PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh...

107
i HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Nunuk Putri Permatasari 119114075 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

i

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN PERILAKU AGRESI

PADA REMAJA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Psikologi Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Nunuk Putri Permatasari

119114075

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN PERILAKU AGRESI

PADA REMAJA

Oleh :

Nunuk Putri Permatasari

NIM : 119114075

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si Tanggal………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN PERILAKU AGRESI

PADA REMAJA

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Nunuk Putri Permatasari

NIM : 119114075

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 26 Januari 2016

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Penguji I : Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si.

Penguji II : YB. Cahya Widiyanto, Ph. D.

Penguji III : Drs. H. Wahyudi, M. Si.

Yogyakarta, ………………

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

iv

Halaman Motto

“Be yourself, you’ll be fine” (Honda Tohru’s Mom)

To get a success, your courage must be greater than your fear

janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab

Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;

Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa

kemenangan (Yesaya 41 : 10)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

v

Halaman Persembahan

Skripsi ini kupersembahkan bagi,

Tuhan Yesus Kristus yang selalu berada di sisiku untuk menguatkan dan

memberikan penghiburan,

Kedua orangtuaku yang sabar, Bapak Subandi & Ibu Eko Purwani,

Kakak laki-laki penyemangatku, Mas Nugroho Danang Sasongko,

Teman-teman yang membantu dan membuatku untuk tetap maju,

Dan bagi diriku sendiri yang sudah mengumpulkan niat dan menyelesaikan

proyek tertulis terbesar sepanjang hidup ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam daftar pustaka sebagaimana selayakya sebuah karya ilmiah.

Yogyakarta, 5 Januari 2016

Penulis

Nunuk Putri Permatasari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

vii

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN PERILAKU AGRESI

PADA REMAJA

Nunuk Putri Permatasari

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh yang diberikan oleh kontrol diri pada

perilaku agresi pada remaja. Hipotesis dalam penelitian ini adalah kontrol diri mampu

memprediksi perilaku agresi pada remaja secara negatif. Untuk membuktikan hipotesis tersebut,

maka analisis hipotesis dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.00. Subjek yang digunakan

dalam penelitian ini adalah remaja dengan rentang usia 11-24 tahun dan belum menikah, dengan

jumlah subjek laki-laki sebanyak 73 orang dan subjek perempuan sebanyak 164 orang. Dalam

penelitian ini digunakan dua skala, variabel kontrol diri diukur menggunakan Skala Kontrol Diri

berdasar pada teori kontrol diri Baumeister dan variabel perilaku agresi diukur menggunakan

Skala Perilaku Agresi berdasarkan teori agresi Buss & Perry. Koefisien reliabilitas dari Skala

Kontrol Diri sebesar 0,928, sedangkan reliabilitas Skala Perilaku Agresi sebesar 0,902.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B =

-0,496. Hasil tersebut menyatakan bahwa kontrol diri dapat menjadi prediktor perilaku pada

remaja secara negatif. Sedangkan kekuatan prediksi kontrol diri terhadap perilaku agresi sebesar

26,7%.

Kata kunci : kontrol diri, perilaku agresi, remaja, analisis regresi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

viii

THE CORRELATION BETWEEN SELF-CONTROL AND AGGRESSION

BEHAVIOR IN ADOLESCENT

Nunuk Putri Permatasari

ABSTRACT

The aim of this study is to know the influence of self-control to aggression behavior in

adolescent. The hypothesis of this study is that self-control can predict aggression behavior in

adolescent negatively. In order to prove the hypothesis, researcher used the hypothesis analysis in

SPSS 16.00. Subject in this study consist of adolescent in age range between 11-24 years old, 73

male subjects and 164 female subjects. This study used two scales. The first scale is self-control

variable that was measured using Self-control Scale that based on self-control theory by

Baumeister. And the second scale is aggression behavior variable that was measured using

Aggression Behavior Scale that based on aggression theory by Buss & Perry. Reliability

coefficient of Self-control Scale is 0,928, while Aggression Behavior Scale is 0,902. Based on the

study, researcher obtained significant value 0,000 (p < 0,05), B = -0,496. This result indicates

that self-control can predict aggression behaviornegatively in adolescent. Whereas the prediction

strength of self-control toward aggression behavior is 26,7%

Keyword : self-control, aggression behavior, regression analysis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Nunuk Putri Permatasari

Nomor Mahasiswa : 119114075

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Hubungan antara Kontrol Diri dan Perilaku Agresi pada Remaja

Beserta perangkat diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

Kepada Perpustakan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya

Dib uat di Yogyakarta

Pada tanggal : 5 Januari 2016

Yang menyatakan,

(Nunuk Putri Permatasari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yesus atas penyertaan dan

rahmat-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi

ini. Begitu banyak perjuangan dalam bertanding dengan diri sendiri sehingga

akhirnya mau untuk berjuang dalam pengerjaan skripsi ini. Tentu dalam

pengerjaan skripsi ini ada banyak pihak yang senantiasa membuat penulis merasa

terdukung karena cinta dan dukungannya. Oleh karena penulis ingin

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si selaku dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing penulis

2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si selaku Kepala Program Studi Universitas Sanata

Dharma

3. Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M. Psi selaku dosen pembimbing akademik

penulis

4. Mas Muji, Mas Doni, dan teman-teman (Vivi, Martha, Iyah, Ivana, dan

Natan) yang memberikan pengalaman berharga selama penulis menjadi

student staff laboratorium psikologi. Kalian memberikan canda dan tawa di

tengah-tengah tekanan dunia yang sangat luar biasa.

5. Mas Gandung, Ibu Nanik, Pak Giek, dan teman-teman dari student staff

sekretariat (Sila, Arum, Netty, Yoan, dkk) yang selalu melayani dengan tulus

dan totalitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

xi

6. Seluruh karyawan Bappeda Sleman yang mempermudahkan penulis dalam

hal perijinan. Pelayanan yang cepat, nyaman, dan ramah membuat penulis

merasa termotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepala Sekolah SMPN 4 Depok dan Kepala Sekolah SMAN 1 Depok yang

telah bersedia membantu penulis dalam pengambilan data. Khususnya Ibu

Sum dan Ibu Wahyu yang dengan tulus hati mendampingi penulis dalam

pegambilan data.

8. Kedua orangtua yang dengan susah payah dan tulus telah membesarkan,

Bapak Subandi dan Ibu Eko Purwani. Dukungan doa dan finansial yang

sangat luar biasa yang mampu membuat penulis mampu menyelesaikan masa

studinya dengan baik, walaupun mungkin tidak sesuai dengan harapan.

9. The One and only my big brother, mamas Nugroho Danang Sasongko.

Pengertian yang sangat luar biasa, mampu mengerti perasaanyang dialami

penulis selama menjalani penulisan skrpsi dan tidak memberikan tekanan

tambahan. Greatful to have you as my big bro <3.

10. Teman-teman di kelompok yang kita sebut Cucok Rumpi.

a. Dara, sesama manusia bergologan darah B, terima kasih sudah mau

mengorbankan waktu untuk melihat kembali skripsi penulis dan

mengawal pelaksanaannya. Sudah menjadi tempat sampah dan

mendengarkan semua keluh kesah serta menjadi teman nonton

pertunjukkan tari dimana-mana

b. Rinta, yang juga mengorbankan waktunya di tengah impiannya yang

besar untuk mendukung penulis secara emosional. Berkat kecerdasanmu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

xii

dan kosmu yang dekat penulis merasa sangat terbantu dalam berbagai hal.

Pengalaman pacaranmu juga yang membuat penulis ingin segera

menenuaikan tugas perkembangan yang seharusnya diselesaikan.

c. Vivi the miss rempong, yang sudah mau berjalan beriringan bersama-

sama mengerjakan skripsi di kala teman-teman yang lain sudah di tahap

selanjutnya. Terima kasih untuk gossip-gosip terkini dan usahamu dalam

mencarikan penulis pasangan hidup. Pintu rumah nun jauh di sana-mu

yang selalu terbuka untuk penulis bagaikan rumah kedua.

d. Anita sang manager, terima kasih atas makanan gratis yang selalu kau

tawarkan. Ketulusan hatimu dalam memberikan bantuan tidak akan

pernah penulis lupakan. Semangat dalam meraih cita dan cintamu.

e. Hervy the sheilagenk, satu-satu anggota Cucok Rumpi yang mengerti

hatiku sebagai fansgirl. Terima kasih buat bantuan dan masukkan dalam

pembuatan skala. Tidak lupa juga atas jasa catring di awal-awal

kehidupan mahasiswa penulis. Semangatmu dalam meraih tujuan

membuat penulis tak berdaya.

11. Teman kos penulis selama menjalani masa studi, Mak Ghea. Terima kasih

telah menemani di lingkungan kos yang penuh dengan polusi suara. Dirimu

yang telah mengajarkan penulis untuk menjadi wanita yang kuat dan tegar.

Walaupun begitu dirimu tidak pernah menolak diriku yang datang dengan

penuh air mata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

xiii

12. Pipin sesama teman seperjuangan yang sudah memberikan bantuan besar

dalam pengambilan data. Terima kasih juga telah mengijinkan penulis untuk

menumpang mandi selama ini.

13. Breho Murti yang sudah mau bolak-balik Solo-Jogja untuk menghibur diriku.

Terima kasih sudah membantu menginput data penelitian. Teman fujoshi

satu-satunya tempat berbagi imajinasi liar.

14. Yang terkasih fandom-fandom penulis yang menemani dan selalu

memberikan keceriaan tersendiri kepada penulis. My ichiban yang tak lekang

oleh waktu, Reita. Dedek gemes, Brandon Salim yang sudah datang dan

menghibur. Abang Neita yang sudah saya ketahui wujud dan nama aslinya,

dirimu sangat menginspirasi supaya penulis segera menyelesaikan skripsinya.

Akhir kata penulis berharap dari penelitian ini dapat membuat kita menyadari

betapa pentingnya kontrol diri dalam kehidupa sehari-hari. Terutama kaitannya

dengan perilaku agresi. Dengan mengetahui hubungan keduanya diharapkan

mampu menciptakan kehidupan sosial yang harmonis. Meskipun begitu, penulis

masih mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar penelitian ini dapat

semakin menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan kita ini. Terima kasih.

Yogyakarta, 5 Januari 2016

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

xiv

DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ......................................................................... ii

Halaman Pengesahan Skripsi ................................................................................. iii

Halaman Motto....................................................................................................... iv

Halaman Persembahan ............................................................................................ v

Halaman Pernyataan Keaslian Karya ..................................................................... vi

Abstrak .................................................................................................................. vii

Abstract ................................................................................................................ viii

Halaman Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah........................................................ ix

Kata Pengantar ........................................................................................................ x

Daftar Tabel ....................................................................................................... xviii

Daftar Gambar ....................................................................................................... xx

Daftar Lampiran ................................................................................................... xxi

BAB I Pendahuluan ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

1. Teoretis ..................................................................................................... 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

xv

2. Praktis ....................................................................................................... 7

BAB II Landasan Teori ........................................................................................... 8

A. Kontrol Diri .................................................................................................. 8

1. Pengertian Kontrol Diri ............................................................................ 8

2. Internal Locus of Control ......................................................................... 9

3. Manfaat Kontrol Diri .............................................................................. 10

4. Dampak Kontrol Diri .............................................................................. 11

5. Aspek Kontrol Diri ................................................................................. 12

B. Perilaku Agresi ........................................................................................... 15

1. Pengertian Perilaku Agresi ..................................................................... 15

2. Teori Perilaku Agresi ............................................................................. 16

3. Jenis Perilaku Agresi .............................................................................. 18

4. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresi ......................................... 20

5. Aspek Perilaku Agresi ............................................................................ 24

C. Remaja........................................................................................................ 25

1. Definisi Remaja ...................................................................................... 25

2. Perkembangan Remaja ........................................................................... 26

D. Kontrol Diri pada Remaja .......................................................................... 29

E. Dinamika Hubungan Kontrol Diri dan Perilaku Agresi pada Remaja ....... 31

F. Skema Hubungan antara Kontrol Diri dan Perilaku Agresi Pada Remaja . 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

xvi

G. HIPOTESIS ................................................................................................ 35

BAB III Metode Penelitian ................................................................................... 36

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 36

B. Identitas Variabel Penelitiam ..................................................................... 36

c. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................... 37

1. Kontrol Diri ............................................................................................ 37

2. Perilaku Agresi ....................................................................................... 37

D. Subjek Penelitian ........................................................................................ 38

E. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 38

F. Uji Skala ..................................................................................................... 43

1. Uji Validitas ........................................................................................... 43

2. Seleksi Aitem ......................................................................................... 44

3. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 46

G. Uji Analisis Data ........................................................................................ 48

1. Uji Asumsi .............................................................................................. 48

2. Uji Hipotesis ........................................................................................... 49

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................... 50

A. Persiapan Penelitian ................................................................................... 50

B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 51

C. Gambaran Subjek Penelitian ...................................................................... 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

xvii

1. Data Demografis ..................................................................................... 52

2. Hasil Rerata Subjek terhadap Skala ....................................................... 53

D. Hasil Penelitian .......................................................................................... 54

1. Uji Asumsi .............................................................................................. 54

2. Uji Hipotesis ........................................................................................... 57

E. Pembahasan ................................................................................................ 59

F. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 62

BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................................. 63

A. Kesimpulan ................................................................................................ 63

B. Saran ........................................................................................................... 63

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 66

Lampiran ............................................................................................................... 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blueprint dan Rancangan Skala Kontrol Diri Sebelum Uji Coba ........... 40

Tabel 2. Sebaran Aitem Skala Kontrol Diri .......................................................... 41

Tabel 3. Skor Aitem untuk Skala Kontrol Diri ..................................................... 41

Tabel 4. Blueprint dan Rancangan Skala Perilaku Agresi Sebelum Uji Coba...... 42

Tabel 5. Sebaran Aitem Skala Perilaku Agresi ..................................................... 42

Tabel 6. Skor Aitem untuk Skala Perilaku Agresi ................................................ 43

Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Kontrol Diri ....................................................... 45

Tabel 8. Distribusi Aitem Skala Perilaku Agresi .................................................. 46

Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach Skala Kontrol Diri .................... 47

Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach Skala Perilaku Agresi ............. 47

Tabel 11. Tabel Analisis Deskriptif Variabel Kontrol Diri................................... 53

Tabel 12. Tabel Analisis Deskriptif Variabel Perilaku Agresi ............................. 53

Tabel 13. Tabel Hasil Uji Normalitas ................................................................... 55

Tabel 14. Tabel Uji S Staistik ............................................................................... 56

Tabel 15. Tabel Hasil Uji Linearitas ..................................................................... 57

Tabel16. Tabel Nilai Unstandardized Coefficient (B) .......................................... 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

xix

Tabel 17. Tabel Nilai Koefisien Determinasi ....................................................... 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Teori I3 pada Perilaku Agresi ................................................... 16

Gambar 2. Bagan dan Deskripsi Dinamika antarvariabel ..................................... 35

Gambar 3. Grafik Normal Q-Q Plot Unstandardized Residual ............................ 55

Gambar 4.Sacatterplot Hasil Uji Homogenitas .................................................... 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Data Sebaran Usia Subjek ............................................................... 72

Lampiran B. Data Sebaran Jenis Kelamin Subjek ............................................... 72

Lampiran C. Data Sebaran Tingkat Pendidikan Subjek........................................ 73

Lampiran D. Hasil Reliabilitas Skala Kontrol Diri ............................................... 73

Lampiran E. Hasil Reliabilitas Skala Perilaku Agresi .......................................... 75

Lampiran F. Skala yang Digunakan dalam Penelitian .......................................... 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tingkat kriminalitas di Indonesia masih tergolong tinggi

(regional.kompasiana.com, 2014). Bambang Widodo Umar, kriminolog dari

Universitas Indonesia, juga berpendapat bahwa angka kriminal di Indoneisa

masih tinggi dan akan ada banyak tindakan kejahatan (news.liputan6.com,

2013). Menurut Kepala Polisi Republik Indonesia Jendral Pol Sutarman,

tindak pidana pada tahun 2011 mencapai 347.605 kasus. Angka tersebut

sempat mengalami penurunan sebanyak 1,85% pada tahun 2012. Namun pada

tahun 2013 mengalami kenaikan sebanyak 0,22 % (republika.co.id, 2013).

Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Inspektur Jendral Polisi Saud

Usman mengatakan bahwa setiap 91 detik terjadi sebuah kejahatan di

Indonesia sepanjang tahun 2012 (nasional.kompas.com, 2012).

Pada tahun 2015, Indonesia dihebohkan dengan maraknya kasus

pembegalan. Arti kata pembegalan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah perampasan di jalan. Di Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri telah

dilakukan Operasi Curat Progo Polda DIY 2015 untuk meminimalisir

terjadinya kasus pembegalan. Dari 45 pelaku yang telah ditangkap, 20

diantaranya merupakan anak di bawah umur dan 12 orang memiliki status

sebagai pelajar (sorotjogja.com, 2015). Menurut Wadir Reskrimum Polda

DIY AKBP Djuhandani, perbandingan pelaku kriminalitas di DIY hampir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

2

mencapai 50% untuk remaja. Meskipun usianya masih tergolong muda

namun tingkat kejahatan yang dilakukannya sama dengan pelaku kejahatan

lainnya (jogja.tribunnews.com, 2015). Selain kasus pembegalan, terjadi pula

kasus penyekapan dan penganiayaan. Salah satunya terjadi di daerah Bantul,

Yogyakarta. Korban disekap dan dianiaya oleh lima pelaku karena

menyandingkan tato hello kitty miliknya dan pelaku di media sosial instagram

(jogja.solopos.com, 2015). Pelaku yang masih di bawah umur ini mengikat

korban dan menganiaya korban dengan menyulutkan puntung rokok, bahkan

sampai melukai daerah kemaluan korban (nasional.republika.co.id, 2015).

Perbuatan yang dilakukan para remaja tersebut merupakan perilaku agresi.

Menurut Elliot Aronson, perilaku agresi merupakan perilaku yang melukai

individu lain dengan maupun tanpa tujuan (Koeswara, 1988). Sedangkan

Moore dan Fine mendefinisikan perilaku agresif sebagai tindak kekerasan

yang ditujukan kepada individu lain maupun objek-objek secara fisik maupun

verbal (Koeswara, 1988). Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Robert

Baron. Baron memandang perilaku agresi sebagai tingkah laku melukai atau

mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan perilaku tersebut terjadi

pada dirinya (Koeswara, 1988). Sedangkan kekerasan merupakan tipe paling

berat dari agresi fisik. Kekerasan sering kali mengakibatkan luka fisik yang

serius (Shaver & Mikulincer, 2011).

Salah satu penyebab terjadinya perilaku agresi adalah faktor fisiologis.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa laki-laki memiliki kecenderungan

lebih tinggi dalam melakukan perilaku agresi secara fisik (Onukwufor, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

3

Hal ini dipengaruhi oleh produksi hormon ACTH, adrenalin, testosteron, dan

campuran senyawa androgenik pada sistem limbik (Brown & Schuster, 1986).

Sedangkan pada remaja, waktu terjadinya kematangan seksual yang

dipengaruhi oleh kinerja hormon dapat menjadi penyebab perilaku agresi.

Remaja laki-laki dan perempuan yang mencapai masa pubertas lebih awal

dibanding dengan teman-teman sebayanya akan cenderung terlibat dalam

aktivitas yang menyimpang atau antisosial, seperti membolos, kenakalan, dan

mengonsumsi alkohol. Remaja laki-laki yang mencapai pubertas lebih awal

akan lebih matang secara fisik dan berteman dengan anak laki-laki lain yang

lebih tua. Pertemanan ini akan mengarahkan mereka untuk melakukan

kegiatan-kegiatan yang menyimpang (Steinberg, 2002).

Masa remaja juga tekenal dengan istilah masa badai dan stres. Masa badai

dan stres ini dapat dilihat dari karakter remaja yang tidak stabil. Hal ini

disebabkan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri remaja, baik secara

fisiologis maupun psikologis. Perubahan hormon yang sangat signifikan

membuat remaja memiliki perasaan tidak nyaman. Selain itu remaja juga

merasa kurang yakin terhadap dirinya sendiri, terhadap kemampuan dan

keinginannya. Ditambah lagi mereka mendapatkan peran baru yang sangat

membingungkan. Mereka sudah tidak dianggap sebagai anak-anak lagi dan

dituntut bersikap layaknya orang dewasa. Akan tetapi tak jarang ketika

mereka bertindak sesuai dengan keinginannya banyak diremehkan karena

dianggap belum dewasa. Hal ini menjadi salah satu penyebab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

4

ketidakbahagiaan pada remaja dan mendorong mereka untuk berperilaku

agresi (Hurlock, 1973; Hurlock, 1953).

Penelitian mengenai agresi pada remaja sering mengaitkan perilaku agresi

dengan variabel eksternal, seperti tingkatan sekolah (Onukwufor, 2013),

hukuman fisik (Simons, Wu, Lin, Gordon, Conger, 2000), keanggotaan pada

geng (Gordon, Lahey, Kawai, Loeber, Lober, Farrington, 2004), status

ekonomi sosial, lingkungan kriminal, dan suku (Heimer, 1997). Sedangkan

variabel internal yang biasa dikaitkan dengan perilaku agresi adalah kadar

hormon, jenis kelamin (Brown & Schuster, 1986), kemampuan coping stress

(Anggaraningtyas & Nugroho, 2013), dan self-esteem (Thomaes, Bushman,

de Castro, Cohen, & Denissen, 2009). Namun jika dilihat dari karakteristik

remaja yang tidak stabil, hal ini dapat dilihat sebagai kurangnya kemampuan

kontrol diri pada remaja. Oleh karena itu peneliti melihat pentingya peran

kontrol diri dalam mengendalikan perilaku agresi pada remaja.

Kontrol diri merupakan kemampuan individu untuk mengendalikan emosi,

dorongan-dorongan dari dalam dirinya untuk mengatur proses-proses fisik,

psikologis, perilaku dalam menyusun, membimbing, mengatur dan

mengarahkan bentuk perilaku yang positif agar dapat diterima dalam

lingkungan sosial (Schulz, 2004). Kontrol diri yang kuat terasosiasikan

dengan perilaku yang tidak bermasalah (Woessner& Schneider, 2013).

Kebanyakan teori dari agresi tidak menghiraukan peran dari regulasi diri

dalam perilaku agresi (Denson, DeWall, & Finkell, 2012). Ketika dorongan

agresif muncul, kontrol diri dapat membantu individu dalam merespons dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

5

berkompromi dengan standar personal maupun sosial dalam memperingatkan

agresi yang akan muncul. Penelitian yang dilakukan oleh Halloran, Doumas,

John, & Margolin pada tahun 1999 menyatakan bahwa internal locus of

control memiliki hubungan dengan perilaku agresi. Hal ini disebabkan karena

kurangnya locus of control menimbulkan kemarahan dan frustasi yang

mengarah pada perilaku agresi (dalam Denson, DeWall, & Finkell, 2012).

Pada penelitian yang lain ditemukan bahwa impulsivitas merupakan faktor

penting dalam mengembangkan perilaku agresif (dalam Deming & Lochman,

2008). Impusivitas merupakan keadaan ketika seseorang kekurangan kontrol

diri (Tochkov, 2010). Studi mengenai impulsivitas juga menunjukkan bahwa

impulsivitas merupakan prediktor dari perilaku agresi pada masa kanak-

kanak. Selain itu impulsivitas juga menjadi prediksi perilaku kekerasan di

sekolah (dalam Denson, DeWall, & Finkell, 2012).

Penelitian ini dilakukan mengacu pada penelitian sebelumnya yang

meninjau perilaku agresi dari tingkat kematangan emosi pada mahasiswa

(Guswani & Kawuryan, 2011). Penelitian tersebut menyarankan untuk

meneliti hubungan antara kontrol diri dan perilaku agresi. Selain itu dalam

penelitian lain telah melihat pengaruh kontrol diri pada remaja dalam

menghadapi konflik sebaya dan pemaknaan gender (Praptiani, 2013).

Penelitian ini memberikan batasan dalam beberapa hal. Pertama, penelitian

ini memandang agresivitas hanya sebagai perilaku melawan atau melakukan

serangan balasan akibat terprovokasi. Dengan kata lain stimulus yang

memicu perilaku agresi hanyalah provokasi. Kedua, subjek penelitian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

6

digunakan bukan remaja secara umum namun diseleksi terlebih dahulu

menggunakan Peer Conflict Scale. Sehingga subjek yang didapat adalah

subjek yang sedang mengalami konflik dengan teman sebaaya.

Sejalan dengan pemikiran tersebut, penulis terdorong untuk mengeahui

kedudukan kontrol diri dalam memprediksi perilaku agresi pada remaja.

Dengan itu kecenderungan berperilaku agresi pada remaja bisa lebih

dipahami. Subjek yang dipilih peneliti adalah remaja karena masa remaja

merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang

biasanya menimbulkan banyak masalah (Hurlock, 1990).

B. RUMUSAN MASALAH

Apakah kontrol diri dapat memprediksi secara empirik perilaku agresi

pada remaja?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui kedudukan kontrol

diri dalam memprediksi perilaku agresi pada remaja secara empirik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

7

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Teoretis

Penelitian ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu Psikologi,

terutama Psikologi Forensik dan Psikologi Remaja. Hasil penelitian ini

memperjelas hubungan antara kontrol diri dan perilaku agresi pada remaja

di Indonesia.

2. Praktis

Hasil penelitian ini akan memberikan informasi kepada orangtua

mengenai pentingnya peran mereka dalam mengembangkan kontrol diri

pada anak. Ketika orangtua dapat membangun kontrol diri yang baik pada

anaknya maka kemungkinan perilaku agresi pada remaja juga akan

berkurang. Selain itu, penelitian ini juga memberikan informasi kepada

pihak sekolah dan pihak kepolisian dalam mencegah dan menangani

perilaku agresi pada remaja. Pihak sekolah dapat mengadakan kegiatan

sekolah terkait dengan kontrol diri untuk menekan kemungkinan

munculnya perilaku agresi pada remaja. Sedangkan pihak kepolisian

dapat mengembangkan program intervensi bagi para pelaku agresivitas

yang telah melanggar hukum, khususnya remaja, yang terkait pula dengan

kontrol diri. Dengan adanya program intervensi tersebut, tingkat perilaku

agresi dengan pelaku remaja menjadi berkurang karena tingkat kontrol

dirinya meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KONTROL DIRI

1. Pengertian Kontrol Diri

Kontrol diri dapat didefinisikan sebagai tendensi untuk meregulasi

impuls dan menahan atau menolak godaan diberi penghargaan secara

langsung untuk tujuan jangka panjang (Duckworth, Kim, & Tsukuyama,

2013). Menurut Rodin kontrol diri merupakan perasaan bahwa seseorang

dapat membuat keputusan dan mengambil tindakan yang efektif untuk

menghasilkan akibat yang diinginkan dan menghindari akibat yang tidak

diinginkan (dalam Widiana, Retnowati, & Hidayat, 2004). Dalam Kamus

Psikologi, kontrol diri didefinisikan sebagai kemampuan mengendalikan

impulsivitas dengan menghambat hasrat-hasrat jangka pendek yang

muncul spontan (Reber & Reber, 2010).

Selain itu kontrol diri merupakan kapasitas seseorang yang

memampukannya mengubah keadaan dan respon dalam dirinya.

Seseorang yang memiliki kontrol diri mampu menolak respon yang baru

terjadi di dalam dirinya dan menggantinya dengan respon yang baru.

Perilaku yang tidak teregulasi dan menghasilkan dorongan yang tidak

terencana merupakan perilaku impulsif. Baumeister, dalam penelitiannya,

menyamakan istilah kontrol diri dan regulasi diri (Baumeister, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

9

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kontrol diri adalah

kemampuan seseorang untuk menahan atau menolak godaan dan

menahan hasrat jangka pendek yang menimbulkan penghargaan segera

dan mengubahnya menjadi respon yang diinginkan supaya mengindari

akibat yang tidak diinginkan dan mencapai tujuan jangka panjang.

2. Internal Locus of Control

Istilah yang sering kali disejajarkan dengan kontrol diri adalah

internal locus of control. Locus of control merupakan keyakinan individu

mengenai seberapa besar kontrol yang dimilikinya dalam menjalani

kehidupan sehari-hari. Sedangkan internal locus of control sendiri

merupakan keyakinan individu bahwa perilaku dan karakteristik yang

dimilikinyalah yang akan menentukan peristiwa yang terjadi dalam

hidupnya. Individu yang memiliki internal locus of control merasa

memiliki kontrol akan hal-hal yang terjadi dalam hidupnya (Passer &

Smith, 2007; Rotter, 1990; Tsai & Hsieh, 2014).

Ketika individu telah memiliki suatu keyakinan maka ia akan

mengembangkan sebuah kompetensi yang mendukung keyakinannya.

Sama halnya ketika individu memiliki internal locus of control, yaitu

keyakinan bahwa ia memiliki kontrol, maka ia akan mengembangkan

kemampuan mengontrolnya (Franken, 2002). Dalam penelitian ini

kemampuan tersebut merupakan kemampuan kontrol diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

10

3. Manfaat Kontrol Diri

Individu yang memiliki kontrol diri maka ia juga meyakini bahwa

dirinya merupakan penentu peristiwa yang akan terjadi. Hal ini

menyebabkan individu tersebut berjuang lebih keras untuk

mengembangkan kemampuan yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu,

individu yang memiliki kontrol diri akan menjadi pekerja keras (Franken,

2002; Morris, 1990).

Selain itu individu yang memiliki kontrol diri juga keteguhan hati

yang kuat. Hal ini juga dipengaruhi oleh keyakinan dalam dirinya bahwa

segala sesuatu merupakan hasil dari perbuatannya. Individu yang

memiliki kontrol diri juga mampu beradaptasi dengan baik. Indivdu

mampu mengendalikan dorongan-dorongan dalam dirinya sehingga

mampu menempatkan dirinya dengan baik di lingkungan yang baru

(Franken, 2002; Myers, 2013).

Individu yang memiliki kontrol diri juga akan memiliki tujuan

jangka panjang. Tujuan ini memberikan arahan yang jelas bagi individu.

Tujuan juga membuat individu mampu membangkitkan usaha dan

membuat individu gigih dalam berjuang (Franken, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

11

4. Dampak Kontrol Diri

Individu dengan kontrol diri yang tinggi akan memiliki hubungan

interpersonal yang baik, keluarga yang bersatu dengan ikatan yang kuat,

lebih sedikit masalah dan simptom psikologis, penerimaan serta harga diri

yang lebih tinggi, dan mengalami masalah emosional lebih sedikit

(Tangney, Baumeister, & Boone 2001). Sedangkan bagi siswa yang

memiliki kontrol diri tinggi cenderung memiliki peringkat lebih baik

daripada siswa yang lain. Bawahan yang memiliki pemimpin dengan

kontrol diri tinggi akan menilai pemimpinnya sebagai individu yang lebih

adil dan terpercaya dibanding pemimpin yang lain.

Tanpa rasa untuk mengontrol, individu akan kehilangan

kemampuan mereka untuk mengatasi secara efektif kesulitan-kesulitan

yang kecil (Franken, 2002). Kekurangan kontrol diri menimbulkan

impulsivitas dan ketidaksabaran untuk memenuhi keinginan seseorang

tanpa menunda (Tochkov, 2010). Dengan kata lain, individu yang

kekurangan kontrol diri kurang dapat melihat tujuan secara jangka

panjang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

12

5. Aspek Kontrol Diri

Kontrol diri memliki tiga buah aspek yang penting (Baumeister,

2002; 2013). Aspek ini merupakan bagian penting dari kontrol diri

sehingga kontrol diri dapat dimunculkan dengan baik. Aspek-aspek

tersebut adalah :

a. Standar-standar (Standards)

Standar mengacu pada tujuan, teladan, norma, dan pedoman lain

yang menentukan respon yang diinginkan. Dalam forensik, standar

yang dimiliki individu biasanya bersifat legal, perilaku yang dapat

diterima oleh sosial. Beberapa individu mungkin tahu hal yang legal

dan pantas secara sosial namun tidak peduli. Mereka memiliki standar

alternatif yang lain, yaitu hal-hal yang mereka anggap benar.

Terjadinya konflik pada tujuan yang membuat tujuan tersebut tidak

jelas dapat merusak dasar dari kontrol diri dan membuat orang

menjadi lebih rentan untuk terpengaruh. Oleh karena itu tujuan yang

jelas dapat menolong individu untuk menentukan standar dalam

dirinya. Secara umum, individu ingin merasa senang. Ketika sedang

sedih atau kacau, kita akan berfokus pada perilaku yang dapat

membuat individu tersebut senang. Dalam keadaan stres secara emosi

(emotional distress), kontrol diri akan mengalami gangguan.

Normalnya individu mengontrol perilakunya supaya dapat mengejar

standar yang tinggi atau tujuan jangka panjang yang diinginkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

13

Sedangkan dalam keadaan kacau atau sedih individu akan mencari

kepuasan yang bisa segera ia dapatkan.

b. Pengawasan (Monitoring)

Aspek kedua dalam kontrol diri adalah proses pengawasan.

Pengawasan merupakan menjaga atau mengawasi perilaku yang

relevan. Ketika seseorang tidak mampu mengawasi perilakunya atau

keluar jalur maka kontrol dirinya juga akan hancur. Hal ini disebabkan

karena tanpa memantau perilaku mengontol diri merupakan pekerjaan

yang sulit. Perhatian yang terfokus pada diri merupakan hal yang

penting dalam mengawasi diri sendiri.

c. Kapasitas untuk Berubah (The Capacity to Change)

Aspek ketiga dari kontrol diri adalah kapasitas seseorang untuk

mengubah dirinya sendiri. Kedua aspek yang lain tidak akan berguna

tanpa aspek ketiga ini. Hal ini melibatkan penyusunan tenaga dalam

mengubah atau membatasi perbuatan yang tidak pantas. Individu yang

tidak memiliki kapasitas untuk berubah sama saja dengan individu

yang telah mengerti dengan pasti namun tidak mampu membuat

dirinya melakukan aksi untuk mencapai tujuannya tersebut.

Terdapat tiga cara dalam melakukan suatu perubahan. Cara

pertama dengan kemauan yang kuat atau kekuatan. Individu

menggunakan kekuatan yang setara atau bahkan melebihi kekuatan

dari impuls atau dorongan. Cara ini beranggapan bahwa individu akan

menggunakan energi pada tindakan kontrol diri yang pertama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

14

sehingga menyebabkan efektivitas kontrol diri akan berkurang dari

normalnya pada tindakan kontrol diri yang kedua dan selanjutnya.

Cara yang kedua melibatkan kemampuan kognitif individu seperti

pengetahuan mengenai diri dan memikirkan kemungkinan-

kemungkinan. Cara ini mengibaratkan kontrol diri seperti perangkat

lunak (software) yang bisa terus menerus diisi. Berbeda dengan cara

yang pertama, cara yang melibatkan kemampuan kognitif ini

memprediksi kemudahan. Tindakan kontrol diri yang pertama akan

mengisi “perangkat lunak” atau melengkapinya dengan skema kontrol

diri yang relevan. Dengan begitu tindakan kontrol diri akan semakin

meningkat atau menjadi lebih baik. Kontrol diri digambarkan sebagai

suatu ketrampilan atau keahlian pada cara yang ketiga. Cara ini

memandang kontrol diri pada esensinya sama, dari tindakan kontrol

diri pertama, kedua, dan seterusnya. Akan tetapi dalam jangka waktu

yang lama, kontrol diri akan menunjukkan kemajuan secara

berangsur-angsur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

15

B. PERILAKU AGRESI

1. Pengertian Perilaku Agresi

Pengertian perilaku agresi menurut Arnold Buss (dalam Berkowitz,

1995) adalah stimulus berbahya yang dikirimkan kepada orang lain.

Sedangkan menurut Berkowitz, kontrol diri adalah segala perilaku yang

bertujuan untuk menyakiti orang lain secara fisik maupun mental

(Berkowitz, 1995). Baron (dalam Koeswara, 1988) memiliki pendapat

yang serupa, yaitu perilaku yang bertujuan untuk melukai atau

mencelakakan orang lain yang tidak menginginkan datangnya perilaku

tersebut. Elliot Aronson (dalam Koeswara, 1988) mendefinisikan perilaku

agresi sebagai perilaku yang dijalankan dengan tujuan melukai atau

mencelakakan orang lain dengan atau tanpa tujuan tertentu. Pendapat

yang serupa dikemukakan oleh Dollard, Doob, Miller, Mowrer, & Sears

(dalam Bandura, 1973) yang mengatakan bahwa perilaku agresi

merupakan rangkaian perilaku yang bertujuan untuk melukai orang yang

perilaku tersebut ditujukan. Sedangkan Moore & Fine (dalam Koeswara,

1988) secara spesifik mengatakan perilaku agresi sebagai perilaku

kekerasan secara fisik maupun verbal terhadap orang maupun objek lain.

Dari kumpulan pengertian yang sudah diuraikan, terdapat

persamaan mengenai pengertian perilaku agresi. Perilaku agresi memiliki

tujuan untuk melukai, menyakiti, atau mencelakakan.Sasaran dari

perilaku agresi ini adalah individu maupun objek benda mati. Selain itu

perilaku agresi yang dilakukan seseorang dapat bersifat secara fisik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

16

verbal, maupun mental. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

perilaku agresi adalah perilaku yang bertujuan untuk melukai, menyakiti

atau mencelakakan orang maupun objek benda mati yang menjadi sasaran

baik secara fisik, verbal, maupun mental.

2. Teori Perilaku Agresi

Teori I3 (dibaca I-cubed) merupakan teori yang mencoba

menjelaskan perilaku agresi seseorang tidak hanya berdasarkan variabel

tertentu, namun teori ini memberikan struktur untuk memahami

bagaimana faktor resiko mempengaruhi perilaku agresi dan hubungan

antara faktor resiko dalam memperburuk atau mengurangi perilaku agresi.

Teori I3 menyatakan tiga faktor resiko yang mempengaruhi perilaku

agresi, yaitu instigating trigger, impelling forces, dan inhibiting forces

(Shaver & Mikulincer, 2011; Denson, DeWall, & Finkel, 2012).

Gambar 1. Bagan Teori I3 pada Perilaku Agresi

Instigating

Trigger

Impelling

Forces

Inhibiting

Forces

(Kontrol

Diri)

Perilaku

Agresi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

17

a. Instigating Trigger

Instigating trigger merupakan peristiwa atau keadaan yang

dapat menstimulus perilaku agresi seseorang. Tanpa adanya

peristiwa maupun keadaan yang dapat memicu maka perilaku agresi

tidak akan muncul, meskipun individu tersebut memiliki agresivitas

yang tergolong tinggi. Teori I3 juga melihat bahwa perilaku agresi

juga akan muncul ketika individu memiliki tujuan instrumental,

contohnya ketika individu diberikan upah untuk menghajar orang

lain. Salah satu contoh instigating trigger adalah provokasi. Ejekan

dari orang lain dapat menjadi stimulus dari perilaku agresi individu.

b. Impelling Forces

Impelling forces adalah faktor situasonal atau disposisi yang

meningkatkan kemungkinan individu dalam mengalami dorongan

agresif ketika menanggapi instigating trigger. Sifat agresif pada

individu merupakan salah satu contoh dari impelling forces. Faktor

resiko ini menentukan seberapa besar dorongan agresif yang akan

dialami oleh individu. Perilaku agresi akan semakin tinggi ketika

instigator trigger bertemu dengan impelling forces. Individu yang

memiliki impelling forces yang lemah akan cenderung rendah

perilaku agresinya dibanding dengan yang kuat ketika menghadapi

instigator trigger yang sama. Ketika provokasi menjadi instigator

trigger, sifat agresif seseorang bisa menjadi salah satu contoh dari

impelling forces. Individu yang diprovokasi akan menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

18

perilaku agresi yang sangat tinggi jika ia memiliki sifat agresif.

Meskipun individu tersebut tidak memiliki sifat agresif, namun

ketika sebelum terprovokasi mengalami kejadian seperti bertengkar

dengan ibunya maka kecenderungan berperilaku agresi individu

tersebut akan tinggi juga.

c. Inhibiting Forces

Inhibiting forces merupakan faktor situasional maupun

disposisi individu yang mampu meningkatkan kemungkinan bahwa

individu dapat melampaui atau bahkan menolak dorongan untuk

beragresi yang muncul dalam dirinya. Jika dorongan untuk

berperilaku agresi tinggi maka individu harus memiliki kekuatan

inhibiting forces yang lebih tinggi daripada dorongan tersebut

supaya perilaku agresi tidak muncul. Kontrol diri merupakan salah

satu contoh dari inhibiting forces.

3. Jenis Perilaku Agresi

Berkowitz membagi perilaku agresi menjadi dua jenis (Berkowitz,

1995; Koeswara, 1988), yaitu :

a. Agresi Instrumental

Agresi instrumental merupakan perilaku agresi yang memiliki

tujuan lain selain menyakiti korban. Bagi pelaku, jauh lebih penting

dalam meraih tujuan tersebut dari pada rasa sakit yang dialami oleh

korban. Contoh dari perilaku agresi instrumental adalah seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

19

tentara yang membunuh musuhnya. Hal ini belum tentu dilakukan

oleh tentara tersebut untuk membuat musuhnya kesakitan, namun bisa

karena rasa patriotisme kepada negaranya.

b. Agresi Emosional

Jenis agresi ini juga biasa disebut agresi jahat. Hal ini disebabkan

karena tujuan utama pelaku melakukan perilaku ini adalah berbuat

jahat. Agresi emosional biasanya terjadi karena seseorang tersinggung

dan berusaha menyakiti orang lain.

Sedangkan menurut Dollar & Sear (dalam Berkowitz, 1995),

perilaku agresi dibagi menjadi empat jenis :

a. Agresi Fisik

Perilaku agresi fisik melibatkan tindakan yang secara terang-

terangan bermaksud untuk mencelakakan atau menyakiti orang lain

dengan segala cara.

b. Agresi Verbal

Perilaku agresi verbal merupakan usaha untuk mencelakakan atau

menyakiti orang lain melalui kata-kata. Terkadang hal ini berdampak

pada stress psikologis, kecemasan, dan jatuhnya harga diri korban.

c. Agresi Langsung

Perilaku agresi langsung merupakan perilaku yang mencelakakan

atau menyakiti orang lain yang disampaikan secara langsung kepada

korban.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

20

d. Agresi Tidak Langsung

Perilaku agresi tidak langsung adalah usaha untuk mencelakakan

atau menyakiti orang lain melalui aksi perantara atau dengan

menyerang orang atau subjek yang berharga bagi korban.

4. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresi

Faktor dari perilaku agresi merupakan hal yang dapat menyebabkan

atau mempengaruhi terjadinya perilaku agresi. Faktor perilaku agresi

dibagi menjadi dua bagian, yaitu faktor personal dan faktor situasional.

Faktor personal meliputi semua karakteristik yang seseorang bawa.

Sedangkan faktor situasional meliputi semua ciri-ciri dari sebuah situasi

(dalam Anderson & Bushman, 2002).

a. Faktor Personal

1) Trait (Sifat)

Beberapa sifat tertentu mempengaruhi seseorang kepada agresi

tingkat tinggi. Sifat individu yang lebih mudah melakukan agresi

kepada orang lain karena kecurigaan kepada atribusi bermusuhan

(hostile attribution), persepsi, dan ekspektasi yang bias. Teori lain

mengatakan tipe A yang memiliki self-esteem yang tinggi akan

cenderung melakukan perilaku agresi.

2) Sex (Jenis Kelamin)

Laki-laki dan perempuan memiliki tendensi dalam berperilaku

agresif yang berbeda. Penelitian mengenai pembunuhan yang

dilakukan oleh FBI di Amerika Serikat menunjukkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

21

banyaknya pelaku laki-laki sepuluh kali lipat lebih banyak dari

pada perempuan. Tipe dari perilaku agresi yang dilakukan oleh

laki-laki dan perempuan juga berbeda. Laki-laki cenderung untuk

melakukan agresi secara langsung sedang perempuan sebaliknya.

3) Belief (Kepercayaan)

Banyak tipe kepercayaan yang berperan penting dalam

terjadinya perilaku agresi. Bagi mereka yang percaya bahwa

mereka dapat berperilaku agresi dan hasilnya akan memuaskan

bagi mereka maka akan cenderung melakukan perilaku agresi

dibandingkan dengan mereka yang tidak percaya kesuksesan dari

perilaku agresi. Perilaku agresi yang berhubungan dengan

kepercayaan diyakini mampu memprediksi tingkat agresivitas

seseorang di masa depan.

4) Attitude (Sikap)

Sikap adalah evaluasi umum seseorang mengenai dirinya

sendiri, orang lain, objek-objek, dan isu-isu. Ketika seseorang

memiliki sikap yang positif mengenai kekerasan maka secara

umum orang tersebut cenderung akan berperilaku secara agresif.

5) Value (Nilai)

Nilai adalah kepercayaan mengenai sesuatu yang seseorang

seharusnya atau seharusnya lakukan. Nilai juga sangat berperan

penting dalam menentukan tingkat dari perilaku agresi seseorang.

Bagi beberapa orang, kekerasan merupakan salah satu cara untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

22

mengatasi konflik interpersonal yang sedang dihadapi. Sebagai

contoh, kekerasan yang dilakukan oleh sebuah geng atau kelompok

didasari untuk mempertahankan kehormatan yang ada dalam

kelompok tersebut.

6) Long-term Goal (Tujuan Jangka Panjang)

Tujuan jangka panjang sangatlah penting dalam memprediksi

perilaku agresi seseorang. Tujuan jangka panjang yang dimiliki

seseorang akan mempengaruhi persepsi, nilai, dan kepercayaan

mengenai seberapa penting ia melakukan perilaku agresi tersebut.

b. Faktor Situasional

1) Aggressive Cue (Isyarat Agresif)

Isyarat agresif adalah objek utama dalam agresi yang

berhubungan dengan konsep dalam ingatan. Sebagai contohnya,

ketika seseorang dihadapkan pada sebuah senjata maka hal tersebut

akan meningkatkan agresivitas seseorang. Hal ini disebabkan

gambaran mengenai senjata secara otomatis memunculkan pikiran

agresi.

2) Provocation (Provokasi)

Provokasi terdiri dari mencela, meremehkan, bentuk lain dari

agresi verbal, agresi fisik, interfensi terhadap usaha seseorang

dalam mencapai tujuan. Provokasi merupakan faktor penyebab

agresi yang sangat penting. Salah satu studi yang dilakukan Baron

(2006) di tempat kerja menghasilkan bahwa ketika seseorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

23

mendapat perlakuan yang tidak adil di tempat kerja maka ia akan

cenderung melakukan agresi.

3) Frustation (Frustasi)

Frustrasi dapat didefinisikan sebagai penghalang dari

pencapaian tujuan. Sebagian besar provokasi dapat dilihat sebagai

salah satu tipe frustrasi yang diidentifikasi individu sebagai agen

yang menggagalkan seseorang untuk mencapai suatu tujuan.

Frustasi telah dipercaya dapat meningkatkan agresi seseorang.

4) Pain and Discomfort (Rasa Sakit dan Ketidaknyamanan)

Beberapa penelitian menunjukkan ketidaknyamanan dapat

menimbulkan perilaku agresi, begitu pula dengan rasa sakit.

Contoh dari kondisi yang tidak nyaman adalah suhu tinggi, asap

rokok, bau tidak enak, dan pemandangan yang menjijikan. Namun

perilaku agresi yang dilakukan tidak hanya untuk menghentikan

atau mengurangi kondisi yang tidak menyenangkan maupun rasa

sakit yang dirasakan. Perilaku agresi bisa ditunjukkan meski objek

tidak melakukan apapun yang membuat pelaku mengalami rasa

sakit atau ketidaknyamanan (Berkowitz, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

24

5. Aspek Perilaku Agresi

Menurut Buss & Perry (1992) perilaku agresi dipengaruhi oleh empat

aspek. Aspek ini merupakan bagian pernting dari perilaku agresi sehingga

perilaku agresi dapat muncul. Aspek pertama dan kedua dilihat dari jenis

perilakunya, yaitu agresi fisik dan agresi verbal. Agresi fisik maupun

agresi verbal dilihat dari segi motorik atau konatif. Aspek ketiga adalah

kemarahan (anger) yang dilihat dari segi emosional atau afektif. Dan

aspek terakhir adalah kebencian (hostility) yang merupakan perwakilan

dari sisi kognitif.

a. Agresi Fisik

Agresi fisik merupakan perbuatan melukai atau menyakiti orang

lain atau objek langsung secara fisik. Agresi fisik meliputi memukul,

menendang, menampar, dan menggigit (Ivory & Kaestle, 2013;

Kawabata, Tseng, & Crick, 2014).

b. Agresi Verbal

Agresi verbal menggunakan kata-kata untuk menyakiti orang lain

secara langsung dan sengaja. Contoh perilaku dari agresi verbal adalah

menghina dan mengejek orang lain dengan sebutan (Coyne, Robinson,

& Nelson, 2010).

c. Kemarahan (Anger)

Kemarahan merupakan keadaan perasaan emosional yang

bervariasi intensitasnya dari rasa jengkel yang ringan sampai amukan

yang intens (dalam Johansson, Santtila, Corander, Jern, Pahlen,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

25

Varjonen, & Sandnabba, 2011). Individu dengan tingkat kemarahan

yeng tinggi akan mudah marah dan tersinggung (dalam Reyna, Lello,

Sanchez, Brussino, 2011).

d. Permusuhan (Hostility)

Permusuhan bisa dikonsepkan sebagai sikap bermusuhan secara

interpersonal (dalam Haney, Maynard, Houseworth, Scherwitz,

William, & Barefoot, 1996). Individu yang memiliki permusuhan

akan cenderung memiliki keyakinan negatif mengenai orang lain,

seperti prasangka yang buruk, perasaan curiga, iri hati, sinisme,

paranoid, dan mencela. Selain itu individu dengan sikap permusuhan

akan memiliki perasaan jengkel dan dendam (Reyna, et al, 2011; )

C. REMAJA

1. Definisi Remaja

Masa remaja adalah sebuah periode transisi secara biologis, psikologis,

sosial, dan ekonomi (Steinberg, 2002). Masa remaja merupakan tahap

kedua dalam perkembangan manusia. Remaja dibedakan menjadi tiga

kelompok, yaitu remaja awal, remaja tengah, dan remaja akhir. Usia

remaja awal berkisar dari 10 tahun sampai 13 tahun, remaja tengah dari 14

tahun sampai 18 tahun, dan remaja akhir dari 19 tahun sampai 22 tahun.

Sedangkan menurut Sarwono (2008), rentang usia yang termasuk dalam

kategori remaja adalah 11 – 24 tahun dan belum menikah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

26

2. Perkembangan Remaja

a. Perkembangan Fisik

Salah satu perubahan yang terjadi pada tubuh remaja adalah

perubahan hormonal. Tiap jenis kelamin mengalami perubahan hormon

yang berbeda. Pada laki-laki akan didominasi oleh hormon testosteron

sedangkan esterogen untuk perempuan. Perkembangan hormon inilah

yang mampu mempengaruhi cara kerja otak sehingga menimbulkan

perilaku yang berbeda antara remaja laki-laki dan perempuan

(Steinberg, 2002).

b. Perkembangan Kognitif

Perkembangan otak pada masa remaja menjadi kunci untuk mereka

mengembangkan regulasi emosi dan perilakunya. Selain itu

perkembangan otak pada masa remaja juga semakin memampukan

remaja untuk mempersepsi dan mengevaluasi resiko dan penghargaan

yang akan mereka terima (Steinberg, 2005). Perkembangan berpikir

remaja yang semakin maju dibandingkan ketika mereka kanak-kanak

juga digambarkan dalam 5 hal menurut Keating (dalam Steinberg,

2002) :

1. Kemampuan remaja lebih baik dalam memperkirakan kemungkinan-

kemungkinan. Mereka tidak terbatas pada hal-hal yang mereka lihat

saja

2. Remaja lebih mampu berpikir mengenai hal abstrak.

3. Remaja lebih sering memikirkan tentang proses berpikir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

27

4. Cara berpikir remaja lebih luas. Mereka berpikir secara

multidimensional.

5. Remaja melihat segala sesuatu secara relatif dan tidak absolut.

Menurut Piaget (dalam Steinberg, 2002) remaja memasuki tahap

cara berpikir operasional formal. Ciri khas dari cara berpikir

operasional formal adalah remaja mampu berpikir tentang

kemungkinan, berpikir secara multidimensi, dan mampu berpikir

mengenai konsep-konsep abstrak.

c. Perkembangan Emosi

Remaja sangat terkenal dengan istilah storm and stress (badai dan

stres). Oleh karena keadaan ini remaja identik dengan kemarahan dan

emosi yang meledak-ledak. Salah satu penyebabnya adalah perubahan

hormonal (Steinberg, 2002). Selain itu penyesuaian terhadap

lingkungan yang baru juga dapat membuat remaja mengalami keadaan

emosi yang berlebihan. Hal ini disebabkan remaja kurang siap ketika

meninggalkan dunia kanak-kanaknya dan mengalami kebingungan

dengan peran mereka yang baru.

Harapan sosial akan perilaku yang lebih matang dari remaja juga

memberikan tekanan tersendiri. Lingkungan sosial menuntut mereka

untuk berperilaku seperti orang dewasa. Selain itu remaja harus

menyesuaikan diri pula dengan lawan jenis mereka. Remaja harus

belajar hal-hal apa saja yang bisa dibicarakan dengan lawan jenis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

28

bagaimana cara bersikap di depan lawan jenis, dan bagaimana cara

untuk popular diantara lawan jenis.

Tidak hanya lingkungan sosial namun keluarga juga mempengaruhi

keadaan emosi remaja. Remaja akan mengalami ketegangan emosi

ketika memiliki orangtua yang sangat keras dan memberikan kebebasan

yang sangat terbatas bagi remaja untuk berkembang.

Di sisi lain remaja mulai menyadari pentingnya pendidikan bagi

kehidupannya di masa depan dan menimbulkan perasaan cemas yang

tidak pernah timbul ketika masa kanak-kanak. Kecemasan tersebut

berlanjut ketika remaja dihadapkan pada kehidupan setelah sekolah,

ketika mereka harus bekerja atau menentukan jurusan di perguruan

tinggi. Cita-cita tidak realistis yang dibawanya sejak masa kanak-kanak

akan memberikan kesulitan remaja untuk menentukan pilihannya di

masa depan. Meskipun remaja mampu menentukkan apa yang

diinginkan belum tentu hal tersebut akan mereka dapatkan. Keadaan

ekonomi keluarga dan izin dari orangtua yang biasanya menjadi

penghalang antara remaja dan keinginannya sehingga membuat remaja

merasa frustasi (Hurlock, 1973). Meskipun demikian dari tahun ke

tahun cenderung terjadi perbaikan perilaku emosional pada remaja

(Hurlock, 1990).

Salah satu tugas perkembangan remaja di wilayah emosi adalah

pencapaian kematangan emosi. Remaja yang matang secara emosi bila

emosi remaja tersebut tidak meledak-ledak di hadapan orang lain. Akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

29

tetapi, remaja akan menunggu waktu dan tempat yang tepat untuk

mengungkapkan emosinya dan dengan cara yang lebih dapat diterima

secara sosial. Hal ini disebabkan remaja yang sudah mencapai

kematangan emosi dapat melihat situasi secara kritis dan berpikir

terlebih dahulu sebelum bereaksi (Hurlock, 1990).

D. Kontrol Diri pada Remaja

Kontrol diri yang dimiliki remaja tidak muncul begitu saja. Kontrol diri

ini dibangun individu sejak kecil. Ketika anak-anak usia prasekolah mampu

untuk menunda kepuasan (delay of gratification) terhadap suatu hadiah yang

nyata dan tanpa distraksi maka kontrol diri akan sedikit demi sedikit

terbangun. Oleh karena itu kontrol diri merupakan kemampuan individu

untuk mentoleransi penundaan kepuasaan. Keinginan untuk menunda

kepuasan (delay of gratification) pada anak dapat dipelajari dengan

mengobservasi model. Mengajarkan anak untuk dapat menunda kepuasan

(delay of gratification) di awal-awal kehidupannya akan sangat berguna di

tahap perkembangan berikutnya (Hergenhahn & Olson, 2007).

Menurut para orangtua, anak-anak mereka yang mampu menunda

kepuasan lebih lama ketika masa prasekolah dinilai lebih positif pada

berbagai kemampuan sosial dan akademik ketika mereka sudah SMA. Bagi

mereka, remaja yang mampu menunda kepuasan lebih lama ketika masa

prasekolah cenderung untuk menunjukkan kontrol diri ketika frustrasi,

mampu mengatasi masalah yang penting, melakukan tugas secara akademis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

30

dengan baik ketika termotivasi, mengejar tujuan ketika termotivasi,

menunjukkan kecerdasan, serta mampu mempertahankan pertemanan dan

dapat bergaul dengan teman sebaya. Sedangkan kecil kemungkinannya untuk

teralihkan oleh rintangan yang kecil, menyerah pada godaan, mudah

terdistraksi ketika berusaha berkonsentrasi, dan kehilangan kontrol diri ketika

frustrasi (Hergenhahn & Olson, 2007).

Erik Erikson dalam tahapan psikososialnya juga menjelaskan bahwa

kemampuan kontrol diri seseorang mulai dikembangkan sejak masa kanak-

kanak. Kontrol diri mulai berkembang pada usia 2 – 3 tahun ketika anak

memasuki tahap autonomy vs shame & doubt. Pada usia 2 tahun, kemampuan

motorik anak mulai berkembang dan mereka bisa melakukan banyak hal

tanpa bantuan orangtuanya. Suasana suportif dan tidak terlalu mengekang

dari orangtua dapat mengembangkan kemampuan kontrol diri pada anak.

Selain itu, pada tahapan selanjutnya, initiative vs guilt, kemampuan kontrol

diri anak juga semakin berkembang. Pada usia 4 tahun, anak mulai

mengembangkan inisiatif dalam memulai suatu kegiatan. Terkadang anak

ingin melakukan sesuatu yang terlalu berbahaya sehingga orangtua harus

membatasi mereka. Dari sinilah anak mulai belajar untuk mengontrol dirinya

(Erikson, 1963; Miller, 2011).

Kemampuan kontrol diri yang dikembangkan ketika kanak-kanak ini

sangat mempengaruhi pencapaian mereka di tahapan selanjutnya. Pada tahap

industry vs inferiority individu diharapkan dapat mengembangkan suatu

kompetensi tertentu. Kemampuan anak dalam mengontrol diri sangat penting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

31

ketika mereka mengalami kegagalan. Anak yang kemapuan kontrol dirinya

rendah akan mudah frustrasi sehingga memungkinkan mengembangkan rasa

inferior dalam dirinya. Selanjutnya pada tahap identity vs role diffusion,

kemampuan kontrol diri ini dapat membantu individu dalam mencapai suatu

identitas tertentu (Erikson, 1963; Miller, 2011).

E. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN

PERILAKU AGRESI PADA REMAJA

Masa remaja merupakan tahap kedua dalam perkembangan hidup manusia.

Dalam masa ini individu mengalami peralihan dari masa kanak-kanak ke

masa dewasa. Ketika individu memasuki masa remaja ia akan mengalami

perubahan secara biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi. Secara kognitif,

remaja mulai memiliki kemampuan untuk berpikir abstrak dan

memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.

Selain itu remaja sudah mampu berpikir secara multidimensional sehingga

dapat melihat suatu kenyataan secara lebih relatif (Steinberg, 2002). Selain itu

remaja mengalami perubahan fisik yang disebabkan oleh kematangan seksual.

Perubahan fisik yang signifikan ini tak jarang menyebabkan perasaan tidak

nyaman. Secara sosial mereka akan mendapatkan peran baru dan

membingungkan. Mereka sering dianggap masih kanak-kanak sehingga

tindakan mereka sering diremehkan. Namun di sisi lain mereka dituntut untuk

berpikir dan berperilaku seperti orang dewasa. Hal ini menimbulkan perasaan

yang tidak bahagia pada remaja (Hurlock, 1973).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

32

Selain itu remaja terkadang belum siap dalam menghadapi perubahan

dalam dirinya maupun tuntutan yang baru dari lingkungan sekitar.

Lingkungan yang menuntut perilaku yang lebih matang dari remaja memiliki

tekanan tersendiri. Belum lagi masalah hubungan mereka dengan lawan jenis.

Semua tuntutan tersebut membuat remaja menjadi frustrasi (Hurlock, 1973).

Hasil dari rasa frustrasi tersebut biasanya berupa amarah dan emosi yang

meledak-ledak. Hal ini membuat masa remaja terkenal dengan istilah storm

and stress (Steinberg, 2002). Rasa frustrasi atau ketegangan emosi yang

dirasakan remaja diekspresikan salah satunya dalam perilaku agresi. Perilaku

agresi remaja sering kali ditujukan pada orang-orang di sekitar mereka yang

telah membuat mereka marah atau frustrasi, yaitu orangtua, saudara, atau

bahkan teman sebayanya (Hurlock, 1973).

Dalam upaya menjelaskan perilaku agresi, teori I3 mencoba menjelaskan

bagaimana perilaku agresi bisa terjadi. Menurut teori I3 sebelum perilaku

agresi dimunculkan oleh individu pasti akan didahului oleh instigating

trigger. Instigating trigger merupakan peristiwa atau keadaan sekitar individu

yang menjadi stimulus atau pemicu individu tersebut dalam beragresi.

Instigating trigger sendiri bisa menimbulkan perilaku agresi pada individu

jika memiliki kekuatan yang besar. Akan tetapi ada hal lain yang mampu

mendorong perilaku agresi muncul semakin kuat, yaitu impelling forces.

Impelling forces ini dapat berupa disposisi dalam diri individu maupun

keadaan situasional. Perilaku agresi akan semakin kuat ketika instigating

trigger muncul bersamaan dengan impelling forces, apalagi masing-masing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

33

memiliki dorongan yang kuat. Untuk menekan atau mengurangi kekuatan

beragresi individu, dibutuhkan faktor situasional atau disposisi seseorang

yang disebut inhibiting forces. Salah satu disposisi individu yang dirasa

cukup efektif untuk menghambat perilaku agresi seseorang adalah kontrol diri

(Shaver & Mikulincer, 2011).

Ketika individu memiliki kontrol diri yang baik maka ia akan memiliki

standar yang sesuai dengan lingkungan, mampu mengawasi perilakunya, dan

memiliki kapasitas untuk berubah. Standar merupakan tujuan, norma, dan

pedoman yang dimiliki seseorang. Standar yang baik adalah standar yang

sesuai dengan lingkungan sosial (Baumeister, 2013). Sedangkan perilaku

agresi merupakan perilaku antisosial (Shaver & Mikulincer, 2011). Oleh

karena itu individu yang memiliki standar yang baik akan memiliki

kecenderungan berperilaku agresi yang rendah. Selain itu individu yang

mampu mengawasi perilakunya merupakan individu yang memiliki kontrol

diri. Ketika individu lengah dalam mengawasi perilakunya maka ia akan lepas

kendali (Baumeister, 2002). Sama seperti ketika individu yang sedang

beragresi, ia tidak mampu mengawasi perilakunya yang mengarah pada

perilaku agresi. Ketika individu sudah memiliki standar yang baik dan

mampu mengawasi perilakunya, ia harus memiliki kapasitas untuk berubah

supaya perilaku agresi tersebut tidak muncul. Kemampuan ini membutuhkan

energi untuk dapat membatasi perbuatan atau respon individu yang dapat

mengarah pada perilaku agresi (Baumeister, 2002; 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

34

Oleh karena itu, meskipun masa remaja lekat dengan perubahan emosi

yang cukup intens serta cenderung ditekan dan dituntut oleh lingkungan

mereka, akan tetapi remaja yang memiliki kontrol diri tinggi akan mampu

mengurangi atau bahkan menekan perilaku agresi yang akan muncul.

Sebaliknya remaja yang memiliki kontrol diri rendah kurang mampu dalam

menghadapi perubahan yan terjadi dalam dirinya maupun tekanan dari

lingkungannya. Oleh karena itu, remaja yang memiliki kontrol diri rendah

akan cenderung memiliki perilaku agresi yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

35

F. SKEMA HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN PERILAKU

AGRESI PADA REMAJA

Gambar 2. Bagan dan Deskripsi Dinamika Antar Variabel

G. HIPOTESIS

Menurut penjabaran di atas, peneliti menarik hipotesis penelitian, yaitu

kontrol diri dapat memprediksi perilaku agresi pada remaja secara negatif.

Kontrol Diri

Kontrol Diri

Tinggi

Standar baikTujuan & prinsip

sesuai norma sosial

Pengawasan baikMenyadari

perubahan diri

Perilaku Agresi Rendah

memiliki kapasitas berubah

Mampu mengubah respon

Kontrol Diri

Rendah

Standar buruk

Tujuan & prinsip bertentangan

dengan norma sosial

Pengawasan burukTidak menyadari perubahan diri

Perilaku Agresi Tinggi

Tidak memiliki kapasitas berubah

Tidak mampu mengubah respon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Hal ini disebabkan

masalah dalam penelitian ini sudah diidentifikasi dan dibatasi. Selain itu

penelitian ini menggunakan teori untuk menjawab masalah yang diungkapkan

(Sugiyono, 2014). Penelitian ini juga merupakan penelitian yang bersifat

korelasional yang bertujuan menunjukkan hubungan antara dua variabel atau

lebih. Jenis hubungan pada penelitian ini adalah hubungan kausal atau sebab-

akibat. Penelitian dengan jenis hubungan kausal ditandai dengan adanya

variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen

(variabel yang dipengaruhi) (Sugiyono, 2014; Taniredja & Mustafidah, 2011).

B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel dependen

Variable dependen dalam penelitian ini adalah perilaku agresi.

2. Variable independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah kontrol diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

37

C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Definisi operasional dibuat untuk mempermudah peneliti dalam melihat

hubungan antara dua variabel penelitian. Hal ini disebabkan variabel yang

akan diteliti masih bersifat konseptual. Definisi operasional adalah definisi

suatu variabel berdasarkan karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati

(Sarwono, 2006). Definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti

adalah sebagai berikut :

1. Kontrol Diri

Kontrol diri adalah kemampuan seseorang untuk menahan atau

menolak godaan dan menahan hasrat jangka pendek yang

menimbulkan penghargaan segera dan mengubahnya menjadi respon

yang diinginkan supaya mengindari akibat yang tidak diinginkan dan

mencapai tujuan jangka panjang. Kontrol diri akan diukur

menggunakan skala kontrol diri. Skala tersebut akan disusun

berdasarkan ketiga aspek yang telah diutarakan Baumeister (2002;

2013), yaitu standar-standar, pengawasan, dan kapasitas untuk berubah

2. Perilaku Agresi

Perilaku agresi adalah perilaku yang bertujuan untuk melukai,

menyakiti atau mencelakakan orang maupun objek benda mati yang

menjadi sasaran baik secara fisik, verbal, maupun mental. Perilaku

agresi akan diukur menggunakan skala kecenderungan berperilaku

agresi. Skala tersebut akan disusun berdasarkan keempat aspek yang

telah diutarakan Buss & Perry (dalam Reyna, Lello, Sanchez,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

38

Brussino, 2011), yaitu agresi fisik, agresi verbal, kemarahan (anger),

dan permusuhan (hostility).

D. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian ini dipilih dengan cara nonprobability sampling, teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama besar terhadap

anggota populasi yang sudah ditentukan. Teknik yang digunakan adalah

quota sampling. Peneliti telah menentukan jumlah (kuota) sampel yang

diinginkan dari suatu populasi (Sugiyono, 2014). Karakteristik subjek yang

digunakan dalam penelitian ini adalah subjek merupakan remaja yang berusia

11-24 tahun dan belum menikah dan remaja berjenis kelamin laki-laki dan

perempuan. Rentang usia yang cukup besar ini digunakan peneliti untuk

melihat remaja secara keseluruhan, baik remaja awal, tengah, maupun akhir.

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala

Likert biasanya digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, maupun persepsi

seseorang (Sugiyono, 2014; Sarwono, 2006). Penelitian ini menggunakan

lima buah pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N),

Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Istilah sesuai dipilih

karena kata istilah tersebut dirasa lebih tepat untuk mengukur keadaan diri

subjek. Hal ini diharapkan membuat subjek untuk berpikir dahulu sejauhmana

aitem yang akan diisi sesuai dengan dirinya (Azwar, 2013). Jumlah pilihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

39

jawaban yang ganjil biasanya akan membuat subjek untuk cenderung memilih

jawaban yang di tengah. Akan tetapi menurut Azwar (2013) hal tersebut

dapat dihindari dengan menuliskan aitem dengan benar. Kecenderungan

memilih jawaban tengah bisa terjadi karena aitem yang ditulis tidak cukup

sensitif untuk memancing respon yang berbeda dari setiap subjek. Selain itu

ketika pilihan jawaban tengah ditiadakan akan membuat subjek merasa sulit

apabila dirinya merasa berada di antara dua pilihan jawaban yang telah

disediakan. Dan yang terakhir Azwar mengatakan belum adanya bukti secara

empirik mengenai kekhawatiran peneliti akan respon subjek yang cenderung

memilih jawaban di tengah.

Azwar menyarankan untuk memberikan istilah netral dan bukan ragu-ragu

pada pilihan jawaban yang berada di tengah. Menurutnya istilah netral lebih

tepat karena ketika subjek memilih pilihan netral, mereka percaya bahwa

dirinya memang menjawab karena netral dan bukan karena mereka ragu-ragu

akan pilihan yang dibuatnya.

Skala yang digunakan terdiri dari jenis aitem favorable dan aitem

unfavorable. Aitem favorable merupakan aitem yang isinya mendukung atau

sesuai pada indikatornya. Sedangkan aitem unfavorable merupakan aitem

yang isinya tidak mendukung atau tidak sesuai dengan indikator aitemnya

(Azwar, 2013). Pada jenis aitem favorable diberikan skor 1 untuk pilihan

Sangat Tidak Sesuai (STS), 2 untuk Tidak Sesuai (TS), 3 untuk Netral (N), 4

untuk Sesuai (S), dan 5 untuk pilihan Sangat Sesuai (SS). Sedangkan jenis

aitem unfavorable nilai bergerak dari 5 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS), 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

40

untuk Tidak Sesuai (TS), 3 untuk Netral (N), 2 untuk Sesuai (S), dan 1 untuk

Sangat Sesuai (SS).

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Skala Kontrol Diri

dan Skala Perilaku Agresi. Kedua skala tersebut akan dijadikan satu dalam

sebuah angket.

1. Skala Kontrol Diri

Skala ini digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang untuk

menahan atau mengubah responnya dalam menghadapi situasi tertentu.

Skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek yang diutarakan Baumeister

(2002; 2013), yaitu :

a. standar-standar

b. pengawasan

c. kapasitas untuk berubah

Tabel 1

Blueprint dan Rancangan Skala Kontrol Diri Sebelum Uji Coba

No. Aspek Kontrol

Diri

Jenis Aitem Jumlah

Aitem Bobot

Favorable Unfavorable

1. Standar-standar 8 8 16 33,33 %

2. Pengawasan 8 8 16 33,33 %

3. Kapasitas untuk

berubah 8 8 16 33,33 %

Jumlah 24 24 48 100 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

41

Tabel 2

Sebaran Aitem Skala Kontrol Diri

No. Aspek Favorable Unfavorable Jumlah

1. Standar-standar 4, 12, 24, 30, 35,

42, 44, 47

2, 5, 10, 13, 26,

27, 32, 40 16

2. Pengawasan 7, 25, 28, 31, 37,

38, 43, 45

6, 11, 15, 18, 20,

21, 29, 34 16

3. Kapasitas

untuk berubah

3, 16, 17, 22, 33,

36, 46, 48

1, 8, 9, 14, 19,

23, 39,41 16

Skala Kontrol Diri terdiri dari pernyataan-pernyataan dengan lima

buah pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral

(N), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Subjek akan

diminta memilih salah satu dari lima pilihan jawaban tersebut.

Penilaian untuk pernyataan yang dipilih adalah sebagai berikut :

Tabel 3

Skor Aitem untuk Skala Kontrol Diri

Respon Skor

Favorable Unfavorable

Sangat Sesuai (SS) 5 1

Sesuai (S) 4 2

Netral (N) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju

(STS) 1 5

2. Skala Perilaku Agresi

Skala ini digunakan untuk mengukur kecenderungan seseorang

dalam menyakiti atau melukai orang lain. Skala disusun berdasarkan

keempat aspek yang telah diutarakan Buss & Perry (dalam Reyna,

Lello, Sanchez, Brussino, 2011), yaitu :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

42

a. agresi fisik

b. agresi verbal

c. kemarahan (anger)

d. permusuhan (hostility)

Tabel 4

Blueprint dan Rancangan Skala Perilaku Agresi Sebelum Uji Coba

No. Aspek Perilaku

Agresi

Jenis Aitem Jumlah

Aitem Bobot

Favorable Unfavorable

1. Agresi Fisik 6 6 12 25 %

2. Agresi Verbal 6 6 12 25 %

3. Kemarahan

(anger) 6 6 12 25 %

4. Permusuhan

(hostility) 6 6 12 25 %

Jumlah 24 24 48 100 %

Tabel 5

Sebaran Aitem Skala Perilaku Agresi

No. Aspek Favorable Unfavorable Jumlah

1. Agresi Fisik 3, 11, 6, 19, 22,

44

7, 9, 32, 33, 42,

45 12

2. Agresi Verbal 5, 12, 13, 25, 36,

37

17, 18, 21, 23,

39, 47 12

3. Kemarahan

(anger)

4, 8, 26, 31, 35,

38

1, 14, 20, 24, 27,

48 12

4. Permusuhan

(hostility)

6, 10, 28, 29, 30,

34

2, 15 40, 41, 43,

46 12

Skala Perilaku Agresi terdiri dari pernyataan-pernyataan dengan

lima buah pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral

(N), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Subjek akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

43

diminta memilih salah satu dari lima pilihan jawaban tersebut. Penilaian

untuk pernyataan yang dipilih adalah sebagai berikut :

Tabel 6

Skor Aitem untuk Skala Perilaku Agresi

Respon Skor

Favorable Unfavorable

Sangat Sesuai (SS) 5 1

Sesuai (S) 4 2

Netral (N) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju

(STS) 1 5

F. UJI SKALA

1. Uji Validitas

Validitas adalah sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa

yang seharusnya diukur (Siregar, 2014). Alat ukur yang memiliki validitas

yang tinggi dapat diartikan bahwa alat ukur tersebut memiliki eror yang

kecil. Dengan kata lain skor untuk tiap subjek yang didapat melalui

pengukuran tidak jauh berbeda dengan skor aslinya (Azwar, 2007).

Validitas skala yang digunakan dalam penelitian ini dilihat menggunakan

validitas isi. Validitas isi merupakan kemampuan alat ukur dalam

mengukur isi (konsep) yang hendak diukur. Untuk melihat validitas

dengan menggunakan validitas isi diperlukan akal sehat untuk

memutuskan apakah aitem sudah sesuai dengan tujuan dibuatnya alat

ukur. Oleh karena itu peneliti meminta pendapat ahli (professional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

44

judgement) yang merupakan dosen pembimbing peneliti (Azwar, 2013).

Ahli (dosen pembimbing) diminta untuk memastikan bahwa aitem-aitem

pada skala dalam penelitian ini sudah sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Seleksi Aitem

Seleksi aitem digunakan untuk menentukkan aitem-aitem yang

dianggap baik dan layak untuk digunakan dalam sebuah penelitian. Hal

yang perlu diperhatikan dalam menyeleksi aitem adalah daya diskriminasi

aitem. Daya diskriminisasi aitem ini dapat membedakan respons yang

diberikan dari tiap individu. Pada aplikasi SPSS 16.00 daya diskriminasi

aitem dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation atau

koefisien korelasi aitem-total (rix). Besaran koefisien korelasi aitem-total

bergerak dari nilai 0 sampai 1,00 dengan tanda positif dan negatif.

Batasan kriteria seleksi aitem dengan menggunakan koefisien korelasi

aitem-total adalah rix> 0,30. Oleh karena itu aitem yang memiliki

koefisiean korelasi aitem-total lebih atau sama dengan 0,30 dianggap

memiliki daya diskriminasi yang baik. Sebaliknya aitem yang memiliki

koefisien korelasi aitem-total kurang dari 0,30 dianggap daya

diskriminasinya rendah (Azwar, 2013).

a. Skala Kontrol Diri

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan terhadap 61

subjek, skala kontrol diri memiliki 31 aitem yang lolos seleksi dari 48

aitem awal dengan koefisien korelasi aitem-total (rix) > 0.30. Melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

45

uji diskriminasi aitem pada skala kontrol diri, didapatkan koefisien

korelasi aitem-total tertinggi adalah 0,656 dan koefisien korelasi

aitem-total terendah adalah -0,363. Distribusi aitem skala kontrol diri

setelah melalui seleksi aitem dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 7

Distribusi Aitem Skala Kontrol Diri

No. Aspek Favorable Unfavorable Jumlah

1. Standar-standar 4, 12, 24, 30, 35,

42, 44, 47

2, 5, 10, 13, 26,

27, 32, 40 11

2. Pengawasan 7, 25, 28, 31, 37,

38, 43, 45

6, 11, 15, 18, 20,

21, 29, 34 9

3. Kapasitas

untuk berubah

3, 16, 17, 22, 33,

36, 46, 48

1, 8, 9, 14, 19,

23, 39,41 11

Jumlah 31

Keterangan : aitem yang dicetak tebal adala aitem yang gugur.

b. Skala Perilaku Agresi

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan terhadap 61

subjek, skala perilaku agresi memiliki 33 aitem yang lolos seleksi dari

48 aitem awal dengan koefisien korelasi aitem-total (rix) > 0.30.

Melalui uji diskriminasi aitem pada skala perilaku agresi, didapatkan

koefisien korelasi aitem-total tertinggi adalah 0,683 dan koefisien

korelasi aitem-total terendah adalah -0,254. Distribusi aitem skala

perilaku agresi setelah melalui seleksi aitem dapat dilihat sebagai

berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

46

Tabel 8

Distribusi Aitem Skala Perilaku Agresi

No. Aspek Favorable Unfavorable Jumlah

1. Agresi Fisik 3, 11, 6, 19, 22,

44

7, 9, 32, 33, 42,

45 8

2. Agresi Verbal 5, 12, 13, 25, 36,

37

17, 18, 21, 23,

39, 47 9

3. Kemarahan

(anger)

4, 8, 26, 31, 35,

38

1, 14, 20, 24, 27,

48 10

4. Permusuhan

(hostility)

6, 10, 28, 29, 30,

34

2, 15 40, 41, 43,

46 6

Jumlah 33

Keterangan : aitem yang dicetak tebal adala aitem yang gugur.

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan kosistensi hasil pengukuran suatu alat ukur

(Suyabrata, 2008). Alat ukur diangap reliabel jika alat tersebut dapat

mengukur gejala yang sama dari waktu ke waktu dengan konsisten

(Siregar, 2014). Selain itu alat ukur yang reliabel juga menunjukkan

seberapa tinggi kecermatan pengukuran oleh alat ukur tersebut. Koefisien

reliabilitas (rxx’) berada dari 0 sampai 1,00. Semakin koefisien reliabilitas

mendekati angka 1,00 maka semakin reliabel alat ukurnya (Azwar, 2013).

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan analisis Alpha

Cronbach. Alat ukur dianggap reliabel ketika koefisien alpha cronbach

menunjukkan angka > 0,60 dan semakin baik ketika koefisien alpha

cronbach medekati angka 1,00 (Sujarweni & Endrayanto, 2012).

Penghitungan reliabilitas menggunakan aplikasi SPSS 16.00.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

47

a. Skala Kontrol Diri

Koefisien reliabilitas pada skala kontrol diri setelah dilakukan uji

coba didapatkan sebesar 0,906. Setelah dilakukan seleksi aitem

didapatkan 31 aitem yang akan digunakan untuk pengambilan data.

Dari 31 aitem tersebut diperoleh koefisien alpha cronbach sebesar

0,928.

Tabel 9

Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach Skala Kontrol Diri

Cronbach’s

Alpha N of Items

0.928 31

b. Skala Perilaku Agresi

Koefisien reliabilitas pada skala perilaku agresi setelah dilakukan

uji coba didapatkan sebesar 0,873. Setelah dilakukan seleksi aitem

didapatkan 33 aitem yang akan digunakan untuk pengambilan data.

Dari 33 aitem tersebut diperoleh koefisien alpha cronbach sebesar

0,902.

Tabel 10

Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach Skala Perilaku Agresi

Cronbach’s

Alpha N of Items

0.902 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

48

G. UJI ANALISIS DATA

Pada penelitian ini, uji analisis data akan dilakukan mulai dari uji asumsi

sampai dengan uji hipotesis. Pengujian analisis ini akan dilakukan dengan

menggunakan aplikasi SPSS 16.00.

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas memiliki tujuan untuk melihat data sampel yang

telah diambil apakah mengikuti sebaran distribusi normal. Sebaran

dapat dilihat dari tabel histogram maupun plot datanya. Data yang

dikatakan berdistribusi normal merupakan data yang mengikuti atau

berada di sekitar garis normal. Normalitas ini penting untuk membuat

generalisasi atas data sampel (Ariyanto,2005).

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas bertujuan untuk sampel yang diteliti memiliki

varian yang sama. Jika sampel yang digunakan untuk penelitian tidak

memiliki varian yang sama maka uji ANOVA tidak dapat diberikan

(Siregar, 2014).

c. Uji Linearitas

Tujuan dari uji linearitas adalah memastikan data sampel sesuai

dengan garis linear atau tidak. Linearitas suatu data dapat dilihat dari

plot data linearnya (Ariyanto, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

49

2. Uji Hipotesis

Pegujian hipotesis menggunakan regresi analisa dengan aplikasi

SPSS 16.00. Analisa ini bertujuan agar peneliti dapat mengetahui

kekuatan hubungan antarvaribel secara keseluruhan dan juga peneliti

dapat melihat arah hubungan dari kedua variabel yang telah ditentukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PERSIAPAN PENELITIAN

Sebelum melakukan penelitian, peneliti membuat skala untuk mengukur

kontrol diri dan perilaku agresi. Skala yang dibuat didasari oleh blueprint

yang digunakan untuk menentukan jumlah aitem pada masing-masing skala

penelitian. Setelah itu, peneliti membuat aitem untuk setiap variabel

penelitian berdasarkan definisi operasional yang sudah dibentuk sebelumnya.

Peneliti melakukan konsultasi pada professional judgement yang merupakan

dosen pembimbing sebelum peneliti melakukan uji coba.

Oleh karena subjek pada penelitian ini remaja, peneliti berencana untuk

mengambil sampel yang merupakan siswa-siswi SMPN 4 Depok, SMAN 1

Depok, dan mahasiswa. Untuk itu peneliti meminta surat pengantar ijin

penelitian kepada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma untuk

selanjutnya dimintakan surat ijin kepada Bappeda Kabupaten Sleman supaya

dapat melakukan penelitian pada SMPN 4 Depok dan SMAN 1 Depok.

Setelah mendapatkan ijin, peneliti melakukan uji coba skala pada siswa-

siswi SMPN 4 Depok pada Hari Jumat, 30 Oktober 2015. Pelaksanaan uji

coba dilakukan di dalam ruangan kelas dan menggunakan subjek sebanyak 63

orang siswa. Uji coba dilakukan mulai dari pukul 09.30 – 12.00 WIB yang

dilakukan pada dua kelas. Setelah uji coba dilaksanakan ternyata terdapat 2

data subjek yang tidak lengkap pengisiannya atau tidak mengisi semua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

51

pernyatan sehingga gugur. Pada akhirnya data yang digunakan sebagai data

uji coba sebanyak 61 subjek. Lalu peneliti melihat reliabilitas alat ukur

dengan menggunakan alpha cronbach dan melakukan seleksi item. Untuk

proses secara lengkap telah diuraikan pada bagian uji skala bab III.

Dari hasil reliabilitas dan seleksi didapatkan jumlah aitem total yang pasti.

Untuk skala kontrol diri yang semula sebanyak 48 aitem menjadi 31 aitem.

Sedangkan skala agresi yang semula berjumlah 48, setelah dilakukan seleksi

aitem masih bertahan sebanyak 33 aitem. Oleh karena itu, jumlah keseluruhan

aitem pada alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 64 aitem.

B. PELAKSANAAN PENELITIAN

Data penelitian yang pertama diambil pada Hari Selasa, 17 November

2015 di SMAN 1 Depok. Pengambilan data dilakukan mulai dari pukul 07.00

– 12.00 WIB. Dari pengambilan data yang dilakukan di SMAN 1 Depok

didapatkan data dari 83 subjek. Selanjutnya peneliti mengambil data

penelitian yang kedua dengan sasaran mahasiswa. Pengambilan data ini

dilaksanakan pada tanggal 18 – 29 November 2015 dan didapatkan data

sebanyak 125. Lalu pengambilan data yang ketiga dilakukan di SMPN 4

Depok pada tanggal 28 November 2015. Pengambilan data dilakukan pada

pukul 09.00 – 09.45 WIB. Pengumpulan data dari SMPN 4 Depok diperoleh

data sebanyak 29 buah. Total keseluruhan jumlah subjek adalah sebesar 237

subjek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

52

Selama proses pengambilan data, administrasi dilakukan secara klasikal

maupun individual. Administrasi klasikal dilakukan pada saat pengambilan

data di SMPN 4 Depok dan SMAN 1 Depok. Hal ini disebabkan tempat

pengambilan data yang berupa kelas. Sedangkan administrasi secara

individual dilakukan ketika pengambilan data dengan sasaran subjek

mahasiswa. Para subjek dipersilahkan mengerjakan tanpa diberi batas waktu

tertentu. Subjek juga diberikan kebebasan untuk bertanya kepada peneliti jika

ada hal yang belum dipahami selama waktu pengerjaan. Perbedaan antara

administrasi klasikal dan individual hanya terletak pada pembacaan petunjuk

pengerjaan yang dilakukan oleh peneliti dan disimak oleh para subjek.

C. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN

1. Data Demografis

Data subjek yang akan dianalisis berjumlah 237 orang dengan

jumlah subjek laki-laki sebanyak 73 orang (30,8%) dan jumlah subjek

perempuan sebanyak 164 (69,2%). Rata-rata usia subjek adalah 17,93 (SD

= 3,408). Subjek yang sedang menempuh pendidikan di SMP sebanyak 29

orang (12,2%), subjek yang duduk di bangku SMA sebanyak 83 orang

(35%), dan subjek yang berstatus sebagai mahasiswa sebanyak 125 orang

(52,7%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

53

2. Hasil Rerata Subjek terhadap Skala

a. Kontrol Diri

Tabel 11

Tabel Analisis Deskriptif Variabel Kontrol Diri

N Min Max M SD

237 70 150 112.4995 14.27251

Dari hasil analisis deskriptif pada variabel kontrol diri dapat dilihat

bahwa respon minimum yang diberikan subjek sebesar 70 dan respon

maksimum adalah sebesar 150. Sedangkan secara teoretis nilai

minimumnya sebesar 31 dan nilai maksimum sebesar 155. Rata-rata

respon yang diberikan oleh subjek sebesar 112,4995 (SD = 14,27251).

Dibandingkan dengan nilai rata-rata teoretis, respon yang diberikan

subjek tergolong dalam tinggi karena berada di atas rata-rata teoretis

yang sebesar 93.

b. Perilaku Agresi

Tabel 12

Tabel Analisis Deskriptif Variabel Perilaku Agresi

N Min Max M SD

237 36 116 82.4868 13.73537

Dari hasil analisis deskriptif pada variabel perilaku agresi dapat

dilihat bahwa respon minimum yang diberikan subjek sebesar 36 dan

respon maksimum adalah sebesar 116. Sedangkan secara teoretis nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

54

minimumnya sebesar 33 dan nilai maksimumnya 165. Rata-rata

respon yang diberikan oleh subjek sebesar 82,4868 (SD = 13,73537).

Dibandingkan dengan nilai rata-rata teoretis, respon yang diberikan

subjek tergolong dalam rendah karena berada di bawah rata-rata

teoretis yang sebesar 99.

D. HASIL PENELITIAN

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Berdasarkan gambar no 3 Grafik Normal Q-Q Plot Unstandardized

Residual, dapat dikatakan bahwa data normal karena tersebar dengan

mendekati garis normal. Selain itu peneliti juga melihat hasil

normalitas dengan metode Kolmogorov-Smirnov dari tabel 13 Tabel

Hasil Uji Normalitas. Dari tabel tersebut didapatkan nilai signifikansi

sebesar 0,200. Oleh karena 0,200 > 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa data berdistribusi dengan normal (Santoso, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

55

Gambar 3. Grafik Normal Q-Q Plot Unstandardized Residual

Tabel 13

Tabel Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov

Statistic Df Sig.

Unstandardized

Residual .51 158 .200

b. Uji Homogenitas

Menurut gambar 3 yaitu gambar Scatterplot Hasil Uji

Homogenitas pola grafik tesebut acak dan tidak membentuk pola

megafon. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa data tidak

menunjukkan pelanggaran homogenitas residu. Untuk memperkuat uji

asumsi, peneliti juga melakukan perhitungan statistik untuk uji

homogenitas dengan menhitung nilai S pada uji S Statistik. Nilai S

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

56

merupakan nilai Sum of Square yang dibagi 2, yaitu 0,2215 (Tabel

14). Dengan df = 1 maka nilai chi square-nya adalah 3,841. Oleh

karena itu menurut uji S Statistik data dianggap homogen karena S <

chi square.

Gambar 4. Scatterplot Hasil Uji Homogenitas

Tabel 14

Tabel Uji S Statistik

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Regresion .443 1 .443 .235 .629

Resdual 294.178 156 1.886

Total 294.621 157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

57

c. Uji Linearitas

Berdasarkan tabel 15 Tabel Hasil Uji Linearitas didapatkan nilai

signifikansi linearity sebesar 0,00. Oleh karena linearity 0,00 < 0,05

maka data yang diolah merupakan data yang linear.

Tabel 15

Tabel Hasil Uji Linearitas

Sum of

Square df

Mean

Square F Sig.

TS_Perilaku_

Agresi Between (Combined) 16712.256 53 315.326 2.814 .000

TS_Kontrol_

Diri Groups Linearity 7563.662 1 7563.662 67.509 .000

Deviation

from

Linearity

9148.594 52 175.934 1.570 .026

Within Groups 11652.023 104 112.039

Total 28364.279 157

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan analisa regresi menggunakan

program SPSS 16.00. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis

yang telah ditentukan sebelumnya yaitu kontrol diri dapat memprediksi

secara negatif perilaku agresi pada remaja. Pada analsis regresi, untuk

dapat melihat hubungan antarvariabel dan seberapa besar sumbangan

variabel independen untuk memprediksi variabel dependen, maka perlu

dilihat beberapa hal, yaitu unstandardized coefficients (B) dan besarnya

koefisien determinasi (R2). Berikut ini adalah hasil perhitungan regresi :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

58

Tabel 16

Tabel Nilai Unstandardized Coefficients (B)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficient t Sig.

B Std.

Error Beta

(Constant) 138.683 7.521 18.39 .000

TS_Kontrol_Diri -.498 .066 -.516 -7.532 .000

Berdasarkan uji signifikansi parameter individual pada tabel 16,

dapat dilihat bahwa nilai korelasi signifikan. Hal ini dilihat dari nilai

signfikansi yang diperoleh dari nilai p = 0,000 dengan p < 0,05. Dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kontrol diri terhadap

perilaku agresi pada remaja. Selain itu, dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan yang negatif antara kontrol diri dan perilaku agresi (B = -

0,496).

Tabel 17

Tabel Nilai Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .516 .267 .262 11.54718

Tabel 17 menyajikan data seberapa besar sumbangan yang dapat

diberikan variabel kontrol diri untuk memprediksi perilaku agresi.

Besarnya sumbangan dapat dilihat dari nilai R Square (R2). Dapat dilihat

bahwa kekuatan prediksi dari kontrol diri terhadap perilaku agresi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

59

sebesar 0,267. Kontrol diri memberikan kontribusi sebesar 26,7% untuk

memprediksi perilaku agresi pada remaja.

E. PEMBAHASAN

Uji hipotesis yang sudah dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa kontrol diri dapat menjadi prediktor terhadap perilaku agresi pada

remaja (p < 0,05). Selain itu, kontrol diri juga mampu memprediksi perilaku

agresi pada remaja secara negatif (B = -0,496). Hal tersebut menunjukkan

bahwa ketika remaja memiliki kontrol diri yang rendah maka ia akan

berperilaku secara agresif. Sebaliknya remaja yang memiliki kontrol tinggi

tidak memiliki kecenderungan untuk memunculkan perilaku agresi.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan beberapa penelitian yang sudah

dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian yang telah dilakukan (Denson,

DeWall,& Finkel, 2012; Raymond, 2009) menyatakan bahwa kontrol diri

mampu mereduksi perilaku agresi seseorang. Penelitian lain juga mengatakan

bahwa remaja dengan kontrol diri yang rendah lebih sering terlibat dalam

perilaku antisosial (Kuhn & Laird, 2013), dimana perilaku agresi termasuk ke

dalam perilaku antisosial karena tidak sesuai dengan norma sosial. Selain itu

teori I3

(Shaver & Mikulincer, 2011; Denson, DeWall, & Finkel, 2012) juga

mendukung hasil penelitian ini. Menurut teori I3 ketika inhibiting forces, yang

dalam penelitian ini berupa kontrol diri, dapat menekan atau mengurangi

perilaku agresi individu. Meskipun instigating trigger dan impelling forces

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

60

muncul bersamaan, namun kontrol diri mampu menahan dorongan beragresi

ketika memiliki kekuatan yang lebih besar.

Hal tersebut disebabkan individu dengan kontrol diri tinggi memiliki nilai

maupun prinsip yang sesuai dengan norma sosial. Sedangkan perilaku agresi

merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial. Selain itu kontrol

diri yang tinggi akan membuat individu menyadari perubahan perilaku pada

dirinya dan mampu merubah respon yang akan dimunculkan. Dengan

kemampuan ini, individu mampu menekan atau mengurangi perilaku agresi

yang akan muncul (Baumeister, 2002; 2013).

Di sisi lain, perilaku agresi merupakan respon individu yang spontan dan

individu juga cenderung tidak memikirkan konsekuensi jangka panjang dari

perilaku agresinya (Anderson & Bushman, 2002). Individu yang berperilaku

secara agresif cenderung mengejar kepuasan sesaat. Sedangkan individu yang

memiliki kontrol diri yang baik cenderung memikirkan tujuan jangka

panjang. Oleh karena itu individu yang memiliki kontrol diri yang baik

cenderung tidak merespons secara spontan (Tochkov, 2010).

Sedangkan kekuatan kontrol diri dalam memprediksi perilaku pada remaja

sebesar 26,7 %. Terdapat 73, 3% variabel lain yang dapat memberikan

kontribusi pada perilaku agresi remaja. Pola asuh orangtua bisa menjadi salah

satu prediktor perilaku agresi pada remaja. Remaja yang tumbuh dalam

keluarga yag kasar dan orangtua yang mengabaikan anaknya cenderung

melakukan perilaku yang menyimpang (Steinberg, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

61

Tingkat intelegensi remaja nampaknya juga mempengaruhi perilaku agresi

pada remaja. Hal ini dikarenakan remaja yang memiliki intelegensi rendah

dibanding dengan teman sebayanya cenderung terlbat dalam perilaku

antisosial. Pengaruh teman sebaya juga dapat mempengaruhi tingkat perilaku

agresi pada remaja. Remaja yang memiliki masalah atau konflik dengan

teman sebayanya akan cenderung mengembangkan perilaku yang

menyimpang (Steinberg, 2002).

Berdasarkan uji asumsi yang telah dilakukan, hasil uji normalitas

menunjukan bahwa data penelitian bersifat normal. Hal ini berarti hasil dari

penelitian ini dapat digeneralisasikan pada remaja di luar subjek penelitian

ini.

Data penelitan juga menunjukkan subjek penelitian memiliki tingkat

kontrol diri yang tinggi. Sedangkan tingkat perilaku agresinya rendah. Hal ini

mungkin disebabkan jumlah subjek yang cenderung banyak pada tahap

remaja akhir karena dengan seiring bertambahnya usia kontrol diri akan

semakin membaik (Baumeister, 2002) dan perilaku agresi akan semakin

menurun. Selain itu remaja akhir sudah mulai mempunyai tujuan-tujuan yang

ingin mereka capai. Tujuan tersebut memberikan arah yang jelas bagi remaja

sehingga remaja juga lebih gigih dalam mencapai tujuan yang sudah

ditetapkannya. Dengan tingkat kontrol diri yang baik, remaja akhir juga sulit

untuk dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya sehingga dorongan perilaku

agresi secara eksternal juga mampu ditahan (Franken, 2002)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

62

F. KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini tidak lepas dari adanya keterbatasan akan penelitian.

Keterbatasan tersebut meliputi :

1. Subjek penelitian yang sebagian besar merupakan remaja akhir dan remaja

awal yang sedikit sehingga kurang dapat menggambarkan remaja pada

secara keseluruhan.

2. Subjek penelitian yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan

sehingga hasil penelitian tidak bisa membandingkan tingkat kontrol diri

maupun perilaku agresi berdasarkan jenis kelamin.

3. Data demografis dalam penelitian ini hanya menyantumkan usia, jenis

kelamin, dan pendidikan. Hal ini dirasa kurang memperkaya hasil

penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis bisa ditarik kesimpulan bahwa hipotesis yang

menyatakan bahwa kontrol diri dapat memprediksi perilaku agresi pada

remaja secara negatif diterima. Remaja yang memiliki kontrol diri tinggi akan

cenderung memiliki perilaku agresi yang rendah. Di sisi lain, remaja dengan

kontrol diri yang rendah cenderung berperilaku secara agresif. Kekuatan

prediksi kontrol diri terhadap perilaku agresi pada remaja sebesar 26,7%.

B. SARAN

1. Bagi Remaja

Penelitian ini mengungkapkan betapa pentingnya kontrol diri

dalam kehidupan remaja, terutama dalam mengontrol perilaku agresi.

Masa remaja merupakan masa peralihan yang tak jarang membuat remaja

melakukan hal-hal negatif, seperti perilaku agresi. Melalui penelitian ini

remaja diajak untuk mengembangkan kontrol diri yang baik. Dengan

begitu perilaku negatif, seperti perilaku agresi, dapat dihindari dan

membuat remaja lebih mengenali dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

64

2. Bagi Para Guru dan Pihak Sekolah

Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap bagi para guru maupun

pihak di sekolah untuk lebih mengembangkan lagi kegiatan-kegiatan

untuk meningkatkan kontrol diri remaja. Program seperti character

building bisa menjadi salah satu contoh. Dengan demikian diharapkan

terjadi keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan pengembangan pribadi

remaja.

3. Bagi Orangtua

Dalam mendidik anaknya, peneliti menyarankan agar orangtua

mengajarkan cara mengontrol diri sedini mungkin. Hal ini disebabkan

kontrol diri individu dibentuk oleh orangtua. Mengajarkan kontrol diri

pada anak sejak dini merupakan bekal yang sangat penting baginya di

masa depan ketika memasuki masa remaja.

4. Bagi Peneliti Berikutnya

Berdasarkan penelitian ini, kekuatan prediksi kontrol diri terhadap

perilaku agresi sebesar 26,7%. Terdapat 73,3% di luar kontrol diri yang

dapat memprediksi perilaku agresi. Oleh karena itu peneliti selanjutnya

bisa mengembangkannya dengan prediktor-prediktor yang lain, seperti

jenis kelamin, status ekonomi-sosial, dan tingkat pendidikan. Selain itu

peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti pada tiap tahapan masa

remaja supaya dapat menjelaskan dengan lebih dalam perkembangan

yang terjadi pada remaja. Berkaitan dengan perilaku agresi, peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

65

selanjutnya juga bisa meneliti jenis-jenis perilaku agresi dengan lebih

mendalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

66

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, C. A., & Bushman, B. J. (2002). Human Aggression.Annu. Rev.

Psychol, 53, 27-51

Anggaraningtyas, Y., Lilik, S., & Nugroho, A. A. (2013). Hubungan antara

Koping Stres dan Persepsi Pola Asuh Otoriter dengan Kecenderungan

Perilaku Agresi pada Remaja yang dimoderasi oleh Konformitas Teman

Sebaya pada Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 4 Boyolali. Jurnal

Ilmiah Psikologi Candrajiwa, 1(4)

Ari, Santo. (2015, Maret 14). Remaja Pelaku Kejahatan di DIY Meningkat Tajam.

Diambil tanggal 7 Maret 2015, dari

http://jogja.tribunnews.com/2015/03/14/remaja-pelaku-kejahatan-di-diy-

meningkat-tajam

Ariyanto.(2005). Pengembangan Analisis Multivariate dengan SPSS 12. Jakarta :

Salemba Infotek.

Azwar, S. (2007). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Bandura, A. (1973). Aggression : A Social Learning Analysis. New Jersey :

Prentice-Hall, Inc

Baron, R. A., Byrne, D., & Branscombe, N. R. (2006). Social Psychology.Boston :

Pearson Education, Inc

Baumeister, R. F. (2002). Yielding to Temptation: Self‐Control Failure, Impulsive

Purchasing, and Consumer Behavior.Journal of Consumer Research, 28,

670-676

Baumeister, R. F. (2013), Self-control, fluctuating willpower, and forensic

practice, The Journal of Forensic Practice, 15, 85-96

Berk, L. E. (2006). Seventh Edition Child Development. Boston : Pearson

Education, Inc

Berkowitz, L. (1995). Agresi I : Sebab dan Akibatnya. Jakarta : Pustaka Binaman

Pressindo

Buss, A. H.& Perry, M. (1992). The Aggression Questionnaire.Journal of

Personality and Social Psychology. 63(3), 452-459

Coyne, S. M., Robinson, S. L., & Nelson, D. A. (2010). Does Reality Backbite?

Physical, Verbal, and Relational Aggression in Reality Television Program.

Journal of Broadcasting & Electronic Media. 54(2), 282-292

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

67

Brown, P., & Schuster, I. (1986). Introduction : Culture and Aggression.

Anthropological Quarterly, 59(4), 155-204

Deming, A. M. & Lochman, J. E. (2008). The Relation of Locus of Control,

Anger, and Impulsivity to Boys' Aggressive Behavior. Behavioral

Disorders, 33(2), 108-119

Denson, T. F., DeWall, C. N, & Finkel, E. J. (2012). Self-Control and Aggression.

Current Directions in Psychological Science, 21(1), 20-25

Duckworth, A. L., Kim, B. & Tsukuyama, E. (2013). Life Stress Impairs Self-

Control in Early Adoloscence. Frontiers in Psychology, 3, 1-12

Erikson, E. H. (1963). Childhood and Society. New York : W. W. Norton &

Company

Franken, R. E. (2002). Human Motivation. California : Wadsworth Group

Gordon, R. A., Lahey, B. B., Kawai, E., Loeber, R., Loeber, M. S., Farrington, D.

P. (2004). Antisocial Behavior and Youth Gang Membership : Selection and

Socialization. Criminology, 42(1), 55-87

Guswani, A. M. & Kawuryan, F. (2011). Perilaku Agresi pada Mahasiswa

Ditinjau dari Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi Pitutur, 1 (2), 86-92

Haney, T. L., Maynard, K. E., Houseworth, S. J., Scherwitz, L. W., William, R.

B., Barefoot, J. C. (1996). Interpersonal Hostility Assessment Technique :

Description and Validation Against the Criterion of Coronary Artery

Disease. Journal of Personality Assesment, 66(2), 386-401

Heimer, K. (1997). Socioeconomic Status, Subcultural Definitions, and Violent

Deliquency. Social Forces, 75(3), 799-833

Hergenhahn, B. R. & Olson, M. H. (2007). An Introduction to Theories of

Personality 7th

. New Jersey : Pearson Education, Inc.

Hurlock, E. B. (1953). Development Psychology. USA : McGraw-Hill, Inc

Hurlock, E. B. (1973). Adolescent Development.Kogakusha : McGraw-Hill, Inc

Hurlock, E. B. (1990). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan 5th

. Jakarta : Penerbit Erlangga

Ilham. (2015, Februari 18). Siswa Pelaku Kasus Tato Hello Kitty Menyerahkan

Diri. Diambil tanggal 7 Maret 2015, dari

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/02/18/njyown-

siswi-pelaku-kasus-tato-hello-kitty-menyerahkan-diri

Ivory, A. H. & Kaestle, C. E. (2013). The Effect of Profanity in Violent Video

Games on Players’ Hostile Expectation, Aggressive Thoughts and Feelings,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

68

and Other Responses. Journal of Broadcasting and Electronic Media. 57(2),

224-241

Johansson, A., Santtila, P., Corander, J., Jern, P., Pahlen, B. V. D., Varjonen, M.,

& Sandnabba, K. (2011). Controlling Anger in Self-reported Sober and

Alcohol Intoxicated States : Moderating Effects of Trait Anger and Alcohol

Consumption. Scandinavian Journal of Psychology, 52, 382-388

Kawabata, Y., Tseng, W. L., & Crick, N. R. (2014). Adaptive, Maladaptive,

Mediational, and Bidirectional Processes of Relation and Physical

Aggression, Relational and Physical Victimation, and Peer Liking.

Aggressive Behavior. 40, 273-280

Koeswara, E. (1988). Agresi Manusia. Bandung : PT ERESCO

Kuhn, E. S. & Laird, R. D. (2013). Parent and Peer Restrictions of Opportunities

Attenuate the Link between Low Self-Control and Antisocial Behavior.

Social Development, 22(4), 813-830

Miller, P. H. (2011). Theories of Development Psychology. New York : Worth

Publisher

Muhammad, D. (2013, Desember 27). Kapolri Klaim Kriminalitas 2013 Menurun.

Diambil tanggal 7 Maret 2015, dari

http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/12/27/mygtns-kapolri-

klaim-kriminalitas-2013-menurun

Morris, C. G. (1990). Psychology : An Introduction Seventh Edition. New Jersey :

Prentice-Hall. Inc

Myers, D. G. (2013). Social Psychology, Eleventh Edition. New York : McGraw-

Hill

Nursiyono, J. A. (2014, Oktober 24). Tindak Pidana di Indonesia Masih Tinggi,

Ini Penyebabnya. Diambil tanggal 7 Maret 2015, dari

http://regional.kompasiana.com/2014/10/24/tindak-pidana-di-indonesia-

masih-tinggi-ini-penyebabnya-697771.html

Onukwufor, J. N. (2013). Physical and Verbal Aggression Among Adolescent

Secondary School Students in River State of Nigeria. British Journal of

Education, 1(2), 67-73

Passer, M. W. & Smith, R. E. (2007). Psychology : The Science of Mind and

Behavior. New York : McGraw-Hill

Piquero, A. R., Gibson, C. L., & Tibbetts, S. G. (2002). Does Self-Control

Account for The Relationship Between Binge Drinking and Alcohol-

Related Behaviours?. Criminal Behaviour and Mental Health, 12, 135-154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

69

Praptiani, S. (2013). Pengaruh Kontrol Diri terhadap Agresivitas Remaja dalam

Menghadapi Konflik Sebaya dan Pemaknaan Gender. Jurnal Sains dan

Praktik Psikologi, 1(1), 01-13

Rastika, I. (2012, Desember 26). Setiap 91 Detik, Terjadi Satu Kejahatan di

Indonesia. Diambil, dari

http://nasional.kompas.com/read/2012/12/26/15260465/Setiap.91.Detik.Terj

adi.Satu.Kejahatan.di.Indonesia

Raymond, A. T. (2009). Self-Control and Early Adolescent Antisocial Behavior :

A Longitudinal Analysis. Journal of Early Adolescence. 29(4), 497-517

Reber, A. S. & Reber, E. S. (2010). Kamus Psikologi. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar

Reyna, C., Lello, M.G., Sanchez, A., Brussino, S., (2011). The Buss-Perry

Aggression Questionnaire: Construct validity and gender invariance among

Argentinean adolescents. International Journal of Psychological Research,

4(2), 30-37

Rotter, J. B. (1990). Internal Versus External Control of Reinforcement : A Case

History of a Variable. American Psychologist, 45(4), 489-493

Santi, P. (2013). Pengaruh Kontrol Diri terhadap Agresivitas Remaja dalam

Menghadapi Konflik Sebaya dan Pemaknaan Gender. Jurnal Sains dan

Praktik Psikologi. 1(1), 1-13

Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta

: Penerbit Universitas Sanata Dharma

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta :

Graha Ilmu

Sarwono, S. W. (2008). Psikologi Remaja. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Shaver, P. R. & Mikulincer, M. (2011). Human Aggression and Violence :

Causes, Manifestations, and Consequences. Washington : American

Psychological Association

Simons, R. L., Wu, C. I., Lin, K. H., Gordon, L., & Conger, R. D. (2000). A

Cross-Cultural Examination of The Link between Corporal Punishment and

Adolescent Antisocial Behavior. Criminology, 38(1), 47-79

Siregar,S. (2014). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi

degan Peritungan Manual dan Aplkasi SPSS Versi 17. Jakarta : PT Bumi

Angkasa

SJ, Renna. (2015, Maret 14). Sungguh Mengejutkan, Banyak Pelaku Kejahatan

Masih Berstatus Pelajar!. Diambil tanggal 7 Maret 2015, dari

http://sorotjogja.com/sungguh-mengejutkan-banyak-pelaku-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

70

Steinberg, L. (2002). Adolescence, Sixth Edition. New York : McGraw-Hill

Steinberg, L. (2005). Cognitive and Affective Development in

Adolescence.TRENDS in Cognitive Science, 9(2), 69-74

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Sujarweni, V. W. & Endrayanto, P. (2012).Statistka untuk Penelitian. Yogyakarta

: Graha Ilmu

Suryani, Bhekti. (2015, Maret 23). Pelaku Penganiayaan 'Hello Kitty' Dituntut 4

Tahun. Diambil, dari

http://jogja.solopos.com/baca/2015/03/23/penganiayaan-bantul-pelaku-

penganiayaan-hello-kitty-dituntut-4-tahun-587547

Syah, M. S. (2013, Desember 28). Pengamat : Tahun 2014 Angka Kriminal

Diprediksi Masih Tinggi. Diambil tanggal 7 Maret 2015, dari

http://news.liputan6.com/read/786420/pengamat-tahun-2014-angka-

kriminal-diprediksi-masih-tinggi

Tangney, J. P., Baumeister, R. F., & Boone, A. L. (2004). High Self-Control

Predicts Good Adjustment, Less Pathology, Better Grade, and Interpersonal

Success. Journal of Personality, 72(2), 271-322

Taniredja, T & Mustafidah, H. (2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar).

Bandung : Alfabeta

Teng, Z., Li, Y., & Liu, Y. (2004). Online Gaming, Internet Addiction, and

Aggression in Chinese Male Students: The Mediating Role of Low Self-

Control. International Journal of Psychological Studies, 6, 89-97

Thomaes, S., Bushman, B. J., de Castro, B. O., Cohen, G. L., & Danissen, J. J. A.

(2009). Reducing Narcisstic Aggression by Buttressing Self-Esteem : An

Experimental Field Study. Psychology Science, 20(12), 1536-1542

Tochkov, Karin (2010). Self-Control Deficits and Pathological Gambling.

International Journal of Psychological Studies, 2, 62-69

Tsai, J. J. & Hsieh, C. J. (2015). Development of The Children's Sport Locus of

Control Scale. Social Behavior and Personality, 43(2), 315-326

Widiana, H. S., Retnowati, S., & Hidayat, R. (2004). Kontrol Diri dan

Kecenderungan Kecanduan Internet. Humanitas : Indonesian Psychological

Journal, 1, 6-16

Woessner, G. & Schneider, S. (2013). The Role of Self-Control and Self-Esteem

and The Impact of Early Risk Factors among Violent Offenders. Criminnal

Behaviour and Mental Health, 23, 99-112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

71

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

72

Lampiran A

Data Sebaran Usia Subjek

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 11 1 .4 .4 .4

12 26 11.1 11.1 11.5

13 2 .9 .9 12.3

15 9 3.8 3.8 16.2

16 55 23.4 23.4 39.6

17 19 8.1 8.1 47.7

18 7 3.0 3.0 50.6

19 19 8.1 8.1 58.7

20 24 10.2 10.2 68.9

21 35 14.9 14.9 83.8

22 32 13.6 13.6 97.4

23 6 2.6 2.6 100.0

Total 235 100.0 100.0

Lampiran B

Data Sebaran Jenis Kelamin Subjek

Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 72 30.6 30.6 30.6

perempuan 163 69.4 69.4 100.0

Total 235 100.0 100.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

73

Lampiran C

Data Sebaran Tingkat Pendidikan Subjek

Pendidkan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SMP 29 12.3 12.3 12.3

SMA 82 34.9 34.9 47.2

S1 124 52.8 52.8 100.0

Total 235 100.0 100.0

Lampiran D

Hasil Reliabilitas Skala Kontrol Diri

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 61 100.0

Excludeda 0 .0

Total 61 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.928 31

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

no2 104.1967 223.161 .574 .925

no3 104.5902 227.479 .534 .926

no5 104.4918 216.754 .625 .924

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

74

no7 104.6230 226.039 .570 .925

no9 105.0164 223.050 .573 .925

no10 103.9836 226.950 .441 .927

no11 103.9836 229.283 .339 .928

no12 104.5082 231.021 .381 .927

no13 104.2787 219.804 .691 .924

no14 104.8033 223.227 .607 .925

no15 105.1148 227.937 .372 .928

no17 104.8033 224.227 .658 .925

no19 104.1639 225.806 .475 .926

no20 104.4590 216.319 .596 .925

no21 104.0164 225.683 .459 .927

no22 104.0656 225.529 .433 .927

no24 104.3279 222.791 .629 .925

no26 104.7541 223.089 .521 .926

no27 104.2459 220.122 .616 .925

no29 105.1148 225.470 .465 .927

no30 104.1475 226.728 .494 .926

no33 103.8361 227.706 .457 .927

no36 104.0328 221.899 .573 .925

no37 104.5082 226.354 .505 .926

no38 104.9016 219.090 .648 .924

no39 104.2295 224.113 .496 .926

no41 104.3607 221.201 .675 .924

no44 104.2295 230.146 .354 .928

no45 105.0000 222.767 .518 .926

no47 104.8525 224.328 .434 .927

no48 104.3934 224.243 .563 .925

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

75

Lampiran E

Hasil Reliabilitas Skala Perilaku Agresi

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 61 100.0

Excludeda 0 .0

Total 61 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.902 33

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

no1 77.2295 226.780 .243 .902

no3 77.3279 221.057 .381 .900

no4 76.9344 219.229 .465 .899

no6 76.3607 222.434 .287 .902

no8 76.8689 217.516 .466 .899

no9 77.8033 221.461 .466 .899

no10 76.9508 214.114 .566 .897

no11 77.5574 218.251 .578 .897

no12 77.4918 214.487 .653 .895

no13 76.4918 216.887 .455 .899

no16 77.1967 216.594 .506 .898

no18 76.8361 220.039 .471 .899

no19 77.2787 222.671 .307 .901

no20 76.8197 222.917 .473 .899

no21 77.0984 220.890 .418 .899

no22 77.9180 225.577 .349 .900

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

76

no23 76.7541 227.122 .268 .901

no24 77.6230 222.005 .454 .899

no25 76.3279 220.524 .425 .899

no26 77.4262 222.049 .410 .899

no28 76.9344 217.129 .531 .897

no29 76.5246 223.154 .348 .900

no31 77.2295 220.413 .484 .898

no33 77.1148 219.137 .455 .899

no35 77.1311 210.083 .676 .894

no36 76.7377 216.463 .586 .897

no37 77.2951 217.578 .537 .897

no38 77.1148 217.103 .508 .898

no40 77.2623 227.763 .213 .902

no44 76.9016 211.590 .641 .895

no46 76.9836 225.416 .268 .902

no47 76.6230 219.905 .405 .900

no48 77.0656 224.929 .282 .901

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

77

Lampiran F

Skala yang Digunakan dalam Penelitian

ANGKET

DIRI REMAJA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

78

PENJELASAN DAN PERNYATAAN KESEDIAAN

Perkenalkan nama saya Nunuk Putri Permatasari dari Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saya ingin lebih memahami dinamika

psikologis yang terjadi pada diri teman-teman. Untuk itu saya meminta teman-

teman untuk mengisi angket yang sudah saya sediakan. Dengan mengisi angket

ini, teman-teman telah memberikan sumbangsih pada pemahaman mengenai

remaja.

Informasi yang teman-teman berikan merupakan informasi yang sangat

berharga ketika teman-teman menjawab dengan jujur, spontan, dan apa adanya.

Di sini tidak ada jawaban benar atau salah. Jawaban yang tepat ialah jawaban

yang paling sesuai dengan diri teman-teman. Saya tahu bahwa informasi yang

teman-teman berikan sangatlah bersifat pribadi. Oleh karena itu, saya menjamin

kerahasiaan informasi yang sudah teman-teman berikan.

Saya sangat berterima kasih atas kesedian teman-teman dalam mengisi

angket ini. Jika teman-teman sudah merasa jelas dan bersedia mengisi angket ini,

silahkan memberikan tanda tangan di bawah sebagai tanda kesediaan teman-

teman dalam mengisi angket ini.

Saya telah membaca serta memahami penjelasan tentang angket ini, dan saya

bersedia mengisi angket ini.

Yogyakarta, ___________________2015

_______________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

79

IDENTITAS DIRI

Inisial : ___________

Usia : ___________

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan (coret yang tidak perlu)

Pendidikan : ___________

PETUNJUK PENGERJAAN

Di bawah ini teman-teman akan menemui bermacam-macam pernyataan

yang dibagi menjadi dua bagian. Teman-teman diminta menjawab pernyataan-

pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan diri teman-teman. Bacalah setiap

pernyataan dengan teliti dan seksama. Silahkan teman-teman mengisi dengan

memberikan tanda silang (X) pada kolom pilihan jawaban yang sudah disediakan.

Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Jawablah sesuai kenyataan yang

terjadi pada diri teman-teman. Jika teman-teman ingin mengganti jawaban,

silahkan mencoret tanda silang di jawaban sebelumnya (X). Terdapat 5 pilihan

jawaban untuk setiap pernyataan, yaitu :

STS : Sangat Tidak Sesuai

TS : Tidak Sesuai

N : Netral

S : Sesuai

SS : Sangat Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

80

Contoh pengerjaan :

No. Pernyataan STS TS N S SS

1. Saya lebih suka pakaian berwarna merah

daripada hijau X X

Setelah selesai mengerjakan periksalah kembali supaya tidak ada

pernyataan yang terlewatkan atau belum dijawab. Pastikan teman-teman sudah

mengisi semua pernyataan yang ada.

Selamat Mengerjakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

81

BAGIAN I

No. Pernyataan STS TS N S SS

1. Saya dengan semangat menjalankan rencana

yang sudah ditetapkan

2. Saya akan terus mencoba sampai rencana saya

terwujud

3. Saya merasa bingung mengapa saya mengikuti

atau melakukan suatu kegiatan

4. Saya mudah lupa akan tujuan semula jika

diganggu oleh orang lain

5. Meskipun saya gagal melakukan rencana yang

sudah saya buat namun saya tidak menyerah

6. Gangguan dari lingkungan dapat mengganggu

pola hidup yang sudah saya terapkan

7. Saya mudah menyerah jika mengalami

kegagalan

8. Saya mengerti dengan jelas tujuan dari

kegiatan yang saya lakukan

9. Saya mudah terpengaruh terhadap ajakan

orang lain meskipun saya tahu hal tersebut

salah

10. Saya mampu menjalankan apa yang sudah

saya rencanakan

11. Saya mampu melakukan kewajiban meski

mendapat gangguan dari lingkungan

12. Dalam mengambil keputusan, saya selalu

mempertimbangkan prinsip-prinsip yang saya

yakini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

82

No. Pernyataan STS TS N S SS

13. Saya belajar dari kegagalan dan

memperbaikinya

14. Meskipun berada dalam dilema, saya mampu

memilih sesuai dengan prinsip yang saya anut

15. Saya merasa tidak memiliki kontrol akan apa

yang saya lakukan

16. Saya tahu apa yang akan saya raih di masa

depan

17. Saya bisa mengikuti pola hidup yang sudah

saya tetapkan

18. Saya bingung apa yang akan saya lakukan di

masa depan

19. Rencana yang saya buat kalah dengan

kegiatan di lingkungan

20. Saya memiliki beberapa prinsip yang saya

pegang dan terapkan dalam kehidupan sehari-

hari

21. Saya telah menetapkan jadwal untuk kegiatan

yang saya miliki

22. Saya merasa apa yang saya lakukan

bertentangan dengan hati nurani

23. Saya akan melupakan tanggung jawab ketika

merasa sangat senang atau sangat sedih

24. Saya merasa enggan melakukan rencana yang

sudah saya buat

25. Saya mengingat atau mencatat apa saja yang

harus saya lakukan setiap hari

26. Saya memiliki banyak rencana tapi hanya

sedikit yang terlaksana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

83

No. Pernyataan STS TS N S SS

27. Saya merasa terombang-ambing dalam

menjalani kehidupan sehari-hari

28. Rencana yang saya buat hanya sebatas wacana

dan tidak terlaksana

29. Jika sedang merasa sedih atau kecewa, saya

lupa akan prinsip yang saya miliki

30. Saya terlalu sibuk mengurusi orang lain

sampai lupa dengan diri sendiri

31. Kebanyakan rencana yang saya buat berhasil

saya lakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

84

BAGIAN II

No. Pernyataan STS TS N S SS

1. Saya sering memanggil orang-orang di sekitar

dengan julukan tertentu

2. Saya merasa orang lain memiliki

keberuntungan lebih dibanding dengan diri

saya

3. Saya mampu menyelesaikan masalah dengan

kepala dingin

4. Jika tidak suka suatu hal, saya dapat dengan

mudah mengkritiknya

5. Saya dinilai oleh orang sekitar sebagai seorang

pemarah

6. Kesalahan kecil dapat membuat emosi saya

memuncak

7. Saya merasa emosi saya mudah meledak

sewaktu-waktu

8. Jika saya dipukul maka saya akan memukul

kembali orang tersebut

9. Saya naik darah ketika rencana berjalan

dengan tidak lancar

10. Saya merasa lebih sering berkelahi dibanding

teman-teman saya

11. Jika keinginan tidak tercapai, saya mudah

panas hati

12. Meskipun disakiti orang lain, saya tidak akan

membalasnya secara fisik

13. Saya merasa perlu berkelahi ketika membela

hak-hak saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

85

No. Pernyataan STS TS N S SS

14. Saya berusaha memilih kata yang halus untuk

menjaga perasaan orang lain

15. Ketika merasa emosi, saya bisa merusak

benda-benda di sekitar saya

16. Saya merasa iri dengan kesuksesan orang lain

17. Meskipun sedang kesal, saya bisa

mengendalikan perkataan saya

18. Ketika dihina, saya menanggapinya dengan

berkelahi

19. Saya mudah merasa iri terhadap orang lain

20. Saya merasa sulit mengendalikan amarah

21. Di belakang saya teman-teman membicarakan

saya

22. Saya mampu memaafkan kesalahan orang lain

23. Saya merasa senang ketika teman saya sukses

24. Meskipun dipanggil dengan nama julukan,

saya tetap memanggil orang lain dengan nama

aslinya

25. Saya langsung mengatakan apa saja yang ada

dalam pikiran saya

26. Menurut orang di sekitar, saya adalah orang

yang suka berdebat

27. Saya berpikir dua kali sebelum mengatakan

apa yang saya pikirkan

28. Membalas kemarahan orang lain dengan penuh

emosi merupakan hal yang sia-sia

29. Saya merupakan orang yang menikmati

perdebatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut

86

No. Pernyataan STS TS N S SS

30. Saya merasa permasalahan bisa diselesaikan

tanpa berkelahi

31. Saya yakin teman-teman tulus berteman

dengan saya

32. Saya bisa berlapang dada menghadapi masalah

33. Ketika terancam, saya akan menyerang

(memukul) terlebih dahulu

Terimakasih atas partisipasi teman-teman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI