PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam...
i
KOHESI ANTARKALIMAT
DALAM RUBRIK “HALAMAN 25” TABLOID BOLA
EDISI MARET 2009
Tugas Akhir
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Fery
NIM: 084114008
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
MOTTO
Lebih baik terlambat
daripada tidak sama sekali
Ia yang gagal dalam hidupnya
adalah ia yang selalu melihat ke belakang
Orang yang tidak mau belajar dalam hidupnya
akan menjadi tua seperti sapi;
dagingnya bertambah,
tetapi kebijaksanaannya tidak berkembang (Siddharta Gautama)
Perjalanan seribu mil bermula dari satu langkah (Lao Tze)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERSEMBAHAN
Tanda terima kasih kupersembahkan untuk:
orang tuaku, adik-adikku,
kekasih, dan teman-teman seperjuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan tuntunan-Nya skipsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana sastra pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas
Sastra, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis sadar dalam penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang terlibat,
baik dalam memberikan bantuan, dukungan, maupun kesempatan kepada penulis.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Drs. Hery Antono, M.Hum. selaku pembimbing I dalam penelitian ini,
yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan nasihat kepada penulis.
2. Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. selaku pembimbing II, atas
bimbingan dan nasihat yang telah diberikan kepada penulis.
3. Bapak dan Ibu dosen Sastra Indonesia, Dr. P. Ari Subagyo, M.Hum., Dr.
Yoseph Yapi Taum, M.Hum., Drs. B. Rahmanto, M.Hum., Drs. F.X.
Santosa, M.S., S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum., dan Fr. Tjandrasih Adji,
M.Hum., atas bimbingan yang diberikan kepada penulis untuk menimba
ilmu di Program Studi Sastra Indonesia.
4. Staf Sekretariat Fakultas Sastra yang membantu penulis untuk
memperoleh informasi akademik selama menjalani studi.
5. Staf Pepustakaan Universitas Sanata Dharma yang membantu penulis
dalam menyediakan buku-buku yang berguna bagi pengerjaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRAK
Fery. 2013. “Kohesi Antarkalimat dalam Rubrik “Halaman 25” Tabloid BOLA
Edisi Maret 2009.” Skripsi. Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra
Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik
“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009. Terdapat satu permasalahan yang
dibahas dalam penelitian ini, yaitu kohesi antarkalimat apa sajakah yang ada
dalam rubrik Halaman 25 tabloid BOLA edisi Maret 2009?
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kohesi antarkalimat dalam
rubrik Halaman 25 tabloid BOLA edisi Maret 2009.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan
melalui tiga tahap, yaitu (i) tahap pengumpulan data, (ii) tahap analisis data, dan
(iii) tahap penyajian hasil analisis data. Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah metode simak, yaitu menyimak langsung penggunaan
bahasa yang memuat objek yang akan diteliti, yaitu rubrik “Halaman 25” tabloid
BOLA edisi Maret 2009. Teknik yang digunakan adalah teknik catat, yaitu
mencatat data yang diperoleh dari sumber tertulis yang terdapat pada rubrik
“Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul (jika
ada), tanggal, bulan, dan tahun terbit. Metode yang digunakan dalam analisis data
adalah metode agih, yaitu metode penelitian yang menggunakan bahasa itu sendiri
sebagai alat penentunya. Teknik dasar yang digunakan dalam analisis data adalah
teknik bagi unsur langsung, kemudian dilanjutkan dengan teknik lanjutan, yaitu
teknik ganti, teknik perluas, teknik sisip, dan teknik baca markah. Dalam
penyajian hasil analisis data digunakan metode penyajian informal, yaitu
penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa.
Hasil penelitian ini adalah deskripsi jenis kohesi antarkalimat dalam rubrik
“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009. Dalam rubrik ini ditemukan dua
jenis kohesi, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal dapat
dirinci lagi menjadi empat jenis, yaitu (i) kohesi penunjukan, yang dibedakan
menjadi dua yaitu penunjukan anaforis dan penunjukan kataforis dengan penanda
kata itu dan ini, (ii) kohesi penggantian, dengan penanda kata ia, dia, -nya, -mu,
dan mereka, (iii) kohesi pelesapan, konstituen yang sudah disebutkan pada
kalimat sebelumnya diulang kembali pada kalimat berikutnya dalam bentuk zero
(Ø), (iv) kohesi perangkaian, yaitu perangkaian bermakna „penjumlahan‟ atau
„aditif‟ dengan penanda kata dan dan juga, perangkaian bermakna „perlawanan‟
dengan penanda kata namun dan tapi, perangkaian bermakna „lebih‟ dengan
penanda kata bahkan, perangkaian bermakna „akibat‟ atau „hasil‟ dengan penanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
kata jadi, perangkaian bermakna „perurutan waktu‟ dengan penanda kata sejak,
ketika, dan lalu, dan perangkaian bermakna „ketidakserasian‟ dengan penanda
kata padahal.
Kohesi leksikal dapat dirinci menjadi lima jenis, yaitu (i) kohesi
pengulangan, yang dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pengulangan seluruh,
pengulangan dengan perubahan bentuk, dan pengulangan berupa kependekan,
yang dapat dibagi lagi menjadi singkatan dan akronimi, (ii) kohesi hiponimi, (iii)
kohesi sinonimi, (iv) kohesi antonimi, dan (v) kohesi kolokasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRACT
Fery. 2013. “Intersentencial Cohesion In the Rubric of “Halaman 25” Tabloid
BOLA March 2009 Edition.” An Undergraduate Thesis. Indonesian Letters
Study Programme, Department of Indonesian Letters, Faculty of Letters,
Sanata Dharma University of Yogyakarta.
This thesis discussed intersentencial cohesion in the rubric of “Halaman
25” tabloid BOLA March 2009 edition. There is one problem discussed in this
study: what intersentencial cohesion are contained in the rubric of “Halaman 25”
tabloid BOLA March 2009 edition? The aim of this study is to describe the
intersentencial cohesion are contained in the rubric of “Halaman 25” tabloid
BOLA March 2009 edition.
This research is a descriptive study. This study is done in three stages, (i)
data collection stage, (ii) data analysis stage, and (iii) presentation of results of
data analysis stage. The methods used in data collection stage is the observing
method. In this method, the writer observes the usage of the language directly to
the object, which are the rubric of “Halaman 25” tabloid BOLA March 2009. The
technique used in this research is recording technique, that records the data
obtained from the sources listed in the rubric of “Halaman 25” tabloid BOLA
March 2009 and then recorded the source of data that includes the title (if any),
the date, the month, and the year. The methods used in data analysis is distributing
method, the research methods that use the leangue itself as a determining means.
The technique used in the data analysis is the technique of direct element division,
then it is proceed by advanced technique, those are subtitution technique,
expansion technique, inserting technique, and read the landmarking technique. In
presentation results of data analysis phase, informal method is used. This method
using ordinary words for the presentation.
The result of this study is a description of the type of intersentencial
cohesion in the rubric of “Halaman 25” tabloid BOLA March 2009 edition. There
are two types of cohesion found in this rubric, grammatical cohesion and lexical
cohesion. Grammatical cohesion can be specified again into four types, (i)
reference cohesion is divided, anaphoric reference, with word markers itu and ini,
(ii) subtitute cohesion, with word markers ia, dia, -nya, -mu, and mereka, (iii)
elliptical cohesion, a constituent that already mentioned in the previous sentence
is repeated again in the next sentence in the form of zero (Ø), (iv) conjunction
cohesion, which are means „penjumlahan‟ or „aditif‟ with word markers dan and
juga, means „perlawanan‟ with word markers namun and tapi, means „lebih‟ with
word marker bahkan, means „akibat‟ or „hasil‟ with word marker jadi, means
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
„perurutan waktu‟ with word markers sejak, ketika, and lalu, and means
„ketidakserasian‟ with word marker padahal.
Lexical cohesion can be specified into five types, they are (i) repetition,
(ii) hyponymy, (iii) synonymy, (iv) antonymy, and (v) collocation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................... v
MOTTO ..................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
ABSTRAK .................................................................................................. x
ABSTRACT .................................................................................................. xii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
1.5 Tinjauan Pustaka ...................................................................... 8
1.6 Kerangka Teori ......................................................................... 10
1.6.1 Wacana ........................................................................... 10
1.6.2 Jenis Wacana .................................................................. 11
1.6.3 Kohesi.............................................................................. 12
1.7 Metode Penelitian ...................................................................... 15
1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .......................... 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data ................................... 16
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ............................ 19
1.8 Sistematika Penyajian .............................................................. 19
BAB II KOHESI ANTARKALIMAT DALAM RUBRIK HALAMAN 25
TABLOID BOLA EDISI MARET 2009 ......................................... 21
2.1 Kohesi Gramatikal ..................................................................... 21
2.1.1 Kohesi Penunjukan ......................................................... 21
2.1.1.1 Kohesi Penunjukan dengan Penunjuk Kata Itu... 21
2.1.1.2 Kohesi Penunjukan dengan Penunjuk Kata Ini... 25
2.1.2 Kohesi Penggantian ........................................................ 28
2.1.2.1 Kohesi Penunjukan dengan Pengganti Kata Ganti
Ia ......................................................................... 28
2.1.2.2 Kohesi Penunjukan dengan Pengganti Kata Ganti
Dia ....................................................................... 30
2.1.2.3 Kohesi Penunjukan dengan Pengganti Kata Ganti
-Nya ..................................................................... 32
2.1.2.4 Kohesi Penunjukan dengan Pengganti Kata Ganti
-Mu ...................................................................... 34
2.1.2.5 Kohesi Penunjukan dengan Pengganti Kata Ganti
Mereka ................................................................ 35
2.1.3 Kohesi Pelesapan............................................................. 37
2.1.4 Kohesi Perangkaian ........................................................ 41
2.1.4.1 Kohesi Perangkaian Bermakna „penjumlahan‟ atau
„aditif‟ dengan Penanda Dan dan Juga .............. 41
2.1.4.2 Kohesi Perangkaian Bermakna „perlawanan‟
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
dengan Penanda Kata Namun dan Tapi .............. 43
2.1.4.3 Kohesi Perangkaian Bermakna „lebih‟ dengan
Penanda Kata Bahkan ......................................... 47
2.1.4.4 Kohesi Perangkaian Bermakna „akibat‟ atau „hasil‟
dengan Penanda Kata Jadi .................................. 49
2.1.4.5 Kohesi Perangkaian Bermakna „perurutan waktu‟
dengan Penanda Kata Sejak Ketika, dan Lalu ..... 50
2.1.4.6 Kohesi Perangkaian Bermakna „ketidakserasian‟
dengan Penanda Kata Padahal ........................... 54
2.2 Kohesi Leksikal ........................................................................ 55
2.2.1 Kohesi Pengulangan ........................................................ 55
2.2.1.1 Pengulangan Seluruh ......................................... 55
2.2.1.2 Pengulangan dengan Perubahan Bentuk ............ 59
2.2.1.3 Pengulangan Berupa Kependekan ...................... 62
2.2.1.3.1 Singkatan .............................................. 62
2.2.1.3.2 Akronimi ............................................. 64
2.2.2 Kohesi Hiponimi ............................................................. 65
2.2.3 Kohesi Sinonimi .............................................................. 68
2.2.4 Kohesi Antonimi ............................................................. 73
2.2.5 Kohesi Kolokasi .............................................................. 77
BAB III PENUTUP .................................................................................... 81
3.1 Kesimpulan ............................................................................ 81
3.2 Saran ...................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 84
LAMPIRAN ................................................................................................ 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Skripsi ini membahas kohesi antarkalimat dalam rubrik “Halaman 25”
tabloid BOLA edisi Maret 2009. Menurut Tarigan (1987:96), kohesi merupakan
organisasi sintaktik, merupakan wadah kalimat-kalimat disusun secara padu dan
padat untuk menghasilkan tuturan. Hal ini berarti bahwa kohesi adalah hubungan
bentuk antarkalimat di dalam sebuah wacana. Halliday dan Hassan (dalam
Baryadi, 2002:17) membedakan dua jenis kohesi berdasarkan perwujudan
lingualnya, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Contoh (1), (2), (3), dan
(4) berikut menunjukkan adanya kohesi dalam suatu wacana (garis bawah dan
tanda Ø ditambahkan).
(1) (a) Edward bilang begitu ketika dia melihat logo kecil KG di sudut
kiri atas BOLA. (b) Tentu itu terjadi pada Agustus 2008, jauh sebelum
ada redesign tabloid ini.
(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)
Contoh (1) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (1a) dan kalimat (1b).
Kata itu pada kalimat (1b) menunjuk ke sebelah kiri, yaitu kata BOLA pada
kalimat (1a). Dalam contoh tersebut terdapat kohesi gramatikal, yaitu kohesi
penunjukan anaforis kata itu. Hubungan kohesi terjadi antara kata itu dan kata
BOLA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Selain penunjukan, dalam rubrik ini ditemukan jenis kohesi gramatikal
yang lain yaitu subtitusi (penggantian), elipsis (pelesapan), dan perangkaian
(konjungsi), seperti pada contoh (2), (3), dan (4) berikut.
(2) (a) Eko mengaku adalah pembaca berat BOLA sejak pertama kali
terbit. (b) Ia membaca semua artikel sejak edisi perdana berjudul ...
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
(3) (a) Selama ini Profitable Group tercatat sudah menjalin kerjasama
dengan beberapa klub Liga Inggris, seperti Manchester United,
Liverpool, Chelsea, Tottenham, dan Blackburn. (b) Tak hanya itu,
hubungan Ø dengan agen pemain, media, asosiasi sepakbola, dan
industri hiburan juga dibina dengan baik.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
(4) (a) Pengalaman liputannya terbilang komplet. (b) “Saya paling
terkesan saat dipercaya membawa obor di Olimpiade Musim Torino
2006 atas nama Indonesia di kota Venesia. (c) Juga saat dibawa
ngebut pembalap Motogp Randi Mamola di sirkuit Sepang, Malaysia.
(d) Bertemu dan mewawancarai pebasket NBA, Kobe Bryant dan
Michael Jordan, adalah kenangan yang abadi,” ungkap penggemar
bulutangkis ini.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Pada contoh (2), terdapat penggunaan kata ganti diri atau persona yaitu
kata Ia pada kalimat (2b), yang menggantikan kata Eko pada kalimat (2a). Pada
contoh (3), terlihat adanya pelesapan kata Profitable Group yang menduduki
fungsi sebagai subjek pada kalimat (3b). Pada contoh (4), terdapat penggunaan
konjungsi juga pada kalimat (4c), yang berfungsi menghubungkan kalimat (4b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dan (4c). Konjungsi tersebut menyatakan relasi makna „penjumlahan‟ atau
„aditif‟.
Contoh (1), (2), (3), dan (4) tersebut menunjukkan adanya kohesi
gramatikal. Selain kohesi gramatikal, terdapat juga kohesi leksikal yang dijumpai
dalam rubrik ini, yaitu pengulangan (repetisi), hiponim, sinonim, antonim, dan
kolokasi (lihat Baryadi, 2002:25). Berikut contoh kohesi leksikal dalam rubrik
“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009.
(5) (a) Tadinya saya pikir, saya adalah fans terbesar BOLA. (b) Tapi
begitu menyimak HALAMAN 25, ternyata masih lebih banyak
pembaca yang lebih “gila” BOLA. (c) Tapi saya tetap merasa punya
nilai plus karena pernah “sekolah” di BOLA.
(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)
Pada contoh (5) terdapat kohesi leksikal berupa pengulangan kata BOLA.
Kata BOLA yang terdapat pada kalimat (5a) diulang pada kalimat (5b) dan (5c).
Kata BOLA dalam contoh tersebut merupakan nama tabloid olahraga di Indonesia.
(6) (a) Saat tim sepak bola Sampdoria berkunjung ke Medan pada 1998.
(b) Untuk mewawancarai salah seorang pemain bintangnya, Roberto
Mancini, saya harus rela nongkrong di depan pintu kamar hotelnya
selama hampir tiga jam. (c) Yang seru lainnya, semua wartawan
BOLA punya rasa kekeluargaan yang amat tinggi dan tak pernah sok
pintar.
(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)
Contoh (6) terdapat kohesi hiponimi antara Sampdoria dan Roberto
Mancini. Konstituen Sampdoria pada kalimat (6a) merupakan superordinat karena
merangkum makna kata Roberto Mancini pada kalimat (6b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
(7) (a) Eko mengaku adalah pembaca berat BOLA sejak pertama kali
terbit. (b) Ia membaca semua artikel edisi perdana berjudul Ndang Olo
Ahu Dimaki Halak! hingga nomor 1.909 yang terbit tepat 3 Maret
2009.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Frase pertama kali pada kalimat (7a) bersinonim dengan kata perdana
pada kalimat (7b). Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi sinonimi.
(8) (a) Hari ulang tahun BOLA jatuh pada 3 Maret, tetapi bukan berarti
rangkaian acara yang kami gelar untuk merayakannya langsung
berhenti. (b) Masih ada beberapa kegiatan yang bakal kami
laksanakan. (c) Salah satunya, adalah Strategic Football Seminar yang
akan berlangsung di Ballroom Hotel Santika, Silipi, Jakarta, pada
Jumat (6/3).
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (8) tampak adanya kohesi antonimi. Kata berhenti pada kalimat
(8a) memiliki makna yang saling bertentangan dengan kata laksanakan pada
kalimat (8b).
(9) (a) “Untuk angkatan 2008, tidak ada satu pun yang memiliki
background dari salah satu media apa pun. (b) Hal ini adalah sesuatu
yang positif karena bisa dibentuk sesuai dengan karakter BOLA,” ujar
Lilianto.
(BOLA, Selasa, 31 Maret 2009)
Contoh (9) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (9a) dan kalimat (9b).
Frase salah satu media pada kalimat (9a) memiliki relasi kolokasi dengan BOLA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pada kalimat (9b). Frase salah satu media pada kalimat (9a) dan kata BOLA pada
kalimat (9b) memiliki makna yang saling berdekatan, yaitu BOLA termasuk salah
satu media (cetak).
Pembahasan tentang kohesi dan koherensi tidak dapat terlepas dari
masalah wacana karena kohesi merupakan bagian dari wacana. Wacana
(discourse) adalah satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki gramatikal
merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar (Kridalaksana, 1984:208).
Sebagai satuan tertinggi atau terbesar dalam hierarki kebahasaan, wacana bukan
merupakan susunan kalimat secara acak, tetapi merupakan satuan bahasa, baik
lisan maupun tertulis, yang tersusun secara berkesinambungan dan membentuk
suatu kesatuan. Seperti halnya bahasa, wacana memiliki bentuk (form) dan makna
(meaning). Menurut Tarigan (1987:70) wacana yang ideal mengandung
seperangkat proposisi yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa
kepaduan atau rasa kohesi. Selain itu juga dibutuhkan keteraturan atau kerapian
susunan yang menimbulkan rasa koherensi. Jika dikaitkan dengan aspek bentuk
dan makna, maka dapat dikatakan bahwa kohesi mengacu pada aspek bentuk, dan
koherensi pada aspek makna wacana.
Secara khusus penelitian ini hanya akan membahas kohesi yang terdapat
dalam suatu wacana, yang didasari oleh alasan berikut. Pertama, agar penulis
dapat lebih fokus dalam melakukan penelitian. Kedua, kohesi merupakan kunci
utama adanya kesatuan dalam suatu wacana karena wacana yang kohesif akan
membawa pengaruh kejelasan hubungan antara unsur satu dengan unsur yang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sehingga pesan yang ingin disampaikan jelas dan utuh. Terakhir, pembahasan
mengenai koherensi dapat diteliti secara khusus pada kesempatan lain.
Berdasarkan medianya, wacana dapat dibagi menjadi wacana tulis dan
wacana lisan. Wacana tulis berupa teks-teks tertulis, seperti koran, tabloid
maupun majalah, sedangkan wacana lisan berupa penyampaian secara lisan.
Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti wacana tulis yang terdapat dalam
rubrik “Halaman 25” tabloid olahraga BOLA edisi Maret 2009.
Tabloid BOLA merupakan tabloid olahraga di Indonesia yang terbit dua
kali seminggu, yaitu Selasa dan Jumat (sekarang terbit tiga kali seminggu).
Tabloid ini mengulas berita yang terjadi di berbagai cabang olahraga, tidak hanya
sepakbola saja, meski berita sepakbola tetap menjadi prioritas utama tabloid ini.
Berita di tabloid ini tidak hanya mengulas berita di dalam lapangan saja, namun
juga berita di luar lapangan. Di antara sekian banyak rubrik yang ada di dalam
tabloid ini, penulis memilih rubrik “Halaman 25” untuk diteliti karena sesuai
namanya, rubrik ini khusus disediakan redaksi sepanjang Maret 2009 untuk
memperingati hari ulang tahun ke-25 tabloid BOLA yang jatuh pada 3 Maret
2009.
Sebagai edisi khusus, sepanjang Maret 2009 rubrik ini memuat berita
khusus seperti liputan kegiatan yang diselenggarakan redaksi untuk memperingati
hari ulang tahun tabloid BOLA ke-25, biodata kru-kru tabloid BOLA, dan
pengalaman kru-kru dalam menjalankan tugasnya. Selain itu ada juga kolom-
kolom kecil yang bernama Salam Pembaca, Trivia 25, dan Celoteh 25. Kolom
Salam Pembaca berisi ucapan-ucapan selamat ulang tahun pembaca tabloid BOLA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
melalui ponsel (SMS). Trivia 25 merupakan kolom kuis berhadiah. Celoteh 25
juga kolom yang berisi ucapan selamat ulang tahun atau kisah pembaca selama
membaca tabloid BOLA, namun disampaikan lewat e-mail. Penulis akan melihat
lebih jauh tentang kohesi yang ada di dalam rubrik ini. Rubrik ini merupakan
sampel dari data penelitian tentang kohesi.
Pemilihan topik mengenai kohesi antarkalimat dalam rubrik “Halaman 25”
tabloid BOLA edisi Maret 2009 ini didasarkan pada alasan karena kohesi
merupakan hubungan antarbagian dalam wacana yang berfungsi untuk
membentuk satu kesatuan dalam wacana. Penulis tertarik melihat keberadaan
kohesi suatu wacana, dan secara khusus wacana yang digunakan dalam penelitian
ini adalah rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009. Penelitian ini
diharapkan dapat melengkapi penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan satu masalah
pokok dalam penelitian ini, yaitu kohesi antarkalimat apa sajakah yang ada dalam
rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kohesi antarkalimat dalam
rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini berupa deskripsi jenis kohesi antarkalimat dalam
rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009. Hasil penelitian ini
memiliki dua manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis,
hasil penelitian ini dapat membantu pemahaman mengenai posisi kohesi di dalam
wacana. Sementara secara praktis hasil penelitian ini dapat menjadi sumber
informasi dan referensi bagi wartawan dalam penulisan berita dan bagi peneliti
lain dalam melakukan penelitian sejenis.
1.5 Tinjauan Pustaka
Kusumantara (2004) dalam skripsinya berjudul “Analisis Wacana
Advetorial pada Surat Kabar Kompas Bulan Januari-Juni 2004” menghasilkan
beberapa temuan. Pertama, struktur wacana yang terdiri dari lima bagian, yaitu
bagian rubrik, bagian awal, bagian tubuh, dan bagian penutup. Kedua, jenis-jenis
tuturan dibagi menjadi tuturan deskripsi, dan narasi. Ketiga, macam-macam
kohesi dan koherensi pada wacana adventorial pada surat kabar Kompas bulan
Januari-Juni 2004.
Puspitasari (2004) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Wacana
Rubrik “Psikoterapi” dalam Surat Kabar Minggu Pagi” juga menghasilkan
beberapa temuan, yaitu pertama wacana rubrik “Psikoterapi” memiliki wacana
lengkap, yang terdiri dari bagian awal, bagian tubuh, dan bagian penutup. Kedua,
kohesi wacana rubrik “Psikoterapi” yang berupa pertalian unsur semantik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
diwujudkan menjadi bentuk kohesi leksikal dan kohesi gramatikal. Ketiga,
koherensi yang ditemukan dalam rubrik “Psikoterapi” dibedakan menurut
penanda antarkalimat, yaitu koherensi berpenanda dan koherensi tidak
berpenanda.
Ernawati (2007) dalam skripsinya yang berjudul “Kohesi dan Koherensi
Antarparagraf dalam Wacana Opini Surat Kabar Kompas Edisi Nasional Bulan
April 2005” menghasilkan beberapa temuan. Pertama, dilihat dari segi kohesi,
keutuhan suatu wacana dibentuk oleh beberapa aspek, diantaranya adalah kohesi.
Kedua, kohesi dapat membentuk keutuhan suatu wacana dalam kaitannya dengan
perpaduan bentuk antarparagraf maupun antarklausa yang membangun suatu
wacana yang utuh. Ketiga, koherensi dalam perannya sebagai keutuhan wacana
berkaitan dengan keterpautan makna kalimat-kalimat yang membangun suatu
wacana.
Setyaningsih (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Kohesi dan
Koherensi dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat Edisi Juli 2009”
menghasilkan temuan bahwa dilihat dari segi kohesi, kohesi merupakan salah satu
aspek terciptanya keutuhan suatu wacana. Kohesi dapat membentuk keutuhan
wacana dalam kaitannya dengan perpaduan bentuk antarkalimat dan
antarparagraf. Kohesi bisa terjadi dalam satu paragraf dan antarparagraf. Dari
kohesi dapat dilihat seberapa tinggi dan renggangnya kesinambungan topik yang
ada dalam sebuah wacana. Sementara peran koherensi dalam pembentukan
keutuhan wacana berkaitan dengan pertalian makna antarkalimat atau
antarparagraf dalam wacana. Koherensi dibedakan menjadi dua, yaitu koherensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
berpenanda dan koherensi tidak berpenanda. Koherensi berpenanda dapat dilihat
dari konjungsi yang ada sebagai penandanya, sedangkan koherensi tidak
berpenanda tidak ada konjungsi yang dapat menunjukkan hubungan makna
sebagai penandanya.
1.6 Kerangka Teori
1.6.1 Wacana
Edmonson (dalam Tarigan, 1987:25) mendefinisikan wacana sebagai suatu
peristiwa yang terstruktur yang dimanifestasikan dalam perilaku linguistik (atau
yang lainnya), sedangkan teks adalah suatu urutan ekspresi-ekspresi linguistik
yang terstruktur yang membentuk suatu keseluruhan yang padu atau uniter.
Stubbs (dalam Tarigan, 1987:25) menyatakan bahwa wacana adalah
organisasi bahasa di atas kalimat atau di atas klausa; dengan perkataan lain unit-
unit linguistik yang lebih besar daripada kalimat atau klausa, seperti pertukaran-
pertukaran percakapan atau teks-teks tertulis. Secara singkat: apa yang disebut
teks bagi wacana adalah kalimat bagi ujaran (utterance).
Kridalaksana (dalam Tarigan, 1987:25) menyatakan wacana (discourse)
adalah satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki gramatikal merupakan satuan
gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk
karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dsb), paragraf, kalimat atau
kata yang membawa amanat yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Mulyana (2005:1) menjelaskan wacana merupakan unsur kebahasaan yang
elatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan pendukung kebahasaannya
meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, hingga karangan
utuh.
Dari beberapa definisi mengenai wacana di atas dapat dilihat unsur-unsur
penting wacana, yaitu (a) satuan bahasa, (b) terlengkap/terbesar/tertinggi, (c) di
atas kalimat/klausa, (d) teratur/tersusun rapi/rasa koherensi, (e)
berkesinambungan, (f) rasa kohesi/rasa kepaduan, (g) lisan/tulis, dan (h) awal dan
akhir yang nyata. Berdasarkan unsur-unsur tersebut maka dapat disusun batasan
atau definisi wacana, yaitu satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau
terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang
berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan
secara lisan atau tertulis (Tarigan, 1987:27).
1.6.2 Jenis Wacana
Tarigan (1987:51) mengklasifikasikan wacana berdasarkan (a) medianya,
yang terdiri atas wacana tulis dan wacana lisan, (b) pengungkapannya, yang terdiri
atas wacana langsung dan wacana tidak langsung, (c) penempatannya, yang terdiri
atas wacana pembeberan dan wacana penuturan, dan (d) bentuknya, yang dibagi
atas wacana prosa, wacana puisi, dan wacana drama.
Mulyana (2005:47) juga mengklasifikasikan wacana berdasarkan (1)
bentuk, (2) media, (3) jumlah penutur, (4) sifat, (5) isi, dan (6) gaya dan tujuan.
Berdasarkan bentuknya, wacana dapat dibagi atas wacana naratif, wacana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
prosedural, wacana ekspositori, wacana hortatori, wacana epistoleri, dan wacana
dramatik. Berdasarkan media penyampaiannya, wacana dibagi menjadi wacana
tulis dan wacana lisan. Berdasarkan jumlah penuturnya, wacana dikelompokkan
menjadi wacana monolog dan wacana dialog. Berdasarkan sifatnya, wacana
digolongkan menjadi wacana fiksi, yang terdiri atas wacana prosa, wacana puisi
dan wacana drama, dan wacana nonfiksi. Berdasarkan isinya, wacana dapat
dikelompokkan menjadi wacana politik, wacana sosial, wacana ekonomi, wacana
budaya, wacana militer, wacana hukum dan kriminalitas, dan wacana olahraga
dan kesehatan. Berdasarkan gaya dan tujuannya, wacana terdiri atas wacana iklan.
1.6.3 Kohesi
Menurut Tarigan (1987:96), kohesi merupakan organisasi sintaktik,
merupakan wadah kalimat-kalimat disusun secara padu dan padat untuk
menghasilkan tuturan. Hal ini berarti pula bahwa kohesi adalah hubungan
antarkalimat di dalam sebuah wacana, baik dalam strata gramatikal maupun dalam
strata leksikal tertentu. Halliday dan Hassan (dalam Mulyana, 2005:26) membagi
kohesi gramatikal atas referensi (penunjukan), subtitusi (penggantian), elipsis
(pelesapan), dan konjungsi (kata sambung). Sedangkan kohesi leksikal terdiri dari
pengulangan (repetisi), sinonim, antonim, hiponim, kolokasi, dan ekuivalensi.
Kohesi penunjukan adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa
satuan lingual tertentu yang menunjuk satuan lingual yang mendahului atau
mengikutinya. Berdasarkan arah penunjukannya, kohesi penunjukan dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penunjukan anaforis (anaphoric reference) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
penunjukan kartaforis (cataphoric reference). Penunjukan anaforis ditandai oleh
adanya konstituen yang menunjuk konstituen di sebelah kirinya, sementara
penunjukan kartaforis ditandai oleh adanya konstituen yang mengacu konstituen
di sebelah kanan (lihat Baryadi, 2002:18-19).
Kohesi penggantian adalah kohesi gramatikal yang berupa penggantian
konstituen tertentu dengan konstituen lain. Dalam kohesi ini terlibat dua unsur,
yaitu unsur terganti dan unsur pengganti. Bila unsur terganti berupa unsur yang
menyatakan orang (persona), maka unsur penggantinya berupa pronomina
persona. Pronimina persona yang berfungsi sebagai penanda kohesi penggantian
biasanya pronomina persona ketiga (dia, ia, beliau (honorifik) (tunggal)) dan
mereka, beliau-beliau (honorifik) (jamak) serta bentuk terikat –nya (jamak atau
tunggal) (lihat Baryadi, 2002:20).
Kohesi pelesapan atau “penghilangan” (Ramlan:1993, dalam Baryadi,
2002:24) adalah kohesi gramatikal yang berupa pelesapan (zero) konstituen yang
telah disebut.
Kohesi perangkaian adalah kohesi gramatikal yang berwujud konjungsi.
Dikatakan oleh Halliday dan Hasan (1979:226-273) dan Ramlan (1993) bahwa
perangkaian berbeda dengan jenis kohesi gramatikal lainnya. Perangkaian yang
berupa konjungsi menyatakan relasi makna tertentu (Baryadi, 2002:24).
Kohesi leksikal atau perpaduan leksikal adalah hubungan leksikal antara
bagian-bagian wacana untuk mendapatkan keserasian struktur secara kohesif
(Mulyana, 2005:29). Unsur kohesi leksikal terdiri dari sinonim (persamaan kata),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
antonim (lawan kata), hiponim (hubungan bagian atau isi), repetisi (pengulangan
kata), dan kolokasi (sandang kata).
Kohesi Pengulangan adalah kohesi yang berupa pengulangan konstituen
yang telah disebutkan sebelumnya (lihat Baryadi, 2002:25).
Kohesi Hiponimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal
yang bersifat hierarkis antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain.
Relasi makna tersebut terlihat dari hubungan antara konstituen yang memiliki
makna yang umum dengan konstituen yang memiliki makna khusus. Konstituen
yang bermakna umum disebut superordinat dan konstituen yang bermakna khusus
disebut hiponim. Relasi antara superordinat dan hiponim disebut hiponimi (lihat
Baryadi, 2002:26).
Kohesi Sinonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal
yang mirip antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi,
2002:27).
Kohesi Antonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal
yang bersifat kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan
konstituen yang lain (lihat Baryadi, 2002:28).
Kohesi Kolokasi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang
berdekatan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi,
2002:28).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
1.7 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu (i) pengumpulan data, (ii)
analisis data, dan (iii) penyajian hasil analisis data.
1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Objek penelitian ini adalah kohesi antarkalimat. Data penelitian ini berupa
gugus kalimat berita yang terdapat dalam rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA
edisi Maret 2009. Penggalan wacana yang dijadikan data penelitian ini adalah
penggalan wacana berita yang diduga terdapat hubungan bentuk (kohesi) di
dalamnya. Sumber data yang digunakan adalah wacana berita pada rubrik
“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009 yang penulisannya menerapkan
sarana kohesi.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak. Metode
simak adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati
dan menyimak langsung penggunaan bahasa pada objek yang akan diteliti
(Sudaryanto, 1993:133). Metode simak dipilih karena objek yang diteliti berupa
bahasa tertulis. Adapun teknik yang digunakan dalam metode simak adalah teknik
catat. Teknik catat dilakukan dengan cara mencatat data yang dinilai memiliki
unsur yang sesuai dengan objek yang akan diteliti pada sebuah kartu data (lih.
Kesuma, 2007:45).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data
Pada tahap ini data dianalisis menggunakan metode agih. Metode agih
adalah metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian
dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1985:5; 1993:15). Metode agih ini
diterapkan dengan teknik dasar teknik bagi unsur langsung (BUL). Teknik BUL
adalah teknik analisis data dengan cara membagi suatu konstruksi menjadi
beberapa bagian atau unsur dan bagian-bagian atau unsur-unsur itu dipandang
sebagai bagian atau unsur yang langsung membentuk konstruksi yang dimaksud
(Kesuma, 2007:55). Untuk teknik lanjutan digunakan teknik ganti, sisip, perluas,
dan baca markah.
Teknik ganti adalah teknik analisis data dengan cara mengganti satuan
kebahasaan tertentu di dalam suatu konstruksi dengan satuan kebahasaan yang
lain di luar konstruksi yang bersangkutan. Teknik ini berguna untuk mengetahui
kadar kesamaan kelas atau kategori satuan kebahasaan seperti dengan
penggantinya (Kesuma, 2007:58). Berikut contohnya.
1) (a) Meski demikian, Mbak Cicil pun tidak lupa memanjaatkan doanya. (b)
“Selamat ulang tahun yang ke-25 untuk BOLA. (c) Semoga tetap jaya dan
terus menjadi tabloid olah raga yang terbaik di Indonesia,” ucapnya.
(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)
Contoh (1) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (1a), (1b), dan (1c).
Unsur –nya pada kalimat (1c) merupakan pengganti kata Mbak Cicil pada kalimat
(1a), sehingga pada contoh (1) terdapat kohesi penggantian. Hubungan kohesi
terjadi antara -nya dan Mbak Cicil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Teknik perluas adalah teknik analisis data dengan cara memperluas satuan
kebahasaan yang dianalisis dengan menggunakan satuan kebahasaan tertentu.
Teknik perluas digunakan untuk menentukan segi-segi kemaknaan satuan
kebahasaan tertentu. Misalnya, teknik perluasan dapat digunakan untuk
membuktikan hubungan makna antar-klausa yang tidak berkata penghubung (lih.
Kesuma, 2007:59). Berikut contohnya.
2) Eko Widodo Lahir: Madiun, 4 Juni 1969
Kerja di BOLA sejak: 1994
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Nyaris face to face tertabrak
angkot di Parung gara-gara memaksakan pulang ke Bogor setelah deadline
naik motor. (b) Sejak kejadian itu memilih tidur di kantor setelah
deadline.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (2) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (2a) dan kalimat (2b).
Konjungsi sejak pada kalimat (2b) berfungsi menghubungkan kalimat (2a) dengan
kalimat (2b). Konjungsi tersebut menyatakan relasi makna „waktu‟. Kalimat (2a)
dijelaskan bahwa Eko nyaris tertabrak angkot di Parung gara-gara memaksakan
pulang ke Bogor setelah deadline. Hal tersebut berlanjut pada kalimat (2b) yang
menjelaskan bahwa Eko memilih tidur di kantor setelah deadline setelah kejadian
tersebut. Pada contoh tersebut terdapat kohesi perangkaian. Hubungan kohesi
terjadi antara nyaris face to face tertabrak angkot di Parung gara-gara
memaksakan pulang ke Bogor setelah deadline naik motor dan kejadian itu
memilih tidur di kantor setelah deadline.
Teknik sisip adalah teknik yang dilakukan dengan cara menyisipkan
satuan kebahasaan tertentu di antara konstruksi yang dianalisis. Kegunaan teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
sisip ini adalah untuk mengetahui kadar keeratan satuan-satuan kebahasaan yang
dipisahkan oleh penyisip. Bila adanya penyisip itu dimungkinkan, berarti kadar
keeratan satuan-satuan yang dipisahkan rendah dan bila tidak dimungkinkan,
berarti tinggi (Sudaryanto, dlm. Kesuma, 2007:60). Berikut contohnya.
3) (a) Sebelumnya aku ucapkan selamat ulang tahun ke-25 buat BOLA. (b)
Semoga Ø makin berkualitas.
(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)
Contoh (3) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (3a) dan (3b). Konstituen
Ø pada kalimat (3b) memiliki referensi yang sama dengan kata BOLA yang telah
disebutkan pada kalimat (3a). Kata BOLA diulang pada kalimat (3b) dalam bentuk
zero (Ø). Jadi, contoh (3) merupakan kohesi pelesapan. Hubungan kohesi terjadi
antara zero (Ø) dan BOLA.
Teknik baca markah adalah teknik analisis data dengan cara “membaca
pemarkah” dalam suatu konstruksi. Istilah lain untuk pemarkah adalah penanda.
Pemarkah itu adalah alat seperti imbuhan, kata penghubung, kata depan, dan
artikel yang menyatakan ciri ketatabahasaan atau fungsi kata atau konstruksi
(Kridalaksana, dlm. Kesuma, 2007:66). Teknik baca markah dapat digunakan
untuk menentukan peran konstituen kalimat. Caranya adalah dengan membaca
satuan kebahasaan yang menjadi pemarkah peran konstituen kalimat yang
dimaksud. Pemarkah itu dapat berupa imbuhan dan kata (Kesuma, 2007:67).
Berikut contohnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
4) (a) Eko mengaku adalah pembaca berat BOLA sejak pertama kali terbit.
(b) Ia membaca semua artikel edisi perdana berjudul Ndang Olo Ahu
Dimaki Halak! hingga nomor 1.909 yang terbit tepat 3 Maret 2009.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (4) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (4a) dan (4b). Kata
pembaca yang termasuk golongan kata benda mengalami perubahan bentuk
menjadi kata kerja, yaitu kata membaca. Dari contoh tersebut tampak adanya
kohesi pengulangan dengan perubahan bentuk, yaitu perubahan dari kata benda
bentuk pe(N)- menjadi kata kerja me(N)-. Hubungan kohesi terjadi antara
pembaca dan membaca.
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan menggunakan
metode penyajian informal. Penyajian hasil analisis data secara informal adalah
penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata yang biasa
(Sudaryanto 1993:145). Dalam penyajian ini, kaidah-kaidah disampaikan dengan
kata-kata biasa, kata-kata yang apabila dibaca dengan serta merta dapat langsung
dipahami. Kaidah itu berupa prinsip-prinsip kesinambungan wacana yang terdapat
dalam wacana berita.
1.8 Sistematika Penyajian
Skripsi ini akan dibagi menjadi tiga bab. Bab pertama berupa pendahuluan
sebagai pengantar yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode dan teknik penelitian,
dan sistematika penyajian.
Bab kedua memaparkan kohesi antarkalimat yang ditemukan dalam rubrik
“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009. Bab ketiga berisi kesimpulan dan
saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
BAB II
KOHESI ANTARKALIMAT
DALAM RUBRIK “HALAMAN 25” TABLOID BOLA EDISI MARET 2009
Pada bab ini diuraikan jenis-jenis kohesi yang terdapat dalam rubrik
“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009. Kohesi berkenaan dengan
hubungan bentuk antara bagian-bagian dalam suatu wacana (Baryadi, 2002:17).
Berdasarkan perwujudan lingualnya, kohesi dibagi menjadi dua, yaitu kohesi
gramatikal dan kohesi leksikal.
2.1 Kohesi Gramatikal
2.1.1 Kohesi Penunjukan
Kohesi penunjukan adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa
satuan lingual tertentu yang menunjuk satuan lingual yang mendahului atau
mengikutinya. Berdasarkan arah penunjukannya, kohesi penunjukan dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penunjukan anaforis (anaphoric reference) dan
penunjukan kartaforis (cataphoric reference). Dalam penelitian ini hanya
ditemukan kohesi penunjukan anaforis. Penunjukan anaforis ditandai oleh adanya
konstituen yang menunjuk konstituen di sebelah kirinya (lihat Baryadi, 2002:18).
2.1.1.1 Kohesi Penunjukan dengan Kata Tunjuk Itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Dalam penelitian ditemukan dua macam penunjukan dengan kata itu, yaitu
penunjuk x + itu dan penunjuk hanya kata itu. Berikut contoh kohesi penunjukan
dengan kata tunjuk itu yang ditemukan dalam rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA
edisi Maret 2009.
(10) Eko Widodo
Lahir: Madiun, 4 Juni 1969
Kerja di BOLA sejak: 1994
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Nyaris face to face tertabrak
angkot di Parung gara-gara memaksakan pulang ke Bogor setelah
deadline naik motor. (b) Sejak kejadian itu memilih tidur di kantor
setelah deadline.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (10) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (10a) dan kalimat (10b).
Kata itu pada kalimat (10b) menunjuk ke sebelah kiri, yaitu frase nyaris face to
face tertabrak angkot di Parung yang terdapat pada kalimat (10a). Dari contoh
tersebut tampak adanya kohesi penunjukan anaforis. Hubungan kohesi terjadi
antara kejadian itu dan nyaris face to face tertabrak angkot di Parung. Frase
kejadian itu berfungsi sebagai penunjuk bagian kalimat sebelumnya, yaitu nyaris
face to face tertabrak angkot di Parung.
Frase kejadian itu pada contoh (10) merupakan alat penunjukan. Frase
kejadian itu merupakan frase nomina yang menunjuk pada kalimat sebelumnya.
Unsur yang terpenting dari frase kejadian itu adalah kata kejadian. Kata kejadian
menunjuk pada nyaris face to face tertabrak angkot di Parung. Contoh (10A)
menjelaskan hal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(10A) Eko Widodo
Lahir: Madiun, 4 Juni 1969
Kerja di BOLA sejak: 1994
Pengalaman seru bekerja di BOLA: Nyaris face to face tertabrak
angkot di Parung gara-gara memaksakan pulang ke Bogor setelah
deadline naik motor. Sejak nyaris face to face tertabrak angkot di
Parung itu memilih tidur di kantor setelah deadline.
(11) (a) Baru kali ini aku kontak BOLA meski sudah baca sejak Maret
1984. (b) Waktu itu di kantor ada tukang eceran koran yang setiap
pagi antar koran ke meja kerjaku.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (11) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (11a) dan kalimat (11b).
Frase waktu itu pada kalimat (11b) menunjuk ke sebelah kiri, yaitu frase Maret
1984 yang terdapat pada kalimat (11a). Dari contoh tersebut tampak adanya
kohesi penunjukan anaforis. Hubungan kohesi terjadi antara waktu itu dan Maret
1984. Kata itu pada frase waktu itu menunjuk pada Maret 1984. Contoh (11A)
menjelaskan hal tersebut.
(11A) Baru kali ini aku kontak BOLA meski sudah baca sejak Maret 1984.
Waktu Maret 1984 di kantor ada tukang eceran koran yang setiap pagi
antar koran ke meja kerjaku.
(12) Epivania Yovita Ere Wangge
Lahir: Bajawa, 15 Februari 1975
Kerja di BOLA sejak: Mei 1996
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Banyak hal ajaib yang
terjadi di BOLA, terutama ketika kerusuhan Mei 1998. (b) Saat itu
terasa sekali kebersamaan satu dengan yang lain.
(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Contoh (12) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (12a) dan kalimat (12b).
Frase saat itu pada kalimat (12b) menunjuk ke sebelah kiri, yaitu frase Mei 1998
yang terdapat pada kalimat (12a). Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi
penunjukan anaforis. Hubungan kohesi terjadi antara saat itu dan Mei 1998. Kata
itu pada frase saat itu merupakan unsur yang menunjuk pada Mei 1998. Contoh
(12A) menjelaskan hal tersebut.
(12A) Epivania Yovita Ere Wangge
Lahir: Bajawa, 15 Februari 1975
Kerja di BOLA sejak: Mei 1996
Pengalaman seru bekerja di BOLA: Banyak hal ajaib yang terjadi di
BOLA, terutama ketika kerusuhan Mei 1998. Saat Mei 1998 terasa
sekali kebersamaan satu dengan yang lain.
(13) (a) Pada pertengahan 2001, saya melaksanakan PKL di kantor lama
BOLA selama kurang lebih satu bulan. (b) Dalam periode itu saya
mendapatkan banyak pengalaman berharga.
(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)
Contoh (13) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (13a) dan (13b). Frase
periode itu pada kalimat (13b) menunjuk ke sebelah kiri, yaitu frase kurang lebih
satu bulan yang terdapat pada kalimat (13a). Dari contoh tersebut tampak adanya
kohesi penunjukan anaforis. Hubungan kohesi terjadi antara periode itu dan
kurang lebih satu bulan. Kata itu pada frase periode itu merupakan unsur yang
menunjuk pada kurang lebih satu bulan. Contoh (13A) menjelaskan hal tersebut.
(13A) Pada pertengahan 2001, saya melaksanakan PKL di kantor lama
BOLA selama kurang lebih satu bulan. Dalam periode kurang lebih
satu bulan saya mendapatkan banyak pengalaman berharga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
(14) (a) “Awalnya saya ditawari oleh Pak Sumohadi dan Stephen Clement
untuk membuat desainnya. (b) Tawaran itu saya ambil karena saya
memang suka olah raga. (c) Bagi saya, olah raga itu merupakan
sesuatu hal yang memiliki makna luas dan integritasnya sendiri,” ujar
Benny.
(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)
Contoh (14) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (14a), (14b), dan
kalimat (14c). Kata itu pada kalimat (14b) menunjuk ke sebelah kiri, yaitu Pak
Sumohadi dan Stephen Clement yang terdapat pada kalimat (14a). Dari contoh
tersebut tampak adanya kohesi penunjukan anaforis. Hubungan kohesi terjadi
antara kata itu dan Pak Sumohadi dan Stephen Clement. Contoh (14A)
menjelaskan hal tersebut.
(14A) “Awalnya saya ditawari oleh Pak Sumohadi dan Stephen Clement
untuk membuat desainnya. Tawaran Pak Sumohadi dan Stephen
Clement saya ambil karena saya memang suka olah raga. Bagi saya,
olah raga itu merupakan sesuatu hal yang memiliki makna luas dan
integritasnya sendiri,” ujar Benny.
2.1.1.2 Kohesi Penunjukan dengan Kata Tunjuk Ini
Dari hasil penelitian ditemukan dua macam penunjukan dengan kata
tunjuk ini, yaitu menunjuk hanya kata ini dan menunjuk x + ini. Berikut contoh
kohesi penunjukan dengan kata tunjuk ini yang ditemukan dalam rubrik Halaman
25 Tabloid BOLA edisi Maret 2009.
(15) (a) Tugas seorang wakil pemimpin redaksi atau wapemred secara
sederhana adalah membantu pemimpin redaksi, terutama untuk urusan
strategis. (b) Pembagian tugas ini memang harus dipertegas agar
semua pekerjaan dilakukan dengan baik.
(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Contoh (15) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (15a) dan kalimat (15b).
Kata ini pada kalimat (15b) mengacu pada seorang wakil pemimpin redaksi atau
wapemred yang terdapat pada kalimat (15a). Dari contoh tersebut tampak adanya
kohesi penunjukan anaforis. Hubungan kohesi terjadi antara kata ini dan seorang
wakil pemimpin redaksi atau wapemred. Kata ini berfungsi sebagai penunjuk
bagian kalimat sebelumnya, yaitu seorang wakil pemimpin redaksi atau
wapemred. Contoh (15A) menjelaskan hal tersebut.
(15A) Tugas seorang wakil pemimpin redaksi atau wapemred secara
sederhana adalah membantu pemimpin redaksi, terutama untuk urusan
strategis. Pembagian tugas seorang wakil pemimpin redaksi atau
wapemred memang harus dipertegas agar semua pekerjaan dilakukan
dengan baik.
(16) (a) “Hal ini yang sekarang sedang digalakkan lewat penggunaan
sistem SAP, yang diterapkan per 1 Maret. (b) Dengan sistem ini,
semua aliran uang bisa lebih terpantau sehingga pengendalian juga
lebih mudah dilakukan. (c) Selain itu, laporan keuangan juga bisa
dikeluarkan kapan saja bila ada yang membutuhkan,” lanjut Atik.
(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)
Contoh (16) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (16a), (16b), dan (16c).
Kata ini pada kalimat (16b) menunjuk ke sebelah kiri, yaitu kata SAP yang
terdapat pada kalimat (16a). Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi
penunjukan anaforis. Hubungan kohesi terjadi antara kata ini dan SAP. Kata ini
berfungsi sebagai penunjuk bagian kalimat sebelumnya, yaitu SAP. Contoh (16A)
menjelaskan hal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
(16A) “Hal ini yang sekarang sedang digalakkan lewat penggunaan sistem
SAP, yang diterapkan per 1 Maret. Dengan sistem SAP, semua aliran
uang bisa lebih terpantau sehingga pengendalian juga lebih mudah
dilakukan. Selain itu, laporan keuangan juga bisa dikeluarkan kapan
saja bila ada yang membutuhkan,” lanjut Atik.
(17) (a) Juara baru akhirnya muncul saat pasangan Yudhi F.
Oktaviadhi/Susilo bin Rusdi tampil menjadi yang terbaik. (b)
Perjalanan pasangan ini ke final pun bisa dikatakan berliku karena
harus menghadapi para unggulan.
(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)
Contoh (17) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (17a) dan kalimat (17b).
Kata ini pada kalimat (17b) menunjuk ke sebelah kiri, yaitu Yudhi F.
Oktaviadhi/Susilo bin Rusdi yang terdapat pada kalimat (17a). Dari contoh
tersebut tampak adanya kohesi penunjukan anaforis. Hubungan kohesi terjadi
antara kata ini dan Yudhi F. Oktaviadhi/Susilo bin Rusdi. Kata ini berfungsi
sebagai penunjuk bagian kalimat sebelumnya, yaitu Yudhi F. Oktaviadhi/Susilo
bin Rusdi. Contoh (17A) menjelaskan hal tersebut.
(17A) Juara baru akhirnya muncul saat pasangan Yudhi F. Oktaviadhi/Susilo
bin Rusdi tampil menjadi yang terbaik. Perjalanan pasangan Yudhi F.
Oktaviadhi/Susilo bin Rusdi ke final pun bisa dikatakan berliku
karena harus menghadapi para unggulan.
(18) (a) “Pertandingan persahabatan itu biasanya digelar menjelang ulang
tahun BOLA. (b) Kita jadi tidak hanya kenal dengan rekan satu
kantor, tapi juga dengan relasi. (c) Sayang, kegiatan ini saya dengar
sudah jarang dilakukan,” tuturnya.
(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Contoh (18) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (18a), (18b), dan (18c).
Frase kegiatan ini pada kalimat (18c) menunjuk ke sebelah kiri, yaitu frase
pertandingan persahabatan yang terdapat pada kalimat (18a). Dari contoh
tersebut tampak adanya kohesi penunjukan anaforis. Hubungan kohesi terjadi
antara frase kegiatan ini dan pertandingan persahabatan. Frase kegiatan ini
merupakan alat penunjukan. Frase kegiatan ini merupakan frase nomina yang
terdiri dari kata kegiatan yang merupakan unsur pusat dan diikuti kata ini sebagai
unsur pelengkap. Contoh (18A) menjelaskan hal tersebut.
(18A) “Pertandingan persahabatan itu biasanya digelar menjelang ulang
tahun BOLA. Kita jadi tidak hanya kenal dengan rekan satu kantor,
tapi juga dengan relasi. Sayang, kegiatan pertandingan persahabatan
saya dengar sudah jarang dilakukan,” tuturnya.
2.1.2 Kohesi Penggantian
Kohesi penggantian adalah kohesi gramatikal yang berupa penggantian
konstituen tertentu dengan konstituen lain. Dalam kohesi ini terlibat dua unsur,
yaitu unsur terganti dan unsur pengganti. Bila unsur terganti berupa unsur yang
menyatakan orang (persona), maka unsur penggantinya berupa pronomina
persona (lihat Baryadi, 2002:20). Berikut ini contoh penggalan wacana yang
bagian-bagiannya diikat oleh kohesi penggantian.
2.1.2.1 Kohesi Penggantian dengan Kata Ganti Ia
Berikut contoh kohesi penggantian dengan kata ganti ia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(19) (a) Eko mengaku adalah pembaca berat BOLA sejak pertama kali
terbit. (b) Ia membaca semua artikel edisi perdana berjudul Ndang Olo
Ahu Dimaki Halak! hingga nomor 1.909 yang terbit tepat 3 Maret
2009.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (19) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (19a) dan (19b). Kata ia
pada kalimat (19b) merupakan pengganti kata Eko pada kalimat (19a). Dari
contoh tersebut tampak adanya kohesi penggantian. Dalam kohesi ini terlibat dua
unsur, yaitu unsur terganti dan unsur pengganti. Unsur terganti pada contoh di atas
ditunjukkan pada unsur yang menyatakan orang, yaitu Eko, sedangkan unsur
penggantinya berupa pronomina persona ketiga, yaitu ia. Contoh (19A)
menunjukkan hal tersebut.
(19A) Eko mengaku adalah pembaca berat BOLA sejak pertama kali terbit.
Eko membaca semua artikel edisi perdana berjudul Ndang Olo Ahu
Dimaki Halak! hingga nomor 1.909 yang terbit tepat 3 Maret 2009.
(20) (a) Pembicaranya? Anda pasti mengenal Steve McMahon, bintang
Liverpool pertengahan 1980-an yang kini menjadi komentator acara
olahraga di ESPN. (b) Namun, ia tak bakal sekedar berbicara atas
dasar pengalaman sebagai pesepakbola.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (20) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (20a) dan (20b). Kata ia
pada kalimat (20b) merupakan pengganti kata Steve McMahon pada kalimat
(20a). Dari contoh tersebut tempak adanya kohesi penggantian. Hubungan kohesi
terjadi antara ia dan Steve McMahon. Contoh (20A) menunjukkan hal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
(20A) Pembicaranya? Anda pasti mengenal Steve McMahon, bintang
Liverpool pertengahan 1980-an yang kini menjadi komentator acara
olahraga di ESPN. Namun, Steve McMahon tak bakal sekedar
berbicara atas dasar pengalaman sebagai pesepakbola.
2.1.2.2 Kohesi Penggantian dengan Kata Ganti Dia
Berikut contoh kohesi penggantian dengan kata ganti dia.
(21) Gatot Susetyo
Lahir: Tulungagung, 8 Desember 1968
Kerja di BOLA sejak: 1999
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Awal kerja di BOLA
sebagai kontibutor di Bali, harus megejar Michael Laudrup, bintang
Denmark saat juara Piala Eropa 1992, mulai dari Bandara Ngurah Rai
Denpasar hingga tempat menginapnya di Singaraja. (b) Saat itu saya
memakai sepeda motor butut Honda 70 dari Denpasar-Singaraja. (c)
Sampai di sana dia tak mau diwawancarai karena kelelahan.
(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)
Contoh (21) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (21a), (21b), dan (21c).
Kata dia pada kalimat (21c) merupakan pengganti kata Michael Laudrup pada
kalimat (21a), sehingga pada contoh (21) terdapat kohesi penggantian. Hubungan
kohesi terjadi antara dia dan Michael Laudrup. Dalam kohesi ini terlibat dua
unsur, yaitu unsur terganti dan unsur pengganti. Unsur terganti pada contoh di atas
ditunjukkan pada unsur yang menyatakan orang, yaitu Michael Laudrup,
sedangkan unsur penggantinya berupa pronomina persona ketiga, yaitu dia.
Contoh (21A) menunjukkan hal tersebut.
(21A) Gatot Susetyo
Lahir: Tulungagung, 8 Desember 1968
Kerja di BOLA sejak: 1999
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Pengalaman seru bekerja di BOLA: Awal kerja di BOLA sebagai
kontibutor di Bali, harus megejar Michael Laudrup, bintang Denmark
saat juara Piala Eropa 1992, mulai dari Bandara Ngurah Rai Denpasar
hingga tempat menginapnya di Singaraja. Saat itu saya memakai
sepeda motor butut Honda 70 dari Denpasar-Singaraja. Sampai di sana
Michael Laudrup tak mau diwawancarai karena kelelahan.
(22) (a) Pengalaman lain, kali ini ceritanya sudah jadi “seleb”. (b) Ketika
meliput Reli Medan, waktu itu kejuaraan dunia, di tengah hutan tiba-
tiba fotografer GO karib saya, almarhum Suherman, teriak: “Rief, ada
yang nyariin nih!” (c) Saya bilang, siapa di tengah hutan nyariin gua.
(d) Ternyata dia adalah penonton setia GP 500 di mana saya waktu itu
jadi komentator tetap di ANTV. (e) Ternyata dia ingin sekali foto
bareng saya.
(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)
Contoh (22) terdiri dari lima kalimat, yaitu kalimat (22a), (22b), (22c),
(22d), dan (22e). Kata dia pada kalimat (22e) merupakan pengganti frase
penonton setia GP 500 pada kalimat (22d), sehingga pada contoh (22) terdapat
kohesi penggantian. Hubungan kohesi terjadi antara dia dan penonton setia GP
500. Contoh (22A) menunjukkan hal tersebut.
(22A) Pengalaman lain, kali ini ceritanya sudah jadi “seleb”. Ketika meliput
Reli Medan, waktu itu kejuaraan dunia, di tengah hutan tiba-tiba
fotografer GO karib saya, almarhum Suherman, teriak: “Rief, ada
yang nyariin nih!” Saya bilang, siapa di tengah hutan nyariin gua.
Ternyata dia adalah penonton setia GP 500 di mana saya waktu itu
jadi komentator tetap di ANTV. Ternyata penonton setia GP 500 ingin
sekali foto bareng saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
(23) (a) Namun, siapakah sebenarnya sosok perancang piala tersebut? (b)
Dia adalah Benny Ronald Tahalele, seorang seniman keturunan
Ambon yang dipercaya untuk mendesain piala tersebut pada 1999.
(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)
Contoh (23) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (23a) dan kalimat (23b).
Kata dia pada kalimat (23b) merupakan pengganti frase sosok perancang piala
tersebut pada kalimat (23a), sehingga pada contoh (23) terdapat kohesi
penggantian. Hubungan kohesi terjadi antara dia dan sosok perancang piala
tersebut. Contoh (23A) menunjukkan hal tersebut.
(23A) Namun, siapakah sebenarnya sosok perancang piala tersebut? (b)
Sosok perancang piala tersebut adalah Benny Ronald Tahalele,
seorang seniman keturunan Ambon yang dipercaya untuk mendesain
piala tersebut pada 1999.
2.1.2.3 Kohesi Penggantian dengan Kata Ganti -Nya
Berikut contoh kohesi penggantian dengan kata ganti -nya.
(24) (a) Sementara itu, pengalaman liputan Yudhi lebih banyak di dunia
sepakbola. (b) Sebelum menjadi Wakil Managing Editor, Yudhi
menempati editor Ole! Internasional atau halaman sepakbola
internasional sehingga ruang lingkup dan liputannya lebih banyak di
sepakbola internasional.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (24) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (24a) dan (24b). Unsur
–nya pada kalimat (24b) merupakan pengganti kata Yudhi pada kalimat (24a).
Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi penggantian. Hubungan kohesi terjadi
antara -nya dan Yudhi. Dalam kohesi ini terlibat dua unsur, yaitu unsur terganti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dan unsur pengganti. Unsur terganti pada contoh di atas ditunjukkan pada unsur
yang menyatakan orang, yaitu Yudhi, sedangkan unsur penggantinya berupa
pronomina persona ketiga, yaitu -nya. Contoh (24A) menjelaskan hal tersebut.
(24A) Sementara itu, pengalaman liputan Yudhi lebih banyak di dunia
sepakbola. Sebelum menjadi Wakil Managing Editor, Yudhi
menempati editor Ole! Internasional atau halaman sepakbola
internasional sehingga ruang lingkup dan liputan Yudhi lebih banyak
di sepakbola internasional.
(25) (a) Meski demikian, Mbak Cicil pun tidak lupa memanjaatkan doanya.
(b) “Selamat ulang tahun yang ke-25 untuk BOLA. (c) Semoga tetap
jaya dan terus menjadi tabloid olah raga yang terbaik di Indonesia,”
ucapnya.
(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)
Contoh (25) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (25a), (25b), dan (25c).
Unsur –nya pada kalimat (25c) merupakan pengganti kata Mbak Cicil pada
kalimat (25a), sehingga pada contoh (25) terdapat kohesi penggantian. Hubungan
kohesi terjadi antara -nya dan Mbak Cicil. Contoh (25A) menjelaskan hal tersebut.
(25A) Meski demikian, Mbak Cicil pun tidak lupa memanjaatkan doanya.
(b) “Selamat ulang tahun yang ke-25 untuk BOLA. (c) Semoga tetap
jaya dan terus menjadi tabloid olah raga yang terbaik di Indonesia,”
ucap Mbak Cicil.
(26) Marwis Umsa
Lahir: 13 Mei 1958
Kerja di BOLA sejak: Maret 1993
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Saat tim sepak bola
Sampdoria berkunjung ke Medan pada 1998. (b) Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
mewawancarai salah seorang pemain bintangnya, Roberto Mancini,
saya harus rela nongkrong di depan pintu kamar hotelnya selama
hampir tiga jam.
(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)
Contoh (26) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (26a) dan (26b). Unsur
–nya pada kalimat (26b) merupakan pengganti kata Sampdoria pada kalimat
(26a), sehingga pada contoh (26) terdapat kohesi penggantian. Hubungan kohesi
terjadi antara -nya dan Sampdoria. Contoh (26A) menjelaskan hal tersebut.
(26A) Marwis Umsa
Lahir: 13 Mei 1958
Kerja di BOLA sejak: Maret 1993
Pengalaman seru bekerja di BOLA: Saat tim sepak bola Sampdoria
berkunjung ke Medan pada 1998. Untuk mewawancarai salah seorang
pemain bintang Sampdoria, Roberto Mancini, saya harus rela
nongkrong di depan pintu kamar hotelnya selama hampir tiga jam.
2.1.2.4 Kohesi Penggantian dengan Kata Ganti –Mu
Berikut contoh kohesi penggantian dengan kata ganti -mu.
(27) (a) Sepertinya BOLA sudah mengambil ruang dalam hatiku. (b) Aku
selalu senang baca kolom Catatan Ringan, dari Sumohardi Marsis
sampai Ian Situmorang. (c) Ringan tapi berkualitas isinya. (d) Semoga
di usiamu yang semakin dewasa ini para pembaca benar-benar dibawa
seperti ke arena.
(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)
Contoh (27) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (27a), (27b), (27c),
dan (27d). Unsur -mu pada kalimat (27d) merupakan pengganti kata BOLA pada
kalimat (27a). Dari contoh tersebut tempak adanya kohesi penggantian. Hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kohesi terjadi antara -mu dan BOLA. Dalam kohesi ini terlibat dua unsur, yaitu
unsur terganti dan unsur pengganti. Unsur terganti pada contoh di atas
ditunjukkan pada unsur yang menyatakan tabloid olahraga, yaitu BOLA,
sedangkan unsur penggantinya berupa pronomina persona kedua, yaitu -mu.
Contoh (27A) menunjukkan hal tersebut.
(27A) Sepertinya BOLA sudah mengambil ruang dalam hatiku. (b) Aku
selalu senang baca kolom Catatan Ringan, dari Sumohardi Marsis
sampai Ian Situmorang. (c) Ringan tapi berkualitas isinya. (d) Semoga
di usia BOLA yang semakin dewasa ini para pembaca benar-benar
dibawa seperti ke arena.
2.1.2.4 Kohesi Penggantian dengan Kata Ganti Mereka
Berikut contoh kohesi penggantian dengan kata ganti mereka.
(28) (a) BOLA juga mempunyai beberapa kontributor asing reguler seperti
Rob Maul, Rob Hughes, dan Michael Dickhauser. (b) Dari torehan
mereka di kolom OLE! Internasional, pembaca dapat melihat isu-isu
sepak bola terkini dari kacamata yang berbeda.
(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)
Contoh (28) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (28a) dan kalimat (28b).
Kata mereka pada kalimat (28b) merupakan pengganti kata Rob Maul, Rob
Hughes, dan Michael Dickhauser pada kalimat (28a). Dari contoh tersebut tempak
adanya kohesi penggantian. Hubungan kohesi terjadi antara mereka dan Rob
Maul, Rob Hughes, dan Michael Dickhauser. Dalam kohesi ini terlibat dua unsur,
yaitu unsur terganti dan unsur pengganti. Unsur terganti pada contoh di atas
ditunjukkan pada unsur yang menyatakan orang, yaitu Rob Maul, Rob Hughes,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dan Michael Dickhauser, sedangkan unsur penggantinya berupa pronomina
persona ketiga, yaitu mereka. Contoh (28A) menunjukkan hal tersebut.
(28A) BOLA juga mempunyai beberapa kontributor asing reguler seperti
Rob Maul, Rob Hughes, dan Michael Dickhauser. Dari torehan Rob
Maul, Rob Hughes, dan Michael Dickhauser di kolom OLE!
Internasional, pembaca dapat melihat isu-isu sepak bola terkini dari
kacamata yang berbeda.
(29) (a) Memasukui usia ke-25, dua orang muda dipercaya sebagai
managing editor dan wakilnya. (b) Kebetulan mereka setidaknya
berpendidikan Strata 2 (S-2) di bidang Manajemen.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (29) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (29a) dan (29b). Kata
mereka pada kalimat (29b) merupakan pengganti frase dua orang muda pada
kalimat (29a). Dari contoh tersebut tempak adanya kohesi penggantian. Hubungan
kohesi terjadi antara mereka dan dua orang muda. Contoh (29A) menunjukkan
hal tersebut.
(29A) Memasukui usia ke-25, dua orang muda dipercaya sebagai managing
editor dan wakilnya. Kebetulan dua orang muda setidaknya
berpendidikan Strata 2 (S-2) di bidang Manajemen.
(30) (a) Para calon wartawan ini tidak diperbolehkan langsung menulis. (b)
Mereka harus mengikuti pelatihan selama minimal tiga bulan.
(BOLA, Selasa, 31 Maret 2009)
Contoh (30) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (30a) dan kalimat (30b).
Kata mereka pada kalimat (30b) merupakan pengganti frase para calon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
wartawan pada kalimat (30a). Dari contoh tersebut tempak adanya kohesi
penggantian. Hubungan kohesi terjadi antara mereka dan para calon wartawan.
Contoh (30A) menunjukkan hal tersebut.
(30A) Para calon wartawan ini tidak diperbolehkan langsung menulis. (b)
Para calon wartawan harus mengikuti pelatihan selama minimal tiga
bulan.
2.1.3 Kohesi Pelesapan
Kohesi pelesapan atau “penghilangan” (Ramlan:1993, dalam Baryadi,
2002:24) adalah kohesi gramatikal yang berupa pelesapan (zero) konstituen yang
telah disebut. Berikut contoh kohesi pelesapan yang ditemukan dalam rubrik
“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009.
(31) (a) “Memanajeri para Redaktur, para Kepala Seksi, reporter,
fotografer, dan stafnya bukanlah pekerjaan mudah. (b) Masing-masing
Ø adalah pribadi unik yang memerlukan pendekatan berbeda. (c) Kita
pun harus selalu mengikuti perkembangan olahraga terkini baik
nasional maupun internasional,” ungkap Eko, yang bergabung di
BOLA sejak 1 Februari 1994 ini.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (31) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (31a), (31b), dan (31c).
Konstituen Ø pada kalimat (31b) memiliki referensi yang sama dengan kata para
Redaktur, para Kepala Seksi, reporter, fotografer, dan stafnya yang telah
disebutkan pada kalimat (31a). Kata para Redaktur, para Kepala Seksi, reporter,
fotografer, dan stafnya diulang pada kalimat (31b) dalam bentuk zero (Ø). Jadi,
contoh (31) merupakan kohesi pelesapan. Contoh (31A) menjelaskan hal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Hubungan kohesi terjadi antara zero (Ø) dan para Redaktur, para Kepala Seksi,
reporter, fotografer, dan stafnya.
(31A) “Memanajeri para Redaktur, para Kepala Seksi, reporter, fotografer,
dan stafnya bukanlah pekerjaan mudah. Masing-masing para
Redaktur, para Kepala Seksi, reporter, fotografer, dan stafnya adalah
pribadi unik yang memerlukan pendekatan berbeda. Kita pun harus
selalu mengikuti perkembangan olahraga terkini baik nasional
maupun internasional,” ungkap Eko, yang bergabung di BOLA sejak 1
Februari 1994 ini.
(32) (a) Selama ini Profitable Group tercatat sudah menjalin kerjasama
dengan beberapa klub Liga Inggris seperti Manchester United,
Liverpool, Chelsea, Tottenham, dan Blackburn. (b) Tak hanya itu,
hubungan Ø dengan agen pemain, media, asosiasi sepakbola, dan
industri hiburan juga dibina dengan baik.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (32) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (32a) dan (32b).
Konstituen Ø pada kalimat (32b) memiliki referensi yang sama dengan Profitable
Group yang telah disebutkan pada kalimat (32a). Kata Profitable Group diulang
pada kalimat (32b) dalam bentuk zero (Ø). Dari contoh tersebut, tampak adanya
kohesi pelesapan. Contoh (32A) menjelaskan hal tersebut. Hubungan kohesi
terjadi antara zero (Ø) dan Profitable Group.
(32A) Selama ini Profitable Group tercatat sudah menjalin kerjasama dengan
beberapa klub Liga Inggris seperti Manchester United, Liverpool,
Chelsea, Tottenham, dan Blackburn. (b) Tak hanya itu, hubungan
Profitable Group dengan agen pemain, media, asosiasi sepakbola, dan
industri hiburan juga dibina dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
(33) (a) Sesuai komitmen membawa pembaca ke pusat terjadinya berita,
BOLA mempunyai beberapa kontributor untuk menjadi perpanjangan
tangan di lapangan. (b) Semua demi menghadirkan Ø berita mendalam
dari seantero nusantara dan juga dari luar negeri.
(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)
Contoh (33) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (33a) dan kalimat (33b).
Konstituen Ø pada kalimat (33b) memiliki referen yang sama dengan kata
pembaca yang telah disebutkan pada kalimat (33a). Kata pembaca diulang pada
kalimat (33b) dalam bentuk zero (Ø). Jadi, contoh (33) terdapat kohesi pelesapan.
Hubungan kohesi terjadi antara zero (Ø) dan pembaca. Contoh (33A) menjelaskan
hal tersebut.
(33A) Sesuai komitmen membawa pembaca ke pusat terjadinya berita,
BOLA mempunyai beberapa kontributor untuk menjadi perpanjangan
tangan di lapangan. Semua demi menghadirkan pembaca berita
mendalam dari seantero nusantara dan juga dari luar negeri.
(34) Hingga Pelosok
(a) Saya tinggal di Desa Kuala Enok, Kabupaten Iinhil, Riau. (b) Ø
Sebuah desa yang cukup jauh, tetapi tabloid BOLA mampu masuk ke
desa kami dari dulu hingga sekarang.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (34) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (34a) dan (34b).
Konstituen Ø pada kalimat (34b) memiliki referensi yang sama dengan Desa
Kuala Enok, Kabupaten Iinhil, Riau yang telah disebutkan pada kalimat (34a).
Kata Desa Kuala Enok, Kabupaten Inhil, Riau diulang pada kalimat (34b) dalam
bentuk zero (Ø). Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi pelesapan. Hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kohesi terjadi antara zero (Ø) dan Desa Kuala Enok, Kabupaten Inhil, Riau.
Contoh (25A) menjelaskan hal tersebut.
(34A) Hingga Pelosok
Saya tinggal di Desa Kuala Enok, Kabupaten Iinhil, Riau. Desa Kuala
Enok, Kabupaten Iinhil, Riau sebuah desa yang cukup jauh, tetapi
tabloid BOLA mampu masuk ke desa kami dari dulu hingga sekarang.
(35) (a) Pengalaman liputannya terbilang komplet. (b) “Saya paling
terkesan saat dipercaya membawa obor di Olimpiade Musim Torino
2006 atas nama Indonesia di kota Venesia. (c) Juga saat Ø dibawa
ngebut pembalap Motogp Randi Mamola di sirkuit Sepang, Malaysia.
(d) Bertemu dan mewawancarai pebasket NBA, Kobe Bryant dan
Michael Jordan, adalah kenangan Ø yang abadi,” ungkap penggemar
bulutangkis ini.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (35) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (35a), (35b), (35c),
dan (35d). Konstituen Ø pada kalimat (35c) dan (35d) memiliki referensi yang
sama dengan kata saya yang telah disebutkan pada kalimat (35b). Kata saya
diulang pada kalimat (35c) dan (35d) dalam bentuk zero (Ø). Dari contoh tersebut
tampak adanya kohesi pelesapan. Hubungan kohesi terjadi antara zero (Ø) dan
saya. Contoh (35A) menjelaskan hal tersebut.
(35A) Pengalaman liputannya terbilang komplet. “Saya paling terkesan saat
dipercaya membawa obor di Olimpiade Musim Torino 2006 atas
nama Indonesia di kota Venesia. Juga saat saya dibawa ngebut
pembalap Motogp Randi Mamola di sirkuit Sepang, Malaysia.
Bertemu dan mewawancarai pebasket NBA, Kobe Bryant dan
Michael Jordan, adalah kenangan saya yang abadi,” ungkap
penggemar bulutangkis ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2.1.4 Kohesi Perangkaian
Kohesi perangkaian adalah kohesi gramatikal yang berwujud konjungsi
(Baryadi, 2002:24). Dikatakan oleh Halliday dan Hasan (1979:226-273) dan
Ramlan (1993) bahwa perangkaian berbeda dengan jenis kohesi gramatikal
lainnya. Perangkaian yang berupa konjungsi menyatakan relasi makna tertentu.
2.1.4.1 Kohesi Perangkaian Bermakna „Penjumlahan‟ atau „Aditif‟
Berikut ini contoh kohesi perangkaian yang bermakna „penjumlahan‟
dengan penanda kata dan.
(36) Hingga Pelosok
(a) Saya tinggal di Desa Kuala Enok, Kabupaten Iinhil, Riau. (b)
Sebuah desa yang cukup jauh, tetapi tabloid BOLA mampu masuk ke
desa kami dari dulu hingga sekarang. (c) Dan BOLA membuat kami
sekeluarga bangga karena pada BOLA nomor 1.775 edisi Jumat, 16
November 2007, kami nampang di kolom Super-Fans. Fahrizal
Malik <[email protected]>
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (36) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (36a), (36b), dan (36c).
Konjungsi dan pada kalimat (36c) berfungsi menghubungkan kalimat (36c)
dengan kalimat sebelumnya, yaitu kalimat (36a) dan kalimat (36b). Konjungsi
tersebut menyatakan relasi makna „penjumlahan‟ atau „aditif‟. Jadi, contoh
tersebut terdapat kohesi perangkaian.
Berikut ini contoh perangkaian yang bermakna „penjumlahan‟ dengan
penanda kata juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
(37) (a) Pengalaman liputannya terbilang komplet. (b) “Saya paling
terkesan saat dipercaya membawa obor di Olimpiade Musim Torino
2006 atas nama Indonesia di kota Venesia. (c) Juga saat dibawa
ngebut pembalap Motogp Randi Mamola di sirkuit Sepang, Malaysia.
(d) Bertemu dan mewawancarai pebasket NBA, Kobe Bryant dan
Michael Jordan, adalah kenangan yang abadi,” ungkap penggemar
bulutangkis ini.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (37) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (37a), (37b), (37c),
dan (37d). Konjungsi juga pada kalimat (37c) berfungsi menghubungkan kalimat
(37a) dan (37b) dengan kalimat (37d). Konjungsi tersebut menyatakan relasi
makna „penjumlahan‟ atau „aditif‟. Jadi, contoh tersebut terdapat kohesi
perangkaian. Hal itu dapat dibuktikan pada contoh (37A) berikut, dengan
menggunakan alat penanda lain yaitu dan.
(37A) Pengalaman liputannya terbilang komplet. “Saya paling terkesan saat
dipercaya membawa obor di Olimpiade Musim Torino 2006 atas
nama Indonesia di kota Venesia. Dan saat saya dibawa ngebut
pembalap Motogp Randi Mamola di sirkuit Sepang, Malaysia.
Bertemu dan mewawancarai pebasket NBA, Kobe Bryant dan
Michael Jordan, adalah kenangan saya yang abadi,” ungkap
penggemar bulutangkis ini.
(38) Sahlul Fahmi
Lahir: Gresik, 5 Oktober 1974
Kerja di BOLA sejak: Maret 2004
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Meliput aktivitas Peter
Withe, mantan pemain Aston Villa yang pernah menjadi pelatih
Timnas U-20 saat tim tersebut dikonsentrasikan sebagai tim Persiba
Bantul musim 2005-2006. (b) Juga terjebak kerusuhan saat meliput
Persijap kontra PSIM.
(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Contoh (38) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (38a) dan (38b).
Konjungsi juga pada kalimat (38b) berfungsi menghubungkan kalimat (38b)
dengan kalimat (38a). Konjungsi tersebut menyatakan relasi makna
„penjumlahan‟ atau „aditif‟. Jadi, contoh tersebut terdapat kohesi perangkaian
dengan menggunakan penanda kata juga.
(38A) Sahlul Fahmi
Lahir: Gresik, 5 Oktober 1974
Kerja di BOLA sejak: Maret 2004
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Meliput aktivitas Peter
Withe, mantan pemain Aston Villa yang pernah menjadi pelatih
Timnas U-20 saat tim tersebut dikonsentrasikan sebagai tim Persiba
Bantul musim 2005-2006. (b) Dan terjebak kerusuhan saat meliput
Persijap kontra PSIM.
2.1.4.2 Kohesi Perangkaian Bermakna „Perlawanan‟
Berikut ini contoh kohesi perangkaian yang bermakna „perlawanan‟
dengan penanda kata namun.
(39) (a) Masa waktu 25 tahun adalah sebuah perjalanan yang panjang dan
dalam kurun waktu itu biasanya akan tumbuh sebuah kedewasaan. (b)
Dengan orang-orang profesional yang ada di dalamnya, BOLA telah
tumbuh menuju kedewasaan tersebut. (c) Jadi tidak heran kalau
BOLA sangat dicintai para pembacanya. (d) Namun, seperti kata
pepatah, “Tak ada gading yang tak retak”, begitu pun dengan BOLA.
(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)
Contoh (39) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (39a), (39b), (39c),
dan (39d). Konjungsi namun pada kalimat (39d) berfungsi menghubungkan
kalimat (39c) dengan kalimat (39d). Konjungsi tersebut menyatakan relasi makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
„perlawanan‟ atau „pertentangan‟. Hal itu tampak pada contoh (39A), dengan
menggunakan alat penanda lain yaitu akan tetapi. Dalam contoh (39) hal yang
dipertentangkan yaitu antara kalimat (39c) dan (39d). Kalimat (39c) dijelaskan
bahwa tabloid BOLA sangat dicintai para pembacanya. Hal ini berlawanan
dengan pernyataan kalimat (39d) yang menjelaskan bahwa seperti kata pepatah
“Tak ada gading yang tak retak”, begitu juga dengan BOLA. Oleh karena itu pada
contoh (39) terdapat kohesi perangkaian, yang ditandai dengan penanda kata
namun.
(39A) Masa waktu 25 tahun adalah sebuah perjalanan yang panjang dan
dalam kurun waktu itu biasanya akan tumbuh sebuah kedewasaan.
Dengan orang-orang profesional yang ada di dalamnya, BOLA telah
tumbuh menuju kedewasaan tersebut. Jadi tidak heran kalau BOLA
sangat dicintai para pembacanya. Akan tetapi, seperti kata pepatah,
“Tak ada gading yang tak retak”, begitu pun dengan BOLA.
(40) (a) “Selama kegiatan itu on-schedule atau terjadwal, pasti di-support.
(b) Namun, yang mendadak juga tetap didukung bila ternyata, setelah
dihitung, kegiatan ini akan memberikan keuntungan bagi Sports and
Health Media.
(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)
Contoh (40) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (40a) dan (40b). Kata
namun pada kalimat (40b) berfungsi menghubungkan kalimat (40a) dengan
kalimat (40b), yang mengandung relasi makna „pertentangan‟ atau „perlawanan‟.
Dalam contoh (40) hal yang dipertentangkan yakni antara kalimat (40a) dan (40b).
Kalimat (40a) dikatakan bahwa setiap kegiatan pasti didukung selama kegiatan
tersebut terjadwal. Hal ini berlawanan dengan pernyataan kalimat (40b) yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menjelaskan bahwa kegiatan yang sifatnya mendadak juga tetap didukung jika
kegiatan tersebut memberikan keuntungan. Pada contoh tersebut terdapat kohesi
perangkaian, yang ditandai dengan penanda kata namun.
Berikut ini contoh perangkaian yang bermakna „perlawanan‟ dengan
penanda kata tapi.
(41) Andrew Sihombing
Lahir: Medan, 2 April 1982
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Liputan Piala Thomas-Uber
2008. (b) Saya sampai enek dengan Istora karena berada di sana
sekitar sepuluh jam setiap harinya sepanjang turnamen. (c) Tapi
rasanya tetap menyenangkan juga.
(BOLA, Selasa, 31 Maret 2009)
Contoh (41) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (41a), (41b), dan (41c).
Konjungsi tapi pada kalimat (41c) berfungsi menghubungkan kalimat (41b)
dengan kalimat (41c). Konjungsi tersebut menyatakan relasi makna „perlawanan‟
atau „pertentangan‟. Hal itu tampak pada contoh (41A), dengan menggunakan alat
penanda lain yaitu namun. Dalam contoh (41) hal yang dipertentangkan yakni
antara kalimat (41b) dan (41c). Kalimat (41b) dijelaskan bahwa saya (Andrew
Sihombing) merasa enek dengan Istora Senayan karena harus meliput sekitar
sepuluh jam setiap hari sepanjang turnamen berlangsung. Hal ini berlawanan
dengan pernyataan kalimat (41c) yang menjelaskan saya (Andrew Sihombing)
tetap merasa kegiatannya menyenangkan juga. Pada contoh tersebut terdapat
kohesi perangkaian, yang ditandai dengan penanda kata tapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
(41A) Andrew Sihombing
Lahir: Medan, 2 April 1982
Pengalaman seru bekerja di BOLA: Liputan Piala Thomas-Uber
2008. Saya sampai enek dengan Istora karena berada di sana sekitar
sepuluh jam setiap harinya sepanjang turnamen. Namun rasanya tetap
menyenangkan juga.
(42) (a) Tadinya saya pikir, saya adalah fans terbesar BOLA. (b) Tapi
begitu menyimak HALAMAN 25, ternyata masih lebih banyak
pembaca yang lebih “gila” BOLA. (c) Tapi saya tetap merasa punya
nilai plus karena pernah “sekolah” di BOLA. Dedy J. Laisa
(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)
Contoh (42) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (42a), (42b), dan (42c).
Contoh (42) terdapat dua konjungsi tapi, yaitu pada kalimat (42b) dan (42c).
Konjungsi tapi pada kalimat (42b) berfungsi menghubungkan kalimat (42a)
dengan kalimat (42b). Sedangkan konjungsi tapi pada kalimat (42c) berfungsi
menghubungkan kalimat (42b) dengan kalimat (42c). Konjungsi tersebut
menyatakan relasi makna „perlawanan‟ atau „pertentangan‟. Dalam contoh (42)
hal yang dipertentangkan ada dua, yakni antara kalimat (42a) dan (42b), dan
antara kalimat (42b) dan (42c). Kalimat (42a) dijelaskan bahwa saya (Dedy)
berpikir dirinya merupakan fans terbesar tabloid BOLA. Hal ini berlawanan
dengan pernyataan kalimat (42b) yang menjelaskan bahwa ternyata masih banyak
pembaca yang lebih “gila” BOLA ketimbang dirinya.
Hal yang dipertentangkan pada kalimat (42b) kembali dipertentangkan
pada kalimat (42c). Kalimat (42c) menjelaskan bahwa meskipun lebih banyak
pembaca yang lebih “gila” BOLA daripada dirinya, namun saya (Dedy) tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
merasa punya nilai plus karena pernah “sekolah” atau memperoleh ilmu lewat
tabloid BOLA. Pada contoh tersebut terdapat kohesi perangkaian, yang ditandai
dengan penanda kata tapi.
2.1.4.3 Kohesi Perangkaian Bermakna „Lebih‟
Berikut ini contoh perangkaian yang bermakna „lebih‟ dengan penanda
kata bahkan.
(43) (a) Eko Widodo dan Yudhi F. Oktaviadhi memiliki gelar S-2 yang
sama di bidang Manajemen Pemasaran. (b) Bahkan Eko
melanjutkannya ke pendidikan Strata 3 di bidang Olahraga dan Sports
Education.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (43) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (43a) dan (43b).
Konjungsi bahkan pada kalimat (43b) berfungsi menghubungkan kalimat (43a)
dengan kalimat (43b). Kalimat (43a) menjelaskan bahwa Eko Widodo dan Yudhi
F. Oktaviadhi memiliki gelar S-2 yang sama di bidang Manajemen Pemasaran.
Kalimat (44b) menjelaskan bahwa Eko melanjutkan pendidikannya lagi (Strata 3)
di bidang Olahraga dan Sports Education. Jadi apa yang disebutkan pada kalimat
(43b) melebihi kalimat (43a). Dari contoh tersebut terdapat kohesi perangkaian
yang menyatakan relasi makna „lebih‟. Hal itu dapat dibuktikan pada contoh
(43A) berikut, dengan menggunakan penanda lain yaitu lebih-lebih, terlebih lagi,
dan malah(an).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
(43A) Eko Widodo dan Yudhi F. Oktaviadhi memiliki gelar S-2 yang sama
di bidang Manajemen Pemasaran. Lebih-lebih Bahkan Eko melan-
Terlebih lagi
Malah(an)
jutkannya ke pendidikan Strata 3 di bidang Olahraga dan Sports
Education.
(44) Dwi Indra F. B.
Lahir: Lumajang, 1 September 1978
Kerja di BOLA sejak: 2003
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Liputan sepak bola nasional
dengan jadwal yang tak tentu, dapat bonus karate dan lemparan batu.
(b) Bahkan sempat kehilangan tas dan kamera saat insiden Madiun.
(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)
Contoh (44) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (44a) dan kalimat (44b).
Konjungsi bahkan pada kalimat (44b) berfungsi menghubungkan kalimat (44a)
dengan kalimat (44b). Kalimat (44a) menjelaskan bahwa pengalaman seru saat
meliput sepak bola nasional dengan jadwal yang tidak tentu, lalu mendapat bonus
karate (baca: pukulan) serta lemparan batu. Kalimat (44b) dijelaskan bahwa si
wartawan (Dwi Indra) juga kehilangan tas dan kamera saat meliput insiden sepak
bola di Madiun. Jadi apa yang disebutkan pada kalimat (44b) melebihi kalimat
(44a). Dari contoh tersebut terdapat kohesi perangkaian yang memiliki relasi
makna „lebih‟.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2.1.4.4 Kohesi Perangkaian Bermakna „Akibat‟ atau „Hasil‟
Berikut ini contoh perangkaian yang bermakna „akibat‟ atau „hasil‟ dengan
penanda kata jadi.
(45) (a) Dengan orang-orang profesional yang ada di dalamnya, BOLA
telah tumbuh menuju kedewasaan tersebut. (b) Jadi tidak heran kalau
BOLA sangat dicintai para pembacanya.
(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)
Contoh (45) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (45a) dan (45b).
Konjungsi jadi pada kalimat (45b) berfungsi menghubungkan kalimat (45a)
dengan kalimat (45b). Konjungsi tersebut menyatakan relasi makna „akibat‟ atau
„hasil‟. Hal itu dapat dibuktikan pada contoh (45A) berikut, dengan menggunakan
alat penanda lain yaitu sehingga dan maka. Dalam contoh (45) hal yang
diakibatkan yakni antara kalimat (45a) dan (45b). Kalimat (45a) menjelaskan
bahwa BOLA telah tumbuh menuju kedewasaan berkat orang-orang profesional
yang ada di dalamnya. Hal ini berakibat pada kalimat (45b) yang menjelaskan
bahwa tidak heran BOLA sangat dicintai para pembacanya.
(45A) Masa waktu 25 tahun adalah sebuah perjalanan yang panjang dan
dalam kurun waktu itu biasanya akan tumbuh sebuah kedewasaan.
Dengan orang-orang profesional yang ada di dalamnya, BOLA telah
tumbuh menuju kedewasaan tersebut. Sehingga Jadi tidak heran
Maka
kalau BOLA sangat dicintai para pembacanya. Namun, seperti kata
pepatah, “Tak ada gading yang tak retak”, begitu pun dengan BOLA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
(46) Berawal dari Si Gundul
(a) Salam BOLA! (b) Aku sudah mengenal kamu sedari kecil. (c)
Ayahku adalah maniak olah raga. (d) Jadi, supaya bisa mendapatkan
berita olah raga yang lengkap, ayah selalu membeli BOLA setiap
minggu. . . Tika Guitarius <[email protected]>
(BOLA, Selasa, 31 Maret 2009)
Contoh (46) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (46a), (46b), (46c),
dan (46d). Konjungsi jadi pada kalimat (46d) berfungsi menghubungkan kalimat
(46c) dengan kalimat (46d). Konjungsi tersebut menyatakan relasi makna „akibat‟
atau „hasil‟. Dalam contoh (46) hal yang diakibatkan yakni antara kalimat (46c)
dan (46d). Kalimat (46c) dijelaskan bahwa ayahku (ayah Tika) adalah seorang
penggemar olah raga. Hal ini berakibat pada kalimat (46d) yang menjelaskan
bahwa agar bisa mendapatkan berita olah raga yang lengkap, ayah selalu membeli
BOLA tiap minggu. Pada contoh tersebut terdapat kohesi perangkaian dengan
menggunakan penanda kata jadi.
2.1.4.5 Kohesi Perangkaian Bermakna „Perurutan Waktu‟
Berikut ini contoh perangkaian yang bermakna „perurutan waktu‟ dengan
penanda kata sejak.
(47) Eko Widodo
Lahir: Madiun, 4 Juni 1969
Kerja di BOLA sejak: 1994
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Nyaris face to face tertabrak
angkot di Parung gara-gara memaksakan pulang ke Bogor setelah
deadline naik motor. (b) Sejak kejadian itu memilih tidur di kantor
setelah deadline.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Contoh (47) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (47a) dan kalimat (47b).
Konjungsi sejak pada kalimat (47b) berfungsi menghubungkan kalimat (47a)
dengan kalimat (47b). Kalimat (47a) dijelaskan bahwa Eko nyaris tertabrak
angkot di Parung gara-gara memaksakan pulang ke Bogor setelah deadline. Hal
tersebut berlanjut pada kalimat (47b) yang menjelaskan bahwa Eko memilih tidur
di kantor setelah deadline setelah kejadian tersebut. Pada contoh tersebut terdapat
kohesi perangkaian yang menyatakan relasi makna „perurutan waktu‟. Hal itu
dapat dibuktikan pada contoh (47A) berikut, dengan menggunakan alat penanda
lain yaitu semenjak.
(47A) Eko Widodo
Lahir: Madiun, 4 Juni 1969
Kerja di BOLA sejak: 1994
Pengalaman seru bekerja di BOLA: Nyaris face to face tertabrak
angkot di Parung gara-gara memaksakan pulang ke Bogor setelah
deadline naik motor. Semenjak kejadian itu memilih tidur di kantor
setelah deadline.
Berikut ini contoh perangkaian yang bermakna „perurutan waktu‟ dengan
penanda kata ketika.
(48) (a) Akhir 80-an dan awal 90-an, BOLA menerima karya jurnalistik
dari pembacanya. (b) Kesempatan itu tidak saya sia-siakan. (c) Kakak
saya yang jadi atlet karate Jawa Barat dijadikan “reporter” dan
sepulang kejuaraan saya menjadi penulis beritanya. (d) Lalu, karya itu
dikirim dan dimuat di BOLA edisi 9 November 1990 dalam rubrik
Varia Bela Diri. (e) Ketika dimuat, senangnya bukan main dan
mungkin panitia kejuaraan bingung kok ada beritanya. (f) Tidak
diduga, hal itu merupakan rangkaian kehidupan saya yang senang
tulis-menulis di media dan akhirnya menekuni pendidikan jurnalistik.
(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Contoh (48) terdiri dari enam kalimat, yaitu kalimat (48a), (48b), (48c),
(48d), (48e), dan (48f). Kata ketika pada kalimat (48e) berfungsi menghubungkan
kalimat (48d) dengan kalimat (48e). Kalimat (48d) dijelaskan karya jurnalistik
yang sudah jadi tersebut dikirim dan ternyata dimuat di tabloid BOLA edisi 9
November 1990 dalam rubrik varian bela diri. Hal tersebut berlanjut pada kalimat
(48e) yang menjelaskan suasana hati yang senang bukan main saat mengetahui
karyanya dimuat. Pada contoh tersebut terdapat kohesi perangkaian yang
menyatakan relasi makna „perurutan waktu‟. Hal itu dapat dibuktikan pada contoh
(48A) berikut, dengan menggunakan penanda lain yaitu saat dan (se)waktu.
(48A) Akhir 80-an dan awal 90-an, BOLA menerima karya jurnalistik dari
pembacanya. Kesempatan itu tidak saya sia-siakan. Kakak saya yang
jadi atlet karate Jawa Barat dijadikan “reporter” dan sepulang
kejuaraan saya menjadi penulis beritanya. Lalu, karya itu dikirim dan
dimuat di BOLA edisi 9 November 1990 dalam rubrik Varia Bela
Diri. Saat Ketika dimuat, senangnya bukan main dan mungkin
(Se)waktu
panitia kejuaraan bingung kok ada beritanya. Tidak diduga, hal itu
merupakan rangkaian kehidupan saya yang senang tulis-menulis di
media dan akhirnya menekuni pendidikan jurnalistik.
(49) (a) Saya membaca BOLA sejak Euro 2008. (b) Selain penyajian berita
yang berimbang dan tidak bertele-tele, ada satu hal yang membuat
saya makin cinta BOLA. (c) Ketika harga barang-barang naik, harga
BOLA tidak ikut naik.
(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)
Contoh (49) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (49a), (49b), dan
kalimat (49c). Konjungsi ketika pada kalimat (49c) berfungsi menghubungkan
kalimat (49b) dengan kalimat (49c). Konjungsi tersebut menyatakan relasi makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
„perurutan waktu‟. Kalimat (49b) menjelaskan bahwa ada satu hal yang membuat
saya (pembaca setia BOLA) makin cinta pada tabloid BOLA selain penyajian
beritanya berimbang dan tidak bertele-tele. Kalimat (49c) menjelaskan bahwa
harga BOLA tidak ikut naik di tengah kenaikan harga-harga barang. Dari contoh
tersebut terdapat kohesi perangkaian dengan menggunakan penanda kata ketika.
Berikut ini contoh perangkaian yang bermakna „perurutan waktu‟ dengan
penanda kata lalu.
(50) (a) Kakak saya yang jadi atlet karate Jawa Barat dijadikan “reporter”
dan sepulang kejuaraan saya menjadi penulis beritanya. (b) Lalu,
karya itu dikirim dan dimuat di BOLA edisi 9 November 1990 dalam
rubrik Varia Bela Diri.
(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)
Contoh (50) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (50a) dan (50b).
Konjungsi lalu pada kalimat (50b) berfungsi menghubungkan kalimat
sebelumnya, yaitu kalimat (50a). Konjungsi tersebut menyatakan relasi makna
„perurutan waktu‟. Jadi, contoh tersebut terdapat kohesi perangkaian. Hal itu
dapat dibuktikan pada contoh (50A) berikut, dengan menggunakan alat penanda
lain yaitu setelah itu.
(50A) Kakak saya yang jadi atlet karate Jawa Barat dijadikan “reporter” dan
sepulang kejuaraan saya menjadi penulis beritanya. Setelah itu karya
itu dikirim dan dimuat di BOLA edisi 9 November 1990 dalam rubrik
Varia Bela Diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2.1.4.6 Kohesi Perangkaian Bermakna „Ketidakserasian‟
Berikut ini contoh perangkaian yang bermakna „ketidakserasian‟ dengan
penanda kata padahal.
(51) Yudhi F. Oktaviadhi
Lahir: 14 Oktober 1972
Kerja di BOLA sejak: 1997
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Meliput final Piala Dunia,
Euro, Liga Champion, hingga FA Cup. (b) Aura final selalu lebih
menggetarkan hati termasuk selebrasi yang selalu ada dalam ingatan.
(c) Yang paling seru saat menyisihkan 300 wartawan di final FA Cup
2007. (d) Lebih dari 700 wartawan mendaftar untuk hadir di New
Wembley, yang baru dipakai lagi untuk final FA Cup setelah
direnovasi. (e) Padahal tempat wartawan hanya 400. (f) Berkat
berbagai lobi ke FA, saya bisa di urutan ke-400. (g) Banyak wartawan
Eropa yang masih mengantre, tidak mendapat tempat, dan menggerutu
ketika saya yang mendapat tiket terakhir. (h) “Sorry Dude!” (i)
Sambil masuk ke pintu stadion saya hanya bisa melambaikan tangan
kepada para kolega dengan tiket dan ID card di tangan.
(BOLA, 3 Maret 2009)
Contoh (51) terdiri dari sembilan kalimat, yaitu kalimat (51a), (51b),
(51c), (51d), (51e), (51f), (51g), (51h), dan (51i). Kata padahal pada kalimat (51e)
berfungsi menghubungkan kalimat (51d) dengan kalimat (51e). Kalimat (51d)
dijelaskan lebih dari 700 wartawan mendaftar untuk menghadiri final FA Cup
yang akan diselenggarakan di stadion New Wembley, Inggris. Hal tersebut tidak
sesuai karena tempat wartawan yang disediakan oleh pihak stadion hanya
berjumlah 400 orang, seperti yang dijelaskan pada kalimat (51e). Pada contoh
tersebut terdapat kohesi perangkaian yang menyatakan relasi makna
„ketidakserasian‟ dengan penanda kata padahal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2.2 Kohesi Leksikal
2.2.1 Pengulangan
Pengulangan adalah kohesi leksikal yang berupa pengulangan konstituen
yang telah disebutkan sebelumnya (Baryadi, 2002:25).
2.2.1.1 Pengulangan Seluruh
Pengulangan seluruh adalah kohesi yang berupa pengulangan seluruh
bentuk dasar (lihat Baryadi, 2011:48). Berikut contoh kohesi pengulangan seluruh
yang ditemukan dalam rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009.
(52) Yudhi F. Oktaviadhi
Lahir: 14 Oktober 1972
Kerja di BOLA sejak: 1997
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Meliput final Piala Dunia,
Euro, Liga Champion, hingga FA Cup. (b) Aura final selalu lebih
menggetarkan hati termasuk selebrasi yang selalu ada dalam ingatan.
(c) Yang paling seru saat menyisihkan 300 wartawan di final FA Cup
2007. (d) Lebih dari 700 wartawan mendaftar untuk hadir di New
Wembley, yang baru dipakai lagi untuk final FA Cup setelah
direnovasi. (e) Padahal tempat wartawan hanya 400. (f) Berkat
berbagai lobi ke FA, saya bisa di urutan ke-400. (g) Banyak wartawan
Eropa yang masih mengantre, tidak mendapat tempat, dan menggerutu
ketika saya yang mendapat tiket terakhir. (h) “Sorry Dude!” (i)
Sambil masuk ke pintu stadion saya hanya bisa melambaikan tangan
kepada para kolega dengan tiket dan ID card di tangan.
(BOLA, 3 Maret 2009)
Contoh (52) terdiri dari sembilan kalimat, yaitu kalimat (52a), (52b),
(52c), (52d), (52e), (52f), (52g), (52h), dan (52i). Kata wartawan pada kalimat
(52c) diulang kembali penyebutannya pada kalimat (52d), (52e), dan (52g). Kata
wartawan pada kalimat (52c), (52d), (52e), dan (52g) memiliki referen yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
yaitu orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat di
surat kabar, majalah, radio, dan televisi (KBBI, 2008:1557). Dari contoh tersebut
tampak adanya kohesi pengulangan seluruh. Hubungan kohesi terjadi antara
kontributor dan kontributor.
(53) (a) BOLA menggandeng setidaknya 15 kontributor lokal dan lima
warga Indonesia yang tinggal di luar negeri untuk menjadi mata dan
kuping kami. (b) BOLA juga mempunyai beberapa kontributor asing
reguler seperti Rob Maul, Rob Hughes, dan Michael Dickhauser. (c)
Dari torehan mereka di kolom OLE! Internasional, pembaca dapat
melihat isu-isu sepak bola terkini dari kacamata yang berbeda.
(BOLA, 24 Maret 2009)
Contoh (53) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (53a), (53b), dan (53c).
Kata kontributor pada kalimat (53a) diulang kembali penyebutannya pada kalimat
(53b). Kata kontributor pada kalimat (53a) dan (53b) memiliki referen yang sama
yaitu penyumbang (karangan kepada majalah) (KBBI, 2008:730). Dari contoh
tersebut tampak adanya kohesi pengulangan seluruh. Hubungan kohesi terjadi
antara kontributor dan kontributor.
(54) Eko Widodo
Lahir: Madiun, 4 Juni 1969
Kerja di BOLA sejak: 1994
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Nyaris face to face tertabrak
angkot di Parung gara-gara memaksakan pulang ke Bogor setelah
deadline naik motor. (b) Sejak kejadian itu memilih tidur di kantor
setelah deadline.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Contoh (54) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (54a) dan kalimat (54b).
Kata deadline pada kalimat (54a) diulang kembali penyebutannya pada kalimat
(54b). Kata deadline pada kalimat (54a) dan (54b) memiliki referen yang sama
yaitu tenggat waktu atau batas waktu. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi
pengulangan seluruh. Hubungan kohesi terjadi antara deadline dan deadline.
(55) (a) Juara baru akhirnya muncul saat pasangan Yudhi F.
Oktaviadhi/Susilo bin Rusdi tampil menjadi yang terbaik. (b)
Perjalanan pasangan ini ke final pun bisa dikatakan berliku karena
harus menghadapi para unggulan.
(BOLA, 24 Maret 2009)
Contoh (55) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (55a) dan kalimat (55b).
Kata pasangan pada kalimat (55a) diulang kembali penyebutannya pada kalimat
(55b). Kata pasangan pada kalimat (55a) dan (55b) memiliki referen yang sama
yaitu dua orang (pemain dsb) yang merupakan satu-satuan (KBBI, 2008:1025).
Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi pengulangan seluruh. Hubungan
kohesi terjadi antara pasangan dan pasangan.
(56) (a) Sementara itu, pengalaman liputan Yudhi lebih banyak di dunia
sepakbola. (b) Sebelum menjadi Wakil Managing Editor, Yudhi
menempati editor Ole! Internasional atau halaman sepakbola
internasional sehingga ruang lingkup dan liputannya lebih banyak di
sepakbola internasional. (c) Berbagai event besar pernah diliput Yudhi
dari mulai Piala Dunia, Euro, final Liga Champion, final Piala FA,
Community Shield, hingga berbagai liga seperti Premier League, Seie-
A, La Liga, Bundesliga.
(BOLA, 3 Maret 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Contoh (56) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (56a), (56b), dan (56c).
Kata Yudhi yang terdapat pada kalimat (56a) diulang kembali pada kalimat (56b)
dan (56c). Kata Yudhi pada kalimat (56a), (56b), dan (56c) merupakan nama
orang. Jadi pada contoh (56) terdapat kohesi pengulangan seluruh. Hubungan
kohesi terjadi antara Yudhi dan Yudhi.
(57) Tetap Cinta BOLA
(a) Sehabis lulus SMK, PT Gramedia selaku penerbit BOLA pernah
mengadakan tes untuk menjadi karyawan. (b) Saya antusias sekali ikut
tes karena saya tahu PT Gramedia yang menerbitkan BOLA. (c)
Itung-itung tidak usah beli BOLA tapi langsung dapat gratisan. (d)
Sayang saya tidak lolos tes, tapi saya tetap cinta BOLA. (e) BOLA
yang terbaik. Agustinus Hernawan <[email protected]>
(BOLA, 10 Maret 2009)
Contoh (57) terdiri dari lima kalimat, yaitu kalimat (57a), (57b), (57c),
(57d), dan (57e). Kata BOLA pada kalimat (57a) diulang kembali penyebutannya
pada kalimat (57b), (57c), (57d), dan (57e). Kata BOLA pada kalimat (57a), (57b),
(57c), (57d), dan (57e) merupakan nama tabloid olah raga. Dari contoh tersebut
tampak adanya kohesi pengulangan seluruh. Hubungan kohesi terjadi antara
BOLA dan BOLA.
(58) Anugraheni Prasetyaningjati
Lahir: Purworejo, 19 Mei 1981
Kerja di BOLA sejak: 2004
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Mendapat penugasan
meliput pengambilan api di Mrapen, Grobogan untuk obor Bali Asian
Games 2008. (b) Acaranya berlangsung hanya sekitar satu jam, tapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
perjuangan hingga ke lokasi cukup menguji fisik. (c) Naik sepeda
motor dari Solo ke Mrapen dengan kondisi jalan sepanjang 90 KM
rusak parah, ditambah hujan deras sepanjang perjalanan pulang ke
Solo membuat liputan waktu itu benar-benar tak terlupakan.
(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)
Contoh (58) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (58a), (58b), dan (58c).
Kata Mrapen pada kalimat (58a) diulang kembali penyebutannya pada kalimat
(58c). Kata Mrapen pada kalimat (58a) dan (58c) merupakan nama tempat di
provinsi Jawa Tengah. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi pengulangan
seluruh. Hubungan kohesi terjadi antara Mrapen dan Mrapen.
2.2.1.2 Pengulangan dengan Perubahan Bentuk
Pengulangan dengan perubahan bentuk adalah kohesi yang berupa
pengulangan yang mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh keterkaitan
tata bahasa, misalnya karena unsur diulang berupa kata kerja dan unsur
pengulangnya harus berupa kata benda (lihat Ramlan, 1993:32). Berikut contoh
kohesi pengulangan dengan perubahan bentuk yang ditemukan dalam rubrik
“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009.
(59) (a) Mendapat penugasan meliput pengambilan api di Mrapen,
Grobogan untuk obor Bali Asian Games 2008. (b) Acaranya
berlangsung hanya sekitar satu jam, tapi perjuangan hingga ke lokasi
cukup menguji fisik. (c) Naik sepeda motor dari Solo ke Mrapen
dengan kondisi jalan sepanjang 90 KM rusak parah, ditambah hujan
deras sepanjang perjalanan pulang ke Solo membuat liputan waktu itu
benar-benar tak terlupakan.
(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Contoh (59) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (59a), (59b), dan (59c).
Kata meliput pada kalimat (59a) diulang kembali penyebutannya pada kalimat
(59c) yaitu kata liputan. Kata meliput yang termasuk golongan kata kerja
mengalami perubahan bentuk menjadi kata benda, yaitu kata liputan. Dari contoh
tersebut tampak adanya kohesi pengulangan dengan perubahan bentuk, yaitu
perubahan dari kata kerja bentuk me- menjadi kata benda -an. Hubungan kohesi
terjadi antara meliput dan liputan.
(60) (a) Eko mengaku adalah pembaca berat BOLA sejak pertama kali
terbit. (b) Ia membaca semua artikel edisi perdana berjudul Ndang Olo
Ahu Dimaki Halak! hingga nomor 1.909 yang terbit tepat 3 Maret
2009.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (60) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (60a) dan (60b). Kata
pembaca pada kalimat (60a) diulang kembali penyebutannya pada kalimat (60b)
yaitu kata membaca. Kata pembaca yang termasuk golongan kata benda
mengalami perubahan bentuk menjadi kata kerja, yaitu kata membaca. Dari
contoh tersebut tampak adanya kohesi pengulangan dengan perubahan bentuk,
yaitu perubahan dari kata benda bentuk pe(N)- menjadi kata kerja me(N)-.
Hubungan kohesi terjadi antara pembaca dan membaca.
(61) (a) Pembicaranya? Anda pasti mengenal Steve McMahon, bintang
Liverpool pertengahan 1980-an yang kini menjadi komentator acara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
olahraga di ESPN. (b) Namun, ia tak bakal sekedar berbicara atas
dasar pengalaman sebagai pesepakbola.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (61) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (61a) dan (61b). Kata
pembicaranya pada kalimat (61a) diulang kembali penyebutannya pada kalimat
(61b) yaitu kata berbicara. Kata pembicaranya yang termasuk golongan kata
benda mengalami perubahan bentuk menjadi kata kerja, yaitu kata berbicara. Dari
contoh tersebut tampak adanya kohesi pengulangan dengan perubahan bentuk,
yaitu perubahan dari kata benda bentuk pe-nya menjadi kata kerja ber-. Hubungan
kohesi terjadi antara pembicaranya dan berbicara.
(62) Tetap Cinta BOLA
(a) Sehabis lulus SMK, PT Gramedia selaku penerbit BOLA pernah
mengadakan tes untuk menjadi karyawan. (b) Saya antusias sekali ikut
tes karena saya tahu PT Gramedia yang menerbitkan BOLA. (c)
Itung-itung tidak usah beli BOLA tapi langsung dapat gratisan. (d)
Sayang saya tidak lolos tes, tapi saya tetap cinta BOLA. (e) BOLA
yang terbaik. Agustinus Hernawan <[email protected]>
(BOLA, 10 Maret 2009)
Contoh (62) terdiri dari lima kalimat, yaitu kalimat (62a), (62b), (62c),
(62d), dan (62e). Kata penerbit pada kalimat (62a) diulang kembali
penyebutannya pada kalimat (62b) yaitu kata menerbitkan. Kata penerbit yang
termasuk golongan kata benda mengalami perubahan bentuk menjadi kata kerja,
yaitu kata menerbitkan. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi pengulangan
dengan perubahan bentuk, yaitu perubahan dari kata benda bentuk pe(N)- menjadi
kata kerja me(N)-kan. Hubungan kohesi terjadi antara penerbit dan menerbitkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2.2.1.3 Pengulangan berupa Kependekan
Pengulangan berupa kependekan adalah kohesi pengulangan yang berupa
proses penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem
sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata (lihat Kridalaksana, 1989:159).
2.2.1.3.1 Singkatan
Singkatan adalah kohesi yang berupa hasil proses pemendekan yang
berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf, maupun
yang tidak dieja huruf demi huruf (lihat Kridalaksana, 1989:162). Berikut contoh
kohesi singkatan yang ditemukan dalam rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi
Maret 2009.
(63) Memasukui usia ke-25, dua orang muda dipercaya sebagai managing
editor dan wakilnya. (b) Kebetulan mereka setidaknya berpendidikan
Strata 2 (S-2) di bidang Manajemen. (c) Eko Widodo dan Yudhi F.
Oktaviadhi memiliki gelar S-2 yang sama di bidang Manajemen
Pemasaran. (d) Bahkan Eko melanjutkannya ke pendidikan Strata 3 di
bidang Olahraga dan Sports Education.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (63) terdiri dari empat kalimat, yaitu (63a), (63b), (63c), dan (63d).
Kata S-2 pada kalimat (63c) merupakan singkatan dari kata strata 2 pada kalimat
(63b). Dari contoh tersebut tampat adanya kohesi kependekan. Hubungan kohesi
terjadi antara strata 2 dan S-2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
(64) (a) Kebetulan BOLA ingin beranak pinak dan mulai tahun ini ada dua
adik baru BOLA, Inside United (IU) Indonesia dan FourFourFourTwo
(442) Indonesia. (b) Salah satu tugas yang dibebankan kepada
wapemred, yang kebetulan juga merangkap sebagai GM Produksi, ya
mencari sebanyak celah agar BOLA bisa “berkembang biak” . (c)
Melakukan deal dengan pihak yang punya lisensi adalah salah satu
tugas itu. (d) Dalam hal ini kebetulan IU dan 442 lisensinya dipegang
perusahaan yang sama, Haymarket Network.
(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)
Contoh (64) terdiri dari empat kalimat, yaitu (64a), (64b), (64c), dan (64d).
Kata IU dan 442 pada kalimat (64d) merupakan singkatan dari kata Inside United
dan FourFourTwo pada kalimat (64a). Dari contoh tersebut tampat adanya kohesi
singkatan. Hubungan kohesi terjadi antara Inside United dan FourFourTwo, dan
IU dan 442.
(65) Bagi BOLA, Haymarket adalah „makhluk‟ baru, tapi bagi Haymarket
ternyata tidak juga. (b) Ketika Edward Marr, manajer lisensi
Haymarket untuk kawasan Asia Pasifik, melihat BOLA dia langsung
bilang: “Oh dari Kompas Gramedia, oke!” (c) Edward bilang begitu
ketika dia melihat logo kecil KG di sudut kiri atas BOLA. (d) Tentu
itu terjadi pada Agustus 2008, jauh sebelum ada redesign tabloid ini.
(e) Haymarket sudah lama punya hubungan baik dengan KG, jadi
mereka tak ragu untuk memberikan lisensi beberapa produknya
kepada kita.
(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)
Contoh (65) terdiri dari lima kalimat, yaitu (65a), (65b), (65c), (65d), dan
(65e). Kata KG pada kalimat (65e) merupakan singkatan dari kata Kompas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gramedia pada kalimat (65b). Dari contoh tersebut tampat adanya kohesi
singkatan. Hubungan kohesi terjadi antara Kompas Gramedia dan KG.
2.2.1.3.2 Akronimi
Akronimi adalah kohesi yang berupa proses pemendekan yang
menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan
sebagai sebuah kata (lihat Kridalaksana, 1989:162). Berikut contoh kohesi
akronimi yang ditemukan dalam rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret
2009.
(66) Tugas seorang wakil pemimpin redaksi atau wapemred secara
sederhana adalah membantu pemimpin redaksi, terutama untuk urusan
strategis. (b) Pembagian tugas ini memang harus dipertegas agar
semua pekerjaan dilakukan dengan baik. (c) Redaktur pelaksana dan
wakilnya sudah digariskan untuk menangani operasional keseharian
BOLA, sementara Wapememred walau masih harus terlibat dalam
perencanaan program BOLA punya tugas lain.
(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)
Contoh (66) terdiri dari tiga kalimat, yaitu (66a), (66b), dan (66c). Kata
wapemred pada kalimat (66c) merupakan akronim dari kata wakil pemimpin
redaksi. Dari contoh tersebut tampat adanya kohesi akronimi. Hubungan kohesi
terjadi antara wakil pemimpin redaksi dan wapemred.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2.2.2 Hiponimi
Hiponimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang
bersifat hierarkis antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Relasi
makna tersebut terlihat dari hubungan antara konstituen yang memiliki makna
yang umum dengan konstituen yang memiliki makna khusus. Konstituen yang
bermakna umum disebut superordinat dan konstituen yang bermakna khusus
disebut hiponim. Relasi antara superordinat dan hiponim disebut hiponimi
(Baryadi, 2002:26). Berikut contoh kohesi hiponimi yang ditemukan dalam rubrik
“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009.
(67) (a) Pengalaman liputannya terbilang komplet. (b) “Saya paling
terkesan saat dipercaya membawa obor di Olimpiade Musim Torino
2006 atas nama Indonesia di kota Venesia. (c) Juga saat dibawa
ngebut pembalap Motogp Randi Mamola di sirkuit Sepang, Malaysia.
(d) Bertemu dan mewawancarai pebasket NBA, Kobe Bryant dan
Michael Jordan, adalah kenangan yang abadi,” ungkap penggemar
bulutangkis ini.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (67) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (67a), (67b), (67c),
dan (67d). Frase pengalaman liputannya memiliki relasi hiponimi dengan
membawa obor di Olimpiade Musim Torino 2006 atas nama Indonesia di kota
Venesia, dibawa ngebut pembalap Motogp Randi Mamola di sirkuit Sepang,
Malaysia, dan bertemu dan mewawancarai pebasket NBA, Kobe Bryant dan
Michael Jordan. Frase pengalaman liputannya merupakan superordinat karena
merangkum makna klausa membawa obor di Olimpiade Musim Torino 2006 atas
nama Indonesia di kota Venesia dan seterusnya. Dari contoh tersebut tampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
adanya kohesi hiponimi. Hubungan kohesi terjadi antara pengalaman liputannya
dan membawa obor di Olimpiade Musim Torino 2006 atas nama Indonesia di
kota Venesia, dibawa ngebut pembalap Motogp Randi Mamola di sirkuit Sepang,
Malaysia, dan bertemu dan mewawancarai pebasket NBA, Kobe Bryant dan
Michael Jordan. Hubungan kohesi tersebut dapat ditunjukkan lewat bagan
berikut.
Bagan (1): Bagian Relasi Hiponimi
superordinat
hiponimi
(68) (a) Sebelum menjadi Wakil Managing Editor, Yudhi menempati
editor Ole! Internasional atau halaman sepakbola internasional
sehingga ruang lingkup dan liputannya lebih banyak di sepakbola
internasional. (b) Berbagai event besar pernah diliput Yudhi dari mulai
Piala Dunia, Euro, final Liga Champion, final Piala FA, Community
Shield, hingga berbagai liga seperti Premier League, Serie-A, La Liga,
Bundesliga.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (68) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (68a) dan (68b). Frase
sepakbola internasional pada kalimat (68a) memiliki relasi hiponimi dengan
Piala Dunia, Euro, final Liga Champion, final Piala FA, Community Shield,
pengalaman liputannya
membawa obor di
Olimpiade Musim
Torino 2006 atas
nama Indonesia di
kota Venesia
dibawa ngebut
pembalap Motogp
Randi Mamola di
sirkuit Sepang,
Malaysia
bertemu dan
mewawancarai
pebasket NBA,
Kobe Bryant dan
Michael Jordan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Premier League, Serie-A, La Liga, Bundesliga. Frase sepakbola internasional
merupakan superordinat karena merangkum makna kata Piala Dunia dan
seterusnya. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi hiponimi. Hubungan
kohesi terjadi antara sepakbola internasional dan Piala Dunia, Euro, final Liga
Champion, final Piala FA, Community Shield, Premier League, Serie-A, La Liga,
Bundesliga.
(69) (a) Pada pertengahan 2001, saya melaksanakan PKL di kantor lama
BOLA selama kurang lebih satu bulan. (b) Dalam periode itu saya
mendapatkan banyak pengalaman berharga. (c) Selain menambah
ilmu, saya juga bisa berinteraksi dengan para awak BOLA yang
sebelumnya hanya saya bisa lihat wajahnya di tabloid maupun televisi.
(d) Bahkan, saya sempat juga diberikan kesempatan ikut berlatih
bersama tim SepakbolaRia setiap Jumat sore. (e) Wah, serasa mimpi
saja! (f) Sungguh masa-masa yang akan terus saya kenang.
(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)
Contoh (69) terdiri dari enam kalimat, yaitu kalimat (69a), (69b), (69c),
(69d), (69e), dan (69f). Frase pengalaman berharga pada kalimat (69b) memiliki
relasi hiponimi dengan menambah ilmu, berinteraksi dengan para awak BOLA,
dan diberikan kesempatan ikut berlatih bersama tim SepakbolaRIA. Frase
pengalaman berharga merupakan superordinat karena merangkum makna kata
menambah ilmu dan seterusnya. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi
hiponimi. Hubungan kohesi terjadi antara pengalaman berharga dan menambah
ilmu, berinteraksi dengan para awak BOLA, dan diberikan kesempatan ikut
berlatih bersama tim SepakbolaRIA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
(70) Marwis Umsa
Lahir: 13 Mei 1958
Kerja di BOLA sejak: Maret 1993
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Saat tim sepak bola
Sampdoria berkunjung ke Medan pada 1998. (b) Untuk
mewawancarai salah seorang pemain bintangnya, Roberto Mancini,
saya harus rela nongkrong di depan pintu kamar hotelnya selama
hampir tiga jam. (c) Yang seru lainnya, semua wartawan BOLA punya
rasa kekeluargaan yang amat tinggi dan tak pernah sok pintar.
(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)
Contoh (70) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (70a), (70b), dan (70c).
Konstituen Sampdoria pada kalimat (70a) memiliki relasi hiponimi dengan
Roberto Mancini pada kalimat (70b). Kata Sampdoria merupakan superordinat
karena merangkum makna kata Roberto Mancini. Dari contoh tersebut tampak
adanya kohesi hiponimi. Hubungan kohesi terjadi antara Sampdoria dan Roberto
Mancini.
2.2.3 Sinonimi
Kohesi sinonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal
yang mirip antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi,
2002:27). Berikut contoh kohesi sinonimi yang ditemukan dalam rubrik “Halaman
25” tabloid BOLA edisi Maret 2009.
(71) Gatot Susetyo
Lahir: Tulungagung, 8 Desember 1968
Kerja di BOLA sejak: 1999
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Awal kerja di BOLA
sebagai kontibutor di Bali, harus megejar Michael Laudrup, bintang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Denmark saat juara Piala Eropa 1992, mulai dari Bandara Ngurah Rai
Denpasar hingga tempat menginapnya di Singaraja. (b) Saat itu saya
memakai sepeda motor butut Honda 70 dari Denpasar-Singaraja. (c)
Sampai di sana dia tak mau diwawancarai karena kelelahan. (e)
Michael janji baru bisa ditemui esok paginya. (f) Terpaksa harus
mencari hotel di Singaraja. (g) Semua terobati setelah bertemu dan
wawancara eksklusif dengan Michael.
(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)
Contoh (71) terdiri dari tujuh kalimat, yaitu kalimat (71a), (71b), (71c),
(71d), (71e), (71f), dan (71g). Konstituen Michael Laudrup pada kalimat (71a)
memiliki makna yang mirip dengan konstituen Michael pada kalimat (71e) dan
(71g). Konstituen Michael Laudrup pada kalimat (71a) dan konstituen Michael
pada kalimat (71e) dan (71g) merupakan sinonim yang disebabkan oleh faktor
sosial (lih. Chaer, 1990:89). Konstituen Michael Laudrup merupakan nama
lengkap yang digunakan untuk berkenalan atau memperkenalkan diri, sedangkan
konstituen Michael merupakan nama panggilan yang digunakan untuk menyapa.
Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi sinonimi. Hubungan kohesi terjadi
antara Michael Laudrup dan Michael.
(72) (a) Eko mengaku adalah pembaca berat BOLA sejak pertama kali
terbit. (b) Ia membaca semua artikel edisi perdana berjudul Ndang Olo
Ahu Dimaki Halak! hingga nomor 1.909 yang terbit tepat 3 Maret
2009.
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
Contoh (72) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (72a) dan (72b). Frase
pertama kali pada kalimat (72a) memiliki makna yang mirip dengan kata perdana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
pada kalimat (72b). Frase pertama kali pada kalimat (72a) dan kata perdana pada
kalimat (72b) merupakan sinonim yang disebabkan oleh faktor nuansa makna (lih.
Chaer, 1990:89). Kata perdana memiliki makna yang lebih luas dari frase
pertama kali karena perdana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
berarti pertama kali. Selain itu kata perdana juga dapat menyatakan jabatan jika
disandingkan dengan kata lain. Contohnya perdana menteri. Dari contoh tersebut
tampak adanya kohesi sinonimi. Hubungan kohesi terjadi antara pertama kali dan
perdana.
(73) (a) “Selama kegiatan itu on-schedule atau terjadwal, pasti di-support.
(b) Namun, yang mendadak juga tetap didukung bila ternyata, setelah
dihitung, kegiatan ini akan memberikan keuntungan bagi Sports and
Health Media. (c) Intinya, kita tetap harus bersifat fleksibel,” tutur ibu
dua anak yang mengawali karier di BOLA sebagai staf Direktur untuk
analisis keuangan tersebut.
(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)
Contoh (73) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (73a), (73b), dan (73c).
Kata di-support pada kalimat (73a) memiliki makna yang mirip dengan kata
didukung pada kalimat (73b). Kata di-support pada kalimat (73a) dan kata
didukung pada kalimat (73b) merupakan sinonim yang berkaitan dengan faktor
tempat atau daerah (lih. Chaer, 1990:89). Kata di-support merupakan kata serapan
yang berasal dari bahasa Inggris, sedangkan kata didukung merupakan kata dalam
bahasa Indonesia. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi sinonimi.
Hubungan kohesi terjadi antara kata di-support dan didukung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
(74) (a) Meski lelah, hanya wajah-wajah bahagia yang terpancar sepulang
piknik. (b) Melepas penat dari kesibukan sehari-hari plus mempererat
kekeluargaan benar-benar memberi kami semangat tambahan untuk
menghasilkan karya yang lebih baik lagi.
(BOLA, Selasa, 31 Maret 2009)
Contoh (74) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (74a) dan kalimat (74b).
Kata lelah pada kalimat (74a) memiliki makna yang mirip dengan kata penat pada
kalimat (74b). Kata lelah pada kalimat (74a) dan kata penat pada kalimat (74b)
merupakan sinonim yang berkaitan dengan faktor bidang kegiatan (lih. Chaer,
1990:89). Kata lelah merupakan kata yang dapat digunakan secara umum,
sedangkan kata penat merupakan kata yang lazim atau biasa digunakan dalam
sastra. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi sinonimi. Hubungan kohesi
terjadi antara lelah dan penat.
(75) (a) Selama penggojlokan tersebut, setiap calon wartawan
diperkenalkan dengan cara menulis yang memenuhi standar BOLA.
(b) Selain itu, pemahaman lapangan penugasan merupakan salah satu
inti pelatihan.
(BOLA, Selasa, 31 Maret 2009)
Contoh (75) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (75a) dan kalimat (75b).
Kata penggojlokan pada kalimat (75a) memiliki makna yang mirip dengan kata
pelatihan pada kalimat (75b). Kata penggojlokan pada kalimat (75a) dan kata
pelatihan pada kalimat (75b) merupakan sinonim yang berkaitan dengan faktor
sosial (lih. Chaer, 1990:89). Penggunaan kata penggojlokan memiliki nilai rasa
yang sifatnya kasar, yang biasanya digunakan oleh seseorang yang jabatan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
tingkat sosialnya lebih tinggi kepada seseorang yang jabatan atau tingkat
sosialnya lebih rendah, seperti atasan pada bawahan, bos pada buruh, komandan
pada prajurit, dan sebagainya. Sedangkan kata pelatihan memiliki nilai rasa yang
sifatnya halus. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi sinonimi. Hubungan
kohesi terjadi antara penggojlokan dan pelatihan.
(76) Anggun Pratama
Lahir: Surabaya, 1 Januari 1986
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Semuanya seru karena
merupakan pengalaman baru. (b) Yang paling menarik adalah suasana
kerja penuh canda. (c) Satu lagi, bisa main futsal dan sepak bola di
jam kerja!
(BOLA, Selasa, 31Maret 2009)
Contoh (76) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (76a), (76b), dan (76c).
Kata seru pada kalimat (76a) memiliki makna yang mirip dengan kata menarik
pada kalimat (76b). Kata seru pada kalimat (76a) dan kata menarik pada kalimat
(76b) merupakan sinonim yang disebabkan oleh faktor nuansa makna (lih. Chaer,
1990:89). Kata seru merupakan kata yang umum untuk menunjuk suatu hal atau
keadaan yang bersifat menyenangkan, sedangkan kata menarik memiliki makna
yang lebih luas. Selain dapat digunakan untuk menunjuk suatu hal atau keadaan
yang bersifat menyenangkan, kata menarik juga dapat digunakan untuk
menyatakan suatu perbuatan. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi
sinonimi. Hubungan kohesi terjadi antara seru dan menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
(77) (a) Seperempat abad BOLA makin hebat. (b) Ultah perak BOLA
makin marak. (c) Semoga di ultah yang ke-25, BOLA makin sukses
dan tetap membawa kami ke arena. (d) Bravo BOLA. Aris
(085640126038)
(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)
Contoh (77) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (77a), (77b), (77c),
dan (77d). Frase seperempat abad pada kalimat (77a) memiliki makna yang mirip
dengan kata ke-25 pada kalimat (77c). Frase seperempat abad pada kalimat (77a)
dan kata ke-25 pada kalimat (77c) merupakan sinonim yang berkaitan dengan
faktor bidang kegiatan (lih. Chaer, 1990:89). Frase seperempat abad merupakan
kata yang biasa dipakai dalam sastra, sedangkan kata ke-25 merupakan kata yang
dapat digunakan secara umum. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi
sinonimi. Hubungan kohesi terjadi antara seperempat abad dan ke-25.
2.2.4 Antonimi
Antonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang
bersifat kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen
yang lain (Baryadi, 2002: 28). Berikut contoh kohesi antonimi yang ditemukan
dalam rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009.
(78) (a) Hari ulang tahun BOLA jatuh pada 3 Maret, tetapi bukan berarti
rangkaian acara yang kami gelar untuk merayakannya langsung
berhenti. (b) Masih ada beberapa kegiatan yang bakal kami
laksanakan. (c) Salah satunya, adalah Strategic Football Seminar yang
akan berlangsung di Ballroom Hotel Santika, Silipi, Jakarta, pada
Jumat (6/3).
(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Contoh (78) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (78a), (78b), dan (78c).
Kata berhenti pada kalimat (78a) memiliki makna yang saling bertentangan
dengan kata laksanakan pada kalimat (78b). Kata berhenti dan kata laksanakan
merupakan antonim yang sifatnya majemuk, karena kata berhenti dapat
bertentangan makna dengan beberapa kata, seperti kata laksanakan, kata berjalan,
atau kata bergerak (lih. Chaer, 1990:96). Dari contoh tersebut tampak adanya
kohesi antonimi. Hubungan kohesi terjadi antara berhenti dan laksanakan.
(79) Elia Eriyani
Lahir: 26 Mei 1963
Kerja di BOLA sejak: September 1984
Pengalaman seru di BOLA: (a) Suasana kerja di lingkungan redaksi
menyenangkan, kocak, gila. (b) Kadang-kadang stress juga, melayani
permintaan wartawan yang sering mendadak dan harus dipenuhi
karena memang untuk keperluan tugas liputan di luar kota atau luar
negeri.
(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)
Contoh (79) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (79a) dan kalimat (79b).
Kata menyenangkan, kocak, gila pada kalimat (79a) memiliki makna yang saling
bertentangan dengan kata stress pada kalimat (79b). Kata menyenangkan, kocak,
gila dan kata stress pada contoh tersebut merupakan antonim yang bersifat
majemuk, karena kata menyenangkan, kocak, gila merupakan beberapa kata yang
bertentangan makna dengan kata stress (lih. Chaer, 1990:96). Dari contoh tersebut
tampak adanya kohesi antonimi. Hubungan kohesi terjadi antara menyenangkan,
kocak, gila dan stress.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
(80) Epivania Yovita Ere Wangge
Lahir: Bajawa, 15 Februari 1975
Kerja di BOLA sejak: Mei 1996
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Banyak hal ajaib yang
terjadi di BOLA, terutama ketika kerusuhan Mei 1998. (b) Saat itu
terasa sekali kebersamaan satu dengan yang lain.
(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)
Contoh (80) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (80a) dan kalimat (80b).
Kata kerusuhan pada kalimat (80a) memiliki makna yang saling bertentangan
dengan kata kebersamaan pada kalimat (80b). Kata kerusuhan dan kata
kebersamaan merupakan antonim yang sifatnya majemuk, karena kata kerusuhan
dapat bertentangan makna dengan beberapa kata seperti kata kebersamaan, kata
kedamaian, kata kerukunan, dan lain sebagainya (lihat Chaer, 1990:96). Dari
contoh tersebut tampak adanya kohesi antonimi. Hubungan kohesi terjadi antara
kerusuhan dan kebersamaan.
(81) (a) BOLA menggandeng setidaknya 15 kontributor lokal dan lima
warga Indonesia yang tinggal di luar negeri untuk menjadi mata dan
kuping kami. (b) BOLA juga mempunyai beberapa kontributor asing
reguler seperti Rob Maul, Rob Hughes, dan Michael Dickhauser.
(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)
Contoh (81) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (81a) dan (81b. Kata
kontributor lokal pada kalimat (81a) memiliki makna yang saling bertentangan
dengan kata kontributor asing pada kalimat (81b). Kata kontributor lokal dan kata
kontributor asing termasuk antonim yang besifat hubungan (relasional), yaitu
makna katanya bersifat melengkapi. Artinya, kehadiran kata yang satu karena ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
kata yang lain yang menjadi oposisinya. Tanpa kehadiran keduanya makana
pertentangan makna ini tidak ada (lih. Chaer, 1990:95). Dari contoh tersebut
tampak adanya kohesi antonimi. Hubungan kohesi terjadi antara kontributor lokal
dan kontributor asing.
(82) (a) “Selama kegiatan itu on-schedule atau terjadwal, pasti di-support.
(b) Namun, yang mendadak juga tetap didukung bila ternyata, setelah
dihitung, kegiatan ini akan memberikan keuntungan bagi Sports and
Health Media. (c) Intinya, kita tetap harus bersifat fleksibel,” tutur ibu
dua anak yang mengawali karier di BOLA sebagai staf Direktur untuk
analisis keuangan tersebut.
(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)
Contoh (82) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (82a), (82b), dan (82c).
Kata on-schedule atau terjadwal pada kalimat (82a) memiliki makna yang saling
bertentangan dengan kata mendadak pada kalimat (82b). Kata on-schedule atau
terjadwal dan kata mendadak merupakan jenis antonim yang bersifat majemuk,
karena kata on-schedule atau terjadwal merupakan kata-kata yang bertentangan
makna dengan kata mendadak. Begitupun sebaliknya, kata on-schedule atau
terjadwal dapat bertentangan makna dengan beberapa kata seperti kata mendadak,
kata tak terduga, kata tiba-tiba, dan lain sebagainya (lih. Chaer, 1990:96). Dari
contoh tersebut tampak adanya kohesi antonimi. Hubungan kohesi terjadi antara
on-schedule atau terjadwal dan mendadak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2.2.5 Kolokasi
Kohesi kolokasi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang
berdekatan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi,
2002: 28). Berikut contoh kohesi kolokasi yang ditemukan dalam rubrik
“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009.
(83) Bobby Arifin
Lahir: Surabaya, 14 September 1957
Kerja di BOLA sejak: Februari 1998
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Mimpi demi mimpi
terwujud di arena F1. (b) Sempat disopiri Damon Hill, Fernando
Alonso, dan Michael Schumacher sehingga Anda dapat
membayangkan betapa senangnya saya dibonceng tiga orang yang
total mengoleksi 10 kali juara dunia F1.
(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)
Contoh (83) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (83a) dan kalimat (83b).
Konstituen arena F1 pada kalimat (83a) memiliki relasi kolokasi dengan Damon
Hill, Fernando Alonso, dan Michael Schumacher pada kalimat (83b). Konstituen
arena F1 pada kalimat (83a) dan konstituen Damon Hill, Fernando Alonso, dan
Michael Schumacher pada kalimat (83b) memiliki makna yang saling berdekatan,
yaitu Damon Hill, Fernando Alonso, dan Michael Schumacher merupakan
pembalap arena F1. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi kolokasi.
Hubungan kohesi terjadi antara arena F1 dan Damon Hill, Fernando Alonso, dan
Michael Schumacher.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
(84) (a) Tadinya saya pikir, saya adalah fans terbesar BOLA. (b) Tapi
begitu menyimak HALAMAN 25, ternyata masih lebih banyak
pembaca yang lebih “gila” BOLA.
(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)
Contoh (84) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (84a) dan kalimat (84b).
Konstituen BOLA pada kalimat (84a) memiliki relasi kolokasi dengan HALAMAN
25 pada kalimat (84b). Konstituen BOLA pada kalimat (84a) dan HALAMAN 25
pada kalimat (84b) memiliki makna yang saling berdekatan, yaitu HALAMAN 25
merupakan salah satu rubrik tabloid BOLA. Dari contoh tersebut tampak adanya
kohesi kolokasi. Hubungan kohesi terjadi antara BOLA dan HALAMAN 25.
(85) Fahrizal Arnas
Lahir: Surabaya, 13 Januari 1980
Kerja di BOLA sejak: Maret 2003
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Bersama fotografer BOLA
(Erly Bahtiar) menjadi saksi mata kerusuhan 5 September 2006 di
Gelora 10 November Surabaya. (b) Saya hampir saja terkena
bongkahan batu sebesar bola tenis. (c) Saat itu suasana mencekam
akibat perang batu antara aparat dan pendukung Persebaya yang
mengamuk setelah timnya kalah dari Arema.
(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)
Contoh (85) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (85a), (85b), dan (85c).
Kata kerusuhan pada kalimat (85a) memiliki relasi kolokasi dengan bongkahan
batu pada kalimat (85b), suasana mencekam, perang batu, dan pendukung
Persebaya yang mengamuk pada kalimat (85c). Kata kerusuhan pada kalimat
(85a) dan kata bongkahan batu pada kalimat (85b), serta suasana mencekam,
perang batu, dan pendukung Persebaya yang mengamuk pada kalimat (85c)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
memiliki makna yang saling berdekatan, yaitu bongkahan batu, suasana
mencekam, perang batu, dan pendukung Persebaya yang mengamuk
mengandaikan bahwa sedang terjadi kerusuhan. Dari contoh tersebut tampak
adanya kohesi kolokasi. Hubungan kohesi terjadi antara kerusuhan dan
bongkahan batu, suasana mencekam, perang batu, dan pendukung Persebaya
yang mengamuk.
(86) (a) “Untuk angkatan 2008, tidak ada satu pun yang memiliki
background dari salah satu media apa pun. (b) Hal ini adalah sesuatu
yang positif karena bisa dibentuk sesuai dengan karakter BOLA,” ujar
Lilianto.
(BOLA, Selasa, 31 Maret 2009)
Contoh (86) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (86a) dan kalimat (86b).
Frase salah satu media pada kalimat (86a) memiliki relasi kolokasi dengan BOLA
pada kalimat (86b). Frase salah satu media pada kalimat (86a) dan kata BOLA
pada kalimat (86b) memiliki makna yang saling berdekatan, yaitu BOLA
termasuk salah satu media (cetak). Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi
kolokasi. Hubungan kohesi terjadi antara salah satu media dan BOLA.
(87) Andrew Sihombing
Lahir: Medan, 2 April 1982
Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Liputan Piala Thomas-Uber
2008. (b) Saya sampai enek dengan Istora karena berada di sana
sekitar sepuluh jam setiap harinya sepanjang turnamen. (c) Tapi
rasanya tetap menyenangkan juga.
(BOLA, Selasa, 31Maret 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Contoh (87) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (87a), (87b), dan (87c).
Kata Piala Thomas-Uber 2008 pada kalimat (87a) memiliki relasi kolokasi
dengan Istora pada kalimat (87b). Kata Piala Thomas-Uber 2008 pada kalimat
(87a) dan kata Istora pada kalimat (87b) memiliki makna yang saling berdekatan,
yaitu Istora (Senayan) merupakan tempat berlangsungnya kejuaraan bulu tangkis
Piala Thomas-Uber 2008. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi kolokasi.
Hubungan kohesi terjadi antara Piala Thomas-Uber 2008 dan Istora.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penelitian ini menghasilkan deskripsi jenis kohesi antarkalimat yang
terdapat dalam rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009. Ada dua
jenis kohesi yang ditemukan dalam rubrik ini, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi
leksikal. Kohesi gramatikal dapat dibagi menjadi empat jenis. Pertama, kohesi
penunjukan, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kohesi penunjukan anaforis dan
kohesi penunjukan kataforis. Dari hasil penelitian ini kohesi penunjukan yang
terdapat dalam rubrik dapat ditandai dengan penanda kata itu dan ini.
Kedua, kohesi penggantian, terdapat dua unsur , yaitu unsur pengganti dan
unsur terganti. Kohesi penggantian yang ditemukan dalam rubrik ini ditandai
dengan penanda kata ia, dia, -nya, -mu, dan mereka.
Ketiga, dalam kohesi pelesapan konstituen yang telah disebutkan pada
kalimat sebelumnya diulang kembali pada kalimat berikutnya dalam bentuk zero
(Ø).
Keempat, dalam rubrik ini ditemukan kohesi perangkaian yang memiliki
makna tertentu dengan penanda kata (konjungsi) tertentu, yaitu perangkaian
bermakna „penjumlahan‟ atau „aditif‟ dengan penanda kata dan dan juga,
perangkaian bermakna „perlawanan‟ dengan penanda kata namun dan tapi,
perangkaian bermakna „lebih‟ dengan penanda kata bahkan, perangkaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
bermakna „akibat‟ atau „hasil‟ dengan penanda kata jadi, perangkaian bermakna
„perurutan waktu‟ dengan penanda kata sejak, ketika, dan lalu, dan perangkaian
bermakna „ketidakserasian‟ dengan penanda kata padahal.
Dalam rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009 ditemukan
lima jenis kohesi leksikal. Pertama, kohesi pengulangan, berupa pengulangan
konstituen yang telah disebutkan sebelumnya. Kohesi pengulangan dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu pengulangan seluruh, pengulangan dengan perubahan bentuk,
dan pengulangan berupa kependekan, yang dapat dibagi lagi menjadi singkatan
dan akronimi.
Kedua, dalam kohesi hiponimi relasi makna terlihat dari hubungan antara
konstituen bermakna umum dengan konstituen bermakna khusus. Konstituen yang
bermakna umum disebut superordinat dan konstituen yang bermakna khusus
disebut hiponim. Dan relasi antara keduanya disebut hiponimi.
Ketiga, kohesi sinonimi,berupa relasi makna leksikal yang mirip antara
konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Dalam rubrik ini ditemukan
jenis sinonimi yang disebabkan oleh beberapa faktor, yakni faktor sosial, nuansa
makna, tempat atau daerah, bidang kegiatan, dan sosial.
Keempat, kohesi antonimi, berupa relasi makna leksikal yang berlawanan
antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Dalam rubrik ini
ditemukan dua jenis antonimi berdasarkan sifatnya, yaitu antonimi yang bersifat
majemuk dan antonimi yang bersifat hubungan (relasional).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Kelima, kohesi kolokasi, berupa relasi makna yang berdekatan antara
konstituen yang satu dengan konstituen yang lain.
3.2 Saran
Penelitian ini hanya terbatas pada kohesi antarkalimat yang terdapat dalam
rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009. Oleh sebab itu penelitian
lebih lanjut dapat dilakukan, seperti kohesi antarparagraf dalam wacana. Selain
itu, bisa juga dilakukan penelitian mengenai kohesi pada objek wacana lain,
seperti prosa, drama, karya tulis ilmiah, dan lain sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
DAFTAR PUSTAKA
Baryadi, I. Praptomo. 2002. Dasar-dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa.
Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli.
---------------. 2011. Morfologi dalam Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Penerbit
Universitas Sanata Dharma.
Chaer, Abdul. 1990. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
Ernawati, Margaretha Krismi. 2007. “Kohesi dan Koherensi Antarparagraf Dalam
Wacana Opini Surat Kabar Kompas Edisi Nasional Bulan April 2005.”
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa.
Yogyakarta: Carasvatibooks.
Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta: Penerbit Gramedia.
---------------. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
Penerbit Gramedia.
Kusumantara, A.A.G.A. 2004. “Analisis Wacana Adventorial dalam Surat Kabar
Harian Kompas Edisi Bulan Januari s.d Juli 2004.” Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-prinsip
Analisis Wacana. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana.
Puspitasari, Agustina Ani. 2004. “Analisis Wacana Rubrik “Psikoterapi” Surat
Kabar Mingguan Minggu Pagi Edisi Tahun 2003.” Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Ramlan, M. 1993. Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Suladi, Non Martis, dan Titik Indiyastini. 2000. Kohesi dalam Media Massa
Cetak Bahasa Indonesia: Studi Kasus tentang Berita Utama dan Tajuk.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Setyaningsih, Rini. 2010. “Kohesi dan Koherensi dalam Surat Kabar Harian
Kedaulatan Rakyat Edisi Juli 2009.” Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Tarigan, Henry Guntur. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Penerbit Angkasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI