PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16852/2/048114104_Full.pdf · optimasi...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16852/2/048114104_Full.pdf · optimasi...
OPTIMASI KOMPOSISI TWEEN 80 DAN SPAN 80 SEBAGAI
EMULSIFYING AGENT DALAM EMULGEL ANTI-AGING EKSTRAK
TEH HIJAU (Camellia sinensis (L)O.K) BASIS CARBOPOL® 940 DENGAN
APLIKASI SIMPLEX LATTICE DESIGN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Diajukan oleh:
Fransiska Rosari Dewi
NIM : 048114104
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
OPTIMASI KOMPOSISI TWEEN 80 DAN SPAN 80 SEBAGAI
EMULSIFYING AGENT DALAM EMULGEL ANTI-AGING EKSTRAK
TEH HIJAU (Camellia sinensis (L)O.K) BASIS CARBOPOL® 940 DENGAN
APLIKASI SIMPLEX LATTICE DESIGN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Diajukan oleh:
Fransiska Rosari Dewi
NIM : 048114104
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
KUPERSEMBAHKAN KARYA KECILKU UNTUK YANG KUKASIHI :
MY HERO””JESUS CHRIST”” PAPA, MAMA, MONIC
HELPIAN MADIANTARI atas semua dukungannya
TEMAN-TEMAN dan ALMAMATERKU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Fransiska Rosari Dewi
Nomor Mahasiswa : 048114104
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
OPTIMASI KOMPOSISI TWEEN 80 DAN SPAN 80 SEBAGAI EMULSIFYING AGENT DALAM EMULGEL ANTI-AGING EKSTRAK TEH HIJAU (Camellia sinensis (L)O.K) BASIS CARBOPOL® 940 DENGAN APLIKASI SIMPLEX LATTICE DESIGN
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet
ataumedia lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ujin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 18 Agustus 2008
Yang Menyatakan
(Fransiska Rosari Dewi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas
rahmat dan anugerah-Nya yang melimpah penelitian dan penyusunan skripsi ini
dapat diselesaikan.
Skripsi di bidang teknologi farmasi dengan judul: “Optimasi Komposisi
Tween 80 dan Span 80 Sebagai Emulsifying Agent Dalam Emulgel Anti-aging
Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis (L)O.K) Basis Carbopol ® 940 Dengan
Aplikasi Simplex Lattice Design”, disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Selama penelitian dan penyusunan skripsi ini, berbagai pihak telah
memberikan dukungan dan bantuan yang sangat besar. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada
Bapak Saifullah Sulaiman, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak meluangkan perhatian dan waktunya untuk memberikan bimbingan
dan saran selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Penulis banyak mengalami kesulitan selama penyelesaian skripsi ini.
Tetapi dengan adanya bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. My Lord JESUS CHRIST & MOTHER MARY who loves me.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
2. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak T.N Saifullah Sulaiman, M.Si., Apt., selaku Dosen Penguji yang
telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan atas segala bimbingan dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Sri Hartati Yuliani., Apt., selaku Dosen Penguji atas segala kritik dan
sarannya.
5. Ibu Agatha Busi Susiana, M.Si., Apt., selaku Dosen Penguji atas segala
kritik dan sarannya.
6. Pak Musrifin, Agung, Iswandi, Ottok, Parlan, Sarwanto, Kunto serta
laboran- laboran yang lain atas bantuannya selama penulis menyelesaikan
laporan akhir.
7. Papa, mama, dan Monic atas segala dukungan dan doa selama penyusunan
skripsi ini.
8. Maria, Finza, DK, Ineke, Ayu atas kerjasama, canda tawa dan keluh kesah
selama penyusunan skripsi ini dan semua teman-teman angkatan 2004,
terima kasih atas segala semangat dan kebersamaan kita yang indah.
9. Semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
Penulis juga menyadari sepenuhnya penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari keterbatasan dan kekurangan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhir kata semoga skripsi ini dapat
berguna bagi pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 14 Juli 2008
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
INTISARI
Gejala penuaan dini sering kali ditakuti oleh kaum wanita. Banyak upaya dilakukan untuk mencegah penuaan dini pada kulit yang disebabkan oleh radikal bebas, diantaranya dengan menggunakan teh hijau. Teh hijau mengandung antioksidan yaitu polifenol dan derivat flavan atau secara umum juga disebut derivat katekin. Berbagai macam bentuk sediaan dibuat untuk memudahkan aplikasi pada kulit, salah satunya adalah emulgel. Pada sediaan emulgel terdapat sistem emulsi dan gel, sehingga emulsifying agent yang digunakan dalam sistem emulsi akan mempengaruhi sifat fisik dan kestabilannya.
Penelitian ini merupakan optimasi formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (Camellia sinensis (L)O.K) tinjauan terhadap emulsifying agent tween 80 dan span 80. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh range komposisi optimum dari emulsifying agent sehingga dapat diperoleh emulgel yang mempunyai sifat fisik dan stabilitas yang baik. Optimasi tersebut dilakukan terhadap parameter sifat fisik sediaan emulgel (daya sebar dan viskositas) serta stabilitas sediaan emulgel dalam penyimpanan selama 1 bulan. Uji mikromeritik juga dilakukan untuk memberikan informasi tentang ukuran partikel sehingga dapat memberikan nilai estetika yang tinggi. Data hasil uji sifat fisik dianalisis secara statistik menggunakan analisis uji F dengan taraf kepercayaan 95%. Dari penelitian ini dilakukan optimasi emulsifying agent pada emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (Camellia sinensis (L)O.K) dengan sifat fisik meliputi daya sebar 3-5 cm, viskositas 190-250 d.Pas dan stabilitas emulgel yang ditunjukkan dengan % pergeseran viskositas = 5%. Range komposisi optimum emulsifying agent tween 80 dan span 80 yang diperoleh dari contour plot superimposed berdasarkan sifat fisik dan stabilitas emulgel anti-aging ekstrak teh hijau adalah 80% tween 80 : 20% span 80 sampai dengan 100% span 80. Kata kunci : ekstrak teh hijau, emulgel anti-aging, Tween 80, Span 80, Simplex
Lattice Design
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
Women are often afraid of of premature aging symptoms . Green tea is one of many ways to prevent the skin from premature aging symptoms caused by free radical. Green tea have antioxidant compound which can inhibit the process of premature aging. The antioxidant compound are polyphenols and flavan derivate as generally called catekin derivate. There are many kinds of product has been made to achieve of application on skin, one of them is emulgel. There are two system of emulgel product i.e emulsion system and gelling system. Emulsion system that have been used in emulgel can be influence physical character and stability of emulgel.
This research was about optimization formula of antiaging of green tea extract (Camellia sinensis (L)O.K) emulgel review to tween 80 and span 80 as emulsifying agent. The aiming of this research was to obtain optimum composition range from tween 80 and span 80 as emulsifying agent to achieve a emulgel which had a good physical character and stability. This optimization was included of characteristic of semisolid (spreadability and viscosity) and the stability during storing for a month. Micromeritic test also done to give information about particle size so it could achieve a high aesthetics value. The physical characteristic parameter and stability of emulgel preparation was analyzed with F-test statistic using a 95%. From this research was done optimization of emulsifying egent of the formulation of green tea extract antiaging emulgel with physical character such as spreadability 3 cm to 5 cm, viscosity 190 d.Pa.S to 250 d.Pa.S and stability which was shown with alteration of viscosity = 5%. The optimum range area exhibited by contour plot superimposes was 80% tween 80 : 20% span 80 until 100% span 80. Key word : green tea extract, antiaging emulgel, Tween 80, Span 80, Simplex
Lattice Design.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
KATA PENGANTAR...................................................................................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... ix
INTISARI ....................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xix
BAB I. PENGANTAR ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 3
C. Keaslian Karya ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................. 6
A. Teh Hijau...................................................................................... 6
1. Klasifikasi tanaman................................................................. 6
2. Kandungan kimia ................................................................... 8
3. Khasiat dan Kegunaan ........................................................... 10
B. Kulit ............................................................................................. 10
C. Penuaan Kulit ............................................................................... 15
D. Antioksidan.................................................................................. 20
E. Emulgel........................................................................................ 23
F. Emulsifying Agent ........................................................................ 23
1. Polysorbate 80......................................................................... 25
2. Span 80.................................................................................... 26
G. Carbopol....................................................................................... 26
H. Mikromeritik ................................................................................ 21
I. Metode Simplex Lattice Design ...................................................... 28
J. Keterangan Empiris......................................................................... 29
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 33
A. Jenis Rancangan Penelitian............................................................. 33
B. Variabel dalam Penelitian............................................................... 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Definisi Operasional ....................................................................... 33
D. Alat dan Bahan................................................................................ 35
E. Tata Cara Penelitian........................................................................ 36
1. Pengumpulan bahan penelitian ................................................. 36
2. Pemeriksaan daun teh hijau....................................................... 36
3. Pemeriksaan Katekin................................................................. 37
4. Uji aktivitas antioksidan............................................................ 37
5. Optimasi proses pembuatan sediaan emulgel ........................... 39
6. Pembuatan sediaan emulgel...................................................... 40
7. Evaluasi sediaan emulgel.......................................................... 41
8. Pengujian mikromeritik............................................................ 43
9. Uji iritasi primer....................................................................... 43
10. Subjective assesment................................................................. 43
11. Analisis Data............................................................................. 44
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 45
A. Identifikasi teh hijau..................................................................... 45
B. Pembuatan emulgel anti-aging ekstrak teh hijau......................... 53
C. Penentuan tipe emulsi .................................................................. 56
D. Sifat fisik dan stabilitas emulgel.................................................. 59
E. Pemisahan fase emulgel............................................................... 71
F. Mikromeritik ................................................................................ 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
G. Uji iritasi...................................................................................... 74
H. Optimasi Formula........................................................................ 75
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 80
A. Kesimpulan................................................................................... 80
B. Saran............................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 82
LAMPIRAN .................................................................................................... 86
BIOGRAFI PENULIS...................................................................................... 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Formula modifikasi untuk emulsifying agent ............................... 38
Tabel II. Formula emulgel ekstrak teh hijau............................................... 39
Tabel III. Nilai hRx teh hijau pada MMI dan penelitian............................... 46
Tabel IV. Hasil pemeriksaan identifikasi reaksi warna teh hijau................... 47
Tabel V. Aktivitas antioksidan ekstrak teh hijau dan vitamin C menggunakan
metode DPPH ................................................................................ 50
Tabel VI. Nilai HLB formula….................................................................... 56
Tabel VII. Hasil pengukuran sifat fisik emulgel............................................. 60
Tabel VIII. Hasil perhitungan uji F pada daya sebar emulgel anti-aging........ 63
Tabel IX. Hasil perhitungan uji F pada viskositas emulgel anti-aging.......... 67
Tabel X. Hasil perhitungan uji F pada pergeseran viskositas emulgel
anti-aging. ...................................................................................... 70
Tabel XI. Hasil uji pH emulgel anti-aging ...................................................... 70
Tabel XII. Hasil pengukuran tetesan minyak dalam emulgel.......................... 73
Tabel XII.Hasil pengukuran indeks iritasi primer emulgel dan sifat
iritannya…........................................................................................ 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur penampang kulit .............................................................. 11
Gambar 2. Mekanisme reaksi antara DPPH dengan antioksidan.................... 22
Gambar 3. Struktur molekul polysorbate 80 ................................................... 25
Gambar 4. Struktur molekul carbopol............................................................. 27
Gambar 5. Lempeng KLT diamati dengan sinar biasa dan UV....................... 45
Gambar 6. Spektrum perbandingan panjang gelombang antara ekstrak teh
hijau dengan katekin hidrat........................................................... . 48
Gambar 7. Reaksi antara katekin dengan DPPH.............................................. 49
Gambar 8. Kurva hubungan antara konsentrasi (µg/ml) dengan peredaman
radikal bebas (%) pada vitamin C dan pada ekstrak teh hijau
sebagai larutan pembanding ........................................................... 50
Gambar 9. Struktur senyawa polifenol dalam teh hijau.................................. 52
Gambar 10. Pengenceran emulgel dengan akuadest ....................................... 57
Gambar 11. Pewarnaan emulgel dengan methylen blue................................... 59
Gambar 12. Grafik hubungan tween 80 dan span 80 dengan respon daya
sebar emulgel anti-aging ekstrak teh hijau .................................. 62
Gambar 13. Grafik hubungan tween 80 dan span 80 dengan respon viskositas
emulgel anti-aging ekstrak teh hijau............................................ 66
Gambar 14. Grafik hubungan tween 80 dan span 80 dengan respon pergeseran
viskositas emulgel anti-aging ekstrak teh hijau........................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Gambar 15. Grafik distribusi ukuran partikel droplet emulsi dalam emulgel anti-
aging ekstrak teh hijau................................................................... 73
Gambar 16. Uji iritasi pada kulit kelinci.......................................................... 75
Gambar 17. Contour Plot daya sebar emulgel anti-aging ekstrak teh hijau.... 77
Gambar 18. Contour Plot viskositas emulgel anti-aging ekstrak teh hijau..... 78
Gambar 19. Contour Plot pergeseran viskositas emulgel anti-aging ekstrak teh
Hijau............................................................................................. 79
Gambar 20. Contour Plot Superimposed emulgel anti-aging ekstrak teh
hijau.............................................................................................. 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Uji Daya Antioksidan.................................................................. 86
Lampiran 2. Data Sifat Fisis dan Stabilitas Emulgel ....................................... 88
Lampiran 3. Data pH Emulgel ......................................................................... 90
Lampiran 4. Persamaan Simplex Lattice Design............................................. 91
Lampiran 5. uji F .............................................................................................. 98
Lampiran 6. Data uji mikromeritik emulgel..................................................... 107
Lampiran 7. Data uji Iritasi Primer .................................................................. 112
Lampiran 8. Perbandingan Komposisi Basis pada Kriteria Penerimaan Masing-
Masing Sifat Fisis Gel.................................................................. 114
Lampiran 9. Kuisioner subjective assessment.................................................. 117
Lampiran 10. Foto emulgel anti-aging ekstrak teh hijau................................. 124
Lampiran 11. Hasil pemeriksaan ekstrak teh hijau.......................................... 125
Lampiran 12. Dokumentasi.............................................................................. 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Penuaan merupakan suatu proses alamiah yang secara normal terjadi di dalam
tubuh dan merupakan suatu episode kehidupan yang tak terelakkan. Seperti halnya
gigi dan mata, kulit merupakan organ yang bisa berubah karena usia dan karena
faktor lain, dan hal itu mudah diamati. Tingkat perubahannya bervariasi pada
perorangan maupun pada bagian tubuh yang bersangkutan. Dahulu proses menua
dianggap wajar dan tidak mungkin dihindarkan karena berlangsung alami. Namun,
seiring dengan kemajuanilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran, saat
ini proses menua telah diketahui bukan hanya sebagai akibat usia atau pengaruh
genetik melainkan oleh faktor serangan beberapa radikal bebas. Akibatnya tubuh
tidak dapat bertahan terhadap kerusakan atau memperbaiki kerusakan jaringan itu
(Mitsui, 1997).
Proses penuaan kulit disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan
faktor ekstrinsik. Penuaan kulit karena faktor intrinsik dilatarbelakangi faktor genetik
dari individu dan diakibatkan oleh usia yang tidak dapat dihindari. Penuaan kulit
karena faktor ekstrinsik terjadi akibat adanya faktor luar seperti sinar matahari,
merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan dan kekurangan nutrisi. Proses penuaan
kulit yang disebabkan oleh faktor ekstrinsik dapat menyebabkan penuaan dini.
Kelainan yang tejadi pada penuaan dini berupa kulit kering dan kasar, kulit berkerut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
muncul noda-noda hitam pada kulit, kulit kusam, dan tidak bercahaya. Hal ini terjadi
karena adanya radikal bebas (Baumann, 2002).
Banyak upaya dilakukan untuk mencegah penuaan dini pada kulit yang
disebabkan oleh radikal bebas, diantaranya dengan menggunakan teh hijau. Teh hijau
mengandung antioksidan yaitu polifenol dan derivat flavan atau secara umum juga
disebut derivat katekin. EGCG (epigalokatekin galat) dan quercetin merupakan
antioksidan kuat dengan kekuatan 100 kali lebih, tinggi dari vitamin C dan 25 kali
vitamin E yang juga merupakan antioksidan potensial, sebagai penyegar kulit dan
mengatur keseimbangan radikal bebas. Adanya kandungan senyawa polifenol berupa
katekin ini yang memberikan aktivitas antioksidan sehingga dapat mengurangi
kerusakan sel dan proses penuaan dini menjadi lebih lambat (Fulder, 2004).
Ekstrak teh hijau juga dapat digunakan sebagai antipenuaan dini dengan
konsentrasi 5-10% (Anonim, 2002). Secara empiris untuk menghambat penuaan dini
dapat digunakan 3 gram daun teh hijau yang diseduh dengan 150 ml air mendidih,
didiamkan dalam keadaan tertutup sampai dingin dan disaring kemudian digunakan
untuk membasuh wajah (Mursito, 2000). Cara-cara tersebut dirasakan kurang praktis,
khususnya bagi masyarakat yang memiliki aktifitas cukup padat, karena itu dibuat
suatu sediaan topikal yang didesain untuk penggunaan lokal pada kulit secara lebih
praktis dan lebih efektif. Ada berbagai macam bentuk sediaan topikal, antara lain
lotion, cream, gel dan emulgel. Kelebihan gel yaitu dapat memberikan rasa dingin di
kulit dengan adanya kandungan air yang cukup tinggi sehingga nyaman digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
(Mitsui, 1997). Adanya sistem emulsi dalam bentuk sediaan emulgel, maka akan
memberikan penetrasi tinggi di kulit. Atas dasar kelebihan dari emulsi dan gel
tersebut maka dibuat sediaan emulgel.
Pada sediaan emulgel terdapat sistem emulsi dan gel. Pada sistem emulsi
terdapat dua fase yang tidak saling campur sehingga emulsifying agent yang
digunakan dalam sistem emulsi akan mempengaruhi sifat fisik dan kestabilannya.
Dalam penelitian ini digunakan tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent.
Penggunaan tween 80 dan span 80 secara bersamaan akan meningkatkan sifat fisik dan
stabilitas emulgel yang dihasilkan. Kombinasi emulsifying agent dapat dilakukan untuk
mencapai HLB yang diinginkan. Kombinasi emulsifying agent akan mempengaruhi
sifat fisik dan kestabilan sistem emulsi.
Pada penelitian ini akan dilakukan optimasi emulsifiying agent pada sediaan
emulgel yang menggunakan tween 80 dan span 80, menggunakan basis gel carbopol,
yang berasal dari polimer sintesis dengan berat molekul yang tinggi dari ikatan silang
asam akrilat dengan alil eter (Stephenson, 2000). Sebagai bahan utama digunakan
ekstrak teh hijau dengan konsentrasi 5 %.
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Apakah ekstrak teh hijau dapat dibuat menjadi sediaan emulgel yang stabil
secara fisik dan tidak memberikan efek iritasi primer ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Bagaimana profil sifat fisik dan stabilitas emulgel anti-aging ekstrak teh
hijau (Camellia sinensis (L.)O.K.) dengan berbagai variasi komposisi
emulsifying agent tween 80 dan span 80 ?
3. Pada range komposisi optimum berapakah span 80 dan tween 80
menghasilkan sediaan emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (Camellia sinensis
(L.)O.K.) yang dikehendaki?
C. KEASLIAN PENELITIAN
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian tentang
formulasi sediaan emulgel ekstrak teh hijau yang digunakan sebagai emulgel anti-
aging dengan emulsifying agent Polysorbate 80 dan Span 80 belum pernah dilakukan.
D. TUJUAN PENELITIAN
a. Tujuan umum
Memproduksi sediaan emulgel ekstrak teh hijau yang stabil secara fisik.
b. Tujuan khusus
§ Mengetahui apakah ekstrak teh hijau dapat dibuat menjadi sediaan
emulgel yang stabil secara fisik dan tidak memberikan efek iritasi primer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
§ Untuk mengetahui profil sifat fisik dan stabilitas emulgel anti-aging
ekstrak teh hijau (Camellia sinensis (L.)O.K.) dengan berbagai variasi
komposisi emulsifying agent tween 80 dan span 80.
§ Mengetahui range optimum emulsifying agent pada counter plot dengan
metode Simplex Lattice Design terhadap sifat fisik emulgel.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
Menambah pengetahuan tentang bentuk sediaan emulgel yang berasal dari bahan
alam.
2. Manfaat metodologis
Menambah ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasian mengenai penggunaan
metode Simplex Lattice Design dalam formulasi emulgel anti-aging ekstrak teh
hijau.
3. Manfaat praktis
Mengetahui range komposisi formula optimum dari profil respon sifat fisik
emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (Camellia sinensis (L)O.K.) dengan
emulsifying agent tween 80 dan span 80.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Teh
Klasifikasi
Devisi : Spermatophyta (tumbuhan biji)
Sub devisi : Angiospermae (tumbuhan biji terbuka)
Kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah)
Sub kelas : Guttiferales (Clusiales)
Familia (suku) : Camelliaceae (Theaceae)
Genus (marga) : Camellia
Spesies (jenis) : Camellia sinensis
Varietas : Assamica
Sinonim : Camellia bohea Griff, C. sinensis (L) O.K., C. theifera Dyer.,
Thea sinensis L,. T. asamica Mast, T. cochinchinensis
Lour., T. cantoniensis Lour., T. chinensis Sims., T. viridis L.
(Tuminah,
2004)
1. Klasifikasi teh
Teh dapat dikelompokkan dalam tiga jenis berdasarkan
pengolahannya, yaitu teh hijau (tidak difermentasi), teh oolong
(semifermentasi), dan teh hitam (fermentasi penuh) (Syah, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Teh hijau dibuat melalui inaktivasi enzim polifenol oksidasenya di
dalam daun teh segar. Metode inaktivasi enzim polifenol oksidase teh hijau
dapat dilakukan melalui pemanasan (udara panas) yaitu memanaskan daun
yang sudah kering dan penguapan (steam /uap air) dimana daun teh segar yang
masih baru dipetik diuapkan sebentar kemudian dikeringkan. Kedua metode
ini berguna untuk mencegah tejadinya oksidasi enzimatis katekin (Fulder,
2004).
Teh hitam dibuat dengan cara memfermentasikan daun teh, yang
sebelumnya sedikit dikeringkan dengan udara hangat, dilayukan dan digiling
di bawah pengaruh panas yaitu melalui oksidase katekin dalam daun segar
dengan katalis polifenol oksidase atau yang disebut dengan fermentasi. Proses
fermentasi ini dihasilkan dalam oksidasi polifenol sederhana, ya itu katekin teh
diubah menjadi molekul yang lebih kompleks dan pekat sehingga memberi
ciri khas teh hitam, yaitu berwarna kuat dan tajam (Syah, 2006).
Teh oolong diproses melalui pemanasan daun dalam waktu singkat
setelah penggulungan, oksidasi terhenti dalam proses pemanasan, sehingga teh
oolong disebut dengan teh semifermentasi. Karakteristik teh oolong berada
diantara teh hitam dan teh hijau (Syah, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Kandungan kimia (Syah, 2006)
Bahan-bahan kimia dalam daun teh dapat digolongkan manjadi empat
kelompok besar, yaitu substansi fenol, substansi bukan fenol, substansi
penyebab aroma dan enzim.
a. Substansi fenol
1) Katekin (polifenol)
Katekin merupakan senyawa dominan dari polifenol teh hijau yang
merupakan senyawa larut dalam air, tidak berwarna dan memberikan
rasa pahit, tidak bersifat menyamak dan tidak berpengaruh buruk
terhadap pencernaan makanan, katekin teh bersifat antimikroba
(bakteri, virus), antioksidan, antiradiasi, memperkuat penbuluh
darah, melancarkan sekresi air seni dan menghambat pertumbuhan
sel kanker.
Katekin dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu proantocyanidin
dan polyester. Katekin teh hijau tersusun sebagian besar atas
senyawa-senyawa katekin, epikatekin, galokatekin, epigalokatekin,
galokatekin ga lat dan epigalokatekin galat. Kandungan teh hijau
bervariasi menurut cara pengolahannya. Kandungan katekin tertinggi
ada pada teh hijau, disusul teh oolong, dan teh hitam. Teh hijau
mengandung 16-30 % senyawa katekin, meskipun jumlah ini masih
dipengaruhi oleh cuaca (iklim), varietas jenis tanah, dan tingkat
kematangan daun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2) Flavanol
Flavanol dalam teh meliputi quersetin, kaemferol, dan mirisetin.
Flavanol merupakan antioksidan alami yang mampu mengikat
logam.
b. Substansi bukan fenol
Substansi bukan fenol terdiri dari: 4 % karbohidrat, 6 % substansi
pektin, 3-4 % alkaloid seperti teofilin (1,3-dimetil xantin), teobromin
(3,7-dimetil xantin) dan kafein (1,3,7-trimetil xantin). Kafein dapat
berfungsi sebagai stimulan pada sistem CNS (Central Nervous System)
dalam sistem respiratori dan jantung. Kandungan teh hijau lainnya
adalah klorofil dan zat warna lain, protein dan asam-asam amino, asam
organik substansi resin, vitamin, substansi mineral (magnesium, kalium,
flour, natrium kalsium seng, mangan, tembaga, selenium).
c. Substansi penyebab aroma
Beberapa pendapat menyatakan bahwa aroma teh berasal dari glikosida
yang terurai menjadi gula sederhana dan senyawa beraroma. Pendapat
lain mengatakan aroma berasal dari oksidasi karotenoid yang
menghasilkan senyawa mudah menguap (aldehid dan keton tidak
jenuh).
d. Enzim
Invertase, amilase, β-glukosidase, oximetilase, protease dan
peroksidase.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3. Khasiat dan guna
Teh hijau mempunyai berbagai macam khasiat antara lain sebagai anti
kanker (mencegah terjadinya kanker perut, kanker payudara, kanker
kandungan, kanker prostat, kanker rongga mulut, antimikroba dan antibakteri),
mencegah karies gigi, antidiabetes, meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah
penuaan dini (anti-aging), mengobati diare dan mencegah osteoporosis.
Penelitian ini menitik beratkan pada fungsi teh hijau sebagai pencegah
penuaan dini (anti-aging) yang telah lama dibuktikan oleh masyarakat secara
empiris yaitu dengan menggunakan 3 gram daun teh hijau yang diseduh
dengan 150 ml air mendidih, didiamkan dalam keadaan tertutup sampai dingin
dan disaring kemudian digunakan untuk membasuh wajah (Mursito, 2000)
B. Kulit
1. Struktur kulit
Kulit merupakan organ terluas yang menutupi seluruh permukaan tubuh.
Kulit memiliki kekakuan yang bervariasi di setiap bagian yang berbeda. Daerah
yang paling kaku dan tebal adalah telapak kaki dan telapak tangan serta sela-
sela jari. Kulit menjadi lebih tipis dan berkeriput pada usia tua dan kelihatan
kekuningan bahkan keabu-abuan, sering disebut penuaan kulit. Pada kulit
wajah, sel-selnya sangat tipis, sehingga memungkinkan sediaan kosmetik dapat
berpenetrasi (Young, 1972).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari pengaruh luar baik secara
fisik maupun imunologik. Kulit juga berperan penting dalam interaksi antar
individu dengan lingkungan, karena merupakan indera yang sensitif terhadap
sentuhan yang kadang membuat perasaan emosional (Rawling, 2002).
Kecantikan kulit dipengaruhi oleh keadaan keratinisasi (pigmentasi lebih
gelap) pada permukaan sel, aktivitas kelenjar sekresi, dan keadaan jaringan
lemak. Kelembaban kulit yang rendah menyebabkan kulit kering, kasar, dan
tidak menarik. Pada tingkatan yang lebih buruk menyebabkan kulit pecah-
pecah dan mudah teriritasi (Rawling, 2002).
Gambar 1. Penampang kulit manusia (Anonim, 2007a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Fungsi umum kulit
a. Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Sebagai respon dari suhu lingkungan yang tinggi atau latihan yang sangat
berat, produksi dari kelenjar lemak akan membantu untuk menurunkan suhu
tubuh kembali ke normal. Perubahan aliran darah ke kulit juga merubah sifat
jaringan dan membantu mengatur suhu tubuh.
b. Proteksi
Kulit menutupi tubuh dan merupakan barier atau rintangan fisik yang
melindungi jaringan di bawahnya dari abrasi fisik, invasi bakteri, dehid rasi
dan radiasi ultraviolet.
c. Pengindera (sensori)
Kulit terdiri dari berbagai ujung saraf dan reseptor yang menerima rangsang
suhu, sentuhan, tekanan dan sakit.
d. Ekskresi
Kulit mengatur suhu tubuh tidak hanya dengan mengeluarkan keringat,
tetapi juga dengan ekskresi sisa-sisa metabolisme tubuh, misalnya air, garam
dan beberapa senyawa organik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
e. Pembentukkan vitamin D
Kulit dapat membentuk vitamin D dari bahan baku 7-dihidroksikolesterol
dengan bantuan sinar matahari. Namun produksi ini masih lebih rendah dari
kebutuhan tubuh, maka diperlukan vitamin D dari luar melalui makanan.
f. Imunitas
Beberapa sel tertentu dari epidermis merupakan komponen yang penting
untuk imunitas, mempunyai kemampuan untuk memerangi penyakit dengan
membentuk antibodi.
g. Pembentukkan pigmen
Sel pembentuk pigmen kulit terletak di lapisan basal epidermis. Jumlah
melanosit serta jumlah dan besar melanin yang terbentuk menentukan warna
kulit. Paparan sinar matahari mempengaruhi produksi melanin, jika paparan
sinar matahari bertambah maka produksi melanin akan meningkat.
h. Keratinisasi
Lapisan epidermis kulit orang dewasa mempunyai tiga jenis sel utama:
keratinosit, melanosit, dan sel langerhans. Proses keratinisasi dimulai dari
sel basal menjadi sel tanduk berlangsung selama 14-21 hari. Proses ini
berlangsung terus dan berguna untuk rehabilitasi kulit agar dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
i. Absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan maupun benda padat.
Tetapi cairan yang mudah menguap mungkin lebih diserap kulit, begitu pula
zat yang larut dalam minyak. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi oleh
tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban udara, metabolisme, dan jenis
pembawa zat yang menempel pada kulit.
Bermacam-macam senyawa dapat diabsorbsi melalui kulit. Ada 2
macam jalur absorpsi, yang pertama melalui epidermis dan yang kedua
melalui kelenjar sebaseus dari folikel rambut. Steroid seperti hormon wanita,
hormon pria, dan adrenokortikosteroid dan senyawa-senyawa yang larut
dalam lemak seperti vitamin A, D, E, K diabsorbsi melalui kulit. Tetapi
senyawa-senyawa yang larut dalam air tidak mudah diabsorbsi karena
adanya barier untuk air dan zat-zat yang larut dalam air, barier ini dibentuk
oleh lapisan tanduk. Kelarutan suatu senyawa dalam lemak, umur seseorang,
suplai darah ke kulit, komposisi air pada lapisan tanduk, derajat kerusakan
lapisan tanduk dan kelembaban merupakan hal-hal yang mempengaruhi
absorpsi transdermal.
j. Ekspresi emosi
Hasil gabungan fungsi yang telah disebut di atas menyebabkan kulit mampu
berfungsi sebagai alat untuk menyatakan emosi yang terdapat dalam jiwa
manusia (Tortora dan Angnostakos, 1990).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
C. Penuaan kulit
Sebagai selubung tubuh, kulit merupakan tameng utama menghadapi
ancaman kondisi luar tubuh, sinar ultraviolet salah satunya. Sinar ultravio let (UV)
dan radikal bebas ini memang sering dianggap menjadi faktor utama penuaan dini
alias premature aging. Tak heran kulit yang menua secara dini banyak dijumpai
pada bagian tubuh yang terbuka, seperti wajah, lengan dan kaki.
Kulit berubah mengikuti usia seseorang. Walaupun proses penuaan tidak
dapat dielakkan, pemahaman tentang proses penuaan yang terjadi di kulit sangat
penting. Paparan sinar matahari dipercaya akan mempercepat proses perubahan
kulit. Penuaan akan dapat dipercepat lagi oleh radikal bebas yang berada di sekitar
kita. Diantara tanda-tanda penuan kulit yang dapat terlihat , yaitu kulit terlihat
kering, kasar, kendur dan kehilangan elastisitasnya, terdapat bercak atau noda
coklat kehitaman, keriput, adanya regangan kulit, timbul lipatan pada leher, dan
garis-garis ketuaan di wajah (Baumann, 2002). Kelainan yang terjadi pada
penuaan dini berupa kulit kering, kulit berkerut, muncul noda-noda hitam pada
kulit karena kerusakan protein dan asam amino yang merupakan struktur utama
kolagen dan elastin, dilanjutkan dengan kerusakan pembuluh darah kulit dan
menimbulkan pigmentasi kulit, kulit kusam, dan tidak bercahaya. Hal ini terjadi
karena adanya radikal bebas (Hermani, 2005).
Dari penelitian Jae Kyung No, dkk. diketahui teh hijau mempunyai daya
hambat tirosinase yang kuat. Telah dikatakan salah satu ciri kulit aging adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
adanya noda hitam (pigmentasi), tirosinase merupakan enzim utama dalam
pembentukan melanin (Avanti, 2002).
Tirosinase berperan dalam mengkatalisis tiga reaksi yang berbeda dalam
pembentukan melanin (melanogenesis), yaitu hidroksilasi tirosin menjadi
dihidroksifenilalanin (DOPA), oksidasi DOPA menjadi dopakuinon dan oksidasi
dihidroksiindol (DHI) menjadi indolkuinon. Hambatan pada pembentukan
ataupun aktivitas enzim ini akan menyebabkan pigmen melanin berkurang atau
tidak terbentuk, sehingga noda hitam tidak terbentuk.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan kulit adalah (Tortora, 1990):
1. Faktor eksternal
a. Sinar matahari
Pajanan sinar matahari dapat menimbulkan berbagai derajat kerusakan pada
kulit dan akhirnya dapat menyebabkan terjadinya penuaan kulit. Derajat
kerusakan tergantung dari lamanya paparan serta dosis penyinaran yang
diterima.
b. Kelembaban udara
Kelembaban udara yang rendah akan mempercepat penguapan air dari kulit
dan menyebabkan kulit menjadi kering sehingga proses menua dipercepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
c. Radikal bebas
Radikal bebas yaitu suatu molekul oksigen dengan atom yang ada orbit
terluarnya memiliki elektron yang tidak berpasangan. Akibat dari kehilangan
pasangannya itu, elektron menjadi tidak stabil, liar dan radikal. Akibatnya
selalu berusaha mencari pasangan elektron, tetapi dengan cara yang radikal,
yaitu merebut elektron dari molekul lain. Radikal bebas ini berakibat
destruktif bagi melekul sel lain yang elektronnya dirampas. Aksi
perampasan elektron itu menimbulkan reaksi berantai sehingga radikal bebas
terakhir semakin banyak. Radikal bebas merusak molekul makro
pembentuk sel, yaitu protein, karbohidrat (polisakarida), lemak, dan
deoxyribo nucleic acid (DNA). Akibatnya, sel menjadi rusak, mati, atau
bermutasi. Peristiwa itu menjadi salah satu penyakit degeneratif seperti
kanker dan penuaan sel. Pada sel kulit, misalnya radikal bebas akan merusak
senyawa lemak dan membran sel. Lalu, kulit kehilangan ketegangannya
(turgor), dan muncullah keriput.
Selain lahir dari proses metabolisme, radikal bebas juga muncul pada setiap
kejadian pembakaran, misalnya merokok, memasak, juga aktivitas
pembakaran bahan bakar pada mesin dan kendaraan bermotor. Ketika sinar
ultraviolet mengenai suatu benda terus menerus, elektron atom benda
tersebut akan meloncat dari orbitnya, dan terciptalah radikal bebas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Faktor internal.
a. Faktor hormonal
Proses menua fisiologik lebih jelas terlihat pada wanita yang memasuki
klimakterium atau menopause. Pada masa itu fungsi ovarium menurun,
menyebabkan estrogen berkurang. Akibatnya akan terjadi atrofi sel epitel
vagina, kekeringan dan penurunan elastisitas kulit.
b. Faktor keturunan (genetik)
Di mana kondisi kulit orang-orang tertentu mempunyai kecenderungan
untuk mengalami penuaan lebih awal, seperti kerut dan uban.
c. Rasial
Ras terbagi menjadi beberapa macam. Masing-masing mempunyai struktur
kulit yang berbeda, terutama struktur kulit yang berperan di dalam sistem
pertahanan tubuh terhadap lingkungan, misalnya pigmen melanin. Pada ras
kaukasia lebih mudah terjadi gejala kulit menua dini dan lebih mudah timbul
lesi prakanker atau kanker kulit dibandingkan ras kulit berwarna.
d. Psikis
Timbulnya stres psikis yang terus menerus dapat menyebabkan kulit tampak
lebih tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Kelainan yang terjadi pada proses penuaan:
1. Kulit kering dan kasar (xerosis cutis)
Kulit kering ditandai dengan adanya kemerahan, sisik-sisik dan retak-
retak yang halus. Kulit kering terjadi karena kekurangan lemak kulit atau
kandungan air. Di dalam lapisan tanduk terdapat faktor pelembab alami yang
dapat mengatur kadar air dalam kulit. Kulit normal bila lapisan atas kulit ari
mengandung air + 13%. Bila kadar air tersebut kurang dari 10 %, maka kulit
akan terasa kering.
2. Kulit berkerut dan longgar (Wrinkle, laxity)
Kulit berkerut dan longgar/kendur serta garis kulit menjadi lebih jelas
adalah merupakan proses penuaan. Keadaan ini disebabkan karena perubahan
serabut kolagen dan serabut elastin yang menjaga kelenturan kulit berubah
menjadi kaku, tidak lentur sehingga kehilangan elastisitasnya.
3. Bercak ketuaan/pigmentasi (mottled pigmentation)
Bercak tersebut dapat berupa noda yang merata (melasma) atau noda
setempat yang dikenal sebagai frekle.
4. Tumor kulit
Tumor kulit jinak tetapi mengganggu penampilan antara lain keratosis
seboroik, xanthelasma, keratosis aktinik dan lesi- lesi prakanker (Baumann,
2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
D. Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang
dapat memberikan elektronnya secara cuma-cuma kepada molekul radikal bebas
tanpa terganggu sama sekali dan dapat merusak reaksi berantai dari radikal bebas
(Hudson, 1990).
Antioksidan berdasarkan fungsinya dibedakan atas:
1. Antioksidan primer yang bekerja dengan cara mencegah terbentuknya radikal
bebas yang baru dan mengubah radikal bebas menjadi molekul yang tidak
merugikan. Sebagian besar zat fenolik, tiokoferol, alkil galat, BHA, BHT dan
glutation peroksidase.
2. Antioksidan sekunder yang berfungsi untuk menangkap radikal bebas dan
menghalangi terjadinya reaksi berantai, misalnya vitamin C, Vitamin E, beta
karoten.
3. Antioksidan tersier yang bermanfaat untuk memperbaiki kerusakan yang
disebabkan oleh radikal bebas misalnya enzim metionin sulfoksidan reduktase
yang dapat memperbaiki DNA dalam inti sel.
4. Oxygen scavenger, antioksidan yang dapat mengikat oksigen sehingga tidak
mendukung reaksi oksidasi, misalnya vitamin C, askorbil palmitat.
5. Chelators, kerjanya mengikat logam yang mampu mengkatalisis rekasi
oksidasi, misalnya asam sitrat asam amino, ethylendiamin (Hudson, 1990).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Aktivitas antioksidan suatu senyawa dapat diukur dengan kemampuan
meredam radikal bebas. Dalam penelitian ini radikal bebas yang digunakan adalah
DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil atau α,α-difenil-β-pikrilhidrazil). DPPH adalah
merupakan suatu senyawa radikal bebas yang stabil. Prinsipnya adalah reaksi
penangkapan hidrogen dari antioksidan oleh radikal bebas DPPH yang berwarna
ungu dan dirubah menjadi 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin yang berwarna kuning
stabil. Sebaliknya senyawa DPPH kehilangan H akan menjadi radikal baru yang
reaktif. Suatu senyawa dapat digunakan sebagai radikal bebas yang bermanfaat,
apabila setelah bereaksi dengan radikal bebas akan menghasilkan radikal baru
yang stabil atau senyawa bukan radikal (Molyneux, 2004).
Antioksidan dinyatakan aktif bila menghambat radikal bebas lebih dari 80
%, dinyatakan sedang bila menghambat radikal bebas 50-80 % dan dinyatakan
tidak aktif bila menghambat radikal bebas kurang dari 50 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Reaksi antara DPPH sebagai radikal bebas dengan antioksidan:
O2N
NO2
HN
NO2
N
O2N
NO2
N
NO2
N+ AH
1,1-difenil-2-pikrilhidrazil antioksidan 1,1difenil-2-pikrilhidrazin
Gambar 2. Mekanisme reaksi antara DPPH dengan antioksidan
Nilai IC50 (Inhibiton Concentration 50) adalah konsentrasi antioksidan
(µg/ml) yang mampu menghambat 50 % radikal bebas. Nilai IC50 diperoleh dari
perpotongan garis antara 50 % daya hambatan dengan sumbu konsentrasi,
kemudian dimasukkan ke persamaan Y = a + bx dimana Y = 50 dan nilai X
menunjukkan IC50 (Yen, 1995).
Antioksidan bekerja menangkap radikal bebas yang ada dalam kulit.
Molekul antioksidan berfungsi sebagai sumber hidrogen labil yang akan berikatan
dengan radikal bebas. Dalam proses tersebut, antioksidan mengikat energi yang
akan digunakan untuk pembentukan radikal bebas baru sehingga reaksi oksidasi
berhenti. Antioksidan “mengorbankan dirinya” untuk teroksidasi oleh radikal
bebas sehingga melindungi protein atau asam amino penyusun kolagen dan elastin
(Anonim, 2006 ).
+ A •
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
E. Emulgel
Emulgel atau gel emulsi merupakan gel yang mengandung emulgator
lipofil. Sifat yang mencolok dari basis yang mengandung emulgator lipofil adalah
kemampuan menarik air yang besar, karena itu dinyatakan sebagai basis absorpsi.
Sistem emulsi dari jenis A/M terdiri dari salep hidrokarbon, hidrofob, salap
trigliserida, sediaan hidrofil (M/A, salap polietilen glikol dan salap hidrogel).
Basis absorpsi dapat memberikan efek berlemak dan memberikan efek penutup
kulit, pernafasan kulit dipengaruhi oleh penggunaan dasar hidrofob. Sistem yang
mengandung air memiliki kemampuan menyebar yang baik, mudah dioleskan
(Voigt, 1995). Emulgel dibuat dengan mencampurkan emulsi dan gelling agent
dengan perbandingan tertentu. Syarat sediaan emulgel sama seperti syarat untuk
sediaan gel, yaitu untuk penggunaan dermatologi harus mempunyai syarat sebagai
berikut ; tiksotropik, berlemak, mempunyai daya sebar yang mudah melembutkan,
dapat bercampur dengan beberapa zat tambahan (Magdy, 2004).
F. Emulsifying Agent
Emulsi merupakan suatu sistem heterogen yang minimal terdiri dari satu
macam cairan yang tidak saling campur yang dapat terdispersi ke dalam cairan
lain dalam bentuk droplet atau globules yang biasanya berdiameter lebih dari 0,1
µm. Emulsi juga dapat didefinisikan sebagai campuran yang tidak stabil dari dua
cairan yang tidak saling campur secara termodinamika dengan suatu emulsifying
agent yang mengikat kedua jenis cairan tersebut (Allen, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Suatu emulsi terdiri dari fase dispers (fase internal atau discontinuous
phase), medium dispers (fase eksternal atau continuous phase), dan komponen
ketiga yang diketahui sebagai emulsifying agent. Diameter globules fase dispers
pada umumnya berada dalam rentang 0,1 – 10 µm meskipun ada beberapa yang
lebih kecil dari 0,01 µm dan lebih besar dari 100 µm (Allen, 2002).
Emulsifying agent adalah surfaktan yang mengurangi tegangan antar
muka antara minyak dan air, meminimalkan energi permukaan dari droplet yang
terbentuk (Allen, 2002). Emulsifying agent merupakan suatu molekul yang
mempunyai rantai hidrokarbon nonpolar dan polar pada tiap ujung rantai
molekulnya. Emulsifying agent akan dapat menarik fase minyak dan fase air
sekaligus dan emulsifying agent akan menempatkan diri berada di antara kedua
fase tersebut. Keberadaan emulsifying agent akan menurunkan tegangan
permukaan fase minyak dan fase air (Friberg dkk, 1996).
Penggunaan campuran dua macam emulsifying agent biasanya lebih stabil
dibanding penggunaan emulsifying agent tunggal dengan menjumlahkan HLB
secara langsung. Emulsifying agent dapat dicampurkan dengan perbandingan dan
proporsi yang sesuai (Allen, 2002).
Emulsifying agent bekerja dengan membentuk film atau lapisan di
sekeliling butir – butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar
mencegah terjadinya koalesen dan terpisahnya cairan dispers (Anief, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Penelitian ini digunakan emulsifying agent yang bersifat hidrofil, karena zat aktif
yang ditambahkan bersifat hidrofil.
1. Polysorbate 80
Gambar 3. Struktur molekul polysorbate 80 (Anonim, 2007b)
Polysorbate 80 merupakan ester oleat dari sorbitol di mana tiap molekul
anhidrida sorbitolnya berkopolimerisasi dengan 20 molekul etilenoksida
(anhidrida sorbitol : etilenoksida = 1:20). Polysorbate 80 berupa cairan kental
berwarna kuning muda sampai kuning sawo (Anonim, 1993), berbau karamel
yang dapat menyebabkan pusing (Greenberg, 1954), panas dan kadang-kadang
pahit (Anonim, 1993).
Polysorbate digunakan sebagai emulsifying agent pada emulsi topikal tipe
minyak dalam air, dikombinasikan dengan emulsifier hidrofilik pada emulsi
minyak dalam air, dan untuk menaikkan kemampuan menahan air pada salep,
dengan konsentrasi 1-15% sebagai solubilizer. Polysorbate 80 digunakan secara
luas pada kosmetik sebagai emulsifying agent (Smolinske, 1953).
Polysorbate 80 sangat larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P dan
etilasetat P, tidak larut dalam parafin cair P (Anonim, 1993), tidak larut dalam
alkohol polihidrik (Greenberg, 1954). Polysorbate 80 mempunyai titik lebur yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
berada pada suhu 5°-6°C, nilai pH 6.0-8.0, dan stabil dalam larutan dengan pH 2-
12 (Greenberg, 1954). Polysorbate 80 digunakan sebagai emulsifier pada krim
dan lotion, pelarut minyak esensial dalam air (Greenberg, 1954).
2. Span 80
Span 80 mempunyai nama lain sorbitan monooleat. Pemeriannya berupa
warna kuning gading, cairan seperti minyak kental, bau khas tajam, terasa lunak.
Kelarutannya tidak larut tetapi terdispersi dalam air, bercampur dengan alkohol,
tidak larut dalam propilenglikol, larut dalam hampir semua minyak mineral dan
nabati, sedikit larut dalam eter. Berat jenis pada 20oC adalah 1 gram. Nilai HLB
4,3. Viskositas pada 25oC adalah 1000 cps (Smolinske, 1992).
Penyiapan berupa campuran dari sorbitol terester sebagian dengan mono
dan dianhidrida asam oleat. Digunakan dengan cara sama seperti ester sorbitan,
seperti span 20 tetapi lebih lipofilik dari span 20, berguna untuk membuat krim
tipe A/M, bagian kecil dari tween 60 atau tween 80 dapat ditambahkan untuk
mengurangi viskositas dan membantu pembentukan emulsi, sehingga tidak perlu
menggunakan homogenizer atau mill sampai konsistensinya 10%, dapat
dimasukkan dalam basis tipe parafin untuk membentuk basis tipe anhidrat yang
mampu menyerap sejumlah besar air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
G. Carbopol
Carbopol merupakan polimer sintesis dari kelompok acrylic polymers
yang membentuk rantai silang dengan polyalkenyl ether (Zatz dan Kushla, 1996).
Struktur molekul carbopol sebagai berikut :
C
H
H
C
H
COOH n
Gambar 4. Struktur molekul carbopol
Carbopol digunakan sebagai suspending agent pada konsentrasi sampai
0,4% dan basis gel (Anonim, 1999; Weiner dan Bernstein, 1989). Selain itu,
carbopol dapat menstabilkan emulsi dengan mengentalkan fase kontinyu sehingga
mengurangi creaming dan coalescence atau dengan berfungsi sebagai emulsifier
pada konsentrasi kurang dari 1% (Barry, 1993; Zatz dan Kushla, 1996). Carbopol
sensitif terhadap garam sehingga emulsi polimer yang terbentuk akan pecah ketika
diaplikasikan pada kulit dan memberikan lapisan minyak pada permukaan kulit.
Lapisan minyak ini tidak akan diemulsikan kembali ketika bersentuhan dengan air
sehingga akan melekat pada kulit (Zatz dan Kushla, 1996). Carbopol tidak toksik,
tidak mensentisasi, dan tidak mempengaruhi aktivitas biologi obat tertentu (Barry,
1983).
Carbopol ® 940 memiliki sifat pengental yang baik pada konsentrasi tinggi
serta menghasilkan gel yang jernih, sangat cocok digunakan pada kosmetik dan
sediaan topikal (Anonim, 2006b). Larutan carbomer memiliki sifat alir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pseudoplastic, yaitu viskositas menurun seiring dengan kecepatan pencampuran
yang meningkat (Zatz dan Kushla, 1996).
H. Mikromeritik
Mikromeritik adalah ilmu dan teknologi tentang partikel kecil. Dalam
bidang kefarmasian ada informasi yang perlu diperoleh dari partikel yaitu bentuk
dan luas permukaan partikel serta ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel
(Martin dan Cammarata,1993). Data tentang ukuran partikel diperoleh dalam
diameter partikel dan distribusi diameter partikel, sedangkan bentuk partikel
memberi gambaran tentang luas permukaan spesifik partikel dan texture-nya
(kasar atau ha lus permukaan partikel) (Martin dan Bustamante, 1993).
Ukuran partikel merupakan diameter rata-rata partikel dari suatu sampel.
Umumnya sifat sampel adalah polydisperse (heterogen) bermacam-macam
diameter dengan range atau rentang yang lebar. Sampel dengan ukuran partikel
yang sama disebut monodisperse tetapi sangat jarang ditemukan sampel yang
monodisperse. Dalam mikromeritik ada dua metode dasar untuk mengetahui
ukuran partikel yaitu metode mikroskopik dan metode pengayakan (Martin dan
Cammarata,1993).
Metode mikroskopik merupakan metode sederhana yang hanya
menggunakan satu alat yaitu mikroskop yang bukan merupakan alat yang rumit
dan memerlukan penanganan khusus (Martin dan Bustamante, 1993). Kerugian
dari metode mikroskopik adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dua
dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada
perkiraan yang diperoleh untuk mengetahui ketebalan partikel dengan memakai
metode ini. Selain itu jumlah partikel yang harus dihitung sekitar 300-500 partikel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
agar mendapatkan suatu perkiraan yang baik dari distribusi, sehingga metode ini
membutuhkan waktu dan ketelitian. Namun pengujian mikroskopik dari suatu
sampel harus selalu dilaksanakan bahkan jika digunakan metode analisis ukuran
partikel lainnya, karena adanya gumpalan dan partikel-partkel lebih dari satu
komponen seringkali bisa dideteksi dengan menggunakan metode mikroskopik
(Martin dan Cammarata,1993).
I. Metode Simplex Lattice Design
Metode Simplex Lattice Design merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk mendapatkan suatu formula optimum dari suatu campuran.
Dalam desainnya, jumlah total bagian komposisi campuran dibuat tetap, yaitu
sama dengan satu (Bolton, 1997).
Dalam pendekatan Simplex Lattice Design akan dihasilkan suatu
persamaan sebagai berikut Y = a(A) + b(B) + ab(A)(B)
Keterangan :
Y = Respon atau hasil penelitian
A = Kadar proporsi komponen A
B = Kadar proporsi komponen B
a, b, ab = Koefisien yang dihitung dari hasil percobaannya (Bolton, 1997).
Persamaan Simplex Lattice Design diatas untuk 2 komponen bisa
didapatkan dengan 3 percobaan. Total konsentrasi A dan B harus 100%.
Percobaan 1 menggunakan 100% komponen A, percobaan II menggunakan 100%
komponen B, serta percobaan III menggunakan 50% komponen A dan 50%
komponen B (Bolton, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Dari persamaan yang didapat maka dapat diprediksikan jumlah zat yang
terlarut pada campuran dengan komposisi tertentu, sehingga dapat digambarkan
profil antara campuran biner pelarut terhadap jumlah zat yang terlarut. Dari profil
tersebut, maka secara teoritis dapat diprediksi bahwa campuran pelarut dengan
beberapa bagian pelarut A dan beberapa bagian pelarut B dapat menghasilkan
jumlah zat terlarut secara optimal. Hasil secara teoritis ini perlu dicek dengan hasil
percobaan (Bolton, 1997).
J. Keterangan Empiris
Teh hijau bukan hanya sekedar minuman kesehatan tetapi juga bermanfaat
untuk menjaga kecantikan. Sejumlah penelitian secara epidemilogis dan
farmakologis menyebutkan bahwa ekstrak teh hijau memiliki pengaruh
antioksidan yang kuat. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa keempat
komponen polifenol teh: epigalokatekin galat, epikatekin galat, epigalokatekin,
dan epikatekin merupakan antioksidan penting yang terdapat dalam teh hijau.
Dengan kandungan antioksidan itu, teh hijau berpotensi sebagai penyegar kulit
dan pengatur keseimbangan radikal bebas yang bisa memperlambat proses
penuaan.
Secara tradisional, teh hijau sering digunakan untuk menghambat penuaan
dini dapat digunakan 3 gram daun teh hijau yang diseduh dengan 150 ml air
mendidih, didiamkan dalam keadaan tertutup sampai dingin dan disaring
kemudian digunakan untuk membasuh wajah (Mursito, 2000). Teh hijau
mengandung polifenol (katekin) 16-30% yang bersifat antimikroba (bakteri,
virus), antioksidan, antiradiasi, memperkuat penbuluh darah, melancarkan sekresi
air seni dan menghambat pertumbuhan sel kanker (Fulder, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Pada penelitian ini akan dibuat sediaan emulgel dari ekstrak teh hijau.
Pembuatan emulgel dilakukan dengan cara mencampurkan emulsi dan gel dengan
perbandingan tertentu. Sebagai basis gel digunakan Carbopol® 940 yang
merupakan polimer sintetik asam akrilat sebagai peningkat viskositas dan
pembentuk gelling agent. Span 80 dan tween 80 digunakan sebagai emulsifying
agent untuk menghasilkan emulsi yang stabil.
Parafin liquidum digunakan sebagai fase minyak yang bersifat oklusif,
sehingga dapat mencegah penguapan air dan dapat menghidrasi stratum corneum,
sehingga daya permeabilitas kulit meningkat dan membantu penetrasi.
Propilen glikol sebagai pelembab (humektan) untuk menarik air baik dari
udara yang lembab maupun dari lapisan dermis dari kulit, tergantung tingkat
kelembaban, sehingga mencegah kekeringan pada kulit, dan untuk membantu
kelarutan metil paraben dan propil paraben sebagai pengawet (Wilkinson, 1982).
Selain itu propilen glikol digunakan untuk mencegah kekeringan pada sediaan
emulgel dan untuk meningkatkan aktivitas surfaktan nonionik. Kombinasi Metil
paraben dan propil paraben menghasilkan efek sinergis dalam mencegah
pertumbuhan mikroorganisme karena bentuk sediaan emulgel mengandung
jumlah air yang banyak dan sangat menunjang pertumbuhan mikroba yang dapat
mempengaruhi stabilitas sediaan.
Emulgel merupakan salah satu hasil dari pengembangan formulasi. Bentuk
sediaan emulgel dipilih karena mempunyai beberapa keuntungan yaitu adanya
rasa dingin di kulit karena sistem matrik gel dan adanya sistem emulsi maka akan
memberikan penetrasi yang tinggi di kulit. Emulsifying agent pada sistem emulsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
di sediaan emulgel perlu dilakukan optimasi komposisi karena komposisi yang
optimum akan menghasilkan sediaan emulgel yang stabil secara fisik.
Dalam penelitian ini dilakukan optimasi formula emulgel anti-aging
tinjauan terhadap emulsifying agent tween 80 dan span 80 menggunakan metode
Simplex Lattice Design. Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat
fisik dari dua campuran dan memprediksi sifat-sifat campuran tersebut pada
semua perbandingan (Bolton, 1997). Formula yang optimum dilihat dari sifat fisik
yaitu memiliki daya sebar dan viskositas yang baik dalam aplikasinya, dan
stabilitas emulgel selama penyimpanan. Dengan metode ini diharapkan dapat
menentukan range formula optimum emulsifying agent tween 80 dan span 80
pada area contour plot Simplex Lattice Design. Komposisi emulsifying agent ini
diharapkan akan menurunkan tegangan antar muka minyak – air sehingga
memberikan sistem emulsi pada sediaan emulgel yang memenuhi kriteria
sehingga menghasilkan sifat fisik dan stabilitas yang dikehendaki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni menggunakan
Simplex Lattice Design dan bersifat eksploratif, yaitu mencari formula emulgel
ekstrak teh hijau yang optimal yang dapat berfungsi sebagai sediaan anti-aging,
stabil dalam penyimpanan dan dapat diterima masyarakat.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : komposisi emulsifiying agent Tween 80 dan Span 80.
2. Variabel tergantung : sifat fisik meliputi viskositas, daya sebar dan stabilitas
fisik dari emulgel
3. Variabel pengacau terkendali : lama dan kecepatan pencampuran, dan lama
penyimpanan emulgel
4. Variabel pengacau tidak terkendali : suhu ruangan, cemaran debu dan
mikroorganisme.
C. Definisi operasional
1. Teh hijau adalah teh yang dibuat melalui inaktivasi enzim polifenol oksidase
di dalam daun teh segar yang berperan sebagai zat antioksidan.
2. Emulgel adalah sediaan yang dibuat dengan mencampurkan emulsi baik
berupa tipe minyak dalam air maupun berupa tipe air dalam minyak dan
gelling agent sebagai pembentuk gel dengan konsentrasi tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Komposisi emulsifying agent adalah banyaknya Span 80 dan Tween 80 yang
digunakan dalam formula emulgel ekstrak teh hijau.
4. Emulsifying agent merupakan suatu senyawa yang dapat menurunkan tegangan
permukaan yang berada di antara dua cairan yang tidak saling campur sehingga
salah satu cairan dapat terdispersi di dalam cairan yang lainnya.
5. Daya sebar yang optimum adalah daya sebar gel dengan diameter penyebaran
dengan range diameter 3 cm – 5 cm.
6. Viskositas optimum adalah viskositas yang mempunyai nilai berkisar antara
190 dPa.s sampai 250 dPa.s.
7. Pergeseran viskositas optimum adalah selisih viskositas emulgel setelah
disimpan selama 1 bulan (?2) pada suhu kamar dengan viskositas segera setelah
pembuatan yang telah dirata-rata (?1), dibandingkan dengan viskositas segera
setelah pembuatan. Pergeseran viskositas dihitung menurut rumus:
100%?
?-?
1
12 ×=asd viskosit ………………………………………………(1)
Pergeseran viskositas yang optimum dalam penelitian ini adalah = 5 %.
8. Komposisi optimum adalah range komposisi humektan yang menghasilkan
emulgel dengan daya sebar 3 cm – 5 cm, viskositas 190 dPa.s – 250 dPa.s, dan
pergeseran viskositas = 5 %.
9. Contour plot adalah profil respon daya sebar, viskositas, dan pergeseran
viskositas emulgel anti-aging
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
10. Contour plot superimposed adalah gabungan dari semua contour plot yang
dapat digunakan untuk menentukan ada tidaknya prediksi komposisi formula
optimum emulgel anti-aging.
D. Alat dan Bahan Penelitian
1. Bahan penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPPH (kualitas p.a.),
metanol (kualitas p.a.), teh hijau (Camellia sinensis (L)O.K) (PT. Tritunggal
Artha Makmur), carbopol® 940 (PT. Ikapharmamindo putramas, farmasetis),
propilen glikol (Ikapharmamindo putramas, farmasetis), Tween 80 (PT.
Ikapharmamindo putramas, farmasetis), Span 80 (PT. Ikapharmamindo
putramas, farmasetis), liquid paraffin (PT. Ikapharmamindo putramas,
farmasetis), metil paraben (PT. Ikapharmamindo putramas, farmasetis), propil
paraben (PT. Ikapharmamindo putramas, farmasetis), aquadest, merah metal
P, natrium fluoroseina P, biru metal P, hijau malakit P, isopropanol P (PT.
Ikapharmamindo putramas, kualitas p.a.), silica gel GF254 , etil asetat,
metiletilketon P, dan asam format P.
2. Alat penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : gelas ukur (Iwaki
TE-32 Pirex® Japan Under lic.), bekker glass (Iwaki TE-32 Pirex® Japan
Under lic.), mixer (Cucina Philips® dan Power Supply IC Regulated model ad
01), magnetic stirrer timbangan analitik (Mettler Toledo GB 3002),
Spektrofotometer UV-Vis (Genesis 5), pipet tetes, penangas air, stopwatch
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
(Casio®), mikroskop (Olympus CH2-Japan), alat pHmeter elektrik seri VT 03
(Rion-Japan) kaca bulat berskala (alat uji daya sebar), dan Viscotester seri VT
04 (Rion-Japan).
E. Tata Cara Penelitian
1. Pengumpulan dan penyediaan bahan penelitian
Bahan utama yang digunakan untuk pene litian adalah ekstrak teh hijau
(Crodarom, Prancis ).
2. Pemeriksaan ekstrak daun teh hijau
Pemeriksaan ekstrak daun teh hijau dilakukan secara Kromatografi lapis
tipis (KLT). Ekstrak teh hijau buatan dan ekstrak teh hijau sampel serta
pewarna II LP (campuran yang terdiri dari merah metal P, natrium
fluoroseina P, biru metal P dan hijau malakit P sama banyak dalam
isopropanol P 0,05%) ditotolkan sebanyak 10µl pada fase diam silica gel
GF254. Eluasi dengan campuran etil asetat-metiletilketon P-asam format P-
air (50:30:10:10) dengan jarak lambat 15 cm setelah itu lempeng diangkat
dan dikeringkan. Diamati dengan sinar biasa 254 nm dan dengan sinar
ultraviolet 366 nm. Semprot lempeng dengan larutan aluminium klorida
1% dalam etanol LP, amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet
366 nm (Depkes, 1980).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3. Pemeriksaan Katekin
Pemeriksaan katekin pada teh hijau dilakukan dengan menggunakan
Spektrofotometer UV-VIS yaitu dengan membandingkan spektrum yang
dihasilkan oleh baku pembanding katekin dengan ekstrak teh hijau yang
mengandung katekin. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang
antara 266 - 280 nm, menggunakan konsentrasi yang sama
(Anonim,2000).
4. Uji aktivitas antioksidan
Ekstrak teh hijau dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan
radikal bebas DPPH.
Sampel pada uji aktivitas antioksidan (DPPH) adalah ekstrak teh hijau
serta menggunakan vitamin C sebagai larutan pembanding.
a. Pembuatan larutan stok 1mM DPPH
Ditimbang seksama 39,5 mg DPPH (BM 394,32) dan dilarutkan dalam
metanol p.a dan dimasukkan dalam botol yang telah dilapisi
alluminium foil (untuk setiap pengujian larutan harus dibuat baru).
b. Pembuatan larutan DPPH tanpa penghambatan (0% penghambatan)
sebagai larutan blangko
Dipipet 1 ml larutan stok DPPH 1mM ke dalam tabung reaksi 5,0 ml
lalu metanol pro analisis ditambahkan hingga 5,0 ml, dan
dihomogenkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
c. Persiapan larutan uji
Ditimbang seksama 5,0 mg sampel (ekstrak teh hijau) dan dilarutkan
dalam metanol pro analisis hingga 5,0 ml sehingga diperoleh larutan
dengan konsentrasi 1000µg (sebagai larutan induk). Dipipet 25, 50,
125, 250, 500µl dan 1ml larutan induk ke dalam setiap labu ukur 5,0
ml untuk mendapatkan konsentrasi 5, 10, 25, 50, 100 dan 200µg/ml.
d. Persiapan larutan pembanding
Ditimbang seksama 5,0 mg vitamin C dan dilarutkan dalam metanol
pro analisis hingga 5,0 ml sehingga diperoleh larutan dengan
konsentrasi 1000µg/ml (sebagai larutan induk). Dipipet 25, 50, 125
dan 250µl larutan induk ke dalam setiap labu ukur 5,0 ml untuk
mendapatkan konsentrasi 5µg/ml, 10µg/ml, 25µg/ml dan 50µg/ml.
e. Uji aktivitas
Ke dalam setiap tabung larutan uji dan larutan pembanding
ditambahkan 1ml larutan DPPH 1mM dan metanol pro analisis hingga
5,0ml. Mulut tabung ditutup dengan alumunium foil dan
dihomogenkan. Larutan DPPH tanpa penghambatan (larutan blangko),
larutan uji dan larutan kontrol positif. Keduanya diinkubasi selama 30
menit pada 370C. Serapan diukur pada panjang gelombang 515 nm .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
5. Optimasi proses pembuatan sediaan emulgel
Formula chlorphenesin emulgel menurut Magdy (2004) sebagai berikut :
Formula (%b/b) :
Chlorphenesin 0,5
HPMC 2,5
Liquid parafin 5
Tween 20 0,6
Span 20 0,9
Propylene glycol 5
Etanol 2,5
Metyl paraben 0,03
Propyl paraben 0,01
Purified water to 100
Dilakukan modifikasi dengan mengganti zat aktif dan beberapa
eksipiennya. Formula hasil modifikasi adalah sebagai berikut :
Tabel I. Formula modifikasi untuk emulsifying agent
Komposisi I II III Ekstrak teh hijau 5 g 5 g 5 g Carbopol® 940 2 g 2 g 2 g Propilen glikol 5 g 5 g 5 g Tween® 80 1,5 g 0 0,75 g Span® 80 0 1,5 g 0,75 g Metil paraben 0.15 g 0.15 g 0.15 g Propil paraben 0.05 g 0.05 g 0.05 g Paraffin cair 5 g 5 g 5 g Aquadest to 100 g 100 g 100 g
Berdasarkan tabel tersebut, dibuat 5 formula emulgel ekstrak teh hijau.
Dalam optimasi formula dengan variasi komposisi emulsifying agent
menggunakan Simplex Lattice Design. Formula yang diperoleh untuk 500 gram
emulgel sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel II. Formula emulgel ekstrak teh hijau
Komposisi I II III IV V Ekstrak teh hijau
25 g 25 g 25 g 25 g 25 g
Carbopol® 940
10 g 10 g 10 g 10 g 10 g
Propilen glikol
25 g 25 g 25 g 25 g 25 g
Tween® 80 0 3,75 g 7,5 g 11,25 g 15 g Span® 80 15 g 11,25 g 7,5 g 3,75 g 0 Metil paraben
0,75 g 0,75 g 0.75 g 0,75 g 0.75 g
Propil paraben
0,25 g 0,25 g 0,25 g 0,25 g 0,25 g
Paraffin cair 25 g 25 g 25 g 25 g 25 g Aquadest to 500 g 500 g 500 g 500 g 500 g
6. Pembuatan sediaan emulgel
A. Pembuatan emulsi :
a. Fase minyak dibuat dengan mencampur span 80 dengan paraffin
cair pada suhu 70-800C, lalu diaduk sampai homogen.
b. Fase air dibuat dengan mencampur tween 80 dan sebagian air pada
suhu 70-800C, lalu diaduk sampai homogen.
c. Fase minyak ditambahkan ke fase air kemudian ditambahkan sisa
air sambil terus diaduk dengan menggunakan pengaduk sampai
terbentuk emulsi yang homogen.
B. Pembuatan dispersi Carbopol :
Carbopol didispersikan sedikit demi sedikit dalam air suling yang
dipanaskan pada suhu 50-600 C sambil distirer dengan kecepatan 700
rpm selama 20 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
C. Pembuatan emulgel :
Emulsi dicampurkan dengan carbopol yang sudah didispersikan
sampai terbentuk emulgel kemudian ditambahkan ekstrak teh hijau,
metil paraben dan propil paraben yang telah dilarutkan dalam propilen
glikol. Dihomogenkan dengan kecepatan pengadukan sebesar 400
RPM dengan waktu 20 menit.
7. Evaluasi sediaan emulgel :
a. Pemeriksaan organoleptik : (warna, bau, tekstur )
b. Pemeriksaan volume pemisahan
Sediaan dimasukkan ke dalam tabung berskala, kemudian diamati
perubahan pemisahan fase yang terjadi pada hari ke-0, 1, 3, 5, 7, 14, 21,
28, dan 30. Dihitung persentase emulgel yang stabil dibandingkan
dengan total volume emulgel dalam tabung berskala. Pemisahan fase
emulgel dapat dihitung dengan rumus :
Pemisahan fase emulgel = o
u
hh
...................................(2)
keterangan : hu = tinggi emulgel stabil (cm)
ho = tinggi emulgel mula-mula (cm)
c. Pemeriksaan Viskositas
Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscosimeter Rion seri VT 04
dengan cara: emulgel dimasukkan dalam wadah dan dipasang pada
portable viscotester. Viskositas emulgel diketahui dengan mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
gerakan jarum penunjuk viskositas. Uji ini dilakukan dua kali, yaitu
segera setelah emulgel selesai dibuat dan setelah penyimpanan selama 1
bulan (Instruction Manual Viscotester VT-03E/VT-04).
d. Pengujian Daya Sebar
Uji daya sebar dilakukan 48 jam setelah pembuatan dengan cara :
emulgel ditimbang seberat 1 gram dan diletakkan ditengah kaca bulat
berskala. Di atas emulgel diletakkan kaca bulat lain dan pemberat
dengan berat total 125 gram, didiamkan selama 1 menit, dicatat
diameter penyebarannya (Garg et al., 2002).
e. Tipe emulsi
Penentuan tipe emulsi :
1. Metode Pengenceran
Emulgel diletakkan di gelas arloji kemudian ditambahkan akuades
dengan volume dua kali lipat volume emulgel dan diaduk dengan
batang pengaduk hingga merata. Lakukan pengamatan apakah
emulgel masih tercampur merata atau tidak.
2) Metode Pewarnaan
Emulgel diletakkan di gelas arloji kemudian ditambahkan 5 tetes
methylen blue dan diaduk dengan batang pengaduk hingga merata.
Lakukan pengamatan apakah emulgel berwarna biru merata atau
tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
8. Pengujian Mikromeritik
Penentuan ukuran partikel dengan metode mikroskopi, dengan alat
mikroskop. Sebelum dilakukan pengukuran, terlebih dahulu mengkalibrasi
lensa mikroskop. pengamatan ukuran partikel sebanyak 500 partikel dari
emulgel teh hijau (Martin and Bustamante, 1993).
9. Uji Iritasi primer
Pada punggung kelinci dicukur bulunya dengan ukuran 5 x 5 cm sebanyak
6 kerokan. Pada kerokan pertama diolesi emulgel tanpa ekstrak teh hijau
sebagai kontrol negatif dan pada 5 kerokan lainnya masing-masing diolesi
dengan 0,5 gram emulgel dengan formula yang berbeda. Kemudian
kerokan tersebut ditutup dengan plester. Tempelan tersebut dibiarkan di
kulit selama 1 minggu, kemudian diambil dan diamati pada kulit kelinci
terjadinya eritema dan edema pada interval waktu 1 minggu (Lu, 1995).
Skor eritrema dan edema keseluruhan ditambahkan dari jam ke-24 sampai
jam ke-74 dan skor rata-rata untuk kulit utuh dan lecet digabungkan, rata-
rata gabungan ini disebut indeks iritasi primer.
10. Subjective assesment
Subjective assesment emulgel dioleskan pada tangan sukarelawan.
Sukarelawan diminta untuk menilai beberapa kriteria seperti yang
tercantum dalam kuisioner. Sukarelawan yang dipilih adalah yang berusia
antara 20 - 50 tahun, jenis kelamin laki – laki dan perempuan. Jumlah
sukarelawan adalah 29 orang (Garg dkk, 2002). Hasil dari subjective
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
assesment digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan batasan
fisik sediaan emulgel.
11. Analisis data
a. Data daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas yang terkumpul
dianalisis dengan pendekatan Simplex Latice Design untuk menghitung
koefisien a,b, ab sehingga didapatkan persamaan Simplex Latice
Design.
b. Data yang diperoleh dari uji sifat fisik, stabilitas dan efektifitas daya
antioksidan emulgel ekstrak teh hijau kemudian dianalisis secara
statistik menggunakan analisis uji-F dengan taraf kepercayaan 95 %
untuk mengetahui validitas persamaan Simplex Latice Design. Apabila
persamaan tersebut valid, maka persamaan tersebut dapat digunakan
untuk memprediksi respon tertentu dari campuran kedua emulsifier
dalam berbagai komposisi.
c. Masing-masing contour plot respon digabungkan menjadi satu contour
plot superimpose yang telah dipilih berdasarkan parameter kualitas
yang ditentukan. Range komposisi yang diperoleh selanjutnya
diprediksi sebagai range komposisi optimum emulsifying agent tween
80 dan span 80 dalam formula emulgel anti-aging ekstrak teh hijau
yang mempunyai sifat fisik dan stabilitas paling baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Teh Hijau
1. Identifikasi secara KLT
Identifikasi teh hijau secara KLT bertujuan untuk mengetahui adanya
senyawa yang sama pada ekstrak teh hijau yang digunakan dengan seduhan
daun teh hijau.
Gambar 5. Lempeng KLT diamati dengan sinar biasa dan UV (366 nm)
Keterangan : a = seduhan etanol daun teh hijau b = ekstrak sampel c = pewarna II LP (campuran yang terdiri dari merah metil P, Natrium fluoroseina P
biru metil P, hijau malakit P dalam isopropanol P)
Sinar biasa (254 nm)
a b c
Sinar UV
366 nm a b c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Hasil identifikasi ekstrak teh hijau yang menggunakan fase diam silika
gel GF 254 dan fase gerak campuran etil asetat-metiletilketon-asam format-
air (50:30:10:10) dengan jarak rambat 15 cm, setelah diamati dengan sinar
biasa 254 nm dan sinar UV 366 nm menunjukkan tinggi bercak yang sama
antara ekstrak teh hijau dengan larutan pembanding pewarna II LP. Larutan
pewarna II LP berfungsi sebagai pembanding untuk mengetahui elusi ekstrak
sampel dan seduhan daun teh hijau dan profil KLT dari ekstrak teh hijau dan
seduhan daun teh hijau. Harga Rf bercak kesatu adalah 0,46 dan harga Rf
bercak kedua adalah 0,76 sedangkan Rf II LP adalah 0,90. Harga Rx yang
diperoleh dibandingkan dengan tabel MMI menandakan bahwa ekstrak
tersebut merupakan ekstrak teh hijau yang memenuhi kriteria MMI.
Tabel III. Nilai hRx teh hijau pada MMI dan penelitian
Nilai hRx yang tertera pada MMI
Nilai hRx ekstrak teh hijau
49-53 51 80-84 84
Hasil identifikasi ekstrak KLT juga diperkuat dengan adanya
identifikasi warna menggunakan pereaksi yang tertera dalam MMI. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui kebenaran ekstak teh hijau yang digunakan. Pada
tabel dapat diketahui bahwa reaksi warna yang muncul memenuhi syarat
ekstrak teh hijau berdasarkan MMI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel IV. Hasil pemeriksaan identifikasi reaksi warna teh hijau
Pemeriksaan Syarat menurut literatur Hasil pemeriksaan
Pemerian Cairan coklat, bau aromatis Cair jernih, coklat, bau aromatis
PH 5,0 – 7,0 5,4
Identifikasi reaksi warna
a. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes asam sulfat pekat, terbentuk warna kuning
b. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N, terbentuk warna kuning
c. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida 5 %, terbentuk warna kuning hijau
d. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida 5% terbentuk warna coklat
e. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes asam klorida pekat, terbentuk warna kuning
f. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes amonia (25 %), terbentuk warna coklat
g. Sejumlah ekstrak ditambahkan 5 tetes larutan asam asetat encer, terbentuk warna kuning coklat
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian yang tertera pada tabel MMI maka ekstrak yang digunakan dinyatakan benar merupakan ekstrak teh hijau.
2. Pemeriksaan katekin pada ekstrak teh hijau
Pemeriksaan katekin pada ekstrak teh hijau bertujuan untuk
membuktikan adanya katekin yang terdapat pada ekstrak yang berperan
dalam anti-aging. Dalam uji katekin ini menggunakan katekin hidrat sebagai
baku katekin. Pemeriksaan katekin dilakukan pada panjang gelombang
maksimum. Panjang gelombang maksimum adalah panjang gelombang
dimana senyawa memberikan serapan paling besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 6. Spektrum perbandingan panjang gelombang antara ekstrak teh hijau dengan katekin hidrat
Hasil identifikasi spektrum panjang gelombang maksimum antara
ekstrak teh hijau dengan pembanding katekin hidrat serupa. Katekin Hidrat
memiliki panjang gelombang 277,8 nm dan ekstrak teh hijau memiliki
panjang gelombang 279 nm. Maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak teh
hijau tersebut mengandung katekin hidrat.
3. Uji antioksidan ekstrak teh hijau
Uji aktivitas antioksidan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
aktivitas antioksidan yang dihasilkan dari ekstrak the hijau yang digunakan
dalam penelitian ini. Salah satu metode untuk menguji aktivitas antioksidan
adalah dengan metode peredaman radikal bebas DPPH (1,1-difenil-2-
pikrilhidrazil atau α,α-difenil-β-pikrilhidrazil). Metode DPPH ini dipilih
karena metode sederhana, murah, cepat dan peka serta membutuhkan sedikit
sampel. Pada metode ini senyawa antioksidan (polifenol ekstrak teh hijau) akan
bereaksi dengan radikal bebas DPPH melalui mekanisme donasi atom hidrogen
dan menyebabkan terjadinya peluruhan warna DPPH dari ungu ke kuning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Scanning spektra sinar tampak terhadap larutan blanko yaitu larutan DPPH
yang serapannya diukur pada range panjang gelombang 450-550 nm dilakukan
terlebih dahulu sebelum pengukuran untuk mendapatkan panjang gelombang
maksimum. Berikut adalah reaksi antara katekin dan radikal DPPH :
H O
OH
O
H
OH
H
OH
OHDPPH
HO
OH
O
HOH
H
O
O
4-(3,4-dihydro-3,5,7-trihydroxy-2H-chromen-2-yl)cyclohexa-3,5-diene-1,2-dione3,4-dihydro-2-(3,4-dihydroxyphenyl)-2H-chromene-3,5,7-triol
Gambar 7. Reaksi antara katekin dengan DPPH
Pengukuran aktivitas antioksidan the hijau dilakukan pada panjang
gelombang maksimum blangko (larutan DPPH). Pengukuran pada panjang
gelombang maksimum karena pada panjang gelombang maksimum, perubahan
serapan untuk setiap kadar adalah paling besar (Pecsok dkk, 1976). Dari hasil
pengukuran didapat panjang gelombang maksimum 516 nm dengan serapan
0,528 kemudian dilakukan pengukuran untuk vitamin C dan ekstrak the hijau.
Berikut adalah data hasil uji aktivitas antioksidan vitamin C dan
ekstrak the hijau dan kurva hubungan antara konsentrasi dengan % peredaman
radikal bebas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel V. Aktivitas antioksidan ekstrak the hijau dan vitamin C
menggunakan metode DPPH
Sampel Konsentrasi
(µg/ml) % inhibisi IC50
(µg/ml) Nilai R
5 24,55 ± 0,10 10 37,05 ± 0,66 25 48,67 ± 0,19 50 88,25 ± 0,19
Vitamin C
100 91,40 ± 0,66
26,65
r = 0,9019 rtabel 0,878
5 20,19 ± 0,29 10 33,52 ± 0,38 25 57,82 ± 0,47 50 89,51 ± 0,29
Ekstrak Teh hijau
100 92,48 ± 0,21
26,19
r = 0,8837 rtabel 0,878
Kurva Peredaman Radikal Bebas
0
20
40
60
80
100
120
0 20 40 60 80 100 120
Kadar (ppm)
Per
edam
an R
adik
al B
ebas
(%
)
Baku vitamin C ekstrak teh hijau Linear (Baku vitamin C)
Gambar 8. Kurva hubungan antara konsentrasi (µg/ml) dengan peredaman radikal bebas (%) pada vitamin C dan pada ekstrak teh hijau sebagai larutan pembanding.
Hasil pengujian aktivitas antioksidan vitamin C dan ekstrak teh hijau
dapat dilihat pada tabel V. Dari hasil serapan yang didapat kemudian dihitung
% peredaman DPPH, yang menujukkan besarnya aktivitas antioksidan larutan
uji (vitamin C dan ekstrak teh hijau) terhadap radikal bebas (DPPH). Dari data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dapat dilihat pada konsentrasi 100 µg/ml, % peredaman radikal bebas pada
vitamin C dan ekstrak teh hijau secara berturut-turut yaitu 91,40% dan 92,48%.
Selanjutnya ditentukan kurva hubungan antara konsentrasi dengan %
peredaman radikal bebas sehingga didapat persamaan regresi linier dan dapat
dihitung nilai IC50. IC50 yaitu konsentrasi larutan uji yang memberikan
peredaman DPPH sebesar 50 %. Hasil uji aktivitas antioksidan menggunakan
metode DPPH menunjukkan bahwa ekstrak teh hijau mempunyai IC50 sebesar
26,19 µg/ml sedangkan aktivitas antioksidan vitamin C yang mempunyai nilai
IC50 26,65 µg/ml. IC50 umum digunakan untuk menyatakan aktivitas
antioksidan suatu bahan uji dengan metode peredaman radikal bebas DPPH
(Molyneux, 2004). Semakin kecil harga IC50 maka akan semakin besar
aktivitas antioksidannya.
Antioksidan dinyatakan aktif bila menghambat radikal bebas lebih dari
80 %, dinyatakan sedang bila menghambat radikal bebas 50-80 % dan
dinyatakan tidak aktif bila menghambat radikal bebas kurang dari 50 %.
Dalam penelitian ini didapatkan bahwa % inhibisi ekstrak teh hijau sebesar
92,5%. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak teh hijau termasuk dalam kategori
aktif sebagai antioksidan karena menghambat radikal bebas lebih dari 80 %
sehingga dapat dibuat menjadi sediaan emulgel anti-aging.
Teh hijau mengandung senyawa polifenol yang bersifat sebagai
antioksidan. Antioksidan akan menetralkan radikal bebas, yang dapat
menyebabkan penuaan kulit. Ada empat polifenol utama dalam daun teh yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
epikatekin, epikatekingalat, epigalokatekin dan epigalokatekin galat (Soraya,
2007).
O
OH
OH
HO
OH
OH
2-(3,4-dihydroxyphenyl)chroman-3,5,7-triol
O
O
OH
HO
OH
OH
O
OH
OH
OH
5,7-dihydroxy-2-(3,4-dihydroxyphenyl)chroman-3-yl 3,4,5-trihydroxybenzoate
-Epicatechin - Epicatechin-3-gallate
O
OH
OH
HO
OH
OH
OH
2-(3,4,5-trihydroxyphenyl)chroman-3,5,7-triol
O
O
OH
HO
OH
OH
OH
C
O
OH
OH
OH
- Epigallocatechin - Epigallocatechin-3-gallate
Gambar 9. Struktur senyawa polifenol dalam teh hijau
Struktur senyawa polifenol dari ekstrak teh hijau terdapat gugus
hidroksi (OH). Gugus hidroksi ini dapat berperan sebagai antioksidan,
semakin banyak gugus hidroksi suatu senyawa maka kemampuannya sebagai
antioksidan semakin baik (Rohdiana, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
B. Pembuatan emulgel anti-aging ekstrak teh hijau
Pembuatan emulgel anti-aging dimulai dengan mencampurkan bahan – bahan
sesuai dengan fasenya. Ada 2 fase berbeda yang tidak saling campur pada formula
emulgel anti-aging, yaitu fase air dan fase minyak. Fase air antara lain terdiri dari :
akuades, dan tween 80. Fase minyak antara lain: span 80, parfum, dan paraffin cair.
Dalam penelitian ini, fase minyak didispersikan ke fase air dengan emulsifying agent
tween 80 dan span 80 untuk membentuk emulsi bertipe M/A.
Secara umum, prins ip proses emulsifikasi yang melibatkan panas adalah
dengan memanaskan fase minyak dan fase air pada suhu kurang lebih 600 C.
Pencampuran dilakukan setelah kedua fase berada pada temperatur yang sama
(Anonim, 2006c). Sementara itu carbopol didispersikan dengan air sambil dipanaskan
dan distirer dengan kecepatan 700 rpm selama 20 menit untuk mempercepat proses
dispersi carbopol. Pada penelitian ini, emulsi yang sudah terbentuk dicampurkan ke
dalam gel kemudian dihomogenkan dengan mixer pada kecepatan 400 rpm selama 20
menit. Pemanasan disini berfungsi untuk memudahkan proses emulsifikasi, dan
menyamakan salah satu fase bahan yang akan dicampur karena pada suhu tersebut
carbopol telah terdispersi sempurna sehingga mudah dicampur dengan bahan–bahan
lain yang berupa cairan. Seiring pencampuran fase emulsi dan gel carbopol
ditambahkan ekstrak teh hijau selanjutnya campuran propil dan metil paraben dalam
propilen glikol. Penambahan bahan-bahan tersebut ditunggu sampai suhu gel dan
emulsi menurun (tidak langsung ditambahkan) hingga menyamai suhu ruangan (± 280
C). Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya oksidasi pada ekstrak teh hijau
dengan adanya panas yang menyebabkan oksidasi polifenol. Terjadinya oksidasi
polifenol akan mengubah kestabilan ekstrak sehingga menurunkan kemampuannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
mencegah penuaan dini pada kulit. Pada dasarnya carbopol bersifat stabil terhadap
mikroorganisme namun perlu ditambahkan pengawet untuk menstabilkan sistem
emulsi yang dibuat. Penambahan propil dan metil paraben bertujuan untuk mencegah
tumbuhnya jamur dan mikrorganisme secara sinergis dalam sediaan emulgel. Jika
fase air (tween 80) pada emulsi terkontaminasi dengan bakteri maka akan
menyebabkan ikatan pada bagian polar span 80 rusak sehingga ikatan yang semula
terbentuk antara tween 80 dan span 80 tidak kuat dan menyebabkan ketidakstabilan
pada rantai hidrokarbon yang akan mengakibatkan adanya coalesense pada sediaan
emulgel. Pemilihan pengawet dari golongan paraben dikarenakan emulsifying agent
yang digunakan bersifat nonionik. Propilen glikol digunakan untuk melarutkan propil
dan metil paraben, selain itu propilen glikol juga dapat berfungsi sebagai humektan
yang mempertahankan kelembapan kulit.
Efektifitas proses emulsifikasi ditentukan oleh efisiensi pembentukan dan
stabilisasi droplet. Pada penambahan emulsifying agent saat proses emulsifikasi,
tegangan antar muka antara fase minyak dan fase air akan turun. Turunnya tegangan
antar muka pada kedua fase menyebabkan emulsifying agent membentuk lapisan
mengelilingi fase minyak sehingga terbentuk tetesan / droplet minyak yang terdispersi
dalam fase air. Stabilitas sistem emulsi yang terbentuk dapat dicapai dengan adanya
span 80 dan tween 80 yang diprediksi dapat membentuk stable interfacial complex
condensed film. Lapisan ini bersifat fleksibel, viscous, koheren, dan tidak mudah
pecah selama molekul – molekulnya tertata dengan efisien satu dengan yang lainnya.
Kestabilan sistem emulgel terbentuk saat pencampuran emulsi dan gel. Gel
mengandung thickening agent yang umumnya bersifat hidrofil. Bagian hidrofil
thickening agent akan bertemu dengan bagian hidrofil dari fase emulsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
membentuk tekstur viskoelastis karena pada sistem emulsi mempunyai tekstur
yang encer maka dapat meningkatkan viskositas sediaan emulgel. Pada matrik gel
inilah stable interfacial complex condensed film yang terbentuk oleh sistem
emulsi tween 80 dan span 80 terikat secara kuat pada tiap bagian thickening agent
baik yang polar maupun bagian hidrokarbonnya sehingga menyebabkan ruang
gerak antar droplet emulsi sempit. Adanya peningkatan viskositas sediaan
menyebabkan ruang gerak antar partikel droplet emulsi sempit sehingga
kemungkinan memisah kecil. Hal ini sesuai dengan hukum Stokes yang
menyatakan bahwa viskositas sediaan yang tinggi dapat memperlambat laju
creaming sehingga sediaan menjadi lebih stabil.
Propilen glikol dan ekstrak teh hijau dalam sediaan emulgel anti-aging
dapat berfungsi sebagai thikening agent yang menjaga stabilitas dengan
mengentalkan fase air (fase luar). Propilen glikol juga dapat berfungsi sebagai
humektan yang mencegah penguapan air dari kulit sehingga kulit terasa lembab.
Parafin cair dalam penelitian ini berfungsi sebagai emolien. Minyak wangi
(parfum) dalam penelitian ini digunakan sebagai pewangi dalam emulgel anti-
aging karena mampu menutup bau span 80. Bau span 80 perlu ditutup dengan
parfum karena bau tersebut kurang menarik dan kurang nyaman untuk pemakai.
Efek moisturizer dari sediaan ini disebabkan adanya campuran tween 80 dan span
80, sedangkan efek dingin didapatkan dari kinerja gel dan humektan yang
mengikat uap air dari lingkungan sehingga terasa dingin saat diaplikasi di kulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
C. Penentuan tipe emulsi
Pada penentuan tipe emulsi hasil yang diperoleh dapat diperkuat dengan
adanya perhitungan HLB sistem emulsi yang digunakan. Adanya perhitungan
HLB maka dapat memprediksi tipe emulsi yang terbentuk dalam sediaan emulgel.
Berikut tabel HLB system emulsi dari semua formula :
Tabel VI. Nilai HLB formula
Formula Nilai HLB 1 4,3 2 6,97 3 9,65 4 12,32 5 15
Menurut Martin, emulsi M/A terbentuk apabila HLB emulsi 9 – 12,
sedangkan untuk sistem emulsi A/M mempunyai nilai HLB 3 – 6. Maka dapat
diprediksi tipe emulsi yang terbentuk dari formula emulgel ditijau dari nilai HLB
yang dihasilkan. Dalam penelitian ini sistem HLB yang diinginkan yaitu pada
rentang HLB untuk sistem emulsi M/A. Pemilihan tipe emulsi M/A dimaksudkan
untuk kenyamanan saat diaplikasi. Sediaan kosmetik sebagian besar mempunyai
sistem M/A karena tidak terasa lengket. Berdasarkan pada tabel formula I
diprediksi tipe emulsi yang dihasilkan adalah A/M sedangkan untuk formula II,
III, IV dan V bertipe emulsi M/A.
Penentuan tipe emulsi dalam emulgel yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu dengan dua metode antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
1. Metode pengenceran
Emulgel diencerkan dengan aquadest pada gelas arloji. Hasilnya emulgel
formula II, III, IV, dan V menjadi lebih encer, tetap menyatu sebagai suatu sistem
emulsi, dan tidak mengalami pe mecahan emulsi sedangkan untuk formula I tidak
bisa diencerkan. Hal ini dikarenakan pada formula I hanya terdiri dari komponen
span 80 sebesar 100% yang sebagian besar merupakan fase minyak sehingga tidak
bisa bercampur dengan air, dengan kata lain matriks gel di dalamnya sudah
menjadi satu-kesatuan sistem yang bersifat hidrofobik. Fase dimana suatu emulsi
dapat diencerkan dengan pelarut air tanpa mengalami kerusakan atau pecah, maka
emulsi tersebut bertipe M/A yaitu pada formula II, III, IV dan V, sedangkan
formula I merupakan tipe emulsi A/M. Pada metode ini dihasilkan dua tipe emulsi
yaitu M/A dan A/M. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji tipe emulsi sesuai
dengan HLB emulsi yang tertera pada tabel VI.
Formula 1 Formula 2
Formula 3 Formula 4 Formula 5
Gambar 10. Pengenceran emulgel dengan akuadest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. Metode pewarnaan
Methylen blue merupakan zat warna yang larut air. Penamba han methylen
blue pada emulgel menyebabkan formula II, III, IV, dan V berwarna biru merata
dibandingkan dengan formula I. Hal ini menunjukkan emulgel anti-aging ini
mempunyai fase luar air sehingga tipe emulsinya adalah M/A khususnya pada
formula II, III, IV dan V, sedangkan untuk formula I tipe emulsinya adalah A/M.
Hal ini disebabkan karena pada formula I campurannya hanya terdiri dari
emulgator fase minyak saja, sehingga yang terjebak dalam matrik gel adanya
korpus minyak (hidrofobik) yang menyebabkan emulgel tidak dapat bercampur
dengan methylen blue yang larut dalam fase air (hidrofilik).
Formula 1 Formula 2
Formula 3 Formula 4 Formula 5
Gambar 11. Pewarnaan emulgel dengan methylen blue
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
D. Sifat Fisik dan Stabilitas Emulgel
Kualitas dari suatu sediaan dapat dilihat dari sifat fisik dan stabilitas
sediaan tersebut. Sifat fisik yang diukur dari sediaan emulgel anti-aging ini adalah
daya sebar dan viskositas. Uji sifat fisik dan stabilitas emulgel ini dilakukan
untuk memastikan emulgel anti-aging yang dibuat sudah memenuhi syarat
sediaan emulgel yang baik sehingga dapat diterima oleh penggunanya.
Daya sebar yang baik menjamin pemerataan gel saat diaplikasikan pada
kulit. Nilai daya sebar yang direkomendasikan untuk sediaan semistiff yaitu = 5
cm. Semakin besar daya sebar, maka viskositas sediaan semipadat semakin kecil
(Garg et al., 2002). Daya sebar yang diinginkan adalah 3 – 5 cm.
Stabilitas sediaan dilihat dari pergeseran viskositas setelah emulgel
disimpan selama satu bulan. Stabilitas emulgel dikatakan baik jika persen
pergeseran viskositasnya kecil. Pengukuran viskositas dilakukan dengan alat
Viscotester seri VT-04 (RION-JAPAN) dan dilakukan 48 jam setelah pembuatan
emulgel agar pengukuran viskositas tidak dipengaruhi oleh proses pembuatan
emulgel karena sifat pseudoplastic gel sehingga konsistensi emulgel lebih stabil
dibandingkan dengan pengukuran viskositas langsung setelah pembuatan.
Viskositas yang diinginkan adalah 190 – 250 dPa.s. persen pergeseran viskositas
emulgel yang diinginkan sebesar = 5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Hasil pengukuran sifat fisik dan stabilitas emulgel anti-aging sebagai berikut :
Tabel VII. Hasil pengukuran sifat fisik emulgel
Formula Daya sebar (cm) Viskositas (dPa.s) Pergeseran viskositas (%)
I 4,17 ± 0,056 235,00 ± 5,477 4,96 ± 2,195
II 3,34 ± 0,180 306,67 ± 5,164 1,81 ± 0,562
III 3,82 ± 0,160 245,00 ± 8,366 3,06 ± 1,707
IV 4,38 ± 0,196 193,33 ± 5,164 6,03 ± 1,335
V 5,22 ± 0,385 108,33 ± 4,082 7,69 ± 4,766
Keterangan :
F I : 0% Tween 80, 100% Span 80
F II : 25% Tween 80, 75% Span 80
F III : 50% Tween 80, 50% Span 80
F IV : 75% Tween 80, 25% Span 80
F V : 100% Tween 80, 0% Span 80
1. Daya sebar
Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui sejauh mana emulgel dapat
menyebar ketika diaplikasikan pada kulit. Uji daya sebar dilakukan dengan
mengukur diameter penyebaran 1 gram emulgel diletakkan diatas kaca bulat
berskala kemudian ditutup dengan kaca bulat lainnya dan diberi beban
sehingga total massa beban penutup 125 gram selama 1 menit (Garg et al.,
2002). Daya sebar merupakan karakteristik penting dalam formulasi yang
bertanggung jawab terhadap kemudahan saat diaplikasi di kulit, pengeluaran
dari wadah, dan yang paling penting mempengaruhi penerimaan konsumen
(Garg et al., 2002). Nilai daya sebar yang dihasilkan bergantung pada nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
viskositasnya. Semakin rendah nilai viskositas suatu formula, maka daya sebar
formula semakin tinggi.
Hasil pengukuran daya sebar emulgel pada tabel menunjukkan bahwa
emulgel anti-aging formula II dengan komposisi tween 80 : span 80 (25% :
75%) mempunyai daya sebar paling kecil dan emulgel anti-aging formula V
dengan komposisi tween 80 100% mempunyai daya sebar paling besar.
Terjadinya peningkatan diameter daya sebar emulgel ini dikarenakan tidak
adanya penambahan span 80 di dalam emulgel sehingga menyebabkan
konsistensi emulgel lebih encer.
Dari data yang diperoleh berdasarkan perhitungan daya sebar emulgel
anti-aging didapatkan persamaan Simplex Lattice Design :
Y = 5,22 A + 4,18 B – 3,51 AB
dengan Y = daya sebar (cm), A = emulsifying agent tween 80 dalam campuran,
dan B = emulsifying agent span 80 dalam campuran.
Berdasarkan hasil prediksi SLD diatas, maka didapat daya sebar campuran
emulsifying agent tween 80 dan span 80. Hasil prediksi SLD dan hasil
percobaan terlihat pada gambar berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gambar 12. Grafik hubungan tween 80 dan span 80 dengan respon daya sebar
emulgel anti-aging ekstrak teh hijau
Dari gambar di atas, grafik hubungan antara emulsifying agent tween 80
dan span 80 dengan respon daya sebar emulgel anti-aging berupa kurva
melengkung terbuka ke atas menunjukkan bahwa kombinasi antara tween 80
dan span 80 akan menurunkan daya sebar emulgel, dibandingkan dengan
pemakaian salah satu emulsifying agent saja. Dari grafik dapat diketahui daya
sebar emulgel yang paling kecil yaitu pada komposisi tween 80 : span 80 (25%
: 75%) yaitu pada formula II. Hal ini dikarenakan pada formula II
menggunakan emulsifying agent span 80 lebih banyak dibandingkan komposisi
tween 80. Span 80 merupakan fase minyak yang bisa menambah kekentalan
jika ditambahkan pada suatu sediaan. Span 80 dan tween 80 akan saling
berinteraksi sehingga menambah kekentalan dari sediaan emulgel, jika
dibandingkan dengan penggunaan span 80 saja (formula 1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Berdasarkan uji secara statistik yang dilakukan dengan uji F dengan taraf
kepercayaan 95% diperoleh hasil F hitung > F tabel (2,27) = 3,35 sehingga
persamaan SLD untuk daya sebar dapat digunakan untuk memprediksi respon
viskositas dan menentukan range komposisi optimum emulsifying agent tween
80 dan span 80 dalam formula emulgel anti-aging.
Tabel VIII. Hasil perhitungan uji F pada daya sebar emulgel anti-aging
SS Derajat Bebas Mean of square F hitung
Regresi 8,1446 2 4,0723
Residual 4,8691 27 0,1803 22,5862
Total 13,0137 29
Dalam penelitian ini diharapkan emulgel yang terbentuk mempunyai
konsistensi yang tidak begitu kental namun tidak encer sehingga memiliki
kemampuan menyebar yang baik saat pengaplikasian di kulit. Sediaan yang
terlalu encer menyebabkan kontak dengan kulit singkat sehingga kerja zat aktif
menjadi kurang optimal. Daya sebar mempengaruhi pemerataan sediaan saat
diaplikasikan di kulit. Semakin mudah emulgel dioleskan pada kulit, semakin
tinggi pula daya sebarnya sehingga luas permukaan yang kontak dengan kulit
akan lebih banyak.
2. Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan untuk mengalir (Martin et al.,
1993). Pengukuran viskositas dilakukan dengan alat Viscotester seri VT 04
(RION-JAPAN) dan dilakukan 48 jam setelah pembuatan emulgel agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
pengukuran viskositas tidak dipengaruhi oleh proses pembuatan emulgel
karena sifat pseudoplastic gel sehingga konsistensi emulgel lebih stabil
dibandingkan dengan pengukuran viskositas langsung setelah pembuatan.
Viskositas pada awal segera setelah emulgel dibuat digunakan untuk
mengetahui tingkat kekentalan sediaan emulgel.
Hasil pengukuran viskositas emulgel pada tabel menunjukkan bahwa
emulgel anti-aging formula V dengan komposisi tween 80 sebesar 100 %
mempunyai viskositas paling kecil. Penurunan viskositas emulgel disebabkan
tidak adanya emulsifying agent span 80. Hal ini dikarenakan dengan banyaknya
komposisi emulsifying agent tween 80 yang mengikat komponen fase aqueous
dalam emulgel sehingga menyebabkan konsistensi emulgel menjadi encer,
sehingga jarak antar partikel semakin besar akibatnya interaksi antar molekul
menjadi lebih lemah sehingga gaya yang diperlukan untuk mengalir juga
menjadi berkurang atau kecil. Viskositas terbesar ditunjukkan oleh formula II
dengan komposisi tween 80 : span 80 (25% : 75%).
Dari data yang diperoleh berdasarkan perhitungan viskositas emulgel anti-
aging didapat persamaan Simplex Latice Design:
Y = 108,3333 (A) + 235 (B) + 293,3340 (A)(B)
dengan Y = viskositas (d.Pas), A = emulsifying agent tween 80 dalam
campuran, dan B = emulsifying agent span 80 dalam campuran.
Berdasarkan hasil prediksi SLD tersebut, didapat viskositas campuran
emulsifying agent tween 80 dan span 80. Hasil prediksi SLD dan hasil
percobaan terlihat pada gambar berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 13. Grafik hubungan tween 80 dan span 80 dengan respon viskositas emulgel anti-aging ekstrak teh hijau
Dari gambar di atas, grafik hubungan antara emulsifying agent tween 80 dan
span 80 dengan respon viskositas emulgel anti-aging berupa kurva melengkung
terbuka keatas. Kurva ini menunjukkan bahwa interaksi antara emulsifying
agent tween 80 dan span 80 menaikkan respon viskositas emulgel. Pada grafik
dapat diketahui viskositas emulgel yang paling besar ya itu komposisi tween 80
: span 80 (25% : 75%) yaitu pada formula II. Jika dilihat dari nilai daya sebar
yang dihasilkan akan bergantung pada nilai viskositasnya maka semakin tinggi
nilai viskositas suatu formula, maka daya sebar formula semakin rendah.
Berdasarkan uji secara statistik yang dilakukan dengan uji F dengan taraf
kepercayaan 95% diperoleh hasil F hitung > F tabel (2,27) = 3,35 sehingga
persamaan SLD untuk viskositas dapat digunakan untuk memprediksi respon
viskositas dan menentukan range komposisi optimum emulsifying agent tween
80 dan span 80 dalam formula emulgel anti-aging.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel IX. Hasil perhitungan uji F pada viskositas emulgel anti-aging
SS Derajat Bebas Mean of square F hitung
Regresi 88398,6103 2 44199,3052
Residual 41538,0564 27 1538,4465 28,7298
Total 129936,6667 29
Dalam penelitian ini diharapkan emulgel yang dibuat memberikan viskositas
yang tidak terlalu kental namun tidak terlalu encer sehingga memudahkan saat
pengambilan dari wadah dan memiliki penampilan estetika yang menarik.
3. Pergeseran viskositas
Pengukuran stabilitas emulgel dilakukan setelah penyimpanan selama satu
bulan, untuk mengetahui perubahan viskositas selama penyimpanan. Sediaan
emulgel dikatakan stabil bila pergeseran viskositas awal setelah pembuatan dan
setelah penyimpanan selama 1 bulan kecil. Besarnya persen pergeseran
viskositas merupakan selisih antara viskositas pada awal segera pembuatan dan
viskositas setelah penyimpanan dibagi viskositas rata-rata pada saat awal
segera setelah pembuatan dikalikan 100%. Penelitian tentang metilhidroksi
etilselulosa pada berbagai temperatur memberikan hasil bahwa ada sedikit
pergeseran dalam viskositas dalam penyimpanan selama 2 bulan pada
temperatur ruangan maupun pada temperatur pendingin. Penyimpanan pada
temperatur 400 C menyebabkan penurunan viskositas 15% atau lebih (Zats et
al., 1996). Maka berdasarkan penelitian tersebut pergeseran viskositas sediaan
emulgel diperketat menjadi = 5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Persamaan Simplex Lattice Design untuk pergesaran viskositas emulgel
anti-aging yang didapatkan dari perhitungan :
Y = 7,6925 (A) + 4,9644 (B) - 13,0688 (A)(B)
Dengan Y = pergeseran viskositas (%),A = emulsifying agent tween 80 dalam
campuran, dan B = emulsifying agent span 80 dalam campuran.
Berdasarkan hasil prediksi SLD tersebut, didapat pergeseran viskositas
campuran emulsifying agent tween 80 dan span 80. Hasil prediksi SLD dan
hasil percobaan terlihat pada gambar berikut :
Gambar 14. Grafik hubungan tween 80 dan span 80 dengan respon pergeseran viskositas emulgel anti-aging ekstrak teh hijau
Dari gambar grafik di atas, hubungan antara emulsifying agent tween 80
dan span 80 dengan respon pergeseran viskositas emulgel berupa kurva
melengkung terbuka ke atas. Kurva ini menunjukkan bahwa interaksi antara
tween 80 dan span 80 menurunkan respon pergeseran viskositas emulgel.
Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui pergeseran viskositas emulgel yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
paling besar yaitu pada komposisi emulsifying agent 100% tween 80 (formula
V) dan pergeseran viskositas yang paling kecil yaitu pada komposisi twen 80 :
span 80 (25% : 75%) yaitu pada formula II. Hal ini dikarenakan pada formula
V memiliki viskositas terbesar yang menyebabkan nilai daya sebarnya kecil.
Ikatan hidrogen antar partikel di dalam matriks gel yang terbentuk kuat
sehingga menyebabkan sediaan emulgel menjadi lebih viskos dan mengalami
sedikit pergeseran viskositas.
Berdasarkan uji statistik yang dilakukan dengan uji F dengan taraf
kepercayaan 95% diperoleh hasil hitung bahwa F hitung > F table (2,27) = 3,35
sehingga persamaan SLD untuk pergeseran viskositas dapat digunakan untuk
memprediksi respon pergeseran viskositas dan menentukan range komposisi
optimum emulsifying agent tween 80 dan span 80 dalam formula emulgel anti-
aging ekstrak teh hijau.
Tabel X. Hasil perhitungan uji F pada pergeseran viskositas emulgel anti-aging
SS Derajat Bebas Mean of square F hitung
Regresi 76,3241 2 38,1621
Residual 155,4803 27 5,7585 6,6271
Total 231,8044 29
Hasil pengukuran pergeseran viskositas emulgel menunnjukkan bahwa emulgel
anti-aging formula II dengan komposisi emulsifying agent tween 80 sebesar
100% mempunyai pergeseran viskositas paling besar. Pergeseran viskositas
paling kecil ditunjukkan oleh formula II dengan komposisi tween 80 : span 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
(25% : 75%). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa formula V dengan
komposisi tween 80 : span 80 (25% : 75%) paling stabil diantara formula yang
lain setelah penyimpanan 1 bulan.
Informasi mengenai pH sediaan emulgel anti-aging ekstrak teh hijau dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel XI. Hasil uji pH emulgel anti-aging
Formula pH I 4,29 II 4,85 III 4,23 IV 4,45 V 4,36
Rata-rata pH emulgel anti-aging yang diperoleh antara 4,23-4,85. Rata-rata pH
tersebut mendekati pH kulit yaitu 4,0-6,8 (soeratri dkk., 2004) sehingga sediaan
emulgel yang dibuat tidak mengiritasi kulit dan nyaman dalam penggunaannya.
Emulgel tidak mengiritasi kulit juga didukung adanya subjective assessment
yang dioleskan pada 29 orang sukarelawan dan uji iritasi primer pada kulit
kelinci yang hasilnya menunjukkan bahwa emulgel anti-aging ini aman
digunakan pada kulit. Katekin dalam teh hijau stabil pada pH 4-8 (Syah, Alam,
2006) sehingga emulgel yang dibuat mempunyai stabilitas pH yang baik (tidak
teroksidasi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
E. Pemisahan Fase emulgel
Uji pemisahan fase emulgel bertujuan untuk melihat kestabilan emulgel
anti-aging selama penyimpanan dalam suhu kamar dalam jangka waktu 30 hari.
Uji ini dilakukan dengan cara mengamati pemisahan fase emulsi dari emulgel
pada hari ke- 0, 1, 3, 5, 7, 14, 21, 28 dan 30. Pada uji pemisahan fase emulgel,
tidak ditemukan pemisahan fase dari semua emulgel anti-aging sehingga
pemisahan fase emulgel bernilai 0%. Tween 80 dan span 80 dalam variasi
campuran dapat mempertahankan stabilitas emulgel anti-aging selama
penyimpanan 30 hari. Hal ini dikarenakan gel mengandung thickening agent yang
umumnya bersifat hidrofil. Bagian hidrofil thickening agent akan bertemu dengan
bagian hidrofil dari fase emulsi membentuk tekstur viskoelastis karena pada
sistem emulsi mempunyai tekstur yang encer sehingga dapat meningkatkan
viskositas sediaan emulgel. Peningkatan viskositas menyebabkan ruang gerak
antar partikel droplet emulsi sempit sehingga kemungkinan untuk memisah kecil.
Hal ini sesuai dengan hukum Stokes yang menyatakan bahwa viskositas sediaan
yang tinggi dapat memperlambat laju creaming sehingga sediaan menjadi lebih
stabil.
F. Uji Mikromeritik
Mikromeritik adalah ilmu dan teknologi tentang partikel kecil (Martin,
1993). Uji mikromeritik dapat dapat diketahui ukuran partikel dari droplet emulsi
dan ekstrak teh hijau. Pengukuran partikel emulgel anti-aging dilakukan sebanyak
500 buah partikel. Data tentang ukuran partikel diperoleh dalam diameter partikel
dan distribusi diameter partikel (Martin and Bustamante, 1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Ukuran partikel untuk sediaan topikal sebaiknya seragam dan mempunyai
ukuran partikel yang kecil sehingga tidak mengiritasi kulit saat diaplikasi jika
sediaan topikal tersebut memiliki ukuran partikel yang besar. Partikel sediaan
topikal setidaknya dapat melewati ayakan No. 100 mesh (149 µm) untuk menjaga
kestabilitasan sediaan emulgel. Oleh karena itu ukuran partikel harus kurang dari
149 µm (Allen, 2002).
Dari pengukuran partikel dapat dikatakan ukuran droplet-droplet emulsi
yang terjebak dalam matriks gel kecil sehingga sediaan lebih stabil. Ukuran
partikel merupakan salah satu perameter kestabilan sediaan, karena gaya yang
ditimbulkannya kecil. Pengukuran dilakukan pada semua formula. Hasil
pengukuran partikel emulgel anti-aging dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel XII. Hasil pengukuran tetesan minyak dalam emulgel
Formula Modus (µm)
I 3,60
II 3,60
III 3,60
IV 3,60
V 7,20
Pada percobaan, diameter rata-rata yang dihasilkan tidak lebih dari 10 µm
sehingga stabilitas sediaan emulgel anti-aging ini tinggi. Distribusi ukuran
partikel pada emulgel dapat dibuat dalam gambar berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Ukuran Partikel Droplet Emulsi dalam Emulgel Ekstrak Teh Hijau
0
10
2030
40
50
60
70
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Ukuran Partikel (mikron)
% F
reku
ensi
ku
mu
lati
f
Formula I Formula II Formula III Formula IV Formula V
Gambar 15. Grafik distribusi ukuran partikel droplet emulsi dalam emulgel anti-aging ekstrak teh hijau
Grafik distribusi frekuensi digunakan untuk melihat ukuran partikel pada
uji mikromeritik. Berdasarkan hasil grafik diatas (gambar 15) ukuran partikel dari
droplet emulsi condong ke kiri. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan emulgel
memiliki ukuran partikel droplet emulsi kecil. Hukum Stokes menyatakan, makin
besar ukuran partikel, makin kecil kestabilan suatu sediaan. Maka dapat
disimpulkan semakin kecil ukuran tetesan minyak yang dihasilkan maka akan
semakin besar juga luas permukaan tetesan minyak yang kontak dengan sistem gel
sehingga kestabilan emulgel akan semakin baik.
G. Uji Iritasi Primer
Uji iritasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sediaan emulgel
dapat menyebabkan iritasi atau tidak. Pada penelitian tidak menggunakan
akuadest sebagai kontrol melainkan sediaan emulgel tanpa menggunakan zat aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
teh hijau. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak teh hijau dapat
menimbulkan iritasi pada kulit atau tidak. Formula emulgel yang digunakan
sebagai kontrol adalan formula 3 karena dapat mewakili dari konsentrasi
emulsifying agent yang rendah maupun tinggi.
Tabel XIII. Hasil pengukuran indeks iritasi primer emulgel dan sifat iritannya
Formula Indeks Iritasi Primer Sifat
1 0 Tidak mengiritasi
2 0 Tidak mengiritasi
3 0 Tidak mengiritasi
4 0 Tidak mengiritasi
5 0 Tidak mengiritasi
Replikasi I Replikasi II
Gambar 16. Uji iritasi pada kulit kelinci
Keterangan : A = kontrol (sediaan emulgel formula III tanpa ekstrak teh hijau) B = formula I C = formula II D = formula III E = formula IV F = formula V
A
B
C
D
E
F A
B
C
D F
E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Hasil uji iritasi yang terdapat pada gambar diatas tidak menunjukkan
adanya iritasi . Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya eritema dan edema yang
terjasi pada kulit kelinci setelah diolesi dengan emulgel. Oleh karena itu sediaan
emulgel anti-aging ini aman digunakan pada kulit manusia.
H. Optimasi Formula
Optimasi formula bertujuan untuk mendapatkan formula optimum yang
memiliki sifat fisik dan stabilitas yang baik sesuai dengan karakteristik yang
dikehendaki dari suatu sediaan emulgel. Dalam penelitian ini, parameter sifat fisik
yang diukur meliputi daya sebar dan viskositas sedangkan stabilitas sediaan
emulgel ditentukan dari nilai pergeseran viskositas setelah masa penyimpanan
selama 1 bulan berdasarkan countour plot dari persamaan Simplex Lattice Design.
Hasil optimasi yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sediaan
emulgel anti-aging mempunyai viskositas yang cukup dan daya sebar yang baik.
Stabilitas sediaan emulgel dapat dilihat dari pergeseran viskositas yang terjadi
setelah penyimpanan selama 1 bulan sehingga diharapkan nilai pergeseran
viskositas yang seminimal mungkin.
Masing-masing uji sifat fisik dan stabilitas emulgel dibuat contour plot
berdasarkan perhitungan persamaan Simplex Latice Design. Dari masing-masing
contour plot uji sifat fisik dan stabilitas emulgel ditentukan range komposisi
optimum emulsifying agent tween 80 dan span 80 dalam formula emulgel anti-
aging untuk memperoleh respon sesuai dengan yang dikehendaki. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
mendapatkan komposisi optimum formula emulgel anti-aging, contour plot
masing-masing uji digabungkan dalam countour plot superimposed.
1. Daya Sebar
Daya sebar yang optimum adalah daya sebar yang saat pengaplikasian
pada kulit pemerataannya terjamin dan nyaman digunakan. Daya sebar yang
diinginkan pada penelitian ini yaitu 3 cm sampai 5 cm sesuai kelompok
semistiff.
Gambar 17. Contour Plot daya sebar emulgel anti-aging ekstrak teh hijau
Keterangan :
Dari contour plot respon daya sebar emulgel anti-aging dapat ditentukan
range komposisi optimum emulsifying agent tween 80 dan span 80. Respon
yang dipilih dalam optimasi adalah 3-5 cm karena diharapkan memiliki area
daya sebar formula yang optimum sesuai nilai daya sebar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
direkomendasikan untuk sediaan semistiff yaitu = 5 cm (Garg et al., 2002).
Komposisi emulsifying agent yang menunjukkan daya sebar optimal adalah 5%
span 80 sampai dengan 95% tween 80.
2. Viskositas
Respon viskositas emulgel yang dipilih dalam penelitian ini antara 190
d.Pa.s sampai 250 d.Pa.s. Respon ini didasarkan pula dari hasil sensory
assessment mengenai viskositas yang dapat diterima oleh kulit yang dilakukan
pada 29 orang partisipan.
Gambar 18. Contour Plot viskositas emulgel anti-aging ekstrak teh hijau
Keterangan :
Dari contour plot respon viskositas awal dapat ditentukan range
komposisi optimum emulsifying agent tween 80 dan span 80. Respon yang
dipilih sesuai dengan sensory assessment yang menunjukkan bahwa viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
190-250 d.Pa.s merupakan kekentalan sediaan yang dapat diterima oleh kulit.
Dengan viskositas tersebut, sediaan emulgel nyaman diaplikasikan ke kulit dan
lembut saat digunakan. Komposisi emulsifying agent yang menunjukkan nilai
viskositas yang optimal adalah 77 % Tween 80 : 23% Span 80 sampai 46%
Tween 80 : 54 % Span 80 dan 12% Tween 80 : 88% Span 80 sampai 100%
Span 80.
3. Pergeseran Viskositas
Pergeseran viskositas digunakan untuk melihat kestabilan sediaan
emulgel setelah penyimpanan selama 1 bulan. Profil pergeseran viskositas
berupa kurva melengkung terbuka ke atas. Hal ini menunjukkan bahwa
interaksi antara emulsifying agent tween 80 dan span 80 dapat menurunkan
pergeseran viskositas sehingga dapat memperkecil ketidakstabilan emulgel.
Gambar 19. Contour Plot pergeseran viskositas emulgel anti-aging ekstrak teh
hijau
Keterangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Berdasarkan perhitungan komposisi emulsifying agent yang menunjukkan
persen pergeseran viskositas yang optimal adalah 20% span 80 sampai dengan
80% tween 80.
Dari contour plot pergeseran viskositas emulgel dapat ditentukan
komposisi optimum emulgel anti-aging untuk memperoleh respon pergeseran
viskositas yang dikehendaki. Semakin kecil pergeseran viskositas, maka
sediaan emulgel akan semakin stabil dalam penyimpanan. Oleh karena itu
persen pergeseran dibuat ketat yaitu = 5%.
Formula optimum emulsifying agent yang dioptimasi dapat diperoleh
melalui penggabungan contour plot komposisi optimum dari seluruh uji sifat
fisik dan stabilitas emulgel yang telah dilakukan. Komposisi emulsifying agent
yang optimum diperoleh formula emulgel yang memenuhi karakteristik sifat
fisik dan stabilitas yang diharapkan. Respon yang dipilih meliputi daya sebar 3-
5 cm, viskositas antara 190-250 d.Pa.s dan pergeseran viskositas = 5%.
Komposisi optimum dari masing-masing uji yang telah dipilih digabungkan
menjadi satu dalam countour plot superimposed.
Garis contour plot superimposed ditarik dari kurva sifat fisik sediaan
emulgel. Berdasarkan grafik countour plot superimposed dapat diketahui
bahwa komposisi tween 80 dan span 80 yang optimal ditinjau dari uji sifat fisik
dan stabilitas meliputi daya sebar, viskositas dan pergeseran viskositas adalah
77 % Tween 80 : 23% Span 80 sampai 46% Tween 80 : 54 % Span 80 dan 12%
Tween 80 : 88% Span 80 sampai 100% Span 80.
Range optimum yang didapat dari contour plot superimposed besar hal
ini disebabkan oleh berbagai macam faktor. Salah satu faktor yang berperan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
dalam penentuan wilayah optimum adalah ukuran partikel mempengaruhi
kestabilan sediaan emulgel anti-aging sehingga mempertinggi stabilitas
emulgel yang mengakibatkan daerah pergeseran viskositas besar. Daerah
viskositas yang besar menunjukkan bahwa rata-rata ukuran partikel sedian
emulgel kecil sehingga lebih stabil.
Gambar 20. Contour Plot Superimposed emulgel anti-aging ekstrak teh hijau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Sediaan emulgel anti-aging ekstrak teh hijau stabil secara fisik dan tidak
menyebabkan efek iritasi primer.
2. Profil daya sebar emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (Camellia sinensis
(L.)O.K.) berupa garis melengkung terbuka ke atas sedangkan profil viskositas
dan pergeseran viskositas emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (Camellia
sinensis (L.)O.K.) berupa garis melengkung terbuka ke bawah.
3. Diperoleh komposisi optimum formula emulgel anti-aging dengan tween 80
dan span 80 sebagai emulsifying agent berdasarkan contour plot superimposed
yang meliputi daya sebar, viskositas dan pergeseran viskositas yaitu 77 %
Tween 80 : 23% Span 80 sampai 46% Tween 80 : 54 % Span 80 dan 12%
Tween 80 : 88% Span 80 sampai 100% Span 80.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efikasi sediaan emulgel anti-
aging ekstrak teh hijau dalam memberikan perlindungan anti-aging terhadap
kulit dengan uji invivo.
2. Perlu dilakukan metode lain pengujian radikal bebas untuk mengetahui %
peredaman radikal bebas dalam sediaan emulgel anti-aging.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
3. Perlu dilakukan analisis dengan metode Factorial Design untuk mengetahui
interaksi dan efek dominan dari tween 80 dan span 80 dalam menentukan sifat
fisik dan stabilitas emulgel anti-aging ekstrak teh hijau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L.V, 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding,
Second Edition, 263, 268, 274, 276, American Pharmaceutical Association, USA.
Anief, Moh., 2003, Ilmu Meracik Obat, 71, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, jilid V, 486, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
Anonim, 1993, Kodeks Kosmetika Indonesia, Edisi II, Volume I, 389-390, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2000, Green Tea: Riset dan Pengembangan, 22, PT. Kimia Farma Tbk, Jakarta. Anonim, 2002, Green Tea Extract, 1-2, Crodarom, Chanac. Anonim, 2006a, Antiaging untuk Kulit Keriput, http://www.medicastore.com. Diakses
pada 25 Juni 2007. Anonim, 2006b, Water Soluble Carbomer for Thickening, Suspending, and Stabilizing,
http://www.pharma-excipients.com/carbomer_940-98-.html. Diakses pada tanggal 23 Maret 2008.
Anonim, 2006c, Making Lotions (and Creams),
http://www.glenbrookfarm.com/face_creams.htm. Diakses pada 23 Maret 2008. Anonim, 2007a, Indera Peraba, http://digilib.brawijaya.ac.id/virtual_library/
mlg_warintek/ristek-pdii- lipi/Sponsor/_SponsorPendamping/Praweda/ Biologi/0089%20Bio%20210c.htm. Diakses pada 23 November 2007.
Anonim, 2007b, Ultra-Purity Polysorbate 80, http://www.nof.co.jp/english/
business/dds/polysorbate_3.html. Diakses pada 23 November 2007. Anonim, Instruction Manual Viscotester VT-03E/VT-04E No. 31570, Rion Co., LTD,
Japan. Avanti, Christina., 2002, Daya Hambat Epigalokatekin Galat (ECGC) dan Kombinasi
Epigalokatekin Galat-Kojic Acid terhadap Aktivitas Tirosinase, Tesis, Fakultas Farmasi Pasca Sarjana Universitas AirLangga, Surabaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Barry, B.W., 1983, Dermatological Formulation, 300-304, Mercel Dekker inc, New York.
Baumann, L., 2002, Cosmetic Dermatology Principle and Practice, 105-111, The
McGraw-Hill Companies, Florida. Bolton, 1997, Pharmaceutical Statistic, Practical and Clinical Aplications, 3rd Ed, 611-
614, Marcel Dekker Inc, New York. Friberg, S.E., L.G. Quencer, and M.L. Hilton. Theory of Emulsions, in Lieberman H.A.,
Rieger, M.M., and Banker, G.S., (Eds.). Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse Systems, Volume 1, Second Edition, Revised and Expanded, 57. New York: Marcel Dekker, Inc.
Fulder, S., 2004, Khasiat teh hijau, diterjemahkan oleh Trisno Rahayu Wilujeng, 42,
101, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta. Garg, A., Aggrawal, D., Garg, S., dan Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid
Formulations : An Update, Pharmaceutical Technology, September 2002, 84-105, http://www.pharmtech.com, diakses tanggal 17 Februari 2008.
Greenberg, L.A., 1954, Handbook of Cosmetic Materials, 325, Interscience Publishers, Inc, New York.
Hermani, R.M., 2005, Tanaman Berkhasiat Antioksidan, 8-9, Swadaya, Jakarta.
Hudson, B.J.F., 1990, Food Antioxidant, 20-21, Elseier Applied Science, London. Lu, F.C., 1995, Toksikologi Dasar, Asas, Organ Sasaran dan Penilaian Resiko, 239-245,
UI Press, Jakarta. Martin, Alfred., Swarbrick, J., dan Cammarata, A., 1993,Physical Pharmacy
diterjemahkan oleh Yoshita, Ed. III, 1132, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Martin, A.and Bustamante P., 1993, Physical Pharmacy, 4th ed., 430-431, Lea and
Febiger, Philadelphia. Magdy, I.M., 2004, Optimation of chlorphenesin emulgel formulation. The AAPS
Journal (serial on line) 2004;6(3):26. http://www.Aapspharm sci.org/. Diakses 31 Maret 2007
Mitsui, T., 1997, New Cosmetic science, 38-45, Elsevier, Amsterdam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Molyneux, P., 2004, The Use of the Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for Estimating Antioxidants Activity. J Sci Technology, XXVI (2), 211-219.
Mursito, B., 2000, Tampil percaya diri dengan ramuan tradisional, 36, Penebar
Swadaya, Jakarta. Pecsok, R.L., Shields, L.D., Cairns, T., dan McWlliam, I.G.,1976, Modern Method of
Chemical Analysis, 2nd Ed., 44, 51, 52, John Wiley AND Sons, New York. Rawling, A., 2002, The Skin Moisturizer, 245, 259, 560, Marcel Dekker Inc, New York. Rohdiana, D., 2008, Teh hitam dan Antioksidan,
http://www.ritc.or.id/files/rohdiana_Teh_Hitam_dan_Antioksidan.pdf, diakses tanggal 29 Mei 2008.
Smolinske, S.C., 1992, Handbook of Food, Drug and Cosmetics Excipient, 199-200,
CRC Press, USA. Soeratri, W. dan Purwanti, T., 2004, Pengaruh Penambahan Asam Glikolat terhadap
Efektifitas Sediaan Tabir Surya Kombinasi Anti-UV A dan Anti-UV B dalam Basis Gel, Majalah Farmasis Airlangga, 4(3), 73-75.
Stephenson, R.A., and Karsa, D.R., 2000, Excipient and Delivery System for
Pharmaceutical Formulation, 35-37, Anthony Rowe Ltd, Chippenham. Syah, A.N.A., 2006, Taklukkan Penyakit dengan Teh Hijau, 30-1, 59-61, 74, Agro
Media Pustaka, Depok. Swrabick, J., and Boylan CJ, Editors, 1986, Encyclopedia of pharmaceutical technology,
Vol 6, 421, 432, Marcel Dekker, New York. Tortora, G.J., and Angnostakos N.P., 1990, Principles of Anatomy and Physiology. 6th
edition, 120-133, Harper and Row Publisher, New York. Tuminah, S., 2004, Teh Sebagai Salah Satu Sumber Oksidan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departeman Kesahatan RI, Jakarta. Yen, G.C., dan Chen, H.Y., 1995, Antioxidant Activity of Various Tea Extract in
Relation to their Antimutagenicity. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 43 (1), 27-32.
Young, A., 1972, Practical Cosmetic Science, 17-21, 53-55, 102, Mills & Boon Limited,
London.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Zats, J.L., Berry, J.J., dan Alderman, D.A., 1996, Viscosity-Imparing Agents, in Disperse System, in Banker, Gilbert S., Lieberman H. A.,Lachman, L., and Schwatz, J.B., (Eds), Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse System, Vol. 1, 2nd Ed., 291, 304-309, Marcel Dekker Inc, New York.
Zatz, J.L., dan Kushla, G.P., 1996, Gels, in Lieberman, H.A., Lachman, L., Schwatz,
J.B., (Eds.), Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse System, Vol. 2, 2nd Ed., 413-414, Marcel Dekker Inc, New York.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 1. Uji Daya Antioksidan
Vitamin C
Replikasi Sampel Konsentrasi (µg/ml)
Ab I II III
% inhibisi IC50
5 0,398 0,399 0,398 24,55 ± 0,10 10 0,336 0,329 0,332 37,05 ± 0,66 25 0,272 0,270 0,271 48,67 ± 0,19 50 0,063 0,061 0,062 88,25 ± 0,19
Vitamin C
100
0,528
0,042 0,049 0,045 91,40 ± 0,66
26,65069
Ekstrak Teh Hijau
Replikasi Sampel Konsentrasi (µg/ml)
Ab I II III
% inhibisi IC50
5 0,421 0,423 0,420 20,19 ± 0,29 10 0,351 0,349 0,353 33,52 ± 0,38 25 0,220 0,225 0,223 57,82 ± 0,47 50 0,055 0,057 0,054 89,51 ± 0,29
Ekstrak Teh hijau
100
0,528
0,041 0,039 0,039 92,48 ± 0,21
26,19149
% Inhibisi = %100×−
b
sb
AAA
Keterangan : Ab : Serapan larutan DPPH dalam metanol p.a
As : Serapan sampel dalam metanol p.a
Perhitungan persamaan regresi antara konsentrasi (µg/ml) dengan peredaman radikal
bebas (%).
Diperoleh persamaan untuk vitamin C :
Y = 0,7041.X + 31,233
a = 31,233 b = 0,7041 r = 0,9019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Hasil perhitungan nilai IC50 Vitamin C sebagai pembanding
Y = 0,7041.X + 31,233 50 = 0,7041.X + 31,233 x = 26,65069 µg/ml
Diperoleh persamaan untuk ekstrak teh hijau : Y = 0,7382.X + 30,663
a = 30,663 b = 0,7382 r = 0,8837
Hasil perhitungan nilai IC50 ekstrak teh hijau Y = 0,7382.X + 30,663 50 = 0,7382.X + 30,663 x = 26,29149 µg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 2. Data Sifat Fisis dan Stabilitas Emulgel
1. Data Daya Sebar
Satuan : cm
2. Data Viskositas
Satuan : d.Pas
Formula 1 2 3 4 5 6 X SD
Setelah dibuat
240 240 230 230 240 230 235 5,4772 I
1 bulan 220 220 230 220 220 230 223,333 5,1639
Setelah dibuat
110 110 110 110 100 110 108,333 4,0825 II
1 bulan 120 120 120 110 120 110 118,333 4,0824
Setelah dibuat
240 250 250 230 250 250 245 8,3666 III
1 bulan 230 240 240 235 240 240 237,5 4,1833
Setelah dibuat
190 190 190 190 200 200 193,333 5,1639 IV
1 bulan 180 180 185 180 180 185 181,667 2,5819
Setelah dibuat
300 310 310 310 300 310 306,67 5,1639 V
1 bulan 300 300 310 300 310 300 303,333 5,1639
Formula I II III IV V
1 4,25 5,85 4 4,45 3,45
2 4,12 5,15 4 4,45 3,45
3 4,20 5.35 3,70 4,55 3,55
4 4,10 4,70 3,80 4,05 3,35
5 4,20 5,30 3,60 4,25 3,15
6 4,20 5 3,85 4,55 3,10
X 4,17 5,22 3,82 4,38 3,34
SD 0,0567 0,3856 0,1605 0,1966 0,1800
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
3. Pergeseran Viskositas
Satuan : %
Formula 1 2 3 4 5 6 X SD
I 6,3829 6,3829 2,1276 6,3829 6,3829 2,1276 4,9644 2,1954
II 10,7695 10,7695 10,7695 1,5387 10,7695 1,5387 7,6925 4,7667
III 6,1224 2,0408 2,0408 4,0816 2,0408 2,0408 3,0612 1,7074
IV 6,8964 6,8964 4,3102 6,8964 6,8964 4,3102 6,0343 1,3355
V 2,1749 2,1749 1,0858 2,1749 1,0858 2,1749 1,8118 0,5624
Perhitungan % pergeseran viskositas
% Pergeseran viskositas = % 100 x a
ba −
Keterangan :
a = rata-rata viskositas segera setelah dibuat
b = viskositas setelah penyimpanan 1 bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 3. Data pH Emulgel
Formula pH
I 4,29
II 4,36
III 4,23
IV 4,45
V 4,85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 4. Persamaan Simplex Lattice Design
PLOT
Persamaan umum :
Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)
Keterangan :
Y = respon atau hasil percobaan
A = kadar (proporsi) komponen A yaitu tween 80
B = kadar (proporsi) komponen B yaitu span 80
B1, B2, B12 = koefisien yang dihitung dari pengamatan percobaan
1. Daya Sebar
Formula I
A = 0
B = 1
Y = 4,1783
Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)
4, 1783 = B1 (0) + B2 (1) + B12 (0)(1)
B2 = 4,1783
Formula II
A = 1
B = 0
Y = 5,2250
Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)
5,2250 = B1 (1) + B2 (0) + B12 (1)(0)
B1 = 5,2250
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Formula III
A = 0,5
B = 0,5
Y = 3,8250
Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)
3,8250 = B1 (0,5) + B2 (0,5) + B12 (0,5)(0,5)
3,8250 = 5,2250 (0,5) + 4,1783 (0,5) + B12 (0,25)
3,8250 = 2,6125 + 2,0891 + 0,25 B12
3,8250 = 4,7016 + 0,25 B12
-0,8766 = 0,25 B12
B12 = - 3,5064
Jadi persamaan Simplex Latice Design untuk daya sebar adalah :
Y = 5,2250 (A) + 4,1783 (B) – 3,5064 (A)(B)
Perhitungan respon daya sebar :
Formula IV
A = 0,75
B = 0,25
Y = 4,3833
Y = 5,2250 (A) + 4,1780 (B) – 3,5064 (A)(B)
Y = 5,2250 (0,75) + 4,1780 (0,25) – 3,5064 (0,75)(0,25)
Y = 3,91875 + 1,0445 – 0,6574
Y = 4,3057
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Formula IV
A = 0,25
B = 0,75
Y = 4,3833
Y = 5,2250 (A) + 4,1780 (B) – 3,5064 (A)(B)
Y = 5,2250 (0,25) + 4,1780 (0,75) – 3,5064 (0,75)(0,25)
Y = 1,3062 + 3,1335 – 0,6574
Y = 3,7823
2. Viskositas
Formula I
A = 0
B = 1
Y = 235
Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)
235 = B1 (0) + B2 (1) + B12 (0)(1)
B2 = 235
Formula II
A = 1
B = 0
Y = 108,3333
Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)
235 = B1 (1) + B2 (0) + B12 (1)(0)
B1 = 108,3333
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Formula III
A = 0,5
B = 0,5
Y = 245
Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)
245 = B1 (0,5) + B2 (0,5) + B12 (0,5)(0,5)
245 = 108,3333 (0,5) + 235 (0,5) + B12 (0,25)
245 = 54,1665 + 117,5 + B12 (0,25)
245 = 171,6665 + B12 (0,25)
73,3335 = B12 (0,25)
B12 = 293,3340
Jadi persamaan Simplex Latice Design untuk viskositas adalah :
Y = 108,3333 (A) + 235 (B) + 293,3340 (A)(B)
Perhitungan respon viskositas :
Formula IV
A = 0,75
B = 0,25
Y = 108,3333 (A) + 235 (B) + 293,3340 (A)(B)
Y = 108,3333 (0,75) + 235 (0,25) + 293,3340 (0,75)(0,25)
Y = 81,2497 + 58,75 + 55
Y = 194,9997
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Formula V
A = 0,25
B = 0,75
Y = 108,3333 (A) + 235 (B) + 293,3340 (A)(B)
Y = 108,3333 (0,25) + 235 (0,75) + 293,3340 (0,25)(0,75)
Y = 27,0832 + 176,25 + 55
Y = 258,3332
3. Pergeseran viskositas
Formula I
A = 0
B = 1
Y = 4,9644
Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)
4,9644 = B1 (0) + B2 (1) + B12 (0)(1)
B2 = 4,9644
Formula II
A = 1
B = 0
Y = 7,6925
Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)
7,6925 = B1 (1) + B2 (0) + B12 (1)(0)
B1 = 7,6925
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Formula III
A = 0,5
B = 0,5
Y = 3,0612
Y = B1 (A) + B2 (B) + B12 (A)(B)
3,0612 = B1 (0,5) + B2 (0,5) + B12 (0,5)(0,5)
3,0612 = 7,6925 (0,5) + 4,9644 (0,5) + B12 (0,25)
3,0612 = 3,8462 + 2,4822 + 0,25 B12
3,0612 = 6,3284 + 0,25 B12
- 3,2672 = 0,25 B12
B12 = - 13,0688
Jadi persamaan Simplex Latice Design untuk pergeseran viskositas adalah :
Y = 7,6925 (A) + 4,9644 (B) - 13,0688 (A)(B)
Perhitungan respon pergeseran viskositas :
Formula IV
A = 0,75
B = 0,25
Y = 7,6925 (A) + 4,9644 (B) ) - 13,0688 (A)(B)
Y = 7,6925 (0,75) + 4,9644 (0,25) - 13,0688 (0,75)(0,25)
Y = 5,7693 + 1,2411 – 2,4504
Y = 4,56 %
Formula V
A = 0,25
B = 0,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Y = 7,6925 (A) + 4,9644 (B) - 13,0688 (A)(B)
Y = 7,6925 (0,25) + 4,9644 (0,75) - 13,0688 (0,25)(0,75)
Y = 1,9231 + 3,7233 – 2,4504
Y = 3,196 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 5. uji F
1. Daya Sebar
H0 = persamaan Y = 5,2250 (A) + 4,1783 (B) – 3,5064 (A)(B) tidak regresi
H1 = persamaan Y = 5,2250 (A) + 4,1783 (B) – 3,5064 (A)(B) regresi
Formula
yij
Y ij 2 y
y 2
I 1 4,25
18,0625 4,1783 17,4582
T0, S100 2
4,21 16,9744
4,1783 17,4582
3
4,2 17,64
4,1783 17,4582 4 4,1 16,81 4,1783 17,4582 5 4,2 17,64 4,1783 17,4582 6 4,2 17,64 4,1783 17,4582
II 1 5,85 34,2225 5,2250 16,81
T100, S0 2 5,15 26,5225 5,2250 17,4582 3 5,35 28,6225 5,2250 17,4582 4 4,7 22,09 5,2250 17,4582 5 5,3 28,09 5,2250 17,4582 6 5 25 5,2250 17,4582
III 1 4 16 3,8248 172,225
T50,S50 2 4 16 3,8248 14,6291 3 3,7 13,69 3,8248 14,6291 4 3,8 14,44 3,8248 14,6291 5 3,6 12,96 3,8248 14,6291 6 3,85 14,8225 3,8248 14,6291
IV 1 4,45 19,8025 4,3057 18,5395
T75, S25 2 4,45 1,8025 4,3057 18,5395 3 4,55 20,7025 4,3057 18,5395 4 4,05 16,4025 4,3057 18,5395 5 4,25 18,0625 4,3057 18,5395 6 4,55 20,7025 4,3057 158,503
V 1 3,45 11,9025 3,7824 14,3065
T25, S75 2 3,45 11,9025 3,7824 14,3065 3 3,55 12,6025 3,7824 14,3065
4 3,35 11,2225 3,7824 14,3065 5 3,15 9,9225 3,7824 14,3065 6 3,10 9,6100 3,7824 14,3065
S 125,7200 539,8644 127,8975 553,4037
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
SS total = ∑ 2Yij - ( )2
N
Yij∑ = 539,8644 - 30
5184,15805 = 13,0137
SS regresi = ∑∧
2y -
2
N
y
∑
∧
= 553,4037 - 30
7705,16357 = 8,1446
SS residual = S SStotal – SS regresi
= 13,0137 – 8,1446
= 4,8691
Mean of square regresi = regresi bebasderajat
regresi SS= 8,1446 / 2 = 4,0723
Mean of square residual = residual bebasderajat
residual SS= 4,8691/ 27 = 0,1803
F hitung = residual square ofMean regresi square ofMean = 22,5862
SS Derajat Bebas Mean of square F hitung
Regresi 8,1446 2 4,0723
Residual 4,8691 27 0,1803 22,5862
Total 13,0137 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
F (p-1, N-p) table dengan taraf kepercayaan 95 %
Keterangan :
P = banyaknya formula yang digunakan untuk menghitung persamaan
Simplex Latice Design
N = jumlah formula x jumlah replikasi tiap formula
F (3-1, (5x6)-3) table dengan taraf kepercayaan 95 %
F (2,27) tabel = 3,3541
Dari data diperoleh F hitung = 22,5862 dan F table (2,27) = 3,3541. Karena F
hitung > F table, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya persamaan Simplex
Latice Design Y = 5,2250 (A) + 4,1783 (B) – 3,5064 (A)(B) regresi.
2. Viskositas
H0 = persamaan Y = 108,3333 (A) + 235 (B) + 293,3340 (A)(B) tidak regresi
H1 = persamaan Y = 108,3333 (A) + 235 (B) + 293,3340 (A)(B) regresi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Formula yi j yij
2 y y 2 I 1 240 57600 235 55225
T0, S100 2
240 57600 235 55225
3 230 52900 235 55225
4 230 52900 235 55225
5 240 57600 235 55225
6 230 52900 235 55225
II 1 110 12100 108,3333 11736,0389
T100, S0 2
110 12100 108,3333 11736,0389 3 110 12100 108,3333 11736,0389 4 110 12100 108,3333 11736,0389 5 100 10000 108,3333 11736,0389 6 110 12100 108,3333 11736,0389
III 1 240 57600 245 60025
T50, S50 2
250 62500 245
60025 3 250 62500 245 60025 4 250 62500 245 60025 5 230 52900 245 60025 6 250 62500 245 60025#
IV 1 190 36100 194,9997 38024,8830
T75, S25 2
190 36100 194,9997
38024,8830 3 190 36100 194,9997 38024,8830 4 190 36100 194,9997 38024,8830 5 200 40000 194,9997 38024,8830 6 200 40000 194,9997 38024,8830
V 1 300 90000 258,3332 66735,9388
S25, PG75 2
310 96100 258,3332
66735,9388
3 310 96100 258,3332 66735,9388
4 310 96100 258,3332 66735,9388
5 300 90000 258,3332 66735,9388 6 310 96100 258,3332 66735,9388
S 6530 1551300 6249,9942 1390479,5270
SS Total = ∑Yij 2 - ( )
NYij 2
= 1551300 - 30
42640900 = 129936,6667
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
SS Regresi = ∑∧
2y -
2
N
y
∑
∧
= 1390479,5270 - 30
5,39062427 = 88398,6103
SS residual = S SStotal – SS regresi
= 129936,6667- 88398,6103 = 41538,0564
Mean of square regresi = regresi bebasderajat
regresi SS= 88398,6103 / 2 = 44199,3052
Mean of square residual = residual bebasderajat
residual SS= 41538,0564/ 27 = 1538,4465
F hitung = residual square ofMean regresi square ofMean = 28,7298
SS Derajat Bebas Mean of square F hitung
Regresi 88398,6103 2 44199,3052
Residual 41538,0564 27 1538,4465 28,7298
Total 129936,6667 29
F (p-1, N-p) table dengan taraf kepercayaan 95 %
Keterangan :
P = banyaknya formula yang digunakan untuk menghitung persamaan
Simplex Latice Design
N = jumlah formula x jumlah replikasi tiap formula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
F (3-1, (5x6)-3) table dengan taraf kepercayaan 95 %
F (2,27) tabel = 3,3541
Dari data diperoleh F hitung = 28,7298 dan F table (2,27) = 3,3541. Karena F
hitung > F table, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya persamaan Simplex
Latice Design Y = 108,3333 (A) + 235 (B) + 293,3340 (A)(B) regresi.
3. Pergeseran Viskositas
H0 = persamaan Y = 7,6925 (A) + 4,9644 (B) - 13,0688 (A)(B) tidak regresi
H1 = persamaan Y = 7,6925 (A) + 4,9644 (B) - 13,0688 (A)(B) regresi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Formula
yi j yij 2 y y 2
I 1 6,3829 40,7414 4,9644 24,6452
T0, S100 2
6,3829 40,7414 4,9644 24,6452
3 2,1276 4,5266 4,9644 24,6452
4 6,3829 40,7414 4,9644 24,6452
5 6,3829 40,7414 4,9644 24,6452
6 2,1276 4,5266 4,9644 24,6452
II 1 10,7695 115,9821 7,6925 59,1745
T100, S0 2
10,7695 115,9821 7,6925 59,1745
3 10,7695 115,9821 7,6925 59,1745 4 1,5387 2,3675 7,6925 59,1745 5 10,7695 115,9821 7,6925 59,1745 6 1,5387 2,3675 7,6925 59,1745
III 1 6,1224 37,4837 3,0612 9,3709
T50, S50 2
2,0408 4,1648 3,0612
9,3709 3 2,0408 4,1648 3,0612 9,3709
4 4,0816 16,6594 3,0612 9,3709 5 2,0408 4,1648 3,0612 9,3709 6 2,0408 4,1648 3,0612 9,3709
IV 1 6,8964 47,5603 4,56 20,7936
T75, S25 2
6,8964 47,5603 4,56
20,7936 3 4,3102 18,5778 4,56 20,7936
4 6,8964 47,5603 4,56 20,7936 5 6,8964 47,5603 4,56 20,7936 6 4,3102 47,5603 4,56 20,7936
V 1 2,1749 4,7302 3,196 10,2144
T25, S75 2
2,1749 4,7302 3,196
10,2144
3 1,0858 1,1789 3,196 10,2144
4 2,1749 4,7302 3,196 10,2144
5 1,0858 1,1789 3,196 10,2144 6 2,1749 4,7302 3,196 10,2144
S 141,3866 898,1434 141,6546 745,1916
SS Total = ∑Yij 2 - ( )
NYij 2
= 898,1434 - 30
1707,19990 = 231,8044
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
SS Regresi = ∑∧
2y -
2
N
y
∑
∧
= 745,1916 - 30
0257,20066 = 76,3241
SS residual = S SStotal – SS regresi
= 231,8044 - 76,3241
= 155,4803
Mean of square regresi = regresi bebasderajat
regresi SS= 76,3241 / 2 = 38,1621
Mean of square residual = residual bebasderajat
residual SS= 155,4803/ 27 = 5,7585
F hitung = residual square ofMean regresi square ofMean = 6,6271
SS Derajat Bebas Mean of square F hitung
Regresi 76,3241 2 38,1621
Residual 155,4803 27 5,7585 6,6271
Total 231,8044 29
F (p-1, N-p) table dengan taraf kepercayaan 95 %
Keterangan :
P = banyaknya formula yang digunakan untuk menghitung persamaan
Simplex Latice Design
N = jumlah formula x jumlah replikasi tiap formula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
F (3-1, (5x6)-3) table dengan taraf kepercayaan 95 %
F (2,27) tabel = 3,3541
Dari data diperoleh F hitung = 6,6271dan F table (2,27) = 3,3541. Karena F hitung
> F table, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya persamaan Simplex Latice
Design Y = 7,6925 (A) + 4,9644 (B) - 13,0688 (A)(B) regresi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 6. Data uji mikromeritik emulgel
Kalibrasi skala mikromeritik
okuler skalaobyektif skala x 0,01 mm =
253 x 0,01 mm = 1,2 x 10-3 mm = 1,2 µm
Formula 1
n
n.d partikel rata-ratadiameter dn ===∑∑ 3,722 µm
Jumlah kelas = 4
Interval kelas = 1,8
No. Interval Nilai
Tengah ( Median )
Frekuensi %
Frekuensi
1. 1,2 – 3 2,1 183 36,6 % 2. 3 – 4,8 3,9 228 45,6 % 3. 4,8 – 6,6 5,7 56 11,2 % 4. 6,6 – 8,4 7,5 33 6,6 %
skala
diameter (d) µm
frekuensi (n)
n.d Formula III Percobaan
1 1,2 78 93,6 diameter terkecil 1,2 µm 2 2,4 105 252 diameter terbesar 8,4 µm 3 3,6 137 493,2 frekuensi 500 4 4,8 91 436,8 n.d 1861,2
5 6 56 336 diameter rata-
rata 3,72 µm 6 7,2 23 165,6 modus 3,6 µm 7 8,4 10 84
S= 500 S= 1861,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Formula II
n
n.d partikel rata-ratadiameter dn ===∑∑ 6,797 µm
Jumlah kelas = 7
Interval kelas = 2,23
No. Interval Nilai
Tengah ( Median )
Frekuensi %
Frekuensi
1. 1,2 – 3,43 2,315 60 12 % 2. 3,43 – 5,66 4,545 93 18,6 % 3. 5,66 – 7,89 6,775 219 8,4 % 4. 7,89 – 10,12 9 62 8,2 % 5 10,12 – 12,35 11,235 31 6,2% 6 12,35 – 14,58 13,465 22 4,4% 7 14,58 – 16,81 15,695 14 2,8%
skala
diameter (d) µm
frekuensi (n)
n.d Formula III Percobaan
1 1,2 23 27,6 diameter terkecil 1,2 µm 2 2,4 37 88,8 diameter terbesar 16,8 µm 3 3,6 42 151,2 frekuensi 500 4 4,8 51 244,8 n.d 3398,4
5 6 58 348 diameter rata-
rata 6,797 µm 6 7,2 161 1159,2 modus 7,2 µm 7 8,4 40 336 8 9,6 22 211,2 9 10,8 17 183,6 10 12 14 168 11 13,2 12 158,4 12 14,4 10 144 13 15,6 8 93,6 14 16,8 6 84
S= 500 S= 3398,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Formula III
n
n.d partikel rata-ratadiameter dn ===∑∑ 2,772 µm
Jumlah kelas = 3
Interval kelas = 2
No. Interval Nilai
Tengah ( Median )
Frekuensi %
Frekuensi
1. 1,2-3,2 2 288 57,6 % 2. 3,2-5,2 4 187 37,4% 3 5,2-7,2 6,5 25 5%
skala diameter
(d) µm
frekuensi
(n) n.d Formula III Percobaan
1 1,2 140 168 diameter terkecil 1,20 µm 2 2,4 148 355,2 diameter terbesar 7,20 µm 3 3,6 159 572,4 frekuensi 500 4 4,8 28 134,4 n.d 1386
5 6 20 120 diameter rata-
rata 2,772 µm 6 7,2 5 36 modus 3,6 µm
S= 500 S= 1386
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Formula IV
skala diameter
(d) µm
frekuensi
(n) n.d Formula III Percobaan
1 1,2 96 96 diameter terkecil 1,20 µm 2 2,4 100 240 diameter terbesar 7,20 µm 3 3,6 112 403,2 frekuensi 500 4 4,8 100 480 n.d 1824
5 6 48 288 diameter rata-
rata 3,66µm 6 7,2 44 316,8 modus 3,6 µm
S= 500 S= 1824
n
n.d partikel rata-ratadiameter dn ===∑∑ 3,65 µm
Jumlah kelas = 4
Interval kelas = 1,5
No. Interval Nilai
Tengah ( Median )
Frekuensi %
Frekuensi
1. 1,2 – 2,7 1,95 196 39,2 % 2. 2,7 – 4,2 3,45 112 22,4 % 3. 4,2 – 5,7 4,95 100 20 % 4. 5,7 – 7,2 6,45 92 18,4 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Formula V
skala diameter
(d) µm
frekuensi
(n) n.d Formula III Percobaan
1 1,2 98 117,6 diameter terkecil 1,20 µm 2 2,4 116 278,4 diameter terbesar 7,20 µm 3 3,6 128 460,8 frekuensi 500 4 4,8 99 475,2 n.d 1712
5 6 37 222 diameter rata-
rata 3,42 µm 6 7,2 22 158,4 modus 3,6 µm
S= 500 S= 1712
n
n.d partikel rata-ratadiameter dn ===∑∑ 3,42 µm
Jumlah kelas = 3
Interval kelas = 2
No. Interval Nilai
Tengah ( Median )
Frekuensi %
Frekuensi
1. 1,2 – 3,2 2,2 214 42,8 % 2. 3,2 – 5,2 4,2 227 45,4 % 3. 5,2 – 7,2 6,2 59 11,8%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 7. Data uji Iritasi Primer
ü Formula 1
Skor evaluasi reaksi iritasi kulit dalam interval observasi Kelinci Parameter 1 jam 24 jam 48 jam 72 jam 1 minggu
I Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
II Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
III Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
ü Formula 2 Skor evaluasi reaksi iritasi kulit dalam interval observasi Kelinci Parameter 1 jam 24 jam 48 jam 72 jam 1 minggu
I Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
II Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
III Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
ü Formula 3
Skor evaluasi reaksi iritasi kulit dalam interval observasi Kelinci Parameter 1 jam 24 jam 48 jam 72 jam 1 minggu
I Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
II Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
III Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
ü Formula4
Skor evaluasi reaksi iritasi kulit dalam interval observasi Kelinci Parameter 1 jam 24 jam 48 jam 72 jam 1 minggu
I Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
II Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
III Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
ü Formula 5
Skor evaluasi reaksi iritasi kulit dalam interval observasi Kelinci Parameter 1 jam 24 jam 48 jam 72 jam 1 minggu
I Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
II Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
III Eritema 0 0 0 0 0 Edema 0 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 8. Perbandingan Komposisi Basis pada Kriteria Penerimaan
Masing-Masing Sifat Fisis Emulgel
Dengan menggunakan persamaan SLD, maka dapat diperoleh perbandingan
komposisi emulsifying agent tween 80 dan Span 80 yang memiliki daya sebar
antara 3-5 cm. hasilnya adalah Y= 5,2250 (X1) + 4,1783 (X2) – 3,5064 (X1)(X2)
Emulgel dengan viskositas 190 dPa.s :
5 = 5,2250 (X1) + 4,1783 (X2) – 3,5064 (X1)(X2)
X1+X2 = 1
X1 = 1 - X2
5 = 5,2250 (1- X2) + 4,1783 (X2) – 3,5064 ((1- X2)(X2)
5 = 5,2250 - 5,2250 X2 + 4,1783 X2 – 3,5064 (X2- X22)
5 = 5,2250 - 5,2250 X2 + 4,1783 X2 – 3,5064 X2 + 3,5064 X22
5 = 5,2250 – 4,5531 X2 + 3,5064 X22
3,5064 X22 – 4,5531 X2 + 0,2250 = 0
X1,2 = a
acbb
2
42 −±−
X1,2 = )5064,3(2
)2250,0()5064,3(45531,45531,4 2 −±
X1,2 = 0128,7
1557,37307,205531,4 −±
X1,2 = 0128,7
1922,45531,4 ±
X2 = 1,247 ( tidak memenuhi) atau X2 = 0,051 (memenuhi)
Komposisi optimal = 95% Tween 80 : 5% Span 80.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Dengan menggunakan persamaan SLD, maka dapat diperoleh perbandingan
komposisi emulsifying agent tween 80 dan Span 80 yang memiliki viskositas
antara 190 – 250 dPa.s. hasilnya adalah Y= 303,3333 (X1) + 312,5 (X2) +
101,6667 (X1)(X2)
Emulgel dengan viskositas 190 dPa.s :
190 = 108,3333 (X1) + 235 (X2) + 293,3340 (X1)(X2)
X1+X2 = 1
X1 = 1 - X2
190 = 108,3333 (1-X2) + 235 (X2) + 293,3340 (1-X2)(X2)
190 = 108,3333 - 108,3333 X2 + 235 X2 + 293,3340 (X2- X22)
190 = 108,3333 - 108,3333 X2 + 235 X2 + 293,3340 X2 - 293,3340 X22
190 = 108,3333 + 420 X2 - 293,3340 X22
293,3340 X22 – 420 X2 + 81,6667 = 0
X1,2 = a
acbb
2
42 −±−
X1,2 = )3340,293(2
)6667,81()3340,293(4420420 2 −±
X1,2 = 668,586
4791,95822176400420 −±
X1,2 = 668,586
8617,283420 ±
X2 = 1,199 ( tidak memenuhi) atau X2 = 0,23 (memenuhi)
Komposisi optimal = 77% Tween 80 : 23% Span 80.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Dengan menggunakan persamaan SLD, maka dapat diperoleh perbandingan
komposisi emulsifying agent Tween 80 dan Span 80 yang memiliki viskositas
antara 310 – 320 dPa.s. hasilnya adalah Y= 108,3333 (X1) + 235 (X2) + 293,3340
(X1)(X2). Emulgel dengan viskositas 250 dPa.s :
250 = 108,3333 (X1) + 235 (X2) + 293,3340 (X1)(X2)
X1+X2 = 1
X1 = 1 - X2
250 = 108,3333 (1 - X2) + 235 (X2) + 293,3340 (1 - X2)(X2)
250 = 108,3333 - 108,3333 X2 + 235 X2 + 293,3340 (X2- X22)
250 = 108,3333 - 108,3333 X2 + 235 X2 + 293,3340 X2 - 293,3340 X22
250 = 108,3333 + 420 X2 - 293,3340 X22
293,3340 X22 – 420 X2 + 141,6667 = 0
X1,2 = a
acbb
2
42 −±−
X1,2 = )3340,293(2
)6667,141()3340,293(4420420 2 −±
X1,2 = 668,586
6391,166222176400420 −±
X1,2 = 668,586
8829,100420 ±
X2 = 0,88 (memenuhi) atau X2 = 0,54 (memenuhi)
X1 = 1- 0,88 X1 = 1- 0,54
= 0,12 = 0,46
Komposisi optimal = 12% Tween 80 : 88% Span 80
Komposisi optimal = 46 % Tween 80: 54 % Span 80 sampai dengan 100% Span 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Dengan menggunakan persamaan SLD, maka dapat diperoleh perbandingan
komposisi emulsifying agent Tween 80 dan Span 80 yang memiliki pergeseran
viskositas = 5% dPa.s. hasilnya adalah Y= 7,6925 (X1) + 4,9644 (X2) – 13,0688
(X1)(X2)
5 = 7,6925 (X1) + 4,9644 (X2) – 13,0688 (X1)(X2)
X1+X2 = 1
X1 = 1 - X2
5 = 7,6925 (1 - X2) + 4,9644 (X2) – 13,0688 (1 - X2)(X2)
5 = 7,6925 - 7,6925 X2 + 4,9644 X2 – 13,0688 (X2- X22)
5 = 7,6925 - 7,6925 X2 + 4,9644 X2 – 13,0688 X2 + 13,0688 X22
5 = 7,6925 - 15,7969 X2 + 13,0688 X22
13,0688 X22 - 15,7969 X2 + 2,6925 = 0
X1,2 = a
acbb
2
42 −±−
X1,2 = )0688,13(2
)6925,2()0688,13(47969,157969,15 2 −±
X1,2 = 1376,26
7509,1405420,2497969,15 −±
X1,2 = 1376,26
4303,107969,15 ±
X2 = 1,033 ( tidak memenuhi) atau X2 = 0,205 ~ 0,20 (memenuhi), X1 = 0,80
Komposisi optimal = 80% Tween 80 : 20% Span 80 sampai dengan 100% Span 80
Area optimum hasil superimposed
80% Tween 80 : 20% Span 80 sampai dengan 100% Span 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 9. Kuisioner subjective assessment
SUBJECTIVE ASSESSMENT
EMULGEL EKSTRAK TEH HIJAU SEBAGAI ANTI-AGING
Nama : Hari, tanggal :
Umur: No kemasan :
Berilah tanda (v) pada kolom yang Anda anggap paling sesuai (dengan pertanyaan
di bawah ini!
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS
1 Emulgel ini memiliki penampilan yang menarik
2 Emulgel ini memiliki warna yang menarik
3 Emulgel ini mudah dioleskan di kulit
4 Emulgel ini memiliki kekentalan yang cukup baik
5 Emulgel ini memiliki bau yang enak setelah dioleskan
dikulit
6 Emulgel ini sudah cukup halus dan lembut di kulit
7 Emulgel ini sudah cukup homogen
8 Emulgel ini terasa lengket di kulit
9 Emulgel ini memberikan rasa lembab di kulit
10 Emulgel ini memberikan efek berminyak di kulit
11 Emulgel ini mudah dicuci dengan air dari kulit
12 Emulgel ini meninggalkan bekas minyak di kulit setelah
emulgel dicuci dengan air
13 Secara umum, emulgel ini cukup nyaman untuk digunakan
di kulit sebagai cream malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Sensory assesment Formula 1
Responden No Kriteria Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 X
1 Penampilan 3 3 3 3 1 2 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2.517
2 Warna 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2.44
3 Daya sebar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3.1034
4 Viskositas 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 3 3 4 2 4 2 4 3 3 2 3 2.724
5 Bau 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 1 3 2 3 3 3 3 2 2. 62
6 Kehalusan emulgel 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2.862
7 Homogenitas 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2.931
8 Rasa lengket 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 3.206
9 Rasa lembab 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3.172
10 Rasa berminyak 4 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 4 2.758
11 Pencucian dengan air 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2.655
12 Bekas minyak yang ditinggalkan 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 4 3 2 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2.724
13 Kenyamanan pemakaian 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2.827
14 Sensasi dingin 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3.206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Sensory assesment Formula 2
Responden No Kriteria Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 X
1 Penampilan 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 2.827 2 Warna 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 1 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 2.793 3 Daya sebar 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3 2 2.965 4 Viskositas 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2.655 5 Bau 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2.517 6 Kehalusan emulgel 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3.344 7 Homogenitas 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3.379 8 Rasa lengket 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2.275 9 Rasa lembab 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2.955
10 Rasa berminyak 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2.241 11 Pencucian dengan air 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3.517 12 Bekas minyak yang ditinggalkan 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2.206 13 Kenyamanan pemakaian 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 2.931 14 Sensasi dingin 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3.448
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Sensory assesment Formula 3
Responden No Kriteria Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 X
1 Penampilan 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2.517 2 Warna 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2.448 3 Daya sebar 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2.931 4 Viskositas 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3.241 5 Bau 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2.517 6 Kehalusan emulgel 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2.621 7 Homogenitas 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3.275 8 Rasa lengket 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 4 2 2 4 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2.586 9 Rasa lembab 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3.137
10 Rasa berminyak 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2.414 11 Pencucian dengan air 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 3 3.206 12 Bekas minyak yang ditinggalkan 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 4 2 2 2 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2.552 13 Kenyamanan pemakaian 3 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2.862 14 Sensasi dingin 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3.414
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Sensory assesment Formula 4
Responden No Kriteria Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 X
1 Penampilan 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2.586 2 Warna 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2.517 3 Daya sebar 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3.206 4 Viskositas 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3.172 5 Bau 4 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2.448 6 Kehalusan emulgel 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2.862 7 Homogenitas 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 4 3 3 2.827 8 Rasa lengket 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2.414 9 Rasa lembab 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3.137
10 Rasa berminyak 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2.379 11 Pencucian dengan air 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3.344 12 Bekas minyak yang ditinggalkan 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2.31 13 Kenyamanan pemakaian 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 14 Sensasi dingin 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3.344
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Sensory assesment Formula 5
Keterangan :
Ya = 4
Sedang = 3
Tidak = 2
Responden No Kriteria Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 X
1 Penampilan 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2.379 2 Warna 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 1 1 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2.379 3 Daya sebar 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2.448 4 Viskositas 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2.517 5 Bau 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2.379 6 Kehalusan emulgel 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2.827 7 Homogenitas 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2.793 8 Rasa lengket 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 2.965 9 Rasa lembab 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 4 3 2 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3.044
10 Rasa berminyak 3 2 2 2 3 3 4 4 3 2 2 4 4 1 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 2 2 2 2 2.827 11 Pencucian dengan air 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2.689 12 Bekas minyak yang ditinggalkan 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 4 3 1 3 3 2 2 3 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2.414 13 Kenyamanan pemakaian 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2.552 14 Sensasi dingin 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3.068
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 10. Foto emulgel anti-aging ekstrak teh hijau
Formula 1 Formula 2
Formula 3 Formula 4
Formula 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 11. Hasil pemeriksaan ekstrak teh hijau
Gambar 2. Uji Reaksi Warna Teh Hijau dan Uji Antioksidan dengan DPPH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 12. Dokumentasi
Gambar 3. Ekstrak teh hijau
Gambar 4. Pembuatan emulgel anti-aging ekstrak teh hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Gambar 5. Uji daya sebar anti-aging ekstrak teh hijau
Gambar 6. Viskometer Rion-VT 04
Gambar 7. Uji mikromeritik partikel anti-aging ekstrak teh hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Gambar 8. Uji iritasi sediaan emulgel anti-aging ekstrak teh hijau
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Formula 4 Formula 5
Gambar 9. Partikel emulgel anti-aging ekstrak teh hijau (perbesaran 40x).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi berjudul ’’Optimasi komposisi Tween 80 dan
Span 80 sebagai Emulsifying Agent dalam Formula Emulgel
Anti-Aging Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis (L.)O.K.) :
Aplikasi Simplex Lattice Design’’ ini lahir di Mataram pada
tanggal 30 September 1986 dan anak pertama dari dua
bersaudara pasangan bapak Pius Priyono Putra dan Ibu Caecilia Endang Suwastini.
Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1990-1992 di TK Sari Asih
Sumbawa Besar (NTB), kemudian melanjutkan pendidikan pada tahun 1992-1998 di
SD Negeri II Sumbawa Besar. Pada tahun 1998-2001penulis menyelesaikan tinggkat
pendidikan selanjutnya di SLTP Mardi Rahayu Ungaran Semarang, kemudian
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi pada tahun 2001-2004 di SMA Negeri III
Klaten. Pada tahun 2004 penulis mengawali pendidikannya sebagai mahasiswa
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Berhasil
menyelesaikannya pada tahun 2008.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI