PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua...

159
i HUBUNGAN ANTARA ATENSI PADA TAYANGAN SINETRON DENGAN BODY IMAGE PADA REMAJA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Program Studi Psikologi Disusun oleh: Agustina Hardianti 089114115 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

i

HUBUNGAN ANTARA ATENSI PADA TAYANGAN SINETRON

DENGAN BODY IMAGE PADA REMAJA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Agustina Hardianti

089114115

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

iv

For beautiful eyes, look for the good in others.

For beautiful lips, speak only words of kindness.

And for poise, walk with the knowledge

that you are never alone.

- Audrey Hepburn –

Dum Spiro Spero

Pengharapan selalu ada selama kita masih bernafas

CARPE DIEM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

v

Dengan penuh rasa syukur,

karya sederhana ini saya persembahkan untuk

keluarga tersayang atas cinta yang tak terbatas

dan semua pihak yang telah terlibat

dalam pembuatan skripsi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

vii

HUBUNGAN ANTARA ATENSI PADA TAYANGAN SINETRON

DENGAN BODY IMAGE PADA REMAJA

Agustina Hardianti

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara atensi pada

tayangan sinetron dengan body image pada remaja. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan

negatif yang signifikan antara atensi pada tayangan sinetron dengan body image pada remaja.

Subjek dalam penelitian ini adalah 126 remaja berusia 13 s.d. 18 tahun, terdiri dari 54 siswa SMA

Budya Wacana dan 72 siswa SMP Kanisius Kalasan. Pengambilan sampel dilakukan dengan

teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu

skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode summated ratings dan

Contour Drawing Rating Scale yang merupakan skala adaptasi dari Thompson & Gray (1995).

Reliabilitas pada skala atensi ditunjukkan dengan koefisien reliabilitas alpha cronbach sebesar

0,970. Di samping itu, pada Contour Drawing Rating Scale, reliabilitas diukur dengan pendekatan

tes ulang. Hasil menunjukkan r = 0,78 dengan taraf signifikansi yang tinggi, p<0,0005 (Thompon

& Gray, 1995:265). Penghitungan data penelitian menunjukkan bahwa sebaran data untuk salah

satu skala, yakni skala body image dinyatakan tidak normal. Data penelitian dianalisis dengan

menggunakan teknik korelasi Spearman Brown. Koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,138

dengan taraf signifikansi 0,062 (p>0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang

mengatakan ada hubungan negatif yang signifikan antara atensi pada tayangan sinetron dengan

body image pada remaja ditolak. Dengan demikian, tidak terdapat hubungan antara atensi pada

tayangan sinetron dengan body image pada remaja.

Kata kunci : atensi, sinetron, body image, remaja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

viii

THE RELATIONSHIP BETWEEN ATTENTION

TO SINETRON PROGRAM

AND BODY IMAGE IN ADOLESCENT

Agustina Hardianti

ABSTRACT

This research aimed to determine the possibility of the relationship between attention to

sinetron program and body image in adolescent. The hypothesis suggested the negative

relationship between attention to sinetron program and body image in adolescent. The subject of

this research was 126 adolescents from 13 to 18 years old, consisted of 54 students of Budya

Wacana Senior High School and 72 students of Kanisius Kalasan Junior High School. This

research used a purposive sampling method. Research instrument consisted of two measuring

instrument, attention to sinetron program scale which was arranged base methods of summated

ratings and Contour Drawing Rating Scale which was an adaptation from Thompson & Gray

(1995). Reliability on attention scale was shown by coefficient alpha cronbach r = 0,970.

Meanwhile, on Contour Drawing Rating Scale, reliability was measured by test-retest method. The

result show r = 0,78 on the high significance level, p > 0,0005 (Thompson & Gray, 1995:265).

The result of the research showed that the distribution of body image scale was abnormal. After

analyzed by Spearman’s rank correlation method, the correlation coefficient was 0,138 (r =

0,138) on the significance level 0,062 (p > 0,05). It showed that the hypothesis indicating the

negative relationship between attention to sinetron program and body image in adolescent was not

accepted. So, there was no significant correlation between attention to sinetron program and body

image in adolescent.

Key words : attention, sinetron, body image, adolescent

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria, sumber segala cinta

kasih, harapan, dan kebahagiaan. Penelitian yang berjudul “Hubungan Antara

Atensi Pada Tayangan Sinetron Dengan Body Image Pada Remaja” ini merupakan

salah satu syarat untuk mencapai tingkat Strata Satu (S1) pada Program Studi

Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Segala proses pengerjaan penelitian ini melibatkan bantuan dan dukungan

dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Debri Pristinella, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

membimbing penulis dari awal hingga akhir penelitian ini. Terima kasih untuk

waktu dan ilmu yang telah ibu berikan. Senang rasanya bisa mengenal pribadi

yang sabar, pintar, dan cantik seperti ibu

3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan dosen

penguji. Terima kasih atas bimbingan selama masa pengerjaan skripsi ini.

4. Ibu Sylvia Carolina, M.Si selaku dosen penguji. Terima kasih untuk saran dan

koreksi agar skripsi ini menjadi sebuah karya yang lebih baik.

5. Segenap dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik, mengajar, dan

menginspirasi penulis untuk terus belajar dan mengembangkan diri.

6. Segenap karyawan Fakultas Psikologi: Mas Gandung, Ibu Nanik, Mas Muji,

Mas Doni, dan Pak Gi yang telah banyak membantu peneliti selama masa

perkuliahan.

7. Kepala sekolah SMA Budya Wacana dan SMP Kanisius Kalasan, beserta

seluruh guru, staff, dan siswa-siswi yang sudah memberikan kesempatan dan

waktu bagi penulis untuk melakukan penelitian.

8. Kedua orangtua, Ibu Asteria Tri Suharini dan Bapak Yohannes Sukardi atas

cinta dan doa terbaik. Terima kasih untuk segala bentuk didikan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

xi

bimbingan, terutama kesabaran, semangat, dan motivasi yang sangat berarti

dan tiada henti mengalir bagi penulis.

9. Mas Michael Eko Hardianto, terima kasih sudah menjadi teladan yang baik

sebagai kakak, terutama untuk memiliki hidup yang sederhana tapi hebat.

10. Adik saya, Stefanus Ardianto, teman seru-seruan saya di rumah. Terima kasih

untuk semua cerita dan kebersamaan selama ini.

11. Keluarga besar Surodikromo dan Budiwiharjo.

12. My Mentereng : Pujo, Mengty, Icot, Sinto, Jeje. Terima kasih untuk

persahabatan dan bantuannya selama ini.

13. Lusi, teman berbagi mimpi. Terima kasih banyak sudah mau direpotkan sejak

awal proses penelitian, membantu menyebarkan skala, memecahkan

kebingungan, mengajarkan analisis data, dan super rajin kasih semangat.

Pokoknya buat semuanyaaa .. Thanks a lot, Lus !!

14. Mbak Putri, terima kasih untuk “kekuatan” luar biasa yang nggak mampu

diungkapkan dengan kata-kata. Terima kasih sudah membagikan ilmu tentang

„melepaskan dan memulai‟ supaya bisa kembali pada pilihan yang tepat.

15. Kak Cia, terima kasih untuk jurnal-jurnal yang boleh didownload lewat akun

mahasiswa kakak. Dunia terbuka lebar rasanya.

16. Rina, terima kasih untuk buku Cash & Pruzinsky-nya. Mbak Memel, terima

kasih untuk pinjaman buku Thompson-nya.

17. Samuel, terima kasih untuk waktu, cerita, dan smangat yang sudah dibagikan

di masa-masa jenuh.

18. Teman-teman terapi kelompok: Vincent, Sari, Baskoro, Wahyu. Walaupun

hanya sebentar, terima kasih untuk pertemuan yang berharga di akhir masa

kuliah ini.

19. Teman-teman Gadingan, terutama Kak Ririz, yang sama-sama smangat cari

jurnal di perpus tetangga. Fiuh .. sesi obrak-abrik akhirnya selesai juga yaa

kak. Es telerrr dulu yukkk :D

20. Teman-teman Mitra Perpustakaan. Terima kasih untuk kebersamaan dan

pengalaman bersama kalian. Semua menyenangkan untuk dikenang. Kangen

kalian semuaaa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

xii

21. Teman-teman psikologi angkatan 2008, terutama kelas C dan D.

22. Teman-teman Greenuts: Umi, Tina, Devi, Stella, Merry, Ani, Vera.

23. Teman-teman lektor St. Maria Assumpta Babarsari, terutama Albert untuk

pinjaman bukunya dan Tika yang rajin menanyakan kabar skripsi saya.

24. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yang tidak bisa

disebutkan satu per satu. Terima kasih semua.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa penelitian dan penyusunan skripsi ini

masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan

khususnya bagi dunia Psikologi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................................. vii

ABSTRACT ............................................................................................................... viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix

KATA PENGANTAR .............................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xix

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8

1. Manfaat Teoritis ................................................................................... 9

2. Manfaat Praktis .................................................................................... 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

xiv

BAB II. KAJIAN TEORI ......................................................................................... 10

A. Atensi Pada Tayangan Sinetron ................................................................ 10

1. Definisi Atensi pada Tayangan Sinetron ............................................. 10

2. Aspek-aspek Pembentuk Atensi ........................................................... 11

3. Faktor Eksternal Penarik Perhatian (Attention Getter) ........................ 16

4. Faktor Internal Penaruh Perhatian ....................................................... 18

5. Pengaruh Sinetron pada Perkembangan Remaja ................................. 19

B. Body Image ................................................................................................ 22

1. Definisi Body Image ............................................................................. 22

2. Kategori Body Image ............................................................................ 23

3. Aspek-aspek Pembentuk Body Image ................................................. 24

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Body Image Remaja .................... 27

5. Pengukuran Body Image ...................................................................... 35

C. Remaja ...................................................................................................... 38

1. Definisi Remaja ................................................................................... 38

2. Ciri Khas Perkembangan Remaja ......................................................... 39

3. Tugas Perkembangan Remaja ............................................................. 44

D. Hubungan Atensi Pada Tayangan Sinetron Dan Body Image Remaja ..... 46

E. Hipotesis ................................................................................................... 53

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 55

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 55

B. Variabel Penelitian .................................................................................... 55

C. Definisi Operasional ................................................................................. 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

xv

1. Atensi Pada tayangan Sinetron ............................................................. 55

2. Body Image ........................................................................................... 56

D. Subjek Penelitian ....................................................................................... 57

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ......................................................... 59

F. Uji Coba Alat Pengumpulan Data .............................................................. 63

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data ....................................... 63

1. Validitas Alat Ukur ............................................................................. 63

2. Reliabilitas Alat Ukur ........................................................................... 65

H. Metode Analisis Data ................................................................................ 68

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................... 70

A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 70

B. Analisis Hasil Penelitian ............................................................................ 70

1. Deskripsi Subjek Penelitian.................................................................. 70

2. Kategorisasi Data Subjek Penelitian .................................................... 71

3. Uji Asumsi ........................................................................................... 76

a. Uji Normalitas ................................................................................. 77

b. Uji Linearitas ................................................................................... 79

c. Uji Hipotesis .................................................................................... 80

C. Pembahasan ................................................................................................ 82

BAB V. PENUTUP ..................................................................................................... 90

A. Kesimpulan ................................................................................................ 90

B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 90

C. Saran ......................................................................................................... 91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

xvi

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 94

LAMPIRAN ................................................................................................................ 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blueprint Skala Atensi Pada Tayangan Sinetron....................................... 61

Tabel 2. Deskripsi subjek penelitian berdasarkan usia dan jenis kelamin .............. 71

Tabel 3. Kriteria Kategorisasi Menurut Azwar ...................................................... 72

Tabel 4. Kategorisasi Atensi Pada Tayangan Sinetron ............................................ 73

Tabel 5. Kategorisasi Body Image .......................................................................... 73

Tabel 6. Klasifikasi Nilai IMT ................................................................................ 75

Tabel 7. Kategorisasi IMT ...................................................................................... 76

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 77

Tabel 9. Hasil Uji Normalitas (Setelah Outliers Dibuang) ...................................... 78

Tabel 10. Hasil Uji Linearitas ................................................................................... 79

Tabel 11. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................... 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model tahap-tahap atensi visual .............................................................. 15

Gambar 2. Skema hubungan antara atensi pada tayangan sinetron

dengan body image pada remaja ............................................................. 54

Gambar 3. Contour Drawing Rating Scale ............................................................... 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Penelitian (try out) ...................................................................... 98

Lampiran 2. Uji Reliabilitas ...................................................................................... 111

Lampiran 3. Skala Penelitian .................................................................................... 116

Lampiran 4. Hasil Penelitian ..................................................................................... 129

Lampiran 5. Data Indeks Massa Tubuh .................................................................... 134

Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian .............................................................................. 138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke dewasa

(Sarwono, 2012:62). Muss (dalam Sarwono, 2012:11) menyatakan bahwa kata

„remaja‟ berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh ke arah

kematangan. Kematangan pada masa remaja ditandai dengan berbagai

perubahan yang besar pada fisik, kognitif, dan sosial-emosional (Santrock,

2007:20). Di antara berbagai perubahan tersebut, perubahan fisik merupakan

gejala primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan perubahan psikologis

muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan fisik (Sarwono, 2012:62).

Salah satu aspek psikologis dari pubertas yang pasti muncul pada laki-

laki dan perempuan adalah praokupasi (perhatian) remaja terhadap tubuhnya

(McCabe & Ricciardelli dalam Santrock, 2007:91). Pada masa tersebut,

remaja mengembangkan citra individual mengenai seperti apakah tubuhnya itu

(Santrock, 2007:91). Hal ini dikenal dengan body image, yaitu suatu gambaran

internal individu terhadap penampilan fisiknya sendiri (Thompson, dkk.,

2002:4). Lebih lanjut, Cash dan Pruzinsky (dalam Grogan, 1999:2)

menyatakan bahwa body image merupakan sikap yang dimiliki seseorang

terhadap tubuhnya berupa penilaian positif maupun negatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

2

Frazier dan Lisonbee (dalam Thornburg, 1982:67) menjelaskan bahwa

fisik yang tidak menarik, kecacatan, dan tidak adanya penerimaan fisik

individu oleh lingkungan dapat menyebabkan kecemasan dan ketakutan pada

remaja. Rice & Dolgin (2002:111) menjelaskan bahwa fisik yang menarik dan

body image memiliki hubungan yang penting dengan evaluasi diri,

popularitas, dan penerimaan teman sebaya. Fisik yang menarik mempengaruhi

perkembangan kepribadian, hubungan sosial, dan perilaku sosial. Remaja

yang menarik akan dinilai secara lebih positif sebagai orang yang hangat,

ramah, sukses, dan pintar.

Selain itu, hasil pengamatan yang dilakukan oleh Faturochman

(1988:10) menyatakan bahwa gadis-gadis yang cantik lebih sering diajak

berkencan dan pria yang tampan lebih sukses dalam mengajak kencan. Wanita

yang cantik biasanya juga lebih populer di kalangan pemuda dan pria yang

tampan lebih sering menjadi topik pembicaraan para gadis. Dengan demikian,

mereka lebih berkesempatan mengalami sosialisasi yang baik.

Menurut Schonfeld (dalam Thornburg, 1982:69), ada empat faktor

yang menentukan body image, yaitu persepsi subjektif, internal psikologis,

sosial, dan sikap. Persepsi subjektif berasal dari pengalaman sensori, termasuk

pengalaman visual yang berkembang sejak dalam kandungan. Faktor

psikologis berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang melibatkan

emosi individu. Faktor sosial berhubungan dengan cara orang tua dan

lingkungan bereaksi terhadap individu dan cara individu menanggapi reaksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

3

tersebut. Faktor sikap didasarkan pada pengalaman, identifikasi, dan

perbandingan tubuh individu dengan orang lain. Secara umum, keempat faktor

tersebut berhubungan dengan pengalaman individu menerima informasi yang

berasal dari luar dirinya. Hal ini membuat faktor sosial menjadi perhatian

besar para pengamat sosial sehingga penelitian pun dilakukan untuk

mengetahui peran, efek, dan dampak yang ditimbulkan terhadap

perkembangan body image remaja.

Berkaitan dengan body image, faktor sosial menjelaskan bahwa

masyarakat menentukan bentuk tubuh yang dikatakan indah, ideal, dan tubuh

yang tidak memenuhi kriteria tersebut. Dalam hal ini, masyarakat membentuk

penilaian berdasarkan informasi yang mereka dapat.

Salah satu sumber informasi yang mudah didapat dan sering diakses

masyarakat adalah media massa. Kehadiran media semakin mendorong

individu untuk meletakkan standar ideal pada dirinya, seperti yang

dikehendaki oleh masyarakat. Bagi remaja pria, norma tentang tubuh ideal

dalam masyarakat adalah tipe tubuh mesomorfik yaitu bahu dan dada lebar,

kuat, berotot, dan tegap (Grogan, 1999:58). Tubuh mesomorfik dipersepsikan

sebagai tubuh yang penuh tenaga, kuat, dan agresif (Grogan, 1999:58).

Silverstain, dkk. (dalam Grogan, 1999:94) menemukan bahwa dalam

33 acara televisi, 69% karakter perempuan ditunjukkan dengan tubuh kurus.

Tiggeman (dalam Cash & Pruzinsky, 2002:91) mengatakan bahwa majalah-

majalah wanita terutama majalah fashion, film, dan televisi (termasuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

4

tayangan khusus anak-anak) menyajikan gambar model-model yang kurus

sebagai figur ideal sehingga menyebabkan banyak remaja putri merasa tidak

puas dengan dirinya dan mengalami gangguan makan.

Saat ini, media massa yang paling mendominasi kehidupan masyarakat

adalah televisi. Televisi pun mampu menyerap perhatian remaja. Le Masters

(dalam Rice & Dolgin, 2002:322) mengatakan bahwa remaja menonton TV

sekitar 3 jam per hari. Remaja menonton TV 22 jam per minggu. Pada usia 18

tahun, seorang anak menonton TV sekitar 22.000 jam. Jumlah ini lebih besar

dibanding melakukan aktivitas sekolah yang hanya membutuhkan waktu

11.000 jam hingga usia 18 tahun. Dengan demikian, aktivitas remaja

menonton TV melebihi aktivitas lain yang dilakukan sehari-hari.

Hal tersebut diperkuat dengan riset yang dilakukan oleh Astuti

(2010:19). Riset ini mengungkapkan bahwa menonton TV menghabiskan

waktu lebih banyak daripada belajar. Dalam riset ini, remaja menonton TV

sekitar 4-5 jam per hari, sementara untuk belajar, mereka hanya meluangkan

waktu 1-2 jam saja. Di antara waktu tersebut, maghrib hingga pukul 22.00

adalah waktu yang paling banyak diisi untuk menonton televisi.

Lembaga Survei Nielsen memaparkan hasil riset penonton terhadap

tayangan televisi di Indonesia sepanjang kuartal I 2011 untuk semua stasiun

televisi di 10 kota besar. Survei ini memaparkan bahwa sinetron menjadi salah

satu program televisi terbanyak yang ditonton pemirsa televisi, yakni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

5

sebanyak 1, 4 juta orang dari total 6,8 juta penonton. Survei juga menyebutkan

bahwa rata-rata program sinetron ditonton oleh remaja hingga orang dewasa.

Meskipun demikian, Turnomo Rahardjo (dalam Astuti, 2010:23)

mengatakan bahwa perlindungan terhadap penonton yang belum memiliki

daya kritis masih kurang. Sinetron dinilai tidak peka dengan latar khalayaknya

dan hanya mengutamakan bagaimana menyentuh sensasi emosi penonton

tanpa memikirkan dampaknya bagi remaja yang menyaksikan. Berkaitan

dengan hal tersebut, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah melakukan

penelitian pada tahun 2008 dan menetapkan sepuluh tayangan TV bermasalah

yang didominasi oleh sinetron serial, variety show, dan tayangan anak.

Terkait dengan body image pada remaja, sinetron memiliki peranan

yang cukup penting. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harumindari

(2012:60) diketahui bahwa diantara banyaknya jenis tayangan televisi,

sinetron adalah tayangan yang memiliki keterkaitan paling besar dengan

ketidakpuasan citra tubuh (body image) pada remaja. Hal ini dikarenakan

tayangan sinetron dianggap memberikan pesan bahwa memiliki tubuh ideal

seperti karakter-karakter dalam sinetron adalah hal yang penting. Sinetron bisa

melekat dalam kehidupan remaja karena sinetron dianggap sesuai dengan

dunia remaja, terkait dengan tokoh dan cerita yang ditampilkan. Hal ini

membuat remaja merasa bahwa apa yang ditampilkan dalam sinetron sangat

cocok dijadikan objek pembanding.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

6

Pengaruh menonton sinetron akan berbeda-beda bagi pembentukan

body image masing-masing remaja. Hal tersebut ditentukan dari atensi yang

diberikan terhadap tayangan sinetron. Andersen (dalam Rakhmat, 2008:52)

mengemukakan bahwa atensi adalah proses mental ketika stimuli atau

rangkaian stimulus menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya

melemah. Menurut Weerd (dalam Sternberg, 2008:58), atensi adalah cara-cara

aktif dalam memproses sejumlah informasi yang terbatas dari sejumlah

informasi yang disediakan oleh indera, memori yang tersimpan, dan proses-

proses kognitif yang lain.

Atensi berperan sangat penting dalam proses pembentukan persepsi.

Sebelum individu menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, individu

akan melibatkan atensi (Desiderato dalam Rakhmat, 2008:51). Andersen

(dalam Rakhmat, 2008:55) mengemukakan bahwa individu menaruh atensi

terhadap suatu hal untuk memperkokoh kepercayaan, sikap, nilai, kebiasaan,

dan kepentingan. Penelitian yang dilakukan oleh Thornton & Maurice (dalam

Rice & Dolgin, 2002:112) menjelaskan bahwa penayangan yang sering

terhadap sebuah gambaran fisik dapat menimbulkan efek yang kuat dan

mendalam bagi penonton.

Lebih lanjut, Mulyana dan Ibrahim (dalam Frisnawati, 2012:53)

menjelaskan bahwa daya tarik sinetron terletak pada kata-kata, musik, dan

sound effect juga unsur visual pada gambar. Pengaruh yang ditimbulkan lebih

tinggi dibanding media cetak karena gambar bersifat moving (adegan hidup)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

7

sehingga dapat tertanam dalam waktu yang lama di dalam diri individu.

Semakin besar daya pikat suatu tayangan, maka akan lebih sering teringat dan

terbayang apa yang telah dilihat, sehingga akan ada kecenderungan penonton

menirukan hal-hal yang ditampilkan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa body image dan

atensi terhadap tayangan sinetron adalah dua topik yang berperan penting dan

dekat dengan keseharian remaja. Dalam masa perkembangannya, remaja

selalu dihadapkan pada permasalahan yang berkaitan dengan body image. Di

lain sisi, sinetron sebagai tayangan yang memiliki keterkaitan dengan

ketidakpuasan body image pada remaja tentu memiliki pengaruh besar dalam

kehidupan remaja.

Dalam penelitian ini, diindikasikan bahwa semakin tinggi atensi pada

tayangan sinetron, remaja akan membentuk body image sesuai dengan idola

mereka. Semakin besar jarak antara body image yang dianggap ideal dengan

body image dirinya, disertai dengan upaya berlebih untuk menjadi seperti

idola, maka remaja tersebut memiliki body image negatif. Demikian

sebaliknya, semakin rendah atensi pada tayangan sinetron, disertai dengan

upaya yang tidak berlebihan untuk menjadi ideal seperti idola, maka remaja

tersebut memiliki body image positif.

Penelitian tentang keterkaitan antara tayangan televisi dengan body

image pernah dilakukan oleh Harumindari (2012:60). Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui adanya hubungan menonton jenis-jenis tayangan televisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

8

dengan citra tubuh (body image) pada remaja awal. Penelitian tersebut

mengungkapkan bahwa tidak semua tayangan televisi memiliki keterkaitan

dengan ketidakpuasan citra tubuh. Jenis tayangan yang berkaitan dengan citra

tubuh remaja awal putri adalah sinetron, infotainment, dan talk show.

Sedangkan jenis tayangan yang memiliki keterkaitan dengan ketidakpuasan

citra tubuh pada remaja awal putra hanya sinetron.

Peneliti tertarik untuk mendalami penelitian tentang sinetron karena

berdasarkan hasil penelitian tersebut, hanya sinetron yang memiliki pengaruh

paling besar dan muncul pada kedua golongan subjek, yakni remaja awal putra

dan putri. Subjek dalam penelitian Harumindari (2012:33) hanya terbatas pada

remaja awal dengan rentang usia 12-15 tahun. Oleh karena itu, peneliti masih

merasa perlu memperluas subjek penelitian untuk melihat hubungan atensi

pada tayangan sinetron dengan body image secara keseluruhan, baik pada

remaja putri maupun remaja putra.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan

atensi pada tayangan sinetron dengan body image pada remaja.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

hubungan atensi pada tayangan sinetron dengan body image pada remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

9

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan kontribusi dan menambah pengetahuan, wawasan, dan

informasi dalam bidang ilmu psikologi perkembangan, komunikasi,

dan sosial.

b. Memperluas pandangan mengenai atensi pada tayangan sinetron dan

body image pada remaja sehingga dapat menjadi bahan informasi dan

pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi subjek penelitian, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan pemahaman dan pembelajaran untuk menyadari

pentingnya memiliki body image positif sehingga dapat semakin kritis

dan bijaksana menentukan sikap terhadap tayangan sinetron.

b. Bagi orangtua dan pendidik, hasil penelitian ini dapat berguna sebagai

sumber informasi untuk lebih memahami, mendampingi, dan

membimbing remaja dalam menghadapi berbagai informasi yang

disampaikan melalui tayangan televisi, khususnya sinetron.

c. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan tentang atensi pada tayangan sinetron dalam membentuk

body image pada remaja sehingga dapat mengupayakan pemilihan

tayangan televisi yang berdampak positif bagi perkembangan remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Atensi Pada Tayangan Sinetron

1. Definisi Atensi Pada Tayangan Sinetron

Dalam kamus bahasa Inggris (Echols & Shadily, 1987:44), atensi

atau attention berarti perhatian. James (dalam Sternberg, 2008:58)

mengartikan atensi sebagai pengambilalihan pikiran dalam bentuknya

yang jelas dan terpilah-pilah terhadap sesuatu yang berasal secara

serentak. Menurut Weerd (dalam Sternberg, 2008:58), atensi adalah cara-

cara aktif dalam memproses sejumlah informasi yang terbatas dari

sejumlah informasi yang disediakan oleh indera, memori yang tersimpan,

dan proses-proses kognitif yang lain.

Sinetron merupakan akronim dari sinema elektronik. Sinetron

adalah sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi

(Saefudin, 2010:22). Dalam bahasa Inggris, istilah sinetron disebut soap

opera (opera sabun). Dalam bahasa Spanyol, sinetron disebut telenovela.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

atensi pada tayangan sinetron adalah proses mental, cara-cara aktif dalam

pengambilalihan pikiran, ataupun penarikan diri dari hal-hal lain agar

dapat berkonsentrasi pada tayangan sinetron dan memproses sejumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

11

informasi yang terbatas dari banyaknya informasi yang disediakan

mengenai tayangan sinetron.

2. Aspek-aspek Pembentuk Atensi

Atensi adalah sumber daya berharga dalam mekanisme kognitif

manusia (Solso, dkk., 2007:91). Solso, dkk. (2007:91) mengemukakan

lima aspek utama dari atensi. Kelima aspek kognitif dalam pembahasan ini

merupakan perkembangan dari gagasan-gagasan kontemporer mengenai

atensi yang berlandaskan pemikiran para ahli psikologi kognitif masa kini.

Gagasan tersebut kemudian menjadi dasar penelitian yang berkaitan

dengan isu-isu atensi di era modern, memasuki tahun 1950-an hingga saat

ini. Kelima aspek itu adalah :

1. Kapasitas pemrosesan dan selektivitas

Broadbent (dalam Solso, dkk., 2007:92) mengatakan bahwa dunia

tersusun dari sensasi-sensasi dalam jumlah yang jauh melebihi jumlah

sensasi yang dapat diolah oleh kemampuan perseptual dan kognitif

seorang pengamat (manusia). Dengan demikian, agar dapat mengolah

informasi yang sangat banyak, manusia secara selektif hanya memilih

sejumlah isyarat dan mengabaikan stimuli yang lain karena sistem

sensorik manusia berfungsi dengan baik apabila jumlah informasi yang

diproses berada dalam rentang kemampuan sistem.

Broadbent menekankan adanya pengaruh memori tentang

peristiwa-peristiwa masa lalu. Treisman menjelaskan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

12

penyaringan tingkat pertama akan mengevaluasi sinyal berdasarkan

karakteristik fisik kasar (lokasi dan kualitas suara). Selanjutnya,

penyaring-penyaring yang lebih canggih akan mengevaluasi sinyal

berdasarkan makna. Penyaringan awal dilaksanakan oleh atenuator,

yakni penyaring perseptual, sebuah bagian otak yang mengendalikan

kuantitas pesan dan menghubungkan sinyal dengan pemrosesannya

secara verbal.

2. Pengendalian atensi

Individu memiliki kendali terhadap pilihan stimuli yang

diperhatikan. Dalam hal ini, individu hanya dapat memperhatikan satu

stimuli dengan mengorbankan stimuli yang lain. Jika individu

mencoba memahami beberapa pesan secara bersamaan, beberapa

pengorbanan perlu dilakukan untuk menjaga keakuratan, terutama

apabila pesan tersebut berasal dari modalitas sensorik yang sama.

Individu cenderung memperhatikan sejumlah isyarat yang sering

ditampilkan dalam lingkungan. Isyarat yang diperhatikan diproses

lebih lanjut oleh sistem kognitif, sedangkan isyarat yang diabaikan

tidak mengalami proses tersebut. Isyarat diperhatikan dan diabaikan

dipengaruhi oleh kendali individu terhadap situasi yang dihadapi dan

sesuatu yang berhubungan dengan pengalaman jangka panjang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

13

3. Pemrosesan otomatis

Sejumlah besar proses rutin telah menjadi proses yang amat

familiar sehingga memerlukan hanya sedikit atensi sadar dan

dilakukan secara otomatis. Aktivitas-aktivitas yang telah dilatih

dengan baik atau sering dilakukan dapat menjadi proses otomatis. Hal

ini menunjukkan bahwa persepsi individu tentang suatu peristiwa

berhubungan dengan pemrosesan otomatis yang dilakukan sistem

kognitif terhadap stimuli yang bersangkutan.

Agar pemrosesan otomatis dapat terjadi, informasi harus dapat

mengalir bebas dari memori ke kendali seseorang atas tindakan-

tindakannya. Latihan dapat memudahkan hal tersebut. Posner dan

Synder (dalam Solso, dkk., 2007:109) menyebutkan tiga karakteristik

pemrosesan otomatis, yakni: pemrosesan otomatis terjadi tanpa ada

niat sadar, tersembunyi dari kesadaran, dan menggunakan hanya

sedikit sumber daya sadar atau bahkan tidak menggunakan sumber

daya sadar sedikitpun.

Keterampilan seperti mengetik, menyelam, menonton,

mengemudikan mobil, bermain tenis, menggunakan bahasa dengan

tepat, dan membuat penilaian sosial tentang orang lain adalah

aktivitas-aktivitas yang dapat terlatih dengan baik sehingga dapat

berlangsung secara otomatis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

14

4. Neurosains kognitif

Otak dan sistem saraf pusat (CNS; central nervous system) adalah

pendukung anatomis bagi atensi. Perhatian para peneliti tentang

neurosains kognitif pada atensi seringkali diarahkan pada atensi visual.

Treisman dan Julesz (dalam Solso, dkk., 2007:106)

mengungkapkan proses-proses dalam atensi visual. Proses pertama

adalah proses praatentif. Dalam proses ini, indera penglihatan

mendeteksi ciri-ciri utama objek, seperti ukuran, warna, orientasi

(arah), dan gerakan. Proses selanjutnya adalah pembentukan peta fitur

(feature map) berdasarkan ciri yang didapat pada proses pertama.

Pada proses awal, sejumlah ciri dasar dari suatu tampilan visual

(warna, orientasi, ukuran, dan jarak) disandikan dalam jalur-jalur

paralel yang terpisah dan menghasilkan peta fitur. Peta-peta tersebut

diintegrasikan ke dalam sebuah peta induk (master map). Atensi

kemudian dipusatkan pada informasi dalam peta induk untuk

menganalisis ciri-ciri bagian tertentu pada kesan visual secara detail.

Treisman menggambarkan model tahap-tahap atensi visual tersebut

dalam gambar berikut ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

15

Gambar 1. Model tahap-tahap atensi visual

5. Kesadaran

Pemusatan (focalization) kesadaran adalah intisari dari atensi. Hal-

hal yang diperhatikan adalah bagian dari pengalaman sadar individu.

Atensi membawa peristiwa-peristiwa ke kesadaran dan menyebabkan

adanya pengabaian objek-objek lain agar individu sanggup menangani

objek-objek tertentu secara efektif.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa atensi

terbentuk dari adanya kapasitas pemrosesan dan selektivitas, pengendalian

warna jarak ukuran orientasi

Kesan/ citra

visual

Peta induk

Peta-peta fitur

Atensi

terpusat

Analisis

detail

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

16

atensi, pemrosesan otomatis, neurosains kognitif, dan kesadaran. Kapasitas

neurologis yang terbatas akan mendeteksi jutaan stimuli eksternal. Isyarat

atau stimuli tersebut dapat berasal dari aktivitas yang telah dilatih dengan

baik atau sering dilakukan. Dalam hal ini, melakukan aktivitas otomatis

memerlukan lebih sedikit atensi dibandingkan melakukan aktivitas yang

baru atau belum dikuasai.

Di sisi lain, kesan atau citra visual dibentuk dengan mengarahkan

perhatian pada warna, orientasi, ukuran, dan jarak objek. Hal-hal yang

diperhatikan termasuk dalam pengalaman sadar individu. Dengan

demikian, atensi membawa peristiwa-peristiwa ke kesadaran dan

menyebabkan adanya pengabaian objek-objek lain agar individu sanggup

menangani objek-objek tertentu secara efektif.

3. Faktor Eksternal Penarik Perhatian (Attention Getter)

Rakhmat (2008:52) mengemukakan bahwa faktor-faktor

situasional dan personal sangat berperan ketika seseorang memperhatikan

sesuatu. Faktor situasional disebut sebagai determinan perhatian yang

bersifat eksternal atau penarik perhatian (attention getter). Stimuli

diperhatikan karena memiliki sifat-sifat yang menonjol, antara lain:

a. Gerakan

Secara visual, manusia tertarik pada objek yang bergerak, misalnya

tertarik pada hewan atau tumbuhan yang bergerak di suatu tempat.

b. Intensitas stimuli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

17

Individu akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari

stimuli yang lain. Contoh intensitas stimuli dapat dilihat dari

pemusatan perhatian pada suara keras di malam sepi.

c. Kebaruan (novelty)

Hal-hal baru, luar biasa, dan berbeda akan menarik perhatian

individu. Beberapa eksperimen juga membuktikan bahwa stimuli yang

luar biasa lebih mudah dipelajari atau diingat.

d. Perulangan

Hal-hal yang disajikan berkali-kali dan disertai dengan sedikit

variasi akan menarik perhatian. Dalam hal ini, unsur familiarity (yang

sudah dikenal) berpadu dengan unsur novelty (yang baru dikenal).

Dofivat menyebutkan tiga prinsip dalam menggerakkan media

massa (die Grundgesetze der Massenfuhrung):

1. Die Geistige Vereinfachung : tema-tema yang disampaikan harus

disajikan dengan bahasa yang sederhana dan jelas.

2. Die hammernde Wiederholung : gagasan yang sama diulang terus-

menerus dengan cara penyajian yang mungkin beraneka ragam.

3. Die gefuhlmassige Steigerung : penggunaan emosi secara intensif.

Emosi itu antara lain kebencian, rasa belas kasihan, perasaan

bersalah, dan keinginan untuk menonjol.

Berdasarkan faktor-faktor di atas, dapat disimpulkan bahwa sifat-

sifat menonjol dalam sinetron dapat mendorong seseorang untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

18

memberikan atensi. Objek-objek yang bergerak, intensitas stimuli,

kebaruan, dan perulangan yang terkandung dalam sinetron juga dapat

menimbulkan keinginan untuk menonton sinetron hingga episode akhir.

Selain itu, tiga prinsip utama dalam menggerakkan massa juga dapat

menjelaskan bahwa sinetron mempunyai kemampuan untuk menarik

perhatian. Hal ini dapat dilihat dari tema cerita yang disampaikan dengan

bahasa sederhana, melibatkan tokoh atau cerita yang beraneka ragam, dan

menyampaikan emosi secara intensif dalam setiap episodenya.

4. Faktor Internal Penaruh Perhatian

Setiap individu mempunyai atensi yang berbeda terhadap suatu hal.

Perbedaan ini muncul dari faktor-faktor internal dalam diri individu.

Faktor-faktor tersebut adalah:

a. Faktor biologis

Adanya dorongan yang tinggi terhadap hal-hal biologis dapat

menyebabkan individu memusatkan perhatian pada hal tersebut;

misalnya ketika individu berada dalam keadaan lapar, seluruh pikiran

akan didominasi oleh makanan.

b. Faktor sosiopsikologis

Motif sosiogenesis, sikap, kebiasaan, dan kemauan dapat

mempengaruhi atensi. Lefrancois (dalam Rakhmat, 2008:54)

mencontohkan hal tersebut dalam sebuah perjalanan mendaki gunung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

19

Dalam perjalanan tersebut, seorang geolog lebih memperhatikan batu-

batuan dan ahli botani lebih memperhatikan bunga-bungaan.

Berdasarkan faktor-faktor di atas, dapat disimpulkan bahwa

individu cenderung melihat hal-hal yang ingin dilihat, dan mendengar hal-

hal yang memang ingin didengar. Keadaan ini mengakibatkan perbedaan

atensi pada setiap individu meskipun berada dalam suatu kondisi yang

sama. Perbedaan atensi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor

internal, yakni faktor biologis dan faktor sosiopsikologis.

5. Pengaruh Sinetron pada Perkembangan Remaja

1. Sinetron menjadi sarana pembelajaran

Salomon (dalam Thornburg, 1982:268) menjelaskan bahwa efek

dari simbol-simbol media dalam proses belajar berhubungan dengan

dasar kemampuan kognitif individu. Hubungan tersebut dipengaruhi

oleh tiga faktor, yakni lingkungan (sistem simbol media, informasi yang

dibawa, tugas-tugas belajar yang diperhatikan), individu (kemampuan

penonton, skema mental, pilihan informasi), dan perilaku (perilaku

spesifik yang dilakukan ketika menerima informasi).

Pada dasarnya, media berada dalam lingkungan sosial dan berperan

dalam proses belajar. Kemampuan, ketertarikan, dan atensi yang

diberikan untuk menonton dapat mempengaruhi pembentukan perilaku

individu. Salomon (dalam Thornburg, 1982:268) menjelaskan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

20

hal-hal yang dilihat dari sebuah tayangan repetitif akan menempatkan

hal tersebut dalam komponen kognitif individu. Lebih lanjut, efek

interaktif antara televisi dan penonton itu akan masuk dalam sebuah

proses mental yang mengakibatkan munculnya perilaku yang

dianjurkan oleh tayangan tersebut.

2. Sinetron menjadi sumber realita

Greenberg & Reeves (dalam Thornburg, 1982:273)

mengemukakan bahwa kebutuhan akan hiburan sebagai alasan individu

menonton televisi termasuk dalam konten non-real. Pada tahap pra

konseptual, anak tidak mempunyai dasar kognitif untuk memisahkan

kenyataan dan fantasi. Mereka mempercayai hal-hal yang dilihat dalam

sinetron sebagai sebuah kenyataan, kejujuran, dan kebenaran.

Selanjutnya, mereka menjadikan karakter-karakter yang ada di

dalamnya sebagai model dalam berperilaku.

Penelitian menjelaskan bahwa remaja usia 12-13 tahun

menginterpretasi banyak program televisi sebagai karakter dari realita.

Hal ini dapat dilihat dari sikap menyamakan kehidupan sehari-hari

dengan tayangan yang ditonton (Gutman dalam Thornburg, 1982:274).

Remaja sulit memisahkan realita dan non-realita jika mereka merasa

bahwa informasi yang didapat dari tayangan televisi berguna dalam

kehidupan sosial dan berpadu dengan informasi dari sumber lain di luar

televisi. Namun demikian, kemampuan remaja untuk memisahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

21

realita dan non-realita akan berkembang seiring dengan perkembangan

dalam kemampuan melogika dan memberi alasan. Hal ini dapat dicapai

ketika remaja mengurangi waktu menonton.

3. Sinetron mempengaruhi kehidupan sosial

Jeffries-Fox (dalam Thornburg, 1982:266) mengatakan bahwa

sinetron dapat mengolah sistem-sistem keyakinan dan pengetahuan

individu sehingga diterima sebagai pandangan dasar untuk melihat dan

menilai lingkungan sekitar. Greenberg & Reeves (dalam Thornburg,

1982:277) mengemukakan bahwa sinetron memberikan pesan yang

sangat kuat untuk mempengaruhi proses kognitif dan afektif. Hal ini

membuat anak dan remaja sulit memisahkan pesan-pesan yang sesuai

dan tidak sesuai dengan tugas perkembangan mereka.

Hartman (dalam Thornburg, 1982:277) menjelaskan bahwa

menonton tayangan televisi adalah sebuah proses pasif. Dalam hal ini,

penonton tidak berpartisipasi secara aktif dalam mengolah pesan.

Individu hanya menerima pesan. Dengan demikian, proses kreatif tidak

terjadi sehingga lingkungan diciptakan dan dikontrol oleh televisi.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

sinetron memberikan efek terhadap proses kognitif, afektif, dan perilaku

remaja. Hal ini terkait dengan pengaruh tayangan sinetron sebagai sarana

pembelajaran, sumber realita, dan media sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

22

Remaja dapat mempercayai hal-hal yang dilihat dalam sinetron

sebagai sebuah kenyataan dan kebenaran. Kemampuan, ketertarikan, dan

atensi yang diberikan terhadap tayangan sinetron akan menempatkan hal

tersebut dalam komponen kognitif dan afektif. Dalam hal ini, sinetron

dapat mengolah keyakinan dan pengetahuan remaja sehingga diterima

sebagai pandangan dasar untuk melakukan pengamatan, penilaian, dan

perbandingan diri dengan lingkungan. Sebagai tayangan yang repetitif,

sinetron pun mampu menciptakan dan mengontrol perilaku remaja melalui

karakter-karakter yang ditampilkan.

B. Body Image

1. Definisi Body Image

Istilah body image pertama kali dikenalkan oleh Paul Schilder pada

tahun 1920. Definisi body image menurut Schilder (dalam Grogan,

1999:1) adalah gambaran mental yang dimiliki setiap individu tentang

penampilan tubuhnya yang dibentuk dalam kerangka pikir dan merupakan

refleksi atas sikap dan interaksi dengan orang lain. Pada tahun 1950,

peneliti-peneliti lain tentang body image memberikan suatu arti yang

berbeda, yakni persepsi tentang tubuh, distorsi ukuran tubuh, dan persepsi

sensasi badaniah (Fisher dalam Grogan, 1999:1).

Thompson, dkk. (2002:4) menyatakan bahwa body image adalah

suatu gambaran internal individu terhadap penampilan fisiknya sendiri,

sebuah persepsi unik individu terhadap tubuhnya. Cash dan Pruzinsky

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

23

(dalam Grogan, 1999:2) menyatakan bahwa body image adalah sikap yang

dimiliki seseorang terhadap tubuhnya berupa penilaian positif maupun

negatif. Definisi ini menjelaskan bahwa body image dipahami sebagai

suatu evaluasi terhadap ukuran tubuh, berat badan, maupun aspek lain

yang mengarah pada penampilan fisik seseorang.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa body image adalah gambaran mental, representasi internal,

persepsi, pikiran, perasaan, dan emosi individu terhadap penampilan

fisiknya yang dibentuk dalam kerangka berpikir, dan merupakan refleksi

atas sikap dan interaksi dengan orang lain. Gambaran mental tersebut

mengarah pada penampilan fisik, seperti keakuratan dalam mempersepsi

ukuran tubuh, evaluasi terhadap ukuran dan berat tubuh, serta kepuasan

atau ketidakpuasan individu berupa penilaian positif atau negatif terhadap

tubuh.

2. Kategori Body Image

Berdasarkan National Eating Disorders Association (2012:1), body

image dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu positif dan negatif. Body

image positif memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Persepsi yang benar mengenai bentuk tubuh, segala macam bagian

tubuh yang dilihat adalah benar adanya

b. Merasa nyaman dan percaya diri akan tubuhnya sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

24

c. Merasa bangga dan menerima tubuhnya yang unik serta menolak

beberapa alasan yang tidak masuk akal mengenai ketakutan terhadap

makanan, berat badan, dan kalori

d. Menghargai dan bangga pada bentuk alami tubuh dan mengerti bahwa

penampilan fisik seseorang menunjukkan karakter serta berharganya

orang tersebut

Body image negatif memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Distorsi persepsi mengenai bentuk, merasa tidak menyukai bagian dari

keseluruhan tubuh yang sebenarnya

b. Merasa tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya sendiri

c. Merasa bahwa tubuh orang lain menarik, sedangkan tubuhnya sendiri

tidak menarik dan memiliki kesalahan bentuk fisik

d. Merasa cemas dan malu dengan tubuhnya

3. Aspek-aspek Pembentuk Body Image

Menurut Schilder (dalam Grogan, 1999:1), body image terdiri dari

tiga elemen, yaitu perkiraan ukuran tubuh (persepsi), evaluasi penampilan

tubuh (pikiran), dan emosi yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk

tubuh (perasaan). Dimensi persepsi merupakan estimasi individu terhadap

ukuran atau bentuk tubuh. Dimensi pikiran merupakan penilaian individu

terhadap penampilan tubuhnya. Sedangkan, dimensi emosi merupakan

perasaan individu terhadap tubuh, berkaitan dengan bentuk dan ukuran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

25

Menurut Schonfeld (dalam Thornburg, 1982:69), ada empat aspek

yang membentuk body image, yaitu persepsi subjektif, internal psikologis,

sosial, dan sikap. Persepsi subjektif berasal dari pengalaman sensori,

termasuk pengalaman visual yang berkembang sejak dalam kandungan.

Aspek psikologis berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang

melibatkan emosi individu. Aspek sosial berhubungan dengan cara orang

tua dan lingkungan bereaksi terhadap individu dan cara individu

menanggapi reaksi tersebut. Aspek sikap didasarkan pada pengalaman,

identifikasi, dan perbandingan tubuh individu dengan orang lain.

Thompson & Altabe (dalam Henggaryadi, 2008:9) mengemukakan

bahwa body image memiliki keterkaitan dengan komponen persepsi, sikap,

dan tingkah laku. Komponen persepsi memperlihatkan sejauh mana

ketepatan individu dalam memperkirakan keseluruhan ukuran dan bentuk

tubuhnya. Komponen sikap berhubungan dengan kepuasan individu

terhadap tubuh, perhatian individu terhadap tubuh, kognisi, evaluasi, dan

kecemasan individu terhadap penampilan tubuhnya. Komponen tingkah

laku menitikberatkan pada penghindaran individu dari situasi yang

menyebabkan individu mengalami ketidaknyamanan yang berhubungan

dengan penampilan fisiknya.

Cash, dkk. (dalam Carraca, dkk., 2011:2) menyatakan bahwa body

image terdiri dari dimensi sikap dan perseptual. Dimensi sikap terdiri dari

(a) penilaian penampilan diri dan (b) investasi citra diri, yakni sikap

menonjolkan, memperluas, serta memusatkan penekannya pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

26

penampilan. Dimensi perseptual dari body image adalah bagaimana

seseorang menerima kondisi tubuhnya, seperti bentuk tubuh, berat badan,

kecantikan atau keindahan tubuh, dan warna kulit.

Dari berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembentukan body image dalam diri individu melibatkan beberapa aspek,

yakni :

1. Persepsi

Aspek ini berasal dari pengalaman-pengalaman sensori, misalnya

pengalaman visual, auditori, dan lainnya. Aspek persepsi menjelaskan

ketepatan individu dalam memperkirakan keseluruhan ukuran dan

bentuk tubuhnya, serta bagaimana individu menerima kondisi

tubuhnya (berat badan, kecantikan tubuh, dan warna kulit).

2. Perasaan

Aspek perasaan terdiri dari pengalaman-pengalaman yang melibatkan

emosi individu. Pengalaman emosi ini berhubungan dengan perasaan

individu tentang tubuh, berkaitan dengan bentuk dan ukuran tubuhnya.

Misalnya merasa senang dan tidak senang terhadap bentuk bagian

tubuh tertentu.

3. Sikap

Aspek sikap terdiri dari penilaian penampilan diri dan investasi citra

diri. Penilaian penampilan meliputi evaluasi individu terhadap

tubuhnya, yakni berupa kepuasan, perhatian, maupun kecemasan

individu terhadap penampilan tubuhnya. Evaluasi ini melibatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

27

kognisi, pengalaman, identifikasi, dan perbandingan tubuh individu

dengan orang lain. Selanjutnya, investasi citra diri terdiri dari

keinginan atau usaha individu untuk menonjolkan, memperluas, dan

memusatkan perhatian pada penampilan fisiknya.

4. Sosial

Aspek ini terdiri dari cara orang tua dan lingkungan bereaksi terhadap

penampilan fisik individu dan cara individu menanggapi reaksi

tersebut.

5. Tingkah laku

Aspek ini menjelaskan penghindaran individu dari situasi yang

menyebabkan individu mengalami ketidaknyamanan terhadap

penampilan fisiknya.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Body Image Remaja

Body image adalah aspek yang sangat penting dalam

perkembangan psikologis dan hubungan interpersonal remaja. Levine &

Smolak (dalam Cash & Pruzinsky, 2002:74) mengemukakan faktor-faktor

yang mempengaruhi perkembangan body image pada remaja, yakni:

a. Budaya

Amerika Serikat dan negara patriarki dengan budaya industri

lainnya menggambarkan karakteristik ideal dari kecantikan wanita

adalah berkulit putih, muda, tinggi, kuat tapi tidak terlalu berotot, dan

langsing dengan dada yang penuh. Pada remaja dan wanita dewasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

28

muda, gambaran mental terhadap tubuh dan representasi dari konsep

ideal ini berhubungan dengan ketidakpuasan tubuh, yaitu sebuah

kecenderungan untuk menilai lebih ukuran tubuh hingga menimbulkan

depresi dan perilaku bulimia. Stice (dalam Cash & Pruzinsky,

2002:78) menemukan bahwa internalisasi budaya tentang kecantikan

ideal dengan tubuh yang langsing dan tekanan untuk menjadi kurus

dari keluarga, teman, kekasih, dan media dapat menimbulkan ingatan

jangka pendek yang signifikan terhadap ketidakpuasan tubuh pada

remaja berusia 14-17 tahun. Faktor-faktor tersebut juga berhubungan

dengan meningkatnya perilaku diet negatif.

Pada pria, maskulinitas lebih sulit didefinisikan. Hal ini

menunjukkan bahwa tipe tubuh dan penampilan pada dasarnya tidak

terlalu penting untuk mendefinisikan diri. Hal tersebut disebabkan oleh

tekanan lingkungan terhadap penampilan pria yang tidak begitu besar

seperti pada wanita. Namun demikian, tubuh yang pendek dan gemuk

merupakan karakteristik fisik remaja putra yang sulit diterima

lingkungan. Levine & Smolak (dalam Cash & Pruzinsky, 2002:79)

menjelaskan bahwa internalisasi budaya tentang tubuh berotot yang

ideal berkorelasi rendah terhadap body image negatif pada remaja pria.

Di masyarakat, para pria dengan tubuh mesomorfik lebih

berpeluang mendapatkan penerimaan sosial yang baik karena sering

digambarkan sebagai individu yang mempunyai kepribadian positif

sebagai orang yang kuat, bahagia, suka menolong, dan berani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

29

(Kirkpatrick dan Sanders dalam Grogan, 1999:58). Bentuk tubuh

mesomorfik mempunyai karakteristik bahu dan dada lebar, kuat,

kokoh, tegap, dan berotot.

b. Media massa

Media massa mempengaruhi perkembangan citra tubuh melalui

berbagai cara yang dikaitkan dengan adanya perbandingan sosial.

Seseorang cenderung membandingkan diri mereka dengan model-

model yang mempunyai penampilan fisik menarik dan sering

ditampilkan melalui media cetak maupun elektronik. Namun demikian,

pemilihan model pembanding tidak dilakukan secara acak. Dalam hal

ini, individu cenderung memilih model yang diterima atau dipandang

baik oleh masyarakat atau kelompok terdekat. Selain itu, pemilihan

model pembanding juga dipengaruhi oleh perkembangan kognisi,

persepsi, dan perilaku individu (Thompson, dkk., 2002:126).

Beberapa macam media massa dan tayangan televisi yang

mempengaruhi terbentuknya body image, antara lain:

1. Majalah

Grogan (1999:96) mengemukakan bahwa majalah memiliki

pengaruh yang lebih besar pada wanita dibandingkan pria.

Fergusson (dalam Grogan, 1999:96) menyatakan bahwa majalah

wanita mempengaruhi perubahan pandangan seorang wanita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

30

tentang dirinya sendiri dengan mengemukakan cara-cara yang

dapat diterima oleh sosial.

2. Iklan

Marc Mishkind (dalam Grogan, 1999:96) menyatakan bahwa iklan

yang menampilkan bentuk tubuh ideal dan menarik dapat

mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk memperhatikan

penampilan fisiknya. Iklan menggambarkan bahwa pria yang

disukai masyarakat adalah pria yang muda dan berotot sebagai

representasi dari perubahan gambaran sosial tentang tubuh saat ini.

Sedangkan gambaran ideal bagi para wanita adalah bentuk tubuh

langsing dan berkulit putih seperti yang umumnya ditampilkan

para bintang iklan.

3. Film

Grogan (1999:97) mengemukakan bahwa film memiliki pengaruh

yang lebih besar pada pria dibandingkan wanita dalam

pembentukan body image. Peter Baker (dalam Grogan, 1999:97)

menyatakan bahwa film yang menampilkan pria menarik (muda,

tampan, dan berotot) akan meningkatkan kesadaran para pria untuk

mengubah penampilannya.

4. Sinetron

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harumindari

(2012:60) diketahui bahwa diantara banyaknya jenis tayangan

televisi, sinetron adalah tayangan yang memiliki keterkaitan paling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

31

besar dengan ketidakpuasan citra tubuh (body image) pada remaja

awal putra dan putri. Sinetron dianggap memberikan pesan bahwa

memiliki tubuh ideal seperti karakter-karakter dalam sinetron

adalah hal yang penting. Sinetron bisa melekat dalam kehidupan

remaja karena sinetron dianggap sesuai dengan dunia remaja,

terkait dengan tokoh dan cerita yang ditampilkan. Hal ini membuat

remaja merasa bahwa apa yang ditampilkan dalam sinetron sangat

cocok dijadikan objek pembanding (Harumindari, 2012:62).

c. Aktivitas atletik dan tari

Levine & Smolak (dalam Cash & Pruzinsky, 2002:79) mengatakan

bahwa pada dasarnya, keterlibatan dalam olahraga dan tari dapat

meningkatkan harga diri. Bagi remaja putri, tidak ada perbedaan dalam

kepuasan tubuh dan gangguan makan antara atlet dan bukan atlet.

Namun demikian, beberapa macam olahraga dan tari menuntut remaja

untuk memiliki bentuk tubuh langsing dan menjaga berat badan dalam

berkompetisi. Penari dan atlet remaja putri yang berada pada tingkat

persaingan tinggi mempunyai resiko signifikan terhadap body image

negatif dan gangguan makan. Sedangkan remaja putri yang

berkompetisi dalam tingkat persaingan rendah (bukan olahraga populer

dan jumlah pesaing sedikit) cenderung mempunyai body image positif.

Laki-laki yang berkompetisi dalam olahraga sangat memperhatikan

tenaga, dan pembentukkan otot. Hal ini menimbulkan kecenderungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

32

munculnya body image negatif akibat perbedaan antara bentuk tubuh

sebenarnya dan tuntutan untuk memiliki otot yang ideal seperti yang

digambarkan dalam film aksi dan program pembentukkan tubuh. Hal

tersebut dapat memunculkan upaya tidak sehat, seperti ketergantungan

pada produk pembakar lemak, produk penahan nafsu makan, suplemen

makanan, disertai dengan latihan berlebih dan ketakutan akan

gangguan bentuk tubuh.

d. Keluarga

Menurut teori belajar sosial, orang tua dalam keluarga merupakan

model yang paling penting dalam proses sosialisasi sehingga

mempengaruhi body image anak-anaknya melalui pemodelan, umpan

balik, dan instruksi. Orang tua merupakan model bagi individu untuk

membangun penilaian terhadap tubuh. Selain itu, penilaian individu

akan tubuhnya dipengaruhi oleh penilaian orang tua terhadap tubuh

individu tersebut. Sikap orang tua yang menilai tubuh anak secara

negatif akan diikuti oleh anak, sehingga anak akan cenderung menilai

tubuhnya secara negatif pula (Levine & Smolak dalam Cash &

Pruzinsky, 2002 : 80).

Komentar yang dibuat orang tua dan anggota keluarga memiliki

pengaruh besar terhadap body image individu. Orang tua yang secara

konstan melakukan diet dan berbicara tentang berat tubuh mereka dari

sisi negatif akan memberikan pesan pada anak bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

33

mengkhawatirkan berat badan adalah sesuatu yang normal (Thompson,

dkk., 2002:179).

e. Teman sebaya

Dalam relasi interpersonal, individu cenderung membandingkan

dirinya dengan orang lain. Umpan balik yang diterima mempengaruhi

konsep diri individu termasuk penilaian terhadap penampilan fisik.

Selain itu, penilaian dari orang lain terhadap penampilan individu

mempengaruhi pikiran dan perasaan individu terhadap tubuhnya. Hal

ini membuat individu cenderung merasa cemas terhadap

penampilannya dan gugup ketika orang lain melakukan evaluasi

padanya (Thompson dkk., 2002:183).

Bagi remaja, teman sebaya memainkan peran penting dalam

perkembangan body image. Remaja yang memiliki riwayat pernah

diganggu dan diejek oleh teman sebaya tentang tubuh dan penampilan

mereka cenderung memiliki gangguan makan (Levine & Smolak

dalam Cash & Pruzinsky, 2002:80). Komentar negatif tentang tubuh

dan penampilan dari teman sebaya diidentifikasi sebagai penyebab

munculnya keinginan untuk melakukan penurunan berat badan yang

dapat mengarah pada gangguan makan seperti Anorexia dan Bulimia

Nervosa. Remaja putri yang kelebihan berat badan sering mengalami

interaksi psikososial yang negatif dengan teman-temannya, seperti

mendapat komentar menyakitkan yang sengaja diarahkan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

34

penampilan fisik mereka dan mengalami penghindaran sosial (Levine

& Smolak dalam Cash & Pruzinsky, 2002:81).

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa pikiran-pikiran positif dari

penampilan individu dapat membangkitkan semangat, harga diri, dan

kesuksesan dalam relasi interpersonal. Sedangkan pikiran-pikiran

negatif dari penampilan individu akan dapat melemahkan kepercayaan

diri (Thompson, 2002:272).

Dari berbagai faktor di atas, dapat disimpulkan bahwa body image

pada remaja dipengaruhi oleh banyak faktor di luar diri individu,

berkembang dari lingkup yang paling kecil hingga paling besar, yakni

aktivitas atletik dan tari, keluarga, teman sebaya, media massa, dan sosial

budaya. Berbagai aktivitas dan media sosial tersebut mendorong individu

untuk memahami, membentuk suatu penilaian, dan merasakan kepuasan

atau ketidakpuasan terhadap body image dirinya.

Bagi mereka yang puas akan body image dirinya, mereka akan

merasa bangga dan menerima tubuhnya yang unik serta menolak beberapa

alasan yang tidak masuk akal mengenai ketakutan terhadap makanan, berat

badan, dan kalori. Sedangkan bagi mereka yang mengalami ketidakpuasan

yang besar terhadap kondisi fisiknya, tahap ini akan berlanjut pada

melakukan berbagai upaya untuk mencapai konsep ideal yang diyakini

sesuai dengan keinginan masyarakat pada umumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

35

5. Pengukuran Body Image

Dalam beberapa tahun terakhir, prosedur penelitian dan cara

pengukuran body image semakin berkembang. Misalnya, subjek penelitian

diminta untuk mengukur tingkat kenyamanan terhadap berbagai bagian

tubuh dari skala 0 hingga 100 setelah bercermin selama 30 detik (Butter &

Cash dalam Thompson & Gray, 1995:258), mengisi kuisioner Body Parts

Satisfaction Scale (Berscheid, Walster, & Bohrnstedt dalam Thompson &

Gray, 1995:258) dan Eating Disorders Inventory yang mengukur elemen

kepuasan individu terhadap ukuran tubuh (Garner, Olmstead, & Polivy

dalam Thompson & Gray, 1995:258).

Namun demikian, para peneliti menemukan jenis alat ukur yang

lebih efektif untuk menganalisis body image dengan melihat indikator

tingkat kepuasan dan ketidakpuasan individu terhadap tubuhnya. Contour

drawings and silhouettes of incremental sizes adalah jenis alat ukur paling

populer untuk meneliti elemen-elemen body image (Thompson dalam

Thompson & Gray, 1995:258). Dalam pengukuran ini, subjek penelitian

diminta untuk memilih figur yang paling sesuai dengan bentuk tubuh

mereka dan figur yang menurut mereka ideal. Semakin besar selisih antara

figur ideal dan figur yang menurut mereka sesuai dengan tubuh mereka,

maka semakin besar tingkat ketidakpuasannya.

Alat ukur tersebut digunakan untuk memperlihatkan indeks

ketepatan persepsi ukuran tubuh. Sekarang ini, paling tidak ada 21 macam

jenis contour drawing and silhouettes of incremental sizes. Namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

36

demikian, banyak dari jenis alat tersebut tidak realistis mempresentasikan

bentuk figur manusia karena ketiadaan ciri wajah atau definisi tubuh.

Misalnya, tangan dan kaki tidak proporsional, perbedaan ketebalan antara

tangan kanan dan tangan kiri. Selain itu, banyak dari jenis alat tersebut

yang tidak mendemonstrasikan pengukuran yang valid dan reliabel

(Thompson dalam Thompson & Gray, 1995:259).

Salah satu alat yang sering disarankan dan dipergunakan dalam

penelitian tentang body image karena telah memenuhi standar validitas

dan reliabilitas adalah Contour Drawing Rating Scale (Thompson & Gray,

1995:259). Contour Drawing Rating Scale merupakan salah satu jenis

Contour Drawing and Silhouettes of Incremental Sizes yang menampilkan

figur manusia secara detail dengan perbedaan jenis kelamin. Alat tes ini

berupa skema bentuk tubuh 9 pria dan 9 wanita yang diurutkan dari kurus

hingga gemuk.

Contour Drawing Rating Scale merupakan salah satu alat dari

Contour Drawing and Silhouettes of Incremental Sizes yang

pengukurannya mudah untuk dilakukan, terbukti valid dan reliabel

(Thompson & Gray, 1995:259). Reliabilitas diukur menggunakan test-

retest pada 32 subjek penelitian dengan periode waktu 1 minggu.

Korelasinya diukur menggunakan Pearson product-moment sehingga

dapat diketahui bahwa koefisien reliabilitasnya (r) = 0,78, dan nilai

tersebut tergolong signifikan tinggi karena p<0,0005 (Thompson & Gray,

1995:265).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

37

Alat ukur tersebut telah diuji oleh Thompson & Gray

menggunakan validitas konkruen yaitu suatu validitas yang merujuk pada

hubungan antara suatu alat ukur dengan perangkat ukur yang sudah ada

dan dianggap valid. Validitas contour drawing rating scale dikorelasikan

dengan alat ukur lain, yaitu current self ratings and quetelet’s body mass

index (BMI) dengan subjek penelitian yang terdiri dari 250 pria dan

wanita. Contour drawing rating scale berkorelasi kuat dengan BMI pada

subjek wanita (r = 0,76; p = 0,0001) dan pada subjek pria (r = 0,72; p

=0,0001).

Meskipun pengukuran ini sangat mudah dilakukan, tetapi salah

satu hal yang dapat berpotensi sebagai masalah adalah apabila subjek

penelitian merasa bahwa tidak ada satupun figur yang sesuai dengan

dirinya. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka peneliti akan

menyampaikan bahwa jika tidak ada satupun gambar yang sesuai, pilihlah

gambar yang paling mendekati kondisi subjek saat ini.

Pada penelitian ini, remaja putra diminta untuk mengisi skema

tubuh pria sedangkan remaja putri mengisi skema tubuh wanita. Kemudian

mereka diminta untuk memilih figur yang sesuai dengan bentuk tubuh

mereka dan figur yang menurut mereka ideal. Figur yang sesuai dengan

bentuk tubuh mereka diberi tanda lingkaran, sedangkan figur yang

menurut mereka ideal diberi tanda silang. Semakin besar selisih antara

figur ideal dan figur yang menurut mereka sesuai dengan tubuh mereka,

maka semakin besar tingkat ketidakpuasan tubuhnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

38

C. Remaja

1. Definisi Remaja

Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke

dewasa (Sarwono, 2012:62). Menurut Muss (dalam Sarwono, 2012:11),

kata „remaja‟ berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh ke

arah kematangan. Kematangan di sini tidak hanya berarti kematangan

fisik, tetapi juga kematangan sosial-psikologis.

Hall (dalam Santrock, 2007:6) menyatakan bahwa remaja adalah

mereka yang berada pada usia 12-23 tahun. WHO (World Health

Organization) membagi usia remaja dalam dua bagian, yaitu remaja awal

10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun (Sarwono, 2012:12). Di

samping itu, Hurlock (dalam Sarwono, 2012:17) membagi masa remaja

menjadi masa remaja awal, yakni 13-16 atau 17 tahun; dan masa remaja

akhir, yakni 16 atau 17-18 tahun. Di Amerika Serikat dan sebagian besar

budaya lainnya, masa remaja dimulai sekitar usia 10-13 tahun dan berakhir

pada sekitar usia 18-22 tahun (Santrock, 2007:20). Berdasarkan batasan-

batasan yang diberikan para ahli, dapat dilihat bahwa rentang usia remaja

sangat bervariasi karena perbedaan lingkungan budaya dan historis.

Pada tahun 1974, WHO (World Health Organization) memberikan

definisi tentang remaja yang bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut

dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial-ekonomi.

Menurut WHO (dalam Sarwono, 2012:12), remaja adalah suatu masa

dimana :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

39

a. individu berkembang sejak pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda

seksual sekundernya sampai ia mencapai kematangan seksual,

b. individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi

kanak-kanak menjadi dewasa,

c. terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh

kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

2. Ciri Khas Perkembangan Remaja

Masa remaja merupakan bagian dari rangkaian kehidupan dan

bukan merupakan suatu periode perkembangan yang tidak berkaitan

dengan periode-periode lainnya. Meskipun masa remaja memiliki

karakteristik yang unik, hal-hal yang terjadi selama masa remaja berkaitan

dengan perkembangan dan pengalaman di masa kanak-kanak maupun

dewasa (Santrock, 2007:21).

Masa remaja ditandai dengan emosi yang meledak-ledak dan sulit

dikendalikan. Perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional yang

dialami remaja dapat berkisar mulai dari perkembangan fungsi seksual

hingga proses berpikir abstrak dan kemandirian (Santrock, 2007:20).

Proses kognitif meliputi perubahan dalam pikiran, intelegensi, dan bahasa

individu (Santrock, 2007:119). Piaget (dalam Sarwono, 2012:53), seorang

filsuf dan psikolog, melihat kesadaran manusia sebagai suatu hal yang

berdiri sendiri, terpisah dari rangsangan luar, tetapi terus-menerus

berinteraksi dengan dunia luar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

40

Piaget menggolongkan remaja dalam tahap perkembangan kognitif

formal-operasional. Tahap ini adalah tahap puncak (11 tahun – dewasa)

dimana anak mencapai kemampuan berpikir sistematis dan hipotesis

terhadap hal-hal abstrak (Sarwono, 2012:54). Proses sosial-emosional

meliputi perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain,

berkaitan dengan emosi, kepribadian, dan peran dari konteks sosial dalam

perkembangan. Proses biologis, kognitif, dan sosial saling terjalin secara

erat. Proses sosial membentuk proses kognitif, proses kognitif dapat

mengembangkan atau menghambat proses sosial, dan proses biologis

mempengaruhi proses kognitif.

Menurut Hall (dalam Sarwono, 2012:29), masa remaja diwarnai

oleh beragam pergolakan. Hal ini disebut sebagai masa topan-badai (strum

and drang) yang mencerminkan kebudayaan modern yang penuh gejolak

akibat pertentangan nilai-nilai. Hal ini diperkuat oleh pendapat Allison

Davis (dalam Sarwono, 2012:44) yang mengemukakan gagasannya

tentang “kecemasan yang disosialisasikan” (socialized anxiety).

Dalam teorinya, Davis mengatakan bahwa remaja berkembang

sesuai dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan budayanya.

Kepribadian tersebut dibentuk oleh gagasan, kepercayaan, nilai, dan

norma yang diajarkan atau diterima remaja dari lingkungan budayanya.

Proses pembentukan kepribadian oleh lingkungan budaya ini disebut

sebagai proses sosialisasi. Dorongan yang menyebabkan remaja mau

mengikuti tuntutan lingkungan adalah kecemasan terhadap hukuman,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

41

ancaman, dan tidak adanya kasih sayang dari orang lain. Oleh karena itu,

teori Davis dinamakan kecemasan yang disosialisasikan (socialized

anxiety).

Jika kecemasan ini terlalu berat, akibat yang ditimbulkan adalah

hambatan tingkah laku. Remaja yang bersangkutan akan menjadi ragu-

ragu, serba takut, dan tidak berani melakukan sesuatu. Akan tetapi, dengan

cara penyampaian yang tepat, kecemasan ini mendorong remaja untuk

lebih bertanggung jawab, hati-hati, dan menjaga tingkah laku agar selalu

sesuai dengan norma-norma. Remaja tersebut dapat bertingkah laku sesuai

dengan yang diharapkan oleh masyarakat.

Csikszentimihalyi & Larson (dalam Sarwono, 2012:13)

menyatakan bahwa remaja adalah “restrukturisasi kesadaran”. Dalam hal

ini, remaja dilihat sebagai masa penyempurnaan dari perkembangan pada

tahap-tahap sebelumnya. Csikszentimihalyi & Larson menyatakan bahwa

puncak perkembangan jiwa itu ditandai dengan adanya proses perubahan

dari kondisi entropy ke kondisi negentropy. Entropy adalah keadaan

dimana kesadaran manusia masih belum tersusun rapi. Walaupun isinya

sudah banyak (pengetahuan, perasaan, dan sebagainya), tetapi isi-isi

tersebut belum saling terkait dengan baik, sehingga belum bisa berfungsi

secara maksimal.

Istilah entropy diambil dari ilmu alam (fisika) dan ilmu komunikasi

(khususnya teori informasi). Dalam ilmu alam, entropy berarti keadaan

dimana tidak ada sistem tertentu dari suatu sumber energi sehingga sumber

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

42

tersebut kehilangan energinya. Dalam teori informasi, entropy berarti

keadaan dimana tidak ada pola tertentu dari rangsangan atau stimulus yang

diterima seseorang sehingga stimulus tersebut kehilangan artinya. Secara

psikologis, entropy diartikan sebagai sebuah kondisi dimana isi kesadaran

saling bertentangan, saling tidak berhubungan sehingga mengurangi

kapasitas kerja dan menimbulkan pengalaman yang kurang menyenangkan

bagi yang bersangkutan.

Kondisi entropy selama masa remaja, secara bertahap disusun,

diarahkan, distrukturkan kembali sehingga lambat laun terjadi kondisi

negative entropy atau negentropy. Kondisi negentropy adalah keadaan

dimana isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait

dengan pengetahuan yang lain, dan memiliki hubungan dengan perasaan

atau sikap. Orang yang berada dalam keadaan negentropy ini merasakan

kesatuan diri utuh dan bisa bertindak dengan tujuan jelas, tidak bimbang

sehingga mempunyai tanggung jawab dan semangat kerja yang tinggi.

Berdasarkan beberapa teori di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa remaja mengalami perkembangan biologis, kognitif, dan sosio-

emosional yang saling mempengaruhi satu sama lain. Perkembangan yang

rumit dalam ketiga hal tersebut membawa remaja memasuki masa topan

badai (strum and drang). Keadaan ini dapat menciptakan kecemasan yang

disosialisasikan (socialized anxiety) dan mempengaruhi dinamika

kepribadian remaja melalui restrukturisasi kesadaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

43

Berkaitan dengan pembentukan body image melalui atensi

terhadap tayangan sinetron, teori-teori tersebut dapat menjelaskan bahwa

perkembangan biologis, kognitif, dan sosio-emosional yang dialami

remaja sangat erat dipengaruhi oleh proses belajar sosial. Dalam hal ini,

remaja berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan

budayanya. Sebagai tayangan hiburan yang digemari masyarakat, sinetron

mampu membentuk gagasan, kepercayaan, nilai, dan norma yang ada

dalam masyarakat. Hal ini memberikan efek pada restrukturisasi

kesadaran.

Restrukturisasi kesadaran pada remaja dilihat sebagai masa

penyempurnaan dari perkembangan pada tahap-tahap sebelumnya

(Sarwono, 2012:14). Puncak perkembangan jiwa itu ditandai dengan

adanya proses perubahan dari kondisi entropy ke kondisi negentropy

(Sarwono, 2012:14). Jangka waktu remaja berada dalam dua kondisi

tersebut berbeda-beda. Kondisi entropy dapat berlangsung hingga usia

akhir remaja. Namun ada pula individu yang hingga usia remaja berakhir

atau sudah memasuki usia dewasa belum mengalami perubahan dari

kondisi entropy ke kondisi negentropy. Kondisi entropy dapat berlangsung

dalam jangka waktu lama karena pengalaman yang kurang menyenangkan

mendominasi perkembangan diri.

Berkaitan dengan body image, proses pembelajaran yang didukung

oleh lingkungan menyebabkan remaja mau mengikuti berbagai harapan

atau tuntutan yang muncul, termasuk berusaha sekuat tenaga untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

44

mencapai kriteria tubuh ideal yang terbentuk dalam masyarakat melalui

tayangan yang mereka tonton. Dalam kondisi entropy, pengalaman yang

tidak menyenangkan dan berasal dari lingkungan terdekat dapat

mendorong remaja memiliki body image negatif. Mereka dapat

mendistorsi persepsi tentang bagian-bagian tubuh, merasa tidak nyaman,

cemas, malu, merasa tubuh tidak menarik, dan memiliki kesalahan bentuk

fisik diri.

Kondisi tersebut bisa berubah menjadi kondisi negentropy ketika

individu memiliki kesatuan diri utuh dan bisa bertindak dengan jelas serta

bertanggung jawab. Berkaitan dengan body image, remaja dalam kondisi

negentropy akan terdorong untuk memiliki body image positif. Mereka

dapat mempersepsi tubuhnya dengan benar, menghargai bentuk tubuh,

mengerti bahwa penampilan fisik seseorang menunjukkan karakter diri,

nyaman, percaya diri, dan menolak beberapa alasan yang tidak masuk

masuk akal mengenai berat badan.

3. Tugas Perkembangan Remaja

Tugas pokok remaja adalah mempersiapkan diri memasuki masa

dewasa (Santrock, 2007:20). Havighurst (dalam Sarwono, 2012:48)

mengemukakan teori tugas perkembangan (development task). Dalam teori

ini, dikatakan bahwa setiap individu, pada tahapan usia tertentu

mempunyai tujuan untuk mencapai suatu kepandaian, keterampilan,

pengetahuan, sikap, dan fungsi tertentu sesuai dengan kebutuhan pribadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

45

yang timbul dari dalam dirinya (faktor nativisme) dan tuntutan yang

datang dari masyarakat (faktor empirisme). Tercapai atau tidaknya tugas

perkembangan tersebut ditentukan oleh tiga faktor, yaitu kematangan fisik,

desakan dari masyarakat, dan motivasi dari individu yang bersangkutan.

Pada remaja, tugas perkembangan itu adalah :

a. Menerima kondisi fisiknya dan memanfaatkan tubuh secara efektif

b. Menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari

semua jenis kelamin

c. Menerima peran jenis kelamin masing-masing (laki-laki atau

perempuan)

d. Berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap orang

tua dan orang dewasa lainnya

e. Mempersiapkan karier ekonomi

f. Mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga

g. Merencanakan tingkah laku sosial yang bertanggung jawab

h. Mencapai sistem nilai dan etika tertentu sebagai pedoman tingkah

lakunya.

Sarwono (2012:19) mengemukakan enam penyesuaian diri yang

harus dilakukan remaja, yaitu :

a. Menerima dan mengintegrasikan pertumbuhan badan dalam

kepribadiannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

46

b. Menentukan peran dan fungsi seksualnya yang adekuat (memenuhi

syarat) dalam kebudayaan dimana ia berada

c. Mencapai kedewasaan dengan kemandirian, kepercayaan diri, dan

kemampuan untuk menghadapi kehidupan

d. Mencapai posisi yang diterima masyarakat

e. Mengembangkan hati nurani, tanggung jawab, moralitas, dan nilai-

nilai yang sesuai dengan lingkungan dan kebudayaan

f. Memecahkan problem-problem nyata dalam pengalaman sendiri dan

dalam kaitannya dengan lingkungan

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tugas

perkembangan remaja adalah mempersiapkan diri memasuki masa dewasa.

Dalam menjalani proses tersebut, remaja diharapkan mampu memenuhi

tugas-tugas perkembangan dan melakukan penyesuaian diri untuk

mencapai kepandaian, keterampilan, pengetahuan, sikap, dan fungsi-fungsi

yang baik berdasarkan kebutuhan pribadi dan tuntutan masyarakat.

Dengan demikian, kematangan fisik, desakan dari masyarakat, dan

motivasi individu menjadi faktor tercapai tidaknya tugas perkembangan

tersebut.

D. Hubungan atensi pada tayangan sinetron dan body image pada remaja

Masa remaja adalah periode transisi perkembangan antara masa kanak-

kanak dengan masa dewasa. Perkembangan pada masa remaja ditandai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

47

berbagai perubahan yang besar pada fisik, kognitif, dan sosial-emosional

(Santrock, 2007:20). Di antara berbagai perubahan tersebut, perubahan fisik

merupakan perubahan yang sangat cepat dan paling dapat dilihat secara nyata.

Perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja,

sedangkan perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari

perubahan fisik (Sarwono, 2012:62).

Dampak psikologis dari perubahan fisik pada diri remaja adalah

praokupasi (perhatian) remaja terhadap tubuhnya (McCabe & Ricciardelli

dalam Santrock, 2007:91). Dalam memperhatikan tubuhnya, remaja

mengembangkan citra individual mengenai seperti apakah tubuhnya itu

(Santrock, 2007:91). Hal ini dikenal dengan body image, yaitu gambaran

mental, representasi internal, persepsi, pikiran, perasaan, dan emosi individu

terhadap penampilan fisiknya yang dibentuk dalam kerangka berpikir, dan

merupakan refleksi atas sikap dan interaksi dengan orang lain. Gambaran

mental tersebut mengarah pada penampilan fisik, seperti keakuratan dalam

mempersepsi ukuran tubuh, evaluasi terhadap ukuran dan berat tubuh, serta

kepuasan atau ketidakpuasan individu berupa penilaian positif atau negatif

terhadap tubuh.

Body image dibentuk oleh beberapa aspek, yaitu persepsi, perasaan,

sikap, sosial, dan tingkah laku. Body image pada remaja juga dipengaruhi oleh

banyak faktor di luar diri remaja, yaitu aktivitas atletik dan tari, keluarga,

teman sebaya, media massa, dan sosial budaya. Berbagai aktivitas dan media

sosial tersebut mendorong remaja untuk memahami, membentuk suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

48

penilaian, dan merasakan kepuasan atau ketidakpuasan terhadap body image

dirinya. Namun demikian, di antara berbagai faktor tersebut, media massa

memiliki peran sangat kuat dalam membentuk standar tubuh ideal dan secara

spesifik sangat berperan dalam mengkomunikasikan hal tersebut pada

masyarakat (Thompson, dkk., 2002:85). Para kritikus sosial juga menyetujui

bahwa norma-norma sosial sangat erat dipengaruhi oleh media massa

(Grogan, 1999:8).

Di antara beragam media yang ada, remaja mengatakan bahwa televisi

adalah media yang paling menghibur untuk mengisi waktu luang (Astuti,

2012:20). Di antara beragam tayangan televisi, sinetron adalah tayangan yang

memiliki keterkaitan paling besar dengan ketidakpuasan citra tubuh (body

image) pada remaja (Harumindari, 2012:60). Kedalaman hubungan sinetron

terhadap body image remaja dapat ditentukan dari atensi remaja pada sinetron

yang ditonton.

Menurut James (dalam Solso, dkk., 2007:90), atensi adalah pemusatan

pikiran dalam bentuk yang jernih dan gamblang terhadap sejumlah objek

simultan atau sekelompok pikiran. Atensi mengakibatkan adanya pengabaian

objek-objek lain agar individu sanggup menangani objek-objek tertentu secara

efektif. Atensi adalah berkonsentrasi dan upaya mental yang terfokus

(Santrock, 2007:137). Menurut Weerd (dalam Sternberg, 2008:58), atensi

adalah cara-cara aktif dalam memproses sejumlah informasi yang terbatas dari

sejumlah informasi yang disediakan oleh indera, memori yang tersimpan, dan

proses-proses kognitif yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

49

Atensi terbentuk dari adanya kapasitas pemrosesan dan selektivitas,

pengendalian atensi, pemrosesan otomatis, neurosains kognitif, dan kesadaran.

Dalam hal ini, kapasitas neurologis yang terbatas akan mendeteksi jutaan

stimuli eksternal dan karena informasi yang diperoleh sangat banyak, manusia

secara selektif hanya memilih sejumlah stimuli dan mengabaikan stimuli yang

lain. Stimuli yang diperhatikan akan diproses menuju kesadaran oleh sistem

kognitif.

Pada dasarnya, media berada dalam lingkungan sosial dan berperan

dalam proses belajar. Sinetron memberikan efek terhadap proses kognitif,

afektif, dan perilaku remaja. Hal ini terkait dengan dampak menonton sinetron

sebagai sarana pembelajaran, sumber realita, dan media sosial. Remaja dapat

mempercayai hal-hal yang dilihat dalam sinetron sebagai sebuah kenyataan

dan kebenaran. Kemampuan, ketertarikan, dan atensi yang diberikan terhadap

tayangan sinetron akan menempatkan hal tersebut dalam komponen kognitif

dan afektif (Salomon dalam Thornburg, 1982:268). Dalam hal ini, sinetron

dapat mengolah keyakinan dan pengetahuan remaja sehingga diterima sebagai

pandangan dasar untuk melakukan pengamatan, penilaian, dan perbandingan

diri dengan lingkungan. Sebagai tayangan yang repetitif, sinetron pun mampu

menciptakan dan mengontrol perilaku remaja melalui karakter-karakter yang

ditampilkan.

Pengalaman-pengalaman sensori, misalnya pengalaman visual dan

auditori melalui tayangan sinetron akan mengarahkan remaja untuk

mengembangkan spekulasi mengenai karakteristik ideal, yakni kualitas yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

50

mereka inginkan terdapat pada dirinya maupun orang lain (Santrock,

2007:53). Atensi remaja yang diarahkan pada tema, pemeran, adegan, dan

materi mengarahkan remaja untuk membandingkan kehidupan sehari-hari

dengan kehidupan dalam cerita sinetron. Rice & Dolgin (2002:111)

menjelaskan bahwa fisik yang ideal dan body image memiliki hubungan yang

penting dengan evaluasi diri, popularitas, dan penerimaan teman sebaya. Fisik

yang menarik mempengaruhi perkembangan kepribadian, hubungan sosial,

dan perilaku sosial. Remaja yang menarik akan dinilai secara lebih positif

sebagai orang yang hangat, ramah, sukses, dan pintar. Keadaan tersebut

seringkali digambarkan dalam tayangan sinetron.

Kehadiran public figure menjadi model yang sangat menarik untuk

dijadikan target komparasi oleh remaja karena dianggap sebagai representasi

figur ideal yang sesuai dengan standar nilai-nilai sosiokultural (Thompson,

dkk., 2002:85). Dalam sinetron yang memfokuskan cerita pada kecantikan

atau ketampanan para pemeran, diungkapkan bahwa bentuk tubuh ideal dan

kecantikan atau ketampanan wajah adalah hal yang sangat penting dimiliki

untuk mendapat kesempatan bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih luas.

Isi tayangan media sering menggambarkan bahwa standar kecantikan

perempuan adalah tubuh yang kurus. Sedangkan gambaran ideal bagi laki-laki

adalah memiliki tubuh yang ramping dan berotot. Hal ini menyebabkan

remaja membandingkan diri dengan orang lain menurut standar ideal itu.

Berdasarkan teori perbandingan sosial (Festinger dalam Grogan,

1999:100), individu memiliki keinginan untuk mengevaluasi kemampuan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

51

sikap diri secara cermat. Ketika individu tidak mampu mengevaluasi dirinya

secara tepat, ia memenuhi kebutuhan evaluasi diri ini dengan melakukan

perbandingan dengan orang lain. Perbandingan yang tidak baik (unfavourable

comparisons) terjadi ketika sifat-sifat target pembanding dinilai lebih tinggi

daripada diri sendiri. Hal ini dikenal dengan perbandingan ke atas (menaik).

Sedangkan perbandingan yang baik (favourable comparisons) terjadi ketika

sifat-sifat target pembanding dinilai lebih rendah daripada diri sendiri. Hal ini

dikenal dengan perbandingan ke bawah (menurun).

Adanya perbandingan sosial menjelaskan bahwa individu

menggunakan gambaran (images) yang ditampilkan oleh media sebagai

standar pembanding. Perbandingan ke atas dinilai sebagai evaluasi diri yang

tidak baik karena individu cenderung melihat model-model bertubuh kurus

dan dibentuk indah dengan pose-pose menarik sebagai sebuah dimensi body

image ideal yang harus dimiliki individu.

Pandangan lain tentang efek media pada proses penerimaan pesan oleh

individu dapat dijelaskan dengan teori skema diri (self schema theory). Teori

skema diri memfokuskan pada pesan-pesan yang terkandung dalam tayangan-

tayangan televisi dan pengaruhnya pada perkembangan konsep diri individu.

Myers & Biocca (dalam Grogan, 1999:101) mengatakan bahwa skema diri

adalah representasi mental individu yang membuat individu berbeda dengan

orang lain dan membentuk sebuah pemahaman tentang dirinya. Myers &

Biocca (dalam Grogan, 1999:101) melihat body image sebagai sebuah aspek

dari representasi mental yang turut membentuk pemahaman individu tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

52

dirinya. Body image bersifat elastis, tidak stabil, dan responsif pada isyarat-

isyarat sosial. Oleh karena itu, body image dapat berubah dengan adanya

informasi-informasi baru yang diterima.

Markus (dalam Grogan, 1999:101) mengatakan bahwa individu

mengembangkan pemahaman dengan melihat reaksi orang lain pada dirinya

dan berdasarkan proses penerimaan informasi sosial tentang aspek-aspek diri

yang paling umum dinilai. Berkaitan dengan sinetron, keberadaan artis-artis

muda dengan bentuk tubuh menarik telah membentuk sebuah pemahaman

akan tubuh ideal melalui representasi dan internalisasi bentuk tubuh. Artis

tersebut merepresentasikan tubuh ideal melalui tayangan sinetron. Kemudian,

bentuk tubuh ini digambarkan pula melalui sumber lain, seperti teman sebaya

dan keluarga. Selanjutnya, representasi bentuk tubuh ideal secara sosial itu

diinternalisasikan ke dalam diri individu.

Dalam keadaan tersebut, muncul kompromi antara bentuk tubuh diri

secara objektif dengan bentuk tubuh artis yang sudah direpresentasikan secara

sosial. Karena body image bersifat elastis, maka penilaiannya seringkali

berubah berdasarkan mood, konteks evaluasi, dan kehadiran isyarat-isyarat

sosial. Hal ini dimanfaatkan oleh media massa, termasuk tayangan sinetron

untuk mengatur atau mengubah keseimbangan antara bentuk tubuh yang

direpresentasi dan diinternalisasi. Jika tubuh ideal seringkali direpresentasikan

dengan bentuk tubuh yang sangat kurus, maka penonton akan

menginternalisasi bentuk tubuh ideal sebagai tubuh yang juga sangat kurus,

bahkan hingga tingkat kekurusan yang tidak realistis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

53

Remaja yang memiliki atensi pada tayangan sinetron cenderung

melakukan penilaian atau evaluasi terhadap penampilan fisiknya dan

kemudian membandingkan bentuk tubuh diri dengan standar tubuh ideal yang

direpresentasikan melalui tayangan sinetron. Kesenjangan tubuh diri dengan

tubuh ideal yang diharapkan menunjukkan ketidakpuasan remaja terhadap

tubuh dan kondisi fisiknya. Dengan demikian, atensi pada tayangan sinetron

sangat berperan dalam pembentukan body image remaja. Hal tersebut

tergantung pada seberapa tinggi atau rendah atensi yang diarahkan pada

tayangan sinetron yang kemudian menentukan body image dirinya, positif atau

negatif.

Remaja yang memiliki atensi tinggi akan semakin mengembangkan

keinginan untuk memiliki tubuh sesuai dengan konsep tubuh ideal yang sering

ditampilkan pada tayangan sinetron. Hal ini menunjukkan bahwa remaja

memiliki ketidakpuasan bentuk fisik diri dan mengembangkan body image

negatif. Sebaliknya, remaja yang memiliki atensi rendah cenderung tidak

terlalu terpengaruh dengan bentuk fisik yang ditampilkan pada tayangan

sinetron. Hal ini menunjukkan adanya penerimaan akan bentuk fisik diri

sebagai ciri memiliki body image positif.

E. Hipotesis

Ada hubungan negatif antara atensi menonton sinetron dengan body image

pada remaja. Semakin tinggi atensi menonton sinetron, remaja akan semakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

54

memiliki body image negatif. Sebaliknya, semakin rendah atensi menonton

sinetron, remaja akan semakin memiliki body image positif.

Gambar 2. Skema Hubungan Antara Atensi Pada Tayangan Sinetron dengan

Body Image Pada Remaja

1. Social comparison theory

kebutuhan untuk mengevaluasi

diri

2. Self schema theory

menerima informasi dan melihat

reaksi

orang lain :

bentuk tubuh direpresentasi secara

sosial

diinternalisasi ke dalam diri

individu sebagai tubuh ideal yang

harus dimiliki.

ATENSI PADA TAYANGAN SINETRON

Kapasitas pemrosesan dan selektivitas

Pengendalian stimuli

Pemrosesan otomatis

Neurosains kognitif

Kesadaran

TINGGI RENDAH

KONSEP TENTANG TUBUH IDEAL

unfavourable

comparisons

favourable

comparison

s

KEPUASAN TERHADAP TUBUH

perbandingan bentuk tubuh sebenarnya

dengan bentuk tubuh ideal yang diinginkan

RENDAH TINGGI

B O D Y

I M A G E

NEGATIF POSITIF

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

55

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

adalah suatu metode untuk menguji teori tertentu dengan cara meneliti

hubungan antarvariabel (Creswell, 2010:352). Pada umumnya, variabel-

variabel ini diukur dengan instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari

angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik

(Creswell, 2010:352). Peneliti memilih jenis penelitian ini karena penelitian

ini bertujuan untuk meneliti hubungan antarvariabel, yakni atensi pada

tayangan sinetron dan body image pada remaja.

B. Variabel Penelitian

Variabel bebas : Atensi pada tayangan sinetron

Variabel tergantung : Body Image

C. Definisi Operasional

1. Atensi pada tayangan sinetron

Atensi pada tayangan sinetron adalah proses mental, cara-cara aktif

dalam pengambilalihan pikiran, ataupun penarikan diri dari hal-hal lain

agar dapat berkonsentrasi pada tayangan sinetron dan memproses sejumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

56

informasi yang terbatas dari banyaknya informasi yang disediakan

mengenai tayangan sinetron. Variabel ini diwakili oleh skor skala atensi

yang terdiri dari lima aspek, yakni kapasitas pemrosesan dan selektivitas,

pengendalian atensi, pemrosesan otomatis, neurosains kognitif, dan

kesadaran.

Semakin tinggi skor pada skala atensi menunjukkan bahwa atensi

remaja pada tayangan sinetron semakin tinggi. Sebaliknya, semakin

rendah skor pada skala atensi menunjukkan bahwa atensi remaja pada

tayangan sinetron semakin rendah.

2. Body Image

Body image adalah gambaran mental, representasi internal,

persepsi, pikiran, perasaan, dan emosi individu terhadap penampilan

fisiknya yang dibentuk dalam kerangka berpikir, dan merupakan refleksi

atas sikap dan interaksi dengan orang lain. Gambaran mental tersebut

mengarah pada penampilan fisik, seperti keakuratan dalam mempersepsi

ukuran tubuh, evaluasi terhadap ukuran dan berat tubuh, serta kepuasan

atau ketidakpuasan individu berupa penilaian positif atau negatif terhadap

tubuh.

Dalam penelitian ini, variabel body image diukur dengan

menggunakan Contour Drawing Rating Scale (Thompson & Gray,

1995:258). Body image positif atau negatif dinilai dari kesenjangan antara

bentuk tubuh ideal yang didasarkan pada budaya aktual dengan keadaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

57

tubuh yang dimiliki. Semakin tinggi skor dalam skala ini menunjukkan

semakin negatif body image yang dimiliki subjek. Sebaliknya, semakin

rendah skor dalam skala ini menunjukkan semakin positif body image

yang dimiliki subjek.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah remaja dengan karakteristik sebagai

berikut :

1. Berusia 13 hingga 18 tahun, sesuai dengan batasan usia remaja menurut

Hurlock (dalam Sarwono, 2012:17)

2. Berstatus sebagai siswa SMP dan SMA

3. Berdomisili di Yogyakarta

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yakni

teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih subjek

berdasarkan kriteria atau karakteristik yang sudah dibuat (Basuki, 2006:203).

Purposive sampling digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dan digunakan

ketika peneliti menginginkan penelitiannya dilakukan pada suatu sampel yang

terdefinisi dengan jelas. Purposive sampling didasarkan pada ciri atau sifat

tertentu yang mempunyai keterkaitan erat dengan ciri atau sifat populasi yang

sudah diketahui sebelumnya.

Pada penelitian ini, peneliti memilih penggolongan usia remaja menurut

Hurlock, yakni 13 hingga 18 tahun. Pada umumnya, remaja dengan rentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

58

usia tersebut duduk di bangku SMP dan SMA. Peneliti memilih subjek dengan

usia 13-18 tahun karena sesuai dengan kondisi fisik, psikologis, dan sosial

remaja di Indonesia. Usia 13 tahun adalah usia ketika pada umumnya tanda-

tanda seksual mulai tampak (kriteria fisik). Menurut Sarwono (2012:18),

perkembangan fisik yang terjadi mengartikan bahwa remaja memasuki masa

akil balig, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi

memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial).

Peneliti memilih batasan usia 18 tahun karena pada usia tersebut, mulai

ada tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas

diri, tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual, dan tercapainya

puncak perkembangan kognitif maupun moral (kriteria psikologis). Selain itu,

remaja yang telah menyelesaikan pendidikan di bangku SMA (umumnya di

atas 18 tahun) dianggap sudah memasuki masa transisi perkembangan yang

lebih mendekati masa dewasa, bukan sepenuhnya sebagai remaja. Dalam usia

ini, masa remaja secara perlahan mulai diakhiri seiring dengan kebebasan

yang diperoleh dari orang tua untuk mengambil keputusan dan menentukan

jalan hidupnya sendiri.

Pengambilan sampel dilakukan di salah satu SMP dan SMA. Dalam

penelitian ini, peneliti hendak mengambil sampel subjek minimal 100 orang

sesuai dengan karakteristik yang sudah dibuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

59

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara yang dipakai oleh

peneliti untuk memperoleh data yang akan diselidiki. Metode pengumpulan

data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode skala yang

disebarkan kepada subjek secara langsung. Skala yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu :

1. Skala Atensi Pada Tayangan Sinetron

Atensi pada tayangan sinetron diukur dengan menggunakan

metode summated rating dengan skala Likert yang berisi pernyataan sikap

dengan menggunakan respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya

(Azwar, 2014:64). Skala Likert tentang atensi pada tayangan sinetron

berisi item-item pernyataan yang masing-masing itemnya mengandung

empat macam pilihan respon, yakni SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS

(Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Skala atensi pada tayangan

sinetron terdiri dari 45 item favorable dan 45 item unfavorable. Seluruh

item disusun berdasarkan aspek-aspek atensi yang dikemukakan oleh

Solso, dkk (2007:99), yaitu :

a. Kapasitas pemrosesan dan selektivitas

Aspek kapasitas pemrosesan dan selektivitas menjelaskan bahwa

individu secara selektif memilih sejumlah stimulus berdasarkan

karakter stimulus yang bersifat sensorik dan makna pesan yang

terkandung di dalamnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

60

b. Pengendalian stimuli

Aspek pengendalian atensi menjelaskan bahwa individu memiliki

kendali terhadap pilihan stimulus yang diperhatikan dan cenderung

memperhatikan sejumlah isyarat stimulus yang sering ditampilkan

dalam lingkungan.

c. Pemrosesan otomatis

Aspek pemrosesan otomatis menjelaskan bahwa informasi mengalir

dari memori ke kendali seseorang atas tindakannya. Sejumlah besar

proses rutin yang didukung dengan latihan yang baik dapat menjadi

proses yang familiar sehingga hanya memerlukan sedikit atensi sadar

dan dilakukan secara otomatis.

d. Neurosains kognitif

Aspek kognitif mengungkapkan proses terjadinya atensi visual, yakni

proses pra atentif, pembentukan peta fitur (feature map), peta induk

(master map), atensi terpusat, dan analisis detail.

e. Kesadaran

Aspek kesadaran menjelaskan bahwa atensi dibentuk ketika individu

membawa hal-hal yang dilihatnya (meskipun itu adalah bagian dari

hal-hal yang tidak nyata) ke dalam kesadaran atau menjadikan yang

tidak nyata sebagai bagian dari pengalaman sadar individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

61

Tabel 1.

Blue print Skala Atensi Pada Tayangan Sinetron

No. Aspek Nomor Aitem Jumlah

soal

Bobot

(%) Favorable Unfavorable

1

Kapasitas

pemrosesan

dan

selektivitas

1, 11, 25, 45, 56,

66, 87, 88, 90

10, 20, 30, 31, 44, 50,

61, 75*, 83 18 20

2 Pengendalian

atensi

2, 12, 24, 46, 62,

67, 76, 84, 89

9, 19, 29*, 32*, 36*,

43, 51*, 57*, 74* 18 20

3 Pemrosesan

otomatis

3, 13, 23, 33, 37,

52, 58, 63, 68

8, 18, 28*, 42, 47,

73*, 77, 85*, 82 18 20

4 Neurosains

kognitif

4, 14, 22, 34, 54,

59, 69, 78, 81

7*, 17, 27, 38*, 41,

48*, 53*, 64, 72 18 20

5 Kesadaran 5, 15, 21, 35, 39,

49*, 65, 70, 86

6, 16, 26, 40, 55, 60,

71*, 79, 80 18 20

Jumlah 45 45 90 100 %

Keterangan :

* : aitem yang gugur

2. Skala Body Image

Body image diukur dengan menggunakan Contour Drawing Rating

Scale (Thompson & Gray, 1995:258). Contour Drawing Rating Scale

merupakan alat yang populer untuk menilai aspek-aspek body image.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

62

Selain itu, alat tersebut juga dapat digunakan untuk memperlihatkan

indeks ketepatan persepsi ukuran tubuh. Peneliti menggunakan skala ini

karena Contour Drawing Rating Scale merupakan salah satu set dari

contour drawing and silhouettes of incremental sizes yang sudah terbukti

validitas dan reliabilitasnya (Thompson & Gray, 1995:266).

Isi alat tes ini berupa skema bentuk tubuh 9 pria dan 9 wanita yang

diurutkan dari kurus hingga gemuk. Remaja putra diminta untuk mengisi

skema tubuh pria, sedangkan remaja putri mengisi skema tubuh wanita.

Kemudian, mereka diminta untuk memilih figur yang sesuai dengan

bentuk tubuh mereka dan figur yang menurut mereka ideal. Figur yang

sesuai dengan bentuk tubuh mereka diberi tanda lingkaran, sedangkan

figur yang menurut mereka ideal diberi tanda silang. Semakin besar selisih

antara figur ideal dan figur yang menurut mereka sesuai dengan tubuh

mereka, maka semakin besar tingkat ketidakpuasan tubuhnya. Dengan

demikian, semakin tinggi skor dalam skala ini menunjukkan semakin

negatif body image yang dimiliki subjek. Sebaliknya, semakin rendah skor

dalam skala ini menunjukkan semakin positif body image yang dimiliki

subjek.

Gambar 3. Contour Drawing Rating Scale

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

63

F. Uji Coba Alat Pengumpulan Data

Uji coba skala atensi dilakukan kepada siswa-siswi SMP dan SMA di kota

Yogyakarta yang sesuai dengan karakter subjek penelitian, yakni remaja

berusia 13 hingga 18 tahun. Pengambilan sampel pada uji coba ini dilakukan

dengan metode purposive sampling. Oleh karena itu, uji coba dilakukan dengan

menyebarkan alat pengumpulan data pada subjek yang sesuai dengan

karakteristik subjek penelitian yang telah dibuat. Alat ukur tersebut

diujicobakan kepada 101 remaja, yakni 55 remaja SMP Kanisius Kalasan dan

46 remaja SMA Budya Wacana.

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data

1. Validitas Alat Ukur

Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa cermat suatu

instrumen atau item-item dalam mengukur apa yang ingin diukur (Priyatno,

2012:95). Suatu alat ukur disebut memiliki validitas jika alat tersebut

mampu mengukur apa yang dikehendaki dengan tepat (Supratiknya,

1998:140). Azwar (2014:131) mengatakan bahwa substansi terpenting

dalam validasi skala psikologi adalah membuktikan bahwa seluruh aspek

keperilakuan, indikator keperilakuan, dan aitem-aitemnya memang

membentuk suatu konstrak yang akurat bagi atribut yang diukur.

a. Contour Drawing Rating Scale

Validitas pada skala ini telah ditetapkan dengan menggunakan

validitas konkruen. Validitas ini merupakan salah satu jenis validitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

64

kriteria. Dengan demikian, untuk memperoleh koefisien validitas

pengukuran, peneliti menghitung korelasi antara distribusi skor skala

dengan ukuran lain sebagai kriteria. Sifat penting yang harus dimiliki

oleh ukuran yang dijadikan kriteria adalah relevan dan reliabel (Azwar,

2014:141). Relevan artinya angka kriteria merupakan indikasi dari

konsep mengenai atribut yang sama dengan yang diukur oleh skala.

Reliabel artinya pengukuran kriteria memiliki kecermatan dan

konsistensi yang tinggi.

Validitas Contour Drawing Rating Scale diperoleh dengan alat

ukur lain (Thompson & Gray, 1995:266), yaitu :

1. Individual‟s reported weight, diperoleh hasil r = 0,71, p < 0,0005.

2. Self ratings and quetelet‟s body mass index (BMI), diperoleh hasil r

= 0,59, p < 0,0005.

b. Skala Atensi Pada Tayangan Sinetron

Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas dalam skala

ini dapat dilihat berdasarkan isi item-itemnya. Item-item pada skala ini

menunjukkan kesesuaian dengan teori mengenai atensi. Item yang dibuat

memuat isi yang relevan dengan teori yang digunakan dan tidak keluar

dari batasan tujuan ukurnya. Misalnya, item pada nomor 1 yang

berbunyi “saya menonton sinetron karena menampilkan para pemeran

yang memiliki fisik menarik”. Item tersebut sesuai dengan teori atensi

yang mengatakan bahwa individu secara selektif memilih sejumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

65

stimulus berdasarkan karakter stimulus yang bersifat sensorik dan makna

pesan yang terkandung di dalamnya (Solso, dkk., 2007:103).

Item-item pada skala ini berisi beberapa respon individu yang

dapat muncul ketika memberikan atensi pada tayangan sinetron. Dengan

demikian, skala ini mempunyai validitas yang baik karena item-itemnya

memiliki kesesuaian dengan apa yang ingin diukur. Selain itu, uji

validitas juga dilakukan oleh professional judgement, yakni dosen

pembimbing.

2. Reliabilitas Alat Ukur

Salah satu ciri instrumen ukur yang berkualitas baik adalah reliabel,

yaitu mampu menghasilkan skor yang cermat dengan eror pengukuran kecil

(Azwar, 2014:111). Pengukuran reliabilitas mengacu pada keterpercayaan

atau konsistensi hasil ukur yang mengandung makna seberapa tinggi

kecermatan pengukuran (Azwar, 2014:111). Uji reliabilitas digunakan

untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah hasilnya tetap konsisten atau

tidak jika pengukuran diulang (Priyatno, 2012:105).

Suatu tes disebut reliabel atau konsisten bila sejumlah orang

memperoleh skor yang relatif sama ketika mereka : a) dites pada dua

kesempatan berbeda dengan tes yang sama, b) dites dengan dua versi

berbeda dari tes yang sama, c) dites dengan kelompok-kelompok item

berlainan dari tes yang sama (Supratiknya, 1998:30).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

66

Dalam mengukur reliabilitas, koefisien reliabilitas (rxx) berada dalam

rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin koefisien reliabilitas

mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya,

koefisien reliabilitas yang mendekati 0 berarti semakin rendah

reliabilitasnya (Azwar, 2014:112). Kriteria pengujian instrumen dikatakan

reliabel apabila r hitung lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi 5%.

a. Contour Drawing Rating Scale

Reliabilitas pada skala ini dilakukan dengan pendekatan tes ulang.

Pendekatan tes ulang dilakukan dengan menyajikan tes dua kali pada

satu kelompok subjek dengan jarak waktu di antara kedua penyajian

tersebut (Azwar, 2014:112). Hasilnya dihitung dengan menggunakan

korelasi Product Moment dari Pearson. Bila korelasinya signifikan,

maka alat ukur tersebut memiliki reliabilitas yang memadai dan bisa

digunakan untuk pengukuran selanjutnya.

Tes ulang Contour Drawing Rating Scale dilakukan oleh

Thompson & Gray, diberikan kepada 32 subjek penelitian dengan

periode waktu satu minggu. Penghitungan reliabilitas menunjukkan r =

0,78 dengan taraf signifikansi yang tinggi, p < 0,0005 (Thompson &

Gray, 1995:265).

b. Skala Atensi Pada Tayangan Sinetron

Pengujian reliabilitas skala diawali dengan uji kesahihan item

(seleksi item). Peneliti menetapkan korelasi item total sebagai standar

yang umum digunakan untuk pengguguran item. Pada skala ini, terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

67

16 item yang mempunyai korelasi aitem total di bawah 0,3 dari

keseluruhan aitem yang berjumlah 90.

Item tersebut adalah item nomor 7 dengan korelasi item total

sebesar -0.347, item nomor 28 dengan korelasi item total sebesar -0.367,

item nomor 29 dengan korelasi item total sebesar -0.206, item nomor 32

dengan korelasi item total sebesar 0.293, item nomor 36 dengan korelasi

item total sebesar 0.147, item nomor 38 dengan korelasi item total 0.277,

item nomor 48 dengan korelasi item total sebesar 0.209, item nomor 49

dengan korelasi item total sebesar 0.190, item nomor 51 dengan korelasi

item total sebesar 0.256, item nomor 53 dengan korelasi item total

sebesar -0.225, item nomor 57 dengan korelasi item total sebesar 0.029,

item nomor 71 dengan korelasi item total sebesar 0.251, item nomor 73

dengan korelasi item total sebesar 0.202, item nomor 74 dengan korelasi

item total sebesar -0.228, item nomor 75 dengan korelasi item total

sebesar 0.278, dan item nomor 85 dengan korelasi item total sebesar

0.163.

Setelah dilakukan seleksi terhadap 16 item, maka 74 item yang

tersisa adalah item yang memiliki kriteria layak untuk digunakan dalam

penelitian selanjutnya. Secara lebih jelas, item yang gugur dapat dilihat

pada tabel 1. Item gugur mempunyai tanda *.

Analisis reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach yang

dibantu dengan menggunakan program SPSS versi 16. Penghitungan

pertama, yakni sebelum dilakukan seleksi item menunjukkan koefisien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

68

Alpha sebesar 0.962. Setelah seleksi item, diperoleh koefisien Alpha

meningkat menjadi 0.970. Hasil ini menunjukkan bahwa skala atensi

pada tayangan sinetron reliabel karena koefisien Alpha yang dihasilkan

mendekati 1.00.

H. Metode Analisis Data

Peneliti akan melakukan analisis data dengan menggunakan teknik

korelasi Pearson Product Moment. Analisis ini digunakan apabila penelitian

menunjukkan dua hubungan antar variabel dengan distribusi skor normal

(Creswell, 2010:228). Analisis dilakukan dengan bantuan program Statistical

Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. Namun demikian, untuk

memperoleh kesimpulan yang tidak menyimpang dari tujuan penelitian, maka

sebelum dilakukan uji hipotesis, peneliti akan melakukan uji asumsi data

penelitian.

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah distribusi atau

sebaran data pada variabel bebas (atensi pada tayangan sinetron) dan

variabel tergantung (body image) bersifat normal atau tidak. Uji

normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov

Goodness of Fit Test dengan bantuan SPSS for windows versi 16.0. Tes

normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov memiliki kriteria

pengujian, yaitu :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

69

- signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal

- signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi secara normal

(Priyatno, 2012 : 57).

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk melihat pola hubungan antara

variabel bebas (atensi pada tayangan sinetron) dan variabel tergantung

(body image) membentuk garis linear atau tidak. Uji linearitas dilakukan

dengan menggunakan test for linearity dalam program SPSS for windows

versi 16. Kedua variabel dikatakan berhubungan secara linear jika nilai

signifikansi atau nilai probabilitas kurang dari 0,05 (p < 0,05).

2. Uji hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan teknik korelasi Product Moment

dari Karl Pearson. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana variasi

pada suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel

lain. Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows versi

16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

70

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian hubungan antara atensi terhadap tayangan sinetron dengan body

image pada remaja dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2014 kepada 54 siswa-

siswi SMA Budya Wacana Yogyakarta dan 22 Juli 2014 kepada 72 siswa-

siswi SMP Kanisius Kalasan. Penelitian ini dilakukan dengan cara

membagikan dan meminta kembali skala yang telah diisi subjek secara

langsung. Hal ini dilakukan untuk menghindari tidak kembali atau hilangnya

skala penelitian.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Dekripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 126 orang. Keseluruhan data

yang terkumpul dapat diproses dan dianalisis lebih lanjut karena sesuai

dengan karakteristik subjek yang diminta. Selain itu, para responden

mengisi angket tersebut dengan lengkap sehingga tidak ada angket yang

digugurkan.

Subjek dalam penelitian ini adalah 126 remaja yang berusia 13-18

tahun, sesuai dengan rentang usia remaja menurut Hurlock (dalam

Sarwono, 2012:17). Berdasarkan usia, karakteristik subjek dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

71

dijelaskan sebagai berikut : subjek dengan usia 13 tahun berjumlah 30

orang, usia 14 tahun berjumlah 23 orang, usia 15 tahun berjumlah 25

orang, usia 16 tahun berjumlah 23 orang, usia 17 tahun berjumlah 13

orang, dan usia 18 tahun berjumlah 12 orang. Berdasarkan data tersebut,

dapat dihitung rerata usia subjek penelitian ini adalah 15,016 tahun.

Tabel 2.

Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Usia

(tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah %

13 16 14 30 23,8 %

14 16 7 23 18,3 %

15 14 11 25 19,8 %

16 11 12 23 18,3 %

17 8 5 13 10,3 %

18 5 7 12 9,5 %

Total 70 56 126 100 %

2. Kategorisasi Data Subjek Penelitian

a. Kategori Atensi Pada Tayangan Sinetron dan Body Image

Kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kategorisasi jenjang (ordinal). Tujuan kategorisasi ini adalah

menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang posisinya

berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur

(Azwar, 2014:147). Banyaknya jenjang kategori diagnosis yang akan

dibuat biasanya tidak lebih dari lima jenjang, tapi juga tidak kurang

dari tiga. Mengelompokkan individu ke dalam dua jenjang diagnosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

72

selain kurang efisien juga akan menghadapi resiko kesalahan yang

cukup besar bagi skor-skor yang terletak di sekitar mean kelompok.

Tabel 3.

Kriteria Kategorisasi Menurut Azwar (2014:147)

Norma Kategori Jenis Kategori

X < [ μ - 1,0 ( σ

) ] Rendah

[ μ - 1,0 ( σ ) ] ≤ X < [ μ + 1,0

( σ ) ] Sedang

[ μ + 1,0 ( σ ) ] ≤ X Tinggi

Pada skala Atensi Terhadap Tayangan Sinetron, jumlah item

adalah 74. Masing-masing item diberi skor yang berkisar antara 1, 2, 3,

dan 4. Dengan demikian skor terkecil yang mungkin diperoleh subjek

adalah 74 (diperoleh dari 74 x 1) dan skor terbesar yang mungkin

diperoleh subjek adalah 296 (diperoleh dari 74 x 4). Maka rentangan

skor skala sebesar 222 (diperoleh dari 296-74). Skor skala tersebut

kemudian dibagi dalam enam satuan deviasi standar sehingga

diperoleh σ = 222:6 = 37 dan mean teoritisnya (μ) adalah 74 x 3 = 222.

Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

73

Tabel 4.

Kategorisasi Atensi Pada Tayangan Sinetron

Kategorisasi Norma Kategorisasi Norma Skor Frekuensi Prosentase

Rendah X < [ μ - 1,0 (

σ ) ] X < 185 87 69,05 %

Sedang [ μ - 1,0 ( σ ) ] ≤ X < [ μ +

1,0 ( σ ) ] 185 ≤ X < 259 37 29,36 %

Tinggi [ μ + 1,0 ( σ ) ] ≤ X 259 ≤ X 2 1,59 %

Total 126 100 %

Tabel di atas menunjukkan besarnya frekuensi dan prosentase

tingkat atensi pada subjek penelitian. Dari subjek penelitian sebanyak

126 siswa, terdapat 87 subjek (69,05%) berada dalam kategori rendah,

37 subjek (29,36%) berada dalam kategori sedang, dan 2 (1,59%)

subjek berada dalam kategori tinggi.

Tabel 5.

Kategorisasi Body Image

Kategorisasi Norma Kategorisasi Norma

Skor

Frekuensi Persentase

(%)

L P L P

Positif X < [ μ - 1,0 (

σ ) ] X < 2 43 31 34,13 24,60

Sedang [ μ - 1,0 ( σ ) ] ≤ X < [ μ +

1,0 ( σ ) ] 2 ≤ X < 4 26 20 20,64 15,87

Negatif [ μ + 1,0 ( σ ) ] ≤ X 4 ≤ X 1 5 0,79 3,97

Total Masing-masing Jenis Kelamin 70 56 55,56 44,44

Total Keseluruhan 126 100 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

74

Skala body image yang digunakan dalam penelitian ini adalah

skala adaptasi. Oleh karena itu, penamaan kategori disesuaikan dengan

maksud dan tujuan dari skala yang digunakan, yaitu menggolongkan

body image ke dalam kategori positif, sedang, dan negatif.

Pada skala Body Image, jumlah item adalah 1 dan diberi skor

antara 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8. Dengan demikian skor terkecil yang

mungkin diperoleh subjek adalah 0 (diperoleh dari 1 x 0) dan skor

terbesar yang mungkin diperoleh subjek adalah 8 (diperoleh dari 1 x

8). Maka rentangan skor skala sebesar 8 (diperoleh dari 8-0). Skor

skala tersebut kemudian dibagi dalam enam satuan deviasi standar

sehingga diperoleh σ = 8:6 = 1 (dibulatkan) dan mean teoritisnya (μ)

adalah 1 x 3 = 3.

Tabel di atas menunjukkan besarnya frekuensi dan prosentase

tingkat body image pada subjek penelitian laki-laki (L) dan perempuan

(P). Dari subjek penelitian sebanyak 68 remaja laki-laki, terdapat 43

subjek (34,13%) memiliki body image positif, 24 subjek (19,05%)

memiliki body image kategori sedang, dan 1 subjek (0,79%) memiliki

body image negatif. Dari subjek penelitian sebanyak 58 remaja

perempuan, terdapat 31 subjek (24,60%) memiliki body image positif,

22 subjek (17,46%) memiliki body image sedang, dan 5 subjek

(3,97%) memiliki body image negatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

75

b. Kategori Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan indikator sederhana

dari korelasi antara tinggi dan berat badan (Media Informasi

Kesehatan, 2013:1). IMT digunakan untuk mengukur ideal atau

tidaknya berat badan dan merupakan cara pengukuran yang baik untuk

menilai resiko penyakit yang dapat terjadi akibat berat badan berlebih.

Rumus IMT = Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (m)2

Tabel 6.

Klasifikasi nilai IMT

IMT Klasifikasi

< 17 Sangat kurus

17,0 – 18,4 Kurus

18,5 – 24,9 Normal

25,0 – 29,9 Gemuk

30,0 – 34,9 Obesitas level I

35,0 – 39,9 Obesitas level II

> 40 Obesitas level III

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

76

Tabel 7.

Kategorisasi IMT

3. Uji Asumsi

Uji asumsi yang dilakukan terhadap data pada penelitian ini terdiri

dari uji normalitas dan uji linearitas. Hasil pengujian asumsi akan menjadi

dasar untuk memutuskan apakah pengujian hipotesis menggunakan

analisis parametrik atau nonparametrik. Pelaksanaan kedua uji tersebut

dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows.

Kategorisasi Norma Skor

Frekuensi Persentase

(%)

L P L P

Sangat kurus < 17 18 11 14,29 8,73

Kurus 17,0 – 18,4 16 11 12,70 8,73

Normal 18,5 – 24,9 30 32 23,81 25,39

Gemuk 25,0 – 29,9 5 2 3,97 1,59

Obesitas level I 30,0 – 34,9 1 0 0,79 0

Obesitas level II 35,0 – 39,9 0 0 0 0

Obesitas level III > 40 0 0 0 0

Total masing-masing jenis kelamin 70 56 55,56 44,44

Total keseluruhan 126 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

77

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan

dengan menggunakan metode analisis Kolmogorov-Smirnov. Hasil

pengujian normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8.

Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnova

Keterangan Statistic Df Sig.

Atensi .071 126 .189 Normal

body image .280 126 .000 Tidak normal

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel di atas menunjukkan hasil penghitungan variabel atensi

dan body image dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov.

Variabel atensi terhadap tayangan sinetron menunjukkan nilai sebesar

0,071 dengan signifikansi 0,189. Nilai signifikansi tersebut lebih besar

dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa distribusi skor normal.

Selain itu, variabel body image menunjukkan nilai sebesar

0,280 dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05

sehingga dapat dikatakan bahwa distribusi skor tidak normal.

Berdasarkan hasil penghitungan yang telah didapat, peneliti

kemudian membuang nilai-nilai ekstrem (outliers) dengan asumsi nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

78

ini muncul akibat situasi yang tidak biasanya. Misalnya, responden

mengisi skala dengan sembarangan sehingga membuat nilainya

menjadi sangat tinggi atau sangat rendah. Nilai-nilai ekstrem (outliers)

yang dibuang didasarkan pada kurva plot kedua variabel yang dapat

dilihat pada halaman Lampiran. Outliers pada data ini adalah nilai

pada subjek nomor 4, 36, 43, 45, 59, 77, 94, 115, 119. Namun

demikian, hasil tetap menunjukkan distribusi skor tidak normal.

Tabel 9.

Hasil Uji Normalitas (Setelah Outliers Dibuang)

Variabel Kolmogorov-Smirnov

a

Keterangan Statistic Df Sig.

atensi menonton .071 117 .200* Normal

body image .294 117 .000 Tidak normal

a. Lilliefors Significance Correction

Dari kedua variabel tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

sebaran data pada penelitian ini tidak normal. Menurut Santoso

(2010:27), bila pengujian asumsi normalitas atas data sampel tidak

dapat dipenuhi, maka pengolahan data tidak menggunakan analisis

parametrik, tetapi menggunakan analisis nonparametrik. Oleh karena

itu, pengujian hipotesis pada penelitian ini akan menggunakan teknik

korelasi Spearman yang termasuk dalam analisis nonparametrik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

79

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

apakah kedua variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan yang

linear atau tidak, mengikuti garis lurus atau tidak. Dengan kata lain,

apakah peningkatan atau penurunan kuantitas pada suatu variabel akan

diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di

variabel lainnya (Santoso, 2010:65). Jika hubungan antara dua variabel

menunjukkan garis lurus, maka dapat dikatakan terdapat hubungan

linear antara kedua variabel. Kuatnya hubungan antar variabel

dinyatakan dengan signifikansi linearitas (p) < 0,05. Uji linearitas

dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows versi 16.0. Hasil

pengujian linearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10.

Hasil Uji Linearitas

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

body image *

atensi

Between Groups (Combined) 73.325 82 .894 .710 .908

Linearity 3.417 1 3.417 2.713 .107

Deviation from

Linearity 69.908 81 .863 .685 .928

Within Groups 54.167 43 1.260

Total 127.492 125

Tabel hasil pengolahan data di atas menunjukkan bahwa nilai

signifikansi linearitas sebesar 0,107. Hal ini menunjukkan bahwa

antara variabel atensi terhadap tayangan sinetron dengan body image

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

80

memiliki hubungan yang tidak linear karena nilai signifikansi lebih

besar dari 0,05 (0,107 > 0,05).

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini akan dilakukan dengan

menggunakan analisis nonparametrik. Hal ini disebabkan uji

normalitas data menghasilkan kesimpulan bahwa data tidak

berdistribusi normal. Menurut Priyatno (2012:189), analisis

nonparametrik merupakan analisis yang tidak menggunakan

parameter-parameter seperti mean, standar deviasi, varian, dan tidak

mensyaratkan data berdistribusi normal. Selain itu, analisis ini juga

dapat mengukur data berjenis ordinal, interval, dan ratio (Priyatno,

2012:189). Analisis ini dapat digunakan sebagai alternatif pengganti

untuk analisis parametrik ketika didapatkan data berdistribusi tidak

normal (Priyatno, 2012:189).

Priyatno (2012:111) mengemukakan berbagai contoh analisis

nonparametrik, yakni chi square, uji binominal, uji runs, two

independent test (sebagai alternatif pengganti independent samples T

test), two related samples test (sebagai alternatif paired samples T

Test), K Independent Samples Test (sebagai alternatif One Way

ANOVA), dan analisis korelasi Spearman dan Kendall Tau (sebagai

alternatif analisis korelasi Pearson). Penelitian ini menggunakan uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

81

hipotesis dengan korelasi Spearman. Hasil uji hipotesis dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 11.

Hasil Uji Hipotesis

atensi

menonton body image

Spearman's rho atensi Correlation

Coefficient 1.000 .138

Sig. (1-tailed) . .062

N 126 126

body image Correlation

Coefficient .138 1.000

Sig. (1-tailed) .062 .

N 126 126

Pada tabel di atas terlihat bahwa angka koefisien korelasi

adalah 0,138 dan nilai signifikansi korelasi 0,062. Nilai tersebut lebih

besar daripada nilai signifikansi yang telah ditetapkan pada penelitian

ini, yakni 0,05 (0,062 > 0,05). Hal ini berarti hipotesis penelitian

ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan signifikan antara atensi terhadap tayangan sinetron dengan

body image. Koefisien korelasi sebesar 0,138 berada diantara 0 - 0,25.

Menurut Sarwono dalam Yamin, dkk. (2011:216), hal ini

menunjukkan korelasi yang sangat lemah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

82

C. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan

negatif antara atensi pada tayangan sinetron dengan body image pada remaja.

Hasil pengolahan statistik dengan menggunakan analisis korelasi spearman

menunjukkan tidak ada hubungan negatif yang signifikan antara atensi pada

tayangan sinetron dengan body image pada remaja. Hasil ini ditunjukkan

dengan koefisien korelasi sebesar 0,138 dan taraf signifikansi 0,062 (p>0,05).

Dengan demikian, hipotesis penelitian ini, yaitu ada hubungan negatif antara

atensi pada tayangan sinetron dengan body image pada remaja ditolak.

Selain itu, berdasarkan penghitungan kategorisasi, diperoleh hasil yang

menunjukkan bahwa atensi subjek penelitian pada tayangan sinetron tergolong

rendah dan body image tergolong positif. Oleh karena itu, hasil penelitian

yang diperoleh dapat dijelaskan melalui tiga hal. Tidak adanya hubungan

diantara kedua variabel, yakni atensi pada tayangan sinetron dengan body

image pada remaja dapat dijelaskan dengan melihat faktor-faktor yang

mempengaruhi keduanya. Body image yang tergolong positif dapat dijelaskan

dengan melihat tugas dan ciri khas perkembangan remaja, termasuk proses

identifikasi dalam pembentukan makna diri (identitas) pada remaja.

Sedangkan atensi subjek penelitian terhadap tayangan sinetron yang tergolong

rendah dapat dijelaskan dengan melihat ketertarikan dan kebermaknaan

televisi sebagai media penyiaran sinetron pada diri remaja.

Pembahasan pertama mengenai hubungan yang tidak signifikan antara

atensi pada tayangan sinetron dan body image pada remaja dapat dijelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

83

melalui faktor-faktor yang mempengaruhi keduanya. Body image pada remaja

dipengaruhi oleh banyak faktor di luar diri individu, berkembang dari lingkup

yang paling kecil hingga paling besar, yakni aktivitas atletik dan tari, keluarga,

teman sebaya, media massa, dan sosial budaya (Levine & Smolak dalam Cash

& Pruzinsky, 2002:78).

Berkaitan dengan hasil penelitian, dikatakan bahwa atensi pada

tayangan sinetron tidak secara signifikan mempengaruhi body image pada

remaja. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kepercayaan, sikap, nilai,

kebiasaan, dan kepentingan yang dimiliki subjek penelitian. Andersen (dalam

Rakhmat, 2008:55) mengatakan bahwa individu menaruh atensi kepada hal-

hal tertentu untuk memperkokoh kepercayaan, sikap, nilai, kebiasaan, dan

kepentingan diri. Hal ini menyebabkan hal-hal yang terkandung dalam

tayangan sinetron akan disesuaikan dengan sikap, nilai, dan kepentingan yang

didapat dari faktor-faktor lain di luar diri individu.

Csikszentimihalyi & Larson (dalam Sarwono, 2012:13) menyatakan

bahwa remaja adalah “restrukturisasi kesadaran”. Dalam hal ini, masa remaja

dilihat sebagai masa penyempurnaan dari perkembangan pada tahap-tahap

sebelumnya. Csikszentimihalyi & Larson menyatakan bahwa puncak

perkembangan jiwa itu ditandai dengan adanya proses perubahan dari kondisi

entropy ke kondisi negentropy. Entropy adalah keadaan dimana kesadaran

manusia masih belum tersusun rapi. Walaupun isinya sudah banyak

(pengetahuan, perasaan, dan sebagainya), tetapi isi-isi tersebut belum saling

terkait dengan baik, sehingga belum bisa berfungsi secara maksimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

84

Dalam ilmu komunikasi, khususnya teori informasi, entropy berarti

keadaan dimana tidak ada sistem tertentu dari suatu sumber energi sehingga

sumber tersebut kehilangan energinya. Dalam teori informasi, entropy berarti

keadaan dimana tidak ada pola tertentu dari rangsangan atau stimulus yang

diterima seseorang sehingga stimulus tersebut kehilangan artinya (Sarwono,

2012:14). Secara psikologis, entropy diartikan sebagai sebuah kondisi dimana

isi kesadaran saling bertentangan, saling tidak berhubungan sehingga

mengurangi kapasitas kerja dan dapat menimbulkan pengalaman yang kurang

menyenangkan bagi yang bersangkutan (Sarwono, 2012:14).

Dengan demikian, pada kondisi entropy, atensi yang tergolong rendah

dapat diartikan sebagai hilangnya atau berkurangnya energi dan makna yang

kuat dari tayangan sinetron terhadap subjek penelitian. Berkurangnya energi

dan makna tayangan tersebut turut melemahkan pengaruh sinetron terhadap

body image pada remaja.

Melemahnya pengaruh sinetron mengakibatkan adanya penguatan

pengaruh faktor-faktor lain yang dekat dengan keseharian remaja. Salah

satunya adalah peran sekolah dan berbagai aktivitas yang dilakukan remaja.

Davis (dalam Grogan, 1999:184) menjelaskan bahwa aktivitas fisik turut

mendorong kepuasan terhadap tubuh. Pada penelitian yang dilakukan, ia

menemukan bahwa laki-laki yang lebih aktif secara fisik akan lebih puas

terhadap tubuhnya. Begitu pula dengan wanita. Kegiatan-kegiatan

pengembangan diri menimbulkan efek positif pada kesehatan mental dan

kesejahteraan, terutama pada kepuasan tubuh, seperti membentuk tubuh yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

85

lebih kuat, menciptakan kompetensi, dan lebih fokus pada penampilan tubuh.

Bovey (dalam Grogan, 1999:188) mengatakan bahwa kegiatan olahraga untuk

mengisi waktu luang dapat mengurangi stres dan meningkatkan kegembiraan

dibanding menciptakan rasa berkompetisi, baik pada mereka yang mengalami

obesitas ataupun tidak.

Berkaitan dengan peran sekolah pada pengembangan diri siswa yang

menjadi subjek penelitian, diketahui bahwa dalam enam hari belajar, sekolah

memberikan satu hari khusus untuk pengembangan diri, yakni setiap hari

Sabtu. Pengembangan diri diisi dengan aktivitas ekstra kurikuler yang dapat

dipilih sesuai minat dan bakat siswa, seperti kegiatan olahraga (futsal,

badminton, voli, dan basket), kegiatan alam (pecinta alam dan selam),

kegiatan kreatif (mural, band, batik, fotografi), kegiatan ilmiah (science club),

dan kegiatan rohani (ministry).

Thornburg (1982:220) mengatakan bahwa sekolah harus memainkan

tiga peran dasar, yakni: 1) mengajarkan kemampuan akademis, 2) membantu

remaja mulai menyadari identitas diri, 3) mengintegrasikan dan

menginterpretasi kehidupan sosial saat ini. Dalam hal ini, beragam aktivitas

yang dilakukan di sekolah, seperti aktivitas formal (belajar-mengajar) dan

aktivitas non formal (ekstra kurikuler) harus dapat memenuhi kebutuhan

remaja dalam berbagai hal (intelektual, afeksi, dan sosial). Dengan

terpenuhinya kebutuhan remaja, kualitas diri pun dapat berkembang baik,

termasuk untuk memanfaatkan kualitas tubuh pada aktivitas yang dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

86

Dengan demikian, hubungan yang tidak signifikan antara kedua

variabel dapat terjadi karena melemahnya pengaruh sinetron yang kemudian

diiringi dengan menguatnya faktor-faktor lain, terutama peran sekolah dan

berbagai aktivitas yang dilakukan remaja. Dukungan pihak sekolah pada

aktivitas remaja akan memunculkan perasaan nyaman, bahagia, percaya diri,

dan meningkatkan kemampuan bersosialisasi. Selain itu, beragam aktivitas

positif juga dapat membentuk sebuah persepsi yang benar terhadap tubuh dan

keyakinan untuk memiliki bentuk tubuh ideal dengan cara-cara yang tepat

tanpa menyakiti diri.

Pembahasan kedua mengenai body image pada subjek penelitian yang

tergolong positif dapat diawali dengan menjelaskan tugas dan ciri khas

perkembangan remaja, termasuk proses identifikasi dalam pembentukan

makna diri (identitas) pada remaja.

Masa remaja adalah sebuah fase dimana anak mulai membentuk rasa

yang kuat tentang identitas, kesadaran diri, dan kepercayaan diri (Bukatko,

2008:530). Maslow (dalam Thornburg, 1982:222) mengatakan bahwa remaja

mengembangkan keterampilan berpikir tinggi dan keinginan intrinsik untuk

menghubungkan berbagai pengetahuan supaya bisa memahami diri dengan

lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari cara remaja mengatasi kecemasan

terhadap perubahan fisik yang terjadi.

Thornburg (1982:67) mengatakan bahwa perhatian remaja terhadap

perubahan fisik berasal dari perbandingan diri dengan orang lain, terutama

teman sebaya dan stereotype media. Ciri fisik yang dikeluhkan diantaranya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

87

adalah bekas luka, bentuk dagu, telinga, gigi, hidung, kaki, dan wajah. Pada

kenyataannya, ciri fisik ini tidak selalu menjadi masalah bagi semua orang.

Hal ini dapat menyebabkan masalah hanya jika seseorang tidak memiliki rasa

penerimaan diri. Namun demikian, hal ini pun hanya terjadi beberapa waktu.

Seiring dengan kematangan emosi dan pikiran, hal itu dapat diatasi.

Berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil

penghitungan yang menunjukkan bahwa body image subjek tergolong tinggi.

Dari 126 subjek penelitian, 74 subjek (58,73%) memiliki body image positif,

46 subjek (36,51%) memiliki body image kategori sedang, dan 6 subjek

(4,76%) memiliki body image negatif.

Hasil yang menunjukkan sebagian besar subjek penelitian memiliki

body image positif diperkuat dengan nilai Indeks Massa Tubuh yang juga

menunjukkan bahwa sebagian besar subjek memiliki indeks massa tubuh ideal

atau normal. Dari 126 subjek penelitian, 62 subjek (49,2%) memiliki massa

tubuh normal, diikuti dengan 29 subjek (23,02%) memiliki massa tubuh

sangat kurus, 27 subjek (21,43%) memiliki massa tubuh kurus, 7 subjek

(5,56%) memiliki massa tubuh gemuk, dan 1 subjek (0,79%) termasuk dalam

obesitas level I.

Body image yang positif dan indeks massa tubuh yang tergolong

normal pada sebagian besar subjek penelitian dapat menunjukkan cara mereka

membentuk identitas diri dengan mengolah informasi yang didapat dari

berbagai macam sumber, termasuk tayangan sinetron.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

88

Cara remaja mencapai identitas diri bermacam-macam. Identitas

dibentuk oleh lingkungan sosial teman sebaya dan cara pengasuhan, serta

penanaman nilai dari orang tua (Thornburg, 1982:540). Mereka melihat

kesamaan antara nilai-nilai yang telah ditanamkan dengan pengalaman-

pengalaman yang dialami sebagai remaja. Ketika mereka menemukan

kesamaan tersebut, ketetapan identitas diri terbentuk. Semakin mereka bisa

menemukan kesesuaian antara pengalaman dan nilai yang baik, maka semakin

positif diri mereka (Thornburg, 1982:540).

Dengan demikian, dalam mengolah informasi yang ditampilkan

melalui tayangan sinetron, terutama berkaitan dengan hal-hal yang mengarah

pada pembahasan mengenai fisik, seperti bentuk tubuh dan cara

berpenampilan, mereka menyesuaikannya dengan pemahaman akan identitas

diri yang harus dibentuk berdasarkan aturan, nilai, dan batasan yang

ditetapkan oleh lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Pembahasan ketiga mengenai atensi subjek penelitian terhadap

tayangan sinetron yang tergolong rendah dapat dijelaskan dengan melihat

ketertarikan dan kebermaknaan televisi pada remaja sebagai media penyiaran

sinetron. Pada penelitian ini, diperoleh hasil penghitungan yang menunjukkan

bahwa atensi remaja terhadap tayangan sinetron bergerak dari rendah ke

sedang. Dari 126 subjek penelitian, 87 orang (69,05%) memiliki atensi rendah,

37 orang (29, 36%) memiliki atensi sedang, dan hanya 2 orang (1,59%)

memiliki atensi tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

89

Sebuah studi ekstensif yang dilakukan oleh Nielsen Company (dalam

Thornburg, 1982:273) menunjukkan adanya penurunan waktu menonton TV

pada anak. Dalam satu minggu, pada usia 2-5 tahun, anak menonton TV

hingga 32 jam, 47 menit. Waktu menonton berkurang menjadi 29 jam, 3 menit

pada usia 6-11 tahun. Pengurangan waktu menonton terus terjadi hingga anak

memasuki usia remaja. Remaja perempuan menggunakan waktu menonton

sebanyak 24 jam, 11 menit. Sedangkan remaja laki-laki menggunakan waktu

24 jam, 3 menit per minggu untuk menonton TV.

Di samping itu, Fox (dalam Thornburg, 1982:270) menjelaskan bahwa

meskipun televisi adalah hiburan yang paling sederhana untuk dinikmati,

remaja mengatakan bahwa mereka melakukan aktivitas lain ketika menonton

tayangan TV, seperti makan, membaca, mengerjakan tugas sekolah,

berbincang-bincang, dan mengerjakan tugas rumah. Andersen (dalam

Rakhmat, 2008:55) mengatakan bahwa individu mampu menaruh atensi pada

berbagai stimuli secara serentak. Namun, semakin besar keragaman stimuli

yang mendapat atensi, maka semakin kurang tajam persepsi individu pada

stimuli tertentu. Dengan demikian, ketika remaja melakukan banyak aktivitas

dalam satu waktu, maka atensi yang diberikan pada masing-masing aktivitas

menjadi rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi antara kedua variabel

sebesar 0,138 dengan taraf signifikansi 0,062. Dengan demikian, hipotesis

dalam penelitian yang mengatakan bahwa ada hubungan negatif antara atensi

pada tayangan sinetron dengan body image pada remaja ditolak. Hal ini

menunjukkan tidak terdapat hubungan antara atensi pada tayangan sinetron

dengan body image pada remaja.

Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subjek

penelitian memiliki atensi pada tayangan sinetron yang tergolong rendah dan

body image yang tergolong positif. Dari 126 subjek penelitian, sebesar

69,05% (87 orang) memiliki atensi rendah dan sebesar 58,73% (74 orang)

memiliki body image positif.

B. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan, yaitu :

1. Sinetron yang saat ini ditayangkan jumlahnya banyak dan terdiri dari

beragam tema cerita, pemeran, adegan, dan materi. Peneliti hanya

membahas sinetron secara umum tanpa melihat jenis sinetron seperti apa

yang paling disukai remaja. Dalam hal ini, pembahasan mengenai sinetron

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

91

secara umum dapat menimbulkan definisi yang terlalu luas dan bias bagi

subjek penelitian.

2. Instrumen penelitian untuk mengukur variabel body image, yakni Contour

Drawing Rating Scale merupakan skala adaptasi. Pada penelitian ini dan

penelitian lain, penggunaan Contour Drawing Rating Scale menunjukkan

hasil sebaran data tidak normal. Meskipun telah dilakukan penyesuaian,

skala ini membutuhkan pengujian lebih lanjut supaya terbukti bisa

digunakan sebagai alat ukur yang sesuai dengan kondisi remaja di

Indonesia.

3. Aspek-aspek atensi yang digunakan sebagai teori dasar penyusunan skala

atensi pada penelitian ini dinilai kurang tepat menggambarkan fungsinya

sebagai aspek sehingga diduga tidak dapat mengukur atensi dengan baik.

Selain itu, skala atensi yang digunakan dinilai kurang dapat mencerminkan

proses kognitif yang terjadi ketika remaja memberikan atensi pada

tayangan sinetron.

C. Saran

1. Bagi peneliti lain

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa atensi terhadap

tayangan sinetron tidak secara signifikan mempengaruhi body image pada

remaja. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya diharapkan dapat melihat

variabel lain yang mungkin mempengaruhi body image pada remaja.

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih mengkhususkan penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

92

hanya pada jenis-jenis sinetron yang disukai remaja dan mungkin dapat

mempengaruhi body image remaja.

Peneliti lain perlu mempertimbangkan penggunaan Contour

Drawing Rating Scale untuk mengukur body image pada remaja. Peneliti

lain perlu menyadari kemungkinan terjadinya sebaran data tidak normal

sehingga dapat melakukan penyesuaian yang lebih tepat dalam

penggunaan skala ini atau menggunakan skala berbeda yang lebih sesuai

untuk mengukur variabel body image pada remaja di Indonesia.

Selain itu, pada penelitian ini, ada perbedaan karakteristik antara

kedua sekolah yang menjadi subjek penelitian. Subjek penelitian berasal

dari sekolah inklusi dan non inklusi. Berbeda dengan sekolah non inklusi,

sekolah inklusi adalah sekolah yang menerima anak berkebutuhan khusus,

termasuk dalam hal fisik sebagai peserta didik. Oleh karena itu, dalam

mengukur body image remaja, peneliti selanjutnya disarankan untuk

memilih subjek yang berasal dari sekolah non inklusi supaya data

penelitian bisa digeneralisasikan secara luas sesuai dengan ciri khas

perkembangan remaja pada lingkungan masyarakat umum.

Peneliti lain juga dapat mempertimbangkan penggunaan metode

eksperimen untuk mengukur atensi sehingga dapat memperoleh hasil yang

lebih tepat dan akurat dalam penelitian tentang atensi remaja pada

tayangan sinetron.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

93

2. Bagi subjek penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, body image yang dimiliki sebagian

besar subjek penelitian tergolong positif. Dengan demikian, bagi subjek

penelitian, diharapkan dapat mengembangkan body image positif untuk

memenuhi tugas perkembangan diri sebagai remaja, baik di lingkungan

keluarga, teman sepermainan, maupun masyarakat.

3. Bagi orangtua, pendidik, dan masyarakat

Orangtua, pendidik, dan masyarakat diharapkan dapat secara aktif

mengupayakan pemilihan tayangan televisi yang berdampak positif bagi

perkembangan remaja. Hal ini dapat dilakukan dengan mendampingi dan

membimbing remaja dalam menghadapi berbagai informasi yang

disampaikan melalui tayangan sinetron.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

94

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, S. I. (2010). Sinetron Remaja dan Penonton Belia : Riset Audiens

Terhadap Penonton Sinetron Remaja. Mimbar vol. XXVI, No.1 (Januari-

Juni 2010), 17-29.

Azwar, Saifuddin. (2014). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Basuki, Sulistyo. (2006). Metode Penelitian. Jakarta : Wedatama Widya Sastra.

Bukatko, Danuta. (2008). Child and Adolescent Development: A Chronological

Approach. New York : Houghton Mifflin Company.

Carraca, E. V., et al. (2011). Body image change and improved eating self-

regulation in a weight management intervention in women. International

Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity 2011, 1-10.

Cash & Pruzinsky. (2002). Body Image : A Handbook of Theory, Research, and

Clinical Practice. New York : Guilford Press.

Creswell, John W. (2010) Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan Mixed (ed. ke-3). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Echols, J. M., & Shadily, Hassan. (1975). Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta :

Gramedia.

Faturochman. (1988). Studi tentang daya tarik fisik pria dan wanita. Yogyakarta :

Universitas Gajah Mada.

Frisnawati, Awaliya. (2012). Hubungan Antara Intensitas Menonton Reality Show

Dengan Kecenderungan Perilaku Prososial Pada Remaja. Empathy vol.I,

No.1 (Desember 2012), 48-58.

Grogan, Sarah. (1999). Body Image : Understanding Body Dissatisfaction in Men,

Women, and Children. London : Routledge.

Harumindari, M. C. (2012). Hubungan Menonton Jenis-jenis Tayangan TV

Dengan Citra Tubuh Pada Remaja Awal. Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta. Diunduh 26 April 2013, dari http://library.usd.ac.id

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

95

Henggaryadi, Galuh. (2008). Hubungan Antara Body Image Dengan Harga Diri

Pada Remaja Pria Yang Mengikuti Latihan Fitness/Kebugaran.

Universitas Gunadarma. Diunduh 7 Maret 2014, dari

http://gunadarma.ac.id

Media Informasi Kesehatan. (2013). Kalkulator IMT, Ukur Berat Badan Ideal

Anda. Diunduh 8 Januari 2015, dari http://medkes.com

National Eating Disorders Association. (2012). Body Image. Diunduh 28

November 2013, dari http://NationalEatingDisorders.org

Priyatno, Duwi. (2012). Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik

dengan SPSS. Yogyakarta : Gava Media.

Priyatno, Duwi. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20.

Yogyakarta : Andi.

Rakhmat, Jalaluddin. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Rice, F. P., & Dolgin, K. G. (2002). The adolescent : development, relationship,

and culture (10th

ed). Boston : Allyn & Bacon.

Saefudin, A. (2010). Republik Sinetron. Yogyakarta : Leutika.

Santoso, Agung. (2010). Statistik Untuk Psikologi. Yogyakarta : Universitas

Sanata Dharma.

Santrock, J. W. (2007). Remaja (ed. ke-11). Jakarta : Erlangga.

Sarwono, S. W. (2012). Psikologi Remaja (ed. ke-15). Jakarta : Rajawali Pers.

Solso, R. L., Maclin, O. H., Maclin, M. K. (2007). Psikologi Kognitif (ed. ke-8).

Jakarta : Erlangga.

Sternberg, R. J. (2008). Psikologi Kognitif (ed.ke-4). Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Supratiknya, A. (1998). Psikometri. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Thompson, Marjorie A., & Gray, James J. (1995). Development and Validation of

A New Body Image Assessment Scale. Journal of Personality Assessment

1995, 258-269.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

96

Thompson, J. K., Heinberg, L. J., Altabe, M., Dunn, S. T. (2002). Exacting Beauty

: Theory, Assesment, and Treatment of Body Image Disturbance.

Washington : American Psychological Association.

Thornburg, Hershel D. (1982). Development in Adolescence. California :

Brooks/Cole.

Yamin, Sofyan., Rachmach, Lien A., Kurniawan, Heri. (2011). Regresi dan

Korelasi dalam Genggaman Anda. Jakarta : Salemba Empat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

97

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

98

LAMPIRAN 1

Skala Penelitian (try out)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

99

SKALA PENELITIAN

(try out)

Disusun oleh :

Agustina Hardianti

089114115

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

100

KATA PENGANTAR

Saya selaku mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma

sedang melakukan penelitian tentang sikap remaja terhadap kondisi fisik dan

sosial. Saya mohon kesediaan Anda untuk meluangkan waktu guna berpartisipasi

dalam mengisi skala ini. Pengisian skala ditujukan untuk kepentingan ilmiah yang

pada akhirnya diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan remaja pada

umumnya.

Semua jawaban adalah benar apabila hal tersebut sesuai dengan

kondisi Anda saat ini. Saya sangat mengharapkan jawaban yang jujur, apa

adanya, dan tidak dipengaruhi orang lain. Saya menjamin bahwa identitas yang

Anda berikan akan dirahasiakan sesuai dengan kode etik penelitian ilmiah.

Atas kesediaan dan kerjasama Anda, saya mengucapkan banyak

terimakasih.

Hormat saya,

Peneliti

Agustina Hardianti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

101

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

Dalam mengisi skala ini, saya tidak berada di bawah paksaan atau tekanan

pihak tertentu. Saya dengan sukarela membantu terlaksananya penelitian ilmiah

ini.

Semua jawaban yang saya berikan merupakan jawaban murni berdasarkan

apa yang saya alami, bukan berdasarkan penilaian atau pengaruh orang lain. Saya

juga mengijinkan jawaban-jawaban yang saya berikan dapat dipergunakan sebagai

data untuk penelitian ilmiah ini.

Yogyakarta, … … 2014

Menyetujui,

( ______________________ )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

102

IDENTITAS DIRI

Nama :

Usia : … tahun … bulan

Jenis kelamin : laki-laki / perempuan (lingkari yang sesuai)

Kelas : … SMP / SMA (lingkari yang sesuai)

Berat badan : … kg

Tinggi badan : … cm

Domisili : kos / rumah / asrama (lingkari yang sesuai)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

103

PETUNJUK PENGISIAN

Skala ini bersifat sangat pribadi dan dijaga kerahasiaannya. Oleh sebab itu,

Anda dimohon mengisi sesuai dengan keadaan Anda yang sebenar-benarnya.

Semua orang memiliki jawaban yang berbeda, tetapi semua jawaban dianggap

BENAR dan tidak akan ada jawaban yang dianggap SALAH. Jawaban yang

paling benar adalah jawaban yang sesuai dengan diri Anda.

Skala ini terdiri dari pernyataan tentang atensi yang Anda berikan pada tayangan

sinetron. Pilihan jawaban dari setiap penyataan adalah :

Sangat Setuju (SS)

Jika Anda sangat setuju dengan pernyataan.

Setuju (S)

Jika Anda setuju dengan pernyataan.

Tidak Setuju (TS)

Jika Anda tidak setuju dengan pernyataan.

Sangat Tidak Setuju (STS)

Jika Anda sangat tidak setuju dengan pernyataan.

Bacalah setiap penyataan dengan seksama, kemudian pilihlah salah satu

jawaban dengan memberikan tanda silang ( X ) pada jawaban yang menurut

Anda paling sesuai.

Contoh pengisian :

No. Pernyataan

PILIHAN

SS S TS STS

1. Daya tarik sinetron terletak pada ceritanya X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

104

Jika Anda ingin mengganti jawaban, berilah tanda sama dengan ( = ) pada

jawaban yang tidak sesuai, lalu berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang lebih

sesuai dengan diri Anda.

Contoh koreksi :

No. Pernyataan

PILIHAN

SS S TS STS

1. Daya tarik sinetron terletak pada ceritanya X X

Perhatian :

Perhatikan semua pernyataan yang ada. Pastikan semua jawaban terisi dan tidak

ada yang terlewati.

SELAMAT MENGERJAKAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

105

SKALA PENELITIAN

No. Pernyataan

PILIHAN

SS S TS STS

1.

Saya menonton sinetron karena

menampilkan para pemeran yang memiliki

fisik menarik

2.

Banyaknya pembicaraan teman tentang

sinetron tertentu membuat saya tertarik

untuk menonton sinetron tersebut

3.

Saya merasa emosi jika pemeran yang saya

sukai diperlakukan tidak baik dalam cerita

yang ditampilkan

4. Daya tarik sinetron terletak pada pemeran-

pemerannya

5.

Saya merasa senang menonton sinetron

karena kehidupan yang ditampilkan hampir

mirip dengan kehidupan saya

6. Saya seringkali tidak tertarik dengan

obrolan mengenai sinetron

7.

Ketika menonton sinetron, saya

memperhatikan iklan yang ditayangkan

dengan sungguh-sungguh

8. Saya tidak memiliki keingintahuan untuk

mengetahui berbagai cerita sinetron

9. Menonton sinetron hanya akan membuang-

buang waktu saya

10.

Menurut saya, jumlah sinetron berkualitas

lebih sedikit dibanding sinetron tidak

berkualitas

11. Saya lebih suka menonton sinetron daripada

tayangan lain di televisi

12. Saya tidak akan mengganti channel TV

ketika menonton sinetron yang saya suka

13. Saya menantikan penayangan sinetron-

sinetron terbaru di televisi

14. Daya tarik sinetron terletak pada ceritanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

106

No. Pernyataan

PILIHAN

SS S TS STS

15.

Saya seringkali memperagakan adegan-

adegan sinetron dalam kehidupan sehari-

hari

16.

Saya tidak ingin terlibat sebagai pemberi

masukan untuk menentukan cerita dalam

sinetron meskipun kesempatan itu ada

17. Tidak penting bagi saya mengetahui

berbagai informasi tentang sinetron

18.

Ketika menonton sinetron, adegan-adegan

yang ditampilkan tidak mempengaruhi

perasaan saya

19.

Saya tidak tertarik dengan sinetron,

meskipun seringkali dipromosikan melalui

iklan

20. Saya jarang memperhatikan lagu soundtrack

sinetron

21. Saya sering membicarakan sinetron yang

saya tonton kepada teman-teman

22. Saya ingin mengetahui informasi lebih

banyak mengenai sinetron yang saya suka

23. Ketika menonton adegan-adegan sedih

dalam sinetron, saya bisa tiba-tiba menangis

24.

Ketika saya menonton sinetron dengan

judul yang sama setiap hari, saya bisa

menghafal lagu soundtrack sinetron tersebut

25. Saya mendapat manfaat positif dari

tayangan sinetron

26.

Saya tidak ingin mengetahui informasi

tentang artis-artis sinetron yang sedang

terkenal di masyarakat

27.

Saya tidak suka menonton sinetron karena

seringkali menampilkan cara bergaul yang

materialistis

28. Saya lebih senang menonton sinetron

bersama orang lain

29. Saya menonton sinetron hanya ketika semua

tugas sudah saya selesaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

107

No. Pernyataan

PILIHAN

SS S TS STS

30.

Meskipun jumlah sinetron semakin banyak,

saya tetap tidak tertarik untuk menjadikan

sinetron sebagai tayangan favorit

31. Saya memilih tayangan lain selain sinetron

untuk ditonton

32.

Saya menonton sinetron dalam waktu

singkat hanya untuk mengetahui hal-hal

yang ditampilkan di dalamnya

33. Ketika menonton sinetron favorit, saya

mengingat cerita episode sebelumnya

34. Saya membutuhkan tayangan sinetron untuk

menambah wawasan tentang kehidupan

35.

Saya pernah berandai-andai bisa menjadi

pengatur alur cerita sinetron yang saya

tonton

36.

Saya tidak menjadikan lagu soundtrack

sebagai prioritas perhatian ketika menonton

sinetron

37.

Saya tiba-tiba merasa kesal apabila ada

yang mengganggu ketika saya sedang

menonton sinetron

38. Sinetron seringkali menampilkan konflik

dengan penyelesaian yang tidak realistis

39.

Cerita sinetron yang sesuai dengan

kehidupan saya sebagai remaja membuat

saya ingin mengikuti setiap episodenya

40. Saya tidak ingin membayangkan diri saya

sebagai salah satu pemeran sinetron

41.

Jumlah sinetron yang semakin banyak

membuat saya prihatin dengan

perkembangan tayangan televisi saat ini

42.

Saya seringkali tidak mengikuti sinetron

hingga episode terakhir (hingga „tamat/the

end‟)

43.

Saya tetap tidak ingin menonton sinetron,

meskipun banyak teman membicarakan

sinetron itu di sekolah

44.

Saya tidak menyukai sinetron yang hanya

menonjolkan kecantikan ragawi para

pemeran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

108

No. Pernyataan

PILIHAN

SS S TS STS

45. Sinetron memiliki keunikan tersendiri

dibanding tayangan lain di televisi

46.

Ketika menonton sinetron yang saya suka,

saya mengkonsentrasikan diri pada cerita

yang ditampilkan

47. Saya kurang mempedulikan adanya

penayangan sinetron-sinetron terbaru

48.

Menurut saya, seharusnya sinetron

menampilkan cerita yang lebih mendidik

agar semakin menarik perhatian

49.

Saya seringkali membayangkan memiliki

kehidupan serba mudah seperti yang sering

ditampilkan dalam sinetron

50.

Saya kurang tertarik menonton sinetron

karena tidak ada keunikan yang dapat

memikat hati

51.

Saya akan langsung mengganti channel TV

ketika saya tidak menyukai suatu adegan

yang ditampilkan dalam sinetron

52. Adegan-adegan lucu dalam sinetron bisa

membuat saya tertawa

53.

Sinetron dapat mengambil alih peran orang

tua sebagai agen utama pemberi

pengetahuan bagi remaja

54.

Saya berharap tidak ada iklan supaya saya

bisa menonton sinetron dalam waktu tayang

yang maksimal

55.

Meskipun terkadang saya menonton

sinetron, saya tidak ingin mengikuti adegan-

adegan yang ditampilkan

56. Menurut saya, banyak sinetron yang

memiliki kualitas bagus

57. Saya tidak pernah mengomentari gaya

berpenampilan para pemeran sinetron

58. Saya merasa tidak ingin melewatkan jadwal

tayang sinetron yang gemar saya tonton

59. Sinetron mengajari saya cara menghadapi

masalah sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

109

No. Pernyataan

PILIHAN

SS S TS STS

60.

Akting pemeran sinetron seringkali tidak

menyentuh hati sehingga tidak menarik

perhatian saya untuk menonton

61. Sinetron adalah tayangan yang kurang

bermanfaat bagi saya

62. Saya sering meluangkan waktu untuk

menunggu sinetron favorit saya ditayangkan

63.

Ketika saya menyukai suatu sinetron, saya

bisa menonton sinetron tersebut hingga

episode terakhir (hingga „tamat/the end‟)

64. Bagi saya, sinetron hanya menciptakan

wawasan yang buruk tentang kehidupan

65.

Di dalam sinetron yang saya tonton, ada

kepribadian artis yang hampir mirip dengan

saya

66.

Kata-kata gaul yang ditampilkan dalam

sinetron memunculkan ketertarikan saya

untuk menonton

67.

Ketika berada di rumah, waktu untuk

menonton sinetron dalam sehari lebih besar

daripada waktu untuk belajar

68.

Saya merasa penasaran untuk mengetahui

kelanjutan cerita sinetron yang sering saya

tonton

69. Tayangan sinetron menambah pengetahuan

saya

70.

Ketika menonton sinetron, saya

membayangkan diri saya sebagai salah satu

pemerannya

71.

Saya seringkali heran dengan

penggambaran kehidupan yang tidak masuk

akal dalam sinetron

72. Saya tidak ingin memperhatikan sinetron

meskipun pemerannya adalah artis terkenal

73. Seringkali saya tidak mengingat cerita

sinetron episode sebelumnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

110

No. Pernyataan PILIHAN

SS S TS STS

74. Saya menonton sinetron di televisi jika ada

waktu luang

75. Bagi saya, kata-kata gaul yang ditampilkan

dalam sinetron tidak baik untuk dicontoh

76.

Saya memperhatikan gaya berpenampilan

para pemeran dalam sinetron yang saya

tonton

77. Saya merasa malas untuk memperhatikan

tiap adegan dalam sinetron

78. Sinetron membantu saya untuk mengetahui

cara-cara bergaul

79.

Saya tidak suka menonton sinetron karena

ceritanya tidak sesuai dengan kehidupan

nyata

80.

Meskipun sinetron tertentu menampilkan

remaja sebagai pemeran utama, saya tetap

tidak tertarik menonton sinetron itu

81. Sinetron membuat saya terhibur

82. Saya tidak pernah menangis karena

menonton adegan sedih dalam sinetron

83. Saya merasa cepat bosan ketika menonton

suatu judul sinetron

84. Ketika melihat iklan sinetron terbaru, timbul

keinginan untuk menonton sinetron tersebut

85. Saya tidak memiliki jadwal teratur untuk

menonton sinetron

86.

Saya memiliki keinginan untuk menjadikan

artis sinetron yang saya suka sebagai teman

dekat

87.

Saya menonton sinetron karena sinetron

menampilkan cerita sehari-hari dengan

bahasa yang mudah dipahami

88. Saya memiliki sinetron favorit

89. Saya pernah menunda waktu mengerjakan

tugas untuk menonton sinetron

90.

Saya semakin bersemangat menonton

sinetron jika lagu soundtracknya enak

didengar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

111

LAMPIRAN 2

Reliabilitas Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

112

ATENSI PADA TAYANGAN SINETRON

Pengujian Pertama

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 101 100.0

Excludeda 0 .0

Total 101 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.962 90

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

VAR00001 194.06 1391.896 .573 .961

VAR00002 194.18 1392.248 .622 .961

VAR00003 194.27 1398.898 .450 .961

VAR00004 193.85 1398.328 .462 .961

VAR00005 194.54 1397.510 .558 .961

VAR00006 194.46 1388.250 .608 .961

VAR00007 193.56 1449.928 -.347 .963

VAR00008 194.41 1389.664 .611 .961

VAR00009 194.66 1400.206 .515 .961

VAR00010 194.47 1407.511 .338 .962

VAR00011 194.70 1396.871 .541 .961

VAR00012 194.25 1375.548 .722 .961

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

113

VAR00013 194.34 1388.706 .651 .961

VAR00014 193.70 1405.951 .372 .962

VAR00015 194.87 1403.313 .492 .961

VAR00016 194.19 1409.634 .328 .962

VAR00017 194.40 1396.002 .541 .961

VAR00018 194.35 1406.229 .377 .961

VAR00019 194.39 1377.479 .745 .961

VAR00020 194.14 1398.681 .472 .961

VAR00021 194.43 1381.867 .700 .961

VAR00022 194.31 1378.375 .722 .961

VAR00023 194.62 1388.997 .557 .961

VAR00024 194.05 1390.808 .537 .961

VAR00025 194.12 1388.566 .581 .961

VAR00026 194.10 1406.830 .359 .962

VAR00027 194.62 1402.297 .442 .961

VAR00028 193.82 1454.108 -.367 .963

VAR00029 194.60 1444.542 -.206 .963

VAR00030 194.63 1383.574 .715 .961

VAR00031 194.79 1396.506 .565 .961

VAR00032 194.41 1411.824 .293 .962

VAR00033 194.20 1393.240 .573 .961

VAR00034 194.33 1396.982 .518 .961

VAR00035 194.51 1403.292 .386 .961

VAR00036 194.19 1421.134 .147 .962

VAR00037 194.45 1390.150 .545 .961

VAR00038 194.54 1411.690 .277 .962

VAR00039 194.46 1390.390 .576 .961

VAR00040 194.48 1410.032 .306 .962

VAR00041 194.65 1407.849 .348 .962

VAR00042 194.58 1406.805 .387 .961

VAR00043 194.50 1376.792 .750 .961

VAR00044 194.77 1401.538 .432 .961

VAR00045 194.36 1394.092 .533 .961

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

114

VAR00046 194.33 1394.782 .586 .961

VAR00047 194.68 1402.259 .499 .961

VAR00048 195.12 1420.206 .209 .962

VAR00049 194.11 1418.098 .190 .962

VAR00050 194.54 1385.090 .705 .961

VAR00051 194.85 1415.708 .256 .962

VAR00052 193.52 1390.832 .556 .961

VAR00053 194.22 1446.032 -.225 .963

VAR00054 194.31 1392.315 .509 .961

VAR00055 194.84 1411.835 .357 .962

VAR00056 194.24 1388.943 .612 .961

VAR00057 194.30 1428.391 .029 .962

VAR00058 194.32 1386.579 .595 .961

VAR00059 194.39 1402.819 .444 .961

VAR00060 194.50 1406.732 .387 .961

VAR00061 194.74 1392.693 .634 .961

VAR00062 194.45 1389.310 .664 .961

VAR00063 194.29 1379.247 .671 .961

VAR00064 194.44 1392.508 .561 .961

VAR00065 194.36 1406.332 .429 .961

VAR00066 194.32 1393.839 .619 .961

VAR00067 194.78 1406.992 .348 .962

VAR00068 194.25 1375.628 .759 .961

VAR00069 194.37 1399.874 .511 .961

VAR00070 194.44 1397.108 .600 .961

VAR00071 194.65 1415.309 .251 .962

VAR00072 194.40 1391.042 .580 .961

VAR00073 194.37 1417.754 .202 .962

VAR00074 194.40 1445.662 -.228 .963

VAR00075 194.63 1413.674 .278 .962

VAR00076 194.38 1398.077 .535 .961

VAR00077 194.34 1396.326 .503 .961

VAR00078 194.35 1402.169 .484 .961

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

115

VAR00079 194.45 1395.130 .499 .961

VAR00080 194.53 1383.251 .710 .961

VAR00081 194.05 1383.088 .689 .961

VAR00082 194.58 1394.305 .531 .961

VAR00083 194.52 1394.592 .609 .961

VAR00084 194.41 1385.444 .675 .961

VAR00085 194.37 1419.074 .163 .962

VAR00086 194.38 1397.297 .483 .961

VAR00087 194.26 1393.413 .578 .961

VAR00088 194.26 1372.333 .724 .961

VAR00089 194.58 1403.745 .368 .962

VAR00090 194.25 1388.848 .538 .961

Scale Statistics

Mean Variance

Std.

Deviation N of Items

196.57 1.431E3 37.832 90

Pengujian Kedua

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 101 100.0

Excludeda 0 .0

Total 101 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.970 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

116

LAMPIRAN 3

Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

117

SKALA PENELITIAN

Disusun oleh :

Agustina Hardianti

NIM : 089114115

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

118

KATA PENGANTAR

Saya selaku mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma

sedang melakukan penelitian tentang sikap remaja terhadap kondisi fisik dan

sosial. Saya mohon kesediaan Anda untuk meluangkan waktu guna berpartisipasi

dalam mengisi skala ini. Pengisian skala ditujukan untuk kepentingan ilmiah yang

pada akhirnya diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan remaja pada

umumnya.

Semua jawaban adalah benar apabila hal tersebut sesuai dengan

kondisi Anda saat ini. Saya sangat mengharapkan jawaban yang jujur, apa

adanya, dan tidak dipengaruhi orang lain. Saya menjamin bahwa identitas yang

Anda berikan akan dirahasiakan sesuai dengan kode etik penelitian ilmiah.

Atas kesediaan dan kerjasama Anda, saya mengucapkan banyak

terimakasih.

Hormat saya,

Peneliti

Agustina Hardianti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

119

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

Dalam mengisi skala ini, saya tidak berada di bawah paksaan atau tekanan

pihak tertentu. Saya dengan sukarela membantu terlaksananya penelitian ilmiah

ini.

Semua jawaban yang saya berikan merupakan jawaban murni berdasarkan

apa yang saya alami, bukan berdasarkan penilaian atau pengaruh orang lain. Saya

juga mengijinkan jawaban-jawaban yang saya berikan dapat dipergunakan sebagai

data untuk penelitian ilmiah ini.

Yogyakarta, … … 2014

Menyetujui,

( ______________________ )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

120

IDENTITAS DIRI

Nama :

Usia : … tahun … bulan

Jenis kelamin : laki-laki / perempuan (lingkari yang sesuai)

Kelas : … SMP / SMA (lingkari yang sesuai)

Berat badan : … kg

Tinggi badan : … cm

Domisili : kos / rumah / asrama (lingkari yang sesuai)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

121

PETUNJUK PENGISIAN

Skala ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian A dan bagian B.

Skala ini bersifat sangat pribadi dan dijaga kerahasiaannya. Oleh sebab itu,

Anda dimohon mengisi sesuai dengan keadaan Anda yang sebenar-benarnya.

Semua orang memiliki jawaban yang berbeda, tetapi semua jawaban dianggap

BENAR dan tidak akan ada jawaban yang dianggap SALAH. Jawaban yang

paling benar adalah jawaban yang sesuai dengan diri Anda.

Bagian A :

Skala ini terdiri dari pernyataan tentang atensi yang Anda berikan pada tayangan

sinetron. Pilihan jawaban dari setiap penyataan adalah :

Sangat Setuju (SS)

Jika Anda sangat setuju dengan pernyataan.

Setuju (S)

Jika Anda setuju dengan pernyataan.

Tidak Setuju (TS)

Jika Anda tidak setuju dengan pernyataan.

Sangat Tidak Setuju (STS)

Jika Anda sangat tidak setuju dengan pernyataan.

Bacalah setiap penyataan dengan seksama, kemudian pilihlah salah satu

jawaban dengan memberikan tanda silang ( X ) pada jawaban yang menurut

Anda paling sesuai.

Contoh pengisian :

No. Pernyataan

PILIHAN

SS S TS STS

1. Daya tarik sinetron terletak pada ceritanya X

Jika Anda ingin mengganti jawaban, berilah tanda sama dengan ( = ) pada

jawaban yang tidak sesuai, lalu berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang lebih

sesuai dengan diri Anda.

Perhatian :

Perhatikan semua pernyataan yang ada. Pastikan semua jawaban terisi dan tidak

ada yang terlewati. Pengerjaan soal dimulai dari halaman 8 sampai halaman

18.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

122

Bagian B :

Bagian ini terdiri dari gambar tubuh 9 wanita dan 9 pria. Apabila Anda

adalah seorang wanita, maka Anda hanya perlu memberikan tanda pada gambar

wanita saja (baris atas) dan jika Anda adalah seorang pria, maka Anda hanya

perlu memberikan tanda pada gambar pria saja (baris bawah).

Berilah tanda LINGKARAN pada nomor yang menurut Anda paling

sesuai dengan bentuk tubuh Anda saat ini dan berilah tanda SILANG pada nomor

gambar tubuh yang ingin Anda miliki.

Contoh :

Apabila Anda adalah seorang wanita, maka berikan tanda lingkaran dan silang

hanya pada gambar wanita (baris atas)

Artinya, figur no.7 adalah figur yang paling sesuai dengan tubuh Anda saat ini.

Sedangkan, figur no.2 adalah figur yang Anda inginkan.

1 2 3 4 5 6 8 9 7

1 2 3 4 5 6 7 8 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

123

SKALA PENELITIAN

BAGIAN A

No. Pernyataan

PILIHAN

SS S TS STS

1. Saya menonton sinetron karena menampilkan

para pemeran yang memiliki fisik menarik

2.

Banyaknya pembicaraan teman tentang sinetron

tertentu membuat saya tertarik untuk menonton

sinetron tersebut

3.

Saya merasa emosi jika pemeran yang saya

sukai diperlakukan tidak baik dalam cerita yang

ditampilkan

4. Daya tarik sinetron terletak pada pemeran-

pemerannya

5.

Saya merasa senang menonton sinetron karena

kehidupan yang ditampilkan hampir mirip

dengan kehidupan saya

6. Saya seringkali tidak tertarik dengan obrolan

mengenai sinetron

7. Saya tidak memiliki keingintahuan untuk

mengetahui berbagai cerita sinetron

8. Menonton sinetron hanya akan membuang-

buang waktu saya

9. Menurut saya, jumlah sinetron berkualitas lebih

sedikit dibanding sinetron tidak berkualitas

10. Saya lebih suka menonton sinetron daripada

tayangan lain di televisi

11. Saya tidak akan mengganti channel TV

ketika menonton sinetron yang saya suka

12. Saya menantikan penayangan sinetron-

sinetron terbaru di televisi

13. Daya tarik sinetron terletak pada ceritanya

14.

Saya seringkali memperagakan adegan-

adegan sinetron dalam kehidupan sehari-

hari

15.

Saya tidak ingin terlibat sebagai pemberi

masukan untuk menentukan cerita dalam

sinetron meskipun kesempatan itu ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

124

No. Pernyataan

PILIHAN

SS S TS STS

16. Tidak penting bagi saya mengetahui

berbagai informasi tentang sinetron

17.

Ketika menonton sinetron, adegan-adegan

yang ditampilkan tidak mempengaruhi

perasaan saya

18.

Saya tidak tertarik dengan sinetron,

meskipun seringkali dipromosikan melalui

iklan

19. Saya jarang memperhatikan lagu soundtrack

sinetron

20. Saya sering membicarakan sinetron yang

saya tonton kepada teman-teman

21. Saya ingin mengetahui informasi lebih

banyak mengenai sinetron yang saya suka

22. Ketika menonton adegan-adegan sedih

dalam sinetron, saya bisa tiba-tiba menangis

23.

Ketika saya menonton sinetron dengan

judul yang sama setiap hari, saya bisa

menghafal lagu soundtrack sinetron tersebut

24. Saya mendapat manfaat positif dari

tayangan sinetron

25.

Saya tidak ingin mengetahui informasi

tentang artis-artis sinetron yang sedang

terkenal di masyarakat

26.

Saya tidak suka menonton sinetron karena

seringkali menampilkan cara bergaul yang

materialistis

27.

Meskipun jumlah sinetron semakin banyak,

saya tetap tidak tertarik untuk menjadikan

sinetron sebagai tayangan favorit

28. Saya memilih tayangan lain selain sinetron

untuk ditonton

29. Ketika menonton sinetron favorit, saya

mengingat cerita episode sebelumnya

30. Saya membutuhkan tayangan sinetron untuk

menambah wawasan tentang kehidupan

31.

Saya pernah berandai-andai bisa menjadi

pengatur alur cerita sinetron yang saya

tonton

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

125

No. Pernyataan

PILIHAN

SS S TS STS

32.

Saya tiba-tiba merasa kesal apabila ada

yang mengganggu ketika saya sedang

menonton sinetron

33.

Cerita sinetron yang sesuai dengan kehidupan

saya sebagai remaja membuat saya ingin

mengikuti setiap episodenya

34. Saya tidak ingin membayangkan diri saya

sebagai salah satu pemeran sinetron

35.

Jumlah sinetron yang semakin banyak membuat

saya prihatin dengan perkembangan tayangan

televisi saat ini

36. Saya seringkali tidak mengikuti sinetron hingga

episode terakhir (hingga „tamat/the end‟)

37.

Saya tetap tidak ingin menonton sinetron,

meskipun banyak teman membicarakan sinetron

itu di sekolah

38. Saya tidak menyukai sinetron yang hanya

menonjolkan kecantikan ragawi para pemeran

39. Sinetron memiliki keunikan tersendiri dibanding

tayangan lain di televisi

40.

Ketika menonton sinetron yang saya suka, saya

mengkonsentrasikan diri pada cerita yang

ditampilkan

41. Saya kurang mempedulikan adanya penayangan

sinetron-sinetron terbaru

42. Saya kurang tertarik menonton sinetron karena

tidak ada keunikan yang dapat memikat hati

43. Adegan-adegan lucu dalam sinetron bisa

membuat saya tertawa

44.

Saya berharap tidak ada iklan supaya saya

bisa menonton sinetron dalam waktu tayang

yang maksimal

45.

Meskipun terkadang saya menonton

sinetron, saya tidak ingin mengikuti adegan-

adegan yang ditampilkan

46. Menurut saya, banyak sinetron yang

memiliki kualitas bagus

47. Saya merasa tidak ingin melewatkan jadwal

tayang sinetron yang gemar saya tonton

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

126

No. Pernyataan

PILIHAN

SS S TS STS

48. Sinetron mengajari saya cara menghadapi

masalah sehari-hari

49.

Akting pemeran sinetron seringkali tidak

menyentuh hati sehingga tidak menarik

perhatian saya untuk menonton

50. Sinetron adalah tayangan yang kurang

bermanfaat bagi saya

51. Saya sering meluangkan waktu untuk

menunggu sinetron favorit saya ditayangkan

52.

Ketika saya menyukai suatu sinetron, saya

bisa menonton sinetron tersebut hingga

episode terakhir (hingga „tamat/the end‟)

53. Bagi saya, sinetron hanya menciptakan

wawasan yang buruk tentang kehidupan

54.

Di dalam sinetron yang saya tonton, ada

kepribadian artis yang hampir mirip dengan

saya

55.

Kata-kata gaul yang ditampilkan dalam

sinetron memunculkan ketertarikan saya

untuk menonton

56.

Ketika berada di rumah, waktu untuk

menonton sinetron dalam sehari lebih besar

daripada waktu untuk belajar

57.

Saya merasa penasaran untuk mengetahui

kelanjutan cerita sinetron yang sering saya

tonton

58. Tayangan sinetron menambah pengetahuan

saya

59.

Ketika menonton sinetron, saya

membayangkan diri saya sebagai salah satu

pemerannya

60. Saya tidak ingin memperhatikan sinetron

meskipun pemerannya adalah artis terkenal

61.

Saya memperhatikan gaya berpenampilan

para pemeran dalam sinetron yang saya

tonton

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

127

No. Pernyataan

PILIHAN

SS S TS STS

62. Saya merasa malas untuk memperhatikan

tiap adegan dalam sinetron

63. Sinetron membantu saya untuk mengetahui

cara-cara bergaul

64.

Saya tidak suka menonton sinetron karena

ceritanya tidak sesuai dengan kehidupan

nyata

65.

Meskipun sinetron tertentu menampilkan

remaja sebagai pemeran utama, saya tetap

tidak tertarik menonton sinetron itu

66. Sinetron membuat saya terhibur

67. Saya tidak pernah menangis karena

menonton adegan sedih dalam sinetron

68. Saya merasa cepat bosan ketika menonton

suatu judul sinetron

69. Ketika melihat iklan sinetron terbaru, timbul

keinginan untuk menonton sinetron tersebut

70.

Saya memiliki keinginan untuk menjadikan

artis sinetron yang saya suka sebagai teman

dekat

71.

Saya menonton sinetron karena sinetron

menampilkan cerita sehari-hari dengan

bahasa yang mudah dipahami

72. Saya memiliki sinetron favorit

73. Saya pernah menunda waktu mengerjakan

tugas untuk menonton sinetron

74.

Saya semakin bersemangat menonton

sinetron jika lagu soundtracknya enak

didengar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

128

BAGIAN B

Berilah tanda LINGKARAN pada nomor figur yang menurut Anda paling

sesuai atau paling mendekati bentuk tubuh Anda saat ini dan berilah tanda

SILANG pada nomor figur tubuh yang ingin Anda miliki.

Jika Anda adalah seorang wanita, berikan tanda pada gambar wanita

saja (baris atas). Jika Anda adalah seorang pria, berikan tanda pada gambar

pria saja (baris bawah).

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 3 4 5 6 7 8 9

TERIMA KASIH

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

129

LAMPIRAN 4

Hasil Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

130

A. UJI ASUMSI

1. Uji Normalitas

Sebelum outliers dibuang

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

atensi menonton .071 126 .189 .986 126 .245

body image .280 126 .000 .863 126 .000

a. Lilliefors Significance Correction

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

131

Setelah outliers dibuang

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

atensi menonton .071 117 .200* .986 117 .266

body image .294 117 .000 .855 117 .000

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true

significance.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

132

2. Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

body image

* atensi

menonton

Between

Groups

(Combined) 73.325 82 .894 .710 .908

Linearity 3.417 1 3.417 2.713 .107

Deviation from

Linearity 69.908 81 .863 .685 .928

Within Groups 54.167 43 1.260

Total 127.492 125

B. HASIL PENEITIAN

1. Uji Hipotesis

Correlations

atensi

menonton body image

Spearman's rho atensi menonton Correlation

Coefficient 1.000 .138

Sig. (1-tailed) . .062

N 126 126

body image Correlation

Coefficient .138 1.000

Sig. (1-tailed) .062 .

N 126 126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

133

2. Deskripsi

Descriptives

Statistic Std. Error

atensi menonton

Mean 169.10 3.396

95% Confidence

Interval for Mean

Lower

Bound 162.37

Upper

Bound 175.82

5% Trimmed Mean 169.10

Median 171.00

Variance 1.453E3

Std. Deviation 38.122

Minimum 74

Maximum 278

Range 204

Interquartile Range 46

Skewness -.105 .216

Kurtosis .392 .428

body image

Mean 1.51 .090

95% Confidence

Interval for Mean

Lower

Bound 1.33

Upper

Bound 1.69

5% Trimmed Mean 1.45

Median 1.00

Variance 1.020

Std. Deviation 1.010

Minimum 0

Maximum 5

Range 5

Interquartile Range 1

Skewness .878 .216

Kurtosis .834 .428

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

134

LAMPIRAN 5

Data Indeks Massa Tubuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

135

Subjek Jenis

Kelamin*

Berat Badan

(kg)

Tinggi Badan

(m)

Indeks Massa

Tubuh

1 1 40 1.67 14.34

2 1 44 1.6 17.19

3 2 50 1.61 19.29

4 2 64 1.75 20.90

5 2 56 1.57 22.72

6 2 42 1.56 17.26

7 2 55 1.68 19.49

8 2 42 1.65 15.43

9 2 45 1.55 18.73

10 2 47 1.55 19.56

11 2 44 1.45 20.93

12 1 60 1.68 21.26

13 1 54 1.68 19.13

14 2 49 1.56 20.13

15 1 48 1.5 21.33

16 1 60 1.75 19.59

17 1 44 1.69 15.41

18 1 55 1.8 16.98

19 1 62 1.75 20.24

20 1 40 1.6 15.63

21 1 50 1.62 19.05

22 1 50 1.68 17.72

23 1 71 1.79 22.16

24 1 50 1.75 16.33

25 1 52 1.84 15.36

26 1 45 1.65 16.53

27 1 55 1.61 21.22

28 1 80 1.68 28.34

29 2 50 1.59 19.78

30 2 50 1.6 19.53

31 1 56 1.74 18.50

32 1 52 1.71 17.78

33 1 50 1.65 18.37

34 2 52 1.63 19.57

35 2 70 1.56 28.76

36 1 40 1.69 14.01

37 2 48 1.55 19.98

38 2 53 1.62 20.20

39 1 60 1.7 20.76

40 1 75 1.7 25.95

41 1 74 1.79 23.10

42 1 51 1.7 17.65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

136

43 1 90 1.75 29.39

44 2 51 1.65 18.73

45 2 65 1.68 23.03

46 2 45 1.65 16.53

47 2 57 1.65 20.94

48 2 47 1.56 19.31

49 2 42 1.7 14.53

50 1 49 1.65 18.00

51 2 37 1.49 16.67

52 2 51 1.55 21.23

53 2 48 1.67 17.21

54 2 45 1.53 19.22

55 2 40 1.52 17.31

56 1 49 1.57 19.88

57 2 50 1.63 18.82

58 1 40 1.35 21.95

59 1 35 1.35 19.20

60 2 30 1.47 13.88

61 2 40 1.45 19.02

62 2 28 1.21 19.12

63 1 45 1.45 21.40

64 1 35 1.47 16.20

65 1 40 1.35 21.95

66 1 38 1.45 18.07

67 1 29 1.4 14.80

68 1 30 1.5 13.33

69 1 36 1.45 17.12

70 2 35 1.56 14.38

71 1 57 1.5 25.33

72 1 60 1.6 23.44

73 1 28 1.45 13.32

74 1 42 1.5 18.67

75 1 38 1.35 20.85

76 1 55 1.6 21.48

77 2 38 1.37 20.25

78 2 50 1.68 17.72

79 1 50 1.5 22.22

80 1 46 1.65 16.90

81 2 35 1.45 16.65

82 1 39 1.45 18.55

83 1 60 1.69 21.01

84 1 45 1.62 17.15

85 2 50 1.61 19.29

86 1 49 1.42 24.30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

137

87 1 21 1.26 13.23

88 1 42 1.55 17.48

89 1 60 1.49 27.03

90 2 30 1.38 15.75

91 2 46 1.58 18.43

92 2 49 1.6 19.14

93 2 45 1.49 20.27

94 2 53 1.5 23.56

95 1 55 1.67 19.72

96 2 38 1.49 17.12

97 2 35 1.48 15.98

98 1 75 1.51 32.89

99 2 32 1.38 16.80

100 1 56 1.54 23.61

101 2 95 1.79 29.65

102 2 46 1.56 18.90

103 1 45 1.54 18.97

104 1 38 1.47 17.59

105 2 34 1.38 17.85

106 1 53 1.56 21.78

107 1 55 1.7 19.03

108 1 50 1.69 17.51

109 1 50 1.7 17.30

110 2 40 1.55 16.65

111 1 55 1.75 17.96

112 1 35 1.45 16.65

113 1 45 1.7 15.57

114 2 41 1.54 17.29

115 1 69 1.85 20.16

116 2 40 1.51 17.54

117 2 58 1.65 21.30

118 2 59 1.68 20.90

119 2 42 1.55 17.48

120 1 50 1.76 16.14

121 1 46 1.6 17.97

122 2 46 1.58 18.43

123 1 45 1.6 17.58

124 2 47 1.59 18.59

125 1 30 1.55 12.49

126 2 50 1.6 19.53

*Jenis Kelamin

1 = laki-laki

2 = perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

138

LAMPIRAN 6

Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fileInstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua alat ukur, yaitu skala atensi pada tayangan sinetron yang disusun berdasarkan metode

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI