pkn

7
Kelompok 3 Nama : Salsya Thabrani Anastasia Eveline K Novan Harikas Juon Gusti M Rizky

Transcript of pkn

Kelompok 3

Nama : Salsya Thabrani Anastasia Eveline K Novan Harikas Juon Gusti M Rizky

1. Jelaskan Pentingnya Warisan Semangat Proklamasi Kemerdekaan 350 tahun bangsa kita hidup dalam belenggu penjajahan. Pahit getir yang dialami nenek moyang kita yang merasakan hidup di jaman penjajahan. Upaya perlawanan dan perjuangan melawan para penjajah sudah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak jaman kerajaan sampai beberapa genersasi berikutnya hingga sampai ke detikdetik Proklamasi Kemerdekaan Repblik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Dari perjalanan sejarah yang begitu panjang, ternyata senjata yang paling ampuh untuk mengusir para penjajah itu adalah persatuan dan kesatuan bangsa. Hal tersebut tidak bisa dilakukan di jaman kerajaan, karena para raja pun waktu itu cenderung sering bertikai.

Cerai berai dan tidak ada kerukunan diantara kita warga negara yang multi suku dan budaya adalah merupakan awalnya sebuah bencana. Peliknya situasi wilayah Nangro Aceh Darussalam, pertumpahan darah di Ambon beberapa tahun silam adalah salah satu tanda dan bukti nyata telah mulai lunturnya persatuan dan kesatuan bangsa yang padahal merupakan salah satu pesan yang telah diamanatkan para pendahulu kita melalui : Sumpah Pemuda, Undang-undang Dasar 45, dan Dasar Negara kita Panca Sila. Apakah semua pesan para leluhur kita sudah kita laksanakan semuanya oleh para pewaris kemerdekaan di negeri ini? Yaitu Masyarakat yang Adil dan Makmur? Jawabannya tidak perlu saya utarakan di sini.. anda sudah punya jawabanya. Yang perlu disampaikan disini adalah, bagai mana ke depan, jangan mengungkit apalagi mengkambing hitamkan salah satu dekade pemerintahan. Tugas kita sebagai warga negara yang baik adalah hidup rukun dan damai sebangsa dan setanah air, mempersiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas, mulai dari tingkat individu atau keluarga sampai pada tingkat yang lebih luas sesuai kemampuan masing-masing. Apabila setiap individu atau keluarga mampu membina anak-anaknya, keluarganya menjadi generasi penerus yang berkualitas dan handal, maka merekalah sebagai pewaris kemerdekaan yang akan melanjutkan perjuangan dalam mewujudkan pesan para pendahulu, para pejuang, dan para nenek moyang kita.

Sebentar lagi bangsa Indonesia akan merayakan ulang tahun kemerdekaan negara kita tercinta Republik Indonesia. Marilah kita sejenak merenung dan mengenang masa silam yang dialami oleh nenek moyang kita, betapa mereka menderita hidup dalam belenggu para penjajah, betapa banyak darah para pahlawan yang tumpah di bumi pertiwi ini demi membela tanah air untuk kesejahteraan anak cucunya di hari yang akan datang. Sunguh tercela jika kita sebagai pewaris kemerdekaan menyia-nyiakan warisan yang tiada ternilai harganya dan telah dibeli oleh darah, jiwa dan raga para pendahulu kita. Merdeka ! merdeka! Dirgahayu Tanah Airku Tercinta.. semoga setelah 64 tahun terlepas dari belenggu penjajah, engkau ke depan mendapat perhatian yang lebih baik dari hari ini dan kemaren dari para pewaris kemerdekaan ini. Wahai para pemimpin bangsa, para generasi penerus bangsa pengemban amanat perjuangan, jalankan amanat yang mulia itu.

3. Peristiwa Perumusan Naskah Proklamasi Dirumuskannya naskah proklamasi.Dini hari menjelang pukul 03.00 WIB, Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo memasuki ruang kedua ini dan mengitari meja bundar, untuk merumuskan konsep naskah proklamasi. Soekarno yang menuliskan konsep naskah proklamasi di atas secarik kertas, sedangkan Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan. Hal ini terlihat dari coretan coretan yang ada. Ruang ketiga merupakan ruang pengesahan/penandatanganan naskah proklamasi. Konsep naskah Proklamasi diutarakan oleh Soekarno kepada hadirin di ruang ini dan dibacakan secara perlahan lahan berulang ulang dan beliau meminta persetujuan atas rumusan naskah proklamasi tersebut. Jawaban hadirin adalah setuju. Ruang keempat terdapat dibawah tangga merupakan ruang tempat pengetikan naskah proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik dengan ditemani oleh B. M. Diah. Ada perubahan tiga kata yang dilakukan Sayuti Melik pada konsep naskah proklamasi. Tempoh menjadi Tempo, kata Wakil wakil bangsa Indonesia, berubah menjadi Atas nama bangsa Indonesia, begitu juga dalam penulisan hari dan bulannya