PKM-GT-11-UINSGD-Saeful-Rumah Cacing di Rumah

10

Click here to load reader

Transcript of PKM-GT-11-UINSGD-Saeful-Rumah Cacing di Rumah

Page 1: PKM-GT-11-UINSGD-Saeful-Rumah Cacing di Rumah

1

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

RUMAH CACING DI RUMAH KITA

BIDANG KEGIATAN :

PKM-GT

Disusun Oleh :

Saeful Bachri 208 701 000

Frieska Mega Wahyuni 1209 706 014

Wijaya Nugraha 1210 706 049

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2011/1432 H

Page 2: PKM-GT-11-UINSGD-Saeful-Rumah Cacing di Rumah

2

1. Bagian Awal

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Gagasan Tertulis : Rumah Cacing di Rumah Kita 2. Bidang Kegiatan : PKM-GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Saeful Bachri

b. NIM : 208 701 000

c. Jurusan : Agroteknologi

d. Universitas : Universitas Islam Negeri Sunan

Gunung Djati Bandung

e. Alamat Rumah dan No Tel/HP : Komplek Vijaya Kusuma blok A no 62 Rt:02/16

Kel: Cipadung Kec: Cibiru Bandung 40614

f. Alamat e-mail : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Penulis : 1 Orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama dan Gelar : Ir. Cecep Hidayat, MP

b. NIP : 131 762 353

c. Alamat Rumah No Tel/HP : Jl. Terjun Tandom no 22 Bandung

022-7102331

Bandung, 9 Maret 2011

Menyetujui

Pembantu Dekan III Ketua Pelaksana Kegiatan

(Dr. H. Abdul Kodir, M. Ag) (Saeful Bachri)

NIP. 150240502 NIM. 208 701 000

Pembantu atau Wakil Rektor Dosen Pendamping

Bidang Kemahasiswaan,

(Dr. H. Endin Nashrudin, M.Si) (Ir. Cecep Hidayat, MP)

NIP. 1960062011989031004 NIP. 131 762 353

i

Page 3: PKM-GT-11-UINSGD-Saeful-Rumah Cacing di Rumah

3

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang Maha Pengasih dan Penyayang,

Dzat yang memiliki setiap ilmu di seluruh jagat raya ini. Shalawat serta salam semoga

selalu tercurah kepada nabi besar, Nabi Muhammad saw, kepada keluarga, sahabat-

sahabat, tabiin, dan umatnya yang taat pada ajarannya hingga akhir zaman nanti. Amin.

Sungguh, hanya karena karunia-Nya lah Penulis dapat membuat gagasan tertulis

dengan judul Rumah Cacing Di Rumah Kita ini dengan baik dan lancar. Gagasan

tertulis ini secara umum berisi tentang sebuah solusi alternatif yang ditawarkan dalam

mengatasi masalah sampah yang terjadi di kota Bandung.

Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuannya dalam penulusuran bahan tulisan ini serta dalm

penyusunannya menjadi suatu gagasan tertulis. Kemudian, Penulis sangat

mengharapkan gagasan yang telah Penulis susun ini dapat terealisasi agar tidak hanya

menjadi sebuah gagasan dalm sebuah tumpukan kertas. Hal itu tidak lain karena Penulis

mengharapkan keadaan yang lebih baik bagi kota Bandung dan Indonesia tercinta.

Bandung, 5 Maret 2010

Penulis

ii

Page 4: PKM-GT-11-UINSGD-Saeful-Rumah Cacing di Rumah

4

Daftar Isi

Lembar Pengesahan ..................................................................................................... i

Kata Pengantar ............................................................................................................ ii

Daftar Isi ..................................................................................................................... iii

Ringkasan ..................................................................................................................... iv

a. Pendahuluan ..........................................................................................................1

1) Latar Belakang ...............................................................................................1

2) Tujuan ............................................................................................................2

b. Gagasan ................................................................................................................2

1) Sampah Organik Rumah Tangga .....................................................................2

2) Solusi yang Pernah Ditawarkan .......................................................................2

3) Efektivitas Rumah Cacing ................................................................................3

4) Pihak – Pihak Terkait .......................................................................................3

5) Langkah – Langkah Strategis ...........................................................................3

c. Kesimpulan ..........................................................................................................4

Daftar Pustaka .............................................................................................................4

Daftar Riwayat Hidup Ketua Kelompok ......................................................................5

iii

Page 5: PKM-GT-11-UINSGD-Saeful-Rumah Cacing di Rumah

5

RUMAH CACING DI RUMAH KITA

RINGKASAN

Debit sampah yang dihasilkan berbanding terbalik dengan luas lahan yang kini

tersedia. Hal tersebut diperburuk dengan semakin cepatnya laju pertumbuhan

penduduk kota Bandung. Masalah sampah menjadi serius karena dampak yang

ditimbulkan oleh sampah sangat membahayakan bagi masyarakat disekitarnya seperti

menimbulkan bau tak sedap, wabah penyakit, tidak enak dipandang, dan lain-lain.

Sampah yang keluar dari rumah warga dapat ditekan dengan mendekomposisi

sampah organic di dalamnya. Pengomposan itu biasanya dilakukan oleh organisme

pengurai seperti cacing, lumut, jamur, dan lain-lain.

Solusi yang ditawarkan oleh gagasan ini ialah pengatasan masalah sampah

dengan bantuan cacing untuk mendekomposisi sampah-sampah organic dari sampah

rumah. Gagasan ini pada akhirnya mengharapkan masyarakat kota Bandung dapat

mengimplementasikan teknologi sederhana yang dapat diaplikasikan di skala rumah

tangga berupa decomposer sampah organik dengan bantuan cacing. Sehingga pada

akhirnya akan bermuara pada suatu gerakan besar masyarakat dalm mewujudkan kota

Bandung yang bebas dari sampah.

Vermicomposting adalah bioteknologi sederhana yang menggunakan cacing

tanah untuk meningkatkan laju perombakan limbah dan menghasilkan akhir yang lebih

baik. Proses ini lebih cepat dari pengomposan secara tradisional, karena bahan-bahan

organik melewati sistem pencernaan cacing tanah. Vermicomposting dapat mengubah

sampah rumah tangga menjadi vermikompos dalam 30 hari, menurunkan rasio C:N dan

menahan lebih banyak N dari pada pengolahan kompos tradisional (Gandhi et al.,

1997). Hal ini membuka peluang gagasan ini akan sangat efektif bila diaplikasikan.

Dalam merumuskan gagasan ini, kami menulis berdasarkan data yang diperoleh

dengan menggunakan motede deskriptif yaitu menganalisis data yang diperoleh dari

berbagai jurnal ilmiah. Beberapa cacing tanah yang telah dibudidayakan di Indonesia

antara lain adalah spesies Eisenia foetida, Lumbricus rebellus dan Pheretima sp,

sedangkan yang sering digunakan untuk pengomposan adalah spesies E. foetida dan L

rubellus. Kedua jenis cacing ini termasuk thermo-toleran dan dapat mendegradasi

sampah organik dengan cepat (Gaur, 1983). Hasil proses vermicomposting adalah

vermikompos, yaitu kotoran cacing tanah yang mengandung mikroba dan hormon

pertumbuhan giberelin, sitokinin dan auksin yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan

(Tomatti et al., 1988).

Rumah Cacing di Rumah Kita kami rasa sangat relevan untuk diwujudkan karena

mampu diaplikasikan pada skala rumah tangga sebagai “akar pohon besar” kota

Bandung ini. Dan semoga pengentasan masalah sampah yang masih saja belum

teratasi dapat segera mendapatkan solusi alternative agar masyarakat kota Bandung

dan bahkan Indonesia dapat hidup dengan sehat tanpa sampah.

iv

Page 6: PKM-GT-11-UINSGD-Saeful-Rumah Cacing di Rumah

6

2. Bagian Inti

a. Pendahuluan

1) Latar belakang

Debit sampah yang masuk tiap harinya di berbagai TPA di kota Bandung

diprediksi akan semakin menggunung. Bahkan diperkirakan TPA yang kini sudah ada

tidak akan mampu lagi menampung sampah-sampah yang tidak pernah berhenti

alirannya. Dan pembukaan TPA lainnya dirasa tidak lagi menjadi sebuah solusi yang

relevan karena pada nantinya akan bernasib sama dengan TPA-TPA yang kini telah ada.

Selain itu, lahan yang kini tersedia pada kenyataannya semakin menyempit

dengan meledaknya jumlah penduduk di kota Bandung. Hal inilah yang membuat laju

aliran sampah menjadi lebih besar tiap harinya. Hal ini menjadi masalah besar karena

laju pertumbuhan penduduk tersebut membuat lahan yang tersedia menjadi menyempit

seperti yang telah disebutkan tadi.

Sampah yang keluar dari rumah tiap harinya terdiri dari sampah organik dan

anorganik. Seperti diketahui, sampah organik merupakan sampah yang dapat diuraikan

oleh organisme pengurai seperti cacing, jamur, dan lain-lain. Sampah yang diuraikan

oleh organisme pengurai akan berupah menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai

bahan pupuk organik yang sangat bermanfaat bagi tanaman.

Pengomposan (dekomposisi) adalah pembusukan sisa-sisa sampah organik secara

aerob dengan cara mendegradasi zat organik menjadi CO2, H2O, NH3, zat-zat organik

dab bahan organik yang mengandung substansi humus (Senesi, 1989). Dekomposisi

terjadi secara aerobic dan anaerobic. Proses ini dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:

rasio C:N, ukuran partikel, aerasi, kelembaban, suhu, dan pH. Pengomposan dapat

dilakukan dengan bantuan cacing tanah yang dikenal dengan istilah vermicomposting.

Vermicomposting adalah bioteknologi sederhana yang menggunakan cacing tanah

untuk meningkatkan laju perombakan limbah dan menghasilkan akhir yang lebih baik.

Proses ini lebih cepat dari pengomposan secara tradisional, karena bahan-bahan organik

melewati system pencernaan cacing tanah. Vermicomposting dapat mengubah sampah

rumah tangga menjadi vermikompos dalam 30 hari, menurunkan rasio C:N dan

menahan lebih banyak N dari pada pengolahan kompos tradisional (Gandhi et al.,

1997). Hasil proses vermicomposting adalah vermikompos, yaitu kotoran cacing tanah

yang mengandung mikroba dan hormon pertumbuhan giberelin, sitokinin dan auksin

yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan (Tomatti et al., 1988).

Beberapa cacing tanah yang telah dibudidayakan di Indonesia antara lain adalah

spesies Eisenia foetida, Lumbricus rebellus dan Pheretima sp, sedangkan yang sering

digunakan untuk pengomposan adalah spesies E. foetida dan L rubellus. Kedua jenis

cacing ini termasuk thermo-toleran dan dapat mendegradasi sampah organik dengan

cepat (Gaur, 1983). Cacing Pheretima sp. jarang digunakan dalam proses

vermicomposting dan belum ada hasil penelitian yang menunjukkan laju dekomposisi

sampah organik oleh kombinasi tiga spesies cacing tanah.

1

Page 7: PKM-GT-11-UINSGD-Saeful-Rumah Cacing di Rumah

7

2) Tujuan dan Manfaat

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan solusi alternative bagi penanganan

sampah organik rumah tangga yang diproduksi setiap harinya. Dan semoga pada

nantinya tulisan ini akan menggagas setiap rumah di kota Bandung memiliki teknologi

decomposer organik sederhana yang dapat diaplikasikan dengan mudah di rumah

sendiri. Adapun manfaat yang didapat dari hal itu ialah pengurangan debit sampah yang

keluar dari rumah itu sendiri.

b. Gagasan

1) Sampah Organik Rumah Tangga

Dewasa ini sampah yang dihasilkan rumah tangga di setiap rumah semakin

menggunung. Tidak hanya menjadi maslah yang serius, namun juga menjadikan citra

kota bandung menjadi buruk di mata masyarakat Indonesia. Banyak solusi yang pernah

diterapkan seperti penggunaan insenerator, pembuatan Tempat Penampungan Akhir

(TPA) sampah, dan lain sebagainya. Namun, hasilnya tidak memuaskan dan justru

menimbulkan masalah baru bagi masayarakat kota Bandung. Dan dengan berdasarkan

itu pula, gagasan ini kami luncurkan agar dapat menjadi pertimbangan dalam usaha

pengentasan masalah sampah.

2) Solusi yang Pernah Ditawarkan

Banyaknya jumlah sampah yang dikeluarkan oleh rumah di kota Bandung ini

membuat Pemerintah Kota Bandung mencari solusi yang paling tepat. Akhirnya dengan

segala pertimbangannya, Pemda Bandung dan sebagian masyarakat Bandung itu sendiri

memutuskan untuk membuat suatu Tempat Penampungan Akhir (TPA) sampah. Begitu

besar luasan yang akhirnya dikorbankan untuk mewujudkan solusi yang dianggap tepat

ini. Daerah yang telah dikorbankan tersebut antara lain ialah TPA Leuwi Gajah

(Cimahi) dan TPA Cimenyan (Bandung Timur).

Namun, solusi yang pada awalnya menjanjikan suatu jalan keluar, justru berbalik

menyerang pada keselamatan masyarakat itu sendiri. TPA semakin meluas karena sudah

tidak mampu lagi menampung debit sampah masyarakat Jawa Barat. Debit sampah yang

menggunung di TPA-TPA tersebut meledak jumlahnya. Bahkan TPA Leuwi Gajah

akhirnya benar-benar meledak, menghancurkan kompleks perumahan pemullung di

sekitar TPA tersebut. TPA Leuwi Gajah meledak akibat akumulasi gas metan yang

dihasilkan dari penguraian sampah-sampah organik oleh bakteri pengurai metan

tertimbun oleh sampah-sampah plastic di atasnya, sehingga tidak mampu lepas ke udara

bebas. Pada akhirnya dengan hanya sepercik api, gas metan tersebut meledakkan TPA

Leuwi Gajah bersama para pemulung yang tengah bekerja mencari sesuap nasi.

Dengan tragedi yang akan selalu teringat itu dan semakin sempitnya lahan yang

dapat memungkinkan untuk dijadikan TPA, maka diperlukan suatu solusi alternative

yang dapat menekan jumlah sampah yang keluar dari rumah di kota Bandung ini.

2

Page 8: PKM-GT-11-UINSGD-Saeful-Rumah Cacing di Rumah

8

Khususnya sampah-sampah organik yang sebetulnya mampu dengan mudah ditekan

jumlahnya menggunakan teknologi sederhana dalam skala rumah tangga.

3) Efektivitas Rumah Cacing

Berkurangnya lahan yang dapat dijadikan TPA dewasa ini dan berbagai

kekurangan penerapan TPA seperti bau yang menyengat, timbulnya banyak penyakit

yang mengancam, merusak keindahan tata kota, dan lain sebagainya membuat gagasan

rumah cacing ini menjadi sangat relevan. Dengan mengurangi sampah organik yang

dihasilkan rumah tangga setiap harinya, membuat peluang yang sangat memungkinkan

untuk mengatasi masalah sampah di kota Bandung ini.

Kemudahan aplikasi dalam teknik vermicomposting membuat gagasan ini

semakin menjanjikan untuk diimplementasikan. Hampir semua anggota rumah tangga

dalam suatu keluarga mampu mengaplikasikan teknologi sederhana penguraian sampah

organik ini.

Disamping itu, luasan lahan yang dibutuhkan tidaklah terlalu luas bahkan

terhitung kecil sehingga mampu diletakkan dengan berbagai bentuk dan luasan rumah

masing-masing. Luasan yang diperlukan untuk hanyalah berkisar 1 meter kubik, dapat

berupa kotak kayu, kaca aquarium, lahan halaman rumah, dan lain sebagainya.

4) Pihak-Pihak Terkait

Pihak yang dirasa mampu untuk mengimplementasikan gagasan Rumah Cacing di

Rumah Kita antara lain mahasiswa Agroteknologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sunan Gunung Djati Bandung yang dapat berperan serta dalam melakukan

suatu pelatihan pembuatan rumah cacing ini.

Pihak lain yang berkompetensi dalam mewujudkan gagasan Rumah Cacing di

Rumah Kita tidak lain ialah masyarakat kota Bandung itu sendiri. Dalam hal ini, yang

dimaksudkan masyarakat kota Bandung oleh kami ialah masyarakat di daerah sekitar

kampus UIN SGD Bandung yakni masyarakat kelurahan Cipadung Kecamatan Cibiru.

Dan dalam perwujudan gagasan in Rumah Cacing di Rumah Kita dalam skala

lebih luas, maka pihak yang paling berperan ialah Pemerintah Kota Bandung guna

mampu memfasilitasi dalam publikasi gagasan ini ke seluruh masyarakat kota Bandung.

5) Langkah-Langkah Strategis

Dalam mewujudkan gagasan kami ini, langkah-langkah yang dapat dilakukan

antara lain:

Melatih pembudidayaan cacing bagi mahasiswa Agroteknologi yang nantinya

berperan sebaga penyampai materi pelatihan pembudidayaan cacing (rumah

cacing).

3

Page 9: PKM-GT-11-UINSGD-Saeful-Rumah Cacing di Rumah

9

Memberikan pelatihan Rumah Cacing di Rumah Kita bagi masyarakat di daerah

kampus UIN SGD Bandung kelurahan Cipadung sebagai tahap awal publikasi

gagasan.

Melakukan monitoring pengaplikasian Rumah Cacing di Rumah Kita di masyarakat

kelurahan Cipadung sebagai tindak lanjut dari pelatihan Rumah Cacing di Rumah

Kita yang telah dilakukan sebelumnya.

Bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung untuk memberi pelatihan Rumah

Cacing di Rumah Kita dalam skala lebih luas yaitu masyarakat Kota Bandung

sebagai sasarannya.

c. Kesimpulan

Rumah cacing (vermicomposting) merupakan suatu solusi alternatif yang sangat

berpeluang besar untuk mengatasi masalah sampah kota Bandung yang hingga kini terbukti

masih menjadi pekerjaan rumah kita bersama.

Dan dalam mewujudkan gagasan ini, pelatihan pembudidayaan cacing (rumah cacing)

dalam skala kecil maupun besar harus dilakukan beserta pemantauan perkembangannya. Hal

itu bertujuan agar masyarakat pada akhirnya akan memahami manfaat yang didapat dari

rumah cacing ini dan mengaplikasikannya dengan baik dan benar sehingga dapat berperan

aktif dalam pemecahan masalah sampah di Kota Bandung ini. Disamping itu, publikasi dari

Pemerintah Daerah dirasa pula diperlukan agar masyarakat luas merasa tertarik utnuk ikut

serta dalam program ini.

Diaharapkan dengan adanya gagasan ini, pada akhirnya masalah sampah yang hingga

kini masih menjadi momok bagi Pemkot Bandung dapat terselesaikan dan menciptakan kota

Bandung yang bersih dari sampah. Sehingga julukan Kota Kembang yang pernah melekat

pada kota Bandung dapat kembali disandang dengan bagga oleh kota kita tercinta ini.

3. Bagian Akhir

a. Daftar Pustaka

Ilyas, Muhammad. Efek Kombinasi Tiga Spesies Cacing Tanah (Eisenia foetida, Lumbricus

rubellus dan Pheretima sp.) Terhadap Dekomposisi Sampah Oganik dalam Proses

Vermicomposting. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Tomatti U, Grapelli A, Galli E. 1998. The Hormone Like Effect of Earthworm casts on Plan

Growth. Bio Fertil Soils 5: 228-294.

Gaur AC. 1983. Manual of Rural Composting. Rome: FAO, The United Nations.

4

Page 10: PKM-GT-11-UINSGD-Saeful-Rumah Cacing di Rumah

10

b. Daftar Riwayat Hidup Ketua Kelompok

Nama : Saeful Bachri

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 8 Oktober 1990

Alamat : Komplek Vijaya Kusuma blok A no 62 Cipadung-Cibiru

Bandung

No Kontak : 0857 2186 4774

Alamat E-mail : [email protected]

Agama : Islam

Pendidikan :

1. SD Negeri Pelita I Bandung (1996-2002)

2. SMP Negeri 46 Bandung (2002-2005)

3. SMA Negeri 10 Bandung (2005-2008)

4. Fak. Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Jurusan Agroteknologi (2008-sekarang)

Pengalaman Organisasi :

1. Ketua Divisi Dakwah Remaja Masjid SMPN 46 Bandung

(2005-2005)

2. Ketua Umum Futsal X SMAN 10 Bandung (2007-2008)

3. Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas

Sain dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

(2010-sekarang)

5