PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · AGENT DALAM SEDIAAN PASTA GIGI MINYAK KAYU MANIS...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · AGENT DALAM SEDIAAN PASTA GIGI MINYAK KAYU MANIS...
i
PENGARUH HYDROXYPROPYL METHYLCELLULOSE SEBAGAI GELLING
AGENT DALAM SEDIAAN PASTA GIGI MINYAK KAYU MANIS
(Cinnamomum burmannii Bl.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Hans Gani
NIM : 108114125
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Persetujuan Pembimbing
PENGARUH HYDROXYPROPYL METHYLCELLULOSE SEBAGAI GELLING
AGENT DALAM SEDIAAN PASTA GIGI MINYAK KAYU MANIS
(Cinnamomum burmannii Bl.)
Skripsi yang diajukan oleh :
Hans Gani
NIM : 108114125
telah disetujui oleh :
Pembimbing Utama
Dr. T. N. Saifullah S., M.Si., Apt Tanggal 16 Juli 2014
Pembimbing Pendamping
Agustina Setiawati, M.Sc., Apt. Tanggal 16 Juli 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
PENGARUH HYDROXYPROPYL METHYLCELLULOSE SEBAGAI GELLING
AGENT DALAM SEDIAAN PASTA GIGI MINYAK KAYU MANIS
(Cinnamomum burmannii Bl.)
Oleh:
Hans Gani
108114125
Dipertahankan di hadapan Panitian Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
pada tanggal : …………………………
Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Ipang Djunarko, M.Sc., Apt.
Panitia Penguji : Tanda Tangan
1. Dr. T. N. Saifullah S., M.Si., Apt. …………………………….
2. Agustina Setiawati, M.Sc., Apt. …………………………….
3. Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. …………………………….
4. Melania Perwitasari, M.Sc., Apt …………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk :
Papa, Mama, Kris, Leo, dan segenap Keluarga tercinta,
sebagai rasa terimakasihku untuk dukungan dan penyertaan dalam doa
Para sahabatku, Teman-teman Farmasi Angkatan 2010,
atas kesempatan dan pengalaman berharga dalam masa mudaku.
serta Almamaterku, Universitas Sanata Dharma, yang kubanggakan
nDerek Dewi Mariyah
tamtu geng kang manah . .
mBoten yen kuwatosa
ibu njangkung tansah . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kem udian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini,
maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Yogyakarta, 16 Juli 2014
Penulis
Hans Gani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Hans Gani
Nomor Mahasiswa : 108114125
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGARUH HYDROXYPROPYL METHYLCELLULOSE SEBAGAI GELLING
AGENT DALAM SEDIAAN PASTA GIGI MINYAK KAYU MANIS
(Cinnamomum burmannii Bl.)
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 16 Juli 2014
Yang menyatakan,
Hans Gani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
penyertaan dari-Nya penulis diberi kelancaran dalam menyelesaikan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Hydroxypropyl Methylcellulose sebagai Gelling Agent dalam
Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis (Cinnamomum burmannii Bl.)”. Penelitian
ini disusun tugas akhir studi perguruan tinggi untuk memperoleh gelar Sarjana Strata
Satu pada Program Studi Farmasi (S.Farm).
Terselesaikannya penelitian hingga penulisan laporan ini, tidak terlepas dari
bantuan baik berupa bimbingan, dukungan, sarana, maupun finansial dari berbagai
pihak. Dengan rendah hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ridwan Nugraha dan Elisabeth Lily Hardi, selaku orang tua penulis dan
kakak, Kris Adam dan Leo Chandra, yang memberikan kesempatan dan
dukungan penuh kepada penulis untuk menyelesaikan studi S1 di Yogyakarta.
2. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Dr. T. N. Saifullah S., M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing pertama yang
telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi selama penelitian.
4. Agustina Setiawati, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing kedua dan “ibu
kedua” bagi penulis yang memberikan perhatian, saran, dukungan, dan
motivasi sehingga penulis tetap bersemangat menyelesaikan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas kesediaannya
menguji penulis, serta kritik dan saran yang membangun penulis.
6. Melania Perwitasari, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji atas kesediaannya
menguji penulis serta kritik dan saran yang membangun penulis.
7. Ibu C.M. Ratna Rini Nastiti, M.Pharm., selaku dosen pembimbing akademik
yang telah mendampingi dan memberikan perhatian hingga penulis
menyelesaikan perkuliahan dengan baik dan menjadi lebih dewasa.
8. Pak Musrifin, Pak Mukminin, Mas Agung, serta semua laboran dan karyawan
yang telah membantu penulis selama penelitian.
9. CV Eteris Nusantara, yang telah membantu dalam pengadaan minyak kayu
manis yang berkualitas sebagai bahan penelitian.
10. Rekan seperjuangan selama penelitian, Tora Bangun, Eliza Telamiana, Widya
Agriani, Zufri Bella, dan Nita Rahayu untuk setiap kerjasama, dukungan,
kebersamaan dari awal perencanaan, penelitian, dan penyusunan laporan.
11. Sahabat terbaik penulis, F.A. Dyan Kristianto, Tomas Indra, Angga Zakharia,
Stefanus Indra, Agriva Devaly, Evan Gunawan, dan Daniel Pradipta, atas
kebersamaannya yang tidak terlupakan.
12. Kristina Nety, Devina Permatasari, Lukas Surya, dan Isabela Anjani, untuk
semangat dan motivasi di saat penulis mengalami kesulitan.
13. Rekan-rekan kerja di laboratorium, Lulu, Anis, Stephanie, Wulan, Odil,
Maria, Yoanita, Niken, Juliana, Olivia, Sita, Samuel, Didit, Vivian, Kristin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
Rosiana, Verica, Vivi, Rani, Lia, Cindy, Juliana, Ajeng, Della, Sandi, Desti,
Astri, atas saran dan kebersamaan selama penelitian.
14. Sandra Ruby, S.Farm., Apt. dan keluarga, atas kebersamaan selama penulis
berkuliah di Yogyakarta.
15. Teman-teman Farmasi angkatan 2010, khususnya FST B 2010 untuk semua
keceriaan, kenangan demi kenangan hingga berhasil menyelesaikan
perkuliahan bersama-sama.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu
penulis dalam proses penelitian hingga penyusunan laporan akhir ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih memiliki banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan serta hal-hal lain di luar kemampuan
manusia. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan saran dan kritik
membangun yang berguna bagi penelitian selanjutnya. Penulis berharap agar tugas
akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 16 Juli 2014
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................... vi
PRAKATA ................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xv
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xvi
INTISARI ................................................................................................................. xvii
ABSTRACT .............................................................................................................. xviii
BAB I. PENGANTAR ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
1. Permasalahan ............................................................................................. 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2. Keaslian penelitian .................................................................................... 4
3. Manfaat penelitian ..................................................................................... 5
B. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
1. Tujuan umum ............................................................................................ 5
2. Tujuan khusus ........................................................................................... 6
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA.......................................................................... 6
A. Kayu Manis (Cinnamomum burmannii Bl.) .................................................... 7
B. Gigi ................................................................................................................... 9
C. Streptococcus mutans ..................................................................................... 12
D. Uji Daya Antibakteri ...................................................................................... 14
E. Pasta Gigi ....................................................................................................... 17
F. Hydroxypropyl Methycellulose ...................................................................... 22
G. Landasan Teori ............................................................................................... 24
H. Hipotesis ......................................................................................................... 25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 26
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................................... 26
B. Variabel Penelitian ......................................................................................... 26
C. Definisi Operasional....................................................................................... 26
D. Bahan Penelitian............................................................................................. 28
E. Alat Penelitian ................................................................................................ 29
F. Tata Cara Penelitian ....................................................................................... 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
G. Analisis Data .................................................................................................. 39
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 41
A. Identifikasi dan Verifikasi Bahan Penelitian.................................................. 41
B. Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) Minyak Kayu Manis
terhadap Streptococcus mutans ...................................................................... 42
C. Pengujian Sifat Fisik dan Stabilitas Pasta Gigi Minyak Kayu Manis ............ 45
D. Uji Aktivitas Antibakteri Pasta Gigi Minyak Kayu Manis terhadap
Streptococcus mutans ..................................................................................... 53
E. Uji Iritasi Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis ....................................... 54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 56
A. Kesimpulan .................................................................................................... 56
B. Saran ............................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 58
LAMPIRAN ............................................................................................................... 63
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................... 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Formula pasta gigi minyak kayu manis .................................................. 35
Tabel II. Verifikasi minyak kayu manis................................................................. 41
Tabel III. Pengamatan kejernihan media dilusi padat ............................................. 43
Tabel IV. Pengamatan organoleptis dan pengujian pH pasta gigi minyak kayu
manis ....................................................................................................... 47
Tabel V. Perbandingan viskositas konsentrasi HPMC 0,25-0,75% berdasarkan
nilai p-value ............................................................................................. 48
Tabel VI. Perbandingan viskositas konsentrasi HPMC 0,75-1,5% berdasarkan
nilai p-value ............................................................................................. 48
Tabel VII. Perbandingan daya lekat konsentrasi HPMC 0,25-0,75% berdasarkan
nilai p-value ............................................................................................. 50
Tabel VIII. Perbandingan daya lekat konsentrasi HPMC 0,75-1,5% berdasarkan
nilai p-value ............................................................................................. 50
Tabel IX. Pergeseran viskositas dibandingkan hari ke-2 berdasarkan nilai p-value .......... 51
Tabel X. Pergeseran daya lekat dibandingkan hari ke-2 berdasarkan nilai p-value .......... 52
Tabel XI. Pengukuran diameter zona hambat pasta gigi minyak kayu manis,
kontrol basis, kontrol positif, dan minyak kayu manis 7% ..................... 53
Tabel XII. Perbandingan aktivitas antibakteri antar formula berdasarkan p-value .. 54
Tabel XIII. Perhitungan persentase mukus yang dihasilkan ...................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Komponen utama minyak kayu manis .................................................... 7
Gambar 2. Struktur gigi ............................................................................................ 9
Gambar 3. Streptococcus mutans ........................................................................... 12
Gambar 4. Proses sintesisa sukrosa oleh Streptococcus mutans ............................ 13
Gambar 5. Struktur kimia hydroxypropyl methylcellulose ..................................... 22
Gambar 6. Bentuk kristal hydroxypropyl methylcellulose ...................................... 23
Gambar 7. Diagram pengukuran diameter zona hambat minyak kayu manis
terhadap Streptococcus mutans ............................................................. 42
Gambar 8. Uji penegasan pertama konsentrasi minyak kayu manis 6-9% ............. 44
Gambar 9. Uji penegasan kedua konsentrasi minyak kayu manis 6-9% ................ 44
Gambar 10. Pengaruh konsentrasi HPMC terhadap viskositas pasta gigi minyak
kayu manis pada hari ke-2 .................................................................... 47
Gambar 11. Pengaruh konsentrasi HPMC terhadap daya lekat pasta gigi minyak
kayu manis pada hari ke-2 .................................................................... 49
Gambar 12. Grafik pergeseran viskositas selama 28 hari penyimpanan .................. 51
Gambar 13. Grafik pergerseran daya lekat selama 28 hari penyimpanan ................ 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) minyak kayu manis Eteris Nusantara . 64
Lampiran 2. Surat keterangan Streptococcus mutans ............................................. 65
Lampiran 3. Sertifikat hydroxypropyl methylcellulose ........................................... 66
Lampiran 4. Pengujian karakteristik minyak kayu manis ....................................... 67
Lampiran 5 Perhitungan minyak kayu manis dalam formula. ............................... 69
Lampiran 6. Penentuan konsentrasi bunuh minimum (KBM) minyak kayu manis
terhadap Steptococcus mutans ............................................................ 70
Lampiran 7. Perhitungan pengenceran dilusi padat ................................................ 73
Lampiran 8. Pengujian sifat fisik pasta gigi minyak kayu manis ........................... 74
Lampiran 9. Dokumentasi sifat fisik pasta gigi minyak kayu manis ...................... 76
Lampiran 10. Pengaruh konsentrasi HPMC terhadap viskositas pasta gigi minyak
kayu manis .......................................................................................... 79
Lampiran 11. Pengaruh konsentrasi HPMC terhadap daya lekat pasta gigi minyak
kayu manis .......................................................................................... 81
Lampiran 12. Pengaruh konsentrasi HPMC terhadap pergeseran viskositas pasta
gigi minyak kayu manis...................................................................... 83
Lampiran 13. Pengaruh konsentrasi HPMC terhadap pergeseran daya lekat pasta
gigi minyak kayu manis...................................................................... 86
Lampiran 14. Pengujian aktivitas antibakteri pasta gigi minyak kayu manis
terhadap Streptococcus mutans .......................................................... 89
Lampiran 15. Uji iritasi sediaan pasta gigi minyak kayu manis ............................... 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR SINGKATAN
CoA : Certificate of Analysis
FTase : Fruktosil Transferase
GTase : Glukosil Transferase
KBM : Kadar Bunuh Minimum
KHM : Kadar Hambat Minimum
HPMC : Hydroxypropyl Methylcellulose
MP : Mucus Production
SMI : Slug Mucosal Irritation
SNI : Standar Nasional Indonesia
SLS : Sodium Lauril Sulfat
TSA : Trypton Soya Agar
TSB : Trypton Soya Broth
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh hydroxypropyl
methylcellulose (HPMC) sebagai gelling agent dalam sediaan pasta gigi minyak kayu
manis. Adanya HPMC sebagai gelling agent membentuk suatu matriks yang menjerat
sinamaldehid, yang merupakan komponen utama minyak kayu manis sebagai
senyawa antibakteri, sehingga stabil selama penyimpanan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni. Tahapan penelitian
diawali dengan menentukan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) minyak kayu
manis terhadap Streptococcus mutans, kemudian dilanjutkan dengan formulasi
minyak kayu manis dalam sediaan pasta gigi dengan konsentrasi tersebut. Dalam
formula dilakukan penambahan HPMC dengan variasi konsentrasi 0,25; 0,5; 0,75;
1,0; 1,25; 1,5% (b/b). Sifat fisik dan stabilitas sediaan dilihat berdasarkan pengukuran
viskositas dan daya lekat. Aktivitas antibakteri sediaan diukur berdasarkan diameter
zona hambat yang dihasilkan. Kedua respon tersebut dianalisis secara statistik dengan
uji T tidak berpasangan menggunakan software R. 3.0.1
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi HPMC
sebesar memberikan pengaruh signifikan terhadap sifat fisik viskositas dan daya
lekat, serta stabilitas viskositas sediaan pasta gigi minyak kayu manis. Peningkatan
konsentrasi HPMC tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap stabilitas daya
lekat. Peningkatan konsentrasi HPMC sebesar 1,25% memberikan pengaruh
signifikan terhadap penurunan aktivitas antibakteri. Pasta gigi minyak kayu manis
memberikan iritasi berat terhadap membran mukosa berdasarkan pengujian dengan
metode SMI.
Kata kunci : hydroxypropyl methylcellulose, pasta gigi, minyak kayu manis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
ABSTRACT
This study aimed to examine the effect of hydroxypropyl methylcellulose
(HPMC) as gelling agent in the preparation of Cinnamon oil toothpaste. The
presence of HPMC as gelling agent to form matrix that ensure cinnamaldehyde
which the main component of Cinnamon oil as an antibacterial agent, so it was stable
during storage.
This study was experimental. The research began with determining
Minimum Inhibition Concentration (MIC) of Cinnamon oil against Streptococcus
mutans, followed by formulation Cinnamon oil toothpaste with various concentration
with 0,25; 0,5; 0,75; 1,0; 1,25; 1,5 % (w/w). The physical properties and stability of
Cinnamon oil toothpaste seen by measuring viscosity and adhesion during 28 days of
storage. Antibacterial activity of Cinnamon oil toothpaste seen by measuring
diameter of inhibition zone which be created. The physical properties, stability of
preparation, and antibacterial activity were statistically analyzed by T-test using the
software R 3.0.1
The result showed that increasing the concentration of HPMC gave
significant effect on the physical properties of Cinnamon oil toothpaste for viscosity,
adhesion, and stability of viscosity. Increasing the concentration of HPMC didn’t
give significant effect on the stability of adhesion. Increasing the concentration
1,25% HPMC gave significant effect on the reduction antibacterial activity.
Cinnamon oil toothpaste gave severe irritation against mucosal based on SMI test
method.
Keywords : hydroxypropyl methylcellulose, toothpaste, Cinnamon oil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Karies adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Data yang
dikeluarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tentang Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan 72,1% penduduk Indonesia mempunyai
pengalaman gigi berlubang (karies) dan sebanyak 46,5% diantaranya karies aktif
yang belum dirawat (Depkes RI, 2008). Jika tidak ditangani, karies dapat
menyebabkan nyeri hingga terjadi penanggalan gigi, serta investasi bagi penyakit-
penyakit kronis lain yang dapat menimbulkan kematian.
Kemampuan bakteri pada rongga mulut untuk memfermentasi gula dalam
lingkungan asam menyebabkan terjadinya kerusakan mineral pada lapisan enamel
dan dentin gigi (Beighton, 2007). Penelitian Kidd dan Joyston (1992) menunjukkan
bahwa Streptococcus mutans dan Lactobacillus merupakan bakteri yang berperan
dominan dalam pembentukan plak dan perkembangan karies. Streptococcus mutans
tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi karena
kemampuannya membuat polisakarida ekstrasel. Polisakarida ekstrasel terdiri dari
polimer glukosa yang membentuk matriks plak, akibatnya bakteri terbantu untuk
melekat pada gigi serta saling melekat satu sama lain sehingga menghambat fungsi
saliva untuk melakukan aktivitas antibakteri (Pratiwi, 2005). Streptococcus mutans
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
merupakan flora normal dalam rongga mulut, tetapi apabila terjadi peningkatan
populasi dapat berubah menjadi bakteri patogen.
Pengendalian plak merupakan langkah untuk mencegah pembentukan karies
dan penyakit periodontal. Pengendalian plak dapat dilakukan baik secara mekanis
menggunakan sikat gigi, maupun secara kimiawi menggunakan obat kumur atau pasta
gigi. Langkah preventif tersebut dapat mengontrol jumlah bakteri Streptococcus
mutans dalam rongga mulut (McDonald dan Avery, 2000). Perkembangan pasta gigi
dalam beberapa tahun terakhir membuat fungsinya tidak sebatas hanya sediaan
kosmetik. Pasta gigi sudah ditambahkan bahan-bahan aktif seperti fluoride untuk
memutihkan dan memperkuat email gigi, enzim bagi pengguna dengan gigi yang
sensitif, atau chlorhexidine sebagai bahan antibakteri. (Pratiwi, 2005).
Dalam rangka peningkatan peran tanaman dalam pengobatan tradisional
perlu didukung upaya pengenalan, penelitian, pengujian, dan pengembangan khasiat
serta keamanan suatu tumbuhan obat agar keberadaannya dapat dikenal di kalangan
medis (Putrandana, 2003). Saat ini dilakukan banyak ekplorasi dan penelitian
terhadap tanaman yang menghasilkan minyak atsiri termasuk minyak atsiri dari
tanaman kayu manis. Adanya sifat menghambat dan merusak dari minyak atsiri dapat
digunakan sebagai bakterisidal dan fungisidal, tetapi tidak semua minyak atsiri dapat
menghambat pertumbuhan semua jenis bakteri (Guenther, 2006). Minyak atsiri dan
ekstrak tumbuh-tumbuhan dapat dijadikan alternatif sebagai bahan antibakteri dalam
pasta gigi (Pistorius, 2003). Minyak atsiri kayu manis (Cinnamomum burmannii Bl.)
memiliki komponen utama sinamaldehid, yang diketahui mempunyai aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans penyebab karies pada gigi
(Dwijayanti, 2011).
Pasta gigi minyak kayu manis merupakan pemanfaatan bahan alam untuk
diformulasikan menjadi kosmetik. Pertimbangan utama dalam pemilihan bentuk
sediaan pasta gigi adalah karena karakteristik minyak atsiri yang tidak stabil dalam
penyimpanan dan lebih mudah teroksidasi menyebabkan kandungan sinamaldehid
menjadi berkurang. Gelling agent merupakan bahan utama sediaan pasta gigi yang
menjerat minyak kayu manis dalam suatu matriks sehingga terlindung dari proses
oksidasi. Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) merupakan salah satu gelling agent
yang umum digunakan sebagai thickening agent dan stabilizing agent dalam sediaan
semi padat untuk meningkatkan viskositas dan mencegah pemisahan komponen padat
dan cair di dalamnya. HPMC umum digunakan dalam formulasi sediaan farmasi,
seperti sediaan oral, tetes mata, nasal, dan topikal. HPMC bersifat tidak toksik, tidak
mengiritasi, serta stabil pada pH 3 hingga 11 (Rogers, 2009).
Pada penelitian ini dibuat sediaan pasta gigi minyak kayu manis dengan
HPMC sebagai gelling agent, kemudian diteliti pengaruh peningkatan konsentrasi
HPMC terhadap sifat fisik dan kestabilan sediaan. Peningkatan konsentrasi HPMC
memberikan pengaruh terhadap peningkatan viskositas dan daya lekat sediaan, terkait
pada stabilitasnya selama penyimpanan. Dalam penelitian ini dilihat juga pengaruh
peningkatan konsentrasi HPMC terhadap aktivitas antibakteri sediaan pasta gigi
minyak kayu manis terhadap Streptococcus mutans. Konsentrasi gelling agent yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
tepat harus dapat menyediakan ikatan yang tidak terlalu kuat dengan minyak kayu
manis, sehingga dapat terlepas dari sediaan.
Pengaruh peningkatan HPMC sebagai gelling agent dalam sediaan pasta gigi
minyak kayu manis dianalisis statistik menggunakan software R 3.0.1 untuk melihat
signifikansi perbedaan antar formula dengan konsentrasi HPMC yang berbeda.
1. Permasalahan
a. Bagaimana pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC sebagai gelling agent
terhadap sifat fisik dan kestabilan sediaan pasta gigi minyak kayu manis
meliputi viskositas dan daya lekat?
b. Apakah peningkatan konsentrasi HPMC dalam sediaan pasta gigi minyak
kayu manis memberikan pengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans?
c. Apakah sediaan pasta gigi minyak kayu manis memiliki potensi dalam
mengiritasi membran mukosa?
2. Keaslian penelitian
Sejauh peneliti ketahui, berbagai penelitian mengenai HPMC sebagai
gelling agent dalam sediaan pasta gigi minyak kayu manis belum pernah
dilakukan.
Adapun penelitian terkait yang telah dilakukan, yaitu Pengaruh
Konsentrasi Sorbitol sebagai Humektan dalam Pasta Gigi Minyak Atsiri Kayu
Manis (Cinnamomum burmanii Bl.) terhadap Karakteristik Fisik dan Stabilitas
Sediaan (Fitria, 2013). Penelitian lainnya adalah Formulasi Gel Antijerawat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Ekstrak Etanol Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) dengan Basis HPMC Tipe
2910 : Uji Sifat Fisik, Stabilitas Fisik, dan Aktivitas Antibakteri terhadap
Staphylococcus epidermidis (Jaelani, 2012).
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoretis. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan mengenai HPMC
sebagai gelling agent dalam formulasi pasta gigi minyak kayu manis yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.
b. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC terhadap sifat fisik
sediaan pasta gigi minyak kayu manis meliputi viskositas dan daya lekat
sediaan, serta aktivitas antibakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai pasta gigi yang aman digunakan.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Membuat sediaan pasta gigi yang mengandung minyak kayu manis sebagai
bahan aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengaruh peningkatan HPMC sebagai gelling agent terhadap
sifat fisik dan kestabilan sediaan pasta gigi minyak kayu manis meliputi
viskositas dan daya lekat.
b. Mengetahui pengaruh peningkatan HPMC dalam sediaan pasta gigi minyak
kayu manis dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.
c. Mengetahui potensi iritasi sediaan pasta gigi minyak kayu manis terhadap
membran mukosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Kayu Manis (Cinnamomum burmannii Bl)
1. Kandungan kimia
Pada kulit batang kayu manis mengandung paling banyak cinnamic
aldehyde atau sinamaldehid, sedangkan pada daun lebih banyak mengandung
eugenol dibandingkan sinamaldehid (Bisset dan Wichtl, 2001). Minyak kayu
manis mengandung cukup banyak aldehid, di antaranya adalah cinnamaldehyde
(70-88%), (E)-o-methoxy-cinnamaldehyde (3-15%), benzaldehyde (0,5–2%),
salicylaldehyde (0,2– %), cinnamyl acetate (0–6%), eugenol (<0,5 %) dan
coumarin (1,5 – 4 %) (Bruneton, 1999).
Wang dkk. (2009) melaporkan bahwa komponen utama minyak atsiri
pada tanaman kayu manis yang berasal dari Guangzhou, China, adalah trans-
sinamaldehid (60,72%), eugenol (17,62%), dan kumarin (13,39%).
Gambar 1. Komponen utama minyak kayu manis (Porel, 2014)
Mallavarapu, et al. (1995) mengidentifikasi 53 senyawa pada daun
tanaman kayu manis dengan eugenol, sebagai komponen utama sebanyak 81-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
84,5%. Jayaprakasha, et al. (1997) mengidentifikasi buah tanaman kayu manis
dan menemukan 34 senyawa dengan (E)-cinnamyl acetate (42-54%) dan
caryophyllene (9-14%) sebagai kandungan utama. Penelitian selanjutnya dari
Jayaprakasha, et al. (2000) mengidentifikasi (E)-cinnamyl acetate (42%), trans-
α-bergamotene (8%) dan caryophyllene (7%) pada bunga tanaman kayu manis.
Senyawa α-bergamotene (27,4%) dan α-copaene (23,1%) merupakan komponen
utama yang terdapat pada pucuk tanaman kayu manis (Jayaprakasha, et al.,
2002).
2. Kegunaan dan khasiat
Minyak atsiri mempunyai aktivitas sebagai antioksidan, anti-ulcer, anti-
diabetic, dan anti-inflammatory (Jakhetia, et.al., 2010). Selain itu, minyak atsiri
dari kulit batang kayu manis juga berkhasiat sebagai antibakteri dan fungisidal
karena adanya kandungan dari sinamaldehid (Bisset dan Wichtl, 2001).
Penggunaan minyak kayu manis secara umum sebagai flavoring agent
untuk bumbu masakan dengan aroma yang tajam maupun sebagai bahan dalam
pengobatan tradisional, misalnya sebagai peluruh kentut (karminatif). Minyak
kayu manis mempunyai sifat antiseptik (Robbers, Speedie, dan Tyler, 1996).
Adanya sifat menghambat dan merusak dari minyak atsiri dalam proses
kehidupan dapat digunakan sebagai bakterisidal dan fungisidal, tetapi tidak
semua minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan semua jenis bakteri
(Guenther, 1987).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
B. Gigi
1. Struktur gigi
Gigi merupakan organ pertama dalam proses pencernaan, yang
berfungsi untuk mengunyah (mastikasi), motilitas mulut yang melibatkan
pengirisan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan oleh gigi. Gigi
tertanam kuat di gusi dan menonjol dari tulang rahang. Bagian gigi yang terlihat
dilapisi oleh email, struktur paling keras di tubuh. Email terbentuk sebelum gigi
tumbuh oleh sel-sel khusus yang lenyap sewaktu gigi muncul (Sherwood, 2007).
Secara makroskopik, gigi terdiri atas mahkota (bagian di atas gusi) dan
akar (bagian yang tertanam dalam gusi), bagian yang memisahkan keduanya
disebut leher (Rieger, 2000). Lapisan terluar gigi disebut enamel dan lapisan
terdalam gigi adalah pulpa, lapisan diantaranya disebut dentin (Fonseca, 2006).
Gambar 2. Struktur gigi (Simon, 2006)
Lapisan luar gigi dibentuk oleh enamelum (email) yang sangat keras, di
lapisan bawahnya terdapat lapisan dentinum dan di bawahnya lagi terdapat pulpa
dentis yang berisi pembuluh darah dan saraf. Setiap gigi difiksasi di alveoli
dentales oleh periodontium membentuk suatu sendi fibrosa. Perlu diperhatikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
penggunaan istilah periodontium secara klinik yang mempunyai arti “cementum
beserta membrane periodontium dan alveolus.” (Wibowo, 2009).
2. Karies gigi
Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang ditandai dengan
terjadinya dekalsifikasi bagian anorganik dan diikuti dengan disintegrasi
substansi organik gigi (Rieger, 2000). Hal ini diakibatkan oleh terganggunya
keseimbangan antara email dengan lingkungan di sekitarnya yang disebabkan
oleh pembentukan asam mikrobial dari medium makanan bakteri yang
dilanjutkan dengan timbulnya destruksi komponen-komponen organik yang
akhirnya terjadi kavitasi (pembentukan lubang) (Schuurs, 1993).
Bakteri yang berperan penting dalam pembentukan plak gigi adalah
bakteri yang mempunyai kemampuan untuk membentuk polisakarida
ekstraseluler, yaitu Streptococcus. Bakteri Streptococcus yang ditemukan dalam
jumlah besar pada plak penderita karies adalah Streptococcus mutans.
Streptococcus mutans merupakan pemicu timbulnya plak gigi yang merupakan
faktor primer terjadinya karies gigi. Plak yang terbentuk disebabkan sukrosa
yang berasal dari makanan didegradasi oleh aktivitas enzimatik Streptococcus
mutans menjadi glukosa dan fruktosa yang selanjutnya diubah secara fermentasi
menjadi polisakarida ekstraseluler (glukan) dan asam dengan bantuan enzim
glukosiltransferase yang dihasilkan dari Streptococcus mutans. Asam yang
terbentuk dari hasil fermentasi ini membantu proses pembentukan plak. Akibat
adanya pembentukan plak oleh polisakarida ekstraseluler (glukan) ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menyebabkan demineralisasi email. Jika proses ini terus menerus terjadi dan
tidak dilakukan penanggulangan, hal inilah yang mampu memicu timbulnya
karies gigi (Panjaitan,1997).
Mekanisme saliva dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans dalam rongga mulut :
a. Enzim lisozim memutuskan ikatan β-1,4-glikosida antara asam-N-asetil
glukosamin dengan asam-N-asetil muramat pada peptidoglikan sehingga
dapat merusak dinding sel bakteri (protoplas). Kemudian air masuk ke dalam
sel dan menyebabkan sel menggelembung dan lisis. Enzim lisozim dapat
membunuh bakteri bila lingkungan tempat bakteri tersebut tumbuh tidak
isotonis (konsentrasi zat terlarut di dalam sel dan di luar sel (lingkugan)
seimbang, sehingga sekalipun dinding bakteri rusak, air tidak masuk ke
dalam sel dan persitiwa lisis sel tidak terjadi (Madigan, Martinko, Dunlap,
dan Clark, 2009).
b. Imunoglobulin A (IgA) mengurangi kemampuan bakteri melekat dengan
membran mukosa dan permukaan gigi (Doifode dan Damle, 2011).
c. Laktoferin mempunyai kemampuan dalam mengikat ion besi pada bakteri,
yang mana merupakan komponen penting dalam pertumbuhan bakteri
(Adlerova, Bartoskova, dan Faldyna, 2008).
d. Sistem enzim laktoperoksidase dan tiosianat dengan hidrogen peroksida
sebagai kofaktor untuk membentuk hipotiosianat yang berpengaruh
menghambat metabolisme bakteri. Hipotiosianat dapat menembus sel bakteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dan menghambat enzim glikolitik bakteri seperti heksokinase, aldolase,
enolase, dan piruvatkinase yang mana pada enzim tersebut mengandung
sulfihidril pokok dan histidin yang penting untuk pertumbuhan bakteri
(Anonim, 2012).
C. Streptococcus mutans
Sel bakteri Streptococcus mutans berbentuk bulat atau lonjong dengan
diameter 1-2 µm merupakan bakteri gram positif. Koloni berpasangan atau berantai,
tidak membentuk spora, dan tidak bergerak (non motil). Steptococcus mutans bersifat
anaerob fakultatif, mampu bertahan hidup pada lingkungan yang mengandung
oksigen. Bakteri ini tumbuh secara optimal pada suhu 18 – 400C (Collier, Balows,
dan Sussman, 1998).
Gambar 3. Streptococcus mutans (Anonim, 2010).
Jika tidak ditangani, infeksi dari bakteri Streptococcus mutans mampu
meluas hingga mencapai bagian pulpa yang banyak terdapat pembuluh darah dan
saraf sehingga bakteri Streptococcus mutans patogen dapat masuk ke dalam
pembuluh darah dan menginfeksi jantung dan menyebabkan infeksi endocarditis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pada kasus yang parah, bakteri dapat memicu kerusakan pembuluh jantung dan
menyebabkan gagal jantung kongestif (Richard dan Huemer, 2008).
Beberapa organisme diketahui ikut berperan dalam menyebabkan karies,
yaitu Lactobacillus acidophilus, Streptococcus mutans, dan Actinomyces
odontolyticus. Organisme tersebut merupakan flora normal yang terdapat dalam
mulut dengan menghasilkan asam laktat melalui proses fermentasi karbohidrat dan
kemudian melekat pada permukaan gigi (Cappucino dan Sherman, 2010).
Streptococcus mutans dapat memproduksi enzim ekstraseluler
glukosiltransferase (GTase) dan fruktosiltransferase (FTase) sehingga menghasilkan
polisakarida ekstraseluler yaitu glukan dan fruktan. Polisakarida ini terutama glukan
(dekstran) sangat penting dalam pembentukan plak gigi dan patogenesis karies gigi
(Hamada dan Slade, 1980).
Gambar 4. Proses sintesisa sukrosa oleh Streptococcus mutans (Cappucino dan Sherman, 2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
D. Uji Daya Antibakteri
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kemampuan suatu agen
dalam menghambat maupun membunuh bakteri tertentu. Ada beberapa metode dalam
melakukan pengujian daya antibakteri, yaitu :
1. Metode difusi
Prinsip metode difusi adalah pengukuran potensi antibakteri berdasarkan
pengamatan diameter daerah hambatan bakteri karena berdifusinya obat dari titik
awal pemberian ke daerah difusi (Jawetz, Melnick, dan Adelberg, 1996). Ada
beberapa cara dalam melakukan metode difusi ini, yaitu :
a. Cara sumuran
Cara ini dilakukan dengan menginokuasi bakteri ke media
kemudian setelah memadat, dibuat sumuran dengan diameter tertentu dan
tegak lurus dengan permukaan media. Selanjutnya ke dalam sumuran
tersebut dimasukkan agen antibakteri. Daya antibakteri yang diukur adalah
diameter zona jernih yang dihasilkan di sekitar sumuran (Pratiwi, 2008).
b. Cara paper disc
Cara ini dilakukan dengan menginokulasi bakteri ke media
kemudian setelah memadat, paper disc diletakkan di atas media yang telah
memadat dan ditetesi dengan agen antibakteri, sehingga agen antibakteri
meresap ke dalam paper disc. Daya antibakteri yang diukur adalah diameter
zona jernih yang dihasilkan di sekitar disc (Pratiwi, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Agen antibakteri yang diformulasikan ke dalam suatu bentuk sediaan
topikal memiliki beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pelepasan agen
antibakteri dari basis sediaan topical tersebut. Kecepatan pelepasan agen
antibakteri dari basis memegang peran penting terkait aktivitas terapetik dari
agen antibakteri. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelepasan agen
antibakteri dari basis sediaan topikal di antaranya adalah :
a. Faktor fisika kimia
Faktor fisika kimia yang dapat mempengaruhi pelepasan agen antibakteri
dari basis sediaan topikal yaitu :
1) Kelarutan dari agen antibakteri atau afinitas agen terhadap pembawa.
Agen antibakteri yang sangat larut dalam basis dan memiliki afinitas
kuat terhadap bahan pembawanya, menunjukkan koefisien difusi yang
rendah, sehingga pelepasan agen antibakteri dari bahan pembawa
menjadi lambat, demikian pula sebaliknya.
2) Jenis basis sediaan topikal. Jenis basis dari sediaan topikal memiliki
sifat yang berbeda-beda, misalnya mengenai pH, viskositas, polaritas,
dan lain-lain, sehingga dapat mempengaruhi pelepasan agen
antibakteri dari basis (Kavanagh, 1974).
b. Faktor biologis
Faktor biologis yang dapat mempengaruhi pelepasan agen antibakteri dari
basis sediaan topikal yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
1) Pertumbuhan bakteri dalam media. Bakteri merupakan makhluk hidup
bersel satu (uniseluler) yang memperbanyak diri dengan cara
pembelahan sel. Agen antibakteri menghambat pertumbuhan bakteri
tersebut.
2) Aktivitas antibakteri. Berdasarkan sifat toksisitas selektif, agen
antibakteri dapat bersifat menghambat pertumbuhan bakteri
(bakteriostatik) dan dapat bersifat membunuh bakteri (bakteriosida)
(Jawetz, et.al., 1995)
2. Metode dilusi
Metode dilusi dapat digunakan untuk menentukan kadar hambat
minimal (KHM), yaitu konsentrasi terendah yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri, dan menentukan Kadar Bunuh Minimal (KBM) yaitu
konsentrasi terendah yang dapat membunuh bakteri. Prinsip dari metode dilusi
adalah pengenceran senywa antibakteri dalam beberapa konsentrasi dalam media
cair yang ditambahkan bakteri uji hingga didapatkan larutan uji agen antibakteri
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya bakteri uji ditetapkan
sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai KHM selanjutnya dikultur ulang
pada media cair tanpa penambahan mikrobia uji ataupun agen antibakteri. Media
cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai KBM (Pratiwi,
2008).
Pada dilusi, masing- masing konsentrasi larutan uji ditambahkan
suspensi bakteri dalam media cair kemudian diinkubasi dan diamati pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
bakteri uji yang tampak berdasarkan kekeruhan media. Media yang berisi
konsentrasi senyawa antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
terlihat memiliki kekeruhan yang paling tipis dibandingkan dengan konsentrasi
senyawa antibakteri yang tidak menghambat pertumbuhan. Konsentrasi senyawa
antibakteri yang dapat membunuh bakteri memberikan hasil berupa media yang
tidak tampak adanya pertumbuhan bakteri pada saat di streak ke media lain.
Potensi antibakteri dapat ditentukan dengan melihat konsentrasi terendah yang
dapat menghambat/ membunuh bakteri (McKane dan Kandel, 1996).
E. Pasta Gigi
1. Definisi
Pasta gigi adalah sistem dispersi yang mengandung air dan cairan larut air,
minyak maupun zat padat yang terlarut maupun tak terlarut. Oleh karena itu,
pasta gigi merupakan dispersi padatan dalam pembawa cairan (Garlen, 1996).
2. Bahan-bahan dalam sediaan pasta gigi
Pasta gigi pada umumnya terdiri atas :
a. Abrasive berfungsi untuk membersihkan atau menghilangkan sisa-sisa
makanan yang menyangkut pada gigi. Pada umumnya abrasive yang
digunakan sebanyak setengah dari total formula (Young, 1972). Penggunaan
abrasive dalam pasta gigi biasanya sebanyak 20-50% dari formulasi total
(Garlen, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Humektan berfungsi untuk menghindari terjadinya pengeringan dan
pengerasan pasta. Bahan paling baik untuk digunakan adalah gliserin, karena
gliserin mudah untuk membuat pasta menjadi non-drying paste (Young,
1972). Humektan yang biasanya digunakan pada pasta gigi adalah gliserin,
sorbitol, propilen glikol dan polietilen glikol (Mitsui, 1997).
c. Agen deterjen dan foaming berfungsi dalam membasahi gigi dan partikel
makanan yang tertinggal pada gigi serta mengemulsikan mukus. Bahan yang
sering digunakan adalah sodium lauril sulfat (Young, 1972). Agen
pembentuk busa atau surfaktan yang biasanya digunakan pada level 0,5-2%
untuk membentuk busa yang diinginkan (Garlen, 1996).
d. Binder atau agen pengikat berfungsi untuk mencegah terjadinya pemisahan
bahan pasta. Agen yang lazim digunakan adalah pati, gum tragacanth,
sodium alginat, modified irish moss (sangat baik dan stabil), dan propilen
glikol (Young, 1972). Binder digunakan untuk mencegah pemisahan fase
padat dan fase cair pada pasta gigi, memberikan viskositas yang sesuai serta
membentuk pasta gigi. Selain itu, binder juga memberikan pengaruh dalam
dispersi dan pembilasan pasta gigi dalam rongga mulut (Mitsui, 1997).
e. Pemanis berfungsi untuk memberikan rasa manis pada pasta atau
memperbaiki rasa dari pasta gigi (Garlen, 1996). Yang sering digunakan
adalah sakarin dengan konsentrasi 0.1 – 1.3 %.
f. Flavour berfungsi untuk memberikan aroma atau rasa pada pasta. Yang
sering digunakan adalah minyak peppermint (Young, 1972).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
g. Bahan pengawet. Pada umumnya, penggunaan air, humektan, dan gom alami
pada sediaan pasta gigi memungkinkan untuk terjadinya pertumbuhan
mikrobia. Oleh karena itu, adanya pengawet seperti metil paraben biasanya
digunakan pada konsentrasi 0,05-0,2% (Garlen, 1996). Pengawet haruslah
bersifat non toksik dan berfungsi untuk menjaga struktur fisik, kimia, dan
biologi pasta, seperti sodium benzoat (Young, 1972).
3. Mekanisme pembersihan gigi oleh pasta gigi
Abrasive pada pasta gigi mengangkat plak, pelikel, kotoran, sisa
makanan, dan kotoran lainnya yang menempel pada permukaan gigi. Mekanisme
pembersihan gigi oleh abrasive ini adalah secara mekanis yang dibantu dengan
penggunaan sikat gigi. Dengan penggunaan sikat gigi maka abrasive juga dapat
masuk sampai sela-sela gigi sehingga kotoran yang ada di sela-sela gigi dan plak
yang terdapat pada permukaan gigi tersebut terangkat. Ketika kotoran dan plak
pada gigi sudah terangkat maka kotoran dan plak tersebut dapat terangkat dengan
mudah dan dibilas dengan air pada saat proses berkumur (Garlen, 1996).
4. Kontrol Kualitas Pasta Gigi
Sifat fisik yang dipengaruhi oleh komposisi bahan dalam formula pasta gigi
antara lain densitas, viskositas, cohesiveness, extrudability, dan sag.
a. Densitas. Densitas pasta gigi merupakan gambaran konsentrasi abrasif,
humektan dan air yang terkandung di dalam pasta gigi. Pasta gigi yang
mengandung silika memiliki densitas sekitar 1,3 sedangkan pasta gigi yang
mengandung kalsium fosfat dan kapur memiliki densitas 1,5 sampai 1,6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Penetapan nilai densitas pasta gigi berfungsi untuk mengetahui terjadinya
aerasi berlebih pada proses pembuatan. Oleh karena itu, penetapan densitas
dapat membantu verifikasi ketepatan proses pembuatan pasta gigi (Garlen,
1996). Densitas pasta gigi dapat diukur menggunakan piknometer
alumunium. Alat ini dapat menjamin presisi volume pasta gigi. Densitas
pasta gigi dapat diketahui dengan membagi massa pasta gigi dengan massa
air pada volume yang sama (Garlen, 1996).
b. Viskositas. Viskositas adalah tahanan dari suatu cairan untuk mengalir,
semakin tinggi viskositas maka semakin besar tahanannya. Terdapat dua
sistem penggolongan bahan menurut aliran dan deformasinya, yaitu sistem
Newton dan sistem non-Newton. Pada sistem Newton diketahui bahwa
peningkatan gaya geser (shear stress) dapat menaikkan kecepatan geser
(shear rate). Sistem Newton ini berlaku pada senyawa dengan tipe
Newtonian seperti air, alkohol, gliserin, dan larutan sejati. Pada tipe non
Newtonian, viskositas tidak berbanding lurus dengan kecepatan geser.
Sistem non-Newtonian berlaku untuk sistem dispersi antara fase cairan dan
fase padatan seperti larutan koloid, emulsi, suspensi cair, salep, pasta dan
produk serupa termasuk dalam sistem non Newton (Martin, et al., 1993).
Idealnya suatu sediaan pasta gigi menunjukkan sifat aliran pseudoplastik dan
tiksotropi (Pader, 1993). Viskositas adalah suatu tahanan yang mencegah zat
cair untuk mengalir. Semakin tinggi viskositas maka semakin besar tahanan
dengan kata lain semakin kental cairan, maka makin besar gaya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu (Voigt,
1994).
c. Cohesiveness. Tidak ada standar industri dalam pengukuran cohesiveness.
Meskipun demikian, cohesiveness dapat diukur dengan cara mengeluarkan
pasta gigi dengan massa tertentu dari tube ke atas lapisan baja kemudian
dialiri dengan aliran air yang kecepatannya konstan. Massa pasta gigi harus
diketahui dengan tepat. Lama waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan
semua pasta gigi pada lapisan baja tersebut dinilai sebagai cohesiveness.
Pasta gigi yang ingin diuji dibandingkan dengan pasta gigi kontrol yang
memiliki cohesiveness yang baik. Pengukuran ini terjamin keterulangannya
jika massa, kecepatan alir dan tekanan aliran air dibuat konstan dan sama
(Garlen,1996).
d. Extrudability. Extrudability diukur sebagai kekuatan untuk menekan keluar
pasta gigi dari dalam tube. Nilai extrudability dipengaruhi oleh kombinasi
konsistensi pasta gigi dengan diameter tube. Uji extrudability dapat
dilakukan dengan cara meletakkan tube pasta gigi yang telah dibuka
tutupnya di atas sebuah kertas. Beban diletakkan di atas bagian horizontal
tube. Peningkatan beban dilakukan setiap 100 gram hingga pasta gigi keluar
dari tube (Garlen, 1996).
e. Sag. Sag merupakan ketidakmampuan pasta gigi untuk mempertahankan
bentuknya setelah dikeluarkan dari tube. Pasta gigi dengan nilai sag yang
baik tidak terselip di antara bulu sikat gigi ketika diletakkan di atas sikat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
gigi. Sifat ini dapat diukur dengan cara menekan keluar pasta gigi dari tube
ke atas sikat gigi, kaca atau lembaran kertas. Nilai sag pasta gigi sebaiknya
sekecil mungkin setelah didiamkan selama 1 menit (Garlen, 1996).
F. Hydroxypropyl Methylcellulose
Hydroxypropyl methhylcellulose (HPMC) digunakan dalam formulasi gel
karena dapat menghasilkan gel yang stabil dan jernih. Konsentrasi HPMC dalam
sediaan topikal adalah 2-4%, stabil pada pH 5,5-8. (Rogers, 2009).
Gambar 5. Struktur kimia hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) (Rogers, 2009)
HPMC merupakan selulosa eter nonionik yang berupa serbuk berwarna putih
atau putih kekuningan. Nama lain dari HPMC adalah hypromellose, methocel,
methylcellulose propylene glycol ether. HPMC biasa digunakan sebagai bahan
pelapis (coating agent), agen pendispersi, agen pengemulsi, penstabil emulsi,
foaming-agent, modified-release agent, thickening agent, bahan pengikat pada
pembuatan tablet, peningkat laju disolusi (dissolution enhancer) (Bee dan Rahman,
2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 6. Bentuk kristal hydroxypropyl methylcellulose (Rogers, 2009)
Larutan HPMC berwarna transparan, namun ketika dipanaskan pada
temperatur tertentu larutan HPMC dapat menjadi keruh dan membentuk larutan
viskos seperti gel. Namun kembali menjadi larutan yang jernih kembali setelah
didinginkan. HPMC dengan viskositas kecil maka memiliki kelarutan yang lebih
tinggi (Bee dan Rahman, 2010).
Hydroxypropyl methylcellulose mengalami proses hidrasi menggunakan
pelarut yang sesuai untuk mengembang menjadi struktur matriks dengan bobot
molekul yang tinggi dan rantai polimer yang panjang. Sifat alir suatu HPMC
dipengaruhi oleh temperature, pH, dan keberadaan zat terlarut lain. Sifat dari polimer
yang merupakan turunan selulosa dipengaruhi oleh gugus substitusi pada selulosa.
HPMC mempunyai gugus substitusi hidroksipropil dan metoksi (Bhargava, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
G. Landasan Teori
Bakteri yang berperan penting dalam pembentukan plak gigi adalah bakteri
yang mempunyai kemampuan untuk membentuk polisakarida ekstraseluler, yaitu
Streptococcus mutans. Plak yang terbentuk disebabkan sukrosa yang berasal dari
makanan didegradasi oleh aktivitas enzimatik Streptococcus mutans menjadi glukosa
dan fruktosa yang selanjutnya diubah secara fermentasi menjadi polisakarida
ekstraseluler atau glukan (Panjaitan, 1997).
Adanya kemampuan menghambat dan merusak dari sinamaldehid dalam
minyak kayu manis dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan Streptococcus
mutans (Dwijayanti, 2011). Formulasi pasta gigi minyak kayu manis merupakan cara
alternatif untuk menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.
hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) merupakan turunan selulosa yang umum
digunakan dalam pembuatan sediaan topikal sebagai gelling agent. Kelarutan HPMC
bervariasi bergantung pada viskositasnya. HPMC dengan viskositas kecil maka
memiliki kelarutan yang lebih tinggi (Bee dan Rahman, 2010). Konsentrasi gelling
agent yang tepat harus dapat menyediakan ikatan yang tidak terlalu kuat dengan obat,
sehingga minyak kayu manis mudah terlepas dari sediaan. Pengujian kontrol kualitas
terhadap sediaan pasta gigi minyak kayu manis meliputi pengamatan organoleptis,
pH sediaan, viskositas, dan daya lekat (Garlen, 1996).
Pengujian aktivitas antibakteri pasta gigi minyak kayu manis bertujuan untuk
mengetahui kemampuan sediaan melepaskan zat aktif untuk menghambat maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
membunuh bakteri Streptococcus mutans. Salah satu metode yang digunakan adalah
difusi sumuran (Pratiwi, 2008).
Pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC terhadap sifat fisik sediaan pasta
gigi minyak kayu manis dianalisis statistik menggunakan software R 3.0.1. Sifat fisik
dan stabilitas sediaan dilihat berdasarkan pengukuran viskositas dan daya lekat.
Aktivitas antibakteri pasta gigi minyak kayu manis terhadap Streptococcus mutans
diukur berdasarkan diameter zona hambat yang dihasilkan
H. Hipotesis
Peningkatan konsentrasi HPMC memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap sifat fisik dan kestabilan pasta gigi minyak kayu manis meliputi viskositas
dan daya lekat. Peningkatan konsentrasi HPMC juga memberikan pengaruh
signifikan terhadap aktivitas antibakteri pasta gigi minyak kayu manis dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Pasta gigi minyak kayu
manis tidak memberikan iritasi terhadap membrane mukosa berdasarkan pengujian
dengan metode Slug Mucosal Irritation (SMI).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas. Variabel bebas pada penelitian ini adalah variasi konsentrasi
hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) sebagai gelling agent.
2. Variabel tergantung. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah karakteristik
fisik dan stabilitas pasta gigi meliputi organoleptis, pH, viskositas, dan daya lekat
sediaan, serta diameter zona hambat pada pengujian aktivitas antibakteri.
3. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali pada penelitian ini
adalah lama penyimpanan, sifat dari wadah penyimpanan, dan intensitas cahaya.
4. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali pada
penelitian ini adalah suhu penyimpanan dan kelembaban ruangan.
C. Definisi Operasional
1. Minyak kayu manis adalah bahan utama dalam penelitian yang memiliki
kandungan sinamaldehid sebagai senyawa antibakteri yang diperoleh dari CV
Eteris Nusantara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Pasta gigi adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat yang ditujukan untuk membersihkan, memutihkan, dan menghilangkan noda
pada permukaan gigi.
3. Streptococcus mutans merupakan biakan murni yang diperoleh dari
Laboratorium Balai Kesehatan Yogyakarta.
4. Daya antibakteri adalah kemampuan minyak kayu manis atau pasta gigi minyak
kayu manis dalam menghambat atau membunuh Streptococcus mutans yang
memiliki perbedaan bermakna dibandingkan dengan kontrol negatif.
5. Metode difusi sumuran adalah metode yang digunakan untuk mengukur daya
hambat minyak kayu manis terhadap Streptococcus mutans dengan cara
mengukur zona jernih (zona hambat) di sekitar sumuran.
6. KHM adalah konsentrasi minyak kayu manis terendah yang dapat menghambat
pertumbuhan Streptococcus mutans.
7. KBM adalah konsentrasi minyak kayu manis terendah yang dapat membunuh
Streptococcus mutans.
8. Metode dilusi padat adalah metode penentuan KHM dan KBM minyak kayu
manis dengan cara membuat seri konsentrasi minyak, kemudian dicampurkan
pada media yang mengandung bakteri uji.
9. Gelling agent adalah bahan yang digunakan untuk membentuk kekentalan atau
pembentuk sifat alir sediaan pasta. Gelling agent yang digunakan dalam
penelitian ini adalah hydroxypropyl methylcellulose (HPMC).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
10. Viskositas adalah suatu pertahanan dari suatu cairan untuk mengalir. Viskositas
optimum pada penelitian ini adalah viskositas yang sesuai pasta gigi yang telah
beredar di pasaran yaitu sebesar 300-600 d.Pa.s.
11. Stabilitas pasta gigi ditentukan dari besarnya nilai pergeseran viskositas antara
sebelum dan sesudah penyimpanan selama 1 bulan yaitu <10%.
12. Slug Mucosal Irritation (SMI) assay adalah suatu metode pengujian kerusakan
jaringan dan iritasi pada mukosa menggunakan slug.
D. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak atsiri kayu
manis (PT. Eteris Nusantara), bakteri Streptococcus mutans (Balai Laboratorium
Kesehatan, Yogyakarta), Trypton Soya Agar (Oxoid), Trypton Soya Broth (Oxoid),
hydroxypropyl methylcellulose (Shin-Etsu), sorbitol (pharmaceutical grade), gliserin
(pharmaceutical grade), kalsium karbonat (pharmaceutical grade), metil paraben
(pharmaceutical grade), xylitol (pharmaceutical grade), sodium laurel sulfat
(pharmaceutical grade), minyak peppermint (pharmaceutical grade), etanol 96%
(pharmaceutical grade) dan akuades (pH 7). Semua bahan diperoleh dari
Laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan Padat Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
E. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Microbiological Safety
Cabinet (Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta), autoklaf (MODEL KT-40, ALP Co. Ltd Midorigouka, Japan), oven
(MEMMERT), timbangan (METTLER TOLEDO GB 3002, Switzerland),
piknometer (Pyrex, Iwaki Glass), Viscometer seri VT 04 (Rion, Japan), mikropipet,
alat-alat gelas (Pyrex), jarum ose, pelubang sumuran, mortir-stamper, dan tube pasta
gigi.
F. Tata Cara Penelitian
1. Identifikasi dan verifikasi minyak kayu manis
a. Pengamatan organoleptis. Dilakukan pengamatan organoleptis terhadap
minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian, meliputi : bentuk,
warna, dan bau.
b. Pengujian indeks bias. Indeks bias minyak kayu manis diukur
menggunakan hand refractometer. Pentutup prisma dibuka kemudian
diteteskan sebanyak 1 atau 2 tetes minyak kayu manis pada prisma utama.
Penutup prisma ditutup perlahan sampai menyentuh prisma utama. Skala 1,
2, atau 3 diatur dengan memutar knob hingga tanda tergantung dari
konsentrasi sampel yang diuji. Jarak jangkauan adalah skala 1 untuk indeks
bias 1,333 – 1,404 (skala sebelah kiri), skala 2 untuk indeks bias 1,404 –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1,468 (skala tengah), dan skala 3 untuk indeks bias 1,468 – 1,520 (skala
sebelah kanan)
Ujung hand refractometer diarahkan ke arah cahaya yang terang, dilihat
melalui lensa sambil diputar-putar hingga skala terlihat jelas. Tampak garis
batas yang memisahkan sisi yang terang dan gelap pada bagian atas dan
bawah. Jika garis batas berwarna atau tidak jelas, maka ring diputar untuk
menghilangkan warna hingga batas terlihat jelas.
c. Penentuan bobot jenis. Piknometer ditimbang beserta termometer dan
penutup pipa kapiler, kemudian diisi dengan air hingga penuh dan
direndam dalam air es hingga suhunya ±20°C di bawah suhu percobaan.
Kemudian piknometer ditutup dan pipa kapiler dibiarkan terbuka sampai
mencapai suhu percobaan. Setelah itu, pipa kapiler piknometer ditutup dan
dibiarkan suhu air dalam piknometer mencapai suhu kamar. Cairan yang
menempel di dinding luar piknometer diusap dan ditimbang kembali
dengan seksama, kemudian dibandingkan dengan tabel kerapatan air pada
beberapa temperatur. Volume air yang didapatkan merupakan volume
piknometer tersebut. Hal yang sama dilakukan dalam penentuan kerapatan
minyak kayu manis menggunakan piknometer yang sama. Bobot minyak
kayu manis sama dengan kerapatan minyak kayu manis dibagi kerapatan
air pada suhu 25°C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Sterilisasi peralatan dan media
Peralatan yang digunakan dalam penelitian (terutama yang berhubungan
dengan bakteri uji seperti tabung reaksi dan cawan petri) disterilisasi
menggunakan autoklaf pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm selama 20 menit.
Untuk pipet ukur disterilisasi menggunakan oven pada suhu 50°C.
3. Penyiapan media
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah Trypton Soya Agar
(TSA) dan Trypton Soya Broth (TSB). Pemilihan kedua media tersebut terkait
nutrisi yang sesuai bagi pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Komposisi
pembuatan adalah 1 gram TSA / 25 mL akuades dan 1 gram TSB / 33,2 mL
akuades. Setelah media dipanaskan menggunakan hot plate dengan bantuan
stearer, media tersebut disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121°C dan
tekanan 1 atm selama 15 menit.
Untuk penyiapan stok mikroba uji, media TSA yang sudah steril
dikondisikan dalam keadaan miring di tabung reaksi. Setelah memadat, media
siap digunakan untuk reisolasi bakteri Streptococcus mutans.
4. Pembuatan suspensi bakteri
Sebanyak 1-3 ose isolat murni bakteri Streptococcus mutans
diinokulasikan ke dalam tabung reaksi berisi 5 ml TSB, lalu divortex supaya
tercampur merata dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Untuk
pembuatan suspensi bakteri, bakteri dalam media TSB yang sudah diinkubasi
kemudian ditambahkan TSB steril hingga kekeruhannya setara dengan larutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
standar Mc Farland 0,5. Pembuatan suspensi bakteri dilakukan di
Microbiological Safety Cabinet (MSC).
5. Uji aktivitas antibakteri minyak kayu manis terhadap bakteri Streptococcus
mutans dengan metode difusi sumuran.
Pengujian potensi daya antibakteri minyak kayu manis terhadap bakteri
Streptococcus mutans dilakukan dengan pembuatan sumuran pada media yang
dibuat dengan menggunakan metode double layer, dimana sebanyak 10 mL
media TSA dituang ke dalam petri sebagai base layer kemudian dibiarkan
memadat terlebih dahulu. Sebanyak 0,2 mL suspensi bakteri Streptococcus
mutans yang sudah disetarakan dengan larutan standar McFarland 0,5
diinokulasikan ke dalam 30 mL media TSA pada suhu 45-50°C (sebagai seed
layer), lalu dituang ke dalam petri berisi base layer yang sudah memadat. Setelah
memadat, lalu dibuat sumuran sampai batas antara base layer dan seed layer
secara aseptis.
Setiap petri yang berisi media TSA dibuat sumuran sebanyak 6 lubang
menggunakan pelubang berdiameter 7 mm. Uji potensi daya antibakteri minyak
kayu manis dilakukan replikasi sebanyak 6 kali, dimana setiap replikasi terdiri
dari 2 petri (petri A dan petri B). Setiap sumuran pada petri A diisi minyak kayu
manis dengan konsentrasi 1; 2; 3; 4; 5% dan parafin cair sebagai kontrol negatif
masing-masing sebanyak 0,020 mL. Sedangkan untuk setiap sumuran di petri B
diisi minyak kayu manis dengan konsentrasi 6; 7; 8; 9; 10% dan parafin cair
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
sebanyak 0,020 mL. Proses pengerjaan dilakukan di Microbiological Safety
Cabinet (MSC).
Setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C, lalu diukur zona
hambat yang terbentuk menggunakan jangka sorong digital. Diameter zona
hambat yang terbentuk dikurangi diameter sumuran yang digunakan yaitu 7 mm.
Daya antibakteri diamati berdasarkan diameter zona hambat yang dihasilkan
dibandingkan dengan kontrol negatif.
6. Penentuan nilai KHM dan KBM minyak kayu manis
a. Penentuan nilai KHM dengan metode dilusi padat. Media TSA dibuat
dengan mencampurkan 9 gram serbuk TSA dan 225 ml akuades. Media
TSB dibuat dengan mencampurkan sebanyak 0,6 gram serbuk TSB dan 20
mL akuades. Kedua media tersebut disterilisasi menggunakan autoklaf
pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm selama 15 menit. Sebanyak 15 mL
media TSA dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian diinokulasikan
sebanyak 0,2 mL suspensi bakteri Streptococcus mutans yang sudah
disetarakan dengan larutan McFarland 0,5. Setelah itu dimasukkan
sebanyak 0,2 mL minyak kayu manis dengan konsentrasi yang mempunyai
potensi antibakteri berdasarkan metode difusi sumuran , lalu dituang ke
dalam petri steril. Setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C, lalu
bandingkan kekeruhan hasilnya dengan kontrol negatif dan diberi penilaian
menggunakan notasi (+) untuk media yang tampak keruh dan (-) jika tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
ada kekeruhan. Hasil pengamatan dianalisis untuk mendapatkan
konsentrasi atau Kadar Hambat Minimal (KHM) minyak kayu manis.
b. Uji penegasan KHM dan KBM dengan metode streak plate. Media TSA
dibuat dengan mencampurkan sebanyak 1,33 gram serbuk TSA dan 33 mL
akuades. Kemudian media disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu
121°C dan tekanan 1 atm selama 15 menit. Setelah media TSA jadi, lalu
dituang ke dalam petri steril dan biarkan hingga memadat. Kemudian
dilakukan penggoresan bakteri dari hasil uji dilusi padat ke media TSA
baru dengan metode streak plate. Diamati hasilnya setelah diinkubasi
selama 24 jam pada suhu 37°C. Bila ditemukan adanya pertumbuhan,
dilakukan uji penegasan kedua dengan melakukan penggoresan dari hasil
uji penegasan pertama ke media TSA baru dengan metode streak plate.
Setelah diinkubasi kembali selama 24 jam pada suhu 37°C, bila pada petri
masih menunjukkan pertumbuhan bakteri maka dinyatakan sebagai nilai
KHM. Sedangkan bila pada petri tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri
maka dinyatakan sebagai nilai KBM.
7. Penentuan kerapatan minyak kayu manis pada kadar bunuh minimum
(KBM)
Piknometer ditimbang beserta termometer dan penutup pipa kapiler,
kemudian diisi dengan air hingga penuh dan direndam dalam air es hingga
suhunya ±20°C di bawah suhu percobaan. Kemudian piknometer ditutup dan
pipa kapiler dibiarkan terbuka sampai mencapai suhu percobaan. Setelah itu, pipa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kapiler piknometer ditutup dan dibiarkan suhu air dalam piknometer mencapai
suhu kamar. Cairan yang menempel di dinding luar piknometer diusap dan
ditimbang kembali dengan seksama. Hitung minyak kayu manis pada KBM.
8. Formula pasta gigi
Tabel I. Formula pasta gigi minyak kayu manis (100 g)
Bahan pasta gigi F1 (g) F2 (g) F3 (g) F4 (g) F5 (g) F6 (g)
HPMC 0,25 0,50 0,75 1,00 1,25 1,50
Sorbitol 15 15 15 15 15 15
Gliserin 23 23 23 23 23 23
Kalsium karbonat 43 43 43 43 43 43
Xylitol 1 1 1 1 1 1
Sodium lauril sulfat 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
Pipermint 4 4 4 4 4 4
Metil paraben 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Akuades 4,75 4,75 4,75 4,75 4,75 4,75
Minyak kayu manis 8 8 8 8 8 8
9. Pembuatan pasta gigi
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pasta gigi ditimbang
sesuai dengan formula. HPMC dikembangkan dalam 18 mL gliserin selama 15
menit dalam mortir besar. Pada cawan porselen lainnya, metil paraben dan
sodium lauril sulfat masing-masing dilarutkan dalam sisa gliserin. Minyak kayu
manis dan minyak pipermint dicampurkan dalam cawan porselen, lalu diaduk
menggunakan batang pengaduk sampai homogen.
Sebagian sorbitol ditambahkan pada campuran HPMC yang sudah
dikembangkan dengan gliserin dalam mortir selama 15 menit. Kemudian xylitol
yang sudah dilarutkan dalam akuades dimasukkan ke dalam mortir. Metil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
paraben dan campuran minyak kayu manis dan pepermint dimasukkan dalam
campuran. Setelah homogen, campuran ditambahkan kalsium karbonat sedikit
demi sedikit. Bila campuran ini menjadi kering atau keras, tambahkan sodium
lauril sulfat yang sudah dilarutkan gliserin sedikit demi sediki. Pada tahap akhir
pembuatan, campuran ditambahkan sisa sorbitol dan diaduk selama 3 menit
sampai homogen.
10. Pengujian sifat fisik pasta gigi minyak kayu manis
a. Uji organoleptis. Pengamatan organoleptis terhadap pasta gigi minyak kayu
manis, meliputi bentuk, warna, dan bau.
b. Uji pH. Pengukuran pH pasta gigi dilakukan dengan menggunakan kertas
indikator pH. Pengukuran pH dilakukan 48 jam setelah pembuatan, 7 hari,
14 hari, 21 hari, dan 28 hari penyimpanan.
c. Uji viskositas. Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan alat
Viscometer Rion seri VT 04. Pasta gigi dimasukan ke dalam wadah hingga
penuh dan di pasang pada portable viscotester. Viskositas pasta gigi
diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas. Uji ini
dilakukan 48 jam setelah pembuatan untuk mengetahui efek faktor
terhadap viskositas. Sedangkan untuk memonitor perubahan viskositas,
dilakukan pengukuran viskositas pada 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari
penyimpanan.
d. Uji daya lekat. Pengukuran daya lekat dilakukan dengan menggunakan
alat uji daya lekat. Sebanyak 0,25 gram pasta gigi ditempatkan pada gelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
objek, kemudian ditutup bagian atasnya dengan gelas objek dan ditimpa
menggunakan beban 1 kg selama 2 menit. Alat pengujian daya lekat
dipreparasi sedemikin rupa, kemudian beban seberat 80 gram ditempatkan
pada bagian ujung alat yang menggantung. Pengukuran dihentikan setelah
kedua gelas objek terpisah.
11. Uji aktivitas antibakteri pasta gigi minyak kayu manis terhadap
Streptococcus mutans dengan metode difusi sumuran.
Media TSA dibuat dengan mencampurkan sebanyak 32 gram serbuk
TSA dan 800 mL akuades. Media TSB dibuat dengan mencampurkan sebanyak
1,5 gram serbuk TSB dan 50 mL akuades. Kedua media tersebut disterilisasi
menggunakan autoklaf pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm selama 15 menit.
Pengujian aktivitas antibakteri pasta gigi minyak kayu manis terhadap
bakteri Streptococcus mutans dilakukan dengan pembuatan sumuran pada media
yang dibuat dengan menggunakan metode double layer, dimana sebanyak 10 mL
media TSA dituang ke dalam petri sebagai base layer kemudian dibiarkan
memadat terlebih dahulu. Sebanyak 0,2 mL suspensi bakteri Streptococcus
mutans yang sudah disetarakan dengan larutan standar McFarland 0,5
diinokulasikan ke dalam 30 mL media TSA pada suhu 45-50°C (sebagai seed
layer), lalu dituang ke dalam petri berisi base layer yang sudah memadat. Setelah
memadat, lalu dibuat sumuran sampai batas antara base layer dan seed layer
secara aseptis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Untuk pengujian aktivitas antibakteri, setiap formula pasta gigi
direplikasi sebanyak 3 kali menggunakan 3 petri. Setiap petri yang berisi media
TSA dibuat sumuran sebanyak 4 lubang menggunakan pelubang berdiameter 7
mm. Setiap sumuran diisi dengan pasta gigi (sampel) sesuai formula, kontrol
negatif (basis pasta), kontrol positif (pasta gigi merk X), dan minyak kayu manis
KBM menggunakan spuit injeksi 1 ml masing-masing sebanyak 0,020 ml.
Pembuatan lubang sumuran sampai batas antara base layer dan seed layer supaya
destilat tidak menyebar pada dasar cawan petri. Proses pengerjaan dilakukan di
Microbiological Safety Cabinet (MSC).
Setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C, lalu diukur zona
hambat yang terbentuk menggunakan jangka sorong digital. Diameter zona
hambat yang terbentuk dikurangi diameter sumuran yang digunakan yaitu 7 mm.
Aktivitas antibakteri diamati berdasarkan diameter zona hambat yang dihasilkan
dibandingkan antar formulanya.
12. Uji iritasi pasta gigi minyak kayu manis dengan metode Slug Mucosal
Irritation (SMI) assay.
a. Penimbangan mukus. Slug (Arion lusitanicus) dipilih dan ditimbang dengan
berat antara 2,5 – 3 gram. Petri kosong ditimbang dan ditambah dengan 500
mg sampel, kemudian petri dan sampel tersebut ditimbang kembali. Slug
diletakkan di atas sampel dan didiamkan selama 30 menit. Slug kemudian
dibersihkan dari mukus. Mukus yang terdapat pada petri ditimbang. Mukus
yang diproduksi (MP) dihitung dengan rumus :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
𝑀𝑃 =𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑢𝑘𝑢𝑠 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑝𝑢𝑡 (𝑔𝑟𝑎𝑚) × 100%
MP tersebut diklasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu tidak mengiritasi (non
irritating) bila produksi mukus <15%, mengiritasi ringan (mild), bila
produksi mukus 15-20%, mengiritasi sedang (moderate), bila produksi mukus
20-25%, dan mengiritasi berat (severe), bila produksi mukus >25%
G. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data sifat fisik pasta gigi
minyak kayu manis dan aktivitas antibakteri pasta gigi minyak kayu manis dengan
variasi konsentrasi hydroxypropyl methylcellulose (HPMC). Analisis statistik data
menggunakan software R versi 3.0.1. untuk melihat signifikansi perbedaan dari data
yang diperoleh.
Uji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk normality test. Suatu data
dikatakan terdistribusi normal apabila mempunyai probability value (p-value) > 0,05.
Kemudian dilakukan uji Levene’s Test dan Variances Test untuk mengetahui
homogenitas dan variansi data.
Untuk melihat pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC terhadap sifat fisik
sediaan, dilakukan analisis statistik parametrik yaitu ANAVA satu arah dengan
tingkat kepercayaan 95% dan dilanjutkan uji post hoc menggunakan TukeyHSD
untuk mengetahui signifikansi perbedaan sifat fisik dari 6 formula pasta gigi minyak
kayu manis dengan variabel bebasnya adalah variasi konsentrasi HPMC. Dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
ANAVA, apabila diperoleh probability value (p-value) < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa paling tidak terdapat perbedaan signfikansi dalam kelompok data.
Dari hasil uji post hoc menggunakan TukeyHSD bila nilai p.adj < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data dua kelompok tersebut berbeda signifikan.
Sedangkan untuk melihat pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC terhadap
stabilitas sediaan, digunakan analisis T berpasangan. Bila nilai p-value < 0,05 maka
data dua kelompok yang dibandingkan berbeda signifikan. Analisis T tidak
berpasangan digunakan untuk melihat pengaruh konsentrasi HPMC terhadap aktivitas
antibakteri sediaan dengan nilai p-value <0,05 yang berarti data dua kelompok yang
dibandingkan berbeda signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi dan Verifikasi Bahan Penelitian
Tujuan identifikasi bahan penelitian adalah untuk menjamin keaslian minyak
kayu manis berdasarkan pengamatan organoleptis, bobot jenis, dan indeks bias.
Bahan penelitian diperoleh dari CV Eteris Nusantara disertai dengan Certificate of
Analysis (CoA). Minyak kayu manis merupakan suatu cairan kental yang mudah
menguap, berwarna kuning hingga kecokelatan, dan memiliki rasa yang pedas serta
aroma yang khas (Robbers, 1996). Hasil verifikasi minyak kayu manis dijabarkan
dalam Tabel II.
Tabel II. Verifikasi minyak kayu manis
Pengujian Hasil Verifikasi Certificate of Analysis
Badan Standarisasi
Nasional
(2006)
Pengamatan
Organoleptis
Berbentuk cair Berbentuk cair Berbentuk cair
Berwarna kuning Berwarna kuning Berwarna kuning muda
hingga cokelat muda
Aroma khas kayu manis Aroma tajam, khas kayu
manis
Aroma khas kayu manis
Bobot jenis 1,0162 ± 0,0001 1,013 1,008 – 1,030
Indeks bias 1,5621 ± 0,0099 1,580 1,559 – 1,595
Pengukuran bobot jenis minyak menggunakan piknometer, sedangkan
pengukuran indeks bias menggunakan hand refractometer. Berdasarkan hasil
identifikasi diketahui bahwa minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
sesuai dengan CoA dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Badan
Standarisasi Nasional sebagai minyak kayu manis yang terstandar.
B. Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) Minyak Kayu Manis terhadap
Streptococcus mutans
Penentuan konsentrasi bunuh minimum (KBM) minyak kayu manis
bertujuan memperoleh konsentrasi terendah yang digunakan dalam formulasi pasta
gigi minyak kayu manis untuk menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans.
Uji pendahuluan dilakukan sebagai langkah pertama untuk mengetahui
potensi antibakteri minyak kayu manis dalam menghambat pertumbuhan
Streptococcus mutans dan memprediksi rentang KBM minyak kayu manis dengan
melihat zona hambat yang terbentuk dari beberapa konsentrasi. Hasil pengukuran
diameter zona hambat minyak kayu manis terhadap bakteri Streptococcus mutans
disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7. Diagram pengukuran diameter zona hambat minyak kayu manis terhadap
Streptococcus mutans
0
2
4
6
8
10
12
14
16
5 6 7 8 9 10
Dia
met
er Z
ona
Ham
bat
(m
m)
Konsentrasi Minyak Kayu Manis (% v/v)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa semakin meningkat
konsentrasi minyak kayu manis, maka semakin besar diameter zona hambat yang
dihasilkan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Dwijayanti (2011) yang membuktikan
bahwa minyak kayu manis dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans.
Kandungan utama dalam minyak kayu manis yang mempunyai aktivitas antibakteri
dan fungsidal adalah sinamaldehid (Prasetya dan Ngadiwiyana, 2006). Burt (2004)
melaporkan bahwa sinamaldehid dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan
membentuk ikatan antara gugus karbonil sinnamaldehid dan enzim dekarboksilase
pada bakteri sehingga proses replikasi dan sintesis protein terhambat. Mekanisme lain
minyak atsiri dalam menghambat pertumbuhan bakteri antara lain dengan
mendegradasi dinding sel, merusak membran sitoplasma dan membran protein,
melisiskan komponen di dalam sel, dan mengurangi pergerakan bakteri.
Tabel III. Pengamatan kejernihan media dilusi padat
Konsentrasi Minyak Kayu
Manis (% v/v) Hasil Pengamatan
5 [0,065] Tidak jernih
6 [0,078] Jernih
7 [0,091] Jernih
8 [0,104] Jernih
9 [0,117] Jernih
10 [0,130] Jernih
Kontrol positif Tidak jernih
Kontrol negatif Jernih
Enam konsentrasi, yang menghasilkan zona hambat, ditentukan nilai
konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)
dengan metode dilusi padat. Pembuatan suspensi pengujian dilusi padat dilakukan
dengan mengencerkan bakteri uji, minyak kayu manis, dan media pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
sehingga terjadi penurunan konsentrasi minyak kayu manis. Penentuan nilai KHM
dan KBM berdasarkan pengamatan terhadap kejernihan media (Tabel III) yang
ditanam bakteri Streptococcus mutans dan ditambahkan minyak kayu manis dengan
konsentrasi tertentu.
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa pada konsentrasi 6-9%
menunjukkan media yang digunakan pengujian jernih, maka dilakukan uji penegasan
sebanyak dua kali untuk memperoleh nilai KHM dan KBM.
Gambar 8. Uji penegasan pertama konsentrasi minyak kayu manis 6-9%
`
Gambar 9. Uji penegasan kedua konsentrasi minyak kayu manis 6-9%
Dari hasil yang ditampilkan pada Gambar 8 dan Gambar 9 dapat
disimpulkan bahwa konsentrasi minyak kayu manis 6% merupakan konsentrasi
terendah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans
(KHM). Konsentrasi minyak kayu manis 7% merupakan konsentrasi terendah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dapat membunuh bakteri Streptococcus mutans (KBM) dan digunakan dalam
formulasi pasta gigi minyak kayu manis. Berdasarkan penelitian Dwijayanti (2011),
KBM minyak kayu manis yang sebesar 20%. Hal tersebut berbeda dengan hasil
penelitian karena kemungkinan penggunaan bahan penelitian (minyak kayu manis)
yang berasal dari produsen berbeda, sehingga kadar sinamaldehid berbeda dan
kemampuan dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans juga berbeda.
C. Pengujian Sifat Fisik dan Stabilitas Pasta Gigi Minyak Kayu Manis
Pada penelitian ini, minyak kayu manis diformulasikan menjadi sediaan
pasta gigi dengan variasi peningkatan konsentrasi HPMC untuk melihat pengaruhnya
terhadap karakteristik fisik dan kestabilan sediaan, meliputi viskositas dan daya lekat.
Pertimbangan utama pemilihan bentuk sediaan pasta gigi karena karakteristik minyak
kayu manis mudah teroksidasi dan tidak stabil selama penyimpanan dalam waktu
lama sehingga dikhawatirkan kandungan sinamaldehid menjadi berkurang.
Komponen utama dalam sediaan pasta gigi adalah gelling agent yang berperan
membentuk suatu matriks supaya minyak kayu manis terperangkap didalamnya dan
stabilitas minyak kayu manis tetap terjaga. Gelling agent yang digunakan dalam
penelitian ini adalah hydroxypropyl methylcellulose (HPMC), suatu polimer sintetik
bersifat hidrofilik yang mengandung gugus methoxy dan gugus hydroxypropoxy
(Rogers, 2009).
Konsentrasi minyak kayu manis yang digunakan dalam formula adalah
konsentrasi bunuh minimum (KBM) yang sudah ditentukan yaitu konsentrasi 7%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
(v/v). Bobot jenis minyak kayu manis tetap dipertimbangkan dalam perhitungan
formula, maka konsentrasinya menjadi 8% (b/b) saat diformulasikan, sehingga
konsentrasi minyak kayu manis dalam sediaan tetap memiliki konsentrasi yang sama
dengan awal untuk membunuh bakteri Streptococcus mutans. Formula pasta gigi
minyak kayu manis terdiri dari bahan-bahan eksipien yang mempunyai aktivitas
antibakteri, seperti sorbitol, xylitol, dan metil paraben. Dalam penelitian perlu dibuat
kontrol basis, yang berfungsi sebagai faktor koreksi dalam pengamatan aktivitas
antibakteri, sehingga diketahui diameter zona hambat yang hanya berasal dari bahan
aktif, yaitu minyak kayu manis.
Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasta gigi merk
X yang diklaim mempunyai aktivitas antibakteri karena kandungan triclosan sebagai
bahan antiseptik. Kontrol positif digunakan untuk membandingkan aktivitas
antibakteri antara pasta gigi minyak kayu manis dan produk pasta gigi yang telah
beredar di masyarakat.
Kontrol kualitas merupakan tahapan evaluasi sediaan dengan melakukan
pengujian terhadap sifat fisik sediaan, meliputi pengamatan organoleptis, pH sediaan,
viskositas dan daya lekat. Kontrol kualitas dilakukan sebagai parameter untuk
mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC dalam formula terhadap sifat
fisik serta mengetahui kestabilan sediaan. Pasta gigi harus stabil selama
penyimpanan, harus mempertahankan viskositas, pH sediaan, dan konsentrasi zat
aktif, dan stabil selama penyimpanan (Garlen, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Berdasarkan hasil pengamatan organoleptis dan pengujian pH sediaan pada
Tabel IV, dapat disimpulkan bahwa pasta gigi minyak kayu manis baik dari segi
penampilan.
Tabel IV. Pengamatan organoleptis dan pengujian pH pasta gigi minyak kayu manis.
Konsentrasi
HPMC (%) Hasil Pengamatan Organoleptis pH sediaan
0,25 Berbentuk semi-padat, berwarna putih, aroma khas minyak
kayu manis.
8
0,5 Berbentuk semi-padat, berwarna putih, aroma khas minyak
kayu manis.
8
0,75 Berbentuk semi-padat, berwarna putih, aroma khas minyak
kayu manis.
8
1,0 Berbentuk semi-padat, berwarna putih, aroma khas minyak
kayu manis.
8
1,25 Berbentuk semi-padat, berwarna putih, aroma khas minyak
kayu manis.
8
1,5 Berbentuk semi-padat, berwarna putih, aroma khas minyak
kayu manis.
8
Pada pengujian viskositas pasta gigi minyak kayu manis hari ke-2 untuk
melihat pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC (Gambar 10), diketahui bahwa
terjadi peningkatan viskositas hingga formula konsentrasi HPMC 0,75%, diikuti
dengan penurunan viskositas hingga formula konsentrasi HPMC 1,5%.
Gambar 10. Pengaruh konsentrasi HPMC terhadap viskositas sediaan pasta gigi minyak kayu
manis pada hari ke-2
200
250
300
350
400
450
0,25 0,5 0,75 1,00 1,25 1,50
Vis
ko
sita
s (d
Pa.
s)
Konsentrasi HPMC (%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pengaruh peningkatan konsentrasi HMPC terhadap penurunan viskositas
sediaan dianalisis statisik menggunakan ANAVA dengan TukeyHSD sebagai uji post
hoc. Dari Tabel V dan Tabel VI dapat disimpulkan bahwa peningkatan HPMC pada
konsentrasi 0,25% hingga 0,5% memberikan pengaruh signifikan terhadap
peningkatan viskositas, sedangkan peningkatan HPMC pada konsentrasi 0,75%
hingga 1,25% memberikan pengaruh signifikan terhadap penurunan viskositas pasta
gigi minyak kayu manis.
Tabel V. Perbandingan viskositas konsentrasi HPMC 0,25 – 0,75% berdasarkan nilai p-value
Perbandingan Formula p-value
HPMC 0,25% VS HPMC 0,5% 0,03716*
HPMC 0,25% VS HPMC 0,75% 0,00015*
*p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
Tabel VI. Perbandingan viskositas konsentrasi HPMC 0,75 - 1,5% berdasarkan nilai p-value
Perbandingan Formula p-value
HPMC 0,75% VS HPMC 1,0% 0,8514
HPMC 0,75% VS HPMC 1,25% 0,00040*
HPMC 0,75% VS HPMC 1,5% 0,00001*
*p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
Pada pengujian daya lekat pasta gigi minyak kayu manis hari ke-2 untuk
melihat pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC (Gambar 11), sama halnya seperti
pada pengujian viskositas bahwa terjadi peningkatan daya lekat hingga formula
konsentrasi HPMC 0,75%, diikuti dengan penurunan daya lekat hingga formula
konsentrasi HPMC 1,5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Berdasarkan hasil statistik pada Tabel VII dan Tabel VIII dapat disimpulkan
bahwa peningkatan HPMC pada konsentrasi 0,25% hingga 0,75% memberikan
pengaruh signifikan terhadap peningkatan daya lekat, sedangkan peningkatan HPMC
pada konsentrasi 0,75% hingga 1,25% memberikan pengaruh signifikan terhadap
penurunan daya lekat pasta gigi minyak kayu manis.
Gambar 11. Pengaruh konsentrasi HPMC terhadap daya lekat sediaan pasta gigi minyak kayu
manis pada hari ke-2
Peningkatan konsentrasi HPMC menyebabkan penurunan viskositas dan
daya lekat pasta gigi minyak kayu manis. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori yang
menyebutkan bahwa semakin tinggi konsentrasi gelling agent, maka semakin tinggi
viskositasnya (Zatz, 1996). Penurunan viskositas dan daya lekat pada penelitian ini
disebabkan karena jumlah agen pendispersi gelling agent tidak mencukupi untuk
membentuk polimer dengan struktur kompleks. HPMC yang seharusnya berinteraksi
dengan komponen-komponen lain dalam formula tidak terjadi, sebaliknya
1
2
3
4
5
6
0,25 0,50 0,75 1,00 1,25 1,50
Day
a L
ekat
(se
ko
n)
Konsentrasi HPMC (%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
membentuk ikatan hidrofobik antar molekul HPMC. Hal ini yang menyebabkan
penurunan viskositas dan daya lekat seiring dengan peningkatan konsentrasi HPMC.
Tabel VII. Perbandingan daya lekat konsentrasi HPMC 0,25 – 0,75% berdasarkan nilai p-value
Perbandingan Formula p-value
HPMC 0,25% VS HPMC 0,5% 0,99997
HPMC 0,25% VS HPMC 0,75% 0,03788*
*p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
Tabel VIII. Perbandingan daya lekat konsentrasi HPMC 0,75 - 1,5% berdasarkan nilai p-value
Perbandingan Formula p-value
HPMC 0,75% VS HPMC 1,0% 0,09579
HPMC 0,75% VS HPMC 1,25% 0,00121*
HPMC 0,75% VS HPMC 1,5% 0,00029*
*p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
HPMC merupakan polimer karbon yang dimungkinkan dapat rusak karena
faktor mikroorganisme yang berkembang di dalamnya. Namun hal tersebut tidak
terjadi karena dalam formula sudah ditambahkan agen antibakteri yaitu metil paraben
dan minyak kayu manis sendiri yang mempunyai aktivitas antibakteri.
Pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC terhadap stabilitas pasta gigi
minyak kayu manis diteliti berdasarkan pergeseran viskositas dan daya lekat selama
penyimpanan. Hasil pengukuran pada Gambar 13 menunjukkan bahwa terjadi
penurunan viskositas selama penyimpanan 28 hari untuk masing-masing formula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar 12. Grafik pergeseran viskositas selama 28 hari penyimpanan
Pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC terhadap penurunan stabilitas
viskositas dianalisis statistik menggunakan uji T berpasangan. Signifikansi perbedaan
antar formula selama penyimpanan 28 hari disajikan pada Tabel IX.
Tabel IX. Pergeseran viskositas dibandingkan hari ke-2 berdasarkan nilai p-value
HPMC
0,25%
HPMC
0,5%
HPMC
0,75%
HPMC
1,0%
HPMC
1,25%
HPMC
1,5%
Hari ke-7 0,067 0,5286 0,2254 0,5286 0,4226 0,5286
Hari ke-14 0,118 0,0742 0,0572 0,2254 0,0198* 0,3206
Hari ke-21 0,074 0,0198* 0,0153* 0,0198* 0,0634 0,1107
Hari ke-28 0,020* 0,0572 0,0039* 0,0202* 0,0198* 0,0942
*p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
Berdasarkan hasil analisis statistik, setiap peningkatan konsentrasi HPMC
sebesar 0,25% hingga pada konsentrasi 1,25% memberikan pengaruh signifikan
terhadap stabilitas viskositas pasta gigi minyak kayu manis. Pada konsentrasi HPMC
1,5%, sediaan stabil selama penyimpan 28 hari.
Pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC terhadap pergeseran daya lekat
pasta gigi minyak kayu manis diteliti berdasarkan pengujian selama 28 hari. Hasil
200
250
300
350
400
2 7 14 21 28
Vis
ko
sita
s (d
Pa.
s)
Waktu Pengukuran (hari)
HPMC 0,25 %
HPMC 0,5 %
HPMC 0,75 %
HPMC 1,0 %
HPMC 1,25 %
HPMC 1,5 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
yang diperoleh untuk pengukuran daya lekat masing-masing formula seperti disajikan
pada Gambar 14.
Gambar 13. Grafik pergeseran daya lekat selama 28 hari penyimpanan
Dari hasil analisis statistik yang disajikan pada Tabel X, dapat disimpulkan
bahwa peningkatan konsentrasi HPMC tidak memberikan pengaruh terhadap
stabilitas daya lekat pasta gigi minyak kayu manis. Hal ini ditunjukkan dengan semua
nilai p-value > 0,05 yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh signifikan karena
peningkatan konsentrasi HPMC.
Tabel X. Pergeseran daya lekat dibandingkan hari ke-2 berdasarkan nilai p-value
HPMC
0,25%
HPMC
0,5%
HPMC
0,75%
HPMC
1,0%
HPMC
1,25%
HPMC
1,5%
Hari ke-7 0,2221 0,8295 0,9201 0,4732 0,7760 0,6541
Hari ke-14 0,5596 1,0000 0,4014 0,9533 0,8621 0,6189
Hari ke-21 0,3085 0,1912 0,8839 0,7527 0,8969 0,5106
Hari ke-28 0,4693 0,2445 0,7846 0,5804 0,7134 0,5021
*p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
2 7 14 21 28
Day
a L
ekat
(se
ko
n)
Waktu Pengukuran (hari)
HPMC 0,25 %
HPMC 0,5 %
HPMC 0,75 %
HPMC 1,0 %
HPMC 1,25 %
HPMC 1,5 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
D. Uji Aktivitas Antibakteri Pasta Gigi Minyak Kayu Manis terhadap
Streptococcus mutans
Tujuan uji aktivitas antibakteri pasta gigi minyak kayu manis adalah untuk
mengetahui kemampuan minyak kayu manis yang sudah diformulasikan menjadi
sediaan pasta gigi dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans. Dalam
pengujian ini diperlukan kontrol basis dan kontrol positif yang sudah dibuat
sebelumnya, serta minyak atsiri kayu manis untuk mengetahui efektifitas pemilihan
sediaan pasta gigi dalam memformulasikan minyak kayu manis. Dari hasil
pengukuran rerata diameter zona hambat diketahui bahwa kontrol basis memberikan
diameter zona hambat (Tabel XI) karena terdapat bahan eksipien yang mempunyai
aktivitas antibakteri, seperti sorbitol, xylitol, dan metil paraben.
Tabel XI. Pengukuran diameter zona hambat pasta gigi minyak kayu manis, kontrol basis,
kontrol positif, dan minyak kayu manis 7%
Konsentrasi
HPMC
Diameter Zona Hambat (mm)
Pasta Gigi
Minyak Kayu
Manis
Kontrol Basis Minyak Kayu
Manis 7% Kontrol Positif
0,25 % 14,66 ± 0,41 10,99 ± 1,45
9,96 ± 2,02 17,14 ± 2,02
0,5 % 14,52 ± 3,05 8,80 ± 3,32
0,75 % 13,29 ± 1,14 8,72 ± 0,93
1,0 % 13,22 ± 2,04 8,55 ± 0,39
1,25 % 12,49 ± 1,45 8,17 ± 1,02
1,5 % 12,17 ± 0,59 6,60 ± 1,41
Diameter zona hambat yang dihasilkan pasta gigi minyak kayu manis
mengalami penurunan seiring dengan peningkatan konsentrasi HPMC. Hal ini
disebabkan karena kemampuan pelepasan minyak kayu manis dari basis sediaan
semakin menurun (Jaelani, 2012). Pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
penurunan aktivitas antibakteri pasta gigi minyak kayu manis dianalisis uji T tidak
berpasangan untuk mengetahui signifikansi perbedaan aktivitas antibakteri antar
formula berdasarkan nilai p-value.
Tabel XII. Perbandingan aktivitas antibakteri antar formula berdasarkan nilai p-value
Perbandingan Formula p-value
HPMC 0,25% VS HPMC 0,5% 0,9454
HPMC 0,25% VS HPMC 0,75% 0,03508
HPMC 0,25% VS HPMC 1,0% 0,2958
HPMC 0,25% VS HPMC 1,25% 0,06778
HPMC 0,25% VS HPMC 1,5% 0,00382*
*p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
Berdasarkan hasil analisis (Tabel XII), terdapat perbedaan aktivitas
antibakteri yang bermakna pada konsetrasi 0,25% dan 1,5%. Maka dapat disimpulkan
bahwa peningkatan konsentrasi HPMC sebesar 1,25% memberikan pengaruh
signifikan terhadap aktivitas antibakteri pasta gigi minyak kayu manis.
E. Uji Iritasi Sediaan Pasta Gigi Minyak Kayu Manis
Pertimbangan perlu dilakukannya uji iritasi terhadap pasta gigi minyak kayu
manis dikarenakan formula dalam sediaan mengandung bermacam-macam bahan.
Baik bahan aktif maupun bahan eksipien, keduanya mempunyai potensi
menyebabkan inflamasi sebagai manifestasi dari respon imun terhadap substansi-
substansi dalam formula pasta gigi minyak kayu manis. Pengujian iritasi sediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
pasta gigi minyak kayu manis dengan menghitung persentase mukus yang dihasilkan
oleh siput (Arion lusitanicus). Hasil perhitungan uji iritasi disajikan pada Tabel XIII.
Tabel XIII. Perhitungan persentase mukus yang dihasilkan
Uji Persentase mukus yang dihasilkan
(%)
Pasta Gigi Minyak Kayu Manis 30,82 ± 4,49
Kontrol Positif 20,51 ± 3,41
Kontrol Negatif -5,90 ± 2,69
Persentase mukus yang dihasilkan pasta gigi minyak kayu manis adalah
30,82%. Sedangkan kontrol positif, yang dibuat dengan meningkatkan konsentrasi
sodium lauril sulfat (SLS) dalam basis menjadi 2%, memberikan persentase mukus
yang dihasilkan sebesar 20,51%. Dari hasi uji iritasi tersebut, menurut Adriaens
(2006), sediaan pasta gigi minyak kayu manis diklasifikasikan ke dalam kategori
iritasi berat. Hal tersebut disebabkan oleh karakteristik minyak kayu manis yang
memberikan rasa panas, serta ketidakmampuan basis dalam mengurangi pelepasan
minyak kayu manis dari sediaan sehingga memberikan iritasi pada mukosa mulut.
SLS sebagai bahan pembusa memiliki potensi iritasi, sehingga perlu diperhatikan
pula konsentrasinya pada sediaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Peningkatan HPMC pada konsentrasi 0,25% hingga 0,5% memberikan pengaruh
signifikan terhadap peningkatan viskositas, sedangkan peningkatan HPMC pada
konsentrasi 0,75% hingga 1,25% memberikan pengaruh signifikan terhadap
penurunan viskositas pasta gigi minyak kayu manis. Peningkatan HPMC pada
konsentrasi 0,25% hingga 0,75% memberikan pengaruh signifikan terhadap
peningkatan daya lekat, sedangkan peningkatan HPMC pada konsentrasi 0,75%
hingga 1,25% memberikan pengaruh signifikan terhadap penurunan daya lekat
pasta gigi minyak kayu manis. Setiap peningkatan konsentrasi HPMC sebesar
0,25% hingga pada konsentrasi 1,25% memberikan pengaruh signifikan terhadap
stabilitas viskositas pasta gigi minyak kayu manis, namun peningkatan
konsentrasi HPMC tidak memberikan pengaruh terhadap stabilitas daya lekat pasta
gigi minyak kayu manis.
2. Peningkatan konsentrasi HPMC sebesar 1,25% memberikan pengaruh signifikan
terhadap penurunan aktivitas antibakteri pasta gigi mnyak kayu manis.
3. Pasta gigi minyak kayu manis memberikan iritasi berat terhadap membran mukosa
berdasarkan pengujian dengan metode SMI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B. Saran
1. Pertimbangan jumlah bahan dalam formula yang cukup untuk mendispersikan
gelling agent yang digunakan bila dilakukan penelitian selanjutnya.
2. Pengujian sifat fisik pasta gigi, seperti extrudibility dan sag sebagai kontrol
kualitas sediaan.
3. Pengujian iritasi sediaan dilakukan sampai ke dalam jaringan dan menggunakan
produk yang sudah beredar di pasaran sebagai kontrol pembanding.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
DAFTAR PUSTAKA
Adlerova, L., Bartoskova, A., dan Faldyna, M., 2008, Lactoferrin: A Review,
Veterinarni Medicina, 53(9), 457-468.
Adriaens, 2006, The Slug Mucosal Irritaion assay : An Alternative Assay for Local
Tolerance Testing, National Centre For The Replacement, Refinement, and
Reduction of Animals in Research, 1-9.
Anonim, 2010, Streptococcus mutans, http://www.yourreturn.org/Treatments/
Teeth/index.htm, diakses pada tanggal 19 Mei 2014.
Anonim, 2012, Laktoperoksidase, http://www.enzim.com/amiloglucosidase-dalam-
pasta-gigi-enzim, diakses pada tanggal 20 Mei 2104.
Badan Standarisasi Nasioanl, 2006, Minyak Kulit Kayu Manis, SNI 06-3734-2006,
Standar Nasional Indonesia, Jakarta, hal. 1-9.
Bisset, N. G and Wichtl, M., 2001, Herbal Drugs and Phytopharmaceuticals, 2nd
ed.,
Medpharm Scientific Publishers, Germany, pp. 67-69.
Bee, T., dan Rahman, M., 2010, A Review of Major Technologies, Pharmaceutical
Technology, 34(9)
Beighton, D., 2007, Dental Caries and Pulpitis, in Ireland. R., (Eds), Dental Hygiene
and Therapy, Blackwell Munksgaard, Oxford, 76-90.
Bhargava, T., 1996. Topical Suspensions. In H.A. Lieberman, M.M. Rieger, G.S.
Banker, Pharmaceutical Dosage Forms: Dysperse Systems Vol 1, Marcel
Dekker Inc., New York, pp. 202-207.
Bruneton, J., 1999, Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Plants, diterjemahkan
oleh Caroline K. Hatton, 2nd
ed., pp. 548-551, Lavoisier Publishing, France, pp.
25-29.
Burt, S., 2004, Essential Oils: Their Antibacterial Properties and Potential
Applications in Foods, International Journal of Food Microbiology, 94, 223-
253.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Cappuccino, J.G., and Sherman, N., 2010, Microbiology: A Laboratory Manual,
State University of New York, pp. 431-432.
Collet, J. and Moretton, C., 2002, Modified Release Peroral Dosage Form, In Aulton,
M. E., Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, 2nd
ed., Churcill,
Livingstone, pp. 299-300.
Collier, L., Balows, A., and Sussman, M., 1998, Microbiology and Microbial
Infections, Oxford Universuty Press, Inc., New York, pp. 633-638.
Depkes RI, 2008, Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, hal.
142.
Doifode, D., dan Damle, S. G., 2011, Comparison of Salivary IgA Levels in Caries
Free and Caries Active Children, International Journal of Clinical Dental
Science, 2(1), 10-14.
Dwijayanti, K.R., 2011, Daya Antibakteri Minyak Atsiri Kulit Batang Kayu Manis
(Cinnamomum burmannii Bl.) terhadap Streptococcus mutans Penyebab Karies
Gigi, Skripsi, 61, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Fitria, S., 2013, Pengaruh Konsentrasi Sorbitol Sebagai Humektan dalam Pasta Gigi
Minyak Atsiri Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii Bl.) terhadap Karakteristik
Fisik dan Stabilitas Sediaan, Skripsi, 68, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan
Pharmasi, Semarang.
Fonseca, S., 2006, Basic of Compounding for Dentistry, Part 1: Effective Approaches
and Formulations, International Journal of Pharmaceutical Compounding,
10(2), 122.
Garlen, D., 1996. Toothpastes. In H.A. Lieberman, M.M. Rieger, G.S. Banker,
Pharmaceutical Dosage Forms: Dysperse Systems Vol 1, Marcel Dekker Inc.,
New York, pp. 423-442.
Guenther, E., 1987, Minyak Atsiri, diterjemahkan oleh S. Ketaren, jilid IVA, hal. 241-
243, UI Press, Jakarta.
Guenther, E., 2006, Minyak Atsiri, diterjemahkan oleh S. Ketaren, jilid I, hal. 170-
174, UI Press, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Hamada, S., and Slade, H.H., 1980, Biology, Immunology and Cariogenicity of
Streptococcus mutans, Microbiological Review, 44(2), 331-384.
Jaekhatia, V., Patel, R., Khatri, P., Pahuja, N., Garg, S., Pandey, A., et.al., 2010,
Cinnamon: A Pharmacological Review, Journal of Advanced Scientific
Research, 1(2), 19-23.
Jaelani, A. K., 2012, Formulasi Gel Antijerawat Ekstrak Etanol Patikan Kebo
(Euphorbia Hirta L.) dengan Basis HPMC Tipe 2910 : Uji Sifat Fisik, Stabilitas
Fisik Dan Aktivitas Antibakteri Terhadap Staphylococcus Epidermidis, Skripsi,
46-49, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Jawetz, E.J.I., Melnick and Adelberg, E. A, 1996, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi
XX, EGC, Jakarta, hal. 286-290.
Jayaprakasha, G.K., Rao, L.J., and Sakariah, K.K., 1997, Chemical Composition of
The Volatile Oil from The Fruits of Cinnamomum zeylanicum Blume,
Flav.Fragr.J., 12, 331-333.
Jayaprakasha, G.K., Rao, L.J., and Sakariah, K.K., 2000, Chemical Composition of
The Flower Oil of Cinnamomum zeylanicum Blume, J.Agric Food Chem., 48,
4294-4295.
Jayaprakasha, G.K., Rao, L.J., and Sakariah, K.K., 2002, Chemical Composition of
The Volatile Oil from Cinnamomum zeylanicum Buds, Flav.Fragr.J., 15, 990-
993.
Kavanagh, F., 1974, Microbial Diffusion Assay, Pharmaceutical Technology, 63,
1459 – 1462.
Kidd, E.A.M., and Joyston, S., 1992, Pencegahan Karies dengan Pengendalian Plak,
diterjemahkan oleh Sumawinata, N., Faruk, S., hal. 141-154, EGC, Jakarta.
Madigan, M.T., Martinko, J.M., Dunlap, P.V., dan Clark, D.P., 2009, Brock Biology
of Microorganisms, 12th
ed., Pearson Benjamin Cummings, San Fransesco, pp.
80-81, 814-815.
Mallavarapu, G. R., Ramesh, S. Chandrasekhara, R. S., Rajeswara Rao, B. R., Kaul,
P. N., Battacharya, A.K., 1995, Investigation of the Essential oil of Cinnamon
Leaf Grown at Bangalore and Hyderabad, Flav. Frag. J., 10, 239-242.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
McDonald, R.,E. and Avery, D.R, 2000, Dentistry for The Child and Adolescent, 7th
ed., Mosby Inc., St. Louis, pp. 247-253.
McKane, L., and J. Kandel, 1996, Microbiology: Essentials and Applications,
McGraw Hill Inc., New York, pp. 396-398.
Mitsui, T., 1997, New Cosmetic Science, Elsevier, Netherlands, pp. 134-135, 479-
487, 501.
Panjaitan, M., 1997, Etiologi Karies Gigi dan Penyakit Periodontal, USU Press,
Medan, hal. 7-25.
Porel, A., 2014, Simultaneous HPLC Determination of 22 Components of Essential
Oils; Method Robustness with Experimental Design, Indian Journal of
Pharmaceutical Sciences, 76(1), 19-30.
Prasetya, N.B.A, dan Ngadiwiyana, 2006, Identifikasi Senyawa Penyusun Minyak
Kayu Manis (Cinnamomun cassia) Menggunakan GC-MS., J. Sains dan
Matematika, 34-46.
Pratiwi, R., 2005, Perbedaan Daya Hambat terhadap Streptococcus mutans dari
Beberapa Pasta Gigi yang Mengandung Herbal, Majalah Kedokteran Gigi
(Dent. J.), 38(2), hal. 64-67.
Pratiwi, S.T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Jakarta, hal. 188-191.
Richard, P. and Huemer, M.D., 2008, Chewing Mastic Gum Can Prevent Tooth
Decay, http://www.physorg.com/news80832481.html, diakses tanggal 13 Mei
2014.
Rieger, M.M., 2000, Harry’s Cosmetology, 8th
ed., Chemical Publishing Co. Inc.,
New York, pp. 594-596.
Robbers, J.E., Speedie, M.K., and Tyler, V.E., 1996, Pharmacognosy and
Pharmacobiotechnology, Williams and Wilkins, USA, pp. 95-96, 98-99.
Rogers, T.L., 2009, Hypromellose, In R.C. Rowe, P.J. Sheskey, dan M.E. Quinn,
Handbook of Pharmaceutical Excipients, 5th
ed., Pharmaceutical Press and
American Pharmacists Association, United Kingdom, pp. 326-329.
Schuurs, A.H.B., 1993, Patologi Gigi Geligi, UGM Press, Yogyakarta, hal. 139.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Sherwood, L., 2007, Human Physiology : From Cells to Systems, 6th
ed., Cengange
Leraning Asie Pte Ltd, Singapore, p.650.
Simon, 2006, Structure of Tooth, http://bohone.wikispaces.com/file/view/
Structure_of_Tooth.jpg/30936867/Structure_of_Tooth.jpg, diakses pada
tanggal 20 Mei 2014.
Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, hal. 102, 312, 335.
Wang, R., dan Yang, B., 2009, Extraction of Essential Oils from Five Cinnamon
Leaves and Identification of Their Volatile Compound Compositions,
Innovative Food Science and Emerging Technologies, 10, 289-292.
Wibowo, D.S., 2009, Anatomi Tubuh Manusia, Graha Ilmu, Jakarta, pp. 546-548.
Young, A., 1972, Practical Cosmetic Science, The Garden City Press Limited, Great
Britain, pp. 113-117.
Zatz, J.L., 1996, Viscosity Imparting Agents in Disperse Systems. In H.A.
Lieberman, M.M. Rieger, G.S. Banker, Pharmaceutical Dosage Forms:
Dysperse Systems Vol 2, Marcel Dekker Inc., New York, pp.287-309.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) minyak kayu manis CV Eteris
Nusantara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 2. Surat keterangan Streptococcus mutans
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 3. Sertifikat hydroxypropyl methylcellulose (HPMC)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 4. Pengujian karakteristik minyak kayu manis
a. Minyak kayu manis CV Eteris Nusantara
b. Organoleptis
Pengamatan Hasil
Bentuk Cair
Warna Kuning
Aroma Khas kayu manis
c. Indeks bias
Rumus :
𝑛𝑆 = 𝑛𝑃 + 0,0004 𝑇𝑃 − 𝑇𝑆
𝑇𝑃 = 250𝐶 dan 𝑇𝑆 = 270𝐶
Perhitungan Replikasi I Replikasi II Replikasi III
nP 1,555 1,59 1,56
nS 1,5598 1,5988 1,5688
Rerata nS
(indeks bias) 1,5758 ± 0,02
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
d. Penetapan bobot jenis minyak kayu manis
Rumus :
𝜌 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑎𝑦𝑢 𝑚𝑎𝑛𝑖𝑠 =𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑎𝑦𝑢 𝑚𝑎𝑛𝑖𝑠
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑖𝑟 (2500𝐶)
Perhitungan Replikasi I Replikasi II Replikasi III
Massa piknometer (g) 24,3435 24,3652 24,3468
Massa piknometer + air (g) 34,5252 34,5652 34,5473
Massa air 10,1797 10,2037 10,2005
ρ air pada suhu 250C (g/ml) 0,99707 0,99707 0,99707
Volume air (ml) 10,1797 10,2336 10,2305
Massa piknometer + minyak
kayu manis (g) 34,6885 34,7716 34,7246
Massa piknometer (g) 24,3440 24,3960 24,3639
Massa minyak kayu manis (g) 10,3445 10,3756 10,3607
ρ minyak kayu manis (g/ml) 1,0132 1,0138 1,0127
Rerata ρ minyak kayu manis
(g/ml) 1,0132 ± 0,0006
e. Penetapan bobot jenis minyak kayu manis konsentrasi 7%
Rumus :
𝜌 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑎𝑦𝑢 𝑚𝑎𝑛𝑖𝑠 7% =𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑎𝑦𝑢 𝑚𝑎𝑛𝑖𝑠 7%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑖𝑟 (2500𝐶)
Perhitungan Replikasi I Replikasi II Replikasi III
Massa piknometer (g) 24,3435 24,3652 24,3468
Massa piknometer + air (g) 34,5252 34,5652 34,5473
Massa air 10,1797 10,2037 10,2005
ρ air pada suhu 250C (g/ml) 0,99707 0,99707 0,99707
Volume air (ml) 10,1797 10,2336 10,2305
Massa piknometer + minyak
kayu manis 7% (g) 33,3287 33,3546 33.3719
Massa piknometer (g) 24,3418 24,3766 24,3477
Massa minyak kayu manis
7% (g) 8,9869 8,9780 9,0242
ρ minyak kayu manis 7%
(g/ml) 0,8773 0,8773 0,8821
Rerata ρ minyak kayu manis
7% (g/ml) 0,8789 ± 0,0028
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 5. Perhitungan minyak kayu manis dalam formula
7% (𝑣/𝑣) =7 𝑚𝐿 (𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑎𝑦𝑢 𝑚𝑎𝑛𝑖𝑠 100%)
100 𝑚𝐿 (𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑎𝑦𝑢 𝑚𝑎𝑛𝑖𝑠 7%)
Replikasi I
Massa kayu manis 100% = 7 mL × 1,0132 g/mL = 7,0924 gram
Massa kayu manis 7% = 100 mL × 0,8773 g/mL = 87,73 gram
Massa kayu manis
Massa kayu manis 7%=
massa kayu manis dalam formula
massa total formula
7,0924 gram
87,73 gram=
x
100 gram
𝐱 = 𝟖,𝟎𝟖𝟒 𝐠𝐫𝐚𝐦
Replikasi II
Massa kayu manis 100% = 7 mL × 1,0138 g/mL = 7,0966 gram
Massa kayu manis 7% = 100 mL × 0,8773 g/mL = 87,73 gram
Massa kayu manis
Massa kayu manis 7%=
massa kayu manis dalam formula
massa total formula
7,0966 gram
87,73 gram=
x
100 gram
𝐱 = 𝟖,𝟎𝟖𝟗 𝐠𝐫𝐚𝐦
Replikasi III
Massa kayu manis 100% = 7 mL × 1,0127 g/mL = 7,0889 gram
Massa kayu manis 7% = 100 mL × 0,8821 g/mL = 88,21 gram
Massa kayu manis
Massa kayu manis 7%=
massa kayu manis dalam formula
massa total formula
7,0889 gram
88,21 gram=
x
100 gram
𝐱 = 𝟖,𝟎𝟑𝟔𝟑 𝐠𝐫𝐚𝐦
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 6. Penentuan konsentrasi bunuh minimum (KBM) minyak kayu
manis terhadap Streptococcus mutans
a. Uji potensi daya antibakteri minyak kayu manis dengan difusi sumuran
Konsentrasi
minyak kayu
manis (%)
Diameter Zona Hambat (mm) Rerata ± SD
(mm) Rep
I
Rep
II
Rep
III
Rep
IV
Rep
V
Rep
VI
1 0 0 0 0 0 0 0 ± 0
2 0 0 0 0 0 0 0 ± 0
3 0 0 0 0 0 0 0 ± 0
4 0 0 0 0 0 0 0 ± 0
5 4,76 3,96 0 3,73 5,13 3,50 3,51 ± 1,83
6 6,60 4,60 4,13 4,33 4,00 5,33 4,83 ± 0,99
7 5,57 4,73 7,06 4,50 6,66 6,33 5,80 ± 1,04
8 9,06 9,03 12,26 9,00 6,33 9,33 9,17 ± 1,88
9 9,86 10,76 11,30 9,50 11,83 12,50 10,96 ± 1,15
10 13,40 13,36 7,30 9,83 14,30 11,66 11,64 ± 2,65
Kontrol negatif 0 0 0 0 0 0 0 ± 0
(a) (b) (c)
(d) (e) (f)
Keterangan : Hasil uji potensi daya antibakteri minyak kayu manis dengan metode difusi sumuran
konsentrasi 1-5% replikasi I (a), replikasi II (b), replikasi III (c), replikasi IV (d), replikasi V (e), dan
replikasi VI (f)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
(a) (b) (c)
(d) (e) (f)
Keterangan : Hasil uji potensi daya antibakteri minyak kayu manis dengan metode difusi sumuran
konsentrasi 6-10% replikasi I (a), replikasi II (b), replikasi III (c), replikasi IV (d), replikasi V (e), dan
replikasi VI (f)
b. Penentuan nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) dengan dilusi padat
(a) (b) (c)
Keterangan : Hasil penentuan KHM dengan dilusi padat untuk konsentrasi minyak kayu manis 4% (a),
5% (b), dan 6% (c)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
(d) (e) (f)
(g) (h)
Keterangan : Hasil penentuan KHM dengan dilusi padat untuk konsentrasi minyak kayu manis 7% (d),
8% (e), 9% (f), 10% (g), dan kontrol positif (h)
c. Uji penegasan dan penentuan nilai konsentrasi bunuh minimum (KBM)
Keterangan : Hasil uji penegasan pertama penentuan KBM untuk minyak kayu manis
konsentrasi 6-9%
Keterangan : Hasil uji penegasan kedua penentuan KBM untuk minyak kayu manis
konsentrasi 6-9%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 7. Perhitungan pengenceran dilusi padat
Suspensi bakteri = 0,2 mL
Minyak kayu manis = 0,2 mL
Media pertumbuhan = 15 mL +
Volume akhir = 15,4 mL
a. Konsentrasi minyak kayu manis 5%
V1 x C1 = V2 x C2
0,2 mL x 5% = 15,4 mL x C2
C2 = 0,065%
b. Konsentrasi minyak kayu manis 6%
V1 x C1 = V2 x C2
0,2 mL x 6% = 15,4 mL x C2
C2 = 0,078%
c. Konsentrasi minyak kayu manis 7%
V1 x C1 = V2 x C2
0,2 mL x 7% = 15,4 mL x C2
C2 = 0,091%
d. Konsentrasi minyak kayu manis 8%
V1 x C1 = V2 x C2
0,2 mL x 8% = 15,4 mL x C2
C2 = 0,104%
e. Konsentrasi minyak kayu manis 9%
V1 x C1 = V2 x C2
0,2 mL x 9% = 15,4 mL x C2
C2 = 0,117%
f. Konsentrasi minyak kayu manis 10%
V1 x C1 = V2 x C2
0,2 mL x 10% = 15,4 mL x C2
C2 = 0,130%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 8. Pengujian sifat fisik pasta gigi minyak kayu manis
a. Organoleptis
Konsentrasi
HPMC (%) Hasil Pengamatan Organoleptis
0,25 Berbentuk semi-padat, berwarna putih, aroma khas
minyak kayu manis.
0,5 Berbentuk semi-padat, berwarna putih, aroma khas
minyak kayu manis.
0,75 Berbentuk semi-padat, berwarna putih, aroma khas
minyak kayu manis.
1,0 Berbentuk semi-padat, berwarna putih, aroma khas
minyak kayu manis.
1,25 Berbentuk semi-padat, berwarna putih, aroma khas
minyak kayu manis.
1,5 Berbentuk semi-padat, berwarna putih, aroma khas
minyak kayu manis.
b. pH sediaan
Waktu
Pengujian Rep
pH sediaan
HPMC
0,25%
HPMC
0,5%
HPMC
0,75%
HPMC
1,0%
HPMC
1,25%
HPMC
1,5%
Hari ke-2
I 8 8 8 8 8 8
II 8 8 8 8 8 8
III 8 8 8 8 8 8
Hari ke-7
I 8 8 8 8 8 8
II 8 8 8 8 8 8
III 8 8 8 8 8 8
Hari ke-14
I 8 8 8 8 8 8
II 8 8 8 8 8 8
III 8 8 8 8 8 8
Hari ke-21
I 8 8 8 8 8 8
II 8 8 8 8 8 8
III 8 8 8 8 8 8
Hari ke-28
I 8 8 8 8 8 8
II 8 8 8 8 8 8
III 8 8 8 8 8 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
c. Viskositas
Waktu
Pengujian Rep
Viskositas (dPa.s)
HPMC
0,25%
HPMC
0,5%
HPMC
0,75%
HPMC
1,0%
HPMC
1,25%
HPMC
1,5%
Hari ke-2
I 300 330 410 380 310 270
II 310 360 400 350 320 250
III 280 350 380 330 290 280
Hari ke-7
I 310 310 410 400 300 250
II 300 370 390 360 320 260
III 270 340 360 320 290 270
Hari ke-14
I 290 310 400 380 290 260
II 270 350 380 330 300 250
III 260 320 370 320 260 230
Hari ke-21
I 280 300 380 360 280 220
II 250 340 370 320 300 240
III 240 330 360 310 240 230
Hari ke-28
I 260 280 360 330 270 210
II 250 340 350 310 280 230
III 240 300 320 300 230 200
d. Daya Lekat
Waktu
Pengujian Rep
Daya Lekat (sekon)
HPMC
0,25%
HPMC
0,5%
HPMC
0,75%
HPMC
1,0%
HPMC
1,25%
HPMC
1,5%
Hari ke-2
I 3.27 3.88 4.72 3.74 2.05 1.52 II 2.56 2.26 3.95 3.55 1.91 1.91 III 2.93 2.86 5.01 2.25 1.87 1.05
Hari ke-7
I 3.81 2.52 5.41 2.37 1.43 0.89 II 3.01 3.15 4.36 3.14 1.83 1.18 III 2.89 3.9 4.08 2.67 2.28 1.71
Hari ke-14
I 2.57 2.92 4.69 3.1 2.21 1.43 II 3.4 2.63 4.01 2.69 1.62 1.39 III 3.91 3.45 5.74 3.91 1.92 1.28
Hari ke-21
I 3.95 4.08 3.94 3.48 2.71 0.95 II 3.72 3.69 5.60 2.72 1.92 1.58 III 2.72 3.38 4.52 2.88 1.35 1.34
Hari ke-28
I 2.84 3.81 3.88 3.00 1.5 1.22 II 3.16 2.79 4.36 2.61 1.55 0.97 III 3.83 3.67 5.09 2.93 2.37 1.39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 9. Dokumentasi sifat fisik pasta gigi minyak kayu manis
(a) (b) (c)
(d) (e) (f)
Keterangan : Sifat fisik pasta gigi minyak kayu manis hari ke-2 dengan konsentrasi HPMC 0,25% (a), 0,5% (b),
0,75% (c), 1,0% (d), 1,25% (e), dan 1,5% (f)
(a) (b) (c)
(d) (e) (f)
Keterangan : Sifat fisik pasta gigi minyak kayu manis hari ke-7 dengan konsentrasi HPMC 0,25% (a), 0,5% (b),
0,75% (c), 1,0% (d), 1,25% (e), dan 1,5% (f)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
(a) (b) (c)
(d) (e) (f)
Keterangan : Sifat fisik pasta gigi minyak kayu manis hari ke-14 dengan konsentrasi HPMC 0,25% (a), 0,5% (b),
0,75% (c), 1,0% (d), 1,25% (e), dan 1,5% (f)
(a) (b) (c)
(d) (e) (f)
Keterangan : Sifat fisik pasta gigi minyak kayu manis hari ke-21 dengan konsentrasi HPMC 0,25% (a), 0,5% (b),
0,75% (c), 1,0% (d), 1,25% (e), dan 1,5% (f)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
(a) (b) (c)
(d) (e) (f)
Keterangan : Sifat fisik pasta gigi minyak kayu manis hari ke-28 dengan konsentrasi HPMC 0,25% (a), 0,5% (b),
0,75% (c), 1,0% (d), 1,25% (e), dan 1,5% (f)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 10. Pengaruh konsentrasi HPMC terhadap viskositas pasta gigi
minyak kayu manis
Viskositas sediaan (hari ke-2)
Analisis statistik menggunakan R. 3.0.1
Input data viskositas hari ke-2
Uji normalitas dan homogenitas data
Konsentrasi
HPMC (%)
Viskositas
(dPa.s)
0,25 296,67 ± 15,28
0,5 346,67 ± 15,28
0,75 396,67 ± 15,28
1,0 353,33 ± 25,17
1,25 306,67 ± 15,28
1,5 266,67 ± 15,28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
ANAVA dengan taraf kepercayaan 95%
Analisis post hoc menggunakan uji TukeyHSD
Signifikansi perbedaan antar formula berdasarkan nilai p-value
p-value HPMC
0,25%
HPMC
0,5%
HPMC
0,75%
HPMC
1,0%
HPMC
1,25%
HPMC
1,5%
HPMC
0,25%
HPMC
0,5% 0,03716*
HPMC
0,75% 0,00015* 0,03716*
HPMC
1,0% 0,01676* 0,99636 0,08154
HPMC
1,25% 0,97743 0,11940 0,00040* 0,05519
HPMC
1,5% 0,33863 0,00115* 0,00001* 0,00056* 0,11940
* Keterangan : p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 11. Pengaruh konsentrasi HPMC terhadap daya lekat pasta gigi
minyak kayu manis
Daya lekat sediaan (hari ke-2)
Konsentrasi
HPMC (%)
Daya Lekat
(sekon)
0,25 2,92 ± 0,35
0,5 3,00 ± 0,82
0,75 4,56 ± 0,55
1,0 3,18 ± 0,81
1,25 1,94 ± 0,09
1,5 1,49 ± 0,43
Analisis statistik menggunakan R. 3.0.1
Input data daya lekat hari ke-2
Uji normalitas dan homogenitas data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
ANAVA dengan taraf kepercayaan 95%
Analisis post hoc menggunakan uji TukeyHSD
Signifikansi perbedaan antar formula berdasarkan nilai p-value
p-value HPMC
0,25%
HPMC
0,5%
HPMC
0,75%
HPMC
1,0%
HPMC
1,25%
HPMC
1,5%
HPMC
0,25%
HPMC
0,5% 0,99997
HPMC
0,75% 0,03788* 0,05056
HPMC
1,0% 0,99203 0,99857 0,09579
HPMC
1,25% 0,34880 0,27656 0,00121* 0,15621
HPMC
1,5% 0,08133 0,06122 0,00029* 0,03198* 0,91994
* Keterangan : p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 12. Pengaruh konsentrasi HPMC terhadap pergeseran viskositas
pasta gigi minyak kayu manis
Viskositas sediaan (selama penyimpanan 28 hari)
Konsentrasi
HPMC (%)
Viskositas (dPa.s) Hari ke -2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
0,25 296,67 ±
15,28
293,33 ±
20,82
273,33 ±
15,28
256,67 ±
20,82 250 ± 10
0,5 346,67 ±
15,28 340 ± 30
326,67 ±
20,82
323,33 ±
20,82
306,67 ±
30,55
0,75 396,67 ±
15,28
386,67 ±
25,17
383,33 ±
15,28 370 ± 10
343,33 ±
20,82
1,0 353,33 ±
25,17 360 ± 40
343,33 ±
32,15
330 ±
26,46
313,33 ±
15,28
1,25 306,67 ±
15,28
303,33 ±
15,28
283,33 ±
20,82
273,33 ±
30,55
260 ±
26,46
1,5 266,67 ±
15,28 260 ± 10
246,67 ±
15,28 230 ± 10
213,33 ±
15,28
Analisis statistik menggunakan R 3.0.1
Input data viskositas (setiap formula dengan variasi konsentrasi HPMC)
Uji normalitas data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Uji T berpasangan
Signifikansi perbedaan antar waktu pengujian (untuk setiap konsentrasi HPMC)
berdasarkan nilai p-value
HPMC 0,25%
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,667
Hari ke-14 0,118 0,074
Hari ke-21 0,074 0,032* 0,0378*
Hari ke-28 0,020* 0,023* 0,0198* 0,4226
* Keterangan : p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
HPMC 0,5%
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,5286
Hari ke-14 0,0742 0,1835
Hari ke-21 0,0198* 0,1296 0,6667
Hari ke-28 0,0572 0,0099* 0,0742 0,1994
* Keterangan : p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
HPMC 0,75%
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,2254
Hari ke-14 0,0572 0,6667
Hari ke-21 0,0153* 0,1994 0,0572
Hari ke-28 0,0039* 0,0059* 0,0202* 0,0572
* Keterangan : p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
HPMC 1,0%
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,5286
Hari ke-14 0,2254 0,1999
Hari ke-21 0,0198* 0,0955 0,0572
Hari ke-28 0,0202* 0,0085* 0,0955 0,1296
* Keterangan : p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
HPMC 1,25%
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,4226
Hari ke-14 0,0198* 0,0742
Hari ke-21 0,0634 0,0955 0,2254
Hari ke-28 0,0198* 0,0390* 0,0198* 0,0572
* Keterangan : p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
HPMC 1,5%
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,5286
Hari ke-14 0,3206 0,4557
Hari ke-21 0,1107 0,0351* 0,2999
Hari ke-28 0,0942 0,0604 0,0634 0,1296
* Keterangan : p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 13. Pengaruh konsentrasi HPMC terhadap pergeseran daya lekat
pasta gigi minyak kayu manis
Daya lekat sediaan (selama penyimpanan 28 hari)
Konsentrasi
HPMC (%)
Daya Lekat (sekon) Hari ke -2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
0,25 2,92 ±
0,35
3,24 ±
0,50
3,29 ±
0,68
3,46 ±
0,65
3,28 ±
0,51
0,5 3,00 ±
0,82
3,19 ±
0,69
3,00 ±
0,42
3,72 ±
0,35
3,42 ±
0,55
0,75 4,56 ±
0,55
4,62 ±
0,70
4,81 ±
0,87
4,69 ±
0,84
4,44 ±
0,61
1,0 3,18 ±
0,81
2,73 ±
0,39
3,23 ±
0,62
3,03 ±
0,40
2,85 ±
0,21
1,25 1,94 ±
0,09
1,85 ±
0,43
1,92 ±
0,30
1,99 ±
0,68
1,81 ±
0,49
1,5 1,49 ±
0,43
1,26 ±
0,42
1,37 ±
0,08
1,29 ±
0,32
1,19 ±
0,21
Analisis statistik menggunakan R 3.0.1
Input data daya lekat (setiap formula dengan variasi konsentrasi HPMC)
Uji normalitas data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Uji T berpasangan
Signifikansi perbedaan antar waktu pengujian (untuk setiap konsentrasi HPMC)
berdasarkan nilai p-value
HPMC 0,25%
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,2221
Hari ke-14 0,5596 0,9406
Hari ke-21 0,3085 0,4719 0,8408
Hari ke-28 0,4693 0,9490 0,9220 0,8060
* Keterangan : p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
HPMC 0,5%
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,8295
Hari ke-14 1,0000 0,5863
Hari ke-21 0,1912 0,4729 0,2108
Hari ke-28 0,2445 0,7026 0,2121 0,4833
* Keterangan : p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
HPMC 0,75%
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,9201
Hari ke-14 0,4014 0,8152
Hari ke-21 0,8839 0,9385 0,8975
Hari ke-28 0,7846 0,8362 0,4152 0,6915
* Keterangan : p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
HPMC 1,0%
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,4732
Hari ke-14 0,9533 0,4179
Hari ke-21 0,7527 0,5689 0,6741
Hari ke-28 0,5804 0,7593 0,3224 0,3701
* Keterangan : p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
HPMC 1,25%
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,7760
Hari ke-14 0,8621 0,8629
Hari ke-21 0,8969 0,8397 0,8371
Hari ke-28 0,7134 0,7708 0,7741 0,8011
* Keterangan : p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
HPMC 1,5%
p-value Hari ke-2 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28
Hari ke-2
Hari ke-7 0,6541
Hari ke-14 0,6189 0,7439
Hari ke-21 0,5106 0,9052 0,7445
Hari ke-28 0,5021 0,7715 0,3775 0,7497
* Keterangan : p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 14. Pengujian aktivitas antibakteri pasta gigi minyak kayu manis
terhadap Streptococcus mutans
a. Hasil pengujian daya antibakteri sedian dan basis
Uji Konsentrasi
HPMC (%)
Diameter Zona Hambat (mm)
Rerata ± SD Replikasi
I
Replikasi
II
Replikasi
III
Sediaan
0,25 15,08 14,27 14,63 14,66 ± 0,41
0,50 14,22 11,64 17,71 14,52 ± 3,05
0,75 12,12 13,34 14,40 13,29 ± 1,14
1,00 15,57 12,14 11,94 13,22 ± 2,04
1,25 14,12 11,32 12,04 12,49 ± 1,45
1,50 11,80 11,86 12,85 12,17 ± 0,59
Basis
0,25 11,37 9,39 12,22 10,99 ± 1,45
0,50 10,09 11,29 5,03 8,80 ± 3,32
0,75 8,48 9,74 7,93 8,72 ± 0,93
1,00 9,00 8,32 8,14 8,55 ± 0,39
1,25 9,01 8,46 7,03 8,17 ± 1,02
1,50 5,03 7,00 7,77 6,60 ± 1,41
b. Hasil pengujian daya antibakteri minyak kayu manis 7% dan kontrol positif
Uji Diameter Zona Hambat (mm) Rerata ± SD
Minyak
kayu
manis 7%
9,58 8,91 9,08 7,87 9,27 14,56
9,96 ± 2,02 7,41 7,95 9,03 9,95 8,69 8,26
13,04 8,37 8,50 9,44 9,04 9,33
Kontrol
positif
10,09 11,37 5,03 8,48 9,00 9,01 17,14 ±
2,02 11,29 9,39 7,00 9,74 8,32 8,46
5,03 12,22 7,77 7,93 8,32 7,03
c. Analisis statistik menggunakan R. 3.0.1
Input data diameter zona hambat sediaan, basis, minyak kayu manis 7%, dan kontrol positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Uji normalitas data
Uji variansi data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Uji T tidak berpasangan
d. Signifikansi perbedaan antar formula sediaan berdasarkan nilai p-value
p-value HPMC
0,25%
HPMC
0,5%
HPMC
0,75%
HPMC
1,0%
HPMC
1,25%
HPMC
1,5%
HPMC
0,25%
HPMC
0,5% 0,9454
HPMC
0,75% 0,121 0,5462
HPMC
1,0% 0,2958 0,5702 0,9611
HPMC
1,25% 0,06778 0,3564 0,4985 0,6433
HPMC
1,5% 0,00382* 0,2592 0,2065 0,4415 0,7392
* Keterangan : p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
e. Signifikansi perbedaan Sediaan VS Basis berdasarkan nilai p-value
Kelompok Data p-value
Sediaan HPMC 0,25% VS Basis HPMC 0,25% 0,01356*
Sediaan HPMC 0,50% VS Basis HPMC 0,50% 0,04592*
Sediaan HPMC 0,75% VS Basis HPMC 0,75% 0,00576*
Sediaan HPMC 1,00% VS Basis HPMC 1,00% 0,01726*
Sediaan HPMC 1,25% VS Basis HPMC 1,25% 0,01352*
Sediaan HPMC 1,50% VS Basis HPMC 1,50% 0,003242*
* Keterangan : p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
f. Signifikansi perbedaan Sediaan VS Minyak Kayu Manis 7% berdasarkan nilai
p-value
Kelompok Data p-value
Sediaan HPMC 0,25% VS Minyak Kayu Manis 7% 0,0009029*
Sediaan HPMC 0,50% VS Minyak Kayu Manis 7% 0,003029*
Sediaan HPMC 0,75% VS Minyak Kayu Manis 7% 0,01314*
Sediaan HPMC 1,00% VS Minyak Kayu Manis 7% 0,01845*
Sediaan HPMC 1,25% VS Minyak Kayu Manis 7% 0,05341
Sediaan HPMC 1,50% VS Minyak Kayu Manis 7% 0,08129
* Keterangan : p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
g. Signifikansi perbedaan Sediaan VS Kontrol Positif berdasarkan nilai p-value
Kelompok Data p-value
Sediaan HPMC 0,25% VS Kontrol Positif 0,0509
Sediaan HPMC 0,50% VS Kontrol Positif 0,06525
Sediaan HPMC 0,75% VS Kontrol Positif 0,004881*
Sediaan HPMC 1,00% VS Kontrol Positif 0,005636*
Sediaan HPMC 1,25% VS Kontrol Positif 0,001219*
Sediaan HPMC 1,50% VS Kontrol Positif 0,000529*
* Keterangan : p-value < 0,05 menunjukkan data berbeda signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
h. Dokumentasi uji daya antibakteri pasta gigi minyak kayu manis
(a) (b) (c)
(d) (e) (f)
Keterangan : Hasil uji daya antibakteri pasta gigi minyak kayu manis
replikasi I (a), replikasi II (b), replikasi III (c), replikasi IV (d), replikasi V (e),
dan replikasi VI (f).
A = minyak kayu manis 7%
B1 = basis dengan konsentrasi HPMC 0,25%
B2 = basis dengan konsentrasi HPMC 0,5%
B3 = basis dengan konsentrasi HPMC 0,75%
B4 = basis dengan konsentrasi HPMC 1,0%
B5 = basis dengan konsentrasi HPMC 1,25%
B6 = basis dengan konsentrasi HPMC 1,5%
C = kontrol positif (pasta gigi merk X)
D1 = sediaan dengan konsentrasi HPMC 0,25%
D2 = sediaan dengan konsentrasi HPMC 0,5%
D3 = sediaan dengan konsentrasi HPMC 0,75%
D4 = sediaan dengan konsentrasi HPMC 1,0%
D5 = sediaan dengan konsentrasi HPMC 1,25%
D6 = sediaan dengan konsentrasi HPMC 1,5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 15. Uji iritasi sediaan pasta gigi minyak kayu manis
a. Pengujian iritasi pasta gigi minyak kayu manis
Perhitungan Rep I Rep II Rep III Rep IV Rep V
Bobot siput (g) 3,99 3,96 3,51 3,40 3,63
Mukus (g) 1,158 1,028 1,339 1,036 1,107
Mukus yang dihasilkan
(% Mukus) 29,02 25,96 38,15 30,47 30,50
Rerata % Mukus (%) 30,82 ± 4,49
b. Pengujian iritasi kontrol positif (pasta gigi merk X)
Perhitungan Rep I Rep II Rep III Rep IV Rep V
Bobot siput (g) 3,39 3,21 3,60 3,4 3,02
Mukus (g) 0,542 0,786 0,653 0,763 0,649
Mukus yang dihasilkan
(% Mukus) 15,99 24,49 18,14 22,44 21,49
Rerata % Mukus (%) 20,51 ± 3,41
c. Pengujian iritasi kontrol negatif (menggunakan akuades p.i.)
Perhitungan Rep I Rep II Rep III Rep IV Rep V
Bobot siput (g) 3,43 3,00 3,60 3,92 3,72
Mukus (g) -0,17 -0,31 -0,21 -0,119 -0,199
Mukus yang dihasilkan
(% Mukus) -4,96 -10,33 -5,83 -3,04 -5,35
Rerata % Mukus (%) -5,90 ± 2,69
Keterangan : Pengujian iritasi terhadap sediaan pasta gigi minyak kayu manis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BIOGRAFI PENULIS
Hans Gani lahir di Bandung pada tanggal 25 Agustus
1991, merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara lahir
dari pasangan Ridwan Nugraha Sugiaman dan Elisabeth
Lily Hardi. Penulis memulai pendidikan di TK Maria
Bintang Laut pada tahun 1996-1998, SD Maria Bintang
Laut pada tahun 1998-2004, SMP Santo Aloysius Sultan
Agung pada tahun 2004-2007, SMA Santo Aloysius Sultan Agung pada tahun 2007-
2010, dan Program Studi S1 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada tahun 2010-2014. Selama menempuh pendidikan S1, penulis
memiliki pengalaman sebagai asisten praktikum Biokimia (2013). Penulis juga
terlibat dalam beberapa kepanitiaan, seperti anggota Divisi Penelitian dan
Pengembangan BEMF periode 2011-2012, koordinator Divisi Pengabdian
Masyarakat BEMF periode 2012-2013, anggota sie konsumsi TITRASI (Tiga Hari
Temu Akrab Farmasi 2012), dan ketua Pelepasan Wisuda I (2012). Penulis juga
terlibat di bidang pengabdian masyarakat dalam kegiatan Desa Mitra (2012) di Dusun
Burikan, Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI