PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filev HALAMAN PERSEMBAHAN My Lord Jesus, My...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filev HALAMAN PERSEMBAHAN My Lord Jesus, My...
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP IBU DENGAN
TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PERANTAU
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Disusun oleh:
Zelda Annisa Pricianee Hary
129114154
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
TAKUT AKAN TUHAN ADALAH PERMULAAN PENGETAHUAN,
TETAPI ORANG BODOH MENGHINA HIKMAT DAN DIDIKAN.
AMSAL 1 : 7
JANGAN SEORANGPUN MENGGANGAP ENGKAU RENDAH
KARENA ENGKAU MUDA. JADILAH TELADAN BAGI
ORANG-ORANG PERCAYA, DALAM PERKATAANMU,
DALAM TINGKAH LAKUMU, DALAM KASIHMU, DALAM
KESETIAANMU DAN DALAM KESUCIANMU.
1 TIMOTIUS 4 : 12
DREAM ,
BELIEVE,
AND MAKE IT HAPPEN.
“MATI SATU, TUMBUH SERIBU”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
My Lord Jesus, My Savior, My Provider, My Prince of
Peace. Hasil karya ini merupakan salah bukti dari
penyertaanMu dalam hidupku. Sekiranya dapat bermanfaat
bagi siapapun yang membaca. Amin
The love of my life:
Papaku, Hary Tresna Priana Wibisono
Mamaku, Rency Kalsum Latjeno
Kakakku, Luigie Enry Rheinan Hary
Adikku, Biaggi Rakhmat Rheinan Hary
Tidak lupa juga, kepada orang-orang yang selalu
mendorongku untuk cepat lulus.
I just wanna say, I did it guys.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP IBU DENGAN
TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PERANTAU
Zelda Annisa Pricianee Hary
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kelekatan terhadap ibu dengan
tingkat stres pada mahasiswa perantau. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif
antara kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau. Jenis penelitian ini
adalah kuantitatif dengan metode korelasional. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 258
mahasiswa perantau yang tidak tinggal bersama dengan orang tua, khususnya ibu. Dalam
penelitian ini, tingkat stres diukur dengan tiga skala yang telah diadaptasi, yakni skala Symptoms
of Stress (SOS) dengan koefisien reliabilitas hasil uji coba ( = 0.83); skala The Inventory of
Students’ Recent Life Experiences (ICSRLE) dengan koefisien reliabilitas hasil uji coba ( =
0.93); dan skala Perceived Stress Scale (PSS) dengan koefisien reliabilitas hasil uji coba ( =
0.81). Kelekatan terhadap ibu diukur dengan adaptasi skala Inventory of Parent and Peer
Attachment (Mother Version) dengan koefisien reliabilitas hasil uji coba ( = 0.86). Hasil uji
korelasi product moment secara berturut-turut antara kelekatan terhadap ibu dengan SOS,
ICSRLE, dan PSS adalah r = -0.192 (p= 0.01), r = -0.356 (p = 0.00), dan r = -0.140 (p = 0.12).,
sehingga hipotesis diterima. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara
kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau.
Kata kunci: kelekatan terhadap ibu, tingkat stres, mahasiswa perantau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
CORRELATION BETWEEN ATTACHMENT TO MOTHERS AND
STRESS LEVEL ON SOJOURNER COLLEGE STUDENTS
Zelda Annisa Pricianee Hary
ABSTRACT
This research aimed to know the correlation between attachment to mothers and stress
level on sojourner college students. Hypothesis that proposed in this research, there is a negative
correlation between attachment to mothers and stress level on sojourner college students. This
research was quantitative study using a correlation method. Participants were 258
sojourner who are currently not living with their parents, more specifically their mother. In this
research, stress level measured using three adapted scale which were The Symptoms of Stress
(SOS) with a reliability coefficient of ( = 0.83) through try-outs; The Inventory of College
Students’ Recent Life Experiences (ICSRLE) with a reliability coefficient of ( = 0.93) through
try-outs; and The Perceived Stress Scale (PSS) with a reliability coefficient of ( = 0.81) through
try-outs. The mother-child attachment was measured with Inventory of Parent and Peer
Attachment (Mother Version) scale, with a ( = 0.86) reliability coefficient through try-outs. The
results of a product moment correlation method that were tested on the mother-child attachment
wit SOS, ICSRLE, and PSS, were r = -.192 (p = 0.01), r = -0.356 (p = 0.00), and r = -0.140 (p =
0.12) so the hypothesis in this research was accepted. The conclusion, there is a negative
correlation between attachment to mothers and stress level on sojourner college students.
Keyword: attachment to mothers, stress level, sojourner college students
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur aku panjatkan to The One and Only My Lord Jesus. Berkat
penyertaanMu aku berhasil menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih karena
Engkau telah memperlancar dan mempermudah segala sesuatunya, sehingga aku
bisa sampai saat ini. Biarlah ini bukan untuk kesombonganku, melainkan hanya
untuk kemuliaan namaMu saja Tuhan. Sertailah aku menuju tahap selanjutnya,
dan biarlah apapun yang aku lakukan selalu Engkau buat berhasil dan beruntung.
Amin.
Terkhusus ucapan terima kasih kepada keluargaku tercinta, my core support
system. Papaku, Hary Tresna Priana Wibisono. Terima kasih karena papa selalu
memberikan nasehat dan ajaran-ajaran yang berguna untuk kehidupanku.
Mamaku, Rency Kalsum Latjeno. Role model-ku, wanita terkuat yang pernah aku
ketahui, and The Best Mom in The World. Kakakku, Luigie Enry Rheinan Hary.
Makasi ya mas selalu bareng aku dari TK sampe kuliah. Adikku, Biaggi Rakhmat
Rheinan Hary. Gendutnya aku yang selalu nyebelin tapi ngangenin. Terima kasih
atas cinta kalian semua. I LOVE YOU ALL! Ohana means family, family means
nobody gets left behind or forgotten.
Terima kasih kepada seluruh jajaran dekanat, Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto,
M. Si, selaku dekan Fakultas Psikologi. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si.,
selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi.
Terima kasih kepada Dosem Pembimbing Akademik saya selama ini, Ibu
Maria Magdalena Nimas Eki Suprawati M.Si.,Psi. dan Bapak Dr. Hadrianus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Wahyudi M.Si. Terima kasih juga saya ucapkan kepada seluruh jajaran dosen
pengajar di Fakultas Psikologi Univesitas Sanata Dharma.
Terima kasih kepada Bapak C. Siswa Widyatmoko, M.Psi yang telah
bersedia menjadi dosen pembimbing skripsi ini. Terima kasih juga karena selalu
bisa menghilangkan perasaan cemas saya terhadap penelitian saya pak. Saya
selalu mengingat nasehat bapak “Lakukanlah apapun yang kamu mau, selama
langkah yang kamu pilih tidak menyesatkan (penelitian) dirimu”
Terima kasih kepada para dosen penguji saya, Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si
dan Bapak Edward Theodorus, M. App. Psy. Terima kasih karena sudah
memberikan banyak masukan untuk skrispi saya menjadi lebih baik dan
bermanfaat.
Rasa terima kasih juga saya ucapkan kepada Bapak Yohanes Babtista Cahya
Widiyanto M.Psi selaku Kepala Laboratorium Psikologi tahun 2015, Mas Muji
selaku laboran dan teman-teman student staff, yang telah memberiku banyak
pelajaran selama aku menjadi student staff di Laboratorium Psikologi. Terima
kasih atas kenangan bersama selama satu tahun.
Terima kasih kuucapkan untuk sosok lelaki dalam hidupku, Richard
Alexander. Terima kasih karena selalu menguatkanku disaat aku lelah
menghadapi tantangan-tantangan dalam hidupku. Terima kasih karena telah
mengajariku banyak hal untuk mencintai dan dicintai. Terima kasih karena selalu
sabar denganku. Terima kasih untuk canda, tawa, kesal, sedih, senang, dan
kegilaan yang telah kita lalui bersama. I’m everything I am, because you loved me.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Terima kasih juga kuucapkan kepada sahabat-sahabatku “HELIKOPTER”.
Erlin Sanjaya S. Psi, a half of me. Makasi ya lin karena selalu bareng dan saling
mendukung dimanapun dan kapanpun. Claudia Kartika Panutan S. Psi, The
independent woman. Thank you for our madness moments we made, and “the
talk” together. Priscilla Fanifati Zebua S. Psi, The Brain. Makasi ya fan udah
mau selalu membagi kepintaranmu untuk aku. Angger Aprie Wibawa S. Psi, The
Man. Makasi ya prek udah mau jadi yang paling ganteng sendiri diantara kita
semua. Sekali lagi terima kasih atas persahabatan, dukungan, kegilaan, tawa,
canda, kebodohan, dan semua momen yang udah kita lewatin bareng. Aku
berharap persahabatan kita selalu seperti “helikopter” yang sejauh manapun atau
setinggi apapun ia terbang, ia pasti selalu mendarat. Begitu pula dengan kita,
sejauh manapun kita pergi untuk meraih kesuksesan masing-masing, kita akan
selalu kembali “pulang” Terima kasih karena sudah menjadi rumah bagiku.
Stay together, always forever ya guys. God Bless you all <3
Terima kasih untuk my unbiological sisters, Ni Luh Made Utari Praharsini S.
Psi dan Valeria Satwika Anindita S. Psi. Terima kasih sudah hadir dalam
hidupku. Thank you for sharing and caring each other. GBU always sissy
Terima kasih untuk keluarga Psychology Basketball USD. Ko Ching, Abang
Martin, Kak Ochy, Mas Moundri, Kak Yatim, Ko Albert, Mas Parto, Ko Akeng,
Mbak Tina, Mbak Ruthi, Mbak Angga, Mbak Novi, Cicik Stephanie, Mbak Sita,
Kak Monic, Kak Randy, Kak Ayik, Kak Yoan, Mbak Betrik, Radit, Yosua, Nia,
Gorbi, Gera, Yuka, Sinta, Novi, Asti, Deva, Foury, Cindy, dan yang mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
belum aku sebut. Terima kasih karena sudah menghiasi kehidupan perkuliahanku
selama 4 tahun ini.
Terima kasih untuk orang-orang yang telah membantuku dan bertukar pikiran
Ko Akeng, Ko Natan, Mas Igna. Kepada seluruh orang-orang yang telah mengisi
kehidupan kuliahku, Anggota Keamanan AKSI 2013, 2014, dan 2016, terima
kasih sudah menjadikan aku sebagai keamanan sejati. “geng kobra” tetep edan ya
kalian semua! , “geng crocodile drugs” tetep solid ya kalian!, “trah 2010” terima
kasih mas-mas dan mbak-mbak!, “teman-teman bimbingan dengan Pak Siswa”
semangat ya guys! “kelas D 2012” terima kasih karena sudah mempercayakan aku
sebagai menteri olahraga buat kalian. “geng Bali” terima kasih karena selalu
membuat saya merasa seperti di Bali. Tidak lupa juga untuk teman pertamaku saat
pertama kuliah, Tiara Luwita Assa S. Psi. Walaupun sekelas deng ngana cuma
satu semester, tapi ngana akan selalu kita ingat!
The last but not least, untuk semua teman-teman angkatan 2012 “PSY012”
terima kasih untuk semua kebersaman dan kenangan-kenangan yang udah kita
lewatin bareng selama empat tahun. Suatu saat nanti kalian akan menjadi bagian
dari rangakain cerita kepada anak dan cucuku. Sukses untuk kita semua! *cheers*
tidak lupa juga kepada teman-teman yang telah hadir untuk memberi dukungan
pada saat proses pendadaran atau sidang skripsi. Terima kasih untuk makanan-
makanan yang enak dan bunga-bunga yang indah-indah. That means so much for
me
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
saya meminta maaf atas kesalahan dan kelalaian yang telah diperbuat baik sikap,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN MOTO ....................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xxii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 12
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 12
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 12
1. Manfaat Teoritis ........................................................................... 12
2. Manfaat Praktis ............................................................................ 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB II. LANDASAN TOERI ....................................................................... 14
A. Stres.................................................................................................. 14
1. Definisi Stres ................................................................................ 14
2. Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Stres .............................. 16
B. Stres Sebagai Respon ....................................................................... 18
C. Stres Sebagai Stimulus ..................................................................... 20
D. Stres Terkait Cognitive Appraisal .................................................... 21
E. Kelekatan Terhadap Ibu ................................................................... 23
1. Definisi Kelekatan ....................................................................... 23
2. Mekanisme Terjadinya Kelekatan Terhadap Ibu ......................... 25
3. Aspek Kelekatan Terhadap Ibu .................................................... 26
4. Dampak dari Kelekatan Terhadap Ibu ......................................... 28
5. Jenis Kelekatan ............................................................................ 30
F. Mahasiswa Perantau......................................................................... 31
1. Definisi Mahasiswa Perantau ....................................................... 31
2. Faktor-Faktor Perubahan pada Mahasiswa Perantau ................... 31
G. Hubungan Antara Kelekatan Terhadap Ibu dengan Tingkat Stres Pada
Mahasiswa Perantau ........................................................................ 33
E. Skema Penelitian .............................................................................. 38
F. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 39
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 40
A. Jenis Penelitian................................................................................. 40
B. Identifikasi Variabel Penelitian........................................................ 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
C. Definisi Operasional ........................................................................ 40
1. Stres.............................................................................................. 41
2. Kelekatan Terhadap Ibu ............................................................... 42
D. Subjek Penelitian ............................................................................. 43
E. Prosedur Penelitian .......................................................................... 44
F. Uji Coba Alat Pengumpulan Data.................................................... 44
G. Metode dan Alat Pengumpulan Data ............................................... 45
1. Metode ......................................................................................... 45
2. Alat Pengumpulan Data ............................................................... 45
a. Symptoms of Stress Scale (SOS) .......................................... 46
b. The Inventory of College Students’ Recent Life Experiences
(ICSRLE) ............................................................................. 48
c. Perceived of Stress Scale (PSS) ........................................... 49
d. The Inventory of Parent and Peer Attachment-Mother Version
(IPPA-M) ............................................................................. 50
H. Validitas Dan Reliabilitas Skala Penelitian...................................... 51
1. Validitas dan Reliabilitas Skala SOS ........................................ 51
2. Validitas dan Reliabilitas Skala ICSRLE.................................. 52
3. Validitas dan Reliabilitas Skala PSS ......................................... 53
4. Validitas dan Reliabilitas Skala IPPA-M .................................. 54
I. Metode Analisis Data ........................................................................ 55
1. Uji Asumsi ................................................................................ 55
2. Uji Hipotesis ............................................................................. 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 57
A. Persiapan Penelitian ......................................................................... 57
B. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 57
C. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................................. 58
D. Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 60
E. Hasil Penelitian ................................................................................ 62
1. Uji Normalitas .............................................................................. 63
2. Uji Linearitas ............................................................................... 64
3. Uji Hipotesis ................................................................................ 66
F. Analisis Tambahan ........................................................................... 68
G. Pembahasan ..................................................................................... 74
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 83
A. Kesimpulan ...................................................................................... 83
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 84
C. Saran................................................................................................. 84
1. Bagi Ibu (figur lekat) ................................................................... 84
2. Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 86
LAMPIRAN ................................................................................................... 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABEL
TABEL 1. Usia Subjek Penelitian .................................................................. 58
TABEL 2. Jenis Kelamin Subjek Penelitian .................................................. 59
TABEL 3. Semester Subjek Penelitian .......................................................... 59
TABEL 4. Daerah Asal dan Tempat Tinggal di Perantauan .......................... 59
TABEL 5. Deskripsi Data Penelitian ............................................................. 60
TABEL 6. Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov ............................. 63
TABEL 7. Uji Linearitas Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Sebagai Respon
........................................................................................................................ 64
TABEL 8. Uji Linearitas Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Sebagai Stimulus
........................................................................................................................ 64
TABEL 9. Uji Linearitas Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Terkait Cognitive
Appraisal ........................................................................................................ 65
TABEL 10. Hasil Korelasi Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Sebagai Respon
........................................................................................................................ 66
TABEL 11. Hasil Korelasi Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Sebagai
Stimulus .......................................................................................................... 67
TABEL 12. Hasil Korelasi Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Terkait
Cognitive Appraisal ........................................................................................ 67
TABEL 13. Hasil Korelasi Aspek Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Sebagai
Respon ............................................................................................................ 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
TABEL 14. Hasil Korelasi Aspek Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Sebagai
Stimulus .......................................................................................................... 69
TABEL 15. Hasil Korelasi Aspek Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Terkait
Cognitive Appraisal ........................................................................................ 70
TABEL 16. Sumbangan Kelekatan Terhadap Ibu pada Stres Sebagai Respon.
........................................................................................................................ 71
TABEL 17. Sumbangan Kelekatan Terhadap Ibu pada Stres Sebagai Stimulus
........................................................................................................................... 72
TABEL 18. Sumbangan Kelekatan Terhadap Ibu pada Stres Terkait Cognitive
Appraisal ........................................................................................................ 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Skala Penelitian .................................................................... 92
LAMPIRAN 2. Reliabilitas Skala .................................................................. 105
LAMPIRAN 3. Uji One Sample T-test .......................................................... 106
LAMPIRAN 4. Uji Nomalitas Data ............................................................... 108
LAMPIRAN 5. Uji Linearitas ........................................................................ 109
LAMPIRAN 6. Uji Hipotesis ......................................................................... 110
LAMPIRAN 7. Skala Survey Online ............................................................. 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. Skema Penelitian .................................................................... 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat
dialami oleh siapa saja dan memiliki implikasi negatif jika berakumulasi
dalam kehidupan individu tanpa solusi yang tepat. Akumulasi stres
merupakan akibat dari ketidakmampuan individu dalam mengatasi dan
mengendalikan stres yang dialami (Rasmun, 2004). Stres merupakan keadaan
yang dialami ketika terjadi ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang
diterima dengan kemampuan untuk mengatasinya (Lazarus, 1976). Stres juga
dapat diartikan sebagai respon terhadap kejadian yang mengancam atau
menantang (Feldman, 2012). Stres merupakan suatu fenomena universal yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak dapat dihindari dan
dialami oleh setiap orang (Kumar & Bhukar, 2013). Menurut jenisnya, stres
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu eustress yang merupakan hasil dari
respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat
membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu yang
diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, dan kemampuan adaptasi.
Sedangkan, jenis stres kedua adalah distress yang merupakan hasil dari
respon yang bersifat tidak sehat, negatif, destruktif (bersifat merusak). Hal
tersebut termasuk konsekuensi individu yang diasosiasikan dengan keadaan
sakit, penurunan, dan kematian (Li, Cao, & Li, 2016). Pada penelitian ini,
jenis stres yang digunakan adalah distress karena pada umumnya orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menggangap stres sebagai sesuatu yang negatif (Li, Cao, & Li, 2016). Selain
itu, skala stres yang dipakai dalam penelitian ini juga berfokus pada stres
yang bersifat negatif.
Masa remaja juga tidak terlepas dari stres. Santrock (1989/2011)
menyatakan masa remaja identik dengan strom-and-stress atau masa
bergejolak yang diwarnai oleh konflik dan perubahan suasana hati. Meskipun
banyak variasi pada tahap remaja, umumnya remaja merupakan tahap di
mana seseorang mengalami perkembangan fisik dan mental menuju
kedewasaan seutuhnya (Kai-Wen, 2009). Sejalan dengan yang dikemukan
Santrock (1989/2011) remaja merupakan periode transisi perkembangan
masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan
biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Pada tahap ini, tugas perkembangan
remaja harus menerima keadaan fisiknya, mengurangi ketergantungan
dengan orang tua, menjadi mandiri, menyesuaikan diri dengan masyarakat,
dan menjalankan peran yang telah ditentunkan (Santrock, 1989/2011). Salah
satu peran sebagai remaja adalah menjadi mahasiswa. Umur mahasiswa
berada pada rentang 18 sampai dengan 24 tahun (Camenius, dalam Sarwono
2008).
Beberapa studi melaporkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara
mahasiswa dan stres (Schafer, 1996; Fisher, 1994; Altmaier, 1983; Greenberg
& Valletutti, 1980 dalam Pfeiffer, 2001). Hasil dari penelitian tersebut
menyatakan bahwa hanya beberapa mahasiswa yang lebih sensitif terhadap
suatu stresor. Hal ini tergantung dari karakter dan pola perilaku akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kerentanan mereka terhadap stres. Lebih lengkap Potter dan Perry (2005)
menyatakan bahwa respon stres dari setiap mahasiswa tergantung dari
kondisi kesehatan, kepribadian, pengalaman sebelumnya terhadap stres,
mekanisme koping, jenis kelamin, usia, besarnya stresor, dan kemampuan
regulasi emosi. Mahasiswa mengalami stres karena tuntutan terkait dengan
perubahan; meninggalkan rumah, menjadi pengambil keputusan yang
independen, dan bersaing dengan dunia luar (Altmaier, dalam Pfeiffer, 2001).
Di sisi lain, beberapa mahasiswa melihat transisi ini sebagai pengalaman
positif yang menarik. Tapi beberapa mahasiswa tampaknya merasa terancam
dengan perubahan ini. Setelah lulus dari sekolah menengah atas, mahasiswa
akan dihadapkan dengan tuntutan baru, harapan, dan stres (Nelson,
Dell’Oliver, Koch, & Buckler, 2001).
Prevalensi stres pada mahasiswa pernah dilakukan di beberapa
universitas dan lebih sering dijumpai pada fakultas kedokteran. Penelitian
yang dilakukan Firth (2004) pada salah satu universitas di Inggris, melibatkan
165 mahasiswa menunjukkan prevalensi stres sebesar 31.2%. Sementara itu
penelitian yang dilakukan di Asia, misalnya di Pakistan dengan 161
mahaiswa, prevalensi stres mahasiswa adalah 30.84% (Shah, Hasan, Malik,
& Sreeramareddy, 2010). Di Indonesia sendiri terdapat penelitian dengan 240
mahasiswa, dan menghasilkan prevalensi stres 50.8% (Legiran, Azis, &
Bellinawati, 2015). Sedangkan penelitian tentang faktor stres pada
mahasiswa, ditemukan bahwa 38% masalah interpersonal, 28% masalah
lingkungan, dan 15% masalah akademik (Ross, Niebling, & Heckert, 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Hasil yang sama ditunjukkan dalam beberapa penelitian, penyebab stres pada
mahasiswa dapat bersumber bermacam bidang seperti, akademik, hubungan
atau masalah interpersonal, dan perubahan hidup. Lebih lanjut, disebutkan
tuntutan eksternal bersumber dari tugas-tugas kuliah, penyesuaian sosial di
lingkungan kampus dengan karakteristik dan latar belakang teman yang
berbeda, mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan non akademis,
dan bekerja untuk menambah uang saku (Kai-Wen, 2009; Govaerst &
Gregoire, 2004).
Stres yang tidak mampu dikendalikan dan diatasi akan memunculkan
dampak negatif. Pada mahasiswa, dampak negatif secara kognitif antara lain
sulit berkonsentrasi, sulit mengingat materi, dan sulit memahami materi.
Dampak negatif secara emosional antara lain sulit memotivasi diri,
munculnya perasaan cemas, sedih, kemarahan, frustasi, dan efek negatif
lainnya. Dampak negatif secara fisiologis antara lain gangguan kesehatan
karena daya tahan tubuh yang menurun, badan terasa lesu, dan insomnia.
Dampak perilaku yang muncul antara lain menunda-nunda penyelesaian
tugas, malas kuliah, penyalahgunaan obat dan alkohol, terlibat dalam
kegiatan mencari kesenangan yang berlebihan serta berisiko tinggi
(Spagenberg & Theron, 1999; Heiman & Kariv, 2005; Pariat, Rynjah, Joplin,
& Kharjana, 2014; Widianti, 2007).
Dalam kehidupan mahasiswa, waktu bersama yang dihabiskan dengan
teman sebaya akan meningkat secara signifikan. Tetapi, orangtua tetap
memegang peranan penting dalam mempengaruhi perkembangan masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
remajanya (Moretti & Pelled, 2004). Salah satu isu penting yang berkaitan
dengan peran orangtua dalam perkembangan remaja adalah kelekatan yang
dibentuk sejak masa awal perkembangan. Istilah kelekatan (attachment)
pertama kali dikemukakan oleh John Bowlby yang merupakan suatu ikatan
emosional yang terbentuk dengan adanya kedekatan dan terkandung rasa
aman baik fisik maupun psikologis (Bowlby, 1969). Hubungan ini terbentuk
sejak bayi dan akan bertahan cukup lama dalam rentang kehidupan manusia
yang diawali dengan kelekatan anak pada ibu atau figur lain pengganti ibu
(Ervika, 2005). Bowlby (1982) mengatakan bahwa hubungan kelekatan
seseorang di awal kehidupan akan berdampak pada perkembangan sosial dan
emosional di tahapan usia mereka selanjutnya.
Menurut Bowlby (1982), kelekatan secara umum terbagi menjadi dua
jenis yaitu kelekatan aman (secure attachment) dan kelekatan tidak aman
(insecure attachment). Kelekatan aman terbentuk melalui kedekatan,
keamanan, dan perlindungan yang diberikan oleh ibu kepada anaknya
(Nickerson & Nagle, 2005; Schnyders, 2012). Sedangkan, kelekatan tidak
aman terbentuk ketika pengasuh kurang memberikan rasa aman sehingga
bayi mungkin menghindari atau menunjukkan penolakan atau sikap
ambivalen terhadap pengasuh (Santrock, 1984/2007).
Setelah John Bowlby menciptakan teori kelekatan, salah satu muridnya
yaitu Mary Ainsworth pada tahun 1969 melakukan penelitian untuk melihat
reaksi anak saat dipisahkan dari pengasuhnya dalam eksperimen yang dikenal
dengan strange situation. Dari eksperimen ini, Ainsworth menggolongkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
tiga pola kelekatan, yaitu secure attachment, dan mengembangkan pola
insecure attachment menjadi dua yaitu, insecure-ambivalent/resistance
attachment, dan insecure-avoidant attachment (Papalia, Olds, & Feldman,
1978/2008). Anak dengan kelekatan aman (secure attachment) menjadikan
orang tuanya sebagai basis keamanan (secure base) sehingga mereka dapat
meninggalkan orang tuanya untuk berekspolarsi dan kembali ke orang tuanya
untuk mecari keamanan.
Anak dengan insecure-ambivalent/resistance attachment cenderung
cemas meskipun belum ditinggalkan oleh figur lekat dan menjadi sangat
kecewa saat ditinggalkan sehingga mereka sangat sulit ditenangkan dan
hanya sedikit melakukan eksplorasi. Sedangkan, anak dengan insecure-
avoidant attachment jarang menangis bila ditinggalkan oleh figur lekat, tetapi
cenderung menghindar saat figur lekatnya kembali (Papalia, Olds, &
Feldman, 1978/2008).
Kelekatan pada masa awal perkembangan akan terus berlanjut dan
digeneralisasikan pada tahap perkembangan berikutnya, misalnya pada masa
remaja yaitu saat menjadi mahasiswa. Kelekatan terhadap ibu pada masa
remaja, terdiri dari tiga aspek yaitu komunikasi (communication),
kepercayaan (trust), dan keterasingan (alienation). Teori kelekatan pada masa
remaja ini dikembangkan oleh Armsden dan Greenberg (1987) dengan tidak
membedakan jenis kelekatan secure attachment dan insecure attachment,
akan tetapi hanya melihat kualitas kelekatan remaja terhadap ibu berdasarkan
kelekatan aman tinggi dan kelekatan aman rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Beberapa penelitian menujukkan hubungan yang signifikan antara
kelekatan dengan stres pada mahasiswa (Li, 2008; Davis, 2012; Petroff,
2008). Ditemukan juga penelitian lain, di mana individu dengan kelekatan
aman lebih mampu membangun dan mengelola hubungan positif, dan lebih
mampu menghadapi situasi yang penuh tekanan (Armsden & Greenberg,
1987). Beberapa peneliti mengindikasikan remaja dengan kelekatan aman
cenderung mengalami stres yang dirasakan lebih rendah (Dogan, Gur, Sener,
& Cetindag, 2012; Terzi, 2013). Dilaporkan juga mahasiswa yang memiliki
kualitas kelekatan aman tinggi, kurang memiliki tingkat stres yang tinggi
(Dorin, 2014).
Orangtua merupakan sosok yang penting dalam membentuk
perkembangan remaja. Kelekatan antara orang tua dan anak akan berdampak
yang mendalam pada penalaran, sosial, dan regulasi emosi pada remaja
(Rabbani, Kasmaienezhadfard, & Pourrajab, 2014). Kelekatan aman terkait
dengan keterlibatan perilaku ancaman yang rendah, kesehatan psikologis,
peningkatan keterampilan sosial, dan peningkatan strategi koping (Moretti &
Pelled, 2004). Kelekatan telah diteliti dalam berbagai konteks dan spektrum
rentang usia. Kelekatan aman berhubungan dengan kepercayaan diri,
penyesuaian yang baik, dan transisi yang positif (Allen, Moore, Kuperminc,
& Bell, 1998; Paterson, Pryor, & Field, 1995). Sedangkan, kelekatan tidak
aman berhubungan dengan kecemasan, stres, depresi, gangguan kepribadian,
dan pikiran atau tindakan untuk bunuh diri (DiFilippo & Overholser, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Penelitian tentang kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada
mahasiswa masih jarang ditemukan di Indonesia. Hal ini yang menjadi
ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian serupa namun pada subjek
yang lebih khusus yaitu mahasiswa perantau. Mahasiswa perantau merupakan
individu yang tinggal di daerah lain untuk menuntut ilmu dan mempersiapkan
diri dalam pencapaian suatu keahlian jenjang perguruan tinggi diploma,
sarjana, magister atau spesialis disebut sebagai mahasiswa perantau
(Poerwadarminta, 2005). Fenomena ini terjadi karena persebaran kualitas
pendidikan yang tidak merata di Indonesia, sehingga pelajar setelah lulus
SMA memutuskan untuk meninggalkan daerah asalnya (merantau) dan
melanjutkan pendidikan yang lebih berkualitas di daerah lain (Sitorus, 2013).
Fenomena ini juga dianggap sebagai usaha pembuktian kualitas diri sebagai
seorang remaja yang akan dewasa untuk mandiri dan bertanggung jawab
dalam membuat keputusan (Santrock, 1989/2002).
Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDPT) Dikti tahun 2016
melaporkan bahwa Indonesia mengalami peningkatan jumlah perguruan
tinggi negeri maupun swasta sejak tahun 2010 hingga 2016. Data dikti tahun
2010 menunjukkan bahwa jumlah perguruan tinggi di Indonesia adalah 3098,
lalu pada tahun 2016 jumlahnya meningkat menjadi 4446 perguruan tinggi
(Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, 2016). Akan tetapi, peningkatan
perguruan tinggi yang pesat ini sangat disayangkan karena tidak bersamaan
dengan pemerataaan jumlahnya di setiap kota atau daerah. Masih ada kota
atau daerah yang memiliki sedikit perguruan tinggi atau bahkan tidak ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Dari 4446 perguruan tinggi di Indonesia, terdapat 2136 atau hampir 50%
berada di Pulau Jawa. Selain itu, perguruan tinggi berkualitas di Indonesia
juga masih didominasi oleh perguruan tinggi di Pulau Jawa. Berdasarkan
survey yang dilakukan oleh 4 International Colleges and Universities (4ICU)
pada tahun 2016 dari 50 universitas terbaik di Indonesia, 36 berada di Pulau
Jawa (4 International Colleges & Universities, 2016).
Dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi, tantangan yang
dihadapi mahasiswa perantau lebih beragam dibandingkan mahasiswa yang
bukan perantau. Mahasiswa yang berasal dari luar daerah harus beradaptasi
dengan kebudayaan, nilai atau norma-norma, dan lingkungan sosial yang
baru (Lee, Koeske, Sales, 2004). Perasaan kesepian, kurangnya dukungan,
dan kerinduan atau homesick juga akan dialami oleh mahasiswa perantau
(Wei, Heppner, Mallen, Liao, Ku, & Wu, 2007). Kerinduan atau homesick
dianggap sebagai “duka-mini” karena terpisah dari orangtua, dapat membuat
mahasiswa perantau menjadi stres (Strobe, Vliet, Hewstone, Willis, 2002).
Terlihat bahwa ketidakhadiran orang tua di perantauan merupakan salah satu
perubahan situasi yang cukup berpengaruh bagi mahasiswa perantau. Hal ini
dapat terjadi karena intensitas komunikasi antara anak dan orang tua
cenderung berkurang setelah merantau dibandingkan pada saat masih tinggal
bersama (Borg & Cefai, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Nasution (1997) menyatakan bahwa
perpindahan mahasiswa ke daerah perantauan menyebabkan perubahan
kondisi-kondisi yang meliputi perubahan dalam lingkungan fisik, biologis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
budaya, psikologis, dan ekonomi sehingga dapat memicu stres. Kenny (1987)
menyebutkan bahwa dunia kampus dapat disamakan dengan strange situation
seperti yang dikatakan Mary Ainsworth, di mana individu dengan kualitas
kelekatan yang tinggi (secure attachment) menganggap proses meninggalkan
rumah untuk memasuki dunia kampus sebagai tempat untuk mengeksplorasi
dan menguasai lingkungan serta mengembangkan kompetensi sosial. Di sisi
lain, individu dengan kualitas kelekatan yang rendah (insecure attachment)
merasa terancam dengan perubahan dan lingkungan barunya (Kenny, 1987).
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik menjadikan mahasiswa
perantau sebagai subjek penelitian karena mahasiswa perantau merupakan
populasi yang harus lebih diperhatikan. Mengingat tantangan yang dimiliki
oleh mahasiswa perantau lebih beragam, sehingga memungkinkan mahasiswa
perantau memiliki tingkat stres yang lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan
oleh Ghozali dan Aisyah (2014) menyatakan bahwa adanya perbedaan
tingkat stres antara mahasiwa yang tinggal sendiri (perantau) dengan
mahasiswa yang tinggal dengan orang tua. Mahasiswa yang tinggal sendiri
menunjukkan tingkat stres yang lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan
terhadap 92 subjek, menghasilkan 72% mahasiswa yang tinggal sendiri
mengalami stres, sedangkan mahasiwa yang tinggal dengan orang tua hanya
24.4% yang mengalami stres.
Selain itu, ditemukan juga penelitian bahwa adanya perbedaan tingkat
depresi antara mahasiswa yang tinggal sendiri (perantau) dengan mahasiswa
yang tinggal dengan orang tua. Tingkat depresi mahasiswa yang tinggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sendiri lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tinggal dengan
orang tua. Dalam penelitian yang dilakukan terhadap 54 subjek, disebutkan
mahasiswa yang tinggal sendiri 81.4% mengalami depresi, dengan rincian
depresi ringan 48.1% dan depresi sedang 33.3%. Sedangkan mahasiswa yang
tinggal dengan orang tua hanya 25.9% yang mengalami depresi, dengan
rincian depresi ringan 22.2% dan depresi sedang 3.7% (Amelia, 2016).
Walaupun depresi berbeda dengan stres, akan tetapi depresi merupakan
manifetasi dari stres yang berlebihan. Depresi adalah reaksi psikologis dari
stres, sehingga orang yang depresi pasti sudah mengalami stres (Atkinson,
Atkinson, Smith, & Bem, 1996/2010). Alasan lain mahasiswa perantau
penting untuk diteliti karena di Indonesia kasus bunuh diri yang dilakukan
oleh mahasiswa di tempat perantauan cukup banyak, sedikitnya 6 kasus
ditemukan dalam tahun 2016 (tribunews.com, 2016). Sebuah penelitian
menyatakan bahwa stres yang berlebihan menyebabkan depresi yang memicu
pikiran atau tindakan bunuh diri (Cole, Wingate, Tucker, Kerswill, O’Keefe,
dan Hollingsworth, 2015).
Dalam lingkup penelitian ini, hal yang menjadi kebaruan dibandingkan
dengan penelitian sebelumnya adalah variabel stres yang dilihat sebagai
konstruk yang luas. Di mana stres sebagai respons, stres sebagai stimulus,
dan stres terkait cognitive appraisal diukur, sehingga setiap aspek-aspek
dalam variabel stres dapat tercangkup dan terukur dengan maksimal. Hal ini
dilakukan karena pada penelitian-penelitian sebelumnya, stres yang diukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hanya sebatas aspek stres sebagai stimulus (Li, 2008; Davis, 2012; Petroff,
2008).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka pertanyaan penelitian yang merumuskan masalah dari penelitian ini
yaitu: apakah ada hubungan antara kelekatan terhadap ibu dengan tingkat
stres pada mahasiswa perantau?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam
bidang psikologi perkembangan dan sosial bahwa kelekatan anak dengan
ibu memiliki kaitan yang penting dengan tingkat stres pada masa
perkembangan selanjutnya. Terkhusus pada saat menjadi mahasiswa dan
harus merantau sehingga jauh dari figur lekat. Kelekatan dapat
membentuk karakter dan kepribadian seseorang menjadi adaptif atau
tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa Perantau
Penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa hubungan
dengan figur orangtua dapat menjaga kesejahteraan mahasiswa di
tempat perantauan.
b. Bagi Pengasuh (Ibu atau figur pengganti Ibu)
Penelitian ini dapat memberikan informasi atau pengetahuan
tambahan tentang pentingnya peran pengasuh dalam pembentukan
kelekatan karena akan berdampak pada perilaku, dan kemampuan
sosial anak di masa mendatang. Maka dari itu saat remaja
dipersiapakan sebagai mahasiswa dan merantau, kelekatan yang
terhadap ibu akan membentuk karakter anak yang kuat atau rentan
terhadap stres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. STRES
1. Definisi Stres
Menurut Lazarus & Folkman (1984) stres adalah keadaan internal
yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi
lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak
terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. Stres
juga merupakan suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun
psikologis (Chapplin, 1998/2006). Stres juga diterangkan sebagai suatu
istilah yang digunakan dalam ilmu perilaku dan ilmu alam untuk
mengindikasikan situasi atau kondisi fisik, biologis dan psikologis
organisme yang memberikan tekanan kepada organisme itu sehingga ia
berada di atas ambang batas kekuatan adaptifnya (Arend, & Gerard,
1997).
Atkinson (2000) mengemukakan bahwa stres mengacu pada
peristiwa yang dirasakan membahayakan kesejahteraan fisik dan
psikologis seseorang. Definisi lainnya mengatakan bahwa stres
merupakan suatu tuntutan yang mendorong organisme untuk beradaptasi
atau menyesuaikan diri (Nevid, Rathus, & Greene, 1999/2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Selain definisi di atas, masih banyak definisi stres lainnya dari
berbagai ahli. Namun, berikut merupakan penjelasan stres yang berkaitan
dengan penelitian ini:
a. Stres Sebagai Respons
Stres sebagai respons merupakan suatu respon atau reaksi
individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang
menimbulkan stres. Respons yang muncul dapat secara fisiologis,
seperti: jantung berdebar, pusing, dan gemetar. Sedangkan respons
psikologis seperti: takut, cemas, dan mudah tersingung (Lazarus &
Folkman, 1984).
b. Stres Sebagai Stimulus
Stres sebagai stimulus fokus kepada kejadian-kejadian atau
stresor yang menimbulkan stres. Pendekatan ini mengasumsikan
bahwa situasi tertentu yang penuh tekanan (stressful) tetapi tidak
memperhatikan perbedaan individual dalam menilai situasi tersebut
(Lazarus & Folkman, 1984).
c. Stres Terkait Cognitive Appraisal
Menurut Lazarus dan Folkman (1984) cognitive appraisal atau
peniliain kognitif merupakan interpretasi atau evaluasi kognitif
terhadap stresor. Penilaian kognitif menentukan mengapa dan sampai
sejauh mana transaksi yang spesifik atau serangkaian transaksi antar
individu dengan lingkungan yang menimbulkan stres. Konsep ini
akan lebih mudah dipahami dengan cara mengamatinya sebagai suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
proses pemberian kategori terhadap pengalaman serta memperhatikan
pula pengaruhnya terhadap kesejahteraan individu. Proses ini terjadi
secara terus-menerus sepanjang kehidupan.
Stres sebagai suatu konstruk yang memiliki definisi sangat luas, sehingga
peneliti berusaha tidak terbatas pada salah satu definisi stres. Pada
penelitian ini, akan mengukur stres sebagai respons, stres sebagai stimulus,
dan stres terkait dengan cognitive appraisal. Dengan demikian,
pengukuran stres yang dilakukan menjadi lebih luas.
2. Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Stres
Faktor-faktor psikologis yang dapat mempengaruhi stres adalah
(Nevid, Rathus, & Greene, 1999/2005):
a. Cara koping stres
Terdapat dua cara coping stres, yaitu coping yang berfokus pada
emosi (emotion-focused coping) dan coping yang berfokus pada
masalah (problem-focused coping). Bentuk coping yang berfokus pada
emosi ini mencangkup pengurangan stres dengan strategi seperti
menghindar, meminimalisir, membuat jarak, atau menilai positif
mengenai kejadian yang dialami. Namun, coping yang berfokus pada
emosi ini tidak menghilangkan stresor. Sebaliknya pada coping yang
berfokus pada masalah, individu menilai stresor yang dihadapi dan
melakukan sesuatu untuk mengubah stresor atau memodifikasi reaksi
untuk meringkan efek dari stresor tersebut. Cara coping yang berfokus
pada masalah ini dikatakan coping yang lebih efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
b. Harapan akan efikasi diri
Harapan akan efikasi diri berkenan dengan harapan individu
terhadap kemampuan diri dalam mengatasi tantang yang dihadapi,
harapan terhadap kemampuan diri untuk dapat menampilkan tingkah
laku terampil, dan harapan terhadap kemampuan diri untuk
menghasilkan perubahan hidup yang positif. Individu dapat mengelola
stres dengan lebih baik, apabila memiliki kepercayaan diri dan
keyakinan untuk mengatasi stres.
c. Ketahanan psikologis
Ketahan psikologis merupakan kumpulan trait yang berfungsi
sebagai sumber daya untuk menghadapi persitiwa-peristiwa hidup
yang menimbulkan stres, dan merupakan hal yang sangat penting
dalam perlawanan terhadap stres tersebut. Terdapat tiga trait yang
membentuk ketahanan psikologis : komtimen yang tinggi, tantangan
yang tinggi, dan pengendalian yang kuat terhadap hidup. Individu
dengan ketahanan psikologis yang tinggi menunjukkan gejala fisik
yang lebih sedikit dan tingkat depresi yang lebih rendah dalam
menghadapi stres.
d. Optimisme
Optimisme merupakan keyakinan atas segala sesuatu dari segi
yang baik dan menyenangkan, atau sikap selalu mempunyai harapan
baik. Sikap optimis menjadikan individu keluar dengan cepat dari
permasalahan yang dihadapi karena adanya pemikiran dan perasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
memiliki kemampuan untuk mengatasinya. Banyak penelitian yang
ditemukan berkaitan dengan optimisme. Misalnya penelitian tentang
optimisme dan penyakit, individu optimis cenderung lebih cepat
sembuh dibandingkan dengan individu yang pesimis.
e. Dukungan sosial
Dukungan sosial berperan untuk memperkecil tekanan-tekanan
atau stres yang dialami individu. Dengan adanya orang-orang di sekitar
akan membantu individu menemukan alternatif cara coping dalam
menghadapi stresor atau sekedar memberikan dukungan emosional
yang dibutuhkan selama masa-masa sulit.
f. Identitas etnik
Kebanggan terhadap identitas ras tau identitas etnik dapat
membantu indvidu menghadapi stres yang disebabkan oleh rasisme
dan intoleransi.
B. STRES SEBAGAI RESPONS
Pada tahun 1929 Walter Cannon merupakan orang pertama yang
menjelaskan reaksi tubuh terhadap stres. Identifikasinya tentang reaksi stres
sebagai ‘fight-or-fight response’. Respons ini merupakan reaksi stres di dalam
tubuh yang mencakup meningkatnya detak jantung, pernapasan, tekanan
darah, dan ketegangan otot. Arti dari ‘fight-or-flight response’ ini adalah saat
berhadapan dengan suatu ancaman, tubuh mempersiapkan dirinya untuk;
apakah akan tetap berada di tempat dan menghadapi ancaman tersebut fight,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
ataukah akan kabur/lari menjauhi ancaman tersebut flight (Santrock,
1989/2002).
Selanjutnya pada tahun 1974, Hans Selye yang berasal dari Austria
melakukan penelitian tentang stres. Berdasarkan hasil penelitiannya,
perubahan-perubahan fisiologis tubuh berhasil dispesifikasi dan disimpulkan
bahwa apapun bentuk stresor, tubuh tetap berekasi dengan cara yang sama.
Selye juga menjelaskan bahwa tubuh memiliki tingkat resistensi normal, yaitu
tingkat resitensi ketika tubuh dalam kondisi biasa (tidak menghadapi stres).
Pada saat menghadapi stres, tingkat resistensi ini mengalami perubahan
dengan tujuan agar mampu beradaptasi dengan stres yang dialami.
Munculnya sebuah konsep yang dikenal dengan General Adaptation
Syndrome (GAS).
Konsep ini terdiri dari tiga fase (fase bagaimana seseorang beradaptasi
dengan stres): Fase pertama merupakan alarm, fase peringatan bahwa ada
stresor yang perlu ditangani. Pada tahap ini bila stresor terlalu kuat (seperti
kebakaran hebat, temperatur yang ekstrim) kematian dapat terjadi. Hal ini
disebabkan karena tingkat resistensi individu memang sedang menurun. Fase
kedua disebut resistance, bila stres berlangsung terus menerus maka tingkat
resistensi tubuh akan mengalami peningkatan diatas tingkat normal dengan
tujuan untuk melakukan adaptasi terhadap stresor sehingga individu bisa
berfungsi dengan optimal.
Individu sudah merasa normal kembali meskipun stres sebenarnya masih
ada, namun energi yang dikeluarkan lebih tinggi dari biasanya sehingga tubuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
sebenarnya bekerja lebih keras. Bila stres masih terus berlanjut, tubuh akan
terus menyesuaikan diri dengan stresornya. Pada saat ini tingkat resistensi
tubuh akhirnya menurun sampai di bawah normal karena kelelahan. Fase
ketiga ini disebut exhaustion, tanda-tanda pada fase alarm muncul kembali,
tetapi karena energi yang digunakan sudah habis, tubuh tidak dapat lagi
melakukan adaptasi. Hal ini membuat berbagai macam gangguan baik secara
fisik maupun psikologis terjadi (Siswanto, 2007).
C. STRES SEBAGAI STIMULUS
Ketika seseorang mengatakan “saya memiliki kehidupan pernikahan
yang stres” pernyataan tersebut mengacu pada situasi, bukan mengacu
respons terhadap situasi. Pendekatan ini lebih memperhatikan karakteristik
tertentu dari stresor. Menurut Feldman (1987/2012) terdapat empat
karakteristik stresor, yaitu sebagai berikut :
1. Cataclysmic events
Stresor ini mengacu pada perubahan besar atau kejadian yang
berdampak pada beberapa orang atau seluruh komunitas dalam waktu
yang sama, serta di luar kendali siapapun. Contohnya bencana alam
(banjir, gempa bumi, gunung meletus), perang, dan sebagainya. Stresor
yang berdampak pada banyak orang ini, tidak terlalu signifikan karena
adanya perasaan senasib dan sepenanggungan.
2. Personal Stressor
Stresor ini mengacu pada peristiwa yang mempengaruhi individual.
Stresor ini dapat atau tidak dapat diprediksi, akan tetapi memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
pengaruh yang kuat karena membutuhkan upaya coping yang cukup
besar. Peristiwa dalam kategori ini seperti: kematian orang yang dicintai,
kehilangan pekerjaan, kegagalan besar, menderita penyakit mematikan,
dan sebagainya.
3. Background Stresor
Stresor ini dapat disebut sebagai “daily hassles” atau masalah sehari-
hari dalam kehidupan. Stresor ini memiliki pengaruh yang kecil namun
berlangsung terus-menerus sehingga dapat menganggu dan menyebabkan
stres negatif pada individu. Contoh stresor dalam kategori ini misalnya
mempunyai banyak tanggung jawab, merasa kesepian, berdebat dengan
teman, dan sebagainya. Walaupun masalah sehari-hari tidak seberat
perubahan besar dalam hidup seperti perceraian, kemampuan untuk bisa
beradaptasi dengan masalah sehari-hari sangat penting.
D. STRES TERKAIT COGNITIVE APPRAISAL
Menurut Lazarus dan Folkman (1984) teori appraisal terdiri dari
penilaian primer (primary appraisal), penilian sekunder (secondary
appraisal), dan penilaian kembali (reappraisal). Ketiga hal ini tidak dapat
dipandang sebagi proses yang terpisah karena mereka saling berinteraksi satu
sama lain untuk membentuk derajat stres.
1. Primary appraisal (penilaian primer)
Penilaian primer merupakan suatu proses mental yang berhubungan
dengan aktivitas evaluasi terhadap situasi yang dihadapi. Proses ini terjadi
unutk menentukan apakah suatu stimulus atau situasi yang dihadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
individu berada dalam kategori tertentu. penilaian ini terdiri dari tiga
kategori, yaitu: Irrelevant (tidak relevan), situsi yang terjadi tidak
berpengaruh pada kesejahteraan individu, situasi tersebut dianggap tidak
bermakna sehingga dapat diabaikan.
Benign positive appraisal (penilaian positif), situasi yang terjadi
dirasakan dan dihayati sebagai hal yang positif dan dianggap dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup. Appraisal ini ditandai oleh emosi
yang menyenangkan seperti kegembiraan, cinta, kebahagiaan, keriangan
atau ketentraman.
Stress appraisal (penilaian yang menimbulkan stres), situasi yang
terjadi menimbulkan makna gangguan, kehilangan, ancaman, dan
tantangan bagi individu.
2. Secondary appraisal (penilaian sekunder)
Penilaian sekunder merupakan proses yang digunakan untuk
menentukan apa yang dapat atau harus dilakukan untuk meredakan stres
yang sedang dihadapi. Pada tahap inilah individu akan memilih cara yang
menurutnya efektif untuk meredakan stres. Proses ini mencakup: evaluasi
mengenai coping stress yang digunakan dengan mempertimbangkan
konsekuensi yang muncul sehubungan dengan coping tersebut. Selain itu,
evaluasi terhadap potensi-potensi yang dimiliki individu yang dapat
mendukung upaya coping stress. Proses ini berusaha mempertimbangkan
berbagai sumber yang dimiliki individu dengan memperhitungkan
tuntutan yang ada dalam menentukan coping stress yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3. Reappraisal (penilaian kembali)
Penilaian kembali merupakan perubahan yang terjadi karena adanya
infromasi yang baru, baik yang bersumber dari lingkungan yang dapat
menahan atau memperkuat tekanan bagi individu, maupun informasi dari
rekasi individu itu sendiri. Melalui tahap penilaian tersebut, seseorang
mempertimbangkan makna dan pengaruh situasi terhadap kesejahteraan
dirinya. Dengan demikian, selain karakteristik dari suatu situasi yang
dapat menimbulkan stres, proses penilaian kognitif sangat berpengaruh
bagi seseorang dalam menghayati tingkat stres.
E. KELEKATAN TERHADAP IBU
1. Definisi Kelekatan
Istilah kelekatan (attachment) pertama kali dikemukakan oleh seorang
psikolog dari Inggris pada tahun 1958 bernama John Bowlby.
Menurutnya, kelekatan adalah suatu ikatan emosional yang kuat antara
bayi dan pengasuhnya. Hubungan ini akan bertahan cukup lama dalam
rentang kehidupan manusia yang diawali dengan kelekatan anak pada ibu
atau figur lain pengganti ibu (Bowlby, 1969, 1979). Kelekatan yang
bersifat kontimun ini, relatif stabil sepanjang rentang kehidupan manusia
dan dapat berdampak pada hubungan romantis, sikap interpersonal, dan
kejiwaan individu (Brennan & Shaver, 1995; Hazan & Shaver, 1990).
Dalam membentuk kelekatan tersebut ada beberapa tahapan. Tahapan
tersebut antara lain mencari kesamaan dan kedekatan dengan figur
kelekatan, menggunakannya sebagai tempat berlindung saat tertekan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
menggunakannya sebagai dasar rasa aman, mempunyai ikatan emosional
pada sosok tersebut baik secara negatif ataupun positif, adanya rasa
kehilangan terhadap ketidakhadiran orang tersebut (Bowlby, 1988; Hazan
& Shaver, 1994). Kelekatan lebih umum terjadi pada ibu, karena ibu
dianggap sebagai figur yang dapat memberikan kepuasan oral atau
kebutuhan akan ASI pada bayi (Freud, dalam Santrock 1989/2002).
Kelekatan yang terbentuk sejak bayi membentuk kelekatan aman dan
kelekatan tidak aman (Santrock, 1984/2007). Kelekatan aman terbentuk
ketika bayi menggunakan pengasuhnya (biasanya ibu) sebagai dasar akan
rasa aman untuk mengeksplorasi lingkungan. Sedangkan kelekatan tidak
aman terbentuk ketika bayi mungkin menghindari pengasuh atau
menunjukkan penolakan atau sikap ambivalen terhadap pengasuh
(Santrock, 1984/2007).
Kelekatan sendiri bersifat berkelanjutan karena secara primer terus
menerus membentuk model mental diri dan sebagai komponen
kepribadian (Bowlby, 1980). Kelekatan akan menjadi kepenuhan diri
karena tindakan yang didasari kelekatan tersebut akan menghasilkan
konsekuensi yang menguatkan tindakan tersebut (Bowlby, 1980).
Contohnya, ketika individu baru memiliki kontak sosial yang baru, ia
akan bertindak defensive maka akan meningkatkan penolakan sosial,
sehingga ini akan menjadi penguat perasaaan tidak aman individu tersebut
(Douglas & Atwel, 1988).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2. Mekanisme Terjadinya Kelekatan Terhadap Ibu
Asumsi dasar dari teori kelekatan adalah akibat dari ketidakmatangan
yang ekstrim ketika bayi dilahirkan, bayi dapat bertahan hanya apabila ibu
mau menyediakan keamanan dan perhatian. Oleh karena itu, kelekatan
dengan ibu di tahun pertama menjadi dasar yang penting bagi
perkembangan seseorang di kemudian hari. Ketersediaan figur ibu saat
bayi mengalami tekanan menyebabkan bayi mulai mengembangkan diri
dan mencari kedekatan dengan ibu. Pengasuhan yang dilakukan tersebut
diregulasikan dengan memberikan timbal balik. Ketika bayi tersenyum,
ibu juga akan memberikan senyuman yang akan memberikan kepuasan
bagi bayi. Ketika bayi menangis, maka ibu akan mencari cara untuk
menenangkan bayi. Ketika ibu pergi, maka bayi akan mengikutinya baik
secara visual maupun fisik.
Sistem tersebut membentuk relasi yang mendorong kelangsungan
hidup bayi (Hazan & Shaver, 1994). Ibu yang responsif, akan segera
memberikan perlindungan atau kebutuhan bagi bayinya. Berdasarkan
interaksi yang terus berulang ini, anak dan ibu mengembangkan hubungan
kelakatan yang saling menguntungkan (mutuality attachment) dan
memunculkan tingkah laku lekat di antara keduanya. Tingkah laku lekat
merupakan bentuk perilaku yang dihasilkan dari usaha seseorang untuk
mempertahankan kedekatan dengan seseorang yang dianggap mampu
memberikan perlindungan dari ancaman lingkungan terutama saat
seseorang merasa takut, sakit, atau terancam (Eliasa, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Proses ini akan meningkatkan hubungan ibu dan anak sehingga anak
akan menyimpan pengetahuannya mengenai suatu hubungan khususnya
pengetahuan mengenai keamanan dan bahaya dalam mekanisme yang
disebut internal working model. Internal working model ini yang
mendasari anak untuk berelasi dengan orang lain, menghadapi orang lain,
dan kemampuan untuk meregulasi emosi. Oleh karenanya kelekatan ini
relatif akan stabil sepanjang hidupnya (Blount-Matthew & Hertenstein,
2006). Internal working model selanjutnya akan menggiring anak untuk
menentukan perilaku dan perasaan dalam berinterkasi di masa depan.
Anak yang memiliki ibu yang mencintai, dapat memenuhi kebutuhan, dan
memberikan perlindungam akan mengembangkan model hubungan positif
yang didasarkan pada rasa percaya (trust). Tetapi, anak yang memiliki ibu
tidak tanggap, dan kurang perhatian akan mengembangkan model
hubungan yang negatif dan penuh kecurigaan (mistrust) sehingga
membuat anak menjadi pencemas serta kurang mampu menjalin
hubungan sosial.
3. Aspek Kelekatan Terhadap Ibu
Aspek kelekatan anak terhadap ibu terbagi menjadi tiga yaitu
kepercayaan, komunikasi, dan keterasingan (Greenberg, 2009).
a. Kepercayaan (trust)
Rasa percaya ini terbentuk ketika ibu sensitif, bertanggung jawab
dan mau menerima perilaku anak, sehingga anak merasa aman untuk
berinteraksi dengan ibunya (Bowlby, 1988; Feeney & Noller, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Oleh karena rasa percaya tersebut, anak menjadi yakin bahwa figur
lekat akan selalu ada dan menjaga mereka ketika mereka
membutuhkan. Kepercayaan yang terbentuk pada anak ini akan
membuatnya melihat dunia sebagai suatu tempat yang aman, baik dan
menyenangkan untuk dihuni (Erickson, dalam Santrock 1989/2002).
Pada perkembangannya, seseorang yang memiliki rasa percaya ini
akan lebih menghormati orang lain, mudah untuk berkomunikasi
dalam berinteraksi dengan orang lain, sehingga dapat menggunakan
strategi yang efektif dalam menyelesaikan masalahnya (Hazan &
Shaver, 1994; Vivona, 2000).
b. Komunikasi (communication)
Komunikasi yang terjadi antara anak dan ibu pada dapat
membentuk tingkatan aman seorang individu (Bowlby, 1988).
Komunikasi kaitannya dengan kelekatan ini merupakan interaksi
antara anak dengan orang tua yang melibatkan sentuhan kasih sayang
dan perhatian serta mendengarkan cerita anak secara penuh (Zolten &
Long, 2006). Komunikasi juga membantu individu dalam proses
perkembangan intelektual dan sosial, pembentukan identitas diri dan
jati diri, dan penentu kesehatan mental (Supratiknya, 1995).
c. Keterasingan (alienation)
Keterasingan merupakan suatu perasaan tidak aman atau
terabaikan dari figur kelekatan (Armsden & Greenberg, 1987).
Perasaan ini pada anak akan muncul karena orang tua bercerai,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
mengabaikan anak maupun menolak anak (Lowenstein, 2008).
Pengalaman alienasi ini membuat anak merasa kehilangan orang tua
mereka, sehingga anak tidak mampu untuk menceritakan pengalaman
mereka dan berusaha untuk menolak apapun yang mereka rasakan,
termasuk diri mereka sendiri (Baker, 2005). Maka dari itu hal ini
membuat anak akan meminimalkan kemarahan atau melakukan
penghindaran, sehingga kemampuan sosial yang dimiliki anak
cenderung kurang baik (Vivona, 2000).
4. Dampak dari Kelekatan Terhadap Ibu
Setiap aspek dari kelekatan terhadap ibu memiliki dampak bagi
kehidupun anak, antara lain :
a. Dampak dari rasa percaya yang dibentuk akan membuat anak lebih
berani dalam menghadapi dunia, dapat meregulasi emosi secara lebih
baik, dan memiliki kemampuan untuk berempati (Malekpour, 2007).
Anak juga mampu mengeksplorasi lingkungan secara optimal,
sehingga perkembangan perilaku, emosi, sosial, kognitif, dan
kepribadian anak juga akan menjadi optimal (Stams, Juffer, &
Ijzendoorn, 2002). Pada perkembangannya individu akan mudah
percaya dengan orang lain, percaya diri, merasa diri berharga, dan
mudah untuk beradaptasi (Feeney & Noller, 1996)
b. Dampak dari komunikasi antar anak dengan ibu yang dibangun
dengan penuh kehangatan dan efektif dapat membuat anak lebih
mudah menceritakan segala hal sehingga menjadi lebih terbuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(Aspy, Vesely, Oman, Rodine, Marshall, & McLeroy, 2007). Pada
perkembangannya individu akan memiliki kemampuan komunikasi
dengan orang lain dengan baik, sehingga kemampuan sosial yang
dimiliki juga baik.
c. Dampak dari alienasi atau keterasingan akan mudah mengalami stres
depresi karena merasa sendiri, kehilangan rasa kepercayaan karena
tidak mempunyai pedoman yang stabil serta kurang dapat melihat
intensi baik orang lain, memiliki harga diri yang rendah dan sulit
untuk mempertahankan suatu hubungan (Baker, 2005).
Ketidakmampuan mempertahankan hubungan yang dimiliki timbul
karena adanya rasa percaya yang rendah sehingga mudah menyerah
dan kurang mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Selain itu,
perasaan terasing juga menimbulkan kebingungan identitas maupun
merasa tidak menjadi milik siapapun. Pada perkembangannya,
individu akan cenderung mandiri karena tidak membutuhkan orang
lain dan tidak menerima persahabatan, sehingga cenderung tidak
hangat dan tidak disenangi orang lain. Menolak dukungan, menolak
simpati, menolak cinta, dan respons positif lainnya dari orang sekitar.
Selain itu juga merasa khawatir, minder, curiga dengan orang lain,
dan merasa orang lain sedang mengkritiknya (Eliasa, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
5. Jenis Kelekatan Terhadap Ibu
Jenis kelekatan ini berdasarkan aspek-aspek kelekatan terhadap ibu
yaitu kepercayaan, komunikasi, dan alienasi (Armsden & Greenberg,
1987):
a. Kelekatan aman yang tinggi
Kelekatan aman tinggi terhadap ibu terbentuk bila tingkat
alineasi dari ibu rendah, sedangkan tingkat kepercayaan dan
komunikasi terhadap ibu tinggi atau sedang (Armsden & Greenberg,
1987).
b. Kelekatan aman yang rendah
Kelekatan aman yang rendah terhadap ibu terbentuk bila tingkat
keterasingan dari ibu tinggi, sedangkan tingkat kepercayaan dan
komunikasi terhadap ibu tinggi atau sedang. Selain itu, kelekatan
aman rendah juga terbentuk jika tingkat alienasi tinggi, dan salah satu
antara tingkat kepercayaan atau komunikasi rendah juga (Armsden &
Greenberg, 1987).
Dapat disimpulkan bahwa hal yang membedakan keduanya adalah tingkat
alienasi. Pada kelekatan aman tinggi, tingkat alienasi cenderung lebih
rendah dibandingkan kedua aspek lainnya. Sebaliknya pada kelekatan
aman rendah, tingkat alienasi akan cenderung tinggi dibandingkan kedua
aspek lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
F. MAHASISWA PERANTAU
1. Definisi Mahasiswa Perantau
Mahasiswa dalam masa perkembanganya termasuk ke dalam periode
remaja lanjut (Camenius dalam Sarwono, 2008) dengan rentang umur 18
sampai dengan 24 tahun. Cakupan kategori mahasiswa sangat luas sampai
jenjang S-3, sehingga peneliti membatasi hanya terhadap mahasiswa
jenjang S-1 yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Menurut
Poewadarminta (2005) mahasiswa merupakan individu yang belajar dan
terdaftar di perguruan tinggi, baik di lingkup universitas, institut, sekolah
tinggi ataupun akademi.
Perantau merupakan individu yang mencari penghidupan, ilmu, dan
sebagainya di daerah lain yang bukan merupakan daerah/tempat asalnya
(Kato, 2005). Berdasarkan kedua definisi tersebut, mahasiswa perantau
merupakan individu yang meninggalkan daerah asalnya untuk mencari
ilmu dan terdaftar dalam lingkup universitas, institut, sekolah tinggi
ataupun akademi.
2. Faktor-Faktor Perubahan pada Mahasiswa Perantau
Mahasiswa yang berasal dari daerah lain atau mahasiswa perantau,
harus lebih berupaya untuk menghadapi tantangan yang cukup besar
untuk menanggulangi stres yang akan mereka alami. Merantau bagi
mahasiswa dapat dikatakan sebagai perpisahan dengan lingkungan utama
yaitu keluarga. Menurut Gunarsa dan Gunarsa (2000) faktor-faktor yang
akan mengalami perubahan dan menjadi perbedaan dengan mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
yang bukan perantau, antara lain: perubahan pada lingkungan fisik,
terlihat pada mahasiswa perantau yang tinggal di daerah yang padat
penghuni, seperti kos atau asrama. Hal tersebut membatasi ruang gerak
mereka, penggunaaan sarana juga harus bergiliran, dan juga harus
bertoleransi dengan penghuni lain. Selain itu, mahasiswa perantau juga
akan mengalami perubahan sarana transportasi. Terkhusus bagi mereka
yang tidak memiliki kendaraan pribadi harus menggunakan sarana
transportasi umum (Nasution, 1997; Gunarsa & Gunarsa, 2000).
Perubahan biologis yang dihadapi oleh mahasiswa perantau adalah
perubahan gizi, menu makanan harus menyesuaikan dengan keadaan
keuangan yang dimiliki, perubahan waktu makan yang pada saat tinggal
bersama orang tua lebih teratur. Selain itu, perubahan suhu udara yang
lebih panas atau dingin dari tempat asalnya juga akan dialami oleh
mahasiswa perantau. Perubahan kondisi budaya meliputi, perubahan
bahasa, tata cara berbicara dan bergaul, cara berpikir, norma sosial yang
berlaku. Kondisi psikologis, mahasiswa perantau akan mengalami
perubahan kemandirian karena terpisah dari orang tua, bertanggungjawab
terhadap diri sendiri, lebih berinisiatif, dan kemampuan bekerja sama
dengan orang lain (Nasution, 1997; Gunarsa & Gunarsa, 2000).
Berdasarkan segi ekonomi terjadi perubahan biaya hidup, misalnya
harus mengatur uang sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari (Gunarsa & Gunarsa, 2000). Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wenhua dan Zhe (2013) disebutkan bahwa permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
yang akan dialami oleh mahasiswa perantau meliput faktor kehidupan
sehari-hari (kesulitan akomodasi, permasalahan keuangan, makanan sehat
dan bergizi), faktor sosial budaya (diskriminasi, penyesuaian dengan
budaya dan normal yang baru, masalah dalam hubungan sosial), faktor
psikologis (homesickness atau kerinduan terhadap kampung halaman dan
kesepian karena jauh dari keluarga).
G. HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP IBU DENGAN
TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PERANTAU
Interaksi awal antara anak dan pengasuh adalah inti dari teori kelekatan.
Ikatan afektif yang terbentuk antara anak dan pengasuh ini juga merupakan
inti dari perkembangan identitas diri, regulasi diri, dan sikap seseorang
(Bowlby, 1973). Kelekatan lebih umum terjadi pada ibu, karena ibu dianggap
sebagai figur yang dapat memberikan kepuasan oral atau kebutuhan akan ASI
pada bayi (Freud, dalam Santrock 1989/2002). Bowlby menggambarkan
kelekatan sebagai sistem kontrol motivasi yang memiliki tujuan untuk
mengusahakan keselamatan dan perasaan aman pada masa bayi dan kanak-
kanak melalui hubungan anak dengan ibu (Bowlby, 1969).
Dalam mengusahakan keselamatan dan perasaan aman, bayi akan
menunjukkan perilaku seperti menangis, memanggil, menempel, mencari, dan
perilaku lainnya. Perilaku tersebut muncul pada saat terjadi bahaya atau saat
bayi merasa stres. Ibu yang rensponsif, akan selalu ada untuk melindungi dan
menghibur ketika ancaman atau stresor itu datang. Hal tersebut akan
menghasilkan kedekatan serta kontak dengan ibu. Anak yang memiliki orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
tua, terutama ibu yang mencintai dan dapat memenuhi kebutuhannya akan
mengembangkan model hubungan positif dengan kelekatan yang didasarkan
pada rasa percaya (trust).
Kebutuhan anak yang terpenuhi secara intensif dan konsisten,
membentuk kelekatan aman dengan ibu dan juga akan menjadi dasar untuk
anak mengembangkan internal working model yang postif di mana anak
merasa bahwa dirinya berharga dan diterima (Bowlby, 1969, 1973, 1980;
Sroufe, 1990).
Menurut Bowlby (1973), seorang anak yang tumbuh dengan kelekatan
aman memiliki internal working model yang positif sehingga anak memiliki
konsep diri, keyakinan, dan kepercayaan dalam dirinya bahwa dia adalah
pribadi yang dicintai dan dapat mencintai. Anak dengan pribadi seperti ini
cenderung mudah beradaptasi, percaya diri, dan memiliki kemampuan sosial
yang baik beranjak dewasa. Secara terus-menerus anak akan mengembangkan
model yang serupa dengan dirinya. Oleh karena itu, model ini selanjutnya
akan digeneralisasikan anak dari orang tua kepada orang lain, misalnya pada
teman sebaya. Anak akan berpendapat bahwa teman adalah orang yang dapat
dipercaya (Eliasa, 2011).
Sebaliknya jika kebutuhan anak tidak terpenuhi dan mendapat penolakan
dari orang tua, maka anak akan mengembangkan perasaan curiga (mistrust),
cemas, sedih, dan rasa marah (Bowlby 1969, 1973, 1980). Hal ini akan
menjadi dasar terbentuknya internal working model yang negatif dan dapat
membuat anak merasa takut serta ragu bahwa ia akan diterima dan didukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
oleh sekitarnya (Bowlby, 1969, 1973, 1980; Sroufe, 1990). Anak yang
tumbuh dengan kecurigaan akan menjadi pencemas dan kurang mampu
menjalin hubungan sosial (Eliasa, 2011).
Anak yang tumbuh dengan penuh kecemasan seperti ini tidak memiliki
konsep diri yang baik, merasa tertolak, cenderung sulit beradaptasi, dan
kurang memiliki kemampuan sosial yang baik saat beranjak dewasa.
Akibatnya saat anak memasuki tahap baru dalam kehidupan yaitu sebagai
remaja yang harus merantau dan terpisah dari keluarga khususnya figur lekat
(ibu) maka remaja cenderung rentan terhadap stres.
Proses perpindah remaja sehingga terpisah dengan orang tua dan
menjadi mahasiswa perantau, merupakan hal yang serupa dengan penelitian
yang dilakukan oleh Mary Ainsworth yaitu strange situation (dalam Papaplia,
Old, & Feldmen, 2008). Remaja dengan kualitas kelekatan aman tinggi
menganggap proses meninggalkan rumah dan memasuki dunia kampus
sebagai tempat untuk mengeskplorasi dan menguasai lingkungan serta
mengembangkan potensi sosial. Sementara itu, remaja dengan kualitas
kelekatan aman rendah akan merasa terancam dengan lingkungan barunya
(Kenny, 1987).
Mahasiswa perantau juga akan dihadapkan dengan banyak tantangan
yang dapat menjadi stresor yaitu perubahan dari berbagai faktor, meliputi:
faktor fisik, biologis, sosial-budaya, psikologis, dan ekonomi (Gunarsa,
Gunarsa, 2000; Wenhua, Zhe, 2013). Mahasiswa perantau dengan kelekatan
aman tinggi dapat beradaptasi dengan baik karena mampu mengeksplorasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
daerah baru secara maksimal sehingga memiliki stres yang cenderung rendah
(Mattanah, Lopez, & Govern, 2011; Power, 2004). Kemampuan sosial yang
baik dapat menjadi dasar mahasiswa perantau untuk membangun relasi
pertemanan atau persahabatan (Armsden & Greenberg, 1987). Oleh karena
itu, walaupun jauh dari orangtua, tingkat stres yang dimiliki mahasiswa
perantau cenderung rendah karena di tempat perantauan tidak merasa sendiri
saat menghadapi masalah (Bernier, Larose, Boivin, & Soucy, 2004). Hal ini
didukung oleh kepercayaan (trust) yang terbentuk dari kelekatan aman tinggi,
sehingga remaja memiliki keyakinan bahwa akan selalu ada orang lain saat
dia membutuhkan bantuan atau dukungan.
Sementara itu, mahasiswa perantau dengan kelekatan aman rendah
cenderung menolak respons positif yang diberikan oleh orang lain, sehingga
dalam menghadapi masalah selalu sendirian. Hal ini juga didukung dengan
perilaku yang tidak hangat dimunculkan oleh anak pada masa remaja dengan
kelekatan aman rendah, sehingga terkesan mandiri dan menolak pertemanan
(Eliasa, 2011). Kemandirian ini merupakan bentuk penghindaran yang
dilakukan oleh remaja karena ketidakmampuan berhubungan sosial yang
kurang baik. Hal ini terjadi karena perasaan keterasingan (alienation) yang
dirasakan remaja akibat dari kelekatan aman rendah (Vivona, 2000). Padahal
dalam kehidupan kuliah yang penuh tekanan, mahasiswa perantau yang
memiliki banyak teman cenderung merasakan stres rendah. Hal ini sesuai
dengan teori stres yang mengungkapkan bahwa adanya perasaan senasib dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
sepenanggungan membuat stres yang dirasakan cenderung rendah (Feldman,
2012).
Kehidupan mahasiswa perantau yang terpisah dari orangtua khususnya
figur lekat menyebabkan proses pemantauan tidak dapat dilakukan secara
langsung melainkan hanya melalui alat komunikasi. Komunikasi
(communication) merupakan salah satu aspek yang penting dalam kelekatan
(Armsden & Greenberg, 1987). Oleh karena itu dalam masa perantauan, jika
komunikasi yang dibangun dengan figur lekat kurang baik, maka mahasiswa
perantau akan rentan terhadap stres. Hal ini didukung dengan penelitian yang
menyatakan bahwa komunikasi interpersonal dengan orang tua dapat
menurunkan tingkat stres pada remaja (Kamumu, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
H. SKEMA PENELITIAN
Gambar 1. Skema Penelitian
Tanda panah dua arah = stres berlangsung belakangan, didukung oleh kelekatan pada masa awal perkembangan yang membentuk
karakter tertentu pada seseorang dan berlanjut dengan kualitas aspek-aspek kelekatan terhadap ibu pada masa remaja.
Mudah beradaptasi
Percaya diri
Memiliki kemampuan sosial
yang baik
Menerima persahabatan
Merasa diri berharga
Sulit beradaptasi
Minder
Memiliki kemampuan sosial
yang kurang baik
Menolak dukungan, cinta, dan
respons positif dari orang lain
Merasa tertolak
INTERNAL WORKING
MODEL ( + )
INTERNAL WORKING
MODEL ( – )
STRES
TINGGI STRES
RENDAH
BASIC TRUST BASIC MISTRUST
MAHASISWA PERANTAU
Kelekatan aman tinggi:
Komunikasi tinggi,
kepercayaan tinggi,
keterasingan rendah
Kelekatan aman rendah:
komunikasi atau
kepercayaan rendah,
keterasingan tinggi
KELEKATAN
TERHADAP IBU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
I. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan dinamika penelitian yang telah dijelaskan, maka dapat
dikemukakan hipotesis dari penelitian sebagai berikut: ada hubungan negatif
antara kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau.
Hipotesis ini mengartikan, semakin tinggi kelekatan aman terhadap ibu dalam
diri mahasiswa perantau, semakin rendah tingkat stres yang dimiliki. Begitu
juga sebaliknya, semakin rendah kelekatan aman terhadap ibu dalam diri
mahasiswa perantau, semakin tinggi tingkat stres yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif, yaitu
mengumpulkan data yang dapat dianalisis dan disimpulkan dengan
perhitungan statistik (Azwar, 2015). Sedangkan jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional, yaitu penelitian yang
memiliki karakteristik berupa hubungan antara dua variabel atau lebih
(Supratiknya, 2014). Berdasarkan karakteristik tersebut, maka penelitian
ini memiliki tujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan negatif antara
dua variabel, yaitu kelekatan terhadap ibu dan tingkat stres pada
mahasiswa perantau.
B. Identifikasi Varibel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel independen : Kelekatan terhadap ibu
2. Variabel dependen : Tingkat Stres
C. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang digunakan untuk
memberikan gambaran bagaimana suatu variabel akan diukur (Mustafa,
2009). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
1. Stres
a. Stres Sebagai Respons
Stres yang dimaksud adalah respon-respon yang muncul
akibat suatu keadaan yang penuh tekanan. Respons ini dapat secara
fisiologis, seperti: jantung berdebar, pusing, dan gemetar.
Sedangkan respons psikologis seperti: takut, cemas, dan mudah
tersingung. Stres sebagai respons diukur dengan skala Symptoms of
Stress (McCarthy & Matheny, 2000).
Penilaian stres sebagai respons dilihat dari total skor perolehan
pada skala ini. Skor total yang tinggi menunjukkan kecenderungan
tingkat stres sebagai respons yang tinggi. Sedangkan, skor yang
rendah menunjukkan kecenderungan tingkat stres sebagai respons
yang rendah.
b. Stres Sebagai Stimulus
Stres yang dimaksud adalah kejadian-kejadian atau stresor
yang menimbulkan stres. Stres sebagai stimulus diukur dengan
skala The Inventory of College Students’ Recent Life Experiences
(Kohn, Lafreniere, & Gurevich, 1990). Skala ini berisikan
kejadian-kejadian atau stresor-stresor yang sesuai dengan
kehidupan mahasiswa.
Penilaian stres sebagai stimulus dilihat dari total skor
perolehan pada skala ini. Skor total yang tinggi menunjukkan
kecenderungan tingkat stres sebagai stimulus yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Sedangkan, skor yang rendah menunjukkan kecenderungan tingkat
stres sebagai stimulus yang rendah.
c. Stres Terkait Cognitive Appraisal
Stres yang dimaksud adalah penilaian kognitif atau evaluasi
terhadap suatu stresor. Dengan kata lain, stres terkait cognitive
appraisal berfokus pada persepsi seseorang terhadap suatu keadaan
yang penuh tekanan. Stres terkait cognitive appraisal diukur
dengan skala Perceived Stress Scale (Cohen, Kamarck,
Mermelstein 1983).
Penilaian stres terkait cognitive appraisal dilihat dari total
skor perolehan pada skala ini. Skor total yang tinggi menunjukkan
kecenderungan tingkat stres terkait cognitive appraisal yang tinggi.
Sedangkan, skor yang rendah menunjukkan kecenderungan tingkat
stres terkait cognitive appraisal yang rendah.
2. Kelakatan Terhadap Ibu
Kelakatan terhadap ibu merupakan ikatan emosional yang
terbentuk ketika bayi antara anak dan ibu. Kelekatan diukur dengan
Inventory of Parent and Peer Attachment (Mother Version) (Greenberg
& Armsden, 2009). IPPA-M adalah alat ukur yang dikembangkan
untuk melihat persepsi remaja baik positif dan negatif terhadap
dimensi afektif dan kognitif dari hubungan mereka dengan orang
tuanya, terutama sejauh mana figur ibu menjadi sumber rasa aman
secara psikologis. IPPA-M terdiri dari 3 dimensi yaitu rasa percaya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kualitas komunikasi, dan aleniasi (keterasingan) (Greenberg &
Armsden, 2009).
Penilaian kelekatan dilihat dari total skor perolehan pada skala
tersebut. Skor total yang tinggi menunjukkan kecenderungan kelekatan
aman yang tinggi. Apabila skor rendah, maka kecenderungan individu
memiliki kelekatan aman yang rendah.
D. Subjek Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Mustafidah,
2011). Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa perantau. Populasi
mahasiwa perantau sedemikian besar, sehingga tidak memungkinkan
peneliti untuk mengamati secara keseluruhan, maka dari itu bagian dari
keseluruhan populasi yang akan diamati harus ditarik untuk dijadikan
sampel penelitian.
Sampel dapat diartikan sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek
yang diteliti, yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan
diambil dengan menggunakan teknik tertentu (Mustafidah, 2011).
Selanjutnya teknik pemilihan subjek dalam penelitian ini adalah random
sampling dimana pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
(Sugiyono, 2010). Metode ini dipilih karena memudahkan peneliti untuk
mendapatkan subjek penelitian. Selanjutnya mahasiwa perantau harus
memenuhi kriteria; tinggal di asrama, kos, atau rumah tetapi tidak tinggal
dengan orang tua khususnya ibu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan skala yang disebarkan kepada mahasiswa
perantau berupa angket. Penyebaran dilakukan di kampus peneliti, dengan
cara memasuki beberapa kelas yang sebelumnya sudah meminta izin dosen
pengajar untuk menyediakan waktu pada akhir jam perkuliahan. Saat
masuk ke dalam kelas, peneliti menjelaskan kriteria subjek sehingga yang
tidak sesuai dengan kriteria boleh meninggalkan ruang kelas.
Penelitian ini dilakukan secara klasikal, setelah skala dibagikan
subjek langsung diminta untuk mengerjakan dan mengumpulkan.
Sementara itu untuk menjangkau mahasiswa perantau lain di luar kampus
peneliti, skala juga disebarkan secara online melalui media sosial seperti
facebook, path, twitter.
F. Uji Coba Alat Pengumpulan Data
Uji coba untuk ketiga skala yang mengukur stres dan satu skala yang
mengukur kelekatan terhadap ibu dilakukan pada mahasiswa perantau
yang mengikuti karakteristik subjek penelitian. Skala penelitian uji coba
disebar sebanyak 100 eksemplar. Namun tidak semua skala yang disebar
dapat digunakan karena ketidaklengkapan pengisian. Jumlah data uji coba
yang diperoleh setelah pengurangan tersebut adalah 80.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
G. Metode dan Alat Pengumpulan Data
1. Metode
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara menyebarkan angket kepada subjek penelitian yang telah
ditentukan oleh peneliti. Skala adalah alat ukur psikologis dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menangkap
respon seseorang terhadap konsep yang diukur sehingga dapat diberi
penilaian atau skor dan dapat diinterpretasikan (Azwar, 1999).
Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket dan online.
2. Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, stres diukur dengan beberapa alat ukur yaitu:
Symptoms of Stress Scale, The Inventory of College Students’ Recent
Life Experiences, dan Perceived Stress Scale. Sementara itu, varibel
kelekatan terhadap ibu akan diukur dengan skala IPPA-M (Inventory of
Parent and Peer Attachment - Mother Version).
Peneliti menggunakan adaptasi skala stres dan skala kelekatan
yang sudah digunakan dalam penelitian sebelumnya (Marthadewi,
2010; Purwanto, 2015) dan telah diuji secara empiris terbukti dapat
digunakan pada remaja di Indonesia. Proses pertama yang dilakukan
adalah menghubungi kedua peneliti sebelumnya dan meminta izin
untuk memakai skala yang telah diadaptasi pada penelitian masing-
masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Setelah mendapatkan izin dari kedua peneliti tersebut, berikut ini
penjelasan secara garis besar proses adaptasi skala pada penelitian
terdahulu; penerjemahan dilakukan melalui tiga proses, oleh peneliti
dan dua orang yang berkompetensi dalam bahasa inggris. Pertama
peneliti menerjemahkan ketiga skala ke dalam bahasa Indonesia.
Proses kedua, salah satu orang yang berkompetensi dalam bahasa
inggris menerjemahkan kembali terjemahan peneliti ke dalam bahasa
inggris.
Proses terakhir, skala berbahasa inggris yang dihasilkan pada
proses kedua dibandingkan dengan skala yang asli. Dari situ dilihat
apakah keduanya memiiki makna yang sama. Proses pembandingan ini
dilakukan oleh satu orang lainnya.
Berikut ini penjelasan mengenai masing-masing skala penelitian:
a. Symptoms of Stress Scale (SOS)
Skala yang dikembangkan oleh McCarthy dan Matheny
(2000) terdiri dari 10 item, mengukur frekuensi seseorang
mengalami permasalahan baik fisik maupun psikologis yang
merupakan simtom-simtom stres yang biasa terjadi.
Simtom-simtom tersebut akan diukur dengan frekuensi
sebagai berikut, tidak pernah (skor = 0), sekali sebulan (skor = 1),
sekali seminggu (skor = 2), dua sampai tiga kali seminggu (skor =
3), setiap malam atau setiap pagi (skor = 4), sekali atau dua kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
sehari (skor = 5), dan hampir sepanjang hari atau setiap hari (skor
= 6).
Berikut beberapa contoh item dari Symptoms of Stress Scale
yang telah diterjemahkan :
Symptoms of Stress Scale
Pada bagian ini ada beberapa hal yang mungkin anda alami dalam
kehidupan. Silahkan baca dan perhatikan gejala-gejala di bawah
ini dengan sekasama dan berilah tanda silang (X) pada frekuensi
gejala, seberapa sering anda mengalami hal-hal dibawah ini.
Pilihan jawaban frekuensi gejala :
1. Hampir sepanjang hari atau setiap hari
2. 1-2 kali sehari
3. Setiap malam atau setiap pagi
4. 2-3 kali seminggu
5. 1 kali seminggu
6. Sekali sebulan
7. Tidak pernah
___ Sakit kepala (item no. 1)
___ Susah tidur (item no. 5)
___ Mudah marah (item no. 6)
___ Kebosanan, perasaan tertekan (item no. 9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
b. The Inventory of College Students’ Recent Life Experiences
(ICSRLE)
Skala ini dikembangkan oleh Kohn, Lafreniere, dan Gurevich
(1990). Pada dasarnya skala dibuat untuk mengidentifikasikan
keterbukaan individu terhadap sumber-sumber stres atau kesulitan
sehari-hari (hassles). Skala ICSRLE juga meminta subjek untuk
mengidentifikasikan tingkat stresor tersebut dialami selama satu
bulan terakhir.
Skala ini diciptakan khusus untuk mahasiswa karena
mahasiswa memiliki pengalaman yang berbeda atau khas
dibandingkan populasi lain. Misalnya seperti berhadapan dengan
dosen, menjadi asisten pengajar, ujian, pembuatan makalah, dan
tugas akhir. Skala ini terdiri dari 49 item yang sesuai dengan
kejadian-kejadian pada kehidupan mahasiwa. Berikut beberapa
contoh item dari skala ICSLRE yang telah diterjemahkan :
The Inventory of College Students’ Recent Life Experiences
Berikut ini adalah daftar beberapa pengalaman yang anda telah
alami satu kali atau lebih. Silahkan mengindikasikan setiap
pengalaman, seberapa besar hal tersebut menjadi bagian dalam
hidup anda selama satu bulan terakhir ini. Tandailah jawaban anda
berdasarkan petunjuk berikut ini:
Intensitas kejadian dalam satu bulan terakhir:
0 = sama sekali bukan bagian dari hidup saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
1 = hanya sedikit dari bagian hidup saya
2 = sebagian besar hidup saya
3 = benar-benar bagian besar hidup saya
____ Konflik dengan dosen (item no. 3)
____ Berpisah dengan orang-orang yang disayangi (item no. 9)
____ Beban keuangan (item no. 21)
____ Tidak cukup beristirahat (item no. 27)
____ Tidak menyukai studi/pekerjaan anda (item no. 34)
____ Isoslasi/pengasingan sosial (item no. 42)
c. Perceived of Stress Scale (PSS)
Skala PSS dikembangkan oleh Cohen, Kamarck, dan
Mermelstrein (1983) merupakan instrumen psikologis yang
mengukur persepsi individu terhadap stres. Selain itu, PSS
mengukur keadaan dimana kehidupan seseorang dianggap penuh
dengan stres. Masing-masing item dalam skala ini didesain untuk
mendeteksi seberapa besar individu menemukan bahwa hal-hal
dalam hidupnya tidak diprediksi (unpredictable), tidak terkontrol
(uncontrollable), dan berlebih beban (overload). Terdapat 10 item
dalam skala ini dengan skor sesuai jawaban. Akan tetapi item
nomer 4, 5, 7, dna 8 di skor secara terbalik (0 = 4, 1 = 3, 2 = 2, 3 =
1, dan 4 = 0)
Berikut ini merupakan beberapa contoh item dari Perceived
Stress Scale yang telah diterjemahkan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Perceived Stress Scale
Pertanyaan dalam skala ini menanyakan bagaimana perasaan dan
pikiran anda selama satu bulan terakhir ini. Dalam semua kasus,
anda akan diminta untuk mengindikasikan seberapa sering anda
merasa dan memikirkannya.
0 = tidak pernah 3 = cukup sering
1 = hampir tidak pernah 4 = sangat sering
2 = kadang-kadang
1) Dalam satu bulan terakhir, seberapa sering anda jengkel karena
sesuatu terjadi tidak sesuai dengan harapan anda? (item no. 1)
0 1 2 3 4
2) Dalam satu bulan terakhir, seberapa sering anda mampu
mengendalikan (kejengkelan) dalam hidup anda? (item no. 7)
0 1 2 3 4
3) Dalam satu bulan terakhir, seberapa sering anda dibuat marah
karena hal-hal diluar kendali anda? (item no. 8)
0 1 2 3 4
d. Inventory of Parent and Peer Attachment – Mother Version (IPPA-
M)
Skala yang dikembangkan oleh Armsden dan Greenberg
(2009) terdiri dari 25 item, dengan 15 item favorable dan 10 item
unfavorable. Skala ini mengukur pandangan remaja terhadap
ibunya dengan melihat tiga perasaan yang ditimbulkan, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dapat melihat apakah kelekatan aman yang dibentuk tinggi atau
rendah. Dalam mengukur kecenderungan kelekatan tersebut, skala
ini menggunakan skala Likert yang mempunyai nilai 1 (hampir
tidak pernah atau tidak benar, hingga 5 (hampir selalu atau selalu
benar).
Berikut merupakan contoh item dari skala IPPA-M :
“ibuku menerima aku apa adanya” (item no. 4)
“ibuku menghargai perasaanku” (item no. 1)
“ketika aku marah, ibuku mencoba untuk memahami” (item no. 21)
H. Validitas dan Reliabilitas Skala Penelitian
Validitas dan reliabilitas merupakan hal yang penting dalam alat ukur
karena dengan adanya validitas dan reliabilitas yang baik menunjukkan
bahwa alat ukur tersebut menunjukkan hasil yang bisa
dipertanggungjawabkan. Selain melakukan uji coba skala untuk
mengetahui reliabilitas, peneliti juga mengumpulkan beberapa informasi
mengenai validitas dan reliabilitas skala dalam penelitian-penelitian yang
pernah dilakukan. Berikut informasi mengenai validitas dan reliabilitas
tiga skala stres dan skala kelekatan terhadap ibu
1. Validitas dan Realibilitas Skala Symptom of Stress Scale (SOS)
Peneliti tidak mendapatkan informasi tentang validitas dan
reliabilitas asli skala ini. Teknik validasi skala SOS pada penelitian
sebelumnya menggunakan validitas isi (Marthadewi, 2010) sehingga
dalam penelitian ini juga menggunakan validitas isi, yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional
atau melalui professional judgment (Azwar, 2015). Professional
judgement dalam skala ini merupakan dosen pembimbing. Jika
dianalisis secara rasional, item-item dalam skala menunjukkan
kesesuaian dengan salah satu teori stres, yaitu stres sebagai respons.
Stres sebagai respons dapat dilihat sebagai reaksi fisiologis dan
psikologis terhadap suatu kejadian atau situasi yang penuh tekanan
(Lazarus & Folkman, 1986). Item-item pada skala ini berisi beberapa
respon fisiologis dan psikologis yang muncul ketika seseorang
mengalami kejadian atau situasi tertentu.
Reliabilitas skala pada penelitian sebelumnya menyatakan bahwa
koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.82 (Marthadewi, 2010).
Berdasarkan uji coba skala yang dilakukan kepada 80 orang, analisis
dengan bantuan SPSS versi 16.00, diperoleh koefisien Alpha Cronbach
sebesar 0.83. Hasil ini menunjukkan bahwa skala ini reliabel karena
koefisien Alpha Cronbach yang dihasilkan mendekati 1.00.
2. Validitas dan Reliabilitas Skala Inventory of College Students’
Recent Life Experiences (ICSRLE)
Skala ini telah melalui uji validitas dengan metode valdiasi
konkuren. Validasi konkuren adalah metode validasi dengan cara
menghitung koefisien korelasi antara hasil ukur satu skala dengan hasil
ukur dari alat atau instrumen lain yang valid dan reliabel (Azwar,
2015). Skala ICSRLE memiliki nilai korelasi yang tinggi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Perceived Stress Scale (Kohn, Lafrine & Guerevich, 1990). Skala
ICSRLE juga memiliki korelasi tinggi terhadap tingkat kecemasan dan
depresi pada mahasiswa (D’Angelo & Wierzbicki, 2003). Skala
ICSRLE juga berkorelasi secara signifikan dengan alat pengukuran
stres yang lain (Osman, Barrios, Longnecker & Osman, 1994).
Disebutkan bahwa koefisien Alpha Cronbach dari 49 item skala
asli ICSRLE adalah 0.88 (Kohn, Lafreine & Gurevich, 1990).
Sedangkan dari penelitian sebelumnya memiliki koefisien Alpha
Cronbach sebesar 0.94 (Marthadewi, 2010). Sementara itu,
berdasarkan hasil uji coba skala yang dilakukan kepada 80 orang
dalam penelitian ini, menghasilkan koefisien Alpha Cronbach sebesar
0.93. Dengan demikian skala ini reliabel karena memiliki nilai
koefisien Alpha Cronbach mendekati 1.00.
3. Validitas dan Reliabilitas Skala Perceived Stress Scale (PSS)
Skala ini juga melalui uji validitas konkuren, dimana skala PSS
dikatakan berkorelasi secara sedang pada pengukuran mengenai
appraised stress lainnnya. Selain itu, skor PSS yang tinggi juga
berhubungan dengan kegagalan untuk behenti merokok, dan kegagalan
pada penderita diabetes dalam mengontrol tingkat gula dalam darah
(Cohen & Williamson, 1988). Skala PSS juga memiliki korelasi yang
tinggi dengan variabel depresi yang diukur dengan Beck Depression
Inventory (Hewitt, Flett & Mosher, 1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Skala asli PSS memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach sebesar
0.80 (Cohen, Kamarck, & Mermelstein, 1983). Sedangkan berdasarkan
penelitian sebelumnya memiliki koefisien Alpha Cronbach sebesar
0.78 (Marthadewi, 2010). Sementara itu hasil uji coba skala yang
dilakukan kepada 80 orang dalam penelitian ini, menghasilkan
koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.81. Dengan demikian skala ini
reliabel karena memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach mendekati
1.00.
4. Validitas dan Reliabilitas Skala Inventory of Parent and Peer
Attachment-Mother Version (IPPA-M)
Skala IPPA-M diuji dengan validitas konkruen. Ditemukan bahwa
kulitas kelekatan (menggunakan IPPA-Mother Version) berhubungan
lebih banyak dengan penggunaan strategi coping pemecahan masalah
untuk mengatur emosi ketika muncul situasi stressfull (Armsden,
1986). Selain itu, ditemukan juga bahwa kelekatan (menggunakan
IPPA-Mother Version) berkorelasi dengan rendahnya keputusasaan,
locus kontrol eksternal dan managemen diri yang baik (Armsden &
Greenberg, 1987; Lewis, 1987). Skala ini juga memiliki keterkaitan
dengan variabel depresi yang diukur dengan Parent Rating of the
Adolescent’s Depressive Symptoms dan Patient’s Self-reported Level
of Depression (Armsden, McCauley, Greenberg, Burke, & Mitchell,
1990).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Skala IPPA-M yang asli memiliki reliabilitas yang baik. Uji
reliabilitas skala dilakukan dengan menggunakan 2 teknik yaitu test-
retest reliability dan internal reliability. Berdasarkan teknik test-retest
reliability, yang diuji selama 3 minggu diperoleh koefisien Alpha
Cronbach sebesar 0.93. Reliabilitas internal skala ini dilihat dari nilai
koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.87 (Armsden, & Greenberg 1987).
Sedangkan pada penelitian sebelumnya, memiliki koefisien Alpha
Cronbach sebesar 0.67 (Purwanto, 2015). Dalam penelitian ini, skala
diujicobakan pada 80 subjek, menghasilkan nilai koefisien Alpha
Cronbach sebesar 0.86. Dengan demikian skala ini reliabel karena
memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach mendekati 1.00.
I. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
Terbagi menjadi dua, yaitu uji normalitas dan linearitas. Uji
normalitas dilakukan untuk melihat apakah data penelitian berasal dari
populasi yang sebarannya normal. Sedangkan, uji linearitas dilakukan
untuk melihat apakah hubungan antar variabel yang akan dianalisis
mengikuti garis lurus. Dengan kata lain peningkatan atau penurunan
jumlah di satu variabel, akan diikuti secara linear oleh peningkatan
atau penurunan kuantitas variabel lain (Santoso, 2010).
2. Uji Hipotesis
Untuk melihat hasil hipotesis penelitian, digunakan teknik analisis
korelasi. Teknik ini dipilih karena peneliti ingin melihat hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
antara variabel bebas dan variabel tergantung serta sejauh mana
kekuatan hubungan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PERSIAPAN PENELITIAN
Persiapan pertama yang dilakukan adalah meminta izin kepada peneliti
sebelumnya untuk menggunakan hasil adaptasi skala stres dan skala
kelekatan. Setelah mendapatkan izin, maka persiapan berikutnya adalah
melakukan uji coba terhadap keempat skala untuk mengetahui reliabilitas dan
validitas skala sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini. Uji coba juga
dilakukan untuk memastikan apakah penggunaan bahasa dalam keempat
skala mudah dipahami oleh orang-orang awam.
B. PELAKSANAAN PENELITIAN
Pengambilan data dilakukan selama satu minggu, tepatnya pada tanggal 5
Sepetember sampai dengan 12 September 2016. Selama proses pengambilan
data ini, peneliti dibantu oleh tiga rekan. Kami bersama-sama memasuki
beberapa kelas yang terdapat di kampus III Sanata Dharma. Proses perizinan
untuk masuk kelas dilakukan saat dosen pengajar akan memasuki ruangan
tersebut, sehingga pada akhir kelas peneliti diberi kesempatan masuk untuk
membagikan skala penelitian. Di saat yang bersamaan, peneliti juga
mengunggah skala penelitian ke dalam survei online (google forms) lalu
menyebarkannya melalui jejaring sosial.
Untuk skala online, semua orang yang masuk dalam kriteria yang telah
ditentukan dapat mengisi survei tersebut. Peneliti telah menentukan kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
yaitu subjek merupakan mahasiswa perantau yang tidak tinggal dengan
orangtua khususnya ibu, dan berusia antara 18 sampai 24 tahun. Kedua
kriteria tersebut ditempatkan di bagian halaman awal survei, sehingga ketika
orang tidak sesuai dengan kriteria tidak dapat mengisi karena survei tersebut
akan langsung berhenti secara otomatis. Survey online ini dilakukan peneliti
agar dapat menjangkau subjek yang lebih luas namun tetap sesuai dengan
tujuan penelitian ini.
C. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN
Subjek pada penelitian ini adalah 258 subjek, dengan rincian 100 subjek
mengisi skala hard copy, dan 158 subjek mengisi skala secara online.
Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini rangkuman data subjek menurut usia,
jenis kelamin, semester, dan asal daerah.
Tabel 1. Usia Subjek Penelitian
Usia Jumlah Persen (%)
18 70 27.1
19 21 8.1
20 28 10.7
21 50 19.3
22 65 25.1
23 19 7.3
24 5 2.4
Total 258 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 2. Jenis Kelamin Subjek Penelitian
Jenis Kelamin Jumlah Persen (%)
Perempuan 190 73.6
Laki-laki 68 26.4
Total 258 100
Tabel 3. Semester Subjek Penelitian
Semester Jumlah Persen (%)
1 90 34.8
3 20 7.7
5 19 7.3
7 35 13.5
9 89 34.4
11 5 2.3
Total 258 100
Tabel 4. Daerah Asal dan Tempat Tinggal di Perantauan
Daerah
asal
Jumlah Persen (%) Tempat
tinggal
Jumlah Persen (%)
Jawa 100 38.7 Kos 229 88.7
Non Jawa 158 61.3 Rumah 29 11.3
Total 258 100 Total 258 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D. DESKRIPSI DATA PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh data
hasil penelitian yang membandingkan antara data empiris dengan data
teoretis. Perbandingan antara mean empiris dan teoretis dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara kelekatan terhadap ibu dengan stres sesuai
konstruk masing-masing Berikut adalah tabel rincian yang berisi data empiris
dan data teoretis :
Tabel 5. Deskripsi Data Penelitian
Teoretis Empiris
Min Max Mean Min Max Mean Sig
Kelekatan
Terhadap Ibu
25 125 75 54 122 93.67 0.00
Stres sebagai
respons
0 60 30 2 46 21.99 0.00
Stres sebagai
stimulus
0 147 73.5 11 96 52.13 0.00
Stres terkait
cognitive
appraisal
0 40 20 13 31 18.33 0.00
Pada skala kelekatan terhadap ibu (IPPA-M) terdapat 25 item dengan
rentangan skor 1 sampai dengan 5. Oleh karena itu, skor terendah yang di
peroleh untuk skala kelekatan terhadap ibu adalah 25 x 1 = 25, sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
skor tertinggi yaitu 25 x 5 = 125. Dengan demikian, rentangan skor skala
kelekatan terhadap ibu adalah 25 sampai 125. Mean teoretis yaitu 25 + 125 =
150 / 2 = 75.
Kemudian skala berikutnya adalah stres sebagai respons (SOS) terdapat
10 item dengan rentangan skor 0 sampai dengan 6. Oleh karena itu, skor
terendah yang di peroleh untuk skala kelekatan terhadap ibu adalah 10 x 0 =
0, sedangkan skor tertinggi yaitu 10 x 6 = 60. Dengan demikian, rentangan
skor skala kelekatan terhadap ibu adalah 0 sampai 60. Mean teoretis yaitu 0 +
60 = 60 / 2 = 30.
Berikutnya pada skala stres sebagai stimulus (ICSRLE) terdapat 49 item
dengan rentangan skor 0 sampai dengan 3. Oleh karena itu, skor terendah
yang di peroleh untuk skala kelekatan terhadap ibu adalah 49 x 0 = 0,
sedangkan skor tertinggi yaitu 49 x 3 = 147. Dengan demikian, rentangan
skor skala kelekatan terhadap ibu adalah 0 sampai 147. Mean teoretis yaitu 0
+ 147 = 147 / 2 =73.5.
Selanjutnya pada skala stres terkait cognitive appraisal (PSS) terdapat
10 item dengan rentangan skor 0 sampai dengan 4. Oleh karena itu, skor
terendah yang di peroleh untuk skala kelekatan terhadap ibu adalah 10 x 0 =
10, sedangkan skor tertinggi yaitu 10 x 4 = 40. Dengan demikian, rentangan
skor skala kelekatan terhadap ibu adalah 0 sampai 40. Mean teoretis yaitu 0 +
40 = 40 / 2 = 20.
Berdasarkan tabel 5, diperoleh hasil perbandingan antara mean empirik
dan mean teoretis pada variabel kelekatan terhadap ibu dan masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
konstruk stres. Pada variabel kelekatan terhadap ibu mean empiris lebih
tinggi daripada mean teoretis. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam
penelitian ini memiliki taraf kelekatan dengan ibu yang tinggi. Pernyataan ini
didukung oleh signifikansi yang diperoleh melalui uji t, yaitu bernilai 0.00
(p<0.05).
Sedangkan pada konstruk stres sebagai respons, mean empiris lebih
rendah daripada mean teoretis. Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian
memiliki taraf stres sebagai respons yang rendah. Pernyataan ini juga
didukung oleh hasil uji t, yang menunjukkan nilai signifikansi 0.00 (p<0.05).
Pada konstruk stres sebagai stimulus, mean empiris juga lebih rendah
daripada mean teoritik. Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian
memiliki taraf stres sebagai stimulus yang rendah. Pernyataan ini didukung
oleh hasil uji t, yang menunjukkan nilai signifikansi 0.00 (p<0.05).
Pada konstruk stres terkait cognitive appraisal, mean empiris juga lebih
rendah daripada mean teoretis. Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian
memiliki taraf stres terkait cognitive appraisal yang rendah. Dengan kata
lain, subjek pada penelitian memiliki persepsi terhadap stres yang rendah.
Pernyataan ini juga didukung oleh hasil uji t, yang menunjukkan nilai
signifikansi 0.00 (p<0.05).
E. HASIL PENELITIAN
Semua data yang terkumpul akan diuji dengan program SPSS for
Windows versi 16.0. Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah
melakukan uji asumsi sebelum peneliti melakukan uji hipotesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk memastikan apakah penelitian yang
dilakukan berasal dari populasi yang normal. Peneliti melakukan uji
normalitas variabel kelekatan terhadap ibu dengan stres pada mahasiswa
perantau dengan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 6. Uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SOS ICSRLE PSS IPPAM
N 258 258 258 258
Normal
Parametersa
Mean 21.99 52.13 22.33 93.67
Std. Deviation 9.810 17.419 3.422 14.755
Most Extreme
Differences
Absolute .067 .075 .082 .075
Positive .067 .075 .058 .034
Negative -.038 -.041 -.082 -.075
Kolmogorov-Smirnov Z 1.083 1.203 1.314 1.200
Asymp. Sig. (2-tailed) .192 .110 .063 .112
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa variabel kelekatan
terhadap ibu, dengan ketiga konstruk stres (stres sebagai respons, stres
sebagai stimulus, dan stres terkait cognitive appraisal) memiliki data yang
normal. Hal ini dapat diketahui melalui nilai signifikansi yang diperoleh
masing-masing variabel dan konstruk, yaitu 0.112 (variabel kelekatan
terhadap ibu), 0.192 (stres sebagai respons), 0.110 (stres sebagai stimulus),
dan 0.063 (stres terkait cognitive appraisal), dengan p > 0.05. Melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data dalam
penelitian adalah normal.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah hubungan antar
variabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak.
T
T
Tabel 8. Uji Linearitas kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagai
stimulus (ICSRLE)
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
ICSRLE *
IPPAM
Between
Groups
(Combined) 28153.160 61 461.527 1.815 .001
Linearity 9867.021 1 9867.021 38.814 .000
Deviation from
Linearity 18286.139 60 304.769 1.199 .179
Tabel 7. Uji Linearitas kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagai
respons (SOS)
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
SOS *
IPPAM
Between
Groups
(Combined) 6572.962 61 107.753 1.163 .220
Linearity 908.958 1 908.958 9.811 .002
Deviation from
Linearity 5664.004 60 94.400 1.019 .450
Within Groups 18159.023 196 92.648
Total 24731.984 257
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Within Groups 49826.359 196 254.216
Total 77979.519 257
Tabel 9. Linearitas kelekatan terhadap ibu dengan stres terkait
cognitive appraisal (PSS)
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
PSS *
IPPAM
Between
Groups
(Combined) 771.470 61 12.647 1.108 .297
Linearity 59.349 1 59.349 5.199 .024
Deviation from
Linearity 712.121 60 11.869 1.040 .412
Within Groups 2237.526 196 11.416
Total 3008.996 257
Berdasarkan tabel 7, tabel 8, dan tabel 9, uji linearitas dalam
penelitian ini menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0.002 untuk variabel
kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagai respons. Varibel kelekatan
terhadap ibu dengan stres sebagai stimulus menghasilkan nilai signifikansi
sebesar 0.000. Sedangkan, kelekatan terhadap ibu dengan stres terkait
cognitive appraisal diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.024. Ketiga hasil
tersebut menununjukkan bahwa secara statistik nilai signifikansi yang
diperoleh p < 0.05, sehingga antara variabel kelekatan terhadap ibu dengan
ketiga konstruk variabel stres memiliki sifat yang linear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
3. Uji Hipotesis
Teknik ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang sudah ditentukan
sebelumnya yaitu ada hubungan negatif antara kelekatan terhadap ibu
dengan tingkat stres. Berikut adalah hasil perhitungan korelas dengan taraf
signikansi one tailed (p < 0.05).
Tabel 10. Hasil korelasi kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagai
respons (SOS)
Berdasarkan perhitungan di atas, hasil uji hipotesis menunjukkan
koefisien korelasi sebesar r = -0.192 dengan nilai p = 0.001 (p < 0.05).
Data ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara variabel kelekatan
terhadap ibu dengan stres sebagai respons.
Correlations
IPPAM SOS
IPPAM Pearson Correlation 1 -.192**
Sig. (1-tailed) .001
N 258 258
SOS Pearson Correlation -.192 1
Sig. (1-tailed) .001
N 258 258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 11. Hasil korelasi kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagaai
stimulus (ICSRLE)
Berdasarkan perhitungan ditas, hasil uji hipotesis menunjukkan
koefisien korelasi sebesar r = -0.356 dengan nilai p = 0.000 (p < 0.05). Data
ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara variabel kelekatan
terhadap ibu dengan stres sebagai stimulus.
Tabel 12. Hasil korelasi kelekatan terhadap ibu dengan stres terkait
cognitive appraisal (PSS)
Correlations
IPPAM ICSRLE
IPPAM Pearson Correlation 1 -.356**
Sig. (1-tailed) .000
N 258 258
ICSRLE Pearson Correlation -.356** 1
Sig. (1-tailed) .000
N 258 258
Correlations
IPPAM PSS
IPPAM Pearson Correlation 1 -.140*
Sig. (1-tailed) .012
N 258 258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Berdasarkan perhitungan di atas, hasil uji hipotesis menunjukkan
koefisien korelasi sebesar r = -0.140 dengan nilai p = 0.012 (p < 0.05). Data
ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara variabel kelekatan
terhadap ibu dengan stres terkait cognitive appraisal.
Berdasarkan tabel 10, tabel 11, dan tabel 12 dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi tingkat kelekatan terhadap ibu yang dimiliki mahasiswa
perantau, maka semakin rendah tingkat stres sebagai respons, stres sebagai
stimulus, ataupun terkait cognitive appraisal yang dialami. Dengan
demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima.
F. ANALISIS TAMBAHAN
Peneliti tertarik untuk melakukan analisis tambahan mengenai korelasi
antara aspek-aspek variabel kelekatan terhadap ibu dengan masing-masing
konstruk stres. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui besaran kontribusi
variabel kelekatan terhadap ibu berdasarkan aspek-aspkenya pada masing-
masing konstruk stres.
PSS Pearson Correlation -.140* 1
Sig. (1-tailed) .012
N 258 258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 13. Hasil korelasi aspek kelekatan terhadap ibu dengan stres
sebagai respons (SOS)
SOS Trust Communication Alienation
Pearson
Correlation
SOS -.174 -.106 .114
Trust -.174
Communication -.106
Alienation .114
Sig. (1 tailed)
SOS .003 .045 .000
Trust .003
Communication .045
Alienation .000
SOS 258 258 258
N
Trust 258
Communication 258
Alienation 258
Tabel 14. Hasil korelasi aspek kelekatan terhadap ibu dengan stres
sebagai stimulus (ICSRLE)
ICSRLE Trust Communication Alienation
Pearson
Correlation
ICSRLE -.368 -.220 .296
Trust -.368
Communication -.220
Alienation .296
Sig. (1 tailed)
ICSRLE .000 .000 .000
Trust .000
Communication .000
Alienation .000
ICSRLE 258 258 258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
N
Trust 258
Communication 258
Alienation 258
Tabel 15. Hasil korelasi aspek kelekatan terhadap ibu dengan stres
terkait cognitive appraisal (PSS)
PSS Trust Communication Alienation
Pearson
Correlation
PSS -.203 -.125 .136
Trust -.203
Communication -.125
Alienation .136
Sig. (1 tailed)
PSS .001 .005 .014
Trust .001
Communication .005
Alienation .014
PSS 258 258 258
N
Trust 258
Communication 258
Alienation 258
Berdasarkan hasil dari tabel 13, tabel 14, dan tabel 15 dapat dilihat
bahwa stres yang diwakili oleh tiga konstruk memiliki hubungan yang negatif
(-) dengan dua aspek (trust dan communication) sedangkan hubungan yang
postif (+) dengan satu aspek (alienation) pada kelekatan terhadap ibu. Hal ini
menunjukkan bahwa ketika aspek trust dan aspek communication dalam diri
seseorang tinggi, maka tingkat stres yang dimiliki akan cenderung rendah.
Sementara itu ketika aspek alienation dalam diri seseorang tinggi, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
tingkat stres yang dimiliki cenderung tinggi juga. Kesimpulan ini didukung
oleh nilai signifikansi yang baik yaitu p < 0.05.
Tabel 16. Sumbangan kelekatan terhadap ibu pada stres sebagai respons
Model R R
Square
Adjusted
R
Sqaure
Std.
Error
of the
Estime
Change Statistics Durbin-
Watson R
Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 .220a .048 .037 9.614 .048 4.296 3 254 0.006 2.084
Untuk dapat melihat sumbangan atau koefisien determinasi yang
diberikan oleh variabel kelekatan terhadap ibu pada stres sebagai respons,
maka dapat dilihat analisis korelasi antara variabel kelekatan terhadap ibu (Y)
dengan konstruk stres sebagai respons (Y’), di mana rumus untuk mencari Y’
adalah sebagai berikut : Y’ = + 1X1 + 2X2 + 3X3. Kemudian
dijelaskan bahwa X1 = nilai aspek trust, X2 = nilai aspek communication, dan
X3 = nilai aspek alienation.
Dari hasil analisis didapatkan hasil (RYY’) = 0.220 dan R2 (RYY’)2
=
0.048. Nilai tersebut memiliki arti bahwa koefisien determinasi (R2) dari
variabel kelekatan terhadap ibu dalam konstruk stres sebagai respons adalah
sebesar 0.048 (4.8%). Hal ini menujukkan adanya sumbangan efektif dari
variabel kelekatan terhadap ibu sebesar 4.8% pada konstruk stres sebagai
respons pada mahasiswa perantau. Itu juga berarti ada sumbangan 95.2%
yang berasal dari variabel lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 17. Sumbangan kelekatan terhadap ibu pada stres sebagai stimulus
Model R R
Square
Adjusted
R
Sqaure
Std.
Error
of the
Estime
Change Statistics Durbin-
Watson R
Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 .369a .136 .126 16.486 .136 13.353 3 254 0.000 2.080
Untuk dapat melihat sumbangan atau koefisien determinasi yang
diberikan oleh variabel kelekatan terhadap ibu pada stres sebagai stimulus,
maka dapat dilihat analisis korelasi antara variabel kelekatan terhadap ibu (Y)
dengan konstruk stres sebagai stimulus (Y’), dimana rumus untuk mencari Y’
adalah sebagai berikut : Y’ = + 1X1 + 2X2 + 3X3. Kemudian
dijelaskan bahwa X1 = nilai aspek trust, X2 = nilai aspek communication, dan
X3 = nilai aspek alienation.
Dari hasil analisis didapatkan hasil (RYY’) = 0.369 dan R2 (RYY’)2
=
0.136. Nilai tersebut memiliki arti bahwa koefisien determinasi (R2) dari
variabel kelekatan terhadap ibu pada konstruk stres sebagai stimulus adalah
sebesar 0.136 (13.6%). Hal ini menujukkan adanya sumbangan efektif dari
variabel kelekatan terhadap ibu sebesar 13.6% pada konstruk stres sebagai
stimulus pada mahasiswa perantau. Itu juga berarti ada sumbangan 86.4%
yang berasal dari variabel lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 18. Sumbangan kelekatan terhadap ibu pada stres terkait cognitive
apprasial
Model R R
Square
Adjusted
R
Sqaure
Std.
Error
of the
Estime
Change Statistics Durbin-
Watson R
Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 .247a .061 .050 3.336 .061 5.507 3 254 0.001 1.956
Untuk dapat melihat sumbangan atau koefisien determinasi yang
diberikan oleh variabel kelekatan terhadap ibu pada stres terkait cognitive
appraisal, maka dapat dilihat analisis korelasi antara variabel kelekatan
terhadap ibu (Y) dengan konstruk stres terkait cognitive appraisal (Y’),
dimana rumus untuk mencari Y’ adalah sebagai berikut : Y’ = + 1X1 +
2X2 + 3X3. Kemudian dijelaskan bahwa X1 = nilai aspek trust, X2 = nilai
aspek communication, dan X3 = nilai aspek alienation.
Dari hasil analisis didapatkan hasil (RYY’) = 0.247 dan R2 (RYY’)2
=
0.061. Nilai tersebut memiliki arti bahwa koefisien determinasi (R2) dari
variabel kelekatan terhadap ibu pada konstruk stres terkait cognitive appraisal
adalah sebesar 0.061 (6.1%). Hal ini menujukkan adanya sumbangan efektif
dari variabel kelekatan terhadap ibu sebesar 6.1.% pada konstruk stres
sebagai stimulus pada mahasiswa perantau. Itu juga berarti ada sumbangan
93.9% yang berasal dari variabel lain.
Berdasarkan ketiga hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa adanya
sumbangan efektif variabel kelekatan terhadap ibu sebesar 4.8% pada stres
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
sebagai respons, 13.6% pada stres sebagai stimulus, dan 6.1% pada stres
terkait cognitive appraisal pada mahasiswa perantau. Hal ini juga memiliki
arti bahwa sumbangan sisanya berasal dari variabel lain.
G. PEMBAHASAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan negatif antar kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada
mahasiswa perantau. Lebih jauh lagi peneliti ingin melihat hubungan antara
kelekatan terhadap ibu dengan stres yang diwakili oleh tiga konstruk, yaitu
stres sebagai respons, stres sebagai stimulus, dan stres terkait cognitive
appraisal. Berdasarkan hasil analisis statistik uji hipotesis menggunakan
teknik korelasi Product Moment melalui program Windows SPSS versi 16.00
diperoleh koefisien korelasi masing-masing sebesar -0.192 untuk korelasi
antara kelekatan terhadap ibu dengan konstruk stres sebagai respons, lalu
sebesar -0.356 untuk korelasi antara kelekatan terhadap ibu dengan konstruk
stres sebagai stimulus, dan sebesar -0.140 untuk korelasi antara kelekatan
terhadap ibu dengan stres terkait cognitive appraisal. Ketiga hasil tersebut
menunjukkan adanya hubungan negatif antara kelekatan terhadap ibu dengan
tingkat stres, yaitu jika kelekatan terhadap ibu tinggi maka tingkat stres
menjadi rendah, dan begitu juga terjadi sebaliknya.
Dari hasil korelasi, terlihat bahwa hubungan korelasi paling tinggi
terdapat pada kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres sebagai stimulus.
Hal ini memiliki arti bahwa hubungan paling kuat dimiliki antara kedua
variabel ini. Stres sebagai stimulus berfokus kepada kejadian-kejadian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
penuh dengan tekanan. Maka dari itu, dapat diartikan bahwa semakin tinggi
kelekatan aman dengan ibu, semakin rendah kejadian-kejadian yang penuh
dengan tekanan dialami oleh mahasiswa perantau. Menurut Lazarus dan
Folkman (1984) pada umumnya orang lebih cenderung fokus pada kejadian
atau keadaan yang menimbulkan stres, dari pada respon atau penilaian
terhadap kejadian tersebut.
Kemudian melalui metode korelasi Product Moment, peneliti juga
melihat hubungan di antara ketiga aspek dari kelekatan terhadap ibu (trust,
communication, alienation) dengan masing-masing konstruk stres. Aspek
trust dengan tiga konstruk stres, menghasilkan nilai korelasi sebagai berikut;
sebesar -0.174 dengan stres sebagai respons, nilai korelasi -0.368 dengan stres
sebagai stimulus, dan -0.203 dengan stres terkait cognitive appraisal. Masing-
masing didukung oleh nilai p < 0.05. Dari data tersebut dapat dijelaskan
bahwa aspek trust memiliki korelasi yang negatif dengan stres sebagai
respons, stres sebagai stimulus, dan stres terkait cognitive appraisal. Hal ini
memiliki arti bahwa semakin tinggi tingkat trust terhadap ibu dalam diri
mahasiswa perantau, maka tingkat stres sebagai respons, stres sebagai
stimulus, dan stres terkait cognitive appraisal cenderung rendah. Trust atau
kepercayaan yang dimaksud adalah perasaan yakin bahwa sosok ibu akan
selalu ada dan membantu saat menghadapi masalah (Armsden & Greenberg,
1987). Selanjutnya pada remaja, kepercayaan ini akan digeneralisir kepada
teman sebaya. Maka dari itu, keyakinannya akan berubah bahwa saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
menghadapi masalah pasti akan sosok teman yang membantu sehingga stres
yang dirasakan cenderung rendah.
Aspek communication dengan tiga konstruk stres, menghasilkan nilai
korelasi sebagai berikut; sebesar -0.106 dengan stres sebagai respons, nilai
korelasi -0.220 dengan stres sebagai stimulus, dan -0.125 dengan stres terkait
cognitive appraisal. Masing-masing didukung oleh nilai p < 0.05. Dari data
tersebut dapat dijelaskan bahwa aspek communication memiliki korelasi yang
negatif dengan stres sebagai respons, stres sebagai stimulus, dan stres terkait
cognitive appraisal. Hal ini memiliki arti bahwa semakin tinggi tingkat
communication terhadap ibu pada mahasiswa perantau, maka tingkat stres
sebagai respons, stres sebagai stimulus, dan stres terkait cognitive appraisal
cenderung rendah. Komunikasi yang dimaksud adalah intensitas komunikasi
yang dibangun terhadap ibu (Armsden & Greenberg, 1987). Pada lingkup
mahasiswa perantau, komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan
telepon atau pesan elektrik. Mahasiswa perantau dapat menceritakan
permasalahan yang dihadapi di tempat perantauan, sehingga beban yang
dirasakan cenderung berkurang karena mendapatkan solusi dari ibu atau
orangtua.
Aspek alienation atau keterasingan, menghasilkan nilai korelasi sebagai
berikut; sebesar sebesar 0.114 dengan stres sebagai respons, nilai korelasi
0.296 dengan stres sebagai stimulus, dan 0.136 dengan stres terkait cognitive
appraisal. Masing-masing didukung oleh nilai p < 0.05. Dari data tersebut
dapat dijelaskan bahwa aspek alienation memiliki korelasi yang positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
dengan stres sebagai respons, stres sebagai stimulus, dan stres terkait
cognitive appraisal. Hal ini memiliki arti bahwa semakin tinggi tingkat
alienation terhadap ibu pada mahasiswa perantau, maka tingkat stres sebagai
respons, stres sebagai stimulus, dan stres terkait cognitive appraisal
cenderung tinggi juga. Alienation atau keterasingan yang dimaksud adalah
perasaan kurang mendapat perhatian atau cenderung tidak diacuhkan oleh ibu
(Armsden & Greenberg, 1987). Dampak dari keterasingan ini membuat
remaja merasa diri tidak berharga, tidak mudah beradaptasi, dan cenderung
menolak persahabatan. Pada lingkup mahasiswa perantau, di tempat
perantauan akan menghadapi segala masalah sendirian karena tidak mau
membangun relasi pertemanan. Selain itu, ketidakmampuan untuk beradaptasi
juga dapat memicu tingkat stres yang dimiliki cenderung tinggi.
Selain itu, berdasarkan hasil analisis deskriptif data pada 258 subjek
penelitian dikatakan bahwa pada variabel kelekatan terhadap ibu, memiliki
nilai mean empirik sebesar 93.67 lebih tinggi daripada mean teoritik sebesar
75. Hal ini menunjukkan secara umum subjek penelitian memiliki tingkat
kelekatan aman terhadap ibu yang tinggi. Sebaliknya, pada konstruk stres
sebagai respons, memiliki nilai mean empirik sebesar 21.9 lebih rendah
daripada nilai mean teoritik sebesar 30. Hal ini menunjukkan secara umum
tingkat stres sebagai respons pada subjek penelitian cenderung rendah. Hal
serupa juga terjadi pada konstruk stres sebagai stimulus, nilai mean empirik
sebesar 52.13 lebih rendah daripada nilai mean teoritik sebesar 73.5. Hal ini
juga menunjukkan tingkat stres sebagai stimulus pada subjek penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
cenderung rendah. Pada stres terkait cognitive appraisal memiliki nilai mean
empirik sebesar 18.33 lebih rendah daripada nilai mean teoritik sebesar 20.
Hal ini menunjukkan tingkat stres terkait cognitive appraisal pada subjek
penelitian cenderung rendah juga. Ketiga pernyataan ini didukung pula oleh
nilai signifikansi yang diperoleh melalui uji t masing-masing sebesar 0.00 (p
< 0.05). Hasil analisis deskriptif subjek ini juga mendukung hipotesis
penelitian, dimana subjek yang memiliki kelekatan aman terhadap ibu yang
tinggi cenderung memiliki tingkat stres yang rendah.
Berdasarkan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa kelekatan terhadap
ibu memiliki hubungan negatif dengan tingkat stres pada mahasiswa
perantau. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
(Li, 2008; Davis, 2012; Petroff, 2008). Individu dengan kelekatan aman
merasakan stres yang cenderung rendah. Hal ini sesuai pernyataan yang telah
dijelaskan sebelumnya, karena kelekatan terhadap ibu yang dibentuk sejak
kecil dan aspek-aspek kelekatan terhadap ibu pada masa remaja (trust,
communication, alienation) membentuk karakteristik seseorang dalam
pertahanan terhadap stres.
Bowlby (1980) menjelaskan bahwa kelekatan aman terbentuk dari ibu
yang responsif, melindungi, dan memberikan rasa aman kepada anak akan
menjadi dasar kepercayaan (basic trust) bahwa dunia adalah tempat aman.
Dunia sebagai tempat yang aman akan mendorong anak untuk melakukan
eksplorasi secara maksimal dan mudah beradaptasi. Oleh karena itu
mahasiswa perantau dengan kelekatan aman tinggi mampu beradaptasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
sehingga tingkat stres cenderung rendah. Hasil ini juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Mary Ainsworth berkaitan dengan strange
situation (Papalia, Olds & Feldman, 1978/2008).
Jika melihat dari perspektif mahasiswa perantau dengan kelekatan aman
tinggi akan menganggap bahwa proses meninggalkan rumah dan berpindah
ke daerah lain untuk memasuki dunia kuliah sebagai tempat untuk
mengeksplorasi dan menguasai lingkungan serta mengembangkan
kompetensi sosial. Berdasarkan keyakinan tersebut, maka tingkat stresnya
cenderung rendah (Kenny, 1987). Sementara itu, mahasiswa perantau dengan
kelekatan aman rendah merasa terancam dengan lingkungan baru yang
dihadapinya. Hal ini juga diperkuat dengan kemampuan beradaptasi yang
kurang baik. Oleh karena itu, mahasiswa perantau dengan kelekatan aman
rendah cenderung memiliki tingkat stres yang tinggi (Kenny, 1987).
Individu dengan kelekatan aman tinggi cenderung melihat stresor bukan
sebagai ancaman dibandingkan individu dengan kelekatan aman rendah
(Belsky, 2002). Mahasiswa dengan kelekatan aman rendah cenderung
menghindari atau membuat jarak dengan masalah. Strategi ini dapat
memperburuk tingkat stres karena strategi ini tidak menghilangkan stresor.
Sebaliknya, mahasiswa dengan kelekatan aman tinggi cenderung mencari
dukungan dan fokus pada masalah, dan umumnya mengarah untuk
menyelesaikan masalah sehingga menurunkan tingkat stres.
Berdasarkan hasi korelasi Product Moment, dapat dilihat adanya korelasi
antara aspek-aspek kelekatan terhadap ibu, yaitu trust, communication, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
alienation dengan masing-masing konstruk stres. Nilai korelasi terbesar
terdapat pada hasil korelasi aspek trust dengan ketiga konstruk stres. Nilai
korelasi sebesar -0.174 (trust dengan stres sebagai respons), -0.368 (trust
dengan stres sebagai stimulus), dan -0.203 (trust dengan stres terkait
cognitive appraisal). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam
penelitian ini, aspek trust merupakan aspek yang berperan paling kuat dalam
perlawanan terhadap stres pada mahasiswa perantau. Hubungan negatif yang
dimiliki, berarti bahwa jika aspek trust mengalami peningkatan, maka stres
mengalami penurunan dan begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa rasa percaya (trust) yang dibentuk dari kelekatan aman, membuat
seseorang yakin bahwa akan selalu ada orang lain yang bersedia membantu
atau memberikan dukungan saat menghadapi masalah, sehingga tingkat stres
cenderung rendah (Malekpour, 2007; Hazan & Shaver, 1994).
Aspek tertinggi kedua adalah alienation (keterasingan). Dengan masing-
masing nilai korelasi sebesar 0.114 (alienation dengan stres sebagai respons),
0.296 (alienation dengan stres sebagai stimulus), dan 0.136 (alienation
dengan stres terkait cognitive appraisal). Hubungan positif yang dimiliki,
berarti bahwa jika aspek alienation mengalami peningkatan, maka stres juga
akan meningkat dan begitu juga sebaliknya. Mahasiswa perantau yang
memiliki keterasingan tinggi dalam kelekatan terhadap ibu akan melakukan
penolakan atau juga merasa tertolak di lingkungan sekitarnya. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa seseorang dengan keterasingan tinggi
akan merasa sendiri, kurang dapat melihat intensi baik orang lain. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
karena itu stres dirasa tinggi karena saat menghadapi masalah, kurang
mendapatkan bantuan atau dukungan di tempat perantauan (Eliasa, 2011;
Dorin, 2013; Terzi, 2013)
Aspek terakhir dalam kelekatan terhadap ibu yaitu communication.
Dengan masing-masing nilai korelasi sebesar -0.106 (communication dengan
stres sebagai respons), -0.220 (communication dengan stres sebagai stimulus),
dan -0.125 (communication dengan stres terkait cognitive appraisal).
Hubungan negatif yang dimiliki, berarti bahwa jika aspek communication
mengalami peningkatan, maka stres akan mengalami penurunan dan begitu
juga sebaliknya. Seorang mahasiswa perantau yang memiliki tingkat
komunikasi tinggi dalam kelakatan terhadap ibu, akan membangun
komunikasi dengan orangtua khususnya figur lekat (ibu) dengan baik.
Walaupun berada jauh dari rumah atau keluarga, tingkat stres sebagai
stimulus cenderung rendah karena komunikasi efektif yang terjalin antara ibu
dan anak. Mahasiswa perantau dapat menceritakan masalah-masalah yang
dialami di tempat perantau, sehingga orangtua dapat memberikan solusi
dalam menyelesaikan masalah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kamumu (2014) bahwa komunikasi efektif dengan orangtua
dapat menurunkan tingkat stres pada remaja.
Dalam penelitian ini sumbangan atau kontribusi yang diberikan oleh
variabel kelekatan terhadap ibu sebesar 4.8% pada stres sebagai respons,
13.6% pada stres sebagai stimulus, dan 6.1% pada stres terkait cognitive
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
appraisal pada mahasiswa perantau. Hal ini menunjukkan bahwa sumbangan
sisanya diberikan oleh variabel lain terhadap tingkat stres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Ada hubungan negatif yang signifikan antara kelekatan terhadap ibu
dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi tingkat kelekatan terhadap ibu, maka tingkat stres
yang dimiliki cenderung rendah.
2. Tingkat stres pada penelitian ini juga dikorelasikan dengan tiga aspek
yang ada dalam kelekatan terhadap ibu yaitu trust, communication, dan
alienation. Penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat
trust dan communication terhadap ibu, maka semakin rendah tingkat stres
yang dimiliki mahasiswa perantau. Selain itu, semakin tinggi tingkat
alienation terhadap ibu, tingkat stres pada mahasiswa perantau juga
semakin tinggi.
3. Sumbangan efektif variabel kelekatan terhadap ibu terhadap tingkat stres
sebagai respons dan stres terkait cognitive appraisal di bawah 10%. Hal
ini menunjukkan bahwa sumbangan kurang lebih 90% diberikan oleh
variabel lain. Sedangkan sumbangan efektif kelekatan terhadap ibu
terhadap stres sebagai stimulus di atas 10% dan terbesar, berarti bahwa
kelekatan terhadap ibu memiliki perlawanan terbesar terhadap tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
stres sebagai stimulus dibandingkan terhadap tingkat stres sebagai respons
dan stres terkait cognitive appraisal.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini tidak lepas dari adanya keterbatasan akan penelitian.
Penelitian ini hanya menggunakan satu tahapan perkembangan yaitu pada
remaja, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan ke tahapan
perkembangan lainnya. Penelitian ini juga tidak secara khusus melihat
kelekatan terhadap ibu dalam memprediksi tingkat stres pada mahasiswa
perantau. Hal ini dikarenakan adanya salah satu analisis prediktor (regresi)
yang tidak lolos.
C. SARAN
1. Bagi Ibu (figur lekat)
Kelekatan yang terbentuk dari kecil dengan pengasuh (biasanya ibu)
memiliki peran yang sangat besar bagi anak ketika bertumbuh dewasa.
Maka dari itu, kasih sayang, perhatian dan pengawasan sangat dibutuhkan
untuk membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang positif. Selain itu,
melihat fakta dari hasil penelitian bahwa kelekatan terhadap ibu
berhubungan dengan tingkat stres, maka figur ibu sangat diharapkan dapat
membentuk kelekatan yang aman yang tinggi dengan anak, karena
kelekatan tersebut akan membentuk karakterisitik anak di masa
perkembangan selanjutnya atau masa remaja. Kelekatan aman tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
terhadap ibu akan membuat remaja memiliki kemampuan adaptasi dan
sosial yang baik.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti yang berminat menggunakan topik yang serupa,
peneliti mengharapkan agar penelitian selanjutnya diharapkan dapat
menemukan variasi variabel lain terkait kelekatan terhadap ibu dengan
tingkat stres. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada tahap
perkembangan selain remaja. Selain itu, peneliti juga menyarankan untuk
menggunakan metode analisis regresi. Oleh karena itu, hal-hal seperti
skala dan item yang baik, komposisi item, subjek, perlu benar-benar
diperhatikan, mengingat pada penelitian ini mengalami kegagalan untuk
menggunakan analisis regresi, karena adanya salah satu uji analisis regresi
yang tidak lolos.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
DAFTAR PUSTAKA
4International Colleges & Universities. (2016). Top Universities in Indonesia.
Dipungut 8 Maret, 2016, dari http://www.4icu.org/id/
Allen, J. P., Moore, C., Kuperminc, G., & Bell, K. (1998). Attachment and adolescent
psychological functioning. Child Development, 69(5), 1405-1419.
Amelia, M. A. F. (2016). Perbandingan tingkat depresi antara mahasiswa yang
tinggal dengan orang tua dengan mahasiswa yang tinggal sendiri pada
mahasiswa program studi ilmu keperawatan. Skripsi yang tidak diterbitkan,
Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta, Indonesia.
Armsden, G. C., & Greenberg, M. T. (2009). Inventory of parent and peer attachment
(IPPA). Health and Human Development, 13(2), 1-12.
Armsden, G. C., & Greenberg, M., T. (1987). The inventory of parent and peer
attachment: Individual differences and their relationship to psychological well-
being in adolescence. Journal of Youth and Adolescence, 16(5), 427-454.
Armsden, G. C., McCauley, E., Greenberg, M. T., Burke, P. M., & Mitchell, J. R.
(1990). Parent and peer attachment in early adolescent depression. Journal of
Abnormal Child Psychology, 18(6), 683-697.
Atkinson, R. L., Atkinson, R. C., Smith, E. E., & Bem, D. J. (2010). Introduction to
psychology (W. Kusuma & L. Saputra, Trans.). California: Harcourt Brace.
(Karya asli terbit 1996)
Azwar, S. (1999). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Azwar, S. (2015). Penyusunan skala psikologi (edisi dua). Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Baker, A. J. (2005). The long-term effects of parental alienation on adult children: A
qualitative research study. The American Journal of Family Therapy, 33(4),
289-302.
Belsky, J. (2002). Development origins of attachment styles. Attachment and Human
Development, 42, 166-170.
Blount-Matthews, K. M., & Hertenstein, M. J. (2006). Attachment. Dalam Salkind,
N. J. Encyclopedia of Human Development. California: Sage Publication, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Borg, C., & Cefai, C. (2014). Stress, health and coping among international students
at the University of Malta. Naskah tidak diterbitkan, University of Malta.
Bowlby, J. (1969). Attachment and loss, volume 1: Attachment. New York: Basic
Books.
Bowlby, J. (1973). Attachment and loss, volume 2: Separation. New York: Basic
Books.
Bowlby, J. (1980). Attachment and loss, volume 3: Loss, sadness, and depression.
New York: Basic Books.
Bowlby, J. (1988). A secure base: Parent-child attachment and healthy human
development. New York: Basic Books.
Chapplin, J. P. (2006). Dictionary of psychology (K. Kartono, Trans.). New York:
Doubleday. (Karya asli terbit 1998)
Cohen, S., Evans, G. W., Stokols, D., & Krantz, D. S. (1986). Behavior, health, and
environmental stress. New York: Springer US.
Cohen, S., Kamarck, T., & Mermelstein, R. (1983). A Global Measure of Percived
Stress. Journal of Health and Social Behavior, 24, 385-396.
Cole, A. B., Wingate, L. R., Tucker, R. P., Rhoades-Kerswill, S. O’Keefe, V. M., &
Hollingsworth, D. W. (2015). The differential impact of brooding and
reflection on the relationship between perceived stress and suicide ideation.
Personality and Individual Differences, 83, 170-173.
Davis, E. R. (2012). The effect of parental attachment and level of perceived stress on
college adjustment in first year college students. Disertasi yang tidak
diterbitkan. Alliant International University, California.
D’Angelo, B., & Wierzbicki, M. (2003). Relations of daily hassles with both anxious
and depressed mood in students. Psychological Reports, 92, 416-418.
DiFilippo, J. M., & Overholser, J. C. (2000). Suicidal ideation in adolescent
psychiatric inpatiens as associated with depression attachment relationships.
Journal of Clinical Child Psychology, 29(2), 155-166.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Dogan, D., Gur, K., Sener, N., Cetindag, Z. (2012). The ways of handling stress and
the attachment forms to parents of university students. Social and Behavioral
Sciences, 47, 470-476.
Dorin, J. (2014). Attachment style and perceived stress in college students. Disertasi
tidak diterbitkan. Pepperdine University, California.
Eliasa, E. I. (2011). Pentingnya kelekatan orangtua dalam internal working model
untuk pembentukan karakter anak (kajian berdasarkan teori kelekatan dari John
Bowlby). dalam karakter sebagai saripati tumbuh kembang anak usia dini,
Yogyakarta: Inti Media Yogyakarta bekerjasama dengan Pusat Studi
Pendidikan Anak Usia Dini Lembaga Penelitian Universitas Negeri
Yogyakarta.
Erikson, E. H. (1968). Identity youth and crisis. System Research and Behavioral
Science, 14(2), 154-159.
Ervika, E. (2005). Kelekatan (attachment) pada anak. Naskah yang tidak diterbitkan,
Universitas Sumatera Utara di Medan, Indonesia.
Feldman, R. S. (2012). Understanding psychology (P. G. Gayatri & P. N. Sofyan,
Trans.). New York: McGraw-Hill. (Karya asli terbit 1987)
Firth, C. J. (2004). Emotion distress in junior hospital doctors. British Medical
Journal, 295(6), 533.
Ghozali, M. H., & Aisyah. (2014). Analisis perbedaan tingkat stres mahasiswa
sebelum dan saat menjalani praktek laboratorium klinik pada mahasiswa S1
keperawatan semester 3 STIKES Muhammadiyah Samarinda Tahun 2014.
Jurnal Kesehatan STIKES Muhammadiyah, 9(3), 23-32.
Govaerst, S., & Gregoire, J. (2004). Stressful academic situations: Study on appraisal
variables in adolescence. British Journal of Clinical Psychology.
Gunarsa, S. D., & Gunarsa, Y. S. (2000). Psikologi praktis; Anak, remaja dan
keluarga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Hazan, C., Shaver, P. R. (1994). Attachment as an organizational framework for
research on close relationships. Psychological Inquiry, 5, 1-22.
Heiman, & Kariv. (2005). Task-oriented versus emotion-oriented coping strategies:
The case of college students. College Student Journal, 39(1), 72-89.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Hewitt, P. L., Flett, G. L., & Mosher, S. W. (1992). The perceived stress scale: factor
structure and relation to depression symptoms in a psychiatric sample. Journal
of Psychology and Behavioral Assessment, 14(3), 247-257.
Kai-Wen, C. (2009). A study of stress sources among college students in Taiwan.
Journal of Academic and Bussiness Ethics, 2, 1-8.
Kamumu, R. (2013). Hubungan antara komunikasi efektif orangtua dan anak dengan
tingkat stres pada remaja siswa SMK Negeri 6 Yogyakarta. Naskah yang tidak
diterbitkan, Universitas Ahmad Dahlan di Yogyakarta, Indonesia.
Kato, T. (2005). Adat Minangkabau dan merantau. Jakarta : PT Balai Pustaka.
Kenny, M. (1987). The extent and function of parental attachment among first-year
college students. Journal of Youth and Adolescence, 16(1), 17-27.
Kohn, P. M., Lafreniere, K., & Gurevich, M. (1990). The Inventory of College
Students’ Recent Life Experiences: a Decontaminated Hassles Scale for a Special Population. Journal of Behavioral Medicine, 13.
Kumar, S., & Bhukar, J. P. (2013). Stress level and coping strategies of college
students. Journal of Physical Education and Sports Management, 4(1), 5-11.
Lazarus, R. S. (1976). Patterns of adjustment. Tokyo: McGraw-Hill.
Lazarus, R.S. & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal, and coping. New York:
Springer Publishing Company, Inc.
Lee, J.S., Koeske, G. F., & Sales, E. (2004). Social support buffering of acculturative
stress: A Study of mental health symptoms among Korean international
Students. International Journal of Interculutural Relations, 28, 399- 414.
Legiran, L., Azis, M. Z., & Bellinawati, N. (2015). Faktor risiko stres dan perbedaan
pada mahasiswa berbagai angkatan di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 2(2), 197-202.
Li, C., Cao, J., & Li, T. M. H. (2016). Eustress or distress: An empirical study of
perceived stress in everyday college life. Naskah yang tidak diterbitkan,
University of Hongkong di China.
Li, M. H. (2008). Relationships among stress coping, secure attachment, and the trait
of resilience among Taiwanese college students. College Student Journal,
42(2), 312-325.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lowenstein, L. F. (2008). Attachment theory and parental alineation. Parental
Alienation.
Malekpour, M. (2007). Effect of attachment on early and later development. The
British Journal of Development Disabillities, 53(105), 81-95.
Marthadewi, P. E. (2010). Hubungan antara tingkat dependensi dan tingkat stres
pada mahasiswa. Skripsi yang tidak diterbitkan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta, Indonesia.
Mattanah, J. F., Lopez, F. G., & Govern, J. M. (2011). The contributions of parental
attachment bonds to college student development and adjustment: A meta-
analytic review. Journal of Counseling Psychology, 1-33.
McCarthy, C. J., Matheny, Kenneth B. (2000). Write your own prescription for stress.
California: New Harbinger.
Moretti, M. M., & Pelled, M. (2004). Adolescent-parent attachment: Bonds that
support healthy development. Pediatric Child Health, 9(8), 551-555.
Mustafa, H. (2009). Metodologi penelitian. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Mustafidah, T. T. (2011). Penelitian kuantitatif (sebuah pengantar). Bandung:
Alfabeta.
Nasution, K. T. (1997). Stres dan perilaku coping pada mahasiswa perantau di
Universitas Indonesia. Skripsi yang tidak diterbitkan, Universitas Indonesia,
Jakarta, Indonesia.
Nelson, N. G., Dell’Oliver, C., Koch, C., & Buckler, R. (2001). Stress, coping, and
success among graduate students in clinical psychology. Psychological
Reports, 88, 759-767.
Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., & Greene, B. (2005). Abnormal psychology in
a changing world (R. Medya, Trans.). London: Pearson. (Karya asli terbit
1999)
Nickerson, A. B., Nagle, R. J. (2005). Parent and peer attachament in late childhood
and early adolescence. Journal of Early Adolescence, 25(2), 223-249.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Pangkalan Data Pendidikan Tinggi. (tanpa tahun). Rekap Nasional Semester
2015/2016 Ganjil. Dipungut 8 Januari, 2016, dari http://forlap.ristekdikti.go.id/
Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. (2008). Human development (A. K.
Anwar, Trans.). New York: McGraw-Hill. (Karya asli terbit 1978)
Pariat, L., Rynjah, A., Joplin, & Kharjana, M. G. (2014). Stress levels of college
students: Interrelationship between stressors and coping strategies. Journal of
Humanities and Social Science, 19(8), 40-46.
Paterson, J., Pryor, J., & Field, J. (1995). Adolescent attachment to parents and
friends in relation to aspects of self-esteem. Journal of Youth and Adolescence,
24(3), 365-376.
Petrof, L. L. (2008). Stress, adult attachment, and academic success among
community college students. Naskah yang tidak diterbitkan, University of
Nebraska.
Pfeiffer, D. (2001). Academic and environmental stress among undergraduate and
graduate college students: A literature review. Naskah yang tidak diterbitkan,
University of Winsconsin-Stout di Menomonie.
Poerwadarminta, W. J. S. (2005). Kamus Umum Bahasa Indonesia (edisi ketiga).
Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto, N. A. (2015). Perilaku seksual pada remaja berpacaran ditinjau dari
kelekatan terhadap ibu dan rentang usia. Skripsi yang tidak diterbitkan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia.
Rabbani, M., Kasmaienezhadfard, S., & Pourrajab, M. (2014). The relationship
between parental attachment and stress: A review of literatures related to stress
among students. The Online Journal of Counseling and Education, 3(1), 42-50.
Rasmun. (2004). Stres, koping, dan adaptasi. Jakarta: Sagung Seto.
Rice, P. L. (1992). Stress and health (2nd
ed.). California : Wadsworth, Inc.
Ross, S. E., Niebling, B. C., & Heckert, T. M. (1999). Sources of stress among
college students. College Student Journal, 33(2), 312-317.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi: Dari blog menjadi buku. Yogyakarta:
Penerbit Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Santrock, J. W. (2002). Life-span development (5th
ed.) (A. Chusairi & J. Damanik,
Trans.). New York: McGraw-Hill. (Karya asli terbit 1989)
Santrock, J. W. (2007). Adolescence (N. I. Sallama, Trans.). New York: McGraw-
Hill. (Karya asli terbit 1984)
Santrock, J. W. (2011). Life-span development (13th
ed.) (W. Benedictine, Trans.).
New York: McGraw-Hill. (Karya asli terbit 1989)
Sarwono, S. W. (2008). Psikologi remaja. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Schnyders, Christina. (2012). Parental and peer attachment as predictors of the
perceived experience of emerging adulthood among undergraduates between
ages of 18-22: A multiple regression study. Naskah yang tidak diterbitkan,
Kent State University di Ohio.
Shah, M., Hasan, S., Malik, S., & Sreeramareddy, C. T. (2010). Perceived stress,
sources and severity of stress among medical undergraduates in Pakistani
medical school. BMC Medical Education, 10(2), 28-41.
Siswanto. (2007). Kesehatan mental; Konsep, cakupan dan perkembangannya.
Yogyakarta : ANDI.
Sitorus, L. I. S. (2013). Perbedaan tingkat kemandirian dan penyesuaian diri
mahasiswa perantauan suku Batak ditinjau dari jenis kelamin. Naskah yang
tidak diterbitkan, Universitas Negeri Surabaya di Jawa Timur, Indonesia.
Spagenberg, J. J., & Theron, J. C. (1999). Stress and coping strategies in spouses of
depressed. The Journal of Psychology Interdisciplinary and Applied, 133(3),
253-262.
Stroebe, M., van Vliet, T., Hewstone, M., & Willis, H. (2002). Homesickness among
students in two culutures: Antecendents and consequences. British Journal of
Psychology, 93, 147-168.
Supratiknya, A. (1995). Komunikasi antar pribadi: Tinjauan psikologi. Yogyakarta:
Kanisius.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Penerbit Universitas
Sanata Dharma.
Terzi, S. (2013). Secure attachment style, coping with stress and resilience among
university students. The Journal of Happiness & Well-Being, 1(2), 101-114.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Vivona, J. M. (2000). Parental attachment styles of late adolescents: Qualities of
relationships and consequences for adjustment. Journal of Counseling
Psychology, 47, 316-329.
Wei, M., Heppner, P. P., Mallen, M. J., Ku, T., Liao, K. Y., & Wu, T. (2007).
Acculturative stress, perfectionism, years in the United States, and depression
among Chinese international students. Journal of Counseling Psychology, 54,
385-394.
Wenhua, H., & Zhe, Z. (2013). International students’ adjustment problems at university: A critical literature review. Academic Research International, 4(2),
400-406.
Widianti, E. (2007). Remaja dan permasalahannya: Bahaya merokok, penyimpangan
seks pada remaja dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba.
Naskah yang tidak diterbitkan, Universitas Padjajaran di Bandung, Indonesia.
Zolten, K., & Long, N. (2006). Parental comunication. Handout of Center for
Effective Parenting. Dipungut 15 Juni, 2016, dari http://www.parenting-
ed.org/handouts/parent%20to%20parent%20communication.html
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 1 :
Skala Penelitian
29 Agustus 2016
Salam sejahtera,
Perkenalkan saya Zelda Annisa Pricianee Hary, mahasiswa tingkat akhir Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma yang sedang melakukan penelitian untuk
menyelesaikan tugas akhir (skripsi) sebagai syarat kelulusan. Berkaitan dengan hal tersebut,
saya meminta bantuan kepada anda untuk berpartisipasi dalam penelitian saya dengan
mengisi skala saya yang terdiri dari 4 (empat) bagian.
Saya mohon, anda bersedia untuk membaca dan mengisi setiap pernyataan yang ada
dalam skala ini sesuai dengan keadaan dan kondisi sesungguhnya anda saat ini. Tidak ada
jawaban salah ataupun buruk dalam pengisian skala ini. Semua jawaban yang
diberikan adalah jawaban yang baik dan benar apabila dikerjakan sesuai dengan
keadaan anda yang sesungguhnya.
Identitas, jawaban dan kerahasiaan anda menjadi tanggung jawab saya sebagai
peneliti. Oleh karena itu, anda tidak perlu khawatir untuk memberikan jawaban yang jujur
dan sesuai dengan keadaan anda saat ini.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi anda dalam penelitian
saya.
Hormat saya,
Zelda Annisa Pricianee Hary
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Identitas Diri
Inisial :
Umur :
Jenis kelamin : L / P (lingkari yang sesuai)
Semester :
Asal :
Tempat tinggal : kos / asrama / rumah (lingkari yang sesuai)
Jika di rumah tinggal bersama………….
Dengan ini, saya menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini dengan
ikhlas dan tanpa paksaan. Saya juga bersedia untuk mengerjakan dan mengisi setiap
pernyataan dalam skala ini dengan jujur dan sesuai dengan keadaan diri saya yang
sesungguhnya.
Tanda tangan
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
BAGIAN I
Petunjuk pengisian
Pada bagian ini ada beberapa hal yang mungkin anda alami dalam kehidupan.
Silahkan baca dan perhatikan gejala-gejala di bawah ini dengan seksama dan berilah tanda
silang (X) pada frekuensi gejala, seberapa sering anda mengalami hal-hal di bawah ini?
Di bawah ini adalah contoh pernyataan dan contoh jawabannya:
Frekuensi Gejala
Gejala
Hampir
sepanjang
hari atau
setiap hari
1-2 kali
sehari
Setiap
malam
atau
setiap
pagi
2-3 kali
seming
gu
1 kali
seming
gu
Sekali
sebulan
Tidak
pernah
Sakit kepala X
Jika dalam pengisian anda ingin mengganti jawaban :
Frekuensi Gejala
Gejala
Hampir
sepanjang
hari atau
setiap hari
1-2 kali
sehari
Setiap
malam
atau
setiap
pagi
2-3 kali
seming
gu
1 kali
seming
gu
Sekali
sebulan
Tidak
pernah
Sakit kepala X X
Cara pengisian ini juga berlaku pada bagian-bagian berikutnya. Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Frekuensi Gejala
No.
Gejala
Hampir
sepanjang
hari atau
setiap hari
1-2
kali
sehari
Setiap
malam
atau
setiap
pagi
2-3 kali
seming
gu
1 kali
seming
gu
Sekali
sebulan
Tidak
pernah
1. Sakit kepala
2.
Otot tegang, leher dan
punggung terasa sakit
3. Kelelahan
4. Kecemasan,
kegelisahan, ketakutan
5. Susah tidur
6. Mudah marah
7. Mengalami insomnia
(tidak bisa tidur)
8. Kemarahan/ perselisihan
singkat
9. Kebosanan, perasaan
tertekan
10. Makan terlalu banyak
atau makan terlalu
sedikit
Silahkan periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat. Kemudian
lanjutkan mengerjakan bagian kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Bagian II
Berikut ini adalah daftar beberapa pengalaman yang anda telah alami beberapa kali
atau lebih. Silahkan mengindikasikan setiap pengalaman seberapa besar hal tersebut menjadi
bagian hidup anda selama satu bulan terakhir. Tandailah jawaban anda dengan tanda
silang (X) berdasarkan petunjuk berikut ini
Intensitas kejadian dalam satu bulan terakhir :
0 = sama sekali bukan bagian dari hidup saya
1 = hanya sedikit dari bagian hidup saya
2 = sebagian besar hidup saya
3 = benar-benar bagian besar hidup saya
No.
Pengalaman-pengalaman yang anda
alami
Intensitas
0 1 2 3
1. Konflik dengan keluarga pasangan
(pacar/suami/istri)
2. Dikecewakan oleh anda
3. Konflik dengan dosen/atasan
4. Penolakan sosial
5. Terlalu banyak pekerjaan yang harus
diselesaikan
6. Melakukan sesuatu yang tidak dihargai orang
lain
7. Konflik (dalam hal) keuangan dengan anggota
keluarga
8. Dikhianati teman
9. Berpisah dengan orang-orang yang disayangi
10. Sumbangan/kontribusi yang anda lakukan
dengan orang lain diabaikan
11. Berjuang keras untuk mencapai target
akademis/pekerjaan anda
12. Dimanfaatkan oleh orang lain (orang lain
mengambil keuntungan dapat berupa materi,
pikiran, tenaga, dan sebagainya dari anda)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
No.
Pengalaman-pengalaman yang anda
alami
Intensitas
0 1 2 3
13. Tidak memiliki cukup waktu untuk bersantai
14. Berusaha memenuhi target
akademis/pekerjaan yang ditetapkan oleh
orang lain
15. Mengemban banyak tanggung jawab
16. Ketidakpuasan dengan pendidikan/pekerjaan
17. Keputusan-keputusan mengenai hubungan
personal yang mendalam
18. Tidak cukup waktu untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban anda
19. Ketidakpuasan dengan kemampuan
matematis/berhitung anda
20. Keputusan penting mengenai karir masa
depan anda
21. Beban keuangan
22. Ketidakpuasan atas kemampuan membaca
anda
23. Keputusan penting mengenai pendidikan anda
24. Kesepian
25. Nilai/hasil kerja anda lebih rendah dari yang
anda harapkan
26. Konflik dengan asisten pengajar
27. Tidak cukup beristirahat
28. Pertentangan/konflik dengan keluarga
29. Pemenuhan tuntutan kegiatan ekstra (diluar
studi/pekerjaan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
No.
Pengalaman-pengalaman yang anda
alami
Intensitas
0 1 2 3
30. Menyadari banyak mata kuliah/pekerjaan
yang terlalu menuntut
31. Konflik dengan anda
32. Berjuang keras untuk maju
33. Memiliki teman yang tidak sehat/sedang sakit
34. Tidak menyukai studi/pekerjaan anda
35. Dibohongi/dicurangi/diperas dalam
pembelian jasa
36. Konflik sosial mengenai (me)rokok
37. Kesulitan mengenai alat transportasi
38. Tidak menyukai (beberapa) teman
sekelas/teman kerja
39. Konflik dengan pasangan (pacar/suami/istri)
40. Ketidakpuasan atas kemampuan menulis
anda/berekspresi secara tertulis
41. Gangguan-gangguan dalam mengerjakan
tugas/pekerjaan anda
42. Isolasi/pengasingan sosial
43. Menunggu lama untuk mendapatkan
pelayanan (contoh di bank, toko, dll.)
44. Tidak dipedulikan
45. Tidak puas dengan penampilan fisik anda
46. Menganggap (beberapa) mata
kuliah/pekerjaan yang anda lakukan tidak
menarik
47. Gosip mengenai seseorang yang anda sayangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No.
Pengalaman-pengalaman yang anda
alami
Intensitas
0 1 2 3
48. Gagal mendapatkan pekerjaan yang
diharapakan
49. Kekecewaan atas kemampuan
atletis/keolahragaan anda
Silahkan periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat. Kemudian
lanjutkan mengerjakan bagian ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Bagian III
Pertanyaan-pertanyaan dalam bagian ini menanyakan bagaimana perasaan-perasaan dan
pikiran-pikiran anda selama satu bulan terakhir. Dalam semua kasus, anda akan diminta
untuk mengindikasikannya dengan memberi tanda silang (X) pada seberapa sering anda
merasa dan memikirkannya.
No. Pernyataan Tidak
Pernah
Hampir
Tidak
Pernah
Kadang
-kadang
Cukup
Sering
Sangat
Sering
1. Dalam satu bulan terakhir,
seberapa sering anda jengkel
karena sesuatu terjadi tidak
sesuai dengan harapan anda?
2. Dalam satu bulan terakhir,
seberapa sering anda merasa
tidak mampu mengendalikan
hal-hal penting dalam hidup
anda?
3. Dalam satu bulan terakhir,
seberapa sering anda merasa
cemas?
4. Dalam satu bulan terkahir,
seberapa sering anda merasa
yakin dengan kemampuan
anda mengatasi masalah-
masalah pribadi anda?
5. Dalam satu bulan terakhir,
seberapa sering anda merasa
segala sesuatu telah sesuai
dengan rencana anda?
6. Dalam satu bulan terkhir,
seberapa sering anda
menyadari bahwa anda tidak
mampu mengatasi segala hal
yang harus anda lakukan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
No. Pernyataan Tidak
Pernah
Hampir
Tidak
Pernah
Kadang
-kadang
Cukup
Sering
Sangat
Sering
7. Dalam satu bulan terakhir,
seberapa sering anda mampu
mengendalikan (kejengkelan)
dalam hidup anda?
8. Dalam satu bulan terakhir,
seberapa sering anda merasa
hebat?
9. Dalam satu bulan terakhir,
seberapa sering anda dibuat
marah karena hal-hal diluar
kendali anda?
10. Dalam satu bulan terakhir,
seberapa sering anda merasa
bahwa kesulitan-kesulitan
menumpuk sangat tinggi dan
anda tidak dapat
mengatasinya?
Silahkan periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat. Kemudian
lanjutkan mengerjakan bagian ke empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Bagian IV
Pernyataan-pernyataan di bawah ini menanyakan tentang perasaan anda terhadap ibu
atau terhadap orang lain yang berperan sebagai ibu anda. Jika anda memiliki lebih dari
satu orang yang berperan sebagai ibu (misalnya, ibu kandung dan ibu tiri), maka
jawablah pernyataan-pernyataan di bawah ini berdasar pada satu orang yang anda
rasa paling mempengaruhi anda.
Bacalah setiap pernyataan dengan seksama. Pilih dan berilah tanda silang (X) pada
kolom yang mengungkapkan seberapa benar pernyataan di bawah ini terjadi pada anda.
No.
Pernyataan
Hampir
Tidak
Pernah
atau
Tidak
Pernah
Benar
Sering
Tidak
Benar
Kadang-
kadang
Benar
Sering
Benar
Hampir
Selalu
atau
Selalu
Benar
1. Ibuku menghargai perasaanku.
2. Aku merasa Ibuku bertindak sebagai
ibu yang baik.
3. Aku berharap memiliki Ibu yang
berbeda.
4. Ibuku menerimaku apa adanya.
5. Aku merasa perlu mengetahui
pendapat Ibuku tentang hal-hal aku
pikirkan.
6. Aku merasa bahwa menunjukkan
perasaanku kepada ibuku adalah
tindakan yang tidak ada gunanya.
7. Ibuku tahu ketika aku sedang jengkel.
8. Membicarakan masalah-masalahku
dengan Ibuku membuatku merasa
malu atau bodoh.
9. Ibuku berharap terlalu banyak padaku.
10. Aku mudah merasa kesal ketika
berada dekat dengan Ibuku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
No.
Pernyataan
Hampir
Tidak
Pernah
atau
Tidak
Pernah
Benar
Sering
Tidak
Benar
Kadang-
kadang
Benar
Sering
Benar
Hampir
Selalu
atau
Selalu
Benar
11. Sebenarnya ada lebih banyak
kejengkelan yang aku rasakan
dibandingkan yang diketahui Ibuku.
12. Ketika kami mendiskusikan sesuatu,
Ibuku memperhatikan pendapatku.
13. Ibuku mempercayai keputusan atau
penilaianku terhadap suatu hal.
14. Ibuku memiliki masalah-masalahnya
sendiri sehingga aku tidak
mengganggu beliau dengan masalah-
masalahku.
15. Ibuku membantuku memahami diriku
dengan lebih baik.
16. Aku bisa menceritakan masalah-
masalah dan kesulitan-kesulitanku
pada Ibuku.
17. Aku merasa marah pada Ibuku.
18. Aku tidak mendapatkan banyak
perhatian dari Ibuku.
19. Ibuku mendukungku untuk
membicarakan kesulitan-kesulitan
yang aku alami.
20. Ibuku memahamiku.
21. Ketika aku marah, Ibuku mencoba
untuk memahami.
22. Ibuku mempercayaiku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
No.
Pernyataan
Hampir
Tidak
Pernah
atau
Tidak
Pernah
Benar
Sering
Tidak
Benar
Kadang-
kadang
Benar
Sering
Benar
Hampir
Selalu
atau
Selalu
Benar
23. Ibuku tidak memahami apa yang aku
alami dalam hari-hari ini.
24. Aku dapat mengandalkan Ibuku ketika
aku butuh melepaskan beban yang
menyesak di dadaku.
25. Jika Ibuku mengetahui ada sesuatu
yang mengangguku, ia akan
menanyakan hal itu kepadaku.
Selesai. Pastikan tidak ada jawaban yang anda lewatkan. Terima Kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 2:
Reliabilitas Skala
a. Reliabilitas Skala Stres sebagai respon: Symptoms of Stress (SOS)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.831 10
b. Reliabilitas Skala Stres sebagai stimulus: Inventory of College Students’ Recent Life Experiences (ICSRLE)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.932 49
c. Reliabilitas Skala Stres terkait cognitive appraisal: Perceived Stress Scale (PSS)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.814 10
d. Reliabilitas Skala Kelekatan Terhadap Ibu: Inventory of Parent and Peer Attachment -
Mother Version (IPPAM)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.866 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 3 :
Uji One Sample T-test
a. Uji One Sample T-test Skala Stres sebagai respon (SOS)
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
SOS 258 21.99 9.810 .611
One-Sample Test
Test Value = 30
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
SOS -13.112 257 .000 -8.008 -9.21 -6.81
b. Uji One Sample T-test Skala Stres sebagai stimulus (ICSRLE)
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
ICSRLE 258 52.13 17.419 1.084
One-Sample Test
Test Value = 73.5
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
ICSRLE -19.704 257 .000 -21.368 -23.50 -19.23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
c. Uji One Sample T-test Skala Stres terkait cognitive appraisal (PSS)
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
PSS 258 18.33 3.422 .213
One-Sample Test
Test Value = 20
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
PSS 10.935 257 .000 2.329 1.91 2.75
d. Uji One Sample T-test Skala Kelekatan terhadap ibu (IPPA-M)
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
IPPAM 258 93.67 14.755 .919
One-Sample Test
Test Value = 75
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
IPPAM 20.329 257 .000 18.674 16.87 20.48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 4 :
Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SOS ICSRLE PSS IPPAM
N 258 258 258 258
Normal Parametersa Mean 21.99 52.13 22.33 93.67
Std. Deviation 9.810 17.419 3.422 14.755
Most Extreme Differences Absolute .067 .075 .082 .075
Positive .067 .075 .058 .034
Negative -.038 -.041 -.082 -.075
Kolmogorov-Smirnov Z 1.083 1.203 1.314 1.200
Asymp. Sig. (2-tailed) .192 .110 .063 .112
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 5:
Uji Linearitas
a. Uji Linearitas kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagai respon
b. Uji Linearitas kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagai stimulus
ANOVA TABLE
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
ICSRLE *
IPPAM
Between
Groups
(Combined) 28153.160 61 461.527 1.815 .001
Linearity 9867.021 1 9867.021 38.814 .000
Deviation from
Linearity 18286.139 60 304.769 1.199 .179
Within Groups 49826.359 196 254.216
Total 77979.519 257
c. Uji Linearitas kelekatan terhadap ibu dengan stres terkait cognitive appraisal
ANOVA TABLE
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
PSS *
IPPAM
Between
Groups
(Combined) 771.470 61 12.647 1.108 .297
Linearity 59.349 1 59.349 5.199 .024
Deviation from
Linearity 712.121 60 11.869 1.040 .412
Within Groups 2237.526 196 11.416
Total 3008.996 257
ANOVA TABLE
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
SOS *
IPPAM
Between
Groups
(Combined) 6572.962 61 107.753 1.163 .220
Linearity 908.958 1 908.958 9.811 .002
Deviation from
Linearity 5664.004 60 94.400 1.019 .450
Within Groups 18159.023 196 92.648
Total 24731.984 257
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 6
Uji Hipotesis
a. Uji Korelasi Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Sebagai Respon
b. Uji Korelasi Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Sebagai Stimulus
Correlations
IPPAM SOS
IPPAM Pearson Correlation 1 -.192**
Sig. (1-tailed) .001
N 258 258
SOS Pearson Correlation -.192 1
Sig. (1-tailed) .001
N 258 258
Correlations
IPPAM ICSRLE
IPPAM Pearson Correlation 1 -.356**
Sig. (1-tailed) .000
N 258 258
ICSRLE Pearson Correlation -.356** 1
Sig. (1-tailed) .000
N 258 258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
c. Uji Korelasi Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres terkait cognitive appraisal
Correlations
IPPAM PSS
IPPAM Pearson Correlation 1 -.140*
Sig. (1-tailed) .012
N 258 258
PSS Pearson Correlation -.140* 1
Sig. (1-tailed) .012
N 258 258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 7
Skala Survey Online
URL : https://goo.gl/forms/LYMsVLX20oJHEE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI