tiga hakekat IPA sebagai berikut: 1) IPA sebagai suatu proses

merupakan upaya untuk memahami berbagai gejala alam melalui cara-cara

tertentu yang bersifat analitis, cermat, lengkap serta menghubungkan berbagai

gejala alam sehingga keseluruhannya membentuk suatu sudut pandang baru

tentang objek yang diamati. 2) IPA sebagai suatu produk merupakan upaya

manusia untuk memahami berbagai gejala alam sehingga dihasilkan prinsip-

prinsip, teori-teori, hukum-hukum, konsep-konsep maupun fakta-fakta yang

bertujuan untuk menjelaskan berbagai gejala alam. 3) IPA sebagai suatu faktor

yang dapat mengubah pandangan manusia terhadap alam semesta, dari sudut

pandang mitologis menjadi sudut pandang ilmiah.

2.1.1.5 Materi IPA

Penelitian ini berdasarkan standar kompetensi mata pelajaran IPA yaitu :

7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda.

Kompetensi dasar yang akan diteliti yaitu : 7.1. Menyimpulkan hasil percobaan

bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda. Gaya

adalah tarikan atau dorongan yang dapat mengakibatkan bergeraknya suatu benda

(Halim, 2010: 39). Alat pengukur gaya disebut dinamometer atau neraca pegas.

Satuan pengukur gaya disebut Newton yang dilambangkan dengan huruf N.

Gaya yang bekerja pada suatu benda akan mempengaruhi benda tersebut.

Saat suatu benda dikenai gaya maka pengaruhnya antara lain (Haryanto, 2007:

136-141): 1) Mengubah arah benda, contohnya: mendorong gerobak, menarik

gerobak, parasut, kompas. 2) Mengubah kecepatan benda, contohnya: mendorong

gerobak, menarik gerobak, parasut, menendang bola, rem sepeda, berjalan kaki. 3)

Menyebabkan benda bergerak menjadi diam, terjadi jika dua benda yang bertemu

memiliki besar gaya yang sama, contohnya: rem sepeda yakni besarnya gaya

gesek kampas rem yang menjepit ban sama dengan gaya yang berputar pada ban

tersebut sehingga dapat menghentikan laju sepeda. 4) Mengubah bentuk benda,

contohnya: tanah liat yang dibuat kerajinan tangan, kertas yang diremas, karet

gelang yang berbentuk bulat: ketika ditarik dengan kuat menyebabkan karet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

15

terputus, gelas yang utuh kemudian diberi gaya dorong yang menyebabkan gelas

jatuh dan pecah.

Jenis-jenis gaya ada berbagai macam. Gaya menurut asalnya digolongkan

menjadi 4 jenis (Halim, 2010: 40): 1) gaya otot merupakan gaya yang ditimbulkan

oleh manusia ataupun hewan yang dihasilkan oleh tenaga otot, contohnya: ketika

mendorong dan menarik gerobak, mengayuh sepeda, menarik tali sumur timba,

memikul ember, mengangkat tongkat, tarik tambang, dan menendang bola. 2)

Gaya gravitasi, merupakan gaya yang disebabkan oleh gravitasi bumi, contohnya:

buah kelapa yang jatuh ke tanah, parasut yang jatuh ke tanah, bola yang dilempar

ke atas kemudian kembali jatuh ke tanah. 3) Gaya magnet merupakan gaya yang

ditimbulkan karena adanya magnet, contohnya: penggunaan kompas dan paku

yang ditarik oleh magnet. 4) Gaya gesek merupakan gaya yang melawan gesekan

antara dua permukaan yang bersentuhan, contohnya pada parasut ada gaya gesek

parasut terhadap udara (semakin lebar parasut, semakin lama bertahan di udara).

2.1.1.6 Berpikir Kritis

Menurut Glaser (dalam Fisher, 2007: 3) berpikir kritis merupakan suatu

keterampilan memeriksa dan melakukan penalaran logis pada setiap keyakinan

dan pengetahuan asumtif mengenai hal-hal yang menjadi jangkauan pengalaman

seseorang berdasarkan bukti pendukung dan kesimpulan lanjutan yang

diakibatkannya. Sementara menurut Browne dan Keeley (2012: 2-3) istilah

berpikir kritis merujuk pada kemampuan melontarkan dan menjawab serangkaian

pertanyaan kritis yang saling terkait pada saat yang tepat serta menggunakannya

secara aktif. Berpikir kritis merupakan interpretasi dan evaluasi yang terampil dan

aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi (Fisher dan

Scriven dalam Fisher, 2007: 10-11). Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan penalaran logis dalam menjelaskan

tujuan, memeriksa asumsi, nilai-nilai, pikiran, mengevaluasi bukti, menyelesaikan

tindakan, dan menilai kesimpulan dalam memecahkan suatu permasalahan.

Facione (1990) menggunakan metode Delphi dalam 46 ahli dari berbagai

disiplin ilmu selama 2 tahun yang menghasilkan sebuah konsensus tentang

pengertian berpikir kritis. Facione menyatakan bahwa berpikir kritis adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

16

penilaian yang terarah dan terukur yang menghasilkan interpretasi, analisis

evaluasi, kesimpulan, dan juga penjelasan terhadap pertimbangan-pertimbangan

faktual, konseptual, metodologis, kriterilogis, atau kontekstual yang menjadi dasar

penilaian tersebut. Facione (1990) menyebutkan bahwa kecakapan berpikir kritis

memiliki dua dimensi, yaitu dimensi kognitif dan dimensi disposisi afektif. Pada

penelitian ini hanya difokuskan pada dimensi kognitif.

Dimensi kognitif dipandang sebagai pusat kecakapan mental yang paling

penting yang terdiri dari 6 kecakapan, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi,

inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Berikut ini diuraikan enam kecakapan

berpikir kritis dimensi kognitif (Facione, 1990): 1) Interpretasi, merupakan

kecakapan untuk memahami dan mengekspresikan makna dari berbagai

pengalaman. 2) Analisis, merupakan kecakapan mengidentifikasi hubungan-

hubungan logis dari pernyataan, pertanyaan konsep, uraian, atau bentuk ungkapan

lain untuk mengemukakan kepercayaan, penilaian, pengalaman, penalaran,

informasi, atau opini. 3) Evaluasi, merupakan kecakapan untuk menilai

kredibilitas pernyataan atau opini seseorang untuk menimbang bobot dari suatu

penalaran yang berkaitan dengan pernyataan atau ungkapan lainnya. 4) Inferensi

merupakan kecakapan mengidentifikasi dan memastikan elemen-elemen yang

diperlukan untuk menarik alasan, merumuskan dugaan dan hipotesis,

mempertimbangkan informasi-informasi yang relevan, dan menarik konsekuensi-

konsekuensi yang mungkin timbul dari prinsip, bukti, penilaian, kepercayaan, atau

bentuk ungkapan lainnya. 5) Eksplanasi merupakan kecakapan menjelaskan dan

memberikan alasan-alasan dari bukti, konsep, metode, kriteria, dan konteks yang

digunakan untuk menarik kesimpulan, dan untuk mengemukakan argumen-

argumen logis yang kuat. 6) Regulasi diri merupakan kecakapan memonitor

aktivitas kognitifnya sendiri secara sadar, dan kecakapan untuk memonitor

aktivitas mentalnya sendiri dalam menarik kesimpulan dengan menganalisis dan

mengevaluasi penilaiannya sendiri.

2.1.1.7 Kemampuan Evaluasi dan Inferensi

Fokus utama dalam penelitian ini adalah dimensi kognitif yang terdiri dari

kemampuan evaluasi dan inferensi. Kemampuan evaluasi merupakan kecakapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

17

untuk menilai kredibilitas pernyataan atau ungkapan lain yang mencerminkan

persepsi, pengalaman, situasi, penilaian, kepercayaan, atau opini seseorang untuk

menimbang bobot dari suatu penalaran yang berkaitan dengan pernyataan,

deskripsi, pertanyaan, atau ungkapan lainnya (Facione, 1990: 8). Sub kecakapan

dalam kemampuan evaluasi yaitu menilai klaim dan menilai argumen. Beberapa

unsur yang terdapat dalam kemampuan evaluasi adalah sebagai berikut (Facione,

1990: 8): menilai benar tidaknya suatu argumen, menilai apakah argumen

didasarkan pada asumsi yang benar, menilai benar tidaknya alternatif-alternatif

pemecahan masalah, dan menilai apakah suatu prinsip dapat diterapkan untuk

situasi tertentu.

Kemampuan inferensi merupakan kecakapan mengidentifikasi dan

memastikan elemen-elemen yang diperlukan untuk menarik alasan yang masuk

akal, merumuskan dugaan dan hipotesis, mempertimbangkan informasi-informasi

yang relevan, dan menarik konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari

data, pernyataan, prinsip, bukti, penilaian, kepercayaan, opini, konsep, gambaran,

pertanyaan, atau bentuk ungkapan lainnya (Facione, 1990: 9). Sub kecakapan

dalam kemampuan inferensi yaitu menguji bukti-bukti, menerka alternatif, dan

menarik kesimpulan. Beberapa unsur yang terdapat dalam kemampuan inferensi

adalah sebagai berikut (Facione, 1990: 9): mengemukakan alternatif-alternatif

untuk mengemukakan masalah, tepat menentukan pemecahan masalah mana yang

paling kuat untuk diterima dan mana yang lemah untuk ditolak, memperkirakan

konsekuensi-konsekuensi yang mungkin muncul dari suatu pilihan, dan

memperkirakan pro dan kontra dari suatu pilihan.

2.1.2 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

2.1.2.1 Penelitian-penelitian tentang Mind Map

Penelitian yang dilakukan Septiani (2012) bertujuan untuk mengetahui

pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis dan

mengevaluasi pada mata pelajaran IPA materi proses pembentukan tanah akibat

pelapukan batuan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2012 di SD

Kanisius Sengkan yang beralamat di Jalan Kaliurang Km 7, Condongcatur,

Sleman, Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

18

Kanisius Sengkan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas

VA yang berjumlah 24 orang sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VB

yang berjumlah 24 orang sebagai kelompok kontrol. Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan diperoleh hasil yaitu ada pengaruh signifikan pada penggunaan

mind map terhadap kemampuan menganalisis dengan Independent Samples t-test

diperoleh nilai sig. (2-tailed) adalah 0,000 dan kemampuan mengevaluasi

diperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,043.

Penelitian yang dilakukan Imadudin dan Utomo (2012) bertujuan untuk

mengetahui efektivitas metode mind mapping untuk meningkatkan prestasi belajar

fisika. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah

8 Yogyakarta. Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 34 siswa yang

berasal dari 17 siswa kelas VIII C dan 17 siswa kelas VIII D SMP

Muhammadiyah 8 Yogyakarta. Siswa kelas VIII C yang berjumlah 17 siswa

dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VIII D yang berjumlah

17 siswa dijadikan sebagai kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis uji-t

yaitu Paired Samples T-test pada kelompok eksperimen, diperoleh bahwa metode

mind mapping berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar fisika.

Sedangkan hasil analisis uji-t yaitu Independent Samples t-test pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol, diperoleh bahwa ada perbedaan rata-rata

(mean) hasil posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil

analisis uji-t diperoleh nilai t = 2,144 dengan p = 0,020 (p < 0,05), artinya

signifikan. Hasil nilai rata-rata (mean) posttest pada kelompok eksperimen

menunjukkan nilai M= 7,55 dan pada kelompok kontrol menunjukkan nilai M=

6,62.

Penelitian yang dilakukan Priantini, Atmadja, dan Marhaeni (2013)

bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode mind mapping terhadap

keterampilan berpikir kreatif dan prestasi belajar IPS. Jenis penelitian ini adalah

kuasi eksperimen dengan desain posttest only control group design. Populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seririt. Sampel

penelitian yang diambil adalah kelas VIII A sebagai kelas kontrol dan kelas VIII

E sebagai kelas eksperimen dengan jumlah keseluruhan siswa 64 orang.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil adanya perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

19

keterampilan berpikir kreatif dan prestasi belajar IPS yang signifikan antara siswa

yang mengikuti pembelajaran menggunakan mind mapping dan siswa yang

mengikuti model pembelajaran konvensional. Berdasarkan data hasil penelitian

analisis multivariate dengan bantuan SPSS 17 for windows diperoleh nilai F =

5,865, df = 1, dan signifikansi = 0,018. Ini berarti nilai signifikansi lebih kecil dari

0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

prestasi belajar IPS antara siswa yang mengikuti metode mind mapping dengan

siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

2.1.2.2 Penelitian-penelitian tentang Berpikir Kritis

Penelitian yang dilakukan Lestari (2011) bertujuan untuk mengetahui

pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa dan

kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA materi

pembentukan tanah akibat pelapukan batuan. Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan Maret 2011 di SD Kanisius Ganjuran dengan alamat Jogodayoh,

Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas V SD Kanisius Ganjuran. Sampel yang diambil dalam

penelitian ini adalah siswa kelas VA yang terdiri atas 27 siswa sebagai kelompok

eksperimen dan kelas VB yang terdiri atas 27 siswa sebagai kelompok kontrol.

Dalam penelitian tersebut data yang digunakan adalah skor pretest dan posttest.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil yaitu ada pengaruh

signifikan terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori

kognitif dengan menerapkan metode inkuiri. Hal ini dapat dilihat dari analisis data

signifikansi penggunaan metode inkuiri dalam meningkatan prestasi belajar

ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) < 0,05 atau 0,000 < 0,05. Untuk rata-rata

(mean) kenaikan skor yang terjadi di kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-

rata kenaikan skor di kelompok kontrol, yang ditunjukkan dengan harga sig. (2-

tailed) < 0,05 atau 0,032 < 0,05. Sedangkan untuk rata-rata kenaikan kemampuan

berpikir kritis kategori kognitif pada masing-masing unsurnya terdapat perbedaan

yang signifikan, ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) < 0,000 atau 0,000 <

0,05.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

20

Penelitian yang dilakukan Sastrika, Sadia, dan Muderawan (2013)

bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek

dengan model pembelajaran konvensional terhadap pemahaman konsep kimia dan

keterampilan berpikir kritis. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan

desain posttest only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Negara tahun pelajaran 2012/2013. Sampel

yang diambil dalam penelitian ini menggunakan 64 siswa sebagai kelompok kelas

eksperimen dan 65 siswa sebagai kelompok kelas kontrol. Kelompok kelas

eksperimen diberikan model pembelajaran berbasis proyek dan kelompok kelas

kontrol diberikan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan Test Between

Subjects Effects dapat diketahui nilai Fhitung = 20,714 sedangkan nilai Ftabel = 3,91.

Oleh karena, Fhitung > Ftabel (p < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Simpulan

yang dapat ditarik adalah terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis antara

kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran berbasis proyek dan

kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional.

Penelitian yang dilakukan Astika, Suma, dan Suastra (2013) bertujuan

untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dengan model

pembelajaran ekspositori terhadap sikap ilmiah dan keterampilan berpikir kritis.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan ditetapkan 7 kelas sebagai

populasi. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 245 siswa dengan

140 siswa dari 4 kelas sebagai sampel. Kelompok kelas eksperimen diberikan

model pembelajaran berbasis masalah dan kelompok kelas kontrol diberikan

model pembelajaran ekspositori. Berdasarkan hasil Test Between-Subjects Effects

diketahui keterampilan berpikir kritis nilai (Fhitung = 23,192; p < 0,05). Dengan

demikian H0 ditolak dan HA diterima. Simpulan yang dapat ditarik adalah

pembelajaran berbasis masalah mempengaruhi keterampilan berpikir kritis siswa

dalam pembelajaran.

Penelitian-penelitian tentang mind map dan berpikir kritis yang telah

diuraikan di atas belum ada yang membahas tentang pengaruh penggunaan mind

map terhadap kemampuan berpikir kritis. Untuk melengkapi penelitian-penelitian

sebelumnya, maka akan dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan berpikir kritis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

21

Kemampuan berpikir kritis yang diteliti adalah kemampuan berpikir kritis yang

diungkapkan oleh Facione. Kemampuan berpikir kritis menurut Facione terdiri

dari kemampuan interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi

diri. Dalam skripsi ini tidak membahas enam kemampuan berpikir kritis Facione,

tetapi hanya difokuskan dalam dua kemampuan saja yaitu kemampuan evaluasi

dan inferensi.

2.1.2.3 Literature Map

Dari uraian penelitian-penelitian sebelumnya dapat dibuat literature map

sebagai berikut:

Gambar 2.2 Literature Map dari Penelitian Terdahulu yang Relevan.

Mind Map Berpikir Kritis

Septiani (2012)

mind map – kemampuan

menganalisis dan kemampuan

mengevaluasi

Lestari (2011)

metode inkuiri – prestasi belajar

dan kemampuan berpikir kritis

Imadudin & Utomo (2012)

metode mind map – prestasi

belajar

Sastrika, Sadia, &

Muderawan (2013)

model pembelajaran berbasis

proyek – pemahaman konsep

dan keterampilan berpikir kritis

Priantini, Atmadja, &

Marhaeni (2013)

metode mind map –

keterampilan berpikir kreatif

dan prestasi belajar

Astika, Suma, & Suastra

(2013)

model pembelajaran berbasis

masalah – sikap ilmiah dan

keterampilan berpikir kritis

Yang perlu diteliti:

mind map – berpikir kritis pada

kemampuan evaluasi dan

inferensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

22

2.2 Kerangka Berpikir

Metode mind map merupakan cara mencatat informasi yang efektif dan

memetakan pikiran-pikiran sedemikian rupa sehingga melibatkan proses kognitif

anak. Proses pembuatan mind map sangat menarik dan menyenangkan bagi siswa.

Proses pembuatan mind map dengan kata kunci sederhana dan pemberian gambar

serta alur yang berwarna-warni bertujuan agar siswa mudah dalam mengingat dan

memahami materi pembelajaran. Selain itu penggunaan metode mind map

memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan proses berpikirnya

agar lebih kritis, analitis, dan kreatif.

Kemampuan berpikir kritis dimensi kognitif dipandang sebagai pusat

kecakapan mental yang paling penting. Dalam kemampuan berpikir kritis, siswa

diajak untuk membuat dugaan, mencari pembuktian, memberikan alternatif-

alternatif pemecahan masalah dan menarik kesimpulan. Kemampuan berpikir

kritis siswa akan mempengaruhi hasil belajarnya. Biasanya siswa yang mampu

untuk berpikir kritis akan memiliki prestasi yang lebih baik. Kemampuan berpikir

kritis sangat berkaitan dengan mata pelajaran IPA di mana siswa perlu terlibat

dalam proses berpikir untuk menemukan penyelesaian masalah yang terdapat di

alam sekitar. Pembelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran di SD yang

bahasan materinya cukup luas, banyak, dan berhubungan dengan aktivitas sehari-

hari dalam lingkungan sekitar. Materi-materi dalam pembelajaran IPA menuntut

siswa untuk lebih kritis dalam mengungkapkan gejala-gejala alam berkaitan

dengan materi. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang dapat

mempengaruhi perkembangan berpikir kritis dan melibatkan keseluruhan kerja

otak. Metode mind map dipilih sebagai salah satu metode pembelajaran yang

efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa. Jika metode

mind map digunakan pada mata pelajaran IPA untuk siswa kelas IV SD

Tarakanita Bumijo Yogyakarta, penggunaan metode mind map akan berpengaruh

terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

23

2.3 Hipotesis Penelitian

2.3.1 Penggunaan metode mind map pada mata pelajaran IPA berpengaruh

terhadap kemampuan evaluasi siswa kelas IV SD Tarakanita Bumijo

Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

2.3.2 Penggunaan metode mind map pada mata pelajaran IPA berpengaruh

terhadap kemampuan inferensi siswa kelas IV SD Tarakanita Bumijo

Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

experimental design dengan tipe non-equivalent control group design. Cresswell

(2012: 242) menjelaskan dalam rancangan penelitian tersebut diseleksi tanpa

prosedur penempatan acak untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji dampak dari suatu perlakuan

(treatment). Oleh karena itu dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu

kelompok eksperimen sebagai kelompok yang diberi treatment tertentu dan

kelompok kontrol sebagai kelompok yang tidak diberi treatment. Treatment yang

diberikan terhadap kelompok eksperimen berupa penggunaan mind map dalam

pembelajaran IPA di kelas. Selanjutnya pada kedua kelompok tersebut sama-sama

diberikan pretest dan posttest.

Hasil penelitian dengan menggunakan pretest dan posttest atau pengaruh

kausal dari intervensi dapat dihitung dalam tiga langkah yaitu (Campbell dan

Stanley dalam Cohen, 2007: 276): (1) mengurangkan skor rerata posttest dengan

pretest untuk menghasilkan selisih skor posttest-pretest pada kelompok

eksperimen, (2) mengurangkan skor rerata posttest dengan pretest untuk

menghasilkan selisih skor posttest-pretest pada kelompok kontrol, dan (3)

mengurangkan hasil selisih skor posttest-pretest pada kelompok eksperimen

dengan hasil selisih skor posttest-pretest pada kelompok kontrol. Pengaruh

perlakuan menurut desain ini dapat diketahui melalui rumus: (O2 – O1) – (O4 –

O3). Apabila hasilnya negatif maka efek kausal negatif atau tidak ada pengaruh,

sebaliknya bila hasilnya positif maka efek kausal positif atau ada pengaruh.

Rancangan penelitian dengan tipe non-equivalent control group design dapat

dilihat pada gambar berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

25

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian.

Keterangan:

O1 = rerata pretest pada kelompok eksperimen

O2 = rerata posttest pada kelompok eksperimen

O3 = rerata dengan pretest pada kelompok kontrol

O4 = rerata dengan posttest pada kelompok kontrol

X = perlakuan (treatment) dengan menggunakan mind map

Pada desain penelitian di atas menggunakan garis putus-putus untuk

menunjukkan bahwa dalam penentuan antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol yang ditetapkan tidak dipilih secara acak (nonrandomly

assigned groups) (Setyosari, 2010: 158). Dengan kata lain tidak ada pilihan

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dilakukan secara acak dengan

kedua kelas sudah terbentuk terlebih dahulu. Oleh karena itu pemilihan kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan menggunakan proses undian.

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pretest untuk mengetahui

ada tidaknya kesamaan kemampuan awal siswa. Setelah itu, kelompok

eksperimen diberikan treatment berupa pembelajaran menggunakan metode mind

map, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan treatment dan hanya

melakukan pembelajaran seperti biasa yaitu menggunakan metode ceramah.

3.2 Setting Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Tarakanita Bumijo,

Yogyakarta. SD Tarakanita Bumijo merupakan sekolah Katolik dibawah naungan

Yayasan Tarakanita yang dikelola oleh suster-suster Cinta Kasih St. Carolus

Borromeus. SD Tarakanita Bumijo berdiri sejak tahun 1952. SD Tarakanita

Bumijo telah meluluskan ribuan siswa yang sebagian besar memiliki peranan

penting dalam masyarakat.

Sekolah Dasar Tarakanita Bumijo beralamat di Jalan Sindunegaran Nomer

01 Yogyakarta. Secara kedinasan, SD Tarakanita Bumijo ini terbagi menjadi dua

O1 X O2

O3 O4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

26

bagian yaitu SD Tarakanita Bumijo I dipimpin oleh kepala sekolah bernama

Thomas Mardiono, S.Pd., sedangkan untuk SD Tarakanita Bumijo II dipimpin

oleh kepala sekolah bernama Floribertus Supriya, S.Pd. Namun secara operasional

tetap satu, yaitu SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.

Luas lahan dari kedua SD tersebut adalah 5600 m² dan luas bangunan

sekolah 2974 m². SD Tarakanita Bumijo memiliki 31 ruang kelas, sedangkan

untuk ruang administrasinya memiliki 1 ruang bertempat di kantor Kepala

Sekolah. Gabungan SD Tarakanita ini juga memiliki ruang lain, diantaranya :

ruang praktek komputer, ruang serbaguna, ruang multimedia, ruang teduh, ruang

BK, ruang redaksi mekar, koperasi sekolah, UKS, toilet/WC, dapur, gudang,

ruang pramuka, ruang English Club, ruang alat olah raga, ruang guru, ruang cuci,

ruang tunggu, ruang ganti PP/karyawan, aula, pos satpam, kantin sekolah, dan

perpustakaan.

SD Tarakanita Bumijo I terdapat 17 kelas yang terdiri dari kelas IA1, IA2,

IIA1, IIA2, IIIA1, IIIA2, IIIA3, IVA1, IVA2, IVA3, VA1, VA2, VA3, VIA1,

VIA2, VIA3, dan VIA4. Sedangkan SD Tarakanita Bumijo II terdapat 14 kelas

yang terdiri dari kelas IB1, IB2, IIB1, IIIB1, IIIB2, IVB1, IVB2, VB1, VB2, VB3,

VIB1, VIB2, VIB3, dan VIB4. SD Tarakanita Bumijo I memiliki murid dengan

jumlah 499 siswa dengan jumlah guru pengajar berjumlah 23 guru. Sedangkan

untuk SD Tarakanita Bumijo II memiliki murid berjumlah 429 siswa dengan

jumlah guru pengajar berjumlah 21 guru.

SD Tarakanita Bumijo merupakan SD yang meraih penghargaan sekolah

Adiwiyata 2012. Selain itu, SD Tarakanita adalah salah satu SD favorit di

Yogyakarta. Hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang ingin belajar di SD

tersebut dan banyaknya prestasi yang telah diraih dari SD Tarakanita Bumijo.

Peneliti memilih SD Tarakanita Bumijo sebagai tempat penelitian

dikarenakan beberapa guru di sekolah tersebut masih banyak yang hanya

menggunakan metode ceramah saja tanpa dikolaborasikan dengan metode lain.

Selain itu guru mitra mata pelajaran IPA kelas IV sebelumnya tidak pernah

menggunakan metode mind map dalam proses pembelajaran di kelas sehingga

nantinya penggunaan metode mind map ini akan menjadi pengalaman baru bagi

guru maupun siswa. Sekolah tersebut juga memiliki jumlah kelas paralel yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

27

banyak dengan latar belakang dan kemampuan yang beragam sehingga dapat

dimungkinkan untuk melakukan penelitian quasi experimental.

Pengambilan data penelitian eksperimental dianjurkan dilakukan dalam

waktu singkat untuk menghindari bias (Krathwohl, 2004: 547). Oleh karena itu,

pelaksanaan penelitian di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta dilaksanakan sekitar

2 minggu dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data.

Kelompok Alokasi Waktu Hari, tanggal Kegiatan

Kelompok

Eksperimen

2 x 40 menit Selasa, 11 Februari 2014 Pretest

1 x 40 menit Kamis, 13 Februari 2014 Pengenalan cara pembuatan

mind map.

2 x 40 menit Rabu, 19 Februari 2014 Pembelajaran tentang

pengaruh gaya menggunakan

metode mind map.

1 x 40 menit Kamis, 20 Februari 2014 Pembelajaran tentang jenis-

jenis gaya menggunakan

metode mind map.

2 x 40 menit Selasa, 25 Februari 2014 Pembahasan ulang tentang

materi gaya (pengaruh dan

jenis-jenis gaya)

menggunakan metode mind

map.

2 x 40 menit Rabu, 26 Februari 2014 Posttest I

2 x 40 menit Sabtu, 29 Maret 2014 Posttest II

Kelompok

Kontrol

2 x 40 menit Kamis, 06 Februari 2014 Pretest

2 x 40 menit Rabu, 19 Februari Pembelajaran tentang

pengaruh gaya menggunakan

metode ceramah.

2 x 40 menit Kamis, 20 Februari 2014 Pembelajaran tentang jenis-

jenis gaya menggunakan

metode ceramah.

2 x 40 menit Selasa, 25 Februari 2014 Pembahasan ulang tentang

materi gaya (pengaruh dan

jenis-jenis gaya)

menggunakan metode

ceramah.

2 x 40 menit Rabu, 26 Februari 2014 Posttest I

2 x 40 menit Sabtu, 29 Maret 2014 Posttest II

3.3 Populasi dan Sampel

Sugiyono (2012: 80) menjelaskan bahwa populasi merupakan generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan digunakan untuk

menarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

28

SD Tarakanita Bumijo yang terdiri atas kelas IV A1, IV A2, IV A3, IV B1, dan

IV B2 dengan jumlah 149 siswa.

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2012: 81). Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel

yang digunakan adalah non-random sampling dengan tipe purposive sampling.

Purposive sampling merupakan pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas

ciri-ciri tertentu yang dipandang memiliki keterkaitan dengan ciri-ciri populasi

yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2004: 186). Penentuan kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen dari keseluruhan siswa kelas IV yang ada di SD

Tarakanita Bumijo dipilih melalui undian yang dilakukan pada tanggal 29

November 2013 dengan disaksikan oleh guru mitra mata pelajaran IPA di kelas

IV. Dua kelas yang terpilih secara acak melalui undian adalah kelas IV A1 yang

terdiri atas 30 siswa sebagai kelompok kontrol dan kelas IV A3 yang terdiri atas

28 siswa sebagai kelompok eksperimen.

Pembelajaran pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol akan

dilakukan oleh guru mitra mata pelajaran IPA di SD Tarakanita Bumijo

Yogyakarta. Pembelajaran dilakukan oleh guru mitra yang sama pada kedua

kelompok agar tidak terjadi kesenjangan atau perbedaan kemampuan guru dalam

mengajar. Peneliti melakukan observasi atau pengamatan selama proses

pembelajaran berlangsung. Kelompok kontrol belajar menggunakan metode

pembelajaran yang biasa dilakukan yaitu metode ceramah dan kelompok

eksperimen menggunakan metode mind map.

3.4 Variabel Penelitian

Sugiyono (2012: 38) menjelaskan bahwa variabel penelitian merupakan

segala sesuatu yang memiliki variasi apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut yang kemudian

dapat ditarik kesimpulan. Dengan kata lain variabel merupakan dasar yang

digunakan untuk penarikan kesimpulan pada sekelompok sumber data yang

memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Jenis variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

29

Variabel independen merupakan hal yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab timbulnya perubahan (Sugiyono, 2012: 39). Variabel ini sering

disebut variabel pengaruh karena tujuannya untuk mempengaruhi variabel

lainnya. Variabel independen pada penelitian ini adalah metode mind map.

Variabel dependen merupakan hal yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat timbulnya perubahan (Sugiyono, 2012: 39). Variabel ini sangat tergantung

dengan variabel lainnya. Variabel dependen pada penelitian ini adalah berpikir

kritis pada kemampuan evaluasi dan inferensi.

Gambar 3.2 Variabel Penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tes. Tes

yang digunakan berupa pretest, posttest I, dan posttest II terhadap kelompok

kontrol dan eksperimen dengan menggunakan instrumen yang sama. Pada tahap

awal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama-sama diberikan pretest.

Setelah pemberian pretest maka dilanjutkan dengan pemberian materi pelajaran

IPA tentang gaya. diberikan treatment yang membedakan Perbedaan proses

pembelajaran antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ada pada

pemberian jenis perlakuan yang berbeda. Pada kelompok eksperimen

menggunakan treatment berupa penggunaan metode mind map, sedangkan pada

kelompok kontrol menggunakan metode ceramah. Setelah pemberian materi gaya

selesai diajarkan, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberi soal posttest

untuk mengetahui pengaruh penggunaan mind map atau pengaruh dari treatment

yang diberikan. Posttest dilaksanakan selama dua kali yaitu posttest I dan posttest

II. Tujuan pemberian posttest II adalah untuk mengetahui retensi pengaruh

perlakuan (Krathwohl, 2004: 546). Untuk lebih mengetahui sensitivitas penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Penggunaan

Metode Mind Map

Kemampuan Inferensi

Kemampuan Evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

30

tersebut, maka peneliti memberikan posttest II yang dilaksanakan dengan jarak 3-

4 minggu dari pelaksanaan posttest I.

Untuk setiap penelitian eksperimental dianjurkan untuk memasukkan

elemen kualitatif agar lebih dapat dipahami sudut pandang subjek yang diteliti

terkait perlakuan dan variabel-variabel yang diteliti antara lain dengan melakukan

observasi, anekdot, dan interview sesudah penelitian (Krathwohl, 2004:547).

Pengumpulan data kualitatif bertujuan sebagai elemen tambahan untuk

memperkuat hasil interpretasi peneliti dalam penelitian kuantitatif. Oleh karena itu

peneliti juga melakukan pengumpulan data kualitatif melalui observasi dan

wawancara. Observasi adalah teknik pengumpulan data melalui pengamatan

terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2008: 220). Observasi

dilakukan saat pemberian pretest, posttest, dan selama proses pembelajaran

berlangsung. Wawancara adalah teknik pengumpulan data secara lisan dengan

memberikan sejumlah pertanyaan untuk dijawab oleh responden (Sukmadinata,

2008: 216). Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tak berstruktur.

Wawancara tak berstruktur lebih bersifat informal, pertanyaan-pertanyaannya

berupa pandangan, sikap, keyakinan subyek, atau tentang keterangan lainnya yang

dapat diajukan secara bebas kepada siswa (Ary, Jacobs, & Razavieh, 2007: 259).

Wawancara dilakukan terhadap guru mitra dan beberapa siswa dari kelompok

eksperimen yang mewakili keseluruhan nilai siswa mulai dari siswa yang

mendapat nilai rendah, sedang, dan tinggi. Berikut ini merupakan topik yang

digunakan sebagai pedoman wawancara:

Tabel 3.2 Topik Wawancara terhadap Kelompok Eksperimen.

No. Topik Wawancara

1. Motivasi siswa ketika belajar IPA dengan guru.

2. Metode yang digunakan guru saat mengajar di kelas.

3. Kepuasan siswa dengan metode yang digunakan guru selama ini.

4. Pengalaman menggunakan mind map.

5. Dampak dari penggunaan mind map.

6. Kesulitan dalam pembuatan mind map.

7. Motivasi menggunakan mind map kembali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

31

Tabel 3.3 Topik Wawancara terhadap Guru Mitra.

No. Topik Wawancara

1. Pengetahuan guru mengenai metode mind map.

2. Tanggapan guru setelah menggunakan metode mind map.

3. Efektivitas penggunaan metode mind map.

4. Perbedaan keaktifan, motivasi, dan kreativitas antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

5. Rencana untuk menggunakan mind map kembali.

3.6 Instrumen Penelitian

Sugiyono (2012: 102) menjelaskan bahwa instrumen penelitian merupakan

alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran dalam sebuah penelitian.

Penelitian ini berdasarkan standar kompetensi mata pelajaran IPA yaitu : 7.

Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda. Kompetensi

dasar yang akan diteliti yaitu : 7.1. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya

(dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.

Peneliti membuat instrumen penelitian dalam bentuk soal uraian yang

digunakan untuk mengukur 6 kecakapan berpikir kritis dimensi kognitif

interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Salah satu

kelebihan dalam menggunakan bentuk soal uraian adalah dapat mengukur hasil

belajar yang kompleks, seperti kemampuan mengaplikasikan prinsip, kemampuan

menginterpretasikan hubungan, kemampuan merumuskan kesimpulan yang sahih

dan sebagainya (Widoyoko, 2013: 84). Oleh karena itu peneliti menggunakan

instrumen dengan soal uraian karena memiliki kelebihan dapat mengukur

kemampuan berpikir kritis siswa pada dimensi kognitif (lihat Lampiran 3.1,

halaman 85). Namun, soal uraian juga memiliki kelemahan yaitu mempunyai

validitas dan reliabilitas yang rendah (Widoyoko, 2013: 85). Untuk mencapai

validitas dan reliabilitas pada kriteria tinggi, peneliti perlu mengujikan soal uraian

tersebut beberapa kali.

Dari keenam soal tersebut hanya dua soal saja yang digunakan sebagai

instrumen untuk mengukur kemampuan evaluasi dan inferensi yaitu soal nomor

dua dan tiga. Soal tersebut disusun berdasarkan unsur-unsur kemampuan evaluasi

dan inferensi serta disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.

Standar kompetensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7. Memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

32

gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda. Kompetensi dasar yang

digunakan adalah 7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan

tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda. Berikut ini merupakan matriks

pengembangan instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan evaluasi dan

inferensi.

Tabel 3.4 Matriks Pengembangan Instrumen.

No Variabel Indikator Pembelajaran Unsur-unsur No. Soal

1. Evaluasi Menilai pengaruh gaya

terhadap gerak benda

pada aktivitas tertentu.

Menilai benar tidaknya suatu

argumen.

3

Menilai apakah argumen

didasarkan pada asumsi yang

benar.

Menilai benar tidaknya alternatif-

alternatif pemecahan masalah.

Menilai apakah suatu prinsip

dapat diterapkan untuk situasi

tertentu.

2. Inferensi Menyimpulkan

pengaruh gaya terhadap

gerak suatu benda.

Mengemukakan alternatif-

alternatif untuk memecahkan

masalah.

4

Tepat menentukan pemecahan

masalah mana yang paling kuat

untuk diterima dan mana yang

lemah untuk ditolak.

Memperkirakan konsekuensi-

konsekuensi yang mungkin

muncul dari suatu pilihan.

Memperkirakan pro dan kontra

dari suatu pilihan.

Kriteria penentuan skor atau rubrik penilaian dapat dilihat dalam tabel berikut ini

(lihat Lampiran 3.3, halaman 90).

Tabel 3.5 Rubrik Penilaian.

No. Soal Variabel Unsur-unsur Penskoran Skor

3. Evaluasi Menilai benar

tidaknya suatu

argumen.

Jika dapat menyebutkan 3 argumen dengan

benar.

4

Jika dapat menyebutkan 2 argumen dengan

benar.

3

Jika dapat menyebutkan 1 argumen dengan

benar.

2

Jika tidak dapat menyebutkan argumen

dengan benar.

1

Menilai apakah

argumen

didasarkan pada

asumsi yang

benar.

Jika dapat menyebutkan 3 asumsi dengan

benar.

4

Jika dapat menyebutkan 2 asumsi dengan

benar.

3

Jika dapat menyebutkan 1 asumsi dengan

benar.

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

33

No. Soal Variabel Unsur-unsur Penskoran Skor

Jika tidak dapat menyebutkan asumsi dengan

benar.

1

Menilai benar

tidaknya

alternatif-

alternatif

pemecahan

masalah.

Jika dapat menyebutkan 3 kategori alternatif

pemecahan masalah dengan benar.

4

Jika dapat menyebutkan 2 kategori alternatif

pemecahan masalah dengan benar.

3

Jika dapat menyebutkan 1 kategori alternatif

pemecahan masalah dengan benar.

2

Jika tidak dapat menyebutkan kategori

alternatif pemecahan masalah dengan benar.

1

Menilai apakah

suatu prinsip

dapat diterapkan

untuk situasi

tertentu.

Jika dapat menyebutkan cara yang paling

efektif dengan tepat dan menjelaskan suatu

prinsip dapat diterapkan untuk situasi tertentu

dengan benar.

4

Jika dapat menyebutkan cara yang paling

efektif dengan tepat tetapi menjelaskan suatu

prinsip dapat diterapkan untuk situasi tertentu

dengan kurang benar.

3

Jika dapat menyebutkan cara yang paling

efektif dengan tepat atau hanya menjelaskan

suatu prinsip dapat diterapkan untuk situasi

tertentu dengan benar.

2

Jika tidak dapat menyebutkan cara yang

paling efektif dengan tepat dan tidak

menjelaskan suatu prinsip dapat diterapkan

untuk situasi tertentu dengan benar.

1

4. Inferensi Mengemukakan

alternatif-

alternatif untuk

memecahkan

masalah.

Jika dapat mengemukakan 3 alternatif

pemecahan masalah dengan benar.

4

Jika dapat mengemukakan 2 alternatif

pemecahan masalah dengan benar.

3

Jika dapat mengemukakan 1 alternatif

pemecahan masalah dengan benar.

2

Jika tidak dapat mengemukakan alternatif

pemecahan masalah dengan benar.

1

Tepat

menentukan

pemecahan

masalah mana

yang paling kuat

untuk diterima

dan mana yang

lemah untuk

ditolak.

Jika dapat menetukan solusi yang paling kuat

dengan alasan yang tepat dan solusi yang

paling lemah beserta alasannya yang tepat.

4

Jika dapat menetukan solusi yang paling kuat

dengan alasan yang tepat atau hanya

menentukan solusi yang paling lemah beserta

alasan yang tepat.

3

Jika hanya dapat menentukan solusi yang

paling kuat dan solusi yang paling lemah saja

tanpa diberi alasan.

2

Jika hanya dapat menentukan solusi yang

paling kuat atau solusi yang paling lemah

dengan benar atau tidak ada jawaban benar.

1

Memperkirakan

konsekuensi-

konsekuensi

yang mungkin

muncul dari

suatu pilihan.

Jika dapat mengemukakan 3 perkiraan

dampak yang akan dialami dengan benar.

4

Jika dapat mengemukakan 2 perkiraan

dampak yang akan dialami dengan benar.

3

Jika dapat mengemukakan 1 perkiraan

dampak yang akan dialami dengan benar.

2

Jika tidak dapat mengemukakan perkiraan

dampak yang akan dialami dengan benar.

1

Memperkirakan Jika dapat menjawab 2 pro dan 2 kontra 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

34

No. Soal Variabel Unsur-unsur Penskoran Skor

pro dan kontra

dari suatu

pilihan.

dengan benar.

Jika dapat menjawab 2 pro dan 1 kontra atau

sebaliknya dengan benar.

3

Jika dapat menjawab 2 pro atau 2 kontra atau

1 pro dan 1 kontra dengan benar.

2

Jika hanya menjawab 1 pro atau 1 kontra

dengan benar atau tidak ada jawaban benar.

1

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan 2 soal uraian berdasarkan

unsur-unsur kemampuan evaluasi dan inferensi. Peneliti bekerja sama dengan dua

peneliti lain yang tergabung dalam satu kelompok payung penelitian. Bersama

dengan dua peneliti lain, maka jumlah soal yang diuji validitas dan reliabilitasnya

ada 6 butir soal uraian. Target peneliti dan dua rekan peneliti yang lain adalah

keseluruhan soal uraian tersebut valid dan reliabel supaya dapat digunakan

sebagai instrumen penelitian.

3.7.1 Pengujian Validitas

Validitas merupakan taraf di mana suatu instrumen mampu mengukur apa

yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012: 173). Valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Azwar, 2009:

174). Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila tes tersebut

menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil yang tepat dan akurat sesuai

dengan tujuannya. Untuk itulah tes dapat dikatakan valid bila dilihat secara

langsung dari yang sudah dicek valid atau tidaknya dan juga dapat dilihat setelah

membandingkan dengan suatu tes lain yang telah valid. Validitas instrumen secara

garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu validitas internal dan validitas

eksternal (Widoyoko, 2013: 129). Validitas internal harus memenuhi validitas isi

dan validitas konstruk.

Tahapan pertama yang dilakukan adalah menguji validitas isi. Validitas isi

berhubungan dengan isi dan format instrumen yaitu apakah isinya dapat

mengukur hal yang akan diukur oleh peneliti dan apakah formatnya sesuai untuk

mengukur aspek tersebut (Sukmadinata, 2008: 229). Validitas isi dilakukan

dengan cara memberikan instrumen penelitian kepada para ahli (expert

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

35

judgement). Validitas ini dilakukan dengan cara melakukan konsultasi kepada

dosen IPA, dosen Bahasa Indonesia, dan guru SD guna melihat kualitas kisi-kisi

materi gaya yang akan digunakan sebagai penelitian (lihat Lampiran 3.7, halaman

96). Selain menggunakan expert judgement, validitas isi juga dilakukan dengan

menggunakan validitas tampang atau face validity. Face validity adalah cara yang

dilakukan untuk melihat kejelasan tampilan soal (Cohen, 2007: 163). Diujikan

dengan cara memperlihatkan soal kepada siswa untuk melihat kejelasan soal.

Selain validitas isi, peneliti juga melakukan validitas konstruk. Validitas

konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu

teori, yaitu yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2013: 131).

Validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan validitas empiris. Validitas

empiris adalah tingkat ketepatan suatu instrumen untuk mengukur hal-hal yang

akan diukur apakah sudah mewakili kriteria yang akan diukur dengan instrumen

dengan melihat kecocokan istrumen dengan yang akan diteliti (Sukmadinata,

2008: 229). Validitas empiris digunakan untuk memvalidasi soal evaluasi yang

berupa soal uraian. Untuk melakukan validitas ini, peneliti memberikan soal

kepada siswa kelas IV di SD Kanisius Wirobrajan dengan jumlah 41 siswa. SD

Kanisius Wirobrajan digunakan untuk melakukan validitas ini karena dianggap

memiliki kemampuan yang setara dengan SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.

Untuk mempermudah perhitungan validitas maka digunakan program

komputer yang bernama IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Hasil perhitungan

uji validitas menggunakan rumus product moment Pearson terhadap 2 soal uraian

untuk mengukur kemampuan evaluasi dan inferensi. Item yang dapat dikatakan

valid adalah item yang mempunyai nilai rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi

kurang dari 0,05 (atau p < 0,05) (Sugiyono, 2010: 177-183). Besar rtabel untuk 41

responden adalah 0,308 (Sugiyono, 2013: 455). Hasil uji validitas dapat dilihat

dalam tabel berikut (lihat Lampiran 3.5, halaman 94).

Tabel 3.7 Perhitungan Validitas.

No.

Soal Variabel r tabel r hitung

Sig. (2-

tailed) Kualifikasi

3. Evaluasi 0,308 0,882 0,000 Valid

4. Inferensi 0,308 0,783 0,000 Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

36

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil Pearson Correlation pada

instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan evaluasi dan inferensi

menunjukkan bahwa nilai rhitung > rtabel. Nilai rhitung pada kemampuan evaluasi

sebesar 0,882 (rhitung > rtabel) dan nilai rhitung pada kemampuan inferensi sebesar

0,783 (rhitung > rtabel) dengan harga signifikansi masing-masing kemampuan 0,000

(atau p < 0,05). Dengan kata lain instrumen tersebut tergolong instrumen yang

valid.

3.7.2 Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah taraf dimana suatu instrumen yang apabila digunakan

dalam beberapa kali pengukuran diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2009:

181). Oleh karena itu pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi adalah

pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Koefisien reliabilitas

instrumen dimaksudkan untuk melihat konsistensi jawaban butir-butir pertanyaan

yang diberikan oleh responden. Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan

tingkat ketepatan instrumen yang digunakan karena mempengaruhi validitas. Uji

reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha karena rumus tersebut cocok

untuk digunakan pada skor berbentuk skala atau rentangan (Priyatno, 2012: 121).

Berikut ini tabel kriteria koefisien reliabilitas untuk melihat hasil perhitungan

reliabilitas instrumen (Masidjo, 1995: 209).

Tabel 3.8 Kriteria Koefisien Reliabilitas.

Interval Koefisien Reliabilitas Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat rendah

Berdasarkan hasil uji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha

menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for Windows diperoleh hasil perhitungan

reliabilitas terhadap dua soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan

evaluasi dan inferensi sebagai berikut (lihat Lampiran 3.6, halaman 95).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

37

Tabel 3.9 Perhitungan Reliabilitas.

N Alpha’s Cronbach Kualifikasi

41 0,554 Cukup

Tabel di atas menunjukkan harga Cronbach’s Alpha untuk kedua

instrumen yang digunakan sebesar 0,554. Sesuai dengan kriteria koefisien

reliabilitas menurut Masidjo, reliabilitas instrumen tersebut termasuk ke dalam

kategori cukup. Instrumen tersebut sudah memenuhi syarat suatu instrumen yang

reliabel dan dapat digunakan untuk pengukuran dalam pengumpulan data

penelitian.

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Uji Normalitas

Sugiyono (2012: 173) mengatakan bahwa statistik parametrik bekerja

berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis berdasarkan

distribusi normal. Oleh karena itu perlu dilakukan uji normalitas data terlebih

dahulu untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan. Uji normalitas data

dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Pengujian dengan

menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dimaksudkan untuk menentukan apakah

skor dalam sampel berasal dari populasi yang memiliki distribusi normal atau

tidak (Ghozali, 2006: 35). Kriteria yang digunakan menurut Priyatno (2012: 39)

adalah sebagai berikut :

1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi normal.

2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal.

Uji normalitas data digunakan untuk menentukan jenis statistik inferensial

yang akan digunakan pada pengujian selanjutnya. Jika data yang diperoleh

terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik

parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples t-test.

Sedangkan jika distribusi data tidak terdistribusi normal, uji statistik yang

digunakan selanjutnya adalah uji statistik non parametrik, dalam hal ini Mann

Whitney U-test atau Wilcoxon Signed Ranks Test. Setelah seluruh data diuji

normalitasnya, maka data baru dapat dapat diuji dengan teknik statistik parametrik

atau non parametrik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

38

3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan

3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan data pretest dilakukan untuk mengetahui apakah pretest dari

kelompok eksperimen dan pretest dari kelompok kontrol memiliki titik pijak yang

sama sehingga dimungkinkan untuk melakukan pembandingan. Kondisi yang

ideal adalah jika tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Dengan kata lain uji pretest ini dilakukan untuk memastikan bahwa kedua

kelompok memiliki kemampuan awal yang setara. Analisis statistik menggunakan

program IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.

Jika data terdistribusi normal maka digunakan statistik parametrik Independent

Samples t-test. Namun apabila data tidak terdistribusi normal maka digunakan

statistik non parametrik Mann-Whitney U-test. Hipotesis statistiknya adalah

sebagai berikut (Priyatno, 2012: 51).

Hi : ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Syarat atau kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah

sebagai berikut (Priyatno, 2012: 51).

1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 Hnull diterima Hi ditolak. Artinya tidak ada

perbedaan yang signifikan antara skor rerata pretest pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat persamaan data

atau titik pijak yang sama antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 Hnull ditolak Hi diterima. Artinya ada

perbedaan yang signifikan antara skor rerata pretest pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terdapat persamaan

data atau titik pijak yang tidak sama antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

39

3.8.2.2 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest

Uji selisih skor pretest dan posttest dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui apakah penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap

kemampuan evaluasi dan inferensi. Secara prinsip rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut: (O2 – O1) – (O4 – O3) yaitu dengan mengurangkan selisih skor

posttest-pretest pada kelompok kontrol dengan selisih skor posttest-pretest pada

kelompok eksperimen. Analisis statistik dengan program IBM SPSS Statistics 22

for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika data terdistribusi normal

maka digunakan statistik parametrik Independent Samples t-test. Namun apabila

data tidak terdistribusi normal maka digunakan statistik non parametrik Mann-

Whitney U-test. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut (Priyatno, 2012: 51).

Hi : ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-pretest pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-pretest

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Syarat atau kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah

sebagai berikut (Priyatno, 2012: 51).

1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima Hi ditolak. Artinya tidak

ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-pretest pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan

metode mind map tidak berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi dan

kemampuan inferensi.

2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak Hi diterima. Artinya ada

perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-pretest pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode

mind map berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi.

3.8.3 Analisis Lebih Lanjut

3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest

Uji peningkatan skor pretest ke posttest dilakukan untuk mengetahui

apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest baik pada

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Analisis statistik menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

40

program IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.

Jika data terdistribusi normal maka digunakan statistik parametrik Paired Samples

t-test. Namun apabila data tidak terdistribusi normal maka digunakan statistik non

parametrik Wilcoxon Signed Ranks test. Hipotesis statistiknya adalah sebagai

berikut (Priyatno, 2012: 45).

Hi : ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Syarat atau kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan (Priyatno,

2012: 45).

1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 Hnull diterima Hi ditolak. Artinya tidak ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terdapat

peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest.

2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 Hnull ditolak Hi diterima. Artinya ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat peningkatan

skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest.

Menurut Campbell dan Stanley (dalam Cohen, 2007: 276) untuk melihat

ada tidaknya perlakuan dan seberapa besar peningkatannya dapat dihitung dengan

menggunakan rumus: (O2 – O1) – (O4 – O3). Jika hasilnya negatif maka efek

kausal negatif atau tidak ada pengaruh dan sebaliknya jika hasilnya positif maka

kausalnya positif atau ada pengaruh. Untuk mengetahui persentase peningkatan

digunakan rumus sebagai berikut.

( )

Gambar 3.3 Rumus Persentase Peningkatan Pretest ke Posttest I.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

41

3.8.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect Size)

Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi.

Teknik pengujian klasik untuk mengetahui signifikansi pengaruh tidak dengan

sendirinya menunjukkan pengaruh tersebut cukup substantif atau tidak.

Pentingnya suatu pengaruh ini disebut effect size. Effect size adalah suatu ukuran

objektif dan terstandarisasi untuk mengetahui besarnya efek yang dihasilkan

(Field, 2009: 56-57).

Untuk mengetahui effect size digunakan koefisien korelasi dengan kriteria r

= 0,10 (efek kecil) yang setara dengan 1% pengaruh yang diakibatkan oleh

pengaruh variabel independen, r = 0,30 (efek menengah) yang setara dengan 9%,

dan r = 0,50 (efek besar) yang setara dengan 25% (Field, 2009: 179). Koefisien

korelasi r dipilih karena koefisien korelasi ini cukup mudah digunakan untuk

mengetahui besarnya efek yang terentang antara harga 0 (tidak ada efek) dan 1

(efek sempurna).

Cara yang digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi adalah sebagai

berikut. Jika data terdistribusi normal, maka harga t diubah menjadi harga r

dengan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 332).

1. Jika data normal, maka menggunakan rumus uji Paired Samples t-test (Field,

2009: 332).

Gambar 3.4 Rumus Uji Paired Samples t-test.

r = besarnya pengaruh (effect size) dengan koefisien korelasi Pearson.

t = harga uji t.

df = derajat kebebasan (degree of freedom).

2. Jika data tidak normal, maka menggunakan rumus uji Wilcoxon Signed Ranks

test (Field, 2009: 350) :

Gambar 3.5 Rumus Uji Wilcoxon Signed Ranks Test.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

42

r = besarnya pengaruh (effect size) dengan koefisien korelasi Pearson.

Z = harga konversi dari standar deviasi dari uji Wilcoxon.

N = jumlah total observasi (2 kali jumlah siswa).

3.8.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk lebih mengetahui retensi

pengaruh perlakuan (Krathwohl, 2004: 546). Oleh karena itu uji retensi pengaruh

perlakuan perlu dilakukan untuk lebih mengetahui sensitivitas perbedaan

perlakuan dari penelitian eksperimental dengan melakukan posttest II sesudah

posttest I. Analisis statistik dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for

Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika data terdistribusi normal maka

digunakan statistik parametrik Paired Samples t-test. Namun apabila data tidak

terdistribusi normal maka digunakan statistik non parametrik Wilcoxon Signed

Ranks Test. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut (Priyatno, 2012: 45).

Hi : ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut

(Priyatno, 2012: 45).

1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima Hi ditolak. Artinya tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan

mind map tidak terjadi penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari

posttest I ke posttest II.

2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak Hi diterima. Artinya terdapat

perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan mind map

terjadi penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest

II.

Untuk mengetahui persentase peningkatan skor posttest I ke posttest II

digunakan rumus sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

43

( )

Gambar 3.6 Rumus Persentase Peningkatan Posttest I ke Posttest II.

3.8.3.4 Dampak Perlakuan

Untuk setiap penelitian eksperimental dianjurkan untuk memasukkan

elemen kualitatif agar lebih dapat dipahami sudut pandang subjek yang diteliti

terkait perlakuan dan variabel-variabel yang diteliti antara lain dengan melakukan

observasi, anekdot, dan interview sesudah penelitian (Krathwohl, 2004:547).

Untuk mengetahui dampak perlakuan dalam penelitian eksperimen maka

dianjurkan untuk memasukkan data kualitatif dengan teknik pengambilan data

triangulasi sebagai elemen tambahan. Triangulasi adalah teknik pengumpulan data

yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber

data yang telah ada (Sugiyono, 2011: 327). Pendapat ahli yang lain juga

mengatakan bahwa triangulasi merupakan penggunaan dua atau lebih metode

pengumpulan data dalam studi beberapa aspek perilaku manusia (Cohen, 2007:

141). Peneliti menggunakan triangulasi tidak hanya untuk pengumpulan data,

namun juga memeriksa kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan

data dan berbagai sumber data. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti

menggunakan observasi, wawancara, dan tes. Dari pengumpulan data melalui

teknik triangulasi maka peneliti bukan mencari kebenaran, namun lebih pada

peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan, sehingga

dapat meningkatkan kekuatan data bila dibandingkan dengan satu pendekatan.

3.8.3.5 Konsekuensi Lebih Lanjut

Konsekuensi lebih lanjut digunakan untuk melihat penggunaan metode

inovatif, dalam hal ini mind map, berdampak besar atau tidak terhadap

peningkatan kompetensi dan kemampuan belajar siswa. Cara yang dilakukan

adalah dengan melihat hasil pretest dan posttest terhadap kemampuan evaluasi

dan inferensi. Penggunaan metode inovatif, dalam hal ini mind map, diharapkan

akan membantu mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Implementasi Pembelajaran

Implementasi pembelajaran pada kelompok kontrol dan eksperimen

dilakukan sebanyak 6 pertemuan dengan total 12 jam pelajaran. Kelompok

kontrol adalah kelas IV A1 yang terdiri dari 30 siswa, sedangkan kelompok

eksperimen adalah kelas IV A3 yang terdiri dari 28 siswa. Pada pertemuan

pertama kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama-sama diberikan

pretest. Untuk pertemuan selanjutnya pelaksanaan pembelajaran pada kelompok

eksperimen menggunakan treatment berupa penggunaan mind map, sedangkan

pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kontrol hanya menggunakan metode

ceramah atau dengan kata lain tidak menggunakan treatment apapun.

Penyampaian materi gaya pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan sebanyak 6 jam pelajaran. Pelaksanaan

pembelajaran dilakukan oleh guru mitra sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh peneliti. Kegiatan dalam RPP

tersebut terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Guru mitra merupakan guru yang sama dalam pelaksanaan pembelajaran

di kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Selama proses pembelajaran

berlangsung, peran guru mitra sebagai pembimbing bagi siswa dalam memberikan

materi pelajaran dengan menggunakan mind map pada kelompok eksperimen,

sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan metode ceramah. Peran

mahasiswa adalah sebagai pengamat aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung dan membantu guru dalam menyiapkan keperluan yang digunakan

saat pelaksanaan pembelajaran. Dalam penelitian ini, antara guru dan mahasiswa

memiliki peran masing-masing yang berbeda, namun tetap berkolaborasi dan

bekerjasama selama kegiatan pembelajaran agar penelitian dapat berjalan dengan

lancar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

45

4.1.1 Kelompok Kontrol

Implementasi pembelajaran pada kelompok kontrol dilaksanakan

sebanyak 6 pertemuan dengan total 12 jam pelajaran (lihat Lampiran 4.4, halaman

118). Tiga pertemuan digunakan untuk pelaksanaan pretest, posttest I, dan

posttest II, sedangkan 3 pertemuan lain digunakan untuk penyampaian materi

gaya. Penyampaian materi gaya yang dilaksanakan oleh guru mitra pada

kelompok kontrol tidak menggunakan treatment apapun. Dengan kata lain hanya

menggunakan metode ceramah saja. Guru memiliki peran penting selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Selama menjelaskan mengenai materi gaya, guru

sepenuhnya menggunakan buku paket dan lembar aktivitas siswa yang dibuat oleh

peneliti tanpa menggunakan media pembelajaran apapun. Guru menyampaikan

materi gaya dengan metode ceramah, sedangkan siswa hanya menyimak dan

mencatat hal-hal yang dianggap penting. Peneliti berperan sebagai observer

selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Semua hal-hal yang terjadi selama

kegiatan pembelajaran dicatat dalam sebuah catatan dan didokumentasikan

menggunakan foto. Di dalam materi gaya, ada beberapa pokok bahasan yang akan

dijelaskan kepada siswa meliputi: pengaruh gaya dan jenis-jenis gaya yang akan

dibahas satu persatu. Langkah-langkah setiap pelaksanaan pembelajaram pada

pemberian materi gaya pada kelompok kontrol terdiri dari kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Pada pertemuan pertama pokok bahasan yang dijelaskan guru mengenai

pengaruh gaya. Kegiatan apersepsi diawali dengan tanya jawab bersama siswa.

Selanjutnya guru menjelaskan menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan

media pembelajaran. Setelah guru selesai menjelaskan mengenai materi pengaruh

gaya, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi

yang belum dipahami. Pada kegiatan akhir siswa diberi lembar kegiatan siswa

yang dibuat oleh peneliti. Setelah siswa selesai mengerjakan, guru bersama siswa

membahas lembar kegiatan siswa tersebut.

Pada pertemuan kedua, guru menjelaskan mengenai pokok bahasan jenis-

jenis gaya. Sama seperti pada pertemuan sebelumnya, guru menjelaskan materi

hanya dengan menggunakan metode ceramah begitu pula saat memberikan

contoh-contoh aplikasi gaya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan apersepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

46

diawali dengan tanya jawab berkaitan contoh-contoh jenis gaya yang ada di

sekitar mereka. Kemudian guru mulai mengaitkan contoh-contoh tersebut

berdasarkan berbagai jenis gaya. Pada kegiatan akhir siswa kembali diberikan

lembar kerja siswa. Setelah siswa selesai mengerjakan, guru membahas jawaban

soal bersama-sama disertai pemberian kesempatan bagi siswa apabila ingin

bertanya.

Pada pertemuan terakhir sebelum diadakan posttest, guru menjelaskan

kembali materi gaya secara keseluruhan dengan tujuan agar siswa memahami

materi gaya secara utuh. Setelah guru mengulas kembali seluruh materi, siswa

diberikan lembar aktivitas siswa berupa latihan soal-soal. Setelah semua

penyampaian materi selesai, pada pertemuan berikutnya dilakukan posttest

dengan menggunakan instrumen yang sama seperti saat pretest.

4.1.2 Kelompok Eksperimen

Implementasi pembelajaran pada kelompok eksperimen dilaksanakan

sebanyak 6 pertemuan dengan total 12 jam pelajaran (lihat Lampiran 4.3, halaman

108). Tiga pertemuan digunakan untuk pelaksanaan pretest, posttest I, dan

posttest II, sedangkan 3 pertemuan lain digunakan untuk penyampaian materi

gaya. Penyampaian materi gaya yang dilaksanakan oleh guru mitra pada

kelompok eksperimen menggunakan metode mind map. Sebelum pelaksanaan

pembelajaran materi gaya, pada kelompok eksperimen diberi waktu tambahan

diluar jam pelajaran untuk latihan pembuatan mind map. Guru menyampaikan

materi gaya dengan menggunakan metode mind map, sedangkan peneliti berperan

sebagai observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu peneliti

juga membantu guru dalam mempersiapkan bahan ajar sehingga tercipta

kolaborasi yang baik antara guru dan peneliti. Semua hal-hal yang terjadi selama

kegiatan pembelajaran dicatat dalam sebuah catatan dan didokumentasikan

menggunakan foto. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kelompok

ekperimen terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Pada pertemuan pertama peneliti bersama guru bekerjasama selama

kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan apersepsi diwali dengan guru

bertanya jawab seputar pengaruh gaya dan dilanjutkan dengan menjelaskan materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

47

menggunakan media pembelajaran yang sudah disiapkan oleh peneliti. Setelah

guru selesai menyampaikan materi pengaruh gaya, dengan dibantu peneliti siswa

diberi kesempatan untuk membuat mind map secara berkelompok. Dengan

bimbingan guru dan peneliti siswa dapat membuat mind map mengenai pengaruh

gaya sampai pada jam pelajaran berakhir.

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua diawali dengan tanya jawab

guru bersama siswa mengenai jenis-jenis gaya yang ada dalam kehidupan sehari-

hari. Pemberian materi menggunakan media pembelajaran yang telah disiapkan

oleh peneliti. Pembelajaran dilanjutkan dengan membuat mind map mengenai

jenis-jenis gaya secara berkelompok. Dengan bimbingan guru dan peneliti, siswa

membuat mind map sampai pada jam pelajaran berakhir.

Pada pertemuan terakhir, guru mengulas kembali seluruh materi gaya yang

meliputi pengaruh gaya dan jenis-jenis gaya. Siswa diberi kesempatan untuk

bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Kegiatan pembelajaran

dilanjutkan dengan siswa membuat mind map secara mandiri mengenai

keseluruhan materi gaya. Siswa diberi kebebasan untuk membuat mind map

sesuai dengan imajinasi mereka tetapi tetap pada konteks materi gaya yang telah

dipelajari.

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kolaborasi bersama dengan teman

dalam kelompok payung IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Penelitian tersebut

dilakukan terhadap siswa SD (Sekolah Dasar) untuk membuktikan pengaruh

penggunaan metode mind map terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, antara

lain : kemampuan intepretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi dan regulasi

diri. Peneliti hanya memfokuskan pembahasan penelitian tentang pengaruh

penggunaan mind map terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi. Penelitian

dilakukan dengan metode quasi-experimental design tipe non-equivalent control

group design sehingga menggunakan dua kelompok untuk dibandingkan, yakni

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Instrumen penelitian yang

digunakan berupa tes uraian yang terdiri dari dua soal, yakni satu soal untuk

mengukur kemampuan evaluasi dan satu soal yang lain untuk mengukur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

48

kemampuan inferensi. Instrumen yang digunakan untuk pretest dan posttest

merupakan instrumen yang sama dan diujikan pada dua kelompok penelitian,

yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hasil penelitian yang akan dibahas lebih lanjut mengenai deskripsi data

dan dipaparkan lebih lengkap mengenai data pretest dan posttest kelompok

eksperimen dan kontrol pada masing-masing kemampuan yaitu evaluasi dan

inferensi. Data yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini berupa data kuantitatif

dan disertai data kualitatif sebagai elemen tambahan untuk lebih mengetahui

retensi pengaruh tindakan. Data kuantitatif yang diperoleh adalah hasil pretest,

posttest I, dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

menggunakan soal uraian. Data yang diperoleh dari pretest, posttest I, dan posttest

II untuk kemampuan evaluasi dan inferensi pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dianalisis dengan menggunakan program komputer yang bernama

IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.

4.2.1 Uji Pengaruh Penggunaan Metode Mind Map terhadap Kemampuan

Evaluasi

Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan

variabel independen yaitu metode mind map terhadap variabel dependen yang

diteliti yaitu kemampuan evaluasi. Analisis data untuk mengetahui pengaruh

penggunaan metode mind map terhadap kemampuan evaluasi menggunakan

beberapa langkah uji statistik sebagai berikut: 1) Uji normalitas data, untuk

mengetahui skor dalam sampel berasal dari populasi yang memiliki distribusi

normal atau tidak. 2) Uji perbedaan kemampuan awal, yaitu untuk memastikan

bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang setara. 3) Uji selisih skor

pretest dan posttest I, yaitu untuk mengetahui apakah penggunaan metode mind

map berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi. 4) Uji peningkatan skor pretest

dan posttest I, untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan

dari pretest ke posttest baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol. 5) Uji besar pengaruh perlakuan, yaitu untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan evaluasi. 6) Uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

49

retensi pengaruh perlakuan, untuk lebih mengetahui sensitivitas perbedaan

perlakuan dari penelitian eksperimental terhadap kemampuan evaluasi.

4.2.1.1 Uji Normalitas terhadap Kemampuan Evaluasi

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui skor dalam sampel berasal dari

populasi yang memiliki distribusi normal atau tidak. Data yang diperoleh dari

pretest dan posttest untuk mengukur kemampuan evaluasi pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen dianalisis terlebih dahulu dengan uji normalitas

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Uji normalitas tersebut untuk

menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan dalam analisis data

selanjutnya. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal,

sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal.

Jika data yang diperoleh terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan

selanjutnya adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-

test atau Paired Samples t-test. Sedangkan jika distribusi data tidak terdistribusi

normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik non

parametrik, dalam hal ini adalah Mann Whitney U-Test atau Wilcoxon Signed

Ranks Test. Berdasarkan analisis uji normalitas dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh hasil sebagai berikut ini (lihat Lampiran

4.11, halaman 147).

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Evaluasi.

No Aspek Sig. (2-

tailed) Keterangan

1 Rerata skor pretest kelompok eksperimen 0,071 Normal

2 Rerata skor posttest I kelompok eksperimen 0,122 Normal

3 Selisih skor pretest-posttest I kelompok eksperimen 0,063 Normal

4 Rerata skor posttest II kelompok eksperimen 0,200 Normal

5 Rerata skor pretest kelompok kontrol 0,200 Normal

6 Selisih skor pretest-posttest I kelompok kontrol 0,194 Normal

7 Rerata skor posttest I kelompok kontrol 0,167 Normal

8 Rerata skor posttest II kelompok kontrol 0,088 Normal

Berdasarkan analisis statistik di atas, aspek pretest kelompok eksperimen

memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,071 (atau p > 0,05), aspek posttest I

kelompok eksperimen memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,122 (atau p >

0,05), aspek selisih skor pretest-posttest I kelompok eksperimen memiliki harga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

50

sig. (2-tailed) sebesar 0,063 (atau p > 0,05), dan aspek posttest II kelompok

eksperimen memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,200 (atau p > 0,05).

Selanjutnya aspek pretest kelompok kontrol memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar

0,200 (atau p > 0,05), aspek posttest I kelompok kontrol memiliki harga sig. (2-

tailed) sebesar 0,167 (atau p > 0,05), aspek selisih skor pretest-posttest I

kelompok kontrol memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,194 (atau p > 0,05),

dan aspek posttest II kelompok kontrol memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar

0,088 (atau p > 0,05).

Harga sig. (2-tailed) pada aspek pretest, posttest, selisih skor pretest-

posttest I, dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

memiliki distribusi data yang normal karena nilai sig. (2-tailed) lebih besar dari

0,05 (atau p > 0,05). Berdasarkan uji normalitas tersebut diperoleh hasil bahwa

skor pada aspek pretest, posttest, selisih skor pretest-posttest I, dan posttest II

terdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji

statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples

t-test.

Analisis data pada kemampuan evaluasi menggunakan statistik

parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples t-test

dengan lima langkah berikut: 1) Uji perbedaan kemampuan awal, yaitu untuk

memastikan bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang setara. 2)

Uji selisih skor pretest dan posttest I, yaitu untuk mengetahui apakah penggunaan

metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi. 3) Uji peningkatan

skor pretest dan posttest I, untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang

signifikan dari pretest ke posttest baik pada kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol. 4) Uji besar pengaruh perlakuan, yaitu untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan

evaluasi. 5) Uji retensi pengaruh perlakuan, untuk lebih mengetahui sensitivitas

perbedaan perlakuan dari penelitian eksperimental.

4.2.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Evaluasi

Langkah pertama yang dilakukan setelah mengetahui normalitas data

pretest dan posttest dari masing-masing kelompok yaitu melakukan analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

51

perbedaan kemampuan awal dengan menggunakan skor pretest dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan

untuk mengetahui apakah pretest dari kelompok eksperimen dan pretest dari

kelompok kontrol memiliki titik pijak yang sama sehingga dimungkinkan untuk

melakukan pembandingan. Jika memiliki titik pijak yang sama dapat dilakukan

pembandingan antara skor kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan

kata lain uji perbedaan kemampuan awal melalui skor pretest ini dilakukan untuk

memastikan bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang setara.

Analisis statistik yang digunakan dalam uji perbedaan kemampuan awal

pada kemampuan evaluasi adalah statistik parametrik, dalam hal ini Independent

Samples t-test. Sebelum melakukan uji Independent Samples t-test, dilakukan uji

Levene’s Test terlebih dahulu untuk mengetahui homogenitas varians data. Suatu

data dikatakan memiliki homogenitas varians apabila harga signifikansi pada

Levene’s Test > 0,05 (atau p > 0,05) (Priyatno, 2012:49). Berdasarkan uji

Levene’s Test diperoleh besar nilai F = 0,531 dengan signifkansi sebesar 0,469

(atau p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data pretest kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol memiliki homogenitas varians data.

Setelah diketahui data memiliki varians yang homogen, langkah

selanjutnya adalah melakukan uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent

Samples t-test. Analisis statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 22

for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan

adalah sebagai berikut: ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Hi) dan tidak ada perbedaan

yang signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol (Hnull). Untuk itu kriteria yang digunakan untuk menarik

kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull

diterima Hi ditolak, sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak

Hi diterima. Berdasarkan uji analisis perbedaan kemampuan awal dengan

menggunakan uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test

diperoleh hasil sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.12, halaman 148).

Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Evaluasi.

Hasil Uji Skor Pretest Sig. (2-tailed) Keterangan

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 0,594 Tidak ada perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

52

Berdasarkan tabel uji skor pretest pada kemampuan evaluasi menunjukkan

tidak ada perbedaan skor rerata pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Pada kelompok eksperimen diperoleh hasil M = 2,41, SD = 0,63, SE =

0,12, sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh hasil M = 2,31, SD = 0,69, SE =

0,12. Hasil uji Independent Samples T-test menunjukkan t(56) = -0,537 dan harga

sig. (2-tailed) sebesar 0,594 (atau p > 0,05), sehingga Hnull diterima Hi ditolak.

Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol memiliki level kemampuan awal yang sama

pada kemampuan evaluasi sehingga dapat dibuat perbandingan untuk selanjutnya.

4.2.1.3 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan Evaluasi

Langkah kedua adalah melakukan uji perbedaan selisih skor pretest dan

posttest I. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan metode

mind map berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi. Penghitungan dilakukan

dengan cara mengurangkan selisih skor posttest I-pretest pada kelompok kontrol

dengan selisih skor posttest I-pretest pada kelompok eksperimen. Hasil analisis uji

selisih skor pretest dan posttest I antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen yang dilakukan digunakan sebagai dasar dalam menarik kesimpulan

yang berkaitan dengan hipotesis penelitian. Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan hasil penelitian menerima atau menolak hipotesis penelitian.

Berdasarkan tabel uji normalitas selisih skor pretest dan posttest I dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test, pada kelompok eksperimen

memiliki nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,063 (atau p > 0,05) dan kelompok kontrol

memiliki nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,194 (atau p > 0,05). Hal ini menunjukkan

bahwa selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol memiliki distribusi data yang normal sehingga untuk uji selisih

skor pretest dan posttest I dilakukan dengan uji statistik parametrik, dalam hal ini

Independent Samples t-test.

Sebelum melakukan uji Independent Samples t-test, dilakukan uji Levene’s

Test terlebih dahulu untuk mengetahui homogenitas varians data. Suatu data

dikatakan memiliki homogenitas varians apabila harga signifikansi pada Levene’s

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

53

Test > 0,05 (atau p > 0,05) (Priyatno, 2012:49). Dari hasil uji selisih skor pretest

dan posttest I antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan

bahwa ada homogenitas varians data karena harga Levene’s Test pada data

tersebut memiliki harga signifikansi sebesar 0,411 (atau p > 0,05) dengan F =

0,685.

Setelah diketahui data memiliki varians yang homogen, langkah

selanjutnya adalah melakukan uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent

Samples t-test. Analisis statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 22

for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan

adalah sebagai berikut: ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-

posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Hi) dan tidak ada

perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol (Hnull). Untuk itu kriteria yang digunakan untuk

menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka

Hnull diterima Hi ditolak, sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull

ditolak Hi diterima. Berdasarkan uji analisis selisih skor pretest dan posttest I

dengan menggunakan uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples

t-test diperoleh hasil sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.13, halaman 149).

Tabel 4.3 Hasil Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan Evaluasi.

Selisih Skor Pretest dan Posttest I Sig. (2-tailed) Keterangan

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 0,027 Ada perbedaan

Berdasarkan uji selisih skor pretest dan posttest I pada kemampuan

evaluasi diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen

memperoleh skor yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Pada

kelompok eksperimen diperoleh hasil M = 1,0179, SD = 0,73, SE = 0,14,

sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh hasil M = 0,5333, SD = 0,88, SE =

0,16. Hasil uji Independent Samples T-test menunjukkan t(56) = -2,27 dan harga

sig. (2-tailed) sebesar 0,027 (atau p < 0,05), sehingga Hnull ditolak Hi diterima.

Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan

metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

54

Berikut ini merupakan grafik rerata selisih skor pretest dan posttest I pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Grafik menunjukkan bahwa

kelompok eksperimen memiliki hasil rerata selisih skor pretest dan posttest I

lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol

menunjukkan rerata selisih skor sebesar 0,5333, sedangkan pada kelompok

eksperimen menunjukkan rerata selisih skor sebesar 1,0179.

Gambar 4.1 Diagram Batang Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan Evaluasi.

4.2.1.4 Uji Analisis Lebih Lanjut terhadap Kemampuan Evaluasi

1. Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan Evaluasi

Uji peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui

apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest baik pada

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Dari uji peningkatan skor

pretest ke posttest I akan terlihat persentase kenaikan masing-masing kelompok.

Uji perbandingan ini berkaitan dengan uji normalitas. Pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol harga sig. (2-tailed) untuk pretest dan posttest I lebih besar

dari 0,05 (atau p < 0,05) sehingga data tersebut dikatakan normal, maka analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

55

statistik yang digunakan untuk data normal adalah uji statistik parametrik, dalam

hal ini Paired Samples t-test.

Analisis statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 for

Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan

adalah sebagai berikut: ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan

posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Hi) dan tidak ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol (Hnull). Untuk itu kriteria yang digunakan untuk

menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga sig.(2-tailed) > 0,05 maka

Hnull diterima Hi ditolak, sedangkan jika harga sig.(2-tailed) < 0,05 maka Hnull

ditolak Hi diterima. Berdasarkan uji analisis peningkatan skor pretest ke posttest I

dengan menggunakan uji statistik parametrik Paired Samples t-test diperoleh hasil

sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.14, halaman 150).

Tabel 4.4 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan Evaluasi.

No Kelompok Rerata Peningkatan

(%)

Sig. (2-

tailed) Keputusan

Pretest Posttest I

1 Eksperimen 2,41 3,42 41,91 0,000 Ada perbedaan

2 Kontrol 2,31 2,85 23,38 0,003 Ada perbedaan

Berdasarkan hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I pada

kemampuan evaluasi menunjukkan bahwa kenaikan skor pada kelompok

eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Perolehan hasil analisis pada

kelompok eksperimen M = 1,02, SE = 0,14, dan SD = 0,73, sedangkan pada

kelompok kontrol M = 0,53, SE = 0,16, dan SD = 0,88. Pada kelompok

eksperimen diperoleh hasil analisis t(27) = 7,416 dan harga sig. (2-tailed) sebesar

0,000 (atau p < 0,05). Sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh hasil analisis

t(29) = 3,310 dan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,003 (atau p < 0,05). Dari kedua

kelompok tersebut dapat diputuskan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya

ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Walaupun sama-sama mengalami peningkatan

skor yang signifikan pada kedua kelompok, namun pada kelompok eksperimen

mengalami peningkatan skor yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

56

Dengan kata lain penggunaan metode mind map lebih meningkatkan skor pretest

ke posttest I terhadap kemampuan evaluasi.

Menurut Campbell dan Stanley (dalam Cohen, 2007: 276) untuk melihat

ada tidaknya perlakuan dan seberapa besar peningkatannya dapat dihitung dengan

menggunakan rumus: (O2 – O1) – (O4 – O3). Jika hasilnya negatif maka efek

kausal negatif atau tidak ada pengaruh dan sebaliknya jika hasilnya positif maka

kausalnya positif atau ada pengaruh. Secara umum hasil uji kenaikan skor pada

kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

analisis di atas, pada kelompok eksperimen menunjukkan hasil kausal positif

dengan persentase sebesar 41,91% yang berarti metode penggunaan mind map

berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi. Sedangkan pada kelompok kontrol

juga menunjukkan hasil kausal positif dengan persentase sebesar 23,38% yang

berarti penggunaan metode ceramah juga berpengaruh terhadap kemampuan

evaluasi. Dengan kata lain penggunaan metode mind map lebih meningkatkan

skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan evaluasi. Berikut adalah gambar

diagram grafik yang akan menunjukkan kenaikan skor pretest ke posttest I baik di

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

Gambar 4.2 Diagram Grafik Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan

Evaluasi.

2,41

3,42

2,32

2,90

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

Pretest Posttest I

Eksperimen

Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

57

2. Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Evaluasi

Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan evaluasi. Pentingnya suatu

pengaruh ini disebut effect size. Koefisien korelasi r dipilih karena koefisien

korelasi ini cukup mudah digunakan untuk mengetahui besarnya efek yang

terentang antara harga 0 (tidak ada efek) dan 1 (efek sempurna). Cara yang

digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi adalah sebagai berikut. Jika

distribusi normal, harga t diubah menjadi harga r. Dari hasil uji besar pengaruh

perlakuan menggunakan rumus uji Paired Samples t-test maka besar effect size

yang diperoleh adalah sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.15, halaman 151).

Tabel 4.5 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Evaluasi.

No Kelompok t t2

df r R2 % Efek

1 Eksperimen 7,416 54,99706 27 0,81 0,67 67 Besar

2 Kontrol 3,31 10,9561 29 0,52 0,27 27 Besar

Berdasarkan tabel di atas, pada kelompok eksperimen dapat diketahui

besar harga r = 0,81, t = 7,416, R2 = 0,67 dengan persentase efek sebesar 67%.

Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan mind map terhadap

kemampuan evaluasi pada kelompok eksperimen termasuk dalam kriteria efek

besar. Pada kelompok kontrol dapat diketahui besar harga r = 0,52, t = 3,31, R2 =

0,27 dengan persentase efek sebesar 27%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh

penggunaan metode ceramah terhadap kemampuan evaluasi pada kelompok

kontrol termasuk dalam kriteria efek besar. Jadi dapat disimpulkan bahwa

penggunaan mind map dan metode ceramah mempunyai efek yang besar terhadap

kemampuan evaluasi. Walaupun pada kedua kelompok sama-sama menunjukkan

efek yang besar, namun pada kelompok eksperimen memiliki efek lebih besar

dibandingkan dengan besar efek pada kelompok kontrol. Dengan kata lain

pengaruh penggunaan metode mind map menunjukkan efek yang lebih besar

terhadap kemampuan evaluasi.

3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Evaluasi

Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk lebih mengetahui

sensitivitas perbedaan perlakuan dari penelitian eksperimental maka dianjurkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

58

untuk melakukan posttest II sesudah posttest I. Pengujian ini dilakukan 1 bulan

setelah pemberian treatment. Sebelum melakukan uji retensi, dilakukan uji

normalitas terlebih dahulu pada skor posttest I dan posttest II terhadap

kemampuan evaluasi. Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol harga

sig. (2-tailed) untuk posttest I dan posttest II lebih besar dari 0,05 (atau p < 0,05)

sehingga data tersebut dikatakan normal, maka digunakan statistik parametrik

dalam hal ini Paired Samples t-test.

Analisis statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 for

Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan

adalah sebagai berikut: ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan

posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Hi) dan tidak ada

perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol (Hnull). Untuk itu kriteria yang digunakan untuk

menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka

Hnull diterima Hi ditolak, sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull

ditolak Hi diterima. Hasil analisis data perbandingan posttest I ke posttest II

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini

(lihat Lampiran 4.16, halaman 152).

Tabel 4.6 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Evaluasi.

No Kelompok

Rerata Peningkatan

(%) Sig. (2-tailed) Keputusan Posttest

I

Posttest

II

1 Eksperimen 3,42 2,90 -15,2047 0,000 Ada perbedaan

2 Kontrol 2,85 2,52 -11,5789 0,009 Ada perbedaan

Berdasarkan hasil uji pengaruh perlakuan pada kemampuan evaluasi, hasil

uji retensi skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen lebih tinggi

daripada kelompok kontrol. Perolehan hasil analisis pada kelompok eksperimen M

= 0,52, SE = 0,09, dan SD = 0,52, sedangkan pada kelompok kontrol M = 0,33, SE

= 0,11, dan SD = 0,65. Pada kelompok eksperimen diperoleh hasil analisis t(27) =

5,27 dan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05). Sedangkan pada

kelompok kontrol diperoleh hasil analisis t(29) = 2,79 dan harga sig. (2-tailed)

sebesar 0,009 (atau p < 0,05). Dari kedua kelompok tersebut dapat diputuskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

59

bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara

skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Dengan kata lain terdapat penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke

posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap

kemampuan evaluasi.

Secara umum hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok

eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis di

atas, pada kelompok eksperimen menunjukkan hasil kausal negatif dengan

persentase sebesar -15,20%. Artinya pengaruh penggunaan metode mind map

terhadap kemampuan evaluasi terjadi penurunan sebesar 15,20%. Sedangkan pada

kelompok kontrol juga menunjukkan hasil kausal negatif dengan persentase

sebesar -11,57%. Artinya pengaruh penggunaan metode ceramah terhadap

kemampuan evaluasi terjadi penurunan sebesar 11,57%.

Berikut adalah gambar diagram grafik yang akan menunjukkan penurunan

skor posttest I ke posttest II baik di kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol terhadap kemampuan evaluasi.

Gambar 4.3 Diagram Grafik Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan

Evaluasi.

2,41

3,42

2,85

2,32

2,90

2,52

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

Pretest Posttest I Posttest II

Eksperimen

Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

60

4.2.2 Pengaruh Penggunaan Metode Mind Map terhadap Kemampuan

Inferensi

Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan

variabel independen yaitu mind map terhadap variabel dependen yang diteliti

yaitu kemampuan inferensi. Analisis data untuk mengetahui pengaruh

penggunaan mind map terhadap kemampuan inferensi menggunakan beberapa

langkah uji statistik sebagai berikut: 1) Uji normalitas data, untuk mengetahui

skor dalam sampel berasal dari populasi yang memiliki distribusi normal atau

tidak. 2) Uji perbedaan kemampuan awal, yaitu untuk memastikan bahwa kedua

kelompok memiliki kemampuan awal yang setara. 3) Uji selisih skor pretest dan

posttest I, yaitu untuk mengetahui apakah penggunaan metode mind map

berpengaruh terhadap kemampuan inferensi. 4) Uji peningkatan skor pretest dan

posttest I, untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari

pretest ke posttest baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. 5)

Uji besar pengaruh perlakuan, yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

penggunaan metode mind map terhadap kemampuan inferensi. 6) Uji retensi

pengaruh perlakuan, untuk lebih mengetahui sensitivitas perbedaan perlakuan dari

penelitian eksperimental terhadap kemampuan inferensi.

4.2.2.1 Uji Normalitas terhadap Kemampuan Inferensi

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui skor dalam sampel berasal dari

populasi yang memiliki distribusi normal atau tidak. Data yang diperoleh dari

pretest dan posttest untuk mengukur kemampuan inferensi pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen dianalisis terlebih dahulu dengan uji normalitas

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Uji normalitas tersebut untuk

menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan dalam analisis data

selanjutnya. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal,

sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal. Jika

data yang diperoleh terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya

adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau

Paired Samples t-test. Sedangkan jika distribusi data tidak terdistribusi normal, uji

statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik non parametrik, dalam hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

61

ini adalah Mann Whitney U-test atau Wilcoxon Signed Ranks Test. Berdasarkan

analisis uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test

diperoleh hasil sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.17, halaman 153).

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Inferensi.

No Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan

1 Rerata skor pretest kelompok eksperimen 0,056 Normal

2 Rerata skor posttest I kelompok eksperimen 0,067 Normal

3 Selisih skor pretest-posttest I kelompok eksperimen 0,078 Normal

4 Rerata skor posttest II kelompok eksperimen 0,161 Normal

5 Rerata skor pretest kelompok kontrol 0,062 Normal

6 Rerata skor posttest I kelompok kontrol 0,163 Normal

7 Selisih skor pretest-posttest I kelompok kontrol 0,057 Normal

8 Rerata skor posttest II kelompok kontrol 0,172 Normal

Berdasarkan analisis statistik di atas, aspek pretest kelompok eksperimen

memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,056 (atau p > 0,05), aspek posttest I

kelompok eksperimen memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,067 (atau p >

0,05), aspek selisih skor pretest-posttest I kelompok eksperimen memiliki harga

sig. (2-tailed) sebesar 0,078 (atau p > 0,05), dan aspek posttest II kelompok

eksperimen memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,161 (atau p > 0,05).

Selanjutnya aspek pretest kelompok kontrol memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar

0,062 (atau p > 0,05), aspek posttest I kelompok kontrol memiliki harga sig. (2-

tailed) sebesar 0,163 (atau p > 0,05), aspek selisih skor pretest-posttest I

kelompok kontrol memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,0,57 (atau p > 0,05),

dan aspek posttest II kelompok kontrol memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar

0,172 (atau p > 0,05).

Harga sig. (2-tailed) pada aspek pretest, posttest, selisih skor pretest-

posttest I, dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

memiliki distribusi data yang normal karena nilai sig. (2-tailed) lebih besar dari

0,05 (atau p > 0,05). Berdasarkan uji normalitas data tersebut diperoleh hasil

bahwa skor pada aspek pretest, posttest, selisih skor pretest-posttest I, dan posttest

II terdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji

statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples

t-test.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

62

Analisis data pada kemampuan inferensi menggunakan statistik

parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples t-test

dengan lima langkah berikut: 1) Uji perbedaan kemampuan awal, yaitu untuk

memastikan bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang setara. 2)

Uji selisih skor pretest dan posttest I, yaitu untuk mengetahui apakah penggunaan

metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan inferensi. 3) Uji peningkatan

skor pretest dan posttest I, untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang

signifikan dari pretest ke posttest baik pada kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol. 4) Uji besar pengaruh perlakuan, yaitu untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan

inferensi. 5) Uji retensi pengaruh perlakuan, untuk lebih mengetahui sensitivitas

perbedaan perlakuan dari penelitian eksperimental terhadap kemampuan inferensi.

4.2.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Inferensi

Langkah pertama yang dilakukan setelah mengetahui normalitas data

pretest dan posttest dari masing-masing kelompok yaitu melakukan analisis

perbedaan kemampuan awal dengan menggunakan skor pretest dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan

untuk mengetahui apakah pretest dari kelompok eksperimen dan pretest dari

kelompok kontrol memiliki titik pijak yang sama sehingga dimungkinkan untuk

melakukan pembandingan. Jika memiliki titik pijak yang sama dapat dilakukan

pembandingan antara skor kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan

kata lain uji perbedaan kemampuan awal dengan menggunakan skor pretest ini

dilakukan untuk memastikan bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal

yang setara.

Analisis statistik yang digunakan dalam uji perbedaan kemampuan awal

pada kemampuan inferensi adalah statistik parametrik, dalam hal ini Independent

Samples T-test. Sebelum melakukan uji Independent Samples t-test, dilakukan uji

Levene’s Test terlebih dahulu untuk mengetahui homogenitas varians data. Suatu

data dikatakan memiliki homogenitas varians apabila harga signifikansi pada

Levene’s Test > 0,05 (atau p > 0,05) (Priyatno, 2012:49). Berdasarkan uji

Levene’s Test diperoleh besar nilai F = 0,575 dengan signifkansi sebesar 0,451

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

63

(atau p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data pretest kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol memiliki homogenitas varians data.

Setelah diketahui data memiliki varian yang homogen, langkah

selanjutnya adalah melakukan uji statistik parametrik Independent Samples t-test.

Analisis statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 for Windows

dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan adalah

sebagai berikut: ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Hi) dan tidak ada perbedaan yang

signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol (Hnull). Untuk itu kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan

adalah sebagai berikut: jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima Hi

ditolak, sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak Hi diterima.

Berdasarkan uji analisis perbedaan kemampuan awal dengan menggunakan uji

statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test diperoleh hasil

sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.18, halaman 154).

Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Inferensi.

Hasil Uji Skor Pretest Sig. (2-tailed) Keterangan

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 0,889 Tidak ada perbedaan

Berdasarkan uji perbedaan kemampuan awal pada kemampuan inferensi

menunjukkan tidak ada perbedaan skor rerata pretest pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen diperoleh hasil M = 2,08, SD =

0,78, SE = 0,14, sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh hasil M = 2,10, SD =

0,72, SE = 0,13. Hasil uji Independent Samples t-test menunjukkan t(56) = 0,141

dan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,889 (atau p > 0,05), sehingga Hnull diterima Hi

ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol memiliki level kemampuan awal yang sama

pada kemampuan inferensi sehingga dapat dibuat perbandingan untuk selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

64

4.2.2.3 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan Inferensi

Uji perbedaan selisih skor pretest dan posttest I dilakukan untuk

mengetahui apakah penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap

kemampuan inferensi. Penghitungan dilakukan dengan cara mengurangkan selisih

skor posttest I-pretest pada kelompok kontrol dengan selisih skor posttest I-pretest

pada kelompok eksperimen. Hasil analisis uji selisih skor pretest dan posttest I

antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dilakukan digunakan

sebagai dasar dalam menarik kesimpulan yang berkaitan dengan hipotesis

penelitian. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan hasil penelitian menerima

atau menolak hipotesis penelitian.

Berdasarkan uji normalitas selisih skor pretest dan posttest I dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test, pada kelompok eksperimen

memiliki nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,078 (atau p > 0,05) dan kelompok kontrol

memiliki nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,057 (atau p > 0,05). Hal ini menunjukkan

bahwa selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol memiliki distribusi data yang normal sehingga untuk uji selisih

skor pretest dan posttest I dilakukan dengan uji statistik parametrik, dalam hal ini

Independent Samples t-test.

Sebelum melakukan uji Independent Samples t-test, dilakukan uji Levene’s

Test terlebih dahulu untuk mengetahui homogenitas varians data. Suatu data

dikatakan memiliki homogenitas varians apabila harga signifikansi pada Levene’s

Test > 0,05 (atau p > 0,05) (Priyatno, 2012:49). Dari hasil uji selisih skor pretest

dan posttest I antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan

bahwa terdapat homogenitas varians data karena harga Levene’s Test pada data

tersebut memiliki harga signifikansi sebesar 0,102 (atau p > 0,05) dengan F =

2,765.

Setelah diketahui data memiliki varians yang sama, langkah selanjutnya

adalah melakukan uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-

test. Analisis statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 for Windows

dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan adalah

sebagai berikut: ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest

I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Hi) dan tidak ada perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

65

yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol (Hnull). Untuk itu kriteria yang digunakan untuk menarik

kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull

diterima Hi ditolak, sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak

Hi diterima. Berdasarkan uji selisih skor pretest dan posttest I dengan

menggunakan uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test

diperoleh hasil sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.19, halaman 155).

Tabel 4.9 Hasil Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan Inferensi.

Selisih Skor Pretest dan Posttest I Sig. (2-tailed) Keterangan

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 0,000 Ada perbedaan

Berdasarkan uji selisih skor pretest dan posttest I pada kemampuan

inferensi diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen

memperoleh skor yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Pada

kelompok eksperimen diperoleh hasil M = 1,000, SD = 0,82, SE = 0,16,

sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh hasil M = 0,0167, SD = 0,68, SE =

0,12. Hasil uji Independent Samples t-test menunjukkan t(56) = -4,941 dan harga

sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05), sehingga Hnull ditolak Hi diterima.

Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan

metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan inferensi.

Berikut ini merupakan grafik selisih skor pretest dan posttest I pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Grafik menunjukkan bahwa

kelompok eksperimen memiliki hasil rerata selisih skor pretest dan posttest I

lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol

menunjukkan rerata selisih skor sebesar 0,0167, sedangkan pada kelompok

eksperimen menunjukkan rerata selisih skor sebesar 1,000.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

66

Gambar 4.4 Diagram Batang Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan

Inferensi.

4.2.2.4 Uji Analisis Lebih Lanjut terhadap Kemampuan Inferensi

1. Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan Inferensi

Uji peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui

apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest baik pada

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Dari uji peningkatan skor

pretest ke posttest I akan terlihat persentase kenaikan masing-masing kelompok.

Uji perbandingan ini berkaitan dengan uji normalitas. Pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol harga sig. (2-tailed) untuk pretest dan posttest I lebih besar

dari 0,05 (atau p < 0,05) sehingga data tersebut dikatakan normal, maka analisis

statistik yang digunakan untuk data normal adalah uji statistik parametrik, dalam

hal ini Paired Samples t-test.

Analisis statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 for

Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan

adalah sebagai berikut: ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

67

posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Hi) dan tidak ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol (Hnull). Untuk itu kriteria yang digunakan untuk

menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka

Hnull diterima Hi ditolak, sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull

ditolak Hi diterima. Berdasarkan uji analisis peningkatan skor pretest ke posttest I

dengan menggunakan uji statistik parametrik, dalam hal ini Paired Samples t-test

diperoleh hasil sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.20, halaman 156).

Tabel 4.10 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan Inferensi.

No Kelompok Test Peningkatan

(%)

Sig. (2-

tailed) Keputusan

Pretest Posttest II

1 Eksperimen 2,08 3,08 48,08 0,000 Ada perbedaan

2 Kontrol 2,10 2,12 0,95 0,895 Tidak ada perbedaan

Berdasarkan hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I pada

kemampuan inferensi tersebut, peningkatan skor pada kelompok eksperimen

lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Perolehan hasil analisis peningkatan skor

pada kelompok eksperimen M = 1,00, SE = 0,16, SD = 0,82, dan t(27) = 6,414

dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05), maka Hnull ditolak dan

Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan

posttest I pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain terdapat peningkatan skor

yang signifikan dari skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen terhadap

kemampuan inferensi. Sedangkan perolehan hasil analisis pada kelompok kontrol

M = 0,0167, SE = 0,13, dan SD = 0,68, dan t(29) = 0,133 dengan harga sig. (2-

tailed) sebesar 0,895 (atau p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya

tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terdapat peningkatan skor yang

signifikan dari skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan inferensi.

Menurut Campbell dan Stanley (dalam Cohen, 2007: 276) untuk melihat

ada tidaknya perlakuan dan seberapa besar peningkatannya dapat dihitung dengan

menggunakan rumus: (O2 – O1) – (O4 – O3). Jika hasilnya negatif maka efek

kausal negatif atau tidak ada pengaruh dan sebaliknya jika hasilnya positif maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

68

kausalnya positif atau ada pengaruh. Secara umum hasil uji kenaikan skor pada

kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Berdasarkan hasil

analisis di atas, pada kelompok eksperimen menunjukkan hasil kausal positif

dengan persentase sebesar 48,08% yang berarti metode penggunaan mind map

berpengaruh terhadap kemampuan inferensi. Sedangkan pada kelompok kontrol

menunjukkan hasil kausal positif dengan persentase kecil yakni 0,95% yang

berarti penggunaan metode ceramah tidak berpengaruh terhadap kemampuan

inferensi. Dengan kata lain penggunaan metode mind map terhadap kemampuan

inferensi pada kelompok eksperimen memiliki peningkatan skor yang lebih tinggi

dibandingkan pada kelompok kontrol. Berikut adalah gambar diagram grafik yang

menunjukkan peningkatan skor pretest ke posttest I baik di kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol.

Gambar 4.5 Diagram Grafik Peningkatan Skor Pretest dan Posttest I terhadap Kemampuan

Inferensi.

2. Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi

Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan inferensi. Pentingnya suatu

pengaruh ini disebut effect size. Koefisien korelasi r dipilih karena koefisien

korelasi ini cukup mudah digunakan untuk mengetahui besarnya efek yang

terentang antara harga 0 (tidak ada efek) dan 1 (efek sempurna). Cara yang

2,08

3,08

2,10

2,12

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

Pretest Posttest I

Eksperimen

Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

69

digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi adalah sebagai berikut. Jika

distribusi normal, harga t diubah menjadi harga r. Dari hasil uji besar pengaruh

perlakuan menggunakan rumus uji Paired Samples t-test maka besar effect size

yang diperoleh adalah sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.21, halaman 157).

Tabel 4.11 Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi.

No Kelompok t t2 df r R

2 % Efek

1 Eksperimen 6,414 41,1394 27 0,77 0,6 60 % Besar

2 Kontrol 0,133 0,017689 29 0,24 0,06 6 % Kecil

Berdasarkan uji besar pengaruh perlakuan, pada kelompok eksperimen

dapat diketahui besar harga r = 0,77, t = 6,414, R2 = 0,6 dengan persentase efek

sebesar 60%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan mind map

terhadap kemampuan inferensi pada kelompok eksperimen termasuk dalam

kriteria efek besar. Pada kelompok kontrol dapat diketahui besar harga r = 0,24, t

= 0,133, R2 = 0,06 dengan persentase efek sebesar 6%. Hal ini menunjukkan

bahwa pengaruh penggunaan metode ceramah terhadap kemampuan inferensi

pada kelompok kontrol termasuk dalam kriteria efek kecil. Dengan kata lain

pengaruh penggunaan metode mind map menunjukkan efek yang lebih besar

terhadap kemampuan inferensi.

3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi

Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk lebih mengetahui

sensitivitas perbedaan perlakuan dari penelitian eksperimental maka dianjurkan

untuk melakukan posttest II sesudah posttest I. Pengujian ini dilakukan 1 bulan

setelah pemberian treatment. Sebelum melakukan uji retensi, dilakukan uji

normalitas terlebih dahulu pada skor posttest I dan posttest II terhadap

kemampuan inferensi. Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol harga

sig.(2-tailed) untuk posttest I dan posttest II lebih besar dari 0,05 (atau p > 0,05)

sehingga data tersebut dikatakan normal, maka digunakan statistik parametrik

dalam hal ini Paired Samples t-test.

Analisis statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 for

Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik yang digunakan

adalah sebagai berikut: ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

70

posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Hi) dan tidak ada

perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol (Hnull). Untuk itu kriteria yang digunakan untuk

menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka

Hnull diterima Hi ditolak, sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull

ditolak Hi diterima. Hasil analisis data perbandingan posttest I ke posttest II

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini

(lihat Lampiran 4.22, halaman 158).

Tabel 4.12 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi.

No Kelompok Rerata Peningkatan

(%) Sig. (2-tailed) Keputusan

Posttest I Posttest II

1 Eksperimen 3,08 2,28 -25,78 0,000 Ada perbedaan

2 Kontrol 2,12 2,11 -0,8 0,904 Tidak ada

perbedaan

Berdasarkan hasil uji retensi pengaruh perlakuan, skor posttest I ke

posttest II pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

Perolehan hasil uji retensi pada kelompok eksperimen M = 0,79, SE = 0,19, SD =

0,99, dan t(27) = 4,214 dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05)

maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara

skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Dengan kata lain terdapat penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke

posttest II pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan inferensi. Sedangkan

pada kelompok kontrol M = 0,0167, SE = 0,14, dan SD = 0,75, dan t(29) = 0,29

dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,904 (atau p > 0,05). maka Hnull diterima dan

Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan

posttest II pada kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terdapat penurunan skor

yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan inferensi.

Secara umum hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok

eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis di

atas, pada kelompok eksperimen menunjukkan hasil kausal negatif dengan

persentase sebesar -25,78%. Artinya pengaruh penggunaan mind map terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

71

kemampuan inferensi terjadi penurunan sebesar 25,78%. Sedangkan pada

kelompok kontrol juga menunjukkan hasil kausal negatif dengan persentase

sebesar -0,8%. Artinya pengaruh penggunaan metode ceramah terhadap

kemampuan inferensi terjadi penurunan sebesar 0,8%. Berikut adalah diagram

grafik yang akan menunjukkan penurunan skor posttest I ke posttest II, baik di

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol terhadap kemampuan inferensi.

Gambar 4.6 Diagram Grafik Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Penerapan Metode Mind Map terhadap Kemampuan

Evaluasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode mind map pada

mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi siswa kelas IV di

SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil uji

selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji selisih skor pretest dan

posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan harga

sig. (2-tailed) sebesar 0,027 (atau p < 0,05). Artinya ada perbedaan yang

signifikan antara selisih skor pretest dengan posttest I pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode mind map

berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

2,08

3,08

2,28

2,10 2,12 2,11

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

Pretest Posttest I Posttest II

Eksperimen

Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

72

pembelajaran menggunakan metode mind map dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis pada aspek evaluasi dibandingkan dengan menggunakan metode

ceramah. Dalam grafik peningkatan skor pretest ke posttest I juga menunjukkan

bahwa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama-sama mengalami

peningkatan, akan tetapi peningkatan pada kelompok eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan metode

mind map. Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa penggunaan

metode mind map dalam pembelajaran IPA membuat siswa pada kelompok

eksperimen memiliki kemampuan evaluasi yang lebih tinggi dibandingkan

kelompok kontrol. Melalui metode mind map, siswa memetakan sendiri

pengetahuannya dengan menggunakan gambar, warna, dan imajinasi sehingga

siswa lebih mudah dalam menilai benar tidaknya suatu argumen dan menilai

apakah argumen tersebut didasarkan pada asumsi yang benar. Mind map juga

membantu siswa memberikan pandangan menyeluruh terhadap pokok

permasalahan yang sedang dihadapi (Buzan, 2008: 5). Dengan adanya pandangan

yang lebih menyeluruh terhadap suatu permasalahan, siswa mampu menilai

penerapan suatu prinsip untuk memecahkan suatu masalah tersebut dan menilai

benar tidaknya alternatif-alternatif pemecahan masalah yang diberikan. Hal ini

menunjukkan bahwa mind map dapat meningkatkan aspek-aspek kemampuan

evaluasi yang telah dipaparkan oleh Facione (1990).

Kegiatan pembelajaran pada kelompok kontrol tidak menggunakan

treatment apapun. Guru hanya menggunakan metode ceramah selama proses

pembelajaran berlansung. Siswa mendengarkan penjelasan materi yang diberikan

oleh guru dan mencatat hal-hal yang penting. Pengetahuan yang diterima

disimpan dalam bentuk hafalan materi. Peneliti melihat bahwa pada kelas kontrol

proses pembelajarannya kurang kondusif. Siswa mudah merasa bosan dan jenuh

sehingga mengalihkan perhatiannya pada hal-hal lain seperti berbicara dengan

teman sebangkunya, melamun, atau bahkan sibuk dengan suatu barang. Proses

pembelajaran pada kelompok kontrol berpusat pada guru, namun beberapa siswa

cenderung mengabaikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Hal ini membuat

penggunaan metode ceramah tidak memberikan pengaruh yang sama besarnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

73

terhadap kemampuan evaluasi bila dibandingkan dengan penggunaan metode

mind map.

4.3.2 Pengaruh Penerapan Metode Mind Map terhadap Kemampuan

Inferensi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode mind map pada

mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap kemampuan inferensi siswa kelas IV di

SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil uji

selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji selisih skor pretest dan

posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan harga

sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05). Artinya ada perbedaan yang

signifikan antara selisih skor pretest dengan posttest I pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode mind map

berpengaruh kemampuan inferensi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

pembelajaran menggunakan metode mind map dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis pada aspek inferensi dibandingkan dengan menggunakan metode

ceramah. Dalam grafik peningkatan skor pretest ke posttest I menunjukkan bahwa

pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan, akan tetapi

pada kelompok kontrol tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan metode

mind map. Berdasarkan hasil analisis diatas menunjukkan bahwa penggunaan

metode mind map dalam pembelajaran IPA membuat siswa pada kelompok

eksperimen memiliki kemampuan inferensi yang lebih tinggi dibandingkan

kelompok kontrol. Mind map mendorong pemecahan masalah dengan

membiarkan siswa mencari alternatif pemecahan masalah melalui proses berpikir

kreatif (Buzan, 2008: 5). Melalui mind map siswa mampu mengemukakan

alternatif-alternatif pemecahan masalah dan memilih mana yang paling kuat untuk

diterima dan lemah untuk ditolak. Mind map memungkinkan siswa untuk

mengelompokkan konsep dan membantu siswa untuk membandingkannya dengan

konsep lain serta memperkirakan konsekuensi-konsekuensi dari pengambilan

suatu keputusan. Pemikiran yang dibentuk melalui mind map menggapi ke segala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

74

arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala sudut (Buzan, 2008: 2). Hal ini

tentu memudahkan siswa dalam menarik kesimpulan pada suatu materi yang telah

ia pelajari. Hal ini menunjukkan bahwa metode mind map dapat meningkatkan

aspek-aspek kemampuan inferensi sesuai yang telah dipaparkan oleh Facione

(1990).

Hal ini berbeda pada proses pembelajaran di kelompok kontrol.

Pembelajaran di kelompok kontrol dilakukan dengan menggunakan metode

ceramah. Para siswa cenderung pasif mendengarkan penjelasan guru dan mencatat

hal-hal yang sekiranya penting. Bahkan ada beberapa siswa yang duduk di

belakang mengabaikan apa yang dikatakan guru dan lebih memilih untuk

bercakap-cakap dengan teman sebangku. Siswa cenderung mudah bosan dan lelah

sehingga konsentrasinya mudah hilang. Setelah selesai diberi materi pelajaran,

siswa diminta untuk mengerjakan soal dan mencocokkannya bersama-sama.

Pengetahuan yang diterima disimpan dalam bentuk hafalan materi. Ketika siswa

dihadapkan pada suatu permasalahan, maka siswa kesulitan memberikan alternatif

pemecahan masalahan. Hal ini dikarenakan pembelajaran pada kelas kontrol

berpusat pada guru sehingga siswa kurang terlibat dalam penyelesaian masalah

secara langsung. Siswa juga kurang mampu untuk memperkirakan pro dan kontra

dari suatu pilihan, hal ini dikarenakan siswa hanya menghafal apa yang diberikan

oleh guru. Siswa tidak bisa mengembangkan pemikirannya pada hal-hal yang

lebih luas diluar materi yang diajarkan oleh guru. Hal ini membuat penggunaan

metode ceramah tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan

evaluasi.

4.3.3 Dampak Perlakuan terhadap Siswa

Dalam penelitian ini, selain menggunakan teknik pengumpulan data

berupa test, peneliti juga menggunakan teknik triangulasi untuk memperkuat data

yang telah diperoleh. Pengumpulan data dengan teknik triangulasi dilakukan

dengan cara observasi, wawancara terhadap guru mitra, dan wawancara terhadap

siswa. Wawancara terhadap guru dilakukan untuk mengetahui dampak pengajaran

dengan menggunakan metode mind map, sedangkan wawancara terhadap siswa

dilakukan untuk mengetahui respon siswa selama belajar dengan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

75

metode mind map, dan observasi oleh peneliti dilakukan untuk mengetahui cara

guru mengajar, respon siswa dan kegiatan selama proses pembelajaran

berlangsung.

Dari hasil pengujian data diketahui bahwa penggunaan metode mind map

berpengaruh secara terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi. Berdasarkan

pengamatan pada saat penelitian didapat bahwa pembelajaran dengan

menggunakan metode mind map dapat membuat siswa pada kelompok

eksperimen terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Hal ini terlihat ketika mereka

aktif bertanya tentang cara pembuatan mind map dan apa saja yang boleh mereka

lakukan dalam pembuatan mind map. Ini menunjukkan mereka memiliki

semangat untuk belajar dan aktif dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan metode mind map. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara

dengan guru. Guru mengatakan, “anak senang dan antusias dalam membuat mind

map” (wawancara guru mitra, 03 April 2014). Selain itu, guru juga mengatakan,

“anak terlihat sangat aktif, berbeda dengan kelas kontrol” (wawancara guru

mitra, 03 April 2014). Berdasarkan wawancara dengan guru, guru juga menyadari

bahwa penggunaan mind map dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran di kelas. Wawancara yang dilakukan dengan siswa juga

menunjukkan hal serupa. Ada siswa yang mengatakan, “senang karena biasanya

hanya mendengarkan pelajaran, sekarang bisa belajar sambil menggambar”

(wawancara siswa Be, 03 April 2014). Ada juga siswa yang mengatakan, “senang

belajar pakai mind map karena mudah mempelajarinya kembali” (wawancara

siswa Va, 03 April 2014). Berdasarkan wawancara tersebut menunjukkan bahwa

penggunaan mind map dapat meningkatkan keaktifan siswa pada kelompok

eksperimen.

Selama proses pembelajaran pada kelompok eksperimen, siswa terlihat

antusias dalam pembuatan mind map. Siswa membuat mind map sesuai dengan

kreativitasnya masing-masing. Dengan menggunakan media buku gambar dan

pewarna yang menarik, mereka diberi kebebasan untuk membuat mind map

berdasarkan hal-hal yang telah mereka pelajari sebelumnya, misalnya tentang

jenis gaya, pengaruh gaya, dll. Siswa mengembangkan kreativitasnya dengan

memetakan materi melalui garis melengkung, menggunakan warna-warna yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

76

berbeda, dan menambahkan gambar-gambar yang berhubungan dengan materi

gaya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode mind map meningkatkan

kreativitas siswa. Hal ini juga didukung pernyataan guru, “mereka suka

menggambar jadi sangat terbantu” (wawancara guru mitra, 03 April 2014). Selain

itu, ada juga siswa yang mengatakan, “senang karena bisa menggambar dan

mewarnai” (wawancara siswa Ki, 03 April 2014). Siswa lain juga mengatakan,

“seneng karena belajar dengan menggambar seperti refreshing” (wawancara

siswa Jo, 03 April 2014). Berdasarkan wawancara tersebut menunjukkan bahwa

penggunaan mind map dapat meningkatkan kreativitas siswa pada kelompok

eksperimen.

Selain hal-hal di atas, peneliti juga melakukan wawancara yang berkaitan

dengan motivasi siswa dalam penggunaan metode mind map. Berdasarkan hasil

analisis data penelitian, penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap

kemampuan evaluasi dan inferensi siswa. Hal ini menunjukkan bahwa

penggunaan mind pada mata pelajaran IPA dirasa membantu siswa dalam belajar

sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan wawancara yang

dilakukan pada beberapa siswa menunjukkan adanya motivasi untuk

menggunakan mind map kembali pada materi lain atau pada mata pelajaran lain.

Ada siswa yang mengatakan, “kalau mau liburan, bikin mind map dulu, akan

lebih mudah menyiapkannya” (wawancara siswa Jo, 03 April 2014). Ada juga

siswa yang mengatakan, “jadi sering buat mind map sendiri di rumah atau di

tempat les supaya mudah belajarnya” (wawancara siswa Be, 03 April 2014).

Guru juga menunjukkan adanya motivasi untuk menggunakan mind map kembali

pada mata pelajaran lain. Guru mengatakan, “rencananya akan menggunakan

mind map pada mapel PKT” (wawancara guru mitra, 03 April 2014). Berdasarkan

wawancara yang telah dilakukan terhadap guru dan siswa menunjukkan bahwa

ada motivasi untuk menggunakan mind map kembali karena dirasa cukup

membantu dalam memahami materi pelajaran.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara terhadap guru, dan wawancara

terhadap siswa, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode mind map pada

mata pelajaran IPA memberikan dampak perlakuan yang positif. Keaktifan siswa

yang menggunakan mind map lebih meningkat dan timbulnya kreativitas yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

77

membuat siswa tertarik dan semangat untuk belajar. Penggunaan metode mind

map membantu siswa dalam memahami materi sehingga siswa juga termotivasi

untuk menggunakan mind map pada materi lainnya.

4.3.3.4 Konsekuensi Lebih Lanjut

Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan

dengan negara-negara lainnya. Kemampuan bidang matematika, sains, dan bahasa

siswa Indonesia menduduki peringkat bawah yaitu peringkat 57 dari 65 negara

dengan skor 371. Peringkat tersebut dikemukakan oleh PISA (Programme for

International Student Assesment) pada tahun 2009. Hasil evaluasi internasional

selanjutnya yang dilakukan oleh PISA pada tahun 2012 menunjukkan bahwa

kualitas pendidikan di Indonesia semakin menurun dalam bidang matematika,

sains, dan membaca yang menduduki peringkat 64 dari 65 negara partisipan tes

tersebut, dengan rata-rata skor sains 382. Salah satu masalah yang dihadapi dunia

pendidikan kita adalah lemahnya proses pembelajaran di kelas.

Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya tersebut terwujud melalui program

sertifikasi guru. Program sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan kinerja

guru supaya menjadi guru yang semakin profesional dan memfasilitasi siswa

dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Chang, dkk,

2014: 98). Pemerintah memberikan apresiasi yang lebih kepada guru melalui

pemberian tunjangan untuk memotivasi guru dalam meningkatkan kinerjanya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa

(PBB), dapat disimpulkan bahwa kualitas proses sertifikasi secara keseluruhan

tidak sebaik tujuan yang dimaksudkan sehingga hampir tidak ada bukti perbedaan

kompetensi antara guru bersertifikat dan guru yang tidak bersertifikat atau

dampaknya terhadap hasil belajar siswa (Chang, dkk, 2014: 184). Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa kebijakan politik pemerintah Indonesia terkait

program serifikasi guru yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan

Indonesia ternyata tidak efektif digunakan sebagai solusi inti permasalahan

pendidikan di Indonesia. Program sertifikasi tersebut tidak tepat sasaran atau

tujuan utamanya karena tidak secara langsung mempengaruhi metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

78

pembelajaran yang diciptakan oleh guru, namun hanya sebagai aksesoris semata.

Hasil belajar siswa tetap rendah meski pemerintah sudah mengeluarkan dana yang

banyak untuk upaya melakukan reformasi pendidikan di Indonesia.

Untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia, program yang

diberikan harus secara langsung tertuju pada sasaran utama yang menjadi

permasalahan pendidikan selama ini, yakni pembaharuan metode pembelajaran di

dalam kelas. Penggunaan metode inovatif akan membantu mengatasi masalah

rendahnya hasil belajar siswa. Salah satu metode inovatif yang diujicobakan

peneliti adalah mind map. Penggunaan metode inovatif yang diujicobakan oleh

peneliti, dalam hal ini mind map menunjukkan dampak besar terhadap

peningkatan kompetensi dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa metode mind map pada mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap

kemampuan evaluasi dan inferensi siswa kelas IV di SD Tarakanita Bumijo

Yogyakarta.

Penggunaan metode mind map yang dilakukan pada jumlah sampel kecil

dengan kontrol yang penuh pada mata pelajaran IPA dapat mengatasi

permasalahan esensial pendidikan di Indonesia. Apabila metode inovatif, dalam

hal ini mind map digunakan pada proses pembelajaran di dalam kelas dalam

lingkup yang lebih luas, khususnya pada mata pelajaran IPA maka akan

membantu mengatasi masalah pendidikan di Indonesia yakni rendahnya hasil

belajar siswa. Namun, metode inovatif mind map belum tentu efektif untuk

diterapkan pada mata pelajaran lain. Maka perlu ada penelitian serupa lebih lanjut

mengenai pengaruh penggunaan metode mind map terhadap mata pelajaran lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

79

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian yang dilakukan dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 Penggunaan metode mind map pada mata pelajaran IPA berpengaruh

terhadap kemampuan evaluasi siswa kelas IV SD Tarakanita Bumijo

Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan uji

selisih skor pretest dan posttest I pada kemampuan evaluasi diperoleh hasil

yang menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen memperoleh skor

yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Pada kelompok

eksperimen diperoleh hasil M = 1,0179, SD = 0,73, SE = 0,14, sedangkan

pada kelompok kontrol diperoleh hasil M = 0,5333, SD = 0,88, SE = 0,16.

Hasil uji Independent Samples T-test menunjukkan t(56) = -2,27 dan harga

sig. (2-tailed) sebesar 0,027 (atau p < 0,05), sehingga Hnull ditolak Hi

diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest

I - pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata

lain penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan

evaluasi. Besar pengaruh penggunaan metode mind map terhadap

kemampuan evaluasi menunjukkan efek besar dengan harga r = 0,81 atau

67%.

5.1.2 Penggunaan metode mind map pada mata pelajaran IPA berpengaruh

terhadap kemampuan inferensi siswa kelas IV SD Tarakanita Bumijo

Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan uji

selisih skor pretest dan posttest I diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa

pada kelompok eksperimen memperoleh skor yang lebih tinggi

dibandingkan kelompok kontrol pada kemampuan inferensi. Pada

kelompok eksperimen diperoleh hasil M = 1,000, SD = 0,82, SE = 0,16,

sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh hasil M = 0,0167, SD = 0,68,

SE = 0,12. Hasil uji Independent Samples T-test menunjukkan t(56) =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

80

-4,941 dan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05), sehingga

Hnull ditolak Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara

selisih skor posttest I - pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode mind map berpengaruh

terhadap kemampuan inferensi. Besar pengaruh penggunaan metode mind

map terhadap kemampuan inferensi menunjukkan efek besar dengan harga

r = 0,77 atau 60%.

5.2 Keterbatasan Penelitian

5.2.1 Pada penelitian ini materi yang yang dipilih terlalu sedikit, padahal waktu

yang disediakan cukup banyak sehingga membuat siswa di kelompok

kontrol merasa materi yang diajarkan diulang-ulang. Berbeda dengan kelas

eksperimen, yang membutuhkan waktu lebih banyak karena mereka harus

berfokus dalam pembuatan mind map.

5.2.2 Pengalokasian waktu penelitian yang sudah dijadwalkan ternyata tidak

dapat terlaksana sesuai jadwal. Hal ini dikarenakan adanya halangan

bencana alam meletusnya Gunung Kelud. Peneliti melakukan diskusi

ulang dengan guru berkaitan dengan waktu penelitian yang mundur agar

tidak mengganggu jadwal guru dalam penyampaian materi selanjutnya.

5.3 Saran

5.3.1 Pengalokasian waktu sebaiknya disesuaikan dengan banyaknya materi

yang diajarkan. Selain itu beri waktu yang lebih banyak untuk siswa dalam

latihan pembuatan mind map agar saat penelitian siswa sudah terbiasa

menggunakan cara mencatat kreatif menggunakan mind map.

5.3.2 Dalam penyusunan jadwal penelitian dan pembuatan rencana

pembelajaran perlu disiapkan secara matang dengan melakukan diskusi

bersama guru mitra. Jika perlu, siapkan juga rencana cadangan sebagai

antisipasi apabila ada hal-hal yang tidak terduga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

81

DAFTAR REFERENSI

Ary, D., Jacobs, L.C., & Razavieh, A. (2007). Pengantar penelitian dalam

pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Astika, I. K. U., Suma, L. K., & Suastra, I. W. (2013). Pengaruh model

pembelajaran berbasis masalah terhadap sikap ilmiah dan keterampilan

berpikir kritis. Diakses pada tanggal 16 September 2013 dari:

pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/view/851

Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Browne, M. N. & Keeley, S. M. (2012). Pemikiran kritis: panduan untuk

mengajukan dan menjawab pertanyaan kritis. Jakarta: Indeks Permata

Puri Media.

Buzan, T. (2008). Buku pintar mind map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Chang, M. C., Shaeffer, S., Al-Samarrai, S., Ragatz, A. B., Ree, J. D., &

Stevenson, R. (2014). Teacher reform in Indonesia: the role of politics

and evidence in policy making. Washington DC: World Bank.

Cohen, L., Manion & Marrison. (2007). Research menthod in education sixth

edition. London: British Library.

Cresswell, J. W. (2012). Research design : pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan

mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darmodjo, H. & Kaligis, J. R. E. (1991). Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud.

Facione, P. A. (1990). Critical thinking: a statement of expert consensus for

purposes of educational assessment and instruction. Millbrae: California

Academic Press.

Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS third edition. London: Sage.

Fisher, A. (2009). Berpikir kritis: sebuah pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadi, S. (2004). Statistik. Yogyakarta: Andi Offset.

Halim, S. (2010). Bahas tuntas 1001 soal IPA SD. Yogyakarta: Pustaka

Widyatama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

82

Haryanto. (2007). Sains untuk Sekolah Dasar kelas IV. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Huda, M. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran isu-isu metodis dan

paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hergenhahn, B. & Olson, M. H. (2008). Theories of learning (teori belajar).

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Imaduddin, M. C. & Utomo, U. H. N. (2012). Efektivitas metode mind mapping

untuk meningkatkan prestasi belajar fisika pada siswa kelas VIII.

Diakses pada tanggal 16 September 2013 dari:

http://journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/article/view/245

Iskandar, S. M. (1996). Pendidikan ilmu pengetahuan alam. Jakarta: Depdikbud.

Krathwohl, D.R. (2004). Methods of educational and social science research, an

integrated approach (second edition). Illinois: Waveland Press.

Lestari, M. S. C. (2011). Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi

belajar dan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA

SDK Ganjuran Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: PGSD Universitas

Sanata Dharma.

Masidjo. (1995). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

OECD. (2010). PISA 2009 Results: Executive Summary. PISA, OECD Publishing.

OECD. (2013). PISA 2012 Results: What Students Know and Can Do – Student

Performance in Mathematics, Reading and Science (Volume I). PISA,

OECD Publishing.

Priantini, D. A. M. M. O., Atmadja, N. B. W., & Marhaeni, A. A. I. N. (2013).

Pengaruh metode mind mapping terhadap keterampilan berpikir kreatif

dan prestasi belajar IPS. Diakses pada tanggal 16 September 2013 dari:

pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_pendas/article/.../323

Priyatno, D. (2012). Belajar cepat olah data statistik dengan SPSS. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran, berorientasi standar proses

pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sastrika, I. A. K., Sadia, I. W., & Muderawan, I. W. (2013). Pengaruh model

pembelajaran berbasis proyek terhadap pemahaman konsep kimia dan

keterampilan berpikir kritis. Diakses pada tanggal 16 September 2013

dari: pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/.../584

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

83

Schunk, D. H. (2012). Teori-teori pembelajaran: perspektif pendidikan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Setyosari, P. (2010). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kombinasi. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:

CV Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sumantri, M & Permana, J. (2001). Strategi belajar mengajar. Bandung: CV

Maulana.

Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran: teori dan konsep dasar.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif progresif. Jakarta:

Kencana Media Prenada Group.

Widoyoko, E. P. (2013). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

84

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

85

Lampiran 3.1 Instrumen Penelitian

Kasus

BERKEMAH

Hari ini seluruh siswa kelas IV mengikuti kegiatan perkemahan di

halaman sekolah. Andi mengayuh sepedanya menuju ke sekolah dengan penuh

semangat. Andi menghentikan laju sepedanya dan memarkir sepeda di tempat

parkir seperti biasa. Acara diawali dengan mendirikan tenda bagi masing-masing

regu, sehingga membutuhkan banyak tongkat pramuka. Setiap regu mendapat

tugas untuk mengambil air dari sumur dan membawanya ke lokasi perkemahan.

Selain itu ada berbagai kegiatan lomba yang diawali dengan lomba tarik tambang

antar regu. Selanjutnya semua regu berlomba untuk membuat parasut sederhana.

Regu Andi kecewa karena parasut dengan bahan plastik yang sama dengan regu

lainnya namun parasutnya jatuh ke tanah lebih awal. Acara dilanjutkan dengan

kegiatan sosial membersihkan jalanan dan mencari paku menggunakan magnet

yang dipersiapkan oleh sekolah. Kegiatan pada malam hari adalah mencari jejak

dengan menggunakan kompas dan senter untuk menemukan buah kelapa. Sebagai

kegiatan puncak perkemahan akan dilaksanakan perayaan api unggun, dan regu

Andi mendapat tugas untuk mengambil kayu. Setelah kayu ditata melingkar, salah

satu kakak pembina menyalakan korek api. Api unggun menyala dan semua siswa

bergembira.

3. Berdasarkan cerita di atas, jawablah pertanyaan berikut ini :

a) Lingkari jawaban yang tepat!

Manakah kalimat-kalimat berikut ini yang benar dan salah?

Berikan alasan untuk setiap jawaban yang kamu pilih!

1) Tidak ada gaya yang mempengaruhi udara disekitar parasut yang jatuh

ke tanah. (Benar / Salah)

Alasan :

..................................................................................................................

.............................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

86

2) Ada gaya yang mempengaruhi kecepatan gerak benda ketika siswa

mendorong gerobak. (Benar / Salah)

Alasan :

..................................................................................................................

..........................................................................................................

3) Gaya dapat menghentikan benda yang bergerak. (Benar / Salah)

Alasan :

..................................................................................................................

..................................................................................................................

b) Lingkari jawaban untuk menunjukkan benar atau tidaknya cara

memperlambat/menghentikan laju sepeda :

1) Dengan menarik rem sepeda. (Benar / Salah)

2) Dengan menahan kaki ke tanah. (Benar / Salah)

3) Dengan menahan pedal sepeda. (Benar / Salah)

Manakah cara yang paling tepat dilakukan oleh Andi untuk memperlambat

laju sepedanya? Berikan alasanmu!

Jawab:

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

4. Perhatikan gambar di samping!

Dalam sebuah perlombaan, setiap regu membuat parasut

dari bahan plastik yang sama. Regu Andi kecewa karena

parasut regu mereka jatuh ke tanah lebih awal daripada regu

lainnya.

a) Sebutkan minimal 3 cara yang bisa dilakukan regu

Andi supaya parasut mereka bisa terbang lebih lama di udara?

Jawab:

.......................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

87

b) Berdasarkan pendapat yang telah kamu berikan di atas :

1) Tunjukkan satu cara yang menurutmu paling tepat agar parasut bisa

terbang lebih lama di udara? Berikan alasannya!

Jawab:

..................................................................................................................

..................................................................................................................

2) Tunjukkan satu cara yang menurutmu paling kurang tepat agar parasut

bisa terbang lebih lama di udara? Berikan alasannya!

Jawab:

..................................................................................................................

..................................................................................................................

c) Jika regu Andi menggunakan cara yang paling tepat sesuai dengan

pilihanmu di atas, sebutkan minimal 2 keuntungan dan 2 kerugian yang

mungkin terjadi terhadap parasut regu mereka!

Jawab:

........................................................................................................................

........................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

88

Lampiran 3.2 Kunci Jawaban

KUNCI JAWABAN

3. Berdasarkan cerita di atas, jawablah pertanyaan berikut ini :

a) Pernyataan dan alasan :

1) Parasut sederhana yang terbang kemudian jatuh ke tanah tidak

dipengaruhi gaya terhadap udara. Pernyataan ini salah karena pada

parasut tersebut dipengaruhi gaya gesek terhadap udara sehingga

parasut dapat terbang atau bertahan di udara lebih lama.

2) Siswa yang menarik dan mendorong gerobak menunjukkan adanya

pengaruh gaya terhadap kecepatan gerak benda. Pernyataan ini

benar karena pada aktivitas menarik dan mendorong gerobak,

gerobak yang tadinya diam diberi gaya tarik dan dorong sehingga

dapat bergerak. Hal ini dikarenakan adanya gaya tambahan yang

membuat benda bergerak semakin cepat (kecepatan benda).

3) Gaya dapat menghentikan benda bergerak. Pernyataan ini benar,

gaya dapat menghentikan benda bergerak pada saat pemberian gaya

berlawanan dengan arah gerak benda.

b) Pernyataan :

1) Benar

2) Benar

3) Salah

Cara yang paling tepat adalah cara 1) dengan mengerem sepedanya,

karena prinsip kerja rem menggunakan gaya tarik yang berlawanan

arah dengan laju sepeda sehingga menghambat kecepatan gerak

sepeda.

4. Jawaban :

a) 3 cara yang dapat dilakukan Andi :

- Memperluas permukaan parasut

- Mengurangi panjang tali parasut

- Mengurangi beban parasut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

89

- Cara menerbangkan parasut dilempar atau dengan ketapel

b) Cara yang paling tepat dilakukan adalah dengan memperluas

permukaan parasut. Hal ini dikarenakan agar gaya gesek parasut

terhadap udara lebih besar sehingga parasut dapat terbang lebih lama

di udara.

Hal yang paling kurang tepat dilakukan adalah cara menerbangkan

parasut. Hal ini dikarenakan cara menerbangkan pada umumnya

dilempar ke atas seperti biasa. Apabila menggunakan ketapel, parasut

akan sulit membuka. Cara lain bisa dengan menjatuhkan dari tempat

yang lebih tinggi, namun dalam konteks cerita ini tidak adil.

c) Apabila Andi melakukan sesuai dengan cara yang paling tepat

(memperluas permukaan parasut), maka dampak yang akan terjadi :

Keuntungan :

- Kecepatan jatuh ke tanah menjadi lebih lambat

- Waktu yang dibutuhkan untuk jatuh ke tanah lebih lama

- Gaya gesek terhadap udara lebih besar

- Juara dalam perlombaan

Kerugian :

- Beban parasut menjadi lebih berat

- Kesulitan saat akan menerbangkan parasut

- Resiko saat terbang lebih tinggi (menyangkut di pohon atau sobek)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

90

Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian Instrumen Penelitian

No. Soal Variabel Unsur-unsur Penskoran Skor

3. Evaluasi Menilai benar

tidaknya suatu

argumen.

Jika dapat menyebutkan 3 argumen dengan

benar

4

Jika dapat menyebutkan 2 argumen dengan

benar

3

Jika dapat menyebutkan 1 argumen dengan

benar

2

Jika tidak dapat menyebutkan argumen

dengan benar

1

Menilai apakah

argumen

didasarkan pada

asumsi yang

benar.

Jika dapat menyebutkan 3 asumsi dengan

benar

4

Jika dapat menyebutkan 2 asumsi dengan

benar

3

Jika dapat menyebutkan 1 asumsi dengan

benar

2

Jika tidak dapat menyebutkan asumsi dengan

benar

1

Menilai benar

tidaknya

alternatif-

alternatif

pemecahan

masalah.

Jika dapat menyebutkan 3 kategori alternatif

pemecahan masalah dengan benar

4

Jika dapat menyebutkan 2 kategori alternatif

pemecahan masalah dengan benar

3

Jika dapat menyebutkan 1 kategori alternatif

pemecahan masalah dengan benar

2

Jika tidak dapat menyebutkan kategori

alternatif pemecahan masalah dengan benar

1

Menilai apakah

suatu prinsip

dapat diterapkan

untuk situasi

tertentu.

Jika dapat menyebutkan cara yang paling

efektif dengan tepat dan menjelaskan suatu

prinsip dapat diterapkan untuk situasi tertentu

dengan benar

4

Jika dapat menyebutkan cara yang paling

efektif dengan tepat tetapi menjelaskan suatu

prinsip dapat diterapkan untuk situasi tertentu

dengan kurang benar

3

Jika dapat menyebutkan cara yang paling

efektif dengan tepat atau hanya menjelaskan

suatu prinsip dapat diterapkan untuk situasi

tertentu dengan benar

2

Jika tidak dapat menyebutkan cara yang

paling efektif dengan tepat dan tidak

menjelaskan suatu prinsip dapat diterapkan

untuk situasi tertentu dengan benar

1

4. Inferensi Mengemukakan

alternatif-

alternatif untuk

memecahkan

masalah.

Jika dapat mengemukakan 3 alternatif

pemecahan masalah dengan benar

4

Jika dapat mengemukakan 2 alternatif

pemecahan masalah dengan benar

3

Jika dapat mengemukakan 1 alternatif 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

91

No. Soal Variabel Unsur-unsur Penskoran Skor

pemecahan masalah dengan benar

Jika tidak dapat mengemukakan alternatif

pemecahan masalah dengan benar

1

Tepat

menentukan

pemecahan

masalah mana

yang paling kuat

untuk diterima

dan mana yang

lemah untuk

ditolak.

Jika dapat menetukan solusi yang paling kuat

dengan alasan yang tepat dan solusi yang

paling lemah beserta alasannya yang tepat

4

Jika dapat menetukan solusi yang paling kuat

dengan alasan yang tepat atau hanya

menentukan solusi yang paling lemah beserta

alasan yang tepat

3

Jika hanya dapat menentukan solusi yang

paling kuat dan solusi yang paling lemah saja

tanpa diberi alasan

2

Jika hanya dapat menentukan solusi yang

paling kuat atau solusi yang paling lemah

dengan benar atau tidak ada jawaban benar

1

Memperkirakan

konsekuensi-

konsekuensi

yang mungkin

muncul dari

suatu pilihan.

Jika dapat mengemukakan 3 perkiraan

dampak yang akan dialami dengan benar

4

Jika dapat mengemukakan 2 perkiraan

dampak yang akan dialami dengan benar

3

Jika dapat mengemukakan 1 perkiraan

dampak yang akan dialami dengan benar

2

Jika tidak dapat mengemukakan perkiraan

dampak yang akan dialami dengan benar

1

Memperkirakan

pro dan kontra

dari suatu

pilihan.

Jika dapat menjawab 2 pro dan 2 kontra

dengan benar

4

Jika dapat menjawab 2 pro dan 1 kontra atau

sebaliknya dengan benar

3

Jika dapat menjawab 2 pro atau 2 kontra atau

1 pro dan 1 kontra dengan benar

2

Jika hanya menjawab 1 pro atau 1 kontra

dengan benar atau tidak ada jawaban benar

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

92

Lampiran 3.4 Tabulasi Skor Pengujian Validitas

NO EVALUASI INFERENSI

TOTAL A B C D RERATA A B C D RERATA

1 2 1 3 1 1,75 1 1 1 1 1 2,75

2 3 1 3 1 2 1 1 1 1 1 3

3 2 1 3 1 1,75 1 1 1 1 1 2,75

4 2 1 2 1 1,5 1 1 1 1 1 2,5

5 4 2 3 4 3,25 1 1 2 1 1,25 4,5

6 2 1 3 1 1,75 1 1 2 1 1,25 3

7 4 1 2 2 2,25 1 1 1 1 1 3,25

8 4 2 3 2 2,75 3 1 2 1 1,75 4,5

9 4 2 4 1 2,75 2 1 1 1 1,25 4

10 2 2 2 4 2,5 1 1 1 1 1 3,5

11 2 2 2 4 2,5 1 2 1 1 1,25 3,75

12 3 2 4 4 3,25 3 1 3 2 2,25 5,5

13 3 2 2 1 2 1 1 1 1 1 3

14 3 1 3 4 2,75 1 1 1 1 1 3,75

15 3 3 3 1 2,5 2 1 1 1 1,25 3,75

16 3 2 1 1 1,75 1 1 1 1 1 2,75

17 4 3 4 4 3,75 2 1 2 1 1,5 5,25

18 4 2 3 1 2,5 1 1 1 1 1 3,5

19 3 3 2 1 2,25 1 1 1 1 1 3,25

20 3 3 3 1 2,5 1 1 1 1 1 3,5

21 4 1 4 4 3,25 1 1 1 1 1 4,25

22 4 4 4 4 4 4 1 3 2 2,5 6,5

23 3 1 2 2 2 2 1 3 2 2 4

24 4 4 3 1 3 2 1 2 1 1,5 4,5

25 4 1 4 1 2,5 2 1 2 1 1,5 4

26 4 3 4 4 3,75 2 1 2 1 1,5 5,25

27 4 4 4 4 4 3 1 3 2 2,25 6,25

28 3 3 4 4 3,5 4 4 2 1 2,75 6,25

29 4 4 4 4 4 4 3 2 1 2,5 6,5

30 3 1 4 2 2,5 1 1 1 1 1 3,5

31 4 1 2 4 2,75 3 1 3 2 2,25 5

32 3 3 1 4 2,75 1 1 1 1 1 3,75

33 3 1 1 2 1,75 3 1 1 1 1,5 3,25

34 2 2 4 2 2,5 2 1 1 1 1,25 3,75

35 2 1 2 1 1,5 3 4 3 2 3 4,5

36 3 1 1 1 1,5 1 1 1 1 1 2,5

37 2 1 1 1 1,25 2 1 2 1 1,5 2,75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

93

38 4 2 2 3 2,75 2 1 2 1 1,5 4,25

39 4 1 2 2 2,25 1 1 1 1 1 3,25

40 4 1 3 2 2,5 1 1 1 1 1 3,5

41 3 2 1 1 1,75 3 1 2 1 1,75 3,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

94

Lampiran 3.5 Uji Validitas Instrumen Penelitian

Correlations

TOTAL EVALUASI INFERENSI

TOTAL Pearson Correlation 1 ,882** ,783

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 41 41 41

EVALUASI Pearson Correlation ,882** 1 ,399

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,010

N 41 41 41

INFERENSI Pearson Correlation ,783** ,399

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,010

N 41 41 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

95

Lampiran 3.6 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 41 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 41 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,554 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

96

Lampiran 3.7 Resume Expert Judgement

Rubrik Penilaian Instrumen

No Komponen Penilaian

Expert Judgement Rerata

Skor Dosen

I

Dosen

II

Dosen

III

Guru

SD

1. Kesesuaian antara SK, KD,

dan indikator 4 3 4 4

3,75

2. Kualitas perilaku yang

dituntut dalam indikator

mencerminkan keutuhan

perkembangan pribadi

siswa.

4 3 4 4

3,75

3. Kesesuaian indikator pada

variabel 1 dengan soal item

soal yang diberikan.

4 3 4 3

3,5

4. Kesesuaian indikator pada

variabel 2 dengan soal item

soal yang diberikan.

4 3 3 4

3,5

5. Kesesuaian indikator pada

variabel 3 dengan soal item

soal yang diberikan.

4 3 4 4

3,75

6. Kesesuaian indikator pada

variabel 4 dengan soal item

soal yang diberikan.

4 3 4 4

3,75

7. Kesesuaian indikator pada

variabel 5 dengan soal item

soal yang diberikan.

4 2 2 3

2,75

8. Kesesuaian indikator pada

variabel 6 dengan soal item

soal yang diberikan.

4 2 4 4

3,5

9. Kejelasan perintah

pengerjaan soal. 3 2 3 3

2,75

10. Kualitas pedoman penilaian. 4 3 3 3 3,25

11. Bentuk muka instrumen tes

yang disajikan. 4 3 3 4

3,5

12. Penggunaan bahasa

Indonesia dan tata tulis

baku.

3 2 3 3

2,75

Total Skor 40,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

97

Rentang skor

Komentar Expert Judgement :

1. Bahasa lebih disederhanakan.

2. Perhatikan penggunaan EYD, tata bahasa, dll.

3. Soal a dan b kurang jelas.

4. Jangan hanya satu soal.

5. Dibuat catatan.

6. Gambar sudah menarik.

7. Soal sudah sesuai dengan indikator yang akan dicapai.

No Bobot Skor terbobot

1 Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan 37-48

2 Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan

dengan revisi

25-36

3 Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan 13-24

4 Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan 1-12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

98

Lampiran 4.1 Silabus Pembelajaran Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

103

Lampiran 4.2 Silabus Pembelajaran Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

108

Lampiran 4.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

118

Lampiran 4.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

126

Lampiran 4.5 Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen

LEMBAR KERJA SISWA

Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta

Pertemuan ke : 2

Kelas / Semester : IVA3 (Eksperimen) / 2

Mata Pelajaran : IPA

Unit : Gaya

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

I. Indikator

- Menyebutkan pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam kehidupan sehari-

hari

- Mengidentifikasi pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam kehidupan

sehari-hari

- Menilai pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam kehidupan sehari-hari

- Menyimpulkan pengaruh gaya

- Menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam kehidupan sehari-

hari

- Menghargai pendapat teman

II. Petunjuk

- Lakukan kegiatan-kegiatan belajar berikut!

- Isilah setiap pertanyaan dengan tulisan yang rapi

- Kumpulkan LKS dalam keadaan bersih

III. Percobaan

Tujuan : Menjelaskan Pengaruh Gaya

Langkah :

1. Amati percobaan yang dilakukan oleh gurumu!

2. Tuliskan hasil pengamatanmu pada tabel di bawah ini!

A. Kegiatan Belajar 1

Berilah tanda centang () pada tabel di bawah ini!

No Kegiatan / Benda Perubahan

Arah Kecepatan

1 Berjalan kaki

2 Mendorong gerobak

3 Menarik gerobak

4 Memikul ember

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

127

5 Menendang bola

6 Tarik tambang

7 Rem sepeda

8 Magnet

9 Kompas

10 Parasut yang jatuh ke

tanah

B. Kegiatan Belajar 2

Berdasarkan hasil pengamatan, diskusikanlah beberapa pertanyaan berikut ini!

1. Apakah gaya mempengaruhi gerak benda?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

2. Bagaimana pengaruh gaya terhadap gerak benda?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

3. Adakah pengaruh gaya dalam kompas? Bagaimana pengaruhnya?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

4. Adakah pengaruh gaya dalam kegiatan mendorong gerobak? Bagaimana

pengaruhnya?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

5. Adakah pengaruh gaya ketika mengerem sepeda? Bagaimana

pengaruhnya?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

6. Adakah pengaruh gaya pada parasut yang jatuh ke tanah? Bagaimana

pengaruhnya?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

7. Berikan 3 cara supaya parasut bisa bertahan lama?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

128

8. Jelaskan langkah-langkah mengambil air menggunakan ember yang

dilakukan oleh temanmu?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

9. Mengapa ada orang yang menggunakan tongkat dan ember ketika

membawa air? Jelaskan alasanmu!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

10. Apakah kamu setuju jika temanmu menyarankanmu untuk menjadi pemain

terdepan dalam regu lomba tarik tambang? Jelaskan alasanmu!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

C. Kegiatan 3

Apa kesimpulanmu dari hasil pengamatan tersebut? Jelaskan!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

129

LEMBAR KERJA SISWA

Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta

Pertemuan ke : 3

Kelas / Semester : IVA3 (Eksperimen) / 2

Mata Pelajaran : IPA

Unit : Gaya

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

I. Indikator

- Menyebutkan jenis-jenis gaya berdasarkan aktivitas dalam kehidupan sehari-

hari.

- Menggolongkan jenis-jenis gaya berdasarkan aktivitas dalam kehidupan

sehari.

- Menilai berbagai jenis gaya berdasarkan aktivitas dalam kehidupan sehari-

hari.

- Menyimpulkan berbagai jenis gaya

- Menjelaskan jenis-jenis gaya berdasarkan aktivitas dalam kehidupan sehari-

hari.

- Menghargai pendapat teman

II. Petunjuk

- Isilah setiap pertanyaan dengan tulisan yang rapi

- Kumpulkan LKS dalam keadaan bersih

III. Tujuan : Mengetahui jenis-jenis gaya

A. Kegiatan belajar 1

No Aktivitas / Benda Gaya

1 Kompas

2 Magnet

3 Mengangkat ember

4 Parasut yang jatuh ke tanah

5 Mengangkat tongkat

6 Berjalan kaki

7 Tarik tambang

8 Mendorong meja

B. Berilah tanda silang pada piliham jawaban yang benar!

1. Tarikan dan dorongan merupakan macam dari ....

a. Gaya c. Kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

130

b. Tenaga d. Daya

2. Setiap benda yang ada di permukaan bumi akan ditarik oleh bumi. Gaya tarik

bumi disebut dengan gaya ...

a. Listrik c. Magnet

b. Apung d. Gravitasi

3. Gaya gesek yang dialami benda oleh lantai, besar. Agar benda tersebut

bergerak diperlukan gaya yang ....

a. Lebih besar c. Lebih kecil

b. Sama d. Seimbang

4. Gaya yang terjadi karena bersentuhannya dua permukaan benda disebut gaya

....

a. Otot c. Tarik

b. Gesek d. Magnet

5. Jatuhnya buah dengan sendirinya dari atas pohon disebabkan karena adanya

gaya.

a. Gravitasi bumi c. Otot

b. Gesekan d. Listrik

6. Rem yang terdapat pada sepeda menggunakan prinsip kerja dari gaya ....

a. Gesekan c. Dorongan

b. Gravitasi d. Magnet

7. Gerakan kelereng yang menggelinding di lantai datar, makin lama makin

lambat, dan akhirnya berhenti. Hal ini terjadi akibat bekerjanya gaya ....

a. Otot c. Magnet

b. Gravitasi d. Gesek

8. Untuk mengangkat air yang terikat pada tali yang ada di sumur, maka

diperlukan gaya ....

a. Tarik c. Magnet

b. Dorong d. Gesekan

II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat

1. Jika besar gaya tidak mencukupi untuk menggerakan benda, benda akan tetap

...................

2. Dalam lomba tarik tambang, peserta melakukan gaya .........................

3. Delman dapat bergerak karena adanya gaya ................................

4. Gaya yang ditimbulkan oleh tarikan atau dorongan dari magnet disebut

.......................

5. Beberapa faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda adalah ..................

dan ................

6. Selain menyebabkan benda bergerak, gaya yang bekerja pada benda juga

dapat mengubah bentuk benda. Salah satu contohnya yaitu ……..............

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

131

C. Kegiatan 3

Apa yang dapat kamu simpulkan dari materi di atas? Jelaskan!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

132

LEMBAR KERJA SISWA

Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta

Pertemuan ke : 4

Kelas / Semester : IVA3 (Eksperimen) / 2

Mata Pelajaran : IPA

Unit : Gaya

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Nama : No : Kelas :

I. Berilah tanda silang pada piliham jawaban yang benar!

1. Tarikan dan dorongan merupakan macam dari ....

a. Gaya c. Kerja

b. Tenaga d. Daya

2. Setiap benda yang ada di permukaan bumi akan ditarik oleh bumi. Gaya tarik

bumi disebut dengan gaya ...

a. Listrik c. Magnet

b. Apung d. Gravitasi

3. Gaya gesk yang dialami benda oleh lantai, besar. Agar benda tersebut

bergerak diperlukan gaya yang ....

a. Lebih besar c. Lebih kecil

b. Sama d. Seimbang

4. Gaya yang terjadi karena bersentuhannya dua permukaan benda disebut gaya

....

a. Otot c. Tarik

b. Gesek d. Magnet

5. Jatuhnya buah dengan sendirinya dari atas pohon disebabkan karena adanya

gaya ....

a. Gravitasi bumi c. Otot

b. Gesekan d. Listrik

6. Rem yang terdapat pada sepeda menggunakan prinsip kerja dari gaya ....

a. Gesekan c. Dorongan

b. Gravitasi d. Magnet

7. Gerakan kelereng yang menggelinding di lantai datar, makin lama makin

lambat, dan akhirnya berhenti. Hal ini terjadi akibat bekerjanya gaya ....

a. Otot c. Magnet

b. Gravitasi d. Gesek

8. Untuk mengangkat air yang terikat pada tali yang ada di sumur, maka

diperlukan gaya ....

a. Tarik c. Magnet

b. Dorong d. Gesekan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

133

II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Jika besar gaya tidak mencukupi untuk menggerakan benda, benda akan tetap

...................

2. Dalam lomba tarik tambang, peserta melakukan gaya .........................

3. Delman dapat bergerak karena adanya gaya ................................

4. Gaya yang ditimbulkan oleh tarikan atau dorongan dari magnet disebut

.................

5. Beberapa faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda adalah .................. dan

................

6. Selain menyebabkan benda bergerak, gaya yang bekerja pada benda juga dapat

mengubah bentuk benda. Salah satu contohnya yaitu........................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

134

Lampiran 4.6 Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol

LEMBAR KERJA SISWA

Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta

Pertemuan ke : 2

Kelas / Semester : IVA1 (Kontrol) / 2

Mata Pelajaran : IPA

Unit : Gaya

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

I. Indikator

- Menyebutkan pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam kehidupan

sehari-hari

- Mengidentifikasi pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam kehidupan

sehari-hari

- Menilai pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam kehidupan sehari-hari

- Menyimpulkan pengaruh gaya

- Menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam kehidupan sehari-

hari

- Menghargai pendapat teman

II. Petunjuk

- Lakukan kegiatan-kegiatan belajar berikut!

- Isilah setiap pertanyaan dengan tulisan yang rapi

- Kumpulkan LKS dalam keadaan bersih

III. Percobaan

Tujuan : Menjelaskan Pengaruh Gaya

A. Kegiatan Belajar 1

Berilah tanda centang (√ ) pada tabel di bawah ini!

No Kegiatan / Benda Perubahan

Arah Kecepatan

1 Berjalan kaki

2 Mendorong gerobak

3 Menarik gerobak

4 Memikul ember

5 Menendang bola

6 Tarik tambang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

135

7 Rem sepeda

8 Magnet

9 Kompas

10 Parasut yang jatuh ke

tanah

B. Kegiatan Belajar 2

Diskusikanlah beberapa pertanyaan berikut ini!

1. Apakah gaya mempengaruhi gerak benda?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

2. Bagaimana pengaruh gaya terhadap gerak benda?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

3. Adakah pengaruh gaya dalam kompas? Bagaimana pengaruhnya?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

4. Adakah pengaruh gaya dalam kegiatan mendorong gerobak? Bagaimana

pengaruhnya?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

5. Adakah pengaruh gaya ketika mengerem sepeda? Bagaimana

pengaruhnya?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

6. Adakah pengaruh gaya pada parasut yang jatuh ke tanah? Bagaimana

pengaruhnya?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

7. Berikan 3 cara supaya parasut bisa bertahan lama?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

136

8. Jelaskan langkah-langkah mengambil air menggunakan ember yang

dilakukan oleh temanmu?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

9. Mengapa ada orang yang menggunakan tongkat dan ember ketika

membawa air? Jelaskan alasanmu!

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

10.Apakah kamu setuju jika temanmu menyarankanmu untuk menjadi pemain

terdepan dalam regu lomba tarik tambang? Jelaskan alasanmu!

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

C. Kegiatan 3

Apa kesimpulanmu dari materi di atas? Jelaskan!

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

137

LEMBAR KERJA SISWA

Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta

Pertemuan ke : 3

Kelas / Semester : IVA3 (Kontrol) / 2

Mata Pelajaran : IPA

Unit : Gaya

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

1. Indikator

- Menyebutkan jenis-jenis gaya berdasarkan aktivitas dalam kehidupan sehari-

hari.

- Menggolongkan jenis-jenis gaya berdasarkan aktivitas dalam kehidupan

sehari.

- Menilai berbagai jenis gaya berdasarkan aktivitas dalam kehidupan sehari-

hari.

- Menyimpulkan berbagai jenis gaya

- Menjelaskan jenis-jenis gaya berdasarkan aktivitas dalam kehidupan sehari-

hari.

- Menghargai pendapat teman

2. Petunjuk

- Isilah setiap pertanyaan dengan tulisan yang rapi

- Kumpulkan LKS dalam keadaan bersih

3. Tujuan : Mengetahui jenis-jenis gaya

B. Kegiatan belajar 1

No Aktivitas / Benda Gaya

1 Kompas

2 Magnet

3 Mengangkat ember

4 Parasut yang jatuh ke tanah

5 Mengangkat tongkat

6 Berjalan kaki

7 Tarik tambang

8 Mendorong meja

B. Berilah tanda silang pada piliham jawaban yang benar!

1. Tarikan dan dorongan merupakan macam dari ....

a. Gaya c. Kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

138

b. Tenaga d. Daya

2. Setiap benda yang ada di permukaan bumi akan ditarik oleh bumi. Gaya tarik

bumi disebut dengan gaya ...

a. Listrik c. Magnet

b. Apung d. Gravitasi

3. Gaya gesek yang dialami benda oleh lantai, besar. Agar benda tersebut

bergerak diperlukan gaya yang ....

a. Lebih besar c. Lebih kecil

b. Sama d. Seimbang

4. Gaya yang terjadi karena bersentuhannya dua permukaan benda disebut gaya

....

a. Otot c. Tarik

b. Gesek d. Magnet

5. Jatuhnya buah dengan sendirinya dari atas pohon disebabkan karena adanya

gaya.

a. Gravitasi bumi c. Otot

b. Gesekan d. Listrik

6. Rem yang terdapat pada sepeda menggunakan prinsip kerja dari gaya ....

a. Gesekan c. Dorongan

b. Gravitasi d. Magnet

7. Gerakan kelereng yang menggelinding di lantai datar, makin lama makin

lambat, dan akhirnya berhenti. Hal ini terjadi akibat bekerjanya gaya ....

a. Otot c. Magnet

b. Gravitasi d. Gesek

8. Untuk mengangkat air yang terikat pada tali yang ada di sumur, maka

diperlukan gaya ....

a. Tarik c. Magnet

b. Dorong d. Gesekan

II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat

1. Jika besar gaya tidak mencukupi untuk menggerakan benda, benda akan tetap

...................

2. Dalam lomba tarik tambang, peserta melakukan gaya .........................

3. Delman dapat bergerak karena adanya gaya ................................

4. Gaya yang ditimbulkan oleh tarikan atau dorongan dari magnet disebut

.......................

5. Beberapa faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda adalah ..................

dan ................

6. Selain menyebabkan benda bergerak, gaya yang bekerja pada benda juga

dapat mengubah bentuk benda. Salah satu contohnya yaitu ……..............

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

139

C. Kegiatan 3

Apa yang dapat kamu simpulkan dari materi di atas? Jelaskan!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

140

LEMBAR KERJA SISWA

Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta

Pertemuan ke : 4

Kelas / Semester : IVA1 ( Kontrol ) / 2

Mata Pelajaran : IPA

Unit : Gaya

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Nama : No : Kelas :

I. Berilah tanda silang pada piliham jawaban yang benar!

1. Tarikan dan dorongan merupakan macam dari ....

a. Gaya c. Kerja

b. Tenaga d. Daya

2. Setiap benda yang ada di permukaan bumi akan ditarik oleh bumi. Gaya tarik

bumi disebut dengan gaya ...

a. Listrik c. Magnet

b. Apung d. Gravitasi

3. Gaya gesk yang dialami benda oleh lantai, besar. Agar benda tersebut

bergerak diperlukan gaya yang ....

a. Lebih besar c. Lebih kecil

b. Sama d. Seimbang

4. Turun naiknya kapal selam dalam air diatur dengan cara mengatur besarnya ....

a. Kecepatan kapal c. Rongga kapal

b. Posisi kapal d. Muatan kapal

5. Gaya yang dilakukan orang pada gambar ini adalah ....

a. Dorongan

b. Tarikan

c. Tolakan

d. Tenaga

6. Yang termasuk dorongan pada kegiatan berikut adalah ....

a. Meniup balon c. Menggendong tas

b. Membuka laci d. Membuka jaket

7. Gaya dapat mengubah arah benda contohnya adalah ....

a. Memukul kok raket c. Memukul bola tenis ke dinding

b. Melempar bola ke atas d. Menarik kursi

8. Gaya yang terjadi karena bersentuhannya dua permukaan benda disebut gaya

....

a. Otot c. Tarik

b. Gesek d. Magnet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

141

9. Jatuhnya buah dengan sendirinya dari atas pohon disebabkan karena adanya

gaya ....

a. Gravitasi bumi c. Otot

b. Gesekan d. Listrik

10. Berikut ini merupakan faktor yang tidak memengaruhi gerak suatu benda

adalah ....

a. Gravitasi bumi c. Suhu

b. Tarikan d. Dorongan

11. Gaya yang bekerja pada sebuah benda selain memengaruhi gerak benda juga

mengubah ....

a. Bentuk benda c. Isi benda

b. Jarak benda d. Warna benda

12. Batu yang dipukul dengan palu besi akan pecah sebab ....

a. Besi lebih keras dari batu

b. Batu dalam keadaan diam

c. Gaya dorong sangat kuat

d. Orang yang memukul kuat

13. Rem yang terdapat pada sepeda menggunakan prinsip kerja dari gaya ....

a. Gesekan c. Dorongan

b. Gravitasi d. Magnet

14. Gerakan kelereng yang menggelinding di lantai datar, makin lama makin

lambat, dan akhirnya berhenti. Hal ini terjadi akibat bekerjanya gaya ....

a. Otot c. Magnet

b. Gravitasi d. Gesek

15. Untuk mengangkat air yang terikat pada tali yang ada di sumur, maka

diperlukan gaya ....

a. Tarik c. Magnet

b. Dorong d. Gesekan

II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat

1. Gaya disebut juga dengan ............................. dan ...............................

2. Gaya dapat mengubah .......................benda dan .........................benda

3. Alat untuk mengukur gaya disebut .....................

4. Apabila kita melempar bola ke atas maka bola tersebut akan kembali ke

bawah. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh gaya ....

5. Jika besar gaya tidak mencukupi untuk menggerakan benda, benda akan tetap

...................

6. Perahu dapat mengambang di air karena ada gaya .............................. air

7. Bola yang menggelinding lama-kelamaan akan berhenti karena ada gaya

..............

8. Dalam lomba tarik tambang, peserta melakukan gaya .........................

9. Delman dapat bergerak karena adanya gaya ................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

142

10. Gaya yang ditimbulkan oleh tarikan atau dorongan dari magnet

disebut................

11. Beberapa faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda adalah ..................

dan ................

12. Selain menyebabkan benda bergerak, gaya yang bekerja pada benda juga

dapat mengubah bentuk benda. Salah satu contohnya yaitu

......................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

143

Lampiran 4.7 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Evaluasi Kelompok

Eksperimen

No Res

Pretest Rata-rata

Posttest I Rata-rata

Selisih Skor

Posttest II Rata-rata I II III IV I II III IV I II III IV

1 4 2 4 3 3,25 4 2 4 4 3,50 0,25 4 2 4 4 3,50

2 4 3 2 1 2,50 4 4 3 1 3,00 0,50 3 1 3 2 2,25

3 4 2 4 3 3,25 4 3 4 2 3,25 0,00 4 2 4 2 3,00

4 1 1 1 1 1,00 4 3 4 4 3,75 2,75 4 2 4 4 3,50

5 4 2 4 2 3,00 4 3 4 4 3,75 0,75 4 3 4 3 3,50

6 3 1 3 3 2,50 4 3 3 3 3,25 0,75 4 3 3 2 3,00

7 2 1 3 2 2,00 4 1 4 4 3,25 1,25 4 1 2 1 2,00

8 4 1 3 1 2,25 3 3 4 4 3,50 1,25 4 1 4 2 2,75

9 1 2 1 1 1,25 4 3 4 3 3,50 2,25 4 1 2 2 2,25

10 2 1 3 3 2,25 3 3 4 4 3,50 1,25 4 1 4 3 3,00

11 4 1 3 2 2,50 4 1 4 4 3,25 0,75 4 1 3 4 3,00

12 3 1 4 4 3,00 4 2 4 4 3,50 0,50 3 2 4 4 3,25

13 3 1 3 1 2,00 4 1 3 4 3,00 1,00 4 1 3 4 3,00

14 3 2 3 3 2,75 4 2 4 2 3,00 0,25 3 2 4 2 2,75

15 3 1 3 3 2,50 3 1 4 2 2,50 0,00 2 1 4 4 2,75

16 4 2 4 4 3,50 4 4 4 4 4,00 0,50 3 3 4 4 3,50

17 2 1 3 1 1,75 4 2 4 4 3,50 1,75 4 1 3 2 2,50

18 4 3 4 4 3,75 4 4 4 3 3,75 0,00 4 2 4 3 3,25

19 4 1 2 2 2,25 3 3 3 3 3,00 0,75 3 1 3 3 2,50

20 4 1 3 2 2,50 4 3 3 3 3,25 0,75 3 2 4 4 3,25

21 3 1 3 2 2,25 3 1 4 4 3,00 0,75 4 2 3 3 3,00

22 3 1 3 2 2,25 3 3 4 4 3,50 1,25 3 1 3 2 2,25

23 4 1 4 2 2,75 4 3 4 4 3,75 1,00 4 1 3 3 2,75

24 4 1 4 1 2,50 4 2 4 4 3,50 1,00 4 1 3 3 2,75

25 3 1 1 1 1,50 4 4 4 4 4,00 2,50 4 1 4 2 2,75

26 3 1 2 2 2,00 4 3 4 2 3,25 1,25 4 3 4 4 3,75

27 4 2 1 1 2,00 4 4 4 4 4,00 2,00 4 1 2 2 2,25

28 3 1 3 3 2,50 4 4 4 4 4,00 1,50 4 3 2 4 3,25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

144

Lampiran 4.8 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Evaluasi Kelompok Kontrol

No Res

Pretest Rata-rata

Posttest I Rata-rata

Selisih Skor

Posttest II Rata-rata I II III IV I II III IV I II III IV

1 3 4 4 3 3,50 3 2 4 2 2,75 -0,75 4 1 4 2 2,75

2 4 1 3 2 2,50 4 1 4 1 2,50 0,00 3 4 1 2 2,50

3 2 2 2 2 2,00 3 2 2 1 2,00 0,00 4 1 3 2 2,50

4 4 2 3 1 2,50 4 2 3 4 3,25 0,75 4 1 2 1 2,00

5 3 2 4 3 3,00 3 1 4 4 3,00 0,00 3 1 3 2 2,25

6 2 1 2 1 1,50 3 2 2 2 2,25 0,75 3 3 2 1 2,25

7 3 2 4 2 2,75 2 2 3 2 2,25 -0,50 2 1 3 3 2,25

8 1 1 2 1 1,25 3 2 4 4 3,25 2,00 3 2 4 3 3,00

9 3 2 2 1 2,00 4 2 3 1 2,50 0,50 1 1 2 2 1,50

10 2 2 3 2 2,25 4 3 4 3 3,50 1,25 3 1 2 2 2,00

11 2 1 2 1 1,50 4 1 3 2 2,50 1,00 3 1 3 2 2,25

12 4 4 4 2 3,50 4 3 2 2 2,75 -0,75 2 1 2 2 1,75

13 2 2 3 2 2,25 2 2 2 1 1,75 -0,50 4 1 4 2 2,75

14 3 1 3 3 2,50 4 3 3 4 3,50 1,00 4 1 3 4 3,00

15 3 1 3 4 2,75 3 2 4 4 3,25 0,50 4 2 3 4 3,25

16 3 1 3 3 2,50 2 3 3 4 3,00 0,50 4 2 3 3 3,00

17 2 1 4 3 2,50 4 4 3 2 3,25 0,75 4 3 3 3 3,25

18 3 2 2 2 2,25 3 3 4 4 3,50 1,25 3 1 3 4 2,75

19 3 1 3 2 2,25 4 2 3 4 3,25 1,00 3 1 3 2 2,25

20 2 1 1 1 1,25 2 2 3 1 2,00 0,75 4 1 3 2 2,50

21 3 1 3 2 2,25 4 1 4 2 2,75 0,50 4 1 3 2 2,50

22 1 1 1 1 1,00 4 2 3 3 3,00 2,00 2 1 3 2 2,00

23 2 1 2 3 2,00 2 2 2 2 2,00 0,00 3 2 2 1 2,00

24 4 2 3 2 2,75 4 3 4 4 3,75 1,00 2 1 3 3 2,25

25 3 2 4 4 3,25 3 3 3 3 3,00 -0,25 4 3 3 2 3,00

26 3 1 2 1 1,75 3 2 3 3 2,75 1,00 4 1 3 2 2,50

27 1 1 1 1 1,00 4 4 4 4 4,00 3,00 4 3 4 2 3,25

28 3 2 4 3 3,00 3 1 2 2 2,00 -1,00 4 2 4 2 3,00

29 3 1 3 4 2,75 4 3 3 2 3,00 0,25 4 2 3 3 3,00

30 4 2 3 4 3,25 4 2 3 4 3,25 0,00 4 1 2 2 2,25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

145

Lampiran 4.9 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Inferensi Kelompok

Eksperimen

No Res

Pretest Rata-rata

Posttest I Rata-rata

Selisih Skor

Posttest II Rata-rata I II III IV I II III IV I II III IV

1 3 3 3 3 3,00 2 1 4 4 2,75 -0,25 4 1 4 4 3,25

2 3 3 3 3 3,00 4 4 4 4 4,00 1,00 4 4 3 4 3,75

3 2 1 1 1 1,25 1 1 4 3 2,25 1,00 1 1 1 1 1,00

4 2 2 2 1 1,75 4 3 3 3 3,25 1,50 1 1 1 2 1,25

5 2 2 1 1 1,50 4 3 3 3 3,25 1,75 4 4 3 4 3,75

6 4 3 3 3 3,25 4 4 4 3 3,75 0,50 3 2 1 1 1,75

7 3 3 3 2 2,75 4 4 3 2 3,25 0,50 1 1 1 1 1,00

8 3 1 1 1 1,50 4 4 3 2 3,25 1,75 3 2 1 1 1,75

9 3 2 2 1 2,00 2 2 2 2 2,00 0,00 3 2 1 1 1,75

10 3 3 3 3 3,00 4 4 4 3 3,75 0,75 3 1 2 3 2,25

11 1 1 1 1 1,00 3 4 4 3 3,50 2,50 4 2 3 4 3,25

12 3 3 2 1 2,25 4 2 3 2 2,75 0,50 4 2 2 3 2,75

13 1 1 3 2 1,75 3 4 4 3 3,50 1,75 3 2 1 2 2,00

14 2 2 2 1 1,75 2 1 4 3 2,50 0,75 2 1 1 1 1,25

15 1 1 1 1 1,00 1 1 2 1 1,25 0,25 1 1 1 1 1,00

16 3 3 4 4 3,50 4 4 4 4 4,00 0,50 4 2 4 4 3,50

17 1 1 1 1 1,00 2 1 1 1 1,25 0,25 4 2 4 4 3,50

18 3 2 3 1 2,25 4 4 4 4 4,00 1,75 4 2 2 3 2,75

19 4 3 3 2 3,00 3 3 3 3 3,00 0,00 2 1 1 1 1,25

20 2 1 2 1 1,50 3 4 4 4 3,75 2,25 4 4 4 4 4,00

21 2 1 2 1 1,50 4 4 4 3 3,75 2,25 4 2 2 3 2,75

22 3 2 3 2 2,50 3 3 4 4 3,50 1,00 2 1 1 1 1,25

23 3 4 2 1 2,50 3 3 2 2 2,50 0,00 3 1 1 1 1,50

24 2 1 2 1 1,50 3 4 1 1 2,25 0,75 3 1 2 3 2,25

25 2 1 1 1 1,25 4 3 3 2 3,00 1,75 3 2 1 1 1,75

26 4 2 2 2 2,50 4 1 4 3 3,00 0,50 3 2 1 2 2,00

27 2 1 1 1 1,25 4 4 4 3 3,75 2,50 4 2 2 3 2,75

28 4 3 3 3 3,25 4 2 4 4 3,50 0,25 4 1 3 4 3,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

146

Lampiran 4.10 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Inferensi Kelompok Kontrol

No Res

Pretest Rata-rata

Posttest I Rata-rata

Selisih Skor

Posttest II Rata-rata I II III IV I II III IV I II III IV

1 3 3 3 3 3,00 2 1 1 1 1,25 -1,75 1 1 1 1 1,00

2 2 1 2 1 1,50 3 2 3 2 2,50 1,00 4 4 4 3 3,75

3 4 2 4 3 3,25 4 3 3 3 3,25 0,00 4 2 3 2 2,75

4 1 1 1 1 1,00 3 1 2 1 1,75 0,75 1 1 1 1 1,00

5 2 1 1 1 1,25 2 1 3 2 2,00 0,75 2 2 2 2 2,00

6 2 3 3 3 2,75 3 2 1 1 1,75 -1,00 3 2 2 3 2,50

7 2 1 2 1 1,50 2 2 2 1 1,75 0,25 2 2 1 2 1,75

8 1 1 3 2 1,75 3 1 2 1 1,75 0,00 2 1 2 1 1,50

9 2 1 1 1 1,25 3 1 2 1 1,75 0,50 1 1 1 2 1,25

10 2 2 2 1 1,75 4 1 3 2 2,50 0,75 3 1 1 1 1,50

11 3 2 4 3 3,00 4 3 3 2 3,00 0,00 1 1 1 2 1,25

12 3 1 1 1 1,50 3 1 1 1 1,50 0,00 3 1 2 3 2,25

13 3 1 1 1 1,50 3 2 2 1 2,00 0,50 3 3 2 3 2,75

14 2 3 3 3 2,75 3 2 4 3 3,00 0,25 4 3 3 2 3,00

15 3 2 2 2 2,25 3 2 2 1 2,00 -0,25 3 2 2 3 2,50

16 2 2 3 3 2,50 4 1 2 1 2,00 -0,50 2 2 1 1 1,50

17 2 2 3 3 2,50 3 2 3 2 2,50 0,00 4 2 1 2 2,25

18 2 1 2 2 1,75 3 1 3 2 2,25 0,50 1 1 1 2 1,25

19 2 2 3 2 2,25 1 1 2 1 1,25 -1,00 3 2 1 1 1,75

20 1 2 3 2 2,00 2 2 2 1 1,75 -0,25 2 1 2 1 1,50

21 2 1 2 1 1,50 2 1 2 1 1,50 0,00 1 1 1 2 1,25

22 2 3 2 1 2,00 1 1 2 1 1,25 -0,75 2 1 1 1 1,25

23 2 1 1 1 1,25 2 1 1 1 1,25 0,00 3 2 2 1 2,00

24 3 1 2 1 1,75 3 2 3 2 2,50 0,75 2 1 3 1 1,75

25 3 3 4 3 3,25 3 3 2 1 2,25 -1,00 4 4 4 4 4,00

26 3 2 2 1 2,00 3 1 3 2 2,25 0,25 3 2 2 3 2,50

27 1 2 1 1 1,25 4 2 3 2 2,75 1,50 3 2 2 1 2,00

28 3 4 3 3 3,25 3 3 3 3 3,00 -0,25 4 2 3 3 3,00

29 3 4 4 3 3,50 3 3 3 3 3,00 -0,50 2 3 4 3 3,00

30 2 3 2 3 2,50 3 2 3 2 2,50 0,00 4 3 4 3 3,50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

147

Lampiran 4.11 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

148

Lampiran 4.12 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap

Kemampuan Evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

149

Lampiran 4.13 Hasil Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I terhadap

Kemampuan Evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

150

Lampiran 4.14 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap

Kemampuan Evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

151

Lampiran 4.15 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan

Evaluasi

Kelompok Eksperimen

Persentase Efek:

0,67 x 100% = 67% (Efek

Besar)

Kelompok Kontrol

Persentase Efek:

0,27 x 100% = 27% (Efek

Besar)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

152

Lampiran 4.16 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan

Evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

153

Lampiran 4.17 Uji Normalitas terhadap Kemampuan Inferensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

154

Lampiran 4.18 Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan

Inferensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

155

Lampiran 4.19 Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest I terhadap Kemampuan

Inferensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

156

Lampiran 4.20 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I terhadap

Kemampuan Inferensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

157

Lampiran 4.21 Uji Besar Efek Perlakuan terhadap Kemampuan Inferensi

Kelompok Eksperimen

Persentase Efek:

0,6 x 100% = 60% (Efek

Besar)

Kelompok Kontrol

Persentase Efek:

0,06 x 100% = 6% (Efek

Kecil)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

158

Lampiran 4.22 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan

Inferensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

159

Lampiran 4.23 Transkrip Wawancara Guru

Wawancara Guru

Peneliti : “Apa sebelumnya Bapak pernah mendengar mind map untuk

pembelajaran?”.

Guru Mitra : “Belum, belum sama sekali. Bagi saya baru, pernah mendengar

mengenai mind map tetapi metode ini menurut saya termasuk

baru”.

Peneliti : “Bagaimana tanggapan Bapak terhadap metode mind map setelah

melihat pengaplikasiannya di kelas?”.

Guru Mitra : “Saya lihat baik ya, anak senang dan sangat antusias. Mereka

terlihat menyiapkan alat untuk membuat mind map seperti spidol,

dan pensil warna”.

Peneliti : “Menurut Bapak penggunaan mind map itu seperti apa? apakah

efektif diterapkan?”.

Guru Mitra :“Kalau saya sendiri melihat, untuk membuat mind map memang

membutuhkan banyak waktu. Waktunya sangat banyak dan

pengawasan terhadap anak juga harus ekstra karena kadang kalau

anak-anak tidak senang, yang namanya gambar aja, 2 jam pelajaran

itu ada yang tidak dapat apa-apa. Pertama itukan waktunya, anak

sangat membutuhkan waktu yang banyak, bahkan bisa dua kali

lipat daripada pelajaran biasa. Lalu yang kedua tentang

pengawasan anak itu juga harus ektra, kalau satu guru mengawasi

30 anak saya pikir sangat sangat kurang karena yang satu selesai ,

yang satu tidak, satu belum, bahkan yang satu tidak tau

maksudnya. Yang ketiga membutuhkan biaya yang lebih tinggi

daripada yang mengisi, karena kalau mengisi kan cukup bolpoin

dan pensil.kalau saya amati dari gambarnya memakai crayon tidak

bisa. Karena kecil kecil harus spidol, minimal pensil warna, kalau

pensil warna itu warnanya tidak secerah yang kita harapkan karena

goresan-goresan itu kan tidak setebal crayon. Kalau yang paling

jelas itu ya memang spidol, tapi kan spidol mahal. 1 set itu berapa,

lalu melihat warnanya mind map supaya menarik kan ada lebih dari

lima warna. Ada merah, kuning,biru, hijau, ungu dll”.

Peneliti :“Kira-kira apakah Bapak ada rencana ingin menggunakan mind

map sesekali untuk menyampaikan materi apa gitu Pak?”.

Guru Mitra :“Kalau mind map sepertinya ada, itu saya rencananya karena saya

lebih banyak bidang ke IPA ya justru nanti akan masuk ke IPA,

dengan masuk ke istilahnya PKT (pendidikan karakter Tarakanita)

cuma modelnya kan belum masuk ke yayasan. Nanti nunggu dulu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

160

dari Sanata Dharma apakah itu bisa maksimal atau belum

maksimal dsb”.

Peneliti : “Kira-kira dengan mind map siswa terbantu tidak kalau menurut

Pak Mardiman dalam belajarnya, kan siswa sering menghafal?”.

Guru Mitra : “Ya cukup membantu, tapi kan kemaren hanya beberapa kali

pertemuan jadi kadarnya baru sedikit, minimal mereka hanya

mengingat kata-katanya dengan memberi warna. Tetapi jika

diterapkan selama satu bulan mungkin hasilnya akan sangat bagus

saya rasa”.

Peneliti : “Bagaimana perbedaan perbedaan antara kelas IVA1 (kelompok

kontrol) dengan kelas IVA3 (kelompok eksperimen) Pak?”.

Guru Mitra : “Perbedaannya sangat terlihat ya, kalau di kelas IVA1 anak-

anaknya banyak yang tidak memperhatikan, pada ngobrol sendiri,

kalau ditanya pada saat itu juga bisa menjawab, tetapi besok

ditanya lagi udah lupa. Jadi harus dicatatkan agar mereka tidak

mengantuk dan mengganggu teman yang lain. Kalau di kelas IVA3

siswa terlihat sangat aktif ya, malah cenderung pada hiperaktif.

Mereka suka menggambar, tetapi kalau sudah bosan ya berhenti

lalu mengganggu teman yang lain. Tapi secara nilai akademis kelas

IVA3 terlihat lebih tinggi daripada yang kelas IVA1”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

161

Lampiran 4.24 Transkrip Wawancara Siswa

Wawancara dengan Siswa Ki

P : “Bagaimana perasaanmu selama ini belajar dengan pak guru?”.

Ki : “Seneng aja..”.

P : “Biasanya kalau belajar IPA dengan pak guru cara penyampaian

pelajarannya bagaimana?”.

Ki : “Seringnya apalan, paling ngerjain PS, prakteknya IPA-nya saja baru dua

kali”.

P : “Biasanya belajarnya membentuk kelompok atau sendiri-sendiri?”.

Ki : “Belajarnya sendiri-sendiri terus, tidak kelompokkan”.

P : “Bagaimana kepuasan kalian setelah selama ini belajar dengan pak

guru?”.

Ki : “Kurang puas, soalnya jarang praktek”.

P : “Sebelumnya sudah pernah mendengar kata mind map?”.

Ki : “Belum pernah dengar”.

P : “Sebelum belajar dengan kakak-kakak, apakah pak guru pernah

menggunakan mind map untuk menjelaskan materi pelajaran?”.

Ki : “Belum pernah pakai mind map”.

P : “Bagaimana perasaanmu saat kemarin belajar dengan menggunakan mind

map?”.

Ki : “Senang”.

P : “Senangnya kenapa?”.

Ki : “Senang karena bisa gambar-gambar dan mewarnai”.

P : “Waktu kamu bikin mind map, ada gak kesulitan yang kamu alami?”.

Ki : “Ada, sulit bikin cabang-cabangnya, harus dikira-kira kegedean atau

tidak”.

P : “Sebelum kamu buat cabang-cabang, biasanya apa yang kamu lakukan?”.

Ki : “Biasanya aku baca ulang materi yang sudah dipelajari atau baca di buku

dulu”.

P : “Kamu merasa terbantu atau tidak belajar dengan menggunakan mind

map?”.

Ki : “Terbantu karena mind map kan tidak menggunakan kata-kata yang tidak

perlu, langsung kata-kata yang penting, jadi mudah diingat”.

P : “Kemarin kan kita sudah bikin mind map terus-menerus, kamu merasa

bosan nggak?”.

Ki : “Nggak bosan, malah seru”.

P : “Ada rencana untuk menggunakan mind map lagi untuk mata pelajaran

atau materi lain?”.

Ki : “Iya sih ada..”.

P : “Sekarang kalau diminta untuk memilih, pilih belajar dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

162

menggunakan mind map atau ceramah saja?”.

Ki : “Pilih menggunakan mind map karena lebih enak belajarnya dan mudah

mengingat materinya”.

P : “Oke, makasih ya Ki”.

Wawancara dengan Siswa Be

P : “Bagaimana perasaan kamu selama ini belajar dengan pak guru?”.

Be : “Ya biasa aja kak..”.

P : “Biasanya kalau belajar IPA dengan pak guru cara penyampaian

pelajarannya bagaimana?”.

Be : “Biasanya pak guru ceramah terus ngasih tugas latihan soal di buku PS”.

P : “Biasanya belajarnya membentuk kelompok atau sendiri-sendiri?”

Be : “Belajarnya sendiri-sendiri, tapi pernah berkelompok juga”.

P : “Bagaimana kepuasan kalian setelah selama ini belajar dengan pak

guru?”.

Be : “Puas-puas aja sih”.

P : “Sebelumnya sudah pernah mendengar kata mind map?”.

Be : “Pernah”.

P : “Tahu darimana tentang mind map?”.

Be : “Di tempat les udah sering pakai mind map”.

P : “Sebelum belajar dengan kakak-kakak, apakah pak guru pernah

menggunakan mind map untuk menjelaskan materi pelajaran?”.

Be : “Belum pernah pakai mind map”.

P : “Bagaimana perasaanmu saat kemarin belajar dengan menggunakan mind

map?”.

Be : “Senang sih..”.

P : “Senangnya kenapa?”.

Be : “Senang karena biasanya kan cuma mendengarkan pelajaran, terus

sekarang bisa belajar sambil menggambar jadi rasanya kayak bukan

belajar IPA”.

P : “Waktu kamu bikin mind map, ada gak kesulitan yang kamu alami?”.

Be : “Sulitnya itu karena waktunya di sekolah terbatas, tapi di rumah jadi

semangat untuk ngelanjutin bikin mind map lagi”.

P : “Sebelum kamu buat cabang-cabang, biasanya apa yang kamu lakukan?”.

Be : “Ya baca buku dulu atau bikin sesuai keinginan kita, jadi nambah-

nambahin gitu”.

P : “Kamu merasa terbantu atau tidak belajar dengan menggunakan mind

map?”.

Be : “Mudah diingat karena tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu,

langsung kata-kata yang penting, jadi mudah diingat”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

163

P : “Kemarin kan kita sudah bikin mind map terus-menerus, kamu merasa

bosan nggak?”.

Be : “Nggak bosan kok”.

P : “Ada rencana untuk menggunakan mind map lagi untuk mata pelajaran

atau materi lain?”.

Be : “Iya, kadang di rumah atau di tempat les suka bikin mind map”.

P : “Sekarang kalau diminta untuk memilih, pilih belajar dengan

menggunakan mind map atau ceramah saja?”.

Be : “Ya pilih mind map sih karena belajarnya jadi lebih enak, mudah

mengingatnya”.

P : “Oke, makasih ya Be”.

Wawancara dengan Siswa Jo

P : “Nah selama ini, biasanya kalau sama Pak Mardiman biasanya belajar

IPA-nya itu ngapain?”.

Jo : “Diberi PS (Pekerjaan Sekolah)”.

P : “Biasanya dalam pembelajaran itu sering dibikin kelompok-kelompok

atau sendiri-sendiri?”.

Jo : “Belajar sendiri, jarang kelompokan”.

P : “Merasa puas enggak atau seneng gak dengan belajar dengan Pak

Mardiman?”.

Jo : “Enggak, karena sering marah terus, kalo kelompokan tu pasti dipilihin

satu kelompok sama temen yang enggak disenengin. Kan harusnya sudah

hafal biasanya di kelas kalo ini itu gak seneng sama ini, terus itu gak

seneng sama itu. Jadi tu pasti kelompokkannya sama yang enggak

disenengin gitu”.

P : “Pernah denger soal mind map?”.

Jo : “Pernah, di internet”.

P : “Kalau sama Pak Mardiman pernah menggunakan mind map belum?”.

Jo : “Belum, belum pernah”.

P : “Kemaren belajar mind map dengan kakak-kakak PPL seneng enggak?”.

Jo : “Seneng, karena bisa pembelajaran enggak seperti biasanya, bisa kayak

refreshing gitu”.

P : “Kesulitas membuat mind map kemaren itu di bagian mana?”.

Jo : “Bagian mewarnai, waktu mewarnainya kurang”.

P : “Pernah merasa bosan enggak waktu membuat mind map?”.

Jo : “Enggak, yakin, serius. Karena seru!”

P : “Cara mengaitkan teman-tema itu gimana? Apa kalian liat kertas, atau

mengaitkan sendiri dengan otak kalian, atau bagaimana?”

Jo : “Lihat buku”.

P : “Kamu merasa terbantu enggak dengan menggunakan mind map?”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

164

Jo : “Soalnya kan ada gambar-gambarnya jadi mudah buat menghafal”.

P : “Pernah terpikir untuk membuat mind map pada mata pelajaran lain?”.

Jo : “Aku sering, jadi kalo misalnya mau ke bandung bisa bikin mind map,

atau kalo mau liburan kemana gitu jadi lebih gampang”.

P : “Kalau disuruh memilih antara membuat mind map atau dijelasin aja,

kamu pilih yang mana?”.

Jo : “Pilih mind map, karena gampang dihafalin”.

Wawancara dengan Siswa Va

P : “Nah selama ini, biasanya kalau sama Pak Mardiman biasanya belajar

IPA-nya itu ngapain?”.

Va : “Dijelasin aja”.

P : “Biasanya dalam pembelajaran itu sering dibikin kelompok-kelompok

atau sendiri-sendiri?”.

Va : “Belajar sendiri cuma dijelasin dari buku paket aja, kadang juga praktek

diluar kelas”.

P : “Merasa puas enggak atau seneng gak dengan belajar dengan Pak

Mardiman?”.

Va : “Seneng-seneng aja sih, asal diem pasti gak bakalan dicubit sama seneng

asik sama pakteknya”.

P : “Pernah denger soal mind map?”

Va : “Belum pernah”.

P : “Kalau sama Pak Mardiman pernah menggunakan mind map belum?”

Va : “Belum, belum pernah”.

P : “Kemaren belajar mind map dengan kakak-kakak PPL seneng enggak?”

Va : “Seneng, karena gampang dipelajari, gampang ngapalinnya”.

P : “Kesulitan membuat mind map kemaren itu di bagian mana?”.

Va : “Bingung bikin cabangnya”.

P : “Pernah merasa bosan enggak waktu membuat mind map?”.

Va : “Bosen sih soalnya diulang-ulang terus, materinya sama terus”.

P : “Cara mengaitkan teman-tema itu gimana? apa kalian liat kertas, atau

mengaitkan sendiri dengan otak kalian, atau bagaimana?”.

Va : “Lihat hand out, trus coba-coba sendiri”.

P : “Kamu merasa terbantu enggak dengan menggunakan mind map?”.

Va : “Enggak, sama aja soalnya belajar IPA dari bukunya Pak Mardiman

malah tambah susah ngapalinnya”.

P : “Pernah terpikir untuk membuat mind map pada mata pelajaran lain?”.

Va : “Iya sih pernah, tapi susah, capek gambar-gambarnya, apalagi terus harus

diwarnai”.

P : “Kalau disuruh memilih antara membuat mind map atau dijelasin aja,

kamu pilih yang mana?”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

165

Va : “Dua-duanya. Ya kalo bisa selang-seling aja. Misal hari ini dijelasin terus

besok bikin mind map, jadi ganti-ganti kegiatannya”.

Wawancara dengan Siswa Bi

P : “Kamu senang tidak belajar IPA?”.

Bi : “Iya senang”.

P : “Senangnya kenapa? Apa yang membuat kamu senang belajar IPA?”.

Bi : “Lebih mudah belajar IPA”.

P : “Nah selama ini sama pak mardiman, semua materi sering dijelasin aja

atau menggunakan media/gambar?”.

Bi : “Menggunakan gambar”.

P : “Kalau menggunakan gambar-gambar diberi penjelasan tidak sama Pak

mardiman?”.

Bi : “Iya diberi penjelasan”.

P : “ Selama pembelajaran kamu sering diajak menggunakan media itu atau

gimana?”.

Bi : “Iya sering diajak dengan menggunakan media”.

P : “Berarti cuma ngerjain tugas sendiri atau belajar kelompokkan? Pernah

kelompokkan tidak?”.

Bi : “ Iya ngerjain tugas sendiri tidak kelompokan”.

P : “Selama ini senang tidak diajar sama pak mardiman?”.

Bi : “Iya senang”.

P : “Puaas tidak diajar sama pak mardiman?”.

Bi : “Tidak puas”.

P : “Kenapa tidak puas?”.

Bi : “Bosen aja”.

P : “Nah sebelum sama kak luki, kak farida dan kak lala pernah mendengar

atau membuat mind map tidak?”.

Bi : “Tidak pernah”.

P : “Sama pak mardiman belum pernah menggunakan mind map?”.

Bi : “Belum”.

P : “Kemarin seru tidak menggunakan mind map? Apa gimana?”.

Bi : “Biasa aja”.

P : “Kok biasa aja gimana?”.

Bi : “Bikin capek”.

P : “Susah tidak menggunakan mind map?”.

Bi : “ Tidak susah”.

P : “Pernah bosan tidak ketika membuat mind map kemarin?”.

Bi : “Tidak bosen”.

P : “Cara kamu mengaitkan tema-temanya atau materinya gimana? atau

cuma lihat buku apa kamu berpikir sendiri?”.

Bi : “Lihat buku”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

166

P : “Terus kamu merasa terbantu ga kemarin dalam mempelajari gaya?”.

P : “Lebih mudah apa tambah puyeng?”.

Bi : “Lebih mudah”.

P : “Nah kamu pernah kepikiran buat mind map ga selain IPA kemarin?”.

Bi : “Tidak pernah”.

P : “Buat mata pelajaran lain? Mencoba yang lain?”.

Bi : “Tidak pernah”.

P : “Pilih mana antara menggunakan mind map sama dijelasin biasa?”.

Bi : “Pilih mind map”.

P : “Kenapa pilih mind map?”.

Bi : “Enak mind map”.

P : “Enaknya kenapa?”.

Bi : “Enaknya bisa ngobrol, ga usah ngerjain soal”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

167

Lampiran 4.25 Foto Kelas Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

168

Lampiran 4.26 Foto Kelas Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

169

Lampiran 4.27 Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

170

Lampiran 4.28 Surat Keterangan Melakukan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPopulasi diambil dari siswa kelas IV berjumlah 149 siswa. Sebanyak 28 siswa (kelas IVA3) sebagai sampel kelompok eksperimen dan 30 ... The independent

171

CURRICULUM VITAE

Laila Rizki Madhania merupakan anak kedua dari

pasangan H. Joko Iswaji dan Hj. Titi Widiarti. Lahir di

Sorong pada tanggal 20 Maret 1993. Pendidikan awal dimulai

di TK Al-Hidayah Tanjunganom Purworejo pada tahun 1997-

1998. Penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 2

Tanjunganom Purworejo pada tahun 1998-2004. Dilanjutkan

ke jenjang pendidikan SMP Negeri 5 Purworejo pada tahun

2004-2007. Pada tahun 2007-2010 penulis melanjutkan pendidikan di SMA

Negeri 7 Purworejo. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan perguruan tinggi

di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2010 pada Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh kuliah, penulis pernah

mengikuti berbagai kegiatan, antara lain:

No. Nama Kegiatan Tahun Peran

1. English Club 2010 -

2012 Peserta

2. Inisiasi Mahasiswa: SIMAK 2010 2010 Peserta

3. Seminar Diseminasi Hasil PHK S1 PGSD 2010 Peserta

4. Pelatihan Pengembangan Kepribadian

Mahasiswa I 2011 Peserta

5. Pelatihan Pengembangan Kepribadian

Mahasiswa II 2011 Peserta

6. Workshop Dongeng 2011 Peserta

7. Pelatihan Pengembangan Kepribadian: Weekend

Moral 2011 Peserta

8. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar 2011 Peserta

9. Panitia Inisiasi Prodi PGSD 2011 2011 Sie Dekorasi

10. Maria Montessori Workshop : Learning Model

Development for 3-6 years old 2011 Peserta

11. Maria Montessori Workshop : Learning Model

Development for 9-12 years old 2012 Peserta

12. Seminar Pendidikan Etika Pengguna

Perpustakaan 2011 Peserta

13. Workshop Vertikultur 2012 Peserta

14. Una Seminar and Workshop on Anti Bias

Curriculum and Teaching 2012 Peserta

15. Malam Kreativitas Mahasiswa PGSD 2012 Peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI