PL3

3
Laban diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang diatasnya termasuk didalamnya hasil kegiatan manusia dimasa lalu dan sekarang (FAO dalam Arsyad, 1989). Pemanfaatan laban oleh manusia selanjutnya dikenal sebagai penggunaan lahan. Adapun pengertian penggunaan lahan ialah setiap bentuk eampur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka mernenuhi kebutuhan hidupnya baik rnateril maupun spiritual (Arsyad, 1989). Dalam pemanfaatan laban diperlukan kebijakan atau keputusan pada suatu penggunaan lahan. Tujuannya tidak lain sebagai bentuk pencegahan atau pengurangan akan dampak degradasi lahan. Pada dasarnya, sumberdaya alam ada yang dapat diperbaharui, ada yang tidak dapat diperbaharui, dan ada yang terbatas, Penggunaan lahan vegetasi yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan dan tanpa adanya pengelolaan tanaman yang tepat, dapat menyebabkan berkurangnya kemarnpuan lahan dalam memproduksi basil pertanian. Serta memieu timbulnya lahan kritis. Hal ini berlaku juga untuk penggunaan lahan non vegetasi. Bangunan yang dibangun pada suatu lahan tanpa mempertimbangkan kemampuan lahan tersebut dapat menimbulkan masalah. Pentingnya akan pengetahuan lahan, mengharuskan rnasyarakat rnengenal penggunaan lahan yang terjadi, Karena masyarakat ialah pemeran utama dalam pernanfaatan lahan. Kekurangtahuan masyarakat barus ditindak lanjuti dengan eara mernberikan suatu informasi yang akurat terkait laban yang berJangsung dalam lingkungan masyarakat tersebut, Informasi lahan sendiri dapat tersaji dalam peta penggunaan lahan. Peta penggunaan lahan berisikan basil delineasi jenis guna laban yangada diseluruh daerah kajian yang mana memuat fungsi dominan untuk suatu kawasan, blok peruntukan, atau persillahan (Permen PU No. 20 Tahun 2011). Peta penggunaan laban dibuat sesuai dengan kebutuhan, Dapat dibuat untuk skala menengah ataupun skala detail tergantung dari kebutuhan ternatik yang hendak dikerjakan, Pembuatan peta penggunaan laban dibantu dengan teknik penginderaan jauh. Karena teknik penginderaan jauh dapat memaksimalkan proses pengerjaan dan hasil yang dikehendaki sehingga mampu menghasilkan suatu informasi yang akurat dan memenuhi kriteria yang diharapkan. Pengertian penggunaan laban ialah segala bentuk campur tangan atau kegiatan manusia (secara siklis rnaupun permanen) terhadap suatu

description

Penggunaan Lahan

Transcript of PL3

Page 1: PL3

Laban diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang diatasnya termasuk didalamnya hasil kegiatan manusia dimasa lalu dan sekarang (FAO dalam Arsyad, 1989). Pemanfaatan laban oleh manusia selanjutnya dikenal sebagai penggunaan lahan. Adapun pengertian penggunaan lahan ialah setiap bentuk eampur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka mernenuhi kebutuhan hidupnya baik rnateril maupun spiritual (Arsyad, 1989). Dalam pemanfaatan laban diperlukan kebijakan atau keputusan pada suatu penggunaan lahan. Tujuannya tidak lain sebagai bentuk pencegahan atau pengurangan akan dampak degradasi lahan. Pada dasarnya, sumberdaya alam ada yang dapat diperbaharui, ada yang tidak dapat diperbaharui, dan ada yang terbatas, Penggunaan lahan vegetasi yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan dan tanpa adanya pengelolaan tanaman yang tepat, dapat menyebabkan berkurangnya kemarnpuan lahan dalam memproduksi basil pertanian. Serta memieu timbulnya lahan kritis. Hal ini berlaku juga untuk penggunaan lahan non vegetasi. Bangunan yang dibangun pada suatu lahan tanpa mempertimbangkan kemampuan lahan tersebut dapat menimbulkan masalah. Pentingnya akan pengetahuan lahan, mengharuskan rnasyarakat rnengenal penggunaan lahan yang terjadi, Karena masyarakat ialah pemeran utama dalam pernanfaatan lahan. Kekurangtahuan masyarakat barus ditindak lanjuti dengan eara mernberikan suatu informasi yang akurat terkait laban yang berJangsung dalam lingkungan masyarakat tersebut, Informasi lahan sendiri dapat tersaji dalam peta penggunaan lahan.

Peta penggunaan lahan berisikan basil delineasi jenis guna laban yangada diseluruh daerah kajian yang mana memuat fungsi dominan untuk suatu kawasan, blok peruntukan, atau persillahan (Permen PU No. 20 Tahun 2011). Peta penggunaan laban dibuat sesuai dengan kebutuhan, Dapat dibuat untuk skala menengah ataupun skala detail tergantung dari kebutuhan ternatik yang hendak dikerjakan, Pembuatan peta penggunaan laban dibantu dengan teknik penginderaan jauh. Karena teknik penginderaan jauh dapat memaksimalkan proses pengerjaan dan hasil yang dikehendaki sehingga mampu menghasilkan suatu informasi yang akurat dan memenuhi kriteria yang diharapkan.

Pengertian penggunaan laban ialah segala bentuk campur tangan atau kegiatan manusia (secara siklis rnaupun permanen) terhadap suatu kumpulan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhannya baik material rnaupun spritual atau kedua-duanya (Malingreau, 1979). Penggunaan Lahan merupakan aktivitas manusia pada dan dalam kaitannya dengan laban, yang biasanya tidak secara langsung tampak dari citra. Penggunaan lahan telah dikaji dari beberapa sudut pandang yang berlainan, sehingga tidak ada satu defenisi yang benar-benar tepat di dalam keseluruhan konteks yang berbeda. Hal ini mungkin, misalnya melihat penggunaan lahan dari sudut pandang kemampuan lahan dengan jalan mengevaluasi lahan dalam hubungannya dengan bermacam-macam karakteristik alami yang disebutkan diatas. Penggunaan lahan berkaitan dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu, misa1nya perrnukiman, perkotaan dan persawahan. Penggunaan lahan juga merupakan pemanfaatan lahan dan lingkungan alam untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam penyelenggaraan kehidupannya. Pengertian penggunaan lahan biasanya digunakan untuk mengacu pemanfaatan masa kini (present or current land lise). Oleh karena aktivitas manusia di bumi bersifat dinamis, maka perhatian sering ditujukan pada perubahan penggunaan lahan baik secara kualitatif maupun kuantitatif, Penggunaan lahan merupakan unsur penting dalam perencanaan wilayah. Bahkan menurut Campbell (1996),

Page 2: PL3

disamping sebagai faktor penting dalamperencanaan, pada dasarnya perencanaan kota adalah perencanaan penggunaan lahan.

Informasi penggunaan lahan adalab penutup lahan permukaan bumi dan penggunaan penutup lahan tersebut pada suatu daerah. Informasi penggunaan laban berbeda dengan informasi penutup lahan yang dapat dikenali secara langsung dari citra satelit penginderaan jauh. Sementara informasi penggunaan lahan rnerupakan hasil kegiatan manusia dalam suatu lahan atau penggunaan lahan atau fungsi laban, sehingga tidak selalu dapat ditaksir secara langsung dari citra penginderaan jauh, narnun secara tidak langsung dapat dikenali dad asosiasi penutup Iahannya (Hardiyanti, 2(01). Contohnya kegiatan rekreasi tidak dapat secara langsung dikenali dari citra satelit penginderaan jauh. Kegiatan berburu merupakan rekreasi yang dapat dilakukan di hutan, di daerah penggembalaan, di daerah pertanian, baik Iahan basah maupun lahan kering, Oleh karena itu, informasi lengkap untuk menentukan penggunaan lahan seperti rekreasi, daerah konservasi air, perlindungan perburuan, diperlukan somber informasi tambahan. Informasitambahan juga diperlukan dalam pengenalan batas abstrak (batas administrasi, batas rekreasi, batas operasional pelabuhan) suatu daerah yangtidak terlihat pada citra.

Suatu unit penggunaan lahan mewakili tidak lebih dari suatu mental construct yang didisain untuk memudahkan inventarisasi dan aktivitas pemetaan (Malingreau dan Rosalia, 1981). Identifikasi, pemantauan dan evaluasi penggunaan lahan perlu selalu dilakukan pada setiap periodetertentu, karena ia dapat menjadi dasar untuk penelitian yang mendalam mengenai perilaku manusia dalam memanfaatkan lahan. Dengan demikian, penggunaan lahan menjadi bagian yang penting dalam usaha melakukan perencanaan dan pertimbangan dalarn merumuskan kebijakan keruangan di suatu wilayah. Prinsip kebijakan terhadap lahan perkotaan bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan dan pengadaan lahan untuk menampung berbagai aktivitas perkotaan. Dalam hubungannya dengan optimalisasi penggunaan lahan, kebijakan penggunaan laban diartikan sebagai serangkaian kegiatan tindakan yang sitematis dan terorganisir dalam penyediaan lahan, serta tepat pada waktunya, untuk peruntukan pemanfaatan dan tujuan lainnya sesuai dengan kepentingan masyarakat (Suryantoro, 2002).