PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik...

161
PERSEPSI DOKTER, APOTEKER, ASISTEN APOTEKER, DAN PASIEN MENGENAI KELENGKAPAN RESEP DAN KEMUDAHAN PEMBACAAN TULISAN DALAM RESEP (LEGIBILITY) DI EMPAT RUMAH SAKIT UMUM DI KOTA YOGYAKARTA PERIODE MARET-APRIL 2007 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Katarina Ratih Triuntari NIM : 038114068 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

PERSEPSI DOKTER, APOTEKER, ASISTEN APOTEKER, DAN PASIEN MENGENAI KELENGKAPAN RESEP DAN KEMUDAHAN

PEMBACAAN TULISAN DALAM RESEP (LEGIBILITY) DI EMPAT RUMAH SAKIT UMUM DI KOTA YOGYAKARTA

PERIODE MARET-APRIL 2007

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh : Katarina Ratih Triuntari

NIM : 038114068

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

Persetujuan Skripsi

PERSEPSI DOKTE& APOTEKE& ASISTEN APOTEKE& DAN PASIENMENGENAI KELENGKAPAN RESEP DAN KEMUDAHAN

PEMBACAAIT TT]LISAII DALAM RESEP (LEGIBILITN DI EMPATRUMAII SAKIT UMUM DI KOTA YOGYAKARTA

PERIODE MARET.APRIL 2OO7

Disusun oleh :

Katarina Ratih TriuntariNIM : 038114068

Telah disetujui oleh

Pembimbing Utama

Tanggal : 3 Desember 2047

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

Pengesahan SkriPsi

PERSEPSI DOKTE& APOTEKE& ASISTEN APOTEKE& DAN PASIENMENGENAI KELENGKAPAN RESEP DAI\[ KEMUDAHAN

PEMBACAAI{ TULISAN DALAM RESEP (LEGIBILITY) DI EMPATRUMAH SAKIT T]MUM DI KOTA YOGYAKARTA

PERIODE MARET.APRIL 2OO7

Oleh:

Katarina Ratih TriuntariNIM:038114068

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji SkripsiFakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharmapadatanggal: 17 November 2007

Dharma

Pembimbing Utama :

Aris Widayati, M.Si., Apt.

Panitia Penguji :

1. Aris Widayati, M.Si., APt..

2, Drs. Sulasmono, APt.

3. Ipang Djunarko, S.Si., API

lll

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

PERSEMBAHAN

me u,

di sepanjang perjalanan hidup kita.

menjanjikan matahari tanpa hujan,

dan kedamaian tanpa kesengsaraan

kesen nan

dan pe akan.

u (

My Lord, Jesus ChrSanta Katarina malaikat p

Mama dan papa yang titiek dan mimi yang selalu aku sayangi,

dan almamaterku..................

Allah mungkin tidak pernah

njanjikan langit yang selalu birbunga yang bertaburan indah,

Allah mungkin tidak pernah

sukacita tanpa kesedihan,

karena sesungguhnya gsaraan membawa kita pada ketekuketekunan menimbulkan tahan uji

tahan uji menimbulkan pengharapan ngharapan tidak mengecewAllah telah menjanjikan

kekuatan untuk menempuh hari ini. KasihNya telah dicurahkan ke dalam hati kita

ntuk belajar bagaimana bersyukur dan memaknai hidup... Roma 5:1-5)

Sujud syukur ku persembahkan karya ini kepada :

ist yang membuat segalanya indah pada waktunya, elindung pemberi semangat tiada henti,

selalu ingin aku bahagiakan,

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

KATA PENGANTAR

ntuk memperoleh gelar

Sarjana

dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih

t. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

dan

waktu untuk menguji dan memberikan saran demi kesempurnaan

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia cinta

dan limpahan mukjizat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “Persepsi Dokter, Apoteker, Asisten Apoteker dan

Pasien Mengenai Kelengkapan Resep dan Kemudahan Pembacaan Tulisan

dalam Resep (Legibility) di Empat Rumah Sakit Umum di Kota Yogyakarta

Periode Maret-April 2007” sebagai salah satu syarat u

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan

dukungan

kepada:

1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Ap

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing utama dan dosen

penguji, yang dengan sabar membimbing, memberikan petunjuk, saran

masukan yang berharga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs.Sulasmono, Apt. selaku dosen penguji yang telah bersedia

meluangkan

skripsi ini.

4. Bapak Ipang Djunarko, S.Si., Apt. atas kesediaannya sebagai dosen penguji

yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan saran.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

Dra. MK.Pontjosiwi.W selaku Kepala Dinas Perizinan Pemerintah

Direktur RS

selaku Kepala Instalasi Farmasi RS DKT “Dr. Soetarto” yang

ih Merah” atas kebersamaannya sebagai partner sejak titik nol

skripsi impian kita terdahulu hingga skripsi kita yang telah berakhir nyata

sekarang.

Kota Yogyakarta, yang telah berkenan memberikan izin penelitian kepada

penulis.

6. Bapak dr. H. Muhammad Iqbal, Sp.PD. M.Kes selaku Direktur RS P.K.U

Muhammadiyah, Bapak dr. Mulyo Hartana, Sp.PD selaku Direktur RSUD

Kota Yogyakarta, Bapak dr. Sugianto, Sp.S, M.Kes, Ph.D selaku

Bethesda, dan Bapak dr. Supriyanto selaku Direktur RS DKT “Dr. Soetarto”

yang telah berkenan memberikan izin penelitian kepada penulis.

7. Ibu Dra. Hj. Inayati, M.Si., Apt. selaku Kepala Instalasi Farmasi RS P.K.U

Muhammadiyah, Ibu Dra. Endang Sulistyani, Apt., M.Kes. selaku Kepala

Instalasi Farmasi RSUD Kota Yogyakarta, Ibu Dra. P. E. Wardani, MAB.,

Apt. selaku Kepala Instalasi Farmasi RS Bethesda dan Ibu Dra. Lusia Srikandi

Nuraeni, Apt.

telah memberikan saran dan bantuan bagi penulis dalam pelaksanaan

penelitian ini.

8. Dokter, apoteker, asisten apoteker dan pasien atas bantuan dan kerjasamanya

sebagai responden dalam penelitian ini.

9. Mama, Papa, Mbak Venti dan Mbak Emi “Keluarga Kecilku”, atas segenap

doa, dukungan, dan kasih sayangnya yang tak pernah berujung.

10. Irwan “Sir

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

ll. Teman-teman detailer "Medical Representatif' yang sama-sama berjuang

unfuk masa depan, atas semangat, tawa dan persahabatan selama proses

pengumpulan data

12. Teman-teman sepermainan dalam peziarahan hidupku: Nella, Rosa, Wiwin,

Yuliana Sari, Tata [ndu, Daru, Vian, Cawaz, Madya, Bodhonk, Bang Aan,

Pakcilq Manto, GallaetU Ankga-Rini, Pa'Eko, dan Andhika atas segala doa"

dukungan, perhatian, dan segala persahabatan rnanis yang terjalin.

13. Teman-teman di: Fakultas Farmasi angkatan 2003, kelompok praktilcum C3,

BEMF 2006, KKN X)O(V4, ATMI-STERO, kost Biru, Terban 458, Jetis

279, darrJetis 446 untuk berbagi hidup bersama dan saling menjaga.

14. Maria, Ratna, Diah, Dita, Mbak Bintari, Mbak Dessy Ayu, Mas Hari, Mas

Heru, Mas Ian, dan Mbak Dhanik atas pinjaman pustak4 sharing, dan

masukan bagi penelitian ini.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu penulis dari awal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

Hidup tidak mensyaratkan bahwa kita harus menjadi yang terbaik, hanya

bahwa kita harus berusaha sebaik mungftin. oleh karena itu, penulis

kritik dan saran yang membangun unhrk penyempum&m skripsi

ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua

pembaca.

Yogyakart4 J Desember 2007

*4&'

v11

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

i itr:11l r i

iii'j:l: , i

rrii . l

i 'i.i t :

itii,

ii$i',lii..i

: , ' 1 . .. . , i ;

?.0tr$:ii:iii'i

H..l , fltl

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

INTISARI

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 26/MENKES/Per/I/1981, resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap. Sebagai media komunikasi non verbal yang sah antara dokter dan apoteker, resep berpotensi menimbulkan miscommunication. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian mengenai persepsi dokter, apoteker, asisten apoteker, dan pasien mengenai kelengkapan resep dan kemudahan pembacaan tulisan dalam resep.

Penelitian ini bersifat observasional deskriptif dengan rancangan cross sectional. Instrumen penelitian berupa kuisioner skala likert. Data yang diperoleh diolah dengan statistik deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30% dokter, 70% apoteker, dan 89% asisten apoteker menyatakan semua aspek kelengkapan resep penting untuk dimuat dalam resep, sementara 33% pasien setuju apabila aspek alamat pasien tidak dimuat. Mengenai kemudahan pembacaan resep, 25% apoteker, dan 40% asisten apoteker menyatakan bahwa tidak ada resep yang tidak jelas dan tidak terbaca dalam pelayanan resep satu bulan terakhir, sementara 62% pasien mengungkapkan bahwa resep yang mereka peroleh tidak jelas dan tidak terbaca. Faktor yang mempengaruhi ketidakjelasan tulisan menurut 51% dokter yaitu, tulisan memang sudah terbentuk tidak jelas sejak awal, atau bakat sejak lahir tergantung kekhasan tulisan dokter. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa responden berkecenderungan setuju apabila resep ditulis dengan jelas, mudah dibaca, dan memenuhi semua aspek kelengkapan resep. Kata kunci: persepsi, dokter, apoteker, asisten apoteker, pasien, kelengkapan

resep, legibility

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

ABSTRACT

In accordance with the regulation from Minister of Public Health No.26/MENKES/Per/I/1981, a prescription ought to be writen clearly and completely. As legal non verbal communication media for physician and pharmacist, a prescription was potentially causing miscommunication. It could be a main cause of medication error. The key way to prevent that miscommunication was trying to understand and share perception from others. In the matter of this fact, a study concerning perceptions of physician, pharmacist, pharmacist assistant, and patient about the completeness and the legibility of prescription was conducted.

The research was an observational descriptive with a cross- sectional design. The main instrument of this study was questionnaire likert scales. The achieved data then analyzed by using descriptive statistics.

The result of this study indicated 30% physicians, 70% pharmacists, and 89% pharmacist assistants agreed that all completeness aspects of prescription was necessary to write on the prescription, while 33% patient agreed that address of the patient did not have to write on the prescription. While about the legibility of prescription, 25% pharmacists and 40% pharmacist assistants showed that there were not illegible and unclear prescriptions in a month service later. But, 62% patient revealed that prescriptions they got were unclear and. illegible. Factors related to unclarity of writing, 51% physicians had opinion that the handwriting was formed since childhood, depend on characteristics of physician’s handwriting. As generally, can be concluded that responden inclined to agreed if the prescription write in clear, legible, and fulfill all the completeness of prescription. Kata kunci: perception, physician, pharmacist, pharmacist assistant, patient,

completeness of prescription, legibility

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................... iv

KATA PENGANTAR.......................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................... viii

INTISARI............................................................................................. ix

ABSTRACT........................................................................................... x

DAFTAR ISI........................................................................................ xi

DAFTAR TABEL................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR........................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ xix

BAB I. PENGANTAR........................................................................ 1

A. Latar Belakang............................................................................... 1

1. Permasalahan ............................................................................ 3

2. Keaslian penelitian..................................................................... 3

3. Manfaat penelitian..................................................................... 4

B. Tujuan Penelitian........................................................................... 6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA …………………………….. 7

A. Teori tentang Persepsi.................................................................... 7

B. Resep.............................................................................................. 9

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

1. Definisi....................................................................................... 9

2. Arti penting resep..................................................................... 9

3. Penulisan resep......................................................................... 10

4. Dispensing.................................................................................. 12

5. Aspek kelengkapan resep......................................................... 14

6. Kemudahan pembacaan tulisan dalam resep (legibility)............ 16

C. Medication Error........................................................................... 17

D. Hak dan Kewajiban Konsumen...................................................... 21

1. Hak konsumen (UU No.8/1999 tentang perlindungan

konsumen).................................................................................. 21

2. Kewajiban konsumen (UU No.8/1999 tentang perlindungan

konsumen).................................................................................. 22

3. Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)......... 22

4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

kedokteran)................................................................................ 23

E. Pelayanan Resep Obat di Rumah Sakit.......................................... 23

F. Keterangan Empiris........................................................................ 25

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN....................................... 26

A. Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................... 26

B. Definisi Operasional...................................................................... 26

C. Subyek Penelitian.......................................................................... 28

D. Instrumen Penelitian...................................................................... 28

E. Tata Cara Penelitian....................................................................... 32

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

1. Analisis situasi (orientasi)......................................................... 32

2. Pembuatan kuesioner................................................................. 33

3. Penentuan subyek penelitian...................................................... 35

4. Penyebaran dan pengumpulan kuesioner................................... 37

5. Pengolahan data.......................................................................... 40

F. Kesulitan Penelitian........................................................................ 41

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN................ 42

A. Karakteristik Responden................................................................ 42

1. Data demografi responden dokter ............................................. 42

2. Data demografi responden apoteker........................................... 47

3. Data demografi responden asisten apoteker............................... 52

4. Data demografi responden pasien.............................................. 56

B. Persepsi Dokter Mengenai Kelengkapan Resep dan Kemudahan

Pembacaan Resep (Legibility) yang Ditulisnya.............................. 58

1. Persepsi dokter mengenai kelengkapan resep........................... 58

2. Persepsi dokter mengenai kemudahan pembacaan tulisan

dalam resep (Legibility)............................................................. 68

C. Persepsi apoteker Mengenai Kelengkapan Resep dan

Kemudahan Pembacaan Resep (Legibility) yang Dilayaninya...... 75

1. Persepsi apoteker mengenai kelengkapan resep....................... 75

2. Persepsi apoteker mengenai kemudahan pembacaan tulisan

dalam resep (legibility)............................................................... 82

D. Persepsi Asisten Apoteker Mengenai Kelengkapan Resep dan

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

Kemudahan Pembacaan Resep (Legibility) yang Dilayaninya...... 87

1. Persepsi asisten apoteker mengenai kelengkapan resep............ 87

2. Persepsi asisten apoteker mengenai kemudahan pembacaan

tulisan dalam resep (legibility)................................................... 93

E. Persepsi Pasien Mengenai Kelengkapan Resep dan Kemudahan

Pembacaan Resep (Legibility) yang Diterimanya.......................... 97

1. Persepsi pasien mengenai kelengkapan resep........................... 98

2. Persepsi pasien mengenai kemudahan pembacaan tulisan

dalam resep (legibility)............................................................... 99

F. Rangkuman Pembahasan............................................................... 104

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................ 108

A. Kesimpulan.................................................................................... 108

B. Saran............................................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 112

LAMPIRAN........................................................................................ 117

BIOGRAFI PENULIS....................................................................... 142

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

DAFTAR TABEL

Tabel I. Persentase frekuensi ketidaklengkapan resep pasien pediatri

di rumah sakit I, rumah sakit II dan 10 apotek di Yogyakarta

tahun 2005............................................................................... 16

Tabel II. Daftar pernyataan persepsi dokter, apoteker, dan asisten

apoteker mengenai aspek kelengkapan resep.......................... 30

Tabel III. Daftar pernyataan persepsi pasien mengenai aspek

kelengkapan resep.................................................................... 30

Tabel IV. Daftar pernyataan persepsi dokter, apoteker, dan asisten

apoteker mengenai kemudahan pembacaan tulisan dalam

resep.......................... ..............................................................

31

Tabel V. Daftar pernyataan persepsi pasien mengenai kemudahan

pembacaan tulisan dalam resep................................................ 31

Tabel VI. Jumlah subyek penelitian untuk dokter, apoteker dan asisten

apoteker.................................................................................... 36

Tabel VII. Persepsi dokter mengenai kelengkapan resep......................... 59

Tabel VIII. Persepsi dokter mengenai kemudahan pembacaan tulisan

dalam resep (legibility)............................................................. 69

Tabel IX. Persepsi apoteker mengenai kelengkapan resep....................... 76

Tabel X. Persepsi apoteker mengenai kemudahan pembacaan tulisan

dalam resep (legibility)............................................................. 83

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

Tabel XI. Persepsi asisten apoteker mengenai kelengkapan

resep......................................................................................... 88

Tabel XII. Persepsi asisten apoteker mengenai kemudahan pembacaan

tulisan dalam resep (legibility)................................................. 94

Tabel XIII. Persepsi pasien mengenai kelengkapan resep.......................... 98

Tabel XIV. Persepsi pasien mengenai kemudahan pembacaan tulisan

dalam resep (legibility)............................................................. 100

Tabel XV. Tindakan pasien apabila resep yang diperoleh tidak dapat

dilayani di apotek karena tidak lengkap atau tidak

terbaca......................................................................................

103

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Teori aksi menurut Weber...................................................... 7

Gambar 2. Hubungan dokter-apoteker-pasien serta tugas masing-masing

untuk tujuan keberhasilan pengobatan......................... 10

Gambar 3. Tahap Proses Pengobatan......................................................... 10

Gambar 4. Usia responden dokter............................................................. 42

Gambar 5. Jenis kelamin responden dokter.............................................. 43

Gambar 6. Spesialisasi............................................................................... 44

Gambar 7. Tahun lulus fakultas kedokteran.............................................. 45

Gambar 8. Lama praktek responden dokter .............................................. 45

Gambar 9. Jumlah tempat praktek............................................................. 46

Gambar 10. Rata-rata kunjungan pasien...................................................... 47

Gambar 11. Usia responden apoteker.......................................................... 47

Gambar 12. Jenis kelamin responden apoteker........................................... 48

Gambar 13. Pendidikan terakhir responden apoteker................................. 49

Gambar 14. Tahun lulus apoteker................................................................ 50

Gambar 15. Lama menjadi apoteker di rumah sakit.................................... 50

Gambar 16. Rata-rata lembar resep perhari yang dilayani apoteker............ 51

Gambar 17. Usia responden asisten apoteker.............................................. 52

Gambar 18. Jenis kelamin responden asisten apoteker................................ 53

Gambar 19. Pendidikan terakhir responden asisten apoteker...................... 53

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

Gambar 20. Tahun lulus asisten apoteker.................................................... 54

Gambar 21. Lama menjadi asisten apoteker di rumah sakit........................ 55

Gambar 22. Rata-rata lembar resep perhari yang dilayani asisten apoteker 55

Gambar 23. Usia responden pasien.............................................................. 56

Gambar 24. Jenis kelamin responden pasien............................................... 57

Gambar 25. Pendidikan terakhir responden pasien...................................... 58

Gambar 26. Persepsi dokter mengenai kelengkapan resep......................... 59

Gambar 27. Persepsi dokter mengenai kemudahan pembacaan tulisan

dalam resep (legibility)............................................................. 69

Gambar 28. Persepsi apoteker mengenai kelengkapan resep....................... 76

Gambar 29. Persepsi apoteker mengenai kemudahan pembacaan tulisan

dalam resep (legibility)............................................................. 83

Gambar 30. Persepsi asisten apoteker mengenai kelengkapan resep........... 88

Gambar 31. Persepsi asisten apoteker mengenai kemudahan pembacaan

tulisan dalam resep (legibility)................................................. 94

Gambar 32. Persepsi pasien mengenai kelengkapan resep.......................... 98

Gambar 33. Persepsi pasien mengenai kemudahan pembacaan tulisan

dalam resep (legibility)............................................................. 100

Gambar 34. Rangkuman Kecenderungan Setuju Responden Mengenai

Kelengkapan Resep.................................................................. 105

Gambar 35. Rangkuman Kecenderungan Setuju Responden Mengenai

Kemudahan Pembacaan Tulisan dalam Resep......................... 106

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat ijin penelitian dari Badan Perencanaan Daerah

(BAPEDA) Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta............... 117

Lampiran 2. Surat ijin penelitian dari Dinas Perizinan Kota Yogyakarta.. 118

Lampiran 3. Surat ijin penelitian dari Rumah Sakit P.K.U.

Muhammadiyah......................................................................

119

Lampiran 4. Surat ijin penelitian dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Yogyakarta............................................................................. 120

Lampiran 5. Surat ijin penelitian dari Rumah Sakit Bethesda.................... 121

Lampiran 6. Surat ijin penelitian dari Rumah Sakit Dr. Soetarto............... 122

Lampiran 7. Kuesioner penelitian kepada responden dokter...................... 123

Lampiran 8. Frekuensi jawaban kuesioner oleh responden dokter............ 127

Lampiran 9. Kuesioner penelitian kepada responden apoteker................. 128

Lampiran 10. Frekuensi jawaban kuesioner oleh responden

apoteker.................................................................................. 132

Lampiran 11. Kuesioner penelitian kepada responden asisten apoteker...... 133

Lampiran 12. Frekuensi jawaban kuesioner oleh responden asisten

apoteker................................................................................. 137

Lampiran 13. Kuesioner penelitian kepada responden pasien...................... 138

Lampiran 14. Frekuensi jawaban kuesioner oleh responden pasien............ 141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Keselamatan pasien (patient safety) merupakan salah satu dimensi mutu

yang menjadi pusat perhatian para praktisi pelayanan kesehatan dalam skala

nasional maupun global saat ini. Pada bulan Oktober 2004, diberlakukan Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tentang Praktik Kedokteran, dimana

dalam Bab II Pasal 2 dinyatakan bahwa: “Praktik kedokteran dilaksanakan

berasaskan Pancasila dan didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan,

kemanusiaan, keseimbangan, serta perlindungan dan keselamatan pasien”

(Anonim, 2004 b). Konferensi The International Society for Quality in Health

Care (ISQua) yang diselenggarakan di Vancouver, Canada pada bulan Oktober

2005 juga mengangkat patient safety sebagai issue utama (Rika, 2006).

Ketepatan (appropriateness) dalam pelayanan kesehatan, kecepatan

(timeliness), dan bebas dari bahaya dan kesalahan (free from harm and error)

merupakan tiga unsur utama dari patient safety yang dapat diwujudkan dengan

adanya regulasi pelayanan kesehatan, sistem informasi yang memadai, sumber

daya manusia kesehatan yang profesional, dan pengelolaan sumber daya

kesehatan yang lain (Rika, 2006).

Sebagian besar institusi kesehatan menjadikan patient safety sebagai

fokus utama dan sebagai hasilnya, banyak dilahirkan program baru untuk

mengawasi (monitoring) keamanan dan mencegah medical mistakes. Medical

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

2

mistakes atau lebih popular dengan istilah ’medication error’ merupakan suatu

kesalahan dalam proses pengobatan yang seharusnya dapat dicegah dan masih

dalam kontrol atau tanggung jawab tenaga kesehatan (Cohen, 1991).

Menurut Woolever (2002) penyebab utama medication error adalah

miscommunication. Miscommunication dapat berakibat kerugian atau bahkan

mengancam keselamatan pasien. Sebagai media komunikasi non-verbal yang sah

antara dokter dan apoteker, resep berpotensial menimbulkan miscommunication

(Rantucci, 1999). Satu kunci untuk mencegah terjadinya misunderstanding or

miscommunication adalah untuk mencoba mengerti dan share persepsi dari

individu lain (Applebaum et al., 1985).

Secara global, tidak terdapat suatu standar tertentu terkait dengan

penulisan resep, namun masing-masing negara memiliki otonomi dalam membuat

suatu aturan penulisan resep yang berlaku di negara itu. Secara umum resep harus

jelas, dapat dibaca, dan mencantumkan secara tepat apa yang harus diberikan,

sehubungan dengan terapi obat bagi pasien. Kejelasan dan keterbacaan tulisan

dokter dalam resep (legibility) menjadi bagian penting dari komunikasi tenaga

kesehatan (Berwick,1996).

Pramudiarja (2006) melaporkan bahwa terdapat masalah tulisan dokter

dalam resep yang tidak jelas dan tidak terbaca oleh apoteker atau asisten apoteker

di apotek yang diungkap melalui kuesioner penelitian. Hasil penelitian Widayati

dan Hartayu (2006) mengemukakan bahwa dari 2 rumah sakit dan 10 apotek yang

diteliti, tidak satupun yang memenuhi semua aspek kelengkapan resep, padahal

aspek kelengkapan sebuah resep juga menjadi bagian yang sangat penting dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

3

usaha pencegahan medication error. Berdasarkan latar belakang yang telah

dikemukakan di atas maka peneliti tertarik dan memandang perlu untuk

mengetahui persepsi dokter, apoteker, asisten apoteker, dan pasien mengenai

kelengkapan resep dan kemudahan pembacaan tulisan dalam resep (legibility) di

empat rumah sakit umum di Kota Yogyakarta.

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka permasalahan yang

akan diteliti dalam penelitian adalah :

a. seperti apa persepsi dokter mengenai kelengkapan resep dan kemudahan

pembacaan resep (legibility) yang ditulisnya?

b. seperti apa persepsi apoteker mengenai kelengkapan resep dan kemudahan

pembacaan resep (legibility) yang dilayaninya?

c. seperti apa persepsi asisten apoteker mengenai kelengkapan resep dan

kemudahan pembacaan resep (legibility) yang dilayaninya?

d. seperti apa persepsi pasien mengenai kelengkapan resep dan kemudahan

pembacaan resep (legibility) yang diterimanya?

2. Keaslian Penelitian

Rahmawati dan Oetari (2002) melakukan penelitian dengan judul “Kajian

Penulisan Resep: Tinjauan Aspek Legalitas dan Kelengkapan Resep di Apotek-

apotek Kotamadya Yogyakarta” dengan bahan penelitian adalah resep, data

pendukung didapatkan melalui kuesioner dan metode wawancara. Perbedaan

dengan penelitian ini terletak pada metodologi penelitian, lokasi penelitian, waktu

penelitian, dan fokus penelitian tersebut yang mengkaji lebih mendalam setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

4

bagian dari resep. Simbolon (2005) melakukan penelitian dengan judul, “Persepsi

Pembaca Resep Mengenai Resep yang Berpotensi Menyebabkan Medication

Error di Apotek di Kota Yogyakarta Periode Januari-Februari 2005”. Perbedaan

dengan penelitian ini yaitu subyek penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian

dan variabel penelitian yang hendak diukur, yang sifatnya lebih umum berkaitan

dengan potensi terjadinya medication error.

Penelitian yang bertema sama juga dilakukan oleh Widayati dan Hartayu

(2006) dengan judul, “Kajian Kelengkapan Resep dan Kombinasi Obat Untuk

Pediatri Yang Berpotensi Menimbulkan Medication Error di 10 Apotek Kota

Yogyakarta dan 2 Rumah Sakit di Yogyakarta” dan oleh Pramudiarja (2006)

dengan judul “Potensi Medication Error dalam Resep Pediatri di 10 Apotek di

Kota Yogyakarta Periode Januari-Maret 2006 dan Persepsi Pembaca Resep yang

Menanganinya (Tinjauan Aspek Kelengkapan dan Kemudahan pembacaan tulisan

dalam resep)”. Perbedaan kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak

pada obyek penelitian, subyek penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian dan

fokus penelitian yang telah spesifik membahas aspek kemudahan pembacaan

tulisan dalam resep dan atau kelengkapan resep khususnya pada resep pediatri.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemaparan mengenai

persepsi dokter, apoteker, asisten apoteker, dan pasien mengenai kelengkapan

resep dan kemudahan pembacaan tulisan dalam resep (legibility).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

5

b Manfaat praktis

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. sebagai bahan acuan bagi pengembangan model-model resep yang

ideal di Indonesia. Penelitian mengenai pengembangan model resep

yang ideal akan dilakukan dengan mengacu pada hasil penelitian ini,

sehingga penelitian ini berkedudukan sebagai penelitian pendahuluan

(Baseline Survey).

2. sebagai bahan evaluasi dan pemberi informasi bagi dokter, apoteker

dan asisten apoteker untuk mewujudkan patient safety dengan

meningkatkan komunikasi verbal maupun nonverbal yang efektif

antar tenaga kesehatan serta berperan aktif dalam usaha pencegahan

medication error lewat terpenuhinya aspek kelengkapan resep dan

kemudahan pembacaan tulisan dalam resep (legibility).

3. meningkatkan pengetahuan pasien mengenai pentingnya aspek

kelengkapan resep dan kemudahan pembacaan tulisan dalam resep

(legibility) dalam usaha pencegahan terjadinya medication error,

sehingga pasien dapat bersikap proaktif untuk ikut ambil bagian di

dalam usaha pencegahan terjadinya medication error demi

terwujudnya patient safety.

4. sebagai bahan evaluasi bagi pengelola rumah sakit, untuk membentuk

suatu kebijakan dan prosedur pelayanan rumah sakit, yang mampu

meminimalkan bahkan mengeliminir terjadinya medication error

akibat ketidaklengkapan dan ketidakterbacaan resep.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

6

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan

sebelumnya, dapat dirumuskan tujuan penelitian:

1. Tujuan umum

Mengetahui persepsi dokter, apoteker, asisten apoteker, dan pasien

mengenai kelengkapan resep dan kemudahan pembacaan tulisan (legibility) dalam

resep di empat rumah sakit umum di Kota Yogyakarta.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui persepsi dokter mengenai kelengkapan resep dan

kemudahan pembacaan resep (legibility) yang ditulisnya.

b. Mengetahui persepsi apoteker mengenai kelengkapan resep dan

kemudahan pembacaan resep (legibility) yang dilayaninya.

c. Mengetahui persepsi asisten apoteker mengenai kelengkapan resep

dan kemudahan pembacaan resep (legibility) yang dilayaninya.

d. Mengetahui persepsi pasien mengenai kelengkapan resep dan

kemudahan pembacaan resep (legibility) yang diterimanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Teori tentang Persepsi

Notoatmodjo (1993) mendefinisikan perilaku manusia sebagai hasil

refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak,

minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Max weber seorang ahli sosiologi

dan ekonomi menyatakan bahwa individu melakukan suatu tindakan berdasarkan

atas pengalaman, persepsi, pemahaman, dan penafsirannya terhadap suatu obyek

stimulus atau situasi tertentu (Ritzer, 1983, cit Sarwono, 2004).

Secara skematis teori aksi ini dapat digambarkan sebagai berikut :

INDIVIDU

Pengalaman Persepsi Pemahaman

STIMULUS TINDAKAN

Penafsiran

Gambar 1. Teori aksi menurut Weber (Ritzer, 1983, cit., Sarwono, 2004).

Persepsi adalah pengamatan yang merupakan kombinasi dari penglihatan,

pendengaran, penciuman, serta pengalaman masa lalu (Sarwono, 2004). Persepsi

merupakan suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan

menggunakan panca indera. Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada

seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta

dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu (Drever dalam

Wardhani, 2004).

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

8

Setiap orang memiliki pengamatan yang berbeda walaupun dihadapkan

pada situasi yang sama. Cara seseorang menerima, mengorganisasi, dan

menginterpretasi informasi di dalam kehidupan mereka tergantung pada persepsi

mereka. Gibson (dalam Wardhani, 2004) menyatakan bahwa persepsi merupakan

proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Setiap individu memberi

arti terhadap stimulus dengan cara yang berbeda-beda. Keadaan ini memberikan

gambaran bahwa persepsi itu bersifat subjektif.

Sasanti (2003) menyatakan bahwa individu akan dipengaruhi oleh faktor

internal yang berasal dari dalam diri individu berupa objek persepsi, perhatian,

harapan, sistem nilai, tingkat pendidikan, usia, serta faktor eksternal berupa

stimulus lingkungan dalam mempersepsi sesuatu. Menurut Walgito (1991) dan

Sasanti (2003), faktor yang berpengaruh dalam persepsi adalah:

a) perhatian, merupakan langkah pertama sebagai persiapan untuk mempersepsi.

Walaupun banyak stimulus mengenai individu, tetapi tidak semuanya akan

mendapat tanggapan dari individu yang bersangkutan.

b) obyek persepsi, dapat menimbulkan persepsi yang berasal dari individu, yaitu

langsung mengenai syaraf penerima, dan dapat berasal dari luar yang langsung

mengenai alat indera.

c) harapan, apabila seseorang memiliki harapan yang baik terhadap obyek atau

situasi tertentu, maka ia akan mempunyai persepsi yang baik. Sebaiknya bila

harapan terhadap suatu obyek buruk, maka individu akan mempunyai persepsi

yang buruk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

9

d) sistem nilai, merupakan suatu kekuatan yang menggerakkan manusia untuk

bersikap dan berperilaku. Biasanya seseorang individu menggunakan sistem

nilai yang dimiliki untuk mempersepsi obyek.

e) tingkat pendidikan, membantu mengembangkan pikiran logis dan rasional

yang dapat menentukan hubungan antara variabel-variabel secara tepat

(Zahara dalam Sasanti, 2003)

f) usia, individu akan semakin jelas dan cermat dalam mempersepsi sesuatu

sesuai dengan bertambahnya usia (Walgito, 1991).

B. Resep

1. Definisi

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/MenKes/SK/X/2002,

“Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dan dokter hewan

kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku” (Anonim, 2002).

Bernhard Fantus, seorang farmakolog Amerika, mendefinisikan resep

sebagai, “The key stone to the whole arch of therapeutics endeavour . It rests on

the diagnosis & prognosis of the case on the one side & the physician’s

knowledge of pharmacology and therapeutics on the other. Any weakness on

either side of the arch reflects itself in the setting of the key stone” (Lestari, 2000).

2. Arti penting resep

Joenoes (2001) menyatakan bahwa resep merupakan perwujudan akhir

dari kompetensi, pengetahuan, dan keahlian dokter dalam menerapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

10

pengetahuannya dalam bidang farmakologi dan terapi. Menurut Howard C. Ansel

Ph D, resep merupakan representasi hubungan profesional antara penulis resep,

apoteker dan pasien (Lestari, 2000).

Hubungan profesional tersebut dinyatakan dalam gambar berikut:

dokter resep Pasien keluhan

apoteker

- Mampu membaca resep/koreksi resep

- Membuat obat/menyediakan obat

- Menyerahkan obat

Terampil menentukan: - diagnosis - terapi

Dan mampu menulis/menyusun resep yang baik dan rasional

Menyampaikan keluhan yang lengkap & jelas & disiplin terhadap:

- Petunjuk dokter

- Petunjuk Apoteker

Gambar 2. Hubungan dokter-apoteker-pasien serta tugas masing-masing untuk tujuan keberhasilan pengobatan (Lestari, 2000)

Kedudukan resep dalam tahap proses pengobatan dapat dilihat pada

gambar 3 di bawah ini:

Dokter

Diagnosis

Penyakit penderita

Terapi Obat Bentuk Sediaan Obat Resep

(Personal Drug) (Dosage Form)

Gambar 3. Tahap Proses Pengobatan (Lestari, 2000)

3. Penulisan resep

Menulis sebuah resep adalah bagian dari prescribing process. Tahap-

tahap yang ada dalam prescribing process meliputi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

11

a. melakukan diagnosis

b. memfokuskan objek terapi

c. melakukan verifikasi terhadap ketepatan pengobatan

d. menulis resep untuk pengobatan

e. mengawasi perkembangan pasien

(Rees, 2004).

Dalam menulis resep, bahasa yang digunakan adalah bahasa negeri

sendiri atau bahasa latin. Umumnya berupa campuran keduanya. Bahasa latin

hingga sekarang masih digunakan, karena penggunaannya memiliki banyak

kelebihan, antara lain:

a. merupakan bahasa yang statis atau mati, dimana tidak mengalami

perkembangan ataupun perubahan. Hal ini menjamin tidak akan ada salah

tafsir sepanjang zaman.

b. merupakan bahasa dunia untuk ilmu kesehatan, sehingga apabila resep

ditulis dengan bahasa latin oleh siapapun dan dimanapun selalu akan

dilayani secara tepat dan dimengerti oleh yang terkait.

c. nama obat yang ditulis dengan bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir

(salah obat).

d. bahasa latin dapat merahasiakan sesuatu untuk kepentingan penderita.

(Zunilda, 1998)

Menurut Lestari (2000), resep yang baik (dapat dilayani secara tepat dan

relatif cepat) harus ditulis lengkap dan jelas. Hal ini sesuai dengan yang

dinyatakan dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PerMenKes) Republik Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

12

No.26/MenKes/Per/I/1981, Tentang Pengelolaan dan Perizinan Apotek, Bab III,

Pasal 10, ayat 1 yang berbunyi, “Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap”

(Anonim, 1981 a).

4. Dispensing

Merupakan salah satu unsur vital dari penggunaan obat secara rasional.

Menurut KepMenKes R.I. No.1197/MenKes/SK/X/2004 Tentang Standar

Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, Bab VI: “Dispensing merupakan kegiatan

pelayanan yang dimulai dari tahap validasi, interpretasi, menyiapkan/meracik

obat, memberikan label/etiket, penyerahan obat dengan pemberian informasi obat

yang memadai disertai sistem dokumentasi” (Anonim, 2004 c).

Standar pelayanan menurut KepMenKes R.I.

No.1027/MenKes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Apotek, Bab III:

1. Pelayanan Resep 1.1. Skrining resep

Apoteker melakukan skrining resep meliputi: 1.1.1. Persyaratan administratif:

- nama, SIP, dan alamat dokter. - tanggal penulisan resep. - tanda tangan/paraf dokter penulis resep. - nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan

pasien. - nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta. - cara pemakaian yang jelas. - informasi lainnya.

1.1.2 Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.

1.1.3 Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain).

Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

13

1.2. Penyiapan obat 1.2.1 Peracikan

Merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas dan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.

1.2.2 Etiket Etiket harus jelas dan dapat dibaca.

1.2.3 Kemasan obat yang diserahkan. Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang

cocok sehingga terjaga kualitasnya. 1.2.4 Penyerahan obat.

Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien dan tenaga kesehatan.

1.2.5 Informasi obat Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas

dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi.

1.2.6 Konseling. Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan

farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan salah sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya. Untuk penderita penyakit tertentu seperti cardiovascular, diabetes, TBC, asthma, dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan.

1.2.7 Monitoring penggunaan obat. Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus

melaksanakan pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu seperti cardiovascular, diabetes, TBC, asthma, dan penyakit kronis lainnya.

2. Promosi dan Edukasi Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus berpartisipasi

secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasi informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan, dan lain-lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

14

3. Pelayanan Residensial (Home Care) Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat melakukan

pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk aktivitas ini apoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan (medication record).

(Anonim, 2004 a)

5. Aspek kelengkapan resep

Menurut Standar Kompetensi Farmasis Indonesia (2004 d), Standard

Operating Procedures Farmasis di Farmasi Rumah Sakit salah satunya adalah

memberikan pelayanan obat kepada pasien atas permintaan dari dokter, dokter

gigi atau dokter hewan baik verbal maupun non verbal, dengan salah satu kegiatan

di dalamnya adalah menilai kelengkapan administratif permintaan obat dari

dokter, dokter gigi, dokter hewan atau masyarakat. Penilaian kelengkapan

administratif meliputi:

a. memastikan kelengkapan resep dokter yang terdiri atas nama, umur, berat badan, serta identitas pasien, nama obat, kekuatan, dosis, cara penggunaan dan informasi khusus lain yang melekat antara lain, nama, alamat, nomor surat izin praktek, paraf atau tanda tangan dokter, tanggal penulisan resep, R/.

b. menghitung kesesuaian dosis antara individu pasien dan diagnosa penyakit pasien.

c. menilai kemungkinan adanya interaksi antar obat, obat dengan makanan, obat dengan penyakit, penyalahgunaan obat, pasien alergi & efek samping yang potensial.

d. berkomunikasi secara profesional dengan penulis resep jika terjadi penyimpangan, untuk dicari kesepakatan demi kepentingan pengobatan pasien.

e. jika tidak dimungkinkan komunikasi dengan penulis resep pada saat itu, farmasis perlu mengambil tindakan profesi atas persetujuan pasien berupa penyelesaian sementara masalah obat untuk menghindari meningkatnya morbiditas pasien.

f. melakukan dokumentasi semua tindakan profesi yang telah dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

15

Resep yang lengkap menurut Keputusan Menteri Kesehatan

(KepMenKes) No.280/MenKes/SK/V/1981 Tentang Ketentuan dan Tata Cara

Pengelolaan Apotek, Bab II, Pasal 2:

Disamping memuat ketentuan yang tercantum dalam Pasal 10 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 26/MenKes/Per/I/1981 resep harus memuat juga: a. nama, alamat, dan nomor ijin praktek dokter, dokter gigi atau dokter hewan; b. tanggal penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat; c. tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep; d. tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku; e. jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan; f. tanda seru atau paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang

jumlahnya melebihi dosis maksimal. (Anonim, 1981 b).

Pada umumnya kelengkapan resep terdiri dari 4 bagian, yaitu:

a. Inscriptio, bahasa latin yang isinya alamat, identitas dokter penulis resep

(nama, no. SIP) dan tanggal penulisan resep, serta tanda R/) di sebelah kiri

(pembuka resep/invocatio),

b. praescriptio, bahasa latin yang artinya perintah atau pesanan yang

merupakan inti resep, ialah bagian resep yang pokok terdiri dari nama obat,

bentuk sediaan, dosis dan jumlah obat,

c. signatura, bahasa latin yang artinya tanda, ialah tanda yang harus ditulis

pada etiket obatnya, terdiri dari nama penderita dan petunjuk mengenai

obatnya (aturan pakai), dan

d. subscriptio, bahasa latin yang artinya tanda tangan atau paraf dokter. Setiap

bagian tersebut di atas mempunyai kegunaan penting. Oleh karenanya

apabila resep tidak lengkap akan mengganggu kelancaran penyediaan obat

(Lestari, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

16

Hasil penelitian Widayati & Hartayu (2006), menunjukkan bahwa dari 2

rumah sakit dan 10 apotek yang diteliti, tidak satupun yang memenuhi semua

aspek kelengkapan resep, dan yang menarik adalah terdapat satu buah resep yang

tidak mencantumkan nama pasien. Berdasarkan pada temuan ini maka dapat

dikatakan bahwa medication error sangat berisiko terjadi pada proses penulisan

resep khususnya saat pelayanan resep di apotek.

Tabel I. Persentase Frekuensi Ketidaklengkapan Resep Pasien Pediatri di Rumah Sakit I, Rumah Sakit II dan 10 Apotek di Yogyakarta

Tahun 2005 (Widayati & Hartayu, 2006)

No Komponen Ketidaklengkapan Resep

Rumah sakit I (n=315) (%)

Rumah sakit II (n=1051) (%)

Apotek (n=612) (%)

1 Nama dokter 1,27 0,28 1,47 2 Spesialisasi 1,90 2,38 38,40 3 Nama pasien 0,00 0,00 2,12 4 Umur 49,84 100,00 14,05 5 Berat badan 65,71 100,00 98,53 6 Nama ortu 98,73 100,00 100,00 7 Alamat 63,17 100,00 81,70 8 Kekuatan obat 3,81 5,80 48,04 9 Jumlah obat 0,95 0,19 3,59 10 Signature 0,63 0,38 3,76 11 Petunjuk bentuk sediaan 6,67 61,94 22,71

6. Kemudahan pembacaan tulisan dalam resep (Legibility)

Resep yang jelas adalah tulisannya terbaca, misalnya nama obat ditulis

secara benar dan sempurna atau lengkap (Lestari, 2000). Tulisan dokter dalam

resep yang tidak mudah dibaca bahkan sama sekali tidak dapat dibaca oleh

apoteker berpotensial untuk menimbulkan kesalahan dalam pelayanan resep

(Lyons, Payne, Mc Cabe, Fielder, 1998). Lebih dari 15% kesalahan resep dalam

USP Medication Error Reporting Database dihasilkan dari tulisan tangan yang

buruk dan kesalahan dalam menginterpretasikan resep (Pritzker, 2006). Salah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

17

contoh kejadian fatal yang dilaporkan oleh Hughes (2003) adalah ketika apoteker

salah membaca resep dokter akibat tulisan yang tidak jelas. Dokter yang

meresepkan tablet Amoxil® (amoksisilina), terbaca Daonil® (glibenklamida) oleh

apoteker, akibatnya ketika digunakan pada pasien yang notabene tidak menderita

diabetes, pasien tersebut mengalami kerusakan otak permanen sebagai akibat dari

pemakaian obat. Di USA dilaporkan, bahwa paling sedikit 7000 kematian per

tahun akibat kesalahan obat (tidak terbaca atau tidak dimengerti oleh apoteker),

seperempatnya berasal dari penulisan nama obat.

Maraknya peluncuran obat-obat baru menimbulkan suatu kekhawatiran

akan terjadinya kesalahan dalam pelayanan resep. Kesalahan ini biasanya

diakibatkan karena banyak obat memiliki tulisan dan bunyi yang hampir sama,

sedangkan khasiatnya berbeda satu sama lain, contohnya Lasix® dan Losec®.

Hasil penelitian Lyons et al, 1998 menunjukkan bahwa tulisan dokter

dalam resep adalah most unlegibility dibandingkan dengan profesional kesehatan

lain. Topik penelitian yang sama mengenai legibility of doctor’s handwriting juga

dilaporkan oleh Hughes (2003) yang membandingkan antara tulisan tangan dokter

dengan perawat serta staff administrasi lainnya. Hasilnya memperlihatkan bahwa

sekalipun telah diminta untuk menulis dengan rapi, tulisan tangan dokter dinilai

buruk secara signifikan bila dibandingkan dengan subyek penelitian yang lain.

C. Medication Error

Keselamatan pasien sebenarnya sudah dipelopori oleh Hypocrates sejak

2400 tahun lalu dengan fatwanya Primum, Non Nocere (First, Do No Harm),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

18

namun baru tahun 2000-an dunia menyadari pentingnya suatu program patient

safety yang komprehensif sebagai suatu sistem. Patient safety hendaknya

dipastikan terjamin dalam setiap proses pelayanan kesehatan, mulai dari

pemilihan pengobatan yang paling tepat, penulisan resep, penyiapan obat yang

optimal untuk mencegah penundaan terapi dan medication error (Hansen et al,

2006).

The National Coordinating Council for Medication Error Reporting and

Prevention mendefinisikan medication error :

Any preventable event that may cause or lead to inappropriate medication use or patient harm, while the medication is in the control of the health care professional, patient. or consumer. Such events may be related to professional practice, health care products, procedures, and systems including: prescribing; order communication; product labeling; packaging and nomenclature; compounding; dispensing; distribution; administration; education; monitoring; and use (Anonim, 2006 a).

Hal ini juga dipertegas dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI

No.1027/MenKes/SK/IX/2004 yang juga menyatakan bahwa medication error

merupakan kejadian yang merugikan pasien akibat pemakaian obat selama dalam

penanganan tenaga kesehatan, yang sebetulnya dapat dicegah.

Medication error dialami oleh lebih dari 1,5 juta orang setiap tahunnya,

dan beberapa institusi kesehatan melaporkan paling sedikitnya satu medication

error terjadi per pasien perhari (Pritzker, 2006). Studi kasus yang dilakukan di US

hospitals melaporkan bahwa prescribing errors terjadi pada 0,4-1,9% dari semua

penulisan resep (Dean, Barber, dan Schachter, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

19

The American Hospital Association (Anonim, 2006 a) membuat daftar

beberapa tipe medication error yang biasa terjadi:

1. ketidaklengkapan informasi pasien (sebagai contoh: tidak diketahui

adanya alergi yang dialami pasien, obat-obatan lain yang dikonsumsi,

diagnosis sebelumnya, dan hasil laboratorium);

2. tidak tersedianya informasi obat; miscommunication pada resep, yang

dapat melibatkan tulisan tangan yang buruk, obat dengan nama yang

hampir sama, penggunaan salah angka nol dan bilangan desimal,

kebingungan penggunaan sistem metric dan unit dosis lainnya, serta

singkatan yang tidak tepat;

3. pelabelan yang kurang tepat pada saat obat disiapkan dan dikemas

kedalam unit yang lebih kecil;

4. faktor lingkungan seperti cahaya, panas, suara, dan gangguan-

gangguan yang dapat menghambat tenaga profesional kesehatan dalam

melakukan tugas mereka.

Rekomendasi The National Coordinating Council for Medication Error

Reporting and Prevention untuk mengurangi potensi terjadinya medication error

yang berhubungan dengan resep:

1. resep harus dapat dibaca. Permintaan verbal sebaiknya diminimalkan.

2. resep dilengkapi dengan keterangan singkat mengenai tujuan

penggunaan (contoh: untuk mengatasi batuk).

3. resep ditulis dalam metric system kecuali untuk terapi yang

menggunakan standar unit seperti insulin, dan vitamin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

20

4. bagi penulis resep, sangat penting untuk menyertakan umur, jika

perlu berat badan pasien pada resep.

5. resep sebaiknya berisi nama obat, kekuatan atau konsentrasi dan

bentuk sediaan.

6. a leading zero selalu mendahului tanda koma dalam penulisan

bilangan desimal yang memiliki nilai kurang dari satu, a terminal or

trailing zero sebaiknya tidak pernah digunakan setelah penulisan

desimal.

7. bagi penulis resep sebaiknya menghindari penggunaan singkatan-

singkatan termasuk untuk nama obat dan petunjuk penggunaan dalam

bahasa latin.

(Anonim, 2006 a)

Tenaga kesehatan profesional sebaiknya mengambil peran utama dalam

pencegahan terjadinya errors dan membantu melindungi pasien dari bahaya ketika

errors terjadi (Anonim, 2005 a). Dokter, apoteker, maupun asisten apoteker harus

bekerja sama secara profesional dalam kegiatan prescribing dan dispensing, untuk

mengadakan suatu “sistem periksa dan keseimbangan informasional” yang akan

meminimalkan kesalahan dan mengoptimasikan terapi obat (Siregar, 2003).

Hal yang perlu dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menurunkan

potensi terjadinya medication error terkait dengan kelengkapan & kemudahan

pembacaan tulisan dalam resep, yaitu:

1. memeriksa informasi obat dan mengeliminasi hambatan-hambatan

dalam komunikasi. Hal ini menjadi penting mengingat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

21

miscommunication antar tenaga kesehatan adalah penyebab paling

umum dari medication error.

2. menghindari penggunaan singkatan, termasuk untuk nama obat

karena dapat terjadi salah paham ataupun salah mengerti

(misunderstood).

3. menulis resep dengan jelas dan terbaca. Kemudahan pembacaan

tulisan dalam resep juga menjadi salah satu hal yang perlu

diperhatikan benar oleh pasien, karena jika pasien tidak dapat

membaca apa yang dituliskan oleh dokter, mungkin apoteker juga

tidak mampu membacanya

(Pritzker, 2006).

D. Hak dan Kewajiban Konsumen

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan,

Bab VII, Pasal 71, ayat 1 dinyatakan bahwa, “Masyarakat memiliki kesempatan

untuk berperan serta dalam penyelenggaraan upaya kesehatan beserta sumber

dayanya”. Hal ini memperlihatkan bahwa, masalah kesehatan tidak dilimpahkan

100% ke pundak tenaga kesehatan, karena dalam Undang-Undang Nomor 23

Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Bab VI, Pasal 53, ayat 1 dinyatakan bahwa

“Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan

tugas sesuai dengan profesinya”.

1. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

Perlindungan Konsumen, hak konsumen adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

22

a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;

c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;

d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;

e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

f. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen g. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif; h. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian,

apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;

i. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

(Anonim, 1999)

2. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

Perlindungan Konsumen, kewajiban konsumen adalah:

a. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;

b. beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;

c. membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati; d. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan

konsumen secara patut. (Anonim, 1999)

3. Menurut Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik

Kedokteran, hak pasien dalam menerima pelayanan pada praktik

kedokteran adalah:

a. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3);

b. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain; c. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis d. menolak tindakan medis; dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

23

e. mendapatkan isi rekam medis. (Anonim, 2004 b)

4. Menurut Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik

Kedokteran, kewajiban pasien dalam menerima pelayanan pada praktik

kedokteran adalah:

a. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya;

b. mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau dokter gigi; c. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

(Anonim, 2004 b)

E. Pelayanan Resep Obat di Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992, Bab VI, Pasal

56, ayat 1, dinyatakan bahwa:

Sarana Kesehatan meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit umum, rumah sakit khusus, praktik dokter, praktik dokter gigi, praktik dokter spesialis, praktik dokter gigi spesialis, praktik bidan, toko obat, apotek, pedagang besar farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium sekolah dan akademi kesehatan, balai pelatihan kesehatan, dan sarana kesehatan lainnya

(Anonim, 1992)

Menurut Anonim (2004 d), pelayanan kefarmasian dapat dilakukan di:

1. rumah sakit 2. komunitas meliputi:

a. apotek b. komunitas berdasarkan pada kebutuhan masyarakat sesuai bidang

keilmuan farmasi. 3. industri 4. lembaga riset

Panitia Farmasi dan Terapi adalah organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara para staf medis dengan staf farmasi, sehingga anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-spesialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil dari Farmasi Rumah Sakit, serta tenaga kesehatan lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

24

Tujuan: a. menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan

obat serta evaluasinya b. melengkapi staf profesional di bidang kesehatan dengan pengetahuan

terbaru yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan (merujuk pada SK Dirjen Yanmed nomor YM.00.03.2.3.951)

Peran Apoteker dalam panitia ini sangat strategis dan penting karena

semua kebijakan dan peraturan dalam mengelola dan menggunakan obat di seluruh unit di rumah sakit ditentukan dalam panitia ini.

(Anonim, 2004 c)

Salah satu kompetensi yang ada dalam standard operating procedures

farmasis di farmasi rumah sakit adalah memberikan pelayanan obat kepada pasien

atas permintaan dokter, dokter gigi atau dokter hewan baik verbal maupun non

verbal, dengan ruang lingkup sebagai berikut:

ruang lingkup kompetensi ini meliputi proses identifikasi kebutuhan dan masalah yang berhubungan dengan obat pasien yaitu dengan menilai kelengkapan administratif dan melakukan penilaian (assessment) kebutuhan pasien yang berhubungan dengan obat (patient’s drug-related needs), merancang rencana pelayanan (care plan), proses dispensing, serta memonitor dan evaluasi kemajuan pasien (follow-up evaluation of the patient) (Anonim, 2004 d).

Persyaratan pelayanan resep pada unit penderita ambulatori (pasien

rawat jalan) di rumah sakit yaitu: semua fungsi dispensing harus dilakukan oleh

apoteker atau di bawah pengawasan apoteker, namun personel pendukung yang

cukup (asisten apoteker, teknisi yang memahami kefarmasian, tenaga

administrasi) tetap dibutuhkan dalam Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) untuk

meminimalkan penggunaan apoteker dalam tugas yang tidak memerlukan

pertimbangan profesional (Siregar, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

25

E. Keterangan Empiris

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

persepsi dokter, apoteker, asisten apoteker dan pasien mengenai kelengkapan

resep dan kemudahan pembacaan tulisan (legibility) dalam resep di empat rumah

sakit umum di Kota Yogyakarta periode Maret-April 2007.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif (non

eksperimental) dengan rancangan cross sectional. Menurut Pratiknya (2001),

penelitian non eksperimental adalah penelitian yang observasinya dilakukan

terhadap sejumlah ciri (variabel) subyek menurut keadaan apa adanya (in nature),

tanpa adanya manipulasi atau intervensi peneliti.

Sedangkan rancangan penelitian cross sectional merupakan penelitian

untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,

dengan pendekatan atau observasi pada suatu saat (point time approach), atau

dengan kata lain tiap subyek hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran

dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek pada saat pemeriksaan

(Praktiknya, 2001). Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data adalah

dengan kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan teknik statistik deskriptif

dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram batang.

B. Definisi Operasional

1. Persepsi adalah gambaran subyektif dalam bentuk pendapat atau pandangan

dokter, apoteker, dan asisten apoteker, mengenai kelengkapan resep dan

kemudahan pembacaan tulisan dalam resep saat menjalankan pelayanan

kesehatan dan penggambaran pendapat atau pandangan pasien mengenai

26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

27

kelengkapan resep dan kemudahan pembacaan tulisan dalam resep saat

menerima pelayanan kesehatan di empat rumah sakit umum di Kota

Yogyakarta.

2. Dokter adalah tenaga medis yang menjalankan praktik kedokteran sebagai

pegawai tetap di empat rumah sakit umum di Kota Yogyakarta.

3. Apoteker adalah tenaga kefarmasian yang menjalankan pekerjaan

kefarmasian di empat rumah sakit umum di Kota Yogyakarta.

4. Asisten Apoteker adalah tenaga kefarmasian yang menjalankan pekerjaan

kefarmasian di bawah pengawasan apoteker di empat rumah sakit umum di

Kota Yogyakarta.

5. Pasien adalah setiap orang yang memperoleh pelayanan kesehatan

berdasarkan UU No.29 Tahun 2004, Pasal 1, dengan jenis pelayanan rawat

jalan atau setiap orang yang mewakilinya, yang melakukan pembelian obat

berdasarkan resep di empat apotek rumah sakit umum di Kota Yogyakarta.

6. Kelengkapan resep adalah adanya aspek yang ditulis dan merupakan

komponen yang harus ada dalam sebuah resep dokter mengacu pada Peraturan

Menteri Kesehatan (PerMenKes) Republik Indonesia No.26

MenKes/Per/I/1981, Bab III, Pasal 10, ayat 1.

7. Kemudahan pembacaan tulisan dalam resep adalah tulisan yang dapat dibaca

dengan jelas dan tidak menimbulkan berbagai penafsiran ataupun tidak

memerlukan konfirmasi dalam proses pembacaannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

28

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah dokter, apoteker, dan asisten apoteker yang

berpraktek di empat rumah sakit umum di Kota Yogyakarta, serta pasien yang

membeli obat berdasarkan resep di empat apotek rumah sakit tersebut.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada permasalahan. Menurut Umar

(2003), kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan

daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan

respon atas daftar pertanyaan tersebut.

Kuesioner untuk semua subyek penelitian secara umum terdiri dari tiga

bagian, bagian pertama berisi pertanyaan terbuka mengenai karakteristik

responden. Pertanyaan yang diberikan untuk responden dokter meliputi: nama,

usia, jenis kelamin, spesialisasi, tahun lulus Fakultas Kedokteran, lamanya praktek

(tahun), praktek di beberapa tempat, dan rata-rata pasien perhari per tempat

praktek. Pertanyaan yang diberikan untuk responden apoteker dan asisten

apoteker meliputi: nama, usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, tahun lulus

apoteker untuk apoteker serta tahun lulus pendidikan asisten apoteker untuk

asisten apoteker, lamanya bekerja sebagai apoteker atau asisten apoteker di rumah

sakit, dan rata-rata lembar resep perhari Pertanyaan terbuka mengenai

karakteristik responden pasien meliputi: usia, jenis kelamin, dan pendidikan

terakhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

29

Bagian kedua kuesioner terdiri dari beberapa butir pernyataan yang

terdiri atas dua kelompok pernyataan, yaitu kelompok pernyataan mengenai

persepsi responden terhadap aspek kelengkapan resep dan persepsi responden

terhadap kemudahan pembacaan tulisan dalam resep. Setiap pernyataan diberi

lima alternatif jawaban yaitu jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N),

tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS), dan responden diwajibkan untuk

memilih salah satu jawaban pada setiap pernyataan. Lima belas butir pernyataan

untuk responden dokter, apoteker; dan asisten apoteker sedangkan 16 butir

pertanyaan diajukan untuk responden pasien. Pada bagian kedua ini, peneliti

melihat kecenderungan jawaban dengan menjumlahkan persentase jawaban

responden yaitu S+SS, N, dan ST+STS. Setelah diperoleh persentase dan

dilakukan interpretasi data, maka dilakukan penarikan kesimpulan. Pernyataan

dalam kuesioner ini ada yang bersifat favourable dan unfavourable, hal ini dibuat

untuk menghindari stereotipe jawaban. Menurut Berkowitz (dalam Azwar, 1988),

sikap seseorang terhadap objek adalah perasaan mendukung/memihak

(favourable) yang mengindikasikan tingginya atribut yang diukur, ataupun

perasaan tidak mendukung objek tersebut (unfavourable), yang mengindikasikan

rendahnya atribut yang diukur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

30

Tabel II. Daftar pernyataan persepsi dokter, apoteker, dan asisten apoteker mengenai aspek kelengkapan resep

No Pernyataan Sifat pernyataan

1. Resep harus memuat identitas dokter favourable 2. Resep tidak perlu mencantumkan tanggal penulisan unfavourable 3. Resep harus memuat identitas pasien favourable

4. Resep tidak perlu mencantumkan jumlah obat unfavourable 5. Resep harus mencantumkan aturan pakai favourable 6. Resep tidak perlu mencantumkan kekuatan obat

(Contoh: 10 mg, 20 mg, dll) unfavourable

7. Resep harus mencantumkan berat badan dan umur pasien

favourable

8. Resep tidak perlu mencantumkan nama dan alamat pasien

unfavourable

9. Resep harus mencantumkan tanda tangan dokter favourable

Tabel III. Daftar pernyataan persepsi pasien mengenai aspek kelengkapan resep

No Pernyataan Sifat pernyataan

1. Resep harus memuat identitas dokter favourable

2. Resep tidak perlu mencantumkan tanggal penulisan unfavourable

3. Resep harus memuat identitas pasien favourable

4. Resep tidak perlu mencantumkan jumlah obatnya, cukup nama obatnya saja

unfavourable

5. Resep harus mencantumkan aturan pakai favourable

6. Resep harus mencantumkan nama pasien favourable

7. Resep harus mencantumkan berat badan dan umur pasien

favourable

8. Resep tidak perlu mencantumkan alamat pasien unfavourable 9. Resep harus mencantumkan tanda tangan dokter favourable

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

31

Tabel IV. Daftar pernyataan persepsi dokter, apoteker, dan asisten apoteker mengenai kemudahan pembacaan tulisan dalam resep

No Pernyataan Sifat pernyataan

1. Tulisan dalam resep harus ditulis dengan jelas

favourable

2. Tulisan dalam resep harus ditulis tidak jelas

unfavourable

3. Tulisan dalam resep harus dapat dibaca dengan jelas

favourable

4. Tulisan tidak jelas harus dipertahankan karena menjadi ciri khas dokter

unfavourable

5. Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca jelas maka apoteker harus menghubungi dokter

favourable

6. Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca dengan jelas maka apoteker harus meminta pasien kembali ke dokter

unfavourable

Tabel V. Daftar pernyataan persepsi pasien mengenai kemudahan pembacaan tulisan dalam resep

No Pernyataan Sifat pernyataan

1. Tulisan dokter dalam resep yang saya peroleh, tidak jelas dan tidak terbaca

-

2. Tulisan dalam resep harus ditulis dengan jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam pelayanan resep di apotek

favourable

3. Tulisan dalam resep harus ditulis tidak jelas agar tidak sembarang orang bisa membacanya

unfavourable

4. Tulisan dalam resep harus dapat dibaca dengan jelas

favourable

5. Tulisan tidak jelas harus dipertahankan karena menjadi ciri khas dokter dan agar tidak mudah ditiru

unfavourable

6. Apoteker di apotek rumah sakit harus dapat membaca tulisan dokter walaupun secara umum tulisan tersebut sangat sulit dibaca

favourable

7. Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca jelas oleh apoteker di apotek rumah sakit maka pasien harus kembali ke dokter

unfavourable

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

32

Bagian ketiga dari kuesioner ini berisi pertanyaan terbuka. Kuesioner

untuk dokter terdiri atas dua kelompok pertanyaan, yaitu kelompok pertanyaan

tentang persepsi responden mengenai kelengkapan resep (sejumlah dua

pertanyaan) dan kelompok pertanyaan tentang persepsi responden mengenai

kemudahan pembacaan tulisan dalam resep (sejumlah dua pertanyaan). Kuesioner

untuk responden apoteker maupun asisten apoteker berisi dua pertanyaan terkait

kelengkapan resep, dan tiga pertanyaan terkait kemudahan pembacaan tulisan

dalam resep, dan kuesioner untuk pasien hanya terdiri dari satu pertanyaan terkait

kelengkapan dan kemudahan pembacaan tulisan dalam resep.

E. Tata Cara Penelitian

1. Analisis situasi (orientasi)

Analisis situasi dilakukan dengan penelusuran pustaka dari buku-buku

dan penelitian sejenis. Penelusuran ini bertujuan untuk mendapatkan informasi

yang lebih akurat mengenai permasalahan yang akan diteliti. Kemudian dilakukan

pengumpulan data yang mendukung pembuatan desain penelitian, yaitu pencarian

informasi mengenai jumlah rumah sakit umum yang ada di Kota Yogyakarta.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, terdapat

sembilan rumah sakit umum di Kota Yogyakarta. Tiga dari sembilan rumah sakit

yang ada, tidak bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Adanya keterbatasan

biaya dari peneliti menyebabkan penelitian ini hanya dilangsungkan di empat

rumah sakit umum di Kota Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

33

2. Pembuatan kuesioner

Pada fenomena sosial yang berkaitan dengan bidang kesehatan,

pengukuran persepsi, perilaku dan sikap yang merupakan variabel psiko-sosial

dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan baik dengan teknik

wawancara maupun teknik kuesioner (Pratiknya, 2001). Dengan kuesioner,

peneliti menggali informasi dari responden (orang yang menjadi subyek peneliti)

(Adi, 2004).

Pembuatan kuesioner ini didasarkan pada persyaratan administratif yang

harus dipenuhi saat pelayanan resep di apotek menurut KepMenKes R.I. No.

1027/MenKes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek,

Bab III, bagian skrining resep, dan juga KepMenKes R.I. No.

280/MenKes/SK/V/1981 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengelolaan Apotek,

Bab II, Pasal 2, mengenai resep. Selain itu, hasil penelusuran pustaka pada

penelitian-penelitian sebelumnya dengan tema sejenis, turut menjadi

pertimbangan peneliti dalam pembuatan item-item kuesioner.

Kuesioner yang disusun untuk responden dokter terdiri atas 8 butir

pertanyaan tentang karakteristik demografi responden dan 19 butir pertanyaan

yang dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana persepsi dokter mengenai aspek

kelengkapan resep dan kemudahan pembacaan tulisan dalam resep. Kuesioner

yang disusun untuk responden apoteker dan asisten apoteker terdiri dari 6 butir

pertanyaan tentang karakteristik demografi responden dan 20 butir pertanyaan

yang dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana persepsi apoteker dan asisten

apoteker mengenai aspek kelengkapan resep dan kemudahan pembacaan tulisan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

34

dalam resep dan kuesioner yang disusun untuk responden pasien terdiri atas 4

butir pertanyaan tentang karakteristik demografi responden dan 17 butir

pertanyaan yang dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana persepsi pasien

mengenai aspek kelengkapan resep dan kemudahan pembacaan tulisan dalam

resep.

Kuesioner selanjutnya diuji validitasnya. Hadi (1991) mendefinisikan

validitas sebagai tingkat kemampuan suatu instrumen untuk mengungkapkan

sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan dengan

instrumen tersebut. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas content atau isi

untuk memenuhi salah satu syarat ketepatukuran suatu alat ukur. Validitas isi

merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan

analisis rasional atau lewat profesional judgement (Azwar, 1997). Dalam hal ini,

penilaian dari dosen pembimbing dianggap sebagai profesional judgement.

Hasilnya seluruh butir pertanyaan dalam kuesioner ini dianggap cukup valid. Uji

pemahaman bahasa tidak dilakukan dalam penelitian ini, dikarenakan subyek

penelitian yang meliputi: dokter, apoteker, dan asisten apoteker dianggap

memiliki tingkat pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk dapat

memahami dengan baik bahasa yang digunakan dalam kuesioner. Uji validitas isi

diasumsikan sudah mewakili uji pemahaman bahasa. Untuk responden pasien,

bahasa dalam kuesioner juga dianggap sudah dipahami dengan baik. Hal ini

dikarenakan dalam pengisian kuesioner, responden didampingi oleh peneliti,

sehingga apabila ada kesulitan pemahaman bahasa, peneliti dapat memberikan

penjelasan secara langsung kepada responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

35

Menurut Azwar (1997), alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas yang

tinggi apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang

sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri

subjek memang belum berubah. Namun uji reliabilitas dari kuesioner tidak perlu

dilakukan apabila jawaban dari kuesioner berupa opini atau fakta, sehingga tidak

dapat diberi skor. Reliabilitas hasil kuesioner tersebut terletak pada terpenuhinya

asumsi bahwa responden akan menjawab dengan jujur seperti apa adanya.

Jawaban dari kuesioner penelitian ini berupa persepsi, sehingga uji reliabilitas

kuesioner tidak perlu dilakukan.

3. Penentuan subyek penelitian

Rumah sakit umum yang menjadi tempat pengambilan data adalah RSUD

Kota Yogyakarta, RSU P.K.U Muhammadiyah, RSU Bethesda, dan RSU DKT

(Dr. Soetarto).

a. Teknik penentuan subyek penelitian untuk dokter, apoteker, dan asisten

apoteker

Pada penelitian ini digunakan seluruh populasi sebagai sumber data,

sehingga disebut dengan penelitian populasi atau penelitian dengan sampel total

(Nawawi, 2005). Berdasarkan informasi yang diperoleh dari empat rumah sakit

umum yang menjadi tempat pengambilan data, didapatkan bahwa data populasi

dokter tetap berjumlah 87 orang, populasi apoteker berjumlah 21 orang, dan

populasi asisten apoteker berjumlah 83 orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

36

Tabel VI. Jumlah subyek penelitian untuk dokter, apoteker dan asisten apoteker

No Nama rumah sakit

Jumlah dokter

Jumlah apoteker Jumlah asisten apoteker

1. RSUD Kota Yogyakarta

25 3 6

2. RSU PKU Muhammadiyah

22 9 15

3. RSU Bethesda 34 8 56 4. RSU DKT 6 1 6 Total 87 21 83

b. Teknik penentuan subyek penelitian untuk pasien

Penentuan pasien sebagai subyek penelitian berdasarkan non-random

sampling. Non-random sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang atau

kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel (Sugiyono, 2003). Jenis non-random sampling yang digunakan

adalah accidental sampling, dimana merupakan teknik penentuan sampel dengan

subyek yang secara kebetulan ditemukan dan memenuhi kriteria dalam penelitian

(Sarwanto dan Kuntara, 2003).

Jumlah responden minimal dalam penelitian ini dihitung berdasarkan

rumus (Nawawi, 2005):

N = 2

2

dxPxQZ

N : ukuran cuplikan terkecil Z : koefisien keterandalan (reability coefficient) yang besarnya

ditentukan oleh tingkat kepercayaan, yaitu 90%, sehingga Z = 1,64

PQ : proporsi di dalam populasi, karena proporsi dalam populasi tidak diketahui maka PQ maksimal bila P=Q=0,5

D : persentase kemungkinan kekeliruan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

37

Jadi, ukuran cuplikan terkecil:

N = 21,0

dokter yang menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini sehingga kuesioner

2 5,05,064,1 xx = 67,24 responden ≈ 68 responden

Metode sampling ini tidak mempermasalahkan apakah sampel yang

diambil mewakili populasi atau tidak, karena bukan dimaksudkan untuk menaksir

parameter populasi, melainkan untuk melihat fenomena di masyarakat dengan

cara yang mudah dan sederhana, sehingga hasilnya bisa ditelaah dalam waktu

singkat (Sarwanto dan Kuntara, 2003). Pada penelitian ini diambil 100 orang

responden pasien. Hal ini telah memenuhi jumlah ukuran cuplikan terkecil yang

berjumlah 68 responden. Penambahan sebanyak 45% dari jumlah ukuran cuplikan

terkecil, selain mempertimbangkan tenaga, biaya, dan waktu untuk penelitian

yang mencukupi, juga ditujukan untuk mengantisipasi pengisian kuesioner yang

tidak lengkap oleh responden.

4. Penyebaran dan pengumpulan kuesioner

Subyek uji dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga medis (dokter dan

dokter gigi berdasarkan UU R.I. No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran)

yang berpraktek sebagai pegawai tetap di empat rumah sakit umum tempat

penelitian berlangsung. Penggunaan pegawai tetap sebagai subyek uji dikarenakan

adanya pertimbangan bahwa akan adanya kesulitan dalam pengumpulan data

apabila anggota populasi yang digunakan terlalu besar, dimana pegawai tidak

tetap dapat terdiri dari dokter kontrak/honorer ataupun dokter dengan shift kerja

paro waktu. Populasi dokter tetap berjumlah 87 orang, namun diantaranya

terdapat tujuh orang dokter yang sedang melakukan studi lanjut dan enam orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

38

hanya disebarkan kepada 74 dokter yang bersedia untuk berpartisipasi

mengisinya. Setelah dilakukan pengecekan, ternyata hanya 71 kuesioner (82%)

yang memenuhi syarat atau diisi lengkap. Semua kuesioner tersebut digunakan

untuk analisis data. Menurut Gay (cit., Hasan, 2002), ukuran minimum jumlah

subyek penelitian yang diterima untuk metode penelitian deskriptif adalah 10%

dari populasi. Penelitian ini telah memenuhi kriteria minimum jumlah subyek

penelitian, karena subyek penelitian yang bersedia berpartisipasi dan memenuhi

syarat untuk dijadikan responden, berjumlah lebih dari 10% dari jumlah populasi.

Dalam melakukan penyebaran kuesioner kepada dokter, sedapat mungkin

dilakuka

eker adalah 21 orang dan asisten apoteker adalah 83 orang.

Penyeba

n secara langsung kepada dokter yang bersangkutan. Pada keadaan

tertentu yang menyebabkan dokter tidak dapat ditemui secara langsung, kuesioner

dititipkan pada perawat yang bertugas, Kepala Bagian Instalasi Gawat Darurat

atau bagian komite medik. Pengisian kuesioner sebaiknya didampingi oleh

peneliti, agar peneliti dapat menjelaskan kepada dokter maksud dari setiap butir

pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Pada penelitian ini, pengisian kuesioner

yang didampingi oleh peneliti dan dikumpulkan langsung saat itu juga hanya 24

dokter, 47 kuesioner lainnya ditinggal dan diambil setelah jangka waktu tertentu

yang telah disepakati oleh dokter dan peneliti dan selama jangka waktu tersebut

penulis rutin melakukan monitoring untuk mengetahui perkembangan hasil

pengisian kuesioner.

Populasi apot

ran kuesioner kepada apoteker dan asisten apoteker dilakukan dengan

menitipkan sejumlah kuesioner pada Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

39

kemudian diisi oleh responden dan penulis rutin melakukan monitoring untuk

mengetahui perkembangan hasil pengisian kuesioner. Jumlah total kuesioner yang

disebarkan untuk apoteker adalah 21 kuesioner, namun setelah dilakukan

pengecekan terdapat satu kuesioner tidak terisi, sehingga tidak dapat digunakan

untuk analisis data. Menurut Gay (cit., Hasan, 2002), ukuran minimum jumlah

subyek penelitian untuk populasi yang relatif kecil minimal 20% dari populasi.

Penelitian ini telah memenuhi kriteria minimum tersebut, karena subyek

penelitian yang memenuhi syarat untuk dijadikan responden berjumlah 20 orang

(95%).

Jumlah total kuesioner yang disebarkan pada asisten apoteker adalah 72

kuesione

100 responden pasien dilakukan di apotek

rawat ja

r. Selisih jumlah populasi asisten apoteker dengan jumlah kuesioner yang

disebarkan dikarenakan adanya permintaan salah satu rumah sakit kepada peneliti

untuk mengambil 80% saja dari populasi asisten apoteker yang ada. Pertimbangan

yang muncul yaitu adanya kesulitan dalam pengumpulan kuesioner untuk

responden yang jumlahnya banyak, dikarenakan shift kerja yang berbeda-beda dan

waktu penelitian yang terbatas. Dari 72 kuesioner untuk asisten apoteker yang

disebarkan, 20 kuesioner tidak kembali hingga waktu penelitian berakhir, dan 7

kuesioner tidak memenuhi syarat atau tidak diisi lengkap. Kuesioner yang

digunakan untuk analisis data berjumlah 45 buah (54%) dan memenuhi kriteria

minimum 10% dari anggota populasi.

Penyebaran kuesioner kepada

lan rumah sakit. Dari 100 responden, 61 orang merupakan pasien rawat

jalan yang melakukan pengobatan di rumah sakit, dan 39 orang lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

40

merupakan orang yang mewakili pasien untuk membeli obat berdasarkan resep.

Pengisian kuesioner didampingi oleh peneliti, sehingga apabila terdapat

pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner yang tidak dimengerti, dapat

langsung ditanyakan kepada peneliti. Pengumpulan kuesioner dilakukan pada saat

yang sama dengan waktu penyerahan kuesioner, sehingga semua kuesioner yang

disebarkan dapat langsung terkumpul kembali. Waktu penyebaran hingga

pengumpulan kuesioner untuk semua responden dilakukan pada bulan Maret-

April 2007.

5. Pengolahan data

ata dilakukan dengan metode statistik deskriptif dengan

teknik p

Pengolahan d

enghitungan persentase, yaitu untuk pernyataan dengan satu jawaban,

jawaban yang sama dijumlahkan kemudian dipersentasekan dengan jumlah total

100%.

NXP =

Keterangan : P = Persen X = jumlah alternatif jawaban tertentu responden total

Selanjutnya, asil penelitian dengan melihat

persenta

N = jumlah

dilakukan interpretasi data h

se jawaban responden. Peneliti juga melihat arah kecenderungan jawaban

dari responden dengan cara menjumlahkan jawaban responden pada kuesioner di

bagian kedua yaitu SS+S dan TS+STS serta N, dan kemudian menarik

kesimpulan. Data ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram batang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

41

F. Kesulitan Penelitian

1. Prosedur izin penelitian yang bertahap dan membutuhkan waktu lama,

erpartisipasi untuk

h responden bahkan ada

didampingi oleh peneliti

n

ibatkan

mengakibatkan jangka waktu penyebaran dan pengumpulan kuesioner

terbatas, sehingga data yang diperoleh tidak maksimal.

2. Sebagian subyek penelitian ada yang tidak bersedia b

mengisi kuesioner karena alasan-alasan tertentu.

3. Ada beberapa pertanyaan yang tidak dijawab ole

yang tidak mengisi data karakteristik responden.

4. Ada beberapa responden dokter yang tidak mau

saat pengisian kuesioner, sehingga menyulitkan peneliti dalam

menjelaskan maksud dari tiap butir pernyataan dalam kuesioner tersebut.

5. Tidak dilakukan wawancara mendalam kepada responden berkaita

dengan alasan responden terhadap setiap jawaban yang diberikan.

6. Faktor kesibukan dokter, apoteker, dan asisten apoteker mengak

jadwal pengumpulan kuesioner tertunda dari waktu yang telah disepakati

sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

42

BAB IV

HASIL DAN PEM N PENELITIAN

A. Karakteristik Responden

1. Data demogr

i karakteristik demografi yaitu usia, jenis

kelam

responden dibagi dalam tiga kategori, yaitu

berd

Gambar 4. Usia responden dokter

BAHASA

afi responden dokter

Karakteristik responden meliput

in, spesialisasi, tahun lulus fakultas kedokteran, lamanya praktek,

jumlah tempat praktek, dan rata-rata kunjungan pasien.

a. Usia responden dokter

Pada penelitian ini usia

asarkan pembagian periode dalam jangka kehidupan, yang dilakukan oleh

Robert J. Havinghurst (dalam Ahmadi dan Sholeh, 2005), yang terdiri dari

masa dewasa awal/masa dewasa dini 18 hingga 34 tahun, masa setengah

baya/masa dewasa madya 35-60 tahun, dan masa tua/masa dewasa lanjut yaitu

lebih dari 60 tahun.

24

73

3

60

0

10

20

30

40

50

70

80

%

18-34 tahun35-60 tahun>60 tahun

42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

43

Hasil penelitian r responden (73%)

bera

sponden dokter

ih mengutamakan intelek dan rasio

dalam

ambar 5. Jenis kelamin responden dokter

c. Spesialisas

dua responden dalam penelitian ini adalah dokter spesialis

(59%) dan 29 orang responden (41%) adalah dokter umum.

menunjukkan bahwa sebagian besa

da pada masa dewasa madya. Menurut Hurlock (1999), ciri masa dewasa

madya salah satunya adalah masa dimana peran kepimpinan dalam pekerjaan

merupakan imbalan atas prestasi yang dicapai. Orang-orang dalam masa ini

suka berpikir dan mawas diri sehingga menjadi pembawa norma serta

pembuat keputusan.

b. Jenis kelamin re

Menurut Kartono (1977), pria leb

memandang suatu objek, dan dapat mengendalikan perasaan dengan

akalnya. Wanita lebih menonjolkan emosi dan perasaan, dan hal ini

mempengaruhi pola pikir mereka. Hasil penelitian menunjukkan, 36

responden (51%) berjenis kelamin wanita, dan 35 responden berjenis kelamin

pria (49%).

49

51

50.50

50.00

51.00

%PriaWanita

49.50

49.00

48.50

G

i

Empat puluh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

44

Gambar 6. Spesialisasi

d. Tahun lulus Fakultas Kedokteran

Tahun lulus Fakultas di empat kelompok, yaitu

1989, tahun 1990 sampai 1999 dan

di a

Umum

Spesialis Bedah 45 41Spesialis PenyakitDalam

Kedokteran dibagi menja

di bawah tahun 1980, tahun 1980 sampai

tas tahun 1999. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

responden lulus Fakultas Kedokteran pada tahun 1990 sampai 1999 (49%),

dan 21% responden pada tahun 1980 sampai 1989. Proporsi responden yang

lulus di atas tahun 1999 sebesar 17% dan ada 13% responden lulus di bawah

tahun 1980. Perbedaan tahun kelulusan mungkin akan berpengaruh pada

persepsi seseorang, karena bisa saja memiliki cara pandang yang berbeda

terhadap suatu objek, berdasarkan pemahaman dan pengetahuan yang

diperoleh pada saat pendidikan. Menurut Azwar (1988), pemahaman akan

baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh

dilakukan, diperoleh dari pendidikan serta ajaran-ajarannya.

8

13

73

1 3 13

14

0

5

10

15

20

25

30

35

40

%

Spesialis Anak

Spesialis Kebidanandan Kandungan Spesialis Radiologi

Spesialis Mata

Spesialis Telinga,Hidung, TenggorokanSpesialis Kulit dan KelaminSpesialis Saraf

Spesialis RehabilitasiMedikSpesialis Gigi dan Mulut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

45

Gambar 7. Tahun lulus fakultas kedokteran

e. Lama praktek responden dokter

Lama pra den. Menurut

anyak pengalaman dan mempunyai

pand

ambar 8. Lama prakte responden dokter

49

4550

ktek menunjukkan pengalaman bekerja respon

Sungguh (2000), dokter yang telah b

angan klinik yang tajam, dapat bekerja cepat dengan hanya sedikit resiko

akan terjadi kealpaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi dokter

yang telah menjalankan praktek selama enam hingga 30 tahun (79%), kurang

dari enam tahun (17%), dan 4% dokter lainnya lebih dari 30 tahun.

G k

13

21

17

0 5

10152025303540

%

<1980 1980-19891990-1999>1999

79

80.00

174

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

%

<6 tahun6-30 tahun>30 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

46

f. Jumlah tempat praktek

Berdasarkan Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik

(2) dikatakan bahwa Surat Izin Praktek dokter

atau

Gambar 9. Jumlah tempat praktek

g. Rata-rata kunjungan pasien

Setiap hari, rat pat praktek dokter

-rata pasiennya kurang dari lima sebesar

6%,

kedokteran pada pasal 37 ayat

dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan untuk

paling banyak 3 (tiga) tempat. Hal ini sekaligus menyatakan adanya

pembatasan tempat praktek bagi para dokter dan dokter gigi hanya pada 3

tempat saja. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar dokter memiliki dua

tempat praktek (41%). Proporsi dokter yang berpraktek hanya di satu tempat

sebesar 32%, dan 27% dokter lainnya berpraktek di tiga tempat.

41

40

45

32

27

a-rata pasien yang berkunjung ke tem

bervariasi. Proporsi dokter yang rata

diantara lima hingga 25 pasien sebesar 69%, diantara 25 hingga 50 pasien

sebesar 17% dan hanya satu dokter (1%) yang menyatakan bahwa rata-rata

pasien yang datang ke tempat prakteknya lebih dari 50 orang. Lima orang

dokter tidak dapat menjawab secara rinci dan hanya menyatakan bahwa pasien

0 5

10

15

20

25

30

35

%

1 tempat2 tempat3 tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

47

yang datang bervariasi. Rata-rata kunjungan pasien menunjukkan tingkat

kesibukan dokter sehubungan dengan banyaknya pasien yang harus dilayani

setiap kali praktek.

Gambar 10. Rata-rata kunjungan pasien

2. Data demografi responden apoteker

Karakteristik res aitu usia, jenis

terakhir, lamanya menjadi apoteker di

rum

Gambar 11. Usia responden apoteker

69

60

70

ponden meliputi karakteristik demografi y

kelamin, tahun lulus apoteker, pendidikan

ah sakit, dan rata-rata lembar resep perhari.

a. Usia responden apoteker

6

17

1 7

0

10

20

30

40

50

%

< 5 orang5-25 orang25-50 orang> 50 orang variatif

5560

45

0

0

10

20

30

40

50

%

18-34 tahun35-60 tahun>60 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

48

Menurut Azwar (1988), usia berpengaruh terhadap kemampuan

seseorang untuk menghadapi dan menyikapi masalah di sekitarnya. Dalam

penelitian ini, sebagian besar responden (55%) berada pada masa dewasa dini

yaitu 18 hingga 34 tahun. Menurut Hurlock (1999), salah satu ciri masa

dewasa dini yaitu mampu menentukan pola hidup baru, memikul tanggung

jawab baru, dan membuat komitmen baru, yang akan menjadi landasan

pembentukan pola hidup, tanggung jawab dan komitmen di kemudian hari.

b. Jenis kelamin r

dan wanita salah satunya terletak pada fungsi sekundaritas mereka. Kaum

wanita fungsi sekundaritasnya tidak terletak di bidang intelek tetapi pada

perasaan. Fungsi sekundaritas merupakan tanggapan-tanggapan yang tidak

disadari, yang mempengaruhi pikiran dan perbuatan seseorang.

esponden apoteker

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 15 responden (75%)

berjenis kelamin wanita, lima responden lainnya berjenis kelamin pria (25%).

Gambar 12. Jenis kelamin responden apoteker

Menurut Prof. Heymans (dalam Kartono, 1977), perbedaan antara pria

25

75

20

30

40

50

60

80

%

0

10

70

Pria Wanita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

49

c. Pendidikan terakhir responden apoteker

Sebagian besar responden berpendidikan terakhir profesi apoteker (85%)

dan sebanyak 15% berpendidikan terakhir S2.

hingga dapat

menentukan hubungan antara variabel-variabel secara tepat.

1990 hingga tahun 2000, dan

di atas tahun 2000. Sebagian besar responden lulus di atas tahun 2000 (55%),

25% responden lulus di bawah tahun 1990, dan sisanya 20% responden lulus

di antara tahun 1990 hingga tahun 2000.

85

15

0

20 10

30

60

70 80 90

% Profesi

40 50

Apoteker

Magister (S2)

Gambar 13. Pendidikan terakhir responden apoteker

Menurut Zahara (dalam Sasanti, 2003), tingkat pendidikan juga akan

membantu mengembangkan pikiran logis dan rasional se

d. Tahun lulus apoteker

Tahun lulus dari pendidikan apoteker dibagi menjadi tiga kelompok,

yaitu lulus di bawah tahun 1990, di antara tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

50

55

Gambar 14. Tahun lulus apoteker

e. Lamanya menjadi apoteker di rumah sakit

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah

menjalankan praktek di rumah sakit selama satu hingga lima tahun (40%),

enam responden menyatakan telah menj a 11 hingga 15

tahun (30%). Sebanyak 15% responden telah menjalankan praktek di rumah

sakit selam ang dari sat hun, dua orang responden

praktek selam m hingga 10 tahun (10%), dan hanya 5% responden yang

telah bekerja di rumah sakit selama lebih dari 15 tahun.

alankan praktek selam

a kur u ta telah menjalankan

a ena

Gambar 15. Lama menjadi apoteker di rumah sakit

2520

0

30 %

40

50

60

<1990 1990-2000 >2000

10

20

40

15

10

5

30

0

5

10

20

25

30

%

15

35

40

<1 tahun1-5 tahun 6-10 tahun11-15 tahun>15 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

51

Menurut Hartono (dalam Christiana, 2005), semakin lama seseorang

bekerja maka semakin bertambah pengalaman yang diperoleh sehingga dapat

membantu m .

f. Rata lembar r p perhari yang dilayani apote

Apoteker yang bekerja di rum h sakit tempat berlangsungnya penelitian,

mengungkapkan rata-rata resep yang diterima perhari bervariasi (2

responden) ar perhari

berju

nden rata-rata resep yang diterima

hari yang dilayani apoteker

Rata-rata lembar resep perhari selain menunjukkan banyaknya pasien

yang menggunakan jasa apotek rumah sakit untuk menebus obat resep dari

dokter, juga memperlihatkan tingkat kesibukan apoteker dalam pelayanan obat

dengan resep dokter.

emperlancar pekerjaannya

-rata ese ker

a

. Apoteker yang menerima resep kurang dari 100 lemb

mlah 3 responden (15%), dan apoteker yang rata-rata penerimaan resep

perharinya berada diantara 100 hingga 300 lembar berjumlah 6 responden

(30%), sisanya sekitar sembilan respo

perharinya lebih dari 300 lembar resep (45%).

Gambar 16. Rata-rata lembar resep per

15

30

45

0

35

45

%

10

51015202530

40

< 100lembar100 - 300 lembar> 300lembarVariatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

52

3. Data demografi responden asisten apoteker

Karakteristik responden meliputi karakteristik demografi yaitu usia, jenis

kelamin, tahun lulus pendidikan, pendidikan terakhir, lamany njadi asisten

apoteker di r ta-rata lembar resep perhari.

a. Usia responden asisten apoteker

Pada penelitian ini, sebagian besar responden (67%) berusia 18 hingga 34

tahu

aja dan

da usia tersebut mampu berpikir

berdasarkan hipotesis dan dapat m

abstrak yang berlaku (Azwar, 1988).

b. Jenis kelamin responden asisten apoteker

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 39 responden (87%)

berjenis kelamin wanita, enam responden lainnya berjenis kelamin pria (13%).

a me

umah sakit, dan ra

n dan 33% responden lainnya berusia mulai dari 35 hingga 60 tahun.

Gambar 17. Usia responden asisten apoteker

Menurut penelitian yang dilakukan Havard Growth Study, proses

pertumbuhan dan perkembangan intelegensi diawali pada usia rem

67

33

0

0

10 20 30

60

40 50

70

%

18-34 tahun35-60 tahun>60 tahun

mencapai puncaknya pada usia 30 tahun. Pa

enguji secara sistematik berbagai penjelasan

mengenai kejadian-kejadian tertentu dan dapat memahami prinsip-prinsip

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

53

Gambar 18. Jenis kelamin responden asisten apoteker

Menurut Ahmadi dan Sholeh (2005), pria memiliki minat yang tertuju

pada hal-hal intelektual/abstrak dan cenderung bersifat obyektif, sedangkan

wanita lebih bersifat subyektif dengan minat yang tertuju pada hal-hal yang

bersifat emosional dan konkret.

c. Pendidikan terakhir responden asisten apoteker

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berpendidikan terakhir Sekolah Menengah Farmasi atau Sekolah Asisten

Apoteker (98%), dan terdapat satu orang responden (2%) berpendidikan

terakhir Strata-1 (S1).

Gambar 19. Pendidikan terakhir responden asisten apoteker

13

87

0 10

20

30 40

0 5

90

%

80 70

60 PriaWanita

98

2

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

100

%SMF/SAA S1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

54

d. Tahun lulus asisten apoteker

Tahun lulus pendidikan bagi asisten apoteker dikelompokkan menjadi

tiga, yaitu lulus di bawah tahun 1990, lulus diantara tahun 1990 hingga tahun

2000, dan lulus di atas tahun 2000. Sebagian besar responden lulus di antara

tahun 1990 hingga tahun 2000 (47%). Lima belas responden lulus di bawah

tahun 1990 (33 %) dan sembilan responden lainnya lulus di atas tahun 2000

(20%).

Gambar 20. Tahun lulus asisten apoteker

e. Lamanya menjadi asisten apoteker di rumah sakit

telah

menj

40

4550

33

47

20

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

alankan praktek di rumah sakit kurang dari sepuluh tahun (42%). Enam

belas responden lainnya telah bekerja selama 10 hingga 20 tahun (36%), dan

sebanyak sepuluh responden menyatakan telah bekerja selama lebih dari dua

puluh tahun (22%).

05

101520

253035

%

<1990 1990-2000>2000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

55

Gambar 21. Lama menjadi asis

Semakin la akin memahami

.

f.

u masing-masing sebanyak 18% dan sisanya sekitar 9%

responden mengungkapkan bahwa rata-rata resep yang diterima perhari lebih

dari 300 lembar resep.

layani

asisten apoteker

42

36

22

45

35

40

<10 tahun3010-20 tahun25

% >20 tahun20

15

10

5

0

ten apoteker di rumah sakit

ma seseorang bekerja diharapkan dapat sem

tugas dan tanggung jawab yang terkait dengan pekerjaannya

Rata-rata lembar resep perhari yang dilayani asisten apoteker

Sebagian besar responden rata-rata penerimaan resep perharinya berada

diantara 100 hingga 300 lembar (55%), responden yang menyatakan rata-rata

penerimaan resep perharinya bervariasi dan kurang dari 100 lembar perhari

jumlahnya sama yait

Gambar 22. Rata-rata lembar resep perhari yang di

18

55

1820

0

0

0

0

%

6

5 < 100lembar4 100-300 lemba3 r> 300lembar9

10

0

Variatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

56

Rata-rata lembar resep perhari yang dilayani asisten apoteker

meng

4.

n terakhir.

a. Usia responden pasien

Kematangan seseorang dalam menghadapi dan menyikapi masalah yang

ada dipengaruhi oleh usia. Usia pasien dikelompokkan m empat, yaitu

responden berusia 12-17 tahun (1%), 18-34 tahun (72%), 35-60 tahun (26%)

dan lebih dari 60 tahun (1%).

ia responden pasien

b.

erjenis kelamin wanita (56%), dan 44%

Menurut Harding, Nettleton, and Taylor (1990),

wanita lebih cenderung bertanggung jawab atas kesehatan mereka daripada

gambarkan pula beban kerja perhari asisten apoteker untuk melakukan

pengkajian kelengkapan resep ataupun proses pembacaan dan penafsiran resep

di bawah pengawasan apoteker.

Data demografi responden pasien

Karakteristik responden meliputi karakteristik demografi yaitu usia, jenis

kelamin, dan pendidika

enjadi

7280

0

10

20

40

60

%

30

50

70

12-17 tahun 18-34 tahun 35-60 tahun

1

26 >60 tahun

1

Gambar 23. Us

Jenis kelamin responden pasien

Sebagian besar responden b

lainnya berjenis kelamin pria.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

57

kaum

Gambar 24. Jenis kelamin responden pasien

c. Pendidikan terakhir responden pasien

Tingkat pendid pengetah n dan

n mempertahankan kesehatan (Holt &

Hall

asil

penelitian ini juga memperlihatkan bahwa tidak ada responden yang tidak

berpendidikan (0%) dan tidak ada responden yang mengenyam pendidikan

terakhir di perguruan tinggi jalur Strata-3 (0%).

pria. Kaum pria cenderung mengabaikan kesehatan mereka termasuk

kurangnya kemauan untuk mencari pelayanan kesehatan (Brannon, 1996).

60

44

56

ikan akan berpengaruh pada tingkat ua

kesadaran responden dalam menjaga da

, 1990). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi pendidikan terakhir

responden di Sekolah Menengah Atas sebesar 43%, perguruan tinggi jalur

Strata-1 (36%), jalur Diploma (12%), di bangku Sekolah Menengah Pertama

(6 %), di bangku Sekolah Dasar (2%) dan hanya 1 orang responden yang

menempuh pendidikan terakhir di perguruan tinggi jalur Strata-2. H

0

10

20

30

40

50

%Pria Wanita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

58

Gambar 25. Pendidikan terakhir responden pasien

1.

yan

kek

bad

rese

kel i dengan apoteker, maupun

asisten apoteker.

B. Persepsi Dokter Mengenai Kelengkapan Resep dan Kemudahan Pembacaan Resep (Legibility) yang Ditulisnya

Persepsi dokter mengenai kelengkapan resep

Sebanyak 30% responden menyatakan semua aspek kelengkapan resep

g meliputi: identitas dokter, tanggal penulisan resep, nama obat, jumlah obat,

uatan obat, aturan pakai atau cara pakai, nama pasien, umur, alamat, dan berat

an, penting untuk dimuat dalam resep.

Responden menganggap jika salah satu aspek tidak tercantum dalam

p, dapat membahayakan keselamatan pasien. Keberadaan semua aspek

engkapan resep dapat meningkatkan komunikas

2 6

43

12

36

1 0 00 5

10

15

20

25

30

35

40

45

%

SD

SMP

SMA

Diploma

S-1

S-2

S-3

Tidak berpendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

59

Tabel VII. Persepsi dokter mengenai kelengkapan resep (SS+S)

) N

(%) (TS+STS)

(%) Kecenderungan No Pernyataan

(%1 Resep harus m uat identitas dokter 99 1 0 Setuju em2 Resep tidak pe mencantumkan

tanggal penulisan

0

0

10

Tidak Setuju rlu

0 3 Resep haru uat identitas pasien 100 0 0 Setuju s mem4 Resep tidak pe mencantumkan

jumlah obat

0

1

99

Tidak Setuju rlu

5 Resep harus m cantumkan aturan

pakai

96

0

4

tuju en

Se6 Resep tidak pe mencantu kan

kekuatan obat ( toh: 10 mg, 20 mg, dll)

6

11

83

Tidak Setuju

rluCon

m

7 Resep harus menbadan dan umur pasien 48 37 15

Setuju

cantumkan berat

8 Resep tidak perlu mencantumkan tuju nama dan alamat pasien 4 18 78 Tidak Se

9 tangan dokt Setuju Resep harus mencantumkan tanda

er

78

11

11

Gambar 26. Persepsi dokter mengenai kelengkapan resep

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

83

80

100

0

%

48

96 99

78

99100

20

40

60

12

(P)

SS+S N TS+STS

Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju P = P ataan seperti pada Tabel VII erny

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

60

a. Persep ep (resep harus memuat identitas dokte

ar 26. memperlihatkan bahwa 99% responden

setuju apabila aspek identitas dokter ha dican mkan d resep.

m besar bl nko res p telah rcetak dengan ama,

a formasi in yang berhubun an dengan dokt atau

t ya ruma sakit atau klinik. Dalam penelitian ini,

salah satu responden menyatakan bahwa form t blanko esep yan

m ah sakit te t dok berpra , sehingga an

n tek (SIP) dokter a yan rlu ditu an dala

lisan nama dokter dianggap sa mem u apoteke n

asisten apoteker yang menerima resep untuk menginterpretasikan resep karena

secara otomatis diketa pula spesialisasi dokter tersebut. Penulisan nomor Surat

Izin Praktek dalam resep diperlukan untuk njamin kea anan dan keselamatan

pasien, karena dapat sekaligus menyatakan bahwa dokter yang bersangkutan

mempunyai hak yang dilindungi oleh undang-undang untuk kan

pengobatan. Undang-Undang RI No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsum Bab I I Pasa enyatakan bahwa salah satu hak konsumen adalah

hak atas kenyamanan, keamanan, dan k amatan dalam mengkonsumsi barang

dan/atau jasa (Anonim, 1999). Menurut Sungguh (2000), dengan adanya

p , praktek dokter adalah sah menurut hukum

dimana tindakan dokter dinyatakan

Responden mengungkapkan bahwa perawat yang bertugas berkewajiban

melakukan pengisian aspek identitas dokter, sehingga dokter dapat lebih fokus

si dokter mengenai penulisan identitas dokter dalam resr)

Tabel VII. dan Gamb

rus tu alam Scoot (2000)

enyatakan bahwa sebagian a e te n

lamat, nomor telepon, serta in la g er

empat praktek dokter, misaln h

a r g ada hanya

encantumkan alamat rum mpa ter ktek nama d

omor Surat Izin Prak saj g pe lisk m resep.

Penu ngat bant r maupu

hui

me m

memberi

en, I , l 4, m

esel

enulisan nomor surat izin praktek

sesuai dengan ilmu kedokteran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

61

pada pelayanan pasien. Dalam hal ini, responden mengaku bertanggung jawab

untuk melakukan pengecekan ulang. Tindakan pengecekan ulang tersebut sesuai

dengan rekomendasi yang diberikan oleh American Society of Hospital

Pharmacists (ASHP) yang menyatakan bahwa sebagai penulis resep, dokter

sebaiknya me-review semua bagian resep untuk melihat ketepatan, kelengkapan,

dan kejelasan sesegera mungkin setelah mereka menuliskannya (ASHP, 1993).

b. Persepsi dokter mengenai penulisan tanggal dalam resep (resep tidak

kan

tanggal p

arus dibubuhi

nama, w

perlu mencantumkan tanggal penulisan)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden cenderung tidak

setuju (100%) terhadap pernyataan bahwa resep tidak perlu mencantum

enulisan. Hal ini menunjukkan bahwa responden memahami dengan baik

arti penting dari pencantuman tanggal dalam resep.

Resep diberi tanggal pada waktu ditulis, serta pada waktu diterima atau

diproses di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Tanggal penulisan resep penting untuk

dicantumkan, karena akan memberikan keterangan waktu berlangsungnya

pengobatan penderita, sehingga dapat memastikan bahwa resep dikerjakan pada

waktu yang tepat, sesuai dengan kondisi pasien saat resep ditulis. Selain itu,

tanggal tersebut nantinya akan dicatat dalam rekaman pengobatan penderita. Hal

ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004

Tentang Praktik Kedokteran, Pasal 46, yang menyatakan bahwa setiap dokter

wajib membuat rekam medis yang harus segera dilengkapi setelah pasien

menerima pelayanan kesehatan, dimana rekam medis tersebut h

aktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau

tindakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

62

c. Persepsi dokter mengenai penulisan identitas pasien dalam resep (resep

harus mencantumkan identitas pasien)

Seluruh responden memiliki persepsi bahwa komponen identitas pasien

sangat penting untuk dimuat dalam resep, karena akan membantu proses

identifikasi pasien dan meyakinkan bahwa obat diberikan pada pasien yang tepat.

Hal ini dapat mencegah kemungkinan terjadinya medication error. Sebagai

contoh pada kasus kesamaan nama dari dua orang pasien, maka keberadaan aspek

terdapat dua pasien dengan nama

dan alam

tidak perlu mencantumkan jumlah obat)

Sebagian besar responden (99%) tidak setuju apabila aspek jumlah obat

tidak dicantumkan dalam resep. Responden beranggapan bahwa aspek jumlah

obat penting untuk dituliskan dalam resep. Pencantuman aspek jumlah obat dapat

menggambarkan durasi/lama terapi tertentu yang dikehendaki oleh dokter, sesuai

dengan tindakan medis yang dilakukan. Panjang pendeknya durasi/lama terapi

tergantung dari tujuan terapi yang dilakukan, apakah dimaksudkan untuk

mengoptimalkan hasil terapi hingga pasien diharapkan sembuh dari penyakitnya,

atau dapat juga hanya sebagai durasi waktu tertentu bagi dokter untuk melakukan

review atas terapi yang telah dilakukan dan pedoman penentuan terapi selanjutnya

e. Persepsi dokter mengenai penulisan aturan pakai obat dalam resep

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden (96%) memiliki

persepsi yang baik mengenai arti penting pencantuman aspek aturan pakai obat

alamat pasien akan membedakan keduanya. Jika

at yang kebetulan sama, maka keterangan umur dan berat badan akan

sangat membantu identifikasi lebih lanjut.

d. Persepsi dokter mengenai penulisan jumlah obat dalam resep (resep

(resep harus mencantumkan aturan pakai)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

63

dalam resep, karena dianggap berkaitan dengan ketersediaan obat di dalam tubuh

yang diperlukan untuk mencapai tujuan terapi.

f. Persepsi dokter mengenai penulisan kekuatan obat dalam resep (resep

aspek kekuatan obat, dapat dilakukan

arena dianggap apoteker lebih menguasai hal kekuatan obat.

g. Persepsi dokter mengenai penulisan berat badan dan umur pasien dalam

perlu dit

tidak perlu mencantumkan kekuatan obat)

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa 83% responden cenderung tidak

setuju apabila aspek kekuatan obat tidak dituliskan dalam resep, namun sebanyak

enam orang responden menyatakan bahwa penulisan kekuatan obat dalam resep

tidak penting. Menurut responden, aspek kekuatan obat cukup diketahui oleh

dokter untuk memperhitungkan dosis obat, sehingga tidak perlu dituliskan dalam

resep. Penjelasan kepada pasien mengenai

oleh dokter saat menuliskan resep atau oleh apoteker saat memberikan obat,

k

resep (resep harus mencantumkan berat badan dan umur pasien)

Sejumlah responden (48%) cenderung setuju apabila komponen berat

badan dan umur harus dimuat dalam resep, namun ketika diberikan pertanyaan

lebih lanjut mengenai aspek kelengkapan resep apa yang tidak penting menurut

responden, sebagian besar dokter (53%) menganggap bahwa penulisan berat

badan dalam resep adalah tidak penting. Adanya jawaban yang tidak konsisten

dari responden mungkin disebabkan karena responden merasa takut menjadi pihak

yang disalahkan apabila ternyata kecenderungan jawaban mereka dianggap tidak

tepat oleh para pengguna informasi dari penelitian ini. Maka dari itu, sejak dini

erapkan “no blaming culture” agar semua bagian dari tenaga kesehatan

pada umumnya tidak ragu untuk berpartisipasi mengungkapkan pendapat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

64

opini mengenai hal apapun terkait kemajuan suatu sistem keselamatan pasien di

rumah sakit.

Alasan yang menyertai persepsi dokter bahwa aspek berat badan dan umur

tidak perlu dimuat dalam resep antara lain: data mengenai berat badan sudah

terdapat dalam rekam medis pasien sehingga tidak perlu dituliskan dua kali, dan

dalam perhitungan atau penyesuaian dosis obat dapat digunakan ukuran rata-rata

berat badan atau perkiraan berat badan pasien. Menurut responden, hal ini

seharusnya sudah diketahui oleh dokter penulis resep dan apabila terjadi

underweight atau overweight biasanya sudah diperhitungkan dan diantisipasi

sebelumnya.

Sebanyak 3% responden menyatakan bahwa pencantuman berat badan

dalam resep tergantung dari spesialisasi dokter penulis resep. Sebagai contoh,

t badan

tidak pe

untuk internis atau dokter-dokter spesialis penyakit dalam, komponen bera

rlu dicantumkan dalam resep. Faktor tidak adanya timbangan sebagai

sebuah prasarana dalam rumah sakit juga perlu dipertimbangkan sebagai

penyebab berat badan tidak dicantumkan dalam resep.

Penggolongan pasien menjadi dua golongan yang meliputi pasien dewasa

dan pasien bayi atau anak membangkitkan kecenderungan responden untuk

menjawab netral (37%), dikarenakan adanya anggapan bahwa untuk bayi dan

anak-anak pengukuran berat badan menjadi sangat penting terutama untuk

penentuan dosis yang tepat, sedangkan bagi pasien dewasa keberbahayaan akibat

tidak diperhitungkannya berat badan sangat kecil, variabilitasnya tidak terlalu

berpengaruh, dan biasanya hanya diperhatikan untuk obat-obat tertentu saja. Di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

65

sisi lain, aspek umur untuk kedua golongan ini dianggap mengambil peran penting

dalam penentuan dosis obat.

f. Per(resep tidak perlu mencantumkan nama dan alamat pasien)

Sebagian besar responden (78%) cenderung tidak setuju dengan

pernyataan bahwa nama dan alamat pasien tidak perlu dicantumkan dalam resep,

namun ketika ditanyakan lebih lanjut mengenai aspek kelengkapan resep yang

tidak penting untuk dicantumkan, beberapa responden menyatakan bahwa

penulisan alamat dalam resep tidak prinsip harus ada karena tidak ada

hubungannya dengan proses pengobatan dan tidak menambah atau mengurangi

kelengkapan resep. Penulisan alamat sudah terdapat dalam rekam medis sehingga

tidak perlu ditulis berulang-ulang, dan apabila diwajibkan akan menambah beban

tanggung jawab dokter untuk memeriksa kebenaran alamat. Hal ini dianggap tidak

praktis dan akan merepotkan. Responden menyatakan sebaiknya pihak apotek

yang menanyakan alamat (kelengkapan data apotek) kepada pasien, dokter cukup

menuliskan nama dan umur, sedangkan penulisan alamat oleh dokter hanya

dilakukan untuk obat-obat keras dan narkotika saja. Opini responden tersebut

tidak sesuai dengan KepMenKes R.I. No.1027/MenKes/SK/IX/2004 Tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Bab III, dimana dinyatakan bahwa

aspek alamat pasien menjadi salah satu persyaratan administratif yang harus

dipenuhi dalam resep. Hal ini menunjukkan bahwa aspek alamat pasien tidak

dikhususkan hanya untuk resep obat-obat keras atau narkotika saja.

sepsi dokter mengenai penulisan nama dan alamat pasien dalam resep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

66

g. Persepsi dokter mengenai penulisan tanda tangan dokter dalam resep

(resep harus mencantumkan tanda tangan dokter)

Mayoritas responden (78%) setuju bahwa resep harus mencantumkan

pabila bukan

tanda t

ketidaklengkapan resep

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan penulisan resep

yang diungkapkan oleh responden antara lain: 1) terburu-burunya dokter dalam

menulis resep dikarenakan waktu yang terbatas sementara pasien banyak (rata-rata

pasien: 5-25 pasien per tempat praktek) dan cenderung tidak sabar; 2) kesibukan

dokter atau banyaknya beban pekerjaan (40,85% dokter memiliki dua tempat

praktek) yang tidak diimbangi dengan kemampuan menentukan skala prioritas; 3)

tanda tangan dokter, meskipun sebagian responden lebih setuju a

angan yang harus ada, melainkan paraf. Salah satu responden

mengungkapkan bahwa komponen tanda tangan dokter penulis resep hanya

diutamakan untuk obat-obat tertentu (narkotika) atau obat-obat dengan dosis

khusus. Dalam KepMenKes No.1027/MenKes/SK/IX/2004 dinyatakan bahwa

salah satu aspek kelengkapan resep yang harus dipenuhi saat apoteker melakukan

skrining resep adalah tanda tangan/paraf dokter. Hal ini memperlihatkan bahwa

tanda tangan dokter harus dipenuhi untuk semua resep, sehingga menyatakan

bahwa resep tersebut otentik. Adanya pemahaman yang bertolak belakang

mengenai aturan kelengkapan suatu resep antara responden dengan apoteker,

membutuhkan suatu joint guidelines antara prescribers dan pharmacist yang

membahas mengenai aturan baku format resep dokter, aturan penulisan resep serta

komunikasi antar profesi.

h. Persepsi dokter mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

67

human error yang berupa kelalaian melakukan pengecekan ulang karena kurang

disiplin, malas, lupa, dan ceroboh, padahal dalam Undang-Undang Nomor 23

Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Pasal 54, ayat 1, dikemukakan bahwa terhadap

tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan

profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin; 4) ketidaktahuan atau

ketidakhafalan dokter (kurang info terbaru) terkait adanya obat baru, perubahan

kemasan dari pabrik obat, nama obat, dosis, kekuatan obat, cara pemberian obat,

sediaan obat, bahasa latin, dan aturan pakai obat. Menurut Undang-Undang

Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, Pasal 51, huruf f, bahwa

salah satu kewajiban dokter atau dokter gigi adalah menambah ilmu pengetahuan

dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi. Dimana

dalam hal ini juga meliputi perkembangan obat-obat baru yang terkait profesi; 5)

kondisi fisik dokter yang lelah atau ngantuk setelah jaga malam; 6) kepercayaan

kepada apoteker atau penerima resep lainnya yang dirasa sudah paham dan sudah

terbiasa dengan rutinitas yang ada; 7) ada aspek kelengkapan resep yang dianggap

tidak penting; 8) kebiasaan dokter yang menulis cepat; 9) obat sangat familiar, dan

n obat hanya 1 ukuran); 10) pasien kurang jelas

dalam m

ada dosis tunggal (kandunga

emberikan keterangan sehingga data pasien tidak lengkap; 11) konsultasi

yang terlalu panjang oleh pasien atau keluarga pasien dengan banyaknya

pertanyaan saat dokter sedang menulis resep, sehingga dokter tidak menyadari

bahwa ada bagian yang tidak tertulis; 12) minimnya faktor pengetahuan dokter

tentang peresepan (tentang farmasi) yang juga mempengaruhi ketidaktahuan

dokter mengenai apa saja yang termasuk dalam aspek kelengkapan resep. Melihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

68

realita tersebut, para apoteker yang menjadi dosen pengampu mata kuliah Ilmu

Farmasi Kedokteran pada fakultas Kedokteran maupun Kedokteran Gigi,

diharapkan dapat menyesuaikan materi yang diberikan (khususnya terkait farmasi

dan resep) dengan peraturan perUndang-Undangan yang berlaku di Indonesia.

Menurut Azwar (1988), lembaga pendidikan sebagai sistem mempunyai pengaruh

dalam pembentukan sikap karena turut meletakkan dasar pengertian dan konsep

moral dalam individu; 13) kondisi ruang yang tidak kondusif dan tidak

tersedianya fasilitas yang memadai, misalnya timbangan.

2. Persepsi dokter mengenai kemudahan pembacaan tulisan dalam resep

(legibility)

Menanggapi adanya resep yang tidak jelas dan tidak terbaca, responden

berpendapat bahwa kebiasaan dokter yang menulis jelek sebenarnya tidak punya

maksud tertentu supaya sulit dibaca, karena menurut responden tidak hanya pihak

farmasi saja yang akan mengalami kesulitan jika hal tersebut terjadi, dokter

penulis resep juga merasakan kesulitan yang sama dan akan ada waktu yang harus

terbuang hanya untuk konfirmasi resep, padahal waktu yang dimiliki dokter sudah

terbatas dengan tingkat kesibukannya yang tinggi. Responden dokter dalam

penelitian ini sebagian besar (41%) memiliki 2 tempat praktek dengan rata-rata

pasien perharinya 5 hingga 25 orang per tempat praktek (69%). Dampak lain yang

merugikan adalah hubungan profesional antara dokter dan pasien juga akan

terganggu, karena dokter akan dianggap menghambat pelayanan kesehatan bagi

pasien dan hal ini sekaligus akan menyebabkan berkurangnya kepercayaan pasien

pada dokter, padahal hubungan profesional pasien dan dokter adalah proses utama

dalam praktik kedokteran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

69

Tabel VIII. Persepsi dokter mengenai kemudahan pembacaan tulisan dalam

Pernyataan (SS+S) N (TS+STS) Kecenderunganresep (legibility)

(%) (%) (%) No

1 ditulis dengan jelas Tulisan dalam resep harus 93 7 0 Setuju

2 ditulis tidak jelas Tulisan dalam resep harus 0 7 93 Tidak Setuju

3 Tulisan dalam resep harus dapat dibaca dengan jelas

95

4

1

Setuju

4 Tulisan tidak jelas harus dipertahankan karena menjadi ciri khas dokter

1

4

95

Tidak Setuju

5

menghubungi dokter

Setuju Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca jelas maka apoteker harus

100

0

0

6 Jika tulisan dalam resep tidak dapat d

ibaca dengan

jelas maka apoteker harus memdokter

11

9

80

Tidak Setuju

inta pasien kembali ke

Gambar 27. Persepsi dokter mengenai kemudahan pembacaan tulisan dalam resep (legibility)

100

9593 93

80

60

80

100

120

1 2 3 4 5 6(P)

95

0

20

40

%SS+S

N

TS+STS

Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju P = Pernyataan seperti pada Tabel VIII

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

70

a. Persepsi dokter mengenai kejelasan tulisan dalam resep (tulisan dalam jelas) resep harus ditulis dengan

Hampir semua responde ) m ki per bahwa tulisan dokter

dal lis jelas agar dak terja i kesalahan dalam pelayanan resep

di apotek. Kejelasan tulisan dalam resep menghindarkan dari kejadian salah

persepsi antara penulis resep dan staf fa asi yang melayani resep dalam

“m le R. Colien (dalam Cohen, 1991)

me lan kom asi da salah inte tasi antara iber

dan kan salah satu faktor penyebab timbulnya kesalahan

me yang d at berak at fatal bagi pasien. Salah seorang

res tulisa tidak perlu bagus, yang penting adalah pola

pikir dan penanganan pasien dapat berjalan dengan baik.

b. Persepsi dokter mengenai ketidakjelasan tulisan dalam resep untuk menjamin kerahasiaan informasi (tulisan dalam resep harus ditulis tidak jelas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (93%)

cenderung tidak setuju menanggapi pernyataan bahwa tulisan dokter dalam resep

harus ditulis tidak jelas agar tidak sembarang orang dapat membacanya.

Ketidaksetujuan responden didasarkan pada anggapan bahwa tidak ada

alasan bagi dokter untuk menulis j s kar a tidak ada aturan ataupun

ketentuan yang menyatakan bahwa ketidakjelasan tulisan dimaksudkan sekedar

untuk

bahasa latin dan singkatan yang digunakan juga merupakan aturan baku yang

han en

an pihak lain yang tidak berkepentingan tidak akan mengerti.

n (93% emili sepsi

am resep harus ditu ti d

rm

engartikan sebuah resep”. Michel

nyatakan bahwa kegaga

dispenser merupa

unik n rpre prescr

dikasi (medication error)

ponden menyatakan bahwa

ap ib

n

)

tidak ela en

jaga rahasia. Menurut responden, bahasa dalam resep sudah menggunakan

ya dimengerti oleh dokter dan staf farmasi, sehingga secara otomatis pasi

d

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

71

Di sisi lain, dua orang responden menyatakan bahwa ketidakjelasan

tulisan memang dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan informasi dalam resep,

sehingga yang dapat membaca resep hanya apoteker atau staf farmasi lainnya.

Menurut responden, resep adalah bagian dari sistem informasi yang legal sehingga

yang paling penting dapat dipahami oleh penulis dan pembaca resep (farmasi),

dan pasien tidak perlu bisa membaca resep.

c. Persepsi dokter mengenai kemudahan pembacaan tulisan dalam resep

an oleh Hughes (2003)

ihat indah, sebaiknya para dokter

berkonse

emberian

obat yan

khas dokter (tulisan tidak jelas harus dipertahankan karena menjadi ciri

njadikan ciri khas

(tulisan dalam resep harus dapat dibaca dengan jelas)

Sebagian besar responden (95%) beranggapan bahwa hal kemudahan

pembacaan tulisan dalam resep mengambil peran yang paling penting. Sekalipun

resep ditulis tidak jelas, tidak akan menimbulkan masalah yang berarti apabila

resep tetap bisa dibaca. Hal yang sama juga diungkapk

yang menyatakan bahwa daripada para dokter menghabiskan waktu dan usaha

untuk membentuk suatu tulisan yang terl

ntrasi lebih untuk membuat tulisan itu dapat terbaca. Namun memang

akan lebih baik apabila tulisan ditulis dengan jelas karena dapat mencegah

terjadinya kekeliruan dalam pembacaan resep, penyiapan ataupun saat p

g dikhawatirkan tidak sesuai dengan yang diinginkan dokter, akibatnya

maksud terapi dapat tidak tercapai.

d. Persepsi dokter mengenai ketidakjelasan tulisan dalam resep sebagai ciri

khas dokter)

Responden (95%) dengan tegas menolak pembenaran atas opini yang

menyatakan bahwa tulisan tidak jelas merupakan suatu ciri khas dokter. Seorang

responden menyatakan bahwa tidak ada alasan apapun untuk me

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

72

dokter s

tidak pernah ada pelajaran yang

enulis resep secara benar, jelas, dan terbuka pada pasien. Responden (3%)

mengungkapkan bahwa masing-masing dokter memiliki tulisan yang khas, dan

apoteker ataupun asisten apoteker biasanya sudah kenal dengan kekhasan tersebut,

sehingga tidak pernah ada masalah.

e. Persepsi dokter mengenai tanggung jawab apoteker untuk melakukan

dalam resep (Jika Tulisan dalam Resep Tidak Dapat Dibaca Jelas maka

t resep obat diterima, hingga ketidakterbacaan

Kesehatan Nomor 26 Tahun 1981, Bab III,

Pasal 12

ebagai penyebab penulisan resep tidak jelas. Tulisan dokter yang jelek

sama sekali bukan suatu ciri khas karena tidak semua dokter tulisannya jelek, sifat

tulisan baik atau tidak baik dapat dimiliki dokter selayaknya orang-orang yang

berprofesi lain, hanya saja tulisan dokter yang tidak baik lebih beresiko merugikan

orang lain daripada tulisan tangan seseorang yang bukan dokter.

Dalam pendidikan Kedokteran

memberikan trik menulis resep yang buruk, yang ada hanyalah bagaimana dokter

m

konfirmasi kepada dokter penulis resep terkait ketidakterbacaan tulisan

apoteker Harus Menghubungi Dokter)

Seluruh responden setuju apabila konfirmasi kepada dokter penulis resep

terkait ketidakterbacaan tulisan dalam resep dilakukan oleh apoteker. Hal ini

menunjukkan bahwa responden menghargai peran dan tanggung jawab apoteker

dalam pengelolaan resep. Responden memiliki persepsi bahwa setiap pertanyaan

dari apoteker yang muncul pada saa

resep saat akan diinterpretasikan, harus ditujukan kepada dokter penulis resep. Hal

ini sesuai dengan Peraturan Menteri

, ayat 4 yang menyatakan bahwa apabila resep tidak dapat dibaca dengan

jelas atau tidak lengkap, apoteker wajib menanyakan kepada penulis resep.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

73

Responden berpendapat adanya resep yang tidak jelas dan tidak terbaca

dikarenakan dokter penulis resep tersebut kurang bertanggung jawab dan belum

memahami patient safety, oleh karena itu baik apoteker, asisten apoteker maupun

staf farmasi lainnya harus aktif melakukan konfirmasi ke dokter penulis resep

untuk mengkomunikasikan resep. Scott (2000) menyatakan apabila seorang

apoteker

at 1, bahwa “Apoteker wajib melayani resep

Persepsi dokter mengenai tanggung jawab apoteker untuk meminta pasiketidakterbacaan tulisan dalam resep (jika tulisan dalam resep tidak

ke dokter)

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 80,28% responden tidak setuju

apabila konfirmasi resep dilakukan oleh pasien. Ketidaksetujuan responden

dikarenakan adanya anggapan bahwa akan sangat memberatkan apabila pasien

sendiri yang harus kembali ke dokter, mengingat pasien dalam kondisi sakit.

Responden berpendapat hal ini justru akan memperlama (menunda) pasien untuk

minum obat, akibatnya kesembuhan pasien akan lebih lama.

menghubungi dokter sebagai bentuk pelayanan pada pasien untuk

memverifikasi arti dari resep yang tidak jelas, pada saat yang sama pula akan

mendukung reputasi profesional seorang apoteker sebagai praktisi yang teliti dan

valuable member dalam sebuah tim kesehatan. Hal ini juga sesuai dengan

PerMenKes No.922/MenKes/Per/X/1993 Tentang ketentuan dan Tata Cara

Pemberian Izin Apotek, Pasal 15, ay

sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya yang dilandasi pada

kepentingan masyarakat” (Anonim, 1993).

f.en melakukan konfirmasi kepada dokter penulis resep terkait

dapat dibaca dengan jelas maka apoteker harus meminta pasien kembali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

74

g. Persketidakjelasan tulisan dalam resep

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakjelasan tulisan dalam resep

diungkapkan oleh sebagian besar responden (51%) dikarenakan tulisan memang

sudah terbentuk tidak jelas sejak awal (sulit dibaca) atau dengan kata lain jenis

tulisan seperti itu merupakan bakat sejak lahir tergantung kekhasan masing-

masing tulisan atau gaya penulisan dokter. Faktor lain yang mempengaruhi

ketidakjelasan tulisan dalam resep yaitu dokter yang terburu-buru karena terlalu

banyak pasien (rata-rata pasien = lima hingga 25 pasien perharinya) sementara

waktu terbatas untuk setiap pasien sehingga dokter kurang teliti menuliskan resep.

Kondisi fisik dokter yang lelah (rata-rata = dua tempat praktek) dan suasana hati

sewaktu menulis turut memberikan pengaruh pada bentuk tulisan dokter.

Beberapa responden (6%) juga mengungkapkan bahwa obat-obatan yang

ditulis dalam resep relatif rutin untuk setiap dokter, sehingga diperkirakan

ma. Diketahui bahwa sebanyak 35% apoteker dan 58% asisten apoteker yang

menjadi responden dalam penelitian ini telah bekerja di rumah sakit selama lebih

dari 10 tahun. Seorang responden juga menyatakan bahwa bagaimanapun

buruknya tulisan dokter, apoteker pasti sudah kenal dan terbiasa. Seorang

apoteker dan asisten apoteker yang telah lama bekerja dalam lingkup rumah sakit

dianggap sudah lebih berpengalaman dalam menangani kasus-kasus terkait

pekerjaan kefarmasian di rumah sakit. Pengalaman kerja yang bersifat rutinitas

seperti menerima resep, mengkaji kelengkapan resep, dan menginterpretasikan

epsi responden dokter mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

penerima resep sudah paham, apalagi jika apoteker dan asisten apoteker telah

memiliki pengalaman kerja di rumah sakit yang sama dalam waktu yang cukup

la

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

75

resep membuat apoteker mengenali ciri khas dokter dalam meresepkan obat, yang

meliputi: ciri khas tulisan, jenis obat yang biasa dipakai, ataupun arti dari setiap

perintah dalam bentuk singkatan atau kode tertentu sehingga pada akhirnya akan

mampu dibaca dan diinterpretasikan dengan baik oleh apoteker ataupun asisten

apoteker.

Faktor kebiasaan juga memberikan pengaruh besar terhadap tulisan

dokter, apakah kebiasaan tersebut adalah kebiasaan penulisan resep yang jelas dan

mudah dibaca ataukah kebiasan dokter untuk bekerja cepat dan menulis cepat

yang cenderung akan menghasilkan tulisan yang tidak jelas, apalagi jika harus

menulis kata-kata yang sama dan berulang-ulang. Responden berpendapat bahwa

apabila harus menulis suatu hal yang sama dan berulang-ulang, biasanya semakin

lama penulisan itu akan semakin buruk.

C. Persepsi Apoteker Mengenai Kelengkapan Resep dan Kemudahan

Pembacaan Resep (Legibility) yang Dilayaninya

1. Persepsi apoteker mengenai kelengkapan resep

Sebanyak 70% responden menyatakan bahwa semua aspek kelengkapan

resep penting untuk dimuat dalam resep, karena dianggap dapat menjamin

keberhasilan terapi yang mengacu pada patient oriented ataupun patient safety.

Responden menyadari bahwa semua aspek kelengkapan resep dapat

meningkatkan komunikasi antara dokter dengan apoteker atau asisten apoteker

untuk kemudahan interpretasi dan analisis resep, sehingga dapat meminimalisir

terjadinya medication error.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

76

Tabel IX. Persepsi apoteker mengenai kelengkapan resep

(%) (%) (%) No Pernyataan (SS+S) N (TS+STS) Kecenderungan

1 Resep harus 100 0 0 Setuju memuat identitas dokter

2 Resep tidak perlu mencantumkan tanggal penulisan 0 0 100 Tidak Setuju

3 Resep harus memuat identitas 95 0 5 Setuju pasien

4 umkan jumlah

Resep tidak perlu mencantobat 0 0 100 Tidak Setuju

5 Resep harus mencantumkan aturan pakai 100 0 0 Setuju

6 Resep tidak perlu mencantumkan kekuatan obat (Contoh: 10 mg, 20 mg, dll)

0

5

95

Tidak Setuju

7 Resep harus mencantumkan berat badan dan umur pasien

90

5

5

Setuju

8 Resep tidak perlu mencantumkan nama dan alamat pasien

0

0

100

Tidak Setuju

9 Resep harus mencantumkan tanda tangan dokter

100

0

0

Setuju

100

100 100

100

4

80

120

95 95

100 90

SS+S 60 % N

TS+STS

Gambar 28. Persepsi apoteker mengenai kelengkapan resep

(P)

0

20

0

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju P = Pernyataan seperti pada Tabel IX

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

77

a. Perse ep (resep at identita )

lihatka hwa uruh re nden telah ari

sepenuhnya arti penting penulisan identitas dokter dalam resep. Pencantuman

aspek identitas dokter dengan lengkap dan jelas sangat diperlukan untuk

m di a tek, te utama apabila ada hal-h

m kan konfi asi le ih lanjut kepada dokter enulis

r dokter penulis resep juga berperan untuk

m resep i lingku gan masyarakat.

b i pe isan tanggal dalam resep (resep tidak al pe lisan

kk hwa luruh re onden cende dak

setuju apabila dalam resep tidak dicantumkan tanggal penulisannya. Pencantuman

tanggal penulisan resep akan me in legalitas suatu resep. Menurut Rees

(2004), syarat suatu resep dikatakan sah adalah apabila diberi tanggal dan

ditandatangani oleh dokter penulis resep. Hal ini merupakan tanggung jawab dari

apoteker untuk mengecek apakah yang tercantum dalam resep adalah tanggal

yang benar dan tanda tangan asli dari dokter yang menulisnya.

c. Persepsi ap k r m genai penulisan identitas pasien dalam resep (resep haru e ien

Sebagian besar responden (95%) menyatakan bahwa komponen identitas

pasi

yang menjawab tidak setuju. Kemungkinan yang menyebabkan responden

menjawab tidak setuju adalah kekurangtelitian responden saat membaca item

psi apoteker mengenai penulisan identitas dokter dalam res harus memu s dokter

Gambar 28. memper n ba sel spo menyad

emperlancar pelayanan resep po r al yang

eragukan dan membutuh rm b p

esep. Keberadaan identitas

enghindarkan penyalahgunaan d n

. Persepsi apoteker mengenaperlu mencantumkan tangg

n lunu )

Hasil penelitian menunju an ba se sp rung ti

njam

ote e enncantumkan identitas pass m )

en sangat penting untuk dimuat dalam resep, namun terdapat satu responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

78

pernyataan yang tersusun berseling antara item yang bersifat favourabel dan

onfavourabel.

d. Persepsi apoteker mengenai penulisan jumlah obat dalam resep (resep

jelas. Menurut

emperlambat pelayanan di apotek, juga akan merugikan pasien karena

berpengaruh terhadap hasil terapi dan harga obat yang harus ditanggung oleh

pasien.

e. Persepsi apoteker mengenai penulisan aturan pakai obat dalam resep

dari aspek aturan

enyatakan kesetujuannya apabila aspek aturan pakai obat dicantumkan dalam

resep.

f. Persepsi apoteker mengenai penulisan kekuatan obat dalam resep (resep

tidak setuju apabila aspek kekuatan obat tidak dituliskan dalam resep. Namun satu

n

tidak perlu mencantumkan jumlah obat)

Berdasarkan penelitian, seluruh responden tidak setuju apabila resep

tidak mencantumkan jumlah obat. Hal ini dimungkinkan karena responden

menganggap apabila jumlah total obat tidak ditulis dalam resep akan

membingungkan staf farmasi yang melayani resep, karena berapa banyak obat

yang harus diberikan kepada pasien tidak diketahui dengan

Rahmawati dan Oetari (2002), tidak ditulisnya jumlah total obat tidak selain dapat

m

(resep harus mencantumkan aturan pakai)

Tidak tercantumnya aspek aturan pakai dalam resep akan merugikan

pasien, karena berkaitan dengan dosis dan hasil terapi yang ingin dicapai

(Rahmawati dan Oetari, 2002). Hal ini merupakan nilai penting

pakai obat yang mungkin juga menjadi alasan bagi seluruh responden untuk

m

tidak perlu mencantumkan kekuatan obat)

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar responden (95%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

79

orang responden menjawab netral. Alasan yang dikemukakan oleh responden

yang menjawab netral adalah bahwa dalam perkembangannya menuju suatu resep

kan dilengkapi oleh apoteker. Hal ini dikarenakan pihak apoteker dirasa lebih

memahami aspek-aspek ini, sedangkan dokter cukup menuliskan nama obatnya

saja.

Dalam penelitian ini juga terungkap bahwa ada kesepakatan tidak tertulis

dalam pelayanan resep di rumah sakit yang dianut oleh beberapa dokter maupun

apoteker dan asisten apoteker, dimana apabila penulis resep tidak mencantumkan

kekuatan obat dalam resep, staf farmasi terbiasa memahaminya sebagai

permintaan untuk mendispensingkan obat dengan kekuatan terkecil. Hal ini

berpotensi menimbulkan kesalahan, dimana pada kenyataannya kekuatan obat

yang dimaksud oleh dokter belum tentu yang terkecil. Klarifikasi dari staf farmasi

karena ketidaktahuan ataupun

ketidakh

sepsi apoteker mengenai penulisan berat badan dan umur pasien dalam resep (resep harus mencantumkan berat badan dan umur pasien)

agian besar responden (90%)

setuju ap

yang ideal, aspek kekuatan obat, aturan pakai obat, dan jumlah obat selanjutnya

a

kepada dokter penulis resep tetap dibutuhkan,

afalan dokter terhadap jumlah kekuatan obat yang ada dapat juga menjadi

alasan tidak ditulisnya kekuatan obat dalam resep. Dalam hal ini, berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1027/MenKes/SK/IX/2004,

“Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan

pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan “ (Anonim, 2004 a).

g. Per

Gambar 28. memperlihatkan bahwa seb

abila dalam resep tercantum berat badan dan umur pasien. Namun 25%

responden memiliki persepsi bahwa berat badan menjadi aspek yang tidak penting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

80

apabila pasien yang diperiksa adalah pasien dewasa, kecuali pada kasus-kasus

khusus. Responden beranggapan bahwa apabila diperlukan, kedua aspek tersebut

dapat ditanyakan pada pasien atau keluarganya yang membelikan resep obat,

sehingga tidak perlu tertulis dalam resep.

Memilih dan menetapkan dosis obat untuk bayi dan anak harus

memperhatikan banyak faktor, diantaranya adalah jenis obat dan toleransi tubuh,

karena r

resep (resep tidak perlu mencantumkan nama dan alamat pasien)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden cenderung tidak

setuju apabila resep tidak mencantumkan nama dan alamat pasien. Responden

memiliki persepsi bahwa nama dan alamat penting untuk dicantumkan dalam

resep, bahkan perlu dilengkapi dengan keterangan nomor telepon ataupun nomor

telepon seluler milik pasien atau keluarga pasien. Hal ini secara tidak langsung

dapat meningkatkan hubungan profesional antara pihak rumah sakit dan pasien.

Keterangan tambahan tersebut juga dapat membantu apabila sewaktu-waktu

diperlukan oleh pihak rumah sakit terkait dengan pelayanan kesehatan yang telah

espon tubuh bayi dan anak terhadap obat tertentu tidak dapat disamakan

dengan respon tubuh orang dewasa. Maka dari itu, responden beranggapan bahwa

untuk pasien bayi dan anak, berat badan menjadi komponen yang harus ada dalam

penulisan resep.

h. Persepsi apoteker mengenai penulisan nama dan alamat pasien dalam

dilakukan terhadap pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

81

i. Persepsi apoteker mengenai penulisan tanda tangan dokter dalam resep

(resep harus mencantumkan tanda tangan dokter)

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.

1027/MenKes/SK/IX/2004, Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek,

tanda tangan atau paraf dari dokter penulis resep merupakan salah satu

persyaratan administrasi yang harus dipenuhi suatu resep untuk dapat melewati

skrining yang dilakukan oleh apoteker (Anonim, 2004a).

Seluruh responden dalam penelitian ini setuju apabila aspek tanda tangan

dokter tercantum dalam resep, sebagai bukti bahwa resep tersebut asli dan sah

menurut hukum.

j. Persepsi apoteker mengenai tindakan yang akan dilakukan apabila

Responden mengungkapkan bahwa hal pertama yang akan dilakukan

apabila terjadi ketidaklengkapan resep adalah menghubungi dokter yang

berkompeten (dokter penulis resep) untuk klarifikasi, terutama jika

ketidaklengkapan resep terkait dengan nama obat, jumlah obat, kekuatan obat, dan

aturan pakai. Menurut responden, apabila ketidaklengkapan resep terkait dengan

nama, umur, alamat dan berat badan pasien, maka dapat langsung ditanyakan

kepada pasien ataupun keluarga pasien yang bersangkutan. Kroscek lebih lanjut

dapat melalui perawat yang bertugas di poliklinik asal resep diperoleh ataupun

dengan melihat rekam medis pasien.

Seorang responden mengungkapkan bahwa biasanya selalu dilakukan cek

ulang resep untuk menilai apakah resep yang diterima itu asli, jika ada bagian

yang tidak lengkap, perlu dilihat kembali apakah bagian tersebut sangat penting,

terjadi ketidaklengkapan resep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

82

jika tidak terlalu penting maka apoteker akan berusaha melengkapi resep tersebut.

Hal ini mendukung pernyataan yang diungkapkan oleh Rees (2004), dimana

dalam menjalankan suatu prosedur pengecekan resep, seorang apoteker sebaiknya

menggunakan kemampuan mereka sebagai decision-maker yang profesional untuk

menentukan apakah ketidaklengkapan resep membutuhkan konfirmasi ke dokter,

ataukah apoteker dapat menyelesaikan sendiri masalah tersebut. Pada penerapan

sistem peresepan National Health Service (NHS) di United Kingdom, apoteker

yang dianggap telah memiliki cukup informasi diberi kewenangan untuk membuat

suatu keputusan berdasarkan keprofesionalannya, yang memperbolehkan resep

obat dilayani apabila dokter penulis resep tidak dapat dihubungi. Untuk mencegah

di ruang lingkup rumah sakit, beberapa

responde

(legibility)

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dalam pelayanan resep selama

satu bulan terakhir, ditemukan sedikitnya 1 hingga 10 resep dari 100 resep yang

masuk ke apotek rumah sakit, tulisannya tidak jelas atau tidak terbaca. Dua

responden menyatakan bahwa resep yang tidak jelas atau tidak terbaca dapat

mencapai 25% atau bahkan 50% dari keseluruhan resep. Di sisi lain terdapat lima

responden yang mengungkapkan bahwa tidak ada resep yang tidak jelas ataupun

tidak terbaca, dikarenakan responden mengaku telah mengenal dan hapal terhadap

tulisan dokter. Hal ini mendukung pernyataan yang dikemukakan oleh Siregar

keterulangan ketidaklengkapan resep

n mengusulkan agar dibuat suatu format resep yang lebih lengkap dan

melakukan sosialisasi Standard Operating Procedures Farmasis di Farmasi

Rumah Sakit.

2. Persepsi apoteker mengenai kemudahan pembacaan tulisan dalam resep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

83

(2003) bahwa sebagai salah satu persyaratan pengolahan resep yang baik, seorang

apoteker harus mengembangkan kebiasaan untuk mengetahui kekhasan masing-

masing dokter dalam menulis resep.

Tabel X. Persepsi apoteker mengenai kemudahan pembacaan tulisan dalam

Pernyataan (SS+S) N (TS+STS) Kecenderungan resep (legibility)

No (%) (%) (%)

1 dengan jelas 100 0 0 Setuju Tulisan dalam resep harus ditulis

2 Tulisan dalam resep harus ditulis tidak jelas

0 0 100 Tidak Setuju

3 Tulisan dalam resep harus dapat dibaca dengan jelas

100 0 0 Setuju

4 Tulisan tidak jelas harus

khas dokter

dipertahankan karena menjadi ciri

5

0

95 Tidak Setuju

5 100 0 0

Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca jelas maka apoteker harus menghubungi dokter

Setuju

6 dibaca dengan jelas maka apoteker

dokter

Jika tulisan dalam resep tidak dapat

harus meminta pasien kembali ke

10

5

85

Tidak Setuju

Gambar 29. Persepsi apoteker mengenai kemudahan pembacaan tulisan dalam resep (legibility)

10

1000 100100

9585

20

40

60

120

(P)

%

80SS+SN

.

0

1 2 3 4 5 6

TS+STS

Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju P = Pernyataan seperti pada Tabel X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

84

Tabel X. dan gambar 29. menunjukkan bahwa seluruh responden setuju

apabila resep harus ditulis dan dibaca dengan jelas. Responden sangat memahami

bahwa tulisan dalam resep yang jelas dan terbaca, akan memudahkan petugas

da resep 20 jug a

apoteker sebaiknya jangan pernah m ncoba-coba menebak arti dari kata yang

tidak jelas ataupun singkatan yang tidak dikenal, karena akan beresiko

m rpreta ng ngarah pada medicat ror.

A las da terbac dapat m r

pe apot , mengingat bahwa rata-rata resep yang

di ih 30 lembar resep.

njuk bahw responden tidak setuju apabila

resep harus ditulis tidak jelas, apalagi jika tulisan tidak jelas itu harus

dipertahankan sebagai suatu ciri khas seorang dokter. Hal ini memperlihatkan

adanya persepsi yang baik dari responden yang menekankan bahwa kejelasan

tulisan dalam resep menjadi sesuatu yang mutlak untuk dipenuhi, walaupun masih

terdapat 5% responden yang menyatakan setuju akan ketidakjelasan tulisan

sebagai suatu ciri khas. Tidak diketahui dengan jelas alasan responden akan

jawaban setuju, karena saat pengisian kuesioner, responden tidak didampingi oleh

peneliti.

engkaji, m nafsirkan, dan menyelesaikan setiap

asalah atau ketidakpastian pada resep

a

apotek dalam menginterpretasikan resep, karena tidak perlu “memperkirakan”

sendiri apa yang tertulis pa . Scott ( 00) a menyatak n bahwa seorang

e

enyebabkan kesalahan inte si ya me ion er

pabila resep ditulis secara je n a, diharapkan emperlanca

layanan resep bagi pasien di ek

layani oleh apoteker perhari leb

Hasil penelitian menu

0

kan a

Apoteker wajib m e

m obat tersebut, sebelum resep masuk ke

lam sistem dispensing. Dari penelitian ini didapatkan bahwa seluruh respondend

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

85

menyata

at tingkat kesibukan kedua

belah pi

ikhawatirkan akan memicu terjadinya kesalahan interpretasi, karena bisa

saja bah

kan setuju apabila konfirmasi kepada dokter penulis resep terkait

ketidakterbacaan tulisan dalam resep dilakukan oleh apoteker, dan sebanyak 85%

responden tidak setuju apabila pasien sendiri yang harus kembali ke dokter. Hal

ini memperlihatkan bahwa sebagai apoteker, responden telah menyadari penuh

kewajibannya melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian

profesinya, yang dilandasi pada kepentingan masyarakat.

Seluruh responden mengungkapkan bahwa hal yang akan dilakukan

pertama kali apabila mendapati resep yang tidak jelas atau tidak terbaca adalah

menanyakan pada dokter penulis resep. Untuk Instalasi Farmasi di rumah sakit,

konfirmasi dapat dilakukan dengan relatif lebih mudah, namun apabila dokter

yang bersangkutan susah untuk dihubungi dan menging

hak, yaitu dokter dan apoteker, maka responden akan berusaha mencari

informasi dari rekam medis pasien ataupun menanyakan langsung pada pasien

terkait identitas pasien dan dari poliklinik mana pasien melakukan pengobatan.

Alternatif lain yang dilakukan yaitu menanyakan pada sesama apoteker, asisten

apoteker ataupun perawat yang sedang bertugas.

Adanya kode-kode khusus ataupun singkatan yang tidak resmi, yang

berlaku di rumah sakit akan mempengaruhi proses pembacaan resep. Apabila

tidak dilakukan diskusi sebelumnya antara dokter penulis resep dengan staf

farmasi, d

asa yang dipergunakan tidak jelas yang mempunyai arti lebih dari satu,

atau simbol yang dipergunakan antara dokter penulis resep dengan staf farmasi

tidak sama. Menurut Siregar (2003), singkatan yang digunakan dalam resep obat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

86

sebaiknya adalah singkatan resmi yang dibuat, diadopsi bersama oleh staf medik,

perawat, staf Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan staf rekam medik melalui Panitia

Farmasi Terapi.

Sebanyak 18% responden mengungkapkan bahwa tidak ada kode-kode

khusus yang berlaku di rumah sakit, kecuali kode atau singkatan yang telah lazim

digunakan dan telah menjadi aturan baku yang disepakati bersama. Biasanya kode

yang ad

uatan obat, biasanya staf farmasi

member

a hanya untuk racikan standar rumah sakit yang berisi formula khusus

dalam jumlah produksi terbatas, yang hanya diketahui oleh dokter penulis resep

dengan apotek rumah sakit yang bersangkutan, misalnya AP Caps, CE caps, DE

caps, PM cap, Inden CS, dan Mot CS caps. Hal ini sesuai dengan kebijakan dan

prosedur yang berlaku di rumah sakit berdasarkan KepMenKes

No.1197/MenKes/SK/X/2004 Tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah

Sakit, Bab VI, bagian Produksi, dimana sediaan farmasi dengan formula khusus

dan sediaan farmasi yang tidak tersedia di pasaran menjadi kriteria obat yang

diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Apabila dalam resep tidak dituliskan kek

ikan obat dengan kekuatan terkecil dari obat. Hal ini merupakan

kesepakatan yang tidak tertulis yang telah lama berlaku dalam peresepan obat.

Adanya penulisan 2x (dua kali) dalam resep diartikan sama dengan iter 1x (satu

kali), dan penulisan aturan pakai obat seperti S1-0-0 dimaksudkan bahwa

penggunaan obat pada pagi hari 1 tablet, siang hari 0 tablet, dan malam hari 0

tablet (pemakaian satu hari satu kali). Kode-kode lain yang diungkapkan oleh

responden apoteker seperti: Pct untuk parasetamol, NG untuk Neuralgin®,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

87

As.Mef untuk asam mefenamat, SF untuk sulfas ferosus, dan Pza untuk

pirazinamida.

Adanya kode atau singkatan yang menjadi suatu bentuk variasi penulisan

resep a

sebut

dinamak

kan membantu mempermudah dan memperlancar pelayanan resep,

terutama apabila telah didiskusikan dan disepakati sebelumnya. Namun, dapat

pula menghambat pelayanan resep apabila pasien menebus obat di apotek lain

yang tidak mengetahui arti kode dalam resep tersebut, sehingga resep terpaksa

tidak dapat dilayani. Hal tersebut tidak sesuai dengan Undang-Undang

Perlindungan Konsumen, dimana pasien memiliki hak untuk menentukan tempat

transaksi jual beli.

D. Persepsi Asisten Apoteker Mengenai Kelengkapan Resep dan Kemudahan Pembacaan Resep (Legibility) yang Dilayaninya

1. Persepsi asisten apoteker mengenai kelengkapan resep

Sebanyak 89% responden menyatakan semua aspek kelengkapan resep

penting untuk dimuat, karena semuanya termasuk dalam bagaimana resep ter

an lengkap (keabsahan resep).

Menurut responden, kelengkapan resep sangat mempengaruhi pelayanan

dan penyelesaian resep (dengan aman, cepat dan tepat), serta akan mempengaruhi

kesembuhan pasien. Kelengkapan resep akan mempermudah pengambilan

keputusan atas tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien, menentukan

obat yang dimaksud oleh dokter, menentukan ketepatan dosis obat, hingga

membantu dalam pemberian informasi kepada pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

88

Tabel XI. Persepsi asisten apoteker mengenai kelengkapan resep No Pernyataan (SS+S)

(%) N

(%) (TS+STS)

(%) Kecenderungan

1 Resep harus memuat identitas dokte

r 98 2 0 Setuju

2 Resep tidak perlu

penulisan

mencantumkan tanggal 0 2 98 Tidak Setuju

3pasien

Resep harus memuat identitas 98 0 2 Setuju

4 Resep tidak perlu mencantumkan jumlah obat

0

2

98

Tidak Setuju

5Setuju

Resep harus mencantumkan aturan pakai

98

0

2

6Tidak Setuju

Resep tidak perlu mencantumkan kekuatan obat (Contoh: 10 mg, 20 mg, dll)

4

11

85

7 mur pasien 82 16 2 Setuju

Resep harus mencantumkan berat badan dan u

8 Resep tidak perlu mencantumkan nama dan

a

2

0

98

Tidak Setuju

al mat pasien 9

Resep harus mencantumkan tanda tangan dokter

85

13

2

Setuju

100

120

1 2 3 4 5 6 7 8 9

85

98

8582

98 9898

60

80

%

0

20

40

(P)

SS+SN TS+STS

Gambar 30. Persepsi asisten apoteker mengenai kelengkapan resep

Keterangan : ju STS = Sangat Tidak Setuju SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setu

P = Pernyataan seperti pada Tabel XI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

89

a. Pe alam resep (resep harus memuat identitas dokter)

en cen rung s uju terha ap penulisan id ntitas

ok . Di sisi lain, 2 responden menjawab netral. Hal ini

dim karena responden menganggap re ep telah mencantumkan identitas

rum it secara lengkap pada blanko resep sehingga identitas dokter tidak

perl ya pers si dem ian me bulkan

mengingat bahwa setiap rumah sakit mang mempunyai format blanko resep

yan dapat dipastikan bahwa seluruh format blanko

ese identitas dokter di dalamnya.

. apoteker mengen i penul an tangg l dalam resep resep kan tangg penul n)

njukkan ahwa

setuju apabila resep tidak memuat tanggal. Terdapat 2% responden yang

menjawab netral. Kemungkinan yang mendasari responden menjawab netral yaitu

adanya anggapan bahwa apabila tanggal tid masi

masih dapat menanyakannya secara langsung kepada pasien me kapan

tepatnya pasien melakukan pemeriksaan kepada dokter penulis resep

c. Persepsi asisten apoteker mengenai penulisan identitas pasien dalam resep (resep harus mencantumk dentitas sien)

S gi be re ond (98 ) m takan bahwa komponen identitas

pasien sangat penting untuk dimuat resep, namun terdapat satu responden

yang tidak setuju. Tidak diketahui dengan jelas alasan responden

menj i mem erlihatkan bahwa konsep mengenai

rsepsi asisten apoteker mengenai penulisan identitas dokter d

Sebanyak 98% respond de et d e

d ter dalam resep

ungkinkan

%

s

ah sak

u dicantumkan lagi. Adan ep ik nim keprihatinan,

me

g mungkin berbeda, namun

r p tersebut mencakup aspek

b Persepsi asisten tidak perlu mencantum

a is a (al isa

Hasil penelitian menu b 98% responden cenderung tidak

ak tertulis dalam resep, staf far

ngenai

.

an i pa

eba an sar sp en % enya

dalam

menjawab

awab tidak setuju, namun hal in p

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

90

pelayanan kesehatan yang berorientasi pasien belum sepenuhnya dipahami oleh

responden.

d. Persepsi asisten apoteker mengenai penulisan jumlah obat dalam resep

tensi menyebabkan

. Persepsi asisten apoteker mengenai penulisan aturan pakai obat dalam rese

tepat, mengingat bahwa ada obat yang memiliki dua atau lebih kekuatan obat. Di

(resep tidak perlu mencantumkan jumlah obat)

Sebanyak 98% responden cenderung tidak setuju apabila aspek jumlah

obat tidak dicantumkan dalam resep. Hal tersebut dianggap berpotensi

menimbulkan penyalahgunaan obat oleh pasien, karena dikhawatirkan pasien

dapat menulis sendiri jumlah obat sesuai keinginannya. Sebagai bagian dari

tenaga kefarmasian, responden tampak menyadari tugasnya untuk

mengidentifikasi dan mencegah terjadinya hal-hal yang berpo

medication error dengan lebih dini.

ep (resep harus mencantumkan aturan pakai)

Sebagian besar responden (98%) memiliki persepsi bahwa aturan pakai

obat penting untuk dituliskan dalam resep, bahkan harus dengan lengkap dan

jelas. Hal ini dimaksudkan agar tidak memicu terjadinya administration error

yang akan membahayakan keselamatan pasien, karena nantinya aspek aturan

pakai juga tertulis pada etiket wadah obat yang diterima pasien.

f. Persepsi asisten apoteker mengenai penulisan kekuatan obat dalam resep (resep tidak perlu mencantumkan kekuatan obat)

Sebanyak 85% responden cenderung tidak setuju apabila aspek kekuatan

obat tidak dituliskan dalam resep. Kekuatan obat berkaitan erat dengan dosis obat

yang berpengaruh terhadap optimasi terapi. Aspek kekuatan obat penting untuk

dicantumkan dalam resep agar staf farmasi dapat melakukan dispensing secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

91

sisi lain, lima responden menjawab netral dan dua orang lainnya menjawab sangat

setuju. Alasan yang dikemukakan oleh responden yang menjawab netral adalah

isalnya vitamin dan campuran.

g. Persepsi asisten apoteker mengenai penulisan berat badan dan umur

pasien)

Sebagian besar responden (82%) menyatakan setuju apabila komponen

berat badan dan umur harus dimuat dalam resep, namun ketika diberikan

pertanyaan lebih lanjut mengenai aspek kelengkapan resep yang tidak penting,

dua orang responden menyatakan bahwa komponen berat badan terkadang dapat

tidak dicantumkan karena seringkali aturan pakai dilihat dari umur pasien baru

ien. Adanya anggapan ini

memung

garuhi penentuan

ediaan. Pencantuman umur atau berat dalam resep diperlukan agar staf farmasi

dapat mengecek apakah dosis penderita sudah tepat (Joenoes, 2001).

h. Persepsi asisten apoteker mengenai penulisan nama dan alamat pasien

bahwa tidak semua jenis obat mempunyai kekuatan obat yang baku, seperti

m

pasien dalam resep (resep harus mencantumkan berat badan dan umur

kemudian perhitungan dikonversikan ke berat badan pas

kinkan pula 16% responden untuk menjawab netral.

Pada kenyataannya perhitungan dosis menggunakan umur pasien sudah

jarang dilakukan, karena perhitungan dengan cara ini dianggap masih terlalu kasar

dan diragukan ketepatannya, mengingat berat badan pasien dapat berlainan

meskipun umurnya sama. Berat badan dan umur pasien mempen

dosis obat yang akan diberikan kepada pasien serta membantu penyesuaian bentuk

s

dalam resep (resep tidak perlu mencantumkan nama dan alamat pasien)

Sebanyak 98% responden tidak setuju apabila resep tidak mencantumkan

nama dan alamat pasien, di sisi lain 2% responden setuju. Persepsi ini tentu saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

92

menimbulkan keprihatinan karena memperlihatkan bahwa responden belum

memahami konsep pelayanan kesehatan yang mengarah pada keselamatan pasien.

Aspek nama dan alamat pasien merupakan bagian yang sederhana dan

sering terabaikan, padahal keberadaannya sangat penting dalam resep, terutama

an memberikan informasi mengenai jenis kelamin pasien,

jika aspe

resep (resep harus mencantumkan tanda tangan dokter)

Sebanyak 85% responden cenderung setuju apabila aspek tanda tangan

dokter tercantum dalam resep, namun 13,33% responden menjawab netral. Hal ini

dimungkinkan karena responden beranggapan bahwa yang dicantumkan dalam

resep tidak perlu tanda tangan dokter, melainkan paraf dari dokter penulis resep.

Menurut Joenoes (2001), tanda tangan atau paraf dari dokter penulis resep akan

menjadikan suatu resep itu otentik.

j. Persepsi asisten apoteker mengenai tindakan yang akan dilakukan

s responden

dak terjadi kesalahan diagnosis, yang berakibat kesalahan terapi yang lebih fatal.

Komunikasi dengan dokter terkait dengan nama obat, jumlah obat, kekuatan obat,

untuk menghindari kesalahan penyerahan obat oleh pihak apotek. Nama pasien

secara tidak langsung ak

k jenis kelamin pasien tidak tercantum dalam format blanko resep. Data

mengenai jenis kelamin pasien mungkin akan penting untuk penentuan ketepatan

obat bagi pasien. Sedangkan keberadaan alamat pasien akan membantu proses

identifikasi pasien apabila terdapat dua orang pasien dengan nama yang sama.

i. Persepsi asisten apoteker mengenai penulisan tanda tangan dokter dalam

apabila terjadi ketidaklengkapan resep

Menanggapi adanya resep yang tidak lengkap, mayorita

menyatakan bahwa akan langsung menghubungi dokter yang menulis resep agar

ti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

93

dan aturan pakai dapat dilakukan secara langsung maupun via telepon dan sms.

Terkait aspek identitas pasien, responden akan menanyakan langsung pada pasien

yang be

rut

enganggap pada resep terdapat kekeliruan yang berbahaya dan tidak dapat

menghubungi dokter penulis resep, penyerahan obat dapat ditunda “ (Anonim,

1981 a).

2. Persepsi asisten apoteker mengenai kemudahan pembacaan tulisan

g dilayani selama satu bulan terakhir, tertulis

ervariatif. Responden menyatakan sedikitnya satu hingga 30 resep dari

keseluruhan resep yang masuk tidak jelas atau tidak terbaca, bahkan yang menarik

ada satu responden yang mengungkapkan bahwa resep yang tidak jelas atau tidak

terbaca jika dipersentasekan berjumlah 75%.

rsangkutan. Responden pun mengaku tidak segan untuk bertanya pada

perawat, rekan sesama asisten apoteker, ataupun pada apoteker untuk dapat

melengkapi resep. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam PerMenKes R.I

No.922/MenKes/Per/X/1993, Pasal 22, ayat 2, bahwa “Asisten Apoteker

melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek di bawah pengawasan Apoteker”

(Anonim, 1993). Apabila tidak menemui titik terang, maka dengan sangat

terpaksa resep akan ditolak untuk dilayani, karena menurut responden akan sangat

fatal sekali apabila hanya mengandalkan persepsi dari satu pihak saja. Menu

PerMenKes R.I No. 26 Tahun 1981, Bab III, Pasal 12, ayat 3, “Apabila Apoteker

m

dalam resep (legibility)

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden (40%)

menyatakan bahwa semua resep yan

jelas dan terbaca dengan baik. Responden yang lain memberikan jawaban yang

b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

94

Tabel XII. Persepsi asisten apoteker mengenai kemudahan pembacaan

Pernyataan (SS+S) N (TS+STS) Kecenderungantulisan dalam resep (legibility)

No (%) (%) (%)

1 ditulis dengan jelas 96 4 0 Setuju Tulisan dalam resep harus

2 ditulis tidak jelas Tulisan dalam resep harus 0 4 96 Tidak Setuju

3 dapat dibaca dengan jelas 96 4 0 Setuju Tulisan dalam resep harus

4 dipertahankan karena menjadi 9 16 75 Tidak Setuju Tulisan tidak jelas harus

ciri khas dokter

5 Jika tulisan dalam resep tidak

Setuju dapat dibaca jelas maka Apoteker harus menghubungi dokter

94

4

2

6

meminta pasien kembali ke

Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca dengan jelas maka Apoteker harus

dokter

13

16

71

Tidak Setuju

(legibility)

Gambar 31. Persepsi asisten apoteker mengenai kemudahan pembacaan tulisan dalam resep

96 96 94

20

0

1 2 3 4 5 6(P)

75

71

0

4

80

100

120

60 % SS+S N TS+STS

Keterangan : SP

S = Sangat Setuju S=Setuju N =Netral TS =Tidak Setuju STS =Sangat Tidak Setuju = Pernyataan seperti pada Tabel XII

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

95

Kejelasan dan keterbacaan resep menjadi bagian penting dalam usaha

mencega error. Tabel XII. dan gambar r

9 abila rese

dengan jelas (96%). Menanggapi adanya k dakjelasa ulisan

h n (96%) enderung tidak setuju apabila resep harus

d un terdapa responden me

r awab setuju apabila ketidakjelasan tulisan dalam resep harus

dipertahankan karena m rupakan ciri khas seorang dokter. Hal ini

m kuran nya kesadaran dari responden sebagai bagian

dari tenaga kesehatan, mengenai bagaimana seharusnya resep itu ditulis, yang

salah satunya adalah penulisan resep dengan jelas. Apabila persepsi tersebut terus

dipertahankan, dikhawatirkan akan berpotensi menimbulkan medication error,

terutama jika persepsi tersebut menyebabkan responden meloloskan/melayani

resep yang tidak memenuhi peraturan. Ma bangkan bagi

pih r h sakit, untuk mengadakan sosialisasi penulisan resep secara benar.

sil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden

(94%) i apabila konfirmasi terkait ketidakterbacaan resep, dilakukan

oleh ap ker. Hal ini memperlihatkan bahwa adanya pemahaman yang baik akan

garis kewenangan dan tanggung jawab antar personel dalam Instalasi Farmasi

kit. PerMenKes No. 922/MenKes/PER/X/1993 Pasal 22, ayat 2, juga

kukan p kerjaan kefarmasian di apotek, asisten

ap

dilakukan oleh/atau di bawah pengawasan apoteker. Sebanyak 71% responden

h medication 31. mempe lihatkan bahwa

6% responden setuju ap p harus ditulis dengan jelas dan dapat dibaca

eti n t dalam resep,

ampir seluruh responde c

itulis tidak jelas, nam

esponden menj

t 16% njawab netral dan 9%

e

emperlihatkan bahwa masih g

ka dari itu perlu dipertim

ak uma

Ha

menyetuju

ote

Rumah Sa

menyatakan bahwa dalam mela e

oteker berada di bawah pengawasan apoteker, sehingga selayaknya konfirmasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

96

tidak me

an

ada kod

nyetujui apabila pada prakteknya apoteker harus meminta pasien kembali

ke dokter, terkait resep yang tidak terbaca jelas.

Sebagian besar responden (93%) mengungkapkan bahwa tindakan yang

akan dilakukan apabila menerima resep yang tidak jelas dan tidak terbaca adalah

menghadap kepada dokter penulis resep untuk meminta penjelasan. Seorang

responden menyatakan akan melakukan konfirmasi ketidakjelasan atau

ketidakterbacaan resep melalui pasien. Upaya lain yang dilakukan responden

adalah mengadakan diskusi dengan rekan kerja, misalnya rekan sesama asisten

apoteker, asisten apoteker senior maupun kepada apoteker. Seorang responden

lainnya menyatakan secara rinci tindakan yang akan dilakukan sebagai berikut:

membaca, mencermati resep, melihat, mencocokkan dengan status rekam medis,

melengkapi dan menghubungi dokter yang menulis resep, memberi harga dan

menyelesaikan resep tersebut.

Sebanyak 73% responden mengungkapkan bahwa tidak ada kode-kode

khusus yang berlaku di rumah sakit, namun beberapa responden mengungkapk

e-kode yang digunakan sebagai variasi penulisan resep, yang tidak

didiskusikan sebelumnya. Kode yang ada seperti: NB untuk Neorobion®, Mtc

untuk Metoklopramida, Ag atau Atl untuk Antalgin, dan DMP untuk

Dekstrometorfan. Adanya singkatan yang tidak lazim pada nama obat berpotensi

menimbulkan medication error, karena resep hanya berlaku lokal, tidak bersifat

universal. Hal tersebut juga memicu terjadinya kesalahan interpretasi antara

penulis resep dan staf farmasi yang melayani resep dalam “mengartikan resep”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

97

E. Persepsi Pasien Mengenai Kelengkapan Resep dan Kemudahan

Pembacaan Resep (Legibility) yang Diterimanya

Menurut American Society of Hospital Pharmacists (2003), pasien

ataupun orang yang dipercayanya memiliki hak untuk mengetahui semua aspek

perawatan kesehatan yang dijalani, termasuk yang berhubungan dengan terapi

obat. Pasien harus berperan aktif dalam penggunaan obat dengan banyak bertanya

serta belajar tentang prosedur dan pengobatan yang mereka terima. Secara umum

apabila pasien lebih banyak tahu, kekhawatiran akan terjadinya pengobatan yang

tidak benar dapat dikurangi dan kesalahan dalam pengobatan dapat dicegah. Maka

dari itu, perlu dilakukan upaya-upaya pemberdayaan pasien untuk semakin tahu

dan memahami tentang apa yang menjadi hak dan kewajiban pasien dalam aspek

pelayanan resep.

Lewat penelitian ini diharapkan bahwa masyarakat yang menjadi

konsumen, dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan kesehatan terkait

kelengkapan dan kemudahan pembacaan tulisan dalam resep. Pasien sebagai

konsumen, memiliki hak yang dilindungi Undang-Undang, sehingga bukan

jamannya lagi untuk bersikap pasif, termasuk dalam kegiatan pelaporan kesalahan

medikasi sebagai bagian dari national monitoring program. Pengalaman dari

pasien dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan patient safety dan

pengembangan pelayanan edukasi yang bernilai sebagai pencegahan errors di

masa mendatang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

98

No

1. Persepsi pasien mengenai kelengkapan resep

Tabel XIII. Persepsi pasien mengenai kelengkapan resep

(%) (%) (%) Pernyataan (SS+S) N (TS+STS) Kecenderungan

1 Resep harus memuat identitas dokter 90 5 5 Setuju 2 Resep tidak perlu mencantumkan

tanggal penulisan

5

0

95

Tidak Setuju 3 Resep harus memuat identitas pasien 85 9 6 Setuju 4 Resep tidak perlu mencantumkan

jumlah obatnya, cukup nama obatnya saja

14

6

80

Tidak Setuju

5 Resep harus mencantumkan aturan pakai

95

3

2

Setuju

6 Resep harus mencantumkan nama pasien

94

1

5

Setuju

7 Resep harus mencantumkan berat badan dan umur pasien

49

30

21

Setuju

8 Resep tidak perlu mencantumkan alamat pasien

33

21

46

Tidak Setuju

9 antumkan tanda 80

9

11

Setuju

Resep harus menctangan dokter

Gambar 32 . Persepsi pasien mengenai kelengkapan resep

85

49

80

80

46

95

90

0 10 20 30 40 50

70

90

94

95

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9

SS+S

(P)

% N TS+STS

Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral TS =Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju P = Pernyataan seperti pada Tabel XIII

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

99

Responden memiliki persepsi yang baik mengenai pentingnya semua

aspek kel ila lebih

dicermati akan nampak bahwa responden belum sepenuhnya memahami

pentingnya aspek berat badan, umur dan alamat pasien untuk dicantumkan dalam

r se dakse juan ya cukup b

yang ditunjukkan oleh responden, ketika menjawab pernyataan mengenai

keharusan aspek berat badan dan umur pasien dicantumkan dalam resep.

Persentase responden yang m ju apabila resep tidak menca

a jumlah ng cu p besar 3%). Hasil t

d menganggap b a data ngenai berat badan,

u ercant pada am me ataupu

r hingga tidak perlu ditul n kem li dalam sep. Melih a

ini, diharapkan para tenaga kesehatan dapat termotivasi untuk mengadakan

Komu i form i-Edukasi yan em dayakan masyarakat, terkait apa saja

aspek kelengkapan resep dan arti pentingnya bagi keberhasilan terapi dan

pencapaian patient safety. Diharapkan masyarak t tidak hanya sebatas tahui

dan m hami saja, namun juga dapat bersikap tegas dalam berkomunikasi

dengan pihak penyedia layanan kesehatan ketika terjadi sesuatu yang tidak benar

ataupu rb i norm

resep.

2. pasien mengenai kemudahan pembacaan tulisan dalam resep

engkapan resep untuk dicantumkan dalam resep, namun b

esep. Hal ini terlihat dari persenta keti tu ng esa ) r (21%

enyatakan setu

lamat p

ntumkan

asien pun, berada pada

imungkinkan karena r

ya ku (3 tersebu

esponden

mur, dan ala

ahw me

mat pasien telah t

umah sakit, se

um rek dis n data base

iska ba re at realit

nikas -In as g m ber

a menge

ema

n be eda dar a dan aturan yang ada, terkait dengan kelengkapan

Persepsi (legibility)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

100

Tabel Xresep

No (%) (%) (%)

gan

IV. Persepsi pasien mengenai kemudahan pembacaan tulisan dalam

Pernyataan (SS+S) N (TS+STS) Kecenderun

1 dengan jelas agar tidak terjadi kesalahan Tulisan dalam resep harus ditulis

dalam pelayanan resep di apotek

86

8

6

Setuju 2 Tulisan dalam resep harus ditulis tidak

jelas agar tidak sembarang orang bisa membacanya

26

18

56

Tidak Setuju

3 Tulisan dalam resep harus dapat dibaca dengan jelas

75

16

9

Setuju

4

tidak mudah ditiru u

Tulisan tidak jelas harus dipertahankan karena menjadi ciri khas dokter dan agar

34

21

45

Tidak Setuj

5 dapat membaca tulisan dokter walaupun Apoteker di apotek rumah sakit harus

secara umum tulisan tersebut sangat sulit dibaca

88

4

8

Setuju

6

rumah sakit maka pasien harus kembali

Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca jelas oleh Apoteker di apotek

ke dokter

47

6

47

-

Gambar 33 . Persepsi pasien mengenai kemudahan pembacaan tulisan

dalam resep

(P)

86

88

47

45

47

0

20 30 40 50 60 70

90

%

75

56

10

80

100

1 2 3 4 5 6

SS+S N TS+ST

Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

P = Pernyataan seperti pada Tabel XIV

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

101

Berdasarkan hasil penelitian, sejumlah 62% responden menyatakan

bahwa resep terima tidak n ti te e

di ni adalah kenyataan bahwa m

ya ti dengan ar res yang m eka peroleh

dokter, bahkan terkadang resep tidak di at. Pa al akan ngat me

waktu pasien di apotek, apabila sebelu enin lkan ru praktek d

pa astika bahwa resep yang diterima

te Undang-Undang Republik Indonesia No. 8

Ta n Konsu n, Bab I, Pasal 5, yang menya

ba men adalah: membaca atau mengikuti petun k

in an prosedur pemakaian atau anfaatan barang dan/atau jasa, demi

keamanan dan keselamatan.

c derungan perilaku responden yang tidak mencermati resep yang

diterim , ditemukan pada responden yang tingkat pendidikannya rendah

(SD<SLTP). Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Holt and H

bahwa tingkat pendidikan akan berpengaruh pada tingkat pengetahuan dan

kesadaran responden dalam menjaga dan mempertahankan kesehatan.

bel XIV. dan gambar 33. memperlihatkan bahwa sebagian besar

responden (86%) menginginkan apabila resep ditulis dengan jelas. Responden

(75%) menganggap bahwa tulisan dalam resep tetap harus jelas dan terbaca

b di

hak ia

Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Bab III, Pasal 4,

yang mereka jelas da dak rbaca. Hal m narik yang

temukan dalam penelitian i

ng tidak pernah mencerma

asih banyak pasien

ben ep er dari

lih dah as nghem t a

m m gga ang okter,

sien mencermati resep untuk mem n jelas dan

rbaca. Hal ini juga diatur dalam

hun 1999 Tentang Perlindunga me II takan

hwa salah satu kewajiban konsu

formasi d

ju

pem

Ke en

anya

all (1990)

Ta

ahkan oleh pasien, sekalipun pasien tidak memahami artinya. Hal ini menja

pasien sebagai konsumen, dimana Undang-Undang Republik Indones

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

102

menyata

). Di sisi lain, terdapat 26% responden menyatakan

setuju, d

litian juga

menunju

kan bahwa konsumen berhak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur

mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang apoteker adalah

harus dapat membaca tulisan dokter dalam resep walaupun secara umum tulisan

tersebut sangat sulit dibaca. Sebagian besar responden (88%) cenderung setuju

dengan pernyataan tersebut, dikarenakan adanya opini bahwa dalam

pendidikannya baik apoteker maupun asisten apoteker pasti telah lulus dalam

kelas membaca resep, maka sudah sewajarnya jika mereka mampu mengatasi

dengan baik segala macam ketidakjelasan tulisan dalam resep.

Menanggapi masalah adanya ketidakjelasan tulisan dalam resep,

responden menolak alasan bahwa resep ditulis tidak jelas agar tidak sembarangan

orang bisa membacanya (56%

an 18% lainnya menjawab netral menanggapi ketidakjelasan resep untuk

kerahasiaan informasi. Hal ini dimungkinkan karena adanya anggapan responden

bahwa tulisan dokter dalam resep memang sengaja dibuat tidak jelas demi

kebaikan pasien itu sendiri, yaitu untuk menjamin kerahasiaan resep agar resep

tidak disalahgunakan ataupun ditiru dan dipalsukan. Hasil pene

kkan bahwa masih cukup banyak responden (34%) yang menganggap

bahwa tulisan yang tidak jelas merupakan bagian yang melekat sebagai ciri khas

seorang dokter

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui terdapat persentase yang sama

antara responden yang menjawab setuju ataupun tidak setuju terhadap pernyataan

nomor enam. Kecenderungan responden menjawab setuju dikarenakan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

103

responden merasa tidak keberatan jika harus kembali ke dokter untuk meminta

penjelasan atas tulisan dalam resep yang tidak jelas, bahkan responden tidak segan

meminta

alik dari apotek ke

ruang p

dapat dilayani di apotek karena tidak lengkap atau tidak terbaca

(%)

dokter untuk menuliskan kembali resep tersebut. Responden

menganggap pihak apotek terlalu sibuk karena masih harus melayani pasien lain

yang menunggu pelayanan obat, dan menurut responden hal ini merupakan

tanggung jawab pasien atas diri mereka sendiri untuk segera memperoleh

kesembuhan. Responden yang cenderung menjawab tidak setuju berpendapat

bahwa konfirmasi resep sepenuhnya adalah tanggung jawab apoteker. Responden

merasa keberatan apabila sebagai pasien, mereka harus bolak-b

raktek dokter dan kembali lagi ke apotek, terlebih dalam kondisi yang

tidak sehat.

Apabila resep tidak dapat dilayani di apotek rumah sakit, maka hal yang

akan dilakukan oleh responden, ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel XV. Tindakan responden pasien apabila resep yang diperoleh tidak

No Tindakan Persentase

1 Kembali ke dokter untuk memperoleh kejelasan resep 56

2 Meminta apoteker menghubungi dokter untuk konfirmasi resep demi kualitas pelayanan yang baik

31

3 Meminta dokter menulis ulang resep 9

4 Lapor pihak rumah sakit supaya pihak rumah sakit dapat melayani dengan baik

3

5 Pindah ke apotek lain 1

Total 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

104

F. Rangkuman Pembahasan

Penelitian ini memperlihatkan bahwa responden dokter, apoteker, dan

asisten apoteker memiliki pola kecenderungan jawaban yang sama tentang

persepsi mengenai kelengkapan resep dan kemudahan pembacaan tulisan dalam

resep sekalipun dengan persentase yang berbeda.

Pada aspek kelengkapan resep, responden menyatakan bahwa semua

aspek kelengkapan resep penting untuk tetap dimuat/dicantumkan dalam resep,

namun terlihat persentase yang cukup rendah (48%) dari responden dokter yang

menyatakan setuju apabila resep memuat berat badan dan umur pasien. Hal ini

dikarenakan responden menganggap aspek berat badan hanya dikhususkan untuk

pasien bayi/anak-anak sedangkan aspek umur wajib dituliskan untuk semua

kategori

hampir seluruh

, walaupun masih terdapa onden yang menganggap bahwa tulisan

ak tahankan.

ono, 1983), persepsi cenderung

rk n itu, b sanya

an itu, perlu pembentukan suatu joint guidelines m genai

sep gkapan dan kemudahan pembacaan tulisan) sesuai dengan uran

perUndang-Undangan yang berlaku, yang disepakati oleh tenaga kesehatan

terkait. Hal ini diharapkan dapat memperbaiki ataupun mengubah persepsi yang

kurang tepat atau salah, sehingga tidak mengancam keselamatan pasien.

pasien.

Mengenai kemudahan pembacaan tulisan dalam resep,

responden berkecenderungan setuju apabila resep ditulis dan dapat dibaca dengan

jelas t 21% resp

tid jelas merupakan ciri khas dokter yang harus diper

Menurut Berlyne (dalam Sarw

be embang ke arah tertentu dan sekali terbentuk kecenderunga ia

ak menetap. Maka dari en

re (kelen perat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

105

Sehub terkait ketidakjelasan

pembaca

asing sebagai sejawat petugas

kesehata

enjalankan aturan-aturan terkait kelengkapan dan kemudahan

pembaca

apat dilakukan

peningk

ungan dengan komunikasi antar profesi

an resep, seluruh responden dokter dan apoteker menyatakan

kecenderungan setuju. Hal ini memperlihatkan bahwa hubungan antar profesi

telah terjalin dengan baik atas dasar saling mempercayai, menghargai dan

menghormati tugas dan tanggung jawab masing-m

n.

Dari keseluruhan jawaban responden, terlihat bahwa responden apoteker

memiliki jawaban paling konsisten dan mutlak untuk menyatakan kecenderungan

setuju atau tidak setuju, dengan persentase yang tidak kurang dari 90% untuk

pernyataan favourabel dan tidak lebih dari dari 10% untuk pernyataan

unfavourabel. Hal ini dimungkinkan karena responden apoteker telah benar-benar

memahami dan m

an tulisan dalam resep sesuai peraturan perUndang-Undangan yang

berlaku. Diharapkan jawaban dari responden sungguh merupakan jawaban yang

sebenarnya sesuai persepsi pribadi, bukan sekedar ketakutan untuk disalahkan

oleh tenaga kesehatan yang lain (blaming culture), sehingga d

atan sistem keselamatan pasien di rumah sakit pada khususnya dengan

lebih baik.

Rangkuman kecenderungan setuju responden dokter, apoteker, dan

asisten apoteker mengenai kelengkapan resep dan kemudahan pembacaan tulisan

dalam resep, dapat dilihat pada gambar no. 34 dan 35.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

106

99

0

100

0

96

6

48

4

78

100

0

95

0

100

0

90

0

100 98

0

98

0

98

4

82

2

85

020

40

60

80

100

%

dokter apoteker asisten apoteker

1.Resep harus memuat identitas dokter

2.Resep tidak perlu mencantumkan tanggal penulisan

3.Resep harus memuat identitas pasien

4.Resep tidak perlu mencantumkan jumlah obat

5.Resep harus mencantumkan aturan pakai

6.Resep tidak perlu mencantumkan kekuatan obat (Contoh:10 mg,

20 mg, dll) 7.Resep harus mencantumkan berat badan dan umur pasien

8.Resep tidak perlu mencantumkan nama dan alamat pasien

9.Resep harus mencantumkan tanda tangan dokter

Gambar 34. Rangkuman Kecenderungan Setuju Responden Mengenai Kelengkapan Resep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

107

Gambar 35. Rangkuman Kecenderungan Setuju Responden Mengenai Kemudahan Pembacaan Tulisan dalam Resep

93

0

95

1

100

11

100

0

100

5

100

10

96

0

96

9

94

13

0

20

40

60

80

100

%

dokter apoteker asisten apoteker

5.Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca jelas maka Apoteker harus menghubungi dokter6.Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca dengan jelas, maka Apoteker harus meminta

4.Tulisan tidak jelas harus dipertahankan karena menjadi ciri khas dokter 3.Tulisan dalam resep harus dibaca dengan jelas

1.Tulisan dalam resep harus ditulis dengan jelas2.Tulisan dalam resep harus ditulis tidak jelas

rpasien kembali ke dokte

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Persepsi dokter mengenai kelengkapan resep dan kemudahan pembacaan

resep (legibility) yang ditulisnya, menurut PerMenKes RI No.

26/Menkes/Per/I/1981, Bab III, Pasal 10, ayat 1:

a. responden berkecenderungan setuju apabila semua aspek kelengkapan

resep harus dicantumkan dalam resep.

b. responden berkenderungan setuju bahwa resep harus ditulis dengan jelas

(93%), dan dapat dibaca dengan jelas (95%). Apabila resep tidak dapat

dibaca dengan jelas, maka apoteker harus menghubungi dokter (100%),

dan bukan meminta pasien kembali ke dokter (80%).

2. Persepsi apoteker mengenai kelengkapan resep dan kemudahan pembacaan

resep (legibility) yang dilayaninya, menurut PerMenKes RI No.

26/Menkes/Per/I/1981, Bab III, Pasal 10, ayat 1:

a. responden berkecenderungan setuju apabila semua aspek kelengkapan

resep harus dicantumkan dalam resep.

b. seluruh responden berkenderungan setuju bahwa resep harus ditulis

dengan jelas, dan dapat dibaca dengan jelas. Apabila resep tidak dapat

dibaca dengan jelas, maka apoteker harus menghubungi dokter (100%)

dan bukan meminta pasien kembali ke dokter (85%).

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

109

3. Persepsi asisten apoteker mengenai kelengkapan resep dan kemudahan

pembacaan resep (legibility) yang dilayaninya, menurut PerMenKes RI No.

26/Menkes/Per/I/1981, Bab III, Pasal 10, ayat 1:

a. responden berkecenderungan setuju apabila semua aspek kelengkapan

resep harus dicantumkan dalam resep.

b. responden berkenderungan setuju bahwa resep harus ditulis dengan jelas

dan dapat dibaca dengan jelas (96%). Apabila resep tidak dapat dibaca

dengan jelas, maka apoteker harus menghubungi dokter (94%) dan bukan

meminta pasien (71%).

4. Persepsi pasien mengenai kelengkapan resep dan kemudahan pembacaan

resep (legibility) yang diterimanya, menurut PerMenKes RI No.

26/Menkes/Per/I/1981, Bab III, Pasal 10, ayat 1:

a. responden berkecenderungan setuju apabila semua aspek kelengkapan

resep harus dicantumkan dalam resep.

b. responden berkenderungan setuju bahwa resep harus ditulis dengan jelas

(86%) dan dapat dibaca dengan jelas (75%) oleh apoteker di apotek

rumah sakit, walaupun secara umum tulisan tersebut sangat sulit dibaca

(88%). Apabila resep tidak dapat terbaca jelas oleh apoteker, pasien harus

kembali ke dokter ( 47% Setuju, 47% Tidak Setuju).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

110

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan tingkat populasi yang lebih luas

yaitu se-Indonesia, sebagai dasar pengembangan model resep baik manual

maupun komputerisasi (Electronic Prescriptions/Computerized Physician

Order Entry), mengacu pada peraturan perUndang-Undangan yang berlaku di

Indonesia.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam tentang hubungan antara

karakteristik demografi dengan persepsi responden, faktor-faktor yang

mempengaruhi ketidaklengkapan dan ketidakjelasan resep, keefektifan

komunikasi antara apoteker dengan dokter terkait klarifikasi resep, serta

variasi penulisan resep yang berpotensi menimbulkan medication error.

3. Perlu dibentuk suatu joint guidelines antara prescribers dan pharmacists

mengenai aturan baku format resep, aturan penulisan resep, dan komunikasi

antar profesi.

4. Bagi pengelola rumah sakit, perlu pembentukan suatu kebijakan atau prosedur

yang mengakomodasi pencegahan medication error terkait kelengkapan resep

dan kemudahan pembacaan tulisan dalam resep, sesuai dengan perkembangan

IPTek dan berpedoman pada peraturan perUndang-Undangan yang berlaku.

5. Perlu diadakan sosialisasi Standard Operating Procedures Farmasis di

Farmasi Rumah Sakit

6. Perlu dilakukan peningkatan sistem keselamatan pasien di rumah sakit dengan

penerapan ”no blaming culture”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

111

7. Bagi apoteker yang menjadi dosen pengampu mata kuliah Ilmu Farmasi

Kedokteran maupun Ilmu Farmasi Kedokteran Gigi, hendaknya memberikan

materi terkait resep, khususnya mengenai kelengkapan dan kemudahan

pembacaan tulisan, dengan berpedoman pada peraturan perUndang-Undangan

yang berlaku (PerMenKes RI No.26/Menkes/Per/I/1981, KepMenKes RI No.

280/MenKes/SK/V/1981, PerMenKes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993, dan

KepMenKes R.I. No. 1027/Menkes/SK/IX/2004).

8. Perlu dilakukan upaya-upaya pemberdayaan konsumen (pasien) untuk

semakin tahu dan memahami tentang apa yang menjadi hak dan kewajiban

konsumen (pasien) dalam aspek pelayanan resep.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

DAFTAR PUSTAKA

Adi, 2004, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, 79, Granit, Jakarta Ahmadi, A., dan Sholeh, M., 2005, Psikologi Perkembangan, Cetakan II, PT

Rineka Cipta, Jakarta Anonim, 1981a, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

26/MENKES/PER/1981 Tentang Pengelolaan dan Perizinan Apotek, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1981b, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

280/MENKES/SK/1981 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengelolaan Apotek, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1992, Undang-Undang Kesehatan No.23, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1993, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

922/MENKES/PER/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1999, Undang-Undang Republik Indonesia No.8 Tentang Perlindungan

Konsumen, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 2002, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

1332/MENKES/SK/X/2002 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/MENKES/PER/X/1993, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2004a, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2004b, Undang-Undang No.29 Tentang Praktik Kedokteran, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2004c, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1197/MENKES/SK/X/2004 Tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2004d, Standar Kompetensi Farmasis Indonesia, 13, 77-142, Badan Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

113

Anonim, 2005a, Recommendations to Enhance Accuracy of Prescription Writing, http://www.nccmerp.org/council/council1996-09-04.html, diakses pada 8 Februari 2007

Anonim, 2005b, Nurse and Pharmacist Prescribing Powers Extended, Departement of Health , USA

Anonim, 2006a, Medication Errors, http://www.fda.gov/cder/drug/MedErrors /default.htm diakses pada 8 Februari 2007

Anonim, 2006b, Psychiatry: Why is a doctor's handwriting illegible, http://www.parkhurstexchange.com/qa/A.php?q=/qa/Psychiatry/2006-11-33.qa, diakses pada 15 Januari 2007

Applebaum, R.L., Jenson, D.O., Caroll, R., 1985, Speech Communication, Macmillan, New York

ASHP, 1993, ASHP Guidelines on Preventing Medication Error in Hospitals, 129-136, American Society of Hospital Pharmacists Inc., USA

Azwar, S., 1988, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi I, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Azwar, S., 1997, Reliabilitas dan Validitas, Edisi III, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Berwick, 1996, Doctors’ Handwriting...The Plain Truth, British Medical Journal,

http://www. medicinenet. Com/script/main/art.asp? articlekey=590rtnership with Microsoft’s Tablet PC launch.iSOFT

Brannon, L., 1996, Gender Psychological Perspectives, 356, Allyn & Bacon A

Simon & Schuster Company, United States of America Christiana, D., 2005, Persepsi Asisten Apoteker terhadap Apoteker Pengelola

Apotek dalam Menjalankan Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kota Yogyakarta Periode Desember 2004-Februari 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Cohen, M.R., 1991, Causes of Medication Error, in: Cohen. M.R., Medication

Error, American Pharmaceutical Association, Washington, DC. Dean, B., Barber, N., and Schachter, M., 2000, What is a Prescribing Error?,

British Medical Journal, http://qhc.bmjjournals.com/cgi/content/full/9/4/232#BIBL , 232-237

De Vries, T.P.G.M., Henning, R.H., Hogerzeil, and H.V., Fresle, D.A., 1994,

Guide to Good Prescribing, WHO, Geneva.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

114

Dharmmesta, B.S., dan Handoko, H., 2002, Manajemen Pemasaran Analisis

Perilaku Konsumen, Edisi I, Cetakan 1, BPFE, Yogyakarta. Gennaro, A.R., 1985, Remington’s Pharmaceutical Sciences, 17th Edition, Merck

Publishing Company, Easton, USA Hadi, S., 1991, Analisis Butir Untuk Instrumen, Cetakan Pertama, Andi Offset,

Yogyakarta. Hansen, L.B., et al., Pharmacy Clarification of Prescription Ordered in Primary

Care: A Report from The Applied Strategies for Improving Patient Safety (ASIPS)

Collaborative, The Journal of the American Board of Family Medicine http://www.jabfm.org/cgi/content/full/19/1/24, diakses pada 16 Februari 2007

Harding, G., Nettleton, S., and Taylor, K., 1990, Sociology for Pharmacists an

Introduction, 56-57, The macmillan Press Ltd, London Hartini, Y.S., dan Sulasmono, 2006, Apotek: Ulasan Beserta Naskah Peraturan

Perundang-undangan Terkait Apotek, 52-54, 56, 253-256, 584- 606, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Hasan, M.I., 2002, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, 60, Ghalia Indonesia,

Jakarta Holt G.A., and Hall, E.L., 1990, The Self Care Movement in Feldmann, E.G.,

(Ed), Handbook of Nonprescription Drugs, 9th Ed., 1-10, APhA, New York

Hughes, C., 2003, Hospital Doctor, BMJ 11:307-348, http://www.studentbmj.com

/issues/03/09/careers/324.php. Diakses pada 15 Januari 2007

Hurlock, E.B., 1999, Psikologi Perkembangan, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta

Joenoes, N.Z., 2001, Ars Prescribendi Resep yang Rasional, Edisi 2, Airlangga University Press, Surabaya

Kartono, K., 1977, Psychologi Wanita, Penerbit Alumni, Bandung

Lestari, C.S., 2000, Seni Menulis Resep: Teori & Praktek, 2-3, 6-8, Pertja, Jakarta Lyons, R., Payne, C., Mc Cabe, and M., Fielder, C., 1998, Legibility of

doctors’handwriting: quantitative comparative study, BMJ, 317; 863-864

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

115

Mönks, F.J., Knoers, and A.M.P., Haditono, S.R., 1994, Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai bagiannya, Cetakan IX, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Nawawi, H., 2005, Metode Penelitian Bidang Sosial, Cetakan ke-11, 144, 149-

151, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Notoadmodjo, S., 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Kesehatan, 93-107, Andi Offset, Yogyakarta. Pramudiarja, AN.U., 2006, Potensi Medication Error dalam Resep Pediatri di 10

Apotek di Kota Yogyakarta Periode Januari – Maret 2006 dan Persepsi Pembaca Resep yang Menanganinya (Tinjauan Aspek Kelengkapan dan Keterbacaan Resep), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Pratiknya, A. W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan, Cetakan 5, 89-107, PT Raja Grafindo Perkasa, Jakarta

Pritzker, F., 2006, Reducing Medication Errors: Information for Healthcare Professionals, http://www.rxforsafety.com/physician/index.html, diakses pada 8 Februari 2007

Rahmawati, F., dan Oetari R. A., 2002, Kajian Penulisan Resep: Tinjauan ASPEC Legalitas dan Kelengkapan Resep di Apotek-Apotek Kotamadya Yogyakarta, Majalah Farmasi Indonesia, 13 (2), 86-94

Rantucci, M. J., 1999, Pharmacist Talking With Patients a Guide to Patient Counseling, 30, Williams & Wilkins, Baltimore

Rees, J.A., 2004, The Prescription, in Winfield, A.J., Richards, R.M.E.,

Pharmaceutical Practice, Third Edition, 164-165, 169, 171, Churchill Livingstone, London

Rika, C., 2006, Perkembangan Terkini Patient Safety di Dunia dan

Implementasinya bagi Indonesia, PMPK FK-UGM, http://www.mail-archive.com/desentralisasi kesehatan @yahoogroups.com/msg00340.html. Diakses pada 15 Januari 2007

Sarwanto dan Kuntara, 2003, Penentuan Besar Sampel, Medika, 12, 795-800 Sarwono, S., 2004, Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya,

Cetakan Kedua, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Sarwono, S.W., 1983, Teori-teori Psikologi Sosial, 85-87, PT RajaGrafindo

Persada, Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

116

Sasanti, A.R., 2003, Persepsi Pria Terhadap Penampilan Wanita, Skripsi, Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Scott, S.A., 2000, The Prescription, in Remington: The Science and Practice of

Pharmacy, 20th ed, 1691,1693, Williams & Wilkins, USA Simbolon, R.T., 2005, Persepsi Pembaca Resep Mengenai Resep yang Berpotensi

Menyebabkan Medication Error di Apotek di Kota Yogyakarta Periode Januari-Februari 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Siregar, Charles J.P., 2003, Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan/Charles

J.P.Siregar, Lia Amalia, 1-4, 7, 147, 172, 175, 190-195, EGC , Jakarta Sugiyono, 2003, Statistika untuk Penelitian, Cetakan Kelima, 57-61, Penerbit

Alfabeta, Bandung Sungguh, As’ad., 2000, Dua Puluh Lima Etika Profesi, Edisi I, Cetakan I, 110,

126, Sinar Grafika, Jakarta. Umar, H., 2003, Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa, Cetakan I, 74, Penerbit

Ghalia Indonesia, Jakarta Walgito,B., 1991, Psikologi Sosial (suatu pengantar), Penerbit Andi Offset,

Yogyakarta Wardhani, D.W., 2004, Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Remaja Putri

Terhadap Peran Ayah dalam Keluarga, Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Widayati, A., Hartayu, T.S., 2006, Kajian Kelengkapan Resep dan Kombinasi

Obat Untuk Pediatri Yang Berpotensi Menimbulkan Medication Error Di 10 Apotek Kota Yogyakarta Dan 2 Rumah Sakit Di Yogyakarta, Laporan Penelitian, LPPM USD – Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Woolever, D.R., 2002, The Impact of a Patient Safety Program on Medical error,

University of North Carolina, http://www.ahrq.gov/downloads/pub/advances/vol1/Woolever.pdf. Diakses pada 15 Januari 2007

Zunilda, S.B., 1998, Pedoman Penulisan Resep/WHO, terjemahan dari “Guide to

Good Prescribing” WHO 1994 untuk program obat essensial, 67, ITB, Bandung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

117

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari BAPEDA Propinsi D.I.Y

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

118

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian dari Dinas Perizinan Kota Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

119

Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Rumah Sakit P.K.U Muhammadiyah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

120

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta

Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari Rumah Sakit Bethesda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

121

Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian dari Rumah Sakit Dr.Soetarto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

122

Lampiran 7. Kuesioner Penelitian Kepada Responden Dokter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

123

Kepada Yth.

Responden (Dokter) di tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan penelitian Saya untuk tugas akhir (skripsi) di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “PERSEPSI DOKTER,

APOTEKER, DAN PASIEN MENGENAI KELENGKAPAN RESEP DAN

KEMUDAHAN PEMBACAAN TULISAN DALAM RESEP (LEGIBILITY) DI

RUMAH SAKIT WILAYAH KOTA YOGYAKARTA“ maka Saya mohon bantuan

Bapak/Ibu untuk berkenan membantu Saya dalam pengisian kuisioner. Bersama ini

Saya lampirkan pula: Ijin penelitian

Jawaban Bapak/Ibu akan sangat membantu Saya dalam mengumpulkan data penelitian

ini. Semua jawaban Bapak/Ibu semata - mata demi kepentingan penelitian dan akan

dirahasiakan.

Demikian permohonan Saya, besar harapan Saya Bapak/ Ibu mendukung penelitian

Saya ini, sehingga hasilnya nanti dapat bermanfaat bagi peningkatan pelayanan

kesehatan khususnya kefarmasian.

Yogyakarta, Maret 2007

Peneliti,

Katarina Ratih Triuntari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

124

Kuisioner Persepsi Dokter Mengenai Aspek Kelengkapan Resep dan Keterbacaan Resep

Identitas Dokter:

No Pertanyaan Jawaban 1 Nama (dapat tidak diisi) : 2 Umur (th) : 3 Jenis kelamin : 4 Spesialisasi : Umum / Spesialis.................... 5 Tahun lulus Fakultas Kedokteran : 6 Lamanya praktek (tahun) : 7 Praktek di berapa tempat : 8 Rata – rata pasien /hari /tempat

praktek :

Berikan opini Anda dengan memilih (memberi tanda “√ ”) sesuai dengan tingkat kesetujuan Anda berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang disediakan

No Pernyataan SS

(Sangat Setuju)

S (Setuju)

N (Netral)

TS (Tidak Setuju)

STS (Sangat Tidak

Setuju) 1 Resep harus memuat identitas

dokter

2 Resep tidak perlu mencantumkan tanggal penulisan

3 Resep harus memuat identitas pasien

4 Resep tidak perlu mencantumkan jumlah obat

5 Resep harus mencantumkan aturan pakai

6 Resep tidak perlu mencantumkan kekuatan obat (Contoh: 10 mg, 20 mg, dll)

7 Resep harus mencantumkan berat badan dan umur pasien

8 Resep tidak perlu mencantumkan nama dan alamat pasien

9 Resep harus mencantumkan tanda tangan dokter

10 Tulisan dalam resep harus ditulis dengan jelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

125

...lanjutan

No Pernyataan SS (Sangat Setuju)

S (Setuju)

N (Netral)

TS (Tidak Setuju)

STS (Sangat Tidak

Setuju) 11 Tulisan dalam resep harus

ditulis tidak jelas

12 Tulisan dalam resep harus dapat dibaca dengan jelas

13 Tulisan tidak jelas harus dipertahankan karena menjadi ciri khas dokter

14 Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca jelas maka apoteker harus menghubungi dokter

15 Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca dengan jelas maka apoteker harus meminta pasien kembali ke dokter

Mohon mengisi jawaban di bawah ini, untuk menyampaikan komentar/pendapat tentang: 1. Aspek kelengkapan resep pada dasarnya meliputi: identitas dokter, tanggal

penulisan resep, nama obat, jumlah obat, kekuatan obat, aturan pakai/cara pakai, nama pasien, umur, alamat, berat badan. Manakah yang dokter anggap tidak penting? Mengapa?

2. Apa pendapat dokter mengenai adanya tulisan dalam resep yang tidak jelas atau

tidak terbaca ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

126

... lanjutan 3. Faktor – faktor apa yang mempengaruhi ketidaklengkapan penulisan resep? 4. Faktor – faktor apa yang mempengaruhi ketidakjelasan penulisan resep?

Terima kasih atas kerja sama baik Anda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

127

Lampiran 8. Frekuensi Jawaban Kuesioner oleh Responden Dokter

No SS S N TS STS K 1. 75% 24% 1% 0% 0% S

2. 0% 0% 0% 42% 58% TS

3. 72% 28% 0% 0% 0% S

4. 0% 0% 1% 31 68% TS

5. 63% 33% 0% 1% 3% S

6. 1% 5% 11% 46% 37% TS

7. 10% 38% 37% 11% 4% S

8. 0% 4% 18% 51% 27% TS

9. 35% 43% 11% 8% 3% S

10. 41% 52% 7% 0% 0% S

11. 0% 0% 7% 52% 41% TS

12. 37% 58% 4% 1% 0% S

13. 1% 0% 4% 51% 44% TS

14. 69% 31% 0% 0% 0% S

15. 0% 11% 9% 52% 28% TS

Keterangan: SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju K = Kecenderungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

128

Lampiran 9. Kuesioner Penelitian Kepada Responden Apoteker

Kepada Yth. Responden Apoteker di tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan penelitian Saya untuk tugas akhir (skripsi) di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “PERSEPSI DOKTER,

APOTEKER DAN PASIEN MENGENAI KELENGKAPAN RESEP DAN

KEMUDAHAN PEMBACAAN TULISAN DALAM RESEP (LEGIBILITY) DI

RUMAH SAKIT WILAYAH KOTA YOGYAKARTA“ maka Saya mohon bantuan

Bapak/Ibu untuk berkenan membantu Saya dalam pengisian kuisioner. Bersama ini

Saya lampirkan pula: Ijin penelitian

Jawaban Bapak/Ibu akan sangat membantu Saya dalam mengumpulkan data penelitian

ini. Semua jawaban Bapak/Ibu semata - mata demi kepentingan penelitian dan akan

dirahasiakan.

Demikian permohonan Saya, besar harapan Saya Bapak / Ibu mendukung penelitian

Saya ini, sehingga hasilnya nanti dapat bermanfaat bagi peningkatan pelayanan

kesehatan khususnya kefarmasian.

Yogyakarta, Maret 2007

Peneliti,

Katarina Ratih Triuntari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

129

Kuisioner Persepsi Apoteker Mengenai Aspek Kelengkapan Resep dan Keterbacaan Resep

Identitas apoteker: No Pertanyaan Jawaban 1 Nama (dapat tidak diisi) : 2 Umur (th) : 3 Jenis kelamin : 4 Tahun lulus Apoteker : 5 Pendidikan terakhir : 6 Lamanya menjadi Apoteker di RS : 7 Rata – rata lembar resep / hari : Berikan opini Anda dengan memilih (memberi tanda “√ ”) sesuai dengan tingkat kesetujuan Anda berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang disediakan

No Pernyataan SS

(Sangat Setuju)

S (Setuju)

N (Netral)

TS (Tidak Setuju)

STS (Sangat Tidak

Setuju) 1 Resep harus memuat identitas

dokter

2 Resep tidak perlu mencantumkan tanggal penulisan

3 Resep harus memuat identitas pasien

4 Resep tidak perlu mencantumkan jumlah obat

5 Resep harus mencantumkan aturan pakai

6 Resep tidak perlu mencantumkan kekuatan obat (Contoh: 10 mg, 20 mg, dll)

7 Resep harus mencantumkan berat badan dan umur pasien

8 Resep tidak perlu mencantumkan nama dan alamat pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

130

... lanjutan

No Pernyataan SS (Sangat Setuju)

S (Setuju)

N (Netral)

TS (Tidak Setuju)

STS (Sangat Tidak

Setuju) 9

Resep harus mencantumkan tanda tangan dokter

10 Tulisan dalam resep harus ditulis dengan jelas

11 Tulisan dalam resep harus ditulis tidak jelas

12 Tulisan dalam resep harus dapat dibaca dengan jelas

13 Tulisan tidak jelas harus dipertahankan karena menjadi ciri khas dokter

14 Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca jelas maka apoteker harus menghubungi dokter

15 Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca dengan jelas maka apoteker harus meminta pasien kembali ke dokter

Mohon mengisi jawaban di bawah ini, untuk menyampaikan komentar/pendapat tentang: 1. Aspek kelengkapan resep pada dasarnya meliputi: identitas dokter, tanggal

penulisan resep, nama obat, jumlah obat, kekuatan obat, aturan pakai/cara pakai, nama pasien, umur, alamat, berat badan. Manakah yang Bapak / Ibu Apoteker anggap tidak penting? Mengapa?

2. Jika terdapat resep yang tidak lengkap, tindakan apakah yang Bapak / Ibu

Apoteker lakukan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

131

... lanjutan 3. Dalam 1 bulan terakhir ini, berapa persenkah resep yang tulisannya tidak jelas /

tidak terbaca ? 4. Jika terdapat resep yang tulisannya tidak jelas / tidak terbaca, tindakan apa yang

Bapak/Ibu Apoteker lakukan? 5. Apakah tiap dokter memiliki kode penulisan resep yang khas di luar aturan baku

yang ada, yang sebelumnya telah didiskusikan bersama Bapak/Ibu Apoteker? Jika ada, berikan contoh:

Terima kasih atas kerja sama baik Anda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

132

Lampiran 10. Frekuensi Jawaban Kuesioner oleh Responden Apoteker

No SS S N TS STS K 1. 85% 15% 0% 0% 0% S

2. 0% 0% 0% 40% 60% TS

3. 85% 10% 0% 0% 5% S

4. 0% 0% 0% 20% 80% TS

5. 85% 15% 0% 0% 0% S

6. 0% 0% 5% 50% 45% TS

7. 45 % 45% 5% 5 % 0% S

8. 0% 0% 0% 45% 55% TS

9. 60% 40% 0% 0% 0% S

10. 90% 10% 0% 0% 0% S

11. 0% 0% 0% 25% 75% TS

12. 80% 20% 0% 0% 0% S

13. 5% 0% 0% 45% 50% TS

14. 55% 45 % 0% 0% 0% S

15. 0% 10% 5% 55% 30% TS

Keterangan: SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju K = Kecenderungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

133

Lampiran 11. Kuesioner Penelitian Kepada Responden Asisten Apoteker

Kepada Yth. Responden Asisten Apoteker di tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan penelitian Saya untuk tugas akhir (skripsi) di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “PERSEPSI DOKTER,

APOTEKER DAN PASIEN MENGENAI KELENGKAPAN RESEP DAN

KEMUDAHAN PEMBACAAN TULISAN DALAM RESEP (LEGIBILITY) DI

RUMAH SAKIT WILAYAH KOTA YOGYAKARTA“ maka Saya mohon bantuan

Bapak/Ibu untuk berkenan membantu Saya dalam pengisian kuisioner. Bersama ini

Saya lampirkan pula: Ijin penelitian

Jawaban Bapak/Ibu akan sangat membantu Saya dalam mengumpulkan data penelitian

ini. Semua jawaban Bapak/Ibu semata-mata demi kepentingan penelitian dan akan

dirahasiakan.

Demikian permohonan Saya, besar harapan Saya Bapak/Ibu mendukung penelitian

Saya ini, sehingga hasilnya nanti dapat bermanfaat bagi peningkatan pelayanan

kesehatan khususnya kefarmasian.

Yogyakarta, Maret 2007

Peneliti,

Katarina Ratih Triuntari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

134

Kuisioner Persepsi Asisten Apoteker Mengenai Aspek Kelengkapan Resep dan Keterbacaan Resep

No Pertanyaan Jawaban 1 Nama (dapat tidak diisi) : 2 Umur (th) : 3 Jenis kelamin : 4 Tahun lulus pendidikan (SMF) : 5 Pendidikan terakhir : 6 Lamanya menjadi AA di RS : 7 Rata – rata lembar resep / hari

:

Berikan opini anda dengan memilih (memberi tanda “√ ”) sesuai dengan tingkat kesetujuan anda berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang disediakan

No Pernyataan SS

(Sangat Setuju)

S (Setuju)

N (Netral)

TS (Tidak Setuju)

STS (Sangat Tidak

Setuju) 1 Resep harus memuat identitas

dokter

2 Resep tidak perlu mencantumkan tanggal penulisan

3 Resep harus memuat identitas pasien

4 Resep tidak perlu mencantumkan jumlah obat

5 Resep harus mencantumkan aturan pakai

6 Resep tidak perlu mencantumkan kekuatan obat (Contoh: 10mg, 20mg, dll)

7 Resep harus mencantumkan berat badan dan umur pasien

8 Resep tidak perlu mencantumkan nama dan alamat pasien

9 Resep harus mencantumkan tanda tangan dokter

10 Tulisan dalam resep harus ditulis dengan jelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

135

... lanjutan

No Pernyataan SS (Sangat Setuju)

S (Setuju)

N (Netral)

TS (Tidak Setuju)

STS (Sangat Tidak

Setuju) 11 Tulisan dalam resep harus

ditulis tidak jelas

12 Tulisan dalam resep harus dapat dibaca dengan jelas

13 Tulisan tidak jelas harus dipertahankan karena menjadi ciri khas dokter

14 Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca jelas maka apoteker harus menghubungi dokter

15 Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca dengan jelas maka apoteker harus meminta pasien kembali ke dokter

Mohon mengisi jawaban di bawah ini, untuk menyampaikan komentar atau pendapat tentang:

1. Aspek kelengkapan resep pada dasarnya meliputi: identitas dokter, tanggal penulisan resep, nama obat, jumlah obat, kekuatan obat, aturan pakai atau cara pakai, nama pasien, umur, alamat, berat badan. Manakah yang Bapak/Ibu Asisten Apoteker anggap tidak penting? Mengapa?

2. Jika terdapat resep yang tidak lengkap, tindakan apakah yang Bapak/Ibu Asisten Apoteker lakukan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

136

... lanjutan

3. Dalam 1 bulan terakhir ini, berapa persenkah resep yang tulisannya tidak jelas/tidak terbaca ?

4. Jika terdapat resep yang tulisannya tidak jelas/tidak terbaca, tindakan apa yang Bapak/Ibu Asisten Apoteker lakukan?

5. Apakah tiap dokter memiliki kode penulisan resep yang khas di luar aturan baku yang ada, yang sebelumnya telah didiskusikan bersama Bapak/Ibu Asisten Apoteker?

Jika ada, berikan contoh:

Terima kasih atas kerja sama baik Anda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

137

Lampiran 12. Frekuensi Jawaban Kuesioner oleh Responden Asisten Apoteker

No SS S N TS STS K 1. 91% 7% 2% 0% 0% S

2. 0% 0% 2% 33% 65% TS

3. 87% 11% 0% 2% 0% S

4. 0% 0% 2% 13% 85% TS

5. 89% 9% 0% 2% 0% S

6. 4% 0% 11% 25% 60% TS

7. 44% 38% 16% 0% 2% S

8. 2% 0% 0% 36% 62% TS

9. 56% 29% 13% 2% 0% S

10. 65% 31% 4% 0% 0% S

11. 0% 0% 4% 29% 67% TS

12. 67% 29% 4% 0% 0% S

13. 2% 7% 16% 24% 51% TS

14. 69% 25% 4% 2% 0% S

15. 4% 9% 16% 27% 44% TS

Keterangan: SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju K = Kecenderungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

138

Lampiran 13. Kuesioner Penelitian Kepada Responden Pasien

Kepada Yth. Responden / pasien di tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan penelitian Saya untuk tugas akhir (skripsi) di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “PERSEPSI DOKTER,

APOTEKER DAN PASIEN MENGENAI KELENGKAPAN RESEP DAN

KEMUDAHAN PEMBACAAN TULISAN DALAM RESEP (LEGIBILITY) DI

RUMAH SAKIT WILAYAH KOTA YOGYAKARTA“ maka Saya mohon bantuan

Bapak/Ibu untuk berkenan membantu Saya dalam pengisian kuisioner. Bersama ini

Saya lampirkan pula: Ijin penelitian

Jawaban Bapak/Ibu akan sangat membantu Saya dalam mengumpulkan data penelitian

ini. Semua jawaban Bapak/Ibu semata - mata demi kepentingan penelitian dan akan

dirahasiakan.

Demikian permohonan Saya, besar harapan Saya Bapak / Ibu mendukung penelitian

Saya ini, sehingga hasilnya nanti dapat bermanfaat bagi peningkatan pelayanan

kesehatan khususnya kefarmasian.

Yogyakarta, Maret 2007

Peneliti,

Katarina Ratih Triuntari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

139

Kuisioner Persepsi Pasien Mengenai Aspek Kelengkapan Resep dan Keterbacaan Resep

Identitas pasien:

No Pertanyaan Jawaban 1 Nama (dapat tidak diisi) : 2 Umur (th) : 3 Jenis kelamin : 4 Pendidikan terakhir :

Berikan opini anda dengan memilih (memberi tanda “√ ”) sesuai dengan tingkat kesetujuan anda berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang disediakan

No Pernyataan SS (Sangat Setuju)

S (Setuju)

N (Netral)

TS (Tidak Setuju)

STS (Sangat Tidak

Setuju)

1 Tulisan dokter dalam resep yang saya peroleh, tidak jelas dan tidak terbaca

2 Resep harus memuat identitas dokter

3 Resep tidak perlu mencantumkan tanggal penulisan

4 Resep harus memuat identitas pasien

5 Resep tidak perlu mencantumkan jumlah obatnya, cukup nama obatnya saja

6 Resep harus mencantumkan aturan pakai obat

7 Resep harus mencantumkan nama pasien

8 Resep harus mencantumkan berat badan dan umur pasien

9 Resep tidak perlu mencantumkan alamat pasien

10 Resep harus mencantumkan tanda tangan dokter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

140

... lanjutan

No Pernyataan SS (Sangat Setuju)

S (Setuju)

N (Netral)

TS (Tidak Setuju)

STS (Sangat Tidak

Setuju) 11 Tulisan dalam resep harus

ditulis dengan jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam pelayanan resep di apotek

12 Tulisan dalam resep harus ditulis tidak jelas agar tidak sembarang orang bisa membacanya

13 Tulisan dalam resep harus dapat dibaca dengan jelas

14 Tulisan tidak jelas harus dipertahankan karena menjadi ciri khas dokter dan agar tidak mudah ditiru

15 Apoteker di apotek rumah sakit harus dapat membaca tulisan dokter dalam resep walaupun secara umum tulisan tersebut sangat sulit dibaca

16 Jika tulisan dalam resep tidak dapat dibaca jelas oleh apoteker di apotek rumah sakit maka pasien harus kembali ke dokter

Mohon diisi dengan jawaban yang singkat dan jelas Jika resep yang Anda peroleh tidak dapat dilayani apotek karena resep tidak lengkap atau tulisan dokter tidak terbaca / tidak jelas, tindakan apa yang Anda lakukan ?

Terima kasih atas kerja sama baik Anda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

141

Lampiran 14. Frekuensi Jawaban Kuesioner oleh Responden Pasien

No SS S N TS STS K 1. 21 % 41% 17% 20% 1% S

2. 46% 44% 5% 5% 0% S

3. 1% 4% 0% 64% 31% TS

4. 31% 54% 9% 6% 0% S

5. 3% 11% 6% 54% 26% TS

6. 63% 32% 3% 2% 0% S

7. 44% 50% 1% 5% 0% S

8. 11 % 38% 30% 20% 1% S

9. 3,% 30% 21% 42% 4% TS

10. 37% 43% 9% 10% 1% S

11. 52% 34% 8% 6% 0% S

12. 8% 18% 18% 45% 11% TS

13. 35% 40% 16% 9% 0% S

14. 6% 28% 21% 36% 9% TS

15. 59% 29% 4% 6% 2% S

16. 20% 27% 6% 32% 15% -

Keterangan: SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju K = Kecenderungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Hak pasien (UU No.29/2004 tentang praktik kedokteran)..... 22: 4. Kewajiban pasien (UU No.29/2004 tentang praktik

142

BIOGRAFI PENULIS

Katarina Ratih Triuntari lahir di Toboali, Provinsi

Bangka-Belitung pada tanggal 13 September 1985.

Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari

pasangan Laurentius Sumardjo dan Agatha Indarwati.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan di TK Regina

Pacis Tanjung Pandan, Belitung (1989-1991), SD Regina

Pacis Tanjung Pandan, Belitung (1991-1993), SD Santa

Agnes Belinyu, Bangka (1993-1997), SLTP Santo Yosep

Belinyu, Bangka (1997-2000) dan SMU Stella Duce II Yogyakarta (2000-2003).

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi di Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2003. Selama

menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, penulis mempunyai pengalaman sebagai asisten untuk praktikum

Botani Dasar periode 2005/2006, asisten untuk praktikum Analisis Sediaan Obat

Tradisional 2007/2008, masuk dalam keanggotaan PSF (Paduan Suara Fakultas)

“Veronika” (2003-2005) dan kepengurusan BEMF Farmasi tahun 2006. Selain itu

penulis terlibat aktif di beberapa kepanitiaan lepas, seperti: Sie. Acara panitia

TITRASI dan Ziarah 6 Fakultas Poh Sarang Kediri 2004, Koordinator

Sie.PubDekDok Apotek Musik dan Pelepasan Wisuda 2004, Ketua I TITRASI

2005, dan Panitia EKM Agustus 2007.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI