PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/30753/2/141224023_full.pdf ·...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/30753/2/141224023_full.pdf ·...
PENGEMBANGAN MODUL MENULIS ESAI ARGUMENTATIF BERPERSPEKTIF LOGIKA TOULMIN DAN PARADIGMA PEMBELAJARAN
PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SANATA DHARMA
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh: Lusia Ely Rahmawati
141224023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN MODUL MENULIS ESAI ARGUMENTATIF
BERPERSPEKTIF LOGIKA TOULMIN DAN PARADIGMA PEMBELAJARAN
PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh:
Lusia Ely Rahmawati 141224023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai proses
pengerjaan skripsi penulis.
2. Bapak dan ibu terkasih, Modestus Haryono dan Fictoria Sumarni yang telah
mendukung, mendoakan, dan memberikan semangat kepada penulis.
3. Adikku tersayang, Beatrix Ely Narwasti yang selalu memberikan
kegembiraan dalam proses mengerjakan skripsi.
4. Ibu Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk bergabung dalam skripsi payung dan membimbing
dalam proses mengerjakan skripsi.
5. Seluruh sahabat, saudara dan setiap orang yang berperan dalam proses
mengerjakan skripsi penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia
diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.”
-Matius 5:13-
“Tuhan tak pernah janji langit selalu biru, tetapi Dia berjanji selalu menyertai.
Tuhan tak pernah janji jalan selalu rata, tetapi Dia berjanji berikan kekuatan.”
-Edward Chen-
Kesuksesan hanyalah soal waktu. Waktu itu dimulai saat ini juga.
-Andy Iwaniswanto-
Selalu berusaha, bersyukur, dan berserah dalam segala peristiwa.
-Penulis-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Rahmawati, Lusia Ely. 2018. Pengembangan Modul Menulis Esai Argumentatif
Berperspektif Logika Toulmin dan Paradigma Pembelajaran Pedagogi Reflektif pada Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini mengangkat permasalahan penulisan esai argumentatif
berperspektif logika Toulmin yang sangat penting dikuasai oleh mahasiswa tetapi tidak diimbangi dengan keterampilan menulis dan pedoman pembelajaran menulis esai argumentatif berperspektif logika Toulmin. Tujuan dari penelitian ini adalah penulis mampu mengembangkan modul menulis esai argumentatif berperspektif logika Toulmin serta diintegrasikan dengan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) pada mata kuliah bahasa Indonesia di Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono (2015). Penelitian tersebut mengacu pada sepuluh tahapan dari Borg dan Gall yang peneliti sederhanakan menjadi enam tahapan, yaitu penelitian dan pengumpulan informasi, pengembangan produk, uji validasi, revisi produk tahap pertama, uji coba produk, dan revisi produk tahap kedua. Hasil pengembangan modul dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Berdasarkan hasil tes awal menulis esai argumentatif, mahasiswa belum mampu menulis esai argumentatif sesuai kaidah; (2) Pengembangan produk modul ini dilakukan dengan menentukan judul tujuan, pemilihan bahan, penyusunan kerangka, dan pengumpulan bahan yang relevan terhadap materi menulis esai argumentatif; (3) Uji validasi dilakukan oleh satu dosen ahli, satu dosen pengampu, dan 30 responden peserta mata kuliah bahasa Indonesia kelas c, di Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma; (4) Hasil revisi modul tahap I meliputi, (a) perbaikan penulisan pada kompetensi dasar, (b) penambahan contoh dan materi, (c) pemberian sumber pada gambar/ilustrasi, (d) perbaikan ejaan yang sesuai PUEBI dan kesalahan pengetikan, (e) penambahan glosarium, dan (f) perbaikan penulisan daftar pustaka; (5) Hasil uji coba tes akhir mahasiswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan tes awal; (6) Hasil revisi modul tahap II meliputi, (a) penambahan materi serta contoh, dan (b) perbaikan kesalahan pengetikan. Berdasarkan hasil analisis validasi, modul pembelajaran “Jitu Menulis Esai
Argumentatif Berspektif Logika Toulmin” memperoleh akumulasi skor rata-rata sebesar 4,43 dengan kategori “sangat baik”, dan memiliki persentase kelayakan
sebesar 88,64%. Jadi, modul ini layak digunakan sebagai panduan belajar mahasiswa dalam menulis esai argumentatif. Kata kunci: modul, menulis esai argumentatif, logika Toulmin, Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Rahmawati, Lusia Ely. 2018. Development of a Module on Writing an Argumentative Essay in perspective with Toulmin’s logic and the
Paradigm of Reflective Pedagogy for Mathematics Education Study Program of Sanata Dharma University. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study Program, Department of Language and Art, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
This research raised an issue on writing an argumentative essay in perspective
with Toulmin’s logic which is very important for students to master however, not
balanced with writing skills and learning guidelines for writing an argumentative essay in perspective with Toulmin's logic. The purpose of this research is that the researcher is able to develop a module of writing an argumentative essay in perspective with Toulmin’s logic and also integrated with The Paradigm of Reflective Pedagogy (PPR) in Bahasa Indonesia course in Mathematics Education Study Program of Sanata Dharma University.
This research uses Research and Development method according to Brog and Gall (from Sugiyono, 2015). The research refers to the ten stages of Brog and Gall that have being simplified into six stages, namely research and information gathering, product development, validation test, first-stage product revisions, product trials, and second-stage product revisions.
The result can be concluded as follows : (1) Based on the result of the pre-test on writing an argumentative essay, the students have not been able to write an argumentative essay accordingly; (2) The development of the module is done by determining the topic of purpose, choosing materials, organizing, and collecting materials which are relevant in writing an argumentative essay; (3) Validation test is done by one expert, one thesis advisor, and 30 respondents from Bahasa Indonesia course class C in Mathematics Education Study Program of Sanata Dharma University; (4) The result of the revised first-stage module included, (a) writing improvement on basic competence, (b) additional examples and materials, (c) sources for pictures/illustration, (d) spelling correction according to PUEBI and typing errors, (e) addition of glossary, and (f) improvement in writing references; (5) The result of students’ post-trial test experiences an increase from their pre-test; (6) The result of the revised second-stage module included (a) addition of materials and examples, and (b) correction of typing errors.
Based on the result of validation analysis, learning module entitled “Jitu
Menulis Esai Argumentatif Berspektif Logika Toulmin” gained an average accumulation score of 4.43 with the category “very good”, and has an eligible
percentage of 88.64%. Therefore, the module is feasible to be used as a learning guideline for students in writing an argumentative essay.
Keywords: module, writing an argumentative essay, Toulmin’s logic, The Paradigm of Reflective Pedagogy (PPR).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat, karunia, serta perlindungan-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis
sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Modul Menulis Esai Argumentatif
Berperspektif Logika Toulmin dan Paradigma Pembelajaran Pedagogi Reflektif
pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik
tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan, dan kerja sama dari banyak pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah
mengesahkan skripsi penulis.
2. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah memberikan
izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini.
3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta yang telah memberikan izin terkait segala kebutuhan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
dan berkenan menjadi validator penulis untuk memvalidasi produk yang telah
dikembangkan oleh penulis.
4. A. Danang Satria Nugraha, S.S., M.A., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta yang telah memverifikasi poin kegiatan kemahasiswaan penulis.
5. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu
membimbing, mengarahkan, dan memberikan berbagai masukan positif
kepada penulis dengan penuh kesabaran dari proses awal sampai akhir
penulisan.
6. Septina Krismawati, S.S., M.A., selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam
melaksanakan penelitian di dalam kelas.
7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang
telah berkenan berbagi ilmu kepada penulis baik secara formal maupun
nonformal.
8. Theresia Rusmiyati, selaku karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan pelayanan kepada
penulis dalam menyelesaikan urusan administrasi.
9. Seluruh mahasiswa semester 1 angkatan 2017 kelas C, Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
10. Teman-teman seperjuangan penulis, yaitu Fransiska Putri Setiawati, Yenny
Silvia Ningrum, Kartika Ratnasari, Antonius Haris Septiaji, dan Hieronimus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
MOTTO ....................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS ....................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xix
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xx
DAFTAR DIAGRAM ................................................................................ xx
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xxi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xxii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah ............................................................................. 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................ 8
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................... 8
1.6 Definisi Operasional ....................................................................... 9
BAB II STUDI PUSTAKA ......................................................................... 13
2.1 Penelitian yang Relevan .................................................................. 13
2.2 Kajian Teori .................................................................................... 17
2.2.1 Menulis Argumentasi ...................................................................... 17
2.2.1.1 Hakikat Menulis ............................................................................... 17
2.2.1.2 Hakikat Argumentasi ....................................................................... 20
2.2.1.3 Hakikat Menulis Argumentasi ......................................................... 21
2.2.1.4 Unsur Penulisan Argumentasi.......................................................... 23
2.2.1.5 Kesalahan dalam Penulisan Argumentasi ........................................ 28
2.2.1.6 Pedoman Kerja Penulisan Argumetnasi........................................... 32
2.2.2 Esai .................................................................................................. 34
2.2.2.1 Hakikat Esai ..................................................................................... 34
2.2.2.2 Struktur Esai..................................................................................... 36
2.2.2.3 Karakteristik Esai ............................................................................. 39
2.2.2.4 Langkah Menulis Esai...................................................................... 40
2.2.2.5 Kaidah Judul Esai ............................................................................ 45
2.2.3 Esai Argumentatif menurut Toulmin .............................................. 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2.2.3.1 Model Argumentasi Toulmin ........................................................... 46
2.2.3.2 Elemen dalam Logika Toulmin ....................................................... 47
2.2.3.3 Struktur Esai Argumentatif menurut Logika Toulmin..................... 55
2.2.3.4 Pola Argumen menurut Logika Toulmin ......................................... 59
2.2.3.5 Kadar Ketajaman Argumen ............................................................. 62
2.2.4 Pendagogi Reflektif ....................................................................... 64
2.2.4.1 Paradigma Pedagogi Reflektif sebagai Pedagogi ........................... 65
2.2.4.2 Relasi Pendidikan Menurut Paradigma Pedagogi Reflektif............. 70
2.2.4.3 Metode Pembelajaran yang sesuai PPR ........................................... 76
2.2.5 Modul ............................................................................................. 82
2.2.5.1 Hakikat Modul ................................................................................. 82
2.2.5.2 Karakteristik Modul ......................................................................... 84
2.2.5.3 Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul ............................................... 85
2.2.5.4 Pembelajaran Menggunakan Modul ................................................ 86
2.2.5.5 Sistematika Modul ........................................................................... 89
2.2.5.6 Prosedur Penulisan Modul ............................................................... 95
2.2.5.7 Kriteria Penilaian Modul.................................................................. 97
2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................... 99
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 104
3.1 Jenis Penelitian................................................................................ 104
3.2 Sumber Data dan Data .................................................................... 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
3.2.1 Tempat Penelitian ........................................................................... 105
3.2.2 Sumber Data Penelitian................................................................... 106
3.2.3 Data Penelitian ................................................................................ 106
3.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 107
3.4 Instrumen Penelitian ....................................................................... 108
3.5 Teknik Analisis Data....................................................................... 111
3.6 Prosedur Pengembangan Produk .................................................... 115
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 127
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 127
4.1.1 Hasil Penelitian dan Pengumpulan Informasi ................................ 127
4.1.1.1 Deskripsi Wawancara Dosen Pengampu Mata Kuliah Bahasa
Indonesia Terkait Pengembangan Modul Menulis Esai
Argumentatif .................................................................................... 128
4.1.1.2 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Mahasiswa Terkait
Pengalaman Awal Mahasiswa dalam Menulis Esai Argumentatif .. 133
4.1.1.3 Deskripsi Hasil Observasi Dosen dan Kelas pada Mata Kuliah Bahasa
Indonesia ......................................................................................... 137
4.1.1.4 Deskripsi Hasil Pre-Test Peserta Mata Kuliah Bahasa Indonesia ... 141
4.1.2 Pengembangan Modul ................................................................... 159
4.1.2.1 Penentuan Tujuan............................................................................. 160
4.1.2.2 Pemilihan Bahan .............................................................................. 161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
4.1.2.3 Penyusunan Kerangka ...................................................................... 161
4.1.2.4 Pengumpulan Bahan ........................................................................ 162
4.1.3 Uji Validasi ..................................................................................... 165
4.1.3.1 Hasil Validasi Modul oleh Dosen Ahli ............................................ 165
4.1.3.2 Hasil Validasi Modul oleh Dosen Pengampu .................................. 172
4.1.4 Revisi Produk Tahap I .................................................................... 178
4.1.4.1 Revisi Produk dari Dosen Ahli ........................................................ 178
4.1.4.2 Revisi Produk dari Dosen Pengampu .............................................. 179
4.1.5 Data Hasil Uji Coba Produk ........................................................... 182
4.1.5.1 Deskripsi Uji Coba Produk .............................................................. 182
4.1.5.2 Deskripsi Hasil Validasi Mahasiswa ............................................... 183
4.1.5.3 Hasil Tes Akhir (Post-Test) Mahasiswa .......................................... 187
4.1.6 Revisi Produk Tahap II ................................................................... 198
4.1.6.1 Revisi Produk dari Dosen Ahli ........................................................ 199
4.1.6.2 Revisi Produk dari Dosen Pengampu .............................................. 199
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 201
4.2.1 Deskripsi Modul ............................................................................ 202
4.2.2 Deskripsi Data Hasil Validasi ........................................................ 203
4.2.2.1 Deskripsi Data Hasil Validasi Modul oleh Dosen Ahli ................... 212
4.2.2.2 Deskripsi Data Hasil Validasi Modul oleh Dosen Pengampu ......... 216
4.2.2.3 Deskripsi Data Hasil Validasi Modul oleh Mahasiswa ................... 220
4.2.3 Hasil Tes Mahasiswa ..................................................................... 207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
4.2.4 Analisis Kelayakan Modul ............................................................. 235
4.2.5 Kajian Produk Akhir ....................................................................... 241
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 247
5.1 Simpulan ................................................................................................ 247
5.2 Saran ...................................................................................................... 250
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 252
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................ 256
LAMPIRAN ................................................................................................. 257
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABEL
Kode Keterangan Halaman 2.1 Struktur Argumen Logika Toulmin 58 2.2 Kadar Ketajaman Argumen 63 3.1 Konversi Nilai dan Skala Sikap 112
3.2 Konversi nilai skala lima berdasarka penilaian acuan patokan (PAP)
114
4.1 Hasil Analisis Kebutuhan Awal Mahasiswa 133 4.2 Penjabaran Tujuan Pembelajaran 160
4.3 Data Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Isi/Materi
166
4.4 Data Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Penyajian
167
4.5 Data Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Bahasa
169
4.6 Data Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Kegrafikan
170
4.7 Data Skor Rata-rata Validasi Dosen Ahli pada Seluruh Aspek
171
4.8 Data Hasil Validasi Dosen Pengampu pada Aspek Kelayakan Isi/Materi
172
4.9 Data Hasil Validasi Dosen Pengampu pada Aspek Kelayakan Penyajian
174
4.10 Data Hasil Validasi Dosen Pengampu pada Aspek Kelayakan Bahasa
175
4.11 Data Hasil Validasi Dosen Pengampu pada Aspek Kelayakan Kegrafikan
176
4.12 Data Skor Rata-rata Validasi Dosen Pengampu pada Seluruh Aspek
178
4.13 Data Hasil Validasi Mahasiswa pada Aspek Kelayakan Isi/Materi
183
4.14 Data Hasil Validasi Mahasiswa pada Aspek Kelayakan Penyajian
185
4.15 Data Hasil Validasi Mahasiswa pada Aspek Kelayakan Bahasa
185
4.16 Data Hasil Validasi Mahasiswa pada Aspek Kelayakan Kegrafikan
186
4.17 Data Skor Rata-Rata Validasi Mahasiswa pada Seluruh Aspek
186
4.18 Rekapitulasi Hasil Validasi Dosen Ahli 215 4.19 Rekapitulasi Hasil Validasi Dosen Pengampu 219
4.20 Skor Rata-rata Validasi Dosen Ahli, Dosen Pengampu, dan Mahasiswa
222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR BAGAN
DAFTAR DIAGRAM
4.21 Kelayakan Modul Berdasarkan Validasi Dosen Ahli, Dosen Pengampu, dan Mahasiswa
236
Kode Keterangan Halaman 2.1 Segitiga Retorika 22 2.2 Hubungan Elemen-Elemen Toulmin (Toulmin, et al:1979) 54
2.3 Gambaran Pembinaan Peserta didik dengan Pendagogi Reflektif
66
2.4 Relasi Pendidikan Menurut Pedagogi Reflektif 71 2.5 Contoh Sistematika Uraian Materi Modul 92 2.6 Contoh Sistematika Penomoran dalam Modul 93 2.7 Kerangka Berpikir 103
3.1 Bagan prosedur penelitian menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2015)
118
3.2 Prosedur Penelitian Enam Tahap 126
Kode Keterangan Halaman 4.1 Grafik Rekapitulasi Validasi Dosen Ahli Tahap 1 dan 2 214
4.2 Grafik Rekapitulasi Validasi Dosen Pengampu Tahap 1 dan 2
218
4.3 Grafik Rekapitulasi Validasi Mahasiswa 220
4.4 Hasil Validasi oleh Dosen Ahli, Dosen Pengampu, dan Mahasiswa
221
4.5 Grafik Perbandingan Hasil Tes Mahasiswa Aspek Isi 225
4.6 Grafik Perbandingan Hasil Tes Mahasiswa Aspek Organisasi
229
4.7 Grafik Perbandingan Hasil Tes Mahasiswa Aspek Kosakata 231 4.8 Grafik Perbandingan Hasil Tes Mahasiswa Aspek Bahasa 233 4.9 Grafik Perbandingan Hasil Tes Mahasiswa Aspek Penulisan 235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR GAMBAR
Kode Keterangan Halaman 4.1 Judul Esai yang Menarik 143 4.2 Judul Esai yang Menarik 143 4.3 Judul Esai yang Menarik 143 4.4 Judul Esai yang Kurang Tepat 144 4.5 Judul Esai yang Kurang Tepat 144 4.6 Judul Esai yang Kurang Tepat 144 4.7 Contoh Esai yang Sesuai Aspek Isi 146 4.8 Contoh Esai yang Kurang Sesuai Aspek Isi 147 4.9 Contoh Esai Sesuai Aspek Organisasi 149 4.10 Contoh Esai Kurang Sesuai Aspek Organisasi 150 4.11 Contoh Esai Sesuai Aspek Kosakata 152 4.12 Contoh Esai Kurang Sesuai Aspek Kosakata 153 4.13 Contoh Esai Sesuai Aspek Bahasa 155 4.14 Contoh Esai Kurang Sesuai Aspek Bahasa 156 4.15 Contoh Esai Sesuai Aspek Penulisan 157 4.16 Contoh Esai Kurang Sesuai Aspek Penulisan 158 4.17 Judul Esai yang Sesuai Aspek Isi 189 4.18 Judul Esai yang Sesuai Aspek Isi 189 4.19 Isi Esai yang Sesuai Aspek Isi 191 4.20 Daftar Pustaka Esai yang Sesuai Aspek Isi 191 4.21 Esai yang Kurang Sesuai Aspek Organisasi 193 4.22 Esai yang Kurang Sesuai Aspek Bahasa 196 4.23 Esai yang Kurang Sesuai Aspek Penulisan 197 4.24 Aspek Isi/Materi Berupa Contoh dan Materi 206 4.25 Aspek Isi/Materi Berupa Latihan dan Aksi 207 4.26 Aspek Penyajian Berupa Motivasi dan Gambar 210 4.27 Aspek Kegrafikan Berupa Cover Modul 212 4.28 Gambar Kiri Sebelum Direvisi dan Gambar Kanan Sesudah
Direvisi (Aspek Isi/Materi) 241
4.29 Gambar Kiri Sebelum Direvisi dan Gambar Kanan Sesudah Direvisi (Aspek Penyajian)
243
4.30 Gambar Kiri Sebelum Direvisi dan Gambar Kanan Sesudah Direvisi (Aspek Bahasa)
244
4.31 Gambar Kiri Sebelum Direvisi dan Gambar Kanan Sesudah Direvisi (Aspek Kegrafikan)
245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Kode Keterangan Halaman A1 Surat izin penelitian 257 A2 Surat permohonan validasi dosen ahli 258 A3 Surat permohonan validasi dosen pengampu 259 A4 Surat permohonan uji coba produk 260 B1 Kisi-kisi angket pemahaman awal manusia 261 B2 Kisi-kisi wawancara dosen pengampu 262 B3 Kisi-kisi angket validasi dosen 263 B4 Kisi-kisi angket validasi mahasiswa 264 B5 Kisi-kisi penilaian tes awal dan tes akhir 265 C1 Hasil transkip wawancara dosen pengampu 267
C2.a. Hasil observasi aktivitas dosen 272 C2.b. Hasil observasi aktivitas mahasiswa di kelas 276 C3.a.i. Hasil angket pengalaman awal mahasiswa 277 C3.a.ii. Rekap analisis angket pengalaman awal mahasiswa 283
C3.a.iii. Kategorisasi analisis angket pengalaman awal mahasiswa
285
C3.b.i. Hasil angket validasi dosen ahli tahap 1 286 C3.b.ii. Rekapitulasi hasil penilaian validasi dosen ahli tahap 1 295 C3.b.iii. Hasil angket validasi dosen ahli tahap 2 298 C3.b.iv. Rekapitulasi hasil penilaian validasi dosen ahli tahap 2 307 C3.c.i. Hasil angket validasi dosen pengampu tahap 1 310
C3.c.ii. Rekapitulasi hasil penilaian validasi dosen pengampu tahap 1
319
C3.c.iii. Hasil angket validasi dosen pengampu tahap 2 322
C3.c.iv. Rekapitulasi hasil penilaian validasi dosen pengampu tahap 2
331
C3.d.i. Daftar hadir mahasiswa peserta uji coba produk 334 C3.d.ii. Hasil angket validasi mahasiswa 337 C3.d.iii. Rekap butir pernyataan angket validasi mahasiswa 347 C3.d.iv. Kategorisasi aspek penilaian modul 348 C4.a.i. Soal tes awal 350 C4.a.ii. Hasil tes awal mahasiswa 351 C4.a.iii. Rekap nilai tes awal mahasiswa 357
C4.a.iv. Hasil analisis elemen isi dan organisasi pada esai mahasiswa
358
C4.a.v. Hasil analisis elemen kosakata, bahasa, dan penulisan pada esai mahasiswa
359
C4.b.i. Soal tes akhir 360 C4.b.ii. Hasil tes akhir mahasiswa 361 C4.b.iii. Rekap nilai tes akhir mahasiswa 368
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
C4.b.iv. Hasil analisis elemen isi dan organisasi pada esai mahasiswa
369
C4.b.v. Hasil analisis elemen kosakata, bahasa, dan penulisan pada esai mahasiswa
370
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menyajikan enam subbab, yaitu (1) latar belakang masalah, (2)
batasan masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat
penelitian, dan (6) definisi operasional. Berikut rincian enam subbab pada bagian
pendahuluan.
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemampuan mahasiswa dalam bidang menulis sangat diperhatikan pada saat
mahasiswa memasuki dunia kerja maupun lingkungan akademik. Kemampuan
tersebut dapat membantu mahasiswa untuk menuliskan pendapat secara rinci
berdasarkan data dan fakta. Kemampuan tersebut akan berkembang secara baik
dan benar ketika mahasiswa mampu mengasah dan mengolah kemampuan
menulis. Jika hasil tulisan mahasiswa telah sesuai kaidah dan bermanfaat bagi
pembaca maka tulisan tersebut dapat dimuat di media massa maupun jurnal
akademik. Kegiatan menuangkan pendapat dalam bentuk karya tulis ini sangat
bermanfaat bagi berkembangnya ilmu pengetahuan serta dapat melatih mahasiswa
untuk mengungkapkan pendapat pribadi secara akademik.
Mahasiswa perlu mengasah kemampuan dalam menuliskan pendapat secara
baik dan benar untuk meningkatkan kualitas penyampaian pendapat di dalam
penulisan. Kualitas penulisan mahasiswa salah satunya dapat terlihat dari
kemampuan mahasiswa menuliskan berbagai pandangan-pandangannya dan
mengemas suatu pokok pikiran. Berdasarkan banyaknya pendapat dan buah pikir
yang akan disampikan oleh mahasiswa maka tulisan mahasiswa harus tertampung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
secara runtut dan efektif sehingga pembaca mampu memahami maksud serta
tujuan penulisan. Jenis tulisan yang sesuai untuk menampung pendapat dari
mahasiswa tersebut adalah tulisan esai argumentatif. Mahasiswa dapat
menggunakan jenis tulisan esai argumentatif karena tulisan ini mampu
menampung pendapat mahasiswa berdasarkan latar belakang, data dan fakta, serta
solusi. Tulisan esai argumentatif juga dapat mengajak pembaca mengikuti pola
pikir penulis sehingga pembaca akan menyetujui pendapat serta pandangan
penulis karena dilengkapi data dan fakta yang mendukung. Oleh karena itu,
menulis esai argumentasi penting dikuasai oleh mahasiswa supaya mahasiswa
memiliki tempat untuk menuangkan pendapat berdasarkan data dan fakta serta
dapat dipublikasikan secara akademik maupun di dalam jurnal.
Menurut pendapat 30 responden di Universitas Sanata Dharma yang peneliti
pilih secara acak dan bersedia mengisi angket pengalaman awal mahasiswa
dengan tema “Pentingnya mahasiswa memiliki kemampuan menulis esai
argumentatif”, responden sepakat bahwa menulis esai argumentatif sangat
diperlukan dan penting bagi mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil kuesioner
yang telah peneliti analisis. Sebanyak 87% dari responden menyatakan bahwa
penulisan esai argumentatif penting dikuasai oleh para mahasiswa. Selain itu, 91%
dari responden menyatakan bahwa penulisan esai argumentatif menunjang
penulisan karya ilmiah mahasiswa seperti artikel, jurnal, atau makalah.
Pentingnya kemampuan menulis esai ini didukung dengan penerapannya yang
bermanfaat untuk mengemukakan aspirasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
ditandai dengan sebanyak 86% responden menyetujui peryataan tersebut. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
itu, 90% responden setuju bahwa adanya pengaruh kemampuan logika berpikir
kritis memiliki aspek penting dalam penulisan esai argumentatif.
Responden mengungkapkan menulis esai argumentatif penting dikuasai oleh
mahasiswa tetapi responden belum memahami cara menulis esai secara baik dan
benar. Hal tersebut didukung dari hasil angket yang telah peneliti lakukan. Hasil
angket tersebut sebagai berikut: (1) responden tidak memiliki referensi yang
memadai untuk menulis esai argumentatif; (2) responden kurang mengerti
ketentuan dan kaidah penulisan esai argumentatif, (3) responden kesulitan untuk
menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan; (4) responden memiliki kosa kata yang
terbatas; (5) responden kurang memiliki minat membaca referensi penulisan esai
argumentatif; (6) responden belum terbiasa menulis argumen; dan (7) responden
belum mampu berpikir secara logis dan kritis. Beberapa kendala tersebut perlu
peneliti atasi sehingga mahasiswa dan responden dapat menulis esai argumentatif
secara baik dan benar.
Peneliti mengidentifikasi bahwa keingintahuan mahasiswa yang tinggi
tentang penulisan esai argumentatif belum diimbangi dengan adanya media
pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar. Media pembelajaran yang sesuai
seharusnya dapat mempermudah pengajar dalam menjelaskan materi ajar
khususnya menulis esai argumentatif. Selain media pembelajaran yang sesuai,
peran tenaga pengajar dalam memelopori semangat menulis esai argumentatif
secara baik dan benar juga sangat diperlukan. Pengajar juga harus lihai dalam
memberikan motivasi untuk menulis esai argumentatif kepada mahasiswa. Hal
tersebut dikarenakan penulisan esai argumentatif tidak hanya digunakan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
bidang ilmu tertentu, tetapi penulisan esai argumentatif ini dapat menjadi wadah
bagi semua bidang ilmu untuk mengungkapkan gagasannya secara akademik.
Oleh karena itu, media pembelajaran dan peran tenaga pengajar sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan kompetensi penulisan esai argumentatif secara baik.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan menulis esai argumentatif pada
mahasiwa, peneliti menawarkan sebuah modul pembelajaran penulisan esai
argumentatif berperspektif logika Toulmin dengan penggunaan strategi
pembelajaran pedagogi reflektif yang dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar. Hal tersebut direspons positif oleh responden. Sebanyak 79%
responden setuju dengan penggunaan modul yang dapat mempermudah
penguasaan materi terkait menulis esai argumentatif. Selain itu, sebanyak 83%
responden berpendapat bahwa penggunaan strategi pembelajaran yang tepat
dalam penulisan esai argumentatif penting untuk mencapai kompetensi belajar
mahasiswa.
Berdasarkan data yang berasal dari responden, peneliti menyimpulkan
sebagian besar responden setuju akan pentingnya menulis esai argumentatif bagi
mahasiswa. Responden juga menyadari masih terdapat kekurangan dalam bidang
pengembangan media pembelajaran penulisan esai argumentatif. Berdasarkan hal
tersebut, peneliti menawarkan sebuah media pembelajaran berupa modul
pembelajaran menulis esai argumentatif berperspektif Logika Toulmin dengan
menggunakan strategi pembelajaran sesuai Paradigma Pedagogi Reflektif.
Modul yang dirancang peneliti berdasarkan pedoman pembuatan modul oleh
Direktorat Tenaga Kependidikan. Hal tersebut dikarenakan terdapat prinsip,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
struktur, dan prosedur penulisan modul yang dibutuhkan peneliti untuk merancang
modul. Selain itu, peneliti juga menambahkan materi argumentasi menurut pakar
argumentasi yaitu Stephen Toulmin. Penulisan argumen menurut Toulmin ini
sangat membantu penulis esai argumentatif khususnya mahasiswa untuk
memperkuat argumen-argumennya dengan menggunakan enam elemen
argumentasi Toulmin. Enam elemen itu ialah klaim, data, jaminan, pendukung,
keterangan modalitas, dan pengecualian. Enam elemen ini dapat dijadikan bahan
pijakan yang kuat bagi penulis esai argumentatif untuk mengemukakan
argumennya.
Kemudian peneliti mengintegrasikan pembelajaran modul dengan strategi
pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif. Strategi ini disesuaikan dengan visi
dan misi Universitas Sanata Dharma. Visi dan misi ini diwujudkan dalam empat
ranah pembelajaran. Empat ranah pembelajaran ini adalah ranah kognitif, ranah
afektif, ranah psikomotorik, dan ranah kooperatif. Selain itu, dalam konteks visi
Sanata Dharma, pembelajaran modul ini menerapkan 3 C yang merupakan ciri
khas dari Sanata Dharma. Tiga C itu ialah competence, conscience, dan
compassion. Penerapan 3 C tersebut dalam modul sebagai berikut: (1) competence
atau pengetahuan, modul pembelajaran diarahkan untuk mengkonstruksi
pengetahuan seperti adanya pemaparan materi, latihan, uji formatif, aksi serta
adanya contoh-contoh untuk menambah pengetahuan dan mengasah kemampuan
pembelajar; (2) compassion atau kasih sayang, modul ini memuat dialog antar
tokoh yang menunjukkan kerja sama, dan kegiatan saling membantu antar tokoh
dalam mempelajari materi menulis esai argumentatif; (3) conscience atau hati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
nurani, modul ini dibuat untuk membangun nilai-nilai kemanusian agar esai
argumentatif yang akan ditulis oleh pembelajar memiliki andil dalam hal
membangun insan berkualitas, contoh yang menunjukkan aspek ini adalah adanya
bagian refleksi bagi pembelajar.
Responden yang menjadi subjek penelitian pengembangan modul menulis
esai argumentatif berperspektif Logika Toulmin dengan menggunakan strategi
pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif adalah mahasiswa yang mengikuti
mata kuliah Bahasa Indonesia di kelas C pada Program Studi Matematika,
Universitas Sanata Dharma, tahun ajar 2017. Hal tersebut karena peneliti ingin
mengetahui lebih dalam kemampuan menulis mahasiswa yang memiliki latar
belakang pendidikan eksak secara khusus pendidikan matematika. Peneliti juga
ingin mengetahui ketajaman pola pikir dan alur berpikir mahasiswa dalam
menuliskan suatu topik. Keingintahuan tersebut dilandasi oleh adanya materi
pembelajaran logika pada pendidikan matematika. Hal tersebut dikarenakan
materi logika mengajarkan pola pikir dan alur berpikir yang runtut agar
mendapatkan jawaban yang sesuai. Peneliti juga berpijak dari latar belakang
responden yang berasal dari ilmu pasti. Peneliti ingin mengetahui penggunaan
data dalam penulisan esai yang dikerjakan oleh responden. Hal tersebut menjadi
dasar keingintahuan peniliti ketika penulisan esai argumentatif yang
menggunakan data dan fakta dikaitkan dengan materi pembelajaran mahasiswa
Pendidikan Matematika.
Peneliti berharap dengan adanya modul pembelajaran menulis esai
argumentatif berperspektif Logika Toulmin dengan strategi pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Paradigma Pedagogi Reflektif mahasiswa semakin lihai dalam menulis esai
argumentatif sesuai bidang yang diminatinya. Peneliti juga berharap mahasiswa
mampu mengasah kemampuan berpikir kritis agar dapat memberikan sumbangan
pikiran untuk kemajuan di berbagai sektor.
1.2 Batasan Masalah
Masalah yang akan dibahas benar-benar terpusat sehingga tidak terjadi
kesimpangsiuran dan kesalahpahaman dalam penerimaan maupun dalam
pembahasan. Masalah yang diteliti pada penelitian ini dibatasi pada
Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Esai Argumentatif Berperspektif
Logika Toulmin dan Paradigma Pembelajaran Pedagogi Reflektif pada Program
Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
1. Penelitian ini hanya membatasi modul pembelajaran meskipun terdapat
jenis bahan ajar lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pemahaman dan keterampilan menulis esai argumentatif mahasiswa.
2. Penelitian ini hanya membatasi pada bentuk esai argumentatif meskipun
ada produk karangan ilmiah lain yang dipelajari mahasiswa.
3. Penelitian ini hanya membatasi metode menulis esai argumentatif
menggunakan Logika Toulmin meskipun terdapat metode dari pakar lain.
Metode menulis esai argumentatif menggunakan Logika Toulmin ini dapat
digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan menulis esai
argumentatif mahasiswa secara runtut serta logis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4. Penelitian ini hanya membatasi pada strategi pembelajaran berparadigma
Pedagogi Reflektif meskipun terdapat jenis strategi pembelajaran lain yang
dapat dilakukan oleh pengajar.
5. Penelitian ini hanya membatasi pada pemahaman dan keterampilan
menulis esai argumentatif baik dalam bentuk tulisan walaupun masih
banyak pemahaman lainnya.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, terdapat satu rumusan masalah
yang akan diteliti pada penelitian ini. Rumusan masalah tersebut yaitu
“Bagaimana pengembangan modul menulis esai argumentatif berperspektif
Logika Toulmin dan paradigma pembelajaran Pedagogi Reflektif pada Program
Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma?”
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan modul menulis esai argumentatif berperspektif Logika Toulmin dan
paradigma pembelajaran Pedagogi Reflektif pada Program Studi Pendidikan
Matematika, Universitas Sanata Dharma.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak baik
dosen, mahasiswa, program studi dan peneliti dalam pengembangan modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
menulis esai argumentatif berperspektif Logika Toulmin dan paradigma
pembelajaran Pedagogi Reflektif dalam meningkatkan pemahaman dan
keterampilan mahasiswa dalam berpikir kritis. Penelitian ini juga diharapkan
memiliki manfaat seperti berikut.
1. Modul menulis esai argumentatif sebagai produk penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan ajar yang efektif untuk mengatasi kesulitan
belajar khususnya untuk mengasah pemahaman dan keterampilan
mahasiswa dalam berpikir kritis dan menulis esai argumentatif dalam
bentuk tulisan.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pilihan
bahan ajar dalam pembelajaran pada mata kuliah Bahasa Indonesia dan
mata kuliah lain yang memiliki korelasi dengan penulisan esai
argumentatif.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan positif terhadap
peningkatan kualitas pendidikan di perguruan tinggi.
1.6 Definisi Operasional
Peneliti menyajikan definisi operasional untuk meminimalisir
kesimpangsiuran dalam penafsiran. Berikut uraian definisi operasional yang
terkait dengan penelitian ini.
1. Pengembangan
Pengembangan adalah suatu proses penelitian yang menghasilkan
pemecahan substansi. Hal tesebut dilakukan secara sistematis dan logis. Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pengembangan tersebut memerlukan uji validitas untuk mengukur keakuratan
substansi yang dikembangkan. Hal tersebut didukung oleh pendapat Elly dalam
Gafur (1980:21), pengembangan merupakan suatu proses sistematis dan logis
untuk mempelajari masalah-masalah pegajaran agar mendapatkan pemecahan
masalah serta teruji validitasnya sehingga dapat diterapkan untuk kehidupan
sehari-hari.
2. Modul
Modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan logis.
Penyusunan modul harus disesuaikan dengan bahasa yang mudah diterima oleh
peserta didik dan sesuai dengan tingkat pengetahuan. Hal ini agar peserta didik
dapat belajar mandiri dengan bantuan modul pembelajaran sebagai fasilitator
utama. Hal tersebut didukung oleh pendapat Prastowo (2012: 106), modul
merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh siswa, sesuai usia dan tingkat pengetahuan mereka agar
mereka dapat belajar secara mandiri dengan bimbingan minimal dari pendidik.
3. Menulis Esai Argumentatif
Menulis esai argumentatif merupakan keterampilan menulis suatu karya
tulis yang mengangkat topik tertentu untuk dibahas lebih mendalam dengan
landasan pendapat pribadi maupun pakar serta menyajikan data sebagai
penguat pendapat. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Wijayanti, dkk.
(2011: 161) tentang pengertian esai. Esai dapat diartikan sebagai tulisan yang
terdiri atas beberapa paragaraf. Tulisan tersebut membicarakan suatu topik dari
sudut pandang penulis. Bedanya dengan paragraf, esai membahas topik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
lebih dalam sehingga memerlukan beberapa paragraf untuk mengupas topik
yang diangkat.
4. Logika Toulmin
Logika Toulmin merupakan logika yang menggunakan elemen-elemen
seperti (1) klaim (claim), (2) data (grounds), (3) jaminan (warrants), (4)
jaminan pendukung (backing), (5) keterangan modalitas (modal qualifier), dan
(6) kondisi pengecualian (rebuttal) dalam mendukung suatu pendapat.
Pendapat penulis yang diungkapkan menggunakan Logika Toulmin akan
terlihat kuat dan sulit terbantahkan karena telah didukung elemen-elemen
Toulmin. Hal tersebut didukung dan diperkuat oleh pandangan dari Institute for
Writing and Rhetoric (2014). Melakukan uji coba dengan menggunakan
metode yang diciptakan oleh Stephen Toulmin ini merupakan salah satu cara
untuk memastikan keabsahan argumen. Metode ini didesain supaya dapat
menilai keabsahan argumen dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, metode ini
juga dapat dipakai untuk menentukan keabsahan argumen yang dibuat oleh
penulis.
5. Paradigma Pedagogi Reflektif
Paradigma Pedagogi Refleksi (PPR) merupakan suatu pedagogi
pembelajaran atau pendidikan yang diambil dari suatu pendekatan latihan
rohani (retret pribadi). Paradigma Pedagogi Refleksi berkaitan dengan usaha
seseorang yang melakukan refleksi untuk dapat mengenal, memahami dan
memanfaatkan karunia Tuhan sehingga dapat diterapkan dalam pendidikan.
Hal tersebut didukung oleh pendapat Kolvenbach dalam Melissa (2018), kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Pedagogi Reflektif juga dapat diartikan sebagai pembelajaran yang
mengintegrasikan pengembangan nilai-nilai manusia dan pembentukan
kepribadian ke dalam kurikulum. Pedagogi Reflektif termasuk suatu proses
pendampingan yang dilakukan guru kepada peserta didik dalam mengejar
kompetensi umum, hati nurani, dan komitmen penuh kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
STUDI PUSTAKA
Bab ini mengkaji tiga subbab, yaitu (1) penelitian yang relevan, (2) kajian
teori, dan (3) kerangka berpikir. Penelitian yang relevan menyajikan penelitian-
penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini. Kajian teori menyajikan
kumpulan teori-teori dari para ahli yang digunakan sebagai landasan berpikir dalam
penelitian ini. Kerangka berpikir menyajikan langkah-langkah penelitian
berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan.
2.1 Penelitian yang Relevan
Peneliti menemukan empat penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
Penelitian tersebut dilakukan oleh (1) Setyaningsih, dkk. (2015), (2) Nasiroh
(2016), (3) Pujiono (2011), dan Melissa (2018). Penelitian Setyaningsih, dkk.
(2015) relevan dengan konsep Logika Toulmin dan hakikat argumentasi. Penelitian
Nasiroh (2016) relevan dengan kadar ketajaman argumen dan pola argumen
menurut Logika Toulmin. Penelitian Pujiono (2011) relevan dengan kriteria
keberhasilan berdasarkan materi yang dikembangkan yaitu menulis esai serta
subjek penelitian yaitu mahasiswa ditingkat perguruan tinggi. Penelitian Melissa
(2018) relevan dengan penggunaan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam
pengajaran.
Penelitian pertama yang dilakukan Setyaningsih, dkk. (2015) membahas
tentang argumen yang terdapat pada bagian pembahasan artikel ilmiah di dalam
jurnal. Penelitian tersebut berjudul “Pola Berpikir Deduktif pada Argumen Bagian
Pembahasan Artikel Ilmiah Jurnal Terakreditasi Bidang Humaniora”. Pokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
permasalahan yang diangkat dalam penelitian Setyaningsih, dkk. (2015) adalah
pola berpikir deduktif yang sering dituliskan pada penulisan argumen bagian
pembahasan dalam artikel ilmiah bidang humaniora yang telah berstatus jurnal
terakrediatasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa model berpikir deduksi sangat
dominan pada penulisan argumen. Dominasi model berpikir tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor, misalnya pola budaya pikir masyarakat, daya kritis penulis
dalam berpikir ilmiah, rendahnya budaya ilmiah penulis, dan kurangnya strategi
penulis dalam pengembangan model berpikir deduksi. Berpijak dari model berpikir
tersebut model berpikir Logika Toulmin yang berfokus pada pola berpikir induksi
menjadi cara yang tepat untuk meminimalisir penggunaan pola berpikir deduktif.
Hasil penelitian ini akan membantu peneliti untuk memahami konsep Logika
Toulmin dalam penulisan esai argumenatif.
Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Nasiroh
(2016). Judul penelitian ini adalah “Pola dan Kadar Ketajaman Argumen
Paragraf-Paragraf Argumentasi Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi
Bidang Kelautan Tahun 2015”. Penelitian ini membahas mengenai pola dan kadar
ketajaman paragraf-paragraf argumentasi pada bagian pembahasan artikel jurnal
terakreditasi bidang kelautan yang terbit pada tahun 2015. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pola-pola paragraf argumentasi dan mendeskripsikan kadar
ketajaman paragraf-paragraf argumentasi pada bagian pembahasan artikel jurnal
terakreditasi bidang kelautan tahun 2015. Peneliti menggunakan penjelasan
Toulmin et al (1979) untuk melandasi pemikiran tersebut. Toulmin et al (1979)
menyatakan bahwa argumen memiliki enam elemen penyusun yaitu (1) Claim (C),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
(2) Ground (G), (3) Warrant (W), (4) Backing (B), (5) Modal Qualifiers (M), dan
(6) Possible Rebuttals (R). Berdasarkan teori tersebut, Nasiroh melakukan analisis
elemen-elemen argumen pada setiap paragraf argumentasi. Berlandaskan penelitian
kedua ini, peneliti merujuk konsep pola-pola pengembangan paragraf argumentasi
dari tulisan esai dan kadar ketajaman argumen. Peneliti merujuk empat pola dengan
berbagai variasinya yang terdapat dalam paragraf argumentasi. Pola tersebut adalah
(1) pola C-G dengan variasi pola C-G dan G-C yang paling dominan atau paling
banyak jumlahnya, (2) pola C-G-W dengan variasi pola C-G-W, C-W-G, W-G-C,
W-C-G, G-W-C, dan G-C-W, (3) pola C-G-W-B dengan variasi pola C-G-W-B, C-
G-B-W, G-C-W-B, G-W-B-C, dan W-B-G-C, (4) pola C-G-W-B-M. Dari empat
pola dan variasi ini, pola yang paling banyak digunakan adalah pola C-G dan
variasinya G-C karena sangat sederhana dan mudah dicantumkan saat penulisan
pada paragraf argumentasi. Peneliti juga merujuk kadar ketajaman berdasarkan
kelengkapan elemen argumen pada paragraf-paragraf argumentasi bagian
pembahasan artikel jurmal bidang kelautan ini. Kadar ketajaman tersebut, antara
lain sangat lemah, cukup kuat, kuat, dan sangat kuat. Penelitian ini relevan karena
penelitian yang akan dilakukan juga bertujuan untuk mengukur kadar ketajaman
argumen.
Penelitian ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Pujiono (2011).
Penelitian ini berjudul “Penerapan Strategi Catalisting untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Esai”. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini akan menghasilkan data-data verbal dan
nonverbal. Data verbal dan nonverbal diperoleh dari subjek dan atau perilaku yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
diamati secara alamiah. Data penelitian ini diperoleh dari mahasiswa yang diamati
saat perkuliahan di kelas A semester III JPBSI FBS UNY. Kriteria keberhasilan
yang berkaitan dengan kemampuan menulis esai antara lain aspek isi, organisasi,
dan kebahasaan. Berdasarkan penelitian ketiga ini, peneliti merujuk kriteria
keberhasilan menulis esai seperti aspek isi, organisasi, dan kebahasan. Namun,
peneliti menambahkan aspek kosataka dan penulisan berdasarkan rujukan dari
Djiwandono (1996) dengan sedikit penyesuaian. Penelitian ketiga ini memiliki
relevansi pada bagian kriteria keberhasilan pada materi ajar menulis esai dan subjek
penelitian yang menggunakan responden tingkat perguruan tinggi.
Penelitian yang keempat adalah penelitian yang dilakukan oleh Melissa
(2018). Penelitian ini berjudul “Implementasi Pedagogi Reflektif dalam
Mengembangkan Antusias Pengajar Matematika”. Penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data tentang minat belajar siswa, minat belajar calon guru matematika
serta refleksi calon guru dan guru matematika. Hasil angket minat belajar siswa
digambarkan secara kuantitatif dan didukung oleh data refleksi guru. Hasil refleksi
calon guru dan guru tersebut menyatakan bahwa antusias belajar siswa meningkat
setelah guru belajar berefleksi berdasarkan Pedagogi Reflektif. Pembelajaran
dengan pendekatan Pedagogi Reflektif sangat mengedepankan pilar 3C yaitu,
kompetensi, hati nurani, dan belas kasih. Pilar tersebut diyakini menjadi pendekatan
yang tepat untuk membantu siswa memahami konsep psikologi pembelajaran dan
menumbuhkan antusiasme siswa dalam belajar. Belajar dengan pendekatan
Pedagogi Reflektif memiliki elemen kunci yaitu, konteks, pengalaman, refleksi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tindakan, dan evaluasi. Berdasarkan penelitian keempat ini, peneliti merujuk
penggunaan Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran sebagai referensi.
2.2 Kajian Teori
Bagian kajian teori mengemukakan tentang menulis argumentatif, esai, esai
argumentatif menurut Logika Toulmin, Pedagogi Reflektif, dan modul. Kelima
teori tersebut akan dirinci dalam beberapa subbab berikut.
2.2.1 Menulis Argumentatif
Bagian menulis argumentatif mengemukakan tentang hakikat menulis,
hakikat argumentasi dan menulis argumentasi dalam penerapan. Ketiga teori
tersebut untuk mendalami kajian menulis argumentatif. Rincian ketiga teori
tersebut sebagai berikut.
2.2.1.1 Hakikat Menulis
Menulis sangat penting bagi pendidikan karena dapat memudahkan para
pelajar untuk berekspresi dalam tulis menulis. Selain itu, menulis dapat mendorong
seseorang untuk berpikir kritis. Menulis juga dapat meningkatkan daya kreasi para
pelajar untuk mengembangkan daya pikir yang inovatif dan produktif. Daya pikir
yang inovatif dapat terlihat dari munculnya karya tulis yang mengangkat topik-
topik baru dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Daya pikir produktif yaitu daya
pikir yang selalu ingin menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan sehingga
pemikiran tersebut dapat berkembang dan berguna bagi lingkungan sekitar. Oleh
karena itu, keterampilan menulis perlu dikembangkan dan dipelajari oleh pelajar
untuk meningkatkan ketajaman dan memunculkan ketertarikan dalam bidang tulis
menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Menulis termasuk wujud pengekspresian gagasan melalui media tulisan.
Hal tersebut selaras dengan pandangan Lado dalam Tarigan (1994: 21), menulis
merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.
Representasi tersebut berarti mewakili wujud dari bahasa yang diekspresikan dalam
tulisan menjadi satu kesatuan yang utuh. Menulis juga dapat artikan sebagai suatu
keterampilan mengungkapkan gagasan secara teratur sesuai dengan kaidah
penulisan. Hal tersebut diperkuat oleh pandangan Rofi’uddin, dkk. (2002: 159),
keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan menuangkan pikiran,
gagasan, pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan keinginan,
atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahasa tulis. Berdasarkan
pandangan Lado dan Rofi’uddin dkk. dapat disimpulkan bahwa keterampilan
menulis merupakan suatu wujud pengekspresian gagasan melalui media tulis yang
dituliskan sesuai dengan kaidah penulisan.
Menulis dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang dapat mendukung
munculnya ide baru dan dapat disampaikan dengan baik kepada banyak orang
melalui tulisan. Hal tersebut didukung oleh pendapat Nurgiyantoro (2001: 273),
menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Menulis
termasuk dalam kegiatan produktif dan ekspresif sehingga penulis harus memiliki
kemampuan dalam menggunakan kosakata, tata tulis, dan struktur bahasa. Menulis
juga dapat diartikan sebagai suatu kerampilan yang harus dimiliki seorang pelajar
agar mampu menyampaikan suatu peristiwa dalam bentuk tulisan. Hal tersebut
didukung oleh pendapat Morsey dalam Tarigan (1994: 4), pelajar harus
meningkatkan keterampilan menulis karena keterampilan menulis dapat menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
salah satu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa terpelajar. Menulis
dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat atau merekam, meyakinkan,
melaporkan atau memberitahukan, dan mempengaruhi. Maksud serta tujuan
tersebut hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun
pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini tergantung pada
pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat. Berdasarkan
pendapat Nurgiyantoro dan Morsey dapat disimpulkan bahwa menulis termasuk
suatu aktivitas tulis menulis yang mengarah kepada keterampilan untuk
memunculkan ide baru sehingga mampu disampaikan dalam bentuk karya tulis dan
dapat dibaca oleh banyak orang.
Keterampilan menulis dapat disimpulkan sebagai suatu keterampilan dasar
dalam mengemukakan pendapat melalui media tulisan. Keterampilan ini juga harus
dikuasai pelajar untuk menunjang kemampuan mengemukakan pendapat kepada
kalayak umum. Manfaat lain dari keterampilan menulis yaitu penulis mampu
mengajak pembaca mengikuti alur berpikir penulis bahkan mampu mengajak
pembaca merasakan suatu kejadian sesuai dengan keadaan sebenarnya. Hal ini
selaras dengan pandangan Sujanto (1988: 57), keterampilan menulis termasuk
syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan perkuliahan. Keterampilan menulis
juga termasuk kebutuhan praktis setelah masuk ke dalam masyarakat kerja.
Keterampilan menulis secara langsung memberikan sarana dan membuka jalan bagi
para mahasiswa agar mampu melaksanakan kegiatan akademik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2.2.1.2 Hakikat Argumentasi
Argumentasi merupakan suatu ungkapan yang berisi pendapat dan isi
ungkapan tersebut memiliki landasan berpikir yang konkret serta dapat
dipertanggungjawabkan. Pendapat tersebut didukung oleh pendapat Choesin dalam
Winarto, dkk. (2004: 49), argumentasi termasuk inti dari bagian terbanyak
penulisan ilmiah. Pada sebuah tulisan ilmiah, penulis dapat menyampaikan
pendapatnya mengenai suatu gejala, konsep atau teori. Penyampaian tersebut
diharapkan penulis dapat menyakinkan pembacanya akan kebenaran pendapatnya.
Seorang penulis juga harus memahami hal yang dimaksud sebelum
mengungkapkan dalam suatu argumen. Penulis juga perlu tahu jenis-jenis
pernyataan yang diajukan dan cara merangkai kata dengan benar. Argumentasi juga
dapat diartikan sebagai rangkaian pendapat untuk mendukung pokok pikiran.
Pokok pikiran tersebut dapat diungkapkan secara tertulis. Hal tersebut didukung
pandangan pakar Wiyanto (2004: 67), istilah argumentasi diturunkan dari verba to
argue (dalam bahasa Inggris), yang artinya membuktikan atau menyampaikan
alasan. Argumentasi dapat dituliskan dalam bentuk paragraf. Paragraf argumentasi
atau paragraf argumentatif berfungsi untuk menyampaikan suatu pendapat,
konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca. Penulis juga menyertakan bukti,
contoh, dan berbagai alasan yang sulit dibantah untuk meyakinkan pembaca bahwa
yang disampaikan itu benar. Berdasarkan pendapat Choesin dan Wiyanto dapat
disimpulkan bahwa argumentasi merupakan suatu ungkapan pikiran yang berisi
pendapat penulis, landasan berpikir yang konkret, serta data dan fakta yang
mendukung isi tulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Argumentasi merupakan suatu ungkapan yang dapat memberikan
pandangan baru kepada pembaca sehingga pembaca mengikuti alur berpikir
penulis. Pendapat tersebut didukung oleng Keraf (2007: 3), argumentatif adalah
suatu bentuk retorika yang berusaha untuk meyakinkan dan mempengaruhi sikap
dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh penulis atau pembaca. Wacana yang memerlukan proses
berpikir yang logis seperti itulah yang tergolong karangan argumentatif.
Argumentasi juga dapat diartikan sebagai pernyataan yang berisi pendapat serta
didukung oleh adanya fakta dan data yang terdapat dalam pendapat tersebut. Hal
tersebut didukung oleh pandangan Achmadi (1998: 91), biasanya pada karangan
argumentatif ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenali. Ciri-ciri tersebut, yaitu
(1) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulis; (2) alasan, data,
atau fakta yang mendukung; (3) mengusahakan pemecahan masalah dan
pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Berdasarkan pandangan
Keraf dan Achmadi dapat disimpulkan bahwa argumentasi adalah sebuah ungkapan
yang dapat memberikan pandangan baru kepada pembaca serta berlandaskan data
dan fakta yang relevan dengan kondisi sebenarnya sehingga dapat menghasilkan
pemecahan masalah.
2.2.1.3 Hakikat Menulis Argumentasi
Menulis argumentasi merupakan suatu kegiatan mengungkapkan pendapat
dengan cara ditulis berdasarkan kaidah penulisan. Pendapat tersebut berdasarkan
kenyataan dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hal tersebut didukung
oleh pernyataan Rahayu (2007:168), menulis argumentasi berarti mengemukakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
masalah dengan mengambil sikap pasti untuk mengungkapkan segala persoalan
dengan segala kesungguhan intelektualnya, bukan sekadar mana suka atau
pendekatan emosional. Penulis juga harus berusaha menyelidiki; (1) apa persoalan
itu, (2) apa ada tujuan yang tersembunyi, (3) apa ada keuntungan atau kerugian
untuk mencapai tujuan tersebut, (4) tujuan mana yang kiranya bermanfaat, dan (5)
bagaimana cara mengatasinya. Berdasakan beberapa landasan penulisan tersebut
penulis harus berusaha menyampaikan pendapatnya secara teratur dan kritis, serta
dapat membuat karangan argumentasi sesuai dengan beberapa ciri yang mudah
dikenali.
Menulis argumentasi haruslah memuat data dan fakta yang dituliskan secara
rinci. Kehadiran data dan fakta dapat menguatkan pendapat yang dituliskan oleh
penulis. Hal tersebut didukung oleh pendapat Suladi (2014: 74), dasar tulisan
argumentasi adalah berpikir kritis dan logis berdasarkan fakta-fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan. Fakta-fakta tersebut dapat diperoleh dengan berbagai
cara, antara lain, bahan bacaan (buku, majalah, surat kabar, atau internet),
wawancara atau angket, penelitian atau pengamatan langsung. Penulisn
argumentasi dapat dituliskan dalam bentuk paragraf-paragraf. Paragraf argumentasi
dapat dikembangkan dengan pola sebab-akibat. Penulisan paragraf argumentasi
dapat terlebih dahulu dituliskan sebab-sebabnya dan diakhiri dengan pernyataan
akibat dari sebab tersebut. Penyajian pola sebab-akibat dapat ditulis menjadi akibat-
sebab, yaitu menyampaikan terlebih dahulu akibatnya kemudian dicari sebab-
sebabnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2.2.1.4 Unsur Penulisan Argumentasi
Unsur penulisan argumen termasuk unsur yang selalu diperhatikan dalam
penulisan argumentasi karena dapat melihat sasaran tulisan, penulis dan isi
argumen. Hal tersebut didukung oleh pendapat Choesin (2004: 54-57), setiap
argumen adalah pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Artinya,
selalu ada tiga pihak atau unsur yang diperhatikan dalam penyampaian sebuah
argumen yaitu (1) penulis, (2) pembaca, dan (3) argumen. Ketiga unsur ini
berhubungan membentuk sebuah segitiga yang disebut segitiga retorika. Dalam
segitiga berikut unsur yang ada secara berturut-turut dinamakan ethos, pathos, dan
logos.
Segitiga ini mengingatkan kepada kita bahwa dalam penyampaian sebuah
argumen, ada hubungan antara penulis dan pembaca yang tak lepas dari pesan yang
merupakan argumen itu sendiri. Seorang pembaca tidak hanya menilai argumen
yang diajukan, tetapi juga menanyakan siapa yang mengajukannya. Demikian pula
dari segi penulis, selain merumuskan sebuah argumen yang baik, penulis harus tahu
Logos (Pesan/Argumen)
Pathos (Pembaca)
Ethos (Penulis)
Bagan 2.1 Segitiga Retorika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
sasaran pembacanya untuk mengetahui cara yang perlu ditempuh agar tulisannya
diterima pembaca. Jadi, sebuah tulisan dapat dilihat sebagai ramuan dari logos,
ethos, dan pathos, tetapi tidak pernah ada ukuran yang pasti seberapa banyak setiap
unsur tersebut harus dimasukkan ke dalam ramuan tersebut. Berikut uraian tentang
tiga hal ini.
1. Logos
Logos merupakan unsur penulisan argumentasi yang membahas tentang
masalah konsistensi internal dari argumen atau pesan yang ingin disampaikan
penulis. Penulis menyusun argumen dan mencari bukti-bukti yang paling tepat
untuk klaim yang akan diajukan. Hal yang harus diperhatikan penulis berkenaan
dengan jenis argumen yang ingin disusunnya. Ada dua jenis argumen yaitu
entimem yang menggambarkan hubungan sebab-akibat, dan nonentimem yang
tidak menggambarkan hubungan sebab-akibat. Menurut Ramage dan Bean dalam
Choesin, (2004:55), secara khusus penulis dapat membuat salah satu dari jenis
argumen berikut.
a. Argumen definisi, yaitu argumen untuk menunjukkan bahwa X adalah (atau
bukan) Y. Dalam argumen seperti ini, penulis menetapkan dulu kriteria atau
bahasan untuk Y, kemudian memperlihatkan bahwa X memenuhi kriteria atau
batasan tersebut.
b. Argumen kausalitas, yaitu argumen yang memperlihatkan bahwa X
mengakibatkan (atau tidak mengakibatkan) Y.
c. Argumen keserupaan, yaitu argumen untuk memperlihatkan bahwa X serupa
(atau tidak serupa) dengan Y. Argumen jenis ini mempunyai bentuk yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
hampir sama dengan argumen definisi, hanya saja X dan Y biasanya
merupakan dua hal dari dua ranah yang berbeda. Hal tersebut mengakibatkan
keserupaan antara keduanya lebih berdasarkan pada analogi (perumpaan).
d. Argumen evaluasi, yaitu argumen untuk memperlihatkan bahwa X adalah
(atau bukan) perwujudan baik dari Y. Bentuk argumen ini sama dengan
bentuk argumen definisi (penulis menetapkan kriteria Y terlebih dahulu).
Perbedaan dari argumen tersebut adalah X sudah dapat dipastikan memenuhi
batasan Y, tetapi masih dipertanyakan apakah X merupakan Y yang baik.
e. Argumen proposal, yaitu argumen untuk meyakinkan pembaca bahwa X
harus dilakukan (atau dihindari). Argumen ini dapat dikatakan yang paling
sulit, sebab penulis harus menyakinkan pembaca bahwa konsekuensi
menjalankan X memang perlu, padahal X belum terjadi. Lagipula, argumen
ini menuntun penulis untuk menunjukkan bahwa alternatif dari X tidak lebih
baik (atas harus dihindari).
2. Ethos
Ethos merupakan unsur argumentasi yang mengacu kepada kredibilitas
penulis. Seorang penulis harus mempunyai kredibilitas di mata pembacanya,
khususnya kredibilitas dalam bidang yang menjadi subjek tulisannya. Sebenarnya,
seorang penulis yang mengutip tulisan yang pernah dibuat sebelumnya sedang
membangun kredibilitas. Kutipan tersebut menunjukkan bahwa si penulis adalah
orang yang tahu dan bahwa ia telah diakui sebagai seorang “ahli” karena
tulisannya sudah pernah dipublikasi. Namun, hal tersebut tidak berarti bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
seorang penulis pemula tidak dapat membangun ethos sendiri. Beberapa hal yang
dapat dilakukan penulis pemula tertulis di bawah ini:
a. Berargumen tentang masalah yang benar-benar dipahami penulis. Melalui
penelitian lapangan dan kajian pustaka, penulis harus berusaha menguasai
pengetahuan tentang subjek penulisannya sebanyak mungkin.
b. Berargumen dengan memberikan pembahasan yang berimbang antara sudut-
sudut pandang yang berbeda. Pembahasan yang berimbang tidak harus
diartikan secara kuantitatif. Penulis harus memperlihatkan kesediannya untuk
berusaha memahami sudut pandang yang berlawanan, dan mengakui segi-
segi positif dari sudut pandang lawan sambil membangun argumen yang
menyerang segi-segi lainnya.
c. Mengajukan argumen berdasarkan asumsi-asumsi yang dimiliki bersama
dengan pembaca. Dengan memperhatikan pembacanya, sebaiknya penulis
membatasi diri dan menulis tentang hal-hal yang sekiranya masih mungkin
diterima pembacanya.
3. Pathos
Pathos merupakan unsur argumentasi yang mengacu pada dampak tulisan
yang direspon oleh pembaca dan aspek emosional dari sebuah argumen. Dalam
hal ini penulis memikirkan cara terbaik untuk menarik perhatian dan simpati
pembaca terhadap argumennya. Dengan kata lain, pathos dibentuk untuk
menggugah hati pembaca. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan
untuk membentuk pathos:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
a. Menggunakan bahasa yang konkret. Bahasa yang konkret dapat
meningkatkan pathos sebuah tulisan. Dari pada menulis “Anak itu miskin”,
misalkan, seorang penulis dapat menggambarkan secara konkret keadaan
anak itu seperti dalam kalimat “Anak itu berjalan tanpa alas kaki,
mengenakan baju yang compang-camping”.
b. Menggunakan contoh-contoh. Pathos juga akan lebih baik bila penulis
memberikan contoh-contoh yang akan ia bahas. Kalimat “Kenaikan harga
BBM langsung diikuti oleh kenaikan harga beberapa bahan sembako.”
sebenarnya sudah cukup untuk menyampaikan pesan penulis. Akan tetapi,
untuk menarik perhatian pembaca, penulis dapat melanjutkan kalimat
tersebut dengan beberapa contoh. Misalnya kalimat “Kenaian harga BBM
langsung diikuti oleh kenaikan harga beberapa bahan sembako. Harga beras,
misalnya naik lima persen. Di Jakarta, harga tepung terigu melonjak sebesar
15 persen”.
c. Menggunakan metafora-metafora dan pilihan kata yang tepat. Metafora
adalah alat penting dalam memahami dan menjelaskan suatu masalah.
Seorang penulis harus memilih metafora yang tepat dan yang masih hidup
dalam masyarakat. Namun, penulis harus berhati-hati dalam memilih
metafora. Hal tersebut akan berdampak ketika pembaca tidak mengerti
metafora-metafora yang digunakan penulis.
d. Menghargai nilai-nilai atau asumsi-asumsi pembaca. Langkah ini lebih tepat
digunakan dalam sebuah argumen proposal. Sebagai contoh, “Seseorang
menulis sebuah argumen yang mendukung kebijakan kota Jakarta sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kota tertutup”. Apabila pembaca tulisannya akan terbatas pada sesama
ilmuan, maka seharusnya para pembaca tersebut menilai tulisannya
berdasarkan patokan-patokan ilmiah. Akan tetapi, apabila argumen itu juga
akan menjadi bahan bacaan pihak penentu kebijakan dan masyarakat umum,
penulis dapat menekankan pada manfaat-manfaat yang dapat diperoleh oleh
berbagai pihak, termasuk–khususnya–pihak-pihak yang menentang
kebijakan tersebut.
2.2.1.5 Kesalahan dalam Penulisan Argumentasi
Banyak argumen yang memiliki kelemahan karena mengandung kesalahan-
kesalahan yang bersifat informal.Terdapat kesalahan-kesalahan yang tidak terkait
pada struktur logis sebuah argumen. Apabila kita berbicara tentang kesalaham
informal, seringkali kita temukan bahwa penilaian orang dapat berbeda-beda.
Serangkaian kalimat yang dianggap tidak tepat oleh satu orang mungkin saja
dianggap benar oleh orang lain. Kesalahan-kesalahan informal dapat dibagi-bagi
menjadi kesalahan pada logos, ethos, dan pathos. Berikut adalah uraian dari
beberapa (tidak semua) kesalahan yang sering dilakukan oleh seorang penulis.
Beberapa kesalahan pada logos yang sering terjadi adalah:
1. Gagasan pendukung yang berupa pengulangan dari gagasan pengontrol
dengan pilihan kata yang berbeda
Gagasan pendukung yang berupa pengulangan dari gagasan pengontrol
dengan pilihan kata yang berbeda termasuk dalam suatu tautologi. Kesalahan
seperti ini dapat dilihat pada kalimat: “Kehidupan masyarakat Jakarta sudah
sangat kompleks karena tingginya diversifikasi kerja dan kepentingan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Kesalahan terjadi pada kata tingginya diversifikasi kerja dan kepentingan. Kata-
kata tersebut termasuk ciri dari suatu masyarakat kompleks dan bukan
penyebabnya. Kesalahan seperti ini telah dicontohkan sebelumnya dan dapat
dihindari apabila penulis lebih berhati-hati dalam menggunakan kata karena atau
kata penghubungan lainnya.
2. Kesalahan penafsiran
Kesalahan penafsiran ini dapat terjadi apabila penulis menyederhanakan
sebuah argumen sehingga seolah-olah hanya ada dua kemungkinan dalam
masalah yang dibahasnya. Penulis dapat mengambil contoh dalam kesalahan
penafsiran misalnya dengan mengatakan bahwa “Suatu negara harus mengikuti
program bantuan IMF sebagai satu-satunya jalan menghindari kehancuran
ekonomi”. Dalam ilmu-ilmu sosial, keadaan seperti ini tentunya perlu diragukan,
mengingat rumitnya gejala-gejala sosial.
3. Post hoc, ergo propter hoc
Ungkapan post hoc, ergo propter hoc ini dapat diterjemahkan menjadi
sesudahnya, oleh sebab itu, dan karenanya. Hal ini adalah kesalahan yang terjadi
ketika seseorang mengganggap urutan kejadian sebagai hubungan sebab-akibat.
Hal tersebut dapat mempengaruhi alur pemikiran pembaca yang kurang
memperhatikan jika terdapat kemungkinan hubungan akibat-sebab.
4. Kesimpulan yang terlalu luas berdasarkan data yang sedikit
Kesimpulan yang terlalu luas berdasarkan data yang sedikit ini lebih sering
dituduhkan kepada penulis yang mengikuti pendekatan kualitataif. Penulis harus
membuat argumen baru yang menunjukkan bahwa bukti-bukti yang diajukannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
memang sudah cukup dalam ruang lingkup penelitian atau data dalam
tulisannya. Kesimpulan yang relevan akan lebih baik jika menggunakan lebih
banyak bukti-bukti pendukung. Hal tersebut akan sangat mendukung dan
mempermudah penganalisisan suatu data sehingga kesimpulan ataupun saran
akan sangat lebih tepat sasaran.
5. Kesalahan dalam menggunakan analogi
Analogi merupakan alat bantu penting dalam upaya memahami dan
menjelaskan suatu gejala. Salah satu contoh analogi yang paling terkenal dalam
ilmu sosial adalah analogi organik, yang mengumpamakan masyarakat sebagai
sebuah kumpulan unsur yang saling terkait ibarat organ-organ tubuh. Kesalahan
akan terjadi apabila ciri-ciri yang hanya pada organ biologis dianggap juga ada
pada gejala sosial.
Selanjutnya, kesalahan yang biasa muncul pada ethos adalah:
1. Mengacu pada otoritas yang salah
Seorang penulis dalam memperkuat pernyataan yang dibuatnya dapat
mengacu terhadap tulisan atau pendapat orang lain yang dianggap ahli dalam
bidang yang menjadi subjek penulisannya. Kesalahan dalam argumen terjadi
apabila orang yang dijadikan acuan sebenarnya bukan ahli dalam bidang
tersebut. Memang ukuran yang dipakai untuk mengatakan seseorang sebagai
‘ahli’ dalam bidang tertentu dapat dipermasalahkan–apalagi dalam disiplin ilmu
yang berkembang pesat. Satu-satunya cara untuk menghindari kesalahan
argumen ini adalah dengan mengikuti perkembangan disiplin ilmu untuk melihat
siapa yang dianggap ‘ahli’nya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Mengacu pada pribadi lawan, bukan pada argumennya
Kesalahan ini juga disebut ad hominem, yaitu penyerangan terhadap
orangnya (bukan argumennya). Kesalahan ini jarang ditemui dalam tulisan-
tulisan ilmiah, tetapi bukan berarti tidak mungkin terjadi.
3. Terlalu menyederhanakan pendapat-pendapat yang berlawanan dengan
pendapat sendiri.
Kesalahan ini mudah terjadi apabila panjang tulisan dibatasi. Dalam
mengkritik pendapat orang lain, penulis mengutip beberapa kalimat dari tulisan
orang tadi. Kutipan tersebut dijadikan dasar untuk membuat sebuah klaim,
walaupun sebenarnya pendapat yang dikritik tadi jauh lebih rumit daripada apa
yang terkandung dalam kalimat-kalimat yang dikutip. Penguasaan masalah dan
penguasaan teknik-teknik mengutip dan menyadur dapat membantu penulis
menghindari kesalahan ini.
Sementara itu, kesalahan pada pathos yang sering dilakukan penulis adalah:
1. Menyajikan bukti yang tidak dapat dikaji langsung oleh pembaca
Setiap pembaca harus mempunyai peluang untuk menilai argumen penulis.
Hal ini berarti bahwa penulis harus menyajikan data atau bukti yang memang
dapat dikaji oleh pembaca. Penulis seharusnya menyajikan data-data yang
konkret dan dapat dinalar oleh pembaca. Hal tersebut mampu menguatkan
tulisan penulis sehingga pembaca semakin yakin.
2. Mengacu pada premis-premis irasional
Kesalahan ini dapat terjadi bila penulis mengulas masalah-maslah yang
berkaitan dengan norma atau nilai masyarakat. Sesuatu yang umum berlaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dalam masyarakat akhirnya disimpulkan sebagai sesuatu yang seharusnya
berlaku dalam masyarakat. Penulis yang cenderung pada advokasi juga rentan
terhadap kesalahan ini.
3. Mengangap hal-hal yang sudah dikenal sebagai hal yang lebih menarik dari
pada yang belum dikenal
Kesalahan ini adalah variasi dari kesalahan yang disebutkan sebelumnya.
Dalam hal ini, penulis membuat argumen bahwa suatu hal tidak mungkin terjadi
karena hal tersebut belum pernah terjadi dalam sejarah. Argumen tentang tidak
mungkinnya terjadi kerusuhan di tempat-tempat tertentu di Indonesia (yang
akhirnya terbukti salah) adalah contoh dari kesalahan ini.
Demikianlah kesalahan-kesalahan informal yang mungkin dilakukan
seorang penulis. Kesalahan-kesalahan ini tidak terlalu jelas batas-batasnya.
Berdasarkan hal itu, seorang penulis harus berhati-hati agar tidak melakukannya.
Namun, kita lihat bahwa pemahaman yang baik tentang struktur argumen, masalah
yang menjadi objek penulisan, dan pembaca yang dituju akan membantu penulis
menghindari kesalahan-kesalahan ini.
2.2.1.6 Pedoman Kerja Penulisan Argumentasi
Hasil yang diharapkan dari pedoman kerja penulisan argumentasi yaitu
pembaca dapat berpikir sendiri dan bersikap logis dan kritis. Sikap kritis tidaklah
berarti suka membantah dan mengeritik, serta suka menentang dan menantang,
melainkan berpikir dahulu, menyelidiki, dan tidak begitu saja menerima suatu
pendapat atau penjelasan yang seakan-akan sudah pasti benar, atau tergesa-gesa
menarik kesimpulan yang berlaku umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Proses membentuk dan mengembangkan sikap kritis, dapat dibangun
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan setiap kali berhadapan dengan
suatu persoalan, uraian, pendapat, bacaan, surat kabar, piato, diskusi, soal ujian, dan
lain-lain. Sepuluh tipe pertanyaan yang menunjukkan sikap kritis menurut Lanur
(2004:34-35) yaitu, (1) Apa inti yang dikemukakan? (2) Apa dasar atau alasan-
alasannya? (3) Bagaimana alur pikirannya? (4) Apakah pernyataan itu benar? (5)
Apa arti istilah-istilah yang digunakan? (6) Berapa subjek pernyataan itu dikatakan?
(7) Prinsip mana yang terkandung di dalamnya? (8) Atas dasar apa informasi itu
dikemukakan? (9) Apa konsekuensi-konsekuensinya setelah pengungkapan
argumen tersebut? (10) Bagaimana solusi yang ditawarkan ketika pembaca tidak
setuju dengan hal yang dikemukakan itu?
Selain kesepuluh tipe pernyataan kritis, perlu dipahami juga beberapa
pedoman penalaran. Sepuluh pedoman penalaran menurut Lanur (2004:34-35)
yaitu, (1) Pikirkan “sendiri”, jangan membeo, dan jangan begitu saja menerima
yang dikatakan (khususnya dalam surat kabar); (2) Pikirkan dulu sebelum
bertindak; (3) Pikirkan sesuatu secara objektif; (4) Pikirkan dua kali; (5) Pikirkanlah
untuk jangka panjang dan lihatlah jauh ke depan; (6) Bersikap terbuka; (7) Bersikap
kritis dan menyelidiki dahulu suatu hal yang dikemukakan oleh orang lain, serta
adakan pengecekan juga terhadap pendapat sendiri; (8) Bersikap optimis dengan
mencari segi-segi yang positif dalam segala hal; (9) Bersikap jujur; (10) Bekerja
dan berpikirlah secara teratur dan terencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2.2.2 Esai
Bagian esai mengemukakan tentang hakikat esai, jenis esai, struktur esai,
karakteristik esai, langkah menulis esai, kaidah judul esai. Keenam teori tersebut
dapat menuntun dalam proses mendalami kajian esai secara keseluruhan. Rincian
keenam teori tersebut sebagai berikut.
2.2.2.1 Hakikat Esai
Esai termasuk bentuk tulisan yang memuat beberapa paragraf dan terbagi
menjadi 3 kelompok paragraf utama yaitu paragraf pembuka, isi, dan penutup. Esai
ini dapat digunakan untuk mengomunikasikan informasi atau perasaan dan dapat
mempengaruhi pikiran pembaca. Esai ini dikaji berdasarkan data dan fakta sehingga
dapat dibuktikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal tersebut didukung oleh
pendapat Wijayanti, dkk. (2011: 161), esai dapat diartikan sebagai tulisan yang
terdiri atas beberapa paragaraf. Tulisan tersebut membicarakan suatu topik dari
sudut pandang penulis. Bedanya dengan paragraf, esai membahas topik yang lebih
dalam sehingga memerlukan beberapa paragraf untuk mengupas topik yang
diangkat. Esai juga dapat diartikan sebagai tulisan yang menonjolkan suatu topik
untuk diangkat serta dikaji berdasarkan data dan fakta. Hal tersebut didukung oleh
pernyataan The Columbia Electronic Encyclopedia (2012), kata essay berasal dari
bahasa Perancis, yang artinya mencoba atau berusaha. Esai adalah tulisan yang
terdiri dari beberapa paragraf yang membahas tentang suatu topik. Esai dapat
digunakan untuk mengomunikasikan informasi, opini atau perasaan dan biasanya
menyajikan argumen tentang sebuah topik. Berdasarkan pendapat dari Wijayanti
dan The Columbia Electronic Encyclopedia dapat disimpulkan bahwa esai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
merupakan tulisan pendek yang biasanya berisi penilaian atau opini penulis tentang
subjek tetentu serta dituliskan di dalam paragraf pembuka, isi, dan penutup.
Esai dapat dikategorikan menjadi dua jenis. Pembagian esai menjadi dua
jenis tersebut dimaksudkan untuk mempermudah menganalisis tulisan esai
sehingga pembaca memahami posisi penulis. Hal tersebut dipaparkan oleh Dalman
(2015: 118), jenis esai dapat berupa esai ilmiah dan esai sastra. Esai ilmiah lebih
bersifat objektif, sedangkan esai sastra lebih bersifat subjektif. Esai ilmiah dibagi
menjadi esai semi ilmiah dan esai murni. Esai semi ilmiah adalah esai yang ditulis
berdasarkan opini penulisnya terhadap suatu subjek atau topik yang dinilainya. Hal
ini berarti bahwa opini penulis esai tersebut tergantung dari sikap dan kesan penulis
terhadap suatu subjek atau topik yang dibahas atau dinilainya. Bersadasarkan hal
tersebut, esai ini lebih bersifat subjektif, salah satu contohnya adalah esai sastra.
Esai sastra lebih menekankan pada bentuk apresiasi penulis terhadap subjek yang
akan dibahasnya. Hal inilah yang memungkinkan setiap orang memiliki kesan yang
berbeda-beda. Esai ilmiah murni merupakan esai yang ditulis secara objektif
berdasarkan hasil pemikiran atau penelitian. Esai ilmiah dapat berupa artikel ilmiah,
makalah singkat, atau komposisi singkat. Bentuk-bentuk esai tersebut tergolong
esai pendek, sedangkan esai panjang dapat berbentuk skripsi, tesis, disertasi, dan
lain-lain. Penulis sedapat mungkin harus bersifat objektif dalam menulis esai untuk
karya ilmiah murni. Penulis juga harus menuliskan pernyataan sesuai dengan fakta
serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa esai adalah salah satu bentuk karya tulis yang mendeskripsikan
pendapat penulis tentang topik (subjek) tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2.2.2.2 Struktur Esai
Penulisan esai yang baik memiliki struktur penulisan yang baik pula. Struktur
esai yang baik terdiri atas tiga bagian: (1) satu paragraf pendahuluan, (2) beberapa
paragraf pengembang, dan (3) satu paragraf penyimpul. Berikut rincian ketiga
struktur esai tersebut.
1. Paragraf Pendahuluan atau Pengantar
Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berisi ide pokok pernyataan
penulis serta latar belakang masalah. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui
pandangan awal penulis serta inti masalah yang akan disampaikan dalam tulisan
esai tersebut. Hal ini didukung dengan penyataan Budiharso dalam Dalman
(2015:121-123), paragraf pendahuluan dapat diartikan sebagai paragraf pertama
yang digunakan untuk mengawali suatu esai. Paragraf pengantar atau pendahuluan
juga menjadi daya tarik pertama bagi pembaca maka paragraf ini memerlukan kata-
kata yang menarik untuk memikat perhatian pembaca. Paragraf ini digambarkan
berbentuk segitiga terbalik. Paragraf pengantar dibuka dengan pernyataan-
pernyataan atau diskusi umum tentang kedudukan topik, kemudian secara perlahan-
lahan memfokus, menyempit pada topik yang akan dibicarakan. Paragraf ini
mempunyai empat tujuan, yaitu (1) mengenalkan topik dalam esai, (2) memberikan
latar belakang umum topik, (3) memberikan petunjuk rencana esai secara
keseluruhan, dan (4) membangkitkan minat pembaca.
Paragraf pembuka berisi kalimat yang mengandung tesis dan beberapa
kalimat pendukung. Kalimat tesis tersebut berfungsi sebagai penanda inti pendapat
penulis. Hal ini dapat diperdebatkan oleh pembaca atau dapat dikembangkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
penulis lain. Hal tersebut didukung oleh pendapat Wijayanti, dkk. (2011:162-164),
paragraf pembuka terdiri atas dua bagian, yaitu beberapa kalimat atau pernyataan
umum dan sebuah kalimat tesis, dan empat ide pokok esai berada. Kalimat atau
pernyataan pertama dalam paragraf pembuka merupakan anak kunci atau
pemancing. Kalimat tesis identik dengan kalimat topik di awal paragraf. Kalimat
tesis berisi pendapat, sikap, gagasan penulis tentang suatu topik. Jika dianalogikan
sebagai “sebuah payung”, kalimat tesis berfusngsi sebagai pengontrol semua
gagasan di dalam esai agar tetap berada di jalur pembicaraan.
2. Paragraf Pengembang atau Tubuh Isi
Paragraf pengembang atau paragraf isi merupakan paragraf yang berisi
penjabaran dari kalimat tesis. Paragraf ini memaparkan dengan detail dari pokok
pikiran berdasarkan data dan fakta. Hal ini didukung dengan pendapat Dalman
(2015:121-123), paragraf pengembang dalam esai dapat disebut juga paragraf
batang tubuh. Paragraf batang tubuh menjelaskan dan menguraikan pernyataan tesis
yang disampaikan pada paragraf pendahuluan. Paragraf batang tubuh dapat
digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan: siapa, apa, kapan, dimana,
mengapa, dan bagaimana. Paragraf pengembang berisi tentang hal-hal yang akan
dikaji, data, interpretasi tentang topik yang dibahas, simpulan, atau saran mengenai
topik yang dibahas. Pengembangan paragaf dalam batang tubuh suatu esai bisa
dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu (1) kronologis, (2) uraian berdasarkan
derajat kepentingan, (3) perbadingan, (4) contoh, atau kombinasi dari keempatnya.
Paragraf isi memuat kalimat yang saling terfokus dengan tesis dan kalimat
utama sehingga isi dalam kalimat tersebut merupakan penjabaran lebih lanjut dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
penjabaran lebih mendetail. Hal ini didukung dengan adanya pendapat Wijayanti,
dkk. (2011:163), setiap paragraf dalam batang tubuh harus memuat penjelasan
langsung mengenai tesis. Penjelasan dalam paragaraf batang tubuh harus terfokus
dan terpadu. Informasi yang diuraikan juga harus didukung dengan data atau fakta
yang disajikan dalam bentuk kutipan secara ringkas, lengkap, dan objektif. Selain
itu, kutipan juga harus relevan dengan topik, meyakinkan, dan spesifik. Kutipan
bisa disajikan dalam bentuk ringkasan, sintesis, dan kritis. Ringkas maksudnya
kutipan harus singkat dan jelas. Sintesis maksudnya kutipan yang berupa
penggabungan beberapa fakta yang disajikan menggunakan kalimat-kalimat
penulis sendiri. Kritis maksudnya kutipan harus merupakan hasil membaca kritis
yang ditulis ulang menggunakan bahasa penulis sendiri.
Setiap paragraf isi hanya membahas satu pokok pembicaraan maka kalimat
topik sangat tepat diletakkan menonjol di awal paragraf (deduktif). Peletakkan
kalimat topik di awal paragraf akan lebih mudahkan pembaca untuk memahami isi
setiap paragraf dan hubungan antarparagraf. Masing-masing paragraf isi terdiri atas
kalimat topik, kalimat pendukung, kalimat peralihan (transisi) untuk menuju
paragraf berikutnya, dan kalimat simpulan (jika perlu). Transisi dapat berbentuk
paragraf pendek, kalimat, frasa, atau kata yang menyatakan kesinambungan
gagasan. Transisi menciptakan gagasan yang mengalir dengan lancar sehingga
mudah diikuti dan mudah dipahami. Penulis perlu menekankan bahwa jangan
sampai ada gagasan yang “keluar dari payung” gagasan pokok esai pembicaraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3. Paragraf Penyimpul
Paragraf penyimpul merupakan paragraf yang berisi penegasan kembali dari
tesis dan pernyataan penulis. Kehadiran paragraf penutup ini menjadi gerbang
penutup esai. Paragraf ini berfungsi sebagai bagian penguat dalam penegasan
pandangan penulis dan sebagai pemecahan permasalahan yang telah diuraikan pada
paragraf-paragraf sebelumnya. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Wijayanti,
dkk. (2011:166), paragraf penyimpul dapat diperoleh dengan menulis ringkasan
mengenai hal-hal yang sangat penting yang telah dibahas dalam paragraf-paragraf
batang tubuh esai. Paragraf ini juga dapat ditulis dengan penegasan kembali hal-hal
yang sudah dinyatakan pada kalimat tesis dengan kata-kata yang tidak sama, dan
ditambah dengan komentar penulis tentang pokok masalah yang dikemukakan.
Paragraf ini diciptakan sedemikian rupa supaya pembaca memperoleh pandangan
atau kesan tersendiri tentang topik. Pada akhir esai penulis dapat menandai tulisan
untuk memudahkan pembaca melihat bagian penutup. Berdasarkan hal tersebut
maka diperlukan “pengait” atau kata transisi seperti kata simpulannya, singkatnya,
akhirnya, oleh karena itu, jadi, dan maka. Jadi, paragraf penyimpul berisi (1)
ringkasan masalah utama, atau (2) pernyataan kembali kalimat tesis dengan
menggunakan kata-kata lain, dan (3) komentar akhir tentang pokok bahasan.
2.2.2.3 Karakteristik Esai
Esai memiliki karakteristik yang sangat erat dengan pendapat penulis dan
merupakan gambaran diri penulis. Hal tersebut selaras dengan pandangan Nurhadi
(2017:329), esai termasuk jenis tulisan berbentuk prosa yang menyajikan
pandangan penulis pribadi terhadap suatu masalah. Permasalah tersebut ditangkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
penulis dan diungkapkan berdasarkan kesan dan pandangan yang ada dalam
dirinya. Setelah itu, penulis mengajukan solusi atau penjelasannya. Jika dalam
tulisan ilmiah mengesankan objektivitas, esai cenderung bersifat subjektif. Oleh
karena itu, esai cenderung bersifat pribadi dan isinya berupa opini penulis.
Hal yang dibahas dalam tulisan esai meliputi banyak hal, misalnya masalah-
masalah yang terkait dengan pembangunan, seni budaya, politik, ekonomi, atau
yang lainnya. Ada banyak masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat. Masalah itu perlu diangkat jika belum semua orang menyadarinya
kemudian disampaikan kepada orang banyak, lalu ditawarkan solusinya. Begitulah
garis besar tugas seorang penulis esai. Masalah yang dituliskan harus sangat
spesifik, dan dapat menggunakan artikel sebagai alternatif kemasan
penyampaiannya. Koran, majalah, atau jurnal ilmiah dapat menjadi media terbitnya.
Dengan menggunakan cara itu, masalah segera terangkat dan dapat segera diketahui
orang banyak sehingga pemecahan masalah dapat ditawarkan kepada pembaca.
Pembaca dapat menanggapinya dalam bentuk esai yang lain. Sebagai tulisan yang
cenderung bersifat pribadi, esai lebih banyak disajikan dengan gaya yang tidak
terlalu formal, tidak terikat pada struktur tulisan secara ketat dan disajikan dengan
bahasa yang mudah dipahami.
2.2.2.4 Langkah Menulis Esai
Langkah-langkah menulis esai adalah (1) penemuan masalah dan pokok-
pokok solusi, (2) perencanaan naskah, (3) menulis paragraf pembuka, (4)
pengembangan isi esai, (5) menulis paragraf penutup, dan (6) memperbaiki tulisan
atau proses memyunting (Nurhadi, 2017: 331). Berikut pemaparan tiap langkahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
1. Langkah 1 (Persiapan) : Penemuan Masalah dan Tawaran Solusi
Esai berangkat dari sebuah masalah. Seorang penulis esai harus peka terhadap
masalah yang muncul di masyarakat atau dalam lingkup kajian tertentu. Penulis
harus dapat mengangkat sebuah masalah dari kehidupan sehari-hari sebagai
langkah awal penulisan.
2. Langkah 2 (Persiapan) : Perencanaan Naskah
Langkah selanjutnya adalah merencanakan naskah. Perencanaan naskah
meliputi pembatasan topik dan penyiapan kerangka karangan. Pertama, penulis
harus membatasi topik. Sebuah tulisan yang baik, termasuk esai, ditandai dengan
pembahasan yang terfokus pada sebuah topik secara mendalam, bukan pembahasan
yang luas dan dangkal. Topik yang terlalu luas cakupannya sulit untuk dijelaskan
secara tuntas dalam sebuah esai. Pembatasan ini mempertimbangkan bidang tulisan.
Maksudnya, seberapa panjang tulisan itu diperkenankan. Pembatasan itu, biasanya
dalam bentuk jumlah halaman kuartil (4 – 6 halaman, 5 – 8 halaman, atau 8 – 12
halaman).
Kedua, pengembangan topik menjadi kerangka karangan. Pembuatan
kerangka karangan perlu dilakukan karena kerangka karangan dapat membantu
penulis mengungkapkan idenya secara teratur. Selain itu, kerangka karangan dapat
memudahkan penulis dalam menciptakan klimaks uraian, menghindari adanya
perulangan pembahasan suatu permasalahan, serta membantu penulis dalam
mencari dan mngumpulkan bahan yang diperlukan. Kerangka karangan esai
mencakup tiga bagian utama, yaitu konteks masalah, masalah, dan solusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3. Langkah 3 (Menulis) : Menulis Paragraf-Paragraf Pembuka
Esai pada umumnya terdiri atas bagian paragraf pembuka (awal), isi, dan
penutup. Paragraf pembuka berisi pengantar yang dapat digunakan untuk
mengantarkan isi esai. Paragraf pembuka dalam esai berisi penjelasan tentang
konteks masalah yang akan dingkapkan. Pengantar ini bisa berupa kasus, data, atau
alasan tentang isi atau pokok masalah.
Penilaian kualitas tulisan seseorang sering dipengaruhi oleh kesan terhadap
paragraf pertama sebagai pembuka tulisan itu. Jika paragraf pembuka mengesankan
kurang baik atau tidak menarik, biasanya orang cenderung malas untuk meneruskan
membaca paragraf-paragraf berikutnya. Di samping itu, paragraf pembuka yang
baik juga memudahkan pembaca untuk melanjutkan isi tulisan itu. Oleh karena itu,
paragraf pembuka hendaknya disusun secara menarik dan isinya sudah memberi
gambaran umum tentang apa yang akan dibahas penulis.
Terdapat tiga cara yang dapat dilakukan untuk menyusun paragraf pembuka
yang menarik.
a. Penulis harus menyebut nama orang
Penyebutan nama tokoh mengantarkan pembaca terhadap hal yang terkait
dengan masalah. Nama yang dituliskan harus jelas dan melihat sisi daya pikat
dengan penggunaan nama tersebut.
b. Penulis harus membuat pertanyaan
Pertanyaan dapat digunakan untuk memancing perhatian pembaca. Oleh
karena itu, ketika menyusun esai, Anda dapat memulai paragraf dengan
mengajukan pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
c. Penulis harus masuk ke persoalan
Cara yang satu ini banyak digunakan oleh penulis esai. Dengan cara ini,
penulis dapat langsung masuk ke persoalan yang menjadi pokok pembicaraan
dalam sebuah esai.
4. Langkah 4 (Menulis) : Mengembangkan Isi Esai
Penulis esai memasuki kegiatan pokok dari seluruh penulisan esai, yakni
menuliskan isi esai ke dalam beberapa paragraf. Dengan kata lain, penulis akan
terlatih mengembangkan bagian isi dari kerangka esai yang telah dibuat. Isi esai,
secara garis besar terdiri atas pengajuan masalah dan solusi.
5. Langkah 5 (Menulis) : Menyusun Paragraf Penutup
Setelah penulis mengembangkan bagian isi esai, sekarang esai itu perlu
diakhiri. Untuk melakukan itu, penulis harus menyusun paragraf penutup seperti
berikut.
a. Penulis membuat paragraf penutup untuk mengakhiri esai yang penulis buat.
Jika solusi menjadi pengakhir tulisan, maka pernyataan solusi itu dinyatakan
dalam paragraf terakhir.
b. Penulis perlu menggunakan cara-cara membuat paragraf penutup yang
umum. Jika ada cara lain yang lebih menarik dan penulis kuasai, tidak ada
salahnya jika penulis menggunakannya untuk menyusun paragraf penutup.
c. Penulis harus tetap meminta saran atau kritik kepada teman penulis terhadap
paragraf penutup yang telah penulis buat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
6. Langkah 6 (Pasca-Menulis) : Memperbaiki/Menyunting Tulisan
Penulis perlu melakukan kegiatan menyunting sebelum proses penulisan esai
diakhiri. Setelah draf esai selesai ditulis, kegiatan yang dilakukan adalah merevisi
draf esai tersebut. Draf esai yang masih kasar (baik aspek isi maupun bahasa) perlu
diperhalus oleh penulis. Kegiatan memperbaiki tulisan itu disebut revisi. Revisi ini
dilakukan agar esai yang disusun dapat memenuhi persyaratan sebagai esai yang
baik dan menarik untuk dibaca. Agar dapat merevisi draf esai dengan baik, penulis
perlu memiliki kejernihan dan ketenangan dalam berpikir. Oleh sebab itu, penulis
memerlukan waktu yang tepat untuk melakukan revisi sehingga dapat
berkonsentrasi dan berpikir secara jernih.
Terdapat lima aspek yang diperbaiki, yaitu aspek isi, organisasi, kosakata,
bahasa, dan penulisan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh penulis dalam
melakukan perbaikan isi tulisan. Penulis dapat mengubah isi, mengganti isi, atau
membuang isi. Perbaikan penulis pada aspek organisasi, antara lain penulis harus
memperhatikan koherensi dan kohesi isi esai, serta melihat apakah esai penulis
sudah sesuai dengan kerangka yang sudah dibuat sebelumnya. Dalam proses
memperbaiki aspek kosakata, penulis diharapkan bisa mempertimbangkan
ketepatan diksi. Ketepatakan memilih kata akan mempengaruhi kualitas tulisan
penulis. Proses memperbaiki aspek bahasa, penulis harus bisa memastikan
penggunaan bahasa yang telah disesuaikan dengan makna atau informasi yang akan
penulis sampaikan pada bagian isi. Penggunaan tata bahasa juga diperhatikan agar
semua isi esai dapat efektif dan efisien untuk dibaca. Penulis juga harus
memperbaiki aspek penulisan atau pengetikan. Jangan sampai tampilan esai penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
kurang menarik karena margin tulisan terlihat berantakan, serta jenis huruf dan
ukuran yang tidak konsisten. Kegiatan revisi dimulai dengan penilaian,
penyuntingan naskah, dan penulisan akhir.
2.2.2.5 Kaidah Judul Esai
Judul merupakan salah satu daya tarik esai. Judul menjadi penting karena
melalui judul pembaca akan memutuskan atau tidak memutuskan untuk membaca
seluruh esai. Kadang kala judul baru dapat diartikan setelah membaca seluruh
tulisan selesai. Penulis juga disarankan jangan memaksakan membuat judul ketika
akan memulai menulis esai karena penulis belum dapat memiliki gambaran
tulisannya secara langsung dan utuh. Hal tersebut selaras dengan pandangan
Wijayanti, dkk. (2011: 189-191), judul yang baik harus memenuhi syarat-syarat
berikut.
1. Berbentuk Frasa
Judul dapat ditulis menggunakan huruf kapital seluruhnya atau hanya awal
kata (kecuali kata penghubung atau kata depan) yang ditulis dalam huruf kapital.
Judul tidak perlu diakhiri dengan tanda titik, kecuali judul yang menggunakan kata
tanya karena judul bukan termasuk kalimat. Jika judul terlalu panjang, dapat
digunakan subjudul yang dinyatakan di dalam tanda kurung. Tanda baca titik dua
dapat dicantumkan antara judul dan subjudul. Selain itu, jangan memenggal
imbuhan atau menyingkat kata (seperti banyak ditemukan dalam judul berita di
surat kabar), kecuali singkatan itu sudah dikenal pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. Jangan Terlalu Panjang
Judul dinyatakan tidak dalam bentuk kalimat sehingga tidak perlu ditulis
panjang-panjang, maksimal 15 kata sudah memadai. Judul harus mencerminkan
topik yang akan dibicarakan di dalam esai.
3. Singkat, Padat, dan Menarik
Judul yang singkat dan padat lebih mudah diingat. Sebaliknya, judul yang
panjang membuat pembaca lelah sebelum membaca keseluruhan esai. Agar
menarik, batasi dan padatkan penggunaan kata, tidak ada salahnya untuk
menggunakan metafora, perbadingan, kata-kata spesifik, atau permainan kata.
2.2.3 Esai Argumentatif Berdasarkan Logika Toulmin
Esai argumentatif berdasarkan Logika Toulmin mengemukakan tentang
model argumentasi Toulmin, elemen dalam logika Toulmin, struktur esai menurut
logika Toulmin, pola argumen menurut logika Toulmin, dan kadar ketajaman
argumen. Kelima teori tersebut dapat menuntun dalam proses mendalami kajian
esai secara keseluruhan. Rincian kelima teori tersebut sebagai berikut.
2.2.3.1 Model Argumentasi Toulmin
Stephen Toulmin merupakan seorang filsuf dari Inggris yang
mengembangkan pendekatan praktis untuk menganalisis logika argumen sehari-
hari. Stephen Toulmin termasuk filsuf dan pendidik yang mengabdikan karirnya
untuk mengembangkan analisis penalaran moral. Pendekatannya melibatkan
identifikasi dan pemisahan berbagai komponen argumen ke dalam urutan tertentu
sehingga dapat dinilai. Model dan kosakata spesifik yang dilakukan Toulmin akan
diuraikan sesuai kebutuhan. Melakukan uji coba dengan menggunakan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
yang diciptakan oleh Stephen Toulmin ini merupakan salah satu cara untuk
memastikan keabsahan argumen. Metode ini didesain supaya dapat menilai
keabsahan argumen dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, metode ini juga dapat
dipakai untuk menentukan keabsahan argumen yang dibuat oleh penulis.
Toulmin mengklasifikasikan enam elemen penting dalam sebuah argumen.
Tiga elemen yang terpenting adalah klaim (claims), dasar argumen (grounds), dan
pendukung (warrants). Klaim adalah argumen yang akan ditegaskan atau ajukan;
yang termasuk dasar argumen adalah bukti-bukti yang mendukung klaim. Dasar
argumen merupakan data awal penulis yang menjadi landasan untuk mengolah
informasi tersebut. Elemen-elemen pendukung adalah elemen yang medukung
adanya elemen utama. Ketiga elemen Toulmin selanjutnya adalah dukungan
penjamin (backing), modalitas (modals qualifier), dan sanggahan (rebuttals)
Dukungan penjamin berisi kalimat yang mendukung jaminan. Modalitas berisi
kalimat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kekuatan klaim. Sanggahan
berisi kalimat yang mengandung klaim-klaim lain atau dapat sebagai bahan yang
memancing perdebatan sehingga penulis dapat mengantisipasi terlebih dahulu
(Institute for Writing and Rhetoric, 2014). Oleh karena itu setiap tubuh paragraf
harus dimulai dengan sebuah alasan kemudian penulis dapat mendukungnya
dengan bukti, surat perintah, serta dukungan yang menghubungkan alasan kembali
ke klaim dan mengembangkannya.
2.2.3.2 Elemen dalam Logika Toulmin
Berikut penjelasan lebih rinci mengenai enam elemen argumentasi menurut
logika Toulmin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1. Klaim
Klaim merupakan pendapat atau pandangan tentang suatu hal yang ingin
disampaikan penulis. Klaim dapat juga berisi pokok permasalahan, tesis, dan ide
pengontrolan. Klaim dapat langsung dituliskan (biasanya pada bagian pertama dari
teks, tapi kadang-kadang pada akhirnya, terutama untuk efek) atau klaim tersebut
mungkin tersirat. Klaim dapat ditemukan dengan mengajukan pertanyaan, "Apa
yang ingin dibuktikan oleh penulis?" (Intel Corporation, 2006). Selain itu, untuk
membantu mencari atau menganalisis sebuah klaim, Toulmin, et al (1979)
menjelaskan bahwa penulis dapat mengajukan pertanyaan, “Apa yang menjadi
pernyataan posisi Anda? Di mana tepatnya Anda berdiri dari masalah ini?”.
Pertanyaan tersebut dapat membantu pembaca mengetahui keberadaan kalimat
yang menjadi pokok pendapat penulis.
Klaim dapat diartikan sebagai pernyataan tegas yang diletakkan di awal dan
dapat diterima secara umum dengan maksud mendasari sebuah pemikiran yang
dapat ditunjukkan dengan baik, sehingga sesuatu yang belum diketahui menjadi
sesuatu yang data diterima (Toulmin, et al, 1979:29). Berdasarkan hal tersebut
keberadaan klaim sangat penting untuk memperlihatkan posisi diri penulis dan
kebenaran suatu pendapat tersebut. Hal ini didukung dengan pendapat Rani, dkk.
(2006: 41) Klaim dapat disebut sebagai elemen pertama yang dapat
diidentifikasikan di setiap argumen. Klaim merupakan sesuatu yang diyakini
kebenarannya oleh penulis dan dikemukakan kepada pembaca agar dapat diterima
dengan alasan-alasan mendasar yang dapat ditunjukkan penulis. Pernyataan
tersebut merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh penulis. Istilah klaim memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
banyak arti, tetapi dalam hal ini hanya difokuskan pada klaim dalam berargumen.
Maka ada tiga hal yang terkait dengan istilah klaim, yaitu:
a. Klaim sebagai dasar untuk menarik perhatian khalayak umum agar dapat
menerima argumen dan klaim tersebut relevan dengan fakta (data/grounds).
b. Aturan umum, hukum atau prinsip-prinsip (jaminan/warrant) digunakan
untuk menunjukkan bahwa fakta-fakta yang relevan dengan klaim.
c. Bagaimana mencari data yang mendukung klaim baru lebih baik dari pada
mencari klaim alternatif atau klaim saingan.
Sebuah argumen terdiri dari sebuah klaim (C), yang merupakan kesimpulan
yang harus ditetapkan oleh argumen. Klaim-klaim ini, dengan sendirinya, tidak
memiliki dukungan beralasan untuk menentukan apakah mereka benar atau salah
meskipun fakta bahwa itu benar atau salah.
Ada beberapa jenis klaim. Jenis klaim ini dibedakan menjadi beberapa macan
karena untuk mempermudah dalam mengelompokkan posisi klaim agar pembaca
mudah mengetahui pernyataan posisi penulis. Hal tersebut didukung oleh pendapat
Rottenberg (1988:24), terdapat 3 macam klaim yaitu: (1) klaim tentang fakta
(claims of fact); (2) klaim tentang nilai (claims of value); dan (3) klaim tentang
kebijakan (claims of policy). Berikut ini dijelaskan ketiga macam klaim tersebut.
a. Klaim Tentang Fakta
Klaim tentang fakta menegaskan bahwa terdapat suatu kondisi yang telah ada,
memang ada, dan akan ada, serta hal-hal yang mendukung seperti informasi
faktual. Informasi faktual yang dimaksud dapat berupa data statistik, contoh-
contoh, dan kesaksian sumber-sumber yang dapat dipercaya. Penulis memerlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
data yang cukup dan tepat untuk mendukung suatu klaim tentang fakta. Penulis
harus mempertimbangkan hal-hal yang dapat melemahkan suatu klaim dengan
informasi-informasi faktual yang dikemukakan. Selain itu, penulis perlu
mempertimbangkan pemarkah-pemarkah yang menunjukkan makna generalisasi
hendaknya dipertimbangkan benar-benar dengan tersedianya fakta. Klaim yang
dinyatakan secara jelas dan spesifik akan membantu penulis untuk menemukan
fakta yang cukup, tepat dan terpercaya. Penulis juga harus menghindari
pemakaian kata-kata yang ambigu dalam merumuskan sebuah klaim.
b. Klaim Tentang Nilai
Klaim tentang nilai menegaskan bahwa penulis berusaha membuktikan suatu
tindakan itu benar atau salah, baik atau buruk, apakah suatu keyakinan atau suatu
kondisi itu adalah benar atau salah, baik atau buruk, berguna atau tidak berguna,
dan sebagainya. Dalam bentuk yang sederhana klaim tentang nilai cenderung
menyatakan suatu perasaan atau praduga terhadap sesuatu hal, misalnya perasaan
suka atau tidak suka, atau praanggapan. Pada umumnya bidang-bidang yang dapat
dijangkau oleh penulis yang menyatakan klaim penilaian adalah bidang moral dan
kesenian. Jadi dalam hal ini, penulis membuat suatu keputusan yang menyangkut
masalah-masalah nilai.
c. Klaim Tentang Kebijakan
Klaim tentang kebijakan menegaskan bahwa suatu kondisi tertentu harus ada.
Penulis menekankan atau menganjurkan agar segera dilakukan pengambilan
kebijakan (keputusan) sebagai langkah pemecahan terhadap permasalahan-
permasalahan yang ada. Pada umumnya, klaim tentang kebijakan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
menggunakan pemarkah "harus". Seseorang juga dapat mencari pemarkah-
pemarkah yang terdapat dalam kalimat-kalimat wacana argumen untuk mengenali
suatau klaim. Fisher (1988:16) juga mengemukakan bahwa semua argumen
mempunyai suatu konklusi/kesimpulan. Konklusi tersebut sering ditandai oleh
kehadiran sebuah kata atau frasa yang disebut sebagai indikator konklusi.
Indikator konklusi antara lain menggunakan kata “oleh karena itu; dengan
demikian; jadi; sebab itu; oleh karenanya; maka dari itu; dapat dibuktikan
bahwa”. Sejalan dengan Fisher, Widodo (1987:59) mengemukakan bahwa peranti
kohesi logis jenis penyimpulan dapat ditandai oleh pemerkah seperti kata “dengan
demikian; dapat disimpulkan; dan pada umumnya”.
2. Data
Data adalah alasan yang digunakan untuk mendukung klaim atau dapat
dikatakan sebagai dasar penyediaan informasi yang harus dimiliki oleh penulis. Hal
ini karena argumen dalam klaim dimaksudkan untuk meyakinkan orang lain tentang
kebenaran atau probabilitas suatu masalah. Penulis dapat mencari-cari pertanyaan
yang dapat muncul ketika pembaca membaca klaim. Kelanjutan informasi tersebut
yang akan disajikan dalam bentuk data sehingga data dapat menunjukkan
kebenaran klaim.
Klaim biasanya didukung oleh beberapa fakta atau pertimbangan lainnya.
Secara umum, hal tersebut dapat dianggap sebagai data (D). Data dapat berupa
pengamatan langsung, menarik literatur yang dipublikasikan atau bentuk informasi
positif atau negatif lainnya. Data ini juga bisa berisi bukti, data, argumen, atau
alasan. Bukti atau data dapat pula berupa contoh dari teks yang membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
mendukung alasan. Bukti juga dapat berupa fakta, kutipan, parafrase, ringkasan,
dan bentuk data pendukung lainnya. Oleh karena itu, data dapat berupa segala hal
yang mampu membuktikan alasan penulis.
3. Jaminan
Pendukung antara data dan klaim adalah jaminan (W). Jaminan bertindak
sebagai jembatan antara klaim dan data. Penulis harus mengetahui bahwa jaminan
sering dituliskan secara tersirat atau dibiarkan tidak berdasar dalam argumen.
Jaminan adalah pernyataan yang menunjukkan cara umum dalam berargumen yang
diaplikasikan dalam setiap kasus dan secara implisit mengandalkan seseorang yang
dapat dipercaya (Toulmin, et al, 1979:43). Berdasarkan pendapat Toulmin tersebut
jaminan juga dapat diartikan sebagai tulisan yang menggambarkan kepercayaan dan
nilai yang diterima secara umum, budaya atau masyarakat dalam memandang
sesuatu. Jaminan bersifat penting karena merupakan paduan gambaran pemikiran
penulis dan pembaca secara umum. Jaminan ini juga mampu memancing pembaca
untuk berpartisipasi dalam memunculkan argumen baru. Oleh karena itu, jaminan
penting karena menyediakan dasar alasan yang menghubungkan klaim dan
dukungannya.
Jaminan adalah jembatan yang menghubungkan bukti dengan alasannya.
Jaminan termasuk dalam pemikiran dan interpretasi penulis tentang rincian bukti
dan nalar. Jaminan dapat berupa alasan dan bukti klaim penulis yang
memungkinkan atau meyakinkan pembaca untuk menerima alasan klaim sebagai
sesuatu yang valid. Jaminan juga dapat didasarkan pada logos, ethos atau phatos,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
atau nilai yang diasumsikan akan dibagi dengan pembaca. Jika data dan jaminan
kuat maka kedudukan klaim juga menjadi kuat.
4. Dukungan Penjamin
Dukungan penjamin adalah kalimat yang memuat dukungan untuk
menguatkan jaminan. Kalimat tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan validitas
jaminan. Dukungan penjamin berisi data tambahan, informasi atau argumen lain
yang mendukung jaminan. Dengan penggunaan dukungan penjamin yang lebih
kuat, penulis menjadi lebih percaya diri dalam hal validitas argumen dan pembaca
pun akan lebih cenderung menerima klaim tersebut. Hal tersebut dikuatkan dengan
pendapat Rani, dkk. (2006:42), dukungan penjamin merupakan elemen pelengkap
untuk membenarkan dan mendukung jaminan yang dikemukakan. Dalam hal ini,
dukungan dapat berupa pengalaman yang diyakini pernyataan para pakar, hasil
penelitian, atau hasil wawancara.
5. Modalitas
Modalitas adalah pernyataan yang berupa sikap, gaya, dan nada argumen
yang dilakukan untuk mempengaruhi pembaca argumen. Modalitas juga dapat
digunakan untuk mengukur kekuatan klaim. Hal ini didukung oleh pendapat
Toulmin, et al (1979), modalitas menunjukkan kekuatan klaim sebagai argumen
pokok penulis. Toulmin memperkenalkan modalitas (M) ke dalam modelnya
sebagai syarat dengan kata "pasti". Pendapat Toulmin tersebut juga disetujui oleh
pandangan Rani, dkk. (2006:42), modal adalah kata atau frasa yang menunjukkan
derajat kepastian atau kualitas suatu pernyataan. Setiap argumen selalu memiliki
modal yang menunjukkan kualitas suatu pernyataan. Kualitas sebuah pernyataan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dapat diketahui dari penanda linguistik yang mengikutinya. Penanda linguistik
inilah yang disebut modal. Modal dibedakan menjadi dua, yaitu modal sebagai
penanda kepastian dan penanda kemungkinan. Adapun kata, frasa, atau keterangan
yang digunakan sebagai penanda kepastian antara lain kata “perlu, pasti, dan tentu
saja”. Adapun penanda kemungkinan antara lain seperti kata “agaknya, kiranya,
rupanya, kemungkinannya, sejauh bukti yang ada, sangat mungkin, mungkin sekali,
dan masuk akal”.
6. Sanggahan
Sanggahan adalah keadaan luar biasa yang mungkin melemahkan kekuatan
argumen yang mendukung. Sanggahan tersebut dapat berupa pandangan pakar lain
yang kurang mendukung argument penulis. Sikap pakar lain yang kurang sejalan
dengan penulis akan melemahkan tulisan penulis. Namun, dapat menjadi titik
penting ketika penulis dapat memberikan alasan yang jelas dan membalikkan
pandangan pakar lain. Hal tersebut didukung oleh pandangan Toulmin, et al,
1979:75, sanggahan mengakui keterbatasan argumen dan dapat diajukan untuk
menunjukkan kondisi di mana jaminan tersebut tidak berlaku dan akibatnya
kesimpulan tersebut dapat dibatalkan. Penulis harus mempertimbangkan sudut
pandang lain yang bertentangan dan menghadapinya secara adil saat akan
mengajukan argumen. Penulis perlu menjawab pertanyaan dan keberatan yang
muncul di benak pembaca. Jika penulis gagal melakukannya, argumen penulis
sendiri akan melemah dan tunduk pada serangan dan pertengkaran. Pandangan
Toulmin tersebut juga didukung oleh pandangan Rani, dkk. (2006:42), sanggahan
adalah pernyataan lain yang dapat mengurangi atau menguatkan pernyataan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
penulis. Jika suatu kondisi yang dapat melemahkan suatu pernyataan dapat
dikontrol dengan menghadirkan elemen sanggahan maka kedudukan argumen
semakin kuat. Sanggahan tersebut harus benar-benar kuat. Penggunaan elemen
sanggahan juga berarti membuat pernyataan menjadi lebih spesifik. Peranti kohesi
yang dapat digunakan untuk menandai elemen sanggahan antara lain kata kecuali,
jika …. maka, dan jika. Oleh karena itu, berdasarkan pandangan Toulmin dan Rani
peran elemen sanggahan sangat penting digunakan untuk memperlihatkan adanya
pandangan lain dan untuk memperlihatkan keunggulan pandangan penulis
dibandingkan pandangan pakar lain tersebut.
2.2.3.3 Struktur Esai Argumentatif Menurut Logika Toulmin
Sebuah tulisan argumen memuat topik utama untuk memperlihatkan posisi
penulis terhadap pendapatnya dan mencoba untuk mempengaruhi pembaca. Berikut
struktur esai argumentatif menurut Logika Toulmin (UWC Staff, 2013).
1. Pengantar
Bagian pengantar terdapat pada paragraf pertama dalam penulisan esai.
Penulis harus melakukan beberapa hal terkait dalam penulisan pengantar; (a)
menetapkan konteks, pada tahap ini penulis dapat mulai memberikan informasi,
kumpulan latar belakang umum dan mempersiapkan “peta konsep” tentang aapa
yang akan dibahas dalam esai nanti; (b) menyatakan kepentingan, pendahuluan juga
harus menjelaskan mengapa topik itu penting, maka harus mendorong pembaca
untuk membaca lebih jauh dan menciptakan minat terhadap topik tersebut; (c)
menyebutkan tesisnya, tesisnya adalah argumen atau pendirian penulis dan, secara
umum, tidak masalah. Pada tahap pendahuluan ini tesis dijelaskan sampai tuntas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tesis adalah argumen penulis yang dituliskan dalam bentuk kalimat singkat
dan pendek. Tesis juga harus memuat satu gagasan saja karena akan berpengaruh
terhadap ketuntasan pemaparan pokok-pokok tulisan. Penulisan kalimat tesis
seharusnya tidak berisikan hal seperti berikut: (a) Penulisan tesis bukan berisi judul
tetapi penulisan tesis harus lebih mendalam; (b) Kalimat tesis ini bukanlah sebuah
deklarasi subjek, misalkan dengan kalimat "Saya akan membicarakannya ..."; (c)
Tesis bukan pernyataan faktual tetapi tesis harus bisa diperdebatkan; (d) Tesis ini
tidak selalu dalam satu kalimat, seringkali sulit untuk mengajukan argumen yang
lebih kompleks ke dalam kalimat yang sederhana, sehingga harus menggunakan
beberapa kalimat dan banyak kalimat tesis. Hal demikian boleh saja dilakukan oleh
penulis. Beberapa kriteria penulisan tesis seharusnya yang benar dapat berisi
sebagai berikut: (a) Tesis harus berupa kesatuan dan ringkas, bahkan jika tesis
dinyatakan dalam beberapa kalimat, harus jelas dan terfokus; (b) Tesis harus ditulis
secara lebih spesifik, sangat sulit untuk memperdebatkan topik yang luas, tesis
spesifik juga dapat memberikan dasar yang lebih stabil untuk dibahas dalam suatu
esai.
2. Tubuh
Bagin tubuh ini berisi jabaran tesis pada paragraf pengantar. Tidak ada
format mutlak yang diberikan untuk esai argumen. Penulis esai diperbolehkan
mengatur format dengan cara yang paling sesuai dengan kebutuhan menulisnya.
Seluruh rincian tesis harus dijabarkan sampai tuntas, koheren, dan kohesif pada
paragraf-paragraf tubuhnya. Berikut adalah garis besar umum untuk argumen
yang disesuaikan dengan Logika Toulmin, yaitu (a) klaim, atau ide pokok; (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
data atau bukti pendukung; (c) jaminan atau jembatan, menghubungkan dan
menjelaskan data dan klaim; (d) jaminan pendukung, berisi informasi dan
penalaran untuk mendukung jaminan; (e) modalitas, penyampaian kekuatan
relatif jaminan yang diajukan; dan (f) sanggahan atau bantahan, perselisihan
dengan menggunakan argumen yang bertentangan untuk menguatkan klaim.
Berikut susunan masing-masing paragraf esai jika terdapat beberapa data dan
jaminan, seperti: klaim; data 1; penjamin 1; data 2; penjamin 2; kualifikasi; dan
bantahan.
3. Kesimpulan
Kesimpulan berisi penegasan dari tesis atau paragraf pertama dengan
menggunakan kalimat yang berbeda. Isi kesimpulan sangat mirip dengan
pendahuluan karena memberikan gambaran umum tentang hal-hal yang telah
dibahas pada paragraf-paragraf sebelumnya. Bagian ini juga mengikat
keseluruhan isi esai dan tidak bertentangan dengan bagian tubuh esai. Seringkali,
tesis ini disajikan kembali untuk penguatan. Berdasarkan penjelasan di atas,
skema dari Toulmin lebih tepat bagi penulis karena tujuan penulis ilmiah pada
umumnya bertujuan untuk meyakinkan pembaca tentang kebenaran pernyataan-
pernyataan penulis.
Ramage dan Bean dalam Winarto (2004) menjelaskan bahwa penulis yang
mengikuti skema Toulmin dalam penulisannya memiliki kelebihan yaitu dapat
membayangkan pembaca yang lain telah siap memberikan pernyataan yang
dibuat penulis sehingga penulis akan selalu memperhatikan kelemahan-
kelemahan dalam argumennya. Selanjutnya, Ramage dan Bean menjabarkan lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
skema Toulmin karena mereka menganggap skema ini tidak mempunyai istilah
khusus untuk pernyataan yang berfungsi sebagai premis minor. Istilah mereka
untuk pernyataan ini adalah stated reason atau alasan yang diajukan.
Elemen Logika Toulmin
Contoh Keterangan
Klaim Banyak individu mengalami frustrasi pada masa Orde Baru
Stated Reason Banyak individu dilarang berekspresi politik pada masa Orde Baru
Data (Grounds) Data penelitian atau kasus-kasus pembredelan, pembubaran aksi, unjuk rasa, dan sebagainya.
Ini adalah data milik penulis yang diperoleh melalui penelitiannya. Penulis bisa membayangkan pembaca yang bertanya apa yang ia maksud dengan larangan berekspresi.
Jaminan (Warrant)
Individu yang dilarang berekspresi akan memperlihatkan gejala frustrasi.
Jaminan berfungsi menghubungkan data dengan klaim yang diajukan penulis. Ini adalah sebuah pernyataan umum.
Pendukung Jaminan (Backing)
Hasil-hasil penelitian tentang hubungan antara ekspresi dan kondisi individu.
Penulis membayangkan pembaca yang mempertanyakan jaminannya. Penulis dapat mendukung penjamin dari hasil penelitian sendiri maupun dari bahan pustaka.
Modalitas (Modals Qualifier)
Modalitas di sini sudah ada dengan digunakannya kata “banyak” pada klaim. Artinya,
penulis tidak ingin membuat pernyataan tentang semua individu.
Tabel 2.1 Struktur Argumen Logika Toulmin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Bantahan (Rebuttals)
Kecuali bagi individu yang mempunyai sarana dan kemampuan untuk mengalihkan ekspresi politik mereka ke dalam bentuk ekspresi lain.
Penulis membayangkan pembaca dengan bertanya, “Apakah tidak mungkin ada
pengeculian? Bila ada, apa dasar pengecualian itu?”
Dengan menyusun sebuah argumen mengikuti skema Toulmin, penulis akan
terdorong mempertanyakan dahulu hal-hal yang akan ditulisnya. Inilah kelebihan
skema Logika Toulmin bagi seorang penulis, terlebih penulis yang ingin membahas
masalah-masalah sosial yang rumit.
2.2.3.4 Pola Argumen Menurut Logika Toulmin
Elemen-elemen argumen Toulmin saling berhubungan dan membentuk
suatu struktur tertentu dalam sebuah wacana argumen. Struktur ini mempunyai
pola-pola tertentu. Berikut ini pola-pola argumen menurut Toulmin, et al, (1979)
berdasarkan elemen pembentuknya.
1. Pola C-G (Claim-Ground)
Pola klaim dan data merupakan pola pertama dan pola yang sering dituliskan
dalam penulisan karya tulis. Pola ini sederhana dan telah memuat pokok pikiran
argumen dan telah didukung dengan data. Pernyataan tersebut dikuatkan oleh
pandangan Toulmin, et al, (1979:35), pola ini dimulai dari pernyataan penulis yang
menunjukkan atau menyatakan sebuah klaim (claims) lalu mencoba untuk
membuktikan pendapatnya itu. Penulis membuktikan dan membenarkan klaim
dengan meletakkan satu set fakta dan data yang kemudian disebut data (ground).
Setelah menunjukkan klaim, penulis telah melangkah untuk membuat argumen.
Penulis kemudian melanjutkannya dengan meletakkan satu set data (ground) yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
faktual, yang siap membenarkan klaim. Dalam proses penulisannya, elemen klaim
tidak selalu berada di awal paragraf (deduktif). Kalimat pertama bisa dimulai
dengan pemaparan data, dan pada kalimat akhir diberikan kesimpulan berupa
klaim.
2. Pola C-G-W (Claim-Ground-Warrant)
Jika pola klaim (C) dihubungkan dengan data (G) melalui sebuah pernyataan
maka kita dapat mengatakan pernyataan itu adalah jaminan (W). Kehadiran klaim
dan data dapat ditunjukkan dengan beberapa fakta dan data atau hal-hal yang sudah
diketahui secara umum/populer. Kemudian jaminan itu mengesahkan atau
mendukung data tersebut, sehingga klaim dapat disetujui. Selain itu, jaminan juga
dapat membandingkan data/fakta dengan sesuatu yang telah umum, sehingga
menghasilkan sebuah pernyataan posisi yang berupa kesimpulan. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Toulmin, et al, (1979:46) yang menyatakan bahwa secara
sederhana klaim yang ditunjukkan penulis seperti terkait dengan alasan, oleh
jembatan sederhana kita dapat menunjukkan bahwa hal yang menunjukkan
hubungan G ke C disahkan oleh jaminan (W).
3. Pola C-G-W-B (Claim-Ground-Warrant-Backing)
Pola C-W-G-B terdiri dari klaim (C) yang didukung dengan fakta dan data
(W). Data dihubungkan dengan jaminan (W). Jaminan sendiri kemudian diberi
dukungan dengan dukungan jaminan (B), sehingga jaminan yang telah ditempeli ini
dapat memperkuat klaim dan data. Toulmin, et al, (1979:58) menyatakan bahwa
ketika penanya atau pembaca menantang penulis untuk menghasilkan sebuah
pertimbangan yang mendukung dan menunjukkan sebuah hal yang relevan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
penanya memberikan usulan pada penulis untuk menunjukkan dukungan. Penulis
dapat menambahkan satu elemen lebih lanjut pada pola dasar tersebut.
4. Pola C-G-W-B-M (Claim-Ground-Warrant-Backing-Modals)
Pola C-W-G-B-M merupakan C-W-G-B yang dikuatkan dengan sebuah
derajat kepastian (M). Pola tersebut dapat dimulai dari klaim (C) yang didukung
dengan fakta dan data (G). Klaim dan data dihubungkan dengan jaminan (W) yang
telah ditempeli dukungan penjamin (B). Penulis menyatakan dengan kata atau frasa
tertentu yang disebut dengan modalitas (M) untuk menegaskan argumen ini atau
menunjukkan ketersediaan bukti dan dukungan yang telah ditunjukkan. Modalitas
merupakan penanda derajat kekuatan argumen dari mulai kuat hingga lemah.
Toulmin, et al, (1979:70) menyatakan bahwa setiap argumen memiliki modalitas
tertentu. Dengan modalitas ini, penulis maupun pembaca esai dapat melihat
kekuatan atau kelemahan, kondisi dan atau pembatasan klaim. Fungsi kata
modalitas ini untuk menunjukkan jenis kekuatan rasional untuk dikaitkan dengan C
atas dasar hubungan dengan G, W, dan B. Penggunaan modalitas terkadang sudah
terintegrasi di dalam klaim atau terdapat pada kalimat kesimpulan yang berfungsi
sebagai penegas.
5. Pola C-G-W-B-M-R (Claim-Ground-Warrant-Backing-Modals-Rebuttals)
Pola C-W-G-B-M-R merupakan pola terakhir Toulmin yang terdiri atas
keseluruhan elemen-elemen Toulmin yaitu claim, ground, warrants, backing,
modal qualifiers, dan possible rebuttals. Toulmin, et al, (1979: 78) menjelaskan
bahwa elemen terakhir ini memungkinkan penulis menambah satu elemen terakhir
untuk dimasukkan ke dalam kalimat. Data yang diberikan jaminan mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
menjamin, jaminan (yang bertumpu pada dukungan penjamin) untuk membenarkan
klaim-klaim dengan situasi klaim tidak disanggah dengan hal-hal tertentu. Pola
tersebut dapat dimulai dari klaim (C) yang didukung dengan fakta dan data (G).
Klaim dan data dihubungkan dengan jaminan (W) yang telah ditempeli dukungan
jaminan (B). Penulis menyatakan dengan kata atau frasa tertentu yang disebut
modalitas (M) untuk menegaskan argumen atau menunjukkan ketersediaan bukti
dan dukungan yang telah ditunjukkan, Selain itu, penulis juga menyatakan
kemungkinan-kemungkinan sanggahan dari argumen tersebut dan alasan untuk
menjawab sanggahan ini.
2.2.3.5 Kadar Ketajaman Argumen
Kadar ketajaman argumen adalah suatu kadar yang dapat digunakan untuk
mengukur kelengkapan dalam penulisan argumen dilihat dari sektor elemen-
elemennya. Hal tersebut didukung oleh pendapat Wijayanti, dkk. (2011: 12),
sebuah argumen yang baik dapat meyakinkan pembaca mengenai hal yang
ditemukan atau masalah yang diungkapkan dan dianalisis oleh penulis. Sebuah
argumen harus dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah untuk dapat
meyakinkan pembaca. Selain itu, argumen juga perlu menunjukkan bukti-bukti dan
alasan yang kuat sehingga pernyataan yang ingin disampaikan dapat meyakinkan
pembaca. Penulisan argumen dapat menunjukkan dan menyakinkan pembaca
melalui penyataan, bukti, alasan di dalam tulisannya dapat menunjukkan ketajaman
argumen tersebut. Hal tersebut memerlukan suatu kadar yang mampu mengukur
ketajaman suatu argumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Kadar ketajaman sendiri dapat dilihat dari beberapa hal, salah satunya
dengan melihat kelengkapan elemen argumen penyusunannya. Rani, dkk. (2006:
40) menyatakan bahwa elemen pokok wacana argumen ada tiga, yaitu pernyataan,
alasan, dan pembenaran, sedangkan elemen pelengkapnya adalah pendukung,
modal, dan sanggahan. Maka apabila sebuah argumen memiliki tiga elemen
argumen dapat dikatakan cukup baik. Semakin lengkap elemennya, maka semakin
baik pula argumennya. Elemen pokok dipilih berdasarkan faktor kepentingan dan
manfaat hadirnya elemen tersebut. Kehadiran tiga elemen utama tersebut mampu
mengetahui pendapat pokok penulis, memberikan data yang konkret sesuai dengan
klaim, dan dapat menghadiran pandangan pakar maupun jaminan untuk
menguatkan atau menjembatani pendapat dan data. Ketiga elemen pelengkap
kehadirannya hanya sebagai penguat dan pelengkap tetapi jika ditambahkan dalam
penulisan akan memberikan kesan menguatkan pandangan penulis.
Kadar ketajaman argumen dapat dilihat dari penggunaan elemen-elemen
yang ditawarkan Toulmin. Semakin lengkap elemen yang dimuat maka kadar
ketajaman pada paragraf-paragrafnya semaikin baik. Sebaliknya, semakin sedikit
elemen yang dimuat maka kadar ketajamannya semakin kurang. Kelengkapan
elemen argumen berbanding lurus dengan kadar ketajaman paragraf-paragraf
argumentasinya dalam sebuah karya esai. Berikut ini adalah tabel kadar ketajaman
paragraf argumentasi berdasarkan kelengkapan elemen argumen penyusunnya.
Kadar Ketajaman Argumen
Keterangan
Sangat Lemah Argumen mengandung satu elemen yaitu klaim.
Tabel 2.2 Kadar Ketajaman Argumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lemah Argumen dalam paragraf hanya mengandung dua elemen yaitu klaim dan data.
Cukup Kuat Argumen dalam paragraf mengandung tiga elemen yaitu klaim, data, dan penjamin.
Kuat Argumen dalam paragraf mengandung empat elemen yaitu klaim, data, penjamin, dan dukungan penjamin.
Sangat Kuat Argumen dalam paragraf mengandung lima atau enam elemen klaim, data, penjamin, dukungan penjamin, modalitas dan (sanggahan).
2.2.4 Pedadogi Reflektif
Pedagogi merupakan suatu pandangan dan tujuan pemikiran yang menjadi
pusat untuk pijakan berpikir. Hal tersebut didukung oleh pendapat Subagya (2010:
22), pedagogi adalah cara para pengajar mendampingi peserta didik dalam
pertumbuhan dan perkembangannya. Pedagogi merupakan seni dan ilmu mengajar.
Pedagogi tidak boleh hanya dilihat menjadi metode belaka. Pedagogi meliputi
pandangan hidup dan visi mengenai idealnya pribadi terpelajar. Hal itu memberi
tujuan, incaran ke arah mana semua aspek tradisi pendidikan diarahkan. Hal
tersebut juga memberikan kriteria pemilihan sarana-sarana yang harus dipakai
dalam proses pendidikan.
Bagian pedagogi reflektif mengemukakan tentang paradigma pedagogi
reflektif, relasi pendidikan menurut paradigma pedagogi reflektif, dan metode
pembelajaran yang sesuai paradigma pedagogi reflektif. Ketiga teori tersebut dapat
menuntun dalam proses mendalami kajian pedagogi reflektif secara keseluruhan.
Rincian ketiga teori tersebut sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2.2.4.1 Paradigma Pedagogi Reflektif
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan salah satu pendekatan yang
menjadi pijakan dalam melaksanakan suatu kegiatan seperti kegiatan pembelajaran.
Penggunaan PPR dalam proses pembelajaran dapat membantu pembelajar
merefleksikan segala materi yang telah didapat. Hal tersebut diperkuat oleh
pendapat Suparno (2015: 18-20), Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah suatu
pedagogi yang berisi bukan hanya sekadar metode pembelajaran. Pedagogi berarti
suatu pendekatan dan cara dosen mendampingi mahasiswa sehingga mahasiswa
berkembang menjadi pribadi yang utuh. Pengajar menggunakan pendekatan
tersebut dengan menyelaraskan visi dan misi pembelajaran. Metode-metode yang
digunakan dalam proses pendampingan juga menggunakan metode pilihan pengajar
sehingga telah disesuaikan dengan pendekatan reflektif.
PPR memandang tujuan seluruh pendidikan berlandaskan aspek tercapainya
mahasiswa menjadi manusia yang utuh dan selalu bergembira dalam mengabdi
Tuhan melalui melayani sesamanya. Pribadi utuh terjadi bila mahasiswa mau hidup
untuk sesama dan bersama sesama (people for and with others). Mahasiswa yang
hanya pandai dan mendapatkan nilai IPK sangat tinggi tetapi kalau mahasiswa
egois, tidak rela membantu orang lain dan tidak mau hidup bersama temannya,
dianggap belum menjadi manusia penuh dan utuh.
Tujuan manusia utuh dalam pendidikan itu diterjemahkan dalam rumusan 3
C berikut: competence, conscience, dan compassion. Competence berarti
menguasai ilmu pengetahuan atau keterampilan sesuai bidangnya. Secara sederhana
mahasiswa setelah mendalami dan mengolah bahan yang dipelajari menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
kompeten dalam bidang itu atau bahan itu. Secara lebih mendalam, ia juga dapat
melakukan sesuatu hal yang terkaitan dengan bidang itu. Jadi, bukan hanya segi
inteleknya berkembang, tetapi juga afeksi dan psikomotoriknya berkembang.
Conscience berarti mempunyai hati nurani yang dapat membedakan baik dan tidak
baik. Pembelajar dapat menganalisis segi baik dan buruknya bahan yang dipelajari,
mengerti alasan-alasan moral dibaliknya, dan hatinya tergerak untuk memilih yang
baik. Dengan demikian, pembelajar mempunyai kepekaan hati yang cenderung
memilih yang baik dari hal-hal yang dipelajari. Compassion berarti mahasiswa
mempunyai kepekaan untuk berbuat baik bagi orang lain yang membutuhkan,
punya kepedulian pada orang lain terutama yang miskin dan kecil (option for the
poors). Kompetensi yang diharapkan terjadi selanjutnya adalah compassion,
kepekaan untuk membantu orang lain. Mahasiswa yang sungguh kompeten
menurut PPR bukan hanya menjadi pandai tetapi sekaligus akan didorong untuk
peka pada kebutuhan orang lain dan juga mau berbuat sesuatu berkaitan dengan
bidangnya itu bagi kemajuan orang lain. Dengan cara ini mahasiswa yang sungguh
kompeten secara PPR akan menjadi orang yang hidup bagi orang lain, bukan egois
hanya memikirkan kebutuhannya sendiri. Dengan cara inilah mahasiswa dibantu
menjadi pribadi yang sungguh mengabdi Tuhan lewat pelayanannya pada sesama.
Paradigma pedagogi refleksi memiliki lima unsur pembangun dalam
membina pembelajar. Kelima unsur tersebut adalah konteks pengalaman, refleksi,
aksi, dan refleksi. Gambaran pembinaan peserta didik melalui paradigma pedagogi
refleksi sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Berdasarkan bagan di atas penjelasan secara lengkap mengenai kelima unsur
pembangun dalam membina pembelajar dengan paradigma pedagogi refleksi
dikuatkan oleh pernyataan Suparno (2015: 18-20), sebagai berikut:
1. Konteks
Konteks merupakan unsur pembangun paradigma pedagogi refleksi yang
bermanfaat untuk mengasah nilai-nilai kemanusiaan. Konteks dapat berguna bagi
keberlangsungan pendidikan antara lain sebagai berikut. Pertama, wacana tentang
nilai-nilai yang ingin dikembangkan, agar semua anggota komunitas, guru, dan
peserta didik menyadari bahwa yang menjadi landasan pengembangan bukan
aturan, perintah, atau sanksi-sanksi, melainkan nilai-nilai kemanusiaan. Guru atau
dosen (fasilitator) perlu menyemangati peserta didik agar memiliki nilai seperti:
persaudaraan, solidaritas, penghargaan terhadap sesama, tanggung jawab, kerja
keras, kasih, kepentingan bersama, cinta lingkungan hidup, dan nilai-nilai lain yang
semacam itu. Diharapkan seluruh anggota komunitas berbicara mengenai nilai-
nilai. Kedua, contoh-contoh penghayatan mengenai nilai-nilai yang diperjuangkan,
Bagan 2.3 Gambaran Pembinaan Peserta didik dengan Siklus Pendagogi Reflektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
lebih-lebih contoh dari pihak guru atau dosen. Kalau itu ada, maka peserta didik
akan cenderung melihat, bersikap, dan berperilaku sesuai dengan nilai yang
dihayati lingkungannya. Ketiga, hubungan akrab, saling percaya, agar bisa terjalin
dialog yang saling terbuka antara guru dan peserta didik. Setiap orang dihargai,
ditunjukkan kebaikannya, ditantang untuk melakukan yang benar, baik, dan indah.
2. Pengalaman
Pengalaman merupakan unsur pembangun paradigma pedagogi refleksi yang
bermanfaat untuk membangun sikap bekerja sama dengan orang lain dan berlatih
untuk mengerjakan suatu tugas. Pengalaman untuk saling menanamkan rasa
persaudaraan, solidaritas, dan saling memuji adalah pengalaman bekerja sama
dalam kelompok kecil yang “direkayasa” sehingga terjadi interaksi dan komunikasi
yang intensif, ramah dan sopan, penuh tenggang rasa, dan akrab. Sering kali tidak
mungkin guru atau dosen (fasilitator) menyediakan pengalaman langsung mengenai
nilai-nilai yang lain. Peserta didik juga difasilitasi dengan pengalaman yang tidak
langsung. Pengalaman tidak langsung bisa diciptakan, misalnya dengan membaca
atau mempelajari suatu kejadian. Selanjutnya guru atau dosen (fasilitator) memberi
sugesti agar peserta didik mempergunakan imajinasi mereka, mendengar cerita dari
guru, melihat gambar sambil berimajinasi, bermain peran, atau melihat tayangan
film atau video.
3. Refleksi
Refleksi merupakan unsur pembangun paradigma pedagogi refleksi yang
bermanfaat untuk merefleksikan materi atau pengalaman belajar yang sudah
didapatkan oleh peserta didik. Guru atau dosen memfasilitasi dengan pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
agar peserta didik terbantu untuk berefleksi. Pertanyaan yang baik adalah
pertanyaan divergen agar peserta didik secara otentik dapat memahami, mendalami,
dan meyakini temuannya. Peserta didik dapat diajak untuk diam dan hening untuk
meresapi apa yang baru saja dibicarakan. Melalui refleksi, peserta didik meyakini
makna nilai yang terkandung dalam pengalamannya. Diharapkan peserta didik
membentuk pribadi mereka sesuai dengan nilai yang terkandung dalam
pengalamannya itu.
4. Aksi
Aksi merupakan unsur pembangun paradigma pedagogi refleksi yang
bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengasah
materi yang telah didapatkan. Guru atau dosen memfasilitasi peserta didik dengan
pertanyaan aksi agar peserta didik terbantu untuk membangun niat dan bertindak
sesuai dengan hasil refleksinya. Niat dan perilaku dari peserta didik dapat
membentuk pribadi yang mampu memperjuangkan nilai-nilai yang telah
direfleksikannya.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan unsur pembangun paradigma pedagogi refleksi yang
bermanfaat untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik setelah
mempelajari materi ajar. Guru atau dosen memberikan evaluasi atas kompetensi
dari sisi akademik untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengajaran dan proses
pembelajaran. Hal ini merupakan hal wajar dan merupakan keharusan untuk
diterapkan dalam proses menutup materi ajar. Sekolah atau pun kampus dibangun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
untuk mengembangkan ranah akademik dan menyiapkan peserta didik menjadi
kompeten di bidang studi yang dipelajarinya.
Guru atau dosen juga sangat perlu mengevaluasi perkembangan pada pribadi
peserta didik terkait penerapan pembelajaran dengan menggunakan paradigma
pedagogi reflektif. Guru dan dosen dapat mengidentifikasi tingkat keberhasilan
melalui suasana kelas, cara peserta didik berbicara, sikap peserta didik di
lingkungan sekolah maupun rumah, tingkat kecerdasan, tingkat kepuasan orang tua,
dan mampu menjadi pribadi yang menjadi teladan di dalam lingkungan sosial.
Penerapan evaluasi dalam Paradigma Pedagogi Reflekif sangat baik
digunakan untuk mengetahui kemampuan akhir pembelajaran. Evaluasi dapat
membentuk manusia yang unggul dalam bidang akademik dan bidang lainnya
karena mampu belajar dari kemampuan yang telah dimiliki. Fokus perhatian utama
dari evaluasi dalam Paradigma Pedagogi Reflektif adalah pertumbuhan peserta
didik yang selalu ingin belajar dan mampu melewati proses uji kemampuan. Oleh
karena itu, evaluasi berkala dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan
kemampuan dalam bersikap, berkegiatan, dan mampu menguji kompetensi diri.
2.2.4.2 Relasi Pendidikan Menurut Paradigma Pedagogi Reflektif
Pendidikan merupakan proses dalam mengusahakan peningkatan
kemampuan dengan melakukan pelatihan dan pengajaran. Pendidikan memiliki
relasi yang erat dengan pendidik, peserta didik, dan ilmu pengetahuan. Hal tersebut
didukung oleh pendapat Suparno (2015: 15-17), Paradigma Pedagogi Reflektif
sangat erat dengan bidang pengajaran, pendidikan ilmu pengetahuan serta
pengembangan nilai-nilai kehidupan di perguruan tinggi. Proses pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
menurut PPR memerlukan tiga subjek yang saling berelasi satu dengan lainnya.
Subjek tersebut antara lain peserta didik yang bertugas sebagai pembelajar, dosen
atau guru yang bertugas sebagai tenaga pengajar untuk membimbing peserta didik,
dan ilmu pengetahuan sebagai bahan yang dipelajari seperti pengetahuan umum,
keterampilan, dan nilai hidup.
Pendidikan dapat dinilai berhasil bila mahasiswa dapat menemukan sendiri
pengetahuan, nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam pembelajaran, dan
mampu merefleksikan pengetahuan yang didapatkan sehingga berguna bagi
lingkungan sekitar. Proses pendidikan tersebut sangat mengedepankan keaktifan
peserta didik. Peserta didik diarahkan untuk belajar secara mandiri, menggali
pengetahuan yang belum dikuasai, latihan mengerjakan soal, dan mengasah
kemampuan dengan cara lainnya. Bila peserta didik tidak mau belajar mandiri dan
tidak aktif belajar serta berlatih, maka ia tidak akan mengerti dan pengetahuannya
tidak bertambah. Berbeda dengan tugas peserta didik, tugas pengajar yaitu menjadi
fasilitator peserta didik dalam proses belajar. Hubungan pengajar dan peserta didik
adalah dialogis, saling membantu demi peningkatan kemampuan peserta didik.
Berikut began relasi pendidikan menurut Paradigma Pedagogi Reflektif.
MAHASISWA KEBENARAN/ILMU/
NILAI
DOSEN
Bagan 2.4 Relasi Pendidikan Menurut Pedagogi Reflektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Agar proses pendidikan serta pembelajaran berjalan baik, terdapat beberapa
sikap yang perlu dikembangakan oleh mahasiswa dan dosen. Hal tersebut
dipaparkan oleh Suparno (2015: 15-17) sebagai berikut:
1. Mahasiswa
Mahasiswa sebagai pembelajar utama diharapkan dapat belajar sesuai dengan
kemampuan. Kemampuan yang dimiliki mahasiswa harus terus diasah dan tidak
menggantungkan dirinya terhadap dosen sebagai pemberi materi. Berikut ini
termasuk aksi mahasiswa yang diharapkan dalam metode PPR.
a. Mahasiswa diharapkan mampu aktif dan kreatif dalam belajar
Sikap yang sangat penting dalam pendekatan PPR adalah bahwa mahasiswa
harus aktif dan kreatif belajar. Mereka yang harus mengolah bahan, mencerna,
mengerjakan, menekuni bahan yang dipelajari. Tanpa keaktifan dan kreativitas
yang tinggi, mahasiswa tidak akan dapat menguasai bahan dan memperoleh
pengetahuan serta keterampilan yang diinginkan. Keaktifan ini tidak dapat
diwakilkan kepada siapapun, karena yang menjalani proses mengerti adalah
mahasiswa sendiri.
b. Mahasiswa rela dibimbing oleh dosen
Mahasiswa diharapkan rela dibimbing oleh dosen agar proses pembelajaran
dan pendampingan berjalan dengan baik. Sikap mahasiswa yang menunjukkan
ingin dibimbing yaitu sikap terbuka kepada dosen, berani bertanya, berani
mengungkapkan gagasan, dan berani mengungkapkan kesulitan dalam belajar.
Bila mahasiswa bersikap tertutup dan tidak berani berbicara dengan dosennya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
maka proses pendampingan tidak akan berjalan lancar. Dosen tidak akan mengerti
kesulitan mahasiswa, sehingga tidak dapat membantu kebutuhan mahasiswa.
2. Dosen
Tugas dosen sebagai tenaga pengajar tidak hanya sebagai pemberi materi.
Tugas dosen yang sesuai yaitu mampu mendampingi serta memberi solusi terhadap
suatu permasalahan pembelajaran. Berikut tugas dosen sesuai dalam PPR.
a. Dosen berperan sebagai fasilitator
Dosen sebagai fasilitator bertugas untuk membantu mahasiswa agar aktif
belajar dan berlatih. Dosen tidak bertugas sebagai pemberi materi, tetapi lebih
sebagai pembantu, pendorong dan yang menyemangati agar mahasiswa memiliki
motivasi untuk belajar.
b. Dosen diharapkan mampu mengenal mahasiswa
Agar proses pelayanan itu berjalan dengan baik, dosen diharapkan mengenal
mahasiswa terutama mengenal kesulitannya, cara berpikirnya, cara penalarannya,
kesulitan dalam belajar dan juga keadaannya. Proses tersebut diharapkan dapat
termasuk sebagai pendampingan yang tepat. Secara psikologis perilaku
mahasiswa ketika mengenal pengajarnya maka mahasiswa tersebut akan lebih
terbuka kepada dosen.
c. Dosen diharapkan mampu menguasai bidangnya
Tugas utama dosen adalah membantu mahasiswa menguasai materi yang
menjadi kompetensi dalam bidangnya. Dosen juga diharapkan mampu menguasai
permasalahan yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran sesuai dengan
materi yang menjadi bidangnya. Oleh karena itu, kemampuan dosen dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
penguasaan bidang yang ditekuninya dapat membantu mengarahkan dan
memberikan masukan serta peneguhan pada mahasiswa dalam mencerna
pengetahuan.
d. Dosen diharapkan mau terus belajar
Dosen dapat menjadi fasilator yang rendah hati pada saat dosen berani untuk
selalu belajar. Dosen juga dapat berkembang sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman pada saat dosen mau untuk belajar. Oleh karena itu,
kemampuan dosen untuk selalu belajar dan mengikuti perkembangan zaman akan
membuat dosen terasa dekat dengan peserta didik.
3. Proses Pendampingan
Proses pendampingan dosen kepada peserta didik sangat perlu dilakukan
untuk menunjang keberhasilan komunikasi dan menggali kesulitan dalam proses
pembelajaran. Pendampingan yang sesuai dengan PPR antara lain sebagai berikut.
a. Dialogis
Dialogis berarti adanya komunikasi antara dosen dan mahasiswa yang saling
membantu, saling terbuka dan saling mengungkapkan kelebihan dan kendala
dalam proses pembelajaran. Situasi dialogis tersebut dapat terwujud dalam praktik
kuliah seperti munculnya sikap keterbukaan mahasiswa mengajukan pertanyaan,
mengungkapkan ide dan gagasannya tentang bahan yang dipelajari, dan
keberanian mahasiswa untuk datang ke kantor dosen bila terdapat kesulitan.
Dosen sendiri juga terbuka untuk mengajukan pertanyaan dan terbuka pula dalam
menjelaskan pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa. Proses dialogis tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
termasuk sikap yang baik dan memiliki keterbukaan untuk mengungkapkan kritik
serta saran untuk kepentingan bersama.
b. Saling percaya dan saling membantu
Dalam proses pendampingan diharapkan juga adanya sikap saling percaya
dan saling membantu. Pendampingan tidak akan terjadi tanpa kepercayaan dosen
dan mahasiswa. Sikap dosen atau mahasiswa yang kurang bisa mengendalikan
diri terhadap perilaku salah satu pihak ketika pihak tersebut kurang sesuai dengan
sikap pribadi dapat membuat kerja sama antar dosen mahasiswa kurang terjalin
dengan baik. Oleh karena itu, perlu adanya saling percaya dan saling menghormati
antara dosen dan mahasiswa agar terjalin komunikasi yang baik dan berdampak
baik pula bagi kedua belah pihak.
c. Cura personalis
Pendekatan ini merujuk pada mahasiswa yang perlu diperhatikan dan dibantu
secara pribadi. Dosen dalam tugasnya diharapkan lebih memperhatikan
mahasiswa yang lemah dan sulit menangkap pengetahuan yang didalami. Mereka
ini perlu diperhatikan lebih dan dicarikan cara yang tepat dalam membantu
belajar. Setiap mahasiswa pasti memiliki keadaannya masing-masing dan
memiliki kesulitannya dalam belaja. Oleh karena itu, perlu adanya bantuan kepada
tiap mahasiswa yang memiliki kelebihan dan kekurangnnya masing-masing agar
bantuan tersebut tepat pada sasaran.
2.2.4.3 Metode Pembelajaran yang sesuai PPR
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang sesuai dengan PPR. Kriteria
utama metode pembelajaran yang menggunakan PPR antara lain memuat (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
pengalaman, (2) refleksi, dan (3) sesuatu yang memancing tindakan aktif dan
partisipatif. Metode yang sesuai dengan PPR juga dapat membantu mahasiswa
untuk melakukan refleksi atas pengalamannya, dan dapat membantu mahasiswa
melakukan aksi berdasarkan refleksinya. Berikut beberapa pendekatan dan metode
pembelajaran yang dapat digunakan dalam pedagogi refleksi dengan sedikit
alasannya.
1. Pendekatan Konstruktivistis
Hampir semua pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik dapat
digunakan dalam pembelajaran bergaya PPR. Pendekatan konstruktivistis berarti
pendekatan dalam pembelajaran dimana mahasiswa dibantu untuk aktif
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Dalam pendekatan ini mahasiswa
akan aktif mengolah, mendalami, mencerna, merumuskan sendiri bahan yang
dipelajari. Dengan kata lain, mahasiswa sungguh mengalami sendiri bagaimana
memperlajari suatu bahan. Jelas pendekatan ini akan memberikan pengalaman
mendalam bagi mahasiswa dalam mempelajari sesuatu.
Secara garis besar dibedakan adanya dua pendekatan konstruktivistis yaitu
pendekatan konstruktivistik personal dan sosial. Pendekatan konstruktivistik
personal, mahasiswa mendalami bahan secara mandiri. Pembelajaran yang cocok
dengan hal itu adalah mahasiswa belajar sendiri. Berbeda hal dengan pendekatan
konstruktivistik sosial, mahasiswa mengolah bahan dalam kelompok kecil sesuai
dengan konteks dan lingkungan, dll. Kedua pendekatan ini memberikan
pengalaman otentik pada mahasiswa dalam mempelajari suatu bahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Beberapa metode pembelajaran yang termasuk dalam pendekatan
konstruktivistik adalah:
a. Metode pembelajaran di kelas/laboratorium
Metode pembelajaran di kelas/laboratorium mampu mengasah kemampuan
pembelajar untuk belajar secara berkelompok maupun belajar secara langsung.
b. Metode inkuiri
Metode inkuiri merupakan metode dengan mencari sendiri dapat pula
dikatakan sebagai metode ilmiah. Metode inkuiri adalah metode belajar dimana
mahasiswa melakukan pencarian sendiri untuk menemukan sesuatu. Proses yang
digunakan adalah proses ilmiah yaitu: ada persoalan, membuat hipotesa,
mengumpulkan data, menganalisis data, dan mengambil kesimpulan apakah
hipotesa diterima atau tidak. Proses inkuiri dapat dilakukan sendiri maupun
kelompok.
c. Discovery
Metode discovery merupakan metode belajar mahasiswa yang melibatkan
mahasiswa melakukan langkah-langkah untuk menemukan sesuatu, entah lewat
percobaan ataupun pemikiran.
d. Praktikum
Metode pembelajaran berbasis praktikum merupakan metode belajar dimana
mahasiswa melakukan percobaan di laboratorium, entah untuk membuktikan teori
yang dipelajari di kuliah ataupun untuk menemukan sesuatu hukum atau rumus.
Sering metode ini disebut metode laboratorium karena biasanya dilakukan di lab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
e. Problem solving
Metode belajar problem solving merupakan metode belajar yang mencoba
memecahkan persoalan yang ditunjukkan dosen kepada pembelajar. Bentuknya
dapat berupa mengerjakan soal hitungan atau soal pertanyaan atau juga memikirkan
pembecahan persoalan yang lebih menyeluruh dan luas dalam bidang sosial
kemasyarakatan.
f. Membaca novel dan buku sastra sendiri dan mengambil maknanya
Mahasiswa sastra dapat menggunakan metode membaca langsung sumber
sastra atau puisi, dan dengan ini menggali maknanya bagi hidupnya.
g. Permainan
Metode pembelajaran menggunakan permainan merupakan metode belajar
dimana mahasiswa melakukan permainan yang dapat membentu megerti konsep
topik kuliah yang mau dipelajari.
h. Simulasi
Metode simulasi merupakan metode belajar ketika mahasiswa melakukan
peran yang sesuai dengan bahan yang mau didalami. Misalnya, mahasiswa berperan
sebagai presiden yang memutuskan pembukaan pusat tenaga nuklir atau tidak.
i. Permainan olah raga bersama
Permainan olah raga pun dapat menjadi metode belajar tentang teori olah raga
dan kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
j. Kerja kelompok
Metode kerja kelompok yaitu kegiatan yang dilakukan pembelajar dengan
melakukan proyek bersama dalam kelompok yang ditentukan dosennya. Hasilnya
nantinya dipresentasikan di depan kelas kuliah.
k. Debat, diskusi
Debat dan diskusi kelompok pun dapat menjadi sarana belajar yang lebih
konstruktivis karena mahasiswa dapat membangun pengertian mereka.
2. Pendekatan Pembelajaran di Lapangan/Luar Kelas
Metode pembelajaran ini sangat membantu mahasiswa dalam proses belajar.
Hal tersebut dikarenakan proses ini membantu mahasiswa belajar secara langsung
di lapangan kerja sehingga pembelajaran tidak hanya dari sector teori saja. Berikut
macam-macam metode pembelajaran di lapangan/luar kelas.
a. Live in di suatu tempat
Live-in adalah pembelajaran dengan cara mahasiswa tinggal di suatu tempat di
luar kampus, untuk mengalami hal-hal dan nilai yang memang ingin dipelajari.
Model live in sangat baik dalam pembelajaran PPR karena ada pengalaman
mahasiswa yang sungguh eksistensial. Dari pengalaman banyak mahasiswa dibantu
untuk refleksi dan juga menimbulkan aksi karena pengalaman live in ini.
b. Proyek penelitian
Mahasiswa juga dapat melakukan proyek penelitian bersama di luar kampus.
Dalam kelompok kecil, mereka dapat melakukan penelitian di perusahaan, di suatu
daerah, di sekolah lain, atau dotempat lainnya. Lewat penelitian inilah mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
bersama-sama membentuk dan mengkonstruksi pengertian mereka tentang topik
yang diteliti.
c. Mengamati apa yang terjadi di lapangan
Kadang dosen dapat juga memberikan tugas pada mahasiswa untuk mengamati
apa yang terjadi di lapangan meskipun tidak terlalu lama. Misalnya, mahasiswa
mengamati apa dampak banjir bagi kampung tertentu; mahasiswa mengamati akibat
kebakaran terhadap kehidupan masyarakat sekitar.
d. Praktik lapangan
Beberapa mahasiswa sains, kedokteran, keperawatan, guru, kadang harus
melakukan praktek di lapangan, entah praktik mengajar, merawat, menyembuhkan,
dan praktik lainnya. Praktik lapangan sangat membantu mahasiswa untuk
mengambil makna yang mendalam dari mata kuliah yang didalami.
e. Study tour atau studi banding
Beberapa mata kuliah dapat lebih diperdalam dengan mahasiswa melakukan
study tour atau studi banding di luar kampus. Dengan studi banding mahasiswa
dapat melihat, mengalami, merasakan, dan membandingkan apa yang mereka
peroleh di ruang kuliah dengan tempat yang mereka kunjungi. Kelebihan studi
banding adalah ada unsur rekreasinya bersama, yang juga dari segi pengembangan
karakter dapat membantu mahasiswa makin rukun, saling membantu dalam
perjalanan, dan juga saling kerja sama.
3. Pendekatan Ilmiah/Saintifik
Pendekatan ilmiah adalah pendekatan belajar dimana mahasiswa
menggunakan proses ilmiah, atau yang disebut saintifik. Secara umum proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
pendekatan ilmiah itu mengandung beberapa langkah seperti berikut: merumuskan
masalah dari pengalaman/persoalan yang ada; membuat hipotesa, keterangan
sementara tentang perosalan di atas; melakukan percobaan untuk mengetes apakah
memang hipotesa itu benar atau tidak; dan menyimpulkan dari analisis itu apakah
memang hipotesa diterima atau ditolak.
Beberapa metode pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik
antara lain: penelitian; praktikum atau percobaan; dan metode inkuiri
4. Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok adalah pendekatan belajar mahasiswa menerapkan
mahasiswa belajar dalam kelompok kecil. Mereka saling membantu, saling
mensharingkan pemikirannya, saling mengkritisi pemikiran teman, saling
bekerjasama melakukan pendalaman. Dalam pendekatan ini dapat disebutkan
beberapa metode belajar antara lain: diskusi kelompok; proyek kelompok; tugas
kelompok; dan penelitian kelompok.
5. Live in – Pendekatan Pengalaman Lapangan
Live in atau pendekatan pengalaman lapangan adalah pendekatan belajar
dengan cara mahasiswa tinggal di lingkungan tertentu dimana bahan kuliah atau
suatu nilai mau didalami, melakukan praktek di lapangan bukan di ruang kuliah.
Penekanannya adalah mahasiswa memang tinggal dan dekat dengan lingkungan
yang berkaitan dengan topik tertentu.
Termasuk dalam pendekatan ini antara lain beberapa metode seperti:
a. Live-in di suatu daerah pelosok untuk merasakan dan mengalami hidup suatu
kelompok. Misalnya mahasiswa ingin belajar bagaimana kerukunan orang di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
desa, maka ia tinggal di suatu desa dan mengamati bagaimana kerukunan di
situ.
b. KKN atau Kuliah Kerja Nyata juga merupakan model pendekatan live-in,
dimana mahasiswa tinggal di suatu pedesaan, melakukan proyek bagi
kepentingan desa itu di bawah bimbingan dosen.
c. Penelitian lapangan, dimana mahasiswa melakukan penelitian di lapangan
yang sesuai dengan topiknya.
d. Proyek lapangan, mahasiswa melakukan proyek yang ditentukan dosen dan
sekaligus tinggal di daerah yang diteliti.
2.2.5 Modul
Bagian dari modul meliputi hakikat modul, karakteristik modul, sistematika
modul, prosedur penulisan modul, dan kriteria penilaian modul. Berikut ini yang
termasuk dalam kajian modul sebagai berikut.
2.2.5.1 Hakikat Modul
Modul merupakan bahan ajar yang disusun untuk membantu peserta didik
dalam memahami materi ajar secara mandiri. Hal tersebut didukung oleh pendapat
Prastowo (2012: 106), modul merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, sesuai usia dan tingkat
pengetahuan mereka agar mereka dapat belajar secara mandiri dengan bimbingan
minimal dari pendidik. Sejalan dengan Prastowo, dalam diklat Direktoral Tenaga
Kependidikan (2008:3), modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk
dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk
belajar sendiri. Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran
pengajar secara langsung. Bahasa, pola, dan sifat kelengkapan lainnya yang
terdapat dalam modul ini diatur sehingga ia seolah-olah merupakan “bahasa
pengajar” atau bahasa guru yang sedang memberikan pengajaran kepada murid-
muridnya. Maka dari itulah, media ini sering disebut bahan instruksional mandiri.
Pengajar tidak secara langsung memberi pelajaran atau mengajarkan sesuatu
kepada para murid-muridnya dengan tatap muka, tetapi cukup dengan modul-
modul ini.
Prastowo (2011: 104) mengemukakan isi materi pelajaran, informasi
pendukung, latihan soal, petunjuk kerja, evaluasi, dan balikan terhadap hasil
evaluasi harus terdapat di dalam modul. Daryanto (2013: 9) menjelaskan bahwa
modul sebagai salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis
dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan
pengajar. Oleh karena itu, modul harus berisi tentang petunjuk belajar serta didesain
untuk membantu siswa menguasai tujuan belajar yang spesifik.
Berdasarkan pendapat-pendapat para pakar, modul dapat didefinisikan
sebagai bahan belajar mandiri, membantu mahasiswa menguasai tujuan belajar, dan
paket program yang disusun dan didesain sedemikian rupa untuk kepentingan
belajar siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa modul merupakan paket program yang
disusun dan didesain sedemikian rupa sebagai bahan belajar mandiri untuk
membantu pembelajar menguasai tujuan belajarnya. Oleh karena itu, pembelajar
dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
2.2.5.2 Karakteristik Modul
Modul yang dikembangkan harus memiliki karakteristik yang diperlukan
sebagai modul agar mampu menghasilkan modul yang mampu meningkatkan
motivasi penggunannya. Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan (2008: 4-7), modul yang akan dikembangkan harus memperhatikan lima
karaktersistik sebuah modul yaitu self instruction, self contained, stand alone,
adaptive, dan user friendly.
1. Self Instruction, pembelajar dimungkinkan belajar secara mandiri dan tidak
tergantung pada pihak lain. Self Intruction dapat terpenuhi jika modul tersebut
memuat tujuan pembelajaran yang jelas; materi pembelajaran dikemas dalam
unit-unit kegiatan yang kecil/spesifik; ketersediaan contoh dan ilustrasi yang
mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran; terdapat soal-soal
latihan, tugas dan sejenisnya; kontekstual; bahasanya sederhana dan
komunikatif; adanya rangkuman materi pembelajaran; adanya instrumen
penilaian mandiri (self assessment); adanya umpan balik atas penilaian siswa;
dan adanya informasi tentang rujukan.
2. Self Contained, seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam
modul tersebut. Karakteristik ini memberikan kesempatan kepada pembelajar
untuk mempelajari materi pembelajaran secara tuntas.
3. Stand Alone, modul yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar lain
atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Pembelajar
tidak perlu bahan ajar lain untuk mempelajari atau mengerjakan tugas pada
modul tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4. Adaptive, modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, fleksibel/luwes digunakan diberbagai perangkat
keras (hardware). Modul yang adaptif adalah jika modul tersebut dapat
digunakan sampai kurun waktu tertentu.
5. User Friendly (bersahabat/akrab), modul memiliki instruksi dan paparan
informasi bersifat sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah
yang umum digunakan. Penggunaan bahasa sederhana dan penggunaaan
istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.
2.2.5.3 Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul
Modul memiliki fungsi dan tujuan yang dapat dimanfaatkan untuk proses
peningkatan pembelajaran. Hal tersebut dipaparkan oleh Direktorat Tenaga
Kependidikan (2008:5), penggunaan modul sering dikaitkan dengan aktivitas
pembelajaran mandiri (self-instruction). Seiring dengan fungsinya untuk
pembelajaran mandiri, maka konsekuensi lain yang harus dipenuhi oleh modul ialah
adanya kelengkapan isi; artinya isi atau materi sajian dari suatu modul haruslah
secara lengkap terbahas lewat sajian-sajian sehingga dengan begitu para pembaca
merasa cukup memahami bidang kajian tertentu dari hasil belajar melalui modul
ini. Kecuali apabila pembaca menginginkan pengembangan wawasan tentang
bidang tersebut, bahkan dianjurkan untuk menelusurinya lebih lanjut melalui daftar
pustaka (bibliografi) yang sering juga dilampirkan pada bagian akhir setiap modul.
Isi suatu modul hendaknya lengkap, baik dilihat dari pola sajiannya, apalagi isinya.
Modul mempunyai banyak arti berkenaan dengan kegiatan belajar mandiri.
Orang bisa belajar kapan saja dan di mana saja secara mandiri. Karena konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
belajarnya berciri demikian, maka kegiatan belajar itu sendiri juga tidak terbatas
pada masalah tempat, dan bahkan orang yang berdiam di tempat yang jauh dari
pusat penyelenggara pun bisa mengikuti pola belajar seperti ini. Terkait dengan hal
tersebut, tujuan penulisan modul ialah (1) modul berfungsi untuk memperjelas dan
mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal, (2) modul mampu
mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar maupun
pengajar/instruktur, (3) modul dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti
untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar; mengembangkan kemampuan
dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang
memungkinkan pembelajar belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya, (4)
modul memungkinkan pembelajar dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil
belajarnya.
Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut, modul sebagai bahan ajar akan sama
efektifnya dengan pembelajaran tatap muka. Hal ini tergantung pada proses
penulisan modul. Penulis modul yang baik menulis seolah-olah sedang
mengajarkan kepada seorang peserta mengenai suatu topik melalui tulisan. Segala
sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis saat pembelajaran, dikemukakan
dalam modul yang ditulisnya. Penggunaan modul dapat dikatakan sebagai kegiatan
tutorial secara tertulis.
2.2.5.4 Pembelajaran Menggunakan Modul
Pembelajaran menggunakan modul dapat memudahkan pengajar dan dapat
meningkatkan kualitas pengajaran yang aktif. Hal tersebut dikuatkan oleh
Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:6), proses pembelajaran pada dasarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
adalah proses komunikasi yang diwujudkan melalui kegiatan penyampaian
informasi kepada pembelajar. Informasi yang disampikan dapat berupa
pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman, dan sebagainya. Informasi tersebut
biasanya dikemas sebagai satu kesatuan yaitu bahan ajar (teaching materials).
Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pelajaran yang disusun secara
sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya bahan ajar memungkinkan
peserta didik mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut
dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi
secara utuh dan terpadu. Bahan ajar disusun dengan tujuan; (1) membantu
pembelajar dalam mempelajari sesuatu; (2) menyediakan berbagai jenis pilihan
bahan ajar; (3) memudahkan pengajar dalam melaksanakan pembelajaran; serta (4)
agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
Pembelajaran dengan modul adalah pendekatan pembelajaran mandiri yang
berfokuskan penguasaan kompetensi dari bahan kajian yang dipelajari peserta didik
dengan waktu tertentu sesuai dengan potensi dan kondisinya. Sistem belajar
mandiri adalah cara belajar yang lebih menitikberatkan pada peran otonomi belajar
pembelajar. Belajar mandiri adalah suatu proses di mana individu mengambil
inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain untuk mendiagnosis kebutuhan
belajarnya sendiri; merumuskan/menentukan tujuan belajarnya sendiri;
mengidentifikasi sumber-sumber belajar; memilih dan melaksanakan strategi
belajarnya; dan mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Belajar mandiri mengandung makna sebagai cara untuk mencapai tujuan
pendidikan dimana peserta didik diberikan kemandirian yang relatif lebih besar
dalam kegiatan pembelajaran. Belajar mandiri sebagai produk mengandung makna
bahwa setelah mengikuti pembelajaran tertentu pembelajar menjadi seorang
pembelajar mandiri. Oleh karena itu, belajar mandiri dapat menjadi cara belajar
yang memberikan derajat kebebasan, tanggung jawab dan kewenangan lebih besar
kepada pembelajar. Pembelajar mendapatkan bantuan bimbingan dari
pengajar/tutor atau orang lain, tetapi bukan berarti harus bergantung kepada
mereka. Belajar mandiri dapat dipandang sebagai proses atau produk.
Peran pengajar/tutor bergeser dari pemberi informasi menjadi fasilitator
belajar dengan menyediakan berbagai sumber belajar yang dibutuhkan, merangsang
semangat belajar, memberi peluang untuk menguji/mempraktikkan hasil
belajarnya, memberikan umpan balik tentang perkembangan belajar, dan
membantu bahwa apa yang telah dipelajari akan berguna dalam kehidupannya.
Untuk itulah diperlukan modul sebagai sumber belajar utama dalam kegiatan
belajar mandiri. Oleh karena itu, kegiatan belajar mandiri adalah perlunya
mengoptimalkan sumber belajar dengan tetap memberikan peluang otonomi yang
lebih besar kepada peserta didik dalam mengendalikan kegiatan belajarnya.
Pembelajaran menggunakan modul bermanfaat untuk hal-hal sebagai
berikut: (1) meningkatkan efektivitas pembelajaran tanpa harus melalui tatap muka
secara teratur karena kondisi geografis, sosial ekonomi, dan situasi masyarakat; (2)
menentukan dan menetapkan waktu belajar yang lebih sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan belajar pembelajar; (3) secara tegas mengetahui pencapaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
kompetensi pembelajar secara bertahap melalui kriteria yang telah ditetapkan dalam
modul; (4) mengetahui kelemahan atau kompetensi yang belum dicapai pembelajar
berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam modul sehingga tutor dapat
memutuskan dan membantu peserta didik untuk memperbaiki belajarnya serta
melakukan remediasi.
Pelaksanaan pembelajaran modul lebih banyak melibatkan peran peserta
didik secara individual dibandingkan dengan tutor. Tutor sebagai fasilitator
kegiatan belajar, hanya membantu pembelajar memahami tujuan pembelajaran,
pengorganisasian materi pelajaran, melakukan evaluasi, serta menyiapkan
dokumen. Penggunaan modul didasarkan pada fakta bahwa jika pembelajar
diberikan waktu dan kondisi belajar memadai maka akan menguasai suatu
kompetensi secara tuntas. Bila pembelajar tidak memperoleh cukup waktu dan
kondisi memadai, maka ketuntasan pelajaran akan dipengaruhi oleh derajat
pembelajaran. Kesuksesan belajar menggunakan modul tergantung pada kriteria
peserta didik didukung oleh pembelajaran tutorial. Kriteria tersebut meliputi
ketekunan, waktu untuk belajar, kadar pembelajaran, mutu kegiatan pembelajaran,
dan kemampuan memahami petunjuk dalam modul.
2.2.5.5 Sistematika Modul
Modul memiliki sistematika dalam penulisannya. Sistematika tersebut
dijelaskan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan (2008: 21-26), struktur penulisan
modul dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pembuka, bagian isi, dan bagian
penutup. Berikut rincian bagian modul menurut Direktorat Tenaga Kependidikan.
1. Bagian pembuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Bagian pembuka meliputi judul, daftar isi, peta informasi, daftar tujuan
kompetensi, dan tes awal. Judul modul harus dibuat menarik dan memberi gambaran
tentang materi yang dibahas dan mengambark an isi materi. Daftar isi menyajikan
topik-topik yang dibahas. Topik-topik tersebut diurutkan berdasarkan urutan
kemunculan dalam modul. Pembelajar dapat melihat secara keseluruhan, topik-topik
yang tersedia dalam modul. Daftar isi juga mencantumkan nomor halaman untuk
memudahkan pembelajar menemukan topik. Selanjutnya peta informasi berupa
kaitan antara topik-topik yang dibahas. Modul perlu menyertakan peta Informasi.
Pada daftar isi akan terlihat topik apa saja yang dipelajari, tetapi tidak terlihat
kaitan antar topik tersebut. Pada peta informasi akan diperlihatkan kaitan antar
topik-topik dalam modul. Peta informasi yang disajikan dalam modul dapat saja
menggunakan diagram isi bahan ajar yang telah dipelajari sebelumnya. Kemudian
Penulisan tujuan kompetensi membantu pembelajar untuk mengetahui
pengetahuan, sikap, atau keterampilan apa yang dapat dikuasai setelah
menyelesaikan pelajaran. Bagian terakhir yaitu tes awal. Pembelajar perlu diberi
tahu keterampilan atau pengetahuan awal apa saja yang diperlukan untuk dapat
menguasai materi dalam modul. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan tes
awal. Tes awal bertujuan untuk memeriksa pengetahuan pembelajar terhadap
materi modul.
2. Bagian Inti
a. Pendahuluan/Tinjauan Umum Materi
Pendahuluan pada suatu modul berfungsi untuk; (1) memberikan
gambaran umum mengenai isi materi modul; (2) meyakinkan pembelajar bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
materi yang akan dipelajari dapat bermanfaat bagi mereka; (3) meluruskan
harapan pembelajar mengenai materi yang akan dipelajari; (4) mengaitkan
materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari; (5) memberikan
petunjuk bagaimana memelajari materi yang akan disajikan. Dalam pendahuluan
dapat saja disajikan peta informasi mengenai materi yang akan dibahas dan daftar
tujuan kompetensi yang akan dicapai setelah mempelajari modul.
b. Hubungan dengan materi atau pelajaran yang lain
Materi pada modul sebaiknya lengkap, dalam arti semua materi yang perlu
dipelajari tersedia dalam modul. Namun demikian, bila tujuan kompetensi
menghendaki pebelajar mempelajari materi untuk memperluas wawasan
berdasarkan materi di luar modul maka pembelajar perlu diberi arahan materi
apa, dari mana, dan bagaimana mengkasesnya. Bila materi tersebut tersedia pada
buku teks maka arahan tersebut dapat diberikan dengan menuliskan judul dan
pengarang buku teks tersebut.
c. Uraian Materi
Uraian materi merupakan penjelasan secara terperinci tentang materi
pembelajaran yang disampaikan dalam modul. Organisasikan isi materi
pembelajaran dengan urutan dan susunan yang sistematis, sehingga
memudahkan pembelajar memahami materi pembelajaran. Apabila materi yang
akan dituangkan cukup luas, maka dapat dikembangkan ke dalam beberapa
Kegiatan Belajar (KB). Setiap KB memuat uraian materi, penugasan, dan
rangkuman. Adapun sistematikanya misalnya sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Di dalam uraian materi setiap Kegiatan Belajar, baik susunan dan
penempatan naskah, gambar, mapun ilustrasi diatur sedemikian rupa sehingga
informasi mudah mengerti. Peneliti dapat megorganisasikan antarbab, antarunit
dan antarparagraf dengan susunan dan alur yang memudahkan pembelajar
memahaminya. Organisasi antara judul, sub judul dan uraian yang mudah
diikuti oleh pembelajar.
Pemberian judul dapat membantu pembelajar untuk menemukan bagian dari
teks yang ingin dipelajari, memberi tanda awal dan akhir suatu topik, memberi
kesan bahwa topik-topik terkelompok dalam topik yang lebih besar, memberi
ciri topik yang penting yang memerlukan pembahasan panjang dengan melihat
banyak halaman untuk membahas topik tersebut. Pemberian judul juga dapat
sebagai alat bantu bagi pembaca modul untuk mempelajari materi yang
disajikan dalam bentuk teks tertulis.
Kegiatan Belajar 1
Pengertian, Tujuan, dan Jenis-jenis Esai
A. Tujuan Kompetensi B. Uraian Materi C. Tes Formatif D. Tugas E. Rangkuman
Kegiatan Belajar 2
Struktur Penulisan Esai
A. Tujuan Kompetensi B. Uraian Materi C. Tes Formatif D. Tugas E. Rangkuman (dan seterusnya)
Bagan 2.5 Contoh Sistematika Uraian Materi Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Struktur pemberian judul mencerminkan struktur materi yang dikembangkan
oleh penulis modul. Penjenjangan atau hierarki sebaiknya tidak lebih dari tiga
jenjang. Lebih dari tiga jenjang akan menyulitkan pembaca untuk memahami
penjenjangan tersebut. Penjudulan untuk setiap jenjang sebaiknya dituliskan
dalam bentuk huruf berbeda. Misalnya:
d. Penugasan
Penugasan dalam modul perlu untuk menegaskan kompetensi yang
diharapkan setelah mempelajari modul. Jika pembelajar diharapkan untuk dapat
menghafal sesuatu, dalam penugasan hal ini perlu dinyatakan secara tegas. Jika
pembelajar diharapkan menghubungkan materi yang dipelajari pada modul
dengan pekerjaan sehari-harinya maka hal ini perlu ditugaskan kepada
pembelajar secara eksplisit. Penugasan juga menunjukkan bagian terpenting
dalam modul sehingga dapat mengasah kemampuan pembelajar.
e. Rangkuman
Rangkuman merupakan bagian dalam modul yang menelaah hal-hal pokok
dalam modul yang telah dibahas. Rangkuman diletakkan pada bagan akhir
modul.
A. JUDUL
1. Sub Judul
a. Anak Judul (Sub dari sub judul)
1) dan seterusnya
Bagan 2.6 Contoh Sistematika Penomoran dalam Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
3. Bagian Penutup
a. Glosarium atau daftar isitilah
Glosarium berisikan definisi-definisi yang menjadi pokok pembahasan dalam
materi. Definisi tersebut dibuat ringkas dengan tujuan untuk mengingat kembali
konsep yang telah dipelajari.
b. Tes Akhir
Tes akhir merupakan latihan yang dapat pembelajar kerjakan setelah
mempelajari suatu bagian dalam modul. Aturan umum untuk tes akhir ialah
bahwa tes tersebut dapat dikerjakan oleh pembelajar dalam waktu sekitar 20%
dari waktu mempelajari modul. Jadi, jika suatu modul dapat diselesaikan dalam
tiga jam maka tes akhir harus dapat dikerjakan oleh peserta belajar dalam waktu
sekitar setengah jam.
Mengacu pada pendapat di atas, maka modul yang dikembangkan memiliki
sistematika sebagai berikut:
1. Bagian pembuka
Bagian pembuka terdiri dari pendahuluan, deskripsi singkat isi modul,
capaian akhir pembelajaran, peta konsep, manfaat modul, petunjuk penggunaan
modul, tujuan pembelajaran, dan materi pokok.
2. Bagian inti
Bagian inti terdiri dari kegiatan belajar 1, 2, dan 3. Ketiga kegiatan itu ialah
(a) Kegiatan belajar I: Argumentasi, (b) Kegiatan belajar II: Esai, (c) Kegiatan
belajar III: Esai Argumentatif Menurut Toulmin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
3. Bagian penutup
Bagian penutup terdiri dari evaluasi sumatif, penutup, glosarium, daftar
pustaka, dan kunci jawaban.
2.2.5.6 Prosedur Penulisan Modul
Berdasarkan Depdiknas (2008: 12-16), prosedur penulisan modul
merupakan suatu proses pengembangan modul yang dilakukan secara sistematis.
Penulisan modul dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.
1. Analisis kebutuhan modul
Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis kompetensi
untuk menentukan jumlah dan judul modul yang dibutuhkan dalam mencapai suatu
kompetensi tertentu. Berikut ini langkah-langkah dalam menganalisis kebutuhan
modul yaitu; (a) Peneliti menetapkan terlebih dahulu kompetensi yang terdapat di
dalam garis-garis besar program pembelajaran yang akan dikembangkan menjadi
modul; (b) Peneliti mengidentifikasi dan menentukan ruang lingkup unit dan
kompetensi yang akan dicapai. (c) Peneliti mengidentifikasi dan menentukan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang disyaratkan. (d) Peneliti menentukan
judul modul yang akan dikembangkan.
2. Penyusunan draf
Penyusunan draf merupakan proses pengorganisasian materi pembelajaran
dari satu kompetensi atau sub kompetensi ke dalam satu kesatuan yang sistematis.
Penyusunan draf ini dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu (a) peneliti
menetapkan judul modul, (b) peneliti menetapkan tujuan akhir yang akan dicapai
pembelajar setelah selesai mempelajari modul, (c) peneliti menetapkan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
yang spesifik yang menunjang tujuan akhir, (d) peneliti menetapkan outline (garis
besar) modul, (e) peneliti mengembangkan materi pada garis-garis besar, (f)
peneliti memeriksa ulang draf modul yang dihasilkan, (g) peneliti menghasilkan
draf modul I.
Hasil akhir dari tahap ini adalah menghasilkan draf modul yang sekurang-
kurangnya mencangkup judul modul, kompetensi atau sub kompetensi yang akan
dicapai, tujuan siswa mempelajari modul, materi, prosedur, soal-soal, evaluasi atau
penilaian, dan kunci jawaban dari latihan soal.
3. Validasi
Validasi adalah proses permintaan persetujuan pengesahan terhadap
kelayakan modul. Validasi ini dilakukan oleh dosen ahli, dosen pengampu mata
kuliah Bahasa Indonesia. Tujuan dilakukannya validasi adalah mengetahui
kelayakan terhadap modul yang telah dibuat.
4. Uji coba modul
Uji coba modul dilakukan setelah draf modul selesai direvisi dengan masukan
dari validator. Tujan dari tahap ini adalah memperoleh masukan dari mahasiswa
responden uji coba produk untuk menyempurnakan modul. Uji coba penggunaan
modul dalam pembelajaran ini dilakukan kepada mahasiswa peserta mata kuliah
Bahasa Indonesia di Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata
Dharma dengan jumlah subjek 30 orang.
5. Revisi
Revisi atau perbaikan adalah proses perbaikan modul setelah mendapat
masukan dari dosen ahli, dosen pengampu dan mahasiswa. Perbaikan modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
mencangkup aspek penting penyusunan modul yaitu pengorganisasian materi
pembelajaran, penggunaan metode intruksional, penggunaan bahasa dan
pengorganisasian tata tulis.
2.2.5.7 Kriteria Penilaian Modul
Modul merupakan paket program yang disusun dan didesain sedemikian
rupa sehingga penyusunan modul memiliki ketentuan. Menurut Arsyad (1997: 87-
90) modul sebagai bahan ajar memiliki enam elemen yang harus diperhatikan saat
menyusunnya, yaitu: konsistensi, format organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan
penggunaan spasi kosong.
1. Konsistensi
Konsistensi modul yang dimaksud meliputi (a) konsistensi bentuk dan huruf
dari awal hingga akhir, (b) konsistensi jarak spasi, dan (c) konsistensi tata letak dan
pengetikan baik pola pengetikan maupun margin/batas-batas pengetikan.
2. Format
Format modul juga disesuaikan berdasarkan beberapa hal, yakni (a) format
kolom dibuat tunggal atau multi disesuaikan dengan bentuk dan ukuran kertas yang
digunakan, (b) format kertas vertikal/horizontal disesuaikan dengan tata letak dan
format pengetikan, (c) tanda-tanda (ikon) yang digunakan mudah dilihat dengan
cepat yang bertujuan untuk menekankan pada hal-hal yang dianggap penting atau
khusus.
3. Organisasi
Organisasi atau penyusunan modul juga disesuaikan berdasarkan beberapa
hal, yaitu (a) tampilan peta/bagian yang menggambarkan cakupan materi, (b) isi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
materi pembelajaran urut dan disusun secara sistematis, (c) naskah, gambar, dan
ilustrasi disusun sedemikian rupa sehinggga informasi mudah dimengerti oleh
siswa, (d) antarunit, antarparagraf, dan antarbab disusun dalam alur yang mudah
dipahami pembelajar, dan (e) antara judul, subjudul, dan uraian diorganisasikan
agar mudah diikuti oleh siswa.
4. Daya tarik
Daya tarik modul yang dimaksud meliputi sampul depan mengombinasikan
warna, gambar/ilustrasi, bentuk dan ukuran huruf yang sesuai dan isi modul
menempatkan rangsangan-rangsangan berupa gambar/ilustrasi, huruf tebal, miring,
garis bawah atau warna serta tugas dan latihan dikemas secara menarik dan
mengarah untuk meningkatkan keterampilan menulis pembelajar.
5. Bentuk dan ukuran huruf
Bentuk dan ukuran huruf yang ideal meliputi beberapa aspek, antara lain
(a) bentuk dan ukuran huruf mudah dibaca sesuai dengan karakteristik umum
mahasiswa, (b) perbandingan huruf proporsional antara judul, subjudul, dan isi
naskah yang sesuai dan tidak berlebihan, (c) modul tidak menggunakan huruf
kapital untuk seluruh teks, karena dapat membuat proses membaca menajadi sulit.
6. Penggunaan ruang/spasi kosong
Penggunaan ruang atau spasi kosong yang dimaksud meliputi (a) batas tepi
(marjin), (b) spasi antarkolom, (c) pergantian antarparagraf, dan pergantian
antarbab atau bagian.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulankan bahwa dalam
pengembangan modul perlu dilakukan penilaian. Penilaian ini bertujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
mengetahui kualitas modul yang dikembangkan. Depdiknas (2008: 28) menyatakan
komponen evaluasi terdiri dari:
1. Komponen kelayakan isi mencakup hal-hal, seperti kesesuaian dengan
capaian kompetensi; kesesuaian dengan perkembangan anak; kesesuaian
dengan kebutuhan bahan ajar; kebenaran substansi materi pembelajaran;
manfaat untuk penambahan wawasan; kesesuaian dengan nilai moral, dan
nilai-nilai sosial.
2. Komponen kelayakan kebahasaan, antara lain mencakup keterbacaan;
kejelasan informasi; kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar; pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat).
3. Komponen kelayakan penyajian antara lain mencakup kejelasan tujuan
(indikator) yang ingin dicapai; urutan sajian; pemberian motivasi, daya tarik;
interaksi (pemberian stimulus dan respon); kelengkapan informasi
4. Komponen kelayakan kegrafikan antara lain mencakup penggunaan jenis
tulisan; penggunaan ukuran tulisan; layout atau tata letak; ilustrasi, gambar,
foto; dan desain tampilan.
2.3 Kerangka Berpikir
Kemampuan mahasiswa dalam bidang menulis sangat diperhatikan dalam
dunia kerja maupun lingkungan akademik. Hal tersebut disebabkan karena tuntutan
mahasiswa yang harus pandai mengungkapkan pendapat melalui keterampilan
menulis. Kemampuan mahasiswa dalam menulis secara khusus menulis
argumentasi juga sangat perlu diterapkan secara langsung bahkan ditingkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
dalam kualitas penulisannya. Penulisan argumentasi dapat dapat diterapkan salah
satunya berupa penulisan esai argumentasi.
Berdasarkan hasil identifikasi peneliti tentang pentingnya menulis esai
argumentatif terhadap mahasiswa terdapat kecenderungan sikap ingin tahu yang
tinggi tentang penulisan esai argumentatif. Keingintahuan tersebut tidak diimbangi
dengan adanya media pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar. Media
pembelajaran yang sesuai seharusnya dapat mempermudah pengajar dalam
menjelaskan materi ajar khususnya menulis esai argumentatif. Oleh karena itu,
peneliti menawarkan sebuah media pembelajaran berupa modul pembelajaran
dengan menggunakan pola pengembangan menulis esai argumentatif berspektif
Logika Toulmin dan strategi pembelajaran sesuai paradigma pembelajaran
Pedagogi Reflektif. Peneliti berharap dengan adanya modul pembelajaran tersebut,
mahasiswa semakin lihai dalam menulis esai argumentatif dengan berbagai bidang
yang diminatinya dan mampu mengasah kemampuan berpikir kritis mahasiswa
untuk memberikan pendapat atau argumennya dengan baik.
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa peserta mata kuliah
Bahasa Indonesia, Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata
Dharma. Peneliti memilih mahasiswa peserta mata kuliah Bahasa Indonesia karena
pada mata kuliah iniah mahasiswa mulai diberikan pengetahuan tentang
kemampuan menulis di jenjang perguruan tinggi. Mengingat bahwa esai
argumentatif merupakan salah satu dari kompetensi dasar yang harus dimiliki
mahasiswa, maka mahasiswa pun dianjurkan untuk memiliki keterampilan menulis
esai argumentatif guna untuk menuliskan sebuah gagasan akademik maupun non
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
akademik, untuk penunjang tugas perkuliahan, atau untuk memberikan pendapat
sesuai dengan alur intelektual.
Dalam penelitian ini, peneliti akan membuat dan membagikan angket
tentang pentingnya kemampuan menulis esai agumentatif. Angket ini peneliti
sebagikan secara acak kepada mahasiswa di Universitas Sanaa Dharma. Hasil
angket ini diharapkan mampu menjadi landasan awal permasalahan dalam
penelitian ini. Kemudian, peneliti akan melakukan observasi, pengisian angket
analisis kebutuhan kepada dosen dan mahasiswa peserta mata kuliah Bahasa
Indonesia, Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma
guna mendapatkan gambaran nyata tentang permasalahan mahasiswa dalam
menulis esai argumentatif. Langkah selanjutnya, peneliti akan melakukan tes
menulis esai argumentatif kepada mahasiswa peserta mata kuliah tersebut.
Seluruh instrumen penelitian tersebut dianalisis dan menghasilkan data awal
terkait materi pembelajaran dan strategi pembelajaran yang harus dikembangkan.
Data awal tersebut menjadi landasan peneliti untuk membuat produk penelitian
berupa modul pembelajaran menulis esai argumentatif. Pengembangan modul ini
nantinya berdasarkan pada empat aspek yaitu (1) kebermanfaatan penguasaan
menulis esai agumentatif bagi mahasiswa, (2) tingkat kemampuan menulis esai
argumentatif mahasiswa, (3) kebutuhan mahasiswa akan materi menulis esai
argumentatif, dan (4) kebutuhan strategi pembelajaranyang sesuai dalam menulis
esai argumentatif. Data awal tersebut juga akan peneliti korelasikan dengan kajian
kepustakaan yang telah ada sehingga mampu menghasilkan modul pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
menulis esai argumentatif yang tepat guna dan tepat sasaran. Secara ringkas,
kerangka berpikir ini dapat dibuat ke dalam bagan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Modul Pembelajaran Menulis Esai Argumentatif
Kajian Teori Data
Wawancara Dosen dan Observasi ke
Penyebaran Angket Penyebaran Angket Penyebaran Angket Tes
PENGEMBANGAN MODUL
Kebermanfaatan Penguasaan
Menulis Esai Argumentatif di
Perguruan Tinggi
Tingkat Kemampuan Menulis Esai Argumentatif
Kebutuhan Mahasiswa akan Materi Menulis
Esai Argumentatif
Kebutuhan Strategi Belajar Menulis
Esai Argumentatif
Uji Validasi
Revisi produk 1
Uji Coba
Revisi produk 2
Bagan 2.7 Alur Pengembangan Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research &
Development (R&D). Penelitian pengembangan merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang
digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Secara lebih rinci, metode
penelitian ini dikaji dalam 6 hal, yaitu (1) jenis penelitian, (2) sumber data dan
data, (3) teknik pengumpulan data, (4) instrumen penelitian, (5) teknik analisis
data, dan (6) prosedur pengembangan produk. Berikut ini penjelasan mengenai 6
hal tersebut.
3.1 Jenis Penelitian
Pengembangan modul pembelajaran ini didasarkan pada pengembangan
Research & Development Borg dan Gall dalam Sugiyono (2015). Menurut ahli
tersebut, model pengembangannya memuat panduan sistematika langkah-langkah
penelitian yang dilakukan peneliti. Dalam salah satu langkah itu, peneliti dapat
mengukur standar kelayakan produk yang dirancangnya. Oleh sebab itu,
pengembangan ini memerlukan rujukan tentang prosedur produk yang akan
dikembangkan.
Borg dan Gall dalam Sugiyono (2015) menyatakan bahwa prosedur
penelitian pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu: (1)
mengembangkan produk dan (2) menguji keefektifan produk dalam mencapai
tujuan. Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengembang, sedangkan tujuan
kedua disebut sebagai validasi. Dengan demikkian, konsep penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
pengembangan lebih tepat diartikan sebagai upaya pengembangan yang sekaligus
disertai dengan upaya validasinya.
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Modul
Pembelajaran Menulis Esai Argumentatif Berperspektif Logika Toulmin dengan
Paradigma Pembelajaran Pedagogi Reflektif pada Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma. Modul tersebut diharapkan mampu
meningkatkan pemahaman mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
mengenai materi menulis esai argumentatif dan mampu meningkatkan hasil
belajar mahasiswa terkait materi tersebut.
3.2 Sumber Data dan Data
Peneliti memperoleh sumber data dari dosen dan mahasiswa peserta mata
kuliah Bahasa Indonesia, kelas c, di Program Studi Matematika. Selain itu, data
yang didapatkan dalam penelitian ini adalah data-data yang dihasilkan
berdasarkan pengumpulan informasi. Berikut penjelasan sumber data dan data
yang telah dibagi menjadi beberapa bagian antara lain (1) tempat/lokasi penelitian,
(2) sumber data yang akan dibutuhkan dalam penelitian ini serta (3) data yang
dapat diperoleh peneliti dari sumber data tersebut.
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Tempat
penelitian ini dilakukan di kelas C, ruang K.305 pada mata kuliah Bahasa
Indonesia, Program Studi Pendidikan Matematika, Kampus III, Paingan,
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
3.2.2 Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini meliputi satu dosen pengampu mata
kuliah bahasa Indonesia dan mahasiswa peserta mata kuliah bahasa Indonesia di
Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma, yang
berjumlah 30 orang.
Uji validasi Modul Menulis Esai Argumentasi Berperspektif Logika
Toulmin yang diintegrasikan dengan strategi pembelajaran Paradigma
Pedagogi Reflektif dilakukan oleh dua dosen yaitu satu dosen pengampu dan
satu dosen ahli. Satu orang dosen pengampu tersebut yaitu Ibu Septina
Krismawati, S.S., M.A. Satu orang dosen ahli yang menguji validasi modul
tersebut yaitu Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.
3.2.3 Data Penelitian
Data penelitian didapatkan dari mahasiswa dan dosen pengampu mata
kuliah bahasa Indonesia. Mahasiswa sebagai sumber data dapat memberikan
empat data, yakni (1) berbagai informasi awal tentang menulis esai argumentatif,
(2) kesulitan-kesulitan dalam menulis esai argumentatif, (3) saran desain modul
pembelajaran menulis esai yang diinginkan, dan (4) hasil tulisan mahasiswa
berupa esai argumentatif. Data yang berasal dari dosen pengampu meliputi (1)
hasil observasi, seperti strategi pembelajaran di kelas, cara dosen memberikan
motivasi kepada mahasiswa, dan cara dosen mengatasi kendala-kendala selama
proses pembelajaran di kelas (2) hasil wawancara, seperti kebutuhan modul
pembelajaran, kendala-kendala yang dialami ketika mengajarkan materi menulis
esai argumentatif, referensi yang digunakan untuk mengajarkan menulis esai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
argumentatif, dan saran terhadap modul yang dikembangkan (3) hasil validasi
modul yang dibuat peneliti, dan (4) saran-saran yang diperlukan peneliti dalam
mengembangkan produk. Satu orang dosen ahli sebagai validator memberikan
data berupa hasil validasi modul menulis esai argumentatif yang diisikan
dalam sebuah angket validasi modul.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan data dalam beberapa tahap. Tahap pertama,
peneliti mengumpulkan data menggunakan instrumen kuantitiatif berupa angket
untuk menemukan masalah dan potensi yang ada di suatu objek penelitian. Data
yang diperoleh dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pembuatan
rancangan produk. Tahap kedua, pengumpulan data berupa angket diperlukan
untuk mengetahui pengalaman awal mahasiswa terkait menulis esai argumentatif
dan informasi yang diperlukan pada saat akan membuat rancangan produk.
Peneliti meminta pertimbangan pada sampel atau informan serta studi
kepustakaan tentang rancangan produk modul pembelajaran menulis esai
argumentatif. Tujuan pertimbangan ini dibuat untuk membantu peningkatan
kemampuan menulis esai argumentatif mahasiswa.
Tahap ketiga pengumpulan data diperlukan pada saat menguji rancangan
atau desain modul. Pada tahap ini peneliti memperoleh pendapat, komentar, dan
saran-saran dari ahli dan praktisi terhadap rancangan produk yang telah dibuat.
Instrumen yang digunakan unruk mengetahui berbagai informasi itu adalah
observasi, wawancara, dan validasi. Semua data tersebut dianalisis dan
selanjutnya digunakan untuk merancang desain modul yang peneliti kembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Setelah modul dibuat, modul tersebut diujicobakan secara terbatas, dalam proses
pengujian perlu pengumpulan data (sebagai tahap keempat) dengan tes, dan
validasi mahasiswa. Berdasarkan hasil uji coba terbatas tadi, selanjutnya data
dianalisis dan hasilnya digunakan untuk revisi produk. Revisi produk berupa
modul menulis esai argumentatif menjadi tahap akhir dari serangkaian penelitian
ini.
3.4 Instrumen Penelitian
Berdasarkan teknik pengumpulan data tersebut, peneliti menggunakan
instrumen penelitian secara kualitatif dan kuantitatif. Berikut ini penjabaran lebih
rinci instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti.
1. Tes
Tes merupakan pengukuran yang objektif dan standar. Pengukuran data
dengan tes dilakukan dengan cara memberikan tugas untuk menulis esai kepada
subjek yang diteliti. Data hasil tes nantinya berupa data kualitatif (Anastari dalam
Sugiyono, 2015: 208). Tugas tersebut akan dijadikan tes awal. Tes awal ini
dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal sejauh mana mahasiswa peserta
mata kuliah bahasa Indonesia dalam memahami materi dan keterampilannya
menulis esai argumentatif.
Peneliti memberikan tes akhir kepada mahasiswa peserta mata kuliah
Bahasa Indonesia ketika pembelajaran selesai. Tes akhir dilakukan berguna
mengukur kondisi pemahaman mahasiswa setelah melakukan pmbelajaran
dengan menggunakan modul yang peneliti buat. Hasil tes tersebut akan diukur
secara kuantitatif dan kualitatif untuk dilihat perbandingan tingkat pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
mahasiswa saat sebelum menggunakan modul dan sesuadah menggunakan
modul.
2. Wawancara
Wawancara terstruktur (structured interview) digunakan sebagai teknik
pengumpulan data bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi
yang akan diperoleh (Estenberg dalam Sugiyono, 2015: 233). Dengan demikian,
dalam melakukan wawancara peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah
disiapkan. Wawancara yang digunakan untuk menggali informasi dari dosen
pengampu adalah wawancara berstruktur. Peneliti menyiapkan butir-butir
pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi yang ingin diperoleh peneliti.
3. Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket
tertutup. Angket tertutup menggunakan skala likert dengan 5 pilihan jawaban,
yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Tahu (TT), Tidak Setuju (TS), dan
Sangat Tidak Setuju (STS). Instrumen berupa angket/kuesioner yang dibuat
pertama ditujukan kepada beberapa mahasiswa di Universitas Sanata Dharma
yang dipilih peneliti secara acak. Selanjutnya, peneliti memberikan angket
kepada mahasiswa peserta mata kuliah bahasa Indonesis, kelas C, Program Studi
Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma yang berjumlah 30
responden. Hal ini dilakukan untuk mengukur pengalaman awal mahasiswa
tentang menulis esai argumentatif, saran untuk pengembangan modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
pembelajaran menulis esai argumentatif, dan saran perbaikan modul yang
diujicobakan.
Lembar validasi berupa angket untuk reviewer dan responden. Saran-
saran yang membangun lewat angket itu digunakan untuk melakukan analisis dan
perbaikan terhadap produk yang sedang dikembangkan peneliti. Skala yang
digunakan dalam validasi produk ini adalah skala likert. Selain itu, angket
validasi meliputi 4 aspek penilaian. Keempat aspek penilaian itu adalah aspek
isi/materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan.
Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mendapatkan data yang
diharapkan terlebih dahulu diuji validitasnya. Validasi instrumen dalam
penelitian ini menggunakan validitas logis dan validitas internal. Validitas logis
yaitu dilihat secara teoritis oleh dosen ahli, apakah sesuai dengan apa yang akan
dilakukan di lapangan, sedangkan validitas internal dilakukan dengan
mencocokkan instrumen penelitian yang akan digunakan dengan kisi-kisi
instrumen. Untuk memperoleh informasi tentang pengukuran kesesuaian isi
angket, peneliti menyerahkan butir-butir instrumen kepada ahli/pakar yang
dipandang layak untuk memberikan penilaian terhadap aspek-aspek yang
tercantum pada instrumen. Ahli/pakar yang dimaksud adalah dosen pembimbing
dan dosen ahli. Selain itu, peneliti juga mendapatkan informasi tentang kelayakan
modul dari mahasiswa peserta mata kuliah bahasa Indonesia selaku responden
dan pengguna modul yang sedang diujicobakan. Selanjutnya, hasil penilaian
ahli/pakar tersebut dianalisis untuk memutuskan apakah instrumen sudah layak
digunakan dalam penelitian ini atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
4. Observasi
Observasi termasuk salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara pengamatan terhadap perilaku dan lingkungan. Observasi dilakukan
peneliti pada awal pengumpulan data dan saat uji coba produk berlangsung.
Observasi yang dilakukan dengan mengamati metode pengajaran yang dilakukan
dosen dan bagaimana perilaku mahasiswa selama pembelajaran berlangsung.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain (Sugiyono, 2015). Teknik analisis data berguna untuk mengetahui
bagaimana cara peneliti menganalisis data-data yang telah diperoleh melalui
berbagai instrumen penelitian yang telah dibuat. Berikut teknik analisis data yang
digunakan peneliti.
1. Analisis Hasil Tes Mahasiswa
Tes yang diberikan mahasiswa diberikan sebanyak dua kali yaitu tes awal
(pretest) dan tes akhir (posttest). Kedua jenis tes tersebut dianalisis secara
kualitatif. Peneliti akan mengumpulkan informasi terkait keterampilan menulis
esai yang akan dianalisis melalui lima aspek keterampilan menulis yaitu aspek (1)
isi, (2) organisasi, (3) kosakata, (4) bahasa, (5) penulisan. Kelima aspek penilaian
menulis tersebut diperdalam lagi ke dalam beberapa patokan untuk memudahkan
peneliti untuk menganalisis esai mahasiswa. Esai yang belum memenuhi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
yang sudah memenuhi kriteria penilaian tersebut akan dilampirkan ke dalam bab
IV dan dianalisis sesuai dengan teori yang sesuai.
2. Analisis Hasil Wawancara Dosen
Wawancara dilakukan pada tahap pengumpulan data sebelum
perancangan produk. Hasil wawancara dengan dosen pengampu peserta mata
kuliah bahasa Indonesia ini nantinya peneliti transkrip dan diambil garis besar
isinya. Isi wawancara peneliti analisis dalam bab IV. Setelah
dideskripsikanpeneliti membuat kesimpulan secara umum dari hasil wawancara.
3. Analisis Lembar Angket Mahasiswa
Analisis lembar angket menggunakan Skala Likert. Skala Likert juga
adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat
seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial,
berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Dalam
menganalisis lembar angket siswa, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
a. Mengubah skor dari setiap butir pertanyaan dengan kriteria skor
sebagai berikut. Konversi nilai mengacu pada Nurgiyantoro (2011: 92).
KETERANGAN SKOR Sangat Setuju 5 Setuju 4 Tidak Tahu 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1
Tabel 3.1 Konversi Nilai dan Skala Sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
b. Menjumlahkan skor dari setiap butir pertanyaan
Rumus: T x Pn
T = Total jumlah responden yang memilih
Pn = Pilihan angka skor Likert
c. Menghitung skor ideal (tertinggi) dan skor terendah
Skor ideal (X) diperoleh dengan menghitung hasil kali jumlah responden
dengan skor maksimal dari tiap butir soal. Sedangkan skor terendah (Y) diperoleh
dengan menghitung hasil kali jumlah responden dengan skor minimal dari tiap
butir soal. Penghitungan skor ideal ini berfungsi untuk menentukan batasan
kategori dalam skala Likert.
Rumus:
X : Jumlah responden x 5 (skor maksimal)
Y : Jumlah responden x 1 (skor minimal)
d. Menghitung persentase dengan skor yang diperoleh dibagi skor
maksimal dikalikan 100%
e. Mengubah persentase dengan kategori
Seluruh data yang sudah dihitung, akan peneliti sajikan dalam bentuk data
diskrit. Data diskrit adalah data yang hanya dikelompokkan secara terpisah
menjadi dua atau beberapa kelompok yang tidak ada hubungannya. Peneliti akan
memisahkan dan menjabarkan hasil persentase tiap kategori tanpa ada hubungan
yang signifikan dari antara kategori tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
4. Analisis Validasi Produk oleh Dosen Ahli, Dosen Pengampu, dan Uji
Coba Mahasiswa
Data yang diperoleh melalui kegiatan validais diklasifikasikan menjadi 2,
yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yang berupa kritik dan
saran yang dikemukakan ahli media, ahli materi, dan mahasiswa dihimpun dan
disarikan untuk memperbaiki produk modul pembelajaran yang dikembangkan.
Proses revisi produk disajikan secara rinci dengan menyajikan tahap-tahap revisi
yang dilakukan. Pada tahap revisi produk akan ditampilkan produk sebelum dan
sesudah revisi disertai dengan deskripsi yang menjelaskan proses revisi.
Data kuantitatif mengenai kualitas modul yang diperoleh dari para
responden melalui kuesioner dengan skala Likert dianalisis secara statisik
deskriptif. Ada tiga langkah yang dilakukan peneliti dalam menyajikan data
kuantitatif. Langkah-langkah itu, antara lain: (a) pengumpulan data kasar; (b)
pemberian skor, untuk analisis kuantitatif; (c) skor yang diperoleh dikonversikan
mennjadi nilai dengan skala lima menggunakan acuan konversi pada pendekatan
PAP (penilaian acuan patokan) sebagai berikut (Sukardjo, 2008:53).
Kategori Interval Skor Sangat Baik x>Xi + 1,80 SBi Baik Xi + 0,60SBi < x ≤ Xi + 1,80 SBi Cukup Baik Xi – 0,060 SBi < x ≤ Xi + 0,60 SBi Kurang Baik Xi – 1,80 SBi < x ≤ Xi – 0,60 Sbi Sangat Kurang Baik X ≤ Xi – 1,80 SBi
Tabel 3.2 Konversi nilai skala lima berdasarka penilaian acuan patokan (PAP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Keterangan :
Xi : rerata ideal = ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Sbi : simpangan baku ideal = 1/6 (skor maksimal ideal – skor
minimal ideal)
Dalam penelitian ini, nilai kelayakan ditentukan dengan nilai minimal
“C” dengan kategori “cukup”. Jadi, jika hasil penilaian oleh dosen ahli, dosen
pengampu dan mahasiswa peserta mata kuliah, skor rata-ratanya memperoleh
nilai “C”, maka pengembangan bahan ajar berupa Modul Pembelajaran Menulis
Esai Argumentatif Berperspektif Logika Toulmin dan Paradigma Pedagogi
Reflektif pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia Program Studi Pendidikan
Matematika dianggap “cukup layak digunakan”.
5. Analisis Hasil Observasi Kelas
Seluruh instrumen observasi ini dibuat menggunakan kisi-kisi dan
dikembangkan ke dalam format tabel pernyataan yang dapat langsung diberi
tanda checklist (√) sesuai hasil kondisi yang terjadi di dalam kelas. Hasil dari
tabel tersebut selanjutnya dijabarkan dan diambil garis besar isinya. Selanjutnya,
peneliti menarik kesimpulan secara umum.
3.6 Prosedur Pengembangan Produk
Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti mengadopsi prosedur
pengembangan milik Borg dan Gall dalam Sugiyono (2015). Borg dan Gall dalam
Sugiyono (2015: 35 – 37), menuliskan dalam bukunya yang berjudul Educational
Research menyatakan bahwa ada sepuluh langkah pelaksanaan teknik
penelitian dan pengembangan, yaitu sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
1. Research and information collecting (penelitian dan pengumpulan
informasi)
Peneliti melakukan pengukuran kebutuhan, studi literatur yang berkaitan
dengan permasalahan yang dikaji, penelitian dalam skala kecil,
persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian dan
pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.
2. Planning (perencanaan)
Peneliti menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan
yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang
hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah
penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.
3. Develop preliminary form of product (pengembangan draf produk)
Peneliti membuat pengembangan bentuk permulaan dari produk yang
akan dihasilkan. Selain itu, peneliti melakukan persiapan yang terdiri
dari persiapan komponen pendukung, persiapan bahan pembelajaran,
pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan
instrumen pendukung.
4. Preliminary field testing (uji coba lapangan awal)
Tahap ini berisi uji coba lapangan awal dalam skala terbatas dengan
melibatkan subjek sebanyak 6 – 12 subjek. Pada langkah ini pengumpulan
dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau
angket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
5. Main product revision (merevisi hasil uji coba)
Tahap ini berisi perbaikan terhadap produk awal berdasarkan hasil uji coba
awal. Perbaikan dan penyempurnaan ini sangat mungkin dilakukan lebih
dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam uji coba
terbatas, sehingga diperoleh draf produk (model) utama yang siap diuji
coba lebih luas.
6. Main field testing (uji coba lapangan)
Uji coba utama yang melibatkan seluruh responden–dalam hal ini berarti
mahasiswa. Uji coba pada modul ini dapat dilakukan kepada seluruh
mahasiswa peserta mata kuliah bahasa Indonesia kelas C, Program Studi
Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma.
7. Operational product revision (penyempurnaan produk hasil uji lapangan)
Tahap ini berisi perbaikan atau penyempurnaan terhadap hasil uji coba
lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain
model operasional yang siap divalidasi.
8. Operational field testing (uji pelaksanaan lapangan)
Langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah dihasilkan.
Uji validasi ini melibatkan subjek penelitian dengan jangkauan yang
besar. Data pengujian lapangan ini juga dapat ditambahkan dengan
melakukan angket, wawancara, dan obeservasi serta analisis hasilnya.
9. Final product revision (penyempurnaan produk akhir)
Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan. Hasil
penyempurnaan akhir ini akan menghasilkan produk akhir (final).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
10. Dissemination and implementation (diseminasi dan implementasi)
Tahap akhir ini berisi penyebarluasan produk atau model yang sudah
dikembangkan. Langkah yang dapat ditempuh untuk penyebarluasan
produk yaitu dengan penulisan hasil penlitian dalam pertemuan profesional
dan dalam jurnal. Selain itu, dalam pengimplementasian produk,
peneliti dapat bekerja sama dengan penerbit untuk penerbitan.
Peneliti menyederhanakan langkah-langkah R & D yang diajukan oleh
Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2015) tersebut dapat menjadi enam tahap. Hal ini
dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya yang dimiliki peneliti.
Keenam tahap tersebut yaitu (1) penelitian dan pengumpulan informasi, (2)
pengembangan produk, (3) uji validasi, (4) revisi produk I, (5) uji coba produk,
(6) revisi produk II.
Potensi dan Masalah
Pengumpulan Data
Desain Produk
Validasi Desain
Revisi DesainUji Coba Produk
Revisi ProdukUji Coba
Pemakaian
Revisi ProdukProduksi Massal
Bagan 3.1 Bagan prosedur penelitian menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2015)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Berkaitan dengan pengembangan modul, peneliti juga mengacu pada
langkah-langkah pembuatan modul berdasarkan Direktorat Tenaga
Kependidikan (2008). Penulisan modul merupakan proses penyusunan materi
pembelajaran yang dikemas secara sistematis sehingga siap dipelajari oleh
pebelajar untuk mencapai kompetensi atau sub kompetensi. Penyusunan modul
belajar mengacu pada kompetensi yang terdapat di dalam tujuan yang ditetapkan.
Maka, keenam langkah tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.
1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi
Informasi diperoleh dari dosen dan mahasiswa mata kuliah bahasa
Indonesia di Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata
Dharma. Pengumpulan informasi dari dosen dilakukan dengan menggunakan
instrumen penelitian berupa wawancara, sedangkan pengumpulan informasi
dari mahasiswa dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa
angket.
Selain itu, peneliti juga melakukan studi literature. Studi ini
dilakukan untuk menganalisis permasalahan yang dikaji. Peneliti juga
merancang kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan
penelitian dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian
ini. Pengembangan desain atau langkah-langkah penelitian serta
kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas juga dilakukan peneliti dalam
tahap ini.
Terkait dengan hal tersebut, peneliti juga akan melakukan analisis
kebutuhan modul sesuai dengan Direktorat Tenaga Kependidikan (2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis kompetensi/
tujuan untuk menentukan jumlah dan judul modul yang dibutuhkan untuk
mencapai suatu kompetensi tersebut. Penetapan judul modul didasarkan
pada kompetensi yang terdapat pada garis-garis besar program yang
ditetapkan. Analisis kebutuhan modul bertujuan untuk mengidentifikasi dan
menetapkan jumlah dan judul modul yang harus dikembangkan. Analisis
kebutuhan modul dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut
1) Peneliti menetapkan kompetensi yang terdapat di dalam garis-garis
besar program pembelajaran yang akan disusun modulnya.
2) Peneliti mengidentifikasi dan tentukan ruang lingkup unit kompetensi
tersebut.
3) Peneliti mengidentifikasi dan tentukan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang dipersyaratkan.
4) Peneliti menentukan judul modul yang akan ditulis.
5) Peneliti melakukan kegiatan analisis kebutuhan modul yang
dilaksanakan pada periode awal pengembangan modul.
2. Pengembangan Produk
Setelah mendapatkan informasi dari dosen dan mahasiswa melalui
angket dan wawancara, langkah selanjutnya adalah melakukan
pengembangan produk. Pada tahap ini, peneliti mendesain bahan ajar
modul. Langkah awal mendesain bahan ajar modul adalah menyusun
draf modul. Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008), penyusunan
draft modul merupakan proses penyusunan dan pengorganisasian materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
pembelajaran dari suatu kompetensi atau subkompetensi menjadi satu
kesatuan yang sistematis. Penyusunan draft modul bertujuan
menyediakan draft suatu modul sesuai dengan kompetensi atau sub
kompetensi yang telah ditetapkan. Penulisan draft modul dapat
dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1) Peneliti menetapkan judul modul.
2) Peneliti menetapkan tujuan akhir yaitu kemampuan yang harus
dicapai oleh peserta didik setelah selesai mempelajari satu modul.
3) Peneliti menetapkan tujuan antara yaitu kemampuan spesifik yang
menunjang tujuan akhir.
4) Peneliti menetapkan garis-garis besar atau outline modul.
5) Peneliti mengembangkan materi pada garis-garis besar.
6) Peneliti memeriksa ulang draft yang telah dihasilkan.
Setelah materi yang diperoleh dari berbagai sumber terkumpul,
langkah selanjutnya adalah menyusun produk bahan ajar berupa Modul
Pembelajaran Esai Argumentatif. Penyusunan produk berupa modul
disesuaikan dengan aspek isi/materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan.
Modul yang dikembangkan dilengkapi dengan halaman judul, kata
pengantar, deskripsi cara menggunakan modul, daftar isi, daftar
kompetensi dasar, tujuan, peta konsep, materi pembelajaran,
gambar/ilustrasi, latihan, aksi, rangkuman, uji formatif, kolom refleksi,
evaluasi, kunci jawaban, daftar pustaka, d a n glosarium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
3. Uji Validasi
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008), validasi adalah
proses permintaan persetujuan atau pengesahan terhadap kesesuaian modul
dengan kebutuhan. Untuk mendapatkan pengakuan kesesuaian tersebut, maka
validasi perlu dilakukan dengan melibatkan pihak praktisi yang ahli sesuai
dengan bidang-bidang terkait dalam modul.
Validasi modul bertujuan untuk memperoleh pengakuan atau
pengesahan kesesuaian modul dengan kebutuhan sehingga modul tersebut
layak dan cocok digunakan dalam pembelajaran. Validasi modul meliputi
(1) isi materi atau substansi modul, (2) penggunaan bahasa, serta (3)
penggunaan metode instruksional.
Untuk melakukan validasi draft modul dapat peneliti mengikuti
langkah-langkah berikut.
1) Peneliti menyiapkan dan menggandakan draft modul yang akan
divalidasi sesuai dengan banyaknya validator yang terlibat.
2) Peneliti menyusun instrumen pendukung validasi.
3) Peneliti mendistribusikan draft modul dan instrumen validasi
kepada validator.
4) Peneliti menginformasikan kepada validator tentang tujuan validasi dan
kegiatan yang harus dilakukan oleh validator.
5) Validator mengumpulkan kembali draft modul dan instrumen validasi.
6) Peneliti memproses dan menyimpulkan hasil dari lembar validasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Dari kegiatan validasi draft modul akan dihasilkan draft modul yang
mendapat masukkan dan persetujuan dari para validator, sesuai dengan
bidangnya. Lalu peneliti memasukkan hasil tersebut digunakan sebagai bahan
penyempurnaan modul.
Validasi bahan ajar modul dilakukan oleh 2 dosen ahli dan 1
dosen pengampu mata kuliah bahasa Indonesia di Program Studi Pendidikan
Matematika, Universitas Sanata Dharma. Validasi dilakukan untuk menggali
informasi terkait kualitas bahan ajar yang dikembangkan. Instrumen
validasi berupa angket/kuesioner yang berisi penilaian kelayakan modul
berdasarkan aspek isi/materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan.
4. Revisi Produk I
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008), revisi atau perbaikan
merupakan proses penyempurnaan modul setelah memperoleh masukan dari
kegiatan uji coba dan validasi. Kegiatan revisi draft modul bertujuan untuk
melakukan penyempurnaan yang komprehensif terhadap modul. Mengacu
pada prinsip peningkatan mutu berkesinambungan, secara terus menerus
modul dapat ditinjau ulang dan diperbaiki. Maka perbaikan modul harus
mencakup aspek-aspek penting penyusunan modul di antaranya yaitu:
a. pengorganisasian materi pembelajaran;
b. penggunaan metode instruksional;
c. penggunaan bahasa; dan
d. pengorganisasian tata tulis dan perwajahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Setelah desain produk divalidasi oleh dosen ahli dan dosen pengampu
mata kuliah bahasa Indonesia di Program Studi Pendidikan Matematika,
Universitas Sanata Dharma, langkah selanjutnya adalah merevisi atau
memperbaiki produk sesuai dengan masukan dari dosen ahli dan dosen
pengampu mata kuliah bahasa Indonesia di Program Studi Pendidikan
Matematika, Universitas Sanata Dharma.
5. Uji Coba Produk
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008), uji coba draft modul
adalah kegiatan penggunaan modul pada peserta terbatas, untuk mengetahui
keterlaksanaan dan manfaat modul dalam pembelajaran sebelum modul
tersebut digunakan secara umum. Uji coba draft modul bertujuan untuk
mengetahui kemampuan dan kemudahan peserta dalam memahami dan
menggunakan modul, mengetahui efisiensi waktu belajar dengan menggunakan
modul, dan mengetahui efektifitas modul dalam membantu peserta
mempelajari dan menguasai materi pembelajaran.
Untuk melakukan uji coba draft modul dapat peneliti mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut.
1) Peneliti menyiapkan dan menggandakan draft modul yang akan
diujicobakan sebanyak peserta yang akan diikutkan dalam uji coba.
2) Peneliti menyusun instrumen pendukung uji coba.
3) Peneliti mendistribusikan draft modul dan instrumen pendukung uji
coba kepada peserta uji coba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
4) Peneliti menginformasikan kepada peserta uji coba tentang tujuan uji
coba dan kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta uji coba.
5) Peneliti mengumpulkan kembali instrumen uji coba.
6) Peneliti memproses dan menyimpulkan hasil pengumpulan masukan
yang dijaring melalui instrumen uji coba.
Uji produk ini dilakukan oleh mahasiswa selaku responden dan juga
pengguna untuk mendapatkan informasi mengenai bahan ajar yang berupa
modul Penulisan Esai Argumentatif. Dari hasil uji coba diharapkan diperoleh
masukan sebagai bahan penyempurnaan draft modul yang diujicobakan.
Terdapat dua macam uji coba yaitu uji coba dalam kelompok kecil dan uji
coba lapangan. Peneliti melakkan uji coba kelompok kecil kepada 6 orang
mahasiswa. Sedangkan uji coba lapangan dilakukan kepada seluruh
mahasiswa dalam satu kelas mata kuliah bahasa Indonesia di Program Studi
Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma yang berjumlah 30 orang.
Saat uji coba dilakukan, peneliti juga akan melakukan observasi dan
menyebarkan angket kepada pengajar dan peserta mata kuliah tersebut.
6. Revisi Produk 2
Hasil uji coba produk ini nantinya akan dianalisis apakah masih
terdapat kendala atau ketidaksesuaian dengan ketentuan. Segala masukan,
kritik dan saran dari semua responden akan menjadi bahan revisi modul.
Setelah tahap revisi kedua ini selesai, maka selesai pula tahap penelitian ini.
Peneliti berharap hasil revisi ini sudah layak dan dapat digunakan secara
massal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Berikut bagan prosedur penelitian yang disederhanakan ke dalam enam
tahapan.
Penelitian dan Pengumpulan
Informasi
Pengembangan Produk Uji Validasi
Revisi Produk IUji Coba Produk
Revisi Produk II
Bagan 3.2 Prosedur Penelitian Enam Tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)
yang peneliti lakukan mengacu pada prosedur pengembangan Borg dan Gall
(dalam Sugiyono, 2015) yang disederhanakan hanya pada batas uji validasi ahli,
revisi produk dan uji coba produk. Produk yang dikembangkan berupa modul
pembelajaran menulis esai argumentatif untuk mata kuliah Bahasa Indonesia di
perguruan tinggi. Subjek dalam penelitian ini sejumlah 30 mahasiswa. Mahasiswa
tersebut merupakan mahasiswa kelas C, semester 1 tahun ajar 2017/2018 Program
Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini menggunakan enam langkah pelaksanaan teknik penelitian
dan pengembangan. Keenam langkah tersebut adalah (1) penelitian dan
pengumpulan informasi, (2) pengembangan produk, (3) uji validasi, (4) revisi
produk I, (5) uji coba produk, dan (6) revisi produk II. Berikut ini adalah deskripsi
hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan keenam langkah pengembangan
4.1.1 Hasil Penelitian dan Pengumpulan Informasi
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengumpulan
informasi. Peneliti mencoba menggali informasi awal terkait menulis esai
argumentatif di kalangan dosen dan mahasiswa. Pengumpulan informasi yang
telah peneliti laksanakan antara lain: (1) Wawancara dosen pengampu mata
kuliah Bahasa Indonesia, kelas c, Program Studi Pendidikan Matematika,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Universitas Sanata Dharma; (2) Pengambilan angket berdasarkan pengalaman
awal mahasiswa dalam menulis esai argumentatif; (3) Pelaksanaan observasi
di kelas mata kuliah Bahasa Indonesia Program Studi Matematika; (4)
Pemberian tes awal menulis esai argumentatif kepada mahasiswa peserta
kuliah Bahasa Indonesia. Berikut merupakan deskripsi keempat hasil
penelitian dan pengumpulan informasi yang peneliti laksanakan.
4.1.1.1 Deskripsi Wawancara Dosen Pengampu Mata Kuliah Bahasa
Indonesia Terkait Pengembangan Modul Menulis Esai
Argumentatif
Wawancara dilakukan kepada satu narasumber, yaitu Ibu Septina
Krismawati, S.S., M.A. Narasumber tersebut merupakan dosen pengampu
mata kuliah Bahasa Indonesia, Program Studi Pendidikan Matematika, kelas
C, tahun ajar 2017/2018. Waawancara tersebut peneliti laksanakan pada
tanggal 23 Otober 2018 pukul 15.00 WIB di ruangan narasumber tepatnya
wilayah ruang dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dari hasil
wawancara peneliti dengan narasumber, ada beberapa poin penting yang harus
diperhatikan dalam pengembangan modul pembelajaran, yaitu (1) manfaat
modul pembelajaran Bahasa Indonesia, (2) ketersediaan buku referensi yang
digunakan dalam proses pembelajaran, (3) kendala dan solusi yang akan
dihadapai pembelajaran di kelas, (4) strategi pembelajaran, (5) pembelajaran
dengan menggunakan modul, (6) pentingnya pengembangan bahan ajar.
Berikut merupakan deskripsi keenam poin penting hasil wawancara peneliti
dengan dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia Program Studi
Pendidikan Matematika, kelas C, tahun ajar 2017/2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Pengembangan modul dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sangatlah
penting dan dibutuhkan agar mahasiswa dapat terbantu dalam proses belajar.
Menurut narasumber, pengembangan modul pembelajaran Bahasa Indonesia
sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan bagi dosen pengajar. Manfaat
pengembangan modul bagi mahasiswa antara lain, pembelajaran dapat lebih
terarah karena telah memiliki alur berpikir yang disesuaikan dengan materi,
dan mahasiswa juga terbantu dengan adanya rujukan buku referensi yang akan
digunakan sehingga mahasisiwa dapat mempersiapkan atau membacanya
terlebih dahulu meskipun jarang terdapat mahasiswa yang membaca referensi
buku terlebih dahulu. Manfaat modul pembelajaran bagi dosen antara lain,
dosen lebih terbantu dengan adanya panduan yang ringkas dan praktis sehingga
dosen mudah untuk mengajarkan kepada mahasiswa, dosen mudah untuk
mengarahkan materi ajar yang akan disampaikan kepada mahasiswa karena
alur berpikir sudah tercipta di dalam modul serta kegiatan mengajar dosen
terbantu dengan adanya modul karena telah tersedia pula tugas-tugas yang
dapat membantu mahasiswa memahami materi lebih dalam, selain itu dosen
juga mampu menerapkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) secara teratur
karena telah tertuang dalam modul yang dikembangkan.
Ketersediaan buku referensi yang digunakan dalam proses
pembelajaran juga sangat diperhatikan dalam pengembangan modul
pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurut narasumber, penggunaan referensi
jika dihitung secara kuantitatif sangatlah banyak. Hal tersebut dikarenakan
referensi materi khususnya menulis esai argumentatif dapat dicari melalui buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
maupun diakses melalui sumber elektronik. Pada saat narasumber
melaksanakan proses belajar mengajar, narasumber tidak membatasi buku
referensi yang ditemukan mahasiswa melainkan terus mendorong mahasiswa
untuk menemukan berbagai macam referensi. Referensi yang wajib dicari oleh
mahasiswa bukanlah referensi yang berasal dari blog namun referensi yang
berasal dari artikel jurnal maupun berasal dari cendekia. Hal tersebut
dimaksudnya untuk melatih mahasiswa mencari sumber materi dan dapat
mendorong minat baca mahasiswa. Disisi lain banyaknya referensi membuat
mahasiswa merasa bingung untuk mengacu pada pandangan tertentu. Saat
itulah narasumber mulai mencarikan pemecahan masalah yaitu dengan
berdiskusi bersama mahasiswa untuk mencari benang merah suatu topik. Jika
khusus materi argumentatif, narasumber dapat berpijak dari buku Toulmin
dengan menambah contoh-contoh yang relevan bagi mahasiswa. Hal tersebut
dikarenakan ulasan yang dikemukakan oleh Toulmin sangat jelas dan dapat
diterima serta diterapkan dalam menulis argumentatif secara baik.
Kendala dan solusi yang akan dihadapai dalam pembelajaran di kelas
sangatlah mempengaruhi dalam pengembangan modul pembelajaran Bahasa
Indonesia. Menurut narasumber beberapa kendala yang masih dihadapai antara
lain, terkadang waktu pembelajaran terbatas oleh waktu sehingga masih kurang
maksimal dalam proses belajar, tidak jarang mahasiswa belum memiliki bekal
saat akan mengikuti proses pembelajaran maka narasumber perlu melakukan
pemanasan dalam hal mengingat suatu materi maupun memberikan arahan
untuk memahami suatu materi ajar, mahasiswa juga terkadang sulit dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
mencari bahan referensi yang sesuai dengan materi ajar maka narasumber perlu
mengarahkan mahasiswa sehingga dapat menemukan referensi yang sesuai
dengan materi ajar. Oleh karena itu, solusi yang dapat ditempuh antara lain,
lebih baik dalam suatu pembelajaran sudah ada modul yang mampu untuk
menuntun mahasiswa. Hal tersebut dikarenakan dalam suatu modul sudah
memiliki materi yang telah disesuaikan dengan materi ajar serta sudah
mencakup referensi yang dapat dibaca oleh mahasiswa, di dalam modul juga
sudah mencakup latihan dan tugas-tugas untuk memandu dalam mengasah
kemampuan mahasiswa. Solusi tersebut dapat membantu dan memberi
keefektifan mahasiswa dalam proses belajar
Strategi pembelajaran juga sangat mempengaruhi pengembangan isi
modul. Menurut narasumber dalam mengembangkan modul khususnya
menulis esai argumentatif biasanya dosen mengharapkan mahasiswa yang
lebih aktif dalam pembelajaran atau dapat disebut dengan students active
learning, pembelajaran berbasis masalah atau dapat disebut problem based
learning, dan pembelajaran berbasis proyek atau dapat disebut project based
learning. Hal tersebut akan sangat membantu dalam proses belajar antar
mahasiswa sehingga dapat bertukar pikiran dengan mudah. Jika mahasiswa
mengalami kesulitan maka mahasiswa memerlukan tuntutan. Tuntunan yang
dimaksud dapat berupa modul yang dapat dijadikan peganggan dalam proses
pembelajaran.
Pembelajaran dengan menggunakan modul sangat mempengaruhi isi
modul yang akan disampaikan di dalam modul. Menurut narasumber,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
pembelajaran akan lebih baik jika menggunakan modul. Hal tersebut
dikarenakan isi modul sudah disesuaikan dengan Rencana Program Studi
(RPS) sehingga sudah terarah dan tidak memakan banyak waktu dalam proses
pengajarannya. Menurut narasumber, jika belajar menulis karangan
argumentasi akan lebih baik jika mahasiswa sudah mendapakan sebuah modul.
Hal tersebut dikarenakan, latar belakang mahasiswa yang bukan berasal dari
bidang Bahasa Indonesia membuat proses belajar mengajar akan lebih
membutuhkan pemahaman yang lebih. Jika menggunakan modul para
mahasiswa dapat mempelajarinya terlebih dahulu kemudian jika ada
pemahaman yang kurang dimengerti maka mahasiswa dapat menanyakan dan
menyamakan persepsi. Oleh karena itu, isi modul sangat diharapkan sesuai
dengan kondisi mahasiswa belajar sehingga dapat dengan mudah membantu
proses pembelajaran.
Pentingnya pengembangan bahan ajar seperti modul dalam proses
belajar mengajar. Menurut narasumber, modul yang baik dalam proses belajar
mengajar adalah modul yang dapat membantu mahasiswa dalam belajar. Hal
tersebut dikarenakan terdapat modul yang dapat membingungkan mahasiswa,
tidak fokus pada materi ajar perkuliahan, menggunakan bahasa yang kurang
dapat dipahami mahasiswa, petunjuk pemakaian yang kurang jelas, kurang
memiliki contoh yang relevan dengan materi dan taraf mahasiswa, serta
memiliki langkah-langkah belajar yang kurang sesuai alur pikir. Oleh karena
itu modul yang baik perlu menghindari nilai-nilai negatif yang ada,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
memprioritaskan ketertarikan dalam belajar mahasiswa dan meningkatkan
kemampuan serta mengasah pola berpikir mahasiswa.
4.1.1.2 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Mahasiswa Terkait
Pengalaman Awal Mahasiswa dalam Menulis Esai Argumentatif
Dalam upaya memperoleh informasi tambahan, peneliti menyebarkan
angket kepada subjek penelitian yaitu mahasiswa peserta Mata Kuliah Bahasa
Indonesia, Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma
yang berjumlah 30 responden. Penyebaran angket ini dilakukan di kelas C,
ruang K.305, Kampus III, Paingan pada Selasa, 25 Oktober 2017, pukul 11.00
– 11.45 WIB. Angket atau kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa ini
untuk mengetahui pengalaman awal mahasiswa dalam menulis esai
argumentatif, mengetahui kesadaran mahasiswa tentang pentingnya menulis
karangan argumentatif, mengetahui kesulitan mahasiswa dalam menulis esai
argumentatif, dan mendapatkan masukan terkait pengembangan produk
modul pembelajaran menulis esai argumentatif. Berikut disajikan tabel rata-rata
angket analisis kebutuhan mahasiswa.
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kebutuhan Awal Mahasiswa
No. Deskripsi Penilaian Σ
Skor (N=30)
Rata-rata
% Kategori
1 Penulisan esai argumentatif penting dikuasai oleh para mahasiswa.
121 4,033 81% Sangat Setuju
2 Penulisan esai argumentatif menunjang penulisan karya ilmiah mahasiswa (artikel, makalah).
134 4,467 89% Sangat Setuju
3 Esai argumentatif bermanfaat untuk mengemukakan aspirasi dalam kehidupan sehari-hari.
125 4,167 83% Sangat Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
4 Logika berpikir kritis merupakan aspek penting dalam penulisan esai argumentatif.
141 4,7 94% Sangat Setuju
5 Penggunaan modul dapat mempermudah penguasaan materi terkait menulis esai argumentatif.
127 4,233 85% Sangat Setuju
6 Referensi materi untuk menulis esai argumentatif belum banyak ditemukan.
101 3,367 67% Setuju
7 Saya mampu menuangkan gagasan melalui penulisan esai argumentatif sesuai dengan kaidah yang berlaku.
106 3,533 71% Setuju
8
Strategi pembelajaran yang tepat dalam penulisan esai argumentatif penting untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.
124 4,133 83% Sangat Setuju
9
Strategi pembelajaran yang tepat dalam penulisan esai argumentatif penting untuk mencapai kompetensi belajar mahasiswa.
131 4,367 87% Sangat Setuju
Rata-rata 123,3 4,111 82% Sangat Setuju
Berdasarkan data pada tabel di atas, skor rata-rata dari seluruh aspek
adalah 4,111 atau 82% dengan kategori “sangat setuju”. Artinya, mahasiswa
sangat setuju dengan semua pernyataan dalam angket analisis kebutuhan
tersebut. Aspek penilaian yang memiliki skor rata-rata tertinggi yaitu logika
berpikir kritis merupakan aspek penting dalam penulisan esai argumentatif
dengan skor rata-rata 4,7 atau 94%. Hal ini menandakan bahwa mahasiswa
menyetujui landasan awal dalam menulis esai argumentatif adalah logika
berpikir penulisnya, sehingga argumentasi yang dihasilkan bisa tepat. Aspek
penilaian yang memiliki skor rata-rata terendah yaitu referensi materi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
menulis esai argumentatif belum banyak ditemukan dengan memperoleh rata-
rata 3,367 atau 67%. Rendahnya rata-rata pada aspek tersebut karena faktor
ketidaktahuan mahasiswa tentang tentang referensi dalam materi pelajaran
menulis esai argumentatif.
Maka, dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa (1) responden sudah
sadar akan manfaat menulis esai argumentatif dalam ranah akademis; (2)
logika berpikir kritis menjadi landasan penting untuk menulis esai
argumentatif; (3) responden meyakini penggunaan modul pembelajaran dapat
membantu mahasiswa dalam belajar menulis esai argumentatif; (4) responden
tidak tahu referensi yang tepat untuk belajar menulis esai argumentatif; (5)
responden sedikit mengetahui mengenai kemampuan mereka untuk menulis
esai argumentatif; (6) responden meyakini bahwa penggunaan strategi belajar
yang tepat mampu meningkatkan motivasi dan keterampilan mahasiswa dalam
menulis esai argumentatif.
Selain data tentang pengalaman awal mahasiswa, peneliti merangkum
berbagai pendapat responden terkait (1) kendala menulis esai argumentatif,
(2) penggunaan strategi belajar yang tepat, dan (3) masukan responden
untuk pengembangan modul pembelajaran yang akan dibuat peneliti.
Berdasarkan rangkuman tersebut, peneliti mengelompokkan pendapat
responden sebagai berikut:
Terdapat lima pendapat inti mengenai kendala menulis esai
argumentatif. Kelima pendapat tersebut yaitu (1) kesulitan dalam
mengembangkan topik dan tema (9 responden); (2) kesulitan dalam merangkai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
kata-kata yang sesuai dengan KBBI dan PUEBI (15 responden); (3) kesulitan
memberikan tanggapan dan ide gagasan (14 responden); kesulitan dalam
mencari referensi yang sesuai untuk landasan teori dan masalah (8 responden)
dan adanya minat baca yang rendah dikarenakan faktor eksternal (5
responden).
Terdapat lima pendapat inti mengenai penggunaan strategi belajar
menulis esai argumentatif. Kelima pendapat tersebut yaitu (1)
memperbanyak latihan menulis esai (14 responden); (2) menguasai
pemahaman konsep (17 responden); (3) membaca buku referensi sebagai
bahan inspirasi (7 responden); (4) menggali pemahaman dengan
penggunaan contoh (5 responden); dan (5) memahami bahasa yang
digunakan sesuai dengan PUEBI (6 responden).
Terdapat enam masukan yang diberikan responden terkait
pengembangan produk modul pembelajaran menulis esai argumentatif.
Keenam masukan tersebut yaitu (1) isi modul mudah untuk dipahami
pembaca dan terperinci (23 responden); (2) perbanyak contoh esai (9
responden); (3) penjelasan kaidah-kaidah penulisan esai (5 responden); (4)
penjelasan cara menulis esai yang baik dan benar (6 responden); (5)
penggunaan tata bahasa yang baik dan benar (9 responden); (6) tampilan
menarik untuk dibaca dan dipahami (9 responden). Berdasarkan tanggapan
responden mengenai kendala menulis esai argumentatif, penggunaan
strategi belajar yang tepat, dan masukan responden untuk pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
modul pembelajaran yang akan dibuat peneliti, maka peneliti mencoba
membuat modul belajar sesuai dengan kebutuhan responden.
4.1.1.3 Deskripsi Hasil Observasi Dosen dan Kelas Mata Kuliah Bahasa
Indonesia
Observasi kelas menjadi salah satu aspek penting dalam pengumpulan
data. Observasi kelas ini terdiri dari observasi aktivitas dosen di kelas secara
umum, aktivitas dosen, dan aktivitas mahasiswa. Dosen yang peneliti observasi
ialah Ibu Septina Krismawati, S.S., M.A. selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Bahasa Indonesia, Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata
Dharma. Observasi telah dilakukan di kelas C, ruang K.305, Kampus III,
Paingan pada Selasa, 1 November 2017, pukul 10.00 – 12.45 WIB. Observasi
berguna untuk melihat kondisi awal pembelajaran di kelas. Seluruh data
observasi ini akan menjadi pertimbangan peneliti dalam menentukan strategi
pembelajaran yang terintegrasi dengan produk modul pembelajaran yang akan
dihasilkan.
Hasil observasi dosen di kelas secara umum menunjukkan bahwa dosen
sudah mengajar dengan baik. Data menunjukkan bahwa dosen pengampu
sudah melakukan 16 butir aspek dari 17 butir aspek yang peneliti amati. Dosen
pengampu cukup aktif dan bersemangat dalam mengajar. Dosen sudah
melakukan kegiatan apersepsi dengan baik sehingga mampu menumbuhkan
minat belajar mahasiswa. Selain itu, dalam menjelaskan materi pelajaran,
dosen menggunakan media berupa power point. Di sela-sela penjelasan, dosen
juga membuka sesi pertanyaan kepada mahasiswa yang sekiranya ingin
bertanya maupun sebaliknya dosen bertanya kepada mahasiswa sebagai upaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
mengetahui pemahaman mahasiswa. Dosen pengampu juga memberikan
penguatan pada setiap kompetesi dasar yang telah dijelaskannya. Pembawaan
dosen pengampu yang santai dan akrab dengan mahasiswa, membuat
perkuliahan terkesan efektif dan efisien.
Namun di sisi lain, dosen pengampu masih memiliki kekurangan dalam
mengajar. Peneliti mengamati bahwa dosen pengampu masih kurang menulis
materi atau kerangka berpikir di papan tulis sehingga kurang mudah diterima
oleh mahasiswa meskipun sudah membuat power point. Selain itu, gaya
berbicara dosen pengampu masih kurang jelas sehingga mahasiswa masih
bertanya tentang tugas maupun latihan yang diberikan kepada mahasiswa.
Namun, kekurangan itu tidak terlalu menghambat proses kegiatan belajar
mengajar yang dilaksakan di kelas.
Selain observasi dosen pengampu secara umum, peneliti juga
melakukan pengamatan secara komprehensif terkait keseluruhan aspek
interaksi dosen selama kegiatan perkuliahan. Terdapat empat aspek utama yang
diamati oleh peneliti yaitu (1) pra-pembelajaran, (2) membuka pelajaran, (3)
kegiatan inti pembelajaran, dan (4) penutup. Keempat aspek utama tersebut
akan membantu peneliti untuk menentukan jenis penugasan yang mampu
membangkitkan minat belajar mahasiswa di dalam modul yang peneliti akan
sajikan.
Secara keseluruhan, dosen pengampu hampir memenuhi keempat aspek
pengamatan. Aspek pertama, dosen sudah melakukan kegiatan pra-
pembelajaran dengan baik, seperti sudah memeriksa kesiapan ruangan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
media pembelajaran yang akan digunakan oleh dosen pengampu serta telah
mengecek kesiapan mahasiswa. Aspek kedua, dosen sudah melakukan
kegiatan membuka pembelajaran dengan baik dengan melakukan kegiatan
apersepsi. Dosen pengampu menanyakan tentang pemahaman awal mahasiwa
tentang paragraf yang baik dan benar, ciri-ciri paragraf yang ideal, dan
menentukan ide pokok dalam suatu paragraf. . Selain itu, dosen pengampu juga
menjelaskan secara lisan dan tulisan tentang kompetensi yang akan dicapai
mahasiswa dalam pembelajaran hari itu. Aspek ketiga yaitu kegiatan inti
pembelajaran. Secara keseluruhan, dosen pengampu sudah melakukan
kegiatan inti dengan baik. Contohnya adalah dosen pengampu memberikan
materi pembelajaran sesuai dengan hirarki belajar dari yang paling sederhana
ke materi yang lebih kompleks. Dosen pengampu pada awalnya menjelaskan
tentang definisi paragraf dan diakhiri dengan cara merangkai kalimat sehingga
menghasilkan paragraf yang padu. Dosen pengampu juga secara langusng
mengajak mahasiswanya untuk terlibat aktif bertanya, menjawab pertanyaan,
atau maju untuk menuliskan contoh-contoh kalimat yang akan dirangkai
menjadi sebuah paragraf. Dari sisi kebahasaan, dosen pengampu dapat memilih
kata-kata yang tepat selama menjelaskan materi pelajaran dengan
menyesuaikan program studi yang diampu dan mampu menggunakan kalimat
yang sederhana dan mudah dipahami oleh mahasiswa. Pada aspek keempat,
dosen pengampu juga selalu memberikan rangkuman yang melibatkan
mahasiswa dan menjelaskan secara detail tentang tugas atau kegiatan terkait
perkuliahan selanjutnya. Di sisi lain, dosen pengampu juga masih memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
kekurangan dalam mengajar yaitu (1) kurang mengaitkan materi pelajaran
secara kontekstual, (2) tidak melibatkan mahasiswa dalam pemanfaatan media,
dan (3) kurang mengeksplorasi kelas.
Peneliti juga mengamati kegiatan mahasiswa selama perkuliahan.
Semua hasil observasi terhadap mahasiswa ini berguna untuk memberikan
gambaran umum mengenai kondisi kelas, motivasi belajar mahasiswa, dan
strategi belajar yang cocok untuk mahasiswa. Peneliti mengamati mahasiswa
peserta Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang berjumlah 30 orang. Di awal
perkuliahan, ada beberapa mahasiswa yang masuk ke ruang perkuliahaan tepat
pada waktu kuliah akan berlangsung bahkan ada yang hadir sampai waktu
toleransi yang diberikan yaitu 15 menit setalah jam perkuliahan akan dimulai.
Selama perkuliahan, mahasiswa awalnya merasa antusias, tetapi di akhir-akhir
jam pelajaran mereka sudah semakin bosan. Kebosanan mereka dilampiaskan
dengan cara bermain gawai dan laptop mereka. Namun, jika dosen pengampu
bisa mengambil hati mahasiswa maka suasana kelas dapat kondusif kembali
sehingga dosen pengampu bisa menjelaskan dengan baik dan mahasiswa cukup
fokus untuk menyimak penjelasan dosen pengampu. Berdasarkan hasil
observasi di kelas, kegemaran mahasiswa dalam mengingat materi kini tidak
dengan menulis dibuku catatan, namun lebih menyukai memotret tampilan
power point dari dosen pengampu dan langsung meminta soft file dari dosen
pengampu. Mereka terkadang aktif bertanya atau menjawab pertanyaan jika
ditunjuk oleh dosen namun ada beberapa mahasiswa yang melakukan hal
tersebut dengan sadar tanpa paksaan langsung bertanya jika ada yang kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
dipahami. Mahasiswa juga lebih mudah memahami materi pembelajaran yang
dijelaskan dengan menggunakan contoh yang kontekstual. Kesimpulannya,
observan sedikit pasif dalam pembelajaran, tetapi sebenarnya mampu
menyerap materi pembelajaran dengan baik.
Dari penjabaran hasil observasi di atas, peneliti dapat menyimpulkan
(1) materi ajar penting untuk dikuasai oleh dosen pengampu; (2) strategi
pembelajaran di kelas perlu digunakan oleh dosen pengampu; (3) dosen harus
memanfaatkan waktu dengan efektif, (4) dosen perlu menerapkan beberapa
teknik mengajsar agar mahasiswa tidak bosan dengan materi perkuliahan; (5)
mahasiswa perlu memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar; (6) mahasiswa
lebih suka dengan penyampaian materi yang lebih sederhana dan mudah
dipahami; (7) dosen perlu memahami gaya belajar mahasiswa; dan (8)
mahasiswa lebih suka pada penerapan contoh secara kontekstual.
4.1.1.4 Deskripsi Hasil Pre-Test Mahasiswa Peserta Mata Kuliah Bahasa
Indonesia
Peneliti memberikan tes awal terhadap subjek penelitian, yaitu
mahasiswa peserta Mata Kuliah Bahasa Indonesia, Program Studi Pendidikan
Matematika, Universitas Sanata Dharma. Tes awal (pre-test) ini berguna untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan awal mahasiswa dalam menulis esai
argumentatif. Tes awal yang peneliti berikan berupa tugas untuk membuat esai
argumentatif dengan tema bebas dan minimal terdiri dari tiga paragraf (1
paragraf pembuka, 1 paragraf isi, dan 1 paragraf penutup). Tugas tersebut
diberikan kepada mahasiswa pada tanggal 15 November 2017. Peneliti
memberikan waktu kepada mahasiswa selama satu minggu untuk mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
tugas tersebut. Kemudian mahasiswa mengumpulkan tugas pada tanggal 22
November 2017.
Hasil tes awal ini akan dianalisis secara kualitatif oleh peneliti. Peneliti
telah membuat kis-kisi analisis kemampuan menulis esai argumentatif menurut
Logika Toulmin. Kisi-kisi tersebut peneliti adopsi dari Dwiwandono (1996)
dengan sedikit tambahan kelengkapan elemen dalam Logika Toulmin.
Terdapat lima rincian kisi-kisi kemampuan menulis yaitu (1) isi, (2) organisasi,
(3) kosakata, (4) bahasa, dan (5) penulisan. Dari kelima rincian kisi-kisi
tersebut, peneliti telah menentukan patokan tingkat kemampuan menulis
mahasiswa dalam menulis esai argumentatif. Patokan tersebut akan menjadi
landasan peneliti untuk menganalisis hasil tulisan mahasiswa secara kualitatif.
Peneliti akan menganalisis hasil tulisan mahasiswa berdasarkan rincian
kemampuan menulis yang terdapat dalam kisi-kisi penelitian. Berikut hasil
tulisan esai argumentatif mahasiswa.
1. Aspek Isi
Dilihat dari aspek isi, hasil tulisan esai argumentatif mahasiswa
sudah cukup baik. Isi esai mahasiswa sudah cukup sesuai dengan topik yang
diangkat untuk dituangkan dalam sebuah esai. Hal ini ditandai dengan sudah
adanya pembeda antara fakta atau data dan argumen yang cukup jelas.
Selain itu, cukup banyak judul esai yang sudah sesuai dengan isi yang
diangkat dalam tulisan. Contohnya terdapat pada gambar berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Ketiga gambar tersebut merupakan contoh dari beberapa judul yang
menarik. Hal ini karena judul tersebut bisa menarik minat pembaca untuk
mengetahui lebih lanjut isi esai tersebut. Tidak hanya menarik bagi pembaca
namun, ketepatan pemilihan judul juga menjadi poin penting dalam
membuat sebuah esai argumentatif sehingga terkesan padu antara judul
dengan isi.
Sebagai contoh, pada gambar 4.1 penulis esai ingin menggambarkan
sebuah barang haram yang nantinya dapat mendatangkan kehancuran. Judul
tersebut tidak mengeksplorasi kata narkoba tetapi menggantinya dengan
kata barang haram. Pada gambar 4.2 penulis esai lebih memainkan rima
dalam judul tersebut. Hal itu tergambar dari adanya tulisan yang berakhiran
huruf ‘s’ yaitu kritis dan kikis. Pada gambar 4.3 penulis esai
Gambar 4.1 Judul Esai yang Menarik
Gambar 4.2 Judul Esai yang Menarik
Gambar 4.3 Judul Esai yang Menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
menggambarkan bahaya yang akan dihadapi orang yang memakan makanan
instan.
Di sisi lain, beberapa mahasiswa masih mengalami kesulitan untuk
menentukan judul yang menarik minat pembaca serta terdapat mahasiswa
yang belum mampu menentukan judul dengan tepat. Berikut contoh judul
yang kurang sesuai dengan isi esai.
Ketiga judul esai di atas merupakan contoh dari pemilihan judul
yang kurang tepat. Hal itu dikarenakan ketiga judul tersebut termasuk dalam
judul yang kurang menarik pembaca, tidak mematuhi aturan penulisan
judul, serta kurang memunculkan pendapat yang menarik ketika melihat
cakupan judul tersebut.
Sebagai contoh, gambar 4.4 penulis esai tidak memberikan
gambaran yang pasti tentang sampah yang akan dimaksudkan sehingga
orang yang akan membaca kurang merasakan ketertarikan. Gambar 4.5
Gambar 4.4 Judul Esai yang Kurang Tepat
Gambar 4.5 Judul Esai yang Kurang Tepat
Gambar 4.6 Judul Esai yang Kurang Tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
penulis esai kurang menaati kaidah penulisan yang sesuai dengan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Hal itu dikarenakan penulis esai tidak
mencetak miring kata-kata yang berasal dari bahasa asing. Gambar 4.6
penulis esai kurang menggambarkan judul dengan cara yang menarik. Hal
itu mempengaruhi minat pembaca esai. Ketiga kesalahan tersebut dapat
menjadi pembelajaran bagi pembuat esai dan menjadi bahan peneliti untuk
mempertajam materi penulisan judul yang menarik sekaligus saling terkait
dengan isi esai.
Secara umum, isi esai yang telah mahasiswa buat di dalam pre test
lebih mengarah pada penjabaran fakta dengan langsung mengutip seluruh
isi dan mengutarakan opini penulis pada paragraf berikutnya sebagai sebuah
kesimpulan. Tingkat penjabaran isi esai mahasiswa rata-rata belum terlalu
mendalam, sehingga ketuntasan menuangan ide belum begitu tampak.
Peneliti juga belum menemukan satupun esai yang sudah mengandung
keenam elemen dalam Logika Toulmin. Berikut peneliti lampirkan dua
contoh esai mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Gambar 4.7 merupakan salah satu contoh esai yang cukup baik. Esai
ini memiliki judul esai yang cukup menarik minat pembaca serta jelas alur
berpikirnya. Selain itu, isi esai cukup terjabar dengan memperhatikan
keterkaitan isi tiap paragrafnya. Penulis juga sudah mampu mengolah data
sesuai dengan alur berpikir dan menjabarkan argumen sesuai dengan fakta.
Penulis juga mampu mengajak pembaca untuk menilik kembali keadaan
yang ingin diangkat oleh penulis. Esai di atas juga merupakan esai yang
memiliki 4 elemen dalam Logika Toulmin, yaitu (1) klaim, (2) fakta, (3)
Gambar 4.7 Contoh Esai yang Sesuai Aspek Isi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
jaminan, dan (4) pendukung jaminan. Berikut peneliti sajikan contoh esai
yang kurang sesuai sebagai pembanding.
Gambar 4.8 merupakan esai yang masih memiliki banyak
kekurangan untuk dinilai. Berdasarkan aspek isi, esai di atas memiliki enam
kekurangan antara lain, (1) judul dan isi esai kurang berkaitan; (2) kadar
kohesi dan koherensi tiap paragrafnya sangat rendah; (3) penulis belum
mencantumkan fakta dan data yang mendukung argumennya; (4) isi esai
tidak fokus mengarah ada satu topik; (5) hanya mengandung satu elemen
Gambar 4.8 Contoh Esai Kurang Sesuai Aspek Isi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
dalam Logika Toulmin, yaitu klaim; dan (6) penulis tidak menuliskan
kesimpulan pada esainya.
Beberapa contoh di atas merupakan gambaran tulisan mahasiswa
jika dilihat dari aspek isi. Beberapa contoh sudah ada yang sesuai dengan
isi topik yang diangkat namun adapula yang belum sesuai dengan topik
yang diangkat. Hal tersebut menjadi salah satu fokus peneliti dalam
mengembangkan modul belajar agar mahasisiwa lebih cermat dalam
menuliskan gagasan isi esai argumentatif.
2. Aspek Organisasi
Peneliti menilai esai argumentatif mahasiswa dengan
mempertimbangkan aspek organisasi. Aspek organisasi juga bisa disebut
dengan aspek struktur. Kejelasan struktur penting dalam penulisan esai
argumentatif. Aspek organisasi meliputi (1) kerapian pengetikan, (2)
kelogisan argumen penulis, dan (3) kekohesian antarparagraf. Esai yang
mahasiswa tuliskan secara umum telah memiliki nilai yang cukup baik
dalam aspek ini. Berikut peneliti sajikan contoh esai argumentatif dilihat
dari aspek organisasi yang sudah cukup baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Gambar 4.9 merupakan salah satu contoh esai yang cukup baik. Esai
ini memiliki keruntutan dan kerapian dalam penulisan. Selain itu, isi esai
sudah mengandung pendapat penulis, pengembangan paragraf yang
terdapat dalam esai ini juga sudah logis dan dapat diterima oleh pembaca.
Esai ini juga sudah mengandung kekohesian yang baik dibandingkan
dengan esai mahasiswa lainnya. Berikut peneliti sajikan contoh esai
argumentatif yang belum sesuai dengan aspek isi.
Gambar 4.9 Contoh Esai Sesuai Aspek Organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Gambar 4.10 merupakan salah satu contoh esai yang kurang baik.
Esai ini belum memiliki keruntutan dan kerapian dalam penulisan. Selain
itu, isi esai belum mengandung pendapat penulis secara mendetail namun
hanya cuplikan-cuplikan pendapat saja, pengembangan paragraf yang
terdapat dalam esai ini juga belum dapat dikatakan logis dan masih susah
untuk diterima oleh pembaca karena terkesan kurang runtut. Esai ini juga
masih memerlukan kekohesian yang baik agar bisa diterima oleh pembaca.
Gambar 4.10 Contoh Esai Kurang Sesuai Aspek Organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Kesalahan demikian masih cukup banyak terjadi pada esai yang
mahasiswa tulis. Mereka masih kesulitan untuk mengungkapkan
argumennya secara mendetail. Selain itu, mahasiswa juga terlihat belum
memahami struktur penulisan esai argumentatif sehingga mereka terkesan
hanya menempelkan fakta dan diakhiri dengan sedikit argumen mereka
sebagai kesimpulan. Namun beberapa mahasiswa sudah ada yang bisa
mengungkapkan pendapatnya dengan runtut dan menggunakan sturktur
penulisan esai dengan benar.
3. Aspek Kosakata
Aspek kosakata merupakan keterampilan yang cukup penting dalam
penilaian keterampilan menulis. Pemilihan kosakata (diksi) yang efektif dan
efisian akan menghasilkan suatu tulisan yang kaya akan informasi. Selain
itu, penggunaan diksi yang tepat akan mempermudah pembaca untuk
memahami isi tulisan.
Berdasarkan hasil analisis peneliti terhadap hasil tulisan esai
argumentatif mahasiswa, beberapa mahasiswa masih belum paham tentang
diksi yang harus digunakan agar argumen yang disampaikan dapat dipahami
pembaca, namun adapula yang sudah memuat diksi yang baik. Berikut salah
satu contoh potongan esai yang sudah cukup baik dalam bidang kosakata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Gambar 4.11 merupakan salah satu contoh esai yang sudah cukup
sesuai dengan aspek kosakata. Esai ini sudah mencakup kosakata yang luas
karena sudah terdapat kata popular. Hal tersebut dapat dilihat dalam kata-
kata yang dipilih pada setiap paragraf. Penggunaan kata-kata dalam kalimat
sudah cukup efektif dan tidak berbelit-belit sehingga mempermudah
pembaca menerima maksud dari tulisan. Pemilihan kata yang digunakan
dalam kalimat-kalimat sudah cukup tepat sehingga kata hubung, dan
Gambar 4. 11 Contoh Esai Sesuai Aspek Kosakata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
preposisi sudah ditempatkan dengan baik. Berikut peneliti sajikan contoh
esai argumentatif yang belum sesuai dengan aspek kosakata.
Gambar 4.12 merupakan salah satu contoh esai yang kurang sesuai
dengan aspek kosakata. Esai ini sudah menggunakan kosakata yang luas
tetapi penulisan kosakata dari tulisan esai di atas masih terdapat kekeliruan.
Hal tersebut dapat dilihat pada kata kitapun dan sumberdaya yang kurang
sesuai dengan kaidah. Penggunaan kata-kata dalam kalimat masih cukup
berbelit-belit dan kurang efektif sehingga mempersulit pembaca menerima
Gambar 4. 12 Contoh Esai Kurang Sesuai Aspek Kosakata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
maksud dari tulisan. Kesalahan demikian masih cukup banyak terjadi pada
esai yang mahasiswa tulis. Mereka masih kesulitan untuk menggunakan
kosakata yang sesuai kaidah dan kurang efektif dalam penulisan di dalam
kalimat.
4. Aspek Bahasa
Aspek bahasa menjadi penting untuk dianalisis karena penulis dapat
menuangkan gagasan atau alur pemikiran melalui bahasa yang ditulis oleh
penulis. Keberhasilan menuangkan informasi dari penulis kepada pembaca
tak lepas dari penyusunan kata, kalimat, dan paragraf-paragrafnya. Peneliti
menganalisis penguasaan tata bahasa, dan penyusunan kalimat dari esai
mahasiswa.
Berdasarkan analisis aspek bahasa di atas, peneliti menemukan
beberapa mahasiswa yang sudah menguasai tata bahasa dan yang belum
menguasai tata bahasa. Hal ini sangat terlihat ketika paragraf hasil kutipan
fakta yang mereka cantumkan memiliki tata bahasa yang sudah baik, tetapi
pada paragraf opini mereka, banyak terjadi kesalahan pembentukan kata
atau kalimat dan kalimat tidak efektif. Berikut salah satu contoh potongan
esai yang sudah cukup baik dalam bidang bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Gambar 4.13 merupakan salah satu contoh esai yang sudah cukup
sesuai dengan aspek bahasa. Hal tersebut dapat dilihat dari penguasaan tata
bahasa yang sudah baik meskipun masih ada yang kurang benar. Esai
tersebut juga juga sudah sesuai dengan aturan subjek dan predikat dalam
penyusunan kalimat. Berikut salah satu contoh potongan esai yang kurang
baik dalam bidang bahasa.
Gambar 4.13 Contoh Esai Sesuai Aspek Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Gambar 4.14 merupakan salah satu contoh esai yang kurang sesuai
dengan aspek bahasa. Hal tersebut dapat dilihat dari penulisan paragraf
yang kurang sesuai aturan. Penulis esai di atas juga kurang menguasai
penyusunan kalimat yang benar karena di dalam kalimat masih terkesan
rancu dan tidak sesuai subjek, prdikat, objek maupun keterangan.
Pengungkapan pendapat penulis juga sangat kurang runtut dalam
pengolahan kalimat sehingga membinggungkan pembaca. Kesalahan
demikian masih dilakukan oleh beberapa mahasiswa sehingga peneliti
ingin mempertajam aspek bahasa yang baik dan benar.
Gambar 4.14 Contoh Esai Kurang Sesuai Aspek Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
5. Aspek Penulisan
Aspek penulisan atau pengetikan juga menjadi perhatian peneliti.
Hal ini karena kesalahan penulisan kata akan mempengaruhi makna kata
yang menjadi kabur atau memiliki makna lain. Berdasarkan hasil analisis
esai mahasiswa, peneliti menemukan beberapa kesalahan pengetikan dalam
esai mahasiswa. Hal ini mengakibatkan kekaburan makna kata yang
dimaksud. Berikut peneliti sajikan contoh potongan esai yang cukup baik
dalam bidang penulisan.
Gambar 4.15 Contoh Esai Sesuai Aspek Penulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Gambar 4.15 merupakan salah satu contoh esai yang sudah cukup
sesuai dengan aspek penulisan. Hal tersebut terlihat dari kalimat yang ditulis
sudah sesuai dengan kaidah penulisan yang benar seperti penempatan titik,
koma, dan huruf kapital. Ejaan yang ditulis juga sudah cukup sesuai dengan
kaidah sehingga penulisan yang baik seperti esai di atas membantu pembaca
untuk memahami maksud penulis. Selain contoh yang sudah sesuai dengan
aspek penulisan, peneliti juga menyajikan contoh potongan esai yang
kurang sesuai dengan aspek penulisan.
Gambar 4.16 Contoh Esai Kurang Sesuai Aspek Penulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Gambar 4.16 merupakan salah satu contoh esai yang kurang sesuai
dengan aspek penulisan. Hal itu ditunjukkan dari penempatan tanda baca yang
belum sesuai dan penjedaan antar kata yang belum sesuai dengan kaidah. Oleh
karena itu, aspek penulisan sangat dibutuhkan karena sangat mempengaruhi
pemaknaan pembaca dalam memahami tulisan.
Berdasarkan lima aspek penilaian kemampuan menulis, peneliti
menyimpulkan beberapa hal berikut. Pertama, mahasiswa sudah cukup mampu
mengaitkan topik dengan isi esai, walaupun belum terinci dan masih terkesan
hanya menempelkan fakta dan argumen. Kedua, tingkat kekohesian esai masih
rendah. Ketiga, esai masih kurang akan argumen penulis. Keempat, pemilihan
kosakata sudah cukup baik. Kelima, bahasa yang digunakan dalam esai belum
komunikatif. Keenam, mahasiswa belum memahami tata bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Ketujuh, banyak mahasiswa belum memahami kaidah
penulisan kata dan ejaan dalam Bahasa Indonesia.
4.1.2 Pengembangan Modul
Setelah tahap pengumpulan informasi dan analisis yang telah
diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, dan tes awal (pre-test)
selesai, langkah selanjutnya adalah penyusunan modul pembelajaran.
Langkah awal dalam mendesain bahan ajar modul adalah menentukan judul
yaitu “Jitu Menulis Esai Argumentatif”. Setelah judul modul pembelajaran
sudah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah penentuan tujuan, pemilihan
bahan, penyusunan kerangka, dan pengumpulan bahan. Berikut penjelasan
tahapannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
4.1.2.1 Penentuan Tujuan
Tujuan yang dimaksud dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran
dalam setiap kompetensi dasar. Tujuan tersebut menggambarkan hal yang
diharapkan dan dikuasai mahasiswa setelah belajar dengan modul
pembelajaran tersebut. Tujuan umum dari pembelajaran menggunakan bahan
ajar modul ini adalah mahasiswa mampu menulis esai argumentatif dengan
menerapkan elemen-elemen dalam Logika Toulmin dengan tepat. Selain tujuan
umum, peneliti menentukan tujuan khusus yang terangkum dalam tabel
berikut.
Tabel 4.2 Penjabaran Tujuan Pembelajaran
Bab Tujuan Pembelajaran
I. Argumentasi 1. Menjelaskan hakikat menulis argumentasi
2. Menguraikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis argumentasi
II. Esai 1. Menjelaskan hakikat esai 2. Mempolakan jenis-jenis esai 3. Menguraikan struktur esai 4. Menulis esai
III. Esai Argumentatif Menurut Logika Toulmin
1. Menjelaskan hakikat esai argumentatif menurut Logika Toulmin
2. Mempolakan elemen-elemen esai argumentatif menurut Logika Toulmin
3. Menganalisis struktur esai argumentatif menurut Logika Toulmin
4. Menulis esai dengan pola pengembangan argumen bersasarkan Logika Toulmin
5. Mengukur kadar ketajaman esai argumentatif berdasarkan Logika Toulmin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
4.1.2.2 Pemilihan Bahan
Setelah merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, peneliti mulai
memilih bahan-bahan yang akan dimasukkan dalam modul pembelajaran.
Pemilihan bahan ini bertujuan untuk memberikan konten pada modul
pembelajaran yang akan dibuat oleh peneliti. Pemilihan bahan haruslah
relevan dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
Bahan-bahan yang perlu dipilih dan diseleksi meliputi (1) teori yang relevan,
(2) konsep tentang esai argumentatif, (3) teks bacaan, dan (4) gambar/ilustrasi
yang sesuai kompetensi dasar. Pemilihan bahan harus sesuai dengan
karakteristik mahasiswa, misalnya menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh mahasiswa, contoh yang faktual dan terbaru, dan penggunaan
gambar yang sesuai dengan topik. Selain itu, dalam pemilihan bahan, peneliti
juga mengikuti masukan dari dosen pengampu dan analisis kebutuhan
mahasiswa.
4.1.2.3 Penyusunan Kerangka
Setelah penetapan bahan apa saja yang akan dicari, peneliti mulai
menyusun kerangka modul agar bahan ajar modul ini dapat ditulis secara lebih
terstruktur. Penyusunan kerangka modul dimulai dari ( 1 ) halaman judul
modul, (2) kata pengantar, ( 3 ) cara menggunakan modul, (4) daftar isi, (5)
judul bab, (6) tujuan akhir pembelajaran, (7) peta konsep, (8) isi yang berupa
materi tiap bab, (9) latihan, (10) aksi, (11) rangkuman, (12) uji formatif,
(13) refleksi, (14) daftar pustaka, (15) kunci jawaban, dan (16) glosarium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
4.1.2.4 Pengumpulan Bahan
Setelah kerangka bahan ajar modul tersusun, langkah selanjutnya
adalah mengumpulkan bahan yang dibutuhkan dalam penyusunan modul ini.
Bahan yang dimaksud adalah segala informasi yang terkait dengan topik, baik
berupa konsep, teori, data, contoh, gambar/ilustrasi, tugas-tugas dan segala
hal yang berkaitan dengan topik tersebut. Bahan-bahan tersebut diperoleh
dari berbagai sumber, yaitu buku referensi dan internet. Semua bahan yang
dikumpulkan akan diseleksi agar konten modul ini benar-benar efektif dan
efisien. Semua bahan konten modul dirangkum dalam bentuk naskah melalui
program aplikasi Microsft Word.
Setelah tahap pengumpulan data dan seleksi konten modul sudah
selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah desain penyajian modul. Peneliti
menggunakan konsep tampilan komik. Konsep tersebut peneliti angkat agar
mahasiswa tertarik untuk membaca modul yang peneliti buat. Di dalam modul
tersebut peneliti dapat mencantumkan gambar-gambar serta dapat
mengeksplorasi warna secara lebih bebas. Tidak hanya itu, peneliti juga
mengkonsep tulisan materi dengan memperbanyak percakapan sehingga
pembaca modul tidak bosan dengan banyaknya tulisan yang ada. Peneliti
dalam memproses seluruh tampilan modul menggunakan program aplikasi
Corel Draw X8. Peneliti mengunakan program aplikasi Corel Draw X8 karena
aplikasi tersebut dapat membantu peneliti dalam membuat konten komik yang
dipadukan dengan materi secara lebih mudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Setelah memiliki konsep tampilan isi dan alur cerita yang akan
dituangkan ke dalam modul, peneliti mulai memasukkan konten isi di
dalamnya. Konten materi pembelajaran disusun sedemikian rupa agar mampu
menarik minat baca mahasiswa dan memudahkan mahasiswa untuk
memahami materi modul. Peneliti juga memberikan ilustrasi tokoh agar
mempermudah percakapan antar tokoh dalam menjelaskan materi ajar.
Modul pembelajaran yang peneliti buat memiliki tiga bagian. Bagian
pertama berupa penyajian sampul luar, kata pengantar, pengenalan tokoh,
deskripsi modul, petunjuk penggunaan modul dan daftar isi. Bagian sampul
luar terdiri dari, jenis bahan ajar berupa modul pembelajaran, judul modul,
dan nama penulis. Jenis bahan ajar yaitu modul pembelajaran; judul modul
yaitu Jitu Menulis Esai Argumentatif (Dilengkapi Logika Toulmin); penulis
ialah Lusia Ely Rahmawati. Bagian kata pengantar menuliskan kata terima
kasih dan harapan penulis modul. Bagian pengenalan tokoh berisi gambar tokoh
berserta nama tokoh untuk mempermudah dalam pemberian karakter di modul.
Bagaian deskripsi modul berisi deskripsi singkat isi modul. Bagian petunjuk
penggunaan modul berisi petunjuk yang ditujukan kepada pembaca sebelum
menggunakan modul tersebut. Bagian daftar isi berisi pokok-pokok bab beserta
halamannya.
Bagian kedua adalah isi/materi pembelajaran. Bagian isi terdiri dari
tiga bab. Bab pertama berisi hakikat menulis argumentasi dan hal-hal
yang perlu perhatikan dalam menulis argumentasi. Bab kedua berisi
hakikat, struktur, format, contoh, jenis, dan langkah-langkah menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
esai. Terakhir, bab ketiga berisi hakikat, elemen, struktur, pola argumen,
dan kadar ketajaman argumen esai menurut Logika Toulmin. Setelah
penjabaran materi, terdapat bagian latihan, aksi, rangkuman, uji formatif,
dan refleksi yang harus dikerjakan oleh pengguna modul untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran pada masing-masing bab.
Bagian terakhir dari modul “Jitu Menulis Esai Argumentatif” terdiri
dari kunci jawaban, daftar pustaka, dan glosarium. Kunci jawaban digunakan
untuk mencocokkan jawaban mahasiswa setelah mengerjakan uji formatif
pada tiap babnya. Kunci jawaban berfungsi untuk mengukur tingkat
kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi yang ada dalam modul
tersebut. Daftar pustaka disajikan untuk mengetahui sumber rujukan dalam
penyusunan modul ini. Daftar pustaka juga berfungsi untuk memudahkan
mahasiswa untuk mencari rujukan/referensi yang berkaitan dengan
pembelajaran esai argumentatif. Glosarium merupakan kamus kecil yang berisi
kata-kata operasional atau kata-kata asing yang mungkin masih belum
dipahami oleh mahasiswa.
Pemilihan kualitas cetakan modul juga menjadi perhatian peneliti
setelah selesai menyajikan modul pembelajaran menulis esai argumentatif
secara soft copy. Peneliti memilih untuk mencetak bagian isi modul dengan
ukuran kertas A5 (14,80 cm x 21,00 cm) dengan berat satuan kertas 80 gram.
Bagian sampul dicetak menggunakan kertas A5 ivory 260 gram dan dilaminasi
doff.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
4.1.3 Uji Validasi
Setelah produk modul pembelajaran dicetak, peneliti melakukan
langkah uji validasi. Uji validasi pada produk ini dilakukan menggunakan
lembar kuesioner/angket yang memuat aspek-aspek penilaian, yaitu aspek
isi/materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan. Berikut disajikan data hasil
validasi oleh dosen ahli, dosen pengampu Mata Kuliah Bahasa Indonesia, dan
uji coba terbatas mahasiswa peserta Mata Kuliah Bahasa Indonesia.
4.1.3.1 Hasil Validasi Dosen Ahli
Validasi produk oleh dosen ahli dilakukan oleh Rishe Purnama Dewi,
S.Pd., M.Hum. Data hasil validasi oleh dosen ahli meliputi aspek
kelayakan isi/materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan. Validasi dari dosen
ahli dilakukan dua kali, tahap pertama dilakukan dengan memberikan
penilaian di setiap aspek, sedangkan tahap kedua hanya me-review secara
keseluruhan produk setelah direvisi. Berikut ini disajikan hasil validasi tahap
1 dan 2 dalam tiap aspek.
1. Penilaian Kelayakan Isi/Materi
Kode Indikator Penilaian
Skor Tahap 1 (Sebelum
Revisi)
Tahap 2 (Setelah Revisi)
1. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam modul sesuai dengan sasaran pembelajaran.
3 4
2. Materi pembelajaran dalam modul sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
4 5
3. Penyajian konsep, definisi, prinsip, prosedur, contoh, dan pelatihan dalam modul
5 5
Tabel 4.3 Data Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Isi/Materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
sesuai dengan kebutuhan materi pokok yang mendukung tercapainya kemampuan menulis paragraf argumentasi mahasiswa.
4. Prinsip penyusunan materi dalam modul dirumuskan secara tepat sehingga tidak menimbulkan multitafsir bagi mahasiswa.
4 5
5. Prosedur dalam modul dirumuskan secara tepat sehingga mahasiswa tidak melakukan kekeliruan sistematis.
5 5
6. Materi yang memuat konsep, prinsip, prosedur, atau rumus diperjelas oleh contoh, fakta, ilustrasi yang jelas.
4 5
7. Soal-soal yang disajikan sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga mahasiswa dapat menguasai materi menulis paragraf argumentasi menurut Logika Toulmin dengan baik.
5 5
8. Materi yang disajikan dalam modul bersifat komunikatif sehingga dapat memperjelas keadaan atau masalah yang sedang dipelajari.
5 5
9. Materi yang disajikan dalam modul menarik sehingga dapat menumbuhkan minat mahasiswa untuk mengkaji atau mempelajari paragraf argumentasi menurut Logika Toulmin lebih jauh.
5 5
10. Materi yang terdapat dalam modul dapat membuat mahasiswa mengenali gagasan/ide, mengidentifikasi dan menjelaskan gagasan, mengonstruksi pengetahuan baru, dan menerapkan pengetahuan tentang penulisan paragraf argumentasi menurut Logika Toulmin dalam kehidupan sehari-hari.
4 5
11. Materi yang disajikan dapat mendorong mahasiswa untuk secara runtut membuat kesimpulan tentang menulis paragraf argumentasi yang sahih (valid).
5 5
12. Materi yang disajikan dapat menumbuhkan kreativitas mahasiswa dalam hal pemecahan masalah dan berpikir kritis.
4 5
13. Tugas-tugas yang terdapat dalam modul dapat mendorong mahasiswa untuk mencari dan memperoleh informasi tentang paragraf argumentasi menurut logika Toulmin lebih lanjut dari berbagai sumber.
4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
14. Modul ini dilengkapi dengan materi evaluasi yang dapat mengukur kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam menulis paragraf argumentasi.
4 5
15. Materi yang disajikan mengacu pada teori-teori yang relevan dan dirumuskan dengan tepat sehingga dapat mendukung tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
5 5
16. Materi yang disajikan (termasuk contoh, latihan, dan daftar pustaka) dalam modul sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.
4 5
17. Fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan) yang disajikan dalam modul bersifat kekinian (up to date).
5 5
18. Materi yang dirumuskan dalam modul memiliki keterkaitan antarkonsepnya.
5 5
Jumlah 80 89 Skor Rata-rata 4,44 4,94
Persentase 89% 99% Kategori Sangat
Baik Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil validasi
dosen ahli pada aspek kelayakan isi/materi pada validasi tahap 1 memperoleh
skor rata-rata 4,44 dengan kategori “Sangat Baik”, sedangkan validasi tahap
2 memperoleh skor rata-rata 4,94 dengan kategori “Sangat Baik”.
2. Penilaian Kelayakan Penyajian
Kode Indikator Penilaian
Skor Tahap 1 (Sebelum
Revisi)
Tahap 2 (Setelah Revisi)
19. Setiap bab memuat pembangkit motivasi dalam menulis paragraf argumentasi (bisa berupa gambar, ilustrasi, atau susunan kalimat), pendahuluan, dan isi.
4 5
20. Penyajian dalam modul bersifat interaktif dan partisipatif sehingga memotivasi mahasiswa untuk belajar mandiri.
5 5
Tabel 4.4 Data Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Penyajian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
21. Penyajian dan pembahasan materi dalam modul mengakomodasi belajar aktif.
5 5
22. Penyajian materi dalam modul sesuai dengan alur berpikir deduktif sehingga mahasiswa dapat mengikutinya dengan baik.
4 5
23. Uraian substansi antarbab (tercermin dalam jumlah halaman) tersaji secara proposional dengan tetap mempertimbangkan standar kompetensi, kompetensi dasar.
4 5
24. Pada bagian pendahuluan modul disajikan secara lengkap, seperti kata pengantar, petunjuk penggunaan, dan daftar isi dan/atau daftar tabel dan bagan.
4 5
25. Pada bagian isi, penyajian materi dalam modul dilengkapi dengan gambar, ilustrasi, tabel, rujukan/ sumber acuan, soal latihan, dan rangkuman.
5 5
26. Pada bagian penutup dalam modul terdapat daftar pustaka, indeks subjek, daftar istilah (glosarium), daftar bagan dan jawaban soal latihan.
5 5
27. Penyajian materi dapat merangsang mahasiswa berpikir kritis, kreatif, dan inovatif dalam mendalami isu-isu dan permasalahan yang diangkat dalam penulisan paragraf argumentasi mahasiswa.
5 5
Jumlah 41 45 Skor Rata-rata 4,56 5
Persentase 91% 100% Kategori Sangat
Baik Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil validasi
dosen ahli pada aspek kelayakan penyajian pada validasi tahap 1 memperoleh
skor rata-rata 4,56 dengan kategori “Sangat Baik”, sedangkan validasi tahap
2 memperoleh skor rata-rata 5 dengan kategori “Sangat Baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
3. Penilaian Kelayakan Bahasa
Kode Indikator Penilaian
Skor Tahap 1 (Sebelum
Revisi)
Tahap 2 (Setelah Revisi)
28. Bahasa yang digunakan dalam modul untuk menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan tingkat intelektual mahasiswa (secara imajinatif dapat dibayangkan oleh mahasiswa).
5 5
29. Bahasa yang digunakan dalam modul sesuai dengan kematangan sosial emosional mahasiswa.
5 5
30. Pesan dalam modul disajikan dengan bahasa yang menarik, jelas, tepat sasaran, dan tidak menimbulkan makna ganda, sehingga mendorong siswa untuk mempelajari modul tersebut secara tuntas.
4 5
31. Kata dan kalimat yang digunakan sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
4 5
32. Penyampaian pesan antara satu bab dan bab lain yang berdekatan dan antarsubbab dalam bab mencerminkan hubungan yang logis.
4 5
33. Penyampaian pesan antarparagraf yang berdekatan dan antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan yang logis.
4 5
Jumlah 26 30 Skor Rata-rata 4,33 5
Persentase 87% 100%
Kategori Sangat Baik
Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil validasi
dosen ahli pada aspek kelayakan bahasa pada validasi tahap 1 memperoleh
skor rata-rata 4,33 dengan kategori “Sangat Baik”, sedangkan validasi tahap
2 memperoleh skor rata-rata 5 dengan kategori “Sangat Baik”.
Tabel 4.5 Data Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
4. Penilaian Kelayakan Kegrafikan
Kode Indikator Penilaian
Skor Tahap 1 (Sebelum
Revisi)
Tahap 2 (Setelah Revisi)
34. Ukuran modul sesuai dengan standar ISO, yaitu A4 (210x297 mm), A5 (148x210 mm), dan B5 (176x250 mm).
4 5
35. Penampilan unsur tata letak pada kulit muka, belakang, dan punggung secara harmonis dan konsisten.
4 5
36. Huruf, ukuran huruf, dan warna judul modul yang digunakan menarik, proposional, dan mudah dibaca.
5 5
37. Modul tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi jenis huruf dan mudah dibaca.
5 5
38. Bidang cetak, marjin, dan spasi antarteks dan ilustrasi dalam bagian isi buku sudah proposional.
5 5
39. Bagian isi modul dapat dengan cepat memberikan gambaran tentang materi ajar tertentu dan secara visual dapat mengungkap jenis ilustrasi yang ditampilkan berdasarkan materi ajarnya.
4 5
40. Bagian isi modul mengandung kesederhanaan, daya keterbacaan, dan daya kemudahan pemahaman.
4 5
41. Bagian ilustrasi isi dapat memperjelas dan mempermudah pemahaman, serta menarik.
4 5
42. Judul bab, subjudul bab, dan angka halaman, serta ilustrasi dan keterangan gambar sudah lengkap dan proposional.
5 5
43. Penempatan judul, subjudul, ilustrasi, keterangan gambar, dan hiasan tidak mengganggu pemahaman terkait materi modul.
5 5
Jumlah 45 50 Skor Rata-rata 4,50 5
Persentase 90% 100% Kategori Sangat
Baik Sangat Baik
Tabel 4.6 Data Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Kegrafikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil validasi
dosen ahli pada aspek kelayakan kegrafisan pada validasi tahap 1 memperoleh
skor rata-rata 4,50 dengan kategori “Sangat Baik”, sedangkan validasi tahap
2 memperoleh skor rata-rata 5 dengan kategori “Sangat Baik”.
Berdasarkan uraian hasil validasi dosen ahli dari masing-masing
aspek, didapatkan data skor rata-rata tahap 1 dan tahap 2 yang disajikan pada
tabel berikut.
Validasi Tahap Ke -
No Aspek Penilaian Skor Rata-Rata
Kategori
1
1 Kelayakan isi/materi 4,44 Sangat Baik 2 Kelayakan penyajian 4,56 Sangat Baik 3 Kelayakan bahasa 4,33 Sangat Baik 4 Kelayakan kegrafikan 4,5 Sangat Baik
Jumlah 17,83
Rata-rata 4,46 Sangat Baik
Persentase 89% Sangat Baik
2
1 Kelayakan isi/materi 4,94 Baik 2 Kelayakan penyajian 5 Baik 3 Kelayakan bahasa 5 Baik 4 Kelayakan kegrafikan 5 Baik
Jumlah 19,94
Rata-rata 4,98 Baik Persentase 99,72% Baik
Pada tabel tersebut dapat diketahui perbedaan antara validasi tahap
1 dan validasi tahap 2. Skor rata-rata pada tahap 1 yaitu 4,46 dengan kategori
“Sangat Baik” dan skor rata-rata pada tahap 2 yaitu 4,98 dengan kategori
“Sangat Baik”.
Tabel 4.7 Data Skor Rata-rata Validasi Dosen Ahli pada Seluruh Aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
4.1.3.2 Hasil Validasi Dosen Pengampu
Setelah melakukan validasi dosen ahli, tahap selanjutnya adalah
validasi produk oleh Septina Krismawati, S.S., M.A., selaku dosen pengampu
Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Validasi produk oleh guru Bahasa Indonesia
terdiri dari empat aspek, yaitu aspek kelayakan isi/materi, kelayakan
penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegrafikan. Validasi produk oleh
dosen pengampu Mata Kuliah Bahasa Indonesia dilakukan dua kali. Berikut
ini disajikan hasil validasi tahap 1 dan 2 dalam tiap aspek.
1. Penilaian Kelayakan Isi/Materi
Kode Indikator Penilaian
Skor Tahap 1 (Sebelum
Revisi)
Tahap 2 (Setelah Revisi)
1. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam modul sesuai dengan sasaran pembelajaran.
3 5
2. Materi pembelajaran dalam modul sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
5 5
3. Penyajian konsep, definisi, prinsip, prosedur, contoh, dan pelatihan dalam modul sesuai dengan kebutuhan materi pokok yang mendukung tercapainya kemampuan menulis paragraf argumentasi mahasiswa.
5 5
4. Prinsip penyusunan materi dalam modul dirumuskan secara tepat sehingga tidak menimbulkan multitafsir bagi mahasiswa.
4 5
5. Prosedur dalam modul dirumuskan secara tepat sehingga mahasiswa tidak melakukan kekeliruan sistematis.
4 5
6. Materi yang memuat konsep, prinsip, prosedur, atau rumus diperjelas oleh contoh, fakta, ilustrasi yang jelas.
3 3
7. Soal-soal yang disajikan sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga mahasiswa dapat menguasai materi menulis paragraf
5 5
Tabel 4.8 Data Hasil Validasi Dosen Pengampu pada Aspek Kelayakan Isi/Materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
argumentasi menurut Logika Toulmin dengan baik.
8. Materi yang disajikan dalam modul bersifat komunikatif sehingga dapat memperjelas keadaan atau masalah yang sedang dipelajari.
4 5
9. Materi yang disajikan dalam modul menarik sehingga dapat menumbuhkan minat mahasiswa untuk mengkaji atau mempelajari paragraf argumentasi menurut Logika Toulmin lebih jauh.
4 4
10. Materi yang terdapat dalam modul dapat membuat mahasiswa mengenali gagasan/ide, mengidentifikasi dan menjelaskan gagasan, mengonstruksi pengetahuan baru, dan menerapkan pengetahuan tentang penulisan paragraf argumentasi menurut Logika Toulmin dalam kehidupan sehari-hari.
4 4
11. Materi yang disajikan dapat mendorong mahasiswa untuk secara runtut membuat kesimpulan tentang menulis paragraf argumentasi yang sahih (valid).
4 5
12. Materi yang disajikan dapat menumbuhkan kreativitas mahasiswa dalam hal pemecahan masalah dan berpikir kritis.
4 5
13. Tugas-tugas yang terdapat dalam modul dapat mendorong mahasiswa untuk mencari dan memperoleh informasi tentang paragraf argumentasi menurut logika Toulmin lebih lanjut dari berbagai sumber.
4 5
14. Modul ini dilengkapi dengan materi evaluasi yang dapat mengukur kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam menulis paragraf argumentasi.
4 5
15. Materi yang disajikan mengacu pada teori-teori yang relevan dan dirumuskan dengan tepat sehingga dapat mendukung tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
3 4
16. Materi yang disajikan (termasuk contoh, latihan, dan daftar pustaka) dalam modul sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.
4 5
17. Fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan) yang disajikan dalam modul bersifat kekinian (up to date).
4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
18. Materi yang dirumuskan dalam modul memiliki keterkaitan antarkonsepnya.
4 5
Jumlah 72 85 Skor Rata-rata 4 4,72
Persentase 80% 94,4% Kategori Baik Sangat
Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil validasi
dosen pengampu pada aspek kelayakan isi/materi pada validasi tahap 1
memperoleh skor rata-rata 4 dengan kategori “Baik”, sedangkan validasi
tahap 2 memperoleh skor rata-rata 4,72 dengan kategori “Sangat Baik”.
2. Penilaian Kelayakan Penyajian
Kode Indikator Penilaian
Skor Tahap 1 (Sebelum
Revisi)
Tahap 2 (Setelah Revisi)
19. Setiap bab memuat pembangkit motivasi dalam menulis paragraf argumentasi (bisa berupa gambar, ilustrasi, atau susunan kalimat), pendahuluan, dan isi.
3 5
20. Penyajian dalam modul bersifat interaktif dan partisipatif sehingga memotivasi mahasiswa untuk belajar mandiri.
4 5
21. Penyajian dan pembahasan materi dalam modul mengakomodasi belajar aktif.
5 5
22. Penyajian materi dalam modul sesuai dengan alur berpikir deduktif sehingga mahasiswa dapat mengikutinya dengan baik.
5 5
23. Uraian substansi antarbab (tercermin dalam jumlah halaman) tersaji secara proposional dengan tetap mempertimbangkan standar kompetensi, kompetensi dasar.
4 4
24. Pada bagian pendahuluan modul disajikan secara lengkap, seperti kata pengantar, petunjuk penggunaan, dan daftar isi dan/atau daftar tabel dan bagan.
2 3
25. Pada bagian isi, penyajian materi dalam modul dilengkapi dengan gambar, ilustrasi,
5 5
Tabel 4.9 Data Hasil Validasi Dosen Pengampu pada Aspek Kelayakan Penyajian Kegrafikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
tabel, rujukan/ sumber acuan, soal latihan, dan rangkuman.
26. Pada bagian penutup dalam modul terdapat daftar pustaka, indeks subjek, daftar istilah (glosarium), daftar bagan dan jawaban soal latihan.
5 5
27. Penyajian materi dapat merangsang mahasiswa berpikir kritis, kreatif, dan inovatif dalam mendalami isu-isu dan permasalahan yang diangkat dalam penulisan paragraf argumentasi mahasiswa.
4 5
Jumlah 37 42 Skor Rata-rata 4,11 4,67
Persentase 82% 93,3% Kategori Baik Sangat
Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil validasi
dosen pengampu pada aspek kelayakan penyajian pada validasi tahap 1
memperoleh skor rata-rata 4,11 dengan kategori “Baik”, sedangkan validasi
tahap 2 memperoleh skor rata-rata 4,67 dengan kategori “Sangat Baik”.
3. Penilaian Kelayakan Bahasa
Kode Indikator Penilaian
Skor Tahap 1 (Sebelum
Revisi)
Tahap 2 (Setelah Revisi)
28. Bahasa yang digunakan dalam modul untuk menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan tingkat intelektual mahasiswa (secara imajinatif dapat dibayangkan oleh mahasiswa).
5 5
29. Bahasa yang digunakan dalam modul sesuai dengan kematangan sosial emosional mahasiswa.
4 5
30. Pesan dalam modul disajikan dengan bahasa yang menarik, jelas, tepat sasaran, dan tidak menimbulkan makna ganda, sehingga mendorong siswa untuk mempelajari modul tersebut secara tuntas.
5 5
Tabel 4.10 Data Hasil Validasi Dosen Pengampu pada Aspek Kelayakan Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
31. Kata dan kalimat yang digunakan sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
3 4
32. Penyampaian pesan antara satu bab dan bab lain yang berdekatan dan antarsubbab dalam bab mencerminkan hubungan yang logis.
5 5
33. Penyampaian pesan antarparagraf yang berdekatan dan antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan yang logis.
4 5
Jumlah 26 29 Skor Rata-rata 4,33 4,83
Persentase 87% 96,67% Kategori Sangat
Baik Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil validasi
dosen pengampu pada aspek kelayakan bahasa pada validasi tahap 1
memperoleh skor rata-rata 4,33 dengan kategori “Sangat Baik”, sedangkan
validasi tahap 2 memperoleh skor rata-rata 4,83 dengan kategori “Sangat
Baik”.
4. Penilaian Kelayakan Kegrafikan
Kode Indikator Penilaian
Skor Tahap 1 (Sebelum
Revisi)
Tahap 2 (Setelah Revisi)
34. Ukuran modul sesuai dengan standar ISO, yaitu A4 (210x297 mm), A5 (148x210 mm), dan B5 (176x250 mm).
5 5
35. Penampilan unsur tata letak pada kulit muka, belakang, dan punggung secara harmonis dan konsisten.
4 5
36. Huruf, ukuran huruf, dan warna judul modul yang digunakan menarik, proposional, dan mudah dibaca.
3 5
37. Modul tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi jenis huruf dan mudah dibaca.
3 4
Tabel 4.11 Data Hasil Validasi Dosen Pengampu pada Aspek Kelayakan Kegrafikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
38. Bidang cetak, marjin, dan spasi antarteks dan ilustrasi dalam bagian isi buku sudah proposional.
3 3
39. Bagian isi modul dapat dengan cepat memberikan gambaran tentang materi ajar tertentu dan secara visual dapat mengungkap jenis ilustrasi yang ditampilkan berdasarkan materi ajarnya.
4 5
40. Bagian isi modul mengandung kesederhanaan, daya keterbacaan, dan daya kemudahan pemahaman.
3 4
41. Bagian ilustrasi isi dapat memperjelas dan mempermudah pemahaman, serta menarik.
4 4
42. Judul bab, subjudul bab, dan angka halaman, serta ilustrasi dan keterangan gambar sudah lengkap dan proposional.
4 5
43. Penempatan judul, subjudul, ilustrasi, keterangan gambar, dan hiasan tidak mengganggu pemahaman terkait materi modul.
4 5
Jumlah 37 45 Skor Rata-rata 3,70 4,5
Persentase 74% 90% Kategori Baik Sangat
Baik Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil validasi
dosen pengampu pada aspek kelayakan kegrafisan pada validasi tahap 1
memperoleh skor rata-rata 3,70 dengan kategori “Baik”, sedangkan validasi
tahap 2 memperoleh skor rata-rata 4,5 dengan kategori “Sangat Baik”.
Berdasarkan uraian hasil validasi dosen pengampu dari masing-
masing aspek, didapatkan data skor rata-rata tahap 1 dan tahap 2 yang
disajikan pada tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Tabel 4.12 Data Skor Rata-rata Validasi Dosen Pengampu pada Seluruh Aspek
Pada tabel tersebut dapat diketahui peningkatan antara validasi
tahap 1 dan validasi tahap 2. Skor rata-rata pada tahap 1 yaitu 4,035 dengan
kategori “Baik” dan skor rata-rata pada tahap 2 yaitu 4,68 dengan kategori
“Sangat Baik”.
4.1.4 Revisi Produk I
Segala masukan dan saran dari dosen ahli dan dosen pengampu dari
hasil validasi modul menjadi bahan revisi produk modul pembelajaran “Jitu
Menulis Esai Argumentatif”. Berikut penjabaran revisi produk tahap I.
4.1.4.1 Revisi Produk dari Dosen Ahli
Validasi produk oleh dosen ahli dilakukan dua kali. Berdasarkan
validasi tersebut, diperoleh beberapa masukan dan saran perbaikan. Berikut ini
Validasi Tahap Ke - No Aspek Penilaian
Skor Rata-Rata Kategori
1
1 Kelayakan isi/materi 4,00 Baik 2 Kelayakan penyajian 4,11 Baik 3 Kelayakan Bahasa 4,33 Sangat Baik 4 Kelayakan kegrafikan 3,70 Baik
Jumlah 16,14 Rata-rata 4,035 Baik Persentase 81% Baik
2
1 Kelayakan isi/materi 4,72 Sangat Baik 2 Kelayakan penyajian 4,67 Sangat Baik 3 Kelayakan Bahasa 4,83 Sangat Baik 4 Kelayakan kegrafikan 4,5 Sangat Baik
Jumlah 18,72 Rata-rata 4,68 Sangat Baik Persentase 93,61% Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
beberapa hal yang harus peneliti revisi untuk perbaikan modul pembelajaran
dengan judul Jitu Menulis Esai Argumentatif pada setiap aspek.
1. Revisi Aspek Kelayakan Isi/Materi
Validator menyampaikan bahwa aspek kelayakan isi/materi sudah baik
secara keseluruhan. Validator memberikan beberapa masukan terkait aspek
tersebut. Pertama, konstruksi kata kerja “memahami” harus diganti dengan kata
kerja yang lebih bisa diukur ketercapaiannya. Kedua, kelengkapan materi
pembelajaran masih bisa ditingkatkan lagi. Ketiga, peneliti disarankan untuk
menambah lagi contoh-contoh kalimat, paragraf, dan esai secara utuh.
Keempat, materi evaluasi dominan mengukur aspek kognitif. Maka validator
menyarankan untuk mengubah materi evaluasi ke arah aspek keterampilan
menulis yan disesuaikan dengan tahapan kesulitan materi tiap babnya.
2. Revisi Aspek Kelayakan Penyajian
Pada aspek penyajian, bagian yang perlu dilakukan perbaikan adalah
bagian daftar pustaka. Penulisan daftar pustaka yang peneliti buat masih
bannyak kesalahan. Maka validator menyarankan peneliti untuk membaca
pedoman penulisan daftar pustaka sehingga bisa menuliskan daftar pustaka
dengan baik. Selain itu, validator menyarankan agar seluruh ilustrasi, gambar,
atau tabel yang diunduh melalui internet harus dicantumkan sumbernya.
Validator juga menyarankan agar tata letak bisa diatur lebih rapi agar materi
pembelajaran mudah untuk dibaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
3. Revisi Aspek Kelayakan Bahasa
Validator memberikan masukan agar peneliti lebih teliti dalam
mengetik karena masih banyak ditemukan kesalahan pengetikan. Hal ini
mengakibatkan kekaburan makna dan kesalahpahaman mahasiswa dalam
memahami materi pembelajaran. Peneliti juga disarankan untuk
memperhatikan tata bahasa Indonesia, hkhususnya pembentukan kalimat.
4. Revisi Aspek Kelayakan Kegrafisan
Peneliti mendesain modul pembelajaran dengan terlalu banyak
kombinasi jenis tulisan, sehingga di beberapa halaman, pembaca sulit untuk
memahami maksud dari materi pembelajaran. Selain itu, validator menemukan
beberapa halaman yang memiliki kombinasi warna yang kurang sesuai,
sehingga menyulitkan pandangan pembaca untuk membaca.
4.1.4.2 Revisi Produk dari Dosen Pengampu
Validasi produk oleh dosen pengampu dilakukan dua kali. Berdasarkan
validasi tersebut, diperoleh beberapa masukan dan saran perbaikan. Berikut ini
beberapa hal yang harus peneliti revisi untuk perbaikan modul pembelajaran
dengan judul Jitu Menulis Esai Argumentatif pada setiap aspek.
1. Revisi Aspek Kelayakan Isi/Materi
Validator menyampaikan bahwa aspek kelayakan isi/materi sudah baik
secara keseluruhan. Validator memberikan beberapa masukan terkait aspek
tersebut. Pertama, kelengkapan materi pembelajaran masih bisa ditingkatkan
lagi. Kedua, peneliti disarankan untuk menambah lagi contoh-contoh kalimat,
paragraf, dan esai secara utuh. Ketiga, kompetensi dasar perlu ditampakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
lagi. Keempat, rumusan teori para pakar hendaknya dilengkapi dengan
rumusan pribadi.
2. Revisi Aspek Kelayakan Penyajian
Pada aspek penyajian, bagian yang perlu dilakukan perbaikan adalah
seluruh ilustrasi, gambar, atau tabel yang diunduh melalui internet harus
dicantumkan sumbernya. Validator juga menyarankan agar pembangkit
motivasi dalam modul.
3. Revisi Aspek Kelayakan Bahasa
Validator memberikan masukan agar peneliti lebih teliti dalam
mengetik karena masih banyak ditemukan kesalahan pengetikan. Hal ini
mengakibatkan kekaburan makna dan kesalahpahaman mahasiswa dalam
memahami materi pembelajaran. Peneliti harus teliti dan memperbaiki aspek
teknis kebahasaan.
4. Revisi Aspek Kelayakan Kegrafikan
Peneliti mendesain modul pembelajaran dengan terlalu banyak
kombinasi jenis huruf, sehingga di beberapa halaman, pembaca sulit untuk
memahami maksud dari materi pembelajaran.
Maka dapat disimpulkan, revisi yang dilakukan berdasarkan saran
perbaikan dari dosen ahli, yaitu 1) perbaikan konstruksi kata kerja pada
kompetensi dasar, 2) peninjauan ulang kompetensi dasar agar bisa
diukurketercapaiannya, 3) penambahan materi, 4) penulisan daftar pustaka
harus mengikuti aturan yang berlaku, 5) penambahan bagian glosarium dan
indeks, 6) pemberian sumber pada gambar/ilustrasi yang digunakan, 7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
perbaikan ejaan sesuai PUEBI, 8) penugasan harus diarahkan pada
keterampilan menulis mahasiswa, dan 9) perbanyak contoh.
Revisi yang dilakukan berdasarkan saran perbaikan dari dosen
pengampu, yaitu (1) penambahan kompetensi dasar yang belum tampak, (2)
penambahan dan perbaikan contoh-contoh, (3) penambahan materi, (4)
perhatikan teknis kebahasaan, dan (5) perbaikan ejaan sesuai PUEBI.
4.1.5 Data Hasil Uji Coba Produk
Tahapan selanjutnya dari penelitian pengembangan ini adalah uji
coba kepada mahasiswa peserta Mata Kuliah Bahasa Indonesia Program Studi
Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma terhadap produk berupa
modul pembelajaran yang berjudul Jitu Menulis Esai Argumentatif. Berikut
penjabaran hasil uji coba produk.
4.1.5.1 Deskripsi Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan dengan dua rangkaian yaitu pembelajaran
mandiri menggunakan modul dan pengisian angket validasi mahasiswa. Uji
coba produk dilakukan selama satu kali pertemuan yaitu pada tanggal 29
November 2017. Di awal pembelajaran, mahasiswa dibagi menjadi 6
kelompok kemudian setiap kelompok diberi modul pembelajaran.
Selanjutnya mahasiswa diharapkan untuk mengerjakan tugas latihan yang
telah tercantum dalam modul yaitu membuat kerangka esai argumentatif
secara mandiri. Peneliti hanya sebagai fasilitator yang memberikan arahan
dan masukan secara langsung terhadap kerangka esai yang telah dibuat
mahasiswa. Pembelajaran dilakukan selama 2 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Setelah membuat kerangka esai argumentatif, mahasiswa diminta
untuk mengisi angket penilaian terhadap modul yang mereka gunakan.
Penilaian yang dilakukan siswa mencakup empat aspek, yaitu aspek
isi/materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan dengan total 20 butir indikator
penilaian. Pengisian angket validasi tersebut dilakukan pada satu jam
terakhir dan dikumpulkan kembali kepada peneliti di akhir jam perkuliahan.
Luaran dari uji coba produk ini adalah mahasiswa mampu menulis
esai argumentatif dengan menggunakan keenam elemen dalam Logika
Toulmin. Luaran tersebut direalisasikan dengan pemberian tugas kepada
mahasiswa untuk menulis esai argumentatif menggunakan elemen dalam
Logika Toulmin dengan tema bebas. Nilai tugas tersebut dijadikan nilai
tambahan UAS dengan bobot 15%. Tugas tersebut dikumpulkan sesuai
jadwal UAS Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada tanggal 6 Desember 2017.
4.1.5.2 Deskripsi Hasil Validasi Mahasiswa
Angket validasi mahasiswa terdiri dari 20 butir indikator penilaian,
kolom komentar umum, saran perbaikan, serta kesimpulan kelayakan modul
pembelajaran. Berikut hasil validasi mahasiswa peserta Mata Kuliah Bahasa
Indonesia Program Studi Pendidikan Maematika yang berjumlah 30 responden.
1. Penilaian Aspek Kelayakan Isi/Materi
Kode Indikator Penilaian Skor Rata-rata
(n = 30)
7 Petunjuk dan penggunaan modul pembelajaran mudah dipahami.
4,07
Tabel 4.13 Data Hasil Validasi Mahasiswa pada Aspek Kelayakan Isi/Materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
9 Fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan) yang disajikan dalam modul bersifat kekinian (up to date).
4,40
11
Materi yang terdapat dalam modul dapat membuat mahasiswa mengenali gagasan/ide, mengidentifikasi dan menjelaskan gagasan, mengonstruksi pengetahuan baru, dan menerapkan pengetahuan tentang penulisan esai argumentatif menurut Logika Toulmin dalam kehidupan sehari-hari.
4,10
12 Materi pembelajaran esai argumentatif menurut Logika Toulmin dan contoh teksnya dalam modul pembelajaran mudah dibaca.
4,17
13 Materi yang disajikan dapat menumbuhkan kreativitas mahasiswa dalam hal pemecahan masalah dan berpikir kritis.
3,90
14
Materi penulisan esai argumentatif menurut Logika Toulmin yang memuat konsep, prinsip, prosedur, atau rumus diperjelas oleh contoh, fakta, ilustrasi yang jelas.
4,27
17 Penugasan dan materi pembelajaran saling berkaitan.
4,27
18 Instruksi tugas tidak multitafsir. 4,13
19
Tugas-tugas yang terdapat dalam modul dapat mendorong mahasiswa untuk mencari dan memperoleh informasi tentang esai argumentatif menurut Logika Toulmin lebih lanjut dari berbagai sumber.
4,17
20
Soal-soal yang disajikan sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga mahasiswa dapat menguasai materi menulis esai argumentatif menurut Logika Toulmin dengan baik.
4,33
Jumlah 41,81
Skor Rata-Rata 4,18
Persentase 83,62% Kategori Baik
Berdasarkan hasil uji coba terbatas pada 30 mahasiswa, aspek
kelayakan isi/materi memperoleh skor rata-rata 4,18 dengan kategori “Baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
2. Penilaian Aspek Kelayakan Penyajian
Kode Indikator Penilaian Skor Rata-rata
(n = 30)
1 Anda senang menggunakan modul pembelajaran ini.
4,30
2 Tampilan modul pembelajaran menarik perhatian.
4,57
5 Struktur modul sistematis. 4,17
8 Penyajian dalam modul bersifat interaktif dan partisipatif sehingga memotivasi mahasiswa untuk belajar mandiri.
4.03
10 Bagian ilustrasi isi dapat memperjelas dan mempermudah pemahaman, serta menarik.
4,17
Jumlah 21,24 Skor Rata-Rata 4,25
Persentase 84,96% Kategori Sangat Baik
Berdasarkan hasil uji coba terbatas pada 30 mahasiswa, aspek
kelayakan penyajian memperoleh skor rata-rata 4,25 dengan kategori “Sangat
Baik”.
3. Penilaian Aspek Kelayakan Bahasa
Kode Indikator Penilaian Skor Rata-Rata
(N = 30)
15 Bahasa yang digunakan dalam modul pembelajaran mudah dipahami.
3,80
16
Bahasa yang digunakan dalam modul untuk menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan tingkat intelektual mahasiswa (secara imajinatif dapat dibayangkan oleh mahasiswa).
3,87
Jumlah 7,67 Skor Rata-Rata 3,84
Persentase 76,70% Kategori Baik
Tabel 4.14 Data Hasil Validasi Mahasiswa pada Aspek Kelayakan Penyajian
Tabel 4.15 Data Hasil Validasi Mahasiswa pada Aspek Kelayakan Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Berdasarkan hasil uji coba terbatas pada 30 mahasiswa, aspek
kelayakan bahasa memperoleh skor rata-rata 3,84 dengan kategori “Baik”.
4. Penilaian Aspek Kelayakan Kegrafikan
Kode Indikator Penilaian Skor Rata-Rata (N = 30)
3 Gambar dalam modul pembelajaran menarik perhatian dan minat belajar.
4,37
4 Tata letak modul proposional. 4,17
6 Penggunaan huruf, serta kombinasi warna dalam modul pembelajaran jelas dan mudah dibaca.
3,77
Jumlah 12,31 Skor Rata-Rata 4,10 Persentase 82,07% Kategori Baik
Berdasarkan hasil uji coba terbatas pada 30 mahasiswa, aspek
kelayakan kegrafikan memperoleh skor rata-rata 4,10 dengan kategori “Baik”.
Berikut disajikan uraian hasil validasi mahasiswa dari masing-
masing aspek pada tabel berikut.
Validasi Tahap Ke - No. Aspek Penilaian
Skor Rata-Rata Kategori
1
1 Kelayakan isi/materi 4,18 Baik 2 Kelayakan penyajian 4,25 Sangat Baik 3 Kelayakan Bahasa 3,84 Baik 4 Kelayakan kegrafikan 4,10 Baik
Jumlah 16,37 Rata-rata 4,09 Baik Persentase 81,85% Baik
Tabel 4.16 Data Hasil Validasi Mahasiswa pada Aspek Kelayakan Kegrafikan
Tabel 4.17 Data Skor Rata-Rata Validasi Mahasiswa pada Seluruh Aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Sebanyak 10 responden menyatakan bahwa modul yang peneliti
buat sudah kreatif dan menarik. Selain itu, sebanyak 5 responden
menyatakan bahwa isi dan bentuk penyajian modul sudah baik. Namun di
sisi lain, terdapat lima komentar dan saran perbaikan utama yang
diberikan responden terkait revisi produk modul pembelajaran menulis
esai argumentatif. Kelima masukan tersebut yaitu (1) adanya kesalahan
pengetikan (11 responden); (2) diksi yang sulit dimengerti (7 responden);
(3) pemilihan warna dan huruf yang menyulitkan untuk dibaca (10
responden); (4) contoh sulit untuk dimengerti (3 responden); (5)
kesalahan dalam penggunaan tata bahasa (2 responden). Seluruh masukan
yang telah responden berikan sangat memberikan kontribusi besar bagi
revisi modul.
Sebagai kesimpulan hasil uji coba produk, terdapat 14 responden
yang menyatakan bahwa modul pembelajaran “Jitu Menulis Esai
Argumentatif” layak digunakan tanpa revisi. Sedangkan 16 responden
lainnya menyatakan bahwa modul pembelajaran layak digunakan dengan
revisi.
4.1.5.3 Hasil Tes Akhir (Post-Test) Mahasiswa
Peneliti memberikan tes akhir terhadap subjek penelitian, yaitu
mahasiswa peserta Mata Kuliah Bahasa Indonesia, Program Studi Pendidikan
Matematika, Universitas Sanata Dharma. Tes akhir (post-test) ini berguna
untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa dalam menulis esai
argumentatif setelah belajar menggunakan modul pembelajaran “Jitu Menulis
Esai Argumentatif”. Tes akhir yang peneliti berikan berupa tugas untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
membuat esai argumentatif dengan tema bebas dan dilatih untuk
mengimlementasikan elemen-elemen dalam Logika Toulmin dalam esai
mereka. Tugas tersebut diberikan kepada mahasiswa pada tanggal 29
November 2017. Peneliti memberikan waktu kepada mahasiswa selama
seminggu untuk mengerjakan tugas tersebut. Mahasiswa mengumpulkan tugas
pada tanggal 6 Desember 2017.
Hasil tes akhir ini akan dianalisis secara kualitatif oleh peneliti. Peneliti
telah membuat kis-kisi analisis kemampuan menulis esai argumentatif menurut
Logika Toulmin. Kisi-kisi tersebut peneliti adopsi dari Dwiwandono (1996)
dengan sedikit tambahan kelengkapan elemen dalam Logika Toulmin. Terdapat
lima rincian kisi-kisi kemampuan menulis yaitu (1) isi, (2) organisasi, (3)
kosakata, (4) bahasa, dan (5) penulisan. Dari kelima rincian kisi-kisi tersebut,
penulis telah menentukan patokan tingkatan kemampuan menulis mahasiswa
dalam menulis esai argumentatif. Patokan tersebut yang akan menjadi landasan
peneliti untuk menganalisis hasil tulisan mahasiswa secara kualitatif.
Peneliti akan menganalisis hasil tulisan mahasiswa berdasarkan rincian
kemampuan menulis yang terdapat dalam kisi-kisi penelitian. Berikut hasil
tulisan esai argumentatif mahasiswa.
1. Aspek Isi
Secara aspek isi, hasil tulisan esai argumentatif mahasiswa sudah
baik. Mahasiswa sudah bisa menuangkan gagasannya melalui sebuah
tulisan argumen. Isi esai sudah cukup sesuai dengan topik yang diangkat
oleh mahasiswa. Selain itu, mahasiswa juga sudah menggunakan elemen-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
elemen Toulmin dalam isi esai mereka. Rata-rata esai mahasiswa
menggunakan 4 sampai 5 elemen yaitu klaim, data, jaminan, modalitas, dan
dukungan penjamin. Elemen sanggahan masih belum banyak digunakan
mahasiswa dalam hasil tulisan mereka. Namun, sudah ada beberapa judul
esai mahasiswa yang sesuai dengan isinya. Contohnya terdapat pada
gambar berikut.
Kedua gambar tersebut merupakan contoh dari beberapa judul yang
menarik dan sesuai aspek isi. Hal ini karena judul tersebut bisa menarik
minat pembaca untuk melanjutkan membaca isi esai tersebut. Ketepatan
pemilihan judul juga menjadi poin penting dalam membuat sebuah esai
argumentatif yang padu. Sebagai contoh, pada gambar 4.17, penulis ingin
membuka pikiran pembaca terhadap maraknya politik yang bernuansa
kepentingan satu pihak. Namun, di sisi lain penulis mengajak generasi muda
untuk berperan dan tidak hanya sebagai penonton. Pada gambar 4.18,
penulis lebih menarik perhatian pembaca dari isi yang akan dituliskan. Judul
Gambar 4.17 Judul Esai yang Sesuai Aspek Isi
Gambar 4.18 Judul Esai yang Sesuai Aspek Isi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
tersebut dapat menimbulkan pertanyaan terhadap orang yang akan
membaca.
Di sisi lain, masih ada sedikit mahasiswa yang mengalami kesulitan
untuk menentukan judul yang menarik minat pembaca. Namun, semua esai
mahasiswa sudah memiliki judul yang cukup mampu memberikan
gambaran tentang topik yang akan dibicarakan dalam esai mereka.
Mahasiswa sudah mampu menuliskan fakta berdasarkan referensi yang
valid. Selain itu, mereka sudah bisa mengutip fakta-fakta dengan cukup
baik. Namun ada pula beberapa mahasiswa yang masih belum bisa
mengolah data mentah berupa fakta menjadi sebuah tulisan yang menarik
untuk dibaca. Mereka juga sudah mencantumkan daftar pustaka. Namun tak
sedikit mahasiswa yang tidak mencantumkan atau mencantumkan daftar
pustaka tetapi tidak terdapat dalam bagian isi esai. Berikut contoh potongan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
esai yang sudah sesuai dengan alur fakta dan memuat data, serta
memberikan daftar pustaka pada akhir esai.
Gambar 4.19 Isi Esai yang Sesuai Aspek Isi
Gambar 4.20 Daftar Pustaka Esai yang Sesuai Aspek Isi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Tingkat penjabaran isi dalam semua esai mahasiswa juga sudah
cukup mendalam, sehingga ketuntasan menuangkan ide sudah tampak.
Selain itu, peneliti juga belum menemukan satupun esai yang sudah
mengandung keenam elemen dalam Logika Toulmin. Secara umum, isi esai
semuanya sudah sesuai ketentuan. Mahasiswa juga sudah mencoba
menggunakan elemen-elemen Toulmin walaupun tidak semua
menggunakan keenam elemen Logika Toulmin secara lengkap. Ketajaman
argumennya juga sudah mulai tajam walaupun masih ada kekurangan-
kekurangan di beberapa sisi. Hasil tes akhir (post-test) dapat dilihat pada
halaman lampiran.
2. Aspek Organisasi
Peneliti menilai esai argumentatif mahasiswa dengan
mempertimbangkan aspek organisasi. Aspek organisasi juga bisa disebut
dengan aspek struktur. Kejelasan struktur penting dalam penulisan esai
argumentatif. Aspek organisasi meliputi (1) kerapian pengetikan, (2)
kelogisan argumen penulis, dan (3) kekohesian antarparagraf. Esai yang
mahasiswa tuliskan secara umum telah memiliki nilai yang baik dalam
aspek ini. Kelogisan argumen sudah tampak karena mahasiswa sudah
menggunakan elemen-elemen dalam Logika Toulmin. Namun masih ada
beberapa esai mahasiswa yang kurang dari kriteria ideal dari aspek
organisasi, contohnya sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Gambar 4.21 merupakan contoh dari esai dengan penilaian aspek
keorganisasian yang kurang. Secara tampilan, gambar 4.21 memperlihatkan
kekohesian antarparagraf belum begitu nampak. Penulis hanya
menempelkan pendapat yang kurang dapat diterima kebenarannya oleh
pembaca. Hal tersebut kurang diperkuat data-data yang dipergunakan
Gambar 4.21 Esai yang Kurang Sesuai Aspek Organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
penulis serta pendapat penulis masih kurang tajam sehingga menurunkan
kepercayaan pembaca.
Kesalahan demikian tidak banyak terjadi pada esai tugas post-test.
Banyak dari hasil esai mahasiswa sudah memiliki struktur yang baik.
Pengembangan paragraf sudah lebih logis daripada tugas pre-test. Tingkat
kekohesian esai juga semakin baik sehingga tidak banyak paragraf yang
melenceng dari ide pokoknya.
3. Aspek Kosakata
Aspek kosakata merupakan keterampilan yang cukup penting dalam
penilaian keterampilan menulis. Ketepatan pemilihan kosakata (diksi) yang
efektif dan efisian akan menghasilkan suatu tulisan yang kaya akan
informasi. Selain itu, penggunaan diksi yang tepat akan mempermudah
pembaca untuk memahami isi tulisan.
Berdasarkan hasil analisis peneliti terhadap hasil tulisan esai
argumentatif mahasiswa, mahasiswa mulai paham tentang diksi yang harus
digunakan agar argumen yang mereka sampaikan dapat dipahami pembaca.
Hal ini dibantu pula dengan pemilihan referensi data untuk esai mereka yang
secara tidak langsung membantu mahasiswa untuk memilih kosakata yang
tepat. Berdasarkan hasil esai mahasiswa, semua kosakata yang mereka
gunakan cukup berterima dan tepat. Penggunaan kosakata pada hasil tes
akhir (post-test) dapat dilihat pada halaman lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
4. Aspek Bahasa
Aspek bahasa menjadi penting untuk dianalisis karena penulis dapat
mentrasferkan ide-idenya melalui bahasa. Keberhasilan transfer informasi
dari penulis kepada pembaca tak lepas dari penyusunan kata, kalimat, dan
paragraf-paragrafnya. Tak dapat dipungkiri bahwa pemahaman dan
keterampilan berbahasa tidak dapat dikuasai dengan mudah. Berlatih secara
terus-menerus merupakan salah satu caranya.
Peneliti menganalisis penguasaan tata bahasa dan penyusunan
kalimat esai tugas post-test mahasiswa. Berdasarkan patokan analisis aspek
bahasa di atas, peneliti masih menemukan beberapa mahasiswa yang belum
menguasai tata bahasa. Hal ini sangat terlihat pada penggunaan kata hubung
dan pembentukan kalimat yang tidak efektif. Namun sudah banyak
mahasiswa yang cukup paham dengan tata bahasa Indonesia walaupun tidak
sepenuhnya tepat. Berikut termasuk contoh kesalahan dalam aspek bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
Kesalahan pada gambar di atas paling banyak terdapat pada,
kesalahan pembentukan kalimat, dan kesalahan penggunaan konjungsi.
Kesalahan semacam ini juga terjadi pada esai mahasiswa lain dengan kadar
kesalahan yang beragam.
Gambar 4.22 Esai yang Kurang Sesuai Aspek Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
5. Aspek Penulisan
Aspek penulisan atau pengetikan juga menjadi perhatian peneliti.
Hal ini karena kesalahan penulisan kata akan mempengaruhi makna kata
yang menjadi kabur atau memiliki makna lain. Berdasarkan hasil analisis
esai mahasiswa, peneliti menemukan beberapa kesalahan pengetikan dalam
esai mahasiswa. Hal ini mengakibatkan kekaburan makna kata yang
dimaksud. Namun kesalahan ini hanya terjadi pada beberapa mahasiswa
yang kurang teliti saat mengetik. Berikut contoh kesalahan penulisan dalam
esai mahasiswa.
Gambar 4.23 Esai yang Kurang Sesuai Aspek Penulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Kesalahan pengetikan terjadi pada judul yaitu kata remaja menjadi
remaka. Hal ini membuat makna menjadi kabur atau memiliki makna lain.
Selain itu, banyak terjadi kesalahan spasi yang menimbulkan hasil esai kurang
estetis. Aspek penulisan atau pengetikan juga menjadi perhatian peneliti.
Secara keseluruhan, hasil esai tugas post-test mahasiswa meningkat dan
menjadi lebih baik dibandingkan hasil esai tugas pre-test. Berdasarkan lima
aspek penilaian kemampuan menulis, peneliti menyimpulkan beberapa hal
berikut. Pertama, mahasiswa sudah mampu mengaitkan topik dengan isi esai.
Kedua, tingkat kekohesian esai sudah cukup baik. Ketiga, kadar ketajaman esai
sudah cukup baik. Keempat, pemilihan kosakata sudah baik. Kelima, bahasa
yang digunakan dalam esai sudah mulai komunikatif. Keenam, mahasiswa
kurang memahami tata bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Ketujuh,
beberapa mahasiswa masih belum memahami kaidah penulisan kata dan ejaan
dalam Bahasa Indonesia. Dengan demikian, penggunaan modul pembelajaran
mampu meningkatkan kemampuan berargumen dan berpikir secara logis
mahasiswa melalui keterampilan menulis esai argumentatif. Walaupun modul
pembelajaran menulis esai argumentatif belum begitu mampu meningkatkan
keterampilan berbahasa mahasiswa.
4.1.6 Revisi Produk Tahap II
Revisi produk tahap kedua ini berasal dari masukan dan saran dosen
ahli dan dosen pengampu. Revisi ini menjadi penyempurnaan modul yang
terakhir dari proses pengembangan produk. Hasil validasi tahap kedua ini
menjadi bahan revisi produk modul pembelajaran “Jitu Menulis Esai
Argumentatif”. Berikut penjabaran revisi produk tahap II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
4.1.6.1 Revisi Produk dari Dosen Ahli
Validasi produk oleh dosen ahli dilakukan dua kali. Berdasarkan
validasi tersebut, diperoleh beberapa masukan dan saran perbaikan. Berikut
ini beberapa hal yang harus peneliti revisi untuk perbaikan modul
pembelajaran dengan judul Jitu Menulis Esai Argumentatif pada setiap aspek.
1. Revisi Aspek Kelayakan Isi/Materi
Validator menyampaikan bahwa aspek kelayakan isi/materi sudah
baik secara keseluruhan. Validator memberikan masukan terkait standar
kompetensi yang ada untuk dilengkapi agar lebih terlihat rinci.
2. Revisi Aspek Kelayakan Penyajian
Pada aspek penyajian, validator menyampaikan aspek kelayakan
penyajian sudah baik.
3. Revisi Aspek Kelayakan Bahasa
Validator memberikan masukan agar peneliti lebih teliti dalam
mengetik karena masih ada ditemukan kesalahan pengetikan.
4. Revisi Aspek Kelayakan Kegrafisan
Peneliti mendesain modul pembelajaran dengan ukuran A5 maka
tulisan yang ditampilkan harus disesuaikan dengan ukuran kertas. Hal
tersebut agar mahasiswa dapat membaca dengan fokus dan tidak bingung
dengan tulisan yang akan dimaksudkan.
4.1.6.2 Revisi Produk dari Dosen Pengampu
Validasi produk oleh dosen pengampu dilakukan dua kali.
Berdasarkan validasi tersebut, diperoleh beberapa masukan dan saran
perbaikan. Berikut ini beberapa hal yang harus peneliti revisi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
perbaikan modul pembelajaran dengan judul Jitu Menulis Esai Argumentatif
pada setiap aspek.
1. Revisi Aspek Kelayakan Isi/Materi
Validator menyampaikan bahwa aspek kelayakan isi/materi sudah
baik secara keseluruhan. Validator memberikan beberapa masukan terkait
aspek tersebut. Validator memberikan saran agar menambah contoh pada
bagian bab 1 agar lebih memudahkan mahasiswa mengetahui menulis
argumentasi secara baik sesuai dengan contoh.
2. Revisi Aspek Kelayakan Penyajian
Pada aspek penyajian, menurut dosen pengampu bagian yang perlu
ditambahkan adalah bagian daftar bagan dan daftar tabel. Keduanya perlu
ditambahkan agar mahasiswa lebih jelas dalam melihat rincian bagan dan
tabel yang berada di modul. Penambahan tersebut dapat bermanfaat bagi
mahasiswa sebagai pembaca dan revisi bagi peneliti agar lebih rinci
menuliskan kelengkapan penyajian di dalam modul.
3. Revisi Aspek Kelayakan Bahasa
Validator memberikan masukan agar peneliti lebih teliti dalam
mengetik karena masih banyak ditemukan kesalahan pengetikan.
Kesalahan pengetikan dalam penulisan kata-kata menjadi koreksi bagi
peneliti agar lebih teliti. Peneliti telah mencoba mengoreksi segala
kesalahan penulisan yang ada di dalam modul agar meminimalisir
kesalahan yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
4. Revisi Aspek Kelayakan Kegrafisan
Peneliti mendesain modul pembelajaran dengan tema komik. Hal
tersebut jika dilihat dari media elektronik memiliki desain berbeda dengan
modul yang telah dicetak. Jika desain pada modul yang dilihat dengan
media elektronik pada bagian pinggir kertas tidak berjarak dengan tepi.
Hal tersebut berfungsi agar terlihat luas karena tidak terdapat patokan
untuk dijilid. Berbeda halnya dengan modul yang didesain untuk dicetak,
modul yang dicetak akan memiliki bingkai warna putih agar isi modul
tidak terpotong jika sudah dijilid. Oleh karena itu, masukan dari dosen
pengampu yang melihat dari media elektronik tentang modul yang akan
terpotong jika dijilid tidak akan terjadi.
Maka dapat disimpulkan, revisi produk tahap kedua menurut dosen
ahli, yaitu (1) mencermati standar kompetensi yang ada untuk dilengkapi
agar lebih terlihat rinci, dan (2) memperhatikan ukuran tulisan yang berada
di dalam modul.
Revisi produk tahap kedua menurut dosen pengampu, yaitu (1)
menambah contoh dapa bagian bab 1 dan 2, (2) menambahkan daftar
bagan dan daftar tabel, (3) memperbaiki kesalahan berbahasa dalam
modul.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini membahas tentang deskripsi modul, deskripsi
hasil validasi, deskripsi data hasil tes, dan deskripsi analisis kelayakan modul.
Berikut disajikan pembahasan hasil penelitian lebih rinci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
4.2.1 Deskripsi Modul
Modul merupakan bahan ajar yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Oleh karena itu, modul
harus berisi tentang petunjuk belajar yang akan dicapai, isi materi pelajaran,
informasi pendukung, latihan soal, petunjuk kerja, evaluasi, dan balikan terhadap
hasil evaluasi (Prastowo, 2011: 104).
Modul berjudul Jitu Menulis Esai Argumentatif Berperspektif Logika
Toulmin memuat materi dan unsur penguat pembelajaran seperti rangkuman,
latihan, aksi, uji formatif dan refleksi. Materi yang disajikan di dalam modul lebih
menonjolkan pembelajaran menulis esai argumentatif menggunakan logika
Toulmin. Modul tersebut juga menggunakan paradigma pedagogi reflektif dalam
menyajikan materi maupun penguatan materi pembelajaran. Hal tersebut
digunakan sebagai ciri khas modul dan mempermudah dalam pendekatan
pembelajaran. Penyusunan modul tersebut disusun berdasarkan empat aspek
kelayakan. Aspek tersebut antara lain isi/materi, penyajian, bahasa, dan
kegrafikan. Penggunaan judul Jitu Menulis Esai Argumentatif Berperspektif
Logika Toulmin memiliki arti yang mendalam untuk menarik minat pembaca.
Penggunaan kata “Jitu” memiliki arti tepat dan terukur. Pemilihan kata “jitu” ini
mengindikasikan materi dan isi dari modul bersifat tepat dan benar. Hal ini
diperkuat arti “jitu” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), “Jitu”
memiliki arti tepat benar; kena benar. Hal tersebut dapat dihubungkan dengan
kemampuan menulis esai argumentatif. Modul ini menyajikan materi menulis
esai argumentatif secara tepat dan benar serta mampu meningkatkan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
menulis esai argumentatif peserta didik secara tepat. Modul ini juga menuliskan
Logika Toulmin di dalam judul. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
keingintahuan pembaca tentang Logika Toulmin. Oleh karena itu, modul ini
diharapkan mampu menyajikan pembelajaran menulis esai argumentatif
berperspektif Logika Toulmin secara tepat dan benar sehingga pembelajar dapat
menghasilkan karya tulis esai secara berkualitas.
4.2.1.1 Aspek Isi/Materi
Aspek isi/materi yang tertulis di dalam modul telah memperhatikan
tujuan utama pembelajaran yaitu pembaca mampu menulis esai argumentasi
berperspektif logika Toulmin dengan baik dan benar. Selaras dengan tujuan
pembelajaran tersebut maka penulis menyajikan materi pembelajaran yang
mampu meningkatkan daya tarik pembaca dengan memadukan teori, contoh dan
latihan agar pembaca mampu menerima materi pembelajaran dan mampu
menerapkan teori tersebut ke dalam tulisan esai argumentasi menurut logika
Toulmin. Materi pembelajaran dalam modul ini terbagi menjadi tiga materi
pokok, yaitu (1) Menulis Argumetasi, (2) Esai, dan (3) Esai Argumentasi
Menurut Toulmin. Ketiga materi pokok tersebut dapat mempermudah pembaca
untuk mengkaji lebih dalam menulis esai argumentasi menurut logika Toulmin.
Pembelajaran pada materi pertama, yaitu “Menulis Argumentasi”
memuat hakikat menulis argumentasi, unsur penulisan argumentasi, kesalahan
dalam penulisan argumentasi, dan pedoman kerja penulisan argumentasi.
Hakikat menulis argumentasi berisi pendapat para pakar dan penulis tentang
menulis argumentasi. Unsur penulisan argumentasi berisi materi tentang pihak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
atau unsur yang perlu diperhatikan penulis argumen saat penyampaian tulisan
argumentasi. Kesalahan dalam penulisan argumentasi berisi kesalahan yang
sering ditemukan saat penulisan argumentasi. Pedoman kerja penulisan
argumentasi berisi langkah-langkah dan cara yang baik sebelum menulis
argumentasi.
Pembelajaran pada materi kedua, yaitu “Esai” memuat hakikat esai,
karakteristik esai, struktur esai, format esai, contoh esai, kaidah judul esai, jenis
esai, dan langkah menulis esai. Hakikat esai berisi pendapat para pakar dan
penulis tentang esai. Karakteristik esai berisi karakteristik tulisan esai dilihat dari
berbagai aspek. Struktur esai berisi materi struktur yang digunakan dalam
penulisan esai secara baik dan benar. Format esai berisi format penulisan esai
yang sesuai dengan kaidah penulisan esai. Contoh esai berisi salah satu contoh
esai yang sesuai dengan format penulisan esai. Kaidah judul esai berisi syarat-
syarat judul yang baik dan benar dalam penulisan esai sehingga dapat menarik
minat pembaca tulisan esai. Jenis esai berisi macam-macam jenis tulisan esai
seperti esai deskriptif, esai ekspositori, esai narasi, esai persuasi, dan esai
dokumentatif. Langkah-langkah menulis esai berisi langkah-langkah menulis
esai sesuai kaidah penulisan esai.
Pembelajaran pada materi ketiga, yaitu “Esai Argumentasi Menurut
Tolmin” memuat hakikat esai argumentasi menurut logika Toulmin, elemen-
elemen argumen menurut logika Toulmin, struktur esai menurut logika Toulmin,
pola argumen menurut logika Toulmin, dan kadar ketajaman argumen menurut
logika Toulmin. Hakikat esai argumentasi menurut Toulmin berisi pendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
tentang esai argumetasi menurut pakar argumentasi yaitu Toulmin. Elemen-
elemen menurut logika Toulmin berisi penjelasan dan contoh terkait enam
elemen yaitu klaim, data, jaminan, dukungan, modalitas, dan sanggahan.
Struktur esai menurut logika Toulmin berisi penjelasan struktur yang terdapat di
dalam esai menurut logika Toulmin seperti pengantar, tesis, tubuh, dan
kesimpulan. Pola argumen menurut logika Toulmin berisi penjelasan dan contoh
tentang pola argumen menurut Toulmin seperti C-G (Claim-Ground), C-G-W
(Claim-Ground-Warrant), C-G-W-B (Claim-Ground-Warrant-Backing), C-G-
W-B-M (Claim-Ground-Warrant-Backing-Modals Qualifier), dan C-G-W-B-M-
R (Claim-Ground-Warrant-Backing-Modals Qualifier-Rebuttals). Kadar
ketajaman argumen menurut logika Toulmin berisi penjelasan tentang
kelengkapan dalam penulisan argumen yang dikategorikan ke dalam golongan
seperti sangat lemah C (Claims), lemah C-G (Claim-Ground), cukup kuat C-G-
W (Claim-Ground-Warrant), kuat C-G-W-B (Claim-Ground-Warrant-Backing,
dan sangat kuat C-G-W-B-M (Claim-Ground-Warrant-Backing-Modals
Qualifier), dan C-G-W-B-M-R (Claim-Ground-Warrant-Backing-Modals
Qualifier-Rebuttals).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Pembelajaran pada modul ini dilengkapi dengan contoh yang jelas pada
tiap pokok materi yang disajikan. Contoh yang disajikan mampu memperkuat
pemahaman tentang teori yang sudah diperoleh. Salah satu contoh yang penulis
tampilkan dalam modul seperti gambar di bawah ini.
Aspek isi/materi di dalam tiap pokok bahasan juga diperkuat dengan
adanya rangkuman, latihan, aksi, uji formatif, dan refleksi. Hal tersebut telah
disesuaikan dengan kebutuhan materi pokok yang mendukung tercapainya
kemampuan menulis esai argumentatif pembaca. Pertanyaan-pertanyaan yang
disajikan juga telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran sehingga
mahasiswa dapat menguasai materi menulis esai argumentatif menurut Logika
Gambar 4.24 Aspek Isi/Materi Berupa Contoh dan Materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Toulmin dengan baik. Pertanyaan-pertanyaan yang disajikan juga diharapkan
mampu mendorong mahasiswa untuk mencari dan memperoleh informasi
tentang esai argumentatif menurut Logika Toulmin lebih lanjut dari berbagai
sumber, serta sebagai pengukur kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam
menulis esai argumentatif. Berikut salah satu contoh latihan dan aksi yang
terdapat di dalam modul.
4.2.1.2 Aspek Penyajian
Aspek penyajian yang terdapat di dalam modul dapat mempengaruhi
minat dan daya tangkap materi oleh mahasiswa. Hal tersebut dapat terlihat dari
minat mahasiswa dalam memilih suatu rujukan untuk memperdalam materi.
Mahasiswa cenderung memilih bahan rujukan yang lengkap dan mudah
Gambar 4.25 Aspek Isi/Materi Berupa Latihan dan Aksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
dipahami oleh mahasiswa. Oleh karena itu, aspek penyajian yang tersusun di
dalam modul ini dapat membatu mahasiswa dalam proses belajar. Aspek
penyajian tersebut terlihat dari berbagai sisi seperti adanya pendahuluan modul,
pembangkit motivasi, pembahasan materi yang mengakomodasi belajar aktif
dan partisipatif, penyajian modul yang menggunakan gambar, tabel, rujukan atau
sumber acuan, soal latihan, dan rangkuman, serta terdapat penyajian penutup
modul.
Penyajian pendahuluan modul harus disajikan secara lengkap. Hal
tersebut sangat membantu mahasiswa dalam memahami konsep awal
pengembangan modul dan mempermudah dalam penggunaan modul.
Pendahuluan modul yang terdapat dalam modul ini berupa kata pengantar,
perkenalan tokoh, deskripsi modul, pedoman penggunaan modul, dan daftar isi.
Penyajian kalimat pembangkit motivasi menjadi daya tarik dan
penyemangat mahasiswa dalam proses pembelajaran. Modul ini menyajikan
kalimat motivasi pada bagian awal tiap bab. Kalimat motivasi juga peneliti
tuliskan pada cover bagian belakang. Peneliti mengutip kata Mutiara dari Andy
Iwaniswato pada bagian awal tiap bab sedangkan pada bagian cover peneliti
mengutip kata Mutiara dari Nelson Mandela. Pemakaian kalimat motivasi
diharapkan mampu menggugah minat belajar mahasiswa dan memberikan
semangat dalam proses belajar.
Penyajian materi pada modul ini tidak berdasarkan dari satu sumber
sehingga akan memperkuat proses akomodasi belajar aktif dan partisipatif.
Materi yang dapat selalu berkembang akan menimbulkan pembelajaran aktif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
partisiapatif. Materi yang berasal dari pendapat para pakar akan dapat
berkembang seiring perjalanan pengetahuan yang dinamis. Hal tersebut menjadi
keuntungan dalam proses pembelajaran agar suasana pembelajaran lebih aktif
dan memerlukan peran mahasiswa untuk mencari materi tersebut. Oleh karena
itu, modul ini memuat materi yang bersumber dari pendapat para pakar sehingga
mahasiswa dapat berkembang dan materi yang ada di dalam modul dapat
menimbulkan pertanyaan karena materi yang disajikan termasuk pengetahuan
baru bagi pembaca.
Penyajian modul ini menggunakan gambar, tabel, rujukan atau sumber
acuan, soal latihan, dan rangkuman. Modul ini memuat gambar untuk menarik
perhatian mahasiswa agar tertarik membaca modul tersebut. Gambar yang
ditampilkan berupa tokoh kartun yang sedang melakukan proses pembelajaran.
Tabel yang digunakan dalam modul ini bermanfaat untuk mempermudah
pengelompokan pada suatu materi. Modul ini juga menggunakan sumber acuan
materi atau rujukan materi yang berasal dari berbagai pakar sesuai dengan pokok
pembahasan materi. Modul ini juga memuat soal latian yang terdapat pada
bagian latian, uji formatif dan aksi. Ketiga unsur tersebut dapat digunakan
mahasiswa untuk memperdalam pengetahuan tentang materi yang telah
dipelajari. Modul ini juga dilengkapi dengan rangkuman. Rangkuman yang
terdapat dalam modul ini sangat membantu mahasiswa dalam memahami
keseluruhan materi pada tiap bab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
Penyajian penutup modul melengkapi aspek penyajian modul. Penutup
modul yang peneliti sajikan berupa daftar pustaka, glosarium dan kunci jawaban
uji formatif. Daftar pustaka pada modul ini telah disesuaikan dengan isi kutipan
yang terdapat di dalam materi modul. Glosarium berisi daftar istilah sukar atau
yang memerlukan penjelasan tambahan yang terdapat di dalam materi modul.
Kunci jawaban uji formaif berisi daftar kunci jawaban tes uji formatif yang
berupa tes pilihan ganda. Berikut salah satu contoh sajian modul yang dilihat
dari aspek penyajian salah satunya adalah pembangkit motivasi dan gambar.
4.2.1.3 Aspek Bahasa
Aspek bahasa yang terdapat dalam modul ini sangat diperhatikan karena
mempengaruhi tingkat pemahaman mahasiswa. Bahasa menjadi aspek yang
Gambar 4.26 Aspek Penyajian Berupa Motivasi dan Gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
diperhitungkan dalam proses pendekatan terhadap pembaca. Modul ini
menyesuaikan unsur kebahasaan pada taraf intelektual mahasiswa, dan
disesuaikan dengan kematangan emosional mahasiswa. Unsur kebahasaan yang
pada taraf intelektual mahasiswa cenderung bersifat menarik dan sudah
menggunakan bahasa ilmiah. Kalimat yang digunakan dalam pemaparan materi
juga telah disesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI).
4.2.1.4 Aspek Kegrafikan
Aspek kegrafikan yang tertulis di dalam modul telah memperhatikan
indikator kelayakan kegrafikan dalam pembuatan modul. Ukuran modul ini
sesuai dengan standar ISO, yaitu A5 (176x250 mm). Penampilan keseluruhan
modul mengangkat tema komik sehingga tata letak pada kulit muka, belakang,
dan isi secara harmonis dan konsisten menyerupai buku komik. Ukuran huruf
dan huruf keduanya disajikan secara padu sehingga menimbulkan kesan yang
menarik minat baca. Warna pada cover depan dan belakang menggunakan warna
yang mencolok agar pandangan mata fokus pada modul ini. Margin dan spasi
telah peneliti sesuaikan dengan tata letak tulisan sehingga memudahkan
mahasiswa untuk membaca. Judul bab, subjudul bab, dan angka halaman, dan
keterangan gambar sudah lengkap dan proposional sehingga mempermudah
mahasiswa dalam proses pengidentifikasian. Pengunaan tokoh dan gambar pada
modul ini dimaksudkan untuk memikat perhatian mahasiswa agar tidak bosan
melihat tulisan saja. Warna di dalam isi modul juga dibuat berwarna-warni agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
menghindari sikap bosan dalam membaca materi. Berikut salah satu contoh
cover modul yang dilihat dari aspek kegrafikan.
4.2.2 Deskripsi Data Hasil Validasi
Deskripsi data hasil validasi ini mendeskripsikan hasil validasi dari tiga
validator. Validator tersebut adalah satu dosen ahli, satu dosen pengampu, dan
tiga puluh mahasiswa. Berikut ini penjelasan lebih lanjut berdasarkan hasil
validasi ketiga validator.
4.2.2.1 Deskripsi Data Hasil Validasi Dosen Ahli
Dosen ahli yang bertindak sebagai reviewer melakukan validasi
sebanyak dua kali. Validasi yang dilakukan oleh dosen ahli mencakup aspek
isi/materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan. Pada validasi pertama, masih
ditemui kesalahan pada setiap aspek penilaian. Hal ini dibuktikan dengan hasil
Gambar 4.27 Aspek Kegrafikan Berupa Cover Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
skor rata- rata dari keseluruhan aspek yang berada dibawah hasil validasi kedua
dengan kategori “Sangat Baik”. Dosen ahli selaku reviewer memberikan beberapa
saran perbaikan terhadap produk yang dikembangkan. Aspek yang memerlukan
perbaikan meliputi keseluruhan aspek, yaitu isi/materi, penyajian, bahasa, dan
kegrafikan.
Pada aspek kelayakan isi/materi validator memberikan masukan sebagai
berikut. Pertama, konstruksi kata kerja “memahami” harus diganti dengan kata
kerja yang lebih bisa diukur ketercapaiannya. Kedua, kelengkapan materi
pembelajaran masih bisa ditingkatkan lagi. Ketiga, peneliti disarankan untuk
menambah lagi contoh-contoh kalimat, paragraf, dan esai secara utuh. Keempat,
materi evaluasi dominan mengukur aspek kognitif. Maka validator menyarankan
untuk mengubah materi evaluasi ke arah aspek keterampilan menulis yan
disesuaikan dengan tahapan kesulitan materi tiap babnya.
Pada aspek kelayakan penyajian bagian yang perlu dilakukan perbaikan
adalah bagian daftar pustaka. Penulisan daftar pustaka yang peneliti buat masih
banyak kesalahan. Selain itu, validator menyarankan agar seluruh ilustrasi,
gambar, atau tabel yang diunduh melalui internet harus dicantumkan sumbernya.
Validator juga menyarankan agar tata letak bisa diatur lebih rapi agar materi
pembelajaran mudah untuk dibaca.
Pada aspek kelayakan bahasa, validator memberikan masukan agar
peneliti lebih teliti dalam mengetik karena masih banyak ditemukan kesalahan
pengetikan. Hal ini mengakibatkan kekaburan makna dan kesalahpahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
mahasiswa dalam memahami materi pembelajaran. Peneliti juga disarankan
untuk memperhatikan tata bahasa Indonesia, hkhususnya pembentukan kalimat.
Pada aspek kelayakan kegrafikan, validator memberikan masukan agar
peneliti dapat meminimalisir kombinasi jenis tulisan pada modul, sehingga
pembaca dapat dengan mudah memahami maksud dari materi pembelajaran.
Selain itu, validator menemukan beberapa halaman yang memiliki kombinasi
warna yang kurang sesuai, sehingga menyulitkan pandangan pembaca untuk
membaca.
Setelah produk yang dikembangkan selesai diperbaiki berdasarkan
saran dan masukan dari dosen ahli, langkah selanjutnya adalah validasi
tahap kedua. Validasi tahap dua memperoleh hasil yang lebih baik daripada
validasi yang dilakukan pada tahap pertama. Terjadi peningkatan pada setiap
aspek. Hal ini bisa dibuktikan dengan skor rata-rata dari keseluruhan aspek
yang mendapatkan kategori “sangat baik”. Berikut ini disajikan grafik hasil
validasi dosen ahli tahap 1 dan 2.
4,44 4,56 4,33 4,54,94 5 5 5
0
1
2
3
4
5
Kelayakan Isi/Materi Kelayakan Penyajian Kelayakan Bahasa Kelayakan Kegrafikan
Sko
r R
ata-
rata
Aspek Penilaian
REKAPITULASI VALIDASI DOSEN AHLI
Validasi 1 Validasi 2
Diagram 4.1 Grafik Rekapitulasi Validasi Dosen Ahli Tahap 1 dan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
Berdasarkan diagram grafik di atas, dapat diketahui perbedaan skor
rata-rata yang diperoleh pada tahap pertama dan kedua. Perbedaan ini
dikarenakan produk yang divalidasi pada tahap pertama belum dilakukan
revisi, sedangkan validasi pada tahap kedua sudah dilakukan revisi. Pada
tahap pertama, aspek penilaian yang memperoleh skor rata-rata paling rendah
adalah aspek kelayakan bahasa yang memperoleh skor rata-rata 4,33 dan
aspek kelayakan isi/materi yang memperoleh skor rata-rata 4,44. Setelah
dilakukan revisi, skor rata-rata pada validasi tahap dua mengalami
peningkatan. Aspek bahasa dan isi/materi yang pada tahap pertama
mendapatkan nilai rendah mengalami peningkatan. Berikut disajikan
rekapitulasi rata-rata hasil validasi modul oleh dosen ahli mata kuliah bahasa
Indonesia.
Validasi Tahap
No. Aspek Penilaian Skor Rata-rata
Kategori
1 1. Kelayakan isi/materi 4,44 Sangat Baik 2. Kelayakan penyajian 4,56 Sangat Baik 3. Kelayakan Bahasa 4,33 Sangat Baik 4. Kelayakan kegrafikan 4,5 Sangat Baik
Jumlah 17,83 Sangat Baik Skor Rata-rata 4,4575
Persentase 89%
2 1. Kelayakan isi/materi 4,94 Sangat Baik 2. Kelayakan penyajian 5 Sangat Baik 3. Kelayakan Bahasa 5 Sangat Baik 4. Kelayakan kegrafikan 5 Sangat Baik
Jumlah 19,94 Sangat Baik Skor Rata-rata 4,98
Persentase 99,72%
1. Kelayakan isi/materi 4,69 Sangat Baik
Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Validasi Dosen Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
2. Kelayakan penyajian 4,78 Sangat Baik 3. Kelayakan Bahasa 4,665 Sangat Baik 4. Kelayakan kegrafikan 4,75 Sangat Baik
Jumlah 18,88 Sangat Baik Skor Rata-rata 4,72
Persentase 94,43%
Berdasarkan tabel rekapitulasi hasil validasi di atas, modul “Jitu Menulis
Esai Argumentatif” mendapat rata-rata skor 4,72 dengan kategori “Sangat Baik”
untuk seluruh aspek penilaiannya. Aspek penilaian yang mendapat nilai tertinggi
yaitu aspek kelayakan penyajian dengan skor 4,78, sedangkan aspek penilaian
yang mendapat nilai terendah yaitu aspek kelayakan bahasa dengan skor 4,665.
Maka, berdasarkan hasil validasi dosen ahli pada tahap I dan II, modul
pembelajaran “Jitu Menulis Esai Argumentatif” dinyatakan layak digunakan
sebagai bahan ajar menulis esai argumentatif di kalangan perguruan tinggi.
4.2.2.2 Deskripsi Data Hasil Validasi Dosen Pengampu
Dosen pengampu yang bertindak sebagai reviewer melakukan validasi
sebanyak dua kali. Validasi yang dilakukan oleh dosen pengampu mencakup
aspek isi/materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan. Pada validasi pertama,
masih ditemui kesalahan pada setiap aspek penilaian. Hal ini dibuktikan
dengan hasil skor rata- rata dari keseluruhan aspek yang berkategori “Baik”.
Dosen pengampu selaku reviewer memberikan beberapa saran perbaikan
terhadap produk yang dikembangkan. Aspek yang memerlukan perbaikan
meliputi keseluruhan aspek, yaitu isi/materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan.
Pada aspek kelayakan isi/materi, validator memberikan masukan sebagai
berikut. Peneliti disarankan untuk menambah lagi contoh-contoh kalimat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
paragraf, dan esai secara utuh. Contoh tersebut dimaksudkan untuk
mempermudah mahasiswa dalam membaca dan memahami modul secara
mudah.
Pada aspek kelayakan penyajian, bagian yang perlu dilakukan perbaikan
adalah peneliti harus mencantumkan sumber ilustrasi, gambar, atau tabel yang
diunduh melalui internet. Peneliti belum mencamtumkan data tabel pada modul.
Hal tersebut perlu dicantumkan karena dapat mempermudah melihat tabel secara
cepat.
Pada aspek kelayakan bahasa, validator memberikan masukan agar
peneliti lebih teliti dalam mengetik karena masih banyak ditemukan kesalahan
pengetikan. Hal ini mengakibatkan kekaburan makna dan kesalahpahaman
mahasiswa dalam memahami materi pembelajaran.
Pada aspek kelayakan kegrafikan, validator memberikan masukan agar
peneliti mempertimbangkan kombinasi jenis tulisan pada modul yang
digunakan, sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami maksud dari
materi pembelajaran.
Setelah produk yang dikembangkan selesai diperbaiki berdasarkan
saran dan masukan dari dosen pengampu, langkah selanjutnya adalah
validasi tahap kedua. Validasi tahap dua memperoleh hasil yang lebih baik
daripada validasi yang dilakukan pada tahap pertama. Terjadi peningkatan yang
cukup siginifikan pada setiap aspek. Hal ini bisa dibuktikan dengan skor rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
rata dari keseluruhan aspek yang mendapatkan kategori “Sangat Baik”. Berikut
ini disajikan diagram grafik hasil validasi dosen ahli tahap 1 dan 2.
Berdasarkan diagram grafik di atas, dapat diketahui perbedaan skor
rata-rata yang diperoleh pada tahap pertama dan kedua. Perbedaan ini
dikarenakan produk yang divalidasi pada tahap pertama belum dilakukan
revisi, sedangkan validasi pada tahap kedua sudah dilakukan revisi. Pada
tahap pertama, aspek penilaian yang memperoleh skor rata-rata paling rendah
adalah aspek kelayakan kegrafikan yang memperoleh skor rata-rata 3,7 dan
aspek kelayakan isi/materi yang memperoleh skor rata-rata 4. Setelah
dilakukan revisi, skor rata-rata pada validasi tahap dua mengalami
peningkatan. Aspek kegrafikan dan isi/materi yang pada tahap pertama
mendapatkan nilai rendah mengalami peningkatan. Berikut disajikan
rekapitulasi rata-rata hasil validasi modul oleh dosen pengampu mata kuliah
bahasa Indonesia.
4 4,11 4,333,7
4,72 4,67 4,834,45
0
1
2
3
4
5
Kelayakan Isi/Materi Kelayakan Penyajian Kelayakan Bahasa Kelayakan Kegrafikan
Sko
r R
ata-
rata
Aspek Penilaian
Rekapitulasi Validasi Dosen Pengampu
Validasi 1 Validasi 2
Diagram 4.2 Grafik Rekapitulasi Validasi Dosen Pengampu Tahap 1 dan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
Validasi Tahap
No. Aspek Penilaian Skor Rata-rata
Kategori
1 1. Kelayakan isi/materi 4,00 Baik 2. Kelayakan penyajian 4,11 Baik 3. Kelayakan Bahasa 4,33 Sangat Baik 4. Kelayakan kegrafikan 3,70 Baik
Jumlah 16,14 Baik Skor Rata-rata 4,035
Persentase 81%
2 1. Kelayakan isi/materi 4,72 Sangat Baik 2. Kelayakan penyajian 4,67 Sangat Baik 3. Kelayakan bahasa 4,83 Sangat Baik 4. Kelayakan kegrafikan 4,45 Sangat Baik
Jumlah 18,72 Sangat Baik Skor Rata-rata 4,68
Persentase 93,61%
1. Kelayakan isi/materi 4,36 Sangat Baik 2. Kelayakan penyajian 4,39 Sangat Baik 3. Kelayakan bahasa 4,58 Sangat Baik 4. Kelayakan kegrafikan 4,6 Sangat Baik
Jumlah 17,93 Sangat Baik Skor Rata-rata 4,48
Persentase 89,65%
Berdasarkan tabel rekapitulasi hasil validasi di atas, modul “Jitu Menulis
Esai Argumentatif” mendapat rata-rata skor 4,48 dengan kategori “Sangat Baik”
untuk seluruh aspek penilaiannya. Aspek penilaian yang mendapat nilai tertinggi
yaitu aspek kelayakan bahasa dengan skor 4,58, sedangkan aspek penilaian yang
mendapat nilai terendah yaitu aspek kelayakan isi/materi dengan skor 4,36.
Maka, berdasarkan hasil validasi dosen ahli pada tahap I dan II, modul
pembelajaran “Jitu Menulis Esai Argumentatif” dinyatakan layak digunakan
sebagai bahan ajar menulis esai argumentatif di kalangan perguruan tinggi.
Tabel 4.19 Rekapitulasi Hasil Validasi Dosen Pengampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
4.2.2.3 Deskripsi Validasi Mahasiswa
Uji coba terbatas ini diikuti oleh 30 mahasiswa peserta mata kuliah
bahasa Indonesia, Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata
Dharma. Aspek yang dinilai terdiri dari aspek isi/materi, penyajian, bahasa, dan
kegrafikan. Hasil penilaian yang dilakukan mahasiswa terhadap keempat aspek
menunjukkan bahwa modul “Jitu Menulis Esai Argumentatif” diterima oleh
mahasiswa tersebut. Hal ini dibuktikan dengan nilai yang diperoleh dari uji coba
terbatas siswa yang masuk kategori “Baik”. Berikut ini disajikan grafik hasil uji
coba terbatas siswa terhadap modul yang dikembangkan.
Berdasarkan grafik hasil uji coba yang diikuti oleh 30 siswa di atas, aspek
isi/materi memiliki skor rata-rata 4,18, aspek kelayakan penyajian 4,25, aspek
kelayakan bahasa 3,84, dan aspek kelayakan kegrafikan 4,10. Keempat aspek
kelayakan seperti isi/materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan sudah mencapai
target kelayakan dengan memperoleh kategori “Baik”. Maka, berdasarkan hasil
validasi mahasiswa uji coba produk, modul pembelajaran “Jitu Menulis Esai
4,18 4,253,84 4,1
0
1
2
3
4
5
Kelayakan Isi/Materi Kelayakan Penyajian Kelayakan Bahasa Kelayakan Kegrafikan
Sko
r R
ata-
rata
Aspek Peilaian
Validasi Mahasiswa
Validasi
Diagram 4.3 Grafik Rekapitulasi Validasi Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
Argumentatif” dinyatakan layak digunakan sebagai bahan ajar menulis esai
argumentatif di kalangan perguruan tinggi.
Berdasarkan deskripsi data validasi dosen ahli, dosen pengampu, dan
mahasiswa, peneliti membandingkan skor rata-rata pada setiap aspek. Di bawah
ini peneliti menyajikan diagram hasil validasi oleh satu dosen ahli, satu dosen
pengampu, dan 30 mahasiswa terkait aspek isi/materi, penyajian, bahasa, dan
kegrafikan.
Diagram di atas menunjukkan perbandingan hasil validasi dari dosen
ahli, dosen pengampu, dan mahasiswa. Skor terendah dalam grafik di atas
terdapat pada aspek kelayakan bahasa oleh validator mahasiswa dengan skor
3,84. Skor tertinggi dalam grafik di atas terdapat pada aspek kelayakan penyajian
oleh validator ahli dengan skor 4,78. Ketiga hasil validasi yang dinilai oleh
validator jika dibandingkan pada aspek kelayakan tidak memiliki perbandingan
jumlah skor yang terlampau signifikan. Hal tersebut menunjukkan stabilitas
0
1
2
3
4
5
KelayakanIsi/Materi
KelayakanPenyajian
KelayakanBahasa
KelayakanKegrafikan
4,69 4,78 4,66 4,754,36 4,39 4,58 4,6
4,18 4,253,84 4,1
Sko
r R
ata-
rata
Aspek Penilaian
Diagram Hasil Validasi oleh Dosen Ahli, Dosen Pengampu, dan Mahasiswa
Validasi Dosen Ahli Validasi Dosen Pengampu Validasi Mahasiswa
Diagram 4.4 Hasil Validasi oleh Dosen Ahli, Dosen Pengampu, dan Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
penilian menurut pandangan tiga validator. Berikut peneliti sajikan skor rata-rata
dari keseluruhan aspek yang telah divalidasi oleh dosen ahli, dosen pengampu,
dan mahasiswa.
No. Aspek Penilaian Dosen Ahli
Dosen Pengampu Mahasiswa
Skor Rata-rata
1 Kelayakan isi/materi 4,69 4,36 4,18 4,41 2 Kelayakan penyajian 4,78 4,39 4,25 4,47 3 Kelayakan bahasa 4,665 4,58 3,84 4,36
4 Kelayakan kegrafikan
4,75 4,6 4,10 4,48
Jumlah 18,88 17,93 16,37 17,73 Rata-rata 4,72 4,48 4,09 4,43 Persentase 94,43% 89,65% 81,85% 88,64%
Kategori Sangat Baik
Sangat Baik Baik
Sangat Baik
Tabel di atas menunjukkan rata-rata keselurhan dari validasi dosen ahli,
dosen pengampu, dan mahasiswa. Berdasarkan rata-rata tersebut skor rata-rata
tertinggi diperoleh dari aspek kegrafikan dengan skor rata-rata 4,48. Skor rata-
rata terendah diperoleh dari aspek bahasa dengan skor 4,36. Rata-rata
keseluruhan aspek yaitu 4,43. Hal tersebut dapat disimpulkan modul ini
memiliki hasil validasi nilai dengan kategori “Sangat Baik”. Rentang skor setiap
aspek pada skor rata-rata juga memiliki rentang yang tidak banyak atau hanya
memiliki selisih yang tidak jauh. Hal tersebut menandakan keseimbangan antar
aspek pada modul ini sangat baik. Oleh karena itu modul dengan judul “Jitu
Menulis Esai Argumentatif” sangat layak digunakan dalam proses pembelejaran
menulis esai argumentasi.
Tabel 4.20 Skor Rata-rata Validasi Dosen Ahli, Dosen Pengampu, dan Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
4.2.3 Hasil Tes Mahasiswa
Peneliti memilih menggunakan carat es untuk mengukur tingkat
pemahaman penulisan esai argumentasi dan mengukur kelayakan modul “Jitu
Menulis Esai Argumentatif”. Peneliti memberikan dua kali tes kepada responden
yaitu tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). Tes tersebut mengharuskan
mahasiswa untuk menulis sebuah esai. Mahasiswa yang mengikuti tes menulis esai
argumentatif ini sebanyak 30 orang. Hasil tes awal digunakan untuk mengukur
tingkat pemahaman dan keterampilan menulis esai argumentatif mahasiswa
sebelum menggunakan modul pembelajaran yang peneliti susun. Hasil tes akhir
dianalisis untuk mengukur tingkat pemahaman dan keterampilan menulis esai
argumentatif mahasiswa setelah menggunakan modul pembelajaran “Jitu Menulis
Esai Argumentatif”. Pembahasan hasil tes ini berisi perbandingan hasil analisis
secara kualitatif berdasarkan kisi-kisi penilaian esai argumentatitf yang telah
peneliti susun sebelumnya. Berikut ini pembahasan hasil tes mahasiswa yang akan
dipaparkan menurut kategori rincian kemampuan menulis yaitu aspek (1) isi, (2)
organisasi, (3) kosakata, (4) bahasa, dan (5) penulisan.
1. Aspek Isi
Penilaian aspek isi memiliki skor maksimal 30. Aspek ini memiliki skor
maksimal tertinggi daripada aspek penilaian lainnya. Kriteria penilaian aspek
ini sesuai dengan empat patokan antara lain (1) kesesuaian isi esai argumentatif
dengan topik yang diangkat penulis; (2) penggunaan elemen-elemen Logika
Toulmin; (3) ketuntasan penjabaran isi; dan (4) kesesuaian isi esai dengan
judulnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
Pada dasarnya cukup banyak mahasiswa yang sudah mampu membuat
esai argumentatif. Namun di sisi lain, masih terdapat banyak kekurangan dalam
aspek isi dari esai argumentatif yang mahasiswa buat. Hal ini terlihat dari
kurang spesifiknya klaim yang diajukan oleh mahasiswa. Hal tersebut
berdampak pada penjabaran isi esai yang mereka buat. Banyak esai yang
penjabarannya tidak tuntas dan langsung disambung dengan klaim baru yang
kurang sinkron dengan topik yang diangkat. Jika peneliti melihat dari aspek
isi/materi, rata-rata tes awal mahasiswa hanya menggunakan dua elemen
argumentasi Toulmin. Dua elemen yang sering digunakan oleh mahasiswa
adalah klaim dan data. Pemilahan data yang digunakan sebagai pendukung
klaim juga kurang dipadukan dengan data yang sudah dicari mahasiswa,
sehingga data terkesan kurang mendukung argumen pada bagian isi esai. Pada
tes awal ini penggunaan sanggahan dan dukungan penjamin juga sangat jarang
ditemukan dalam esai argumentatif mahasiswa.
Secara keseluruhan, setelah dilakukannya uji coba produk oleh peneliti
aspek isi esai argumentasi mahasiswa sudah mengalami peningkatan.
Penjabaran isi esai semakin lengkap dan tuntas. Namun masih terdapat
beberapa kekurangan dari hasil esai argumentasi mahasiswa khususnya pada
aspek isi. Terdapat 3 mahasiswa yang belum bisa menuliskan judul secara tepat
sesuai dengan topik pembahasan. Hal ini dikarenakan mahasiswa belum
sepenuhnya mengerti cara membuat judul esai argumentatif yang menarik dan
mencerminkan isi esai. Kekurangan-kekurangan tersebut masih bisa terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
diperbaiki dengan banyak berlatih menulis esai argumentatif. Berikut grafik
perbandingan hasil tes mahasiswa pada aspek isi.
Berdasarkan hasil tes awal mahasiswa, sebanyak 30 mahasiswa sudah
mampu menuliskan klaim. Namun penulisan klaim oleh mahasiswa rata-rata
masih berupa klaim yang mendasar atau belum bisa menggali pendapat
pembaca. Selain itu, 10 mahasiswa sudah mampu mencantumkan data baik
melalui buku atau internet, sedangkan 20 orang lainnya belum menggunakan
data/fakta untuk mendukung klaim atau argumen mereka. Sebanyak 9
mahasiswa sudah mampu mencantumkan jaminan di dalam esainya, sedangkan
21 orang lainnya belum mampu menunjukkan jaminan yang mereka berikan
untuk mendukung klaim atau argumen mereka. Elemen dukungan penjamin
menjadi elemen yang paling sedikit dicantumkan dalam tes awal mahasiswa.
Sebanyak 2 orang mahasiswa sudah memberikan dukungan penjamin,
30
10 9
2
10
7
27
30
17 16
6
10 9
27
0
5
10
15
20
25
30
35
Klaim Data Jaminan PendukungJaminan
Modalitas Sanggahan Judul
Jum
lah
Res
po
nd
en (
ora
ng)
Perbandingan Penilaian Hasil Tes Mahasiswa Aspek Isi
Tes Awal Tes Akhir
Diagram 4.5 Grafik Perbandingan Hasil Tes Mahasiswa Aspek Isi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
sedangkan 28 orang lainnya belum menggunakan dukungan penjamin.
Keterangan modalitas sebagai pengukur derajat kepastian suatu argumen sudah
digunakan meskipun oleh beberapa mahasiswa. Sebanyak 10 mahasiswa sudah
menggunakan keterangan modalitas, sedangkan 20 orang lainnya tidak
memberikan kata keterangan modalitas pada esai mereka. Penggunaan elemen
sanggahan juga termasuk elemen yang jarang digunakan dalam esai
argumentatif mahasiswa. Hanya 7 mahasiswa yang menggunakan elemen
sanggahan, sedangkan 23 mahasiswa lainnya tidak menggunakan elemen
sanggahan. Terakhir, penulisan judul yang sesuai dengan topik pembahasan
dan menarik sudah sangat baik diterapkan oleh mahasisiwa. Hal ini dilihat dari
27 mahasiswa yang bisa membuat judul yang menarik, sedangkan 3 mahasiswa
lainnya belum menulisan judul secara menarik.
Setelah melakukan uji coba produk yang berupa modul pembelajaran
menulis esai argumentatif, peneliti memberikan tugas tes akhir. Mahasiswa
responden uji coba produk diminta untuk membuat esai argumentatif kembali.
Berdasarkan hasil analisis hasil tes akhir mahasiswa, terdapat peningkatan
penulisan esai. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis elemen-elemen
Toulmin yang digunakan dalam esai argumentatif mahasiswa. Sebanyak 30
mahasiswa sudah mampu menuliskan klaim, meskipun terdapat penempatan
klaim yang kurang sesuai dengan kaidah. Selain itu mahasiswa sejumlah 17
orang sudah mampu mencantumkan data baik melalui buku atau internet untuk
mendukung klaim atau argumen mereka, sedangkan 13 mahasiswa lainnya
belum mencantumkan data yang mendukung klaim. Mahasiswa sejumlah 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
orang juga sudah mampu mencantumkan jaminan di dalam esainya untuk
mendukung klaim atau argumen mereka. Pada elemen dukungan penjamin,
sebanyak 6 orang mahasiswa sudah memberikan dukungan penjamin dan
sisanya sebanyak 24 orang masih belum menggunakan dukungan penjamin.
Keterangan modalitas sebagai pengukur derajat kepastian suatu argumen masih
stabil digunakan oleh mahasiswa. Sebanyak 10 mahasiswa sudah
menggunakan keterangan modalitas, sedangkan 20 orang lainnya tidak
memberikan kata keterangan modalitas pada klaim mereka. Penggunaan
elemen sanggahan masih belum banyak digunakan oleh mahasiswa. Terdapat
9 mahasiswa yang menggunakan elemen sanggahan, sedangkan 21 mahasiswa
lainnya tidak menggunakan elemen sanggahan. Terakhir, para mahasiswa
sudah mampu menuliskan judul yang tepat serta menarik sejumlah 27
mahasiswa.
2. Aspek Organisasi
Penilaian aspek orgnisasi memiliki skor maksimal 20. Penilaian aspek
ini berkaitan dengan struktur dan keterikatan antarstruktur esai argumentatif.
Kriteria penilaian aspek ini sesuai dengan tiga patokan antara lain (1) kelogisan
argumen; (2) penggunaan struktur esai argumentatif menurut Logika Toulmin;
dan (3) keterkaitan antarstruktur esai argumentatif. Struktur esai argumentatif
yang dinilai meliputi (1) pengantar, (2) tesis, (3) isi, dan (4) simpulan.
Berdasarkan hasil tes awal, banyak mahasiswa yang tidak mengikuti
struktur penulisan esai argumentatif. Hal ini dikarenakan hampir seluruh
mahasiswa belum mengetahui struktur penulisan esai argumentatif. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
tersebut juga sudah mereka sampaikan ketika peneliti menyebarkan angket
kebutuhan mahasiswa. Bagian pengantar merupakan bagian yang paling
banyak ditemukan pada esai argumentatif mahasiswa. Bagian pengantar ini
paling banyak berisi data/fakta awal yang nantinya akan mendukung klaim
penulis. Bagian isi merupakan struktur esai yang paling dipahami mahasiswa.
Namun ada beberapa mahasiswa yang tidak menjabarkan isi esai dengan baik
dan hanya menjabarkan pengantar (data/fakta) terkait topik yang masing-
masing mereka angkat. Hal ini adalah keliru karena pada bagian isi esai,
minimal penulis harus memberikan klaim dan menjabarkan dukungan-
dukungan untuk klaim tersebut. Lain halnya dengan bagian tesis dan simpulan.
Peneliti sangat jarang menemukan kedua struktur tersebut. Peneliti banyak
melihat bagian tesis yang tersirat, kurang spesifik dan sulit untuk dipahami
maksudnya. Mahasiswa juga kurang memahami isi dari bagian simpulan,
sehingga banyak dari mereka yang menuliskan solusi atas penjabaran masalah
pada satu paragraf terakhir yaitu bagian kesimpulan.
Setelah melakukan uji coba produk, terjadi peningkatan kemampuan
menulis esai argumentatif pada tes akhir. Penjabaran isi esai semakin lengkap
dan tuntas. Struktur pengantar dan isi semuanya sudah baik dan memiliki
tingkat kohesi dan koherensi yang tinggi. Namun masih terdapat beberapa
kekurangan dari hasil esai argumentasi mahasiswa khususnya pada aspek
organisasi. Masih cukup banyak mahasiswa yang belum mampu menuliskan
kalimat tesis. Hal ini mengakibatkan kekaburan penjabaran isi yang peneliti
nilai terlalu luas. Selain itu, mahasiswa juga masih mengalami kesulitan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
membuat simpulan yang seharusnya berisi rangkuman dari seluruh isi esai
argumentatif. Mereka lebih banyak menuliskan ide/klaim baru dan kata
mutiara di akhir paragraf esai mereka. Kekurangan-kekurangan tersebut masih
bisa terus diperbaiki dengan banyak berlatih merumuskan tesis dan simpulan
esai argumentatif. Berikut grafik perbandingan hasil tes mahasiswa pada aspek
organisasi.
Sebanyak 30 mahasiswa sudah mampu menuliskan pengantar,
Penggunaan kalimat tesis masih jarang dilakukan oleh mahasiswa. Hanya 9
mahasiswa yang sudah mampu menuliskan kalimat tesis, sedangkan 21 orang
lainnya belum menuliskan tesis dalam esai argumentatif mereka. Sebanyak 30
mahasiswa sudah mampu menjabarkan isi sesuai dengan topik yang diangkat
untuk dijadikan esai argumentatif. Terakhir, 30 mahasiswa bisa membuat
simpulan yang sesuai dan menutup esai dengan baik.
30
9
30 3030
8
30 30
0
5
10
15
20
25
30
35
Pengantar Tesis Isi Simpulan
Jum
lah
res
po
nd
en (
ora
ng)
Perbandingan Penilaian Hasil Tes Mahasiswa Aspek Organisasi
Tes Awal Tes Akhir
Diagram 4.6 Grafik Perbandingan Hasil Tes Mahasiswa Aspek Organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
Setelah melakukan uji coba prduk yang berupa modul pembelajaran
menulis esai argumentatif, peneliti memberikan tugas tes akhir. Mahasiswa
responden uji coba produk diminta untuk membuat esai argumentatif kembali.
Berdasarkan hasil analisis hasil tes akhir mahasiswa, hasil penilaian aspek
organisasi mengalami peningkatan tulisan pada aspek organisasi. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil analisis struktur esai argumentatif menurut Toulmin
yang digunakan dalam esai argumentatif mahasiswa. Seluruh mahasiswa sudah
mampu membuat bagian pengantar dengan baik. Penulisan kalimat tesis masih
belum banyak dilakukan oleh mahasiswa dan mengalami penurunan. Terdapat
8 mahasiswa yang menuliskan kalimat tesis, sedangkan 22 mahasiswa lainnya
tidak menuliskan kalimat tesis pada esai argumentatif mereka. Seluruh
mahasiswa sejumlah 30 mahasiswa sudah mampu menjabarkan isi dengan
baik. Terakhir, sebanyak 30 mahasiswa sudah mampu menuliskan simpulan
sesuai dengan kaidah yang berlaku.
3. Aspek Kosakata
Dalam keterampilan menulis, aspek kosakata sangat penting untuk
dianalisis. Pemahaman dan kecermatan penggunaan diksi akan berpengaruh
pada pemahaman pembaca terhadap esai argumentatif yang ditulis. Penilaian
aspek kosakata memiliki skor maksimal 20. Penilaian aspek ini berkaitan
dengan penggunaan kosakata (diksi) dalam esai argumentatif. Kriteria
penilaian aspek ini sesuai dengan tiga patokan antara lain (1) keefektifan
kosakata; (2) penguasaan pembentukan kata; dan (3) kemampuan pemilihan
kata/diksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
Berdasarkan hasil analisis esai argumentatif mahasiswa pada tes awal,
peneliti menemukan banyak esai argumentatif yang sudah baik dalam
pemilihan kosakatanya. Namun beberapa esai menggunakan rangkaian
kosakata yang tidak efektif dan efisien. Penggunaan istilah khusus tidak
imbangi dengan pemberian definisi istilah. Beberapa esai argumentatif lainnya
menggunakan kosakata yang terlalu sederhana.
Setelah melakukan uji coba produk, peneliti menemukan peningkatan
pemilihan kosakata yang ada dalam esai argumentatif mahasiswa. Bertolak dari
topik esai argumentatif yang terarah, penulisan klaim yang jelas, dan pemilihan
data/fakta yang valid mengakibatkan mahasiswa lebih terampil dan lebih
cermat dalam pemilihan kosakata. Isi esai argumentatif menjadi semakin kaya
akan ilmu, sehingga mampu memberikan kesan dan pemahaman baru bagi
pembaca. Berikut akan disajikan tabel analisis kualitatif hasil esai argumentatif
mahasiswa pada aspek kosakata.
0
20
10
00
23
70
0
5
10
15
20
25
Sangat Baik Baik Sedang Kurang
Jum
lah
res
po
nd
en (
ora
ng)
Kategori
Perbandingan Penilaian Hasil Tes Mahasiswa Aspek Kosakata
Tes Awal Tes Akhir
Diagram 4.7 Grafik Perbandingan Hasil Tes Mahasiswa Aspek Kosakata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
Berdasarkan hasil tes awal mahasiswa, hasil penilaian aspek organisasi
tergolong baik. Hal ini dibuktikan dengan jumlah mahasiswa yang memiliki
nilai kosakata dengan kategori “Sedang” sebanyak 10 orang. Sebanyak 20
orang lainnya memiliki kosakata dengan kategori “Baik”. Setelah melakukan
uji coba produk, hasil tes esai argumentasi mengalami peningkatan. Sebanyak
23 mahasiswa mendapatkan nilai dengan kategori “Baik” dan 7 mahasiswa
lainnya mendapatkan nilai dengan kategori “Sangat Baik”.
4. Aspek Bahasa
Dalam keterampilan menulis, aspek bahasa sangat penting untuk
dianalisis. Penggunaan tata bahasa yang baik akan berpengaruh pada makna
dari isi/informasi yang terkandung dalam esai argumentatif. Penilaian aspek
bahasa memiliki skor maksimal 25. Penilaian aspek ini berkaitan dengan
penguasaan tata bahasa baku bahasa Indonesia dalam esai argumentatif.
Kriteria penilaian aspek ini sesuai dengan tiga patokan antara lain (1)
penguasaan tata bahasa Indonesia; (2) penyusunan kalimat; dan (3) makna kata
dan kalimat.
Berdasarkan hasil analisis esai argumentatif mahasiswa pada tes awal,
peneliti menemukan banyak mahasiswa yang belum sepenuhnya mengerti
tentang tata bahasa Indonesia sehingga banyak terjadi kesalahan penyusunan
kalimat dan kata. Kesalahan ini ada yang sebatas salah pengetikan,
ketidakpahaman pembentukan kata, sampai terjadinya kekaburan makna.
Banyak mahasiswa yang belum menuliskan isi esai dengan baik secara struktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
kalimat bahasa Indonesia. Penggunaan kata turunan merupakan kesalahan yang
paling banyak peneliti temukan.
Setelah melakukan uji coba produk, peneliti menemukan peningkatan
yang tidak terlalu signifikan. Hal ini karena modul yang peneliti susun tidak
secara langsung memberikan materi tentang tata bahasa Indonesia yang baku.
Hal ini dikarenakan materi tata bahasa sangat luas sehingga perlu dipelajari
tersendiri. Berikut akan disajikan tabel analisis kualitatif hasil esai
argumentatif mahasiswa pada aspek bahasa.
Berdasarkan hasil tes awal mahasiswa, jumlah mahasiswa yang
memiliki nilai aspek bahasa dengan kategori “Sedang” sebanyak 11 orang.
Sebanyak 19 orang lainnya memiliki kosakata dengan kategori “Baik”. Setelah
melakukan uji coba produk, hasil tes esai argumentasi mengalami peningkatan.
Sebanyak 7 mahasiswa mendapatkan nilai dengan kategori “Sedang”, 21
19
11
2
21
7
0
5
10
15
20
25
Sangat Baik Baik Sedang Kurang
Jum
lah
res
po
nd
en (
ora
ng)
Kategori
Perbandingan Penilaian Hasil Tes Mahasiswa Aspek Bahasa
Tes Awal Tes Akhir
Diagram 4.8 Grafik Perbandingan Hasil Tes Mahasiswa Aspek Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
mahasiswa mendapatkan nilai dengan kategori “Baik” dan 2 mahasiswa
lainnya mendapatkan nilai dengan kategori “Sangat Baik”.
5. Aspek Penulisan
Dalam keterampilan menulis, kerapian lembar pengetikan juga cukup
penting. Tata letak, kerapian, dan ejaan tulisan berdampak pada motivasi
pembaca untuk membaca esai. Penilaian aspek isi memiliki skor maksimal 5.
Penilaian aspek ini berkaitan dengan penguasaan kaidah penulisan dan ejaan
bahasa Indonesia dalam esai argumentatif. Kriteria penilaian aspek ini sesuai
dengan beberapa patokan antara lain (1) penguasaan kaidah penulisan; (2)
kerapian tulisan; dan (3) penguasaan ejaan baku bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis esai argumentatif mahasiswa pada tes awal,
peneliti menemukan banyak mahasiswa sudah mengerti tentang ejaan bahasa
Indonesia. Kesalahan ini ada yang sebatas salah pengetikan dan format jenis
tulisan yang berbeda-beda. Beberapa esai argumentatif mahasiswa semuanya
sudah layak dibaca.
Setelah melakukan uji coba produk, peneliti menemukan peningkatan
yang tidak terlalu signifikan. Hal ini karena mahasiswa sudah paham akan
kaidah penulisan karya tulis. Mereka sudah lebih cermat dalam mengetik
sehingga sedikit kesalahan dalam penulisan yang tidak sampai mengaburkan
makna.. Berikut akan disajikan tabel analisis kualitatif hasil esai argumentatif
mahasiswa pada aspek penulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
Berdasarkan hasil tes awal mahasiswa, jumlah mahasiswa yang
memiliki nilai aspek penulisan dengan kategori “Baik” sebanyak 22 orang.
Lalu sebanyak 8 orang mendapatkan nilai dengan kategori “Sedang”. Setelah
melakukan uji coba produk, hasil tes esai argumentasi mengalami kestabilan
dan peningkatan penulisan. Sebanyak 22 mahasiswa mendapatkan nilai dengan
kategori “Baik” dan 8 mahasiswa lainnya mendapatkan nilai dengan kategori
“Sedang”.
4.2.4 Analisis Kelayakan Bahan Ajar Modul
Setelah modul pembelajaran yang berjudul “Jitu Menulis Esai
Argumentatif” selesai divalidasi oleh dosen ahli dan dosen pengampu mata kuliah
bahasa Indonesia, serta telah dilakukan uji coba kepada mahasiswa peserta mata
kuliah bahasa Indonesia di Program Studi Pendidikan Matematika, Univesitas
Sanata Dharma, modul tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat
kelayakannya. Aspek-aspek yang dianalisis dari modul pembelajaran ini meliputi
22
8
22
8
0
5
10
15
20
25
Sangat Baik Baik Sedang Kurang
Jum
lah
res
po
nd
en (
ora
ng)
Kategori
Perbandingan Penilaian Hasil Tes Mahasiswa Aspek Penulisan
Tes Awal Tes Akhir
Diagram 4.9 Grafik Perbandingan Hasil Tes Mahasiswa Aspek Penulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
aspek isi/materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan. Berikut ini diuraikan analisis
kelayakan modul dari keempat aspek berdasarkan validasi dosen ahli, dosen
pengampu, dan uji coba mahasiswa.
1. Aspek Isi/Materi
Di dalam modul pembelajaran “Jitu Menulis Esai Argumentatif”, skor
rata-rata yang diperoleh dari dosen ahli sebesar 4,69 dengan kategori “Sangat
Baik”, sedangkan skor rata-rata yang diperoleh dari dosen pengampu mata
kuliah bahasa Indonesia sebesar 4,36 dengan kategori “Sangat Baik”. Selain
itu, uji coba terhadap mahasiswa peserta mata kuliah bahasa Indonesia yang
berjumlah 30 responden memberikan penilaian pada aspek isi sebesar 4,18
dengan kategori “Baik”. Dari ketiga nilai tersebut, diperoleh skor rata-rata
sebesar 4,41 dengan persentase 88,20%. Dengan demikian, modul
pembelajaran menulis esai argumentatif yang berjudul “Jitu Menulis Esai
Argumentatif” pada aspek isi/materi dinyatakan layak untuk digunakan.
No. Aspek Penilaian Skor Rata-Rata
Persentase Kategori
1 Kelayakan isi/materi 4,41 88,20 % Sangat Baik 2 Kelayakan penyajian 4,47 89,47 % Sangat Baik 3 Kelayakan Bahasa 4,36 87,23 % Sangat Baik 4 Kelayakan kegrafikan 4,48 89,67 % Sangat Baik
Jumlah 17,73 Rata-rata 4,43 88,64% Sangat Baik
Tabel 4.21 Kelayakan Modul Berdasarkan Validasi Dosen Ahli, Dosen Pengampu, dan Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
2. Aspek Penyajian
Skor rata-rata pada aspek penyajian yang diperoleh dari dosen ahli
sebesar 4,78 dengan kategori “Sangat Baik”, sedangkan skor rata-rata yang
diperoleh dari dosen pengampu mata kuliah bahasa Indonesia sebesar 4,39
dengan kategori “Sangat Baik”. Selain itu, uji coba terhadap mahasiswa peserta
mata kuliah bahasa Indonesia yang berjumlah 30 responden memberikan
penilaian pada aspek isi sebesar 4,25 dengan kategori “Sangat Baik”. Dari
ketiga nilai tersebut, diperoleh skor rata-rata sebesar 4,47 dengan persentase
89,47%. Dengan demikian, modul pembelajaran menulis esai argumentatif
yang berjudul “Jitu Menulis Esai Argumentatif” pada aspek penyajian
dinyatakan sangat layak untuk digunakan.
3. Aspek Bahasa
Skor rata-rata pada aspek bahasa yang diperoleh dari dosen ahli sebesar
4,665 dengan kategori “Sangat Baik”, sedangkan skor rata-rata yang diperoleh
dari dosen pengampu mata kuliah bahasa Indonesia sebesar 4,58 dengan
kategori “Sangat Baik”. Selain itu, uji coba terhadap mahasiswa peserta mata
kuliah bahasa Indonesia yang berjumlah 30 responden memberikan penilaian
pada aspek isi sebesar 3,84 dengan kategori “Baik”. Dari ketiga nilai tersebut,
diperoleh skor rata-rata sebesar 4,36 dengan persentase 87,23%. Dengan
demikian, modul pembelajaran menulis esai argumentatif yang berjudul “Jitu
Menulis Esai Argumentatif” pada aspek bahasa dinyatakan sangat layak untuk
digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
4. Aspek Kegrafikan
Skor rata-rata pada aspek kegrafikan yang diperoleh dari dosen ahli
sebesar 4,75 dengan kategori “Sangat Baik”, sedangkan skor rata-rata yang
diperoleh dari dosen pengampu mata kuliah bahasa Indonesia sebesar 4,60
dengan kategori “Sangat Baik”. Selain itu, uji coba terhadap mahasiswa peserta
mata kuliah bahasa Indonesia yang berjumlah 30 responden memberikan
penilaian pada aspek isi sebesar 4,10 dengan kategori “Baik”. Dari ketiga nilai
tersebut, diperoleh skor rata-rata sebesar 4,48 dengan persentase 89,67%.
Dengan demikian, modul pembelajaran menulis esai argumentatif yang
berjudul “Jitu Menulis Esai Argumentatif” pada aspek kegrafikan dinyatakan
sangat layak untuk digunakan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat
diketahui bahwa penelitian Research & Development (R&D) ini telah
menghasilkan sebuah produk modul pembelajaran baru berjudul “Jitu Menulis
Esai Argumentatif”. Pengembangan modul ini bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam menulis esai argumentatif. Hal itu
dilatarbelakangi oleh temuan yang diperoleh peneliti dari mahasiswa di
Universitas Sanata Dharma. Pada kenyataannya, masih banyak mahasiswa
yang sadar akan pentingnya kemampuan menulis esai. Hal ini dibuktikan
dengan hasil kuesioner yang sudah peneliti analisis. Sebanyak 81% dari
responden menyatakan bahwa penulisan esai argumentatif penting dikuasai
oleh para mahasiswa. Selain itu, 89% dari responden menyatakan bahwa
penulisan esai argumentatif menunjang penulisan karya ilmiah mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
seperti artikel, jurnal, atau makalah. Pentingnya kemampuan menulis esai ini
didukung dengan penerapannya yang bermanfaat untuk mengemukakan
aspirasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini ditandai dengan sebanyak 82%
responden menyetujui peryataan di atas. Selain itu, 94% responden setuju
bahwa adanya pengaruh kemampuan logika berpikir kritis merupakan aspek
penting dalam penulisan esai argumentatif.
Namun di sisi lain, tidak banyak mahasiswa yang paham bagaimana
cara menulis esai yang baik dan benar. Hal ini didukung dari hasil kuesioner
yang peneliti lakukan. Hasilnya adalah sebagai berikut; (1) banyak dari
responden yang belum memiliki referensi yang memadai untuk menulis esai
argumentatif; (2) responden tidak begitu mengerti ketentuan dan kaidah
penulisan esai argumentatif, (3) kesulitan untuk menuangkan ide ke dalam
bentuk tulisan; (4) kurangnya kosakata yang merujuk pada argumen; (5) malas
untuk membaca buku referensi menulis esai argumentatif; (6) belum terbiasa
menulis argumen; dan (7) belum mampu berpikir secara logis dan kritis. Dari
butir-butir kendala tersebut, peneliti menemukan kendala yang perlu diatasi.
Dengan adanya masalah di atas, diperlukan sebuah pengembangan bahan ajar
baru.
Pengembangan bahan ajar ini dilakukan berdasarkan 6 tahapan menurut
Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2015). Kelima tahapan itu antara lain, penelitian
dan pengumpulan informasi, pengembangan produk, uji validasi, revisi produk
I, uji coba produk, dan revisi produk II. Pengembangan bahan ajar modul ini
dilakukan dengan menentukan judul, tujuan, pemilihan bahan, penyusunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
kerangka, dan pengumpulan bahan yang relevan dengan materi menulis esai
argumentatif dan Pendekatan Pedagogi Reflektif (PPR). Selain itu, untuk
menilai kelayakan produk yang dikembangkan, dilakukan uji validasi yang
melibatkan dosen ahli dan dosen pengampu mata kuliah bahasa Indonesia, serta
uji coba kepada mahasiswa peserta mata kuliah bahasa Indonesia di Program
Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma. Kelayakan yang
dinilai oleh dosen ahli, dosen pengampu mata kuliah bahasa Indonesia dan
siswa meliputi 4 aspek, yaitu isi/materi, penyajian, bahasa dan kegrafikan.
Hasil yang diperoleh dari akumulasi skor rata-rata dosen ahli, dosen
pengampu mata kuliah bahasa Indonesia dan mahasiswa pada modul
pembelajaran menulis esai argumentatif yaitu, aspek isi/materi memperoleh
skor rata-rata sebesar 4,41 dengan kategori “Sangat Baik”, aspek penyajian
memperoleh skor rata-rata sebesar 4,47 dengan kategori “Sangat Baik”, aspek
bahasa memperoleh skor rata-rata sebesar 4,36 dengan kategori “Sangat Baik”,
dan aspek kegrafikan memperoleh skor rata-rata sebesar 4,48 dengan kategori
“Sangat Baik”. Jika keempat skor dari keempat aspek itu diakumulasikan,
bahan ajar modul menulis esai argumentatif memperoleh skor rata-rata sebesar
4,43 dengan persentase kelayakan sebesar 88,64%.
Kriteria kelayakan modul yang dikembangkan merujuk pada bab III
(halaman 115) yang menjelaskan bahwa nilai kelayakan ditentukan dengan
nilai minimal “C” dengan kategori “Cukup”. Jadi, jika pernyataan tersebut
dikorelasikan dengan hasil skor rata-rata yang diperoleh dari produk yang
dikembangkan, yaitu sebesar 4,43 dengan persentase kelayakan sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
88,64%, maka bahan ajar modul pembelajara “Jitu Menulis Esai Argumentatif”
sangat layak digunakan.
4.2.5 Kajian Produk Akhir
Kajian produk akhir berisi perbandingan antara produk yang belum direvisi
dan produk yang sudah mengalami proses revisi serta pembahasan lebih mendalam
tentang hasil produk akhir. Produk akhir ini dikaji lebih lanjut berdasarkan aspek
isi/materi, aspek penyajian, aspek bahasa, aspek kegrafikan. Berikut hasil produk
akhir yang telah dikaji lebih lanjut.
1. Aspek Isi/Materi
Aspek isi/materi yang telah dideskripsikan di dalam modul memperhatikan
tujuan utama pembelajaran yaitu pembaca mampu menulis esai argumentasi
berperspektif logika Toulmin dengan baik dan benar. Penulis menyajikan materi
pembelajaran yang mampu meningkatkan daya tarik pembaca dengan
memadukan teori, contoh, dan latihan agar pembaca mampu menerima materi
pembelajaran dan mampu menerapkan teori tersebut ke dalam tulisan esai
argumentasi menurut logika Toulmin. Berikut contoh aspek isi/materi sebelum
direvisi dan setelah direvisi.
Gambar 4.28 Gambar Kiri Sebelum Direvisi dan Gambar Kanan Sesudah Direvisi (Aspek Isi/Materi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
Modul sebelum direvisi memperlihatkan pendapat ahli yang dituliskan secara
ringkas dan belum banyak memuat pendapat penulis. Berbeda dengan modul yang
telah direvisi. Modul yang sudah direvisi memperlihatkan pendapat pakar yang
sudah dielaborasikan dengan pendapat penulis dan telah disimpulkan oleh penulis
pada akhir paragraf. Berdasarkan hal tersebut, kekayaan pendapat pakar dan
pandangan penulis akan menambah luas daya berpikir pembaca dan mampu
membuka pikiran pembaca. Penambahan kesimpulan dan pendapat penulis akan
membawa pembaca kepada pola pikir yang dinamis tentang materi yang disajikan.
Isi/materi yang disajikan di dalam modul telah diubah sesuai dengan
kebutuhan dan pengembangan modul. Penggantian dan penjabaran lebih
mendalam tentang suatu teori telah terlihat di dalam modul ini. Penyajian contoh,
rangkuman, uji formatif, refleksi, aksi, dan evaluasi juga telah disesuaikan dengan
kebutuhan pembaca. Modul ini memuat soal-soal yang dapat membantu
mengembangkan kemampuan pembaca dan dapat mengasah kemampuan berpikir
serta berlatih secara langsung dengan dipandu oleh materi yang telah disajikan
sebelumnya.
2. Aspek Penyajian
Aspek penyajian yang terdapat di dalam modul dapat mempengaruhi minat
baca dan daya tangkap materi pembelajaran oleh mahasiswa. Hal tersebut dapat
terlihat dari minat mahasiswa dalam memilih suatu rujukan untuk memperdalam
materi. Mahasiswa cenderung memilih bahan rujukan yang lengkap dan mudah
dipahami oleh mahasiswa. Aspek penyajian tersebut terlihat dari berbagai sisi
seperti adanya pendahuluan modul, pembangkit motivasi, pembahasan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
yang mengakomodasi belajar aktif dan partisipatif, penyajian modul yang
menggunakan gambar, tabel, rujukan atau sumber acuan, soal latihan, dan
rangkuman, serta terdapat penyajian penutup modul. Berikut salah satu
perbedaan aspek penyajian secara khusus pada bagian penyajian soal.
Modul ini sebelumnya menyajikan soal-soal latihan setelah penulisan
rangkuman lalu diikuti soal aksi, soal uji formatif, dan diakhiri kegiatan refleksi.
Hal tersebut kurang selaras dengan pandangan Pedagogi Reflektif yang penulis
jadikan rujuakan. Penulis kemudian mengubah sajian soal-soal tersebut. Urutan
pertama yaitu uji formatif, karena soal uji formatif berisi soal pilihan ganda yang
dapat mengetahui kemampuan awal pembelajar dengan memberikan pilihan
jawaban. Urutan kedua yaitu refleksi, karena pembelajar dapat berefleksi atas
penilaian kemampuan setelah menguji pada soal uji formatif. Urutan ketiga yaitu
aksi, karena dapat menguji kegiatan refleksi pembelajar. Hal tersebut mampu
mengasah kemampuan pembelajar setelah mengetahui kemampuan awal dan
merefleksikan materi yang telah didapatkan. Urutan keempat yaitu evaluasi, karena
Gambar 4.29 Gambar Kiri Sebelum Direvisi dan Gambar Kanan Sesudah Direvisi (Aspek Penyajian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
soal evaluasi lebih memberikan penekanan dan dapat menguji penguasaan
kemampuan yang telah didapatkan pembelajar.
3. Aspek Bahasa
Aspek bahasa yang terdapat dalam modul ini sangat diperhatikan karena
mempengaruhi tingkat pemahaman mahasiswa. Bahasa menjadi aspek yang
diperhitungkan dalam proses pendekatan terhadap pembaca. Modul ini
menyesuaikan unsur kebahasaan pada taraf intelektual mahasiswa, dan
disesuaikan dengan kematangan emosional mahasiswa. Kalimat yang digunakan
dalam pemaparan materi juga telah disesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI). Berikut ini salah satu revisi dari aspek bahasa yang
terdapat dalam kalimat perintah mengerjakan soal.
Modul ini memperbaiki aspek kebahasaan agar dapat dipahami dan mudah
diterima oleh pembelajar. Penggunaan bahasa yang halus dan penggunaan bahasa
perintah yang jelas dapat memudahkan pembelajar untuk memahami maksud
penulis. Hal tersebut dapat terlihat dari gambar 4.30. Gambar tersebut
Gambar 4.30 Gambar Kiri Sebelum Direvisi dan Gambar Kanan Sesudah Direvisi (Aspek Bahasa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
memperlihatkan penggunaan bahasa yang kurang halus karena hanya
menggunakan kata “jelaskan” kemudian direvisi menjadi kata “jelaskanlah”. Pada
perintah pengerjaan soal juga lebih diperjelas dengan adanya instruksi pengerjaan
soal tersebut. Hal itu belum terdapat pada modul yang belum direvisi. Kejelasan
makna dan bahasa yang digunakan sangat membantu pembelajar serta
membangun kedekatan emosional dalam proses pembelajaran.
4. Aspek Kegrafikan
Aspek kegrafikan yang tertulis di dalam modul telah memperhatikan
indikator kelayakan kegrafikan dalam pembuatan modul. Ukuran modul ini
sesuai dengan standar ISO, yaitu A5. Penampilan keseluruhan modul
mengangkat tema komik sehingga tata letak pada kulit muka, belakang, dan isi
secara harmonis dan konsisten menyerupai buku komik. Ukuran huruf dan huruf
keduanya disajikan secara padu sehingga menimbulkan kesan yang menarik
minat baca.
Gambar 4.31 Gambar Kiri Sebelum Direvisi dan Gambar Kanan Sesudah Direvisi (Aspek Kegrafikan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
Modul ini secara keseluruhan masih mempertahankan kosep komik pada
aspek kegrafikannya. Pengguanaan konsep komik ini diharapkan mampu menarik
minat baca pembelajar dan mengurangi kebosanan pada proses pembelajaran.
Percakapan antar tokoh juga terlihat pada modul ini untuk membangun sikap kerja
sama dan sikap saling membantu ketika terdapat materi pembelajaran yang dirasa
oleh pembelajar kurang menguasai. Revisi yang terdapat pada aspek kegrafikan
ini salah satunya pada pedoman penggunaan modul. Terdapat penambahan isi
pedoman penggunaan modul mengakibatkan terdapat pengubahan sedikit dengan
tata letak tulisan. Hal ini juga terdapat pada bagian-bagian lain dalam modul
seperti penghilangan gambar karena diganti dengan penambahan teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini, akan dikaji dua hal, yaitu simpulan dan saran. Simpulan berisi
rangkuman atas keseluruhan penelitian menulis esai argumentasi berperspektif Logika
Toulmin dengan strategi pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif. Saran meliputi
anjuran akan pemanfaatan dan pengembangan produk lebih lanjut oleh para dosen,
mahasiswa, dan peneliti lainnya.
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengembangan produk
berupa modul pembelajaran untuk mahasiswa yang berjudul “Jitu Menulis Esai
Argumentatif Berperspektif Logika Toulmin” memperoleh simpulan sebagai berikut.
Pertama, hasil angket yang telah diisi oleh 30 responden menyatakan sangat
setuju bahwa penulisan esai argumentasi penting dikuasai mahasiswa. Namun, hal
tersebut belum selaras dengan kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa. Hal ini
berdasarkan hasil kuesioner yang telah peneliti lakukan. Hasil angket tersebut sebagai
berikut: (1) responden belum memiliki referensi yang memadai untuk menulis esai
argumentatif; (2) responden kurang mengerti ketentuan dan kaidah penulisan esai
argumentatif, (3) responden kesulitan untuk menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan;
(4) responden memiliki kosa kata yang terbatas; (5) responden kurang memiliki minat
membaca referensi penulisan esai argumentatif; (6) responden belum terbiasa menulis
argumen; dan (7) responden belum mampu berpikir secara logis dan kritis. Oleh sebab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
itu, penulis menawarkan adanya pengembangan modul khususnya materi menulis esai
argumentasi agar mahasiswa dapat dengan mudah mengungkapkan gagasan-
gagasannya di bidang menulis serta memperkaya pengetahuan tentang penulisan esai
argumentasi sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Kedua, modul “Jitu Menulis Esai Argumentasi Berperspektif Logika
Toulmin” dikembangkan melalui enam tahapan pengembangan menurut Borg dan Gall
dalam Sugiyono, (2015). Keenam tahapan tersebut antara lain, penelitian dan
pengumpulan informasi, pengembangan produk, uji validasi, revisi produk tahap I, uji
coba produk, dan revisi produk tahap II. Hasil pengembangan modul menurut enam
tahapan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Berdasarkan hasil tes awal
menulis esai argumentatif, mahasiswa belum mampu menulis esai argumentatif sesuai
kaidah; (2) Pengembangan produk modul ini dilakukan dengan menentukan judul
tujuan, pemilihan bahan, penyusunan kerangka, pengumpulan bahan yang relevan
terhadap materi menulis esai argumentatif, serta mengintegrasikan pembelajaran
dengan strategi pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif; (3) Uji validasi dilakukan
oleh satu dosen ahli, satu dosen pengampu, dan 30 responden peserta mata kuliah
bahasa Indonesia di Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata
Dharma. Kelayakan yang dinilai oleh validator meliputi empat aspek, yaitu isi/materi,
penyajian, bahasa, dan kegrafikan; (4) Hasil revisi modul tahap I meliputi, (a)
perbaikan penulisan pada kompetensi dasar, (b) penambahan contoh dan materi, (c)
pemberian sumber pada gambar/ilustrasi, (d) perbaikan ejaan yang sesuai PUEBI dan
kesalahan pengetikan, (e) penambahan glosarium, dan (f) perbaikan penulisan daftar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
pustaka; (5) Hasil uji coba tes akhir mahasiswa mengalami peningkatan dibandingkan
dengan tes awal. Penggunaan modul pembelajaran mampu meningkatkan berpikir logis
dan pencantuman data yang terkait dengan topik esai argumentatif meskipun dalam
penulisan masih terdapat kekurangan seperti kurang adanya sanggahan, dan modalitas;
(6) Hasil revisi modul tahap II meliputi, (a) penambahan materi serta contoh untuk
memperkaya pemahaman pembaca, dan (b) perbaikan kesalahan pengetikan.
Ketiga, modul “Jitu Menulis Esai Argumentasi Berperspektif Logika
Toulmin” mendapatkan penilaian dari tiga validator, yaitu satu dosen ahli; satu dosen
pengampu; dan 30 responden peserta mata kuliah bahasa Indonesia kelas C, Program
Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma. Penilaian teersebut
berdasarkan empat aspek, yaitu aspek isi/materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan.
Aspek isi/materi mendapatkan skor rata-rata 4,41 dengan kategori “sangat baik”, aspek
penyajian memperoleh skor rata-rata 4,47 dan berkategori “sangat baik”, aspek bahasa
mendapatkan skor rata-rata 4,36 dan tergolong dalam kategori “sangat baik”, serta
aspek kegrafian memperoleh skor rata-rata sebesar 4,48 dengan kategori “sangat baik”
juga. Hasil rekapitulasi empat aspek ini mendapatkan skor rata-rata 4,43 dengan
persentase kelayakan 88,64% dan berkategori “sangat baik”. Dari penelitian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa modul “Jitu Menulis Esai Argumentasi Berperspektif Logika
Toulmin” dinyatakan sangat layak digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
5.2 Saran
Peneliti menyampaikan beberapa saran sehingga diharapkan dapat berguna
bagi kepentingan perkembangan ilmu pengetahuan dan pihak-pihak terkait. Saran ini
ditujukan bagi dosen, mahasiswa, dan peneliti lain yang diuraikan sebagai berikut:
1. Bagi Dosen
Dosen diharapkan memberikan porsi yang lebih dari cukup kepada
mahasiswa untuk belajar menulis. Peran dosen sangat vital dalam hal memotivasi,
memberikan bahan referensi untuk acuan belajar menulis dan mengajak mahasiswa
berpikir manfaat kegiatan menulis. Dosen juga diharapkan dapat menjadi fasilitator
mahasiswa dalam hal belajar menulis esai yang baik dan benar sesuai kaidah. Hal ini
dikarenakan mahasiswa dapat bertukar pikiran dan mampu mengembangkan gagasan
dalam tulisannya. Kegiatan tersebut dapat menunjang kegiatan belajar yang aktif dan
produktif. Mengingat terdapat keterbatasan metode pembelajaran dan materi ajar yang
terdapat di dalam modul peneliti, dosen disarankan mampu mengembangkan atau
menentukan metode pembelajaran dan materi pembelajaran pada saat menggunakan
modul di kelas.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu menuangkan gagasannya dengan baik dan
benar di dalam tulisan esai argumentatif meskipun berasal dari berbagai latar belakang
ilmu pendidikan. Salah satunya dengan berani menuangkan gagasan melalui media
menulis karangan esai argumentasi pada perlombaan esai di tingkat regional maupun
nasional. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau pedoman untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan
untuk meningkatkan kesadaran akan berpikir kritis dalam menuangkan gagasannya.
Hal ini dimaksudkan agar karangan argumentasi yang dihasilkan mahasiswa
berkualitas dan memiliki pondasi gagasan yang kuat. Selain itu, dalam penggunaan
modul “Jitu Menulis Esai Argumentatif Berperspektif Logika Toulmin” mahasiswa
diharapkan dapat mencari contoh-contoh yang mendukung materi pembelajaran agar
lebih mudah dimegerti.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai penelitian
pengembangan produk terkait keterampilan menulis esai argumentatif berperspektif
Logika Toulmin dengan disinergikan berdasarkan pembelajaran Paradigma Pedagogi
Reflektif. Penelitian ini masih memiliki kekurangan dalam berbagai hal seperti materi,
metode pembelajaran, dan contoh-contoh. Peneliti lain diharapkan dapat
mengembangkan penelitian ini menjadi penelitian yang lebih baik lagi. Selain itu,
peneliti juga mengharapkan ada pengembangan produk lain yang serupa maupun
berbeda keterampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Muchsin. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. KBBI Darling. Diakses tanggal 18 Februari 2017 dari http://www.kbbi.kemedikbud.go.id.
Columbia University. 2012.The Columbia Electronic Encyclopedia. 6th ed. New York: Columbia University Press.
Dalman. 2015. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Rajawali Pers.
Daryanto. 2013. Menyusun Bahan Ajar Modul untuk Persiapan Guru dalam Mengajar. Yogyakarta: Gava Media. Direktorat Tenaga Kependidikan. (2008). Penulisan Modul. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Eneste, Pamusuk. 2005. Buku Pintar Penyuntingan Naskah. Jakarta: Gramedia. Fisher, A. 1988. The Logic of Real Arguments. Cambridge: Cambridge University
Press.
Hikmawati, Fenti. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: Rajawali Pres. Institute for Writing and Rhetoric. 2014. Logic and Argument. Diakses tanggal 9 September 2017 dari http://writingspeech.dartmouth.edu/learning/materials- first-year-writers/logic-and-argument.
Intel Corporation. 2006. Appendix H: Showing Evidence Tool Resources The Toulmin Model of Argument. Diakses tanggal 24 Agustus 2017 dari http://schoolnet.org.za/twt/09/M9_argumentation.pdf.
Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kerney, Virgia. 2017. How to Use a Toulmin Argument Model for Reading and Writing.Diakses tanggal 26 Agustus 2017 dari https://letterpile.com/writing/ How-to-Use-a-Toulmin-Argument-Model-for Reading-and-Writing.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis: Kiat Jitu Menulis Artikel, Opini, Kolom dan Resensi Buku. Jakarta : Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
Melissa, Margaretha M. 2018. Inplementasi Pedagogi Reflektif dalam Mengembangkan Antusias Pengajar Matematika. Yogyakarta: Sanata Dharma.
Murtono. 2012. Peningkatan Kemahiran Berbahasa Indonesia dalam Menulis Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Melalui Collaborative Writing And Multiple Drafting. Diakses tanggal 19 Februari 2017 dari http://eprints.umk .ac.id/186/1/PENINGKATAN_KEMAHIRAN_BERBAHASA_INDONESIA.pdf.
Nasiroh, Alfiyatun. 2016. Pola dan Kadar Ketajaman Argumen Paragraf-Paragraf
Argumentasi Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Kelautan Tahun 2015. Yogyakarta: S.Pd. Universitas Sanata Dharma.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian Otentik Dalam Pembelajaran Tematik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Nurhadi. 2017. Handbook of Writing (Panduan Lengkap Menulis). Jakarta: Bumi
Aksara.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Pujiono, Setyawan.2011. Penerapan Strategi Catalisting untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Esai. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Grasindo.
Rani, Abdul., dkk. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.
Rofi’uddin, Ahmad. & Damiyati Zuhdi. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rottenberg, A.T. 1988. Elements of Argumen, a Text and Reader. New York: St. Martin’s Press.
Subagja, J. 2010. Paradigma Pedagogi Reflektif: Mendampingi Peserta Didik Menjadi Cerdas & Berkarakter. Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
Setyaningsih, Yuliana. dkk. 2015. “Pola Berpikir Deduktif pada Argumen Bagian
Pembahasan Artikel Ilmiah Jurnal Terakreditasi Bidang Humaniora”. Seminar Nasional dan Launching ADOBSI 1, 158-163.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pengembagan (Research and Development/ R&D). Bandung: Alfabeta. Sujanto, J. Ch. 1988. Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara untuk
Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Angkasa.
Sukardjo. 2008. Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Suladi. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Paragraf. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sungkono, dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.
Suparno, Paul. 2015. Pembelajaran di Perguruan Tinggi Bergaya Paradigma Pedagogi Refleksi (PPR). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa. Toulmin, Stephen R., et al. 1979. An Introduction to Reasoning. New York: Macmillan.
UWC Staff, University of Nevada. 2013. Drafting an Argument Essay. Diakses tanggal 9 September 2017 dari https://www.unr.edu/documents/liberal- arts/writing-center/argument-essay.pdf.
Wijayanti, Sri Hapsari. dkk. 2011. Dari EYD ke Esai: Dilengkapi Soal-Jawab. Ed. ke-2. Jakarta: Universitas Atma Jaya Jakarta.
Winarto, Y. T. dkk. 2004. Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
Yanover, L. (t.t). The Toulmin Method & Essay Structure. Diakses tanggal 24 Agustus 2017 dari http://www.napavalley.edu/people/LYanover/Documents/ English%20123/English%20123%20Toulmin%20Method%20and %20Essay %20Structure.pdf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
BIOGRAFI PENULIS
Lusia Ely Rahmawati lahir di Kabupaten Semarang pada
tanggal 9 Agustus 1996. Pendidikan dasar ditempuh di SD
Pangudi Luhur Ambarawa pada tahun 2002. Pada tahun
2008 ia melanjutkan pendidikan di SMP Pangudi Luhur
Ambarawa. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan di SMA
Negeri 1 Ungaran pada tahun 2011 dan telah dinyatakan
lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2014 ia melanjutkan studi di Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Masa pendidikan di Universitas Sanata
Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul
Pengembangan Menulis Esai Argumentasi Berspektif Logika Toulmin dan
Paradigma Pembelajaran Pedagogi Reflektif pada Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aspek yang Dinilai Nomor Indikator Penilaian
Urgensi keterampilan menulis esai argumentatif 1
Manfaat keterampilan menulis esai argumentatif 2, 3
Kaitan logika berpikir kritis dengan keterampilan menulis esai argumentatif
4
Kesesuaian penggunaan modul sebagai alternatif pembelajaran menulis esai argumentatif
5
Ketersediaan referensi materi menulis esai argumentatif
6
Kemampuan awal mahasiswa dalam menulis esai argumentatif
7
Kesesuaian strategi belajar dengan kemampuan mahasiswa dalam menulis esai argumentatif
8, 9
KISI-KISI ANGKET PENGALAMAN AWAL MAHASISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KISI-KISI WAWANCARA DOSEN PENGAMPU TERKAIT DENGAN PENGEMBANGAN MODUL
MENULIS ESAI ARGUMENTASI
No. Kisi-kisi
1. Manfaat pengunaan modul dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Ketersediaan referensi mengajar untuk materi pembelajaran menulis esai argumentasi.
3. Penggunaan modul khusus untuk materi pembelajaran menulis esai argumentasi.
4. Ketertarikan dosen untuk menggunakan modul pembelajaran yang relevan dengan materi ajar menulis esai argumentasi.
5. Kendala dalam mengajarkan materi ajar menulis esai argumentasi.
6. Solusi untuk menghadapi kendala dalam mengajarkan materi ajar menulis esai argumentasi.
7. Strategi yang dibutuhkan dalam pembelajaran menulis esai argumentasi.
8. Pengembangan modul Bahasa Indonesia oleh dosen.
9. Harapan dan masukan dosen terkait pengembangan modul yang akan dibuat peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ASPEK PENILAIAN ASPEK YANG DINILAINOMOR INDIKATOR
PENILAIANKesesuaian materi dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
1, 2
Ketepatan pemilihan materi 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 Kaitan materi dengan kemampuan dan keterampilan mahasiswa
10, 11, 12, 13, 14
Penggunaan teori yang relevan 15Kaitan materi dengan IPTEKS 16, 17Sistematika modul secara keseluruhan 18Dukungan penyajian materi 19, 20, 21Keruntutan penyajian materi dengan alur berpikir mahasiswa
22
Sistematika penyajian materi dalam setiap bab
23, 24, 25, 26
Kesesuaian materi dengan tingkat kemampuan berpikir mahasiswa
27
Kesesuaian bahasa dengan tingkat kemampuan mahasiswa
28, 29
Kesesuaian dan ketepatan diksi 30, 31Kekohesian antarkomponen penyajian materi
32, 33
Kesesuaian fisik modul 34, 35Kesesuaian tata pengetikan 36, 37, 38Pemanfaatan penggunaan gambar, tabel, dan ilustrasi
39, 40, 41
Kelengkapan penggunaan gambar, tabel, dan ilustrasi
42, 43
KISI-KISI VALIDASI MODUL PEMBELAJARAN OLEH DOSEN AHLI
Kelayakan Isi/Materi
Kelayakan Penyajian
Kelayakan Bahasa
Kelayakan Kegrafikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ASPEK YANG DINILAI NOMOR INDIKATOR PENILAIANKetertarikan substansi modul 1,2, 3Kesesuaian penyajian modul 4, 5, 6, 7Kesesuaian penyajian materi terhadap motivasi belajar mahasiswa
8
Kesesuaian materi dengan IPTEKS 9Pemanfaatan penggunaan komponen kegrafikan 10Ketepatan pemilihan materi dengan kompetensi yang ingin dicapai
11, 12, 13, 14
Kesesuaian dan ketepatan diksi 15Kesesuaian bahasa dengan tingkat intelektual mahasiswa 16Kesesuaian materi dengan kemampuan dan keterampilan mahasiswa
17, 18, 19, 20
KISI-KISI VALIDASI MODUL PEMBELAJARAN OLEH MAHASISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KISI- KISI PENSKORAN ANALITIK PRE-TEST DAN POST-TEST
PENULISAN ESAI ARGUMENTATIF MENURUT LOGIKA TOULMIN
Rincian Kemampuan
Menulis Skor Tingkat Patokan
Isi
30 – 27 Amat Baik
Amat sesuai dengan topik yang diangkat; mengandung 6 elemen Toulmin; amat terjabar; amat sesuai dengan judul
26 – 22 Baik
Sesuai dengan topik yang diangkat; mengandung 5 elemen Toulmin; terjabar; sesuai dengan judul, meskipun kurang terinci
21 – 17 Sedang
Kurang sesuai dengan topik yang diangkat; mengandung 4 – 3 elemen Toulmin; kurang terjabar; kurang terinci
16 – 13 Kurang
Tidak sesuai dengan topik yang diangkat; mengandung 2 – 1 elemen Toulmin; tidak mengena; tidak cukup untuk dinilai
Organisasi
20 – 18 Amat Baik
Amat teratur dan rapi; amat jelas; kaya akan argumen penulis; pengembangan paragraf amat logis; kohesi amat tinggi
17 – 14 Baik
Teratur dan rapi; jelas; banyak akan argumen penulis; pengembangan paragraf logis; kohesi tinggi
13 – 10 Sedang
Teratur dan rapi; jelas; kurang akan argumen penulis; pengembangan paragraf kurang logis; kohesi kurang tinggi
9 – 7 Kurang
Tidak teratur; tidak jelas; miskin argumen penulis; pengembangan paragraf tidak logis; tidak ada kohesi; tidak cukup untuk dinilai
Kosakata 20 – 18 Amat Baik
Amat luas; penggunaan amat efektif; amat menguasai pembentukan kata; pemilihan kata amat tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17 – 14 Baik
Luas; penggunaan efektif; menguasai pembentukan kata; pemilihan kata yang tepat
13 – 10 Sedang
Terbatas; kurang efektif; kurang menguasai pembentukan kata; pemilihan kata kurang tepat
9 – 7 Kurang
Seperti terjemahan; tidak memahami pembentukan kata; tidak menguasai kata-kata; tidak cukup untuk dinilai
Bahasa
25 – 22 Amat Baik
Amat menguasai tata bahasa; amat sedikit kesalahan penggunaan dan penyusunan kalimat dan kata-kata
21 – 18 Baik
Penyusunan dan penggunaan kalimat yang sederhana; sedikit kesalahan tata bahasa tanpa mengaburkan makna
17 – 11 Sedang
Kesulitan dalam penggunaan dan penyusunan kalimat sederhana; kesalahan tata bahasa dan mengaburkan makna
10 – 5 Kurang
Tidak menguasai pengunaan dan penyusunan kalimat; tidak komunikatif; tidak cukup utuk dinilai
Penulisan
5 Amat Baik Amat menguasai kaidah penulisan, kata dan ejaan
4 Baik Menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan, dengan sedikit kesalahan
3 Sedang
Kurang menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan, dengan banyak kesalahan
2 Kurang
Tidak menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan; tulisan sulit dibaca; tidak cukup untuk dinilai
(Diadopsi dari Djiwandono, 1996 dengan sedikit penyesuaian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HASIL TRANSKRIP WAWANCARA DOSEN PENGAMPU
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa manfaat modul pembelajaran
bahasa Indonesia sebelumnya?
Pembelajaran lebih terarah dan ada rambu-
rambunya yang pasti. Kemudian mahasiswa
juga mungkin akan sangat terbantu karena
mereka sudah ada referensi secara lengkap
dalam modul tersebut. Biasanya mahasiswa
diminta untuk mencari referensi merasa
kesulitan, entah itu malas atau ada saja
alasannya, yang pasti mereka malas
membaca. Paling tidak kalau ada modul itu,
ketika di kelas itu sendiri modul baru dibuka
paling tidak mereka akan membaca
meskipun sekilas atau membaca apa saja
yang ada dalam modul. Jadi menurut saya ya
itu, manfaatnya membuat pembelajaran
menjadi lebih terarah dan rambu-rambunya
jelas, selain dalam rps sudah tertuang, dari
rps itu kemudian ada rambu-rambu di modul
dan mahasiswa terbantu untuk memahami
materi.
2. Berapa banyak referensi yang Ibu
gunakan dalam pembelajaran
menulis argumentasi?
Kalau jumlah kuantitatifnya jujur saya lupa,
karena saya sendiri di kelas itu tidak
membatasi mahasiswa harus mengikuti
berapa buku. Banyak sumber lebih baik,
saya mendorong mahasiswa untuk banyak
membaca dan mencari banyak sumber
referensi. Tetapi terkadang dari berbagai
referensi ada yang berbeda-beda. Setelah
dibaca baru nanti di kelas disepakati bersama
supaya nanti ada kesepakatan yang jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Walaupun berbeda-beda dari berbagai
sumber itu pasti bisa ditarik benang merah
yang sama itu apa. Kalau saya sendiri itu
kalau argument pijakannya dari bukunya
Toulmin nanti ditambah contoh-contoh dari
berbagai sumber. Mahasiswa juga saya
minta untuk mencari buku referensi sendiri
dan mencari contoh-contoh sendiri. Entah itu
buku atau saya dorong juga mereka untuk
membaca artikel jurnal. Paling tidak kalau
mereka mencari di google itu di google
cendikia. Jadi diarahkan untuk membaca
tulisan ilmiah tidak hanya sembarang blog.
3. Terkait pembelajaran menulis
argumentasi apakah Ibu sudah
memiliki modul khusus?
Saya belum punya modul khusus.
Selama ini saya masih comot-comot dari
berbagai sumber itu. Mahasiswa membaca
sendiri juga nanti kita samakan persepsinya.
Kalau ada modul nanti lebih enak, lebih
terarah dan tidak memakan waktu juga untuk
mencari ke sana-sini.
4. Apakah Ibu pernah mengajarkan
tentang menulis karangan
argumentasi dengan
menggunakan modul berdasarkan
metode tertentu. Jika iya, apakah
modul yang digunakan masih
terdapat kekurangan? Jika tidak,
apakah Ibu tertarik menggunakan
modul yang relevan dengan
materi ajar?
Tadi kalau modul kan saya belum
pernah mengembangkan saya juga belum
pernah mencari modul dari yang lain, entah
itu dari dosen lain atau entah itu dari
program studi atau rumpun ilmu yang sejenis
belum pernah. Jadi memang selama ini
masih di buku referensi dari berbagai buku
itu dibaca bersama, saya membaca,
mahasiswa juga saya suruh membaca nanti
disamakan persepsinya baru kemudian
belajar. Mereka saya ajak untuk belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menulis. Jadi metodenya memang saya
menekankan supaya mahaasiswa yang harus
aktif menulis. karena kalau menulis teori
hanya menulis itu apa, menulis argumentatif
itu apa, itu kan hanya sebataas teori, nanti
keluar dari kelas lupa, dan praktiknya jadi
tidak mendalam. Mahasiswa belum punya
pengalaman untuk menulis, ya masih seperti
itu masih comot sana sini. Modul khusus
belum ada, kemudian kalau ditanya ingin
punya modul, ya ingin. Entah itu nanti yang
mengembangkan siapa, kalau sejauh itu
relevan bisa digunakan, membantu dalam
perkuliahan tentu akan sangat bagus.
5. Apakah selama ini Bapak/Ibu
masih menemukan kendala dalam
pembelajaran menulis karangan
argumentasi?
Kadang kan waktu kita di kelas itu
terbatasi, kita dibatasi oleh waktu. kadang
harapan saya, mahasiswa di rumah sudah
aktif membaca, paling tidak punya bekal.
Jadi ketika datang di kelas tidak dalam
keadaan yang kosong, sudah ada bekal apa
di situ tinggal disharingkan. Tapi kadang kan
mahasiswa bingung sumber referensi yang
bisa digunakan dan terpercaya itu yang
mana. Kadang antara satu orang dengan
orang yang lain menemukan perbedaan,
kemudian mereka merasa bingung, ini yang
benar yang seperti apa. Sehingga di kelas
nanti mereka harus bertanya-tanya referensei
yang mana yang harus dibaca. Menurut saya
itu cukup membuang waktu. Sebenarmya
kalau ada modul, di rumah mereka sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membaca, di kelas tinggal men-sharing-kan
apa yang sudah dibaca itu akan lebih cepat
dan yang dibaca antara satu orang dengan
yang lain sama. Misalnya mereka membaca
referensi yang lain, tetap ada yang mendasar,
dan yang lain itu untuk melengkapi.
Jadi menurut saya, bagus apabila ada
modul. Kalau ada modul kan pasti sudah ada
materinya, ada contohnya seperti apa,
sehingga nanti kalau di kelas mahasiswa
tidak bisa bertatap muka, tidak bisa satu per
satu konsultasi tentang bagaimana cara
menulis, sudah ada langkah-langkahnya,
misal ada modul yang mudah diikuti, saya
rasa mahasiswa akan lebih terbantu dan lebih
efektif.
6. Apa langkah Bapak/Ibu untuk
menghadapi kendala itu?
Kendalanya kadang adalah waktu,
kurang persiapan mahasiswa, karena kadang
mahasiswa bingung jadi saya harus
menjelaskan, jadi metodenya malah saya
yang aktif. Kadang juga saya yang harus
mencarikan, mengopikan materi.
7. Penggunaan strategi penting
dalam pembelajaran menulis
paragraf argumentasi. Menurut
Bapak/Ibu, strategi seperti apa
yang dibutuhkan dalam
pembelajaran tersebut?
Biasanya dosen mengharapkan yang
aktif dalam proses pembelajaran adalah
mahasiswa. Jadi, metode-metode yang
sesuai adalah metode student center,
pembelajaran berbasis masalah,
pembelajaran berbasis proyek, dan lain-lain.
Ada banyak faktor luar lainnya seperti
kondisi siswa. Kemudian jika mnggunakan
metode-metode tadi, kemudian mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kurang persiapan, mahasiswa perlu
tuntunan. Modul bisa sebagai tongkat.
Sehingga mahasiswa bisa berjalan sndiri.
8. Apakah Bapak/Ibu pernah
mengembangkan modul bahasa
Indonesia?
Tadi kalau modul kan saya belum
pernah mengembangkan, saya juga belum
pernah mencari modul dari yang lain, entah
itu dari dosen lain atau entah itu dari
program studi atau rumpun ilmu yang
sejenis.
9. Bagaimana pengembangan modul
menulis paragraf
argumentasiyang Bapak/Ibu
harapkan?
Modul yang bisa membantu
mahasiswa. Karena ada modul yang
membingungkan, tidak fokus pada perkulian
dan bahasa kurang baik, petunjuk kurang
jelas. Jadi mahasiswa akan tertarik pada
modul yang tidak membingungkan dan jika
ada langkah-langkah yang jelas. Biasanya
mahasiswa bisa mengerti jika ada contoh
untuk refernsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INSTRUMEN OBSERVASI
AKTIVITAS DOSEN DI KELAS SECARA UMUM
Universitas : Sanata Dharma Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi : Pendidikan Matematika Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Kelas : C Jam Pelajaran : 10.00-13.00 Hari, tanggal : Rabu, 18 Oktober 2017
PETUNJUK:
1. Amati aktivitas dosen di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-mengajar!
2. Tuliskan tanda cek ( ) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang Anda amati!
No. Butir-butir Sasaran Ya Tidak
1. Dosen membuka pelajaran √ 3. Suara dosen jelas √ 4. Dosen memakai media √ 6. Dosen sering bertanya kepada mahasiswa √ 7. Pertanyaan dosen diajukan ke perorangan √ 8. Pertanyaan dosen diajukan kepada kelas √ 9. Dosen memanfaatkan penguatan √ 10. Dosen memberi tugas rumah √ 11. Sikap dosen serius √ 12. Sikap dosen santai √ 13. Dosen menulis di papan tulis √ 14. Dosen umumnya duduk di kursi √
15. Dosen sering berjalan ke belakang, ke samping, dan ke tengah
√
16. Dosen membuat rangkuman pelajaran √
17. Evaluasi diberikan kepada hal-hal berikut: a. Setiap indikator/tujuan pembelajaran
√
b. Sekelompok indikator/tujuan pembelajaran √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INSTRUMEN OBSERVASI
AKTIVITAS DOSEN DI KELAS
Universitas : Sanata Dharma Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi : Pendidikan Matematika Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Kelas : C Jam Pelajaran : 10.00-13.00 Hari, tanggal : Rabu, 18 Oktober 2017
PETUNJUK:
1. Amati aktivitas dosen di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-mengajar!
2. Tuliskan tanda cek ( ) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang Anda amati!
No. Aspek yang Diamati Ya Tidak
I PRAPEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media √
2. Memeriksa kesiapan mahasiswa √
II MEMBUKA PEMBELAJARAN 1. Melakukan kegiatan apersepsi √
2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya √
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √
2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan √
3. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar √
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
√
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan mahasiswa
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √
4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi √
5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √
6. Mengakomodasi adanya keragaman budaya Nusantara √
7. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
√
8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
√
C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar
1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media √
2. Menghasilkan pesan yang menarik √
3. Menggunakan media secara efektif dan efisien √
4. Melibatkan mahasiswa dalam pemanfaatan media √
D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan mahasiswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif mahasiswa dalam pembelajaran √
2. Merespons positif partisipasi mahasiswa √
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi dosen-mahasiswa dan mahasiswa-mahasiswa √
4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons mahasiswa √
5. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif √
6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme mahasiswa dalam belajar √
E. Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi
1. Menumbuhkan sikap ekonomis √
2. Menumbuhkan sikap produktif √
F. Penilaian proses dan hasil belajar
1. Melakukan penilaian awal √
2. Memantau kemajuan belajar √
3. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi √
4. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √
G. Penggunaan bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar √
2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar √
3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IV PENUTUP
A. Refleksi dan rangkuman pembelajaran
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan mahasiswa √
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan mahasiswa √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INSTRUMEN OBSERVASI
AKTIVITAS MAHASISWA DI KELAS
Universitas : Sanata Dharma Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi : Pendidikan Matematika Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Kelas : C Jam Pelajaran : 10.00-13.00 Hari, tanggal : Rabu, 18 Oktober 2017
PETUNJUK:
1. Amati aktivitas mahasiswa di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-mengajar!
2. Tuliskan tanda cek ( ) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang Anda amati!
NO. BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK
1. Mahasiswa siap mengikuti proses pembelajaran √ 2. Mahasiswa memperhatikan penjelasan dosen/praktikan √ 3. Mahasiswa menanggapi pembahasan pelajaran √ 4. Mahasiswa mencatat hal-hal penting √ 5. Mahasiswa mengerjakan tugas dengan baik √ 6. Mahasiswa datang tepat waktu √ 7. Bermain handphone dan laptop √ 8. Makan di kelas √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 2 3 4 5 6 7 8 91 Elisha Hosea Pinasti Pendidikan Matematika 4 5 4 4 4 3 3 4 4
2 Shinta Narwastuti Pendidikan Matematika 4 5 4 5 4 3 3 4 43 Puri Sinatrya Pendidikan Matematika 4 5 4 4 4 5 3 4 44 Anisa Putri Salsabela Pendidikan Matematika 4 4 4 5 4 5 4 5 45 Haris Sulistya Pendidikan Matematika 4 4 4 4 4 3 3 4 46 Felicia Eleni Meyar W. Pendidikan Matematika 4 5 4 5 5 3 4 5 57 Rosario Litani Dewi Pendidikan Matematika 4 4 3 4 4 3 4 4 48 Juliana Essna W. Pendidikan Matematika 4 4 3 5 4 3 4 2 49 Singgih Utomo Aji Pendidikan Matematika 4 5 4 4 5 5 4 4 410 Abel Kapotan Teluma Pendidikan Matematika 5 5 4 5 4 3 4 4 511 Margareta Kresensia L. Pendidikan Matematika 4 5 4 5 4 4 4 4 412 Agustina Rini P Pendidikan Matematika 4 5 5 5 5 2 2 5 513 Dewi Respati M. Pendidikan Matematika 4 4 4 5 4 3 3 4 414 Dionisius Andika Bayu D. Pendidikan Matematika 4 4 4 5 4 3 4 2 415 Yoga Pendidikan Matematika 2 4 4 5 4 2 3 4 516 Bima Budi Perdana Pendidikan Matematika 5 5 5 4 4 3 4 4 517 Cifta Rosa Pendidikan Matematika 4 5 4 5 5 3 4 5 518 Agus Harianto Pendidikan Matematika 4 4 4 5 3 3 4 4 519 Christina Putri N. Pendidikan Matematika 5 5 5 5 5 4 4 5 520 Ruth Septi Mustika Pendidikan Matematika 5 5 5 5 4 4 4 5 521 Magdalena Erika L. Pendidikan Matematika 4 4 5 5 5 4 4 4 422 Christina Elvaretta D. Pendidikan Matematika 4 4 4 5 4 3 2 4 423 Andreas Ragil Dana Pendidikan Matematika 3 4 3 5 4 3 3 4 424 Erra El-Taro Pendidikan Matematika 4 4 5 5 4 4 3 5 425 Dicky Febri H. Pendidikan Matematika 4 5 4 4 4 3 3 4 526 Luluk Etty A. Pendidikan Matematika 4 4 5 5 4 4 4 4 427 Nanang Dava Adi Pendidikan Matematika 4 4 5 5 5 3 4 4 428 Yanuari Edi Pendidikan Matematika 4 4 4 4 5 3 3 4 429 Ellisabet Febriani Pendidikan Matematika 4 4 4 5 4 3 4 4 430 Maria Horika Mei Pendidikan Matematika 4 5 4 4 4 4 4 5 5
DATA ANGKET MAHASISWAPENGALAMAN AWAL MAHASISWA DALAM MENULIS ESAI ARGUMENTATIF
BUTIR PERTANYAANNO NAMA PRODI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATEGORI KEPANJANGAN BOBOT NILAISS SANGAT SETUJU 5
S SETUJU 4TT TIDAK TAHU 3TS TIDAK SETUJU 2
STS SANGAT TIDAK SETUJU 1
DATA ANGKET MAHASISWAPENGALAMAN AWAL MAHASISWA DALAM MENULIS ESAI ARGUMENTATIF
KETERANGAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 4 3 2 1SS S TT TS STS
1 4 24 1 1 0 30 20 96 3 2 0 121 150 30 81% SANGAT SETUJU2 14 16 0 0 0 30 70 64 0 0 0 134 150 30 89% SANGAT SETUJU3 8 19 3 0 0 30 40 76 9 0 0 125 150 30 83% SANGAT SETUJU4 21 9 0 0 0 30 105 36 0 0 0 141 150 30 94% SANGAT SETUJU5 8 21 1 0 0 30 40 84 3 0 0 127 150 30 85% SANGAT SETUJU6 3 7 18 2 0 30 15 28 54 4 0 101 150 30 67% SETUJU7 0 18 10 2 0 30 0 72 30 4 0 106 150 30 71% SETUJU8 8 20 0 2 0 30 40 80 0 4 0 124 150 30 83% SANGAT SETUJU9 11 19 0 0 0 30 55 76 0 0 0 131 150 30 87% SANGAT SETUJU
61 - 9091 - 120121 - 150
SANGAT TIDAK SETUJUTIDAK SETUJU
0 - 3031 - 60
TIDAK TAHUSETUJU
SANGAT SETUJU
KATEGORIJUMLAHPERSENTASE
(%)
JUMLAH SKOR IDEAL
(X)
JUMLAH SKOR
RENDAH (Y)
SKOR
SS S TT TS STS
KATEGORISASI ANALISIS PENGALAMAN AWAL
TABEL KATEGORI
RENTANG SKOR
KATEGORI
ALTERNATIF JAWABANNOMOR BUTIR SOAL
JUMLAH RESPONDEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER PENELITIAN
PENGEMBANGAN MODUL MENULIS ESAI ARGUMENTASI BERSPEKTIF LOGIKA TOULMIN DAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF
PADA MATA KULIAH BAHASA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Lembar Validasi Dosen Ahli
Disusun oleh: Lusia Ely Rahmawati (141224023)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 4 3 2 1SB B CB KB SKB
1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 47 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 58 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 59 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 411 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 512 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 413 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 414 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 415 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 516 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 417 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 518 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
804,444444444
89%SANGAT BAIK
REKAP VALIDASI DOSEN AHLI TAHAP 1
NOMOR BUTIR SOAL
ALTERNATIF JAWABAN SKORJUMLAH
SB B CB KB SKB
ASPEK KELAYAKAN ISI/MATERI
TOTAL
RATA-RATA
PRESENTASE
KATEGORI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 420 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 521 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 522 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 423 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 424 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 425 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 526 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 527 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
414,555555556
91%SANGAT BAIK
28 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 529 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
30 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 431 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 432 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 433 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
264,333333333
87%SANGAT BAIK
34 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 435 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN
TOTAL
RATA-RATA
PRESENTASE
KATEGORI
ASPEK KELAYAKAN BAHASA
TOTAL
RATA-RATA
PRESENTASE
KATEGORI
ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 537 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 538 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
39 0 1 0 0 0 0 4 0 0 4
40 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 441 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 442 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 543 1 0 0 0 5 0 0 0 0 5
454,5
90%SANGAT BAIK
Cukup Baik1,79 < X ≤ 2,6 Kurang Baik
X ≤ 1,79 Sangat Kurang
Tabel KategoriRentang Skor Kategori
X > 4,21 Sangat Baik3,4 < X ≤ 4,21 Baik2,6 < X ≤ 3,4
TOTAL
RATA-RATA
PRESENTASE
KATEGORI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER PENELITIAN
PENGEMBANGAN MODUL MENULIS ESAI ARGUMENTASI BERSPEKTIF LOGIKA TOULMIN DAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF
PADA MATA KULIAH BAHASA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Lembar Validasi Dosen Ahli
Disusun oleh: Lusia Ely Rahmawati (141224023)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 4 3 2 1SB B CB KB SKB
1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 42 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 53 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 54 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 55 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 56 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 57 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 58 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 59 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 510 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 511 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 512 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 513 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 514 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 515 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 516 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 517 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 518 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
894,944444444
89%SANGAT BAIK
REKAP VALIDASI DOSEN AHLI TAHAP 2
NOMOR BUTIR SOAL
ALTERNATIF JAWABAN SKORJUMLAH
SB B CB KB SKB
ASPEK KELAYAKAN ISI/MATERI
TOTAL
RATA-RATA
PRESENTASE
KATEGORI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 520 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 521 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 522 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 523 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 524 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 525 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 526 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 527 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
455
100%SANGAT BAIK
28 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 529 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 530 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 531 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 532 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 533 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
305
100%SANGAT BAIK
34 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
ASPEK KELAYAKAN BAHASA
ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN
TOTAL
RATA-RATA
PRESENTASE
KATEGORI
TOTAL
RATA-RATA
PRESENTASE
KATEGORI
ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 536 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 537 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 538 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 539 1 0 0 0 0 5 0 0 0 540 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 541 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 542 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 543 1 0 0 0 5 0 0 0 0 5
505
100%SANGAT BAIK
RATA-RATA
PRESENTASE
KATEGORI
TOTAL
1,79 < X ≤ 2,6
X ≤ 1,79
Sangat BaikKategori
BaikCukup BaikKurang Baik
Sangat Kurang
Tabel KategoriRentang Skor
X > 4,213,4 < X ≤ 4,21
2,6 < X ≤ 3,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER PENELITIAN
PENGEMBANGAN MODUL MENULIS ESAI ARGUMENTASI BERSPEKTIF LOGIKA TOULMIN DAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF
PADA MATA KULIAH BAHASA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Lembar Validasi Dosen Pengampu
Disusun oleh: Lusia Ely Rahmawati (141224023)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 4 3 2 1SB B CB KB SKB
1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
2 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
3 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
7 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 49 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 410 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 411 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 412 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 413 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 414 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 415 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 316 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 417 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 418 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
REKAP VALIDASI DOSEN PENGAMPU TAHAP 1
NOMOR BUTIR SOAL
ALTERNATIF JAWABAN SKORJUMLAH
SB B CB KB SKB
ASPEK KELAYAKAN ISI/MATERI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
724
80%BAIK
19 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 320 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 421 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 522 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 523 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 424 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 225 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 526 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 527 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
374,111111111
82%BAIK
28 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 529 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
30 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 531 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 332 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 533 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
264,333333333
TOTAL
RATA-RATA
PRESENTASE
KATEGORI
ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN
TOTAL
RATA-RATA
PRESENTASE
KATEGORI
ASPEK KELAYAKAN BAHASA
TOTAL
RATA-RATA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87%SANGAT BAIK
34 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 535 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 436 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 337 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 338 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 339 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 440 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 341 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 442 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 443 0 1 0 0 0 4 0 0 0 4
373,7
74%BAIK
X ≤ 1,79 Sangat Kurang
3,4 < X ≤ 4,21 Baik2,6 < X ≤ 3,4 Cukup Baik
1,79 < X ≤ 2,6 Kurang Baik
Tabel KategoriRentang Skor Kategori
X > 4,21 Sangat Baik
TOTAL
RATA-RATA
PRESENTASE
KATEGORI
PRESENTASE
KATEGORI
ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER PENELITIAN
PENGEMBANGAN MODUL MENULIS ESAI ARGUMENTASI BERSPEKTIF LOGIKA TOULMIN DAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF
PADA MATA KULIAH BAHASA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Lembar Validasi Dosen Pengampu
Disusun oleh: Lusia Ely Rahmawati (141224023)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 4 3 2 1SB B CB KB SKB
1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 52 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 53 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 54 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 55 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 56 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 37 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 58 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 59 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 410 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 411 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 512 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 513 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 514 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 515 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 416 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 517 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 518 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
854,722222222
94%SANGAT BAIK
ASPEK KELAYAKAN ISI/MATERI
TOTAL
RATA-RATA
PRESENTASE
KATEGORI
REKAP VALIDASI DOSEN PENGAMPU TAHAP 2
NOMOR BUTIR SOAL
ALTERNATIF JAWABAN SKORJUMLAH
SB B CB KB SKB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 520 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 521 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 522 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 523 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 424 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 325 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 526 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 527 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
424,666666667
93%SANGAT BAIK
28 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 529 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 530 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 531 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 432 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 533 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
294,833333333
97%SANGAT BAIK
34 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
TOTAL
RATA-RATA
PRESENTASE
KATEGORI
ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN
TOTAL
RATA-RATA
PRESENTASE
KATEGORI
ASPEK KELAYAKAN BAHASA
ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 536 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 537 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 438 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 339 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 540 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 441 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 442 1 0 0 0 5 0 0 0 0 543 1 0 0 0 5 0 0 0 0 5
454,5
90%SANGAT BAIK
1,79 < X ≤ 2,6 Kurang Baik X ≤ 1,79 Sangat Kurang
X > 4,21 Sangat Baik3,4 < X ≤ 4,21 Baik2,6 < X ≤ 3,4 Cukup Baik
RATA-RATA
PRESENTASE
KATEGORI
Tabel KategoriRentang Skor Kategori
TOTAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 Haris Sulistya Pendidikan Matematika 171414071 3 5 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3
2 Elisha Hosea Pinasti Pendidikan Matematika 171414072 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
3 Ruth Septi Mustika Ayu Pendidikan Matematika 171414073 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5
4 Rosario Litani Dewi Pendidikan Matematika 171414074 4 4 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4
5 Ellisabet Febriani Pendidikan Matematika 171414075 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
6 Maria Horika Mei Nanda Pendidikan Matematika 171414076 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5
7 Dicky Febri Hanianto Pendidikan Matematika 171414077 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5
8 Shinta Narwastuti Pendidikan Matematika 171414078 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4
9 Dionisius Andika Bayu D. Pendidikan Matematika 171414079 5 5 3 4 4 3 4 4 4 3 5 3 4 3 4 4 5 5 5 3
10 Agustina Rini P. Pendidikan Matematika 171414080 5 5 5 4 5 3 4 4 5 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 5
11 Christina Elvaretta Diva P. Pendidikan Matematika 171414081 5 5 5 5 5 3 5 3 4 4 3 3 3 4 2 3 5 4 5 4
12 Yanuari Edi Prasetyo Pendidikan Matematika 171414082 4 4 5 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5
13 Singgih Utomo Aji Pendidikan Matematika 171414083 3 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4
14 Erra El-Taro Pendidikan Matematika 171414085 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5
15 Bima Budi Perdana Putra Pendidikan Matematika 171414086 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 3 3 4 4 4 5
16 Abel Kapitan Teluma Pendidikan Matematika 171414088 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
17 Dewi Respati Maharani Pendidikan Matematika 171414089 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4
18 Christina Putri Nugraheni Pendidikan Matematika 171414090 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4
19 Luluk Etty Anggraeni Pendidikan Matematika 171414091 5 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4
20 Andreas Ragil Dana W. Pendidikan Matematika 171414092 4 5 3 3 4 3 4 4 5 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4
21 Yoga Jati Pendidikan Matematika 171414093 4 5 5 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5
22 Agus Harianto Pendidikan Matematika 171414094 4 5 5 4 4 4 4 3 5 3 4 5 3 5 4 4 3 4 4 3
23 Margareta Kresensia Lewar Pendidikan Matematika 171414095 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4
24 Nanang Daud Adi P. Pendidikan Matematika 171414096 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 2 4 4 5 4 5
25 Puri Sinatrya Pendidikan Matematika 171414097 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5
26 Cifta Rosa Sundawi Pendidikan Matematika 171414098 3 3 2 5 4 2 3 3 3 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 5
27 Anisa Putri Salsabela Pendidikan Matematika 171414099 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4
28 Juliana Essna W. Pendidikan Matematika 171414100 4 5 5 4 4 5 3 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 3 4 5
29 Magdalena Erika Indrawati Pendidikan Matematika 171414101 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4
30 Felicia Eleni Meyar W. Pendidikan Matematika 171414102 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5
KATEGORI KEPANJANGANSS SANGAT SETUJUS SETUJU
TT TIDAK TAHUTS TIDAK SETUJU
STS SANGAT TIDAK SETUJU 1
KETERANGAN BUTIR PERTANYAANBOBOT NILAI
5432
NO NAMA NIMPROGRAM STUDIBUTIR PERTANYAAN
DATA VALIDASI MAHASISWAMODUL MENULIS ESAI ARGUMENTATIF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 4 3 2 1SB B CB KB SKB
1 7 9 14 7 0 0 30 45 56 21 0 0 122 4,072 9 15 12 3 0 0 30 75 48 9 0 0 132 4,403 11 6 21 3 0 0 30 30 84 9 0 0 123 4,104 12 9 17 4 0 0 30 45 68 12 0 0 125 4,175 13 6 15 9 0 0 30 30 60 27 0 0 117 3,906 14 12 14 4 0 0 30 60 56 12 0 0 128 4,277 17 11 16 3 0 0 30 55 64 9 0 0 128 4,278 18 8 18 4 0 0 30 40 72 12 0 0 124 4,139 19 8 19 3 0 0 30 40 76 9 0 0 125 4,17
10 20 13 14 3 0 0 30 65 56 9 0 0 130 4,331254 41,80125,4 4,18BAIK BAIK
1 1 13 13 4 0 0 30 65 52 12 0 0 129 4,302 2 19 9 2 0 0 30 95 36 6 0 0 137 4,573 5 8 19 3 0 0 30 40 76 9 0 0 125 4,174 8 9 13 8 0 0 30 45 52 24 0 0 121 4,035 10 11 14 4 1 0 30 55 56 12 2 0 125 4,17
637 21,23127,4 4,25
SANGAT BAIK SANGAT BAIK
1 15 6 15 6 3 0 30 30 60 18 6 0 114 3,802 16 2 22 6 0 0 30 10 88 18 0 0 116 3,87
230 7,67
NOMOR
ASPEK KELAYAKAN ISI/MATERI
ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN
ASPEK KELAYAKAN BAHASA
TOTALRATA-RATAKATEGORI
TOTALRATA-RATAKATEGORI
KODE BUTIR SOAL
ALTERNATIF JAWABANJUMLAH
RESPONDEN
SKORJUMLAH
SB B CB KB SKBRata-rata
REKAP BUTIR SOAL VALIDASI MAHASISWA
TOTAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115 3,83BAIK BAIK
1 3 18 6 5 1 0 30 90 24 15 2 0 131 4,372 4 11 13 6 0 0 30 55 52 18 0 0 125 4,173 6 5 14 10 1 0 30 25 56 30 2 0 113 3,77
369 12,3123 4,1
BAIK BAIK
X ≤ 1,79 Sangat Kurang
ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN
3,4 < X ≤ 4,21 Baik2,6 < X ≤ 3,4 Cukup Baik
1,79 < X ≤ 2,6 Kurang Baik
Tabel KategoriRentang Skor Kategori
X > 4,21 Sangat Baik
RATA-RATAKATEGORI
TOTALRATA-RATAKATEGORI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SOAL TES AWAL MAHASISWA
TES AWAL MENULIS ESAI ARGUMENTASI
Buatlah sebuah esai argumentasi dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Kerjakanlah secara mandiri sesuai dengan pengetahuan atau pengalaman Anda. 2. Topik bebas. 3. Esai berupa pendahuluan, isi, dan penutup.
Petunjuk Pengisian:
1. Tuliskan identitas Anda (Nama Lengkap dan NIM). 2. Kumpulkan pada pertemuan selanjutnya yaitu tanggal 15 November 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori1. Haris Sulistya 171414071 19 Sedang 13 Sedang 11 Sedang 18 Baik 3 Sedang 642. Elisha Hosea Pinasti 171414072 23 Baik 15 Baik 11 Sedang 13 Sedang 4 Baik 663. Ruth Septi Mustika Ayu 171414073 19 Sedang 13 Sedang 14 Baik 18 Baik 4 Baik 684. Rosario Litani Dewi 171414074 15 Kurang 13 Sedang 11 Sedang 18 Baik 3 Sedang 605. Ellisabet Febriani 171414075 20 Sedang 15 Baik 14 Baik 18 Baik 3 Sedang 706. Maria Horika Mei Nanda 171414076 15 Kurang 15 Baik 14 Baik 18 Baik 3 Sedang 657. Dicky Febri Hanianto 171414077 15 Kurang 13 Sedang 11 Sedang 13 Sedang 3 Sedang 558. Shinta Narwastuti 171414078 23 Baik 13 Sedang 14 Baik 18 Baik 4 Baik 729. Dionisius Andika Bayu D. 171414079 20 Sedang 13 Sedang 14 Baik 13 Sedang 4 Baik 64
10. Agustina Rini P. 171414080 19 Sedang 13 Sedang 11 Sedang 13 Sedang 3 Sedang 5911. Christina Elvaretta Diva P. 171414081 16 Kurang 15 Baik 14 Baik 18 Baik 4 Baik 6712. Yanuari Edi Prasetyo 171414082 13 Kurang 13 Sedang 14 Baik 18 Baik 4 Baik 6213. Singgih Utomo Aji 171414083 15 Kurang 13 Sedang 11 Sedang 18 Baik 4 Baik 6114. Erra El-Taro 171414085 19 Sedang 13 Sedang 14 Baik 18 Baik 4 Baik 6815. Bima Budi Perdana Putra 171414086 16 Kurang 13 Sedang 14 Baik 18 Baik 4 Baik 6516. Abel Kapitan Teluma 171414088 15 Kurang 13 Sedang 11 Sedang 18 Baik 4 Baik 6117. Dewi Respati Maharani 171414089 13 Kurang 13 Sedang 11 Sedang 13 Sedang 4 Baik 5418. Christina Putri Nugraheni 171414090 15 Kurang 15 Baik 14 Baik 18 Baik 4 Baik 6619. Luluk Etty Anggraeni 171414091 15 Kurang 15 Baik 14 Baik 18 Baik 4 Baik 6620. Andreas Ragil Dana Wahyudi 171414092 20 Sedang 13 Sedang 14 Baik 18 Baik 3 Sedang 6821. Yoga Jati 171414093 20 Sedang 15 Baik 14 Baik 18 Baik 4 Baik 7122. Agus Harianto 171414094 16 Kurang 13 Sedang 14 Baik 13 Sedang 4 Baik 6023. Margareta Kresensia Lewar 171414095 19 Sedang 13 Sedang 14 Baik 18 Baik 4 Baik 6824. Nanang Daud Adi P. 171414096 19 Sedang 13 Sedang 11 Sedang 13 Sedang 4 Baik 6025. Puri Sinatrya 171414097 15 Kurang 15 Baik 14 Baik 13 Sedang 4 Baik 6126. Cifta Rosa Sundawi 171414098 15 Kurang 13 Sedang 14 Baik 13 Sedang 4 Baik 5927. Anisa Putri Salsabela 171414099 19 Sedang 13 Sedang 14 Baik 13 Sedang 4 Baik 6328. Juliana Essna W. 171414100 19 Sedang 15 Baik 11 Sedang 13 Sedang 3 Sedang 6129. Magdalena Erika Indrawati 171414101 15 Kurang 13 Sedang 14 Baik 18 Baik 4 Baik 6430. Felicia Eleni Meyar W. 171414102 15 Kurang 13 Sedang 14 Baik 18 Baik 4 Baik 64
517 408 390 485 112 191217,2333 Sedang 13,6 Sedang 13 Sedang 16,1667 Sedang 3,73333 Sedang 63,7333333
57% 68% 65% 65% 75% 64%Persentase
Organisasi Kosakata Bahasa Penulisan
JumlahRata-rata
REKAP PEMBAHASAN HASIL PRE-TEST ESAI ARGUMENTATIFMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
No Nama NIMRincian Kemampuan Menulis
Total NilaiIsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C G W B M R Judul Pengantar Tesis Isi Simpulan1 171414071 Haris Sulistya2 171414072 Elisha Hosea Pinasti3 171414073 Ruth Septi Mustika Ayu4 171414074 Rosario Litani Dewi5 171414075 Ellisabet Febriani6 171414076 Maria Horika Mei Nanda7 171414077 Dicky Febri Hanianto8 171414078 Shinta Narwastuti9 171414079 Dionisius Andika Bayu D.
10 171414080 Agustina Rini P.11 171414081 Christina Elvaretta Diva P.12 171414082 Yanuari Edi Prasetyo13 171414083 Singgih Utomo Aji14 171414085 Erra El-Taro15 171414086 Bima Budi Perdana Putra16 171414088 Abel Kapitan Teluma17 171414089 Dewi Respati Maharani18 171414090 Christina Putri Nugraheni19 171414091 Luluk Etty Anggraeni20 171414092 Andreas Ragil Dana Wahyudi21 171414093 Yoga Jati22 171414094 Agus Harianto23 171414095 Margareta Kresensia Lewar24 171414096 Nanang Daud Adi P.25 171414097 Puri Sinatrya26 171414098 Cifta Rosa Sundawi27 171414099 Anisa Putri Salsabela28 171414100 Juliana Essna W.29 171414101 Magdalena Erika Indrawati30 171414102 Felicia Eleni Meyar W.
30 10 9 2 10 7 27 30 9 30 30100% 33% 30% 7% 33% 23% 90% 100% 30% 100% 100%
0 20 21 28 20 23 3 0 21 0 00% 67% 70% 93% 67% 77% 11% 0% 70% 0% 0%
WARNA KETERANGANMemuat unsur keterampilan menulis
Tidak memuat unsur keterampilan menulis
Persentase
REKAP ANALISIS TUGAS PRE-TEST ESAI ARGUMENTATIFMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
NO NIM NamaRincian Kemampuan Menulis
Isi Organisasi
JumlahPersentase
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sangat Baik
Baik Sedang KurangSangat Baik
Baik Sedang KurangSangat Baik
Baik Sedang Kurang
1 171414071 Haris Sulistya2 171414072 Elisha Hosea Pinasti3 171414073 Ruth Septi Mustika Ayu4 171414074 Rosario Litani Dewi5 171414075 Ellisabet Febriani6 171414076 Maria Horika Mei Nanda7 171414077 Dicky Febri Hanianto8 171414078 Shinta Narwastuti9 171414079 Dionisius Andika Bayu D.
10 171414080 Agustina Rini P.11 171414081 Christina Elvaretta Diva P.12 171414082 Yanuari Edi Prasetyo13 171414083 Singgih Utomo Aji14 171414085 Erra El-Taro15 171414086 Bima Budi Perdana Putra16 171414088 Abel Kapitan Teluma17 171414089 Dewi Respati Maharani18 171414090 Christina Putri Nugraheni19 171414091 Luluk Etty Anggraeni20 171414092 Andreas Ragil Dana Wahyudi21 171414093 Yoga Jati22 171414094 Agus Harianto23 171414095 Margareta Kresensia Lewar24 171414096 Nanang Daud Adi P.25 171414097 Puri Sinatrya26 171414098 Cifta Rosa Sundawi27 171414099 Anisa Putri Salsabela28 171414100 Juliana Essna W.29 171414101 Magdalena Erika Indrawati30 171414102 Felicia Eleni Meyar W.
0 20 10 0 0 19 11 0 0 22 8 00% 67% 33% 0% 0% 63% 37% 0% 0% 73% 27% 0%
WARNAKategori keterampilan menulis
JumlahPersentase
KETERANGAN
REKAP ANALISIS TUGAS PRE-TEST ESAI ARGUMENTATIFMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
No. NIM Nama
Rincian Kemampuan MenulisKosakata Bahasa Penulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SOAL TES AKHIR MAHASISWA
TES AKHIR MENULIS ESAI ARGUMENTASI
Buatlah sebuah esai argumentasi dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Buatlah sebuah esai sesuai perbaikan pada tes awal Anda. 2. Topik sesuai tes awal. 3. Esai memuat enam elemen argumentasi Toulmin. 4. Penulisan esai memperhatikan aspek organisasi kalimat, bahasa, dan kaidah
penulisan. 5. Esai memuat paragraf pembuka, isi, dan penutup.
Petunjuk Pengisian:
1. Tuliskan identitas Anda (Nama Lengkap dan NIM). 2. Kumpulkanlah kepada pengawas saat UAS mata kuliah Bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori1. Haris Sulistya 171414071 28 Amat Baik 15 Baik 13 Sedang 20 Baik 3 Sedang 79
2. Elisha Hosea Pinasti 171414072 25 Baik 18 Amat Baik 16 Baik 20 Baik 4 Baik 83
3. Ruth Septi Mustika Ayu 171414073 21 Sedang 15 Baik 16 Baik 20 Baik 4 Baik 76
4. Rosario Litani Dewi 171414074 19 Sedang 15 Baik 13 Sedang 20 Baik 3 Sedang 70
5. Ellisabet Febriani 171414075 25 Baik 18 Amat Baik 16 Baik 20 Baik 3 Sedang 82
6. Maria Horika Mei Nanda 171414076 15 Kurang 18 Amat Baik 16 Baik 20 Baik 3 Sedang 72
7. Dicky Febri Hanianto 171414077 15 Kurang 15 Baik 13 Sedang 16 Sedang 3 Sedang 62
8. Shinta Narwastuti 171414078 21 Sedang 15 Baik 16 Baik 20 Baik 4 Baik 76
9. Dionisius Andika Bayu D. 171414079 21 Sedang 15 Baik 16 Baik 16 Sedang 4 Baik 72
10. Agustina Rini P. 171414080 19 Sedang 15 Baik 16 Baik 16 Sedang 3 Sedang 69
11. Christina Elvaretta Diva P. 171414081 21 Sedang 18 Amat Baik 16 Baik 24 Amat Baik 4 Baik 83
12. Yanuari Edi Prasetyo 171414082 22 Baik 15 Baik 16 Baik 20 Baik 4 Baik 77
13. Singgih Utomo Aji 171414083 16 Kurang 15 Baik 16 Baik 20 Baik 4 Baik 71
14. Erra El-Taro 171414085 21 Sedang 15 Baik 16 Baik 24 Amat Baik 4 Baik 80
15. Bima Budi Perdana Putra 171414086 21 Sedang 15 Baik 16 Baik 20 Baik 4 Baik 76
16. Abel Kapitan Teluma 171414088 15 Kurang 15 Baik 13 Sedang 20 Baik 4 Baik 67
17. Dewi Respati Maharani 171414089 13 Kurang 15 Baik 13 Sedang 16 Sedang 4 Baik 61
18. Christina Putri Nugraheni 171414090 15 Kurang 18 Amat Baik 16 Baik 20 Baik 4 Baik 73
19. Luluk Etty Anggraeni 171414091 15 Kurang 18 Amat Baik 16 Baik 20 Baik 4 Baik 73
20. Andreas Ragil Dana Wahyudi 171414092 21 Sedang 15 Baik 16 Baik 20 Baik 3 Sedang 75
21. Yoga Jati 171414093 21 Sedang 18 Amat Baik 16 Baik 20 Baik 4 Baik 79
22. Agus Harianto 171414094 16 Kurang 15 Baik 16 Baik 20 Baik 4 Baik 71
23. Margareta Kresensia Lewar 171414095 16 Kurang 15 Baik 16 Baik 20 Baik 4 Baik 71
24. Nanang Daud Adi P. 171414096 16 Kurang 15 Baik 13 Sedang 16 Sedang 4 Baik 64
25. Puri Sinatrya 171414097 16 Kurang 18 Amat Baik 16 Baik 20 Baik 4 Baik 74
26. Cifta Rosa Sundawi 171414098 15 Kurang 15 Baik 16 Baik 16 Sedang 4 Baik 66
27. Anisa Putri Salsabela 171414099 21 Sedang 15 Baik 16 Baik 20 Baik 4 Baik 76
28. Juliana Essna W. 171414100 14 Kurang 15 Baik 13 Sedang 16 Sedang 3 Sedang 61
29. Magdalena Erika Indrawati 171414101 19 Sedang 15 Baik 16 Baik 20 Baik 4 Baik 74
30. Felicia Eleni Meyar W. 171414102 21 Sedang 15 Baik 16 Baik 20 Baik 4 Baik 76
564 474 459 580 112 218918,8 Sedang 15,8 Baik 15,3 Baik 19,3333 Baik 3,73333 Sedang 72,9666666763% 79% 77% 77% 75% 73%
Rata-rataPersentase
Kosakata Bahasa Penulisan Total Nilai
Jumlah
REKAP PEMBAHASAN HASIL POST-TEST ESAI ARGUMENTATIFMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
No Nama NIMRincian Kemampuan Menulis
Isi Organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C G W B M R Judul Pengantar Tesis Isi Simpulan1 171414071 Haris Sulistya2 171414072 Elisha Hosea Pinasti3 171414073 Ruth Septi Mustika Ayu4 171414074 Rosario Litani Dewi5 171414075 Ellisabet Febriani6 171414076 Maria Horika Mei Nanda7 171414077 Dicky Febri Hanianto8 171414078 Shinta Narwastuti9 171414079 Dionisius Andika Bayu D.
10 171414080 Agustina Rini P.11 171414081 Christina Elvaretta Diva P.12 171414082 Yanuari Edi Prasetyo13 171414083 Singgih Utomo Aji14 171414085 Erra El-Taro15 171414086 Bima Budi Perdana Putra16 171414088 Abel Kapitan Teluma17 171414089 Dewi Respati Maharani18 171414090 Christina Putri Nugraheni19 171414091 Luluk Etty Anggraeni20 171414092 Andreas Ragil Dana Wahyudi21 171414093 Yoga Jati22 171414094 Agus Harianto23 171414095 Margareta Kresensia Lewar24 171414096 Nanang Daud Adi P.25 171414097 Puri Sinatrya26 171414098 Cifta Rosa Sundawi27 171414099 Anisa Putri Salsabela28 171414100 Juliana Essna W.29 171414101 Magdalena Erika Indrawati30 171414102 Felicia Eleni Meyar W.
30 17 16 6 10 9 27 30 8 30 30100% 57% 53% 20% 33% 30% 90% 100% 27% 100% 100%
0 13 14 24 20 21 3 0 22 0 00% 43% 47% 80% 67% 0% 10% 0% 73% 0% 0%
WARNA KETERANGANMemuat unsur keterampilan menulis
Tidak memuat unsur keterampilan menulis
Persentase
REKAP ANALISIS TUGAS POST-TEST ESAI ARGUMENTATIFMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
Rincian Kemampuan MenulisIsi OrganisasiNO NIM Nama
JumlahPersentase
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sangat Baik
Baik Sedang KurangSangat Baik
Baik Sedang KurangSangat Baik
Baik Sedang Kurang
1 171414071 Haris Sulistya2 171414072 Elisha Hosea Pinasti3 171414073 Ruth Septi Mustika Ayu4 171414074 Rosario Litani Dewi5 171414075 Ellisabet Febriani6 171414076 Maria Horika Mei Nanda7 171414077 Dicky Febri Hanianto8 171414078 Shinta Narwastuti9 171414079 Dionisius Andika Bayu D.
10 171414080 Agustina Rini P.11 171414081 Christina Elvaretta Diva P.12 171414082 Yanuari Edi Prasetyo13 171414083 Singgih Utomo Aji14 171414085 Erra El-Taro15 171414086 Bima Budi Perdana Putra16 171414088 Abel Kapitan Teluma17 171414089 Dewi Respati Maharani18 171414090 Christina Putri Nugraheni19 171414091 Luluk Etty Anggraeni20 171414092 Andreas Ragil Dana Wahyudi21 171414093 Yoga Jati22 171414094 Agus Harianto23 171414095 Margareta Kresensia Lewar24 171414096 Nanang Daud Adi P.25 171414097 Puri Sinatrya26 171414098 Cifta Rosa Sundawi27 171414099 Anisa Putri Salsabela28 171414100 Juliana Essna W.29 171414101 Magdalena Erika Indrawati30 171414102 Felicia Eleni Meyar W.
0 23 7 0 2 21 7 0 0 22 8 00% 77% 23% 0% 7% 70% 23% 0% 0% 73% 27% 0%
WARNA
JumlahPersentase
KETERANGANKategori keterampilan menulis
REKAP ANALISIS TUGAS POST-TEST ESAI ARGUMENTATIFMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
No. NIM Nama
Rincian Kemampuan MenulisKosakata Bahasa Penulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MENULISESAI
ARGUMENTAtif
MENULISESAI
ARGUMENTATIF
JITULUSIA ELY RAHMAWATI
LOGIKA TOULMIN
MODUL PEMBELAJARANBAHASA INDONESIA
MODUL PEMBELAJARANBAHASA INDONESIA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Seluruh puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
Modul Pembelajaran Menulis Esai Argumentatif.
Kemampuan mahasiswa dalam bidang menulis sangat diperhatikan
saat memasuki dunia kerja maupun lingkungan akademik. Keterampilan
menulis tersebut juga sangat dibutuhkan ketika seorang mahasiswa ingin
mengungkapkan pendapat yang berupa argumen. Berawal dari argumen
pribadi yang dituliskan sesuai dengan kaidah yang benar, kemudian tulisan
tersebut dapat bermanfaat bagi berkembannya ilmu pengetahuan.
Modul ini disusun untuk mempermudah mahasiswa dan dosen dalam
proses belajar dan mengajar penulisan esai argumentatif berperspektif
logika Toulmin. Modul ini juga berisi materi-materi yang dibutuhkan
mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan menulis khususnya
menulis esai argumentatif. Materi pembelajaran ini difokuskan pada
penulisan esai argumentatif berperspektif Logika Toulmin dan pola
pembelajaran paradigma Pedagogi Reflektif. Di dalam modul ini,
mahasiswa juga dapat melatih kemampuan menulis dengan mengerjakan
latihan yang diberikan setiap bab.
Penyusun berharap modul ini bermanfaat bagi mahasiswa dan
dosen di perguruan tinggi serta pembaca secara umum yang ingin
meningkatkan keterampilan menulis esai argumentatif. Penyusun juga
senantiasa menyambut dengan hangat dan tangan terbuka semua saran
dari pembaca. Selamat belajar dan semoga sukses.
Yogyakarta, Mei 2018
Lusia Ely Rahmawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALO TEMAN-TEMAN MAHASISWA!!!!!
PERKENALKAN NAMA SAYA HARIS.
YUK KITA BELAJAR BAHASA INDONESIA.
HAIII TEMAN-TEMAN MAHASISWA!
PERKENALKAN NAMA SAYA TIKA..
AYOK KITA BELAJAR BAHASA INDONESIA!
HALO MAHASISWA CERDAS!!!!
PERKENALKAN NAMA SAYA PROF. KARA.
SELAMAT BELAJAR DI PERKULIAHAN BAHASA
INDONESIA.
HAIII TEMAN-TEMAN!!!!PERKENALKAN NAMA
SAYA DONA. BELAJAR BAHASA
INDONESIA MENYENANGKAN LOHH!
PERKENALAN TOKOHPERKENALAN TOKOH
sumber: florafara.comsumber: criteriaforsuccess.com
sumber: sweetduke.com sumber: yuzik.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DESKRIPSI MODULDESKRIPSI MODUL
APAKAH PARA MAHASISWA SUDAH MENGETAHUI ISI MODUL
INI?? JIKA BELUM SIMAK DESKRIPSI MODUL DI BAWAH INI.
Modul ini berisi materi tentang menulis esai argumentasi. Pada kegiatan belajar pertama
materi yang diajarkan adalah menulis argumentasi. Pada kegiatan kedua pembaca
akan diajak untuk belajar esai dan seluk beluknya. Pada kegiatan ketiga pembaca akan
diajak untuk mendalami menulis esai argumentatif berperspektif logika Toulmin. Setelah mempelajari materi pada tiap bab, pembaca akan diajak untuk memperdalam
materi dengan mengerjakan uji formatif, refleksi, aksi kemudian dilanjutkan dengan soal
evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN PENGGUNAAN MODUL
PEDOMAN PENGGUNAAN MODUL
PROF. KARA SUDAH MENYIAPKAN PEDOMAN MODUL UNTUK
MAHASISWA SEMUA.
Modul ini digunakan untuk melatih keterampilan
mahasiswa dalam menulis esai argumentatif dengan logika
Toulmin.
Agar mahasiswa mendapatkan hasil belajar yang maksimal, mahasiswa disarankan untuk memahami terlebih dahulu materi yang sudah disajikan
berserta contoh dan rangkuman.
Jika mahasiswa sudah memahami isi materi yang
disajikan, mahasiswa mengerjakan soal uji formatif
untuk mengetahui tingkat pemahaman awal.
Setelah mahasiswa selesai mengerjakan soal uji formatif
mahasiswa diharapkan merefleksikan materi yang telah
didapatkan.Setelah merefleksikan materi, mahasiswa dapat mengerjakan
soal aksi untuk mengasah materi yang didapat sesuai dengan hasil
refleksinya.
11 22
33
44
55Setelah mahasiswa selesai
mengerjakan soal aksi mahasiswa kemudian diajak
untuk mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui kemampuan
akhir.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISIDAFTAR ISI
UNTUK MEMPERMUDAH PARA MAHASISWA DALAM MENCARI MATERI, LIHATLAH DAFTAR ISI DI
BAWAH INI..
BAB 1 ARGUMENTASI
BAB 1 ARGUMENTASI
BAB 2 ESAI
BAB 2ESAI
Ÿ Hakikat menulis argumentasi 4
Ÿ Unsur penulisan argumentasi 8
Ÿ Kesalahan dalam penulisan argumentasi 14
Ÿ Pedoman kerja penulisan argumentasi 17
Ÿ Rangkuman 1 22
Ÿ Uji Formatif 1 23
Ÿ Refleksi 1 26
Ÿ Aksi 1 28
Ÿ Evaluasi 1 29
Ÿ Hakikat esai 33
Ÿ Karakteristik esai 36
Ÿ Struktur esai 38
Ÿ Format esai 44
Ÿ Contoh esai 45
Ÿ Kaidah judul esai 46
Ÿ Langkah menulis esai 50
Ÿ Contoh esai 57
11
3030
Ÿ Hakikat menulis argumentasi 4
Ÿ Unsur penulisan argumentasi 8
Ÿ Kesalahan dalam penulisan argumentasi 14
Ÿ Pedoman kerja penulisan argumentasi 17
Ÿ Rangkuman 1 22
Ÿ Uji Formatif 1 23
Ÿ Refleksi 1 26
Ÿ Aksi 1 28
Ÿ Evaluasi 1 29
Ÿ Hakikat esai 33
Ÿ Karakteristik esai 36
Ÿ Struktur esai 38
Ÿ Format esai 44
Ÿ Contoh esai 45
Ÿ Kaidah judul esai 46
Ÿ Langkah menulis esai 50
Ÿ Contoh esai 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISIDAFTAR ISI
LANJUTAN DAFTAR ISI... SILAKAN BISA DICERMATI!!
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
82
Ÿ Rangkuman 2 72
Ÿ Uji Formatif 2 73
Ÿ Refleksi 2 76
Ÿ Aksi 2 78
Ÿ Evaluasi 2 80
Ÿ Hakikat esai argumentatif menurut logika Toulmin 86
Ÿ Elemen-elemen argumen menurut logika Toulmin 89
Ÿ Struktur esai menurut logika Toulmin 106
Ÿ Pola argumen menurut logika Toulmin 110
Ÿ Kadar ketajaman argumen menurut logika Toulmin 124
Ÿ Contoh esai argumentatif berspektif logika Toulmin 128
Ÿ Rangkuman 3 135
Ÿ Uji Formatif 3 136
Ÿ Refleksi 3 139
Ÿ Aksi 3 141
Ÿ Evaluasi 3 142
Kunci jawaban 147
Glosarium 148
82
Ÿ Rangkuman 2 72
Ÿ Uji Formatif 2 73
Ÿ Refleksi 2 76
Ÿ Aksi 2 78
Ÿ Evaluasi 2 80
Ÿ Hakikat esai argumentatif menurut logika Toulmin 86
Ÿ Elemen-elemen argumen menurut logika Toulmin 89
Ÿ Struktur esai menurut logika Toulmin 106
Ÿ Pola argumen menurut logika Toulmin 110
Ÿ Kadar ketajaman argumen menurut logika Toulmin 124
Ÿ Contoh esai argumentatif berspektif logika Toulmin 128
Ÿ Rangkuman 3 135
Ÿ Uji Formatif 3 136
Ÿ Refleksi 3 139
Ÿ Aksi 3 141
Ÿ Evaluasi 3 142
Kunci jawaban 147
Glosarium 148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MARII KITA BELAJAR BERSAMAAA!!!!
SETELAH MEMPELAJARI MATERI PADA BAB 1 MAHASISWA DIHARAPKAN MAMPU
MENJELASKAN HAKIKAT, UNSUR PENULISAN, KESALAHAN DALAM PENULISAN DAN PEDOMAN
KERJA PENULISAN ARGUMENTASI.
ARGUMENTASI
ARGUMENTASI
BAB 1BAB 1
1
PROF MENGUTIP KATA-KATA ANDY IWANISWANTO YANG BERBUNYI,
MARILAH BELAJAR DENGAN SUNGGUH, BERDOA DENGAN SUNGGUH, DAN SELEBIHNYA
BIARKAN TUHAN YANG BEKERJA.
sumber: scott-sons.co.uk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AKHIRNYAAA KITA AKAN BELAJAR ARGUMENTASI TIIK.... AKU INGIN BISA
MENULIS ARGUMEN LOHH. JADI TAMBAH SEMANGAT
BELAJRR DEHHHH...
AKU JUGA PENASARAN DAN INGIN BELAJAR BANYAK TENTANG MATERI INI
DONN..
ARGUMENTASI
ARGUMENTASI
TIKA, APAKAH KAMU TAU SEKARANG KITA AKAN
BELAJAR APA??????
KITA AKAN BELAJAR ARGUMENTASI DON...
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
YUKK KITA LIHAT PETA KONSEP BAB INI
AYOKKK!!!!
3
ARGUMENTASIARGUMENTASI
HAKIKAT MENULIS ARGUMENTASI
HAKIKAT MENULIS ARGUMENTASI
UNSUR PENULISAN ARGUMENTASI
UNSUR PENULISAN ARGUMENTASI
KESALAHAN DALAM PENULISAN ARGUMENTASI
KESALAHAN DALAM PENULISAN ARGUMENTASI
PEDOMAN KERJA PENULISAN ARGUMENTASI
PEDOMAN KERJA PENULISAN ARGUMENTASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HARIS, HAKIKAT MENULIS
ARGUMENTASI APA YAA??
YUK KITA MENDENGARKAN PENJELASAN PROF.
KARA
NAH, PROF SUDAH MEMBERI DUA CONTOH PENGERTIAN MENULIS.SILAKAN MAHASISWA MENCARI
PENGERTIAN MENULIS, ARGUMENTASI DAN MENULIS ARGUMENTASI !!
4
Menulis termasuk wujud pengekspresian gagasan melalui media tulisan. Hal tersebut selaras dengan pandangan Lado dalam Tarigan (1994: 21), menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Representasi tersebut berarti mewakili wujud dari bahasa yang diekspresikan dalam tulisan menjadi satu kesatuan yang utuh. Menulis juga dapat artikan sebagai suatu keterampilan mengungkapkan gagasan secara teratur sesuai dengan kaidah penulisan. Hal tersebut diperkuat oleh pandangan Rofi'uddin, dkk. (2002: 159), keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan menuangkan pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahasa tulis. Berdasarkan pandangan Lado dan Rofi'uddin dkk. dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu wujud pengekspresian gagasan melalui media tulis yang dituliskan sesuai dengan kaidah penulisan.
sumber: pinimg.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SAYA JUGA INGIN MENJAWAB.....
BAGUS... SILAKAN TULIS DI PAPAN
TULIS!!
Keterampilan menulis dapat disimpulkan sebagai suatu keterampilan dasar dalam mengemukakan pendapat melalui media tulisan. Keterampilan ini juga harus dikuasai pelajar untuk menunjang kemampuan mengemukakan pendapat kepada kalayak umum. Manfaat lain dari keterampilan menulis yaitu penulis mampu mengajak pembaca mengikuti alur berpikir penulis bahkan mampu mengajak pembaca merasakan suatu kejadian sesuai dengan keadaan sebenarnya. Hal ini selaras dengan pandangan Sujanto (1988: 57), keterampilan menulis termasuk syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan perkuliahan. Keterampilan menulis juga termasuk kebutuhan praktis setelah masuk ke dalam masyarakat kerja. Keterampilan menulis secara langsung memberikan sarana dan membuka jalan bagi para mahasiswa agar mampu melaksanakan kegiatan akademik.
PROF, SAYA INGIN MENCOBA MENJAWAB.
5
Argumentasi merupakan suatu ungkapan yang berisi pendapat dan isi ungkapan tersebut memiliki landasan berpikir yang konkret serta dapat dipertanggungjawabkan. Pendapat tersebut didukung oleh pendapat Choesin dalam Winarto, dkk. (2004: 49), argumentasi termasuk inti dari bagian terbanyak penulisan ilmiah. Pada sebuah tulisan ilmiah, penulis dapat menyampaikan pendapatnya mengenai suatu gejala, konsep atau teori. Penyampaian tersebut diharapkan penulis dapat menyakinkan pembacanya akan kebenaran pendapatnya. Seorang penulis juga harus memahami hal yang dimaksud sebelum mengungkapkan dalam suatu argumen. Penulis juga perlu tahu jenis-jenis pernyataan yang diajukan dan cara merangkai kata dengan benar. Argumentasi juga dapat diartikan sebagai rangkaian pendapat untuk mendukung pokok pikiran. Pokok pikiran tersebut dapat diungkapkan secara tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Argumentasi merupakan suatu ungkapan yang dapat memberikan pandangan baru kepada pembaca sehingga pembaca mengikuti alur berpikir penulis. Pendapat tersebut didukung oleng Keraf (2007: 3), argumentatif adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk meyakinkan dan mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembaca. Hal tersebut didukung oleh pandangan Achmadi (1998: 91), biasanya pada karangan argumentatif ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenali. Ciri-ciri tersebut, yaitu (1) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulis; (2) alasan, data, atau fakta yang mendukung; (3) mengusahakan pemecahan masalah dan pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Berdasarkan pandangan Keraf dan Achmadi dapat disimpulkan bahwa argumentasi adalah sebuah ungkapan yang dapat memberikan pandangan baru kepada pembaca serta berlandaskan data dan fakta yang relevan dengan kondisi sebenarnya sehingga dapat menghasilkan pemecahan masalah.
Menulis argumentasi merupakan suatu kegiatan mengungkapkan pendapat dengan cara ditulis berdasarkan kaidah penulisan. Pendapat tersebut berdasarkan kenyataan dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Rahayu (2007:168), menulis argumentasi berarti mengemukakan masalah dengan mengambil sikap pasti untuk mengungkapkan segala persoalan dengan segala kesungguhan intelektualnya, bukan sekadar mana suka atau pendekatan emosional. Penulis juga harus berusaha menyelidiki; (1) apa persoalan itu, (2) apa ada tujuan yang tersembunyi, (3) apa ada keuntungan atau kerugian untuk mencapai tujuan tersebut, (4) tujuan mana yang kiranya bermanfaat, dan (5) bagaimana cara mengatasinya. Berdasakan beberapa landasan penulisan tersebut penulis harus berusaha menyampaikan pendapatnya secara teratur dan kritis, serta dapat membuat karangan argumentasi sesuai dengan beberapa ciri yang mudah dikenali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menulis argumentasi haruslah memuat data dan fakta yang dituliskan secara rinci. Kehadiran data dan fakta dapat menguatkan pendapat yang dituliskan oleh penulis. Hal tersebut didukung oleh pendapat Suladi (2014: 74), dasar tulisan argumentasi adalah berpikir kritis dan logis berdasarkan fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Fakta-fakta tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain, bahan bacaan (buku, majalah, surat kabar, atau internet), wawancara atau angket, penelitian atau pengamatan langsung. Penulisn argumentasi dapat dituliskan dalam bentuk paragraf-paragraf. Paragraf argumentasi dapat dikembangkan dengan pola sebab-akibat. Penulisan paragraf argumentasi dapat terlebih dahulu dituliskan sebab-sebabnya dan diakhiri dengan pernyataan akibat dari sebab tersebut. Penyajian pola sebab-akibat dapat ditulis menjadi akibat-sebab, yaitu menyampaikan terlebih dahulu akibatnya kemudian dicari sebab-sebabnya.
NAH BAGUS, ANDA SUDAH BISA MENCARI MATERI MENULIS ARGUMENTASI DENGAN LENGKAP.
TETAPI MASIH ADA YANG PERLU DIPELAJARI, SEKARANG CARILAH UNSUR PENULISAN ARGUMENTASI
DAN KESALAHAN DALAM PENULISAN ARGUMENTASI!!
YUK TEMAN-TEMAN KITA CARI MATERI DI
PERPUSTAKAN... AYOK
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TEMAN-TEMAN AKU SUDAH DAPAT BUKU NIH....
YEAYY... SINI BIAR KAMI
RINGKAS HAL-HAL YANG PENTING!!
UNSUR PENULISAN ARGUMENTASI
8
(Choesin, 2004: 54-57) Setiap argumen adalah pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Artinya, selalu ada tiga pihak atau unsur yang diperhatikan dalam penyampaian sebuah argumen yaitu (1) penulis, (2) pembaca, dan (3) argumen. Ketiga unsur ini berhubungan membentuk sebuah segitiga yang disebut segitiga retorika. Dalam segitiga berikut unsur yang ada secara berturut-turut dinamakan ethos, pathos, dan logos.
UNSUR PENULISAN ARGUMENTASI
sumber: free-icons.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Logos(Pesan/Argumen)
Ethos(Penulis)
Pathos(Pembaca)Segitiga ini mengingatkan kepada kita bahwa
dalam penyampaian sebuah argumen, ada hubungan
antara penulis dan pembaca yang tak lepas dari pesan
argumen itu sendiri. Seorang pembaca tidak hanya
menilai argumen yang diajukan, tetapi juga
menanyakan siapa yang mengajukannya. Demikian
pula dari segi penulis. Seorang penulis selain
merumsukan sebuah argumen yang baik harus tahu
sasaran pembacanya untuk mengetahui cara apa yang
perlu ditempuh agar tulisannya diterima pembaca.
Logos(Pesan/Argumen)
Ethos(Penulis)
Pathos(Pembaca)
Berikut uraian tentang tiga hal ini:1. Logos Logos merupakan unsur penulisan argumentasi
yang membahas tentang masalah konsistensi internal dari argumen atau pesan yang ingin disampaikan penulis. Penulis menyusun argumen dan mencari bukti-bukti yang paling tepat untuk klaim yang akan diajukan. Hal yang harus diperhatikan penulis berkenaan dengan jenis argumen yang ingin disusunnya. Ada dua jenis argumen yaitu entimem yang menggambarkan hubungan sebab-akibat, dan nonentimem yang tidak menggambarkan hubungan sebab-akibat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Ramage dan Bean dalam (Choesin, 2004:55), secara khusus penulis dapat membuat salah satu dari jenis argumen berikut:a .
ya i tu argumen untuk
Argumen defini s i ,menunjukkan bahwa X adalah (atau bukan) Y. b.
, yaitu argumen yang
Argumen kausal itasmemperlihatkan bahwa X mengakibatkan (atau tidak mengakibatkan) Y.c.
yaitu argumen untuk
Argumen keserupaan,memperlihatkan bahwa X serupa (atau tidak serupa) dengan Y. d.
, yang memperlihatkan bahwa X
Argumen evaluasiadalah (atau bukan) perwujudan baik dari Y.e .
, yai tu argumen untuk
Argumen proposalmeyakinkan pembaca bahwa X harus dilakukan (atau dihindari).
2. EthosEthos merupakan unsur argumentasi yang
mengacu kepada kredibilitas penulis. Seorang penulis
harus mempunyai kredibilitas di mata pembacanya,
khususnya kredibilitas dalam bidang yang menjadi
subjek tulisannya. Sebenarnya, seorang penulis yang
mengutip tulisan yang pernah dibuat sebelumnya
sedang membangun kredibilitas. Kutipan tersebut
menunjukkan bahwa si penulis adalah orang yang tahu
dan bahwa ia telah diakui sebagai seorang “ahli” karena
tulisannya sudah pernah dipublikasi. Namun, hal
tersebut tidak berarti bahwa seorang penulis pemula
tidak dapat membangun ethos sendiri.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Beberapa hal yang dapat dilakukan penulis pemula antara lain :
a. Berargumen tentang masalah yang benar-benar dipahami penulis. b. Berargumen dengan memberikan pembahasan yang berimbang antara sudut-sudut pandang yang berbeda. c. Mengajukan argumen yang didasarkan pada asumsi-asumsi yang dimiliki bersama dengan pembaca.
3. Pathos
Pathos merupakan unsur argumentasi yang mengacu pada dampak tulisan yang direspon oleh pembaca dan aspek emosional dari sebuah argumen. Dalam hal ini penulis memikirkan cara terbaik untuk menarik perhatian dan simpati pembaca terhadap argumennya. Dengan kata lain, pathos dibentuk untuk menggugah hati pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
membentuk pathos :
a. . Bahasa yang konkret akan Menggunakan bahasa yang konkret
meningkatkan pathos sebuah tulisan. Dari pada menulis “Anak itu
miskin”, misalkan, seorang penulis dapat menggambarkan secara konkret
keadaan anak itu seperti dalam kalimat “Anak itu berjalan tanpa alas kaki,
mengenakan baju yang compang-camping”. b. . Metafora Menggunakan metafora-metafora dan pilihan kata yang tepat
adalah alat penting dalam memahami dan menjelaskan suatu masalah.
Akan tetapi, seorang penulis harus memilih metafora yang tepat dan yang
masih hidup dalam masyarakat. Namun, penulis harus berhati-hati dalam
memilih metafora. Jika salah, malah akan ditinggalkan pembaca yang
tidak mengerti metafora-metafora yang digunakan penulis.
TIK, BIAR AKU LANJUTKAN
MENULIS TUGAS INI
BAIKLAH DON, TERIMA KASIH
YAA...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Menggunakan contoh-contoh. Pathos juga akan lebih baik bila
penulis memberikan contoh-contoh dari apa yang akan ia
bahas. Kalimat “Kenaikan harga BBM langsung diikuti oleh
kenaikan harga beberapa bahan sembako.” sebenarnya sudah
cukup untuk menyampaikan pesan penulis. Akan tetapi,
untuk menarik perhatian pembaca, penulis dapat
melanjutkan kalimat tersebut dengan beberapa contoh.
Misalnya kalimat “Kenaian harga BBM langsung diikuti oleh
kenaikan harga beberapa bahan sembako. Harga beras,
misalnya naik lima persen. Di Jakarta, harga tepung terigu
melonjak sebesar 15 persen”.
13
d. . Langkah ini
Menghargai nilai-nilai atau asumsi-asumsi pembacalebih tepat digunakan dalam sebuah argumen proposal. Sebagai contoh, seseorang menulis sebuah argumen yang mendukung kebijakan kota Jakarta sebagai kota tertutup. Apabila pembaca tulisannya akan terbatas pada sesama ilmuan, maka seharusnya para pembaca tersebut menilai tulisannya berdasarkan patokan-patokan ilmiah. Akan tetapi, apabila argumen itu juga akan menjadi bahan bacaan pihak penentu kebijakan dan masyarakat umum, penulis dapat menekankan pada manfaat-manfaat yang dapat diperoleh oleh berbagai pihak, termasuk–khususnya–pihak-pihak yang menentang kebijakan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KESALAHAN DALAM PENULISAN
ARGUMENTASI
KESALAHAN DALAM PENULISAN
ARGUMENTASI
14
TUGAS KITA SUDAH SAMPAI MANA NIH
KITA AKAN MASUK MENGERJAKAN KESALAHAN PENULISAN ARGUMEN RIS
YUK KITA LANJUT KERJAKAN
Banyak argumen yang memiliki kelemahan karena mengandung kesalahan-kesalahan yang bersifat informal. Ini adalah kesalahan-kesalahan yang tidak terkait pada struktur logis sebuah argumen–yang dapat jelas terlihat salah atau benar–tetapi pada hal-hal yang hanya dapat dikira-kira. Kesalahan-kesalahan informal dapat dibagi-bagi menjadi kesalahan pada logos, ethos, dan pathos.
Beberapa kesalahan pada logos yang sering terjadi adalah:
a. Gagasan pendukung berupa pengulangan dari gagasan
pengontrol dengan pilihan kata yang berbeda. Poin ini termasuk
suatu tautologi. Kesalahan seperti ini dapat dilihat pada kalimat:
Kehidupan masyarakat Jakarta sudah sangat kompleks karena
tingginya diversifikasi kerja dan kepentingan. Kesalahan terjadi
karena tingginya diversifikasi kerja dan kepentingan adalah ciri
dari suatu masyarakat kompleks dan bukan penyebabnya.
Kesalahan seperti ini telah dicontohkan sebelumnya dan dapat
dihindari apabila penulis lebih berhati-hati dalam menggunakan
kata karena atau kata penghubungan lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Kesalahan ini terjadi apabila penulis Kesalahan penafsiran.
menyederhanakan sebuah argumen sehingga seolah-olah hanya
ada dua kemungkinan dalam masalah yang dibahasnya, misalnya
dengan mengatakan bahwa harus mengikuti program bantuan
IMF sebagai satu-satunya jalan menghindari kehancuran
ekonomi. Dalam ilmu-ilmu sosial, keadaan seperti ini tentunya
perlu diragukan, mengingat rumitnya gejala-gejala sosial.
c. . Ungkapan ini dapat diterjemahkan Post hoc, ergo propter hoc
menjadi “sesudahnya”, “oleh sebab itu”, “karenanya”. Ini adalah
kesalahan yang terjadi ketika seseorang mengganggap urutan
kejadian sebagai hubungan sebab-akibat.
15
d. Kesimpulan yang terlalu luas berdasarkan data yang sedikit. Penulis harus membuat argumen baru yang menunjukkan bahwa bukti-bukti yang diajukannya memang sudah cukup dalam ruang lingkup penelitian atau data dalam tulisannya.e.
. Salah Kesalahan dalam menggunakan analogisatu contoh analogi yang paling terkenal dalam ilmu sosial adalah analogi organik, yang mengumpamakan masyarakat sebagai sebuah kumpulan unsur yang saling terkait ibarat organ-organ tubuh. Kesalahan akan terjadi apabila ciri-ciri yang hanya pada organ biologis dianggap juga ada pada gejala sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kesalahan yang biasa muncul pada ethos, antara lain:
a. Mengacu pada otoritas yang salah.b. Mengacu pada pribadi lawan, bukan pada argumennya.c. Terlalu menyederhanakan pendapat-pendapat yang
berlawanan dengan pendapat sendiri.
Kesalahan pada pathos yang sering dilakukan penulis adalah:
a. Menyajikan bukti yang tidak dapat dikaji langsung oleh pembaca. b. Mengacu pada premis-premis irasional. c. Mengangap hal-hal yang sudah dikenal sebagai hal yang lebih menarik daripada yang belum dikenal.
16
PROF, KAMI SUDAH
MEYELESAIKAN TUGAS
BAIK SILAKAN TARUH DI MEJA PROF.
SEKARANG PROF AKAN MENJELASKAN PEDOMAN PENULISAN ARGUMENTASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Pedoman Kerja Penulisan Argumentasi
Pedoman Kerja Penulisan Argumentasi
(Lanur, 2004:34-35) Hasil yang diharapkan dari logika yaitu agar kita cakap
berpikir sendiri dan bersikap logis dan kritis. Sikap kritis tidaklah berarti
suka membantah dan mengeritik, serta suka menentang dan menantang,
melainkan berpikir dahulu, menyelidiki, dan tidak begitu saja menerima
suatu pendapat atau penjelasan yang seakan-akan sudah pasti benar, atau
tergesa-gesa menarik kesimpulan yang berlaku umum. Berikut sepuluh tipe
pertanyaan yang menunjukkan sikap kritis menurut Lanur.
ADAKAH YANG SUDAH TAU BAGAIMANA PEDOMANNYA??
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 TIPE PERTANYAAN YANG MENUNJUKKAN SIKAP KRITIS
1. Apa inti yang dikemukakan: apa 'pernyataan' atau pokok masalah
yang hendak dikemukakan?
2. Apa dasar atau alasan-alasannya? Apakah sudah cukup beralasan?
3. Bagaimana alur pikirannya? Bagaimana langkah-langkah serta
kaitan antara langkah yang satu dengan yang berikutnya?
4. Apakah pernyataan itu benar? Apakah tepat? Pasti? Hampir pasti?
Sangat mungkin? Sangat mungkin tidak benar?
5. Apa arti istilah-istilah yang digunakan, apa maksud di balik kata-
kata yang dipakai itu?
10 TIPE PERTANYAAN YANG MENUNJUKKAN SIKAP KRITIS
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Tentang berapa subjek pernyataan itu dikatakan? Apakah tidak meloncat dari satu-
dua atau beberapa ke suatu kesimpulan umum?
7. Prinsip mana yang terkandung di dalamnya, tetapi tidak dengan jelas dan terang-
terangan dirumuskan?
8. Atas dasar informasi manakah pernyataan itu dikemukakan? Apakah informasi itu
cukup, benar, dan tepat?
9. Apa konsekuensi-konsekuensinya? Jika pernyataan yang bersangkutan dipikirkan
lebih lanjut, apa akibat-akibatnya dan hal apa lagi yang dapat disimpulkan darinya?
10. Jika tidak setuju dengan hal yang dikemukakan itu, apa alasan-alasan atau
pertimbangan-pertimbangan untuk melawannya?
19
10 PEDOMAN PENALARAN10 PEDOMAN PENALARAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pikirkan “sendiri”, jangan membeo, dan jangan begitu saja menerima apa
yang dikatakan (khususnya dalam surat kabar);
2. Pikirkan dulu sebelum bertindak, sekurang-kurangnya untuk beberapa saat;
3. Pikirkan sesuatu secara objektif, karena pandangan kita hendaknya lebih
luas daripada hanya kepentingan atau perasaan kita sendiri saja sehingga
waspadalah terhadap prasangka-prasangka sendiri, serta janganlah
menganggap benar apa yang disukai, diinginkan, atau diharapkan, dan
menolak apa yang disukai atau tak enak didengar;
4. Pikirkan dua kali, serta jangan tergesa-gesa menarik kesimpulan atau
mengemukakan pendapat seakan-akan hal itu udah merupakan kebenaran
mutlak;
5. Pikirkanlah untuk jangka panjang dan lihatlah jauh ke depan;
20
WAHH... SANGAT MEMBANTUKU
DALAM MENALAR SESUATU PROF
TIDAK HANYA INI, MASIH ADA 5 LAGI
DON...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Bersikap terbuka karena mungkin pendapat kita perlu direvisi atau
ditinggalkan sama sekali atas dasar informasi baru;
7. Bersikap kritis dan selidiki dahulu apa yang dikemukakan oleh orang
lain, serta adakan pengecekan juga terhadap pendapat sendiri;
8. Bersikap optimis dengan mencari segi-segi yang positif dalam segala
hal. Selain itu, dalam berpikir dan berdiskusi hendaklah bersikap
simpatik terhadap orang lain;
9. Bersikap jujur karena kita dapat belajar banyak sekali dari kesalahan
kita sendiri, asalkan kita menyadari dan megakuinya;
10. Bekerja dan berpikirlah secara teratur dan terencana.
21
TERIMA KASIH PROF, KAMI JADI PAHAM PEDOMAN KERJA PENULISAN ARGUMENTASI
BAIK, UNTUK MEMPERKUAT PEMAHAMAN MAHASISWA SEMUA SEKARANG JAWABLAH SOAL LATIHAN YANG SUDAH PROF SIAPKAN KEMUDIAN TULISLAH REFLEKSI ATAS PEMBELAJARAN
BAB 1 INI!!!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rangkuman 1rangkuman 1
1. Karangan argumentatif merupakan karangan yang berisi gagasan atau pendapat penulis akan suatu kejadian yang ingin diangkat serta memiliki data dan berdasarkan fakta yang mendukung. Karangan argumentatif juga berusaha meyakinkan dan mempengaruhi sikap pembaca sehingga mendukung pernyataan penulis.
2. Menurut Achmadi, ciri-ciri wacana argumentatif yaitu (1) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulis; (2) alasan, data, atau fakta yang mendukung; dan (3) mengusahakan pemecahan masalah dan pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan.
3. Dasar tulisan argumentasi adalah berpikir kritis dan logis berdasarkan fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Fakta-fakta tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain, bahan bacaan (buku, majalah, surat kabar, atau internet), wawancara atau angket, penelitian atau pengamatan langsung melalui observasi. Selain itu, paragraf ini harus dijauhkan dari emosi dan unsur subjektif.
4. Menurut Rahayu, penulis harus berusaha menyelidiki; (1) apa persoalan itu, (2) apa ada tujuan yang tersembunyi, (3) apa ada keuntungan atau kerugian untuk mencapai tujuan tersebut, (4) tujuan mana yang kiranya mendapat manfaat dan (5) bagaimana cara mengatasinya. Pendeknya, penulis harus berusaha menyampaikan pendapatnya secara teratur dan kritis.
5. Setiap argumen adalah pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Artinya, selalu ada tiga pihak atau unsur yang diperhatikan dalam penyampaian sebuah argumen yaitu (1) penulis, (2) pembaca, dan (3) argumen.
22
BAB 1 ARGUMENTASI
BAB 1 ARGUMENTASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
UJI FORMATIF 1
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
UJI FORMATIF 1
1. Karangan argumentasi merupakan karangan yang ... a. Mendeskripsikan masalah kepada pembaca.
b.Berupa informasi untuk mempengaruhi pembaca dan bersifat subjektif penulis.
c. Berisi gagasan atau pendapat penulis akan suatu kejadian yang ingin diangkat serta memiliki data dan berdasarkan fakta yang mendukung.
d. Berisi informasi untuk memberikan petunjuk kepada pembaca mengenai langkah-langkah membuat sesuatu.
2. Berikut ciri-ciri wacana argumentatif ... a. Ada pernyataan, ide, alasan, data dan mengusahakan pemecahan masalah b. Ada asumsi, gagasan, pokok permasalahan, diakhiri opini yang terbuka c. Ada opini yang menjadi segala landasan pemikiran d. Ada penguatan pernyataan yang bersifat subjektif
3. Dasar tulisan argumentasi adalah .... serta berdasarkan fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.
a. Imajinatif dan fiktif c. Sedikit logis namun mengangkat isu b. Berpikir kritis dan logis d. Kritis dan subjektif penulis
4. Fakta-fakta yang terdapat dalam tulisan argumentatif dapat berasal dari, kecuali ... a. Surat kabar, buku, internet c. Televisi, observasi, penelitian b. Wawancara, majalah, angket d. Majalah, asumsi, internet
5. Hal-hal yang harus diselidiki penulis sebelum menuliskan argumen adalah, kecuali... a. Apa persoalan yang ingin diangkat b. Apakah terdapat manfaat dalam penulisan c. Bagaimana cara memutar opini pembaca d. Bagaimana mengakumulasi kerugian dan keuntungan dalam penulisan
23
BAB 1 ARGUMENTASI
BAB 1 ARGUMENTASI
Pilihlah jawaban yang benar berdasarkan pertanyaan di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
UJI FORMATIF 1
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
UJI FORMATIF 1
6. Bacalah cuplikan tulisan esai di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan 6-7! (1) Ternyata tidak hanya dalam dunia manusia saja yang mengenal
penggolongan jahat dan baik. (2) Dunia kolesterol yang kerap menjadi momok kesehatan kita pun memiliki penggolongan sejenis. (3) Untuk itu, pengenalan pada zat yang berfungsi membantu mencernakan lemak, memperkuat membran sel, dan sebagai bahan pembentuk hormon ini dirasa perlu.
(4) Kolesterol adalah suatu jenis lemak yang diproduksi secara alamiah di dalam tubuh manusia, yaitu di hati dan dapat ditemukan di setiap sel tubuh. (5) Meskipun kolesterol memiliki fungsi yang berguna bagi tubuh, jangan sampai kadarnya dalam darah meningkat. (6) Kalau sampai hal ini terjadi, kolesterol cenderung akan menumpuk pada dinding pembuluh darah yang akhirnya dapat menyumbat dinding pembuluh darah tersebut. (Kompas 2006, dengan pengubahan)
Pendapat penulis terdapat dalam kalimat nomor... a. 1 c. 5 b. 4 d. 6
7. Fakta yang dibangun penulis terdapat dalam kalimat nomor... a. 1,4,6 c. 4,5,6 b. 1,2,3 d. 3,4,5
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis argumentasi adalah berusaha menurunkan kesimpulan-kesimpulan melalui kaidah-kaidah formal yang absah kemudian dihubungkan dengan kemampuan memberikan pendapat, keduanya disebut dengan hubungan...
a. Sasaran dan argumentasi c. Dasar argumentasi b. Logika dan Argumentasi d. Asumsi argumentasi
24
BAB 1 ARGUMENTASI
BAB 1 ARGUMENTASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
UJI FORMATIF 1
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
UJI FORMATIF 1
9. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis argumentasi salah satunya adalah sasaran argumentatif. Berikut ini yang mendukung pernyataan tersebut, kecuali...
a. Argumentasi harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap dan keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan.
b. Penulis tidak perlu membatasi pengertian istilah yang dipergunakan. c. Penulis harus menetapkan secara tepat, titik ketidaksepakatan yang akan
diargumentasikan. d. Penulis harus berusaha untuk menghindari setiap istilah yang dapat
menimbulkan prasangka tertentu.
10. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis argumentasi salah satunya adalah dasar argumentasi. Berikut ini yang mendukung pernyataan tersebut, kecuali...
a. Penulis harus mengetahui serba sedikit tentang objek yang dikemukakan, sekurang-kurangnya mengenal prinsip ilmiah.
b. Penulis harus bersedia mempertimbangkan pandangan pakar lain, namun selalu memprioritaskan pendapat sendiri.
c. Penulis harus meneliti persyaratan yang masih diperlukan bagi tujuan-tujuan lain yang mencakup dan kebenaran pernyataan yang dirumuskan.
d. Penulis harus mengemukakan pokok bahasan yang jelas.
25
BAB 1 ARGUMENTASI
BAB 1 ARGUMENTASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
refleksi 1
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
refleksi 1BAB 1
ARGUMENTASIBAB 1
ARGUMENTASINAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
1. Apakah Anda sudah menguasai materi tentang menulis argumentasi dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis argumentasi? Tuliskan pemahaman yang Anda dapatkan dalam kolom di bawah ini!
2. Apa manfaat dari pembelajaran yang telah Anda dapatkan?
26
Ambillah sikap hening, kemudian refleksikanlah materi yang telah Anda dapatkan! Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pemahaman Anda!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
refleksi 1
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
refleksi 1BAB 1
ARGUMENTASIBAB 1
ARGUMENTASINAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
3. Apa saja nilai-nilai kehidupan yang Anda dapatkan setelah mempelajari materi ini?
4. Bagaimana peran Anda terhadap orang yang belum dapat mengungkapkan argumentasi dengan baik?
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
aksi 1
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
aksi 1
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
1. Buatlah peta pikiran yang berisi materi menulis argumentatif secara lengkap, menarik, dan kreatif!
28
2. Buatlah 3 topik argumentasi sesuai dengan latar belakang studi Anda, kemudian kembangkanlah topik- topik tersebut menjadi paragraf argumentasi! (setiap topik dijabarkan menjadi tiga paragraf)
BAB 1 ARGUMENTASI
BAB 1 ARGUMENTASI
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kemampuan Anda!
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kemampuan Anda!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI 1
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
1. Buatlah 10 contoh topik bahasan yang dapat diangkat menjadi sebuah tulisan argumentatif! (berkaitan dengan bidang jurusan Anda)
2. Buatlah minimal 5 kalimat argumen setiap pokok bahasan berikut: a. Setiap musim hujan tiba sebagian besar wilayah DKI Jakarta mengalami
banjir. b. Mahasiswa masih kurang memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat
belajar. c. Masyarakat berpenghasilan rendah rentan terkena penyakit. d. Keluarga adalah pendidik utama karakter anak. e. Keprofesionalitasan dosen menunjang intelektual mahasaiswa.
3. Tanggapilah argumen berikut dengan menggunakan pemikiran kritis! Mencontek merupakan hal yang biasa dilakukan oleh mahasiswa.
Mahasiswa berpikir akan mendapatkan nilai yang baik dari hasil mencontek. Hal tersebut akan membuat mahasiswa memiliki rasa percaya diri yang lebih ketika membawa contekan saat ujian dilaksanakan. Ketika pengawas memberikan peringatan kepada mahasiswa yang mencontek, mereka kemudian merasa kurang menerima teguran tersebut. Pengurangan nilai maupun teguran sudah dilakukan pihak universitas dalam menanggulangi terkikisnya karakter percaya diri mahasiswa. Namun, penanggulangan tersebut masih kurang efektif mengurangi tindak mencontek.
4. Tanggapilah pernyataan berikut ini menggunakan alur penalaran yang tepat dan berdasarkan ketentuan menulis argumentatif! (minimal 3 paragraf)
Stadion Gelora Bung Karno dirusak oknum suporter yang tidak bertanggung jawab.
29
BAB 1 ARGUMENTASI
BAB 1 ARGUMENTASI
EVALUASI 1
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai kemampuan Anda!Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai kemampuan Anda!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MARII KITA BELAJAR DENGAN GIAT, AGAR
SUKSES DI MASA DEPAN!!!!
SETELAH MEMPELAJARI MATERI PADA BAB 2 INI, MAHASISWA DIHARAPKAN MAMPU
MENJELASKAN HAKIKAT, DAN LANGKAH MENULIS ESAI; MENGANALISIS KARAKTERISTIK,
STRUKTUR, FORMAT, DAN CONTOH ESAI; MEMBUAT JUDUL YANG MENARIK; SERTA MAMPU MEMILIH JENIS ESAI YANG AKAN
DIKEMBANGKAN
BAB 2BAB 2
ESAIESAI
30
PROF MENGUTIP KATA MUTIARA DARI ANDY IWANISWANTO YANG BERBUNYI
KESUKSESAN HANYALAH SOAL WAKTU, DAN WAKTU ITU DIMULAI
SAAT INI JUGA
sumber: cliparting.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AKU JUGA PENASARAN DAN INGIN BELAJAR BANYAK TENTANG MATERI
INI RISSS..
TIKA, APAKAH KAMU TAU ESAI ITU APA??
????ESAIIII??????
TULISAN SEPERTI APA YA ITU???
AKU PERNAH MENDENGAR KATA ESAI.... EMMMMM... TAPI AKU LUPA ITU
TULISAN YANG SEPERTI APAA.. DUHH JADI
PENASARAN DEHHH.......
ESAIESAI
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
YUKK KITA LIHAT PETA KONSEP BAB INI
AYOKKK!!!!
ESAIESAI
HAKIKAT ESAIHAKIKAT ESAI
STRUKTUR ESAISTRUKTUR ESAI
KAIDAH JUDUL ESAI
JENIS ESAI
karakteristik esai
LANGKAH MENULIS ESAI LANGKAH MENULIS ESAI
32
karakteristik esai
FORMAT ESAI
CONTOH ESAI
FORMAT ESAI
CONTOH ESAI
KAIDAH JUDUL ESAI
JENIS ESAI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PROF. KARA, KAMI INGIN BELAJAR DAN
MENGETAHUI LEBIH DALAM TENTANG ESAI
YA BAGUS, RASA INGIN TAHU INILAH YANG SAYA
HARAPKAN. MARI KITA LIHAT HAKIKAT ESAI TERLEBIH
DAHULU.
Esai merupakan bentuk tulisan yang memuat beberapa paragraf dan terbagi menjadi 3 kelompok paragraf utama yaitu paragraf pembuka, isi, dan penutup. Esai ini dapat digunakan untuk mengomunikasikan informasi atau perasaan dan dapat mempengaruhi pikiran pembaca. Esai ini dikaji berdasarkan data dan fakta sehingga dapat dibuktikan dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal tersebut didukung oleh pendapat Wijayanti, dkk. (2011: 161), esai dapat diartikan sebagai tulisan yang terdiri atas beberapa paragaraf. Tulisan tersebut membicarakan suatu topik dari sudut pandang penulis. Bedanya dengan paragraf, esai membahas topik yang lebih dalam sehingga memerlukan beberapa paragraf untuk mengupas topik yang diangkat. Esai juga dapat diartikan sebagai tulisan yang menonjolkan suatu topik untuk diangkat serta dikaji berdasarkan data dan fakta. Hal tersebut didukung oleh pernyataan The Columbia Electronic Encyclopedia (2012), kata essay berasal dari bahasa Perancis, yang artinya mencoba atau berusaha. Esai adalah tulisan yang terdiri dari beberapa paragraf yang membahas tentang suatu topik. Esai dapat digunakan untuk mengomunikasikan informasi, opini atau perasaan dan biasanya menyajikan argumen tentang sebuah topik. Berdasarkan pendapat dari Wijayanti dan The Columbia Electronic Encyclopedia dapat disimpulkan bahwa esai merupakan tulisan pendek yang biasanya berisi penilaian atau opini penulis tentang subjek tetentu serta dituliskan di dalam paragraf pembuka, isi, dan penutup.
33
NAH, PROF SUDAH MEMBERI DUA CONTOH PENGERTIAN... COBA PARA MAHASISWA
MENCARI PENGERTIAN ESAII!!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AKU JUGA INGIN MENJAWAB.....
BAGUS... SILAKAN TULIS DI PAPAN
TULIS!!
Menurut Nurhadi (2017: 329), esai adalah jenis tulisan berbentuk prosa yang
menyajikan pandangan penulis pribadi terhadap suatu masalah. Suatu masalah
ditangkap penulis dan diungkapkan berdasarkan kesan dan pandangan yang ada
dalam dirinya. Kemudian penulis mengajukan solusi atau penjelasannya. Jika
dalam tulisan ilmiah mengesankan objektivitas, esai cenderung bersifat
subjektif. Secara umum, isinya berupa opini penulis. Hal yang dibahas dalam
tulisan esai meliputi banyak hal, misalnya masalah-masalah yang terkait dengan
pembangunan, seni budaya, politik, ekonomi, atau yang lainnya.
Esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis
tentang subjek tertentu. Patokan singkat dalam esai juga ada beberapa macam.
Ada yang berpendapatan bahwa ukuran esai bisa saja bebas, sedang, atau yang
dapat dibaca sekali duduk. Isi sebuah esai juga dapat berupa analisis, penafsiran,
dan uraian, sedangkan mengenai gaya dan metode esai ada penalaran yang
menyatakan bebas dan ada pula yang menyatakan teratur. Mengenai penalaran,
penalaran esai dapat dibagi menjadi dua model, (1) model penalaran vertikal,
yaitu memusatkan perhatian dan mengesampingkan sesuatu yang tidak relevan,
dan (2) penalaran lateral, yaitu membukakan perhatian dan menerima semua
kemungkinan dan pengaruh terhadap topik yang diangkat (Kuncoro, 2009: 29).
AYOK TEMAN-TEMAN KITA MENJAWAB PERTANYAAN PROF.
KARA
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Esai dapat dikategorikan menjadi dua jenis. Pembagian esai menjadi dua jenis tersebut dimaksudkan untuk mempermudah menganalisis tulisan esai sehingga pembaca memahami posisi penulis. Hal tersebut dipaparkan oleh Dalman (2015: 118), jenis esai dapat berupa esai ilmiah dan esai sastra. Esai ilmiah lebih bersifat objektif, sedangkan esai sastra lebih bersifat subjektif. Esai ilmiah dibagi menjadi esai semi ilmiah dan esai murni. Esai semi ilmiah adalah esai yang ditulis berdasarkan opini penulisnya terhadap suatu subjek atau topik yang dinilainya. Hal ini berarti bahwa opini penulis esai tersebut tergantung dari sikap dan kesan penulis terhadap suatu subjek atau topik yang dibahas atau dinilainya. Bersadasarkan hal tersebut, esai ini lebih bersifat subjektif, salah satu contohnya adalah esai sastra. Esai sastra lebih menekankan pada bentuk apresiasi penulis terhadap subjek yang akan dibahasnya. Hal inilah yang memungkinkan setiap orang memiliki kesan yang berbeda-beda. Esai ilmiah murni merupakan esai yang ditulis secara objektif berdasarkan hasil pemikiran atau penelitian. Esai ilmiah dapat berupa artikel ilmiah, makalah singkat, atau komposisi singkat. Bentuk-bentuk esai tersebut tergolong esai pendek, sedangkan esai panjang dapat berbentuk skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain. Penulis sedapat mungkin harus bersifat objektif dalam menulis esai untuk karya ilmiah murni. Penulis juga harus menuliskan pernyataan sesuai dengan fakta serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
JADI, BERDASARKAN TULISAN TEMAN-TEMAN DI PAPAN TULIS, DAPAT DIKATAKAN BAHWA ESAI ADALAH SALAH SATU BENTUK
KARYA TULIS YANG MENDESKRIPSIKAN PENDAPAT PENULIS
TENTANG TOPIK (SUBJEK)
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
PROF, SAYA MEMILIKI DATA TENTANG
KARAKTERISTIK ESAI BAGUS, COBA SAYA LIHAT
KARAKTERISTIK
ESAIKARAKTERISTIK
ESAI
Sebagai tulisan yang cenderung bersifat pribadi, esai lebih
banyak disajikan dengan gaya yang tidak terlalu formal, tidak terikat
pada struktur tulisan secara ketat dan disajikan dengan bahasa yang
segar. Esai banyak kita jumpai dalam berbagai media massa, misalnya
koran, majalah, dan buletin (Nurhadi, 2017;329).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
NO ASPEK KETERANGAN
1 Tujuan penulis a. Mempengaruhi pembaca
b. Menyampaikan sebuah permasalahanc. Menyampaikan opini
2 Media terbit a. Surat kabar
b. Majalah berita (mingguan)c. Buletin
3 Pembacanya Pembaca awam (pembaca surat kabar)
4 Sifat isinya a. Mempengaruhi pembacab. Mengajak pembaca berpikir
5 Bahasanya a. Ilmiah, semi ilmiah, ilmiah populerb. Umumnya cenderung serius dalam penyampaiannya
6 Kaidah penulisannya
a. Tidak ada kaidah khusus dalam cara penulisannyab. Bagian-bagian tulisan tidak disekat-sekat dengan pembeda yang jelas
7 Isinya Secara umum berisi opini, dengan pola dasar
a. Konteks
b. Masalah
c Solusi/penjelasan/analisis
Tabel berikut menandai secara ringkas karakteristik atikel ilmiah populer:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
OKKE RIS.... COBA AKU CARI DULU YA
AKU SUDAH MENUNJUKKAN KARAKTERISTIK ESAI KE PROF. KARA LOH.. NAH SEKARANG AKU DIMINTA MENYAMPAIKAN KE TEMAN-TEMAN UNTUK MENCARI STRUKTUR ESAI
STRUKTUR ESAI
HARIS, AKU SUDAH MULAI MENULIS STRUKTUR ESAI.
COBA LIHATLAH!!
BAGUS SEKALI TIK, COBA AKU LIHAT YAA...
38
sumber: urltarget.com
sumber: clker.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STRUKTUR ESAI
Struktur esai yang baik ter
diri atas tiga bagian: (1) sat
u
paragraf pendahuluan, (2) be
berapa paragraf pengembang, dan
(3) satu paragraf penyimpul. Berikut penj
elasan lebih rincinya.
a. Paragraf Pendahuluan/Pen
gantar
Paragraf pembuka merupakan paragraf yang ber
isi
ide pokok pernyataan penulis s
erta latar belakang masalah. Hal
tersebut dimaksudkan untuk mengetahui pan
dangan awal
penulis serta inti masalah yang a
kan disampaikan dalam
tulisan esai tersebut. Hal in
i didukung dengan penyataa
n
Budiharso dalam Dalman (2015:121-123)
, paragraf pendahuluan
dapat diartikan sebagai parag
raf pertama yang digunakan
untuk mengawali suatu esai. Paragraf pengantar atau
pendahuluan juga menjadi daya ta
rik pertama bagi pembaca
maka paragraf ini memerlukan kata-ka
ta yang menarik untuk
memikat perhatian pembaca. Paragraf ini digambarkan
berbentuk segitiga terbalik. Par
agraf pengantar dibuka deng
an
pernyataan-pernyataan atau diskusi umum tentang
kedudukan topik, kemudian secara
perlahan-lahan memfokus,
menyempit pada topik yang akan dib
icarakan. Paragraf ini
mempunyai empat tujuan, yaitu (1) mengenalkan to
pik dalam
esai, (2) memberikan latar belakang umum topik, (3)
memberikan petunjuk rencana esa
i secara keseluruhan, dan
(4) membangkitkan minat pembaca.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Paragraf pembuka berisi kalimat yang mengandung tesis
dan beberapa kalimat pendukung. Kalimat tesis tersebut
berfungsi sebagai penanda inti pendapat penulis. Hal ini dap
at
diperdebatkan oleh pembaca atau dapat dikembangkan oleh
penulis lain. Hal tersebut didukung oleh pendapat Wijayanti, dkk.
(2011:162-164), paragraf pembuka terdiri atas dua bagian, yaitu
beberapa kalimat atau pernyataan umum dan sebuah kalimat
tesis, dan empat ide pokok esai berada. Kalimat atau
pernyataan pertama dalam paragraf pembuka merupakan
anak kunci atau pemancing. Kalimat tesis identik dengan
kalimat topik di awal paragraf. Kalimat tesis berisi pendapat,
sikap, gagasan penulis tentang suatu topik. Jika dianalogika
n
sebagai “sebuah payung”, kalimat tesis berfusngsi sebagai
pengontrol semua gagasan di dalam esai agar tetap berada di
jalur pembicaraan.
40
b. Paragraf Pengembang/Tubuh/Isi
Paragraf pengembang atau paragraf isi merupakan
paragraf yang berisi penjabaran dar
i kalimat tesis. Paragraf
ini memaparkan dengan detail dari pokok pikir
an berdasarkan
data dan fakta. Hal ini didukung de
ngan pendapat Dalman
(2015:121-123), paragraf pengembang dalam esai dapat disebu
t
juga paragraf batang tubuh. Paragraf batang tubuh
menjelaskan dan menguraikan pernyataan tesis yang
disampaikan pada paragraf pendahuluan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Paragraf batang tubuh dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan: siap
a, apa, kapan, dimana, mengapa, dan
bagaimana. Paragraf pengembang berisi te
ntang hal-hal yang
akan dikaji, data, interpretas
i tentang topik yang dibahas,
simpulan,
atau saran mengenai topik y
ang dibahas. Pengembangan parag
af
dalam batang tubuh suatu esai b
isa dilakukan melalui beberapa
teknik, yaitu (1) kronologis, (2) uraian berdasarkan derajat
kepentingan, (3) perbadinga
n, (4) contoh, atau kombinasi dari
keempatnya.
Paragraf isi memuat kalimat yang saling
terfokus dengan
tesis dan kalimat utama sehingga is
i dalam kalimat tersebut
merupakan penjabaran lebih lanjut dan penjabaran
lebih
mendetail. Hal ini didukung den
gan adanya pendapat Wijayanti, dkk.
(2011:163), setiap paragraf d
alam batang tubuh harus memuat
penjelasan langsung mengenai tesis.
Penjelasan dalam paragaraf
batang tubuh harus terfokus dan terpadu. Informasi yang
diuraikan juga harus diduku
ng dengan data atau fak
ta yang
disajikan dalam bentuk kutip
an secara ringkas, lengka
p, dan
objektif. Selain itu, kutipan
juga harus relevan denga
n topik,
meyakinkan, dan spesifik. Ku
tipan bisa disajikan dalam bentuk
ringkasan, sintesis, dan krit
is. Ringkas maksudnya kutipan harus
singkat dan jelas. Sintesis maksudnya kutipan yang berupa
penggabungan beberapa fakta yang disajikan menggunakan
kalimat-kalimat penulis sendiri. Kritis m
aksudnya kutipan harus
merupakan hasil membaca kritis yan
g ditulis ulang menggunakan
bahasa penulis sendiri.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setiap paragraf isi hanya membahas satu pokok pembicaraan maka kalimat topik sangat tepat diletakkan menonjol di awal paragraf (deduktif). Peletakkan kalimat topik di awal paragraf akan lebih mudahkan pembaca untuk memahami isi setiap paragraf dan hubungan antarparagraf. Masing-masing paragraf isi terdiri atas kalimat topik, kalimat pendukung, kalimat peralihan (transisi) untuk menuju paragraf berikutnya, dan kalimat simpulan (jika perlu). Transisi dapat berbentuk paragraf pendek, kalimat, frasa, atau kata yang menyatakan kesinambungan gagasan. Transisi menciptakan gagasan yang mengalir dengan lancar sehingga mudah diikuti dan mudah dipahami. Penulis perlu menekankan bahwa jangan sampai ada gagasan yang “keluar dari payung” gagasan pokok esai pembicaraan.
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Paragraf Penyimpul
Paragraf penyimpul merupakan parag
raf yang berisi
penegasan kembali dari tesis dan pernyataan penulis.
Kehadiran paragraf penutup ini m
enjadi gerbang penutup esai.
Paragraf ini berfungsi sebagai bagian penguat dalam
penegasan pandangan penulis dan sebagai pemecahan
permasalahan yang telah diuraikan
pada paragraf-paragraf
sebelumnya. Hal tersebut didukung oleh
pernyataan Wijayanti,
dkk. (2011:166), paragraf penyimpul dapat diperoleh dengan
menulis ringkasan mengenai hal-hal y
ang sangat penting yang
telah dibahas dalam paragraf-parag
raf batang tubuh esai.
Paragraf ini juga dapat ditulis d
engan penegasan kembali hal-
hal yang sudah dinyatakan pada
kalimat tesis dengan kata-
kata yang tidak sama, dan ditambah dengan kom
entar penulis
tentang pokok masalah yang dikemukakan. Paragraf ini
diciptakan sedemikian rupa supaya pembaca memperoleh
pandangan atau kesan tersendir
i tentang topik. Pada akhir esai
penulis dapat menandai tulisan
untuk memudahkan pembaca
melihat bagian penutup. Berdasarkan hal tersebut maka
diperlukan “pengait� atau kata transisi seperti kata
simpulannya, singkatnya, akhirnya,
oleh karena itu, jadi, dan
maka. Jadi, paragraf penyimpul berisi (1) rin
gkasan masalah
utama, atau (2) pernyataan kembali kalimat tesis dengan
menggunakan kata-kata lain, dan
(3) komentar akhir tentang
pokok bahasan.
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PARA MAHASISWA PROF.KARA AKAN MENJELASKAN FOMAT ESAI YANG BENAR. SILAKAN
DIPAHAMI.
FORMAT ESAIFORMAT ESAI
ESAI MEMILIKI TIGA BAGIAN YANG SALING BERHUBUNGAN, YAITU PARAGRAF PENGANTAR, PARAGRAF ISI DAN PARAGRAF PENUTUP, SEPERTI DIPERLIHATKAN DALAM BAGAN BERIKUT.
Pernyataan-pernyataan umum ............................…………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..................………………......................… Pernyataan tesis
Kalimat topik (butir pertama dari kalimat tesis) ............................………………………………………………………………………............................................................................... Kalimat-kalimat pendukung
Kalimat topik (butir kedua dari kalimat tesis) ............................………………………………………………………………………............................................................................... Kalimat-kalimat pendukung
Kalimat topik (butir ketiga dari kalimat tesis) ............................………………………………………………………………………............................................................................... Kalimat-kalimat pendukung
Pernyataan ulang dari kalimat tesis ............................……………………………………………………………………….......................................................Kalimat-kalimat simpulan ………………………………………………… Kalimat final.
Paragraf pengantar
Paragraf isi
Paragraf penuup
Paragraf isi
Paragraf isi
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PARA MAHASISWA PROF.KARA AKAN
MEMBERIKAN CONTOH ESAI. SILAKAN DICERMATI.
CONTOH ESAICONTOH ESAI
�������� ����
Menulis esai, sementara mudah bagi sejumlah orang, namun dapat menjadi siksaan bagi kebanyakan orang. Akan tetapi, siapa pun dapat menulis esai secara baik. kalimat umum ( ) Guna mencapai hasil yang mengesankan, hal yang perlu Anda lakukan adalah mengikuti beberapa aturan sederhana. ( )kalimat tesis
Langkah pertama dalam menulis esai adalah menyeleksi sebuah gagasan dan menulis sebuah pengantar. kalimat topik ( ) Setelah mengumpulkan semua gagasan atau fakta, Anda dapat memikirkan bagaimana semua gagasan atau fakta itu membentuk sebuah pola yang mengacu pada sebuah gagasan pengontrol. Jika Anda telah memutuskan sebuah gagasan pengontrol, tulislah sebuah paragraf pengantar yang mempresentasikan secara jelas dan menarik. Paragraf itu harus memuat dua bagian yaitu pernyataan umum dan pernyataan tesis.
Paragraf tubuh juga sangat penting. kalimat topik ( ) Tiap-tiap paragraf ini harus utuh, serasi, dan lengkap. Tiap-tiap paragraf harus fokus pada kalimat topik dan harus memiliki transisi logis yang memnungkinkan pembaca memahami hubungan antarkalimat. Akhirnya, diuraikan alasan-alasan dan contoh-contoh yang spesifik dan konkret agar dapat meyakinkan.
Jika paragraf-paragraf pendukung sudah dilengkapi, Anda harus memutuskan bagaimana Anda hendak menyimpulkannya. kalimat topik ( ) Dalam simpulan, Anda harus menyebut ulang gagasan pengontrol esai sebagai sebuah sinyal bagi pembaca bahwa Anda akan segera mengakhiri esai Anda. Setelah melakukannya, buatlah beberapa pernyataan penutup umum serta akhirilah simpulan Anda dengan pernyataan final yang kuat. Apabila Anda mengikuti saran-saran ini, Anda dapat menyusun sebuah simpulan yang solid dan efektif.
Dengan mengulang proses selangkah-demi selangkah yang sederhana ini, Anda dapat menyisihkan ketakutan Anda dalam menulis sebuah esai yang jelas, serasi, dan menyakinkan. pernyataan ulang( ) Semua yang Anda perlukan adalah ketegaran, keteguhan, keberanian, secarik kertas dan pena. (komentar akhir) (Kalijernih dalam Wijayanti, dkk, 2011)
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
KAIDAH JUDUL ESAIKAIDAH JUDUL ESAI
SEKARANG PROF KARA AKAN MENYAJIKAN MATERI TENTANG
KAIDAH MENULIS JUDUL ESAI YANG BAIK
PARA MAHASISWA BISA MEMPERHATIKAN DAN MENALAR ISI MATERI INI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
(Wijayanti, dkk. 2011: 189 – 191) Judul merupakan daya tarik esai. Judul
menjadi penting karena melalui judul pembaca akan memutuskan atau tidak
memutuskan untuk membaca seluruh esai. Kadang kala judul baru dapat
terinspirasi setelah membaca seluruh tulisan selesai. Karena itu, jangan
memaksakan judul ketika akan memulai menulis. Judul yang baik harus
memenuhi syarat-sayarat berikut.
Judul dapat ditulis dalam huruf kapital seluruhnya atau hanya awal kata
(kecuali kata penghubung atau kata depan) yang ditulis dalam huruf kapital.
Karena bukan kalimat, judul tidak perlu diakhiri dengan tanda titik, kecuali
judul yang menggunakan kata tanya. Jika judul terlalu panjang, dapat
digunakan subjudul yang dinyatakan di dalam tanda kurung. Selain tanda
kurung, tanda baca titik dua dapat dicantumkan antara judul dan subjudul.
Selain itu, jangan memenggal imbuhan atau menyingkat kata (seperti banyak
ditemukan dalam judul berita di surat kabar), kecuali singkatan itu sudah
dikenal pembaca.
Berbentuk FrasaBerbentuk Frasa11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Contoh judul yang menarik:
Ÿ PT Mustika Ratu Melebarkan Sayapnya
(singkatan PT dapat digunakan karena sudah umum dipakai)
Ÿ Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Tujuan Akademis
Ÿ Berwirausaha Itu Mudah (Petunjuk Bagi Pemula)
Ÿ Masalah-Masalah Tenaga Kerja Wanita Indonesia di Luar Negeri
Ÿ Bagaimana Menghindari Putus Kuliah?
Judul dinyatakan tidak dalam bentuk kalimat sehingga tidak perlu ditulis
panjang-panjang, maksimal 15 kata sudah memadai. Judul harus
mencerminkan topik yang akan dibicarakan di dalam esai.
Jangan Terlalu Panjang2 Jangan Terlalu Panjang2
Contoh:
Ÿ Perpustakaan Kami (umum)
Ÿ Taman Bacaan Rakyat, Perlukah? (khusus)
Ÿ Stres (umum)
Ÿ Kiat-Kiat Menangkal Stres Menjelang Ujian (khusus)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Judul yang singkat dan padat lebih mudah diingat. Sebaliknya, judul yang
panjang membuat pembaca lelah sebelum membaca keseluruhan esai. Agar
menarik, batasi dan padatkan penggunaan kata, tidak ada salahnya untuk
menggunakan metafora, perbadingan, kata-kata spesik, atau permainan
kata.
Contoh:
Ÿ Melirik Batik Keris
Ÿ Potret Infrastruktur Indonesia
Ÿ Strategi Memikat Hati Pelanggan
Ÿ Carut-Marut Persepakbolaan Indonesia
Ÿ Pekerjaan Rumah Komisi Pemberantasan Korupsi
Singkat, Padat, dan MenarikSingkat, Padat, dan Menarik33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAH, APAKAH PARA MAHASISWA SUDAH BISA MENULIS JUDUL YANG BAIK? PASTINYA
SUDAH DONG..
SEKARANG PROF. KARA AKAN MASUK MATERI SELANJUTNYA YAITU
LANGKAH MENULIS ESAI
PROF. KARA SUDAH MEMBUAT CATATAN TENTANG LANGKAH MENULIS ESAI. PARA MAHASISWA BISA MELIHAT TERLEBIH DAHULU.
LAGKAH -LANGKAH
MEMBUAT ESAI
50sumber: urltarget.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
(Nurhadi, 2017: 329 – 337) Secara umum, langkah-langkah
menulis esai adalah (1) penemuan masalah dan pokok-pokok solusi, (2)
perencanaan naskah, (3) menulis paragraf-paragraf pembuka, (4)
pengembangan isi esai, (5) menulis paragraf penutup, dan (6)
memperbaiki tulisan (menyunting).
1.Langkah 1 (Persiapan) : Penemuan Masalah dan Tawaran Solusi
Esai berangkat dari sebuah masalah. Seorang penulis esai harus peka
terhadap masalah yang muncul di masyarakat atau dalam lingkup kajian
tertentu. Sebagai langkah persiapan, angkatlah sebuah masalah dari
kehidupan sehari-hari.
Berikut ini contoh-contoh sumber masalah.
1) Transportasi kota
2) Kesehatan ibu anak
3) Perikanan kelautan
1.Langkah 1 (Persiapan) : Penemuan Masalah dan Tawaran Solusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dari contoh-contoh tersebut dapat diangkat beragaram masalah. Masalah harus
menyangkut hajat hidup orang banyak, bermanfaat, tidak basi, dan menarik
perhatian pembaca. Berikut ini sebuah contoh masalah yang diangkat dari
sumber di atas.
Ÿ Apakah Trans Jakarta menjadi pilihan terbaik transportasi massal di
Jakarta?
Ÿ Bagaimana pengaruh televisi terhadap kesehatan mata anak?
Ÿ Bagaimana cara kita agar mampu menjadi pengguna media sosial yang
bijak?
Setelah masalah diangkat, pikirkan solusinya. Inti dari sebuah esai adalah opini
berupa solusi atau tawaran solusi, analisis sebuah masalah, atau penjelasan
menurut sudut pandang tertentu. Apakah solusi atau penjelasan yang ditawarkan
dari masalah yang terangkat itu?
Setelah masalah dan solusi yang akan ditawarkan ditemukan, langkah selanjutnya adalah merencanakan naskah. Perencanaan naskah meliputi pembatasan topik dan penyiapan kerangka karangan. Pertama, penulis harus membatasi topiknya. Sebuah tulisan yang baik, termasuk esai, ditandai dengan pembahasan yang terfokus pada sebuah topik secara mendalam, bukan pembahasan yang luas dan dangkal. Kedua, pengembangan topik menjadi kerangka karangan. Kerangka karangan esai mencakup tiga bagian utama, yaitu konteks masalah, masalah, dan solusi.
Contoh cara mempersempit topik.
1) Pengamanan lalu-lintas (mungkin terlalu luas)
2) Pengamanan lalu-lintas air
3) Pengamanan lalu-lintas udara
4) Pengamanan lalu-lintas darat
2. Langkah 2 (Persiapan) : Perencanaan Naskah2. Langkah 2 (Persiapan) : Perencanaan Naskah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Berikut contoh kerangka esai
Topik:
Mencegah Kecelakaan Lalu-Lintas
Konteks masalah:
Penyebab kecelakaan lalu lintas:
1. Kecerobohan pengemudi
2. Kesalahan teknis kendaraan
3. Kurangnya rambu-rambu jalan
Akibat kecelakaan lalu lintas
1. Kerugian harta benda
2. Hilangnya nyawa
3. Cacat seumur hidup
4. Luka-luka
Masalah:
Bagaimana cara mencegah peningkatan korban lalu lintas?
Solusi yang ditawarkan:
Mencegah peningkatan korban kecelakaan:
1. Menerapkan undang-undang secara ketat
2. Pelebaran jalan dan penambahan rambu-rambu
3. Izin pegemudi yang selektif
4. Tes psikologis
5. Tes fisik bagi pegemudi kendaraan umum
Berikut contoh kerangka esai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Paragraf pembuka berisi pengantar yang dapat digunakan untuk mengantarkan isi esai. Paragraf pembuka dalam esai berisi penjelasan tentang konteks masalah yang akan dingkapkan. Pengantar ini bisa berupa kasus, data, atau alasan tentang isi (pokok masalah). Oleh karena itu, paragraf pembuka hendaknya disusun secara menarik dan isinya sudah memberi gambaran umum tentang apa yang akan dibahas penulis.
Berikut contoh paragraf pengantar.
3. Langkah 3 (Menulis) : Menulis Paragraf-Paragraf Pembuka3. Langkah 3 (Menulis) : Menulis Paragraf-Paragraf Pembuka
Berikut tiga cara yang dapat dilakukan untuk menyusun paragraf pembuka yang menarik.
1. Dengan menyebut nama orangPenyebutan nama tokoh mengantarkan pembaca terhadap hal
yang terkait dengan masalah.Contoh:Guberbur DKI Jakarta, beberapa hari yang lalu menyatakan ....
2. Dengan membuat pertanyaanPertanyaan dapat digunakan untuk memancing perhatian
pembaca. Oleh karena itu, ketika menyusun esai, Anda dapat memulai paragraf dengan mengajukan pertanyaan.
Contoh:Apa yang dapat kita harapkan dari generasi muda yang tidak peduli lagi dengan ajaran agama yang dianutnya? Bahkan mereka tak mengenal lagi siapa Penciptanya.
Masih segar di ingatan kita tentang kecelakaan yang menimpa pelajar SMK dari
Yogyakarta di darah Paiton beberapa waktu yang lalu. Puluhan pelajar dan berapa guru
tewas terpanggang api di dalam bus. Sungguh mengerikan kejadian seperti itu. Peristiwa
demikian seharusnya tidak terjadi manakala semua pihak berhati-hati di jalan.
Keselamatan hendaknya lebih diutamakan. Untuk menghindari korban kecelakaan lebih
lanjut, kecelakaan lalu lintas perlu dicegah.
(sumber: Nurhadi, Handbook of Writing, 2017: 334)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Isi esai, secara garis besar terdiri atas pengajuan masalah dan solusi. Untuk itu, lakukanlah hal-hal berikut!
1. Cobalah secara individual kembangkan esai Anda ke dalam beberapa
paragraf!
2. Untuk membangun keterkaitan antarparagraf yang Anda susun, gunakanlah
penanda-penanda kohesi antara antarkalimat atau antarparagraf, misalnya
oleh karena itu, dengan demikian, hal itu, untuk itu, jadi, karena, di samping
itu, atau penanda kohesi yang lainnya!
3. Jangan lupa, untuk mendapatkan masukan, mintalah komentar teman Anda!
4. Langkah 4 (Menulis) : Mengembangkan Isi Esai
�. Dengan masuk ke persoalanCara yang satu ini banyak digunakan oleh penulis esai. Dengan
cara ini, penulis dapat langsung masuk ke persoalan yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah esai.
Contoh:Dari sekian banyak masalah dalam dunia sastra, pembelajaran
sastra merupakan masalah pelik karena impilkasinya yang luas terhadap masalah-masalah lainnya. Keterpencilan sastra, kurang lakunya buku sastra, rendahnya minat baca siswa terhadap sastra, kurangnya (kuantitas dan kualitas) kritik sastra, sedikitnya jumlah majalah sastra, misalnya bisa mengerucut pada persoalan kurang berhasilnya pembelajaran sastra, entah di sekolah (SMP/SMA) maupun jurusan pendidikan sastra di perguruan tinggi.
4. Langkah 4 (Menulis) : Mengembangkan Isi Esai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Sebelum proses penulisan esai diakhiri, Anda perlu melakukan kegiatan menyunting. Setelah draf esai selesai ditulis, kegiatan yang dilakukan adalah merevisi draf esai tersebut. Draf esai yang masih kasar (baik aspek isi maupun bahasa) perlu diperhalus oleh penulis. Ada lima aspek yang diperbaiki, yaitu aspek isi, organisasi, kosakata, bahasa, dan penulisan.
Setelah penulis mengembangkan bagian isi esai, sekarang esai itu
perlu diakhiri. Untuk melakukan itu, penulis harus menyusun paragraf
penutup. Lakukanlah hal-hal berikut!
a. Buatlah paragraf penutup untuk mengakhiri esai yang penulis buat! Jika
solusi menjadi pengakhir tulisan, maka pernyataan solusi itu dinyatakan
dalam paragraf terakhir.
b. Gunakanlah cara-cara membuat paragraf penutup yang umum. Jika ada
cara lain yang lebih menarik dan penulis kuasai, tidak ada salahnya jika
penulis menggunakannya untuk menyusun paragraf penutup!
c. Tetaplah untuk meminta saran atau kritik kepada teman penulis terhadap
paragraf penutup yang telah penulis buat!
5. Langkah 5 (Menulis) : Menyusun Paragraf Penutup5. Langkah 5 (Menulis) : Menyusun Paragraf Penutup
�. Langkah 6 (Pasca-Menulis) : Memperbaiki/Menyunting Tulisan�. Langkah 6 (Pasca-Menulis) : Memperbaiki/Menyunting Tulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SETELAH MAHASISWA MELIHAT LANGKAH-LANGKAH
MEMBUAT ESAI ARGUMENTATIF, PROF AKAN TUNJUKKAN CONTOH ESAI
SILAKAN MAHASISWA MEMBACA DAN MENGAMATI BENTUK
TULISAN ESAI INI.
57
CONTOH ESAI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
KETIKA ANNINDA MENYAPA SISWA
Siska Yuniati
MTs Negeri Giriloyo
Ada yang mengatakan bahwa jika anak memiliki sensitivitas
lebih maka nilai kesusastraannya pun akan tinggi. Mungkin itu terdengar
aneh, tetapi ternyata itu benar. Kesusastraan adalah membaca suasana
dalam bacaan dan merasakan apa yang terjadi di dalamnya. Dengan kata
lain, membaca sastra merupakan kegiatan mendengar seruan si penulis
dan memahami perasaan si penulis. Otomatis kita juga harus dapat
memahami tokohnya (Hee Seok, 2013).
/1/
Paragraf tersebut ada di halaman 116 tulisan Han Hee Seok yang
berjudul Parent With No Property. Han Hee Soek, seorang ayah miskin di
Korea Selatan, menginginkan anak-anaknya mempunyai sayap untuk
terbang guna menggapai impiannya. Banyak hal yang ia lakukan untuk
kemajuan belajar anak-anaknya di tengah himpitan ekonomi. Ia
memperhatikan, menganalisis, serta membuat simpulan bagaimana
belajar Bahasa Inggris, matematika, serta mata pelajaran lainnya. Satu
hal yang tidak ia tinggalkan adalah meminta anak-anaknya untuk
membaca karya sastra.
Hal itu dilakukan dengan berbagai alasan, di antaranya agar anak-
anaknya dapat memetic pengetahuan dari karya sastra yang dibaca serta
dapat meningkatkan pengalaman membaca. Di samping itu, ia berharap
anak-anaknya akan mempunyai sensitivitas untuk merasakan perasaan
orang lain sehingga dapat menjalin hubungan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tentu saja Geoul, putri sulungnya tidak serta merta tertarik ketika
Han Hee Seok menyodorkan 20 novel kepadanya menjelang masuk
SMA. Han Hee Seok tidak kehabisan akal, dia membacakan beberapa
paragraph sebuah novel untuk putrinya. Dengan cara itu, lama-lama
Geoul pun tertarik untuk membacanya.
Kisah demikian tentu saja jarang kita jumpai. Tidak semua orang
tua begitu peduli akan perkembangan karakter anaknya dengan
mencarikan referensi karya sastra untuk dibaca. Tidak banyak pula anak
yang mau membaca puluhan novel ketika liburan sekolah tiba. Lantas
bacaan seperti apa yang bisa diberikan kepada anak agar mereka terbiasa
menyantap karya sastra dalam kehidupan sehari-hari? Jika novel
dianggap “berat” sebagai tahap awal perkenalan anak dengan karya
sastra, cerpen dapat dijadikan alternatif. Alasannya, karena cerpen lebih
pendek dibandingkan novel dan permasalahan yang disajikan tunggal
sehingga lebih mudah dipahami.
/2/
Majalah Anninda adalah majalah dwimingguan untuk remaja yang
sebagian besar rubriknya berupa cerpen. Majalah ini merupakan majalah
keluarga Islam, kemudian berganti format menjadi majalah remaja
muslim. Baru pada akhirnya fokus pada majalah “literasi” untuk remaja.
Di antara majalah Gadis, Anita, dan Aneka Yess!, majalah Anninda
tampak lebih luwes menyapa siswa. Bagaimana Anninda menyapa
siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Pertama, Anninda mempunyai tampilan yang lebih kecil
daripada majalah remaja pada umumnya. Anninda berukuran 15,5 cm x
24 cm dan lebih tipis sehingga lebih mudah untuk dimasukkan ke dalam
tas sekolah. Kedua, penampilan Anninda yang ala kadarnya (tidak
menggunakan kertas tebal dan berwarna) membuat Anninda lebih
murah dibandingkan majalah remaja yang lain. Ketiga, rubrikasi
Anninda beragam. Dengan tebal 64 halaman, Anninda mempunyai 24
rubrik. Dari sekian banyak rubrik di Anninda, rubrik cerpen mencapai 8
rubrik. Rubrik-rubrik cerpen tersebut menghadirkan cerpen dengan
karakteristik masing-masing. Keempat, Bahasa yang digunakan
mudah diterima remaja. Majalah Anninda dengan motonya “Sahabat
Remaja Berbagi Cerita” berusaha menyajikan cerita dengan Bahasa
yang renyah. Cerita yang diangkat juga seputar kehidupan remaja
sehingga terasa ringan dan dapat diterima dengan baik. Kelima,
majalah Anninda mendekatkan pembacanya dengan sastra. Keenam,
Anninda dapat dijadikan sumber belajar sastra.
Membaca karya sastra bukanlah hal yang penting. Akan tetapi,
banyak hal penting dapat diperoleh dari membaca karya sastra. Oleh
karena itu, menjadi orang tua seperti Han Hee Seok sepatutnya diikuti.
Orang tua yang meminta anak-anaknya membaca karya sastra di sela-
sela kesibukan mereka mengasah kemampuan akademik untuk masa
depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Daftar Pustaka
Hee-Seok, Han. 2013. Parent With No Property. Yogyakarta: B-First.
(Sumber: Setiyanto, Edi. Ed. 2016. Literasi, Pendidikan, dan Karakter: Cecang Putus, Tiang Tembuk (Antologi Esai Pemenang dan Delapan Karya Pilihan Lomba Menulis Kebahasaan dan Kesastraan bagi Guru Bahasa Indonesia SLTP/SLTA DIY. Yogyakarta:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan pengubahan sesuai kebutuhan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Kenduri sebagai Budaya
Bukan sebagai Ritual Agama
F.X. Suryanto
SMP Negeri 2 Tanjungsari, Gunungkidul
Sewaktu penulis masih anak-anak, tahun 70-an, penulis merasa
gembira saat bapak pulang dari kenduri (di tempat penulis disebut
kenduren). Biasanya bapak membawa sarang (wadah terbuat dari daun
kelapa yang dianyam) berisi nasi berserta kelengkapannya. Ada empat
macam nasi, yaitu nasi putih biasa, sega gurih, (nasi uduk), sega golong
(nasi yang dibuat bulatan dan dibungkus daun pisang), dan nasi ketan
yaitu nasi dari beras ketan. Nasi uduk ditempatkan di daun pisang yang
terpisah dengan nasi yang lain. Nasi ketan ditempatkan di daun pisang
yang dibuat seperti mangkuk kecil. Banyaknya nasi uduk dan nasi ketan
relative tidak seberapa. Banyak nasi golong sepadan dengan takaran
orang dewasa makan. Nasi putih biasa jumlahnya bisa untuk dimakan
kami sekeluarga dalam sekali atau dua kali makan.
Selain nasi ada berbagai macam sayuran: sayur keluwih, sayur
kentang dan tempe, dan sayur buah pepaya. Semua sayur ini juga serba
sedikit. Apabila dimakan orang dewasa, habis untuk sekali makan.
Selain nasi dan sayuran, ada beberapa gorengan, kerupuk, rempeyek,
pethek (rempeyek ikan asin), tempe yang diiris-iris kemudian digoreng,
serundeng, dan kelapa yang dicincang kemudian digoreng. Ada sambel
gempleng (di tempat lain penulis tidak tidak tahu namanya). Makanan
ini terbuat dari kedelai yang digoreng dengan cabai. Juga ada kolak dan
apem. Tidak ketinggalan ada jajanan pasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Bentuk makanan sebelum dibawa pulang oleh peserta kenduri
sedikit berbeda. Nasi putih sebenarnya berasal dari dua bentuk
makanan, yaitu tumpeng dan beberapa ambeng. Tumpeng merupakan
nasi putih yang dibenuk kerucut. Dalam tradisi kenduri di tempat
penulis, tumpeng melambangkan Gunung Mahameru, gunung tertinggi
di Pulau Jawa, melambangkan tempat umat manusia menyembah Sag
Khalik. Ada berbagai macam tumpeng yang biasa dibuat, bergantung
pada jenis selamatan. Ada tumpeng robyong, tumpeng pungkur, dan
tumpeng punar.
Ada berbagai tujuan orang mengadakan kenduri. Orang Jawa
mengatakan sebagai acara slametan (selamatan). Ada yang mengadakan
kenduri sebagai peringatan orang meniggal. Ada yang mengadakan
kenduri untuk acara pernikahan, upacara syukur, kelahiran anak, dan
sebagainya. Selain itu, ada kenduri yang berhubungan dengan hari atau
bulan Jawa. Misalnya, kenduri yang diadakan pada bulan Sura disebut
“kenduri suran”, kenduri pada bulan Sapar disebut “saparan”, kenduri
pada bulan Ruwah disebut “ruwahan”.
Di beberapa tempat, masyarakat sudah mengubah bentuk kenduri.
Ada yang mengubah kenduri dengan mengganti makanan menjadi
buah-buahan, dengan daging ayam matang utuh satu ekor, atau bentuk-
bentuk makanan lain yang siap disantap. Ada pula yang mengganti
dengan bahan mentah: beras setengah kilogram, telur dua sampai lima
butir, mi instan dua sampai lima bungkus, minyak goreng seperempat
liter, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Namun, ada juga masyarakat yang benar-benar meninggalkan
kenduri. Masyarakat yang meninggalkan kenduri ini tidak pernah
mengadakan kenduri dan bila mendapatkan undangan kenduri juga
tidak menghadirinya.
Kenduri yang digantikan dengan makanan lain, misalnya buah,
bahan mentah, roti, dan sebagainya merupakan bentuk kepraktisan.
Orang tidak mau repot dengan berbagai aturan yang berlaku dalam
tradisi kenduri. Kenduri dengan bentuk makanan atau bahan mentah
seperti telah disebutkan dirasa bermanfaat dibandingkan dengan
bentuk yang konvensional.
(Sumber: Setiyanto, Edi. Ed. 2016. Literasi, Pendidikan, dan Karakter: Cecang Putus, Tiang Tembuk (Antologi Esai Pemenang dan Delapan Karya Pilihan Lomba Menulis Kebahasaan dan Kesastraan bagi Guru Bahasa Indonesia SLTP/SLTA DIY. Yogyakarta:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan pengubahan sesuai kebutuhan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Memberdayakan Resensi, Menumbuhkan Minat Baca
Nelly Saraswati
MTs Negeri Babadan Baru
Firman Allah swt. yang pertama kali diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw adalah Iqra (bacalah). Penafsiran tentang kata
membaca sangat luas: membaca fenomena alam, sosial, politik, dan
sebagainya. Terlepas dari luasmya makna membaca, makna membaca
dalam arti mengeja tulisan, tetaplah penting. Membaca berarti melihat
tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis
(Purwadarminto 2007:75). Allahlah yang langsung memerintahkan
umat manusia untuk membaca. Itu berarti, perintah membaca memang
diperuntukkan bagi kemaslahatan hidup manusia itu sendiri. Tak ada
perintah Allah sia-sia untuk hamba-Nya.
Secara umum, minat baca masyarakat Indonesia masih rendah.
Data statistik UNESCO yang dilansir tahun 2012 menunjukkan bahwa
indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Itu berarti, dari
tiap 1000 penduduk Indonesia, rata-rata hanya satu orang yang memiliki
minat baca.
Data tentang minat membaca buku tak kalah memprihatinkan.
Taufik Ismail pernah membandingkan budaya baca di kalangan pelajar
saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Dari survey yang dilakukan di beberapa negara sedunia, Taufik
menyebutkan bahwa rata-rata lulusan SMA per tahun di Jerman
membaca 32 judul buku, di Belanda 30 buku, Rusia 12 buku, Jepang 15
buku, Singapura 6 buku, Brunai 7 buku, sedangkan Indonesia 0 buku.
Sungguh miris, dalam satu tahun, rata-rata pelajar belum tentu
menamatkan bacaan satu buku. Dalam kondisi demikian, wajarlah jika
Taufik Ismail menyebut anak kita mengalami “rabun membaca dan
lumpuh menulis”. Alih-alih buku (sastra) yang dipegangnya, justru
mereka lebih bangga menentang handphone, gadget, i-pad, serta
mengakses Facebook, Tweeter, dan Skype (Sudaryanto, 2015:3)
Dari budaya lisan, masyarakat mengalami loncatan budaya
menjadi budaya menonton. Hal itu semakin didukung masifnya
konsumsi perangkat elektronik. Data statistik BPS tahun 2012
menunjukkan fakta yang tak kalah mencengangkan. Sebanyak 91,68%
penduduk di atas 10 tahun menyukain menonton televisi, 17,66%
menyukai membaca surat kabar, buku, atau majalah.
Kekurangminatan membaca di sekolah hingga kini masih
berlangsung. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkannya.
Program wajib kunjungnan perpustakaan misalnya. Tanggal 14
September telah ditetapkan sebagai Hari Kunjungan Perpustakaan dan
bulan September dicanangkan sebagai Bulan Gemar Membaca sejak
tahun 1995 oleh Presiden Soekarno.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Selaras dengan itu, berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 21
tahun 2015, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan
setiap anak didik untuk membaca buku sebelum memulai jam pelajaran.
Jenis buku yang dibaca bebas, asalkan mengandung muatan budi
pekerti. Jenis bacaan yang paling diutamakan ialah buku dongeng. Buku
dongeng bersifat menghibur dan mendidik sehingga bisa dibaca oleh
semua kalangan usia, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Buku dan hasil resensi disepakati untuk dijadikan koleksi
perpustakaan sekolahan. Buku dan resensi tersebut sangat bermanfaat
dan perlu dikembangkan pada pembaca. Manfaat yang dapat dipetik di
antaranya memotivasi anak untuk beramal, membuat karya, dan
memilih buku terbaik. Menurut pengamatan penulis, penambahan
koleksi buku melalui kegiatan resensi menjadi salah satu solusi
kurangnya buku di perpustakaan. Jika hibah buku resensi sudah
membudaya, sekolah dapat memprogramkan penulisan resensi setiap
tahun dengan tema yang divariasikan. Misalnya, tahun ini tema agama,
tahun berikutnya tema sosial, tahun berikutnya tema yang lain. Dengan
demikian, penumpukan buku yang sama dapat terhindarkan. Dapat
disimulasikan bahwa jika setiap tahun koleksi perpustakaan bertambah
puluhan atau ratusan eksemplar buku dari anak didik, dalam kurun
waktu beberapa tahun saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Pembelajaran resensi di sekolah secara kreatif, dapat untuk solusi
mengubah budaya lisan dan tontonan menjadi budaya baca dan tulis
anak didik. Selain itu, pengibahan buku resensi ke perpustakaan
menjadi alternatif penambahan koleksi perpustakaan yang berimbas
pada peningkatan jumlah pembaca. Oleh karena itu, penulisan resensi di
media massa maupun sekolah perlu dikembangkan karena dapat
menyuburkan aktivitas baca dan tulis masyarakat secara umum, dan
pelajar secara khusus.
(Sumber: Setiyanto, Edi. Ed. 2016. Literasi, Pendidikan, dan Karakter: Cecang Putus, Tiang Tembuk (Antologi Esai Pemenang dan Delapan Karya Pilihan Lomba Menulis Kebahasaan dan Kesastraan bagi Guru Bahasa Indonesia SLTP/SLTA DIY. Yogyakarta:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan pengubahan sesuai kebutuhan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MASA DEPAN YANG KITA INGINKAN UNTUK INDONESIA: NAWA CITA DIMULAI
DARI ANAK-ANAKOleh : UNICEF INDONESIA
"Saat ini kita harus bergerak […] dari konsumsi ke investasi: Investasi pada infrastruktur, investasi pada industri, namun yang lebih penting lagi investasi pada sumber daya manusia, sumber daya paling berharga di abad ke-21” President Joko Widodo
Jika terlahir hari ini di pemukiman kumuh Bantar
Gebang, Jakarta, Budi dapat mencapai usia 5 tahun dengan
sehat pada tahun 2020 dan menjadi murid sekolah menengah
atas yang berhasil pada tahun 2030. Grace, seorang anak
perempuan di pedalaman Papua yang berusia 13 tahun hari ini
dan lulus sekolah menengah atas pada tahun 2020, bisa
memimpin sebuah perusahaan teknologi ramah lingkungan
pada tahun 2030, dan suatu saat akan menjadi pemimpin
negara.
Ini bisa menjadi masa depan banyak anak-anak di
Indonesia sebegai negara yang sejahtera dan berpenghasilan
negara berpenghasilan tinggi di tahun 2030. Realita seperti ini
akan melahirkan wiraswastawan, dokter, insinyur, guru,
CEO, pemimpin agama dan pekerja sosial di Indonesia.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Namun berdasarkan realita yang ada, kemungkinan
hal itu terwujud pada Budi dan Grace bisa sangat jauh berbeda
dari gambaran di atas. Keduanya terlahir dari orangtua yang
miskin dengan peluang yang rendah untuk keluar dari
kemiskinan. Kemungkinan Budi meninggal sebelum berusia
5 tahun adalah satu dibanding dua puluh lima. Ia memiliki
risiko satu berbanding tiga untuk mengalami hambatan
pertumbuhan (pendek atau stunting), kondisi yang suatu saat
akan mempengaruhi kapasitas otak, keahlian dan prospek
penghasilannya di masa depan. Kemungkinan Grace menikah
sebelum usia 18 tahun adalah satu dibanding enam, yang
kemudian akan menyebabkan ia berhenti sekolah dan menjadi
seorang ibu di masa remajanya. Terpaparnya kedua anak
tersebut dengan kemiskinan, malnutrisi, kesehatan yang
buruk, kualitas pendidikan yang rendah dan kekerasan akan
berakibat pada buruknya pertumbuhan tubuh dan otak mereka
yang kemudian berdampak pula pada ekonomi Indonesia
sekarang dan di masa depan. Dalam konteks peningkatan
ketidaksetaraan, semua faktor-faktor ini meningkatkan risiko
keterpinggiran mereka secara sosial dan bisa mengancam
stabilitas masyarakat Indonesia.
(Sumber:http://indonesiaunicef.blogspot.co.id/2016/05/masa-
depan-yang-kita-inginkan-untuk.html)
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PROF, KAMI SUDAH BELAJAR TENTANG ESAI... KAMI INGIN
MEMPERDALAM MATERI LAGI PROF, AGAR KAMI
LEBIH PAHAM..
BAIK, PROF. KARA AKAN MEMBERIKAN PENEGASAN DENGAN RANGKUMAN. NAH, SEKARANG
JAWABLAH SOAL LATIHAN YANG SUDAH PROF SIAPKAN KEMUDIAN
TULISLAH REFLEKSI ATAS PEMBELAJARAN BAB 2 INI!!!
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rangkuman 2rangkuman 2BAB 2
ESAI
1. Esai merupakan suatu karya tulis yang terdiri dari beberapa paragraf serta berisi argumen yang mengangkat suatu topik.
2. Esai dapat berupa kritik yang lebih bersifat subjektif. Maksudnya, hal yang dikemukakan dalam esai merupakan pendapat pribadi penulisnya. Namun, dalam penulisan esai untuk karya ilmiah murni, penulis sedapat mungkin harus bersifat objektif. Jadi hal yang ditulis benar-benar masuk akal dan ditulis sesuai dengan fakta serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3. Isi sebuah esai dapat berupa analisis, penafsiran, dan uraian, sedangkan mengenai gaya dan metode esai ada penalaran yang menyatakan bebas dan ada pula yang menyatakan teratur.
4. Penalaran esai dapat dibagi menjadi dua model, (1) model penalaran vertikal, yaitu memusatkan perhatian dan mengesampingkan sesuatu yang tidak relevan, dan (2) penalaran lateral, yaitu membukakan perhatian dan menerima semua kemungkinan dan pengaruh terhadap topik .yang diangkat.
5. Esai dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu (1) esai deskriptif, (2) esai naratif, (3) esai ekspositori, (4) esai persuasif, dan (5) esai dokumentatif.
6. Struktur esai yang baik terdiri dari tiga bagian, yaitu (1) satu paragraf pendahuluan, (2) beberapa paragraf pengembang, dan (3) satu paragraf penyimpul.
7. Langkah-langkah membuat esai adalah sebagai berikut, (1) menentukan tema atau topik, (2) membuat garis besar tulisan, (3) menuliskan pendapat dengan kalimat yang singkat dan jelas, (4) memulai untuk menulis tubuh esai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas, (5) membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan, (6) membuat kesimpulan, dan (7) merevisi esai dalam hal isi, struktur, dan kaidah kebahasaan.
BAB 2 ESAI
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
BAB 2 ESAI
BAB 2 ESAI
UJI FORMATIF 2UJI FORMATIF 2
1. Esai merupakan suatu tulisan seperti dikutip di bawah ini, kecuali.... a. Tulisan pendek yang biasanya berisi penilaian atau opini penulis tentang
subjek tetentu. b. Salah satu bentuk karya tulis yang mendeskripsikan pendapat penulis
tentang topik (subjek) tertentu. c. Komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang
subjek tertentu. d. Tulisan yang terdiri atas sebuah paragaraf yang membicarakan suatu topik
dari sudut pandang penulis.
2. Isi sebuah esai dapat berupa... a. Kritik, cacian, uarian c. Penafsiran, asumsi, fiktif b. Analisis, penafsiran, dan uraian d. Uraian, observasi, imajinasi
3. Esai dapat dikategorikan menjadi dua jenis esai yaitu... a. Esai sekunder dan esai primer c. Esai lateral dan esai horisontal b. Esai ilmiah dan esai sastra d. Esai logika dan esai lateral
4. Bagian struktur esai yang memuat tesis adalah bagian paragraf... a. Konklusi c. Pengembang b. Pengdahuluan atau pengantar d. Penyimpul
5. Berikut bagian dari struktur esai antara lain, kecuali... a. Paragraf pengembang c. Paragraf sanggahan b. Paragraf penyimpul d. Paragraf pengantar
73
Pilihlah jawaban yang benar berdasarkan pertanyaan di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
BAB 2 ESAI
BAB 2 ESAI
UJI FORMATIF 2UJI FORMATIF 2
6. Bacalah cuplikan esai di bawah ini kemudian jawablah soal nomor 6-7!Berbicara dengan Lancar dan Meyakinkan
(1)Berbicara di depan banyak orang memang bukan hal yang mudah. (2) Apalagi bagi Anda yang baru pertama kali tampil di hadapan banyak orang. (3) Ada banyak faktor yang membuat Anda grogi ketika melakukan hal ini, tetapi hal itu dapat disiasati dengan langkah-langkah berikut.
(4) Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah lawan rasa malu Anda. (5) Rasa malu dapat bersumber dari apa saja, dari faktor dalam diri (sifat) ataupun faktor luar (penampilan). (6) Jika rasa malu bersumber dari penampilan, misalnya pakaian atau rambut, segeralah perbaiki, lalu mulailah maju ke depan. (7).......................................................................................................................... (Kompas, 28 Oktober 2008 dengan pengurangan)
Tunjukkan secara berurutan kalimat/pernyataan umum, sebuah kalimat tesis, dan kalimat topik penjabaran tesis esai berada pada nomor...
a. 4, 5 dan 6 c. 2 , 3 dan 4 b. 5,6, dan 7 d. 1, 3 dan 4
7. Kalimat yang sesuai untuk melengkapi kalimat yang rumpang adalah... a. Sembilan puluh sembilan persen kesuksesan berbicara di depan banyak
orang adalah dengan melawan rasa malu. b. Tak ada salahnya membuat catatan kecil sebagai panduan pembicaraan. c. Dengan demikian, suasana tegang dapat mencair dan mempermudah
Anda. d. Jangan lupa berdoa agar Anda dapat berbicara di depan banyak orang
dengan lancar.
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
BAB 2 ESAI
BAB 2 ESAI
UJI FORMATIF 2UJI FORMATIF 2
8. Langkah-langkah membuat esai antara lain, kecuali... a. Penulis memulai untuk menulis tubuh esai dengan memilah poin-poin
penting yang akan dibahas b. Penulis membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan dibahas. c. Penulis menuliskan inti pendapatnya dengan kalimat yang panjang lebar
serta langsung menyimpulkannya. d. Penulis menentukan tema atau topik.
9. Isi paragraf penyimpul adalah, kecuali... a. Ringkasan masalah utama b. Pendapat para pakar c. Pernyataan kembali kalimat tesis dengan menggunakan kata-kata lain d. Komentar akhir tentang pokok bahasan.
10. Pengembangan paragraf dalam batang tubuh suatu esai bisa dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu...
a. Kronologis, uraian berdasarkan derajat kepentingan, perbadingan, dan contoh
b. Kesetaraan, berpikir kritis, objektif penulis. c. Kombinasi uraian derajat opini dengan berpikir kritis d. Contoh, kesetaraan, dan opini publik.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
REFLEKSI 2REFLEKSI 2BAB 2
ESAI
BAB 2 ESAI
76
1. Apakah Anda sudah menguasai materi tentang menulis esai dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis esai? Tuliskan pemahaman yang Anda dapatkan dalam kolom di bawah ini!
2. Apa manfaat dari pembelajaran yang telah Anda dapatkan?
Ambillah sikap hening, kemudian refleksikanlah materi yang telah Anda dapatkan! Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pemahaman Anda!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
REFLEKSI 2REFLEKSI 2BAB 2
ESAI
BAB 2 ESAI
77
3. Apa saja nilai-nilai kehidupan yang Anda dapatkan setelah mempelajari materi ini?
4. Bagaimana peran Anda terhadap orang yang belum dapat menuliskan esai dengan baik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
AKSI 2AKSI 2BAB 2
ESAI
BAB 2 ESAI
78
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kemampuan Anda!
1. Buatlah esai yang berkaitan dengan bidang ilmu Anda kemudian identifikasilah tulisan Anda berdasarkan jenis dan struktur tulisan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
AKSI 2AKSI 2BAB 2
ESAI
BAB 2 ESAI
79
2. Tukarkanlah hasil tulisan esai Anda kepada seorang teman kemudian bacalah esai yang telah dibuat oleh temanmu! Berilah masukan yang membangun dan tulislah perbandingan kelebihan serta kekurangan dengan esai yang telah Anda buat!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
EVALUASI 2BAB 2
ESAI
BAB 2 ESAI
80
EVALUASI 2
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kemampuan Anda!
1. Identifikasilah esai berikut berdasarkan jenis dan strukturnya!
Mewaspadai Kista Ovarium
Kista merupakan benjolan menyerupai kantung berisi cairan uda atau nanah yang ada di indung telur. Kista ovarium terdiri atas kista fungsional, kista dermoid, kista cokelat, dan kista denoma. Keempatnya memiliki perbedaan dalam hal kemunculannya.
Kista yang sering mengecil sendiri seiring dengan membaiknya keimbangan hormonal adalah kista fungsional. Kista jenis ini timbul tanpa gejala. Lain halnya dengan kista dermoid yang dapat terjadi pada kedua indung telur. Kista ini muncul karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi berubah wujud, seperti rambut, tulang, atau lemak. Jenis kista dermoid ini dapat menimbulkan rasa sakit bila terpuntir atau pecah.
Lain lagi dengan kista cokelat (endometriosis). Kista ini terjadi karena lapisan dalam Rahim yang biasanya terlepas sewaktu haid melekat pada dinding luar indung telur. Akibatnya, terjadi penumpukan darah haid secara terus menerus.
Adapun kista denoma berasal dari pembungkus indung telur yang tumbuh menjadi kista. Kista ini dapat menyerang indung telur kanan dan kiri serta menyebabkan inkontinensia. Kista ini mudah menjadi ganas pada usia di atas 45 tahun atau kurang dari 20 tahun.
Gejala penyakit kista dapat menyerang tua dan muda. Karena itu, jika ada gejala yang lain dari biasanya, jangan menunda untuk segera memeriksakan diri ke dokter sebelum menimbulkan masalah serius. (Kontan 21 Desember 2010, dengan pengubahan dan penambahan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
2. Buatlah tiga kerangka esai dengan topik sesuai dengan bidang kajian Anda!
3. Kembangkan kerangka esai di bawah ini menjadi sebuah esai yang utuh! Berikan pula judul yang menarik!
Topik : Pendidikan masyarakat marginal Gagasan pokok : Tingkat kecerdasan masyarakat marginal Gagasan pendukung : a. Ketertarikan anak daerah marginal terhadap pendidikan b. Ketertarikan guru untuk mengajar di daerah marginal c. Dukungan orang tua terhadap pendidikan anak
EVALUASI 2BAB 2
ESAI
BAB 2 ESAI
81
EVALUASI 2PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SETELAH MEMPELAJARI MATERI PADA BAB 3 INI, MAHASISWA DIHARAPKAN MAMPU MENJELASKAN HAKIKAT ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN,
MENGANALISIS ELEMEN ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN, DAN MAMPU MENERAPKAN
STRUKTUR ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
BAB 3BAB 3
ESAI argumentatif
ESAI argumentatif
82
sumber: clker.com
MAHASISWA JUGA DIHARAPKAN MAMPU MENGUKUR KADAR KETAJAMAN ESAI
ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN DAN MAMPU MENULIS ESAI MENGGUNAKAN
POLA PENGEMBANGAN ESAI ARGUMENTATIF MENURUT LOGIKA TOULMIN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
JANGAN BEGITU RISS.. KAMU HARUS TETAP SEMANGAT!!
TIK, AKU SUDAH TAU ARGUMENTASI DAN ESAI. TAPI AKU BINGUNG KALAU ESAI ARGUMENTATIF ITU
APAAAA??????
EMMMM.... MUNGKIN GABUNGAN KEDUANYA???
TIK AKU KOK MULAI MALAS BELAJAR YAA...
ESAI argumentatif
ESAI argumentatif
????
83
AKU MENGUTIP KATA MUTIARA DARI ANDY IWANISWANTO YANG BERBUNYI ORANG TUA BAHAGIA
BUKAN KARENA KAMU BERI JANJI, TETAPI KARENA KAMU BERANI
TUNJUKAN PRESTASI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
YUKK KITA LIHAT PETA KONSEP BAB INI
AYOKKK!!!!
ESAI ARGUMENTATIF
MENURUT LOGIKA
ESAI ARGUMENTATIF
MENURUT LOGIKA
HAKIKATHAKIKAT
ELEMENELEMEN
STRUKTURSTRUKTUR
POLAPOLA
KADAR KETAJAMAN ARGUMEN
KADAR KETAJAMAN ARGUMEN
KLAIMKLAIM
DATADATA
JAMINAN
DUKUNGAN JAMINANDUKUNGAN JAMINAN
MODALITASMODALITAS
SANGGAHANSANGGAHAN
PENGANTARPENGANTAR
TESISTESIS
TUBUHTUBUH
KESIMPULANKESIMPULAN
C-GC-G
C-G-WC-G-W
C-G-W-BC-G-W-B
C-G-W-B-MC-G-W-B-M
C-G-W-B-M-RC-G-W-B-M-R
JAMINAN
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KITA AKAN BELAJAR ESAI ARGUMENTATIF MENURUT
TOULMIN NIHH TEMAN-TEMAN...
IYAA, KITA TUNGGU PROF. KARA DATANG
DAHULU.
SELAMAT PAGI PARA MAHASISWA, HARI INI KITA AKAN BELAJAR BERSAMA TENTANG ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN.
SILAKAN PARA MAHASISWA MEMBENTUK KELOMPOK KEMUDIAN MENCARI MATERI
TENTANG ESAI MENURUT TOUMIN, ELEMEN DAN STRUKTUR ESAI ARGUMENTATIF.
SILAKAN DIBUAT DALAM BENTUK POWER POINT SEHINGGA NANTI BISA
DIPRESENTASIKAN.
AYOK TEMAN-TEMAN KITA KERJAKAN
BERSAMA!!
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ESAI ARGUMENTATIF
MENURUT TOULMIN
OLEH :
HARISTIKADONA
ESAI ARGUMENTATIF
MENURUT TOULMIN
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SIAPAKAH TOULMIN ??????
Stephen Toulmin, seorang filsuf Inggris yang
mengembangkan pendekatan praktis untuk
menganalisis logika argumen sehari-hari. Beliau adalah
seorang filsuf dan pendidik yang mengabdikan
karirnya untuk mengembangkan analisis penalaran
moral. Pendekatannya melibatkan identifikasi dan
pemisahan berbagai komponen argumen ke dalam
urutan tertentu sehingga dapat dinilai. Model dan
kosakata spesifik yang dilakukan Toulmin akan
diuraikan sesuai kebutuhan. Salah satu cara untuk memastikan keabsahan argumen adalah dengan mengujinya
menggunakan metode yang diciptakan oleh Stephen Toulmin ini. Metode ini didesain
supaya dapat menilai keabsahan argumen dimanapun dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, metode ini juga dapat dipakai untuk menentukan sejauh mana keabsahan
argumen yang dibuat oleh diri sendiri.87
SIAPAKAH TOULMIN ??????
sumber: kikinoffitri.co.id
sumber: wikipedia.org
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Toulmin mengklasifikasikan enam elemen penting dalam sebuah argumen. Tiga
elemen yang terpenting adalah klaim (claim), dasar argumen (grounds), dan
pendukung (warrants). Klaim adalah argumen yang akan ditegaskan atau ajukan; yang
termasuk dasar argumen adalah bukti-bukti yang mendukung klaim. Sedangkan
pendukung adalah serangkaian alasan yang menjamin sebuah bukti dapat mendukung
klaim yang diajukan. Dari ketiganya, pendukung adalah aspek argumen yang paling
"genting" karena di dalamnya terkandung banyak keyakinan dan asumsi yang dapat
atau tidak dapat dinyatakan secara eksplisit.
CLAIM
GROUNDS
WARRANTS
Ketiga elemen Toulmin selanjutnya adalah dukungan penjamin (backing), modalitas (modals qualifier), dan sanggahan (rebuttals) Dukungan penjamin berisi kalimat yang mendukung jaminan. Modalitas berisi kalimat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kekuatan klaim. Sanggahan berisi kalimat yang mengandung klaim-klaim lain atau dapat sebagai bahan yang memancing perdebatan sehingga penulis dapat mengantisipasi terlebih dahulu (Institute for Writing and Rhetoric, 2014). Oleh karena itu setiap tubuh paragraf harus dimulai dengan sebuah alasan kemudian penulis dapat mendukungnya dengan bukti, surat perintah, serta dukungan yang menghubungkan alasan kembali ke klaim dan mengembangkannya.
BACKING
MODALS QUALIFIER
REBUTTALS
KLAIM
DATA
JAMINAN
DUKUNGAN
MODALITAS
SANGGAHAN
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KLAIM
Klaim merupakan pendapat atau pandangan tentang suatu hal yang ingin disampaikan penulis. Klaim dapat juga berisi pokok permasalahan, tesis, dan ide pengontrolan. Klaim dapat langsung dituliskan (biasanya pada bagian pertama dari teks, tapi kadang-kadang pada akhirnya, terutama untuk efek) atau klaim tersebut mungkin tersirat. Klaim dapat ditemukan dengan mengajukan pertanyaan, "Apa yang ingin dibuktikan oleh penulis?" (Intel Corporation, 2006). Selain itu, untuk membantu mencari atau menganalisis sebuah klaim, Toulmin, et al (1979) menjelaskan bahwa penulis dapat mengajukan pertanyaan, “Apa yang menjadi pernyataan posisi Anda? Di mana tepatnya Anda berdiri dari masalah ini?”. Pertanyaan tersebut dapat membantu pembaca mengetahui keberadaan kalimat yang menjadi pokok pendapat penulis.
KLAIM
ELEMEN DALAM LOGIKA
TOULMIN
ELEMEN DALAM LOGIKA
TOULMIN
MODALITAS
KLAIM JAMINAN
DUKUNGAN
SANGGAHAN
DATA
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Istilah klaim memiliki banyak arti, tetapi dalam hal ini hanya difokuskan pada
klaim dalam berargumen. Maka ada tiga hal yang terkait dengan istilah klaim, yaitu:
a. Klaim sebagai dasar untuk menarik perhatian khalayak umum agar dapat
menerima argumen dan klaim tersebut relevan dengan fakta (data/ground).
b. Aturan umum, hukum atau prinsip-prinsip (jaminan/warrant) digunakan
untuk menunjukkan bahwa fakta-fakta yang relevan dengan klaim.
c. Bagaimana mencari data yang mendukung klaim baru lebih baik daripada
mencari klaim alternatif atau klaim saingan.
Dalam bentuknya yang paling sederhana, sebuah argumen terdiri dari sebuah
klaim (C), yang merupakan kesimpulan yang harus ditetapkan oleh argumen
tersebut. Klaim-klaim ini, dengan sendirinya, tidak memiliki dukungan beralasan
untuk menentukan apakah mereka benar atau salah meskipun fakta bahwa itu
benar atau salah.
Klaim dapat diartikan sebagai pernyataan tegas yang diletakkan di awal dan dapat diterima secara umum dengan maksud mendasari sebuah pemikiran yang dapat ditunjukkan dengan baik, sehingga sesuatu yang belum diketahui menjadi sesuatu yang data diterima (Toulmin, et al, 1979:29). Berdasarkan hal tersebut keberadaan klaim sangat penting untuk memperlihatkan posisi diri penulis dan kebenaran suatu pendapat tersebut. Hal ini didukung dengan pendapat Rani, dkk. (2006: 41) Klaim dapat disebut sebagai elemen pertama yang dapat diidentifikasikan di setiap argumen. Klaim merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh penulis dan dikemukakan kepada pembaca agar dapat diterima dengan alasan-alasan mendasar yang dapat ditunjukkan penulis. Pernyataan tersebut merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh penulis. Istilah klaim memiliki banyak arti, tetapi dalam hal ini hanya difokuskan pada klaim dalam berargumen.
90
KLAIM KLAIM PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain itu, penulis perlu mempertimbangkan pemarkah-pemarkah yang
menunjukkan makna generalisasi hendaknya dipertimbangkan benar-benar dengan
tersedianya fakta. Klaim yang dinyatakan secara jelas dan spesifik akan membantu
penulis untuk menemukan fakta yang cukup, tepat dan terpercaya. Demikian juga,
pemakaian kata-kata yang ambigu dalam merumuskan sebuah claim harus dihindari.
Contoh klaim tentang fakta:
a 1. Gudang ilmu adalah buku, semua informasi terdapat di sana. Buku adalah
tempatnya ilmu dan buku adalah makanan orang yang berilmu.
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2016:69)
b 1. AIDS merupakan salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh virus.
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/lingua/article/view/868)
Contoh tersebut menujukkan fakta karena sesuai dengan kenyataannya bahwa
buku merupakan salah satu sumber informasi dan penyakit AIDS disebabkan karena
virus. Jadi keduanya dapat menjadi klaim fakta.
Ada beberapa jenis klaim. Jenis klaim ini dibedakan menjadi beberapa macan karena untuk mempermudah dalam mengelompokkan posisi klaim agar pembaca mudah mengetahui pernyataan posisi penulis. Ada bermacam-macam klaim, Rottenberg (1988 : 24) membedakan 3 macam klaim yaitu: (1) klaim tentang fakta (claims of fact) ; (2) klaim tentang nilai (claims of value) ; dan (3) klaim tentang kebijakan (claims of policy). Berikut ini dijelaskan ketiga macam pernyataan posisi tersebut.
a. Klaim tentang Fakta (Claims of Fact)
Klaim tentang fakta menegaskan bahwa suatu kondisi telah ada, memang ada,
dan akan ada, serta hal-hal yang mendukungnya berisi informasi faktual.
Informasi faktual yang dimaksud dapat berupa data statistik, contoh-contoh,
dan kesaksian sumber-sumber yang dapat dipercaya.
Untuk mendukung suatu klaim tentang fakta, penulis memerlukan data yang
cukup dan tepat. Penulis harus mempertimbangkan hal-hal yang dapat
melemahkan suatu klaim dengan informasi-informasi faktual yang dikemukakan.
91
KLAIM KLAIM PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada umumnya bidang-bidang yang dapat dijangkau oleh argumentator
yang menyatakan klaim penilaian adalah bidang moral dan kesenian.
Contoh klaim tentang nilai:
a 2. Di Indonesia, kemerosotan moral diawali dengan lunturnya budi
pekerti dan nilai-nilai karakter seperti ditunjukkan oleh berbagai fakta.
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2016:21)
b 2 Korupsi memang sudah mendarah daging di negara ini.
(http://sastra.um.ac.id/wp-content/upload/2009/10/penalaran-dalam-
Karya-Tulis-Populer-Argumentatif-Dawud.pdf)
Contoh di atas termasuk klaim tentag nilai-nilai karena
menunjukkan perasaan atau praduga terhadap sesuatu misalnya budi
b. Klaim tentang Nilai (Claims of Value)
Klaim tentang nilai menegaskan bahwa argumentator berusaha
membuktikan apakah suatu tindakan itu benar atau salah, baik atau buruk,
apakah suatu keyakinan atau suatu kondisi itu adalah benar atau salah, baik
atau buruk, berguna atau tidak berguna, dan sebagainya. Jadi dalam hal ini,
argumentator membuar suatu keputusan yang menyangkut masalah-
masalah nilai.
Dalam bentuk yang sederhana klaim tentang nilai cenderung
menyatakan suatu perasaan atau praduga terhadap sesuatu hal, misalnya
perasaan suka atau tidak suka, atau praanggapan.
92
KLAIM KLAIM PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b 3. Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) oleh Puskesmas
sangat efektif untuk mengurangi kasus gizi buruk pada balita.
(http://respository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/18869/ik
m-okt2005-9%20%287%29.pdf?sequence=1isAllowed=y)
Contoh tersebut termasuk dalam klaim kebijakan hal tersebut
dikarenakan berisi kondisi contoh harus ada dalam suatu keadaan yang
bersumber pada kebijakan.
c. Klaim tentang Kebijakan (Claims of Policy)
Klaim tentang kebijakan menegaskan bahwa suatu kondisi tertentu
harus ada. Argumentator menekankan atau menganjurkan agar segera
dilakukan pengambilan kebijakan (keputusan) sebagai langkah pemecahan
terhadap permasalahan-permasalahan yang ada. Pada umumnya, klaim
tentang kebijakan ini menggunakan pemarkah "harus".
Contoh klaim tentang kebijakan:
a 3. Pada pasal 37 dinyatakan bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan
dalam menginformasikan produk barang atau jasa dari dalam
maupun luar negeri yang beredar di Indonesia.
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah
Istimewa Yogyakarta, 2016:93)
93
KLAIM KLAIM PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Klaim biasanya didukung oleh beberapa fakta atau pertimbangan lainnya.
Secara umum, hal tersebut dapat dianggap sebagai data (D). Data dapat berupa
pengamatan langsung, menarik literatur yang dipublikasikan atau bentuk informasi
positif atau negatif lainnya. Data ini juga bisa berisi bukti, data, argumen, atau
alasan. Bukti atau data dapat pula berupa contoh dari teks yang membantu
mendukung alasan. Bukti juga dapat berupa fakta, kutipan, parafrase, ringkasan, dan
bentuk data pendukung lainnya. Oleh karena itu, data dapat berupa segala hal yang
mampu membuktikan alasan penulis.
Data adalah alasan yang digunakan untuk mendukung klaim atau dapat
dikatakan sebagai dasar penyediaan informasi yang harus dimiliki oleh penulis. Hal
ini karena argumen dalam klaim dimaksudkan untuk meyakinkan orang lain tentang
kebenaran atau probabilitas suatu masalah. Penulis dapat mencari-cari pertanyaan
yang dapat muncul ketika pembaca membaca klaim. Kelanjutan informasi tersebut
yang akan disajikan dalam bentuk data sehingga data dapat menunjukkan kebenaran
klaim.
DATADATA
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Contoh :
a. Beberapa alasan dapat kita sebutkan. Pertama, buku selalu up to date.
Kedua, buku selalu kaya dengan imajinasi. Ketiga, membaca buku akan
menggerakkan kita untuk menulis. (data untuk mendukung klaim a1)
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2016:69)
b. Misalnya memudarnya sikap sopan santun, kurangnya kemampuan untuk
bekerja sama dengan orang lain, kurangnya kesediaan untuk menghargai
orang lain, lunturnya nasionalisme, melemahnya semangat juang, lunturnya
semangat untuk tolong-menolong, berkurangnya kejujuran, berkembangnya
perilaku korupsi di mana-mana. (data untuk mendukung klaim a2)
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2016:21)
DATADATA
95
c. Virus ini menyerang kekebalan tubuh manusia, biasanya orang yang
terjangkit penyakit AIDS tidak dapat diselamatkan. Terbukti di Indonesia
rata-rata penderita AIDS tidak tertolong. (data untuk mendukung b1)
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/lingua/article/view/868)
Contoh tersebut termasuk kedalam elemen data karena memuat bukti, data,
argumen, atau alasan. Data yang dimaksud dalam contoh tersebut dimaksudkan
untuk membuktikan suatu klaim. Data yang penulis muat juga sebagai alasan
atau bukti pernyataan suatu klaim diutarakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jaminan adalah jembatan yang menghubungkan bukti dengan alasannya. Jaminan
termasuk dalam pemikiran dan interpretasi penulis tentang rincian bukti dan nalar. Jaminan
dapat berupa alasan dan bukti klaim penulis yang memungkinkan atau meyakinkan pembaca
untuk menerima alasan klaim sebagai sesuatu yang valid. Jaminan juga dapat didasarkan
pada logos, ethos atau phatos, atau nilai yang diasumsikan akan dibagi dengan pembaca.
Jika data dan jaminan kuat maka kedudukan klaim juga menjadi kuat.
Pendukung antara data dan klaim adalah jaminan (W). Jaminan bertindak sebagai
jembatan antara klaim dan data. Penulis harus mengetahui bahwa jaminan sering dituliskan
secara tersirat atau dibiarkan tidak berdasar dalam argumen. Jaminan adalah pernyataan yang
menunjukkan cara umum dalam berargumen yang diaplikasikan dalam setiap kasus dan secara
implisit mengandalkan seseorang yang dapat dipercaya (Toulmin, et al, 1979:43). Berdasarkan
pendapat Toulmin tersebut jaminan juga dapat diartikan sebagai tulisan yang menggambarkan
kepercayaan dan nilai yang diterima secara umum, budaya atau masyarakat dalam memandang
sesuatu. Jaminan bersifat penting karena merupakan paduan gambaran pemikiran penulis dan
pembaca secara umum. Jaminan ini juga mampu memancing pembaca untuk berpartisipasi dalam
memunculkan argumen baru. Oleh karena itu, jaminan penting karena menyediakan dasar alasan
yang menghubungkan klaim dan dukungannya.
JAMINANJAMINAN
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Contoh :
a. Muttaqin (2015) mengajak kita menengok sejenak beberapa ulama terdahulu
yang sangat mencintai kebiasaan membaca. Tokoh pertama, sebut saja
Imam Jahidz. Beliau seorang sastrawan dan filosof muslim, meninggal
karena rak bukunya jatuh menimpa beliau yang sedang tenggelam dalam
membaca. Tokoh kedua, Imam Turmudzi RA, pemilik kitab hadis Sunan
Turmudzi yang menghabiskan umurnya untuk mengumpulkan hadis
Rasulullah SAW., sampai mata beliau buta karena kebanyakan membaca.
(jaminan untuk menjembatani a1)
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2016:67)
97
JAMINANJAMINAN
b. Herman Kertajaya dalam Handayani (2013: 238) mengemukakan bahwa
karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri
khas itu asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu. Ciri itu
juga menjadi “mesin” yang mendorog seseorang bertindak, bersikap,
berujar, dan merespon sesuatu. Orang yang memiliki karakter yang kuat
akan memiliki momentum untuk mencapai tujuan. Di sisi lain, orang yang
karakternya mudah goyah, akan lebih lambat untuk bergerak dan tidak bisa
menarik orang lain untuk bekerja sama dengannya. (jaminan untuk
menjembatani a2)
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2016:22)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dukungan penjamin adalah kalimat yang memuat dukungan untuk menguatkan
jaminan. Kalimat tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan validitas jaminan. Dukungan
penjamin berisi data tambahan, informasi atau argumen lain yang mendukung jaminan.
Dengan penggunaan dukungan penjamin yang lebih kuat, penulis menjadi lebih percaya diri
dalam hal validitas argumen dan pembaca pun akan lebih cenderung menerima klaim
tersebut. Hal tersebut dikuatkan dengan pendapat Rani, dkk. (2006:42), dukungan
penjamin merupakan elemen pelengkap untuk membenarkan dan mendukung jaminan yang
dikemukakan. Dalam hal ini, dukungan dapat berupa pengalaman yang diyakini pernyataan
para pakar, hasil penelitian, atau hasil wawancara.
Seseorang dimungkinkan akan mempertanyakan validitas jaminan tersebut. Untuk
menunjukkan validitas jaminan tersebut, diperlukan data tambahan, informasi atau argumen
lain yang mendukung dukungan terhadap jaminan yang penulis berikan. Dengan
penggunaan dukungan penjamin yang lebih kuat, penulis menjadi lebih percaya diri dalam hal
validitas argumen dan pembaca pun akan lebih cenderung menerima klaim tersebut. Penulis
dapat menggunakan interpretasi penulis dengan bukti lebih lanjut dari teks atau
penjelasan lebih lanjut tentang gagasan/pengetahuan penulis, dan sebagainya untuk
mengisi dukungan penjamin. Dukungan ini menjadi sangat penting karena tidak mudah
terselami atau dimengerti oleh pembaca.
DUKUNGAN PENJAMINDUKUNGAN PENJAMIN
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Ciri-ciri orang yang terkena penyakit AIDS adalah badan terasa lemas berlebihan.
Apabila terserang flu, selama satu minggu tidak kunjung sembuh, dll. Gejala-gejala
AIDS memang tidak terlalu kelihatan pada pemula. Jadi, kita harus lebih waspada.
AIDS tergolong PMS (penyakit menular seksual) karena penularannya dapat
melalui hubungan seksual anal, vagina dan oral serta berganti-ganti pasangan. Tapi,
AIDS juga dapat digolongkan PMNS (penyakit menular nonseksual) dikarenakan
penularannya dapat melalui jarum suntikan, sentuhan tanpa perantara, dll. (kalimat
untuk mendukung b1)
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/lingua/article/view/868)
contoh :
a. Belum lama ini pula kita dikejutkan oleh berita yang menyebutkan Indonesia termasuk
ke dalam urutan ke 60 dari 61 negara tentang tingkat literasinya. Itu artinya kita
berada diurutan kedua dari bawah. Penelitian tersebut dilakukan oleh Central
Connecticut State University. (kalimat untuk mendukung a1)
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2016:69)
b. Filsuf Yunani Aristoteles mendefinisikan karakter yang baik sebagai hidup dengan
tingkah laku yang benar dalam berhubungan dengan orang lain dan diri sendiri. Menurut
filsuf kontemporer Michael Novak, karakter adalah perpaduan harmonis seluruh budi
pekerti yang terdapat dalam ajaran-ajaran agama, kisah sastra, cerita-cerita orang bijak
dan orang-orang berilmu, sejak zaman dahulu hingga sekarang. (kalimat untuk
mendukung a2)
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2016:22)
DUKUNGAN PENJAMINDUKUNGAN PENJAMIN
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pendapat Toulmin tersebut juga disetujui oleh pandangan Rani, dkk. (2006:42), modal adalah kata atau frasa yang menunjukkan derajat kepastian atau kualitas suatu pernyataan. Setiap argumen selalu memiliki modal yang menunjukkan kualitas suatu pernyataan. Kualitas sebuah pernyataan dapat diketahui dari penanda linguistik yang mengikutinya. Penanda linguistik inilah yang disebut modal. Modal dibedakan menjadi dua, yaitu modal sebagai penanda kepastian dan penanda kemungkinan. Adapun kata, frasa, atau keterangan yang digunakan sebagai penanda kepastian antara lain kata “perlu, pasti, dan tentu saja”. Adapun penanda kemungkinan antara lain seperti kata “agaknya, kiranya, rupanya, kemungkinannya, sejauh bukti yang ada, sangat mungkin, mungkin sekali, dan masuk akal”.
Modalitas adalah pernyataan yang berupa sikap, gaya, dan nada argumen yang dilakukan untuk mempengaruhi pembaca argumen. Modalitas juga dapat digunakan untuk mengukur kekuatan klaim. Hal ini didukung oleh pendapat Toulmin, et al (1979), modalitas menunjukkan kekuatan klaim sebagai argumen pokok penulis. Toulmin memperkenalkan modalitas (M) ke dalam modelnya sebagai syarat dengan kata "pasti".
MODALITASMODALITAS
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Contoh di atas termasuk modalitas karena kalimat, kata atau frase tersebut
menunjukkan derajat kepastian atau kualitas suatu pernyataan. Hal tersebut dianggap
berkualitas ketika penulis bisa memberi kenyataan yang ada serta klaim penulis dengan
ekspresi seperti banyak, berkali-kali, beberapa atau jarang, sedikit, dan mungkin.
Contoh :
a. Andil kita sebagai orang tua dalam menciptakan budaya membaca buku bagi anak
sangatlah besar, tetapi hal ini sering terabaikan. Jarang orang tua yang memberikan
kado berupa buku kepada anak apabila mereka sedang berulang tahun atau
mendapatkan suatu prestasi. (modalitas untuk klaim a1)
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2016:76)
MODALITASMODALITAS
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pandangan Toulmin tersebut juga didukung oleh pandangan Rani, dkk. (2006:42), sanggahan adalah pernyataan lain yang dapat mengurangi atau menguatkan pernyataan penulis. Jika suatu kondisi yang dapat melemahkan suatu pernyataan dapat dikontrol dengan menghadirkan elemen sanggahan maka kedudukan argumen semakin kuat. Sanggahan tersebut harus benar-benar kuat. Penggunaan elemen sanggahan juga berarti membuat pernyataan menjadi lebih spesifik. Peranti kohesi yang dapat digunakan untuk menandai elemen sanggahan antara lain kata kecuali, jika �. maka, dan jika. Oleh karena itu, berdasarkan pandangan Toulmin dan Rani peran elemen sanggahan sangat penting digunakan untuk memperlihatkan adanya pandangan lain dan untuk memperlihatkan keunggulan pandangan penulis dibandingkan pandangan pakar lain tersebut.
Sanggahan adalah keadaan luar biasa yang mungkin melemahkan kekuatan argumen yang mendukung. Sanggahan tersebut dapat berupa pandangan pakar lain yang kurang mendukung argument penulis. Sikap pakar lain yang kurang sejalan dengan penulis akan melemahkan tulisan penulis. Namun, dapat menjadi titik penting ketika penulis dapat memberikan alasan yang jelas dan membalikkan pandangan pakar lain. Hal tersebut didukung oleh pandangan Toulmin, et al, 1979:75, sanggahan mengakui keterbatasan argumen dan dapat diajukan untuk menunjukkan kondisi di mana jaminan tersebut tidak berlaku dan akibatnya kesimpulan tersebut dapat dibatalkan. Penulis harus mempertimbangkan sudut pandang lain yang bertentangan dan menghadapinya secara adil saat akan mengajukan argumen. Penulis perlu menjawab pertanyaan dan keberatan yang muncul di benak pembaca. Jika penulis gagal melakukannya, argumen penulis sendiri akan melemah dan tunduk pada serangan dan pertengkaran.
SANGGAHANSANGGAHAN
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Jika pentas sastra di sekolah dan di kampus-kampus merupakan wujud
tanggung jawab para akademisi, kehadiran Sastra Bulan Purnama ini
merupakan wujud perhatian masyarakat. Di Daerah Istimewa Yogyakarta,
pentas sastra itu tidak hanya di Tembi dan sekolah-kampus, melainkan juga
di berbagai tempat baik secara terjadwal maupun bersifat insidental.
(sanggahan untuk memperkuat klaim tentang sastra yang ada dilingkup
sosial masyarakat)
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2016:84)
Contoh :
a. Meskipun peribahasa merupakan produk lama, kenyataannya banyak
peribahasa yang tak lekang ditelan zaman. Ada contoh-contoh peribahasa
yang hingga kini dipakai dalam percakapan, dikutip dalam ceramah, khotbah,
atau pidato. (sanggahan untuk memperkuat a2)
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2016:25)
SANGGAHANSANGGAHAN
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
������ ���i�� �����i�
����t�� ����������
���i�
Banyak individu mengalami
�ustrasi pada masa Orde Baru.
�t�t�� �������
Banyak individu dilarang
berekspresi politik pada masa
Orde Baru
��t� (G������)
Data penelitian atau kasus-
kasus pembredelan,
pembubaran aksi, unjuk rasa,
dan sebagainya.
Ini adalah data milik penulis yang
diperoleh melalui penelitiannya. Penulis
bisa membayangkan pembaca yang
bertanya apa yang ia maksud dengan
larangan berekspresi.
J��i���� (W�������)
Individu yang dilarang
berekspresi akan
memperlihatkan gejala
�ustrasi.
Jaminan berfungsi menghubungkan data
dengan klaim yang diajukan penulis. Ini
adalah sebuah pernyataan umum.
��������� J��i����
(����i��)
Hasil-hasil penelitian tentang
hubungan antara ekspresi dan
kondisi individu.
Penulis membayangkan pembaca yang
mempertanyakan jaminannya. Penulis
dapat mendukung penjamin dari hasil
penelitian sendiri maupun dari bahan
pustaka.
PENJABARAN CONTOH DAN ALUR BERPIKIR LOGIKA TOULMINPENJABARAN CONTOH DAN ALUR BERPIKIR LOGIKA TOULMIN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
�Modalitas (�o���s
Qualifier)
Modalitas di sini sudah ada dengan
digunakannya kata “banyak” pada klaim.
Artinya, penulis tidak ingin membuat
pernyataan tentang semua individu.
���t���� (��������)
Kecuali bagi individu yang
mempunyai sarana dan
kemampuan untuk
mengalihkan ekspresi politik
mereka ke dalam bentuk
ekspresi lain.
Penulis membayangkan pembaca dengan
bertanya, “Apakah tidak mungkin ada
pengeculian? Bila ada, apa dasar
pengecualian itu?”
Dengan menyusun sebuah argumen mengikuti skema Toulmin, penulis akan terdorong
mempertanyakan dulu apa yang akan ditulisnya. Inilah kelebihan skema Logika Toulmin bagi seorang
penulis, terlebih penulis yang ingin membahas masalah-masalah sosial yang rumit.
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STRUKTUR ESAI ARGUMENTATIF
MENURUT LOGIKA TOULMIN
STRUKTUR ESAI ARGUMENTATIF
MENURUT LOGIKA TOULMIN
PENGANTAR
TUBUH
KESIMPULAN
PENGANTAR
Bagian pengantar terdapat pada paragraf pertama dalam penulisan esai. Penulis
harus melakukan beberapa hal terkait dalam penulisan pengantar; (a) menetapkan
konteks, pada tahap ini penulis dapat mulai memberikan informasi, kumpulan latar
belakang umum dan mempersiapkan “peta konsep” tentang aapa yang akan dibahas
dalam esai nanti; (b) menyatakan kepentingan, pendahuluan juga harus menjelaskan
mengapa topik itu penting, maka harus mendorong pembaca untuk membaca lebih jauh
dan menciptakan minat terhadap topik tersebut; (c) menyebutkan tesisnya, tesisnya
adalah argumen atau pendirian penulis dan, secara umum, tidak masalah. Pada tahap
pendahuluan ini tesis dijelaskan sampai tuntas.
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tubuh
Tidak ada format mutlak yang diberikan untuk esai argumen. Penulis esai diperbolehkan
mengatur format dengan cara yang paling sesuai dengan kebutuhan. Berikut adalah garis besar
umum penulisan argumen yang disesuaikan dengan Logika Toulmin.
Ÿ Klaim, atau tesis
Ÿ Data, atau bukti pendukung
Ÿ Jaminan atau jembatan, menghubungkan dan menjelaskan data dan klaim
Ÿ Dukungan, lebih banyak informasi dan penalaran untuk mendukung jaminan
Ÿ Modalitas, penyampaian kekuatan relatif jaminan yang diajukan
Ÿ Sanggahan, perselisihan atau bantahan.
Dalam kasus dimana ada beberapa data dan penjamin:
1. Klaim 4. Data 2 7. Bantahan
2. Data 1 5. Penjamin 2
3. Penjamin 1 6. Kualifikasi
Tesis termasuk ke dalam paragraf pengantar. Tesis adalah argumen penulis yang dituliskan dalam bentuk kalimat singkat dan pendek. Tesis juga harus memuat satu gagasan saja karena akan berpengaruh terhadap ketuntasan pemaparan pokok-pokok tulisan. Penulisan kalimat tesis seharusnya tidak berisikan hal seperti berikut: (a) Penulisan tesis bukan berisi judul tetapi penulisan tesis harus lebih mendalam; (b) Kalimat tesis ini bukanlah sebuah deklarasi subjek, misalkan dengan kalimat "Saya akan membicarakannya ..."; (c) Tesis bukan pernyataan faktual tetapi tesis harus bisa diperdebatkan; (d) Tesis ini tidak selalu dalam satu kalimat, seringkali sulit untuk mengajukan argumen yang lebih kompleks ke dalam kalimat yang sederhana, sehingga harus menggunakan beberapa kalimat dan banyak kalimat tesis. Hal demikian boleh saja dilakukan oleh penulis. Beberapa kriteria penulisan tesis seharusnya yang benar dapat berisi sebagai berikut: (a) Tesis harus berupa kesatuan dan ringkas, bahkan jika tesis dinyatakan dalam beberapa kalimat, harus jelas dan terfokus; (b) Tesis harus ditulis secara lebih spesifik, sangat sulit untuk memperdebatkan topik yang luas, tesis spesifik juga dapat memberikan dasar yang lebih stabil untuk dibahas dalam suatu
107
PENGANTAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesimpulan
Isi kesimpulan sangat mirip dengan pendahuluan karena memberikan
gambaran umum tentang apa yang telah dibahas pada paragraf-paragraf sebelumnya.
Bagian ini juga mengikat keseluruhan isi esai dan tidak bertentangan dengan bagian
tubuh esai. Seringkali, tesis ini disajikan kembali untuk penguatan.
AKHIRNYA KITA BISA MENYELESAIKAN TUGAS DARI PROF.
KARA.
OH IYA TEMAN-TEMAN, TADI PROF. KARA MENITIPKAN SECARIK KERTAS KEPADAKU. KATA PROF. KARA KITA DIMINTA MENCARI
MATERI TERSEBUT.
108
sumber: pinterest.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
POLA ARGUMEN
MENURUT LOGIKA
TOULMIN
POLA ARGUMEN
MENURUT LOGIKA
TOULMIN
NAH, ITU TEMAN-TEMAN SECARIK KERTASNYA. KITA DIMINTA MENCARI POLA ARGUMEN MENURUT
TOULMIN.
BAIKLAH KALAU BEGITU, AYOK
TEMAN-TEMAN KITA CARI BERSAMA.
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Elemen-elemen argumen Toulmin saling
berhubungan dan membentuk suatu dalam
struktur tertentu
sebuah wacana argumen. Struktur ini mempunyai pola-pola
tertentu. Berikut ini pola-pola argumen menurut Toulmin,
dkk (1979) berdasarkan elemen pembentuknya.
POLA ARGUMENTASI
MENURUT LOGIKA
TOULMIN
C- G
(CLAIM-GROUND)
C-G-W
(CLAIM-GROUND-WARRANT)
C-G-W-B
(CLAIM-GROUND-WARRANT-BACKING)
C-G-W-B-M
(CLAIM-GROUND-WARRANT-BACKING-MODALS QUALIFIER)
C-G-W-B-M-R
(CLAIM-GROUND-WARRANT-BACKING-MODALS QUALIFIER-
REBUTTALS)
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pola C-G (Claim-Ground)
Pola klaim dan data merupakan pola pertama dan
pola yang sering dituliskan dalam penulisan karya tulis. Pola
ini sederhana dan telah memuat pokok pikiran argumen dan
telah didukung dengan data. Pernyataan tersebut d
ikuatkan
oleh pandangan Toulmin, et al, (1979:35), pola ini dimulai
dari pernyataan penulis yang menunjukkan atau menyatakan
sebuah klaim (claims) lalu mencoba untuk membuktikan
pendapatnya itu. Penulis membuktikan dan membenarkan
klaim dengan meletakkan satu set fakta dan data yang
kemudian disebut data (ground). Setelah menunjukkan
klaim, penulis telah melangkah untuk membuat argumen.
Penulis kemudian melanjutkannya dengan meletakkan satu
set data (ground) yang faktual, yang siap membenarkan
klaim. Dalam proses penulisannya, elemen klaim tidak
selalu berada di awal paragraf (deduktif). Kalimat pertama
bisa dimulai dengan pemaparan data, dan pada kalimat
akhir diberikan kesimpulan berupa klaim. Pola tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut.
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Contoh dikutip dari Rani, dkk. 2006:40-41
Paragraf Argumentasi
Komponen Argumentasi
Pola Argumentasi
Kemampuan berpikir kritis mahasiswa S1 dapat ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif menyusun argumen. Makalah mahasisiwa S1 menunjukkan kelemahan penalaran. Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen yang rancu.
Kemampuan berpikir kritis mahasiswa S1 dapat ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif menyusun argumen.
Klaim
C-GMakalah mahasisiwa S1 menunjukkan kelemahan penalaran. Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen yang rancu.
Data
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Pola C-G-W (Claim-Ground-Warrant)
Jika pola klaim (C) dihubungkan dengan data (G) melalui
sebuah pernyataan maka kita dapat mengatakan pernyataan
itu adalah jaminan (W). Kehadiran klaim dan data dapat
ditunjukkan dengan beberapa fakta dan data atau hal-hal yang
sudah diketahui secara umum/populer. Kemudian jaminan itu
mengesahkan atau mendukung data tersebut,
sehingga klaim
dapat disetujui. Selain itu, jaminan juga dapat membandingkan
data/fakta dengan sesuatu yang telah umum, sehingga
menghasilkan sebuah pernyataan posisi yang berupa kesimpulan.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Toulmin, et al (1979:46)
yang menyatakan bahwa secara sederhana klaim yang
ditunjukkan penulis seperti terkait dengan alasan, oleh
jembatan sederhana kita dapat menunjukkan bahwa hal yang
menunjukkan hubungan G ke C disahkan oleh jaminan (W).
Berikut bagan contoh pola C-G-W.
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Paragraf Argumentasi
Komponen Argumentasi
Pola Argumentasi
Kemampuan berpikir kritis mahasiswa S1 dapat ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif menyusun argumen. Makalah mahasisiwa S1 menunjukkan kelemahan penalaran. Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen yang rancu. Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan tepat. Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran yang baik.
Kemampuan berpikir kritis mahasiswa S1 dapat ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif menyusun argumen.
Klaim
C-G-W
Makalah mahasisiwa S1 menunjukkan kelemahan penalaran. Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen yang rancu.
Data
Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan tepat. Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran yang baik.
Jaminan
114
Contoh dikutip dari Rani, dkk. 2006:40-41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Pola C-G-W-B (Claim-Ground-Warrant-Backing)
Pola C-W-G-B terdiri dari peryataan posisi/klaim (C) yang
didukung dengan fakta dan data (W). Data dihubungkan dengan
jaminan (W). Jaminan sendiri kemudian diberi dukungan dengan
dukungan jaminan/backing (B), sehingga jaminan yang telah
ditempeli ini dapat memperkuat klaim dan data. Toulmin, et al
(1979:58) menyatakan bahwa ketika penanya atau pembaca
menantang penulis untuk menghasilkan sebuah pertimbangan
yang mendukung dan menunjukkan sebuah hal yang relevan,
penanya memberikan usulan pada penulis untuk menunjukkan
dukungan. Penulis dapat menambahkan satu elemen lebih lanjut
pada pola dasar tersebut. Berikut contoh pola C-G-W-B.
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Paragraf Argumentasi
Komponen Argumentasi
Pola Argumentasi
Kemampuan berpikir kritis mahasiswa S1 dapat ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif menyusun argumen. Makalah mahasisiwa S1 menunjukkan kelemahan penalaran. Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen yang rancu. Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan tepat. Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran yang baik.
Kemampuan berpikir kritis mahasiswa S1 dapat ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif menyusun argumen.
Klaim
C-G-W-B
Makalah mahasisiwa S1 menunjukkan kelemahan penalaran. Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen yang rancu.
Data
Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan tepat. Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran yang baik.
Jaminan
116
Contoh dikutip dari Rani, dkk. 2006:40-41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Paragraf Argumentasi
Komponen Argumentasi
Pola Argumentasi
Penelitian Teofilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam mata kuliah logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam mata kuliah mengarang.
Penelitian Teofilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam mata kuliah logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam mata kuliah mengarang.
Dukungan Penjamin
C-G-W-B
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Pola C-G-W-B-M (Claim-Ground-Warrant-Backing-Modals
Qualifer)
Pola C-W-G-B-M merupakan C-W-G-B yang dikuatkan
dengan sebuah derajat kepastian (M). Pola tersebut dapat
dimulai dari klaim (C) yang didukung dengan fakta dan data (G).
Klaim dan data dihubungkan dengan jaminan (W) yang telah
ditempeli dukungan penjamin (B). Penulis menyatakan dengan
kata atau frasa tertentu yang disebut dengan modalitas (M)
untuk menegaskan argumen ini atau menunjukkan ketersediaan
bukti dan dukungan yang telah ditunjukkan. Modalitas merupakan
penanda derajat kekuatan argumen dari mulai kuat hingga lemah.
Toulmin, et al, (1979:70) menyatakan bahwa setiap argumen
memiliki modalitas tertentu. Dengan modalitas ini, penulis
maupun pembaca esai dapat melihat kekuatan atau kelemahan,
kondisi dan atau pembatasan klaim. Fungsi kata modalitas ini
untuk menunjukkan jenis kekuatan rasional untuk dikaitkan
dengan C atas dasar hubungan dengan G, W, dan B. Penggunaan
modalitas terkadang sudah terintegrasi di dalam klaim atau
terdapat pada kalimat kesimpulan yang berfungsi sebagai
penegas. Berikut contoh pola C-G-W-B-M.
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Paragraf Argumentasi
Komponen Argumentasi
Pola Argumentasi
Kemampuan berpikir kritis mahasiswa S1 dapat ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif menyusun argumen. Makalah mahasisiwa S1 menunjukkan kelemahan penalaran. Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen yang rancu. Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan tepat. Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran yang baik.
Kemampuan berpikir kritis mahasiswa S1 dapat ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif menyusun argumen.
Klaim
C-G-W-B-M
Makalah mahasisiwa S1 menunjukkan kelemahan penalaran. Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen yang rancu.
Data
Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan tepat. Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran yang baik.
Jaminan
119
Contoh dikutip dari Rani, dkk. 2006:40-41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Paragraf Argumentasi
Komponen Argumentasi
Pola Argumentasi
Penelitian Teofilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam mata kuliah logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam mata kuliah mengarang. Dengan demikian, dapat dipastikan pelatihan dapat meningkatkan kualitas argumen.
Penelitian Teofilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam mata kuliah logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam mata kuliah mengarang.
Dukungan Penjamin
C-G-W-B-M
Dengan demikian, dapat dipastikan pelatihan dapat meningkatkan kualitas argumen.
Modalitas
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Pola C-W-G-B-M-R (Claim-Ground-Warrant-Backing-Modals
Qualifer-Rebuttals)
Pola C-W-G-B-M-R merupakan pola terakhir Toulmin yang
terdiri atas keseluruhan elemen-elemen Toulmin yaitu claim,
ground, warrants, backing, modal qualiers, dan possible rebuttals.
Toulmin, et al, (1979: 78) menjelaskan bahwa elemen terakhir ini
memungkinkan penulis menambah satu elemen terakhir untuk
dimasukkan ke dalam kalimat. Data yang diberikan jaminan
mungkin menjamin, jaminan (yang bertumpu pada dukungan
penjamin) untuk membenarkan klaim-klaim dengan situasi klaim
tidak disanggah dengan hal-hal tertentu. Pola tersebut dapat
dimulai dari klaim (C) yang didukung dengan fakta dan data (G).
Klaim dan data dihubungkan dengan jaminan (W) yang telah
ditempeli dukungan jaminan (B). Penulis menyatakan dengan kata
atau frasa tertentu yang disebut modalitas (M) untuk menegaskan
argumen atau menunjukkan ketersediaan bukti dan dukungan yang
telah ditunjukkan, Selain itu, penulis juga menyatakan kemungkinan-
kemungkinan sanggahan dari argumen tersebut dan alasan untuk
menjawab sanggahan ini. Berikut contoh dari pola C-W-G-B-M-R.
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Paragraf Argumentasi
Komponen Argumentasi
Pola Argumentasi
Kemampuan berpikir kritis mahasiswa S1 dapat ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif menyusun argumen. Makalah mahasisiwa S1 menunjukkan kelemahan penalaran. Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen yang rancu. Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan tepat. Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran yang baik.
Kemampuan berpikir kritis mahasiswa S1 dapat ditingkatkan antara lain, dengan memberikan latihan secara intensif menyusun argumen.
Klaim
C-G-W-B-M-R
Makalah mahasisiwa S1 menunjukkan kelemahan penalaran. Makalah-makalah mahasiswa S1 mengandung argumen yang rancu.
Data
Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan menggunakan bahasa secara jelas dan tepat. Berpikir kritis ini tampak pada skripsi dan makalah mahasiswa S1 yang ditulis dengan penalaran yang baik.
Jaminan
122
Contoh dikutip dari Rani, dkk. 2006:40-41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Paragraf Argumentasi
Komponen Argumentasi
Pola Argumentasi
Penelitian Teofilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam mata kuliah logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam mata kuliah mengarang. Dengan demikian, dapat dipastikan pelatihan dapat meningkatkan kualitas argumen. Namun, jika terdapat faktor-faktor di luar, seperti keterbatasan fisik, kelemahan atau kelambatan berpikir ada pada diri mahasiswa maka usaha meningkatkan kualitas berpikir kritis akan terganggu.
Penelitian Teofilus membuktikan bahwa ada hubungan yang positif antara kemampuan akademik mahasiswa dalam mata kuliah logika dengan kemampuan akademik mahasiswa dalam mata kuliah mengarang.
Dukungan Penjamin
C-G-W-B-M-R
Dengan demikian, dapat dipastikan pelatihan dapat meningkatkan kualitas argumen.
Modalitas
Namun, jika terdapat faktor-faktor di luar, seperti keterbatasan fisik, kelemahan atau kelambatan berpikir ada pada diri mahasiswa maka usaha meningkatkan kualitas berpikir kritis akan terganggu.
Sanggahan
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KADAR KETAJAMAN ARGUMEN
KADAR KETAJAMAN ARGUMEN
SETELAH PARA MAHASISWA BELAJAR MANDIRI DAN MAMPU MENCARI MATERI DENGAN BAIK, SEKARANG PROF. KARA AKAN
MENDAMPINGI PARA MAHASISWA UNTUK BELAJAR KADAR KETAJAMAN ARGUMEN.
SILAKAN PARA MAHASISWA BISA MENYIMAK MATER INI.
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kadar ketajaman argumen adalah suatu kadar yang dapat digunakan untuk mengukur kelengkapan dalam penulisan argumen dilihat dari sektor elemen-elemennya. Hal tersebut didukung oleh pendapat Wijayanti, dkk. (2011: 12), sebuah argumen yang baik dapat meyakinkan pembaca mengenai hal yang ditemukan atau masalah yang diungkapkan dan dianalisis oleh penulis. Sebuah argumen harus dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah untuk dapat meyakinkan pembaca. Selain itu, argumen juga perlu menunjukkan bukti-bukti dan alasan yang kuat sehingga pernyataan yang ingin disampaikan dapat meyakinkan pembaca. Penulisan argumen dapat menunjukkan dan menyakinkan pembaca melalui penyataan, bukti, alasan di dalam tulisannya dapat menunjukkan ketajaman argumen tersebut. Hal tersebut memerlukan suatu kadar yang mampu mengukur ketajaman suatu argumen.
Kadar ketajaman sendiri dapat dilihat dari beberapa hal, salah satunya dengan melihat kelengkapan elemen argumen penyusunannya. Rani, dkk. (2006: 40) menyatakan bahwa elemen pokok wacana argumen ada tiga, yaitu pernyataan, alasan, dan pembenaran, sedangkan elemen pelengkapnya adalah pendukung, modal, dan sanggahan. Maka apabila sebuah argumen memiliki tiga elemen argumen dapat dikatakan cukup baik. Semakin lengkap elemennya, maka semakin baik pula argumennya. Elemen pokok dipilih berdasarkan faktor kepentingan dan manfaat hadirnya elemen tersebut. Kehadiran tiga elemen utama tersebut mampu mengetahui pendapat pokok penulis, memberikan data yang konkret sesuai dengan klaim, dan dapat menghadiran pandangan pakar maupun jaminan untuk menguatkan atau menjembatani pendapat dan data. Ketiga elemen pelengkap kehadirannya hanya sebagai penguat dan pelengkap tetapi jika ditambahkan dalam penulisan akan memberikan kesan menguatkan pandangan penulis.
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kadar ketajaman argumen dapat dilihat dari penggunaan elemen-elemen yang ditawarkan Toulmin. Semakin lengkap elemen yang dimuat maka kadar ketajaman pada paragraf-paragrafnya semaikin baik. Sebaliknya, semakin sedikit elemen yang dimuat maka kadar ketajamannya semakin kurang. Kelengkapan elemen argumen berbanding lurus dengan kadar ketajaman paragraf-paragraf argumentasinya dalam sebuah karya esai. Berikut ini adalah tabel kadar ketajaman paragraf argumentasi berdasarkan kelengkapan elemen argumen penyusunnya.
KADAR KETAJAMAN ARGUMENKADAR KETAJAMAN ARGUMEN
SANGAT LEMAH
LEMAH
CUKUP KUAT
C
C-G
C-G-W
Argumen dalam paragraf
hanya mengandung satu
e lemen ya itu K la im.
Argumen dalam paragraf
mengandung dua elemen
yaitu , . Klaim Datadan
Argumen dalam paragraf
megnandung tiga elemen yaitu
Klaim Data Penjamin. , , dan
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KADAR KETAJAMAN ARGUMENKADAR KETAJAMAN ARGUMEN
KUAT
SANGAT KUAT
C-G-W-B
C-G-W-B-M
Argumen dalam paragraf
mengandung empat elemen
Klaim, , , danData Penjamin
D u k u n g a n P e n j a m i n .
Argumen dalam paragraf
mengandung lima atau enam
e l e m e n , , K l a i m D a t a
Penjamin Dukungan Penjamin, ,
Modalitas (Sangahan), dan
C-G-W-B-M-R
127
Dikutip dari skripsi Alfiyatun Nasiroh 121224078, 2016, POLA DAN KADAR KETAJAMAN ARGUMEN PARAGRAF-PARAGRAF ARGUMENTASI BAGIAN PEMBAHASAN ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI BIDANG KELAUTAN TAHUN 2015. Tidak diterbitkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
contoh esai argumentatif berspektif logika toulmin
128
contoh esai argumentatif berspektif logika toulmin
EKSISTENSI MENULIS ESAI ARGUMENTASI,
CERMIN GENERASI MUDA BERPRESTASI
Lusia Ely Rahmawati
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut
semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya
akan kuguncangkan dunia” Bung Karno.
Generasi muda berprestasi harus mampu mengguncang dunia
melalui tulisan esai argumentasi. Kekuatan generasi muda berprestasi
bukan hanya terlihat dari kekuatan fisik saja sehingga terlihat tangguh.
Ketangguhan fisik akan terlihat lemah jika generasi muda tidak dapat
menyelaraskan kekuatan pikiran, dan rasa. Sinergi positif tersebut
sangat mendukung kualitas generasi muda dalam menyuarakan
aspirasi. Bukan hal mudah bagi generasi muda untuk turut
membangun lingkungan sekitar tetapi bukan hal yang mustahil bagi
generasi muda untuk mewujudkannya. Lingkungan akademik dapat
menjadi fasilitator generasi muda untuk menyuarakan dukungan
terhadap pembangunan lingkungan sekitar. Hal tersebut dapat
diwujudkan dengan penulisan karya tulis khususnya esai argumentasi
untuk mengadu kreativitas generasi muda. Oleh karena itu, terdapat 3
bukti konkret penulisan esai argumentasi menjadi solusi yang baik
dalam adu intelektual untuk membangun lingkungan yang intelek.
Generasi muda mampu mengeluarkan pendapat berdasarkan
data dan fakta di dalam penulisan esai argumentasi. Penulisan esai
argumentasi tersebut termasuk tulisan yang dapat mendukung
pengekspresian gagasan oleh generasi muda sehingga dapat dibaca
oleh khalayak luas. Tulisan yang ditulis oleh generasi muda terserbut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
contoh esai argumentatif berspektif logika toulmin
129
contoh esai argumentatif berspektif logika toulmin
bukanlah tulisan yang ala kadarnya tetapi berdasarkan data, fakta dan
pendapat yang relevan terhadap permasalahan. Tulisan tersebut
diharapkan mampu membuka pemikiran pembaca dan mampu
memunculkan solusi yang bermanfaat. Menurut penelitian, 30
responden mahasisiwa Program Studi Pendidikan Matematika,
Universitas Sanata Dharma yang mengikuti mata kuliah Bahasa
Indonesia kelas C tahun ajar 2017 menyatakan sangat setuju terhadap
pentingnya penulisan esai argumentasi dikuasai oleh mahasiswa. Hal
tersebut dibuktikan dengan skor rata-rata 4,033 atau 81% mahasiswa
menyatakan sangat setuju terhadap pentingnya penulisan esai
argumentasi dikuasai oleh mahasiswa. Berdasarkan data tersebut
mahasiswa menyadari pentingnya penguasaan menulis esai
argumentasi. Menurut Gorys Keraf (2007: 3), argumentasi adalah
suatu bentuk retorika yang berusaha untuk meyakinkan dan
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya
dan akhirnya bertindak sesuai dengan yang diinginkan oleh penulis
atau pembaca. Wacana yang memerlukan proses berpikir yang logis
seperti itulah yang tergolong karangan argumentatif. Sejalan dengan
pendapat Gorys Keraf, Rahayu (2007:168) mengungkapkan bahwa
menulis argumentasi berarti mengemukakan masalah dengan
mengambil sikap pasti untuk mengungkapkan segala persoalan
dengan segala kesungguhan intelektualnya, bukan sekadar mana suka
atau pendekatan emosional. Penulis harus berusaha menyelidiki; (1)
apa persoalan itu, (2) apa ada tujuan yang tersembunyi, (3) apa ada
keuntungan atau kerugian untuk mencapai tujuan tersebut, (4) tujuan
mana yang kiranya bermanfaat dan (5) bagaimana cara mengatasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
contoh esai argumentatif berspektif logika toulmin
130
contoh esai argumentatif berspektif logika toulmin
Oleh karena itu generasi muda pasti mampu mengungkapkan gagasan
berdasarkan landasan yang tepat di dalam penulisan esai argumentasi
untuk mendukung perannya sebagai mahasisiwa terdidik.
Generasi muda mampu mengungkapkan aspirasi dalam
kehidupan sehari-hari melalui penulisan esai argumentasi. Penulisan
aspirasi oleh generasi muda dapat menunjukkan sikap kepekaan dan
berpikir kritis terhadap lingkungan sekitar. Aspirasi tersebut juga
dapat dinilai dari keberpihakan serta penawaran solusi yang realistis
dan relevan dengan keadaan sebenarnya. Menurut penelitian, 30
responden mahasisiwa Program Studi Pendidikan Matematika,
Universitas Sanata Dharma yang mengikuti mata kuliah Bahasa
Indonesia kelas C tahun ajar 2017 menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan penulisan esai argumentasi bermanfaat untuk
mengemukakan aspirasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut
dibuktikan dengan skor rata-rata 4,167 atau 83% mahasiswa
menyatakan sangat setuju dengan pernyataan penulisan esai
argumentasi bermanfaat untuk mengemukakan aspirasi dalam
kehidupan sehari-hari. Data tersebut sejalan dengan pendapat
mahasiswa yang sangat setuju dengan pernyataan logika berpikir
kritis merupakan aspek penting dalam penulisan esai argumentasi. Hal
tersebut dibuktikan dengan skor rata-rata 4,7 atau 94% mahasisiwa
menyatakan sangat setuju dengan pernyataan logika berpikir kritis
merupakan aspek penting dalam penulisan esai argumentasi. Choesin
dalam Winarto (2004: 54-57), setiap argumen adalah pesan yang ingin
disampaikan penulis kepada pembaca. Artinya, selalu ada tiga pihak
atau unsur yang diperhatikan dalam penyampaian sebuah argumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
contoh esai argumentatif berspektif logika toulmin
131
contoh esai argumentatif berspektif logika toulmin
yaitu (1) penulis, (2) pembaca, dan (3) argumen. Ketiga unsur ini
berhubungan membentuk sebuah segitiga yang disebut segitiga
retorika. Ketiga unsur tersebut harus saling berterima agar inti aspirasi
dapat tersampaikan dengan baik. Menurut Suladi (2014:74), dasar
tulisan argumentasi adalah berpikir kritis dan logis berdasarkan fakta-
fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Fakta-fakta tersebut dapat
diperoleh dengan berbagai cara, antara lain, bahan bacaan (buku,
majalah, surat kabar, atau internet), wawancara atau angket, penelitian
atau pengamatan langsung. Penulisan aspirasi berdasarkan kehidupan
sehari-hari dapat diperkuat dengan adanya bukti yang berasal dari
berbagai sumber sehingga mampu mendukung aspirasi. Oleh karena
itu, aspirasi generasi muda pasti dituliskan sesuai dengan realita
kehidupan sehari-hari dan solusi yang ditawarkan juga relevan dengan
keadaan sebenarnya.
Generasi muda mampu mengungkapkan aspirasi sesuai
kaidah penulisan karya ilmiah mahasiswa. Penulisan karya ilmiah
mahasiswa yang sesuai dengan kaidah dapat dilatih salah satunya
dengan menulis esai argumentasi. Penulisan karya tulis yang sesuai
kaidah dapat menunjang mahasiswa dalam persaingan adu kreativitas
ditingkat yang lebih tinggi. Menurut penelitian, 30 responden
mahasisiwa Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas
Sanata Dharma yang mengikuti mata kuliah Bahasa Indonesia kelas C
tahun ajar 2017 menyatakan sangat setuju dengan pernyataan
penulisan esai argumentasi menunjang penulisan karya ilmiah
mahasiswa (artikel, makalah).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
contoh esai argumentatif berspektif logika toulmin
132
contoh esai argumentatif berspektif logika toulmin
Hal tersebut dibuktikan dengan skor rata-rata 4,467 atau 89%
mahasiswa menyatakan sangat setuju dengan pernyataan penulisan
esai argumentasi menunjang penulisan karya ilmiah mahasiswa
(artikel, makalah). Namun, penulisan karya ilmiah yang sesuai kaidah
tersebut belum diimbangi dengan kemampuan menulis dan
menuangkan gagasan oleh mahasiswa. Hal tersebut dibuktikan
dengan skor rata-rata 3,533 atau 71% mahasiswa menyatakan saya
mampu menuangkan gagasan melalui penulisan esai argumentasi
sesuai dengan kaidah yang berlaku. Penelitian tersebut juga
menyimpulkan bahwa (1) responden tidak tahu referensi yang tepat
untuk belajar menulis esai argumentatif; (2) responden sedikit
mengetahui mengenai kemampuan mereka untuk menulis esai
argumentatif; dan (3) responden meyakini bahwa penggunaan strategi
belajar yang tepat mampu meningkatkan motivasi dan keterampilan
mahasiswa dalam menulis esai argumentatif. Berdasarkan penelitian
tersebut terdapat pendapat mahasiswa mengenai kendala menulis esai
argumentatif yaitu (1) kesulitan dalam mengembangkan topik dan
tema (9 responden); (2) kesulitan dalam merangkai kata-kata yang
sesuai dengan KBBI dan PUEBI (15 responden); (3) kesulitan
memberikan tanggapan dan ide gagasan (14 responden); kesulitan
dalam mencari referensi yang sesuai untuk landasan teori dan masalah
(8 responden) dan adanya minat baca yang rendah dikarenakan faktor
eksternal (5 responden).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
contoh esai argumentatif berspektif logika toulmin
133
contoh esai argumentatif berspektif logika toulmin
Namun, mahasiswa memiliki pendapat untuk mengatasi
permasalahan tersebut antara lain yaitu (1) memperbanyak latihan
menulis esai (14 responden); (2) menguasai pemahaman konsep (17
responden); (3) membaca buku referensi sebagai bahan inspirasi (7
responden); (4) menggali pemahaman dengan penggunaan contoh (5
responden); dan (5) memahami bahasa yang digunakan sesuai dengan
PUEBI (6 responden). Oleh karena itu, generasi muda pasti dapat
menuliskan aspirasi berdasarkan kaidah yang benar karena generasi
muda telah mengetahui kelemahan dan solusi yang harus dilakukan
untuk meminimalisir kelemahan tersebut.
Peran penting generasi muda dalam menulis esai argumentasi
sangatlah berharga untuk mengungkapkan gagasan secara akademis.
Gagasan yang dituangkan dalam tulisan esai argumentasi pastilah
kuat akan data dan fakta yang konkret untuk kehidupan sehari-hari
lebih baik. Hal tersebut sangat mendukung proses pelacakan
kebenaran dan solusi yang dapat ditawarkan oleh generasi muda.
Akan tetapi kurangnya kemampuan generasi muda dalam penulisan
esai argumentasi dapat menjadi kendala. Oleh karena itu, generasi
muda harus berani belajar dan berani menyuarakan aspirasi sesuai
fakta konkret agar generasi muda berprestasi tetap eksis dan dapat
menuangkan aspirasi gemilang demi masa depan cerah bangsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
contoh esai argumentatif berspektif logika toulmin
134
contoh esai argumentatif berspektif logika toulmin
Daftar Pustaka
Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Grasindo.
Suladi. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Paragraf. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Winarto, Y. T. dkk. 2004. Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Stephen Toulmin, seorang filsuf Inggris mengembangkan pendekatan praktis untuk menganalisis logika argumen sehari-hari. Pendekatannya melibatkan identifikasi dan pemisahan berbagai komponen argumen ke dalam urutan tertentu sehingga dapat nilai.
2. Toulmin mengklasifikasikan enam elemen penting dalam sebuah argumen. Tiga elemen yang terpenting adalah klaim (claim), dasar argumen (grounds), dan pendukung (warrants). Selain ketiga elemen utama di atas, metode Toulmin menawarkan dukungan, kualifikasi dan sanggahan.
3. Struktur esai argumentatif menurut logika Toulmin yaitu (1) pengantar, (2) tesis, (3) tubuh, dan (4) kesimpulan.
4. Pola argumen menurut Toulmin yaitu (1) C-G (Clain-Ground), (2) C-G-W (Claim-Ground-Warrant), (3) C-G-W-B (Claim-Ground-Warrant-Backing), (4) C-G-W-B-M (Claim-Ground-Warrant-Backing-Modals Qualifier), (5) C-W-G-B-M-R (Claim-Ground-Warrant-Backing-Modals Qualifier-Rebuttals)
5. Kadar ketajaman argumen dapat dilihat dari penggunaan elemen-elemen yang ditawarkan Toulmin. Semakin lengkap elemen yang dimuat maka kadar ketajaman pada paragraf-paragrafnya semaikin baik. Sebaliknya, semakin sedikit elemen yang dimuat maka kadar ketajamannya semakin kurang.
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
rangkuman 3rangkuman 3
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
UJI FORMATIF 3UJI FORMATIF 3
1. Toulmin mengklasifikasikan enam elemen penting dalam sebuah argumen. Elemen tersebut antara lain, kecuali...
a. Warrant c. Backing b. Groin d.Rebuttals
2. Elemen ini sebagai pendukung antara data dan klaim serta bertindak sebagai jembatan di antara keduanya merupakan salah satu fungsi elemen....
a. Modalitas c. Jaminan b. Sanggahan d. Dukungan penjamin
3. Elemen yang berisi pernyataan berupa sikap, gaya, dan nada argumen yang dilakukan untuk mempengaruhi pembaca argumen merupakan salah satu pengertian elemen ...
a. Modalitas c. Jaminan b. Sanggahan d. Dukungan penjamin
4. Struktur esai argumentatif menurut logika Toulmin terdiri dari ... a. Tesis, pengembang, sanggahan, simpulan b. Pengantar, tubuh, kesimpulan c. Tesis, tubuh, pengembang, simpulan d. Pengantar, tesis, opini, tubuh, simpulan
5. Berikut pernyataan yang tepat tentang klaim, kecuali... a. Klaim merupakan elemen pertama yang dapat diidentifikasikan dalam
sebuah esai b. Klaim tidak dapat dinyatakan secara tersirat c. Klaim diyakini kebenarannya oleh penulis d. Klaim mendasari sebuah pemikiran penulis
136
Pilihlah jawaban yang benar berdasarkan pertanyaan di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
UJI FORMATIF 3UJI FORMATIF 3
Bacalah potongan esai berikut dengan cermat untuk menjawab soal nomor 6-9 (1) Eksistensi bahasa Walikan tetap bertahan di era westernisasi disebabkan
oleh dukungan yang sangat besar dari semua pihak. (2) Munculnya rubrik Ebes Ngalam dalam Harian Malang Post menunjukkan ada idenditas kultural yang yang coba disampaikan dan dipertahankan oleh masyarakat, hal ini juga menunjukkan peminat bahasa Walikan sangat tinggi (Nurdiani Galuh M., 2010). (3) Selanjutnya kontinuasi peran pemuda, anak-anak, dan orang tua yang orang tua yang tidak pernah berhenti menggunakan bahasa Walikan, membuat eksistensi bahasa Walikan mengalahkan bahasa asing yang masuk ke dalam area masyarakat. (Komang Budi Mudita, Crack Code Bahasa “Walikan” Malang sebagai Refleksi Kritis Resistansi Bahasa Daerah di Era “Westernisasi”)
6. Kalimat nomor (1) merupakan contoh dari elemen ... a. Klaim c. Pendukung b. Data d. Modalitas
7. Kalimat nomor (2) merupakan contoh dari elemen ... a. Klaim c. Pendukung b. Data d. Modalitas
8. Kalimat nomor (3) merupakan contoh dari elemen ... a. Klaim c. Pendukung b. Data d. Modalitas
9. Penanda modalitas pada paragraf di atas terletak pada kata ... a. Coba disampaikan dan dipertahankan b. Sangat tinggi c. Sangat besar d Tidak mudah berhenti
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
UJI FORMATIF 3UJI FORMATIF 3
10. Berikut hal-hal yang perlu dilakukan dalam menulis bagian pengantar esai, kecuali...
a. Mengumpulkan latar belakang tentang topik yang akan dibahas b. Menyatakan kepentingan untuk mengangkat topik esai c. Menyantumkan sanggahan terhadap topik yang diangkat d. Menetapkan konteks topik
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
REFLEKSI 3REFLEKSI 3BAB 3
ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
139
1. Apakah Anda sudah menguasai materi tentang menulis esai argumentatif menurut Toulmin dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis esai argumentatif menurut Toulmin? Tuliskan pemahaman yang Anda dapatkan dalam kolom di bawah ini!
2. Apa manfaat dari pembelajaran yang telah Anda dapatkan?
Ambillah sikap hening, kemudian refleksikanlah materi yang telah Anda dapatkan! Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pemahaman Anda!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
REFLEKSI 3REFLEKSI 3BAB 3
ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
140
3. Apa saja nilai-nilai kehidupan yang Anda dapatkan setelah mempelajari materi ini?
4. Bagaimana peran Anda terhadap orang yang belum dapat menuliskan dan belum memahami menulis esai argumentatif menurut Toulmin?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
AKSI 3AKSI 3BAB 3
ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
1. Carilah dua buah esai argumentatif di koran, media massa, atau tulisan yang memuat esai, kemudian identifikasilah penggunaan Logika Toulmin dalam penulisan esai tersebut!
2. Buatlah sebuah esai argumentatif dengan topik sesuai bidang ilmu Anda, kemudian identifikasilah elemen-elemen, struktur esai serta pola yang digunakan!
3. Tukarkanlah hasil tulisan esai argumentasi Anda kepada seorang teman kemudian bacalah esai argumentasi yang telah dibuat oleh teman Anda! Berilah masukan yang membangun dan tulislah perbandingan kelebihan serta kekurangan dengan esai yang telah Anda buat!
141
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kemampuan Anda!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
EVALUASI 3BAB 3
ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
1. Identifikasilah esai berikut ini sesuai dengan elemen-elemen pembangun dalam Logika Toulmin dan kadar ketajaman argumen!
142
EVALUASI 3
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kemampuan Anda!
Mengulik Peribahasa Membentuk Karakter Siswa
Y. Niken Sasanti
SMP Negeri 1 Yogyakarta
Pendidikan Karakter
Seiring dengan pesatnya kemajuan di berbagai bidang kehidupan
manusia, muncul berbagai dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya
tentu saja ditemukannya ilmu dan teknologi yang bermanfaat untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia. Dampak negatifnya
ialah muncul tren kaum muda yang menggangu, misalnya kemerosotan moral.
Tren itu ditemukan di berbagai belahan dunia terutama di kota-kota besar.
Di Indonesia, kemerosotan moral diawali dengan lunturnya budi pekerti
dan nilai-nilai karakter seperti ditunjukkan oleh berbagai fakta. Misalnya,
memudarnya sikap sopan santun, kurangnya kemampuan untuk bekerja sama
dengan orang lain, kurangnya kesediaan untuk menghargai orang lain,
lunturnya nasionalisme, melemahnya semangat juang, lunturnya semangat
untuk tolong-menolong, berkurangnya kejujuran, berkembangnya perilaku
korupsi di mana-mana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
EVALUASI 3BAB 3
ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
143
EVALUASI 3
Luturnya budi pekerti dan nilai-nilai karakter juga berasal dari pengaruh
tayangan televisi yang kurang mendidik, misalnya sinetron yang lebih banyak
menampilkan budaya pamer, konsumerisme, dan individualisme. Kekerasan
dan vandalisme yang ditayangkan di berbagai media massa juga merupakan hal
yang mudah sekali menular dan gampang ditiru kaum muda apalagi bila kaum
muda tidak memiliki karakter dan kepribadian yang kuat. Hermawan Kertajaya
(dalam Handayani, 2013: 238) mengemukakan bahwa karakter adalah ciri khas
yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut asli dan
mengakar pada kepribadian benda atau individu.
Dalam upaya membentuk karakter bangsa, Kemendiknas (2013)
menetapkan delapan belas karakter yang perlu ditanamkan kepada peserta
didik. Kedelapan belas karakter tersebut adalah (1) religious, (2) jujur, (3)
toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokrasi, (9)
rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan atau nasionalisme, (11) cinta tanah
air, (12) menghargai prestasi, (13) komunikatif senang bersahabat atau
profokatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17)
peduli sosial, (18) tanggung jawab.
Pendidikan karakter bisa melalui bermacam-macam media, salah
satunya peribahasa. Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang
menyatakan suatu maksud, keadaan seseorang, atau hal yang mengungkapkan
kelakuan, perbuatan atau hal mengenai diri seseorang. Peribahasa terdiri atas
u n g k a p a n , p e p a t a h , p e r u m p a m a a n , i b a r a t , m a u p u n t a m s i l
(h�ps://id.wikibooks.org/wiki).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
EVALUASI 3BAB 3
ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
144
EVALUASI 3
Dengan melihat latar belakang di atas, penanaman nilai-nilai moral
untuk membantu karakter kaum muda menjadi sesuatu yang mendesak untuk
dilakukan. Permasalahan yang akan dijawab dalam tulisan ini adalah
bagaimana peribahasa dapat digunakan sebagai media untuk membentuk
karakter siswa.
Mengulik Peribahasa, Membentuk Karakter
Bila kita mengulik peribahasa berarti kita mengusut, menyelidiki, atau
mendalami peribahasa tersebut. Ada berbagai alasan mengapa peribahasa dapat
diulik dan dipakai sebagai media pendidikan karakter. Peribahasa tumbuh dari
adat istiadat berbagai suku di Indonesia yang banyak digunakan dalam
percakapan. Dalam kebiasaan sehari-hari masyarakat di berbagai daerah,
terlebih di daerah Sumatera, sering memanfaatkan peribahasa untuk
menyampaikan maksud secara tidak langsung. Tidak lengkap rasanya bila
dalam percakapan tidak menggunakan peribahasa. Behkan, kepandaian
menggunakan peribahasa menunjukkan seberapa tinggi derajad seseorang.
Kolektor peribahasa yang telah mengumpulkan ribuan perbahasa, yaitu
K. St. Pamuntjak, N. St. Iskandar, dan A. Dt. Madjoindo (1961), mengatakan
kelebihan peribahasa dalam komunikasi. Dengan bentuknya yang pendek,
peribahasa dapat melukiskan sejitu-jitunya maksud yang Panjang lebar. Hal itu
berarti bahwa penggunaan peribahasa dirasakan cukup efektif dan efisien
dibandingkan dengan penjelasan yang panjang lebar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
EVALUASI 3BAB 3
ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
145
EVALUASI 3
Meskipun peribahasa merupakan produk lama, kenyataannya banyak
peribahasa yang tak lekang ditelan zaman, ada contoh-contoh peribahasa yang
hingga kini dipakai dalam percakapan, dikutip dalam ceramah, khutbah, atau
pidato. Peribahasa, “tong kosong berbunyi nyaring”, “sedia payung sebelum
hujan”, “besar pasak daripada tiang” merupakan contoh-contoh peribahasa
yang masih sering digunakan.
Penggunaan media peribahasa untuk menanamkan nilai-nilai moral
kepada siswa, akan membuat siswa menyerap nilai-nilai tersebut tanpa merasa
digurui atau dipaksa. Siswa diajak mengolah sendiri nilai-nilai tersebut lalu
mengedepankan dalam sanubarinya. Selain itu, penggunaan peribahasa sebagai
salah satu produk budaya bangsa Indonesia. Dengan kata lain, sekali
mendayung, dua tiga pulau terlampaui.
(Sumber: Setiyanto, Edi. Ed. 2016. Literasi, Pendidikan, dan Karakter: Cecang Putus, Tiang Tembuk (Antologi Esai Pemenang dan Delapan Karya Pilihan Lomba Menulis Kebahasaan dan Kesastraan bagi Guru Bahasa Indonesia SLTP/SLTA DIY. Yogyakarta:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan pengubahan sesuai kebutuhan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
NAMA : PRODI :NIM : FAKULTAS :KELAS : NILAI :
EVALUASI 3BAB 3
ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
146
EVALUASI 3
2. Buatlah 1 paragraf pengantar, 3 paragraf tubuh, dan 1 paragraf penutup
dengan menggunakan kaidah penulisan esai argumentatif menurut Logika
Toulmin! (Pilih salah satu topik berikut: pendidikan matematika usia dini,
pendidikan logika berpikir matematika, cara mudah berhitung, belajar
menghitung menyenangkan, dan menjadi guru matematika yang kreatif)
3. Buatlah 3 paragraf bagian tubuh esai yang menggunakan pola argumen C-
G-W-B-M-R! (Topik: matematika itu sulit, berhitung itu menegangkan,
pelajaran matematika sangat menakutkan, dan guru matematika sangat
menakutkan)
4. Buatlah 1 paragraf penutup yang sesuai dengan kaidah penulisan esai
argumentatif serta mengesankan bagi pembaca! (Topik: peran guru
matematika di lingkungan sosial, sosialisasi menghitung yang
menyenangkan, pantang menyerah belajar menghitung, dan mengatasi
ketakutan belajar matematika)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
KUNCI JAWABANKUNCI JAWABAN
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
BAB 3 ESAI ARGUMENTATIF MENURUT TOULMIN
BAB 2 ESAI
BAB 2 ESAI
BAB 1 ARGUMENTASI
BAB 1 ARGUMENTASI
1. C 6. A2. A 7. C3. B 8. B4. D 9. B5. C 10. B
1. D 6. D2. B 7. A3. B 8. C4. B 9. B5. C 10. A
1. B 6. A2. C 7. B3. A 8. C4. B 9. C5. B 10. C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
GLOSARIUMGLOSARIUM
Alinea� : bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap atau satu tema yang dalam ragam tulis ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam atau jarak spasi yang lebih; paragraf
������i : persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan; kias
�����i : dugaan yang diterima sebagai dasar; landasan berpikir karena dianggap benar
�Definisi : kata, �asa, atau kalimat yang mengungkapkan makna, keterangan atau ciri utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas; batasan (arti)
�i��i : pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan)
�iversifikasi : penganekaragaman���f : rancangan atau konsep (surat, berita, esai, dan sebaginya)������ : bagian (yang penting, yang dibutuhkan) dari keseluruhan yang lebih besar;
unsur�ormal : sesuai dengan peraturan yang sah; menurut adat kebiasaan yang berlakuFormat : bentuk dan ukuran (buku, surat kabar, dan sebagainya)F����� : gabungan dua kata atau lebih yang bersifat non predikatif���i��� : inti sari atau dasar; kenyataan yang sebenarnya (sesungguhnya)��� : rancangan yang tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita�������� : tidak resmi��t����� : menyangkut bagian dalam (tubuh, diri, mobil, dan sebagainya); dalam
(negeri) sebelah dalam; di kalangan sendiri; dalam lingkungan sendiri.��t�����t��i : pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap sesuatu;
tafsiran�����i���� : tidak berdasarkan akal (penalaran) yang sehat; tidak masuk akal; tidak
terhitung lagi������ : ukuran untuk menentukan suatu norma; nilai, harga, taraf (tingkatan);
lebih kurang; kira-kira�Kausalitas : perihal kausal; perihal sebab akibat
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
GLOSARIUMGLOSARIUM
���si���si : penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan
�o��si : keterkaitan antarunsur dalam struktur sintaksis atau struktur wacana yang ditandai antara lain dengan konjungsi, pengulangan, penyulihan, dan pelesapan
�o����� : nyata; benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat, diraba, dan sebagainya)�o�s�����si : akibat (dari suatu perbuatan, pendirian, dan sebagainya); persesuaian
dengan yang dahulu�o�sis���si : ketetapan dan kemantapan (dalam bertindak); ketaatasasan.����i�i�i��s : perihal dapat dipercaya��i�is : bersifat tidak lekas percaya; bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan
atau kekeliruan; tajam dalam penganalisisan��o�o�o�i : urutan waktu dari sejumlah kejadian atau peristiwa���i� : sudah biasa; sudah menjadi kebiasaan; sudah umum (terdapat, terjadi,
dilakukan, dan sebagainya)�o�is : sesuai dengan logika; benar menurut penalaran; masuk akal������ : tanda; merek; tanda pada tali penduga�Metafora : pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan artu yang sebenarnya,
melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara
�Modul : satuan standar yang bersama-sama dengan yang lain dipergunakan secara bersama; kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan minimal dari guru pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk penilai, mengukur keberhasilan murid dalam penyelesaian pelajaran
������ : mengenai segenapnya (segalanya); seutuhnya; tiada terbatas; penuh.������i� : mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau
pandangan pribadi
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
GLOSARIUMGLOSARIUM
��o�i��s : kekuasaan yang sah yang diberikan kepada lembaga di masyarakat yang memungkinkan para pejabatnya menjalankan fungsinya; hak untuk bertindak; kekuasaan, wewenang
����f���� : penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi
�erspektif : sudut pandang; pandangan�����i� : asumsi; kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan kesimpulan
di dalam logika; dasar pemikiran; alasan�roposal : rancangan yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja������ : karangan bebas (tidak terkait oleh kaidah yang terdapat dalam puisi)�Refleksi : cerminan; gambaran�Retorika : keterampilam berbahasa secara efektif; studi tentang pemakaian Bahasa
secara efektif dalam karang-mengarang��olusi : penyelesaian; pemecahan (masalah dan sebagainya); jalan keluar��ubjektif : mengenai atau menurut pandangan (perasaan) sendiri, tidak langsung
mengenai pokok atau halnya�Tautologi : pengulangan gagasan, pernyataan, atau kata yang berlebih yang tidak
diperlukan, misalnya duda pria; amat sangat mahal; kemubaziran; pleonasme
����i� : pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang dikemukakan dalam karangan; untuk mendapatkan gelar kesarjanaan pada perguruan tinggi
��opik : pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dan sebagainya; bahan diskusi; subjek yang dibahas dalam sebuah teks
Visualisa�si : pengungkapan gagasan atau perasaan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan (kata dan angka), peta, grafik, dan sebagainya
������� : komunikasi verbal; percakapan; keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan; pertukaran ide secara verbal; kemampuan atau prosedur berpikir secara sistematis; kemampuan atau proses memberikan pertimbangan berdasarkan akal sehat
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Muchsin. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. KBBI Darling. Diakses tanggal 18 Februari 2017 dari .http://www.kbbi.kemedikbud.go.id
Dalman. 2015. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Rajawali Pers.
Institute for Writing and Rhetoric. 2014. Logic and Argument. Diakses tanggal 9 September 2017 dari http://writing-speech.dartmouth.edu/learning/materials-first-year-writers/logic-and-argument.
Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis : Kiat Jitu Menulis Artikel, Opini, Kolom dan Resensi Buku. Jakarta : Erlangga.
Nasiroh, Alfiyatun. 2016. Pola dan Kadar Ketajaman Argumen Paragraf-Paragraf Argumentasi Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Kelautan Tahun 2015. Yogyakarta: S.Pd. Universitas Sanata Dharma.
Nurhadi. 2017. Handbook of Writing (Panduan Lengkap Menulis). Jakarta: Bumi Aksara.
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Grasindo.
Rani, Abdul. dkk. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
Rottenberg, A.T. 1988. Elements of Argumen, a Text and Reader. New York: St. Martin's Press.
Setiyanto, Edi. Ed. 2016. Literasi, Pendidikan, dan Karakter: Cencang Putus, Tiang Tembuk (Antologi Esai Pemenang dan Delapan Karya Pilihan Lomba Menulis Kebahasaan dan Kesastraan bagi Guru Bahasa Indonesia SLTP/SLTA DIY. Yogyakarta:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta.
Syaifudin, Ahmad. dkk. 2011. “Penalaran Argumen Siswa dalam Wacana Tulis Argumentatif sebagai Upaya Membudayakan Berpikir Kritis di SMA”. Lingua Jurnal Bahasa dan Sastra. Volume VII.
Toulmin, Stephen R., et al. 1979. An Introduction to Reasoning. New York: Macmillan.
Wijayanti, Sri Hapsari. dkk. 2011. Dari EYD ke Esai: Dilengkapi Soal-Jawab. Ed. Ke-2. Jakarta: Universitas Atma Jaya Jakarta.
Winarto, Y. T. dkk. 2004. Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PENDIDIKAN adalah
senjata paling ampuh
yang bisa Anda
gunakan untuk
MENGUBAH DUNIA.
Nelson Mandela
PENDIDIKAN adalah
senjata paling ampuh
yang bisa Anda
gunakan untuk
MENGUBAH DUNIA.
Nelson Mandela
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI