PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam...

107
i KOHESI ANTARKALIMAT DALAM RUBRIK HALAMAN 25TABLOID BOLA EDISI MARET 2009 Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Fery NIM: 084114008 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

i

KOHESI ANTARKALIMAT

DALAM RUBRIK “HALAMAN 25” TABLOID BOLA

EDISI MARET 2009

Tugas Akhir

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Fery

NIM: 084114008

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

vi

MOTTO

Lebih baik terlambat

daripada tidak sama sekali

Ia yang gagal dalam hidupnya

adalah ia yang selalu melihat ke belakang

Orang yang tidak mau belajar dalam hidupnya

akan menjadi tua seperti sapi;

dagingnya bertambah,

tetapi kebijaksanaannya tidak berkembang (Siddharta Gautama)

Perjalanan seribu mil bermula dari satu langkah (Lao Tze)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

vii

PERSEMBAHAN

Tanda terima kasih kupersembahkan untuk:

orang tuaku, adik-adikku,

kekasih, dan teman-teman seperjuangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat dan tuntunan-Nya skipsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan

waktu yang telah direncanakan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana sastra pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas

Sastra, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis sadar dalam penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang terlibat,

baik dalam memberikan bantuan, dukungan, maupun kesempatan kepada penulis.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Drs. Hery Antono, M.Hum. selaku pembimbing I dalam penelitian ini,

yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan nasihat kepada penulis.

2. Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. selaku pembimbing II, atas

bimbingan dan nasihat yang telah diberikan kepada penulis.

3. Bapak dan Ibu dosen Sastra Indonesia, Dr. P. Ari Subagyo, M.Hum., Dr.

Yoseph Yapi Taum, M.Hum., Drs. B. Rahmanto, M.Hum., Drs. F.X.

Santosa, M.S., S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum., dan Fr. Tjandrasih Adji,

M.Hum., atas bimbingan yang diberikan kepada penulis untuk menimba

ilmu di Program Studi Sastra Indonesia.

4. Staf Sekretariat Fakultas Sastra yang membantu penulis untuk

memperoleh informasi akademik selama menjalani studi.

5. Staf Pepustakaan Universitas Sanata Dharma yang membantu penulis

dalam menyediakan buku-buku yang berguna bagi pengerjaan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

x

ABSTRAK

Fery. 2013. “Kohesi Antarkalimat dalam Rubrik “Halaman 25” Tabloid BOLA

Edisi Maret 2009.” Skripsi. Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra

Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik

“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009. Terdapat satu permasalahan yang

dibahas dalam penelitian ini, yaitu kohesi antarkalimat apa sajakah yang ada

dalam rubrik Halaman 25 tabloid BOLA edisi Maret 2009?

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kohesi antarkalimat dalam

rubrik Halaman 25 tabloid BOLA edisi Maret 2009.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan

melalui tiga tahap, yaitu (i) tahap pengumpulan data, (ii) tahap analisis data, dan

(iii) tahap penyajian hasil analisis data. Metode yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah metode simak, yaitu menyimak langsung penggunaan

bahasa yang memuat objek yang akan diteliti, yaitu rubrik “Halaman 25” tabloid

BOLA edisi Maret 2009. Teknik yang digunakan adalah teknik catat, yaitu

mencatat data yang diperoleh dari sumber tertulis yang terdapat pada rubrik

“Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul (jika

ada), tanggal, bulan, dan tahun terbit. Metode yang digunakan dalam analisis data

adalah metode agih, yaitu metode penelitian yang menggunakan bahasa itu sendiri

sebagai alat penentunya. Teknik dasar yang digunakan dalam analisis data adalah

teknik bagi unsur langsung, kemudian dilanjutkan dengan teknik lanjutan, yaitu

teknik ganti, teknik perluas, teknik sisip, dan teknik baca markah. Dalam

penyajian hasil analisis data digunakan metode penyajian informal, yaitu

penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa.

Hasil penelitian ini adalah deskripsi jenis kohesi antarkalimat dalam rubrik

“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009. Dalam rubrik ini ditemukan dua

jenis kohesi, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal dapat

dirinci lagi menjadi empat jenis, yaitu (i) kohesi penunjukan, yang dibedakan

menjadi dua yaitu penunjukan anaforis dan penunjukan kataforis dengan penanda

kata itu dan ini, (ii) kohesi penggantian, dengan penanda kata ia, dia, -nya, -mu,

dan mereka, (iii) kohesi pelesapan, konstituen yang sudah disebutkan pada

kalimat sebelumnya diulang kembali pada kalimat berikutnya dalam bentuk zero

(Ø), (iv) kohesi perangkaian, yaitu perangkaian bermakna „penjumlahan‟ atau

„aditif‟ dengan penanda kata dan dan juga, perangkaian bermakna „perlawanan‟

dengan penanda kata namun dan tapi, perangkaian bermakna „lebih‟ dengan

penanda kata bahkan, perangkaian bermakna „akibat‟ atau „hasil‟ dengan penanda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

xi

kata jadi, perangkaian bermakna „perurutan waktu‟ dengan penanda kata sejak,

ketika, dan lalu, dan perangkaian bermakna „ketidakserasian‟ dengan penanda

kata padahal.

Kohesi leksikal dapat dirinci menjadi lima jenis, yaitu (i) kohesi

pengulangan, yang dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pengulangan seluruh,

pengulangan dengan perubahan bentuk, dan pengulangan berupa kependekan,

yang dapat dibagi lagi menjadi singkatan dan akronimi, (ii) kohesi hiponimi, (iii)

kohesi sinonimi, (iv) kohesi antonimi, dan (v) kohesi kolokasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

xii

ABSTRACT

Fery. 2013. “Intersentencial Cohesion In the Rubric of “Halaman 25” Tabloid

BOLA March 2009 Edition.” An Undergraduate Thesis. Indonesian Letters

Study Programme, Department of Indonesian Letters, Faculty of Letters,

Sanata Dharma University of Yogyakarta.

This thesis discussed intersentencial cohesion in the rubric of “Halaman

25” tabloid BOLA March 2009 edition. There is one problem discussed in this

study: what intersentencial cohesion are contained in the rubric of “Halaman 25”

tabloid BOLA March 2009 edition? The aim of this study is to describe the

intersentencial cohesion are contained in the rubric of “Halaman 25” tabloid

BOLA March 2009 edition.

This research is a descriptive study. This study is done in three stages, (i)

data collection stage, (ii) data analysis stage, and (iii) presentation of results of

data analysis stage. The methods used in data collection stage is the observing

method. In this method, the writer observes the usage of the language directly to

the object, which are the rubric of “Halaman 25” tabloid BOLA March 2009. The

technique used in this research is recording technique, that records the data

obtained from the sources listed in the rubric of “Halaman 25” tabloid BOLA

March 2009 and then recorded the source of data that includes the title (if any),

the date, the month, and the year. The methods used in data analysis is distributing

method, the research methods that use the leangue itself as a determining means.

The technique used in the data analysis is the technique of direct element division,

then it is proceed by advanced technique, those are subtitution technique,

expansion technique, inserting technique, and read the landmarking technique. In

presentation results of data analysis phase, informal method is used. This method

using ordinary words for the presentation.

The result of this study is a description of the type of intersentencial

cohesion in the rubric of “Halaman 25” tabloid BOLA March 2009 edition. There

are two types of cohesion found in this rubric, grammatical cohesion and lexical

cohesion. Grammatical cohesion can be specified again into four types, (i)

reference cohesion is divided, anaphoric reference, with word markers itu and ini,

(ii) subtitute cohesion, with word markers ia, dia, -nya, -mu, and mereka, (iii)

elliptical cohesion, a constituent that already mentioned in the previous sentence

is repeated again in the next sentence in the form of zero (Ø), (iv) conjunction

cohesion, which are means „penjumlahan‟ or „aditif‟ with word markers dan and

juga, means „perlawanan‟ with word markers namun and tapi, means „lebih‟ with

word marker bahkan, means „akibat‟ or „hasil‟ with word marker jadi, means

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

xiii

„perurutan waktu‟ with word markers sejak, ketika, and lalu, and means

„ketidakserasian‟ with word marker padahal.

Lexical cohesion can be specified into five types, they are (i) repetition,

(ii) hyponymy, (iii) synonymy, (iv) antonymy, and (v) collocation.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................... v

MOTTO ..................................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

ABSTRAK .................................................................................................. x

ABSTRACT .................................................................................................. xii

DAFTAR ISI .............................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 8

1.5 Tinjauan Pustaka ...................................................................... 8

1.6 Kerangka Teori ......................................................................... 10

1.6.1 Wacana ........................................................................... 10

1.6.2 Jenis Wacana .................................................................. 11

1.6.3 Kohesi.............................................................................. 12

1.7 Metode Penelitian ...................................................................... 15

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .......................... 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

xv

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data ................................... 16

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ............................ 19

1.8 Sistematika Penyajian .............................................................. 19

BAB II KOHESI ANTARKALIMAT DALAM RUBRIK HALAMAN 25

TABLOID BOLA EDISI MARET 2009 ......................................... 21

2.1 Kohesi Gramatikal ..................................................................... 21

2.1.1 Kohesi Penunjukan ......................................................... 21

2.1.1.1 Kohesi Penunjukan dengan Penunjuk Kata Itu... 21

2.1.1.2 Kohesi Penunjukan dengan Penunjuk Kata Ini... 25

2.1.2 Kohesi Penggantian ........................................................ 28

2.1.2.1 Kohesi Penunjukan dengan Pengganti Kata Ganti

Ia ......................................................................... 28

2.1.2.2 Kohesi Penunjukan dengan Pengganti Kata Ganti

Dia ....................................................................... 30

2.1.2.3 Kohesi Penunjukan dengan Pengganti Kata Ganti

-Nya ..................................................................... 32

2.1.2.4 Kohesi Penunjukan dengan Pengganti Kata Ganti

-Mu ...................................................................... 34

2.1.2.5 Kohesi Penunjukan dengan Pengganti Kata Ganti

Mereka ................................................................ 35

2.1.3 Kohesi Pelesapan............................................................. 37

2.1.4 Kohesi Perangkaian ........................................................ 41

2.1.4.1 Kohesi Perangkaian Bermakna „penjumlahan‟ atau

„aditif‟ dengan Penanda Dan dan Juga .............. 41

2.1.4.2 Kohesi Perangkaian Bermakna „perlawanan‟

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

xvi

dengan Penanda Kata Namun dan Tapi .............. 43

2.1.4.3 Kohesi Perangkaian Bermakna „lebih‟ dengan

Penanda Kata Bahkan ......................................... 47

2.1.4.4 Kohesi Perangkaian Bermakna „akibat‟ atau „hasil‟

dengan Penanda Kata Jadi .................................. 49

2.1.4.5 Kohesi Perangkaian Bermakna „perurutan waktu‟

dengan Penanda Kata Sejak Ketika, dan Lalu ..... 50

2.1.4.6 Kohesi Perangkaian Bermakna „ketidakserasian‟

dengan Penanda Kata Padahal ........................... 54

2.2 Kohesi Leksikal ........................................................................ 55

2.2.1 Kohesi Pengulangan ........................................................ 55

2.2.1.1 Pengulangan Seluruh ......................................... 55

2.2.1.2 Pengulangan dengan Perubahan Bentuk ............ 59

2.2.1.3 Pengulangan Berupa Kependekan ...................... 62

2.2.1.3.1 Singkatan .............................................. 62

2.2.1.3.2 Akronimi ............................................. 64

2.2.2 Kohesi Hiponimi ............................................................. 65

2.2.3 Kohesi Sinonimi .............................................................. 68

2.2.4 Kohesi Antonimi ............................................................. 73

2.2.5 Kohesi Kolokasi .............................................................. 77

BAB III PENUTUP .................................................................................... 81

3.1 Kesimpulan ............................................................................ 81

3.2 Saran ...................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 84

LAMPIRAN ................................................................................................ 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Skripsi ini membahas kohesi antarkalimat dalam rubrik “Halaman 25”

tabloid BOLA edisi Maret 2009. Menurut Tarigan (1987:96), kohesi merupakan

organisasi sintaktik, merupakan wadah kalimat-kalimat disusun secara padu dan

padat untuk menghasilkan tuturan. Hal ini berarti bahwa kohesi adalah hubungan

bentuk antarkalimat di dalam sebuah wacana. Halliday dan Hassan (dalam

Baryadi, 2002:17) membedakan dua jenis kohesi berdasarkan perwujudan

lingualnya, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Contoh (1), (2), (3), dan

(4) berikut menunjukkan adanya kohesi dalam suatu wacana (garis bawah dan

tanda Ø ditambahkan).

(1) (a) Edward bilang begitu ketika dia melihat logo kecil KG di sudut

kiri atas BOLA. (b) Tentu itu terjadi pada Agustus 2008, jauh sebelum

ada redesign tabloid ini.

(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)

Contoh (1) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (1a) dan kalimat (1b).

Kata itu pada kalimat (1b) menunjuk ke sebelah kiri, yaitu kata BOLA pada

kalimat (1a). Dalam contoh tersebut terdapat kohesi gramatikal, yaitu kohesi

penunjukan anaforis kata itu. Hubungan kohesi terjadi antara kata itu dan kata

BOLA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

2

Selain penunjukan, dalam rubrik ini ditemukan jenis kohesi gramatikal

yang lain yaitu subtitusi (penggantian), elipsis (pelesapan), dan perangkaian

(konjungsi), seperti pada contoh (2), (3), dan (4) berikut.

(2) (a) Eko mengaku adalah pembaca berat BOLA sejak pertama kali

terbit. (b) Ia membaca semua artikel sejak edisi perdana berjudul ...

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

(3) (a) Selama ini Profitable Group tercatat sudah menjalin kerjasama

dengan beberapa klub Liga Inggris, seperti Manchester United,

Liverpool, Chelsea, Tottenham, dan Blackburn. (b) Tak hanya itu,

hubungan Ø dengan agen pemain, media, asosiasi sepakbola, dan

industri hiburan juga dibina dengan baik.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

(4) (a) Pengalaman liputannya terbilang komplet. (b) “Saya paling

terkesan saat dipercaya membawa obor di Olimpiade Musim Torino

2006 atas nama Indonesia di kota Venesia. (c) Juga saat dibawa

ngebut pembalap Motogp Randi Mamola di sirkuit Sepang, Malaysia.

(d) Bertemu dan mewawancarai pebasket NBA, Kobe Bryant dan

Michael Jordan, adalah kenangan yang abadi,” ungkap penggemar

bulutangkis ini.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Pada contoh (2), terdapat penggunaan kata ganti diri atau persona yaitu

kata Ia pada kalimat (2b), yang menggantikan kata Eko pada kalimat (2a). Pada

contoh (3), terlihat adanya pelesapan kata Profitable Group yang menduduki

fungsi sebagai subjek pada kalimat (3b). Pada contoh (4), terdapat penggunaan

konjungsi juga pada kalimat (4c), yang berfungsi menghubungkan kalimat (4b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

3

dan (4c). Konjungsi tersebut menyatakan relasi makna „penjumlahan‟ atau

„aditif‟.

Contoh (1), (2), (3), dan (4) tersebut menunjukkan adanya kohesi

gramatikal. Selain kohesi gramatikal, terdapat juga kohesi leksikal yang dijumpai

dalam rubrik ini, yaitu pengulangan (repetisi), hiponim, sinonim, antonim, dan

kolokasi (lihat Baryadi, 2002:25). Berikut contoh kohesi leksikal dalam rubrik

“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009.

(5) (a) Tadinya saya pikir, saya adalah fans terbesar BOLA. (b) Tapi

begitu menyimak HALAMAN 25, ternyata masih lebih banyak

pembaca yang lebih “gila” BOLA. (c) Tapi saya tetap merasa punya

nilai plus karena pernah “sekolah” di BOLA.

(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)

Pada contoh (5) terdapat kohesi leksikal berupa pengulangan kata BOLA.

Kata BOLA yang terdapat pada kalimat (5a) diulang pada kalimat (5b) dan (5c).

Kata BOLA dalam contoh tersebut merupakan nama tabloid olahraga di Indonesia.

(6) (a) Saat tim sepak bola Sampdoria berkunjung ke Medan pada 1998.

(b) Untuk mewawancarai salah seorang pemain bintangnya, Roberto

Mancini, saya harus rela nongkrong di depan pintu kamar hotelnya

selama hampir tiga jam. (c) Yang seru lainnya, semua wartawan

BOLA punya rasa kekeluargaan yang amat tinggi dan tak pernah sok

pintar.

(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)

Contoh (6) terdapat kohesi hiponimi antara Sampdoria dan Roberto

Mancini. Konstituen Sampdoria pada kalimat (6a) merupakan superordinat karena

merangkum makna kata Roberto Mancini pada kalimat (6b).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

4

(7) (a) Eko mengaku adalah pembaca berat BOLA sejak pertama kali

terbit. (b) Ia membaca semua artikel edisi perdana berjudul Ndang Olo

Ahu Dimaki Halak! hingga nomor 1.909 yang terbit tepat 3 Maret

2009.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Frase pertama kali pada kalimat (7a) bersinonim dengan kata perdana

pada kalimat (7b). Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi sinonimi.

(8) (a) Hari ulang tahun BOLA jatuh pada 3 Maret, tetapi bukan berarti

rangkaian acara yang kami gelar untuk merayakannya langsung

berhenti. (b) Masih ada beberapa kegiatan yang bakal kami

laksanakan. (c) Salah satunya, adalah Strategic Football Seminar yang

akan berlangsung di Ballroom Hotel Santika, Silipi, Jakarta, pada

Jumat (6/3).

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (8) tampak adanya kohesi antonimi. Kata berhenti pada kalimat

(8a) memiliki makna yang saling bertentangan dengan kata laksanakan pada

kalimat (8b).

(9) (a) “Untuk angkatan 2008, tidak ada satu pun yang memiliki

background dari salah satu media apa pun. (b) Hal ini adalah sesuatu

yang positif karena bisa dibentuk sesuai dengan karakter BOLA,” ujar

Lilianto.

(BOLA, Selasa, 31 Maret 2009)

Contoh (9) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (9a) dan kalimat (9b).

Frase salah satu media pada kalimat (9a) memiliki relasi kolokasi dengan BOLA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

5

pada kalimat (9b). Frase salah satu media pada kalimat (9a) dan kata BOLA pada

kalimat (9b) memiliki makna yang saling berdekatan, yaitu BOLA termasuk salah

satu media (cetak).

Pembahasan tentang kohesi dan koherensi tidak dapat terlepas dari

masalah wacana karena kohesi merupakan bagian dari wacana. Wacana

(discourse) adalah satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki gramatikal

merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar (Kridalaksana, 1984:208).

Sebagai satuan tertinggi atau terbesar dalam hierarki kebahasaan, wacana bukan

merupakan susunan kalimat secara acak, tetapi merupakan satuan bahasa, baik

lisan maupun tertulis, yang tersusun secara berkesinambungan dan membentuk

suatu kesatuan. Seperti halnya bahasa, wacana memiliki bentuk (form) dan makna

(meaning). Menurut Tarigan (1987:70) wacana yang ideal mengandung

seperangkat proposisi yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa

kepaduan atau rasa kohesi. Selain itu juga dibutuhkan keteraturan atau kerapian

susunan yang menimbulkan rasa koherensi. Jika dikaitkan dengan aspek bentuk

dan makna, maka dapat dikatakan bahwa kohesi mengacu pada aspek bentuk, dan

koherensi pada aspek makna wacana.

Secara khusus penelitian ini hanya akan membahas kohesi yang terdapat

dalam suatu wacana, yang didasari oleh alasan berikut. Pertama, agar penulis

dapat lebih fokus dalam melakukan penelitian. Kedua, kohesi merupakan kunci

utama adanya kesatuan dalam suatu wacana karena wacana yang kohesif akan

membawa pengaruh kejelasan hubungan antara unsur satu dengan unsur yang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

6

sehingga pesan yang ingin disampaikan jelas dan utuh. Terakhir, pembahasan

mengenai koherensi dapat diteliti secara khusus pada kesempatan lain.

Berdasarkan medianya, wacana dapat dibagi menjadi wacana tulis dan

wacana lisan. Wacana tulis berupa teks-teks tertulis, seperti koran, tabloid

maupun majalah, sedangkan wacana lisan berupa penyampaian secara lisan.

Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti wacana tulis yang terdapat dalam

rubrik “Halaman 25” tabloid olahraga BOLA edisi Maret 2009.

Tabloid BOLA merupakan tabloid olahraga di Indonesia yang terbit dua

kali seminggu, yaitu Selasa dan Jumat (sekarang terbit tiga kali seminggu).

Tabloid ini mengulas berita yang terjadi di berbagai cabang olahraga, tidak hanya

sepakbola saja, meski berita sepakbola tetap menjadi prioritas utama tabloid ini.

Berita di tabloid ini tidak hanya mengulas berita di dalam lapangan saja, namun

juga berita di luar lapangan. Di antara sekian banyak rubrik yang ada di dalam

tabloid ini, penulis memilih rubrik “Halaman 25” untuk diteliti karena sesuai

namanya, rubrik ini khusus disediakan redaksi sepanjang Maret 2009 untuk

memperingati hari ulang tahun ke-25 tabloid BOLA yang jatuh pada 3 Maret

2009.

Sebagai edisi khusus, sepanjang Maret 2009 rubrik ini memuat berita

khusus seperti liputan kegiatan yang diselenggarakan redaksi untuk memperingati

hari ulang tahun tabloid BOLA ke-25, biodata kru-kru tabloid BOLA, dan

pengalaman kru-kru dalam menjalankan tugasnya. Selain itu ada juga kolom-

kolom kecil yang bernama Salam Pembaca, Trivia 25, dan Celoteh 25. Kolom

Salam Pembaca berisi ucapan-ucapan selamat ulang tahun pembaca tabloid BOLA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

7

melalui ponsel (SMS). Trivia 25 merupakan kolom kuis berhadiah. Celoteh 25

juga kolom yang berisi ucapan selamat ulang tahun atau kisah pembaca selama

membaca tabloid BOLA, namun disampaikan lewat e-mail. Penulis akan melihat

lebih jauh tentang kohesi yang ada di dalam rubrik ini. Rubrik ini merupakan

sampel dari data penelitian tentang kohesi.

Pemilihan topik mengenai kohesi antarkalimat dalam rubrik “Halaman 25”

tabloid BOLA edisi Maret 2009 ini didasarkan pada alasan karena kohesi

merupakan hubungan antarbagian dalam wacana yang berfungsi untuk

membentuk satu kesatuan dalam wacana. Penulis tertarik melihat keberadaan

kohesi suatu wacana, dan secara khusus wacana yang digunakan dalam penelitian

ini adalah rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009. Penelitian ini

diharapkan dapat melengkapi penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan satu masalah

pokok dalam penelitian ini, yaitu kohesi antarkalimat apa sajakah yang ada dalam

rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kohesi antarkalimat dalam

rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

8

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini berupa deskripsi jenis kohesi antarkalimat dalam

rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009. Hasil penelitian ini

memiliki dua manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis,

hasil penelitian ini dapat membantu pemahaman mengenai posisi kohesi di dalam

wacana. Sementara secara praktis hasil penelitian ini dapat menjadi sumber

informasi dan referensi bagi wartawan dalam penulisan berita dan bagi peneliti

lain dalam melakukan penelitian sejenis.

1.5 Tinjauan Pustaka

Kusumantara (2004) dalam skripsinya berjudul “Analisis Wacana

Advetorial pada Surat Kabar Kompas Bulan Januari-Juni 2004” menghasilkan

beberapa temuan. Pertama, struktur wacana yang terdiri dari lima bagian, yaitu

bagian rubrik, bagian awal, bagian tubuh, dan bagian penutup. Kedua, jenis-jenis

tuturan dibagi menjadi tuturan deskripsi, dan narasi. Ketiga, macam-macam

kohesi dan koherensi pada wacana adventorial pada surat kabar Kompas bulan

Januari-Juni 2004.

Puspitasari (2004) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Wacana

Rubrik “Psikoterapi” dalam Surat Kabar Minggu Pagi” juga menghasilkan

beberapa temuan, yaitu pertama wacana rubrik “Psikoterapi” memiliki wacana

lengkap, yang terdiri dari bagian awal, bagian tubuh, dan bagian penutup. Kedua,

kohesi wacana rubrik “Psikoterapi” yang berupa pertalian unsur semantik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

9

diwujudkan menjadi bentuk kohesi leksikal dan kohesi gramatikal. Ketiga,

koherensi yang ditemukan dalam rubrik “Psikoterapi” dibedakan menurut

penanda antarkalimat, yaitu koherensi berpenanda dan koherensi tidak

berpenanda.

Ernawati (2007) dalam skripsinya yang berjudul “Kohesi dan Koherensi

Antarparagraf dalam Wacana Opini Surat Kabar Kompas Edisi Nasional Bulan

April 2005” menghasilkan beberapa temuan. Pertama, dilihat dari segi kohesi,

keutuhan suatu wacana dibentuk oleh beberapa aspek, diantaranya adalah kohesi.

Kedua, kohesi dapat membentuk keutuhan suatu wacana dalam kaitannya dengan

perpaduan bentuk antarparagraf maupun antarklausa yang membangun suatu

wacana yang utuh. Ketiga, koherensi dalam perannya sebagai keutuhan wacana

berkaitan dengan keterpautan makna kalimat-kalimat yang membangun suatu

wacana.

Setyaningsih (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Kohesi dan

Koherensi dalam Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat Edisi Juli 2009”

menghasilkan temuan bahwa dilihat dari segi kohesi, kohesi merupakan salah satu

aspek terciptanya keutuhan suatu wacana. Kohesi dapat membentuk keutuhan

wacana dalam kaitannya dengan perpaduan bentuk antarkalimat dan

antarparagraf. Kohesi bisa terjadi dalam satu paragraf dan antarparagraf. Dari

kohesi dapat dilihat seberapa tinggi dan renggangnya kesinambungan topik yang

ada dalam sebuah wacana. Sementara peran koherensi dalam pembentukan

keutuhan wacana berkaitan dengan pertalian makna antarkalimat atau

antarparagraf dalam wacana. Koherensi dibedakan menjadi dua, yaitu koherensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

10

berpenanda dan koherensi tidak berpenanda. Koherensi berpenanda dapat dilihat

dari konjungsi yang ada sebagai penandanya, sedangkan koherensi tidak

berpenanda tidak ada konjungsi yang dapat menunjukkan hubungan makna

sebagai penandanya.

1.6 Kerangka Teori

1.6.1 Wacana

Edmonson (dalam Tarigan, 1987:25) mendefinisikan wacana sebagai suatu

peristiwa yang terstruktur yang dimanifestasikan dalam perilaku linguistik (atau

yang lainnya), sedangkan teks adalah suatu urutan ekspresi-ekspresi linguistik

yang terstruktur yang membentuk suatu keseluruhan yang padu atau uniter.

Stubbs (dalam Tarigan, 1987:25) menyatakan bahwa wacana adalah

organisasi bahasa di atas kalimat atau di atas klausa; dengan perkataan lain unit-

unit linguistik yang lebih besar daripada kalimat atau klausa, seperti pertukaran-

pertukaran percakapan atau teks-teks tertulis. Secara singkat: apa yang disebut

teks bagi wacana adalah kalimat bagi ujaran (utterance).

Kridalaksana (dalam Tarigan, 1987:25) menyatakan wacana (discourse)

adalah satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki gramatikal merupakan satuan

gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk

karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dsb), paragraf, kalimat atau

kata yang membawa amanat yang lengkap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

11

Mulyana (2005:1) menjelaskan wacana merupakan unsur kebahasaan yang

elatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan pendukung kebahasaannya

meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, hingga karangan

utuh.

Dari beberapa definisi mengenai wacana di atas dapat dilihat unsur-unsur

penting wacana, yaitu (a) satuan bahasa, (b) terlengkap/terbesar/tertinggi, (c) di

atas kalimat/klausa, (d) teratur/tersusun rapi/rasa koherensi, (e)

berkesinambungan, (f) rasa kohesi/rasa kepaduan, (g) lisan/tulis, dan (h) awal dan

akhir yang nyata. Berdasarkan unsur-unsur tersebut maka dapat disusun batasan

atau definisi wacana, yaitu satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang

berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan

secara lisan atau tertulis (Tarigan, 1987:27).

1.6.2 Jenis Wacana

Tarigan (1987:51) mengklasifikasikan wacana berdasarkan (a) medianya,

yang terdiri atas wacana tulis dan wacana lisan, (b) pengungkapannya, yang terdiri

atas wacana langsung dan wacana tidak langsung, (c) penempatannya, yang terdiri

atas wacana pembeberan dan wacana penuturan, dan (d) bentuknya, yang dibagi

atas wacana prosa, wacana puisi, dan wacana drama.

Mulyana (2005:47) juga mengklasifikasikan wacana berdasarkan (1)

bentuk, (2) media, (3) jumlah penutur, (4) sifat, (5) isi, dan (6) gaya dan tujuan.

Berdasarkan bentuknya, wacana dapat dibagi atas wacana naratif, wacana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

12

prosedural, wacana ekspositori, wacana hortatori, wacana epistoleri, dan wacana

dramatik. Berdasarkan media penyampaiannya, wacana dibagi menjadi wacana

tulis dan wacana lisan. Berdasarkan jumlah penuturnya, wacana dikelompokkan

menjadi wacana monolog dan wacana dialog. Berdasarkan sifatnya, wacana

digolongkan menjadi wacana fiksi, yang terdiri atas wacana prosa, wacana puisi

dan wacana drama, dan wacana nonfiksi. Berdasarkan isinya, wacana dapat

dikelompokkan menjadi wacana politik, wacana sosial, wacana ekonomi, wacana

budaya, wacana militer, wacana hukum dan kriminalitas, dan wacana olahraga

dan kesehatan. Berdasarkan gaya dan tujuannya, wacana terdiri atas wacana iklan.

1.6.3 Kohesi

Menurut Tarigan (1987:96), kohesi merupakan organisasi sintaktik,

merupakan wadah kalimat-kalimat disusun secara padu dan padat untuk

menghasilkan tuturan. Hal ini berarti pula bahwa kohesi adalah hubungan

antarkalimat di dalam sebuah wacana, baik dalam strata gramatikal maupun dalam

strata leksikal tertentu. Halliday dan Hassan (dalam Mulyana, 2005:26) membagi

kohesi gramatikal atas referensi (penunjukan), subtitusi (penggantian), elipsis

(pelesapan), dan konjungsi (kata sambung). Sedangkan kohesi leksikal terdiri dari

pengulangan (repetisi), sinonim, antonim, hiponim, kolokasi, dan ekuivalensi.

Kohesi penunjukan adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa

satuan lingual tertentu yang menunjuk satuan lingual yang mendahului atau

mengikutinya. Berdasarkan arah penunjukannya, kohesi penunjukan dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penunjukan anaforis (anaphoric reference) dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

13

penunjukan kartaforis (cataphoric reference). Penunjukan anaforis ditandai oleh

adanya konstituen yang menunjuk konstituen di sebelah kirinya, sementara

penunjukan kartaforis ditandai oleh adanya konstituen yang mengacu konstituen

di sebelah kanan (lihat Baryadi, 2002:18-19).

Kohesi penggantian adalah kohesi gramatikal yang berupa penggantian

konstituen tertentu dengan konstituen lain. Dalam kohesi ini terlibat dua unsur,

yaitu unsur terganti dan unsur pengganti. Bila unsur terganti berupa unsur yang

menyatakan orang (persona), maka unsur penggantinya berupa pronomina

persona. Pronimina persona yang berfungsi sebagai penanda kohesi penggantian

biasanya pronomina persona ketiga (dia, ia, beliau (honorifik) (tunggal)) dan

mereka, beliau-beliau (honorifik) (jamak) serta bentuk terikat –nya (jamak atau

tunggal) (lihat Baryadi, 2002:20).

Kohesi pelesapan atau “penghilangan” (Ramlan:1993, dalam Baryadi,

2002:24) adalah kohesi gramatikal yang berupa pelesapan (zero) konstituen yang

telah disebut.

Kohesi perangkaian adalah kohesi gramatikal yang berwujud konjungsi.

Dikatakan oleh Halliday dan Hasan (1979:226-273) dan Ramlan (1993) bahwa

perangkaian berbeda dengan jenis kohesi gramatikal lainnya. Perangkaian yang

berupa konjungsi menyatakan relasi makna tertentu (Baryadi, 2002:24).

Kohesi leksikal atau perpaduan leksikal adalah hubungan leksikal antara

bagian-bagian wacana untuk mendapatkan keserasian struktur secara kohesif

(Mulyana, 2005:29). Unsur kohesi leksikal terdiri dari sinonim (persamaan kata),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

14

antonim (lawan kata), hiponim (hubungan bagian atau isi), repetisi (pengulangan

kata), dan kolokasi (sandang kata).

Kohesi Pengulangan adalah kohesi yang berupa pengulangan konstituen

yang telah disebutkan sebelumnya (lihat Baryadi, 2002:25).

Kohesi Hiponimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal

yang bersifat hierarkis antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain.

Relasi makna tersebut terlihat dari hubungan antara konstituen yang memiliki

makna yang umum dengan konstituen yang memiliki makna khusus. Konstituen

yang bermakna umum disebut superordinat dan konstituen yang bermakna khusus

disebut hiponim. Relasi antara superordinat dan hiponim disebut hiponimi (lihat

Baryadi, 2002:26).

Kohesi Sinonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal

yang mirip antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi,

2002:27).

Kohesi Antonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal

yang bersifat kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan

konstituen yang lain (lihat Baryadi, 2002:28).

Kohesi Kolokasi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang

berdekatan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi,

2002:28).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

15

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu (i) pengumpulan data, (ii)

analisis data, dan (iii) penyajian hasil analisis data.

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Objek penelitian ini adalah kohesi antarkalimat. Data penelitian ini berupa

gugus kalimat berita yang terdapat dalam rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA

edisi Maret 2009. Penggalan wacana yang dijadikan data penelitian ini adalah

penggalan wacana berita yang diduga terdapat hubungan bentuk (kohesi) di

dalamnya. Sumber data yang digunakan adalah wacana berita pada rubrik

“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009 yang penulisannya menerapkan

sarana kohesi.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak. Metode

simak adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati

dan menyimak langsung penggunaan bahasa pada objek yang akan diteliti

(Sudaryanto, 1993:133). Metode simak dipilih karena objek yang diteliti berupa

bahasa tertulis. Adapun teknik yang digunakan dalam metode simak adalah teknik

catat. Teknik catat dilakukan dengan cara mencatat data yang dinilai memiliki

unsur yang sesuai dengan objek yang akan diteliti pada sebuah kartu data (lih.

Kesuma, 2007:45).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

16

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Pada tahap ini data dianalisis menggunakan metode agih. Metode agih

adalah metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian

dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1985:5; 1993:15). Metode agih ini

diterapkan dengan teknik dasar teknik bagi unsur langsung (BUL). Teknik BUL

adalah teknik analisis data dengan cara membagi suatu konstruksi menjadi

beberapa bagian atau unsur dan bagian-bagian atau unsur-unsur itu dipandang

sebagai bagian atau unsur yang langsung membentuk konstruksi yang dimaksud

(Kesuma, 2007:55). Untuk teknik lanjutan digunakan teknik ganti, sisip, perluas,

dan baca markah.

Teknik ganti adalah teknik analisis data dengan cara mengganti satuan

kebahasaan tertentu di dalam suatu konstruksi dengan satuan kebahasaan yang

lain di luar konstruksi yang bersangkutan. Teknik ini berguna untuk mengetahui

kadar kesamaan kelas atau kategori satuan kebahasaan seperti dengan

penggantinya (Kesuma, 2007:58). Berikut contohnya.

1) (a) Meski demikian, Mbak Cicil pun tidak lupa memanjaatkan doanya. (b)

“Selamat ulang tahun yang ke-25 untuk BOLA. (c) Semoga tetap jaya dan

terus menjadi tabloid olah raga yang terbaik di Indonesia,” ucapnya.

(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)

Contoh (1) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (1a), (1b), dan (1c).

Unsur –nya pada kalimat (1c) merupakan pengganti kata Mbak Cicil pada kalimat

(1a), sehingga pada contoh (1) terdapat kohesi penggantian. Hubungan kohesi

terjadi antara -nya dan Mbak Cicil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

17

Teknik perluas adalah teknik analisis data dengan cara memperluas satuan

kebahasaan yang dianalisis dengan menggunakan satuan kebahasaan tertentu.

Teknik perluas digunakan untuk menentukan segi-segi kemaknaan satuan

kebahasaan tertentu. Misalnya, teknik perluasan dapat digunakan untuk

membuktikan hubungan makna antar-klausa yang tidak berkata penghubung (lih.

Kesuma, 2007:59). Berikut contohnya.

2) Eko Widodo Lahir: Madiun, 4 Juni 1969

Kerja di BOLA sejak: 1994

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Nyaris face to face tertabrak

angkot di Parung gara-gara memaksakan pulang ke Bogor setelah deadline

naik motor. (b) Sejak kejadian itu memilih tidur di kantor setelah

deadline.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (2) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (2a) dan kalimat (2b).

Konjungsi sejak pada kalimat (2b) berfungsi menghubungkan kalimat (2a) dengan

kalimat (2b). Konjungsi tersebut menyatakan relasi makna „waktu‟. Kalimat (2a)

dijelaskan bahwa Eko nyaris tertabrak angkot di Parung gara-gara memaksakan

pulang ke Bogor setelah deadline. Hal tersebut berlanjut pada kalimat (2b) yang

menjelaskan bahwa Eko memilih tidur di kantor setelah deadline setelah kejadian

tersebut. Pada contoh tersebut terdapat kohesi perangkaian. Hubungan kohesi

terjadi antara nyaris face to face tertabrak angkot di Parung gara-gara

memaksakan pulang ke Bogor setelah deadline naik motor dan kejadian itu

memilih tidur di kantor setelah deadline.

Teknik sisip adalah teknik yang dilakukan dengan cara menyisipkan

satuan kebahasaan tertentu di antara konstruksi yang dianalisis. Kegunaan teknik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

18

sisip ini adalah untuk mengetahui kadar keeratan satuan-satuan kebahasaan yang

dipisahkan oleh penyisip. Bila adanya penyisip itu dimungkinkan, berarti kadar

keeratan satuan-satuan yang dipisahkan rendah dan bila tidak dimungkinkan,

berarti tinggi (Sudaryanto, dlm. Kesuma, 2007:60). Berikut contohnya.

3) (a) Sebelumnya aku ucapkan selamat ulang tahun ke-25 buat BOLA. (b)

Semoga Ø makin berkualitas.

(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)

Contoh (3) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (3a) dan (3b). Konstituen

Ø pada kalimat (3b) memiliki referensi yang sama dengan kata BOLA yang telah

disebutkan pada kalimat (3a). Kata BOLA diulang pada kalimat (3b) dalam bentuk

zero (Ø). Jadi, contoh (3) merupakan kohesi pelesapan. Hubungan kohesi terjadi

antara zero (Ø) dan BOLA.

Teknik baca markah adalah teknik analisis data dengan cara “membaca

pemarkah” dalam suatu konstruksi. Istilah lain untuk pemarkah adalah penanda.

Pemarkah itu adalah alat seperti imbuhan, kata penghubung, kata depan, dan

artikel yang menyatakan ciri ketatabahasaan atau fungsi kata atau konstruksi

(Kridalaksana, dlm. Kesuma, 2007:66). Teknik baca markah dapat digunakan

untuk menentukan peran konstituen kalimat. Caranya adalah dengan membaca

satuan kebahasaan yang menjadi pemarkah peran konstituen kalimat yang

dimaksud. Pemarkah itu dapat berupa imbuhan dan kata (Kesuma, 2007:67).

Berikut contohnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

19

4) (a) Eko mengaku adalah pembaca berat BOLA sejak pertama kali terbit.

(b) Ia membaca semua artikel edisi perdana berjudul Ndang Olo Ahu

Dimaki Halak! hingga nomor 1.909 yang terbit tepat 3 Maret 2009.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (4) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (4a) dan (4b). Kata

pembaca yang termasuk golongan kata benda mengalami perubahan bentuk

menjadi kata kerja, yaitu kata membaca. Dari contoh tersebut tampak adanya

kohesi pengulangan dengan perubahan bentuk, yaitu perubahan dari kata benda

bentuk pe(N)- menjadi kata kerja me(N)-. Hubungan kohesi terjadi antara

pembaca dan membaca.

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan menggunakan

metode penyajian informal. Penyajian hasil analisis data secara informal adalah

penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata yang biasa

(Sudaryanto 1993:145). Dalam penyajian ini, kaidah-kaidah disampaikan dengan

kata-kata biasa, kata-kata yang apabila dibaca dengan serta merta dapat langsung

dipahami. Kaidah itu berupa prinsip-prinsip kesinambungan wacana yang terdapat

dalam wacana berita.

1.8 Sistematika Penyajian

Skripsi ini akan dibagi menjadi tiga bab. Bab pertama berupa pendahuluan

sebagai pengantar yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

20

manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode dan teknik penelitian,

dan sistematika penyajian.

Bab kedua memaparkan kohesi antarkalimat yang ditemukan dalam rubrik

“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009. Bab ketiga berisi kesimpulan dan

saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

21

BAB II

KOHESI ANTARKALIMAT

DALAM RUBRIK “HALAMAN 25” TABLOID BOLA EDISI MARET 2009

Pada bab ini diuraikan jenis-jenis kohesi yang terdapat dalam rubrik

“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009. Kohesi berkenaan dengan

hubungan bentuk antara bagian-bagian dalam suatu wacana (Baryadi, 2002:17).

Berdasarkan perwujudan lingualnya, kohesi dibagi menjadi dua, yaitu kohesi

gramatikal dan kohesi leksikal.

2.1 Kohesi Gramatikal

2.1.1 Kohesi Penunjukan

Kohesi penunjukan adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa

satuan lingual tertentu yang menunjuk satuan lingual yang mendahului atau

mengikutinya. Berdasarkan arah penunjukannya, kohesi penunjukan dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penunjukan anaforis (anaphoric reference) dan

penunjukan kartaforis (cataphoric reference). Dalam penelitian ini hanya

ditemukan kohesi penunjukan anaforis. Penunjukan anaforis ditandai oleh adanya

konstituen yang menunjuk konstituen di sebelah kirinya (lihat Baryadi, 2002:18).

2.1.1.1 Kohesi Penunjukan dengan Kata Tunjuk Itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

22

Dalam penelitian ditemukan dua macam penunjukan dengan kata itu, yaitu

penunjuk x + itu dan penunjuk hanya kata itu. Berikut contoh kohesi penunjukan

dengan kata tunjuk itu yang ditemukan dalam rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA

edisi Maret 2009.

(10) Eko Widodo

Lahir: Madiun, 4 Juni 1969

Kerja di BOLA sejak: 1994

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Nyaris face to face tertabrak

angkot di Parung gara-gara memaksakan pulang ke Bogor setelah

deadline naik motor. (b) Sejak kejadian itu memilih tidur di kantor

setelah deadline.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (10) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (10a) dan kalimat (10b).

Kata itu pada kalimat (10b) menunjuk ke sebelah kiri, yaitu frase nyaris face to

face tertabrak angkot di Parung yang terdapat pada kalimat (10a). Dari contoh

tersebut tampak adanya kohesi penunjukan anaforis. Hubungan kohesi terjadi

antara kejadian itu dan nyaris face to face tertabrak angkot di Parung. Frase

kejadian itu berfungsi sebagai penunjuk bagian kalimat sebelumnya, yaitu nyaris

face to face tertabrak angkot di Parung.

Frase kejadian itu pada contoh (10) merupakan alat penunjukan. Frase

kejadian itu merupakan frase nomina yang menunjuk pada kalimat sebelumnya.

Unsur yang terpenting dari frase kejadian itu adalah kata kejadian. Kata kejadian

menunjuk pada nyaris face to face tertabrak angkot di Parung. Contoh (10A)

menjelaskan hal tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

23

(10A) Eko Widodo

Lahir: Madiun, 4 Juni 1969

Kerja di BOLA sejak: 1994

Pengalaman seru bekerja di BOLA: Nyaris face to face tertabrak

angkot di Parung gara-gara memaksakan pulang ke Bogor setelah

deadline naik motor. Sejak nyaris face to face tertabrak angkot di

Parung itu memilih tidur di kantor setelah deadline.

(11) (a) Baru kali ini aku kontak BOLA meski sudah baca sejak Maret

1984. (b) Waktu itu di kantor ada tukang eceran koran yang setiap

pagi antar koran ke meja kerjaku.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (11) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (11a) dan kalimat (11b).

Frase waktu itu pada kalimat (11b) menunjuk ke sebelah kiri, yaitu frase Maret

1984 yang terdapat pada kalimat (11a). Dari contoh tersebut tampak adanya

kohesi penunjukan anaforis. Hubungan kohesi terjadi antara waktu itu dan Maret

1984. Kata itu pada frase waktu itu menunjuk pada Maret 1984. Contoh (11A)

menjelaskan hal tersebut.

(11A) Baru kali ini aku kontak BOLA meski sudah baca sejak Maret 1984.

Waktu Maret 1984 di kantor ada tukang eceran koran yang setiap pagi

antar koran ke meja kerjaku.

(12) Epivania Yovita Ere Wangge

Lahir: Bajawa, 15 Februari 1975

Kerja di BOLA sejak: Mei 1996

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Banyak hal ajaib yang

terjadi di BOLA, terutama ketika kerusuhan Mei 1998. (b) Saat itu

terasa sekali kebersamaan satu dengan yang lain.

(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

24

Contoh (12) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (12a) dan kalimat (12b).

Frase saat itu pada kalimat (12b) menunjuk ke sebelah kiri, yaitu frase Mei 1998

yang terdapat pada kalimat (12a). Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi

penunjukan anaforis. Hubungan kohesi terjadi antara saat itu dan Mei 1998. Kata

itu pada frase saat itu merupakan unsur yang menunjuk pada Mei 1998. Contoh

(12A) menjelaskan hal tersebut.

(12A) Epivania Yovita Ere Wangge

Lahir: Bajawa, 15 Februari 1975

Kerja di BOLA sejak: Mei 1996

Pengalaman seru bekerja di BOLA: Banyak hal ajaib yang terjadi di

BOLA, terutama ketika kerusuhan Mei 1998. Saat Mei 1998 terasa

sekali kebersamaan satu dengan yang lain.

(13) (a) Pada pertengahan 2001, saya melaksanakan PKL di kantor lama

BOLA selama kurang lebih satu bulan. (b) Dalam periode itu saya

mendapatkan banyak pengalaman berharga.

(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)

Contoh (13) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (13a) dan (13b). Frase

periode itu pada kalimat (13b) menunjuk ke sebelah kiri, yaitu frase kurang lebih

satu bulan yang terdapat pada kalimat (13a). Dari contoh tersebut tampak adanya

kohesi penunjukan anaforis. Hubungan kohesi terjadi antara periode itu dan

kurang lebih satu bulan. Kata itu pada frase periode itu merupakan unsur yang

menunjuk pada kurang lebih satu bulan. Contoh (13A) menjelaskan hal tersebut.

(13A) Pada pertengahan 2001, saya melaksanakan PKL di kantor lama

BOLA selama kurang lebih satu bulan. Dalam periode kurang lebih

satu bulan saya mendapatkan banyak pengalaman berharga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

25

(14) (a) “Awalnya saya ditawari oleh Pak Sumohadi dan Stephen Clement

untuk membuat desainnya. (b) Tawaran itu saya ambil karena saya

memang suka olah raga. (c) Bagi saya, olah raga itu merupakan

sesuatu hal yang memiliki makna luas dan integritasnya sendiri,” ujar

Benny.

(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)

Contoh (14) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (14a), (14b), dan

kalimat (14c). Kata itu pada kalimat (14b) menunjuk ke sebelah kiri, yaitu Pak

Sumohadi dan Stephen Clement yang terdapat pada kalimat (14a). Dari contoh

tersebut tampak adanya kohesi penunjukan anaforis. Hubungan kohesi terjadi

antara kata itu dan Pak Sumohadi dan Stephen Clement. Contoh (14A)

menjelaskan hal tersebut.

(14A) “Awalnya saya ditawari oleh Pak Sumohadi dan Stephen Clement

untuk membuat desainnya. Tawaran Pak Sumohadi dan Stephen

Clement saya ambil karena saya memang suka olah raga. Bagi saya,

olah raga itu merupakan sesuatu hal yang memiliki makna luas dan

integritasnya sendiri,” ujar Benny.

2.1.1.2 Kohesi Penunjukan dengan Kata Tunjuk Ini

Dari hasil penelitian ditemukan dua macam penunjukan dengan kata

tunjuk ini, yaitu menunjuk hanya kata ini dan menunjuk x + ini. Berikut contoh

kohesi penunjukan dengan kata tunjuk ini yang ditemukan dalam rubrik Halaman

25 Tabloid BOLA edisi Maret 2009.

(15) (a) Tugas seorang wakil pemimpin redaksi atau wapemred secara

sederhana adalah membantu pemimpin redaksi, terutama untuk urusan

strategis. (b) Pembagian tugas ini memang harus dipertegas agar

semua pekerjaan dilakukan dengan baik.

(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

26

Contoh (15) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (15a) dan kalimat (15b).

Kata ini pada kalimat (15b) mengacu pada seorang wakil pemimpin redaksi atau

wapemred yang terdapat pada kalimat (15a). Dari contoh tersebut tampak adanya

kohesi penunjukan anaforis. Hubungan kohesi terjadi antara kata ini dan seorang

wakil pemimpin redaksi atau wapemred. Kata ini berfungsi sebagai penunjuk

bagian kalimat sebelumnya, yaitu seorang wakil pemimpin redaksi atau

wapemred. Contoh (15A) menjelaskan hal tersebut.

(15A) Tugas seorang wakil pemimpin redaksi atau wapemred secara

sederhana adalah membantu pemimpin redaksi, terutama untuk urusan

strategis. Pembagian tugas seorang wakil pemimpin redaksi atau

wapemred memang harus dipertegas agar semua pekerjaan dilakukan

dengan baik.

(16) (a) “Hal ini yang sekarang sedang digalakkan lewat penggunaan

sistem SAP, yang diterapkan per 1 Maret. (b) Dengan sistem ini,

semua aliran uang bisa lebih terpantau sehingga pengendalian juga

lebih mudah dilakukan. (c) Selain itu, laporan keuangan juga bisa

dikeluarkan kapan saja bila ada yang membutuhkan,” lanjut Atik.

(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)

Contoh (16) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (16a), (16b), dan (16c).

Kata ini pada kalimat (16b) menunjuk ke sebelah kiri, yaitu kata SAP yang

terdapat pada kalimat (16a). Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi

penunjukan anaforis. Hubungan kohesi terjadi antara kata ini dan SAP. Kata ini

berfungsi sebagai penunjuk bagian kalimat sebelumnya, yaitu SAP. Contoh (16A)

menjelaskan hal tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

27

(16A) “Hal ini yang sekarang sedang digalakkan lewat penggunaan sistem

SAP, yang diterapkan per 1 Maret. Dengan sistem SAP, semua aliran

uang bisa lebih terpantau sehingga pengendalian juga lebih mudah

dilakukan. Selain itu, laporan keuangan juga bisa dikeluarkan kapan

saja bila ada yang membutuhkan,” lanjut Atik.

(17) (a) Juara baru akhirnya muncul saat pasangan Yudhi F.

Oktaviadhi/Susilo bin Rusdi tampil menjadi yang terbaik. (b)

Perjalanan pasangan ini ke final pun bisa dikatakan berliku karena

harus menghadapi para unggulan.

(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)

Contoh (17) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (17a) dan kalimat (17b).

Kata ini pada kalimat (17b) menunjuk ke sebelah kiri, yaitu Yudhi F.

Oktaviadhi/Susilo bin Rusdi yang terdapat pada kalimat (17a). Dari contoh

tersebut tampak adanya kohesi penunjukan anaforis. Hubungan kohesi terjadi

antara kata ini dan Yudhi F. Oktaviadhi/Susilo bin Rusdi. Kata ini berfungsi

sebagai penunjuk bagian kalimat sebelumnya, yaitu Yudhi F. Oktaviadhi/Susilo

bin Rusdi. Contoh (17A) menjelaskan hal tersebut.

(17A) Juara baru akhirnya muncul saat pasangan Yudhi F. Oktaviadhi/Susilo

bin Rusdi tampil menjadi yang terbaik. Perjalanan pasangan Yudhi F.

Oktaviadhi/Susilo bin Rusdi ke final pun bisa dikatakan berliku

karena harus menghadapi para unggulan.

(18) (a) “Pertandingan persahabatan itu biasanya digelar menjelang ulang

tahun BOLA. (b) Kita jadi tidak hanya kenal dengan rekan satu

kantor, tapi juga dengan relasi. (c) Sayang, kegiatan ini saya dengar

sudah jarang dilakukan,” tuturnya.

(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

28

Contoh (18) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (18a), (18b), dan (18c).

Frase kegiatan ini pada kalimat (18c) menunjuk ke sebelah kiri, yaitu frase

pertandingan persahabatan yang terdapat pada kalimat (18a). Dari contoh

tersebut tampak adanya kohesi penunjukan anaforis. Hubungan kohesi terjadi

antara frase kegiatan ini dan pertandingan persahabatan. Frase kegiatan ini

merupakan alat penunjukan. Frase kegiatan ini merupakan frase nomina yang

terdiri dari kata kegiatan yang merupakan unsur pusat dan diikuti kata ini sebagai

unsur pelengkap. Contoh (18A) menjelaskan hal tersebut.

(18A) “Pertandingan persahabatan itu biasanya digelar menjelang ulang

tahun BOLA. Kita jadi tidak hanya kenal dengan rekan satu kantor,

tapi juga dengan relasi. Sayang, kegiatan pertandingan persahabatan

saya dengar sudah jarang dilakukan,” tuturnya.

2.1.2 Kohesi Penggantian

Kohesi penggantian adalah kohesi gramatikal yang berupa penggantian

konstituen tertentu dengan konstituen lain. Dalam kohesi ini terlibat dua unsur,

yaitu unsur terganti dan unsur pengganti. Bila unsur terganti berupa unsur yang

menyatakan orang (persona), maka unsur penggantinya berupa pronomina

persona (lihat Baryadi, 2002:20). Berikut ini contoh penggalan wacana yang

bagian-bagiannya diikat oleh kohesi penggantian.

2.1.2.1 Kohesi Penggantian dengan Kata Ganti Ia

Berikut contoh kohesi penggantian dengan kata ganti ia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

29

(19) (a) Eko mengaku adalah pembaca berat BOLA sejak pertama kali

terbit. (b) Ia membaca semua artikel edisi perdana berjudul Ndang Olo

Ahu Dimaki Halak! hingga nomor 1.909 yang terbit tepat 3 Maret

2009.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (19) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (19a) dan (19b). Kata ia

pada kalimat (19b) merupakan pengganti kata Eko pada kalimat (19a). Dari

contoh tersebut tampak adanya kohesi penggantian. Dalam kohesi ini terlibat dua

unsur, yaitu unsur terganti dan unsur pengganti. Unsur terganti pada contoh di atas

ditunjukkan pada unsur yang menyatakan orang, yaitu Eko, sedangkan unsur

penggantinya berupa pronomina persona ketiga, yaitu ia. Contoh (19A)

menunjukkan hal tersebut.

(19A) Eko mengaku adalah pembaca berat BOLA sejak pertama kali terbit.

Eko membaca semua artikel edisi perdana berjudul Ndang Olo Ahu

Dimaki Halak! hingga nomor 1.909 yang terbit tepat 3 Maret 2009.

(20) (a) Pembicaranya? Anda pasti mengenal Steve McMahon, bintang

Liverpool pertengahan 1980-an yang kini menjadi komentator acara

olahraga di ESPN. (b) Namun, ia tak bakal sekedar berbicara atas

dasar pengalaman sebagai pesepakbola.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (20) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (20a) dan (20b). Kata ia

pada kalimat (20b) merupakan pengganti kata Steve McMahon pada kalimat

(20a). Dari contoh tersebut tempak adanya kohesi penggantian. Hubungan kohesi

terjadi antara ia dan Steve McMahon. Contoh (20A) menunjukkan hal tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

30

(20A) Pembicaranya? Anda pasti mengenal Steve McMahon, bintang

Liverpool pertengahan 1980-an yang kini menjadi komentator acara

olahraga di ESPN. Namun, Steve McMahon tak bakal sekedar

berbicara atas dasar pengalaman sebagai pesepakbola.

2.1.2.2 Kohesi Penggantian dengan Kata Ganti Dia

Berikut contoh kohesi penggantian dengan kata ganti dia.

(21) Gatot Susetyo

Lahir: Tulungagung, 8 Desember 1968

Kerja di BOLA sejak: 1999

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Awal kerja di BOLA

sebagai kontibutor di Bali, harus megejar Michael Laudrup, bintang

Denmark saat juara Piala Eropa 1992, mulai dari Bandara Ngurah Rai

Denpasar hingga tempat menginapnya di Singaraja. (b) Saat itu saya

memakai sepeda motor butut Honda 70 dari Denpasar-Singaraja. (c)

Sampai di sana dia tak mau diwawancarai karena kelelahan.

(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)

Contoh (21) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (21a), (21b), dan (21c).

Kata dia pada kalimat (21c) merupakan pengganti kata Michael Laudrup pada

kalimat (21a), sehingga pada contoh (21) terdapat kohesi penggantian. Hubungan

kohesi terjadi antara dia dan Michael Laudrup. Dalam kohesi ini terlibat dua

unsur, yaitu unsur terganti dan unsur pengganti. Unsur terganti pada contoh di atas

ditunjukkan pada unsur yang menyatakan orang, yaitu Michael Laudrup,

sedangkan unsur penggantinya berupa pronomina persona ketiga, yaitu dia.

Contoh (21A) menunjukkan hal tersebut.

(21A) Gatot Susetyo

Lahir: Tulungagung, 8 Desember 1968

Kerja di BOLA sejak: 1999

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

31

Pengalaman seru bekerja di BOLA: Awal kerja di BOLA sebagai

kontibutor di Bali, harus megejar Michael Laudrup, bintang Denmark

saat juara Piala Eropa 1992, mulai dari Bandara Ngurah Rai Denpasar

hingga tempat menginapnya di Singaraja. Saat itu saya memakai

sepeda motor butut Honda 70 dari Denpasar-Singaraja. Sampai di sana

Michael Laudrup tak mau diwawancarai karena kelelahan.

(22) (a) Pengalaman lain, kali ini ceritanya sudah jadi “seleb”. (b) Ketika

meliput Reli Medan, waktu itu kejuaraan dunia, di tengah hutan tiba-

tiba fotografer GO karib saya, almarhum Suherman, teriak: “Rief, ada

yang nyariin nih!” (c) Saya bilang, siapa di tengah hutan nyariin gua.

(d) Ternyata dia adalah penonton setia GP 500 di mana saya waktu itu

jadi komentator tetap di ANTV. (e) Ternyata dia ingin sekali foto

bareng saya.

(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)

Contoh (22) terdiri dari lima kalimat, yaitu kalimat (22a), (22b), (22c),

(22d), dan (22e). Kata dia pada kalimat (22e) merupakan pengganti frase

penonton setia GP 500 pada kalimat (22d), sehingga pada contoh (22) terdapat

kohesi penggantian. Hubungan kohesi terjadi antara dia dan penonton setia GP

500. Contoh (22A) menunjukkan hal tersebut.

(22A) Pengalaman lain, kali ini ceritanya sudah jadi “seleb”. Ketika meliput

Reli Medan, waktu itu kejuaraan dunia, di tengah hutan tiba-tiba

fotografer GO karib saya, almarhum Suherman, teriak: “Rief, ada

yang nyariin nih!” Saya bilang, siapa di tengah hutan nyariin gua.

Ternyata dia adalah penonton setia GP 500 di mana saya waktu itu

jadi komentator tetap di ANTV. Ternyata penonton setia GP 500 ingin

sekali foto bareng saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

32

(23) (a) Namun, siapakah sebenarnya sosok perancang piala tersebut? (b)

Dia adalah Benny Ronald Tahalele, seorang seniman keturunan

Ambon yang dipercaya untuk mendesain piala tersebut pada 1999.

(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)

Contoh (23) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (23a) dan kalimat (23b).

Kata dia pada kalimat (23b) merupakan pengganti frase sosok perancang piala

tersebut pada kalimat (23a), sehingga pada contoh (23) terdapat kohesi

penggantian. Hubungan kohesi terjadi antara dia dan sosok perancang piala

tersebut. Contoh (23A) menunjukkan hal tersebut.

(23A) Namun, siapakah sebenarnya sosok perancang piala tersebut? (b)

Sosok perancang piala tersebut adalah Benny Ronald Tahalele,

seorang seniman keturunan Ambon yang dipercaya untuk mendesain

piala tersebut pada 1999.

2.1.2.3 Kohesi Penggantian dengan Kata Ganti -Nya

Berikut contoh kohesi penggantian dengan kata ganti -nya.

(24) (a) Sementara itu, pengalaman liputan Yudhi lebih banyak di dunia

sepakbola. (b) Sebelum menjadi Wakil Managing Editor, Yudhi

menempati editor Ole! Internasional atau halaman sepakbola

internasional sehingga ruang lingkup dan liputannya lebih banyak di

sepakbola internasional.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (24) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (24a) dan (24b). Unsur

–nya pada kalimat (24b) merupakan pengganti kata Yudhi pada kalimat (24a).

Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi penggantian. Hubungan kohesi terjadi

antara -nya dan Yudhi. Dalam kohesi ini terlibat dua unsur, yaitu unsur terganti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

33

dan unsur pengganti. Unsur terganti pada contoh di atas ditunjukkan pada unsur

yang menyatakan orang, yaitu Yudhi, sedangkan unsur penggantinya berupa

pronomina persona ketiga, yaitu -nya. Contoh (24A) menjelaskan hal tersebut.

(24A) Sementara itu, pengalaman liputan Yudhi lebih banyak di dunia

sepakbola. Sebelum menjadi Wakil Managing Editor, Yudhi

menempati editor Ole! Internasional atau halaman sepakbola

internasional sehingga ruang lingkup dan liputan Yudhi lebih banyak

di sepakbola internasional.

(25) (a) Meski demikian, Mbak Cicil pun tidak lupa memanjaatkan doanya.

(b) “Selamat ulang tahun yang ke-25 untuk BOLA. (c) Semoga tetap

jaya dan terus menjadi tabloid olah raga yang terbaik di Indonesia,”

ucapnya.

(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)

Contoh (25) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (25a), (25b), dan (25c).

Unsur –nya pada kalimat (25c) merupakan pengganti kata Mbak Cicil pada

kalimat (25a), sehingga pada contoh (25) terdapat kohesi penggantian. Hubungan

kohesi terjadi antara -nya dan Mbak Cicil. Contoh (25A) menjelaskan hal tersebut.

(25A) Meski demikian, Mbak Cicil pun tidak lupa memanjaatkan doanya.

(b) “Selamat ulang tahun yang ke-25 untuk BOLA. (c) Semoga tetap

jaya dan terus menjadi tabloid olah raga yang terbaik di Indonesia,”

ucap Mbak Cicil.

(26) Marwis Umsa

Lahir: 13 Mei 1958

Kerja di BOLA sejak: Maret 1993

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Saat tim sepak bola

Sampdoria berkunjung ke Medan pada 1998. (b) Untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

34

mewawancarai salah seorang pemain bintangnya, Roberto Mancini,

saya harus rela nongkrong di depan pintu kamar hotelnya selama

hampir tiga jam.

(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)

Contoh (26) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (26a) dan (26b). Unsur

–nya pada kalimat (26b) merupakan pengganti kata Sampdoria pada kalimat

(26a), sehingga pada contoh (26) terdapat kohesi penggantian. Hubungan kohesi

terjadi antara -nya dan Sampdoria. Contoh (26A) menjelaskan hal tersebut.

(26A) Marwis Umsa

Lahir: 13 Mei 1958

Kerja di BOLA sejak: Maret 1993

Pengalaman seru bekerja di BOLA: Saat tim sepak bola Sampdoria

berkunjung ke Medan pada 1998. Untuk mewawancarai salah seorang

pemain bintang Sampdoria, Roberto Mancini, saya harus rela

nongkrong di depan pintu kamar hotelnya selama hampir tiga jam.

2.1.2.4 Kohesi Penggantian dengan Kata Ganti –Mu

Berikut contoh kohesi penggantian dengan kata ganti -mu.

(27) (a) Sepertinya BOLA sudah mengambil ruang dalam hatiku. (b) Aku

selalu senang baca kolom Catatan Ringan, dari Sumohardi Marsis

sampai Ian Situmorang. (c) Ringan tapi berkualitas isinya. (d) Semoga

di usiamu yang semakin dewasa ini para pembaca benar-benar dibawa

seperti ke arena.

(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)

Contoh (27) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (27a), (27b), (27c),

dan (27d). Unsur -mu pada kalimat (27d) merupakan pengganti kata BOLA pada

kalimat (27a). Dari contoh tersebut tempak adanya kohesi penggantian. Hubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

35

kohesi terjadi antara -mu dan BOLA. Dalam kohesi ini terlibat dua unsur, yaitu

unsur terganti dan unsur pengganti. Unsur terganti pada contoh di atas

ditunjukkan pada unsur yang menyatakan tabloid olahraga, yaitu BOLA,

sedangkan unsur penggantinya berupa pronomina persona kedua, yaitu -mu.

Contoh (27A) menunjukkan hal tersebut.

(27A) Sepertinya BOLA sudah mengambil ruang dalam hatiku. (b) Aku

selalu senang baca kolom Catatan Ringan, dari Sumohardi Marsis

sampai Ian Situmorang. (c) Ringan tapi berkualitas isinya. (d) Semoga

di usia BOLA yang semakin dewasa ini para pembaca benar-benar

dibawa seperti ke arena.

2.1.2.4 Kohesi Penggantian dengan Kata Ganti Mereka

Berikut contoh kohesi penggantian dengan kata ganti mereka.

(28) (a) BOLA juga mempunyai beberapa kontributor asing reguler seperti

Rob Maul, Rob Hughes, dan Michael Dickhauser. (b) Dari torehan

mereka di kolom OLE! Internasional, pembaca dapat melihat isu-isu

sepak bola terkini dari kacamata yang berbeda.

(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)

Contoh (28) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (28a) dan kalimat (28b).

Kata mereka pada kalimat (28b) merupakan pengganti kata Rob Maul, Rob

Hughes, dan Michael Dickhauser pada kalimat (28a). Dari contoh tersebut tempak

adanya kohesi penggantian. Hubungan kohesi terjadi antara mereka dan Rob

Maul, Rob Hughes, dan Michael Dickhauser. Dalam kohesi ini terlibat dua unsur,

yaitu unsur terganti dan unsur pengganti. Unsur terganti pada contoh di atas

ditunjukkan pada unsur yang menyatakan orang, yaitu Rob Maul, Rob Hughes,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

36

dan Michael Dickhauser, sedangkan unsur penggantinya berupa pronomina

persona ketiga, yaitu mereka. Contoh (28A) menunjukkan hal tersebut.

(28A) BOLA juga mempunyai beberapa kontributor asing reguler seperti

Rob Maul, Rob Hughes, dan Michael Dickhauser. Dari torehan Rob

Maul, Rob Hughes, dan Michael Dickhauser di kolom OLE!

Internasional, pembaca dapat melihat isu-isu sepak bola terkini dari

kacamata yang berbeda.

(29) (a) Memasukui usia ke-25, dua orang muda dipercaya sebagai

managing editor dan wakilnya. (b) Kebetulan mereka setidaknya

berpendidikan Strata 2 (S-2) di bidang Manajemen.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (29) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (29a) dan (29b). Kata

mereka pada kalimat (29b) merupakan pengganti frase dua orang muda pada

kalimat (29a). Dari contoh tersebut tempak adanya kohesi penggantian. Hubungan

kohesi terjadi antara mereka dan dua orang muda. Contoh (29A) menunjukkan

hal tersebut.

(29A) Memasukui usia ke-25, dua orang muda dipercaya sebagai managing

editor dan wakilnya. Kebetulan dua orang muda setidaknya

berpendidikan Strata 2 (S-2) di bidang Manajemen.

(30) (a) Para calon wartawan ini tidak diperbolehkan langsung menulis. (b)

Mereka harus mengikuti pelatihan selama minimal tiga bulan.

(BOLA, Selasa, 31 Maret 2009)

Contoh (30) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (30a) dan kalimat (30b).

Kata mereka pada kalimat (30b) merupakan pengganti frase para calon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

37

wartawan pada kalimat (30a). Dari contoh tersebut tempak adanya kohesi

penggantian. Hubungan kohesi terjadi antara mereka dan para calon wartawan.

Contoh (30A) menunjukkan hal tersebut.

(30A) Para calon wartawan ini tidak diperbolehkan langsung menulis. (b)

Para calon wartawan harus mengikuti pelatihan selama minimal tiga

bulan.

2.1.3 Kohesi Pelesapan

Kohesi pelesapan atau “penghilangan” (Ramlan:1993, dalam Baryadi,

2002:24) adalah kohesi gramatikal yang berupa pelesapan (zero) konstituen yang

telah disebut. Berikut contoh kohesi pelesapan yang ditemukan dalam rubrik

“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009.

(31) (a) “Memanajeri para Redaktur, para Kepala Seksi, reporter,

fotografer, dan stafnya bukanlah pekerjaan mudah. (b) Masing-masing

Ø adalah pribadi unik yang memerlukan pendekatan berbeda. (c) Kita

pun harus selalu mengikuti perkembangan olahraga terkini baik

nasional maupun internasional,” ungkap Eko, yang bergabung di

BOLA sejak 1 Februari 1994 ini.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (31) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (31a), (31b), dan (31c).

Konstituen Ø pada kalimat (31b) memiliki referensi yang sama dengan kata para

Redaktur, para Kepala Seksi, reporter, fotografer, dan stafnya yang telah

disebutkan pada kalimat (31a). Kata para Redaktur, para Kepala Seksi, reporter,

fotografer, dan stafnya diulang pada kalimat (31b) dalam bentuk zero (Ø). Jadi,

contoh (31) merupakan kohesi pelesapan. Contoh (31A) menjelaskan hal tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

38

Hubungan kohesi terjadi antara zero (Ø) dan para Redaktur, para Kepala Seksi,

reporter, fotografer, dan stafnya.

(31A) “Memanajeri para Redaktur, para Kepala Seksi, reporter, fotografer,

dan stafnya bukanlah pekerjaan mudah. Masing-masing para

Redaktur, para Kepala Seksi, reporter, fotografer, dan stafnya adalah

pribadi unik yang memerlukan pendekatan berbeda. Kita pun harus

selalu mengikuti perkembangan olahraga terkini baik nasional

maupun internasional,” ungkap Eko, yang bergabung di BOLA sejak 1

Februari 1994 ini.

(32) (a) Selama ini Profitable Group tercatat sudah menjalin kerjasama

dengan beberapa klub Liga Inggris seperti Manchester United,

Liverpool, Chelsea, Tottenham, dan Blackburn. (b) Tak hanya itu,

hubungan Ø dengan agen pemain, media, asosiasi sepakbola, dan

industri hiburan juga dibina dengan baik.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (32) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (32a) dan (32b).

Konstituen Ø pada kalimat (32b) memiliki referensi yang sama dengan Profitable

Group yang telah disebutkan pada kalimat (32a). Kata Profitable Group diulang

pada kalimat (32b) dalam bentuk zero (Ø). Dari contoh tersebut, tampak adanya

kohesi pelesapan. Contoh (32A) menjelaskan hal tersebut. Hubungan kohesi

terjadi antara zero (Ø) dan Profitable Group.

(32A) Selama ini Profitable Group tercatat sudah menjalin kerjasama dengan

beberapa klub Liga Inggris seperti Manchester United, Liverpool,

Chelsea, Tottenham, dan Blackburn. (b) Tak hanya itu, hubungan

Profitable Group dengan agen pemain, media, asosiasi sepakbola, dan

industri hiburan juga dibina dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

39

(33) (a) Sesuai komitmen membawa pembaca ke pusat terjadinya berita,

BOLA mempunyai beberapa kontributor untuk menjadi perpanjangan

tangan di lapangan. (b) Semua demi menghadirkan Ø berita mendalam

dari seantero nusantara dan juga dari luar negeri.

(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)

Contoh (33) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (33a) dan kalimat (33b).

Konstituen Ø pada kalimat (33b) memiliki referen yang sama dengan kata

pembaca yang telah disebutkan pada kalimat (33a). Kata pembaca diulang pada

kalimat (33b) dalam bentuk zero (Ø). Jadi, contoh (33) terdapat kohesi pelesapan.

Hubungan kohesi terjadi antara zero (Ø) dan pembaca. Contoh (33A) menjelaskan

hal tersebut.

(33A) Sesuai komitmen membawa pembaca ke pusat terjadinya berita,

BOLA mempunyai beberapa kontributor untuk menjadi perpanjangan

tangan di lapangan. Semua demi menghadirkan pembaca berita

mendalam dari seantero nusantara dan juga dari luar negeri.

(34) Hingga Pelosok

(a) Saya tinggal di Desa Kuala Enok, Kabupaten Iinhil, Riau. (b) Ø

Sebuah desa yang cukup jauh, tetapi tabloid BOLA mampu masuk ke

desa kami dari dulu hingga sekarang.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (34) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (34a) dan (34b).

Konstituen Ø pada kalimat (34b) memiliki referensi yang sama dengan Desa

Kuala Enok, Kabupaten Iinhil, Riau yang telah disebutkan pada kalimat (34a).

Kata Desa Kuala Enok, Kabupaten Inhil, Riau diulang pada kalimat (34b) dalam

bentuk zero (Ø). Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi pelesapan. Hubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

40

kohesi terjadi antara zero (Ø) dan Desa Kuala Enok, Kabupaten Inhil, Riau.

Contoh (25A) menjelaskan hal tersebut.

(34A) Hingga Pelosok

Saya tinggal di Desa Kuala Enok, Kabupaten Iinhil, Riau. Desa Kuala

Enok, Kabupaten Iinhil, Riau sebuah desa yang cukup jauh, tetapi

tabloid BOLA mampu masuk ke desa kami dari dulu hingga sekarang.

(35) (a) Pengalaman liputannya terbilang komplet. (b) “Saya paling

terkesan saat dipercaya membawa obor di Olimpiade Musim Torino

2006 atas nama Indonesia di kota Venesia. (c) Juga saat Ø dibawa

ngebut pembalap Motogp Randi Mamola di sirkuit Sepang, Malaysia.

(d) Bertemu dan mewawancarai pebasket NBA, Kobe Bryant dan

Michael Jordan, adalah kenangan Ø yang abadi,” ungkap penggemar

bulutangkis ini.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (35) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (35a), (35b), (35c),

dan (35d). Konstituen Ø pada kalimat (35c) dan (35d) memiliki referensi yang

sama dengan kata saya yang telah disebutkan pada kalimat (35b). Kata saya

diulang pada kalimat (35c) dan (35d) dalam bentuk zero (Ø). Dari contoh tersebut

tampak adanya kohesi pelesapan. Hubungan kohesi terjadi antara zero (Ø) dan

saya. Contoh (35A) menjelaskan hal tersebut.

(35A) Pengalaman liputannya terbilang komplet. “Saya paling terkesan saat

dipercaya membawa obor di Olimpiade Musim Torino 2006 atas

nama Indonesia di kota Venesia. Juga saat saya dibawa ngebut

pembalap Motogp Randi Mamola di sirkuit Sepang, Malaysia.

Bertemu dan mewawancarai pebasket NBA, Kobe Bryant dan

Michael Jordan, adalah kenangan saya yang abadi,” ungkap

penggemar bulutangkis ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

41

2.1.4 Kohesi Perangkaian

Kohesi perangkaian adalah kohesi gramatikal yang berwujud konjungsi

(Baryadi, 2002:24). Dikatakan oleh Halliday dan Hasan (1979:226-273) dan

Ramlan (1993) bahwa perangkaian berbeda dengan jenis kohesi gramatikal

lainnya. Perangkaian yang berupa konjungsi menyatakan relasi makna tertentu.

2.1.4.1 Kohesi Perangkaian Bermakna „Penjumlahan‟ atau „Aditif‟

Berikut ini contoh kohesi perangkaian yang bermakna „penjumlahan‟

dengan penanda kata dan.

(36) Hingga Pelosok

(a) Saya tinggal di Desa Kuala Enok, Kabupaten Iinhil, Riau. (b)

Sebuah desa yang cukup jauh, tetapi tabloid BOLA mampu masuk ke

desa kami dari dulu hingga sekarang. (c) Dan BOLA membuat kami

sekeluarga bangga karena pada BOLA nomor 1.775 edisi Jumat, 16

November 2007, kami nampang di kolom Super-Fans. Fahrizal

Malik <[email protected]>

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (36) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (36a), (36b), dan (36c).

Konjungsi dan pada kalimat (36c) berfungsi menghubungkan kalimat (36c)

dengan kalimat sebelumnya, yaitu kalimat (36a) dan kalimat (36b). Konjungsi

tersebut menyatakan relasi makna „penjumlahan‟ atau „aditif‟. Jadi, contoh

tersebut terdapat kohesi perangkaian.

Berikut ini contoh perangkaian yang bermakna „penjumlahan‟ dengan

penanda kata juga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

42

(37) (a) Pengalaman liputannya terbilang komplet. (b) “Saya paling

terkesan saat dipercaya membawa obor di Olimpiade Musim Torino

2006 atas nama Indonesia di kota Venesia. (c) Juga saat dibawa

ngebut pembalap Motogp Randi Mamola di sirkuit Sepang, Malaysia.

(d) Bertemu dan mewawancarai pebasket NBA, Kobe Bryant dan

Michael Jordan, adalah kenangan yang abadi,” ungkap penggemar

bulutangkis ini.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (37) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (37a), (37b), (37c),

dan (37d). Konjungsi juga pada kalimat (37c) berfungsi menghubungkan kalimat

(37a) dan (37b) dengan kalimat (37d). Konjungsi tersebut menyatakan relasi

makna „penjumlahan‟ atau „aditif‟. Jadi, contoh tersebut terdapat kohesi

perangkaian. Hal itu dapat dibuktikan pada contoh (37A) berikut, dengan

menggunakan alat penanda lain yaitu dan.

(37A) Pengalaman liputannya terbilang komplet. “Saya paling terkesan saat

dipercaya membawa obor di Olimpiade Musim Torino 2006 atas

nama Indonesia di kota Venesia. Dan saat saya dibawa ngebut

pembalap Motogp Randi Mamola di sirkuit Sepang, Malaysia.

Bertemu dan mewawancarai pebasket NBA, Kobe Bryant dan

Michael Jordan, adalah kenangan saya yang abadi,” ungkap

penggemar bulutangkis ini.

(38) Sahlul Fahmi

Lahir: Gresik, 5 Oktober 1974

Kerja di BOLA sejak: Maret 2004

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Meliput aktivitas Peter

Withe, mantan pemain Aston Villa yang pernah menjadi pelatih

Timnas U-20 saat tim tersebut dikonsentrasikan sebagai tim Persiba

Bantul musim 2005-2006. (b) Juga terjebak kerusuhan saat meliput

Persijap kontra PSIM.

(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

43

Contoh (38) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (38a) dan (38b).

Konjungsi juga pada kalimat (38b) berfungsi menghubungkan kalimat (38b)

dengan kalimat (38a). Konjungsi tersebut menyatakan relasi makna

„penjumlahan‟ atau „aditif‟. Jadi, contoh tersebut terdapat kohesi perangkaian

dengan menggunakan penanda kata juga.

(38A) Sahlul Fahmi

Lahir: Gresik, 5 Oktober 1974

Kerja di BOLA sejak: Maret 2004

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Meliput aktivitas Peter

Withe, mantan pemain Aston Villa yang pernah menjadi pelatih

Timnas U-20 saat tim tersebut dikonsentrasikan sebagai tim Persiba

Bantul musim 2005-2006. (b) Dan terjebak kerusuhan saat meliput

Persijap kontra PSIM.

2.1.4.2 Kohesi Perangkaian Bermakna „Perlawanan‟

Berikut ini contoh kohesi perangkaian yang bermakna „perlawanan‟

dengan penanda kata namun.

(39) (a) Masa waktu 25 tahun adalah sebuah perjalanan yang panjang dan

dalam kurun waktu itu biasanya akan tumbuh sebuah kedewasaan. (b)

Dengan orang-orang profesional yang ada di dalamnya, BOLA telah

tumbuh menuju kedewasaan tersebut. (c) Jadi tidak heran kalau

BOLA sangat dicintai para pembacanya. (d) Namun, seperti kata

pepatah, “Tak ada gading yang tak retak”, begitu pun dengan BOLA.

(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)

Contoh (39) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (39a), (39b), (39c),

dan (39d). Konjungsi namun pada kalimat (39d) berfungsi menghubungkan

kalimat (39c) dengan kalimat (39d). Konjungsi tersebut menyatakan relasi makna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

44

„perlawanan‟ atau „pertentangan‟. Hal itu tampak pada contoh (39A), dengan

menggunakan alat penanda lain yaitu akan tetapi. Dalam contoh (39) hal yang

dipertentangkan yaitu antara kalimat (39c) dan (39d). Kalimat (39c) dijelaskan

bahwa tabloid BOLA sangat dicintai para pembacanya. Hal ini berlawanan

dengan pernyataan kalimat (39d) yang menjelaskan bahwa seperti kata pepatah

“Tak ada gading yang tak retak”, begitu juga dengan BOLA. Oleh karena itu pada

contoh (39) terdapat kohesi perangkaian, yang ditandai dengan penanda kata

namun.

(39A) Masa waktu 25 tahun adalah sebuah perjalanan yang panjang dan

dalam kurun waktu itu biasanya akan tumbuh sebuah kedewasaan.

Dengan orang-orang profesional yang ada di dalamnya, BOLA telah

tumbuh menuju kedewasaan tersebut. Jadi tidak heran kalau BOLA

sangat dicintai para pembacanya. Akan tetapi, seperti kata pepatah,

“Tak ada gading yang tak retak”, begitu pun dengan BOLA.

(40) (a) “Selama kegiatan itu on-schedule atau terjadwal, pasti di-support.

(b) Namun, yang mendadak juga tetap didukung bila ternyata, setelah

dihitung, kegiatan ini akan memberikan keuntungan bagi Sports and

Health Media.

(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)

Contoh (40) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (40a) dan (40b). Kata

namun pada kalimat (40b) berfungsi menghubungkan kalimat (40a) dengan

kalimat (40b), yang mengandung relasi makna „pertentangan‟ atau „perlawanan‟.

Dalam contoh (40) hal yang dipertentangkan yakni antara kalimat (40a) dan (40b).

Kalimat (40a) dikatakan bahwa setiap kegiatan pasti didukung selama kegiatan

tersebut terjadwal. Hal ini berlawanan dengan pernyataan kalimat (40b) yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

45

menjelaskan bahwa kegiatan yang sifatnya mendadak juga tetap didukung jika

kegiatan tersebut memberikan keuntungan. Pada contoh tersebut terdapat kohesi

perangkaian, yang ditandai dengan penanda kata namun.

Berikut ini contoh perangkaian yang bermakna „perlawanan‟ dengan

penanda kata tapi.

(41) Andrew Sihombing

Lahir: Medan, 2 April 1982

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Liputan Piala Thomas-Uber

2008. (b) Saya sampai enek dengan Istora karena berada di sana

sekitar sepuluh jam setiap harinya sepanjang turnamen. (c) Tapi

rasanya tetap menyenangkan juga.

(BOLA, Selasa, 31 Maret 2009)

Contoh (41) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (41a), (41b), dan (41c).

Konjungsi tapi pada kalimat (41c) berfungsi menghubungkan kalimat (41b)

dengan kalimat (41c). Konjungsi tersebut menyatakan relasi makna „perlawanan‟

atau „pertentangan‟. Hal itu tampak pada contoh (41A), dengan menggunakan alat

penanda lain yaitu namun. Dalam contoh (41) hal yang dipertentangkan yakni

antara kalimat (41b) dan (41c). Kalimat (41b) dijelaskan bahwa saya (Andrew

Sihombing) merasa enek dengan Istora Senayan karena harus meliput sekitar

sepuluh jam setiap hari sepanjang turnamen berlangsung. Hal ini berlawanan

dengan pernyataan kalimat (41c) yang menjelaskan saya (Andrew Sihombing)

tetap merasa kegiatannya menyenangkan juga. Pada contoh tersebut terdapat

kohesi perangkaian, yang ditandai dengan penanda kata tapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

46

(41A) Andrew Sihombing

Lahir: Medan, 2 April 1982

Pengalaman seru bekerja di BOLA: Liputan Piala Thomas-Uber

2008. Saya sampai enek dengan Istora karena berada di sana sekitar

sepuluh jam setiap harinya sepanjang turnamen. Namun rasanya tetap

menyenangkan juga.

(42) (a) Tadinya saya pikir, saya adalah fans terbesar BOLA. (b) Tapi

begitu menyimak HALAMAN 25, ternyata masih lebih banyak

pembaca yang lebih “gila” BOLA. (c) Tapi saya tetap merasa punya

nilai plus karena pernah “sekolah” di BOLA. Dedy J. Laisa

<[email protected]>

(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)

Contoh (42) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (42a), (42b), dan (42c).

Contoh (42) terdapat dua konjungsi tapi, yaitu pada kalimat (42b) dan (42c).

Konjungsi tapi pada kalimat (42b) berfungsi menghubungkan kalimat (42a)

dengan kalimat (42b). Sedangkan konjungsi tapi pada kalimat (42c) berfungsi

menghubungkan kalimat (42b) dengan kalimat (42c). Konjungsi tersebut

menyatakan relasi makna „perlawanan‟ atau „pertentangan‟. Dalam contoh (42)

hal yang dipertentangkan ada dua, yakni antara kalimat (42a) dan (42b), dan

antara kalimat (42b) dan (42c). Kalimat (42a) dijelaskan bahwa saya (Dedy)

berpikir dirinya merupakan fans terbesar tabloid BOLA. Hal ini berlawanan

dengan pernyataan kalimat (42b) yang menjelaskan bahwa ternyata masih banyak

pembaca yang lebih “gila” BOLA ketimbang dirinya.

Hal yang dipertentangkan pada kalimat (42b) kembali dipertentangkan

pada kalimat (42c). Kalimat (42c) menjelaskan bahwa meskipun lebih banyak

pembaca yang lebih “gila” BOLA daripada dirinya, namun saya (Dedy) tetap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

47

merasa punya nilai plus karena pernah “sekolah” atau memperoleh ilmu lewat

tabloid BOLA. Pada contoh tersebut terdapat kohesi perangkaian, yang ditandai

dengan penanda kata tapi.

2.1.4.3 Kohesi Perangkaian Bermakna „Lebih‟

Berikut ini contoh perangkaian yang bermakna „lebih‟ dengan penanda

kata bahkan.

(43) (a) Eko Widodo dan Yudhi F. Oktaviadhi memiliki gelar S-2 yang

sama di bidang Manajemen Pemasaran. (b) Bahkan Eko

melanjutkannya ke pendidikan Strata 3 di bidang Olahraga dan Sports

Education.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (43) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (43a) dan (43b).

Konjungsi bahkan pada kalimat (43b) berfungsi menghubungkan kalimat (43a)

dengan kalimat (43b). Kalimat (43a) menjelaskan bahwa Eko Widodo dan Yudhi

F. Oktaviadhi memiliki gelar S-2 yang sama di bidang Manajemen Pemasaran.

Kalimat (44b) menjelaskan bahwa Eko melanjutkan pendidikannya lagi (Strata 3)

di bidang Olahraga dan Sports Education. Jadi apa yang disebutkan pada kalimat

(43b) melebihi kalimat (43a). Dari contoh tersebut terdapat kohesi perangkaian

yang menyatakan relasi makna „lebih‟. Hal itu dapat dibuktikan pada contoh

(43A) berikut, dengan menggunakan penanda lain yaitu lebih-lebih, terlebih lagi,

dan malah(an).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

48

(43A) Eko Widodo dan Yudhi F. Oktaviadhi memiliki gelar S-2 yang sama

di bidang Manajemen Pemasaran. Lebih-lebih Bahkan Eko melan-

Terlebih lagi

Malah(an)

jutkannya ke pendidikan Strata 3 di bidang Olahraga dan Sports

Education.

(44) Dwi Indra F. B.

Lahir: Lumajang, 1 September 1978

Kerja di BOLA sejak: 2003

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Liputan sepak bola nasional

dengan jadwal yang tak tentu, dapat bonus karate dan lemparan batu.

(b) Bahkan sempat kehilangan tas dan kamera saat insiden Madiun.

(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)

Contoh (44) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (44a) dan kalimat (44b).

Konjungsi bahkan pada kalimat (44b) berfungsi menghubungkan kalimat (44a)

dengan kalimat (44b). Kalimat (44a) menjelaskan bahwa pengalaman seru saat

meliput sepak bola nasional dengan jadwal yang tidak tentu, lalu mendapat bonus

karate (baca: pukulan) serta lemparan batu. Kalimat (44b) dijelaskan bahwa si

wartawan (Dwi Indra) juga kehilangan tas dan kamera saat meliput insiden sepak

bola di Madiun. Jadi apa yang disebutkan pada kalimat (44b) melebihi kalimat

(44a). Dari contoh tersebut terdapat kohesi perangkaian yang memiliki relasi

makna „lebih‟.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

49

2.1.4.4 Kohesi Perangkaian Bermakna „Akibat‟ atau „Hasil‟

Berikut ini contoh perangkaian yang bermakna „akibat‟ atau „hasil‟ dengan

penanda kata jadi.

(45) (a) Dengan orang-orang profesional yang ada di dalamnya, BOLA

telah tumbuh menuju kedewasaan tersebut. (b) Jadi tidak heran kalau

BOLA sangat dicintai para pembacanya.

(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)

Contoh (45) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (45a) dan (45b).

Konjungsi jadi pada kalimat (45b) berfungsi menghubungkan kalimat (45a)

dengan kalimat (45b). Konjungsi tersebut menyatakan relasi makna „akibat‟ atau

„hasil‟. Hal itu dapat dibuktikan pada contoh (45A) berikut, dengan menggunakan

alat penanda lain yaitu sehingga dan maka. Dalam contoh (45) hal yang

diakibatkan yakni antara kalimat (45a) dan (45b). Kalimat (45a) menjelaskan

bahwa BOLA telah tumbuh menuju kedewasaan berkat orang-orang profesional

yang ada di dalamnya. Hal ini berakibat pada kalimat (45b) yang menjelaskan

bahwa tidak heran BOLA sangat dicintai para pembacanya.

(45A) Masa waktu 25 tahun adalah sebuah perjalanan yang panjang dan

dalam kurun waktu itu biasanya akan tumbuh sebuah kedewasaan.

Dengan orang-orang profesional yang ada di dalamnya, BOLA telah

tumbuh menuju kedewasaan tersebut. Sehingga Jadi tidak heran

Maka

kalau BOLA sangat dicintai para pembacanya. Namun, seperti kata

pepatah, “Tak ada gading yang tak retak”, begitu pun dengan BOLA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

50

(46) Berawal dari Si Gundul

(a) Salam BOLA! (b) Aku sudah mengenal kamu sedari kecil. (c)

Ayahku adalah maniak olah raga. (d) Jadi, supaya bisa mendapatkan

berita olah raga yang lengkap, ayah selalu membeli BOLA setiap

minggu. . . Tika Guitarius <[email protected]>

(BOLA, Selasa, 31 Maret 2009)

Contoh (46) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (46a), (46b), (46c),

dan (46d). Konjungsi jadi pada kalimat (46d) berfungsi menghubungkan kalimat

(46c) dengan kalimat (46d). Konjungsi tersebut menyatakan relasi makna „akibat‟

atau „hasil‟. Dalam contoh (46) hal yang diakibatkan yakni antara kalimat (46c)

dan (46d). Kalimat (46c) dijelaskan bahwa ayahku (ayah Tika) adalah seorang

penggemar olah raga. Hal ini berakibat pada kalimat (46d) yang menjelaskan

bahwa agar bisa mendapatkan berita olah raga yang lengkap, ayah selalu membeli

BOLA tiap minggu. Pada contoh tersebut terdapat kohesi perangkaian dengan

menggunakan penanda kata jadi.

2.1.4.5 Kohesi Perangkaian Bermakna „Perurutan Waktu‟

Berikut ini contoh perangkaian yang bermakna „perurutan waktu‟ dengan

penanda kata sejak.

(47) Eko Widodo

Lahir: Madiun, 4 Juni 1969

Kerja di BOLA sejak: 1994

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Nyaris face to face tertabrak

angkot di Parung gara-gara memaksakan pulang ke Bogor setelah

deadline naik motor. (b) Sejak kejadian itu memilih tidur di kantor

setelah deadline.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

51

Contoh (47) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (47a) dan kalimat (47b).

Konjungsi sejak pada kalimat (47b) berfungsi menghubungkan kalimat (47a)

dengan kalimat (47b). Kalimat (47a) dijelaskan bahwa Eko nyaris tertabrak

angkot di Parung gara-gara memaksakan pulang ke Bogor setelah deadline. Hal

tersebut berlanjut pada kalimat (47b) yang menjelaskan bahwa Eko memilih tidur

di kantor setelah deadline setelah kejadian tersebut. Pada contoh tersebut terdapat

kohesi perangkaian yang menyatakan relasi makna „perurutan waktu‟. Hal itu

dapat dibuktikan pada contoh (47A) berikut, dengan menggunakan alat penanda

lain yaitu semenjak.

(47A) Eko Widodo

Lahir: Madiun, 4 Juni 1969

Kerja di BOLA sejak: 1994

Pengalaman seru bekerja di BOLA: Nyaris face to face tertabrak

angkot di Parung gara-gara memaksakan pulang ke Bogor setelah

deadline naik motor. Semenjak kejadian itu memilih tidur di kantor

setelah deadline.

Berikut ini contoh perangkaian yang bermakna „perurutan waktu‟ dengan

penanda kata ketika.

(48) (a) Akhir 80-an dan awal 90-an, BOLA menerima karya jurnalistik

dari pembacanya. (b) Kesempatan itu tidak saya sia-siakan. (c) Kakak

saya yang jadi atlet karate Jawa Barat dijadikan “reporter” dan

sepulang kejuaraan saya menjadi penulis beritanya. (d) Lalu, karya itu

dikirim dan dimuat di BOLA edisi 9 November 1990 dalam rubrik

Varia Bela Diri. (e) Ketika dimuat, senangnya bukan main dan

mungkin panitia kejuaraan bingung kok ada beritanya. (f) Tidak

diduga, hal itu merupakan rangkaian kehidupan saya yang senang

tulis-menulis di media dan akhirnya menekuni pendidikan jurnalistik.

(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

52

Contoh (48) terdiri dari enam kalimat, yaitu kalimat (48a), (48b), (48c),

(48d), (48e), dan (48f). Kata ketika pada kalimat (48e) berfungsi menghubungkan

kalimat (48d) dengan kalimat (48e). Kalimat (48d) dijelaskan karya jurnalistik

yang sudah jadi tersebut dikirim dan ternyata dimuat di tabloid BOLA edisi 9

November 1990 dalam rubrik varian bela diri. Hal tersebut berlanjut pada kalimat

(48e) yang menjelaskan suasana hati yang senang bukan main saat mengetahui

karyanya dimuat. Pada contoh tersebut terdapat kohesi perangkaian yang

menyatakan relasi makna „perurutan waktu‟. Hal itu dapat dibuktikan pada contoh

(48A) berikut, dengan menggunakan penanda lain yaitu saat dan (se)waktu.

(48A) Akhir 80-an dan awal 90-an, BOLA menerima karya jurnalistik dari

pembacanya. Kesempatan itu tidak saya sia-siakan. Kakak saya yang

jadi atlet karate Jawa Barat dijadikan “reporter” dan sepulang

kejuaraan saya menjadi penulis beritanya. Lalu, karya itu dikirim dan

dimuat di BOLA edisi 9 November 1990 dalam rubrik Varia Bela

Diri. Saat Ketika dimuat, senangnya bukan main dan mungkin

(Se)waktu

panitia kejuaraan bingung kok ada beritanya. Tidak diduga, hal itu

merupakan rangkaian kehidupan saya yang senang tulis-menulis di

media dan akhirnya menekuni pendidikan jurnalistik.

(49) (a) Saya membaca BOLA sejak Euro 2008. (b) Selain penyajian berita

yang berimbang dan tidak bertele-tele, ada satu hal yang membuat

saya makin cinta BOLA. (c) Ketika harga barang-barang naik, harga

BOLA tidak ikut naik.

(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)

Contoh (49) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (49a), (49b), dan

kalimat (49c). Konjungsi ketika pada kalimat (49c) berfungsi menghubungkan

kalimat (49b) dengan kalimat (49c). Konjungsi tersebut menyatakan relasi makna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

53

„perurutan waktu‟. Kalimat (49b) menjelaskan bahwa ada satu hal yang membuat

saya (pembaca setia BOLA) makin cinta pada tabloid BOLA selain penyajian

beritanya berimbang dan tidak bertele-tele. Kalimat (49c) menjelaskan bahwa

harga BOLA tidak ikut naik di tengah kenaikan harga-harga barang. Dari contoh

tersebut terdapat kohesi perangkaian dengan menggunakan penanda kata ketika.

Berikut ini contoh perangkaian yang bermakna „perurutan waktu‟ dengan

penanda kata lalu.

(50) (a) Kakak saya yang jadi atlet karate Jawa Barat dijadikan “reporter”

dan sepulang kejuaraan saya menjadi penulis beritanya. (b) Lalu,

karya itu dikirim dan dimuat di BOLA edisi 9 November 1990 dalam

rubrik Varia Bela Diri.

(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)

Contoh (50) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (50a) dan (50b).

Konjungsi lalu pada kalimat (50b) berfungsi menghubungkan kalimat

sebelumnya, yaitu kalimat (50a). Konjungsi tersebut menyatakan relasi makna

„perurutan waktu‟. Jadi, contoh tersebut terdapat kohesi perangkaian. Hal itu

dapat dibuktikan pada contoh (50A) berikut, dengan menggunakan alat penanda

lain yaitu setelah itu.

(50A) Kakak saya yang jadi atlet karate Jawa Barat dijadikan “reporter” dan

sepulang kejuaraan saya menjadi penulis beritanya. Setelah itu karya

itu dikirim dan dimuat di BOLA edisi 9 November 1990 dalam rubrik

Varia Bela Diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

54

2.1.4.6 Kohesi Perangkaian Bermakna „Ketidakserasian‟

Berikut ini contoh perangkaian yang bermakna „ketidakserasian‟ dengan

penanda kata padahal.

(51) Yudhi F. Oktaviadhi

Lahir: 14 Oktober 1972

Kerja di BOLA sejak: 1997

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Meliput final Piala Dunia,

Euro, Liga Champion, hingga FA Cup. (b) Aura final selalu lebih

menggetarkan hati termasuk selebrasi yang selalu ada dalam ingatan.

(c) Yang paling seru saat menyisihkan 300 wartawan di final FA Cup

2007. (d) Lebih dari 700 wartawan mendaftar untuk hadir di New

Wembley, yang baru dipakai lagi untuk final FA Cup setelah

direnovasi. (e) Padahal tempat wartawan hanya 400. (f) Berkat

berbagai lobi ke FA, saya bisa di urutan ke-400. (g) Banyak wartawan

Eropa yang masih mengantre, tidak mendapat tempat, dan menggerutu

ketika saya yang mendapat tiket terakhir. (h) “Sorry Dude!” (i)

Sambil masuk ke pintu stadion saya hanya bisa melambaikan tangan

kepada para kolega dengan tiket dan ID card di tangan.

(BOLA, 3 Maret 2009)

Contoh (51) terdiri dari sembilan kalimat, yaitu kalimat (51a), (51b),

(51c), (51d), (51e), (51f), (51g), (51h), dan (51i). Kata padahal pada kalimat (51e)

berfungsi menghubungkan kalimat (51d) dengan kalimat (51e). Kalimat (51d)

dijelaskan lebih dari 700 wartawan mendaftar untuk menghadiri final FA Cup

yang akan diselenggarakan di stadion New Wembley, Inggris. Hal tersebut tidak

sesuai karena tempat wartawan yang disediakan oleh pihak stadion hanya

berjumlah 400 orang, seperti yang dijelaskan pada kalimat (51e). Pada contoh

tersebut terdapat kohesi perangkaian yang menyatakan relasi makna

„ketidakserasian‟ dengan penanda kata padahal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

55

2.2 Kohesi Leksikal

2.2.1 Pengulangan

Pengulangan adalah kohesi leksikal yang berupa pengulangan konstituen

yang telah disebutkan sebelumnya (Baryadi, 2002:25).

2.2.1.1 Pengulangan Seluruh

Pengulangan seluruh adalah kohesi yang berupa pengulangan seluruh

bentuk dasar (lihat Baryadi, 2011:48). Berikut contoh kohesi pengulangan seluruh

yang ditemukan dalam rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009.

(52) Yudhi F. Oktaviadhi

Lahir: 14 Oktober 1972

Kerja di BOLA sejak: 1997

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Meliput final Piala Dunia,

Euro, Liga Champion, hingga FA Cup. (b) Aura final selalu lebih

menggetarkan hati termasuk selebrasi yang selalu ada dalam ingatan.

(c) Yang paling seru saat menyisihkan 300 wartawan di final FA Cup

2007. (d) Lebih dari 700 wartawan mendaftar untuk hadir di New

Wembley, yang baru dipakai lagi untuk final FA Cup setelah

direnovasi. (e) Padahal tempat wartawan hanya 400. (f) Berkat

berbagai lobi ke FA, saya bisa di urutan ke-400. (g) Banyak wartawan

Eropa yang masih mengantre, tidak mendapat tempat, dan menggerutu

ketika saya yang mendapat tiket terakhir. (h) “Sorry Dude!” (i)

Sambil masuk ke pintu stadion saya hanya bisa melambaikan tangan

kepada para kolega dengan tiket dan ID card di tangan.

(BOLA, 3 Maret 2009)

Contoh (52) terdiri dari sembilan kalimat, yaitu kalimat (52a), (52b),

(52c), (52d), (52e), (52f), (52g), (52h), dan (52i). Kata wartawan pada kalimat

(52c) diulang kembali penyebutannya pada kalimat (52d), (52e), dan (52g). Kata

wartawan pada kalimat (52c), (52d), (52e), dan (52g) memiliki referen yang sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

56

yaitu orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat di

surat kabar, majalah, radio, dan televisi (KBBI, 2008:1557). Dari contoh tersebut

tampak adanya kohesi pengulangan seluruh. Hubungan kohesi terjadi antara

kontributor dan kontributor.

(53) (a) BOLA menggandeng setidaknya 15 kontributor lokal dan lima

warga Indonesia yang tinggal di luar negeri untuk menjadi mata dan

kuping kami. (b) BOLA juga mempunyai beberapa kontributor asing

reguler seperti Rob Maul, Rob Hughes, dan Michael Dickhauser. (c)

Dari torehan mereka di kolom OLE! Internasional, pembaca dapat

melihat isu-isu sepak bola terkini dari kacamata yang berbeda.

(BOLA, 24 Maret 2009)

Contoh (53) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (53a), (53b), dan (53c).

Kata kontributor pada kalimat (53a) diulang kembali penyebutannya pada kalimat

(53b). Kata kontributor pada kalimat (53a) dan (53b) memiliki referen yang sama

yaitu penyumbang (karangan kepada majalah) (KBBI, 2008:730). Dari contoh

tersebut tampak adanya kohesi pengulangan seluruh. Hubungan kohesi terjadi

antara kontributor dan kontributor.

(54) Eko Widodo

Lahir: Madiun, 4 Juni 1969

Kerja di BOLA sejak: 1994

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Nyaris face to face tertabrak

angkot di Parung gara-gara memaksakan pulang ke Bogor setelah

deadline naik motor. (b) Sejak kejadian itu memilih tidur di kantor

setelah deadline.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

57

Contoh (54) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (54a) dan kalimat (54b).

Kata deadline pada kalimat (54a) diulang kembali penyebutannya pada kalimat

(54b). Kata deadline pada kalimat (54a) dan (54b) memiliki referen yang sama

yaitu tenggat waktu atau batas waktu. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi

pengulangan seluruh. Hubungan kohesi terjadi antara deadline dan deadline.

(55) (a) Juara baru akhirnya muncul saat pasangan Yudhi F.

Oktaviadhi/Susilo bin Rusdi tampil menjadi yang terbaik. (b)

Perjalanan pasangan ini ke final pun bisa dikatakan berliku karena

harus menghadapi para unggulan.

(BOLA, 24 Maret 2009)

Contoh (55) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (55a) dan kalimat (55b).

Kata pasangan pada kalimat (55a) diulang kembali penyebutannya pada kalimat

(55b). Kata pasangan pada kalimat (55a) dan (55b) memiliki referen yang sama

yaitu dua orang (pemain dsb) yang merupakan satu-satuan (KBBI, 2008:1025).

Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi pengulangan seluruh. Hubungan

kohesi terjadi antara pasangan dan pasangan.

(56) (a) Sementara itu, pengalaman liputan Yudhi lebih banyak di dunia

sepakbola. (b) Sebelum menjadi Wakil Managing Editor, Yudhi

menempati editor Ole! Internasional atau halaman sepakbola

internasional sehingga ruang lingkup dan liputannya lebih banyak di

sepakbola internasional. (c) Berbagai event besar pernah diliput Yudhi

dari mulai Piala Dunia, Euro, final Liga Champion, final Piala FA,

Community Shield, hingga berbagai liga seperti Premier League, Seie-

A, La Liga, Bundesliga.

(BOLA, 3 Maret 2009)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

58

Contoh (56) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (56a), (56b), dan (56c).

Kata Yudhi yang terdapat pada kalimat (56a) diulang kembali pada kalimat (56b)

dan (56c). Kata Yudhi pada kalimat (56a), (56b), dan (56c) merupakan nama

orang. Jadi pada contoh (56) terdapat kohesi pengulangan seluruh. Hubungan

kohesi terjadi antara Yudhi dan Yudhi.

(57) Tetap Cinta BOLA

(a) Sehabis lulus SMK, PT Gramedia selaku penerbit BOLA pernah

mengadakan tes untuk menjadi karyawan. (b) Saya antusias sekali ikut

tes karena saya tahu PT Gramedia yang menerbitkan BOLA. (c)

Itung-itung tidak usah beli BOLA tapi langsung dapat gratisan. (d)

Sayang saya tidak lolos tes, tapi saya tetap cinta BOLA. (e) BOLA

yang terbaik. Agustinus Hernawan <[email protected]>

(BOLA, 10 Maret 2009)

Contoh (57) terdiri dari lima kalimat, yaitu kalimat (57a), (57b), (57c),

(57d), dan (57e). Kata BOLA pada kalimat (57a) diulang kembali penyebutannya

pada kalimat (57b), (57c), (57d), dan (57e). Kata BOLA pada kalimat (57a), (57b),

(57c), (57d), dan (57e) merupakan nama tabloid olah raga. Dari contoh tersebut

tampak adanya kohesi pengulangan seluruh. Hubungan kohesi terjadi antara

BOLA dan BOLA.

(58) Anugraheni Prasetyaningjati

Lahir: Purworejo, 19 Mei 1981

Kerja di BOLA sejak: 2004

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Mendapat penugasan

meliput pengambilan api di Mrapen, Grobogan untuk obor Bali Asian

Games 2008. (b) Acaranya berlangsung hanya sekitar satu jam, tapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

59

perjuangan hingga ke lokasi cukup menguji fisik. (c) Naik sepeda

motor dari Solo ke Mrapen dengan kondisi jalan sepanjang 90 KM

rusak parah, ditambah hujan deras sepanjang perjalanan pulang ke

Solo membuat liputan waktu itu benar-benar tak terlupakan.

(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)

Contoh (58) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (58a), (58b), dan (58c).

Kata Mrapen pada kalimat (58a) diulang kembali penyebutannya pada kalimat

(58c). Kata Mrapen pada kalimat (58a) dan (58c) merupakan nama tempat di

provinsi Jawa Tengah. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi pengulangan

seluruh. Hubungan kohesi terjadi antara Mrapen dan Mrapen.

2.2.1.2 Pengulangan dengan Perubahan Bentuk

Pengulangan dengan perubahan bentuk adalah kohesi yang berupa

pengulangan yang mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh keterkaitan

tata bahasa, misalnya karena unsur diulang berupa kata kerja dan unsur

pengulangnya harus berupa kata benda (lihat Ramlan, 1993:32). Berikut contoh

kohesi pengulangan dengan perubahan bentuk yang ditemukan dalam rubrik

“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009.

(59) (a) Mendapat penugasan meliput pengambilan api di Mrapen,

Grobogan untuk obor Bali Asian Games 2008. (b) Acaranya

berlangsung hanya sekitar satu jam, tapi perjuangan hingga ke lokasi

cukup menguji fisik. (c) Naik sepeda motor dari Solo ke Mrapen

dengan kondisi jalan sepanjang 90 KM rusak parah, ditambah hujan

deras sepanjang perjalanan pulang ke Solo membuat liputan waktu itu

benar-benar tak terlupakan.

(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

60

Contoh (59) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (59a), (59b), dan (59c).

Kata meliput pada kalimat (59a) diulang kembali penyebutannya pada kalimat

(59c) yaitu kata liputan. Kata meliput yang termasuk golongan kata kerja

mengalami perubahan bentuk menjadi kata benda, yaitu kata liputan. Dari contoh

tersebut tampak adanya kohesi pengulangan dengan perubahan bentuk, yaitu

perubahan dari kata kerja bentuk me- menjadi kata benda -an. Hubungan kohesi

terjadi antara meliput dan liputan.

(60) (a) Eko mengaku adalah pembaca berat BOLA sejak pertama kali

terbit. (b) Ia membaca semua artikel edisi perdana berjudul Ndang Olo

Ahu Dimaki Halak! hingga nomor 1.909 yang terbit tepat 3 Maret

2009.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (60) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (60a) dan (60b). Kata

pembaca pada kalimat (60a) diulang kembali penyebutannya pada kalimat (60b)

yaitu kata membaca. Kata pembaca yang termasuk golongan kata benda

mengalami perubahan bentuk menjadi kata kerja, yaitu kata membaca. Dari

contoh tersebut tampak adanya kohesi pengulangan dengan perubahan bentuk,

yaitu perubahan dari kata benda bentuk pe(N)- menjadi kata kerja me(N)-.

Hubungan kohesi terjadi antara pembaca dan membaca.

(61) (a) Pembicaranya? Anda pasti mengenal Steve McMahon, bintang

Liverpool pertengahan 1980-an yang kini menjadi komentator acara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

61

olahraga di ESPN. (b) Namun, ia tak bakal sekedar berbicara atas

dasar pengalaman sebagai pesepakbola.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (61) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (61a) dan (61b). Kata

pembicaranya pada kalimat (61a) diulang kembali penyebutannya pada kalimat

(61b) yaitu kata berbicara. Kata pembicaranya yang termasuk golongan kata

benda mengalami perubahan bentuk menjadi kata kerja, yaitu kata berbicara. Dari

contoh tersebut tampak adanya kohesi pengulangan dengan perubahan bentuk,

yaitu perubahan dari kata benda bentuk pe-nya menjadi kata kerja ber-. Hubungan

kohesi terjadi antara pembicaranya dan berbicara.

(62) Tetap Cinta BOLA

(a) Sehabis lulus SMK, PT Gramedia selaku penerbit BOLA pernah

mengadakan tes untuk menjadi karyawan. (b) Saya antusias sekali ikut

tes karena saya tahu PT Gramedia yang menerbitkan BOLA. (c)

Itung-itung tidak usah beli BOLA tapi langsung dapat gratisan. (d)

Sayang saya tidak lolos tes, tapi saya tetap cinta BOLA. (e) BOLA

yang terbaik. Agustinus Hernawan <[email protected]>

(BOLA, 10 Maret 2009)

Contoh (62) terdiri dari lima kalimat, yaitu kalimat (62a), (62b), (62c),

(62d), dan (62e). Kata penerbit pada kalimat (62a) diulang kembali

penyebutannya pada kalimat (62b) yaitu kata menerbitkan. Kata penerbit yang

termasuk golongan kata benda mengalami perubahan bentuk menjadi kata kerja,

yaitu kata menerbitkan. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi pengulangan

dengan perubahan bentuk, yaitu perubahan dari kata benda bentuk pe(N)- menjadi

kata kerja me(N)-kan. Hubungan kohesi terjadi antara penerbit dan menerbitkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

62

2.2.1.3 Pengulangan berupa Kependekan

Pengulangan berupa kependekan adalah kohesi pengulangan yang berupa

proses penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem

sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata (lihat Kridalaksana, 1989:159).

2.2.1.3.1 Singkatan

Singkatan adalah kohesi yang berupa hasil proses pemendekan yang

berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf, maupun

yang tidak dieja huruf demi huruf (lihat Kridalaksana, 1989:162). Berikut contoh

kohesi singkatan yang ditemukan dalam rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi

Maret 2009.

(63) Memasukui usia ke-25, dua orang muda dipercaya sebagai managing

editor dan wakilnya. (b) Kebetulan mereka setidaknya berpendidikan

Strata 2 (S-2) di bidang Manajemen. (c) Eko Widodo dan Yudhi F.

Oktaviadhi memiliki gelar S-2 yang sama di bidang Manajemen

Pemasaran. (d) Bahkan Eko melanjutkannya ke pendidikan Strata 3 di

bidang Olahraga dan Sports Education.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (63) terdiri dari empat kalimat, yaitu (63a), (63b), (63c), dan (63d).

Kata S-2 pada kalimat (63c) merupakan singkatan dari kata strata 2 pada kalimat

(63b). Dari contoh tersebut tampat adanya kohesi kependekan. Hubungan kohesi

terjadi antara strata 2 dan S-2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

63

(64) (a) Kebetulan BOLA ingin beranak pinak dan mulai tahun ini ada dua

adik baru BOLA, Inside United (IU) Indonesia dan FourFourFourTwo

(442) Indonesia. (b) Salah satu tugas yang dibebankan kepada

wapemred, yang kebetulan juga merangkap sebagai GM Produksi, ya

mencari sebanyak celah agar BOLA bisa “berkembang biak” . (c)

Melakukan deal dengan pihak yang punya lisensi adalah salah satu

tugas itu. (d) Dalam hal ini kebetulan IU dan 442 lisensinya dipegang

perusahaan yang sama, Haymarket Network.

(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)

Contoh (64) terdiri dari empat kalimat, yaitu (64a), (64b), (64c), dan (64d).

Kata IU dan 442 pada kalimat (64d) merupakan singkatan dari kata Inside United

dan FourFourTwo pada kalimat (64a). Dari contoh tersebut tampat adanya kohesi

singkatan. Hubungan kohesi terjadi antara Inside United dan FourFourTwo, dan

IU dan 442.

(65) Bagi BOLA, Haymarket adalah „makhluk‟ baru, tapi bagi Haymarket

ternyata tidak juga. (b) Ketika Edward Marr, manajer lisensi

Haymarket untuk kawasan Asia Pasifik, melihat BOLA dia langsung

bilang: “Oh dari Kompas Gramedia, oke!” (c) Edward bilang begitu

ketika dia melihat logo kecil KG di sudut kiri atas BOLA. (d) Tentu

itu terjadi pada Agustus 2008, jauh sebelum ada redesign tabloid ini.

(e) Haymarket sudah lama punya hubungan baik dengan KG, jadi

mereka tak ragu untuk memberikan lisensi beberapa produknya

kepada kita.

(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)

Contoh (65) terdiri dari lima kalimat, yaitu (65a), (65b), (65c), (65d), dan

(65e). Kata KG pada kalimat (65e) merupakan singkatan dari kata Kompas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

64

Gramedia pada kalimat (65b). Dari contoh tersebut tampat adanya kohesi

singkatan. Hubungan kohesi terjadi antara Kompas Gramedia dan KG.

2.2.1.3.2 Akronimi

Akronimi adalah kohesi yang berupa proses pemendekan yang

menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan

sebagai sebuah kata (lihat Kridalaksana, 1989:162). Berikut contoh kohesi

akronimi yang ditemukan dalam rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret

2009.

(66) Tugas seorang wakil pemimpin redaksi atau wapemred secara

sederhana adalah membantu pemimpin redaksi, terutama untuk urusan

strategis. (b) Pembagian tugas ini memang harus dipertegas agar

semua pekerjaan dilakukan dengan baik. (c) Redaktur pelaksana dan

wakilnya sudah digariskan untuk menangani operasional keseharian

BOLA, sementara Wapememred walau masih harus terlibat dalam

perencanaan program BOLA punya tugas lain.

(BOLA, Selasa, 10 Maret 2009)

Contoh (66) terdiri dari tiga kalimat, yaitu (66a), (66b), dan (66c). Kata

wapemred pada kalimat (66c) merupakan akronim dari kata wakil pemimpin

redaksi. Dari contoh tersebut tampat adanya kohesi akronimi. Hubungan kohesi

terjadi antara wakil pemimpin redaksi dan wapemred.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

65

2.2.2 Hiponimi

Hiponimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang

bersifat hierarkis antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Relasi

makna tersebut terlihat dari hubungan antara konstituen yang memiliki makna

yang umum dengan konstituen yang memiliki makna khusus. Konstituen yang

bermakna umum disebut superordinat dan konstituen yang bermakna khusus

disebut hiponim. Relasi antara superordinat dan hiponim disebut hiponimi

(Baryadi, 2002:26). Berikut contoh kohesi hiponimi yang ditemukan dalam rubrik

“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009.

(67) (a) Pengalaman liputannya terbilang komplet. (b) “Saya paling

terkesan saat dipercaya membawa obor di Olimpiade Musim Torino

2006 atas nama Indonesia di kota Venesia. (c) Juga saat dibawa

ngebut pembalap Motogp Randi Mamola di sirkuit Sepang, Malaysia.

(d) Bertemu dan mewawancarai pebasket NBA, Kobe Bryant dan

Michael Jordan, adalah kenangan yang abadi,” ungkap penggemar

bulutangkis ini.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (67) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (67a), (67b), (67c),

dan (67d). Frase pengalaman liputannya memiliki relasi hiponimi dengan

membawa obor di Olimpiade Musim Torino 2006 atas nama Indonesia di kota

Venesia, dibawa ngebut pembalap Motogp Randi Mamola di sirkuit Sepang,

Malaysia, dan bertemu dan mewawancarai pebasket NBA, Kobe Bryant dan

Michael Jordan. Frase pengalaman liputannya merupakan superordinat karena

merangkum makna klausa membawa obor di Olimpiade Musim Torino 2006 atas

nama Indonesia di kota Venesia dan seterusnya. Dari contoh tersebut tampak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

66

adanya kohesi hiponimi. Hubungan kohesi terjadi antara pengalaman liputannya

dan membawa obor di Olimpiade Musim Torino 2006 atas nama Indonesia di

kota Venesia, dibawa ngebut pembalap Motogp Randi Mamola di sirkuit Sepang,

Malaysia, dan bertemu dan mewawancarai pebasket NBA, Kobe Bryant dan

Michael Jordan. Hubungan kohesi tersebut dapat ditunjukkan lewat bagan

berikut.

Bagan (1): Bagian Relasi Hiponimi

superordinat

hiponimi

(68) (a) Sebelum menjadi Wakil Managing Editor, Yudhi menempati

editor Ole! Internasional atau halaman sepakbola internasional

sehingga ruang lingkup dan liputannya lebih banyak di sepakbola

internasional. (b) Berbagai event besar pernah diliput Yudhi dari mulai

Piala Dunia, Euro, final Liga Champion, final Piala FA, Community

Shield, hingga berbagai liga seperti Premier League, Serie-A, La Liga,

Bundesliga.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (68) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (68a) dan (68b). Frase

sepakbola internasional pada kalimat (68a) memiliki relasi hiponimi dengan

Piala Dunia, Euro, final Liga Champion, final Piala FA, Community Shield,

pengalaman liputannya

membawa obor di

Olimpiade Musim

Torino 2006 atas

nama Indonesia di

kota Venesia

dibawa ngebut

pembalap Motogp

Randi Mamola di

sirkuit Sepang,

Malaysia

bertemu dan

mewawancarai

pebasket NBA,

Kobe Bryant dan

Michael Jordan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

67

Premier League, Serie-A, La Liga, Bundesliga. Frase sepakbola internasional

merupakan superordinat karena merangkum makna kata Piala Dunia dan

seterusnya. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi hiponimi. Hubungan

kohesi terjadi antara sepakbola internasional dan Piala Dunia, Euro, final Liga

Champion, final Piala FA, Community Shield, Premier League, Serie-A, La Liga,

Bundesliga.

(69) (a) Pada pertengahan 2001, saya melaksanakan PKL di kantor lama

BOLA selama kurang lebih satu bulan. (b) Dalam periode itu saya

mendapatkan banyak pengalaman berharga. (c) Selain menambah

ilmu, saya juga bisa berinteraksi dengan para awak BOLA yang

sebelumnya hanya saya bisa lihat wajahnya di tabloid maupun televisi.

(d) Bahkan, saya sempat juga diberikan kesempatan ikut berlatih

bersama tim SepakbolaRia setiap Jumat sore. (e) Wah, serasa mimpi

saja! (f) Sungguh masa-masa yang akan terus saya kenang.

(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)

Contoh (69) terdiri dari enam kalimat, yaitu kalimat (69a), (69b), (69c),

(69d), (69e), dan (69f). Frase pengalaman berharga pada kalimat (69b) memiliki

relasi hiponimi dengan menambah ilmu, berinteraksi dengan para awak BOLA,

dan diberikan kesempatan ikut berlatih bersama tim SepakbolaRIA. Frase

pengalaman berharga merupakan superordinat karena merangkum makna kata

menambah ilmu dan seterusnya. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi

hiponimi. Hubungan kohesi terjadi antara pengalaman berharga dan menambah

ilmu, berinteraksi dengan para awak BOLA, dan diberikan kesempatan ikut

berlatih bersama tim SepakbolaRIA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

68

(70) Marwis Umsa

Lahir: 13 Mei 1958

Kerja di BOLA sejak: Maret 1993

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Saat tim sepak bola

Sampdoria berkunjung ke Medan pada 1998. (b) Untuk

mewawancarai salah seorang pemain bintangnya, Roberto Mancini,

saya harus rela nongkrong di depan pintu kamar hotelnya selama

hampir tiga jam. (c) Yang seru lainnya, semua wartawan BOLA punya

rasa kekeluargaan yang amat tinggi dan tak pernah sok pintar.

(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)

Contoh (70) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (70a), (70b), dan (70c).

Konstituen Sampdoria pada kalimat (70a) memiliki relasi hiponimi dengan

Roberto Mancini pada kalimat (70b). Kata Sampdoria merupakan superordinat

karena merangkum makna kata Roberto Mancini. Dari contoh tersebut tampak

adanya kohesi hiponimi. Hubungan kohesi terjadi antara Sampdoria dan Roberto

Mancini.

2.2.3 Sinonimi

Kohesi sinonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal

yang mirip antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi,

2002:27). Berikut contoh kohesi sinonimi yang ditemukan dalam rubrik “Halaman

25” tabloid BOLA edisi Maret 2009.

(71) Gatot Susetyo

Lahir: Tulungagung, 8 Desember 1968

Kerja di BOLA sejak: 1999

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Awal kerja di BOLA

sebagai kontibutor di Bali, harus megejar Michael Laudrup, bintang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

69

Denmark saat juara Piala Eropa 1992, mulai dari Bandara Ngurah Rai

Denpasar hingga tempat menginapnya di Singaraja. (b) Saat itu saya

memakai sepeda motor butut Honda 70 dari Denpasar-Singaraja. (c)

Sampai di sana dia tak mau diwawancarai karena kelelahan. (e)

Michael janji baru bisa ditemui esok paginya. (f) Terpaksa harus

mencari hotel di Singaraja. (g) Semua terobati setelah bertemu dan

wawancara eksklusif dengan Michael.

(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)

Contoh (71) terdiri dari tujuh kalimat, yaitu kalimat (71a), (71b), (71c),

(71d), (71e), (71f), dan (71g). Konstituen Michael Laudrup pada kalimat (71a)

memiliki makna yang mirip dengan konstituen Michael pada kalimat (71e) dan

(71g). Konstituen Michael Laudrup pada kalimat (71a) dan konstituen Michael

pada kalimat (71e) dan (71g) merupakan sinonim yang disebabkan oleh faktor

sosial (lih. Chaer, 1990:89). Konstituen Michael Laudrup merupakan nama

lengkap yang digunakan untuk berkenalan atau memperkenalkan diri, sedangkan

konstituen Michael merupakan nama panggilan yang digunakan untuk menyapa.

Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi sinonimi. Hubungan kohesi terjadi

antara Michael Laudrup dan Michael.

(72) (a) Eko mengaku adalah pembaca berat BOLA sejak pertama kali

terbit. (b) Ia membaca semua artikel edisi perdana berjudul Ndang Olo

Ahu Dimaki Halak! hingga nomor 1.909 yang terbit tepat 3 Maret

2009.

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

Contoh (72) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (72a) dan (72b). Frase

pertama kali pada kalimat (72a) memiliki makna yang mirip dengan kata perdana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

70

pada kalimat (72b). Frase pertama kali pada kalimat (72a) dan kata perdana pada

kalimat (72b) merupakan sinonim yang disebabkan oleh faktor nuansa makna (lih.

Chaer, 1990:89). Kata perdana memiliki makna yang lebih luas dari frase

pertama kali karena perdana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

berarti pertama kali. Selain itu kata perdana juga dapat menyatakan jabatan jika

disandingkan dengan kata lain. Contohnya perdana menteri. Dari contoh tersebut

tampak adanya kohesi sinonimi. Hubungan kohesi terjadi antara pertama kali dan

perdana.

(73) (a) “Selama kegiatan itu on-schedule atau terjadwal, pasti di-support.

(b) Namun, yang mendadak juga tetap didukung bila ternyata, setelah

dihitung, kegiatan ini akan memberikan keuntungan bagi Sports and

Health Media. (c) Intinya, kita tetap harus bersifat fleksibel,” tutur ibu

dua anak yang mengawali karier di BOLA sebagai staf Direktur untuk

analisis keuangan tersebut.

(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)

Contoh (73) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (73a), (73b), dan (73c).

Kata di-support pada kalimat (73a) memiliki makna yang mirip dengan kata

didukung pada kalimat (73b). Kata di-support pada kalimat (73a) dan kata

didukung pada kalimat (73b) merupakan sinonim yang berkaitan dengan faktor

tempat atau daerah (lih. Chaer, 1990:89). Kata di-support merupakan kata serapan

yang berasal dari bahasa Inggris, sedangkan kata didukung merupakan kata dalam

bahasa Indonesia. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi sinonimi.

Hubungan kohesi terjadi antara kata di-support dan didukung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

71

(74) (a) Meski lelah, hanya wajah-wajah bahagia yang terpancar sepulang

piknik. (b) Melepas penat dari kesibukan sehari-hari plus mempererat

kekeluargaan benar-benar memberi kami semangat tambahan untuk

menghasilkan karya yang lebih baik lagi.

(BOLA, Selasa, 31 Maret 2009)

Contoh (74) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (74a) dan kalimat (74b).

Kata lelah pada kalimat (74a) memiliki makna yang mirip dengan kata penat pada

kalimat (74b). Kata lelah pada kalimat (74a) dan kata penat pada kalimat (74b)

merupakan sinonim yang berkaitan dengan faktor bidang kegiatan (lih. Chaer,

1990:89). Kata lelah merupakan kata yang dapat digunakan secara umum,

sedangkan kata penat merupakan kata yang lazim atau biasa digunakan dalam

sastra. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi sinonimi. Hubungan kohesi

terjadi antara lelah dan penat.

(75) (a) Selama penggojlokan tersebut, setiap calon wartawan

diperkenalkan dengan cara menulis yang memenuhi standar BOLA.

(b) Selain itu, pemahaman lapangan penugasan merupakan salah satu

inti pelatihan.

(BOLA, Selasa, 31 Maret 2009)

Contoh (75) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (75a) dan kalimat (75b).

Kata penggojlokan pada kalimat (75a) memiliki makna yang mirip dengan kata

pelatihan pada kalimat (75b). Kata penggojlokan pada kalimat (75a) dan kata

pelatihan pada kalimat (75b) merupakan sinonim yang berkaitan dengan faktor

sosial (lih. Chaer, 1990:89). Penggunaan kata penggojlokan memiliki nilai rasa

yang sifatnya kasar, yang biasanya digunakan oleh seseorang yang jabatan atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

72

tingkat sosialnya lebih tinggi kepada seseorang yang jabatan atau tingkat

sosialnya lebih rendah, seperti atasan pada bawahan, bos pada buruh, komandan

pada prajurit, dan sebagainya. Sedangkan kata pelatihan memiliki nilai rasa yang

sifatnya halus. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi sinonimi. Hubungan

kohesi terjadi antara penggojlokan dan pelatihan.

(76) Anggun Pratama

Lahir: Surabaya, 1 Januari 1986

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Semuanya seru karena

merupakan pengalaman baru. (b) Yang paling menarik adalah suasana

kerja penuh canda. (c) Satu lagi, bisa main futsal dan sepak bola di

jam kerja!

(BOLA, Selasa, 31Maret 2009)

Contoh (76) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (76a), (76b), dan (76c).

Kata seru pada kalimat (76a) memiliki makna yang mirip dengan kata menarik

pada kalimat (76b). Kata seru pada kalimat (76a) dan kata menarik pada kalimat

(76b) merupakan sinonim yang disebabkan oleh faktor nuansa makna (lih. Chaer,

1990:89). Kata seru merupakan kata yang umum untuk menunjuk suatu hal atau

keadaan yang bersifat menyenangkan, sedangkan kata menarik memiliki makna

yang lebih luas. Selain dapat digunakan untuk menunjuk suatu hal atau keadaan

yang bersifat menyenangkan, kata menarik juga dapat digunakan untuk

menyatakan suatu perbuatan. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi

sinonimi. Hubungan kohesi terjadi antara seru dan menarik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

73

(77) (a) Seperempat abad BOLA makin hebat. (b) Ultah perak BOLA

makin marak. (c) Semoga di ultah yang ke-25, BOLA makin sukses

dan tetap membawa kami ke arena. (d) Bravo BOLA. Aris

(085640126038)

(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)

Contoh (77) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (77a), (77b), (77c),

dan (77d). Frase seperempat abad pada kalimat (77a) memiliki makna yang mirip

dengan kata ke-25 pada kalimat (77c). Frase seperempat abad pada kalimat (77a)

dan kata ke-25 pada kalimat (77c) merupakan sinonim yang berkaitan dengan

faktor bidang kegiatan (lih. Chaer, 1990:89). Frase seperempat abad merupakan

kata yang biasa dipakai dalam sastra, sedangkan kata ke-25 merupakan kata yang

dapat digunakan secara umum. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi

sinonimi. Hubungan kohesi terjadi antara seperempat abad dan ke-25.

2.2.4 Antonimi

Antonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang

bersifat kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen

yang lain (Baryadi, 2002: 28). Berikut contoh kohesi antonimi yang ditemukan

dalam rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009.

(78) (a) Hari ulang tahun BOLA jatuh pada 3 Maret, tetapi bukan berarti

rangkaian acara yang kami gelar untuk merayakannya langsung

berhenti. (b) Masih ada beberapa kegiatan yang bakal kami

laksanakan. (c) Salah satunya, adalah Strategic Football Seminar yang

akan berlangsung di Ballroom Hotel Santika, Silipi, Jakarta, pada

Jumat (6/3).

(BOLA, Selasa, 3 Maret 2009)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

74

Contoh (78) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (78a), (78b), dan (78c).

Kata berhenti pada kalimat (78a) memiliki makna yang saling bertentangan

dengan kata laksanakan pada kalimat (78b). Kata berhenti dan kata laksanakan

merupakan antonim yang sifatnya majemuk, karena kata berhenti dapat

bertentangan makna dengan beberapa kata, seperti kata laksanakan, kata berjalan,

atau kata bergerak (lih. Chaer, 1990:96). Dari contoh tersebut tampak adanya

kohesi antonimi. Hubungan kohesi terjadi antara berhenti dan laksanakan.

(79) Elia Eriyani

Lahir: 26 Mei 1963

Kerja di BOLA sejak: September 1984

Pengalaman seru di BOLA: (a) Suasana kerja di lingkungan redaksi

menyenangkan, kocak, gila. (b) Kadang-kadang stress juga, melayani

permintaan wartawan yang sering mendadak dan harus dipenuhi

karena memang untuk keperluan tugas liputan di luar kota atau luar

negeri.

(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)

Contoh (79) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (79a) dan kalimat (79b).

Kata menyenangkan, kocak, gila pada kalimat (79a) memiliki makna yang saling

bertentangan dengan kata stress pada kalimat (79b). Kata menyenangkan, kocak,

gila dan kata stress pada contoh tersebut merupakan antonim yang bersifat

majemuk, karena kata menyenangkan, kocak, gila merupakan beberapa kata yang

bertentangan makna dengan kata stress (lih. Chaer, 1990:96). Dari contoh tersebut

tampak adanya kohesi antonimi. Hubungan kohesi terjadi antara menyenangkan,

kocak, gila dan stress.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

75

(80) Epivania Yovita Ere Wangge

Lahir: Bajawa, 15 Februari 1975

Kerja di BOLA sejak: Mei 1996

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Banyak hal ajaib yang

terjadi di BOLA, terutama ketika kerusuhan Mei 1998. (b) Saat itu

terasa sekali kebersamaan satu dengan yang lain.

(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)

Contoh (80) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (80a) dan kalimat (80b).

Kata kerusuhan pada kalimat (80a) memiliki makna yang saling bertentangan

dengan kata kebersamaan pada kalimat (80b). Kata kerusuhan dan kata

kebersamaan merupakan antonim yang sifatnya majemuk, karena kata kerusuhan

dapat bertentangan makna dengan beberapa kata seperti kata kebersamaan, kata

kedamaian, kata kerukunan, dan lain sebagainya (lihat Chaer, 1990:96). Dari

contoh tersebut tampak adanya kohesi antonimi. Hubungan kohesi terjadi antara

kerusuhan dan kebersamaan.

(81) (a) BOLA menggandeng setidaknya 15 kontributor lokal dan lima

warga Indonesia yang tinggal di luar negeri untuk menjadi mata dan

kuping kami. (b) BOLA juga mempunyai beberapa kontributor asing

reguler seperti Rob Maul, Rob Hughes, dan Michael Dickhauser.

(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)

Contoh (81) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (81a) dan (81b. Kata

kontributor lokal pada kalimat (81a) memiliki makna yang saling bertentangan

dengan kata kontributor asing pada kalimat (81b). Kata kontributor lokal dan kata

kontributor asing termasuk antonim yang besifat hubungan (relasional), yaitu

makna katanya bersifat melengkapi. Artinya, kehadiran kata yang satu karena ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

76

kata yang lain yang menjadi oposisinya. Tanpa kehadiran keduanya makana

pertentangan makna ini tidak ada (lih. Chaer, 1990:95). Dari contoh tersebut

tampak adanya kohesi antonimi. Hubungan kohesi terjadi antara kontributor lokal

dan kontributor asing.

(82) (a) “Selama kegiatan itu on-schedule atau terjadwal, pasti di-support.

(b) Namun, yang mendadak juga tetap didukung bila ternyata, setelah

dihitung, kegiatan ini akan memberikan keuntungan bagi Sports and

Health Media. (c) Intinya, kita tetap harus bersifat fleksibel,” tutur ibu

dua anak yang mengawali karier di BOLA sebagai staf Direktur untuk

analisis keuangan tersebut.

(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)

Contoh (82) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (82a), (82b), dan (82c).

Kata on-schedule atau terjadwal pada kalimat (82a) memiliki makna yang saling

bertentangan dengan kata mendadak pada kalimat (82b). Kata on-schedule atau

terjadwal dan kata mendadak merupakan jenis antonim yang bersifat majemuk,

karena kata on-schedule atau terjadwal merupakan kata-kata yang bertentangan

makna dengan kata mendadak. Begitupun sebaliknya, kata on-schedule atau

terjadwal dapat bertentangan makna dengan beberapa kata seperti kata mendadak,

kata tak terduga, kata tiba-tiba, dan lain sebagainya (lih. Chaer, 1990:96). Dari

contoh tersebut tampak adanya kohesi antonimi. Hubungan kohesi terjadi antara

on-schedule atau terjadwal dan mendadak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

77

2.2.5 Kolokasi

Kohesi kolokasi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang

berdekatan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi,

2002: 28). Berikut contoh kohesi kolokasi yang ditemukan dalam rubrik

“Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009.

(83) Bobby Arifin

Lahir: Surabaya, 14 September 1957

Kerja di BOLA sejak: Februari 1998

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Mimpi demi mimpi

terwujud di arena F1. (b) Sempat disopiri Damon Hill, Fernando

Alonso, dan Michael Schumacher sehingga Anda dapat

membayangkan betapa senangnya saya dibonceng tiga orang yang

total mengoleksi 10 kali juara dunia F1.

(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)

Contoh (83) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (83a) dan kalimat (83b).

Konstituen arena F1 pada kalimat (83a) memiliki relasi kolokasi dengan Damon

Hill, Fernando Alonso, dan Michael Schumacher pada kalimat (83b). Konstituen

arena F1 pada kalimat (83a) dan konstituen Damon Hill, Fernando Alonso, dan

Michael Schumacher pada kalimat (83b) memiliki makna yang saling berdekatan,

yaitu Damon Hill, Fernando Alonso, dan Michael Schumacher merupakan

pembalap arena F1. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi kolokasi.

Hubungan kohesi terjadi antara arena F1 dan Damon Hill, Fernando Alonso, dan

Michael Schumacher.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

78

(84) (a) Tadinya saya pikir, saya adalah fans terbesar BOLA. (b) Tapi

begitu menyimak HALAMAN 25, ternyata masih lebih banyak

pembaca yang lebih “gila” BOLA.

(BOLA, Selasa, 17 Maret 2009)

Contoh (84) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (84a) dan kalimat (84b).

Konstituen BOLA pada kalimat (84a) memiliki relasi kolokasi dengan HALAMAN

25 pada kalimat (84b). Konstituen BOLA pada kalimat (84a) dan HALAMAN 25

pada kalimat (84b) memiliki makna yang saling berdekatan, yaitu HALAMAN 25

merupakan salah satu rubrik tabloid BOLA. Dari contoh tersebut tampak adanya

kohesi kolokasi. Hubungan kohesi terjadi antara BOLA dan HALAMAN 25.

(85) Fahrizal Arnas

Lahir: Surabaya, 13 Januari 1980

Kerja di BOLA sejak: Maret 2003

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Bersama fotografer BOLA

(Erly Bahtiar) menjadi saksi mata kerusuhan 5 September 2006 di

Gelora 10 November Surabaya. (b) Saya hampir saja terkena

bongkahan batu sebesar bola tenis. (c) Saat itu suasana mencekam

akibat perang batu antara aparat dan pendukung Persebaya yang

mengamuk setelah timnya kalah dari Arema.

(BOLA, Selasa, 24 Maret 2009)

Contoh (85) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (85a), (85b), dan (85c).

Kata kerusuhan pada kalimat (85a) memiliki relasi kolokasi dengan bongkahan

batu pada kalimat (85b), suasana mencekam, perang batu, dan pendukung

Persebaya yang mengamuk pada kalimat (85c). Kata kerusuhan pada kalimat

(85a) dan kata bongkahan batu pada kalimat (85b), serta suasana mencekam,

perang batu, dan pendukung Persebaya yang mengamuk pada kalimat (85c)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

79

memiliki makna yang saling berdekatan, yaitu bongkahan batu, suasana

mencekam, perang batu, dan pendukung Persebaya yang mengamuk

mengandaikan bahwa sedang terjadi kerusuhan. Dari contoh tersebut tampak

adanya kohesi kolokasi. Hubungan kohesi terjadi antara kerusuhan dan

bongkahan batu, suasana mencekam, perang batu, dan pendukung Persebaya

yang mengamuk.

(86) (a) “Untuk angkatan 2008, tidak ada satu pun yang memiliki

background dari salah satu media apa pun. (b) Hal ini adalah sesuatu

yang positif karena bisa dibentuk sesuai dengan karakter BOLA,” ujar

Lilianto.

(BOLA, Selasa, 31 Maret 2009)

Contoh (86) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (86a) dan kalimat (86b).

Frase salah satu media pada kalimat (86a) memiliki relasi kolokasi dengan BOLA

pada kalimat (86b). Frase salah satu media pada kalimat (86a) dan kata BOLA

pada kalimat (86b) memiliki makna yang saling berdekatan, yaitu BOLA

termasuk salah satu media (cetak). Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi

kolokasi. Hubungan kohesi terjadi antara salah satu media dan BOLA.

(87) Andrew Sihombing

Lahir: Medan, 2 April 1982

Pengalaman seru bekerja di BOLA: (a) Liputan Piala Thomas-Uber

2008. (b) Saya sampai enek dengan Istora karena berada di sana

sekitar sepuluh jam setiap harinya sepanjang turnamen. (c) Tapi

rasanya tetap menyenangkan juga.

(BOLA, Selasa, 31Maret 2009)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

80

Contoh (87) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (87a), (87b), dan (87c).

Kata Piala Thomas-Uber 2008 pada kalimat (87a) memiliki relasi kolokasi

dengan Istora pada kalimat (87b). Kata Piala Thomas-Uber 2008 pada kalimat

(87a) dan kata Istora pada kalimat (87b) memiliki makna yang saling berdekatan,

yaitu Istora (Senayan) merupakan tempat berlangsungnya kejuaraan bulu tangkis

Piala Thomas-Uber 2008. Dari contoh tersebut tampak adanya kohesi kolokasi.

Hubungan kohesi terjadi antara Piala Thomas-Uber 2008 dan Istora.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

81

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penelitian ini menghasilkan deskripsi jenis kohesi antarkalimat yang

terdapat dalam rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009. Ada dua

jenis kohesi yang ditemukan dalam rubrik ini, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi

leksikal. Kohesi gramatikal dapat dibagi menjadi empat jenis. Pertama, kohesi

penunjukan, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kohesi penunjukan anaforis dan

kohesi penunjukan kataforis. Dari hasil penelitian ini kohesi penunjukan yang

terdapat dalam rubrik dapat ditandai dengan penanda kata itu dan ini.

Kedua, kohesi penggantian, terdapat dua unsur , yaitu unsur pengganti dan

unsur terganti. Kohesi penggantian yang ditemukan dalam rubrik ini ditandai

dengan penanda kata ia, dia, -nya, -mu, dan mereka.

Ketiga, dalam kohesi pelesapan konstituen yang telah disebutkan pada

kalimat sebelumnya diulang kembali pada kalimat berikutnya dalam bentuk zero

(Ø).

Keempat, dalam rubrik ini ditemukan kohesi perangkaian yang memiliki

makna tertentu dengan penanda kata (konjungsi) tertentu, yaitu perangkaian

bermakna „penjumlahan‟ atau „aditif‟ dengan penanda kata dan dan juga,

perangkaian bermakna „perlawanan‟ dengan penanda kata namun dan tapi,

perangkaian bermakna „lebih‟ dengan penanda kata bahkan, perangkaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

82

bermakna „akibat‟ atau „hasil‟ dengan penanda kata jadi, perangkaian bermakna

„perurutan waktu‟ dengan penanda kata sejak, ketika, dan lalu, dan perangkaian

bermakna „ketidakserasian‟ dengan penanda kata padahal.

Dalam rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009 ditemukan

lima jenis kohesi leksikal. Pertama, kohesi pengulangan, berupa pengulangan

konstituen yang telah disebutkan sebelumnya. Kohesi pengulangan dapat dibagi

menjadi tiga, yaitu pengulangan seluruh, pengulangan dengan perubahan bentuk,

dan pengulangan berupa kependekan, yang dapat dibagi lagi menjadi singkatan

dan akronimi.

Kedua, dalam kohesi hiponimi relasi makna terlihat dari hubungan antara

konstituen bermakna umum dengan konstituen bermakna khusus. Konstituen yang

bermakna umum disebut superordinat dan konstituen yang bermakna khusus

disebut hiponim. Dan relasi antara keduanya disebut hiponimi.

Ketiga, kohesi sinonimi,berupa relasi makna leksikal yang mirip antara

konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Dalam rubrik ini ditemukan

jenis sinonimi yang disebabkan oleh beberapa faktor, yakni faktor sosial, nuansa

makna, tempat atau daerah, bidang kegiatan, dan sosial.

Keempat, kohesi antonimi, berupa relasi makna leksikal yang berlawanan

antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Dalam rubrik ini

ditemukan dua jenis antonimi berdasarkan sifatnya, yaitu antonimi yang bersifat

majemuk dan antonimi yang bersifat hubungan (relasional).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

83

Kelima, kohesi kolokasi, berupa relasi makna yang berdekatan antara

konstituen yang satu dengan konstituen yang lain.

3.2 Saran

Penelitian ini hanya terbatas pada kohesi antarkalimat yang terdapat dalam

rubrik “Halaman 25” tabloid BOLA edisi Maret 2009. Oleh sebab itu penelitian

lebih lanjut dapat dilakukan, seperti kohesi antarparagraf dalam wacana. Selain

itu, bisa juga dilakukan penelitian mengenai kohesi pada objek wacana lain,

seperti prosa, drama, karya tulis ilmiah, dan lain sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

84

DAFTAR PUSTAKA

Baryadi, I. Praptomo. 2002. Dasar-dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa.

Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli.

---------------. 2011. Morfologi dalam Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Penerbit

Universitas Sanata Dharma.

Chaer, Abdul. 1990. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit

Rineka Cipta.

Ernawati, Margaretha Krismi. 2007. “Kohesi dan Koherensi Antarparagraf Dalam

Wacana Opini Surat Kabar Kompas Edisi Nasional Bulan April 2005.”

Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa.

Yogyakarta: Carasvatibooks.

Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta: Penerbit Gramedia.

---------------. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:

Penerbit Gramedia.

Kusumantara, A.A.G.A. 2004. “Analisis Wacana Adventorial dalam Surat Kabar

Harian Kompas Edisi Bulan Januari s.d Juli 2004.” Skripsi. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-prinsip

Analisis Wacana. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana.

Puspitasari, Agustina Ani. 2004. “Analisis Wacana Rubrik “Psikoterapi” Surat

Kabar Mingguan Minggu Pagi Edisi Tahun 2003.” Skripsi. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

85

Ramlan, M. 1993. Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa

Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar

Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

Suladi, Non Martis, dan Titik Indiyastini. 2000. Kohesi dalam Media Massa

Cetak Bahasa Indonesia: Studi Kasus tentang Berita Utama dan Tajuk.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Setyaningsih, Rini. 2010. “Kohesi dan Koherensi dalam Surat Kabar Harian

Kedaulatan Rakyat Edisi Juli 2009.” Skripsi. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Tarigan, Henry Guntur. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Penerbit Angkasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

86

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIDalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik ... “Halaman 25” dan kemudian dicatat sumber datanya yang meliputi judul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI