PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI SORBITOL...
-
Upload
nguyenduong -
Category
Documents
-
view
234 -
download
5
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI SORBITOL...
PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI SORBITOL DALAM
SEDIAAN PASTA GIGI Na-CMC YANG MENGANDUNG MINYAK
KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii Bl.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Nita Rahayu
NIM : 108114194
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI SORBITOL DALAM
SEDIAAN PASTA GIGI Na-CMC YANG MENGANDUNG MINYAK
KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii Bl.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Nita Rahayu
NIM : 108114194
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI SORBITOL DALAM
SEDIAAN PASTA GIGI Na-CMC YANG MENGANDUNG MINYAK
KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii Bl.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Nita Rahayu
NIM : 108114194
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI SORBITOL DALAM
SEDIAAN PASTA GIGI Na-CMC YANG MENGANDUNG MINYAK
KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii Bl.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Nita Rahayu
NIM : 108114194
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI SORBITOL DALAM
SEDIAAN PASTA GIGI Na-CMC YANG MENGANDUNG MINYAK
KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii Bl.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Nita Rahayu
NIM : 108114194
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI SORBITOL DALAM
SEDIAAN PASTA GIGI Na-CMC YANG MENGANDUNG MINYAK
KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii Bl.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Nita Rahayu
NIM : 108114194
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Halaman Persembahan
Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.(Amsal 23:18)
Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu,kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkantahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidakmengecewakan, karena kasih Allah telah dikaruniakan di dalam hati kitaoleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
(Roma 5:3-5)“Semangat adalah kekuatan yang membuat kita tetap tersenyum ditengah
badai “
"Jangan takut kegelapan, karena tidak jauh darimu, ada cahaya"
" Belum waktunya bukan berarti gagal belum waktunya bukan berarti gakboleh,, jadi dewasa yang paling penting ^^
" Jadilah orang yang tetap sejuk dalam situasi yang panas, tetap manisdalam keadaan pahit, tetap merasa kecil meski telah menjadi besar tetaptenang di tengah badai dan tetap mengandalkan Tuhan dalam segala hal "
I dedicate my work to :My beloved, Jesus Christ
My Dad and MomMy Sister and Brother, Mas Bram, Mbak Winda and Adi
My friendsMy alamamater, Sanata Dharma University
iv
Halaman Persembahan
Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.(Amsal 23:18)
Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu,kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkantahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidakmengecewakan, karena kasih Allah telah dikaruniakan di dalam hati kitaoleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
(Roma 5:3-5)“Semangat adalah kekuatan yang membuat kita tetap tersenyum ditengah
badai “
"Jangan takut kegelapan, karena tidak jauh darimu, ada cahaya"
" Belum waktunya bukan berarti gagal belum waktunya bukan berarti gakboleh,, jadi dewasa yang paling penting ^^
" Jadilah orang yang tetap sejuk dalam situasi yang panas, tetap manisdalam keadaan pahit, tetap merasa kecil meski telah menjadi besar tetaptenang di tengah badai dan tetap mengandalkan Tuhan dalam segala hal "
I dedicate my work to :My beloved, Jesus Christ
My Dad and MomMy Sister and Brother, Mas Bram, Mbak Winda and Adi
My friendsMy alamamater, Sanata Dharma University
iv
Halaman Persembahan
Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.(Amsal 23:18)
Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu,kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkantahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidakmengecewakan, karena kasih Allah telah dikaruniakan di dalam hati kitaoleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
(Roma 5:3-5)“Semangat adalah kekuatan yang membuat kita tetap tersenyum ditengah
badai “
"Jangan takut kegelapan, karena tidak jauh darimu, ada cahaya"
" Belum waktunya bukan berarti gagal belum waktunya bukan berarti gakboleh,, jadi dewasa yang paling penting ^^
" Jadilah orang yang tetap sejuk dalam situasi yang panas, tetap manisdalam keadaan pahit, tetap merasa kecil meski telah menjadi besar tetaptenang di tengah badai dan tetap mengandalkan Tuhan dalam segala hal "
I dedicate my work to :My beloved, Jesus Christ
My Dad and MomMy Sister and Brother, Mas Bram, Mbak Winda and Adi
My friendsMy alamamater, Sanata Dharma University
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji Syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S.Farm.) program studi Farmasi.
Sepanjang proses perkuliahan, penelitian hingga penyusunan skripsi,
Penulis telah menerima banyak dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, sebagai Tuhan yang sangat baik dan luar biasa
dalam hidup Penulis.
2. Bapak, Ibu, Mas Bram, Mbak Winda dan Adi yang selalu berdoa,
memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi, inspirasi serta dukungan
kepada Penulis.
3. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Dr. T. N. Saifullah S., M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu, bimbingan, pengarahan, masukan kepada Penulis
dalam penyusunan skripsi.
5. Agustina Setiawati, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu, bimbingan, pengarahan, masukan kepada Penulis
dalam penyusunan skripsi.
6. Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang memberikan
saran dan kritikan dalam proses menyempurnakan naskah skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
7. Melania Perwitasari M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang memberikan
saran dan kritikan dalam proses menyempurnakan naskah skripsi.
8. Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si., yang memberikan masukan, kritik dan
saran selama penelitian skripsi.
9. Segenap Dosen Fakultas Farmasi Univerisitas Sanata Dharma yang telah
mengajar dan membimbing Penulis selama perkuliahan.
10. Pak Musrifin, Pak Mukmin, Pak Heru, Pak Agung, Pak Ottok, Pak
Wagiran, Pak Sigit, Pak Parlan serta laboran-laboran yang lain yang telah
membantu Penulis selama penelitian.
11. Hans Gani, Eliza Telamiana R.P., Zufri Bella Y., Widya A. S., dan
Febianta Octora B., sebagai teman satu tim atas kerjasama, bantuan,
kebersamaan, keceriaan dan suka duka selama proses penyusunan skripsi.
12. Chandra D. N., Astuti Malyawati S., Ricardo Kenny C., Dionysius Aji P.,
Baktiman Ande atas bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.
13. Denny Daniel, Rinda Meita P., Yoestenia, Yeni Natalia S., Agrifina A.
M., Fransisca K.A., Ika Septiyaningsih, Puspita S.D., Anggun A.M., Stien
Dwiny, Vera Juniarta S., Ika H., Risky Iva W., Indriani P.S., Rosnita, Sri
Yunida, Surani, Sunarni yang telah memberikan dukungan kepada Penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
seluruh pihak. Penulis berharap semoga laporan akhir skripsi ini dapat berguna
bagi seluruh pihak, terutama dalam bidang farmasi.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………..
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………
i
ii
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………………... vi
PRAKATA…………………………………………………………….…….
DAFTAR ISI………………………………………………………………...
vii
ix
DAFTAR TABEL……………………………………………….………….. xiv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………….…………. xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………….…..…………
DAFTAR PERSAMAAN…………………………………………………...
DAFTAR SINGKATAN……………………………………………………
xvii
xix
xx
INTISARI…………………………………………………………………... xxi
ABSTRACT………………………………………………………..………………… xxii
BAB I. PENGANTAR………………………………………..…………….. 1
A. Latar Belakang………………………………………….…………... 1
1. Permasalahan……..…………………………………...………... 4
2. Keaslian Penelitian…………….……………………...………… 4
3. Manfaat Penelitian..…………………………………..………… 5
a. Manfaat Teoritis……………………………………………. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
b. Manfaat Praktis……………………………………………... 5
B. Tujuan Penelitian…………………………………………………… 5
1. Tujuan Umum…………………………………………………... 5
2. Tujuan Khusus………………………………………………….. 6
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA…………………...…………………. 7
A. Gigi………………………………………………………………..... 7
1. Strukutur Gigi……………………………………….………..... 7
2. Karies Gigi………………….…………….……………………. 7
B. Streptococcus mutans…………………………………………………….. 8
C. Kayu Manis…………………………………………………………. 10
1. Kandungan Kimia………………………………………………. 10
2. Kegunaan Tanaman Kayu Manis…………..…………………… 10
D. Pasta Gigi…………...……………………...……………………….. 11
E. Sorbitol………………………………..…………………………….. 12
F. Bahan-Bahan Pasta Gigi…………………………………..………... 14
1. Gelling Agent………………………..………………………….. 14
2. Pemanis………………………………………………………………… 15
3. Pengawet………………………………………………………... 15
4. Abrasive………………………………………………………………... 16
5. Gliserin………………………………………………………….. 16
6. Oleum Mentha Piperita…………………………………………. 17
7. Sodium lauryl Sulfate…………………………………………....
8. Aquadest (Air puricate/Air murni)……………………………....
17
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
G. Sifat Fisik Dan Metode Evaluasi Pasta Gigi…………………...…… 18
1. Organoleptis…………………………………………………….. 18
2. Viskositas……………………………………………………….. 18
3. Daya Lekat……………………………………………………… 18
4. pH……………………………………………………………….. 19
H. Uji Potensi Antibakteri……………………………………………... 20
I. Uji Iritasi……………………………………………………………. 20
J. Landasan Teori……………………………………………………… 21
K. Hipotesis……………………………………………………………. 22
BAB III. METODE PENELITIAN……..………………………………….. 23
A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………….…………. 23
B. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional…………………...…. 23
1. Variabel Penelitian……………………………………………… 23
a. Variabel Bebas……………………………………………… 23
b. Variabel Tergantung………………………………………… 23
c. Varaiabel Pengacau Terkendali……………………………... 23
d. Variabel Pengacau Tak Terkendali…………………………. 23
2. Definisi Operasional……………………………………………. 23
C. Bahan Penelitian……………………………………………………. 25
D. Alat Penelitian………………………………………………………. 26
E. Tata Cara Penelitian………………………………………………… 26
1. Identifikasi Dan Verifikasi Minyak Kayu Manis……………...... 26
2. Sterilisasi Peralatan Dan Media……………………………........ 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
3. Penyiapan Media Uji………………………...…………………..
4. Pembuatan Suspensi Bakteri…………………………………….
28
28
5. Penanaman Isolat S.mutans secara Pour Plate………………….. 28
6. Pembuatan uji dilusi padat konsentrasi (4-10%)……….……… 29
7. Uji Penegasan (Streak Plate) Konsentrasi (6-9%)………...……. 29
8. Pembuatan Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis……...…… 30
a. Formula Pasta Gigi………………………………………….. 30
b. Cara Pembuatan Pasta Gigi…………………………………. 30
c. Uji Sifat Fisik Dan Stabilitas Pasta Gigi……………………. 31
1) Uji Organoleptis Dan Stabilitas Organoleptis ……….… 31
2) Uji pH Dan Stabilitas pH ………………………...……. 31
3) Uji Daya lekat Dan Stabilitas Daya Lekat……………... 31
4) Uji Viskositas Dan Stabilitas Viskositas…...……...…… 32
9. Uji Daya Antibakteri Pasta Gigi Minyak Kayu Manis Terhadap
Streptococcus mutans Dengan Difusi Sumuran………………… 32
10. Uji Iritasi Pasta Gigi Minyak Kayu Manis……………………... 33
F. Analisis Hasil……………………………………………………….. 33
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………..……………………. 35
A. Verifikasi Sifat fisik Minyak Kayu Manis………………….……… 35
B. Uji Daya Hambat Antibakteri Minyak Kayu Manis Terhadap
Streptococcus mutans.......................................................................... 35
C. Pembuatan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis……………...………… 39
D. Uji Sifat Fisik Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis……………. 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1. Uji Organoleptis dan pH……………………………………….. 40
2. Uji Daya Lekat…………………...…………………………….. 41
3. Uji Viskositas………………..…………………………………. 42
E. Uji Stabilitas Fisik Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis….……
1. Pengaruh Penyimpanan Pada Organoleptis……………………..
2. Pengaruh Penyimpanan Pada pH……………………..................
3. Pengaruh Penyimpanan Pada Daya Lekat..……………………...
4. Pengaruh Penyimpanan Pada Viskositas………………...……...
43
43
43
44
45
F. UJi Daya Antibakteri Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis
Dengan Metode Difusi Sumuran……………………..…...………… 46
G. Uji Iritasi Minyak Kayu Manis Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu
Manis…………...…………………………………………………… 48
BAN V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….... 50
A. KESIMPULAN……………………………………………………... 50
B. SARAN……………………………………………………………... 50
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 51
LAMPIRAN………………………………………………………………… 56
BIOGRAFI PENULIS……………..…………..…………………………… 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Konsentrasi Sorbitol Dalam Berbagai Sediaan Farmasi……. 13
Tabel II. Konsentrasi Natrium Karboksimetil Selulosa...…..………… 15
Tabel III. Formula Pasta Gigi Untuk 100 gram……..………………… 30
Tabel IV. Verifikasi Sifat Fisik Minyak Kayu Manis.………..… 35
Tabel V. Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Streptococcus mutans
Yang Terbentuk Oleh Minyak Kayu Manis......................….. 37
Tabel VI. Uji Daya Antibakteri Minyak Kayu Manis terhadap
Streptococcus mutans Secara Dilusi Padat………………….. 37
Tabel VII. Uji Organoleptis Dan pH Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu
Manis………………………………………………………... 41
Tabel VIII. Zona Hambat (x̅ ± SD) Yang Dihasilkan Tiap Formula
Dibandingkan Dengan Kontrol Positif Pasta Gigi Merek
“X”, Kontrol Negatif (Basis), Minyak Kayu Manis
7%............................................................................................ 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur Gigi…………...…………...…...…………............... 7
Gambar 2. Tanaman Kayu Manis…………….....…………..................... 11
Gambar 3. Struktur Sorbitol……………………...….…………………... 13
Gambar 4. Struktur Natrium Karboksimetil Selulosa……………...……. 14
Gambar 5. Struktur Metil Paraben…………………...…………..……… 16
Gambar 6. Viskotester RION…………………...……………………….. 18
Gambar 7. Alat Uji Daya Lekat………………………………………….
Gambar 8. Indikator Universal…………………………………………..
19
19
Gambar 9. Tingkat Potensi Iritasi Sediaan Farmasi……………………..
Gambar 10. Zona Hambat Pada Difusi Sumuran Minyak Kayu Manis
Konsentrasi 1-5% (kiri) Dan Konsentrasi 6-10% (kanan)
Terhadap Bakteri Streptococcus mutans…………………….
Gambar 11. Perbandingan Kontrol Kontaminasi Media (A), Kontrol
Pertumbuhan Bakteri (B), Kontrol Pelarut (C) Dengan
Kejernihan Media Uji…………………………..……………
Gambar 12. Pasta Gigi Minyak Kayu Manis Dengan Konsentrasi 17%
(F1); 17,5% (F2); 18% (F3); 18,5% (F4); 19% (F5); 19,5%
(F6)…………………………………………………………..
Gambar 13. Grafik Uji Daya Lekat Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu
Manis………………………………………………………...
21
36
38
39
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 14. Grafik Uji Viskositas Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu
Manis………………………………………………………...
Gambar 15. Grafik Uji Stabilitas Daya Lekat Sediaan Pasta Gigi Minyak
Kayu Manis…………………………..……………………...
Gambar 16. Grafik Uji Stabilitas Viskositas Sediaan Pasta Gigi Minyak
Kayu Manis…………………………..……………………...
Gambar 17. Zona Hambat Pasta Gigi Minyak Kayu Manis Terhadap
Streptococcus mutans ……………………………………...
42
44
46
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) Minyak Kayu Manis……...….. 56
Lampiran 2. Sertifikat Hasil Uji Streptococcus mutans...…..………..…… 57
Lampiran 3. Verifikasi Minyak Kayu Manis…….……..…………………. 58
Lampiran 4. Uji Daya Antibakteri Minyak Kulit Kayu Manis terhadap
Streptococcus mutans.………..……………………………... 60
Lampiran 5. Hasil Pengamatan Dilusi Padat…………..…………………..
Lampiran 6. Perhitungan Konsentrasi Minyak Kayu Manis Metode Dilusi
Padat…………………………………………………………
Lampiran 7. Hasil Uji Penegasan dengan Metode Streak Plate untuk
Menentukan Nilai KHM dan KBM …………..……………..
Lampiran 8. Perhitungan Penimbangan Bahan Pasta Gigi Minyak Kayu
Manis …………..……………………………………………
Lampiran 9. Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis …………..………..
Lampiran 10. Data Pengamatan Organoleptis Sediaan Pasta Gigi Minyak
Kayu Manis ………..………..……………………..………..
Lampiran 11. Data Pengukuran pH Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu
Manis …………..……………………………………………
Lampiran 12. Data Pengukuran Daya Lekat (detik) Sediaan Pasta Gigi
Minyak Kayu Manis…….. …………..……….……………..
Lampiran 13. Data Pengukuran Viskostas (dPa.s) Sediaan Pasta Gigi
Minyak Kayu Manis ……..……………...…………………..
61
62
63
64
66
69
70
71
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Lampiran 14. Perhitungan Statistik Sifat Fisik (48 Jam) Sediaan Minyak
Kayu Manis Menggunakan Program R 3.0.2 Open Source…
Lampiran 15. Data Stabilitas Daya Lekat Dan Viskositas Sediaan Pasta
Gigi Minyak Kayu Manis …………..……………...………..
Lampiran 16. Pengukuran Diameter Zona Antibakteri Sediaan Minyak
Kayu Manis Pengamatan 24 Jam …………..……………….
Lampiran 17. Perhitungan Statistik Uji Daya Antibakteri Sediaan Minyak
Kayu Manis Menggunakan Program R 3.0.2 Open Source…
Lampiran 18. Foto Alat-Alat …………..…………………………………...
Lampiran 19. Uji Iritasi Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis…….……
73
76
83
84
87
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR PERSAMAAN
Halaman
Persamaan 1. Persamaan Rumus Produksi Mukus……………….………… 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR SINGKATAN
ATP : Adenosina trifosfat
COA : Certificate of Analysis
KBM : Kadar Bunuh Minimum
KHM : Kadar Hambat Minimum
MP : Mukus Produksi
Na-CMC : Natrium Karboksimetil Selulosa
NADH : Nikotinamida Adenosin Dinukleotida Hidrogen
SMI : Slug Mucosal Irritation
SNI : Standar Nasional Indonesia
TSA : Trypton Soya Agar
TSB : Trypton Soy Broth
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
INTISARI
Sinamaldehida merupakan kandungan utama minyak kayu manis danmemiliki potensi sebagai antibakteri. Minyak kayu manis diformulasikan dalamsediaan pasta gigi untuk meningkatkan kenyamanan pengguna. Penelitian inibertujuan mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi sorbitol terhadap sifatfisik, stabilitas fisik serta daya hambat sediaan pasta gigi minyak kayu manis(Cinnamomum burmannii Bl.) terhadap bakteri Streptococcus mutans sertapotensi iritasi sediaan pasta gigi minyak kayu manis.
Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni bersifateksploratif. Sorbitol merupakan faktor dengan 6 level yaitu 17%, 17,5%, 18%,18,5%, 19%, 19,5%. Pengujian sifat fisik berfokus pada organoleptis, pH, dayalekat, viskositas sedangkan stabilitas fisik berfokus pada stabilitas organoleptis,pH, daya lekat, viskositas. Analisis data menggunakan program R 3.0.2,mengetahui signifikasi (p < 0,05). Uji iritasi dan aktivitas antimikroba diamatipada penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan konsentrasi sorbitol terhadapkarakteristik fisik sediaan pasta gigi tidak menyebabkan perubahan organoleptisdan pH, namun terjadi penurunan daya lekat dan viskositas. Peningkatankonsentrasi sorbitol tidak berpengaruh pada stabilitas organoleptis dan pH, tetapiberpengaruh pada stabilitas daya lekat dan viskositas. Sediaan pasta gigi minyakkayu manis menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans tetapimengiritasi berat pada membran mukosa.
Kata kunci: Sorbitol, pasta gigi, kayu manis (Cinnamomum burmannii Bl.),Streptococcus mutans.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
ABSTRACT
Cinnamaldehyde is the major chemical compound of cinnamon oil whichis potential as an antibacterial. Cinnamon oil can be formulated into a toothpasteto enhance the comfort of use. The purpose of this study was to determine theeffect of increased concentrations of sorbitol to physical properties and physicalstability as well as inhibition of toothpaste preparation of cinnamon oil(Cinnamomum burmannii Bl.) against the Streptococcus mutans and irritationpotential dosage toothpaste cinnamon oil.
This study was pure explorative experimental design. Sorbitol is a factorwith 6 levels: 17 %, 17,5%, 18%, 18,5%, 19%, 19,5%. Investigation of physicalproperties was focused on organoleptic, pH, adhesion, viscosity, while forphysical stability was on organoleptic stability, pH shift, adhesion shift, viscosityshift. Analysis of data using the R 3.0.2 to determine the significance (p < 0.05).Irritation test and antimicrobial activity observed in this study.
The results of this study showed that increasing concentration of sorbitolon physical characteristics preparation toothpaste did not cause organoleptic andpH remained, but decreased adhesion and viscosity. Increasing concentrations ofsorbitol did not affect the organoleptic and pH stability, but the effect on adhesionand viscosity stability. The preparation of toothpaste cinnamon oil inhibit thegrowth of bacteria Streptococcus mutans but severe irritation to mucousmembranes.
Keywords: Sorbitol, toothpaste, cinnamon (Cinnamomum burmannii Bl.),Streptococcus mutans.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Kesehatan gigi merupakan aspek penting dalam kesehatan, gigi memiliki
fungsi pengunyahan (mastikasi), keindahan (estetika) dan berbicara (phonetic)
(Uli, 2010). Salah satu penyakit yang mengganggu kesehatan gigi adalah plak,
plak merupakan penyebab utama terjadinya karies (Anonim, 2012). Karies
merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum
yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang
dapat diragikan. Empat faktor utama yang berperan dalam proses terjadinya karies
yaitu host, mikroorganisme, substrat dan waktu (Soesilo dkk., 2005). Apabila
karies gigi tidak ditangani dengan baik maka dapat menurunkan produktivitas,
sumber infeksi bahkan bisa mengakibatkan atau memperparah beberapa penyakit
sistemik diantaranya stroke, diabetes dan penyakit jantung (Astoeti, 2011).
Bakteri yang berperan penting dalam proses terjadinya karies gigi adalah
Streptococcus mutans. Streptococcus mutans merupakan salah satu spesies bakteri
yang dominan dalam mulut (Alcamo, 1996). Streptococcus mutans tumbuh subur
dalam suasana asam dan menempel pada permukaan gigi karena kemampuannya
membuat polisakharida ekstra sel yang sangat lengket dari karbohidrat makanan
(Anonim, 2012).
Salah satu cara mencegah terjadinya pembentukan plak penyebab karies
adalah menggosok gigi secara teratur dengan pasta gigi. Pasta gigi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengandung senyawa antibakteri secara teratur terbukti efektif dalam menekan
Streptococcus mutans (Hoowink, 1993).
Dalam penelitian ini digunakan minyak kayu manis (Cinnamomum
burmannii Bl.) karena minyak kayu manis mempunyai khasiat mengobati sakit
gigi. Kandungan utama minyak kayu manis adalah senyawa sinamaldehida yang
memiliki potensi sebagai antibakteri (Hariana, 2008). Karakteristik minyak kayu
manis yang hidrofob dapat mempengaruhi lapisan lipid bilayer bakteri sehingga
menjadikannya lebih permeabel, menyebabkan kebocoran isi sel vital bakteri.
Penurunan aktivasi enzim bakteri juga merupakan mekanisme aksi penghambatan
bakteri oleh minyak atsiri (Atmania et al., 2010). Penggunaan minyak kayu manis
secara langsung pada mukosa mulut dapat menurunkan kenyamanan pengguna,
sehingga minyak kayu manis diformulasikan ke dalam bentuk pasta gigi yang
berkualitas dan digunakan sebagai pengembangan formulasi pasta gigi.
Pengembangan formulasi pasta gigi dari bahan alam, meningkatkan pengenalan
masyarakat tentang bahan alam yang berkhasiat mencegah karies gigi.
Komponen penting dalam penelitian ini adalah sorbitol dan natrium
karboksimetil selulosa. Sorbitol berperan penting sebagai levigating agent karena
digunakan sebagai agen pencampur bahan lain dengan cara mengurangi ukuran
partikel serbuk melalui pengadukan menggunakan mortir dan juga berfungsi
menambah rasa manis pada pasta gigi (Allen and Ansel, 2014; Fact Sheet, 2006).
Sorbitol memiliki kelebihan yaitu membentuk tekstur pasta gigi yang plastis dan
lembut (Maharani dan Wikanastri, 2009; Anonim, 2014). Peningkatan konsentrasi
humektan terhadap karakteristik fisik dan stabilitas sediaan pasta gigi tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menyebabkan perubahan organoleptis dan pH, namun terjadi penurunan daya
lekat dan viskositas serta mempengaruhi stabilitas daya lekat dan viskositas
sediaan pasta gigi (Putra, 2012). Natrium karboksimetil selulosa berfungsi sebagai
gelling agent yang dapat meningkatkan kekentalan atau viskositas (viscosity-
increasing properties). Penggunaan natrium karboksimetil selulosa sebagai
gelling agent tidak membutuhkan agen pembasa karena memiliki pH yaitu 6,0-8,0
(Hooton, 2009). Hal ini merupakan salah satu kelebihan dari natrium
karboksimetil selulosa sebagai gelling agent karena tempat aplikasi sediaan pasta
gigi pada mukosa mulut normal memiliki pH 6-7 (Purba, 2010). Natrium
karboksimetil selulosa mudah didapatkan dan ekonomis (Ningrum, 2012).
Natrium karboksimetil selulosa memiliki gugus natrium yang mengikat air
(terhidrasi) tanpa perlu pemanasan, sehingga bila dibandingkan dengan
karboksimetil selulosa waktu yang dibutuhkan untuk mengembang dengan baik
menjadi lebih singkat (Allen, 2002).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian
mengenai pengaruh peningkatan konsentrasi sorbitol dalam sediaan pasta gigi
minyak kayu manis karena sorbitol tidak mudah mengalami peruraian sehingga
diharapkan dapat mempertahankan sifat fisik (organoleptis, pH, daya lekat,
viskositas) dan stabilitas sediaan pasta gigi selama penyimpanan. Pengaruh
peningkatan konsentrasi sorbitol dilakukan melalui uji organoleptis, pH, daya
lekat dan viskositas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pada penelitian ini peneliti
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh peningkatan konsentrasi sorbitol terhadap
karakteristik fisik dan stabilitas fisik sediaan pasta gigi minyak kayu
manis?
b. Apakah sediaan pasta gigi minyak kayu manis dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans?
c. Apakah sediaan pasta gigi minyak kayu manis memiliki potensi
mengiritasi membran mukosa?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan penulis, penelitian
tentang pengaruh peningkatan konsentarsi sorbitol dalam sediaan pasta gigi
Na-CMC yang mengandung minyak kayu manis belum pernah dilakukan.
Penelitian sejenis, formulasi pasta gigi minyak cengkeh (Oleum
caryophylli) dan uji aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans
(Harmely dkk., 2012). Pada penelitian ini yang menjadi pembeda adalah zat
aktif yang digunakan yaitu minyak kayu manis. Penelitian sejenis lainnya,
pengaruh konsentrasi sorbitol sebagai humektan dalam pasta gigi minyak
atsiri kayu manis terhadap karakteristik fisik dan stabilitas fisik sediaan,
konsentrasi sorbitol yang digunakan pada penelitian ini yaitu 0%, 15%, 30%,
45% dan 60% (Fitria, 2013). Pada penelitian ini yang menjadi pembeda
adalah uji aktivitas daya hambat minyak kayu manis terhadap pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
bakteri Streptococcus mutans, konsentrasi sorbitol yang digunakan yaitu
17%, 17,5%, 18%, 18,5%, 19% dan 19,5%, bahan-bahan yang digunakan
seperti gliserin dan tanpa menggunakan propil paraben serta uji iritasi sediaan
pasta gigi minyak kayu manis. Kelemahan dari penelitian diatas, penentuan
konsentrasi minyak kayu manis tidak dilakukan berdasarkan uji KHM dan
KBM sehingga dalam penelitian ini perlu dilakukan uji KHM dan KBM
untuk menentukan konsentrasi yang digunakan dalam formula pasta gigi.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Dengan penelitian ini diharapkan memberi informasi ilmu
pengetahuan tentang pengaruh peningkatan konsentrasi dalam sediaan pasta
gigi yang mengandung minyak kayu manis.
b. Manfaat praktis. Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
peningkatan konsentrasi sorbitol terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik pasta
gigi yang dikehendaki dan daya hambat pasta gigi minyak kayu manis
terhadap Streptococcus mutans serta potensi iritasi sediaan pasta gigi
minyak kayu manis.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian adalah membuat sediaan pasta gigi dengan
zat aktif minyak kayu manis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi sorbitol terhadap
sifat fisik dan stabilitas fisik pasta gigi.
b. Untuk mengetahui daya hambat sediaan pasta gigi minyak kayu manis
terhadap bakteri Streptococcus mutans.
c. Untuk mengetahui potensi iritasi sediaan pasta gigi minyak kayu manis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Gigi
1. Struktur Gigi
Gigi merupakan bagian dari tulang rahang atas dan bawah. Gigi yang
pertama biasanya keluar pada saat manusia berumur 6-7 bulan dan yang
terakhir pada usia 18–30 tahun. Susunan gigi yang pertama merupakan gigi
susu yang total berjumlah 20 buah dan terdiri atas gigi seri 8, taring 4 dan
graham 8. Setiap gigi terdiri atas mahkota dan akar gigi. Perbedaan antara
macam-macam gigi terletak pada jumlah akar dan bentuk corona nya. Lapisan
gigi paling luar disebut email dan sifatnya sangat keras, dibawahnya terdapat
lapisan dentin dan lebih dalam lagi terdapat suatu rongga yang berisi pembuluh
darah dan saraf (Sloane, 1994).
Gambar 1. Struktur gigi (Sloane, 1994)2. Karies gigi
Karies gigi merupakan penyakit dekstruktif pada jaringan keras gigi
yang terjadi akibat infeksi oleh Streptococcus mutans dan bakteri lainnya
(Asdie, 1995). Bakteri ini akan berada pada email, apabila permukaan email
berlubang, bakteri mulut lainnya menerobos ke dentin dibawahnya dan
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Gigi
1. Struktur Gigi
Gigi merupakan bagian dari tulang rahang atas dan bawah. Gigi yang
pertama biasanya keluar pada saat manusia berumur 6-7 bulan dan yang
terakhir pada usia 18–30 tahun. Susunan gigi yang pertama merupakan gigi
susu yang total berjumlah 20 buah dan terdiri atas gigi seri 8, taring 4 dan
graham 8. Setiap gigi terdiri atas mahkota dan akar gigi. Perbedaan antara
macam-macam gigi terletak pada jumlah akar dan bentuk corona nya. Lapisan
gigi paling luar disebut email dan sifatnya sangat keras, dibawahnya terdapat
lapisan dentin dan lebih dalam lagi terdapat suatu rongga yang berisi pembuluh
darah dan saraf (Sloane, 1994).
Gambar 1. Struktur gigi (Sloane, 1994)2. Karies gigi
Karies gigi merupakan penyakit dekstruktif pada jaringan keras gigi
yang terjadi akibat infeksi oleh Streptococcus mutans dan bakteri lainnya
(Asdie, 1995). Bakteri ini akan berada pada email, apabila permukaan email
berlubang, bakteri mulut lainnya menerobos ke dentin dibawahnya dan
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Gigi
1. Struktur Gigi
Gigi merupakan bagian dari tulang rahang atas dan bawah. Gigi yang
pertama biasanya keluar pada saat manusia berumur 6-7 bulan dan yang
terakhir pada usia 18–30 tahun. Susunan gigi yang pertama merupakan gigi
susu yang total berjumlah 20 buah dan terdiri atas gigi seri 8, taring 4 dan
graham 8. Setiap gigi terdiri atas mahkota dan akar gigi. Perbedaan antara
macam-macam gigi terletak pada jumlah akar dan bentuk corona nya. Lapisan
gigi paling luar disebut email dan sifatnya sangat keras, dibawahnya terdapat
lapisan dentin dan lebih dalam lagi terdapat suatu rongga yang berisi pembuluh
darah dan saraf (Sloane, 1994).
Gambar 1. Struktur gigi (Sloane, 1994)2. Karies gigi
Karies gigi merupakan penyakit dekstruktif pada jaringan keras gigi
yang terjadi akibat infeksi oleh Streptococcus mutans dan bakteri lainnya
(Asdie, 1995). Bakteri ini akan berada pada email, apabila permukaan email
berlubang, bakteri mulut lainnya menerobos ke dentin dibawahnya dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
menyebabkan penghancuran struktur gigi yang lebih lanjut melalui infeksi
bakteri campuran (Wahab, 1999). Penyebab utama karies adalah adanya proses
demineralisasi pada email. Email adalah bagian terkeras dari gigi, bahkan
paling keras dan padat diseluruh tubuh. Sisa makanan yang bergula (termasuk
karbohidrat) atau susu yang menempel pada permukaan email bertumpuk
menjadi plak dan menjadi media pertumbuhan yang baik bagi bakteri. Bakteri
yang menempel pada permukaan bergula tersebut menghasilkan asam dan
melarutkan permukaan email sehingga terjadi proses demineralisasi.
Demineralisasi tersebut mengakibatkan proses awal karies pada email
(Martina, 2014).
B. Streptococcus mutans
Klasifikasi :
Kingdom : Monera
Divisio : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Lactobacilalles
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Species : Streptococcus mutans (Anonim, 2012).
Rongga mulut adalah bagian yang banyak mengandung dan kaya
mikroorganisme, salah satunya Streptococcus mutans ditemukan di dalam rongga
mulut. Streptococcus mutans merupakan bakteri yang kariogenik karena mampu
segera membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan. Bakteri tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan
gigi karena kemampuannya membuat polisakharida ekstra sel yang sangat lengket
dari karbohidrat makanan (Anonim, 2012).
Streptococcus mutans tumbuh optimal pada suhu sekitar 18-40°C. Sifat
Streptococcus mutans adalah asidogenik yang menghasilkan asam dan asidodurik
mampu tinggal pada lingkungan asam dan menghasilkan suatu polisakarida yang
lengket disebut dextran. Oleh karena itu, Streptococcus mutans bisa menyebabkan
lengket sehingga mendukung bakteri lain ke email gigi dan menghasilkan asam
yang dapat melarutkan email gigi (Behrman dkk., 2000). Di dalam rongga mulut,
Streptococcus mutans mampu menghidrolisis dan mencerna sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa. Glukosa ini mengalami fermentasi secara anaerob melalui
jalur glikolisis (Madigan et al., 2000).
Glikolisis dapat dibagi menjadi tiga tahap utama yaitu tahap I, tidak
termasuk reaksi oksidasi-reduksi dan tidak melepaskan energi tetapi menghasilkan
glyceraldehydes 3-phosphate. Glukosa difosforilasi oleh ATP menghasilkan
glucose 6-phosphate, kemudian dikonversi ke bentuk yang isomerik yaitu fructose
6-phosphate dan hasil kedua dari fosforilasi adalah konversi fructose 6-phosphate
menjadi fructose 1,6- biphosphate. Dengan adanya enzim aldolase mengubah
fructose 1,6- biphosphate menjadi dua molekul dengan tiga karboin yaitu
glyceraldehydes 3-phosphate (Madigan et al., 2000).
Glikolisis tahap II, terjadi reaksi oksidasi. Reaksi ini berlangsung selama
konversi glyceraldehydes 3-phosphate menjadi 1,3-bisphosphoglyceric acid,
koenzim dari reaksi oksidasi adalah NAD+, ketika menerima dua atom hidrogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
NAD+ akan dikonversi menjadi enzim NADH, sedangkan enzim yang berperan
pada reaksi ini adalah glyceraldehydes-3-phosphate dehidrogenase. Sintesis dari
ATP terjadi saat molekul 1,3-bisphosphoglyceric acid dikonversi menjadi 3-
phosphoglyceric acid dan glikolisis tahap II ini berakhir ketika beberapa molekul
dari phosphoenol pyruvate dikonversi menjadi asam piruvat (Madigan et al.,
2000).
Pada tahap III terjadi reaksi reoksidasi dimana NADH kembali menjadi
NAD+, kemudian dilanjutkan reaksi reduksi dan menghasilkan produk fermentasi.
Pada bakteri asam laktat, piruvat direduksi menjadi laktat dengan bantuan dari
enzim laktat dehidrogenase yang dimiliki bakteri untuk menghasilkan asam laktat
(Madigan et al., 2000). Adanya produksi asam laktat terjadi penurunan pH plak
gigi yang kemudian menyebabkan demineralisasi email dan terbentuknya karies
gigi (Marsaban, 2007).
C. Kayu Manis
1. Kandungan kimia
Tanaman kayu manis mengandung minyak atsiri, damar, kalsium
oksalat dan lendir. Minyak kayu manis memiliki sifat yaitu khas pedas, agak
manis dan menghangatkan. Kandungan utama minyak atsiri adalah senyawa
sinamaldehida. Kandungan tersebut memiliki potensi sebagai antibakteri
(Utami, 2008).
2. Kegunaan tanaman kayu manis
Kegunaan dari kayu manis adalah untuk analgesik (menghilangkan
rasa sakit), stomakik, karminatif dan aromatik (Utami, 2008). Kayu manis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
juga berkhasiat menghangatkan limpa dan ginjal serta melancarkan peredaran
darah. Ranting muda memilki sifat pedas, manis dan hangat. Khasiatnya
adalah diaforetik, mengendurkan otot dan melancarkan pernapasan, serta
mengatasi tekanan darah tinggi, nyeri pada ujung jari, tumor pada perut dan
antibakteri (sinamaldehida) (Tersono, 2007).
Gambar 2. Tanaman kayu manis (Melcher dan Subroto, 2006)
D. Pasta Gigi
Pasta gigi adalah sediaan yang digunakan bersamaan dengan sikat gigi
dengan tujuan untuk membersihkan permukaan gigi. Pasta gigi merupakan sistem
dispers terdiri dari air, cairan larut air, minyak dan padatan baik yang larut
maupun tidak larut dalam air. Bahan penyusun pasta gigi terdiri atas abrasif,
binder, surfaktan, humektan, pemanis, perasa, pewarna, pengawet, zat aktif dan
bahan tambahan lainnya. Penampilan pasta gigi harus halus, seragam, mengkilap
dan bebas dari gelembung udara. Sediaan pasta gigi juga harus memiliki warna
yang menarik dan rasa nyaman atau enak di mulut (Garlen, 1996).
Pasta gigi tidak boleh terpisah, harus dapat mempertahankan viskositas,
menjaga pH dan harus dapat menjaga besarnya konsentrasi agen terapeutik yang
digunakan. Selain itu, pasta gigi juga harus aman dan tidak bersifat toksik ketika
digunakan. Pasta gigi membantu menghilangkan sisa makanan, mengurangi plak
11
juga berkhasiat menghangatkan limpa dan ginjal serta melancarkan peredaran
darah. Ranting muda memilki sifat pedas, manis dan hangat. Khasiatnya
adalah diaforetik, mengendurkan otot dan melancarkan pernapasan, serta
mengatasi tekanan darah tinggi, nyeri pada ujung jari, tumor pada perut dan
antibakteri (sinamaldehida) (Tersono, 2007).
Gambar 2. Tanaman kayu manis (Melcher dan Subroto, 2006)
D. Pasta Gigi
Pasta gigi adalah sediaan yang digunakan bersamaan dengan sikat gigi
dengan tujuan untuk membersihkan permukaan gigi. Pasta gigi merupakan sistem
dispers terdiri dari air, cairan larut air, minyak dan padatan baik yang larut
maupun tidak larut dalam air. Bahan penyusun pasta gigi terdiri atas abrasif,
binder, surfaktan, humektan, pemanis, perasa, pewarna, pengawet, zat aktif dan
bahan tambahan lainnya. Penampilan pasta gigi harus halus, seragam, mengkilap
dan bebas dari gelembung udara. Sediaan pasta gigi juga harus memiliki warna
yang menarik dan rasa nyaman atau enak di mulut (Garlen, 1996).
Pasta gigi tidak boleh terpisah, harus dapat mempertahankan viskositas,
menjaga pH dan harus dapat menjaga besarnya konsentrasi agen terapeutik yang
digunakan. Selain itu, pasta gigi juga harus aman dan tidak bersifat toksik ketika
digunakan. Pasta gigi membantu menghilangkan sisa makanan, mengurangi plak
11
juga berkhasiat menghangatkan limpa dan ginjal serta melancarkan peredaran
darah. Ranting muda memilki sifat pedas, manis dan hangat. Khasiatnya
adalah diaforetik, mengendurkan otot dan melancarkan pernapasan, serta
mengatasi tekanan darah tinggi, nyeri pada ujung jari, tumor pada perut dan
antibakteri (sinamaldehida) (Tersono, 2007).
Gambar 2. Tanaman kayu manis (Melcher dan Subroto, 2006)
D. Pasta Gigi
Pasta gigi adalah sediaan yang digunakan bersamaan dengan sikat gigi
dengan tujuan untuk membersihkan permukaan gigi. Pasta gigi merupakan sistem
dispers terdiri dari air, cairan larut air, minyak dan padatan baik yang larut
maupun tidak larut dalam air. Bahan penyusun pasta gigi terdiri atas abrasif,
binder, surfaktan, humektan, pemanis, perasa, pewarna, pengawet, zat aktif dan
bahan tambahan lainnya. Penampilan pasta gigi harus halus, seragam, mengkilap
dan bebas dari gelembung udara. Sediaan pasta gigi juga harus memiliki warna
yang menarik dan rasa nyaman atau enak di mulut (Garlen, 1996).
Pasta gigi tidak boleh terpisah, harus dapat mempertahankan viskositas,
menjaga pH dan harus dapat menjaga besarnya konsentrasi agen terapeutik yang
digunakan. Selain itu, pasta gigi juga harus aman dan tidak bersifat toksik ketika
digunakan. Pasta gigi membantu menghilangkan sisa makanan, mengurangi plak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pada gigi, mengkilapkan permukaan gigi dan menyegarkan bau mulut. Pasta gigi
juga memiliki efek terapetik dan kosmetik lainnya, yaitu sebagai pemutih,
mengatasi gigi sensitif, menghambat pertumbuhan plak dan perlindungan
terhadap masalah gigi dan mulut (Garlen, 1996).
E. Sorbitol
Sorbitol merupakan bahan stabil yang tidak mudah mengalami peruraian
sehingga diharapkan dapat mempertahankan kestabilan sediaan selama
penyimpanan. Sorbitol juga dapat membentuk tekstur pasta gigi yang lembut dan
plastis (Maharani dan Wikanastri, 2009). Sorbitol banyak digunakan sebagai
eksipien dalam formulasi farmasi terutama digunakan secara luas dalam kosmetik
dan produk makanan. Sorbitol adalah D-glucitol, berwarna putih atau hampir
tidak berwarna, berbentuk kristal, berbau, higroskopis (Shur, 2009). Sorbitol
memiliki efek pendingin dan memiliki beberapa keunggulan dibanding gula
lainnya, yaitu rasanya cukup manis namun tidak merusak gigi (Syafutri dkk.,
2010).
Sorbitol dalam pasta gigi memiliki peran yaitu membantu bahan lain
untuk bercampur, mencegah pasta gigi agar tidak mudah mengering saat dibuka
tutup, mencegah pertumbuhaan mikroorganisme dan menambah rasa manis pada
pasta gigi (Fact Sheet, 2006). Sorbitol juga sebagai levigating agent untuk
membasahi serbuk dan menggabungkan serbuk yang telah terbasahi dengan basis
(Winarti, 2013). levigating agent berperan sebagai agen lubrikan (pelicin) pada
sediaan (Thompson and Davidow, 2009). Konsentrasi humektan dalam pasta gigi
menurut Poucher (2000) memiliki rentang antara 10–30%. Menurut Winarno (cit.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Fitria, 2013), menyebutkan bahwa sorbitol memiliki komposisi kimia yang terdiri
dari enam kelompok hidroksil. Gugus hidroksil berfungsi mengikat air dan
membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Gambar 3. Struktur sorbitol (Shur, 2009)
Konsentrasi sorbitol menurut Shur (2009), pada sediaan pasta gigi
sebagai berikut:
Tabel I. Konsentrasi sorbitol dalam berbagai sediaan farmasi (Shur, 2009)
Penggunaan Konsentrasi (%)HumektanIM suntikanAgen pelembab pada tabletSolusioSuspensiPlasticizer untuk gelatin and selulosaPencegahan “cap locking” di sirup dan eliksirPengganti glicerin and propilen glikolBinder dan filler pada tabletPasta gigiEmulsi Topikal
3-1510-253-1020-35
705-2015-3025-9025-9020-602-18
13
Fitria, 2013), menyebutkan bahwa sorbitol memiliki komposisi kimia yang terdiri
dari enam kelompok hidroksil. Gugus hidroksil berfungsi mengikat air dan
membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Gambar 3. Struktur sorbitol (Shur, 2009)
Konsentrasi sorbitol menurut Shur (2009), pada sediaan pasta gigi
sebagai berikut:
Tabel I. Konsentrasi sorbitol dalam berbagai sediaan farmasi (Shur, 2009)
Penggunaan Konsentrasi (%)HumektanIM suntikanAgen pelembab pada tabletSolusioSuspensiPlasticizer untuk gelatin and selulosaPencegahan “cap locking” di sirup dan eliksirPengganti glicerin and propilen glikolBinder dan filler pada tabletPasta gigiEmulsi Topikal
3-1510-253-1020-35
705-2015-3025-9025-9020-602-18
13
Fitria, 2013), menyebutkan bahwa sorbitol memiliki komposisi kimia yang terdiri
dari enam kelompok hidroksil. Gugus hidroksil berfungsi mengikat air dan
membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Gambar 3. Struktur sorbitol (Shur, 2009)
Konsentrasi sorbitol menurut Shur (2009), pada sediaan pasta gigi
sebagai berikut:
Tabel I. Konsentrasi sorbitol dalam berbagai sediaan farmasi (Shur, 2009)
Penggunaan Konsentrasi (%)HumektanIM suntikanAgen pelembab pada tabletSolusioSuspensiPlasticizer untuk gelatin and selulosaPencegahan “cap locking” di sirup dan eliksirPengganti glicerin and propilen glikolBinder dan filler pada tabletPasta gigiEmulsi Topikal
3-1510-253-1020-35
705-2015-3025-9025-9020-602-18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
F. Bahan-bahan Pasta Gigi
1. Gelling Agent
Gelling Agent merupakan bahan tambahan pangan untuk membentuk
gel. Gelling agent yang dimaksud adalah gum alam atau sinteis, resin atau
hidrokloid lain yang digunakan di dalam formulasi pasta gigi untuk menjaga
konstituen cairan dan padatan dalam suatu bentuk pasta yang halus.
Penggunaan gelling agent yang banyak digunakan adalah natrium
karboksimetil selulosa. Selain itu juga ada karagenan, tragakan, gum karaya,
natrium alginat, carbomer resin, dan magnesium aluminium silikat dapat
digunakan sebagai gelling agent (Garlen, 1996).
Gambar 4. Struktur natrium karboksimetil selulosa (Dirjen POM, 1995)
Natrium karboksimetil selulosa merupakan garam natrium dari
polikarboksimetil eter selulosa, mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak
lebih dari 9,5% natrium (Na) dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Natrium karboksimetil selulosa berbentuk granul, putih sampai krem, bersifat
higroskopik. Natrium karboksimetil selulosa mudah terdispersi dalam air
membentuk larutan koloidal, tidak larut dalam etanol, eter dan dalam pelarut
organik (Dirjen POM, 1995). Natrium karboksimetil selulosa banyak
digunakan pada formulasi farmasi sediaan oral ataupun topikal, terutama
14
F. Bahan-bahan Pasta Gigi
1. Gelling Agent
Gelling Agent merupakan bahan tambahan pangan untuk membentuk
gel. Gelling agent yang dimaksud adalah gum alam atau sinteis, resin atau
hidrokloid lain yang digunakan di dalam formulasi pasta gigi untuk menjaga
konstituen cairan dan padatan dalam suatu bentuk pasta yang halus.
Penggunaan gelling agent yang banyak digunakan adalah natrium
karboksimetil selulosa. Selain itu juga ada karagenan, tragakan, gum karaya,
natrium alginat, carbomer resin, dan magnesium aluminium silikat dapat
digunakan sebagai gelling agent (Garlen, 1996).
Gambar 4. Struktur natrium karboksimetil selulosa (Dirjen POM, 1995)
Natrium karboksimetil selulosa merupakan garam natrium dari
polikarboksimetil eter selulosa, mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak
lebih dari 9,5% natrium (Na) dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Natrium karboksimetil selulosa berbentuk granul, putih sampai krem, bersifat
higroskopik. Natrium karboksimetil selulosa mudah terdispersi dalam air
membentuk larutan koloidal, tidak larut dalam etanol, eter dan dalam pelarut
organik (Dirjen POM, 1995). Natrium karboksimetil selulosa banyak
digunakan pada formulasi farmasi sediaan oral ataupun topikal, terutama
14
F. Bahan-bahan Pasta Gigi
1. Gelling Agent
Gelling Agent merupakan bahan tambahan pangan untuk membentuk
gel. Gelling agent yang dimaksud adalah gum alam atau sinteis, resin atau
hidrokloid lain yang digunakan di dalam formulasi pasta gigi untuk menjaga
konstituen cairan dan padatan dalam suatu bentuk pasta yang halus.
Penggunaan gelling agent yang banyak digunakan adalah natrium
karboksimetil selulosa. Selain itu juga ada karagenan, tragakan, gum karaya,
natrium alginat, carbomer resin, dan magnesium aluminium silikat dapat
digunakan sebagai gelling agent (Garlen, 1996).
Gambar 4. Struktur natrium karboksimetil selulosa (Dirjen POM, 1995)
Natrium karboksimetil selulosa merupakan garam natrium dari
polikarboksimetil eter selulosa, mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak
lebih dari 9,5% natrium (Na) dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Natrium karboksimetil selulosa berbentuk granul, putih sampai krem, bersifat
higroskopik. Natrium karboksimetil selulosa mudah terdispersi dalam air
membentuk larutan koloidal, tidak larut dalam etanol, eter dan dalam pelarut
organik (Dirjen POM, 1995). Natrium karboksimetil selulosa banyak
digunakan pada formulasi farmasi sediaan oral ataupun topikal, terutama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
karena sifat bahan ini yang dapat meningkatkan kekentalan (viscosity-
increasing properties). Natrium karboksimetil selulosa biasa digunakan
sebagai gel forming agent 3-6% (Hooton, 2009).
Tabel II. Konsentrasi natrium karboksimetil selulosa (Hooton, 2009).
Penggunaan Konsentrasi (%)Agen pengemulsi
GelInjeksi
Solusio oralPengikat tablet
0.25-1.03.0-6.0
0.05-0.750.1-1.01.0-6.0
2. Pemanis
Pemanis dibutuhkan untuk memperbaiki rasa dari pasta gigi.
Pemanis yang digunakan adalah silitol. Silitol adalah gula dari alkohol yang
dibuat dari pohon birch. Silitol tidak merusak gigi dan lambat dipecah
sehingga tidak meningkatkan kadar gula darah dengan cepat (Vita, 2012).
Silitol berwana putih berbentuk granul padat kristal, memiliki diameter 0.4-
0.6 mm, serta tidak berbau, manis menimbulkan sensasi dingin (Bond, 2009).
3. Pengawet
Penggunaan air, humektan serta gom alami pada sediaan pasta gigi
memungkinkan pertumbuhan mikrobia. Oleh karena itu, digunakan metil
paraben sebagai pengawet (Garlen, 1996). Metil paraben berbentuk kristal
berwarna atau serbuk kristal putih. Metil paraben tidak berbau atau hampir
tidak berbau. Dalam kosmetik metil paraben adalah pengawet antimikroba
yang paling sering digunakan. Metil paraben efektif pada rentang pH yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
luas dan memiliki spektrum yang luas pada aktivitas antimikroba. Konsentrasi
metil paraben dalam sediaan topikal yaitu 0,02-0,3% (Haley, 2009).
Gambar 5. Struktur metil paraben (Haley, 2009)4. Abrasive
Abrasive memberikan pasta gigi yang berguna sebagai pembersih.
Abrasive berfungsi menghilangkan noda dan plak. Abrasive umumnya
meliputi kalsium fosfat, alumina, kalsium karbonat dan silika. Abrasive yang
ideal harus cukup keras untuk membersihkan gigi, tetapi jangan terlalu keras
karena dapat merusak email gigi. Abrasive yang digunakan dalam pasta gigi
di antaranya adalah silika (SiO2), kalsium karbonat (CaCO3) dan baking soda
(John Wiley and Sons, 1983). Kalsium karbonat (CaCO3) memiliki bentuk
serbuk, hablur mikro, putih, tidak berbau dan berasa. Salah satu bahan
terpenting dalam pasta gigi sebagai bahan abrasive yang dapat
menghilangkan partikel makanan yang menempel pada gigi (Armstrong,
2006).
5. Gliserin
Gliserin digunakan dalam berbagai formulasi termasuk oral, otic,
mata, topikal dan sediaan parenteral. Dalam formulasi topikal dan kosmetik,
gliserin digunakan terutama untuk sifat humektan dan emoliennya. Gliserin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
adalah cairan, tidak berwarna, tidak berbau, kental, higroskopis, memiliki rasa
manis, kira-kira 0,6 kali semanis sukrosa (Alvarez-Nunez and Mediana, 2009).
6. Oleum mentha piperita
Oleum mentha piperita adalah minyak atsiri yang diperoleh dari
penyulingan uap pucuk bunga Mentha piperita L. yang segar. Oleum mentha
piperita merupakan cairan, tidak berwarna, kuning pucat atau kuning
kehijauan, bau aromatik, rasa pedas dan hangat, kemudian dingin (Dirjen
POM, 1979). Oleum mentha piperita digunakan untuk memberikan aroma dan
rasa pada pasta dan digunakan untuk menambah kesegaran pada pasta
(Poucher, 2000).
7. Sodium lauryl sulfate
Natrium lauril sulfat merupakan surfaktan anionik digunakan dalam
berbagai formulasi farmasi non parenteral dan kosmetik. Natrium lauril sulfat
merupakan agen deterjen dan pembasahan efektif baik alkali dan kondisi
asam. Natrium lauril sulfat berwarna putih sampai dengan kuning pucat,
berbentuk kristal dan serpih atau bubuk halus, bersabun, rasa pahit dan bau
substansi zat lemak (Plumb, 2009).
8. Aquadest (Air puricate/Air murni)
Air murni adalah air yang dimurnikan yang diperoleh dengan
destilasi, perlakuan menggunakan penukar ion, osmosis balik atau proses lain
yang sesuai. Air yang memenuhi persyaratan adalah air minum yang baik dan
memiliki pH antara 5 dan 7 serta tidak mengandung zat tambahan lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Aquadest berupa cairan yang tidak berwana, tidak berasa dan jernih (Dirjen
POM, 1995).
G. Sifat Fisik dan Metode Evaluasi Pasta Gigi
1. Organoleptis
Uji organoleptis mempunyai peran penting dalam penerapan mutu.
Uji organoleptis menggunakan indera manusia mengukur tekstur, bau, warna
dan rasa (Anonim, 2006).
2. Viskositas
Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan
untuk mengalir, makin tinggi viskositas maka makin besar tahanannya.
Viskositas sediaan ditingkatkan oleh bahan baku yang digunakan secara
umum, misalnya polimer yang memiliki tingkat viskositas tertentu (Martin et
al., 1993). Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas pasta gigi adalah
Viscotester RION. Satuan yang dipakai dalam viskositas pada alat ini adalah
dPa.s (Anonim, 2013).
Gambar 6. Viskotester RION (Anonim, 2013)
3. Daya lekat
Pengujian daya lekat bertujuan untuk mengetahui berapa lama
sediaan dapat melekat pada tempat sasaran. Uji daya lekat dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
cara meletakkan 0,25 gram di atas dua object glass yang telah ditentukan
kemudian ditekan dengan beban 1 kg selama 1 menit setelah itu object glass
dipasang pada alat tes. Alat tes ini diberi beban 80 gram dan kemudian
dicatat waktu pelepasan sediaan dari object glass (Voigh, 1995).
Gambar 7. Alat uji daya lekat (Hery, 2013)
4. pH
Stabilitas sediaan pasta perlu mempertimbangkan pH optimal,
karena sistem rheologi tergantung pada pH. Viskositas dari hidrokoloid juga
dipengaruhi oleh pH. Pada kondisi yang ekstrim, bahan penyusun sediaan
dapat mengalami flokulasi. Pada umumnya, suatu sediaan semisolid memiliki
pH stabil pada kisaran 4 – 10 (Garlen, 1996).
Gambar 8. Indikator universal (Anonim, 2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
H. Uji Potensi Antibakteri
Metode pengujian bakteri ada dua yaitu metode dilusi dan metode difusi.
Prinsip metode difusi yaitu pengukuran daya antibakteri berdasarkan pengamatan
luas zona hambat perumbuhan bakteri karena berdifusinya obat dari tempat awal
pemberian ke daerah difusi. Metode dilusi prinsipnya adalah pengenceran larutan
uji hingga diperoleh beberapa konsentrasi, kemudian masing-masing konsentrasi
ditambah suspensi bakteri dalam media (Hugo and Russel, 1987). Prosedur uji
dilusi digunakan untuk mengetahui KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) yaitu
konsentrasi terendah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan KBM
(Konsentrasi Bunuh Minimum) yaitu konsentrasi terendah yang dapat membunuh
bakteri (Pratiwi, 2008).
Cup-plate technique merupakan metode yang serupa dengan metode disk
diffusion namun teknik ini menggunakan sumur pada media agar yang telah
ditanam mikroorganisme tertentu dan pada sumur diberi agen antimikroba yang
akan diuji (Pratiwi, 2008). Metode difusi adalah pengukuran potensi antibakteri
berdasarkan pengamatan diameter hambatan bakteri karena berdifusinya obat dari
titik awal pemberian ke daerah difusi. Metode difusi ada 2 cara yaitu dengan
sumuran maupun paper disc. Metode difusi ini untuk mengukur diameter zona
hambat yang dihasilkan pada media agar (Pratiwi, 2008; Jawetz et al., 1995).
I. Uji Iritasi
Uji SMI (Slug Mucosal Irritation) digunakan sebagai uji alternatif untuk
memprediksi mukosa dan toleransi okular pada pengembangan obat-obat baru.
Prinsip dan aplikasi uji SMI, dinding tubuh siput terdiri dari permukaan mukosa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
yang mengandung sel dengan silia, sel-sel dengan mikrovili dan sekresi sel lendir.
Siput yang ditempatkan pada bahan iritan akan memproduksi lendir. Selain itu,
kerusakan jaringan dapat diinduksi yaitu menghasilkan pelepasan protein dan
enzim. Potensi iritasi untuk sediaan semi solid kurang dari 15% dengan potensi
tidak mengiritasi, 15-20% memiliki potensi iritasi kecil, 20-25% memiliki potensi
iritasi sedang dan >25% memiliki potensi iritasi berat (Gambar 9) (Adriaens,
2006).
Gambar 9. Tingkat potensi iritasi sediaan farmasi (Adriaens, 2006).
J. Landasan Teori
Pasta gigi berfungsi membersihkan permukaan gigi, membantu
menghilangkan sisa makanan, mengurangi plak gigi dan menyegarkan bau mulut
(Garlen, 1996). Sorbitol dalam pasta gigi memiliki peran yaitu membantu bahan
lain untuk bercampur, mencegah pasta gigi agar tidak mudah mengering saat
dibuka tutup, mencegah pertumbuhaan mikroorganisme dan menambah rasa
manis pada pasta gigi (Fact Sheet, 2006). Sorbitol sebagai levigating agent untuk
membasahi serbuk dan menggabungkan serbuk yang telah terbasahi dengan basis
(Winarti, 2013). Levigating agent berperan sebagai agen lubrikan (pelicin) pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
sediaan (Thompson and Davidow, 2009). Sorbitol membentuk tekstur pasta gigi
yang plastis dan lembut (Maharani dan Wikanastri, 2009; Anonim, 2014).
Kandungan utama minyak kayu manis adalah senyawa sinamaldehida.
Kandungan tersebut memiliki potensi sebagai antibakteri. Mekanisme
penghambatan bakteri oleh minyak atsiri melibatkan beberapa aksi dan hal ini
dimungkinkan karena sifat hidrofobisitasnya. Kandungan minyak atsiri dapat
mempengaruhi lapisan lipid bilayer bakteri sehingga menjadikannya lebih
permeabel, menyebabkan kebocoran isi sel vital bakteri. Penurunan aktivasi
enzim bakteri juga merupakan mekanisme aksi penghambatan bakteri oleh
minyak atsiri (Atmania et al., 2010). Uji daya hambat antibakteri terhadap
Streptococcus mutans pada sediaan pasta gigi minyak kayu manis perlu dilakukan
untuk mengetahui aktivitas terhadap kemampuan sediaan pasta gigi melepaskan
minyak kayu manis.
K. Hipotesis
1. Peningkatan konsentrasi sorbitol terhadap karakteristik fisik sediaan pasta
gigi tidak menyebabkan perubahan organoleptis dan pH, namun terjadi
penurunan daya lekat dan viskositas serta tidak mempengaruhi stabilitas
organoleptis dan pH tetapi mempengaruhi stabilitas daya lekat dan viskositas
sediaan pasta gigi minyak kayu manis.
2. Sediaan pasta gigi minyak kayu manis dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Streptococcus mutans.
3. Sediaan pasta gigi minyak kayu manis tidak memiliki potensi mengiritasi
membran mukosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi
sorbitol yaitu 17%, 17,5%, 18%, 18,5%, 19%, 19,5%.
b. Variabel Tergantung. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah
karaktersistik fisik dan stabilitas pasta gigi minyak atsiri kayu manis:
uji organoleptis, pH, daya lekat ,viskositas, uji aktivitas antimikroba
dan uji iritasi.
c. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam
penelitian ini adalah lama penyimpanan, sifat dari wadah
penyimpanan.
d. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam
penelitian ini adalah kelembaban ruangan dan suhu penyimpanan.
2. Definisi Operasional
a. Pasta gigi. Pasta gigi merupakan suatu sediaan semi solid liquid
dengan basis pasta. Pasta gigi berfungsi untuk memutihkan,
mencerahkan, mengharumkan, menghilangkan noda pada gigi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b. Levigating agent. Levigating agent berfungsi untuk menghasilkan
sediaan yang halus dengan cara mengurangi ukuran partikel.
Levigating agent yang digunakan adalah sorbitol.
c. Viskositas. Viskositas optimum pada penelitian ini adalah viskositas
yang sesuai pasta gigi yang telah beredar di pasaran yaitu sebesar 300-
600 d.Pa.s.
d. Stabilitas sediaan pasta gigi. Stabilitas pasta ditentukan berdasarkan
stabilitas organoleptis, pH, daya lekat dan viskositas tiap minggu
selama 1 bulan dengan menggunakan uji statistik.
e. Faktor. Faktor adalah besaran yang mempengaruhi respon, dalam
penelitian ini digunakan 1 faktor yaitu penambahan sorbitol.
f. Respon. Respon adalah besaran yang diamati perubahan efeknya,
besarnya dapat dikuantitatifkan. Respon dalam penelitian ini adalah
sifat fisik dan stabilitas sediaan pasta gigi.
g. Streptococcus mutans. Streptococcus mutans merupakan biakan murni
yang diperoleh dari Laboratorium Balai Kesehatan Yogyakarta.
h. Daya antibakteri. Daya antibakteri adalah kekuatan pasta gigi minyak
kayu manis dalam menghambat dan membunuh Streptococcus mutans
yang memiliki perbedaan bermakna dibandingkan dengan kontrol
negatif.
i. Kontrol positif. Kontrol positif dalam penelitian ini adalah pasta gigi
merek “X” yang digunakan sebagai pengontrol metode dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
pembanding. Kontrol negatif dalam penelitian ini yakni basis pasta
gigi.
j. Zona hambat. Zona hambat merupakan zona jernih yang tidak tampak
adanya pertumbuhan koloni Streptococcus mutans.
k. Metode difusi. Metode difusi dengan sumuran adalah metode yang
digunakan untuk mengukur daya hambat minyak atsiri terhadap
Streptococcus mutans dengan cara mengukur zona jernih (zona
hambat) pada sekitar sumuran.
l. Metode dilusi padat. Metode dilusi padat adalah metode pengukuran
aktivitas antibakteri dengan cara mengencerkan minyak atsiri kulit
batang kayu manis pada beberapa konsentrasi, kemudian dicampurkan
pada media padat untuk melihat daya hambat minyak atsiri serta
menentukan KHM dan KBM.
m. KHM. KHM adalah konsentrasi minimum minyak kayu manis untuk
menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans.
n. KBM. KBM adalah konsentrasi minimum minyak kayu manis yang
dapat membunuh Streptococcus mutans.
o. Mukus. Mukus adalah lendir yang dihasilkan oleh slug (siput tanpa
bercangkang).
C. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak kayu
manis yang diperoleh dari Eteris Nusantara, sorbitol, natrium karboksimetil
selulosa, gliserin, silitol, metil paraben, minyak permen, natrium lauril sulfat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
aquadest, kalsium karbonat, larutan standar Mc Farland 0.5, Trypton Soya Agar
(TSA), Trypton Soya Broth (TSB), bakteri Streptococcus mutans diperoleh dari
Balai Laboratorium Kesehatan,Yogyakarta, pasta gigi merek “X”, Slug (siput
tanpa cangkang) diperoleh dari daerah Ungaran.
D. Alat Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas (PYREX),
waterbath, hot plate, viscometer seri VT 04 (RION-JAPAN), autoklaf (model KT-
40, ALP Co. Ltd. Midorigouka Kamurashi, Tokyo, Japan), inkubator (Heraeus),
pH indicator strips (MERCK), sentrifuge (Heraeus), vortex, oven, jarum ose,
neraca analitik, mikropipet, pelubang sumuran diameter 7 milimeter,
Microbiological Safety Cabinet (MSC).
E. Tata Cara Penelitian
1. Identifikasi dan verifikasi minyak kayu manis
Bahan yang diidentifikasi pada penelitian ini, yaitu: minyak kayu
manis yang merupakan dari tanaman kayu manis diperoleh dari Eteris
Nusantara dan telah diuji identitasnya.
Verifikasi minyak kayu manis meliputi:
a. Pengamatan organoleptis. Pengamatan organoleptis berupa pengamatan
bentuk, warna dan aroma dari minyak kayu manis yang digunakan
sebagai bahan penelitian.
b. Indeks bias. Indeks bias minyak kayu manis diukur dengan menggunakan
hand refractometer. Pentutup prisma di buka kemudian minyak kayu
manis diteteskan 1 atau 2 tetes sampel pada prisma utama, penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
prisma di tutup perlahan sampai menyentuh prisma utama. Skala 1, 2
atau 3 diatur dengan memutar knob.
Berikut adalah jarak jangkauan:
1: 1,333 – 1,404 (skala sebelah kiri)
2: 1,404 – 1,468 (skala tengah)
3: 1,468 – 1,520 (skala sebelah kanan)
Ujung refraktor diarahkan ke arah cahaya yang terang, dilihat
melalui lensa sambil diputar-putar sampai skala terlihat jelas. Tampak
garis batas yang memisahkan sisi yang terang dan gelap pada bagian atas
dan bawah. Jika garis batas berwarna atau tidak jelas, maka ring diputar
untuk menghilangakan warna hingga batas terlihat jelas.
c. Bobot Jenis. Piknometer 10 mL ditimbang dalam keadaan kosong dan
bersih. Piknometer 10 mL diisi air suling. Suhu diturunkan hingga 23°C
kemudian dinaikkan perlahan hingga 25°C. Permukaan air diatur sampai
puncak kapiler kemudian pipa kapiler ditutup. Setelah mencapai suhu
kamar, dinding luar piknometer diusap dan ditimbang. Hal yang sama
dilakukan pada minyak kayu manis. Bobot jenis minyak kayu manis
sama dengan kerapatan minyak kayu manis dibagi kerapatan air pada
suhu 25°C.
2. Sterilisasi peralatan dan media
Peralatan yang digunakan dalam penelitian, terutama yang
berhubungan dengan bakteri uji seperti: tabung reaksi dan cawan petri,
disterilisasikan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121°C selama 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
menit dengan tekanan 1 atm dan khusus untuk pipet ukur disterilisasi dengan
menggunakan oven pada suhu 50°C selama 20 menit.
3. Penyiapan media uji
Media yang digunakan ada 2 macam yaitu Trypton Soya Agar (TSA)
dan Trypton Soya Broth (TSB). Pemilihan kedua media tersebut adalah terkait
agar Streptococcus mutans dapat tumbuh, pada media yang sesuai.
Pembuatan media TSA yaitu dengan mencampurkan serbuk TSA sebanyak
24 gram dengan aquadest sebanyak 600 mL. Pembuatan media TSB yaitu
dengan mencampurkan serbuk TSB sebanyak 1,8 gram dengan aquadest
sebanyak 60 mL, kedua jenis media disterilkan dengan autoklaf pada suhu
121°C dan tekanan 1 atm selama 15 menit. Media TSA yang telah disterilkan
dibiarkan memadat dalam kondisi miring untuk reisolasi bakteri
Streptococcus mutans.
4. Pembuatan suspensi bakteri
Diambil 1-3 ose dari stok bakteri Streptococcus mutans,
diinokulasikan ke dalam 5 mL TSB dan divortex, diinkubasikan pada suhu
37°C selama 24 jam. Suspensi bakteri uji disetarakan dengan larutan standar
Mc Farland 0.5, jika kekeruhannya melebihi kekeruhan Mc Farland 0.5, maka
dilakukan penambahan media TSB steril sampai didapat kekeruhan yang
sama.
5. Penanaman isolat Streptococcus mutans secara pour plate
Suspensi bakteri diinokulasikan sebanyak 0,2 mL pada media TSA
steril cair. Media yang telah memadat dilubangi menggunakan pelubang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
sumuran dengan diameter 7 mm secara aseptis sebagai tempat kontrol negatif,
dan minyak kayu manis dengan berbagai variasi konsentrasi.
6. Pembuatan uji dilusi padat konsentrasi (4 - 10%)
Pembuatan media TSA yaitu dengan mencampurkan TSA 9 gram
dengan aquadest 225 mL. Pembuatan media TSB yaitu dengan
mencampurkan serbuk TSB sebanyak 0,6 gram dengan aquadest sebanyak 20
mL, media disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm
selama 15 menit. Tabung reaksi yang telah diisi dengan media TSA steril 15
mL, diinokulasikan sebanyak 0,2 mL suspensi bakteri Streptococcus mutans
yang telah disetarakan dengan larutan Mc Farland 0.5. Di masukkan sebanyak
0,2 mL minyak kayu manis dengan konsentrasi 4-10%, tuang ke dalam petri
steril. Diinkubasi selama 24 jam, bandingkan kekeruhan media uji dengan
kontrol pertumbuhan, pelarut dan media yang menunjukkan kepadatan
pertumbuhan bakteri uji. Diberi penilaian menggunakan notasi (+) untuk
media yang tampak keruh dan (-) untuk media yang tampak jernih. Hasil
pengamatan dianalisis untuk mendapatkan konsentrasi (KHM dan KBM)
minyak kayu manis.
7. Uji penegasan (streak plate) konsentrasi (6 - 9%)
Media TSA 1,33 gram dicampur dengan aquadest 33 mL. Diautoklaf
pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm selama 15 menit. Petri dibagi menjadi 2
bagian, untuk mempermudah penyetrikkan. Diinkubasi selama 24 jam dengan
suhu 37°C, kemudian diamati daya hambat yang dihasilkan pada konsentrasi
(6 - 9%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Bila ditemukan adanya pertumbuhan, dilakukan kembali uji
penegasan kedua dengan melakukan penyetrikkan dari uji penegasan pertama
pada media baru secara streak plate. Diinkubasi kembali selama 24 jam
dengan suhu 370C, kemudian tentukan konsentrasi atau Kadar Bunuh
Minimum (KBM) minyak kayu manis.
8. Pembuatan sediaan pasta gigi minyak kayu manis
a. Formula pasta gigi
Perhitungan penimbangan bahan-bahan yang digunakan dapat di
lihat pada Lampiran 8.
Tabel III. Formula pasta gigi untuk 100 gram
Bahan (g) F1 F2 F3 F4 F5 F6Natrium karboksimetil selulosaSorbitolGliserinKalsium karbonatSilitolNatrium lauril sulfatMetil ParabenMinyak permenAquadestMinyak kayu manis
0,51721431
0,80,24
4,58
0,517,521431
0,80,24
4,58
0,51821431
0,80,24
4,58
0,518,521431
0,80,24
4,58
0,51921431
0,80,24
4,58
0,519,521431
0,80,24
4,58
b. Cara pembuatan pasta gigi
Natrium karboksimetil selulosa didispersikan kedalam gliserin
dan ditambah aquadest. Dicampur sebagian gliserin dengan minyak kayu
manis, minyak permen dan metil paraben dalam beker, aduk homogen.
Sisa gliserin dilarutkan ke dalam natrium lauril sulfat diaduk sampai larut.
Campuran gliserin, minyak kayu manis, minyak permen dan metil paraben
ditambahkan ke dalam natrium karboksimetil selulosa. Ditambahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sorbitol dan digerus sampai homogen. Sebagian CaCO3 ditambahkan
sedikit demi sedikit ke dalam mortir sampai campuran homogen.
Campuran natrium lauril sulfat dan gliserin dimasukkan ke dalam mortir
dan ditambahkan sedikit demi sedikit dengan CaCO3 dan dicampurkan
silitol ke dalam mortir.
c. Uji sifat fisik dan stabilitas pasta gigi
1) Uji organoleptis dan stabilitas organoleptis
Melakukan uji organoleptis (bau, warna, tekstur dan
homogenitas) terhadap pasta gigi pada 48 jam, 1 minggu, 2 minggu, 3
minggu dan 4 minggu.
2) Uji pH dan stabilitas pH
Melakukan uji pH setelah pembuatan pasta gigi selesai
dengan menggunakan indikator pH. Uji ini dilakukan 48 jam setelah
pembuatan untuk mengetahui efek faktor terhadap pH sedangkan
untuk memonitor perubahan pH, dilakukan uji pada 48 jam, 1
minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu.
3) Uji daya lekat dan stabilitas daya lekat
Uji daya lekat dilakukan dengan cara 0,25 gram pasta gigi
diletakkan di atas dua object glass yang telah ditentukan, kemudian
ditekan dengan beban 1 kg selama 1 menit. Setelah itu dipasang object
glass pada alat uji lalu ditambahkan beban 80 gram pada alat uji,
kemudian dicatat waktu pelepasan pasta dari object glass (Voigh,
1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Uji ini dilakukan 48 jam setelah pembuatan untuk
mengetahui efek faktor terhadap daya lekat, sedangkan untuk
memonitor perubahan daya lekat, dilakukan uji pada 48 jam, 1
minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu.
4) Uji viskositas dan stabilitas viskositas
Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscometer RION
seri VT 04. Pasta gigi dimasukan ke dalam wadah hingga penuh dan
dipasang pada portable viscotester. Viskositas pasta gigi diketahui
dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas. Uji ini
dilakukan 48 jam setelah pembuatan untuk mengetahui efek faktor
terhadap viskositas, sedangkan untuk memonitor perubahan
viskositas, dilakukan uji pada 48 jam, 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu
dan 4 minggu.
9. Uji daya antibakteri pasta gigi minyak kayu manis terhadapStreptococcus mutans dengan difusi sumuran
Pembuatan media TSA yaitu dengan mencampurkan serbuk TSA
sebanyak 32 gram dengan aquadest sebanyak 800 mL. Pembuatan media TSB
yaitu dengan mencampurkan serbuk TSB sebanyak 1,5 gram dengan aquadest
sebanyak 50 mL, kedua jenis media disterilkan dengan autoklaf pada suhu
121°C dan tekanan 1 atm selama 15 menit.
Media yang telah berisi suspensi bakteri Streptococcus mutans,
dibiarkan memadat. Tiap petri berisi 4 lubang sumuran diantaranya pasta gigi
(sampel) sesuai formula, kontrol negatif (basis pasta), kontrol positif (pasta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
gigi merek “X”), minyak kayu manis 7% menggunakan spuit injeksi 1 mL
masing-masing sebanyak 0,020 mL.
Diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37°C, kemudian diamati
diameter zona jernih yang dihasilkan. Diameter zona hambat yang dihasilkan
diukur dengan penggaris, kemudian dikurangi diameter sumuran yang
digunakan, yakni 7 mm. Daya antibakteri diamati berdasarkan diameter zona
hambat yang terbentuk dibandingkan dengan kontrol negatif. Replikasi
dilakukan sebanyak 3 kali untuk tiap formula pasta gigi.
10. Uji iritasi pasta gigi minyak kayu manis
Dilakukan penimbangan mukus, slug dipilih dan ditimbang dengan
berat antara 3-4 gram. Petri kosong ditimbang dan ditambah dengan 500 mg
sampel, kemudian petri dan sampel tersebut ditimbang kembali. Slug
diletakkan di atas sampel dan didiamkan selama 30 menit. Slug kemudian
dibersihkan dari mukus. Mukus yang terdapat pada petri ditimbang. Mukus
yang diproduksi (MP) dihitung dengan rumus:MP = ( )( ) × 100% (1)
MP tersebut diklasifikasikan menjadi:1) Tidak mengiritasi (non irritating), bila produksi mukus <15%2) Mengiritasi ringan (mild), bila produksi mukus 15-20%3) Mengiritasi sedang (moderate), bila produksi mukus 20-25%4) Mengiritasi berat (severe), bila produksi mukus >25% (Adriaens, 2006).
F. Analisis Hasil
Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data sifat fisik dan
stabilitas fisik sediaan pasta gigi minyak kayu manis yang meliputi organoleptis,
pH, daya lekat, viskositas serta daya antibakteri. Signifikansi data diketahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dengan menganalisis secara statistik pada distribusi data normal dan tidak normal,
homogen dan tidak homogen, serta berbeda bermakna dan berbeda tidak
bermakna.
Aplikasi program R-3.0.2 digunakan sebagai alat untuk melakukan uji
statistika pada penelitian ini. Pada distribusi normal, digunakan analisis statistik
parametrik (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95%, maka faktor dikatakan
berpengaruh jika nilai p (probability value) kurang dari 0,05 sedangkan pada
distribusi data tidak normal digunakan analisis statsitik non-parametrik (Kruskal-
Wallis) dengan tingkat kepercayaan 95%, apabila nilai p<0,05 dapat disimpulkan
terdapat perbedaan antar formula, sebaliknya apabilila p>0,05 dapat disimpulkan
tidak terdapat perbedaan antar formula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Verifikasi Sifat Fisik Minyak Kayu Manis
Verifikasi sifat fisik bertujuan untuk memastikan identitas dari minyak
kayu manis. Verifikasi yang dilakukan yaitu indeks bias, penetapan bobot jenis
dan uji organoleptis yang meliputi bau dan warna. Hasil verifikasi minyak kayu
manis pada tabel IV.
Tabel IV. Verifikasi sifat fisik minyak kayu manis
Sifat Fisik Verifikasi Certificate ofAnalysis (CoA)
SNI 06-3734-2006(BSN, 2006)
Indeks Bias 1,5758 ±0,02 1,580 1,559-1,595Bobot Jenis 1,016 ± 0,0005 1,013 1,008 –1,030Bau Manis, pedas dan
hangat, khas minyakkayu manis
Manis, pedasdan hangat
Khas Minyak Kayu manis
Warna Kuning Kuning Kuning muda-coklat muda
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa verifikasi indeks bias dan bobot
jenis minyak kayu manis berada dalam rentang teoritis berdasarkan pada SNI 06-
3734-2006. Minyak kayu manis yang diperoleh dari Eteris Nusantara telah sesuai
dengan Certificate of Analysis (CoA) dan literature sehingga minyak atsiri
tersebut adalah minyak kayu manis berkualitas.
B. Uji Daya Hambat Antibakteri Minyak Kayu Manis TerhadapStreptococcus mutans
Tujuan uji daya hambat antibakteri adalah mengetahui besarnya
diameter zona hambat pertumbuhan bakteri serta menentukan rentang konsentrasi
yang digunakan dalam penentuan nilai KHM dan KBM. Pengujian difusi
sumuran dibuat dalam beberapa konsentrasi yaitu 1-10% dengan menggunakan
pelarut paraffin cair sebagai kontrol negatif. Hasil zona hambat yang terbentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
pada difusi sumuran konsentrasi 1-10% terhadap bakteri Streptococcus mutans
pada gambar 10 .
Gambar 10. Zona hambat pada difusi sumuran minyak kayu manis konsentrasi 1-5% (kiri) dan konsentrasi 6-10% (kanan) terhadap bakteri Streptococcus mutans
Keterangan: Kontrol Negatif (paraffin cair) (A); Konsentrasi 1% (B); Konsentrasi 2% (C);Konsentrasi 3% (D), Konsentrasi 4% (E); Konsentrasi 5% (F); Kontrol Negatif (paraffin cair) (G);Konsentrasi 6% (H); Konsentrasi 7% (I); Konsentrasi 8% (J); Konsentrasi 9% (K); Konsentrasi10% (L)
Berdasarkan pada tabel V, konsentrasi 1-4% tidak menunjukkan adanya
zona hambat sedangkan pada konsentrasi 5-10% menunjukkan adanya zona
hambat maka konsentrasi ini digunakan sebagai acuan untuk penentuan nilai
KHM dan KBM. Semakin tinggi konsentrasi minyak kayu maka semakin besar
diameter zona hambatnya. Menurut Davis Stout cit Moerfiah dan Supomo (2011),
zona hambat minyak kayu manis konsentrasi 5% dan 6% berada dalam kategori
lemah (<5 mm), konsentrasi 7% dan 8% berada dalam kategori sedang (5-10 mm)
dan konsentrasi 9%-10% berada dalam kategori kuat (10-20 mm).
B
A
C
D E
FG
HI
J K
L
36
pada difusi sumuran konsentrasi 1-10% terhadap bakteri Streptococcus mutans
pada gambar 10 .
Gambar 10. Zona hambat pada difusi sumuran minyak kayu manis konsentrasi 1-5% (kiri) dan konsentrasi 6-10% (kanan) terhadap bakteri Streptococcus mutans
Keterangan: Kontrol Negatif (paraffin cair) (A); Konsentrasi 1% (B); Konsentrasi 2% (C);Konsentrasi 3% (D), Konsentrasi 4% (E); Konsentrasi 5% (F); Kontrol Negatif (paraffin cair) (G);Konsentrasi 6% (H); Konsentrasi 7% (I); Konsentrasi 8% (J); Konsentrasi 9% (K); Konsentrasi10% (L)
Berdasarkan pada tabel V, konsentrasi 1-4% tidak menunjukkan adanya
zona hambat sedangkan pada konsentrasi 5-10% menunjukkan adanya zona
hambat maka konsentrasi ini digunakan sebagai acuan untuk penentuan nilai
KHM dan KBM. Semakin tinggi konsentrasi minyak kayu maka semakin besar
diameter zona hambatnya. Menurut Davis Stout cit Moerfiah dan Supomo (2011),
zona hambat minyak kayu manis konsentrasi 5% dan 6% berada dalam kategori
lemah (<5 mm), konsentrasi 7% dan 8% berada dalam kategori sedang (5-10 mm)
dan konsentrasi 9%-10% berada dalam kategori kuat (10-20 mm).
B
A
C
D E
FG
HI
J K
L
36
pada difusi sumuran konsentrasi 1-10% terhadap bakteri Streptococcus mutans
pada gambar 10 .
Gambar 10. Zona hambat pada difusi sumuran minyak kayu manis konsentrasi 1-5% (kiri) dan konsentrasi 6-10% (kanan) terhadap bakteri Streptococcus mutans
Keterangan: Kontrol Negatif (paraffin cair) (A); Konsentrasi 1% (B); Konsentrasi 2% (C);Konsentrasi 3% (D), Konsentrasi 4% (E); Konsentrasi 5% (F); Kontrol Negatif (paraffin cair) (G);Konsentrasi 6% (H); Konsentrasi 7% (I); Konsentrasi 8% (J); Konsentrasi 9% (K); Konsentrasi10% (L)
Berdasarkan pada tabel V, konsentrasi 1-4% tidak menunjukkan adanya
zona hambat sedangkan pada konsentrasi 5-10% menunjukkan adanya zona
hambat maka konsentrasi ini digunakan sebagai acuan untuk penentuan nilai
KHM dan KBM. Semakin tinggi konsentrasi minyak kayu maka semakin besar
diameter zona hambatnya. Menurut Davis Stout cit Moerfiah dan Supomo (2011),
zona hambat minyak kayu manis konsentrasi 5% dan 6% berada dalam kategori
lemah (<5 mm), konsentrasi 7% dan 8% berada dalam kategori sedang (5-10 mm)
dan konsentrasi 9%-10% berada dalam kategori kuat (10-20 mm).
B
A
C
D E
FG
HI
J K
L
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel V. Diameter zona hambat pertumbuhan Streptococcus mutans yang terbentukoleh minyak kayu manis
Konsentrasi MinyakKayu Manis (%)
Rata-rata (mm) ± SD
Kontrol negative 01 02 03 04 05 3,51±1,836 4,83±0,987 5,80±1,048 9,16±1,889 10,95±1,1510 11,64±2,65
Hasil metode dilusi padat menunjukkan masih tampak kekeruhan pada
konsentrasi 5%, sedangkan pada konsentrasi 6-10% menunjukkan kejernihan,
namun pada uji dilusi padat minyak kayu manis yang digunakan mengalami
penurunan konsentrasi yang disebabkan minyak kayu manis dicampur dengan
media TSA cair, sehingga konsentrasinya menjadi 0,06-0,13%. Penilaian
terhadap media diberikan dalam bentuk notasi (+) untuk media yang masih
menunjukkan kekeruhan dan notasi (-) untuk menunjukkan kejernihan.
Tabel VI. Uji daya antibakteri minyak kayu manis terhadap Streptococcus mutanssecara dilusi padat
Kelompok Kekeruhan
Kontrol media -Kontrol pelarut -Kontrol pertumbuhan bakteri +++Minyak kayu manis 0,06% +Minyak kayu manis 0,08% -Minyak kayu manis 0,09% -Minyak kayu manis 0,10% -Minyak kayu manis 0,12% -Minyak kayu manis 0,13% -
Keterangan : +++ : sangat keruh; + : agak keruh; - : jernih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Kekeruhan berarti menunjukkan pertumbuhan bakteri sedangkan
kejernihan berarti tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri. Semakin tinggi
kekeruhan maka semakin banyak pertumbuhan bakteri sedangkan semakin tinggi
kejernihan maka semakin tidak ada pertumbuhan bakteri. Perbandingan kontrol
kontaminasi media, kontrol pertumbuhan bakteri, kontrol pelarut dengan
kejernihan media uji pada gambar 11.
(A) (B)
(D) (C)Gambar 11. Perbandingan kontrol kontaminasi media (A), kontrol pertumbuhan
bakteri (B), kontrol pelarut (C) dengan kejernihan media uji (D)
Uji penegasan dilakukan untuk menentukan konsentrasi Kadar Hambat
Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) minyak kayu manis yang
digunakan dalam penelitian. Pada konsentrasi 0,08% masih menunjukkan
pertumbuhan bakteri uji (KHM) dan pada konsentrasi 0,09-0,12% tidak
menujukkan pertumbuhan bakteri uji (KBM). Uji penegasan dilakukan sebanyak
dua kali yaitu untuk memastikan pada konsentrasi tersebut masih menghasilkan
nilai KHM dan KBM yang sama dengan hasil uji penegasan 1. Hasil uji
penegasan kedua menunjukkan hasil yang sama seperti pada uji penegasan
38
Kekeruhan berarti menunjukkan pertumbuhan bakteri sedangkan
kejernihan berarti tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri. Semakin tinggi
kekeruhan maka semakin banyak pertumbuhan bakteri sedangkan semakin tinggi
kejernihan maka semakin tidak ada pertumbuhan bakteri. Perbandingan kontrol
kontaminasi media, kontrol pertumbuhan bakteri, kontrol pelarut dengan
kejernihan media uji pada gambar 11.
(A) (B)
(D) (C)Gambar 11. Perbandingan kontrol kontaminasi media (A), kontrol pertumbuhan
bakteri (B), kontrol pelarut (C) dengan kejernihan media uji (D)
Uji penegasan dilakukan untuk menentukan konsentrasi Kadar Hambat
Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) minyak kayu manis yang
digunakan dalam penelitian. Pada konsentrasi 0,08% masih menunjukkan
pertumbuhan bakteri uji (KHM) dan pada konsentrasi 0,09-0,12% tidak
menujukkan pertumbuhan bakteri uji (KBM). Uji penegasan dilakukan sebanyak
dua kali yaitu untuk memastikan pada konsentrasi tersebut masih menghasilkan
nilai KHM dan KBM yang sama dengan hasil uji penegasan 1. Hasil uji
penegasan kedua menunjukkan hasil yang sama seperti pada uji penegasan
38
Kekeruhan berarti menunjukkan pertumbuhan bakteri sedangkan
kejernihan berarti tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri. Semakin tinggi
kekeruhan maka semakin banyak pertumbuhan bakteri sedangkan semakin tinggi
kejernihan maka semakin tidak ada pertumbuhan bakteri. Perbandingan kontrol
kontaminasi media, kontrol pertumbuhan bakteri, kontrol pelarut dengan
kejernihan media uji pada gambar 11.
(A) (B)
(D) (C)Gambar 11. Perbandingan kontrol kontaminasi media (A), kontrol pertumbuhan
bakteri (B), kontrol pelarut (C) dengan kejernihan media uji (D)
Uji penegasan dilakukan untuk menentukan konsentrasi Kadar Hambat
Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) minyak kayu manis yang
digunakan dalam penelitian. Pada konsentrasi 0,08% masih menunjukkan
pertumbuhan bakteri uji (KHM) dan pada konsentrasi 0,09-0,12% tidak
menujukkan pertumbuhan bakteri uji (KBM). Uji penegasan dilakukan sebanyak
dua kali yaitu untuk memastikan pada konsentrasi tersebut masih menghasilkan
nilai KHM dan KBM yang sama dengan hasil uji penegasan 1. Hasil uji
penegasan kedua menunjukkan hasil yang sama seperti pada uji penegasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pertama yaitu pada konsentrasi 0,08% masih menunjukkan pertumbuhan bakteri
uji (KHM) dan pada konsentrasi 0,09-0,12% tidak menujukkan pertumbuhan
bakteri uji (KBM).
C. Pembuatan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis
Pada pembuatan pasta gigi minyak kayu manis digunakan sorbitol.
Sorbitol sebagai levigating agent yaitu membasahi serbuk dan menggabungkan
serbuk yang telah terbasahi dengan basis serta sebagai agen pencampur bahan lain
dengan cara mengurangi ukuran partikel serbuk melalui pengadukan
menggunakan mortir (Winarti, 2013; Allen and Ansel, 2014). Levigating agent
berperan sebagai agen lubrikan (pelicin) pada sediaan, sehingga membentuk
tekstur pasta gigi yang plastis dan licin serta lembut (Thompson and Davidow,
2009; Maharani dan Wikanastri, 2009; Anonim, 2014). Hasil formulasi sediaan
pasta gigi minyak kayu manis pada gambar 12.
(F1) (F2) (F3)
(F4) (F5) (F6)
Gambar 12. Pasta gigi minyak kayu manis dengan konsentrasi 17% (F1); 17,5%(F2); 18% (F3); 18,5% (F4); 19% (F5); 19,5% (F6)
39
pertama yaitu pada konsentrasi 0,08% masih menunjukkan pertumbuhan bakteri
uji (KHM) dan pada konsentrasi 0,09-0,12% tidak menujukkan pertumbuhan
bakteri uji (KBM).
C. Pembuatan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis
Pada pembuatan pasta gigi minyak kayu manis digunakan sorbitol.
Sorbitol sebagai levigating agent yaitu membasahi serbuk dan menggabungkan
serbuk yang telah terbasahi dengan basis serta sebagai agen pencampur bahan lain
dengan cara mengurangi ukuran partikel serbuk melalui pengadukan
menggunakan mortir (Winarti, 2013; Allen and Ansel, 2014). Levigating agent
berperan sebagai agen lubrikan (pelicin) pada sediaan, sehingga membentuk
tekstur pasta gigi yang plastis dan licin serta lembut (Thompson and Davidow,
2009; Maharani dan Wikanastri, 2009; Anonim, 2014). Hasil formulasi sediaan
pasta gigi minyak kayu manis pada gambar 12.
(F1) (F2) (F3)
(F4) (F5) (F6)
Gambar 12. Pasta gigi minyak kayu manis dengan konsentrasi 17% (F1); 17,5%(F2); 18% (F3); 18,5% (F4); 19% (F5); 19,5% (F6)
39
pertama yaitu pada konsentrasi 0,08% masih menunjukkan pertumbuhan bakteri
uji (KHM) dan pada konsentrasi 0,09-0,12% tidak menujukkan pertumbuhan
bakteri uji (KBM).
C. Pembuatan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis
Pada pembuatan pasta gigi minyak kayu manis digunakan sorbitol.
Sorbitol sebagai levigating agent yaitu membasahi serbuk dan menggabungkan
serbuk yang telah terbasahi dengan basis serta sebagai agen pencampur bahan lain
dengan cara mengurangi ukuran partikel serbuk melalui pengadukan
menggunakan mortir (Winarti, 2013; Allen and Ansel, 2014). Levigating agent
berperan sebagai agen lubrikan (pelicin) pada sediaan, sehingga membentuk
tekstur pasta gigi yang plastis dan licin serta lembut (Thompson and Davidow,
2009; Maharani dan Wikanastri, 2009; Anonim, 2014). Hasil formulasi sediaan
pasta gigi minyak kayu manis pada gambar 12.
(F1) (F2) (F3)
(F4) (F5) (F6)
Gambar 12. Pasta gigi minyak kayu manis dengan konsentrasi 17% (F1); 17,5%(F2); 18% (F3); 18,5% (F4); 19% (F5); 19,5% (F6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Menurut Winarno (cit., Fitria, 2013), menyebutkan bahwa sorbitol memiliki
komposisi kimia yang terdiri dari enam kelompok hidroksil. Gugus hidroksil
berfungsi mengikat air dan membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Dalam penelitian ini, konsentrasi sorbitol yang digunakan yaitu pada
konsentrasi 17%, 17,5%, 18%, 18,5%, 19%, 19,5% karena pada konsentrasi
tersebut sudah memberikan daya lekat dan viskositas yang baik berdasarkan hasil
orientasi yang telah dilakukan penulis.
D. Uji Sifat Fisik Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis
Sediaan yang berkualitas adalah sediaan yang memenuhi parameter sifat
fisik dan sifat fisiknya tetap dipertahankan selama penyimpanan. Pada penelitian
ini viskositas dilakukan 48 jam setelah pembuatan karena sediaan pasta gigi sudah
membentuk sistem yang stabil, yang tidak terpengaruh oleh pengadukan saat
pembuatan dan suhu. Sifat fisik yang diuji pada penelitian ini adalah organoleptis,
pH, daya lekat dan viskositas.
1. Uji organoleptis dan pH
Uji organoleptis yang diamati adalah warna, bau, tekstur dan
homogenitas sediaan pasta gigi. Hasil pengamatan pada tabel VII,
penambahan konsentrasi sorbitol tidak berpengaruh terhadap karakteristik
warna, bau, tekstur, homogenitas dan pH. Hal ini disebabkan karena semua
formula memiliki warna, bau, tekstur, homogenitas yang sama pada tiap
formula serta pada tiap formula memiliki pH yaitu 8. Nilai ini sesuai dengan
peryaratan SNI 12-3524-1995 yaitu 4,5-10,5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel VII. Uji organoleptis dan pH sediaan pasta gigi minyak kayu manis
Kriteria F1 F2 F3 F4 F5 F6
Warna PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
Bau Khas minyakkayu manis
Khas minyakkayu manis
Khas minyakkayu manis
Khas minyakkayu manis
Khas minyakkayu manis
Khas minyakkayu manis
TeksturHomogenitas
Sangat kentalHomogen
KentalHomogen
Agak kentalHomogen
EncerHomogen
EncerHomogen
EncerHomogen
pH 8 8 8 8 8 8
2. Uji daya lekat
Pentingnya pengujian daya lekat yaitu mengetahui kemampuan
sediaan pasta gigi ketika diaplikasikan pada sikat gigi. Hasil yang didapat
menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi sorbitol menyebabkan
penurunan daya lekat (Gambar 13). Pada penambahan konsentrasi sorbitol
17%, 17,5%, 18%, 18,5% belum berpengaruh signifikan terhadap daya lekat
tetapi pada penambahan konsentrasi 19% dan 19,5% baru berpengaruh
signifikan terhadap daya lekat.
Gambar 13. Grafik uji daya lekat sediaan pasta gigi minyak kayu manis
0
10
20
30
40
50
60
Day
a Le
kat (
detik
)
41
Tabel VII. Uji organoleptis dan pH sediaan pasta gigi minyak kayu manis
Kriteria F1 F2 F3 F4 F5 F6
Warna PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
Bau Khas minyakkayu manis
Khas minyakkayu manis
Khas minyakkayu manis
Khas minyakkayu manis
Khas minyakkayu manis
Khas minyakkayu manis
TeksturHomogenitas
Sangat kentalHomogen
KentalHomogen
Agak kentalHomogen
EncerHomogen
EncerHomogen
EncerHomogen
pH 8 8 8 8 8 8
2. Uji daya lekat
Pentingnya pengujian daya lekat yaitu mengetahui kemampuan
sediaan pasta gigi ketika diaplikasikan pada sikat gigi. Hasil yang didapat
menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi sorbitol menyebabkan
penurunan daya lekat (Gambar 13). Pada penambahan konsentrasi sorbitol
17%, 17,5%, 18%, 18,5% belum berpengaruh signifikan terhadap daya lekat
tetapi pada penambahan konsentrasi 19% dan 19,5% baru berpengaruh
signifikan terhadap daya lekat.
Gambar 13. Grafik uji daya lekat sediaan pasta gigi minyak kayu manis
17 17,5 18 18,5 19 19,5
Konsentrasi Sorbitol (%)
41
Tabel VII. Uji organoleptis dan pH sediaan pasta gigi minyak kayu manis
Kriteria F1 F2 F3 F4 F5 F6
Warna PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
Bau Khas minyakkayu manis
Khas minyakkayu manis
Khas minyakkayu manis
Khas minyakkayu manis
Khas minyakkayu manis
Khas minyakkayu manis
TeksturHomogenitas
Sangat kentalHomogen
KentalHomogen
Agak kentalHomogen
EncerHomogen
EncerHomogen
EncerHomogen
pH 8 8 8 8 8 8
2. Uji daya lekat
Pentingnya pengujian daya lekat yaitu mengetahui kemampuan
sediaan pasta gigi ketika diaplikasikan pada sikat gigi. Hasil yang didapat
menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi sorbitol menyebabkan
penurunan daya lekat (Gambar 13). Pada penambahan konsentrasi sorbitol
17%, 17,5%, 18%, 18,5% belum berpengaruh signifikan terhadap daya lekat
tetapi pada penambahan konsentrasi 19% dan 19,5% baru berpengaruh
signifikan terhadap daya lekat.
Gambar 13. Grafik uji daya lekat sediaan pasta gigi minyak kayu manis
19,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Penurunan daya lekat disebabkan karena sorbitol berfungsi sebagai levigating
agent yang berperan sebagai lubrikan (pelicin), dengan penambahan sorbitol
membuat sediaan menjadi licin dan tekstur pasta gigi menjadi lembut
(smooth) (Thompson and Davidow, 2009; Anonim, 2014), sehingga
peningkatan konsentrasi sorbitol menyebabkan penurunan daya lekat.
3. Uji viskositas
Profil kekentalan pasta gigi menentukan penampilan pasta dan
kenyamanan penggunanya sehingga perlu diuji viskositas. Semakin tinggi
penambahan sorbitol maka viskositas yang dihasilkan semakin kecil (Gambar
14). Pada penambahan konsentrasi sorbitol 17-19% belum berpengaruh
signifikan terhadap viskositas tetapi pada penambahan 19,5% berpengaruh
signifikan terhadap viskositas.
Gambar 14. Grafik uji viskositas sediaan pasta gigi minyak kayu manis
Penurunan viskositas disebabkan karena dengan penambahan sorbitol dalam
sediaan pasta yang berperan sebagai lubrikan (pelicin) membuat sediaan
0
100
200
300
400
500
600
700
17 17,5 18 18,5 19 19,5
Vis
kosi
tas (
dPa.
s)
Konsentrasi Sorbitol (%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
pasta menjadi licin dan tekstur pasta gigi menjadi lembut (smooth)
(Thompson and Davidow, 2009; Anonim, 2014), sehingga peningkatan
konsentrasi sorbitol menyebabkan penurunan viskositas.
E. Uji Stabilitas Fisik Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis
1. Pengaruh penyimpanan pada organoleptis
Uji stabilitas organoleptis berperan penting mengetahui pengaruh
organoleptis sediaan pasta gigi minyak kayu manis selama penyimpanan yaitu
dilakukan selama 4 minggu. Pada pengamatan 48 jam sampai 4 minggu
stabilitas organoleptis pada formula 1 sampai 6 stabil selama penyimpanan.
Hal ini ditunjukkan pada warna pasta gigi minyak kayu manis keenam
formula yaitu putih kekuningan, bau khas minyak kayu manis dan homogen,
tekstur yang sangat kental pada F1, kental pada F2, agak kental pada F3,
encer pada F4-6 selama penyimpanan. Sorbitol dalam sediaan pasta gigi
mencegah penguapan bahan-bahan dalam sediaan pasta selama penyimpanan
(Putra, 2012).
2. Pengaruh penyimpanan pada pH
Uji stabilitas pH bertujuan mengetahui pengaruh penyimpanan
terhadap pH sediaan pasta gigi minyak kayu manis selama penyimpanan.
Nilai pH masing-masing formula adalah 8 dan selama 4 minggu penyimpanan
tidak mengalami perubahan pH. Hal ini berarti stabilitas pH sediaan pasta
gigi minyak kayu manis stabil selama penyimpanan. Hal ini disebabkan
karena sorbitol tidak mempengaruhi pH sediaan pasta gigi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3. Pengaruh penyimpanan pada daya lekat
Pengaruh penyimpanan pada daya lekat sediaan pasta gigi minyak
kayu manis selama penyimpanan perlu dilakukan uji daya lekat. Hasil uji
penyimpanan pada daya lekat sediaan pasta gigi minyak kayu manis, semua
formula terjadi kenaikan daya lekat (Gambar 15). Pada formula 1 terjadi
kenaikan yang signifikan pada minggu ke 3-4. Formula 2 dan 5 terjadi
kenaikan yang signifikan pada minggu ke 2-3. Pada formula 3 tiap
minggunya stabil selama penyimpanan meskipun terjadi kenaikan yang tajam
pada minggu ke 3-4, tetapi pada hasil statistik di minggu 0-4 tidak stabil
selama penyimpanan. Formula 4 terjadi kenaikan yang tidak signifikan pada
minggu 2-3 dan 3-4 tetapi pada minggu ke 0-1 sediaan pasta gigi tidak stabil
selama penyimpanan 1 minggu. Pada formula 6 tidak terjadi pergeseran daya
lekat yang signifikan, sehingga penambahan konsentrasi sorbitol 19,5% dapat
menjaga stabilitas sediaan pasta gigi selama empat minggu penyimpanan.
Gambar 15. Grafik uji stabilitas daya lekat sediaan pasta gigi minyak kayu manis
40
45
50
55
60
65
70
Day
a Le
kat (
detik
)
Lama Penyimpanan
Formula 1
Formula 2
Formula 3
Formula 4
Formula 5
Formula 6
48 jam 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Peningkatan daya lekat dipengaruhi oleh lama penyimpanan.
Penyimpanan yang semakin lama, air dalam sediaan menjadi berkurang.
Pengaruh ini disebabkan cairan dalam sediaan pasta gigi menguap.
Penguapan ini mungkin disebabkan karena sediaan yang digunakan sering
dikeluarkan dan dimasukkan dari tube untuk dilakukan pengujian 4 minggu
sehingga pasta gigi menjadi kental dan lekat (Putra, 2012). Sediaan pasta gigi
yang kental dan lekat menyebabkan ikatan antara molekul pasta gigi dengan
molekul kaca object glass semakin kuat sehingga terjadi peningkatan daya
lekat.
4. Pengaruh penyimpanan pada viskositas
Pengaruh penyimpanan pada viskositas penting untuk mengetahui
stabilitas viskositas pasta gigi selama penyimpanan. Stabilitas sediaan sangat
penting untuk menjadi pertimbangan karena berhubungan dengan konsistensi
dari sediaan dan dosis yang terkandung dalam sediaan. Pada formula 1 dan 2
terjadi kenaikan yang signifikan pada minggu ke 3-4, formula 3 dan 4 sediaan
pasta tidak stabil selama penyimpanan 4 minggu. Pada formula 5 dan 6 tidak
terjadi pergeseran viskositas yang signifikan, sehingga penambahan
konsentrasi sorbitol 19-19,5% dapat menjaga stabilitas sediaan pasta gigi
selama empat minggu penyimpanan.
Hal ini disebabkan karena peningkatan viskositas dipengaruhi oleh
lama penyimpanan. Semakin lama penyimpanan, air dalam sediaan menjadi
berkurang, disebabkan cairan dalam sediaan pasta gigi menguap. Penguapan
ini mungkin disebabkan karena sediaan yang digunakan sering dikeluarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dan dimasukkan dari tube untuk dilakukan pengujian 4 minggu sehingga
pasta gigi menjadi kental dan sulit untuk mengalir (Putra, 2012).
Gambar 16. Grafik uji stabilitas viskositas sediaan pasta gigi minyak kayu manis
F. UJi Daya Antibakteri Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis denganMetode difusi Sumuran
Pentingnya uji daya antibakteri adalah mengetahui kemampuan dari
sediaan pasta gigi minyak kayu manis dapat membunuh atau menghambat
Streptococcus mutans, yang dapat menyebabkan karies gigi. Hasil basis pada
semua formula memiliki diameter daya hambat yang relatif sama. Basis
memberikan aktivitas disebabkan oleh adanya bahan-bahan dalam sediaan pasta
juga memberikan aktivitas sebagai antibakteri seperti sodium lauryl sulfat, metil
paraben, gliserin dan sorbitol yang termasuk dalam golongan alkohol (Harmely
dkk., 2012). Hal ini berarti peningkatan konsentrasi sorbitol tidak berpengaruh
signifikan terhadap aktivitas zona hambat pada basis. Aktivitas zona hambat antar
sampel (formula 1-6), peningkatan konsentrasi sorbitol tidak berpengaruh
signifikan terhadap kenaikan diameter zona hambat. Hasil uji daya antibakteri
sediaan pasta gigi minyak kayu manis pada gambar 17.
300350400450500550600650700750800
Vis
kosi
tas (
dPa.
s)
Lama Penyimpanan
Formula 1
Formula 2
Formula 3
Formula 4
Formula 5
Formula 6
48 jam 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Formula 4 Formula 5 Formula 6
Gambar 17. Zona hambat pasta gigi minyak kayu manis terhadap Streptococcusmutans
Keterangan:M: Minyak kayu manis 7%; +: Kontrol pasta gigi merek “X”; S: Sampel formula; B: Kontrol basis
Hasil statistik pada basis memiliki perbedaan yang bermakna secara
statistik dengan sampel, disimpulkan bahwa sampel memiliki aktivitas
menghambat Streptococcus mutans. Minyak kayu manis 7% tidak memiliki
perbedaan yang bermakna secara statistik dengan semua sampel, berarti minyak
kayu manis mudah lepas dari basisnya. Tabel VIII menunjukkan bahwa diameter
zona hambat dari minyak kayu manis 7% dan sampel, nilai diameter jauh lebih
besar minyak kayu manis, hal ini disebabkan karena minyak kayu manis mampu
berdifusi keluar lebih cepat dibanding dalam bentuk sediaan. Kontrol positif dan
sampel tidak memiliki perbedaan yang bermakna pada semua formula, berarti
sediaan pasta gigi minyak kayu manis dapat dipasarkan.
B
+
S
+M
S B
M M +
S B
M +
BS
M +
S B
M +
S B
47
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Formula 4 Formula 5 Formula 6
Gambar 17. Zona hambat pasta gigi minyak kayu manis terhadap Streptococcusmutans
Keterangan:M: Minyak kayu manis 7%; +: Kontrol pasta gigi merek “X”; S: Sampel formula; B: Kontrol basis
Hasil statistik pada basis memiliki perbedaan yang bermakna secara
statistik dengan sampel, disimpulkan bahwa sampel memiliki aktivitas
menghambat Streptococcus mutans. Minyak kayu manis 7% tidak memiliki
perbedaan yang bermakna secara statistik dengan semua sampel, berarti minyak
kayu manis mudah lepas dari basisnya. Tabel VIII menunjukkan bahwa diameter
zona hambat dari minyak kayu manis 7% dan sampel, nilai diameter jauh lebih
besar minyak kayu manis, hal ini disebabkan karena minyak kayu manis mampu
berdifusi keluar lebih cepat dibanding dalam bentuk sediaan. Kontrol positif dan
sampel tidak memiliki perbedaan yang bermakna pada semua formula, berarti
sediaan pasta gigi minyak kayu manis dapat dipasarkan.
B
+
S
+M
S B
M M +
S B
M +
BS
M +
S B
M +
S B
47
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Formula 4 Formula 5 Formula 6
Gambar 17. Zona hambat pasta gigi minyak kayu manis terhadap Streptococcusmutans
Keterangan:M: Minyak kayu manis 7%; +: Kontrol pasta gigi merek “X”; S: Sampel formula; B: Kontrol basis
Hasil statistik pada basis memiliki perbedaan yang bermakna secara
statistik dengan sampel, disimpulkan bahwa sampel memiliki aktivitas
menghambat Streptococcus mutans. Minyak kayu manis 7% tidak memiliki
perbedaan yang bermakna secara statistik dengan semua sampel, berarti minyak
kayu manis mudah lepas dari basisnya. Tabel VIII menunjukkan bahwa diameter
zona hambat dari minyak kayu manis 7% dan sampel, nilai diameter jauh lebih
besar minyak kayu manis, hal ini disebabkan karena minyak kayu manis mampu
berdifusi keluar lebih cepat dibanding dalam bentuk sediaan. Kontrol positif dan
sampel tidak memiliki perbedaan yang bermakna pada semua formula, berarti
sediaan pasta gigi minyak kayu manis dapat dipasarkan.
B
+
S
+M
S B
M M +
S B
M +
BS
M +
S B
M +
S B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel VIII. Zona hambat (x̅ ± SD) yang dihasilkan tiap formula dibandingkandengan kontrol positif (pasta gigi merek “X”), kontrol negatif (basis), minyak kayu
manis 7%
Diameter Daya Hambat (mm)Basis Minyak kayu
manis 7%KontrolPositif
Formula
4,11±1,36
12,89±1,84 13,65±2,16
10,12±1,844,33±0,61 10,49±1,294,01±1,57 10,53±1,134,25±0,67 11,28±3,254,03±0,86 9,79±2,794,03±1,55 9,71±0,77
G. Uji Iritasi Minyak Kayu Manis Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis
Uji iritasi berperan untuk mengetahui sediaan pasta gigi minyak kayu
manis memiliki potensi mengiritasi atau tidak. Uji iritasi dilakukan menggunakan
siput (tak bercangkang), mukus yang dihasilkan siput merupakan parameter untuk
menentukan besar iritasi dari sediaan pasta gigi minyak kayu manis yang
mengiritasi membran mukosa. Uji iritasi dilakukan selama 5 hari, tetapi pada hari
kedua siput mati.
Menurut Adriaens (2006), dari hasil uji iritasi didapatkan bahwa kontrol
positif (SLS 2%) memiliki potensi mengiritasi sedang (20-25%) yaitu dengan
persentase 20,508%. Kontrol negatif (aquadest P.I) tidak mempunyai potensi
mengiritasi dengan persentase -5,894%. Sediaan pasta gigi minyak kayu manis
berada pada potensi iritasi berat (>25%) yaitu 50,605%. Sediaan pasta gigi
mengiritasi karena pengaruh dari zat aktif yang digunakan yaitu minyak kayu
manis. Minyak kayu manis menghasilkan efek panas sehingga ketika
diaplikasikan pada membran mukosa dapat mengiritasi membran mukosa
(National Association for Holistic Aromatherapy, 2014). Penyebab lainnya yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
meskipun minyak kayu manis telah diformulasikan ke dalam bentuk pasta gigi,
konsentrasi minyak kayu manis yang terkandung pada setiap formula cukup besar
yaitu sebesar 7%, padahal konsentrasi minyak kayu manis pada dilusi padat
didapati KBM sebesar 0,09%, sehingga potensi minyak kayu manis dalam
mengiritasi siput juga besar. Pada penelitian ini seharusnya dilakukan uji iritasi
pada pasta gigi yang telah beredar dipasaran, tujuannya untuk menghindari
didapatkannya hasil positif palsu pada uji iritasi pasta gigi minyak kayu manis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Peningkatan konsentrasi sorbitol terhadap karakteristik fisik sediaan pasta
gigi tidak menyebabkan perubahan organoleptis dan pH, namun terjadi
penurunan daya lekat dan viskositas serta tidak mempengaruhi stabilitas
organoleptis dan pH tetapi mempengaruhi stabilitas daya lekat dan viskositas
sediaan pasta gigi minyak kayu manis.
2. Sediaan pasta gigi minyak kayu manis menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans.
3. Sediaan pasta gigi minyak kayu manis memiliki potensi iritasi berat pada
membran mukosa.
B. Saran
1. Perlu dilakukan pengujian sifat fisis pasta gigi yang belum dapat dilakukan
oleh penulis seperti extrudability (kemampuan pasta gigi keluar dari tube, uji
sag (menyatakan kemampuan dari sediaan pasta gigi untuk menjaga
konsistensinya) sehingga dihasilkan pasta gigi yang memenuhi parameter dan
karakteristik sifat fisis dan stabilitas sediaan pasta gigi yang baik.
2. Perlu dilakukan uji iritasi sampai pada jaringan dalam, sehingga dapat
diketahui bagian organ yang mengalami kerusakan.
3. Pelu dilakukan tinjauan mengenai formula sediaan dan minyak kayu manis
yang digunakan.
4. Perlu dilakukan uji iritasi untuk pasta gigi yang telah beredar di pasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
DAFTAR PUSTAKA
Adriaens, E., 2006, The Slug Mucosal Irritation Assay: An Alternative Assay forLocal Tolerance Testing. National Centre for The Replacement,Refinement and Reduction of Animals in Research, 1-9.
Alcamo, I.E., 1996, Laboratory Fundamentals of Microbiology, 5th ed., AddisonWesley Longman Publishing Company, Canada, p. 309.
Allen, L.V.Jr., 2002, The art, Science and Technology of pharmaceuticalCompounding, 2nd Ed, American Pharmaceutical Association,Washington, D.C., p. 305.
Allen L.V.Jr, and Ansel H.C., 2014, Pharmaceutical Dosage Forms and DrugDelivery System, Tenth Ed., Wolters Kluwer, p. 152.
Alvarez-Nunez, F.A and Medina, C., 2009, Glycerin, in R.C. Rowe, P.J. Sheskeydan M.E. Quinn, (Eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed.,Pharmaceutical Press, pp. 283.
Anonim, 2006, Pengujian Oragnoleptik, https://www.google.com/#q=uji+organoleptik+pdf, diakses tanggal 11 Maret 2014.
Anonim, 2012, Streptococcus mutans dan Kesehatan Gigi, https://docs.google.com, diakses tanggal 25 Februari 2013.
Anonim, 2013, Viskotester RION, Autoklaf dan Indikator pH, http://www. google.com/imgres, diakses tanggal 03 November 2013.
Anonim, 2014, Compounding, www.google.com, diakses tanggal 10 Juni 2014.
Armstrong, N.A., 2006, Calcium Carbonat, in R.C. Rowe, P.J. Sheskey dan M.E.Quinn, (Eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients, 5th ed.,Pharmaceutical Press, pp. 89.
Asdie, A., 1995, Prinsip-prinsip Ilmu penyakit dalam, EGC, Yogyakarta, p. 36.
Astoeti, T.E., 2011, Karies Gigi Masalah Kesehatan Serius di Indonesia,http://www.beritasatu.com/mobile/kesehatan/14088-karies-gigi-masalah-kesehatan-serius-di-indonesia.html, diakses tanggal 28 Februari 2014.
Atmania, N., Inna, M., and Prismasari S., 2010, Potential Use of Cinnamomumburmanii Essential Oil-based Chewing Gum as Oral Antibiofilm Agent,Journal of Dentistry Indonesia, 17 (3), 80-86.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Behrman, Kliegman, dan Arvin, 2000, Ilmu Kesehatan Anak, edisi 15, EGC,Jakarta, pp. 992-994.
Bond, M., 2009, Xylitol, in R.C. Rowe, P.J. Sheskey dan M.E. Quinn, (Eds.),Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., Pharmaceutical Press,pp. 786.
Davis Stout cit Moerfiah dan Supomo, F.D.S., 2011, Pengaruh Ekstrak Daun SirihMerah (Piper of fragile Benth.) terhadap Bakteri Penyebab sakit Gigi,Ekologia, 11 (1), 30-35.
Dewan Standarisasi Nasional, SNI 12-3524-1995, Pasta Gigi, Dewan StandarisasiNasional, Jakarta, p. 1.
Dewan Standarisasi Nasional, SNI 06-3734-2006, Minyak Kulit Kayu Manis,Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta, p.1.
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta, p. 458.
Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta, pp. 112,175.
Fact Sheet, 2006, Oral Care–Facts about toothpaste, Colgate Palmolive,Australia, p. 22.
Fitria, S., 2013, Pengaruh Konsentrasi Sorbitol sebagai Humektan dalam PastaGigi Minyak Atsiri Kayu Manis (Cinnamomum burmanii (BI.)) terhadapKarakteristik Fisik dan Stabilitas Sediaan, Skripsi, 1, Sekolah TinggiIlmu Farmasi “YAYASAN PHARMASI”, Semarang
Garlen, D., 1996, Toothpastes, in Lieberman, H.A., (Ed.), Pharmaceutical DosageForms Vol 2, Marcel Dekker Inc., New York, pp. 45, 423, 424, 428-429,431-433.
Haley, S., 2009, Methyl Paraben, in R.C. Rowe, P.J. Sheskey dan M.E. Quinn,(Eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., PharmaceuticalPress, pp. 441-442.
Hariana, A., 2008, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Penebar swadaya, Jakarta, p.14.
Harmely, F., Hosiana, V., dan Reskika R., 2012, Formulasi Pasta Gigi MinyakCengkeh (Oleum caryophylli) dan Uji Aktivitas Antibakteri TerhadapStreptococcus mutans, Scientia, 2 (1), 36-40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Hery, 2013, Alat Uji Daya Lekat, http://mitramedika. alat-uji-daya-lekatsalep.htm, diakses tanggal 27 November 2013.
Hooton, J.C., 2009, Carboxymethylcellulose Sodium, in R.C. Rowe, P.J. Sheskeydan M.E. Quinn, (Eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed.,Pharmaceutical Press, pp. 119.
Hoowink, B., 1993, Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, Universitas Gajah MadaPress, Yogyakarta, pp. 275-276.
Hugo, W.B., and Russell, A.D., 1987, Pharmaceutical Microbiology, 6th ed.,Blackwell Science, London, pp. 242-243.
Jawetz, E., Melnick, J., and Adelberg, E., 1995, Medical Microbiology,Kedokteran EGC, Jakarta, 20, pp.160, 627-629.
John Wiley and Sons, 1983, Ukuran Pembesaran Partikel Kirk-OthmerEncyclopedia of Chemical Technology, edisi ketiga, NY, pp. 106-131.
Madigan, M.T., Martinko, J. M., and Parleer, J., 2000, Brock Biology ofMicroorganisms, 9th ed., Prentice-Hall Inc., New Jersey, pp. 777-780.
Maharani, E.T., dan Wikanastri, H., 2009, Analisis Kadar Detergen Anionik padaSediaan Pasta Gigi Anak – Anak, Jurnal Kesehatan, 2 (2), 3.
Marsaban, M., 2007, Perbandingan Efek Antibakterial Ekstrak Buah Cacao PadaBerbagai Konsentrasi Terhadap Streptococcus mutans, Artikel Penelitian,2.
Martin, A., Swarbick, J., and Cammarata, A, 1993, Farmasi Fisik 2, Edisi 3,Universitas Indonesia, Jakarta, pp. 1077.
Martina, L., 2014, Karies, http://www.scribd.com/doc/97983341/karies, diaksestanggal 18 April 2014.
Melcher, H., dan Subroto A., 2006, Gempur Penyakit dengan Minyak HerbalPapua, Agro Media Pustaka, Jakarta, pp. 18-19.
National Association for Holistic Aromatherapy, 2014, Exploring Aromatherapy:Safety Information, http://www.naha.org/index.php/explore aromatherapy/safety, diakses tanggal 25 April 2014.
Ningrum, D.S., 2012, Pengaruh Natrium Karboksimetilselulosa sebagai GellingAgent Terhadap Karakteristik Fisik Emulgel Analgetik dengan Zat AktifMetil Salisilat dan Mentol, Karya Tulis Ilmiah, 2, Akademi FarmasiTheresiana, Semarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Plumb, P., 2009, Sodium Lauryl Sulfate, in R.C. Rowe, P.J. Sheskey dan M.E.Quinn, (Eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed.,Pharmaceutical Press, pp. 651.
Poucher, J. 2000, Poucher’s Perfume Cosmetics and Soap, 10th ed, Netherlands :Kluwer Academic, pp. 223, 230, 232.
Pratiwi, S.T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Jakarta, pp. 181-191.
Purba, M., 2010, pH Saliva, repository.usu. ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf, diakses tanggal 25 Maret 2013.
Putra, W.O., 2012, Pengaruh Variasi Konsentrasi Gliserin sebagai Humektanpada Sediaan Pasta Gigi Minyak Atsiri Sereh Dapur (Cymbopogoncitrates) Terhadap Sifat Fisik Sediaan dan Daya AntibakteriStreptoccocus mutans, Skripsi, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, UniversitasMuhammadiyah Surakarta, Surakarta
Shur, J., 2009, Sorbitol, in R.C. Rowe, P.J. Sheskey dan M.E. Quinn, (Eds.),Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., Pharmaceutical Press,pp. 679.
Sloane, E., 1994, Anatomi dan Fisiologi, EGC, Jakarta, pp. 78, 79.
Soesilo, D., Santoso, R., Diyatri, I., 2005, Peranan Sorbitol dalamMempertahankan Kestabilan pH Saliva pada Proses Pencegahan Karies,Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), 38 (1), 25-28.
Syafutri, M. I., Eka, L., dan Hendra, I., 2010, Karakteristik Permen Jelly TimunSuri (Cucumis melo L.) dengan Penambahan Sorbitol Dan EkstrakKunyit (Curcuma domestika Val.), Jurnal Gizi dan Pangan, 5 (2), 78, 79.
Tersono, A., 2007, Sehat Berdasarkan Golongan Darah, Agro Media Pustaka,Jakarta, p. 73.
Thompson J.E., and Davidow L.W., 2009, Contemporary Pharmacy Practice, 3rdEdition, Lippincott Williams & Wilkins, p. 1.
Uli, 2010, Kesehatan Gigi dan Mulut, https://docs.google.com, diakses tanggal25 Februari 2013.
Utami, P., 2008, Buku Pintar Tanaman Obat, Agromedia pustaka, Jakarta, pp.119-120.
Vita, 2012, Diet VCO, PT. Gramedia, Jakarta, p. 29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Voigh, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan olehNoerono, S., UGM Press, Yogyakarta, pp. 387.
Wahab, S., 1999, Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15, EGC, Jakarta, p. 1285.
Winarno cit Fitria, S., 2013, Pengaruh Konsentrasi Sorbitol sebagai Humektandalam Pasta Gigi Minyak Atsiri Kayu Manis (Cinnamomum burmanii(BI.)) terhadap Karakteristik Fisik dan Stabilitas Sediaan, Skripsi, 21,Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “YAYASAN PHARMASI”, Semarang
Winarti, L., 2013, Diktat Kuliah Formulasi Sediaan Semisolid (Formulasi Salep,Krim, Gel, Pasta, dan Suppositoria) Semester VI, Diktat, UniversitasJember, Jember
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) Minyak Atsiri Kayu Manis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lampiran 2. Sertifikat Hasil Uji Streptococcus mutans
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 3. Verifikasi Minyak Kayu Manis
1. Bobot Jenisa. Kalibarasi Piknometer
Tabel data perhitungan bobot air dalam piknometer
Keterangan Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3Bobot piknometer kosong (g) 24,3435 24,3652 24,3468Bobot pikonometer + air (g) 34,5235 34,5689 34,5473Bobot air (g) 10,1797 10,2037 10,2005Kerapatan air (25°C) (g/mL) 0,99707 0,99707 0,99707
Volume air (mL) 10,2096 10,2336 10,2305
b. Bobot Jenis Minyak Kayu Manis (100%)Tabel data perhitungan bobot minyak dalam piknometer
Keterangan Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3Bobot piknometer kosong(g)
24,3440 24,3960 24,3639
Bobot pikonometer +minyak (g)
34,6885 34,7716 34,7246
Bobot minyak kayu manis(g)
10,3445 10,3445 10,3607
ρ minyak kayu manis(g/mL)
1,0132 1,0138 10,3607
Bobot jenis minyak kayumanis
1,0161 1,0168 1,0157
Rata-rata ±SD 1,016 ± 0,0005
c. Bobot Jenis Minyak Kayu Manis (7%)Tabel data perhitungan bobot minyak dalam piknometer
Keterangan Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3Bobot piknometer kosong 24,3418 24,3766 24,3477Bobot pikonometer +minyak
33,3287 33,3546 33,3719
Bobot minyak 8,9869 8,9780 9,0242
ρ minyak kayu manis(g/mL)
0,8773 0,8773 0,8821
Bobot jenis minyak kayumanis
0,8798 0,8798 0,8846
Rata-rata ±SD 0,881 ± 0,003
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
d. Massa minyak kayu manis 7% v/v7% v/v = = , ,
= , ,x = …….. gram
Replikasi 1Massa Campuran = 100 mL x 0,8773 g/mL = 87,73 gMassa Kayu Manis = 7 mL x 1,10132 g/mL = 7,0924 gKonversi ke 100 gram, , =
x gram = 8,084 g = 7,979 ml kayu manis 100%
Replikasi 2Massa Campuran = 100 mL x 0,8773 g/mL = 87,73 gMassa Kayu Manis = 7 mL x 1,10132 g/mL = 7,0924 gKonversi ke 100 gram, , =
x gram = 8,084 g = 7,979 ml kayu manis 100%
Replikasi 3Massa Campuran = 100 mL x 0,8821 g/mL = 88,21 gMassa Kayu Manis = 7 mL x 1,0127g/mL = 7,0889 gKonversi ke 100 gram, , =
x gram = 8,0363g = 7,9356 ml kayu manis 100%
Rerata Bobot Jenis minyak kayu manis = , , ,Standar Deviasi (SD) = 0,03
Massa minyak kayu manis 100% = Rerata ± SD = 8,0681 ± 0,03
2. Indeks Bias
Rumus : ns = np + 0,0004 (Tp – Ts)Ts = 25°C dan Tp = 27°C
Replikasi np ns
1 1,555 1,55982 1,590 1,59883 1,560 1,5688
±SD 1,5758 ± 0,02
59
d. Massa minyak kayu manis 7% v/v7% v/v = = , ,
= , ,x = …….. gram
Replikasi 1Massa Campuran = 100 mL x 0,8773 g/mL = 87,73 gMassa Kayu Manis = 7 mL x 1,10132 g/mL = 7,0924 gKonversi ke 100 gram, , =
x gram = 8,084 g = 7,979 ml kayu manis 100%
Replikasi 2Massa Campuran = 100 mL x 0,8773 g/mL = 87,73 gMassa Kayu Manis = 7 mL x 1,10132 g/mL = 7,0924 gKonversi ke 100 gram, , =
x gram = 8,084 g = 7,979 ml kayu manis 100%
Replikasi 3Massa Campuran = 100 mL x 0,8821 g/mL = 88,21 gMassa Kayu Manis = 7 mL x 1,0127g/mL = 7,0889 gKonversi ke 100 gram, , =
x gram = 8,0363g = 7,9356 ml kayu manis 100%
Rerata Bobot Jenis minyak kayu manis = , , ,Standar Deviasi (SD) = 0,03
Massa minyak kayu manis 100% = Rerata ± SD = 8,0681 ± 0,03
2. Indeks Bias
Rumus : ns = np + 0,0004 (Tp – Ts)Ts = 25°C dan Tp = 27°C
Replikasi np ns
1 1,555 1,55982 1,590 1,59883 1,560 1,5688
±SD 1,5758 ± 0,02
59
d. Massa minyak kayu manis 7% v/v7% v/v = = , ,
= , ,x = …….. gram
Replikasi 1Massa Campuran = 100 mL x 0,8773 g/mL = 87,73 gMassa Kayu Manis = 7 mL x 1,10132 g/mL = 7,0924 gKonversi ke 100 gram, , =
x gram = 8,084 g = 7,979 ml kayu manis 100%
Replikasi 2Massa Campuran = 100 mL x 0,8773 g/mL = 87,73 gMassa Kayu Manis = 7 mL x 1,10132 g/mL = 7,0924 gKonversi ke 100 gram, , =
x gram = 8,084 g = 7,979 ml kayu manis 100%
Replikasi 3Massa Campuran = 100 mL x 0,8821 g/mL = 88,21 gMassa Kayu Manis = 7 mL x 1,0127g/mL = 7,0889 gKonversi ke 100 gram, , =
x gram = 8,0363g = 7,9356 ml kayu manis 100%
Rerata Bobot Jenis minyak kayu manis = , , ,Standar Deviasi (SD) = 0,03
Massa minyak kayu manis 100% = Rerata ± SD = 8,0681 ± 0,03
2. Indeks Bias
Rumus : ns = np + 0,0004 (Tp – Ts)Ts = 25°C dan Tp = 27°C
Replikasi np ns
1 1,555 1,55982 1,590 1,59883 1,560 1,5688
±SD 1,5758 ± 0,02
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lampiran 4. Uji Daya Antibakteri Minyak Kulit Kayu Manis terhadapStreptococcus mutans
Konsentrasiminyak kayu
manis (%)
Diameter zona hambat (mm) Rata-rata± SD
I II III IV V VI
Kontrol negatif12345
00000
4,76
00000
3,96
000000
00000
3,73
00000
5,13
00000
3,5
00000
3,51±1,836 6,60 4,60 4,13 4,33 4,0 5,33 4,83±0,987 5,57 4,73 7,06 4,50 6,66 6,33 5,80±1,048 9,06 9,03 12,26 9,0 6,33 9,33 9,16±1,889 9,86 10,76 11,30 9,50 11,83 12,50 10,95±1,1510 13,40 13,36 7,30 9,83 14,30 11,66 11,64±2,65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 5. Hasil Pengamatan Dilusi Padat
Minyak Kayu Manis0,06% (+)
Minyak Kayu Manis0,08% (-)
Minyak Kayu Manis0,09% (-)
Minyak Kayu Manis0,10% (-)
Minyak Kayu Manis0,12% (-)
Minyak Kayu Manis0,13% (-)
Kontrol Media, kontrol pertumbuhan bakteri, kontrol pelarut pada dilusi padat
Kontrol media Kontrol pertumbuhan bakteri
Kontrol pelarut
61
Lampiran 5. Hasil Pengamatan Dilusi Padat
Minyak Kayu Manis0,06% (+)
Minyak Kayu Manis0,08% (-)
Minyak Kayu Manis0,09% (-)
Minyak Kayu Manis0,10% (-)
Minyak Kayu Manis0,12% (-)
Minyak Kayu Manis0,13% (-)
Kontrol Media, kontrol pertumbuhan bakteri, kontrol pelarut pada dilusi padat
Kontrol media Kontrol pertumbuhan bakteri
Kontrol pelarut
61
Lampiran 5. Hasil Pengamatan Dilusi Padat
Minyak Kayu Manis0,06% (+)
Minyak Kayu Manis0,08% (-)
Minyak Kayu Manis0,09% (-)
Minyak Kayu Manis0,10% (-)
Minyak Kayu Manis0,12% (-)
Minyak Kayu Manis0,13% (-)
Kontrol Media, kontrol pertumbuhan bakteri, kontrol pelarut pada dilusi padat
Kontrol media Kontrol pertumbuhan bakteri
Kontrol pelarut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 6. Perhitungan Konsentrasi Minyak Kayu Manis Metode DilusiPadat
Media TSA = 15 mLSuspensi bakteri uji = 0,2 mLMinyak kayu manis @ = 0,2 mL
0,2 mL pada V1 merupakan volume minyak kayu manis15,4 mL pada V2 merupakan volume total (Media TSA + Suspensi bakteri uji + Minyakkayu manis)
Konsentrasi 5%V1.C1 = V2.C20,2 mL x 5% = 15,4 mL x C2
C2 = 0,06%
Konsentrasi 6%V1.C1 = V2.C20,2 mL x 6% = 15,4 mL x C2
C2 = 0,08%
Konsentrasi 7%V1.C1 = V2.C20,2 mL x 7% = 15,4 mL x C2
C2 = 0,09%
Konsentrasi 8%V1.C1 = V2.C20,2 mL x 8% = 15,4 mL x C2
C2 = 0,10%
Konsentrasi 9%V1.C1 = V2.C20,2 mL x 9% = 15,4 mL x C2
C2 = 0,12%
Konsentrasi 10%V1.C1 = V2.C20,2 mL x 10% = 15,4 mL x C2
C2 = 0,13%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 7. Hasil Uji Penegasan dengan Metode Streak Plate untukMenentukan Nilai KHM dan KBM
A. Uji penegasan I
Minyak Kayu Manis konsentrasi Minyak Kayu Manis konsentrasi0,08%, 0,09% 0,10%, 0,12%
B. Uji penegasan II
Minyak Kayu Manis konsentrasi Minyak Kayu Manis konsentrasi0,08%, 0,09% 0,10%, 0,12%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 8. Perhitungan Penimbangan Bahan Pasta Gigi Minyak KayuManis
Formula 1Bahan Replikasi
I II IIINa-CMCSorbitolGliserinKalsium karbonatSilitolNatrium lauril sulfatMetil ParabenMinyak permenAquadestMinyak kayu manis
0,51721431
0,80,24
4,58
0,51721431
0,80,24
4,58
0,51721431
0,80,24
4,58
Formula IIBahan Replikasi
I II IIINa-CMCSorbitolGliserinKalsium karbonatSilitolNatrium lauril sulfatMetil ParabenMinyak permenAquadestMinyak kayu manis
0,517,521431
0,80,24
4,58
0,517,521431
0,80,24
4,58
0,517,521431
0,80,24
4,58
Formula IIIBahan Replikasi
I II IIINa-CMCSorbitolGliserinKalsium karbonatSilitolNatrium lauril sulfatMetil ParabenMinyak permenAquadestMinyak kayu manis
0,51821431
0,80,24
4,58
60,51821431
0,80,24
4,58
0,51821431
0,80,24
4,58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Formula IVBahan Replikasi
I II IIINa-CMCSorbitolGliserinKalsium karbonatSilitolNatrium lauril sulfatMetil ParabenMinyak permenAquadestMinyak kayu manis
0,518,521431
0,80,24
4,58
0,518,521431
0,80,24
4,58
0,518,521431
0,80,24
4,58
Formula VBahan Replikasi
I II IIINa-CMCSorbitolGliserinKalsium karbonatSilitolNatrium lauril sulfatMetil ParabenMinyak permenAquadestMinyak kayu manis
0,51921431
0,80,24
4,58
0,51921431
0,80,24
4,58
0,51921431
0,80,24
4,58
Formula VIBahan Replikasi
I II III
Na-CMCSorbitolGliserinKalsium karbonatSilitolNatrium lauril sulfatMetil ParabenMinyak permenAquadestMinyak kayu manis
0,519,521431
0,80,24
4,58
0,519,521431
0,80,24
4,58
0,519,521431
0,80,24
4,58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 9. Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis
48 Jam
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Formula 4 Formula 5 Formula 6
Minggu ke 1
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Formula 4 Formula 5 Formula 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Hari ke 14
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Formula 4 Formula 5 Formula 6
Hari ke 21
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Formula 4 Formula 5 Formula 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Hari ke 28
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Formula 4 Formula 5 Formula 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 10. Data Pengamatan Organoleptis Sediaan Pasta Gigi MinyakKayu Manis
Formula Pemeriksaan Penyimpanan48 jam 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu
1
Warna PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
Bau Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Tekstur Sangatkental
Sangatkental
Sangatkental
Sangatkental
Sangatkental
Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
2
Warna PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
Bau Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Tekstur kental kental kental kental kentalHomogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
3
Warna PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
Bau Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Tekstur Agak kental Agak kental Agak kental Agak kental Agak kentalHomogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
4
Warna PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
Bau Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Tekstur Encer Encer Encer Encer EncerHomogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
5
Warna PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
Bau Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Tekstur Encer Encer Encer Encer EncerHomogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
6
Warna PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
PutihKekuningan
Bau Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Khasminyakkayu manis
Tekstur Encer Encer Encer Encer EncerHomogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 11. Data Pengukuran pH Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis
Formula/Minggu
FI FII FIII FIV FV FVI
48 Jam888
888
888
888
888
888
x̅ ± SD 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0
Minggu 1888
888
888
888
888
888
x̅ ± SD 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0
Minggu 2888
888
888
888
888
888
x̅ ± SD 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0
Minggu 3888
888
888
888
888
888
x̅ ± SD 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0
Minggu 4888
888
888
888
888
888
x̅ ± SD 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0 8 ± 0
Keterangan :F I : Pasta gigi minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi sorbitol 17%F II : Pasta gigi minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi sorbitol 17,5%F III : Pasta gigi minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi sorbitol 18%F IV : Pasta gigi minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi sorbitol 18,5%F V : Pasta gigi minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi sorbitol 19%F VI : Pasta gigi minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi sorbitol 19,5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 12. Data Pengukuran Daya Lekat (detik) Sediaan Pasta GigiMinyak Kayu Manis
Formula/Minggu
FI FII FIII FIV FV FVI
48 jam52,5150,5151,41
51,0049,1050,00
49,3047,5045,88
48,1346,6043,90
46,8945,9942,38
45,1644,7041,96
x̅ ± SD 51,5±1,00 50,0±0,95 47,6±1,71 46,2±2,14 45,1±2,39 43,9±1,73
Minggu 153,0051,1051,60
52,7051,2549,60
49,1547,2050,45
49,0547,8944,70
45,1748,2041,40
45,1045,4042,35
x̅ ± SD 51,9±0,98 51,2±1,55 48,9±1,63 47,2±2,25 44,9±3,41 44,3±1,68
Minggu 250,0052,8553,88
49,1547,2050,45
45,1848,7251,44
39,7750,3348,94
35,4445,7742,46
43,6644,1642,34
x̅ ± SD 52,2±2,01 48,9±1,63 48,4±3,14 46,3±5,74 41,2±5,27 43,4±0,94
Minggu 351,3454,3944,70
50,9149,3253,73
46,7255,9054,90
38,1459,0653,63
44,6256,6248,05
45,5246,6543,37
x̅ ± SD 50,1±4,95 52,3±2,23 50,5±8,49 50,3±10,85 49,8±6,18 45,2±1,66
Minggu 458,2365,1555,44
51,6850,1052,33
58,6766,3459,34
44,0959,3958,11
45,0757,3252,84
46,5045,0042,38
x̅ ± SD 59,6±4,99 51,4±1,15 61,45±4,25 53,9±8,48 51,7±6,19 44,6±2,08
Keterangan :F I : Pasta gigi minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi sorbitol 17%F II : Pasta gigi minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi sorbitol 17,5%F III : Pasta gigi minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi sorbitol 18%F IV : Pasta gigi minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi sorbitol 18,5%F V : Pasta gigi minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi sorbitol 19%F VI : Pasta gigi minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi sorbitol 19,5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 13. Data Pengukuran Viskostas (dPa.s) Sediaan Pasta GigiMinyak Kayu Manis
Formula/Minggu
FI FII FIII FIV FV FVI
48 Jam650600630
550500600
530500550
450400550
350400550
300350400
x̅ ± SD 626,6±25,16 550±50 526,6±25,16 466,6±76,37 433,3±104,08 350±50
Minggu 1680610590
560510520
400460420
450380390
380410430
350400340
x̅ ± SD 626,6±47,26 530±26,45 426,6±30,55 406,6±37,86 406,6±25,16 363,3±32,14
Minggu 2580650640
560540550
450480500
400380300
360420390
300460320
x̅ ± SD 623,3±37,86 553,3±15,27 476,6±25,16 360±52,91 390±30 360±87,17
Minggu 3650640670
560500540
510490410
430400600
420440300
350470400
x̅ ± SD 653,3±15,27 533,3±30,55 470±52,91 476,6±107,8 386,6±75,72 406,6±60,27
Minggu 4750700720
650580610
550590610
480440570
370430560
310360420
x̅ ± SD 723,3±25,16 613,3±35,11 583,3±30,55 496,6±66,58 453,3±97,12 363,3±55,07
Keterangan :F I : Pasta gigi minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi sorbitol 17%F II : Pasta gigi minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi sorbitol 17,5%F III : Pasta gigi minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi sorbitol 18%F IV : Pasta gigi minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi sorbitol 18,5%F V : Pasta gigi minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi sorbitol 19%F VI : Pasta gigi minyak atsiri kayu manis dengan konsentrasi sorbitol 19,5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 14. Perhitungan Statistik Sifat Fisik (48 Jam) Sediaan MinyakKayu Manis Menggunakan Program R 3.0.2 Open Source
Contoh uji statistik1. Uji Normalitas Data
Keterangan : Formula 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 memiliki P-Value > 0,05 menunjukkandata terdistribusi normal.
2. Uji Variansi Data (Levene’s Test)
Keterangan : Variansi data viskositas 2 hari memiliki P-Value >0,05menunjukkan data homogen.
3. Hasil Uji ANOVA
Keterangan : Uji ANOVA (viskositas) memiliki P-Value < 0,05 menunjukkandata berbeda bermakna secara statistik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
4. Hasil Uji Tukey HSD
Tabel Statistik Uji Statistik Daya Lekat dan Viskositas1. Uji Normalitas Data
Formula Hasil uji daya lekat Hasil uji viskositas1 0,8899 0,78042 0,942 13 0,942 0,78044 0,6976 0,63695 0,3622 0,46336 0,2547 1
Keterangan: Formula 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 uji daya lekat dan viskositas memiliki P-Value > 0,05 menunjukkan data terdistribusi normal.
2. Uji Variansi Data (Levene’s Test)Keterangan Hasil
Uji daya lekat 0,9262Uji viskositas 0,6653
Keterangan: Variansi data daya lekat dan viskositas memiliki P-Value > 0,05menunjukkan data homogen.
3. Hasil Uji ANOVAKeterangan Hasil
Uji daya lekat 0,00128 **Uji viskositas 0,00226 **
Keterangan: Uji ANOVA (daya lekat dan viskositas) memiliki P-Value < 0,05menunjukkan data berbeda bermakna secara statistik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
4. Hasil Uji Tukey HSDKelompok Komparasi Hasil uji daya lekat Hasil uji viskositas
Formula 1 vs Formula 2 0,9033084 0,6600515Formula 1 vs Formula 3 0,1328710 0,4048771Formula 1 vs Formula 4 0,0275538 0,0685324Formula 1 vs Formula 5 0,0072817 0,0225976Formula 1 vs Formula 6 0,0019629 0,0015080Formula 2 vs Formula 3 0,5315325 0,9966760Formula 2 vs Formula 4 0,1473057 0,5842272Formula 2 vs Formula 5 0,0403183 0,2612463Formula 2 vs Formula 6 0,0103184 0,0180780Formula 3 vs Formula 4 0,9246353 0,8340967Formula 3 vs Formula 5 0,5315325 0,4734366Formula 3 vs Formula 6 0,1835872 0,0394650Formula 4 vs Formula 5 0,9636590 0,9832174Formula 4 vs Formula 6 0,6133202 0,2612463Formula 5 vs Formula 6 0,9604559 0,5842272
Keterangan: P<0,,05 (Berbeda Bermakna); P>0,05 (Berbeda Tidak Bermakna)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 15. Data Stabilitas Daya Lekat dan Viskositas Sediaan Pasta GigiMinyak Kayu Manis
Contoh uji statistikShapiro test48 jam dan 1 minggu
48 jam dan 2 minggu
48 jam dan 3 minggu
48 jam dan 4 minggu
1 minggu dan 2 minggu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
1 minggu dan 3 minggu
1 minggu dan 4 minggu
2 minggu dan 3 minggu
2 minggu dan 4 minggu
3 minggu dan 4 minggu
Keterangan: Formula 1 memiliki P-Value > 0,05 menunjukkan data terdistribusi normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Hasil uji t.test48 jam dan 1 minggu
48 jam dan 2 minggu
48 jam dan 3 minggu
48 jam dan 4 minggu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
1 minggu dan 2 minggu
1 minggu dan 3 minggu
1 minggu dan 4 minggu
2 minggu dan 3 minggu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
2 minggu dan 4 minggu
3 minggu dan 4 minggu
Keterangan: tiap minggu stabilitas daya lekat pasta memiliki P-Value > 0,05menunjukkan data tidak berbeda bermakna secara statistik, kecuali pada 3 minggu dan 4minggu memiliki perbedaan yang bermakna secara statistik (P-Value < 0,05).
Tabel Statistik Uji Statistik Daya Lekat dan Viskositasa. Stabilitas uji daya lekat
1. Uji Normalitas DataKelompok Komparasi Formula
1Formula
2Formula
3Formula
4Formula
5Formula
648 Jam vs 1 Minggu 0,8899
0,49020,9420,9289
0,9420,7804
0,69760,4974
0,36220,8802
0,25470,1706
48 Jam vs 2 Minggu 0,88990,4949
0,9420,7804
0,9420,8558
0,69760,2319
0,36620,6095
0,25470,514
48 Jam vs 3 Minggu 0,88990,5975
0,9420,951
0,9420,1899
0,69760,4828
0,36220,537
0,25470,6607
48 Jam vs 4 Minggu 0,88990,5401
0,9420,5487
0,9420,1508
0,69760,1441
0,36220,7062
0,25470,7027
1 Minggu vs 2 Minggu 0,49020,4949
0,92890,7804
0,78040,8558
0,49740,2319
0,88020,6095
0,17060,514
1 Minggu vs 3 Minggu 0,49020,5975
0,92890,6951
0,78040,1899
0,49740,4828
0,88020,537
0,17060,6607
1 Minggu vs 4 Minggu 0,49020,5401
0,92890,5487
0,78040,1508
0,49740,1441
0,88020,7062
0,17060,7027
2 Minggu vs 3 Minggu 0,49490,5975
0,78040,6951
0,85580,1899
0,23190,4828
0,60950,537
0,5140,6607
2 Minggu vs 4 Minggu 0,49490,5401
0,78040,5487
0,85580,1508
0,23190,1441
0,60950,7062
0,5140,7027
3 Minggu vs 4 Minggu 0,0,59750,5401
0,69510,5487
0,18990,1508
0,48280,1441
0,5370,7062
0,66070,7027
Keterangan: Stabilitas daya lekat formula 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 memiliki P-Value > 0,05menunjukkan data terdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
2. Uji t-testKelompok Komparasi Formula
1Formula
2Formula
3Formula
4Formula
5Formula
648 Jam vs 1 Minggu 0,072 0,2809 0,4809 0,02092 0,9046 0,259948 Jam vs 2 Minggu 0,6859 0,2917 0,7814 0,9773 0,4157 0,415248 Jam vs 3 Minggu 0,7054 0,4037 0,3196 0,6234 0,3393 0,117948 Jam vs 4 Minggu 0,1322 0,1181 0,03684 0,3216 0,2575 0,1717
1 Minggu vs 2 Minggu 0,8569 0,2852 0,8069 0,8569 0,3645 0,18271 Minggu vs 3 Minggu 0,611 0,9517 0,3854 0,705 0,2197 0,068411 Minggu vs 4 Minggu 0,1375 0,8968 0,06359 0,3723 0,1926 0,59172 Minggu vs 3 Minggu 0,6132 0,03499 0,1337 0,3222 0,03147 0,051342 Minggu vs 4 Minggu 0,143 0,01464 0,04385 0,04238 0,002808 0,27493 Minggu vs 4 Minggu 0,01799 0,9513 0,05991 0,1667 0,2946 0,5562
Keterangan: P<0,05 (Berbeda Bermakna); P>0,05 (Berbeda Tidak Bermakna).
b. Stabilitas uji viskositas1. Uji Normalitas Data
Kelompok Komparasi Formula1
Formula2
Formula3
Formula4
Formula5
Formula6
48 Jam vs 1 Minggu 0,78040,7804
10,3631
0,78040.6369
0,63690,253
0,46330,7804
10,2983
48 Jam vs 2 Minggu 0,78040,7804
11
0,78040,7804
0,63690,3631
0,46331
10,2196
48 Jam vs 3 Minggu 0,78040,6369
10,6369
0,78040,3631
0,63690,2665
0,46330,253
10,8168
48 Jam vs 4 Minggu 0,78040,7804
10,8428
0,78040,6369
0,63690,5827
0,46330,5997
10,8999
1 Minggu vs 2 Minggu 0,78040,7804
0,36311
0,63690,7804
0,2530,3631
0,78041
0,29830,2196
1 Minggu vs 3 Minggu 0,78040,6369
0,36310,6369
0,63690,3631
0,2530,2665
0,78040,253
0,29830,8168
1 Minggu vs 4 Minggu 0,78040,7804
0,36310,8428
0,63690,6369
0,2530,5827
0,78040,5997
0,29830,8999
2 Minggu vs 3 Minggu 0,78040,6369
10,6369
0,78040,3631
0,36310,2665
10,253
0,21960,8168
2 Minggu vs 4 Minggu 0,78040,7804
10,8428
0,78040,6369
0,36310,5827
10,5997
0,21960,8999
3 Minggu vs 4 Minggu 0,63690,7804
0,63690,8428
0,36310,6369
0,26650,5827
0,2530,5997
0,81680,8999
Keterangan: Stabilitas viskositas formula 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 memiliki P-Value > 0,05menunjukkan data terdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
2. Uji t-testKelompok Komparasi Formula
1Formula
2Formula
3Formula
4Formula
5Formula
648 Jam vs 1 Minggu 1 0,5736 0,07943 0,3555 0,6278 0,75148 Jam vs 2 Minggu 0,9333 1 0,102 0,2776 0,5354 0,872748 Jam vs 3 Minggu 0,1835 0,5254 0,3077 0,6784 0,6923 0,24548 Jam vs 4 Minggu 0,001187 0,146 0,1077 0,0351 0,07418 0,05719
1 Minggu vs 2 Minggu 0,9514 0,1835 0,102 0,2149 0,3701 0,92841 Minggu vs 3 Minggu 0,4899 0,7418 0,3442 0,4278 0,7513 0,18591 Minggu vs 4 Minggu 0,01372 0,006339 0,01244 0,1885 0,3872 12 Minggu vs 3 Minggu 0,3235 0,2999 0,8937 0,3312 0,9475 0,1482 Minggu vs 4 Minggu 0,1091 0,04881 0,0009751 0,1779 0,3569 0,95933 Minggu vs 4 Minggu 0,04447 0,005168 0,1358 0,5101 0,5642 0,3679
Keterangan: P<0,05 (Berbeda Bermakna); P>0,05 (Berbeda Tidak Bermakna).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 16. Pengukuran Diameter Zona Antibakteri Sediaan MinyakKayu Manis Pengamatan 24 Jam
Daya Hambat (mm)Basis Minyak (7%) Kontrol positif Formula2,63 10,15 11,37 8,094,37 8,46 13,67 10,595,33 13,26 14,33 11,67
4,11±1,36 10,62±2,43 13,12±1,55 10,12±1,845,00 11,50 16,00 9,443,79 15,37 15,37 11,944,21 12,71 11,94 10,11
4,33±0.61 13,19±1,98 14,43±2,18 10,49±1,293,42 15,01 12,09 10,772,82 12,43 14,04 11,525,80 13,10 13,35 9,30
4,01±1,57 13,51±1,34 13,16±0,98 10,53±1,134,08 12,88 14,19 11,593,68 15,16 15,14 14,375,00 11,00 16,63 7,88
4,25±0,67 13,01±2,08 15,32±1,23 11,28±3,253,06 12,00 9,42 9,714,33 14,20 13,39 12,624,70 12,50 15,10 7,04
4,03±0,86 12,90±1,15 12,63±2,91 9,79±2,793,72 14,00 10,25 9,861,65 13,42 12,04 10,45,71 15,00 17,39 8,88
4,03±1,55 14,14±0,79 13,23±3,71 9,71±0,77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 17. Perhitungan Statistik Uji Daya Antibakteri Sediaan MinyakKayu Manis Menggunakan Program R 3.0.2 Open Source
Contoh uji statistik
1. Uji normalitas dengan Shapiro-Wilk
Keterangan: Basis, minyak 7%, kontrol positif, sampel memiliki P-Value > 0,05menunjukkan data terdistribusi normal..
2. Uji variansi data (Levene’s test)
Keterangan: Variansi data formula 2 memiliki P-Value > 0,05 menunjukkan datahomogen.
3. Hasil uji ANOVA
Keterangan: Uji ANOVA (F2) memiliki P-Value < 0,05 menunjukkan data berbedabermakna secara statistik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4. Hasil Uji Tukey HSD
Tabel uji statistik1. Uji normalitas dengan Shapiro-Wilk
Formula Basis Minyak kayumanis7%
Kontrol positif Sampel
1 0,6844 0,6769 0,4087 0,572 0,6663 0,5931 0,2763 0,50013 0,3658 0,483 0,6807 0,64654 0,5729 0,8941 0,7573 0,84245 0,414 0,4173 0,5687 0,95266 0,6718 0,7092 0,4647 0,6837
Keterangan: Basis, minyak 7%, kontrol positif, sampel (f1-f6) memiliki P-Value > 0,05menunjukkan data terdistribusi normal.
2. Uji variansi data (Levene’s test)
Formula Hasil1 0,90052 0,76693 0,97014 0,39385 0,52926 0,4239
Keterangan: Variansi data formula 1-6 memiliki P-Value > 0,05 menunjukkan datahomogen.
3. Hasil uji ANOVA
Formula Hasil1 0,001972 0,0002923 5,65e-054 0,0009345 0,003186 0,00136
Keterangan: Uji ANOVA (f1-f6) memiliki P-Value < 0,05 menunjukkan data berbedabermakna secara statistik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
4. Hasil uji Tukey HSD
Kelompok Komparasi Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Formula 5 Formula 6Kontrol positif-basis 0,0014713 0,0003034 0,0001040 0,0007758 0,0050913 0,0028839Minyak-basis 0,0107914 0,0007530 0,0000789 0,0035575 0,0042372 0,0015688Sampel-basis 0,0168452 0,0075546 0,0011134 0,0130161 0,0439803 0,0415044Minyakontrol positif 0,4007968 0,7907857 0,9856441 0,5470484 0,9986783 0,9478474Sampel-kontrol positif 0,2647528 0,0719797 0,1305178 0,1530575 0,4165695 0,2440735Sampel-minyak 0,9858902 0,2589566 0,0810806 0,7364540 0,3487629 0,1175423
Keterangan: P<0,05 (Berbeda Bermakna); P>0,05 (Berbeda Tidak Bermakna).
Tabel uji statistik antar basis dan antar formula1. Uji normalitas dengan Shapiro-Wilk
Formula Basis Sampel1 0,6844 0,572 0,6663 0,50013 0,3658 0,64654 0,5729 0,64245 0,414 0,84246 0,9783 0,9526
Keterangan: uji normalitas basis f1-f6 dan sampel f1-f6 memiliki P-Value > 0,05menunjukkan data terdistribusi normal.
2. Uji variansi data (Levene’s test)
Basis Sampel0,7255 0,5551
Keterangan: Variansi data basis f1-f6 dan sampel f1-f6 memiliki P-Value > 0,05menunjukkan data terdistribusi homogen.
3. Hasil uji ANOVA
Basis Sampel0,992 0,937
Keterangan: Uji ANOVA basis f1-f6 dan sampel f1-f6 memiliki P-Value > 0,05menunjukkan data tidak berbeda bermakna secara statistik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 18. Foto Alat-Alat
pH Indikator
Alat Uji Daya Lekat
Mortir dan Stamper
Tube Pasta Gigi
Timbangan AD-300i Viskotester RION seri VT 04
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 19. Uji Iritasi Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis
a. Kontrol Positif (SLS 2%)Keterangan/ Replikasi I II III IV V
Berat petri kosong (g) 53,160 53,200 53,180 53,220 53,210Berat petri + slug (g) 56,550 56,410 56,780 56,620 56,230Berat slug (g) 3,390 3,210 3,600 3,400 3,020Berat petri kosong (g) 48,283 44,035 46,362 40,495 45,187Berat petri + SLS (g) 48,786 44,588 46,866 41,002 45,690Berat petri + SLS + mukosa(g)
49,328 45,374 47,519 41,167 46,339
Berat mukosa (g) 0,542 0,786 0,653 0,763 0,649% Irtiasi = % 15,988% 24,486% 18,139% 22,441% 21,490%
Rata-rata (%)= , , , , , = 20,508% (Iritasi Sedang)b. Kontrol Negatif (Aqua P.I)
Keterangan/ Replikasi I II III IV VBerat petri kosong (g) 53,210 53,200 53,200 53,200 53,210Berat petri + slug (g) 56,640 56,200 56,800 57,120 56,930Berat slug (g) 3,430 3,000 3,600 3,920 3,720Berat petri kosong (g) 46,684 49,500 44,486 47,322 51,282Berat petri + Aqua P.I (g) 47,130 49,960 44,930 47,769 51,474Berat petri + Mukosa (g) 46,960 49,650 44,720 47,650 51,275Berat mukosa (g) -0,17 -0,31 -0,21 -0,119 -0,199% Irtiasi = % -4,96% -10,30% -5,83% -3,03% -5,35%
Rata-rata (%)= , , , , , = −5,894% (Tidak Mengiritasi)c. Sediaan pasta gigi minyak kayu manis
Keterangan/ Replikasi I II III IV VBerat petri (g) 53,120 53,060 53,070 53,160 53,060Berat petri + slug (g) 56,920 56,310 57,070 56,950 56,890Berat slug (g) 3,800 3,250 4,000 3,790 3,830Berat petri (g) 51,400 37,381 44,813 39,677 43,708Berat petri + sediaan (g) 51,914 37,882 45,313 40,173 44,211Berat petri + sediaan +mukosa (g)
53,072 38,910 46,652 41,209 45,318
Berat mukosa (g) 1,158 1,028 1,339 1,036 1,107% Irtiasi = % 30,473% 31,630% 33,475% 27,335% 28,903%
Rata-rata (%)= , , , , , = 50,605% (Iritasi Berat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Dokumentasi Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Replikasi 4 Replikasi 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
BIOGRAFI PENULIS
ita Rahayu, dilahirkan pada tanggal 01Agustus 1992 di Samarinda. Putri daripasangan Aloysius Parmanto dan
Mardiyatmi, dan memiliki dua saudara kandungbernama Windayanti dan Adi Sintoyo. Penulis telahmenempuh pendidikan di SD Negeri 008 palaran,Samarinda pada tahun 1998 sampai dengan tahun 2004,SMP Negeri 31 Samarinda 2004 sampai tahun 2007,SMF Samarinda pada tahun 2007 sampai tahun 2010,dan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Selamamenempuh pendididikan di Fakultas Farmasi penulis pernah mengikutikepanitiaan inisiasi Fakultas Farmasi yaitu TITRASI (Tiga Hari Temu AkrabFarmasi) tahun 2011 sebagai anggota sie Humas, Photo Exhibition 2010 sebagaianggota sie Humas, Paskah Kampus 2011 sebagai anggota sie Dokumentasi,Pelepasan wisuda 2011 sebagai anggota sie DDU, Retreat Pmk Apostolos 2012sebagai anggota sie Konsumsi, Seminar HIV AIDS 2011 sebagai Koordinator sieKonsumsi, Paskah PMK Apostolos 2012 sebagai koordinator sie Konsumsi,Student Exchange Programme 2012 sebagai Sekretaris I, Retreat PMK Apostolos2012 sebagai anggota sie Konsumsi, Retreat PMK Gabungan 2013 sebagaikoordinator sie P3K dan Konsumsi. Dalam bidang keorganisasian penulisberperan serta menjadi pengurus Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Farmasi(DPMF) periode 2013/2014 sebagai anggota divisi Quality Control dan PengurusPMK Apostolos periode 2012/2013 sebagai Koordinator sie Doa. Penulismengikuti Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat lolosdidanai DIKTI (2013) dengan judul “KERCIL” (Apoteker Cilik) sebagai langkahawal GHS (Gerakan Hidup Sehat). Penulis juga pernah menjadi asisten praktikumBentuk Sediaan Farmasi (BSF) pada tahun 2011.
N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI